Pencarian

Lembah Tiga Malaikat 20

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id Bagian 20


hati." kata Kwik Soat kun. Kemudian setelah berhenti sejenak, sambungnya lebih jauh.
"Apakah locianpwe bersedia untuk bekerja sama dengan boanpwe ?"
Tong Lim termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian ia baru berkata.
"Sebelum datang kemari, sebenarnya lohu sudah merasa tiada harapan untuk hidup
lagi, tapi sekarang, tampaknya lohu sudah digerakkan oleh ucapanmu itu sehingga muncul
kembali setitik harapan untuk hidup dalam hati kecilku."
"Kalau toh locianpwe bersedia untuk bekerja sama, maka masing-masing pihak harus
mentaati satu syarat lebih dahulu."
"Apakah syaratmu itu ?"
"Kedua belah pihak harus berbicara secara terus terang, semua pembicaraan tak
ada yang boleh dirahasiakan."
"Oooh, hal itu tentu saja."
Kwik Soat kun segera bangkit berdiri.
"Kalau begitu, mari kita berangkat !" ajaknya.
"Kemana ?" si dewa ular Tong Lim berseru dengan wajah tertegun keheranan.
"Pergi menjumpai Seng Cu sian serta Lui Hua hong, boanpwe akan memberitahukan
latar belakang perguruan tiga malaikat yang sebenarnya kepada kalian."
Tong Lim berpaling dan memandang sekejap ke sekeliling tempat itu, kemudian
katanya. "Mereka berdiam tidak jauh dari sini, tentu saja lohu akan mengajakmu untuk
pergi menjumpai mereka, cuma aja, lohu merasa sudah seharusnya kau mengajak lohu untuk
berjumpa lebih dahulu dengan Kiu ci mo ang serta Hong-ya tojin."
"Aaai... mereka sudah pasti akan datang kemari, cuma sekarang boanpwe tak tahu
dimanakah mereka berada sekarang."
Tidak menanti Tong Lim mendesak lebih jauh, dia lantas menceritakan kembali
bagaimana ada orang meminta kepadanya untuk menyampaikan sepucuk surat kepada
Kiu ci mo ang maupun Hong-ya tojin, bahkan menerangkan pula secara seksama.
Si dewa ular Tong Lim juga mendengarkan dengan seksama, selesai mendengar, dia
termenung sambil berpikir lama sekali akhirnya dia berkata.
"Kalau ditinjau dari kemampuannya untuk memerintahkan Kiu ci mo ang serta Hong-
ya tojin, sudah jelas kalau dia bukan seorang manusia biasa..."
Satu ingatan mendadak melintas di dalam benar Kwik Soat kun, katanya kemudian.
"Lociapwe, apakah kau menaruh curiga kalau si pengikat keleningan dan si pelepas
keleningan sesungguhnya adalah seorang ?"
838 "Apakah nona pun menaruh kecurigaan tersebut ?"
Kwik Soat kun termenung sambil berpikir sejenak, kemudian katanya.
"Soal ini, boanpwe sendiri pun tidak dapat menduga, tapi kunci terutama yang
membuat boanpwe curiga adalah orang yang menulis surat dan menyuruh boanpwe mengantarkan
surat." "Kunci apa maksudmu ?"
"Tampaknya dia mengetahui banyak tentang persoalan-persoalan yang menyangkut
tentang perguruan tiga malaikat, dia pun banyak mengetahui tentang persoalan
dalam dunia persilatan, dia mempercayai boanpwe, oleh sebab itu suratnya baru
diserahkan kepadaku untuk disampaikan kepada mereka yang bersangkutan, tapi dia pun tidak
memperkenalkan kepadaku untuk menyaksikan raut wajah aslinya."
"Apa yang kau curigai tentang dia ?" tanya Tong Lim kemudian setelah mendehm
beberapa kali. "Aku pikir, sudah pasti dia seorang persilatan sudah cukup dikenal orangnya,
alasan yang terutama mengapa dia tidak membiarkan aku menyaksikan raut wajah aslinya, tak
lain tak bukan karena kuatir kalau aku membocorkan rahasia ini ditempat luaran...."
Tong Lim termenung sambil berpikir sebentar kemudian manggut-manggut berulang
kali. "Ya, ucapanmu memang ada benarnya juga, hanya orang yang mempunyai hubungan
sangat akrab dengan perguruan tiga malaikat baru bisa memahami seluk beluk
tentang perguruan tiga malaikat."
"Apa yang harus boanpwe ucapkan sekarang telah selesai kuucapkan, bilamana
locianpwe percaya dengan diriku, sudah sepantasnya bila kau mengajakku untuk
bertemu dengan Seng Cu sian sekalian."
Tong Lim termenung sambil berpikir beberapa saat lamanya, kemudian baru berkata.
"Bukannya lohu enggan mengajakmu kesitu, yang benar adalah perjumpaan lohu
dengan mereka belum sampai, kekuatan yang kita miliki sekarang masih belum cukup untuk
bermusuhan dengan pihak perguruan tiga malaikat, oleh sebab itu mau tak mau kita
harus bersikap hati-hati."
Mendengar sampai disitu, tanpa terasa Kwik Soat kun segera berpikir.
"Tahu orangnya, tahu wajahnya tidak tahu hatinya, dia selalu enggan mengajakku
untuk bertemu dengan Seng Cu sian sekalian, aku harus bersikap berhati-hati lagi
kepadanya...." Berpikir sampai disitu, dia lantas berkata.
"Locianpwe, kau datang seorang diri ketempat ini, tentunya mempunyai suatu
maksud atau tujuan tertentu bukan ?"
Tong Lim mendongakkan kepalanya memandang keadaan cuaca lebih dahulu, kemudian
katanya. "Lohu sedang menggunakan ular untuk menyampaikan kabar dan mengajak seorang
sahabat lamaku untuk bertemu muka disini."
839 "Menyampaikan kabar lewat ular " Baru pertama kali ini kudengar tentang
peristiwa tersebut" pikir Kwik Soat kun di dalam hati, "tapi dia memang termashur sebagai
si dewa ular, sudah pasti kepandaiannya mengendalikan ular sudah mencapai tingkatan yang
luar biasa..." Berpikir begitu, dia lantas bertanya lagi.
"Locianpwe, siapa sih yang sedang kau nantikan ?"
Tong Lim tidak menjawab, tiba-tiba saja dia bangkit berdiri dan menyelinap masuk
ke tuan dalam kuil itu, bisiknya cepat.
"Ada orang datang !"
Dia mengulapkan tangannya dan kedua ekor ular raksasa berwarna merah itu
mendadak menyusup keluar kuil dan menyembunyikan diri dibalik semak belukar diluar
ruangan kuil sana. Kwik Soat kun mencoba untuk memusatkan perhatiannya dan memasang telinga
baikbaik, namun nyatanya dia tak berhasil menangkap sedikit suara pun, tanpa terasa
pikirnya dihati. "Dia sudah merasakan ada orang datang, sebaliknya aku masih belum sempat
mendengar sedikit suarapun, tampaknya ilmu silat yang ia miliki memang berkali lipat jauh
lebih hebat daripada diriku."
Rupanya Tong Lim sudah dapat menangkap kecurigaan Kwik Soat kun, sambil
tersenyum dia lantas berbisik.
"Bocah perempuan, apakah kau tidak percaya dengan perkataan lohu ?"
Dengan suara yang ditekan rendah-rendah, sahut Kwik Soat kun kemudian.
"Boanpwe bukannya tidak percaya, melainkan merasa kalau tenaga dalamku masih
belum mampu menandingi locianpwe, sehingga sulit bagiku untuk menangkap sedikit
suarapun." Tong Lim memasang telinga dan mendengarkan lagi beberapa saat, kemudian ujarnya.
"Apabila dugaan lohu tidak salah, jejak kita ketahuan orang lain."
"Aah masa begitu ?" seru Kwik Soat kun dengan wajah agak tertegun karena
keheranan. "Sekarang kau boleh keluar dari kuil untuk mengadakan pembicaraan dengan mereka,
usahakan untuk memencarkan perhatian mereka, lohu akan membantumu dengan
mengendalikan ular-ularku, paling baik lagi jika dapat membekuk mereka hidup-
hidup." Kwik Soat kun termenung sejenak, tetapi akhirnya ia beranjak juga meninggalkan
kuil tersebut. Sementara itu fajar telah menyingsing, cahaya sang surya mulai muncul di ufuk
timur dan menerangi seluruh jagad. Seorang kakek berjubah panjang berwarna abu-abu, berdiri dibawah sebatang pohon
si ong lebih kurang tujuh delapan depa di depan bangunan kuil sana.
840 Paras muka kakek itu amat serius, kemunculan Kwik Soat kun disana pun sama
sekali tidak menimbulkan perasaan kaget atau tercengang baginya, dengan suara hambar
malah katanya. "Lohu Hoo Heng hui, sengaja datang kemari untuk menjumpai si dewat ular Tong
Lim." Kwik Soat kun manggut-manggut.
"Harap tunggu sebentar !"
Baru saja akan membalikkan badan untuk memanggil Tong Lim, si dewa ular Tong Lim
telah muncul dengan langkah cepat sambil menegur.
"Saudara Hoo, kau memang amat memegang janji."
Meskipun berjumpa dengan sahabat lama, ternyata paras muka Ho Heng hui tidak
menunjukkan perasaan gembira, dia memperhatikan Tong Lim beberapa kejap,
kemudian katanya. ( Bersambung ke jilid 40 )
841 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 40 "Aku sedang sibuk, bila saudara Tong ada persoalan, harap segera disampaikan."
Tong Lim berkerut kening, agaknya dia seperti hendak mengumbar hawa amarahnya,
namun niat tersebut kemudian diurungkan, pelan-pelan ia berkata.
"Siaute ingin minta bantuan dari saudara Ho"
"Itu mah tergantung pada persoalan apa yang kau perlukan." sahut Ho Heng hui
cepat. Tiba-tiba saja Tong Lim memperendah suaranya dan mengucapkan beberapa patah
kata. Dengan wajah dingin dan hambar, Ho Heng hui segera menggelengkan kepala berulang
kali. Kwik Soat kun tidak dapat mendengar apa yang mereka berdua bicarakan, namun dari
mimik wajah mereka berdua dapat diduga kalau mereka sedang memperebutkan sesuatu
dengan sengit. Mendadak Tong Lim mempertinggi suaranya sambil berseru :
"Kita toh terikat oleh hubungan persaudaraan, masa bantuan sekecil ini pun
enggan kau berikan ?" "Andaikata tiada hubungan persaudaraan, aku pun tak akan datang kemari untuk
menjumpai dirimu." sahut Ho Heng hui cepat.
Selesai berkata, dia lantas membalikan badan dan beranjak pergi dari situ dengan
langkah lebar. Kwik Soat kun menyaksikan Tong Lim berulang kali mengangkat tangannya tapi
segera diturunkan lagi, jelas dia bermaksud menyergapnya, tapi tak tega untuk
melaksanakan niatnya itu. 842 Karena keraguannya itu, akhirnya Ho Heng hui sudah keburu pergi jauh dari situ.
Sepeninggalan Ho Heng hui, dengan langkah pelan Kwik Soat kun menghampirinya,
kemudian menegur. "Locianpwe, mungkin dia mempunyai kesulitan yang tak bisa diutarakan keluar,
sehingga karena terdesak oleh keadaan apa boleh buat, diapun bersikap demikian."
"Sudah puluhan tahun kami berhubungan sebagai saudara angkat, sungguh tak nyana
kalau dia masih tetap merupakan seorang yang tak tahu kesetiaan kawan."
"Locianpwe, setiap orang yang sudah bergabung dengan perguruan tiga malaikat,
biasanya mereka sudah tidak dapat dipercaya lagi."
"Sekalipun dia enggan membantu, lohu akan mencari akal untuk masuk kedalam dan
membuktikan kepadanya bahwa aku pun dapat masuk tanpa bantuannya."
"Apabila kita dapat berjumpa dengan Seng Cu siang dan Lui Hua hong sekalian, ada
baiknya kalau kita berunding lagi dengan seksama, mereka cukup memahami tentang
Buyung Tiang kim, siapa tahu dari mulut mereka dapat diungkapkan sedikit latar
belakang yang baru."
"Baik, lohu akan mengajakmu untuk bertemu dengan mereka. Cuma, lohu masih tetap
merasa kurang berlega hati terhadap dirimu."
"Setiap saat kau toh bisa membunuhku, mengapa harus menguatirkan tentang aku ?"
oooOooo "Baik, mari kita sama-sama pergi menengok mereka." kata Tong Lim kemudian.
Dia segera membalikkan badan dan pergi.
Kwik Soat kun menyusul di belakang Tong Lim, mengitari dua buah bukit dan
akhirnya sampailah ditengah sebuah hutan yang lebat.
Baru saja Tong Lim hendak melepas tanda rahasia, tiba-tiba nampak bayangan
manusia berkelebat, tahu-tahu seorang lelaki setengah umur berbaju hijau telah munculkan
diri dihadapan mereka. "Saudara Tong, sudah kau temui sahabat lamamu ?" tegurnya.
Tong Lim manggut-manggut.
"Bertemu sih sudah bertemu, namun dia sama sekali tak berperasaan setia kawan."
Lelaki setengah umur berbaju hijau tertawa hambar, katanya lagi.
"Saudara Tong, setiap orang yang telah bergabung dengan tiga malaikat, bagaimana
mungkin masih bisa mengenali kata setia kawan atau perasaan persaudaraan lagi "
Tidak usah kau pikirkan persoalan tersebut didalam hati."
Kemudian sambil mengalihkan sorot matanya ke wajah Kwik Soat kun, dia berkata
lebih jauh. "Dan nona ini adalah..."
"Boanpwe adalah Kwik Soat kun" tukas gadis itu cepat.
843 Lelaki setenah umur berbaju hijau itu segera tersenyum.
"Oooh, rupanya wakil ketua dari perkumpulan Li ji pang."
"Apakah locianpwe adalah Kim pit suseng (sastrawan berpena emas) Lui Hua hong ?"
"Yaa, memang aku..."
Kemudian setelah berhenti sejenak, katanya lebih jauh.
"Menurut apa yang berhasil kudengar, keponakan Buyungku itu selalu bersama Kwik
hu pangcu, apakah berita itu benar ?"
"Benar, tapi sekarang dia sudah terjerumus di dalam perguruan tiga malaikat."
"Oooh... apakah dia terluka ?"
"Ya, terluka bahkan luka yang dideritanya cukup parah."


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sudah menderita luka parah, terjerumus didalam perguruan tiga malaikat lagi,
bukankah hal tersebut sama artinya dengan kematian sudah berada diambang pintu ?"
"Terus terang saja, boanpwe sendiripun tidak mengetahui tentang mati hidupnya
Buyung kongcu." Lui Hua hong mendehem berat-berat, kemudian katanya.
"Saudara Tong dan nona Kwik silahkan duduk didalam hutan, mari ikuti aku."
Dia membalikkan badan dan berjalan dahulu menuju kedepan sana....
