Pusaka Gua Siluman 7
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Bagian 7
"Ho-ho, kalian boleh maju berbareng. Kalau perlu boleh tambah
dua lagi." Kui Ek mengejek dari langsung tongkatnya menyambar
dahsyat. Thian Po Tosu dan Thian Kong Tosu terpaksa melawan
dan mengeroyok, tidak saja karena lawan sudah menantang
mereka berdua, juga kalau dipikir-pikir keadaan di waktu itu
bukan merupakan pertandingan-pertandingan pibu yang harus
terlalu banyak memakai aturan. Fihak lawan datang untuk
mengacau dan membunuh, tentu saja mereka harus melawan
mati-matian. Pertempuran berjalan seru dan mati-matian, akan tetapi hanya
pertempuran antara Kui Ek melawan dua orang murid Swan
Thian Couwsu itu yang ramai sekali. Dua orang tosu itu karena
maklum akan ketangguhan lawan, lalu bekerja sama dan
mainkan Ilmu Pedang Lian-sian Siang-kiam. Ilmu pedang ini
sebetulnya adalah ilmu pedang pasangan, yaitu seorang dengan
dua batang pedang. Akan tetapi oleh Swan Thian Couwsu telah
496 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
diciptakan menjadi ilmu pedang tunggal dan hebatnya, dua, tiga
atau empat orang anak murid Kun-lun-pai kalau mainkan ilmu
pedang ini dapat saling mengisi dan bantu-membantu seolah-olah
semua pedang itu hanya dimainkan oleh seorang saja.
Dengan Liang-sian Siang-kiam, dua orang tosu itu dapat
mengimbangi kehebatan tongkat burung dari Kui Ek. Boleh jadi
kalau seorang lawan seorang, tosu Kun-lun-pai itu seakan-akan
berhadapan dengan gurunya, akan tetapi kalau maju berdua,
kekuatan mereka menjadi berlipat dan tidak saja mereka dapat
menolak serbuan tongkat di tangan Kui Ek, bahkan mereka dapat
pula membalas dengan serangan-serangan mematikan.
Akan tetapi, Kim Sim Cu payah sekali menghadapi pian kelabang
22 dari Mo Hun. Biarpun Kim Sim Cu memiliki ilmu pedang yang
lebih matang dari pada tosu-tosu lain, namun bertemu dengan Mo
Hun ia kalah segala-galanya. Senjata pian di tangan Mo Hun
benar-benar hebat dan sudah sepatutnya kalau Mo Hun
mendapat julukan Toat-beng-pian (Pian Pencabut Nyawa). Hanya
dengan pengerahan tenaga dan kepandaian seluruhnya Kim Sim
Cu dapat bertahan sampai tiga puluh jurus lebih. Namun
pedangnya sudah makin sempit sinarnya, makin terbatas
gerakannya karena ia kini hanya dapat menangkis saja tanpa
mampu membalas. Mo Hun mulai timbul kesombongannya dan
tertawa-tawa mengejek sambil menyerang lebih hebat lagi.
497 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Heh-heh, serahkan saja kepalamu, heh-heh-heh..."
Pada saat Kim Sim Cu menangkis sambaran pian ke arah
kepalanya, tiba-tiba tangan kiri Mo Hun yang berkuku panjang itu
menyelonong ke depan hendak mencengkeram perutnya. Kim
Sim Cu kaget sekali, tahu-tahu tangan itu sudah amat dekat
dengan perutnya. Untuk menghindarkan diri tak ada waktu lagi.
Tosu muda ini mengambil keputusan kilat. Dari pada mati konyol
lebih baik menyeret lawan ke lubang kubur bersama, pikirnya. Ia
tidak perduli lagi akan tangan kiri lawan yang mencengkeram ke
arah perutnya, sebaliknya ia malah membarengi untuk
membacokkan pedangnya ke arah kepala lawan untuk mengadu
nyawa, mati bersama! Akan tetapi, sungguh di luar dugaannya, tangan kiri yang tadinya
mencengkeram ke arah perutnya itu kini diangkat naik dan
mencengkeram ke arah pedangnya, dan pada saat yang
bersamaan, pian kelabang telah menyambar pula ke leher! Inilah
hebat! Benar benar serangan pancingan yang lihai sekali dari Mo
Hun, sama sekali tidak dapat diduga lebih dulu oleh Kitn Sini Cu
yang sudah berpengalaman. Kim Sim Cu tak dapat berbuat lain
kecuali cepat-cepat merobohkan diri ke kanan sambil menarik
kembali pedangnya, karena dalam saat seperti itu tak mungkin ia
dapat melakukan serangan balasan lagi.
498 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sayang sekali, betapapun cepatnya ia merobohkan diri, pian
kelabang lebih cepat datangnya dan biarpun lehernya dapat
diselamatkan, namun pundak kirinya terbabat pian. Terdengar
suara mengerikan dibarengi suara ketawa Mo Hun dan pundak
Kim Sim Cu sebelah kiri terbabat putus berikut lengannya.
"Suhu, celaka.." Kim Sim Cu mengeluh, namun tosu muda yang
23 gagah ini masih dapat melompat jauh sekali, lalu berlari cepat
untuk memberi laporan kepada suhunya. Akan tetapi ia melihat
berkelebatnya dua bayangan orang dari depan dan ia roboh di
depan kaki dua orang itu yang ternyata adalah Swan Thian
Couwsu dan Swan Le Couwsu.
"Ji-wi susiok.. Kun-lun-pai... terancam...... bahaya...." Setelah
mengeluarkan kata-kata terakhir ini, Kim Sim Cu menghembuskan nafas terakhir di depan kaki kedua orang
pamannya. Swan Le Couwsu dan Swan Thian Couwsu berkelebat cepat ke
tempat pertempuran, namun terlambat sudah. Thian Po Iomi dan
Thian Kong Tosu yang tadi mengeroyok Kui Ek, sekarang juga
sudah menggeletak tak bernyawa lagi di atas tanah, menjadi
korban senjata Kui Ek dan Mo Hun yang sudah datang membantu
kawannya sehingga pertempuran itu dapat cepat diselesaikan.
499 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Anak-anak murid Kun-lun-pai yang muda-muda, yang tadinya
merasa ngeri dan tidak berdaya melihat ngo-taisu mereka tewas
semua, kini mulai maju mendekat lagi dengan semangat baru
ketika mereka melihat Ji-couwsu dan Sam-couwsu sudah datang.
Dapat dibayangkan betapa sakit hati dua orang tosu tua ini
melihat lima orang murid mereka menggeletak tak bernyawa di
depan kaki rombongan yang dipimpin oleh tiga orang aneh yang
kini menanti kedatangan mereka dengan senyum-senyum
mengejek. Melihat hadirnya Kui Ek dan Mo Hun di antara
rombongan musuh, dua orang tosu ini diam-diam menjadi marah
sekali. Pantas saja terjadi keributan, tak tahunya ada dua orang
iblis ini. "Siancai.. siancai.... kiranya Ma-thouw Koai-tung dan Toat-bengpian yang datang meng-, ganggu
ketenteraman Kun-lun-san.
Sebetulnya apakah maksud kalian datang-datang menyebar maut
membunuhi murid-murid pinto?" tanya Swan Le Couwsu dengan
suara tenang akan tetapi mengandung pengaruh besar.
Kui Ek dan Mo Hun saling pandang lalu tertawa besar, "Heh-hehheh, benar saja sekarang muncul
tosu-tosu gede setelah yang
cilik-cilik mampus. Swan Le Couwsu, kedatangan kami berdua ini
24 mengantar Tok-ong untuk menjumpai suheng kalian, Swan Thai
Couwsu, untuk menuntut tua bangka itu yang menyimpan dan
mendidik pemberontak."
500 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Swan Le Couwsu mengerutkan keningnya. Dengan mengeluarkan kata-kata pemberontak, tahulah ia bahwa dua
orang yang terkenal di dunia kang-ouw sebagai orang-orang jahat
ini sekarang telah menjadi kaki tangan pemerintah Beng-tiauw.
Biarpun tinggal di puncak gunung, Swan Le Couwsu cukup
maklum bahwa pemerintah Beng-tiauw praktis dikuasai oleh
durna-durna jahat dan bahwa kaisar sendiri yang dahulu benarbenar seorang patriot rakyat
bernama Cu Coan Ciang, sekarang
setelah menjadi kaisar tak berdaya sama sekali, terpengaruh
seluruhnya oleh para menteri durna.
Berpikir sebentar saja Swan Le Couwsu dan Swan Thian Couwsu
dapat menduga mengapa rombongan kaki tangan durna ini
datang mengacau di Kun-lun-pai. Tentu ada hubungannya
dengan Souw Teng Wi, anak murid Kun-lun-pai yang terkenal
sebagai seorang pejuang rakyat yang pantang mundur, dahulu
menjadi kawan seperjuangan Cu Goan Ciang akan tetapi
sekarang dimusuhi oleh karena hasutan para menteri durna.
"Suheng sedang siulian dan selama bertahun-tahun ini beliau
tidak mau berurusan dengan dunia. Beliau sudah terlalu tua dan
tidak mungkin diminta keluar. Kalau ada urusan, cukup
dirundingkan dengan pinto berdua," jawab Swan Le Couwsu.
Melihat murid-murid menggeletak tak bernyawa namun masih
501 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bicara setenang itu benar-benar membuktikan bahwa tosu ini
sudah mencapai tingkat (Lanjut ke Jilid 12) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 12 tinggi dalam ilmu kebatinan.
Tiba-tiba Tok-ong Kai Song Cinjin tertawa bergelak, lalu berkata
25 keras dan nyaring sekali karena maksudnya agar supaya
suaranya dapat terdengar oleh Swan Thai Couwsu yang tidak
mau keluar, "Ha-ha-ha, Kun-lun-pai yang dibangun dengan susah payah,
sekarang menghadapi kehancuran karena perbuatan anak
muridnya yang menjadi pemberontak dan penghianat! Kalau
Swan Thai Couwsu mau keluar dan menghadap kaisar dan minta
maaf, itu masih baik dan ada harapan. Akan tetapi kalau terhadap
Kaisar Beng-tiauw masih menjual lagak dan keangkuhan, berarti
benar-benar Kun-lun-pai akan lenyap dari muka bumi!"
502 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Swan Le Couwsu memandang Kai Song Cinjin dan berkata
marah, "Mendengar suaramu, kau adalah seorang hoanceng
(pendeta asing), bagaimana kau bisa bicara tentang
memberontak atau menghianat" Kalau benar kaisar sendiri yang
memanggil suheng, mana lengki (bendera utusan
kaisar) dan firmannya?"
Tok-ong Kai Song Cinjin menjadi gelagapan. Memang dia bukan
utusan kaisar, melainkan utusan Menteri Auwyang Peng, pula
memang Kai Song Cinjin tidak mengerti tentang peraturan ini.
"Pinceng adalan orang kepercayaan pertama dari Menteri
Auwyang, perlu apa pakai lengki segala" Tosu tua bangka, tak
usah banyak cerewet. Lekas panggil Swan Thai Couwsu mu
keluar sebelum pinceng kehabisan kesabaran dan turun tangan
membunuh kalian dan rnenyeret keluar Swan Thai si tua bangka."
Sesabar-sabarnya Swan Le Couwsu. dia seorang manusia biasa,
tidak kuat ia mendengar kata-kata yang amat menghina ini.
"Hwesio palsu, kotor sekali mulutmu!" ia membentak dan
melompat maju. 503 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tiba-tiba dari samping Kui Ek melayangkan tinjunya mendorong
Swan Le Couwsu sambil memaki, "Tosu bau, menggelindinglah!"
Pukulan Kui Ek amat hebat dan jarang ada orang sanggup
menerimanya. Akan tetapi ia keliru kalau mengira bahwa ia akan
dapat membuat tosu itu roboh hanya dengan sekali pukul. Swan
Le Couwsu sudah disebut couwsu atau guru besar di Kun-lun-pai,
tentu saja memiliki kepandaian yang tinggi dan luas. Melihat
berkelebatnya Kui Ek dan merasa angin pukulan mendorongnya
26 dari pinggir, Swan Le Couwsu mengebutkan lengan bajunya ke
arah pergelangan tangan Kui Ek.
"Plakkl" Kui Ek mengeluh kesakitan dan cepat melompat mundur,
memegangi tangan kanannya yang menjadi sakit dan kesemutan.
Baiknya tadi ia masih keburu mengerahkan Iweekang dan
menarik mundur tangannya, kalau tidak, ujung lengan baju tosu
tua itu yang melakukan totokan tentu akan memuluskan urat
nadinya! Saking marah dan malunya, Kui Ek lalu mengerahkan
tongkatnya dan menyerang tanpa mengeluarkan suara lagi.
Tongkat di tangan Kui Fk benar-benar aneh bentuknya. Kepala
tongkat itu berukirkan seekor burung yang patuknya meruncing
ke atas. Selain aneh, juga amat lihai gerakannya. Swan Le
Couwsu juga tidak berlaku sungkan lagi.
Ia mencabut pedangnya yang mengeluarkan cahaya kehijauan.
Inilah Cheng-hong-kiam (Pedang Hong Hijau), sebuah di antara
pedang pusaka Kun-lun-pai. Ketika ia menangkis sambaran
504 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tongkat, terdengar suara keras dan bunga api berhamburan akan
tetapi dua senjata yang bertemu itu tidak rusak, tanda bahwa
keduanya adalah senjata-senjata yang ampuh dan kuat.
Sementara itu, Mohun juga tidak mau tinggal diam. Ia memutar
pian kelabang di tangannya, langsung ia menyerang Swan Thian
Couwsu yang juga sudah mencabut pedangnya. Terjadilah
pertarungan yang seru dan seimbang antara dua orang tokoh
besar ini. Anak-anak murid Kun-lun pai yang melihat couwsu mereka sudah
bertempur, tidak mau tinggal diam pula. Dengan pedang di
tangan mereka maju, semua mainkan Ilmu Pedang Liang-siansiang-kiam sehingga dapat saling
membantu dan menjadi barisan
yang kuat sekali! Mereka disambut oleh pasukan pengawal dan
terjadilah perang kecil yang cukup hebat. Suara senjata beradu
tercampur pekik dan maki memenuhi udara puncak Kun-lun-pai
yang biasanya sejuk dan bersih itu.
Mula-mula Tok-ong Kai Song Cinjin hanya berdiri menonton saja.
Ia terlalu angkuh untuk turun tangan apa bila lawan tidak
setingkat dengan dirinya, kecuali kalau anak buahnya terdesak. Ia
melihat betapa para pengawal yang rata-rata berkepandaian
tinggi itu bertempur ramai dengan para anak murid Kun-lun-pai.
Akan tetapi ketika ia melirik ke arah Kui Ek dan Mo Hun, ia
tersenyum mengejek. Kui Ek dan Mo Hun nampak terdesak. Di
505 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dalam hatinya Tok-ong Kai Song Cinjin tidak suka kepada Kui Ek
27 dan Mo Hun, akan tetapi ia yang tidak suka adalah pribadinya.
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mereka itu kawan-kawannya, atau lebih tepat anak buahnya dan
ia masih amat membutuhkan bantuan mereka.
Dua orang locianpwe dari Kun-lun-pai itu memang benar-benar
hebat ilmu pedangnya. Sayang mereka sudah amat tua, tubuh
mereka sudah tidak sekuat dulu lagi. Kalau Kui Ek dan Mo Hun
melawan mereka dua puluh tahun yang lalu, jangan harap akan
dapat menahan serangan pedang mereka. Sekarangpun biar
menang kuat tenaga, tetap saja Kui Ek dan Mo Hun terdesak dan
tertindas oleh kurungan sinar pedang. Melihat betapa dua orang
anak buahnya itu terdesak, Tok-ong Kai Song Cinjin berseru,
"Kui Ek, kau bantu anak-anak membereskan mereka! Serahkan
saja dua orang tua bangka ini kepada pinceng dan Mo-sicu!"
Dengan cepat Kai Song Cinjin menyerbu ke dalam pertempuran
sambil memutar senjatanya yang istimewa, yaitu tasbehnya.
Sekali ia ayun tasbehnya, Swan Le Couwsu kena terdesak
mundur. Melihat kesempatan ini, Kui Ek cepat melompat keluar
dan sambil terkekeh-kekeh ia mengamuk menyebar maut dengan
tongkatnya di antara anak-anak murid Kun-lun.
Kai Song Cinjin sengaja menahan Mo Hun untuk membantunya
karena ia dapat memperhitungkan bahwa tenaga Kui Ek seorang
saja akan mampu menghancurkan pertahanan para anak murid
506 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kun-lun, sedangkan kalau ia seorang diri menghadapi dua orang
kakek itu, kiranya biarpun ia dapat rnenang akan memakan waktu
lama. Ia lihat tadi Mo Hun dengan piannya yang lemas dapat
mempertahankan diri lebih baik dari pada Kui Ek, maka ia
menyuruh Kui Ek yang keluar.
Swan Le Couwsu yang diserbu oleh Kai Song Cinjin segera
mengerahkan seluruh kepandaiannya, pedang Cheng-hong-kiam
diputar cepat sekali sampai tubuhnya lenyap dalam gulungan
sinar hijau. Akan tetapi ketika gulungan sinar pedangnya kena
terjang tasbeh, menjadi buyar dan segera Swan Le Couwsu
terdesak hebat. Kai Song Cinjin tidak mau membuang banyak
waktu. Hwesio Tibet ini terlalu mengandalkan kepandaiannya.
Kalau ia sudah mau terjun dalam pertempuran, harus ia dapat
cepat-cepat merobohkan dan membinasakan lawan. Maka selain
tasbehnya yang mendesak juga tangan kirinya terus-menerus
melakukan pukulan Hek-tokciang.
Memang tingkat kepandaian Swan Le Couwsu masih kalah kalau
dibandingkan dengan Tok-ong Kai Song Cinjin. Biarpun dengan
ilmu pedangnya yang luar biasa ia selalu dapat menangkis
tasbeh, namun pukulan Hek-tok-ciang membuat ia sibuk sekali.
28 Benar beberapa kali Swan Le Couwsu masih sanggup melakukan
dorongan untuk menolak hawa pukulan Hek-tok-ciang itu dengan
ilmu pukulan Iweekang dari Kun-Iun-pai yang disebut Pek-hwa507
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ciang (Tangan Sakti Bunga Putih), namun ia kalah tenaga dan
tasbeh itu amat menindihnya sehingga pada saat ia agak
terlambat gerakannya, sebuah pukulan Hek-tok-ciang yang amat
keras datangnya telah mendorong dadanya.
Sebagai seorang ahli Iweekeh, Swan Le Couwsu dapat
mengerahkan Iweekang di dada untuk menerima pukulan ini.
Akan tetapi bukan hanya tenaga pukulannya yang lihai, terutama
sekali hawa beracun dari Hek-tok-ciang yang sukar dilawan.
Swan Le Couwsu merasa dadanya terbakar, tenaganya habis,
pedangnya masih dipegang erat-erat namun tubuhnya terhuyung
dan ia tak dapat menangkis lagi ketika tasbeh di tangan Kai Song
Cinjin mampir di kepalanya. Swan Le Couwsu guru besar ke dua
dari Kun-lun-pai, roboh tak berkutik lagi dan napasnya telah
putus. Namun Kai Song Cinjin masih harus mengerahkan tenaga
untuk membetot pedang dari tangan Swan Le Couwsu yang
sudah tak bernyawa lagi itu.
Tiba-tiba Kai Song Cinjin mendengar Mo Hun berseru kesakitan.
Cepat ia menengok dan ternyata Swan Thian Couwsu yang
melihat suhengnya tewas, menjadi marah dan memperhebat
gerakan pedangnya. Mo Hun berusaha melibat pedang yang
gerakannya luar biasa itu dengan ujung piannya. Akan tetapi
begitu ujung pedang terlibat, Swan Thian Couwsu memutar
pedangnya sekuat tenaga. Mo Hun tak dapat mempertahankan
lagi dan piannya ikut terputar. Dalam kagetnya ia hendak
melepaskan libatan piannya, namun tak dapat karena pedang di
508 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tangan Swan Thian Couwsu seakan-akan mengeluarkan tenaga
menyedot yang kuat sekali.
Telah payah Mo Hun mempertahankan piannya supaya jangan
terlepas dari tangan dan telapak tangannya sudah terasa panas
dan sakit-sakit sampai ia mengeluarkan seruan untuk menarik
perhatian Kai Song Cinjin. Memang, orang seperti Toat-beng-pian
Mo Hun tingkatnya tentu merasa malu untuk minta tolong dalam
pertandingan. Merupakan pantangan besar karena hal itu akan
menjatuhkan namanya. Oleh karena itu ia menggunakan siasat,
mengeluarkan seruan kesakitan untuk menarik perhatian Kai
Song Cinjin. Siasatnya berhasil baik. Kai Song Cinjin yang sedang mengamatamati pedang rampasannya itu,
mendengar seruannya 29 menengok. Melihat betapa keadaan Mo Hun terancam bahaya, ia
cepat melompat maju dan sekali tasbehnya melayang, pedang
Swan Thian Couwsu berhenti gerakannya memutar, bahkan kini
terlibat oleh tasbeh tak mampu bergerak atau terlepas lagi!
"Mo-sicu, kau boleh habiskan tua bangka ini," kata Kai Song
Cinjin sambil tertawa bergelak.
Mo Hun menjadi girang sekali. Cepat ia menarik piannya dan
sekali menggerakkan pian itu, senjata mengerikan ini menyambar
ke arah leher Swan Thian Couwsu! Biasanya, leher siapapun juga
509 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
yang terkena sambaran pian ini, pasti akan putus seperti rambut
terbabat arit. Entah sudah berapa puluh atau ratus buah kepala
yang copot oleh pian ini. "Cratt!" Tanpa mengeluarkan keluhan
lagi, Swan Thian Couwsu roboh, akan tetapi pian itu hanya
melukai lehernya dan menewaskannya saja, tidak mampu
membuat lehernya putus! "Lihai betul tosu kura kura ini!" Mo Hun terpaksa memuji karena
selama ia menjadi tukang penggal leher orang dengan piannya,
baru kali ini ia melihat senjatanya itu gagal membabat leher. Akan
letapi tidak lama ia berdiri menganggur karena melihat betapa Kui
Ek mengamuk, Mo Hun tertawa bergelak, memutar pian di atas
kepala sambil berseru, "Tua bangka she Kui, jangan kau habiskan sendiri! Aku perlu
kepala orang muda yang segar!" Sambil berlari-lari ia
menerjunkan diri dalam pertempuran mati-matian itu.
Celakalah nasib para anak murid Kun-lun-pai. Tadi ketika
menghadapi pasukan pengawal, dengan Ilmu Pedang Lian-sian
Siang-kiam mereka masih mampu melakukan perlawanan hebat
bahkan berhasil merobohkan seorang dua orang lawan. Akan
tetapi semenjak Kui Ek menerjunkan diri dan menga-
510 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
muk dengan tongkatnya, kedudukan anak-anak murid Kun-lun-pai
menjadi kacaubalau. Sebentar saja sudah ada empat orang anak
murid Kun-lun-pai tewas oleh tongkat kakek yang amat ganas ini.
Apa lagi sekarang Toat-beng-pian Mo Hun juga menyerbu masuk
ke dalam gelanggang pertempuran. Dalam hal keganasan, Mo
Hun jauh lebih ganas dari pada Kui Ek. Berkali-kali piannya
menyambar mengeluarkan bunyi berdetar dan dibarengi suara
ketawanya yang seperti burung kukuk beluk itu, menggelindinglah
beberapa buah kepala anak murid Kun-lun-pai! Banjir darah
30 terjadi di lereng yang bersih itu. Anak-anak murid Kun-Iun-pai
mati berserakan dalam perjuangan mempertahankan partai
mereka. Setelah anak-anak murid yang melakukan perlawanan habis,
menyerbulah rombongan ini ke dalam pekarangan kuil. Anakanak murid yang sudah tak dapat
melawan lagi lari cerai-berai.
Tiba-tiba Mo Hun berteriak girang ketika melihat seorang bocah
berusia kurang lebih empat belas tahun ikut pula melarikan diri.
. "Kepala bagus! Bocah tampan, ke sinilah kau!"
511 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Bocah itu adalah seorang kacung di Kun-lun-san. Dia dibawa oleh
Kim Sim Cu ke Kun-lun-san ketika masih berusia sepuluh tahun
dan selama itu ia memperlihatkan watak yang rajin dan penurut.
Juga otaknya cerdik sekali sehingga ia disuka oleh semua tosu.
Dia seorang anak yang tampan sekali, berkulit muka putih halus
dan gerak-geriknyapun lemah lembut. Kim Sim Cu melatihnya
sendiri bahkan juga memberi pelajaran membaca menulis.
Ternyata bahwa dalam ilmu kesusasteraan bocah ini lebih
berbakat lagi. Dia bukan lain adalah Oei Siok Ho.
Biarpun usianya baru empat belas tahun, karena mendapat
pimpinan yang serius dari Kim Sim Cu, Siok Mo sudah memiliki
kepandaian lumayan dan dasar-dasar ilmu silat Kun-lun-pai
sudah ia miliki. Oleh karena itu, berbeda dengan kacung-kacung
lain yang pergi melarikan diri bersembunyi ketika terjadi
pertempuran hebat tadi, Siok Ho sebaliknya malah membawa
pedang dan ikut bertempur dengan anak-anak murid lain. Setelah
semua guru besar roboh tewas, dan para anak murid juga tewas
dan sisanya melarikan diri, dia terpaksa juga melarikan diri.
Akan tetapi kalau orang-orang lain melarikan diri turun gunung,
sebaliknya Siok Ho lari ke arah kuil untuk menemui Swan Thai
Couwsu. Guru besar yang menjadi ketua Kun-lun-pai ini amat
sayang kepada Siok Ho yang menjadi kacung pelayannya. Selain
Siok Ho, orang lain tidak diperbolehkan memasuki kamarnya
tanpa dipanggil. 512 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Toat-beng-pian Mo Hun yang sudah haus otak manusia, melihat
bocah yang amat tampan ini sekaligus tertarik untuk memiliki
kepala itu dan makan otaknya, maka tanpa memperdulikan apaapa lagi ia memanjangkan langkah
mengejar Siok Ho. 31 Siok Ho tadi sudah melihat keganasan Mo Hun, tentu saja ia
menjadi ngeri dan mepercepat larinya. Namun mana bisa ia
melawan Mo Hun dalam ilmu lari cepat" Sebentar saja Mo Hun
sudah berada di belakangnya. Pian kelabang mengeluarkan
suara berdetar dan menyambar ke arah leher yang berkulit putih
halus dari Siok Ho dan...
"Plakk...! Aduuhh.....!" Toat-beng-pian Mo Hun roboh bergulingan
karena kesakitan. Pundaknya termakan oleh piannya sendiri
sampai terluka mengeluarkan darah dan tulang pundaknya ada
yang patah! Apa yang telah terjadi, ia sendiri tidak tahu. Tadi
ketika piannya sudah hampir mengenai leher Siok Ho, tiba-tiba
nampak berkelebat sinar putih dan tahu-tahu piannya membalik
memukul pundaknya sendiri. Ketika Mo Hun mengangkat muka,
ia melihat seorang tosu yang tua sekali berada di situ, mengeluselus kepala Siok Ho yang
menjatuhkan diri berlutut di depan
kakek tua renta itu. 513 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Siok Ho, minggirlah kau," kata kakek itu dengan suara perlahan.
Setelah pemuda cilik itu mengundurkan diri di belakang, kakek
yang bukan lain adalah Swan Thai Couwsu ini maju, memandang
kepada Kai Song Cinjin dan kawan-kawannya yang sudah tiba di
depannya. "Siancai, siancai... sungguh tidak nyana sekali Cu Goan Ciang
setelah berhasil menjadi raja, mempergunakan iblis-iblis sebagai
kaki tangannya. Tok-ong Kai Song Cinjin, kau sudah baik-baik
menyebar Agama Buddha di Tibet, mengapa tahu-tahu berada di
Tiong-goan dan menumpuk dosa?"
Tok-ong Kai Song Cinjin yang bermata tajam melihat bahwa
Swan Thai Couwsu benar-benar-sudah tua sekali, bahkan
berdiripun harus ditunjang tongkat dan kelihatan kakinya sudah
buyutan (seperti menggigil). Dulu memang ia jerih mendengar
nama besar Swan Thai Couwsu, akan tetapi sekarang melihat
betapa tokoh besar Kun-Iun-pai itu sudah tua sekali dan lemah, ia
tertawa bergelak-gelak. "Ha-ha-ha, Swah Thai Tosu, kau benar sudah pikun saking
tuamu. Sejak tadi kau bersembunyi tak berani keluar,
membiarkan anak muridmu terbasmi habis. Sekarang, untuk
seorang kacung saja kau keluar dari tempat sembunyi. Ha-ha-ha,
sungguh pinceng tidak tahu harus menganggap kau bodoh atau
pengecut." 514 32 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Swan Thai Couwsu memandang ke atas udara, menarik napas
panjang dan berkata seperti berdoa, "Pikiran seorang bijaksana
adalah bebas merdeka. Namun sesuai dengan kehendak rakyat jelata. Terhadap yang
baik maupun yang jahat juga Kuperlakukan dengan baik tiada
beda. Karena kebajikan adalah kebaikan belaka. Terhadap yang
jujur maupun yang tidak kuperlakukan dengan jujur tiada beda
Karena kebajikan adalah kesetia
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
an belaka." Jawaban berupa
sajak ini sebetulnya adalah sebagian dari pada pelajaran dalam
Agama To, yaitu sajak dalam kitab To Tek Keng pelajaran Nabi
Lo Cu. "Kai Song Cinjin, anak murid Kun-lun-pai tewas sebagai ksatriaksatria perkasa, tewas dalam
pertempuran melawan kejahatan.
Hidup atau mati bukan di tangan kita, mengapa pinto harus
mencemarkan kehormatan anak murid yang membela
kehormatan" Di dalam pertempuran, kalah menang mati hidup
bukan merupakan soal yang perlu diributkan. Anak murid KunIun-pai gugur karena membela nama
partai, juga karena kalah
tinggi kepandaiannya. Tidak lain pinto hanya bisa menarik napas
panjang. Akan tetapi, melihat dia ini hendak membunuh seorang
anak kecil, ini bukan pertempuran lagi namanya, melainkan
usaha membunuh dan terpaksa pinto harus turun tangan."
515 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Swan Thai Tosu, kiranya begitu anggapanmu. Sudahlah semua
itu, Kedatangan pinceng ini ada hubungannya dengan sepak
terjang Souw Teng Wi murid Kun-lun-pai. Dia sudah berdosa
terhadap kaisar, sudah berani menjadi pemberontak dan
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pengkhianat. Karena dia murid Kun-lun-pai, harus kau yang
mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Atas perintah
kaisar, pinceng dengan pasukan terpaksa mengadakan
pembasmian ke Kun-lun-pai agar jangan terulang lagi
pemberontakan seperti yang dilakukan Souw Teng Wi. Akan
tetapi melihat kau sudah begitu tua, tak lama dalam beberapa
hari lagi tentu mati, pinceng mau memberi ampun asal kau suka
berlutut ke arah kota raja dan minta ampun."
