Pencarian

Legenda Bunga Persik 5

Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long Bagian 5


ia telah punya perasaan demikian.
Dan perasaan ini betul-betul tidak enak rasanya!
Orang-orang yang ada di belakang itu ternyata belum mengejar
sampai di sini Apa ini dikarenakan ilmu meringankan tubuh Chu
Liuxiang terlalu tinggi" Atau dikarenakan mereka tahu jelas bahwa ia
sudah tidak punya jalan keluar lagi"
Bagaimanapun juga lambat atau cepat mereka pasti akan
mengejar sampai di sini! Ia menghela nafas yang panjang sekali, lalu memutuskan untuk
coba-?coba mendorong buka pintu yang terdekat darinya.
Namun tepat pada saat ini juga, pintu yang terdekat itu tiba-tiba
terbuka, dari dalam pintu itu ada seseorang yang melambaikan
tangan padanya. Ia tidak dapat melihat siapakah orang itu, yang terlihat hanya
sebuah tangan. Sebuah tangan yang indah dan halus bagaikan batu giok Tapi
mungkin juga itulah tangan maut yang dapat merenggut nyawa!
Tapi badan Chu Liuxiang sudah melayang menuju ke sana. Dalam
situasi dan kondisi semacam ini, ia sudah tidak bisa
mempertimbangkan terlalu banyak, dan ia segera memutuskan
untuk "berjudi" dengan nasib!
Menerjang resiko maupun bahaya, bukankah memang sudah
menjadi bagian hidup Chu Liuxiang Bahkan adalah bagian yang
paling penting! Begitu ia masuk ke pintu itu, pintu segera tertutup, bahkan
tertutup rapat sekali. Di dalam kamar itu ternyata tidak ada lampu, sehingga tangan itu
tidak terlihat lagi oleh dia.
Sebenarnya ini adalah tangan siapa"
Gelap gulita, bahkan jari-jari tangan sendiri pun tak kelihatan.
Tidak bisa mendengar apa-apa, tidak bisa melihat apa-apa, yang
bisa hanya tercium sekelebatan bau wangi yang samar-samar.
Sepertinya ia tidak asing dengan bau wangi i!
Ketika ia ingin berbicara, ada sebuah tangan yang menutup mulut
dia. Sebuah tangan yang halus dan lembut, tapi dingin seperti es!
Tiada seorang pun yang dapat menutup mulut Chu Liuxiang - Baik
ketika ada sinar lampu atau pun dalam kegelapan!
Kecuali ia mengenal serta mempercayai orang ini, dan tahu
bahwa orang ini sekali-kali tak akan mencelakainya!
Siapakah orang ini" Di pinggir telinganya terdengar suara bisikan yang lemah lembut
tapi bernada menyalahkan: "Alangkah besarnya nyalimu sehingga
berani datang ke tempat ini" Apakah kau sudah tidak ingin lagi
pulang dalam keadaan hidup?"
Suara ini lebih-lebih tidak asing lagi. Suara Ai Qing: "Tadi aku
pura-pura tidak mengenalmu, semestinya kau sudah bisa memahami
maksudku dan pergi meninggalkan tempat ini. Sungguh-sungguh tak
terpikirkan olehku bahwa ada kalanya kau bodohnya seperti
keledai!" Chu Liuxiang menggenggam tangan Ai Qing dan menurunkan
tangan itu dari mulutnya dengan ringan, dan berkata setelah
menghela nafas dengan ringan: "Aku paham maksudmu, tapi aku
harus datang ke tempat ini"
"Mengapa" Masa'.... Masa' kau datang untuk mencariku?"
Chu Liuxiang tak mampu menjawabnya.
Ai Qing mendadak juga menghela nafas dengan ringan, lalu
berkata dengan nada sedih: "Aku pun tahu, kau sekali-kali takkan
menerjang bahaya semacam ini demi aku kan! Aku...aku hanyalah
salah satu dari sekian banyak wanitamu! Jika kau bisa melupakan
orang lain, tentu saja kau pun bisa melupakanku!"
Suaranya terdengar amat memilukan - Agaknya ia telah
sungguh-sungguh mencintai Chu Liuxiang!
Di dalam hati Chu Liuxiang penuh dengan rasa bersalah dan rasa
kasihan, tiba-tiba merasa bahwa ia telah benar-benar melukai hati
gadis ini, tanpa terasa ia menggenggam tangan Ai Qinglebih erat,
lalu berkata den gan lemah lembut: "Aku tidak pernah
melupakanmu! Aku pun pernah mencarimu dengan berbagai cara
dan dengan berbagai jerih payah, tapi...tapi "
"Tapi kali ini kau datang bukan mencariku, sebab kau sarna sekali
tidak tahu kalau aku tinggal di sini kan!"
Chu Liuxiang terpaksa mengakuinya.
Suara Ai Qing mendadak berubah jadi dingin sekali: "Sebenarnya
kau pun tak perlu merasa bersalah padaku, sebab aku dulu pergi
mencarimu, pada mulanya memang benar-benar ingin
membunuhmu" "Tapi kemudian?"
"Tapi kemudian aku toh telah membohongimu ----Waktu itu aku
tiba-tiba menghilang, bukan dipaksa seseorang, itu kemauanku
sendiri" Chu Liuxiang melepaskan tangannya yang menggenggam tangan
Ai Qing, tanpa terasa ia mengelus-elus hidungnya sendiri, dan
berasa bahwa hidungnya seolah-olah penuh dengan air yang kecut
dan pahit! Kata Ai Qing lagi: "Masa' kau mengira bahwa wanita seluruh
dunia, semuanya mesti tergila-gila padamu" Masa' kau mengira
dirimu memang benar-benar luar biasa?"
Chu Liuxiang berkata seraya tersenyum masam: "Bagaimanapun
juga, hari ini kau toh telah menempuh bahaya demi
menyelamatkanku kan?"
Ai Qing berkata dengan sikap hambar: "Aku menyelamatkanmu,
cuma karena aku merasa kau pandir sekali, dan kepandiranmu itu
menyedihkan Sudah ditipu orang mentah-mentah, masih
menganggap dirimu bijak sekali!"
"Sebenarnya aku telah ditipu siapa" Sebenarnya siapakah yang
telah diam-diam menyuruhmu untuk membunuhku?"
"Aku kira lebih baik kau tidak tahu saja, apalagi kau tak bakalan
bisa tahu!" "Tapi aku harus tahu!"
Ai Qing berkata seraya tersenyum dingin: "Kau kira siapakah
yang akan memberitahukanmu" Kau kira kau sendiri sanggup
menyelidikinya?" "Asal kau memberitahukanku di manakah altar suci itu, aku
sanggup menyelidikinya sampai tuntas!"
"Altar suci" Kau ingin pergi ke altar suci?"
Suara Ai Qingtiba-tiba jadi serak, dan sepertinya ia
amatketakutan! Chu Liuxiang berkata "Aku datang ke tempat ini,
tujuannya adalah mau pergi ke altar suci untuk mencari seseorang."
"Mencari siapa?"
"Mencari Perawan Suci kalian."
Ai Qing berdiam diri lama sekali, kemudian baru bertanya dengan
sikap dingin: "Tahukah kau: Orang yang bagaimanakah yang dapat
melihat Perawan Suci?"
"Tidak tahu." Ai Qing berkata dengan sekata demi sekata "Orang yang hampir
mati! Sekarang mungkin kau masih punya kesempatan untuk
melarikan tapi jikalau kau ingin menemui dia, kau pasti akan mati!"
"Namun aku harus menemui dia!"
"Kau ingin mati?"
Chu Liuxiang menghela nafas panjang sekali - Biasanya ini
adalah tanda mengaku! Ai Qing berdiam diri lagi lama sekali, lalu mendadak berkata:
"Baiklah! Aku akan membawamu ke sana."
Chu Liuxiang berkata dengan amat girang: "Terima ka...."
Perkataannya belum selesai, tiba-tiba terasa ada sebuah jarum yang
menusuk titik jalan darah di pinggangnya!
Kali ini ia roboh beneran!
Nada suara Ai Qing makin dingin: "Semula aku masih mau
berdaya ?upaya untuk menyelamatkan nyawamu, tapi dikarenakan
kau ingin mati, lebih baik kuturuti saja keinginanmu ini!"
Chu Liuxiang hanya mampu mendengarkan saja!
Andaikata ia bisa buka mulut untuk berkata-kata pun, ia sudah
merasa tidak ada apa-apa lagi yang perlu diucapkan!
Selama-lamanya ia tak pernah menduga, bahwa Ai Qing bisa
berbuat demikian padanya!
Mendadak ia menyadari bahwa pengenalan dan pengertiannya
kepada kaum wanita, tidaklah lebih banyak dari seekor keledai!
Bab 12 Keajaiban Pintu sudah dibuka, dan cahaya lampu masuk dari luar.
Ai Qing berjalan melangkahi Chu Liuxiang yang roboh terbaring di
lantai, dan berjalan keluar dari kamar.
Kepalanya tidak pernah menoleh, bahkan sekali pun tidak melihat
ke Chu Liuxiang lagi. Siapa bilang bahwa hanya kaum pria yang sering tidak setia"
Siapa bilang hanya kaum pria yang hatinya keras dan kejam"
Jikalau hati seorang wanita sudah jadi keras, dipaku dengan paku
pun tak akan bisa masuk ke hati itu!
Chu Liuxiang menutup matanya, dan memutuskan: Tidak melihat
apa-apa, dan tidak memikirkan apa-apa.
Tetapi yang betul-betul tidak memikirkan apa-apa, cuma ada
semacam orang. Orang mati!
*** Chu Liuxiang tidak pernah merasa dirinya adalah orang mati, juga
tidak pernah merasa dirinya adalah orang yang hampir mati!
Baik di dalam situasi dan kondisi yang begitu sulit dan bahaya,
didalam hatinya masih penuh harapan!
Seseorang jika masih berpengharapan, pasti punya keberanian
untuk berjuang! Jika punya keberanian untuk berjuang, maka masih
punya kemungkinan untuk hidup!
Ada seseorang bahkan pernah berkata: Bahwa sekalipun golok
sudah didekatkan ke leher Chu Liuxiang, ia pun masih dapat
meluputkan dirinya dari golok itu!
Tetapi pada saat ini mendadak ia merasa bahwa dirinya benarbenar
adalah orang mati! Semua hal ini mulainya dari Ai Qing, dan semula rencana ini,
tampaknya juga adalah ia yang mengatur "di belakang layar"!
Andaikata tidak ada Ai Qing, semua hal ini tidaklah mungkin terjadi!
Asalkan masih punya otak sedikit, pastilah dapat menduga bahwa:
Ai Qing adalah orang yang benar-benar mau membunuh Chu
Liuxiang itu! Justru Chu Liuxiang sendirilah yang tidak pernah menduga,
bahkan tidak pernah mencurigai Ai Qing!
Ini sama saja seperti ada seseorang, yang mencari kunci
pembuka pintu di berbagai tempat, kunci tersebut jelas-jelas berada
di depan dia, tapi dia justru tak bisa melihatnya!
Ia malahan mencari-cari di got-got dan celah-celah tanah,
sehingga seluruh badan terkena debu dan lumpur sampai akhirnya
matanya tertutup oleh debu dan lumpur, terang saja tambah tidak
bisa melihat kunci itu berada di mana!
Bukankah orang semacam ini persis seperti orang mati"!
Chu Liuxiang menghela nafas panjang sekali, dan terasa
mulutnya amat pahit bagaikan baru saja menelan 70 kati huanglian
(Huanglian adalah sejenis obat tradisional Tionghoa yang terkenal
karena pahitnya) Pada malam itu, perempuan tua yang berpakaian hitam yang
muncul di aliran air gunung itu, nyata sekali ia terlebih dahulu sudah
bersekongkol dengan Ai Qing!
Bahkan mungkin saja perempuan tua itu adalah penyamaran dari
Ai Qing! Ia sengaja memberitahu Chu Liuxiang kata-kata itu, tujuannya
cuma agar Chu Liuxiang masuk sendiri ke perangkap!
Bukankah Bu Ajuan juga punya tujuan yang sama"
Saat itu benar-benar merupakan prestasi mengagumkan bagi Chu
Liuxiang Begitu banyak tipu daya yang dirancang dengan begitu
lihainya toh dapat ia gagalkan semuanya!
Namun kali ini, jika diganti orang lain, kemungkinan besar tak
akan terperangkap, tapi justru Chu Liuxiang yang terperangkap!
Ini membuktikan bahwa asal caranya tepat, di bawah kolong
langit ini tidak terdapat orang yang selama-lamannya tidak bisa
tertipu, bahkan Chu Liuxiang pun tak terkecuali!
Bahkan sikap orang pun tak terkecuali sekalipun itu adalah
or?angyang paling cerdas, di depan seseorang ia akan berubah jadi
si Pandir! Barangkali di tempat ini sama sekali tidak terdapat altar suci
maupun dewa yang dapat berbicara langsung kepada manusia!
Hal-hal ini sebenarnya merupakan kisah-kisah talc masuk akal
dan termasuk kisah-kisah gila-gilaan - Barangkali orang yang betulbetul
pandir pun tak akan mempercayainya.
Tetapi orang cerdas semacam Chu Liuxiang ini malahan
mempercayainya! Sekarang ia sudah tersadar, tapi sudah terlambat!
Dari luar pintu terdengar lagi bunyi langkah kaki - bunyi langkah
kaki dari beberapa orang.
Chu Liuxiang menutup matanya.
Ia benar-benar tidak ingin lagi melihat ekspresi wajah kepuasan
dari Ai Qing, serta senyuman yang penuh sindiran dan ejekan dan
gadis itu. Ia tidak bisa tahan - Bukan pada orang lain, tapi pada diri
sendiri! *** Ai Qing menunjukkan ekspresi wajah kepuasan tidak tersenyum.
Kenyataannya, di wajahnya sedikit ekspresi pun tak tertampak. Sinar
lampu sudah menerangi kamar itu.
Terlihat Ai Qing berdiam diri di sana dan memandangi Chu
Liuxiang dengan sikap sedingin es!
Masih ada lima orang yang masuk bersama Ai Qing, dan orang
yang terakhir adalah Ai Hong.
Ai Hong berdiri paling jauh dan Chu Liuxiang, tampaknya tidak
mau melihat Chu Liuxiang Orang yang telah ia bantu dengan
mempertaruhkan nyawa, tapi malahan masuk sendiri ke perangkap
lagi, bagaikan belut yang bodoh!
Di antara empat orang yang lain itu, salah satunya berbadan
paling kate, ternyata dia adalah salah satu orang yang memakai
pakaian rami yang telah 'menangkap' Chu Liuxiang.
Begitu melihat Chu Liuxiang, ia terkejut dan marah, lalu berkata
dengan nada suara rendah: "Jelas-jelas aku sudah menotok titik
jalan darahnya, dan memasukkan dia ke Ruangan Seribu Tahun',
kenapa ia bisa melarikan diri sampai di sini?"
Ai Qing berkata dengan sikap dingin: "Kau tidak seharusnya
menanyaiku." Si Kate bertanya "Tidak menanyaimu lalu menanyai siapa?" Ai
Qing tidak menjawab, tapi matanya mendelik ke Ai Hong. Si Kate
segera memalingkan kepala, mendelik juga ke Ai Hong dan bertanya
dengan suara keras: "Apakah tadi kau yang bersama saudara ke-13
pergi ke Ruangan Seribu Tahun'?"
