Pencarian

Pusaka Gua Siluman 15

Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Bagian 15


siapakah yang akan merasa aman melihat kau jatuh bangun
terhadap Lee Ing" Bukan kusalahkan engkau karena gadis
seperti dia siapakah takkan mencinta...?" Siok Ho menarik napas,
kasihan ketika teringat kepada Lee Ing.
7 Siok Bun membelalakkan matanya karena heran, akan tetapi
setelah mengerti akan maksud kata-kata itu ia menjadi begitu
girang sehingga ia merangkul leher Siok Ho. "Jadi kau sengaja
menyaingi aku agar supaya kau dapat menjauhkan aku dari Lee
Ing" Kau cemburu dan takut aku direbut olehnya?"
"Hush, enak saja kau menyombongkan diri." Siok Ho merenggut
dirinya dari pelukan Siok Bun. "Siapa sih perduli kau direbut oleh
siapapun juga?" Begitulah, sepasang, merpati itu bercakap-cakap dengan penuh
kebahagiaan diseling sendau gurau. Saking bahagianya, pada
saat itu mereka sampai lupa tentang Lee Ing yang sudah mati
dan Han Sin yang mereka tinggalkan. Hati mereka penuh madu
asmara, dunia ini milik mereka dan selain diri mereka berdua, di
luar mereka segala apa tidak masuk hitungan lagi!
1170 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dalam penuturannya kepada Siok Bun, gadis ini menceritakan
bahwa dia berpakaian pria adalah atas pesan gurunya, Swan
Thai Couwsu guru besar Kun-lun-pai. Swan Thai Couwsu yang
sudah terluka oleh Tok-ong Kai Song Cinjin, tidak melihat orang
lain lagi yang cukup berbakat untuk mewarisi kepandaiannya,
maka ia menurunkan ilmu-ilmunya kepada gadis cilik itu. Sebelum
meninggal dunia Swan Thai Couwsu memesan kepada muridnya
ini agar supaya menyembunyikan keadaan sebenarnya dan
berpakaian sebagai pria agar lebih mudah melakukan tugas,
terutama membalaskan dendam kepada musuh-musuh besarnya,
yaitu Kai Song Cinjin dan kawan-kawannya.
Selagi kedua orang muda ini berjalan lambat karena asyik
bercakap-cakap, mereka melihat rombongan orang dari kaki
bukit. Cepat mereka menjadi siap siaga lagi dan bersembunyi.
Kaget hati mereka ketika melihat bahwa rombongan itu dipimpin
oleh Kai Song Cinjin dan Auwyang Tek dan barisan ini mendaki
ke arah bangunan Hoa-lian-pai.
Siok Bun dan Siok Ho gelisah sekali, teringat akan keadaan Han
Sin yang berada seorang diri di atas menjaga jenazah Lee Ing.
Akan tetapi apa daya mereka. Mereka berdua, malah bertiga
dengan Han Sin sekalipun, tidak ada artinya kalau melawan
musuh yang amat tangguh ini. Dengan hati penuh kekhawatiran
mereka bersembunyi terus, melihat gerak-gerik musuh.
1171 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
8 Kegelisahan mereka terbukti ketika tak lama kemudian mereka
melihat Han Sin memanggul peti mati Lee Ing dan digiring turun
gunung! Siok Ho menggertak giginya saking marahnya melihat
musuh-musuh besar ini mempermainkan Han Sin.
"Bedebah! Adik Lee Ing sudah mati masih hendak mereka
tawan!" Menurut hatinya, ingin ia menyerbu. Akan tetapi Siok Bun
melarangnya. "Apa artinya bagi Han Sin kalau kita berdua mengurbankan
nyawa dengan sia-sia belaka" Kita berdua takkan dapat melawan
Tok-ong. Lebih baik kita cepat pergi mencari bantuan untuk
menolongnya." Akhirnya, Siok Ho menurut bujukan kekasihnya ini
karena memang harus ia akui bahwa kalau dia dan Siok Bun
menerjang, hal itu sama saja dengan membunuh diri dan Han Sin
tetap saja takkan tertolong. Memang jauh lebih baik berusaha
mencarikan bala bantuan untuk menolong Han Sin selagi mereka
masih hidup. Demikianlah, dengan cepat keduanya meninggalkan tempat itu
dan sekarang mereka tidak mau bersendau gurau lagi, tidak ada
kesempatan untuk bermesra-mesraan karena mereka sedang
melakukan tugas yang amat penting.
1172 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sementara itu, terjadi hal yang amat hebat di perbatasan utara.
Hal yang amat menggembirakan Siok Bun dan Siok Ho ketika
mereka mendengarnya dari penduduk yang pergi mengungsi.
Perang telah dimulai! Bala tentara Raja Muda Yung Lo telah
mulai menyerbu ke selatan untuk memberi hajaran dan
menumbangkan kekuasaan kaisar yang menjadi boneka para
menteri durna! Memang sudah amat lama Raja Muda Yung Lo merasa tidak
senang ketika mengetahui betapa ayahnya, Thai Cu yang
dahulunya terkenal sebagai pahlawan Ciu Goan Ciang, dapat
dipengaruhi oleh para menteri durna sehingga rakyat menderita
sekali di daerah selatan. Akan tetapi ia tidak berani berterang
menentang hal ini selama ayahnya masih hidup.
Kemudian, setelah Ciu Goan Ciang meninggal dunia, yang
diangkat sebagai kaisar menggantikan dia adalah Hui Ti atau
Cian Wen Ti, yakni cucu dari Ciu Goan Ciang, putera dari anak
sulungnya yang telah meninggal dunia lebih dulu. Hal ini adalah
sesuai dengan bujukan para menteri durna yang hendak
mempertahankan kedudukan dan kekuasaan mereka atas Kaisar
Muda Hui Ti ini. 9 Mendengar akan hal ini, marahlah Raja Muda Yung Lo yang pada
waktu itu memimpin pertahanan di utara, yaitu di Peking. Dia
adalah putera ke empat dari kaisar, kalau dia masih hidup,
1173 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mengapa pengganti kaisar adalah keponakannya" Dia lebih
berhak dan tahu bahwa hal ini tentulah berkat usaha kaum
ningrat dan durna di ibu kola selatan itu.
Serentak Yung Lo memimpin barisannya dan memberontak.
Diserangnya daerah selatan dan terjadi perang saudara karena
perebutan takhta. Raja Muda Yung Lo sudah lama memperkuat
barisannya dan dia mendapat banyak bantuan dari rakyat dan
orang-orang gagah yang sebagian besar merasa tidak senang
melihat kekuasaan menteri-menteri durna Nan-king.
Penyerbuan dari utara ini mendapat bantuan besar sekali dengan
adanya pemberontak pemberontak di selatan yang diatur oleh
orang-orang kang-ouw, sebagian besar adalah para petani di
bawah pimpinan bekas anggauta-anggauta Tiong-gi-pai atau
orang orang gagah yang sudah dilindungi oleh Tiong gi-pai.
Pasukan-pasukan dari utara itu maju pesat dan di mana-mana
mereka mengalahkan barisan barisan Kerajaan Beng.
Pasukan-pasukan Beng memang tidak terlatih Setelah Ciu Goan
Ciang berhasil memimpin rakyat mengusir penjajah Mongol dan
menjadi kaisar, ia terjatuh ke dalam kekuasaan iiicnicu menterimenteri durna yang pandai
membujuk sehingga kaisar ini tidak
begitu memikirkan keadaan tentaranya. Tentara-tentara yang tak
pernah terlatih, bahkan kerjanya malah mengganggu rakyat dan
korup, mana mempunyai kekuatan" Selain tidak terlatih, juga
1174 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
semangat berperang mereka kecil sehingga di mana-mana
perlawanan mereka terhadap bala tentara Yung Lo selalu
dipatahkan. Dalam keadaan seribut itu, tentu saia Siok Bun dan Siok Ho tidak
berhasil mencari bantuan untuk menolong Han Sin. Orang-orang
gagah sibuk memimpin pasukan-pasukan sendiri untuk
membantu pergerakan Raja Muda Yung Lo, mana ada
kesempatan untuk mengurus persoalan satu orang saja" Pada
saat seperti itu. urusan pribadi tidak masuk hitungan dan memang
tidak mudah untuk menolong tawanan yang sudah dibawa ke
kota raja dan pembawanya adalah Tok-ong Kai-Song Cinjin dan
para pembantunya! Siok Bun juga seorang pemuda keturunan pahlawan. Tentu saja
10 lapun maklum bahwa dalam saat seperti itu, yang paling penting
adalah membantu perjuangan, maka ia lalu mengajak Siok Ho
untuk mencegat barisan yang dipimpin oleh ayahnya, kemudian
mereka berdua menggabungkan diri dan merupakan tenagatenaga yang dahsyat dan
mencelakakan musuh. Perang berjalan
terus dan makin lama pasukan-pasukau Pangeran Yung Lo
makin mendesak ke selatan sungguhpun mereka harus melalui
kota-kota dan benteng-benteng yang terjaga kuat dan sukar
dirobohkan. 1175 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Diam-diam Siok Bun dan Siok Ho sudah melepaskan harapan
untuk dapat menolong Han Sinu. Akan tetapi, pada saat seperti
itu, kematian seorang pendekar bukan apa apa, malah
merupakan hal yang patut dibanggakan. Kebanggaan pahlawanpahlawan rakyat yang benar-benar
berjiwa pahlawan yang berjuang membela tanah air dan bangsa tanpa pamrih hanya ada
dua macam, pertama mengakhiri perjuangan dengan
kemenangan mutlak, ke dua gugur di medan perang dalam
menghadapi ibu pertiwi. Lee Ing tadinya tak bergerak, seperti mayat dalam peti matinya
yang tidak tertutup, perlahan-lahan membuka matanya. Ia
membuka kedua matanya perlahan, mengejap-ngejapkan mata
karena silau terserang cahaya matahari. Untuk sejenak Lee Ing
terheran dan bingung, tidak tahu di mana ia berada. Kemudian
terasa olehnya bahwa ia berada di dalam peti dan peti itu
dipondong orang! Ia sedang diangkat orang dalam peti mati!
Sekarang teringatlah ia! Teringat semuanya dan pertama-tama
yang diingatnya adalah Han Sin. Di mana pemuda itu" Kemudian
ia teringat akan peristiwa yang terjadi di depan matanya tentang
Siok Ho yang malih rupa menjadi seorang gadis. Lee Ing
menahan tangisnya, dengan hati-hati ia memasang telinga
mendengarkan suara orang-orang yang ia tahu banyak berada di
bawahnya. Orang-orang yang tertawa-tawa. Kemudian ia
mendengar suara yang amat dikenalnya, suara Auwyang Tek!
Suara itu tadinya tertawa mengejek lalu berkata,
1176 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Orang she Liem! Banyak aku melihat pemuda jatuh cinta, akan
tetapi baru sekarang ini aku melihat pemuda yang menjadi gila
karena cintanya! Orang hanya bisa mencinta seorang gadis yang
hidup, akan tetapi kau masih mencinta seorang gadis yang sudah
mampus. Ha-ha-ha! Kau rela mengurbankan keselamatan, rela
menyiksa diri, untuk sebuah mayat. Heran sekali!"
11 Berdebar jantung Lee Ing mendengar Ucapan ini. Tak salah lagi,
tentu Han Sin telah menjadi seorang tawanan dan berada di
antara mereka! Apakah Siok Bun dan Siok Ho juga tertawan"
Kemudian ia mendengar suara Han Sin dan debar jantungnya
makin menghebat ketika ia mendengar suara itu tepat di bawah
petinya. Jadi Han Sin orangnya yang memondong peti matinya"
Apa-apaankah ini" "Auwyang Tek, aku telah menjadi tawananmu hanya untuk
mencegah orang-orangmu mengganggu jenazah Ing moi. Setelah
aku menjadi tawananmu, kau mau apakan padaku, terserah, mau
bunuh boleh. Akan tetapi jangan sekali-kali kau menghina Ing-moi
yang sudah tidak ada di dunia lagi!"
Ucapan ini terdengar tegas dan tabah, membuat Lee Ing tak
dapat tertahan lagi mencucurkan air matanya. Ah, alangkah hebat
cinta kasih pemuda ini kepadanya. Sampai ia mati sekalipun cinta
1177 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kasih Han Sin tidak pernah berkurang, bahkan pemuda itu
agaknya sudah bosan hidup maka menyerah saja kepada
Auwvang lek! "Ha-ha-ha, siapa sudi mengganggu mayat" Kalau dia masih
hidup, mungkin ada harganya mengganggu gadis manis itu. Akan
tetapi sekarang ia telah menjadi mayat dan aku membawanya
hanya untuk memperlihatkan kepada pembesar-pembesar di kota
raja bahwa Souw Teng Wi si pengkhianat dan puterinya sudah
mampus. Adapun kau.... ha-ha-ha, kau akan digantung di alunalun sebagai contoh bagi para
pemberontak!" "Aku tidak takut!" bentak Mau Sin dengan gagah.
Lee Ing menangis karena girang dan bangga. Benar-benar
pemuda Ini patut menjadi pujaannya selama hidupnya. Han Sin...
jangan takut, takkan ada orang dapat mengganggumu, pikir gadis
ini sambil mengumpulkan tenaga.
la merasa betapa Han Sin terhuyung huyung jalannya dan
hatinya kecut sekali. Maklumlah dia bahwa pemuda itu mungkin
terluka atau setidaknya keadaannya Iemah sekali, la menjadi
pucat ketika teringat bahwa boleh jadi sekali pemuda itu tidak
makan tidak tidur selama tiga hari tiga malam ini! Dan dia sendiri
juga masih lemah akibat "mati" selama tiga hari tiga malam itu.
1178 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ia meraba pinggangnya dan untung, pedang Li-lian-kiam masih di
12 situ. Rupa-rupanya pedang itu tidak membahayakan bagi Tokong maka tidak diambilnya. Memang,
siapa sih yang mengira seorang "mayat" dapat mempergunakan pedang" Ketika Lee Ing
meraba-raba, ia mendapatkan juga kipas dan pit, sepasang
senjata Han Sin. la terheran dan tidak mengerti mengapa pemuda
itu menaruh senjata-senjatanya di dalam peti mati.
Lee Ing tidak bertindak sembrono. Dengan pengerahan tenaga
sinkang ia berhasil melubangi peti mati yang tidak berapa tebal itu
lalu mengintai keluar. Dilihatnya Tok-ong Kai Song Cinjin berjalan
di muka bersama Auwyang Tek, Kui Ek dan Mo Hun. Di belakang
nampak sepasukan tentara mengiringkan, bersenjata lengkap.
Dan Han Sin kelihaian pucat sekali, kakinya gemetaran dan
jalannya terhuyung-huyung, memanggul peti mati sampai
terbongkok bongkok karena lelah, akan tetapi dengan kedua
lengan mengerahkan tenaga seadanya pemuda ini menjaga
jangan sampai peti mati ini terguling!
"Sin-ko..." Lee Ing mengigit bibir melihat keadaan pemuda ini.
Seluruh urat di tubuhnya menegang dan ia bersiap-siap untuk
menerjang ke luar. Pedang Li-lian-kiam sudah digenggamnya
erat-erat di tangan kanan sedangkan tangan kiri memegang kipas
dan pif, senjata Han Sin. la bermaksud melompat keluar dan
1179 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
menyerahkan senjata-senjata itu kepada Han Sin agar pemuda
itu dapat menjaga diri semeniara ia mengamuk.