Kalau Swan Thai Couwsu belum mencapai tingkat yang amat
tinggi dalam ilmu batin, tentu ia akan menjadi marah sekali
mendengar penghinaan ini. Akan tetapi dia hanya tersenyum
sambil mengelus-elus jenggotnya. Siok Ho, bocah yang berada di
belakangnya itu tiba-tiba berdiri dan menudingkan jari telunjuknya
ke arah Kai Song Cinjin dan membentak,
"Kakek gundul, kau benar-benar kurang ajar sekali! Kau kira
sucouw akan sudi melakukan perbuatan menurut obrolan
kosongmu itu" Jangankan sucouw, aku sendiri lebih baik
mampus dari pada menurut kata-katamu yang kotor seperti najis!"
516 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
1 Semua orang marah, juga, heran menyaksikan bocah yang begitu
berani memaki Kai Song Cinjin. Kakek gundul ini membelalakkan
matanya, akan tetapi ia tidak berani sembarangan turun tangan
karena bocah itu berada di belakang Swan Thai Couwsu.
"Hemm, kau tunggu sajalah. Sebentar lagi otakmu tentu akan
dimakan oleh Mo Hun," katanya menyindir. Mo Hun girang sekali
mendengar janji Kai Song Cinjin ini dan air liurnya sudah
memenuhi mulutnya, sakit di pundaknya sudah tak dirasakannya
lagi. "Kai Song Cinjin, kau sudah mendengar ucapan bocah ini.
Biarpun dia masih kecil, dia ini pelayanku yang kusayang,
pantang bagiku membikin dia kehilangan muka. Terpaksa pinto
tak dapat memenuhi permintaan tadi, malah pinto harap kau
membawa anak buahmu pergi cepat-cepat dari sini sekarang juga
agar pinto dapat mengurus semua jenazah ini."
Kui Ek yang wataknya sombong itu menjadi tidak sabar lagi.
"Totiang, kenapa melayani tua bangka mau mampus seperti ini"
Bunuh mampus saja supaya tidak banyak rewel!" Setelah berkata
demikian, ia menggerakkan tongkatnya menubruk maju, diikuti
oleh lima orang pengawal lain yang juga menjadi tidak sabar
mengapa Tok-ong mau melayani seorang kakek yang berdiri saja
sudah hampir tidak kuat. 517 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Siancai.. siancai...!" Swan Thai Couwsu berkata sambil
mengangkat kedua tangan seperti hendak melindungi kepalanya
dari pukulan-pukulan senjata tajam itu. Segera terdengar suara
mengaduh dan berdebukan ketika Kui Ek dan lima orang
kawannya itu terlempar dan terpukul oleh senjata-senjata mereka
sendiri! Kui Ek yang kepandaiannya paling tinggi masih dapat
mengelak sehingga hanya telinga kirinya yang terkena
serempetan tongkatnya sendiri sampai mengeluarkan darah dan
lecet-lecet. Yang celaka adalah para pengawal itu. Yang hendak
menyerampang kaki Swan Thai Couwsu, goloknya membalik
menyerampang kaki sendiri sampai terluka parah, demikian pula
yang membacok kena bacok, yang menusuk kena tusuk.
Tentu saja para anggauta rombongan menjadi kaget dan gentar
menghadapi kakek yang lihai seperti ahli sihir ini. Kui Ek dan Mo
Hun sudah dikalahkan dengan mudah, apa lagi para pengawal.
Semua orang kini memandang ke arah Kai Song Cinjin dan
mengharapkan hwesio ini yang akan turun tangan.
Kai Song Cinjin menjadi serba salah. Melihat sepak terjang Swan
Thai Couwsu tadi, jelas ternyata bahwa kakek itu biarpun sudah
tua sekali masih amat lihai, belum tentu ia dapat
2 mengalahkannya. Kalau tidak maju, ia merasa malu. Kalau maju
resikonya terlalu besar. Menangkan kakek tua ini tidak akan
mengangkat namanya, kalau kalah sebaliknya memalukan sekali.
Akan tetapi tentu saja ia tidak bisa tinggal diam.
518 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Swan Thai Couwsu, kau tidak mau menurut juga tidak apa,
karena hal itu sama saja. Kun-lun-pai sudah terbasmi habis,
tinggal kau yang menanti mampus ini bisa apakah" Akan tetapi
kalau tidak diberi hajaran, kau yang sudah tua ini akan menjadi
tak tahu diri dan mengira tidak ada orang yang berani
melawanmu. Kakek tua, beranikah kau menerima pukulanku
sampai lima kali tanpa mengelak dan tanpa pergi dari tempat kau
berdiri?" Kai Song Cinjin memang licik sekali.
Ia tahu bahwa kalau dia menantang, kakek yang menjadi tokoh
besar Kun-lun-pai ini pasti tidak dapat menolaknya dan ia tahu
bahwa kelihaian terutama dari kakek ini adalah ilmu pedangnya.
Kalau kakek ini sudah memegang pedang, dia tidak tahu
bagaimana dapat mengalahkannya. Maka pendeta Tibet yang
curang ini segera menggunakan tipu muslihat, la menantang
Swan Thai Couwsu untuk menerima pukulannya sampai lima kali.
Ilmu pukulannya Hek-tok-ciang amat kuat dan ia hendak
mengajak tosu yang sudah tua sekali ini untuk mengadu tenaga!
la tidak percaya bahwa tosu setua ini masih dapat menangkis
Hek-tok-ciang, pukulannya yang belum pernah dapat ditangkis
lawan itu. Tepat seperti dugaan Kai Song Cinjin, ketua Kun-lunpai itu sambil menarik napas panjang
dan memandang ke atas, kembali mengucapkan sajak dari kitab To Tek Keng :
"Kata-kata jujur tidak bagus
519 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kata-kata bagus tidak iujur.
Orang baik tidak suka berbantahan
Orang berbantahan tidak baik.
Orang yang tahu tidak sombong
Orang yang sombong tidak tahu.
Orang bijaksana tidak menyimpan
Ia menyumbang sehabts-habisnya
Tapi makin menjadi kaya Ia memberi sehabis-habisnya
Tapi makin berlebihan Jalan yang ditempuh Langit
Selalu menguntungkan tidak merugikan.
Jalan yang ditempuh orang bijaksana
Bekerja, memberi tanpa mengharapkan pahala."
3 Tok-ong Kai Song Cinjin menjadi tidak sabar lagi. "Eh, tosu tua,
dengan sajakmu itu apa yang kau maksudkan" Berani tidak kau
menerima tantanganku tadi?"
520 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kai Song Cinjin, kau mengandalkan Hek-tok-ciang, siapa yang
tidak tahu" Kalau sudah setua pinto ini, siapa yang perduli lagi
tentang mati hidup" Kau berniat menamatkan hidup pinto dengan
Hek-tok-ciang lima kali berturut-turut, silahkan!"
"Kau menerima tantanganku untuk menghadapi lima kali
pukulanku tanpa mengelak?" tanya lagi Kai Song Cinjin dengan
suara keras agar terdengar oleh semua orang dan agar nanti ia
tidak dianggap curang. Swan Thai Couwsu hanya mengangguk
dan masih berdiri bersandarkan tongkat bambunya.
"Kalau begitu kau bersiaplah, lihat pukulanku!" bentak Kai Song
Cinjin yang sudah mengerahkan tenaga Iweekangnya dan
dengan gerakan tiba-tiba ia memukul ke arah dada Swan Thai
Couwsu. Tosu tua itu bersikap tenang sekali. Tanpa merobah kuda-kuda
kakinya, ia menggerakkan tongkatnya dari samping sambil
miringkan tubuh. Ujung tongkatnya itu tidak ditusukkan, akan
tetapi otomatis kalau Kai Song Cinjin meneruskan pukulannya,
tentu pergelangan tangannya akan tertusuk ujung tongkat. Kalau
orang lain yang memegang tongkat, tentu tongkat itu terkena
hawa pukulan Hek-tok-ciang saja sudah akan remuk. Akan tetapi
Kai Song Cinjin cukup maklum akan kelihaian tongkat itu, maka
terpaksa ia menarik kembali tangan kanannya yang memukul.
521 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Padahal biasanya, tanpa tangannya mengenai tubuh orang, hawa
pukulan Hek-tok-ciang sudah cukup merobohkan lawan.
Sekarang hawa pukulannya itu hanya menggerakkan pakaian
tosu itu, sama sekali tidak mendatangkan akibat apa-apa seakanakan tosu itu tidak merasainya.
Kai Song Cinjin tidak mau membuang banyak waktu. Begitu
pukulan pertamanya digagalkan, kedua tangannya lalu
melakukan pukulan-pukulan susulan secara bertubi-tubi. Pukulan
ke dua dengan tangan kiri dipapaki oleh tongkat tosu itu. Kai
Song Cinjin dengan berani melanjutkan pukulannya dan "krakk"
tongkat itu bertemu dengan telapak tangannya menjadi remuk
berkeping-keping, sebaliknya Kai Song Cinjin merasai lengan
kirinya linu dan kesemutan.
4 Swan Thai Couwsu berseru, "Lihai sekali..." sambil melempar
tongkat yang sudah tak dapat dipakai lagi itu, kini menghadapi
serangan lawan yang masih tiga kali dengan tangan kosong.
Biarpun pertemuan antara telapak tangan kiri dan ujung tongkat
tadi mendatangkan rasa sakit, namun melihat tongkat itu hancur,
Kai Song Cinjin tertawa bergelak.
"Ingat, Swan Thai Tosu, pukulan pinceng masih tiga kali lagi."
522 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Silahkan," jawab tosu tua itu dengan suara tenang sekali, la
menggerak-gerakkan kedua tangannya dan Kai Song Cinjin
menjadi kaget melihat betapa kedua tangan tosu itu sampai ke
lengan menjadi merah sekali warnanya, la maklum bahwa kakek
tua yang sudah mau mati ini tentu memiliki pukulan beracun pula,
maka ia cepat-cepat menggerak-gerakkan kedua lengannya
sampai kedua lengan itu menjadi hitam sekali, tanda bahwa
kekuatan Hek-tok-ciang sedang bekerja dan sepenuhnya
disalurkan ke dalam kedua tangannya.
"Ha-ha-ha, tak disangka bahwa ketua Kun-lun-pai juga
mempelajari ilmu hitam," sindir Kai Song Cinjin melihat kedua
tangan kakek itu menjadi merah sekali.
"Ilmu tidak ada yang hitam tidak ada yang putih, tergantung
kepada cara dipergunakannya oleh si pemilik," jawab Swan Thai
Couwsu tenang sambil merendahkan tubuh memasang kudakuda karena kini tongkatnya sudah
tidak ada lagi. "Lihat pukulan!" Kai Song Cinjin membentak dan sekaligus ia
melakukan tiga kali pukulan mengandalkan kecepatan dan
tenaga Iweekangnya yang luar biasa.
523 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pukulan pertama yang dilakukan dengan tangan kanan, ditangkis
oleh Swan Thai Couwsu. Tangkisan ini perlahan saja namun Kai
Song Cinjin merasa ada tenaga besar menolak pukulannya dari
samping, la menyusul dengan pukulan ke dua, dengan tangan kiri
sambil mengerahkan tenaga Hek-tok-ciang ke tangan kiri
sebanyak tujuh bagian. Tubuh Swan Thai Couwsu sampai mendoyong karena hebatnya
hawa pukulan ini, namun tangan kanan kakek tua ini masih
sempat memukul tangan kiri lawannya dari samping, membuat
pukulan ke dua inipun tidak mengenai sasaran. Pukulan ke tiga
atau pukulan terakhir datang, hebat bukan main, dilakukan
5 dengan kedua tangan Kai Song Cinjin, sambil mengerahkan
tenaga Hek-tok-ciang sepenuhnya memukul ke arah dada Swan
Thai Couwsu dengan jari-jari terbuka.
Bukan main hebatnya pukulan ini dan di dunia ini kiranya orang
yang dapat menghadapi pukulan macam ini dengan selamat
dapat dihitung dengan jari tangan saja.! Angin pukulannya
menderu dan anggauta rombongan dari kota raja sampai merasa
panasnya hawa pukulan Hek-tok-ciang itu. Baru sekarang mereka
menyaksikan pukulan hebat ini dilancarkan sepenuhnya, karena
biasanya jarang sekali Kai Song Cinjin mengeluarkan ilmunya ini.
mewakilkan pertunjukan Hek-tok-ciang kepada muridnya,
Auwyang Tek yang terlalu sering mendemonstrasikan Hek-tokciang.
524 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi tentu saja pukulan yang dilakukan oleh Kai Song
Cinjin ini jauh lebih hebat. Pukulan ini sedemikian hebatnya
hingga tidak mungkin kalau ditangkis begitu saja Swan Thai
Couwsu dalam menangkis pukulan terdahulu tadi sudah maklum
akan kehebatan Hek-tok-ciang yang memang luar biasa. Ia
maklum bahwa pukulan terakhir ini tak mungkin ia tangkis begitu
saja, maka cepat-cepat ia lalu mengulur kedua tangannya dan
menerima pukulan lawan dengan pukulan pula!
"Plakkk....!" Dua tangan yang dilonjorkan bertemu di udara, dua
pasang telapak tangan saling bentur, demikian hebatnya
sehingga hawa pukulan yang bertemu itu membuat orang-orang
yang hadir di situ sempoyongan kehilangan keseimbangan badan
karena hawa pukulan itu menyeleweng ke arah mereka!
"Plakk.....!" Dua tangan yang dilonjorkan bertemu di udara, dua
pasang telapak tangan saling bentur. Swan Thai Couwsu mundur
tiga tindak, akan tetapi Kai Song Cinjin terhuyung-huyung ke
belakang lalu muntahkan darah. Ia menjatuhkan badan duduk
bersila sambil meramkan mata, mengatur pernapasannya untuk
memulihkan tenaga dan mengobati keadaan dalam tubuh yang
terguncang. Adapun Swan Thai Couwsu masih berdiri tegak,
akan tetapi juga kelihatan mengatur pernapasannya. Tak lama
kemudian Kai Song Cinjin membuka mata, bangkit berdiri dan
berkata dengan senyum pahit.
525 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Swan Thai Tosu tua-tua masih lihai, benar-benar pinceng
terpaksa harus menyudahkan urusan sampai di sini saja. Lain
waktu kita bertemu pula."
Setelah berkata demikian ia lalu mengajak rombongannya untuk
6 pergi turun gunung sambil membawa jenazah dan kawan-kawan
yang terluka. Setelah lama para penyerbu pergi, Swan Thai
Couwsu masih berdiri tegak, memandang ke arah jenazah anakanak murid Kunjun-pai. Siok Ho
muncul dari belakangnya, khawatir melihat couwsunya sejak tadi berdiri seperti patung.
Ketika ia memutar dan memandang wajah couwsu itu, ia melihat
air mata mengalir turun dari sepasang mata Swan Thai Couwsu.
Kakek tua itu ternyata tak dapat menahan terharunya hati
menyaksikan anak-anak murid Kun-lun-pai sebagian besar
musnah, ia menangis tanpa mengeluarkan suara, tanpa
menggerakkan tubuh. Siok Ho merasa ada sesuatu naik ke
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tenggorokannya, dan ingin ia menjatuhkan diri berlutut di depan
couwsunya sambil menangis, ikut berkabung atas kematian suhusuhu dan suheng-suheng yang
terkasih. Akan tetapi bocah ini
Menggigit bibirnya dan malah berkata,
"Sucouw, teecu bersumpah kelak akan mencari orang-orang jahat
itu dan niembikin perhitungan untuk mengangkat kembali Kunlun-pai kita." Mendengar suara Siok
Ho, agaknya baru Swan Thai
526 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Couwsu sadar dari keadaan melamun itu. Ia menengok dan
tersenyum, lalu berkata, "Penyelesaian kebencian yang dalam pasti akan meninggalkan
bekas mendendam, bagaimana bisa dianggap memuaskan"
Membalas dendam sama dengan mengikatkan diri kepada
perputaran roda yang tiada habisnya..." Kata-kata inipun
merupakan pelajaran dalam Agama To.
Siok Ho yang tidak berani membantah lalu berkata, "Sucouw,
harap sucouw beristirahat, biar teecu mencari para suheng yang
pergi bersembunyi dan mengurus jenazah-jenazah ini...." Siok Ho berusaha keras
supaya jangan terisak. Ia juga amat berduka, mungkin melebihi
kedukaan Swan Thai Couwsu, apa lagi kalau ia melihat jenazah
Kim Sim Cu yang selama ini menjadi guru dan walinya. Swan
Thai Couwsu menarik napas panjang.
"Kau betul, pinto harus beristirahat.. Siok Ho, tolong bantu pinto
masuk...." Siok Ho mendekat dan alangkah kagetnya melihat couwsunya itu
sukar berjalan dan tangan yang menggelendot pada pundaknya
nampak begitu lemah seperti Kehabisan tenaga. Tanpa bicara
mereka memasuki kuil dan terus ke kamar Swan Thai Couwsu, di
527 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
7 mana kakek itu menjatuhkan diri di atas lantai dan bersila seperti
biasa. "Siok Ho, kau boleh lekas mengatur dan merawat jenazahjenazah itu bersama anak murid yang
masih ada. Setelah itu, lekas-lekas kau kembali ke sini. Mulai hari ini, kau akan kulatih.
dan kau akan mewarisi semua ilmuku sebelum aku meninggalkan
dunia ini...." Siok Ho kaget sekali, akan tetapi di samping kedukaan hatinya, ia
juga merasa girang sekali. Memang ia seorang bocah yang haus
akan pelajaran dan mendengar sucouwnya akan mewariskan
ilmu-ilmu silat tinggi, ia menjadi girang. Demikianlah semenjak
hari itu. Siok Ho menerima latihan-latihan dari Swan Thai Couwsu
sendiri yang menurunkan semua ilmunya, maklum bahwa bocah
ini boleh dipercaya dan bahwa ia takkan lama lagi hidup di dunia.
Terutama sekali ia menurunkan Ang sin-ciang (Tangan Merah
Sakti), ilmu pukulan yang amat hebat, karena dengan Ang-sinciang ini saja Siok Ho kelak dapat
menghadapi Hek-tok-ciang.
Sampai tiga tahun Siok Ho menerima pimpinan langsung dari
Swan Thai Couwsu dan akhirnya Swan Thai Couwsu yang sudah
amat tua dan dalam keadaan tubuh sudah lemah harus
menghadapi Kai Song Cinjin itu meninggal dunia.
Siok Ho meninggalkan suheng-suhengnya dan turun gunung.
Tentu saja cita-cita pertama dalam hatinya adalah mencari
528 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
musuh-musuh Kun-lun-pai dan membalas dendam, biarpun
berkali-kali Swan Thai Couwsu pernah melarangnya. Dan seperti
telah dituturkan di bagian depan, ketika ia turun gunung
melakukan perantauan, namanya menjadi cepat terkenal dan ia
mendapat julukan Ang-sin-ciang (Tangan Merah Sakti). Juga
telah dituturkan bagaimana ia betemu dengan Siok Bun dan
menolong nyawa pemuda itu menyembuhkan lukanya akibat
pukulan Hek-tok-ciang. Sekarang mari kita kembali menengok keadaan Siok Ho yang
secara kebetulan sekali bertemu di pinggir sungai dengan Lee
Ing. gadis perkasa jelita yang sekaligus jatuh hati dan tertarik oleh
gerak-gerik Siok Ho, pemuda gagah yang amat ganteng itu.
"Aneh dan lucu sekali, bukan?" kata Siok Ho tersenyum
memandang gadis di depannya.
"Apa yang aneh" Apa yang lucu?" Lee Ing bertanya,
menghentikan pekerjaannya mencuci tangan setelah habis
makan daging ikan lee yang enak dan perutnya tidak begitu lapar
lagi. 8 "Anehnya pertemuan kita tadi dan lucunya sekarang ini. Kita
duduk sama-sama makan daging ikan, padahal kau dan aku tidak
529 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mengenal satu sama lain bahkan sampai sekarangpun aku tidak
tahu siapa kau...?" Merah muka Lee Ing. Pemuda ini biarpun peramah, kiranya
pemalu sampai mau tahu nama saja caranya berputar-putar
seperti angin puyuh! "Untuk apa sih kau mau tahu aku siapa?" tanyanya dan sepasang
mata gadis ini menatap tajam, penuh selidik. Aneh, muka Siok Ho
yang tampan menjadi merah sekali. Benar-benar seorang
pemuda pemalu, pikir Lee Ing.
"Mengapa tidak" Kau sudah mengetahui namaku, sudah
sepatutnya aku mengenal namamu pula. Kau siapakah, adik?"
Makin merah pipi Lee Ing. Biarpun pemalu, pemuda ini kadangkadang memperlihatkan keberanian
luar biasa, seperti sekarang
ini belum apa-apa sudah berani menyebut "adik"!
"Namaku Lee Ing..."
"Aduh bagusnya nama itu! Menyesal sekali namaku tidak seindah
itu. Dan she-mu, siapakah ...?"
530 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi Lee Ing tidak menjawab karena ia mendengar
sesuatu. Juga Siok Ho cepat menengok dan siap menanti
datangnya segala kemungkinan seperti biasanya seorang ahli
silat yang selalu waspada. Dari balik batu karang tiba-tiba muncul
tiga orang laki-laki tua yang dari pakaiannya jelas menunjukkan
bahwa mereka adalah pengawal-pengawal istana di kota raja.
"Ha, ini tentu anggauta-anggauta Tiong-gi-pai, Tangkap!" seru
seorang di antara mereka sambil menubruk maju. Memang, kaki
tangan Auwyang-taijin sering kali bertindak sewenang-wenang
mengandalkan kedudukan mereka dan pengaruh Auwyang-taijin,
terutama sekali mengandalkan pengaruh Auwyang Tek, karena
mereka ini memang kaki tangan Auwyang Tek. Setiap kali melihat
penduduk yang lemah, mereka selalu menggoda dan
mengganggu. Apa lagi kalau melihat gadis cantik, tentu mereka
berlumba untuk menawan dan menculiknya, diserahkan kepada
Auwyang Tek untuk menerima hadiah.
9 Tiga orang inipun merupakan kaki tangan Auwyang Tek yang
memiliki kepandaian lumayan. Mereka melihat Lee Ing yang jelita,
tentu saja tidak mau melepaskan begitu saja. Segera menyerbu
Siok Ho untuk merobohkan pemuda ini dan selanjutnya hendak
menculik Lee Ing. Akan tetapi kali ini mereka memang sedang sialan. Andaikata
mereka bertemu dengan Lee Ing seorang diri saja mereka sudah
531 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sialan, apa lagi sekarang bertemu dengan Lee Ing yang
berkawan Siok Ho, mereka benar-benar sedang sial dangkalan.
Siok Ho yang belum selesai makan daging ikan, tidak bergerak
dari tempat duduknya. Tangan kiri masih memegang ikan, tangan
kanan menggerakkan pancingnya tiga kali.
"Aduh.... celaka.... mati aku......!"
Tiga orang itu dengan tepat sekali terkena serangan pancing
istimewa itu pada leher dan tempat-tempat berbahaya sehingga
biarpun jarum keci itu tidak sampai menewaskan mereka" namun
cukup membuat mereka kesakitan. Tubuh mereka menggelundung dan Lee Ing secara main-main melemparlemparkan tulang ikan ke arah mereka.
Terdengar bunyi tak-toktak-tok disusul teriakan-teriakan kesakitan dan tanpa dapat
dicegah lagi tiga orang yang kini mendapat tambahan hadiah dari
Lee Ing, yaitu kepala mereka tertancap oleh duri-duri ikan, terus
menggelinding dan tercebur ke dalam sungai!
"Ha-ha-ha, kau sekarang bisa memancing ikan kaki dua!" kata
Lee Ing kepada Siok Ho. Akan tetapi pemuda itu ternyata sudah
melompat pergi, mengejar empat orang pengawal lain yang ruparupanya menjadi jerih melihat tiga
orang kawan mereka roboh demikian mudah. 532 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing hendak ikut mengejar, akan tetapi tiba-tiba ia melihat
berkelebatnya bayangan orang dari tempat jauh. Dua bayangan
orang itu cepat sekali gerakannya, jauh lebih cepat dari pada
gerakan para pengawal itu, maka tanpa banyak cakap lagi, Lee
Ing lalu melompat dan mempergunakan ilmu lari cepat mengejar
bayangan-bayangan itu yang lari ke lain jurusan.
10 Tak lama kemudian selagi ia celingukan mencari bayanganbayangan itu yang memasuki sebuah
dusun, ia mendengar jeritjerit memilukan. Lee Ing berlari mengejar dan masih terdengar
olehnya beberapa orang penduduk menutup pintu rumah masingmasing dan di jalan-jalan sunyi
sekali seakan-akan semua penduduk sudah sejak tadi menyembunyikan diri.
Lee Ing memasuki sebuah rumah kuno dari mana tadi ia
mendengar teriakan menyayat hati. Begitu ia menerjang pintu dan
melompat masuk, Lee Ing berhenti dan memandang ke atas
lantai dengan mata terbelalak. Di depan kakinya, di atas lantai,
rebah tiga orang yang kelihatannya gagah-gagah dalam keadaan
sudah menjadi mayat. Pada dada dan punggung mereka nampak
tapak tangan menghitam dan muka mereka juga sudah mulai
menghitam! "Bekas tangan Hek-tok-ciang.." Lee Ing berpikir dengan hati
marah. "Benar-benar jahat komplotan yang dipimpin oleh Kai
533 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Song Cinjin ini.." Ia menengok ke arah dinding dan melihat tulisan
di atas dinding. BASMI SEMUA ANGGAUTA TIONG-GI-PAI
Tulisan itu dibuat dengan guratan jari tangan sampai membekas
dalam-dalam di tembok, tanda bahwa penulisnya memiliki tenaga
lweekang yang cukup tinggi. Membaca tulisan ini, sekali lagi Lee
Ing memandang ke arah mayat tiga orang itu dan hatinya terharu.
Teringat ia akan rombongan Tiong-gi-pai yang dipimpin oleh
Kwee Cun Gan, orang gagah perkasa murid Kun-lun-pai yang
dahulunya menjadi sahabat ayahnya, malah berusaha
menolongnya dengan menukarkan Ilmu Pedang Lian-cu-samkiam kepada Bu Lek Hwesio. Teringat
akan ini semua, hatinya menjadi mendongkol sekali melihat sekarang anggauta-anggauta
Tiong-gi-pai dibunuh semuanya oleh pukulan Hek-tok-ciang.
Tanpa banyak cakap lagi Lee Ing lalu melesat keluar, naik ke atas
genteng untuk mencari jejak musuh. Akan tetapi keadaan sunyi
saja, bahkan ia tidak tahu lagi ke mana perginya Siok Ho yang
tadi mengejar para pengawal.
"Tentu diapun pergi ke kota raja," pikirnya. Lee Ing lalu berlari
cepat menuju ke Nan-king, dalam hatinya mengambil keputusan
534 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
untuk mencari Tiong-gi-pai dan membantu perkumpulan patriot ini
secara diam-diam dan mencari tahu perihal ayahnya.
11 Yang membuat ia merasa heran adalah bayangan Siok Ho yang
selalu terbayang di depan matanya. Sukar ia mencoba untuk
mengusir bayangan ini, terutama sekali senyum manis dan
pandangan mata penuh kejujuran dari pemuda itu merupakan
sesuatu yang menggoda hatinya dan mendatangkan kesan
mesra yang selama hidup belum pernah dirasainya. Di luar
kesadarannya, Lee Ing telah jatuh cinta kepada Oei Siok Ho, jago
muda dari Kun-lun itu! Dengan melakukan perjalanan cepat sekali Lee Ing segera
memasuki Kota Raja Nan-king. Mudah saja baginya mendengar
dari tukang-tukang warung arak tentang pertandingan
pertandirgan yang sering terjadi antara orang-orang Tiong-gi-pai
melawan kaki tangan Auwyang taijin. Juga ia mendengar tentang
keganasan Auwyang Tek sebagai putera menteri dunia yang
mengandalkan kepandaian silatnya dan kedudukan ayahnva.
Ketika mendengar bahwa Auwyang Tek adalah murid terkasih
dari Kai Song Cinjin, Lee Ing dapat menduga bahwa orang yang
melakukan pembunuhan di luar kota raja terhadap tiga orang
anggauta Tiong-gi-pai itu tentu Auwyang Tek adanya.
Dia telah melihat dua bayangan yang cepat gerakannya, tentu
Auwyang Tek bersama seorang kawannya yang pandai pula,
535 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
entah siapa. Ketika Lee Ing bertanya tanya tentang Tiong-gi-pai,
tak seorangpun dapat memberi tahu kepadanya. Memang Tionggi-pai adalah perkumpulan rahasia
yang tidak mempunyai tempat
tertentu, pula, andaikata Tiong-gi-pai mempunyai tempat tertentu,
pasti siang-siang sudah diserbu oleh kaki tangan Auwyang-taijin.
Selagi Lee Ing kebingungan ke mana harus mencari Tiong-gi pai
atau ketuanya, Kwee Cun Gan, untuk menanyakan keadaan
ayahnya, tiba-tiba di satu tikungan jalan di kota raja yang ramai
itu ia melihat berkelebatnya bayangan yang amat dikenalnya, Oei
Siok Ho! Pemuda tampan itu berjalan dengan tenang-tenang saja
dan agaknya tidak melihat Lee Ing. Gadis ini cepat menyelinap
bersembunyi dan diam-diam melakukan pengintaian. Hendak
mengetahui apakah yang akan dilakukan oleh pemuda itu dan
ingin ia melindungi pemuda itu secara diam-diam.
Tiba-tiba Lee Ing tersenyum geli ketika melihat setangkai daun
kebiruan menghias topi pemuda itu. "Benar-benar lucu," pikirnya.
"Kalau hendak mempersolek diri, mengapa bukan kembang yang
menghias topi, melainkan setangkai daun yang buruk pula bentuk
maupun warnanya, juga sudah kering?"
Akan tetapi Lee Ing menahan ketawanya ketika ia melihat
seorang laki-laki setengah tua yang tadinya duduk di tepi jalan
12 bersandar tongkat dan berpakaian pengemis, sekarang berdiri
terbongkok-bongkok dan tiba-tiba melangkah maju menghadang
536
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Ho. Pandangan mata Lee Ing awas sekali, maka ternyata
olehnya bahwa pengemis yang kelihatannya lemah berpenyakitan
itu, ketika bergerak bukan main cepatnya, tanda bahwa dia
sebetulnya seorang ahli silat yang pandai.
Lee Ing merasa heran sekali, akan tetapi perasaan ini segera
terganti kekagetan ketika pengemis itu terhuyung huyung mau
jatuh ke arah Siok Ho yang sedang enak-enak berjalan. Bagi
mata orang biasa tentu dikira pengemis itu kelaparan atau
kelelahan sampai tak kuat berdiri dan hendak jatuh menimpa
orang di jalan, akan tetapi bagi Lee Ing, terang bahwa orang itu
sengaja menubruk Siok Ho dan mengirim pukulan yang kuat
sekali. Tentu saja Siok Ho yang memiliki kepandaian tinggi, tahu pula
bahwa dirinya bukan sembarangan ditubruk oleh seorang
pengemis kelaparan, melainkan diserang deh seorang lawan
yang lihai. Akan tetapi ia menjadi girang ketika melihat bahwa
serangan iiu adalah gerak tipu Pek-wan-hoan-hwa (Lutung Putih
Mencari Bunga), jurus dari ilmu silat Kun-lun-pai yang dimainkan
dengan gerakan buruk sekali. Cepat Siok Ho miringkan tubuh,
menangkap dua lengan orang itu sambil berseru,
"Lopek, hati-hatilah jangan jatuh!" Setelah berkata demikian, Siok
Ho pura-pura membantu dan menolong orang itu berjalan.
