Pencarian

Pusaka Gua Siluman 13

Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Bagian 13


Kegilaannya malah melebihi Souw Teng Wi dan pemuda ini
seakan-akan telah berubah menjadi iblis sendiri! Setelah
mengoceh dan tanpa disadari membuka rahasia, Sim Hong Lui
lalu bangun berdiri, mengacung-acungkan pisaunya ke arah Lee
Ing sambil berkata, "Kau tunggu saja sampai tiga hari, sampai matahari muncul
seterangnya dan tidak ada iblis menggangguku. aku akan makan
jantungmu mentah-mentah."
Pemuda itu lalu memandang ke angkasa dan mulutnya
berkemak-kemik. Lee Ing mendengar ia berkata perlahan, "Ayah,
ibu, tunggulah sebentar lagi. Nanti anak akan membelek dada
gadis ini, makan jantungnya, membelek perutnya, menarik semua
isi perutnya supaya dimakan anjing. Baru ayah dan ibu puas!"
Setelah itu, pemuda gendeng itu lalu berlari-lari pergi memasuki
kelenteng. Segera terdengar jerit dan kekacauan di dalam kelenteng karena
anak-anak murid Hoa-lian-pai dikejar-kejar oleh pemuda gila ini!
11 1000 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing bergidik. Biarpun ia mempunyai nyali baja dan tidak takut
sama sekali menghadapi maut dan bahaya apapun, menghadapi
kegilaan pemuda yang menjijikkan itu meremang bulu
tengkuknya. Akan tetapi ia tidak putus asa. la masih mempunyai
waktu sedikit lagi. Dicobanya lagi untuk mengerahkan tenaga
dalamnya dan mematahkan belenggu kaki tangannya.
Akan tetapi asap celaka itu masih saja menguasainya, membuat
semangatkacau dan lemah sehingga tidak mungkin ia dapat
memusatkan panca inderanya untuk membangkitkan sinkang di
tubuh. Tiba-tiba ia melihat bayangan berkelebat dan seorang tosu yang
memegang kipas mendatangi tempat itu. Berdebar hati Lee Ing,
penuh harapan. Tosu itu bukan lain adalah Im-yang Thian-cu,
guru Liem Han Sin! Ia tahu bahwa tosu ini adalah seorang
simpatisan Tiong-gi-pai dan karenanya tentu akan suka
menolongnya. Im-yang Thian-cu cepat menghampirinya dan berkata lirih,
"Sudah sejak tadi pinto mengintai. Nona yang begini gagah
mengapa sampai bisa tertawan?"
" Aku tertawan oleh kecurangan Sim Hong Lui. Totiang harap sudi
menolongku sedikit, buang dan padamkanlah hio menyala ini."
1001 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Im yang Thian-cu yang telah berpengalaman tahu bahwa hio itu
mempunyai pengaruh buruk terhadap diri Lee Ing, maka dengan
kipasnya ia mengebut sehingga tidak saja hio itu padam, malah
meja-mejanya sekalian ikut terbang terpental jauh! Kemudian
kakek ini inencoba untuk mematahkan belenggu, namun sia-sia.
Belenggu itu terlampau kuat.
"Harap totiang mundur, biar kucoba mematahkan belenggu ini!"
seru Lee Ing yang kini sudah dapat membebaskan diri dari
pengaruh asap hio tadi. Gadis ini meramkan mata mengumpulkan
napas memusatkan hawa murni di tubuhnya, lalu mengerahkan
tenaga dalamnya ke arah kedua lengan yang diikat ke belakang.
Terdengar suara "krek-krek-krek!" dan tak lama kemudian
putuslah rantai besi tebal itu!
"Hebat..!" kata Im-yang Thian-cu memuji. "Nona, pinto benarbenar kagum melihat kepandaianmu.
(Lanjut ke Jilid 23) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
12 Jilid 23 1002 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi lihat, di kelenteng ini tentu akan terjadi hal-hal hebat.
Pinto terpaksa harus pergi dulu menolong ketua Hoa-lian-pai."
Sambil menunjuk ke arah belakang kelenteng, Im-yang Thian-cu
lalu melompat pergi. Lee Ing menengok dan melihat api berkobarkobar di sebelah belakang
kelenteng, kemudian di sebelah kanan
kiri kelenteng itu. Nampak anak murid Hoa-lian-pai berlari ke sana
ke mari berusaha memadamkan api.
Di antara sinar api yang berkobar-kobar Lee Ing melihat beberapa
orang laki-laki bertempur dengan anak murid Hoa-lian-pai dan
kagetlah hati Lee Ing ketika mengenal orang-orang itu sebagai
anggauta-anggauta pasukan kerajaan, yaitu para pasukan
pengawal yang dulu pernah dipimpin oleh Tok-ong Kai Song
Cinjin dan kawan-kawannya. Akan tetapi Lee Ing tidak perdulikan
itu semua. Pada saat itu, keinginan hatinya hanya satu, ialah mencari Sim
Hong Lui dan membalas penghinaan pemuda gila itu. la meraba
pinggangnya. Untung baginya, pemuda gila itu tidak merampas
pedang Li-lian-kiam yang dilibatkan di pinggang. Lee Ing
mencabutnya, kini ia tidak akan ragu-ragu lagi untuk
mempergunakan pedang pusaka itu guna menewaskan Sim
Hong Lui, pemuda gila yang lihai itu.
1003 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Apakah sebetulnya yang terjadi dan mengapa terbit kebakaran di
Kelenteng Hoa-lian-pai" Seperti diketahui, Auwyang Tek yang
cepat menyuruh Ouw Bin Hosiang memberi tahu tentang
terculiknya Souw Teng Wi kepada kaki tangannya di kota raja
setelah ia sendiri membunuh Bu Lek Hwesio, tidak membuang
waktu lagi, langsung ia menyusul pula ke Ta-pie-san. Rombongan
kaki tangannya terdiri dari Ma-thouw Koai-tung Kui Ek, Toatbeng-pian Mo Hun dan jagoan-jagoan
lain telah menunggu di sebelah barat kota raja, lalu mereka berangkat bersama
merupakan rpmbongan terdiri dua puluh orang lebih.
Tok-ong Kai Song Cinjin tidak ikut, menjaga di kota raja karena
dianggapnya tidak perlu menggunakan tenaga terlalu kuat untuk
menyerbu tempat seperti itu saja. Ketua Hoa-lian-pai, Lui Siu Nionio, cukup dihadapi oleh Kui Ek
atau Mo Hun. Kebetulan sekali di
tengah jalan rombongan ini dilihat oleh Pek Mao Lojin dan Imyang Thian- cu.
Dua orang tokoh kang-ouw ini tentu saja timbul curiganya melihat
rombongan Auwyang Tek yang jahat ini menuju ke Ta-pie-san.
13 Apa lagi karena Im-yang Thian-cu mengkhawatirkan keselamatan
bekas kekasih dan sumoinya, Lui Siu Nio-nio yang menjadi ketua
Hoa-lian pai di Ta-pie-san, melihat rombongan ini lalu cepat
mengajak Pek Mao Lojin mengikuti rombongan ini dengan diamdiam.
1004 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ketika dua orang kosen ini betul melihat rombongan itu
mendatangi Hoa-lian-pai, Im-yang Thian-cu lalu mengambil jalan
dari belakang untuk menemui Lui Siu Nio-nio sedangkan Pek
Mao Lojin terus mengikuti rombongan itu dengan diam-diam.
Demikianlah, lm-yang Thian-cu yang mengambil jalan dari
belakang itu kebetulan sekali dapat menolong Lee Ing. Ketika
melihat pemuda gila itu di sana, Im-yang Thian-cu tidak berani
secara lancang turun tangan. Sebagai seorang kang-ouw yang
berpengalaman ia dapat menduga bahwa biarpun gila, pemuda
itu tentu lihai sekali kalau ia sudah berhasil menawan Lee Ing.
Memang perhitungannya ini tepat. Kalau ia siang-siang muncul
dan tidak dapat menahan kemarahannya lalu menyerang Sim
Hong Lui, kiranya bukan saja Lee Ing takkan tertolong, malah dia
sendiri tentu akan roboh oleh pemuda gila yang luar biasa itu.
Sementara itu, Pek Mao Lojin melihat bagaimana begitu datang di
kelenteng, kaki tangan Auwyang Tek segera berteriak-teriak
minta supaya Souw Teng Wi diserahkan. Beberapa orang anak
murid Hoa-lian-pai keluar melakukan perlawanan dan segera
terjadi pertempuran. Auwyang Tek segera memerintahkan anak
buahnya yang lain, dipimpin oleh dia sendiri dan Mo Hun serta
Kui Ek, untuk menggeledah ke dalam kelenteng. Malah ia
menyuruh bakat bagian-bagian kelenteng, untuk memancing
keluar Souw Teng Wi. 1005 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Melihat perbuatan kaki tangan Auwyang Tek, kakek botak Pek
Mao Lojin tak dapat menahan kesabarannya lagi. Ia melompat
keluar dari tempat persembunyiannya dan menyerbu, membantu
para anak murid Hoa-lian-pai menghantam pasukan pengawal
kerajaan itu. Pertempuran menjadi makin hebat. Ketika Pek Mao
Lojin melihat Auwyang Tek dan jago-jagonya masuk ke dalam,
iapun mengejar. Kakek botak ini betapapun juga tidak ingin melihat pahlawan
rakyat Souw Teng Wi terjatuh ke dalam tangan Auwyang Tek
Memang ia kurang perduli tentang perjuangan Tiong-gi-pai, akan
tetapi ia masih tahu membedakan mana patriot mana
pengkhianat, mana pahlawan mana anjing penjilat menterimenteri durna yang tak segan-segan
14 menjual negara dan bangsa
demi kepentingan golongan sendiri.
"Pemberontak Souw Teng Wi berada di dalam kamar ini!"
terdengar seruan Mo Hun, manusia iblis yang bersenjata pian
kelabang itu. Akan tetapi maklum betapa lihainya Souw Teng Wi,
manusia pengecut ini hanya berteriak-teriak dan tidak berani
menyerbu masuk, la tadi menggunakan kekerasan, memaksa
seorang anak murid Hoa-lian-pai mengaku. Karena disiksa, anak
murid ini berterus terang bahwa Souw Teng Wi berada di kamar
itu. Memang ia tidak membohong dan tadi ia melihat bagaimana
Sim Hong Lui memanggul tubuh kakek itu dan meninggalkannya
di dalam kamar ini. 1006 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bakar ruangan ini, paksa dia keluar!"' Auwyang Tek berteriakteriak pula memberi perintah.
Sebentar saja ruangan ini menjadi korban api. Pada saat itu, Pek
Mao Lojin menyerobot memasuki pintu yang sudah dijilat api.
Kakek ini nekat masuk untuk menolong Souw Teng Wt dari
korban api. Sungguh perbuatan yang amat berani dan patut
dipuji. Melihat hal yang tidak disangka-sangka ini, Auwyang Tek
dan kaki tangannya untuk sejenak menjadi bengong.
"Bagus, biar kakek botak itu menjadi hangus. Kepung kamar ini,
jangan perbolehkan dia keluar. Kalau Souw Teng Wi yang keluar,
tangkap hidup-hidup!" Auwyang Tek memberi perinlah pula.
Akan tetapi, apa yang dilihat oleh Pek Mao Lo-jin di dalam
ruangan yang ternyata amat luas itu, sama sekali bukan Souw
Teng Wi, melainkan.... Im-yang Thian-cu yang berlutut df dekat
tubuh Lui Siu Nio-nio yang duduk bersila dalam keadaan... tak
bernyawa pula! Ternyata bahwa saking sedih dan malunya,
maklum pula bahwa kali ini nama baik dan nama besar Hoa-lianpai akan rusak oleh Hui-ouw-tiap
dan puteranya, ketua Hoa-lianpai ini mengambil keputusan pendek dan mengakhiri hidupnya
dengan jalan menelan napasnya sendiri, la mati dalam keadaan
duduk bersila. 1007 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Demikianlah Im-yang Thian-cu mendapatkan bekas kekasihnya
dan dapat dibayangkan betapa duka dan pedih hati kakek ini,
penuh rasa kasihan kepada sumoinya.
"Im-yang Thian-cu, apa yang terjadi?" Pek Mao Lojin menegur
dengan penuh keheranan. Im-yang Thian-cu seakan-akan baru
sadar dari mimpi buruk, la bangkit dan cepat mengeluarkan kipas
dan pilnya, sepasang senjatanya yang amat ampuh.
15 "Pek Mao, Lui Siu Nio-nio telah tewas. Hoa-lian-pai kedatangan
iblis-iblis jahat...."
"Souw-taihiap di mana...?"
"Juga sudah tewas, kumelihat tadi mayatnya di kamar sebelah.
Iblis dan setan merajalela, kewajiban kita untuk menentangnya!"
Setelah berkata demikian, Im Yang Thian-cu dengan kemarahan
meluap-luap menerjang keluar pintu yang sudah ambruk daunnya
karena dimakan api. Ia disambut oleh dua orang kaki tangan
Auwyang Tek. akan tetapi dua orang itu segera terjungkal terkena
to-tokan pit di tangan kanan Im-yang Thian-cu yang sudah rusak
hatinya dan marah sekali melihat bekas sumoinya mati.
1008 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tar-tar-tar! Im-yang Thian-cu, akulah mu-siihmul"
"Toat-beng-pian Mo Hun manusia berhati iblis. Siapa takut
padamu?" bentak Im-yang Thian-cu dan terjadilah pertempuran
yang amat dahsyat di tempat yang sudah penuh oleh asap dan
api itu. Pek Mao Lojin maklum bahwa melawan musuh tangguh dari
depan dan diancam api dari belakang, mereka berdua takkan
dapat menang. Kebetulan sekali ia melihat gentong besar tempat
air di ruangan itu, yaitu persediaan air untuk ketua Hoa-lian-pai. la
segera menenggak habis kedua guci araknya yang merupakan
senjatanya yang istimewa. Benar-benar hebat kakek ini. Dua guci
arak yang masih setengahnya berisi arak itu ditenggak habis dua
kali saja, la sama sekali tidak menjadi mabok. malah bertambahtambah semangatnya.
Cepat sekali ia mengisi guci-guci arak itu dengan air dan
menyirami api yang mulai memakan segala apa yang terbuat dari
pada kayu di ruangan itu. la mengerahkan tenaga Iweekangnya,
air dari guci menyambar dengan kuat dan daya pemadamnya
melebihi air berpuluh ember! Sementara itu Im-yang Thian-cu
juga masih melawan mati-matian terhadap serangan Toat-bengpian Mo Hun dan di belakang Mo
Hun ini sudah kelihatan Mathouw Koai-tung Kui Ek yang hendak mengeroyok. Baiknya asap
dan api menjadi penghalang, sehingga untuk sementara Im-yang
Thian-cu hanya menghadapi seorang musuh saja.
1009 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi Im-yang Thian-cu maklum bahwa biarpun berkat
ketangkasan Pek Mao Lojin mereka berdua selamat dari
ancaman api, namun fihak lawan di depan terlampau banyak dan
terlampau kuat. Diam-diam ia merasa heran sekali mengapa
16 sampai begitu lama Lee Ing tidak muncul" Kalau gadis itu datang
membantu, ia tidak usah khawatir lagi, tentu mereka bertiga akan
sanggup mengusir musuh. Ke mana perginya Lee Ing" Gadis ini setelah berhasil
mematahkan rantai yang membelenggu tubuhnya, segera lari
pula mencari Sim Hong Lui. Juga ia hendak mencari dan
menegur Lui Siu Nio-nio yang agaknya membantu muridnya, Huiouw-tiap melakukan penculikan
atas diri ayahnya. Lee Ing juga melihat adanya kebakaran di kelenteng dan melihat
pula betapa Auwyang Tek dan kaki tangannya menggempur anak
buah Hoa-lian-pai. la tersenyum getir, hatinya sudah dilukai oleh
Hoa-lian-pai dengan adanya Yap Lee Nio dan puteranya di situ,
maka ia tidak sudi membantu, malah ia hendak mencari
ketuanya. Ia heran mengapa dua orang itu, Lui Siu Nio-nio dan
Sim Hong Lui tidak kelihatan di antara keributan itu.


