Pencarian

Legenda Bunga Persik 4

Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long Bagian 4


orang lain yang tertawa dan suka mendengarkan oranglain yang
tertawa. Sebab ia selalu beranggapan bahwa tertawa itu bukan saja dapat
merangsang semangat diri sendiri, juga dapat membuat orang lain
gembira dan bersuka-cita!
Sekalipun orang yang terjelek parasnya, jika di wajahnya rnuncul
senyum dan tawa yang keluar dari sanubarinya, rnaka wajahnya
akan berseri-seri dan terlihat lebih menarik!
Sekalipun musik yang termerdu di dunia, juga tak bisa menyaingi
bunyi tertawa yang halus dalam hal memotivasi dan membangkitkan
semangat! Bunyi tertawa yang saat ini terdengar oleh Chu Liuxiang,
sebenarnya lebih merdu serta lebih menarik dari musik!
Tetapi sekarang ketika ia mendengar bunyi tertawa ini, rasanya
seperti tiba-tiba dipecut orang!
Sebab ia dapat mengenali bahwa ini benar-benar adalah bunyi
tertawanya Zhang Jiejie! **** Chu Liuxiang sekali-kali tak akan bisa terjatuh ke dalam sebuah
bak air yang besar, kecuali pada walau mandi.
Hal itu sekali-kali talc akan terjadi, baik ia melompat turun dari
posisi apa saja. Sekalipun melompat turun dari tempat yang tinggi,
sekalipun tidak tahu bahwa di bawah ada sebuah bak air yang
menunggu?nya, ia juga tak mungkin terjatuh ke dalamnya.
"Ilmu meringankan tubuh Pendekar Harum adalah nomor satu di
dunia." Perkataan ini bukanlah isapan jempol!
Tetapi sekarang, dengan menimbullcan bunyi "Byurr yang cukup
keras, ia betul-betul telah tercebur ke dalam air dari bak besar itu!
Itu disebabkan ketika ia akan mengganti nafas untuk
mengangkat tubuhnya naik lagi, tiba-tiba mendengar bunyi
ketawanya Zhang Jiejie, dan begitu terdengar, nafas yang mau
diganti itu sepertinya tiba-tiba dipompa habis oleh orang!
*** Air di bak besar itu dingin sekali, bahkan tercium ada bau wangi
dari bunga kaca piring. Namun api amarah Chu Liuxiang berkobar-kobar, dan panasnya
seolah-olah sudah cukup membuat air dari bak itu jadi mendidih!
Ia bukanlah seorang yang tak tahan akan gurauan atau ledekan,
jika pada saat-saat biasa mengalami hal semacam ini, ia pasti akan
tertawa lebih lepas dari siapa pun.
Tetapi suasana hatinya saat ini betul-betul tidak bisa tahan akan
gurauan atau ledekan ini.
Siapa pun kalau baru saja hampir menjadi setan penasaran
karena diperdayai seseorang dengan cara menggelikan, kemudian
gara-gara orang yang sama tercebur ke dalam sebuah bak air yang
amat dingin, jikalau dia masih tidak naik pitam, itu baru aneh!
Zhang Jiejie tertawa dengan amat bersuka-cita.
Mau tidak mau Chu Liuxiang duduk di dalam air yang dingin itu.
Setelah duduk, ia baru menolehkan kepalanya untuk melihat
Zhang Jiejie, seolah-olah takut dirinya akan "meledak" saking
rnarahnya ketika melihat gadis itu.
Namun ketika melihat gadis itu, ia tidak "meledak."
Mendadak ia pun tertawa dengan amat kerasnya.
*** Di mana saja dan kapan saja, ketika ia bertemu dengan Zhang
Jiejie, gadis itu selalu berpakaian amat rapi dan bersih, layaknya
seperti sebutir buah berkulit keras yang baru dikupas kulitnya.
Tetapi saat ini ia seperti seekor ayam yang baru saja tercebur ke
air! Dari kepala sampai kaki, seluruh badannya basah kuyup, sebab
ia pun duduk di dalam sebuah bak air yang lain.
Ia sambil menciduk air dengan tangannya untuk menyirami
kepalanya, sambil berkata seraya tertawa cekikikan: "Segar sekali!
Segar sekali! Jikalau kau sanggup di radius sekitar 400 km ini,
menemukan sebuah tempat yang lebih segar dari tempat ini, aku
akan benar-benar kagum padamu."
Chu Liuxiang berkata seraya tertawa nyaring: "Aku tak sanggup
menemukan tempat demikian."
Sebetulnya ia tidak ingin tertawa, bahkan sedikit niat untuk
tertawa pun tidak ada. Tetapi saat ini tarnpaknya iatertawalebih gembira dan
Zhangjiejie. Zhang Jiejie berkata lagi seraya tertawa: "Jikalau kau dapat
menebak dengan cara bagairnana kedua bak air ini bisa berada di
sini, aku pun akan kagum padarnu."
"Aku tak bisa menebaknya."
Ia sama sekali tak ada niat untuk menebaknya.
Hal-hal yang dilakukan Zhang Jiejie, memang siapa pun tak akan
sanggup menebaknya sampai kepala menjadi botak pun tak akan
sanggup menebaknya! Zhangjiejie membelalakkan matanya, dan tertawa terus sampai
air rnatanya hampir mau keluar, sehingga kedua mata kecil yang
berbentuk seperti bulan sabit itu, makin terlihat kian menarik!
Chu Liuxiang memandangi terus mata Zhang Jiejie, lalu tiba-tiba
melompat keluar dan baknya sendiri, dan melompat masuk ke
baknya gadis itu! Gadis itu mendorong-dorong tubuh Chu Liuxiang seraya tertawa
manja, dan berkata dengan nafas tersengal-sengal: "Tidak boleh!
Kau tidak boleh ke sini! Kita satu orang satu bak, siapa pun tidak
boleh merebut milik orang lain!"
Chu Liuxiang berkata seraya tertawa: "Aku sengaja mau ke sini!
Sebab bakku tidak sebagus bakmu."
"Kata siapa?" "Kataku, Air di bakmu ini lebih wangi dari bakku."
Zhang Jiejie berkata seraya tertawa cekikikan: Aku baru saja cuci
kaki di sini, apakah kau suka menggunakan air bekas cuci kakiku?"
Ia terus mendorong tubuh Chu Liuxiang dengan kuat
Namun Chu Liuxiang ngotot tidak mau pergi, dan ia tak kuat
mendorongnya. Tiba-tiba tangannya beserta seluruh tubuhnya menjadi lemas dan
lunglai! Ia harum sekali, bahkan lebih harum dari bunga kacapiring!
Chu Liuxiang tak kuasa menahan dirinya, memeluk gadis itu dan
"menusuk" muka gadis itu dengan kumisnyayang baru tumbuh
keluar! Seluruh tubuh Zhangjiejie mengerut, dan bertanya seraya
menggigit bibir: "Sejak kapan kumismu menjadi sekasar ini?"
"Barusan." "Barusan?" "Ketika seseorang sedang naik pitam, maka kumisnya bisa
bertumbuh luar biasa cepatnya."
Zhang Jiejie bertanya dengan memelototkan mata: "Kau sedang
marah kepada siapa?"
"Sedang marah kepadamu."
"Jika marah kepadaku, kenapa tidak memukulku" Sebaliknya
malah memelukku erat-erat?"
Ia memandangi Chu Liuxiang, pandangan matanya lemah lembut
bagaikan rembulan yang berada di tengah air, air di bawah
rembulan! Mendadak Chu Liuxiang membalikkan badan Zhang Jiejie, dan
menekannya ke badannya sendiri, kemudian memukuli pantat gadis
itu dengan keras! Sebenarnya ia tidak terlalu keras memukulnya, tapi Zhang Jiejie
justru berteriak keras sekali.
Ia samba tertawa sambil teriak, sambil menendang dengan
kakinya, menendangi Chu Liuxiang, air dan bak itu.
Ujung celana panjangnya yang lebar itu menjadi tergulung,
sehingga memperlihatkan pergelangan kaki yang berbentuk indah,
betis mulus yang seputih salju, dan telapak kakinya.
*** Akhirnya Chu Liuxiang bisa melihat kaki gadis itu.
Kaki itu telanjang, tidak memakai kaos kaki, dan kelihatannya
memang baru saja mencuci kakinya, sehingga terlihat bersih, mulus
dan indah! Chu Liuxiang pernah melihat kaki dari banyak wanita, tetapi saat
ini lagaknya seperti baru pertama kali melihat kaki wanita.
Entah kapan tangan dia telah berhenti bergerak.
Nafas Zhang jiejie agak tersengal, lalu menoleh dan menatap
mata Chu Liuxiang, dan bertanya seraya menggigit bibir sendiri:
"Kau sedang melihat apa?"
Agaknya Chu Liuxiang tidak mendengar.
Lama sekali, baru bergumam setelah menghela nafas panjang:
"Sekarang aku boleh dibilang sudah memahami satu hal."
"Apa itu?" "Wanita yang matanya indah, pasti kakinya pun tak akan terlalu
jelek." Zhang jiejie segera mengerutkan kakinya, dan berkata dengan
muka memerah: "Sepasang mata malingmu ini, kenapa selalu tidak
melihat kebagian yang baik?"
Chu Liuxiang sengaja berkata dengan wajah cemberut "Siapa
bilang aku selalu tidak melihat ke bagian yang baik" Jikalau kau bisa
dalam radius 400 km ini, menemukan bagian yang lebih baik
dipandang ini, maka aku akan kagum padamu."
Dengan wajah merah Zhang Jiejie mendeliki dia, dengan tiba-tiba
ia menggigit hidung Chu Liuxiang.
Gigitannya mengena, tapi tidak terdengar bunyi, bahkan bunyi
tertawa pun tidak terdengar.
Kedua orang itu bersembunyi di dalam bak air itu, seolah-olah
takut bintang-bintang di langit akan datang mengintip!
Airnya dingin sekali, tetapi dalam perasaan mereka, telah menjadi
hangat bagaikan cahaya surya di musim semi!
Padahal sekarang bukan musim semi, juga tidak ada cahaya
surya. Musim semi berada di dalam hati mereka.
Cahaya surya berada di dalam mata mereka.
Entah sudah berapa lama waktu berlalu, Zhang Jiejie baru
berdesah ringan dan berkata lirih: "Kau jahat! Pukulanmu
mernbuatku terasa sakit sekali."
"Seharusnya aku tak memukul lebih keras lagi."
"Mengapa" Masa' kau duga aku sengaja menipumu dan
bermaksud mencelakaimu?"
"Masa' bukan?" Zhang jiejie menjawab seraya menggigit bibirnya sendiri lagi:
"Jika aku benar-benar ingin mencelakaimu, kenapa mesti sengaja
mengagetkanmu dengan gong besar itu" Kenapa mesti
menunggumu di sini bagaikan orang yang dungu?"
Lingkaran matanya memerah, suaranya sudah tercampur bunyi
tangis yang tertahan, tampaknya ia merasa telah dipersalahkan
dengan sernena-mena, lalu tiba-tiba dengan kuat mendorong tubuh
Chu Liuxiang, dan mau meloncat untuk berdiri.
Tentu saja Chu Liuxiang tak akan membiarkan dia berdiri.
Zhang jiejie mendelik dan berkata dengan nada gusar: "Kalau aku
adalah wanita yang begitu jahat dan keji, lalu untuk apa kau terus
menarikku?" "Jika aku tidak menarikmu, lalu mau menarik siapa?"
"Terserah kau mau menarik siapa! Tak ada sangkut paut dengan
aku kok!" "Jika tak ada sangkut paut denganmu, lalu bagaimana bisa guci
cukamu itu tertumpah?"
Zhang Jiejie berkata seraya tersenyum dingin: "Siapa yang telah
menumpahkan guci cukanya" Jangan ngaco belo ah!"
Chu Liuxiang berkata dengan santai: "Sekalipun cukanya tidak
sebanyak satu guci, tapi pastilah cuka yang ada di dalam gong
sebesar itu, tak akan terlalu sedikit!"
Zhang Jiejie berkata dengan gusar: "Aku lihat bahwa saat itu
kepalamu sudah pening, jika bukan dengan gong yang sebesar itu,
bagaimana mungkin arwahmu dapat dipanggil kembali?"
la ngomong, tapi akhirnya tak kuasa menahan dirinya dan mulai
tertawa lagi, jari tangannya menotol hidung Chu Liuxiang cukup
keras, menggigit bibirnya sendiri dan berkata seraya tersenyum:
"Kau lihatlah dirimu sendiri, tampaknya sampai sekarang arwahmu
masih belum kembali!"
Chu Liuxiang menatapi dia, lama sekali baru bergumam setelah
menghela nafas: "Aku kira kepalaku seharusnya dibenamkan dalam
air yang dingin." Zhang Jiejie mendeliki dia, lalu bertanya seraya tertawa: "Apakah
kau betul-betul mau minum air bekas cuci kakiku?"
la tertawa hingga seluruh tubuhnya menjadi lemas, dan
bersandar lemas dalam pelukan Chu Liuxiang.
Chu Liuxiang memeluknya dengan dua tangan, dan berkata
seraya menghela nafas: "Beberapa hari ini, agaknya otakku selalu
dalam keadaan pening, bahkan kian lama kian pening, jika tidak
mencari sebuah cara untuk menghilangkannya, mungkin tak lama
lagi akan jatuh pingsan dan mati!"
"Mati karena pening juga baik kan" Orang macam kau ini, mati
satu ya kurang satu."
Chu Liuxiang bertanya seraya memandangnya lekat-lekat "Kau
benar-benar menginginkan aku mati?"
Zhang Jiejie pun memandangnya lekat-lekat, tiba-tiba kedua
tangannya pun memeluk erat-erat leher Chu Liuxiang, seraya
berkata dengan suara lembut: "Aku tidak menginginkan kau, Aku
lebih rela aku sendiri yang mati, tak mau kau yang mati!"
"Sungguh?" Zhang Jiejie tidak berkata apa-apa lagi, hanya makiin
mengeratkan pelukannya. Tidak peduli kata-katanya itu benar atau palsu, tapi pelukan
semacam ini pasti bukanlah yang palsu!
Chu Liuxiang memahaminya.
Ia pun punya saat-saat di mana ia tak dapat menguasai dirinya
sendiri, ketika menampakkan perasaan yang sebenarnya!
Waktu berlalu lama sekali, Zhang Jiejie baru menghela nafas
panjang dengan pedih, dan bergumam: "Aku tidak tahu, betul-betul
tidak tahu! Aku pun sudah pening."
"Apakah kau tidak tahu bahwa Nona Jin itu adalah....orang yang
berpenyakitan?" "Jika aku tahu, bagaimana bisa membiarkan kau pergi?" "Tapi
sekarang kau sudah tahu kan?"
Hmm...." "Kapan tahunya" Bagaimana tahunya?"
"Setelah kau masuk, hatiku tak bisa tenang, makanya aku ikut
masuk." "Apa saja yang kau lihat dan dengar?"
"Aku dengar dari seseorang, bahwa nona keluarga mereka itu
adalah...seorang pasien yang amat menakutkan, yang penyakitnya
sudah tidak ada harapan lagi, tapi untunglah sekarang sudah
mendapatkan seorang yang akan menggantikan nona itu untuk
mati." Tiada seorang pun yang mengatakan penyakit apa yang diderita
oleh Nona Jin itu. Disebabkan penyakit ini memang betul-betul menakutkan!
Sebab siapa pun tahu bahwa di dalam dunia ini, (pada jaman
dahulu), tidak ada sejenis penyakit yang lebih menakutkan dari


Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penyakit kusta! Pada jaman itu, kusta sudah tidak dianggap lagi sebagai
semacam penyakit, tapi dianggap sebagai semacam bencanadan
semacam kutukan! Sehingga orang-orang tidak berani, juga tidak
tega hati untuk menyebutnya!
Zhang Jiejie berkata dengan murung: "Pada awalnya Jin Siye pun
tidak setuju untuk berbuat demikian, tapi mau tidak mau harus
berbuat demikian, makanya hatinya tidak tenteram dan amat
menderita, makanya ia mau membunuhmu untuk membungkam
mulutmu." Seseorang jika hatinya tidak tenteram dan merasa malu kepada
diri sendiri, pada umumnya ingin melukai atau mencelakai orang
lain. Chu Liuxiang berkata setelah menghela nafas: "Aku sekali-kali
tidak menyalahkan dia. Seorang ayah, demi anak perempuannya
sendiri, sekalipun berbuat hal yang keliru pun masih pantas
dimaafkan, apalagi aku pun tahu bahwa ini bukanlah gagasannya."
"Apakah kau tahu ini gagasan siapa?"
"Tentu saja adalah orangyang begitu getol mau mencabut
nyawaku itu" "Tidak salah. Aku pun tertipu olehnya sehingga menyuruh kau
pergi ke sana. Pada awalnya aku menduga dia yang berada di sana,
sebab dia memberitahuku bahwa dia akan menunggumu di sana."