Banyak orang yang menyaksikan kejadian ini tentu mengira
537 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bahwa Siok Ho adalah seorang pemuda baik hati yang merasa
kasihan kepada pengemis setengah tua itu dan berusaha
menolongnya. Akan tetapi Lee Ing yang memperhatikan dengan
pandangan lain, melihat betapa mereka berbisik-bisik dan
menyelinap pergi di antara orang banyak yang tidak
memperhatikan lagi kejadian itu.
Lee Ing terus mengikuti dan akhirnya, benar seperti dugaannya,
ia melihat Siok Ho dan ''pengemis" itu sudah keluar dari kota raja
dan berlari cepat ke jurusan utara, masuk ke dalam sebuah hutan
yang sunyi. Dengan kepandaiannya yang luar biasa sekali Lee
Ing dapat menyelinap dan mengikuti mereka tanpa diketahui oleh
yang diikuti, bahkan dapat mengintai sambil bersembunyi ketika
Siok Ho tiba di tengah hutan dan disambut oleh serombongan
orang. 13 Bisikan-bisikan di antara pengemis dan Siok Ho tadi tak terdengar
oleh Lee Ing. Setelah pengemis itu tak berhasil menyerang Siok
Ho bahkan kedua tangannya dipegang membuat dia tak berdaya
tadi, ia bertanya perlahan,
"Kau dari Kun-lun-pai datang ke sini hendak mencari siapakah?"
538 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Ho berbisik girang, "Mencari Tiong-gi-pai bertemu dengan
ketuanya, Kwee Cun Gan."
"Mari kau ikut aku," jawab pengemis itu sambil mengajak Siok Ho
pergi ke luar kota raja. Ketika mereka tiba di dalam hutan itu, tanpa menyadari bahwa
semenjak tadi mereka terus diikuti oleh Lee Ing, mereka disambut
oleh sembilan orang gagah yang dipimpin oleh Kwee Cun Gan
sendiri. Kwee Cun Gan nampak agak tua dan rambutnya sudah
banyak ubannya, tanda bahwa dia banyak menderita, namun
sinar matanya tetap memancarkan semangat besar.
"Lo Kiam. kau datang membawa orang muda ini siapakah?" tegur
Kwee Cun Gan kepada "pengemis" itu yang sebetulnya adalah
seorang anggauta Tiong-gi-pai yang bertugas menyelidik di kota
raja. "Aku melihat dia memakai daun biru seperti yang pernah dipakai
oleh Kwee-twako, dan aku teringat bahwa itu adalah tanda dari
anak murid Kun-lun-pai yang hendak mencari hubungan. Oleh
karena itu aku lalu menubruk dan menyerangnya dengan jurus
Kun-lun-pai yang kudapat dari twa-ko, akan tetapi dia dapat
menangkapku. Ketika kutanya apa maksud kedatangannya, dia
539 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bilang hendak mencari Kwee-twako." Pengemis itu memberi
laporannya. Kwee Cun Gan memandang Siok Ho, matanya tajam menyelidik
penuh kecurigaan. Maklumlah Tiong-gi-pai sudah mengalami
banyak kekalahan juga sudah banyak anak buahnya yang tewas.
Fihak kaki tangan Auwyang Tek amat berbahaya dan curang,
siapa tahu kalau pemuda ini bukan lain mata-mata dari fihak
musuh. "Orang muda, kau siapakah dan datang dari mana?" tanyanya.
Slok Ho tidak mau menduga-duga dengan siapa ia berhadapan,
14 maka lalu berkata, "Aku harap cuwi suka memberi tahu kepada
Kwee Cun Gan lo-enghiong bahwa seorang anak murid Kun-lunpai datang ingin bertemu. Aku
bernama Oei Siok Ho dan aku
datang langsung dari Kun-lun-pai untuk membantu Tiong-gi-pai."
Kwee Cun Gan mengerutkan keningnya. Memang banyak sekali
anak murid Kun-lun-pai dan dia sendiri tentu saja tidak mengenal
murid-murid baru. Akan tetapi kalau yang datang membantunya
hanya seorang murid muda dan kelihatan begini lemah lembut,
apa sih artinya" Paling-paling hanya akan membikin malu saja,
malah-malah dapat merendahkan nama besar Kun-lun-pai.
540 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Aku sendiri yang bernama Kwee Cun Gan," katanya singkat.
Siok Ho tersenyum lalu menjura dengan hormatnya. "Kwee
suheng. terimalah hormat siauwte Oei Siok Ho."
Kwee Cun Gan mengangguk dan keningnya berkerut. "Bocah ini
benar-benar tak tahu diri," pikirnya di dalam hati, "masa semuda
dia menyebut suheng kepadaku?"
Karena tidak ada alasan untuk menyatakan kemendongkolan
hatinya, ia bertanya dan terpaksa menyebut sute, "Tidak tahu
sute ini murid siapakah?"
"Siauwte yang bodoh tadinya mendapat latihan dari suhu Kim Sim
Cu, akan tetapi selama tiga empat tahun ini siauwte mendapat
petunjuk-petunjuk dari couwsu sendiri."
Kwee Cun Gan makin mendongkol. Sombongnya, pikirnya. Mana
couwsu mau sembarangan memberi petunjuk kepada anak murid
yang masih begini hijau" Akan tetapi ia menyelidik terus,
541 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Couwsu yang mana?" Ia pikir tentu ji-couw-su atau sam-couwsu
yang memberi sekedar petunjuk, akan tetapi alangkah kagetnya
ketika ia mendengar jawaban Siok Ho.
"Siauwte mendapat petunjuk dari Swan Thai Couwsu sendiri."
Kesabaran Kwee Cun Gan ada batas. Ia anggap pemuda ini
terlalu sombong dan terlalu besar bohongnya. Ia sendiri tahu
bahwa Swan Thai Couwsu sudah puluhan tahun tidak mau
mengajar, tidak mau tahu urusan dunia. Mana Couwsu itu mau
turun tangan mengajar bocah ini" Dia sendiri adalah murid Swan
15 Thian Couwsu, sedangkan Souw Teng Wi murid Swan Le
Couwsu. Kalau bocah ini murid Swan Thai Couwsu yang memiliki
tingkat yang jauh lebih tinggi dari pada Couwsu ke dua dan ke
tiga, memang bocah ini terhitung sutenya, akan tetapi tentu
sutenya ini memiliki kepandaian yang jauh lebih tinggi dari pada
dia dan Souw Teng Wi. Gila benar! Siapa yang sudi percaya"
Akan tetapi Kwee Cun Gan adalah seorang yang halus budi
pekertinya, tentu saja ia tidak mau bersikap kasar dan ia ingin
menyelidiki terus dengan secara halus.
"Oei-sute, kalau kau benar murid Swan Thai Couwsu sendiri,
memang kau suteku, karena aku adalah murid Swan Thian
Couwsu. Sebagai murid Swan Thai Couwsu, tentu kepandaianmu
hebat sekali. Sute, sudah lama aku tidak bertemu dengan anak
murid partai kita, sebagai perkenalan dan oleh-oleh, maukah kau
542 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
memperlihatkan ilmu silat kita barang dua jurus untuk kulihat
apakah pelajaran dulu dan sekarang ada perubahan?"
Siok Ho tersenyum, Ia maklum bahwa suhengnya ini masih belum
mau percaya kepadanya dan hal ini memang ia anggap
sewajarnya dalam jaman seperti itu. Ia juga belurn mau bercerita
tentang keadaan Kun-lun-pai sebelum suhengnya ini betul-betul
percaya kepadanya. "Kalau suheng memerintahkan, bagaimana siauwte berani
membantah" Akan tetapi harap saja suheng dan sekalian
enghiong yang berada di sini tidak menertawakan kepandaian
siauwte yang hanya patut disebut kebodohan ini. Dasar ilmu silat
Kun-lun-pai tidak banyak dan tidak berapa sukar dipelajari,
beginilah!" Setelah berkata demikian. Siok Ho lalu bersilat tangan kosong.
Begitu ia bersilat, Kwee Cun Gan kecewa bukan main. Pemuda
ini memperlihatkan permainan Ilmu Silat Pat-kwa-pouw atau
Iangkah-langkah Pat-kwa yang menjadi dasar ilmu silat-ilmu silat
Kun-lun-pai. Setiap murid baru selalu dilatih langkah-langkah
seperti ini dan biarpun seorang bocah umur empat tujuh tahun
kalau menjadi murid Kun-lun-pai tentu saja diberi pelajaran Patkwa-pouw ini. Sekarang bocah ini
memperlihatkan permainan Pat-kwa-pouw, biarpun permainan itu tepat dan bagus
gerakannya, apa sih anehnya diperlihatkan di depan dia dan para
543 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
anggauta Tiong-gi-pai" Belum apa-apa bocah ini sudah
memalukan Kun-lun-pai saja dan dia berani mati mengaku murid
Swan Thai Couwsu" Setelah selesai mainkan Pat-kwa-pouw,
16 Siok Ho menghentikan permainannya dan menjura sambil berkala
dengan senyum, "Harap suheng dan permainanku tadi." cuwi enghiong tidak mentertawakan Orang-orang yang hadir di situ, anggauta-anggauta Tiong-gi-pai,
rata-rata adalah ahli silat lumayan. Ada pula tiga orang murid
Kwee Cun Gan sendiri yang tentu saja mengenal Pat-kwa-pouw
itu, maka mereka semua merasa heran mengapa dari Kun-lunsan datang seorang bocah tolol
macam ini yang datang-datang
menyombongkan diri sebagai murid tokoh pertama dari Kun-lunpai dan hendak membantu gerakan
Tiong-gi-pai. Orang macam
ini saja bisa disuruh apakah" Hanya gantengnya saja yang lebih
dari orang lain, tentang kepandaian, aahh!
Wajah Kwee Cun Gan makin kelihatan kecewa. Akan tetapi
sebagai seorang kang-ouw yang berpengalaman, ia tidak mau
segera bertindak sembrono. la maklum bahwa jaman telah
berubah dan banyak sekali orang-orang muda yang sekarang ini
memiliki kepandaian tinggi. Buktinya saja pemuda-pemuda
seperti Auwyang Tek, keponakannya sendiri Kwee Tiong, lalu
Liem Han Sin, dan Siok Bun, biarpun masih amat muda-muda
544 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
namun kepandaian mereka masih lebih tinggi tingkatnya dari
pada kepandaiannya sendiri!
la teringat akan rahasia kang-ouw bahwa orang harus berhati-hati
kalau berhadapan dengan orang orang yang kelihatannya lemah,
seperti pemuda siucai (sasterawan), gadis lemah-lembut, neneknenek dan orang bercacad. Mereka
ini memang pada umumnya orang-orang lemah, namun kalau memiliki kepandaian, mereka
bisa membuat salah hitung pada lawan yang tadinya memandang
ringan. "Bagus sekali, sute. Agaknya Swan Thai Couw-su mementingkan
dasar dari ilmu silat kita. Aku mempunyai tiga orang murid yang
terhitung murid keponakanmu sendiri. Kau yang baru saja lulus
dari perguruan kita, maukah kau bermurah hati memberi petunjuk
17 kepada mereka tentang kepentingan Ilmu Pat-kwa-pouw tadi?"
Setelah berkata demikian, Kwee Cun Gan memberi isyarat
kepada tiga orang muridnya sambil berkata, "Kebetulan sekali,
susiokmu datang dan kalian boleh minta petunjuk untuk
menambah pengertian."
Murid-murid Kwee Cun Gan ini adalah bekas-bekas pejuang.
Sebelum menerima pelajaran ilmu silat Kun-lun-pai dari Kwee545
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pangcu, mereka sudah memiliki ilmu silat yang lumayan juga.
Mereka adalah orang-orang lelaki yang sudah berusia tiga puluh
tahun lebih, dada bidang tenaga kuat dan pengalaman
pertempuran yang sudah masak. Yang pertama bernama Tan
Kui, yang ke dua dan ke tiga adalah kakak beradik bernama Nyo
Tat Sek dan Nyo Tat Sui. Tiga orang ini terkenal sebagai orang-orang kuat dan termasuk
jago-jago Tiong-gi-pai. Tentu saja mereka memandang rendah
kepada Siok Ho. Akan tetapi oleh karena Siok Ho diperkenalkan
oleh suhu mereka sebagai anak murid Kun-lun-pai dan malah
masih terhitung susiok (paman guru) mereka tidak berani
mengatakan perasaan mereka secara berterang.
Tan Kui, diikuti oleh saudara Nyo, melangkah maju dan dengan
sikap menjura dengan hormat, mengerahkan tenaga ketika
menjura sampai kedua lengannya memperdengarkan suara
berkerotokan, tanda bahwa orang kuat ini sedang mengerahkan
lweekangnya! "Susiok, terimalah hormat teecu," katanya, suaranya sungguhsungguh akan tetapi jelas mata dan
mulutnya mentertawakan. 546 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Ho tersenyum, membalas penghormatan itu dan berkata,
"Sam-wi harap jangan terlalu sungkan. Biarpun harus kuakui
bahwa aku adalah paman guru kalian, namun melihat usia, tidak
enaklah dipanggil susiok!"
Tan Kui mendongkol. Biarpun suara pemuda itu ramah dan
merendah, namun jelas menyatakan bahwa pemuda itu memang
berhak menjadi paman guru, alangkah sombongnya.
"Oei-susiok, seperti yang dikatakan oleh suhu tadi, teecu mohon
petunjuk tentang ilmu silat. Selain Pat-kwa-pouw tadi, ilmu silat
apakah kiranya dapat susiok tambahkan kepada teecu?"
18 "Tentu kalian sudah mempelajari Pat-kwa-pouw, bukan?" tanya
Siok Ho. Tiga orang itu saling pandang dan Tan Kui tertawa. "Tentu saja,
bukankah itu merupakan dasar yang harus dipelajari oleh murid
bagaimanapun rendah tingkatnya?"
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Coba kalian mainkan Pat-kwa-pouw, barangkali aku dapat
memberi sedikit petunjuk," kata pula Siok Ho dengan sikap
tenang. Sementara itu, Kwee Cun Gan dan kawan-kawan lain lalu
duduk di atas 547 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
(Lanjut ke Jilid 13) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 13 rumput hendak menonton pertunjukan yang mereka anggap aneh
dan lucu ini. Kalau memang betul pemuda itu hanya orang yang
mengaku-aku atau memang mata-mata fihak musuh, mereka
akan mempermainkannya. Disuruh mainkan Pat-kwa-pouw, tiga orang itu menoleh ke arah
Kwee Cun Gan yang segera berkata, "Paman gurumu sudah
memberi perintah, mengapa kalian masih ragu-ragu?" Tan Kui
dan dua orang sutenya menjadi merah mukanya. Kalau tidak
takut kepada Kwee Cun Gan, mau mereka menegur "paman
guru" ini yang agaknya hendak mempermainkan mereka. Masa
mereka, tiga orang jagoan Tiong-gi-pai, disuruh mainkan Patkwa-pouw yang lebih patut dimainkan
oleh anak-anak yang sedang belajar silat"
Terpaksa mereka bertiga lalu mulai bergerak, melangkah
menurutkan Pat-kwa-pouw dan seperti dulu ketika mula-mula
548 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
belajar silat, mereka melangkah sambil berseru, "Satu, dua, tiga,
empat, lima, enam, tujuh, delapan!" Demikian berturut-turut
karena memang Pat-kwa-pouw terdiri dari delapan langkah yang
berubah-ubah, delapan kali delapan langkah menjadi enam puluh
empat langkah yang membentuk bermacam-macam bhesi atau
kuda-kuda ilmu silat Kun-lun-pai.
Sambil memperhatikan langkah mereka, berkali-kali Siok Ho
berkata, "Terlalu lemah! Kurang tepat, Terlalu cepat!" dan
kadang-kadang "terlalu lambat" sampai permainan mereka
selesai Siok Ho menggeleng kepala sambil berkata,
19 "Kalian bertiga tentu tidak memperhatikan pelajaran suheng
dengan baik. Pat-kwa-pouw yang kalian lakukan tadi benar-benar
tidak tepat dan amat lemah! Bagaimana ilmu setinggi ini kalian
abaikan saja" Mulai sekarang harap kalian suka berlatih lebih
baik lagi, jangan membikin malu nama Kun-lun-pai dan harap
banyak-banyak bertanya kepada suhu kalian."
Kwee Cun Gan melengak, Pat-kwa-pouw tiga orang muridnya itu,
biarpun tidak sebaik dia, sudah termasuk baik dan kuat,
bagaimana pemuda itu berani berlancang mulut mencelanya
sampai begitu hebat" Tan Kui yang berdarah panas segera
berkata, nadanya mengejek, "Oei-susiok, Pat-kwa-pouw hanya
permainan dasar saja, hanya untuk melemaskan gerakan kaki
549 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dan melatih bhesi. Apa sih perlunya" Tak dapat dipakai
menghadapi lawan berat."
Siok Ho mengerutkan alisnya. "Hemmm, bagaimana kau berani
bilang begitu" Itu tandanya kau mengabaikan pelajaran dan
suheng terlalu lemah dan memanjakan kalian. Apa kalian
mempunyai ilmu silat yang lebih tinggi dari pada Pat-kwa-pouw.?"
"Pat-kwa-pouw bagi teecu bertiga bukan apa-apa, tentu saja kami
mempunyai ilmu silat yatag betul-betul permainan orang-orang
gagah," jawab Tan Kui.
"Bodoh! Satu ilmu aseli saja tidak dipelajari baik-baik, sudah
belajar lain ilmu. Kosong belaka. Kalian belum melihat kelihaian
dasar ilmu silat Kun-lun-pai" Coba perlihatkan ilmu-ilmu silat
tinggi kalian dan kalian coba pecahkan Pat-kwa-pouw yang
kumainkan!" Sambil berkata demikian Siok Ho segera memasang
kuda-kuda bergerak dalam Pat-kwa-pouw. Hampir saja Tan Kui
dan dua orang sutenya tertawa bergelak. Mereka anggap
pemuda ini lucu sekali, lucu dan ngawur. Bagaimana dengan Patkwa-pouw berani menghadapi
mereka bertiga yang bersilat
sesuka hati mereka" Boleh jadi pemuda yang mengaku paman
guru mereka ini lihai, akan tetapi dengan Pat-kwa-pouw, orang
bisa apakah" Pat-kwa-pouw tidak mengandung daya serang atau
daya tahan, hanya mengandung peraturan perubahan kaki
belaka! 550 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Susiok kalian sudah memberi perintah, hayo serang dia!" kata
Kwee Cun Gan yang menjadi gembira melihat kenekatan pemuda
itu. Ia makin curiga dan tidak percaya kalau benar-benar pemuda
20 itu murid Swan Thai Couwsu. Dia sendiri sebagai murid Kun-lunpai yang sudah berpengalaman
tidak tahu bagaimana ia akan
dapat mengahadapi tiga orang kosen seperti murid-muridnya itu
hanya dengan gerakan Pat-kwa-pouw.
Mendengar perintah suhunya, Tan Kui bersama dua orang
sutenya lalu mulai menyerang sambil berkata, "Maaf, susiok
sendiri yang menyuruh tee-cu menyerang!"
Cepat sekali penyerangan mereka bertiga. Mula-mula hanya
mendorong dan membetot saja untuk membuat pemuda itu roboh
atau kacau gerakan kakinya. Akan tetapi setelah berkali-kali
menangkap angin, mereka mulai menyerang dengan sungguhsungguh.
Aneh sekali! Siok Ho hanya bergerak menurut Pat-kwa-pouw,
hanya merobah-robah kaki menurut kedudukan yang amat sulit
dan aneh, sambil mulutnya tiada hentinya menyebut nama
langkah yang dilaluinya. Dan lebih aneh lagi. Tiga, orang
penyerangnya itu seakan-akan menjadi bingung dan dalam
551 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pandangan mereka, tubuh pemuda itu lenyap setiap kali hendak
dipukul dan tampak kembali setiap kali pukulan berlalu.
"Langkah pemuda itu nampak sewajarnya dan begitu tepatnya
sehingga mereka sendiri menjadi bingung dan mati langkah.
Makin cepat mereka bergerak mengurung, makin cepat pula Siok
Ho bergerak dan pada jurus ke duabelas, Tan Kui terhuyung ke
depan karena memukul angin. Tadinya ia melihat kesempatan
dan sudah memukul dengan kuat, dan pada pendapatnya tentu
akan mengenai sasaran. Celakanya, sebelum kepalannya
menyerempet pakaian, pemuda itu sudah lenyap dan sebagai
gantinya, tahu-tahu Nyo Tat Sek sudah berada di situ
menggantikan Siok Ho hendak menerima pukulannya! Pada saat
yang sama melangkah keluar, tiga orang itu tak dapat dicegah
lagi saling bertumbukan dan roboh!
Kwee Cun Gan sampai melongo menyaksikan peristiwa itu.
Bagaimana mungkin langkah-langkah Pat-kwa-pouw dapat
merobohkan tiga orang muridnya yang selain faham langkah itu
juga memiliki kepandaian yang cukup tinggi" Ataukah mungkin
tiga orang muridnya itu terlampau terburu nafsu sehingga terjadi
saling tabrak dalam pengeroyokan itu" Karena masih penasaran,
maka ia diam saja ketika melihat Tan Kui dan dua orang sutenya
itu bangun berdiri dan tanpa banyak cakap menerjang lagi
kepada Siok Ho. 552 21 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Anak-anak bandel," terdengar Siok Ho berkata, "apakah kalian
masih belum merasa cukup" Masih belum percaya akan kelihaian
Pat-kwa-pouw" Nah, rasakanlah!"
Dengan cekatan dan gesit seperti burung walet pemuda itu
melangkah ke depan belakang dan ketika kakinya bergeser,
secepat kilat kaki ini mengait kaki Tan Kui dan sute-sutenya.
Karena gerakan Siok Ho jauh lebih cepat dan tenaga
Iweekangnya juga sudah masak, maka tanpa dapat dicegah lagi
untuk kedua kalinya Tan Kui dan dua orang sutenya roboh
terjengkang. Kali ini mereka roboh agak keras sampai mereka
mengaduh-aduh kesakitan bercampur dengan rasa heran yang
tidak mereka sembunyikan dari muka mereka.
Kini baru mereka tunduk betul, dan Tan Kui memimpin sutesutenya menjura di depan Siok Ho
sambil berkata, "Susiok benar
hebat, teecu bertiga sudah menerima petunjuk dan pelajaran,
harap maafkan kekuarangajaran teecu tadi."
Siok Ho menggerakkan tangan menyuruh mereka minggir sambil
berkata, "Tidak aneh kalau kalian memandang ringan kepadaku
karena usiaku, akan tetapi kepandaian bukan bersandar kepada
usia. Kepandaian kalian sudah cukup, hanya mungkin dahulu
kurang memperhatikan petunjuk suheng."
553 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kwee Cun Gan masih penasaran, apa lagi ia yang menjadi guru
tiga orang itu merasa malu sekali karena murid-muridnya sama
saja seperti orang-orang tolol. Bagaimana seorang guru tidak
merasa tersinggung dan malu kalau melihat murid-muridnya
tolol" la bangkit berdiri, menghampiri Siok Ho dan berkata,
"Oei-sute, permainanmu Pat-kwa-pouw tadi benar-benar
mengagumkan sekali dan terus terang saja aku sendiri belum
pernah melihat Pat-kwa-pouw dimainkan seperti itu. Memang
dengan pertunjukanmu tadi kau telah mengharumkan nama besar
partai kita. Akan tetapi melihat tingkat kepandaianmu, tidak hanya
murid-murid keponakanmu yang perlu dengan petunjukmu,
bahkan aku sendiripun mengharapkan petunjukmu. Apakah
selain Pat-kwa-pouw kau juga menerima pelajaran lain dari
sucouw?" Oei Siok Ho memandang tajam lalu berkata sambil menarik
napas panjang, "Kalau aku tidak ingat bahwa suheng sudah terlalu banyak
menderita dalam perjuangan sehingga menjadi hati-hati dan
selalu curiga, tentu aku akan merasa kecewa dengan
22 penyambutan ini. Siauwte tahu bahwa suheng masih curiga
terhadap siauwte dan ingin menguji. Tentu suheng maklum
bahwa ilmu silat Kun-lun-pai tak boleh dimainkan untuk pamer
begitu saja. Akan tetapi untuk meyakinkan hati suheng, boleh
554 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
suheng minta siauwte mainkan ilmu silat yang mana saja dari
partai kita" Kwee Cun Gan menjadi makin tidak enak. Kalau mendengar
pembicaraannya dengan orang muda ini agaknya betul-betul
anak murid Kun-lun, akan tetapi melihat. usianya yang begitu
muda mana mungkin menjadi murid Swan Thai Couwsu"
"Dugaanmu memang betul," akhirnya ia berkata terus terang,
"Nah, kau puaskan hatiku, sute, coba kau mainkan Lian-cu-samkiam."
Siok Ho tersenyum. "Sucouw pernah bilang bahwa di antara tujuh
belas ilmu simpanan dari Kun-lun-pai, suheng telah mempelajari
Lian-cu-sam-kiam. Siauwte yang bodoh mana bisa menandingi
suheng" Biarlah suheng maafkan dan siauwte hanya mainkan
beberapa jurus saja tanpa pedang."
Setelah berkata demikian, Siok Ho lalu bersilat dengan gerakan
ringan sekali dan mulutnya menyebutkan jurus-jurus ke berapa
yang dimainkan itu. Gerakannya demikian cepat dan
mengandung tenaga hebat, biarpun tidak menggunakan pedang
namun getaran jari-jari tangannya melebihi getaran pedang,
membuat Kwee Cun Gan makin kaget dan kagum.
555 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Cukup.... cukup....!" katanya dan cepat ia menghampiri Oei Siok
Ho untuk dipeluk pundaknya saking girangnya.
Akan tetapi Siok Ho dengan lincah miringkan pundak sehingga
pelukan Kwee Cun Gan meleset. "Suheng harap jangan terlalu
memuji," katanya sambil melangkah mundur.
Kwee Cun Gan mengira bahwa Siok Ho marah karena dicurigai
tadi sehingga tidak mau dipeluk. Ia berdiri memandang dan dari
kedua mata ketua Tiong-gi-pai ini keluar dua butir air mata.
Hatinya amat terharu dan girang sekali.
"Oei-sute, sudah lama kukira bahwa Kun-lun-pai melupakan
murid-muridnya yang berada di luar, dan kiraku hanya suheng
Souw Teng Wi dan aku sendiri saja yang dibiarkan menghadapi
23 orang-orang jahat menindas rakyat. Tidak tahunya sekarang
sucouw mengirim kau, muridnya yang biarpun masih muda
namun jempolan. Hati siapa tidak terharu dan girang?"
Dan kepada Tan Kui dan dua orang sutenya tadi, ia berkata,
"Dengar kalian, bahkan melihat tingkat kepandaiannya, ia pantas
menjadi susiok-couw kalian!"
556 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mendengar kata-kata Kwee Cun Gan ini, barulah semua orang
menjadi kaget sekali. Sungguh di luar sangkaan mereka bahwa
pemuda ganteng itu ternyata benar-benar anak murid Kun-lun-pai
yang memiliki ilmu kepandaian tinggi sampai-sampai ketua
memuji setinggi langit. Tentu saja di samping keheranan ini,
terdapat rasa kegembiraan besar karena Semenjak Liem Han Sin
terluka, dalam pertandingamnya melawan Auwyang Tek dan
keluarga Siok berangkat ke utara, maka kedudukan Tiong-gi-pai
amat lemah, tidak mempunyai jago lagi.
Tentu saja kedatangan pemuda ganteng yang gagah perkasa ini
membangunkan semangat mereka pula. Sekarang mereka dapat
mengangkat muka dan berani mengirim tantangan kepada
Auwyang Tek si pemuda jahat. Segera mereka mengerumuni
Siok Ho dan menyatakan kegembiraan mereka.
Pada saat itu, terdengar suara. "Aduuhhh..... kurang ajar,
aduuuh....!" Siok Ho dan Kwee Cun Gan kaget sekali karena suara ini
kedengarannya dari dalam sebatang pohon besar. Kwee Cun
Gan melompat ke arah pohon, akan tetapi Siok Ho lebih cepat
lagi, tangan kanannya bergerak dan sebuah kancing bajunya
melayang cepat ke arah daun-daun pohon yang tadi nampak
557 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bergoyang-goyang. Biarpun yang ia pakai sebagai senjata
rahasia hanya sebuah kancing baju terbuat dari pada tulang,
namun apa bila mengenai orang dapat menembus kulit daging
seperti sebuah pelor baja.
Berbareng dengan masuknya senjata rahasia itu ke dalam
gerombolan daun pohon, dari dalam rumpun itu melesat keluar
bayangan orang yang sukar diikuti oleh pandangan mata, karena
cepatnya laksana kilat saja. Para anggauta Tiong-gi-pai malah
tidak melihat apa-apa, hanya mata Siok Ho dan Kwee Cun Gan
yang melihat bayangan orang berkelebat dan lenyap.
24
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kita telah diintai oleh seorang sakti," kata Siok Ho kepada Kwee
Cun Gan dan semua orang menjadi kagum bukan main.
"Asal saja bukan fihak musuh...." kata Kwee Cun Gan penuh
harap, "Fihak musuh sudah terlalu banyak mempunyai orang
sakti, kalau ditambah dengan yang tadi, benar benar sukar
dilawan." Mudah diduga siapa adanya orang di dalam pohon tadi. Memang,
dia itu bukan lain adalah dara perkasa kita, Souw Lee Ing yang
sejak tadi mengikuti Siok Ho dan mengintai dari dalam
gerombolan daun pohon besar itu. Saking asyik dan kagumnya ia
558 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
melihat Siok Ho mempermainkan orang-orang Tiong-gi-pai, ia
sampai tidak memperhatikan dan tidak tahu betapa seekor semut
merah merayap memasuki pakaiannya, menjadi bingung karena
tidak dapat keluar dan akhirnya karena tergencet pakaian lalu
menggigit kulit pahanya! Rasa sakit, panas dan gatal membuat Lee Ing berseru kaget dan
marah, lupa bahwa ia sedang mengintai dan karenanya tidak
boleh mengeluarkan suara berisik. Setelah Kwee Cun Gan
melompat dan Siok Ho menyambit dengan senjata rahasia,
barulah ia sadar dan menyesal. Cepat laksana kilat ia melompat
keluar, menyambar senjata kecil yang disambitkan oleh Siok Ho
terus kabur secepatnya pergi dari tempat itu.
Setelah tiba di tempat sunyi, ia melihat "senjata rahasia" itu
adalah sebuah kancing baju. Entah apa sebabnya, tahu-tahu
tangannya memasukkan kancing itu ke dalam saku baiunya dan
setelah melaKuKan hal ini, Lee Ing celingukan ke kanan kiri,
seakan-akan takut perbuatannya tadi dilihat orang lain!
