Pencarian

Pendekar Baja 12

Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long Bagian 12


Jit-jit melotot, mestinya dia tidak mau, tapi demi melihat
kesungguhan Sim Long, ia menghela napas, seperti penasaran ia
berkata, "Baiklah, terserah padamu.?
Sim Long tersenyum, "Inilah baru anak perempuan penurut .... Kalau
terjadi sesuatu di dalam nanti akan segera kuberi tahukan padamu
.....?a tidak melakukan gerak cepat, tapi melangkah ke sana dengan
perlahan. Baru saja anak muda itu melangkah beberapa tindak, mendadak Jit-
jit memanggilnya, "Hei, tunggu!?
Sim Long menoleh dengan kening bekernyit.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jangan ... jangan terlalu lama harus kutunggu di sini,? kata Jit-jit.
Sim Long menggeleng-geleng kepala. Akhirnya dia masuk juga ke
rumah berhala itu. Meski dia tidak tahu di rumah berhala inilah Kim Bu-bong terjebak
dan tertawan dan meski tidak diketahuinya bahwa Ong Ling-hoa
masih hendak menjebaknya seperti apa yang terjadi atas diri Kim
Bu-bong, tapi agaknya Sim Long sudah mempunyai firasat tidak
enak, ia tahu Suteng atau rumah berhala ini adalah tempat tidak
baik, maka ia melangkah dengan sangat perlahan. Tapi apa pun juga
akhirnya ia masuk ke situ.
Jit-jit menyaksikan Sim Long masuk ke rumah berhala itu, semula ia
penasaran karena ditinggalkan, tapi begitu bayangan Sim Long
menghilang di balik pintu, seketika jantungnya berdebar.
Semakin dipikir semakin dirasakan di dalam rumah berhala itu pasti
ada perangkap, perangkap maut. Kalau tidak, fajar baru
menyingsing, mengapa sudah ada orang merebus daging di sini,
cuma perangkap apa, sukar diterkanya.
Ia pikir jangan-jangan ada orang bersembunyi di dalam dan hendak
membius Sim Long, dengan daging rebus ini sebagai umpan agar
tidak dirasakan oleh anak muda itu. Ya, pasti demikian, harus cepat
kucegah dia, kalau tidak, bukan mustahil segera dia akan terjebak.
Berpikir demikian segera ia hendak berlari ke dalam rumah berhala
itu, tapi baru sebelah kaki bergerak, segera ia berhenti lagi.
Dirasakan jalan pikirannya itu pun tidak betul. Dengan hidung Sim
Long yang tajam mustahil tidak dapat membedakan bau obat bius
segala, mana bisa Ong Ling-hoa menggunakan cara sederhana
begini untuk menjebak Sim Long"
Ong Ling-hoa cukup kenal kemampuan Sim Long, muslihat yang
akan digunakannya untuk menjebak Sim Long pasti akal yang
mahalicin, akal jahat yang tak terbayangkan oleh siapa pun.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Lantas akal jahat apakah" Mungkinkah begitu Sim Long masuk ke
situ lantas dihujani anak panah sehingga anak muda itu kelabakan
dan tidak mampu mengelak"
Ah, tidak, hal ini juga terlalu naif, mustahil bisa menjebak Sim Long.
Begitulah macam-macam kekhawatiran berkecamuk dalam
benaknya, makin dipikir makin kusut. Ia pandang rumah berhala itu
dengan gelisah dan menantikan entah apa yang akan terjadi.
Tapi sudah sekian lamanya Sim Long masuk ke situ dan ternyata
tidak terdengar sesuatu suara apa pun. Jangankan suara teriakan
dan bentakan, sampai suara orang berdehem juga tidak terdengar,
sama sekali tidak ada sesuatu suara. Kesunyian demikian terlebih
menyeramkan dan menakutkan orang.
Angin lagi meniup, hawa dingin.
Cu Jit-jit menggigit bibir dan menggosok-gosok tangan, hampir gila
saking gelisahnya. Selang sekian lama pula, tetap tidak ada sesuatu suara, suara kentut
pun tidak terdengar. Tambah cemas Jit-jit, betapa kejinya Ong Ling-hoa sudah
diketahuinya, kalau Sim Long terjebak, seharusnya dia bersuara
seperti janjinya tadi. Namun suasana tetap sunyi, sungguh Jit-jit tidak tahan lagi, ia
menjadi nekat, secepat terbang ia menerjang ke dalam rumah
berhala itu. Remang fajar sudah berubah menjadi terang benderang, keadaan
dalam rumah berhala ini kelihatan misterius, seram dan beralamat
tidak enak. Api unggun belum lagi padam, cuma apinya sudah sangat kecil. Di
atas api masih ada daging, lantaran api sudah kecil sehingga daging
panggang tidak menjadi hangus.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tabir meja sembahyang yang sudah luntur itu telah terobek, entah
ditarik siapa, lagi bergerak tertiup angin di lantai.
Meja sembahyang sudah roboh terdepak dan juga entah didepak
siapa, antara api unggun dan meja terguling itu ada genangan air
hitam. Hah, bukan air, tapi darah, darah segar.
Rumah berhala yang memang bobrok kelihatan tambah seram. Sim
Long yang tadi jelas-jelas masuk ke situ tidak kelihatan lagi
bayangannya. Tidak ada seorang pun, bayangan setan juga tidak
ada. Lantas ke mana Sim Long" Apakah sudah masuk perangkap
musuh dan terbunuh" Jilid 18 Saking cemasnya Jit-jit lantas berteriak, "Sim Long ....?
Jeritan melengking tajam ini memecah kesunyian angkasa, tapi
hanya sekejap saja lantas berhenti sebab kerongkongan Jit-jit serasa
seperti tercekik. Soalnya mendadak dari kolong meja sembahyang yang terguling itu
menongol keluar sebuah kepala. Kepala Sim Long.
Begitu kepala Sim Long menongol keluar, seketika mengkeret lagi.
Secepat terbang Jit-jit memburu maju, dirangkulnya leher Sim Long,
di samping terkejut tentu saja ia pun kegirangan, dengan napas
terengah ia menggerundel, ?O, engkau berada di sini, syukurlah
tidak terjadi apa-apa. Kenapa engkau tidak bersuara, sungguh aku
khawatir setengah mati.??
Tubuh Sim Long tidak bergerak, dengan dingin ia membentak,
"Menyingkir!? Jit-jit melengak dan melepaskan rangkulannya.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Betapa pun Sim Long marah padanya tidak pernah anak muda itu
menghardiknya seperti sekarang ini.
Setelah melepaskan tangannya, matanya menjadi merah pula,
sedemikian dia berkhawatir bagi Sim Long, tapi apa yang
diperolehnya adalah hardikan. Remuk redam hatinya, ia menyurut
mundur dengan menggigit bibir, air mata pun bercucuran.
Sebaliknya Sim Long sama sekali tidak memandangnya melainkan
menatap ke depan sana. Apa yang dipandang Sim Long, Jit-jit sendiri tidak tahu. Yang terlihat
oleh si nona sekarang hanya Sim Long melulu, sambil mengusap air
mata ia membatin, "Baiklah, Sim Long, begini keras engkau
terhadapku, biarlah ... biarlah seterusnya aku takkan menemuimu
lagi.? Walaupun begitu pandangannya tetap tidak pernah berpisah dengan
anak muda itu. Jika mau dikatakan Sim Long pemuda yang baik, di mana
kebaikannya juga tak dapat dijelaskan olehnya.
Bicara tentang keterusterangan dia tidak melebihi Him Miau-ji, bicara
tentang pendiam, dia juga tak dapat menandingi Kim Bu-bong, soal
ketampanan dan pengertiannya terhadap anak perempuan, jelas dia
juga kalah daripada Ong Ling-hoa. Tapi entah mengapa, dalam
pandangan Jit-jit cuma ada Sim Long seorang, melihat dia, hatinya
lantas senang, kalau tidak melihatnya, sepanjang hari dia akan
murung. Sungguh ia tidak berani membayangkan bilamana selanjutnya tidak
bertemu dengan Sim Long akan bagaimana jadinya dia"
Seketika bergolaklah pertentangan batinnya, saking kesalnya ia
menangis dan berteriak, "Sim Long kubenci padamu, kubenci ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Namun Sim Long tidak mau memandangnya, tetap menatap ke
depan sana. Hancur hati Jit-jit, dengan suara serak ia berteriak, "Kau orang
mampus, ayolah bicara, kau ... kau ....?
Didorong emosi, tanpa pikir tangannya melayang, "plak?, muka Sim
Long digamparnya sekali. Tapi anak muda itu seperti tidak merasakan apa pun, tetap tidak
bergerak, wajah yang menyenangkan dan juga dibencinya itu telah
bertambah sebuah cap tangan yang merah.
Pedih hati Jit-jit, cemas dan juga menyesal, kembali ia menangis
dengan sedih. Namun Sim Long tetap tidak menghiraukannya.
Entah menangis berapa lama lagi, lambat laun suara tangis Jit-jit
menjadi lirih. Tiba-tiba terdengar Sim Long berucap dengan suara halus, "Sudah
... sudah baikkah engkau"?
Jit-jit menjadi girang, ia pikir betapa pun Sim Long tetap
memerhatikan diriku. Tapi lantas terdengar anak muda itu menyambung lagi, "Kim-heng,
hendaknya kau tahan sekuatnya.?
Nyata sasaran bicara Sim Long bukan dirinya. Kembali Jit-jit kecewa
dan juga heran, waktu ia angkat kepala, barulah diketahuinya di
sebelah Sim Long masih berbaring satu orang. Jelas Kim Bu-bong
adanya. Kim Bu-bong berbaring telentang di tengah genangan darah, kedua
matanya terpejam rapat, mukanya pucat seperti kertas, napasnya
sangat lemah, nyata dia dalam keadaan sekarat.
Mengapa keadaan rumah berhala ini bisa berubah menjadi begini"
Apa yang terjadi atas diri Kim Bu-bong"
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Ke mana perginya Ong Ling-hoa dan Kim Put-hoan"
Bahkan ada yang lebih mengejutkan Jit-jit ketika dilihatnya lengan
kanan Kim Bu-bong telah buntung. Sekujur badannya berlumuran
darah. Tak tahan lagi Jit-jit menjerit kaget.
Pantas Sim Long tidak menghiraukan dia, kiranya saat ini Sim Long
sedang berusaha menyelamatkan Kim Bu-bong dengan menyalurkan
hawa murninya. Sekujur badan Jit-jit menjadi gemetar, serunya, "Oo, Kim-toako,
meng ... mengapa engkau jadi begini" Siapa ... siapa yang
mencelakaimu"?a meratap, tapi rasanya sudah lelah, terpaksa ia cuma menggigit
bibir, air mata lantas bercucuran lagi.
Sekali ini dia mencucurkan air mata bagi Kim Bu-bong. Diam-diam ia
berdoa di dalam hati semoga jiwanya selamat.
Sampai sekian lamanya, akhirnya terdengar suara rintihan Kim Bu-
bong yang sangat lemah. Baru sekarang Sim Long merasa lega,
mukanya penuh keringat, tersembul senyuman pada ujung
mulutnya, ia menghela napas, nyata besar harapan Kim Bu-bong
dapat ditolongnya. Tanpa terasa fajar sudah menyingsing.
Lambat laun napas Kim Bu-bong juga mulai lancar.
Jit-jit menggenggam kedua tangannya dengan erat, dia seakan-akan
ikut berjuang bersama Kim Bu-bong melepaskan diri dari maut.
Akhirnya Kim Bu-bong membuka matanya. Namun sorot matanya
kelihatan buram, ia memandang hampa sekitarnya, kemudian
hinggap pada wajah Sim Long, sekuatnya ia bersuara, "Sim ... Sim-
heng ....? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jangan bicara, Kim-heng,?jar Sim Long. ?Istirahat dulu, bereslah
segala urusan, tidak berbahaya lagi.??
Kim Bu-bong tidak bersuara lagi. Namun pandangannya cukup
menampilkan rasa pedih, duka, penasaran dan juga terima kasih dan
gembiranya. Dia telah diseret kembali dari renggutan elmaut, sahabat karibnya
menunggu di sampingnya. Pertarungan sengit tadi sungguh rasanya
seperti habis mimpi buruk saja.
Tapi juga dirasakan pertarungan sengit tadi dan darah yang
dicucurkannya cukup berharga. Kalau tidak ada pertempuran sengit
tadi, mungkin sekali saat ini Sim Long sudah terjebak oleh tipu
muslihat Ong Ling-hoa. Perlahan Jit-jit mendekatkan kepalanya ke telinga Kim Bu-bong dan
memanggil, "Kim-toako .....?
"Menyingkir dulu, jangan mengganggunya,? kata Sim Long.
Jit-jit mendongkol, katanya, "Aku tidak mengganggunya, aku ingin
memberi obat padanya.? Segera ia meraba bajunya dan mengeluarkan sebungkus obat
bubuk. " Obat apa itu"? tanya Sim Long.
"Obat luka,? tutur Jit-jit. "Konon obat ini cuma ada di istana raja,
obat simpanan ayahku, waktu kuberangkat telah kucuri satu
bungkus ....? "Bawa sini,? kata Sim Long.
Jit-jit menyerahkan obatnya dan berkata, "Separuh diminum,
separuh lagi dibubuhkan pada lukanya.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Obat itu memang mujarab, hanya sebentar setelah minum obat, air
muka Kim Bu-bong lantas berubah agak merah. Jit-jit sibuk
menambahkan kayu sehingga api unggun berkobar lagi.
Kim Bu-bong tampak membentangkan matanya lagi dan
memandang Sim Long dengan rasa terima kasih yang tak terhingga,
namun di mulut tidak berucap terima kasih melainkan cuma bilang,
"Bagus, akhirnya engkau datang.?
Sim Long juga tertawa, "Ya, aku sudah datang .... Hendaknya
engkau jangan bicara, istirahat dan kumpulkan tenaga dulu.?
"Jangan khawatir, aku takkan mati.?jar Bu-bong. Waktu melihat
Jit-jit, ia tertawa, habis itu sorot matanya menjadi beringas lagi dan
berseru dengan parau, "Ong Ling-hoa, di mana bangsat itu"?
"Tidak kulihat dia,? kata Sim Long.
"Bangsat itu ....?cap Bu-bong dengan gemas. "Biarpun dia
melukaiku, tapi dia sendiri juga merasakan kelihaianku.?
"Jangan banyak bicara dulu, Kim-heng,? kata Sim Long pula.
Tapi Bu-bong menggeleng perlahan, "Tidak, bila tidak kuceritakan
kejadian ini, hatiku akan terasa tidak enak. Setelah kukejar sampai di
sini, kucium bau sedap daging panggang, segera kumasuk ke rumah
berhala ini, siapa tahu mereka telah memasang perangkap di sini,
begitu masuk kemari segera aku terjebak.?