"Ia sendiri yang memberitahumu?"
Zhang Jiejie mengangguk, "Kau kenal dia?"
Zhang Jiejie mengangguk lagi.
"Jikalau kau tahu dia itu siapa, kenapa tidak mau beritahukanku?"
Zhang Jiejie menatap ke kejauhan yang gelap pekat itu, dan
dalam matanya tiba-tiba muncul semacam rasa ketakutan yang sulit
terlukiskan, tiba-tiba memeluk lagi tubuh Chu Liuxiang erat-erat dan
berkata: "Saat ini aku hanya berpikir untuk melarikan diri saja!
Kau.... Kau mau menemaniku untuk melarikan diri bersama-sama?"
"Melarikan diri ke mana?"
Zhang Jiejie bergumam bagaikan sedang mengigau: "Terserah
tempatnya, asal di tempat itu tiada orang lain, hanya ada aku dan
kau, di sana selain tidak ada orang yang dapat menemukanku, juga
tidak ada orang yang dapat menemukanmu."
Ia menutup matanya, bulu matanyayang indah itu telah
bergantung air matayang mirip dengan mutiarayang bening, dan
melanjutkan kata-?katanya bagaikan igauan: "Saat ini apa pun tidak
aku inginkan, aku hanya inginkan dapat berdua denganmu, dengan
tenteram melewati hidup bersama!"
Chu Liuxiang tidak berkata apa-apa, lama sekali ia berdiam Dan
dalam matanya terlihat semacam ekspresi yang aneh, entah ia
sedang berpikir, atau sedang bermimpi"
Zhang Jiejie tiba-tiba membuka mata, menatap dia seraya
bertanya: "Kau tidak percaya omonganku?"
Chu Liuxiang menganggukkan kepala perlahan dan menjawab:
"Aku percaya." "Kau...kau tidak mau?"
Wajah Zhang Jiejie memucat, tubuhnya sepertinya mulai
ber?gemetaran. Chu Liuxiang berkata setelah menghela nafas yang panjang: "Aku
percaya, aku pun mau, cuma sayang...."
"Cuma sayang apa?"
Dengan kedua tangannya Chu Liuxiang memegang kepala dan
muka gadis yang pucat itu, dan berkata dengan suara nan lembut:
"Cuma sayang bahwa di dunia ini sekali-kali tidak ada tempat
semacam itu!" "Sekali-kali tidak ada tempat apa?"
Chu Liuxiang berkata dengan murung: "Sekali-kali tidak ada
tempat di mana orang tidak bisa menemukan kita - Baik kita
melarikan diri dan bersembunyi di mana saja, cepat atau larnbat,
pasti akan ditemukan orang."
Wajah Zhang Jiejie menjadi makin pucat.
Ia sebenarnya adalah gadis periang, namun saat ini tampaknya ia
tiba-tiba mempunyai banyak masalah yang memberatkan hati, dan
banyak ketakutan! Apakah sebabnya" Apakah karena cinta"
Cinta memang adalah sesuatu yang paling tidak dapat dipegang!
Cinta kadang-kadang membuat orang menderita, kadang-kadang
membuat orang bersukacita, kadang-kadang membuat orang
berdukacita, tapi kadang-kadang membuat orang berbahagia!
Orang yang paling menderita, mungkin akan menjadi berbahagia
setelah memiliki cinta! Sebaliknya, orang yang paling bahagia pun mungkin akan
menderita amat sangat setelah memiliki cintal
Justru inilah misteri cinta!
Tetapi hanyalah cinta sejati yang selalu bertahan, dan selalu
mendatangkan kebahagiaan!
*** Zhang Jiejie menundukkan kepala dan terdiam lama sekali, air
matanya bercucuran dan jatuh ke dalam air dingin tapi bersih itu.
Di dalam air terpantul cahaya bintang. Cahaya bintang yang
remang-?remang. Kemudian ia mengangkat kepalanya, dan cahaya bintang
gemintang nan remang-remang itu, sepertinya telah disembunyikan
ke dalam biji matanya! Ia menatap lekat-lekat Chu Liuxiang serta berkata dengan penuh
perasaan- "Aku pun tahu bahwa di dalam dunia ini sekali-kali tidak
ada tempat yang selama-lamanya tak akan ditemukan orang,
tapi...asal kita di sana dapat berdua selama satu tahun, satu bulan,
atau bahkan satu hari pun aku sudah amat berbahagia, amat puas."
**.* Chu Liuxiang tidak berkata apa-apa lagi.
Seandainya anda adalah dia, pada suatu malam nan dingin yang
cahaya bintangnya remang-remang, ada seorang gadis yang anda
sukai itu berbaring di dalam pelukan anda, menyatakan cinta pada
anda dan minta anda membawanya pergi.
Anda masih bisa berkata apa lagi"
Setiap orang pasti punya saat-saat di mana perasaannya
bergelora dan tak mampu menguasai diri, pada saat itu, kecuali
"jantung hati"-nya, semua hal ia dapat mengesampingkannya dan
bahkan melupakannya! Setiap orang dalam hidupnya, pasti paling sedikit melakukan
sekali atau dua kali hal yang bodoh tapi manis ini!
Barangkali hal semacam ini tidak memberi faedah apa-apa bagi
dia, namun paling tidak bisa meninggalkan sebuah kenangan nan
indah, yang bisa dikenang terus ketika ia telah memasuki masa tua
yang penuh kesepian itu. Seseorang jika pada masa tuanya, di malam-malam musim salju
yang teramat dingin itu, jikalau tidak punya satu atau dua kenangan
manis semacam ini yang terus diingat, bagaimana bisa bertahan
untuk melewati musim dingin yang begitu lama itu"
Mungkin pada saat itulah ia akan menyadari dan merasakan,
bahwa ia telah melawati sepanjang hidupnya dengan sia-sia!
*** Matahari baru terbit, dan sinar matahari yang menembusi
daun?daun pohon, menebarkan bayang-bayang sinar yang
berberkas-berkas, persis seperti intan-intan.
Zhang Jiejie menggandeng tangan Chu Liuxiang, berjalan tanpa
suara di sebuah jalan kecil nan hening.
Hati pun penuh dengan rasa bahagia nan hening, dan merasa
bahwa hatinya belum pernah sebahagia sekarang !
Lalu Chu Liuxiang" Walaupun kelihatannya ia pun merasa bahagia, tetapi juga
kelihatannya sedikit bingung.
Disebabkan ia tidak tahu: Apakah berbuat demikian adalah
benar" Ada banyak hal, ia betul-betul sulit mengesampingkannya
Ada banyak orang, ia betul-betul sulit melupakannya!
"Setiap orang tentu punya saat-saat perasaan bergejolak." Chu
Liuxiang juga adalah orang, sehingga ia pun tidak terkecuali.
Angin sepoi-sepoi berhembus dari penghujung jalan, dan di
pedalaman daun-daun pohon nan hijau ada sepasang burung pipit
yang sedang berkicau dengan mesra.
Zhang Jiejie tiba-tiba mengangkat kepala dan bertanya seraya
tersenyum manis: "Tahukah kau apa yang sedang mereka
bicarakan?" Chu Liuxiang menggelengkan kepala.
Dari dalam mata Zhang Jiejie muncul kepolosan bocah kecil, lalu
berkata dengan suara lembut: "Kau dengar, Nona Pipit itu sedang
meminta pada kekasihnya untuk membawa dia terbang ke timur dan
terbang ke lautan, tetapi Tuan Pipit itu tidak mengabulkan
permintaannya." "Mengapa tidak mengabulkannya"'
Zhang Jiejie menjawab seraya mendelikkan mata: "Disebabkan ia
amat bodoh, yang mengira bahwa kehidupan yang tenteram itu
lebih penting dari mencari kebahagiaan! Selain takut kepada angin
dan salju di perjalanan, juga takut kepada kelaparan dan kedinginan.
Namun ia lupa bahwa seseorang yang tidak rela menderita pada
awal-awalnya, selama?-lamanya tak akan bisa memperoleh
kebahagiaan sejati!"
Chu Liuxiang berkata dengan lamban: "Dalam pandangan
sejumlah orang, kehidupan yang tenteram juga adalah semacam
kebahagiaan!" "Tapi, ia begini bersembunyi di pohon rumah orang lain, setiap
hari mesti berjaga-jaga terharlap bidikan batu dari anak-anak nakal,
apakah ini pun bisa termasuk kehidupan yang tenteram?"
Ia menghela nafas dengan pelan, lalu melanjutkan kata-katanya
dengan murung. "Makanya aku beranggapan bahwa ia seharusmya
membawa Nona Pipit itu pergi, jika tidak kelak akan menyesal!
Jikalau tidak melalui ujian dan perbandingan, bagaimana dapat
memahami apa itu kebahagiaan yang sejati?"
Ketika mereka berjalan lewat di bawah pohon itu, sepasang
burung pipit yang berada di pohon itu, tiba-tiba terbang dan menuju
ke timur. Zhang Jiejie bertepuk tangan, berkata seraya tertawa manis:
"Kau lihat mereka toh akhirnya pergi juga kan" Tampaknya Tuan
Pipit ini boleh dibilang masih tidak terlalu bodoh."
Chu Liuxiang pun berkata seraya tertawa: "Apakah aku pun boleh
dibilang tidak terlalu bodoh?"
Zhang Jiejie berjinjit, lalu mencium sekilas di pipi Chu Liuxiang,
seraya berkata dengan suara halus: "Sebaliknya, kau betul-betul
cerdas sekali" "Kau ingin ke mana?"
"Terserah kau."
"Kau tidak capek?"
"Tidak." "Kalau begitu kita berjalan terus saja bagaimana" Tidak peduli
sampai ke mana." "Baik." "Asal kau mau, sekalipun berjalan sampai ke ujung laut dan tepi
langit, aku akan mengikutimu selama-lamanya."
*** Senja hari. Di sebuah kota kecil, senja hari di sana tampaknya begitu damai
dan tenteram! Ada sepasang suami istri yang berusia "senja", sedang berjalan
bersama di bawah cahaya senja nan indah itu.
Si suami yang tua itu memakai sebuah topi rami kuning di
kepalanya, topi itu tinggi dan kelihatan lucu, namun pria tua itu
malah kelihatan serius dan berwibawa.
Istrinya berjalan tanpa suara di sisinya, kelihatannya begitu
penurut dan puas, dikarenakan ia telah menyerahkan seumur
hidupnya kepada sang suami, dan memperoleh ketenterarnan dan
kebahagiaan seumur hidup!
Mereka berjalan dan lewat dengan begitu tenang dan tenteram,
tidak mau diganggu orang, juga tidak mau mengganggu orang lain.
Chu Liuxiang menghela nafas panjang dengan ringan.
Setiap kali ketika ia melihat pasangan suami istri tua semacam
ini, di dalam hatinya selalu muncul semacam perasaan yang tak bisa
dilukiskan dengan kata-kata!
Disebabkan ia tidak pernah tahu bahwa ketika ia sendiri sudah
memasuki usia senja, apakah akan ada seorang pasangan hidup
yang dapat berdampingan seumur hidup dengan dia!
Tetapi pada kali inilah, di dalam hatinya, perasaan bahagianya
lebih baik dari perasaan murungnya, sebab Zhang Jiejie sedang
menemani di sisinya! Tanpa kuasa menahan dirinya, ia menggenggam erat tangan
Zhang Jiejie. Namun tangan Zhang Jiejie dinginnya seperti es.
Zhang Jiejie menundukkan kepala dan menatap ujung kakinya
sendiri, lama sekali baru mengangkat kepala dan berkata seraya
tersenyum manis "Aku tidak begitu kedinginan, cuma kelaparan,
bahkan sudah hampir gila karena kelaparan!"
Chu Liuxiang bertanya: "Kau mau makan apa?"
Biji mata Zhang Jiejie berputar-putar sejenak, lalu menjawab:
"Aku mau makan sirip ikan."
"Bagaimana mungkin tempat semacam ini ada sirip ikan?"
"Berjalan lagi kira-kira 1 km, akan sampai di sebuah kota yang
cukup besar, dan aku tahu di sana ada sirip ikan."
"Katanya sekarang kau sudah hampir gila karena kelaparan,
apakah masih bisa bertahan sampai ke sana?"
Zhang Jiejie menjawab seraya tersenyum: "Ketika aku makin
lapar, makin kepingin makan yang enak-enak!"
Chu Liuxiang menimpalinya seraya tersenyum juga: "Ternyata
kamu dan aku adalah sama, sama-sama rakus makan."
Zhang Jiejie terus tersenyum manis dan berkata: "Makanya kita
adalah pasangan sejati sejak dari `sono' nya!"
"Baiklah, mari kita buruan pergi."
Zhang Jiejie membulatkan bentuk bibirnya dan berkata: "Saking
laparnya aku sudah tidak bisa berjalan, apakah kau masih punya
uang untuk menyewa kereta?"
Lalu mereka menyewa sebuah kereta.
*** Kereta itu melaju dengan amat kencang, sebab didesak terus?
menerus oleh Zhang Jiejie.
Saat ini ketika memandang kereta itu, sudah kelihatan sinar
lampu dari kota kecil yang berada di depan itu.
Chu Liuxiang sedang termangu-mangu memandang ke kejauhan.
Tiba-tiba Zhang Jiejie bertanya: "Apakah kau sekarang ini masih
memikirkan orang itu?"
" Siapa?" "Orang yang terus-menerus mau mencelakaimu itu."
Chu Liuxiang tersenyum sejenak, lalu berkata: "Kadang-kadang
mau tak mau masih bisa memikirkan dia."
"Tahukah kau kenapa sejak dulu aku tidak mau
memberitahukanmu siapa dia?"


Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tidak tahu." Zhang Jiejie berkata dengan suara halus: "Sebab aku tidak ingin
kau pergi menyelidikinya, karena itu aku mau memohon kau satu
hal." "Apa itu?" Zhang Jiejie menatapnya lekat-lekat, lalu berkata sehuruf demi
sehuruf: "Aku mau kau menyanggupiku, bahwa lain kali tidak akan
memikirkan dia, juga tidak akan mencari dia lagi."
Chu Liuxiang berkata seraya tersenyum sekilas: "Kapan aku
pernah mencari dia" Selalu dia yang mencariku."
"Jikalau lain kali dia tidak mencarimu lagi?"
"Tentu saja aku pun tak akan mencarinya"
"Sungguh?" Chu Liuxiang menjawab dengan suara halus: "Asal kau di sisiku,
siapa pun aku sudah tidak mau mencarinya lagi. Aku sudah pernah
menyanggupimu kan?" Zhang Jiejie tersenyum dengan luar biasa lemah-lembutnya dan
berkata: "Aku pasti akan selama-lamanya menemani di sisimu!"
Pada saat inilah terdengar ringkikan panjang dari kuda yang
menghela kereta itu, dan kereta itu berhenti di depan sebuah rumah
makan bertingkat yang sinar lampunya terang benderang.
Zhang Jiejie menggandeng tangan Chu Liuxiang dan berkata:
"Mari kita turun dan pergi mencari sirip ikan, asal uang cukup, aku
sanggup melahap habis semua sirip ikan yang ada di tempat ini!"
*** Sirip ikan sudah terletak di meja - Sepiring besar penuh, panas
dan harum. Tetapi Zhang Jiejie belum kembali.
Tadi sewaktu dia barusan duduk, tiba-tiba berdiri lagi dan
berkata: "Aku mau keluar sebentar."
Chu Liuxiang bertanya tanpa bisa menahan dirinya: "Mau ke
mana?" Zhang Jiejie membungkukkan pinggang, wajahnya menenipel ke
wajah Chu Liuxiang, dan berkata lirih di telinga Chu Liuxiang: "Aku
pergi untuk membersihkan `stok barang' yang ada di dalam perutku,
agar nanti bisa mengisi lebih banyak sirip ikan."
Di dalam rumah makan itu ada banyak orang, wajah dia
menempel begini dekat, sampai-sampai Chu Liuxiang pun terasa
agak jengah. Sampai sekarang pun, ia masih merasa sepertinya
semua orang sedang memandangi dia.
Tetapi ia merasa hatinya sedang berbunga-bunga!
Seorang gadis, jika bukan sudah mencintai anda dengan segenap
hati, bagaimana mungkin bisa berasyik-masyuk dengan anda di
depan begitu banyak orang"
Kecuali Chu Liuxiang, mata Zhang Jiejie sepertinya sudah tidak
bisa melihat pria kedua lagi!
Chu Liuxiang pun sudah tidak pernah lagi memerhatikan gadis
lain! Tetapi saat ini sirip ikan sudah hampir dingin, kenapa ia masih
belum kembali" Mengapa kaum gadis kalau melakukan sesuatu, selalu lebih
pelandari kaum laki-laki"
Chu Liuxiang menghela nafas, mengangkat kepala, dan tiba-tiba
terlihat ada dua orang yang sedang masuk dan luar pintu.
Dua orang tua: satu kakek, satu nenek.