Ai Hong menundukkan kepala dan memandangi ujung kakinya
sendiri, tapi tidak menjawab apa-apa.
Ai Qing membantu dia menjawab: "Betul, dan sampai sekarang
saudara ke-13 masih belum siuman."


Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Si Kate berkata: "Dengan ilmu silat yang dimiliki orang ini, tak
mungkin ia dapat merobohkan saudarake-13, apa lagi titik jalan
darahnya sudah ku totok!"
Ai Qing berkata: "Mungkin totokannya sudah terlebih dahulu
dibebaskan oleh seseorang, lalu kedua orang itu bekerja sama untuk
merobohklan saudara ke-13."
Si Kate bertanya: "Maksudmu menunjuk ke siapa?"
Ai Qing menjawab dengan sikap dingin: "Alai tidak menunjuk ke
siapa-siapa, maksudku hanyalah bahwa terdapat suatu kemungkinan
di dalam hal ini." Si kate bertanya: "Masa' kau menduga bahwa Ai Hong bisa
rriernbantu orang ini untuk melarikan diri?"
Ai Qing menjawab: "Sebenarnya kau talc usah bertanya,
seharusnya kau bisa menduga sendiri kan?"
Si Kate bertanya: "Mengapa Ai Hong dapat berbuat demikian?"
Ai Qing menjawab: "Siapa yang tahu! Yang tahu hanyalah: baru
baru ini Ai Hong pernah pergi ke luar untuk berbelanja makanan,
dan orang ini adalah pemuda yang amat tampan, walaupun bukan
orang baik baik." Si Kate berkata: "Maksudmu adalah: Mereka berdua ini sudah
menjalin hubungan cinta yang gelap" Dia datang kemari, tujuannya
ialah untuk mencari Ai Hong, makanya Ai Hong mau menyelamatkan
dia dengan menempuh bahaya?"
Ai Qing berkata dengan nada hambar: "Akutidak mengatakan apa
apa." Ai Hong mendadak berkata seraya tertawa dingin: "Sekalipun
kamu mengatakannya, toh tidak mampu membuktikannya!"
Si Kate berkata dengan suarakeras: "Kamu masih tidak
mengaku?" "Kau mau aku mengaku apa?" tanya Ai Hong.
Si Kate tiba-tiba menyerang, lima jari tangannya seperti cakar
elang itu mencengkeram ke Ai Hong.
Ai Hong tetap bersikap tenang, dan berkata dengan sikap dingin:
"Masa' kau telah lupa bahwa aku adalah orang bagian apa"
Sehingga berani menyerangku?"
Walaupun wajah si Kate penuh ekspresi kemarahan, tapi toh
dengan pelan-pelan menurunkan tangannya.
"Sekalipun memang benar terjadi hal yang dernikian, kalian pun
tidak dapat menghukumku, apalagi kau", kata Ai Hong.
Ia telah mengangkat kepalanya dan mendelik ke Ai Qing., lalu
berkata seraya tersenyum dingin: "Sejak dulu, aku sudah tahu
bahwa kamu terus cemburu dan benci padaku kan! Di luar kamu
boleh pakai satu alasan untuk membacok putus sebuah tanganku,
tapi sekarang aku adalah orang bagian dalam, kamu masih berani
berbuat apa lagi kepadaku!"
Ai Qing pun tetap bersikap tenang, dan berkata seraya tersenyum
dingin juga: "Meskipun aku tak berkuasa menghadapimu, tapi toh
tetap ada seseorang yang berkuasa menghadapimu!"
"Kamu berani ikut pergi ke dalam untuk mengadu kesaksian?"
kata Ai Hong. Ai Qing berkata dengan suarakeras: "Pergi ya pergi! Dengan
bukti-bukti yang jelas ini, kamu mau menyangkal dengan licik pun
tak akan berhasil! *** Walaupun Chu Liuxiang tidak bisa buka mulut untuk berbicara,
rnatanya juga tertututp, tapi telinganya masih bisa mendengar. Apa
yang telah didengarnya lebih-lebih membuktikan dugaannya tidak
salah. Ai Qing ternyata adalah "dalang di balik layar", yang
menyuruh orang-orang untuk membunuh Chu Liuxiang!
Bahkan tangan Ai Hong, telah dibacok putus oleh Ai Qing! Malam
itu, jika tidak diberi petunjuk gelap oleh Zhang Jiejie, mungkin saja
sepasang anting-antingnya telah merenggut nyawa Chu Liuxiang!
Dikarenakan cara ini tidak berhasil, makanya ia mempergunakan
tangan Ai Hong untuk bersandiwara, agar Chu Liuxiang menduga Ai
Qing pun ternyata salah satu orang yang mau dicelakai!
Ketika ia tahu Ai Hong pergi mencari Chu Liuxiang, ia segera
mengutus orang untuk menangkap Ai Hong, sebab ia takut Ai Hong
dapat membocorkan rahasianya!
Sekarang ia sedang menjalankan muslihat "sekali tepuk dapat
dua lalat" Bukan saja dapat melenyapkan Chu Liuxiang, sekaligus
juga dapat melenyapkan Ai Hong pada kesempatan ini!
Pada saat itu ia tidak membunuh Ai Hong, barangkali itu
dikarenakan Ai Hong adalah orang bagian dalam, sehingga ia tidak
berani bertindak gegabah.
Meskipun Chu Liuxiang memahami lebih banyak hal lagi, tapi ada
beberapa hal yang makin tak bisa dipahami:
"Bagian dalam itu sebenarnya adalah tempat apa?"
Mereka kan sama-sama anggota dari suatu keluarga besar,
kenapa dibagi jadi "bagian dalam" dan "bagian luar?"
Masa' Zhang Jiejie pun salah satu anggota dari keluarga besar
ini" Ataukah ia hanya diperalat oleh Ai Qing"
Apakah Ai Qing pun tahu bahwa Zhang Jiejie telah jatuh cinta
pada Chu Liuxiang" Apakah ia telah mencelakai Zhang Jiejie"
Bagaimanapun juga, satu hal yang dipahami Chu Liuxiang adalah:
Harapan untuk bertemu lagi dengan Zhang Jiejie sudah sangat kecil!
Kesempatan dia untuk keluar dari tempat ini - dalam keadaan hidup
tentu saja lebih kecil! "Setiap orang suatu saat pasti akan dibodohi dan dipermainkan
orang, dan setiap orang suatu saat pasti akan mati!"
Tiba-tiba ia merasa amat lelah dan amat letih....
Kematian, bukankah justru merupakan istirahat yang terbaik"
Seseorang jika sudah merasa hidup ini sudah tidak menarik lagi,
maka ia tak akan lagi memiliki keberanian untuk berjuang agar
hidup! Saat itulah ia akan merasa begitu lelah dan letih, sampai-sampai
ia rela melepaskan apa saja, untuk ditukar dengan istrirahat walau
sesaat saja! Chu Liuxiaiig juga tiba-tiba mempunyai perasaan demikian.
Tidak peduli siapa pun juga, suatu saat di sepanjang hidupnya,
sekali-?kali pasti akan muncul perasaan ini!
*** Ada seseorangyang menutup mata Chu Liuxiang dengan kain
hitam, lalu tubuhnya digotong.
Chu Liuxiang tahu bahwa mereka akan rnenggotongnya ke
"bagian dalam" sebenarnya itu adalah tempat apa" Kok demikian
misteriusnya" Setelah berkelok-kelok di beberapa belokan, dan naik turun
beberapa puluh undak-undakan batu, barulah mereka berhenti.
Sekonyong-konyong terdengar bunyi genta yang nyaring renyah,
dan bunyinya berlangsung cukup lama.
Setelah bunyi genta itu sirna, terdengar oleh Chu Liuxiang ada
bunyi pintu batu bergeser, setelah itu barulah mereka berjalan
masuk. Langkah kaki mereka makin ringan dan makin pelan, bahkan
bernafas pun terkesan begitu berhati-hati!
Walaupun tidak bisa melihat apa-apa, tapi Chu Liuxiang
mendadak timbul semacam perasaan aneh yang tidak dapat
dilukiskan! Itu mirip dengan seseorang yang tiba-tiba kesasar di padang
belantara yang tak berujung pangkal, juga mirip dengan seseorang
yang tiba-tiba masuk ke sebuah bait suci yang besar agung dan
misterius! Perasaan itu ada beberapa puluh persen mirip dengan hormat
dan takzim, ada beberapa puluh persen lagi mirip dengan rasa
gentar, namun bisa juga semuanya bukan, hanyalah semacam rasa
kebingungan yang sulit dilukiskan!
Sehingga ketika ada orang yang membukakan kain hitam
penutup mati baginya, ia membuka mata tanpa dapat menguasai
dirinya lagi. Tempat ini memang adalah sebuah bait suci, yang lebih agung
dan megah dari tempat pemujaan agama mana pun di dunia ini!
Mulai dari tempat mereka berlutut, ada undak-undakan batu yang
berlapis-lapis, yang memanjang sampai beberapa ratus kaki jauhnya.
Di sekeliling penuh dengan asap dupa yang bergulung-gulung,
persis kabut di padang belantara.
Dari antara asap itu, terlihat ada sebuah kursi yang amat lebar
dan besar terletak di tempat yang paling depan.
Kursi itu kosong, tapi dinding sekelilingnya penuh dengan
guratan-?guratan mantra yang bentuknya aneh-aneh.
Sekonyong-konyong terdengar lagi bunyi genta berdentang.
Semua orang segera bersembah sujud sampai kedua tangan, kedua
lutut dan kepala menempel di lantai.
Bahkan tubuh Chu Liuxiang pun ditekan beberapa orang agar ikut
bersembah sujud. Kemudian muncullah seorangyang keanehannya serta
kemisteriusannya sulit diutarakan!
Badannya memakai gaun panjang tujuh warna yang besar dan
lebar, berwarna dan bersinar keemasan, dan terangnya bagaikan
sinar matahari. Mukanya memakai sebuah topeng aneh yang
menyeramkan, topeng yang sepertinya terbuat dari emas.
Dilihat dari jauh, seluruh badannya seolah-olah diselubungi
scmacam sinar emas tujuh warna yang aneh dan gaib!
Maka dia kelihatannya persis seperti lidah api yang menyambarnyambar,
atau persis seperti matahari yang teramat terik, yang
membuat orang sama sekali tidak mampu menatap langsung
padanya! Di belakangnya tampaknya masih berdiri sebuah bayangan
orang. Namun bayangan itu menjadi samar-samar, seperti ada
seperti tiada, dikarenakan penerangan sinar emas tujuh warna itu.
Chu Liuxiang angkat kepala dan memandang sekilas, dan seluruh
otot dan daging tubuhnya mengeras karena rangsangan rasa
kegembiraan yang meluap-luap!
Disebabkan ia segera teringat kepada malam berbulan yang
misterius itu, dan perempuan tua yang seperti iblis yang muncul di
antara kabut itu! Suara kata-kata yang seperti mantra gaib itu, seperti telah
berbunyi lagi di pinggir telinganya: "Yang mereka percayai, adalah
semacam agama yang amat misterius. Dewa mereka, berada di
dalam altar suci mereka"
"Dewa mereka bukan patung, juga bukan dukun sakti, dewa
mereka adalah dewa yang hidup; kamu bukan saja dapat melihat
rupanya, bahkan dapat mendengar suaranya!"
"Asal kamu dapat tiba di altar suci dan melihat dewa mereka,
maka tiada seorang pun yang bisa mencelakaimu lagi!"
"Semua rahasia, dewa itu akan menjelaskannya bagimu!"
Perkataan-perkataan dari perempuan tua yang seperti iblis itu,
ternyata tidak membohonginya!
Di tempat ini ternyata betul-betul ada sebuah altar suci, dan
ternyata betul-betul ada dewa yang hidup di dalam altar suci itu!
Namun apakah benar bahwa dewa itu dapat menjelaskan semua
rahasia bagi Chu Liuxiang" Saat ini ia bahkan talc memilki
kesempatan untuk buka mulut, tapi di dalam hatinya muncul lagi
pengharapan. Kemudian ia betul-betul mendengar suara dewa ini
suaranya terdengar lapat-lapat, tapi mengandung kekuatan gaib
yang sulit dilukiskan! "Siapakah yang telah membawa masuk orang asing ini?"
Si Kate dan Ai Qing sama-sama bersujud dengan menyentuh
tanah. "Ada apa?" Dewa itu bertanya lagi.
Si Kate lalu menjelaskan semua yang berhubungan dengan hal
ini. Suaranya yang tadinya penuh kuasa dan wibawa, sekarang telah
berubah semuanya, bahkan kadang-kadang berkesan terbata-bata.
Dewa itu mendengarkan, terdiam lama sekali, lalu berkata
dengan pelan: "Kamu adalah gadis Juru Bunga yang berada di depan
dewa, bagaimana boleh punya hubungan cinta dengan manusia
bumi?" Perkataan ini ditujukan pada Ai Hong.
Ai Hong terus bersujud di tanah, tidak berbantah, juga tidak
berkata-kata untuk membela diri.
Sepertinya ia telah benar-benar mengakui pelanggarannya ----
Apakah dikarenakan hal ini memang sulit dijelaskan"
Ini jelas adalah pelanggaran besar yang tak dapat diampuni!
"Kamu telah melanggar hukum yang utama, harus menerima
hukuman apa?" Dewa itu berdiam diri cukup lama, sepertinya ia sedang
memper?timbangkannya akhirnya dua kata yang diucapkannya:
"Hukurnan darah!"
Hukuman darah itu apa"
Dan wajah ketakutan Ai Hong, sudah dapat diduga bahwa itu
tentulah sejenis hukuman yang amat mengerikan!
Hati Chu Liuxiang pun jadi kebat-kebit. Sekarang ia telah tiba di
altar suci dan melihat dewa mereka. Tapi rahasia misteri-misteri itu,
masih belum ada seseorang yang memberi penjelasan baginya. Ia
tetap saja tidak tahu kabarnya Zhang Jiejie.
Tetapi sampai saat ini sudah jelas satu hal lagi bagi dia: Ai Qing
berbuat demikian, tujuannya ternyata adalah: Meminjam tangan
dewa mereka untuk melenyapkan Chu Liuxiang untukselarnalamanya,
bahkan sama sekali tak memberi kesempatan balas
dendam bagi siapa pun! Tetapi, sebenarnya ia punya dendam kesumat apa pada Chu
Liuxiang" Sehingga harus membunuhnya"
Ini adalah poin yang paling penting, Chu Liuxiang sudah hampir
mati pun masih belum bisa mengerti!
*** Perkakas pelaksana hukuman sudah dibawa masuk oleh
beberapa orang. Ternyata bait suci ini juga merupakan tempat
eksekusi! Saking ketakutan sampai-sampai seluruh tubuh Ai Hong
jadi lunglai dan lumpuh! Hukuman darah itu ternyata sejenis hukuman yang membuat
terhukum itu mengalirkan darah sampai mati! Akhirnya yang
terhukum itu harus memakai darahnya sendiri, untuk membersihkan
dosa atau pelanggarannya!