Tiba-tiba ia menjadi kaget dan air mukanya berubah. Baiknya ia
celingukan ke sana ke mari, kalau tidak tentu ia takkan melihat
bayangan-bayangan orang yang berseliweran di luar hutan.
Keadaan mereka mencurigakan sekali dan ketika Lee Ing
menyelinap melakukan penyelidikan, ternyata bahwa hutan di
mana anggauta-anggauta Tiong-gi-pai berada itu telah terkurung
559 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
oleh banyak sekali pengawal kerajaan! Celaka, pikirnya. Tentu
Kwee Cun Gan dan kawan-kawannya akan diserbu oleh kaki
tangan menteri durna ini.
Lee Ing kembali memasuki hutan untuk secara diam-diam
membantu rombongan Tiong-gi-pai. Di tengah perjalanan ia
25 melihat seorang kakek yang mukanya seperti muka burung,
membawa sebatang tongkat berkepala burung pula. Orang aneh
dan lucu ini sedang berdiri dan mendengarkan keterangan
seorang gadis cilik yang menudingkan jari ke-arah sebatang
pohon. "Suhu, tadi aku melihat kakek botak itu di sini bersama pemuda
itu dan lihat saja apa yang mereka perbuat kepada bendera tanda
Auwyang-kongcu," kata gadis cilik itu.
Kakek tadi bukan lain adalah Ma-thouw Koai-tung Kui Ek,
memandang dan mengeluarkan seruan memaki-maki. Dia
sedang melakukan pengejaran terhadap seorang kakek botak
bersama seorang pemuda yang mencurigakan. Dalam
pengejaran ini ia disertai gadis cilik itu yang sebetulnya adalah
seorang di antara murid-muridnya yang bernama Liok Hwa.
560 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kebetulan sekali kakek botak dan pemuda yang dikejarnya itu
memasuki hutan di mana rombongan Tiong-gi-pai sedang
dikurung oleh pasukan yang dipimpin oleh Toat-beng-pian Mo
Hun! Juga Auw-yang Tek ikut dalam pengepungan ini. Pemuda
yang sombong ini telah menyuruh orang-orangnya memasangmasangi benderanya, yaitu bendera
dengan cap tangan hitam, bendera Hek-tok-ciang! Sebuah di antara benderanya itu adalah
yang terpancang di situ dan kini bendera itu sudah berubah
warna. Dasar yang tadinya putih menjadi hitam dan jari-jari
tangan hitam itu sudah menjadi putih karena sudah bolong!
"Kurang ajar!" terdengar Kui Ek memaki. "Kalau benar si botak itu
Pek Mao Lojin adanya, tidak perlu ia menghina bendera orang
dan lebih baik muncul secara laki-laki! Liok Hwa, kau kembalilah
ke pasukan, di sini berbahaya, aku akan mengejar mereka!"
Setelah berkata demikian, sekali berkelebat kakek bertongkat
burung itu lenyap. Liok Hwa hendak pergi dan kembali keluar dari hutan, akan tetapi
tiba-tiba tubuhnya melayang ke atas pohon! la hendak menjerit
namun tidak ada suara dapat keluar dari mulutnya karena urat
dagunya secara aneh telah dipencet orang. Ketika tiba di atas
cabang, ia melihat bahwa yang menangkapnya adalah seorang
gadis cantik yang tertawa-tawa.
561 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Jangan menjerit, aku hanya mau bertanya padamu," kata gadis
cantik itu yang bukan lain adalah Lee Ing adanya. "Orang
26 bertongkat burung tadi, yang menjadi gurumu, siapakah dia dan
mengapa ia marah-marah?"
Liok Hwa hilang takutnya ketika melihat bahwa yang
menangkapnya adalah seorang gadis yang kelihatannya ramah.
"Dia adalah suhuku, Ma-Thouw Koai-tung Kui Ek, aku sendiri Bhe
Liok Hwa dan kami sedang mengepung hutan ini untuk
membasmi anggauta-anggauta pemberontak Tiong-gi-pai. Cici
yang cantik siapakah, begini lihai" Kalau kau mau, mari ikut saja
dengan aku menemui Auwyang-kongcu, dia pasti suka
padamu...." Ucapan gadis cilik itu menjadi berubah genit sekali
ketika menyebut-nyebut nama Auwyang-kongcu.
Lee Ing merasa muak, karena ia dapat menduga bahwa murid
Kui Ek ini tentu menjadi kaki tangan dan mungkin menjadi
kekasih Auwyang Tek yang terkenal mata keranjang, akan tetapi
ia menahan sabar dan bertanya, "Aku tidak ada urusan dengan
Tiong-gi-pai maupun dengan pasukan Auwyang, akan tetapi
siapakah yang memimpin pasukan pengepung ini" Apa ada yang
melebihi gurumu lihainya?"
"Hi-hi, cici tahu apa" Selain masih ada Auwyang-kongcu yang
hebat kepandaiannya dan ahli Hek-tok-ciang, masih ada lagi
Toat-beng-pian Mo Hun...."
562 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing sudah merasa cukup mendengar semua keterangan itu.
"Kau pergilah!" katanya sambil melempar tubuh gadis itu ke
bawah, akan tetapi karena mengingat bahwa gadis cilik itu tidak
bersalah apa-apa, ia melemparkan sedemikian rupa sehingga
Liok Hwa jatuh dalam keadaan berdiri. Ketika Liok Hwa
menengok ke atas tidak melihat apa-apa, ia menjadi ketakutan.
"Ada siluman....!" teriaknya sambil berlari secepatnya keluar dari
hutan. Lee Ing yang sudah melesat pergi, tersenyum geli. Ia lalu
mengejar ke arah perginya Kui Ek tadi, khawatir kalau-kalau
kakek ini akan mencelakai semua anggauta Tiong-gi-pai.
Ia maklum bahwa dengan kepandaiannya yang cukup tinggi, Siok
Ho mungkin mampu melindungi rombongan patriot itu dan dapat
melawan Kui Ek, akan tetapi kalau Auwyang Tek dan Mo Hun
serta para anggauta pasukan itu datang, dapatkah orang-orang
Tiong-gi-pai menyelamatkan diri" Tidak lama ia mencari cari, ia
mendengar suara ribut-ribut orang bertempur, tanda bahwa fihak
Tiong-gi-pai sudah mulai diserbu oleh Auwyang Tek dan kaki
tangannya. Di sana-sini terdengar pekik keras, "Basmi
pemberontak-pemberontak Tiong-gi-pai!"
27 563 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi yang menjadikan heran hati Lee Ing bahwa
pertempuran tidak terjadi di satu tempat. Ketika ia maju ke arah
suara orang bertempur yang paling dekat, ia melihat Siok Ho
sedang bertanding mati-matian melawan Ma-thouw Koai-tung Kui
Ek! Seperti diceritakan di depan tadi, Siok Ho diterima dengan penuh
kegembiraan oleh para anggauta Tiong-gi-pai. Akan tetapi selagi
mereka bergembira, tiba-tiba datang seorang anggauta penjaga
yang melakukan perondaan di luar hutan dan anggauta ini datang
melapor bahwa hutan itu sudah terkepung oleh para pasukan
pengawal yang dipimpin oleh Auwyang Tek, Mo Hun, dan Kui Ek!
Tentu saja Kwee Cun Gan kaget bukan main, karena nama-nama
yang disebutkan itu adalah nama-nama tokoh-tokoh musuh yang
amat disegani. Sedangkan di fihak Tiong-gi-pai, kecuali pemuda
yang baru datang ini dan dia sendiri, tidak ada yang dapat
diandalkan. "Kita mundur melalui bukit selatan," kata Kwee Cun Gan.
"Mengapa harus mundur" Biarlah siauwte menghadapi mereka,
suheng dan kawan-kawan menggempur pasukan yang berani
masuk secara pertempuran gerilya," kata Sok Ho penasaran.
"Musuh datang tidak dilawan, mengapa lari?"
564 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Sute, kau tidak tahu. Mereka yang datang itu, terutama Mo Hun
dan Kui Ek, bukanlah lawan-lawan kita. Mereka terlalu kuat."
Siok Ho tetap penasaran. "Suheng, berlari sebelum kalah,
sungguh siauwte tak dapat melakukannya. Kalau suheng dan
kawan-kawan hendak mundur, silahkan, akan tetapi siauwte tetap
hendak melawan mereka!"
Mendengar ucapan yang gagah ini, para anggauta Tiong-gi-pai
timbul keberanian mereka. Juga Kwee Cun Gan menjadi nekat.
"Kau benar-benar patut menjadi anak murid Kun-liln yang gagah
perkasa, sute," ia memuji.
"Suheng belum mendengar cerita siauwte tentang partai kita,
kalau sudah mendengar tentu suheng juga ingin membalas
dendam. Ketahuilah bahwa empat tahun yang lalu, semua suhu
dan sucouw di Kun-lun-pai telah tewas oleh Kai Song Cinjin yang
dibantu oleh Mo Hun dan Kui Ek itulah!" Ia dengan singkat lalu
28 menceritakan pembasmian Kun-lun-pai oleh kaki tangan
Auwyang-taijin. Bukan main kagetnya hati Kwee Cun Gan mendengar ini.
Wajahnya pucat dan ia mengepal tinjunya. "Kalau begitu, mari
kita mengadu nyawa dengan keparat-keparat jahanam itu!"
565 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
katanya singkat dan dengan berpencaran mereka menyambut
serbuan musuh. Kui Ek yang mengejar ke dalam hutan tiba-tiba berhadapan
dengan seorang pemuda ganteng yang bertangan kosong dan
sikapnya halus. Tentu saja ia memandang rendah dan
membentak, "Aku tak pernah melihatmu, kalau kau bukan anggauta Tiong-gipai, lebih baik lekas kau minggat
dari sini, jangan sampai mengorbankan nyawa secara sia-sia!" katanya, karena hatinya
timbul rasa sayang melihat pemuda yang amat tampan ini.
Siok Ho tersenyum mengejek. Tentu saja ia masih ingat muka
orang ini, yang dahulu juga ikut menyerbu ke Kun-lun-pai dan
sudah membunuh banyak anak murid Kun-lun.
"Ma-Thouw Koai-tung Kui Ek, apa kau sudah lupa akan
perbuatan kejimu, dahulu di Kun-lun-san" Ketahuilah bahwa aku
Oei Siok Ho adalah seorang anak murid Kun-lun. Kebetulan
sekali kita bertemu di sini!"
Kui Ek tak dapat menahan ketawanya. "Habis kau mau apa?"
566 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tentu saja menagih nyawa suhu-suhu dan saudara-saudaraku di
Kun-lun!" jawab Siok Ho sambil siap memasang kuda-kuda untuk
menghadapi lawan yang ia tahu amat lihai ini.
Kui Ek tetap memandang ringan lawannya. Sedangkan jago-jago
tua Kun-lun-pai saja dapat terbasmi, apa lagi sekarang bocah
yang masih hijau ini. Sampai seberapakah kepandaiannya"
"Heh-heh, kalau begitu cepat keluarkan senjatamu!"
"Aku hanya mengandalkan kaki tanganku. Untuk melawan
seorang jahat macam engkau tak perlu bersenjata," jawab Siok
Ho yang memang tidak membawa senjata.
29 "Ho-ho-ho, kau benar bermulut besar. Kau mau melawanku
dengan tangan" Ah, kau membikin malu saja padaku. Lihat,
tanpa tongkatpun dalam sepuluh jurus kau akan roboh." Kui Ek
melemparkan tongkatnya ke atas tanah, kemudian ia menerjang
Siok Ho dengan pukulan-pukulan maut.
Ilmu silat Kui Ek sudah tinggi sekali, juga dalam petualangannya
di dunia kang-ouw, ia sudah mendapatkan pengalaman
567 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pertempuran yang amat banyak. Sebaliknya, biarpun Oei Siok Ho
telah mewarisi ilmu-ilmu silat tinggi dan sakti dari Swan Thai
Couwsu, namun ia masih muda dan kurang pengalaman. Kalau
menurut tingkat, ilmu silat yang dipelajari oleh Siok Ho memang
lebih tinggi, akan tetapi kekalahan dalam hal pengalaman
membuat Siok Ho amat berhati-hati menghadapi lawan yang
sudah bangkotan ini. la cepat mengelak dan membalas dengan
serangan yang tak kalah hebatnya.
Baru bergebrak lima enam jurus saja, Kui Ek kaget setengah mati
dan merasa menyesal mengapa tadi ia tidak menggunakan
tongkatnya dan memandang rendah lawan muda ini. Dari
pertemuan lengan dan melihat gerakan pemuda itu, ia mendapat
kenyataan bahwa lawannya ini benar-benar lihai, kiranya tidak
kalah lihai oleh Auwyang Tek. Akan tetapi ia sudah terlanjur
memandang rendah, sudah terlanjur sombong melepaskan
tongkatnya, maka dengan gerengan-gerengan marah Kui Ek
melancarkan serangan-serangan dengan tenaga lweekang
secara bertubi-tubi. Menghadapi gelombang, serangan ini, Siok Ho kaget dan berlaku
makin hati-hati. Ia hanya mengelak dan kalau perlu sekali untuk
menangkis dan ia tidak mau gegabah melakukan serangan kalau
tidak melihat kesempatan baik. Oleh karena sikapnya yang terlalu
berhati-hati ini, ia terdesak oleh Kui Ek yang tidak mau menyianyiakan waktu, terus melakukan
pukulan-pukulan dan tendangantendangan bertubi-tubi untuk segera menjatuhkan lawannya.
568 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi ia kecele benar, kalau tadi ia mengatakan akan
merobohkan dalam sepuluh jurus, sekarang sudah berjalan tiga
puluh jurus ia hanya dapat sedikit mendesak saja sama sekali
tidak dapat menindih apa lagi mengalahkan.
Saking penasaran dan marahnya, Kui Ek melakukan pukulan
dahsyat dengan tenaga Iweekang sepenuhnya. Tangan
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kanannya dengan jari terbuka melakukan dorongan ke arah dada
Siok Ho dengan dibarengi pekik keras. Inilah pukulan Iweekang
yang akan dapat merobohkan lawan dari jarak jauh.
30 Siok Ho yang sudah memiliki tenaga Ang-sin-ciang, tentu saja
tidak takut menghadapi pukulan ini, bahkan ia lalu mengerahkan
tenaga Ang-sin-ciang dan menerima dorongan ini dengan telapak
tangan pula. Di lain saat, telapak tangan kanan kedua orang ini
saling tempel dan mereka berdiri bagaikan patung, saling dorong
dan saling mengerahkan. tenaga Iweekang untuk merobohkan
lawan. Pertandingan tenaga Iweekang terjadi dengan hebat dan matimatian. makin lama keduanya makin
sadar bahwa mereka telah menemukan lawan yang berat dan tenaga Iweekang mereka
seimbang. Akan tetapi sayang sekali bagi Siok Ho. Belum lama
ini ia telah menyumbangkan sedikit darahnya untuk mengobati
Siok Bun yang menjadi korban pukulan Hek-tok-ciang. Hal ini
mempengaruhi tubuhnya dan dalam adu Iweekang ini, setidaknya
ia kehilangan banyak tenaga karena kekurangan darahnya belum
569 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pulih kembali. Cuma baiknya, biarpun dalam tenaga ia kalah
sedikit oleh Kui Ek, sebaliknya tenaga Ang-sin-ciang yang
mengandung hawa beracun itu telah membuat seluruh tubuh Kui
Ek merasa gatal-gatal! Keduanya mengerahkan seluruh tenaga. Tangan yang saling
tempel tak dapat dilepas pula. Pendeknya, dalam pertandingan ini
yang kalah akan tewas dan yang menang akan hidup, tidak ada
jalan ke luar lagi. Oleh karena maklum akan hal ini, keduanya
saling mengerahkan seluruh tenaga sampai dari kepala mereka
mengepul uap putih, muka sudah penuh peluh! Dalam keadaan
beginilah Lee Ing datang! Gadis ini kaget sekali melihat bahwa
kalau dilanjutkan, andaikata Siok Ho dapat menang sekalipun, ia
akan terluka hebat. Ketika ia menengok ke lain jurusan, orangorang Tiong-gi-pai sudah saling
gempur dengan para pasukan
pengawal. Tadinya Lee Ing hendak turun tangan merobohkan Kui Ek untuk
menolong Siok Ho, akan tetapi ia teringat akan nasihat-nasihat
kong-kongnya tentang kegagahan. Seorang pendekar harus
mengutamakan kegagahan yang disertai keadilan, pikirnya. Kalau
aku merobohkan Kui Ek dalam keadaan begini, sama saja
dengan mengeroyoknya. Ini sama sekali tidak adil.
Setelah berpikir demikian, ia mempersiapkan tiga buah batu kecil
di kedua tangannya. Setelah memusatkan panca inderanya, ia
570 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mengayun tangan dan tiga butir batu kecil itu meluncur cepat
sekali ke arah dua orang yang sedang mengadu tenaga
31 Iweekang dengan mati-matian. Sebutir menghantam punggung
Siok Ho, sebutir lagi menghantam punggung Kui Ek dengan
kekuatan yang sama, sedangkan batu ke tiga, yang datangnya
terakhir akan tetapi mengandung kekuatan lebih besar,
menghantam ke arah dua tangan yang saling tempel itu.
Dapat dibayangkan betapa kagetnya dua orang jago yang sedang
mengadu tenaga Iweekang itu ketika tiba-tiba mereka inerasa
punggung mereka ada yang menepuk dan tiba-tiba saja lemas
seluruh tenaga Iweekang mereka. Sebelum mereka dapat
menyalurkan lagi tenaga masing-masing, menyambar batu ke tiga
ke arah tangan mereka yang saling tempel. Otomatis mereka
menarik tangan masing-masing yang kini tidak lengket lagi karena
sudah tidak mengandung tenaga Iweekang dan tanpa mereka
sengaja terlepaslah keduanya dari bahaya maut.
Maklum akan kelihaian lawan, Kui Ek cepat menyambar
tongkatnya, akan tetapi sebelum ia sempat menyerang, kembali
tongkatnya terlepas dan tangannya kejang tersambar batu kecil.
Napas Kui Ek masih terengah-engah karena tadi terlampau
banyak mengeluarkan tenaga, kini menghadapi
keanehan ini, ia menjadi gentar. Sebagai seorang yang
berpengalaman ia maklum bahwa ada orang pandai
mempermainkannya. Ia membungkuk untuk mengambil
571 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tongkatnya dan tiba-tiba saja "takk!" ujung pantatnya dihajar oleh
sebuah batu kecil, rasanya sakit sekali sampai membuat ia
bergulingan dan mengaduh-aduh.
Akan tetapi ia berhasil mengambil tongkatnya dan melompat
berdiri, memutar tongkat untuk melindungi diri dari sambaran
batu. Benar saja, terdengar suara tak, tok, tak, tok ketika
beberapa butir batu kena disampok oleh tongkatnya. Akan tetapi,
masih juga sebutir menerobos masuk dari lingkaran sinar
tongkatnya dan tepat sekali mengenai tulang keringnya.
"Tokk!" Kui Ek menahan rasa nyeri, namun bagaimana bisa
ditahan kalau tulang keringnya terasa panas, perih dan ngilu"
"Aduh.... bangsat pengecut.... aduh, keluarlah kalau berani...!"
Sambil mengaduh-aduh dan memutar tongkatnya ia berloncatloncatan dengan sebelah kaki, dan
kaki yang terkena sambitan itu
digantung, akan tetapi biarpun mulutnya memaki-maki, Kui Ek
dengan licik berloncat-loncatan mehjauhi tempat itu, kemudian
berlari sipat-kuping. Biarpun tidak tahu siapa yang membantunya, Siok Ho tersenyum
geli melihat tingkah Kui Ek. Tadi ia tidak mau turun tangan karena
32 selain ia sendiri perlu beristirahat dan memulihkan tenaganya,
572 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
juga ia tidak mau mengeroyok lawan yang sedang dipermainkan
oleh orang pandai. Setelah Kui Ek pergi, Siok Ho menjura ke
empat penjuru dan berkata, "Terima kasih atas pertolongan
cianpwe, dan kalau sudi, harap cianpwe suka memperlihatkan
diri." Akan tetapi biarpun ia sudah mengulangi beberapa kali, tidak
terdapat jawaban. Maka ia lalu cepat berlari untuk membantu
Kwee Cun Gan dan kawan-kawan lain yang masih bertempur.
Pertempuran di bagian lain tidak kalah ramainya. Kwee Cun Gan
dan sembilan orang kawannya yang terbangun semangat
perlawanannya melihat keberanian Siok Ho, sudah menerjang
para penyerbu dan terjadi pertempuran hebat. Bagi Kwee Cun
Gan sendiri, para pengawal itu bukan apa-apa dan sebentar saja
ia sudah merobohkan dua orang pengawal. Juga Tan kui, dan
dua saudara Nyo telah merobohkan masing-masing seorang
lawan. Akan tetapi tiba-tiba terjadi keributan hebat ketika anggautaanggauta Tiong-gi-pai menjadi
kocar-kacir dan dalam sekejap
mata saja roboh empat orang tak bernyawa lagi menjadi korban
pian kelabang dan pukulan Hek-tok-ciang. Ternyata Auwyang Tek
dan Toat-beng-pian Mo Hun datang mengamuk dan di belakang
dua orang ini, masih kelihatan Kui menyeret-nyeret tongkatnya!
573 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kwee Cun Gan melompat dan menyuruh anak buahnya mundur,
dia sendiri menghadapi Auwyang Tek sambil menuding dan
berkata nyaring, "Auwyang Tek, kali ini benar-benar kau tidak
tahu malu dan curang sekali, melakukan pengeroyokan dan
penyerbuan mengandalkan orang banyak! Sejak kapan kau
berlaku pengecut dan tidak menggunakan cara yang sudahsudah, bertanding seperti orang-orang
gagah di panggung lui-tai
(panggung tempat mengadu kepandaian)?"
Auwyang Tek tersenyum mengejek. Memang dahulu ketika Pekkong Sin-kauw Siok Beng Hui
seanak isteri masih berada dengah
Tiong-gi-pai, ia tidak berani sembaranga
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
n menyerang perkumpulan yang dimusuhinya ini karena khawatir kalau-kalau
menyinggung perasaan Raja Muda Yung Lo dan menjadikan
orang she Siok itu sebagai utusannya. Akan tetapi sekarang,
setelah Siok Beng Hui pergi, ia boleh membasmi Tiong-gi-pai
tanpa khawatirkan sesuatu.
"Kwee Cun Gan! Orang buronan macam kau dan kaki tanganmu
ini, mana masih perlu banyak aturan lagi" Diadakan pertempuran
pibu sekalipun kau tak pernah muncul, karena kau sudah
kehabisan jago-jagomu. Ha-ha-ha!"
Kemudian Auwyang Tek berkata kepada Mo Hun dan Kui Ek, "Jiwi lo-enghiong, setelah berada di
sini, cabut saja nyawa orang
she Kwee ini. Kalau dia mampus tentu yang lain takkan berani
banyak tingkah lagi."
574 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Setelah mengucapkan kata-kata ini, Auwyang Tek langsung
menyerang Kwee Cun Gan dengan pukulan Hek-tok-ciang.
Biarpun ketua Tiong-gi-pai ini merasa tidak sanggup menghadapi
pukulan yang amat berbahaya ini, namun sebagai murid Kun-lun
tentu saja ia masih dapat menyelamatkan diri. Ia cepat mengelak
dan melompat ke samping. Auwyang Tek mengejar dan
menyerang terus secara bertubi-tubi, mendesak hebat. Pada saat
itu, berkelebat bayangan putih dan tahu-tahu seorang pemuda
tegap telah menghadapi Auwyang Tek dengan sepasang pedang
yang hebat gerakannya. "Kwee Tiong......!" Ketua Tiong-gi-pai itu berseru girang.
"Harap paman mundur, serahkan saja bedebah ini kepadaku,"
kata pemuda itu yang bukan lain adalah Kwee Tiong, pemuda
yatim piatu yang menjadi murid Pek Map Lojin. Untuk kedua
kalinya, kembali Kwee Tiong muncul menolong pamannya yang
terancam bahaya maut. Segera terjadi pertempuran antara
Auwyang Tek dan Kwee Tiong, pertempuran hebat dan ternyata
kepandaian dua jago muda ini seimbang.
Kui Ek melompat dan menggerakkan tongkatnya, akan tetapi
sekarang Siok Ho menerjang maju. Pemuda ini tadi telah dapat
merampas sebatang pedang dari seorang pengawal yang
575 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dirobohkannya dan dengan pedang ini ia menangkis tongkat Kui
Ek. 1 "Tua bangka, mari kita lanjutkan pertempuran tadi!" tantang Siok
Ho dan segera keduanya juga terlibat dalam pertandingan matimatian yang seru sekali. Mo Hun
tertawa bergelak, "Heh-heh-heh,
kau mendatangkan jago-jago muda untuk memperkuat
perkumpulan yang busuk" Sayang, tidak ada yang melindungi
kepalamu, Kwee Cun Gan!" Ia menggerakkan pian kelabangnya,
terdengar suara "tar-tar-tar" di udara dan sinar merah pian itu
berkelebat ke arah Kwee Cun Gan.
Ketua Tiong-gi-pai ini maklum akan keganasan senjata ini, maka
ia tidak berani menghadapinya lalu melompat jauh. Sambil
tertawa-tawa Mo Hun mengejar terus dan membunyikan piannya
yang menyambar-nyambar bagaikan kelabang raksasa
melayang-layang mencari korban! Akan tetapi, mendadak ia
berseru kaget dan menahan gerakannya. Mukanya menjadi
basah dan tercium bau arak wangi sekali.
"Ha-ha, manusia iblis di mana-mana haus darah!" terdengar
suara halus dan muncullah Pek Mao Lojin yang memegang
sebuah guci arak dan tertawa-tawa lebar. Tadi dialah yang
menyemburkan araknya dari mulut sehingga menghujani muka
Mo Hun yang terkejut sekali karena semburan arak itu membuat
mukanya panas dan seperti ditusuki jarum. Melihat bahwa orang
576 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
itu bukan lain adalah Pek Mao Lojin yang selama ini tidak
memperlihatkan keaktipan membantu Tiong-gi-pai akan tetapi
yang kabarnya pernah mengacau kota raja, Mo Hun menjadi
marah. "Tua bangka botak, agaknya kau sudah bosan dengan botakmu.
Biar kupenggal dari tubuhmul" Piannya menyambar cepat.
"Ha-ha-ho-ho, biar botak aku masih sayang. Tak
dipenggal!" Pek Mao Lojin mengangkat guci araknya.
boleh "Traangg..!" Pian kelabang itu mental kembali dan dari dalam guci
arak muncrat arak merah yang langsung meluncur ke arah muka
Mo Hian. Toat-beng-pian Mo Hun maklum bahwa arak ini dapat
melukai mukanya, maka ia cepat melompat mundur. Kwee Cun
Gan yang maklum bahwa biarpun kedudukan fihaknya kini cukup
kuat akan tetapi kalau di situ muncul tokoh-tokoh fihak musuh
yang lain seperti Kai Song Cinjin dan pasukan pengawal
yang besar jumlahnya kehancuran, lalu berseru,
2 tentu fihaknya akan mengalami "Auwyang Tek, apakah kau berani menerima tantangan kami
untuk mengadu pibu secara gagah tidak main keroyokan seperti
ini" Kalau kau berani harap hentikan pertempuran ini!"
577 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Mengapa aku tidak berani?" jawab Auwyang Tek sambil
melompat mundur, la rasa bahwa jago fihak lawan tentu pemuda
yang melawannya ini dan ia tidak takut.
"Kalau begitu hentikan pertempuran ini!" seru Kwee Cun Gan.
Mendadak berkelebat bayangan orang dan ada angin meniup
keras membuat semua orang terhuyung ke belakang. "Betul,
pertempuran harus dihentikan dan sejak kapankah orang-orang
kerajaan memerangi rakyat" Pertandingan pibu boleh, akan tetapi
pertempuran seperti ini benar-benar tidak selayaknyal"
Semua orang memandang dan ternyata yang muncul adalah Imyang Thian-cu yang tadi
mengibas-ngibaskan kipasnya. Setelah
semua orang berhenti bertempur, Im-yang Thian-cu berpaling
kepada Kwee Cun Gan sambil berkata, "Aku mendengar muridku
terluka oleh Hek-tok-ciang, di mana dia sekarang?"
Kwee Cun Gan memberi hormat sambil berkata, "Harap totiang
tunggu sebentar, nanti siauwte akan mengantar totiang menemui
Han Sin yang masih merawat diri."
578 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Auwyang Tek yang mendengar bahwa tosu kurus ini adalah guru
dari Liem Han Sin yang beberapa hari yang lalu ia lukai, menjadi
tidak enak. Juga ia melihat bahwa fihak lawan sekarang menjadi
amat kuat, maka ia memberi tanda kepada anak buahnya supaya
mundur. Ia sendiri menantang Kwee Cun Gan.
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kalau kau benar mempunyai jago, boleh datang di pendapa
Lian-bu-kwan di dalam kota di mana kita boleh mengadu ilmu
sepuasnya secara adil." Setelah Kwee Cun Gan mengangguk
dan menyanggupi untuk datang pada besok siang menjelang
3 tengah hari, Auwyang Tek dan rombongannya segera
meninggalkan hutan itu. Kwee Cun Gan cepat-cepat memberi hormat dan menghaturkan
terima kasihnya kepada Pek Mao Lojin dan Im-yang Thian-cu.
Sungguh menarik jawaban dua orang kakek sakti itu, jawaban
yang langsung memperkenalkan watak dan pandangan hidup
masing-masing. Jawab Pek Mao Lojin sambil tertawa-tawa lebar,
"Manusia terpisah menjadi dua kelompok, pertama menjadi
hamba nafsu dan kesenangan duniawi, ke dua menjadi pembantu
alam yang sifatnya adil dan penuh kebajikan. Aku memilih
kelompok ke dua itulah!" Dengan ucapannya yang tidak langsung
ini Pek Mao Lojin menyatakan bahwa demi membela kebenaran
dan keadilan ia tentu saja membantu Tiong-gi-pai dan melawan
kejahatan. 579 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Adapun Im-yang Thian-cu yang selalu bermuram durja itu,
menjawab dengan merengut, "Siapa sih perduli segala urusan
dunia" Pinto datang untuk menengok murid yang terluka. Di
mana dia?" "Silahkan totiang ikut dengan kami ke tempat Han Sin
beristirahat. Memang dia terluka dan sudah mempergunakan obat
katak merah, akan tetapi karena ia kena pukulan agak keras,
lukanya belum sembuh dan ia perlu beristirahat."
Kemudian kepada Kwee Tiong dan Pek Mao Lojin ia berkata,
"Harap locianpwe kali ini suka memberi ijin kepada Kwee Tiong
untuk membikin terang nama Tiong-gi-pai dan memasuki pibu
untuk menghadapi Auwyang Tek yang jahat."