Si kakek memakai sebuah topi rami kuning di kepalanya, topi itu
berbentuk tinggi dan kelihatan lucu, namun ekspresi wajahnya amat
berwibawa. Chu Liuxiang tiba-tiba menyadari bahwa kedua orang ini adalah
pasangan swami istri yang tadi terlihat di kota kecil itu.
Tadi mereka masih berjalan-jalan santai di kota kecil itu, tapi
sekarang tiba-tiba juga sudah tiba di sini.
Mereka datang naik apa" Dan datang untuk apa"
Semula Chu Liuxiang merasa heran, tapi segera terpikirkan:
"Kereta kuda di kota kecil itu kan bukan cuma sebuah saja" Jika
kami bisa datang dengan kereta kemari untuk makan sirip ikan,
orang lain kan juga bisa?"
Ia tersenyum pada diri sendiri, serta memutuskan untuk tidak
iseng mengurusi urusan orang lain.
Tetapi siapa sangka bahwa pasangan suami istri itu sepertinya
telah memutuskan untuk mencari dia, ternyata langsung berjalan ke
depan dia, dan duduk di kursi yang berada di depan dia.
Chu Liuxiang menjadi terkesiap.
Tiba-tiba ia menyadari bahwa si kakek terus menatap dia, bukan
saja ekspresi wajahnya amat serius, tatapan matanya pun amat
dingin, bahkan seperti menatap seorang musuh besar saja!
Chu Liuxiang memaksa diri untuk tersenyum, dan bertanya:
"Apakah anda berdua mencari seseorang?"
"Hmm" "Anda mencari siapa?"
"Hmm." "Sepertinya saya belum pernah melihat anda berdua?"
"Hmm." Chu Liuxiang tidak bertanya lagi, sebab sudah paham apa yang
sedang dicari kedua orang itu.
Mereka datang untuk mencari gara-gara!
Chu Liuxiang berpikir seraya menghela nafas: "Sekalipun aku
tidak pergi mencari orang lain, tapi larnbat atau cepat orang lain
juga akan mencariku."
Sebenarnya sejak awal ia sudah dapat menduga hal ini, hanya
tidak menduga bahwa datangnya secepat ini!
Saat ini ia cuma berharap Zhang Jiejie bisa cepat kembali, agar
Zhang Jiejie bisa melihat dengan mata kepala sendiri, bahwa
bukanlah dia yang yang mau pergi mencari orang lain, tapi orang
lainlah yang mau datang mencari dia.
Dulu sepertinya ia tidak demikian.
Dulu sewaktu melakukan sesuatu, ia hanya bertanya apakah hal
itu layak dan sanggup dikerjakan" Selalu tidak ingin terlihat orang
lain, juga tidak ingin diketahui orang lain.
Kedudukan Zhang Jiejie di dalam hatinya, sejak kapan sudah
menjadi demikian pentingnya"
--Pada saat ini hatinya terasa kalut sekali.
Sejak dulu sampai sekarang, ia selalu melewati hari-harinya
secara bebas dan tidak terikat, tapi sekarang hatinya sudah ada
"beban", yang tidak mampu dilepaskannya sekalipun mampu, juga
amat berat hati untuk melepaskannya!
Si kakek terus menatapinya dengan dingin, tiba-tiba berkata:
"Kamu tidak perlu menunggu lagi."
"Tidak perlu menunggu apa?"
"Tidak perlu menunggu orang itu kembali."
"Apakah anda tahu siapa yang saya tunggu?"
"Baik kamu sedang menunggu siapa pun, ia sudah tak akan
kembali lagi!" Jantung Chu Liuxiang sepertinya "dipelintir", lalu bertanya:`
"Anda tahu bahwa ia tak akan kembali lagi?"
"Aku tahu." Chu Liuxiang menuang secangkir arak meminumnya pelan-pelan,
tiba-tiba tersenyum dan berkata: "Hal yang anda ketahui agaknya
tidak sedikit." "Hal yang aku tidak ketahui memang sedikit sekali."
"Paling sedikit ada satu hal yang anda belum tahu."
"Apa itu?" "Perangaiku" "Oh ya?" Chu Liuxiang minum secangkir arak lagi, kemudian berkata
dengan suara hambar: "Perangaiku agak luar biasa, jika ada orang
yang menyuruhku tidak melakukan suatu hal, aku justru
rnaumelakukannya." Air muka si kakek menjadi dingin dia berkata: "Kamu pasti akan
menunggunya?" "Pasti." "Jika ia tidak kembali, kamu akan pergi mencarinya?"
"Pasti." Si kakek mendadak berdiri dan berkata dengan nada dingin:
"Keluar!" Chu Liuxiang berkata dengan sikap hambar: "Saya duduk manis
di sini untuk menunggu orang, kenapa mesti keluar?"
"Sebab aku menyuruhmu keluar."
Chu Liuxiang tersenyum lagi dan berkata: "Jika begitu aku justru
tidak mau keluar." Bola mata si kakek seolah-olah mengerut, menganggukkan
kepala pelan-pelan, lalu berkata seraya tersenyum "Bagus! Kamu
bagus sekali!" "Memang aku lumayan kok"
"Tapi kali ini kamu keliru besar!"
Mendadak si kakek menjulurkan tangannya,
Tangan ini kurus kering dan berwarna kuning gelap, persis
seperti tangannya orang mati yang sudah lama dikuburkan!
Dilihat dari arah mana pun, tangan ini tidak mirip tangan orang
hidup! Kemudian air mukanya timbul semacam warna abu-abu gelap.
Bahkan Chu Liuxiang pun tidak pernah melihat ada seorang yang
hidup yang air mukanya berwarna demikian!
Sampai-sampai topi rami kuning yang terpakai di kepalanya itu
pun, jika dilihat sekarang, sedikit pun sudah tidak kelihatan lucu lagi.
Si nenek masih duduk dengan diam, kelihatannya amat sabar dan
penurut, tapi jika dilihat dengan teliti, akan tahu bahwa sepasang
matanya ternyata berwarna hijau pucat, persis seperti
jerambangyang bermunculan di antara makam-makam pada malam
yang dingin! Sampai saat inilah Chu Liuxiang baru benar-benar melihat dengan
jelas kedua orang ini. Seharusnya ia lebih dini melihat dengan jelas, dikarenakan
matanya memang tidak kalah dengan siapa pun yang ada di dunia
ini! Namun kali ini adalah pengecualian.
Paling sedikit ada tujuh sampai delapan orangyang lehih dini
melihat jelas dari Chu Liuxiang tentang kemisteriusan dan "kelainan"
dari pasangan suami istri itu!
Sehingga begitu kedua orang ini masuk ke rumah makan ini,
ketujuh sampai kedelapan orang ini segera berdiri, bayar uang
makan dengan diam-diam, lalu pergi dengan diam-diam juga,
lagaknya seperti kedua orang tua itu dapat mendatangkan musibah
yang mengerikan, atau penyakit menular yang mematikan bagi ban
yak orang! Walaupun tiada seorang pun yang tahu: Siapa mereka" Dan
datang dari mana" Barangkali kedua orang itu bukan berasal ciari tempat mana pun
di dunia ini! Apakah anda pernah mendengar cerita orang mati yang bangkit
dan hidup lagi dari dalam kuburan"
Tangan kering yang kekuning-kuningan itu keluar pelan-pelan
dari lengan baju, lalu menjulur pelan-pelan ke Chu Liuxiang.
Barangkali ini bukan tangan, tapi cakar setan!
Ternyata Chu Liuxiang masih tersenyum seraya bertanya "Anda
ingin minum arak?" Cangkir arak yang berada di tangannya itu tiba-tiba disodorkan
ke depan. Dengan berusaha keras, ia telah berhasil membuat dirinya
tenang, maka gerakan ini dilihat dan diperhitungkan dengan amat
tepat. Maka cangkir itu dengan amat tepat telah berada di tangan si
kakek. Cangkir itu kosong -- Cangkir arak di tangan Chu Liuxiang,
umumnya adalah kosong. Tangan si kakek tiba-tiba ada sebuah cangkir, mau tidak mau hal
ini cukup mengejutkan dia!
Pada saat inilahterdengar bunyi"Praaak!", dan cangkir itu -
Bukan pecah berkeping-keping -- pecah menjadi bedak!
Cangkir yang terbuat dari porselen putih itu segera menjadi
setumpukan bedak, yang jatuh berguguran dari celah telapak tangan
si kakek, dan jatuh ke dalam piring yang berisi sirip ikan angsio yang
merah dan terang itu. Tangan si kakek ternyata penuh dengan tenaga dalam yang
teramat menakutkan! Tulang seseorang jika tercengkeram tangan ini, bukankah juga
akan sama menjadi bedak"Tangan itu tidak berhenti, dan dijulurkan terus untuk
mencengkeram tulang Chu Liuxiang - Tulang mana pun juga boleh.
Namun tulang mana pun juga tidak boleh tercengkeram!
Chu Liuxiang mendadak angkat sumpitnya dan disodorkan ke
depan, dan berhasil menyumpit dua jari tangan si kakek.
Gerakan mereka betul-betul cepat sekali, tapi patahnya sumpit itu
juga tidak lambat "Taaak! Taaak! Taaak!" Sumpit ini telah patah tiga bagian.
Benda apa pun, asal kena tangan ini, semuanya akan segera
patah! Si kakek memandang dia dengan dingin dan berkata: "Berdiri!
Keluar!" Tetapi Chu Liuxiang justru tidak mau berdiri dan keluar. Jika
begitu tulangnya akan segera patah!
Tangan itu sudah berada di depannya, dengan tulang dia hanya
berjarak beberapa inci saja!
Ia sebenarnya dapat berkelit atau bahkan lari.
Baik si kakek itu setan atau manusia, jangan berharap dapat
menyusulnya! Tapi tidak tahu kenapa, ia justru tidak mau pergi, seolah-olah ia
takut Zhang Jiejie dapat melihat kepengecutannya!
Ia sudah bersiap-siap untuk mengadu tenaga dalam dengan si
kakek. Tenaga badan orang muda tentu saja lebih kuat dari orang
tua, tapi tenaga dalam bukanlah tenaga badan,
tenaga dalam itu, mesti melatihnya makin lama baru bisa makin
kuat. Untuk hal ini ia betul-betul tidak punya keyakinan, dan biasanya
ia tak akan melakukan sesuatu jika tidak punya keyakinan.
Namun pada kali ini tiba-tiba sifat membandelnya muncul. Dalam
hitungan detik, dua pasang tangan telah saling menempel. Chu
Liuxiang segera merasa tangannya seolah-olah sedang memegang
besi soderan! Kemudian kursi yang didudukinya itu berbunyi terus: "Kretaaak!
Kretaaak!" Si nenek tiba-tiba menggelengkan kepala, menghela nafas dan
bergumam: "Kursi ini kelihatannya paling sedikit berharga dua tael
uang perak, sayang sekali!"
Samba bergumam, dia mengeluarkan sebuah dompet bersulam
yang sudah luntur warnanya, mengambil keluar dua tael uang perak,
menoleh dan melambaikan tangan pada si pelayan, serta berkata:
"Ini uang untuk ganti rugi kursi kalian, ambillah."
Menyaksikan kejadian itu, air muka pelayan itu telah pucat pasi,
dan ia tidak tahu apakah mesti pergi menerima uang itu atau tidak.
Tepat pada saat ini, terdengar bunyi "Braaak!", dan kursi yang
diduduki Chu Liuxiang itu telah pecah berkeping-keping.
Meskipun ia memaksakan diri untuk duduk "di udara", namun


Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kekuatan tekanan di tangannya itu makin lama makin besar, sehinga
ia sudah menjadi kewalahan, dan ia pun sudah tidak mampu berdiri.
Kekuatan tekanan tangan kakek ini, ternyata lebih menakutkan
dari yang dibayangkan! Ketika badannya tertekan makin lama menjadi kian rendah, tiba-
?tiba tenaga tangan si kakek lenyap sama sekali, sehingga tak dapat
menguasai dirinya Chu Liuxiang menjadi terduduk, bukan duduk di
lantai, tapi duduk di sebuah kursi.
Seolah-olah kursi ini muncul tiba-tiba dari dalam lantai! Ia
menoleh dan terlihatlah Zhang Jiejie.
Akhirnya gadis itu telah kembali, berdiri di belakang Chu Liuxiang,
dan berkata seraya tersenyum: "Bapak tua ini kenapa tidak mau
duduk" Masa' takut bahwa kursi di tempat ini kurang kuat?"
Air muka si kakek menjadi makin tidak enak dipandang, tapi toh
duduk dengan lambat-lambat.
Tangan Zhang Jiejie memegangi bahu Chu Liuxiang, lalu berkata
seraya tersenyum: "Aku tidak tahu kalau di tempat ini ada teman
yang kau kenal." Chu Liuxiang sedang berusaha keras agar air mukanya menjadi
sedikit lebih enak dipandang, sebab ia sungguh-sungguh tidak ingin
or?ang lain juga menganggap dia adalah setan hidup yang baru
merangkak keluar dari dalam peti mati.
Kemudian ia baru menggelengkan kepalanya.
"Apakah artinya kau menggelengkan kepalamu?" tanya Zhang
Jiejie. Chu Liuxiang tersenyum sekilas dan menjawab: "Artinya adalah:
Dahulu aku belum pernah bertemu mereka, kelak tidak mau bertemu
mereka lagi." Zhang Jiejie menunjukkan ekspresi wajah terkejut, dan bertanya
"Kau tidak kenal mereka?"
"Tidak kenal." Sebetulnya ia ingin mengucapkan kata-kata sejenis: "Sialan!
Persetan!", tapi akltirnya ditahan kuat-kuat.
Zhang Jiejie mendelikkan mata, dan bertanya kepada kedua
orang itu: "Jika begitu kalian datang untuk apa" Masa' datang untuk
mencariku?" Si kakek menatap dia, akhirnya menggelengkan kepalanya pelan-
?pelan dan menjawab: "Bukan, aku datang bukan untuk
mencarimu." Kemudian ia memutar badannya pelan-pelan, dan berjalan pergi
dengan pelan-pelan. Ketika si nenek mau menyusul pergi, Zhang Jiejie tiba-tiba
berkata: "Tunggu."
Kakek dan nenek itu segera berhenti.
Zhang Jiejie berkata: "Siapakah yang telah menabur begitu
banyak garam di sirip ikanku" Pasti asinnya minta ampun! Cepat
ganti rugi untukku!"
Si kakek tidak berkata apa-apa, tapi si nenek mengambil keluar
lagi dua tael uang perak dari dalam dompetnya, meletakkannya di
meja, menggandeng tangan si kakek, dan berjalan keluar pelanpelan.
Hanya sekejap mata saja, mereka telah lenyap dalam arus orang
di luar pintu rumah makan, persis seperti tidak pernah muncul saja.
Zhang Jiejie tertawa dan berkata dengan nyaring: "Minta lagi
sepiring sirip ikan angsio, minta sirip rusuk yang terbaik ya! Aku
sudah hampir gila karena kelaparan!"
*** Dilihat dari mana pun, tak akan terlihat bahwa Zhang Jiejie mirip
seperti orang yang sudah hampir gila karena kelaparan.
Bukan saja ia tertawa dengan gembira sekali, bahkan wajahnya
pun berseri-seri, persis seperti buah segar yang baru dikupas
kulitnya. Ini mungkin karena ia telah mengganti pakaiannya .Pakaian yang
halus dan lembut, dan berwarna putih salju.
Chu Liuxiang menatap dia, dan menatap pakaian putihnya,
lagaknya persis orang yang belum pernah melihat seorang gadis
yang berpakaian putih. Zhang Jiejie bertanya seraya tersenyum manis lagi: "Kau tidak
menyangka kan bahwa aku pergi untuk berganti pakaian?"
Mulut Chu Liuxiang bergumam, namun siapa pun tidak mengerti
apa yang digumamkannya. Zhang Jiejie tersenyum manis terus, dan bertanya lagi dengan
suara lembut: "Sebuah pepatah berbunyi:'wanita berias untuk yang
menyukai dirinya', kau paham kan?"
Chu Liuxiang mengelus-elus hidung sendiri.
Zhang Jiejie bertanya lagi: "Pakaian ini bagus tidak" Kau suka?"
Chu Liuxiang tiba-tiba berkata: "Aku sungguh-sungguh sukanya
minta ampun!" Zhang Jiejie membelalakkan mata, nampaknya terkejut, lalu
berkata: "Kau lagi marah" Marah kepada siapa?"
Chu Liuxiang mulai cari cangkir mau minum arak
Zhang Jiejie tiba-tiba tersenyum manis lagi dan berkata: "Oh aku
ngerti, kau pasti mengira aku kabur lagi, takut aku tidak kembali,
maka kau jadi ngambek kan" Tetapi sekarang aku kan sudah
kembali, buat apa ngambek lagi?"
"Hmmm" Zhang Jiejie berkata seraya menundukkankepala: "Jika kau
sungguh tidak menyukai pakaianku ini, aku akan menanggalkannya,
menanggalkannya dengan segera."