Saat ini sama saja seperti sebilah golok baja sudah dilintangkan
ke atas leher Chu Liuxiang - Apakah ia masih mampu berdaya
melepaskan diri dari bawah golok itu"
Ai Qing memandang Chu Liuxiang dengan sikapyang amat dingin.
Di wajahnya tidak menampakkan ekspresi sedikit pun, persis seperti
ketika ia sedang memandang pada seorang yang tak dikenal.
Ada siapakah yang bisa rnenduga bahwa: akal liciknya begitu
dalam, dan cara yang dipergunakannya begitu kejam!
Mungkin mimpi pun tiada seorang pun yang bisa menduganya!
*** Hukuman darah! Ini adalah sejenis hukuman yang teramat mengerikan serta tidak
berprikemanusiaan! Kelihatannya dewa itu pun tidak tega untuk
menonton seterusnya, maka tiba-tiba ia berdiri. Bunyi genta mulai
berbunyi lagi. Wajah Chu Liuxiang mendadak menampakkan ekspresi
yang aneh sekali. Kelihatannya dewa itu sudah mau mundur ke
dalam.

Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mendadak Chu Liuxiang berseru dengan suara nyaring. "Tunggu!"
Seruan ini bagaikan bunyi geledek di siang hari bolong, yang
mengejutkan semua orang. Berbarengan dengan seruan itu, badan Chu Liuxiang sudah
melayang di udara bagaikan sedang terbang!
Bukankah jelas-jelas titik jalan darahnya telah tertotok"
Tiada seorang pun yang tahu: Dikarenakan apa sehingga
kekuatan supernya telah pulih kembali"
Tiada seorang pun yang bisa membayangkan betapa hebatnya
ilmu meringankan tubuh Chu Liuxiang yang dipertunjukkan ini!
Dalam waktu sekejap ini sepertinya ia bukan manusia lagi, tapi
sudah berubah jadi rajawali yang sanggup melewati padang pasir
besar dengan cepat, atau sudah berubah jadi naga sakti dalam
dongeng yang sanggup beterbangan di langit tinggi dengan
kecepatan yang luar biasa!
Pada waktu yang sekejap mata ini, sepertinya kekuatan supernya
telah melampaui kekuatan para dewa yang berada di atas langit dan
di bawah bumi! Ternyata ia "terbang" menerjang ke dewa yang hidup dan
misteriusitu! Kelihatannya dewa itu pun terkejut karena kekuatan dahsyat Chu
Liuxiang ini, sehingga ia terbengong-bengong saja di tempat. Orangorang
yang memakai pakaian rami yang berada di bawah bait suci
itu, berseru dengan suara yang tidak keras, berdiri dari sembah
sujud lalu mengejar Chu Liuxiang.
Hanya Ai Qing yang masih tetap berdiri tenang di tempat, sambil
menonton, dari dalam matanya pun muncul sebuah ekspresi yang
aneh sekali. Itu bukan terkejut, juga bukan dendarn, tetapi lebih menyerupai
semacam perasaan sedih yang samar-samar sama seperti
seseorang, ketika melihat walet kesayangannya telah terbang lepas
dari sisi badannyal Ada siapakah yang betul-betul dapat mengerti hatinya"
*** Ini betul-betul adalah keluarga besar yang menakutkan: seluruh
anggotanya memiliki ilmu silat yang bertaraf wahid, dan semuanya
memiliki gerakan yang jitu dan tangkas!
Namun ketika badan mereka baru bergerak, dengan kecepatan
luar biasa Chu Liuxiang telah terbang melampaui undak-undakan
batu yang tingginya beratus-ratus kaki itu!
Dewa itu masih terselubung dalam sinar emas itu, tapi
nampaknya kekuatan gaib nan misteriusnya telah sirna.
Chu Liuxiang "terbang" mendekati dewa itu, dan tiba-tiba
mencengkeram bagai kilat menyambar!
Dewa itu tidak menghindar. Atau saking cepatnya cengkeraman
Chu Liuxiang, sehingga dewapun tak berdaya menghindarinya"
Chu Liuxiang telah mencopot topeng emas yang terpakai di
wajah dewa itu! Ini adalah waktu sekejap mata yang benar-benar
menggetarkan hati dan menggoncang sukma! Ini barulah waktu
sekejap mata yang sungguh-sungguh paling penting!
Pada waktu sekejap mata ini, dewa itu mendadak telah berubah
jadi manusia biasa! Pada waktu sekejap main ini, semua orang yang memakai
pakaian rami itu, yang sudah berdiri dan mengejar Chu Liuxiang,
semuanya mendadak bersembah sujud lagi sampai lutut-sikut dan
kepala menyentuh ke tanah!
Tetapi yang paling terkejut bukan mereka, juga bukan dewa
mereka, tapi Chu Liuxiang! Tiada seorang pun yang mampu
melukiskan ekspresi wajah Chu Liuxiang saat ini. Sama juga tiada
seorang pun yang mampu melukiskan ekspresi wajah "dewa" itu.
Chu Liuxiang terus memandangi dia, sampai terasa detak
jantungnya sepertinya sudah berhenti, dan nafasnya sepertinya
sudah tiada! "Dewa" itu pun terus memandangi Chu Liuxiang -
sepasang matanya penuh dengan air mata..
Sepasang mata menawan yang berbentuk bulan sabit!
Bab 13: Kekasih Akhirnya Menjadi anggota keluarga
Apakah dewa pun bisa mengucurkan air mata" Ya!
Anda boleh berkata, bahwa di dalam dunia ini tidak ada dewa,
tapi anda tidak boleh berkata, bahwa dewa tidak bisa mengucurkan
air mata! Dikarenakan dewa pun punya perasaan.
Yang tidak punya perasaan, bukan saja tidak bisa jadi dewa,
bahkan tidak bisa dianggap sebagai manusia
*** Tentu saja saat ini yang mengucurkan air main bukan dewa, tapi
manusia. Topeng dewa itu telah tercopot, sehingga terlihatlah sebuah
wajah cantik tapi pucat, dan sepasang mata indah berbentuk bulan
sabit. Dulu, wajah ini selalu riang ria; dulu, mata ini selalu penuh
dengan senyuman yang menawan.
Tapi sekarang,wajah itu pucat dan kuyu, matanya pun penuh
dengan kontradiksi dan penderitaan.
Ini bukanlah ia tidak mau lagi berjumpa dengan Chu Liuxiang,
tapi kontradiksi dan penderitaannya, sumbernya berasal dari Chu
Liuxiang. Namun Chu Liuxiang tidak pernah berpikir bahwa pada saat ini
dan di tempat ini, dapat berjurnpa lagi dengan dia Zhang Jiejie!
Bermimpi pun ia tak pernah menduga bahwa: Dewa mereka
ternyata adalah Zhang Jiejie!
*** Topeng yang dipegang tangannya itu, seolah-olah beratnya ada
seribu kati! Seluruh tangannya penuh dengan keringat dingin.
Mendadak ada sebuah tangan terjulur dari samping mengambil
alih topeng itu Ini adalah sebuah tangan yang tua-kurus dan kering.
Chu Liuxiang menoleh, dan terlihatlah seorang perempuan tua
yang berpakaian hitam dan wajahnya tertutup oleh kerudung hitam.
Masa' dia adalah perempuan seperti iblis yang muncul di antara
kabut, di tengah-tengah air pada malam berbulan itu"
Sekarang Chu Liuxiang masih tidak bisa melihat wajahnya, yang
terlihat cuma sepasang matayang berbinar-binar di balik kerudung
hitam itu. Ia menatap Chu Liuxiang dan berkata pelan-pelan: "Bukankah
aku telah memberitahukanmu bahwa: Asal kamu dapat tiba di sini,
bukan saja semua rahasia dapat dijelaskan, bahkan pasti dapat
menemukan dia?" Suaranya begitu lemah lembut dan penuh welas asih. Berbeda
sama sekali dengan malam itu!
Kemudian ia melanjutkan kata-katanya dengan pelan: "Aku tidak
menipumu kan?" Chu Liuxiang mengangguk dengan bingung - Pada
kenyataannya ia masih belum paham, bahkan makin bingung.
Kesimpulan-kesimpulan yang tadi ia ambil, sekarang ternyata
keliru semua! Tidak saja Ai Qing bukan orang yang mau membunuh dia bahkan
terus-terusan membantu dia secara gelap.
Tadi Ai Qing sengaja menotok titik jalan darah dia, tujuannya
hanyalah demi membantu dia bisa masuk ke altar suci ini.
Barangkali inilah satu-satunya jalan agar ia dapat tiba di sini!
Tenaga totokannya sudah diatur begitu rupa, perhitungan
waktunya pun akurat sekali, sehingga kekuatan totokan itu, pas
pada waktu sekejap mata yang paling penting itu bisa hilang dengan
sendirinya! Jika tidak, bagairnana mungkin Chu Liuxiang dapat "terbang"
dengan kekuatan supernya"
Jelas sekali bahwa Ai Hong pun sejak awal sudah bersekongkol
dengan Ai Qing, untuk bersama-sama memainkan "sandiwara" ini.
Oleh karena itu, terhadap tuduhan apa pun ia tidak
menyangkalnya. Orang yang mau membunuh Chu Liuxiang itu, jika bukan mereka,
lalu siapa" Masa' adalah Zhang Jiejie"
Itu juga tidak mungkin - kalau ia mau membunuh Chu Liuxiang,
kesempatannya terlalu banyak.
Semua rahasia, yang masih belum dapat dijelaskan!
Tetapi bagaimanapun juga, ia toh sudah bertemu lagi dengan
Zhang Jiejie Bagi dia, inilah yang terpenting!
Baik tempat ini adalah altar suci atau liang harimau, baik Zhang
Jiejie adalah dewa atau manusia biasa, ini semua tidak penting.
Yang penting adalah: ia masih amat mencintai Zhang Jiejie, dan
saat ini sudah bertemu kembali!
Ia menatap dia dan membuka kedua lengannya.
Zhang Jiejie pun masuk ke dalam pelukannya
Pada waktu ini, mereka telah melupakan segalanya. Bukan saja
telah melupakan mereka berada di mana, juga telah melupakan
semua orang yang berada di tempat ini!
*** Air mata terasa asin, tapi terasa juga rasa manis dan bau harum
yang lapat-lapat. Dengan ringan Chu Liuxiang menciumi bekas air mata yang
terdapat di wajah Zhang Jiejie, seraya bergumam: "Kau setan kecil
dan siluman kecil ini! Coba lihat kali ini kau masih mau lari ke
mana?" Zhang Jiejie pun dengan ringan menggigiti lehernya dan
bergumam: "Kau setan tua dan kutu busuk tua ini! Bagaimana bisa
mencari sampai ke sini?"
"Jelas-jelas kau tahu aku bisa mencari sampai ke sini kan"
Sekalipun kau terbang ke langit atau masuk ke perut bumi, tetap
saja aku bisa menemukanmu!"
Zhang Jiejie bertanya seraya mendelikkan mata: "Untuk apa kau
mencariku" Menginginkan aku menggigitmu sampai matikah?"
Gigitannya makin lama makin keras, bukan saja menggigit leher,
juga menggigit mulut Chu Liuxiang - Cintanyayang panas seperti
api itu sudah cukup untuk membuat keduanya "terbakar"!
Tetapi mengapa tadi dia bersikap begitu dingin"
Chu Liuxiang mendadak teringat kepada orang - orang serta
peristiwa yang barusan terjadi - Di tempat ini kan bukan cuma
mereka berdua saja! Tak dapat menguasai dirinya, ia mengintip sekilas ke bawah
undak?-undakan itu, dan menemukan bahwa setiap orang masih
dalam posisi bersembah sujud yang lutut-sikut dan kepala sampai
menyentuh ke tanah, dan tiada seorang pun yang berani
mengangkat kepalanya untuk melihat mereka walau hanya sejenak!
Masa' Zhang Jiejie benar-benar adalah dewa"
Jika tidak, kenapa orang-orang ini demikian hormat dan takzim
padanya" Tiba-tiba Zhang Jiejie bertanya: "Kapan kau telah berubah jadi
orang-orangan yang terbuat dari kayu?"
Chu Liuxiang pun tersenyum dan menjawab: "Tadi."
"Tadi?" "Tadi ketika kau melihatku, tapi pura-pura tidak kenal aku, pada
saat itu bukankah kau juga adalah orang-orangan kayu?"
"Bukan orang-orangan kayu, tapi dewa!"
"Dewa?" "Kau tidak percaya?"
Chu Liuxiang menghela nafas dan menjawab: "Sungguh aku tidak
dapat melihat di bagian manakah kau mirip dewa?"
Wajah Zhang Jiejie jadi merah, lalu berkata seraya menggigit
bibirnya sendiri: "Itu hanya dikarenakan aku sekarang sudah bukan
dewa lagi." "Mulai kapan kau telah berubah lagi jadi manusia?"
"Tadi." "Tadi?" "Tadi ketika kau mencopot topengku, aku telah berubah lagi jadi
manusia." Ia lagi menggigiti leher Chu Liuxiang, seraya bergumam: "Bukan
saja telah berubah lagi jadi manusia, bahkan adalah wanita yang
hidup, wanita yang bisa menggigit serta bisa bermanja-manjaan!"
Tiada orang yang dapat menyangkal kalimat ini - Dalam hal
menggigit orang serta bermanja-manjaan ini, boleh dibilang ia
adalah pakarnya! Chu Liuxiang menghela nafas panjang lagi, lalu berkata seraya
tersenyum masam: "Aku masih belum paham, bukan saja tidak
paham, bahkan makin lama makin bingung!"
Sekonyong-konyong terdengar seorang berkata: "Pelan-pelan
kamu akan paham kok!"
Ternyata perempuan tua yang berpakaian hitam itu telah muncul
kembali, berdiri di samping mereka, dan memandang mereka seraya
tersenyum. Wajah Chu Liuxiang jadi agak "panas" karena jengah, ingin
melepaskan pelukan pada Zhang Jiejie, namun merasa agak berat
hati - Dapat memeluknyakembali, sungguh-sungguh bukan suatu hal
yang mudah! Apalagi Zhang Jiejie pun memeluknya dengan erat
sekali. Perempuan tua itu berkata seraya tersenyum: "Tak usah malumalu.
Dia sudah jadi milikmu, kapan pun dan di mana pun kamu
memeluk dia, tiada seorang pun yang berani melarangmu."
Ia tiba-tiba mengangkat tinggi kedua tangannya, dan dengan
suara keras mengucapkan beberapa kalimat kata-kata, ucapannya
terdengar aneh dan rumit, satu kata pun Chu Liuxiang tak dapat
memahami artinya. Di bawah altar suci itu segera terdengar seruan-seruan yang
penuh kegembiraan. Ketika Chu Liuxiang sedang bingung apa yang terjadi, altar suci
itu tiba-tiba turun dengan cepat!
Dengan cepat mereka telah tiba di sebuah ruang bawah tanah
yang berbentuk segi enam, di tengahnya ada meja yang berbentuk
segi enam, yang di atasnya penuh dengan arak dan masakan.
Perempuan tua itu berkata seraya tersenyum "Itu adalah arak
buah anggur yang datang dari Persia, serta beberapa jenis masakan
kesukaanmu!" Zhang Jiejie bertepuk tangan dan berkata sambil tertawa:
"Sepertinya masih ada sirip ikan yang jadi kesukaanku!"