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Betapapun lihai, kaki tangan Auwyang Tek tanpa disertai Tok-ong
Kai Song Cinjin, mana mampu melawan Sim Hong Lui" Kenapa
1010 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pemuda gila itu tidak muncul" Karena ktiawatir kalau-kalau
pemuda gila itu akan melarikan diri, Lee Ing cepat memeriksa
semua bagian yang belum didatangi rombongan Auwyang Tek,
yaitu di bagian ujung kiri, di belakang ruangan yang terbakar di
mana Pek Mao Lojin dan lm-yang Thian-cu sedang mati-matian
melawan musuh dan api. Melihat Im-yang Thian-cu bertempur melawan Mo Hun, Lee Ing
segera hendak membantu. Akan tetapi tiba-tiba ia mendengar
suara ketawa bergelak dari belakang tempat itu. Ia kenal suara
ketawa ini, suara ketawa iblis. Siapa lagi dapat tertawa seperti itu
kalau bukan pemuda gila Sim Hong Lui" Lee Ing melompat cepat
naik ke atas genteng untuk menjaga kalau-kalau pemuda itu
hendak melarikan diri dari atas. Api menjilatnya, akan tetapi Lee
Ing tidak merasakannya lagi, malah ia tendang-tendangi usuk
yang dimakan api sehingga api tidak menjalar lebih jauh.
Akan tetapi ia tidak melihat bayangan Sim Hong Lui. Lee lng
penasaran sekali dan melompat-lompat dari sana ke mari melalui
api dan asap di atas genteng. Kemudian dari atas ia melihat
pemandangan yang membuai ia mengeluarkan seruan tertahan
dan terpaksa ia melompat ke tempat itu. Ruangan tempat tinggal
Lui Siu Nio-nio yang kini menjadi medan pertempuran, ternyata
telah ambruk gentengnya. 1011 17 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hal ini dilakukan oleh Pek Mao Lojin. Kakek ini dapat menyiram
padam semua api di bawah, akan tetapi api yang sudah
memakan atap rumah sukar disiram. Terpaksa ia mengerahkan
Iweekangnya membobol dinding merobohkan tiang sehingga
gentengnya ikut pula runtuh! Sekarang ruangan itu sebagian tak
beratap lagi sehingga Lee Ing dapat memandang dari atas.
Gadis ini melihat Lui Siu Nio-nio duduk bersila, tak bergerak dan
Im-yang Thian-cu sudah terdesak hebat. Baiknya Pek Mao Lojin
sudah selesai dengan tugasnya memadamkan api, sekarang
kakek botak inipun membantu kawannya mengamuk dengan
sepasang guci araknya! Hebat sepak terjang kedua orang kakek itu. Im-yang Thian-cu
dikeroyok dua oleh Mo Hun dan Kui Ek, tentu saja menjadi repot
sekali dan baiknya kipas di tangannya merupakan perisai yang
sukar ditembusi lawan. Melihat banyaknya pengeroyok yang
mulai mendesak dari dinding yang bobol, Pek Mao Lojin lalu
membentak nyaring dan menyerang dua orang hwesio yang
berada paling depan. Dua orang hwesio yang mukanya merah
dan kuning. Dengan sepasang guci araknya Pek Mao Lojin
menghantam kepala mereka yang gundul pelontos.
Akan tetapi dua orang, itu ternyata kosen juga. Tidak terlalu sukar
mereka mengelak dan membalas serangan Pek Mao Lojin
dengan senjata mereka, yaitu toya-toya pendek. Pek Mao Lojin
1012 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tercengang melihat, kehebatan serangan mereka, akan tetapi ia
tidak gentar, malah tertawa terbahak karena gembira
mendapatkan lawan tangguh, la tidak tahu bahwa kedua orang
lawannya adalah Ang Bin Hcsianu dan Oci Bin Hosiang, dua
orang dari tiga saudara Hu niu Sam-lojin. Tentu saja mereka itu
merupakan lawan yang amat tangguh dan di lain saat terjadilah
pertempuran yang tidak kalah serunya dari pertempuran antara
Im-yang Thian-cu yang dikeroyok Mo Hun dan Kui Ek.
Lee Ing mengerutkan keningnya, alisnya yang bagus itu bergerak
naik turun. Ia memang ingin sekali segera mendapatkan Hong
Lui, akan tetapi melihat Im-yang Thian-cu dan Pek Mao Lojin
terkurung dan terdesak hebat, ia tidak tega. Apa lagi Lui Siu Nionio kelihatannya diam saja dan
agaknya nenek ini tidak ikut apaapa dalam semua keributan, hal yang amat mengherankan dan
mencengangkan hatinya. Mengapa nenek itu tidak membantu bekas kekasihnya atau
suhengnya, Im-yang Thian-cu" Tiba-tiba ia mengetahui sebabnya
ketika Ma-thouw Koai tung Kui Ek menyerang Im-yang Thian-cu
dengan ayunan tongkatnya dan dielak oleh Im-yang Thian-cu.
18 Tongkat itu menyambar sebuah bangku yang melayang ke arah
tubuh Lui Siu Nio-nio yang duduk bersila. Tubuh itu terguling
roboh dalam keadaan masih bersila juga! Baru Lee Ing tahu
bahwa ternyata ketua Hoa-lian-pai itu telah tak bernyawa sejak
tadi! Hal ini mengusir semua keraguan dan kelambatannya.
1013 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ia memekik keras dan tubuhnya melayang turun bagaikan seekor
burung elang menyambar korban. Tangan kirinya bergerak
mendorong sebelum tubuhnya sampai dan dorongan dari jauh ini
demikian hebatnya sehingga orang-orang lihai seperti Ang Bin
Hosiang dan Oei Bin Hosiang sampai terhuyung mundur dan
kehilangan keseimbangan tubuhnya! Memang Lee Ing sengaja
menyerang mereka karena melihat Pek Mao Lojin terdesak hebat
dan terancam keselamatannya.
Kini melihat dua orang pengeroyoknya terhuyung mundur, Pek
Mao Lo-jin tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Dua buah
guci araknya terayun cepat sekali ke depan dan terdengar suara
"prak! prak!" ketika guci-guci itu bertemu dengan kepala dua
orang hwesio itu. Pek Mao Lojin tersentak ke belakang dan
napasnya agak memburu, akan tetapi dua orang hwesio dari Huniu-san itu roboh dengan kepala
pecah dan tewas di saat itu juga.
"Ha-ha-ha, dengan kau di sini, musuh terlampau empuk!" kata
Pek Mao Lojin sambil menengok ke arah Lee Ing yang sementara
itu sudah melayang turun.
Di lain fihak. ketika Mo Hun, Kui Ek. Auwyang Tek dan yang lainlain melihat turunnya Lee Ing,
mereka menjadi pucat dan cepatcepat Mo Hun dan Kui Ek yang berada paling depan melompat ke
belakang sambil memutar senjata menjaga diri dan di sepanjang
1014 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
jalan Auwyang Tek menyumpah-nyampah mengapa Tok-ong Kai
Song Cinjin tidak ikut serta.
Kalau ada hwesio Tibet itu, kiranya dia dan kawan-kawannya
tidak harus berlari-lari seperti itu menjauhkan diri dari Souw Lee
Ing. Adanya Pek Mao Lojin dan Im-yang Thian-cu, dibantu oleh
anak murid Hoa-lian-pai yang berani-berani itu sudah merupakan
lawan yang tidak mudah dikalahkan, lalu muncul Souw Lee Ing,
gadis yang lihai itu. Betul-betul merupakan lawan berat, apa lagi
setelah Ang Bip Hosiang dan Oei Bin Hosiang tewas di tangan
Pek Mao Lojin. Melarikan diri adalah jalan paling aman.
"Kejar mereka! Pemuda jahat Auwyang Tek itu kalau tidak
dibasmi, lain kali hanya akan mendatangkan keributan saja!" kata
Pek Mao Lojin. Akan tetapi Lee Ing tidak mau mengejar,
19 menggeleng kepala karena gadis ini lebih mengutamakan
mencari Sim Hong Lui. melihat gadis Ini tidak mengejar, Pek Mao
Lojin maupun Im-yang Thian-cu tidak berani mengejar sendiri.
Apa lagi karena Im-yang Thian-cu segera mengangkat jenazah
Lui Siu Nio-nio, dibawa keluar dari tumpukan puing itu.
Murid-murid Hoa-lian-pai menangis sedih melihat ketua mereka
sudah tewas. Im-yang Thian-cu tidak mau bersikap lemah.
Setelah menyerahkan jenazah itu kepada para anak murid Hoalian-pai, ia lalu mengikuti Lee Ing
dan Pek Mao Lojin yang sementara itu sudah mencari-cari ke belakang kelenteng. Secara
1015 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
singkat Lee Ing memberitahukan bahwa yang menculik ayahnya
adalah Sim Hong Lui dan bahwa ayahnya telah tewas di tangan
Yap Lee Nio. Kini ia mencari pemuda gila itu, sambil mencari
jenazah ayahnya yang lenyap tak berbekas.
Dua orang kakek itu makin kagum melihat Lee Ing. Baru saja
kematian ayahnya, namun gadis itu tetap gagah sikapnya,
sungguhpun agak pucat mukanya dan agak merah matanya.
"Dia takkan pergi jauh-jauh." kata Im-yang Thian-cu. "Sebelum
pertempuran, pinto juga melihat jenazah Souw-taihiap. Sekarang
lenyap, tentu dia bawa."
Tiga orang ini setelah memeriksa semua tempat di sekitar
kelenteng dengan sia-sia, mulai mencari di lereng-lereng. Tibatiba terdengar suara ketawa aneh
dari jauh. Mendengar suara ini,
Lee Ing berkelebat cepat dan lenyap dari samping dua orang
kakek itu. Pek Mao Lojin dan Im-yang Thian-cu cepat mengejar
ke arah berkelebatnya Lee Ing, yaitu ke arah datangnya suara
ketawa tadi. Memang tidak salah dugaan Lee Ing. Yang ketawa tadi adalah
Sim Hong Lui. Ketika gadis ini mengejar ke tempat itu, ia melihat
1016 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sim Hong Lui berdiri sambil tertawa bergelak, berhadapan
dengan dua orang kakek tua sekali.
"Heh-heh-heh, dua ekor kambing tua tak usah banyak omong
lagi. Minggat dari sini!" bentak pemuda itu dan tangan kanannya
bergerak menghantam ke depan. Lee Ing yang melihat gerakan
ini tahu bahwa pemuda itu menggunakan gerakan pukulan jarak
jauh Twi-hong-hok san (Dorong Angin Balikkan Gunung), ilmu
pukulan dahsyat dari Gua Siluman! Akan tetapi dua orang kakek
20 itu cepat mengelak dan keduanya saling pandang. Kakek yang
seorang, yang buntung tangan kirinya, menggunakan tangan
kanan menggaruk-garuk kepalanya yang botak.
"Aneh! Hek-mo (Setan Hitam), bukankah itu tadi pukulan Bu
bengSin-kun pula" "Tak salah lagi, Sin-kai (Pengemis Sakti)! Selain Souw Teng Wi,
agaknya bocah inipun telah menuruni ilmunya!" kata kakek ke
dua, kakek hitam mukanya buruk, sambil menggerak-gerakkan
tongkat ularnya. Dua orang kakek ini bukan lain adalah Tok-pi Sin-kai (Pengemis
Sakti Tangan Satu) dan Im-kan Hek-mo (Iblis Hitam dari Akhirat).
Seperti telah di tuturkan di bagian depan, dua orang kakek ini
1017 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bersama Pek-kong Sin-ciang Bu Kam Ki. dahulu pernah
dikalahkan oleh Bu-beng Sin-kun. Mereka belajar lagi dengan
giat, namun tidak mendapat kesempatan bertemu lagi dengan
Bu-beng Sin-kun. Akhirnya mendengar bahwa Souw Teng Wi mempunyai ilmu
pukulan yang menjadi warisan Bu-beng Sin-kun, dua orang kakek
tua ini menyuruh murid masing-masing, yaitu Gak Seng Cu dan
Pek Ke Cui, untuk membujuk Siok Beng Hui memberi tahu di
mana tempat sembunyi Souw Teng Wi. Hal ini sudah diceritakan
di bagian depan. Juga Souw Lee Ing pernah melihat dua orang
kakek ini menuju ke kota raja.
Memang, kakek sakti itu keduanya mencari ke kota raja dan
mendengar bahwa Souw Teng Wi telah lenyap diculik orang.
Mereka cepat menyusul ke selatan lagi dan di tengah jalan
melihat rombongan Auwyang Tek. Diam-diam inereka mengikuti
rombongan ini setelah mendengar bahwa rombongan ini juga
hendak mengejar penculik Souw Teng Wi ke Ta-pie-san. Karena
dua orang ini memang memiliki kesaktian tinggi, maka Auwyang
Tek dan kawan-kawannya tidak melihat mereka.
Ketika mereka melihat keadaan, kelenteng yang kacau balau
karena perbuatan anak buah Auwyang Tek. dua orang kakek ini
diam-diam memasang mata. Akhirnya mereka melihat seorang
pemuda yang cepat sekali gerakan-gerakannya, lari dari
1018 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kelenteng memanggul tubuh seorang laki-laki. Mereka lalu
menghadangnya dan berhadapan dengan pemuda itu yang
bukan lain adalah Sim Hong Lui yang hendak melarikan diri
21 membawa jenazah Souw Teng Wi setelah ia melihat bahwa Souw
Lee Ing telah terlepas dari belenggu.
Biarpun telah gila dan memiliki kepandaian tinggi, tetap saja
pemuda ini masih mempunyai watak pengecut. Ia tahu bahwa
dalam hal kepandaian. ia masih kalah ssetingkat oleh Lee Ing,
maka ia tidak berani melawan, apa lagi karena tempat itu
kedatangan demikian banyak musuh.
Dua orang kakek itu menahannya dan bertanya tentang Souw
Teng Wi. Hong Lui boleh jadi jerih terhadap Lee Ing, akan tetapi
orang lain ia memandang ringan. Ditanya tentang Souw Teng Wi.
ia bilang bahwa Souw Teng Wi sudah mati dan mayatnya ia
bawa, kalau dua orang kakek itu hendak mengantar nyawa Souw
Teng Wi boleh mampus sekarang juga!
Tentu saja Tok-pi Sin-kai dan Im-kan Hek- mo menjadi marahmarah dan mendesaknya untuk
mengaku jelas yang dijawab oleh
serangan Sim Hong Lui seperti telah diceritakan di atas pada saat
Lee Ing tiba di situ. Sebelum melakukan serangannya tadi, Hong
Lui lebih dulu melemparkan mayat Souw Teng Wi ke atas tanah.
1019 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sementara itu, Lee Ing yang juga telah melihat mayat ayahnya,
tidak memperdulikan lagi kepada mereka, melainkan cepat-cepat
melangkah maju menghampiri jenazah ayahnya dan dipondongnya ke pinggir, menjauhi mereka yang sedang
bertempur. Memang Hong Lui sudah menyerang kalang-kabut
kepada dua orang kakek itu karena penasaran melihat
pukulannya tadi tidak mendatangkan hasil.