"Segala apa tidak dapat mengelabui Sim Long, begitu mencium bau
daging segera itu tahu ....?
"Jangan menimbrung,? potong Sim Long sebelum lanjut ucapan Jit-
jit. Mestinya si nona ingin memuji Sim Long, hasilnya malah diomeli,
keruan ia mendongkol, dengan mulut yang menjengkit ia melengos.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Didengarkan Kim Bu-bong lagi bercerita, "Waktu itu Hiat-toku
tertutuk dan tak bisa berkutik, kawanan bangsat itu memandang
diriku sebagai ikan di dalam jaring dan pasti akan menjadi mangsa
mereka, sebab itulah mereka bicara segala apa pun di hadapanku
tanpa khawatir akibatnya. Ketika itulah dapat kuketahui betapa licin
bangsat she Ong itu dan betapa luas pengaruhnya yang sama sekali
di luar dugaan.? "Orang ini memang sangat cerdas dan pintar, cuma sayang justru
tersesat oleh kepintarannya sendiri,?jar Sim Long dengan
menyesal.

Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kemudian datanglah Co Kong-liong, salah seorang sesepuh Kay-
pang,? sambung Bu-bong. "Sehari-hari keparat ini berlagak berbudi
luhur, siapa tahu dia juga telah dibeli oleh Ong Ling-hoa, tujuannya
tiada lain hanya karena kemaruk pada kedudukan Pangcu saja.?
"Aha, rahasia Ji Yok-gi ternyata ada sangkut pautnya dengan Ong
Ling-hoa,? kata Sim Long.
"Ji Yok-gi"? Bu-bong menegas. "Dia mempunyai rahasia apa"?
"Rahasia yang dimaksudkannya agaknya mengenai pengkhianatan
sesepuh Kay-pang itu ....? lalu Sim Long menceritakan apa yang
terjadi atas diri Ji Yok-gi.
Bu-bong termenung sejenak, katanya kemudian, "Tempo hari dia
dan Kay-pang-sam-lo tentu setiap malam berkumpul di Suteng ini,
pada tengah malam baru Ong Ling-hoa datang kemari.?
"Dengan sendirinya Ji Yok-gi tidak tahu aku sudah kenal Ong Ling-
hoa,? kata Sim Long dengan tertawa, "maka ketika diketahuinya
intrik Ong Ling-hoa, buru-buru dia ingin memberitahukannya
kepadaku.? "Tapi dari mana dia tahu engkau berada di mana"? tanya Bu-bong.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Semula tentu Co Kong-liong memandangnya sebagai orang
kepercayaannya, dengan sendirinya Ong Ling-hoa yang bicara
tentang jejakku dan dapat didengar olehnya.?
"Betapa tajam pandangan Ong Ling-hoa, jika Ji Yok-gi akan
bertindak sesuatu pasti akan diketahuinya,?jar Bu-bong.
"Memang betul, sebab itulah gerak-geriknya pasti sudah diawasi oleh
Ong Ling-hoa, maka sebelum menemukan diriku dia sudah terluka
lebih dulu, cuma tidak diketahui cara bagaimana dia lolos dari
penguntitan musuh .... Cuma sayang, dengan mati-matian ia
berusaha memberitahukan padaku tentang rahasia Ong Ling-hoa,
tak diketahuinya rahasia Ong Ling-hoa sudah kuketahui lebih dulu.
Jadi dia boleh dikatakan mati sia-sia.?
"Orang hidup, ada sementara urusan biarpun mati juga harus
dikerjakannya,?jar Bu-bong dengan tegas. "Soal apakah urusan
yang dikerjakannya ini berguna atau tidak adalah soal lain. Meski Ji
Yok-gi melakukan pekerjaan sia-sia ini dengan mempertaruhkan
nyawanya, tapi dia mati demi kepentingan orang banyak, demi
kesejahteraan umum, hidupnya boleh dikatakan cukup berharga,
kematiannya tidak boleh dianggap penasaran. Padahal, pandangan
terhadap mati dan hidup seseorang masih harus kubelajar kepada
Sim-heng.? "Seorang yang tidak takut mati semakin takkan mati ....?
"Haha, inilah kata-kata emas, kata-kata yang tepat dan harus
didengarkan oleh orang sejagat,? seru Bu-bong dengan tertawa.
"Coba tadi, kalau aku takut mati, mungkin takkan hidup sampai saat
ini.? Wajah Kim Bu-bong tampak bersemangat, segera ia meneruskan
ceritanya, "Waktu itu kawanan bangsat itu memandang diriku pasti
akan mampus, aku dihina habis-habisan, bahkan di depanku mereka
merencanakan muslihat keji cara bagaimana akan membikin celaka
padamu. Pada lahirnya aku berlagak tidak dapat berbuat apa-apa,
namun sebenarnya dengan menahan gusar diam-diam sudah ada
perhitunganku sendiri.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Betapa kejam dan tajam mata Ong Ling-hoa tentu juga tidak dapat
menyelami perasaanmu,?jar Sim Long dengan tertawa.
"Betapa pun dia dapat menyelami perasaanku tentu juga tidak tahu
apa yang kuperlihatkan waktu itu cuma pura-pura saja, bahkan
tentang tubuhku yang tidak dapat bergerak juga ada setengahnya
pura-pura belaka.? "Katamu engkau tertutuk olehnya"? timbrung Jit-jit.
"Dia menyerang di luar tahuku, aku tidak sempat mengelak, tapi
diam-diam aku menghimpun tenaga dalam untuk menahan
tutukannya sehingga Hiat-to yang tertutuk tidak tembus
seluruhnya,? tutur Bu-bong.
"Selama ini, kalau bicara tentang kekuatan Khikang, memang diakui
Ca Giok-koan adalah ahli yang paling menonjol, sesudah pertemuan
Wi-san dahulu tentu kemajuannya tambah memuncak, cuma tak
kusangka Kim-heng juga telah memperoleh ajarannya sedemikian
hebat.? Bicara tentang gurunya itu, wajah Kim Bu-bong menampilkan rasa
pedih, ucapnya, "Soal baik atau jahat pribadi Ca Giok-koan tidak
perlu dibicarakan, namun kebijaksanaannya terhadap anak muridnya
harus dipuji, selamanya dia perlakukan mereka secara adil tanpa
menyembunyikan sesuatu.? "Meski aku pun benci terhadap tindak tanduknya, tapi terhadap
kecerdasan dan kebijaksanaannya yang kau sebut tadi harus
kukagumi,?jar Sim Long. Bu-bong diam saja, jelas dia tidak ingin membicarakan lagi gembong
iblis yang membuat orang benci dan juga mengagumkan itu.
Kemudian ia menyambung lagi ceritanya, "Waktu itu meski kutahan
dengan tenaga dalam, tapi tenaga jari Ong Ling-hoa juga tidak boleh
diremehkan, kurasakan setengah badanku kaku kesemutan,
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
bilamana kuturun tangan waktu itu rasanya juga sukar menahan
tutukannya itu.? "Hm, Ong Ling-hoa kan juga gembong iblis zaman ini"?jar Sim
Long dengan gegetun. "Terpaksa aku berlagak tak bisa berkutik agar diam-diam dapat
kupulihkan tenagaku dan sekalian mendengarkan rahasia mereka,
ketika mereka yakin engkau pasti akan menyusul tiba, tentu saja aku
pun senang dan akan turun tangan bilamana engkau sudah datang.?
"Masa Ong Ling-hoa dapat memperhitungkan kedatangan Sim
Long"? tanya Jit-jit dengan terbelalak.
"Kecerdasan Ong Ling-hoa memang luar biasa, dia memperhitungkan kalian pasti akan datang mengikuti jejak yang
ditinggalkan kawanan pengemis itu, maka dia lantas mengatur tipu
keji untuk menantikan kalian, untuk ini, sebelum kalian tiba mereka
hendak menggusur diriku ke tempat lain, dalam keadaan kepepet,
biarpun tahu sendirian tidak dapat melawan orang banyak, terpaksa
aku turun tangan juga."?
"Wah, pertarungan itu pasti sangat sengit,?jar Sim Long sambil
memandang keadaan ruang Suteng yang morat-marit itu.
Bu-bong tersenyum getir dan juga merasa bangga, tuturnya,
"Dengan sendirinya aku bukan tandingan Ong Ling-hoa, Kim Put-
hoan dan Co Kong-liong, tapi dasar pengecut, melihat aku dapat
bergerak, lebih dulu Kim Put-hoan sudah jeri. Co Kong-liong juga
gentar menghadapi perlawananku yang nekat, hanya Ong Ling-hoa
saja, ai, dia benar-benar serigalanya manusia.?
"Apakah kungfunya juga sama kejinya dengan tipu akalnya"? tanya
Sim Long. "Betapa luas kungfu yang dikuasainya dan betapa keji jurus
serangannya, sungguh sukar diceritakan,? tutur Bu-bong. "Yang
paling hebat adalah kecerdasannya dalam hal menerka jurus
serangan lawan sebelum dilontarkan, sedetik sebelum serangan tiba,
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
lebih dulu dia sudah mengatur pertahanan untuk mengatasi
seranganmu.? "Bagaimana kungfunya jika dibandingkan Thian-hoat Taysu"? tanya
Sim Long. "Thian-hoat pasti tidak mampu menahan 20 jurus serangannya,?
tutur Bu-bong. "Masa begitu lihai"? seru Sim Long.
"Tentunya Sim-heng sangsi, jika dia begitu lihai, mengapa dapat
kulukai dia,? kata Bu-bong. ?Memang, bicara kungfu sejati tidak
nanti dapat kulukai dia, tapi ketahuilah, pada waktu bertempur,
kungfu yang paling lihai adalah nekat.?
"Seorang yang nekat sukar dilawan oleh seribu orang?, pemeo ini
cukup diketahui Sim Long.
Dengan tersenyum pedih Bu-bong bercerita pula, "Dengan
mengorbankan lengan kanan ini barulah dapat kupukul dia satu kali.
Cuma sayang, waktu itu juga aku lantas jatuh pingsan, bagaimana
lukanya aku sendiri tidak tahu.?
"Pukulanmu mana dapat ditahan oleh tubuh manusia,?jar Sim
Long. "Kalau dia tidak terluka parah, masa engkau dapat bicara
denganku seperti sekarang.?
"Ya, mungkin lukanya juga parah sehingga tidak sempat
membunuhku lagi,? kata Bu-bong dengan tersenyum pedih.
Sim Long menatapnya sekian lama, akhirnya menghela napas dan
berkata, "Sebenarnya ... sebenarnya Kim-heng juga tidak perlu
bertindak demikian.? "Bertindak apa" Memangnya aku salah berbuat"?
"Sungguh hatiku tidak tenteram oleh tindakan Kim-heng kepadaku
ini.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Aku bertindak apa padamu"?
"Waktu itu mestinya engkau tidak perlu bergebrak dengan mereka,
cukup kau angkat kaki saja, masa mereka mampu merintangimu"
Walaupun tahu bukan tandingan mereka, tapi engkau tetap
melabrak mereka, hanya karena engkau ingin membela diriku saja.?
"Omong kosong!? jengek Bu-bong. "Selama hidupku hanya tahu
membela kepentingan sendiri, untuk apa kupikirkan kepentingan
orang lain. Bilakah pernah kubela dirimu, apakah engkau lagi
mimpi"? "Meski lahirnya engkau kelihatan dingin, tapi sebenarnya hatimu
panas membara, tindakanmu itu sungguh membuat hatiku tidak
enak ....? "Kenapa hatimu tidak enak"? teriak Bu-bong. "Apakah karena
kasihan melihat aku cacat" .... Hm, meski Kim Bu-bong kini cuma
bertangan satu juga jauh lebih kuat daripada mereka yang punya
dua tangan, kau percaya tidak"?
"Aku ... aku ....? Sim Long tergegap.
"Ai, kenapa kau jadi serupa anak kecil" Beberapa kali kau
selamatkan jiwaku dan tidak pernah kuucapkan banyak terima kasih,
masakah sekarang kau ....?
"Betul!? mendadak Sim Long berseru dan tertawa. "Bagi seorang
lelaki sejati, apa artinya buntung sebelah tangan" Kim Bu-bong yang
bertangan satu pasti jauh lebih kuat daripada Ong Ling-hoa yang
bertangan dua.? Kedua orang muda ini, yang satu masih berbaring di tengah
genangan darah, terluka parah dan sukar berbangkit, yang lain
masih harus menghadapi masa depan yang penuh rintangan dan
ujian, namun sekarang mereka sama bergelak tertawa.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Meski Jit-jit berdiri di samping, namun semua ucapan mereka dapat
didengarnya dengan jelas dan terukir dalam benaknya, seketika ia
pun mencucurkan air mata terharu.
Begitulah kedua orang sama tertawa, Kim Bu-bong merasa tenaga
sendiri semakin kuat, secara ajaib lukanya bisa sembuh dengan
cepat, tentu saja ia gembira. Tapi sebaliknya dirasakan suara
tertawa Sim Long makin lama makin lemah.
Malahan segera dirasakan lagi tangan Sim Long yang tak pernah
berpisah dengan tubuhnya itu masih terus menyalurkan hawa murni
kepadanya, pantas lukanya yang parah bisa cepat sembuh dan
sanggup bicara terus-menerus.
Bagi orang yang berlatih kungfu, tenaga murni sama dengan
jiwanya, namun sekarang tenaga murni Sim Long telah disalurkan
kepada Kim Bu-bong tanpa pikirkan akibatnya, dengan sendirinya
tenaga Kim Bu-bong pulih dengan cepat, sebaiknya Sim Long sendiri
menjadi lemah. Seketika Kim Bu-bong berhenti tertawa dan berteriak, "Singkirkan
tanganmu!? Sim Long tertawa, sungguh ia tidak tahan lagi, tanpa terasa ia
bersandar di kaki meja. Semua ini tentu saja dapat dilihat Cu Jit-jit, betapa pun ia terharu
dan berkata kepada dirinya sendiri, "Lelaki sejati ini tidak boleh
kulepaskan, jika kutinggalkan dia, selamanya takkan kudapatkan
kesatria sejati seperti dia, betapa pun dia memperlakukan diriku
dengan kasar tetap aku harus mengalah, apa alangannya mengalah
sedikit"? Segera ia mengambilkan daging panggang dan mendekati Sim Long.
Daging panggang itu sudah agak hangus bagian kulitnya, namun
baunya bertambah sedap. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dengan suara lembut Jit-jit berkata, "Engkau sudah lelah, makanlah
sedikit!? Tak terduga Sim Long tidak menghiraukannya, sebaliknya malah
mendengus, "Singkirkan!?
Tapi Jit-jit berkata pula, "Sudah kucoba dengan tusuk kundai perak,
daging ini dapat dimakan.?
"Menyingkir!? bentak Sim Long malah.