Chu Liuxiang tiba-tiba meletakkan cangkir araknya, kemudian
memeluk gadis itu dan mengangkatnya!
Zhang Jiejie terkejut bercampur girang, dan berkata: "Kau...kau
sudah gila ya" Cepat turunkan aku, masa' kau tidak takut dilihat dan
ditertawai banyak orang?"
Chu Liuxiang sama sekali tidak menggubris, menggendong dia
dan berjalan keluar. Zhang Jiejie berkata seraya tertawa cekikikan: "Sirip ikanku...sirip
ikanku telah tiba nih!"
Sirip ikan memang sedang diantar kemari.
Pelayan yang mengantar sirip ikan itu, ketika melihat macamnya
mereka ini, matanya mendelik, mulutnya ternganga, bahkan
dagunya sepertinya mau lepas!
Tentu saja dagunya tidak bisa lepas, tetapi piring yang berisi sirip
ikan itu benar-benar lepas dari tangannya.
"Praaang!", pining itu terjatuh dan pecah berkeping-keping.
Zhang Jiejie menghela nafas, menutup mata seraya bergumam:
"Tampaknya hari ini aku telah ditakdirkan tidak bisa menyantap
sirip ikan ya!" Ia memutar-mutar biji matanya, lalu berkata seraya tersenyum:
"Meskipun tidak berhasil menyantap sirip ikan, tapi untung ada
sebuah telinga babi yang sudah tersedia, yang dapat dimakan
sebagai makanan ringan."
la menggigit dengan ringan, ringan sekali....
Chu Liuxiang sering mengelus-elus hidung, tapi jarang
mengelus?-elus telinga. Pada kenyataannya, kecuali barusan telinganya digigit, ia talc
akan mengelus-elus telinganya.
Sekarang ia sedang mengelus-elus telinganya.
Di telinganya ada dua tangan ---- Yang satu tentu saja adalah
tangan Zhang Jiejie. Ia pun mengelus-elus telinga Chu Liuxiang dengan ringan, dan
bertanya dengan suara lembut: "Tadi gigitanku membuat kau sakit
tidak?" "Tidak sakit, tapi ditambah dua kata lagi."
"Tambah dua kata?"
"Tidak sakit --- Baru aneh."
Zhang Jiejie tertawa nyaring, sambil tertawa manja tubuhnya
menekan tubuh Chu Liuxiang, dan meniup-niup di telinga Chu
Liuxiang. Pada mulanya Chu Liuxiang pura-pura masih bisa bertahan, tapi
akhirnya tidak tahan lagi dan tertawa terbahak-bahak, sampaisampai
seluruh tubuhnya mengkeret dan melengkung, sehingga
nyaris terguling dan terjatuh dari bangku.
Nafas Zhang Jiejie tersengal-sengal, lalu berkata seraya tertawa
cekikikan: "Jika kau berani sengaja membuatku marah, maka aku
benar?benar akan memotong-motong telingamu jadi abon babi,
setelah ditaburi sedikit merica dan minyak wijen, aku akan
menyantapnya" Chu Liuxinag tertawa keras seraya pegang perut, tiba-tiba
menjulurkan tangan dan menarik Zhang Jiejie turun dari bangku.
Keduanya bergulingan bersama di tanah, dan tertawa cekikikan
bersama. Tetapi tiba-tiba, keduanya sama-sama tidak tertawa lagi.
Itu dikarenakan mulut mereka telah "tersumpal"!
Tetapi suasana di dalam kamar itu lama sekali tidak "tenang",
dan ketika suasananya betul-betul "tenang", tubuh mereka telah
kembali ke bangku itu. *** Angin musim panas sepoi-sepoi meniupi pintu dan jendela kamar
itu, cahaya bintang melewati kertas jendela dan menyinari pinggang
Zhang Jiejie yang bagaikan terbuat dari giok pintu itu!
Di pinggang ini kenapa bisa ada butiran-butiran keringatyang
bening bagaikan mutiara"
Entah sudah berapa lama waktu berlalu, Zhang Jiejie menghela
nafas panjang dengan ringan dan berkata: "Jikalau aku
beritahukanmu, bahwa kau adalah pria pertamaku sekaligus pria
terakhirku, kau percaya tidak?"
"Aku percaya." "Jika begitu kenapa tadi kau masih mencurigaiku, dan mengira
aku tak akan kembali lagi?"
"Aku tidak mencurigaimu. Tapi itu kata mereka."
"Mereka?" "Yaitu pasangan suami istri yang mengerikan bagaikan titisan
setan hidup itu!" "Mengapa kau mau percaya omongan kosong mereka?"
Chu Liuxiang menjawab setelah menghela nafas: "Aku tidak
percaya omongan mereka.... Cuma sedikit tegang."
"Kenapa tegang?"
"Sekalipun aku tahu pasti kau akan kembali, tapi masih juga takut
kau tidak kembali, karena...."
Tiba-tiha ia memeluk lagi Zhang Jiejie erat-erat dan berkata
pelan?-pelan: "K arena jika kau benar-benar tidak kembali lagi, aku
betul-betui tidak tahu mesti ke mana untuk mencarirnu!"
Zhang Jiejie menatapnya dengan tatapan yang lemah-lembut
bagaikan aliran air di musim semi, lalu bertanya: "Benarkah kau
menganggapku begitu penting?"
"Benar, benar!Benar! "
Zhang Jiejie tiba-tiba membenamkan kepala di dalam pelukan
Chu Liuxiang, menggigiti dan memaki-maki dia: "Kau si Tolol! Kau si
Pandir! Kebodohanmu sudah tidak tertolong lagi! Masa' tidak dapat
merasakan betapa baiknya aku kepadamu" Sekarang sekalipun kau
mengusirku dengan pentung, juga tak akan berhasil!"
Kata-kata makiannya "berat", tapi gigitannya ringan sekali.
Ia tertawa-tawa dan memaki-maki, sehingga tak jelas ini cinta
atau benci" Tertawa atau menangis"
Hati Chu Liuxiang telah "mencair", dan berubah jadi "air yang
mengalir", berubah jadi "asap yang ringan", berubah jadi "angin
musim semi"! Kemudian Zhang Jiejie berkata pelan: "Sebenarnya yang takut
mestinya adalah aku, bukan kau."
"Kau takut apa?"
"Takut kau berubah hati! Takut kau menyesal!"
Zhang Jiejie tiba-tiba berdiri dan berkata seraya menggigit bibir
sendiri: "Aku tahu kau bukan saja punya banyak wanita, juga punya
banyalc sahabat, mereka semuanya merupakan orang-orang yang
tak bisa kau tinggalkan begitu saja kan" Walaupun sekarang kau
pergi denganku, suatu saat pasti akan menyesal!"
Chu Liuxiang tidak berkata apa-apa lagi, hanya memandangnya
dengan termangu-mangu. Yang dipandang bukan matanya yang indah, juga bukan hidung
dan mulutnya yang menawan itu.
Bagian tubuh manakah yang ia pandang"
Wajah Zhang Jiejie tiba-tiba memerah, tubuhnya mengkeret lagi,
lalu berkata seraya mendorong tubuh dia dengan kuat: "Kau
keluarlah, aku mau...aku mau...."
Chu Liuxiang bertanya seraya mendelikkan mata: "Kau mau
apa?" Zhang Jiejie menjawab dengan air muka kian memerah: "Kau
setan nakal ini! Jelas-jelas kau tahu kan" Cepat-cepatlah pergi
dengan membawa serta mata keranjangmu itu!"
"Malam selarut ini, kau mau menyuruhku pergi ke mana?"
Bola mata Zhang Jiejie berputar-putar sejenak, lalu berkata
seraya tersenyum manis: "Tolong belikan sirip ikan untkku, sekarang
aku betul?betul nyaris gila karena kelaparan!"
Chu Liuxiang berkata seraya tersenyum masam: "Malam selarut
ini, kau suruh aku pergi ke mana untuk beli sirip ikan?"
Zhang Jiejie sengaja mencemberutkan wajah dan berkata: "Aku
tidak peduli! Asal kau berani pulang tanpa membawa sirip ikan, hatihatilah
telingamu akan berubah jadi abon telinga campur minyak
wijen!" *** Ini adalah perkataan terakhirnya yang didengar Chu Liuxiang.
Ia selamanya tak pernah menduga setelah mendengar perkataan
ini, harus berapa lama lagi baru bisa mendengar suaranya lagi!
*** Bab 9 : Dimanakah Jantung Hatiku"
Ketika Chu Liuxiang pulang dengan membawa sirip ikan, Zhang
Jiejie sudah tidak ada. Meskipun orangnya telah pergi, tapi keanggunannya -
perasaannya dan wanginya, seolah-olah masih tertinggal di bantal,
tertinggal di celah baju, dan tertinggal di setiap sudut dari rumah ini.
Di dal am hati - mata dan pikiran Chu Liuxiang, tetap masih bisa
merasakan keberadaannya! "Ia segera akan kembali! Pasti tidak lama!" duga Chu Liuxiang.
Ia membalikkan badan di ranjang, seluruh badan dirilekskan,
serta menikmati sisa-sisa wangi yang ada di bantal kepala.
Hatinya penuh dengan suka cita dan kepuasan.
Karena ia masih bisa "menghirup dan merasakan" gadis itu.
Karena ia mengira Zhang Jiejie segera akan kembali.
Makapenantian yang penuh dengan kesepian ini berubah menjadi
kenikmatan yang terasa manis.
Di bantal kepala itu ada sehelai rambut.
Rambutnya Zhang Jiejie panjang-halus dan terang, persis seperti
"benang cinta" nya gadis itu.
Ia menggulung erat-erat rambut itu di jari tangannya Sama
seperti ia telah menggulung erat-erat "benang cinta" itu di hatinya!
Namun Zhang Jiejie tidak kembali.
Bantal kepala dan baju telah jadi dingin, ia masih belum kembali.
Malam yang panjang sudah hampir berlalu, fajar pun sudah
menyingsing, ia masih belum kembali.
Chu Liuxiang telah tertidur, lalu bangun, dan menggeliat dengan


Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

resah di ranjang, tetapi ia belum kembali.
"Ia pergi ke mana" Kenapa masih belum kembali?"
"Mengapa" Mengapa"...."
Chu Liuxiang tidak bisa menjelaskan, juga tidak bisa membayangkannya!
"Masa' sejak saat itu ia telah lenyap dari dunia ini" Masa' selama
lamanya aku sudah tidak bisa bertemu lagi dengannya?"
Ia tidak bisa percaya, tidak berani percaya, juga menolak untuk
percaya! "Aku pasti bisa menunggu sampai dia kembali, pasti bisa!" Tetapi
ia telah menunggu dengan sia-sia.
Waktu berjalan begitu lambat, dan lambatnya dapat membuat
or?ang jadi gila! Setiap kali angin menghembusi jendela dan pintu, ia selalu
mengira gadis itu sudah kembali.
Tetapi sampai kegelapan malam tiba sekali lagi, tetap saja tidak
nampak bayangan gadis itu.
"Masa' ia benar-benar telah pergi tanpa pamit?"
"Masa' kata-kata manisnya dan janji setianya itu, hanyalah mau
meninggalkan penderitaan yang sulit terlupakan selama-lamanya
untukku?" "Mengapa ia mau berbuat demilu.an"Mengapa ia mau
menipuku?" Sebenarnya ia bukanlah orang yang sentimentil, dan biasanya ia
selalu tidak memasukkan dalam hati untuk hal-hal yang tidak
menyenangkan hatinya. Baik itu berkumpul maupun berpisah dengan seseorang, biasanya
ia tidak terlalu menganggap serius.
Dikarenakan hidup manusia begitu pendek, berapa lama sih bisa
berkumpul maupun berpisah"
Dikarenakan seseorang atau sesuatu itu datangnya buru-buru,
perginya pun buru-buru, Jalu mengapa mesti terlalu menganggap
serius" Tetapi sekarang ia tahu dirinya salah.
Ada sejumlah hubungan yang sama seperti meteor, yang
sekalipun pertemuannya cuma sekejap mata, tapi dapat
menimbulkan percikan "bunga" api yang begitu menyilaukan mata!
Meskipun percikan "bunga" api itu bisa padam, tapi dampak dan
goncangan yang terjadi dalam waktu sekejap mata itu, sulit
terlupakan untuk selama-lamanya, bahkan kadang-kadang itu
menimbulkan penderitaan seumur hidup!
Bahkan kadang-kadang itu dapat menghancurkan seseorang!
Meskipun Chu Liuxiang tidak memasukkan hal-hal yang tidak
menyenangkan hati ke dalam hatinya, tetapi ia bukanlah orang yang
tanpa perasaan. Justru mungkin dikarenakan perasaannya terlalu banyak dan
terlalu dalam, sedikit lepas kendali akan meluber!
Oleh karena itu biasanya ia selalu berlagak layaknya ia adalah
orang tanpa perasaan. Tetapi di dunia ini, siapakah yang benar-benar tanpa perasaan"
Chu Liuxiangberdiri pelan-pelan, dan berjalan pelan-pelan ke depan
jendela. Mendorong jendela dan melihat ke luar, dan terlihatlah awan
yang bercahaya, yang memenuhi langit senja.
Seolah-olah semua itu tiba-tiba masuk dan memenuhi hatinya,
seluruh badannya terguncang hebat karena emosi yang bergelora!
"Biar pun kau berada di mana saja, aku pasti mencari dan
menemukanmu!" Ia bersumpah akan mencari dan menemukan gadis itu untuk
bertanya sampai jelas! *** Tetapi mau pergi ke mana untuk mencari Zhang Jiejie"
Apakah ia berada di sisi langit" Atau di ujung laut" Atau berada di
puncak gunung yang senantiasa tertutup awan"
Tiada seorang pun yang tahu ia datang dari mana" Juga tiada
seorang pun yang tahu ia telah pergi ke mana"
Barangkali ia memang bukan penduduk bumi ini!
Chu Liuxiang mencari dia dengan amat bersusah payah.
Setiap tempat yang dia pernah muncul, Chu Liuxiang sudah pergi
mencarinya. Ada kalanya Zhang Jiejie muncul di sebuah bukit, ada kalanya ia
muncul di antara pohon-pohon, bahkan ada kalanya muncul di
sebuah bak mandi! Boleh dibilang Chu Liuxiang sudah kehabisan akal dan daya!
Ia telah jadi kurus, juga telah kecapekan, di wajahnya telah
kehilangan daya pesona yang cukup membuat para gadis tergilagila,
serta membuat para musuhnya menjadi gentar itu!
Namun ia tidak peduli. K arena penderitaan yang sebenarnya ada di dalam hatinya!
Sebelumnya ia tidak benar-benar memahami bahwa di dunia ini,
ternyata ada penderitaan yang demikian dalam!
"Masa' di dalam dunia ini benar-benar tiada seorang pun yang
mengetahui keberadaannya.
Mendadak ia teringat pada Jin Siye.
Ia segera pergi mencarinya, dan pada senja berikutnya, ia tiba
lagi di depan tembok tinggi itu.
Suasana malamnya sama, cahaya bulannya sama, tetapi suasana
hatinya berbeda sekali. Ketika mengenang pada malam itu, Zhang Jiejie menggandeng
tangannya dan berjalan kemari, tiba-tiba hatinya seolah-olah
berubah menjadi kosong melompong, keseluruhan dirinya juga
seolah-olah berubah menjadi kosong dan melayang-layang tanpa
ada pijakan! Ia tidak melayang ke ujung tembok itu, tapi berjalan pelan-pelan
menyusuri sudut tembok itu.
Setelah melewati sudut tembok itu, terlihatlah pintu depan
keluarga Jin. Juga terlihat ada serombongan bhiksu berpakaian abu-abu dan
berlengan baju putih, yang menundukkan kepala dan berjalan pelan-
?pelan masuk ke pintu depan keluarga Jin.
Ada tujuh sampai delapan orang calon bhiksu yang membawa
peralatan-peralatan untuk upacara perkabungan, juga menundukkan
kepala dan berjalan di belakang rombongan bhiksu itu.
Yang menyambut di pinggir pintu depan itu adalah seorang tua
yang ekspresi wajahnya penuh dengan kedukaan yang mendalam,
dan rambutnya telah beruban semua.
Orang tua itu ternyata adalah Jin Siye.
Hanya berselang beberapa hari, mengapa ia telah menua begitu
banyak" Semangatnya yang dulu menggebu-gebu, dan kepongahannya
itu, sekarang telah sirna ke mana"
Sebenarnya di tempat ini telah terjadi peristiwa apa yang
mengerikan" Chu Liuxiang berdiri dan memandang dari jauh, tiba-tiba
mengerti. Yang meninggal itu pasti adalah Nona Jin, yaitu si gadis yang
cantiknya bagaikan dewi, tapi yang hidupnya bagaikan berada di
neraka itu! Akhirnya ia menemukan pelepasan untuk dirinya. Hanya
kematianlah yang merupakan pelepasan bagi dirinya.
