Pencarian

Pena Wasiat 26

Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen Bagian 26


kawakan yang cukup berpengalaman, semenjak semula dia
sudah mencurigai lelaki kurus itu, maka selama ini dia
mengawasinya terus dengan seksama. Ia menyaksikan juga
bagaimana orang itu mengeluarkan tabung jarumnya dari
dalam saku, tapi untuk membentak sudah tak sempat lagi,
gerakan tubuh lelaki kurus itu cepat sekali, begitu tabung
jarum muncul jarum beracun telah berhamburan ke mana
mana. Untung saja Seng Hong telah mempersiapkan diri sejak
tadi, sehingga pada saat yang kritis dia berhasil
menghantam tubuhnya dan membuat miringnya tabung
jarum beracun tersebut. Lelaki kurus itu membalikkan
tubuh melepaskan sebuah serangan balasan ke tubuh Seng
Hong. Cepat Seng Hong menangkis pukulan itu kemudian
mengembalikan serangan lawan dengan sebuah pukulan
pula. Tiba-tiba Oh Hong cun melayang maju ke depan, sambil
melancarkan cengkeraman bentaknya keras-keras: "Bagus
sekali, rupanya kau memang mempunyai tujuan lain"
Sementara itu, kawanan jago yang berdiri disekeliling
arena telah menyingkir ke empat penjuru, dengan begitu
disitu muncul sebuah tanah lapang yang kosong dan luas.
Seng Hong dan lelaki kurus itu setelah saling bertarung
dua gebrakan, tiba-tiba bocah itu melompat mundur ke
belakang. Tentu saja hal ini merupakan perintah dari Cu
Siau Hong. Itulah sebabnya, begitu Seng Hong mengundurkan diri,
dia sudah membalikkan badan dan menyusup ke dalam
kerumunan orang banyak. Lelaki kurus itu membalikkan tubuhnya menangkis
datangnya ancaman dari Oh Hong cun, kemudian ujarnya
dingin: "Oh tayhiap, kau sebetulnya merupakan salah
seorangjago persilatan yang dihormati orang banyak,
mengapa kau mesti mencampuri diri dalam air keruh kali
ini?" "'Bila aku tak tahu masih mendingan, tapi setelah lohu
jumpai, aku tak bisa berpeluk tangan belaka, apalagi lohu
sudah mereka pilih sebagai pemimpin semua jago".
Sementara mulutnya berbicara, sepasang tanganrya
melancarkan serangan terus dengan gencar, bahkan makin
lama serangan yang dipancarkan semakin cepat dan hebat.
Tampaknya kepandaian silat yang dimiliki lelaki kurus itu
tidak lemah, kendatipun serangan-serangan yang
dilancarkan Oh Hong cun sangat gencar dan dahsyat tapi
dia masih sanggup untuk menghadapinya dengan baik,
selain ada pertahanan pun ada serangan balasan. Dalam
waktu singkat kedua belah pihak sudah saling bertarung
sebanyak dua puluh gebrakan lebih.
Selewatnya dua puluh gebrakan dan Oh Hong cun belum
berhasil mengendalikan musuhnya, diam-diam ia mulai
terperanjat, tak disangka olehnya manusia yang sama
sekali tak dikenal ini ternyata begitu sulit untuk dihadapi.
"Entah siapakah orang ini dan berasal darimana?"
demikian dia berpikir. Terdengar manusia kurus kering itu berkata lagi dengan
suara dingin: "Oh Hong cun, tiada orang yang benar-benar akan
membantumu, aku sudah cukup memberi muka untukmu,
bila kau masih saja tak tahu diri, jangan salahkan kalau aku
akan bertindak keji".
Beberapa patah kata itu memang merupakan persoalan
yang dicurigai Oh Hong cun.
Sekarang dia sudah mengerti, yang benar dapat
menahan orang ini mungkin hanya Pek bi taysu seorang
serta kedua belas orang Lohan yang dibawanya. Akan tetapi
berada dihadapan umum tentu saja dia tak bisa
menghentikan serangannya dengan begitu saja, kendatipun
dia ingin sekali menghentikan serangen tersebut secepat
mungkin. Berada dalam keadaan demikian, terpaksa dia harus
mengeraskan kepalanya untuk bertahan lebih jauh,
katanya: "Kini, aku orang she Oh sudah diangkat semua orang
menjadi pemimpin meeeka, paling tidak aku mesti
memberikan suatu pertanggungan jawab kepada mereka,
entah ada orang yang menunjang diriku atau tidak selama
persoalan tersebut harus ku urus, aku tak akan
melepaskannya dengan begitu saja"
Permainan pukulannya berubah, serangan demi serangan
yang dilancarkan juga semakin dasyat. Rupanya dia telah
mengeluarkan kepandaian andalannya, ilmu pukulan Poh
san kun (Pukulan penghancur bukit) yang dilatihnya selama
empat puluh tahun belakangan ini.
Terasa angin pukulan menderu-deru, kekuatannya
benar-benar teramat dahsyat.
Kakek bertubuh kurus kering itupun segera merubah
permainan pukulannya, kini dia memainkan sebuah pukulan
yang berhawa lunak tapi dinginnya luar biasa. Tampak
bayangan telapak tangannya meluncur kian kemari,
ternyata pukulau berhawa panas dan keras itu segera
dipunahkan sama sekali hingga lenyap tak berbekas.
Dalam pada itu, para jago yang berada disekeliling arena
telah menjadi tenang kembali, suasana begitu sepi hening
dan sama sekali tak kedengaran sedikit suarapun.
Poh san kun dari Oh Hong cun memang ganas dan
dahsyat, tapi pukulan berhawa dingin yang lembek dari
lelaki kurus itu lebih mengejutkan hati setiap orang.
Pelan-pelan Pek bi taysu berjalan menerobosi para jago
lainnya dan berhenti disisi arena. Cu Siau hong juga tahu
kalau lelaki kurus kering itu tidak mudah di hadapi.
Oh Hong cun benar-benar telah menjumpai musuh yang
betul-betul tangguh dan dahsyat, Bu Seng siong yang
memegang toya tembaganya kencang-kencang hanya bisa
menonton jalannya pertarungan dari sisi arena, kendatipun
dia ingin membantu, namun tak tahu bagaimana harus
turun tangan. Sementara itu Cu siau bong sedang mempertimbangkan
diri, ia tahu seandainya dirinya turun tangan membantu
untuk menghadapi lelaki kurus itu, sekalipun berhasil
membunuh lawan, akan tetapi tindakan tersebut tak akan
membantu 0h Hong cun untuk mempertahankan pamornya.
Kini dia harus berusaha untuk mencari suatu akal guna
membantu Oh Hong cun secara diam-diam, agar lelaki
kurus itu tanpa sadar terluka ditangan Oh Hong cun,
dengan demikian persoalan baru bisa diselesaikan secara
sempurna dan tanpa cacad.
Selain dari pada itu, diapun dapat membuktikan satu hal
lagi, yakni organisasi besar yang diam-diam mengatur
segala sesuatunya itu betul-betul sudah mempunyai suatu
rencana keji yang tersusun rapi karena siapa saja yang
mereka kirim sudah pasti kepandaiannya dapat
mengimbangi keampuhan dari jago persilatan kelas satu
didunia. Andaikata pihak Kay pang dan Pay kau tidak melakukan
persiapan dan melatih Jit hou serta Su eng secara tekun,
cukup untuk mencari beberapa orang jago yang bisa
melawan kawanan jago dari organisasi rahasia itupun sudah
sulitnya bukan kepalang. Sekarang, Pek bi taysu mulai berkerut kening pula.
Walaupun dia menaruh rasa terkejut ju-ga terhadap
keampuhan ilmu silat yang dimiliki lelaki kurus itu, namun
untuk sementara waktu dia belum berniat untuk turun
tangan. Mendadak terdengar Oh Hong cun membentak keras, dia
melepaskan sebuah pukulan dengan sepenuh tenaga.
Lelaki kurus kering itu segera tertawa dingin, jengeknya:
"Hmmm, tampaknya kau sudah pingin mampus"
Tangan kanannya segera diangkat ke atas untuk
menangkis serangan tersebut.
Sementara tangan kirinya dengan jurus cuan sim ci (ilmu
jari penembus hati) melepaskan sebuah tusukan maut.
Cu Siau hong dapat menyaksikan segala sesuatunya
dengan jelas, tidak begitu mudah bagi Oh Hong cun untuk
menghindarkan diri dari serangan maut tersebut.
Bila dia tidak segera turun tangan, bisa jadi Oh Hong cun
akan segera terluka di ujung serangan cuan sim ci lawan.
Untung saja Cu Siau hong sudah membuat persiapan
semenjak tadi, begitu menyaksikan ancaman bahaya maut
yang akan menimpa Oh Hong cun, dengan cepat dia
melepaskan sebuah totokan kilat.
Segulung angin serangan yang dahsyat, dengan hebat
menyambar jalan darah Ci ti hiat ditubuh lelaki kurus kering
itu. Pek bi taysu juga dapat melihat ancaman bahaya maut
yang mengancam Oh Hong cun, dia segera maju ke depan
siap melakukan pertolongan. Dikala lelaki kurus itu siap
menangkis serangan Oh Hong cun, tiba-tiba sikutnya lantas
kesemutan, kemudian segenap tenaga serangannya punah
tak berbekas. Kebetulan sekali serangan yang dilepaskan Oh Hong cun
sudah meluncur tiba, tak ampun lagi lengan kanan lelaki
kurus itu terhajar putus dan balok kepala orang itu terhajar
secara telak. Diiringi jeritan ngeri yang menyayatkan hati, lelaki kurus
itu langsung roboh terkapar diatas tanah. Tapi jari tangan
kirinya toh sempat menempel juga diatas dada Oh Hong
cun, hanya sayang sudah tak mampu mengeluarkan tenaga
lagi. Para jago yang berada disekeliling tempat itu segera
bersorak sorai, pujian berkumandang dari sana sini. "Betulbetul
ilmu pukulan yang hebat"
"Yaa, benar-benar Oh tayhiap seorang jagoan yang
hebat!" Oh Hong cun bertepuk berulang kali sambil
menghembuskan napas panjang, katanya kemudian:
"Sungguh berbahaya! sesungguhnya lohu tidak
mempunyai niat untuk membunuh orang ini, tapi didesak
oleh keadaan, yaa apa boleh buat lagi ...."
Dia seakan-akan tidak tahu kalau kemenangan yang
berhasil diraihnya barusan benar-benar diperoleh dengan
berbahaya sekali. Pek bi taysu segera manggut-manggut, katanya pula:
"Yaa, betul, sekalipun sang harimau tak ada niat melukai
orang, orang justru ada niat mencelakai sang harimau, bila
harus bertarung lagi dikemudian hari, saudara Oh juga tak
perlu berbelas kasihan lagi kepada mereka"
"Ehmmm, ucapan ini memang benar juga, orang ini
meski tak dikenal namanya, akan tetapi betul-betul
memiliki ilmu silat yang sangat tangguh "
Tampaknya semua orang yang hadir di arena tak ada
yang mengetahui jika kemenangan dari Oh Hong cun tadi,
sesungguh nya dibantu oleh seorang yang lain.
Sementara itu, dari atas tebing curam diatas selat itu,
terdengar pendeta dari Siau lim pay sedang bersuara keras:
"Diatas sini bertumpukan batu-batu cadas berukuran
raksasa, namun orangnya sudah pada kabur"
'Baik!" seru Pek bi taysu kemudian, kalian boleh berjalan
melalui atas bukit,jika ada orang bermaksud melemparkan
batu cadas lagi, segera turun tangan secara tegas, bunuh
pencoleng-pencoleng tersebut`
Dari atas kedua belah puncak bukit itu segera
berkumandang suara sahutan dari pendeta-pendeta Siau
lim pay tersebut. Dalam pada itu Cu Siau hong selalu
mengawasi suasana disekeliling tempat itu dengan
seksama, dia berharap bisa menemukan lagi beberapa
orang jagoan yang mencurigakan.
Sementara Oh Hong cun juga telah meningkatkan
kewaspadaannya selesai pertarungan itu, sedangkan
pamornya juga ikut meningkat tinggi dimata para jago
persilatan lainnya. Diatas wajah para jago yang berada di sekitar tempat
itu, terlintas rasa kagum yang amat tebal. Rupanya lelaki
kurus itu tidak mempunyai komplotan yang lain, atau paling
tidak tiada orang yang berani munculkan diri untuk
menantang Oh Hong cun. Selang beberapa saat kemudian, kawanan jago itu telah
melanjutkan kembali perjalanannya ke depan. Mendadak
Oh Hong cun berjalan ke samping Cu Siau hong kemudian
bisiknya lirih. "Cu lote, lohu ingin mengajukan beberapa pertanyaan
kepadamu, harap kau sudi memberi petunjuk."
"Tidak berani, silahkan Oh tayhiap ajukan."
"Jarak dari tempat ini sampai ditebing Yang jit gay masih
ada berapa hari perjalanan, aku rasa dalam perjalanan
berikutnya sudah pasti akan terjadi lagi peristiwa-peristiwa
lain yang sama sekali diluar dugaan.".
"Pendapat locianpwe memang benar."
"Walaupun rombongan jago silat yang melakukan
perjalanan bersama kami mencapai jumlah ratusan orang,
tapi aku yakin pendapat setiap orang adalah berbeda, sudah
puluhan tahun lamanya lohu berkelana dalam dunia
persilatan, orang yang kukenal tidak terhitung banyak,
seperti misalnya dalam rombongan ini, kecuali Pek bi taysu
seorang, boleh dibilang aku hanya kenal tiga sampai lima
orang jago saja. 'Jadi maksud lociapwee "Cu Siau hong tertawa.
"Dengan diangkatnya lohu menjadi pemimpin kalian, aku
merasa seakan-akan diriku dijadikan semacam perisai,
aaaai .... sungguh tak kusangka, meski tiap hari kerjaku
membidik burung manyar, hari ini mataku telah dipatuk
burung manyar" Kembali Cu Siau hong tertawa.
"Siapa bilang begitu" Justru karena locianpwe
mempunyai nama besar dan berjiwa ksatria, maka orang
sama-sama memilihmu untuk memimpin kami semua"
Tiba-tiba Oh Hong cun menghela napas panjang.
"Cu lote," katanya kemudian, "aku merasa keadaan
sedikit kurang beres "


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Oooh, bagaimana tidak beresnya?"
"Bajingan tadi sama sekali tak di kenal dalam dunia
persilatan, tadi ilmu silatnya lihay sekali, entah
darimanakah datangnya orang-orang tersebut?"
Kembali Cu Siau hong tertawa.
"Locianpwe, kau telah merasakan apa?"
"Menurut perasaan lohu, asal usul dari rombongan
orang-orang itu sangat mencuriga-kan sekali"
"Locianpwe merasa bagian mana dari mereka yang tidak
beres"." "Terus terang saja kukatakan, aku sendiripun tak bisa
menerangkan bagian manakah dari mereka yang tidak
beres' "Apakah locianpwe merasa orang-orang itu berasal dari
satu organisasi yang benar-benar rahasia?"
"Betul! Aku memang hendak mengatakan demikian"
"Aku rasa setelah locianpwe memikul tanggung jawab
yang sangat berat ini, mustahil bagimu untuk
meninggalkannya dengan begitu saja, apalagi cuci tangan
bersih-bersih" "Yaaa, justru persoalan inilah yang membuat lohu
merasa sangat kesal sekali"
"Locianpwe, didalam kenyataan, persoalan ini adalah
persoalan semua orang, tak nanti kami akan memyuruh
cianpwe menanggung resikonya seorang diri"
"Betul ! Dewasa ini memang begitulah kenyataan yang
sedang kuhadapi " "Padahal ada suatu cara yang bagus sekali dapat
menyelesaikan kemurungan dan kekesalan locianpwe
tersebut" ujar Cu Siau hong tiba-tiba.