Sedapatnya Jit-jit bersabar, ucapnya, "Jika engkau tidak suka daging
panggang ini, di sekitar sini tentu ada kampung yang menjual
makanan, maukah kubelikan .... Tentu Kim-toako juga ingin makan.?
"Tidak perlu,? seru Sim Long.
"Aku ... aku cuma ingin bekerja sesuatu bagimu, urusan apa pun
akan kulakukan,? kata Jit-jit.
"Baik, menyingkirlah sejauhnya, makin jauh makin baik, untuk itu
aku akan berterima kasih malah,? kata Sim Long dengan ketus.
Jit-jit jadi melengak, kembali air matanya bercucuran. Dipandangnya
Kim Bu-bong, meski ada orang lain di sini, tapi dia tidak peduli lagi,
ia sudah bertekad akan berkorban asalkan demi Sim Long, dengan
menggereget ia bertanya, "Se ... sesungguhnya aku berbuat salah
apa sehingga membuatmu marah" Katakan saja, bila betul aku
salah, selanjutnya pasti akan kuperbaiki, pasti!?
Biasanya tidak nanti dia berucap begini, tapi sekarang telah
dikatakannya. Habis bicara ia lantas menangis tersedu-sedan, tapi
cepat ditahannya pula. Tangisan tanpa suara, kepedihan dengan bersenyum, sungguh
mengandung berbagai macam perasaan yang sukar diuraikan.
Akhirnya Sim Long berpaling dan memandang wajah si nona. Wajah
yang mirip apel kehujanan itu.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Namun sorot matanya tetap dingin, jengeknya, "Hm setelah berbuat
salah, kau sendiri tidak mengetahuinya" Kalau bukan gara-garamu,
mana Pek Fifi bisa diculik orang, kalau bukan gara-garamu, mana
Kim-toako bisa berubah menjadi begini"?
"Sem ... semua ini salahku" ....?
"Bukan salahmu, habis salah siapa"? bentak Sim Long. "Jika kau
mau sedikit berpikir bagi orang lain, jika ada sedikit rasa simpatimu
terhadap orang lain, semua ini pasti takkan terjadi.?ir mata Jit-jit bercucuran
bagaikan hujan, ucapnya dengan gemetar, "Tapi aku ... aku ....?
"Kau tidak lain cuma seorang perempuan jahat yang egois, congkak,
suka menang dan juga iri, asalkan kau sendiri senang, urusan orang
lain tidak kau pikirkan lagi. Asalkan kau sendiri gembira, biarpun hati


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang lain hancur luluh juga tidak kau peduli.?
Setiap kata Sim Long itu seolah-olah cemeti yang menyabat tubuh
Cu Jit-jit, membuat telinganya serasa mendengung dan akhirnya
jatuh terkulai. Sejak kecil sampai sebesar ini belum pernah dia dimaki orang secara
begini, sekarang Sim Long telah mencaci maki dia habis-habisan dan
membuatnya tercengang, diam-diam ia bertanya kepada diri sendiri,
"Apakah betul aku sebusuk itu" Apa betul aku sejahat itu" ....?
Seketika itu seakan-akan terbayang wajah Him Miau-ji, Pek Fifi, Pui
Jian-li, Can Ing-siong dan lain-lain .... Orang-orang itu sama pernah
dibikin susah olehnya, ada yang dibikin malu olehnya, ada yang
dikecewakan dan ada juga yang dibuat berduka olehnya.
"Tapi semua itu kulakukan tanpa sengaja, sama sekali tidak ada
niatku untuk membikin susah siapa pun,? serunya kemudian dengan
penasaran. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Betul, tidak ada niatmu membikin susah orang lain, tapi orang yang
menderita oleh karena ketidaksengajaanmu itu justru lebih susah
daripada perbuatanmu yang sengaja. Engkau menganggap dirimu
paling terhormat, paling agung, orang lain harus menurut, harus
tunduk kepada kehendakmu, orang lain harus kau injak-injak di
bawah kakimu, seakan-akan semua perbuatanmu itu adalah
selayaknya begitu.? "Ti ... tidak, sama sekali aku tidak ... tidak berpikir begitu,? ratap Jit-
jit. "Aku tidak berpengalaman, aku tidak tahu apa-apa, masa ...
masa engkau tidak dapat memaafkan diriku"?
"Tidak,? jengek Sim Long ketus.
Sambil memukuli tanah Jit-jit meratap pula, "Banyak orang yang
berbuat salah lebih besar daripadaku dan mereka dapat ... dapat kau
maafkan, sebaliknya engkau tidak ... tidak dapat memaafkan
kesalahanku"? "Maafku kepadamu sudah terlalu banyak,?jar Sim Long.
Jit-jit mengertak gigi dan merangkak bangun untuk berdiri di depan
Sim Long, teriaknya, "Baik, engkau tidak dapat memaafkanku, aku
pun tidak perlu minta diampuni olehmu, lebih baik kau bunuh saja
diriku.? "Membunuhmu" Tidak perlu,? jengek Sim Long.
"Oo ... betapa kejam hatimu,? ratap Jit-jit. "Aku tidak minta apa-apa,
masa engkau tidak sudi membunuhku"?
Sim Long diam saja tanpa menghiraukannya.
Kembali Jit-jit jatuh terkulai, ratapnya, "O, Tuhan, mengapa engkau
perlakukan diriku secara tidak adil. Orang yang paling jahat
sekalipun boleh mati di tangan Sim Long, sebaliknya aku ... aku tidak
ingin hidup lagi dan kesempatan untuk mati di tangannya saja
ditolak.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sim Long memejamkan mata tanpa menghiraukan si nona. Sejak
tadi Kim Bu-bong juga telah memejamkan mata.
Sukar untuk melukiskan perasaan Jit-jit sekarang. Ia benci, benci
kepada diri sendiri, juga benci kepada Sim Long. Tapi biarpun benci,
tetap tidak dapat berbuat sesuatu apa.
Mendadak ia melompat bangun, serupa orang gila ia jemput benda
apa pun yang dapat diraihnya terus dilemparkan ke arah Sim Long
sambil berteriak histeris, "Kubenci ... kubenci padamu ... kubenci
padamu selamanya ....? Lalu dia berlari pergi seperti kesetanan.
Perlahan Sim Long membuka matanya, tapi tetap tidak bergerak,
serupa seorang padri yang sedang bersemadi.
Kim Bu-bong juga membuka matanya dan memandang Sim Long
dengan heran. Sampai sekian lamanya, akhirnya Sim Long tertawa.
"Apakah hatimu terbuat dari baja"? tanya Bu-bong kemudian.
Tertawa Sim Long rada mengandung rasa pedih juga, gumamnya,
"Hatiku ... siapa yang tahu akan hatiku" ....?
"Mengapa kau tega perlakukan dia cara begini"? tanya Bu-bong
pula. "Seharusnya kuperlakukan dia bagaimana"?
Bu-bong terdiam, sejenak kemudian baru berkata pula, "Apakah
betul dia tidak dapat dimaafkan"?
"Masakah dia dapat dimaafkan"?
"Seumpama tidak dapat dimaafkan, engkau harus memaafkan dia.?
"Sebab apa"? tanya Sim Long.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Bu-bong menatap langit-langit rumah yang guram, katanya
perlahan, "Nanti bila usiamu meningkat seperti diriku sekarang tentu
akan kau ketahui. Biarpun banyak perempuan cantik di dunia ini,
tapi untuk mencari seorang yang benar-benar mencintaimu sedalam
ini kukira tidak ... tidak mudah.?
Mendadak ia berpaling dan menatap Sim Long lekat-lekat, "Tentunya
kau akui bahwa dia memang cinta padamu. Betapa pun harus kau
akui, apa yang dilakukannya tidak berniat jahat. Terhadap orang lain
engkau sangat bijaksana, terhadapnya mengapa engkau seketus
itu"? Sim Long termenung sejenak, sahutnya kemudian, "Aku dapat
mengampuni orang lain, tapi tidak dapat mengampuni dia ....?
Sampai sekian lama Kim Bu-bong melenggong, akhirnya ia
mengangguk perlahan dan berucap, "Ya betul, engkau dapat
mengampuni orang lain, tapi tidak kepadanya.?
Keduanya tidak bicara lagi, semuanya terhanyut dalam lamunan
masing-masing. Apa yang mereka pikirkan, apakah memikirkan
betapa rumitnya hubungan antara manusia dan manusia"
Kemudian Sim Long berkata, "Orang lain tentu juga dapat
mengampuni dia, tapi aku tidak.?
Sekali ini tanpa pikir Bu-bong lantas mengangguk setuju, "Betul,
orang lain dapat memaafkan dia, tapi engkau tidak .... Tanggung
jawab orang lain hanya terhadap dirinya sendiri, asalkan memenuhi
kewajiban terhadap diri sendiri dan selesailah, tapi tugas ... tugas
yang kau pikul teramat berat.?
"Ternyata cuma Kim-heng saja yang tahu akan pribadiku, apa pula
yang perlu kusesalkan lagi hidupku ini"?pi unggun berkobar dengan keras, ruang
Suteng terasa hangat, entah hangat karena api unggun atau hangat karena
persahabatan. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Selang agak lama tiba-tiba Sim Long berkata, "Apa pun juga semoga
dia ....? Pada saat yang sama Kim Bu-bong juga berucap, "Apa pun juga
semoga dia ....? Kedua orang bicara bersama dan tutup mulut serentak pula, sebab
mereka sama tahu apa yang hendak diucapkan ternyata sama.
"Apa pun juga semoga dia hidup selamat dan bahagia!?
Namun doa yang tulus ikhlas itu sudah tidak didengar lagi oleh Cu
Jit-jit. Saat itu entah sudah berapa jauhnya dia berlari.
Mukanya mulai perih karena tersayat tiupan angin, kemudian terasa
kaku, lalu terasa sakit seperti digigit semut. Air matanya sudah
kering, kakinya terasa berat.
Untunglah di depan kelihatan ada bangunan rumah. Ia percepat
langkahnya dan berlari ke sana. Kini dia sudah melupakan rasa duka,
yang terpikir hanya semangkuk kuah hangat dan sebuah dipan.
Tapi di depan tidak ada rumah, juga tidak ada kuah panas maupun
dipan. Bayangan bangunan rumah itu sesungguhnya cuma tempat
pemakaman. Nyata kuburan ini milik keluarga hartawan sehingga dibangun
dengan sangat megah. Dengan lemas Jit-jit duduk meringkuk di balik batu nisan, hanya
tempat ini dapat digunakan untuk mengalingi tiupan angin. Ia
menanggalkan sepatu dan memijat kaki sendiri yang pegal.
"Mengapa dia sangat baik terhadap orang lain, terhadapku justru
tidak kenal kasihan"? demikian ia teringat lagi kepada Sim Long,
timbul rasa bencinya. "Mengapa orang lain sangat baik padaku justru
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
kubalas dengan dingin, sebaliknya Sim Long memperlakukan diriku
dengan kasar justru tidak dapat kulupakan"?
Pikir punya pikir ia menjadi benci pula kepada dirinya sendiri.
Selagi kusut pikirannya, sekonyong-konyong terdengar sesuatu
suara yang berjangkit dari tempat yang sangat dekat. Itulah suara
manusia suara orang lagi bicara.
Waktu ia dengarkan lebih cermat, ternyata suara itu timbul dari
dalam kuburan. Ya, tidak salah lagi, jelas timbul dari dalam kuburan. Masa kuburan
dapat bersuara" Mungkinkah orang mati bisa bicara"
Walaupun kaget, namun sebagai gadis yang sudah sekian lama
berkelana di dunia Kangouw, segera terpikir olehnya, "Ah, jangan-
jangan kuburan ini juga sebuah tempat rahasia yang dijadikan
sarang sesuatu sindikat gelap"?
Segera ia memandang sekelilingnya, terdengar suara orang
melangkah di bawah batu nisan. Agaknya ada orang hendak keluar
dari dalam kuburan. Tidak jauh di sebelah sana ada patung Totekong atau Toapekong,
patung malaikat penjaga tanah yang biasanya pasti disertakan pada
setiap makam. Patung itu sebesar manusia.
Jit-jit berpindah dan sembunyi di belakang patung, lalu mengintip.
Tertampaklah batu nisan tadi mulai bergerak dan muncul sebuah
lubang, kemudian dari dalam lubang menongol sebuah kepala ... dan
sebuah lagi, dua orang menyusup keluar dari bawah tanah.
Kedua lelaki kekar ini sama memakai jaket kulit, meski hawa dingin,
namun mereka tetap membusungkan dada dengan lagak kereng.
Orang yang keluar lebih dulu memandang sekeliling makam. Dengan
sendirinya tak terpikir olehnya di sini ada orang asing.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Orang yang keluar belakangan sama sekali tidak memandang
keadaan di luar, segera ia mendorong batu nisan itu. "Krek?, batu
nisan itu merapat kembali seperti semula.
Kedua orang lantas melangkah ke bawah undak-undakan makam
besar itu sambil menggerundel.
Seorang di antaranya berkata, "Hm, barang macam apakah si cacat
itu, tampaknya bukan sembarangan orang. Cuaca begini kita disuruh
membeli obat baginya ke tempat yang berpuluh li jauhnya,
bukankah sengaja hendak menyiksa orang"?
Kawannya menanggapi, "Sudahlah, Ong-lotoa, tidak perlu
mengomel, peduli siapa dia pendek kata dia adalah kawan bos kita.
Kalau tidak, untuk apa bos membawanya ke sini.?
"Hm, kalau tidak mengingat hal ini, memangnya aku mau bekerja
baginya"? jengek orang pertama yang dipanggil sebagai Ong-lotoa
itu. "Tapi juga lumayan, sepanjang hari kita selalu bersembunyi di
dalam, meski tersedia arak dan perempuan, rasanya juga sudah
bosan, mumpung ada kesempatan keluar, biarlah kita pelesir
sepuasnya,?jar orang kedua tadi.
"Betul,? seru Ong-lotoa dengan tertawa. "Kesempatan kita gunakan
untuk pelesir setengah hari, toh si cacat itu tampaknya takkan
mampus meski tidak segera minum obat.?
Begitulah kedua orang itu terus bicara sambil tertawa dan semakin
jauh. Sesudah bayangan kedua orang itu menghilang di kejauhan barulah
Jit-jit keluar dari tempat sembunyinya. Ia coba mendekati batu nisan
dan menariknya. Mendingan kalau dia tidak menarik batu nisan itu, sekali menarik,
nasib kehidupannya juga berubah lagi.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Begitu batu nisan bergerak, seketika hatinya juga tergerak, pikirnya,
"Sesungguhnya sarang rahasia apakah ini" Siapa pula si cacat yang
dimaksudkan kedua orang tadi" Siapa pula bos mereka" Yang pasti,
membuat sarang rahasia di dalam kuburan, besar kemungkinan
bukan manusia baik-baik, perlu kuperiksa apa yang terdapat di
dalam kuburan ini.? Dasar watak Jit-jit memang usilan, usil mulut, usil perbuatan. Tidak
ada urusan saja ingin cari pekerjaan, apalagi sekarang terlihat
sesuatu yang sangat aneh dan misterius.