Akan tetapi Han Sin sudah terlampau lemah. Hanya dengan
pengerahan tenaga terakhir dan semangatnya yang membaja
ditambah cinta kasihnya yang amat besar terhadap Lee Ing


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membuat ia masih dapat mempertahankan diri agar peti mati itu
jangan sampai terguling jatuh dari panggulannya. Akan tetapi
jalannya makin terhuyung dan ia sudah membongkok-bongkok,
ditertawai oleh Auw-yang Tek dan anak buahnya.
"Ha-ha-ha, Liem Han Sin. Mana kegagahan mu" Begini saja
macamnya murid dari Im-yang Thian-cu" Ha-ha ha, apa tidak
lebih baik kau mampus di sini saja dan kita membawa kepalamu
dan kepala kekasihmu?"
"Tidak.....!" Han Sin berkata terengah-engah dan peluhnya
memenuhi mukanya, la khawatir sekali kalau ancaman itu
dilaksanakan, dia tidak ingin melihat mayat Lee Ing dipenggal
lehernya. "Kau boleh bunuh aku, boleh penggal kepalaku boleh
hancurkan tubuhku, akan tetapi... kau sudah berjanji tak akan
mengganggu tubuh Ing-moi... Auwyang Tek, berlakulah sebagai
manusia untuk kali ini saja dan biarkan aku lebih dulu mengubur
13 jenazah Ing-moi sebagaimana layaknya..."
1180 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tok-ong Kai Sou Cinjin memberi tanda dengan matanya kepada
Auwyang Tek, lalu kakek ini berkata, suaranya nyaring
berpengaruh, "Bocah she L iem, jangan kau mengoceh tentang
perikemanusiaan. di antara dua fihak yang bermusuhan mana
ada perikemanusiaan" Kecuali kalau kau suka berlutut dan
mengangguk-anggukkan kepalamu di atas tanah tiga belas kali,
mohon ampun atas dosa dosamu, baru kami akan pertimbangkan
permintaanmu itu." Auwyang Tek hanya tersenyum karena dengan isarat matanya
tadi ia tahu bahwa suhunya melakukan hal itu hanya untuk
merendahkan dan mempermainkan Han Sin. Pemuda ini pernah
dengan lancang dan sombong menghadapi Kai Song Cinjin di
atas luitai (panggung adu silat), biarpun kalah akan tetapi pemuda
itu pada umumnya dianggap gagah perkasa dan tabah. Sekarang
sebagai pembalasan atas kelancangannya itu, Kai Song Cinjin
hendak menghinanya. Tentu saja kalau Han Sin sudah berlutut
seperti yang dimintanya, permintaan pemuda itu takkan
diluluskan. Sementara itu, Lee Ing yang sudah bersiap melompat mendengar
permintaan Kai Song Cinjin ini menggigil tubuhnya saking marah.
Han Sin telah dihina secara luar biasa. Akan tetapi gadis ini
menahan diri. Ini merupakan satu ujian pula bagi Han Sin. Ia
sudah percaya penuh akan kegagahan pemuda itu, akan tetapi
1181 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sekarang kegagahan itu diuji pada puncaknya. Kalau Han Sin
sudi berlutut minta ampun, biarpun mintakan ampun untuknya,
tetap saja Lee Ing akan merasa tak senang. Beginilah watak
orang-orang gagah yang menjunjung kegagahan di tempat
teratas. Ia bernapas lega ketika mendengar jawaban Han Sin
yang ketus dan tegas. "Kai Song Cinjin, kau seorang tokoh besar di dunia persilatan
apakah tidak tahu harganya kehormatan bagi seorang gagah"
Harganya hanya ditebus dengan nyawa! Kehormatanku tak boleh
kau beli dengan apapun juga. Disuruh berlutut minta ampun"
Lebih baik aku mati sekarang juga dan arwah Lee Ing tentu akan
mengampunkan aku yang tidak dapat membela jenazahnya lebih
lama lagi karena kau desak secara keterlaluan!"
Tiba-tiba peti mati itu bergerak dan terdengar suara yang
14 membuat semua orang di situ, tidak terkecuali Han Sin, terkejut
bukan kepalang seolah-olah suara dari angkasa raya, suara dewi
kahyangan. "Bagus, Sin-ko. Mari kita lawan iblis-iblis ini!"
Sebelum semua orang sempat bergerak, Lee Ing. sudah
melompat keluar dan memberikan kipas dan pit kepada Han Sin
yang berdiri melongo. Akan
tetapi pemuda itu menjadi begitu girang dan tercengang sampaisampai ia tak dapat segera
bergerak kalau saja Lei Ing tidak
1182 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
cepat menaruh sepasang senjata ke dalam tangannya, lalu
menepuk-nepuk pundak pemuda itu dengan amat mesra.
"Terima kasih atas cintamu, Sin-ko..." katanya sambil tersenyum
dan dengan mata berlinang. Bangkit semangat Han Sin. Ia seperti
orang yang mendapatkan semangat dan kehidupan baru.
"Ing-moi... ya Thian Yang Maha Adil... terima kasih... kau masih
hidup...!" katanya terengah-engah setengah menangis!
Sementara itu, Kai Song Cinjin merasa ditipu. "Kepung!
Tangkap!" perintahnya dan ia sendiri lalu menyerang Lee Ing
dengan pukulannya yang hebat, penuh hawa beracun.
Lee Ing melompat menjauhi, sengaja memancing Tok-ong
supaya bertempur dengan dia, jauh dari Han Sin. Akan tetapi
alangkah kagetnya ketika gadis itii dalam lompatannya tadi
mendapat kenyataan bahwa kedua kakinya lemas dan tubuhnya
lemah sekali. Celaka, pikirnya. Kenapa aku lupa
(Lanjut ke Jilid 27) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
1183 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Jilid 27 bahwa aku baru saja bangun dari sakit, malah sudah tiga hari tiga
malam tidak makan" Menghadapi musuh-musuh seperti Tok-ong
dan kaki tangannya, memang kalau keadaannya biasa ia tidak
gentar. Akan tetapi sekarang tubuhnya lemas tenaganya
berkurang banyak, bahkan ketika ia melirik, keadaan Han Sin
lebih menyedihkan lagi! Pemuda ini diserang-serentak oleh Kui
Ek dan Mo Hun, malah Auwyang Tek juga turun tangan
membantu. Melawan satu di antara mereka saja bagi Han Sin sudah amat
berat, apa lagi dikeroyok tiga. Dan sekarang tubuhnya sedang
15 amat lemah saking lelahnya. Namun, berkat kegirangannya
melihat Lee Ing hidup lagi, mendatangkan tenaga mijijat dalam
diri Han Sin yang mengamuk bagaikan seekor naga kelaparan!
Perintah Kai Song Cinjin tadi berbunyi "tangkap", hal ini berani
bahwa kakek itu tidak menghendaki lawan dibunuh, maka Kui Ek
dan Mo Hun juga membatasi penyerangannya dan berusaha
menawan Han Sin hidup-hidup.
Juga Auwyang Tek setuju sekali dengan perintah ini, maka iapun
tidak mau melepaskan pukulan-pukulan maut. Hal ini
menguntungkan Han Sin yang melawan dengan nekat sehingga
kipasnya sudah robek sana-sini bertemu dengan senjata lawan.
Namun sedikitpun semangatnya tidak menjadi kendor dan
1184 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kelelahan serta kelaparannya malah membuat ia merasa
tubuhnya ringan dan gerakannya gesit sekali.
Dalam pertempuran itu, karena tiga orang lawannya amat kuat
dan mendesaknya terus-menerus, Han Sin sama sekali tidak
sempat untuk memperhatikan lain hal, malah untuk melirik ke
arah Lee Ing saja ia tidak sempat. Maka ia baru tahu bahwa
kekasihnya belum berhasil menangkan Tok-ong Ketika suara Lee
Ing berkata nyaring. "Sin-ko, lawan terus! Biar kita mati bersama
di tempat ini.!" Bukan kepalang kagetnya hati Han Sin mendengar seruan ini.
Cepat ia meloncat menjauhi tiga orang lawannya untuk
menengok ke arah Lee Ing dan dapat dibayangkan betapa
gelisah hatinya melihat Lee Ing sibuk bukan main menghadapi
Tok-ong Kai Song Cinjin, sehingga gerakannya makin lemah dan
hanya mampu mengelak saja dari pukulan-pukulan maut yang
menyambar-nyambar laksana kilat dari kedua tangan Tok-ong.
"Tidak, Ing-moi! Kau larilah...! Setelah kau hidup kembali....!" Han
Sin terpaksa menghentikan kata-katanya karena tiga orang
lawannya sudah datang lagi menyerang. Mo Hun menggerakkan
tangan kiri mencengkeram pundaknya. Datangnya serangan ini
demikian cepat sehingga tidak dapat dielakkan lagi Han Sin
menangkis dengan kipasnya yang sudah risak. Kipas kena
dicengkeram oleh Mo Hun menjadi hancur berkeping-keping.
1185 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kau tidak boleh mati lagi ...! Larilah dan kelak kita tentu bertemu
lagi. Ing-moi!" Dalam suara Han Sin ini terkandung permohonan
yang amat sangat dan pada saal itu Han Sin roboh terkena
tendangan Auwyang Tek yang tepat me-tigetiai pahanya.
16 Melihat Ini, Lee Ing marah sekali. Ingin ia menyerang Auwyang
Tek, akan tetapi Tok-ong menghalanginya. Gadis ini akhirnya
harus mengakui kebenaran ucapan Han Sin tadi. Kalau dia nekat
mengamuk, keadaan tubuhnya yang belum kuat benar itu tentu
akan menggagalkan usahanya dan ia akan mati dengan sia-sia di
situ. Han Sin tidak dibunuh, berarti masih ada harapan untuk
menolongnya. Lebih baik dia pergi dan memperkuat tubuhnya
agar kelak dapat menolong Han Sin.
"Sin-ko... aku pergi dulu... Sin-ko....!" teriaknya mengandung isak
tangis. Alangkah buruk nasibnya. Baru saja mendapatkan
kenyataan siapa pemuda yang betul-betul mencintanya sekarang
ia harus berpisah meninggalkan kekasihnya dalam keadaan
demikian mengenaskan. "Pergilah, Ing-moi.... selamat jalan....!"
1186 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing tidak mau membuang waktu lagi. Pedang Li-lian-kiam ia
putar cepat menghalangi Tok-ong yang hendak mendesaknya,
kemudian ia melompat sambil mengerahkan ginkangnya.
Beberapa buah jarum Toat-beng-ciam yang disambitkan oleh
Tok-ong Kai Song Cinjin, tertangkis oleh sinar pedangnya dan tak
seorangpun berani mencoba untuk menghalangi larinya gadis
perkasa itu. Tok-ong seorang diri tak berdaya mengejar dan
sebentar saja Lee Ing sudah hilang dari tempat itu.
"Tolol semua!" Tok-ong Kai Song Cinjih mengomel. "Gadis itu
sudah lemah dan kepandaiannya tidak seperti dulu, mengapa
tidak dikurung sampai tertangkap?" Terdengar suara ketawa
nyaring dan Han Sin yang tertawa ini. Pemuda ini sudah berdiri
lagi, terhuyung-huyung, akan tetapi mengangkat dadanya.
"Hayo, siapa mau bunuh aku" Ha-ha-ha, Ing-moi masih hidup
dan kalian tidak sanggup menawannya. Ha-ha-ha, aku Liem Han
Sin sudah merasa puas hidupku, dapat melihat Lee Ing selamat.
Mau membunuh aku" Bunuhlah!"
Auwyang Tek marah bukan kepalang. Ia melangkah maju dan
mengirim pukulan Hek-tok-ciang ke arah dada pemuda gagah itu.
"Plakk!" bukan Han Sin yang roboh melainkan Auwyang Tek yang
terhuyung sambil berseru kaget. Kiranya gurunya, Tok-ong Kai
Song Cinjin yang tadi menangkis pukulannya itu. la memandang
heran dan gurunya memberi tanda dengan matanya supaya
muridnya itu mendekat. SetelaH dekat ia berbisik,
1187 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
17 "Jangan bunuh dia. Kita bisa gunakan dia untuk memancing gadis
itu, atau setidaknya untuk perisai kelak...."
Auwyang Tek mengangguk-angguk dan Han Sin lalu didorongdorong dan digusur-gusur pergi dari
situ menuju ke kota raja. Di
sepanjang ialan Han Sin tertawa dan kelihatan girang sekali.
Betapakah tidak" Pemuda ini mencinta Lee Ing dengan sepenuh
jiwanya, cinta murni yang membuat ia sudah merasa bahagia
sekali kalau melihat gadis itu selamat. Tadinya Lee Ing
disangkanya meninggal dunia, dan sekarang hidup lagi, malah
bebas dari gangguan Auwyang Tek sekaki tangannya.
Tentu saja ia girang, lupa akan tubuhnya yang sakit-sakit dan
pemuda gagah ini bernyanyi-nyanyi! Malah, ketika rombongan itu
mengaso dan dia diberi makanan oleh penjaganya, tanpa malu
dan tanpa ragu-ragu Han Sin makan dengan lahapnya dan
semua orang melongo melihat pemuda ini makan banyak sekali!
Kelihatan puas, girang dan sama sekali tidak memperdulikan
nasibnya sendiri. Ia rela, serela-relanya berkorban apa saja, juga
nyawanya, demi kebahagiaan Souw Lee Ing, dewi pujaan
hatinya! Setelah rombongan ini tiba di kota raja, baru mereka mendengar
tentang penyerbuan-penyerbuan bala tentara dari utara di bawah
pimpinan Pangeran Yung Lo yang memberontak. Perang telah
dimulai, Takutlah hati para durna dan cepat-cepat secara
1188 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sembunyi-sembunyi mereka ini diam-diam mengumpulkan semua
harta benda yang berhasil mereka keduk dengan jalan korup,
untuk disimpan atau dipindahkan ke tempat aman. Beginilah
selalu watak orang-orang munafik dan kotor. Dalam keadaan
negara sedang jaya, kerjanya hanya mengumpulkan harta
dengan jalan korup dan haram.
Apa bila negara terancam bahaya, bukannya cepat menggulung
lengan baju untuk ikut berjuang, kalau perlu menyumbangkan
segala yang ada padanya, baik harta rnaupun nyawa, akan tetapi
sebaliknya lalu cepat-cepat menyembunyikan hartanya dan
bersiap-siap untuk "angkat kaki" dan melarikan diri ke tempat
aman. Di antara orang macam begini termasuk Auwyang-taijin. Sudah
siang-siang Auwyang Peng, menteri durna ini, mengumpulkan
harta bendanya dan diam diam menyuruh orang-orang
kepercayaannya untuk menyelundupkan harta benda ini ke dusun
kecil yang jauh dari kota, yaitu dusun Ki-chun di dekat pantai laut
di Propinsi Cekiang. Di dusun ini yang menjadi tempat kelahiran
seorang selirnya yang terkasih, Auwyang-taijin sudah membuat
18 rumah gedung dan di situ pula ia kelak hendak beristirahat dan
mengundurkan diri apa bila waktunya tiba.
Tentu saja yang ia maksudkan dengan "waktunya" adalah apa
bila kerajaan lemah yang ia kuasai bersama kawan-kawannya itu
1189 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sudah tak dapat dipertahankan lagi. Marah-marahlah Auwyangtaijin ketika ia mendengar laporan
tentang gagalnya menangkap
Souw Lee Ing yang tadinya sudah mati itu. Menurut penuturan
rombongan puteranya, ternyata bahwa gadis itu masih
merupakan sebuah ancaman baginya.