"Coba katakan, bagaimana caranya?"
"Aku rasa, sudah sepantasnya kalau lo-cianpwe berdaya
upaya untuk mengorganisir mereka semua"
"Yaa, benar, memang mesti diatur secara baik-baik, tapi
bagaimana cara mengaturnya?"
"Kumpulkan semua orang yang ada dan bentuk menjadi
beberapa regu yang masing-masing bertugas dalam satu
bidang, setelah itu usahakan untuk membagikan tugas
kepada setiap orang yang terkumpul dalam regu dibidang
masing-masing " "'Tapi bagaimana caranya untuk membagi tugas kepada
mereka?" "Dalam soal ini boanpwe hanya bisa mengemukakan
sedikit saran dan pendapat pribadi saja"
Tiba-tiba Oh Hong cun merasakan kalau Cu Siau hong
adalah seorang manusia yang menarik lagipula berotak
cerdas sekali, sambil tertawa segera ujarnya.
"Baik, lohu akan memasang telinga dan mendengarkan
baik-baik ...." "Soal ini boanpwe hanya bisa memberi saran, sedang
pelalsanaannya locianpwe harus melakukan sendiri"
"Baik, katakanlah!"
'Pertama, locianpwe harus membagi dulu orang-orang itu
kelompok demi kelompok, setelah itu pilih tiga atau lima
orang diantara mereka untuk menjadi komandan kelompok,
berikan suatu tugas kepada kelompok itu dan suruh mereka
mempertanggungjawabkan sesuatu persoalan"
"Yaa, masuk diakal juga perkataanmu itu, biar lohu
segera melaksanakannya " seru Oh Hong cun tertawa.
"Soal itu mah tak usah kelewat tergesa-gesa, locianpwe
mesti menyusun dahulu suatu rencana yang sempurna,
kemudian rundingkan dulu dengan Pek bi taysu, setelah itu
baru membagi mereka menjadi kelompok demi kelompok,
dengan demikian secara keseluruhan kerja samanya telah
ada dan terpelihara"
Oh Hong cun manggut-manggut.
"Lote, dengan berbuat demikian bukankah kita seolaholah
membuat suatu kekuatan untuk melawan kekuatan
dari luar?" "Itu mah sih tidak, kelompok kekuatan yang kita bentuk
hanya bersifat sementara, setelah masuk ke tebing Yang jit
gay, organisasi ini pun segera dibubarkan'
Oh Hong cun manggut-manggut sambil tersenyum.
"Lote meski usiamu tidak besar, akan tetapi kau benarbenar
seorang manusia yang berbakat bagus"
"Terima kasih atas pujianmu"
"Kalau begitu lohu akan rundingkan dengan segera
persoalan ini bersama Pek bi taysu, terus terang saja dalam
persoalan ini kekuatannyalah yang kita andalkan'
ooo0ooo PEK BI TAYSU sangat menyetujui rencana yang
dibeberkan Oh Hong cun, maka sekeluarnya dari selat
sempit itu, Oh Hong cun segera mengumumkan rencana itu.
Tujuh sampai delapan puluh persen dari yang hadir
menyatakan persetujuannya, tapi ada juga dua sampai tiga
puluh persen yang menyatakan tidak setuju.
Dalam persoalan seperti ini tentu saja tidak berlaku
sistim paksaan, itulah sebabnya bagi mereka yang tidak
setuju dipersilahkan untuk berangkat lebih dulu.
Ketika Oh Hong cun mulai menghitung jumlah mereka
yang tetap tinggal disana, ternyata jumlahnya masih ada
delapan puluh enam orang, ditambah Pek bi taysu dengan
kedua belas orang lohannya. jumlah keseluruhan mencapai
sembilan puluh sembilan orang.
Tentu saja jumlah tersebut sudah termasuk Cu Siau hong
dan Seng Tiong gak sekalian. Dari kesembilan puluh
sembilan orang itu, Pek bi taysu dengan ke dua belas orang
Lohannya membentuk satu kelompok.
Seng Tiong gak dengan membawa Jit hou dan Su eng
membentuk satu kelompok pula, tetap melindungi
keselamatan kereta berkuda itu. Lik Hoo, Ui Bwe dan Ang
Bo tan tetap duduk didalam kereta. Seng Hong, Hoa Wan,
Ong Peng dan Tan Heng berada sekelompok dengan Cu
Siau hong. Padahal berbicara sesuai pembagian kelompok, siapa pun
pasti berkumpul menjadi satu dengan beberapa orang
sahabat atau kenalan sendiri, seandainya terjadi suatu
peristiwa, mereka dapat saling bantu membantu.
Tentu saja hal inipun merupakan salah satu alasan
mengapa para jago saling membentuk kelompok masingmasing
secara otomatis. Oh Hong cun adalah seorang jago kawakan yang
berpengalaman, tentu saja dia mengabulkan permintaan
semua pihak. Apalagi pembentukan kelompok yang
dilaksanakan sekarang tak lebih hanya bermaksud untuk
mempermudah gerak gerik masing-masing pihak, sehingga
dalam melakukan tindakan pun mereka saling berkaitan.
Ditambah pula kelompok tersebut sudah akan membuyar
begitu sampai di tebing Yang jit gay, tak heran kalau 0h
Hong cun lebih suka memenuhi keinginan dari masingmasing
orang. Dari sembilan puluh sembilan orang yang ada, kecuali
Pek bi taysu sekalian bertiga belas, Seng Tiong gak sekalian
berdua belas. Cu Siau hong sekalian berlima, Oh Hong cun
menahan pula Bu Seng siong di sampingnya, hingga sisanya
kini tinggal enam puluh orang.
Secara otomatis, ke enam puluh tujuh orang ini terdiri
dalam empat rombongan, maka Oh Hong cun pun membagi
mereka menjadi empat kelompok regu.
Dari setiap kelompok mana kemudian diangkat satu
orang sebagai kepala kelompok.
Dengan suara rendah Cu Siau hong segera mengusulkan
lagi kepada Oh Hong cun untuk memberi nama untuk
masing-masing kelompok tersebut agar mempermudah
penyebutan nama nanti. Lima kelompok regu berikut rombongan Cu Siau hong
sekalian segera terbagi menjadi kelompok Kim atau emas,
Bok atau kayo, Sui atau air, hwee atau api dan toh atau
tanah. Rombongan emas berjumlah paling banyak,
seluruhnya berjumlah dua puluh satu orang.
Kelompok kayu dan kelompok air berjumlah tujuh belas
orang, kelompok api sepuluh orang sedangkan Cu Siau
hong berlima masuk kedalam kelompok tanah.
Dari setiap kelompok masing-masing memilih seorang
ketua regu, dia adalah orang yang berkedudukan paling
tinggi dan ilmu silat paling baik diantara anggota kelompok
lainnya. Akhirnya ditetapkan untuk regu emas dipimpin oleh
Thian be heng khong (kuda langit terbang di angkasa) Thian
Pek liat. Regu kayu dipimpin oleh Hun hoa jiu (si tangan sakti
pemisah bunga) Si Eng. Regu kayu dipimpin oleh Siu tiong san liong (naga sakti
dalam air) Ho Hau poo. Orang ini berasal dari perkampulan air di sungai Tiang
kang, kepandaiannya dalam air lihay sekali.. Regu api
dipimpin Pek poh hui hong (seratus langkah belalang
terbang) Tham Ki wan. Sedangkan regu tanah dipimpin Cu Siau hong.
Diam-diam Cu Siau hong mengamati pemimpinpemimpin
dari ke empat kelompok yang terpilih ini,
ternyata mereka memang nampak gagah dan perkasa, jelas
merupakan jago lihay dalam dunia persilatan. Sebelum Cu
Siau hong menaruh curiga kepada mereka sebagai orangorang
yang di utus pihak lawan untuk menyelundup ke
pihaknya. Tapi mereka semua sudah lama mempunyai nama besar
dalam dunia persilatan, lagi pula dikenal oleh sebagian
besar anggauta kelompoknya, oleh karena itu
kecurigaannya baru pelan-pelan mengendor.
Ketika Oh Hong cun sudah mendengar nama-nama dari
kepala kelompok yang dipilih oleh masing-masing regu,
sikapnya tiba-tiba berubah dengan cepat, ia menunjukkan
sikap yang sangat menghormat terhadap keempat orang
kepala regu tersebut. Setelah menjura dalam-dalam Oh Hong cun segera
mempersilahkan regu emas berangkat lebih dulu, secara
teratur para jago segera berangkat meneruskan perjalanan.
Setelah melewati pembagian kelompok ini, ternyata
keadaannya sama sekali berubah, sekilas pandangan
mereka menunjukkan disiplin yang tinggi sehingga kawanan
jago itu bagaikan sekelompok pasukan yang pernah
mendapat latihan khusus. Dengan suara rendah Oh Hong cun lantas berkata:
"Cu lote, benar-benar luar biasa, benar-benar luar biasa
sekali." "Apanya yang luar biasa?"
"Keempat kepala regu itu boleh di bilang semuanya
merupakan jago-jago kenamaan didalam dunia persilatan,
sudah lama sekali lohu mendengar nama besar mereka, tapi
selama ini belum sempat bertemu dengan mereka. hari ini,
andaikata mereka tidak menyebutkan nama masingmasing,
aku pun tak pernah akan menduga kepada mereka
berempat" "Apakah ke empat orang ini semuanya ternama?"
"Ooooh... bukan cuma ternama saja, nama besar mereka
benar-benar amat termashur sampai dimana-mana, tujuh
delapan tahun berselang nama mereka sudah tersiar dalam
dunia persilatan, tapi entah mengapa dalam tiga tahun
belakangan ini tiba-tiba saja jejak mereka lenyap tak
berbekas, sungguh tak disangka mereka dapat mencampur
baurkan diri dengan kawanan jago tersebut.
"Secara tiba-tiba mereka melepaskan diri dari
kepopuleran dan mengasingkan diri, sebenarnya apa yang
menyebabkan sampai terjadinya hal semacam itu?"
"Soal ini aku kurang begitu jelas"
"Aku duga mereka pasti mempunyai suatu kesulitan yang
tak bisa diterangkan kepada orang lain" tiba-tiba Cu Siau
hong berkata. "Ucapanmu ada benarnya juga, cuma dengan hadirnya
keempat orang ini, aku rasa keselamatan dari orang yang
berada dalam kereta itu sepanjang jalan akan terjamin
lancar dan aman tenteram"
"Locianpwe, aku justru mendapatkan suatu firasat yang
amat jelek sekali" "Firasat jelek semacam apakah itu"' tanya Oh Hong cun
sambil tertawa lebar. "Aku kuatir, dengan cepat akan terjadi kembali suatu
peristiwa yang tak diinginkan"
"Peristiwa macam apakah itu?"
"Tentu saja suatu peristiwa yang sangat tragis"
"Suatu peristiwa tragis" Cu siaute, maksudmu ada orang
yang bakal dibunuh"'
"Benar, bahkan bukan cuma satu dua orang saja yang
menjadi korban pembunuhan tersebut" Oh Hong cun segera
berkerut kening. "Cu lote, aku pikir hal ini tampaknya tak mungkin bisa
terjadi..." dia bergumam.
"Locianpwe mempunyai pengalaman yang sangat luas,
mungkin kau mempunysi suatu pandangan khusus" Oh
Hong cun segera menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Bila ada orang hendak menghadapi kaum perempuan
dalam kereta kuda itu, aku akan mempercayainya, tapi
kalau dibilang ada orang hendak membunuh disini, lohu
benar-benar tak berani mempercayainya"
Baru selesai dia berkata, mendadak rombongan para
jago yang sedang menempuh perjalanan itu berhenti secara
tiba-tiba. Belum sempat Oh Hong cun mencari tahu apa
sebabnya mereka berhenti, sesosok bayangan manusia
telah meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.
Ternyata orang itu adalah Thian be heng khong (kuda
langit terbang di angkasa) Thian Pak liat. Sebagai
seorangjago yang bergelar Kuda langit terbang diangkasa,
ilmu meringankan tubuh yang dimiliki orang ini benar-benar
cepat sekali, dalam sekejap mata dia sudah tiba dihadapan
Oh Hong cun, kemudian bisiknya dengan suara rendah:
"Saudara Oh, di depan telah terjadi suatu peristiwa"
Oh Hong cun merasakan hatinya bergetar keras, dia
memandang sekejap dulu ke arah Cu Siau hong, kemudian
baru berpaling kembali kearah Thian be heng khong Than
Pak liat sambil bertanya:


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ada urusan apa" "'
"Dalam hutan belantara didepan sana telah terjadi suatu
musibah yang mengerikan' "Dengan wajah tertegun Oh
Hong cun segera bergumam.
"Waaah, jangan-jangan apa yang diduga Cu lote telah
menjadi kenyataan ...." Sambil berjalan menuju ke depan,
dia lantas berteriak keras:
"Ayo berangkat! Kita periksa dulu keadaan disitu"
Thian Pek liat menggerakkan bibirnya seperti hendak
mengucapkan sesuatu, tapi niat tersebut kemudian
diurungkan. Tanpa banyak berbicara lagi dia mengikuti di belakang
Oh Hong cun menuju ke depan.
Cu Siau hong ikut pula dibelakang mereka. Jarak dari
situ sampai ditempat kejadian hanya satu li lebih sedikit,
ketika Oh Hong cun sekalian mempercepat langkah mereka,
dalam waktu singkat sampailah beberapa orang itu
ditempat kejadian. Pasukan emas sudah berhenti diluar hutan itu lebih
kurang pada jarak empat kaki mereka menyebarkan diri ke
kiri kanan jalanan. Dengan langkah cepat Oh Hong cun melewati rombongan
menuju ke dalam hutan, maka dia mendongakkan
kepalanya, tampaklah ada empat orang lelaki yang
mengenakan pakaian ringkas telah digantung diatas dahan
pohon Mereka masih berpakaian rapi dengan senjata tersoren
dibadan, tampaknya sama sekali tidak sempat memberikan
perlawanan apa-apa sewaktu dibunuh dan digantung orang
diatas pohon. Setelah menyaksikan mayat tersebut Oh Hong cun
menghembuskan napas panjang, katanya kemudian:
"Hanya empat orang, mana lainnya?"
"Aku pikir yang lain mungkin saja sudah tewas didalam
hutan itu" kata Thian Pek liat.
"Tapi mana mungkin?"
"Aku mengenali dengan jelas, dari empat orang yang
digantung sekarang, paling tidak ada dua orang yang
barusan meninggalkan rombongan kita ini."
"Dari puluhan orang yang sudah berangkat lebih dulu,
masa mereka mampus tanpa mengeluarkan sedikit suara
pun?" "Yang mencengangkan berada disini, yang menakutkan
justru berada disini pula. Mereka berjumlah dua puluh
delapan orang, tapi keadaannya seperti batu karang yang
dilemparkan ke dalam samudra luas, sama sekali tak
kedengaran sedikit suarapun, seandainya diantara mereka
masih ada yang hidup, sepantasnya kalau kita mendengar
suara mereka yang berkumandang keluar".
Oh Hong cun manggut-manggut.
Dia berusaha keras untuk mempertahankan ketenangan
hatinya, namun dari balik suaranya justru kedengaran agak
gemetar. Ia sudah cukup lama berkelana dalam dunia persilatan,
pengalaman yang diperoleh pun sudah banyak sekali, tapi
selama ini belum pernah dia menjumpai peristiwa yang
begitu menakutkan dan begitu mengerikan seperti kejadian
hari ini. Setelah menghembuskan napas panjang Thian Pek liat
lantas bertanya lagi: "Saudara Oh, apakah kita akan masuk ke dalam hutan
untuk melakukan pemeriksaan"' Orang ini memang cukup
gagah paling tidak dia masih memiliki keberanian dan
kegagahan untuk melakukan pemeriksaan ke dalam hutan..