Ia tertawa persis seperti anak kecil saja.
Tapi Chu Liuxiang tak sanggup ikut tertawa, kemudian bertanya
tanpa bisa menahan diri lagi: "Jadi kalian sejak awal sudah
mem?perhitungkan bahwa aku pasti akan datang kemari?"
Ternyata perempuan tua itu mengedipkan mata dua sampai tiga
kali, baru berkata seraya tersenyum: "Saya cuma tahu bahwa asal
Pendekar Harum Chu mau pergi, selama ini tidak ada orang maupun
tempat yang dapat menghalanginya!"
*** Rahasia apa pun juga, akhirnya toh pasti akan ada
penjelasannya. Akhirnya perempuan tua itu menjelaskan semua rahasia ini.
Di antaranya terdapat dua hal yang membuat Chu Liuxiang paling
terkejut: Kesatu: ternyata Zhang Jiejie adalah anak perempuan dari
perempuan tua ini;

Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kedua: Orang yang mau membunuh Chu Liuxiang, ternyata juga
adalah perempuan tua ini!
Jikalau ia mau membunuh Chu Liuxiang, lalu kenapa ia
memberikan petunjuk yang cukup jelas kepada Chu Liuxiang"
Segala sebab-musabab yang terdapat di dalam ini, memang
betul? betul aneh dan rumit! Seandainya Chu Liuxiang bukan
mengalami sendiri, mungkin ia sendiri pun tak dapat
mempercayainya! Kami memang adalah sebuah keluarga besar yang misterius,
tiada seorang pun yang pernah tahu kami datang dari mana, bahkan
kami sendiri pun juga sudah tidak mampu lagi menemukan kampung
halaman kami yang dulu itu!
Yang kami anut dan percayai, juga adalah semacam agama yang
aneh nan misterius, agama ini berasal dari tempat nun jauh di sana,
dan ada sedikit kemiripan dengan Agama Penyembah Api yang
berasal dari Persia, dan Agama Budha yang dibawa masuk ke
Tiongkok dari luar negeri.
Dewa atau dewi yang kami hormati adalah Perawan Suci.
Perawan Suci itu terpilih dari antara perawan-perawan dari keluarga
besar kami itu. Perawan Suci kami yang sebelumnya itu telah menentukan
penerusnya, yaitu dia anak perempuanku.
Siapa pun juga, asal terpilih menjadi Perawan Suci, maka seumur
hidupnya harus berkorban untuk agama dan keluarga besar kami,
selain tidak boleh punya lagi kehidupan orang biasa, juga tidak boleh
punya lagi perasaan dan urusan cinta dan dicintai!
Siapa pun juga, asal terpilih menjadi Perawan Suci, maka tiada
seorang pun yang dapat merubah lagi fakta ini, lebih-lebih tiada
seorang pun yang berani menentangnya!
Kecuali ada orang asing yang berasal dari luar tempat ini, dapat
menerobos masuk ke altar suci ini, serta mencopot topeng yang
melambangkan kedewian dan kekuatan gaib, yang selalu terpakai di
wajah dewi itu! Namun tempat ini bukan saja amat dirahasiakan, selama ini juga
tidak pernah mengijinkan orang luar masuk, siapa pun yang mau
masuk ke tempat ini, sulitnya bahkan melebihi jika seseorang mau
terbang ke langit! Oleh sebab itu, peraturan ini sama seperti tidak ada, dan selama
belasan generasi ini, tiada satu Perawan Suci pun yang dapat
meloloskan dirinya dari nasib malangnya Yaitu seumur hidupnya
dilewati dalam kesendirian dan kesepian!
Dalam pandangan orang lain , ini adalah semacam kebanggaan,
tapi aku tahu bahwa setelah seorang perawan menjadi Perawan
Suci, hari?harinya penuh dengan sengsaral
Sebab semenjak aku melahh-kan Zhang Jiejie, aku telah
menjabat sebagai Pelindung Agama, sehingga tiada seorang pun
yang lebih berdekatan dengan Perawan Suci yang sebelumnya
daripada aku, juga hanyalah aku yang pernah melihat, ketika dia
terbangun di tengah malam, lalu menunjukkan rupanya yang hampir
gila karena menderita kesepian yang amat sangat!
Bahkan pada saat-saat dia paling menderita, dia sering
menyuruhku untuk menusuki badannya dengan jarum runcing,
sampai darahnya mengucur terus!
Sudah tentu aku tidak tega melihat anak perempuanku
menanggung lagi kesengsaraan semacam ini, aku harus memikirkan
sebuah cara pelepasan bagi dia.
Tetapi meskipun aku adalah Pelindung Agama, aku pun tak
berdaya merubah nasibnya, kecuali Tuhan yang sejati bisa
memberiku seorang asing, yang melalui dia mencopot topeng yang
mengerikan itu untuk anak perempuanku.
Oleh karena itu aku teringat padamu.
Asap dupa berkepul-kepul, perempuan man itu duduk bersila di
tengah-tengah asap, sambil menuturkan kisah yang cukup panjang
ini. Persis seperti ketika mendengarkan cerita mitos, Chu Liuxiang
sampai menjadi termangu-mangu.
Ketika mendengar sampai bagian ini, tanpa kuasa menahan diri ia
memotong dengan berkata: "Oleh karena itu anda menyuruh dia
pergi mencariku?" "Betul." Tanpa terasa Chu Liuxiang mengelus-elus hidung, lalu bertanya
seraya tersenyum kecut: "Tapi kenapa anda menyuruh lagi dia pergi
untuk membunuhku?" "Ada dua sebab...."
"Aku sedang mendengar."
"Aku tahu kamu adalah seorang yang punya rasa ingin tahu yang
amat besar, dan orang yang gemar menerjang bahaya, tapi jika
dengan alasan ini menyuruhmu datang, kamu pasti tidak mau,
karena kamu dengan dia belum saling mencintai."
Chu Liuxiang mengakuinya.
Perempuan tua itu berkata: "Oleh sebab itu aku lebih dahulu
menggunakan berbagai cara, untuk menimbulkan rasa ingin tahumu
serta rasa tak mau kalahmu, kemudian menciptakan kesempatan
bertemu bagi kalian, supaya kalian dapat saling mencintai secara
alami." Chu Liuxiang tak tahan lalu bertanya "Bagaimana anda bisa tahu
bahwa kami pasti akan saling mencintai?"
Perempuan ma itu membuka matanya yang sejak tadi
dipejamkan, memandang sebentar pada dia, lalu memandang
sebentar pada anaknya, baru bertanya seraya tersenyum: "Gadis
yang seperti anak perempuanku ini, adakah pria yang dapat tidak
menyukainya?" Chu Liuxiang menjawab seraya menghela nafas: "Pria semacam
ini memang sulit ditemukan!"
Zhang Jiejie tertawa manis dan berkata: "Pria yang seperti kau
ini, gadis dan perempuan yang tidak menyukaimu, juga sama-sama
sulit ditemukan!" Dengan sumpit Chu Liuxiang menjepit sepotong sirip ikan,
dijejalkan ke mulut Zhang Jiejie seraya berkata "Sanjunganmu bagus
sekali! Ini, hadiahmu adalah sepotong sirip ikan."
Perempuan tua itu berkata seraya tersenyurn: "Omongannya
benar, seandainya aku lebih muda 30 tahun, barangkali aku juga
akan menyukainu!" Zhang Jiejie berkata seraya tertawa cekikikan: "Bukankah
sekarang pun Ibu masih menyukainya" Seperti sebuah peribahasa
yang berbunyi `Ibu mertua melihat menantu laki-laki - Makin dilihat
makin menarik'." Di antara ibu dan anak ini, betul-betul memiliki semacam rasa
keakraban yang berbeda dengan orang lain, ini mungkin dikarenakan
mereka tinggal dan hidup di sebuah lingkungan yang amat berbeda.(
Di Tiongkok zaman dulu, antara orangtua dengan anak, tidak umum
bahkan di banyak daerah, tidak dibolehkan - menunjukkan rasa
keakraban maupun rasa sayang dan disayangi di depan orang lain,
disebabkan pendidikan dan tradisi kolot yang berlaku pada masa
itu.) Mendengar percakapan mereka, wajah Chu Liuxiang memerah
karena jengah. Perempuan tua itu memandang mereka dan berkata seraya
tersenyum: "Ada orang-orang tertentu, jika sudah bertemu sulit
dipisahkan, seperti batu sembrani dan besi Barangkali inilah yang
disebut `berjodoh' oleh kebanyakan orang."
"Tadi anda mengatakan ada dua sebab?" tanya Chu Liuxiang.
Perempuan itu menganggukkan kepala dan menjawab: "Tadi aku
juga berkata kan bahwa siapa pun yang mau datang ke tempat ini,
sulitnya bagaikan mau terbang ke langit" Meskipun aku pernah
dengar nama besarmu, tapi aku kan belum pernah bertemu
denganmu." "Oleh sebab itu anda mau mangujiku?"
Perempuan tua itu tersenyum sekilas, baru menjawab: "Aku
memang mau mengujimu, untuk melihat apakah ilmu silatmu serta
hikmatmu itu memang setinggi seperti kata orang, dan untuk
mengetahui apakah kamu layak jadi menantuku atau tidak!?"
Chu Liuxiang bertanya seraya tersenyum kecut: "Bagaimana jika
aku mati karena pengujian anda?"
Perempuan ma itu menjawab dengan suara datar: "Setiap orang,
pada suatu saat pasti akan mati, ya tidak?"
Ia berkata dengan begitu ringan dan santai - Dalam pandangan
hidupnya, nyawa orang lain sepertinya tidak berharga sepeser pun!
Ini mungkin dikarenakan ia hidup dalam suatu lingkungan yang
dingin dan kejam, yang dianut pun adalah agama yang aneh,
sehingga semua orang acuh tak acuh kepada orang lain, dan ia
sama sekali tak pernah benar-benar berhubungan dengan orang
normal yang berperasaan, oleh sebab itu kecuali naluri alamiah
antara ibu dan anak, terhadap orang lain ia tidak ada perhatian, juga
tidak menghargai. Namun Chu Liuxiang mendengarnya sampai punggungnya terus
mengucurkan peluh dingin.
Sebenarnya ia masih mau bertanya, kenapa dia mengerat tangan
Ai Hong" Tapi sekarang ia tahu bahwa pertanyaan ini merupakan
sesuatu yang berlebihan. Jikalau seseorang, nyawa orang lain pun tidak dihargai,
bagaimana mungkin dapat menghargai atau mempedulikan sebuah
tangan orang lain" "
Perempuan tua itu terus melanjutkan kata-katanya: "Semua
peristiwa yang kalian alami itu, semuanya diatur oleh aku sendiri,
dan kamu memang tidak membuatku kecewa, makanya pada malam
itu aku pergi menemuimu, kemudian menyuruh Ai Qing dan Ai Hong
menjemputmu di luar, oleh sebab itu aku memperhitungkan dan
yakin bahwa kamu akan sanggup sampai di sini."
Chu Liuxiang menghembuskan nafas yang panjang, lalu
bertanya: "Saat inii aku masih punya satu hal yang tidak paham,
boleh tanya?" "Boleh." "Kenapa anda tidak cari orang lain, dan hanya memilih aku saja"'
Perempuan tua itu menjawab setelah tersenyum sekilas: "Aku
tahu kau adalah pria yang amat tampan, mudah sekali disukai kaum
perempuan, juga tahu bahwa ilmu silat dan hikmatmu itu, dalam
dunia persilatan jarang ada orang yang dapat menandingimu, lagi
pula sampai saat ini kau masih bujangan. Aku percaya ada banyak
sekali ibu-ibu, ketika mau memilih menantu, pasti akan memilihmu!"
Tidak tahan Chu Liuxiang lalu mengelus-elus lagi hidungnya.
Perempuan ma itu berkata lagi: "Tetapi ini masih bukanlah sebab
yang paling penting."
"Oh ya?" "Aku memilihmu, sebab yang paling penting adalah kau telah
berbuat satu hal yang paling menggembirakanku, maka sejak dulu
aku selalu mernikirkan sesuatu cara untuk membalas budi padamu."
Chu Liuxiang bertanya dengan heran: "Aku telah berbuat apa?"
Perempuan tua itu menjawab: "Kau telah membunuh Shi Guanyin
untukku." "Apakah anda punya dendam dengan dia?"
Dan mata perempuan tua itu inuncul ekspresi kebencian yang
amat sangat, dan berkata dengan nada benci: "Ia betul-betul bukan
manusia! Tapi siluman pemakan orang! Siluman yang khusus
memakan orang laki?-laki!"
Chu Liuxiang sudah tidak perlu bertanya lagi karena sudah dapat
membayangkannya Kegembiraan terbesar Shi Guanyin memang adalah merebut
kekasih atmu suami orang lain!
Maka setelah ia membunuh Shi Guanyin, ada banyak orang
wanita yang mau membalas budi pada dia, untuk menyatakan rasa
terima kasih mereka. Namun Chu Liuxiang berharap ia adalah yang terakhir kalinya,
dikarenakan ia betul-betul tidak bisa tahan untuk menerima cara
berbalas budi semacam ini!
Meskipun "Ibu mertua memandang menantu laki-laki - makin
dipandang makin menarik", namun "Menantu laki-laki memandang
ibu mertua makin dipandang makin jengkel."
Untunglah ibu mertua ini termasuk orang yang "tahu diri", maka
ia pergi setelah berpamitan.
"Kalian kan sudah lama tidak bertemu, pasti ada banyak hal yang
mau dibicarakan, aku kira aku mesti tahu diri!"
Ketika Chu Liuxiang mengantar perempuan tua itu keluar, baru
pertarna kali merasa bahwa dia sedikit banyak juga memiliki
perasaan insani. Dari belakang Zhang Jiejie memeluk pinggang Chu Liuxiang,
dengan ringan menggigit lagi leher dia.
Chu Liuxiang menghela nafas panjang, lalu berkata seraya
tersenyurn masam: "Apakah kau tahu: selain menggigit orang dan
menyantap sirip ikan, mulut masih memiliki kegunaan yang lain?"
Zhang Jiejie bertanya seraya mengedip-ngedipkan mata: "Oh ya"
Masih memiliki kegunaan apa yang lain?"
"Berbicara. Bukankah ibumu tadi menyuruh kita ngobrol sepuas-
?puasnya?" "Aku tidak mau ngobrol, aku mau...."
Ia menggigit leher Chu Liuxiang sekali lagi, baru berkata seraya
tertawa cekikikan: "Aku mau apa, masa' kau tidak tahu?"
Chu Liuxiang menunjukkan ekspresi terkejut, bertanya tanpa
terasa: "Masa' di tempat ini?"
"Kalau tidak di sini, mau di mana lagi?"
"Di sini tidak bisa."
"Kenapa tidak bisa?"
"Aku akan membawamu pulang ke rumah milik kita sendiri -
Bahkan makin cepat makin baik."
"Tidak bisa!" "Kenapa tidak bisa?"
"Tidak bisa ya tidak bisa!"
Chu Liuxiang bertanya seraya tersenyum "Apakah kau masih
kuatir, takut aku digoda wanita lain?"