''Kita harus tahan pemuda yang menjadi sahabat baiknya itu dan
kelak kalau peperangan sudah selesai, kita bisa pancing dia
datang untuk ditawan."
Kata-kata Auwyang-taijin ini disetujui oleh semua orang, maka
Tok-ong lalu memberi perintah agar Liem Han Sin segera


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dimasukkan dalam tahanan dan dijaga kuat-kuat, akan tetapi juga
tidak boleh diganggu atau dibunuh.
Ternyata bahwa kebencian Auwyang-taijin terhadap Souw Teng
Wi dan puterinya, menyelamatkan Han Sin dari bahaya maut.
Kalau tidak ada Lee Ing, tentu orang-orang itu takkan mau
banyak pusiug mengurus Han Sin, dibunuhnya dan habis
perkara! Memang Auwyang-taijin seorang yang licin dan cerdik.
Melihat bala tentara utara terus mendesak maju ke selatan, ia
cepat-cepat menghadap persidangan para penasihat kaisar muda
di mana dia sendiri memegang peranan penting dan
mengusulkan agar supaya orang-orang kuat seperti Tok-ong Kai
Song Cinjin dan lain-lain yang berada di bawah perintahnya,
1190 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mendapat tugas menjaga dan menjamin keamanan di kota raja.
Panglima panglima lain yang dikirim ke utara untuk menyambut
musuh, akan tetapi semua kaki tangannya tidak se-orangpun
pergi kecuali mereka yang dianggap kurang penting.
Tentu saja dalam usulnya ini ia bersikap seolah-olah ia
memperlihatkan bakti dan setianya kepada kerajaan sehingga ia
sanggup mengerahkan semua kaki tangannya menjaga
keselamatan ibu kota. Akan tetapi sebenarnya bukan demikian.
Auwyang Peng tidak mau berpijah dari kaki tangannya dan
mereka ini bukan bertugas melindungi kota raja, melainkan
bertugas melindungi dia sekeluarga dan seharta-bendanya!
Demikianlah jadinya, karena pengaruhnya yang besar dan
19 muslihatnya yang licin, kalau panglima lain berbondong-bondong
dikirim ke garis depan untuk menghambat penyerbuan musuh,
adalah Tok-ong Kai Song Cinjin, Toat beng-pian Mo Hun, Mathouw Koaituug Kui Ek. dan Yokuto
selalu mendampingi pembesar durna ini dan menjadi pelindung-pelindungnya. Hanya
Manimoko seorang yang oleh Auwyang-taijin "dikorbankan" dan
dikirim ke garis depan. Ini adalah karena Manimoko paling rendah
kepandaiannya dan terlalu jujur.
Sementara itu, terus-menerus harta kekayaan Auwyang-taijin
mengalir secara sembunyi ke dusun Ki-chun di Cekiang tanpa
diketahui orang lain. Tok ong Kai Song Ciujin sendiri yang
1191 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mondar-mandir melakukan pengawalan agar pengiriman harta itu
tidak diganggu orang. Mari kita menengok keadaan di utara. Bala tentara, di bawah
bimbingan Raja Muda Yung Lo memang hebat dan kuat. Hal ini
bukan saja karena Raja Muda Yung Lo yang bijaksana itu
mendapat simpati orang-orang cerdik pandai sehingga mendapat
bantuan-bantuan mereka yang amat berharga. terutama sekali
karena kelaliman pemerintahan durna di selatan telah membuat
rakyat tidak puas dan penyerbuan dari utara ke selatan itu
mendapat sambutan hangat dari rakyat yang suka membantunya.
Perjuangan di manapun juga pasti akan berhasil baik apa bila
didukung sepenuhnya oleh rakyat jelata. Sebaliknya perjuangan
yang bertujuan menentang dan menindas rakyat, betapapun kuat
golongan yang mementingkan kesenangan diri sendiri ini, pada
akhirnya pasti akan mengalami kehancuran, pasti akan ambruk.
Hal ini sudah berkali-kali terjadi dan merupakan kenyataan
sejarah yang sudah berulang.
Banyak sekali orang-orang pandai, ahli-ahli pi^ir.ahlj-ahli perang,
pengaiur-pengatur siasat dan ahli-ahli silat, membantu
pergerakan Raja Muda Yung Lo ini. Di antara mereka terdapat
seorang tokoh besar yang kemudian menjadi amat terkenal
dalam sejarah, yaitu Cheng Ho (The Ho) yang kelak memimpin
armada besar mengarungi samudera luas mengadakan kontak
1192 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dengan negara-negara di luar Tiongkok. Selain Cheng Ho yang
amat bijaksana dan pandai, di antaranya Cu Kong Sui, yang
tadinya merupakan kawan seperjuangan Ciu Goan Ciang dan
Souw Teng Wi, kemudian "menyeberang" kepada Raja Muda
Yung Lo karena melihat keadaan di selatan yang dikuasai oleh
para menteri durna. 20 Di samping semua itu, tak boleh dilupakan Pek-kong Sin kauw
Siok Beng Hui yang gagah perkasa dan setia. Semenjak perang
dimulai, Siok Beng Hui selalu berada di garis depan dan dia
merupakan seorang pemimpin barisan, yang amat diandalkan
oleh Jenderal Cu Kong Sui sehingga pasukan di bawah pimpinan
Siong Beng Hui ini menjadi pasukan penghubung yang selalu
menjadi pembantu setiap kesatuan di front peperangan.
Karena pasukan ini yang sering kali langsung berhadapan
dengan musuh, malah yang paling ditakuti dan diincar untuk
dihancurkan oleh musuh, maka di sini pula dikumpulkan tenagatenaga sukarelawan terdiri dari
orang-orang kang-ouw yang
datang membantu pergerakan bala tentara dari Peking ini. Bekas
anggauta-anggauta Tiong-gi-pai di Sini pula tempatnya, di bawah
bimbingan Kim-sim-kang-jiu Kwee Cun Oan. Mereka ini semua
suka berjuang di bawah komando Siok Beng Hui yang sudah
mereka kenal baik. 1193 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Seperti telah dituturkan di bagian depan, putera tunggal Siok Hui,
yaitu Siok Bun, setelah bertemu dengan kekasihnya dengan
terbukanya rahasia Oei Siok Ho yang sebetulnya adalah seorang
gadis jelita itu, lalu mengajak kekasihnya itu untuk cepat menuju
ke utara. Siok Ho selain teringat kepada Han Sin. Berkali-kali
gadis ini menangis dan berkata,
"Kasihan sekali saudara Han Sin. Entah bagaimana nasibnya
terjatuh dalam tangan iblis-iblis itu.... kasihan jenazah adik Lee
Ing..." Siok Bun menarik napas panjang. "Mereka itu orang-orang baik.
Apa kau kira aku akan diam saja melihat jenazah Lee Ing dihina
dan melihat sahabat seperti Han Sin itu ditawan musuh" Tidak,
kalau saja aku tidak tahu betul bahwa tenagaku, tenaga kita
berdua, dibutuhkan oleh perjuangan menumbangkan kekuasaan
lalim di selatan, tentu aku akan berusaha menolongnya, biarpun
untuk itu aku harus berkorban nyawa. Akan tetapi dalam keadaan
seperti sekarang ini, lebih penting memikirkan perjuangan dari
pada memikirkan perasaan pribadi."
"Kau betul. Memang aku tahu kau bijaksana dan seorang patriot
sejati, seperti ayahmu, seperti ayah Lee Ing, seperti Han Sin.
Akupun tidak mau ketinggalan, Bun-ko Mari kita percepat
perjalanan agar kita dapat menggabung dengan kawan-kawan.
1194 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
21 Akan kubayangkan bahwa setiap orang musuh yang kurobohkan
adalah kaki tangan Auwyang si jahanam!"
"Bagus, adikku sayang, bagus...." Siok Bun memegang pundak
kekasihnya dengan mesra, "mari kita ganyang habis kaki tangan,
manusia busuk Auwyang, dan hal itupun dapat diartikan sebagai
pembalasan terhadap sakit hati saudara Han Sin dan Lee Ing.
Lee Ing sudah meninggal dunia, kiranya bagi Han Sin tidak
berapa lagi selisihnya antara mati dan hidup, malah menurut
perasaanku, dia lebih senang kalau bisa pergi bersama Lee
Ing...." "Mengapa kau bisa bilang begitu?" tanya Siok Ho yang
memandang heran. "Mengapa tidak" Han Sin mencinta Lee Ing sepenuh jiwanya.
Sekarang Lee Ing sudah tidak berada di dunia ini, apa artinya
hidup bagi Han Sin?"
"Kasihan.... cinta kasihnya begitu murni...." kata Siok Ho dan
dalam elahan napasnya terkandung isak terharu.
1195 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Moi-moi," Siok Bun memegang lengan kekasihnya. "Aku dapat
merasakan apa yang terkandung dalam hati Han Sin. Andaikata
aku berada dalam keadaannya, andaikata kau yang menjadi Lee
Ing... kiraku... akupun akan menghadapi iblis-iblis itu dengan
senyum di mulut, akan kuhadapi kematian dengan hati terbuka.
Tentu saja jauh lebih senang mati menyusulmu dari pada hidup
berpisah darimu...."
Siok Ho menjadi terharu dan untuk beberapa lama mereka saling
pandang sambil berpegangan tangan, penuh cinta kasih yang
mesra. Tiba-tiba keduanya melepaskan pegangan dan cepat
menyelinap ke belakang pohon-pohon ketika dari jauh terdengar
suara derap kaki banyak kuda.
"Lebih baik kita berhati-hati dalain keadaan Seperti sekarang ini,"
kata Siok Bun. Tidak lama mereka menunggu. Derap kaki kuda makin keras dan
tak lama kemudian muncullah barisan berkuda terdiri dari seratus
orang lebih. Debu mengepul tinggi dan dari jauh saja sudah dapat
dilihat bahwa mereka ini adalah barisan kerajaan yang berangkat
ke utara untuk menghadapi serbuan musuh.
1196 22 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Melihat pakaian mereka dan bendera yang mereka pasang di
depan, dapat dikenal bahwa mereka itu adalah pasukan kerajaan
yang diperbantukan ke utara. Beberapa orang panglima dengan
baju perang yang gagah menunggang kuda di bagian depan dan
di antara panglima ini nampak seorang pendek gemuk bundar
yang segera dikenal oleh Siok Bun dan Siok Ho.
"Itu kaki tangan Auwyang Tek..." bisik Siok Bun. Siok Ho
mengangguk dan gadis ini sudah memegang pedangnya eraferat. Menurut hatinya, ingin ia
menyerbu dan merobohkan sebanyak mungkin musuh. Akan tetapi Siok Bun yang dapat
menduga getaran hati kekasihnya, memegang lengannya dan
berbisik, "Jumlah mereka banyak, selain Manimoko yang lihai itu masih
ada beberapa orang panglima kerajaan yang tak boleh dipandang
ringan. Lebih baik kita menyerang secara diam-diam dari sini.."
Setelah berkata demikian, Siok Bun mengeluarkan beberapa butir
Ang-lian-ci (Biji Teratai Merah). Pemuda ini sudah mewarisi
kepandaian ibunya yang istimewa, yaitu menggunakan Ang lian-ci
Sebagai senjata rahasia. Melihat ini, Siok Ho juga mengambil beberapa butir batu kecil.
Dengan gerakan yang hampir berbareng, keduanya menimpuk ke
depan. Terdengar teriakan-teriakan mengaduh dan beberapa
orang penunggang kuda yang berada di pinggir terjungkal.
1197 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Keadaan menjadi kacau. Barisan berhenti dan para panglima
sudah melompat turun dari kuda dan dengan lompatan-lompatan
jauh mereka mencari penyerang tersembunyi yang sekaligus
telah merobohkan enam orang anak buah barisan.
Akan tetapi, ketika mereka menjenguk ke belakang pohon-pohon
di mana tadi ada dua orang muda bersembunyi, Siok Bun dan
Siok Ho sudah pergi jauh dari tempat itu, pergi dengan hati puas
menikmati hasil pertama dari perjuangan mereka.
Malam harinya, Siok Bun dan Siok Ho sudah tiba di dusun Kangle-bun di tepi pantai Sungai Kuning.
Menurut kabar yang mereka
dengar di sepanjang jalan, barisan-barisan dari Peking sudah
mulai bergerak ke selatan dan peperangan-peperangan dahsyat
terjadi di sebelah selatan Propinsi Shan-si dan Ho-pei, malah
kabarnya ada barisan besar yang sedang menyerbu kota Taigoan.
Kesibukan bala tentara selatan sudah terlihat ketika mereka tiba
di Kang-le-bun. Sebelum memasuki dusun yang sekaligus
menjadi pusat penyeberangan Sungai Huang-ho, Siok Bun
23 menyembunyikan senjatanya di balik baju dan berkata kepada
kekasihnya, 1198 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Jangan perlihatkan pedangmu kepada umum. Dalam keadaan
begini lebih baik jangan menimbulkan kecurigaan musuh. Kita
berada di daerah musuh dan sekali kita ketahuan, bisa celaka."
Siok Ho menurut dan menyembunyikan pedangnya di balik baju
pula seperti yang dilakukan Siok Bun. Akan tetapi, biarpun
mereka sudah berlaku hati-hati sekali, tetap saja terjadi hal yang
amat membahayakan keselamatan mereka. Baru saja mereka
memasuki dusun itu, dari belakang terdengar bentakan-bentakan
menyuruh orang minggir dan dari selatan jalan mendatangi
sepasukan berkuda terdiri dari ipipat puluh orang lebih, dikepalai
oleh seorang panglima bermuka hitam bermata besar.
Tadinya, panglima ini yang menunggang kuda berbulu putih,
hanya melirik sedikit ke arah Siok Ho dan Siok Bun, dan
pasukannya sudah melewati dua orang muda itu. Akan tetapi
tiba-tiba terdengar aba-aba keras sekali dan pasukan itu berhenti.
Siok Bun dan kekasihnya yang tadinya sudah bernapas lega,
menjadi kaget dan khawatir, akan tetapi mereka tetap tenang,
pura-pura tidak tahu apa-apa dan berjalan terus.
"He, berhenti!" komandan pasukan bermuka hitam itu membentak
sambil memutar kuda putih nya menghampiri dua orang muda itu.
Matanya yang besar itu berputaran, lalu memandang kepada Siok
Ho secara kurang ajar, mulutnya menyeringai. Komandan ini
tadinya adalah seorang jagoan dari Shan-tung, pernah menjadi
1199 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
perampok akan tetapi akhir-akhir ini dapat menghambakan diri
kepada seorang di antara para pembesar korup sehingga ia
mencapai kedudukan lumayan, menjadi komandan pasukan!
Wataknya kasar, kejam dan sudah terkenal pengganggu wanita.
Namanya saja ia "berjuang" membela negara, akan tetapi di
Sepanjang perjalanan anak buahnya menyaksikan perbuatanperbuatannya yang kotor dan terkutuk.
Di mana saja terdapat gadis cantik, pasti diganggunya. Penduduk dusun mana yang
berani melawan, apa lagi melawan seorang komandan pasukan
yang sedang "berjuang". Siok Bun dan Siok Ho berdiri
berdampingan menghadapi komandan muka hitam yang bernama
Thio Sun itu. "Ciangkun menghentikan kami ada apakah?" tanya Siok Bun
24 sabar dan hormat, padahal hatinya mendongkol bukan main.