Kwee Tiong berkata cepat kepada Pek Mao Lojin, "Suhu, kalau
tidak kali ini teecu mencurahkan tenaga untuk membela
kebenaran dan membalas budi paman Kwee Cun Gan
Penghianat Budiman 1 Raden Banyak Sumba Seri Kesatria Hutan Larangan Karya Saini K M Kedatangan The Arrival 2
"Ho-ho, kalian boleh maju berbareng. Kalau perlu boleh tambah
dua lagi." Kui Ek mengejek dari langsung tongkatnya menyambar
dahsyat. Thian Po Tosu dan Thian Kong Tosu terpaksa melawan
dan mengeroyok, tidak saja karena lawan sudah menantang
mereka berdua, juga kalau dipikir-pikir keadaan di waktu itu
bukan merupakan pertandingan-pertandingan pibu yang harus
terlalu banyak memakai aturan. Fihak lawan datang untuk
mengacau dan membunuh, tentu saja mereka harus melawan
mati-matian. Pertempuran berjalan seru dan mati-matian, akan tetapi hanya
pertempuran antara Kui Ek melawan dua orang murid Swan
Thian Couwsu itu yang ramai sekali. Dua orang tosu itu karena
maklum akan ketangguhan lawan, lalu bekerja sama dan
mainkan Ilmu Pedang Lian-sian Siang-kiam. Ilmu pedang ini
sebetulnya adalah ilmu pedang pasangan, yaitu seorang dengan
dua batang pedang. Akan tetapi oleh Swan Thian Couwsu telah
496 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
diciptakan menjadi ilmu pedang tunggal dan hebatnya, dua, tiga
atau empat orang anak murid Kun-lun-pai kalau mainkan ilmu
pedang ini dapat saling mengisi dan bantu-membantu seolah-olah
semua pedang itu hanya dimainkan oleh seorang saja.
Dengan Liang-sian Siang-kiam, dua orang tosu itu dapat
mengimbangi kehebatan tongkat burung dari Kui Ek. Boleh jadi
kalau seorang lawan seorang, tosu Kun-lun-pai itu seakan-akan
berhadapan dengan gurunya, akan tetapi kalau maju berdua,
kekuatan mereka menjadi berlipat dan tidak saja mereka dapat
menolak serbuan tongkat di tangan Kui Ek, bahkan mereka dapat
pula membalas dengan serangan-serangan mematikan.
Akan tetapi, Kim Sim Cu payah sekali menghadapi pian kelabang
22 dari Mo Hun. Biarpun Kim Sim Cu memiliki ilmu pedang yang
lebih matang dari pada tosu-tosu lain, namun bertemu dengan Mo
Hun ia kalah segala-galanya. Senjata pian di tangan Mo Hun
benar-benar hebat dan sudah sepatutnya kalau Mo Hun
mendapat julukan Toat-beng-pian (Pian Pencabut Nyawa). Hanya
dengan pengerahan tenaga dan kepandaian seluruhnya Kim Sim
Cu dapat bertahan sampai tiga puluh jurus lebih. Namun
pedangnya sudah makin sempit sinarnya, makin terbatas
gerakannya karena ia kini hanya dapat menangkis saja tanpa
mampu membalas. Mo Hun mulai timbul kesombongannya dan
tertawa-tawa mengejek sambil menyerang lebih hebat lagi.
497 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Heh-heh, serahkan saja kepalamu, heh-heh-heh..."
Pada saat Kim Sim Cu menangkis sambaran pian ke arah
kepalanya, tiba-tiba tangan kiri Mo Hun yang berkuku panjang itu
menyelonong ke depan hendak mencengkeram perutnya. Kim
Sim Cu kaget sekali, tahu-tahu tangan itu sudah amat dekat
dengan perutnya. Untuk menghindarkan diri tak ada waktu lagi.
Tosu muda ini mengambil keputusan kilat. Dari pada mati konyol
lebih baik menyeret lawan ke lubang kubur bersama, pikirnya. Ia
tidak perduli lagi akan tangan kiri lawan yang mencengkeram ke
arah perutnya, sebaliknya ia malah membarengi untuk
membacokkan pedangnya ke arah kepala lawan untuk mengadu
nyawa, mati bersama! Akan tetapi, sungguh di luar dugaannya, tangan kiri yang tadinya
mencengkeram ke arah perutnya itu kini diangkat naik dan
mencengkeram ke arah pedangnya, dan pada saat yang
bersamaan, pian kelabang telah menyambar pula ke leher! Inilah
hebat! Benar benar serangan pancingan yang lihai sekali dari Mo
Hun, sama sekali tidak dapat diduga lebih dulu oleh Kitn Sini Cu
yang sudah berpengalaman. Kim Sim Cu tak dapat berbuat lain
kecuali cepat-cepat merobohkan diri ke kanan sambil menarik
kembali pedangnya, karena dalam saat seperti itu tak mungkin ia
dapat melakukan serangan balasan lagi.
498 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sayang sekali, betapapun cepatnya ia merobohkan diri, pian
kelabang lebih cepat datangnya dan biarpun lehernya dapat
diselamatkan, namun pundak kirinya terbabat pian. Terdengar
suara mengerikan dibarengi suara ketawa Mo Hun dan pundak
Kim Sim Cu sebelah kiri terbabat putus berikut lengannya.
"Suhu, celaka.." Kim Sim Cu mengeluh, namun tosu muda yang
23 gagah ini masih dapat melompat jauh sekali, lalu berlari cepat
untuk memberi laporan kepada suhunya. Akan tetapi ia melihat
berkelebatnya dua bayangan orang dari depan dan ia roboh di
depan kaki dua orang itu yang ternyata adalah Swan Thian
Couwsu dan Swan Le Couwsu.
"Ji-wi susiok.. Kun-lun-pai... terancam...... bahaya...." Setelah
mengeluarkan kata-kata terakhir ini, Kim Sim Cu menghembuskan nafas terakhir di depan kaki kedua orang
pamannya. Swan Le Couwsu dan Swan Thian Couwsu berkelebat cepat ke
tempat pertempuran, namun terlambat sudah. Thian Po Iomi dan
Thian Kong Tosu yang tadi mengeroyok Kui Ek, sekarang juga
sudah menggeletak tak bernyawa lagi di atas tanah, menjadi
korban senjata Kui Ek dan Mo Hun yang sudah datang membantu
kawannya sehingga pertempuran itu dapat cepat diselesaikan.
499 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Anak-anak murid Kun-lun-pai yang muda-muda, yang tadinya
merasa ngeri dan tidak berdaya melihat ngo-taisu mereka tewas
semua, kini mulai maju mendekat lagi dengan semangat baru
ketika mereka melihat Ji-couwsu dan Sam-couwsu sudah datang.
Dapat dibayangkan betapa sakit hati dua orang tosu tua ini
melihat lima orang murid mereka menggeletak tak bernyawa di
depan kaki rombongan yang dipimpin oleh tiga orang aneh yang
kini menanti kedatangan mereka dengan senyum-senyum
mengejek. Melihat hadirnya Kui Ek dan Mo Hun di antara
rombongan musuh, dua orang tosu ini diam-diam menjadi marah
sekali. Pantas saja terjadi keributan, tak tahunya ada dua orang
iblis ini. "Siancai.. siancai.... kiranya Ma-thouw Koai-tung dan Toat-bengpian yang datang meng-, ganggu
ketenteraman Kun-lun-san.
Sebetulnya apakah maksud kalian datang-datang menyebar maut
membunuhi murid-murid pinto?" tanya Swan Le Couwsu dengan
suara tenang akan tetapi mengandung pengaruh besar.
Kui Ek dan Mo Hun saling pandang lalu tertawa besar, "Heh-hehheh, benar saja sekarang muncul
tosu-tosu gede setelah yang
cilik-cilik mampus. Swan Le Couwsu, kedatangan kami berdua ini
24 mengantar Tok-ong untuk menjumpai suheng kalian, Swan Thai
Couwsu, untuk menuntut tua bangka itu yang menyimpan dan
mendidik pemberontak."
500 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Swan Le Couwsu mengerutkan keningnya. Dengan mengeluarkan kata-kata pemberontak, tahulah ia bahwa dua
orang yang terkenal di dunia kang-ouw sebagai orang-orang jahat
ini sekarang telah menjadi kaki tangan pemerintah Beng-tiauw.
Biarpun tinggal di puncak gunung, Swan Le Couwsu cukup
maklum bahwa pemerintah Beng-tiauw praktis dikuasai oleh
durna-durna jahat dan bahwa kaisar sendiri yang dahulu benarbenar seorang patriot rakyat
bernama Cu Coan Ciang, sekarang
setelah menjadi kaisar tak berdaya sama sekali, terpengaruh
seluruhnya oleh para menteri durna.
Berpikir sebentar saja Swan Le Couwsu dan Swan Thian Couwsu
dapat menduga mengapa rombongan kaki tangan durna ini
datang mengacau di Kun-lun-pai. Tentu ada hubungannya
dengan Souw Teng Wi, anak murid Kun-lun-pai yang terkenal
sebagai seorang pejuang rakyat yang pantang mundur, dahulu
menjadi kawan seperjuangan Cu Goan Ciang akan tetapi
sekarang dimusuhi oleh karena hasutan para menteri durna.
"Suheng sedang siulian dan selama bertahun-tahun ini beliau
tidak mau berurusan dengan dunia. Beliau sudah terlalu tua dan
tidak mungkin diminta keluar. Kalau ada urusan, cukup
dirundingkan dengan pinto berdua," jawab Swan Le Couwsu.
Melihat murid-murid menggeletak tak bernyawa namun masih
501 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bicara setenang itu benar-benar membuktikan bahwa tosu ini
sudah mencapai tingkat (Lanjut ke Jilid 12) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 12 tinggi dalam ilmu kebatinan.
Tiba-tiba Tok-ong Kai Song Cinjin tertawa bergelak, lalu berkata
25 keras dan nyaring sekali karena maksudnya agar supaya
suaranya dapat terdengar oleh Swan Thai Couwsu yang tidak
mau keluar, "Ha-ha-ha, Kun-lun-pai yang dibangun dengan susah payah,
sekarang menghadapi kehancuran karena perbuatan anak
muridnya yang menjadi pemberontak dan penghianat! Kalau
Swan Thai Couwsu mau keluar dan menghadap kaisar dan minta
maaf, itu masih baik dan ada harapan. Akan tetapi kalau terhadap
Kaisar Beng-tiauw masih menjual lagak dan keangkuhan, berarti
benar-benar Kun-lun-pai akan lenyap dari muka bumi!"
502 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Swan Le Couwsu memandang Kai Song Cinjin dan berkata
marah, "Mendengar suaramu, kau adalah seorang hoanceng
(pendeta asing), bagaimana kau bisa bicara tentang
memberontak atau menghianat" Kalau benar kaisar sendiri yang
memanggil suheng, mana lengki (bendera utusan
kaisar) dan firmannya?"
Tok-ong Kai Song Cinjin menjadi gelagapan. Memang dia bukan
utusan kaisar, melainkan utusan Menteri Auwyang Peng, pula
memang Kai Song Cinjin tidak mengerti tentang peraturan ini.
"Pinceng adalan orang kepercayaan pertama dari Menteri
Auwyang, perlu apa pakai lengki segala" Tosu tua bangka, tak
usah banyak cerewet. Lekas panggil Swan Thai Couwsu mu
keluar sebelum pinceng kehabisan kesabaran dan turun tangan
membunuh kalian dan rnenyeret keluar Swan Thai si tua bangka."
Sesabar-sabarnya Swan Le Couwsu. dia seorang manusia biasa,
tidak kuat ia mendengar kata-kata yang amat menghina ini.
"Hwesio palsu, kotor sekali mulutmu!" ia membentak dan
melompat maju. 503 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tiba-tiba dari samping Kui Ek melayangkan tinjunya mendorong
Swan Le Couwsu sambil memaki, "Tosu bau, menggelindinglah!"
Pukulan Kui Ek amat hebat dan jarang ada orang sanggup
menerimanya. Akan tetapi ia keliru kalau mengira bahwa ia akan
dapat membuat tosu itu roboh hanya dengan sekali pukul. Swan
Le Couwsu sudah disebut couwsu atau guru besar di Kun-lun-pai,
tentu saja memiliki kepandaian yang tinggi dan luas. Melihat
berkelebatnya Kui Ek dan merasa angin pukulan mendorongnya
26 dari pinggir, Swan Le Couwsu mengebutkan lengan bajunya ke
arah pergelangan tangan Kui Ek.
"Plakkl" Kui Ek mengeluh kesakitan dan cepat melompat mundur,
memegangi tangan kanannya yang menjadi sakit dan kesemutan.
Baiknya tadi ia masih keburu mengerahkan Iweekang dan
menarik mundur tangannya, kalau tidak, ujung lengan baju tosu
tua itu yang melakukan totokan tentu akan memuluskan urat
nadinya! Saking marah dan malunya, Kui Ek lalu mengerahkan
tongkatnya dan menyerang tanpa mengeluarkan suara lagi.
Tongkat di tangan Kui Fk benar-benar aneh bentuknya. Kepala
tongkat itu berukirkan seekor burung yang patuknya meruncing
ke atas. Selain aneh, juga amat lihai gerakannya. Swan Le
Couwsu juga tidak berlaku sungkan lagi.
Ia mencabut pedangnya yang mengeluarkan cahaya kehijauan.
Inilah Cheng-hong-kiam (Pedang Hong Hijau), sebuah di antara
pedang pusaka Kun-lun-pai. Ketika ia menangkis sambaran
504 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tongkat, terdengar suara keras dan bunga api berhamburan akan
tetapi dua senjata yang bertemu itu tidak rusak, tanda bahwa
keduanya adalah senjata-senjata yang ampuh dan kuat.
Sementara itu, Mohun juga tidak mau tinggal diam. Ia memutar
pian kelabang di tangannya, langsung ia menyerang Swan Thian
Couwsu yang juga sudah mencabut pedangnya. Terjadilah
pertarungan yang seru dan seimbang antara dua orang tokoh
besar ini. Anak-anak murid Kun-lun pai yang melihat couwsu mereka sudah
bertempur, tidak mau tinggal diam pula. Dengan pedang di
tangan mereka maju, semua mainkan Ilmu Pedang Liang-siansiang-kiam sehingga dapat saling
membantu dan menjadi barisan
yang kuat sekali! Mereka disambut oleh pasukan pengawal dan
terjadilah perang kecil yang cukup hebat. Suara senjata beradu
tercampur pekik dan maki memenuhi udara puncak Kun-lun-pai
yang biasanya sejuk dan bersih itu.
Mula-mula Tok-ong Kai Song Cinjin hanya berdiri menonton saja.
Ia terlalu angkuh untuk turun tangan apa bila lawan tidak
setingkat dengan dirinya, kecuali kalau anak buahnya terdesak. Ia
melihat betapa para pengawal yang rata-rata berkepandaian
tinggi itu bertempur ramai dengan para anak murid Kun-lun-pai.
Akan tetapi ketika ia melirik ke arah Kui Ek dan Mo Hun, ia
tersenyum mengejek. Kui Ek dan Mo Hun nampak terdesak. Di
505 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dalam hatinya Tok-ong Kai Song Cinjin tidak suka kepada Kui Ek
27 dan Mo Hun, akan tetapi ia yang tidak suka adalah pribadinya.
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mereka itu kawan-kawannya, atau lebih tepat anak buahnya dan
ia masih amat membutuhkan bantuan mereka.
Dua orang locianpwe dari Kun-lun-pai itu memang benar-benar
hebat ilmu pedangnya. Sayang mereka sudah amat tua, tubuh
mereka sudah tidak sekuat dulu lagi. Kalau Kui Ek dan Mo Hun
melawan mereka dua puluh tahun yang lalu, jangan harap akan
dapat menahan serangan pedang mereka. Sekarangpun biar
menang kuat tenaga, tetap saja Kui Ek dan Mo Hun terdesak dan
tertindas oleh kurungan sinar pedang. Melihat betapa dua orang
anak buahnya itu terdesak, Tok-ong Kai Song Cinjin berseru,
"Kui Ek, kau bantu anak-anak membereskan mereka! Serahkan
saja dua orang tua bangka ini kepada pinceng dan Mo-sicu!"
Dengan cepat Kai Song Cinjin menyerbu ke dalam pertempuran
sambil memutar senjatanya yang istimewa, yaitu tasbehnya.
Sekali ia ayun tasbehnya, Swan Le Couwsu kena terdesak
mundur. Melihat kesempatan ini, Kui Ek cepat melompat keluar
dan sambil terkekeh-kekeh ia mengamuk menyebar maut dengan
tongkatnya di antara anak-anak murid Kun-lun.
Kai Song Cinjin sengaja menahan Mo Hun untuk membantunya
karena ia dapat memperhitungkan bahwa tenaga Kui Ek seorang
saja akan mampu menghancurkan pertahanan para anak murid
506 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kun-lun, sedangkan kalau ia seorang diri menghadapi dua orang
kakek itu, kiranya biarpun ia dapat rnenang akan memakan waktu
lama. Ia lihat tadi Mo Hun dengan piannya yang lemas dapat
mempertahankan diri lebih baik dari pada Kui Ek, maka ia
menyuruh Kui Ek yang keluar.
Swan Le Couwsu yang diserbu oleh Kai Song Cinjin segera
mengerahkan seluruh kepandaiannya, pedang Cheng-hong-kiam
diputar cepat sekali sampai tubuhnya lenyap dalam gulungan
sinar hijau. Akan tetapi ketika gulungan sinar pedangnya kena
terjang tasbeh, menjadi buyar dan segera Swan Le Couwsu
terdesak hebat. Kai Song Cinjin tidak mau membuang banyak
waktu. Hwesio Tibet ini terlalu mengandalkan kepandaiannya.
Kalau ia sudah mau terjun dalam pertempuran, harus ia dapat
cepat-cepat merobohkan dan membinasakan lawan. Maka selain
tasbehnya yang mendesak juga tangan kirinya terus-menerus
melakukan pukulan Hek-tokciang.
Memang tingkat kepandaian Swan Le Couwsu masih kalah kalau
dibandingkan dengan Tok-ong Kai Song Cinjin. Biarpun dengan
ilmu pedangnya yang luar biasa ia selalu dapat menangkis
tasbeh, namun pukulan Hek-tok-ciang membuat ia sibuk sekali.
28 Benar beberapa kali Swan Le Couwsu masih sanggup melakukan
dorongan untuk menolak hawa pukulan Hek-tok-ciang itu dengan
ilmu pukulan Iweekang dari Kun-Iun-pai yang disebut Pek-hwa507
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ciang (Tangan Sakti Bunga Putih), namun ia kalah tenaga dan
tasbeh itu amat menindihnya sehingga pada saat ia agak
terlambat gerakannya, sebuah pukulan Hek-tok-ciang yang amat
keras datangnya telah mendorong dadanya.
Sebagai seorang ahli Iweekeh, Swan Le Couwsu dapat
mengerahkan Iweekang di dada untuk menerima pukulan ini.
Akan tetapi bukan hanya tenaga pukulannya yang lihai, terutama
sekali hawa beracun dari Hek-tok-ciang yang sukar dilawan.
Swan Le Couwsu merasa dadanya terbakar, tenaganya habis,
pedangnya masih dipegang erat-erat namun tubuhnya terhuyung
dan ia tak dapat menangkis lagi ketika tasbeh di tangan Kai Song
Cinjin mampir di kepalanya. Swan Le Couwsu guru besar ke dua
dari Kun-lun-pai, roboh tak berkutik lagi dan napasnya telah
putus. Namun Kai Song Cinjin masih harus mengerahkan tenaga
untuk membetot pedang dari tangan Swan Le Couwsu yang
sudah tak bernyawa lagi itu.
Tiba-tiba Kai Song Cinjin mendengar Mo Hun berseru kesakitan.
Cepat ia menengok dan ternyata Swan Thian Couwsu yang
melihat suhengnya tewas, menjadi marah dan memperhebat
gerakan pedangnya. Mo Hun berusaha melibat pedang yang
gerakannya luar biasa itu dengan ujung piannya. Akan tetapi
begitu ujung pedang terlibat, Swan Thian Couwsu memutar
pedangnya sekuat tenaga. Mo Hun tak dapat mempertahankan
lagi dan piannya ikut terputar. Dalam kagetnya ia hendak
melepaskan libatan piannya, namun tak dapat karena pedang di
508 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tangan Swan Thian Couwsu seakan-akan mengeluarkan tenaga
menyedot yang kuat sekali.
Telah payah Mo Hun mempertahankan piannya supaya jangan
terlepas dari tangan dan telapak tangannya sudah terasa panas
dan sakit-sakit sampai ia mengeluarkan seruan untuk menarik
perhatian Kai Song Cinjin. Memang, orang seperti Toat-beng-pian
Mo Hun tingkatnya tentu merasa malu untuk minta tolong dalam
pertandingan. Merupakan pantangan besar karena hal itu akan
menjatuhkan namanya. Oleh karena itu ia menggunakan siasat,
mengeluarkan seruan kesakitan untuk menarik perhatian Kai
Song Cinjin. Siasatnya berhasil baik. Kai Song Cinjin yang sedang mengamatamati pedang rampasannya itu,
mendengar seruannya 29 menengok. Melihat betapa keadaan Mo Hun terancam bahaya, ia
cepat melompat maju dan sekali tasbehnya melayang, pedang
Swan Thian Couwsu berhenti gerakannya memutar, bahkan kini
terlibat oleh tasbeh tak mampu bergerak atau terlepas lagi!
"Mo-sicu, kau boleh habiskan tua bangka ini," kata Kai Song
Cinjin sambil tertawa bergelak.
Mo Hun menjadi girang sekali. Cepat ia menarik piannya dan
sekali menggerakkan pian itu, senjata mengerikan ini menyambar
ke arah leher Swan Thian Couwsu! Biasanya, leher siapapun juga
509 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
yang terkena sambaran pian ini, pasti akan putus seperti rambut
terbabat arit. Entah sudah berapa puluh atau ratus buah kepala
yang copot oleh pian ini. "Cratt!" Tanpa mengeluarkan keluhan
lagi, Swan Thian Couwsu roboh, akan tetapi pian itu hanya
melukai lehernya dan menewaskannya saja, tidak mampu
membuat lehernya putus! "Lihai betul tosu kura kura ini!" Mo Hun terpaksa memuji karena
selama ia menjadi tukang penggal leher orang dengan piannya,
baru kali ini ia melihat senjatanya itu gagal membabat leher. Akan
letapi tidak lama ia berdiri menganggur karena melihat betapa Kui
Ek mengamuk, Mo Hun tertawa bergelak, memutar pian di atas
kepala sambil berseru, "Tua bangka she Kui, jangan kau habiskan sendiri! Aku perlu
kepala orang muda yang segar!" Sambil berlari-lari ia
menerjunkan diri dalam pertempuran mati-matian itu.
Celakalah nasib para anak murid Kun-lun-pai. Tadi ketika
menghadapi pasukan pengawal, dengan Ilmu Pedang Lian-sian
Siang-kiam mereka masih mampu melakukan perlawanan hebat
bahkan berhasil merobohkan seorang dua orang lawan. Akan
tetapi semenjak Kui Ek menerjunkan diri dan menga-
510 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
muk dengan tongkatnya, kedudukan anak-anak murid Kun-lun-pai
menjadi kacaubalau. Sebentar saja sudah ada empat orang anak
murid Kun-lun-pai tewas oleh tongkat kakek yang amat ganas ini.
Apa lagi sekarang Toat-beng-pian Mo Hun juga menyerbu masuk
ke dalam gelanggang pertempuran. Dalam hal keganasan, Mo
Hun jauh lebih ganas dari pada Kui Ek. Berkali-kali piannya
menyambar mengeluarkan bunyi berdetar dan dibarengi suara
ketawanya yang seperti burung kukuk beluk itu, menggelindinglah
beberapa buah kepala anak murid Kun-lun-pai! Banjir darah
30 terjadi di lereng yang bersih itu. Anak-anak murid Kun-Iun-pai
mati berserakan dalam perjuangan mempertahankan partai
mereka. Setelah anak-anak murid yang melakukan perlawanan habis,
menyerbulah rombongan ini ke dalam pekarangan kuil. Anakanak murid yang sudah tak dapat
melawan lagi lari cerai-berai.
Tiba-tiba Mo Hun berteriak girang ketika melihat seorang bocah
berusia kurang lebih empat belas tahun ikut pula melarikan diri.
. "Kepala bagus! Bocah tampan, ke sinilah kau!"
511 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Bocah itu adalah seorang kacung di Kun-lun-san. Dia dibawa oleh
Kim Sim Cu ke Kun-lun-san ketika masih berusia sepuluh tahun
dan selama itu ia memperlihatkan watak yang rajin dan penurut.
Juga otaknya cerdik sekali sehingga ia disuka oleh semua tosu.
Dia seorang anak yang tampan sekali, berkulit muka putih halus
dan gerak-geriknyapun lemah lembut. Kim Sim Cu melatihnya
sendiri bahkan juga memberi pelajaran membaca menulis.
Ternyata bahwa dalam ilmu kesusasteraan bocah ini lebih
berbakat lagi. Dia bukan lain adalah Oei Siok Ho.
Biarpun usianya baru empat belas tahun, karena mendapat
pimpinan yang serius dari Kim Sim Cu, Siok Mo sudah memiliki
kepandaian lumayan dan dasar-dasar ilmu silat Kun-lun-pai
sudah ia miliki. Oleh karena itu, berbeda dengan kacung-kacung
lain yang pergi melarikan diri bersembunyi ketika terjadi
pertempuran hebat tadi, Siok Ho sebaliknya malah membawa
pedang dan ikut bertempur dengan anak-anak murid lain. Setelah
semua guru besar roboh tewas, dan para anak murid juga tewas
dan sisanya melarikan diri, dia terpaksa juga melarikan diri.
Akan tetapi kalau orang-orang lain melarikan diri turun gunung,
sebaliknya Siok Ho lari ke arah kuil untuk menemui Swan Thai
Couwsu. Guru besar yang menjadi ketua Kun-lun-pai ini amat
sayang kepada Siok Ho yang menjadi kacung pelayannya. Selain
Siok Ho, orang lain tidak diperbolehkan memasuki kamarnya
tanpa dipanggil. 512 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Toat-beng-pian Mo Hun yang sudah haus otak manusia, melihat
bocah yang amat tampan ini sekaligus tertarik untuk memiliki
kepala itu dan makan otaknya, maka tanpa memperdulikan apaapa lagi ia memanjangkan langkah
mengejar Siok Ho. 31 Siok Ho tadi sudah melihat keganasan Mo Hun, tentu saja ia
menjadi ngeri dan mepercepat larinya. Namun mana bisa ia
melawan Mo Hun dalam ilmu lari cepat" Sebentar saja Mo Hun
sudah berada di belakangnya. Pian kelabang mengeluarkan
suara berdetar dan menyambar ke arah leher yang berkulit putih
halus dari Siok Ho dan...
"Plakk...! Aduuhh.....!" Toat-beng-pian Mo Hun roboh bergulingan
karena kesakitan. Pundaknya termakan oleh piannya sendiri
sampai terluka mengeluarkan darah dan tulang pundaknya ada
yang patah! Apa yang telah terjadi, ia sendiri tidak tahu. Tadi
ketika piannya sudah hampir mengenai leher Siok Ho, tiba-tiba
nampak berkelebat sinar putih dan tahu-tahu piannya membalik
memukul pundaknya sendiri. Ketika Mo Hun mengangkat muka,
ia melihat seorang tosu yang tua sekali berada di situ, mengeluselus kepala Siok Ho yang
menjatuhkan diri berlutut di depan
kakek tua renta itu. 513 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Siok Ho, minggirlah kau," kata kakek itu dengan suara perlahan.
Setelah pemuda cilik itu mengundurkan diri di belakang, kakek
yang bukan lain adalah Swan Thai Couwsu ini maju, memandang
kepada Kai Song Cinjin dan kawan-kawannya yang sudah tiba di
depannya. "Siancai, siancai... sungguh tidak nyana sekali Cu Goan Ciang
setelah berhasil menjadi raja, mempergunakan iblis-iblis sebagai
kaki tangannya. Tok-ong Kai Song Cinjin, kau sudah baik-baik
menyebar Agama Buddha di Tibet, mengapa tahu-tahu berada di
Tiong-goan dan menumpuk dosa?"
Tok-ong Kai Song Cinjin yang bermata tajam melihat bahwa
Swan Thai Couwsu benar-benar-sudah tua sekali, bahkan
berdiripun harus ditunjang tongkat dan kelihatan kakinya sudah
buyutan (seperti menggigil). Dulu memang ia jerih mendengar
nama besar Swan Thai Couwsu, akan tetapi sekarang melihat
betapa tokoh besar Kun-Iun-pai itu sudah tua sekali dan lemah, ia
tertawa bergelak-gelak. "Ha-ha-ha, Swah Thai Tosu, kau benar sudah pikun saking
tuamu. Sejak tadi kau bersembunyi tak berani keluar,
membiarkan anak muridmu terbasmi habis. Sekarang, untuk
seorang kacung saja kau keluar dari tempat sembunyi. Ha-ha-ha,
sungguh pinceng tidak tahu harus menganggap kau bodoh atau
pengecut." 514 32 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Swan Thai Couwsu memandang ke atas udara, menarik napas
panjang dan berkata seperti berdoa, "Pikiran seorang bijaksana
adalah bebas merdeka. Namun sesuai dengan kehendak rakyat jelata. Terhadap yang
baik maupun yang jahat juga Kuperlakukan dengan baik tiada
beda. Karena kebajikan adalah kebaikan belaka. Terhadap yang
jujur maupun yang tidak kuperlakukan dengan jujur tiada beda
Karena kebajikan adalah kesetia
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
an belaka." Jawaban berupa
sajak ini sebetulnya adalah sebagian dari pada pelajaran dalam
Agama To, yaitu sajak dalam kitab To Tek Keng pelajaran Nabi
Lo Cu. "Kai Song Cinjin, anak murid Kun-lun-pai tewas sebagai ksatriaksatria perkasa, tewas dalam
pertempuran melawan kejahatan.
Hidup atau mati bukan di tangan kita, mengapa pinto harus
mencemarkan kehormatan anak murid yang membela
kehormatan" Di dalam pertempuran, kalah menang mati hidup
bukan merupakan soal yang perlu diributkan. Anak murid KunIun-pai gugur karena membela nama
partai, juga karena kalah
tinggi kepandaiannya. Tidak lain pinto hanya bisa menarik napas
panjang. Akan tetapi, melihat dia ini hendak membunuh seorang
anak kecil, ini bukan pertempuran lagi namanya, melainkan
usaha membunuh dan terpaksa pinto harus turun tangan."
515 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Swan Thai Tosu, kiranya begitu anggapanmu. Sudahlah semua
itu, Kedatangan pinceng ini ada hubungannya dengan sepak
terjang Souw Teng Wi murid Kun-lun-pai. Dia sudah berdosa
terhadap kaisar, sudah berani menjadi pemberontak dan
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pengkhianat. Karena dia murid Kun-lun-pai, harus kau yang
mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Atas perintah
kaisar, pinceng dengan pasukan terpaksa mengadakan
pembasmian ke Kun-lun-pai agar jangan terulang lagi
pemberontakan seperti yang dilakukan Souw Teng Wi. Akan
tetapi melihat kau sudah begitu tua, tak lama dalam beberapa
hari lagi tentu mati, pinceng mau memberi ampun asal kau suka
berlutut ke arah kota raja dan minta ampun."