Barangkali setelah mati ia akan lebih bersukacita dibanding ketika
masih hidup. Namun, bagaimana dengan ayahnya"
Pemirnpin . dunia persilatan daerah Jiangnan, pahlawan yang
memiliki kekuasaan dan kepongahan yang luar biasa ini, walaupun
tangannya menggenggam kekayaan dan kuasa yang sanggup
merubah nasib orang banyak, tapi tetap saja tidak berdaya merubah
nasib anaknya! Sekalipun ia menghabiskan semua kekayaan dan kuasanya, tetap
saja tidak sanggup membuat anak perempuan tunggalnya untuk
terus hidup! Ini bukan saja merupakan tragedi bagi Jin Siye, juga merupakan
tragedi bagi seluruh umat manusia!
Hai Chu Liuxiang jadi "tenggelam", bahkan "tenggelamnya"
makin dalam. Semula ia bermaksud datang untuk mencari Jin Siye.
Tetapi sekarang ketika sudah melihat Jin Siye, dengan diam-diam
ia memutar badannya dan pergi.
Ia berjalan terus. Tiba-tiba ia sadar bahwa di depan ada sebuah aliran air yang
jernih menghalangi jalan majunya.
Di atas langit ada bulan, di dalam air juga ada bulan
Chu Liuxiangberdiri ter mangu-mangu di sana, merundukkan
kepala dan memandang ke bayangan bulan terang yang berada di
dalam air itu. Tiba-tiba ia merasa bahwa di dunia ini ada sebuah hal, yang mirip
sekali dengan bayangan bulan di dalam air!
Di dalam air seolah-olah ada bulan, dan anda telah melihat
dengan jelas, tapi ketika anda ingin menangkapnya, bukan saja anda
pasti sia-sia, bahkan ada kemungkinan terjatuh ke dalam air.
Bahkan ada kemungkinan mati tenggelam!
Chu Liuxiang tidak mau menangkap lagi bulan yang berada di
dalam air, karena ia pernah melakukannya, dan memperoleh suatu
pelajaran yang amat mengenaskan!
Tetapi sekarang di dalam air tetap ada bulan, dan ia masih dapat
melihatnya. Bagaimana dengan Zhang Jiejie"
Apakah selama-lamanya sudah tidak bisa bertemu lagi dengan
dia" Masa' ia persis seperti bulan yang berada di dalam air, yang
keberadaannya tidak pernah benar-benar terjadi"
Bab 10: Perempuan tua nan misterius
Malam kian dingin, air pun kian dingin.
Chu Liuxiang menengkurap di tanah, dan membenamkan kepala
ke dalam air yang dingin itu.
Ia mau membuat dirinya sedikit berkepala dingin Ia betul-betul
mernbutuhkannya! Ketika air mengalir melewati wajah dan rambutnya, mendadak ia
teringat pada sebuah kalimat yang pernah diucapkan Hu Tiehua.
"Satu-satunya kelebihan arak dibanding air ialah: selama-lamanya
arak tak akan membuat orang jadi terlalu sadar."
Perkataan-perkataan Hu Tiehua, selamanya adalah demikian:
Sepertinya tidak logis, tapi sepertinya juga masuk akal
Yang aneh ialah, pada saat seperti itu yang teringat oleh dia
bukan gadis yang baru meninggal itu, bukan juga Zhang Jiejie, tapi
adalah Hu Tiehua. Dikarenakan hanyalah di depan Hu Tiehua, ia dapat menceritakan
semua penderitaan dirinya!
Dikarenakan hanyalah Hu Tiehua yang sanggup memahami
penderitaannya! Dikarenakan Hu Tiehua adalah sahabatnya.
"Kenapa aku tidak pergi mencari dia?"
Sewaktu ia mengangkat kepala, tiba-tiba menyadari bahwa bulan
di dalam air itu sudah tidak kelihatan.
Di atas aliran air yang jernih itu, entah kapan sudah muncul
kabut tipis yang mirip asap.
Air sedang mengalir, kabut juga sedang mengalir.
Tiba-tiba ia menyadari bahwa di antara air dan kabut yang
sedang mengalir itu, entah kapan sudah muncul sebuah bayangan
gelap. Bayangan itu seolah-olah munculnya berbarengan dengan kabut
misterius itu. Ketika ia mau menoleh tiba-tiba dari belakang
badannyaterdengar suara seorang.
Suara itu serak-rendah dan terdengar tua, tapi memiliki semacam
kekuatan sihir,yang berkata sekata demi sekata: "Dilarang menoleh!
Kalau tidak selama-lamanya tidak bisa menemukan dia!"
Kata-kata ini benar-benar lebih ampuh dari semua ilmu sihir yang
terdapat di dunia ini! Jika Chu Liuxiang mau menoleh, tiada seorang pun yang dapat
melarangnya, namun saat ini, seluruh kekuatan di dunia ini digabung
pun takkan dapat menolehkan kepalanya!
Bayangan di dalam air itu sedikit menjadi jelas, samar-samar
terlihat itu adalah seorang perempuan tua yang semua rambutnya
telah putih, dan tangannya memegang sebuah tongkat panjang.
Chu Liuxiang bertanya tanpa bisa menahan diri: "Apakah anda
tahu siapa yang sedang saya cari?"
Perempuan tua yang berpakaian hitam itu menjawab: "Yang
kamu cari itu sebenarnya adalah orang yang selama-lamanya tidak
bisa kamu temukan!" "Anda...siapa anda?"
"Aku adalah satu-satunya orang yang dapat membantumu untuk
menemukannya!" Seluruh tubuh Chu Liuxiang dingin bagaikan es, namun di dalam
hatinya seperti ada api yang mulai menyala lalu bertanya: "Apakah
anda tahu dia ada di mana?"
"Hanya aku yang tahu."
"Apakah anda bisa memberitahukanku?"
"Tidak bisa, aku cuma bisa membantumu untuk mencari dia,
tetapi itu pun bukan suatu hal yang mudah."
Chu Liuxiang menggenggam erat-erat kedua kepalan tangannya,
sampai nyaris saja tidak bisa mengeluarkan suara.
Perempuan tua yang berpakaian hitam itu bertanya "Apakah
kamu takut menderita?"
"Tidak takut." "Apakah kamu takut mati?"
"Kadang-kadang takut...."
"Tetapi demi menemukan dia, mati pun kamu tidak takut?"
"Ya." Perempuan tua itu tiba-tiba berkata seraya menghela nafas
pelan: "Aku memang tidak keliru menilaimu, kamu betul-betul adalah
orang yang pantas kubantu."
"Anda..." Perempuan tua itu tiba-tiba menyela dengan berkata: "Tujuanku
bertanya hanyalah supaya kamu paham: Hanyalah orang yang tidak
takut menderita serta tidak takut mati, yang dapat menemukan dia."
"Saya...saya sudah paham."
Kelihatannya perempuan tua itu menganggukkan kepala pelan?-
pelan, dan berkata pelan-pelan setelah berdiam lama sekali: "Di
dunia ini ada sebuah keluarga yang amat misterius, ada yang
mengatakan bahwa mereka datang dari sisi langit, ada yang
mengatakan bahwa mereka dari ujung laut, ada yang mengatakan
bahwa mereka dari padang salju yang semua tetesan air telah
menjadi es, ada yang mengatakan bahwa mereka dari padang
belantara yang seekor burung pun tidak kelihatan, sebenarnya...."
Suaranya kian rendah: "Sebenarnya di dalam dunia ini sama
sekali tidak ada orang yang tahu mereka datang dari mana?"
"Apakah yang anda maksud itu adalah keluarga yang bermarga
Ma itu?" "Ada yang berkata bahwa mereka bermarga Ma, ada yang
berkata bahwa mereka tidak bermarga Ma, sebenarnya...."


Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sebenarnya di dalam dunia ini sama sekali tidak ada orang yang
tahu sesungguhnya mereka bermarga apa?"!
"Betul." "Masa' mereka punya sesuatu hubungan dengan Zhang Jiejie?"
Perempuan tua itu tidak menjawab pertanyaan ini, melainkan
membisu lama sekali, baru berkata pelan: "Dikarenakan kamu sudah
tahu tentang keluarga ini, barangkali tahu juga merekatinggal di
mana?" Chu Liuxiang mengangguk dan berkata: "Menurut legenda kuno,
mereka tinggal di atas gunung besar nun jauh di sana, dalam
sebuah gua yang misterius, tetapi belum pernah ada orang yang
ketemu mereka, juga belum pernah ada orang yang berani pergi ke
sana untuk mencarinya."
Perempuan tua itu berkata dengan dingin: "Ada orang yang
pernah mencari, tetapi tidak pernah ada yang kembali!"
Chu Liuxiang berkata setelah menghembus nafas yang panjang:
"Apakah anda mau aku sekarang pergi untuk mencari mereka?"
"Kamu tidak berani pergi?"
"Asal bisa menemukan dia, tempat apa saja akan aku datangi!."
"Jikalau kamu tidak bisa kembali, apakah tidak menyesal?"
"Pada saat itu apa gunanya lagi untuk menyesal?"
"Yang kutanyakan bukan ada gunanya atau tidak, melainkan
adalah: kamu menyesal atau tidak?"
Chu Liuxianginenghela nafas dan menjawab: "Sekali-kali takkan
menyesal!" "Jika tak akan menyesal, kenapa mesti menghela nafas?"
Chu Liuxiang tidak mampu menjawabnya.
Tentu saja tidak bisa memberitahukan dia, bahwa ia menghela
nafas, hanya disebabkan ia merasa perempuan tua itu terlalu bawel
dalam bertanya ---- Ada yang tidak usah ditanyakan, malahan
ditanyakan, bahkan sekali masih belum cukup, masih mau tanya
lagi! Sebenarnya ia tidak bisa memastikan bayangan orang di air itu
apa benar sudah tua sekali, tapi sekarang sedikit pun ia tidak
meragukannya. Yang paling bawel di antara manusia, pasti adalah perempuan;
Dan yang paling bawel di antara perempuan, pasti adalah
perempuan yang tua sekali.
Azas kebenaran ini juga tidak perlu diragukan lagi.
Baik dia orang macam apa saja, baik dia punya status yang amat
tinggi, baik dia betapa misterius dan amat mengerikan!
Tetapi perempuan tua ya tetap perempuan tua!
Ketidak-beruntungan terbesar seorang pria adalah: Ketika
jelas?jelas ia sudah berada di dalam kegelisahan yang amat sangat,
malahan ketemu seorang perempuan tua, yang berulang-ulang
menanyakan kat a-?kata yang lucu dan mengherankan, dan
memaksa dia harus menjawab!
Dalam situasi demikian, selain menghela nafas, ia bisa berkata
apa lagi" Namun kali ini perempuan tua itu ternyata tidak memaksanya
menjawab. Sepertinya ia pun menghela nafas dengan pelan, dan berkata
pelan: "Mungkin saat ini kau merasa aku bertanya terlalu banyak,
namun kelak kau akan paham bahwa pertanyaanku ini tidaklah
berlebihan." Chu Liuxiang hanya mendengarkan saja.
Perempuan ma itu berkata: "Sekarang aku bertanya terakhir
kalinya. Jikalau kau sudah tahu bahwa setelah pergi tidak akan
kembali untuk selama-lamanya, apakah kau masih mau pergi?"
"Tetap pergi." "Baik! Kalau begitu pergilah mencari keluarga Ma."
Chu Liuxiang berkata tanpa bisa menahan dirinya "Tetapi yang
saya mau cari itu bukanlah mereka, yang saya mau can itu adalah
Zhang Jiejie." "Aku tahu." "Namun sampai saat ini pun pernahkah anda beritahukanku, ada
hubungan apa Zhang Jiejie dengan mereka?"
"Tidak pernah."
"Pernahkan anda beritahukanku, di manakah ia berada?"
"Tidak pernah juga."
Chu Liuxiang bertanya seraya tersenyum masam: "Jika begitu,
apa sebenarnya yang anda beritahukanku?"
Bayangan perempuan tua itu bergoyang-goyang di dalam air, dan
berkata pelan-pelan: "Aku tidak memberitahukan apa-apa padamu,
cuma ingin kau pergi ke tempat mereka, dan menemukan altar suci
mereka." "Altar suci?" "Altar suci itu berada di dalam gua gunung yang kau tahu itu."
"Itu tempat apa?"
"Tiada seorang pun yang tahu; selain mereka, belum pernah ada
yang pergi ke sana."
Suara perempuan tua itu terdengar makin jauh dan sayup-sayup:
"Mereka mempercayai semacam agama yang amat misterius, dewa
mereka berada di dalam altar suci itu, bagi mereka, itu bukan saja
adalah tempat suci, juga adalah tempat terlarang, yang tidak
mengijinkan orang luar masuk walau satu langkah saja!"
"Tapi sekarang anda malahan menyuruhku pergi ke sana?"
"Kamu harus pergi ke sana, disebabkan hanyalah dewa mereka,
yang dapat memberitahukanmu kabar Zhang Jiejie!"
"Dewa mereka?" "Kau tidak percaya dewa mereka?"
"Saya mau percaya, tapi saya kan manusia fana, bagaimana bisa
dewa berkomunikasi dengan manusia fana?"
"Sebab dewa mereka berbeda dengan dewa-dewa yang lain."
"Apa bedanya?" "Dewa mereka bukan patung, juga bukan dukun sakti, tapi
adalah dewa yang hidup. Bukan saja kau dapat melihat rupanya,
juga dapat mendengar suaranya!"
"Dapatkah aku mencari dan menemukan dewa itu?"
"Itu tergantung kepadamu, apakah dapat sampai di altar suci
mereka?" "Dengan cara bagaimana baru dapat sampai di altar suci itu?"
"Harus pakai hikmatmu serta keberanianmu, tapiyang terpenting
adalah tekad yang bersedia mengorbankan apa saja! Sebelum kau
pergi, kau harus bersiap-siap untuk mencampakkan semua yang kau
miliki di dunia fana ini, kemudian...."
Suaranya dingin bagaikan salju dan es yang berada di ujung
langit, dinginnya dapat membuat darah orang jadi membeku!
Chu Liuxiang bertanya seraya mengertakkan gigi: "Kemudian
bagaimana?" "Kemudian kamu boleh tidak peduli apa pun, bahkan boleh
Tujuan menghalalkan segala cara'...."
Suaranya tiba-tiba berubah jadi panas bagaikan lidah api neraka:
"Kau boleh menggunakan segala cara, bahkan dengan cara
terkeji dan terhina sekalipun, asal kau dapat sampai di altar suci
mereka, dan dapat melihat dewa mereka, mereka pasti tidak bisa
lagi mencelakaimu!" "Tapi...." Tiba-tiba perempuan tua itu memotong perkataannya dan
berkata: "Tapi masih ada satu hal yang harus benar-benar diingat"
"Apa itu?" "Kau boleh pakai akal untuk memperdayai mereka, pakai pentung
untuk merobohkan mereka, bahkan mau pakai senjata rahasia atau
obat bius pun tidak apa-apa, tapi sekali-kali jangan menyebabkan
siapa pun dari mereka mengucurkan darah!"
Ia meneruskan dengan kata demi kata: "Asalkan badanmu
terkena setetes darah mereka, kau pasti akan menyesal seumur
hidup...sekarang kau sudah tahu semuanya, jika tidak pergi ke sana,
juga pasti akan menyesal seumur hidup!"
Angin tidaklah terlalu dingin, air pun tidaklah terlalu dingin.
Tetapi tanpa bisa menguasai dirinya, Chu Liuxiang bergemetaran
sejenak! Jarang sekali ia takut, tetapi dari dalam suara perempuan tua
yang berpakaian hitam itu, seolah-olah disertai semacam kekuatan
sihir dan misterius, seolah-olah hanyalah satu kalimat kutukan dia
saja sudah dapat merubah nasib seseorang!
Nasib Chu Liuxiang, apakah sudah berubah mulai saat ini" Ia
tidak tahu. K arena tidak tahu itulah ia jadi takut.
K ata-kata yang diucapkan perempuan tua itu, benar atau salah"
Ia pun tidak tahu. Namun tampaknya ia tidak bisa tidak percaya, juga tidak berani
tidak percayai Hikmat dan pikirannya seolah-olah sudah dikendalikan oleh
semacam kekuatan nan misterius, itu bukan kekuatan manusia, juga
bukan kekuatan dewa. Tapi semacam kekuatan sihir yang aneh dan menakutkan!
*** "Itu bukan kekuatan sihir!"
Hu Tiehua duduk dengan lurus dan tegak, memandangi Chu
Liuxiang yang duduk di hadapannya, dari dalam matanya sama
sekali tidak ada tanda orang mabuk.
Sudah lama sekali pikirannya tidak pernah sejernih ini.
Jika seorang sahabat anda, pakai waktu dua hari untuk mencari
anda, dengan keletihan dan ekspresi wajah yang tidak pernah anda
lihat.... Jika begitu, sekalipun anda adalah pernabuk kelas kakap, juga
akan berusaha mempertahankan kejernihan pikiran anda.