Tanpa menjawab pertanyaan ini, malah melirik sedikitpun tidak
kepada Siok Bun, komandan muka hitam itu bertanya kepada
Siok Ho dengan mulut tersenyum dan mata berseri penuh nafsu.
"Nona manis, kau hendak ke mana?"
1200 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Hendak memasuki dusun Kang-le-bun Ini, lalu menyeberang..."


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jawab Siok Ho acuh tak acuh, menahan kemarahannya melihat
pandang mata orang yang begitu kurang ajar.
"Hai, tak boleh menyeberang. Salah-salah kau bisa disangka
mata-mata. Lebih baik hayo ikut ke pondokku, selain aman
kaupun akan merasai kesenangan bersamaku!" Terdengar
beberapa orang anak buah pasukan itu tertawa.
"Ciangkun, aku sedang melakukan perjalanan dengan suamiku,
harap jangan ganggu!" kata Siok Ho yang hampir tak dapat
menahan kemarahannya. Baiknya ia masih ingat bahwa dia dan Siok Bun berada di daerah
musuh, maka untuk menyelamatkan diri terpaksa ia mengakui
Siok Bun sebagai suaminya. Muka Siok Bun menjadi merah
mendengar ucapan ini, akan tetapi ia cepat-cepat menjura
kepada Thio Sun sambil berkata,
"Harap tai-ciangkun suka maafkan kami suami isteri yang hendak
melakukan perjalanan menyeberang sungai...." Tadi mendengar
bahwa nona manis itu adalah isteri pemuda itu, berkerut kening
komandan itu dan jelas ia kelihatan kecewa. Akan tetapi mana ia
mau mengalah begitu saja"
1201 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kalian mau menyeberang" Tentu mata-mata musuh!" bentaknya
tegas. "Harap ciangkun jangan salah sangka," Siok Bun cepat-cepat
berkata, "kami suami isteri hendak menyeberangi sungai di mana
orang tua kami menjadi nelayan. Maksud kami hendak
menyeberang ke selatan untuk mengungsi."
Ucapan Siok Bun lancar dan meyakinkan sehingga tidak ada
alasan lagi bagi Thio Sun untuk bercuriga. Akan tetapi dasar
hidung belang tak tahu malu, la mendapat akal dan
membentakkan perintah kepada anak buahnya,
25 "Geledah mereka!" Sambil menyeringai beberapa orang serdadu
melangkah maju, berebutan hendak menggeledah Siok Ho.
"Tunggu! Geledah anjing jantan ini, yang betina biar aku sendiri
yang akan menggeledahnya!" bentak komandan itu pula sambil
melompat menghampiri Siok Ho.
Pucatlah wajah Siok Ho saking marahnya. Juga Siok Bun tidak
melihat jalan keluar lagi. Kalau sampai mereka menggeledah dan
mendapatkan senjata-senjata yang tersembunyi di balik pakaian,
1202 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tentu mereka berdua akan ditawan. Apa lagi melihat komandan
muka hitam itu mendekati Siok Ho dengan sikap kurang ajar
sekali. Namun Siok Bun masih kalah cepat oleh Siok Ho. Gadis ini sudah
tak dapat menahan kemarahannya lagi. Begitu ia melihat
komandan muka hitam itu bergerak maju dan tangannya hendak
merabanya sambil menyeringai menjemukan, Siok Ho
mengerahkan tenaga pada tangan kirinya, lalu menggerakkan
tangannya itu dengan telapak tangan miring menghantam
lambung Thio Sun si muka hitam dengan gerak tipu Tai-pengtiam-cl (Garuda membuka Sayap).
Serangan ini bukan saja hebat sekali, juga tidak tersangkasangka datangnya. Thio Sun memekik
mengerikan dan tubuhnya terjengkang ke belakang, la roboh dengan mata terbelalak, dari
mulutnya mengalir darah segar, dan nyawanya putus tak lama
kemudian! Melihat ini, tahulah Siok Bun bahwa tidak ada Jalan mundur lagi.
Ia melihat berkelebatnya pedang yang sudah dicabut oleh Siok
Ho, maka cepat ia menendang seorang serdadu yang terdekat
sambil mencabut senjata kaitannya yang lihai. Di lain saat ributlah
tempat itu dan terjadi pertempuran kalang kabut. Sebetulnya lebih
merupakan amukan-amukan Siok Bun dan Siok Ho, sedangkan
para serdadu menyusun pengepungan dengan cara yang
1203 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
simpang-siur karena mereka masih terkejut dengan terjadinya
hal-hal yang berjalan cepat itu.
Banyak serdadu yang roboh bergelimpangan terkena sambaran
pedang Siok Ho dan sin-kauw di tangan Siok Bun. Dengan
enaknya sepasang orang muda itu membabat dan merobohkan
lawan. Akan tetapi, sebentar saja tempat itu penuh dengan
serdadu-serdadu musuh yang memburu keluar dari dusun itu dan
tak lama kemudian Siok Bun dan Siok Ho sudah dikepung rapat
26 sekali. Kini bukan lagi serdadu-serdadu biasa yang mengeroyok,
melainkan serdadu-serdadu pilihan dibantu beberapa orang
komandan yang pandai ilmu Silat. Bahkan di antara mereka
kelihatan Manimoko ikut mengeroyok.
Siok Bun mulai kewalahan. Dari pertemuan senjata, maklumlah ia
bahwa para pengeroyoknya rata-rata memiliki kepandaian
lumayan dan untuk melarikan diri dari kepungan yang rapat itu
betul-betul sulit. Enam orang pengeroyoknya membuat ia
terpaksa berpisah dari Siok Ho sehingga ia tidak tahu lagi nasib
apa yang menimpa kekasihnya itu. Karena khawatir tentang diri
Siok Ho, pemuda ini memutar sin-kauw di tangannya dan
mengamuk hebat. Dengan pukulan-pugulan dari ilmu silat
warisan ayahnya, Pek-kong-sin-kaw-hoat, ia merobohkan dua
orang komandan lagi. 1204 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi pada saat senjatanya menahan datangnya tusukan
tombak dan babatan golok, tiba-tiba ia diringkus orang dari
belakang dan di lain saat ia tak dapat bergerak lagi dalam
ringkusan yang amat kuat itu. Dua buah lengan yang kuat dan
lemas bagaikan belitan-belitan ular menerkamnya. Ternyata ia
telah kena diringkus oleh Manimoko dengan ilmu gulat.
Senjatanya dirampas dan tubuhnya diikat.
Siok Bun tertawan, tak berdaya sama sekali. Biarpun diri sendiri
tertawan, namun Siok Bun lebih mengkhawatirkan keadaan Siok
Ho. Dia tidak perduli akan nasib sendiri dan biarpun agak sukar,
ia menoleh ke kenan kiri mencari-cari di mana adanya Siok Ho,
hatinya amat gelisah karena tidak melihat Siok Ho lagi, Tentu
gadis itu sudah tertawan pula, pikirnya dengan gelisah.
"Bunuh, saja mata-mata pemberontak tnil" terdengar seruan para
komandan. Siok Bun menghadapi ancaman ini dengan tabah.
Memang ia tidak mengharapkan hidup lagi setelah tertawan.
"Jangan! Dia orang Tiong-gi-pai, malah putera Pek-kong Sinkauw Siok Beng Hui. Orang penting
lebih baik ditawan, pahala
kita lebih besar!" kata seorang dengan suara asing. Inilah suara
Manimoko yang tentu saja ingin berjasa terhadap Auwyang-taijin
yang tentu akan girang sekali melihat musuh besar tertawan.
1205 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Semua orang menyetujui ucapan orang Jepang ini, maka Siok
Bun lalu diseret orang dan dilempar ke dalam sebuah kamar
tahanan. Pemuda ini makin gelisah karena tidak melihat adanya
27 Siok Ho dan ia hanya bisa mengharapkan bahwa kekasihnya itu
dapat melarikan diri. Memang harapannya itu tidak sia-sia. Ketika Siok Ho melihat
datangnya bala bantuan musuh yang makin lama makin kuat,
gadis yang cerdik ini maklum bahwa ia dan Siok Bun takkan
dapat melawan lebih lama lagi. Ia hendak mengajak kekasihnya
melarikan diri, akan tetapi terlambat karena ia sudah terpaksa
berpisah dari Siok Bun dan ia sendiri harus mencurahkan
perhatiannya untuk melayani keroyokan para panglima musuh
yang kuat-kuat. Untung baginya, Manimoko tidak mengenalnya maka panglimapanglima musuh yang terpandai
disuruh mengeroyok Siok Bun,
sedangkan gadis ini sendiri yang dipandang ringan, dikeroyok
oleh perwira-perwira rendahan. Hal ini merupakan nasib baik bagi
Siok Ho. dengan permainan pedangnya yang hebat ditambah lagi
dengan pukulan-pukulan Ang-sin-jiu tangan kirinya, ia berhasil
merobohkan banyak pengeroyok, kemudian ia membuka jalan
darah dan sempat melarikan diri.
Ia tadi melihat sekelebatan betapa Siok Bun ditawan musuh.
Hatinya khawatir dan sedih tercampur gelisah sekali, akan tetapi
1206 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sebagal seorang cerdik, ia tidak mau menurutkan perasaan
marah, tidak menyerbu secara nekat karena hal itu berarti
membunuh diri belaka, la lebih baik melarikan diri, karena kalau
dia selamat, masih banyak jalan untuk berdaya upaya menolong
Siok Bun. Kalau dia nekat menyerbu, tentu ia akan roboh atau
tertawan pula. Celakalah kalau mereka keduanya tertawan, siapa yang akan
menolong" Selagi Siok Ho mencari jalan bagajmana ia dapat menolong
kekasihnya, Siok Bun dimasukkan kamar tahanan dalam keadaan
terbelenggu kaki tangannya. Kamar itu gelap sekali dan mulamula Siok Bun tidak bisa melihat
keadaan di sekitarnya. Kemudian matanya menjadi biasa dan melihat bahwa kamar itu
keadaannya remang-remang karena mendapat penerangan yang
menerobos dari lubang kecil di atas pintu besi lubang hawa yang
mencegah tawanan mati kehabisan napas.
Setelah ia memeriksa, ternyata selain dia, masih ada satu orang
lain lagi di dalam kamar itu. Orang itu kurus, kering dan
meringkuk di sudut kamar seperti sudah mati. Ketika Siok Bun
memperhatikan pakaiannya, ia terkejut dan heran sekali karena
orang itu berpakaian seperti seorang Panglima Kerajaan Beng,
seperti yang dipakai oleh Auwyang Tek dan kaki tangannya.
Mengapa seorang perwira Beng-tiauw bisa meringkuk di dalam
28 tahanan bersama dia"
1207 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Bun mengira bahwa orang itu tentu telah mati dan hatinya
merasa tidak enak sekali. Dia boleh disiksa, boleh dibunuh, akan
tetapi kalau dia diharuskan tinggal sekamar dengan sebuah
mayat, benar-benar pihak musuh sudah keterlaluan sekali, sudah
melanggar batas-batas kesusilaan dan perikemanusiaan.
Tiba-tiba "mayat'* itu terbatuk-batuk, begitu hebat ia batuk-batuk
disusul keluhan-keluhan mengenaskan sehingga hati Siok Bun
menjadi terharu dan amat kasihan karenanya. Hanya seorang
dengan watak budiman seperti Siok Bun saja yang masih dapat
menaruh perasaan kasihan kepada orang lain sedangkan diri
sendiri berada dalam keadaan seperti itu. Karena kaki tangannya
terikat kencang, Siok Bun menggelindingkan tubuhnya mendekati
orang kurus kering itu, lalu bertanya,
"Sahabat, apakah kau sakit?"
Orang itu yang tadinya menyembunyikan muka di antara lututnya
yang diangkat tinggi, kini mengangkat mukanya dan ternyata ia
tidak dibelenggu seperti Siok Bun. Agaknya ia terkejut karena
tidak mengira di situ terdapat orang lain. Ia merasa sudah mati
atau hampir mati, maka pertanyaan yang keluar dari mulut orang
lain mengagetkannya. 1208 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Mereka menyiksaku.... menguburku hidup-hidup di sini.... mereka
itu betul-betul keji dah jahat...!" akhirnya ia dapat berkata dan
terbatuk-batuk lagi. Dari suara batuk ini saja Siok Bun dapat
menaksir bahwa orang Itu memang takkan hidup lebih lama lagi.
"Mereka merampok harta rakyat dan negara, sesuka hati, menjadi
penghianat, mengungsikan harta benda selagi negara terancam
musuh. Aku yang mengambil sebuah mainan burung hong saja
mereka siksa sampai begini..."
"Mereka siapa dan kau siapakah?" Dalam keadaan biasa kiranya
Siok Bun takkan sudi bercakap-cakap dengan seorang bekas
perwira musuh yang agaknya telah mencuri dan dihukum. Akan
tetapi dalam keadaan seperti itu, seorang manusia lain, siapapun
juga dia, menjadi kawan sependeritaan yang menarik hati.
"Siapa lagi kalau bukan Auwyang-taijin...." kemudian dengan
suara perlahan diseling batuk-batuk yang makin menghebat,
29 orang itu menuturkan keadaan dirinya. Agaknya penuturan ini
merupakah hiburan dan pesan terakhir baginya.
Ternyata bahwa orang ini bernama Giam Hoat, seorang perwira
menengah yang menjadi kaki tangan Auwyang-taijin. Ketika
Auwyang-taijin mulai mengungsikan harta bendanya ke dusun Ki1209
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
chun, di antara orang-orang kepercayaan yang mengangkut harta
benda di bawah pengawasan Tok-ong Kai Song Cinjin, perwira
Giam Hoat inipun diikutsertakan.
Melihat harta benda yang amat banyak itu, timbul hati buruk
dalam pikiran Giam Hoat. la berhasil mencuri sebuah mainan
burung hong terbuat dari pada emas bertahtakan intan, tak
ternilai harganya. Akan tetapi mana ia dapat terlepas dari
pandang mata Tok-ong yang amat tajam" la ditangkap dan
menurut keputusan Auwyang-taijin yang tidak mau ramai-ramai
dan membuka rahasia sendiri, ia lalu dikirim ke garis depan di
bawah pengawasan Manimoko! Tentu saja ini hanya alasan untuk
dapat melenyapkannya, selain untuk menghukumnya juga untuk
mencegah ia membuka mulut tentang harta benda yang
diungsikan. Demikianlah, setibanya di dusun Kang-le-bun, Manimoko yang
membaca surat Auwyang-taijin lalu menangkapnya, menyiksanya
dan memasukkannya dalam kamar tahanan yang merupakan
kamar maut atau kuburan untuk orang hidup itu. Keadaannya
sudah hampir dilupakan orang dan dia sudah dianggap mati,
maka Siok Bun juga dimasukkan ke situ karena orang
menganggap tidak mungkin pemuda ini melarikan diri dari tempat
tahanan yang kokoh kuat ini.
1210 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mendengarkan penuturan Giam Hoat, Siok Bun menjadi gemas
sekali. Makin kelihatan olehnya macam apa adanya orang yang
bernama Auwyang Peng dan anak buahnya. Diam-diam ia girang
juga karena dari mulut Giam Hoat, ia mengetahui ke mana
Auwyang Peng hendak bersembunyi apabila perang sudah
selesai dan kerajaan yang dibantunya sudah tumbang.