Kalau Swan Thai Couwsu belum mencapai tingkat yang amat
tinggi dalam ilmu batin, tentu ia akan menjadi marah sekali
mendengar penghinaan ini. Akan tetapi dia hanya tersenyum
sambil mengelus-elus jenggotnya. Siok Ho, bocah yang berada di
belakangnya itu tiba-tiba berdiri dan menudingkan jari telunjuknya
ke arah Kai Song Cinjin dan membentak,
"Kakek gundul, kau benar-benar kurang ajar sekali! Kau kira
sucouw akan sudi melakukan perbuatan menurut obrolan
kosongmu itu" Jangankan sucouw, aku sendiri lebih baik
mampus dari pada menurut kata-katamu yang kotor seperti najis!"
516 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
1 Semua orang marah, juga, heran menyaksikan bocah yang begitu
berani memaki Kai Song Cinjin. Kakek gundul ini membelalakkan
matanya, akan tetapi ia tidak berani sembarangan turun tangan
karena bocah itu berada di belakang Swan Thai Couwsu.
"Hemm, kau tunggu sajalah. Sebentar lagi otakmu tentu akan
dimakan oleh Mo Hun," katanya menyindir. Mo Hun girang sekali
mendengar janji Kai Song Cinjin ini dan air liurnya sudah
memenuhi mulutnya, sakit di pundaknya sudah tak dirasakannya
lagi. "Kai Song Cinjin, kau sudah mendengar ucapan bocah ini.
Biarpun dia masih kecil, dia ini pelayanku yang kusayang,
pantang bagiku membikin dia kehilangan muka. Terpaksa pinto
tak dapat memenuhi permintaan tadi, malah pinto harap kau
membawa anak buahmu pergi cepat-cepat dari sini sekarang juga
agar pinto dapat mengurus semua jenazah ini."
Kui Ek yang wataknya sombong itu menjadi tidak sabar lagi.
"Totiang, kenapa melayani tua bangka mau mampus seperti ini"
Bunuh mampus saja supaya tidak banyak rewel!" Setelah berkata
demikian, ia menggerakkan tongkatnya menubruk maju, diikuti
oleh lima orang pengawal lain yang juga menjadi tidak sabar
mengapa Tok-ong mau melayani seorang kakek yang berdiri saja
sudah hampir tidak kuat. 517 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Siancai.. siancai...!" Swan Thai Couwsu berkata sambil
mengangkat kedua tangan seperti hendak melindungi kepalanya
dari pukulan-pukulan senjata tajam itu. Segera terdengar suara
mengaduh dan berdebukan ketika Kui Ek dan lima orang
kawannya itu terlempar dan terpukul oleh senjata-senjata mereka
sendiri! Kui Ek yang kepandaiannya paling tinggi masih dapat
mengelak sehingga hanya telinga kirinya yang terkena
serempetan tongkatnya sendiri sampai mengeluarkan darah dan
lecet-lecet. Yang celaka adalah para pengawal itu. Yang hendak
menyerampang kaki Swan Thai Couwsu, goloknya membalik
menyerampang kaki sendiri sampai terluka parah, demikian pula
yang membacok kena bacok, yang menusuk kena tusuk.
Tentu saja para anggauta rombongan menjadi kaget dan gentar
menghadapi kakek yang lihai seperti ahli sihir ini. Kui Ek dan Mo
Hun sudah dikalahkan dengan mudah, apa lagi para pengawal.
Semua orang kini memandang ke arah Kai Song Cinjin dan
mengharapkan hwesio ini yang akan turun tangan.
Kai Song Cinjin menjadi serba salah. Melihat sepak terjang Swan
Thai Couwsu tadi, jelas ternyata bahwa kakek itu biarpun sudah
tua sekali masih amat lihai, belum tentu ia dapat
2 mengalahkannya. Kalau tidak maju, ia merasa malu. Kalau maju
resikonya terlalu besar. Menangkan kakek tua ini tidak akan
mengangkat namanya, kalau kalah sebaliknya memalukan sekali.
Akan tetapi tentu saja ia tidak bisa tinggal diam.
518 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Swan Thai Couwsu, kau tidak mau menurut juga tidak apa,
karena hal itu sama saja. Kun-lun-pai sudah terbasmi habis,
tinggal kau yang menanti mampus ini bisa apakah" Akan tetapi
kalau tidak diberi hajaran, kau yang sudah tua ini akan menjadi
tak tahu diri dan mengira tidak ada orang yang berani
melawanmu. Kakek tua, beranikah kau menerima pukulanku
sampai lima kali tanpa mengelak dan tanpa pergi dari tempat kau
berdiri?" Kai Song Cinjin memang licik sekali.
Ia tahu bahwa kalau dia menantang, kakek yang menjadi tokoh
besar Kun-lun-pai ini pasti tidak dapat menolaknya dan ia tahu
bahwa kelihaian terutama dari kakek ini adalah ilmu pedangnya.
Kalau kakek ini sudah memegang pedang, dia tidak tahu
bagaimana dapat mengalahkannya. Maka pendeta Tibet yang
curang ini segera menggunakan tipu muslihat, la menantang
Swan Thai Couwsu untuk menerima pukulannya sampai lima kali.
Ilmu pukulannya Hek-tok-ciang amat kuat dan ia hendak
mengajak tosu yang sudah tua sekali ini untuk mengadu tenaga!
la tidak percaya bahwa tosu setua ini masih dapat menangkis
Hek-tok-ciang, pukulannya yang belum pernah dapat ditangkis
lawan itu. Tepat seperti dugaan Kai Song Cinjin, ketua Kun-lunpai itu sambil menarik napas panjang
dan memandang ke atas, kembali mengucapkan sajak dari kitab To Tek Keng :
"Kata-kata jujur tidak bagus
519 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kata-kata bagus tidak iujur.
Orang baik tidak suka berbantahan
Orang berbantahan tidak baik.
Orang yang tahu tidak sombong
Orang yang sombong tidak tahu.
Orang bijaksana tidak menyimpan
Ia menyumbang sehabts-habisnya
Tapi makin menjadi kaya Ia memberi sehabis-habisnya
Tapi makin berlebihan Jalan yang ditempuh Langit
Selalu menguntungkan tidak merugikan.
Jalan yang ditempuh orang bijaksana
Bekerja, memberi tanpa mengharapkan pahala."
3 Tok-ong Kai Song Cinjin menjadi tidak sabar lagi. "Eh, tosu tua,
dengan sajakmu itu apa yang kau maksudkan" Berani tidak kau
menerima tantanganku tadi?"
520 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kai Song Cinjin, kau mengandalkan Hek-tok-ciang, siapa yang
tidak tahu" Kalau sudah setua pinto ini, siapa yang perduli lagi
tentang mati hidup" Kau berniat menamatkan hidup pinto dengan
Hek-tok-ciang lima kali berturut-turut, silahkan!"
"Kau menerima tantanganku untuk menghadapi lima kali
pukulanku tanpa mengelak?" tanya lagi Kai Song Cinjin dengan
suara keras agar terdengar oleh semua orang dan agar nanti ia
tidak dianggap curang. Swan Thai Couwsu hanya mengangguk
dan masih berdiri bersandarkan tongkat bambunya.
"Kalau begitu kau bersiaplah, lihat pukulanku!" bentak Kai Song
Cinjin yang sudah mengerahkan tenaga Iweekangnya dan
dengan gerakan tiba-tiba ia memukul ke arah dada Swan Thai
Couwsu. Tosu tua itu bersikap tenang sekali. Tanpa merobah kuda-kuda
kakinya, ia menggerakkan tongkatnya dari samping sambil
miringkan tubuh. Ujung tongkatnya itu tidak ditusukkan, akan
tetapi otomatis kalau Kai Song Cinjin meneruskan pukulannya,
tentu pergelangan tangannya akan tertusuk ujung tongkat. Kalau
orang lain yang memegang tongkat, tentu tongkat itu terkena
hawa pukulan Hek-tok-ciang saja sudah akan remuk. Akan tetapi
Kai Song Cinjin cukup maklum akan kelihaian tongkat itu, maka
terpaksa ia menarik kembali tangan kanannya yang memukul.
521 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Padahal biasanya, tanpa tangannya mengenai tubuh orang, hawa
pukulan Hek-tok-ciang sudah cukup merobohkan lawan.
Sekarang hawa pukulannya itu hanya menggerakkan pakaian
tosu itu, sama sekali tidak mendatangkan akibat apa-apa seakanakan tosu itu tidak merasainya.
Kai Song Cinjin tidak mau membuang banyak waktu. Begitu
pukulan pertamanya digagalkan, kedua tangannya lalu
melakukan pukulan-pukulan susulan secara bertubi-tubi. Pukulan
ke dua dengan tangan kiri dipapaki oleh tongkat tosu itu. Kai
Song Cinjin dengan berani melanjutkan pukulannya dan "krakk"
tongkat itu bertemu dengan telapak tangannya menjadi remuk
berkeping-keping, sebaliknya Kai Song Cinjin merasai lengan
kirinya linu dan kesemutan.
4 Swan Thai Couwsu berseru, "Lihai sekali..." sambil melempar
tongkat yang sudah tak dapat dipakai lagi itu, kini menghadapi
serangan lawan yang masih tiga kali dengan tangan kosong.
Biarpun pertemuan antara telapak tangan kiri dan ujung tongkat
tadi mendatangkan rasa sakit, namun melihat tongkat itu hancur,
Kai Song Cinjin tertawa bergelak.
"Ingat, Swan Thai Tosu, pukulan pinceng masih tiga kali lagi."
522 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Silahkan," jawab tosu tua itu dengan suara tenang sekali, la
menggerak-gerakkan kedua tangannya dan Kai Song Cinjin
menjadi kaget melihat betapa kedua tangan tosu itu sampai ke
lengan menjadi merah sekali warnanya, la maklum bahwa kakek
tua yang sudah mau mati ini tentu memiliki pukulan beracun pula,
maka ia cepat-cepat menggerak-gerakkan kedua lengannya
sampai kedua lengan itu menjadi hitam sekali, tanda bahwa
kekuatan Hek-tok-ciang sedang bekerja dan sepenuhnya
disalurkan ke dalam kedua tangannya.
"Ha-ha-ha, tak disangka bahwa ketua Kun-lun-pai juga
mempelajari ilmu hitam," sindir Kai Song Cinjin melihat kedua
tangan kakek itu menjadi merah sekali.
"Ilmu tidak ada yang hitam tidak ada yang putih, tergantung
kepada cara dipergunakannya oleh si pemilik," jawab Swan Thai
Couwsu tenang sambil merendahkan tubuh memasang kudakuda karena kini tongkatnya sudah
tidak ada lagi. "Lihat pukulan!" Kai Song Cinjin membentak dan sekaligus ia
melakukan tiga kali pukulan mengandalkan kecepatan dan
tenaga Iweekangnya yang luar biasa.
523 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pukulan pertama yang dilakukan dengan tangan kanan, ditangkis
oleh Swan Thai Couwsu. Tangkisan ini perlahan saja namun Kai
Song Cinjin merasa ada tenaga besar menolak pukulannya dari
samping, la menyusul dengan pukulan ke dua, dengan tangan kiri
sambil mengerahkan tenaga Hek-tok-ciang ke tangan kiri
sebanyak tujuh bagian. Tubuh Swan Thai Couwsu sampai mendoyong karena hebatnya
hawa pukulan ini, namun tangan kanan kakek tua ini masih
sempat memukul tangan kiri lawannya dari samping, membuat
pukulan ke dua inipun tidak mengenai sasaran. Pukulan ke tiga
atau pukulan terakhir datang, hebat bukan main, dilakukan
5 dengan kedua tangan Kai Song Cinjin, sambil mengerahkan
tenaga Hek-tok-ciang sepenuhnya memukul ke arah dada Swan
Thai Couwsu dengan jari-jari terbuka.
Bukan main hebatnya pukulan ini dan di dunia ini kiranya orang
yang dapat menghadapi pukulan macam ini dengan selamat
dapat dihitung dengan jari tangan saja.! Angin pukulannya
menderu dan anggauta rombongan dari kota raja sampai merasa
panasnya hawa pukulan Hek-tok-ciang itu. Baru sekarang mereka
menyaksikan pukulan hebat ini dilancarkan sepenuhnya, karena
biasanya jarang sekali Kai Song Cinjin mengeluarkan ilmunya ini.
mewakilkan pertunjukan Hek-tok-ciang kepada muridnya,
Auwyang Tek yang terlalu sering mendemonstrasikan Hek-tokciang.
524 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi tentu saja pukulan yang dilakukan oleh Kai Song
Cinjin ini jauh lebih hebat. Pukulan ini sedemikian hebatnya
hingga tidak mungkin kalau ditangkis begitu saja Swan Thai
Couwsu dalam menangkis pukulan terdahulu tadi sudah maklum
akan kehebatan Hek-tok-ciang yang memang luar biasa. Ia
maklum bahwa pukulan terakhir ini tak mungkin ia tangkis begitu
saja, maka cepat-cepat ia lalu mengulur kedua tangannya dan
menerima pukulan lawan dengan pukulan pula!
"Plakkk....!" Dua tangan yang dilonjorkan bertemu di udara, dua
pasang telapak tangan saling bentur, demikian hebatnya
sehingga hawa pukulan yang bertemu itu membuat orang-orang
yang hadir di situ sempoyongan kehilangan keseimbangan badan
karena hawa pukulan itu menyeleweng ke arah mereka!
"Plakk.....!" Dua tangan yang dilonjorkan bertemu di udara, dua
pasang telapak tangan saling bentur. Swan Thai Couwsu mundur
tiga tindak, akan tetapi Kai Song Cinjin terhuyung-huyung ke
belakang lalu muntahkan darah. Ia menjatuhkan badan duduk
bersila sambil meramkan mata, mengatur pernapasannya untuk
memulihkan tenaga dan mengobati keadaan dalam tubuh yang
terguncang. Adapun Swan Thai Couwsu masih berdiri tegak,
akan tetapi juga kelihatan mengatur pernapasannya. Tak lama
kemudian Kai Song Cinjin membuka mata, bangkit berdiri dan
berkata dengan senyum pahit.
525 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Swan Thai Tosu tua-tua masih lihai, benar-benar pinceng
terpaksa harus menyudahkan urusan sampai di sini saja. Lain
waktu kita bertemu pula."
Setelah berkata demikian ia lalu mengajak rombongannya untuk
6 pergi turun gunung sambil membawa jenazah dan kawan-kawan
yang terluka. Setelah lama para penyerbu pergi, Swan Thai
Couwsu masih berdiri tegak, memandang ke arah jenazah anakanak murid Kunjun-pai. Siok Ho
muncul dari belakangnya, khawatir melihat couwsunya sejak tadi berdiri seperti patung.
Ketika ia memutar dan memandang wajah couwsu itu, ia melihat
air mata mengalir turun dari sepasang mata Swan Thai Couwsu.
Kakek tua itu ternyata tak dapat menahan terharunya hati
menyaksikan anak-anak murid Kun-lun-pai sebagian besar
musnah, ia menangis tanpa mengeluarkan suara, tanpa
menggerakkan tubuh. Siok Ho merasa ada sesuatu naik ke
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tenggorokannya, dan ingin ia menjatuhkan diri berlutut di depan
couwsunya sambil menangis, ikut berkabung atas kematian suhusuhu dan suheng-suheng yang
terkasih. Akan tetapi bocah ini
Menggigit bibirnya dan malah berkata,
"Sucouw, teecu bersumpah kelak akan mencari orang-orang jahat
itu dan niembikin perhitungan untuk mengangkat kembali Kunlun-pai kita." Mendengar suara Siok
Ho, agaknya baru Swan Thai
526 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Couwsu sadar dari keadaan melamun itu. Ia menengok dan
tersenyum, lalu berkata, "Penyelesaian kebencian yang dalam pasti akan meninggalkan
bekas mendendam, bagaimana bisa dianggap memuaskan"
Membalas dendam sama dengan mengikatkan diri kepada
perputaran roda yang tiada habisnya..." Kata-kata inipun
merupakan pelajaran dalam Agama To.
Siok Ho yang tidak berani membantah lalu berkata, "Sucouw,
harap sucouw beristirahat, biar teecu mencari para suheng yang
pergi bersembunyi dan mengurus jenazah-jenazah ini...." Siok Ho berusaha keras
supaya jangan terisak. Ia juga amat berduka, mungkin melebihi
kedukaan Swan Thai Couwsu, apa lagi kalau ia melihat jenazah
Kim Sim Cu yang selama ini menjadi guru dan walinya. Swan
Thai Couwsu menarik napas panjang.
"Kau betul, pinto harus beristirahat.. Siok Ho, tolong bantu pinto
masuk...." Siok Ho mendekat dan alangkah kagetnya melihat couwsunya itu
sukar berjalan dan tangan yang menggelendot pada pundaknya
nampak begitu lemah seperti Kehabisan tenaga. Tanpa bicara
mereka memasuki kuil dan terus ke kamar Swan Thai Couwsu, di
527 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
7 mana kakek itu menjatuhkan diri di atas lantai dan bersila seperti
biasa. "Siok Ho, kau boleh lekas mengatur dan merawat jenazahjenazah itu bersama anak murid yang
masih ada. Setelah itu, lekas-lekas kau kembali ke sini. Mulai hari ini, kau akan kulatih.
dan kau akan mewarisi semua ilmuku sebelum aku meninggalkan
dunia ini...." Siok Ho kaget sekali, akan tetapi di samping kedukaan hatinya, ia
juga merasa girang sekali. Memang ia seorang bocah yang haus
akan pelajaran dan mendengar sucouwnya akan mewariskan
ilmu-ilmu silat tinggi, ia menjadi girang. Demikianlah semenjak
hari itu. Siok Ho menerima latihan-latihan dari Swan Thai Couwsu
sendiri yang menurunkan semua ilmunya, maklum bahwa bocah
ini boleh dipercaya dan bahwa ia takkan lama lagi hidup di dunia.
Terutama sekali ia menurunkan Ang sin-ciang (Tangan Merah
Sakti), ilmu pukulan yang amat hebat, karena dengan Ang-sinciang ini saja Siok Ho kelak dapat
menghadapi Hek-tok-ciang.
Sampai tiga tahun Siok Ho menerima pimpinan langsung dari
Swan Thai Couwsu dan akhirnya Swan Thai Couwsu yang sudah
amat tua dan dalam keadaan tubuh sudah lemah harus
menghadapi Kai Song Cinjin itu meninggal dunia.
Siok Ho meninggalkan suheng-suhengnya dan turun gunung.
Tentu saja cita-cita pertama dalam hatinya adalah mencari
528 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
musuh-musuh Kun-lun-pai dan membalas dendam, biarpun
berkali-kali Swan Thai Couwsu pernah melarangnya. Dan seperti
telah dituturkan di bagian depan, ketika ia turun gunung
melakukan perantauan, namanya menjadi cepat terkenal dan ia
mendapat julukan Ang-sin-ciang (Tangan Merah Sakti). Juga
telah dituturkan bagaimana ia betemu dengan Siok Bun dan
menolong nyawa pemuda itu menyembuhkan lukanya akibat
pukulan Hek-tok-ciang. Sekarang mari kita kembali menengok keadaan Siok Ho yang
secara kebetulan sekali bertemu di pinggir sungai dengan Lee
Ing. gadis perkasa jelita yang sekaligus jatuh hati dan tertarik oleh
gerak-gerik Siok Ho, pemuda gagah yang amat ganteng itu.
"Aneh dan lucu sekali, bukan?" kata Siok Ho tersenyum
memandang gadis di depannya.
"Apa yang aneh" Apa yang lucu?" Lee Ing bertanya,
menghentikan pekerjaannya mencuci tangan setelah habis
makan daging ikan lee yang enak dan perutnya tidak begitu lapar
lagi. 8 "Anehnya pertemuan kita tadi dan lucunya sekarang ini. Kita
duduk sama-sama makan daging ikan, padahal kau dan aku tidak
529 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mengenal satu sama lain bahkan sampai sekarangpun aku tidak
tahu siapa kau...?" Merah muka Lee Ing. Pemuda ini biarpun peramah, kiranya
pemalu sampai mau tahu nama saja caranya berputar-putar
seperti angin puyuh! "Untuk apa sih kau mau tahu aku siapa?" tanyanya dan sepasang
mata gadis ini menatap tajam, penuh selidik. Aneh, muka Siok Ho
yang tampan menjadi merah sekali. Benar-benar seorang
pemuda pemalu, pikir Lee Ing.
"Mengapa tidak" Kau sudah mengetahui namaku, sudah
sepatutnya aku mengenal namamu pula. Kau siapakah, adik?"
Makin merah pipi Lee Ing. Biarpun pemalu, pemuda ini kadangkadang memperlihatkan keberanian
luar biasa, seperti sekarang
ini belum apa-apa sudah berani menyebut "adik"!
"Namaku Lee Ing..."
"Aduh bagusnya nama itu! Menyesal sekali namaku tidak seindah
itu. Dan she-mu, siapakah ...?"
530 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi Lee Ing tidak menjawab karena ia mendengar
sesuatu. Juga Siok Ho cepat menengok dan siap menanti
datangnya segala kemungkinan seperti biasanya seorang ahli
silat yang selalu waspada. Dari balik batu karang tiba-tiba muncul
tiga orang laki-laki tua yang dari pakaiannya jelas menunjukkan
bahwa mereka adalah pengawal-pengawal istana di kota raja.
"Ha, ini tentu anggauta-anggauta Tiong-gi-pai, Tangkap!" seru
seorang di antara mereka sambil menubruk maju. Memang, kaki
tangan Auwyang-taijin sering kali bertindak sewenang-wenang
mengandalkan kedudukan mereka dan pengaruh Auwyang-taijin,
terutama sekali mengandalkan pengaruh Auwyang Tek, karena
mereka ini memang kaki tangan Auwyang Tek. Setiap kali melihat
penduduk yang lemah, mereka selalu menggoda dan
mengganggu. Apa lagi kalau melihat gadis cantik, tentu mereka
berlumba untuk menawan dan menculiknya, diserahkan kepada
Auwyang Tek untuk menerima hadiah.
9 Tiga orang inipun merupakan kaki tangan Auwyang Tek yang
memiliki kepandaian lumayan. Mereka melihat Lee Ing yang jelita,
tentu saja tidak mau melepaskan begitu saja. Segera menyerbu
Siok Ho untuk merobohkan pemuda ini dan selanjutnya hendak
menculik Lee Ing. Akan tetapi kali ini mereka memang sedang sialan. Andaikata
mereka bertemu dengan Lee Ing seorang diri saja mereka sudah
531 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sialan, apa lagi sekarang bertemu dengan Lee Ing yang
berkawan Siok Ho, mereka benar-benar sedang sial dangkalan.
Siok Ho yang belum selesai makan daging ikan, tidak bergerak
dari tempat duduknya. Tangan kiri masih memegang ikan, tangan
kanan menggerakkan pancingnya tiga kali.
"Aduh.... celaka.... mati aku......!"
Tiga orang itu dengan tepat sekali terkena serangan pancing
istimewa itu pada leher dan tempat-tempat berbahaya sehingga
biarpun jarum keci itu tidak sampai menewaskan mereka" namun
cukup membuat mereka kesakitan. Tubuh mereka menggelundung dan Lee Ing secara main-main melemparlemparkan tulang ikan ke arah mereka.
Terdengar bunyi tak-toktak-tok disusul teriakan-teriakan kesakitan dan tanpa dapat
dicegah lagi tiga orang yang kini mendapat tambahan hadiah dari
Lee Ing, yaitu kepala mereka tertancap oleh duri-duri ikan, terus
menggelinding dan tercebur ke dalam sungai!
"Ha-ha-ha, kau sekarang bisa memancing ikan kaki dua!" kata
Lee Ing kepada Siok Ho. Akan tetapi pemuda itu ternyata sudah
melompat pergi, mengejar empat orang pengawal lain yang ruparupanya menjadi jerih melihat tiga
orang kawan mereka roboh demikian mudah. 532 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing hendak ikut mengejar, akan tetapi tiba-tiba ia melihat
berkelebatnya bayangan orang dari tempat jauh. Dua bayangan
orang itu cepat sekali gerakannya, jauh lebih cepat dari pada
gerakan para pengawal itu, maka tanpa banyak cakap lagi, Lee
Ing lalu melompat dan mempergunakan ilmu lari cepat mengejar
bayangan-bayangan itu yang lari ke lain jurusan.
10 Tak lama kemudian selagi ia celingukan mencari bayanganbayangan itu yang memasuki sebuah
dusun, ia mendengar jeritjerit memilukan. Lee Ing berlari mengejar dan masih terdengar
olehnya beberapa orang penduduk menutup pintu rumah masingmasing dan di jalan-jalan sunyi
sekali seakan-akan semua penduduk sudah sejak tadi menyembunyikan diri.
Lee Ing memasuki sebuah rumah kuno dari mana tadi ia
mendengar teriakan menyayat hati. Begitu ia menerjang pintu dan
melompat masuk, Lee Ing berhenti dan memandang ke atas
lantai dengan mata terbelalak. Di depan kakinya, di atas lantai,
rebah tiga orang yang kelihatannya gagah-gagah dalam keadaan
sudah menjadi mayat. Pada dada dan punggung mereka nampak
tapak tangan menghitam dan muka mereka juga sudah mulai
menghitam! "Bekas tangan Hek-tok-ciang.." Lee Ing berpikir dengan hati
marah. "Benar-benar jahat komplotan yang dipimpin oleh Kai
533 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Song Cinjin ini.." Ia menengok ke arah dinding dan melihat tulisan
di atas dinding. BASMI SEMUA ANGGAUTA TIONG-GI-PAI
Tulisan itu dibuat dengan guratan jari tangan sampai membekas
dalam-dalam di tembok, tanda bahwa penulisnya memiliki tenaga
lweekang yang cukup tinggi. Membaca tulisan ini, sekali lagi Lee
Ing memandang ke arah mayat tiga orang itu dan hatinya terharu.
Teringat ia akan rombongan Tiong-gi-pai yang dipimpin oleh
Kwee Cun Gan, orang gagah perkasa murid Kun-lun-pai yang
dahulunya menjadi sahabat ayahnya, malah berusaha
menolongnya dengan menukarkan Ilmu Pedang Lian-cu-samkiam kepada Bu Lek Hwesio. Teringat
akan ini semua, hatinya menjadi mendongkol sekali melihat sekarang anggauta-anggauta
Tiong-gi-pai dibunuh semuanya oleh pukulan Hek-tok-ciang.
Tanpa banyak cakap lagi Lee Ing lalu melesat keluar, naik ke atas
genteng untuk mencari jejak musuh. Akan tetapi keadaan sunyi
saja, bahkan ia tidak tahu lagi ke mana perginya Siok Ho yang
tadi mengejar para pengawal.
"Tentu diapun pergi ke kota raja," pikirnya. Lee Ing lalu berlari
cepat menuju ke Nan-king, dalam hatinya mengambil keputusan
534 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
untuk mencari Tiong-gi-pai dan membantu perkumpulan patriot ini
secara diam-diam dan mencari tahu perihal ayahnya.
11 Yang membuat ia merasa heran adalah bayangan Siok Ho yang
selalu terbayang di depan matanya. Sukar ia mencoba untuk
mengusir bayangan ini, terutama sekali senyum manis dan
pandangan mata penuh kejujuran dari pemuda itu merupakan
sesuatu yang menggoda hatinya dan mendatangkan kesan
mesra yang selama hidup belum pernah dirasainya. Di luar
kesadarannya, Lee Ing telah jatuh cinta kepada Oei Siok Ho, jago
muda dari Kun-lun itu! Dengan melakukan perjalanan cepat sekali Lee Ing segera
memasuki Kota Raja Nan-king. Mudah saja baginya mendengar
dari tukang-tukang warung arak tentang pertandingan
pertandirgan yang sering terjadi antara orang-orang Tiong-gi-pai
melawan kaki tangan Auwyang taijin. Juga ia mendengar tentang
keganasan Auwyang Tek sebagai putera menteri dunia yang
mengandalkan kepandaian silatnya dan kedudukan ayahnva.
Ketika mendengar bahwa Auwyang Tek adalah murid terkasih
dari Kai Song Cinjin, Lee Ing dapat menduga bahwa orang yang
melakukan pembunuhan di luar kota raja terhadap tiga orang
anggauta Tiong-gi-pai itu tentu Auwyang Tek adanya.
Dia telah melihat dua bayangan yang cepat gerakannya, tentu
Auwyang Tek bersama seorang kawannya yang pandai pula,
535 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
entah siapa. Ketika Lee Ing bertanya tanya tentang Tiong-gi-pai,
tak seorangpun dapat memberi tahu kepadanya. Memang Tionggi-pai adalah perkumpulan rahasia
yang tidak mempunyai tempat
tertentu, pula, andaikata Tiong-gi-pai mempunyai tempat tertentu,
pasti siang-siang sudah diserbu oleh kaki tangan Auwyang-taijin.
Selagi Lee Ing kebingungan ke mana harus mencari Tiong-gi pai
atau ketuanya, Kwee Cun Gan, untuk menanyakan keadaan
ayahnya, tiba-tiba di satu tikungan jalan di kota raja yang ramai
itu ia melihat berkelebatnya bayangan yang amat dikenalnya, Oei
Siok Ho! Pemuda tampan itu berjalan dengan tenang-tenang saja
dan agaknya tidak melihat Lee Ing. Gadis ini cepat menyelinap
bersembunyi dan diam-diam melakukan pengintaian. Hendak
mengetahui apakah yang akan dilakukan oleh pemuda itu dan
ingin ia melindungi pemuda itu secara diam-diam.
Tiba-tiba Lee Ing tersenyum geli ketika melihat setangkai daun
kebiruan menghias topi pemuda itu. "Benar-benar lucu," pikirnya.
"Kalau hendak mempersolek diri, mengapa bukan kembang yang
menghias topi, melainkan setangkai daun yang buruk pula bentuk
maupun warnanya, juga sudah kering?"
Akan tetapi Lee Ing menahan ketawanya ketika ia melihat
seorang laki-laki setengah tua yang tadinya duduk di tepi jalan
12 bersandar tongkat dan berpakaian pengemis, sekarang berdiri
terbongkok-bongkok dan tiba-tiba melangkah maju menghadang
536
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Ho. Pandangan mata Lee Ing awas sekali, maka ternyata
olehnya bahwa pengemis yang kelihatannya lemah berpenyakitan
itu, ketika bergerak bukan main cepatnya, tanda bahwa dia
sebetulnya seorang ahli silat yang pandai.
Lee Ing merasa heran sekali, akan tetapi perasaan ini segera
terganti kekagetan ketika pengemis itu terhuyung huyung mau
jatuh ke arah Siok Ho yang sedang enak-enak berjalan. Bagi
mata orang biasa tentu dikira pengemis itu kelaparan atau
kelelahan sampai tak kuat berdiri dan hendak jatuh menimpa
orang di jalan, akan tetapi bagi Lee Ing, terang bahwa orang itu
sengaja menubruk Siok Ho dan mengirim pukulan yang kuat
sekali. Tentu saja Siok Ho yang memiliki kepandaian tinggi, tahu pula
bahwa dirinya bukan sembarangan ditubruk oleh seorang
pengemis kelaparan, melainkan diserang deh seorang lawan
yang lihai. Akan tetapi ia menjadi girang ketika melihat bahwa
serangan iiu adalah gerak tipu Pek-wan-hoan-hwa (Lutung Putih
Mencari Bunga), jurus dari ilmu silat Kun-lun-pai yang dimainkan
dengan gerakan buruk sekali. Cepat Siok Ho miringkan tubuh,
menangkap dua lengan orang itu sambil berseru,
"Lopek, hati-hatilah jangan jatuh!" Setelah berkata demikian, Siok
Ho pura-pura membantu dan menolong orang itu berjalan.