"Hebat, ini dia Bu-beng Sin-kun mudai" kata Tok-pi Sin-kai sambil
menggerakkan tubuh mengelak dan balas menyerang dengan
tangan tunggalnya. "Malah lebih berbahaya....!"kata Im-kan Hek-mo pula sambil
mencoba untuk mematahkan lengan tangan pemuda itu dengan
tangkisan tongkat ulamya. Akan tetapi, hanya terdengar bunyi
"takkkl" dan tongkatnya terpental, sedangkan lengan pemuda itu
tidak apa-apa! "Kita harus kalahkan dia dan desak di mana adanya Bu-beng Sinkun !*' teriak Tok-pi Sin-kai sambil
menyerang maju. 22 Lee Ing yang duduk di dekat mayat ayahnya, ketika menengok ke
depan, melihat bahwa kakek tangan satu itu betul-betul lihai
sekali ilmu silatnya. Biarpun lengan tangannya tinggal sebelah,
1020 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
namun tangan itu bergerak dengan kecepatan yang sukar diikuti


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pandang mata sehingga seakan-akan berubah menjadi enam
buah, sedangkan setiap pukulannya mendatangkan sambaran
angin yang dingin. Di sampingnya, Im-kan Hek-mo ternyata juga
lihai sekali.. Tongkat ular di tangannya seperti hidup bergerak-gerak turun
naik sukar sekali diduga ke mana arahnya dan mana yang
hendak dijadikan sasaran. Tongkat ini dapat dipergunakan untuk
memukul maupun menotok, keduanya dapat merenggut nyawa.
Dua orang kakek ini, menghadapi seorang di antaranya saja
sudah berat, apa lagi sekarang mereka maju bersama. Benarbenar merupakan lawan yang amat
tangguh. Kalau dua orang kakek ini ditambah lagi dengan Pek-kong Sin-ciang Bu Kam Ki,
masih tidak mampu mengalahkan Bu-beng Sin-kuo, dapat
dibayangkan betapa tingginya kesaktian Bu-beng Sin-kun!
Seperti telah diketahui, di dalam Gua Siluman keadaannya amat
menyeramkan, dan di situ mengandung hawa ajaib yang mungkin
sekali tercipta karena keadaan yang amat mengerikan ketika Bubeng Sin-kun berada di dalam gua,
menjaga kekasihnya sampai
gadis itu mati dan membusuk di dalam gua! Penuh dengan hawa
nafsu, penuh dengan kerinduan, sehingga bagi siapa yang
memasukinya, kalau kurang kuat batinnya akan menjadi gila
seperti halnya Souw Teng Wi dan Sim Hong Lui.
1021 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Souw Teng Wi lemah batinnya karena ia sedang merana dan
rindu dendam kepada isterinya yang ia tinggal pergi bertahuntahun lamanya. Maka hawa busuk di
dalam gua itu mempengaruhi otaknya dan membuatnya gila, lebih-lebih
pengaruh hawa jahat dalam gua itu terhadap Sim Hong Lui, lebih
hebat lagi. Pemuda ini memang sudah mempunyai kebiasaan
jahat, hati dan pikirannya tidak bersih lagi.
Setelah berhasil menemukan Gua Siluman dan mempelajari ilmu
di situ, ia telah berubah seperti iblis sendiri. Akan tetapi harus
diakui bahwa semua ilmu silat yang tinggi dan aneh dari Bu-beng
Sin-kun telah dipelajarinya dengan baik dan kalau Lee Ing dapat
mewarisi hawa murninya, adalah pemuda ini sebaliknya. Mewarisi
hawa jahat di dalam gua itu.
23 Sim Hong Lui telah menjadi demikian lihai, baik ilmu silat maupun
tenaganya sehingga menghadapi keroyokan dua orang kakek itu,
ia masih dapat mempertahankan diri biarpun ia hanya bertangan
kosong! Gerakan-gerakannya sudah tidak karuan lagi, kadangkadang limbung terhuyung-huyung,
kadang-kadang jongkok berdiri Seperti orang liar menari-nari.
Akan tetapi makin aneh gerakannya, makin lihailah dia.
Sambaran tongkat ular di tangan Im-kan Hek-mo dap pukulanpukulan tangan kanan yang ampuh
dari kakek buntung Tok-pi
Sin-kai, selalu hanya mengenai angin belaka atau tertumbuk
1022 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dengan kerasnya pada lengan tangan pemuda itu. Sebaliknya,
desakan-desakan liar dari Sim Hong Lui kadang-kadang
membuat dua orang kakek itu melompat mundur sambil
mengeluarkan seruan kaget.
"Lihai sekali," seru pengemis buntung itu, "gerakan-gerakannya
mirip Bu-beng Sin-kun, akan tetapi mengandung hawa iblis.."
"Agaknya Bu-beng Sin-kun sudah menyerahkan diri kepada iblis,
ilmu silatnya berubah ilmu hitam...!" kata Im-kan Hek-mo sambil
mendesak terus dengan hati penuh penasaran.
Kedua orang ini, Tok-pi Sin-kai dan Im-kan Hek-mo, keduanya
adalah tokoh-tokoh kang-ouw, pendekar-pendekar besar yang
puluhan tahun yang lalu amat terkenal. Mereka tergolong tokohtokoh kang-ouw yang namanya
bersih, biarpun berwatak aneh
namun bukan tergolong orang-orang jahat. Permusuhan mereka
dengan Bu-beng Sin-kun hanya karena adu kepandaian saja.
Maka sekarang menyaksikan sepak terjang Sim Hong Lui mereka
kaget dan juga heran. Sepanjang pengetahuan mereka Bu-beng Sin-kun adalah
seorang tokoh besar yang bersih pula ilmunya, mengapa
sekarang menurunkannya kepada seorang pemuda yang
1023 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
demikian gila seperti iblis" Adapun Lee Ing yang melihat
pertempuran itu, diam-diam memuji Sim Hong Lui yang benar
tangguh sekali, juga ia merasa penasaran ilmu di Gua Siluman
dimainkan seperti iblis jahatnya, setiap serangan mengarah
nyawa dan penuh sifat-sifat curang. Apa lagi mendengar ucapan
dua orang kakek itu, ia menjadi penasaran sekali.
Nama baik gurunya, Bu-beng Sin-kun, tidak boleh ternoda oleh
sepak-terjang seorang berotak miring Sim Hong Lui. Gadis ini
24 setelah menutupi jenazah ayanya dengan baju luarnya, lalu
melompat maju ke dalam kalangan pertempuran dan sama sekali
tidak perdulikan Pek Mao Lo'jin dan Im-yang Thian-cu yang juga
sudah sampai di situ dan menonton pertempuran dengan
pandang mata kagum. Dua orang kakek ini maklum bahwa orang-orang yang bertempur
mempunyai tingkat kepandaian yang jauh lebih tinggi dari pada
mereka, sukar diukur sampai di mana tingginya. Tentu saja
mereka tahu siapa dua orang yang mengeroyok pemuda gila itu.
Semua orang kang-ouw mengenal Tok-pi Sin-kai dan Im-kan
Hek-mo, biarpun dua orang ini sudah belasan tahun lenyap dari
dunia persilatan. "Minggirlah kalian dua orang kakek tua. Orang gila ini musuhku!"
teriak Lee Ing yang melompat ke tengah medan pertempuran
sehingga pada saat itu, pukulan tangan kanan Tok-pi Sin-kai dan
1024 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ayunan tongkat ular lm-kan Hek-mo yang tadinya ditujukan
kepada Sim Hong Lui, kini menyambar kearahnya tanpa dapat
ditarik kembali oleh para penyerangnya karena gerakan Lee Ing
memasuki medan pertempuran itu terlalu cepat.
Sedangkan Sim Hong Lui yang melihat siapa yang masuk sambil
tertawa terkekeh-kekeh lalu menyerang pula dengan kedua
tangan dibentangkan lalu ia menubruk dan memeluk ke arah
pinggang Lee Ing! Dengan demikian, begitu memasuki medan
pertempuran, sekaligus Lee Ing menghadapi tiga serangan dari
tiga orang yang pandai. Akan tetapi gadis lihai ini tidak menjadi gugup. la menggerakkan
kedua tangan ke belakang, bagaikan dua ekor ular sakti dua
tangannya menangkap pergelangan kedua tangan Sim Hong Lui
lalu dengan seruan keras ia melompat sambil berpoksai sehingga
tahu-tahu ia "bertukar tempat" dengan pemuda itu dan kini Sim
Hong Lui yang menghadapi serangan dua orang kakek itu yang
baru datang! Pemuda ini mengeluarkan seruan aneh, ke dua
kakinya bergerak dan tongkat ular serta pukulan kakek buntung
keduanya dapat ia tangkis dengan tendangan-tendangannya!
Tok-pi Sin-kai dan lm-kan Hek-mo melompat mundur dengan
wajah berubah. Tidak saja mereka terheran-heran menyaksikan
kehebatan gerakan Lee Ing, akan tetapi kaget sekali
menyaksikan betapa dalam keadaan kedua tangan tak berdaya,
1025 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pemuda itu masih dapat menangkis serangan hanya dengan
25 tendangan-tendangan kaki! Benar-benar dua orang muda ini
memiliki ilmu yang amat luar biasa.
Sementara itu, Lee Ing sudah melepaskan cekalannya sambil
mendorong maju pemuda itu. Hong Lui juga cepat-cepat
membalikkan tubuh menghadapi Lee Ing lalu cengar-cengir
menjemukan. "Ahahhah! Kiranya kau nona manis. Kita memang cocok sekali
satu kepada yang lain, kedua-duanya murid Gua Siluman, Ha-hahah, kakek-kakek hampir mampus
ini menyebalkan saja. Baik kita
tinggalkan mereka dan mari ke Gua Siluman, selanjutnya kita
berdua hidup bahagia!"
Baru kali ini ia mendengar ocehan Sim Hong Lui yang agak
panjang dan mukanya menjadi merah sekali. Celaka, pikirnya.
Banyak pemuda mencintainya, pemuda-pemuda ganteng dan
baik baik seperti Han Sin dan Siok Bun. Apa lagi Oei Siok Ho.
Hemm pemuda-pemuda seperti itu sih pantas gpja kalau
mencintanya. Akan tetapi pemuda seperti si otak miring ini"
Menyebalkan sekali! 1026 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Sim HongLui, jangan kau mengoceh tidak karuan. Kau ini
manusia gila berani mengaku murid Bu-beng Sin-kun. Ketahuilah,
hanya aku seorang murid suhu Bu-beng Sin-kun, bukan macam
mukamu, manusia gila!" Sambil berkata demikian, Lee Ing
sengaja melirik kepada dua orang kakek yang tadi mencela Bubeng Sin-kun, karena memang
kepada merekalah dia menujukan
perkataannya itu. Sim Hong Lui ketakutan. Ia sudah merasakan
kelihaian nona ini dan ia sudah kalah.
"Nona manis, ayahmu dan ayahku sudah setuju kalau kita
berjodoh...." "Tutup mulut!" Lee Ing menyerbu dan menerjang dengan pukulan
dahsyat! Hong Lui mengelak dan balas menyerang, mulutnya
tiada hentinya bersambatan dan mengeluh. Akan tetapi
tangannya tidak tinggal diam, melainkan balas menyerang
dengan kedahsyatan yang sama. Memang, di balik kegilaannya,
Sim Hong Lui tetap merupakan seorang yang licik dan banyak
akalnya, la pura-pura saja mengeluh dan minta dikasihani, akan
tetapi diam-diam ia mencari akal untuk merobohkan gadis itu.
Malang baginya, Lee Ing tidak memperdulikan segala ocehannya
dan tetap menyerang dahsyat. Gadis ini telah menyimpan
pedangnya karena ia malu kalau tak dapat mengalahkan pemuda
26 1027 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
gila ini bertangan kosong, la sekarang tahu di mana letak
kelihaian pemuda ini, yaitu di dalam pukulan-pukulan yang
mengandung hawa dingin. Pemuda ini lebih memperkuat lm-kang ketika mempelajari ilmuilmu peninggalan Bu-beng Sin kun. Ia
tidak mau kalah, sambil mengeluarkan seruan-seruan dan suara ketawa yang
mengandung tenaga Im-kang dahsyat untuk melawan suara
Hong Lui yang merengek-rengek, gadis ini terus melancarkan
serangan bertubi-tubi dan menghantam mendesak lawannya
dengan bagian-bagian Lo-thian-tong-te, yaitu bagian Ilmu Silat
Thian-te-kun terdahsyat yang belum dipelajari oleh orang lain
kecuali Lee Ing sendiri. Benar saja. Pemuda itu sekarang main mundur dan terdesak
hebat. Ia mulai celingukan mencari jalan keluar, namun Lee Ing
tidak memberi kesempatan kepadanya. Jalan lari depan kanan
kiri sudah tertutup oleh hawa pukulan Lee Ing yang baru sekali ini
menemui lawan paling tangguh selama ia keluar dari Gua
Siluman. Jalan satu-satunya bagi Hong Lui hanya main mundur,
berputaran dan mengerahkan seluruh kepandaiannya untuk
menyelamatkan diri. Memang hebat sekali warisan ilmu menjaga
diri dari Bu-beng Sin-kun. Pemuda itu dapat melompat ke sana ke
mari dan semua pukulan Lee Ing menyambar angin. Kalau toh
1028 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ada yang sudah mendekati sasaran, selalu menyeleweng ke
samping. Lee Ing maklum bahwa itu adalah berkat ilmu lweekang tinggi
yang dipergunakan melindungi seluruh tubuh sehingga seakanakan ada hawa ajaib berputaran di
luar kulit tubuh, menolak
setiap pukulan yang mendekat! Puncak lweekang peninggalan
Bu-beng Sin-kun sudah dikuasai oleh pemuda ini, benar-benar
amat berbahaya pemuda gila ini kalau dibiarkan hidup.
Sementara itu, bukan saja Pek Mao Lojin dan Im-yang Thian-cu
yang menonton dengan penuh keheranan dan takjub, bahkan
Tok-pi Sin-kai dan lm-kan Hek-mo mengangguk-angguk kagum
dan Harus mengaku bahwa selama hidup mereka baru kali ini
menyaksikan pertarungan yang demikian dahsyat di mana dua
orang lawan yang memiliki kepandaian sama anehnya melakukan
pertandingan mati-matian. Hawa yang timbul dari perkelahian
itupun amat aneh, kadang-kadang panas kadang-kadang dingin
27 dan pekik serta seruan dua orang muda itu membuat empat
orang kakek ini sampai tergetar jantungnya.
Seratus jurus lebih mereka bertempur dan belum juga Lee Ing
dapat merobohkan lawannya. Akan tetapi tempat pertempurannya makin Jauh tergeser dari tempat semula karena
Hong Lui main mundur dan Lee Ing terus mengejar. Akhirnya Imkan Hek-mo dan Tok-pi Sin-kai
sempat juga memperhatikan
1029 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sekelilingnya dan melihat Pek Mao Lojin dan Im-yang Thian-cu,
mereka datang mendekat. Im-yang Thian-cu dan Pek-Mao Lojin
menjura dengan hormat. "Hemm, kalau tidak keliru pandanganku yang lamur, Pek Mao
Lojin dan Im-yang Thian-cu di sini," kata Tok-pi Sin-kai.
"Betul sekali dugaan Sin-kai yang terhormat," jawab Im-yang
Thian-cu. "Kalian berada di sini bersama gadis itu, siapakah dia gerangan
yang memiliki ilmu pukulan Bu-beng Sin-kun" Apakah betul dia
itu muridnya?" tanya Im-kan Hek-mo.
Pek Mao Lojin yang tidak mengetahui tentang permusuhan dua
orang kakek tua ini terhadap Bu-beng Siu-kun, menjawab
tertawa, "Kami dua orang tua mana tahu dia murid siapa" Hanya
yang jelas kami sama sekali bukanlah apa-apa kalau
dibandingkan dengan dia. Akan tetapi yang kami ketahui nona itu
adalah puteri dari pendekar rakyat Souw Teng Wi." Berkata
demikian kakek botak ini menujuk ke arah mayat Souw Teng Wi
yang masih menggeletak di bawah pohon.