Biarpun keadaannya nampak seperti sudah tidak ada harapan
lagi, namun Siok Bun pantang menyerah kepada nasib. Baginya,
nasib bukan urusannya, yang penting manusia hidup harus
berdaya selama masih bernafas, la mulai mencari-cari dan
akhirnya mendapatkan kokot pintu besi di sebelah dalam.
Lumayan, pikirnya, dan mulailah pemuda yang cerdik ini dengan
amat telaten menggosok gosokkan belenggunya pada kokot pintu
30 besi itu Memang bukan pekerjaan yang mudah, namun berkat


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kesabarannya, tenaganya dan semangatnya, menjelang malam ia
sudah berhasil mematahkan belenggu tangannya Tinggal
belenggu kakinya! Akan tetapi, menjelang tengah malam Giam Hoat mengerangerang, meronta-ronta dan
menghembuskan nafas terakhir di
dekat Siok Bun" Pemuda ini merasa makin tidak enak. Dia tidak
berani menggedor pintu memberi tahu penjaga sebelum
belenggunya patah semua. Akan tetapi kalau para penjaga
hendak mengambil mayat Giam Hoat dan melihat belenggunya
terlepas, apakah ia takkan dikeroyok lagi" Pemuda ini mengasah
1211 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
otaknya sambil tidak berhenti menggosok belenggu kakinya pada
kokot sampai terasa panas kulit kakinya.
Belenggu kakinya lebih kuat dan besar dari pada belenggu
tangannya. Ia harus menggunakan waktu sehari semalam untuk
menggosok itu. Terpaksa ia menguatkan diri berada di kamar
dengan mayat Giam Hoat selama itu, tanpa makan tanpa tidur
terus bekerja menggosok-gosok belenggu pada kokot besi.
Akhirnya ia berhasil Belenggu kakinya patah pula.
Siok Bun yang sudah membuat siasat cepat-cepat membuka
pakaiannya, juga menanggalkan pakaian Giam Hoat dan dengan
tangan-tanpa gemetar saking tegangnya, ia bertukar pakaian
dengan mayat itu. Ia kini berpakaian seperti seorang perwira
Beng, dan pakaiannya sendiri sudah dipakaikan pada tubuh
mayat itu. Juga belenggu tangan kakinya sudah ia rantaikan pada
kaki tangan mayat itu yang ia dudukkan bersandar di sudut kamar
yang paling jauh, seperti orang yang mengantuk atau kelelahan.
Ia sendiri lalu menggunakan debu di kamar itu dicampur ludahnya
sendiri untuk mencoreng-moreng mukanya, kemudian ia
merebahkan diri dan semalam itu ia tidur dengan enaknya.
Hal ini perlu sekali karena ia harus rnengumpulkan tenaga. Pada
keesokan harinya, ketika sinar matahari pagi sudah menembusi
lubang hawa yang kecil itu. Siok Bun berteriak teriak dari dalam
kamar itu. 1212 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Penjaga......! Bawa pergi dia ini.... dia sudah mati....!"
Seperti orang gila Siok Bun berteriak-teriak, membuat suaranya
terdengar seperti orang ketakutan. Tak lama kemudian sebuah
muka menjenguk dari luar lubang itu, membuat kamar itu menjadi
31 gelap karena jalan sinar satu-satunya tertutup oleh kepala itu.
"Ada apa kau menjerit-jerit?" bentak penjaga itu.
"Perwira ini sudah mati, apa kau tidak lihat" Bawa pergi mayatnya
dari sini!" teriak Siok Bun ketakutan. Kepala perwira itu bergerak
sedikit ke samping untuk memberi jalan kepada sinar matahari
memasuki kamar tahanan itu. Ia mengintai dan melihat "mayat"
perwira Giam Hoat itu membujur tertelungkup di atas lantai di
tengah ruangan sedangkan tawanan baru itu duduk di sudut
ketakutan. "Ha-ha, orang Tiong-gi-pai, kalau dia sudah mampus biar menjadi
kawanmu di situ sampai membusuk!" penjaga itu mengejek.
"Manusia busuk, tidak lekas-lekas memberi laporan kepada
Panglima Manimoko" Awas, arwah mayat ini yang menjadi setan
1213 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
akan mencekik lehermu lebih dulu!" kata Siok Hun dengan hatihati agar jangan terlihat orang itu
bahwa bukan tubuh yang duduk
di pojok itu yang bicara, melainkan "mayat" yang membujur di
bawah. Muka si penjaga itu menjadi pucat dan cepat-cepat ia pergi dari
situ. Tak lama kemudian muncul kepala yang bundar, kepala
Manimoko. Dialah yang berkuasa atas dua orang tawanan itu,
karena dia adalah panglima yang dikirim ke garis depan Oleh
Auwyang-taijin. Manimoko tidak menghendaki Siok Bun mati di
situ, hendak ia tunggu dulu keputusan Auwyang-taijin karena ia
sudah menyuruh seorang utusan memberi laporan ke kota raja.
Sebelum keputusan Auwyang-taijin datang dan pahalanya
dicatat, ia tidak mau membunuh Siok Bun. Kini melihat bahwa
Giam Hoat sudah mati, ia cepat memberi perintah supaya
"bangkai anjing" itu dibuang saja ke sungai Huang-ho supaya
dimakan setan sungai! "Dan beri makan kepada bocah she Siok itu supaya ia tidak mati
kelaparan sebelum keputusan tiba dari selatan!" pesannya sambil
meninggalkan tempat itu. Tadi melalui lubang kecil ia sudah
melihat betapa belenggu masih mengikat kaki dan lengan Siok
Bun, maka ia tidak menaruh curiga dan tidak khawatir kalau-kalau
pemuda itu terlepas selagi orang-orangnya mengangkat pergi
mayat Giam Hoat. Mayat itu sudah agak berbau. Bau apak dan
memuakkan keluar dari kamar tahanan, maka Manimoko tidak
mau menanti sampai orang mengangkut mayat itu, demikian pula
1214 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
32 panglima-panglima lain tidak mau. Bahkan empat orang serdadu
yang menerima tugas ini, melakukannya sambil mengomel
panjang pendek. Hal ini tentu saja menguntungkan Siok Bun. Kalau yang datang
hanya empat orang serdadu biasa, mudah baginya untuk main
sandiwara. Akan sebaliknyalah kalau yang masuk itu panglimapanglima yang tinggi kepandaiannya.
Kalau demikian halnya, tentu ia akan berlaku nekat, memberontak dan mencoba
melarikan diri. Ketika melihat pintu dibuka dan yang masuk adalah empat orang
serdadu penjaga, cepat Siok Bun menahan napas dan dengan
Iweekangnya ia membuat tubuhnya kaku dan dingin, persis
sebuah mayat yang sudah mati agak lama. Para penjaga itu
kelihatan jijik meraba kulit yang dingin itu. Dengan kasar mereka
menyeret kaki "mayat" itu, mengangkatnya ke atas s
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
ebuah alat pengangkut, lalu mengangkatnya keluar. Sehelai tikar butut
dipergunakan untuk menutupi muka mayat yang kotor itu.
Seorang penjaga lain melemparkan makanan dan sepoci
minuman secara kasar kepada "Siok Bun" yang duduk
menyandar di sudut kamar.
"Makanlah kalau kau tidak mau lekas-lekas mampus seperti
mayat ini!" bentak penjaga itu mengejek, lalu menutup pintu
kamar tahanan keras-keras.
1215 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sementara itu, "mayat" yang sebetulnya adalah Siok Bun, telah
diangkat cepat-cepat keluar dari kampung itu menuju ke tepi
Sungai Huang-ho. "Sialan benar, suruh mengangkut bangkai yang sudah bau,
seorang di antara empat serdadu itu mengomel. "Dasar perwira!
Di masa hidupnya sudah banyak menyusahkan anak buah,
memaki dan memukul, sekarang sudah mampus masih banyak
tingkah. Menjemukan benar!"
"Kenapa kita harus berpayah-payah membawanya ke sungai"
Jalanan ini sunyi, kita lempar saja bangkai anjing ini di pinggir
jalan, lalu memaksa penduduk dan nelayan untuk mengangkatnya, bukankah lebih baik?" kata serdadu ke dua.
"Betul usul itu, mari lempar sajal" Serentak empat orang serdadu
itu melemparkan pikulan terisi mayat itu ke bawah. Akan tetapi,
alangkah kaget hati mereka sampai-sampai semangat mereka
serasa terbang meninggalkan badan ketika mendadak "mayat" itu
melompat dan jatuh dalam keadaan berdiri tegak menghadapi
mereka dengan muka coreng moreng dan mata memandang
seperti api bernyala nyala!
1216 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Orang tabah sekalipun akan bergidik ketakutan menghadapi hal
yang hebat menyeramkan ini, apa lagi serdadu-serdadu yang
pengecut itu. Setelah terbelalak sampai sekian lamanya, baru
mereka lari jatuh bangun, menjauhkan diri dari "mayat hidup" itu.
Akan tetapi, mana Siok Bun mau membiarkan mereka lari"
Pemuda ini melompat dan beberapa kali tangannya bergerak,
1 empat orang serdadu itu roboh mampus setelah mengeluarkan
pekik mengerikan. Siok Bun membunuh mereka dengan maksud
supaya siasatnya yang berhasil baik itu jangan terlalu cepat
diketahui oleh musuh di dusun Kang-le bun.
Akan tetapi ia tidak memperhitungkan bahwa munculnya itu
terlalu mengerikan sehingga serdadu-serdadu itu menjerit. Hal ini
cukup menarik perhatian para penjaga yang cepat memburu ke
tempat itu. Siok Bun sudah merampas sebatang pedang dan
untuk melampiaskan kemarahannya, ia mengamuk hebat,
merobohkan banyak orang serdadu musuh. Akan tetapi ia terlalu
banyak membuang tenaga, juga ia sudah lelah sekali karena dua
hari menggosok-gosok belenggu dan tidak makan.
Apa lagi pada saat itu, beberapa orang panglima sudah datang
menunggang kuda dan di antara mereka nampak Manimoko.
Semua orang tadinya terheran dan ngeri melihat Siok Bun, akan
tetapi Manimoko mengenal pemuda itu dan tahu apa yang terjadi
di dalam kamar tahanan. 1217 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Dia bukan siluman. Dia pemuda she Siok itu. Tangkap! Bunuh!!"
serunya sambil melompat turun dari kuda untuk ikut mengeroyok
Siok Bun. Siok Bun terdesak hebat. Untuk melarikan diri sudah
tidak mungkin lagi. Baiknya selagi ia kepayahan, tiba-tiba
terdengar bersiutnya puluhan batang anak panah yang
merobohkan para serdadu dan disusul bentakan nyaring.
"Bun-ko, jangan takut, aku datang membantumu!" Hampir saja
Siok Bun tidak percaya akan pendengarannya sendiri. Itulah
suara Siok Ho. Ketika ia menengok, benar saja. Kekasihnya yang
tercinta itu, dengan pakaian seperti seorang pemuda, Seperti dulu
lagi, pemuda yang tampan sekali, memimpin serombongan
nelayan terdiri dari belasan orang menyerbu dengan gagah
beraninya. Dari mana Siok Ho dapat mengumpulkan para nelayan yang
gagah itu" Seperti diketahui, Siok Ho berhasil melarikan diri.
Gadis ini gelisah sekali, akan tetapi ia bukanlah gadis
sembarangan yang kerjanya hanya menangis apabila
menghadapi bencana yang menimpanya. Biarpun ia gelisah
memikirkan nasib Siok Bun, akan tetapi ia tidak berhenti dalam
kegelisahan belaka, melainkan mencari daya upaya untuk
menolong kekasihnya. Ia melarikan diri di sepanjang Sungai Huang-ho sampai ia tiba di
sebuah dusun yang letaknya di barat dusun Kang-le-bun.
1218 2 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Beberapa orang nelayan yang melihat seorang gadis cantik
berlari-larian, segera memapaki dan seorang di antara mereka
yang sudah setengah tua, berkata dengan suara keren,
"Nona, kenapa kau berlari-larian seperti orang takut" Apakah ada
anjing kerajaan selatan yang berlaku kurang ajar padamu"
Jangan takut, kau sembunyilah ke dalam rumah kami, biar kami
yang menghadapi mereka!"
Mendengar ucapan ini, Siok Ho terkejut, heran dan kagum.
Terkejut dan heran karena tidak mengira di tempat seperti itu
terdapat nelayan-nelayan yang gagah, yang ikut pula merasakan
penindasan kaum durna di kerajaan selatan dan karenanya ikut
memberontak dalam batin. Kebetulan sekali, pikirnya dengan
perasaan kagum terhadap orang-orang dusun yang bodoh namun
perkasa itu. "Cuwi-enghiong, harap diketahui bahwa aku adaiah Ang-sin-jiu
Oei Siok Ho, murid Kun-Iun-pai yang menjadi musuh besar kaum
durna dan kaki tangannya di selatan. Aku adalah pendukung
Tiong-gi-pai..." Baru bicara sampai di sini saja para nelayan
sudah merubungnya dan dari sana-sini orang memberi hormat.
Makin besarlah hati Siok Ho.
1219 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kawan-kawan, kalau begitu kebetulan sekali kedatanganku ini.
Agaknya Thian yang menuntunku ke sini. Dengarlah, baru saja
aku melarikan diri dari kepungan anjing-anjing penindas kerajaan
selatan. Seorang kawanku, tokoh Tiong-gi-pai, putera Pek-kong
Sin kauw Siok Beng Hui, telah tertawan musuh. Kami berdua
tadinya hendak menyeberang ke utara, hendak menggabungkan
diri dengan bala tentara dari utara. Oleh karena itu, tolonglah
kawan-kawan, mari ikut aku menyerbu dan berusaha menolong
sahabatku itu.!" Orang-orang Itu terkejut. Memang, tak dapat disangkal pula
bahwa mereka semua berfihak kepada bala tentara utara dan
diam-diam sudah siap untuk kelak menggabungkan diri apa bila
bala tentara Utara sudah menyeberang. Sekarangpun mereka
bersiap mengganggu musuh dengan cara bersembunyi. Akan
tetapi menyerbu terang-terangan"
"Lihiap, kita belasan orang ini mana mampu menyerbu Kang-lebun yang terjaga kuat" Kita hanya
mengandalkan keberanian dan
semangat, akan tetapi untuk menyerbu ke sana dibutuhkan
tenaga orang-orang pandai. Kami hanya akan mengantarkan
3 nyawa sia-sia dan tak mungkin dapat menolong sahabatmu itu,"
kata seorang nelayan tua.
"Pula, kita harus mendapat pimpinan seorang yang berilmu tinggi,
baru dapat bergerak leluasa." kata seorang nelayan muda yang
1220 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tentu saja memandang rendah kepada Siok Ho. Siok Ho maklum
akan isi hati semua nelayan. Kalau tidak diberi hati, tentu saja
mereka ini jerih. "Kawan-kawan, aku bukannya hendak menyombongkan
kepandaian, akan tetapi aku pernah belajar ilmu. Kalian ikut
hanya untuk mengacaukan pertahanan dan mengalihkan
perhatian musuh saja, akulah yang akan bertindak dan turun
tangan menolong sahabatku. Harap kawan-kawan percaya dan
boleh melihat buktinya! Coba lihat pohon itu. Cukup tinggi,
bukan" Pedangku akan mampu membabat ujungnya sampai
gundul. Lihat baik-baik"
Setelah berkata demikian. Siok Ho menggunakan ginkangnya
melompat tinggi, menangkap cabang pohon dan mengayun


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tubuhnya ke tempat yang lebih tinggi lagi. Gerakannya demikian
cepat dan ringannya sehingga sebentar saja ia sudah tiba di
puncak pohon, pedangnya digerakkan membabat dan rontoklah
ranting-ranting dan daun-daun pohon itu. Dari bawah para
nelayan menonton dengan mulut melongo. Mereka hanya melihat
berkelebatnya bayangan nona itu dan kemudian bagaikan seekor
kupu-kupu besar nona itu beterbangan mengitari pohon dan....
sebentar saja pohon itu telah menjadi gundul puncaknya!
