Pencarian

Pusaka Gua Siluman 6

Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Bagian 6


busuk keluar dari senjata mengerikan Ini. Namun Wat Siok
Hosiang tidak menjadi gentar. Tongkatnya bergerak mantep
menangkis senjata lawan. "Traang....!" Pian kelabang terpukul mundur dan Toat-beng pian
Mo Hun meringis, telapak tangannya terasa gemetar. Tahulah ia
bahwa dalam hal tenaga Iweekang, ia masih kalah oleh jago tua
Siauw-lim-pai ini Memang Siauw-lim-pai terkenal dengan
Iweekangnya, akan tetapi ilmu silat Siauw-lim-pai terlalu jujur,
tidak seperti Mo Hun yang memiliki tipu-tipu licik dalam ilmu
silatnya yang tinggi. 412 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ketika untuk selanjutnya kedua senjata bertemu, Wat Siok
Hosiang yang menjadi kaget karena tiap kali senjata tongkatnya
berhasil menangkis pian itu, tentu ujung pian masih bergerak ke arah muka atau tubuhnya
dengan kecepatan luar biasa. Beberapa kali ia hampir menjadi
korban karena tidak menyangka pian itu masih dapat menyerang
biarpun sudah ditangkis. Sementara itu. Pek-kong Sin-kauw Siok Beng Hui setelah
memeriksa keadaan luka di pundak Siok Bun secara teliti, lalu
berkata kepada putera-nya, "Bun-ji, lukamu tidak ringan, racun
Hek-tok-ciang amat jahat. Obat penawarnya hanya ada pada
Auwyang Tek dan gurunya yang tentu saja tidak mungkin mau
menolong. Satu-satunya orang yang dapat menolongmu hanya
Yok-sian (Dewa Obat) di Thien-mu-san..." suara pendekar ini
terdengar gelisah. "Ayah maksudkan Koai yok-sian (Dewa Obat Aneh) orang gila
yang berada di puncak Thien-mu-san itu" Aah, kalau begitu sama
artinya bahwa anak takkan dapat tertolong lagi..." Siok Bun tidak
menjadi berduka atau takut, hanya tersenyum pahit. "Biarlah,
ayah. Anak sudah berusaha sekuat tenaga..."
Dua titik air mata jatuh menetes dari sepasang mata Ang-lian-ci
Tan Sam Nio. Nyonya yang gagah ini tidak menangis. Air mata
8 dua titik itupun cepat ia hapus dengan saputangan.
413 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Beng Hui menarik napas panjang. "Mati hidup berada di
tangan Thian, mengapa takut-takut" Koai-yok-sian memang
dianggap seperti orang gila, akan tetapi kiranya tidak percuma dia
diberi nama Yok-sian (Dewa Obat). Biarpun aku sendiri belum
pernah menyaksikan, namun sudah terlalu sering dibicarakan
orang aneh yang seperti gila itu menyembuhkan pelbagai
penyakit secara ajaib. Mengapa kau tidak coba-coba
mendatanginya" Thien-mu-san tidak begitu jauh."
"Mari kuantar kau ke sana. Bun-ji." kata Tan Sam Nio.
"Jangan," mencegah suaminya. "Aku mendengar bahwa orang
aneh itu tak pernah mau menolong orang sakit yang datangnya
diantar dan selalu yang ia tolong adalah orang sakit yang berada
seorang diri. Agaknya ia tidak mau cara pengobatannya
disaksikan orang lain."
"Pergilah, anakku, pergilah mencari obat! Semoga Thian
melindungimu..." Suara Tan Sam Nio terdengar sayu, tanda
kegelisahan dan keharuan hatinya.
Siok Bun mentaati permintaan ayah bundanya dan pemuda ini
berjalan pergi sambil meraba-raba pundaknya yang terasa sakit
414 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sekali. Hanya beberapa orang anggauta Tiong-gi-pai saja yang
memperhatikan kepergian pemuda ini, disertai pandang mata
yang mengandung keharuan dan rasa kasihan. Yang lain-lain
tidak memperhatikannya karena sedang menonton pertandingan
yang lebih hebat lagi antara hwesio tokoh Siauw-lim pui melawan
Toat-beng-pian Mo Hun. Memang pertempuran itu hebat sekali, dilakukan oleh dua orang
ahli silat kelas tinggi. Kadang-kadang saking cepatnya mereka
mainkan senjata, sampai tubuh mereka lenyap terbungkus
gulungan sinar senjata masing-masing. Ada kalanya dalam
pengerahan adu tenaga Iweekang, senjata mereka saling tempel
dan tubuh mereka tegang tidak bergerak, hanya terdengar suara
"krek-krek" dari tulang-tulang mereka yang berkerotokan dan
senjata mereka yang hampir tidak kuat menahan dorongan
tenaga dalam. Para anggauta 9 Tiong-gi-pai diam-diam mengharapkan kemenangan Wat Siok Hosiang, karena biarpun hwesio Siauwlim-pai ini tidak bertempur di fihak
mereka, namun setidaknya hwesio itu melawan musuh mereka. Akan tetapi harapan inereka
ini sia sia belaka. Setelah pertandingan berlangsung lima puluh
jurus lebih dengan mati-matian. segera ternyata bahwa Mo Hun
masih terlampau kuat bagi jago tua Siauw-lim-pai itu. Perlahan
namun pasti, pian kelabang itu mendesak Wat Siok Hosiang,
melakukan tekanan-tekanan berat dengan serangan-serangan
mendadak dan cepat. Kasihan sekali hwesio yang sudah tua itu,
415 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
hanya mengelak atau menangkis dengan tongkatnya, sama
sekali tidak mampu membalas lagi. Mo Hun terus melakukan
serangan bertubi-tubi sambil tertawa-tawa mengejek.
Setelah keadaannya terdesak sekali. Wat Siok Hosiang berlaku
nekat dan mainkan Ilmu Tongkat Lo-han-tung di selingi Ilmu
Tongkat Tee-tong-tung dari Siauw-lim-pai. Ilmu Tongkat Lo-hantung ini adalah ilmu tongkat yang
digerakkan secara lambat namun mengandung daya tahan yang besar, karena dilakukan
dengan pengerahan tenaga Iweekang dan gwakang diselangseling. Adapun Ilmu Tongkat
Tee-tong-tung dimainkan dengan
cara bergulingan dan tongkat menyambar-nyambar dari bawah
dalam penyerangannya. Hanya karena terdesak saja maka hwesio itu mainkan ilmu
tongkat ini, karena ilmu tongkat ini adaiah ilmu vang amat
berbahaya. Kalau berhasil, lawan dapat dirobohkan, namun kalau
tidak, berarti kakek yang sudah tua itu akan kehabisan tenaga
sendiri dan kalah. Memang beberapa kali Mo Hun menjadi
kelabakan menghadapi dua ilmu silat tangguh dari Siauw-lim-pai
ini. Pian kelabangnya sering kali terpukul mental dan pahanya
sudah kena hantaman tongkat ketika lawannya bergulingan itu.
Namun kepandaian Mo Hun memang tinggi. Pukulan pada
pahanya belum cukup kuat untuk merobohkannya dan biarpun ia
tadinya terdesak. namun ia dapat membela diri secara baik dan
416 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
cukup lama sampai lawannya akhirnya kehabisan tenaga.
Akhirnya Wat Siok Hosiang tidak kuat lagi mainkan Lee-tong-tung
dan berdiri dengan napas kempas-kempis menyenen kemis.
"Heh-heh-heh, hwesio berpenyakitan. Apa sudah siap memasuki
alam baka bertemu dengan arwah muridmu?" Mo Hun mengejek,
10 pian kelabang nya menyambar dahsyat! Wat Siok Hosiang sekuat
tenaga mengangkat tongkatnya menangkis. Akan tetapi pian
yang panjang itu hanya bagian tengahnya tertangkis, sedangkan
bagian ujungnya masih terus menyerang ke arah leher hwesio
Siauw-lim-pai itu! Wat Siok Hosiang mencoba untuk mengelak, namun terlambat.
Pundaknya terkena sambaran pian yang runcing, bajunya robek
berikut kulit dan daging pundak, bahkan tulang pundak ikut
remuk. Hwesio tua itu menjadi pucat, terhuyung ke belakang.
Pian kelabang menyambar lagi!
"Cukup!" terdengar Kai Song Cinjin berseru dan tiba-tiba pian itu
terhenti gerakannya di tengah udara, terpukul oleh semacam
tenaga tidak kelihatan yang dilakukan oleh Kai Song Cinjin dari
tempat duduknya. Diam-diam Mo Hun kaget bukan main, la
memang tahu bahwa Raja Racun itu lihai bukan main akan tetapi
menahan piannya hanya dengan hawa pukulan, itulah benarbenar di luar dugaannya! la tidak berani
membantah, hanya hahah-he-heh melangkah mundur.
417 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kai Song Cinjin kini sudah berdiri, ternyata tubuhnya tinggi besar
dan sikapnya keren. "Wat Siok Hosiang. pinceng sengaja datang
melerai, oleh karena Mo Hun sicu pada waktu ini bekerja sama
dengan pinceng melindungi keangkeran kerajaan. Oleh karena di
antara pinceng dan Siauw-lim-pai memang tidak pernah ada
permusuhan, pinceng anggap habis sampai di sini saja. Kecuali
kalau Mo Hun sicu mengadakan pertempuran dengan orangorang Siauw-lim-pai tidak di depan
pinceng, hal itu adalah urusan
pribadi dan masa bodoh. Harap kau suka menerima kata-kata
pinceng ini dan mengundurkan diri."
Wat Siok Hosiang sudah merasa dikalahkan, ia tidak bisa berkata
apa-apa lagi hanya memandang kepada Mo Hun dengan mata
berkilat. "Lain kali kita bertemu kembali," katanya kepada Mo Hun
lalu menyeret tongkatnya pergi dari situ.
Mo Hun tertawa bergelak dan suara ketawanya segera diikuti
oleh kawan-kawannya ketika mereka melihat fihak Tiong-gi-pai
juga mengundurkan diri tanpa bersuara lagi. Kekalahan dnri fihak
Tiong-gi-pai kali ini benar-benar menyakitkan hati, terutama sekali
bagi Siok Beng Hui. Juga Kwee Cun Gan merasa penasaran
tidak mendapat perkenan dari Raja Muda Yung Lo yang masih
segan memusuhi pembesar pembesar yang disayang oleh
ayahnya, untuk menghadapi pertandingan pibu, mereka selalu
menderita kekalahan. 418 11 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Bun dalam keadaan lerluka berat mendaki Bukit Thien-musan. Bukit ini letaknya tidak jauh dari
kota raja Nan-king, merupakan bukit yang subur dan mengandung hutan-hutan lebat.
Sudah belasan tahun di dalam sebuah di antara hutan-hutan di
gunung ini terdapat seorang aneh yang keadaannya lebih tepat
disebut gila. Para pemburu dan penebang kayu kadang-kadang melihat orang
ini tertawa-tawa dan bicara seorang diri di dalam hutan, ada
kalanya sampai berbulan-bulan orang tidak melihatnya-Kadangkadang ia kedapatan berada dalam
sebuah rumah gubuk di dalam hutan itu, duduk samadhi seorang diri. Sukar sekali
mengajak orang ini bicara, karena selain ia jarang bicara dengan
orang, kalau sudah bicara ngacau tidak karuan. Akan tetapi
karena sudah banyak sekali orang mengaku ditolong nyawanya
dari semacam penyakit berat, ia mendapat julukan Koai-yok-sian
atau Dewa Obat Gila, karena kepandaiannya mengobati seperti
dewa akan telapi wataknya seperti orang gila!
Pada siang hari itu, ketika Siok Bun mendaki Bukit Thien-mu-san,
keadaan di perjalanan sunyi sekali. Tiba-tiba kesunyian terpecah
oleh suara orang yang berlari-lari dari bawah dan terkejutlah hati
Siok Bun menyaksikan belasan orang berlari-lari cepat mendaki
bukit. Melihat cara orang-orang itu berlari cepat, mudah dikenal
bahwa mereka adalah orang-orang kang ouw yang
419 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
berkepandaian tinggi. Cepat Siok Bun menyelinap ke dalam
semak-semak dan membiarkan mereka itu lewat, la melihat dua
belas orang yang sikapnya gagah, tujuh orang masih muda, yang
empat sudah tua dan seorang lagi adalah nenek bongkok, berlari
sambil bercakap-cakap. "Dia aneh dan gila, bagaimana kalau tidak mau menolong?" kata
seorang. "Kita paksa dan siksa dia sampai menuruti" kata nenek itu yang
menyeret tongkatnya. Setelah mereka lewat dekat, baru ketahuan oleh Siok Bun bahwa
mereka itu masing-masing menderita luka, baik luka luar badan
maupun luka dalam. Agaknya mereka baru saja mengalami
pertempuran dan menderita kekalahan, seperti dia! Anehnya, luka
pada tubuh mereka itu bertanda jari tangan merah. Siok Bun
benar-benar heran sekali, keadaan mereka tak jauh dengan
keadaannya sendiri, hanya bedanya, kalau ia dilukai oleh tangan
hitam, mereka itu agaknya dilukai oleh tangan merah.
12 Melihat cara mereka bergerak itu menunjukkan bahwa mereka
berkepandaian, dan dapat dibayangkan betapa lihainya orang
genangan merah yang mengalahkan mereka. Siapakah dia yang
420 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bertangan merah" Siok Bun sudah banyak mendengar tentang
tokoh-tokoh besar di dunia kang-ouw, akan tetapi belum pernah
mendengar tentang orang yang memiliki tangan merah.
Hemmm, sikap mereka ini bukan seperti orang baik-baik, pikir
Siok Bun. Tentu mereka akan minta pertolongan Koai-yok-sian,
akan tetapi mereka hendak memaksanya Diam-diam ia lalu
mengikuti mereka itu naik ke puncak, karena hutan di mana ahli
pengobatan gila itu tinggal adalah hutan dekat puncak. Benar
saja dugaannya. Rombongan dua belas orang itu memasuki
hutan dan tak lama kemudian mereka berhenti di depan sebuah
gubuk butut. Mereka berkumpul di depan pintu gubuk yang
tertutup dan menggedor-gedor pintu itu.
"Hee, Koai-yok-sian, bukalah pintu, kami mau bicara!" kata
seorang di antara mereka yang masih muda.
"Koai yok sian, keluarlah untuk mengobati kami!" kata nenek
bongkok yang menyeret tongkat. Nenek ini terluka pada pipi
kirinya yang ada tanda lima jari tangan merah. Wajahnya jadi
menggelikan sekali. 421 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tak lama kemudian, dari dalam terdengar suara parau terkekehkekeh mentertawakan mereka,
disusul kata-kata yang tidak
karuan, "Heh-heh-heh, banyak lalat busuk. He-he-heh!"
Nenek itu nampaknya menjadi marah. Tangan kirinya
didorongkan ke depan dan"brakk!" pintu itu pecah berantakan.
"Orang gila, jangan kau berani mempermainkan kami. Dengarlah,
kami Hek-lim Ngo-tai-ong (Lima Raja Hutan Hitam) yang datang,
minta kau mengobati kami. Kami akan memberi hadiah banyak
emas kalau kau mau. kalau tidak, hemmm, jangan harap bisa
hidup dengan badan utuh lagi. Hayo keluar!"
Tiba-tiba terdengar suara yang tenang namun berpengaruh dari
dalam, di sebelah belakang gubuk itu, "Koai-yok-sian, biarkan
saja mereka itu. Kalau ada yang berani masuk, pinto yang akan
usir."

Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

13 Suara ini menandakan bahwa selain si gila, masih ada orang lain
di dalam gubuk itu. Hal ini membuat dua belas orang itu
tercengang. Seorang di antara mereka, laki-laki tua bercambang
bauk, menjadi marah. Dengan golok terhunus ia melompat ke
dalam gubuk melalui pintu yang sudah ambruk daun pintunya itu.
422 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi, begitu ia melompat masuk, ia terlempar keluar
kembali dalam keadaan tubuh lemas lumpuh terkena totokan
yang luar biasa hebatnya! Beberapa orang kawannya maju
menolong, akan tetapi akhirnya hanya nenek bertongkat itu saja
yang mampu membebaskan totokan itu. Mereka menjadi panik,
hendak menyerbu tidak berani.
"Bakar saja gubuknya! Bakar, tentu si gila mau keluar," kata
seorang. Semua setuju dan hendak membakar gubuk itu. Pada
saat itu Siok Bun melompat keluar dari sembunyinya, mencabut
keluar senjata kaitannya dan membentak,
"Kalian ini perampok-perampok sungguh tak tahu malu! Beginikah
cara orang datang minta tolong" Benar bocengli (tidak tahu
aturan)! Kalau kalian nekat hendak membakar rumah orang yang
kalian hendak mintai tolong, terpaksa aku Siok Bun tidak mau
tinggal diam begitu saja!"
Melihat yang muncul adalah seorang pemuda yang pundak
kirinya sudah terluka hebat, tentu saja kawanan perampok itu
tidak takut. Malah tiga orang muda di antara mereka sambil
tertawa mengejek lalu menyerbu dengan golok di tangan.
Seorang di antara yang tiga ini membentak.
423 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kau ini tikus dapur yang sudah mau mampus, masih banyak
tingkah!" Akan tetapi begitu Siok Bun menggerakkan kaitannya,
tiga orang itu menjerit dan golok mereka terlempar, lengan tangan
mereka sudah tergores ujung kaitan!
Empat orang kakek dan seorang nenek yang menjadi kepalakepala rampok itu, menjadi kagum dan
juga marah. Segera mereka semua maju untuk mengeroyok Siok Bun, namun Siok
Bun tidak menjadi gentar. Sudah kepalang, pikirnya. Biarpun dia
terluka parah dan tenaganya tinggal setengah bagian saja,
namun lebih baik mati mempertahankan kebenaran daripada
berpeluk tangan saja menyaksikan kejahatan dilakukan orang. Ia
memutar kaitannya dan di lain saat ia telah dikeroyok. Ternyata
kepandaian lima orang itupun lihai. Kalau mereka itu maju
14 seorang demi seorang, biarpun Siok Bun sudah terluka. tentu
SioK Bun dapat melawan mereka Akan tetapi celakanya, orangorang itu maju bersama dan
mendesaknya. Keadaan Siok Bun
benar-benar berbahaya sekali.
"Orang muda sombong, kepandaianmu boleh juga " Nenek itu
berkata sambil mendesak dengan tongkatnya. "Kau juga terluka,
lebih baik kita sama-sama menyeret keluar Koai-yok-sian untuk
mengobati kita." Memang nenek itu kurang nafsunya berkelahi
dalam keadaan terluka hebat oleh tangan merah.
424 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Cih! Siapa sudi bersekutu dengan sekawanan perampok jahat
yang tidak mengenal perikemanusiaan" Jangan kata kalian
hendak minta pertolongan tuan rumah, baru datang sebagai tamu
saja sudah berlaku kurang patut. Kalian pantas dihajar!"
"Pemuda goblok, dalam keadaan begini kau masih tinggi hati"
Kau yang patut dihajar. Hayo pukul mampus anjing ini!" Nenek itu
menjerit dan mempercepat gerakan tongkatnya. Juga kawankawannya bergerak makin cepat dan
dalam jurus-jurus berikutnya
Siok Bun sudah tak dapat membalas serangan mereka, hanya
memutar kaitannya membela diri.
Akan tetapi karena luka di pundak kirinya sakit sekali, ia telah
mendapat bacokan yang menyerempet pahanya. Darah mengalir
membasahi celananya. Namun pemuda yang gagah perkasa ini
pantang mundur atau menyerah, terus melakukan perlawanan.
Tiba-tiba berkelebat bayangan merah dan dua orang terlempar
dari tempat pertempuran. Ketika kawanan perampok itu
menengok, si nenek berseru kaget.
"Celaka... Ang-sin-jiu datang...!" Dan berlari-larianlah mereka
sambil menyeret kawan yang terluka. Sebentar saja tempat itu
ditinggalkan oleh kawanan perampok tadi. Siok Bun melihat
seorang pemuda yang tampan sekali mengejar mereka. Iapun
ikut mengejar.. menyeret kakinya yang terluka karena ingin tahu
siapa Ang-sin-jiu dan apa yang akan terjadi selanjutnya.
425 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dengan gerakan yang cepat dan ringan, pemuda tampan itu
sudah dapat menyusul kawanan perampok. Sekali melompat ia
telah melewati nenek yang galak tadi dan begitu ia mengulur
tangan memegang pundak nenek itu, si nenek tak dapat bergerak
dan berdiri gemetar! "Ang-sin-jiu ampunkan aku yang sudah tua..." katanya.
15 Pemuda itu tersenyum dan sekarang Siok Bun dari tempat
intaiannya melihat wajah yang ganteng sekali, dengan mata jeli
dan tajam, hidung mancung dan bibir yang merah tersenyumsenyum. Bukan main tampannya
pemuda ini, pikir Siok Bun.
tampan dan gagah. Akan tetapi mengapa kedua telapak
tangannya itu putih bersih saja, tidak merah"
"Hek-lim Ngo-tai ong, kalian sudah menerima hajaran dari aku.
Hajaran itu bukan membikin kalian kapok, malah di sini kalian
berani mengganggu dan mengeroyok orang Apakah kalian baru
kapok kalau nyawa kalian sudah meninggalkan raga?" Suara
pemuda itu halus.namun mengandung pengaruh dan ancaman,
membuat dua belas orang itu menjadi pucat.
"Siauw-hiap, mohon sudi memberi ampun kepada kami," kata
seorang di antara empat kakek dan ia lalu menjatuhkan diri
426 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
berlutut, diikuiti oleh sebelas orang kawannya. "Sesungguhnya
kami tidak bermaksud mengganggu Koai-yok-sian atau pemuda
ini, akan tetapi kami merasa khawatir dan gelisah karena, karena
kami sudah terluka oleh siauw-hiap"
Pemuda itu tersenyum dan biji matanya dimainkan, seakan-akan
merasa geli. "Apakah kalian menganggap aku ini raja akhirat
yang suka mencabut nyawa" Memang kalian sudah kuberi tanda,
akan tetapi aku masih belum tega untuk mencabut nyawa. Entah
kalau kelak melihat kekejian kalian lagi, sudah pasti aku takkan
memberi ampun." Ia mengeluarkan bungkusan kertas dari saku
bajunya dan melemparkannya ke tanah. "Di dalam bungkusan ini
terdapat duapuluh empat butir obat. Makanlah seorang dua butir
dan tanda-tanda merah itu dalam Waktu sebulan akan lenyap.
Tanpa obat ini, biarpun kalian takkan mati, tanda itu selamanya
takkan bisa hilang lagi. Nah, pergilah!"
Duabelas orang itu menjadi girang sekali, ber-kali-kali mengucap
terima kasih lalu beramai-ramai pergi turun gunung. Siok Bun
keluar dari tempat sembunyinya. Ia amat tertarik oleh kegagahan
pemuda itu dan ingin berkenalan.
Melihat Siok Bun muncul, pemuda itu tersenyum, dan menjura.
"Saudara benar gagah perkasa dan berbudi mulia. Siauwte (adik)
merasa kagum sekali. Bolehkan siauwte mengetahui nama
saudara yang terhormat?"
427 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
16 Siok Bun makin tertarik dan suka kepada pemuda yang amat
sopan dan ramah ini. Melihat keadaannya, memang pemuda ini
tidak lebih tua dari padanya, bahkan lebih patut kalau masih
disebut remaja, sungguhpun sikap yang sopan merendah itu
membuktikan adanya pendidikan baik dan pengalaman luas.
Iapun balas menjura dengan kaku karena pundak dan pahanya
sakit-sakit. "Aku yang bodoh bernama Bun she Siok. Tentangkepandaianku
amat memalukan untuk dibicarakan, sebaliknya saudaralah yang
patut dipuji dan amat mengagumkan hatiku. Siapakah saudara
dan apa betul saudara yang mereka sebut-sebut... Ang-sin-jiu (Si
Tangan Merah Sakti)?"
Sejak mendengar nama Siok Bun, pemuda itu sudah mengangkat
muka memandang penuh perhatian. "Saudara she Siok...." Masih
ada hubungan kiranya dengan Pek-kong Sin-kauw Siok Beng
Hui, melihat senjata yang saudara bawa itu?"
"Dia adalah ayahku."
"Aah, pantas... pantas. Nama besar Siok lo-cianpwe sudah lama
kudengar di mana-mana. Kiranya puteranyapun demikian gagah
428 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
perkasa." Tiba-tiba wajah pemuda tampan itu nampak kaget
alisnya yang hitam sekali berkerut. "Aah.. luka di pundakmu itu...
bukankah itu bekas Hek-tok-ciang...?"
Pada saat itu Siok Bun sudah hamipir tidak kuat menahan rasa
sakit di pundaknya. Apa lagi ia habis bertempur hebat, peredaran
darahnya cepat sehingga hawa racun itu menggelapkan
pikirannya. Akan tetapi ia menggigit bibir menahan diri. "Betul... Hek-tokciang. aduh... maaf.... kepalaku
pening... tak kuat lagi..." Dan Siok
Bun selanjutnya sudah tidak ingat lagi. la terguling dan tentu
roboh terbanting di atas tanah kalau saja pemuda itu dengan
tangkasnya tidak segera menyambar tubuhnya dan merebahkannya di atas rumput.
"Kasihan... pemuda gagah perkasa..." terdengar pemuda itu
berbisik. Dengan cepat tanpa ragu-ragu lagi pemuda itu merobek
baju di bagian pundak yang terluka oleh pukulan Hek-tok-ciang.
17 Alisnya yang tebal itu bergerak-gerak ketika dengan teliti ia
memeriksa, la nampak ragu-ragu dan gelisah dan terdengar ia
berkali-kali berkata seorang diri. "Haruskah aku...?" Lalu
dijawabnya sendiri, "Mengapa tidak" Dia gagah perkasa lagi
bijaksana dan mulia hatinya, putera Pek-kong Sin-kauw Siok
Beng Hui yang dipuji puji namanya oleh sucouw..."
429 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dengan cekatan ia memijit jalan darah di sana-sini sampai
akhirnya Siok Bun siuman kembali dari pingsannya. Melihat ia
rebah dan pemuda tampan tadi duduk di dekatnya, Siok Bun
segera melompat bangun. Akan tetapi pemuda itu cepat menekan
pundaknya dan berkata lirih namun keren,
"Siok-twako, jangan bergerak. Lukamu hebat dan darahmu mulai
keracunan, karena tadi kau mengerahkan tenaga ketika
bertempur. Tenanglah, biar siauwte mencoba mengobatimu.
Jangan membantah dan jangan bicara, biar siauwte
menerangkan. Siauwte bernama Oei Siok Ho murid Kun-lun-pai.
Oleh sucouw, siauwte sudah dilatih memiliki Ilmu Ang-sin-ciang,
di dalam darah siauwte mengandung racun merah yang dapat
melawan keganasan racun hitam. Kita dari satu golongan, kau
percayalah, siauwte sanggup mengobati lukamu dan mengusir
racun Hek-tok-ciang dari pundakmu."
Siok Bun memandang dengan mata kagum, juga terharu melihat
orang yang baru saja dijumpainya sudah suka menolongnya.
Akan tetapi ketika pemuda yang bernama Oei Siok Ho itu mulai
melakukan cara pengobatannya, hatinya menjadi terharu sekali
dan ia merasa kaget. Siok Ho ternyata mulai menyedot darah dari
luka di pundak itu dengan mulutnya! Kalau tidak mendengar katakata tadi, tentu ia tidak akan
membiarkan orang berlaku 430 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sedemikian berbahaya. Ia tahu bahwa racun Hek-tok-ciang amat
berbahaya dan lihai. Bagaimana pemuda ini berani menyedotnya dengan mulut" la
meramkan matanya. Tak sanggup menyaksikan pertolongan
yang mengandung pengorbanan besar ini. Tidak saja pemuda ini
terancam keselamatannya, juga siapa orangnya tidak merasa jijik
menyedot darah keracunan dari luka orang lain" Apa lagi baru
saja bertemu! Ketika ia meramkan matanya, dengan kagum ia
merasa betapa tenaga sedotan, mulut pemuda itu kuat sekali.
Bibir pemuda itu hangat-hangat menempel kulit pundaknya dan
dari mulut terdapat tenaga menyedot yang memaksa darahnya
mengalir ke pundak. 18 Tak lama kemudian Siok Ho meludahkan darah yang sudah
menghitam dan berbau busuk. Tak terasa lagi mengalir dua titik
air mata dari mata Siok Bun yang dimeramkan. Jangankan
sampai tertolong nyawanya, andaikata tidak tertolong sekalipun
dan ia mati, rohnya akan selalu berhutang budi kepada pemuda
luar biasa ini. Tiga kali Siok Ho menyedot dan banyak darah yang keluar, akan
tetapi Siok Bun menjadi makin lemas tubuhnya. Dengan jari-jari
tangan cekatan Siok Ho lalu membungkus luka itu setelah
menempeli obat bubuk. Kemudian ia duduk bersila di depan Siok
Bun yang juga bersila di atas tanah.
431 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Siok-twako, sekarang kau harus mengumpulkan seluruh
perhatian dan tenaga dalam, buka serhua jalan darahmu,
terutama di lengan kiri karena aku akan memberikan darahku,
yang mengandung racun merah ke dalam tubuhmu."
"Akan tetapi. ." bantah Siok Bun kaget.
"Ssttt, diamlah! Itulah cara pengobatan satu-satunya Andaikata
Koai-yok-sian suka menolongmu, hal ini kuragukan, karena
orangnya sinting, belum tentu ia sanggup mengusir racun hitam di
pundakmu, kecuali kalau ia memiliki katak merah. Sudah, kau
bersiaplah, aku hanya menolong karena kita sama-sama manusia
segolongan pula, menolongmu bukan berarti aku menyumbang
nyawaku." Setelah berkata demikian, pemuda itu mengambil sebatang jarum
perak yang cepat ia tusukkan ke lengannya, tepat pada jalan
darah besar, kemudian iapun melubangi kulit lengan kiri Siok
Bun. Setelah itu menempelkan lengannya pada lengan Siok Bun,
tepat pada kulit yang sudah dilubangi dari mana darahnya
mengalir keluar memasuki lengan Siok Bun.
Pemindahan atau pengoperan darah macam ini tak dapat
dilakukan secara begitu saja kalau kedua orang itu tidak memiliki


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

432 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
k pandaian tinggi. Andaikata yang memiliki kepandaian tinggi
hanya Oei Siok Ho seorang, takkan mungkin ia dapat
memindahkan darahnya kalau si penerima tidak memiliki tenaga
dalam untuk menyedot darah itu ke dalam lengannya sendiri.
Dengan cara bersila keduanya mengerahkan tenaga, Oei Siok Ho
mendorong darahnya keluar, sebaliknya Siok Bun mengerahkan
19 tenaga menerima darah itu.