1030 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tok-pi Sin kai dan Im-kan Hek-mo saling pandang lalu
mengangguk-angguk. Pantas kalau begitu, pikir mereka. Souw
Teng Wi mewarisi kepandaian Bu- beng Sin-kun, tentu ia yang
mengajar anak perempuannya. Tidak apa Souw Teng Wi sudah


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mati, ada anak perempuannya, pikir mereka sambil menengok ke
arah pertempuran yang kini meningkat menjadi makin hebat.
Hong Lui melawan mati-matian, namun ia sudah amat lelah dan
terdesak terus. 28 Pertempuran antara Sim Hong Lui dan Souw Lee Ing benar-benar
merupakan pertempuran hebat sekali. Keduanya ahli waris
pusaka Gua Siluman murid-murid Bu beng Sin-kun yang belajar
tanpa petunjuk siapapun juga kecuali gambar-gambar dan
tulisan-tulisan di dalam gua. Oleh pelajaran manusia sakti dan
aneh itu memang mengandung dua unsur dan hawa berlainan,
bahkan yang bertentangan, maka pembentukan ilmu itu dijadikan
menurut watak masing-masing. Atau tegasnya, kalau ilmu
pelajaran kesaktian itu menjadi bahannya, watak si pelajar
menjadi cetakannya. Souw Lee Ing adalah gadis yang bersih pikirannya dan murni
hatinya, tidak terisi oleh sifat-sifat jahat, jauh dari pada nafsu
rendah, malah semangatnya bernyala-nyala sebagai seorang
pendekar. Dia keturunan pahlawan, darahnya bersih dan di waktu
menggembleng diri dengan ilmu peninggalan Bu-beng Sin-kun di
dalam gua yang menyeramkan itu, perhatiannya sepenuhnya ia
1031 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
curahkan kepada apa yang ia pelajari tidak menyeleweng ke
mana-mana. Tentu saja ia dapat menyedot hawa murni, dapat memetik sari
pelajaran bagian yang bersih, ilmu aseli yang memang tadinya
menjadi dasar dan milik Bu-beng Sin-kun, pendekar jarang
tandingan itu. Apa lagi ia sudah dapat dibilang matang karena ia
melatih diri selama empat tahun terus-menerus, hanya berhenti
untuk bersamadhi melatih dan memperkuat sinkang di tubuhnya.
Selain ini, ia telah pula makan tiga biji buah karena sian-le
peninggalan suhunya. Buah yang sudah ratusan tahun umurnya
ini mempunyai khasiat yang istimewa, membersihkan darah
memperkuat tulang sumsum sehingga dengan sendirinya tenaga
sinkang (tenaga sakti) di dalam tubuhnya dapat meresap dan
menjalar sampai di seluruh urat-urat dan memasuki tulangtulangnya, membuat ia mendapat
kemajuan yang melebihi latihan
lima tahun. Sebaliknya, biarpun Sim Hong Lui juga telah mempelajari ilmuilmu silat peninggalan Bu-beng
Sin-kun dengan amat tekunnya
dan berkat kecerdikannya yang luar biasa ia dapat mewarisi dan
menghafal semua gerakan Ilmu Silat Thian-te-kun kecuali jurus
terakhir, namun selama belajar fikirannya sering kali terisi dengan
lamunan-lamunan kotor. Pemuda ini biasanya hidup senang,
1032 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
biasa hidup sebagai seorang pemuda pemogoran yang selalu
29 menurutkan hawa nafsunya.
Sudah tentu saja hidup di dalam gua yang gelap dan
menyeramkan itu, baginya merupakan siksaan. Hanya karena
dendamnya yang besar membuat ia memaksa diri mempelajari
ilmu-ilmu itu sampai habis. Namun, dasar batinnya yang tidak
bersih membuat ia tidak dapat menahan pengaruh hawa jahat
atau hawa iblis yang memenuhi gua itu sehingga ketika ia keluar
dari gua itu, pikirannya telah berubah gila dan yang ia warisi
adalah ilmu silat yang penuh mengandung hawa jahat!
Dilihat dari perbandingan itu, memang Sim Hong Lui kalah tinggi
tingkatnya oleh Souw Lee Ing. Akan tetapi pemuda yang sudah
menjadi gila ini menutup kekalahannya dengan kemenangan
tingkat ilmu silatnya di waktu mereka berdua mewarisi ilmu silat di
Gua Siluman. Inilah ya rg membuat ia kini dapat menghadapi Lee
Ing dengan gigih dan tidak mudah bagi Lee Ing untuk
menjatuhkan lawannya dalam waktu pendek.
Setelah seratus jurus lewat, Hong Lui lalu mulai mengeluarkan
suara aneh, ketawa tidak menangispun bukan. Akan tetapi Pek
Mao Lojin dan Im-yang Thian-cu merasa jantung mereka
berdebar dan kaki mereka lemas ketika mendengar suara yang
lebih mirip suara harimau merintih kesakitan itu. Mereka kaget
sekali dan cepat-cepat memejamkan mata mengerahkan tenaga
1033 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
lweekang untuk melindungi jantung dan menenteramkan hati agar
jangan sampai terluka oleh hawa serangan suara aneh itu.
Mereka maklum bahwa pemuda itu telah mengeluarkan semacam
ilmu serangan melalui suara yang jauh lebih hebat dari pada ilmuilmu semacam Sai-cu Ho-kang
(Auman Singa) atau khi kang
lainnya. Bahkan nyanyian atau suara dari alat tetabuhan khim Lui
Siu Nio-nio takkan sehebat ini pengaruhnya. Ini saja sudah
menjadi bukti bahwa pemuda gila itu betul-betul memiliki
kepandaian hebat dan berbahaya seperti iblis. Hebatnya Tok-pi
Sin-kai dan Im-kan Hek-mo sendiri sampat melangkah mundur
dua tindak saking kagetnya. Tergetar jantung mereka.
"Pemuda gila ini hebat betul. Bu-beng Sin-kun sendiri tak pernah
mengeluarkan ilmu seperti ini.." kata Tok-pi Sin-kui dengan
kagum. Memang ucapan ini betul. Bu-beng Sin-kun adalah seorang
pendekar gagah perkasa. Mana ia mau mempergunakan segala
ilmu yang mengandung hawa kotor" Memang ada geraman suara
mengandung khikang yang membikin lumpuh lawan, akan tetapi
tidak mengandung hawa kotor seperti yang dikeluarkan Hong Lui.
30 Pemuda inipun secara otomatis mendapatkan ilmu ini setelah
khikang dan sinkangnya tinggi sekali. Karena hawa sinkang di
tubuhnya digerakkan oleh hawa kotor, tentu saja ilmu yang ia
keluarkan juga tidak bersih.
1034 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi, biarpun suara itu membuat bulu tengkuk Lee Ing
berdiri, mengingatkan gadis ini akan suara-suara iblis yang
ditimbulkan oleh angin di dalam Gua Siluman, namun dia tidak
menjadi gentar karenanya. Gadis ini lalu bersenandung lagu
rakyat Mancuria yang dahulu ia pelajari ketika masih berada di
utara bersama kakeknya, Haminto Losu. Akan tetapi sekarang ia
menyanyikan lagu ini jauh bedanya dengan dahulu di waktu
masih kecil. Sekarang ia bernyanyi dengan merdu, perlahan akan tetapi dari
suaranya tergetar hawa yang mengandung tenaga mujijat, yang
mendatangkan rasa aman, tenang dan damai. Seakan-akan
suara nyanyiannya itu semacam suara dewi yang mengusir suara
iblis yang terkandung dalam geraman-geraman Hong Lui. Pek
Mao Lojin dan Im-yang Thian yii kembali membuka mata karena
pengaruh geraman tadi lenyap sudah. Mereka membuka mata
dan memandang ke depan. Pertempuran masih berjalan seru.
Akan tetapi jelas sekali bahwa Hong Lui sudah mati kutunya.
Pemuda ini masih memukul-mukul dan menendang-nendang,
namun setiap kali kaki atau tangannya bergerak, selalu terpental
kembali membuat ia terhuyung, seolah-olah yang diserangnya
adalah benteng baja. Ia main mundur terhuyung-huyung. Tibatiba ia tertawa mengejek dan
terdengar Tok-pi Sin-kai dan Im-kan
Hek-mo berseru hampir berbareng,
1035 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Jangan biarkan dia melompat ke bawah.. !"
Namun terlambat. Tubuh Sim Hong Lui sudah melayang melalui
tebing jurang dan meluncur ke bawah, dibarengi suara ketawanya
yang menyeramkan sekali. Lee Ing sama sekali tidak mengira
bahwa lawannya akan berlaku nekat. Ia menjenguk ke bawah dan
melihat betapa tubuh pemuda itu jatuh terbanting pada batu-batu
karang di tebing jurang, lalu bergulingan terus ke bawah dan tiba
di dasar jurang dalam keadaan remuk tidak karuan.
Beberapa ekor burung terbang menyambar ke bawah dan
terbang berkeliling di atas tumpukan sisa tubuh itu, agaknya
menanti sampai mayat itu membusuk baru akan disantap! Lee Ing
31 menutupi dua matanya, penuh kengerian ketika ia mundur
kembali dari tepi jurang.
"Omitohud..., tamat riwayat manusia iblis yang amat
berbahaya...." kata Pek Mao Lojin sambil menarik napas panjang.
"Pinto harus bantu mengurus pemakaman sumoi..." kata Im-yang
Thian-cu perlahan sambil pergi dari situ. Hatinya kembali diliputi
kesedihan ketika ia teringat akan sumoinya, Lui Siu Nio-nio yang
tewas dalam keadaan mengenaskan itu.
1036 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pek Mao Lojin menghampiri Lee Ing. "Nona Souw, jenazah
ayahmu juga perlu diurus sebaiknya. Kurasa dimakamkan di
pegunungan ini tiada halangannya karena tanah di sini kulihat
amat baik untuk dijadikan makam." Memang pada masa itu,
memilih tanah baik untuk penguburan jenazah merupakan hal
yang amat penting sekali bagi orang-orang di Tiongkok. Menurut
kepercayaan mereka, hal ini dekat sekali hubungannya dengan
nasib keluarga si mati, kalau tanah penguburannya baik, roh si
mati akan senang dan akan dapat memberi berkah kepada anak
cucunya dan demikian Sebaliknya.
Lee Ing timbul juga kedukaannya ketika teringat akan ayahnya, la
menengok ke arah jenazah ayahnya yang ia tutupi baju tadi
sambil mengangguk. Dalam kedukaannya, ia memerlukan
sahabat dan pada saat itu, kiranya hanya Pek Mao Lojin dan Imyang Thian-cu saja yang bisa
dijadikan sahabat. "Biar kuangkatkan jenazah ayahmu ke kelenteng Hoa-lian-pai,"
kata pula Pek Mao Lojin yang diam-diam merasa amat kasihan
kepada nona muda itu. Kembali Lee Ing mengangguk dan
menahan air matanya. Pek Mao Lojin sudah memondong mayat
itu dan mereka hendak pergi ke kelenteng ketika tiba-tiba Im-kan
Hek-mo menahan Lee Ing, katanya,
1037 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Nanti dulu, nona. Kau tidak boleh pergi dulu sebelum memberi
penjelasan kepada kami perihal Bu-beng Sin-kun. Bukankah kau
telah mewarisi ilmu-ilmunya" Kau mempelajari dari ayahmu
ataukah kau langsung menerima dari Bu-beng Sin-kun" Di mana
dia sekarang?" Lee Ing terpaksa berhenti bertindak, lalu berkata perlahan kepada
Pek Mao Lojin, Lo-cianpwe harap sudi menolongku, bawa
jenazah ayah ke kelenteng, biar aku menyusul belakangan
32 setelah beres urusanku dengan dua orang kakek ini."
Pek Mao Lojin terkejut sekali. Apakah dua orang kakek yang ia
tahu amat sakti inipun hendak mengganggu Lee Ing" Benarbenar keterlaluan sekali. Akan tetapi
karena maklum bahwa dalam urusan ini ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu,
ia hanya mengangguk dan melanjutkan perjalanannya,
memondong jenazah itu pergi dari situ, untuk merawatnya di
dalam kelenteng yang bagian belakangnya sudah terbakar itu.
Adapun Lee Ing dengan hati penuh kesebalan memutar tubuh
dan menghadapi dua orang kakek itu.
"Kalian ini dua orang tua sungguh tak tahu diri. Sudah mendekati
lubang kubur masih mengumbar angkara murka. Murid-murid
kalian Gak Seng Cu dan Pek Ke Cui secara tidak tahu malu
hendak membujuk Pek-kong Sin-kauw Siok Beng Hui untuk
berkhianat. Benar-benar di antara kalian bertiga, hanya Pek-kong
1038 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sin-ciang Bu Kam K (http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
i yang patut disebut lo-enghiong (orang tua
gagah) Kalian ini tiada lebih hanya kakek-kakek yang sudah
terlalu tua sehingga wataknya kembali seperti anak kecil yang
tidak mau mengalah. Tok-pi Sin-kai dan Im-kan Hek-mo, kalian
minta penjelasan" Ketahuilah dan dengar baik-baik. Murid Bubeng Sin-kun adalah aku seorang.
Mendiang suhu Bu-beng Sin-kun adalah seorang gagah perkasa,
dan kalian tidak boleh menyebut-nyebut namanya. Kalau kalian
masih penasaran, dan tetap tidak mau mengaku kalah oleh
beliau, di sini ada aku muridnya yang akan dapat membuktikan
bahwa sampai sekarangpun suhu Bu-beng Sin-kun tidak kalah
oleh kalian!" Kata-kata ini memang terdengar sombong, akan tetapi Lee Ing
adalah seorang gadis yang cerdik sekali. Ia bukan sembarangan
bicara sombong tanpa perhitungan. Ia tadi mampu mengalahkan
Sim Hong Lui, maka tentu saja ia tidak takut terhadap mereka!
Sama sekali ia tidak tahu bahwa dua orang kakek ini kalah oleh
Hong Lui karena tidak kuat menghadapi hawa iblis yang keluar
dari pukulan-pukulan Hong Lui.
Dua orang kakek ini tingkat kepandaiannya sudah sukar diukur
tingginya, dan menghadapi ilmu kesaktian yang bersih, kiranya
kakek-kakek ini sukar dicari tandingannya. Mereka sekarang
1039 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sudah jauh lebih maju dari pada dahulu ketika bersama Bu Kam
Ki mereka dikalahkan oleh Bu-Beng Sin-Kun.
Tok-pi Sin-kai menghela napas panjang lalu berkata sambil
meraba-raba lengan kirinya yang buntung,
"Orang bilang, hutang uang membayar uang, hutang nyawa
mengganti nyawa. Bu-Beng Sin-Kun hutang sebuah lengan
kepadaku, sekarang ia tak dapat membayar apa-apa karena baik
lengan maupun nyawa ia sudah tidak punya lagi. Hayaaa, apa
artinya lenganku yang sebelah lagi ini dilatih sampai puluhan
tahun" Orang lain mana mampu menguji sampai di mana
hasilnya latihan-latihanku selain kau sebagai murid Bu-Beng SinKun Nona Cilik, dahulu gurumu
tidak saja membuntungi lengan
kiriku, akan tetapi juga mengalahkan kami bertiga saudara.
