Pencarian

Pusaka Gua Siluman 14

Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Bagian 14


1082 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ang Sinshe itu lihai sekali..." kata Han Sin kagum.
"Akan tetapi suhu pasti akan dapat mengatasinya," kata Siok
Beng Hui dengan suara tetap. Ia udah tahu akan cara bertempur
suhunya dan karenanya ia merasa yakin bahwa akhirnya
suhunya gkan menang. Memang tidak berkelebihan keyakinan hati Siok Beng Hui ini.
Setelah pertempuran berlangsung empat puluh jurus lebih,
kelihatan bahwa Bu Kam Ki mulai dapat mendesak lawannya.
Sungguhpun tidak mudah bagi kakek sakti ini untuk mengalahkan
lawannya yang tangguh, akan tetapi perlahan-lahan ia mulai
membuat Ang Sinshe kewalahan sekali.
"Bu Kam Ki, kau makin tua makin lihai!" kata Ang Sinshe sambil
25 terengah mengatur napas ketika ia melompat mundur. Kemudian
ia mengeluarkan serangannya yang terakhir, yang paling dahsyat,
yaitu dengan serudukan kepala. Ilmu menyerang seperti ini hanya
terdapat dalam kalangan ahli silat golongan Hek-to, karena
orang-orang gagah tidak sudi mempergunakannya. Akan tetapi
jangan dipandang remeh penyerangan dengan kepala, ini, karena
seluruh hawa sinkang dikumpulkan di kepala dan jarang ada
orang sanggup menerima serudukan kepala Ang Sinshe!
1083 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Melihat ini, Bu Kam Ki menjadi marah. Kalau ia mau, tentu ia
dapat mengelak. Akan tetapi ia tidak mau dianggap takut
menghadapi serangan terakhir ini. Malah dengan menantang
sekali ia melembungkan perutnya untuk menerima serudukan
kepala Ang Sinshe! "Capp!" Kepala itu menancap pada perut Bu Kam Ki dan tak
dapat dicabut kembali. Keduanya mengerahkan tenaga dalam,
pertempuran mati-matian terjadi dalam keadaan yang amat lucu
itu. Kalau Bu Kam Ki tidak kuat, isi perutnya akan rusak
berantakan oleh hawa serudukan kepala Ang Sinshe. Sebaliknya
kalau Ang Sinshe yahg tidak kuat isi kepalanya akan terguncang
dan rusak. Baiknya Bu Kam Ki bukan seorang yang berhati kejam Melihat
perbandingan tenaga Iwee-kang, kiranya Ang Sinshe akan tamat
riwayat hidupnya kalau Bu Kam Ki mau berlaku kejam dan
meremukkan kepala lawan dengan gencatan perutnya. Akan
tetapi sebaliknya Bu Kam Ki yang tadi mengempiskan perut
menerima serudukan kepala, kini mengeluarkan pekik keras dan
perutnya dibesarkan. Bagaikan didorong oleh tenaga dahsyat,
tubuh Ang Sinshe terpental ke belakang dan jatuh berdebuk
dalam keadaan duduk. Tabib jubah merah ini terduduk dalam keadaan masih bileng
(pusing), matanya mendadak menjadi juling dan mulutnya peot,
1084 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kepalanya bergoyang-goyang seperti mendadak ada gempa
bumi. Ia cepat-cepat meramkan mata dan mengatur
pernapasannya. Perlahan-lahan jalan darahnya normal kembali
dan pikirannya menjadi jernih. Ia membuka matanya, menarik
napas panjang lalu merayap bangun dengan tubuh lemas.
"Pek-kong Sin-ciang memang hebat. Aku mengaku kalah...."
katanya. 26 "Ang Sinshe sungguh berlaku sungkan dan mengalah.
Kepandaianmu juga hebat sekali," kata Bu Kam Ki sejujurnya.
Memang, kalau dia tidak memiliki lweekang yang setingkat lebih
tinggi dari pada lawannya, akan sukar sekali untuk mengalahkan
tabib ini. Ang Sinshe lalu mengeluarkan obat-obat dari saku
bajunya yang lebar dan memberi obat bubuk berwarna pulih
untuk ditapalkan di pundak Han Sin dan obat merah untuk
diminum oleh Siok Beng Hui.
Bu Kam Ki sudah mengenal watak Ang Sinshe, yaitu biarpun dia
tergolong kaum Hek-to, akan tetapi amat menjunjung tinggi ilmu
pengobatan, maka segala macam obat yang dikeluarkan oleh
Ang Sinshe, amat boleh dipercaya. Dalam hal pengobatan, Ang
Sinshe boleh disejajarkan dengan Koai Yok Sian Si Dewa Obat
1085 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
yang gila di Thien-mu-san di dekat Nan-king. Karena percaya
bahwa obat-obat yang diberikan tentu akan menyembuhkan dua
orang itu. Bu Kam Ki menghaturkan terima kasih lalu mengajak
pergi Han Sin dan Siok Beng Hui.
Ang Sinshe dibantu oleh Ciong Swi Kiat lalu mengurus mayat
Ciong Thai, Ciong Sek dan Giam Loan, dikubur di tempat itu juga.
Adapun Bu Kam Ki setelah mendengar penuturan Siok Beng Hui
bahwa dua orang bekas sahabat baiknya, yaitu Tok-pi Sin kai dan
lm-kan Hek-mo, juga melakukan pengejaran terhadap Souw Teng
Wi, lalu menghela napas dan berkata,
"Agaknya dua orang saudaraku Itu masih penasaran karena
kekalahan kami puluhan tahun yang lalu oleh Bu beng Sin-kun.
Mlereka keliru dan hanya menuruti nafsu hati. Baiklah, biarlah,
biar aku ikut turun gunung dan mencegah mereka melakukan halhal yang memalukan. Souw-taihiap
tidak boleh diganggu!"
Demikianlah, Pek-kong Sin-ciang Bu Kam Ki bersama Han Sin
dan Siok Beng Hui lalu berangkat ke utara dan akhirnya
mendengar bahwa Souw Teng Wi terculik, mereka melakukan
pengejaran dan sampai di Ta-pie-san, di mana Bu Kam Ki sempat
menyaksikan dua orang sahabat baiknya itu kalah oleh Lee Ing
sehingga Tok-pi Sin-kai membuntungi sendiri tangannya yang
tinggal sebelah dan Im-kan. Hek-mo membikin buta matanya
sendiri! Dapat dibayangkan pula betapa girang hati Han Sin
1086 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
melihat Lee Ing di situ, girang tercampur duka dan terharu karena
ayah gadis itu, Souw Teng Wi, ternyata telah tewas di Bukit Tapie-san.
27 Setelah mengikuti perjalanan Han Sin sampai pemuda itu tiba di
Ta-pie-san, mari sekarang kita menengok perjalanan Siok Bun
dan Oei Siok Ho, karena dua orang pemuda ini datang di Ta-piesan bersama-sama, tak lama
setelah Han Sin tiba di situ.
Seperti telah diketahui, seperti juga halnya Liem Han Sin,
pemuda tampan gagah murid Kun-lun-pai Oei Siok Ho juga
mendapat tugas menghubungi orang-orang kang-ouw di selatan
di sepanjang Sungai Kan-kian. Berbeda dengan Han Sin yang
mengalami banyak hal mengesankan, adalah Siok Ho tidak
menemui rintangan apa-apa. Para orang gagah yang ditemuinya
rata-rata amat menghargai undangan dan ajakan Tiong-gi-pai dan
menyatakan kesediaan mereka membantu kelak apa bila
masanya tiba. Mereka Ini rata-rata memang tidak suka melihat
kelemahan kaisar yang menyerahkan segalanya ke dalam tangan
para menteri durna. Akan tetapi perjalanan yang dilakukan oleh Oei Siok Ho amat
lambat karena dia memang tidak tergesa-gesa dan melakukan
perjalanannya sambil menikmati keindahan pemandangan alam
di sepanjang jalan. Inilah sebabnya maka ketika ia mulai menuju
1087 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ke utara, Han Sin sudah lebih dulu melakukan perjalanan cepat
bersama Siok Beng Hui dan Bu Kam Ki.
Pada suatu hari, ketika Siok Ho sedang berjalan memasuki kola
Leng-bun, ia melihat seorang pemuda menunggang kuda cepat
keluar dari kota itu. Keadaan sudah menjelang senja, di situ sunyi
dan cuaca sudah remang-remang sehingga Siok Ho tidak segera
mengenal pemuda itu. Akan tetapi sebenarnya pemuda itu segera
mengenalnya karena menahan kudanya dan berseru memanggil,
"Oei-hiante (adik Oei)...!"
Siok Ho memandang dan berserilah wajahnya. Pertemuan ini
benar-benar tidak disangka-sangkanya dan amat menggembirakan hatinya. Setengah berlari ia menghampiri
pemuda berkuda itu dan berseru,
"Eh, kiranya Siok-twako (kakak Siok)! KaU hendak ke manakah?"
Pemuda berkuda itu memang Siok Bun adanya. Seperti telah
dituturkan di bagian depan, setelah dengan kaget mendapatkan
bahwa Souw Teng Wi lenyap, pemuda ini cepat melakukan
28 penyelidikan dan akhirnya jejak penculik-penculik pendekar besar
1088 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
itu membawanya ke selatan, menuju ke Ta-pie-san.
Pertemuannya dengan Siok Ho benar-benar membesarkan
hatinya karena ia maklum betapa lihainya Ang-sin-jiu Oei Siok Ho
Si Tangan Merah! "Oei hiante, kebetulan sekali bertemu dengan kau di sini.
Ketahuilah bahwa Souw-taihiap telah diculik orang dan
kemungkinan besar penculiknya adalah orang-orang Hoa-lianpai." Dengan singkat Siok Bun lalu
bercerita tentang kunjungan
Lee Ing ke kota raja dan betapa dia dan Lee ing yang pertamatama mendapatkan bahwa Souw
Teng Wi tidak berada di perahunya dan lenyap tak meninggalkan bekas kecuali tanda cap
jari-jari tangan di dinding bilik perahu.
Oei Siok Ho mengangguk, wajahnya yang tampan nampak
sungguh-sungguh dan alisnya yang hitam berkerut. Melihat wajah
Siok Bun nampak muram dan berduka ketika menceritakan hal
itu, ia dapat maklum dan berkata, "Aku tahu betapa buruk
keadaanmu dengan terjadinya hal itu, Siok-twako. Kau boleh
dibilang bertugas menjaga keselamatan Souw lo-enghiong, dan
tahu-tahu pada saat puterinya datang menjenguk, orang tua itu
tidak ada. Apakah nona Lee Ing marah kepadamu?"
Ditanya begini Siok Bun makin muram. "Itulah yang membuat
hatiku kesal sekali, hiante. Kalau nona Souw marah-marah dan
menyalahkan aku, kiranya aku akan menerima salah, biarpun
1089 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kesalahan itu tidak langsung kulakukan melainkan terjadi karena
keteledoran para penjaga. Akan tetapi, nona Souw sama sekali
tidak menyalahkan aku, malah dia segera melakukan pengejaran
sendiri dengan cepat. Akh, kalau aku tidak berhasil mendapatkan
kembali Souw-taihiap,.... bagaimana aku berani bertemu dengan
dia lagi?" Mendengar keluhan Siok Bun, Siok Ho memandang tajam. "Sioktwako, agaknya dia itu suka sekali
kepadamu, kalau tidak demikian halnya, tentu ia akan marah sekali kepadamu."
"Entahlah.. entahlah... mudah-mudahan ia dapat bertemu kembali
dengan ayahnya. Kasihan sekali nona itu.."
"Siok-twako, kau... cinta sekalikah kau kepadanya?"
Ditodong pertanyaan tiba-tiba ini, merah sekali wajah Siok Bun.
29 Tentu saja ia merasa malu untuk mengaku dan dia hanya
menjawab, "Adikku yang baik, bagaimana kau bisa bilang
demikian" Nona Souw adalah puteri Souw-taihiap, dan Souwtaihiap adalah orang yang amat kami
hargai. Tentu saja lenyapnya merupakan persoalan besar dan sudah menjadi
kewajibanku untuk berusaha sedapat mungkin mencarinya, biar
untuk itu aku harus berkorban nyawa"
1090 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Oei Siok Ho mengangguk-angguk tak sabar. "Bukann itu.
maksudku. Tentu saja semua orang harus membantu mencari
kembali Souw lo-enghiong. Akan tetapi.. apakah kau mencinta
nona Souw Lee Ing?" Hampir saja Siok Bun mengangguk. Kepada orang lain ia boleh
membohong, akan tetapi ia mempunyai perasaan yang luar biasa
terhadap pemuda ini. Bukan hanya karena Siok Ho pernah
menolongnya secara mengharukan sekali ketika ia terluka oleh
Hek-tok-ciang, akan tetapi ada sesuatu pada wajah dan sinar
mata pemuda itu yang membuat ia tak mungkin dapat
membohonginya. Akan tetapi baiknya ia teringat bahwa pemuda
inipun pernah bertemu dengan Lee Ing, pernah melihat Lee Ing.
Dari pertanyaan-pertanyaan pemuda ini yang agaknya
mengandung rasa cemburu, siapa tahu kalau-kalau pemuda
inipun mencinta Lee Ing! Ah, boleh jadi sekali. Lee Ing amat
gagah perkasa dan cantik-jelita, tidak aneh kalau setiap orang
pemuda mencintainya. Apa lagi pemuda seperti Siok Ho yang
amat gagah perkasa dan tampan sekali. Pikiran ini amat
mengganggunya, merupakan sekilat sinar yang memasuki
benaknya, membakar pikiran dan hatinya, membuat ia cemburu
dan panas akan tetapi wajah Siok Ho mengalahkan ini semua,
mengusir rasa cemburu dan membuat ia tak berdaya, mengalah.
Terhadap pemuda yang telah berlaku demikian berbudi seperti
1091 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Ho kepadanya, tak mungkin ia mau berebut cinta. Ia harus
mengalah... "Ti... tidak.." jawabnya gagap sambil menggeleng kepala.
Tiba-tiba Oei Siok Ho kelihatan marah. "Twa-ko, kau bohong!"
katanya dan pemuda ini segera pergi meninggalkan Siok Bun.
Tentu saja Siok Bun menjadi bengong sesaat. Memang ia telah
membohong, akan tetapi bagaimana pemuda itu dapat menduga
demikian tepat dan mengapa pula kelihatan marah" Tentu
30 cemburu, pikirnya. Celaka, tak salah lagi, tentu pemuda tangan
merah yang lihai ini mencinta Lee Ing. Saingan yang berat sekali.
"Oei-hiante... kau hendak ke manakah?" Siok Bun mengejar,
terheran melihat pemuda itu menjadi marah agaknya.
"Ke mana lagi kalau tidak ke Ta-pie-san?" jawab Siok Ho yang
masih terus berlari. "Kebetulan kalau begitul Akupun hendak ke sana!" seru Siok Bun
girang dan mempercepat larinya
1092 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
(Lanjut ke Jilid 25) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 25 untuk menyusul kawannya yang aneh wataknya itu.
"Aku tidak suka melakukan perjalanan bersama seorang
pembohong!" terdengar Siok Ho berkata lagi.
Siok Bun menjadi serba salah. Benar-benar aneh sekali watak
pemuda murid Kun-lun itu, pikirnya. Urusan dia mencinta Lee Ing
atau tidak, mengapa begitu diurus" Apa sih sangkut-pautnya


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan pemuda itu" Akan tetapi karena melihat Siok Ho benarbenar tidak mau menantinya, ia
segera berseru, "Berhenti dulu, Oei-hiante, aku mau bicara. ,Aku tidak mau
membohong lagi!" Tiba-tiba Siok Ho berhenti dan memandang kepadanya, Wajah
yang tampan itu kelihatan agak pucat dan mulutnya merengut.