Siok Bun merasa darah yang panas sekali memasuki lengannya,
membuat kepalanya pening sekali. Akan tetapi ia bertahan dan
berkat latihan Iweekangnya yang sudah dalam ia dapat menahan
juga. Tiba tiba Siok Bun muntah-muntah dan karena mereka
berhadapan, tentu saja ia mengotori pakaian Oei Siok Ho. Akan
tetapi pemuda aneh yang menolongnya itu malah tertawa puas.
"Tertolong sudah... syukur..!" Dan ia melepaskan lengannya.
Ketika Siok Bun sudah sehat kembali dari rasa pusing dan muak,
ia memandang dan.... pemuda itu nampaknya lelah bukan main,
duduk sambil meramkan mata, napas memburu dan mukanya
yang tampan menjadi agak pucat, peluhnya memenuhi muka dan
leher. Tergerak hati Siok Bun. la mengulurkan tangan dan
menggunakan ujung lengan baju menyusuti peluh di muka dan
leher itu, akan tetapi Oei Siok Ho cepat menolak tangannya, lalu
memandang dan tersenyum. 433 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Selamat, Siok-twako. Kau sudah tidak terancam maut lagi." Dan
pemuda luar biasa ini bangkit berdiri. Siok Bun cepat
menjatuhkan diri berlutut di depan penolongnya.
"In-kong (tuan penolong), aku Siok Bun sampai mati takkan
melupakan budi yang mulia ini. Andaikata di dunia ini aku tidak
dapat membalas budimu, biarlah di penjelmaan kelak aku
menjadi kuda atau anjingmu...."
Oei Siok Ho dengan gagap-gugup mengangkat bangun Siok Bun.
"Aih...aih... kenapa kau memakai sungkan-sungkan seperti ini,
Siok-twako" Tak baik dilihat orang. Aku sudah merasa puas kalau
kau mengaku aku sebagai seorang sahabatmu."
"Sahabat" Kau lebih dari adikku sendiri! Biarlah mulai saat ini,
kalau aku tidak terlalu kurang ajar dan lancang, kau kuanggap
saudaraku. Saudara Oei. berapakah usiamu, tua mana kau
dengan aku?" Oei Siok Ho tersenyum. "Usiaku delapan belas tahun."
434 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Bun menggeleng-geleng kepala. "Usia delapan belas tahun
sudah memiliki kepandaian sehebat ini, bukan main! Oei-siauwte,
kau adalah adikku. Aku sudah berusia dua puluh tahun. Biarlah
20 kita bersumpah mengangkat saudara...."
Akan tetapi, aneh sekali. Oei Siok Ho menggeleng kepala. "Tak
usah, cukup kalau kita bersahabat atau bersaudara, tak perlu
mengangkat saudara dan bersumpah. Hati manusia selalu
berubah, tidak akan tetap. Alangkah mengecewakan kalau kelak
seorang di antara kita melanggar sumpah. Eh, Siok-twako,
apakah kau cukup kuat untuk bertanding?"
"Apa..." Bertanding dengan siapa?" Siok Bun cepat menengok ke
kanan kiri khawatir kalau-kalau muncul musuh.
"Dengan aku!" Siok Bun sampai melongo mendengar ini. "Aku..." Bertanding
dengan.. dengan... kau..." Apa artinya?"
Oei Siok Ho bicara dengan sikap bersungguh-sungguh,
"Dengarlah, Siok-twako. Sesungguhnya akupun mempunyai
permusuhan dengan musuh435
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
musuhmu, dengan pemilik Hek-tok-ciang. Baik kuceritakan secara
ringkas saja." Maka berceriteralah Oei Siok Ho tentang keadaan
di Kun-lun-san beberapa tahun yang lalu.
Seperti pembaca tentu masih ingat, beberapa tahun yang lalu.
Tok-ong Kai Song Cinjin pergi menantang ke Kun-lun-pai untuk
melampiaskan kemarahan hatinya terhadap Souw Teng Wi yang
menjadi anak murid Kun-lun-pai. Seperti telah diceritakan di
bagian depan, mulut Tok-ong Kai Song Cinjin sampai rusak
dalam pertempurannya melawan Souw Teng Wi. Dengan hati
geram Kai Song Cinjin menuju ke Kun-lun dikawani oleh Ma
thouw Koai-tung Kui Ek membawa pasukan.
Di tengah perjalanan Kai Song Cinjin bertemu dengan Toat-bengpian Mo Hun yang akhirnya ikut
pula ke Kun-lun-pai untuk
mengobrak-abrik partai persilatan itu. Pertempuran hebat terjadi
di Kun-lun-pai di mana orang-orang Kun-lun-pai banyak sekali
yang tewas. Yang lain melarikan diri dan hanya Swan Thai
Couwsu guru besar Kun-lun-pai berhasil mengusir Kai Song
Cinjin (bagian ini akan diceritakan di bagian belakang), akan
tetapi guru besar yang sangat tua ini juga menderita luka berat.
Di antara anak murid Kun-lun-pai, terdapat Oei Siok Ho yang
masih muda sekali akan tetapi bersemangat besar, tak pernah
meninggalkan couw-sunya dalam pertempuran itu. Melihat bakat
baik dalam diri Oei Siok Ho dan melihat bahwa dirinya takkan
436 21 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
lama lagi hidup di dunia, Swan Thai Couwsu lalu mewariskan
kepandaiannya kepada Oei Siok Ho, bahkan memberi ilmu
pukulan Ang -sin-ciang untuk melawan Hek-tok-ciang dari Kai
Song Cinjin. "Demikianlah Siok-twako, pengalaman dan riwayat ringkasku.
Karena kau terluka oleh Hek-tok-ciang, aku harus tahu sampai di
mana kepandaian orang yang mempergunakannya. Cara terbaik
adalah mengukur kepandaianmu."
"Dia itu murid Kai Song Cinjin, namanya Auwyang Tek, putera
Menteri Auwyang Peng yang jahat. Kepandaiannya tidak berapa
tinggi, setingkat dengan aku, hanya Hek-tok ciang yang
dipergunakan memang hebat." Siok Bun lalu menuturkan
jalannya pertandingan. Kemudian ia memaksa diri bertanding dua
puluh jurus melawan Oei Siok Ho, sampai pemuda itu merasa
puas karena dapat mengira-ngira sampai di mana tingkat
kepandaian Auwyang Tek. "Aku harus berlatih lagi, sedikitnya setahun. Melihat
kepandaianmu, tingkatku juga tidak banyak lebih tinggi dari
tingkat Auwyang Tek," kata Oei Siok Ho.
437 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pada saat itu, dari gubuk Koai-yok-sian berkelebat bayangan dua
orang yang cepat sekali gerakannya. Melihat ini, Oei Siok Ho
berkata, "Selamat berpisah, twako. Lebih baik kita berpisah
sekarang, sampai bersua kembali!"
Siok Bun hendak mencegah, akan tetapi pemuda itu sudah
berkelebat lenyap dari depannya. Siok Bun masih merasa lemah
sekali tubuhnya, pula merasa takkan sanggup mengejar. Ia hanya
menghela napas dan menanti datangnya dua orang tadi. Mereka
itu benar-benar memiliki gerakan yang cepat sekali dan sekali lagi
Siok Bun menghela napas. Terlalu banyak orang pandai di dunia
ini dan ia makin lama makin merasa dirinya tidak berarti.
Dua orang itu adalah pemuda tinggi tegap yang berwajah gagah
dan tampan, bersama seorang kakek berpakaian tosu yang
sikapnya angker, matanya mengandung sinar galak dan selalu
muram. Tosu itu memandang kepada Siok Bun dan bertanya,
suaranya bernada kaku, "Di mana tikus-tikus tadi?"
Siok Bun merasa heran, juga tidak senang melihat sikap orang
demikian kasar, akan tetapi ia menjawab juga, "Kalau lotiang
maksudkan para perampok tadi, sudah lama mereka melarikan
diri." Jawaban ini juga mengandung sindiran bahwa setelah
22 bahaya lewat baru orang datang!
438 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tosu itu mengibaskan tangannya ke kiri dan... sebatang pohon
besar yang tumbuh di situ tumbang mengeluarkan suara keras.
"Kalau tidak terlambat, mereka akan terbasmi habis!" kata tosu itu
yang kemudian. berdiri menjauh tidak perduli lagi kepada Siok
Bun. Pemuda ini menjadi pucat Baru sekarang ia mendapat
kenyataan bahwa tosu itu benar-benar hebat, malah jauh lebih
lihai dari pada Oei Siok Ho! Ia memandang kepada pemuda
ganteng yang masih berdiri di depannya dan ternyata pemuda ini
sudah menjura kepadanya. Sikap pemuda ini tidak sehalus Oei
Siok Ho, namun cukup hormat dan sinar matanya mengandung
kejujuran. "Saudara yang gagah, kaukah yang sudah berhasil mengusir
mereka?" tanya pemuda itu.
Siok Bun menggeleng kepalanya "Bukan, aku malah hampir
tewas oleh mereka kalau tidak tertolong orang lain."
Pada saat itu, terbongkok-bongkok keluar dari gubuknya, Koaiyok-sian berjalan menyusul dan
sudah tiba di situ. Siok Bun
memandang penuh perhatian dan melihat orang yang dijuluki
"Dewa Obat" itu benar-benar tidak seberapa, bahkan tidak patut
menjadi orang pandai. Orangnya sudah tua, paling sedikit enam
puluh tahun, rambutnya seperti sarang burung, pendek awutawutan di atas kepala, kering keriting
seperti habis didekatkan api
439 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
panas atau mungkin karena kepalanya selalu panas maka rambut
itu tumbuhnya seperti rumput di musim kering.
Tubuhnya bongkok, bongkoknya menjuru di punggung seperti
telah putus tulang punggungnya dan bersambung kembali dalam
keadaan bengkong. Kepalanya kecil, leher panjang, dan mukanya
penuh keriput dan tahi lalat sehingga sukar sekali melihat
bayangan perasaan pada mukanya. Mulutnya yang sudah
ompong sama sekali itu nyoprat-nyaprut selalu bergerak-gerak
seperti orang mengunyah sesuatu. Pendeknya, gambaran orang
yang tidak mendatangkan kesan istimewa pada hati. Akan tetapi,
seburuk itu rupanya, datang-datang kakek bongkok ini
mengeluarkan ucapan yang mengejutkan dan mengagumkan hati
Siok Bun. "Heh-heh-heh racun Hek-tok-ciang terusir pergi oleh racun
merah! Hebat... hebat... orang muda, bagaimana bisa ada racun
23 merah dalam darahmu?"
Kakek itu memandang kepada Siok Bun penuh perhatian.
Mendengar ucapan ini, Siok Bun segera menaruh hormat kepada
kakek yang tak seberapa itu, karena benar-benar pandang mata
kakek ini berbeda dengan orang lain.
440 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ucapan lo-sinshe memang tepat sekali. Aku telah menjadi
korban pukulan Hek-tok-ciang dan baru saja ada orang
menolongku. Tadinya aku berniat datang pada lo-sinshe
memohon obat, akan tetapi terhalang oleh adanya gerombolan
orang jahat tadi. Baiknya aku bertemu dengan seorang anak
murid Kun-lun-pai dan mendapat pertolongan darinya."
"Aneh... aneh, apakah kau bertemu dengan Swan Thai Couwsu"
Apa mungkin Swan Thai Couwsu keluar dari lubang kubur untuk
menolongmu?" Sebelum Siok Bun menjawab, pemuda di depannya tadi telah
melangkah maju dan dengan penuh gairah bertanya, "Saudara
yang gagah, katakanlah, apakah betul kau terkena Hek-tokciang" Kau telah dilukai oleh siapakah?"
"Memang aku telah bertempur melawan Auwyang Tek dan
terluka...." Pemuda ini kini memegang tangannya dan bertanya, wajahnya
berseri, 'Saudaraku, kau tentu membela Tiong-gi-pai maka kau
sampai bertempur dengan iblis Auwyang Tek itu...!"
441 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Bun tercengang "Memang, aku bertempur di fihak Tiong-gipai...."
"Bolehkah aku mengetahui namamu" Aku bernama Liem Han
Sin, ayahku Liem Hoan pernah ditolong oleh Tiong-gi-pai..."
Siok Bun menjadi girang sekali dan memeluk pundak pemuda
ganteng itu. "Ah, kiranya kau saudara Liem Han Sin" Tentu saja aku
mengenal Liem-lopek beliau menjadi anggauta kami. Aku Siok
Bun........" "Hemmm, kau putera Siok Beng Hui....?" tiba tiba tosu yang sejak
tadi diam saja itu bertanya kepada Siok Bun.
Siok Bun mengangguk membenarkan, la masih belum tahu siapa
24 adanya tosu itu dan melihat sikap yang kaku dan kasar, ia
mendongkol juga. Akan tetapi tosu itu segera berkata kepada
Liem Han Sin dengan suara ketus,
"Nah, kau dengar tidak" Putera Pek-kong Sin-kauw Siok Beng
Hui juga tidak mampu melawan, terluka dan ayahnya tidak
mampu menolong. Mana bisa kau melawan Kai Song Cinjin"
Perlu apa semua pertempuran itu, hanya menyia-nyiakan nyawa
442 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
saja" Han Sin, lebih baik kau pergi ikut aku. mencucikan diri
melepaskan Ikatan duniawi!"
Han Sin menjatuhkan diri berlutut di depan losu itu. "Suhu, tak
mungkin teecu dapat melakukan hal itu. Harap ampunkan bahwa
kali ini teecu tidak memenuhi perintah suhu. Auwyang Tek si
laknat telah membunuh dua orang saudara perempuanku, sudah
membuat keluarga teecu cerai-berai dan kocar-kacir. Kalau bukan
teecu yang membasmi manusia itu siapa lagi! Bahkan teecu
mohon bantuan suhu dalam usaha teecu ini...."
"Huh, gila kau! Pinto tidak sudi berurusan dengan segala
keruwetan dunia dengan kekejiannya. Perduli apa pinto dengan
pertentangan antara Raja Beng dan puteranya?"
"Kalau begitu, teecu mohon doa restu, karena teecu hendak pergi
bersama saudara Siok Bun ini, menuju ke kotaraja menghadapi
Auwyang Tek." Siok Bun sekarang baru tahu bahwa tosu galak ini bukan lain
adalah guru Liem Han Sin, maka iapun tidak berani berlaku
kurang hormat. "To-liang, biarpun pada pangkalnya pertentangan
itu merupakan pertentangan kaisar dan puteranya, namun
sesungguhnya merupakan pertandingan antara yang baik dan
443 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
yang jahat. Menteri durna Auwyang Peng telah mengumpulkan
orang-orang jahat menindas rakyat dan para patriot, kalau bukan
orang-orang gagah di dunia yang membasminya, tentu keadaan
rakyat akan terjepit dan tertindas oleh kekuasaan jahat."
"Hayaaa, kau ini anak kecil tahu apa tentang baik dan jabat?"


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tosu itu mencela Siok Bun, kemudian ia menarik napas panjang,
memandang muridnya. "Kau ada bakat baik menjadi pendeta suci, akan tetapi memang
nasib manusia itu tak dapat diubah lagi, seluruhnya berada di
tangan Yang Kuasa. Kau hendak kembali ke dunia ramai, baiklah.
He, si gila, orang Kun-lun telah dapat mengobati luka bekas Hektok-ciang. Pinto masih belum
25 percaya apakah orang segila kau
juga dapati" Tiba-tiba ia menegur dan membentak Koai-yok-sian.