Pandangan mata Hu Tiehua tidak saja "jernih", juga amat
"tegas", dan ia berkata perlahan-lahan: "Sekali-kali itu bukan
kekuatan sihir!" "Kenapa bukan?"
"Sebab di bawah kolong langit ini, tidak ada satu setan atau iblis
pun yang sanggup membuat kau takluk!"
"Oh?" "Kau berubah jadi orang yang tergila-gila dan penurut ini, Cuma
karena satu hal!" "Ap a?" "Yaitu kau kunyuk ini benar-benar jatuh cinta pada siluman kecil
itu!" Chu Liuxiang menundukkan kepalanya.
Ia benar-benar keletihan, dalam dua hari ini, harnpir tidak tidur
Siapa pun yang mau menernukan Hu Tiehua pasti bukanlah hal
yang mudah. Ia tidak bisa menyanggah perkataan Hu Tiehua.
Di dalam dunia ini ada kekuatan apa lagi,yang bisa lebih
mengerikan dari kekuatan cinta"
"Altar suci yang tidak pernah didatangi orang, dewa yang dapat
berbicara.... Apakah kau betul-betul percaya omong kosong ini?"
Chu Liuxiang menjawab seraya menggenggam eratkedua
tangannya sendiri: "Sekali-kali ini bukan omong kosong."
Hu Tiehua bertanya dengan dingin: "Apakah perempuan tua itu
adalah setan yang hidup?"
"Bukan." "Bagaimana kau bisa tahu dia itu manusia atau setan" Kau kan
sama sekali tidak melihat dia!"
Memang benar. Yang terlihat oleh Chu Liuxiang, hanyalah bayangan dia di dalam
Kabut tebal makin menutupi aliran air itu.
Bayangan orang yang berada di dalam air itu, mirip sekali dengan
roh hantu yang berada di tengah angin.
Tiba-tiba, entah dari mana datangnya sekelebatan angin
kencang, yang membuat permukaan air itu beriak-riak.
Dan bayangan orang itu lenyap dalam riak-riak itu.
Sewaktu permukaan air jadi teduh kembali, bayangan orang itu
sudah tidak kelihatan lagi....
*** "Dengan cara demikiankah siluman tua itu tidak kelihatan?" tanya
Hu Tiehua. "Ya", jawab Chu Liuxiang.
"Masa' kau dari awal sampai akhir, tidak menoleh untuk melihat?"
"Benar." "Semula kau tidak berani menoleh, sebab takut dia tidak mau
mengatakan kabar Zhang Jiejie?"
"Ya." "Tetapiketika ia sudah mengatakannya, kenapa tidak menoleh
untuk melihatnya?" "Aku.... Aku pun tidak tahu kenapa?"
Ketika Chu Liuxiang menoleh, di belakang sudah tidak ada orang.
Ketika bayangan orang di dalam air itu lenyap, perempuan tua
yang berpakaian hitam itu pun lenyap, entah lenyap di dalam air,
atau lenyap di dalam angin!
Juga tidak tahu apakah betul-betul ada seseorang yang telah
datang, atau hanyalah suatu bayangan orang yang mirip hantu itu!
Tetapi jika tidak ada orang, bagaimana bisa ada bayangan"
Lama sekali Hu Tiehua mendeliki Chu Liuxiang, baru berkata
setelah menghela nafas panjang: "Kau benar-benar telah
berubah!" "Oh ya?" "Bukan saja berubah, bahkan berubah drastis sekali! Kalau dulu
sekalipun kau memukulku sampai mati, aku juga tak akan percaya
kau bisa berubah sampai begini!"
Chu Liuxiangbertanya seraya tersenyum kecut: "Sekarang aku
telah berubah jadi apa?"
"Letih-lesu-lunglai, sama sekali tidak punya gairah, dan rupamu
ini membuat aku marah besar begitu melihatnya!"
Tiba-tiba ia menggebrak meja dan berkata: "Barangkali
perempuan tua itu bukan siluman tua, tetapi Zhang jiejie 100% adalah
siluman kecil!" "Ia bukan...." Hu Tiehua memotong dengan suarakeras: "Ia bukan siluman"
Jika bukan dikarenakan dia, bagaimana kau bisa berubah sampai
begini?" "Tapi.... Kau pun tidak dapat menyalahkan dia."
"Tidak menyalahkan dia" Lalu menyalahkan siapa?"
"Sampai saat ini pun tiada orang yang tahu duduk perkara yang
sebenarnya dan hal ini, bagaimana kau dapat menyalahkan dia?"
"Oleh sebab itu kau masih mau pergi untuk mencari dia?"
Chu Liuxiang berdiam diri, dan arti dari berdiam din biasanya
adalah mengakuinya. "Demi mau mencari dia, benar-benarkah kau rela rneninggalkan
bahkan mengorbankan segala-galanya?" tanya Hu Tiehua.
Apakah kau benar-benar bisa mencampakkan kapalmu itu" Arak
anggur Persia yang berumur tua yang cukup banyak itu" Masih ada
sedikit nama tenar yang kau dapat melalui perjuangan taruhan
nyawa belasan

Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tahun"...." Suaranya kian lama kian keras, tiba-tiba ia melompat berdiri dan
berkata keras: "Anggaplah bahwa semua ini kau tidak mau, masa'
sampai sahabat pun kau tidak mau?"
Chu Liuxiang berdiarn diri.
Dan arti berdiam diri, belum tentu pasti adalah mengakuinya.
Lama sekali Hu Tiehua mendelikinya, tiba-tiba tubuhnya terjatuh
kembali ke kursi, berkata seraya menghela nafas panjang:
"Sebenarnya aku tentu saja tahu, kau masih mau sahabat, jika tidak
kau takkan mencariku dengan susah payah!"
Chu Liuxiang masih terus berdiam diri, sebab ia sudah tidak perlu
mengatakanya. Asal seseorang betul-betul bisa memahami keberadaan dari
persahabatan itu, maka semuanya sudah tidak perlu dikatakannya.
Berdiam diri lama sekali, kemudian Hu Tiehua berkata lagi pelanpelan:
"Tetapi kau sekali-kali jangan lupa, bahwa selain aku, kau
masih punya banyak sekali sahabat wanita!"
Tentu saja Chu Liuxiang tidak bisa melupakan mereka!
Bagaimana mungkin ia bisa melupakan Su Rongrong" Song Tianer"
Li Hongxiu" Kata Hu Tiehua lagi: "Setiap hari mereka selalu menunggumu,
bahkan memperhatikanmu lebih mendalam dariku, masa' kau tidak
mengerti?" "Aku mengerti."
"Aku pun tahu bahwa kau tidak mungkin tidak menginginkan
sahabat-sahabatmu ini, tapi kali ini, begitu pergi mungkin benarbenar
tak akan kembali untuk selama-lamanya!"
"Aku pasti akan kembali."
"Kau tidak usah membohongiku! Aku pun pernah mendengar
orang membicarakan mereka. Sepengetahuanku di dunia ini
barangkali tidak ada orang yang lebih menakutkan dari mereka!"
"Oh ya?" "Sebab Shi Guanyin-Shuimu-Xueyiren, walaupun ilmu silat
mereka begitu hebat, tapi kau hanya seorang diri saja, namun
mereka adalah satu keluarga, dan menurut kata orang, ilmu silat
mereka masing-masing telah sampai ke taraf yang paling tinggi!"
"Itu kan hanya omongan orang, sebenarnya.... Tiada seorang
pun yang benar-benar telah melihatnya."
Hu Tiehua berkata dengan suara dalam "Justru karena tiada
orang yang pernah melihatnya, itu lebih menakutkan lagi!"
Ia tidak membiarkan Chu Liuxiang berkata, langsung
menyambung: "Yang paling menakutkan bukan mereka, tapi adalah
gua gunung yang mereka tinggal itu!"
"Mengapa?" "Dikarenakan siapa pun tidak tahu di gua gunung itu, perangkap
dan jebakan macam apa yang sudah terpasang?"
Chu Liuxiang memaksa diri tersenyum, lalu berkata: "Gua gunung
yang amat menakutkan seperti pulau kelelawar itu pun aku pernah
pergi, lalu ada tempat apa lagi yang aku talc dapat pergi?"
"Jangan lupa waktu itu kau pergi dengan berapa orang" Jikalau
tidak ada Hua Zhenzhen, waktu itu pun mungkin kau tak akan bisa
kembali!" Ia melanjutkan dengan suara keras: "Apakah kali ini kau masih
dapat menemukan orang macam Hua Zhenzhen untuk menemanimu
pergi ke sana" Aku...."
Chu Liuxiang memotongnya dengan berkata: "Sekalipun dapat
menemukannya, aku pun tidak dapat meminta dia menemaniku."
"Mengapa?" "Dikarenakan urusan ini hanya aku seorang diri yang dapat
melakukannya, jika tidak...."
Hu Tiehua berebut untuk berkata: "Jika tidak, maka kau selamalarnanya
jangan berpikir lagi untuk bertemu Zhang Jiejie!"
Chu Liuxiang mengangguk seraya menghela nafas panjang.
"Apakah kalimat ini juga dikatakan oleh perempuan tua itu?"
"Betul." "Makanya kau sudah siap-siap untuk pergi seorang diri untuk
berhadapan dengan mereka sekeluarga, bahkan aku pun tidak dapat
menemanimu?" "Betul." Hu Tiehua bertanya seraya tersenyum dingin: "Kau kira kau ini
siapa" Apakah kau adalah dewa hidup yang berkepala tiga dan
berlengan enam?" "Aku bukan." "Tapi kau masih saja mau pergi?" "ya."
"Apakah ia betul-betul pantas bagimu untuk berbuat demikian?"
Wajah Chu Liuxiang menunjukkan ekspresi penderitaan, dan berkata
dengan murung-. "Baik dia pantas atau tidak, aku hams berbuat
demikian." "Mengapa?" "Sebab aku harus bisa menemukan seluk-beluk hal ini, harus bisa
menemukan siapakah orang itu"! Jika kau adalah aku, aku pun
percaya kau pasti berbuat demikian."
Hu Tiehua tiba-tiba tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Chu Liuxiang pun tidak berkata apa-apa lagi, setelah berdiam diri
agak lama, lalu berdiri pelan-pelan, berjalan mendekat dan
menggenggam tangan Hu Tiehua erat-erat sejenak, kemudian tibatiba
membalikkan badan dan berjalan pergi dengan langkah lebar.
Langkah kakinya masih tegap dan mantap, tapi juga terasa berat
sekali. Hu Tiehua tidak berdiri untuk mengantar kepergiannya, bahkan
sedikit pun tidak melihatnya.
Di luar gelap gulita. Tiada bintang tiada bulan, sebentar saja Chu Liuxiang sudah
lenyap dalam kegelapan. Kemudian Hu Tiehua baru menoleh dan menatap kegelapan itu,
di sisi telinganya seolah-olah juga berbunyi kata-kata mantra dari
perempuan tua itu: "Jika kamu pergi ke sana, maka harus bertekad
mencampakkan semua yang kamu miliki di dunia ini.
"Jika kamu tidak pergi ke sana, akan menyesal seumur hidup...."
"Sekalipun tidak bisa kembali lagi untuk selama-lamanya, kamu
pun tidak boleh menyesal...."
*** Sekarang Chu Liuxiang akhirnya pergi juga ke sana.
Jalan macam apakah yang sebenarnya ia tempuh"
Apakah jalan ini adalah "jalan ada pergi tiada kembali?" Hu
Tiehua tidak tahu.... Tiada seorang pun yang tahu.
Saat ini Hu Tiehua merasakan keringat dingin sedang mengalir
setetes demi setetes dari ujung jidatnya, dan mengalir dengan
pelan ke bawah menyusuri misi hidupnya.
Ia cuma tahu bahwa kepergian Chu Liuxiang kali ini, baik bisa
kembali lagi atau tidak, pasti akan mengalami banyak sekali
hambatan serta penderitaan!
Di dalam pandangan mereka, bahaya bukanlah sesuatu yang luar
biasa, namun ada sejumlah hambatan dan penderitaan yang tak
tertahankan! Hu Tiehua tiba-tiba loncat berdiri dan berteriak keras: "Kau
adalah Hu Tiehua, apakah kau bisa melihat saja ketika Chu Liuxiang
berjalan di jalan maut macam ini?""
Bab 11: Gunung di Dalam Kekaburan
Sebuah puncak gunung. Sebuah puncak gunung yang berada di antara gunung-gunung, di
antara awan-awan yang putih.
Awan-awan itu tampak begitu jauh dan samar-samar, kabut juga
tampak begitu jauh dan samar-samar, gunung-gunung itu berada di
tengah-tengah awan dan kabut, sepertinya nyata, tapi sepertinya
khayal Hanyalah aliran air gunung yang jernih itu, yang kelihatannya
nyata, sebab Chu Liuxiang berada di samping aliran air itu.
Ia menyusuri aliran air itu dan berjalan terus ke atas, sekarang
sudah sampai di hulunya. Sebuah air terjun yang bergemuruh, mengalir ke bawah dari
puncak gunung bagaikan naga giok yang bergantung terbalik, dan
cipratan?-cipratan airnya bagaikan batu giok dan mutiara!
Ini adalah karya Tuhan yang besar, jika tidak siapakah yang
sanggup rnelukis lukisan nan indah dan dahsyat
Menurut legenda kuno, di hulu aliran air gunung ini, terdapat
sebuah tempat berpemandangan indah serta nyaman dan ideal
untuk ditempati, berdiamlah sebuah keluarga yang paling misterius
dalam dunia persilatan! Tiada seorang pun yang tahu gerak-gerik mereka, lebih-lebih lagi
tiada seorang pun yang tahu asal-usul mereka!
Sekarang, di sinilah hulu aliran air itu, lalu di manakah tempat
ideal nan misterius itu yang terdapat di legenda"
Chu Liuxiang masih belum menemukannya.
"Masa' air terjun ini, adalah `korden mutiara' yang sengaja
digantungkan di depan pintu gua mereka oleh Tuhan?"
Chu Liuxiang sudah melangkah ke sana, tapi tiba-tiba berhenti.
Sekalipun di belakang air terjun ini adalah pintu gua mereka, ia pun
tak akan bisa memasukinya.
Sebab jika tidak memiliki semacam kata-kata mantra nan
misterius, bagaimana bisa membuka pintu misterius ini"
Ada sebuah batu berwarna hijau yang penuh bertumbuh lumut,
dan ia duduk di batu ini.
Wajahnya agaknya sudah lenyap daya pesona yang dulu
dimilikinya, sekarang terlihat begitu pucat dan begitu letih!
Seandainya Zhang Jiejie melihat rupanya sekarang ini, akan
sedihkah dia" Dan menangis untuknya"
Chu Liuxiang menghela nafas dengan ringan, lalu mendongak
dan memandangi awan-awan putih yang ada di atas puncak gunung
itu. Seolah-olah ia mau bertanya kepada awan putih, tetapi awan
putih diam seribu bahasa.
Di dalam dunia ini ada siapa lagikah yang bisa membawa kabar
bagi dia" Tiba-tiba ada seberkas sinar emas,yang menerobos dari awan
putih dan bersinar di pinggir aliran air itu.
Ia tiba-tiba merasakan bahwa di pinggir. aliran dari air itu muncul
sebuah bayangan orang: Rambutnya hitam, sanggulnya tinggi,
berpakaian hijau; sepasang matanya, dilihat di tengah-tengah kabut
tipis, terang bagaikan bintang.
Orang ini persis seperti dewi yang baru saja terbang turun dari
antara awan-awan putih! Kedua tangannya sedang memegang buli-buli giok putih, lengan
bajunya tergulung sehingga menampakkan sepasang lengan yang
indah dan mulus, dan ia sedang mengisi buli-buli itu dengan air
gunung. Cahaya matahari yang berwarna emas itu, sedang menyinari
wajahnya yang bagaikan terbuat dari giok putih itu!
Ketika Chu Liuxiang melihat dia, nafasnya tiba-tiba seperti
terhenti! Akhirnya dari awan putih datang juga kabar!
Apakah gadis ini memang diutus awan putih untuk membawakan
kabar bagi dia" Chu Liuxiang hampir tidak kuasa menahan dirinya, meloncat
berdiri dan berteriak: "Ai Qing!"
Gadis ini memang Ai Qing.
Daya pesonanya masih tetap, masih secantik dan semenarik
seperti ketika Chu Liuxiang melihatnya untuk pertama kalinya
Pakaian yang dipakainya, juga mungkin adalah pakaian yang
sama ketika pada hari itu ia mengucapkan selamat panjang umur di
Taman Wanshou; dan di telinganya juga pakai sepasang antinganting
zamrud. Sewaktu melihat anting-anting ini, tanpa kuasa menahan dirinya,
Chu Liuxiang teringat akan saat-saat romantis. yang terjadi di dalam
rumah kecil di bawah gunung pada malam itu!
Kelemah-lembutannya, kerornantisannya, cukup membuat para
pria di dunia ini sulk melupakan untuk selama-lamanya!