"BENAR!" kata Oh Hong cun kemudian, "kita memang
seharusnya melakukan pemeriksaan cuma lebih baik kalau
mengundang dulu kehadiran Pek bi taysu dan kita
rundingkan dahulu masalah ini"
Tanpa diundang, Pek bi taysu dengan membawa dua
orang pendeta sudah berja-lan mendekat dengan langkah
tergesa-gesa. Selama ini Cu Siau hong membungkam terus, namun
dengan amat seksama dia mengawasi ke empat mayat yang
mati tergantung itu. Dia berharap dari kematian ke empat
orang ini bisa ditemukan sedikit jejak yang bisa digunakan
untuk melakukan pelacakan.
Menyaksikan ke empat sosok mayat yang tergantung
diudara dan bergoyang-goyang bila terhembus angin itu,
Pek bi taysu turut berdiri tertegun dengan wajah melongo.
Pendeta agung dari Siau lim pay yang dahulu berkelana
dalam dunia persilatan dengan gagah perkasa itu, sekarang
sudah dibikin terperanjat juga oleh pemandangan yang
dihadapinya. Untuk menggantung empat orang di atas pohon memang
bukan suatu pekerjaan sukar, yang sukar adalah pihak
lawan merupakan jago persilatan, bahkan meneruskan
perjalanan secara bergerombol, tapi kenyataanya puluhan
orang jago persilatan tewas, tewas semua dalam keadaan
begini tanpa menimbulkan sedikit suara pun, sistim
pembunuhan yang dilakukan selain menakutkan, pada
hakekatnya sungguh diluar dugaan.
Di depan sana merupakan sebuah hutan yang tidak
terlalu lebat dengan sebuah jalan raya yang lebar. Jalan
raya itu menembus hutan, selama ini tak pernah ditemukan
jejak harimau, setiap hari pun banyak sekali manusia dan
kereta kuda yang berlalu lalang disana.
Tapi sekarang, hutan tersebut seakan-akan berubah
menjadi mengerikan sekali, seolah-olah bayangan setan
mengincar di sekeliling tempat tersebut. Begitu
menyeramkannya hutan mana, membuat para jago lihay
yang sudah bertahun-tahun lamanya melakukan perjalanan
didalam dunia persilatan ini menjadi takut, ngeri dan tak
berani untuk melewatinya.
Setelah melalui suasana hening yang cukup panjang,
mau tak mau Cu Siau hong harus membuka suara, katanya
sesudah menghembuskan napas panjang-panjang.
"Oh cianpwe, seandainya orang-orang itu bersedia untuk
tetap tinggal dan bergabung dengan kita, tak mungkin
mereka akan mengalami musibah yang begini tragis."
Begitu ucapan tersebut diutarakan, mereka yang memilih
bergabung dengan kelompok jago persilatan tersebut
segera bersyukur atas keberuntungan sendiri. Sungguh tak
disangka disaat Pena wasiat akan muncul kembali didalam
dunia persilatan, ternyata masih ada orang yang berani
membunuh orang dengan sewenang-wenang nya disini"
keluh Pek bi taysu. "Kalau dilihat cara serta sistim lawan dalam membunuh
orang, sudah pasti perbuatan tersebut bukan cuma
dilakukan oleh satu dua orang saja, mereka mempunyai
suatu organisasi yang amat rahasia" kata Cu Siau hong
kemudian. "Yaa, orang yang turun tangan pun pasti mempunyai
ilmu silat yang amat lihay, tak mungkin manusia biasa
dapat melakukan perbuatau semacam ini" sambung Thian
Pek liat. "Siapakah diantara kalian yang bersedia mendampingi
lolap untuk masuk ke hutan dan melihat keadaan?" tanya
Pek bi taysu setelah termenung sejenak.
"Boanpwe bersedia?" ucap Cu Siau hong cepat.
'Siaute adalah pemimpin yang diangkat oleh khayalak
ramai, tentu saja tak mungkin bagiku untuk bersembunyi
dibelakang barisan" sambung Oh Hong cun.
"Pasukan emas diperintahkan sebagai pembuka jalan dan
aku orang she Thian adalah komandannya, aku tak bisa
melepaskan diri dari tanggung jawab ini" kata Thian pek liat
pula. Begitu beberapa orang tersebut buka suara, segera
muncul pula tanggapan dari jago-jago persilatan lainnya
yang masuk ke hutan untuk melihat keadaan. Cu Siau hong
yang menyaksikan kejadian tersebut, segera berbisik
dengan suara lirih: "Oh cianpwe, tidak baik jika orang yang turut masuk ke
dalam hutan kelewat banyak, pertama orang yang kelewat
banyak kemungkinan besar dapat melenyapkan jejak yang
ada, kedua seandainya didalam hutan sudah disiapkan
pasukan penjebak, kemungkinan besar korban yang jatuh
akan bertambah banyak."
Pelan pelan Oh Hong cun mengelus jenggot kambingnya,
lalu manggut-manggut dengan wajah serius. 'Betul! Taysu,
kita memang tak boleh memasuki hutan itu dengan jumlah
orang kelewat banyak"
"Baik!" ucap Pek bi taysu sambil manggut-manggut,
"Saudara Oh, kau adalah pemimpin yang terpilih, sudah
sepantasnya bila engkaulah yang mengambil keputusan di
dalam hal ini". Persoalan selangkah demi selangkah sudah semakin
mendesak, dalam keadaan demikian kendatipun Oh Hong
cun ingin melepaskan tanggungjawabnya, keadaan toh tak
akan mengijinkan, terpaksa katanya sambil membusungkan
dada: "Baik, taysu, Thian sau heng, Cu lote, kita masuk
berempat saja..." Beberapa patah kata itu diutarakan dengan nada yang
sangat dipaksakan, tapi seakan-akan hendak menunjukkan
kerelaannya untuk berkorban demi kepentingan orang
banyak. Cu Siau hong segera maju selangkah ke muka seraya
berseru: "Biar aku yang membuka jalan!"
Selesai berkata dia lantas berjalan lebih dahulu
memasuki hutan tersebut. Thian Pak liat segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh. . . haaahhh. . . haaahhh. . . paling banter
semua mengorbankan selembar jiwa! Aku tidak percaya
kalau mereka benar-benar mempunyai tiga kepala enam
lengan" serunya. Selesai berkata dia segera menyusul dibelakang Cu Siau
hong. Oh Hong cun dan Pek bi taysu segera ikut berjalan
masuk pula ke dalam hutan.
Sambil berjalan menelusuri hutan yang lebat itu, secara
diam-diam Cu Siau hong mulai menghimpun tenaga
dalamnya bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan
yang tak diinginkan. Didalam dunia persilatan ia tak punya nama, sekalipun
namanya disebutkan keluar belum tentu orang lain akan
mengenalinya, oleh sebab itu Thian Pak liat tidak
memandang sebelah matapun terhadapnya. Akan tetapi
setelah menyaksikan kegagahannya ini, tiba-tiba saja
timbul suatu perasaan, menghormat dalam hatinya, dengan
cepat dia memburu ke muka seraya berkata:
"Cu Siau hong, pelan sedikit kalau berjalan, mari kita
berjalan bersama-sama, jadi kalau ada apa-apa pun, kita
bisa saling bantu membantu'
"Terima kasih banyak saudara Thian " mendadak ia
berhenti. Pada pepohonan dua kaki dihadapan mereka, pada satu
deretan yang berada disebelah kiri tergantung dua belas
sosok mayat, sedangkan dibarisan sebelah kanan
tergantung juga dua belas sosok mayat, sehingga
jumlahnya menjadi dua puluh empat orang.
Bila ditambah dengan empat sosok mayat dipinggir hutan
maka jumlahnya menjadi dua puluh delapan orang, seorang
pun tak ada yang berkurang.
Oh Hong cun menjadi tertegun, Pek bi taysu dan Thian
Pak liat ikut termangu disana.
Satu rombongan yang terdiri dari dua puluh delapan
orang ditemukan mati tergantung diatas pohon, bukan saja
tidak nampak suatu pertanga perlawanan, bekas-bekas
pertarungan pun tidak kelihatan, peristiwa semacam ini
boleh dibilang jarang sekali ditemukan dalam dunia
persilatan dewasa ini. Sekalipun orang-orang itu tahu kalau mereka tak mampu
melawan, tapi bila jiwa nya sudah terancam, sudah pasti
mereka akan melakukan perlawanan sebisanya atau
menjerit sekeras-kerasnya.
Apalagi bagaimanapun lihaynya kepandaian silat yang
dimiliki pembunuh-pembunuh itu, mustahil mereka bisa
membuat kedua puluh delapan orang itu mati tergantung
diatas pohon tanpa melawan. Tapi kenyataannya pihak
lawan dapat melakukan perbuatan tersebut, dengan sebaikbaiknya.
Cu Siau hong segera melompat naik keatas dahan pohon,
disana tergantung sesosok mayat, setelah diperiksa dengan
seksama pemuda itu baru melompat turun kembali ke
tanah. Thian Pak liat segera bertanya dengan suara rendah:
"Saudara Cu, apa yang berhasil kau temukan."
"Yaa, aku berhasil menemukan sedikit gejala aneh' kata
Cu Siau hong sambil manggut-manggut.
"Gejala apa?" "Gejala keracunan!"
"Tak heran kalau mereka dapat membunuh begitu
banyak orang sekaligus dan tanpa menimbulkan sedikit
suara pun" "Apakah mereka telah mempergunakan suatu taktik atau
cara yang istimewa.?"
"Omitohud!" Pek bi taysu segera memuji keagungan sang
Buddha, "makanya lolap pun merasa keheranan, mengapa
begitu banyak orang bisa dibereskan dalam waktu singkat
tanpa menimbulkan sedikit suara pun,rupanya mereka
mempergunakan racun"
"Paling tidak, hal ini menerangkan kalau mereka
sesungguhnya tidak menakutkan" kata Cu Siau hong cepat.
Thian Pak liat segera menghembuskan napas panjang,
katanya pula: "Tapi orang yang menggunakan racun itu sudah pasti
merupakan seorang jago yang amat lihay dalam
menggunakan racun.. oleh sebab itu dia dapat secara
mudah dan tanpa menimbulkan banyak kesulitan untuk
merobohkan sekian banyak orang"


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sekarang, yang perlu kita perhatikan dan kita
persiapkan adalah jika mereka mempergunakan racun lagi
untuk menghadapi kita" kata Cu Siau hong tiba-tiba.
Oh Hong cun menatap seluruh wajah Cu Siau hong lekatlekat,
kemudian katanya: "Lote, tampaknya aku orang she Oh masih belum begini
melamur untuk menilai orang."
"Maksudmu?" "Sebab aku tidak salah melihat kalau lote adalah seorang
pemuda yang pemberani dan lagi mempunyai otak yang
cerdas sekali." "Tidak berani, tidak berani, locianpwe terlalu memuji".
Thian Pak-liat ikut menimbrung sambil tertawa:
"Oh tua, mereka telah mempergunakan banyak tenaga
untuk meracuni orang-orang itu, kemudian satu persatu
menggantungnya diatas pohon, entah apa maksud dan
tujuan mereka yang sebenarnya?"
"Ehmmm, sudah pasti mereka mempunyai suatu rencana
busuk tertentu" kata Oh Hong cun.
"Menurut pendapatku" kata Cu Siau hong pula, "tujuan
yang terutama dari mereka tak lain adalah ingin mencegah
kita semua memasuki hutan ini"
"Jadi maksudmu mereka sengaja menciptakan sesuatu
yang menyeramkan dan menggidikkan hati, agar setiap
orang yang hendak memasuki hutan ini merasa ngeri dan
ketakutan setengah mati".
"Tapi bagaimana cara kita untuk menghadapi keadaan
seperti ini?" timbrung Thian Pak liat.
"Tentu saja harus mencari akal guna mencegah mereka
melaksanakan perbuatan keji ini" seru Oh Hong cun
''Menurut perasaanku" kembali Cu Siau hong berkata.
"dewasa ini sudah tidak gampang lagi mencegah lawan
melakukan rencana busuknya"
ooo0ooo Jilid 52 BAGIAN 52 "LOTE, kau masih mempunyai pandangan apalagi yang
terasa lebih segar" Aku rasa, kalau ditinjau dari situasi yang
terbentang didepan mata sekarang, tampaknya pihak lawan
ada maksud untuk melangsungkan suatu pembantaian
secara besar-besaran, orang yang hendak mereka bunuh
termasuk juga kau, aku dan kalian semua, sekarang kita
bukan harus berpikir bagaimana caranya melawan musuh,
melainkan kita harus bersatu padu untuk bersama-sama
melindungi keselamatan sendiri"
"Melindungi keselamatan sendiri?"
"Coba kalian bayangkan, beberapa orang yang digantung
diatas pohon sekarang toh belum tentu mempunyai dendam
sakit hati dengan mereka, tapi kenyataannya satu persatu
mereka dibunuh semua secara keji, kalau toh orang-orang
yang tak ada sangkut pautnya terbunuh, masa mereka
tidak akan membunuh kita juga?"
Oh Hong cun segera manggut-manggut.
"Yaa, betul, betul, memang masuk diakal, memang
masuk akal, tampaknya keadaan memaksa kita harus
bersatu padu dengan lebih akrab lagi"
"Peristiwa ini benar-benar merupakan suatu peristiwa
yang sama sekali tak terduga" kata Pek bi taysu pula "'tak
kurang ada orang yang masih berani membunuh orang
disaat terakhir menjelang pemunculan Pena wasiat
dihadapan umum". "Taysu, aku pikir kejadian ini mungkin saja merupakan
suatu perbuatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
untuk menentang Pena wasiat. ..." kata Thian Pek liat.
Kembali Pek bi taysu manggut-manggut.
"Yaa, cukup ditinjau dari alasan tersebut, sudah
sepantasnya jika kita bersama-sama menghadapi mereka"
Baru selesai perkasaan itu diutarakan, mendadak
terdengar suara tertawa dingin berkumandang
memecahkan kesunyian, kemudian kedengaran seseorang
berseru: "Pek bi taysu, nyalimu sungguh amat besar."
Suara itu berasal dari arah timur, sehingga tanpa terasa
Pek bi taysu sekalian yang hadir diarena bersama-sama
mengalihkan sorot matanya kearah timur.
Hanya Cu Siau hong yang tetap meningkatkan
kewaspadaannya.. Dia mengerti bahwa orang-orang itu
berhati keji dan tindak tanduk mereka sama sekali
melanggar peraturan yang berlaku didalam dunia
persilatan. Bagi orang-orang itu, mereka hanya tahu
mencapai tujuannya, mereka tidak mempersoalkan nama
ataupun kedudukan. Oleh sebab itu, tatkala para jago mengalihkan sorot
matanya ke arah sebelah timur, sinar mata Cu Siau
hongjustru bergerak kearah barat dan selatan.
Ditempat itu terdapat beberapa batang pohon yang amat
rimbun daunnya. Dugaan Cu Siau hong ternyata tidak
meleset, dia segera menemukan goncangan-goncangan
pada dedaunan yang lebat disalah satu pohon besar itu
kendatipun tiada angin yang berhembus lewat.
Tahu akan gawatnya situasi, buru-buru dia berteriak.
"Kalian bertiga cepat menyingkir ke samping!"