Kwik Soat kun mengikuti dibelakang Lui Hua hong, setelah menembusi sebuah hutan
yang lebat, tampak ditengah hutan situ muncul sebuah tanah lapang seluas berapa
kaki, ditanah lapang itu duduklah belasan orang lelaki perempuan.
Lui Hua hong mendehem pelan, lalu sambil menuding ke arah seorang lelaki
setengah umur berwajah jelek yang mengenakan pakaian berwarna hitam, ia berkata.
"Jiko, dia adalah Kwik hu pangcu dari perkumpulan Li ji pang."
Kakek berbaju hitam itu bangkit berdiri, lalu berseru.
"Nona Kwik, selamat berjumpa, aku adalah Seng Cu sian !"
"Sudah lama aku mendengar nama besar cianpwe, selamat berjumpa muka...."
Sementara itu Lui Hua hong telah berseru pula dengan perasaan tak sabar.
"Dari mulut nona Kwik, siaute telah memperoleh kabar berita tentang Buyung
siautit (keponakan Buyung)".
"Sekarang dia berada dimana ?" tanya Seng Cia sun cepat.
"Menderita luka parah dan berada di dalam perguruan tiga malaikat."
Mendadak Seng Cu sian melototkan matanya bulat-bulat, kemudian serunya.
"Apakah dia masih hidup di dunia ini ?"
"Boanpwe tidak tahu" sahut Kwik Soat kun dengan perasaan sedih.
Seng Cu sian melototkan sepasang matanya semakin bulat lagi, kemudian dia
berseru. 844 "Ia telah terjatuh ke tangan siapa ?"
"Pada waktu itu boanpwe sendiri sedang berada dalam keadaan tak sadar diri, tapi
ketika sadar kembali, boanpwe telah ditolong orang."
Diatas wajah Seng Cu sian yang sudah kenyang mengalami berbagai kesulitan dan
pengalaman itu segera terlintas sekulum senyuman yang rawan.
Kembali Kwik Soat kun berkata.
"Kalau ditinjau menurut keadaan situasi pada saat itu boanpwe rasa tak mungkin
Buyung kongcu dan nona Nyoo sampai menemu ajalnya ditangan lawan."
"Moga-moga saja Thian melindungi keselamatan jiwanya."
Dalam pada itu, seorang kakek berusia lima puluh tahunan telah bangkit berdiri
pula sembari berkata. "Aku telah memeriksa keadaan disekeliling tempat ini, disana ada sebuah selokan
yang bisa digunakan untuk menyelundup ke daerah terlarang dalam perguruan tiga
malaikat. Menurut pendapatku, lebih baik kita berusaha untuk masuk ke dalam lebih dahulu.
Seng Cu siang segera mengalihkan sorot matanya ke wajah Tong Lim, kemudian
menegur. "Saudara tong, sudah kau jumpai sahabatmu"
"Ya, sudah bertemu, sungguh tak kusangka persahabatan kami selama puluhan tahun
kini berubah menjadi pudar, dia telah berubah menjadi seorang manusia yang sama
sekali tidak berperasaan ataupun rasa setia kawan.."
Seng Cu siang berpaling lagi ke arah kakek berusia lima puluh tahunan itu lalu
berkata pula. "Saudara Pau, harap tunggu sejenak lagi, kita harus berunding dulu, apabila
gagal untuk menemukan cara yang terbaik, siaute pun ada maksud untuk maju sambil menyerempet
bahaya." Orang yang berbicara adalah seorang kakek berusia lima puluh tahunan, dia adalah
in kou (si kaitan sakti) Pau Heng.
Dengan cepat Kwik Soat kun menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya.
"Sin tayhiap, penjagaan dan persiapan dalam perguruan tiga malaikat amat ketat
dan dahsyat, apabila tiada rencana yang masak, lebih baik jangan menerjang masuk
dengan menyerempet bahaya."
"Lohu ingin sekali mengajukan satu pertanyaan kepada nona" kat Seng Cu sian
cepat. "Silahkan saja diutarakan, boanpwe akan mendengarkan dengan seksama."
"Apakah nona percaya dengan lohu ?"
Kwik Soat kun termenung sambil berpikir sejenak, kemudian sahutnya pelan.
"Aku amat mempercayai locianpwe namun ada banyak hal yang tak bisa kuutarakan
semuanya kepadamu." 845 Sesudah berhenti sejenak, sambungnya lagi.
"Tidak usah kau orang tua banyak bertanya, apa yang boanpwe ketahui akan
kubeberkan sekarang juga." Seusai berkata, secara ringkas dia lantas menceritakan pengalamannya sewaktu
masuk kedalam perguruan tiga malaikat serta apa saja yang dialaminya selama itu.
Selesai mendengar penuturan, Lui hua hong lantas berkata.
"Terima kasih banyak atas petunjuk nona, saat ini masih ada dua masalah besar
yag perlu kutanyakan lagi, seandainya kedua masalah ini bisa dibikin jelas, maka ada
banyak rahasia yang dapat menjadi terang kembali."
"Dua masalah besar apa saja ?"
"Pertama benarkah pemilik kota batu dibawah tanah adalah Buyung Tiang kim yang
asli " Orang yang mengutus nona kemari, mempunyai peranan apakah di dalam perguruan
tiga malaikat dan siapakah dia ?"
"Siapakah pemilik sebenarnya dari kota batu dibawah tanah, mungkin hanya Buyung
kongcu seorang yang tahu. Menurut boanpwe dengar, kedudukannya dalam kota batu
bawah tanah hanyalah seorang tabib."
Sesudah berhenti sejenak, katanya lebih jauh.
"Tapi dia bersikap sangat baik terhadap kami, dia pula yang melepaskan kami
untuk meninggalkan kota batu."
Mendadak Lui Hua hong menimbrung.
"Kalau toh kedudukannya seorang tabib, mengapa pula menjadi pemimpin dalam kota
batu tersebut ?" "Ketika ia melepaskan kami pergi, telah diterangkan kepada boanpwe sekalian
bahwa dia sengaja melepaskan kami karena memandang diatas wajah Buyung kongcu. Pada waktu
itu, kendatipun kesadaran boanpwe belum pulih kembali, namun ucapan tersebut
telah kuingat dengan jelas sekali..."
Selama ini Seng Cu sian hanya memusatkan pendengarannya untuk mendengarkan
pembicaraan Kwik Soat kun, pada saat itulah mendadak dia menimbrung.
"Nona Kwik, kau pernah bertemu dengan pemilik kota batu ?"
"Bertemu sih sudah pernah, cuma tidak cukup jelas kuperhatikan dirinya, berbeda
dengan Buyung kongcu yang sudah berkumpul cukup lama dengannya, apabila kau dapat
berjumpa dengannya, sudah pasti kalian akan berhasil mengorek suatu keterangan
tentang latar belakang persoalan mana secara jelas."
Seng Cu siang menghela napas panjang, keluhnya pelan.
"Tapi, kemanakah kita harus mencari Buyung kongcu "'
Kwik Soat kun mengalihkan sorot matanya dan memandang sekejap ke arah Seng cu
sian sekalian, kemudian katanya.
846 "Boanpwe ada beberapa patah kata ingin diutarakan, namun setelah kuucapkan
nanti, harap kalian jangan marah."
"Soal apa ?" "Kalian sudah mampu menahan diri selama banyak tahun, aku berharap kalian
bersabar selama beberapa hari lagi, menurut apa yang boanpwe ketahui, apabila ingin
menyerbu kedalam perguruan tiga malaikat dengan mengandalkan kekuatan dari kalian
beberapa orang, pada hakikatnya keadaan ini seperti telur yang diadu dengan batu,
perbuatan macam itu tak lebih hanya perbuatan tukang silat kasaran yang sama sekali tak
pakai otak." "Tentang masalah ini, kami sudah cukup memahami" kata Seng Cu sian, "tapi
sekarang merupakan saat-saat yang terakhir, kelima orang saudaraku ini sudah pernah
menjelajahi seluruh dunia persilatan, mereka telah menghamburkan waktu selama dua puluh
tahun dengan harapan bisa mengundang beberapa orang pembantu, aaaa ! Kini, mereka yang
diundang telah datang dan ternyata cuma beberapa orang saja, kecuali saudara
Tong dan saudara Pau berdua yang membantu atas dasar menegakkan keadilan dan kebenaran,
yang lain hampir semuanya ada sangkut pautnya dengan keluarga Buyung."
Setelah menghembuskan napas panjang, lanjutnya.
"Aku merusak wajahku, menyimpan nama asliku dan mengasingkan diri selama dua
puluh tahun, sesungguhnya berharap bisa mengundang sejumlah rekan persilatan
yang mau membalaskan dendam bagi Buyung toako, paling tidak aku harus menyelidiki
sampai tuntas siapakah pembunuh serta musuh besar yang telah menyerang
perkampungan keluarga Buyung waktu itu, aku harus menunggu hampir dua puluh
tahun lamanya, namun hingga kini harapanku tersebut belum juga dapat terwujud,
tampaknya sekalian harus menanti 20 tahun lagipun belum tentu bisa membalaskan dendam bagi
Buyung toako, maka dari itulah mumpung sekarang aku belum kelewat tua, aku ingin
memasuki markas besar perguruan tiga malaikat serta menyelidiki persoalan ini
sampai tuntas kendatipun selembar nyawaku harus dikorbankan, aku pun tak akan merasa
sayang atau menyesal..." "Berbicara menurut situasi dalam duni persilatan dewasa ini, agaknya peristiwa
misterius yang terjadi puluhan tahun berselang hampir semuanya bersumber dari perguruan
tiga malaikat ini" kata Kwik Soat kun pelan, "budi dan dendam Buyung tayhiap,
kemungkinan juga dapat diketahui latar belakangnya dari dalam perguruan tiga
malaikat ini, namun perguruan tiga malaikat diliputi kemisteriusan, sekalipun anggota
tiga malaikat sendiripun belum tentu mengetahui persoalan ini dengan jelas."
Lui Hua hong menghela napas panjang, katanya kemudian dengan cepat.
"Perkataan nona memang benar tapi kami pun tak punya kesabaran untuk menanti
lebih jauh, berkelana dan menanti selama dua puluh tahunan sudah merupakan suatu
siksaan lahir batin, suatu penderitaan yang jauh melebihi kematian."
"Maksud boanpwe, bukanlah ingin mencegah kalian untuk memasuki perguruan tiga
malaikat dengan pertaruhan jiwa...."
Mendadak terdengar Tong Lim membentak keras.
"Siapa disitu ?"
847 Ketika sepasang tangannya digerakkan, dua ekor ular merah segera menyambar ke
muka dengan cepat. Lui Hua hong mencabut keluar sebatang pedang emas sambil bersiap sedia untuk
menerjang ke muka, mendadak terdengar desingan angin tajam menyambar lewat,
kencregan tembaga yang besar bagaikan rembulan sudah menyambar ke depan lebih
duluan. Dimana kencrengan tembaga itu menyambar lewat, daun dan ranting berguguran
jatuh. Kwik Soat kun segera berpaling, dia menyaksikan orang yang melepaskan serangan
tersebut berusia lima puluh tahunan, mengenakan berwarna abu-abu, berkaki kiri
pincang, tinggal memiliki lengan sebelah kanan, dia adalah Kiu ji taysu.
Begitu kencrengan pertama menyambar lewat, Kiu ji taysu sudah mempersiapkan
kencrengan kedua dalam genggamannya.
Seng Cu sian juga mencabut keluar pedangnya yang tersoren di punggung, sementara
muda mudi yang duduk di tanah lapang juga mempersiapkan senjatanya masing-
masing. Semua peristiwa itu berlangsung dalam sekejap mata, suasana disekeliling tempat
itupun berubah menjadi sangat tegang, setiap orang telah memusatkan pikiran dan
kekuatannya untuk menghadapi serangan musuh.
Kwik Soat kun yang sudah berulang kali menjumpai mara bahaya, kini malahan
bersikap paling tenang, dengan sorot mata yang tajam dia mengawasi sekejap tempat itu.
Tampak daun-daun ranting bergelombang, senjata kencrengan maut yang meluncur ke
depan tadi mendadak meluncur kembali dengan cepat.
Kiu ji taysu mengayunkan lengan tunggalnya untuk melemparkan kencrengan terbang
yang berada ditangannya, kemudian menyambut datangan kencrengan yang meluncur
balik itu. Kwik Soat kun yang menyaksikan kejadian tersebut segera berpikir dalam hati
kecilnya. "Ternyata dia mampu menggunakan tenaga putaran untuk menarik kembali senjata
kencrengan lawan, kepandaian semacam ini benar-benar luar biasa dan belum pernah
kujumpai sebelumnya dalam dunia persilatan."
Sementara dia masih berpikir, terdengar suara lambat dan merdu telah
berkumandang. "Harap saudara sekalian suka menghentikan serangan dulu."
Suaranya yang lembut, indah dan merdu itu mendatangkan perasaan segar bagi yang
mendengarnya. Begitu suara tersebut berkumandang, Kwik Soat kun sudah mengenalnya sebagai
suara Nyoo Hong leng, kontan saja hatinya bergetar keras serunya tanpa terasa.
"Nona Nyoo !" "Nona Nyoo yang mana ?" Seng Cu sian segera bertanya.
"Nyoo Hong leng, nona Nyo.."
848 Belum habis dia berkata, senjata kencrengan terbang yang dilepaskan Kiu ji taysu
itu sudah meluncur kembali ke tangannya.
Dengan cepat Kiu ji taysu menyimpan kencrengan tembaga yang berada ditangannya
itu kedalam saku, kemudian tangan kanannya menyambar ke muka dan menangkap kembali
kencrengan tembaganya yang baru meluncur balik.
Walaupun dia seorang manusia cacad yang berlengan tunggal dan berkaki pincang,


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

namun permainan senjata kencrengan tembaganya benar-benar hebat dan cekatan.
Disaat Kiu ji taysu menerima kembali senjata kencrengannya itu, seorang gadis
berambut panjang dan bertangan kosong telah muncul disitu dengan langkah pelan.
"Aaah, nona Nyoo, rupanya memang kau." seru Kwik Soat kun dengan perasaan cemas.
Buru-buru dia maju ke depan untuk menyongsong kedatangannya.
Pada bagian dada Nyoo Hong leng masih mengenakan kain pembalut hitam, lengan
kirinya masih terkulai lemas ke bawah, sudah jelas luka parah yang dideritanya
belum sembuh kembali. Setelah merasakan luka parah sekali ini tampaknya sifat Nyoo Hong leng juga
turut berubah menjadi ramah dan halus, dia memandang sekejap beberapa orang itu sambil
tersenyum kemudian katanya, "Ular siapakah itu ?"
Selama hidup belum pernah si dewa ular Tong Lim menyaksikan gadis berparas
begini cantik, kendatipun dadanya sedang dibalut sehingga tak dapat menyaksikan
potongan badan yang ramping, namun hal tersebut sama sekali tidak mempengaruhi kecantikan
parasnya yang luar biasa bak bidadari dari kahyangan itu.
Sesudah tertegun sejenak katanya kemudian.
"Ular itu milikku, apakah sudah melukai nona ?" jawab si dewa ular Tong Lim.