1093 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Hiante, kenapa kau marah-marah kepadaku?"
"Karena kau suka membohong."
Siok Bun memegang tangan pemuda itu, menarik napas panjang
dan berkata, "Adikku yang baik, kau benar-benar selain memiliki ilmu silat yang
lihai, juga mempunyai watak aneh! Oei-hiante, apakah sebabnya
maka kau ingin mengetahui sekali apakah aku mencinta nona
Souw atau tidak?" Muka Oei Siok Ho menjadi merah sekali dan makin keras dugaan
31 Siok Bun bahwa pemuda remaja yang masih hijau ini tentu juga
jatuh hati kepada Lee Ing! Akan tetapi Siok Ho memandang
dengan sungguh-sungguh dan katanya tegas.
"Aku paling menghargai kejujuran maka bencilah hatiku melihat
kau tidak mau berterus terang. Twako, kau sendiri yang
menganggap aku sebagai adikmu, masa seorang kakak
membohong terhadap adiknya?" Sambil berkata demikian Siok
Ho menarik tangannya terlepas dari pegangan Siok Bun.
1094 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Baiklah kau maafkan aku kali ini. Aku berjanji lain kali aku takkan
membohongimu, biar lidahku copot kalau aku berani membohong
padamu. Oei-hiante, kebetulan sekali aku bertemu dengan kau di
sini. Dengan kau berada di dekatku, aku mendapat keyakinan
bahwa aku pasti akan dapat menemukan kembali Souw-taihiap."
"Penjahat yang sudah berhasil menculik Souw lo-enghiong tentu
bukan seorang biasa. Belum tentu aku dapat melawannya. Akan
tetapi kita sama lihat saja nanti. Yang paling penting, untuk
menebus kebohonganmu tadi, sekarang harap twako suka
mengaku terus terang lebih dulu bagaimana perasaanmu
terhadap nona Souw Lee Ing."
Diulanginya urusan ini membuat Siok Bun benar-benar menjadi
bohwat (tak berdaya). Ia bingung dan tak tahu harus menjawab
bagaimana. "Hiante, apakah hal ini penting bagimu maka kau
terus mendesakku?" "Tentu saja penting, karena ini memperlihatkan kejujuranmu
kepadaku. Tanpa adanya kejujuran, kurasa percuma saja ada
hubungan di antara kita," kata Oei Siok Ho dengan sikap
sungguh-sungguh. 1095 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Bun mengangguk-angguk. Pemuda aneh, pikirnya. Akan
tetapi tidak amat mengherankan karena memang di dunia kangouw ini banyak terdapat orang yang
aneh. Seorang pemuda yang
mewarisi kepandaian Kun-lun-pai seperti Oei Siok Ho ini memang
sudah sepatutnya pula memiliki watak aneh.
"Apa yang harus kukatakan" Nona Souw Lee Ing adalah seorang
gadis yang tidak saja cantik jelita, juga memiliki kepandaian yang
tinggi sekali. Pemuda mana yang tidak jatuh hati kepadanya" Apa
lagi dia gagah perkasa, puteri seorang pahlawan rakyat yang
berjiwa patriotik. Aku hanya pemuda biasa, pemuda lemah, mana
32 ada harga untuk menyintanya" Betapapun juga, harus aku
nyatakan terus terang kepadamu bahwa semenjak pertama kali
bertemu dengan nona Souw Lee Ing, aku merasa amat kagum
dan suka kepadanya."
"Dan menyinta.....?" tanya Siok Ho sambil lalu..
"....tentang itu.. eh...... aku tidak tahu karena belum pernah aku
jatuh cinta." Belum selesai Siok Bun bicara, pemuda tampan itu sudah lari
cepat, "Oei-hiante, tunggu..."
1096 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Mari kita cepat-cepat pergi mencari terang yang tercuiik!" jawab
Siok Ho tanpa menoleh. Siok Bun melompat ke atas kudanya dan
membalapkah kuda menyusul.
"Tunggu dulu, Oei-hian-te,..... kita mencari seekor kuda untukmu
atau kau tunggangi kuda ini...!"
"Tak usah, kau saja yang menunggang kuda!" jawab Siok Ho,
terus berlari cepat. "Biar kita tunggangi berdua sampai kita mendapat seekor lagi,"
kata Siok Bun yang sudah dapat menyusul pemuda itu.
"Tak usah, twako. Jangan kau sungkan-sungkan, kau tahu aku
dapat berlari cepat dan aku... aku lebih suka jalan kaki."
"Jangan begitu, hiante. Kau membikin aku merasa tidak enak.
Mari kita naiki berdua."
1097 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tidak! Siapa mau.... menyiksa kuda" Biar aku berlari saja!" Siok
Ho berkeras, malah mempercepat larinya.
Siok Bun menjadi serba salah. Akhirnya karena ia tidak sampai
hati melihat penolongnya itu berlari seorang diri sedangkan dia
berkuda, ia lalu melpmpat turun, mengambil buntalan bekal
pakaian lalu menggendong buntalan itu, meninggalkan kuda dan
melanjutkan perjalanan sambil berlari juga mengejar Siok Ho.
Setelah agak lama dua orang pemuda itu berlari berdampingan
tanpa mengeluarkan kata-kata, baru Siok Ho melirik dan
bertanya, 33 "Lho, mana kudamu, Siok-twako?"
"Kutinggal di jalan, lebih baik aku ber
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
lari seperti kau." Oei Siok Ho tertawa, wajahnya dan matanya bersinar-sinar. "Kau
terlalu sungkan atau terlalu baik hati?"
"Tidak keduanya, aku hanya seorang bodoh."
1098 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Lho, kenapa?" tanya Siok Ho terheran sampai ia menghentikan
larinya dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan biasa.
"Karena aku terlalu bodoh untuk dapat menyenangkan hatimu."
"Eh.... ah, kau marah, twako?"
"Bukan aku. kaulah yang marah," jawab Siok Bun mendongkol.
"Aku tidak marah. Tak baik orang marah, Siok-twako. Orang
marah lekas tua. Dan orang seperti kau ini tidak patut kalau
marah. Kau terlampau baik.. hanya terlalu merendahkan diri.
Pemuda seperti kau ini tidak semestinya bilang kurang berharga
bagi seorang nona seperti Souw Lee Ing."
Siok Bun tertegun, makin heran, tak mengerti sama sekali. Sukar
baginya untuk menyelami perasaan hati pemuda aneh ini. "Apa
maksudmu, hiante?" "Sudahlah, mari kita lanjutkan perjalanan kalau kau memang ingin
lekas-lekas berhasil menolong Souw Io-enghiong. Jangan-jangan
jasa itu didahului Qleh pemuda lain, kan berabe untukmu!"
1099 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Bun tertawa saja digoda begini, lalu mengerahkan tenaga
menyusul Siok Ho yang sudah berlari cepat. Akan tetapi ia masih
merasa bahwa diam-diam pemuda penolongnya ini sebenarnya
masih marah kepadanya. Makin tebal keyakinannya bahwa
pemuda ini tentu mencinta Lee Ing dan mencoba untuk
menyembunyikannya dengan memuji-mujinya. Kalau betul
demikian halnya, ia akan mengalah. Selain belum tentu Lee Ing
mau menerima cintanya, juga tak mungkin ia dapat bersaing
dengan Oei Siok Ho, pemuda yang telah menolong jiwanya,
pemuda yang amat simpatik dan entah mengapa telah
menggerakkan hatinya untuk menganggapnya sebagai saudara
atau adik sendiri. 1 Demikianlah, kita telah mengikuti perjalanan Liem Han Sin yang
datang bersama Siok Beng Hui dan Bu Kam Ki, juga telah
mengikuti perjalanan Oei Siok Ho yang datang bersama Siok Bun
di asrama Hoa-lian-pai di Ta-pie-san.
Han Sin tertinggal jauh oleh Bu Kam Ki yang mendahului naik ke
puncak Setelah mereka tiba dekat gunung itu, maka Bu Kam Ki
dapat lebih dulu sampai dan sempat melihat Lee Ing bertempur
dengan dua orang sahabatnya, Tok-pi Sin-kai dan Im-kan Hekmo. Sedangkan Han Sin ketika
sedang mendaki, bertemu dengan
Siok Ho dan Siok Bun sehingga selanjutnya, tiga orang muda ini,
bersama Siok Beng Hui, jalan bersama.
1100 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Alangkah kaget dan duka hati mereka ketika tiba di asrama Hoalian-pai, mereka melihat Souw Teng
Wi dan ketua Hoa-lian-pai
telah tewas, dan ternyata pula bahwa Pek Mao Lojin dan Im-Yang
Thian-Cu telah berada di situ mengepalai pengurusan jenazah
yang dimasukkan ke dalam peti yang dibuat secara mendadak
pula. Seperti telah dituturkan di bagian depan, ketika bersembahyang
di depan peti mati ayahnya, Souw Lee Ing terguling dan jatuh
pingsan. Ia mengalami tekanan batin yang hebat, membuat ia
pingsan sampai lama sekali. Setelah mengantar Tok-pi Sin-kai
yang sekarang menjadi buntung kedua tangannya dan Im-kan
Hek-mo yang menjadi buta. itu turun gunung, Bu Kam Ki sempat
menengok ke asrama Hoa-lian-pai. Kakek tua ini menarik napas
panjang menyaksikan keadaan yang menyedihkan itu, dan ia
sempat pula memeriksa Lee Ing yang masih belum siuman.
"Ia menderita tekanan batin yang hebat, gadis yang malang ini.
Biarkan dia beristirahat, jangan diganggu, lambat-laun ia akan
sembuh kembali seperti sedia kala." Setelah meninggalkan pesan
ini dan memberi banyak nasihat kepada muridnya, Siok Beng Hui
supaya teguh dan setia menjalankan tugasnya membela negara
dan bangsa, Bu Kam Ki lalu pulang ke kampungnya di mana
puterinya, Bu Lee Siang telah menantinya dengan tak sabar lagi.
1101 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Juga Im-Yang Thian-Cu yang masih berduka atas kematian
bekas sumoinya, Lui Siu Nio-nio, pergi bersama Pek Mao Lojin
setelah mengurus upacara pemakaman dari jenazah Souw Teng
Wi, Lui Siu Nio-nio, dan Yap Lee Nio yang dikubur secara diamdiam oleh para anak murid
Hoa-lian-Pai. 2 Kini yang tinggal di situ hanya Siok Beng Hui dan puteranya, Siok
Bun. juga Oei Siok Ho dan Liem Han Sin. Mereka ini hendak
kembali ke utara bersama-sama setelah Lee Ing sembuh. Nona
Souw ini masih saja pingsan selama dua hari dua malam. Dan
tiga orang pemuda itu, Siok Bun, Han Sin, dan Siok Ho, kelihatan
muram dan gelisah saja. Berkali-kali mereka bertiga secara bergantian atau kadangkadang juga bersama-sama, berdiri atau
duduk menunggu di luar jendela kamar, atau di ambang pintu, memandang gadis yang
diam tak bergerak seperti orang tidur itu, dijaga oleh beberapa
orang anak murid Hoa-lian-pai.
Dari sikap masing-masing, tiga orang muda ini tahulah bahwa
mereka bertiga sama-sama mencinta Souw Lee Ing, maka diamdiam di antara mereka seakan-akan
timbul persaingan! Sungguh
amat menarik kalau mempelajari sikap tiga orang muda yang
Sedang menghadapi persaingan dalam cinta kasih yang kini
diseling oleh perasaan gelisah melihat gadis yang dijadikan
rebutan berada dalam keadaan menyedihkan itu.
1102 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Bun kadang-kadang memandang kepada Han Sin dengan
pandang mata tak senang dan penuh cemburu, akan tetapi di
dalam hatinya ia sudah mengambil keputusan untuk berusaha
supaya akhirnya Lee Ing menjadi jodoh Siok Ho. Malah diamdiam pemuda ini sudah membicarakan
hal itu kepada ayahnya. "Ayah, aku melihat bahwa nona Souw Lee Ing itu amat cocok
kalau dijodohkan dengan Oei-hian-te. Nona Souw cantik jelita
gagah perkasa, yatim-piatu. Demikian pula Oei-hiante, yatimpiatu dan biarpun tak dapat menandingi
nona Souw dalam kegagahan, namun jarang menemukan seorang pemuda gagahperkasa seperti Oei Siok Ho yang
sudah mewarisi ilmu-ilmu lihai
dari Kun-lun-pai," Tentu saja Pek-kong-Sin-kauw Siok Beng Hui
memandang kepada puteranya dengan alis berkerut dan mata
bersinar penuh keheranan.
Tadinya ia mengira, bahkan sudah tahu pasti bahwa puteranya ini
jatuh cinta kepada Souw Lee Ing, dan dia sendiri bersama
isterinya juga sudah setuju seratus prosen kalau puteranya
mendapat jodoh seperti Souw Lee Ing. Akan tetapi mengapa
sekarang anaknya itu tiba-tiba mengeluarkan pendapat dan usul
seperti itu" "Aku menganggap Siok Ho seperti adikku sendiri, ayah. Aku
kasihan melihat dia yang sudah yatim piatu, maka kuharap ayah
1103 3 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sudi menolongnya, menjadi walinya perjodohannya dengan nona Souw Lee Ing."
untuk mengatur Semenjak tadi Siok Beng Hui diam saja dan ia memandang
kepada puteranya penuh perhatian. Juga telinganya dapat
menangkap getaran suara penuh haru dalam kata-kata terakhir
dari Siok Bun. Ia menepuk meja dan berkata lantang,
"Bun-ji, omongan apakah yang kau keluarkan ini" Bukankah kau
sendiri yang menyinta nona Souw semenjak pertemuan pertama
dahulu" Mengapa sekarang kau mengajukan usul supaya aku
melamar gadis itu untuk orang lain?"
"Ayah, Oei-hiante bukan orang lain bagiku. Mungkin dengan
pemuda lain aku takkan mau mengalah, akan tetapi terhadap
Oei-hiante.. aku rela berkorban apapun juga. Dia telah menolong
nyawaku, ayah....." "Hemm, menolong nyawa orang adalah kewajiba setiap orang
gagah. Tidak boleh kalau hanya karena ditolong lalu selama
hidupnya bersedia mengorbankan kebahagiaan untuk membalas
budi. Oei Siok Ho kukira tidak demikian picik untuk menanam


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

budi agar kau balas dengan pengorbanan. Kalau demikian
halnya, dia bukan seorang gagah. Seorang gagah menolong
orang tanpa mengharapkan apa-apa. Kalau kau memang
mencinta nona Souw dan dia mencinta kau."
1104 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ayah tahu aku mencinta nona itu, akan tetapi belum tentu dia
mencintaku." "Apa dia mencinta Oei Siok Ho?"
"Itupun anak belum tahu betul."
"Hemm, Bun-ji, jangan kau sembarangan hendak mengatur
perjodohan orang. Jodoh adalah kehendak Thian, tak dapat diatur
tak dapat dihalangi. Kalau memang Siok Ho berjodoh dengan Lee
Ing, tak usah kau turut campur, tentu akan terjadi. Sebaliknya
kalau kau memang berjodoh dengan Lee Ing, seorang Siok Ho di
4 dunia takkan dapat menghalangimu."
Siok Bun tak berani banyak membantah lagi, akan tetapi di dalam
hatinya ia mengambil keputusan untuk membantu Siok Ho
sampai berhasil niat pemuda itu menjadi jodoh Lee Ing.