Banyak orang yang menyaksikan kejadian ini tentu mengira
537 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bahwa Siok Ho adalah seorang pemuda baik hati yang merasa
kasihan kepada pengemis setengah tua itu dan berusaha
menolongnya. Akan tetapi Lee Ing yang memperhatikan dengan
pandangan lain, melihat betapa mereka berbisik-bisik dan
menyelinap pergi di antara orang banyak yang tidak
memperhatikan lagi kejadian itu.
Lee Ing terus mengikuti dan akhirnya, benar seperti dugaannya,
ia melihat Siok Ho dan ''pengemis" itu sudah keluar dari kota raja
dan berlari cepat ke jurusan utara, masuk ke dalam sebuah hutan
yang sunyi. Dengan kepandaiannya yang luar biasa sekali Lee
Ing dapat menyelinap dan mengikuti mereka tanpa diketahui oleh
yang diikuti, bahkan dapat mengintai sambil bersembunyi ketika
Siok Ho tiba di tengah hutan dan disambut oleh serombongan
orang. 13 Bisikan-bisikan di antara pengemis dan Siok Ho tadi tak terdengar
oleh Lee Ing. Setelah pengemis itu tak berhasil menyerang Siok
Ho bahkan kedua tangannya dipegang membuat dia tak berdaya
tadi, ia bertanya perlahan,
"Kau dari Kun-lun-pai datang ke sini hendak mencari siapakah?"
538 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Ho berbisik girang, "Mencari Tiong-gi-pai bertemu dengan
ketuanya, Kwee Cun Gan."
"Mari kau ikut aku," jawab pengemis itu sambil mengajak Siok Ho
pergi ke luar kota raja. Ketika mereka tiba di dalam hutan itu, tanpa menyadari bahwa
semenjak tadi mereka terus diikuti oleh Lee Ing, mereka disambut
oleh sembilan orang gagah yang dipimpin oleh Kwee Cun Gan
sendiri. Kwee Cun Gan nampak agak tua dan rambutnya sudah
banyak ubannya, tanda bahwa dia banyak menderita, namun
sinar matanya tetap memancarkan semangat besar.
"Lo Kiam. kau datang membawa orang muda ini siapakah?" tegur
Kwee Cun Gan kepada "pengemis" itu yang sebetulnya adalah
seorang anggauta Tiong-gi-pai yang bertugas menyelidik di kota
raja. "Aku melihat dia memakai daun biru seperti yang pernah dipakai
oleh Kwee-twako, dan aku teringat bahwa itu adalah tanda dari
anak murid Kun-lun-pai yang hendak mencari hubungan. Oleh
karena itu aku lalu menubruk dan menyerangnya dengan jurus
Kun-lun-pai yang kudapat dari twa-ko, akan tetapi dia dapat
menangkapku. Ketika kutanya apa maksud kedatangannya, dia
539 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bilang hendak mencari Kwee-twako." Pengemis itu memberi
laporannya. Kwee Cun Gan memandang Siok Ho, matanya tajam menyelidik
penuh kecurigaan. Maklumlah Tiong-gi-pai sudah mengalami
banyak kekalahan juga sudah banyak anak buahnya yang tewas.
Fihak kaki tangan Auwyang Tek amat berbahaya dan curang,
siapa tahu kalau pemuda ini bukan lain mata-mata dari fihak
musuh. "Orang muda, kau siapakah dan datang dari mana?" tanyanya.
Slok Ho tidak mau menduga-duga dengan siapa ia berhadapan,
14 maka lalu berkata, "Aku harap cuwi suka memberi tahu kepada
Kwee Cun Gan lo-enghiong bahwa seorang anak murid Kun-lunpai datang ingin bertemu. Aku
bernama Oei Siok Ho dan aku
datang langsung dari Kun-lun-pai untuk membantu Tiong-gi-pai."
Kwee Cun Gan mengerutkan keningnya. Memang banyak sekali
anak murid Kun-lun-pai dan dia sendiri tentu saja tidak mengenal
murid-murid baru. Akan tetapi kalau yang datang membantunya
hanya seorang murid muda dan kelihatan begini lemah lembut,
apa sih artinya" Paling-paling hanya akan membikin malu saja,
malah-malah dapat merendahkan nama besar Kun-lun-pai.
540 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Aku sendiri yang bernama Kwee Cun Gan," katanya singkat.
Siok Ho tersenyum lalu menjura dengan hormatnya. "Kwee
suheng. terimalah hormat siauwte Oei Siok Ho."
Kwee Cun Gan mengangguk dan keningnya berkerut. "Bocah ini
benar-benar tak tahu diri," pikirnya di dalam hati, "masa semuda
dia menyebut suheng kepadaku?"
Karena tidak ada alasan untuk menyatakan kemendongkolan
hatinya, ia bertanya dan terpaksa menyebut sute, "Tidak tahu
sute ini murid siapakah?"
"Siauwte yang bodoh tadinya mendapat latihan dari suhu Kim Sim
Cu, akan tetapi selama tiga empat tahun ini siauwte mendapat
petunjuk-petunjuk dari couwsu sendiri."
Kwee Cun Gan makin mendongkol. Sombongnya, pikirnya. Mana
couwsu mau sembarangan memberi petunjuk kepada anak murid
yang masih begini hijau" Akan tetapi ia menyelidik terus,
541 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Couwsu yang mana?" Ia pikir tentu ji-couw-su atau sam-couwsu
yang memberi sekedar petunjuk, akan tetapi alangkah kagetnya
ketika ia mendengar jawaban Siok Ho.
"Siauwte mendapat petunjuk dari Swan Thai Couwsu sendiri."
Kesabaran Kwee Cun Gan ada batas. Ia anggap pemuda ini
terlalu sombong dan terlalu besar bohongnya. Ia sendiri tahu
bahwa Swan Thai Couwsu sudah puluhan tahun tidak mau
mengajar, tidak mau tahu urusan dunia. Mana Couwsu itu mau
turun tangan mengajar bocah ini" Dia sendiri adalah murid Swan
15 Thian Couwsu, sedangkan Souw Teng Wi murid Swan Le
Couwsu. Kalau bocah ini murid Swan Thai Couwsu yang memiliki
tingkat yang jauh lebih tinggi dari pada Couwsu ke dua dan ke
tiga, memang bocah ini terhitung sutenya, akan tetapi tentu
sutenya ini memiliki kepandaian yang jauh lebih tinggi dari pada
dia dan Souw Teng Wi. Gila benar! Siapa yang sudi percaya"
Akan tetapi Kwee Cun Gan adalah seorang yang halus budi
pekertinya, tentu saja ia tidak mau bersikap kasar dan ia ingin
menyelidiki terus dengan secara halus.
"Oei-sute, kalau kau benar murid Swan Thai Couwsu sendiri,
memang kau suteku, karena aku adalah murid Swan Thian
Couwsu. Sebagai murid Swan Thai Couwsu, tentu kepandaianmu
hebat sekali. Sute, sudah lama aku tidak bertemu dengan anak
murid partai kita, sebagai perkenalan dan oleh-oleh, maukah kau
542 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
memperlihatkan ilmu silat kita barang dua jurus untuk kulihat
apakah pelajaran dulu dan sekarang ada perubahan?"
Siok Ho tersenyum, Ia maklum bahwa suhengnya ini masih belum
mau percaya kepadanya dan hal ini memang ia anggap
sewajarnya dalam jaman seperti itu. Ia juga belurn mau bercerita
tentang keadaan Kun-lun-pai sebelum suhengnya ini betul-betul
percaya kepadanya. "Kalau suheng memerintahkan, bagaimana siauwte berani
membantah" Akan tetapi harap saja suheng dan sekalian
enghiong yang berada di sini tidak menertawakan kepandaian
siauwte yang hanya patut disebut kebodohan ini. Dasar ilmu silat
Kun-lun-pai tidak banyak dan tidak berapa sukar dipelajari,
beginilah!" Setelah berkata demikian. Siok Ho lalu bersilat tangan kosong.
Begitu ia bersilat, Kwee Cun Gan kecewa bukan main. Pemuda
ini memperlihatkan permainan Ilmu Silat Pat-kwa-pouw atau
Iangkah-langkah Pat-kwa yang menjadi dasar ilmu silat-ilmu silat
Kun-lun-pai. Setiap murid baru selalu dilatih langkah-langkah
seperti ini dan biarpun seorang bocah umur empat tujuh tahun
kalau menjadi murid Kun-lun-pai tentu saja diberi pelajaran Patkwa-pouw ini. Sekarang bocah ini
memperlihatkan permainan Pat-kwa-pouw, biarpun permainan itu tepat dan bagus
gerakannya, apa sih anehnya diperlihatkan di depan dia dan para
543 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
anggauta Tiong-gi-pai" Belum apa-apa bocah ini sudah
memalukan Kun-lun-pai saja dan dia berani mati mengaku murid
Swan Thai Couwsu" Setelah selesai mainkan Pat-kwa-pouw,
16 Siok Ho menghentikan permainannya dan menjura sambil berkala
dengan senyum, "Harap suheng dan permainanku tadi." cuwi enghiong tidak mentertawakan Orang-orang yang hadir di situ, anggauta-anggauta Tiong-gi-pai,
rata-rata adalah ahli silat lumayan. Ada pula tiga orang murid
Kwee Cun Gan sendiri yang tentu saja mengenal Pat-kwa-pouw
itu, maka mereka semua merasa heran mengapa dari Kun-lunsan datang seorang bocah tolol
macam ini yang datang-datang
menyombongkan diri sebagai murid tokoh pertama dari Kun-lunpai dan hendak membantu gerakan
Tiong-gi-pai. Orang macam
ini saja bisa disuruh apakah" Hanya gantengnya saja yang lebih
dari orang lain, tentang kepandaian, aahh!
Wajah Kwee Cun Gan makin kelihatan kecewa. Akan tetapi
sebagai seorang kang-ouw yang berpengalaman, ia tidak mau
segera bertindak sembrono. la maklum bahwa jaman telah
berubah dan banyak sekali orang-orang muda yang sekarang ini
memiliki kepandaian tinggi. Buktinya saja pemuda-pemuda
seperti Auwyang Tek, keponakannya sendiri Kwee Tiong, lalu
Liem Han Sin, dan Siok Bun, biarpun masih amat muda-muda
544 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
namun kepandaian mereka masih lebih tinggi tingkatnya dari
pada kepandaiannya sendiri!
la teringat akan rahasia kang-ouw bahwa orang harus berhati-hati
kalau berhadapan dengan orang orang yang kelihatannya lemah,
seperti pemuda siucai (sasterawan), gadis lemah-lembut, neneknenek dan orang bercacad. Mereka
ini memang pada umumnya orang-orang lemah, namun kalau memiliki kepandaian, mereka
bisa membuat salah hitung pada lawan yang tadinya memandang
ringan. "Bagus sekali, sute. Agaknya Swan Thai Couw-su mementingkan
dasar dari ilmu silat kita. Aku mempunyai tiga orang murid yang
terhitung murid keponakanmu sendiri. Kau yang baru saja lulus
dari perguruan kita, maukah kau bermurah hati memberi petunjuk
17 kepada mereka tentang kepentingan Ilmu Pat-kwa-pouw tadi?"
Setelah berkata demikian, Kwee Cun Gan memberi isyarat
kepada tiga orang muridnya sambil berkata, "Kebetulan sekali,
susiokmu datang dan kalian boleh minta petunjuk untuk
menambah pengertian."
Murid-murid Kwee Cun Gan ini adalah bekas-bekas pejuang.
Sebelum menerima pelajaran ilmu silat Kun-lun-pai dari Kwee545
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pangcu, mereka sudah memiliki ilmu silat yang lumayan juga.
Mereka adalah orang-orang lelaki yang sudah berusia tiga puluh
tahun lebih, dada bidang tenaga kuat dan pengalaman
pertempuran yang sudah masak. Yang pertama bernama Tan
Kui, yang ke dua dan ke tiga adalah kakak beradik bernama Nyo
Tat Sek dan Nyo Tat Sui. Tiga orang ini terkenal sebagai orang-orang kuat dan termasuk
jago-jago Tiong-gi-pai. Tentu saja mereka memandang rendah
kepada Siok Ho. Akan tetapi oleh karena Siok Ho diperkenalkan
oleh suhu mereka sebagai anak murid Kun-lun-pai dan malah
masih terhitung susiok (paman guru) mereka tidak berani
mengatakan perasaan mereka secara berterang.
Tan Kui, diikuti oleh saudara Nyo, melangkah maju dan dengan
sikap menjura dengan hormat, mengerahkan tenaga ketika
menjura sampai kedua lengannya memperdengarkan suara
berkerotokan, tanda bahwa orang kuat ini sedang mengerahkan
lweekangnya! "Susiok, terimalah hormat teecu," katanya, suaranya sungguhsungguh akan tetapi jelas mata dan
mulutnya mentertawakan. 546 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Siok Ho tersenyum, membalas penghormatan itu dan berkata,
"Sam-wi harap jangan terlalu sungkan. Biarpun harus kuakui
bahwa aku adalah paman guru kalian, namun melihat usia, tidak
enaklah dipanggil susiok!"
Tan Kui mendongkol. Biarpun suara pemuda itu ramah dan
merendah, namun jelas menyatakan bahwa pemuda itu memang
berhak menjadi paman guru, alangkah sombongnya.
"Oei-susiok, seperti yang dikatakan oleh suhu tadi, teecu mohon
petunjuk tentang ilmu silat. Selain Pat-kwa-pouw tadi, ilmu silat
apakah kiranya dapat susiok tambahkan kepada teecu?"
18 "Tentu kalian sudah mempelajari Pat-kwa-pouw, bukan?" tanya
Siok Ho. Tiga orang itu saling pandang dan Tan Kui tertawa. "Tentu saja,
bukankah itu merupakan dasar yang harus dipelajari oleh murid
bagaimanapun rendah tingkatnya?"
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Coba kalian mainkan Pat-kwa-pouw, barangkali aku dapat
memberi sedikit petunjuk," kata pula Siok Ho dengan sikap
tenang. Sementara itu, Kwee Cun Gan dan kawan-kawan lain lalu
duduk di atas 547 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
(Lanjut ke Jilid 13) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 13 rumput hendak menonton pertunjukan yang mereka anggap aneh
dan lucu ini. Kalau memang betul pemuda itu hanya orang yang
mengaku-aku atau memang mata-mata fihak musuh, mereka
akan mempermainkannya. Disuruh mainkan Pat-kwa-pouw, tiga orang itu menoleh ke arah
Kwee Cun Gan yang segera berkata, "Paman gurumu sudah
memberi perintah, mengapa kalian masih ragu-ragu?" Tan Kui
dan dua orang sutenya menjadi merah mukanya. Kalau tidak
takut kepada Kwee Cun Gan, mau mereka menegur "paman
guru" ini yang agaknya hendak mempermainkan mereka. Masa
mereka, tiga orang jagoan Tiong-gi-pai, disuruh mainkan Patkwa-pouw yang lebih patut dimainkan
oleh anak-anak yang sedang belajar silat"
Terpaksa mereka bertiga lalu mulai bergerak, melangkah
menurutkan Pat-kwa-pouw dan seperti dulu ketika mula-mula
548 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
belajar silat, mereka melangkah sambil berseru, "Satu, dua, tiga,
empat, lima, enam, tujuh, delapan!" Demikian berturut-turut
karena memang Pat-kwa-pouw terdiri dari delapan langkah yang
berubah-ubah, delapan kali delapan langkah menjadi enam puluh
empat langkah yang membentuk bermacam-macam bhesi atau
kuda-kuda ilmu silat Kun-lun-pai.
Sambil memperhatikan langkah mereka, berkali-kali Siok Ho
berkata, "Terlalu lemah! Kurang tepat, Terlalu cepat!" dan
kadang-kadang "terlalu lambat" sampai permainan mereka
selesai Siok Ho menggeleng kepala sambil berkata,
19 "Kalian bertiga tentu tidak memperhatikan pelajaran suheng
dengan baik. Pat-kwa-pouw yang kalian lakukan tadi benar-benar
tidak tepat dan amat lemah! Bagaimana ilmu setinggi ini kalian
abaikan saja" Mulai sekarang harap kalian suka berlatih lebih
baik lagi, jangan membikin malu nama Kun-lun-pai dan harap
banyak-banyak bertanya kepada suhu kalian."
Kwee Cun Gan melengak, Pat-kwa-pouw tiga orang muridnya itu,
biarpun tidak sebaik dia, sudah termasuk baik dan kuat,
bagaimana pemuda itu berani berlancang mulut mencelanya
sampai begitu hebat" Tan Kui yang berdarah panas segera
berkata, nadanya mengejek, "Oei-susiok, Pat-kwa-pouw hanya
permainan dasar saja, hanya untuk melemaskan gerakan kaki
549 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dan melatih bhesi. Apa sih perlunya" Tak dapat dipakai
menghadapi lawan berat."
Siok Ho mengerutkan alisnya. "Hemmm, bagaimana kau berani
bilang begitu" Itu tandanya kau mengabaikan pelajaran dan
suheng terlalu lemah dan memanjakan kalian. Apa kalian
mempunyai ilmu silat yang lebih tinggi dari pada Pat-kwa-pouw.?"
"Pat-kwa-pouw bagi teecu bertiga bukan apa-apa, tentu saja kami
mempunyai ilmu silat yatag betul-betul permainan orang-orang
gagah," jawab Tan Kui.
"Bodoh! Satu ilmu aseli saja tidak dipelajari baik-baik, sudah
belajar lain ilmu. Kosong belaka. Kalian belum melihat kelihaian
dasar ilmu silat Kun-lun-pai" Coba perlihatkan ilmu-ilmu silat
tinggi kalian dan kalian coba pecahkan Pat-kwa-pouw yang
kumainkan!" Sambil berkata demikian Siok Ho segera memasang
kuda-kuda bergerak dalam Pat-kwa-pouw. Hampir saja Tan Kui
dan dua orang sutenya tertawa bergelak. Mereka anggap
pemuda ini lucu sekali, lucu dan ngawur. Bagaimana dengan Patkwa-pouw berani menghadapi
mereka bertiga yang bersilat
sesuka hati mereka" Boleh jadi pemuda yang mengaku paman
guru mereka ini lihai, akan tetapi dengan Pat-kwa-pouw, orang
bisa apakah" Pat-kwa-pouw tidak mengandung daya serang atau
daya tahan, hanya mengandung peraturan perubahan kaki
belaka! 550 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Susiok kalian sudah memberi perintah, hayo serang dia!" kata
Kwee Cun Gan yang menjadi gembira melihat kenekatan pemuda
itu. Ia makin curiga dan tidak percaya kalau benar-benar pemuda
20 itu murid Swan Thai Couwsu. Dia sendiri sebagai murid Kun-lunpai yang sudah berpengalaman
tidak tahu bagaimana ia akan
dapat mengahadapi tiga orang kosen seperti murid-muridnya itu
hanya dengan gerakan Pat-kwa-pouw.
Mendengar perintah suhunya, Tan Kui bersama dua orang
sutenya lalu mulai menyerang sambil berkata, "Maaf, susiok
sendiri yang menyuruh tee-cu menyerang!"
Cepat sekali penyerangan mereka bertiga. Mula-mula hanya
mendorong dan membetot saja untuk membuat pemuda itu roboh
atau kacau gerakan kakinya. Akan tetapi setelah berkali-kali
menangkap angin, mereka mulai menyerang dengan sungguhsungguh.
Aneh sekali! Siok Ho hanya bergerak menurut Pat-kwa-pouw,
hanya merobah-robah kaki menurut kedudukan yang amat sulit
dan aneh, sambil mulutnya tiada hentinya menyebut nama
langkah yang dilaluinya. Dan lebih aneh lagi. Tiga, orang
penyerangnya itu seakan-akan menjadi bingung dan dalam
551 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pandangan mereka, tubuh pemuda itu lenyap setiap kali hendak
dipukul dan tampak kembali setiap kali pukulan berlalu.
"Langkah pemuda itu nampak sewajarnya dan begitu tepatnya
sehingga mereka sendiri menjadi bingung dan mati langkah.
Makin cepat mereka bergerak mengurung, makin cepat pula Siok
Ho bergerak dan pada jurus ke duabelas, Tan Kui terhuyung ke
depan karena memukul angin. Tadinya ia melihat kesempatan
dan sudah memukul dengan kuat, dan pada pendapatnya tentu
akan mengenai sasaran. Celakanya, sebelum kepalannya
menyerempet pakaian, pemuda itu sudah lenyap dan sebagai
gantinya, tahu-tahu Nyo Tat Sek sudah berada di situ
menggantikan Siok Ho hendak menerima pukulannya! Pada saat
yang sama melangkah keluar, tiga orang itu tak dapat dicegah
lagi saling bertumbukan dan roboh!
Kwee Cun Gan sampai melongo menyaksikan peristiwa itu.
Bagaimana mungkin langkah-langkah Pat-kwa-pouw dapat
merobohkan tiga orang muridnya yang selain faham langkah itu
juga memiliki kepandaian yang cukup tinggi" Ataukah mungkin
tiga orang muridnya itu terlampau terburu nafsu sehingga terjadi
saling tabrak dalam pengeroyokan itu" Karena masih penasaran,
maka ia diam saja ketika melihat Tan Kui dan dua orang sutenya
itu bangun berdiri dan tanpa banyak cakap menerjang lagi
kepada Siok Ho. 552 21 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Anak-anak bandel," terdengar Siok Ho berkata, "apakah kalian
masih belum merasa cukup" Masih belum percaya akan kelihaian
Pat-kwa-pouw" Nah, rasakanlah!"
Dengan cekatan dan gesit seperti burung walet pemuda itu
melangkah ke depan belakang dan ketika kakinya bergeser,
secepat kilat kaki ini mengait kaki Tan Kui dan sute-sutenya.
Karena gerakan Siok Ho jauh lebih cepat dan tenaga
Iweekangnya juga sudah masak, maka tanpa dapat dicegah lagi
untuk kedua kalinya Tan Kui dan dua orang sutenya roboh
terjengkang. Kali ini mereka roboh agak keras sampai mereka
mengaduh-aduh kesakitan bercampur dengan rasa heran yang
tidak mereka sembunyikan dari muka mereka.
Kini baru mereka tunduk betul, dan Tan Kui memimpin sutesutenya menjura di depan Siok Ho
sambil berkata, "Susiok benar
hebat, teecu bertiga sudah menerima petunjuk dan pelajaran,
harap maafkan kekuarangajaran teecu tadi."
Siok Ho menggerakkan tangan menyuruh mereka minggir sambil
berkata, "Tidak aneh kalau kalian memandang ringan kepadaku
karena usiaku, akan tetapi kepandaian bukan bersandar kepada
usia. Kepandaian kalian sudah cukup, hanya mungkin dahulu
kurang memperhatikan petunjuk suheng."
553 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kwee Cun Gan masih penasaran, apa lagi ia yang menjadi guru
tiga orang itu merasa malu sekali karena murid-muridnya sama
saja seperti orang-orang tolol. Bagaimana seorang guru tidak
merasa tersinggung dan malu kalau melihat murid-muridnya
tolol" la bangkit berdiri, menghampiri Siok Ho dan berkata,
"Oei-sute, permainanmu Pat-kwa-pouw tadi benar-benar
mengagumkan sekali dan terus terang saja aku sendiri belum
pernah melihat Pat-kwa-pouw dimainkan seperti itu. Memang
dengan pertunjukanmu tadi kau telah mengharumkan nama besar
partai kita. Akan tetapi melihat tingkat kepandaianmu, tidak hanya
murid-murid keponakanmu yang perlu dengan petunjukmu,
bahkan aku sendiripun mengharapkan petunjukmu. Apakah
selain Pat-kwa-pouw kau juga menerima pelajaran lain dari
sucouw?" Oei Siok Ho memandang tajam lalu berkata sambil menarik
napas panjang, "Kalau aku tidak ingat bahwa suheng sudah terlalu banyak
menderita dalam perjuangan sehingga menjadi hati-hati dan
selalu curiga, tentu aku akan merasa kecewa dengan
22 penyambutan ini. Siauwte tahu bahwa suheng masih curiga
terhadap siauwte dan ingin menguji. Tentu suheng maklum
bahwa ilmu silat Kun-lun-pai tak boleh dimainkan untuk pamer
begitu saja. Akan tetapi untuk meyakinkan hati suheng, boleh
554 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
suheng minta siauwte mainkan ilmu silat yang mana saja dari
partai kita" Kwee Cun Gan menjadi makin tidak enak. Kalau mendengar
pembicaraannya dengan orang muda ini agaknya betul-betul
anak murid Kun-lun, akan tetapi melihat. usianya yang begitu
muda mana mungkin menjadi murid Swan Thai Couwsu"
"Dugaanmu memang betul," akhirnya ia berkata terus terang,
"Nah, kau puaskan hatiku, sute, coba kau mainkan Lian-cu-samkiam."
Siok Ho tersenyum. "Sucouw pernah bilang bahwa di antara tujuh
belas ilmu simpanan dari Kun-lun-pai, suheng telah mempelajari
Lian-cu-sam-kiam. Siauwte yang bodoh mana bisa menandingi
suheng" Biarlah suheng maafkan dan siauwte hanya mainkan
beberapa jurus saja tanpa pedang."
Setelah berkata demikian, Siok Ho lalu bersilat dengan gerakan
ringan sekali dan mulutnya menyebutkan jurus-jurus ke berapa
yang dimainkan itu. Gerakannya demikian cepat dan
mengandung tenaga hebat, biarpun tidak menggunakan pedang
namun getaran jari-jari tangannya melebihi getaran pedang,
membuat Kwee Cun Gan makin kaget dan kagum.
555 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Cukup.... cukup....!" katanya dan cepat ia menghampiri Oei Siok
Ho untuk dipeluk pundaknya saking girangnya.
Akan tetapi Siok Ho dengan lincah miringkan pundak sehingga
pelukan Kwee Cun Gan meleset. "Suheng harap jangan terlalu
memuji," katanya sambil melangkah mundur.
Kwee Cun Gan mengira bahwa Siok Ho marah karena dicurigai
tadi sehingga tidak mau dipeluk. Ia berdiri memandang dan dari
kedua mata ketua Tiong-gi-pai ini keluar dua butir air mata.
Hatinya amat terharu dan girang sekali.
"Oei-sute, sudah lama kukira bahwa Kun-lun-pai melupakan
murid-muridnya yang berada di luar, dan kiraku hanya suheng
Souw Teng Wi dan aku sendiri saja yang dibiarkan menghadapi
23 orang-orang jahat menindas rakyat. Tidak tahunya sekarang
sucouw mengirim kau, muridnya yang biarpun masih muda
namun jempolan. Hati siapa tidak terharu dan girang?"
Dan kepada Tan Kui dan dua orang sutenya tadi, ia berkata,
"Dengar kalian, bahkan melihat tingkat kepandaiannya, ia pantas
menjadi susiok-couw kalian!"
556 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mendengar kata-kata Kwee Cun Gan ini, barulah semua orang
menjadi kaget sekali. Sungguh di luar sangkaan mereka bahwa
pemuda ganteng itu ternyata benar-benar anak murid Kun-lun-pai
yang memiliki ilmu kepandaian tinggi sampai-sampai ketua
memuji setinggi langit. Tentu saja di samping keheranan ini,
terdapat rasa kegembiraan besar karena Semenjak Liem Han Sin
terluka, dalam pertandingamnya melawan Auwyang Tek dan
keluarga Siok berangkat ke utara, maka kedudukan Tiong-gi-pai
amat lemah, tidak mempunyai jago lagi.
Tentu saja kedatangan pemuda ganteng yang gagah perkasa ini
membangunkan semangat mereka pula. Sekarang mereka dapat
mengangkat muka dan berani mengirim tantangan kepada
Auwyang Tek si pemuda jahat. Segera mereka mengerumuni
Siok Ho dan menyatakan kegembiraan mereka.
Pada saat itu, terdengar suara. "Aduuhhh..... kurang ajar,
aduuuh....!" Siok Ho dan Kwee Cun Gan kaget sekali karena suara ini
kedengarannya dari dalam sebatang pohon besar. Kwee Cun
Gan melompat ke arah pohon, akan tetapi Siok Ho lebih cepat
lagi, tangan kanannya bergerak dan sebuah kancing bajunya
melayang cepat ke arah daun-daun pohon yang tadi nampak
557 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bergoyang-goyang. Biarpun yang ia pakai sebagai senjata
rahasia hanya sebuah kancing baju terbuat dari pada tulang,
namun apa bila mengenai orang dapat menembus kulit daging
seperti sebuah pelor baja.
Berbareng dengan masuknya senjata rahasia itu ke dalam
gerombolan daun pohon, dari dalam rumpun itu melesat keluar
bayangan orang yang sukar diikuti oleh pandangan mata, karena
cepatnya laksana kilat saja. Para anggauta Tiong-gi-pai malah
tidak melihat apa-apa, hanya mata Siok Ho dan Kwee Cun Gan
yang melihat bayangan orang berkelebat dan lenyap.
24
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kita telah diintai oleh seorang sakti," kata Siok Ho kepada Kwee
Cun Gan dan semua orang menjadi kagum bukan main.
"Asal saja bukan fihak musuh...." kata Kwee Cun Gan penuh
harap, "Fihak musuh sudah terlalu banyak mempunyai orang
sakti, kalau ditambah dengan yang tadi, benar benar sukar
dilawan." Mudah diduga siapa adanya orang di dalam pohon tadi. Memang,
dia itu bukan lain adalah dara perkasa kita, Souw Lee Ing yang
sejak tadi mengikuti Siok Ho dan mengintai dari dalam
gerombolan daun pohon besar itu. Saking asyik dan kagumnya ia
558 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
melihat Siok Ho mempermainkan orang-orang Tiong-gi-pai, ia
sampai tidak memperhatikan dan tidak tahu betapa seekor semut
merah merayap memasuki pakaiannya, menjadi bingung karena
tidak dapat keluar dan akhirnya karena tergencet pakaian lalu
menggigit kulit pahanya! Rasa sakit, panas dan gatal membuat Lee Ing berseru kaget dan
marah, lupa bahwa ia sedang mengintai dan karenanya tidak
boleh mengeluarkan suara berisik. Setelah Kwee Cun Gan
melompat dan Siok Ho menyambit dengan senjata rahasia,
barulah ia sadar dan menyesal. Cepat laksana kilat ia melompat
keluar, menyambar senjata kecil yang disambitkan oleh Siok Ho
terus kabur secepatnya pergi dari tempat itu.
Setelah tiba di tempat sunyi, ia melihat "senjata rahasia" itu
adalah sebuah kancing baju. Entah apa sebabnya, tahu-tahu
tangannya memasukkan kancing itu ke dalam saku baiunya dan
setelah melaKuKan hal ini, Lee Ing celingukan ke kanan kiri,
seakan-akan takut perbuatannya tadi dilihat orang lain!