Pek bi taysu sekalian bertiga memang berada dalam
keadaan kesiap siagaan tinggi, maka begitu mendengar
suara peringatan tersebut, cepat-cepat mereka menyelinap
ke belakang beberapa batang pohon besar itu untuk
menyelamatkan diri. Disaat beberapa orang itu sedang bersembunyi dibalik
pepohonan itulah, tampak cahaya perak berkilauan di
udara, puluhan titik cahaya tajam dengan cepat meluncur
ke depan. Diiringi suara dentingan yang amat nyaring,
beratus batangjarum perak itu pada menancap semua
diatas dahan pohon. Untung saja ditengah hutan tersebut masih terdapat
benda yang bisa dipakai untuk menyembunyikan diri, coba
kalau berada ditanah lapang yang terbuka, sekalipun
beberapa orang itu mendapat peringatan lebih dahulu,
rasanya sulitjuga untuk meloloskan diri dari sergapan
beratus-ratus batangjarum perak itu.
Sinar matahari mencorong masuk melalui celah-celah
dedaunan dan menyinari jarum perak yang menancap
diatas batang pohon. Ternyata jarum-jarum perak itu panjangnya mencapai
tiga inci dengan ujungnya memancarkan cahaya biru yang
gemerlapan. Dalam sekilas pandangan saja dapat di ketahui, kalau
jarum-jarum perak itu sudah direndam dalam cairan racun
yang amat jahat. Setelah menghela napas panjang, Oh Hong cun berkata:
"Sungguh merupakan suatu tindakan yang teramat jahat
dan kejam, tampaknya mereka memang betul-betul berniat
untuk merobohkan kita semua disini"
"Untung kita masuk kehutan dalam jumlah sedikit" kata
Thian Pak liat pula, "coba kalau bertambah beberapa orang
lagi, niscaya akan lebih banyak korban yang akan
berjatuhan" ''0mitohud!" Pek bi taysu turut angkat bicara,
"tampaknya senjata rahasia yang mereka pergunakan
adalah jarum bunga bwee atau sebangsanya yang seringkali
di pergunakan orang-orang persilatan"
"Jarum semacam ini bukan Bwee hoa ciam namanya"
bantah Oh Hong cun, "benda ini adalah Cu bu tui hun ciam
(jarum pengejar sukma yang malam tak ketemu siang),
bentuknya lebih panjang dari pada bwee hoa ciam, tapi
kekejiannya pun berlipat ganda, terutama daya
sambitannya yang bisa menyemburkan jarum-jarum
tersebut hingga sejauh lima kaki, mungkin jenis ini
merupakan jenis senjata rahasia terkeji yang pernah ada di
dunia ini." 'Konon senjata rahasia semacam ini berasal dari kitab
senjata, didalam urutan senjata rahasia menempati urutan
ke empat" kata Thian Pak liat pula. "orang yang bisa
menghindarkan diri dari serangan senjata rahasia semacam
ini memang tidak banyak, dalam satu tabung cu bu toh hun
ciam dapat dua puluh lima batangjarum beracun, kalau
dilihat jumlah yang disemburkan ke arah kita barusan,
paling tidak ada empat tabung yang dipergunakan, untung
saja saudara Cu memberi peringatan tepat pada waktunya,
coba kalau bukan demikian, sudah pasti kami tak akan lolos
dari bencana itu.. Seandainya disini tak ada pohon,
sekalipun pada saat yang bersamaan kita mendapat
peringatan belum tentu kita bisa menghindari kecepatan
daya luncur cu bu tun hun ciam tersebut"
"Dapatkah Cu bu tui hun ciam disemburkan secara
beruntun?" tanya Pek bi taysu. Thian Pak liat manggutmanggut.
"Bisa, waktu yang dipergunakan untuk mengisi tabung
senjata rahasia itu sederhana dan membutuhkan waktu
singkat, selain bisa disemburkan secara beruntun, dapat
juga dilepaskan satu demi satu, tapi bisa pula sekaligus
memuntahkan dua puluh lima batangjarum"
"Kalau begitu, kita sudah terkurung disini?"
'Senjata rahasia, sebenarnya merupakan suatu senjata
untuk menutupi kekurangan seseorang dalam ilmu silat,
seorang yang benar-benar berilmu tinggi, dia tak akan takut
menghadapi senjata rahasia, tapi kalau menghadapi senjata
rahasia seperi Cu bu tui hun ciam, dimana daya luncurnya
jauh melebihi kecepatan orang, rasanya senjata mana
memang merupakan suatu ancaman yang mengerikan"
"Thian lote, nampaknya kau memiliki pengetahuan yang
luar biasa tentang senjata rahasia?" puji Oh Hong cun.
"Keluarga kami menjadi termashur karena senjata
rahasinya, oleh sebab itu kami selalu memperhatikan secara
cermat dan istimewa terhadap setiap macam senjata
rahasia yang pernah disebut dalam kitab senjata"
"Saudara Thian, Cu bu tui hun ciam menempati urutan
ke empat, lalu senjata rahasia macam apakah yang
menempati urutan pertama, kedua dan ketiga?" tanya Cu
Siau hong. "Aku hanya mengetahui senjata rahasia yang menempati
urutan ke dua bernama Hiat ci hong (burung hong bersayap
darah) mengenai urutan ke satu dan ke tiga kurang begitu
kuketahui" "Saudara Thian berasal dari keluarga senjata rahasia,
terhadap keampuhan senjata rahasia tentunya mempunyai
suatu penilaian yang tersendiri, bolehkah aku bertanya
pendapatmu, apa yang harus kita lakukan sekarang untuk
menghadapi mereka?" "Kalau dilihat dari situasi yang terbentang didepan mata
sekarang, hanya menggunakan busur dan anak panah saja
dapat menghadapi mereka"
"Thian heng, apakah kau membawa senjata rahasia"
tanya Oh Hong cun tiba-tiba.
"Ada, aku mempunyai senjata rahasia, tapi hanya bisa
mencapai jarak sejauh tiga kaki, mustahil untuk membunuh
mereka" "Kalau begitu, terpaksa kita harus mempergunakan
pepohonan yang ada untuk melarikan diri, kemudian baru
mencari akal lebih jauh" ucap Cu Siau hong.
"Yaa, Walaupun cara ini agak berbahaya tapi kita
memang terpaksa dengan cermat, dengan perlindungan
pepohonan yang ada bisa jadi dia masih mampu
menghadapi musuh-musuh pelepas senjata rahasia yang
bersembunyi dibalik pepohonan itu, tapi serangan yang
dilepaskan pun terpaksa harus menggunakan tenaga
sepenuhnya, dia kuatir tindakan yang berlebihan tersebut
akan mengejutkan orang banyak dan membocorkan rahasia
indentitas yang sebenarnya.
Paling tidak dewasa ini masih bukan saat yang tepat
untuk melancarkan serangan dengan sepenuh tenaga.
"Baik. "kata Oh Hong cun kemudian, 'Silahkan kalian
mundur dulu, biar lohu yang menghadang dari belakang"
"Kalau berbicara tentang senjata rahasia, aku lebih
memahami dari pada kalian, lebih baik aku saja yang
berada dibarisan paling belakang" seru Thian Pak liat.
"Tempat ini masih berada dibawah lingkungan kekuasaan
Cu bu tui hun ciam mereka, paling baik meloloskan diri dulu
dari bahaya, kemudian baru mencari akal lain" Pek bi taysu
mengusulkan. "Taysu dan Oh tua adalah pemimpin kami semua, kalian
tak boleh menyerempet bahaya, lebih baik kalian berdua
mundur saja lebih dahulu, biar aku dan saudara Thian
berada dibelakang" kata Cu Siau hong pula.
Sambil berkata dia lantas mengambil segenggam batu.
"Baiklah" kata Oh Hong cun kemudian.
"Tapi kalian berdua harus lebih berhati-hati.'
Dia membalikkan tubuh dan segera bersembunyi
dibelakang sebatang pohon besar, Cu Siau hong segera
menghimpun tenaga dalamnya dan mengayunkan
tangannya ke depan, tujuh delapan butir batu kecil
bagaikan sambaran kilat cepatnya langsung menerjang
kedalam dedaunan yang lebat dibalik pohon besar itu.
Bahkan dia sendiripun tidak menyangka kalau selama
beberapa hari belakangan ini tenaga dalamnya telah
memperoleh kemajuan yang pesat, ketujuh delapan butir
batu itu bagaikan mitralyur saja langsung menembusi
dedaunan yang lebat dan langsung mencari korban. Tampak
dedaunan diatas pohon bergoncang keras.
Menyusul kemudian terdengar dua kali jeritan ngeri
berkumandang memecahkan keheningan. Seseorang
manusia berbaju serba hijau segera terjatuh dari atas
pohon dan tewas seketika.
Agaknya tidak sedikit manusia yang bersembunyi dibalik
pohon besar yang rimbun itu, tapi dari tujuh delapan buah
batu yang disambit kedepan, hanya sebutir yang
mendatangkan korban. Dalam suasana yang amat kalut inilah, Pet bi taysu dan
Oh Hong cun telah me-nyelinap keluar dari dalam hutan.
Thian Pak liat dan Cu Siau hong berselisih jarak sejauh
tujuh delapan depa, mereka berdua sama-sama
bersembunyi dibalik sebatang pohon besar.


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tampaknya pihak lawan merupakan manusia yang
pernah mendapat didikan yang keras sehingga disiplinnya
mengagumkan, setelah terjadi sedikit kekacauan, suasana
dengan cepat menjadi tenang kembali.
Thian Pak liat segera berbisik:
"Sekarang, mereka sedang mempersiapkan tabung
jarum masing-masing untuk menantikan kita keluar, aku
lihat kesempatan bagi kita untuk melarikan diri
sesungguhnya tipis sekali"
"Kecuali kalau kita bisa menciptakan suasana kacau
sekali lagi." "Sulit, sulit, hampir boleh dibilang kita tak punya
kesempatan lagi untuk menciptakan suasana kacau tersebut
untuk kedua kalinya"
"Tapi kesempatan baru ada bila manusia dapat
menciptakan secara tepat"
Thian Pak liat menjadi tertegun sesudah mendengar
ucapan tersebut, ucapnya kemudian: "Baik! Kegagahan
saudara Cu sungguh membuat siaute merasa sangat
kagum" "Tidak berani, saudara Thian berapa macam senjata
rahasia kah yang kau bawa sekarang?"
"Aku membawa tujuh macam senjata rahasia, lagipula
jumlahnya pun tidak sedikit, cuma sayang sulit untuk
mencari kesempatan guna melepaskan senjata rahasia
tersebut." "Mengapa"' "Walaupun caraku melepaskan senjata rahasia bagus,
tapi daya sambit senjata rahasia tersebut tak mungkin bisa
melebihi kemampuan Cu bu tui hun ciam lawan, tapi yang
lebih penting lagi adalah senjata rahasia yang kulepaskan
tak bisa mencapai jarak sejauh dua kaki lebih"
"Kau adalah seorang ahli senjata rahasia, terhadap
senjata rahasia Cu bu tui hun ciam pun mempunyai
pengertian yang cukup mendalam, menurut pendapatmu
berapa persenkah kemungkinan bagi kita untuk berhasil
melarikan diri" Thian Pak liat tertawa. 'Mereka mempunyai lima buah tabung jarum rahasia,
berada dalam jarak tembak sedemikian dekat, mereka bisa
membidik kita secara tepat dan mengarah, buat kita
kemungkinan untuk kabur boleh dibllang sangat tipis, satu
persen pun tak ada" "Kalau begitu, terpaksa kita harus menciptakan
kesempatan sendiri" bisik Cu Siau hong kemudian.
Suara pembicaraan dari kedua orang itu amat lirih, tapi
berhubung jarak mereka memang tak jauh, ditambah lagi
suasana di dalam hutan pun amat tenang, maka sedikit
banyak ada juga sebagian dari pembicaraan mereka yang
terdengar lawan. Terdengar suara yang amat dingin seperti es segera
berkumandang datang dari atas pohon besar itu.
"Oh Hong cun dan Pek bi taysu memang berhasil kabur
dari sini, anggaplah nasib mereka sedang mujur, tapi kalian
berdua sudah ditetapkan untuk mampus disini, tak nanti
akan muncul kesempatan lagi bagi kalian untuk meloloskan
diri, CU bu tui hun ciam telah mengunci jalan mundur
kalian, menuju ke arah kiri maupun ke arah kanan"
Cu Siau hong tidak menanggapi ucapan tersebut lagi,
maka mendadak saja dia menghimpun tenaga dalamnya
kemudian pelan-pelan merambat keatas pohon yang berada
dihadapannya. Dia merambat naik dengan gerakan yang pelan sekali,
lagipula sangat berhati-hati.
sebisa mungkin pemuda itu berusaha agar tidak
menimbulkan sedikit suarapun.
Thian Pak liat yang menyaksikan kejadian tersebut diamdiam
menjadi malu sendiri, segera pikirnya:
"Ya, benar! Kabur melalui atas pohon memang
merupakan satu-satunya kesempatan yang kami miliki, cara
begini sederhanapun ternyata tak berhasil kupikirkan"
Maka dia segera menghimpun tenaga dalamnya
kemudian merambat pula ke atas pohon. Dengan tak
memakan waktu berapa lama, kedua orang itu sudah
berada dua kaki jauhnya dari permukaan tanah.
Kini mereka sudah berada diantara cabang-cabang dahan
pohon yang lebat itu. Bila mereka merambat lebih tinggi lagi, maka
kemungkinan besarj ejak mereka malah akan ketahuan.
Maka sambil berpegangan pada dahan pohon, diam-diam
mereka mulai mengatur pernapasan masing-masing. Sesaat
kemudian Cu Siau hong memberi tanda agar melanjutkan
perjalanan kembali bersamaan itu pula dia mulai berpaling
dan memeriksa jalan mundurnya. Thian Pek liat segera
manggut-manggut. Hampir pada saat yang bersamaan mendadak kedua
orang itu melejit ke tengah udara, kemudian sepasang
kakinya menjejak dahan pohon keras-keras.
Tubuh mereka segera melejit dan meluncur
meninggalkan dahan pohon tersebut dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat. Betul juga, tindakan dari Cu Siau hong berdua ini sama
sekali diluar dugaan pihak lawan. Menanti pihak musuh
menyadari akan hal ini, mereka berdua sudah kabur sejauh
tiga kaki dari tempat semula, dan lolos dari jarak jangkauan
dari bidikan Cu bu tui hun ciam tersebut, dan secara enteng
sekali mereka berhasil melayang turun ke tengah semak
belukar yang lebat dengan selamat.
Begitu lolos dari bahaya, dengan wajah kagum Thian Pak
liat segera memuji: "Aaah aku cuma seorang yang bodoh, hanya kebetulan
saja kuperoleh akal tersebut" Kembali Thian Pak liat
terrawa. "Penampilan, reaksi yang cerdas hanya bisa ditimbulkan,
seseorang apabila dia memiliki bakat yang bagus ditambah
pengetahuan sehari-hari yang luas, walaupun berhasil atau
gagalnya ada berapa persen memang tergantung nasib, tapi
yang merupakan modal utama toh tetap kecerdasan otak."
Cu Siau bong tersenyum. "Aaah, aku toh hanya memperoleh akal bagus secara
kebetulan saja, tak berani kuterima pujian dari saudara
Thian..." Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan.