"Heh-heh-heh, Im-yang Thian-cu iblis muram, kau sejak mudamu
masih begitu saja. Apa hanya Swan Thai Couwsu saja yang
dapat mencari katak merah" Aku si gila juga dapat. Kau lihat ini?"
Koai-yok-sian mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya yang
tidak karuan itu dan ternyata yang dikeluarkan itu adalah sebuah
katak merah yang sudah mati dan kering.
444 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tiba-tiba tangan tosu yang bernama Im-yang Thian-cu itu
menyambar dan... bangkai katak itu sudah berpindah tangan.
Gerakan Im-yang Thian-cu itu cepat bukan main sampai Siok Bun
sendiri tidak melihat gerakan tangannya.
Dewa Obat itu tidak menjadi kaget, malah tertawa terkekehkekeh. "Memang obatku hanya boleh
diambil dengan kekerasan.
Heh-heh-heh, kau masih selalu tangkas, iblis muram! Akan tetapi
jangan kira kau bisa menangkan aku. Kau sudah mengambil
katak merah untuk muridmu, akan tetapi tanpa mengerti cara
penggunaannya, apa sih artinya" Paling-paling muridmu akan
mampus terkena racun merah. Heh-heh-heh!"
Im-yang Thian-cu terkejut sekali. Cepat tangannya menyambar
dan ia telah menyambar tongkat yang dipegang oleh Koai-yoksian, kemudian sekali menggentak,
tubuh kakek bongkok itu bersama tongkatnya melambung tinggi ke atas, lalu bergulingan
turun kembali seperti hendak terbanting ke atas tanah. Anehnya,
begitu dekat dengan tanah, secara otomatis tubuh bongkok itu
bisa membalik dan kedua kakinya turun lebih dulu dengan ringan.
Diam-diam Siok Bun meleletkan lidah. Biarpun tidak sehebat
kepandaian Im-yang Thian-cu. namun dewa obat itu juga bukan
orang sembarangan. 445 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Apa kau menghendaki aku menggunakan kekerasan
memaksamu memberi keterangan sampai roh mu melayang
keluar dari tubuh?" Im-yang Thian-cu membentak.
"Heh-heh-heh, ada kalanya dahulu kumelihat kau meminta-minta
kalau terpaksa. Mengapa sekarang tidak?"
Aneh sekali, tiba-tiba Im-yang Thian-cu lalu i mengangkat kedua
tangan dan menjura sampai dalam di depan Si Dewa Obat.
26 "Twako yang baik, tolonglah adikmu kali ini. Biar kelak aku
sembahyang dengan tiga batang hio harum di depan makammu."
kata Im-yang Thian-cu. Siok Bun melihat ini semua seperti orang melihat dua badut
berlagak, akan tetapi anehnya mereka itu bersungguh-sungguh.
Si Dewa Obat lalu berkata,
"Kalau orang makan katak itu, ia akan mampus. Jemur kering,
tumbuk hancur, bagian kepala obat luka, bagian badan obat
minum. Segala Hek-tok saja sih apa artinya?" Setelah berkata
demikian, ia membalikkan tubuh dan pergi menuju ke gubuknya.
446 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kau sudah mendengar semua, bukan" Nih, terimalah katak
merah untuk melindungimu dari ancaman Hek-tok-riang." Kakek
itu memberikan katak dan membalikkan tubuh hendak pergi, akan
tetapi ia menoleh kembali dan berkata.
"Ingat, Han Sin. Gurumu masih selalu menantimu untuk
memimpinmu ke arah jalan terang. Insyaflah bahwa segala
keduniawian takkan mendatangkan bahagia abadi." Kemudian
kakek itu berkelebat dan lenyap.
"Gurumu itu hebat, akan tetapi kelihatan galak," Kata Siok Bun
kepada Liem Han Sin. Pemuda ini menarik napas panjang. "Memang wataknya keras
dan aneh, akan tetapi dialah manusia terbaik bagiku di dunia ini.
Saudara Siok, mari kita kembali ke kota raja, bawa aku kepada
ayah dan kepada Kwee-lo-enghiong."
Berangkatlah dua orang! muda perkasa ini, menuruni Bukit Thien
mu-san yang pada hari itu benar-benar tidak seperti biasanya,
mengalami peristiwa-peristiwa aneh dan cukup hebat.
447 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Di bagian depan sudah diceritakan tentang Liem Han Sin,
pemuda yang mula-mula memasuki Nan-king bersama ayahnya,
Liem Hoan, dan dua orang saudara perempuannya, Liem Kui Lan
dan Liem Siang Lan. Seperti telah kita ketahui, Auwyang Tek
tertarik oleh kecantikan dua dara remaja ini, lalu mengganggunya
sehingga terjadi pertempuran hebat. Namun dua orang gadis
cantik itu tidak tertolong, diculik oleh Auwyang Tek dan terdapat
telah mati dua-duanya di dalam kamar Auwyang Tek. Liem Hoan
sendiri tertolong oleh Tiong-gi-pai dan Liem Han Sin pemuda
yang gagah itu ditolong oleh Im-yang Thian-cu yang kebetulan
27 berada di kotaraja. Im-yang Thian-cu adalah seorang tokoh aneh di dunia kang-ouw
sebelah selatan. Tosu ini selain berwatak keras dan aneh, juga
tidak mau tahu akan urusan dunia. Sikapnya tidak membela
siapa-siapa tidak menentang siapa-siapa akan tetapi juga keras
hati dan tidak mau kalah, la amat sayang kepada Han Sin dan
menurunkan kepandaian silatnya, terutama sekali menurunkan
ilmu silatnya yang paling terkenal yang menggunakan sepasang
senjata yang berlainan sama sekali bentuknya, di tangan kanan
sebatang pit (alat tulis) dan di tangan kiri adalah sebuah kipas, la
menamai senjatanya ini Yang-pit Im-san (Pensil Yang dan Kipas
Im) sesuai dengan ilmu silat itu sendiri yang mempergunakan
tenaga campuran Im dan Yang. Di sini letaknya kelihaian ilmu
silat ini, karena dua senjata itu berlainan tenaga yang
dipergunakannya. 448 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Liem Han Siu adalah seorang pemuda yang cerdas dan tekun
belajar. Sampai jauh malam ia mempelajari ilmu ini bertahuntahun, di bawah bimbingan suhunya
yang juga tidak mengenal lelah. Latihan puncak dilakukan di depan sebatang lilin yang
dinyalakan. Im-yang Thian-cu yang sudah mencapai puncak
kesempurnaan ilmu ciptaannya ini, kalau bersilat di depan api lilin
sedikitpun tidak berguncang dan lilin yang mencair segera
menjadi keras kembali terkena hawa dingin yang keluar dari
kebutan kipas. Sebaliknya, biarpun ia berdiri jauh dari lilin itu,
sekali ujung pit-nya melakukan gerakan menotok ke arah api lilin,
api itu akan terdorong dan bergoyang.
Setelah tamat belajar, Liem Han Sin mulai mengajukan isi hatinya
di depan suhunya, yaitu hendak membalas kejahatan Auwyang
Tek. Gurunya selalu mencegahnya, menyatakan bahwa Auwyang
Tek sebagai murid Kai Song Cinjin tidak mudah dihadapi dan
pula, dengan filsafatnya yang aneh Im-yang Thian-cu hendak
menarik murid ini menjadi seorang pendeta dan pertapa yang
menyucikan diri. Namun Han Sin terus-menerus menyatakan
ketetapan hatinya sehingga akhirnya Im yang Thian-cu kalah.
"Yang dapat melindungi nyawamu dari Hek-tok-ciang hanya katak
merah dan di dunia ini kiranya dalam waktu sepuluh tahun belum
tentu kita bisa mencarinya. Kecuali kalau kita pergi kepada Koaiyok-sian, si gila itu tentu
mempunyainya. Tidak ada obat aneh di
dunia ini yang tidak dipunyai si gila itu.
449 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
28 Demikianlah karena sayang kepada muridnya, Im-yang Thian-cu
membawa muridnya pergi ke Thien-mu-san untuk mencari Koaiyok-sian yang sebetulnya adalah
kenalan baik semenjak ia masih
muda. Seperti kita semua ketahui, kebetulan sekali di Thien-musan mereka bertemu dengan Siok
Bun. Tentu saja perampok yang begitu masuk gubuk lalu tertotok itu adalah perbuatan Imyang Thian-cu yang menotoknya
dengan pit dari jarak jauh.
Kedatangan Liem Han Sin bersama Siok Bun yang sudah
sembuh disambut dengan penuh kegembiraan oleh Tiong-gi-pai
Apalagi Liem Hoan yang bertemu kembali dengan puteranya
Dipeluknya puteranya itu dan diajaknya ke kamar di mana ayah
dan anak ini berkongkouw sampai puas. Siok Bun juga
menceritakan segala pengalamannya kepada ayahnya. Siok
Beng Hui menarik napas panjang.
"Orang yang berada di fihak benar selalu akan mendapat
pertolongan Thian, karena inilah keadilan Thian. Swan Thai
Couwsu dari Kun-lun-pai sudah memiliki seorang ahli waris yang
tepat sekali, karena kalau menurut penuturanmu itu, pemuda itu
tentulah seorang yang memiliki pribudi mulia."
450 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ang-lian-ci Tan Sam Nio yang kegirangan melihat puteranya
sembuh kembali juga berkata, "Bun-ji, orang seperti itu patut kau
jadikan kawan selama hidupmu."
"Memang, ibu. Anak juga merasa berhutang budi kepadanya dan
anak tadinya hendak mengangkat sumpah untuk menjadikannya
saudara angkat. Akan tetapi anehnya, dia tidak mau
menerimanya." "Memang aneh, dia sudah berkurban seperti itu, mengapa tidak
mau mengangkat saudara?" tanya ibunya lagi.
"Dia bilang bahwa persumpahan mengangkat saudara
merupakan ikatan yang akan amat mengecewakan kelak apa bila
seorang di antaranya melanggarnya."
Siok Beng Hui dan isterinya saling pandang dan menganggukangguk memuji. Benar seorang
pemuda pilihan yang mempunyai
pandangan jauh dan luas, pikir mereka. Sementara itu, Liem
Hoan merasa bangga sekali bahwa puteranya menjadi murid Im
yang Thian-cu tokoh besar yang terkenal itu. Lebih-lebih girang
dan bangga hatinya bahwa pulangnya Han Sin ini adalah untuk
membalaskan sakit hati kedua anak perempuannya yang tewas
secara menyedihkan dalan tangan Auwyang Tek.
451 29 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bagus, Han Sin. Memang sudah menjadi tugasmu untuk
melawan Auwyang Tek si manusia laknat. Bukan saja untuk
membalaskan sakit hati kita dahulu, akan tetapi juga untuk
mengangkat nama Tiong-gi-pai, perkumpulan bercita-cita luhur
yang setia kepada kepahlawanan Souw-taihiap." Ayah ini lalu
menceritakan kepada anaknya tentang perjuangan Tiong-gi-pai,
juga tentang Souw Teng Wi yang kini sudah selamat berada di
Peking, dilindungi oleh Raja Muda Yung Lo.
"Sayang Souw-taihiap sekarang sudah berubah ingatan, sudah
seperti gila Kalau tidak, tentu dia akan dapat memimpin Tiong-gi
pai, karena menurut penuturan Pek kong Sin-kauw, kepandaian
Souw-taihiap luar biasa sekali, jauh lebih lihai dari pada Pek-kong
Sin-kauw Siok taihiap sendiri." Liem Hoan menutup
penuturannya. Kwee Cun CJan dan semua anggauta Tiong-gi-pai mengucapkan
selamat dan menyatakan kegirangan hati mereka melihat
kembalinya Liem Han Sin yang menjadi murid orang pandai dan
Siok Bun yang sudah sembuh kembali. Lebih besar rasa girang
mereka ketika mendengar bahwa Han Sin mengajukan diri untuk
menjadi jago dalam pibu melawan Auwyang Tek yang sombong.
452 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Segera tantangan diajukan dan pada keesokan harinya, kembali
rombongan yang bermusuhan sudah saling berhadapan di dalam
hutan. Kali ini, fihak Auwyang Tek hanya dihadiri oleh pengawalpengawalnya saja, dan sebagai
tetuanya hanya nampak Mathouw Koai-tung Kui Ek, sedangkan Mo Hun dan Kai Song Cinjin
tidak kelihatan. Juga dua orang jagoan dari Jepang tidak nampak.
Agaknya fihak Auwyang Tek memandang rendah kepada fihak
Tiong-gi-pai yang memang selalu kalah saja itu.
Akan tetapi ketika Auwyang Tek mengenal bahwa penantangnya
adalah pemuda saudara dua orang dara yang dahulu menjadi
korbannya, mukanya menjadi agak pucat Ia maklum bahwa kini ia
bukan menghadapi pibu yang sifatnya mengadu kepandaian,
melainkan mengadu nyawa karena persoalannya adalah
persoalan sakit hati dan membalas dendam. Namun sifat
sombongnya mengalahkan kegelisahannya dan ia tersenyumsenyum ketika berkata kepada Liem
Han Sin, "Aha, kiranya anak wayang yang dahulu itu, mau mengantarkan
nyawa agaknya! Majulah!" Ia tidak bertanya nama tidak apa
karena memang ia sengaja bersikap memandang rendah. Wajah
Liem Han Sin sudah menjadi merah saking marahnya melihat
30 musuh besarnya. Cepat ia mengeluarkan sepasang senjatanya,
yaitu sebatang pit dan sebatang kipas, bentaknya penuh geram,
453 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Auwyang Tek manusia busuk. Biarlah hari ini menjadi hari
kematianmu atau kematianku! Lihat serangan!"
Auwyang Tek biarpun mulutnya tersenyum mengejek, namun
matanya awas memandang dan sekali lihat saja ke arah dua
macam senjata lawan, ia tahu bahwa lawannya telah mempelajari
ilmu silat tinggi. Ia berlaku hati-hati dan cepat mengelak lalu balas
menyerang dengan pukulan andalannya, yaitu Hek-tok-ciang.
Han Sin yang sudah maklum dan mendengar akan kelihaian
pukulan ini juga tidak berani berlaku sembrono, cepat ia
mengebut dengan kipasnya dan membarengi mengirim totokan
dengan pitnya. Pertempuran segera berjalan seru sekali. Kali ini Auwyang Tek
benar-benar menemui tandingannya. Pertempuran berjalan lebih
ramai dari pada ketika ia melawan Siok Bun. Maka Auwyang Tek
juga tidak berani main-main lagi, mengerahkan seluruh tenaga
dan mengeluarkan semua ilmunya yang ia perdalam setiap hari
dari gurunya,Kai Song Cinjin.
Auwyang Tek lebih tua beberapa tahun dari Han Sin. Juga putera
Menteri ini menang pengalaman karena dia sudah terlalu sering
bertempur. Berbeda dengan Han Sin yang baru saja turun dari
perguruan. Namun oleh karena Han Sin mendapatkan guru yang
mengajarnya dengan sungguh-sungguh dan dia sendiri belajar
penuh ketekunan dan cita-cita untuk membalas dendam, maka
454 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
oleh gurunya ia memang digembleng untuk menghadapi pukulanpukulan berbisa seperti


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hek-tok-ciang dan kini ia tahu bagaimana
harus menghadapi Auwyang Tek musuh besarnya.