Demikianlah, biarpun di luarnya kelihatan Siok Bun ikut bersaing
untuk merebut hati gadis yang masih menggeletak pingsan itu,
namun boleh dibilang bahwa ia melakukan hal ini demi
kemenangan Siok Ho! la selalu menjaga jangan sampai gadis itu
memilih Han Sin. 1105 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Bagaimana dengan Han Sin sendiri" Diapun maklum bahwa tidak
hanya dia seorang yang tergila-gila kepada dewi pujaannya.
Terang bahwa dua orang pemuda lain yang selalu berada di situ
juga mencinta nona Souw ini. Akan tetapi, pemuda pendiam ini
tidak banyak mengeluarkan perasaannya. Diam-diam ia merasa
khawatir karena maklum bahwa dua orang saingannya itu
merupakan saingan kelas berat. Siok Bun adalah putera Pekkong-Sin-kauw Siok Beng Hui, seorang
pemuda gagah, putera seorang kepercayaan Raja Muda Yung Lo.
Kedudukannya tinggi, orangnya tampan dan gagah. Terhadap
Siok Bun, Han Sin merasa kagum dan kiranya ia akan menerima
nasib kalau sampai Lee Ing memilih Siok Bun yang memang
patut menjadi suami seorang gadis seperti Lee Ing. Akan tetapi
kalau gadis itu sampai terpikat oleh Oei Siok Ho, benar-benar hati
Han Sin merasa tidak rela! Bagi Han Sin, Siok Ho tidak
menyenangkan hatinya. Harus ia akui bahwa Siok Ho gagah
perkasa, murid Kun-lun-pai yang lihai sekali ilmu silatnya. Juga
amat tampan, dari pada Siok Bun.
Akan tetapi pemuda itu terlalu tampan, terlalu pesolek, sifat yang
bagi Han Sin amat tidak menyenangkan. Seorang laki-laki
pesolek biasanya tidak setia, dan Han Sin paling takut melihat
Lee Ing kelak menderita. Ia akan ikut merasa bahagia melihat Lee
Ing hidup beruntung, biarpun dengan laki-laki lain. Cinta kasih
1106 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Han Sin terhadap Lee Ing adalah cinta kasih murni, tidak
mementingkan diri sendiri.
Bagaimana dengan pemuda ke tiga, Oei Siok Ho" Sukar untuk
mengetahui perasaan pemuda tampan ini dari wajahnya. Hanya
kadang-kadang kalau ia memandang kepada Lee Ing, sinar
matanya yang lembut itu makin melembut, penuh rasa kasihan
dan kelembutan sinar mata itu! mengeras apa bila ia melihat Siok
5 Bun memandang ke arah Lee Ing dengan penuh perasaan.
Terhadap Han Sin ia tidak perduli, seakan-akan saingan ini tidak
berarti apa-apa baginya. Demikianlah dengan cara dan gayanya sendiri-sendiri, tiga orang
muda ini seperti tengah bersaing. Mereka menjaga Lee Ing
dengan setia, menanti gadis ini membuka matanya. Sikap tiga
orang muda ini terhadap Lee Ing yang, demikian memperhatikan,
demikian mengkhawatirkan keselamatan gadis itu, jelas sekali
memperlihatkan perasaan mereka terhadap gadis perkasa itu.
Para anak buah Hoa-lian-pai sudah saling mempercakapkan hal
ini dan tertawa-tawa di belakang punggung tiga orang pemuda
itu. Siok Beng Hui sendiri hanya memandang dengan kening
berkerut dan diam-diam ia menarik napas panjang dan
menggeleng kepala. 1107 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pada hari ke tiga, menjelang senja, Lee Ing siuman. Gadis ini
mengejap-ngejapkan matanya seperti orang bangun tidur melihat
cahaya matahari yang terang menyilaukan mata, lalu menutup
matanya lagi, la mendengar seruan-seruan girang dan dibukanya
lagi kedua matanya perlahan. Sinar matanya bergerak menyapu
ruangan Itu, menyapu wajah orang-orang yang mengelilinginya,
kemudian sinar mata itu berhenti pada wajah Siok Ho! Dan Lee
Ing tersenyum gembira! "Saudara Siok Ho, kau juga berada di sini..!" Sungguh hebat
gadis ini, selama tiga hari pingsan, sekarang begitu siuman ia
telah ingat akan keadaannya, ingat mengapa ia berbaring di situ,
ingat pula bahwa dia berada di Ta-pie-san maka ia
mengherankan mengapa tahu-tahu Siok Ho bisa berada di situ.
"Adikku Lee Ing yang manis, sudah tiga hari tiga malam aku
berada di sini, menungguimu dalam pingsan selama itu," jawab
Siok Ho sambil tersenyum pula dan mendekati pembaringan.
Jawaban ini membuat muka Lee Ing merah dan dadanya
berdebar. Terdengar manis sekali jawaban ini, terutama
panggilan "adikku yang manis" dan keterangan bahwa pemuda ini
telah menjaganya selama tiga hari tiga malam!
"Ing-moi, sukur kau sembuh kembali!" terdengar suara Han Sin
yang juga sudah mendekati pembaringan.
1108 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Nona Souw, sukur kau baik-baik saja, hanya menyesal taihiap
telah... meninggal dunia..." kata Siok Bun yang tidak ketinggalan,
6 menghampiri pembaringan. Lee Ing menengok. Wajahnya berseri
ketika ia melihat Han Sin.
"Sin-ko (kakak Sin)..." tegurnya, akan tetapi ia sudah mendengar
ucapan Siok Bun dan sekaligus ia teringat kepada ayahnya.
Otomatis semua kegembiraan hatinya lenyap dan wajahnya yang
berseri itn menjadi muram, pipi yang kemerahan menjadi pucat
sekali. Ia melompat turun dari pembaringan, akan tetapi tentu ia
jatuh tersungkur kalau tidak cepat-cepat Siok Ho memegang
lengannya. "Kau masih payah, adik Lee Ing. Jangan turun dari pembaringan,"
kata Siok Ho sambil menuntun Lee Ing kembali ke pembaringan.
Lee Ing meramkan matanya karena pemandangannya menjadi
pening, segala kelihatan berputaran. Akhirnya ia merebahkan diri
lagi di atas pembaringan dan air mata mengalir turun dari kedua
matanya yang dimeramkan. "Kau kenapa, Ing-moi...." Apamu yang terasa sakit" Lukakah
kau...?" tanya Han Sin penuh kekhawatiran dan suaranya
menggetar tanda bahwa pemuda ini merasa terharu dan sedih
sekali. 1109 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Dia lemah, jangan kita mengganggunya. Mari kita keluar, biarkan
dia mengaso dan menenteramkan pikiran," kata Siok Ho kepada
Han Sin dan Siok Bun. Tentu saja dua orang muda ini tidak
membantah dan keluar dari kamar itu, dan diam-diam Han Sin
makin benci dan cemburu kepada Siok Ho yang tadi tanpa raguragu dan malu-malu memeluk Lee
Ing ketika gadis itu hendak
jatuh. Akan tetapi tentu saja ia tidak mau memperlihatkan
perasaan tak senangnya ini karena pada waktu itu iapun terlalu
penuh oleh kegelisahan melihat keadaan Lee Ing, gadis pujaan
hatinya itu. Ternyata keadaan Lee Ing berlarut-larut. Tubuhnya terasa lemah
dan ia hampir tak pernah turun dari pembaringan, la telah
menderita pukulan batin yang hebat dan menurut dugaan Siok
Beng Hui yang sudah banyak pengalaman, gadis ini
membutuhkan waktu agak lama untuk beristirahat dan
memulihkan kesehatannya. Akan tetapi ia maklum bahwa tidak
ada bahaya mengancam keselamatan Lee Ing yang hanya
menderita serangan batin dan tubuh gadis yang amat kuat berkat
ilmu silatnya yang tinggi itu. Akan segera mengusir
semua kelemahan. "Aku perlu memberi laporan ke kota raja." kata Siok Beng Hui
kepada puteranya. "Kau amat-amati keadaan nona Souw, setelah
7 sehat kembali ajak ke kota raja kalau dia mau." Setelah berpamit
1110 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kepada Han Sin dan Siok Ho, juga kepada para anak murid Hoalian-pai yang tinggal sedikit karena
sebagian besar pulang ke kampung masing-masing setelah ketua mereka meninggal, Siok
Beng Hui lalu meninggalkan Ta-pie-san.
Seperti orang-orang yang sudah sama-sama maklum, tiga orang
pemuda itu tidak mau mendahului pergi dari situ. Benar-benar
lucu keadaan mereka, tiga orang muda yang mempergunakan
kesempatan ini untuk merebut hati Lee Ing. Akan tetapi kalau
bagi Siok Bun rela-rela saja melihat betapa Lee Ing selalu
menunjukkan perhatiannya, kepada Siok Ho, adalah Han Sin
yang menjadi makin tak enak hati. Pandangan matanya yang
tajam melihat betapa Siok Ho agaknya menganggap Lee Ing
seperti saudara sendiri, kadang-kadang malah tidak mengacuhkannya. Akan tetapi Lee Ing tampak gembira kalau
melihat Siok Ho dan tiap kali Han Sin menengoknya, sudah tentu
gadis itu menanyakan Siok Ho!
Han Sin tidak bisa tidur karenanya! Dalam sepekan saja tubuh
pemuda ini menjadi kurus dan mukanya pucat. Andaikata Lee Ing
sudah ada kepastian memilih Siok Bun, tentu ia akan mengalah
dan pergi dari situ. Akan tetapi celakanya, agaknya Lee Ing jatuh
hati kepada Siok Ho, padahal menurut pandangannya, pemuda
pesolek itu tidak patut menjadi sisihan Lee Ing, pemuda itu belum
tentu mencinta sesungguhnya, kalau tak boleh dibilang memikat
Lee Ing dengan ketampanannya! Ia harus menjaga jangan
1111 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sampai Lee Ing terjeblos dalam jebakan, jangan kelak hidup Lee
Ing menjadi sengsara karena salah pilih.
Tidak hanya Han Sin yang tak dapat tidur. Juga Siok Bun melihat
jelas betapa sikap Siok Ho tiba-tiba berubah banyak sekali
setelah berhadapan dengan Lee Ing. Pemuda Kun-lun-pai ini
selain menjadi pesolek, juga sikapnya amat dibuat-buat dalam
berusaha merebut hati Lee Ing. Bicaranya yang biasanya jujur
dan kadang-kadang ketus, di depan Lee Ing menjadi bermanismanis. Ia dapat menduga bahwa
Siok Ho mencinta Lee Ing, akan
tetapi mengapa sikapnya begitu menyolok seakan-akan hendak
pamer atau sengaja menyakitkan hatinya dan hati Han Sin"
8 Beberapa hari kemudian, pada pagi hari sewaktu matahari mulai
memancarkan cahayanya yang sehat segar, Lee Ing sudah
duduk di taman bunga, ditemani oleh dua orang anak murid Hoalian-pai yang sudah setengah tua.
Untuk memulihkan kesehatannya, Lee Ing sering kali berjemur matahari dan
menjernihkan pikiran di taman itu.
Tanpa diketahui orang lain, dari dua jurusan yang berlawanan,
datang Han Sin dan Siok Bun. Mereka tidak berani mengganggu,
hanya melihat dari tempat agak jauh, bersembunyi di balik
rumpun kembang. Siok Bun memandang penuh kasihan, Han Sin
terharu dan terpaku seperti patung. Ingin ia menghibur dewi
pujaannya, ingirv ia menyerahkan segalanya, rela mengorbankan
1112 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
nyawanya asalkan Lee Ing sembuh dan gembira lagi seperti
sedia kala. Memang Lee Ing jauh bedanya dengan beberapa pekan
sebelumnya. Kalau tadinya ia merupakan seorang gadis, yang
lincah jenaka, gembira dan gesit, sekarang ia kelihatan lesu dan
tidak bergembira, mukanya agak pucat. Sebetulnya apakah yang
diderita oleh gadis ini" Sesungguhnya, biarpun dalam rohani
gadis ini terpukul dan tertekan oleh kematian ayahnya, namun
jasmani dia tidak apa-apa! Lee Ing sudah makan buah dewa yang
ia dapatkan di dalam Gua Siluman, tubuhnya kuat sekali,
darahnya bersih dan hawa sakti dalam tubuhnya mampu menolak
segala macam kelemahan tubuh.
Akan tetapi sesuatu yang membuat dia bersikap seperti itu, yakni
adanya tiga orang pemuda di sampingnya yang seakan-akan
berlumba untuk menarik cinta kasihnya. Inilah yang membuat ia
bimbang, membuat ia lemas dan tiap malam membuat ia tak
dapat tidur. Sukar bukan main mengadakan pemilihan di antara
tiga orang muda ini. Ketiganya pemuda-pemuda pilihan,
ketiganya amat memperhatikannya dan memperlihatkan cinta
kasih yang besar. Han Sin dan Siok Bun sudah pernah
menyatakan perasaan hati mereka, hanya Siok Ho yang belum.
Justeru inilah yang membuat hati Lee Ing bimbang tidak karuan,
membuat ia tidak nyenyak tidur dan tidak enak makan.
1113 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Memang, sikap Siok Ho sudah terang-terangan bahwa pemuda
ini suka kepadanya, amat setia dan manis sikapnya kepadanya.
Akan tetapi belum pernah pemuda ini menyatakan cintanya.
Kalau pemuda ini menyatakan cinta kasihnya, kiranya ia takkan
9 ragu-ragu lagi karena bisikan hatinya memilih Siok Ho, biarpun
sering kali ia termenung kalau teringat akan kebaikan hati dan
besarnya cinta kasih Han Sin. Karena berada dalam
kebimbangan dan kebingungan, gadis ini lalu "memperpanjang"
sakitnya, tidak lain dengan maksud menahan tiga orang pemuda
itu sampai ia dapat mengambil keputusan, kepada pemuda mana
ia akan menyerahkan hatinya.
Karena kepandaian Lee Ing memang tinggi sekali, tentu saja ia
dapat melihat kedatangan Han Sin dan Siok Bun, biarpun
keduanya bersembunyi dan biarpun ia tidak melihat ke arah
mereka. Dua orang anak murid Hoa-lian pai yang bertugas
melayani nona yang sedang "sakit" ini, tentu saja tidak tahu
bahwa ada dua orang pemuda yang mengintai nona ilu dari jauh.


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Selagi Han Sin dan Siok Bun hendak menghampiri, tiba-tiba
terdengar orang memanggil,
"Adik Lee Ing...!" Lee Ing menengok, wajahnya berseri ketika ia
melihat Siok Ho mendatangi dengan lenggang bergaya. Seperti
biasa, pakaian, pemuda ini baru diganti, bersih dan halus, topi
yang menutupi rambutnya juga rapi. Rambutnya berkilat, agaknya
baru diminyaki, dan sedikit rambut yang kelihatan di bawah topi
atau kain kepalanya nampak hitam dan tebal. Wajahnya yang
1114 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tampan berseri, bibirnya tersenyum-senyum
menghampiri Lee Ing dengan langkah tegap.
ketika ia "Oei-twako, kau kelihatan gembira, sekali pagi ini!" tegur Lee Ing
sambil membetulkan rambutnya yang agak kusut...
"Betaapa tidak" Pagi seindah ini, langit cerah udara sejuk hangat
oleh sinar matahari, kembang-kembang pada mekar, burung
berkicauan dan kupu-kupu beterbangan."
"Aduh, kau agaknya hendak mengeluarkan sajak-sajakmu, siucai
(sasterawan) muda!" Lee Ing juga gembira kini, matanya
memandang dengan sinar berseri. Siok Bun dan Han Sin dapat
melihat pandang mata ini dan diam-diam mereka mengeluh.