Kata pepatah: "Dunia ini mudah berganti penguasa, watak asli sukar
berubah?, menghadapi kejadian menarik ini, jelas wataknya yang
usilan jadi kumat. Maka begitu lubang gua di balik batu nisan terbuka, segera ia
hendak menyusup ke dalam.
Tapi segera terpikir olehnya, "Ah, nanti dulu. Sarang rahasia
siapakah ini" Orang baik atau orang jahat" Ada sangkut paut apakah
denganku" Kenapa aku mencari urusan" Pantas Sim Long bilang aku
....? Mestinya dia akan mengurungkan niatnya masuk ke situ, tapi demi
teringat kepada Sim Long, segera pikirannya berubah.
"Sim Long, lagi-lagi Sim Long! Mengapa harus kuturut perkataannya,
toh aku tak ingin hidup lagi, biarpun menemui bahaya di dalam sana
juga tidak menjadi soal.?
Sambil mengentak kaki, dengan nekat akhirnya dia masuk ke situ.
***** Pada umumnya segala macam sarang rahasia atau lorong di bawah
tanah, kebanyakan mempunyai ciri yang sama, yaitu seram, gelap
dan berbau apak yang memusingkan kepala orang.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Lorong di bawah tanah ini ternyata ada keistimewaan, yaitu tidak
ada penjaga juga tidak ada pesawat jebakan, bisa jadi lantaran
tempat ini terlalu rahasia sehingga pada hakikatnya tidak mungkin
ditemukan orang, sebab itulah tak diperlukan penjaga. Atau mungkin
juga majikan makam ini sangat tinggi hati, pada hakikatnya dia
memandang sebelah mata terhadap orang lain.
Jit-jit juga tidak peduli sebab apa tidak ada penjaga, setelah
merapatkan kembali batu nisan, segera ia melangkah maju. Ada
belasan undak-undakan batu yang dilaluinya menuju ke bawah.
Kemudian ia sampai di sebuah ruangan kecil, sebuah ruang tamu
yang terpajang indah serupa rumah keluarga hartawan umumnya.
Ia coba melongok ke dalam, tiada seorang pun di situ. Segera ia
masuk begitu saja. Sama sekali ia tidak khawatir dipergoki orang,
kini ada semacam pikiran menyiksa diri padanya, kalau kepergok
orang, dianggapnya lebih baik malah.
Di sebelah sana ada sebuah pintu, langsung Jit-jit menuju ke sana.
Pada saat itulah di dalam sana berkumandang suara orang tertawa
dan berkata, "Sungguh cara berpikir Kongcu sangat lengkap,
khawatir anak buahmu hidup kesepian di sini, maka sengaja kau cari
dua nona untuk menemani mereka di sini. Haha, sungguh sangat
menarik.? Tubuh Jit-jit tergetar, serentak ia berhenti di tempat, sebab
dikenalnya suara orang itu sebagai suara Kim Put-hoan. Ia heran
mengapa bangsat itu bisa berada di sini.
Terdengar lagi seorang lain berucap, "Masa Kim-heng lupa, justru
Kongcu selalu berpikir panjang sehingga usahanya tambah maju.
Jika di sini tidak ada kenikmatan, siapa yang mau ngendon kesepian
di sini"? Suara ini juga sangat hafal bagi Jit-jit, setelah berpikir segera
teringat olehnya, "Ah, Co Kong-liong.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Didengarnya Kim Put-hoan lagi berkata dengan tertawa, "Betul,


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bilamana tidak kerasan, diam-diam orang yang bertugas di sini pasti
akan bolos keluar. Tapi kalau segalanya sudah tersedia lengkap,
biarpun diusir juga mereka tak mau pergi.?
"Dan sekarang jadinya engkau yang senang, haha,? tukas seorang
lagi dengan tertawa. "Ayo, tuangkan arak, Siau Ling.?
Ternyata suara orang ketiga ini ialah Ong Ling-hoa.
Anehnya suara Ong Ling-hoa sekarang kedengaran sangat lemah,
habis bicara lantas terengah dan terbatuk lagi.
Jantung Jit-jit hampir saja melompat ke luar dari rongga dadanya.
Dia berdiri mematung di situ, mundur salah, maju pun keliru.
Pintu itu tertutup, tapi di bawah ada celah-celah dan cahaya lampu
menembus keluar dari situ.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya ia nekat, ia mendekati pintu, ia
berjongkok dan coba mengintip ke dalam melalui celah-celah pintu.
Tertampak sebuah perapian terletak di tengah ruangan, di samping
perapian ada sebuah meja penuh hidangan, di samping meja Kim
Put-hoan dan Co Kong-liong berduduk.
Seorang perempuan berbaju merah dan rambut agak kusut,
berdandan berlebihan serupa ronggeng asyik menambahi kayu
perapian. Ada lagi seorang perempuan lain berbaju biru berduduk di dalam
pangkuan Kim Put-hoan, mukanya merah dan tersenyum, namun
sinar matanya memancarkan rasa jemu dan muak.
Setelah memandang lagi ke sebelah lain baru terlihat Ong Ling-hoa
berbaring di atas dipan berlapiskan kulit harimau, wajahnya yang
tampan itu sekarang pucat pasi seperti mayat.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Keterangan Kim Bu-bong memang tidak salah, nyata gembong iblis
ini memang terluka parah.
Bahkan Kim Put-hoan dan Co Kong-liong tampaknya juga terluka.
Lengan kanan Co Kong-liong tampak terbalut dan tergantung
dengan kain pada lehernya, jelas lukanya juga tidak ringan.
Yang tidak berat lukanya jelas cuma Kim Put-hoan, dia lagi makan
minum, terkadang tidak lupa mencolek pipi anak perempuan yang
berduduk di pangkuannya. Aneh juga, mengapa dia sengaja menyuruh kedua orang tadi
membelikan obat baginya, agaknya makian ?si cacat? yang
dilontarkan kedua lelaki berjaket kulit tadi ditujukan kepadanya.
Sungguh tak terpikir oleh Cu Jit-jit bahwa secara tidak sengaja
kembali dia kesasar lagi ke sarang rahasia Ong Ling-hoa. Entah
mengapa pertemuan manusia di dunia ini sering terjadi secara
kebetulan dan aneh begini"
Di antara orang-orang yang berada di situ yang paling lesu ialah Ong
Ling-hoa, yang paling gembira jelas ialah Kim Put-hoan. Terus-
menerus Kim Put-hoan berkaok-kaok senang, sebaliknya tenaga
untuk bicara saja tidak dipunyai Ong Ling-hoa, tampaknya dia
sangat letih, ingin tidur, tapi Kim Put-hoan justru tidak memberi
kesempatan tidur baginya.
Malahan Kim Put-hoan terus menarik si nona baju merah, jadinya
sekarang dia rangkul kanan dan peluk kiri, kedua anak perempuan
itu tertawa cekakak dan cekikik meski di dalam hati tiada habis-
habisnya menggerutu. Tentu saja Jit-jit agak gemas melihat tingkah laku manusia bejat itu,
sampai-sampai Co Kong-liong juga merasa mendongkol, ucapnya
setengah menyindir, "Wah, senang amat Kim-heng.?
"Tentu saja senang,? sahut Kim Put-hoan dengan tertawa.
"Didampingi dua nona secantik ini, kenapa tidak senang" Eh, sini,
Siau Ling, cium satu kali.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Setelah mengalami pertarungan tadi, sekarang Kim-heng masih bisa
gembira seperti ini, sungguh luar biasa,? jengek Co Kong-liong pula.
"Kejadian tadi ... hehe, kan sudah beres" Keparat Kim Bu-bong itu
jelas akan mampus, kenapa kita tidak boleh gembira"?
"Waktu itu kalau Kim-heng tambahi lagi sekali tusuk, dia pasti sudah
mampus. Cuma sayang ... ketika itu Kim-heng terburu-buru angkat
kaki.? "Aku terburu-buru angkat kaki, apakah Co-heng sendiri tidak
tergesa-gesa lari" Karena waktu itu Ong-kongcu terluka parah
sehingga aku tidak berani lagi tinggal di sana, memangnya Co-heng
sendiri bukan begitu"?
Muka Co-Kong-liong sebentar merah sebentar pucat dan tidak
sanggup bicara lagi. Sebaliknya Kim Put-hoan lantas bergelak tertawa, katanya pula,
"Urusan sudah lalu, sepantasnya sekarang Co-heng ikut bergembira
.... Eh, Siau Hong, lekas menyanyi untuk menghibur Co-toaya.?
Si nona baju hijau menunduk dan menjawab, "Aku tidak dapat
menyanyi.? "Sialan, orang bekerja seperti ini tidak bisa menyanyi"?mel Kim
Put-hoan. "Sudahlah, Kongcu harus istirahat, kukira Kim-heng perlu mengaso,?jar Co Kong-
liong. "Hehehe, kau bilang Ong-kongcu harus istirahat"? kata Kim Put-
hoan sambil menyeringai. "Ya, dia memang perlu istirahat panjang,
mumpung masih bernapas, apa jeleknya senang-senang dulu
menyaksikan tari dan nyanyi"?capan Kim Put-hoan ini membikin enam orang yang
berada di luar dan dalam ruangan sama terkejut.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dengan air muka berubah Co Kong-liong menegas, "Ah, jangan ...
jangan Kim-heng bergurau.?
"Selamanya aku tidak suka bergurau,? sahut Put-hoan.
Tiba-tiba Ong Ling-hoa bertanya dengan tertawa, "Dari mana Kim-
heng mendapat tahu jika harus istirahat panjang alias mati"?
Walaupun dia berlagak tidak terjadi sesuatu, sebenarnya air
mukanya juga rada berubah.
"Tentu saja kutahu.? jawab Put-hoan.
"Meski Kongcu terkena sekali pukulan Kim Bu-bong, tapi tenaga
pukulan keparat itu mana mampu membunuh Kongcu, dalam
beberapa hari kesehatan Kongcu pasti akan pulih kembali,?jar Co
Kong-liong. "Tapi kubilang dia takkan hidup melewati hari ini,? tukas Put-hoan.
"Apa ... apa katamu" Apakah kau gila"? teriak Co Kong-liong.
"Kubilang dia takkan hidup melampaui hari ini, apakah kau berani
bertaruh denganku"? tantang Put-hoan.
Tiba-tiba Ong Ling-hoa tertawa terkekeh-kekeh, "Tak tersangka
waktu kematianku ternyata diketahui Kim-heng sejelas ini, cuma
sayang, di tempat ini tersedia segala apa pun, hanya peti mati saja
yang tidak tersedia.? "Tidak menjadi soal,? kata Put-hoan. "Setelah kau mati, mayatmu
diantar ke Jin-gi-ceng, orang-orang di sana pasti akan menyediakan
peti mati bagimu.? Dia bicara dengan adem ayem seakan-akan apa yang diucapkan itu
adalah kejadian yang lumrah. Tapi bagi pendengaran Co Kong-liong
cukup membuatnya pucat, dengan tergegap ia bertanya, "Kim-heng,
sesungguhnya apa maksudmu"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Apa maksudku masakah belum kau ketahui"?
Di bawah cahaya lampu, wajah Kim Put-hoan yang menyeringai itu
tampak seram. Dengan bergidik Co Kong-liong menjawab, "Aku ... aku tidak tahu.?
Sebenarnya bukan Co Kong-liong jeri terhadap kungfu Kim Put-hoan
yang diketahuinya tidak lebih tinggi daripada dirinya itu, dia cuma
ngeri terhadap kekejian orang saja.
Dilihatnya Kim Put-hoan telah berbangkit dan mendekati Ong Ling-
hoa dengan perlahan sambil memegang secawan arak.
Muka Ong Ling-hoa bertambah pucat, sedapatnya ia tenangkan diri
dan bertanya, "Kau mau apa"?
"Co Kong-liong tidak tahu aku mau apa, masakah engkau juga tidak
tahu"? jengek Put-hoan.
"Meski tahu, tapi ada sedikit lagi yang tidak kumengerti,? kata Ling-
hoa. "Apa yang kau tidak mengerti"?
"Hendak kau bunuh diriku bukan"?
"Hehe, memang anak pintar.?
"Tapi kita kan bersekutu, mengapa hendak kau bunuh diriku"?
Mendadak Kim Put-hoan meludah, jawabnya sambil menyeringai,
"Sekutu" Huh, berapa harganya sekutu, satu kati berapa duit" Yang
memberi susu dialah ibu. Selama hidup orang she Kim tidak pernah
bersahabat, apalagi bersekutu dengan siapa pun. Barang siapa
menganggap orang she Kim sebagai sekutu, dia yang buta
matanya.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Tapi tempo hari ....?
"Tempo hari lantaran kulihat masih dapat kuraih keuntungan darimu,
makanya kusepakat bersahabatan denganmu, tapi sekarang engkau
sudah mirip bangkai anjing, siapa pula yang mau bersekutu
denganmu"? "Meski saat ini aku terluka parah, tapi luka ini pasti akan sembuh
dalam waktu singkat. Kekuatanku tersebar luas di 13 provinsi, anak
buah kami sedikitnya beberapa ribu orang. Asalkan kau mau
bersahabat denganku, setelah kusembuh nanti tentu akan banyak
memberi keuntungan padamu. Kau orang pintar, masakah hal ini
tidak kau pikirkan"?
Melihat Ong Ling-hoa masih sanggup bicara dengan tenang pada
detik menghadapi elmaut itu, mau tak mau Cu Jit-jit yang sembunyi
di luar pintu itu merasa kagum juga.
Terdengar Kim Put-hoan lagi berkata, "Betul, setelah kau sembuh
memang dapat kudapatkan keuntungan, tapi aku tidak sabar
menunggu lagi, apalagi bila kubunuhmu sekarang akan jauh lebih
menguntungkan bagiku.? Dia tertawa terkekeh, lalu menyambung, "Setiap pekerjaanku yang
utama adalah keuntungan, asalkan besar keuntungannya, biarpun
aku disuruh mencuci pantat orang juga tidak menjadi soal.?
"Memangnya apa keuntunganmu bila kau bunuhku sekarang"?
"Tentu saja banyak keuntungannya, apakah kau mau tahu"?
"Coba ceritakan,? pinta Ong Ling-hoa.
"Pertama, bila kubunuhmu sekarang, tentu dapat kusita barang yang
kau tipu dari Cu Jit-jit itu. Tidak lama lagi tumpukan emas yang
menyilaukan mata itu akan menjadi milikku.?