"Saudara Thian, kau adalah seorang ahli senjata rahasia,
aku mengharapkan usul dan saran dari saudara Thian
dalam menghadapi serangan dari Cu bu tui hun ciam lawan"
'Didalam kitab senjata, senjata rahasia tersebut
menempati urutan ke empat, dari sini bisa diketahui betapa
ganasnya jarum beracun tersebut, selain memiliki tabung
dengan daya pancaran yang sangat kuat, pembuatannya
pun tidak gampang, tabung itu sendiri harus dibikin
menurut suatu rancangan serta perhitungan yang tepat, kini
pihak lawan telah merendam jarum-jarum rahasianya
dengan racun keji, hal ini menambah sifat senjata rahasia
tersebut, aku rasa bahan terbuat dari rotan saja masih
belum mampu untuk menahan serangannya, paling tidak
kita mesti membuat tameng khusus untuk menghadapi
serangan mereka" "Andaikata Cu bu tui hun ciam dapat dibidikan secara
beruntun, kemungkinan besar ke lima buah tabung jarum
itu bisa menciptakan korban yang besar sekali untuk kita
semua" "Yaa, seandainya pihak lawan sampai membidiknya dari
hadapan kita, kemungkinan untuk lolos dalam keadaan
hidup memang kecil sekali"
"Saudara Thian, lantas apa yang harus kita lakukan
untuk menghadapi mereka" Di tengah bukit yang terpencil
seperti ini, ke mana kita harus mencari bahan untuk
membuat tameng?" 'Thian pak liat kembali tertawa, sahutnya:
"Seseorang jago yang benar-benar berilmu tinggi, setiap
benda yang ditemukan bisa saja dijadikan tameng untuk
melindungi diri" Mendengar perkataan itu Cu Siau hong manggutmanggut.
"Yaa, memang benar perkataan saudara Thian, tapi kalau
berbicara menurut kemampuan daya bidik tabungjarum
beracun itu, dapatkah bidikannya menembusi papan setebal
dua senti" "Hal tersebut tergantung juga mutu dari kayu yang
dipergunakan, sebagai mana di ketahui daya bidikan jarum
beracun itu meski tajam, tapi benda bidikannya sendiri toh
kecil, sekalipun tameng rotan tak bisa menahan
serangannya, tapi kalau ada kayu setebal dua inci, aku rasa
sudah cukup untuk melindungi diri dari ancaman mereka.
"Terima kasih atas petunjuk saudara Thian, mari kita
mundur dulu kedalam pasukan!"
Perbuatan situasi yang begini aneh serta pembantaian
keji yang dilakukan lawan, membuat kawanan jago
persilatan yang se-benarnya tercerai berai tanpa persatuan
itu, tiba-tiba saja bersatu padu menjadi suatu kelompok
kekuatan yang besar dan tangguh. Ketika Cu Siau hong dan
Thian Pak liat sudah mengundurkan diri keluar hutan, Oh
Hong cun dan Pek bi taysu telah memimpin para jago
mundur lagi sejauh belasan kaki dari posisi semula.
Ketika menyaksikan Cu Siau hong dan Thian Pak liat
sudah kembali dengan selamat, Oh Hong cun baru
menghembuskan napas panjang, serunya berulang kali..
"Bagus! Bagus! Bagus! Akhirnya kalian berhasil juga
kembali dengan selamat" Secara tiba-tiba saja timbul suatu
perasaan simpatik dan kesan yang baik.
Setelah barhenti sejenak, dia melanjutkan Oh Hong cun
terhadap Cu Siau hong bukan saja dia merasa orang ini
memiliki kecerdasan otak yang luar biasa, lagipula dapat
diajak berunding bila menghadapi persoalan yang pelik dan
serius, setiap kali menjumpai mara bahaya atau kesulitan
yang tak terpecahkan, dia seakan-akan selalu tampilkan diri
lebih dahulu untuk memecahkan masalah tersebut.
Dia adalah seorang jago kawakan yang lebih
berpengalaman luas, walaupun dalam hati kecilnya sudah
timbul perasaan senangnya dengan Cu Siau hong, tapi
terhadap ke dua orang itu dia sama-sama memberikan
sambutan yang hangat dan gembira.
Sementara itu Pek bi taysu telah mengundang datang ke
dua belas orang Lohan nya, mereka semua kini berdiri
dengan membawa dua buah senjata kencrengan tembaga.
Sambil tersenyum Thian Pak liat segera berkata rendah:
"Saudara Cu, dua belas orang Lohan tersebut pandai pula
mempergunakan senjata kencrengan terbang, menurut apa
yang ku ketahui kencrengan terbang dari Siau lim si
menempati urutan ke sepuluh di dalam kitab senjata, tapi
kekuatan kencrengan terbang itu sendiri bisa jauh melebihi
tarap yang diketahui, konon seandainya seseorang telah
memiliki tenaga dalam yang amat sempurna, dia bisa
membunuh orang dari jarak sepuluh kaki. Aku pikir pelepas
tabung-tabung jarum beracun itu belum tentu terdiri dari
jago lihay semua, bisa jadi kencrengan terbang itu
merupakan senjata tajam yang paling baik untuk
menghadapi mereka" Dia memang tak malu menjadi seorang ahli senjata
rahasia kenamaan, setiap senjata rahasia yang terlihat
olehnya, dia selalu dapat memberikan keterangan serta
penjelasan yang cukup teliti.
"Saudara Thian" Cu Siau hong berkta kemudian, "dalam
kitab senjata, sebenarnya terdapat berapa macam senjata
rahasia sih yang menempati urutan. . . ?"
"Sepuluh macam"
"Waah, kalau begitu kencrengan terbang dari Siau lim
pay menempati urutan paling buncit?"
"Bisa menempatkan diri dalam urutan pun sudah
terhitung lumayan, dari tiga belas macam senjata rahasia
keluarga kami, hanya semacam saja yang mampu
menempatkan diri dalam urutan senjata rahasia di kitab
senjata.. ." Cu Siau hong segera dapat merasakan betapa luasnya
ilmu pengetahuan orang ini, dia merasa sudah seharusnya
untuk bersahabat dengannya dan sering kali mengajaknya
berbincang-bincang, karena hal ini akan menambah banyak
sekali pengetahuannya. Tapi dia pun mengerti bahwa dia sendiri tak boleh
menunjukkan penampilan yang terlampau menyolok, maka
sambil manggut-manggut ujarnya:
"Saudara Thian, ilmu pengetahuanmu benar-benar
mengagumkan" Kemudian dia membalikkan badan mendekati Ong Peng
dan memesan sesuatu dengan suara lirih. Ong Peng dengan
membawa Tan Heng, Seng Hong dan Hoa wan segera
berlalu dari situ dengan langkah cepat.
Dalam pada itu, Pek bi taysu sedang berkata dengan
suara lantang: "Setelah berada didalam hutan, kencrengan terbang
akan kehilangan daya gunanya, kami beberapa orang
rasanya sulit untuk menembusi sergapan senjata rahasia Cu
bu tui hun ciam mereka"
"Sungguh tak kusangka dalam saat akhir penampilan
Pena Wasiat dalam dunia persilatan, kita harus dihadapkan
oleh suatu tantangan bertarung yang begini serius" keluh
Oh Hong cun pula.. "Aaaai. . ." Cu Siau hong turut menghela napas, "kalau
dilihat dari cara musuh melakukan pembantaian, aku rasa
kendatipun kita membubarkan diri sekarang, belum tentu
pihak lawan akan melepaskan kita semua dengan begitu
saja"' Sebenarnya ada sementara orang yang telah bersiapsiap
membubarkan diri untuk pulang kerumah dan tidak
turut menghadiri pemunculan pena wasiat lagi, akan tetapi
beberapa patah kata dari Cu Siau hong barusan, segera
menimbulkan kekuatan yang sangat besar untuk mencegah
mereka mengurungkan niatnya itu.
Orang-orang yang mati tergantung dalam hutan sudah
merupakan semacam contoh yang teramat jelas, sudah


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

barang tentu mereka tak berani mengambil resiko yang tak
tiada gunanya, oleh karena itu merekapun tak berani
sembarangan berkutik untuk memisahkan diri lagi dengan
rombongan. Kini Cu siau hong telah merasa yakin pula kalau mereka
sedang dihadapkan dengan usaha penyerangan secara
habis-habisan oleh pihak organisasi rahasia tersebut.
Untuk menjaga agar rahasia kejahatan mereka jangan
sampai bocor dan diketahui orang lain, mereka merasa
perlu untuk membinasakan setiap orang yang mengetahui
rahasia itu. Dengan kedudukan dan namanya didalam dunia
persilatan, tentu saja tak mungkin baginya untuk
meyakinkan para jago persilatan itu agar mau bekerja sama
dan bersatu padu menghadapi musuh tangguh, oleh
karenanya dia mesti menggunakan akal lain guna
menyampaikan maksud serta tujuannya
Sekalipun cara yang kemudian dipergunakan ada berapa
bagian merupakan gertakan belaka, tapi kenyataannya pun
tak bisa dikesampingkan, dia dapat menduga seandainya
orang-orang itu sampai membubarkan diri, bisa jadi pihak
organisasi rahasia itu akan melakukan pembantaian secara
besar-besaran terhadap mereka.
Karena bila mereka sampai membubarkan diri, berarti
kemampuan mereka untuk melindungi keselamatan sendiri
agak semakin bertambah lemah.
Dalam sepuluh langkah pasti ada rumput, Cu Siau hong
segera menemukan bahwa di antara rombongan jago
persilatan yang telah menggabungkan diri itu terdapat
banyak sekali manusia-manusia persilatan yang tak punya
nama besar, tapi justru memiliki ilmu silat yang lihay sekali.
Pelan-pelan Thian Pak liat berjalan mendekat, kemudian
bisiknya dengan lirih. 'Saudara Cu.. ." Sorot matanya yang tajam segera mengawasi wajah Cu
Siau hong lekat-lekat. Tampaknya dia berusaha mencari suatu rahasia dari balik
sikap Cu Siau hong tersebut.
Cu Siau hong berusaha dengan sekuat tenaga untuk
menjaga ketenangan hatinya, kemudian bertanya: "Ada
urusan apa?" "Tampaknya kau sudah mengetahui dari manakah orangorang
itu berasal..?" bisik Thian Pak liat, dengan cepat Cu
Siau hong menggeleng. "Aku tidak tahu, cuma aku tahu bahwa mereka
tergabung dalam suatu organisasi, semacam organisasi
besar yang misterius sekali, dan kini mereka sedang
mengembangkan suatu operasi pembunuhan secara besarbesaran
terhadap kita" 'Maksudmu terhadap kita semua" Ataukah hanya
terhadap kalian beberapa orang serta manusia yang berada
didalam kereta kuda itu'.
Cu Siau hong tertawa hambar.
"Saudara Thian, orang yang berada dalam kereta itu
cuma merupakan satu alasan, tapi yang pasti bila kita tinjau
dari sikap maupun pembicaraan mereka sekarang,
tampaknya yang hendak mereka hadapi justru kita semua"
Thian Pak liat termenung sambil berpikir sebentar,
setelah itu katanya: "Saudara Cu, aku merasa amat cocok sekali setelah
berjumpa denganmu, cuma aku selamanya tak senang
kalau dikelabuhi orang, oleh karena itu aku ingin
mengetahui keadaan yang sebenarnya'
Terkesiap juga hati Cu Siau hong setelah mendengar
perkataan itu, pelan-pelan dia berkata:
"Ada suatu organisasi rahasia yang hendak menghadapi
seluruh perguruan besar yang terdapat dalam dunia
persilatan, kebetulan kita adalah pilihan mereka yang
pertama untuk dijadikan korbannya"
"Apa yang siaute ketahui tidaklah begitu banyak, aku
tidak mengetahui mereka berasal darimana, juga tidak
mengetahui mereka adalah siapa.
"Apakah perempuan yang berada dalam kereta kuda itu
mengetahui akan kesemuanya itu?"
"Mungkin saja dia tahu, tapi dia tak bersedia untuk
mengutarakan keluar."
"Itulah sebabnya maka saudara Cu berusaha dengan
sepenuh tenaga untuk melindungi keselamatan mereka?"
"Yaa, aku berharap bisa mengetahui duduk persoalan
yang sebenarnya, oleh sebab itu terpaksa aku mesti
berusaha dengan seluruh kemampuan yang kumiliki"
"Baik! Aku percaya kepada saudara Cu, sekarang aku
ingin menanyakan satu persoalan yang paling akhir"
"Asal siaute ketahui, pasti akan ku utarakan"
"Apakah perempuan itu pernah memberi tahukan kepada
saudara Cu, sampai kapankah rahasia yang diketahui
olehnya itu akan diberitahukan kepadamu ?"
"Ia tidak menjanjikan secara pasti, tapi tampaknya dia
seperti hendak menunggu sampai saat munculnya Pena
wasiat" Dan inipun merupakan salah satu alasan mengapa
saudara Cu melindungi keselamatannya"'
"Benar" Sambil tertawa Thian Pak liat segera berkata:
"Terima kasih banyak atas petunjukmu, aku merasa
gembira sekali dapat bersahabat dengan saudara Cu".
"Terima kasth atas kesudianmu itu, siaute benar-benar
merasa beruntung....' buru-buru Cu Siau hong menjura.
Kembali Thian Pak liat tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh. . . haaahhh. . . haaahhh. . . baik! Sebagai
seorang lelaki sejati, persahabatan memang merupakan
kunci utama menuju kesuksesan, aku orang she Thian pun
tidak akan sungkan-sungkan lagi untuk memanggilmu
sebagai saudara" "Saudara Thian lebih tua, sudah sepantas nya kalau
demikian" Dalam pada itu, Oh Hong cun telah muncul dengan
langkah cepat, sambil mendekat segera tegurnya:
"Hei, tampaknya kalian berdua dapat berkumpul dengan
amat cocoknya ....' "Oh tua, aku telah menganggap dia sebagai saudaraku
sendiri" seru Thian Pak liat cepat. Mendengar itu Oh Hong
cun menghela napas panjang.
"Didalam kesulitan, memang gampang untuk
menemukan teman sehati ...."
Sementara itu, Pek bi taysu dengan membawa Hun Hoa
Jiu (tangan sakti pembelah bunga) Si Eng, Sui tiong sin
liong (naga sakti dalam air) Ho Hou po, Pek poh hui hong
(seratus langkah belakang terbang) Tham Ki wan berjalan
mendekat dengan langkah tergesa-gesa.
Hun Hoa jiu Si Eng sudah berkenalan cukup lama dengan
Thian pak liat, begitu bertemu dia lantas berkata sambil
tersenyum. "Aku dengar didalam hutan sana telah ditemukan
beberapa puluh sosok mayat rekan persilatan yang tewas
digantung, saudara Thian, apakah kau telah meneliti mayatmayat
mereka?" "Saudara Cu ini yang memeriksa" jawab Thian Pak liat.
Si Eng segera berpaling dan memandang sekejap kearah
Cu Siau hong, kemudian dia baru berkata sambil tertawa
hambar. "saudara Cu, apakah kau yakin bahwa mereka keracunan
lebih dahulu sebelum di gantung diatas pohon!"
"Yaa, benar! Aku telah memeriksanya"
Selama beberapa hari ini anak muda tersebut selalu
memperhatikan sikap jago-jago persilatan tersebut, kini ia
sudah pandai melihat perubahan wajah orang serta
membaca isi hati yang lain.
Dia menemukan bahwa Hun hoa jiu Si Eng adalah
seorang yang tenang, dingin tapi kaku, suara
pembicarannya angkuh dan tinggi hati, seakan-akan dalam
hati kecilnya terselip semacam hawa keangkuhan yang
sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Biasanya orang semacam ini amat percaya dengan
kemampuan sendiri, tapi biasanya mereka pun benar-benar
berilmu. Cu Siau hong telah menemukan bahwa Si Eng adalah
manusia angkuh dalam type demikian. Sementara itu, Si
Eng sudah mendehem pelan, kemudian berkata lagi:
"Saudara Cu, apakah kau yakin?"
Maksud dari ucapan tersebut sudah amat jelas, dia tidak
percaya dengan pemeriksaan anak muda tersebut..
Sudah jelas hal ini merupakan suatu penghinaan.