Sebelum mereka sempat mengikuti gerakan-gerakan Siok Ho,
mereka melihat bayangan tubuh melayang turun dan tahu-tahu
1221 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
nona itu telah berdiri pula di depan mereka. Bersoraklah para
nelayan. Bangkit semangat mereka menyaksikan kepandaian
nona itu. Serentak mereka menyatakan hendak ikut di bawah
pimpinan nona yang kosen ini.
Demikianlah, Siok Ho lalu bertukar pakaian pria dan memimpin
orang-orang itu. Dia tidak mau berlaku sembrono, tidak mau turun
tangan secara membuta dan mengorbankan jiwa para nelayan
yang tidak berdosa. Ia hendak menyerbu pada malam hari,
melakukan perang gerilya.
Sudah ia rencanakan untuk menyuruh para nelayan
menghujankan panah api Untuk membakar perkampungan
4 pasukan selatan itu dan di dalam kepanikan itulah ia hendak
bergerak. Ia masih selalu menanti kesempatan baik dan ia
bersama para nelayan bersembunyi di tepi sungai, menyamar
sebagai nelayan-nelayan biasa yang mencari ikan.
Siapa sangka, terjadilah keanehan ketika seorang nelayan
melaporkan kepadanya bahwa tak jauh dari pantai terdapat
seorang laki-laki aneh yang dikeroyok hebat. Siok Ho cepat
membawa kawan-kawannya ke tempat itu dan telah dituturkan di
bagian depan, orang aneh yang dikeroyok itu bukan lain adalah
Siok Bun! 1222 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tentu saja Siok Ho tadinya terheran-heran melihat Siok Bun
berpakaian perwira Kerajaan Beng dan mukanya coreng moreng
tidak karuan. Akan tetapi, tanpa ragu-ragu lagi ia lalu menyerbu
dan menyuruh kawan-kawannya melepaskan anak panah.
"Bun-ko, mundur dan lari.....!" Siok Ho berseru ketika melihat fihak
lawan terlampau kuat. Juga ia memberi tanda supaya kawankawannya lari lebih dulu. Hebat sekali
sepak terjang para nelayan
itu. Biarpun mereka ini terdiri dari orang-orang kasar sederhana,
namun mereka bertempur dengan nekat. Dengan ragu-ragu dan
kurang puas mereka mentaati isyarat Siok Ho supaya mundur
dan melarikan diri. Karena inilah maka di antara enam belas
orang nelayan gagah perkasa itu yang hidup tinggal tujuh orang
lagi, inipun luka-luka, sedangkan yang sembilan orang gugur
dengan senjata di tangan!
Siok Bun dan Siok Ho berbasil melarikan diri, dibawa oleh tujuh
orang nelayan yang sudah hafal akan daerah itu, pergi
bersembunyi di dalam gua-gua rahasia di tepi sungai. Di sini Siok
Bun dan Siok Ho menghaturkan terima kasih kepada mereka,
juga penyesalan karena mereka sampai roboh sembilan orang
sebagai korban. Akan tetapi para nelayan Itu menyatakan
kegembiraan mereka bahwa mereka sudah mendapat
kesempatan bertempur di bawah pimpinan orang-orang pandai.
1223 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tiga hari tiga malam Siok Bun dan Siok Ho bersembunyi di guagua itu. Siok Ho merawat dan
mengobati mereka yang terluka
dengan penuh perhatian. la anggap mereka ini kawan-kawan
baiknya sendiri dan memberi julukan Huang-ho Chit-tuap (Tujuh
Pendekar Huang-ho) kepada tujuh orang nelayan yang masih
hidup itu. Selama tiga hari itu, baik Siok Bun maupun Siok Ho
dengan segala senang hati memberi petunjuk-petunjuk ilmu silat,
5 bahkan membuat gambaran-gambaran tentang pelajaran ilmu
silat yang ditinggalkan kepada mereka.
Pada malam hari ke empat, dengan bantuan para nelayan, Siok
Bun dan Siok Ho menyeberangi Sungai Huang-ho.
Penyeberangan dilakukan dengan selamat, dan menjelang fajar
mereka mencapai tepi sungai sebelah utara. Akan tetapi, begitu
mereka mendarat, tahu-tahu mereka sudah dikepung pasukan
musuh yang dikepalai oleh Manimoko sendiri! Memang pasukanpasukan Beng tidak berhasil
mencari mereka, akan tetapi
Manimoko tidak bodoh, la maklum bahwa kalau hendak lari sudah tentu sekali Siok Bun
lari menyeberang ke utara di mana terdapat kawan-kawannya.
Oleh karena itu, ia lalu mendahului menyeberang dan setiap saat
memasang penjagaan di tepi sungai sebelah utara untuk
mengamat-amati gerak-gerik penyeberangan dua orang yang
berhasil meloloskan diri itu. Dugaannya tepat dan pada malam ke
empat dua orang buronan itu betul saja menyeberang sehingga
dapat disergap pada fajar hari itu.
1224 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ha-ha-ha, kalian bocah-bocah nakal hendak lari ke manakah?"
tegur Manimoko sambil tertawa-tawa mengejek.
Siok Bun dan Siok Ho sambil bergandeng tangan berdiri tegak.
Tidak ada jalan lari bagi mereka. Di belakang sungai, di depan
dan kanan kiri sudah terkepung musuh yang siap sedia
mengeroyok. Dilihat dari sikap mereka yang mengepung, tahulah
Siok Bun bahwa Manimoko sengaja mempergunakan pasukan
pilihan terdiri dari Ahli-ahli silat yang lumayan.
"Tidak ada jalan lain, buka jalan darah!" bisiknya kepada Sok Ho.
Gadis itu tentu saja tidak menjadi gentar. "Kita hidup berdua mati
bersama," bisiknya kembali sambil menekan tangan Siok Bun.
Bisikan ini membangkitkan semangat Siok Bun dan cepat
pemuda ini mencabut sebatang pedang rampasan. Sayang,
senjata kaitannya telah terampas sehingga terpaksa ia
menggunakan pedang. Juga Siok Ho Sudah melolos keluar
pedangnya. Dengan berdiri berdampingan dua orang muda ini
siap-siap menghadapi keroyokan.
"Serbu...! Jangan kasih ampun, bunuh mereka!" bentak
Manimoko yang sudah marah sekali. Kini ia hendak membunuh
1225 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
6 saja dua orang itu, tak perlu membawa Siok Bun hidup-hidup,
membawa kepalanya saja ke kota raja sudah cukup baik untuk
mencari pahala. Serbuan itu terjadi bagaikan gelombang Sungai Huang-ho sendiri.
Dari kanan kiri gemerlapan tombak, pedang dan golok
menghujani dua orang muda itu. Namun Siok Bun dan Siok Ho
bukanlah makanan empuk. Sekali mereka memutar pedang,
semua serangan itu dapat disampok pergi dan pembalasan
mereka sekaligus sudah merobohkan empat orang lawan dalam
keadaan mandi darah! Akan tetapi hal ini tidak membuat para
pengeroyok menjadi jerih.
Mereka ini memang pasukan pilihan yang tidak takut mati. Sambil
memekik-mekik mereka menyerbu lagi di bawah pimpinan
Manimoko yang kali ini juga mempergunakan sebatang pedang
Jepang yang panjang, dipergunakan dengan kedua tangan
seperti orang membacok babi. Tenaganya besar sekali akan
tetapi gerakannya sama sekali tak boleh dibilang gesit sehingga
serangan-serangan Manimoko selalu mengenai angin kosong.
Betapapun juga, pengeroyokan sekian banyak orang itu membuat
Siok Bun dan Siok Ho lambat laun menjadi lelah juga. Apa lagi
karena Siok Bun tidak menggunakan senjatanya yang biasa, yaitu
sin-kauw. Biarpun ia pernah mempelajari ilmu pedang dari
ibunya, Ang-lian-ci Tan Sam Nio, namun keistimewaan pemuda
1226 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ini adalah ilmu senjata kaitan warisan ayahnya. Gerakangerakannya canggung dan biarpun ia
sudah merobohkan banyak orang, sejam kemudian pundaknya terluka oleh tusukan tombak
seorang pengeroyok. Siok Ho kaget sekali melihat ini, pedangnya
berkelebat dan penyerang yang melukai pundak Siok Bun itu
menjerit roboh terkena pedang gadis itu.
"Apa lukamu berat, Bun-ko?" tanya gadis Itu yang sekelebatan
melihat darah merah membasahi baju pemuda itu. Sambil
menangkis golok dan tombak sekaligus, Siok Bun tertawa.
"Tidak apa-apa, mari kita bertahan terus sampai titik darah
terakhir!" Benar-benar hebat dua orang muda itu. Mereka
dikeroyok oleh puluhan orang musuh, malah Siok Bun sudah
terluka dan Siok Ho sudah lelah sekali. Akan tetapi tidak
sedikitpun mereka gentar. Akibat amukan mereka hebat sekali,
sudah belasan orang lawan dibinasakan!
Tiba-tiba keadaan para pengeroyok menjadi kacau-balau. Banyak
yang roboh dan sebagian besar pula mundur ketakutan. Yang
roboh seperti diterjang seekor gajah mengamuk karena kelihatan
7 beberapa orang perwira terlempar ke sana ke mari, malah
Manimoko sendiripun tahu-tahu terlempar di dekat kaki Siok Bun
yang cepat mengayun kaki dan tewaslah Manimoko oleh
tendangan Siok Bun. Ketika dua orang muda itu memandang,
1227 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ternyata seorang-gadis cantik dengan kedua tangan kosong
sedang mengamuk hebat sekali sambil memaki-maki.
"Anjing-anjing hina-dina, rasakan pembalasan nonamu!"
Baiknya para pengeroyok Siok Bun dan Siok Ho sudah
mengundurkan diri karena gentar menghadapi amukan orang
yang baru datang, kalau tidak tentu kedua orang muda ini bisa
celaka. Siok Bun dan Siok Ho ketika melihat orang yang datang
mengamuk itu, menjadi pucat sekali dan berdiri bagaikan patung
di tempatnya sehingga kalau ada musuh menyerang tentu akan
celaka. Mereka berdiri bengong memandang orang yang
mengamuk itu seperti otang melihat setan di tengah hari!
"Lee Ing....!" Akhirnya Siok Ho dapat mengeluarkan suara dari
bibirnya yang pucat, sedangkan Siok Bun masih saja belum dapat
bersuara. Siapa orangnya yang tak akan menjadi kaget dan
bingung seperti mereka kalau melihat orang yang tadinya sudah
mati kini tiba-tiba muncul di depan mereka"
(Lanjut ke Jilid 28) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
1228 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Jilid 28 Lee Ing mengerling ke arah mereka, wajahnya merah sekali
ketika pandang matanya bertemu dengan Siok Ho yang masih
berpakaian pria. Ia menggerakkan tangan kanannya dan robohlah
seorang perwira musuh yang berdiri jauh, paling sedikit empat
meter dari padanya. "Tidak lekas pergi mau tunggu apa lagi?" kata gadis itu yang
memang Lee Ing adanya. Kemudian Lee Ing mendahului
melompat jauh dan berkelebat menghilang. Siok Bun dan Siok Ho
cepat melompat dan lari mengejar.
"Adik Lee Ing, tunggu.....!" Siok Ho berseru dan di dalatn
suaranya terkandung isak tangis. Memang ia menjadi terharu
bercampur heran dan girang melihat munculnya gadis yang
tadinya sudah dianggap mati itu. Mereka berdua terus mengejar
sambil mengerahkan seluruh tenaga ginkang dan memanggil
8 manggil nama Lee Ing. Mereka khawatir takkan dapat
mengejarnya, maklum betapa hebat kepandaian nona itu.
Setelah berlari-lari cepat tiga puluh li jauhnya dan memasuki
hutan besar, barulah mereka melihat Lee Ing berdiri di pinggir
lorong hutan, bersandar pada sebatang pohon besar. Sukar
sekali menduga isi pikiran gadis itu pada saat itu. Ia diam saja
1229 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dan seakan-akan tidak mengacuhkan dua orang muda yang
datang berlari-lari menghampirinya.
"Adik Lee Ing...... betul-betul kaukah ini..... kau masih hidup...?"
Siok Ho serta-merta menubruk dan menangisi Lee Ing.
Tadinya Lee Ing memandang marah kepada Siok Ho karena ia
masih merasa malu kepada diri sendiri kalau teringat betapa ia
telah dapat dipermainkan oleh gadis ini. Akan tetapi melihat sikap
Siok Ho demikian sungguh-sungguh, dan memang dasar watak
Lee Ing jujur dan gembira, tiba-tiba ia tersenyum lalu
menggeleng-geleng kepala dan berkata dengan napas ditarik
panjang, "Sesungguhnya seorang tolol macam aku lebih patut kalau
mampus saja," ia mengangkat bangun Siok Ho yang tadinya
berlutut memeluk kakinya. "Enci Siok Ho, syukur engkau baikbaik saja."
Siok Ho gembira sekali mendengar suara Lee Ing seperti dulu
lagi, la berdiri dan memeluk pinggang Lee Ing, memandang wajah
yang cantik itu dengan kagum. "Lagi-lagi kau muncul sebagai
dewi penolong Adikku, kau yang sudah mati dapat muncul
1230 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
menolong kami, benar-benar kau seorang dewi kahyangan, tidak
pantas menjadi manusia biasa seperti kami...."
Lee Ing mencubit dagu Siok Ho. "Bisa saja kau memuji orang.
Dasar kau anak nakal!" Sementara itu, melihat sikap dua orang
gadis itu begitu manis dan ramah, Siok Bun yang sejak tadi
berdebar-debar tegang, sekarang menjadi tenang kembali. Ia
melangkah maju dan menjura dengan penuh hormat.
"Souw-siocia, sungguh girang hatiku melihat kau ternyata masih
hidup. Lebih-lebih karena kau pula yang telah menolong kami.
Terima kasih, nona dan... ke manakah perginya saudara Liem
Han Sin" Aku sudah amat mengkhawatirkan keadaannya ketika
ia dulu memanggul... peti matimu...."
9 Mendengar ini, Siok Ho juga dengan penuh perhatian
memandang kepada Lee Ing. Sebaliknya, Lee Ing nampak
berduka sekali mendengar pertanyaan ini, ia tidak segera
menjawab, melainkan menarik napas panjang lalu cepat sekali ia
menghapus dua titik air mata yang menuruni pipinya yang agak
pucat. "Dia... dia telah ditawan musuh."
1231 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Bun dan Siok Ho tidak kaget mendengar ini, karena memang
melihat keadaan mereka dulu, mudah diduga bahwa memang
sukar untuk melepaskan diri. Akan tetapi tentu saja mereka juga


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ikut bingung dan berduka.
"Mengapa kau tidak menolongnya, adik Lee Ing" Dengan
kepandaianmu. tentu kau dapat menolongnyal" kata Siok Ho.