"Wah, kiranya kau pun tahu hal ini,?cap Ong Ling-hoa dengan
gegetun. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Kedua, saat ini engkau sudah ada harga tertentu, setelah
kubunuhmu, selain dapat kuterima hadiah dari Jin-gi-ceng, juga
pasti akan kudapatkan pujian mereka sebagai seorang pahlawan.
Nah, pekerjaan yang bakal mendatangkan keuntungan nama dan
harta ini kenapa tidak kulakukan" .... Haha, umpama Sim Long, yang
paling dibencinya ialah dirimu dan bukan diriku, bila kubunuhmu
tentu dia juga akan tepuk-tepuk bahuku dan memujiku sebagai
sahabat sejati .... Jangan lupa, Kim Bu-bong juga terbunuh olehmu.?
"Bagus ... bagus!?cap Ong Ling-hoa dengan tertawa getir.
"Tentu saja bagus, sekarang kau pun kagum padaku, bukan"?
"Tapi kau pun jangan lupa, anak buahku tersebar di mana-mana,
ibuku bahkan tokoh nomor satu di dunia persilatan ini, jika kau
bunuh diriku, masakah mereka akan mengampunimu"?
"Bila kubunuhmu sekarang, memangnya siapa lagi yang tahu"?
"Tapi kan akan kau pergi ke Jin-gi-ceng dan ....?
"Untuk ini tidak perlu kau ikut khawatir,?jar Put-hoan. "Setiap
orang yang terima hadiah Jin-gi-ceng selamanya dijamin rahasia
pribadinya, kalau tidak, siapa yang mau mencari penyakit hanya
untuk menerima sedikit hadiah itu"?
"Tapi kan masih ada lagi Co-pangcu ....?ng Ling-hoa sengaja
melirik ke arah Co Kong-liong.
Sebutan "Pangcu? sengaja diucapkan dengan tarikan suara yang
panjang dan lantang, Co Kong-liong yang lagi bersandar di kursi
tanpa bergerak itu seketika tergetar. Ia pikir kalau Ong Ling-hoa
mati, siapa pula yang akan mendukungnya naik ke singgasana
Pangcu" Sebutan "Pangcu? serupa percikan api yang segera membakar lagi
hatinya yang angkara murka dan membuatnya nekat.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Mendadak ia melompat bangun sambil membentak, "Betul, barang
siapa ingin mengganggu Ong-kongcu, tidak nanti kutinggal diam.?
Meski keras suaranya, namun Kim Put-hoan tidak menghiraukannya,
sebaliknya ia mendengus, "Hm, jika Co Kong-liong ingin hidup lebih
lama, sebaiknya dia tetap duduk di tempatnya, kalau ingin cepat
mampus, boleh dia uji diriku dengan tangannya yang masih tersisa
itu.? Muka Co Kong-liong menjadi pucat, ia pandang tangannya sendiri
yang cedera, "bluk"?, ia duduk kembali di kursinya.
Kim Put-hoan terbahak-bahak, isi cawan ditenggaknya hingga habis,
"prak?, cawan kemala itu dibantingnya hingga hancur.
Siau Ling dan Siau Hong semula meringkuk ketakutan di pojok sana,
kini mendadak Siau Ling berbangkit sambil menarik Siau Hong,
omelnya dengan tertawa genit, "Semuanya gara-garamu sehingga
Kim-toako marah, ayolah lekas minta maaf kepada Kim-toaya.?
Siau Ling adalah perempuan penghibur yang berpengalaman, ia tahu
kalau Ong Ling-hoa mati, jelas mereka pun tak bisa hidup.
Kedua perempuan itu lantas mendekati Kim Put-hoan, Siau Ling
mendorong Siau Hong ke pangkuan Kim Put-hoan, ia sendiri juga
lantas merangkul dan berkata padanya dengan manja, "Sudahlah,
jangan Kim-toaya marah-marah pula, biarlah kami meladeni Kim-
toaya, tanggung ....? lalu ia membisikkan sesuatu ke telinga Kim
Put-hoan. Kim Put-hoan menjadi sibuk, tangan yang satu meraba dada Siau
Ling, tangan yang lain meremas pantat Siau Hong, omelnya dengan
tertawa, "Wah, padat juga, rasanya tuanmu ingin caplok kalian
sekaligus.? Kerlingan Siau Ling bisa bikin orang semaput, ucapnya manja, "Kalau
mau caplok bolehlah sekarang juga, rasanya aku pun tidak tahan
lagi. Di belakang sana masih ada kamar dan ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Baik ....?cap Kim Put-hoan sambil menyeringai, mendadak kedua
tangannya menampar, "plak-plok?, kedua perempuan itu terpental
jatuh ke sana. "Sundal,? maki Kim Put-hoan, "memangnya kau kira tuanmu ini
orang macam apa dan dapat kau tipu" Hm, perempuan jalang
macam kalian ini sedikitnya ribuan sudah pernah kulihat ....?
Mendadak Siau Ling balas memaki, "Kau manusia bejat, matamu
buta, masih berlagak, memangnya kau kira nyonya besar penujuimu,
biarpun kau jadi kacung pencuci ....?
Begitulah, dalam keadaan nekat, segala kata kotor dilontarkan
seluruhnya. Siapa tahu Kim Put-hoan berbalik tertawa malah, "Haha, bagus,
makian bagus! Makin kotor makianmu, makin senang aku, pada
waktu bekerja memang kusuka dimaki orang.?
Sungguh Jit-jit merasa muak oleh kata-kata kotor mereka itu.
Tapi Ong Ling-hoa lantas berkata, "Orang semacam dirimu jarang
terlihat juga di dunia ini, bahwa orang she Ong hari ini bisa
terjungkal di tanganmu rasanya juga tidak terlalu penasaran.?
"Hm, kiranya kau pun bisa membedakan kualitas orang,? kata Kim


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Put-hoan. "Tapi kukira saat ini kau pasti juga merasa menyesal
mengapa tadi tidak membawa anak buah Kay-pang ke sini, juga
menyesal mengapa menyuruh kedua anak buahmu pergi membeli
obat bagiku.?ng Ling-hoa menghela napas, katanya, "Ya, selain menyesal, aku
pun merasa sayang.? "Merasa sayang apa"? tanya Put-hoan.
"Sayang orang berbakat seperti dirimu ini juga takkan hidup lama
lagi.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Kim Put-hoan jadi melengak, tapi lantas tertawa, "Haha, apakah
engkau sudah linglung" Yang akan mampus bukanlah diriku
melainkan kau!?ng Ling-hoa tersenyum, "Betul, aku akan mati, dan kau pun tidak
banyak berbeda.? "Kentut!? damprat Put-hoan.
Dengan suara lembut Ong Ling-hoa berkata, "Kim-heng, engkau
memang manusia yang paling rendah, kotor, keji, licik, dan tidak
tahu malu. Tapi bilamana dibandingkanmu, rasanya aku pun tidak
lebih baik daripadamu.? "Tapi engkau toh terjebak juga olehku,?jar Put-hoan dengan
menyeringai, namun tidak urung matanya yang tinggal satu itu
berkedip-kedip menampilkan rasa sangsi dan takut.
"Meski aku terjebak olehmu, tapi Kim-heng juga tertipu olehku. Arak
yang kau minum barusan lebih dulu sudah kucampur dengan racun
perantas usus.? Seketika tubuh Kim Put-hoan tergetar, rasanya seperti disambar
geledek, ia melenggong dengan mandi keringat.
"Kau ... kau dusta .... Haha, omong kosong!? katanya dengan
gemetar. "Jika benar di dalam arak ada racun, ken ... kenapa sampai
saat ini tidak kurasakan sesuatu"?
Lalu dia tertawa, namun tertawa yang menyerupai orang menangis.
"Racun itu baru akan bekerja tujuh hari kemudian,? tutur Ong Ling-
hoa. "Di dunia ini hanya aku seorang saja yang dapat menolongmu,
bila sekarang kau bunuh diriku, tujuh hari kemudian mungkin ....?
Kim Put-hoan melonjak murka dan meraung, "Kau dusta ... jangan
kau kira aku dapat ditipu. Saat ini juga akan kubinasakan kau.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Baik, jika Kim-heng tidak percaya, silakan turun tangan,? tentang
Ong Ling-hoa malah. Kim Put-hoan memburu maju sambil mengangkat sebelah
tangannya. Tapi tangan yang siap menghantam itu tidak lagi
diteruskan. "Kenapa Kim-heng tidak turun tangan"? tanya Ling-hoa dengan
tertawa. Mendadak Kim Put-hoan menampar mukanya sendiri beberapa kali
sambil memaki, "Semua gara-gara mulut ini, kenapa rakus makan
dan minum, mampus kau, mampus!?
"Eh, jangan terlalu keras, kenapa Kim-heng menyakiti dirinya
sendiri"?jar Ong Ling-hoa dengan tertawa.
"Bluk,? mendadak Kim Put-hoan berlutut di lantai dan memohon
dengan suara gemetar, "O, Ong-kongcu, orang besar takkan
menyesali perbuatan orang kecil, hendaknya kau ampuni diriku, tadi
aku cuma ... cuma main-main saja. Harap Ong-kongcu menawarkan
racunku dan takkan habis terima kasihku selama hidup.?
"Baik, jika kau minta kutolong dirimu, boleh tunggu lagi tujuh hari,?
kata Ling-hoa dengan tertawa.
"Tapi ... tapi tujuh hari kemudian lukamu akan sembuh,? seru Put-
hoan dengan parau. "Memang betul,? Ling-hoa tersenyum senang.
"Dan ... dan bila kau sembuh, mana ... mana dapat kau ampuniku"?
saking cemasnya Kim Put-hoan mengusap keringat yang memenuhi
dahinya. "Akan kuampunimu, tapi mau percaya atau tidak terserah padamu.?
"Tujuh hari lagi, rasanya aku tidak sabar menunggu lagi, mohon
Ong-kongcu sekarang juga ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jika kutolong dirimu sekarang, aku sendiri yang tidak bisa hidup
lagi,? kata Ling-hoa dengan tertawa.
Mendadak Kim Put-hoan berubah beringas dan membentak pula,
"Keparat, kumohon dengan baik-baik, kenapa kau tolak. Padahal
saat ini engkau tergenggam di tanganku, hendaknya kau turut
perintahku untuk menawarkan racunku, kalau tidak ....?
"Kalau tidak bagaimana"? sahut Ling-hoa dengan tersenyum. "Jika
kutolong dirimu sekarang aku pasti akan mati, kalau tidak
kutolongmu masih ada harapan untuk hidup. Coba jawab, jika kau
jadi diriku, apa pilihanmu"?
Seketika Kim Put-hoan melenggong dan serbasalah, untuk
membunuh Ong Ling-hoa sekarang juga dia tidak berani, diharuskan
menunggu tujuh hari rasanya juga enggan.
Dengan berbagai jalan, ya membujuk, ya mengancam, namun apa
daya, Ong Ling-hoa tetap tahan harga. Kalau tadi lagak Kim Put-
hoan serupa harimau yang hendak mencaplok mangsanya, sekarang
dia mirip tikus berhadapan dengan kucing.
Semua itu dapat disaksikan Cu Jit-jit dengan jelas, sungguh
membuatnya heran, kejut, geli dan juga muak.
Ia pikir betapa keji hati keparat Kim Put-hoan dan betapa tebal kulit
mukanya, sungguh tidak ada bandingannya di dunia.
Tiba-tiba terpikir lagi olehnya, "Saat ini Ong Ling-hoa berbaring tidak
bisa berkutik, Kim Put-hoan dan Co Kong-liong juga terluka, jika
kesempatan ini tidak kugunakan untuk membekuknya kan terlalu
tolol aku ini"? Berpikir demikian, tanpa ragu lagi segera ia mendobrak pintu,
"blang?, langsung ia menerjang ke dalam.
Keruan semua orang terperanjat, cepat Kim Put-hoan membalik
tubuh dan berteriak, "Hei kau Cu Jit-jit!?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Huh, masakah kau dapat kabur sekali ini. Sim Long ... cepat kemari,
mereka berada di sini!? sembari berseru Jit-jit terus menyerang
beberapa kali. Melihat munculnya Jit-jit, meski terkejut, segera Kim Put-hoan
menjadi girang, ia merasa kebetulan domba disodorkan ke mulut
harimau, segera ia bermaksud menangkap si nona. Tapi begitu
mendengar Jit-jit berteriak memanggil Sim Long, seketika kaki dan
tangannya menjadi lemas. "Betul, kalau Cu Jit-jit muncul, tentu juga Sim Long segera menyusul
tiba,? demikian pikir Put-hoan. Maka sambil menghindarkan
serangan Jit-jit, segera ia menerobos ke arah pintu bagian belakang,
ia yakin di situ pasti juga ada jalan tembus keluar.
Segera Jit-jit berteriak, "Jangan ikut lari!?
Diam-diam Co Kong-liong membatin, "Hanya orang tolol yang tidak
ikut lari.? Berpikir demikian, seketika ia pun angkat langkah seribu, bahkan
lebih cepat larinya daripada Kim Put-hoan.
"Jangan lari!? teriak Jit-jit pula. "Itu dia, Sim Long, lekas kejar,
mereka lari ke sana!? Semula Ong Ling-hoa pucat melihat kemunculan Cu Jit-jit serta
seruannya memanggil Sim Long. Tapi setelah melihat lagak si nona,
mendadak tersembul senyuman geli pada ujung mulutnya.
Tiba-tiba ia pun berseru, "Tapi Ong Ling-hoa tidak sempat lari, tidak
perlu juga kejar mereka!?
Jit-jit melengak, tapi lantas diketahuinya ucapan Ong Ling-hoa itu
menirukan suara Sim Long, agaknya supaya Kim Put-hoan dan Co
Kong-liong yang lari belum jauh itu dapat mendengarnya dan tidak
berani kembali lagi. Habis itu barulah Ong Ling-hoa berkata pula, "Terima kasih atas
pertolongan nona.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Tutup mulutmu!? bentak Jit-jit sambil membalik tubuh.
"Kenapa Sim-siangkong belum lagi datang"? tanya Ling-hoa.
"Dari mana kau tahu dia belum datang, dia berada di luar,? kata Jit-
jit. "Jika berada di luar, tentunya nona takkan sengaja menggertak lari
mereka dan aku pun tidak perlu membantumu menakut-nakuti
mereka.? "Hm, tampaknya kau serbatahu,? jengek Jit-jit. "Biarpun Sim Long
tidak ikut datang, melulu aku juga sanggup menghadapimu.?
"Saat ini aku sama sekali tidak bertenaga, dengan sendirinya nona
....? "Jika tahu begitu, apa yang membuatmu gembira" Kau kira
kudatang untuk menolongmu" Hm, aku cuma tidak suka kau jatuh
dalam cengkeraman orang lain.?
"Ya, ya, kutahu,? kata Ling-hoa dengan tertawa.