Dengan kipas di tangan kirinya, Han Sin selalu berhasil mengebut
serangan pukulan lawan. Hawa pukulan Hek-tok-ciang kandas
dan buyar setiap kali terkena kebutan kipas yang penuh dengan
hawa Im-kang itu. Di lain fihak, sasaran pit di tangan kanan Han
Sin sebegitu jauh selalu mengenai tempat kosong atau dapat
tertangkis oleh tangan Auwyang Tek yang dilindungi oleh sarung
tangan yang tidak takut menghadapi senjata tajam.
Dua orang pemuda ini saling serang dengan seru dan matimatian. Kepandaian mereka ternyata
setingkat. Pertandingan berjalan dalam tempo cepat, membuat mereka yang menonton
31 menjadi tegang dan kagum. Liem Hoan yang tentu saja menjagoi
puteranya itu kelihatan tidak mau diam, seperti seorang botoh
jago melihat jagonya bertanding.
Auwyang Tek benar-benar tangguh. Sebagai murid Kai Song
Cinjin, dia benar-benar merupakan lawan berat bagi Han Sin.
Kalau saja Liem Han Sin tidak memegang sepasang senjata
Yang-pit Im-san yang luar biasa itu, tentu dia sendiri takkan
sanggup menghadapi Hek-tok-ciang yang hebat itu. Baik kipas
maupun pit merupakan senjata yang dapat melakukan serangan
maut, maka sebegitu lama Auwyang Tek tidak berani berlaku
455 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sembrono, selalu menangkis atau mengelak dari sambaran
sepasang senjata itu. Setelah seratus jurus lebih bertanding mati-matian, Auwyang Tek
menjadi penasaran sekali dan timbul kenekatannya. Pada saat pit
di tangan kanan Han Sin menyambar, ia cepat menangkapnya
dengan gerak tipu Kauw-ong-pok-sit (Raja Kera Menyambar
Makanan). Gerakan ini cepat sekali dan tahu-tahu pit itu telah
dapat ia tangkap. Untuk dua detik keduanya saling betot
merampas senjata itu. Han Sin mempergunakan kesempatan ini
untuk menghantam dengan kipasnya ke arah kepala lawannya!
Auwyang Tek mengeluarkan seruan keras, tangan kanannya
menerima pukulan kipas itu. Saking hebatnya pertemuan antara
tangan dan kipas, keduanya terpental mundur dan pegangan
Auwyang Tek pada pit tadi terlepas. Namun pengaruh Hek-tokciang tadi benar-benar hebat,
membuat Han Sin tergetar ketika
terpental mundur. Kesempatan ini dipergunakan oleh Auwyang
Tek untuk berkelebat cepat ke sebelah kanan lawannya dan
mengirim pukulan Hek-tok-ciang dengan tangan
(Lanjut ke Jilid 11) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
456 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Jilid 11 kanan! Han Sin maklum akan datang bahaya besar, kipas dan pitnya
digerakkan berbareng menapaki musuh dan... "plak! plak! tak!"
kedua orang pemuda itu mengeluh, keduanya terhuyung ke
belakang lalu roboh! Ternyata bahwa pukulan Hek-tok-ciang yang
ampuh dari Auwyang Tek telah meninggalkan bekas di pundak
kanan Han Sin. Baju di bagian ini hitam menghangus, tembus
32 sampai ke kulit dagingnya. Han Sin terluka berat, menderita luka
dalam terkena racun Hek-tok-ciang yang jahat.
Di lain fihak, Auwyang Tek juga tak dapat menghindarkan
pukulan-pukulan Han Sin tadi. Tangan kirinya, pada
pergelangannya, terkena totokan pit sedangkan dadanya dihajar
oleh kipas sehingga darah segar mengalir dari mulutnya, ia
muntah darah! Liem Hoan ccpa melompat dan menubruk puteranya, dibantunya puteranya itu
supaya bangun berdiri. Di lain
fihak. Auwyang Tek yang sudah tak dapat bangun itu juga
ditolong oleh seorang pengawalnya yang menggendongnya.
Sarung tangan kiri Auwyang Tek sampai terlepas oleh totokan
tadi. Keduanya payah dan hanya dapat saling pandang dengan
penuh kebencian Hebatnya, Auwyang Tek masih dapat
menyeringai dan berkata mengejek,
"Kalau kau besok masih hidup, kita lanjutkan penandingan ini!"
457 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Liem Han Sin lebih parah lukanya karena keracunan. namun
pemuda ini mengepal tinjunya dan berkata, "Sekarangpun aku
masih bersedia mengadu nyawa!"
Akan tetapi tentu saja ayahnya tidak mengijinkan dan begitulah,
pertandingan hari itu boleh dibilang berakhir dalam keadaan
"seri." Kedua rombongan kembali ke tempat masing-masing dan
pertandingan berakhir. Kedua orang muda itu mendapat
perawatan di tempat masing-masing, namun ternyata bahwa
keadaan Han Sin lebih payah. Biarpun ia mempunyai katak
merah, namun oleh karena pukulan yang dilakukan Auwyang Tek
tadi mengenai secara tepat, ia harus beristirahat paling cepat
setengah bulan baru kiranya dapat bertanding lagi.
Celakanya, tiga hari kemudian Auwyang Tek sudah menantangnantang lagi! Ketika tidak ada
pelayanan, pemuda ini membabibuta, membunuhi orang-orang yang dianggapnya bersimpati
kepada Tiong-gi-pai. Memang belum b
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
erani dia menyerang sarang Orang Tiong-gi-pai begitu saja tanpa seijin ayahnya,
namun ia tidak ragu-ragu membunuh orang-orang yang ia anggap
musuhnya, atau sedikitnya orang-orang yang menaruh simpati
kepada Tiong-gi-pai. Tentu saja dengan alasan bahwa orangorang itu adalah orang-orang jahat
yang hendak mengacau kota
raja! Fihak Tiong-gi-pai mendenga r ini semua hanya bisa
menggigit bibir dan membanting-banting kaki.
458 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Orang-orang gagah ini sebetulnya sudah tidak sabar lagi dan
ingin mereka mengadakan perang total terhadap kaki tangan
Auwyang-taijin. Biarpun fihak musuh banyak yang kuat, namun
dalam perang total berbeda dengan pibu yang dilakukan seorang
lawan seorang. Tentu saja karena mereka memang kalah
banyak, fihak Auwyang-taijin selalu dapat mengeluarkan jago
yang lebih kuat. Berbeda dalam perang terbuka, di mana mereka
dapat melakukan perlawanan gerilya seperti ketika menghadapi
pasukan Mongol dahulu. "Kita serbu saja gedung menteri durna itu malam hari!" kata
seorang. "Kita bakar gedungnya dan hujani anak panah dari tempat gelap,"
kata orang ke dua. Kalau didiamkan saja, siapa yang kuat menahan tindasan
mereka!" protes orang ke tiga. Semua orang Tiong-gi pai hanya
segan bertindak karena mereka ini masih menaruh harapan
kepada Raja Muda Yung Lo di Peking. Dan oleh karena Raja
Muda Yung Lo telah mengirim utusannya, yaitu Pek-kong Sinkauw Siok Beng Hui, para anggauta
Tiong-gi-pai yang dipimpin
oleh Kwee Cun Gan ini mendesak pendekar kaitan itu.
459 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Beng Hui sendiri memang sudah tak dapa menahan
kemarahan hatinya menyaksikan sepak terjang Auwyang Tek dan
kawan-kawannya. Demikianlah, setelah Han Sin terluka, Pekkong Sin kauw Siok Beng Hui berkata
kepada Tiong-gi-pai, "Baiklah, sekarang aku akan pergi ke utara, minta perkenan yang
mulia dan minta bala bantuan. Di utara juga banyak terdapat
orang pandai dan kalau yang mulia mengijinkan, kita gempur
menteri-menteri durna itu."
1 Orang-orang Tiong-gi-pai bersorak gembira. Hari itu juga Siok
Beng Hui, Tan Sam Nio, dan Siok Bun berangkat ke utara
menunggang kuda. Orang-orang Tiong-gi pai sementara itu tidak
mau melakukan gerakan apa-apa. Diam-diam mereka
bersembunyi dan merawat luka Han Sin yang sudah mulai
sembuh Biarpun fihak Auwyang Tek gembar-gembor menantang
pibu, mereka berlaku pura-pura tidak mendengar saja. Kalau ada
beberapa orang Tiong-gi-pai yang berada di kota kebetulan
bertemu dengan kaki tangan Auwyang Tek yang sengaja
mencari-cari dan memancing-mancing keributan, orang-orang
Tiong-gi-pai ini menyingkirkan diri dan menelan segala
penghinaan dengan sabar. Semua mentaati pesan ketua mereka,
Kwee Cun Gan yang melarang anak buahnya bentrok dengan
fihak musuh sebelum mendapat berita dari utara.
460 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tentu saja dengan tidak adanya pergerakan dari fihak Tiong-gipai, fihak Auwyang Tek menjadi
makin berani dan binal. Auwyang
Tek makin sewenang-wenang, merampasi anak bini orang lain
semaunya saja. Kaki tangannya juga berlaku lebih sewenangwenang lagi, mengambili harta dan
sawah orang seperti mengambil warisan nenek moyangnya sendiri saja.
Untuk kesekian kalinya sejak sejarah berkembang, rakyat kecil
pula yang menanggung akibat semua ini. Rakyat kecil, petani
miskin yang tidak mempunyai apa-apa yang dapat melindungi
hidup mereka dari perasan fihak yang lebih kuat. Biarpun dunia
sudah ada kaisar, ada orang-orang berpangkat, ada bala tentara,
tetap saja hukum rimba masih berlaku di mana-mana, seolaholah dunia ini masih merupakan hutan
belantara yang hanya ditinggali oleh binatang binatang penghuni rimba belaka.
Bagaimana dapat dikatakan hukum rimba" Si jagoan menindas si
Iemah si kaya memeras si miskin, orang berpangkat memeras
pedagang, majikan memeras buruhnya dan mereka yang
tertindas dan terperas itu tidak mempunyai pelindung sama
sekali. Bukankah ada petugas-petugas keamanan dan hakim"
Demikian orang bertanya. Memang ada. Bahkan petugas-petugas
keamanan yang berpakaian mewah dan hakim-hakim dengan
pakaian kebesaran dan gedung-gedung indah. Namun petugaspetugas hamba hukum ini sudah
berjiwa pedagang. Hanya untung rugi saja yang terdapat dalam kamus haii mereka. Ada
tuntutan" Ada perkara" Nanti dulu, dilihat siapa yang bisa
461 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"menguntungkan" Siapa salah siapa benar" Nanti dulu, itu soal
sepele, yang perlu, siapa yang menguntungkan bisa berhak
2 menang perkara! Inilah keadaan kerajaan baru di Nan-king pada masa itu.
Penjahat, hartawan, bangsawan dan pembesar bersekutu
menjadi iblis-iblis penindas. Mereka berpesia-pora di atas kepala
rakyat kecil. Sungguh menyedihkan. Hanya para pendekar dan
patriot gagah perkasa yang terbuka mata hatinya dan dapat
meneropong ini semua. Namun apa daya mereka" Persekutuan,
penjahat-hartawan-bangsawan pembesar itu terlampau kuat.
Setiap perlawanan ditindas dan entah sudah berapa banyak
pendekar-pendekar tewas oleh komplotan ini. Kaisar bukan
seorang jahat, bahkan bekas patriot dan pejuang rakyat, akan
tetapi, seperti kebanyakan manusia di atas bumi ini, hati dan
pikiran mudah terpengaruh oleh keadaan. Dahulu pejuang rakyat
ketika hidup dalam perjuangan di samping atau di tengah-tengah
rakyat. Sekarang sesudah menjadi kaisar, yang mendampingi bukan
rakyat lagi melainkan pembesar korup, menteri-menteri durna.
Mana kaisar tahu akan penderitaan rakyat" Hidup rakyat dinilai
dari hidup sendiri. Dia sekarang sudah mulia, sudah makmur,
hidup serba cukup berlimpah-limpah penuh kebahagiaan, tentu
rakyat juga begitu keadaannya! Manusia! Memang serba bodoh,
lalim, mahluk kurang penerima yang kadang-kadang menyulap
diri sendiri seperti pintar, bijaksana dan budiman. Hanya pada
462 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
lahirnya saja kelihatan demikian, namun pada batinnya tetap
mahluk bodoh, lalim dan kurang penerima! Seperti badut di
belakang topeng. Seperti kudis tertutup baju baru.
Rakyat sudah kehabisan pilihan. Pindah ke utara, biarpun di sana
berkuasa Raja Muda Yung Lo yang lebih bijaksana, tetap saja
selalu terganggu oleh penjahat-penjahat bangsa sendiri yang
merajalela di samping penyerbuan orang-orang Mongo! yang
hendak membalas dendam atas kekalahan mereka. Pindah ke
selatan, terdapat gangguan srigala-srigala dalam negeri, di
samping gangguan-gangguan anjing-anjing dari luar daratan
berupa bajak-bajak laut Jepang Tinggal di pedalaman, diterkam
oleh lintah-lintah darat berupa hartawan-hartawan tuan tanah
yang merupakan raja-raja kecil karena terlindung oleh petugaspetugas negara yang sudah gendut
perutnya karena makan sogok! Serba susah, serba sulit!
Tiong-gi-paii pada masa itu merupakan satu satunya
perkumpulan yang menentang kekuasaan sewenang-wenang dari
pada menteri-menteri durna. Namun apa artinya Tiong-gi-pai
yang hanya beberapa puluh orang saja anggautanya"
Menghadapi Auw-yang Tek dan kaki tangannya saja sudah
3 kewalahan. Bahkan akhir-akjiir ini semenjak perginya Siok Beng
Hui ke Peking, Tiong-gi-pai tidak berani sembarangan bergerak
lagi. 463 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Setelah sembuh dari sakitnya, Liem Han Sin secara nekat
menyerbu ke gedung Menteri Auw-yang Peng dengan maksud
membunuh dan membalas dendam kepada Auwyang Tek. Mulamula ayah nya melarangnya,
namun pemuda yang bersemangat
baja ini diam-diam pada suatu malam menyerbu juga. Berhasil
memasuki gedung, merobohkan empat lima orang penjaga. Akan
tetapi sial baginya, sebelum bertemu dengan Auwyang Tek, lebih
dulu ia tersasar memasuk kamar Kai Song Cinjin!
Dapat dibayangkan betapa kagetnya pemuda gagah itu ketika ia
berhadapan dengan Kai Song Cinjin yang duduk bersila sambil
meramkan mata di atas pembaringan yang bertilamkan kain
sutera halus. Ia cepat-cepat hendak keluar lagi, akan tetap sekali
Kai Song Cinjin menggerakkan tangan ke arahnya, pemuda ini
tidak mampu keluar lagi! Ada sambaran tenaga dan tangan kakek
tua itu yang membetotnya kembali.
''Orang muda, kau datang mau apa?" tanya Kai Song Cinjin
tenang-tenang saja. Liem Han Sin bukan seorang penakut, la
sudah memperhitungkan ketika hendak menyerbu bahwa ia
menghadapi bahaya besar dalam penyerbuan ini. dan bahwa ia
bertaruh dengan nyawa. Tahu bahwa ia berhadapan dengan
seorang pandai dari fihak musuh, ia tidak sudi membohong,


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku datang hendak mencari Auwyang Tek, hendak minta ganti
nyawa dua orang saudara perempuanku yang sudah ia bunuh!"
464 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kai Song Cinjin tersenyum. Ia sudah mendengar tentang
pertandingan pibu antara muridnya dan pemuda bernama Liem
Han Sin murid Im-yang Thian-cu.