Zhang Jiejie berkata seraya tersenyum dingin: "Apakah kau
beranggapan bahwa kau benar-benar: setiap wanita yang melihatmu
pasti akan jatuh cinta padamu" Apakah kau beranggapan bahwa
orang lain sungguh-sungguh tidak dapat kehilanganmu?"
Matanya tiba-tiba mendelik, air mukanya berubah, dan berkata
dengan suara keras: "Jika kau sungguh-sungguh mau pergi, pergilah
seorang diri! Lihatlah apakah aku dapat kehilanganmu atau tidak"
Kau sekarang mau pergi masih sempat kok!"
Ia persis seperti seekor kucing yang telah dibuat marah
besar,yang setiap saat siap-siap menjulurkan cakarnya untuk
menyerang! Chu Liuxiang memandang dia seraya tersenyum, dan berkata
dengan suara lemah lembut: "Kau dapat kehilanganku, tapi aku
sudah tidak dapat kehilanganmu! Jika pergi, ya kita pergi bersama,
jika tidak, ya kita tinggal bersama di tempat ini."
"Sungguh" Kau sungguh-sungguh mau menemaniku tinggal
bersama di sini?" Chu Liuxiang membentangkan kedua lengannya, merangkul dia
seraya berkata: "Tentu saja benar! Masa' kau kira aku masih
sanggup meninggalkanmu?"
Sekonyong-konyong terdengar suara isak Zhang Jiejie di pelukan


Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Chu Liuxiang. Chu Liuxiang mengangkat wajah Zhang Jiejie dengan ringan,
melihat bahwa di wajahnya yang cantik namun pucat itu penuh lagi
dengan air mata, lalu bertanya dengan tanpa terasa: "Kau sedang
menangis" Mengapa menangis" Masa' kau masih belum
mempercayaiku?" Zhang Jiejie menjawab seraya menggigit bibir: "Aku
mempercayai?mu, dan aku pun tahu seperti pepatah yang berbunyi:
'Menikah dengan ayam ya ikut dengan ayam', sekarang aku sudah
adalah istrimu, jadi ke mana pun kau pergi, seharusnya aku
mengikutimu barulah benar."
Air matanya mengucur makin deras, lalu melanjutkan katakatanya
seraya menundukkan kepala: "Tapi justru karena aku adalah
istrimu, maka telah menjerumuskanmu, bahkan telah
mencelakaimu!" "Kok bisa?" "Apakah tadi kau sudah mendengar seruan-seruan kegembiraan
mereka untukmu?" Chu Liuxiang mengangguk "Tahukah kau apa artinya itu?" tanya Zhang Jiejie.
Chu Liuxiang menggeleng. Zhang Jiejie berkata pelan-pelan: "Arti dari seruan-seruan
kegembiraan itu adalah: Mereka telah mengakui kita adalah suami
istri, dan telah menerimamu sebagai salah satu anggota keluarga
besar kami, maka...."
"Maka kenapa?" "Asal sudah menjadi salah satu anggota keluarga besar ini, maka
selama-lamanya tidak bisa lepas lagi!"
"Apakah maksudmu adalah: Selama-lamanya kita sudah tidak
bisa meninggalkan tempat ini?"
"Selama-lamanya tidak bisa!"
Tanpa bisa menguasai diri, air muka Chu Liuxiang telah berubah.
Bagi dia, sungguh-sungguh satu hal yang tak dapat dibayangkan,
jika mau tinggal seumur hidup di tempat tertutup yang tak kelihatan
matahari dan langit! Zhang Jiejie menatap lekat-lekat padanya, lalu berkata perlahan:
"Aku pun tahu bahwa sekali-kali kau tak akan mau tinggal di sini
selama-?lamanya, jika kau sungguh-sungguh ingin pergi dari sini,
juga bukan berarti sudah tidak ada lagi cara yang dapat dipikirkan."
Chu Liuxiang segera bertanya "Masih ada cara apa lagi?"
Zhang Jiejie memutar badan pelan-pelan untuk membelakangi
Chu Liuxiang, lalu berkata sekata demi sekata: "Disebabkan kau
adalah suamiku, baru bisa jadi orangnya keluarga besar ini, maka
menurutku...." Chu Liuxiang tiba-tiba memegang erat-erat pundak Zhang Jiejie,
memutar balik tubuhnya dan merangkulnya dengan kuat, seraya
berkata "Kau tak usah berkata lagi, aku telah paham maksudmu!"
"Aku.... Aku...."
Chu Liuxiang memotong lagi perkataannya "Jikalau kau mati,
maka aku bukan lagi orangnya keluarga besar ini, karena itu mereka
terpaksa melepaskan aku pergi, benarkah demikian?"
Zhang Jiejie berkata seraya tersenyum sedih: "Asal kau hidup
bahagia, aku rela mati!"
Maya Chu Liuxiang pun agak basah karena air mata, merangkul
dia erat-erat seraya berkata dengan suara lembut: "Sekarang aku
hanya berharap kau dapat memahami satu hal!"
"Katakanlah." "Masa-masa aku bahagia, hanyalah ketika aku bersamamu! Oleh
sebab itu, jika kau sungguh-sungguh ingin aku hidup bahagia,
selama?-lamanya janganlah meninggalkan aku!"
Zhang Jiejie tersenyum. Senyumannya itu,seperti meteor pertama di malam gelap, atau
berkas sinar surya pertama di pagi yang mendung!
Ia pun merangkul Chu Liuxiang erat-erat seraya berkata dengan
suara lembut: "Bagaimana mungkin aku tega meninggalkanmu"
Sampai mati pun aku takkan meninggalkanmu lagi!"
Di dalam dunia ini memang tidak hal yang mutlak, tapi apakah
"waktu" termasuk pengecualian"
Di dalam perasaan sebagian orang, waktu dalam sehari,
kayaknya berlalu dengan cepat sekali, dikarenakan mereka hidupnya
bahagia, rajin bekerja dan mengerti untuk menikmati kesukacitaan
dalam bekerja, juga tahu bagaimana mempergunakan waktu luang,
sehingga mereka tidak pernah merasa waktu-waktu itu berlalu
begitu lambat dan menyengsara?kan.
Tapi di dalam perasaan sebagian orang yang lain, waktu dalam
sehari, kayaknya begitu lambat seperti merangkak saja! Itu
dikarenakan hidup mereka penuh dengan kesedihan, dan sering
nganggur, makanya baru bisa merasa bahwa satu hari lamanya
seperti satu tahun saja! Namun apa pun perasaan orang, satu hari ya satu hari, satu
bulan ya satu bulan. Di dalam dunia ini, hanyalah waktu yang tidak berubah karena
siapa pun atau apa pun! Tetapi waktu dapat merubah banyak hal, bahkan dapat dikatakan
dapat merubah segala-galanya!
*** Satu bulan sudah berlalu, apakah Chu Liuxiang sudah berubah"
Zhang Jiejie menatapnya lekat-lekat, kemudian dengan ringan
mengelus-elus wajah dia yang telah jadi kurus, seraya berkata
dengan suara halus: "Sepertinya kau agak kurusan ya!"
Chu Liuxiang menjawab setelah tersenyum sekilas: "Agak
kurusan kan bagus! Aku memang terus kuatir bisa jadi gemuk!"
"Sepertinya perkataanmu juga lebih sedikit dari waktu yang lalu?"
"Masa' kau suka aku berubah jadi orang bawel yang banyak
mulut?" "Kau datang kemari sudah satu bulan."
"Hm?" "Apakah kau merasa bahwa bulan ini luar biasa lama?"
Chu Liuxiang tidak segera menjawab, menggenggam tangan
Zhang Jiejie dulu, baru bertanya batik: "Sebenarnya apa yang ingin
kau katakana padaku?"
Zhang Jiejie menundukkan kepala dan berdiam diri lama sekali,
baru berkata seraya perlahan: "Aku tahu kau tidak betah melewati
kehidupan semacam ini, rnakanya bisa berubah! Tapi jika demikian
terus, suatu hari kau pasti tidak tahan lagi!"
"Siapa yang bilang?"
Zhang Jiejie menjawab setelah tersenyum sejenak: "Di dalam
dunia ini, siapa lagi yang lebih dekat denganmu" Dan siapa lagi yang
lebih mengertimu dariku" Bagaimana mungkin aku tidak melihat
serta memahaminya?" Senyumannya begitu memilukan, lalu meneruskan kata-katanya:
"Tentu saja aku pun menyadari bahwa kau amat mencintaiku, sama
seperti aku pun amat mencintaimu, oleh sebab itu aku berharap
dapat menahan?mu di sini, dan berharap ketika kau berada di sini
juga dapat berbahagia seperti waktu-waktu yang lalu."
"Pikiranmu ini kan tidak keliru?"
Zhang Jiejie menggelengkan kepala dan berkata seraya
tersenyum pilu: "Mulanya aku pun mengira bahwa pikiran ini tidak
keliru, sekarang baru tahu ini keliru, bahkan kelirunya amat sangat!"
"Mengapa?" "Karena kau...kau memang bukan milik siapa-siapa, dan tiada
seorang pun yang dapat memilikimu!"
"Aku tidak mengerti."
"Kau seharusnya mengerti."
Zhang Jiejie menyambung kata-katanya setelah menghela nafas
panjang: "Dikarenakan selain aku, di dalam dunia ini masih terdapat
banyak orang membutuhkanmu sama seperti aku! Meskipun aku
tidak rela meninggalkanmu, sama halnya mereka pun tidak dapat
meninggalkanmu!" "Maksudmu adalah sahabat-sahabatku itu?"
"Bukan hanya sahabat-sahabatmu itu, masih ada banyak sekali
orang lain." "Siapa saja?" "Orang-orang yang membutuhkan pertolonganmu, yang
membutuhkan kau pergi untuk menyelesaikan kesulitan dan
penderitaan mereka."
"Apakah kau beranggapan aku seharusnya hidup untuk orang
lain?" "Maksudku bukan itu."
Zhang Jiejie menyambung kata-katanya setelah merenung
sebentar: "Siapa pun yang hidup di dalam dunia ini, seharusnya
hidup dengan bersuka-cita serta bermakna, betul?"
"Betul!" "Terdapat sejenis orang, hanyalah ketika ia mau membantu
orang lain, ia baru bisa bersukacita dan merasa hidupnya bermakna,
jika tidak maka hidupnya akan berubah jadi tidak berharga sama
sekali!" "Kau kira aku adalah orang sejenis itu?"
"Masa' kau bukan?"
Chu Liuxiang tidak dapat berkata apa-apa lagi.
Zhang Jiejie berkata dengan sedih: "Kaum wanita semuanya
egois, tadinya aku pun berharap dapat seorang diri memilikimu
secara utuh! Tapi jika kau terus murung begini, lambat laun akan
berubah jadi seorang yang lain...akan berubah jadi bukan lagi Chu
Liuxiang! Sampai saat itu, barangkali aku tak akan mencintaimu
lagi." Ia berkata lagi seraya tersenyum sedih: "Jika demikian, kenapa
kita mesti menunggu sampai hari itu tiba?"
"Maka.... Maka maksudmu?"
"Maka aku merasa seharusnya aku membiarkanmu pergi dari sini,
sebab kau punya kehidupanmu sendiri. Aku tidak boleh terlalu egois,
tidak boleh memakai penderitaan seumur hidupmu, untuk ditukar
jadi kebahagiaanku!"
Dengan ringan ia mengelus-elus wajah Chu Liuxiang, seraya
berkata dengan suara lembut: "Barangkali ini dikarenakan aku
sekarang sudah dewasa, yang sudah mengerti bahwa cinta sejati
tidak boleh terlalu egois!"
Chu Liuxiang menatapnya erat-erat, perasaan di dalam hatinya
bercampur-aduk tidak tahu itu perasaan pilu, penderitaan ataukah
perasaan terima kasih"
Mendadak ia menyadari bahwa Zhang Jiejie telah tumbuh jadi
jauh lebih dewasa dan jauh lebih matang, juga seolah-olah telah
sama sekali berubah menjadi orang lain!
Apakah yang telah menyebabkan ia berubah"
"Bagaimanapun juga, aku tidak dapat meninggalkanmu seorang
diri berada di sini", kata Chu Liuxiang.
"Kenapa tidak dapat" Bukankah banyak sekali istri yang tinggal di
rumah seorang diri" Seandainya mereka sama egoisnya seperti aku,
di dalam dunia ini bagaimana bisa terdapat begitu banyak pahlawan
dan jenderal ternama?"
"Tapi kau berbeda."
"Apa bedanya" Mengapa aku tidak bisa meneladani istri-istri yang
agung itu" Mengapa aku tidak bisa membiarkan suamiku pergi ke
luar untuk membantu orang lain?"
"Tapi kau akan terlalu kesepian dan menderital Jika aku pergi...."
Mendadak Zhang Jiejie memotong kata-katanya: "Tahukah kau
kenapa sekarang aku tiba-tiba mengijinkanmu pergi dari sini?"
"Mengapa?" "Sebab aku tahu di kemudian hari aku takkan merasa kesepian
lagi! Setelah kau pergi, aku tahu bahwa masih ada seseorang yang
akan menemaniku!" Sinar matanya mendadak berubah lagi jadi begitu lemah lembut,
juga begitu terang. Tak kuasa menahan dirinya, Chu Litudang bertanya: "Siapakah
dia?" Zhang Jiejie menunduk dan menjawab dengan lirih: "Anakmu."
Hampir saja Chu Liuxiang berdiri sambil melompat, seraya
berseru: "Kau telah mengandung anakku?"
Zhang Jiejie mengangguk dengan perlahan.
Chu Liuxiang menggenggam, tangan Zhang Jiejie dengan kuat,
seraya berkata dengan suara keras: "Kau telah mengandung anakku,
masih mau aku pergi dan sini?"
Zhang Jiejie berkata dengan suara halus: "Justru dikarenakan aku
telah mengandung anakmu, rnakanya baru mengijinkan kau pergi.
Juga dikarenakan aku telah mengandung anakmu, kau baru dapat
pergi dengan tenang.... Seharusnya kau dapat memahami maksudku
ini kan?" "Mengapa kita tidak bisa melarikan diri bersama-sama untuk
keluar dari tempat ini?"
"Beberapa hari ini kau terus menyelidiki secara diam-diam, untuk
menemukan apakah ada sebuah jalan untuk keluar, betul kan?"
Chu Liuxiang terpaksa mengakuinya.
"Apakah kau sudah menemukannya?" tanya Zhang Jiejie.
"Belum." Zhang Jiejie berkata setelah menghela nafas: "Tentu saja kau tak
dapat menemukannya, sebab di tempat ini cuma terdapat dua jalan
keluar saja!" "Di mana?" "Yang satu berada di dalam ruang rapat, jalan ini semua orang
tahu, tapi tidak ada orang yang boleh keluar masuk dengan
sembarangan, sebab di sana ada sepuluh orang penatua dari
keluarga besar ini yang menjaganya siang malam. Sekalipun kau
memiliki kemampuan setinggi langit, juga jangan berharap bisa
melarikan diri dari orang-orang tua yang semuanya amat perkasa
itu!" Chu Liuxiang pun terpaksa mengakuinya, tapi bertanya lagi
karena tidak tahan: "Jalan kedua bagaimana?"
"Cuma ada satu orang yang tahu jalan kedua itu!"
"Siapa?" "Pelindung agama ini."