Belum sempat Cu Siau hong menjawab, Thian Pak liat
telah berkata lebih dahulu: "Saudara Si, saudara Cu pandai
dan teliti dalam pemeriksaan, dia tak bakal salah melihat"
"Ooooh ...." setelah berhenti sejenak, Si Eng berkata
lagi, "Saudara Thian bisa menghormati seseorang, hal ini
merupakan sesuatu yang jarang kujumpai!"
"Apa yang siaute katakan, semuanya merupakan ucapan
yang sejujurnya ' Si Eng lantas berpaling kembali ke arah Cu Siau hong
dan manggut-manggut, katanya:
"Orang yang bisa dihormati dan dipuji setinggi langit oleh
Thian be heng kong sudah jelas orang itu adalah seorang
manusia yang luar biasa!"
Cepat-cepat Cu Siau hong menjura:
"Kesemuanya ini adalah berkat kasih sayang dari
saudara Thian!" Tiba-tiba Pek bi taysu menimbrung:
"Sicu sekalian, sudah hampir puluhan tahun lamanya
lolap melakukan perjalanan didalam dunia persilatan, tapi
jarang sekali kujumpai pembantaian kejam secara besarbesaran
seperti apa yang kulihat hari ini, orang-orang yang
terbunuh itu belum tentu merupakan musuh besar mereka,
melainkan merupakan suatu peringatan yang sengaja
mereka perbuat buat kita, agar kita tahu diri dan segera
mengundurkan diri, sebab bila tidak mereka pun akan
berbuat demikian terhadap kita"
"Itu berarti kita pun sudah menjadi sasaran pembantaian
mereka..?" seru Oh Hong cun.
"Benar! benar!' sambung Thian Pak liat. "bila ditinjau dari
situasi yang terbentang didepan mata, tampaknya mereka
sudah menciptakan suatu suasana untuk beradu jiwa
dengan kita" 'Musuh kita bernyali keji dan bertangan kejam,
membunuh orang tanpa pilih bulu, kini lolap telah
menyerahkan tugas kepada dua belas Lohan agar
menghadapi mereka setelah keluar dari hutan nanti dengan
kencrengan terbang?"
"Taysu, mimpi pun Lohu tak pernah menyangka kalau
ditengah jalan bakal menjumpai peristiwa semacam ini, kini
ada dua masalah besar yang harus kita tentukan lebih
dahulu" seru Oh Hong cun.
"Tolong tanya, dua masalah besar apakah itu?" tanya
Pek poh hui hong Tham Ki wan cepat.
"Pertama, apakah kita harus melalui hutan tersebut"
Padahal pembunuh-pembunuh keji tersebut sudah
menciptakan perangkap maut didalam hutan tersebut untuk
menunggu kita masuk jebakan. Ke dua, para jago yang
berkumpul sekarang sebagian besar merupakan jago-jago
yang tidak saling mengenal, sekalipun kini mereka sudah
dipaksa oleh keadaan untuk bersatu padu, tapi apa
perhitungan dalam hati masing-masing pihak sulitlah kita
ketahui, jadi benarkah gabungan kekuatan kita ini bisa
bekerja sama secara baik, aku rasa sukar untuk diduga,
oleh sebab itu kita harus menyelesaikan nya terlebih dahulu
sebelum melangkah terlebih jauh"
'Oh tua" kata Thian Pak liat cepat, "dalam masalah yang
pertama, kita harus mengumpulkan jago yang pintar
sebanyak-banyaknya untuk bersama-sama merunding kan
suatu cara guna menanggulangi hal ini, sedangkan
mengenai masalah yang kedua, aku rasa tak usah
dipertimbangkan lebih jauh, contoh yang jelas sudah
terbentang didepan mata, mayat-mayat itupun masih
tergantung dalam hutan, untuk maju terus memang penuh
dengan rintangan dan ancaman bahaya, tapi kalau mundur
belum tentu mereka bisa lolos dari ancaman bahaya maut
ini, kita semua adalah manusia yang sering kali melakukan
perjalanan dalam dunia persilatan, aku rasa setiap orang
juga dapat melihat hal ini dengan jelas"
Ucapan tersebut tak bisa disangkal lagi merupakan suatu
bantuan yang besar sekali, Cu Siau hong diam-diam merasa
amat berterima kasih sekali.
Seandainya ucapan tersebut diutarakan Cu Siau hong
sendiri, hasil yang diperoleh mungkin berbeda, tapi
berhubung ucapan mana diutarakan oieh Thian Pak liat
yang sudah punya nama besar, tentu saja hasil yang
diperoleh jauh berbeda. Si Eng, Ho Hou po dan Tham Ki wan segera
menganggukkan kepalanya berulang kali. Pek bi taysu
segera berkata: "Perkataan Thian sicu memang tepat sekali, sekalipun
kau mengumumkan agar mereka bubar, belum tentu orangorang
itu akan berlalu dengan begitu saja"
"Oh tua!" Than Pek liat segera berseru, "kau toh
merupakan pemimpin kita yang terpilih, sudah seharusnya
kaulah yang memberi komando, siaute dan saudara Cu
pasti akan membantu dengan sekuat tenaga"
"Yaa, ular tanpa kepala tak bisa jalan, burung tanpa
sayap tak bisa terbang, apa yang Oh tua suruh kami
lakukan, pasti akan kami laksanakan tanpa membantah"
sambung Si Eng.. Ucapan-ucapan dari para jago ini dengan cepat
membangkitkan kembali semangat Oh Hong cun, dia segera
tertawa terbahak-bahak. "Haaahhh. . . haaahhh. . . haaahhh. . . seteah kalian
berkata demikian, lohu pun tak akan banyak berbicara lagi,
baik! Sekarang mari kila rundingkan dulu, bagaimana
caranya untuk melintasi hutan yang penuh mara bahaya


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini?" "Orang yang dipersiapkan dalam hutan hampir semuanya
dilengkapi dengan tabung Cu bu tui hun ciam, sekalipun kita
menerjang ke dalam hutan dengan sekuat tenaga, belum
tentu berhasil menembusi tempat tersebut dengan selamat"
kata Thian Pak liat. "Menurut ucapan saudara Thian, kita tak boleh bubar,
tapi tak bisa pula menembusi hutan tersebut, lantas apa
yang harus kita lakukan?" tanya Pek poh hui hong Tham ki
wan. "Disinilah letak kesulitan kita, sekarang kita berkumpul
semua disini tujuannya tak lain adalah untuk mencari akal
guna menerobos hutan lebat tersebut, tujuan kita sekarang
adalah menuju ke tebing Yang jit gay untuk menyaksikan
kemunculan Pena Wasiat, kita tak boleh mengurungkan niat
ini sampai ditengah jalan saja"
"Perkataan saudara Thian memang benar" kata Si Eng
pula, "kemunculan Pena wasiat dalam dunia persilatan
merupakan suatu peristiwa besar yang jarang bisa dijumpai
seseorang dalam sepanjang hidupnya pun belum tentu bisa
melihat sekali, kesempatan seperti ini tak boleh disia-siakan
dengan begitu saja" "Perkataan saudara Si memang tepat" sambung naga
sakti dalam air Ho Hou po pula "peristiwa ini memang
merupakan suatu peristiwa yang jarang bisa dijumpai dalam
dunia, tapi untuk mencapai tempat tersebut kita harus
mempunyai sebuah cara untuk menembusi hutan maut ini"
"Saudara Ho, cara itu kita cari bersama, makanya kita
baru diundang kemari untuk merundingkannya bersamasama"
'Oooh !" "Saudara Ho, kita ada didaratan, bukan berada didalam
air" tegur Si Eng tiba-tiba dengan kening berkerut. Paras
muka Ho Hou po agak berubah, tegurnya:
"Apa maksudmu?"
"Kalau bukan di air, aku minta saudara Ho bersikap
sedikit lebih sungkan"
Ho Hou po menjadi amat gusar oleh perkataan itu,
serunya keras-keras. "Orang she Si, sekalipun tidak berada dalam air, aku
orang she Ho masih tidak memikirkan dirimu didalam hati.".
Si Eng tertawa dingin, pelan-pelan dia berjalan
mendekati Ho Hou poo ....
Dia tidak gusar, juga tidak mencak-mencak sambil
mengumpat atau mencaci maki, akan tetapi dari balik
sepasang matanya telah memancar keluar hawa napsu
membunuh yang tebal sekali.
ooo0ooo Jilid 53 BAGIAN 53 THIAN PAK LIAT segera melerai Si Eng, serunya dengan
suara rendah. "Saudara Si, saat ini bukan saatnya untuk
ribut-ribut" "Baik!" kata Si Eng sambil tertawa, "Kalau saudara Thian
telah berkata demikian, siaute pun menurut perintah"
Pelan-pelan dia duduk kembali ke tempat semula.
Sebaliknya Ho Hou po segera berpaling ke arah Tham Ki
wan sambil berseru: "Saudara Tham, siaute akan berangkat lebih dulu"
"Ho Hou heng"! kata Oh Hong cun sambil menggeleng,
"dalam pasukan air terdapat tujuh belas orang saudara
yang mati hidupnya menjadi tanggung jawabmu, apa sih
gunanya gara-gara sepatah kata saja lantas ribut sendiri
dan ingin pergi duluan.?"
Ho Hou po termenung sebentar, akhirnya dia duduk
kembali ke tempat semula.
Cu Siau-hong yang menyaksikan peristiwa tersebut,
diam-diam menghela napas panjang, pikirnya.
"Dunia persilatan memang penuh dengan persaingan,
apalagi jika manusia dengan nama besar yang hampir
sejajar berkumpul menjadi satu, kalau bukan kau menghina
aku, aku memandang sinis kepadamu, masing-masing ingin
menunjukkan pendapatnya sendiri tanpa bermaksud untuk
mengalah, keadaan semacam
ini memang paling gampang mengakibatkan bentrokan,
untuk menghadapi manusia semacam ini, satu-satu nya
cara yang paling tepat adalah menaklukkan mereka dengan
suatu penampilan ilmu silat yang maha luar biasa."
Dalam pada itu, Oh Hong-cun sudah berkata lagi:
"Saudara sekalian mempunyai pendapat apa untuk
menerobosi hutan maut tersebut?" Para jago saling
berpandangan muka dan membungkam dalam seribu
bahasa...." Cu Siau hong segera berkata:
"Boanpwe sih mempunyai sebuah cara, cuma tidak
kuketahui bisa dipakai atau tidak?" "Coba kau katakan"
"Dalam pasukan boanpwe terdapat beberape buah
tameng, boanpwe berkeinginan untuk mengajak mereka
untuk bergerak di paling depan dan membukakan jalan bagi
kalian semua" 'Baik, soal membuka jalan, siaute turut ambil bagian"
seru Thian Pak liat cepat, "Kita toh sudah diangkat sebagai
pemimpin pasukan, tentu saja tak boleh ketinggalan dalam
hal ini, siaute juga ikut" sambung Si Eng dengan cepat.
"Lohu turut ambil bagian" sambung Oh Hong cun.
"Ho Hou po, kau berani kesitu tidak?" Si Eng segera
menentang. Ho Hou poo tertawa dingin.
"Hmm, asal tempat itu berani dikunjungi oleh Si Eng,
kenapa aku tak berani pula kesitu?"
"Baik! Mari kita pergunakan musuh sebagai sasaran kita
untuk mengadu kepandaian, coba kita buktikan kepandaian
siapakah yang jauh lebih unggul diantara kita berdua"
"Akan kulayani kehendakmu itu sampai dimana saja"
Tham Ki wan yang selama ini membungkam, segera ikut
buka suara. 'Setelah kalian semua mengambil keputusan untuk pergi,
tampaknya mau tak mau siaute juga harus ikut"
"Seandainya nasib kalian kurang beruntung dan tewas
ditangan musuh, yang lain tak usah pergi ke situ lagi" seru
Si Eng menambahkan. "Omitohud!' Pek bi taysu memuji keagungan sang
Buddha, "baik, lolap pun akan turut ambil bagian"
'Taysu, jumlah kita sudah lebih dari cukup, lebih baik
taysu tak usah ikut menyerempet bahaya" seru Cu Siau
hong mendadak. "Yaa betul!" Oh Hong cun menambahkan, "setelah kami
pergi semua, persoalan yang berada ditempat ini harus
diserahkan kepada taysu"
Pek bi taysu berpikir sejenak, lalu katanya:
"Baiklah, lolap akan mengajak dua belas lohan untuk
berjaga jaga diluar hutan dua puluh empat lembar
kencrengen terbang mungkin masih bisa dipakai untuk
menghadang gerak maju mereka untuk melakukan
pengejaran nanti" "Betul!" seru Thian Pak liat sambil tertawa' paling baik
kalau taysu mengumpulkan mereka menjadi satu, agar
segala sesuatu yang tak diinginkan pun bisa dihindari.
Sementara itu Oh Hong cun telah mengalihkan sorot
matanya kepada Cu Siau hong, kemudian bertanya: "Cu
lote, berapa banyak tameng yang berhasil kalian buat?"
"Tujuh buah" "Cukup kalau begitu, kitapun tak usah memasuki hutan
itu dalam jumlah yang terlalu banyak"
"Tameng tersebut terbuat dari kayu, apakah sanggup
untuk menahan bidikan jarum Cu bu tui hun ciam, hal ini
harus diperiksa dulu kepada saudara Thian"
Sementara pembicaraan berlangsung, Ong Peng sekalian
telah berjalan mendekat. Yang dimaksudkan tameng adalah selembar kayu seluas
dua depa dengan tebal empat inci yang diberi pegangan
tangan pada bagian tengahnya.
"Tameng ini terbuat dari kayu jati tua dan keras' kata
Ong Peng menerangkan. "sesuatu dengan bentuk aslinya
yang kita rubah sedikit, terwujudlah bentuk seperti ini,
entah cocok digunakan atau tidak?"
Thian Pak liat mengambil tameng tersebut dan disentil
beberapa kali, kemudian katanya.
"Kalau dilihat dari tebal kayu memang sudah cukup,
hanya sayang kelewat berat sedikit"
Oh Hong cun segera mengambil pula sebuah tameng dan
diayunkan kesana kemari, setelah itu dia berkata:
"Asal tidak sampai ditembusi jarum Cu bu ciam musuh,
lohu rasa tameng ini bisa di pakai"
"Oh tua' kata Cu Siau hong kemudian, sekarang kita
harus menghitung dulu, siapa-siapa yang ditugaskan
memasuki hutan. "Lohu termasuk nomor satu .." kata Oh Hong cun. Thian
Pak liat segera menyambung:
"Si Eng, Tham Ki Wan, Ho Hou po, di tambah lagi dengan
Cu lote dan aku, semuanya berjumlah enam orang"
"Saudara Thian, paling baik jika kemauan ini timbul atas
kesadaran sendiri, dengan demikian setelah mendekati
pepohonan besar itu, kita masih berkemampuan untuk
melancarkan serangan balasan."
Thian Pak liat tertawa. "Tak usah kuatir saudaraku, aku lihat rombongan yang
menjaga disekitar kereta itu meski tak jelas indentitasnya,
tapi aku tahu kalau mereka semua adalah jago-jago yang
berilmu tinggi, kecuali mereka beberapa orang yang
dikumpulkan sekarang boleh dibilang merupakan seluruh
inti kekuatan dari pasukan yang ada, inilah yang di
namakan dalam tanah sukar menyembunyikan mutiara..."