"Hmm, jadi kau murid Im-yang Thian-cu" Benar-benar tosu
kurang makan itu tidak tahu diri dan tak dapat mengajar adat
kepada muridnya. Kau sudah kalah pibu, mengapa nekat
menyerbu ke sini" Kau mengandalkan apa" Kalau tidak pinceng
beri hajaran, kau bisa menimbulkan keributan di rumah Auwyang
taijin. Pergilah!" Kai Song Cinjin mengebutkan tangannya ke arah Han Sin.
Pemuda ini kaget bukan main, karena biarpun tangan kakek itu
tidak menyentuhnya. namun ia merasa dadanya sakit sekali,
4 sebelah tubuhnya serasa lumpuh, la tahu bahwa ia telah
menderita luka dalam akibat pukulan yang luar biasa dari seorang
sakti. Sambil menggigil bibir menahan sakit pemuda ini bertanya,
"Kau sudah melukai seorang muda. Siapakah kau?"
"Ha-lia, kau hendak mengadu kepada Im-yang Thian-cu" Boleh,
katakan bahwa kau menerima pelajaran dari Tok-ong!"
Diam-diam Han Sin mengeluh. Pantas saja begini sakti. Tidak
tahunya inilah orangnya yang bernama Tok-Ong Kai Song Cinjin
465 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Si Raja Racun! Gurunya sendiri, lm-yang Thian-cu, sudah berkalikali mengaku tak dapat
menandingi hwesio dari Tibet ini. Apa lagi
dia Dengan tubuh dan hati sakit, Liem Han Sin memaksa diri
keluar dari gedung itu dan kembali ke tempat ayahnya, tentu saja
ayahnya terkejut melihat puteranya pulang dengan wajah pucat.
Setelah bajunya dibuka, ternyata di dada sebelah kanan pemuda
itu terdapat tanda titik-titik merah.
Kwee Cun Gan cepat memanggil ahli pengobatan untuk
memeriksa luka ini, akan tetapi semua ahli pengobatan di kota itu
tidak ada yang mampu menyembuhkan luka Liem Han Sin.
Hanya memberi obat penahan nyeri saja. Pemuda ini makin lama
makin lemah dan sebelah kanan tubuhnya sudah lumpuh seperti
orang terkena penyakit pianswi. Keadaannya benar-benar amat
menyedihkan. Liem Hoan tak suka makan, tak nyenyak tidur,
setiap saat berada di samping puteranya sambil menghela napas
panjang pendek..... Souw Lee Ing menikmati pemandangan alam di sepanjang
perjalanannya setelah ia keluar dari Gua Siluman, la boleh
diumpamakan sebagai seorang yang baru keluar dari hukuman
atau sebagai seekor burung yang baru terlepas dari kurungan.
Selama empat lima tahun ia mengeram diri di dalam Gua
Siluman, hidup seorang diri dan terasing sama sekali dari dunia
ramai. Sekarang ia melihat segala sesuatu nampak indah
menarik, bahkan orang-orang dan suara mereka merupakan hal
yang amat menyenangkan hatinya.
466 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tentu saja ini adalah akibat dari pada pengasingannya yang
bertahun-tahun itu, karena memang manusia dapat menghargai
segala sesuatu di permukaan bumi itu kalau sudah merasa
betapa rindunya ia akan semua itu apa bila ia berada seorang diri
di tempat terasing dan sunyi. Umpamanya saja, setiap orang
akan merasa jijik dan segan mendekati apa bila bertemu dengan
5 seorang pengemis kotor berpenyakitan, apa bila pertemuannya
itu terjadi di dunia ramai, di kota misalnya. Akan tetapi apa bila
pertemuan itu terjadi di tempat sunyi, di tempat yang membuat ia
terasing dari dunia ramai, kiranya pertemuan dengan seorang
sesama hidup, seorang manusia, betapa kotor dan rendah
menurut ukuran orang kota sekalipun, ia akan suka sekali
mengajaknya bicara. Demikian juga dengan Lee Ing. Begitu keluar dari Gua Siluman,
biarpun ia bertemu dengan Hui-ouw-tiap Yap Lee Nio yang dulu
berkeras hendak membunuhnya dan menjadi musuh besar
ayahnya, ia tidak tega untuk mencelakainya. hanya merampas
pakaiannya dan mempermainkannya sedikit. Akan tetapi setelah
berbulan-bulan ia berada di dunia ramai dan melihat betapa jahat
dan palsunya sebagian besar manusia di dunia ini, hatinya mulai
tawar lagi dan mulailah ia membedakan antara manusia baik-baik
dan manusia-manusia jahat.
467 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Apa lagi setelah ia melakukan perjalanan makin dekat dengan
kota raja, la melihat rakyat yang tertindas, pembesar pembesar
korup dan jahat yang bersekongkol dengan tuan-tuan tanah yang
merupakan raja-raja kecil di dusun masing-masing, melihat orangorang yang berkepandaian dan
kuat menindas yang lemah.
Hatinya menjadi panas dan timbul sifat ksatrianya.
Di mana-mana Lee Ing turun tangan memberi hajaran kepada
orang-orang yang mengandaikan kepandaian menindas, si
lemah, memberi hukuman kepada hartawan-hartawan atau okpaokpa yang jahat, yang demi
kemurkaan hati yang tak kenal puas
itu tidak segan-segan untuk memeras darah dan keringat rakyat
petani. Tidak segan pula gadis remaja ini turun tangan membasmi
para pembesar yang korup dan mengandalkan kekuasaannya
dan pasukannya untuk bertindak seperti kaisar sendiri terhadap
rakyat yang menjadi makin payah terjepit.
Gerak-gerik Lee Ing demikian cepat sampai-sampai tidak ada
orang yang melihatnya, baik mereka yang ia tentang maupun
mereka yang ia tolong" Ia datang dan pergi seakan-akan tanpa
bayangan, hanya meninggalkan bekas sepak terjangnya yang
cukup mengecilkan nyali para orang jahat dan membesarkan hati
rakyat yang tertindas. Sering kali terjadi seorang pembesar tinggi,
tanpa mengetahui siapa yang melakukannya tahu-tahu telah
digantung di tengah kota, atau hartawan tuan tanah yang tahutahu kehilangan daun telinganya,
kehilangan sebagian emas 468 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
6 simpanannya atau mendapatkan surat ancaman supaya
mengembalikan tanah yang dirampasnya dari para petani dusun.
Ada pula yang tahu tahu telah tewas di dalam kamarnya dan
gadis dusun yang diculik dan hendak dijadikan selir secara paksa
tahu-tahu telah lenyap dan telah berada kembali di rumah orang
tuanya. Juga di dusun-dusun banyak terjadi hal aneh, misalnya di
rumah keluarga miskin yang hampir mati kelaparan tahu-tahu
terdapat beberapa potong emas.
Semua ini bekas tangan Souw Lee Ing gadis remaja puteri yang
telah mewarisi kepandaian tinggi sekali dan ternyata begitu keluar
dari Gua Siluman tidak menyia-nyiakan kepandaian yang
diwarisinya dan jiwa ksatria ayahnya yang mengalir di tubuhnya
itu menuntut supaya ia turun tangan dan bertindak langsung
membantu rakyat kecil. Melihat betapa makin dekat kota raja makin banyak terjadi
kejahatan dan penindasan, Lee Ing menjadi ingin sekali cepatcepat memasuki kota raja. Pada suatu
hari ia telah berada di pantai Sungai Huai. Pemandangan di sepanjang pantai sungai ini
amat indahnya, juga hawanya amat sejuk. Lee Ing yang merasa
kepanasan timbul keinginan hatinya hendak mandi..
469 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tempat itu memang sunyi sekali, tidak kelihatan ada orang,
karena memang bagian yang penuh batu karang ini tidak
didatangi oleh para nelayan. Lee Ing mencari tempat yang cukup
bersih, lalu menanggalkan pakaiannya dan menaruh pakaian itu
di atas batu karang. Dia sendiri lalu turun ke dalam air yang amat
jernih, di bagian di mana air sungai sukar didatangi orang karena
tempat itu penuh batu karang yang tinggi dan licin, maka di situ
sunyi saja tidak ada orang lain.
Lee Ing tidak merasa ragu-ragu untuk mandi tanpa pakaian. Ia
tidak mempunyai pakaian lain kecuali yang dipakainya, yaitu
pakaian hijau yang ia ambil dari badan Hui-ouw-tiap Yap Lee Nio.
Melihat air jernih kehijauan yang membayangkan batu-batu
karang dan tetumbuhan itu mendatangkan rasa sejuk dan segar,
Lee Ing tertawa girang dan berenang ke sana ke mari sambil
memukul-mukul air seperti anak bermain-main dengan riang
gembiranya. "Heeeiii....! Kau benar-benar gadis nakal, terlalu sekali!" Tiba-tiba
terdengar suara orang menegur.
Lee Ing terkejut. Tak disangkanya sama sekali bahwa di tempat
seperti itu ada orangnya. Ia menengok ke kanan dan.... melihat
7 seorang pemuda tampan sekali sedang duduk dengan enaknya
memegangi sebatang bambu pancing. Pemuda itu memandang
kepadanya dengan kening berkerut tanda hati kesal.
470 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tentu saja Lee Ing cepat-cepat selulup, menyembunyikan
tubuhnya di dalam air sampai ke dagunya. Pantas saja ia tadi
tidak melihat pemuda itu, karena pemuda itu duduk di atas batu
karang di balik batu karang besar sehingga tadi antara dia dan
pemuda itu teraling batu karang yang menonjol ke sungai. Juga
tentu saja ia tidak mendengar apa-apa karena pemuda itu duduk
seperti patung memancing ikan!
Wajah Lee Ing menjadi merah seperti udang direbus. Dia seorang
dara berusia sembilan belas tahun dan tentu saja hatinya
berdebar tidak karuan karena ada seorang pemuda melihat ke
arahnya sedangkan ia sama sekali tak berpakaian. Sungguhpun
tubuhnya tersembunyi di dalam air, namun air itu jernih sekali.
"Kau. manusia kurang ajar!"' bentak Lee Ing sambil melototkan
matanya. Pemuda mi membelalakkan matanya terheran-heran, kemudian
bertanya dengan suara penasaran, "Eh, eh, kau yang nakal dan
mengganggu orang lain, sekarang tiada hujan tiada angin
memaki aku kurang ajar, coba jelaskan alasannya."
"Laki-laki tak tahu diri! Ada seorang wanita mandi di sini dan
kau... matamu melotot tak tahu malu, Hayo kau melihat ke
471 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
jurusan lain, kalau tidak, awas kau akan kukorek keluar biji
matamu yang kurang ajar itu!" Lee Ing makin marah karena
dalam anggapannya ia melihat sepasang mata pemuda itu yang
jernih dan tajam seperti bintang nampak bersinar-sinar dan wajah
yang tampan itu berseri seakah-akan merasa geli dan senang
hati menggodanya. Pemuda itu tersenyum mendengar makian ini, senyumnya manis
sekali membuat pipi Lee Ing menjadi makin merah. Akan tetapi
baiknya pemuda itu tidak menggoda lebih lanjut dan benar saja
memalingkan muka ke lain jurusan. Mendapat kesempatan baik
ini. Lee Ing lalu berenang ke tempatnya yang tadi Kini ia teraling
oleh tonjolan batu karang dan pandangan pemuda itu, cepatcepat melompat ke darat dan memakai
lagi pakaiannya. "Akan kuhajar dia...!" pikirnya dan di dalam kepalanya sudah di
rencanakan cara bagaimana sebaiknya memberi hajaran kepada
8 pemuda itu. Di tampar pipinya sampai biru atau dilempar saja dia
ke air" Sambil memikirkan rencana ini, tak terasa Lee Ing
menggerakkan kedua tangannya untuk membereskan rambutnya
yang awut-awutan dan basah, membereskan pula pakaiannya.
Seakan-akan kedua tangan itu bergerak tanpa ia kehendaki untuk
membuat ia nampak cantik menarik! Sayang aku tidak
mempunyai pakaian lain untuk berganti sehabis mandi, pikirnya.
Ah, mengapa pula harus berganti pakaian, dan mengapa pula
472 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
aku harus bersolek" Lee Ing berdebar jantungnya dan ia mencela
diri sendiri. "Lee Ing, sejak kapan kau menjadi pesolek" Genit benar!" Ia
memukul pipinya sendiri perlahan lalu berlari-lari menuju ke
tempat pemuda pengail ikan itu.
la lihat pemuda itu masih duduk anteng seperti tadi, sepasang
matanya ditujukan ke air, atau lebih tepat ke ujung tali pancing
yang berada di permukaan air. Setelah dekat Lee Ing mendapat
kenyataan bahwa pemuda itu benar-benar ganteng, terutama"
sekali bibir dan matanya amat manis menarik hati. Belum pernah
Lee Ing melihat pemuda setampan ini. Tampan, ganteng dan
halus gerak-genknya, seperti seorang pemuda terpelajar.
Tadinya ia sudah gemas dan sudah gatal-gatal tangannya
hendak memberi hajaran atas sikap pemuda yang dianggapnya
kurang ajar itu. Pemuda itu menengok sambil tersenyum dan
berkata, "Ah, kau jelita sekali!"
Pujian ini demikian sewajarnya dan pada mata pemuda ini tidak
nampak sinar mata yang biasanya berpancaran keluar dari mata
laki-laki yang melihatnya. Biasanya mata laki-laki memandangnya
seperti pandangan singa kelaparan dan pujiannya mengandung
nafsu dan gairah. Akan tetapi pujian pemuda tampan ini
sewajarnya, terus terang dan sederhana. Kembali Lee Ing
473 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
merasa mukanya panas dan ia tidak tahu betapa sepasang
pipinya menjadi kemerahan, membuat ia nampak makin cantik.
Biarpun pada pandang mata pemuda itu tidak ada tanda-tanda
ceriwis, namun pujiannya membuat Lee Ing marah. Ia sudah
mengepal tinju dan membentak, "Kau pemuda tak tahu aturan!"
Pemuda itu tertegun. "Lho, kau memaki aku lagi. Tadi kau
memaki aku kurang ajar karena aku sudah duduk di sini
melihatmu mandi, sungguhpun aku yang datang lebih dulu dan
9 bukan aku yang sengaja melihat kau mandi di depanku. Sekarang
kau bilang aku tak tahu aturan. Apa lagi alasannya!"
"Kau seorang laki-laki berani memuji-muji kejelitaan wanita,
bukankah itu tak tahu aturan dan menandakan bahwa kau
seorang yang kurang ajar sekali?"
Pemuda itu tersenyum dan kembali jantung Lee Ing berdetak
lebih cepat Senyum pemuda ini seakan-akan dapat membetot
jantungnya dan meruntuhkan semangatnya.
"Nona yang jelita, kau benar-benar tidak adil dan keliru sekali
pandanganmu itu. Aku seorang yang suka akan keindahan, kalau
474 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
aku melihat tamasya alam yang indah, aku suka memujinya,
kalau melihat bunga mekar semerbak, aku suka pula memujimujinya. Sekarang aku melihat kau
begini cantik jelita, tak


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tertahan lagi mulutku memuji, pujian yang keluar dari lubuk hati.
Mengapa hal ini dianggap tak tahu aturan" Malah ini
menandakan bahwa aku tahu akan keindahan, tahu menghargai
yang indah-indah." "Hemmm, kau..... penyair?"
Pemuda itu menggeleng kepala dan memandang dengan lucu,
agaknya geli hatinya. "Bukan, aku kau lihat sendiri, aku pengail
pada saat ini. Mengapa kau mengira aku penyair?"