"Oooh, tidak, ia tidak melukaiku, akupun tidak melukainya, aku hanya menotok
jalan darah ditubuhnya." Sekali lagi si dewa ular Tong Lim tertegun.
"Sudah banyak tahun lohu bermain ular, belum pernah kuketahui kalau ular pun
mempunyai jalan darah." jawab Tong Lim.
Nyoo Hong leng segera tersenyum manis.
"Maaf, aku tidak mengetahui apa namanya mungkin seharusnya dinamakan sumsum di
tulang." Berbicara sampai disitu, dia lantas mengalihkan sorot matanya ke wajah Kwik Soat
kun, kemudian sapanya, "Cici, sungguh tidak mudah kita dapat saling berjumpa
kembali !" "Kau tak akan mati, bila orang yang begini cantik seperti kau harus mati, Thian
pun akan ikut menangis sedih." seru Kwik Soat kun dengan penuh perasaan haru.
Nyoo Hong leng tertawa, kemudian katanya.
"Cici tak usah memuji diriku. Nilai hidup seseorang di dunia ini sama sekali tak
ada hubungannya dengan soal cantik atau tidaknya paras muka seseorang."
849 Kemudian sambil berpaling ke arah Seng Cu sian, katanya lagi.
"Seng locianpwe, masih ingat kepadaku ?"
"Nona Nyoo, Nyoo Hong leng, siapa saja yang pernah berjumpa muka denganmu, tak
nanti mereka akan melupakannya."
Mendengar ucapan tersebut, Nyoo Hong leng segera menghela napas panjang.
"Aaai, locianpwe, aku mempunyai dua masalah besar yang tidak habis kupahami,
bolehkah kuminta penjelasan dari kalian berdua ?"
"Katakan saja nona !" kata Seng Cu sian.
"Sesungguhnya Buyung Tiang kim tayhiap mempunyai putera atau tidak ?"
Seng Cu sian tertegun oleh pertanyaan tersebut, sahutnya setelah hening beberapa
saat. "Tentu saja ada nona, bukankah kau kenal sekali dengan Buyung kongcu ?"
tanyanya. "Ya, kenal sekali" jawabnya pula.
"Konon dia telah menderita luka, bagaimana dengan keadaan luka yang dideritanya
itu ?" sela Lui Hua hong cepat. "Luka yang dideritanya tidak separah luka yang kuderita sekarang." kata Nyoo
Hong leng. "Kalau begitu, dia masih hidup kini ?"
"Ehmm ! Aku tahu kalau dia itu masih hidup, tapi jarang aku jumpa." kata Nyoo
Hong leng. Kemudian setelah berhenti sejenak.
"Sekarang kalian harus menjawab beberapa buah pertanyaanku ini..." katanya lebih
jauh. "Apakah yang ingin nona tanyakan ?" tanya Seng Cu sian.
"Tentu saja semua masalah tentang Buyung kongcu, aku agak curiga kalau dia
bukanlah Buyung kongcu." "Nona tidak usah curiga," ucap Seng Lu sian cepat, "kami semua telah melakukan
penyelidikan dan pemeriksaan yang seksama, dia memang benar-benar adalah Buyung
kongcu." Pelan-pelan Nyoo Hong leng mengalihkan sepasang matanya yang indah jeli untuk
menatap wajah Seng Cu sian dan Lui Hua hong secara bergantian, kemudian katanya
lagi. "Kalian sudah cukup lama berkumpul dengan Buyung Tiang kim, tentunya kalian pun
sangat kenal dengan dirinya bukan ?"
"Tentus aja." "Semisalnya kau bertemu dengan Buyung Tiang kim, dapatkan mengenalinya dalam
sekejap pandangan ?"
850 "Sekalipun dia sudah menyaru menjadi orang lain, aku yakin masih bisa
mengenalinya dalam sekali pandangan saja."
"Latar belakang dari perguruan tiga malaikat sangat rumit, tapi kekuatan yang
sesungguhnya bukan terletak pada markas besarnya, melainkan terhimpun didalam
kota batu dibawah tanah, didalam kota batu itulah tersekap semua orang gagah dan
enghiong hohan dari dunia persilatan dewasa ini."
"Berapa besar sih kota batu dibawah tanah itu ?" buru-buru si dewa ular Tong Lim
bertanya dengan cemas. "Aku tidak tahu berapakah besarnya, tapi sudah pasti tak akan terlalu besar."
"Siapa saja yang tersekap disitu, tentunya nona mengetahui bukan akan hal ini ?"
Kembali Nyoo Hong leng menggeleng.
"Aku sendiripun kurang jelas tentang masalah itu" katanya, "tapi kesemuanya itu
tidak penting, yang terpenting adalah orang yang memimpin kota batu dibawah tanah
tersebut adalah Buyung Tiang kim."
Tong Lim tertegun untuk beberapa saat lamanya, kemudian ia berseru tertahan.
"Kau bilang apa ?"
"Aku bilang orang yang memimpin kota batu dibawah tanah mengaku bernama Buyung
Tiang kim." "Aaah, hal ini tak mungkin bisa terjadi ! Buyung Tiang kim sudah mati semenjak
dua puluh tahun berselang" seru Seng Cu sian cepat.
Sikap dari Nyoo Hong leng tenang sekali, katanya pelan.
"Benar, kau memang berpikiran demikian, begitu juga denganku. Bahkan seluruh umat
persilatan berpendapat begini, itulah sebabnya tiada seorang manusia pun yang
tahu kalau Buyung Tiang kim sesungguhnya masih hidup di dunia ini."
"Soal ini... soal ini... rasanya seperti ada orang mengigau saja." bisik Seng Cu
sian kebingungan. "Bukankah kalian ingin bertemu dengannya ?"
"Dimanakah dia sekarang ?"
"Selama ini aku berada bersama Buyung Im seng, apabila kalian ingin berjumpa
dengannya, besok adalah kesempatan yang paling baik untuk berbuat demikian."
"Besok tengah malam, dia ada janji dengan seseorang, maka bilamana kalian ingin
bertemu dengannya, tengah malam nanti kalian sudah dapat berjumpa muka
dengannya." "Dimana ?" tanya Lui Hua hong.
Nyoo Hong leng memandang sekejap sekeliling tempat itu, kemudian sahutnya.
"Aku tak bisa mengatakannya kepada kalian tempat itu bernama apa, tapi aku
mengetahui letak tempat tersebut, dan aku sudah seharusnya banyak bicara dengan
kalian, sayang sekali aku tidak mempunyai waktu banyak berbicara dengan kalian,
sayang sekali aku tidak mempunyai waktu banyak tuntuk berbuat demikian."
851 "Nona masih ada urusan apa ?" tanya Kwik Soat kun.
Nyoo Hong leng segera manggut-manggut.
"Ya, aku harus makan obat, aku tak bisa menunda-nunda waktu lagi...."
Mendongakkan kepalanya memandang cuaca, dia berkata lebih jauh.
"Bilamana kalian ingin bekerja sama secara jujur dan bersungguh-sungguh
denganku, maka kalian harus berbicara secara jujur pula, disaat matahari hendak terbenam
nanti aku akan datang menjenguk kalian lagi, moga-moga saja pada waktu itu kalian dapat
memberitahukan perkataan yang sejujurnya kepadaku."
Selesai berkata dia membalikkan badan dan beranjak pergi dari tempat itu.
Tetapi baru berjalan sejauh berapa puluh langkah, dia berhenti dan berkata lagi.
"Walaupun tempat ini masih belum termasuk sebagai daerah terlarang bagi
perguruan tiga malaikat, tapi mereka selalu melakukan pengontrolan dan perondaan seksama
sekali disekitar tempat ini, terutama pada tengah hari, lebih baik kalian sembunyi saja
!" "Sembunyi dimana ?" Kwik Soat kun.
"Sembunyi di semak belukar yang lebat."
"Dengan menggunakan cara apakah mereka melakukan perondaan disekitar tempat
ini ?" "Kemungkinan besar menggunakan burung."
"Burung ?" "Benar, burung yang nampak terlatik baik ketajaman matanya, oleh sebab itu
kalian harus bersembunyi disuatu tempat yang amat tertutup dan berusaha keras untuk
meloloskan diri dari pengintaian sepasang mata burung tersebut."
Mendadak dia memegangi dada sendiri sambil berkerut kening, agaknya dia sedang
berusaha keras untuk menahan suatu penderitaan yang luar biasa sekali.
Tanpa banyak bicara lagi, dia membalikkan badan dan segera berlalu dari situ.
Walaupun berada dalam penderitaan dan kesakitan, ternyata gadis itu masih
menunjukkan suatu daya tarik yang memukau, membuat orang-orang yang hadir disitu
menjadi tidak tega untuk banyak bertanya lagi kepada dirinya.
Menanti bayangan punggung dari Nyoo Hong leng sudah lenyap dari pandangan mata,
Kwik Soat kun baru membalikkan badannya dan memandang sekejap ke wajah kawanan
jago persilatan tersebut, kemudian pelan-pelan dia berkata :"Seng locianpwe,
kalian boleh berlega hati. Bila Nyoo Hong leng belum mati, itu berarti Buyung Im seng
tak bakal mati." Pertanyaan yang diajukan Nyoo Hong leng secara tiba-tiba tentang asal usul
Buyung Im seng serta berita tentang masih hidupnya Buyung Tiang kim di dunia ini, dengan
cepat menimbulkan kerisauan dihati kawanan jago persilatan tersebut.
Sebab dengan diajukannya persoalan tersebut secara tiba-tiba, hal ini berarti
kalau dibalik kejadian tersebut masih terdapat masalahnya, kalau tidak, mustahil Nyoo Hong
leng akan muncul disitu dan berniat untuk mengajukan persoalan itu saja.
852 Seng Cu sian berpaling sambil memandang sekejap ke arah Kiu ji taysu, kemudian
katanya. "Siaute, sejak kapan kau meninggalkan toako ?"
"Kisah pertolonganku untuk membantu Buyung hiantit sudah kuceritakan dengan
jelas kepadamu, tentu saja aku berpisah dengan toako setelah ia tertimpa musibah."
"Maksudku tentang putra toako itu, seingatku agaknya belum pernah kudengar
tentang kejadian ini" sambung Seng Cu sian lagi.
Kiu ji taysu segera berkerut kening, katanya.
"Soal ini... soal ini... aku sendiripun tak bisa mengingatnya kembali."
"Sewaktu toako tertimpa musibah, kami sudah hampir setahun lebih meninggalkan
dirinya, dalam setahun lebih, memang bukan mustahil seseorang untuk memperoleh
seorang putera." kata Lui Hua hong.
"Perselisihan kalian benar-benar aneh sekali" timbrung Kwik Soat kun tiba-tiba,
"seandainya Buyung tayhiap mempunyai istri tentu saja kemungkinan besar dia akan
berputera, sebaliknya jika dia tidak beristri..."
Berbicara sampai disitu, mendadak dia menutup mulutnya rapat-rapat....
Lui Hua hong segera berkata.
"Buyung tayhiap sudah pernah merasakan pahitnya berumah tangga, oleh karena itu
dia tidak penah mencari istri lagi."
"Apabila dia tidak beristri, tentu saja tak mungkin bisa berputra...." kata Kwik
Soat kun lagi. Mendadak si dewa ular Tong Lim berkata dengan suara dingin.
"Kau si bocah perempuan tahu apa " Bila seseorang tidak beristri, apakah dia
lantas tak bisa berputra ?" Seng Cu sian, Kiu ji taysu dan Lui Hua hong saling berpandangan sekejap,
kemudian sama-sama membungkam dalam seribu bahasa.
Kwik Soat kun pun seolah-olah menyadari akan sesuatu, dia memandang sekejap ke
arah Seng Cu siang, lalu katanya.
"Kalau begitu Buyung kongcu adalah anak haram ?"
Paras muka Seng Cu sian berubah menjadi amat serius, pelan-pelan dia berkata.
"Nona, hingga kini persoalan belum dibuktikan semua, jadi maaf apabila aku tak
bisa memberi keterangan apa-apa kepadamu."
Kwik Soat kun menghela napas panjang.
"Aaai, kalau begitu kalian boleh memikirkan persoalan ini secara pelan-pelan !
Sebelum nona Nyoo datang kemari, semoga saja kalian bertiga sudah dapat menemukan suatu
kesimpulan atau paling tidak kalian harus bisa mengungkapa dari segala hal
ikhwal yang ada sangkut pautnya dengan asal usul Buyung kongcu secara jelas."
853 "Tentu saja kami akan merundingkan persoalan ini secara baik-baik, tak usah nona
risaukan." kata Seng Cu sian.
Kwik Soat kun mendongakkan kepalanya sambil memandang cuaca, katanya kemudian.
"Menurut nona Nyoo, ditempat ini terdapat burung yang melakukan perondaan, ini
berarti apa yang diucapkan tak bakal salah lagi. Lebih baik kalian
menyembunyikan diri lebih dahulu, menggunakan kesempatan tersebut kalian pun dapat menghimpun
kembali tenaganya sambil menjaga kondisi badan."
Selesai berkata, tanpa menggubrik beberapa orang itu lagi, dia menerobos masuk
lebih dahulu ke balik semak belukar tersebut.
Tampaknya semua orang yang hadir disitu pada mempercayai peringatan dari Nyoo
Hong leng, tanpa membantah mereka pun bersama-sama masuk ke balik semak belukar
untuk menyembunyikan diri.


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Selama beberapa hari belakangan ini, Kwik Soat kun selalu mengerahkan segenap
tenaga yang dimilikinya untuk menempuh perjalanan jauh, selama ini pula ia selalu
diliputi oleh perasaan tegang dan serius.
Maka begitu pikiran dan perasaannya mengendor sekarang, rasa lelah dan mengantuk
segera menyerangnya, tanpa disadari dia sudah terlelap tidur dengan nyenyaknya.
Entah berapa lama sudah lewat, ketika mendusin dari tidurnya, nampak matahari
sudah turun dibalik bukit, senjapun menjelang tiba.
Buru-buru dia melompat bangun dan berjalan keluar dari balik semak belukar
tersebut. Waktu itu Seng Cu sian, si dewa ular Tong Lim, Kiu ji taysu, Lui Hua hong dan si
kaitan sakti Pau Heng sedang duduk berkumpul sambil mendahar rangsum kering yang
dibawa. Sementara orang yang lain pun sedang duduk sambil bersantap.
Menyaksikan kemunculan si nona tersebut, Lui Hua hong segera bangkit berdiri
sembari berkata. "Nona, nyenyak amat tidurmu, kami semua tidak berani mengusik tidurmu tadi !"
Kwik Soat kun memandang sekejap ke arah rangsum kering tersebut, kemudian
tanyanya. "Apakah nona Nyoo sudah datang ?"
"Apabila nona Nyoo memegang janji, dia sudah seharusnya muncul disini."
"SIlahkan nona bersantap dahulu untuk menjaga kondisi badan. Dalam keadaan dan
tempat seperti ini, setiap saat mungkin kita akan melangsungkan pertarungan
sengit melawan musuh." Pelan-pelan Kwik Soat kun duduk diatas tanah dan mengambil rangsum kering untuk
mengisi perut. Baru selesai beberapa orang itu bersantap, mendadak terdengar suara dari Nyoo
Hong leng telah berkumandang. "Saudara sekalian, nikmat amat kalian bersantap ?"