"Hm, tadi Kim Put-hoan dapat kau gertak sehingga tidak berani
turun tangan padamu, tapi sekarang kau jatuh dalam
cengkeramanku celakalah nasibmu.?
"Umpama sekarang juga nona membunuhku, tetap aku bergembira.
Bisa mati di tangan nona secantik bidadari seperti dirimu kan jauh
lebih menyenangkan daripada mati di tangan si buta itu ....?
"Huh, salah besar jika kau sangka jatuh dalam cengkeramanku akan
lebih enak. Bagi Kim Put-hoan paling-paling cuma membunuhmu
saja, tapi aku ... justru akan kusiksa dulu dirimu.?
Teringat kepada macam-macam perbuatan Ong Ling-hoa yang
menggemaskan, sungguh Jit-jit tidak tahan, segera ia melompat
maju dan sekaligus memberi beberapa kali tamparan.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Dapat dipukul oleh tangan halus seperti tangan nona ini boleh
dikatakan mujur juga,? kata Ong Ling-hoa sambil cengar-cengir.
"Jika tangan nona tidak kesakitan, silakan pukul lagi beberapa kali.?
"Baik!? teriak Jit-jit dan kembali ia menggampar lima-enam kali.
"Bagus, pukulan bagus!?
"Kalau bagus biar kutambah lagi!?
Dan begitulah, belasan kali tamparan Jit-jit membikin muka Ong
Ling-hoa yang putih itu berubah menjadi merah bengap dan
bertambah gemuk. Siau Ling dan Siau Hong sama melongo, mereka tidak menyangka
nona cantik manis begitu tega turun tangan sekeji itu.
"Hm, coba omong lagi, segera kupukul lebih banyak,? jengek Jit-jit.
"Jangan kau kira aku ini Cu Jit-jit yang dulu, supaya kau tahu, aku
sudah berubah sekarang. Jika berani lagi sembarangan mengoceh,
bisa kupotong sebelah kupingmu, kau percaya tidak" Cu Jit-jit
sekarang bukan lagi Cu Jit-jit yang boleh sembarangan dihina.?
"Ya, ya,? terpaksa Ong Ling-hoa melihat gelagat.
"Apakah masih ingat tempo hari aku telah kau tipu dengan
tersiksa"? tanya Jit-jit.
"Ingat ... tidak ingat,? jawab Ling-hoa dengan gelagapan. "Ai,
kejadian sudah lalu, untuk apa nona mengungkatnya"?
"Tidak mengungkatnya" Hm, selama hidup takkan kulupakan
kejadian itu,? jengek Jit-jit. "Thian Maha adil, sekarang kau pun
jatuh dalam cengkeramanku. Nah, apa ... apa yang dapat kau
katakan lagi"? "Aku tidak dapat berkata apa-apa,? sahut Ling-hoa. "Apa kehendak
nona, tentu akan kuturuti.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Baik, kembalikan dulu!? kata Jit-jit sambil menyodorkan sebelah
tangan. "Kem... kembalikan apa"?
"Masa berlagak pilon pula" Barangku yang kau tipu itu lekas
kembalikan padaku,? bentak Jit-jit dengan gusar.
"O, ya, ya, menurut,? sahut Ling-hoa dengan tersenyum getir.
Lukanya memang tidak ringan, dengan susah payah akhirnya baru
sepasang anting-anting dapat dikeluarkannya.
Jit-jit terus menyambarnya dan menjengek, "Oi, Ong Ling-hoa, tak
tersangka akan terjadi juga seperti sekarang ini.?
"Nona mau apa lagi"? tanya Ling-hoa.
Jit-jit tidak menjawab, sambil membetulkan rambutnya ia mondar-
mandir di dalam kamar. Pandangan Ong Ling-hoa juga mengikuti si
nona yang kian kemari itu seperti ingin mengetahui apa yang
dipikirnya. Tiba-tiba Siau Ling mengambilkan kursi dan berkata kepada Jit-jit,
"Silakan nona duduk dulu dan jangan marah, umpama Ong-kongcu
tidak setia padamu kan dapat ....?
"Kentut, dia tidak setia apa"? bentak Jit-jit dengan gusar. "Jangan
kau ikut urusan dan takkan kubikin susah padamu, kalau usil mulut,
hmk!? "Ya, ya, hamba tidak berani,? cepat Siau Ling menjawab dengan
takut. Ia sendiri orang perempuan, ia tahu bilamana hati perempuan sudah
kejam, biasanya akan jauh lebih kejam daripada lelaki.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Mendadak Ong Ling-hoa berkata, "Lelaki yang tidak setia memang
menggemaskan. Jika nona ingin mencari pembantu untuk
menghadapi lelaki yang tidak setia padamu, aku inilah pilihan yang
paling tepat.? "Tutup mulutmu!? bentak Jit-jit.
Meski dia berlagak garang, tidak urung matanya menjadi merah dan
basah. Nyata ucapan Ong Ling-hoa itu telah menyentuh
perasaannya. Diam-diam Ling-hoa bergirang, ia tahu sementara ini Cu Jit-jit pasti
takkan membikin celaka padanya. Asalkan tidak turun tangan keji
padanya sekarang, selanjutnya dia pasti punya akal untuk
meloloskan diri. Cu Jit-jit mondar-mandir lagi beberapa kali, mendadak ia menutuk
dua tempat Hiat-to kelumpuhan Ong Ling-hoa, lalu dibungkusnya
dengan selimut, dipanggulnya dan dibawa pergi.
"Ke ... ke mana nona akan membawa Ong-kongcu"? tanya Siau Ling
dengan takut. "Sebentar bila ada orang datang dan tanya padamu, katakan Ong
Ling-hoa telah digondol pergi nona Cu Jit-jit, jika ada orang
bermaksud menolong dia, lebih dulu akan kucabut nyawanya.?
Siau Ling mengangguk. Sesudah Jit-jit pergi, dengan tertawa ia
bergumam, "Kalau ada orang datang, jelas kami pun sudah angkat
kaki. Untung uang mereka masih tertinggal di sini ....?
Jilid 19 Salju kembali turun lagi.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Meski tidak rendah Ginkang Cu Jit-jit, tapi dia memanggul seorang
lelaki, betapa pun gerak-geriknya tidak leluasa. Dengan sendirinya
Ong Ling-hoa yang dibungkus dengan selimut dan dipanggul itu juga
tidak enak rasanya. "Nona hendak membawaku ke mana"? tanya Ong Ling-hoa
akhirnya. "Orang yang berhak bicara dan memberi perintah di sini ialah diriku,
tahu"? jawab Jit-jit. "Maka ke mana pun akan kubawa dirimu
bagimu lebih baik tutup mulut saja.?
"Menurut,? sahut Ling-hoa sambil menyengir.
Jit-jit memandang sekitarnya, suasana sunyi tiada tertampak apa
pun. Diam-diam ia rada gelisah, berkeliaran kian kemari dengan
memanggul seorang lelaki betapa pun bukan pekerjaan yang enak.
Akhirnya sampailah di suatu tempat, dilihatnya bekas roda kereta
bersimpang-siur, agaknya dia sudah sampai di jalan raya. Hendaklah
maklum, jalan raya sudah tertutup oleh salju sehingga sukar untuk


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengenali jalan bila tidak ada bekas roda kereta.
Jit-jit mendapatkan sepotong batu di bawah pohon yang sudah layu,
di situ ia duduk mengaso, Ong Ling-hoa dilemparkan di tepi jalan.
Ong Ling-hoa memang tahan uji, dia diam saja diperlakukan
bagaimanapun oleh Cu Jit-jit, sebaliknya ia tetap tersenyum simpul
biarpun mukanya serasa beku kedinginan, dengan sendirinya
senyumnya lebih tepat dikatakan menyengir.
Selang tidak lama, tertampak sebuah kereta besar datang dari
kejauhan. Mendadak Jit-jit membentak sehingga perlahan kereta yang sudah
mendekat itu dihentikan. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Belum lagi kusirnya bicara, sebuah kepala menongol keluar dari
kabin kereta dan menegur, ?He, ada apa berhenti" Lekas jalan,
kereta ini sudah kuborong, tidak terima penumpang lagi.??
Tapi Jit-jit tidak banyak cincong lagi, ia terus membuka pintu kereta
seperti keretanya sendiri. Tertampaklah tiga orang lelaki berdandan
kaum pedagang duduk di dalam, seorang di antaranya terasa sudah
kenal, tapi Jit-jit tidak memerhatikannya, ia membentak, "Turun
semuanya, lekas!? Salah seorang lelaki yang bermuka bundar bertanya dengan terkejut,
"Turun" Ada apa turun"?
"Kalian bertemu dengan bandit, tahu"? bentak Jit-jit pula.
"Ban ... bandit" Di mana"?rang itu bertanya pula dengan khawatir.
"Aku inilah banditnya"? kata Jit-jit sambil menuding hidungnya
sendiri. Melihat pada pinggang orang tergantung sebilah golok, "cring?,
segera Jit-jit menariknya, golok itu ditekuk ke atas dengkul dan
"krek"? kontan golok itu patah menjadi dua.
Muka ketiga lelaki itu menjadi pucat, mereka tidak berani bicara lagi,
buru-buru mereka memberosot keluar kereta.
Segera Jit-jit meraih Ong Ling-hoa dan dilemparkan ke dalam kereta,
lalu berseru, "Lekas larikan keretamu, kusir!?gaknya si kusir menjadi bingung
juga karena ketakutan, "Ya ... ya, nona ... tidak, Tay-ong (raja, sebutan kepada
kaum bandit), ke ... ke mana"? "Langsung saja ke depan, bila perlu akan kuberi tahukan nanti,?
bentak Jit-jit. Segera kereta itu dilarikan dengan cepat, ketiga lelaki tadi
ditinggalkan begitu saja di bawah hujan salju.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Hehe, Tay-ong ....? gumam Ong Ling-hoa dengan tertawa. "Tak
tersangka nona manis telah berubah menjadi Tay-ong.?
Jit-jit menarik muka dan tidak menggubrisnya.
Padahal ia pun merasa geli sendiri bila teringat kepada apa yang
diperbuatnya tadi, sebelum ini mimpi pun tak terpikir olehnya akan
terjadi begini. Setengah hari sebelum ini Sim Long masih berada di sisinya.
Teringat kepada Sim Long, bila anak muda itu tahu apa yang
dilakukannya ini entah bagaimana perasaannya, mungkin juga dia
akan tertawa geli. Tapi di manakah Sim Long saat ini" Mana dia dapat melihat apa
yang dilakukannya" Begitulah perasaan Cu Jit-jit kembali bergolak, sebentar sedih, lain
saat gembira. "Apa pun juga saat ini Ong Ling-hoa telah jatuh dalam tanganku, dia
pasti akan tunduk kepadaku bila tidak ingin kusiksa, dia orang pintar,
tentu dapat kulakukan macam-macam urusan yang mengejutkan
Sim Long, kelak dia pasti akan tahu juga kelihaianku,? demikian Jit-
jit berpikir. Sampai di sini, ia jadi bersemangat, segera ia berteriak pula, "Hai,
kusir, percepat lari kudamu supaya lekas sampai di kota, sebentar
boleh cari hotel terbesar untuk mengaso, banyak bekerja sedikit
bicara, tentu akan kuberi persen lebih banyak.?khirnya kereta benar berhenti di
depan sebuah hotel besar.
Dari saku Ong Ling-hoa dapatlah Jit-jit melolos keluar segebung
uang kertas, nilai nominal yang paling kecil adalah lima ratus tahil
perak. Begitu saja dia beri selembar kepada kusir.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tentu saja hal ini membuat si kusir melongo kaget dan kegirangan.
"Tutup mulut yang rapat, tahu" Kalau tidak, jiwamu bisa melayang!?
kata Jit-jit dengan suara tertahan.
Si kusir merasa seperti baru bermimpi, mimpi pertama terasa buruk,
tapi kemudian jadi mimpi mujur. Dengan begini, sampai tua dia tidak
perlu menjadi kusir lagi.
Sesudah masuk hotel, Jit-jit berikan sehelai cek yang bernominal
seribu tahil perak sebagai deposito di tempat kasir, pesannya,
"Taruh dulu di sini, pakai berapa nanti, sisanya baru kembali, potong
dulu 20 tahil sebagai tip untuk semua pegawai di sini, berikan dua
kamar kelas satu, usung orang sakit di dalam kereta ke dalam
kamar.? Seribu tahil perak itu serupa sebuah cambuk, seluruh pekerja hotel
itu, dari kasir sampai pelayan, semuanya telah dibuat tunduk habis-
habisan. Dalam sekejap saja segala apa yang diperlukan telah siap
seluruhnya. Lalu Jit-jit memberi perintah pula kepada pelayan agar membelikan
beberapa pasang baju lelaki dan perempuan, lalu menyewakan
sebuah kereta agar setiap saat menunggu untuk dipakai.
Uang memang serbaguna, dalam waktu singkat saja pesannya sudah
dipenuhi. "Wah, nona sungguh royal sekali,?cap Ong Ling-hoa dengan
tertawa. "Kan uangmu, tentunya hatimu sakit, bukan"? jawab Jit-jit.
"Tidak, tidak sakit, aku sendiri tidak mampu berkutik, kenapa merasa
sakit" Jangankan nona cuma memakai uangku, dagingku kau potong
juga boleh.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Hm, cukup tahu diri juga,? jengek Jit-jit. "Sekarang hendak kutanya
padamu, jika kusuruh kau kerjakan sesuatu, kau tunduk atau tidak"
Asalkan kau mau menurut, jiwamu ada harapan akan kuampuni.?
"Perintah apa pun dari nona pasti akan kukerjakan,? jawab Ong
Ling-hoa. "Baik, pertama kali, lekas kau ganti rupamu sendiri,? kata Jit-jit.
"Jangan bekernyit kening, kutahu kotak rias selalu kau bawa, hal ini
tentu dapat kau kerjakan.?
"Memangnya nona menghendaki kuganti rupa bagaimana"? tanya
Ling-hoa. Biji mata Jit-jit berputar, katanya kemudian, "Ganti rupa sebagai
perempuan.?ng Ling-hoa melengak, "Perem ... perempuan"?
"Ya. Memangnya kenapa, engkau tidak mau"?
"Aku ... aku khawatir tidak bisa mirip,? sahut Ong Ling-hoa dengan
muka bersungut. "Pasti mirip,?jar Jit-jit. "Memangnya engkau rada mirip anak
perempuan. Nah, lekas keluarkan kotak rias, akan kubuka Hiat-to
kelumpuhanmu supaya dapat bergerak setengah badan, hendaknya
lekas kau bekerja.? "Nona minta kuganti rupa anak perempuan yang bagaimana"?