Mata Chu Liuxiang berbinar-binar dan bertanya: "Ibumu?"
Zhang Jiejie mengangguk seraya berkata: "Oleh sebab itu jika
aku yang memohon agar dia melepaskanmu pergi, barangkali ia mau
mengijinkannya." Sinar mata Chu Liuxiang penuh dengan harapan, lalu berkata:
"Barangkali ia dapat mengijinkan kita pergi bersama."
Zhang Jiejie berkata seraya menghela nafas: "Tentu saja aku pun
berharap demikian, tapi...."
"Bagaimanapun juga, seharusnya kita tanyakan dulu padan-ya.
Jangan lupa ia kan ibu kandungmu Tiada seorang ibu pun yang tidak
mengharapkan anak perempuannya bisa hidup bahagia kan?"
*** Setiap ibu tentu saja mengharapkan anak perempuannya bisa
hidup bahagia, tapi masalahnya ialah: Apayang dapat dianggap
sebagai bahagia yang sejati"
Bahagia juga bukanlah sesuatuyang mutlak! Bahagiayang
menurut pandangan anda, dalam pandangan orang lain mungkin suatu
kemalangan!

Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

*** Di tempat ini, setiap rumah gelap dan seram, tidak kelihatan sinar
matahari, juga tidak terasa ada angin.
Rumah ini sepertinya ada angin, namun lebih gelap dan lebih
seram, sehingga tidak dapat tahu angin itu berasal dari mana.
Perempuan tua yang berpakaian hitam itu sedang duduk diam di
sebuah alas duduk asiwung yang berada di depan ceruk tempat
berhala, badannya tidak bergerak sama sekali, seolah-olah sudah
duduk sejak jaman purbakala, sehingga sepertinya sudah mati rasa
sama sekali. Sehinggga ketika Zhang Jiejie berjalan masuk lalu berlutut di
depannya, ia tetap tidak bergerak, dan tidak membuka matanya.
Zhang Jiejie berlutut dengan tenang dan diam, tampaknya tibatiba
juga tertelan oleh keheningan yang seolah-olah sudah ada sejak
jaman purbakala itu! Dengan kedua tangan diturunkan di sisi badan, Chu Liuxiang
berdiri di belakang badan Zhang Jiejie.
Ia tahu inilah saat-saat untuk menentukan kebahagian seumur
hidup mereka berdua, oleh karena itu ia terpaksa bersabar dan
menahan diri. Entah sudah lewat berapa lama, perempuan tua itu baru tiba-tiba
membuka matanya. Di dalam matanya seolah-olah terdapat semacam kekuatan yang
menakutkan, yang dapat menembus ke hati mereka berdua!
Ia menatap mereka lekat-lekat, lama sekali baru berkata sehuruf
demi sehuruf: "Apakah kalian mau pegi dari sini?"
Zhang Jiejie makin menundukkan kepalanya, bahkan nafasnya
seolah-olah sudah berhenti.
K arena tidak tahan Chu Liuxiang lalu berkata "Ya, kami mau
pergi dari sini, mohon ibu dapat memberikan sebuah jalan hidup
bagi kami!" Seumur hidup ia tidak pernah memohon sesuatu dari siapapun,
tidak pernah mengucapkan kata-kata permohonan dengan sikap dan
nada yang begitu merendahkan diri semacam ini!
Tetapi demi si dia, dan demi anak mereka, ia rela mengorbankan
apa saja! Perempuan tua itu menatapnya lekat-lekat, lalu bertanya
perlahan: "Apakah kamu sudah tidak bisa tinggal terus lagi di tempat
ini?" Perempuan tua itu berkata dengan sikap dingin: "Ya katakan ya,
tidak katakan tidak, jika berbicara di depanku, tak usah ragu-ragu
atau tidak terus terang!"
Chu Liuxiang berkata setelah menghela nafas yang amat
panjang: "Betul, aku sudah tidak mau lagi tinggal terus di tempat ini"
"Demi dia, kamu pun tidak mau lagi tinggal terus?"
"Aku ingin membawa dia pergi bersama."
"Apakah kamu sudah menetapkan hati keputusan ini?"
"Ya" Lama sekali perempuan tua itu menatap dia, mendadak berkata:
"Baik, aku ijinkan kamu pergi."
Tapi ia segera menyambungnya: "Hanya dengan satu syarat!"
"Syarat apa?" "Bunuh aku terlebih dahulu!"
Chu Liuxiang menjadi tertegun.
Perempuan tua itu berkata lagi: "Jika kau tidak membunuhku,
aku tetap akan membunuhmu; setelah membunuhmu, baru
mengijinkanmu keluar dari tempat ini!"
Ia berdiri pelan-pelan, lalu menyambungkata-katanya dengan
sikap dingin: "Masa' istrimu tidak memberitahukanmu" Dikarenakan
kau telah menjadi suami dari Perawan Suci keluarga besar ini, jika
mau pergi dari tempat ini, maka harus mati!"
Dengan terkejut Chu Liuxiang memandang Zhang Jiejie dan
bertanya: "Apakah ini pun peraturan kalian?"
Zhang Jiejie mengangguk, tapi air mukanya tetap tenang.
"Kau...kenapa kau tidak memberitahukanku?" tanya Chu Liuxiang.
Zhang Jiejie menjawab perlahan: "Disebabkan sekarang sudah tidak
ada orang yang boleh membunuhmu!"
Perempuan tua itu berebutan bertanya: "Mengapa?"
"Dikarenakan aku telah mengandung anaknya, dan aku telah
memutuskan agar anak ini kelak menjadi Perawan Suci kita, oleh
karena itu ia sekarang telah menjadi ayah dari Perawan Suci!" jawab
Zhang Jiejie. Mata Zhang Jiejie bersinar di dalam kegelapan, lalu
menyambungnya sekata demi sekata: "Si apa pun juga tidak boleh
membunuh ayah dari Perawan Suci!"
Perempuan tua itu seolah-olah mendadak ditinju keras oleh
seseorang, sampai hampir tidak kuat berdiri lagi. Terdiam lama
sekali baru kemudian berkata seraya tersenyum dingin: "Apakah
kamu tahu yang berada di dalam perutmu itu anak laki-laki atau
perempuan?" "Aku tidak tahu - sekarang siapa pun tidak tahu, maka...." jawab
Zhang Jiejie. Perempuan tua itu memotong dengan suara keras: "Maka masih
boleh bunuh dia, sebab anakmu belum tentu adalah anak
perempuan!" "Seandainya adalah anak perempuan, bagaimana?" tanya Zhang
Jiejie. Bab 14: Pernah Datang, pernah hidup pernah Cinta
Siapakah yang tahu di manakah surga"
Siapakah yang tahu tempat yang bagaimanakah surga itu"
Siapakah yang tahu bagaimana baru biaa berjalan di jalan yang
menuju ke surga" Tiada seorang pun!! Tapi asalkan hati anda damai dan sukacita, di dalam dunia ini pun
terdapat juga surga, bahkan surga itu berada di depan mata anda
dan juga berada di dalam hati anda.
Tentu saja tempat ini bukan surga.
Orang yang hatinya penuh dendam, selama-lamanya tak akan
dapat melihat surga! Mata perempuan tua itu penuh dendam dan amarah, sarnpai
nafasnya mulai memburu. Air muka Zhang Jiejie kian tenang, lalu meneruskan kata-katanya
dengan perlahan: "Aku sudah tidak suci lagi, juga sudah bukan
Perawan Suci lagi, tapi tetap punya hak untuk memilih dan
menetapkan siapa yang akan menggantikanku, betul?"
Perempuan tua itu membisu cukup lama, tapi akhirnya
mengangguk dengan terpaksa.
Zhang Jiejie bertanya lagi: "Peraturan-peraturan dan ketetapan
ketetapan dari agama kita ini, hanya ibu seorang yang berhak
menafsir dan menjelaskan, betul?"
"Betul." "Maka begitu anakku dilahirkan, ia sudah adalah Perawan Suci
dari agama ini, betul?"
"Betul." "Oleh sebab itu Chu Liuxiang juga segera menjadi ayah Perawan
Suci, betul?" "Betul." "Ayah Perawan Suci juga memiliki hak keilahian yang sama, yang
juga tidak boleh dilanggar oleh siapa pun kan" Siapa saja yang telah
melukainya, akan dihukum mati oleh Tuhan dan rohnya akan
dijebloskan ke dalam neraka! Ini adalah ketetapan yang tercatat di
kitab suci agama ini, betul?"
"Betul." Zhang Jiejie menghembus nafas panjang, lalu berkata seraya
tersenyum "Ibu lihat kan" Betapa mengerti dan hafalnya aku kepada
peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan ciari agama kita ini
kan?" Perempuan tua itu menatapnya erat-erat, lalu berkata perlahan:
"Makanya kamu baru biaa menemukan kelemahan-kelemahan yang
tersirat di dalamnya, kemudian memanfaatkan kelemahankelemahan
itu untuk kepentinganmu!"
Zhang Jiejie berkata setelah menghela nafas panjang: "Aku
sebenarnya tidak ingin berbuat demikian, cuma sayangnya aku
betul-?betul tidak sanggup menemukan cara yang lain."
Perempuan tua itu berkata dengan sikap dingin: "Cara ini
memang betul-betul hebat, tapi orang yang pertama kalinya
menemukan cara ini bukanlah kamu!"
Zhang Jiejie terkejut, lalu bertanya "Bukan aku" Lalu siapa?"
Perempuan tua itu berkata dengan keras: "Aku!"
Dendam dan amarah dalam matanya makin membara, lalu
menyambungnya sekata demi sekata: "Justru dikarenakan aku yang
menemukan cara ini, makanya ayahmu baru bisa pergi dari sini."
Berdiam sejenak lalu meneruskan kata-katanya: "Pada saat itu
yang menjadi Perawan Suci, adalah seorang saudari yang memiliki
hubungan paling baik denganku, aku memohon dia agar memilihmu
jadi penerusnya, justru dikarenakan ayahmu mau pergi dari sini!"
K arena tidak tahan Zhang Jiejie bertanya lagi: "Mengapa dia
mau pergi?" Perempuan tua itu menjawab seraya menggenggam erateratkedua
tangannya sendiri: "Sebab ia merasa bahwa tempat ini
seperti penjara, dan mau pergi ke luar untuk mencari kehidupan
yang lebih baik." "Ibu telah menyanggupi permintaannya?" tanya Zhang Jiejie.
Perempuan tua itu menjawab serentak mengertak gigi:
"Disebabkan ia telah berjanji padaku, bahwa asalkan ia menemukan
kehidupan yang lumayan di luar, pasti akan berusaha pulang untuk
menjemputku!" "Tapi dia...." Perempuan tua itu berseru dengan suara serak: "Tapi dia tidak
pulang - Tidak pulang untuk selama-lamanya!"
Mendadak wajahnya berubah jadi begitu seram dan menakutkan
-hanyalah dendam yang dapat membuat wajah seseorang berubah
jadi begitu menakutkan! . .
Lama sekali baru ia meneruskan kata-katanya dengan suara
parau: "Aku terus menunggunya dengan susah dan derita, dan terus
menguatir?kannya, tapi kemudian aku baru tahu: Begitu keluar dari
tempat ini ia langsung ketemu seorang wanita yang bagaikan seekor
ular berbisa, sehingga melupakanku!"
K arena tidak tahan Chu Liuxiang pun bertanya: "Wanita yang ibu
sebut itu, apakah adalah Shi Guanyin?"
Perempuan tua itu mengangguk perlahan, lalu berkata seraya
tersenyum dingin: "Meskipun ia telah mencampakkanku, tapi
akhirnya ia pun mati di tangan wanita itu!"
"Apakah ibu tidak pergi membalaskan dendam baginya?" tanya
Zhang Jiejie. "Aku tidak ingin juga tidak boleh pergi", jawab perempuan tua
itu. "Mengapa tidak boleh pergi?" tanya Zhang Jiejie.
"Sebab begitu ia keluar, berarti telah keluar dari keluarga besar
ini, sehingga apa pun yang terjadi, sudah tidak punya sangkut-paut
apa-apa lagi dengan keluarga besar ini, sehingga sekalipun ia mati di
tengah?-tengah jalan, kita pun tidak boleh mengurusi mayatnya!"
jawab perempuan tua itu. Nada suaranya yang penuh dendam itu terdengar menakutkan,
bahkan Chu Liuxiang pun merasa bulu kuduknya sudah mau berdiri!
Sesudah lewat waktu yang amat lama, Zhang Jiejie baru berkata
tergagap-gagap: "Bagaimanapun juga, ayah toh telah pergi dari
tempat ini" "Oleh sebab itu kamu memintaku juga melepaskan Chu Liuxiang
pergi?" tanya perempuan tua itu.
Zhang Jiejie menundukkan kepala dan menjawab: "Aku mohon
bu!" Perempuan tua itu berkata dengan suara keras: "Masa' kamu pun
mau hidup menderita seperti aku ini" Apakah kamu tahu
bagaimanakah aku melewati hari-hari dalam waktu puluhan tahun
itu?" Zhang Jiejie tidak berani menjawab.
Perempuan tua itu tanya lagi: "Apakah kamu tahu sekarang aku
berusia berapa?" Pertanyaan tiba-tiba ini tidak mampu dijawab oleh Zhang Jiejie
dan Chu Liuxiang. Sekonyong-konyong wajahnya menampak semacam ekspresi
yang amat aneh. Entah itu semacam penyindiran" Atau kepiluan
yang teramat dalam" Kemudian ia berkata dengan amat lambat, sekata demi sekata:
"Tabun ini aku baru berusia 41 tahun!"
Tangan Chu Liuxiang mendadak terasa amat dingin bagaikan es!
Ia melihat ke wajah tua yang kering kisut dan penuh keriput dari
perempuan tua itu, lalu melihat ke tubuhnya yang kurus kering dan
telah bungkuk ke depan, lalu melihatke rambutnyayang sudah
ubanan semua.... Ia sungguh-sungguh tidak bisa percaya, bahwa perempuan tua
yang kering kisut dan badan sudah bungkuk ini, ternyata baru
berusia 41 tahun! "Bagaimana aku melewati hari-hari dalam waktu puluhan tahun
itu!" Sudah tidak perlu lagi bertanya pada dia!
Siapa pun yang telah melihat saat ini, segera dapat bayangkan:
"Penderitaan-penderitaan dan rasa kesepian yang ia derita selama
tahun tahun itu adalah begitu mengerikan!
Rasa kesepian-marah-dendam dan iri hati Salah satu dari rasarasa
tersebut ini, sudah cukup membuat penderitanya menderita
amat sangat! Zhang Jiejie tetap menundukkan kepala, air matanya telah turun
menetes. Perempuan tua itu berdiam diri lama sekali, baru berkata
perlahan: "Aku tidak tahu mengapa kamu membiarkan dia pergi dari sini"
Tapi aku tahu bahwa, setelah dia pergi, suatu hari kamu pasti akan
menyesal." Zhang Jiejie tiba-tiba mengangkat kepala dan berkata dengan
suara keras: "Tidak akan! Pasti tidak akan"
Perempuan tua itu tersenyum dingin saja.