854 Ketika semua orang berpaling tampaklah Nyoo Hong leng dengan mengenakan pakaian
berwarna hitam sudah berdiri empat lima depa disamping mereka.
Kwik Soat kun segera bangkit berdiri sambil menyapa.
"Nona, kau sudah lama datang ?"
"Tidak terlalu lama, melihat kalian sedang bersantap dengan begitu nikmat, aku
merasa tak leluasa untuk mengusik kalian." jawab Nyoo Hong leng tersebut.
Kemudian sambil mengalihkan sorot matanya ke wajah Seng Cu sian, katanya lagi.
"Apakah kalian sudah memikirkan hal tersebut ?"
"Sudah, cuma kami tak dapat memberikan suatu jawaban yang pasti kepada nona."
"Kalian adalah sahabat-sahabat karib Buyung Tiang kim yang setiap hari berkumpul
bersamanya, apabila kalian pun tak dapat mengetahui dengan jelas, tiada orang
lagi yang mengetahui persoalan ini secara tepat."
"Kami bersedia menerangkan segala sesuatu yang kami ketahui secara jujur dan
blakblakan, cuma bagaimana latar belakang yang sebenarnya, hal ini harus kau analisa
sendiri." Nyoo Hong leng termenung sambil berpikir sejenak, kemudian berkata lagi.
"Baiklah, kalau begitu kalian boleh mulai berbicara !"
"Latar belakang yang kami kemukakan kepada nona sekarang, sebagian besar hanya
merupakan suatu perkiraan dan dugaan belaka, karena kepastiannya belum
diketahui, maka kurang leluasa apabila persoalan ini disebarluaskan ke dunia persilatan."
Nyoo Hong leng kembali termenung beberapa saat, kemudian dia manggut-manggut.
"Aku mengerti, mari kita berbincang-bincang disini saja !"
Dia membalikkan badan dan berjalan ke samping.
Seng Cu sian, Kiu ji taysu, Hua hong segera menghampiri pula tempat tersebut,
mereka berempat berkumpul menjadi satu dan berbincang-bincang dengan suara lirih.
Menggunakan kesempatan mana, Kwik Soat kun segera berpaling dan memandang
sekejap ke arah Tong Lim, kemudian katanya.
"Konon Locianpwe juga berdiam disekitar kota Kong ciu ?"
"Benar, berita yang diperoleh kalian orang-orang Li ji pang benar-benar tajam
dan hebat !" kata Tong Lim. "Locianpwe terlalu memuji !"
Sesudah berhenti sejenak, kembali dia berkata, "Benarkan locianpwe berjumpa
dengan Buyung Tiang kim ?" "Umat persilatan yang berusia lima puluh tahunan ke atas, rata-rata pernah
berjumpa dengan Buyung Tiang kim, sebab bila orang itu tak kenal dengannya, berarti orang
tersebut hanya seorang prajurit tanpa nama."
"Apakah locianpwe kenal cukup rapat dengannya ?"
855 "Kami pernah bertarung seru, pernah minum arak tiga kali."
"Sewaktu bertarung, kalian tentu bersemangat besar dan tidak memikirkan
persoalan lain, sebaliknya disaat minum arak, pikiran kalian berdua tentu sedang damai dan duduk
saling berhadapan." "Tidak benar" teriak si dewa ular Tong Lim dengan suara keras, "disaat aku minum
arak bersamanya, jarak kami berdua terpisah sejauh tujuh delapan depa."
Kwik Soat kun berseru tertahan.
"Aneh, kalau toh kalian sedang minum arak bersama, mengapa harus dalam jarak
yang begitu jauh ?" "Ini usul Buyung Tiang kim, dia bilang apabila kedua belah pihak saling terpisah
oleh suatu jarak tertentu, maka hal mana bisa menghilangkan banyak kesalahan paham !"
"Aku tidak begitu mengerti akan perkataanmu itu."
"Sampai waktu itupun aku tidak mengerti, tapi sekarang setelah kupikirkan
kembali, aku baru sadar, apabila kedua belah pihak terpisah oleh suatu jarak tertentu maka
hal ini bisa menghilangkan hawa napsu membunuh di hati masing-masing, karena dalam hati
kecilku masih selalu tertanam rasa dendam dan ingin membalas dendam kepadanya, apabila
jaraknya terlalu dekat maka besar kemungkinan akan timbul ingatan dalam benaknya
untuk membunuh, tapi dengan terdapatnya selisih jarak tersebut, berari akupun
tidak memiliki kesempatan lagi untuk turun tangan terhadapnya, kendatipun di hati
kecilku mempunyai ingatan begitu, toh aku tak akan berani bertindak secara gegabah."
Kwik Soat kun termenung lagi sejenak, kemudian ujarnya.
"Kalau begitu, Buyung Tiang kim adalah seorang manusia yang berotak cerdas,
teliti, seksama dan luar biasa ?"
"Ya, dia adalah seorang manusia yang memiliki kecerdasan luar biasa, tak heran
kalau dia bisa menangkan setiap pertarungan yang dilangsungkan karena dia bisa menduga
jalan pikiran lawannya serta melakukan persiapan sebelumnya."
"Wah, kalau begitu persoalannya menjadi sedikit agak aneh." kata Kwik Soat kun.
Kemudian sesudah berhenti sebentar, dia berkata lebih jauh.
"Tong locianpwe, apakah kau pun mengetahui tentang urusan pribadi Buyung Tiang
kim ?" "Urusan pribadi apa ?" tanyanya.
"Sebenarnya Buyung Tiang kim mempunyai istri atau tidak ?"
Dengan cepat Tong Lim menggeleng.
"Belum pernah kudengar ada orang yang membicarakan tentang persoalan ini."
"Aaai, Buyung Tiang kim adalah seorang pendekar besar, pedang mencari istri
merupakan suatu kejadian besar bagi manusia dan bila dia benar-benar pernah
beristri, masa orang persilatan tidak mengetahui kejadian tersebut " Jikalau Tong
locianpwe pun tak pernah mendengar tentang persoalan ini, delapan bagian bisa dipastikan kalau
856 Buyung Tiang kim tidak pernah beristri, kalau toh tidak beristri tentu saja tak
mungkin berputra" "Belum tentu begitu" kata Tong Lim hambar.
"Justru disinilah terletak masalahnya, andaikata Buyung Tiang kim mempunyai
seorang anak yang tidak diketahui orang lain, kemungkinan juga dia mempunyai putri yang
tidak diketahui juga oleh orang lain."
"Lohu tidak habis mengerti, apa sangkut pautnya antara urusan pribadi seseorang
dengan keadaan dari dunia persilatan pada umumnya ?"
"Menurut pengamatan dunia persilatan, semua budi dendam yang terjadi selama
puluhan tahun belakang ini menyangkut diri Buyung Tiang kim seorang, tentu saja masalah
pribadinya sangat berpengaruh besar terhadap keadaan situasi dari dunia
persilatan." Tong Lim berpikir sejenak, kemudian manggut-manggut.
"Ehm, masuk diakal juga perkataanmu itu."
"Tong locianpwe, boanpwe ingin mengajukan satu pertanyaan kepadamu, harap
locianpwe jangan marah."
"Soal apa ?" "Mengapa kau mengasingkan diri di kota Kang ciu dan sudah puluhan tahun lamanya
tak pernah melakukan perjalanan lagi dalam dunia persilatan ?"
Tong Lim menghela napas panjang.
"Aaai... kalau memang kau bertanya, baiklah aku memberitahukan hal ini kepadamu,
toh bagaimanapun juga kejadian itu sudah lewat, sehingga kendatipun sampai tersiar
dalam dunia persilatan lohu juga tak akan ambil perduli. Sesungguhnya tenaga dalamku
telah dipunahkan orang, maka dari itu aku tak mampu untuk berkelana lagi di dalam
dunia persilatan." Dengan sorot mata yang tajam, dia mengawasi sekejap ke wajah Kwik Soat kun,
kemudian sambungnya lebih jauh.
"Cuma, ilmu silat yang lohu miliki telah pulih kembali ! Tentang apa sebabnya
aku sampai mengasingkan diri di kota Kang ciu, hal ini pun ada sangkut pautnya
dengan Buyung Tiang kim...."
"Locianpwe, seandainya setiap persoalan ada sangkut pautnya dengan Buyung Tiang
kim, maka masalahnya malah menjadi lebih sederhana lagi."
"Menurut pengamatanku selama berbulan-bulan, apa yang kulihat, apa yang kudengar
dan apa yang kualami sudah cukup banyak tapi persoalan tersebut tercecer menjadi
masalah-masalah terpisah yang tak mampu kutembusi dan kukaitkan satu sama
lainnya, tapi yang pasti semua masalah tersebut ada sangkut pautnya dengan Buyung Tiang
kim>" "Dia mati dengan jenasah yang untuk hidup dengan tubuh yang lengkap, apakah
hidup atau mati hingga kini merupakan suatu teka teki yang tak terjawabkan, tapi dari
sekian banyak kejadian justru telah meninggalkan banyak sekali titik-titik terang dan
jejak yang dapat kita telusuri."
857 "Aku yakin, apabila semua titik terang dan jejak tersebut dapat kita gabungkan
menjadi satu, bisa jadi kita akan mengetahui tentang Buyung Tiang kim yang sesungguhnya
serta semua perubahan yang terjadi di dalam dunia persilatan selama empat puluh tahun
terakhir ini, tentu saja dapat pula memahami keadaan dari perguruan tiga
malaikat yang sebenarnya." Tong Lim termenung sejenak, lalu berkata.
"Lohu dapat bercerita bahwa ilmu silatku dipunahkan seseorang, dimana tubuhku
kemudian diikat dalam sebuah sampan kecil yang dialirkan di sungai, diatas
sampan kecil tersebut dia telah membuat dua buah lubang kecil yang membiarkan air sungat
masuk sedikit demi sedikit, ketika air sudah memenuhi sampan, maka dari itu lohu pun
tenggelam ke dasar sungai bersama dengan sampan tersebut, orang itu hendak
menyuruh aku untuk merasakan bagaimana rasanya mati..."
"Kemudian apakah Buyung Tiang kim telah menyelamatkan jiwamu ?" sela Kwik Soat
kun. Tong Lim menjadi tertegun, dia segera balik bertanya.
"Darimana kau bisa tahu ?"
"Aku pikir memang semestinya begitu, lalu bagaimanakah selanjutnya.. ?"
"Ilmu pawang ular yang lohu miliki tiada keduanya di dunia ini. Buyung Tiang kim
memang berilmu tinggi dan berotak cerdas, dalam hal apa saja dia mengungguli
diriku, karena dia pernah menolong jiwaku dan aku pun tiada apa-apa untuk membalas
jasanya, terpaksa kuwariskan ilmu pawang ular tersebut kepadanya."
"Dan dia pun menyuruh kau untuk mengasingkan diri di kota Kang ciu ?" sambung
Kwik Soat kun lagi. "Benar, bahkan dia pun mengajarkan semacam ilmu tenaga dalam kepadaku, ia
menyuruh aku melatih kepandaian mana secara tekun sehingga tenaga dalamku secara
pelan-pelan dapat pulih kembali."
"Dan kau pun membutuhkan puluhan tahun lamanya untuk memulihkan kembali tenaga
dalammu itu ?" "Ya, tapi dia pun tidak membohongi aku, akhirnya tenaga dalam yang kumiliki
telah pulih kembali seperti sedia kala."
"Tapi dalam puluhan tahun ini pula, Buyung Tiang kim telah menjadi seorang
pawang ular yang paling hebat dikolong langit ?"
"Benar, benar, ilmu yang lohu wariskan kepadanya memang hebat, dikolong langit
dewasa ini memang tiada orang yang bisa mengungguli dirinya lagi."
"Bagus sekali, sekarang masih ada satu pertanyaan lagi yang hendak kuajukan
kepadamu, siapakah yang telah memunahkan ilmu silatmu ?"
"Agaknya seorang perempuan."
"Perempuan macam apa ?"
Tong Lim tertawa getir. 858 "Sungguh memalukan sekali, aku tak sempat melihat jelas tampang wajahnya, aku
hanya sempat mengendus bau harum bedak !"
"Kalau hanya mengendus bau harum bedak saja, hal ini belum membuktikan kalau


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang yang telah turun tangan terhadap dirimu itu adalah seorang perempuan !"
Sekali lagi Tong Lim menjadi tertegun.
"Ya, benar juga perkataanmu itu" serunya kemudian, "selama puluhan tahun ini
belum pernah lohu pikirkan tentang hal tersebut."
Sesudah berhenti sejenak katanya lebih jauh.
"Asal Buyung Tiang kim menggosokkan pupur diatas sepasang tangannya, dia memang
sudah cukup membuatku bingung dan tidak habis mengerti."
Kwik Soat kun menghembuskan napas panjang.
"Orang itu belum tentu Buyung Tiang kim sendiri, tapi paling tidak pasti ada
sangkut pautnya dengan dia."
"Kalau kudengar dari nada pembicaraan nona Kwik, tampaknya kau menaruh curiga
kalau semua yang terdapat di perguruan tiga malaikat dan kota batu dibawah tanah
merupakan hasil karya dari Buyung Tiang kim seorang ?"
"Satu-satunya persoalan yang tidak bisa dipecahkan sekarang adalah tentang
sesosok mayat tersebut..." kata Kwik Soat kun.
Mendadak terdengar seseorang menanggapi dengan suara yang merdu dan halus.
"Soal itupun bukan suatu masalah yang terlalu pelik, asalkan dapat menyelidiki
segala sesuatu tentang masa lalu Buyung Tiang kim, maka tidak sulit untuk menyingkap
semua teka-teki yang telah menyelimuti dunia persilatan selama puluhan tahun ini."
Ketika mereka berdua berpaling, tampaklah Nyoo Hong leng sedang berjalan
mendekat dengan langkah pelan. Tong Lim memandang sekejap ke Nyoo Hong leng, kemudian menundukkan kepalanya
rendah-rendah, katanya. "Menurut pendapat lohu, kalian berdua masih muda, belum tentu hal ini sesuai
dengan kenyataan. Selama ini kalian hanya berusaha keras untuk menyelidiki masa lalu
dari Buyung Tiang kim, sekalipun kalian berdua berhasil menyelidikinya, lalu apa pula
yang bisa dilakukan...." "Lohu sudah dapat menemukan latar belakangnya, dan aku rasa tindakan kita
berhimpun disini untuk melawan perguruan tiga malaikat, hal ini ibaratnya belalang ingin
menahan angir kereta, sekalipun kita himpun jago lihai dari seluruh kolong langit pun
belum tentu mampu untuk bertarung melawan orang-orang tiga malaikat."
"Tampaknya takdir telah menentukan demikian dan badai besar harus melanda dunia
persilatan, tak nanti dengan kekuatan kita beberapa orang bisa melenyapkan
suratan takdir tersebut. Menurut pendapat lohu, lebih baik kita hidup mengasingkan diri
saja secara terpisah, dengan begitu, kita masih bisa hidup senang selama beberapa
tahun lagi, maaf bila lohu harus mohon diri lebih dulu."