Lee Ing gelagapan. Tadi ia bertanya karena mendengar kalimatkalimat yang amat indah bagi
pendengarannya dan ia teringat
akan ayahnya yang suka membuat syair.
"Karena.... karena... seorang penyair cinta akan keindahan."
Pemuda itu mengangguk angguk. "Memang, setiap orang
seniman selalu dapat menghargai keindahan alam dan akupun
tak berani mengaku sebagai seorang seniman..."
475 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kau pengail" Itukah pekerjaanmu?" tanya Lee Ing yang entah
bagaimana sudah lupa lagi akan niatnya hendak memberi
"hajaran" tadi.
Pemuda itu tersenyum. "Kau bicara sambil berdiri saja seperti
hakim memeriksa penjahat. Di sini banyak batu halus, enak
diduduki. Kalau kau mau duduk bukankah akan lebih enak kita
10 mengobrol! Jangan kau takut, aku hanya seorang biasa saja,
seorang pemuda yang tidak berbahaya. Namaku Oei Siok Ho.
Timbul rasa kagum dalam hati Lee Ing akan sikap pemuda ini
yang makin lama makin tampak kejujuran dan kesederhanaannya, namun amat pandai bicara yang indah-indah.
Timbul sifatnya sendiri yang polos dan jujur.
"Aku tadi ingin sekali memberi hajaran kepadamu," katanya
sambil duduk di depan pemuda itu. di alas sebuah batu yang
hitam halus dan bersih. Siok Ho tersenyum lagi. "Begitukah" Mengapa tidak kau lanjutkan
keinginanmu itu" Kau tentu marah dan hendak melemparkan aku
ke dalam air, bukan?"
476 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing kaget, akan tetapi melihat sinar mata yang berseri penuh
tawa itu, ia tertawa gembira. "Bagaimana kau bisa tahu?"
tanyanya sambil tersenyum juga.
"Tentu demikian kira-kira perasaan seorang gadis kalau merasa
diperlakukan kurang ajar oleh seorang pria yang tidak dikenalnya.
Akan tetapi jangan kau lakukan hal itu, karena kalau aku tercebur
di dalam air, tentu ikan-ikan akan lari lagi dan tidak mau
mendekati pancingku. Sedangkan perutku sudah lapar bukan
main. Tadinya ikan-ikan besar sudah ada yang mendekat,
sebelum aku berhasil, eh, muncul kau dari balik sana dan
membikin takut ikan-ikan besar. Sekarang ikan-ikan itu sudah
mulai mendekat, jangan kau ceburkan aku!"
Lee Ing tersenyum geli. Pemuda ini pandai juga melucu, pikirnya.
Karena kini Siok Ho memandang ke arah air, Lee Ing mulai
memperhatikannya. Benar tampan, pikir Lee Ing dan ia merasa
malu kepada hatinya sendiri mengapa begitu tertarik dan tergilagila kepada pemuda yang tidak
dikenalnya ini. Seperti seorang
siucai (mahasiswa) muda, pikirnya. Akan tetapi mengapa
memancing seorang diri di tempai sunyi ini" Dan alangkah
asyiknya, nampaknya senang bukan main menanti ikan besar
mendekat. Sampai lama Siok Ho tak bergerak-gerak anteng dan
seperti sudah lupa bahwa di
11 477 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sampingnya terdapat seorang gadis jelita memandanginya dari
samping. "Apa sih umpannya untuk memancing?" Lee Ing akhirnya
bertanya karena sudah tidak sabar lagi menanti orang yang diam
saja seperti patung itu. Siok Ho tidak menjawab, melainkan mengangkat bambu
pancingnya untuk memperlihatkan ujung tali pancing kepada Lee
Ing. Kalau tadi Lee Ing tersenyum, sekarang mata gadis ini
terbelalak lebar dan ia menjadi terheran-heran. Ternyata bahwa
pada ujung tali pancing itu hanya terdapat sebuah pancing yang
aneh sekali. Pancing yang bentuknya lurus runcing seperti
sebatang jarum saja. Juga di situ tidak dipajangi umpan apa-apa
seperti biasanya orang mengail. Mana di dunia ini ada orang
memancing dengan sebatang jarum tanpa umpan pula" Biarpun
bukan ahli memancing, Lee Ing juga tahu kalau orang memancing
ikan itu menggunakan pancing yang ada kaitannya dan memakai
umpan pula. Tak tertahan pula meledak suara ketawa Lee Ing, suara ketawa
yang tidak disembunyikan atau ditutup-tutupi seperti biasanya
gadis kota tertawa. Nampak deretan giginya yang putih bersih
dan mengkilat seperti mutiara, bahkan kelihatan lidahnya yang
kecil merah bergerak-gerak. Gadis ini memang sejak kecil hidup
dengan kong-kongnya di utara, di mana tidak banyak peraturan
478 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kesopanan mengikat kebebasan seorang wanita. Siok Ho
menengok dan kini dia yang bingung dan heran, tidak tahu! apa
sebabnya gadis jelita itu tertawa sedemikian gelinya.
"Eh, eh, kenapa kau tertawa-tawa seperti orang digelitik
perutnya?" tanyanya mendongkol.
Lee Ing dapat menekan dan meredakan gelinya, lalu dengan
mulut masih tersenyum dan mata basah air mata ketika ketawa.
ia bertanya, "Kau tadi bilang she Oei, akan tetapi lebih pantas kalau kau she
Kiang. Apakah kau masih keturunan dari Kiang Cu Ge (tokoh
besar dalam dongeng Hong-sin-pong)?" Di dalam dongeng Hongsin pong, yaitu ketika jaman Kaisar
Tiu Ong, Kiang Cu Ge adalah
tokoh besar yang memancing datangnya raja muda baru dengan
perlambangnya memancing ikan dengan pancing lurus seperti
jarum, persis seperti yang dipergunakan oleh Siok Ho sekarang
12 ini. Kini Siok Ho yang memandang kagum. "Eh nona, kiranya kau
seorang yang paham akan sejarah. Sungguh mengagumkan!"
479 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing tersenyum. "Aku hanya mendengar dongeng dari
kakekku. Dengan pancing macam itu, bagaimana kau bisa
mendapatkan ikan?" "Kau tunggu saja," jawab Siok Ho yang kembali mengalihkan
perhatiannya ke air. Tiba-tiba ia mengangkat bambu pancingnya
sampai jarum itu terangkat dari permukaan air, lalu dengan
gerakan hebat sekali bambu itu digerakkan ke bawah. Tali
pancing yang membawa pancing bergerak pula dan pancing lurus
seperti jarum itu meluncur ke bawah menembus permukaan air.
Nampak air berombak dan bambu di tangan Siok Ho itu bergerakgerak seperti ada yang
menarik-narik di ujung tali pancing.
"Ikan lee yang besar juga....!" teriak Siok Ho girang. Ia menarik
bambunya secara tiba-tiba ke atas dan... seekor ikan lee yang
gemuk menggelepar-gelepar di atas tanah dekat Lee Ing.
Sekarang tahulah Lee Ing bahwa pemuda yang memancing ikan
ini ternyata memiliki kepandaian silat dan bahwa ia bukan
memancing, melainkan mencari ikan dengan cara "menombak"
ikan besar dengan sebatang jarum yang diikat seperti pancing.
Diam-diam ia merasa geli akan kebodohan sendiri, juga geli
melihat Siok Ho "mendemonstrasikan" kepandaian yang bagi dia
sendiri tentu saja tidak berarti apa-apa itu. Kalau hanya begitu
saja, itu permainan anak kecil baginya. Akan tetapi untuk tidak
480 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
membikin pemuda itu berkurang kegembiraannya, iapun memuji,
"Ah, ternyata kau seorang yang lihai!"
Seperti telah kita ketahui, Oei Siok Ho adalah seorang anak murid
Kun-lun-pai yang amat tinggi kepandaiannya dan di dunia kangouw dia mendapat julukan
Ang-sin-jiu (Si Tangan Merah). Biarpun
masih muda, dia sudah banyak pengalamannya, apa lagi ia
sering diberi nasihat oleh sucouw-nya agar jangan memandang
rendah orang lain. Maka sekarang bertemu dengan seorang
gadis muda seperti Lee Ing yang membawa pedang dililitkan di
pinggang, ia dapat menduga bahwa Lee Ing tentu juga seorang
kang-ouw. "Aah, kepandaian memancing ikan seperti ini saja, masa patut
13 dipuji?" katanya merendah. "Lihat, ikan itu gemuk dan segar.
Perutku sudah lapar sekali. Mau kau makan bersamaku?"
Perut Lee Ing juga sudah amat lapar. Melihat sikap pemuda yang
ramah dan jujur ini, lenyap keinginan hendak memberi hajaran.
Dia tersenyum dan mengangguk. "Boleh, asal kau bisa
memasaknya." Dengan kata-kata ini Lee Ing hendak menggoda
Siok Ho, karena ia mendahului pemuda itu agar Siok Ho jangan
minta dia memasakkan ikan. Akan tetapi, di luar dugaannya,
pemuda itu menjawab sambil tertawa,
481 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tunggu saja. Sekali kau merasai masakanku, kau akan minta
tambah lagi." Dengan cekatan, jari-jari tangan pemuda itu
memotong dan membersihkan ikan, mempergunakan sebatang
pisau kecil yang memang sudah ia sediakan, kemudian ia
mengeluarkan bungkusannya yang ternyata berisi garam, merica,
dan lain-lain bumbu. Dibuatnya api dan tak lama kemudian
tercium bau sedap sekali dari panggang daging ikan, membuat
perut Lee Ing menjadi makin lapar memberontak. Benar-benar
pandai pemuda itu memanggang ikan, cekatan dan bumbunya
sedap. "Kau tentu orang selatan," kata Lee Ing.
Siok Ho mengangkat alis. "Bagaimana kau bisa menduga
begitu?" ia balas bertanya tanpa menjawab.
"Karena kau pandai memasak. Hanya di bagian selatan saja lakilaki pandai masak, sedangkan
wanitanya tidak bisa masak. Lakilaki di bagian selatan mau menang sendiri saja. Bersekolah,
memasak, bermalas-malasan. Sedangkan kaum wanitanya di
suruh bekerja berat mati-matian di sawah dan melakukan semua
pekerjaan kasar. Benar-benar seperti terbalik keadaan di sana."
482 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Ho tersenyum. "Sebaliknya, di bagian agak ke utara
wanitanya hanya disuruh mengeram di dalam kamar, bersolek
dan hidup seperti boneka cantik yang hanya untuk perhiasan atau
permainan belaka." "Jadi kau lebih membenarkan laki laki di selatan yang
memperkuda wanita?" tanya Lee Ing mengerutkan kening dan
pandang matanya mengandung penasaran.
Siok Ho menggeleng kepala. "Tidak begitu. dan akupun bukan
orang selatan Aku hanya menceritakan keadaan orang utara
14 sebagai perbandingan. Menurut aku kedua duanya keliru.
Memang wanita tidak selayaknya seperti wanita yang menjadi
boneka di dalam katnar, mengikat kakinya sampai tak pandai
berjalan, bersolek setiap saat untuk menyenangkan hati laki laki.
Wanita harus pula bekerja, akan tetapi tentu saja tidak seperti
wanita selatan yang harus membanting tulang di sawah
sedangkan kaum laki laki hanya bersolek, bersekolah dan
memasak. Pendeknya, laki-laki dan wanita harus saling bantu,
bekeria sama dengan seadil-adilnya sesuai dengan tenaga dan
kemampuan masing-masing. Tidak boleh saling menindas, tidak
boleh saling mendewakan. Lee Ing girang sekali mendengar ini "Akur! Aku benci melihat lakilaki yang menindas wanita, akan
kupukul kepalanya kalau aku
483 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
melihat suami memperkuda isterinva" katanya bernafsu dan
giiang karena mengetahui isi hati Siok Ho. Akan tetapi tiba-tiba
mukanya menjadi merah dan ia merasa penasaran sekali
mengapa tak pernah pemuda ini menanyakan namanya.
Biasanya, setiap pemuda yang bertemu dengan gadis cantik,
segera hendak mengetahui nama, mengetahui alamat, dan
mengetahui segalanya. Alangkah jauh bedanya Siok Ho ini
dengan pemuda-pemuda Iain. Akan tetapi Siok Ho seakan-akan
tidak mengetahui isi hati Lee Ing. Ikan sudah matang dan ia
menurunkannya dari atas api. disodorkannya kepada L ee Ing.
"Ambillah, masih hangat-hangat dan enak dimakan selagi masih
panas." kalanya. Karena pikirannya masih termenung, Lee Ing menerima dan
merobek daging ikan itu segumpal besar, tidak teringat sama
sekali bahwa ikan itu dagingnya masih panas sekali dan tak
mungkin kuat terpegang oleh sembarang orang. Dengan
perbuatannya ini, tanpa disadari ia telah memperlihatkan
kepandaiannya. Hanya seorang dengan Iweekang tinggi saja
dapat menahan panas seperti itu. Dan ia sama sekali tidak tahu
bahwa hal ini memang disengaja oleh Siok Ho yang ingin menguji
sampai di mana tingkat kepandaian gadis lincah di depannya ini.
"Aha. kiranya kaupun seorang gadis yang memiliki kepandaian,"
kata Siok Ho sambil makan daging ikan bagiannya.
484 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing memandang heran. "Apa sebabnya kau menduga
begitu?" 15 "Daging ikan begini panas seakan-akan dingin saja bagimu."
Lee Ing sadar dan diam-diam ia memuji kecerdikan Siok Ho.
Heem. pikirnya, kau sengaja hendak mengujiku, tunggulah saja,
akan tiba saatnya aku yang menguji kepandaianmu. la hanya
tersenyum dan melanjutkan makan daging ikan yang benar-benar
lezat itu. la makin suka kepada pemuda yang ramah,
berkepandaian lumayan serta pandai memasak ini.
Kita tinggalkan dulu dua orang muda yang sedang duduk
menikmati panggang daging ikan lee itu dan mari kita menyelidiki
keadaan Oei Siok Ho. Sebenarnya siapakah pemuda ganteng
ini" Di bagian depan sudah pernah kita temui pemuda ganteng ini
sebagai Ang sin-jiu, pemuda berbudi mulia yang lelah menolong
nyawa Siok Bun ketika pemuda ini terluka oleh Hek-tok-ciang dari
Auwyang Tek Di bagian itu sudah dituturkan bahwa Oei Siok Ho


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

adalah anak murid Kun-lun-pai yang menerima warisan ilmu dari
couwsu Kun-lun-pai, yaitu Swau Thai CouWsu Apa yang telah
terjadi di Kun-iun pai" Mari kita mundur empat tahun.
485 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Telah dituturkan di dalam jilid yang terdahulu betapa Kai Song
Cinjin, tokoh nomor satu dari barisan kaki tangan Menteri
Auwyang Peng, menjadi marah sekali kepada Kun-lun-pai karena
dalam pertempurannya melawan Souw Teng Wi, biarpun ia
berhasil membuat jari tangan Souw Teng Wi-patah dua buah dan
menawan Souw Teng Wi, namun gigitannya pada jari tangan
Souw Teng Wi juga membuat bibirnya pecah-pecah dan giginya
rontok. Hal ini mendatangkan malu besar kepadanya, dan ia
menimpakan kemarahannya kepada Kun-lun-pai, partai dari
Souw Teng Wi. Membasmi musuh harus sampai ke akar-akarnya,
pikir kakek ini. Tentu Souw Teng Wi mendapat dukungan gurugurunya di Kun-lun-pai, maka
sebelum Kun-lun-pai bergerak,
lebih baik ia mendahului mereka menyerang ke Kun-lun-san.