Tiba-tiba ia menjadi kaget dan air mukanya berubah. Baiknya ia
celingukan ke sana ke mari, kalau tidak tentu ia takkan melihat
bayangan-bayangan orang yang berseliweran di luar hutan.
Keadaan mereka mencurigakan sekali dan ketika Lee Ing
menyelinap melakukan penyelidikan, ternyata bahwa hutan di
mana anggauta-anggauta Tiong-gi-pai berada itu telah terkurung
559 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
oleh banyak sekali pengawal kerajaan! Celaka, pikirnya. Tentu
Kwee Cun Gan dan kawan-kawannya akan diserbu oleh kaki
tangan menteri durna ini.
Lee Ing kembali memasuki hutan untuk secara diam-diam
membantu rombongan Tiong-gi-pai. Di tengah perjalanan ia
25 melihat seorang kakek yang mukanya seperti muka burung,
membawa sebatang tongkat berkepala burung pula. Orang aneh
dan lucu ini sedang berdiri dan mendengarkan keterangan
seorang gadis cilik yang menudingkan jari ke-arah sebatang
pohon. "Suhu, tadi aku melihat kakek botak itu di sini bersama pemuda
itu dan lihat saja apa yang mereka perbuat kepada bendera tanda
Auwyang-kongcu," kata gadis cilik itu.
Kakek tadi bukan lain adalah Ma-thouw Koai-tung Kui Ek,
memandang dan mengeluarkan seruan memaki-maki. Dia
sedang melakukan pengejaran terhadap seorang kakek botak
bersama seorang pemuda yang mencurigakan. Dalam
pengejaran ini ia disertai gadis cilik itu yang sebetulnya adalah
seorang di antara murid-muridnya yang bernama Liok Hwa.
560 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kebetulan sekali kakek botak dan pemuda yang dikejarnya itu
memasuki hutan di mana rombongan Tiong-gi-pai sedang
dikurung oleh pasukan yang dipimpin oleh Toat-beng-pian Mo
Hun! Juga Auw-yang Tek ikut dalam pengepungan ini. Pemuda
yang sombong ini telah menyuruh orang-orangnya memasangmasangi benderanya, yaitu bendera
dengan cap tangan hitam, bendera Hek-tok-ciang! Sebuah di antara benderanya itu adalah
yang terpancang di situ dan kini bendera itu sudah berubah
warna. Dasar yang tadinya putih menjadi hitam dan jari-jari
tangan hitam itu sudah menjadi putih karena sudah bolong!
"Kurang ajar!" terdengar Kui Ek memaki. "Kalau benar si botak itu
Pek Mao Lojin adanya, tidak perlu ia menghina bendera orang
dan lebih baik muncul secara laki-laki! Liok Hwa, kau kembalilah
ke pasukan, di sini berbahaya, aku akan mengejar mereka!"
Setelah berkata demikian, sekali berkelebat kakek bertongkat
burung itu lenyap. Liok Hwa hendak pergi dan kembali keluar dari hutan, akan tetapi
tiba-tiba tubuhnya melayang ke atas pohon! la hendak menjerit
namun tidak ada suara dapat keluar dari mulutnya karena urat
dagunya secara aneh telah dipencet orang. Ketika tiba di atas
cabang, ia melihat bahwa yang menangkapnya adalah seorang
gadis cantik yang tertawa-tawa.
561 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Jangan menjerit, aku hanya mau bertanya padamu," kata gadis
cantik itu yang bukan lain adalah Lee Ing adanya. "Orang
26 bertongkat burung tadi, yang menjadi gurumu, siapakah dia dan
mengapa ia marah-marah?"
Liok Hwa hilang takutnya ketika melihat bahwa yang
menangkapnya adalah seorang gadis yang kelihatannya ramah.
"Dia adalah suhuku, Ma-Thouw Koai-tung Kui Ek, aku sendiri Bhe
Liok Hwa dan kami sedang mengepung hutan ini untuk
membasmi anggauta-anggauta pemberontak Tiong-gi-pai. Cici
yang cantik siapakah, begini lihai" Kalau kau mau, mari ikut saja
dengan aku menemui Auwyang-kongcu, dia pasti suka
padamu...." Ucapan gadis cilik itu menjadi berubah genit sekali
ketika menyebut-nyebut nama Auwyang-kongcu.
Lee Ing merasa muak, karena ia dapat menduga bahwa murid
Kui Ek ini tentu menjadi kaki tangan dan mungkin menjadi
kekasih Auwyang Tek yang terkenal mata keranjang, akan tetapi
ia menahan sabar dan bertanya, "Aku tidak ada urusan dengan
Tiong-gi-pai maupun dengan pasukan Auwyang, akan tetapi
siapakah yang memimpin pasukan pengepung ini" Apa ada yang
melebihi gurumu lihainya?"
"Hi-hi, cici tahu apa" Selain masih ada Auwyang-kongcu yang
hebat kepandaiannya dan ahli Hek-tok-ciang, masih ada lagi
Toat-beng-pian Mo Hun...."
562 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing sudah merasa cukup mendengar semua keterangan itu.
"Kau pergilah!" katanya sambil melempar tubuh gadis itu ke
bawah, akan tetapi karena mengingat bahwa gadis cilik itu tidak
bersalah apa-apa, ia melemparkan sedemikian rupa sehingga
Liok Hwa jatuh dalam keadaan berdiri. Ketika Liok Hwa
menengok ke atas tidak melihat apa-apa, ia menjadi ketakutan.
"Ada siluman....!" teriaknya sambil berlari secepatnya keluar dari
hutan. Lee Ing yang sudah melesat pergi, tersenyum geli. Ia lalu
mengejar ke arah perginya Kui Ek tadi, khawatir kalau-kalau
kakek ini akan mencelakai semua anggauta Tiong-gi-pai.
Ia maklum bahwa dengan kepandaiannya yang cukup tinggi, Siok
Ho mungkin mampu melindungi rombongan patriot itu dan dapat
melawan Kui Ek, akan tetapi kalau Auwyang Tek dan Mo Hun
serta para anggauta pasukan itu datang, dapatkah orang-orang
Tiong-gi-pai menyelamatkan diri" Tidak lama ia mencari cari, ia
mendengar suara ribut-ribut orang bertempur, tanda bahwa fihak
Tiong-gi-pai sudah mulai diserbu oleh Auwyang Tek dan kaki
tangannya. Di sana-sini terdengar pekik keras, "Basmi
pemberontak-pemberontak Tiong-gi-pai!"
27 563 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi yang menjadikan heran hati Lee Ing bahwa
pertempuran tidak terjadi di satu tempat. Ketika ia maju ke arah
suara orang bertempur yang paling dekat, ia melihat Siok Ho
sedang bertanding mati-matian melawan Ma-thouw Koai-tung Kui
Ek! Seperti diceritakan di depan tadi, Siok Ho diterima dengan penuh
kegembiraan oleh para anggauta Tiong-gi-pai. Akan tetapi selagi
mereka bergembira, tiba-tiba datang seorang anggauta penjaga
yang melakukan perondaan di luar hutan dan anggauta ini datang
melapor bahwa hutan itu sudah terkepung oleh para pasukan
pengawal yang dipimpin oleh Auwyang Tek, Mo Hun, dan Kui Ek!
Tentu saja Kwee Cun Gan kaget bukan main, karena nama-nama
yang disebutkan itu adalah nama-nama tokoh-tokoh musuh yang
amat disegani. Sedangkan di fihak Tiong-gi-pai, kecuali pemuda
yang baru datang ini dan dia sendiri, tidak ada yang dapat
diandalkan. "Kita mundur melalui bukit selatan," kata Kwee Cun Gan.
"Mengapa harus mundur" Biarlah siauwte menghadapi mereka,
suheng dan kawan-kawan menggempur pasukan yang berani
masuk secara pertempuran gerilya," kata Sok Ho penasaran.
"Musuh datang tidak dilawan, mengapa lari?"
564 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Sute, kau tidak tahu. Mereka yang datang itu, terutama Mo Hun
dan Kui Ek, bukanlah lawan-lawan kita. Mereka terlalu kuat."
Siok Ho tetap penasaran. "Suheng, berlari sebelum kalah,
sungguh siauwte tak dapat melakukannya. Kalau suheng dan
kawan-kawan hendak mundur, silahkan, akan tetapi siauwte tetap
hendak melawan mereka!"
Mendengar ucapan yang gagah ini, para anggauta Tiong-gi-pai
timbul keberanian mereka. Juga Kwee Cun Gan menjadi nekat.
"Kau benar-benar patut menjadi anak murid Kun-liln yang gagah
perkasa, sute," ia memuji.
"Suheng belum mendengar cerita siauwte tentang partai kita,
kalau sudah mendengar tentu suheng juga ingin membalas
dendam. Ketahuilah bahwa empat tahun yang lalu, semua suhu
dan sucouw di Kun-lun-pai telah tewas oleh Kai Song Cinjin yang
dibantu oleh Mo Hun dan Kui Ek itulah!" Ia dengan singkat lalu
28 menceritakan pembasmian Kun-lun-pai oleh kaki tangan
Auwyang-taijin. Bukan main kagetnya hati Kwee Cun Gan mendengar ini.
Wajahnya pucat dan ia mengepal tinjunya. "Kalau begitu, mari
kita mengadu nyawa dengan keparat-keparat jahanam itu!"
565 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
katanya singkat dan dengan berpencaran mereka menyambut
serbuan musuh. Kui Ek yang mengejar ke dalam hutan tiba-tiba berhadapan
dengan seorang pemuda ganteng yang bertangan kosong dan
sikapnya halus. Tentu saja ia memandang rendah dan
membentak, "Aku tak pernah melihatmu, kalau kau bukan anggauta Tiong-gipai, lebih baik lekas kau minggat
dari sini, jangan sampai mengorbankan nyawa secara sia-sia!" katanya, karena hatinya
timbul rasa sayang melihat pemuda yang amat tampan ini.
Siok Ho tersenyum mengejek. Tentu saja ia masih ingat muka
orang ini, yang dahulu juga ikut menyerbu ke Kun-lun-pai dan
sudah membunuh banyak anak murid Kun-lun.
"Ma-Thouw Koai-tung Kui Ek, apa kau sudah lupa akan
perbuatan kejimu, dahulu di Kun-lun-san" Ketahuilah bahwa aku
Oei Siok Ho adalah seorang anak murid Kun-lun. Kebetulan
sekali kita bertemu di sini!"
Kui Ek tak dapat menahan ketawanya. "Habis kau mau apa?"
566 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tentu saja menagih nyawa suhu-suhu dan saudara-saudaraku di
Kun-lun!" jawab Siok Ho sambil siap memasang kuda-kuda untuk
menghadapi lawan yang ia tahu amat lihai ini.
Kui Ek tetap memandang ringan lawannya. Sedangkan jago-jago
tua Kun-lun-pai saja dapat terbasmi, apa lagi sekarang bocah
yang masih hijau ini. Sampai seberapakah kepandaiannya"
"Heh-heh, kalau begitu cepat keluarkan senjatamu!"
"Aku hanya mengandalkan kaki tanganku. Untuk melawan
seorang jahat macam engkau tak perlu bersenjata," jawab Siok
Ho yang memang tidak membawa senjata.
29 "Ho-ho-ho, kau benar bermulut besar. Kau mau melawanku
dengan tangan" Ah, kau membikin malu saja padaku. Lihat,
tanpa tongkatpun dalam sepuluh jurus kau akan roboh." Kui Ek
melemparkan tongkatnya ke atas tanah, kemudian ia menerjang
Siok Ho dengan pukulan-pukulan maut.
Ilmu silat Kui Ek sudah tinggi sekali, juga dalam petualangannya
di dunia kang-ouw, ia sudah mendapatkan pengalaman
567 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pertempuran yang amat banyak. Sebaliknya, biarpun Oei Siok Ho
telah mewarisi ilmu-ilmu silat tinggi dan sakti dari Swan Thai
Couwsu, namun ia masih muda dan kurang pengalaman. Kalau
menurut tingkat, ilmu silat yang dipelajari oleh Siok Ho memang
lebih tinggi, akan tetapi kekalahan dalam hal pengalaman
membuat Siok Ho amat berhati-hati menghadapi lawan yang
sudah bangkotan ini. la cepat mengelak dan membalas dengan
serangan yang tak kalah hebatnya.
Baru bergebrak lima enam jurus saja, Kui Ek kaget setengah mati
dan merasa menyesal mengapa tadi ia tidak menggunakan
tongkatnya dan memandang rendah lawan muda ini. Dari
pertemuan lengan dan melihat gerakan pemuda itu, ia mendapat
kenyataan bahwa lawannya ini benar-benar lihai, kiranya tidak
kalah lihai oleh Auwyang Tek. Akan tetapi ia sudah terlanjur
memandang rendah, sudah terlanjur sombong melepaskan
tongkatnya, maka dengan gerengan-gerengan marah Kui Ek
melancarkan serangan-serangan dengan tenaga lweekang
secara bertubi-tubi. Menghadapi gelombang, serangan ini, Siok Ho kaget dan berlaku
makin hati-hati. Ia hanya mengelak dan kalau perlu sekali untuk
menangkis dan ia tidak mau gegabah melakukan serangan kalau
tidak melihat kesempatan baik. Oleh karena sikapnya yang terlalu
berhati-hati ini, ia terdesak oleh Kui Ek yang tidak mau menyianyiakan waktu, terus melakukan
pukulan-pukulan dan tendangantendangan bertubi-tubi untuk segera menjatuhkan lawannya.
568 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Akan tetapi ia kecele benar, kalau tadi ia mengatakan akan
merobohkan dalam sepuluh jurus, sekarang sudah berjalan tiga
puluh jurus ia hanya dapat sedikit mendesak saja sama sekali
tidak dapat menindih apa lagi mengalahkan.
Saking penasaran dan marahnya, Kui Ek melakukan pukulan
dahsyat dengan tenaga Iweekang sepenuhnya. Tangan
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kanannya dengan jari terbuka melakukan dorongan ke arah dada
Siok Ho dengan dibarengi pekik keras. Inilah pukulan Iweekang
yang akan dapat merobohkan lawan dari jarak jauh.
30 Siok Ho yang sudah memiliki tenaga Ang-sin-ciang, tentu saja
tidak takut menghadapi pukulan ini, bahkan ia lalu mengerahkan
tenaga Ang-sin-ciang dan menerima dorongan ini dengan telapak
tangan pula. Di lain saat, telapak tangan kanan kedua orang ini
saling tempel dan mereka berdiri bagaikan patung, saling dorong
dan saling mengerahkan. tenaga Iweekang untuk merobohkan
lawan. Pertandingan tenaga Iweekang terjadi dengan hebat dan matimatian. makin lama keduanya makin
sadar bahwa mereka telah menemukan lawan yang berat dan tenaga Iweekang mereka
seimbang. Akan tetapi sayang sekali bagi Siok Ho. Belum lama
ini ia telah menyumbangkan sedikit darahnya untuk mengobati
Siok Bun yang menjadi korban pukulan Hek-tok-ciang. Hal ini
mempengaruhi tubuhnya dan dalam adu Iweekang ini, setidaknya
ia kehilangan banyak tenaga karena kekurangan darahnya belum
569 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pulih kembali. Cuma baiknya, biarpun dalam tenaga ia kalah
sedikit oleh Kui Ek, sebaliknya tenaga Ang-sin-ciang yang
mengandung hawa beracun itu telah membuat seluruh tubuh Kui
Ek merasa gatal-gatal! Keduanya mengerahkan seluruh tenaga. Tangan yang saling
tempel tak dapat dilepas pula. Pendeknya, dalam pertandingan ini
yang kalah akan tewas dan yang menang akan hidup, tidak ada
jalan ke luar lagi. Oleh karena maklum akan hal ini, keduanya
saling mengerahkan seluruh tenaga sampai dari kepala mereka
mengepul uap putih, muka sudah penuh peluh! Dalam keadaan
beginilah Lee Ing datang! Gadis ini kaget sekali melihat bahwa
kalau dilanjutkan, andaikata Siok Ho dapat menang sekalipun, ia
akan terluka hebat. Ketika ia menengok ke lain jurusan, orangorang Tiong-gi-pai sudah saling
gempur dengan para pasukan
pengawal. Tadinya Lee Ing hendak turun tangan merobohkan Kui Ek untuk
menolong Siok Ho, akan tetapi ia teringat akan nasihat-nasihat
kong-kongnya tentang kegagahan. Seorang pendekar harus
mengutamakan kegagahan yang disertai keadilan, pikirnya. Kalau
aku merobohkan Kui Ek dalam keadaan begini, sama saja
dengan mengeroyoknya. Ini sama sekali tidak adil.
Setelah berpikir demikian, ia mempersiapkan tiga buah batu kecil
di kedua tangannya. Setelah memusatkan panca inderanya, ia
570 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mengayun tangan dan tiga butir batu kecil itu meluncur cepat
sekali ke arah dua orang yang sedang mengadu tenaga
31 Iweekang dengan mati-matian. Sebutir menghantam punggung
Siok Ho, sebutir lagi menghantam punggung Kui Ek dengan
kekuatan yang sama, sedangkan batu ke tiga, yang datangnya
terakhir akan tetapi mengandung kekuatan lebih besar,
menghantam ke arah dua tangan yang saling tempel itu.
Dapat dibayangkan betapa kagetnya dua orang jago yang sedang
mengadu tenaga Iweekang itu ketika tiba-tiba mereka inerasa
punggung mereka ada yang menepuk dan tiba-tiba saja lemas
seluruh tenaga Iweekang mereka. Sebelum mereka dapat
menyalurkan lagi tenaga masing-masing, menyambar batu ke tiga
ke arah tangan mereka yang saling tempel. Otomatis mereka
menarik tangan masing-masing yang kini tidak lengket lagi karena
sudah tidak mengandung tenaga Iweekang dan tanpa mereka
sengaja terlepaslah keduanya dari bahaya maut.
Maklum akan kelihaian lawan, Kui Ek cepat menyambar
tongkatnya, akan tetapi sebelum ia sempat menyerang, kembali
tongkatnya terlepas dan tangannya kejang tersambar batu kecil.
Napas Kui Ek masih terengah-engah karena tadi terlampau
banyak mengeluarkan tenaga, kini menghadapi
keanehan ini, ia menjadi gentar. Sebagai seorang yang
berpengalaman ia maklum bahwa ada orang pandai
mempermainkannya. Ia membungkuk untuk mengambil
571 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tongkatnya dan tiba-tiba saja "takk!" ujung pantatnya dihajar oleh
sebuah batu kecil, rasanya sakit sekali sampai membuat ia
bergulingan dan mengaduh-aduh.
Akan tetapi ia berhasil mengambil tongkatnya dan melompat
berdiri, memutar tongkat untuk melindungi diri dari sambaran
batu. Benar saja, terdengar suara tak, tok, tak, tok ketika
beberapa butir batu kena disampok oleh tongkatnya. Akan tetapi,
masih juga sebutir menerobos masuk dari lingkaran sinar
tongkatnya dan tepat sekali mengenai tulang keringnya.
"Tokk!" Kui Ek menahan rasa nyeri, namun bagaimana bisa
ditahan kalau tulang keringnya terasa panas, perih dan ngilu"
"Aduh.... bangsat pengecut.... aduh, keluarlah kalau berani...!"
Sambil mengaduh-aduh dan memutar tongkatnya ia berloncatloncatan dengan sebelah kaki, dan
kaki yang terkena sambitan itu
digantung, akan tetapi biarpun mulutnya memaki-maki, Kui Ek
dengan licik berloncat-loncatan mehjauhi tempat itu, kemudian
berlari sipat-kuping. Biarpun tidak tahu siapa yang membantunya, Siok Ho tersenyum
geli melihat tingkah Kui Ek. Tadi ia tidak mau turun tangan karena
32 selain ia sendiri perlu beristirahat dan memulihkan tenaganya,
572 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
juga ia tidak mau mengeroyok lawan yang sedang dipermainkan
oleh orang pandai. Setelah Kui Ek pergi, Siok Ho menjura ke
empat penjuru dan berkata, "Terima kasih atas pertolongan
cianpwe, dan kalau sudi, harap cianpwe suka memperlihatkan
diri." Akan tetapi biarpun ia sudah mengulangi beberapa kali, tidak
terdapat jawaban. Maka ia lalu cepat berlari untuk membantu
Kwee Cun Gan dan kawan-kawan lain yang masih bertempur.
Pertempuran di bagian lain tidak kalah ramainya. Kwee Cun Gan
dan sembilan orang kawannya yang terbangun semangat
perlawanannya melihat keberanian Siok Ho, sudah menerjang
para penyerbu dan terjadi pertempuran hebat. Bagi Kwee Cun
Gan sendiri, para pengawal itu bukan apa-apa dan sebentar saja
ia sudah merobohkan dua orang pengawal. Juga Tan kui, dan
dua saudara Nyo telah merobohkan masing-masing seorang
lawan. Akan tetapi tiba-tiba terjadi keributan hebat ketika anggautaanggauta Tiong-gi-pai menjadi
kocar-kacir dan dalam sekejap
mata saja roboh empat orang tak bernyawa lagi menjadi korban
pian kelabang dan pukulan Hek-tok-ciang. Ternyata Auwyang Tek
dan Toat-beng-pian Mo Hun datang mengamuk dan di belakang
dua orang ini, masih kelihatan Kui menyeret-nyeret tongkatnya!
573 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kwee Cun Gan melompat dan menyuruh anak buahnya mundur,
dia sendiri menghadapi Auwyang Tek sambil menuding dan
berkata nyaring, "Auwyang Tek, kali ini benar-benar kau tidak
tahu malu dan curang sekali, melakukan pengeroyokan dan
penyerbuan mengandalkan orang banyak! Sejak kapan kau
berlaku pengecut dan tidak menggunakan cara yang sudahsudah, bertanding seperti orang-orang
gagah di panggung lui-tai
(panggung tempat mengadu kepandaian)?"
Auwyang Tek tersenyum mengejek. Memang dahulu ketika Pekkong Sin-kauw Siok Beng Hui
seanak isteri masih berada dengah
Tiong-gi-pai, ia tidak berani sembaranga
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
n menyerang perkumpulan yang dimusuhinya ini karena khawatir kalau-kalau
menyinggung perasaan Raja Muda Yung Lo dan menjadikan
orang she Siok itu sebagai utusannya. Akan tetapi sekarang,
setelah Siok Beng Hui pergi, ia boleh membasmi Tiong-gi-pai
tanpa khawatirkan sesuatu.
"Kwee Cun Gan! Orang buronan macam kau dan kaki tanganmu
ini, mana masih perlu banyak aturan lagi" Diadakan pertempuran
pibu sekalipun kau tak pernah muncul, karena kau sudah
kehabisan jago-jagomu. Ha-ha-ha!"
Kemudian Auwyang Tek berkata kepada Mo Hun dan Kui Ek, "Jiwi lo-enghiong, setelah berada di
sini, cabut saja nyawa orang
she Kwee ini. Kalau dia mampus tentu yang lain takkan berani
banyak tingkah lagi."
574 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Setelah mengucapkan kata-kata ini, Auwyang Tek langsung
menyerang Kwee Cun Gan dengan pukulan Hek-tok-ciang.
Biarpun ketua Tiong-gi-pai ini merasa tidak sanggup menghadapi
pukulan yang amat berbahaya ini, namun sebagai murid Kun-lun
tentu saja ia masih dapat menyelamatkan diri. Ia cepat mengelak
dan melompat ke samping. Auwyang Tek mengejar dan
menyerang terus secara bertubi-tubi, mendesak hebat. Pada saat
itu, berkelebat bayangan putih dan tahu-tahu seorang pemuda
tegap telah menghadapi Auwyang Tek dengan sepasang pedang
yang hebat gerakannya. "Kwee Tiong......!" Ketua Tiong-gi-pai itu berseru girang.
"Harap paman mundur, serahkan saja bedebah ini kepadaku,"
kata pemuda itu yang bukan lain adalah Kwee Tiong, pemuda
yatim piatu yang menjadi murid Pek Map Lojin. Untuk kedua
kalinya, kembali Kwee Tiong muncul menolong pamannya yang
terancam bahaya maut. Segera terjadi pertempuran antara
Auwyang Tek dan Kwee Tiong, pertempuran hebat dan ternyata
kepandaian dua jago muda ini seimbang.
Kui Ek melompat dan menggerakkan tongkatnya, akan tetapi
sekarang Siok Ho menerjang maju. Pemuda ini tadi telah dapat
merampas sebatang pedang dari seorang pengawal yang
575 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dirobohkannya dan dengan pedang ini ia menangkis tongkat Kui
Ek. 1 "Tua bangka, mari kita lanjutkan pertempuran tadi!" tantang Siok
Ho dan segera keduanya juga terlibat dalam pertandingan matimatian yang seru sekali. Mo Hun
tertawa bergelak, "Heh-heh-heh,
kau mendatangkan jago-jago muda untuk memperkuat
perkumpulan yang busuk" Sayang, tidak ada yang melindungi
kepalamu, Kwee Cun Gan!" Ia menggerakkan pian kelabangnya,
terdengar suara "tar-tar-tar" di udara dan sinar merah pian itu
berkelebat ke arah Kwee Cun Gan.
Ketua Tiong-gi-pai ini maklum akan keganasan senjata ini, maka
ia tidak berani menghadapinya lalu melompat jauh. Sambil
tertawa-tawa Mo Hun mengejar terus dan membunyikan piannya
yang menyambar-nyambar bagaikan kelabang raksasa
melayang-layang mencari korban! Akan tetapi, mendadak ia
berseru kaget dan menahan gerakannya. Mukanya menjadi
basah dan tercium bau arak wangi sekali.
"Ha-ha, manusia iblis di mana-mana haus darah!" terdengar
suara halus dan muncullah Pek Mao Lojin yang memegang
sebuah guci arak dan tertawa-tawa lebar. Tadi dialah yang
menyemburkan araknya dari mulut sehingga menghujani muka
Mo Hun yang terkejut sekali karena semburan arak itu membuat
mukanya panas dan seperti ditusuki jarum. Melihat bahwa orang
576 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
itu bukan lain adalah Pek Mao Lojin yang selama ini tidak
memperlihatkan keaktipan membantu Tiong-gi-pai akan tetapi
yang kabarnya pernah mengacau kota raja, Mo Hun menjadi
marah. "Tua bangka botak, agaknya kau sudah bosan dengan botakmu.
Biar kupenggal dari tubuhmul" Piannya menyambar cepat.
"Ha-ha-ho-ho, biar botak aku masih sayang. Tak
dipenggal!" Pek Mao Lojin mengangkat guci araknya.
boleh "Traangg..!" Pian kelabang itu mental kembali dan dari dalam guci
arak muncrat arak merah yang langsung meluncur ke arah muka
Mo Hian. Toat-beng-pian Mo Hun maklum bahwa arak ini dapat
melukai mukanya, maka ia cepat melompat mundur. Kwee Cun
Gan yang maklum bahwa biarpun kedudukan fihaknya kini cukup
kuat akan tetapi kalau di situ muncul tokoh-tokoh fihak musuh
yang lain seperti Kai Song Cinjin dan pasukan pengawal
yang besar jumlahnya kehancuran, lalu berseru,
2 tentu fihaknya akan mengalami "Auwyang Tek, apakah kau berani menerima tantangan kami
untuk mengadu pibu secara gagah tidak main keroyokan seperti
ini" Kalau kau berani harap hentikan pertempuran ini!"
577 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Mengapa aku tidak berani?" jawab Auwyang Tek sambil
melompat mundur, la rasa bahwa jago fihak lawan tentu pemuda
yang melawannya ini dan ia tidak takut.
"Kalau begitu hentikan pertempuran ini!" seru Kwee Cun Gan.
Mendadak berkelebat bayangan orang dan ada angin meniup
keras membuat semua orang terhuyung ke belakang. "Betul,
pertempuran harus dihentikan dan sejak kapankah orang-orang
kerajaan memerangi rakyat" Pertandingan pibu boleh, akan tetapi
pertempuran seperti ini benar-benar tidak selayaknyal"
Semua orang memandang dan ternyata yang muncul adalah Imyang Thian-cu yang tadi
mengibas-ngibaskan kipasnya. Setelah
semua orang berhenti bertempur, Im-yang Thian-cu berpaling
kepada Kwee Cun Gan sambil berkata, "Aku mendengar muridku
terluka oleh Hek-tok-ciang, di mana dia sekarang?"
Kwee Cun Gan memberi hormat sambil berkata, "Harap totiang
tunggu sebentar, nanti siauwte akan mengantar totiang menemui
Han Sin yang masih merawat diri."
578 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Auwyang Tek yang mendengar bahwa tosu kurus ini adalah guru
dari Liem Han Sin yang beberapa hari yang lalu ia lukai, menjadi
tidak enak. Juga ia melihat bahwa fihak lawan sekarang menjadi
amat kuat, maka ia memberi tanda kepada anak buahnya supaya
mundur. Ia sendiri menantang Kwee Cun Gan.
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kalau kau benar mempunyai jago, boleh datang di pendapa
Lian-bu-kwan di dalam kota di mana kita boleh mengadu ilmu
sepuasnya secara adil." Setelah Kwee Cun Gan mengangguk
dan menyanggupi untuk datang pada besok siang menjelang
3 tengah hari, Auwyang Tek dan rombongannya segera
meninggalkan hutan itu. Kwee Cun Gan cepat-cepat memberi hormat dan menghaturkan
terima kasihnya kepada Pek Mao Lojin dan Im-yang Thian-cu.
Sungguh menarik jawaban dua orang kakek sakti itu, jawaban
yang langsung memperkenalkan watak dan pandangan hidup
masing-masing. Jawab Pek Mao Lojin sambil tertawa-tawa lebar,
"Manusia terpisah menjadi dua kelompok, pertama menjadi
hamba nafsu dan kesenangan duniawi, ke dua menjadi pembantu
alam yang sifatnya adil dan penuh kebajikan. Aku memilih
kelompok ke dua itulah!" Dengan ucapannya yang tidak langsung
ini Pek Mao Lojin menyatakan bahwa demi membela kebenaran
dan keadilan ia tentu saja membantu Tiong-gi-pai dan melawan
kejahatan. 579 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Adapun Im-yang Thian-cu yang selalu bermuram durja itu,
menjawab dengan merengut, "Siapa sih perduli segala urusan
dunia" Pinto datang untuk menengok murid yang terluka. Di
mana dia?" "Silahkan totiang ikut dengan kami ke tempat Han Sin
beristirahat. Memang dia terluka dan sudah mempergunakan obat
katak merah, akan tetapi karena ia kena pukulan agak keras,
lukanya belum sembuh dan ia perlu beristirahat."
Kemudian kepada Kwee Tiong dan Pek Mao Lojin ia berkata,
"Harap locianpwe kali ini suka memberi ijin kepada Kwee Tiong
untuk membikin terang nama Tiong-gi-pai dan memasuki pibu
untuk menghadapi Auwyang Tek yang jahat."
Kwee Tiong berkata cepat kepada Pek Mao Lojin, "Suhu, kalau
tidak kali ini teecu mencurahkan tenaga untuk membela
kebenaran dan membalas budi paman Kwee Cun Gan
Penghianat Budiman 1 Raden Banyak Sumba Seri Kesatria Hutan Larangan Karya Saini K M Kedatangan The Arrival 2