Sorot matanya segera dialihkan ke wajah Pek bi taysu,
kemudian sambungnya lebih jauh: "Tentu saja, Pek bi taysu
dan kedua belas lohannya terkecuali dalam hal ini"
Setelah tertawa, dia memandang sekejap Ong Peng,
kemudian meneruskan lebih jauh:
"Masih ada lagi ke empat orang pembantumu ini,
meskipun usianya tidak terlalu besar, tapi kelihatannya
sungguh membuat orang sukar untuk menduga"
"Bila saudara Thian sudah berkata demikian, siaute pun
tak akan banyak berpikir lagi"
"Thian lote" Oh hong cun menyela, "kau adalah seorang
ahli senjata rahasia, tentunya kau juga mengetahui sifat
dari jarum Cu bu tui hun ciam tersebut, apa yang harus kita
lakukan untuk menghadapi keadaan ini, lebih baik lote saja
yang mencarikan akal"
"Dikolong langit, kadangkala memang sering terjadi halhal
yang kebetulan, aku orang she Thian memang selama
ini mendalami soal senjata rahasia, tapi Oh tua jangan
melupakan Tham Ki-wan, dia disebut belalang terbang
seratus langkah, kepandaian melepaskan senjata rahasia
yang dimilikinya sama sekali tidak berada dibawah
kepandaianku. "Aaaah, betul, hampir raja lohu melupakan dia,
tampaknya makin tua lohu bertambah pikun'' Cepat-cepat
Tham Ki wan berkata: "Walaupun senjata rahasia milik siaute tidak tercantum
dalam kitab senjata, tapi aku percaya masih terhitung suatu
kepandaian khas, aku rasa Cu bu tui hun ciam kelewat
ganas dan dahsyat, apalagi jarak kita kelewat dekat,
sekalipun mempunyai tameng, belum tentu bisa
menghadapi secara mudah, menurut pendapat siaute, cara
yang paling baik adalah menghadapi mereka dengan
senjata rahasia pula"
Oh Hong cun segera manggut-manggut. "Sebuah usul
yang bagus sekali!" serunya
?"APAKAH saudara Thian yakin kalau mereka mempunyai
lima buah tabungjarum beracun". tanya Tham Ki wan.
"Kalau kuhitung dari jumlah jarum cu bu ciam yang
dapat dipancarkan keluar, aku kira memang begitulah
jumlahnya" "Baik" kita anggap saja mereka mempunyai lima buah
tabungjarum beracun, tapi jumlah yang lima pun sudah
cukup membuat orang pusing kepala'.
Sesudah menghembuskan napas panjang, dia
melanjutkan: "Barang siapa terkena jarum cu bu ciam dia tak akan
tertolong lagi jiwanya, meski siaute juga memiliki senjata
rahasia beracun, dan memiliki juga obat penawarnya, tapi
belum tentu bisa menawarkan racun dari jarum cu bu ciam
tersebut. Itulah sebabnya setelah masuk kedalam hutan
nanti, mati hidup kita tergantung pada nasib sendiri-sendiri,
seandainya ada yang tidak bersedia mempertaruhkan jiwa
raganya, sekarang masih berkesempatan untuk
mengundurkan diri.' Si Eng tertawa hambar, segera tukasnya:
"Dalam hal senjata rahasia, aku memang tak becus, tapi
aku pikir, ilmu tersebut bukan terhitung suatu kepandaian
yang luar biasa sekali, asal kita bisa memungut beberapa
butir batu, toh rasanya sama saja dapat memberikan
serangan pembalasan terhadap orang-orang itu"
Tham Ki wan yang mendengar perkataan tersebut segera
tertawa dingin: "Setelah masuk ke dalam hutan dan berada dibawah
ancaman jarum Cu bu ciam, kau baru akan tahu bahwa
beberapa butir batu tersebut belum dapat dipakai untuk
menghadapi musuh, mari kita berangkat!"
Agaknya dia dan Si Eng selalu saja saling sindir
menyindir, saling unggul mengungguli, siapa pun tak mau
mengalah terhadap yang lain.
Begitu selesai berkata, ia lantas menyambar sebuah
tameng kayu dan berargkat lebih dulu menembusi hutan.
Diantara beberapa orang itu, sebetulnya orang yang
paling tak ingin memasuki hutan untuk menyerempet
bahaya adalah Oh Hong cun, tapi dia adalah pemimpin yang
dipilih dari kelompok sekian banyak manusia, sebagai
seorang pemimpin tentu saja dia tak bisa mengundurkan
diri dengan begitu saja. Terpaksa sambil mengeraskan
kepalanya dia ikut pula menerobos masuk ke dalam hutan..


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Selama ini Cu Siau hong jarang sekali berbicara, tapi
setelah masuk kedalam hutan, dia segera berjalan dibarisan
paling depan. Thian Pak liat yang menyaksikan hal itu, buru-buru maju
ke depan mendampinginya, kemudian ujarnya sambil
tertawa. "Lote, persoalan ini menyangkut soal keselamatan jiwa,
kau harus bertindak lebih berhati-hati."
"Saudara Thian, bagaimanapun juga toh harus ada satu
dua orang yang berjalan di paling depan, siapakah orang itu
kalau bukan diriku" "Kalau begitu anggap saja kita sebagai pelopor jalan!
Tapi toh tak usah berjalan kelewat cepat" seru Thian Pak
liat kemudian sambil tertawa lebar.
Cu Siau Song tertawa hambar.
"Saudara Thian, apakah kita sudah memasuki wilayah
radius yang bisa dicapai dengan bidikan jarum beracun Cu
bu ciam"' "Saudaraku, pembidik-pembidik jarum beracun cu bu
ciam itu merupakan orang-orang hidup, siapa tahu mereka
sudah bergerak maju lebih ke depan?"
Sementara pembicaraan berlangsung, mendadak
terdengar Tham Ki wan membentak keras, kemudian
tangannya diayunkan ke depan, selapis cahaya tajam
dengan cepat menyambar keluar dengan amat cepatnya.
Kemudian secepat kilat dia menyembunyikan diri ke
belakang sebatang pohon besar untuk menyelamatkan diri.
Cahaya tajam itu dengan kecepatan luar biasa segera
meluncur ke depan dan menyerang ke balik rimbunnya
dedaunan dari sebatang pohon besar di sisi jalan kecil.
Dengusan tertahan segera berkumandang memecahkan
keheningan, dua orang manusia segera roboh terjengkang
dari atas pohon itu. Berbareng itu juga, sebatang jarum cu bu ciam segera
disembur keluar dari balik rimbunnya dedaunan diatas
pohon tersebut. Ternyata apa yang dikatakam Thian Pak liat memang
benar, pembunuh-pembunuh yang bersembunyi didalam
hutan tersebut telah menggeserkan posisi mereka jauh
lebih ke depan. Tampak dedaunan bergoncang keras, tampaknya ada
manusia yang sedang melarikan diri dari situ. Menyaksikan
kesemuanya itu, Thian Pak liat segera berbisik dengan
suara lirih: "Sungguh berbahaya sekali! Seandainya mereka
membidikkan jarum cu bu ciam itu sedetik lebih awal,
niscaya kita semua sudah tewas diujungjarum cu bu ciam
tersebut" Aneh! Darimana Tham Ki wan bisa tahu kalau diatas
pohon tersebut bersembunyi para pembunuh?" seru Cu Siau
hong kemudian. "Sebagai seorang ahli didalam melepaskan senjata
rahasia, biasanya dia akan memiliki semacam daya tangkap
yang luar biasa tajamnya, tentu saja jauh berbeda jika
dibandingkan dengan orang-orang biasa'
"Ooooh....!. Mendadak ia menemukan disisi ke dua sosok mayat yang
tergeletak itu terdapat sebuah tabungjarum cu bu ciam.
Tidak sempat memberi tanda kepada Thian Pak liat lagi,
mendadak dia melompat ke depan dan menerjang kemuka
dengan kecepatan luar biasa ....
"Hati-hati..." Thian Pak liat segera berteriak keras.
Dengan tameng kayu melindungi badan, dia segera
berguling ke depan sana. Sementara itu Cu Siau hong telah menyambar tabung
jarum beracun cu bu ciam itu kemudian menggunakan
tameng kayunya untuk melindungi badan dan menyusup ke
balik sebatang pohon besar.
Tampak cahaya perak berkilauan tajam, empat batang
jarum cu bu ciam telah menyambar ke depan. Jarum-jarum
perak tersebut dengan cepat menancap diatas tameng kayu
dari Cu Siau hong. Sementara itu Thian Pak liat yang sedang memburu ke
muka, segera menyambar sesosok mayat, kemudian
menggelinding pula ke belakang pohon besar dimana Cu
Siau hong berada. Setelah menghembuskan napas panjang, Cu Siau hong
segera berbisik lirih: "Saudara Thian, aku telah berhasil
mendapatkan sebuah tabungjarum beracun" Sambil berkata
tabung itu segera diangsurkan ke depan.
Thian Pak liat tertawa. "Asal kita sudah memiliki sebatang tabungjarum beracun
cu bu ciam berarti kita dapat memberikan perlawanan
terhadap serangan mereka..." katanya.
Dari dalam saku jenasah tersebut, dia mengambil keluar
sebuah bungkusan kain putih, didalam kain putih tersebut
tersedialah ratusan batangjarum panjang.
Sambil tertawa kembali Thian Pak liat berkata:
"Benda ini dinamakan kantungjarum, seandainya kita
hanya memiliki tabungjarum belaka, mungkin hal tersebut
belum merupakan suatu ancaman yang menakutkan buat
mereka" Sesudah menghembuskan napas panjang, kembali dia
melanjutkan: "Tabung jarum beracun ini kau yang temukan, tentu saja
benda ini menjadi milikmu, tapi apakah Cu lote tahu cara
penggunaannya?" "Siaute tak bisa!"
"Kalau begitu mari kuajarkan kepadamu'
Dia lantas memberi petunjuk kepada Cu Siau hong
bagaimana cara mempergunakan tabungjarum beracun itu
serta bagaimana caranya mengisi jarum beracun itu
kedalam tabung. Setelah mendapat petunjuk mana Cu Siau hong segera
berkata: "Saudara Thian, aku rasa lebih baik kau saja yang
mempergunakan tabungjarum beracun Cu bu ciam ini!
"Tidak! Aku pun menyediakan banyak macam senjata
rahasia, aku tak membutuhkan tabungjarum tersebut, asal
senjata rahasia sudah berada dalam tanganku, aku yakin
senjata mana bisa kulepaskan secara jitu."
Cu Siau hong segera menerima tabung itu seraya
berkata kemudian: "Kalau begitu terima kasih banyak atas
petunjukmu" Dalam pada itu, Oh hong cun dan Si Eng dengan
perlindungan tameng kayu telah berhasil pula mendekat.
Oh hong cun segera mendongakkan kepalanya, dan
memandang sekejap ke atas pohon besar dimana musuh
menyembunyikan diri, kemudian pelan-pelan ujarnya:
"Thian lote, apakah diatas pohon masih ada musuh?"
"Sulit untuk dijawab, tapi menurut perasaanku,
permainan busuk mereka sudah pasti bukan cuma
demikian, siapa tahu didalam hutan luas ini mereka telah
mempersiapkan jebakan lainnya?"
"Betul" dukung Cu Siau hong, pandanganku persis
seperti pandangan saudara Thian, kemungkinan besar
didalam hutan ini masih terdapat alat jebakan lainnya"
Dalam pada itu, Pek poh hui hong Tham Ki wan serta Sui
tiong sin liong Ho Hou po telah bardatang pula ke situ.
Sambil berpaling, Thian Pak liat segera memuji:
"Saudara Tham, sergapanmu tadi benar-benar indah!"
Seandainya saudara Tham tidak melepaskan sergapan
tepat pada waktunya, mungkin aku dan saudara Thian
sudah terluka oleh jarum Tui hun cu bu ciam lawan"
sambung Cu Siau hong. Tham Ki wan hanya tertawa hambar, sahutnya.
"Aaaai, aku hanya ingin membuktikan kalau senjata
rahasia adalah senjata rahasia, bagaimanapun juga senjata
rahasia masih jauh lebih berguna daripada batu"
Cu Siau hong kuatir jagoan ini bentrok lagi dengan Si
Eng sehingga terjadi keributan yang tak perlu dalam saat
demikian, tapi dia pun merasa sulit untuk mencegah hal ini,
terpaksa dia harus berpaling ke arah Thian Pak liat dan
mengharapkan bantuannya untuk mengatasi keadaan
tersebut .... Siapa tahu Si Eng segera tersenyum katanya:
"Senjata rahasia saudara Tham memang benar-benar
sangat lihay, hari ini siaute baru merasa pandangan mataku
benar-benar terbuka".
Penampilan sikap Hun hoa jiu yang sama sekali tak
terduga ini, dengan cepat membuat semua orang merasa
tercengang. Tham Ki wan sendiripun agak tertegun, serunya
tertahan: "Kau. . ."
Sambil tertawa, Si Eng berkata lebih jauh.
"Seandainya aku tidak memanasi hati saudara Tham
dengan beberapa patah kata yang tak sedap, mungkin
saudara Tham pun tidak akan mendemontasikan
kelihayanmu itu, bukan demikian?"
Thian Pak liat segera tertawa, tukasnya:
"Saudara Tham, apakah senjata rahasia yang barusan
kau lancarkan adalah peluru belalang terbang ?"
"Betul, senjata tersebut memang peluru belalang
terbang." "Konon semua senjata rahasia yang saudara Tham
pergunakan, hampir semuanya mempergunakan belalang
terbang?" "Benar!" "Senjata rahasia saudara Tham tidak sampai tercantum
didalam kitab senjata, hal ini sesungguhnya merupakan
suatu peristiwa yang patut disesalkan"
Tham Ki wan segera tersenyum..
"Kalau berbicara menurut kekuatan serta kedahsyatan
dari senjata rahasia yang ada, maka kencrengan terbang
dari kaum Buddha serta peluru sakti cu au hui tan dari
keluarga Sin merupakan senjata rahasia yang benar-benar
berkekuatan dahsyat, tapi mereka semua toh tidak terdaftar
pula dalam kitab senjata".
"Benar juga perkataanmu, yang dimaksud kan sebagai
senjata rahasia, seharusnya makin rahasia semakin baik,
dengan begitu orang lain baru tak akan menduga sama
sekali". Sementara itu Si Eng telah mencabut ke luar sebatang
peluru sepanjang tiga inci dari dalam tubuh mayat tersebut.
Bedanya adalah peluru-peluru perak ini dua bagian sayap
kecil dibagian belakang tubuh yang mungil. Sambil tertawa
kembli Si Eng berkata: "Saudara Than, apa gunanya dua buah sayap kecil diatas
peluru kecil tersebut dan apa bantuannya untuk senjata
rahasia ini?" "Maksudnya untuk menjaga keseimbangan serta
menjitukan pada sasaran, selain dapat pula membantunya
agar meluncur jauh lebih dari sasaran yang sebenarnya"
"Dengan ditambahnya kedua buah sayap tersebut,
mungkin dalam cara melepaskan senjata rahasia inipun
pasti mempunyai suatu cara yang tertentu bukan"' kata Si
Eng lagi sambil tertawa hambar.
"Sebenarnya senjata rahasia ini tak berbeda jauh dengan
sebatang peluru baja biasa, tapi dengan ditambahnya ke
dua buah sayap tersebut, maka namamya baru dirubah
menjadi Hui kong, justeru karena ditambahnya ke dua
sayap kecil tersebut, maka senjata ini dapat meluncur
sejauh empat lima kaki dari posisi semula"
"Kalau begitu perbedaan yang terutama antara senjata
rahasia biasa dengan peluru bersayap ini hanya terletak
pada kedua sayap kecil itu?" tanya Cu Siau hong.
"Benar! Bedanya memang terletak pada kedua sayap
kecil tersebut, tentu saja dibutuhkan pula suatu cara yang
lain daripada yang lain, dengan demikian kekuatan dari ke
dua buah sayap tersebut baru bisa dikembangkan dan
senjata itupun bisa meluncur lebih jauh".