Kalau saja sinar mata itu ditujukan kepada mereka, alangkah
bahagianya. Sambil tersenyum senyum Siok Ho menghampiri dan pada saat
Lee Ing menunduk, ia memberi isyarat cepat dengan tangannya,
menyuruh dua orang anak murid Hoa-lian-pai itu pergi. Sambil
10 tersenyum dua orang wanita itu mengangguk lalu pergi, seakanakan mereka sudah biasa menerima
isyarat seperti ini dari Siok
Ho. Dengan dalih hendak membersihkan ruangan, mereka
berpamit dari Lee Ing yang tidak melarang. Lee Ing tidak melihat
1115 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
isyarat tadi, akan tetapi Han Sin dan Siok Bun melihat dengan
jelas. Siok Ho lalu duduk di atas sebuah bangku dekat Lee Ing.
"Sudah baikkah kesehatanmu, adikku?" Lee Ing hanya
mengangguk dan tersenyum. Hatinya berdebar-debar karena
sekaranglah agaknya saat bagi pemuda ini untuk menyatakan
perasaannya. Akan tetapi Siok Ho hanya mengoceh tentang
keharuman kembang mawar, keindahan kembang seruni,
kesegaran hawa di Ta-pie-san dan lain-lain lagi.
"Oei-twako, lihat alangkah indahnya kupu-kupu itu." Lee Ing
menuding ke arah sepasang kupu-kupu yang beterbangan di atas
serumpun bunga seruni. Memang indah kupu-kupu itu, yang
seekor bersayap kuning polos, yang ke dua kuning berkembang.
Mereka beterbangan di sekeliling bunga-bunga, kadang-kadang
hinggap di atas bunga, kadang-kadang hanya berkeliling
berkejaran, saling sentuh dan saling kejar. Nampaknya gembira
sekali. "Memang bagus sekali. Kau juga cantik seperti kupu-kupu itu,
adikku." Berdetak jantung Lee Ing. Pemuda ini kadang-kadang
mengejutkan. Memuji begitu tiba-tiba dan sejujurnya. Apa lagi
yang sekarang hendak diucapkan oleh pemuda ini" Akan tetapi
Siok Ho diam saja, memandangi kupu-kupu itu lalu menarik
napas panjang seakan-akan terpesona sambil berkata lirih,
"Pasangan yang cocok, bahagia sekali!"
1116 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing memandang, lalu berkata, mukanya merah sekali, "Kalau
bukan kau yang bicara, kalau aku belum mengenal baik padamu
dan tahu bahwa kau seorang pemuda sopan, tentu aku akan
marah dengan perbandinganmu tadi, twako. Mana aku dapat
dibandingkan dengan kupu-kupu itu" Mereka berpasangan, aku
hidup sebatangkara...."
"Ah, mana bisa" Seorang gadis seperti kau ini. cantik seperti
bidadari, pandai seperti dewi, siapa bilang tidak akan mendapat
pasangan?" "Jangan mengejek. Orang macam aku ini, yatim piatu, miskin dan
bodoh, siapa yang akan sudi mengaku....?"
11 "Ilihhh, bisa saja merendahkan diri. Kiranya ribuan orang pemuda
yang akan bertekuk lutut di depanmu, adikku. Laksaan pria yang
akan suka mengurangi umurnya asal bisa berada di
sampingmu...." "Aku tidak sudi! Aku tidak perdulikan perhatian laksaan pemuda
goblok...." 1117 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Eh, tidak semua pemuda goblok. Aku melihat seorang pemuda
hebat, yang kiranya patut menjadi sisihanmu, pemuda yang tiada
bandingannya di dunia ini, bukan pemuda sembarang
pemuda......! Dia itu.." Siok Ho menahan kata-katanya.
"....ya" Kenapa kau diam.......?" Lee Ing mendesak, mukanya
merah sekali karena ia sudah hampir dapat menerka lanjutan kala
kala itu. "Dia itu....aahh. aku takut kau akan marah adik Lee Ing."
"Mengapa marah" Kalau orang bicara sejujurnya, tidak ada
alasan bagiku untuk marah."
Sampai lama Siok Ho tidak berani melanjutkan kata-katanya,
membuat Lee Ing menjadi tidak sabar sekali. Akan tetapi sebagai
seorang gadis tentu saja tidak enak baginya kalau terlalu
mendesak, maka ia menanti dengan sabar, dengan muka
sebentar merah sebentar pucat, dengan dada berombak dan
jantung berdenyut lebih kencang dari pada biasanya. Tiba-tiba
Lee Ing teringat akan hadirnya dua orang pemuda lain yang
bersembunyi di balik rumpun kembang, la lalu bangkit berdiri dan
berkala kepada Siok Ho, 1118 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Oei-twako, mari kita jalan-jalan sambil mengobrol. Aku sudah
lelah duduk di sini terlalu lama." Setelah berkata demikian, Lee
Ing berdiri dari tempat duduknya.
Ia sengaja berlaku lambat dan kakinya gemetar. Dengan sikap
menyayangi Siok Ho membantunya dan memegang lengannya.
Kemudian mereka berjalan-jalan, melihat-lihat kembang dan Lee
Ing sengaja membawa Siok Ho menjauhi tempat bersembunyi
dua orang muda yang tadi mengintai! Dapat dibayangkan betapa
panas hati Han Sin melihat Lee Ing dituntun pergi oleh Siok Ho
dan melihat dua orang itu berjalan-jalan sambil tersenyumsenyum dan nampaknya mesra sekali.
12 Pemuda ini menggigil bibirnya dan matanya berkunang-kunang.
Berbeda dengan Han Sin, Siok Bun tersenyum. Biarlah, pikirnya,
biarlah Siok Ho mendapatkan gadis itu. Memang sesuai dan
cocok. Aku girang melihat dia bahagia, orang yang semuliamulianya dalam hatiku. Demikianlah,
kedua orang muda itu diamdiam lalu meninggalkan taman, kembali ke kamar masing-masing
untuk melamun! Sementara itu, Lee Ing kembali memancing Siok
Ho. "Oei-twako, di antara kita orang sendiri tak perlu ada rahasiarahasia yang hanya akan
meninggalkan salah faham dan tidak
enak hati. Kau tadi bicara belum kau lanjutkan. Kuharap saja kau
1119 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tidak akan membikin hatiku penasaran dan katakanlah siapa
gerangan orang yang kau maksudkan tadi?"
Siok Ho berhenti bertindak dan memandang kepada Lee Ing
dengan sepasang matanya yang bening tajam. "Kau benar-benar
takkan marah kalau aku menyebut namanya?"
Lee Ing menggeleng kepala dan mukanya menjadi merah sekali
melihat mata pemuda itu menatapnya sedemikian rupa.
"Mengapa marah" Aku malah mengharapkan kejujuran semua
kawanku." "Adik Lee Ing," Siok Ho berkata hati-hati sekali, "menurut
pendapatku yang bodoh, di dunia ini hanya ada seorang saja
pemuda yang pantas menjadi sisihanmu, karena pemuda itu jujur,
berwatak mulia, dan mencintaimu dengan sepenuh jiwanya.
Pemuda itu adalah.. Liem Han Sin!"
Baiknya muka Lee Ing memang sudah agak pucat maka sedikit
perubahan pada kulit mukanya itu tidak sampai kentara. Juga
gadis ini berilmu tinggi sekali, dengan mengerahkan lweekang ia
dapat menahan guncangan dalam dadanya dan peredaran
darahnya dapat ia atur sedemikian rupa sehingga tidak
mempengaruhi perasaan jantungnya.
1120 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hanya sepasang matanya yang mengerling, bagaikan kilat
menyambar wajah Siok Ho, penuh selidik seakan-akan hendak
menembus jantung pemuda itu untuk menjenguk isi hatinya. Akan
tetapi wajah Siok Ho yang tampan itu nampak serius, sungguhsungguh dan sama sekali tidak
membayangkan ketidakwajaran
atau kepalsuan. 13 Lee Ing menarik napas panjang dan diam saja, hanya
menundukkan mukanya. Siok Ho salah sangka. Ia merasa
khawatir sekali kalau-kalau Lee Ing menjadi marah, maka cepatcepat ia berkata, "Adik Lee Ing, tadi
sudah kuharapkan agar kau
tidak menjadi marah. Maka apa bila kata-kataku tadi
menyinggung perasaanmu, aku mohon maaf sebesarnya."
Lee Ing hanya menggeleng kepala dan berkata lirih, "Tidak apaapa."
Karena merasa tidak enak, Siok Ho akhirnya minta diri dan sekali
lagi minta maaf. Sikap pemucla ini sangat mengecewakan hati
Lee Ing. Benar-benar sikap yang aneh sekali, pikirnya sambil
memandang punggung Siok Ho yang pergi meninggalkannya di
taman bunga. Kelihatannya begitu mencintaiku, akan tetapi
mengapa ia malah mengajukan Han Sin" Lee Ing menjadi makin
1121 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bingung setelah mendengar pengakuan Siok Ho yang sama
sekali di luar dugaannya ini.
Belum lama ia termenung setelah ditinggalkan Siok Ho, tiba-tiba
terdengar langkah kaki orang dan Han Sin muncul di depannya.
Tiba-tiba muka Lee Ing menjadi merah sekali. Baru saja Siok Ho
mengatakan bahwa pemuda yang paling cocok menjadi teman
hidupnya adalah Han Sin, maka munculnya orang ini tidak saja
membuat ia jengah, akan tetapi juga tak senang karena ucapan
Siok Ho telah mengecewakan hatinya. Lebih tak senang lagi
ketika ia teringat bagaimana tadi Han Sin bersembunyi di balik
rumpun bunga dan mengintai percakapannya dengan Siok Ho.
"Sin-ko (kakak Sin), baru sekarang kau muncul! Tadi kau
bersembunyi saja di belakang rumpun kembang!" kata-kata ini
terdengar dingin, juga wajah gadis itu membayangkan ketidak
senangan hatinya. Han Sin terkejut sebentar, akan tetapi ia lalu
teringat bahwa gadis ini memang lihai bukan main, tentu saja
dapat melihat kedatangannya tadi.
"Ing-moi, harap kau suka maafkan aku, atau kalau kau anggap
perbuatanku itu terlalu kurang ajar, biarlah kau boleh maki aku.
Sebetulnya bukan maksudku bersembunyi-sembunyi seperti itu.
Tadinya aku hendak menengokmu seperti biasa, akan tetapi tibatiba aku melihat munculnya
pemuda she Oei itu maka terpaksa
1122 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
aku bersembunyi dan mundur." Ketika mengatakan sebutan
"pemuda she Oei" tadi, suaranya terdengar ketus dan tak senang.
14 Tentu saja tekanan suara ini terdengar oleh Lee Ing. "Sin-ko,
kalau ada Oei-twako di sini, mengapa sih" Kau agaknya tidak
suka kepadanya!" "Memang aku tidak suka kepadanya!" Ucapan keras oleh Han Sin
ini mengejutkan hati Lee Ing dan membuat gadis ini penasaran.
"Sin-ko, omongan apa yang kau keluarkan ini" Oei-twako orang
baik sekali, terutama terhadap engkau, dan kau. sekarang terangterangan bilang tidak suka
kepadanya?" kata Lee Ing yang
teringat betapa tadi Siok Ho malah sudah memilih Han Sin
sebagai pemuda yang paling cocok untuk Lee Ing, sebuah sikap
yang boleh dibilang amat menguntungkan Han Sin dan suatu
tanda bahwa Siok Ho amat baik terhadap Han Sin. Akan tetapi
sebaliknya pemuda ini malah bilang tidak suka kepada Siok Ho!
Han Sin menarik napas panjang. "Ing-moi, aku tidak suka
berbohong, hal ini kau tentu maklum. Memang, pada hakekatnya
Oei Siok Ho tidak pernah berbuat sesuatu terhadap aku yang
membuat aku tidak suka kepadanya. Akan tetapi sikapnya
terhadapmu. Dia begitu memikat-mikat hatimu.... dia... ah, laki-laki
1123 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
seperti itu sikapnya amat berbahaya bagi seorang gadis, Ing-moi.
Terus terang saja, biar kau marah kepadaku karenanya, aku
nyatakan di sini bahwa pemuda seperti dia itu sama sekali tidak
patut menjadi..... menjadi....
sisihanmu...." Sepasang mata Lee Ing mengeluarkan kilat. Hatinya kecewa dan
marah. Dia amat suka kepada Han Sin, ada sesuatu yang mesra
dalam lubuk hatinya terhadap pemuda itu. yang menjadi samar
dan suram karena muncul pemuda seperti Siok Ho. Akan tetapi
sikap Han Sin kali ini benar-benar mengecewakan dan
memarahkan hatinya. Coba saja bayangkan. Siok Ho memujimuji Han Sin di depannya, bahkan
menyatakan bahwa Han Sin patut menjadi sisihannya, sedangkan sekarang sebaliknya, Han
Sin malah mencela Siok Ho habis-habisan!
"Hemmm, Sin-ko, kenapa tidak kau lanjutkan omonganmu bahwa
yang paling patut menjadi sisihanku adalah... adalah....."
"Ya...?" Han Sin menanti. Lee Ing tadinya dalam kemarahannya
hendak menyindir bahwa tentu kalau menurut anggapan pemuda
ini, ia tidak patut menjadi sisihan Siok Ho atau pemuda lain
kecuali Han Sin! Hampir ia membenci Han Sin untuk anggapan
ini. Betulkah Han Sin akan demikian licik dan menjemukan"
1124 15 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Coba, kalau menurut kau, setelah Oei-twako tidak patut menjadi
sisihanku, siapa saja yang patut?" Ia memancing, dadanya panas
karena amarah. Biarpun ia masih bertanya, namun ia sudah
mengerti, sudah hampir yakin bahwa jawaban Han Sin tak bisa
lain tentu mengajukan diri sendiri sebagai calon yang paling tepat!
Aneh! Han Sin menjadi pucat dan menundukkan mukanya yang
gagah, lalu berkata perlahan dan serak, "Kau tidak patut
mempunyai sisihan macam Siok Ho Aku...... aku akan ikut
gembira kalau meliat kau bahagia di samping pemuda yang amat
baik seperti.. seperti misalnya Siok Bun. Dia ini baru boleh


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dibilang pemuda yang patut menjadi sisihanmu.."
Lee Ing melongo dan untuk beberapa saat tak dapat bicara.
Jangankan mengeluarkan kata-kata, bergerakpun ia tidak
sanggup. Begitu heran dia! Salah sangka dia! Han Sin ternyata
bukan pemuda licik yang mau menang sendiri. Seperti yang patut
dilakukan pemuda perkasa ini, ia tidak menonjolkan diri sendiri,
sebaliknya malah, mengajukan Siok Bun, saingannya, sebagai
pilihan Lee Ing gadis yang dicintanya sepenuh nyawa. Memang
bagi Han Sin, seribu kali ia lebih rela Lee Ing berjodoh dengan
Siok Bun dari pada dengan Siok Ho. Bagaikan suara yang
datangnya dari atas langit, jauh sekali, Lee Ing sayup-sayup
mendengar suara Han Sin, 1125 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ing-moi, kau percayalah kepadaku. Aku seorang laki-laki maka
dalam hal ini aku kiranya lebih tahu dari padamu. Seorang pria
seperti Oei Siok Ho itu, yang begitu pesolek, begitu lemah lembut,
begitu memikat..... biasanya tidak boleh dipercaya. Hanya manis
mulut, tidak terus ke hati. Aku..... aku curiga sekali kepadanya
dan sekarang juga akan kukatakan terang-terangan kepadanya.
Ing-moi, percayalah karena aku...... aku akan sengsara sekali
kalau melihat kau sampai salah pilih. Kepada Siok Bun aku
percaya penuh....." Seperti dalam mimpi, Lee Ing hanya mengangguk.
"Hati-hatilah, Ing-moi.... hati-hatilah."
"Akan kuperhatikan, Sin-ko..... terima kasih atas nasihatmu...."
jawab Lee Ing seperti orang lupa ingatan.