"Umpamanya bermuka ... bermuka putih beralis lentik, tapi dalam
keadaan lesu seperti ... seperti sakit tebese, dan ... dan tentu saja
rambutnya harus kusut.? Muka Ong Ling-hoa memang rada mirip anak perempuan dan agak
kepucat-pucatan sehingga serupa orang yang berpenyakitan setelah
berias. Jit-jit memandangnya dengan tersenyum, sebaliknya Ong
Ling-hoa jadi menyengir. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Jit-jit lantas memilih seperangkat baju, katanya dengan tertawa,
"Baju ini disangka pelayan akan kupakai, tak tahunya engkau yang
memakainya.? "Lantas apa pula perintah nona"? tanya Ling-hoa dengan menahan
rasa dongkol. "Kau pun harus merias diriku.?
"Nona ingin ganti rupa apa"?
"Berubah menjadi lelaki.?ng Ling-hoa melengak, "Le ... lelaki bagaimana"?
"Lelaki muda yang cakap, supaya tergila-gila tiap gadis yang
melihatku. Tapi tidak berbau perempuan agar tidak diketahui orang.
Kan cara bicara dan gerak-gerikku juga rada mirip anak lelaki"?
"Wah, alangkah baiknya jika aku tidak paham ilmu rias,?jar Ong
Ling-hoa dengan menyesal.
"Hm, jika engkau tidak paham rias, sudah lama kubinasakan kau,?
jengek Jit-jit. ***** Setelah menyamar, Jit-jit memang mirip anak muda yang tampan.
Ia geli sendiri ketika bercermin, gumamnya, "Wahai Sim Long, bila
sekarang kita berebut seorang gadis, tentu engkau tak bisa
mengalahkan diriku ....? Teringat kepada Sim Long, dari geli ia jadi menyesal lagi.
Hari sudah gelap. Tapi suasana masih ramai, suara roda kereta dan
ringkik kuda masih terus berkumandang dari luar.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Mendadak Jit-jit membuka pintu dan memanggil pelayan.
Dengan hormat pelayan mendekati si nona. Waktu diketahui yang
berhadapan dengan dia adalah seorang Kongcu, ia jadi melengak,
katanya dengan menyengir, "O, ki ... kiranya Kongcu sudah sembuh.
He, nona itu berbalik jatuh sakit"?
Jit-jit tahu orang menyangka dirinya adalah Ong Ling-hoa yang
terbungkus selimut tadi, ia merasa kebetulan, dengan tertawa ia
menjawab, "Ya, dia sakit. Eh, ingin kutanya padamu, mengapa
hotelmu seramai ini"?
"Hotel kami biasanya memang cukup ramai, tapi juga jarang seramai
sekarang ini, entah mengapa selama dua hari ini tamu yang datang
jauh lebih banyak daripada biasanya. Kedua kamar untuk Kongcu ini
pun khusus dikosongkan untukmu,? demikian tutur si pelayan.
"Rombongan tamu macam apakah"? tanya Jit-jit pula.
"Tampaknya kebanyakan adalah pengawal barang,? tutur pelayan.
"Ai, mereka bukan orang berkedudukan seperti Kongcu sehingga
kurang tertib, untuk ini diharap Kongcu suka memakluminya.?
"Baiklah, sudah jelas, pergilah,? kata si nona.
Pelayan lantas mengundurkan diri, diam-diam ia heran mengapa
yang lelaki sembuh secepat itu dan yang perempuan mendadak
jatuh sakit, caranya membuang uang seperti khawatir uang tidak
laku lagi, sebaliknya baju saja tidak bawa sendiri dan harus membeli.
Tapi, peduli amat, yang penting persennya gede, biar aku berlagak
bisu dan buta saja. Sesudah tutup pintu kembali, Jit-jit lantas tanya Ong Ling-hoa, "Hai,
di kota ini mendadak berkumpul orang Kangouw sebanyak ini, tentu
akan terjadi apa-apa lagi. Sesungguhnya ada peristiwa apa, coba
ceritakan.? "Dari mana kutahu,? jawab Ong Ling-hoa.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Masa engkau tidak tahu"?
"Dunia seluas ini dan setiap hari bisa terjadi apa pun, masa
semuanya dapat kuketahui"?
Jit-jit mendengus. Tiba-tiba teringat sesuatu olehnya, tanyanya pula,
"Coba jelaskan, sebab apa rombongan Can Ing-siong begitu tiba di
Jin-gi-ceng lantas mati semua"?
"Oo, ini ... ini pun aku tidak tahu,? sahut Ong Ling-hoa.
"Bukan permainanmu"? bentak Jit-jit.
"Ai, saat ini aku berada dalam cengkeramanmu, mati-hidupku
bergantung di tangan nona, apa yang nona minta kukerjakan
masakah berani kutolak, apa yang nona tanya tentu juga kujawab.
Tapi bila yang kau tanya memang tidak kuketahui, lalu apa yang
harus kukatakan, biar mati pun tidak dapat kujelaskan.?
"Hm, pada suatu hari pasti dapat kubikin kau bicara segalanya,
sekarang belum tiba saatnya,? jengek Jit-jit.
Setelah berpikir sejenak, mendadak ia membuka pintu pula dan
memanggil pelayan. Kedatangan pelayan sekali ini terlebih cepat dan bertanya, "Kongcu
ada perintah apa"? "Coba carikan sebuah joli dan dua orang bibi pengusung joli, aku
mau membawa keponakan perempuanku berkeliling kota, supaya dia
mendapat hawa segar dan melihat pemandangan. Nah, lekas!?
Cepat pelayan mengiakan dan berlari pergi.
Sesudah pelayan pergi, Ong Ling-hoa berseloroh, "Keponakan
perempuan" Ai, apakah keponakan serupa diriku tidak terlalu besar
bagimu" Kenapa tidak kau katakan Tacimu atau adikmu" Apalagi
kalau kau bilang istrimu, tentu orang akan lebih percaya.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Apakah mukamu sudah gatal dan minta digampar lagi"?ncam Jit-
jit. "Aku ... aku hanya khawatir orang lain tidak percaya ....?
"Jika tidak kukatakan engkau ini cucu perempuanku kan sudah baik
bagimu"? jengek Jit-jit. "Nah, sebentar akan kubawa pesiar dirimu,
akan kututuk Hiat-to kelumpuhan dan bisumu agar engkau tidak
banyak bertingkah.? "Silakan berbuat saja sesukamu, masakah perlu kau katakan
padaku"?jar Ling-hoa sambil menyengir.
***** Joli yang disewa terbuat dengan kecil mungil dan cukup empuk,
tanpa susah payah dua orang bibi kekar itu dapat mengusungnya.
Ong Ling-hoa ditutup dengan selimut, hanya kepala saja yang
menongol di luar, duduk di dalam joli tanpa bisa berkutik.
Jit-jit memandangnya dua-tiga kejap, diam-diam ia merasa geli juga,
pikirnya, "Oi, Ong Ling-hoa, biasanya kau suka siksa orang, sekarang
kau pun rasakan bagaimana enaknya tersiksa.?ng Ling-hoa memang tersiksa, tapi
bagaimana perasaannya tidak ada yang tahu.
Joli berjalan di depan, Jit-jit ikut di belakang, mereka terus putar
kayun menyusuri jalan raya dengan perlahan.
Kota ini memang cukup ramai, pasar malam baru mulai, yang
berlalu-lalang di jalan raya memang tidak sedikit jago dunia
persilatan, tapi tiada seorang pun dikenal Cu Jit-jit.
Dilihatnya wajah para jago persilatan itu sama berseri-seri, hal ini
menandakan umpama terjadi sesuatu di kota ini tentu juga bukan
peristiwa buruk. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sekonyong-konyong dari jalan simpang sana muncul dua orang.
Seorang lelaki bermuka merah ungu, hidung besar serupa hidung
singa, alis tebal dan mata besar, perawakan kekar dan berjubah
sutra ungu, kelihatan gagah perkasa.
Seorang lagi perempuan. Bentuk perempuan ini sungguh tidak serasi
berdampingan dengan si lelaki. Dia jauh lebih pendek,
perawakannya boleh dikatakan seperti segumpal daging, malahan
pada pipinya memang tumbuh segumpal daging kecil atau sejenis
uci-uci. Kedua orang yang tidak serasi ini berjalan bersama, tentu saja
sangat mencolok dan membuat orang heran dan geli.
Tapi setiap orang persilatan yang melihat kedua orang ini sama
sekali tidak berani memperlihatkan rasa geli mereka, malahan bila
bertemu lantas memberi hormat.
Kedua orang ini juga dikenal oleh Cu Jit-jit, ia heran, "Mengapa si
Singa jantan Kiau Ngo dan si Khong Bing betina Hoa Si-koh juga


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berada di sini"? Dilihatnya Kiau Ngo dan Hoa Si-koh tidak menghiraukan orang-orang
yang sama menyapa dan memberi hormat kepada mereka. Terlebih
Hoa Si-koh, perhatiannya hanya tercurah kepada Kiau Ngo seorang
saja. Meski bentuk perempuan ini sangat jelek tapi dandanannya tampak
lebih bersih dan rajin daripada dahulu, mukanya juga kelihatan
cemerlang. Hanya memandang sekejap saja Cu Jit-jit lantas tahu itulah
kecemerlangan cinta, sebab ia sendiri pun pernah mengalami rasa
bahagia demikian, walaupun sekarang hal itu dirasakan hambar,
bahkan pahit. Meski heran, diam-diam Jit-jit juga bergirang bagi mereka. Biarpun
Hoa Si-koh bukan wanita cantik, tapi dia terkenal sebagai
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
perempuan cendekia, dan hanya perempuan cendekia saja yang
pantas berjodohkan pahlawan.
Mereka bersimpang jalan dengan Cu Jit-jit, sesudah berhadapan,
mereka hanya memandang sekejap saja kepada Jit-jit dan tidak
lebih. Nyata ilmu rias Ong Ling-hoa memang sangat hebat dan dapat
mengelabui siapa pun. Sesudah lewat, masih juga Jit-jit menoleh, dilihatnya Kiau Ngo
berdua telah masuk ke sebuah restoran, namanya Wat-pin-lau.
Dalam pada itu didengarnya orang berlalu banyak yang kasak-kusuk
membicarakan Kiau Ngo berdua, ada yang memberitahukan kepada
kawan yang tidak tahu bahwa Kiau Ngo dan Hoa Si-koh adalah dua
di antara ketujuh tokoh terkemuka dunia persilatan saat ini.
Diam-diam Jit-jit membatin, "Nama ketujuh tokoh besar dunia
persilatan memang cukup gemilang, cuma sayang di antaranya
terdapat juga manusia kotor serupa Kim Put-hoan.?
Tiba-tiba timbul pikiran Jit-jit, katanya kepada kedua bibi pengusung
joli, "Kita juga masuk ke restoran itu, bawalah nona ke atas.?
Dalam pada itu sorot mata Ong Ling-hoa juga berubah seperti
melihat seseorang tokoh yang aneh. Cuma dia tertutuk Hiat-to
bisunya sehingga tidak mampu bersuara.
Restoran Wat-pin-lau memang sangat luas, ratusan tamu ternyata
belum lagi memenuhi ruangannya.
Kiau Ngo dan Hoa Si-koh berduduk di meja dekat jendela, inilah
tempat pilihan, jelas ada orang sengaja mengalah kepada mereka.
Waktu Jit-jit naik ke atas loteng restoran, terasa pandangan kedua
orang yang tajam itu meliriknya sekejap, habis itu keduanya lantas
berbisik entah apa yang dibicarakan.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Jit-jit anggap tidak tahu, ia memilih sebuah meja di kejauhan sana,
kedua bibi pengusung mengangkat Ong Ling-hoa dan didudukkan di
samping si nona. Dandanan mereka tidak mirip orang Kangouw sehingga tidak
menarik perhatian orang lain. Tiba-tiba terdengar orang di meja
samping mereka sedang bicara, "Tak tersangka urusan ini telah
banyak mengejutkan orang, sampai kedua tokoh itu pun muncul di
sini.? Yang bicara ini dirasakan Jit-jit seperti sudah pernah dilihatnya,
cuma lupa entah di mana. Orang ini bermuka putih, bibir merah dan
gigi rajin, bajunya juga bersih, boleh dikatakan cukup tampan.
Lalu seorang lagi menanggapi, "Urusan ini memang tidak boleh
diremehkan, menurut pendapatku, kecuali mereka berdua tentu
akan datang lagi tokoh-tokoh lain, boleh kau lihat saja nanti.?
Jit-jit lagi memilih santapan, diam-diam ia heran urusan apakah yang
dimaksudkan mereka dan mengapa sampai mengagetkan para tokoh
Kangouw" "Ya, setiap orang Bu-lim yang berkunjung ke kota ini tentu akan
masuk ke Wat-pin-lau ini, biarpun hidangan di sini mahal dan tidak
enak juga bukan soal, betapa pun harus menghormati pemiliknya,?jar pemuda
pertama tadi. Kembali Jit-jit merasa heran, siapakah pemilik restoran ini, apakah
juga kesatria yang ternama"
Ia coba menyapu pandang para tamu, dilihatnya sebagian besar
tamunya memang terdiri dari orang Kangouw. Dari pakaian mereka
tidak sulit untuk mengetahui siapa mereka.
Di antara berbagai bentuk tetamu itu, Jit-jit merasa tidak ada
seorang pun yang menonjol. Tapi mendadak dilihatnya satu orang,
seketika ia tertarik. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Bentuk orang ini juga tidak luar biasa, bahkan di antara para tamu
bentuknya boleh dikatakan sangat umum. Tapi entah mengapa, di
tengah kewajaran orang ini seakan-akan ada sesuatu yang luar biasa
dan tidak umum. Dalam hal apa dirasakan luar biasa, Jit-jit sendiri tidak dapat
menjelaskan. Usia orang ini kira-kira setengah abad, mukanya kuning, alisnya
halus dan matanya kecil, berjenggot jarang-jarang seperti bandot
atau kambing tua, memakai baju kulit yang sudah agak lusuh.
Tampaknya orang ini cuma seorang pedagang biasa, atau mungkin
seorang pensiunan pegawai negeri, karena hawa dingin, maka
minum arak sekadar menghangatkan badan.
Takaran minum arak orang ini sungguh hebat. Jika dibilang ada
sesuatu yang luar biasa dan aneh pada orang ini, maka di sinilah
letak keanehan itu. Di depan mejanya tertaruh dua macam hidangan, tapi poci arak
yang tersedia adalah tujuh atau delapan buah, cawan arak juga
sama banyaknya. Caranya minum arak sungguh asyik dan lain daripada yang lain,
dengan sebelah tangan membelai jenggotnya, tangan yang lain
memegang cawan arak, mata setengah terpicing seperti lagi
menikmati betapa rasanya arak ini, lalu tersenyum dan manggut-
manggut, terkadang juga berkerut kening dan menggeleng kepala.