859 "Tunggu dulu" ujar Nyoo Hong leng sambil menggeleng, "apabila kau ingin
melarikan diri maka hal ini justru akan mempercepat proses kematianmu sendiri."
Mendengar ucapan mana, Tong Lim segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaah, haaahhh, haaaah, kenapa " Apakah nona bermaksud untuk menghalangi
kepergianku ?" "Apabila aku yang turun tangan menghalangimu, sudah pasti kau tak akan berhasil
meloloskan diri dari sini, sekalipun aku tidak turun tangan menghalangimu, kau
juga tak akan berhasil untuk meloloskan diri dari pengejaran orang-orang tiga malaikat."
Tong Lim tertegun. "Nona mempunyai pendapat apa ?" serunya.
"Saat ini hanya tersedia saru jalan saja yakni kerja sama antara kau dengan
kami, kecuali itu, tiada pilihan lagi yang bisa kau ambil."
"Nona, walaupun aku orang she Tong juga bukan anak ayam yang baru terjun ke
dunia persilatan, untuk melarikan diri kita masih tersedia setitik harapan untuk
hidup, sebaliknya bila melawan kekuatan perguruan tiga malaikat sama artinya dengan
mencari kematian untuk diri sendiri."
"Tong locianpwe, apabila kau beranggapan bahwa kami sangat membutuhkan
bantuanmu, maka hal ini merupakan kesalahan paham yang sangat besar."
"Kalau begitu, nona bersedia untuk melepaskan aku pergi dari tempat ini ?"
"Aku tak pernah berkata kalau akan turun tangan menghalangimu, asalkan kau
bersedia mengurungkan niatmu sebentar, ada beberapa patah kata hendak kusampaikan
padamu." "Baik, nona boleh berbicara !"
"Aku ingin mengajukan satu pertanyaan kepadamu, kau bilang belum sampai
dirobohkan, sebenarnya apa maksudmu ?"
"Seandainya ilmu silat yang kita miliki bisa mengungguli orang-orang perguruan
tiga malaikat maka kita bisa secara langsung melakukan serbuan dan mendobrak kota
batu tersebut, bahkan sekaligus kita bekuk pentolan dari perguruan tiga malaikat dan
menyiksanya agar berbicara, tentu saja mereka akan mengungkapkan latar belakang
yang sebenarnya waktu itu, bukankah semua persoalan akan menjadi terang dengan
sendirinya ?" Nyoo Hong leng segera tersenyum.
"Sekarang, kita sudah mempunyai cara untuk menghadapi orang-orang perguruan tiga
malaikat...." "Bagus sekali, lohu akan mendengarkan penjelasan dari nona tersebut, entah
jagoan lihai darimana saja yang berhasil kau undang datang untuk membantu pihakmu."
"Banyak sekali jago persilatan yang berilmu tinggi, sebenarnya mereka adalah
anggota dari perguruan tiga malaikat, tapi saat ini sudah dapat kuperalat."
"Dapatkah nona menyebutkan nama-nama dari mereka ?"
860 Nyoo Hong leng mendongakkan kepalanya memandang keadaan cuaca, lalu ujarnya.
"BIlang baik bila kau turut menyaksikan pertempuran yang bakal berlangsung malam
nanti, mungkin kau akan berhasil pula menemukan sedikit latar belakang yang
sebenarnya, bila saat itu kau masih ada hal-hal yang tak jelas, belum terlambat
bagi kita untuk berbincang-bincang lebih jauh."
Tong Lim melihat pula cuaca, lalu menyahut.
"Benar, saatnya sudah hampir tiba, jauhkah tempat tersebut dari sini ?"
"Jauhnya sih tidak, cuma kita harus pergi lebih awal untuk menyembunyikan diri
disitu, setelah menyembunyikan diri kita baru bisa menghindari segala hal yang tak
diinginkan terutama diintip orang lain..."
"Tampaknya hatiku sudah berhasil nona taklukan..."
Nyoo Hong leng segera mengalihkan sorot matanya ke wajah Kwik Soat kun, kemudian
katanya pula : "Nona, silahkan kau pun turut serta !"
Tong Lim dan Kwik Soat kun segera berjalan mengikuti dibelakang Nyoo Hong leng.
Keluar dari semak belukar, tampak Seng Cu sian, Kiu ji taysu, Lui Hua hong dan
si kaitan sakti Pau Heng sudah berdiri menanti disana.
"Mari kita berangkat !" kata Nyoo Hong leng kemudian.
Begitu selesai berkata, dia segera beranjak dan berjalan lebih dulu menuju ke
depan. Mungkin sikap dari Seng Cu sian dan Kiu ji taysu sekalian yang begitu keren dan
serius, membuat Kwik Soat kun serta Tong Lim turut berubah menjadi serius pula.
Berenam mereka berangkat beriring menuju ke tengah sebuah hutan yang lebat.
Hutan itu merupakan pohon-pohon San yang tingginya mencapai lima enam kaki.
Nyoo Hong leng langsung berjalan masuk ke hutan dan menuju ke sebuah tanah
lapang disitu, kemudian katanya.
"Harap kalian memilih sebuah pohon untuk menyembunyikan diri, cuma tempat yang
kalian pilih harus bisa menyaksiakn semua kejadian disekitar tanah lapang ini,
jangan memilih yang terlalu dekat, dengan begitu bisa terhindar dari luka akibat hawa
pedang. Tapi kalian pun harus ingat akan satu hal, barang siapa ketahuan jejaknya lebih
dahulu, dia pasti akan mati, sebab aku sendiripun tidak berdaya untuk menyelamatkan
jiwanya." Tong Lim yang mendengar perkataan tersebut menjadi curiga, baru saja dia akan
buka suara untuk mengajukan pertanyaan, tiba-tiba dilihatnya Seng Cu sian sekalian
berlima sudah memilih tempat masing-masing untuk menyembunyikan diri.
Dalam keadaan demikian, terpaksa dia harus menahan rasa curiga dan ingin
tahunya, setelah memilih sebatang pohon yang besar, diapun merambat naik ke puncaknya
untuk menyembunyikan diri. Menyaksikan beberapa orang itu sudah menyembunyikan dirinya, Nyoo Hong leng baru
menyembunyikan diri pula diatas sebatang pohon.
861 Waktu itu kentongan kedua sudah lewat, awan mendung menyelimuti seluruh angkasa
dan menutupi cahaya bintang maupun rembulan.
Satu kentongan sudah lewat, namun suasana disitu masih tetap hening dan tak
kedengaran sedikit suara pun.
Tong Lim mulai merasa tak sabar, baru saja dia hendak membuka mulut untuk
bertanya, mendadak tampak cahaya api berkelebat lewat disusul munculnya sebuah obor.
Entah sejak kapan, ditengah tanah lapang dikelilingi hutan yang lebat itu sudah
bermunculan belasan orang lelaki berpakaian ringkas warna hitam.
Si dewa ular Tong Lim baru terperanjat sesudah menyaksikan kejadian tersebut
segera pikirnya. "Kedatangan beberapa orang ini tidak menimbulkan sedikit suara pun sudah jelas
kalau ilmu meringankan tubuh yang mereka miliki telah mencapai puncak kesempurnaan..."
Sementara itu, belasan orang lelaki berbaju hitam tadi sudah menyulut obor yang
mereka bawa dan ditancapkan disekeliling tanah lapang tersebut sehingga membentuk
sebuah lingkaran kecil seluas empat lima kaki.
Obor tersebut terbuat dari bambu yang diberi minyak cemara, daya bakarnya sangat
kuat dan lidah apinya mencapai berapa depa, suasana disekitar tanah lapang pun
menjadi terang benderang bermandikan cahaya api itu.
Belasan orang lelaki berbaju hotam itu segera mengundurkan diri ke dalam hutan
begitu selesai menancapkan obor ditengah lapangan, kemudian menyembunyikan diri
dibelakang pohon. Kini, ditengah tanah lapang yang luas hanya nampak belasan batang obor saja,
kecuali itu tak nampak sesosok bayangan manusia pun yang berada disana.
Tong Lim segera merasa kalau cahaya api tersebut terlalu tajam sehingga memenuhi
dedaunan yang lebat dan menyoroti diatas tubuhnya, tempat persembunyian yang
dipilih oelhnya itu terasa terlampau dekat dengan lapangan tersebut.
Tapi sayang keadaan situasi sudah tak mengijinkan baginya untuk menggeserkan
badannya lagi, oleh sebab itu terpaksa dia hanya berdiam diri belaka.
Kurang lebih sepertanak nasi kemudian terdengar suara daun dan ranting disingkap
orang, menyusul kemudian meluncur datang dua sosok bayangan manusia bagaikan
sambaran anak panah yang langsung menuju ke tengah tanah lapang tersebut.
Ketika dia berpaling, maka tampaklah orang yang berada disebelah kiri berambut
panjang dan memakai jubah pendek yang penuh berlubang, ditangannya membawa sebilah
pedang, orang itu tak lain ada Hong-ya tojin.
Sedangkan orang yang berada disebelah kanan mengenakan baju berwarna hijau
dengan membawa sebuah tongkat kayu, dia adalah Kiu ci mo ang yang sudah lama
mengasingkan diri. Dulu, semasa masih berkelana dalam dunia persilatan, Tong Lim pernah bersua muka
dengan kedua orang ini, maka setelah menyaksikan kemunculan mereka yang tiba-
tiba disitu, hatinya kontan saja bergetar keras.
862 "Aaah, tak nyana kalau keuda orang gembong iblis tua tersebut masih hidup di
dunia ini" demikian pikirnya. Dalam pada itu, Kiu ci mo ang telah memandang sekejap ke arah Hong-ya tojin,
kemudian berkata dingin. "Konon kau pernah bertarung selama sehari semalam melawan Buyung Tiang kim
dimasa lalu sebelum dikalahkan olehnya, entah benar tidak berita tersebut ?"
Hong-ya tojin manggut-manggut, pedangnya disentil sehingga mengeluarkan suara
pekikan aneh, Kembali Kiu ci mo ang berkata.
"Seandainya kau tidak mengibul, dalam dunia persilatan dewasa ini maka kau boleh
dibilang merupakan satu-satunya jago lihai yang mempunyai hubungan paling dekat
dengan Buyung Tiang kim."
Hong-ya tojin mengangguk lalu menggeleng kembali.
Gerakan tersebut menunjukkan kalau dia tidak mengibul dan benar-benar pernah
bertempur selama sehari semalam melawan Buyung Tiang kim.
Mengangguk maksudnya dia merasa puas sekali karena Kiu ci mo ang memujinya
sebagai jago lihai nomor dua sesudah Buyung Tiang kim.
( Bersambung ke jilid 41 )
863 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 41 Sambil tertawa dingin Kiu Ci mo ang segera berseru.
"Walaupun lohu pun pernah mendengar tentang kabar berita tersebut, namun dihati
kecilku rada kurang percaya, bila ada waktu nanti aku ingin membuktikannya
sendiri. Sekali lagi Hong-ya tojin mengangguk berulang kali.
Tong Lim yang menjumpai kejadian mana segera berpikir.
"Walaupun ilmu silat yang dimiliki Hong-ya tojin sangat lihai, namun berbicara
soal akal muslihat belum tentu dia memiliki kelebihan tersebut...?"
Sementara itu Hong-ya tojin telah menggerakkan tangan kirinya sambil menggoyang
kencang, kemudian dengan pedang ditangan kanannya dia menulis beberapa huruf
diatas tanah.

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Walaupun cahaya api yang menerangi disekeliling tempat itu terang benderang,
namun berhubung jaraknya terlampau jauh, Tong Lim tak dapat melihat dengan jelas
tulisan apakah yang tertera diatas tanah itu....
Ketika Kiu ci mo ang selesai membaca tulisan yang tertera diatas tanah itu tak
tahan lagi ia segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaah.. haaah... haah.. lohu setuju sekali, setelah berdiam diri selama puluhan
tahun dalam lembah, mungkin akupun sudah bukan tandingan dari Buyung Tiang kim lagi,
bila berjumpa nanti kita memang harus turun tangan bersama-sama."
Hong-ya tojin tertawa lalu manggut-manggut.
Walaupun pembicaraan tersebut dilangsungkan dengan suara yang tidak keras, namun
beberapa orang itu memiliki tenaga dalam yang cukup sempurna, ketajaman mata
serta 864 pendengarannya juga melampaui orang biasa, itulah sebabnya semua pembicaraan
dapat mereka dengar dengan jelas sekali.
Seng Cu sian dan Lui Hua hong sekalian sama-sama merasa terperanjat, pikir
mereka. "kalau didengar dari nada pembicaraan mereka, tampak Buyung tiang kim toako
memang Sementara itu semua jago yang bersembunyi diatas pohon rata-rata sudah tahu
tentang identitas pendatang tersebut, setiap orang yang mengenali Kiu ci mo ang dan Hong
ya tojin rata-rata merasa terkesiap dan berdebar keras hatinya, mereka segera
memperingatkan diri sendiri.
"Seandainya tempat persembunyian ini diketahui oleh mereka berdua, sudah pasti
mereka akan naik darah karena gerak geriknya diintip orang itu berarti keselamatan
jiwapun terancam,...aaah, aku harus bersikap lebih berhati-hati."
Ternyata Kiu ci mo ang serta Hong ya tojin merupakan dua orang manusia buas yang
gemar membunuh sejak puluhan tahun berselang, mereka merupakan gembong iblis
yang disegani oleh setiap umat persilatan.
Berbeda dengan Kwik Soat kun, menyaksikan mereka berdua muncul disitu, dia jadi
berpikir dengan perasaan keheranan.
"Aneh, mengapa kedua orang itu bisa menemukan tempat tersebut, padahal didalam
surat tidak dituliskan dimanakah mereka berdua harus berjumpa muka. Entah bagaimana
cara mereka berdua bisa muncul ditempat ini."
Dalam pada itu Kiu ci mong telah mengangkat tongkat kayu berwarna hitamnya
secara tiba-tiba ke udara, sedangkan Hong ya tojin juga pelan-pelan mengayunkan
pedangnya. Para jago merasa terkejut, mereka mengira kedua orang ini hendak melangsungkan
suatu pertempuran sengit. Siapa tahu begitu ujung pedang dan tongkat saling bersentuhan satu sama lainnya,
mereka segera mundur sejauh tiga langkah dan masing-masing duduk bersila sambil
bersemedi. Kiranya dalam hati kecil mereka berdua masih tertanam perasaan tidak saling
percaya, oleh sebab itu diantara mereka pun dipisahkan oleh suatu jarak tertentu sehingga
tidak cukup kesempatan bagi kedua orang itu untuk bersama-sama melakukan sergapan.
Dalam posisi demikian, entah siapa pun yang ingin melakukan sergapan secara
tiba-tiba, pihak yang lain masih memiliki kesempatan untuk melindungi diri.
Dibawah cahaya obor, tampak kedua orang itu memejamkan matanya rapat-rapat dan
duduk tak berkutik. Jelas menjelang suatu pertempuran sengit yang bakal berlangsung, mereka berdua
samasama berusaha keras untuk menjaga kondisi badan masing-masing.