Zhang Jiejie memandang dia, ekspresi wajahnya begitu ceria tapi
tegas, dan berkata: "Sebab aku membiarkan dia pergi dari sini,
bukan karena dia mau pergi, tapi aku yang berkehendak untuk
membiarkan dia pergi!"
"Mengapa?" tanya perempuan tua itu.
"Sebab aku tahu di luaran ada banyak sekali orang yang
membutuhkan dia! Aku juga tahu bahwa di luaran ia akan lebih
berbahagia daripada tetap di sini", jawab Zhang Jiejie.
"Tapi kamu sendiri...", kata perempuan tua itu.
"Jikalau aku menahan dia tetap di sini, barangkali aku lebih
berbahagia, namun jika aku membiarkan dia pergi, barangkali akan
ada seribu orang, atau bahkan sepuluh ribu orang yang akan
berbahagia" kata Zhang Jiejie.
Matanya bercahaya, semacam cahaya nan suci dan agung, lalu
meneruskan kata-katanya; "Lebih baik seribu atau sepuluh ribu
orang yang berbahagia, dari pada satu orang yang berbahagia!
Setujukah ibu?" "Tapi kamu.... Masa' kamu tidak pernah mau berfikir untuk diri


Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sendiri?" kata perempuan tua itu.
"Pernah bu!" Seolah-olah ada cinta yang sedalam laut terdapat di dalam mata
Zhang Jiejie, ketika ia menatap Chu Liuxiang seraya berkata
"Hanyalah ketika ia berbahagia, aku baru bisa berbahagia! Jika tidak,
meskipun aku dapat menahan dia tetap berada di sisiku, aku pun
akan sama-sama menderita!"
*** "Cinta sejati rela berkorban, bukan memilikir
Wanita yang memahami azas kebenaran ini, barulah layak
disebut sebagai wanita yang sejati!
Dikarenakan ini memang adalah bagian yang paling lemah lembut
sekaligus yang paling agung dari sifat kewanitaan!
Justru dikarenakan di dunia ini terdapat wanita-wanita semacam
ini, umat manusia baru bisa mempunyai kemajuan yang terusmenerus,
dan bisa eksis selama-lamanya!
Sinar mata Zhang Jiejie kian lembut ketika ia meneruskan
kata?katanya: "Apo lagi aku telah mengandung anaknya, aku akan
memelihara dan membesarkannya dengan segenap hati dan
kekuatanku, dengan demikian aku takkan merasa kesepian!"
Ujung-ujung jari tangan perempuan tua itu mulai bergemetaran,
lalu bertanya: "Apakah maksudmu adalah: Aku tidak memelihara dan
membesarkanmu dengan sebaik-baiknya?"
Zhang Jiejie menunduk dan menjawab: "Ibu.... Ibu sebenarnya
dapat berbuat lebih baik lagi, cuma sayang...."
Perempuan tua itu bertanya dengan suarakeras: "Cuma sayang
apa?" Zhang Jiejie menjawab setelah menghela nafas panjang: "Cuma
sayang bahwa derita dan dendam di dalam hati ibu terlalu dalam!
Seandainya ibu benar-benar mengharapkan aku bahagia, ijinkanlah
dia pergi dari sini! Dia kan bukan ayahku, dia adalah seorang yang
lain, ibu.... Mengapa ibu mesti membenci dia?"
Perempuan tua itu menggenggam erat-erat kedua tangannya
sendiri, badannya masih bergemetaran terus, lama sekali barn
mendadak berkata dengan suara keras: "Baik! Aku ijinkan dia pergi!"
Zhang Jiejie luar biasa suka-citanya!
Tapi ketika wajah senyumnya baru muncul, perempuan tua itu
segera menyambung kata-katanya: "Tetapi ia pun mesti menempuh
jalan yang dulu ditempuh oleh ayahmu itu, tidak ada pilihan lain!"
"Jalan apa?" "Tangga Surga!"
"Tangga Surga!"
Apa itu" Apakah itu sebuah jalan menuju ke surga"
Begitu mendengar dua kata ini, air muka Zhang Jiejie menjadi
pucat pasi, lalu berseru tanpa terasa: "Mengapa mesti menempuh
jalan ini?" "Sebab ini pun peraturan yang tercatat di kitab suci, yang tidak
boleh dilanggar oleh siapa pun!" kata perempuan tua itu.
"Tapi dia...." Dengan suara keras perempuan tua itu memotong perkataan
Zhang Jiejie: "Masa' kamu tidak tahu: orang dari keluarga besar ini,
siapa pun juga jika ingin meninggalkan tempat ini selama-lamanya,
mesti menempuh jalan satu-satunya itu!" Bukankah sekarang ia
sudah menjadi bagian keluarga besar ini?"
Zhang Jiejie menunduk dan berkata lirih: "Ya aku tahu."
Perempuan ma itu berkata dengan suarayang tidak keras:
"Baiklah! Sekarang kalian boleh pergi. Besok pagi, aku sendiri yang
akan melepas kepergiannya."
Malam yang amat tenang dan hening.
Walaupun di tempat ini tidak bisa melihat sinar bintang, juga
tidak biaa melihat kegelapan malam, namun seolah-olah malam
memiliki bermacam-macam perasaan misterius nan aneh, sehingga
seseorang bisa merasakan kehadirannya.
Chu Liuxiang berbaring dengan telentang, tapi matanya ditutup
- Apakah karena takut airmatanya mengalir keluar"
Dengan ringan Zhang Jiejie mengelus-elus wajah dia, entah
sudah berapa banyak kelemah-lembutan dan cinta mendalam yang
telah terpancar dari sinar matanya!"
Tapi apakah Chu Liuxiang mau buka mata untuk
memandangnya" Akhirnya Zhang Jiejie berkata setelah menghela nafas yang amat
panjang: "Kenapa kau tidak melihatku" Masa' tidak ingin melihatku
lebih lama lagi?" Urat dan daging sisi mulut Chu Liuxiang bergetar-getar, lama
sekali baru berkata tiba-tiba: "Betul."
"Mengapa?" "Karena pada dasarnya kau pun tak ingin aku melihatmu lebih
lama." "Siapa yang bilang?"
"Kau sendiri." Zhang Jiejie bertanya dengan senyum yang dipaksakan: "Apa
yang telah aku bilang?"
Chu Liuxiang menjawab seraya tersenyum dingin: "Benar, kau
tidak bilang apa-apa! Tapi aku tanya Mengapa tidak berkata pada
ibumu, bahwa kau juga mau pergi bersamaku?"
Zhang Jiejie menjawab seraya menundukkan kepala: "Sebab aku
tahu dikatakan juga tidak ada gunanya."
Chu Liuxiang bertanya dengan suara keras: "Mengapa?"
Zhang Jiejie menjawab seraya tersenyum sedih: "Perawan Suci
generasi berikutnya masih berada dalam kandunganku, bagaimana
aku dapat pergi?" "Makanya.... Makanya kau menyuruhku pergi dari sini seorang
diri!" "Betul." Sekonyong-konyong Chu Liuxiang meloncat lalu berdiri, dan
bertanya dengan suara keras: "Apakah kau kira aku biaa bahagia
jika aku pergi seorang din" Apakah kau kira aku biaa membiarkan
kau dan anak kita, tinggal seumur hidup di tempat sialan ini?"
"Kau keliru!" "Aku keliru dalam hal apa?"
"Dalam banyak hal."
Ia terlebih dulu menutup mulut Chu Liuxiang dengan tangan,
agar dia tidak berteriak lagi, kemudian baru berkata dengan suara
halus: "Kami tidak akan tinggal di tempat ini untuk selama-lamanya,
lewat suatu jangka waktu tertentu lagi, meskipun kami masih ingin
tinggal di sini, barangkali tempat ini sudah tidak ada lagi."
"Mengapa?" "Nenek moyang kami biaa tinggal di tempat ini, cuma
dikarenakan mengalami terlalu banyak kesengsaraan dan
kekecewaan, sehingga mereka berubah jadi orang-orang sinis dan
orang-orang yang aneh serta suka menyendiri. Mereka tahu
masyarakat umum tidak dapat mentolerir mereka, demikian juga
mereka pun tidak dapat mentolerir masyarakat umum, maka mereka
lebih rela hidup terisolasi dengan dunia ini, seumur hidup tidak mau
bergaul dengan dunia ini."
Chu Liuxiang terus mendengar.
Zhang Jiejie berkata lagi,: "Tetapi dunia ini setiap hari kan
berubah terus, pikiran manusia setiap hari juga berubah terus;
pikiran dari orang-?orang generasi sebelumnya, selalu punya
kesenjangan yang besar sekali dengan orang-orang generasi
selanjutnya!" Chu Liuxiang masih terus mendengar.
Zhang Jiejie berkata pula: "Sekarang orang-orang generasi
sebelumnya banyak yang sudah meninggal dunia, jika orang-orang
generasi selanjutnya masih tinggal di sini, cuma dikarenakan mereka
memiliki semacam ketakutan pada dunia luar, takut kalau sudah
berada di luar, tidak dapat menyesuaikan diri di dalam lingkungan
itu, sehingga tidak dapat bertahan hidup."
Tentu saja Chu Liuxiang tidak biaa setuju dalam hal ini, maka
segera berkata: "Mereka keliru! Seseorang asal mau berusaha, pasti
punya cara untuk bertahan hidup!"
Zhang Jiejie mengangguk dan berkata: "Tentu saja mereka
keliru, tetapi anggapan mereka ini, pasti akan berubah pelan-pelan.
Sampai suatu saat ketika pikiran mereka sudah terbuka, maka sudah
tidak ada lagi kitab suci dan peraturan apa pun yang terdapat di
dunia ini yang masih dapat membelenggu mereka, dan tidak
terdapat hal apa lagi yang dapat membuat mereka tetap tinggal di
tempat yang seperti penjara ini!"
Ia tersenyum sejenak, lalu meneruskannya: "Jika telah tiba hari
itu, bukankah tempat ini sudah tidak ada lagi?"
"Tetapi, harus tunggu sampai kapan hari itu baru bisa tiba?"
"Tak akan terlalu lama, aku jamin, kau pasti bisa melihat hari
itu!" "Kau jamin?" Zhang Jiejie mengangguk dan menjawab: "Sebab aku akan
berusaha sekuat tenaga untuk memberitahu mereka, bahwa dunia
luar tidaklah begitu kejam dan menakutkan seperti yang
dibayangkan mereka. Aku akan berusaha agar mereka mengerti:
Seseorang jika ingin hidup senang, haruslah memiliki keberanian!"
Matanya berbinar-binar lagi, lalu melanjutkan kata-katanya
dengan perlahan: "Ini bukan saja adalah kewajibanku, juga adalah
tanggung jawabku! Karena mereka pun adalah saudara dan
saudariku!" "Oleh karena itu.... Kau harus tetap tinggal di sini?"
Zhang Jiejie berkata dengan suara halus: "Setiap orang harus
hidup bertujuan dan berarti kan! Sekalipun aku dapat pergi
bersamamu, toh belum tentu aku bisa berbahagia, dikarenakan aku
tidak menunaikan kewajiban dan tanggung jawabku, maka seluruh
hidupku akan menjadi tidak bermakna dan tidak bernilai sama
sekali!" "Tapi sepengetahuanku, banyak sekali wanita yang hidup demi
suami dan anak-anak mereka, bahkan hidup dengan penuh arti!"
Zhang Jiejie berkata seraya tersenyum "Aku tahu, juga amat iri
pada mereka, cuma amat disayangkan bahwa takdir telah
menetapkan aku bukanlah wanita macam mereka, juga tidak
seberuntung mereka!"
"Mengapa?" "Masa' kau tidak paham" Benar tidak paham?"
Chu Liuxiang tidak mampu berkata-kata lagi.
Zhang Jiejie berkata seraya tersenyum: "Justru dikarenakan kau
sama dengan aku, kau pun tak dapat melupakan kewajiban dan
tanggung?jawabmu yang harus dilaksanakan, sehingga kau mau
pergi dari sini --- Bahkan ini adalah suatu keharusan! Dikarenakan
sekalipun kau dapat memaksakan diri untuk tetap tinggal, tapi
lambat-laun akan menjadi barang rongsokan, bahkan akhirnya akan
menjadi `mayat hidup'!"
Perkataannya memang tidak salah seseorang jika hidup di suatu
tempat yang sama sekali tidak dapat mengembangkan bakat dan
kemampuannya, lambat laun ia akan begitu depresinya, sehingga
walaupun masih hidup, tapi hampir sama dengan sudah mati!
Tentu saja Chu Liuxiang juga memahami hal ini.
Dengan ringan Zhang Jiejie mengelus-elus dia seraya berkata
dengan suara halus: "Yang kucintai adalah kau, bukan `mayat
hidup', oleh karena itu aku sekali-kali tidak berharap kau berubah;
Makanya demi aku, kau pun harus pergi!"
Akhirnya Chu Liuxiang berkata seraya menghela nafas yang amat
panjang: "Sampai sekarang aku baru menyadari, bahwa aku selama
belum pernah betul-betul mengertimu!"
"Di dalam dunia ini memang tidak ada orang yang mampu
memahami seseorang dengan sempurna, entah itu suami-istri, atau
antara saudara dan sahabat pun sama! Apalagi, wanita memang
telah ditakdirkan bukan untuk dimengerti, tapi untuk dicintai kan!?"
"Tapi sekarang aku telah merasa pasti pada satu hal."
"Apa itu?" Chu Liuxiang menatapnya lekat-lekat, dari sinar matanya
terpancar rasa hormat yang amat dalam, berkata setelah menghela
nafas panjang lagi: "Dahulu aku tidak pernah berjumpa dengan
wanita semacam kau ini, kelak mungkin selama-lamanya tidak akan
berjumpa lagi!" "Tetapi kau selama-lamanya akan memikirkan dan mengenangku
kan?" "Tentu!" "Ini saja sudah cukup."
Sinar main Zhang Jiejie kian lembut, lalu menyenandungkan
sebuah puisi cinta, yang artinya demikian:
"Jikalau kedua orang yang saling mencintai itu sama-sama
memiliki cinta sejati yang tahan uji, maka jarak dan waktu tak akan
jadi halangan bagi mereka!"
Tak kuat menahan dirinya, Chu Liuxiang menggenggam erat-erat
tangan Zhang Jiejie seraya berkata: "Aku berharap kau menyanggupi
satu hal dariku!" "K atakanlah." "Hiduplah dengan sebaik-baiknya agar kelak aku masih dapat
bertemu lagi!" "Pasti!" Nada suaranya tegas tapi ceria, namun tubuhnya dengan lemah
lembut telah masuk ke pelukan Chu Liuxiang.
Malam kian hening. Desahan nafas pun sudah berhenti.
Zhang Jiejie mengangkat tangan untuk membetulkan rambut di
atas jidatnya yang awut-awutan, mendadak berkata: "Aku mau
pergi." "Pergi" Sekarang?"
Zhang Jiejie mengangguk. "Mau pergi ke mana?" tanya Chu Liuxiang.
Pada mulanya Zhang Jiejie ragu-ragu, tapi akhirnya telah
mengambil keputusan, lalu berkata: "Siapa pun juga dari anggota
keluarga besar ini, jika ingin putus hubungan dan mau keluar dari
tempat ini, cuma ada satu jalan yang harus ditempuh!"
"Maksudmu Tangga Surga?"
"Tidak salah. Tangga Surga!"