Dalam gerakan penyerbuan ke Kun-lun-pai ini ia disertai oleh Ma
thouw Koai-lung Kui Ek dan di tengah jalan rombongannya
diperkuat pula oleh Toat-beng-pian Mo Hun, manusia yang
seperti iblis pemakan otak manusia itu. Juga rombongan itu
sendiri merupakan pasukan kota raja pilihan yang terdiri dari
pengawal-pengawal Menteri Auwyang Peng yang rata-rata
memiliki ilmu silat tinggi.
Pada waktu itu, kun-lun-pai merupakan partai persilatan yang
amat terkenal. Akan tetapi sayangnya, partai ini tidak mempunyai
486 16 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
banyak anak murid. Hal ini adalah karena yang menjadi guru
besarnya, yaitu Swan Thai Couwsu yang sudah berusia seratus
tahun, melarang para muridnya untuk menerima sembarangan
orang menjadi anak murid Kun-lun-pai- Bukan tidak ada
sebabnya Swan Thai Couwsu berlaku keras dalam menerima
murid. Sudah beberapa kali kalau ada anak murid melakukan
penyelewengan maka nama baik partai yang terseret ke dalam
lumpur dan Swan Thai Couwsu tidak menghendaki hal ini terjadi
atas partainya. Maka biarpun Kun-lun-pai merupakan partai persilatan ternama
dan besar, kedudukannya pada waktu itu tidak begitu kuat. Yang
tinggal di kelenteng besar hanya Swan Thai Couwsu. dua orang
sutenya (adik seperguruan), lima orang murid yang kesemuanya
sudah berusia lima puluh tahun, bersama sebelas orang saja
anak murid Kun-lun-pai. Masih ada belasan orang lagi anak
murid, akan tetapi mereka ini sudah turun gunung dan hidup
berpencaran. Jadi yang memperkuat Kun-lun-pai pada waktu itu
hanya sembilanbelas orang anggauta Kun-lun-pai dan beberapa
orang kacung pelayan. Kacung-kacung ini terdiri dari anak-anak yatim piatu yang di
pungut oleh partai Kun-lun-pai, disuruh bekerja sebagai pelayan
dan ada kemungkinan mereka ini kelak diambil murid karena
yang dijadikan kacung rata-rata adalah anak-anak yang memiliki
bakat baik. Tosu-tosu Kun-lun-pai bukan orang-orang
penganggur. Tidak saja anak-anak murid yang masih muda,
487 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bahkan lima orang murid yang sudah tua itupun masih sering
pergi ke lereng gunung mencari daun-daun obat atau mencari
kayu-kayu kering. Ada pula yang membantu anak-anak murid
bertani untuk mengisi bahan makanan mereka sehari-hari.
Oleh karena anak-anak murid Kun-lun-pai setiap hari turun dari
puncak, maka kedatangan rombongan Kai Song Cinjin segera
terlihat oleh mereka. Melihat kedatangan rombongan yang terdiri
dari dua puluh orang lebih, dipimpin oleh tiga orang kakek yang
kelihatannya aneh dan luar biasa, anak-anak murid Kun-lun-pai
cepat-cepat naik ke puncak memberi laporan kepada Ngo-tai-su,
yaitu lima guru besar di puncak. Lima guru besar ini adalah
murid-murid Swan Thai Couwsu dan dua orang sutenya. Memang
dalam mengurus semua hal, lima orang murid inilah yang
mengatur. Sedangkan Swan Thai Couwsu, jarang sekali keluar.
Sungguhpun tidak setua Swan Thai Couwsu, dua orang tosu
17 inipun usianya sudah tujuh puluh tahun lebih. Ngo-taislu atau lima
guru besar ini bernama Giok Cin Tosu, Giok Kong Tosu, Thian Po
Tosu, Thian Kong Tosu, dan Kim Sim Cu, rata-rata sudah berusia
lima puluh tahun kecuali Kim Sim Cu yang baru berusia empat
puluh tahun. Biarpun yang termuda di antara lima orang itu.
namun Kim Sim Cu mempunyai kepandaian yang paling tinggi
karena dialah murid tunggal Swan Thai Couwsu, sedangkan yang
empat orang adalah murid-murid Swan Thian dan Swan Le
Couwsu. 488 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ketika Kai Song Cinjin dan rombongannya tiba di depan kuil
besar, ia disambut oleh lima orang tosu yang memimpin belasan
orang-orang muda yang kelihatannya gagah-gagah, la tahu
bahwa inilah tosu-tosu Kun-lun-pai, maka sambil tertawa bergelak
ia membuka mulut besar, "Mana Swan Thai si tua bangka" Apakah dia sudah mampus
maka tidak keluar sendiri menyambut kedatanganku?"
Melihat pemimpin rombongan itu seorang hwe-sio tinggi besar
bermuka menyeramkan yang datang-datang membuka mulut
besar dan mengeluarkan kata-kata kasar, tentu saja para tosu
Kun-lun-pai menjadi marah. Siapa yang tidak menjadi marah
mendengar ketua dan guru besar yang amat mereka hormati itu
dimaki-maki orang" "Siancai.. dari mana datangnya orang jahat berkedok hwesio"
Ataukah kau ini memang seorang hwesio yang mabok
keduniawian?" kata Giok Cin Tosu.
Kalau dia dimaki hwesio jahat, kiranya Tok-ong Kai Song Cinjin
takkan marah. Akan tetapi ketika Giok Cin Tosu memaki dia
seorang hwesio mabok keduniawian, ia menjadi marah sekali.
489 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Makian ini tepat menusuk perasaannya, karena memang sebagai
seorang hwesio kelas tinggi dia telah mengabdi kepada menteri
durna karena ia mabok keduniawian! Tidak ada makian yang
lebih menyakitkan hati dari pada pernyataan yang tepat dengan
keadaannya. Tanpa mengeluarkan kata-kata lagi Kai Song Cmjin
melangkah tiga tindak dan kedua tangannya bergerak-gerak ke
depan dan sekaligus ia mengirim empat kali pukulan Hek-tokciang yang luar biasa lihainya!
Biarpun Giok Cin Tosu sudah memiliki kepandaian yang cukup
lihai namun kalau dibandingkan dengan Tok-ong Kai Song Cinjin,
ia masih kalah jauh sekali. Jangan lagi dia, biarpun suhunya.
18 Swan Le Couwsu belum tentu sanggup menerima pukulan Hektok-ciang yang dilakukan empat kali
beruntun dari jarak dekat ini
Giok Cin Tosu mencoba untuk menangkis.
Akan tetapi ia hanya dapat menghindarkan pukulan pertama. ke
dua dan ke tiga. Pukulan ke empat tak dapat ia elakkan lagi
karena kedudukannya sudah kacau oleh tiga pukulan tadi.
Dengan tepat sekali dadanya terkena pukulan Hek-tok-ciang. la
mengeluarkan pekik mengerikan, tubuhnya terdorong ke
belakang dan Giok Cin Tosu roboh telentang dengan nyawa
putus dan dadanya memperlihatkan bekas tapak lima jari tangan
hitam. Dapat dibayangkan betapa terkejut dan marahnya tosutosu yang lain. Serentak mereka maju
dan mencabut pedang masing-masing. Kun-lun-pai memang terkenal dengan ilmu
pedangnya. 490 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Hwesio jahanam!" bentak Giok Kong Tosu marah sambil
menudingkan pedangnya. "Siapakah kau dan mengapa datangdatang kau membunuh orang?"
Kai Song Cinjin tertawa bergelak. "Tosu-tosu bau tak perlu kalian
mengenal siapa pinceng. Lebih baik suruh Swan Thai Couwsu
keluar atau pinceng akan masuk dan menyeretnya keluar."
"Untuk menghadapi manusia jahat macam kau tak perlu couwsu
harus turun tangan. Kau kira kami takut padamu?" bentak Thian
Kong Tosu sambil bergerak maju, la berlaku hati-hati kareha
maklum bahwa hwesio asing ini memiliki ilmu pukulan beracun
yang amal berbahaya. Akan tetapi Kai Song Cinjin mana mau
melayani segala tosu yang tidak sebanding dengan tingkatnya"
Juga Kui Ek tidak membiarkan semua jasa diborong oleh Kai
Song Cinjin. la tertawa terkekeh-kekeh sambil melangkah maju,
tongkat burung di tangannya siap sedia.
"Tosu siapa namamu dan apa pangkatmu di sini" Ketahuilah, aku
Ma-Thouw Koai-tung Kui Ek dan aku mewakili Tok-ong untuk
membasmi tosu-tosu cilik sebelum yang gede muncul."
491 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kagetlah para anak murid Kun-lun-pai mendengar disebutnya
nama orang buruk rupa ini. Nama Ma-thouw Koai-tung bukanlah
nama yang tidak terkenal. Akan tetapi nama Tok-ong malah tidak
mendatangkan kesan apa-apa, karena Tok-ong Kai Song Cinjin
memang seorang tokoh dari Tibet dan jarang dikenal. Hanya
tokoh-tokoh besar saja yang sudah mendengar namanya. Melihat
bahwa orang-orang ini datang sengaja hendak mencari
19 permusuhan, Giok Kong Tosu menggerakkan pedang di depan
dada dan berkata keren, "Pinto Giok Kong Tosu dan Swan Thai Couwsu adalah supekku.
Kalian ini rombongan dari mana dan apa alasannya kalian datang
hendak membikin ribut Kun-lun-pai?"
"Heh-heh heh, segala tosu cilik tak perlu banyak bicara. Hanya
Swan Thai Couwsu saja yang boleh bicara tentang itu. Kau dan
orang-orangmu ini mundur saja, lekas panggil losu-tosu gede
keluar kalau kalian tidak ingin mampus."
Tentu saja Giok Kong Tosu menjadi marah sekali. Ngo-taisu
sudah mempunyai kedudukan istimewa di Kun-lun-pai dan
mereka berwenang untuk membereskan segala urusan.
Sekarang, seorang di antara mereka sudah tewas, bagaimana
mereka, mau menghabiskan urusan begitu saja" Apa lagi Giok
Kong Tosu sudah kehilangan suhengnya, marahnya tak dapat
ditahan lagi. 492 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Sudah lama pinto mendengar tentang kebusukan hati Ma-thouw
Koai-tung. Sekarang bertemu muka, ternyata berita itu betul
adanya. Kalau pinto berhasil melenyapkan orang seperti engkau,
berarti pinto membersihkan kotoran dari dunia ini."
"Tosu babi, kau harus mampus!" Kui Ek marah bukan main,
tongkat burungnya berkelebat menyambar.
Namun Giok Kong Tosu cukup cekatan dan dapat mengelak
sambil membalas dengan serangan pedangnya. Ilmu pedang
Giok Kong Tosu cukup kuat dan cepat. Namun menghadapi Mathouw Koai-tung Kui Ek, ia masih
kalah jauh. Permainan tongkat
dari Kui Ek selain aneh dan cepat, juga mengandung tenaga yang
jauh lebih besar dari pada tenaga Giok Kong Tosu. Kalau mau
dibuat perbandingan, kiranya guru Giok Kong Tosu baru
seimbang kepandaiannya dengan Kui Ek!
Pertempuran inipun tidak lama. Dalam jurus ke dua puluh. Giok
Kong Tosu terlempar ke samping dengan kepala remuk terkena
pukulan tongkat burung yang lihai itu. Para tosu menjadi marah.
Sudah terang bahwa rombongan ini datang untuk menyebar
maut, bukan semata-mata hendak menguji kepandaian seperti
halnya partai-partai lain kalau datang hendak menantang pibu.
Kim Sim Cu mengeluarkan suitan nyaring untuk memberi tanda
493 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
20 ke tempat suhunya bersamadhi. Dia sendiri bergerak maju
dengan tangan kiri mencengkeram ke arah kepala Kui Ek dan
tangan kanan mencabut pedangnya.
"Jahanam keji, rasakan pembalasanku!" bentaknya.
Seperti sudah di ceritakan tadi, di antara lima orang tokoh Kunlun-pai ini, Kim Sim Cu biarpun paling
muda, namun tingkat kepandaiannya paling tinggi, la adalah murid dari Swan Thai
Couwsu dan memang ia memiliki bakat besar. Belasan lahun ia
merantau di dunia kang-ouw dan mendapat nama besar. Selain
tinggi ilmunya, juga dia amat mulia, suka sekali menolong orang
sehingga ia mendapat nama, baru Kim Sim Cu (Si Hati Emas).
Para tokoh Kun-lun-pai merasa bangga akan sepak terjangnya,
maka ia diperbolehkan menggunakan nama Kim Sim Cu dan
namanya yang dulu, yaitu Thian Kim Tosu, dilupakan.
Kui Ek memandang ringan terhadap cengkeraman ini, apa lagi ia
melihat bahwa yang menyerangnya hanya seorang tosu muda.
Dengan tenang ia membarengi untuk menangkap tangan yang
mencengkeram ini. Akan tetapi, alangkah kagetnya ketika tangan
yang hendak ditangkapnya itu, begitu teraba oleh tangannya
terus melejit ke depan dan sambungan sikunya kena
dicengkeram. 494 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Cialat (celaka)!" teriaknya. Akan tetapi Kui Ek adalah seorang
tokoh besar. Kalau bukan dia. tentu sudah putus sambungan
tulang sikunya dan mungkin nyawanya juga terancam. Kemudian
secepatnya ia memutar tubuh sambil mengerahkan tenaga
Iweekang ke arah sikunya yang dicengkeram.
"Breettt!" Sungguhpun Kui Ek dapat menyelamatkan sikunya,
tidak urung ia mengalami kekagetan besar karena bajunya di
bagian siku putus dan kulit lengannya sedikit lecet-lecet, la
melompat mundur untuk mengatur kembali kedudukannya yang
agak kacau oleh serangan hebat tadi.
Akan tetapi sementara itu, sambil tertawa-tawa aneh, Toat-bengpian Mo Hun sudah menghadang di
depan Kim Sim Cu. Pian kelabangnya mengeluarkan suara menjetar dan menyambar ke
arah leher tosu muda itu! Kim Sim Cu kaget sekali melihat
gerakan luar biasa ini dan mencium bau amis yang memuakkan
dari sambaran pian itu. Cepat ia menundukkan kepalanya dan
menangkis pian dengan pedangnya sambil melompat merobah
kuda-kudanya. Tepat sekali gerakannya ini, karena kalau ia tidak
melompat pergi dan merobah kuda-kudanya, tentu ia akan
menjadi korban kelihaian pian kelabang itu. Begitu tertangkis
pedang, ujung pian masih meluncur ke arah lawan!
21 Sementara itu, Kui Ek yang sudah hilang kagetnya kini melihat
bahwa kepandaian Kim Sim Cu, biarpun ilmu pedangnya cepat


Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan lihai, sesungguhnya masih tidak sukar untuk dikalahkan. Ia
495 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
melompat maju pula dan menantang, "Tosu bau mana lagi yang
sudah bosan hidup" Majulah!"
Thian Po Tosu dan Thian Kong Tosu yang menjadi sakit hati
sekali melihat tewasnya dua orang suheng mereka, berbareng
melompat maju dengan pedang terhunus. Mereka sejenak raguragu karena betapapun juga mereka
adalah orang-orang gagah yang segan melakukan pengeroyokan dalam pibu.
Bayang Bayang Kematian 2 Wiro Sableng 084 Wasiat Dewa Pedang Medali Naga 11
^