Melihat gadis itu menjadi lesu dan pucat, Han Sin bersedih, la
khawatir sekali bahwa gadis ini betul-betul jatuh hati kepada Siok
Ho. Karena ia sendiri merasa amat terharu, tanpa berkata apaapa lagi ia lalu pergi meninggalkan
Lee Ing yang masih berdiri
16 melamun. Dengan langkah tegap dan hati panas Han Sin keluar dari taman,
langsung pergi mencari Siok Ho! Dalam urusan mengenai diri Lee
1126 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ing, tidak ada sungkan-sungkanan lagi. Biarpun selama ini Siok
Ho memperlihatkan diri sebagai sekutu yang baik, juga sebagai
pembela Tiong-gi-pai, akan tetapi dalam urusan mengenai diri
Lee Ing, dia tak boleh berlaku sungkan lagi. Dia harus
menempatkan diri sebagai pelindung kebahagiaan gadis itu kalau
ia gagal menempatkan diri sebagai calon jodohnya.
Tak seorang jugapun, baik Siok Ho atau siapa juga, boleh
menghancurkan kebahagiaan hidup gadis itu. la tidak percaya
kepada Siok Ho, tidak percaya dalam hal kasih sayangnya
terhadap Lee Ing. la harus memperingatkan Siok Ho agar jangan
main-main dengan Lee Ing, jangan menjadikan gadis itu korban
ketampanannya! Akan tetapi ia tidak dapat menemukan Siok Ho.
Sebaliknya ia malah bertemu dengan Siok Bun di halaman depan
bangunan Hoa-lian-pai. "Liem-suhehg. kau hendak ke mana?" tanya Siok Bun yang
melihat wajah orang muram.
"Aku mencari saudara Oei Siok Ho, di manakah dia?" jawab Han
Sin secara singkat dan kaku.
1127 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Dia tadi turun ke sana, mungkin dia hendak mandi di pancuran
air," kata Siok Bun. Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, dengan
langkah lebar Han Sin lalu menuju ke jurusan yang ditunjuk.
Tidak enak perasaan Siok Bun. Diam-diam pemuda ini lalu
mengejar dan mengikuti Han Sin dari jauh. Semenjak terjadi
persaingan dalam memperebutkan kasih Lee Ing, memang diamdiam Siok Bun selalu merasa
khawatir kalau-kalau terjadi apaapa antara Siok Ho dan Han Sin. Dia sendiri memang sudah
mengalah terhadap Siok Ho dan sekarang ia khawatir kalau-kalau
terjadi sesuatu, kalau-kalau Han Sin yang jujur dan keras hati
akan menantang Siok Ho. Maka ia mengikuti dan bersiap-siap,
kalau perlu melindungi Siok Ho, tuan penolongnya yang
selamanya akan ia bela. Betul saja, ketika tiba di dekat pancuran air gunung yang dari
kejauhan sudah terdengar suaranya, Han Sin melihat Siok Ho
sedang hendak membuka pembungkus rambut kepalanya. Siok
Ho mendengar tindakan kaki orang dan cepat menengok,
17 kelihatan pucat dan kaget sekali melihat Han Sin sudah berdiri di
belakangnya. "Kau.... kau mau apa mengikuti aku.......?" tanyanya gagap
karena ia tadi benar-benar kaget melihat Han Sin di situ. Melihat
kegugupan orang, Han Sin inakin merasa yakin bahwa tentu Siok
1128 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ho sudah merasa mempunyai kesalahan, sudah merasa bersikap
palsu di depan Lee Ing. Dengan senyum sindir ia berkata,
"Biarpun kau mencuci dirimu sampai Air pancuran habis, kau
takkan mampu membersihkan diri dari kepalsuan!" Siok Ho makin
terkejut. Cepat ia membenarkan letak kain pembungkus
kepalanya, lalu menghampiri Han Sin, matanya yang tajam itu
menatap penuh selidik. "Eh, saudara Liem, kau kenapakah" Kau kelihaian tidak
sewajarnya, apakah kau sakit..." Ada perlu apa kau
mencariku...?" "Orang she Oei, ketahuilah. Aku datang mencarimu untuk
menyatakan bahwa aku melarang kau menggoda nona Lee Ing!
Aku yang akan menghajarmu kalau kau berani mempermainkannya dengan ketampananmu!"
Siok Ho menjadi merah mukanya, matanya berapi. Dengan jari
telunjuknya menuding ke arah hidung Han Sin,dia berseru.
"Saudara Liem Han Sin, kau ini siapakah berani bicara begitu
kepadaku" Kau perduli apa dengan semua urusanku?" Han Sin
mencabut keluar sepasang senjatanya, kipas dan pitnya. lalu
berkata, suaranya keras, "Urusanmu yang lain aku tidak perduli,
1129 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
akan tetapi kalau kau menggoda Lee Ing. Aku akan mengadu
nyawa dengan kau tidak rela melihat Lee Ing menjadi
korbanmu!" Siok Ho tertawa mengejek. "Heh, laki-laki tak bermalu. Kalah
bersaing menjadi gila karena cemburu dan iri hati! Kau sendiri
kalau becus, kenapa tidak merampas kasih sayang Lee Ing"
Mengapa kau tumpahkan kemarahan kepadaku?"
18 "Lee Ing seorang gadis suci, tidak patut bersisihan dengan kau
yang bersikap palsu. Kau sudah mempergunakan pengaruhmu
untuk menguasai orang-orang Hoa-lian-pai dan kau pergunakan
kemanisan mulutmu untuk menjatuhkan hati Lee Ing. Apa kau
kira aku tadi tidak melihat semua itu" Orang she Oei, pendeknya
kalau kau tidak berjanji menjauhi Lee Ing, terpaksa aku
menantangmu untuk bertempur."
"Eh, eh, orang she Liem! Kau kira aku takut kepadamu" Sungguh
muka tebal, kalah bersaing marah-marah!"
"Aku tidak menghendaki Lee Ing dengan paksa. Aku lebih suka
melihat gadis itu berjodoh dengan saudara Siok Bun atau tidak
menikah sama sekali dari pada melihat dia kelak sengsara di
dalam tanganmu yang palsu dan kotor."
1130 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Keparat, kau menantang dan menghina." Siok Ho mencabut
keluar pedangnya. Dua orang jago muda itu sudah siap-siap
untuk bertanding mati-matian. Tiba-tiba melompat keluar Siok
Bun. Pemuda inipun sudah memegang senjatanya, gaetan yang
bersinar putih. Datang-datang ia mencela Han Sin.
"Saudara Liem, sepak-terjangmu kali ini benar benar amat
mengecewakan hatiku, benar-benar tak dapat dipuji sebagai
sikap seorang gagah. Kau menantang dan hendak menyerang
adik Oei hanya karena kau cemburu dan iri hati. Kalau memang
nona Lee Ing dan adik Oei sudah saling menyintai, mengapa kau
tidak tahu diri dan mundur" Ah, saudara Liem Han Sin yang baik.
Di dunia ini tidak hanya ada Lee Ing seorang, dan menjadi gelap
mata karena cinta benar-benar memalukan dan tidak layak
menjadi sikap orang gagah. Di mana kejantananmu?"
Merah muka Han Sin mendengar teguran ini. "Siok-twako, katakatamu memang tepat. Akan tetapi
kau salah duga. Aku bukan
marah karena iri hati dan cemburu. Aku melakukan semua ini
demi kebahagiaan nona Souw Lee Ing. Karena aku yakin bahwa
saudara Oei ini takkan membahagiakan hidupnya kelak, maka
aku bersikap seperti ini dan aku ulangi lagi, kalau saudara Oei
tidak berjanji menjauhinya, aku menantangnya untuk bertempur!"
1131 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Boleh... boleh..... akupun tidak gentar!" kata Oei Siok Ho sambil
melangkah maju, pedang siap di tangan.
19 "Tahan...I" Siok Bun melompat ke depan dan menghadapi Han
Sin, wajahnya agak pucat dan suaranya terdengar keren ketika ia
berkata, "Sungguh menyesal sekali bahwa aku harus menyatakan
ketidaksenangan hatiku terhadap sikapmu itu, saudara Liem!
Seperti juga kau atau aku, saudara Oei Siok Ho ini bebas memilih
siapa saja menjadi kekasihnya, dan bukanlah salahnya kalau
nona Souw memilih dia. Alasanmu itu kosong belaka dan biarpun
selama ini aku selalu kagum kepadamu dan menganggap kau
tidak saja sebagai kawan seperjuangan, akan tetapi juga sebagai
saudara, sekarang terpaksa aku tak dapat tinggal diam dan akan
menjadi lawan dan musuhmu kalau kaulanjutkan sikapmu yang
tak baik terhadap saudara Oei Siok Ho. Aku mewakili ayah dan di
sini aku mengharapkan ketenteraman. Kalau kau tidak suka
tinggal di sini lagi, kau boleh tinggalkan kami!"
Wajah Han Sin sebentar pucat sebentar merah. Sama sekali tidak
disangkanya Siok Bun akan semarah itu dan akan membela Siok
Ho mati-matian. la tidak takut, biar andaikata harus bertempur
melawan dua orang ini. Akan tetapi ia tidak ada urusan dengan
Siok Bun, pula tadi ia hendak menantang Siok Ho juga bukan
karena uruSan lain kecuali mengenai diri Lee Ing Kalau Siok Bun
1132 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sudah memihak Siok Ho, benar-benarkah dia yang keterlaluan
dan bersalah" Han Sin orangnya jujur dan baik hati, sekarang ia
mulai ragu-ragu akan kebenaran sikap sendiri.
"Aku perlu memikirkan hal ini seorang diri. Siok-twako, aku
hendak pergi dulu, biar lain kali kita bicara lagi." Setelah berkata
demikian, Han Sin lari cepat turun gunung sambil menyimpan
kembali sepasang senjatanya.
Dua orang muda itu, Oei Siok Ho dan Siok Bun, berdiri seperti
patung memandang ke arah perginya Han Sin. Sampai lama
mereka tidak bergerak, juga tidak mengeluarkan suara. Akhirnya
terdengar Siok Bun menarik napas panjang dan berkata,
"Kasihan sekali saudara Han Sin....."
"Memang harus dikasihani
menyimpan pedangnya. dia.." jawab Siok 20 Ho sambil "Akan tetapi salahnya sendiri, la tidak boleh begitu lemah karena
pengaruh cinta kasih tak sampai. Sebagai seorang pendekar ia
harus berhati teguh dan kuat." Siok Ho tak menjawab dan
keduanya diam agak lama. 1133 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Siok-twako, kenapa kau tadi membelaku" Bukankah kau juga
tahu betapa saudara Liem itu mencintai nona Lee Ing" Kenapa
kau seakan-akan berdiri di fihakku dan lebih suka melihat Lee Ing
di sampingku?" Siok Bun mengerutkan kening, agaknya sukar
untuk menjawab. "Karena kaupun mencinta Souw-lihiap dan ia juga mencintamu,
karena... karena aku lebih senang melihat kau menjadi jodohnya
sehingga kau dan dia hidup bahagia..."
"Siok-twako, kenapa kau justeru memperhatikan kebahagiaanku"
Kenapa kau tidak memperhatikan kebahagiaan saudara Liem"
Tidak melihatkah kau tadi betapa hancur hatinya" Apa kau tidak
dapat membayangkan betapa akan menderita batinnya kalau Lee
Ing sampai menjadi kepunyaan orang lain" Siok-twako, kenapa
justeru kau mengalah kepadaku?"
"Saudaraku yang baik, mengapa kau masih mengajukan
pertanyaan seperti itu" Han Sin boleh jadi sahabatku yang baik,
kawan seperjuangan yang kuhormati, akan tetapi dibandingkan
dengan kau.... tentu saja aku berfihak kepadamu. Kau adalah
penolongku, kau orang yang kuanggap paling mulia dan
karenanya aku ingin melihat kau bahagia..."
1134 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Ho mengerutkan alisnya yang hitam. "Jadi kau mau bilang
bahwa kau lebih sayang kepadaku dari pada Han Sin?"
"Tentu saja!" "Dan kasih sayang serta pembelaanmu itu berdasarkan atas
pertolonganku dahulu itu ketika kau terluka oleh pukulan Hek-tokciang" Jadi artinya, kau hendak
membalas budi?" Siok Bun mengangguk akan tetapi cepat disusul dengan
suaranya. "Tidak..! Tidak hanya untuk membalas budi.... entah,
21 kau... kau kuanggap seperti saudaraku sendiri, malah lebih dari
itu..... Saudara Siok Ho, entah mengapa, di dalam hatiku, aku
hanya ingin melihat kau bahagia!"
Siok Ho tertawa, suara ketawanya aneh sehingga Siok Bun
menatapnya dengan heran. Siok Ho menahan ketawanya dan
bertanya lagi, suaranya kini sungguh-sungguh dan sepasang
matanya memandang wajah Siok Bun penuh selidik. "Siok-twako,
katakanlah sejujurnya. Bukankah kau mencinta nona Lee Ing?"
"Dulu memang." jawab Siok Bun cepat tanpa ragu-ragu,
"memang aku suka dan kagum kepadanya, sampai sekarangpun
1135 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

masih suka dan kagum. Akan tetapi mencinta" Tidak lagi,
semenjak kuketahui bahwa kau mencintainya!"
"Eh, Siok-twako! Jadi kau beratkan aku dari pada nona Lee Ing?"
Siok Bun mengangguk. "Lebih berat dari pada siapapun juga." Tiba-tiba muka Oei Siok
Ho menjadi merah sekali dan pemuda ini tertawa sambil
mendongakkan mukanya yang tampan. Suaranya tergetar aneh
ketika ia berkata, "Kau manusia aneh.! Hampir kukatakan kau gila...!" Setelah
berkata demikian ia lalu melompat dan berlari cepat meninggalkan Siok Bun.
Pemuda ini berdiri bengong, lalu mengangkat pundak. "Apa
hendak dikata" Memang hatiku berat sekali padanya... aah, aku
cinta kepada saudara Oei Siok Ho. lebih besar dari pada cinta
kepada Lee Ing. Memang aneh, pantas dia menganggap aku gila.
Mungkin aku sudah gila......" Dengan perlahan Siok Bun naik lagi
ke puncak, pikirannya tidak karuan.
1136 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dapat dibayangkan betapa herannya ketika seorang anak murid
Hoa-lian-pai memberi tahu kepadanya bahwa nona Souw minta
bertemu dengan dia di ruangan dalam, di lian-bu-thia (tempat
berlatih silat). Bergegas Siok Bun pergi ke ruangan itu dan
mendapatkan Lee Ing duduk di atas bangku seperti patung,
mukanya agak pucat dan ada tanda-tanda basah di pipinya
seperti orang baru menangis. Siok Bun merasa kasihan, mengira
bahwa gadis ini tentu kembali teringat ayahnya dan menangisi
nasibnya. 22 Akan tetapi sesungguhnya Lee Ing bukan hanya menyedihi
ayahnya. Memang ia masih berduka dan berkabung karena
kematian ayahnya, akan tetapi pada saat itu ia menghadapi
persoalan lain yang membuat ia ingin sekali menangis
menggerung-gerung saking bingung dan jengkelnya. Sikap Siok
Ho tadi di taman bunga telah mendatangkan perasaan tidak
karuan kepadanya, membuat ia bingung dan tak tahu harus
berbuat apa kecuali menangis.
Setelah ia puas memeras air mata di dalam kamar, ia mengambil
keputusan untuk berterus terang minta pendapat Siok Bun. Ia
dihadapkan kepada persoalan yang membingungkan hatinya.
Han Sin menyatakan bahwa dia lebih baik menjauhkan diri dari
Siok Ho dan lebih patut menerima cinta kasih Siok Bun.