Sekarang kalau muridnya mampu mengalahkan aku, aku tidak
penasaran lagi, matipun akan puas. Mari kau coba lengan
tunggalku!" Setelah berkata demikian, Tok-pi Sin-kai melangkah
maju mendekati Lee Ing. "Kalau mendiang suhu dahulu menangkan kalian maju bareng
bertiga, setelah sekarang kalian menjadi tua, apakah muridnya
1 tak sanggup menhadapi hanya dua orang saja" Im-kan Hek-mo,
kau majulah sekalian. Bukankah kau juga masih penasaran dan
ingin membalas kekalahanmu dahulu?" kata Lee Ing dengan
berani. 1040 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Nona cilik, jangankan mengeroyokmu, baru seorang melawan
seorang saja sebetulnya sudah amat memalukan. Akan tetapi
melihat kepandaianmu tadi, kau memang patut menjadu ahli


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

waris Bu-Beng Sin-Kun dan karenanya kami berdua tidak malumalu untuk minta pengajaran darimu
sebagai wakil mendiang suhumu," kata Im-kan Hek-mo yang sudah siap dengan tongkat
ular di tangannya. Melihat sikap dua orang kakek yang merendah dan sungkan,
lenyap sebagian besar kemarahan hati Lee Ing. Ia memang
sudah tahu bahwa bagi ahli silat golongan atas, tidak ada
keperihan hati yang lebih menyakitkan dari pada kalah dalam
pibu (mengadu kepandaian).
Tidak mengherankan apa bila dua orang kakek ini masih selalu
mencari-cari Bu-Beng Sin-Kun untuk menguji kepandaian lagi,
dan sekarang menjadi amat kecewa mendengar Bu-Beng Si nKun sudah mati. Apa lagi bagi Tok-pi
Sin-kai yang kehilangan lengannya dalam pibu melawan Bu-Beng Sin-Kun. Akan tetapi
dasar ia masih muda, darahnya masih bergolak panas dan masih
sukar bagi orang semuda Lee Ing untuk memandang secara mendalam.
Belum pandai nona muda ini menempatkan diri dalam
perumpamaan sebagai lawan untuk dapat memaklumi benar1041
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
benar perataan hati lawan. Ia masih menganggap bahwa dua
orang kakek itu memandang dia yang muda amat rendah
kepandaiannya.. Sambil tersenyum mengejek nona ini mencabut
pedang Li-lian-kiam lalu berkata,
"Tok-pi Sin-kai dan Im-kan Hek-mo! Aku juga tidak takut untuk
membela kehormatan suhu. Jangankan baru kalian berdua yang
maju, biar ditambah lagi dengan seorang Bu Kam Ki seperti
ketika kalian mengeroyok suhu, akupun tidak takuti. Kalau aku
sampai kalah menghadapi pengeroyokan kalian berdua, biar
kugunduli rambutku!" memang Lee Ing suka sekali berjenaka,
akan tetapi kali ini ia agak keterlaluan.
Hal ini tidak saja karena dia memang agak aneh wataknya
semenjak keluar dari Gua Siluman, akan tetapi kiranya terutama
2 sekali karena ia baru saja mengalami goncangan batin yang
hebat ketika melihat ayahnya tewas. Di dalam dadanya
berkumpul perasaan marah, duka, menyesal, dan sakit yang
kesemuanya hendak ia tumpahkan kini. Akan tetapi oleh karena
ia tidak melihat sesuatu dalam sikap dua orang kakek itu yang
bisa membuat ia marah, maka sekarang ia hanya
mempergunakan kata-kata mengejek dan memandang rendah
mereka untuk memuaskan hatinya yang sedang bergejolak hebat.
Dua orang kakek itu berobah air mukanya mendengar kata-kata
Lee Ing seorang gadis muda remaja, cantik jelita seperti itu
1042 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
berjanji hendak menggunduli kepalanya kalau kalah. Inilah
pertaruhan hebat sekali! Dua orang kakek itu sudah banyak
mengalami segala hal dalam hidup, maklum bahwa bagi wanita,
kecantikan lebih berharga dari pada nyawa sehingga pertaruhan
tadi bagi Lee Ing lebih berat dari pada mempertaruhkan nyawa!
Tok-pi Sin-kai menarik napas panjang.
"Semangatmu hebat sekali, nona. Membuat orang tua seperti aku
menjadi malu. Karena kau sudah membuat taruhan, baiklah aku
hendak menyatakan bahwa kalau dalam pibu ini kami kalah, tiada
gunanya lagi lenganku yang tinggal sebelah ini."
"Nona masih muda dan cantik, kalau sudah berani
mempertaruhkan rambut, tidak lebih ringan dari pada kalau aku
mempertaruhkan sepasang mataku. Kalau kami kalah berarti aku
mempunyai mata, akan tetapi tidak dipergunakan dengan
sebaiknya sehingga tidak mengenal nona. Maka lebih baik
Sepasang mata ini kubuangkan saja," kata Im-kan Hek-mo.
Mendengar ini, baru hati Lee Ing terkejut bukan main. Tidak
disangkanya bahwa ejekan tadi yang dikeluarkan seperti mainmain memancing pertaruhan yang
demikian hebat dari dua orang
kakek itu. Akan tetapi, kata-kata sudah dikeluarkan dan bagi
orang gagah lebih baik mati dari pada menelan kembali kata-kata
atau janji yang sudah diucapkan. Lee Ing tidak bisa berbuat apa1043
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
apa lagi dan ia melintangkan pedang Li-li-an kiam di depan
dadanya sambil berkata, kini tidak main-main lagi melainkan
penuh kesungguhan dan hormat.
"Ji-wi (tuan berdua) mulailah!"
"Nona cilik, kau lihat tongkatku..!" seru Im-kan Hek-mo dan
tongkat ularnya mulai melakukan serangan pertama yang hebat.
Kelihatannya si muka hitam ini hanya menusukkan tongkatnya,
3 namun ujung tongkat ular itu seperti berubah menjadi lima dan
lima macam serangan sekaligus menghujani tubuh Lee Ing!
"Bagus!" seru Lee Ing dan tubuhnya terhuyung ke sana ke mari,
dengan gerakan pedang yang aneh ia berhasil memecahkan
serangan Ngo-heng-Uan-hoan ini dengan mudahnya. Akan tetapi
segera ia memutar tubuh untuk menghindarkan diri dari angin
pukulan Tok-pi Sin-kai yang sementara itu sudah pula terjun
dalam pertempuran, mengeluarkan pukulan-pukulan yang selama
ini ia latih khusus untuk menghadapi Bu-Beng Sin-Kun.
Diam-diam Lee Ing kagum. Dua orang kakek benar-benar tak
boleh dipandang ringan dan bukan hal mudah untuk
menyelamatkan diri dari hujan serangan mereka, la menjadi
kaget. Di waktu mereka mengeroyok Sim Hong Lui. tadi,
1044 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kelihatannya tidak sehebat ini. Mungkinkah sekarang dalam
mengeroyok dia, dua orang kakek ini baru benar-benar
mencurahkan kepandaian mereka" Apakah tadi mereka tidak
sungguh-sungguh ketika menempur Hong Lui"
la tidak mau memusingkan hal ini lebih lanjut, atau lebih tepat
lagi, ia tidak diberi banyak kesempatan untuk memikirkan atau
memperhatikan hal lain. Serangan-serangan dua orang kakek itu
benar-benar lihai dan berbahaya sekali, membuat gadis ini harus
mencurahkan seluruh perhatian, mengerahkan seluruh kepandaian dan sinkang. Pada jurus ke tiga puluh, hampir saja
telinga kirinya "dimakan" tongkat ular Im-kan Hek-mo yang
menyambar secara tidak terduga-duga dan cepatnya bukan main.
Hanya pendengarannya yang amat tajam dan perasaannya yang
amat halus saja menyelamatkannya ketika ia miringkan kepala
sehingga di pinggir telinganya terdengar suara "ngiiinggg....." dan
daun telinganya terasa panas sekali. Pada saat yang bersamaan
pula pukulan Tok-pi Sin-kai menyambar keras ke arah
lambungnya. Baru saja terlepas dari ancaman tongkat sekarang
terancam pukulan sehebat itu, tidak ada lain jalan bagi Lee Ing
kecuali melempar tubuh ke belakang lalu berjungkir balik seperti
trenggiling menuruni tebing jurang.
"Akan tetapi baru saja ia melompat berdiri, pukulan-pukulan Tokpi Sin-kai dan tongkat ular Im-kan
Hek-mo sudah mengurungnya
1045 4 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
lagi. Yang satu memukul dari bawah kalau yang lain menyerang
dari atas, yang ke dua mempergunakan tenaga Yang-kang kalau
yang pertama mempergunakan tenaga Im-kang. Benar-benar
amat sukar bagi Lee Ing sehingga ia lebih banyak mengelak,
berloncatan ke sana ke mari dari pada menyerang, Baiknya ia
memiliki gerakan cepat dan lincah seperti seekor burung walet
dan cara ia bergerak meloncat-loncat demikian kacau-balau
seperti orang mabok menari-nari sehingga dua orang lawannya
dapat dibuat bingung dan bohwat (tak berdaya).
Demikianlah, untuk puluhan jurus Lee Ing di-desak terus tanpa
dapat membalas, atau kalah dapat juga sedikit sekali. Pedang Lili-an-kiam sudah sibuk untuk
menangkis serangan tongkat ular
yang seolah-olah sudah pian-hoa (berubah) menjadi belasan ekor
ular hidup itu. Tangan kirinya sudah sibuk untuk kadang-kadang
menangkis pukulan tangan Tok-pi Sin-kai yang amat kuat dan
cepat gerakannya. Memang, kalau dibandingkan dengan dua orang kakek itu, Lee
Ing merupakan seorang tokoh yang masih hijau. Baik dalam hal
pengertian ilmu silat, atau pengalaman bertempur maupun latihan
tenaga dalam, gadis ini sebetulnya ketinggalan jauh sekali. Dua
orang kakek itu sudah merupakan datuk-datuk atau lebih muluk
lagi, sebagai dewa-dewa dalam ilmu silat, menduduki puncak
tertinggi dan pada masa itu sukar dicari tandingannya.
1046 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mereka telah menjadi jago-jago silat kenamaan ketika Lee Ing
belum terlahir dari kandungan ibunya! Yang amat mengherankan
hati Lee Ing, dua orang itu bermain silat dengan serasi sekali dan
setiap gerakan seakan-akan memang sengaja diciptakan untuk
menghadapi ilmu-silatnya, Thian-te-kun yang ia pelajari di dalam
Gua Siluman! Serangan-serangan dua orang itu biarpun
kelihatannya tidak diatur lebih dulu, akan tetapi merupakan
serangan-serangan dengan dua unsur Im dan Yang, sungguh
amat cocok dan amat berat menghadapi Thian-te-kun!
Setelah seratus jurus bertempur mati-matian, diam-diam Lee Ing
memaki diri sendiri. "Kau goblok," pikirnya, "berani memandang
rendah mereka ini. Hemmm, Lee Ing...... Lee Ing.... memang
sudah nasibmu agaknya menjadi seorang gundul, menjadi..
menjadi... nikouw (pendeta wanita). Celaka sekali." Entah
mengapa, tiba-tiba saja terbayang wajah Siok Ho di depan
matanya, lalu terbayang pula wajah Han Sin, lalu Siok Bun!
Bagaimana reaksi mereka, tiga orang pemuda itu kalau melihat
dia menjadi gundul pelontos, menjadi nikouw"
(Lanjut ke Jilid 24) 5 Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 24 1047 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Lebih baik mampus....I" Pikiran ini tanpa disengaja keluar dari
mulut Lee Ing. dan gerakan pedangnya menjadi nekat dan hebat,
la memang sudah tidak ada harapan untuk menang, maka takut
apa lagi" Pedangnya berkelebat cepat dan tangkas, berobah
menjadi ganas sekali. Akan tetapi hanya untuk beberapa jurus
saja dua orang kakek itu terkejut dan mundur, selanjutnya
kembali Lee Ing terkurung rapat dan tertindih oleh hawa pukulan
Tok-pi Sin-kai dan bayangan tongkat ular di tangan lm-kan Hekmo!
"Kau lihat, Sin-kai, Thian-te-kun sebetulnya tidak seberapa
setelah kita benar-benar melatih diri. Tanpa bantuan Bu Kam Ki.
kita berdua sudah mampu menggencet Thian-te-kun," kata lmkan Hek-mo dengan suara penuh
kepuasan hati. "Kau benar, Hek-mo," jawab Tok-pi Sin-kai.
Alangkah mendongkolnya hati Lee Ing mendengar ini. "Tua
bangka-tua bangka sombongi Aku belum kalah, jangan tertawatawa dulu. Hayo robohkan aku kalau
memang kalian merasa menang! Apa lagi baru kalian berdua, biar Pek-kong-Sin-ciang Bu
Kam Ki maju sekalian membantu kalian aku takkan menyerah
kalah!" 1048 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tiba-tiba terdengar suara ketawa nyaring, "Nona Souw memang
lihai sekali, semuda ini sudah bisa menjunjung tinggi nama
gurunya. Dan memang tidak kalah hebat oleh Bu-Beng Sin-Kun
sendiri!" Melihat orang yang datang, dua orang kakek itu berseru
girang. "Sin-ciang (Tangan Sakti), akhirnya kau datang juga. Apa kau
tidak penasaran kalau kita dikalahkan kedua kalinya oleh Thiante-kun?" kata Tok-pi Sin-kai.
"Kam Ki, nona ini menantang kita bertiga, apa kau tidak malu?"
kata pula lm-kan Hek-mo. Diam-diam Lee Ing mengeluh melihat
munculnya kakek ini yang bukan lain adalah Pek-kong-Sin-ciang
Bu Kam Ki sendiri yang tadi ia tantang-tantang suruh mengeroyok
sekalian! "Mampus..." pikirnya, "lengkap ketiga-tiganya. Suhu, kali ini
muridmu agaknya takkan dapat menjaga nama besarmu...."
6 Bu Kam Ki tertawa. "Benar menggembirakan, mengingatkan aku
akan Bu-Beng Sin-Kun. Nona Souw, apa kau berani menghadapi
kami bertiga?" 1049 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kakek-kakek cerewet. Siapa sih yang takut" Majulah, jangan
hanya kalian bertiga, panggil anak cucu kalian semua ke sini,
suruh mengeroyok aku. Aku takkan lari!" jawab Lee Ing dan
pedangnya digerakkan menyambar ke arah tubuh Bu Kam Ki.
Kakek ini yang sudah pernah kalah oleh Lee Ing, cepat-cepat
mengelak dan di lain saat ia bersama dua kakek yang lain sudah
bergerak secara otomatis dan harmonis sekali, mengeroyok Lee
Ing yang menjadi kewalahan dan kepalanya pusing melihat
gerakan-gerakan tiga orang itu benar menindih semua gerakan
Thian-te-kun! Tiba-tiba Lee Ing teringat akan ilmu pukulan Lo-thian-tong-te,
yaitu gerakan-gerakan terakhir dari Thian-te-kun, gerakan yang
diciptakan oleh Bu-Beng Sin-Kun pada saat, terakhir sehingga
guru besar itu mati berdiri dalam sikap kuda-kuda gerakan itu!
Gerakan Lo-thian-tong-te ini sekaligus merangkap unsur Im dan
Yang, dan sesuai sekali untuk menghadapi lawan-lawan yang
menggunakan dua unsur ini yang dikombinasi tadi oleh dua
orang. Dengan semangat besar Lee Ing menerjang maju,
memainkan ilmu pukulan ini.
Semangatnya bangkit kembali dan ia melakukan seluruh tenaga
terakhir dari sinkangnya. Akibatnya hebat. Tanpa disengaja, Lee
Ing telah mengeluarkan ilmu silat yang memang sengaja
diciptakan dengan pertimbangan masak-masak oleh Bu-Beng
1050 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sin-Kun, khusus untuk menghadapi tiga orang lawan
kawakannya, yaitu mereka bertiga yang sekarang mengeroyok
Lee Ing. Tok-pi Sin-kai berteriak, tubuhnya terhuyung ke belakang dan
tangannya yang tinggal sebelah menjadi kaku karena tertotok
oleh telunjuk tangan kiri Lee Ing, dan pada saat itu juga, Im-kan
Hek-mo berseru keras sambil melompat mundur karena tongkat
ularnya mencelat terlepas dari tangannya. Bu Kam Ki masih
sempat melompat mundur dan menyelamatkan diri dari sebuah
tendangan kilat. Selagi ia hendak menyerang lagi, ia melihat
sesuatu yang membuat matanya terbelalak dan mukanya pucat.