Tetapi pada hari-hari belakangan ini, agaknya Chu Liuxiang telah
sama sekali melupakannya.
Ia betul-betul merasa malu dan punya perasaan bersalah, hampir
tidak "punya muka" untuk bertemunya lagi!
Tetapi tidak bisa tidak ia mesti menemuinya, dikarenakan ia
punya beratus-ratus pertanyaan yang mau diajukan!
"Pada pagi itu, kenapa kau tiba-tiba lenyap?"
"Sepasang tangan putus pengambil nyawa itu, sebenarnya
melambangkan hal apa?"
"Sekarang kenapa kau bisa berada di sini?"
Apakah kau juga bersama dengan keluarga ini terus, tinggal di
tempat nan misterius itu?"
Tiada kuasa menahan dirinya, sekali lagi ia berteriak keras: "Ai
Qing!" Air gunung berkilau-kilau, buli-buli giok putih itu pun berkilau
kilau. Ai Qing mengambil sebuli buli penuh air gunung, berdiri serta
membalikkan badan, sepertinya mau segera kembali ke pedal aman
awan awan putih! Sepertinya ia sama sekali tidak mendengar teriakan Chu Liuxiang.
Teriakan Chu Liuxiang makin keras: "Ai Qing, tunggu!"
Ia masih tidak dengar, tapi saat ini Chu Liuxiang seperti burung
terbang melewati aliran air gunung itu, bagaikan segumpal awan
putih, tiba-tiba turun di depan dia.
Ai Qing berhenti dan memandang dia, di wajahnya tidak
menunjukkan ekspresi terkejut maupun senang.
Sepertinya ia sedang memandang seorang yang tak dikenal!
Chu Liuxiang memaksa dirinya tersenyum sekilas, lalu berkata
"Sudah lama tidak ketemu! Tak disangka bisa bertemu di sini."
Wajah Ai Qing masih tanpa ekspresi, bahkan memandangnya
dengan sikap dingin, lalu berkata: "Siapa kau" Mengapa merintangi
jalanku?" Suaranya masih amat merdu seperti dulu, namun saat ini sudah
berubah jadi dingin dan tanpa perasaan!
Chu Liuxiang bertanya" Bagaimana bisa kau tidak mengenaliku?"
Ai Qing menjawab dengan dingin: "Aku sama sekali tidak pernah
melihatmu!" Chu Liuxiang menghela nafas panjang, tersenyum masam dan
berkata: "Aku tahu aku telah bersalah padamu, tapi...aku punya
kesulitan yang sukar diungkapkan.... Aku pun pernah mencarimu
dengan segala cara dan jerih payah."
Ai Qing berkata seraya mengerutkan alisnya: "Kau sedang
ngomong apa sih" Aku sama sekali tidak paham!"
Tanpa terasa Chu Liuxiang mengelus-elus hidungnya, lalu
bertanya: "Masa' kau benar-benar telah melupakanku?"
"Aku memang tidak mengenalmu kok!"
"Tapi aku mengenalmu, kau bernama Ai Qing kan?"
"Aku pun tidak kenal Ai Qing. Minggir!"
Tangannya tiba-tiba menampar ke arah muka Chu Liuxiang. Chu
Liuxiang terpaksa berkelit dan menyingkir.
Tentu saja ia masih punya cara lain untuk menghadapinya, tapi
dalam situasi macam ini, hanya bisa menyingkir.
Seorang gadis, jika sudah mengertakkan giginya serta berkata


Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak kenal anda, selain membiarkan dia pergi, anda masih bisa
berbuat apa lagi" Tetapi, mengapa ia berbuat demikian" Mengapa tiba-tiba bisa
berubah jadi demikian tanpa perasaan"
Apakah ia pun punya kesulitan yang sukar diungkapkan" Masa'
cintanya telah berubah jadi kebencian"
Chu Liuxiang tak kuasa memahaminya.
Ai Qing sudah berjalan pergi dari sampingnya, dan meninggalkan
bau wangi yang samar-samar.
Bahkan bau wangi ini pun, Chu Liuxiang sangat mengenalinya.
Sarnpai mati pun ia tidak dapat percaya bahwa gadis ini bukan Ai
Qing! Awan putih sudah terlihat samar-samar.
Bayangan badan Ai Qing sudah hampir lenyap di antara awanawan.
Chu Liuxiang tiba-tiba putar badan dan mengikuti dia.
Ai Qing berjalan tidak begitu cepat, dari jauh terlihat pinggangnya
yang ramping dan indah, bagaikan bunga di tengah kabut, atau
pohon willow di tengah angin.
Gaya berjalan para gadis, umumnya memang amat menarik!
Tetapi saat ini Chu Liuxiang tidak punya suasana hati untuk
menikmatinya, ia hanya berjalan terus mengikuti gadis itu.
Jalan gunung itu sempit dan sukar, entah berasal dari mana dan
mau menuju ke mana" Di penghujung jalan gunung itu hanya terdapat awan putih, tidak
kelihatan "tempat ideal berpemandangan indah", juga tidak
kelihatan"bangunan indah laksana istana dewa-dewi" yang hanya
terdapat di legenda! Kelihatannya Ai Qing sudah mau "pergi dengan mengendarai
angin", tapi mau pergi ke mana"
Chu Liuxiang mempercepat langkah kakinya, agar bisa mengikuti
lebih dekat, agar tidak kehilangan jejak gadis itu.
Ai Qing mendadak menolehkan kepala, pandangan matanya lebih
dingin dan lebih tajam menusuk dari angin di puncak gunung,
mendelik dan berkata dengan sikap dingin: "Untuk apa kau
mengikutiku?" "Aku.....masih mau tanya beberapa kalimat lagi
padamu." "Baik! Tanyalah!"
"Sungguhkah kau bukan Ai Qing?"
"Bahkan nama ini pun aku belum pernah dengar!"
"Bagaimana kalau Taman Wanfu Wanshou?"
"Tempat apakah itu?"
"Belum pernahkah kau pergi ke sana?"
"Selama sepuluh tahun ini, aku belum pernah turun dari gunung
ini walau hanya selangkah!"
Chu Liuxiang memandangi dia, dan tidak bisa berkata apa-apa
lagi.... Semua hal ini, gara-garanya adalah gadis itu telah berkentut
di Taman Wanfu Wanshou! Sekarang ia malah berkata tidak pernah ke Taman Wanfu
Wanshou, dan tidak pernah melihat Chu Liuxiang!
Chu Liuxiang menghela nafas panjang, lalu bergumam:
"Barangkali aku salah mengenali orang, barangkali aku seharusnya
tidak bertemu kau lagi."
"Tidak salah! Seharusnya kau tidak datang ke mari, hari itu
seharusnya kau tidak pergi ke Taman Wanfu Wanshou."
Chu Liuxiang mendadak mengangkat kepala dan bertanya: "Jika
kau tidak kenal aku, kenapa bisa tahu aku pernah ke Taman Wanfu
Wanshou?" Air muka Ai Qing segera berubah, badannya tiba-tiba terbang dan
berkelebat masuk ke awan-awan putih yang samar-samar.
Ketika Chu Liuxiang mau mengejar, tepat di saat ini, dari antara
awan tiba-tiba muncul dua orang.
Dua orang paruh baya yang memakai pakaian rami, dan memakai
topi yang tinggi. Pakaian dan topi mereka, persis sama dengan kakek berpakaian
rami yang hari itu pernah bertemu dengan Chu Liuxiang, bahkan
gaya dan ekspresi wajah pun nyaris sama!
Wajah mereka pucat pasi dan tidak kelihatan warna darah!
Ekspresi wajah mereka jelas-jelas menunjukkan betapa dingin dan
betapa angkuhnya mereka! Mungkin mereka berasal dari langit, mungkin mereka berasal dari
bumi, baik mereka berasal dari mana saja, jelas terlihat bahwa
mereka merasa terhina kalau bergaul dengan orang biasa di bumi .
Tiba-tiba Chu Liuxiang jadi paham!
Pasangan suami istri tua yang memakai pakaian rami itu,
kemungkinan besar adalah sesepuh dari keluarga yang bermarga Ma
itu! Antara Zhang Jiejie dengan keluarga ini, kemungkinan besar ada
semacam hubungan misterius yang tidak biasa!
Hari itu Zhang Jiejie tiba-tiba menghilang, barangkali juga karena
paksaan dari pasangan suami istri tua itu! Jika tidak, bagaimana ia
bisa tega pergi tanpa pamit, bahkan sampai sekarang pun tidak
memberi kabar" Berpikir. sampai di sini, hati Chu Liuxiang sepertinya dibakar api
yang besar! Ia bersumpah: Bagaimanapun juga, harus bisa menyelamatkan
Zhang Jiejie dari tangan keluarga ini!
Untuk mencapai tujuan ini, berapa besar pun pengorbanannya ia
juga rela, bahkan mati pun sudah tidak jadi masalah!
*** Angin gunung yang kencang telah membuyarkan gumpalan awan
putih, tapi sebentar saja awan putih telah menggumpal lagi.
Kedua orang paruh baya yang memakai pakaian rami dan
memakai topi yang tinggi itu, masih berdiri di antara awan putih,
dan memandang Chu Liuxiang dengan sikap yang amat dingin.
Yang satu badannya agak kate, tetapi tampaknya lebih
berwibawa, mendadak berkata: "Lebih baik kamu cepat-cepat
kembali ke tempat dari mana kau datang!"
Suaranya dan gayanya sama-sama dingin dan angkuh, lagaknya
persis dewa yang sedang menurunkan titah pada kaum umat
kepercayaannya! Sebaliknya Chu Liuxiang menjadi tenang, lalu berkata pelanpelan:
"Mengapa saya mesti kembali?"
"Sebab tempat ini tidak boleh didatangi manusia bumi yang
biasa." Chu Liuxiang berkata setelah tersenyum sekilas: "Tempat ini tidak
boleh didatangi manusia bumi yang biasa" Masa' anda bukan
manusia bumi?" "Betul." Gayanya masih tetap dingin dan angkuh, lagaknya ia betul-betul
menganggap dirinya adalah dewa.
Chu Liuxiang bertanya seraya tersenyum: "Jikalau anda bukan
manusia bumi, lalu apa?"
Orang yang memakai pakaian rami itu menjawab dengan sikap
dingin: "Kamu tidak boleh datang ke sini, juga tidak boleh bertanya!"
"Tapi saya sudah datang, dan juga sudah bertanya"
Orang yang lainnya tiba-tiba berkata:'Dikarenakan kamu sudah
datang, jadi tak usah kembali lagi!"
"Saya memang telah bermaksud tidak kembali lagi kok!"
Kedua orang paruh baya itu sating pandang sekilas, lalu tiba-tiba
badan mereka mulai berputaran pada waktu yang sama.
Setiap orang pasti bisa memutarkan badannya, tapi gaya dan
cara berputar mereka, betul-betul berbeda dengan siapa pun!
Badan mereka tiba-tiba berputar ke kiri, tiba-tiba berputar ice
kanan, tidak saja berputar dengan begitu lincah dan gesit, bahkan
berputar tanpa henti! Bahkan Chu Liuxiang pun tidak dapat menebak apa maksud
mereka berbuat demikian"
"Masa' mereka mau membikin diri mereka sendiri jadi pening?"
Tepat pada saat itu, kedua orang itu tiba-tiba berputar ke arah
dia dalam waktu yang bersamaan, lalu berputar terus mengitari
badannya, makin lama makin cepat!
Tentu saja Chu Liuxiang pernah menyaksikan ada sejenis
silatyang hernama: Ba gua_you then hang Kehebatan yang terbesar
dari silat ini adalah: Berputar mengitari badan anda sampai anda
menjadi "puling tujuh keliling", lalu menyerang ketika ada
kesempatan! Anda sama sekali tidak tahu kapan lawan menyerang,
lebih-lebih tidak tahu dan mana lawan menyerang, maka mau
berjaga-jaga pun akan sulit sekali!
Namun modelnya Ba gun you Shen Shang sekali-kali bukanlah
demikian. Orang yang menggunakan silat ini berputar mengitari
lawan, tapi badan orang itu tidak berputar.
Namun kedua orang ini berputar-putar bagaikan dua buah gasing
besar! Chu Liuxiang berkata setelah tersenyum sekilas: "Saya sekarang
baru tahu kalian adalah apa, kalian memang bukan orang, tapi...."
Kata-katanya belum selesai, kedua orang itu tiba-tiba menyerang
dalam waktu yang sama. Tangan mereka jumlahnya empat, tapi bayangan tangan mereka
sepertinya ada 20 sampai 30, yang menyerang Chu Liuxiang dari
segala arah! Siapa pun tidak dapat membedakan: tangan mereka yang mana
adalah sungguhan, yang mana adalah bayangan!
Kelihatannya Chu Liuxiang pun tidak dapat membedakannya.
Terdengar bunyi "Plak! Plak! Plak! Plak!" Empat kali bunyi yang
bersamaan, dan robohlah Chu Liuxiang!
Kenapa ia dapat dirobohkan lawan dengan begitu mudah"
Apakah disebabkan ia belum pernah melihat ilmu silat semacam ilmu
silat semacam ini memang betul-betul terlalu aneh dan ajaib!
"Bawa dia pulang!"
"Mengapa bawa dia pulang?"
"Orang ini pastilah bukan datang kemari karena tidak sengaja."
"Sebab itu kau mau bawa dia pulang dan menanyainya?"
"Betul." Tentu saja ini adalah dialog di antara kedua orang yang memakai
pakaian rami itu. Suara mereka masih tetap dingin, walaupun begitu menyerang
langsung merobohkan lawan, tapi mereka tidak merasa senang dan
puas, juga tidak merasa aneh.
Sebab anggapan mereka adalah: Begitu ilmu silat macam ini
dipergunakan, memang tidak ada orang yang sanggup
menghindarinya! Sekalipun mereka tahu yang dirobohkan itu adalah Chu Liuxiang,
juga tak akan merasa aneh.
Pada kenyataarmya, siapakah Chu Liuxiang" Mereka sama sekali
tidak mengetahuinya. Oleh karena itu, apakah Chu Liuxiang benar-benar dirobohkan
mereka, dan saat ini sedang pingsan" Mereka pun tidak tahu.
*** Chu Liuxiang membuka sedikit matanya dengan perlahan.
Sekarang ia Baru membuka sedikit matanya.
Ketika dua orang yang memakai pakaian rami itu menggotong dia
sampai di tempat ini, ia terus menutup matanya, walaupun hatinya
ingin sekali mengintip jalan mereka masuk ke dalam gunung ini, tapi
ia terpaksa berusaha keras menahan keinginan itu.
Sebab ia tahu bahwa meskipun pengalaman tempur kedua orang
ini dangkal sekali, sehingga agak mudah dikelabui, namun reaksi
mata dan telinga mereka, pastilah jauh lebih peka dari pesilatpesilatyang
biasa! Mungkin mereka tidak dapat melihat dan menyadari bahwa
apakah ia benar-benar pingsan atau tidak, tapi jika ia ada sedikit
gerakan apa saja, jangan harap itu dapat mengelabui mereka!
Baik terhadap orang maupun persoalan, daya
mempertimbangkan dan memutuskan dan Chu Liuxiang, selama ini
jarang sekali ada yang keliru!
Bahkan boleh dibilang hampir tidak ada!
*** Ini adalah sebuah ruangan yang terbuat dari batu, bersahaja dan
terkesan kuno, tapi seperti orang-orang yang memakai pakaian rami
itu, selalu menimbulkan semacam kesan pongah dan anggun yang
sukar dilukiskan, yang membuat orang tidak berani memandang
ringan! Siapa pun dia, ketika sudah sampai di tempat ini, tiba-tiba akan
merasa bahwa betapa kecilnya dia dan betapa pendek dan
singkatnya hidup manusia!
Di dalam ruangan batu ini, saking besihnya sampai tak terlihat
debu sedikit pun, bahkan mengkilap bagaikan cermin.
Atap ruangan ini luar biasa tingginya, di ruangan ini selain sebuah
ranjang batu yang amat besar, nyaris tidak ada pajangan yang lain.
Saat ini Chu Liuxiang berbaring di ranjang batu ini, dan
pandangan matanya dari atap ruangan berpindah ke dinding batu,
lalu berpindah ke pintu. Pintu itu tertutup. Di luar pintu adalah tempat apa" Adakah terpasang perangkap"
Adakah orang yang berjaga"
Ia sama sekali tidak tahu.
Ia cuma dapat merasakan bahwa kedua orang itu setelah
melewati banyak belokan, dan setelah menaiki beberapa kali tangga,
barulah ia digotong sampai di sini.
Kemudian tidak terdengar lagi bunyi mereka.
Mereka pergi ke mana" Mau ambil tindakan apa terhadap dia" Ini
pun sama sekali tidak diketahuinya.