Waktu pun berlalu dalam keheningan serta suasana tegang yang mencekam, walaupun
hanya sebentar namun memberikan perasaan amat lama bagi setiap orang yang
menanti. Ditengah keheningan, tiba-tiba terdengar suara batuk seseorang berkumandang
memecahkan keheningan. 865 Ketika semua orang menengok ke arah mana datangnya suara batuk tersebut, tampak
seorang kakek berjubah hijau yang mengenakan kain cadar hijau diwajahnya, sambil
mengenggam pedang terhunus masuk ke tengah arena dengan langkah pelan.
Kiu ci mo ang dan Hong-ya tojin serentak melompat bangun, menggerakkan senjata
masing-masing untuk melindungi badan.
Jarak Tong Lim dengan arena paling dekat, dia pula yang dapat menyaksikan
kesemuanya itu paling jelas.
Dirasakan olehnya bahwa manusia berjubah hijau itu mempunyai sepasang mata yang
tajam bagaikan sembilu, sinar mata itu mencorong keluar dari balik kain cadarnya
dan mendatangkan perasaan bergidik bagi siapa pun yang memandangnya.
Kiu ci mo ang segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaaa, haaaa, haaa.. Buyung Tiang kim kita adalah musuh bebuyutan tak usah
mengenakan kain cadar hijau lagi untuk berlagak sok rahasia, lepaskan kain
cadarmu dan mari kita saling bertemu dengan wajah asli masing-masing, dengan begini
pertarungan diantara kita pun dapat dilangsungkan dengan lebih menggairahkan dan nikmat !"
Kakek berjubah hijau itu tertawa dingin.
"Hmm, iblis tua, walaupun kau berbicara santai, padahal dihati kecilmu belum
bisa menebak identitasku secara tepat, bukankah begitu ?"
Kiu ci mo ang mengangkat toya hitamnya ke udara, lalu berkata dingin.
"Berada dalam keadaan dan situasi seperti ini, aku rasa kau pun tak usah bermain
setan lagi." Mendadak tongkatnya digerakkan, secepat sambaran petir dia cakil kain kerudung
yang menutupi wajah kakek berjubah hijau tersebut.
Kakek berjubah hijau tersebut mengayunkan pedangnya menciptakan segulung cahaya
pelangi berwarna perak. "Traangg!" diiringi dentingan nyaring, dia sudah membendung datanya sambaran
tongkat kayu itu. "Bila kalian memaksa untuk bertarung, ini berarti kalian tak akan memiliki
kesempatan lagi untuk melanjutkan hidup, oleh sebab itu sebelum pertarungan dilangsungkan
aku ingin mengajukan beberapa buah pertanyaan kepada kalian."
Kiu ci mo ang mundur tiga langkah ke belakang, kemudian berseru.
"Baik ! Tanyalah !"
"Atas perintah siapa kalian berdua datang kemari ?"
"Kau yang mengundang kami kesini, tapi sekarang berlagak pilon, sesungguhnya apa
maksud tujuanmu yang sebenarnya ?" Kiu ci mo ang balik bertanya dengan suara
dingin. "Kau bilang lohu yang mengundang kedatangan kalian ?" seru kakek berbaju hijau
itu keheranan. 866 "Buyung Tiang kim, kau tak usah berlagak pilon lagi, kini kami sudah datang
kemari, berarti suatu pertempuran sengit tak akan bisa dihindari lagi, berapa banyak
bala bantuan yang kau bawa " Suruh saja orang-orang itu maju bersama."
Kakek berjubah hijau itu tidak segera menjawab pertanyaan tersebut, dengan sorot
mata yang tajam bagaikan sembilu dia mengawasi sekejap sekeliling tempat itu,
kemudian pelan-pelan baru berkata :
"Kau si gembong iblis tua apa merasa kalau lohu bukan tandinganmu lagi ?"
Kiu ci mo ang tertawa dingin.
"Heeeh..heeeh..heeeh.. itu tidak, kau telah menyiksaku selama puluhan tahun,
rasa benci lohu kepadamu sudah merasuk ke tulang sumsum, oleh karena itu aku sudah bertekad
untuk bekerja sama dengan Hong ya tojin untuk merenggut nyawamu, nah aku sudah
memberi keterangan sebelumnya, harap kau pun membuat persiapan-persiapan
bilamana perlu." Kakek berjubah hijau itu balas tertawa.
"Heeeh... heeehh... heeehh, kecuali kalian berdua berapa banyak pembantu yang kau
bawa ?" Kiu ci mo ang menjadi gusar sekali, teriaknya.
"Kami hanya berdua, sisanya merupakan anak buahmu semua."
"Hmm...lohu sudah mengutus dua belas orang untuk mengatur lapangan ini, sekarang
hanya membawa empat orang pembantu, termasuk lohu hanya berjumlah tujuh belas
orang" kata manusia berjubah hijau itu sambil tertawa dingin.
"Apabila kau Buyung tayhiap merasa jumlah anggota yang kau bawa tidak cukup,
boleh saja kau turunkan perintah untuk mengumpulkan berapa orang yang lebih banyak"
jengek Kiu ci mo ang sinis. Manusia berjubah hijau itu segera menyentil pedangnya, lalu berkata :
"Baiklah, kalau toh kalau toh kau Kiu ci mo ang sengaja ingin berlagak sok
rahasia, lohu pun tak akan banyak bertanya lagi."
Tanya jawab antara kedua orang itu segera menggetarkan sukms Seng Cu siang
sekalian yang sedang bersembunyi diatas pohon.
Kalau didengar dari nada pembicaraan manusia berbaju hijau iut, jelas kalau dia
tidak melihat kehadiran beberapa orang itu, namun dengan mengandalkan tenaga dalamnya
yang sempurna, dia telah merasa kalau dalam hutan tersebut tersembunyi beberapa
orang. Ditinjau dari hal ini pun sudah jelas terlihat kalau Hong ya tojin dan Kiu ci mo
ang sudah kalah setingkat. Kiu ci mo ang berpaling sambil memandang sekejap ke arah Hong ya tojin, lalu
ujarnya. "Tosu tua, kau sudah disekap selama puluhan tahun olehnya, sudah cukup merasakan
siksaan lahir maupun batin, hari ini merupakan saat yang tepat bagimu untuk
menuntut balas, kalau tidak turun tangan sekarang hendak menunggu sampai kapan lagi ?"
867 Sambil membentak dia mengangkat tongkatnya langsung dihantamkan ke atas dada
manusia berbaju hijau itu.
Hong-ya tojin menggerakkan pula pedangnya, melepaskan sebuah serangan dari
samping. Kerja sama dari dua orang gembong iblis ini sudah menghasilkan suatu kekuatan
yang luar biasa. Pedang tersebut menyambar lewat bagaikan sambaran petir dan menciptakan segulung
hawa pedang yang menggidikkan hati.
Sementara bayangan tongkat besi bagaikan kabut tebal yang menyelimuti seluruh
angkasa. Dipandang dari kejauhan sana dibawah cahaya api nampak gumpalan cahaya putih dan
selapis bayangan tongkat bersama-sama menekan ke atas tubuh manusia berbaju
hijau itu. Mendadak manusia berbaju hijau itu mengayunkan pedangnya, bayangan tubuhnya
segera lenyap tak berbekas, yang nampak sekarang tinggal sekilas cahaya
bianglala berwarna perak yang menerjang ke balik gulungan bayangan tongkat tersebut.
Perlu diketahui, ilmu silat yang dimiliki ketiga orang itu sama-sama telah
mencapai puncak kesempurnaan, baik serangan pedang maupun serangan tongkat semuanya
dilancarkan dengan jurus perubahan yang sukar diikuti dengan pandangan mata.
Yang terlihat kini hanyalah gumpalan bayangan cahaya yang saling berputar
diangkasa lalu mengalir dan menggulung tiada hentinya diatas tanah lapangan berumput
tersebut. Malam masih tetap hening, sedikitpun tak terdengar suara bentrokan senjata.
Tapi deruan angin pedang membuat jilatan api dari obor yang berada disekeliling
tempat itu bergoyang tiada hentinya.
Walaupun para jago yang bersembunyi dibelakang pohon rata-rata merupakan jago
lihai yang sudah lama berkelana dalam dunia persilatan dan berpengalaman luas, namun
selama hidup belum pernah mereka saksikan pertarungan yang begitu sengit, untuk
sesaat semua orang segera menahan napas dan memandang dengan penuh perasaan tegang.
Si dewa ular Tong Lim berada paling dekat dengan arena pertarungan, dia pun
merasakan akibatnya paling hebat, terasa hawa pedang yang menyambar-nyambar hampir
semuanya mendesak ke atas tubuhnya, membuat kulit badannya sakit seperti disayat-sayat.
Berada dalam keadaan demikian, mau tak mau Tong Lim harus mengerahkan hawa
murninya untuk melindungi badan, dia harus melawan desakan hawa pedang yang luar
biasa dahsyatnya itu. Mendadak ia merasakan kakinya menjadi dingin, menyusul celananya robek sebagian.
Ketika ia menundukkan kepalanya untuk memeriksa, tampak sebuah bekas luka
memanjang berwarna merah sudah muncul diatas kakinya bahkan lamat-lamat tampak
darah bercucuran keluar. 868 Dalam sekejap mata itulah terdengar suara bentrokan nyaring berkumandang
memecahkan keheningan, bayangan manusia yang sedang bertarung dengan seru itupun
segera saling berpisah. Menengok ke depan tampak Kiu ci mo ang berdiri dengan memegang tongkat ditangan
kanan, sementara tangan kirinya menekan diatas ambundnya sedang wajahnya
menunjukkan sikap kesakitan hebat.
Hong-ya tojin mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, sementara darah kental
bercucuran dari atas kepalanya. Akhirnya pedang tersebut terkulai ke bawah menyusul kemudian badannya ikut
terjungkal ke tanah. *Note (by maya) : Lanjutan dari jilid 37 (Jilid 38 ceritanya lompat) *
"Aku toh sudah menerangkan dengan jelas, begitu aku dan saudara Buyung telah
selesai bertukar pakaian, kami akan segera datang kembali" kata Khong Bu siang cepat.
"Aku masih ingat kau pernah bilang, apabila kita melakukan suatu gerakan, maka
musuh tangguh yang tersebar di empat penjuru kemungkinan besar akan maju bersama-sama
untuk melancarkan serangan pada waktu itu, apa yang harus kami lakukan untuk
menghadapi mereka ?"
"Kami akan segera datang memberikan pertolongan."


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tak usah kuatir hisumoay" kata Buyung Im seng pula, "kami tak akan pergi
terlalu jauh." Melihat kesemuanya itu, Nyoo Hong leng segera berpikir dalam hati kecilnya.
"Ooooh... betapa bodohnya toako ku ini, aku sedang melindungimu selalu tapi kau
justru malah membantu dia."
Berpikir sampai disitu, dia pun menghela napas panjang, kemudian katanya.
"Tapi sebelumnya aku hendak menerangkan satu hal lebih dulu, apabila kalian
belum menyanggupi aku pun tak akan melepaskan kalian untuk pergi."
"Soal apa ?" tanya Khong Bu siang.
"Seandainya kalian belum kembali ke sini dan pihak musuh sudah melancarkan
serangan total sehingga melukai salah seorang diantara kami bertiga, apa yang hendak
kalian lakukan dalam keadaan begitu "
"Menurut perasaan hian moay, apa yang harus kami lakukan ?" Buyung Im seng balik
bertanya. "Asal kau bisa mengucapkannya, kami pun sanggup untuk melakukannya" ucap Khong
Bu siang pula. "Baik ! Dimana kami menderita luka, kalian pun harus merasakan pula luka
ditempat tersebut." "Soal ini... soal ini..." Khong Bu siang menjadi gelagapan, tampaknya dia tak
menyangka kalau nona tersebut bakal mengajukan syarat yang begitu aneh.
869 "Tak usah ini itu lagi" tukas Nyoo Hong leng cepat, "apabila kalian tak berani
menyanggupi permintaanku ini, lebih baik jangan pergi dari sini lagi."
Dengan perasaan apa boleh buat terpaksa Khong Bu siang berkata.
?"Baiklah ! Akan kusanggupi semua kehendak hatimu itu."
Nyoo Hong leng segera mengalihkan sorot matanya ke wajah Buyung Im seng,
kemudian tanyanya pula. "Bagaimana dengan kau " Apakah kau pun menyanggupi ?"
Buyung Im seng segera tertawa getir.
"Saudara Khong telah menyanggupi, sudah barang tentu akupun harus menyanggupi
pula." Dengan sedih Nyoo Hong leng menghela napas panjang.
"Baiklah, sekarang kalian boleh pergi dari sini !" katanya kemudian.
Tampak Khong Bu siang kuatir apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkanlagi,
dia segera melejit ke udara dan melompat sejauh dua kaki lebih dari posisi semula.
Buyung Im seng segera mengikuti dibelakang tubuhnya, tampak dua sosok bayang
manusia berkelebat lewat, hanya dalam beberapa kali lompatan saja mereka sudah
tiba disisi hutan. Memandang bayangan tubuh kedua orang itu, Nyoo Hong leng menggelengkan
kepalanya berulang-ulang kali.
"Aaai, bodohnya setengah mati !" ia bergumam dengan gemas.
"Apakah non maksudkan Buyung kongcu ?" bisik Kwik Soat kun dengan suara lirih.
"Kalau bukan dia, siapa lagi ?"
"Menurut pendapat siaumoay, agaknya Buyung Im seng sudah dapat merasakan maksud
hatimu untuk melindunginya..."
"Lantas mengapa dia masih tetap pergi juga ?" sela Nyoo Hong leng penasaran.
"Itulah sebabnya siau moay lantas merasa kalau kemungkinan besar dia mempunyai
maksud tujuan yang lain."
"Oooh, mempunyai tujuan lain ?" Nyoo Hong leng berseru tertahan, agaknya dia
seperti belum pernah berpikir sampai disitu.
"Betul, aku mempunyai perasaan demikian, lagi pula siau moay pun telah menemukan
suatu hal yang lain."
"Soal apa ?" "Di dalam beberapa hari belakangan ini, agaknya Buyung kongcu telah mengalami
suatu perubahan yang sangat besar...."
"Perubahan apa " Mengapa aku tidak dapat merasakannya ?"
870 "Dia berubah menjadi lebih tenang, lebih pandai menguasai diri, agaknya dia
seperti sudah mempunyai suatu rencana yang matang untuk menghadapi situasi yang
terbentang di depan mata sekarang, mungkin kedua orang lelaki itu sedang saling beradu
kecerdasan, hanya kita belum bisa melihat siapa yang lebih unggul diantara mereka berdua."
"Aai, aku benar-benar tidak habis mengerti, apa sebabnya Buyung Im seng bersedia
untuk saling bertukar tempat kedudukan dengan Khong Bu siang " Apakah dia benar
berniat untuk memasuki lagi sarang naga gua harimau ?"
"Disinilah letak perubahan dari Buyung Im seng, kalau dimasa lalu, kita masih
bisa membaca maksud hatinya melalui perubahan mimik wajahnya, dan secara diam-diam ia
dapat memberikan petunjuk kepada kita, maka sekarang, paras mukanya sama sekali
tidak menunjukkan perubahan apa pun jua."