7

Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ternyata setelah menderita kekalahan ini, cepat sekali Tok-pi Sinkai menyerang lagi dan ketika Lee
Ing menangkisnya dengan pedang Li-lian-kiam, dengan sengaja kakek buntung itu menerima
datangnya pedang dengan lengannya. Lee Ing terkejut dan
maklum akan maksud lawan, cepat ia hendak menarik kembali
pedangnya, namun terlambat. Lengan yang tinggal sebelah itu
buntung sampai sebatas siku dan Tok-pi Sin-kai tertawa bergelak
memandangi lengan tunggalnya yang kini juga sudah buntung itu.
"Bagus...! lebih baik tak berlengan dari pada mempunyai lengan
yang tiada gunanya!" katanya.
1051 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Selagi Bu Kam Ki tertegun, ia mengeluarkan seruan keras ketika
melihat lm-Kan Hek-mo melakukan lain hal yang lebih
mengerikan lagi. Kakek bermuka hitam ini berkati keras, "Untuk
apa punya mata seperti buta" Lebih baik tidak bermata sama
sekali!" Dan dua buah jari tangannya menusuk dan mengorek
keluar matanya sendiri. Kakek ini tertawa bergelak, lalu
terhuyung-huyung dan roboh pingsan, mukanya penuh darah!
Biarpun Bu Kam Ki tadinya tidak suka melihat dua orang bekas
kawan baiknya ini begitu bernafsu untuk menculik Souw Teng Wi,
akan tetapi menyaksikan keadaan mereka, darahnya yang sudah
lama didinginkan itu mendadak menjadi panas kembali, la
memandang kepada Lee Ing dan memaki, "Kau seorang bocah
siluman keji sekali hatimu!" Setelah berkata demikian. Bu Kam Ki
melakukan serangan, memukul dengan ilmu pukulan Pek-kongSin-ciang yang hebat ke arah Lee
Ing. Sejak tadi Lee Ing sudah kesima, berdiri seperti patung melihat
dua orang kakek itu memenuhi janji atas taruhan mereka secara
mengerikan sekali, la menyesal bukan main karena dua orang
kakek itu telah menjadi demikian karena dia, karena dia tidak mau
mengalah! Tiba-tiba ia merasa datangnya angin pukulan hebat
sekali yang menyambarnya, la maklum bahwa Bu Kam K i marah
sekali. Secepat kilat Lee Ing mengelak dan melompat jauh sambil
berkata, 1052 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bu-locianpwe, mereka yang mendesak aku dan mereka sendiri
yang bertaruh seperti itu. Bu-locian-pwe, ayah telah tewas secara
menyedihkan, hatiku penuh kedukaan, apakah kaupun hendak
mengganggu lebih jauh?" Suara Lee Ing bercampur isak tangis
karena selelah ia menyesal setengah mati melihat dua orang
kakek yang sekarang menjadi orang-orang cacad itu, ia teringat
8 kepada ayahnya. Bu Kam Ki menarik napas panjang, lalu membatalkan
serangannya lebih lanjut, la menolong Tok-pi Sin-kai yang sudah
terhuyung-huyung hendak roboh pula, lalu menotok pangkal
lengannya untuk menghentikan mengalirnya darah.
"Kau pergilah, nona Souw," katanya perlahan.
Dengan langkah gontai Lee Ing membalikkan tubuh pergi dari
situ, akan tetapi segera mempercepat langkahnya ketika ia
teringat bahwa jenazah ayahnya tentu sedang diurus dan dirawat
oleh Pek Mau Lojin. Ketika ia tiba di ruangan depan kelenteng
yang belum terbakar, ia melihat jenazah ayahnya dan jenazahjenazah lain sudah dimasukkan peti
dan di situ terdapat banyak
sekali orang. 1053 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Selain para anak murid Hoa-lian-pai yang memberi
penghormatan terakhir dan mengabungi ketua mereka, juga
terdapat banyak orang laki-laki. Akan tetapi pandang mata Lee
Ing tidak memperhatikan yang lain-lain, hanya ditujukan kepada
peti jenazah ayahnya dan kepada Pek Mau Lojin yang berdiri di
depan peti-peti itu. Melihat hio yang banyak dan mengebul di
depan peti-peti jenazah, dapat diketahui bahwa banyak orang
sudah menyembahyangi jenazah-jenazah itu.
Lee Ing melihat ada empat peti jenazah di situ. Ia dapat menduga
bahwa yang dua adalah peti jenazah ayahnya dan Lui Siu Nionio, akan tetapi jenazah siapakah
yang dua lagi dan agak dipisahkan di pojok" Dan di depan peti mati yang dua ini tidak
ada orang yang mengabunginya. hanya dibakari hio saja. Ia baru
hendak menghampiri dan bertanya, ketika tiba-tiba dari
rombongan orang-orang muncul seorang hwesio yang mukanya
kehitaman. Hwesio ini melompat ke depan dua buah peti jenazah
di pojok, lalu menjatuhkan diri, berlutut dan menangis!
Kemudian, di luar dugaan, hwesio ini mencabut pedang dan
melompat cepat ke dekat Pek Mau Lojin lalu menusukkan
pedangnya dari belakang ke arah punggung kakek itu! Pek Mau
Lojin sedang menenggak araknya dari guci sambil berdiri saja.
Memang kakek ini aneh sekali. Lain orang bersembahyang, lain
orang berkabung dan berduka, dia malah minum arak di depan
peti-peti mati! Lebih aneh lagi kalau tadi mendengar ia
1054 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mengucapkan selamat kepada Souw Teng Wi dan Lui Siu Nio-nio
9 sebelum minum araknya dengan kata-kata nyaring,
"Souw Teng Wi, Lui Siu Nio-nio, kalian benar bahagia sekali,
terbebas dari pada belenggu hidup, takkan tergoda suka, takkan
menderita duka, seperti kami yang masih hidup. Oleh karena itu,
patut aku menghaturkan selamat!"
Demikianlah selagi ia minum arak dari gucinya untuk "memberi
selamat" kepada dua orang yang telah meninggal dunia itu, tibatiba saja hwesio bermuka hitam
yang menangisi dua peti jenazah
yang lain itu tiba-tiba menusuknya dari belakang!
Para anak murid Hoa-lian-pai berseru kaget. Im-Yang Thian-Cu
yang sedang duduk terpekur bersila di dekat peti mati Lui Siu Nionjo menengok kaget. Lee Ing
hendak bergerak menghalangi
serangan curang ini, akan tetapi tiba-tiba matanya yang tajam
melihat sebuah benda kecil melayang ke arah pedang itu. Tepat
sekali ketika pedang mengenai punggung, terdengar suara keras
"pletak-pletak!" dan pedang itu patah menjadi tiga potong!
Semua anak murid Hoa-lian-pai berseru kagum memuji. Juga Lee
Ing kagum sekali karena biarpun ia tahu bahwa pedang itu patahpatah karena sambaran benda
kecil yang dilepas orang lain,
namun ujung pedang sudah mengenai punggung dan kalau Pek
1055 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mau Lojin tidak mempunyai apa-apa yang hebat untuk membuat
punggungnya kebal, tentu punggung itu sudah terluka.
Pek Mau Lojin memutar tubuhnya perlahan menghadapi hwesio
muka hitam itu, lalu sambil tertawa ia berkata,
"Sobat gundul, kau siapakah dan apa sebabnya datang-datang
menyerangku?" Hwesio muka hitam itu menjawab ketus, "Pek Mau Lojin, kau mau
bunuh pinceng boleh bunuh sekalian. Setelah di sini berkumpul
banyak , orang pandai dan pinceng tak dapat membalas sakit hati
kepadamu, biarlah pinceng siap menerima binasa!"
"Eh-eh, nanti dulu. Kau siapa dan mengapa mengandung
dendam kepadaku?" Hwesio itu menudingkan telunjuknya ke arah dua peti mati di
pojok, lalu berkata, "Dua orang saudaraku Ang Bin Hosiang dan
Oei Bin Hosiang telah tewas di tanganmu. Aku Ouw Bin Hosiang
juga bukan orang takut mati."
Teringatlah Pek Mau lojin akan dua orang hwesio muka merah
dan muka kuning yang tewas karena pukulan dua buah guci
1056 10 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
araknya, dan melihat si muka hitam ini iapun tahu dengap siapa
ia berhadapam Katanya sambil mengerutkan kening,
"Akh, kiranya kau dan dua orang saudaramu itu adalah Hu-niu
Sam lojin" Heran....... heran...., mengapa orang-orang seperti
kalian bisa diperbudak oleh segala macam menteri durna?" Muka
yang hitam itu menjadi makin gelap ketika Ouw Bin Hosiang
mendengar ucapan ini. Akan tetapi ia tidak bisa menjawab.
Memang tak dapat disangkal pula, setelah menyaksikan sepak
terjang Auwyang Tek, tahulah dia dan saudara-saudaranya
bahwa anak menteri ini tak boleh dibilang manusia baik-baik!
"Ada dua fihak bertentangan. Kau berdiri di Satu fihak dan aku
berdiri di fihak lain. Tak perlu mencari tahu sebabnya, yang sudah
jelas kau telah membunuh dua orang saudaraku. Pek Mau Lojin,
bagaimanapun juga pinceng tak mungkin dapat melupakan
bahwa tanganmu yang merenggut nyawa dua orang saudaraku."
Pek Mau Lojin menenggak lagi araknya, lalu berkata sambil
menarik napas panjang, "Sesuka-mulah...!" Ia lalu memutar lagi
tubuhnya menghadapi peti jenazah Souw Teng Wi dan Lui Siu
Nio-nio, katanya keras, 1057 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Souw Teng Wi dan Lui Siu Nio-nio, kalian melihat dan
mendengar sendiri! Alangkah membosankan hidup ini, selalu
terbentur permusuhan! Tanpa kucari, lagi- lagi aku ditambahi
seorang musuh..." Lee Ing segera melangkah maju. "Ouw Bin Hosiang dan saudarasaudaranya telah kena bujuk oleh
Bu Lek Hwesio, menjadi kaki
tangan Auwyang Tek yang jahat. Kemudian melihat Bu Lek
Hwesio sendiri dibunuh Auwyang Tek, masih tidak sadar dan
terus menjadi anjing-anjing pemuda bangsawan itu. Dari sini saja
dapat diukur bagaimana macamnya watak Hui-niu Sam-lojin. He,
hwesio gundul jangan banyak tingkah. Biarpun dua orang
saudaramu terbunuh oleh Pek Mau Lojin, akan tetapi akulah
orangnya yang merobohkan mereka. Kalau kau tidak terima,
boleh kau balas kepadaku!"
Ouw Bin Hosiang melangkah muudur memberi hormat kepada
Lee Ing, lalu berkata keras, "Jelaslah sudah sekarang. Kiranya
nona rouaa yang lihai telah mengalahkan dua orang saudaraku.
Tidak tahu siapakah nama besar lihiap?"
"Aku Souw Lee Ing, kau ingat baik-baik."
11 1058 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hwesio itu berubah air mukanya. "Hemmin, tidak tahunya puteri
Souw Teng Wi sendiri. Baik, takkan pinceng lupakan nama itu."
Setelah berkata demikian, hwesio Ini menghampiri dua peti mati
saudara-saudaranya, lalu memanggul pergi dua peti mati itu di
kedua pundaknya. Kemudian ia berlari cepat meninggalkan Tapie-san. Apa yang ia lakukan ini saja
sudah membuktikan betapa hebat tenaga hwesio itu, akan tetapi di hadapan orang orang
pandai, ia kelihatan tidak berarti.
Setelah hwesio Itu pergi, perhatian Lee Ing kembali kepada peti
jenazah ayahnya, la melompat maju dan berlutut di depan peti
mati, dengan kedua tangan gemetar ia menerima hio yang
dinyalakan oleh Pek Mau Lojin, bersembahyang mengangkat hio
dengan muka pucat dan air mata menitik turun. Bibirnya
bergerak-gerak, "Ayah..." Dan hio itu terlepas dari tangannya,
tubuhnya limbung dan Lee Ing terguling, roboh pingsan! Setelah
mengalami segala peristiwa yang amat tegang menekan hatinya,
setelah semua peristiwa itu lewat, gadis yang terlampau banyak
menahan kedukaan hatinya ini tak kuat lagi menahan dan roboh
pingsan di depan peti mati ayahnya.
la tidak tahu betapa tiga orang pemuda melompat maju dan
beramai menolongnya. Mereka itu adalah Siok Bun, Han Sin, dan
Siok Ho. Bagaimana mereka bisa sampai di situ" Mari kita
mundur sebentar dan mengikuti jejak mereka sebelum mereka
berkumpul di tempat itu untuk menyaksikan Lee Ing terguling
pingsan di depan peti mati ayahnya.
1059 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Liem Han Sin datang ke Bukit Ta-pie-san bersama dengan Pekkong-sin-kauw Siok Beng Hui dan
Pek-kong-sin-ciang Bu Kam Ki,
nelayan tua di Telaga Tung-ting yang bukan lain adalah guru dari
Siok Beng Hui. Seperti telah dituturkan di bagian depan, setelah
bertemu dengan Siok Beng Hui, Han Sin lalu berpisah dengan
Lee Ing. Pemuda ini diajak oleh Siok Beng Hui untuk menunjukkan di
mana adanya gurunya, Bu Kam Ki. Makin dekat dengan Telaga
Tung-ting, makin gelisah dan tidak enak hati Han Sin, Bertemu
kembali dengan Bu Kam Ki baginya tidak apa-apa, akan tetapi
bertemu dengan Bu Lee Siang, amat tidak enak rasanya bertemu
dengan gadis yang pernah menggantung diri karena ia menolak
usul perjodohan dengan gadis itu.
12 Hari telah senja ketika Han Sin dan Beng Hui memasuki wilayah
Tung-ting, kira-kira masih tiga puluh li lagi dari kampung tempat
tinggal Bu-Lo-hiap. "Masih jauhkah?" tanya Siok Beng Hui.
"Kurang lebih tiga puluh li lagi," jawab Han Sin.
1060 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kalau begitu kita harus mempercepat perjalanan agar jangan
kemalaman di tengah jalan," kata pula Siok Beng Hui.
"Memang, apa lagi sebentar lagi kita memasuki hutan. Akan
tetapi kalau lo-enghiong mengerahkan seluruh kepandaian, mana
siauwte mampu mengimbangi kecepatanmu?"
"Kita berjalan menurut ukuran ilmu larimu." Memang Siok Beng
Hui biasa bicara singkat. Sangat tidak menyedapkan hati Han Sin
yang belum lama Ini melakukan perjalanan di samping seorang
gadis jenaka dan "cerewet" yang menyenangkan hatinya!
Akan tetapi pada saat dua orang ini memasuki hutan, dari arah
kiri berlompatan tiga orang menghadang. Alangkah kaget hati
Han Sin ketika melihat bahwa mereka ini bukan lain adalah Sin-jiu
Ciong Thai, jago Lembah Yang-ce bersama interinya, Bu-eng Sinkiam Giam Loan, dan adiknya,
Ciong Sek! Han Sin menjadi heran
sekali. Bagaimana tiga orang itu masih hidup" Menurut
perhitungannya, sudah hampir dua bulan semenjak mereka itu
terluka oleh pukulan Pek-kon-sin-ciang dari Bu Kam Ki dan kini
mereka masih segar bugar. Padahal menurut Bu Kam Ki, paling
lama tiga hari semenjak hari itu mereka akan tewas!