Saat ini ia hanya ingin tahu satu hal: Di manakah altar suci itu"
Dan dengan cara bagaimanakah bisa masuk ke dalamnya"
Saat ini ia hanya bisa menunggu saja di sini, tunggu sampai ada
orangyang masuk sendirian, lalu dengan gerakan yang paling cepat
untuk merobohkan dia, menukar pakaiannya dan merubah wajahnya
dengan ilmu merubah wajah, lalu pergi ke luar.
Bagian luar altar suci itu pastilah punya sejumlah tan da-tanda
khusus. Jikalau nasibnya sedikit lebih baik, mungkin saja bisa
menyelundup sampai di sana, asal ia bisa menyelundup masuk ke
sana, dengan ilmu meringankan tubuhnya yang demikian tinggi,
pastilah sedikit sekali or?ang yang bisa menghalanginya!
Inilah cara yang terpikirkan oleh dia, namun ia sendki pun tahu
bahwa cara ini sungguh-sungguh tidak terlalu bagus.
Bukan saja tidak bagus, bahkan banyak kelemahannya.
Pertama, seandainya tidak ada orang yang masuk sendirian,
maka cara ini sama sekali tak akan "jalan."
Kedua: Ilmu merubah wajah itu tak dapat 100% disandarkan.
Ia bisa merubah wajahnya sampai mirip dengan wajahnya si A
atau si B, tapi itu untuk mengelabui orang yang tidak kenal, tapi
yang tinggal di sini adalah sebuah keluarga besar, yang anggotaanggota
keluarganya pastilah saling mengenal dengan baik sekali,
oleh sebab itu pasti segera "terbongkar" identitasnya!
Ketiga: Mungkin saja bagian luar altar suci itu sama sekali tidak
ada tanda khususnya, sehingga walaupun ia bisa mencari ke sana
pun bisa saja ia melewatinya karena tidak tahu! Atau bahkan
mungkin saja tidak bisa menemukan tempat itu!
Cara ini bukan saja beresiko tinggi, bahkan boleh dibilang sedikit
tolol!

Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tetapi inilah satu-sarunya carayang dapat terpikir. kan oleh dia --
- Apalagi selama ini nasibnya selalu mujur!
Oleh karena itu ia hanya bisa menunggu saja.
Ranjang batu itu kerasnya dan dinginnya minta ampun!
Seseorang jika tidur di ranjang ini, akan berasa bahwa seluruh
tulangnya mengeras, dan seluruh sumsumnya mau membeku jadi
es! Ia ingin sekali turun dari ranjang itu, untuk jalan-jalan sedikit dan
menggerak-gerakkan tulang-tulang dan otot-ototnya Mungkin
selanjutnya ia akan menghadapi banyak pertempuran yang alot!
Padahal beberapa hari ini, semangat dan kekuatan fisiknya dalam
kondisi yang jelek sekali!
Tetapi seandainyaketika ia sedang menggerak-gerakkan tulang
dan ototnya, lalu ada orang masuk, kan bisa buyar semua
rencananya! Maka dengan amat terpaksa ia terus berbaring di ranjang batu
yang dingin dan keras itu, sambil tersenyum kecut pada diri sendiri.
Seumur-umur ini, kapankah ia pernah melakukan semacam hal
yang berulang kali dipertimbangkan dengan cemas dan gentar, serta
terkesan takut-takut iru?"
Apakah nyalinya telah berubah jadi sekecil ini" Dan telah berubah
jadi begitu takut mati"
Diam-diam ia menghela nafas panjang - Hanya ia sendiri yang
tahu bahwa kenapa ia bisa berubah jadi begini.
*** Sudah terbentuk semacam cerita legenda di dunia persilatan,
bahwa Chu Liuxiang sama sekali bukan manusia, tapi adalah hantu,
bahkan dewa! Andaikata ia dahulu benar-benar adalah dewa, sekarang ia sudah
berubah jadi manusia biasa.
Di atas langit dan di bawah bumi ini, cuma ada semacam
kekuatan, yang dapat merubah manusia biasa jadi dewa, dan
merubah dewa jadi manusia biasa!
Yaitu: Cinta kasih! *** Akhirnya dari luar pinto terdengar bunyi langkah kaki.
Bunyi langkah kaki dari dua orang.
Hati Chu Liuxiang mulai ketar-ketir - semenjak ia memperoleh
"nasib bunga persik", nasibnya sudah tidak sebaik dulu lagi!
Ada dua orang yang berjalan masuk ke ruangan batu ini, dan ada
satu orang yang bunyi langkah kakinya agak ringan.
Orang yang bunyi langkah kakinya lebih berat, berjalan di
belakang. Dalam hati Chu Liuxiang sudah mulai menghitung-hitung: Ia
punya keyakinan bahwa hanya dalam waktu sekejap, bisa
merobohkan orang yang berada di belakang itu, sekaligus
menghalangi jalan keluar!
Maka orang yang berada di depan itu, mau lari pun tidak akan
bisa. Tentu saja ini pun beresiko tinggi, tapi ia benar-benar sudah
tidak bisa menunggu lagi, apalagi, barangkali orang yang datang
belakangan akan lebih banyak lagi!
Pikirannya bergerak cepat sekali, tapi gerakannya lebih cepat lagi,
begitu terpikir sampai di sini, tubuhnya sudah mulai "terbang"!
Orang yang tak pernah menyaksikan dengan mata kepala sendiri,
samasekali tak akan bisa membayangkan: Bagaimanakah rupanya
ketika Chu Liuxiang bergerak dengan tiba-tiba"!
Seperti elang terbang, tapi lebih tangkas dari elang!
Seperti kelinci lari, tapi lebih gesit dari kelinci!
Ia bergerak secepat angin, dan menyerang secepat kilat!
Ia tidak buka mata untuk melihat orang yang berjalan di
belakang itu, tapi dengan gerakan secepat kilat ia sudah menyerang
orang itu. Namun sayang perhitungannya sedikit keliru!
Meskipun langkah kakinya agak berat, tapi orang itu memiliki
reaksi cepat yang mencengangkan! Tubuhnya tiba-tiba berputar
cepat, sekejap saja sudah menjauh kira-kira tujuh kaki jauhnya.
Chu Liuxiang bersalto di udara, memutar badannya dengan
cepat, lalu menghantam belakang leher orang itu dengan cepat!
Badan orang itu berputar lagi, ujung jarinya dengan cepat
menyerang ke bagian vital Chu Liuxiang!
Jurusnya lincah dan berubah dengan cepat, dapat menyerang
sekaligus ke beberapa arah!
Dan ia menerapkan prinsip "serangan adalah pertahanan
terbaik." Hanya berdasarkan beberapa jurus ini saja, orang itu sudah
termasuk pesilat kelas tinggi!
Namun bermimpi pun ia tidak menduga bahwa serangan Chu
Liuxiang ini adalah serangan pura-pura, lebih-lebih tidak menduga
bahwa sewaktu badan Chu Liuxiang masih berada di udara, jurusnya
masih bisa berubah, bahkan berubah dengan begitu menakjubkan!
Ia melihat bahwa badan Chu Liuxiang tiba-tiba berbalik seperti
ikan di udara, ujung kakinya sudah menendang ke titik jalan darah
yang berada di bawah rusuk dia!
Ia sudah melihatnya, juga tahu cara menghindarinya, tapi ketika
ia mau menghindar, sudah tak keburu lagi!
Pikirannya masih mempersiapkan gerakan berikutnya, tapi
tubuhnyn sudah roboh! *** Walaupun berhasil dalam waktu singkat, tapi lekuk tapak tangan
Chu Liuxiang telah merembes keringat dingin!
Sekalipun ia telah merobohkan satu orang, tapi telah menjauhi
pintu kira-kira tujuh kaki jauhnya, sehingga tidak menghalangi jalan
keluar orang yang berada di depan pintu itu!
Mungkin saja orang itu sejak tadi sudah melarikan diri, jika
demikian, ini pasti merupakan marabahaya bagi Chu Liuxiang!
Tetapi ia salah menduga lagi.
Selama-lamanya pun ia tak pernah menduga, bahwa orang itu
masih berdiam-diam di tempatnya sambil memandang dia.
Sampai sekarang, ia baru melihat dengan jelas siapa orang ini. Ai
Hong! Chu Liuxiangterkejut bercampur girang, hampir saja lepas kontrol
dan berteriak keras! Tapi di wajah Ai Hong tak menunjukkan ekspresi apa-apa, yang
terpakai di badannya pun bukan pakaian merah yang menggoda.
Ia pun memakai pakaian rami yang lebar dan besar, yang sama
sekali meniadakan keindahan bentuk tubuh yang langsing serta
mempesonakan. Di wajahnya sepertinya telah memakai sebuah topeng, dan
semua perasaannya telah disembunyikan di balik topeng ini.
Tetapi kenapa tadi ia tidak pergunakan kesempatan untuk
melarikan diri dan berteriak minta bala bantuan"
Hati Chu Liuxiang penuh dengan rasa terima kasih, tak kuasa
menahan dirinya, ia berjalan maju dan mau menggenggam tangan
gadis itu. Tangan Ai Hong masih berada di dalam lengan baju, tapi kakinya
mundur dua langkah. Ia pun telah berubah, bukan lagi gadis yang dulunya cantikmanja
dan lemah-lembut itu! Ketika memandang Chu Liuxiang, sepertinya ia memandang pada
orang yang tak dikenal saja.
Chu Liuxiang hanya bisa menghentikan langkahnya, dan berkata
dengan senyum yang dipaksakan: "Terima kasih ya"
Tiada jawaban. Chu Liuxiang masih terus bertanya: "Kenapa kau bisa berada di
sini" -Masa' kau juga anggota keluarga ini" Kau kenal Zhang Jiejie"
Apakah ia pun berada di sini?"
Pertanyaan-pertanyaannya, persis seperti batu yang tenggelam
ke dalam air, sama sekali tidak memperoleh jawaban sedikit pun.
Chu Liuxiang menghela nafas panjang, lalu berkata seraya
tersenyum masam: "Aku tahu bahwa ada banyak rahasia yang kau
tak dapat mengatakannya, aku cuma mohon kau beritahukanku:
Altar suci di tempat ini berada di mana?"
Ai Hong memandangnya dengan sikap dingin, tapi mendadak ia
mengangkat tangannya dan menotok titik jalan darahnya sendiri!
Maka robohlah dia Pada mulanya Chu Liuxiang terkejut dan heran tapi tidak terlalu
lama. Ia telah pahami maksud Ai Hong.
Ia tidak tega melukai Chu Liuxiang, tapi juga tidak bisa berbuat
apa-apa bagi Chu Liuxiang.
Ini adalah usaha maksimal yang dapat ia lakukan!
Chu Liuxiang cuma bisa berterima kasih saja -- Ai Hong telah
berbuat apa yang dia bisa, apa lagi yang dapat ia mohonkan pada
gadis itu" *** Di luar ternyata adalah sebuah koridor batu yang amat panjang,
di kedua sisinya masih ada pintu-pintu yang lain, dan setiap pintu
kelihatannya persis sama.
Siapa pun tidak tahu, setelah membuka pintu, akan menemukan
apa" Dan akan mengalami hal apa"
Di belakang setiap pintu mana pun, mungkin saja adalah altar
suci yang mau dicari Chu Liuxiang.
Namun di belakang setiap pintu mana pun, juga mungkin
bersembunyi bahaya yang mematikan!
Untung di luar tidak ada orang yang berjaga.
Tempat ini sama saja seperti hang harimau - siapa pun yang
masuk, jangan harap dapat keluar dalam keadaan hidup-hidup, lalu
mengapa mesti takut pada orang yang berjaga"
"Yang namanya altar suci, pastilah ada bagian-bagian yang tidak
biasa" kata Chu Liuxiang membulatkan tekatnya, merundukkan
kepala dan menurunkan tangannya, dan berusaha membuat langkah
kakinya tenang dan mantap.
Ia masih ingat gaya berjalan orang tua yang memakai topi rami
itu Barangkali orang-orang yang ting gal di sini gaya berjalannya
memang begitu. Ada sinar lampu yang terpancar dari lampu tembaga yang
tertancap di dinding batu, sinar itu lembut walaupun tidak terlalu
terang. Walaupun ia telah memakai topi rami dan pakaian rami, tapi
bagian wajahnya pasti tampak "jelek" sekali.
Tiada cermin" kekurangan alat perkakas, lebih lebiln tak punya
waktu yang cukup, dalam situasi demikian mau menyamar dan
merubah wajah, itu sama saja seperti seorang perempuan tua yang
berusia 60 tahun, mau merias diri untuk menjadi mirip dengan
remaja putri yang berusia 16 tahun!
Setelah berjalan melewati koridor batu ini, baju yang dikenakan
pada badannya sudah hampir basah kuyup oleh keringat.
Setelah membelok di tikungan itu, tempat apakah itu"
Ia menjulurkan kepala dan melihat ke sekeliling dengan tanpa
berbunyi, masih tidak terlihat adanya orang.
Bahkan tak terdengar suara orang.
Baru saja ia merasa lega, tiba-tiba pernafasannya serasa mau
berhenti! *X* Di depan memang tidak kelihatan orang, juga tidak kedengaran
suara. Tapi di belakang" Chu Liuxiang tidak berani menoleh, tapi terpaksa menoleh juga ia
sudah merasakan ada bunyi nafas orang di belakang!
Yang di belakang bukan hanya satu orang, tapi ada tujuh sampai
delapan orang. Mereka bagaikan roh-rohyang bergentayangan yang mengikuti
dia dari belakang, juga seperti arwah-arwah setan yang mendadak
muncul dari bawah bumi! Chu Liuxiang menolehkan kepalanya, dan tiba-tiba merasa bahwa
lehernya mendadak keras dan kaku bagaikan batu!
Ada sebuah wajah tanpa ekspresi dan sepasang mata yang
"dingin" bagaikan es, yang sedang menatap dia.
Chu Liuxiang mendadak merasa bahwa cahaya lampu di sini
terlalu terang! Orang itu masih menatap dia dengan sikap dingin, tapi tanpa
tindakan, dan tanpa bicara.
Chu Liuxiang menganggukkan kepala padanya, ternyata dia balas
menganggukkan kepalanya. Chu Liuxiang menyapa: "Hai?"
Orang itu pun menjawab: "Hai!"
"Apakah anda sudah makan?"
"Baru saja makan."
"Anda makan apa?"
"Daging." "Daging apa" Daging babi atau daging sapi?"
"Bukan, tapi daging orang, daging dari orang yang hendak
menyelundup masuk ke sini!"
Chu Liuxiang tersenyum dan berkata "Rasanya pasti tidak enak
kan?" Kalimatnya belum selesai, badannya telah meluncur menempel di
dinding batu, dengan cepat membelok di tikungan itu, dengan cepat
telah menjauh 30 sampai 40 kaki jauhnya.
Badannya terus melayang ke depan bagaikan anak panah yang
baru lepas dari busur cepatnyal
Ia tak berani menoleh, sebab menoleh akan mengurangi
kecepatannya. Ia pun tak perlu menoleh untuk melihat, sebab
orang?orang di belakang itu pasti akan mengejar dia.
Penghujung koridor panjang itu ternyata ada koridor panjang
lagi, dan punya dinding batu yang sama, pintu yang sama.
Entahlah ada berapa banyak koridor batu, dan berapa banyak
pintu di tempat sialan ini!
Tiba-tiba di dalam hati Chu Liuxiang muncul semacam rasa
ketakutan yang sulit dilukiskan!
Ia berputar ke kiri dan berputar ke kanan, berputar terusmenerus,
dan amat mungkin masih saja berputar-putar di tempat
yang sama! Orang lain sama sekali tak perlu mengejar dia, cukuplah
menunggu dia di sesuatu tempat, atau menunggu sampai dia jatuh
karena kelelahan! Sekalipun sudah tahu jelas begini, tapi mau berlari
sampai kapan" Sampai jatuh karena kelelahan"
Tempat ini kelihatannya amat biasa dan sederhana, tidak tampak
ada bahaya dan perangkap yang luar biasa menakutkan!
Sampai sekarang ia baru tahu, bahwa tempat ini hanya ada satu
tikungan yang boleh belok, dan hanya ada satu jalan yang boleh
dilewati. Berarti ia sama sekali tak punya pilihan!
Anak-anak nakal sering menyekat sebuah kotak kosong dengan
banyak sekat, lalu memasukkan tikus ke dalamnya, dan
menyaksikan tikus itu lari kian kemari dengan panik.
Ia tiba-tiba merasa bahwa keadaannya pada saat ini, sudah tidak
berbeda jauh dengan tikus yang berada di dalam sekat-sekat itu,
mungkin juga di atas ada orang yang sedang menyaksikannya!
Begitu terpikir sampai di sini, ia segera berhenti.
Baik untuk siapa pun, atau untuk alasan apa pun, ia tidak mau
menganggap diri sendiri seperti tikus!
Walaupun orang lain tidaklah berpikir demikian, tapi paling tidak


Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi Seri 6 Pendekar Harum Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kisah Bangsa Petualang 10 Joko Sableng Sekutu Iblis Suramnya Bayang Bayang 40
^