"Tangga Surga itu sebenarnya adalah sebuah jalan yang
bagaimana?" Ekspresi wajah Zhang Jiejie menjadi amat serius, seraya berkata
dengan perlahan: "Barangkali itu adalah sebuah jalan yang paling
berbahaya di dalam dunia ini! Orang yang tak memiliki keberanian,
sekali?kali takkan berani menempuhnya! Ibu menyuruhmu
menempuh jalan itu, tujuannya adalah mengujimu apakah memiliki
keberanian semacam ini?"
"Keberanian yang macam bagaimana?"
"Keberanian yang mengambil keputusan sendiri yang
menentukan hidup-mati dan nasib sendiri!"
"Wah ini memang sulit sekali! Orang yang tak memiliki
keberanian besar, sekali-kali tak akan berani mengambil keputusan
semacam ini!" "Betul! Seseorang ketika darahnya mendidih dan emosinya
bergejolak, umumnya memang bisa tidak peduli apa pun, bahkan
biaa rela mati! Namun jikalau ia diharuskan dengan kepala dingin
untuk menentukan sendiri hidup dan matinya, ini merupakan dua
persoalan yang sama sekali berbeda! Maka...."


Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Zhang Jiejie menghela nafas panjang sebelum meneruskannya:
"Aku tahu ada beberapa orang yang sudah bertekad untuk
meninggalkan tempat ini, tapi ketika sudah naik ke Tangga Surga
itu, semuanya berubah pikiran dan memutuskan untuk mundur dan
batal! Sekalipun resikonya adalah dipandang rendah oleh orang
lain." "Sebenarnya ada apa di Tangga Surga itu?"
"Ada dua pintu. Pintu yang satunya menuju ke dunia luar Jalan
yang hidup." "Pintu yang satunya adalah jalan kematian?"
Wajah Zhang Jiejie memucat ketika menjawab: "Bukan jalan
kematian, sama sekali tidak ada jalan - Di luar pintu itu adalah
jurang teramat dalam yang tak kelihatan dasarnya, sekali jatuh
terperosok tubuh akan hancur berkeping-keping!"
Ia meneruskan kata-katanya setelah menghembuskan nafas
panjang: "Tiada seorang pun yang tahu di luar pintu yang mana
adalah jalan yang hidup! Kau harus pilih salah satunya dan
membuka pintu itu, tapi begitu pintu terbuka, kau harus keluar dari
pintu itu!" Wajah Chu Liuxiang pun sedikit memucat, lalu berkata seraya
tersenyum masam: "Tampaknya itu bukan hanya mesti memiliki
keberanian, juga mesti memiliki kemujuran!"
Zhang Jiejie berkata dengan senyum yang dipaksakan: "Aku
sebenarnya tidak ingin kau menempuh bahaya itu, tapi....tempat ini
pun mirip dengan jurang dalam yang tak kelihatan dasarnya, jika
kau tetap tinggal di sini, juga sama-sama akan tenggelam, cuma
tenggelamnya agak pelan sedikit."
"Aku paham." Zhang Jiejie menatapnya lekat-lekat seraya berkata: "Kau
suamiku, orang yang paling dekat denganku, tentu saja aku tidak
mengharapkan kau adalah pengecut yang mundur sebelum
bertempur, lebih-lebih tidak mau ada orang yang memandang
rendah padamu, tapi aku pun tidak mau melihat kau pergi untuk
mati, maka...." "Maka sekarang kau mau pergi demiku untuk mencari tahu di luar
pintu manakah yang adalah jalan yang hidup?"
Zhang jiejie mengangguk dan berkata: "Tangga Surga itu terletak
di dekat altar suci, dari sekarang sampai fajar menyingsing masih
ada dua sampai tiga jam lagi...."
"Tapi aku lebih ingin kau tetap di sini, menemaniku lebih banyak
satu jam pun bolehlah!"
Zhang Jiejie tersenyum manis dan berkata dengan suara halus:
"Aku pun berharap dapat menemanimu di sini, tapi lebih berharap
kelak dapat bertemu lagi denganmu!"
Ia membungkukkan badan untuk mencium sejenak di wajah Chu
Liuxiang, kemudian berkata dengan suara yang lebih halus: "Aku
segera akan kembali."
Ini merupakan kata-kata terakhirnya yang terdengar Chu Liuxiang
Kata-kata ini persis sama dengan yang diucapkannya ketika ia dulu
meninggalkan Chu Liuxiang.
"Aku segera akan kembali."
Mengapa ketika ia mau meninggalkan Chu Liuxiang untuk waktu
yang lama, malahan selalu berkata bahwa ia akan segera kembali "
*** Zhang Jiejie tidak kembali.
Ketika Chu Liuxiang melihat dia, sudah berada di bawah Tangga
Surga. Wajah Zhang Jiejie pucat pasi, dan bekas air mata di wajahnya
belum kering. Dari dalam matanya seolah-olah terdapat ribuan kata yang mau
diucapkan, tapi satu kata pun tak mampu diucapkannya!
Ketika Chu Liuxiang mau menerjang ke sana, ia telah pergi
dipaksa pergi oleh orang lain.
Tampaknya ia telah kehilangan sama sekali kekuatan untuk
melawan, tetapi sebelum pergi ia tiba-tiba mengedipkan sebuah
mata pada Chu Liuxiang. Mata kiri! Bukankah mata juga merupakan sejenia alat komunikasi antar
manusia" Dengan sekuat tenaga Chu Liuxiang berusaha untuk
mengendalikan dirinya, ia tidak mau karena marah besar lalu lepas
kontrol di depan siapa pun.
Namun disebabkan hatinya memang dipenuhi amarah yang
besar, maka ia berkata tanpa bisa ditahan lagi: "Mengapa kalian
mesti memaksanya pergi?"
Perempuan tua yang berpakaian hitam itu berkata dengan sikap
dingin: "Tidak ada orang yang memaksa dia pergi, sama seperti
tidak ada orang yang memaksamu pergi."
"Paling tidak ibu kan seharusnya membiarkan kami berbincang
bincang beberapa kalimat lagi."
"Dikarenakan kamu sudah mau pergi, masih mau omong apa
lagi?" "Tapi...." Perempuan tua itu memotong kata-katanya: "Tapi jikalau kamu
sungguh-sungguh mau omong sesuatu, sekarang masih boleh
tinggal di sini." "Tinggal di sini untuk selama-lamanya?"
"Betul! Tinggal di sini untuk selama-lamanya!"
Chu Liuxiang menghembuskan nafas panjang dan berkata: "Ibu
jelas tahu bahwa aku tidak bisa tinggal kan!"
"Mengapa tidak bisa" Jikalau kau sungguh-sungguh
mencintainya, mengapa tidak bisa berkorban?"
"Sebab ia pun tidak mau aku berbuat demikian!"
"Apakah kau kira ia benar-benar menginginkanmu pergi?"
"Masa' bukan?" Perempuan tua itu berkata seraya tersenyum dingin: "Apakah
kamu sungguh mempercayai kata-kata seorang wanita?"
Ia meneruskan kata-katanya seraya tersenyum dingin terus: "Aku
adalah ibunya, aku pun adalah wanita, tentu saja aku lebih
memahami dia darimu kan" Ia membiarkanmu pergi, Cuma
dikarenakan hatinya sudah terluka begitu parahnya, sehingga ia tak
mau lagi bertemu kamu untuk selama-lamanya!"
Dengan perlahan Chu Liuxiang mengangguk dan berkata "Aku
sudah paham maksud ibu."
"Baguslah kalau kau paham."
Ekspresi Chu Liuxiang malahan jadi tenang kembali, lalu berkata
dengan nada hambar: "Ibu bukan saja berharap dia membenciku,
juga berharap aku membencinya kan" Juga berharap yang kami
alami itu persis sama dengan yang kalian alami kan?" Ekspresi wajah
perempuan tua itu berubah.
Tentu saja ia tahu bahwa "kalian" dalam kata-kata Chu Liuxiang
itu adalah menunjuk dia dan suaminya. Dan bukankah mereka
berdua saling membenci"
Suara Chu Liuxiang makin tenang dan tegas: "Tetapi aku
sanggup memberi jaminan pada ibu, bahwa yang dialami putri ibu
takkan sama dengan ibu, sebab aku pasti akan hidup sebaik-baiknya
demi dia, sama halnya ia pun akan hidup sebaik-baiknya demiku.
Apa pun yang ibu pikirkan, kami sekali-kali tak akan berubah!"
Perempuan tua itu bertanya dengan sinar matanya berbinarbinar:
"Apakah kau sungguh mempercayai kata-kata yang kau
ucapkan sendiri ini?"
"Yap" Perempuan tua itu mendadak tersenyum dan berkata: "Jikalau
kau sungguh mempercayai, apa perlunya untuk dikatakannya" Dan
apa perlunya untuk memberitahukanku?"
Senyumannya seperti sebuah jarum runcing, yang seolah-olah
mau ditusukkan ke jantung Chu Liuxiang!
Tangga Surga itu tingginya empatratus kaki. Ketika seseorang
berada di atas tangga itu, sama saja sudah berada di atas langit!
Kedua pintu itu bentuknya nyaris sama, sehingga tidak ada orang
yang dapat melihat perbedaannya Perbedaan antara hidup dan mati!
Chu Liuxiang berdiri di depan kedua pintu itu, tanpa terasa
keringat dinginnya sudah mengucur keluar.
Ia pernah banyak sekali mengalami bahaya maut yang amat
genting, pernah lebih dekat ke kematian dibanding dengan siapa
pun, bahkan ada kalanya sudah hampir putus asa!
Tetapi ia tidak pernah sengeri sekarang! Dikarenakan pada kali
ini, hidup atau mati ditentukan oleh ia sendiri, namun ia sendiri sama
sekali tidak memiliki keyakinan dan kepastian!
Di dalam dunia ini, memang tidak terdapat suatu hal yang lebih
menakutkan lagi dari dipaksa orang untuk mengambil keputusan,
yang ia sendiri pun tidak yakin!
Seseorang jika tidak mengalami sendiri, sulit membayangkan
bahwa betapa mengerikannya hal itu!
Mata kiri! Ya, mata kiri!
Apakah Zhang Jiejie ingin memberitahu dia, bahwa jalan yang
hidup itu terdapat di luar dari pintu yang berada di sebelah kiri"
Chu Liuxiang sudah hampir mau berjalan menuju ke pintu ini,
tapi sepasang kakinya seolah-olah dibelenggu oleh rantai besi yang
tak terlihat! "Apakah kau kira ia benar-benar menginginkanmu pergi?"
"Ia mau kau pergi hanyalah karena hatinya sudah terluka begitu
parahnya, sehingga tidak mau lagi melihatmu!"
Tidak bisa tidak Chu Liuxiang mesti bertanya pada diri sendiri:
"Apakah aku memang telah melukai hatinya" Haruskah aku pergi?"
Ia tidak pernah merasa bahwa ia telah melakukan kesalahan ---
Tempat ini memang adalah penjara, orang semacam dia ini, tentu
saja tak dapat tinggal terus di sini!
Tetapi mau tidak mau ia mesti bertanya pada diri sendiri:
"Jika aku sungguh-sungguh mencintainya, haruskah aku
berkorban demi dia dan tetap tinggal di sini?"
"Apakah aku terlalu egois" Terlalu tanpa perasaan?"
"Seandainya aku adalah Zhang Jiejie, jika tahu Chu Liuxiang mau
meninggalkanku, apakah aku juga akan sedih sekali?"
"Jikalau kamu benar-benar melukai hati seorang wanita, maka
bukan saja selama-lamanya ia tidak mau melihatmu lagi, bahkan
saking bencinya ia mengharapkan kamu mati saja!"
Tentu saja ia memahami azas kebenaran ini.
"Ia sengaja mengedipkan matanya, apakah berharap aku jatuh
terperosok ke dalam jurang maut itu?"
Hampir tak kuasa menahan dirinya, ia sudah mau melangkah
menuju pintu yang berada di sebelah kanan itu, tetapi di pinggir
telinganya seolah-olah terngiang-ngiang lagi suara Zhang Jiejie yang
lemah-lembut itu! "Yang kucintai adalah kau, bukan `mayat hidup', maka demi aku,
kau pun harus pergi!"
"Asal kau bahagia, aku pun sama-sama bahagia! Kau harus hidup
sebaik-baiknya demi aku!"
Teringat akan kelemah-lembutannya dan cintanya yang amat
mendalam, maka ia merasa adalah berdosa kalau dirinya bisa dan
sempat mencurigainya! "Aku harusnya mempercayai dia, sekali-kali dia tak akan
menipuku!" "Tapi petunjuk yang dia berikan dengan mengedipkan mata
kirinya, sebenarnya mau memberitahukan hal apa kepadaku?"
"Apakah mau memberitahukanku, bahwa pintu yang di sebelah
kiri itulah jalan yang hidup" Atau mau memberitahukanku, bahwa
pintu yang di sebelah kiri itu tidak boleh dibuka?"
*** Seluruh pertanyaan-pertanyaan ini, harus menunggu sampai
pintu terbuka baru bisa dapat jawabannya!
Harus buka pintu yang mana" Keputusan ini memang terlalu sulk
dan terlalu menyengsarakan!
Chu Liuxiang merasakan bahwa semua pakaian yang dikenakan
badannya telah basah kuyup oleh keringat dingin.
Perempuan tua yang berpakaian hitam itu berdiri di dekatnya,
dengan sikap dingin memandangi pakaian dia yang basah kuyup
oleh keringat itu, mendadak bertanya seraya tersenyum dingin:
"Apakah sekarang kamu sudah menyesal?"
"Menyesal karena apa?" tanya Chu Liuxiang.
"Menyesal karena kau sebetulnya tidak perlu sampai berada di
sini. Tidak ada orang yang memaksamu datang ke sini, juga tidak
ada orang yang memaksamu pergi dari sini."
Chu Liuxiang menjawab dengan tegas: "Oleh karena itu aku
sekali?kali tidak menyesal! Apa pun akibatnya sekali-kali tidak
menyesal, dikarenakan aku sudah pernah datang kemari!"
*** Ia sudah pernah datang, sudah pernah hidup dan sudah pernah
mencintai" Ia sudah melakukan semua hal yang ia rasa wajib dilakukan -
Apakah ini tidak cukup"
Sinar mata perempuan tua itu berkedip-kedip, lalu berkata:
"Tampaknya pikiranmu sudah terbuka ya!"
Chu Liuxiang menganggukkan kepala.
"Jika begitu kau masih tunggu apa lagi?" tanya perempuan tua
itu. Tiba-tiba Chu Liuxiang tersenyum, lalu membuka salah satu
pintu. Tangannya tiba-tiba berubah lagi jadi begitu mantap dan
pasti! Hanya dalam waktu sekejap mata, ia telah kembali lagi
menjadi Chu Liuxiang yang seperti dulu lagi!
Dengan langkah kaki yang lebar, ia melangkah ke luar dari pintu
itu. Pintu yang manakah yang ia buka"
Tiada orang yang tahu. Tapi ini sudah tidak penting, sebab ia sudah pernah datang,
sudah pernah hidup dan sudah pernah mencintai Terhadap siapa
pun juga, ini sudah cukup.
TAMAT Kelana Buana 17 Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Sepasang Golok Mustika 1
^