1061 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Beng Hui tidak mengenal mereka maka berhenti dan
memandang dengan mata bertanya. Ketika dengan suara
perlahan Han Sin membisikkan siapa adanya tiga orang itu, muka
Siok Beng Hui menjadi merah. Jadi mereka inikah yang telah
membunuh tunangan puteri suhunya" Mereka ini musuh suhunya
dan berarti musuhnya pula. Sementara itu, Bu-eng Sin-kiam Giam
Loan si genit cabul yang melihat Han Sin segera memperlihatkan
senyumnya. Hatinya girang sekali.


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kebetulan kau datang, Mana perempuan siluman itu" Mengapa
tidak sekalian datang agar kami mudah memberi hukuman?"
katanya garang. Tentu saja ucapan ini hanya kesombongan
kosong belaka. Giam Loan sudah cukup tahu bahwa kepandaian
13 Lee Ing luar biasa tingginya dan bahwa dia dan suami serta
iparnya takkan mampu mengalahkannya. Akan tetapi karena
memang sejak tadi ia dan suami serta iparnya mengikuti Han Sin,
maka tahulah dia bahwa Lee Ing tidak bersama pemuda itu, juga
Bu-lohiap tidak kelihatan. Kalau ada dua orang itu, mana dia dan
suaminya berani muncul" Han Sin maklum bahwa mereka tidak
mengandung maksud baik. "Aku dan nona Souw tidak mempunyai urusan dengan kalian,
malah-malah sedikit banyak aku dan nona Souw sudah berusaha
untuk menolong kalian. Mengapa kalian memperlihatkan sikap
bermusuhan?" Dahulunya memang Han Sin mengharapkan
bantuan tiga orang ini dalam pergerakan Tiong-gi-pai kelak. Akan
tetapi setelah ia mengenal watak mereka yang curang dan palsu,
1062 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ia sekarang tidak sudi lagi bersekutu dengan mereka dan tidak
mau bersikap menghormat seperti yang sudah-sudah.
"Bocah she Liem! Bisa saja kau membuka mulut. Pertolongan
apa yang kau telah berikan kepada kami" kau bersekongkol
dengan tua bangku she Bu, memberi obat palsu kepada kami.
Kalau tidak bertemu dengan susiok (paman guru) yang pandai
mengobati, apa kau kira kami bertiga sekarang masih dapat
bertemu muka dengan kau?" kata Sin-jiu Ciong Thai dengan
marah. Han Sin tersenyum mengejek. "Obat palsu atau bukan, bukan
urusanku. Buktinya, aku dan nona Souw sudah berusaha
menolongmu. Kau terima atau tidak juga bukan urusanku. Akan
tetapi kau sekeluargamu tidak menghargai pertolongan orang,
malah hendak mempergunakan siasat licik untuk mencelakai aku
dan nona Souw. Ciong Thai, kau sekarang membawa isteri dan
adikmu,menghadang perjalananku, mau apakah?"
"Menghancurkan kepalamu, apa lagi!" bentak Ciong Sek yang
sudah mencabut siang-kiam (pedang pasangan) dan menusuk
dengan gerakan dahsyat. 1063 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bagus, Memang kalian bertiga bukan manusia baik baik!" kata
Han Sin yang cepat mengelak sambil mengeluarkan sepasang
senjatanya, yaitu kipas dan pit. la maklum bahwa tiga orang ini
bukanlah orang-orang lemah, akan tetapi sedikitpun Ia tidak
memperlihatkan rasa takut.
"Keparat, kali ini kau tentu mampus!" bentak Ciong Thai sambil
14 bergerak maju, kedua tangannya mulai melancarkan pukulanpukulan jarak jauh yang lihai.
"Orang muda, kalau kau mau berlutut minta ampun dan
selanjutnya mau menjadi bujangku, aku akan mengampuni
nyawamu!" terdengar Giam Loan tertawa genit dan
menggerakkan pedangnya maju ke depan. Dikeroyok oleh tiga
orang ini dan mendengar ucapan-ucapan mereka, terutama sekali
ucapan Giam Loan, darah Han Sin mulai bergolak.
"Persetan dengan kalian bertiga orang-orang busuk!" bentaknya
dan kipas serta pitnya bekerja cepat sekali, melakukan penjagaan
diri sambil mencari kesempatan membalas serangan. Akan tetapi
sukar sekali ia mendapatkan kesempatan ini karena tiga orang
lawannya memang amat lihai. Tiba-tiba kelihatan dua sinar putih
yang berkilauan menyambar ke dalam gelanggang pertempuran,
dan terdengar bentakan keras, "Tiga ekor binatang tak tahu malu,
pergilah!" 1064 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ciong Sek yang mula-mula menerima serangan dua gulung sinar
putih ini dengan sepasang pedangnya, kaget sekali karena
merasa tangannya tergetar. Ketika ia memandang, ia melihat
bahwa yang menyerangnya adalah orang tua yang tadi datang
bersama Han Sin, yang menyerang dengan menggunakan
sepasang senjata gaetan berwarna putih. Juga Ciong Thai kaget
melihat hebatnya serangan ini, maka ia melompat mundur diikuti
oleh isteri dan adiknya sambil berseru,
"Siapa kau berani mencampuri urusan Sin-jiu Ciong Thai
sekeluarga?" Siok Beng Hui menggerak-gerakkan sepasang senjatanya di
depan dada, lalu berkata keren, "Orang she Ciong! Suhu telah
memberi ampun kepadamu, itu bukan berarti bahwa kau dan
keluargamu masih mempunyai kebaikan, melainkan menunjukkan
betapa Suhu masih menaruh kasihan kepada kalian bertiga. Akan
tetapi kalian tidak tahu diri, tidak bertobat malah memperlihatkan
yang tidak parut. Aku sekarang hendak mewakili suhu
menyelesaikan hukuman yang setengah-setengah itu!"
Mendengar ini, Ciong Thai memandang kepada Siok Beng Hui
dengan tajam lalu pandang matanya memperhatikan sepasang
senjata kaitan itu. 1065 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Aha, bukankah kau yang disebut Pek-kong-sin-kauw Siok Beng
15 Hui?" Sinar mata tiga orang itu menjadi berapi. "Bagus, luput gurunya,
mendapatkan muridnyapun baik!" bentak Ciong Sek yang tak
dapat menahan sabar lagi, sepasang pedangnya menyambar.
Siok Beng Hui menangkis dengan sepasang kaitannya dan di lain
saat ia telah dikeroyok oleh Ciong Thai dan Ciong Sek. Adapun
Giam Loan bagaikan seekor serigala betina menerjang Han Sin
dengan pedang tunggalnya yang tentu saja tidak didiamkan oleh
Han Sin, ditangkis oleh kibasan kipasnya dan pitnya menyambar
melakukan serangan balasan yang tak kalah dahsyatnya.
Pertarungan berlangsung makin seru. Han Sin dengan sepasang
senjatanya yang ringan dan mempunyai gaya tersendiri, masih
dapat mengimbangi permainan pedang Bu-eng Sin-kiam Giam
Loan yang cepat bukan main, yang memiliki ilmu pedang cabang
Go-bi-pai yang sudah tersohor kelihaiannya. Akan tetapi,
betapapun lihai permainan sepasang kaitan dari Pek-kong Sinkauw Siok Beng Hui, menghadapi
keroyokan Ciong Thai dan Ciong Sek, ia merasa kewalahan juga dan terdesak hebat.
Walaupun demikian, tidak mudah bagi kakak beradik she Ciong
itu untuk mengalahkan Siok Beng Hui.
1066 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Untuk dapat mendesak saja mereka harus mengerahkan seluruh
tenaga dan mengeluarkan seluruh kepandaian mereka. Han Sin
dengan hati-hati sekali menghadapi pedang di tangan Giam Loan
yang memiliki gerakan cepat. Seperti juga suaminya. Giam Loan
yang maklum bahwa dengan pemuda tampan ini tak dapat
dipergunakan jalan halus, kini ia menyerang mati-matian,
mengeluarkan seluruh kepandaian dan tenaganya.
Setelah lewat lima puluh jurus, tiba-tiba Giam Loani
mengeluarkan pekik nyaring dan pedangnya bergerak bagaikan
ular menyambar dengan getaran aneh. Inilah gerak tipu Sin-coaliak-sui (Ular Sakti Menyambar Air)
dari Ilmu Pedang Go-bi Kiamhoal yang hebat. Gerakan ini membutuhkan pengerahan tenaga
dalam yang sepenuhnya baru sempurna. Han-Sin kaget bukan
main karena pedang lawan seakan-akan berobah menjadi banyak
dan yang menyambarnya dari pelbagai jurusan. Cepat ia
mengerahkan tenaga, menangkis dengan pit dan menggoyangkan kipasnya. "Praaakkk!" Ujung kipasnya sobek oleh pedang lawan dan ujung
16 pedang itu yang sudah menembus kipas, meluncur ke arah
tenggorokannya! Han Sin mengeluarkan seruan kaget dan
menjatuhkan diri ke belakang. Akan tetapi sebetulnya ia tak perlu
melakukan gerakan ini karena tiba-tiba sekali Giam Loan menjadi
limbung, pedangnya terlepas dari pegangan dan sambil
mengeluh ia meraba-raba dadanya. Itulah kesempatan yang amat
baik kalau Han Sin mau menyerang lawannya.
1067 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi pemuda ini adalah seorang pendekar tulen. Mana ia
mau menyerang lawan yang tidak menjaga diri" la malah
menahan kedua senjatanya dan hanya berdiri memandang
dengan penuh keheranan. Ia tahu bahwa ia tadi berada dalam
keadaan tidak menguntungkan, malah berbahaya sekali.
Mengapa sekarang tanpa ia menggerakkan tangan, lawannya
yang lihai ini terhuyung-huyung Seperti orang terluka hebat"
Sekilas ia teringat kepada Lee Ing.
Gadis itukah yang kembali dan membantunya" Siapa lagi kalau
bukan Lee Ing yang dapat memukul roboh orang tanpa
memperlihatkan diri" Akan tetapi, ia tidak percaya kalau Lee Ing
melakukan pukulan yang begini curang. Hatinya berdebar di
antara kegirangan dan juga. kecemasan. Girang karena ada
kemungkinan berjumpa lagi dengan Lee Ing, akan tetapi cemas
kalau-kalau benar Lee Ing yang melakukan penyerangan gelap
itu. Betapapun besar rasa cintanya terhadap gadis itu, tetap saja
ia tidak membenarkan penyerangan gelap yang sama sekali tidak
seharusnya dilakukan oleh orang gagah.
Sementara itu, Giam Loan kelihatan makin payah. Mukanya pucat
sekali dan la terhuyung-huyung lalu roboh terguling. Mulutnya
hanya bisa berkata perlahan, "Pek-kok Sin-ciang..." dan nyonya
muda yang di waktu hidupnya berwatak cabul, genit dan kotor ini
menghembuskan napas terakhir!
1068 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Melihat isterinya roboh, Ciong Thai kaget sekali.
"Celaka..., kita telah melanggar larangan Ang-susiok...!" Dan
aneh sekali, tiba-tiba diapun terhuyung ke belakang.
Siok Beng Hui yang terheran melihat ini, lebih heran lagi ketika
tiba-tiba senjatanya yang menangkis sepasang pedang Ciong
Sek, berhasil membuat sepasang pedang itu terlepas dari
pegangan lawan, kemudian juga Ciong Sek terhuyung-huyung
lalu roboh mengikuti kakaknya yang sudah roboh lebih dulu.
Seperti halnya Giam Loan, dua orang laki-laki ini mengeluh dan
17 dalam sekejap mata tewas dengan luka menjadi putih sekali. Siok
Beng Hui dan Han Sin berdiri bengong saling pandang. Siok
Beng Hui lalu membungkuk, memeriksa muka Ciong Thai, lalu
berseru, "Ah, kiranya mereka telah menjadi korban pukulan suhu!" Ia mulai
menengok ke kanan kiri, melihat kalau suhunya berada di situ.
Akan tetapi bukan Pek-kong Sin-ciang Bu Kam Ki yang datang
melainkan seorang bocah gundul yang berlari cepat ke tempat itu.
Bocah ini adalah Ciong Swi Kiat, putera Ciong Thai.
Melihat ayahnya menggeletak di atas tanah dalam keadaan tidak
bernyawa lagi, bocah gundul yang baru berusia dua belas tahun
itu berlari menghampiri sambil menangis, lalu menubruk
memeluki mayat ayahnya. 1069 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ayah, bangunlah... Jangan mati, ayah. Jangan tinggalkan aku
seorang diri... aku cinta padamu, aku tidak benci padamu....
bukan kau yang jahat terhadap aku melainkan ibu tiriku....,
ayah.... bangunlah....!"
Anak itu menangis terus dan mengguncang-guncang tubuh
ayahnya. Ketika usahanya sia-sia belaka dan ia yakin takkan
mampu membangunkan ayahnya, ia menahan isaknya,
menggerakkan kepalanya dan kini ia memandang kepada Han
sin dan Siok Beng Hui. Sepasang mata yang tajam itu seperti
mengeluarkan api. Kemudian sambil berteriak nyaring bocah
gundul itu melompat dan menyerang Han Sin dan Siok Beng Hui
dengan kalang kabut! "Keturunan orang jahat kalau tidak dibasmi, kelak menimbulkan
keributan saja," kata Siok Beng Hui, siap untuk menyerang.
Akan tetapi Han Sin mencegah. "Harap Siok lo-enghiong
menaruh kasihan bocah ini. Dia tidak sejahat mereka."
Selagi Siok Beng Hui ragu-ragu, dari arah datangnya anak gundul
tadi, berkelebat bayangan merah, dan tahu-tahu seorang kakek
berjubah merah, bertopi merah sehingga kelihatan seperti
1070 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
seorang badut, telah berada di situ dan menarik lengan Ciong Swi
Kiat ke belakang. Kemudian kakek jubah merah ini melirik ke arah
tiga mayat yang bergeletakan di situ. Ia menarik napas panjang
dan berkata, "Kodrat tak dapat dirobah. Belum seratus hari sudah berani
18 berkelahi mengerahkan Iweekang. Sama dengan membunuh diri
sendiri!" Setelah berkata-kata seorang diri, ia menoieh kepada
Siok Beng Hui dan Han Sin, mengerutkan kening dan bertanya,
"Kalian ini orang-orang apa, melihat tiga orang sudah terluka
berat masih diajak bertanding sampai mereka mati sendiri?"
Begitu melihat munculnya kakek aneh ini, Siok Beng Hui sudah
menjadi terkejut sekali. Biarpun selama hidupnya belum pernah ia
melihat kakek ini sebelumnya, namun ia sudah sering kali
mendengar akan adanya seorang tokoh kang-ouw aneh yang
berjubah merah. Orang itu hanya dikenal sebagai Ang Sinshe
(Tabib Ang) dan selain memiliki ilmu silat yang tinggi juga terkenal
sebagai seorang tukang obat yang pandai. Sayangnya, nama
Ang Sinshe tidak begitu harum karena praktek-prakteknya yang
kotor. Dia termasuk seorang tokoh Hek-to yang ditakuti, akan
tetapi tidak dimusuhi oleh orang-orang gagah karena selain ia
kadang-kadang suka menolong orang-orang sakit, juga sudah
lama tokoh ini tidak muncul di dunia ramai sehingga sepak
terjangnya tidak begitu menyolok.
1071 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kalau aku tidak salah duga, bukanlah locian-pwe ini Ang
Sinshe?" tanya Siok Beng Hui sambil melangkah maju. Kakek
baju merah itu terbatuk-batuk, batuk buatan yang agaknya sudah
menjadi kebiasaannya. "Kau Siapa sudah tahu namaku dan mengapa berkelahi dengan
orang-orang sakit?" "Siauwte Siok Beng Hui tidak tahu bahwa mereka itu menderita
luka. Karena mereka menghina Pek kong Sin-ciang Bu Kam Ki
dan orang tua itu adalah guruku maka...."