1137 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sebaliknya, Siok Ho menyatakan bahwa jodohnya yang paling
baik adalah Han Sin. Bagaimana ini" Ia mengambil keputusan
untuk bertanya kepada Siok Bun. Kalau sikap Han Sin dan Siok
Ho boleh dibilang aneh sekali ia kira tidak demikian dengan Siok
Bun. Ia sudah mengenal Siok Bun sebagai seorang pemuda
gagah yang kiranya takkan mau membohong. Ketika melihat Siok
Bun datang, Lee Ing memcoba tersenyum lalu mempersilahkan
pemuda itu duduk. (Lanjut ke Jilid 26) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 26 "Kuharap kau sudah sehat, nona," kata Siok Bun halus,
"Terima kasih. Kau selalu baik sekali Siok-twako. Maaf kalau aku
mengganggu. Aku sengaja memanggilmu untuk menanyakan
sesuatu yang amat penting dan kuharap kau suka bersikap jujur
dan suka membantuku."
Melihat kesungguhan sikap dan kata-kata nona itu, mau tidak
mau Siok Bun berdebar hatinya dan merasa tidak enak hatinya.
1138 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Katakanlah, nona. Kiranya tak perlu lagi aku jelaskan karena kau
tentu cukup tahu, bahwa aku selalu siap sedia membantumu."
Lee Ing mengangguk. "Aku hanya mengharapkan kejujuranmu, Siok-twako." Ia menarik
napas panjang untuk melapangkan dadanya, kemudian sambil
23 menekan perasaannya, gadis itu berkata lagi, "Siok-twako setelah
aku jatuh sakit dan berada di tempat ini beberapa lama aku
melihat betapa kau dan saudara-saudara Liem dan Oei melepas
banyak sekali budi kepadaku. Hal ini tentu saja membuktikan
bahwa kalian bertiga adalah orang-orang yang budiman dan setia
kepada kawan yang sedang menderita, Akan tetapi, di samping
semua ini... entah kau sudah tahu entah belum, aku melihat
sesuatu yang tidak enak timbul antara saudara Liem Han Sin dan
saudara Oei Siok Ho. Kau tentu mengerti betapa aku dihadapkan
persoalan yang amat sulit, kalian bertiga begitu baik kepadaku
dan. dan... ah, bagaimana aku harus bicara" Pokoknya kau tentu
sudah maklum bahwa perasaan kalian bertiga adalah sama
dan..... dan kau tentu tahu pula, Siok-twako, bahwa sebagai
seorang gadis, sukar bagiku untuk menyatakan perasaan dan.....
dan tak mungkin aku membalas ketiganya." Sampai di sini Lee
Ing tak dapat melanjutkan kata-katanya dan tak dapat ditahan
pula air matanya mengalir turun yang cepat diusapnya.
Sejak Lee Ing membuka mulut bicara, Siok Bun hanya duduk
bengong dengan muka sebentar pucat sebentar merah. Hebat
gadis ini! Bicara begitu blak-blakan tentang perasaan tiga orang
1139 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pemuda terhadap dirinya, begitu saja dengan jujur dan
mengharukan. Sampai lama Siok Bun tak dapat menjawab,
hanya memandang wajah yang patut dikasihani itu. Akhirnya,
setelah berkali-kali menarik napas panjang untuk menenteramkan
jantungnya yang terguncang, pemuda ini berkata,
"Nona Souw, benar-benar aku kagum sekali akan sikap dan
kejujuranmu. Semua yang kau katakan itu benar belaka, seujung
rambutpun tidak meleset. Akan tetapi, apa yang harus
kukatakan" Segala keputusan tergantung kepadamu sendiri,
nona. Bagi aku pribadi, aku mohon maaf sebanyaknya akan
sikapku yang lancang dahulu terhadapmu. Sekarang terbuka
mataku bahwa aku tidak berharga sedikitpun. Kalau menurut
pendapatku, ini pendapatku dan harap nona maafkan kalau
keliru, kiranya adik Oei Siok Ho yang akan dapat membahagiakan
nona....." Baru sampai di sini, Siok Bun berhenti dan kaget karena tiba-tiba
Lee Ing tertawa. Suara ketawanya aneh dan mukanya menjadi
makin pucat, seperti mayat tertawa. "Souw-ljhiap! Jangan tertawa
seperti itu.!" Siok Bun sampai membentak keras karena merasa ngeri.
Kembali Lee Ing terkekeh dan sambil tertawa ia berkata, ''Dunia
sudah miring, apa kalian bertiga yang sudah gila atau aku yang
miring otakku..?" 24 1140 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sampai tiga kali ia berkata seperti ini dan ia tertawa-tawa akan
tetapi kedua matanya bercucuran air mata. Celaka, tentu dia yang
miring otaknya, pikir Siok Bun teringat akan keadaan ayah gadis
ini yang juga berotak miring.
"Nona Souw...."
"Cukup! Pergi kau, kalian bertiga palsu semua ....hi-hi-hi..!"
Siok Bun kaget dan cepat pergi dari situ, lalu berlari keluar untuk
mencari Siok Ho dan Han Sin, untuk menyampaikan berita hebat
ini, bahwa Lee Ing telah berubah ingatannya. Betulkah gadis itu
berubah ingatannya" Tidak demikian. Memang, harus diakui
bahwa semenjak ia menjadi murid di Gua Siluman, kadangkadang ia mendapat rangsangan aneh
dan suka berlaku luar biasa tidak memperdulikan keadaan di sekelilingnya, harus diakui
bahwa hawa mujijat di gua itu sedikit banyak mempengaruhi.
Akan tetapi pada saat itu ia tidak bingung karena miring otaknya,
melainkan ia merasa bingung dan makin ruwet menghadapi
persoalan asmara segi tiga itu.
Siapa orangnya yang takkan merasa repot pikirannya, gadis
mana takkan merasa linglung kalau menghadapi sikap tiga orang
1141 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pemuda pilihan itu" Siok Ho menyuruh ia memilih Han Sin,
sebaliknya Han Sin memuji Siok Bun dan sekarang Siok Bun
mengajukan Siok Ho! Benar-benar keadaan yang gila dan sukar
diterima oleh seorang gadis seperti Lee Ing. la tertawa karena
memang geli dan merasa lucu menghadapi persoalan itu, di
samping perasaan kecewa, gemas, malu, dan marah campur
aduk menjadi satu. Dianggapnya mereka bertiga itu palsu belaka. Masing-masing
dalam sikapnya, dalam gerak-gerik dan pandang matanya, tidak
sukar diduga mencinta dirinya. Akan tetapi mengapa mulut
mereka malah saling mengajukan saingan mereka"
Bagaimanakah sebetulnya perasaan mereka" Lee Ing menjadi
bingung sekali. Secara terang-terangan Han Sin dan Siok Bun
pernah menyatakan cinta kasih mereka kepadanya. Akan tetapi
sekarang secara terang-terangan pula mereka seakan-akan
mengundurkan diri dan mengajukan saingan mereka. Apa-apaan
?m" Jangan-jangan mereka itu sudah tidak suka lagi kepadaku,
pikir Lee Ing yang tiba-tiba menjadi sedih. Mendadak ia teringat
25 akan sesuatu, wajahnya berseri dan ia berlari-lari memasuki
kamarnya. Sementara itu, dengan gelisah campur terharu, Siok Bun berlarilari keluar. Dengan gagap ia
bertanya kepada murid-murid Hoalian-pai di mana adanya Siok Ho yang dijawab oleh mereka
1142 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bahwa pemuda itu berlari turun gunung. Siok Bun cepat
menyuruh mereka mengawani Lee Ing yang ia katakan perlu
dijaga karena sakitnya kambuh, kemudian cepat ia menyusul
turun gunung mengejar Siok Ho.
Ketika melalui lereng, Siok Bun terkejut bukan main dan
menghentikan larinya sambil melihat ke bawah. Apa yang
dilihatnya" Mayat-mayat bergelimpangan tanpa kepala! Darah
masih memancar keluar dari leher mayat-mayat itu, tanda bahwa
pembunuhan keji ini belum lama terjadi. Sebagian besar adalah
tubuh dari para anggauta Hoa-lian-pai, ada pula orang laki-laki
yang agaknya keluarga para anggauta itu yang naik ke gunung
untuk menyambut keluarga mereka, yakni para anak murid Hoalian-pai yang kini hendak pulang ke
kampung masing-masing. Berita tentang bubarnya Hoa-lian-pai sudah tersiar luas.
Melihat keadaan mayat-mayat itu, hati Siok Bun tergerak. Satusatunya manusia yang sekejam ini
memenggal kepala orang dan
membawa kepala itu pergi, di dunia ini kiranya hanya Toat-bengpian Mo Hun.
"Tar! Tar! Tar!" Lecut cambuk ini seakan-akan menjawab dugaan
pikirannya dan ia tidak ragu-ragu lagi ketika mendengar suara
menyeramkan, suara ketawa Mo Hun! Cepat ia melompat dan
mencabut senjatanya, terus lari ke arah suara itu di balik puncak
1143 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kecil. Segera ia mendengar suara nyaring senjata tajam, maka ia
mempercepat larinya. Setelah tiba di tempat itu, dengan kaget ia melihat Mo Hun dan
Ku! Ek sedang mendesak hebat Han Sin dan Siok Ho.
Bagaimana dua orang pemuda itu tahu-tahu sudah bertempur
dengan dua orang kaki tangan Auwyang Tek itu"
Tadi setelah pertemuannya dengan Siok Bun, Oei Siok Ho lari
kencang menuruni puncak. Kalau Siok Bun menyaksikan
tingkahnya, tentu akan mengira Siok Ho juga sudah gila. Pemuda
ini berlari-lari sambil tertawa-tawa, kadang-kadang meloncatloncat, kadang-kadang berhenti
menari-nari mengelilingi sebatang pohon, lalu lari lagi dan tertawanya nyaring bergema di
hutan itu. 26 Tiba-tiba ia mendengar orang memekik mengerikan di sebelah
bawah, disusul bunyi cambuk menggeletar. Siok Ho seketika
lenyap sikapnya yang aneh itu, dan cepat mencabut pedang lalu
lari menuju ke suara itu. Apa yang dilihatnya" Cukup mengerikan
dan cukup memanaskan hatinya sehingga seketika itu juga wajah
pemuda ini merah saking marahnya.
Tepat pada saat ia tiba di situ, pian kelabang di tangan Toatbeng-pian Mo Hun menyambar putus
kepala seorang laki-laki,
sedang di tangan kiri iblis itu sudah terjambak rambut dua buah
1144 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kepala wanita yang berlumuran darah. Mengerikan sekali
penglihatan ini sehingga untuk beberapa lama Siok Ho tak dapat
bergerak dari tempatnya. Kemudian dengan kemarahan yang
meluap-luap ia meloncat dan memaki,
"Jahanam berhati iblis! Manusia macam kau harus dibasmi dari
muka bumi!" Pedangnya berkelebat cepat. Pada saat itu juga
terdengar bentakan lain dari lain jurusan.
"Mo Hun keparat! Mari kita adu jiwa!" Dan berbareng dengan
bentakan ini, Han Sin melompat dan menyerang dengan pit dan
kipasnya. Mo Hun yang sekaligus diserang dari dua jurusan oleh dua orang
pemuda yang gagah itu, masih terkekeh-kekeh akan tetapi
terpaksa pula ia melompat mundur sambil menyambitkan dua
buah kepala itu ke arah Siok Ho dan Han Sin. Dua orang pemuda
ini merasa ngeri dan jijik sekali, cepat mereka mengelak dan
kesempatan ini dipergunakan oleh Mo Hun untuk menyerang
mereka dengan pian kelabang di tangannya yang masih
berlumuran darah. "Dua kepala yang bagus! Dua otak yang segar! Heh-heh-heh!"
katanya sambil menyerang terus dengan senjatanya yang
1145 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
memang hebat itu. Akan tetapi kini ia dikeroyok oleh dua orang
pemuda jagoan. Biarpun kalau melawan seorang dengan seorang
tentu ia akan menang, akan tetapi sekarang dikeroyok oleh dua
orang pemuda yang marah dan benci sekali itu Mo Hun
kewalahan juga. Beberapa kali ia sengaja membunyikan
cambuknya sehingga terdengar suara nyaring "tar! tar!"
Kiranya suara ini adalah semacam isyarat minta tolong, karena
tak lama kemudian muncullah Ma-ihouw Koai-tung Kui Ek!
Tongkat kepala burung di tangannya menyambar hebat dan
27 terpaksa Siok Ho melayaninya dan meninggalkan Han Sin
seorang diri menghadapi Mo Hun.
Baik Siok Ho maupun Han Sin adalah orang-orang muda
gemblengan yang berkepandaian tinggi, bersemangat besar dan
sedikitpun tak kenal takut. Akan tetapi menghadapi dua orang


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lawan yang memang tingkat kepandaiannya lebih tinggi, lambatlaun mereka terdesak hebat.
Namun, berkat kegigihan mereka
tidak akan mudah bagi Mo Hun dan Kui Ek untuk cepat-cepat
menjatuhkan mereka. Baiknya Auwyang Tek dan kaki tangannya yang lain sudah lebih
dulu meninggalkan Ta-pie-san. Auwyang Tek sengaja pergi untuk
cepat-cepat mengumpulkan bantuan, terutama sekali memanggil
Tok-ong Kai Song Cinjin. Pemuda ini girang sekali mendapat
kenyataan bahwa Souw Teng Wi berada di situ, malah bersama
1146 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
puterinya dan di situ berkumpul orang-orang pandai yang
membela Tiong-gi-pai. Kalau fihaknya mempunyai kekuatan
besar, berarti sekaligus ia akan dapat menumpas semua musuhmusuh itu. Maka ia cepat pergi dan
meninggalkan Mo Hun dan Kui Ek menjaga di situ untuk mengawasi gerak-gerik musuh.
Dalam tempat persembunyiannya, Mo Hun dan Kui Ek yang tidak
berani bergerak sembarangan ini, dapat melihat betapa tokohtokoh besar yang tadinya berada di
gunung itu telah turun gunung. Mereka juga telah menangkap seorang anggauta Hoalian-pai yang pulang ke kampung
dan dari orang ini mereka
mendengar keadaan di atas. Bahwa Souw Teng Wi telah tewas,
bahwa nona Souw sedang menderita sakit hebat dan di atas
puncak hanya dijaga oleh tiga orang pemuda, yaitu Liem Han Sin,
Oei Siok Ho, dan Siok Bun.
Girang hati dua orang tokoh ini dan mereka mulai berani
memperlihatkan diri. Tiga orang muda itu tidak mereka takuti,
hanya mereka masih segan-segan untuk mengganggu Souw Lee
Ing, biarpun gadis itu masih dalam keadaan sakit. Malah Mo Hun
telah kumat pula gilanya dan ia mulai membunuhi anak buah
Hoa-lian-pai dan keluarga mereka yang menjemput mereka yang
hendak pulang ke kampung. Siapa kira baru saja membunuh
beberapa orang muncul Han Sin dan Siok Ho yang
menyerangnya. Akan tetapi, dibantu oleh Kui Ek, si pemakan otak
itu dapat mendesak lawan dan ia terkekeh-kekeh girang sambil
1147 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sengaja membunyikan piannya
menipiskan semangat lawan.
28 menjeletar-Jeletar untuk Suara pian ini yang terdengar oleh Siok Bun dan begitu pemuda
gagah ini sampai di situ, tanpa membuang waktu lagi ia lalu
memutar senjatanya dan menyerbu membantu Han Sin dan Siok
Ho. Kedatangan pemuda gagah ini menambah api semangat Han
Sin dan Siok Ho yang cepat mengerahkan seluruh kepandaian
untuk mendesak lawan. Di lain fihak, Mo Hun dan Kui Ek menjadi kecut hatinya.