"Ya, ucapanmu memang masuk di akal"
"Masih ada satu hal lagi yang mungkin belum pernah nona Nyoo bayangkan
sebelumnya.: "Katakan nona, aaai.. ! Selama beberapa hari ini kecerdasan otakku seakan-akan
sudah tersumbat, aku sangat jarang sekali bisa memecahkan suatu persoalan."
"Tampaknya Buyung Im seng mempunyai semacam kekuatan yang mendorongnya untuk
berbuat demikian, dan kekuasaan tersebut besar sekali selain teramat rahasia,
setiap kali dia berada dalam keadaan berbahaya dan terjepit, kekuatan itu pun segera
terpancar keluar dan membantunya untuk melepaskan diri dari ancaman bahaya maut...."
Nyoo Hong leng hanya mengiakan saja tanpa memberi komentar apa-apa atas ucapan
tersebut. Kembali Kwik Soat kun berkata lebih jauh.
"Mungkin saja nona Nyoo tidak mempercayai perkataanku, cuma menurut pengalaman
yang siaumoay miliki, dalam persoalan apa pun, tak mungkin soal rejeki dan
faktir kebetulan yang mempengaruhi. Nona, apakah kau tidak merasa bahwa keberuntungan
Buyung Im seng seakan-akan kelewat banyak...?"
Nyoo Hong leng termenung beberapa saat lamanya, kemudian manggut-manggut.
"Ya betul, setelah enci menyinggung kembali soal ini, siau moay pun lantas turur
merasakannya juga." "Nah, disitulah letak sumber kekuatan rahasia tersebut, agaknya seperti terdapat
banyak manusia yang secara diam-diam membantunya, tapi Buyung Im seng pun tidak mirip
seorang manusia yang licik. Aku percaya, dia bukan sengaja ada maksud untuk
merahasiakan hal ini..."
"Maksudmu dia sendiri pun tidak tahu ?" tanya Nyoo Hong leng.
"Benar, dia sendiri pun tidak tahu ada seorang atau mungkin banyak orang sedang
membantunya secara diam-diam dan mengaturkan segala persoalan baginya di dalam
sepanjang perjalanan."
Dari balik sepasang mata Nyoo Hong leng yang jeli tiba-tiba saja memancar keluar
sinar kecerdasan yang tajam, seakan-akan dia berhasil melepaskan diri dari belenggu
yang 871 merisaukan dan mengacaukan pikirannya hingga kini dia balik kembali menjadi
lebih cerdas dan lebih pintar daripada semula.
Sambil tersenyum Kwik Soat kun berkata lebih jauh.
"Keberuntungan dan kebetulan tidak selalu mengikuti seseorang, apalagi
kendatipun benar-benar ada keberuntungan yang datang hal ini pun harus dimanfaatkan oleh
seseorang yang berotak amat cerdas...."
Nyoo Hong leng manggut-manggut.
"Ya, aku mengerti !"
"Kecerdasan nona dan ilmu silat yang nona miliki sama sekali tidak berada
dibawahku, bahkan bisa jadi sepuluh kali lipat lebih hebat daripada diriku, seandainya kau
bisa memandang dan menilai duduknya persoalan dengan pikiran yang dingin, aku percaya
sudah pasti kau akan berhasil menemukan kunci dari semua persoalan ini...."
Kemudian setelah berhenti sejenak, kembali dia melanjutkan.
"Perubahan situasi dalam dunia persilatan dewasa ini diputuskan oleh gerak
geriknya dari perguruan tiga malaikat, agaknya semua latar belakang perguruan tiga malaikat
pun sudah sampai saatnya untuk diungkapkan kembali."
"Pandangan enci justru kebalikan dengan pendapat siau moay" kata Nyoo Hong leng,
"menurut perasaanku tampaknya latar belakang dari perguruan tiga malaikat ini
kian lama kian bertambah rumit, membuat orang semakin bingung dan tak tahu bagaimana
harus mengatasinya."
"Menurut pandangan secara sepintas lalu memang demikian, tapi apabila kita
memandang setingkat lebih dalam, perubahan situasinya sangat rudin dan tak
terhitungkan banyaknya, seperti misalnya Khong Bu siang minta kepada Buyung
kongcu agar menyamar menjadi Toa sengcu, apakah hal ini tiada suatu maksud tertentu ?"
"Siau moay tak dapat menebak, dimanakah letak tujuan Khong Bu siang yang
sesungguhnya ?" "Di dalam perkumpulan Li ji pang kami terdapat semacam keistimewaan yang tidak
akan pernah dijumpai dalam perguruan atau perkumpulan lain, yaitu kami menyimpan
bahanbahan tentang pelbagai jago persilatan yang ada di dunia ini selama ratusan tahun
terakhir ini, kami menyimpan semua bahan itu secara teratur dan semua kejadian besar pun
sudah kami catat dan kami simpan secara seksama..."
Seperti teringat akan sesuatu, dengan cepat Nyoo Hong leng menukas :
"Apakah terdapat pula catatan perihal tentang Khong Bu siang ?"
"Tidak ada. Jago persilatan di dunia ini banyaknya bukan main, tak kujumpai
seorang jagoan seperti dia."
"Tetapi Khong Bu siang toh muncul secara hidup-hidup disini, bukankah hal ini
menunjukkan kalau bahan yang berhasil dikumpulkan perkumpulanmu kelewat minim >"
"Bukan kelewat minim, melainkan dalam dunia persilatan pada saat ini memang tak
terdapat seorang manusia semacam ini."
872 "Tidak terdapat manusia semacam ini " Apakah kau tak salah melihat... ?"
"Setelah aku saksikan tanda rahasia diatas pergelangan tangannya, barulah aku
ketahui akan identitasnya yang sebetulnya."
"Siapakah dia ?"
"Dia adalah Hua sin kongcu (kongcu berubah badan) Ong Goan khong. Rupanya dia
telah menggunakan nama terakhirnya sebagai nama marganya hingga menjadi Khong Bu
siang." "Hoa sin kongcu Ong Goan khong " Darimana kau bisa mengenali dia ?"
"Diantara bahan-bahan yang dikumpulkan oleh perkumpulan Li ji pang, bukan saja
ada catatan tentang manusianya, tentang peristiwanya, dari orang-orang penting yang
ada, kami pun mencatat ciri khasnya dan bentuk wajahnya, Ong Goan khong boleh berubah
badan menjadi seribu bahkan selaksa kali, dia boleh merubah wajahnya menjadi
bentuk apa pun, tapi jangan harap dia bisa merubah daging lebih yang berada diatas
pergelangan tangan kirinya." "Aku sudah cukup lama berkelana dengannya, mengapa tidak kulihat akan hal ini ?"
"Itulah sebabnya kukatakan bahwa nona tidak memperhatikan dengan seksama...."
Sementara pembicaraan masih berlangsung, Khong Bu siang dan Buyung Im seng telah
muncul kembali dengan langkah lebar.
Kwik Soat kun segera berbisik.
"Hati-hati sedikit, coba kita lihat ia masih mempunyai siasat licik apa lagi."
Diam-diam Nyoo Hong leng menghembuskan napas panjang, kemudian menghimpun
tenaga dalamnya dan mempersiapkan diri, dipandangnya wajah kedua orang itu
lekatlekat. Khong Bu siang berjalan di depan sedangkan Buyung Im seng mengikuti di belakang.
Sorot mata Nyoo Hong leng yang tajam segera memperhatikan wajah kedua orang itu
secara bergantian, kemudian katanya.
"Apakah kalian berdua sudah berganti dandanan ?"
Khong Bu siang yang mengenakan kain cadar segera maju ke depan seraya menyahut.
"Sudah sekarang aku adalah Buyung Im seng."
Buyung Im seng yang mengikuti dibelakangnya dengan cepat menyambung.
"Belum. belum berganti dandanan, dia masih tetap Khong Bu siang !"
Agaknya Nyoo Hong leng sudah mempunyai suatu rencana tertentu, secara diam-diam
ia memperhatikan pergelangan tangan kiri kedua orang tersebut.
Tampak kedua orang itu sama-sama menjulurkan tangan kirinya ke bawah sehingga
tertutup dibalik ujung bajunya, dengan demikian sukar untuk melihat pergelangan
tangan kiri mereka. Diam-diam Nyoo Hong leng menghembuskan napas panjang.
873 "Jangan-jangan Khong Bu siang sudah mempunyai suatu perasaan was-was terhadap
hal itu ?" Tedengar manusi berkerudung itu berkata.
"Nyoo hoan moay, siuheng telah mendapat petunjuk dari saudara Khong tentang
bagaimana caranya menghadapi musuh, sebentar kau dan saudara Khong boleh pergi
dari sini, sedang siauheng sendiri mungkin tak bisa menghantarmu lebih jauh."
Nyoo Hong leng tak dapat melihat tonjolan daging lebih yang berada pada
pergelangan tangan kiri mereka, maka dia memperhatikan dengan seksama dengan harapan
menemukan kedudukan mereka berdua dari nada pembicaraannya.
Kalau didengar dari suara orang berkerudung itu memang Buyung Im seng adanya.
Terdengar Buyung Im seng berkata lagi.
"Aku tidak habis mengerti, mengapa saudara Khong harus menggunakan akal busuk
untuk membohongi nona Nyoo ?"
Nyoo Hong leng mencoba untuk memperhatikan dengan seksama, tapi dengan cepat
hatinya merasa terperanjat, pikirnya kemudian.
"Heran, mengapa orang ini pun mempunyai nada suara seperti pada suara Buyung Im
seng ?" Untuk beberapa saat lamanya dia menjadi tertegun dan tak sanggup mengucapkan
sepatah katapun. Sekalipun dia cerdik, tak urung ia dibikin kebingungan juga oleh peristiwa
tersebut sehingga tanpa terasa dengan perasaan gelagapan ia berpaling ke arah Kwik Soat
kun sambil berseru. "Cici, bagaimana jadinya sekarang ?"
Kwik Soat kun sendiripun tidak habis mengerti dibuatnya, tapi diluaran dia masih
mempertahankan ketenangan seperti semula, pelan-pelan dia maju ke depan,
kemudian serunya.

Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Khong Bu siang, aku memahami akan maksud hatimu itu !"
Secara diam-diam dia mencoba untuk memperhatikan perubahan mimik wajah dari
mereka berdua. Tampak paras muka Buyung Im seng diliputi rasa bingung, dia mengangkat bahunya
tanpa menjawab. Kwik Soat kun segera memperhatikan manusia berkerudung itu tajam-tajam, lalu
serunya lagi. "Kalau toh kau menyaru sebagai Buyung Im seng, rasanya tidak perlu untuk memakai
kain kerudung lagi."
Khong Bu siang segera mengangkat tangan kanannya dan melepaskan kain cadar
tersebut, kemudian katanya.
"Nona Kwik, kau..."
874 "Hei, apa yang telah terjadi ?" teriak Nyoo Hong leng mendadak dengan perasaan
terkejut. Rupanya setelah orang itu melepaskan kain kerudung hitamnya, ternyata dia pun
Buyung Im seng. Sambil tersenyum Kwik Soat kun segera berseru.
"Nona Nyoo, tak usah gelisah aku percaya masih bisa membedakan mereka berdua."
Dua orang Buyung Im seng segera berpaling bersama-sama, keempat mata mereka
bersama-sama dialihkan ke wajah Kwik Soat kun.
Setelah mendehem pelan Kwik Soat kun berkata.
"Salah satu diantara kalian berdua sudah pasti gadungan."
"Siapakah diantara kami berdua yang gadungan ?" tanya dua orang Buyung Im seng
itu bersama-sama. "Sampai kini aku memang masih belum tahu dengan pasti, tapi dengan cepatnya aku
dapat membedakan hal tersebut, sebab Buyung Im seng yang gadungan kalau bukan
memakai obat-obatan diwajahnya, tentu dia memakai topeng kulit manusia."
Tanpa terasa kedua orang Buyung Im seng itu saling berpandangan sekejap.
"Cici, buat apa kau mesti membuang waktu dengan percuma..." seru Nyoo Hong leng
cepat. "Nona Nyoo untuk sementara waktu serahkan saja persoalan ini kepadaku" buru-buru
Kwik Soat kun menyambung, "apabila caraku gagal, barulah kita coba dengan cara
nona." Nyoo Hong leng tidak tahu permainan apakah yang hendak dilakukan oleh gadis
tersebut, terpaksa dia harus mengiakan dan mengundurkan diri ke samping.
"Siapa yang menaruh maksud untuk melawan, maka orang itu sudah pasti bukanlah
Buyung Im seng." "Betul !" pikir Nyoo Hong leng cepat, "yang satu adalah Kong Bu siang, sedangkan
yang lain adalah Buyung Im seng, untuk saat ini mereka telah muncul sebagai dua orang
Buyung Im seng, tentu saja salah seorang diantaranya memakai topeng manusia.
Cara ini sebetulnya amat biasa, tapi seringkali justru mendatangkan hasil yang diluar
dugaan." Tampak Buyung Im seng mengangkat tangan kanannya mencegah Kwik Soat kun untuk
maju, serunya. "Tunggu sebentar !"
Siau tin yang berdiri disampingnya segera maju ke depan sambil melancarkan
totokan ke arah iga kanan Buyung Im seng, serunya keras.
"Dia yang gadungan !"
oooOooo Dengan cekatan Buyung Im seng berkelit kesamping, kemudian serunya lagi.
875 "Aku hendak mengucapkan sesuatu !"
"Buyung kongcu masih ada petunjuk apa lagi ?" tanya Kwik Soat kun kemudian.
"Pada saat ini dan situasi begini, musuh tangguh masih berada di sekeliling
kita, setiap saat ancaman bahaya maut dapat mengancam keselamatan kita, apabila kita harus
bertarung sendiri lebih dulu, bukankah hal ini justru akan membantu orang lain
untuk menciptakan kesempatan yang amat baik ?"
"Seandainya kau adalah Buyung Im seng yang asli, tentu saja tak akan tarung
dengan kami." "Kecuali aku, masih ada seorang yang gadungan, bukankah hal ini berarti bahwa
suatu pertarungan tak mungkin bisa dihindari ?"
"Lantas bagaimana menurut pendapat kongcu ?"
"Aku pun bukan seorang manusia yang amat penting, rasanya akupun tak usah
menggunakan siasat melumuri mata ikan dengan mutiara dengan mencampurkan dua
orang manusia dengan wajah sama agar musuh kebingungan...."
"Apakah menurut kongcu, hal ini sebenarnya merupakan suatu kejadian yang amat
biasa ?" tanya Kwik Soat kun kemudian.
"Bukan begitu, mungkin saja hal ini merupakan siasat besar pun tak kecil, namun
aku merasa bahwa soal membedakan mana yang asli dan bukan, bukanlah suatu hal yang
terlampau sukar. Paling tidak, aku dapat berusaha sekuat tenaga untuk melakukan
kerja sama. Tapi sekarang agaknya kita pun tak usah ribut dikarenakan persoalan ini,
sehabis menghadapi musuh tangguh nanti, rasanya belum terlambat untuk membedakan mana
yang asli dan tidak."