Lee Ing menarik napas panjang." Penjagaan terlampau kuat. Dia
dibawa ke kota raja dan Tok-ong sendiri dengan kawankawannya menjaga siang malam. Dalam
keadaan perang seperti ini, kota raja terjaga kuat sekali. Bagaimana aku dapat
menerobos ke sana" Andaikata dapat menerobos masuk, juga
sukar untuk dapat menolongnya dan setelah dapat menolong
juga, bagaimana kami berdua akan bisa meloloskan diri?" Ketika
mengucapkan kata-kata ini, Lee Ing nampak bingung dan
berduka sekali. Siok Bun menjadi terharu dan dengan suara keras, dan sikap
gagah ia lalu berkata, "Nona Souw, jangan kau khawatir. Bala
tentara utara sudah mulai menyerbu dan percayalah, perjuangan
kami pasti akan menang. Akan kami hancur leburkan kaum
penindas dan para kurcaci itu dan kalau bala tentara kami sudah
memasuki Nan-king, tentu saudara Han Sin akan dapat
dibebaskan." 1232 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Betul, adik Lee Ing. Dalam masa perang seperti ini, sukar untuk
mengurus soal-soal pribadi. Harap jangan kau mengira bahwa
tadinya kami tidak ada niat menolong kau dan saudara Liem.
Akan tetapi kami anggap bahwa perjuangan lebih penting.
Marilah kau ikut kami ke utara, menggabungkan diri dengan
pasukan-pasukan utara pembebas rakyat tertindas. Kelak kita
bersama pasti akan menyerbu Nan-king dan jika Thian menaruh
kasihan, tentu saudara Liem akan dapat dibebaskan pula."
10 Lee Ing menggeleng kepala dengan tegas. "Tidak, aku tidak
perduli dengan perang. Aku harus pergi menolong Sin-ko. Kalian
pergilah memenuhi tugas kalian ke utara. Aku hanya minta sedikit
petunjuk darimu, saudara Siok Bun."
"Petunjuk apakah gerangan yang nona butuhkan dariku" Tentu
dengan girang akan kulaksanakan permintaanmu."
"Sin-ko ditahan di dalam kota raja. Aku tidak begitu hafal akan
keadaan di sana. Kau yang sudah lama membantu ayahmu
bekerja untuk negara, tentu kau tahu betul keadaan di sana.
Menurut pendapatmu, di manakah kiranya Sin-ko ditahan?"
1233 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Nona Souw, agaknya kau sudah pernah masuk ke sana akan
tetapi tidak berhasil mencari saudara Han Sin?" Siok Bun yang
cerdik bertanya. Lee Ing mengangguk. "Sudah dua kali dan selalu gagal aku
mencari. Karena itulah maka aku sengaja pergi ke utara untuk
bertanya kepada anggauta Tiong-gi-pai. Kebetulan bertemu
dengan kau di sini."
Siok Bun menggeleng kepala. "Memang tidak mudah mencari
seorang tahanan di Nan-king, nona. Kota raja itu begitu besar,
boleh dibilang semenjak para pembesar durna berkuasa, setiap
orang pembesar mempunyai penjara sendiri-sendiri di mana
mereka menahan atau menyiksa musuh-musuh pribadinya. Apa
lagi Auwyang-taijin, dia mempunyai banyak sekali tempat rahasia.
Kurasa saudara Han Sin ditahan oleh pembesar terkutuk itu
dan... hee, nanti dulu, aku teringat akan perwira she Giam itu!"
Siok Ho dan Lee lng memandang penuh perhatian. Memang
kepada Siok Ho sendiripun Siok Bun belum sempat menuturkan
pengalamannya di dalam kamar tahanan di mana ia bertukar
tempat dengan mayat Giam Hoat. Kini dengan singkat ia
menuturkan pengalamannya, didengarkan oleh dua orang gadis
itu dengan Kagum atas kecerdikannya.
1234 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Nah, menurut penuturan Giam Hoat itu, Auwyang Peng dan kaki
tangannya sedang menyembunyikan harta bendanya ke dusun
Ki-chun yang terletak di dekat pantai laut di Propinsi Ce-kiang.
Bukan hal yang tidak mungkin kalau
saudara Han Sin disembunyikan di sana."
11 Lee Ing mengerutkan kening. Ia masih ragu-ragu dengan dugaan
ini. Untuk apa Auwyang Peng menahan-nahan Han Sin" Apa lagi
dibawa jauh-jauh ke dusun itu" la sudah dua kali menerobos kota
raja dan mencari-cari, bahkan mencari berita kalau-kalau
kekasihnya itu sudah dihukum mati. Akan tetapi hasilnya sia-sia.
Tak seorangpun tahu di mana adanya Han Sin. tidak ada yang
tahu pula masih hidup ataukah sudah mati. Hatinya sedih sekali
dan tak terasa lagi ia menangis!
"Sudahlah, adik Lee Ing. Jangan kau terlalu berduka. Orang baik
seperti Han Sin pasti diberkahi Thian. Lebih baik kau ikut kami ke
utara dan mari kita puaskan kemarahan kita terhadap musuh
yang jahat. Dengan begitu, selain membantu yang benar kaupun
sudah membalaskan sakit hati saudara Han Sin."
Sambil terisak-isak Lee Ing menjawab, "Dia., dia tidak
memperdulikan keselamatan sendiri... dia sudah tersiksa
setengah mati..., semua untuk membelaku..., bagaimana aku bisa
tinggal diam saja melihat dia ditahan musuh....?"
1235 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Saudara Han Sin adalah seorang gagah perkasa, seorang patriot
sejati! Seperti juga mendiang ayahmu, dia tidak akan ragu-ragu
mengorbankan nyawa untuk membela negara. Nona Souw,
arwah ayahmu dan juga saudara Han Sin pasti akan tersenyum
bangga kalau kaupun mengikuti jejak mereka, berjuang demi
kebenaran, untuk membasmi kelaliman dan menolong negara
dan rakyat dari kekuasaan para pembesar durna terkutuk macam
Auwyang Peng!" kata-kata yang bersemangat dari Siok Bun ini
menggores hati Lee Ing. Gadis ini menghapus air matanya lalu
tersenyum! "Kalian benar. Aku tak boleh terlalu lemah. Mari enci Siok Ho,
mari kita berjuang bahu-membahu. Mari kita berlumba, bersaing,
banyak-banyakan membasmi musuh!"
Siok Ho memeluknya terharu. "Kau tidak lemah, adikku, kau
gagah perkasa. Mana orang macam aku sanggup bersaing
denganmu" Mari kita berangkat."
Demikianlah, dengan semangat baru, tiga orang muda itu
melanjutkan perjalanan menuju ke utara untuk menggabungkan
diri dengan pasukan-pasukan utara dan membantu perjuangan
menumbangkan kekuasaan Kerajaan Beng yang bobrok akibat
pengaruh pembesar-pembesar terkutuk.
1236 12 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Bala tentara di bawah pimpinan Raja Muda Yung Lo memang
kuat sekali. Akan tetapi ini bukan berarti bahwa dengan mudah
saja pasukan-pasukan dari Peking ini dapat menguasai daerah
selatan. Tidak sama sekali. Di setiap daerah dan kota mereka
selalu menghadapi perlawanan kuat yang ulet dan terjadilah
perang yang cukup ramai dan memakan waktu lama.
Memang kedudukan kaisar di Peking amat lemah, apa lagi
semenjak Kaisar Beng pertama, yaitu Ciu Goan Ciang yang
berjuluk Thai Cu, sudah meninggal dunia. Kaisar muda, yaitu
cucunya yang bernama Cien Wen Ti, boleh dibilang hanya
merupakan boneka. Sedangkan Ciu Goan Ciang sendiri, seorang
bekas pejuang ulung dan kenamaan, pengusir kekuasaan
Mongol, masih dapat dikelabui dan dipermainkan oleh para
menteri durna, apa lagi kaisar muda ini.
Boleh dikatakan, apa saja yang disodorkan oleh menteri-menteri
durna termasuk Auwyang Peng di depan kaisar muda, terus saja
diteken tanpa banyak cekcok lagi! Mau naikkan pajak" Boleh!
Mau memaksa rakyat masuk serdadu" Boleh!
Sayangnya keadaan yang amat buruk di kota raja selatan ini tidak
banyak diketahui oleh gubernur-gubernur atau jenderal-jenderal
yang bertugas menjaga di kota-kota besar. Oleh karena itu, para
pembesar itu masih saja setia terhadap Kerajaan Beng-tiauw dan
mereka dengan ketulusan hati, dengan kesetiaan seorang patriot
1237 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sejati terhadap negaranya, mereka ini menjaga wilayah masingmasing dengan kegigihan penuh,
mempertahankan setiap jengkal
tanah dengan pertaruhan nyawa. Inilah sebabnya mengapa
perang antara utara dan selatan ini terjadi ramai dan memakan
waktu sampai bertahun-tahun.
Setelah kota Tai-goan jatuh, kota berikutnya yang amat kuat
penjagaannya adalah kota An-yang, yang letaknya di ujung utara
dari Propinsi Ho-nan. Kota ini dikelilingi tembok tinggi yang amat
kuat penjagaannya dan dijaga barisan yang dipimpin oleh
seorang jenderal tua bernama Gan Lee Kong. Gan Lee Kong ini
biarpun usianya sudah enam puluh tahun lebih, namun terkenal
sebagai seorang jenderal yang berwatak keras, berkepandaian
tinggi, dan dahulu ia juga kawan seperjuangan dari Ciu Goan
Ciang, Souw Teng Wi dan para patriot rakyat lainnya yang
bersama-sama berjuang mengusir penjajah Mongol dari tanah air.
Di samping dirinya sendiri yang menjadi seorang ahli perang yang
terkenal, juga Gan-goanswe (Jenderal Gan) mempunyai seorang
putera yang terkenal ahli panah dan memiliki ilmu silat tinggi
13 melebihi ayahnya. Entah sudah berapa banyak panglimapanglima musuh yang roboh oleh Gan
Kun, putera jenderal itu yang baru berusia dua puluh satu tahun, bertubuh tinggi besar
seperti ayahnya, gagah dan tampan membuat banyak dara sering
bermimpikan dia. 1238 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi tidak hanya kepandaian perang dan silat yang
membuat benteng kota An-yang terkenal kuat, terutama sekali
karena ayah dan anak itu memiliki siasat-siasat yang lihai,
terkenal cerdik dan pandai menjalankan tipu muslihat dalam
perang. Semua keistimewaan yang dimiliki oleh panglima penjaga kota An
yang ini sudah diketahui baik oleh pasukan-pasukan utara. Oleh
karena itu Panglima Cu Kong Sui sendiri menaruh perhatian
besar. Jenderal Gan Lee Kong adalah bekas kawan
seperjuangannya dan ia merasa sayang kalau sampai jenderal itu
menjadi korban membela kelaliman kekuasaan selatan. Maka
untuk menghadapi kota An-yang, Cu Kong Sui sengaja mengutus
Pek-kong Sin-kauw Siok Beng Hui dan pasukan istimewanya
untuk mengepung kota itu dan ia sendiri menulis surat pribadi
untuk Gan Lee Kong. "Sampaikan dulu suratku kepadanya sebelun kau memukul kota
An-yang," pesan Jenderal Cu Kong Sui kepada Siok Beng Hui.
Siok Beng Hui sendiri sudah mendengar akan nama besar
Jenderal Gan Lee Kong, maka diam-diam iapun menaruh hati
sayang kalau seorang bekas patriot rakyat yang di masa
mudanya sudah banyak berjuang demi tanah air dan bangsa
sekarang menjadi korban, diperalat oleh orang-orang macam
Auwyang Peng dan para pembesar korup yang lain.
1239 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Setelah pasukan-pasukannya melakukan pengepungan terhadap
kota An-yang, Siok Beng Hui lalu mengirim utusan menyerahkan
surat Jenderal Cu Kong Sui kepada Panglima Gan Lee Kong. Isi
surat itu hanyalah bujukan Jenderal Cu Kong Sui kepada bekas
rekannya agar tidak melakukan perlawanan sambil memperingatkan tentang keburukan pemerintah di selatan.
14 Jenderal Gan Lee Kong memukul meja depannya sampai remuk,
membuat utusan itu kaget dan ketakutan. Kemudian jenderal tua
tinggi besar ini tertawa.
"Ha-ha-lia, Cu Kong Sui sudah tidak tahu lagi tentang bakti, tidak
tahu lagi tentang setia dan tidak tahu tentang aturan. Bakti
terhadap negara tiada batasnya, tanpa perhitungan salah atau
betul. Kesetiaan terhadap pemerintah tak dapat dirobah pula
dengan alasan apapun juga, tetap setia melakukan tugas sesuai
dengan jabatannya adalah watak seorang jantan. Satu-satunya
aturan bagi seorang panglima hanyalah menyerang atau
bertahan, untuk apa ia mengajukan bujukan-bujukan lagi" Kalau
bala tentaranya sudah berada di sini dan hendak menyerang,
kami sudah siap sedia!" Setelah berkata demikian, tanpa inemberi
jawaban tertulis, dia mengusir utusan itu keluar dan utusan itu
keluar dari benteng An-yang tanpa diganggu.
Siok Beng Hui menarik napas panjang dan diam diam memuji
kesetiaan dan kegagahan Gan Lee Kong, tidak ada jalan lain
1240 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
baginya kecuali mencoba untuk menyerang kota itu. Akan tetapi
tidak mudah menyerbu kota ini. Gan Lee Kong yang sudah
banyak pengalamannya dalam perang, telah membuat benteng
yang amat kokoh kuat. Benteng ini letaknya agak tinggi, dikitari
tembok yang tebal dan tinggi. Selain ini, ada terowonganterowongan yang menembus ke dalam
tembok dan para perajurit
yang melakukan penjagaan dapat memasang barisan baihok
(barisan pendam). Lima kali sudah Siok Beng Hui dan para perwira lain mencoba
untuk melakukan serbuan dari beberapa jurusan, namun selalu
gagal, malah banyak perajurit tewas menjadi korban. Pertahanan
benteng itu sungguh kuat sekali. Para penyerbu tidak saja
menghadapi hujan anak panah, malah jenderal tua yang lihai itu
menjalankan siasat menghujani musuh dari atas tembok benteng
dengan api, batu, malah menggunakan air panas!
Beberapa kali Siok Beng Hui yang menjadi marah menantang
perang di depan benteng, akan tetapi sambil tertawa lebar
terdengar suara Jenderal Gan Lee Kong dari atas tembok
benteng. "Ha-ha-ha, Siok Beng Hui. Kau bocah kemarin sore hendak
menipu aku" Ha ha-ha! Kau mengandalkan besarnya pasukan
dan banyaknya ahli-ahli silat yang membantumu maka kau
menantang perang terbuka. Kalau kau ada kepandaian dan
1241 15 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kekuatan, boleh gempur bentengku ini. Majulah! Apa pasukanmu
sudah begitu pengecut hingga tidak berani lagi menyerbu?"
Panas hati Siok Beng Hui. Betapapun juga ia menantang, tetap


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saja Gan Lee Kong tidak mau melayaninya.
"Tua bangka!" gerutu Siok Beng Hui dengan hati mengkal.
Memang sukar untuk menggempur benteng yang amat kuat itu.
Tidak ada lain jalan baginya, kota itu harus dikurung terus sampai
musuh kehabisan ransum. Sebulan lebih pasukannya
mengepung dan mematikan lalu lintas kota dengan luar tembok.