Menjatuhkan dua orang pemuda perkasa itu saja sudah sukar,
sekarang ditambah lagi dengan seorang pemuda putera Pekkong-Sin-kauw Siok Beng Hui yang
sudah mereka ketahui kelihaiannya. Biarpun mereka belum tentu kalah oleh keroyokan
tiga orang lawan muda itu, akan tetapi mereka takut kalau-kalau
Lee Ing muncul pula. Kui Ek mengeluarkan siulan rahasia dan di
lain Saat dia dan Mo Hun sudah melancarkan serangan hebat
sekali. Selagi tiga orang pemuda itu melompat mundur, dua orang
kaki tangan Auwyang Tek itu cepat membalikkan tubuh dan
melarikan diri. "Kejar iblis-iblis itu!" Han Sin berseru keras dan marah.
1148 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Jangan....!" kata Siok Bun. "Liem-heng, Oei-te..... dengarlah
baik-baik. Baru saja aku bercakap-cakap dengan nona Souw Lee
Ing dan... dan..... dia...."
Han Sin memegang pundaknya dan mengguncang-guncangnya
sambil berseru dengan wajah pucat, "Dia kenapa...." Hayo bilang
dia kenapa?" Juga Siok Ho menjadi pucat akan tetapi ia masih
lebih sabar dari pada Han Sin.
"Entahlah...... tadinya aku bercakap-cakap dengan dia....... lalu,
lalu dia aneh sekali seperti tak beres ingatannya.."
Han Sin tidak menanti sampai Siok Bun habis bercerita. Dengan
keluhan "Ing-moi.....!" meloncatlah ia dan berlari secepatnya
mendaki puncak. Siok Ho dan Siok Bun cepat mengikutinya.
"Aneh, apakah dia mendadak menjadi gila?" di tengah jalan Siok
Ho bertanya kepada Siok Bun.
"Entahlah, akan tetapi kata-kata dan sikapnya seperti...
mengingatkan aku akan ayahnya, Souw-taihiap...." jawab Siok
29 Bun terharu. 1149 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kasihan...." komentar Siok Ho dan kalau saja Siok Bun tidak
begitu bingung memikirkan Lee Ing, tentu ia akan merasa aneh
sekali mengapa Siok Ho menghadapi malapetaka yang menimpa
gadis itu demikian ringan saja.
Tiga orang muda yang berlari cepat itu telah tiba di bangunan
Hoa-Iian-pai dan alangkah kaget hati mereka ketika anak-anak
murid Hoa-Iian-pai semua menangis dan nampak bingung!
"Ada apa......" Mana nona Souw......?" tanya Han Sin seperti
orang gila, mukanya pucat sekali dan suaranya menggigil ketika
bertanya. Murid-murid Hoa-Iian-pai yang tinggal belasan
Orang itu sambil menangis dan tak dapat menjawab
menudingkan telunjuknya ke arah kamar Lee Ing, lalu menangis
lagi makin keras. "Celaka.....!" Han Sin berseru sambil melompat, terus dibayangi
oleh Siok Bun dan Oei Siok Ho. Karena menyangka ada kejadian
hebat, tiga orang muda ini masing-masing mencabut senjatanya,
Siap menghadapi segala kemungkinan.
Setelah tiba di depan kamar Lee Ing, mereka mendapatkan di
dalam kamar itupun anak-anak murid Hoa-Iian-pai menangis dan
menyebut-nyebut nama Lee Ing! Seketika lemas tubuh Han Sin.
sepasang senjatanya segera ia simpan dan dengan kedua kaki
gemetar ia memasuki kamar. Ia berdiri tegak mematung di
1150 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ambang pintu, membuat Siok Ho dan Siok Bun cepat-cepat
melongok dari sampingnya. Pada saat dua oranag muda ini
melihat pemandangan di dalam kamar, Han Siri melompat maju,
meraba tangan Lee Ing yang terlentang kaku di atas
petrbaringan, mengguncang-guncang tangan itu samb i
memanggil-manggil seperti gila,
"Ing-moi....! lng-moi....! lng-moi.....!" Kemudian pemuda ini roboh
tertentang, pingsan! Siok Bun dan Siok Ho melompat ke depan menolong Han Sin,
kemudian mereka mendekati tubuh Lee Ing. Tanpa ragu-ragu lagi
Siok Ho memeriksa dada dan nadi Lee Ing. Kemudian dengan
muka pucat ia menoleh kepada Siok Bun dan berkata lirih, "Dia
sudah tidak ada lagi..I"
30 Naik sedu-sedan di tenggorokan Siok Bun dan Siok Ho malah
sudah tak dapat menahan lagi air matanya yang sudah
bercucuran turun membasahi pipinya, malah dia terisak-isak
menangis memeluki tubuh Lee Ing! Pemandangan yang amat
mengharukan di dalam kamar itu. Empat orang anak murid Hoa
lian-pai menangis. Siok Ho terisak-isak, Siok Bun berdiri seperti
patung, dan Han Sin masih pingsan.
1151 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Memang peristiwa ini amat mengejutkan, dan amat tidak
disangka-sangka. Dapat dibayangkan betapa hebat guncangan
batin yang diderita tiga orang muda itu, melihat Lee Ing secara.
tiba-tiba saja sudah terlentang di atas pembaringannya dalam
keadaan tak bernyawa lagi! Lee Ing sudah mati tanpa sebabsebab yang mereka ketahui.
"Bagaimana terjadinya hal ini" Siapa yang melihat lebih dulu?"
Siok Ho yang dapat menguasai ketenangan lebih dulu dari pada
kawan-kawannya, bertanya kepada murid-murid Hoa-lian-pai
yang tadi menangisi Lee Ing. Sedangkan Siok Bun sibuk merawat
dan mencoba membikin Han Sin yang masih pingsan itu siuman
kembali. Seorang anak murid Hoa-lian-pai yang setengah tua lalu
bercerita. Tadinya ia mendengar nona Souw menangis di
kamarnya. Ia tidak berani mengganggu dan masuk sendiri, maka
dipanggilnya tiga orang kawannya, diajak menghibur hati nona
yang mereka sangka menangis karena teringat akan ayahnya.
Akan tetapi ketika mereka berempat memasuki kamar itu, mereka
mendapatkan Lee Ing sudah terlentang tak bergerak di atas
tempat tidur. "Kami dapati dia sudah.... meninggal dunia dan hanya
meninggalkan tulisan aneh di dinding itu..." katanya sebagai
penutup penuturannya dan menuding ke dinding.
1152 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Ho menoleh ke arah yang ditunjuk. Baru terlihat olehnya
huruf-huruf kecil yang digurat di tembok dengan jari. Hanya Lee
Ing yang dapat menulis macam ini, menggunakan Iweekang
menggurat tembok dengan jari telunjuknya yang mungil. Hurufhuruf itu singkat saja bunyinya,
begini: BIARKAN PETI MATIKU TERBUKA SAMPAI TIGA HARI TIGA
MALAM. Siok Ho terheran, akan tetapi terharu sekali. Kata-kata dalam
tulisan itu makin meyakinkan, seolah-olah hendak mengingatkan
31 mereka semua bahwa gadis itu telah mati. Disentuhnya pundak
Siok Bun dan pemuda inipun membaca tulisan itu.
"Nona Souw yang malang......." bisiknya terharu, "kasihan
sekali......... masih begitu muda."
Setelah nona yang diperebutkan itu meninggal dunia, ternyata
bahwa di antara ketiga orang muda itu, Siok Ho yang paling tabah
menghadapi malapetaka ini. Han Sin seperti orang linglung,
hanya termenung dan air matanya bercucuran turun, tanpa dapat
mengeluarkan kata-kata, hanya kadang-kadang menatap wajah
gadis pujaannya itu yang seperti sedang tidur pulas saja
nampaknya. 1153 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Atas pimpinan Siok Ho, para anak murid Hoa-lian-pai merawai
jenazah itu, kemudian jenazah Lee Ing dimasukkan ke dalam
sebuah peti. Tentu saja tiga orang muda itu mentaati pesan
terakhir Hari Lee Ing, setelah jenazah dimasukkan peti, peti itu
dibiarkan terbuka saja tidak ditutup. Meja sembahyang dipasang
di depan peti dan sekali lagi Hoa lian-pai di puncak Bukit Ta-piesan itu berkabung.
Han Sin seperti gila Tak pernah sedetikpun ia meninggalkan peti
mati itu. Air matanya tentu menitik turun lagi tiap kali, ia
memandang wajah Lee Ing di dalam peti mati.
"Ing-moi.... kalau aku tidak takut disebut pengecut yang takut
menderita, tentu aku akan mengikutimu.... mulai sekarang aku
bersumpah takkan membela diri dengan senjata-senjataku, biar
aku cepat tewas dan berkumpul denganmu......... Ing-moi...
kasihan sekali kau pergi seorang diri, bawalah kipas dan pitku ini,
untuk bekal. untuk penambah senjatamu....." Ucapan yang
dikeluarkan terputus-putus ini mengharukan hati Siok Bun dan
Siok Ho. Terdengar Siok Ho terisak-isak menangis sedangkan Siok Bun
meramkan mata, tidak tahan menyaksikan Iceadaan Han Sin
yang membelai-belai rambut jenazah Lee Ing sambil menangis.
1154 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tepat dugaanku...." terdengar Siok Ho berkata, "di depan Lee
Ing sudah kunyatakan bahwa hanya saudara Han Sin yang patut
menjadi sisihannya...."
Mendengar ini, Siok Bun mengangguk-angguk. "Kalau kau
berkata demikian, maka tentu saja hal itu betul." Kemudian Siok
32 Bun menaruh tangannya di atas Han Sin sambit berkata,
"Liem-heng, harap kau tenangkan dan kuatkan hatimu. Mati hidup
berada di tangan Thian, bagaimana kita manusia bisa
menentangnya" Biarpun kematian nona Souw amat aneh, akan
tetapi kurasa ia terlalu menyedihkan kematian ayahnya. Dia
sudah bebas dari pada penderitaan, sudah jangan kau terlampau
bersedih.." "Tidak...!" Han Sin membantah, suaranya gemetar dan serak, "tak
mungkin orang dengan hati seperti Ing-moi akan mati karena
sedih. Aku tahu benar..... aku dapat merasainya, dia mati bukan
karena sedih, mungkin karena kecewa! Mungkin seorang di
antara kita yang menimbulkannya....!" Setelah berkata demikian,
ia memandang kepada Siok Ho, sinar matanya penuh kebencian!
1155 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Ho terkejut menyaksikan pandang mata ini dan melamgkah
mundur dua tindak. Melihat ini, Siok Bun berkata tak senang
kepada Han Sin, "Saudaraku yang baik, pikiranmu menjadi gelap
karena kedukaan hatimu. Harap saja kau dapat menjernihkan
pikiran dan jangan menduga yang bukan-bukan."
Karena berada di depan jenazah Lee Ing, Siok Ho diam saja tidak
mau melayani sikap Han Sin yang ketus dan penuh sangkaan
buruk terhadap dirinya itu. Perkabungan dilangsungkan dalam
suasana sunyi. Sekarang nampak jelas sekali siapa di antara tiga
orang itu yang paling berat menderita setelah Lee Ing meninggal
dunia. Bukan lain Han Sin adanya. Siok Bun memang berduka
dan kasihan sekali kepada Lee Ing, namun ia dapat membatasi
kedukaannya dan hanya di waktu siang saja ia ikut menjaga di
dekat peti mati Lee Ing. Siok Ho malah sering kali bersembunyi di dalam kamarnya dan
agaknya pemuda ini menangisi kematian Lee Ing secara
sembunyi karena kalau tidak berada di kamarnya, anggauta Hoalian-pai mendengar isak tangisnya.
Dan di depan peti mati Lee
Ing sepasang matanya kelihatan merah membendul.
Akan tetapi Han Sin tak pernah bergeser dari peti mati Lee Ing.
Malah tak pernah duduk, selalu berdiri di dekat peti mati, bibirnya
bergerak-gerak seorang diri dan air matanya entah sudah berapa
banyak menetes turun mengenai muka mayat gadis itu.
1156 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Benar-benar keadaannya amat mengharukan sekali dan dua hari
kemudian Han Sin sudah kelihatan kurus sedangkan mukanya
33 demikian pucat menyaingi kepucatan muka mayat di depannya.
Pada malam ke tiga, peti mati Lee Ing masih belum ditutup


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

karena sesuai dengan pesan gadis itu, pada keesokan harinya
baru tiga hari tiga malam dan baru boleh ditutup peti itu. Karena
lelah menjaga terus-terusan, orang-orang sudah tidur semua.
Tidak kelihatan Siok Bun maupun Siok Ho, juga para anak murid
Hoa-lian-pai sudah pergi mengaso. Hanya Han Sin yang masih
berdiri di dekat peti mati.
Tubuhnya lesu, kakinya gemetaran, namun pemuda ini
menguatkan diri, tidak mau pergi dari samping peti itu. Matanya
sudah membendul dan membengkak, namun melihat wajah Lee
Ing dan mengingat bahwa besok pagi peti itu akan ditutup
sehingga ia takkan melihat lagi wajah itu selamanya, membuat air
matanya mengucur turun membasahi pipi dan jidat mayat itu.
Karena matanya bengkak-bengkak dan air mata menutup
pandangannya, Han Sin tidak melihat sama sekali betapa sudah
beberapa lama pelupuk mata mayat itu bergerak-gerak, kemudian
perlahan-lahan mata itu terbuka sedikit. Tidak terlihat olehnya
betapa mata itu kemudian melirik ke kanan kiri dan mata itu
meneteskan air mata ketika pipi dan jidat mayat itu disiram air
mata Han Sin untuk ke sekian kalinya. Akan tetapi air mata i
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
tu bercampur dengan air mata Han Sin sehingga orang takkan
1157 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
menyangka bahwa mayat itu mengucurkan air mata dari
matanya! Pada saat itu terdengar tindakan kaki dan Siok Ho muncul di
ambang pintu. "Liem-twako..... kau... belum mau mengaso ...?" tanya Siok Ho,
suaranya penuh welas asih, penuh kemenyesalan dan ia kasihan
sekali kepada Han Sin. Baru kali ini selama hidupnya ia melihat
cinta kasih yang demikian besar dan hebat seperti cinta kasih
Han Sin terhadap Lee Ing.
Han Sin hanya menengok sebentar, lalu tundukkan mukanya
tidak menjawab. Akan tetapi, melihat betapa dadanya yang
bidang itu turun naik bergelombang, menandakan bahwa pemuda
ini marah sekali melihat kehadiran Siok Ho di situ.
"Liem-twako.... aku.... aku menyesal sekali .... biarpun aku tidak
sengaja, sama sekali tidak mempunyai keinginan melihat Lee Ing
menderita... namun...... sedikit banyak aku merasa bersalah
membuat Lee Ing kebingungan...... membuat ia kecewa...."
"Tutup mulut! Pergi kau dari sini dan jangan ganggu kami!" bentak
Han Sin dengan kemarahan meluap-luap.
1158 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Maafkan aku, Liem-twako....... kau selalu salah faham.... aku
sebetulnya telah menyatakan di depan Lee Ing bahwa kaulah
jodohnya dan aku...."
"Diam! Setelah di waktu dia hidup kau membujuk-rayunya dengan
kata-katamu yang manis palsu, apakah sekarang setelah dia mati
kau masih hendak menggunakan kata-kata palsu dan halus untuk
menipu kami" Bujuk rayumu membuat Lee Ing tergila-gila,
membuat ia tidak dapat melihat bahwa kau adalah seorang
pemuda palsu dan mata keranjang.... dan... dan..... aahh, pergilah
sebelum aku tak dapat menahan sabar dan membunuhmu!"