"Bagaimana untuk membuatnya agar tepat pada
sasaran?" tanya Si Eng.
"Kedua buah sayap kecil inipun disaat di gunakan pula
untuk mengatur ketepatan dalam serangan"
"Bagus, benar-benar sangat bagus, tampaknya kedua
sayap kecil tersebut benar-benar mempunyai kegunaan
yang besar sekali" Tham Ki wan tertawa hambar.
"Bila senjata rahasia di beri sayap maka senjata tersebut
bisa mencapai suatu jarak yang amat jauh dan tak mungkin
bisa dicapai oleh senjata rahasia lain, cuma dalam senjata
rahasia bersayap belum pernah ada peluru bersayap, sebab
senjata rahasia ini merupakan hasil ciptaanku sendiri
setelah mencobanya selama bertahun-tahun, hari ini pun
baru kucoba untuk pertama kalinya"
"Sungguh luar biasa" puji Tham Pak liat, "bila saudara
Tham bisa berusaha terus untuk maju, selewatnya delapan
atau sepuluh tahun, niscaya nama besar keluarga Thian
kami sebagai keluarga senjata rahasia akan berpindah ke
tangan keluarga Tham"
"Soal ini tak usah saudara Thian kuatirkan, aku tidak
mempunyai tujuan untuk mencari nama, tapi aku hanya
berharap senjata ranasia bersayapku ini bisa turut tercatat
di dalam kitab senjata saja"
Cu Siau hong yang mendengar perkataan itu diam-diam
menghela napas panjang, pikirnya:
"Tampaknya nama dan kedudukan benar-benar
merupakan dua hal yang mencelakai manusia, buktinya
Tham Ki wan sangat berambisi untuk memperjuangkan
senjata rahasianya agar turut dicantumkan dalam kitab
senjata..." Justeru karena dia mempunyai pemikiran demikian,
maka dia baru berusaha terus untuk melakukan
penyelidikan dan berusaha menciptakan semacam senjata
peluru bersayap yang kecil bentuknya dan menciptakan
pula sejenis ilmu melepaskan senjata rahasia yang sangat
istimewa sekali. Yaa, sebetulnya ambisi mencari nama itu baik" Ataukah
sesuatu kebiasaan yang jelek" Cu Siau hong hanya


Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

termenung terus memikirkan persoalan tersebut, mulutnya
tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Sementara itu Oh Hong cun telah mengacungkan ibu
jarinya sambil memuji tiada hentinya:
"Bagus! Bagus sekali! Anak muda memang seharusnya
memiliki ambisi yang begitu gagah dan perkasa.."
Sesudah berhenti sejenak, diapun menyambung lebih
jauh: "Tham lote, coba kau lihat didepan sana terdapat
sebatang pohon yang besar dengan dedaunan yang lebat,
seandainya ada orang bersembunyi disitu, sulit rasanya
buat kita untuk mengetahui jejaknya, apakah perlu untuk
mencoba dengan senjata peluru bersayap lagi?"
Thian Pak liat yang mendengar perkataan itu segera
berpaling dan memandang sekejap ke arah Cu Siau hong,
kemudian mereka berdua sama-sama saling berpandangan
sambil tertawa. Padahal dalam situasi semacam ini memang sangat
diperlukan seorang tokoh semacam ini, dengan demikian
banyak hal yang sebenarnya kurang leluasa diutarakan, ada
yang membantu mereka untuk mengucapkannya keluar
Tham Ki wan mendongakkan kepalanya dan memperhatikan
sekejap pohon besar dengan daun yang rimbun di depan
sana, kemudian ujarnya pelan:
"Pohon besar itu. . ."
"Dari situlah jarum tui hun ciam dibidikkan untuk
pertama kalinya" sambung 0h Hong cun dengan cepat.
"Ooooh rupanya begitu, mengapa tidak?"Dari sakunya
dia segera mengeluarkan segenggam peluru bersayap.
"Jarak dari sini hingga sampai ke pohon besar itu,
seharusnya masih ada enam kaki atau lebih" komentar Si
Eng. "Yaa, itulah jarak yang dibutuhkan untuk suatu
pembidikan dengan jarum beracun Tui gun cu ciam" kata
Thian Pak liat. "Peluru terbang milikku mungkin saja masih dapat
mencapai tempat tersebut" ujar Tham Ki wan. Dia segera
mengayunkan tangannya, sebaris cahaya tajam secepat
kilat segera meluncur ke depan.
Ketika peluru-peluru terbang itu sudah berada berapa
kaki jauhnya, mendadak senjata tersebut menyebarkan diri
dan mengurung daerah seluas tiga depa lebih.
Thian Pak liat adalah seorang ahli senjata rahasia, hanya
dalam sekilas pandangan saja dia dapat menduga bahwa
dalam lapisan cahaya perak itu, paling tidak terdapat
sembilan batang peluru bersayap.
Menyaksikan daya luncur dari peluru-peluru bersayap
tersebut, mau tak mau Thian Pak liat harus mengagumi
juga atas kelihayan dari ilmu bidikan Tham Ki wan yang
berhasil diciptakan olehnya.
Ilmu bidikan yang amat istimewa itu selain aneh juga
amat lihay, peluru-peluru bersayap itu dapat dijaga
keseimbangannya walau pun sudah berada pada jarak
enam kaki lebih. Dengan membawa suatu kekuatan yang luar biasa,
peluru terbang itu segera menembusi rimbunnya dedaunan
pada batang pohon tersebut.
Beberapa kali jeritan ngeri yang memilukan hati segera
berkumandang memecahkan keheningan, ada dua orang
manusia terkena bidikan itu dan terjatuh ke bawah.
"Betul-betul muncul seorang enghiong muda, ilmu
menyambit senjata rahasia yang amat hebat, kepandaian
yang luar biasa!" Oh Hong cun segera memuji tiada
hentinya. Tham Ki wan tertawa hambar.
"Semuanya ini berkat bantuan dan petunjuk dari Oh
cianpwe" "Saudara Ho, beranikah kau menerjang ke depan sana
bersama siaute" mendadak Ho hoa jiu Si Eng menantang.
Orang ini bukan cuma pandai membakar hati orang, dia
sendiripun memiliki keberanian yang mengagumkan.
"Mengapa tidak?" jawab Ho Hou poo sambil tertawa
dingin. "Kalau begitu, mari kita berangkat."
Dengan mempersiapkan tameng kayunya, dia segera
menerjang ke muka lebih dahulu. Ho Hou poo segera
menyusul di belakangnya, ikut menyerbu pula ke muka.
Sambil tersenyum Cu Siau hong siap sedia turut maju
pula ke depan menyusul ke dua orang itu.
"Tunggu sebentar Cu siaute", Thian Pak liat segera
berseru, "mari ku temani dirimu"
Dia melompat ke depan dan bersama-sama Cu Siau hong
menyerbu kedepan hutan sana. Oh Hong cun sendiri hanya
melirik sekejap kearah Tham Ki wan, sementara tubuhnya
masih tetap berdiri di posisi semula.
Entah dikarenakan serangan dari peluru terbang dari
Tham Ki wan telah mengacaukan persiapan dari para
penembak tabungjarum beracun diatas pohon atau
dikarenakan persoalan lain, ternyata Si Eng maupun Ho Hou
poo tidak menemukan bidikan jarum-jarum beracun Cu bu
ciam tersebut. Tapi Cu Siau hong dan Thian Pak liat tidak mendapatkan
kemujuran seperti itu. Baru saja kedua orang itu berjalan sejauh satu kaki,
selapis cahaya keperak-perakan telah meluncur datang
dengan kecepatan luar biasa.
Reaksi dari kedua orang inipun cukup cepat, mendadak
mereka menghentikan langkahnya dan menyembunyikan
diri ke belakang tameng kayu tersebut.
"Plaaak, plaak, plaakk'' beberapa kali benturan keras
berkumandang memecahkan keheningan, tujuh delapan
batangjarum cu bu ciam tahu-tahu sudah menancap di atas
tameng kayu itu. Sementara itu Si Eng dan Ho Hou poo sudah bampir
mendekati pohon besar itu, melihat datangnya bidikan
jarum beracun cu bu ciam, dengan cekatan mereka
melindungi diri dengan tameng kayu, kemudian menyelinap
ke balik pohon untuk melindungi diri.
Tham Ki wan yang berada dibelakang sana segera
tertawa terbahak-bahak. Sambil menghembuskan napas
panjang, Oh Hong cun berkata:
"Tham lote, kau seharusnya membantu mereka!"
Tentu saja akan ku bantu sedapat mungkin, cuma peluru
terbangku ini tidak gampang untuk membuatnya, lagipula
jumlah persiapannya tidak banyak, selesai pertarungan
nanti kalian harus membantuku untuk mengumpulkan
semua senjata mana. "Ooooh, sudah barang tentu, sudah barang tentu"
"Baik! Aku percaya dengan perkataan Oh tua, dan aku
yakin kalian bisa melakukannya."
Sesudah berkata peluru terbangnya kembali dilontarkan
ke muka dengan kekuatan besar.
Pada gelombang yang pertama terdiri dari empat biji
peluru, ketika baru terbang sampai jarak tiga kaki serangan
gelombang ke dua telah menyusul pula.
Kemudian gelombang ke tiga diikuti pula oleh gelombang
ke empat, setiap gelombang semuanya terdiri dari empat
batang senjata. Peluru-peluru bersayap itu dengan amat cepatnya
meluncur ke arah pohon besar itu dan menyusup ke balik
dedaunan yang lebat. Jeritan ngeri yang memilukan hati kembali
berkumandang memecahkan keheningan, lagi-lagi ada tiga
sosok tubuh manusia terjatuh dari atas pohon besar.
"Benar-benar peluru bersayap yang amat lihay!" puji Oh
Hong-cun tiada hentinya. Sementara itu, Cu siau hong yang bersembunyi di
belakang pohon mendadak melompat ke tengah udara lalu
menerjang ke bawah pohon besar tersebut
"Saudara Cu, hati-hati" Thian Pak liat segera berseru.
Menyusul teriakan itu dengan suatu lompatan cepat
diapun menyusul kedepan. Ketika tubuhnya masih berada ditengah udara,
mendadak dia melepaskan dua batang panah pendek,
sebatang pisau emas dan segenggam jarum perak ke arah
pohon besar tersebut. Akibat dari serangan senjata rahasianya itu, dua orang
manusia kembali terjatuh dari atas pohon besar.
Tampaknya pembidik-pemdidik di atas pohon hanya
pandai menggunakan tabung senjata jarum beracun
tersebut, sedang ilmu silatnya tidak begitu lihay.
Diantara bergoyangnya dedaunan diatas pohon tampak
dua sosok bayangan manusa segera kabur ke pohon yang
lain. Mendadak Thian Pak liat melompat lagi kemudian tangan
kanannya diayunkan ke depan, dua batang pisau perak
sekali lagi meluncur ke udara dengan kecepatan tinggi.
Senjata semacam ini lebih berat bentuknya, tapi lebih
gampang untuk mengarah sasaran, dan lagi jarak
bidikannya juga lebih jauh daripada keadaan biasa.
Dua batang pisau perak itu meluncur ke depan saling
menyusul, tapi tiba pada sasaran hampir bersamaan
waktunya. Secara telak sekali pisau terbang itu menghajar
sasarannya, terdengar dua kali jeritan ngeri yang
memilukan hati berkumandang memecahkan keheningan,
tiba-tiba saja dua orang itu terjatuh ke tanah dan tewas.
Dengan cepatnya Cu Siau hong menyimpan tabungjarum
beracun itu ke dalam saku. Thian Pak liat berhasil pula
menemukan dua buah tabungjarum beracun dari atas
tanah. Sambil melompat turun dari pohon. Cu Siau hong
berkata: "Dari atas pohon dan dibawah pohon, semuanya terdapat
tujuh sosok mayat" "Empat batang tabung jarum berhasil pula kita
tambahkan, sekalipun ada yang berhasil lolos, paling banter
juga hanya satu dua orang, dengan sebatangtabungjarum"
"Yaa, dalam pertarungan kali ini, seluruh pasukan
mereka berhasil kita sikat sampai ludes" kata Cu Siau hong
tertawa. Dalam pada itu, Oh Hong cun, Tham Ki wan, Si Eng dan
Ho Hou poo telah berdatangan semua..
"Saudara Thian" Si Eng segera berseru, dua batang piau
mu betul-betul hebat, meski dilepaskan dari tengah udara,
nyatanya tiada yang meleset"
Mendadak Tham Ki wan tertawa dingin.
"Oh tua, apa yang telah kau sanggupi tadi, lebih baik
jangan dilupakan dengan begitu saja," serunya. Oh Hong
cun terperanjat, segera serunya:
"Aku telah menyanggupi apa?"
Tapi kemudian setelah berhenti sejenak dia melanjutkan:
"Oh Betul, betul, betul, lohu sudah teringat sekarang"
Setelah berhenti lagi sejenak, katanya lebih jauh.
'Cu lote, tadi waktu kalian berada dalam ancaman
bahaya maut, lohu suruh Tham lote melepaskan dua batang
peluru bersayap untuk nembantumu, cuma dia bilang peluru
bersayap adalah semacam senjata rahasia yang dibuat
secara istimewa, bikinnya susah, maka "
"Maka apa?" Tiba-tiba saja dia membungkam dalam
seribu bahasa. "Tentunya dia tak akan menyuruh kami untuk
memungutnya kembali bukan?"
"Justru Tham lote bermaksud demikian" kata 0h Hong
cun dengan cepat. Kali ini paras muka Thian Pak liat, Ho Hou Poo samasama
berubah hebat. Jelas perkataan ini telah membangkitkan amarah semua
orang, tapi mereka masih tetap berusaha keras untuk
menahan diri. Ketika Oh Hong cun menyaksikan situasi telah berubah
menjadi serba kaku, buru-buru dia berseru: "Cu siaute,
menurut pendapatmu bagai mana untuk menyelesaikan
persoalan ini?" "Kalau ingin makan tomat, memang jangan pilih yang
keras, pilihlah yang agak lunak."
"Aku rasa sudah sepantasnya bila kita membantu
saudara Tham untuk memungutinya kembali" Sahut Cu Siau
hong. Seraya berkata dia membalikkan badan dan berjalan
kedepan. Si Eng termenung dan berpikir sebentar, kemudian
katanya pula: "Andaikata saudara Tham tidak melepaskan senjata
rahasianya tepat disaat yang kritis, kita semua mungkin
sudah terluka diujung jarum Cu bu ciam tersebut, kalau
memang peluru bersayap itu tidak gampang pembuatannya,
aku pikir memang sayang kalau harus terbuang dengan
percuma' "Yaa, benar juga perkataan ini, selanjutnya kita masih
bisa bertemu lagi dengan jarum Cu bu ciam, peluru
bersayap memang tak boleh terbuang dengan sia-sia"
sambung Oh Hong cun pula.
Dengan demikian Thian Pak liat maupun Ho Hoa po
menjadi sungkan untuk menampik, terpaksa mereka pun
ikut memungut. Tak selang berapa saat kemudian, mereka telah berhasll
mengumpulkan tiga puluh batang lebih.
Halmana sebaliknya malah membuat Tham Ki wan
menjadi rikuh sendiri, buru-buru dia menjura sambil
berseru berulang kali: "Aaah, merepotkan saudara saja"
Setelah menyimpan kembali peluru bersayapnya, Tham
Ki wan segera berpaling ke arah Oh Hong cun seraya
berkata: "Begini saja, kita telusuri terus hutan ini sampai ke
Pedang Kelelawar Putih 2 Pendekar Hina Kelana 1 Utusan Orang Orang Sesat Seruling Gading 3
^