Kota itu praktis mati. Akan tetapi anehnya, di dalam kota setiap
malam terdengar suara musik, seakan-akan semua penduduk
bersenang-senang dan tidak khawatir apa-apa! Dan sama sekali
belum nampak tanda-tanda bahwa kota itu akan kehabisan
makanan. Hal ini tidak mengherankan. Sebelum bala tentara utara datang
menyerang kota An-yang, Panglima Gan Lee Kong yang
waspada itu sudah memenuhi semua gudang yang ada di kota itu
dengan ransum kering. Bahkan semua penduduk di kota dipaksa
suruh menyimpan bahan makanan sehingga jangankan baru
sebulan, biar dikepung setahun agaknya kota itu takkan
kehabisan makanan! 1242 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dua bulan kemudian Siok Beng Hui mengirim utusan untuk
menawarkan supaya Gan Lee Kong menyerah, akan tetapi
panglima tua itu marah-marah dan mengusir utusan itu dengan
ucapan-ucapan mengejek dan memaki-maki. Siok Beng Hui mulai
habis kesabarannya. Tidak ada jalan lain, kecuali harus
menghujankan panah api ke dalam kota.
Tadinya dia kurang setuju dengan siasat ini karena maklum
bahwa dengan jalan ini rumah-rumah di dalam kota akan terbakar
dan ini berarti bahwa penduduk banyak yang menjadi korban.
Akan tetapi, karena sikap Gan Lee Kong yang tidak mau
mengalah, terpaksa ia hendak menjalankan penyerangan, panah
api di waktu malam. Dan tepat pada senja harinya datanglah Lee Ing, Siok Bun, dan
Siok Ho di markasnya. Bukan main girangnya hati Siok Beng Hui
karena bala bantuan ini, terutama Lee Ing, amat besar artinya.
Lagi pula ia makin girang melihat puteranya pulang membawa
Siok Ho yang sekarang ternyata sudah "berubah" menjadi
seorang gadis jelita dan agaknya saling menyinta dengan
puteranya. Ketika mendengar bahwa ayahnya hendak menghujankan panah
16 api ke kota An-yang itu, Siok Bun mengerutkan kening tanda tidak
setuju. 1243 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ayah, penduduk kota yang tidak berdosa mengapa harus
dikorbankan" Apakah tidak ada jalan lain untuk mengalahkan
Panglima Tua Gan Lee Kong?"
"Sukar sekali. Penjagaan dan bentengnya amat kuat, tak mungkin
dapat digempur. Ditantang perang di tempat terbuka ia tidak mau.
Benar-benar panglima tua yang ulet dan sukar dikalahkan," kata
Siok Beng Hui sambil menari k napas panjang.
Tiba-tiba penjaga melapor bahwa ada utusan dari markas besar
Jenderal Cu Kong Sui datang. Cepat Siok Beng Hui menerima
utusan ini dan ternyata utusan itu membawa sepucuk surat dari
The-taijin. Siok Beng Hui berdebar hatinya. The-taijin adalah The
Ho, seorang cerdik pandai yang selalu membantu pergerakan
Raja Muda Yung Lo, seorang yang berilmu tinggi. Dengan tangan
menggigil saking tegangnya ia membuka surat itu. Ternyata
bahwa keadaannya telah diketahui oleh Jenderal Cu Kong Sui
dan jenderal ini bersama The Ho sendiri juga mengharapkan
supaya panglima tua she Gan itu dikalahkan dengan siasat.
"Cari orang pandai," demikian nasihat The-taijin, "suruh
menyelundup ke dalam kota, biarkan dirinya tertangkap, lalu buka
rahasia bahwa kota akan dibumi-hanguskan. bujuk Gan supaya
menggunakan siasat menangkap Siok Beng Hui, pergunakan
perangkap seperti yang pernah dipergunakan oleh siasat Lauw
Pi." Siok Beng Hui mengangguk-angguk. Setelah membalas surat
1244 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
itu menyatakan terima kasih dan berjanji mentaati perintah, ia lalu
mengadakan perundingan dengan Lee Ing, Siok Bun dan Siok
Ho. "Tidak mudah memasuki kota, kecuali kalau memiliki kepandaian
tinggi," kala Siok Beng Hui, matanya melirik Lee Ing karena orang
tua ini merasa yakin bahwa hanya Lee Ing seorang yang akan
mungkin menerobos kota itu mempergunakan kepandaiannya.
"Sayang tidak ada perajurit atau panglima yang setinggi itu
kepandaiannya." "Siok-lopek, kalau kau membutuhkan bantuanku, katakan saja.
Aku bersedia membantumu," kata Lee Ing yang tentu saja
mengerti akan maksud kerlingan itu. Siok Beng Hui menarik
napas panjang. 17 "Memang hanya dengan kepandaian seperti yang kau miliki itu
saja orang akan dapat memasuki kota An-yang, akan tetapi
sayang kau seorang wanita.."
"Apa salahnya?" Lee Ing penasaran. "Apakah wanita kalah
harganya oleh lelaki?"
1245 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bukan begitu maksudku, nona Souw. Akan tetapi tugas ini
memang tugas seorang pria. Dia harus memasuki kota, kemudian
membiarkan dirinya ditangkap. Semua ini hanya siasat yang telah
diatur oleh The-taijin, dan siasat yang diatur oleh The-taijin tak
pernah meleset, apa lagi sudah diperhitungkan masak-masak
berdasarkan pengetahuan luas dan sudah mengenal watak-watak
Panglima Tua Gan Lee Kong."
Lee Ing melirik Siok Ho yang rnasih berpakaian pria. Ia mendapat
pikiran bagus sekali. "Dia ini," ia menuding kepada Siok Ho,
"dulunya tak seorangpun tahu dia wanita. Akupun dapat
menyamar menjadi pria seperti dia. Enci Ho, kau harus ajari aku
bagaimana menyamar sebagai pria." Siok Ho tersenyum dan Siok
Beng Hui menepuk jidatnya.
"Mengapa tidak" Dengan menyamar sebagai pria, orang tidak
mencurigaimu. Dan andaikata kau gagal, jika tua bangka she Gan
itu tahu kau wanita, aku tanggung dia takkan membolehkan orang
menganggumu. Aku sudah kenal betul wataknya."
Dengan bantuan Siok Ho, Lee Ing lalu menyamar sebagai
seorang pria. Lubang daun telinganya ditutup dengan semacam
bedak kuning, alisnya ditambah tebal dan ketika keluar dari
kamar, Lee Ing telah berubah menjadi seorang pemuda yang
amal ganteng! Siok Bun bertepuk tangan memuji dan Siok Beng
Hui mengangguk-anggukkan kepala tanda puas.
1246 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kemudian Lee Ing dengan penuh perhatian mendengarkan
pesan-pesan dari Siok Beng Hui tentang siasat-siasat yang harus
ia jalankan di dalam kota An-yang. Setelah menitipkan Li-liankiam kepada Siok Ho, pada malam
hari itu Lee Ing berangkat
melakukan tugasnya. Malam itu gelap sekali, keadaan yang amat
baik dan tepat bagi Orang yang hendak menerobos memasuki
benteng yang terjaga kuat. Setelah melakukan pemeriksaan
sambil menyusup di antara pohon-pohon di luar tembok kota, Lee
Ing mendapat kenyataan bahwa penjagaan di benteng itu betulbetul amat kuat. Pantas saja sekian
18 lamanya Siok Beng Hui belum juga berhasil membobolkannya.
Biarpun malam itu gelap sekali, namun setiap sepuluh meter di
atas tembok benteng itu digantungi lampu penerangan yang
besar sehingga setiap percobaan orang luar untuk mencuri
masuk dengan memanjat tembok, akan mudah terlihat dari
tempat penjagaan dan tentu orang itu akan terpanah sebelum
sampai di atas, Lee Ing tahu bahwa dengan ginkangnya, dibantu
enjotan pada cabang pohon yang tumbuh di luar tembok, kiranya
ia masih sanggup mencapai tembok. Akan tetapi tentu ia
ketahuan dan usahanya memasuki kota akan gagal kalau ia
dikeroyok dan dihujani anak panah.
Terpaksa Lee Ing kembali ke markas Siok Beng Hui dan minta
bantuan lima orang ahli panah yang pandai. Dengan sembunyi,
1247 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
lima orang ini memasang anak panah dan atas isarat Lee Ing,
mereka melepaskan anak panah-anak panah ke arah lampulampu di sepanjang tembok penjagaan
bagian timur di mana banyak tumbuh pohon-pohon besar di luar tembok. Lee Ing
sendiri mempergunakan dua buah batu menyambit dua lampu
penerangan. Sekaligus tujuh buah lampu padam.
Geger di atas tembok dan seketika itu juga dari tembok hujan
anak panah, batu dan air panas! Sekiranya dalam keadaan gelap
itu tentara-tentara utara mencoba memanjat tembok, tentu mereka ini akan mati
terpanah, tertimpa batu atau tersiram air panas! Hebat bukan
main penjagaan di situ. Lima orang ahli panah itu sesuai dengan
rencana Lee Ing, cepat mundur sambil melepaskan anak-panahanak panah gelap yang ternyata
ada hasilnya pula, karena
terdengar pekik kesakitan di atas tembok.
Penjagaan menjadi makin kuat, di atas tembok dipasangi lampulampu lagi. Akan tetapi di sekeliling
bawah dan luar tembok sunyi
Saja! Semua penjaga terheran-heran karena tak melihat
seorangpun musuh di luar tembok. Sama sekali mereka tidak
tahu bahwa di dalam kegelapan dan keributan tadi, bagaikan
seekor burung besar, Lee Ing sudah meloncat ke atas pohon,
mengenjot dari cabang pohon ke atas tembok, terus menyelinap
dan melompat ke dalam! 1248 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kalau saja keadaan tidak sedang panik di dalam tembok, tentu
perbuatannya akan kelihatan orang. Memang ada penjagapenjaga yang melihatnya, akan tetapi
19 dalam keadaan seperti itu,
ia dikira kawan mereka dan tak seorangpun memperdulikan apa
yang terjadi di dalam, seluruh perhatian dicurahkan keluar
tembok. Memang cerdik sekali siasat Lee Ing ini dan menjelang
pagi ia sudah tidur-tiduran di dalam sebuah gudang tua yang
penuh gandum. Pada keesokan harinya, sebelum ada orang membuka pintu
gudang, ia sudah keluar lagi dari gudang itu melalui lubang di
genteng, dan di lain saat, seorang pemuda ganteng sudah
berjalan-jalan di antara orang banyak yang hilir mudik di dalam
keramaian kota terkurung itu. Benar-benar hebat sekali panglima
tua menjaga semangat penduduk kota. Dilihat dari dalam, kota itu
seakan-akan tidak apa-apa, penduduknya masih bekerja seperti
biasa dan tidak nampak kekhawatiran apa-apa.
Akan tetapi, di balik ini semua, Lee Ing dapat merasakan
ketegangan yang mencekam hati para penduduk. Yang
mengagumkan adalah para penjaga dan tentara yang kelihatan
berdisiplin, berwajah sungguh-sungguh dan penuh semangat,
sama sekali tidak merupakan gangguan bagi penduduk kota
seperti lajimnya dilakukan sebagian tentara. Keadaan seperti ini
saja sudah membuktikan bahwa pasukan-pasukan itu dipimpin
oleh seorang yang pandai dan berwibawa.
1249 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hebatnya kota yang terkurung selama dua bulan itu, hampir tiga
bulan, masih belum memperlihatkan tanda-tanda kekurangan
makan. Malah masih ada rumah makan besar yang dibuka!
Hanya di situ agak sunyi. Lee Ing tanpa ragu-ragu memasuki
rumah makan dan memesan makanan dengan suara nyaring, la
tidak tahu bahwa rumah makan ini merupakan siasat bagi Gan
Lee Kong. Panglima ini sengaja membuka restoran itu untuk
menjaga kalau-kalau ada mata-mata musuh yang berhasil
memasuki kota, untuk memperlihatkan kepada musuh bahwa
biarpun dikurung kota ini masih belum membutuhkan bantuan
ransum. Biarpun Lee Ing tidak menduga akan hal ini, namun ia tahu
bahwa memasuki rumah makan ini merupakan bahaya baginya,
seakan-akan menonjolkan diri. Akan tetapi ini memang ia sengaja
karena sudah termasuk tugasnya untuk membiarkan diri diketahui
kemudian menyerah supaya ditangkap dan dihadapkan kepada
Gan Lee Kong! Penjagaan kota An-yang memang kuat sekali.
Begitu Lee Ing memperlihatkan diri di jalan umum tadi ia sudah
diikuti oleh lima orang secara berpencar. Begitu ia muncul, mata
yang tajam dari pada para petugas sudah taliu bahwa dia itu
bukan penduduk An-yang maka diam-diam ia diikuti terus.
20 Lebih yakin lagi para mata-mata itu bahwa pemuda ganteng itu
tentulah seorang mata-mata musuh ketika Lee Ing memasuki
1250 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
rumah makan itu, karena tidak mungkin kalau penduduk An-yang
memasuki restoran itu begitu saja. Biasanya yang memasuki
restoran hanyalah petugas-petugas tinggi yang tidak sempat
pulang makan karena kesibukan tugasnya!
Lee Ing dibiarkan makan sampai kenyang dan gadis inipun tahu
bahwa diam diam telah ada dua belas orang memasuki restoran
itu dan mereka sengaja berpencar menduduki bangku-bangku
mengelilinginya. Akan tetapi Lee Ing tenang-tenang saja, malah
sambil makan ia iersenyum-senyum mengejek. Setelah ia selesai
makan sampai kenyang dan baru saja minum araknya, terdengar
gemerincing suara senjata dan tahu-tahu dua belas orang itu
sudah menghunus senjata mengurungnya!
"Kau ini orang mana dan bagaimana bisa masuk kota" Hayo
mengaku dan menyerah saja sebelum kami menggunakan
kekerasan!" bentak salah seorang di antara mereka yang
berkumis lebat. Dengan seenaknya Lee Ing menaruh kembali
cawan araknya di atas meja, lalu melirik ke kanan, ke arah orang
yang menegurnya tadi. "Aku orang luar kota dan mengapa kalian masih bertanya
bagaimana aku bisa masuk" Bu kankah kalian penjaganya"
Salahmu sendiri tidak melihat aku memasuki An-yang!"
1251 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Dia mata-mata, musuh! Tangkap! Bunuh!" teriak para penjaga itu
dan golok pedang gemerlapan mengancam.
"Cring.... cring... cringggg....!" Suara nyaring ini disusul pekik
kesakitan dan semua orang mundur saking kagetnya. Ternyata
Lee Ing telah menyambar sumpit yang dipakainya makan tadi dari
atas meja dan dengan tangkisan sumpit ini beberapa batang
golok dan pedang kena dibikin terlepas dari pegangan para


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pengeroyok. "Aku memang mata-mata utara!" katanya gagah dengan sikap
menantang sambil menatap tajam orang-orang yang masih
mengurungnya akan tetapi dari jarak agak jauh itu. "Akan tetapi
kalau aku berniat buruk, apa aku sudi makan di sini dan apakah
aku tinggal diam saja tidak melakukan pengacauan" Apa sih
sukarnya membunuh-bunuh orang macam kalian" Dengar baikbaik, aku datang dengan maksud
21 baik, hendak menolong kota ini.
Maka biarkan aku bertemu dengan Jenderal Gan Lee Kong!"
"Siapa percaya obrolan mata-mata musuh?" bentak pemimpin
Sepotong Hati Yang Baru 3 Raja Pedang Karya Kho Ping Hoo Mutiara Hitam 8
^