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Oho... jadi kau murid Bu Kam Ki" Bagus, Dia menghina murid
keponakanku, apa dikira aku tidak bisa menyerang muridnya"
Ha-ha-ha, orang she Siok, kau harus mengantar murid
keponakanku ke alam baka!" Setelah berkata demikian tiba-tiba
tangan kakek itu bergerak dan segulung sinar merah menyambar
cepat dan kuat sekali ke arah kepala Siok Beng Hui. Itulah ujung
lengan baju kakek itu yang digerakkan dengan tenaga Iweekang
yang luar biasa kuatnya sehingga kain baju itu menjadi seperti
sebatang loya baja yang kuat. Jangankan baru kepala seorang
manusia, biarpun kepala patung batu kiranya akan hancur lebur
kalau terkena pukulan ujung lengan baju yang sudah membaja
ini! 1072 19 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Orang tua, jangan sombong!" bentak Siok Beng Hui sambil
melompat mundur dan menggerakkan kaitannya menangkis.
Akan tetapi alangkah terkejutnya ketika kaitannya yang kiri yang
dipergunakan untuk menangkis itu, ujungnya telah terlibat kain
baju merah dan tak dapat dibetot kembali. Sebaliknya, ia merasa
tenaga betotan yang demikian kuat sehingga kalau ia berkeras
mempertahankan kaitannya, tentu tubuhnya akan terbawa dan
tertarik ke arah lawan. Hal ini amat berbahaya. Setelah
mengerahkan seluruh tenaganya dengan sia-sia, akhirnya Siok
Beng Hui terpaksa melepaskan kaitan kirinya, terpaksa
mengorbankan sebatang kaitannya untuk menyelamatkan diri.
"Ho-ho-ho, begini saja kepandaian murid Bu Kam Ki"*' ejeknya.
"Siok lo-enghiong, aku datang membantumu!" kata Han Sin yang
melompat maju dengan sepasang senjatanya. Melihat senjata
pemuda ini, kakek itu mengeluarkan suara ketawa mengejek.
"Im-yang Thian-cu sendiri tak berani banyak berlagak di depanku.
Kau ini bocah ingusan mau memamerkan senjata-senjatamu"
Terimalah ini!" Sambil berkata demikian Ang Sinshe melontarkan
senjata kaitan yang tadi ia rampas dari tangan Siok Seng Hui ke
arah Han Sin. 1073 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lemparan ini kuat bukan main sampai mendatangkan angin
menyambar dan suara bersuitan ketika senjata itu bagaikan
sebatang anak panah menyambar ke arah dada Han Sin.
Pemuda ini maklum akan kelihaian kakek jubah merah itu, maka
ia tidak berani sembarangan menyambut dengan tangan. Ia
menangkis dengan kipasnya dan menyampok dengan pitnya.
Terdengar suara keras dan kipas yang tadi sudah bolong oleh
pedang Giam Loan, sekarang bolong lagi pinggirnya terkena
kaitan, sedangkan pitnya hampir terpukul jatuh.
Baiknya Han Sin cepat memutar pit itu dan menggerakkan kipas
dengan gerakan memutar pula sehingga daya pukul kaitan itu
musnah, malah senjata Siok Beng Hui dapat dirampas kembali.
Han Sin dengan muka berubah saking kagetnya tadi, lalu
memberikan senjata itu kepada Siok Beng Hui, kemudian mereka
berdua cepat menyambut datangnya serangan Ang Sinshe yang
sudah datang, lagi dengan serbuannya, kini makin hebat karena
ia marah dan penasaran melihat serangan-serangannya tadi tidak
bisa sekaligus merobohkan dua orang, lawannya yang ia
pandang ringan. 20 Biarpun Han Sin dan Siok Beng Hui lihai dan berlaku amat hatihati, tetap saja mereka tidak dapat
mempertahankan diri terhadap
serangan kakek jubah merah itu yang benar-benar lihai sekali.
Kini dua buah ujung lengan bajunya mengamuk seperti sepasang
1074 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
naga berebut mustika, membuat pertahanan Han Sin dan Siok
Beng Hui menjadi kalang kabut. Betapapun juga, dua orang
gagah ini masih terus melakukan perlawanan dengan gigih dan
ulet. Puluhan jurus telah lewat dan tiba-tiba terdengar Ang Sinshe
mengeluarkan seruan keras sekali sambil memperhebat
serangannya. Baik Han Sin maupun Siok Beng Hui sendiri
berseru kaget ketika seruan lawan tangguh ini disusul dengan
gerakan kedua lengan Ang Sinshe yang mendadak bisa
memanjang sampai satu kaki lebih. Benar-benar hal yang
mustahil dan di luar dugaan sehingga dalam satu gebrakan saja
Han Sin sudah kena dicengkeram pundaknya dan Siok Beng Hui
kena ditotok lambungnya. Dua orang gagah ini berseru kesakitan dan terhuyung-huyung
mundur dengan muka pucat. Han Sin merasa pundaknya sakit
bukan main, baju di bagian pundaknya menjadi matang biru,
sakitnya bukan kepalang. Adapun Siok Beng Hui yang mencoba
mempertahankan diri tetap saja tidak kuat dan terguling roboh
dengan muka menjadi pucat sekali.
''Ho-ho-ha-ha, cuma sebegitu saja kepandaian kalian?"
1075 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tiba-tiba kelihatan debu mengepul dan angin pukulan yang
dahsyat menghantam ke arah Ang Sinshe, dibarengi bentakan
nyaring, "Dukun siluman she Ang, kau benar-benar keterlaluan!"
Ang Sinshe yang menghadapi pukulan dari jauh ini cepat
menyodorkan kedua tangan mendorong ke depan. Akan tetapi
tidak urung ia terdorong mundur sampai dua langkah. Ketika ia
memandang, ternyata seorang kakek gagah berpakaian
sederhana sudah berada di depannya. Pek-kong Sin-ciang Bu
Kam Ki sendiri yang datang!
Ahg Sinshe menyeringai. Kedua tangannya yang tadi
"memanjang" perlahan-lahan menjadi biasa lagi dan ia tersenyum
melihat Bu Kam Ki memeriksa luka yang di derita oleh muridnya,
Siok Beng Hui, dan Han Sin. Kemudian Bu Kam Ki menyuruh dua
orang itu minggir dan menghadapi Ang Sinshe dengan muka
merah dan keren. 21 "Dukun siluman! Kau benar tak tahu malu menjual kepandaian
sulap di depan muridku. Kalau kau memang berkepandaian,
marilah lawan aku, tua sama tua. Jangan main-main seperti anak
kecil!" Ang Sinshe terbatuk-batuk, batuk buatan yang sudah
menjadi kebiasaannya. 1076 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Pek-kong Sin-ciang Bu Kam Ki, semua adalah kesalahanmu
sendiri. Sudah puluhan tahun kau bersembunyi. Seperti juga aku,
menyaring pikiran menenteramkan hati tidak mencampuri urusan
dunia. Kenapa kau tahu-tahu menurunkan tangan keji melukai
muridku Ciong Thai dan Ciong Sek Serta isteri Ciong Thai
dengan Pek-kong Sin-ciang" Semua ini tadinya masih kuanggap
bahwa mungkin murid-muridku ada yang kurang ajar kepadamu
maka kau memberi hajaran. Tidak apalah dan aku masih
sanggup mengobati mereka dengan pantangan tidak boleh
mengerahkan Iweekang selama seratus hari.
Sebetulnya mereka bertiga takkan tewas kalau tidak melanggar
pantangan. Akan tetapi celakanya hari ini muridmu lagi datang
mengajak mereka bertempur sehingga mereka terpaksa
mengerahkan lweekang dan akibatnya mereka tewas. Bukankah
ini sma*nu artinya dengan kau bersekongkol dengan muridmu
dan membunuh mereka?"
"Orang she Ang. betul-betulkah Ciong Thai dan Ciong Sek itu
muridmu?" "Sungguhpun bukan muridku sendiri, akan tetapi mereka itu
sudah kuanggap sebagai murid keponakanku. Bukankah itu
berarti bahWa mereka itu murid-muridku pula yang patut kubela?"
1077 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
BU Kam Ki mengangguk-angguk. "Kalau begitu memang sudah
selayaknya kau membela mereka. Akan tetapi, Ang Sinshe, kau
tahu satu tidak tahu dua. Kau hanya tahu mereka itu terluka oleh
pukulanku akan tetapi tidak mau perduli apa sebabnya aku
memukul mereka! Kau ingin tahu sebab-sebabnya". Nah,
dengarlah baik-baik."
Bu Kam Ki lalu menceritakan tentang perbuatan Giam Loan yang
membunuh calon mantunya bersama Ciong Sek, hanya karena
calon mantunya itu menolak untuk diajak bermain kotor oleh
wanita cabul itu. Kemudian ia menceritakan pula tentang usaha
Han Sin hendak menolong mereka akan tetapi malah akhirnya
22 hendak diracuni dan dijadikan korban nafsu kebinatangan suami
isteri keparat itu. Semua ia tuturkan dengan jelas.
"Pemuda yang kau lukai inilah yang bernama Liem Han Sin." Bu
Kam Ki menutup penuturannya.
Ang Sinshe nampak terkejut. Tak disangkanya bahwa Ciong Thai
dan isteri serta adiknya mempunyai kesalahan demikian
besarnya, la memandang ke arah Bu Kam Ki dan Han Sin
dengan pandang mata penuh selidik. Ia sudah terlanjur membela
murid-murid keponakannya, bahkan sudah terlanjur melukai Han
Sin dan Siok Beng Hul. Ia merasa malu untuk mundur, maka
dengan nekat ia berkata. 1078 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bu Kam Ki, ada peribahasa kuno yang menyatakan bahwa
mengakui kesalahan sendiri lebih sukar dari pada melihat
punggung sendiri. Mana di dunia ini ada orang berani mengakui
kesalahannya" Ceritamu memang bagus, akan tetapi setelah tiga
orang ini mati, bagaimana aku bisa memeriksa kebenarannya"
Boleh jadi kau masih belum tentu membohong, akan tetapi orang
muda ini yang bernama Han Sin, siapa bilang dia tidak
membohong dan memfitnah murid-muridku?"
Bu Kam Ki mengangkat dada, sikapnya Angkuh dan keren. "Ang
Sinshe, pernahkah kau mendengar aku orang she Bu
berbohong" Apa yang kuceritakan kepadamu tadi semua benar
dan aku berani mempertaruhkan nyawaku untuk kebenarannya.
Adapun orang muda ini, dia adalah Liem Han Sin murid Im-yang
Thian-cu, juga dia sudah dipercaya menjadi utusan dan petugas
Tiong-gi-pai. Mana boleh diduga ia membohong" Pendeknya,
semua kesalahan sehingga kematian tiga orang ini adalah karena
perbuatan mereka sendiri yang tidak patut dan kau sekarang
setelah mendengar penjelasannya, apakah masih hendak
membela?" Ang Sinshe ragu-ragu, akan tetapi kalau ia mundur sama halnya
dengan ia menyatakan takut terhadap Pek-kong Sin-ciang.
1079 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bu Kam Ki, tidak perduli siapa yang betul dan siapa yang salah,
yang jelas mereka bertiga orang-orang muda ini tewas karena
pukulanmu, oleh karena itu harus kubela. Akan tetapi oleh karena
akupun meragukan kebenaran mereka, biarlah kita main-main
sebentar. Kalau aku kalah, sudahlah aku tidak akan menarik
panjang dan luka-luka muridmu dan pemuda itu akan kuobati
23 sampai sembuh. Akan tetapi kalau kau tidak bisa memenangkan
aku, anggap saja kematian dua orang yang kulukai itu sebagai
pengganti kematian murid-murid keponakanku."
BU Kam Ki terkejut sekali. Tadi ketika ia memeriksa luka totokan
di lambung muridnya dan luka cengkeraman di pundak Han Sin,
memang ia Sudah menduga bahwa kakek jubah merah itu
menggunakan hawa beracun yang jahat. Sebagai seorang ahli
pengobatan, tentu saja Ang Sinshe pandai mempergunakan
racun. Sekarang mendengar omongan Ang Sinshe, tak dapat
diragukan lagi bahwa memang nyawa Siok Beng Hui dan Hari Sin
terancam bahaya maut. "Ang Sinshe, tantanganmu ini memang cukup adil. Majulah!"
Dua orang kakek tua itu saling berhadapan penuh kewaspadaan
dan siap siaga bagaikan dua ekor ayam jago sedang berlagak
hendak saling terkam. Siok Beng Hui dan Han Sin menahan rasa
sakit, menonton pertandingan itu dehgan hati berdebar. Hanya
Ciong Swi Kiat bocah gundul itu yang duduk dengan muka penuh
1080 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kesedihan dan menunggu mayat ayahnya yang sudah Ia angkat
ke pinggir. Setelah mengukur wibawa masing-masing dengan pandang
mata, dua orang kakek itu mulai bergerak. Pertama-tama Ang
Sinshe yang menyerang lebih dulu, menggerakkan dua
lengannya dan sekaligus dua tangan dan ujung lengan baju
menyerang dengan hebat ke arah empat bagian tubuh yang
berbahaya dari Bu Kam Ki, Kakek berpakaian nelayan tua ini
maklum akan kehebatan Serangan lawan, cepat ia memasang
kuda-kuda dan menangkis dengan Pek-kong Sin-ciang. Ia
berhasil menghindarkan diri dari serangan itu, akan tetapi tidak
urung kuda-kuda kakinya tergempur juga, membuat Bu Kam Ki
terhuyung ke belakang tiga langkah. Akan tetapi dengan amat
cepatnya Bu Kam Ki mengirim serangan balasan, memukul
dengan Pek-kong Siu-ciang. Hawa pukulan yang dahsyat
menyambar, membuat debu tanah berhamburan.
Ang Sinshe sudah bersiap siaga. Ia mengebutkan kedua lengan
bajunya sambil mengerahkan Iweekangnya. Akan tetapi
terdengar suara "brettl" dan ternyata dua ujung lengan bajunya
menjadi hancur dan dia sendiri terhuyung sampai lima langkah ke
belakang. Muka Ang Sinshe menjadi semerah warna jubahnya. Dalam
segebrakan ini saja sudah dapat diukur bahwa tenaga dalam. Bu
1081 24 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kam Ki memang setingkat lebih tinggi dari pada tenaganya. Akan
tetapi, mana dia mau mengalah begitu mudah" Sambil
mengeluarkan suara ketawa aneh, ketawa yang mengandung
hawa khikang, kakek baju merah itu menyerbu, kini
menggunakan kedua tangan yang sudah mulur panjang seperti
sepasang tangan raksasa. Ia menggunakan keuntungan tangan panjang ini untuk
menyerang dengan gerak cepat, tidak memberi kesempatan
kepada Bu Kam Ki untuk mempergunakan ilmu pukulan Pek-kong
Sin-ciang jarak jauh. Pendeknya, kakek jubah merah yang cerdik
ini tidak mau menggunakan pertempuran mengadu tenaga, akan
tetapi hendak mencari kemenangan mengandalkan kecepatannya. Akan tetapi ia kecele kalau mengira akan dapat mengalahkan Bu
Kam Ki dengan cara ini. Bu Kam Ki adalah seorang tokoh


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

persilatan yang tinggi ilmu silatnya, juga selama ia tidak muncul di
dunia kang-auw, dia tidak menyia-nyiakan. kepandaiannya, malah
sering kali dilatih dan ditambah mana yang dirasa kurang
sempurna. Oleh karena itu, menghadapi serangan hebat ini ia
dapat mengimbanginya. Terjadilah perang tanding yang amat
seru dan cepat, membuat Han Sin dan Siok Beng Hui
memandang kagum dan lupa akan rasa sakit yang diakibatkan
oleh luka-luka mereka. Sembilan Pembawa Cincin 7 Mengurung Bidadari Karya A Rita Si Kangkung Pendekar Lugu 6
^