"Ya, memang masuk diakal !"
Sorot matanya segera dialihkan ke tubuh Khong Bu siang, kemudian melanjutkan.
"Sebelum identitas kalian berdua menjadi jelas, lebih baik kau kenakan saja
dahulu pakaian Khong Bu siang ini, kami pun masih akan menyebutmu sebagai Toa sengcu."
"Jadi kalian sudah mempercayai perkataannya itu ?" tanya Khong Bu siang cepat.
Nyoo Hongleng segera menghela napas.
"Dengan wajah yang sama dan suara yang sama, siapa yang bisa membedakan mana
yang asli dan mana yang gadungan."
"lantas bagaimana menurut pendapat Toa sengdu ?" tanya Kwik Soat kun kemudian.
"Ini namanya siasat memindah bunga menyambung ranting, bila dari pihak Seng tong
ada yang mengejar kemari, maka tujuan mereka adalah Khong Bu siang, bila aku
bisa munculkan diri guna menghadang kepergian mereka, siapa tahu kalau kalian akan
mendapat kesempatan untuk melarikan diri ?"
"Seandainya kau adalah Buyung Im seng, bukankah hal ini justru akan memenuhi
keinginan hatimu ?" "Dibalik kesemuanya ini masih ada sedikit selisih perbedaan, yakni dia tidak
memberitahukan kepadaku bagaimana caranya untuk menghadapi orang-orang asing
876 yang berada di dalam ruang Seng tong, sekalipun aku dapat memasuki ruang Seng
tong, paling banter juga bakal mati."
"Khong Bu siang benar-benar berhati kejam dan buas !" seru Siau tin cepat.
Khong Bu siang menghela napas panjang.
"Berada dalam keadaan seperti ini, aku benar-benar merasa sulit untuk
berbicara." "Menurut Buyung Im seng tadi, setelah meninggalkan tempat berbahaya ini, kita
akan membedakan lagi mana yang asli dan mana yang gadungan, entah bagaimanakah
menurut pendapatmu sekarang ?" tanya Kwik Soat kun lagi.
"Di dalam menghadapi pertarungan ini kemungkinan besar adalah salah seorang
diantara kami, dua orang Buyung Im seng bakal tewas."
"Tapi orang yang bakal tewas toh belum tentu adalah kau ?"
Khong Bu siang tertawa getir.
"Tentu saja kesempatan untukku paling besar."
Mendadak sambil merendahkan suaranya, dia melanjutkan.
"Mati hidupku bukan sesuatu yang luar biasa tapi nama harum keluarga Buyung juga
tak boleh sampai rusak, apabila aku menemui musibah, harap kalian berdua suka
memperhatikan dengan seksama, jangan sampai orang lain mencatut namaku untuk
melakukan kejahatan dalam dunia persilatan, sekalipun kalian berdua tak dapat
melenyapkan dia, paling tidak juga harus menyingkap penyaruannya itu."
Sambil tertawa Kwik Soat kun manggut-manggut.
"Ucapanmu memang benar ! Seandainya benar-benar sampai berada dalam keadaan
seperti itu, kami semua pasti akan selalu menghormati janji kami dengan kongcu."
Mendadak Khong Bu siang berkerut kening, lalu serunya.
"Kalau didengar dari nada pembicaraan nona, tampaknya kau sudah menaruh curiga
atas identitasku ini." "dalam dunia dewasa ini hanya terdapat seorang Buyung kongcu, tapi sekarang ada
dua orang Buyung kongcu yang hidup segar bugar berdiri dihadapanku."
"Nona harus mengerti" sambung Khong Bu siang cepat, "diantara kita berdua, yang
seorang adalah Khong Bu siang."
"Aku tahu, tapi sebelum kami dapat membedakan dengan pasti yang asli dan mana
yang gadungan, aku hanya akan mempercayai kalian seorang setengah bagian, oleh sebab
itu terhadap pesanmu aku hanya bisa berjanji sebagian saja."
Khong Bu siang menghela napas panjang dan tidak banyak bicara lagi.
Kwik Soat kun segera berpaling ke arah Buyung Im seng sambil berkata lagi.
"Entah kau yang asli atau yang gadungan, terpaksa kaupun harus menunggu dulu."
"Aku mah lebih setuju untuk menghadapi musuh tangguh lebih dahulu, kemudian baru
membedakan mana yang asli mana yang gadungan."
877 Mendadak terdengar Siau tin berteriak.
"Mereka sudah mulai turun tangan !"
Kwik Soat kun segera mengalihkan sorot matanya ke depan, tampak olehnya dari
sekeliling tempat itu sudah muncul dua puluh orang yang secara terpisah bergerak
mendekati beberapa orang itu, maka ujarnya kemudian.
"Siau tin, berdirilah dekat nona Nyoo !"
Dengan cepat diapun melompat mundur dan berdiri di samping Nyoo Hong leng.
Siau tin segera mengikuti dibelakang Kwik Soat kun dan melayang turun disisi
tubuh Nyoo Hong leng. Sementara itu dari empat penjuru sudah bermunculan musuh dalam jumlah yang
sangat banyak, kini jumlahnya sudah mencapai empat lima puluh orang.
Khong Bu siang yang mengenakan baju berwarna hitam segera mengenakan kain cadar
hitamnya dan melangkah lima tindak ke sisi kanan dan berdiri di situ.
Lima orang itu segera membentuk sebuah sudut segitiga, tapi jarak diantara
masingmasing pihak mencapai satu kaki lebih, sehingga apabila benar-benar berkobar suatu
pertarungan, maka masing-masing pihak sukar untuk saling menolong.
Mendadak Nyoo Hong leng berbisik.
"Enci Kwik, apakah kau telah berhasil melihatnya ?"
"Melihat apa ?"
"Siapakah Buyung Im seng yang sebenarnya ?"
"Kemampuan dari Hua sin kongcu memang sangat hebat dan harus diakui akan
kelihaiannya, bukan hanya raut wajahnya saja yang sama, bahkan suarapun sukar
dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya."
"Aku berhasil menemukan setitik tanda kelemahan, mereka sesungguhnya tidak
berganti pakaian. Yang Khong Bu siang tetap merupakan Khong Bu siang yang asli"
"Sekarang lebih baik kita tak usah memeras otak kesitu, lebih kita sama-sama
menghadapi musuh tangguh lebih dulu."
Nyoo Hong leng segera berpaling dan memperhatikan sekejap disekeliling tempat
itu, kemudian katanya dengan suara dingin.
"Cici, musuh mempunyai kekuatan yang sangat besar, ini berarti kedudukan kita
berbahaya sekali, sekarang empat arah delapan penjuru merupakan posisi musuh
untuk melancarkan serangan, bila mereka berdua tidak mau melawan musuh bersama-sama
kita, aku kuatir sulit buat siau moay untuk memberikan suatu perlindungan yang
sempurna." "Aku memahami maksud perkataanmu itu" sambung Kwik Soat kun dengan cepat, "tapi
kaupun tak usah menguatirkan kami, asal nona mau berusaha dengan sekuat tenaga,
itu sudah lebih dari cukup. Bila kami tak beruntung dan tewas dalam pertempuran ini,
mungkin memang begitulah nasib kami...."
878 "Hm! Entah apa maksud tujuan dari Khong Bu siang itu. Seandainya dia tidak
menggunakan permainan busuk ini, dengan kekuatan gabungan kita semua, asal Ji
sengcu dan Sam sengcu tidak datang, seharusnya kita masih sanggup untuk menghadapinya."
Perkataan itu sengaja diutarakan dengan suara keras, baik Khong Bu siang maupun
Buyung Im seng dapat mendengar ucapan mana dengan sangat jelas, tapi kedua orang
itu tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Sementara itu kawanan penjahat itu telah sama-sama menghentikan gerakannya
berhubung posisi berdiri ketiga kelompok manusia itu nampak aneh, karena mereka
tak tahu apa yang harus dilakukan untuk sesaat tiada yang melakukan sesuatu
tindakan. Rupanya posisi berdiri ketiga kelompok manusia itu membentuk sudut segi tiga
dengan masing-masing berselisih jarak sejauh satu kaki lebih.
Itulah sebabnya orang-orang yang datang mengerubuti tidak mengetahui bagaimana
harus mengepung ketiga kelompok manusia itu, sebab jarak mereka terlalu besar,
puluhan orang pun belum tentu mampu membuat satu lingkaran yang bisa mengepung
mereka menjadi satu. Seorang kakek berbaju biru yang nampaknya merupakan pemimpin dari rombongan
pengerubut tersebut segera berseru dengan suara lantang.
"Kalian segera memencarkan diri dan kepung mereka semua !"
Buyung Im seng segera tertawa dingin, jengeknya.
"Kalau hanya kalian beberapa orang saja, sekalipun hendak maju bersama juga sama
sekali tak berguna, paling banter toh cuma menghantar kematian buat dirimu
sendiri, bila masih ada orang yang hendak datang, lebih baik tunggu saja sampai mereka datang
semua." "Siapakah kau " Besar amat bacotmu itu ?" seru kakek berbaju biru itu dengan
cepat. "Tak usah tahu siapakah aku, lihat dulu manusia berkerudung hitam itu."
Kakek berbaju biru segera berpaling dan memandang sekejap ke arah manusia
berkerudung hitam tadi, kemudian balik bertanya.
"Siapakah dia ?"
"Heeh....heeeh, tampaknya kalian cuma anjing-anjing yang bermata buta" seru Buyung
Im seng sambil tertawa dingin tiada hentinya.
Kakek berbaju biru itu menjadi naik pitam.
"Hei bocah keparat, mengapa kau mengumpat orang sekehendak hatimu sendiri ?"
"Bukankah kalian anggota Sam seng bun ?"
"Ditempat dan disuasana seperti ini, kalau bukan orang Sam seng bun, bagaimana
bisa sampai disini ?" "Kalau toh orang-orang dari perguruan tiga malaikat, mengapa tidak kenal Toa
sengcu kalian " Kalau bukan anjing-anjing bermata buta memangnya kalian manusia ?"
879 "Kau tak usah mengaco belo tak karuan" kakek berbaju bitu itu semakin marah,


Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"apabila Toa sengcu kami datang kemari, masa pihak Seng tong tidak mengirim surat
pemberitahuan." Buyung Im seng segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak dengan
suara kerasnya. "Haaah... haaaah... haaah... kau tidak percaya dengan perkataanku " Sebentar tanyakan
sendiri kepada Ji sengcu kalian, urusan toh akan menjadi jelas dengan
sendirinya. Selama ini Khong Bu siang cuma berdiri serius ditempat semula, tidak mengakui
ataupun mengiyakan, dia hanya berdiri dengan wajah sedingin es....
Tampaknya kakek berbaju bitu itu merupakan pemimpin dari rombongan
manusiamanusia tersebut, mendadak dia mengulapkan tangannya sembari berseru.
"Segera menyebarkan diri dan kepung mereka rapat-rapat !"
"Jangan bergerak !" dengan suara yang keras bagaikan suara geledek ditengah hari
bolong, Buyung Im seng membentak nyaring.
Bentakan tersebut bukan saja diutarakan dengan suara nyaring, agaknya disertai
pula dengan tenaga dalam yang amat sempurna, sebenarnya puluhan orang lelaki
bersenjata golok itu sudah siap bergerak maju namun mendengar suara bentakan dari Buyung Im
seng, mereka segera berhenti.
Dengan wajah agak tertegun manusia berbaju biru itu menegur.
"Kenapa ?" "Bila ada yang sudah bosan hidup, silahkan saja untuk maju mencoba-coba...."
Dalam pada itu Nyoo Hong leng telah berbisik dengan suara lirih.
"Enci Kwik, selamanya Buyung kongcu lemah lembut, orang ini mirip dengan Khong
Bu siang." Di pihak lain, kakek berbaju biru itu sudah mengangkat goloknya sambil berseru.
"Aaah, masa ada kejadian seperti ini " Lohu paling tidak percaya dengan segala
gertak sambal seperti ini" Sembari berkata dia pun menerjang maju dua langkah dengan golok disilangkan
didepan dada. Pada saat dia maju untuk langkah yang ketiga inilah mendadak Buyung Im seng
mengayunkan tangan kanannya.
Tiba-tiba saja manusia berbaju biru it melemparkan golok ditangannya dan sambil
berteriak keras, tubuhnya roboh terkapar diatas tanah.
Sebagian besar orang yang hadir dalam arena tak sempat melihat dengan cara
apakah dia melukai kakek berbaju biru itu, bahkan Khong Bu siang yang mengenakan baju hitam
dengan kerudung hitam pun dibikin tertegun oleh kejadian tersebut.
Sepasang matanya yang tajam segera menembusi balik kain cadarnya dan menatap
wajah Buyung Im seng tajam-tajam.
880 Pelan-pelan Kwik Soat kun berjalan menuju ke samping Nyoo Hong leng, kemudian
ujarnya dengan suara rendah.
"Bagaimana sih cara dia melukai manusia berbaju biru itu ?"
"Tampaknya mempergunakan semacam ilmu silat khusus."
"Semacam senjata rahasia ?"
"Bukan, paling tidak aku tidak melihat dia mempergunakan senjata rahasia,
apabila dia menggunakan senjata rahasia, hal ini tentu saja bukan sesuatu yang aneh."
Sementara itu, puluhan orang lelaki yang sudah berjalan mendekat benar-benar
dibikin terpesona oleh kelihaian Buyung Im seng yang berhasil merobohkan manusia berbaju
biru itu dalam sekali gebrakan saja, untuk sesaat semua orang dibikin tertegun
dan berdiri kaku ditempat semula. Dengan suara dingin Buyung Im seng berkata lagi.
"Sebelum pentolan kalian tiba disini, kuanjurkan kepada kalian agar jangan
bertindak secara sembrono, sebab siapa yang nekad berarti dia sedang mencari kematian
untuk diri sendiri." Betul juga, puluhan orang lelaki bersenjata golok itu segera berhenti ditempat
masingmasing dan tak berani maju lebih jauh ke depan.
Dalam pada itu, Kwik Soat kun telah berbisik dengan ilmu menyampaikan suaranya.
"Nona Nyoo, siau moay pun dibikin kebingungan oleh peristiwa ini, menurut
pendapatku, mereka berdua sama sekali tidak berganti pakaian, lagi pula Khong Bu
siang ada maksud untuk mengatur pertarungan ini, mungkin dia hendak mempergunakan
kesempatan ini untuk melenyapkan Buyung Im seng tapi setelah menyaksikan cara
Buyung Im seng melakukan serangan tadi, aku jadi sangsi apakah benar dia atau
bukan." "Kenapa ?" "Ilmu silat yang dipergunakan tadi terlalu aneh dan sakti, tidak mirip
kepandaian silat asli dari Buyung kongcu."
"Maksudmu ilmu silatnya terlalu tinggi bukan begitu ?"
"Benar, seingatku ilmu silat tersebut sama sekali tidak mirip dengan ilmu silat
Bara Diatas Singgasana 28 Pendekar Naga Putih 51 Petaka Kuil Tua Si Dungu 4
^