"Liem Han Sin!" Siok Ho menjadi marah. "Kau ini siapakah begini
keterlaluan, berani bersikap kasar kepadaku" Aku datang untuk
menghiburmu, untuk menyatakan penyesalan, tidak tahunya kau
hanya menghina dan memaki!"
1 "Habis kau mau apa" Lebih baik kau kubunuh atau aku terbunuh,
sama baiknya agar Lee Ing tidak kesunyian!" Setelah berkata
demikian, dengan tangan kosong Han Sin menerkam maju
dengan penyerangan maut yang hebat sekali. Siok Ho cepat
mengelak dan di dalam ruangan itu, di depan peti mati Lee Ing
yang terbuka, tentu akan terjadi pertempuran mati-matian kalau
pada saat itu Siok Bun tidak muncul.
1159 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Bun cepat memegang lengan Han Sin dan menegur, "Liemheng. kau selalu bersikap kasar
terhadap Oei-te. Liem-heng, di
depan peti mati nona Souw kau masih berani berlaku seperti ini"
Benar-benar kau terlalu mendesak Oei-te yang tidak bersalah
apa-apa." "Orang she Siok! Kau selalu membela keparat ini. Kalau kau tidak
rela melihat aku menghajar keparat mata keranjang ini, kau
sekalian majulah, jangan kira aku Han Sin takut mati! Untuk
membela nama baik Lee Ing, jangankan harus mati, api neraka
sekalipun akan kuterjang! Hayo. majulah kalian kalau laki-laki
sejati!" Han Sin yang sudah nekat itu memasang kuda-kuda, siap
mehempur dua orang bekas sahabat yang kini ia pandang
sebagai biang keladi kematian Lee Ing.
Mendengar Siok Ho dimaki-maki, Siok Bun marah sekali. "Liemheng, kau benar keterlaluan sekali.
Kau kira aku tadi tidak mendengar kata-kata Oei-te yang begitu halus dan merendah"
Kau selalu mau menang sendiri, seakan-akan di dunia ini hanya
kau seorang laki-laki sejati!"
"Jangan banyak cerewet! Kalau mau membela dia, majulah
sekalian!" 1160 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kau kira aku takut?" Siok Bun sudah melangkah maju, akan
tetapi Siok Ho menarik lengannya dari belakang dan... Siok Ho
menangis tersedu-sedu! "Jangan berkelahi.... jangan.... ahhh....
aku..." Pemuda ini tak dapat melanjutkan kata-katanya dan
menangis tersedu-sedu sambil memegangi Siok Bun. Baik Siok
Bun maupun Han Sin menjadi bengong memandang Siok Ho,
karena kini tangisnya demikian aneh. Seperti tangis wanita!
"Apa..... apa artinya ini..?" Han Sin membentak marah. Siok Ho
mengangkat muka memandangnya.
2 "Orang she Liem! Kau benar-benar terlalu sekali. Kau iri hati dan
cemburu secara luar biasa sehingga matamu seperti buta, tidak
melihat bahwa kau tidak patut menuduhku membujuk Lee Ing.
Buka matamu baik-baik dan lihat aku, masih beranikah kau
menuduh aku sebagai pembujuk Lee Ing...?" Sekali renggut Siok
Ho melepaskan pengikat kepalanya dan terurailah rambut yang
panjang, halus dan bergelombang. Rambut wanita yang indah
sekali. Digosoknya alis matanya dan lenyaplah alis mata yang tadinya
tebal gagah, berubah menjadi alis yang kecil hitam panjang, alis
wanita yang indah bentuknya! Siok Ho lalu menghampiri peti mati,
lalu mencium pipi Lee Ing sambil berbisik,
1161 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Adik Lee Ing, kau ampuni aku.." Lalu ia menjatuhkan diri di lantai
sambil menangis. Siok Ho, "pemuda" tampan, anak murid Kunlun-pai yang gagah perkasa itu, kini
duduk bersimpuh dan menangis seperti seorang gadis cengeng! Siok Bun yang
semenjak tadi berdiri pucat dengan tubuh menggigil seperti orang
terserang panas dingin demam malaria, kini maju dan dengan
hati-hati sekali menyentuh pundaknya.
"Oei-te (adik laki-laki Oei) ... eh, moi-moi (adik perempuan)..kau....kau jangan menangis. Siok Ho tidak malumalu lagi menangkap tangan di
pundaknya itu dan menempelkan
di pipinya pada tangan itu.
"Bun-ko.... kau.... kau selalu membelaku... kau... kau tadinya
mencintaku sebagai Siok Ho pria, bukan?"
"Betul.." jawab Siok Bun dengan muka merah.
"Dan sekarang.......masih cintakah kau kepadaku..................?"
Siok Bun mengangkatnya bangun dan menariknya keluar dari
ruangan itu. 1162 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Lebih dari yang sudah-sudah, moi-moi..... cintaku lebih dari yang
3 sudah-sudah. Mari kuajak kau turun gunung, menyusul ayah,
ingin kuperkenalkan kau kepada ayah bundaku...." Sambil
bergandengan dan berpelukan pasangan yang bahagia ini lalu
pergi malam itu juga turun dari Ta-pie-san setelah mengucapkan
kata-kata hiburan dan selamat tinggal kepada Han Sin.
Tak seorangpun di antara tiga orang-orang muda itu tadi melihat
betapa "mayat" Lee Ing membuka mata dan menyaksikan adegan
aneh dari Siok Ho yang pianhoa (malih rupa) dari pemuda
menjadi gadis itu. Tak seorangpun melihat betapa Lee Ing yang
baru saja "bangun" dari kematian, menyaksikan peristiwa itu
menjadi sedemikian kaget sampai-sampai ia roboh pingsan lagi di
dalam peti matinya! Sepeninggal dua orang itu, Han Sin duduk melamun di dekat peti
mati Lee Ing. Ia merasa malu sekali terhadap Siok Ho, malu
kepada diri sendiri dan malu kepada Lee Ing. Ingin ia mati saja
bersama gadis itu. Tiba-tiba ia mendengar suara anak-anak murid
Hoa-lian-pai menjerit-jerit di pagi hari berikutnya dan tak lama
kemudian masuklah beberapa orang di dalam ruangan itu.
Ketika dengan tenang Han Sin mengangkat muka, ternyata
bahwa yang berada di depannya adalah... Tok-ong Kai Song
Cinjin sendiri bersama Auwyang Tek, Kui Ek, dan Mo Hun! Di
1163 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
belakang mereka masih terdapat seregu pasukan terdiri dari tiga
puluh orang. "Aha, bocah she Souw juga sudah mampus, ya?" kata Kai Song
Cinjin sambil menghampiri peti mati.
"Jangan ganggu dia!" seru Han Sin sambil menghadang di jalan.
"Dia sudah mati, jangan diganggu. Aku akan menuruti segala
kehendakmu asal dia jangan diganggu!" Menyaksikan pemuda
nekat itu dalam keadaan amat mengharukan membela jenazah
kekasihnya, Kai Song Cinjin melangkah mundur.
"Bunuh saja dia!" kata Mo Hun sambil tertawa ha-hah-he-heh.
"Jangan, suruh dia bawakan peti mati itu ke kota raja agar kita
dapat membuktikan kematian puteri pemberontak she Souw dan
sekalian menawan dia!" kala Auwyang Tek. Usul ini diterima baik
oleh Tok-ong Kai Song Cinjin.
"Orang muda, kau mendengar sendiri. Kau mau memanggulkan
peti itu ke kota raja?"
1164 4 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Apa saja akan kulakukan asal jangan ganggu dia!" kata Han Sin
dengan sikap tegas. Demikianlah, dengan tenaga terakhir, Han Sin memanggul peti
mati berisi jenazah kekasihnya itu dan digiring oleh rombongan
Tok-ong Kai Song Cinjin ke kota raja. Di sepanjang perjalanan ia
diganggu dan dihina, akan tetapi dia diam saja. Pendeknya asal
jangan jenazah Lee Ing yang diganggu, Han Sin dapat
menerimanya. Pemuda ini hendak mempergunakan sisa
hidupnya untuk melindungi mayat kekasihnya.
Memang di dunia ini banyak terjadi hal-hal aneh. Apa lagi hal-hal
yang disebabkan oleh cinta kasih, memang aneh, kadang-kadang
sukar dipercaya dan lucu. Ada pula yang amat mengharukan
seperti cinta kasih yang terkandung dalam dada Han Sin
terhadap Lee Ing. Dia terlampau gagah untuk membunuh diri,
akan tetapi terlampau besar cintanya untuk meninggalkan
jenazah kekasihnya begitu saja. Ia sudah mengambil keputUsan
nekat. Selama jenazah gadis itu tidak diganggu, ia akan
menyerah dan akan menanti dirinya dibunuh lawan agar ia dapat
bersatu dengan Lee Ing di alam baka.
Akan tetapi kalau ada yang berani mengganggu jenazah itu, ia
akan memberontak dan akan menggunakan nyawanya sebagai
taruhan dalam membela dan melindungi jenazah itu! Apakah
benar-benar Lee Ing sudah mati" Tadi kita melihat betapa
1165 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"mayat" itu membuka matanya dan menitikkan air mata melihat
keadaan Han Sin, kemudian "mayat" itu menyaksikan adegan
aneh dari Siok Ho sampai-sampai ia kaget dan jatuh pingsan.
Memang. Lee Ing sebetulnya belum mati!
Ketika gadis ini mengalami kebingungan pikiran, ia teringat akan
nasib Li Lian gadis kekasih gurunya, Bu-Beng Sin-kun, gadis
yang rangkanya ia temukan di dalam Gua Siluman. Li Lian juga
menjadi korban cinta kasih tak sampai. Keadaannya hampir sama
dengan Li Lian, malah lebih hebat lagi.
Kalau Li Lian hanya berdiri di antara dua orang pria, adalah dia
berdiri di antara tiga orang pemuda pilihan! Teringat akan Li Lian
mengingatkan ia kepada obat yang dibungkus kain merah, obat
MATI DUA HARI buatan suhunya, buatan Bu-Beng Sin-Kun yang
sedianya untuk diminum Li Lian guna membuktikan siapa di
antara dua orang pria itu yang mencinta Li Lian. Sekarang obat
itu berada di tangannya. Mengapa ia tidak mempergunakannya
untuk membuktikan siapa sebetulnya di antara tiga orang pemuda
5 itu yang betul-betul mencinta"
Keputusan nekat ini dilakukan oleh Lee Ing dan setelah minum
racun hebat itu, Lee Ing berada dalam keadaan pingsan yang
amat berat sehingga kalau diperiksa, ia seperti sudah mati saja.
Dua hari dua malam ia berada dalam keadaan seperti mati.
Pesan yang ditulisnya di atas tembok agar supaya peti matinya
1166 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dibiarkan terbuka selama tiga hari tiga malam menjadi bukti, kuat
sekali bahwa gadis ini sama sekali bukan sudah bosan hidup. Ia
meninggalkan pesan itu karena ia benar-benar takut kalau-kalau
orang terus saja menguburnya sehinga ia akan betul-betul mati
kehabisan napas. Kebetulan sekali ketika ia siuman kembali dari "kematiannya" itu,
ia melihat bahwa di tengah malam itu hanya Han Sin seorang
yang menjaganya dan melihat pemuda ini begitu menyedihkan
keadaannya, tak terasa lagi ia menitikkan air mata dan merasa
amat terharu. Kini tahulah ia bahwa orang yang benar-benar
mencintanya adalah Liem Han Sin. Dan lebih kuat lagi
keyakinannya ini ketika muncul Siok Ho. la girang, juga terharu.
Memang, kalau di sana tidak ada bayangan Siok Ho yang


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tampan, ia tidak meragukan hatinya sendiri yang sudah jatuh
cinta kepada Han Sin. Akan tetapi, kebangkitannya dari "kematian sementara" itu masih
melemaskan tubuhnya dan jiwanya juga masih tertekan oleh
peristiwa-peristiwa yang ia alami. Oleh karena inilah ketika Siok
Ho membuka rahasianya, ia menjadi begitu kaget, heran dan
malu kepada diri sendiri sehingga kembali ia jatuh pingsan.
Demikianlah, gadis perkasa ini sama sekali tidak tahu bahwa
sampai saat itu, Han Sin tetap setia dan mencinta kepadanya
sehingga pemuda ini rela menyerah kepada Auwyang Tek hanya
untuk menjaga jangan sampai "mayatnya" diganggu.
1167 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dengan tubuh lemas karena tiga hari tidak makan, ditambah pula
oleh kedukaannya, pemuda yang keras hati ini memanggul peti
mati itu hati-hati sekali, tidak memperdulikan ejekan-ejekan yang
dikeluarkan oleh Auwyang Tek dan anak buahnya, la tidak
mengharapkan pertolongan dari fihak siapapun juga, karena apa
sih artinya tertolong" Paling-paling dia akan bisa hidup terus,
hidup penuh kedukaan dan kesunyian tanpa Lee Ing. .
MunculnyaAuwyangTek dan Tok-ong Kai Song Cinjin bukanlah
hal yang kebetulan saja. Seperti sudah dituturkan di bagian
6 depan, melihat bahwa keadaan musuh terlampau kuat, setelah
membakar bangunan Hoa-lian-pai, Auwyang Tek lalu melarikan
diri untuk mencari bala bantuan, la meninggalkan Mo Hun dan Kui
Ek untuk mengamat-amati icmpai itu.
Kebetulan sekali bertemu di tengah jalan dengan Kai Song Cinjin
yang ternyata telah tiba di kota raja dan menyusul
rombongannya, ketika tokoh Tibet ini mendengar bahwa majikan
mudanya menyerbu ke Hoa-lian-pai untuk merampas Souw Teng
Wi. Dengan girang Auwyang Tek cepat-cepat membawa Tok-ong
Kai Song Cinjin dan rombongan ke Ta-pie-san akan tetapi
dengan kecewa mendengar bahwa Souw Teng Wi sudah
meninggal dan sudah dikubur.
Kekecewaannya terobat ketika ia mendengar bahwa puteri Souw
Teng Wi masih berada di situ bersama tiga orang pemuda tokoh
1168 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hong-gi-pai. Demikianlah, ketika tiba di situ ternyata mereka
mendapatkan Souw Lee Ing sudah "mati" dan Liem Han Sin
menjaganya sehingga mudah saja Auwyang Tek menggiring Han
Sin membawa jenazah puteri Souw Teng Wi ke kota raja.
Siok Bun dan Siok Ho meninggalkan Ta-pie-san dalam keadaan
bahagia sekali. Sepasang merpati ini bergandengan tangan,
kadang-kadang saling pandang dan merahlah muka Siok Ho
yang kini sudah mengenakan pakaian wanita sehingga ia menjadi
seorang wanita yang cantik jelita.
"Moi-moi, kau ini bisa saja menggoda orang-orang. Sungguh mati
aku tidak mengira bahwa pemuda perkasa dari Kun-lun itu adalah
seorang gadis jelita!"
Siok Ho menjebi. "Dasar kau yang bodoh. Perasaan dan hatimu
lebih pintar rupanya maka kau bisa jatuh cinta. Mana ada laki-laki
jatuh cinta kepada seorang pria?"
Siok Bun menampar kepala sendiri sampai topi baloknya terjatuh
dan sambil tertawa-tawa ia memungutnya dan memakainya lagi.
"Memang bodoh! Tapi aku benar-benar tidak mengerti mengapa
kau bersikap seakan-akan kau mencinta Lee Ing?"
1169 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Ho tersenyum manis dan kembali ia mencela. "(Lagi-lagi
pertanyaan ini menyatakan bahwa kau tidaklah cerdas. Hati
Pohon Kramat 10 Pendekar Gila 18 Dendam Mahesa Lanang Diburu Topeng Reges 2
^