Nyata isi beberapa poci arak itu berbeda-beda, jadi dia sedang
menikmati rasa arak yang berlainan itu. Dia khawatir rasa arak
terbaur, maka menggunakan beberapa cawan untuk mengisi setiap
jenis arak yang diminumnya.
Tampaknya dia cuma seorang kakek yang gemar minum arak tapi
juga ahli minum, orang lain takkan berbuat jahat padanya, dia juga
tidak memperlakukan jahat kepada orang lain.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tapi entah mengapa, setelah memandangnya beberapa kejap,
mendadak timbul semacam rasa muak, jemu dan juga jeri dalam
hati Jit-jit, dia sendiri tidak tahu mengapa bisa timbul perasaan
demikian. Ia merasa tidak ingin memandangnya lagi, rasanya kalau
memandangnya lagi mungkin akan mendatangkan sesuatu
malapetaka baginya. Perasaan aneh Cu Jit-jit ini entah juga dirasakan orang lain atau
tidak, yang jelas si kakek seperti sudah tenggelam dalam isi
cawannya, sama sekali ia tidak peduli bagaimana perasaan orang
lain terhadapnya. Ternyata Ong Ling-hoa pun sedang menatap orang tua itu dengan
sorot mata yang aneh juga.
Dengan suara tertahan Jit-jit bertanya, "Apakah kau kenal orang
itu"? Ling-hoa menggeleng. Pada saat itulah sekonyong-konyong terdengar serentetan gelak
tertawa di bawah loteng. Seorang lagi berkata, "Mengapa sekian lama Toako tidak kelihatan,
sungguh kami sangat merindukan Toako. Bilamana Toako telah
hidup bahagia, seharusnya berita ini disampaikan kepada kami.?
"Bahagia kentut,? demikian seorang lagi menanggapi dengan
tertawa. "Selama dua hari ini aku berlari kian kemari, kalau tidak
bertemu dengan Nio Ji mungkin takkan tahu kalian berada di sini.?
Belum lagi Jit-jit melihat orang yang bicara itu, cukup dari suara
tertawanya yang riang itu sudah diketahuinya siapa dia. Seketika
hatinya terasa hangat, serupa habis minum sepoci arak.
Ong Ling-hoa juga tahu siapa orang itu, diam-diam ia berkerut
kening. Kiranya orang ini ialah Him Miau-ji alias si Kucing.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Di tengah gelak tertawa, beberapa lelaki berkopiah miring dan
berjaket yang sengaja diterbalikkan muncul ke atas loteng
mengiringi Him Miau-ji yang berwajah cerah.
Pelayan restoran juga berkerut kening. Wat-pin-lau ini bukan
sembarangan restoran, meski mereka tidak menolak kunjungan
kaum kesatria Kangouw, tapi kawanan bajul begini mengapa
sekarang juga berani masuk ke restoran ini"
Beberapa pelayan saling memberi isyarat, dua orang lantas
memapak kedatangan mereka, seorang lagi berlari ke dalam untuk
melapor. Segera hati Cu Jit-jit bergembira. Ia tahu bakal melihat tontonan
menarik lagi. Dada baju Him Miau-ji tampak setengah terbuka, sebuah buli-buli
arak tergantung di pinggangnya, matanya yang besar dan terang itu
sedang memandang kian kemari.
Sesudah berhadapan, dengan senyum yang dibuat-buat si pelayan
berkata, "Maaf, sudah penuh semua tempat duduk, silakan
berkunjung ke tempat lain saja.?lis si Kucing yang tebal itu menegak, katanya,
"Bukankah di sana masih ada tempat kosong"?
"Tempat itu sudah dipesan orang,? sahut pelayan dengan dingin.
Seorang lelaki tegap di samping si Kucing menjadi marah, teriaknya,
"Siapa yang pesan" Dasar mata anjing suka menilai rendah orang
kecil, tuan besar juga punya uang perak, kenapa kau tolak kami"?
"Jika punya uang boleh silakan digunakan di tempat lain saja,
seumpama masih ada tempat kosong juga takkan kuberikan
padamu, memangnya kau mau apa"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Lelaki itu meraung murka dan menubruk maju terus menjotos.
Ternyata si pelayan juga bisa dua-tiga jurus, dengan gesit ia sempat
mengelak. Serentak pelayan yang lain membanjir tiba, kawanan lelaki kekar itu
pun menyingsing baju dan mendelik, sambil mencaci maki kedua
pihak lantas saling labrak.
Tapi baru saja saling genjot beberapa kali, beberapa pelayan
mendadak mencelat satu per satu, semuanya terlempar ke luar
loteng. Diam-diam Jit-jit berkeplok gembira, "Aha, si Kucing telah turun
tangan!? Semula para tamu tidak memerhatikan perkelahian itu, tapi sekarang
mereka sama melengak, perhatian mereka lantas terpusat ke arah si
Kucing. Si Kucing masih tertawa haha-hihi seperti tidak terjadi sesuatu,
katanya, "Haha, mari kita mencari tempat duduk sendiri, kalau tidak
ada pelayan, biarlah kita makan minum melayani diri sendiri, yang
pasti hari ini kita akan makan di restoran Wat-pin-lau ini.?
"Betul, mari kita makan minum melayani diri sendiri,? seru orang
banyak. Tiba-tiba pemuda tampan di meja sebelah Jit-jit berkata dengan
tertawa, "Sungguh lelaki yang gagah dengan kungfu yang hebat.?
Tapi kawannya lantas menanggapi, "Meski gagah dan hebat, bisa
jadi sebentar lagi dia akan menghadapi kesulitan.?
Dalam pada itu semua orang sudah melihat dari belakang telah
muncul beberapa orang. Him Miau-ji juga melihatnya, seketika ia
berhenti di tempat. Suasana gaduh di atas restoran segera berubah sunyi.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Mestinya Jit-jit ingin bertaruh dengan orang di meja sebelah bawah
Him Miau-ji pasti takkan menghadapi sesuatu kesulitan. Tapi demi
melihat kemunculan beberapa orang dari ruang dalam itu, seketika
bergetar juga hatinya, mestinya dia mau bicara, tapi urung.
Didengarnya pemuda cakap di meja sebelah lagi mendesis, "Aneh,
mengapa dia juga berada di sini.?
"Ya, memang rada aneh,? sahut temannya. "Meski dia pemilik
restoran ini, tapi sepanjang tahun hampir tidak pernah berkunjung
kemari. Sungguh tak terduga hari ini dia juga datang kemari.?
"Jika dia di sini, pemuda sembrono itu mungkin benar akan
menghadapi kesulitan,?jar pemuda tampan itu.
"Dia? yang dimaksudkan mereka jelas adalah seorang yang muncul
paling depan dari ruangan dalam restoran. Pengikut yang lain ada
enam atau tujuh orang. Perawakan orang yang dimaksud ini tidak terlalu kekar, namun
perbawanya sungguh luar biasa. Dia memakai baju panjang biru,
meski tidak mewah, namun potongannya sangat pas dengan
tubuhnya sehingga sangat enak dipandang.
Usianya jelas tidak muda lagi, tapi juga belum terlalu tua, mukanya
tidak terlalu putih dan juga tidak hitam. Matanya tidak tergolong
besar, namun sinar matanya membuat orang sungkan
memandangnya. Di atas bibirnya ada kumis tipis dan terawat rajin, karena kumis
inilah membuat wajahnya yang kereng itu kelihatan agak menarik.
Pada tubuhnya tidak terdapat sesuatu benda yang berharga, tapi
setiap orang asalkan memandangnya sekejap pasti dapat melihat dia
berasal dari keluarga kaya raya.
Dalam keadaan dan di tempat begini mendadak muncul seorang
tokoh seperti ini, tentu saja sangat menarik perhatian orang. Baik
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
kenal maupun tidak, semuanya sama memperkirakan si pemuda
sembrono alias si Kucing pasti akan rasakan akibatnya.
Tapi Him Miau-ji tetap berseri, matanya yang besar tetap menatap
orang tanpa berkedip, betapa tajam pandangan orang juga tidak
membuatnya gentar. Tapi pandangan si baju biru tidak cuma menatap Him Miau-ji saja, ia
menyapu pandang seluruh ruangan restoran dan menegur sapa
kepada setiap orang yang dikenalnya, katanya dengan tertawa, "Ai,
para sahabat sudi berkunjung, sepantasnya kusambut sejak tadi,
cuma ....? "Haha, kau khawatir sahabatmu minta dijamu olehmu, dengan
sendirinya kau main sembunyi dan pura-pura tidak tahu,? mendadak
si Kucing menyela dengan tertawa.
Si baju biru berlagak tidak mendengarnya, sambungnya, "Jika ada
pelayanan yang kurang lengkap, mohon sudi dimaafkan ....?
"Pelayanan di sini memang tidak lengkap, juga tidak dapat
dimaafkan,? tukas si Kucing lagi.
"Silakan saudara makan minum dengan tenang ....?
Belum lanjut ucapan si baju biru, segera si Kucing memotong lagi,
"Jika di sini ada orang berkelahi, cara bagaimana bisa makan minum
dengan tenang"? Meski setiap kali bicara selalu dipotong oleh si Kucing, namun si baju
biru sama sekali tidak memperlihatkan rasa gusar, hanya sorot
matanya mulai beralih ke arah Him Miau-ji.
"Lihat apa" Apa tidak kenal"? tanya si Kucing.
"Ya, memang terasa asing,? kata si baju biru.
"Haha, tidak kenal lebih baik, kalau kenal tentu tidak jadi berkelahi,?
seru si Kucing dengan tertawa.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jika Anda ingin berbuat lain mungkin ada kesukaran, kalau mau


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkelahi, hal ini sangat gampang. Cuma di sini penuh tetamu,
marilah kita turun ....? "Apa artinya berkelahi tanpa penonton"?ir muka si baju biru rada berubah, "O,
jadi kedatanganmu ini memang sengaja mencari perkara padaku.?
"Kau ganggu pihakku, dengan sendirinya kucari perkara padamu.?
"Hahaha, bagus! Aku ....?
"Tak perlu kau sebut namamu yang besar,? sela si Kucing. "Jika
sengaja hendak kucari perkara padamu, peduli siapa kau toh pasti
akan kulabrak juga. Apa gunanya kau sebutkan namamu segala"?
"Hm, alangkah pongahnya anak muda ini!? teriak si baju biru
dengan gusar. "Orang tidak mengganggu diriku, aku pun takkan merecoki orang,
jika orang berbuat salah padaku, maka kutanggung takkan pernah
ada kompromi.? Dua lelaki kekar yang berdiri di samping si baju biru tidak tahan lagi,
sambil meraung mereka menubruk maju, empat kepalan besar terus
memburu ke atas kepala si Kucing sambil membentak, "Turun!?
Baru lenyap suaranya, benar juga segera ada orang turun. Tapi
bukan Him Miau-ji melainkan kedua lelaki itu yang terguling ke
bawah loteng. Rupanya waktu pukulan kedua orang itu menyambar tiba, sekali
tangan si Kucing menangkis, seketika tangan kedua orang itu serasa
membentur tiang besi, sekujur badan lantas kaku, kesempatan itu
digunakan oleh si Kucing untuk mencengkeram pergelangan tangan
mereka, sekali tarik terus didorong lagi, kontan tubuh kedua orang
yang besar itu mencelat dan terguling ke bawah.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tentu saja kejadian ini sangat menggemparkan para penonton,
sampai Kiau Ngo dan Hoa Si-koh juga berdiri, ingin melihat lebih
jelas bagaimana bentuk anak muda yang perkasa ini.
Serentak anak buah Him Miau-ji bersorak gembira.
Hanya si kakek yang di depannya tertaruh beberapa poci arak itu
masih tetap adem ayem dan asyik menikmati araknya sendiri.
"Bagaimana, apakah giliranmu sekarang"? tanya si Kucing terhadap
si baju biru. Tanpa bicara, perlahan si baju biru menanggalkan bajunya,
dilipatnya dengan hati-hati, lalu diserahkan kepada seorang
pengikutnya, habis itu baru berkata, "Silakan!?
Menghadapi pertarungan maut, si baju biru masih tetap tenang saja,
seperti yakin dirinya pasti akan menang. Kalau tidak masakah dia
dapat bertindak sesabar ini"
Si Kucing tertawa, "Haha, mau berkelahi boleh turun tangan saja,
pakai silakan apa segala" Dalam hatimu tentu ingin sekali jotos
membikin hidungku peyot, tapi di mulut kau bicara seramah ini, kita
kan tidak ingin berbesanan"?
"Apakah sudah pasti engkau tak mau turun tangan lebih dulu"?
tanya si baju biru. "Setiap kali berkelahi, aku memang tidak pernah menyerang lebih
dulu,? sahut si Kucing dengan tertawa.
"Apa betul"? si baju biru menegas.
"Kalau kukatakan begitu, tentu saja betul,? kata si Kucing. "Nah, aku
berdiri di sini, sekujur badanku terbuka, silakan kau pilih, mana suka
bagian yang hendak kau pukul.?
Si baju biru tidak memukul seperti apa yang diminta si Kucing,
sebaliknya ia mengawasinya dari kepala sampai ke kaki, lalu dari
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
kaki ke kepala, kemudian ia membalik tubuh, diambilnya kembali
bajunya dari pengiringnya tadi, baju dikebut, perlahan lantas dipakai
kembali. Keruan si Kucing berbalik heran, "Hei, apa-apaan kau ini"?
Dengan kalem si baju biru menjawab, "Jika berkelahi, selamanya aku
pun tidak pernah menyerang lebih dulu. Jika engkau juga tidak mau
menyerang dulu dan aku pun sama lalu cara bagaimana perkelahian
ini dapat berlangsung"?
Dia lantas mengangkat kedua tangan ke atas dan memberi hormat
kepada para tamu, serunya dengan tertawa, "Silakan hadirin duduk
kembali dan makan minum sepuasnya, semua rekening biar dihitung
atas bebanku.? Habis berkata ia lantas masuk kembali ke ruangan dalam.
Tindakan ini sungguh sangat di luar dugaan siapa pun, bukan saja
Him Miau-ji berdiri melongo, semua orang juga melenggong
bingung. Semula semua orang berharap akan menyaksikan pertandingan yang
menarik, siapa tahu urusan berakhir cara demikian, hanya suara
guntur saja berbunyi, tapi hujan tidak pernah turun.
Di antara orang-orang itu hanya Cu Jit-jit saja yang sejak mula tidak
menghendaki kedua orang itu jadi berkelahi, sebab dia akan
serbasusah siapa pun yang akan keluar sebagai pemenang di antara
kedua orang itu. Kini urusan telah selesai begitu saja, keruan girangnya tidak
terkatakan, diam-diam ia juga merasa geli, "Perangainya ternyata
tidak berubah, pertarungan yang tidak yakin akan menang tidak mau
dilakukannya.? Sebelum ini keadaan sunyi senyap, tapi sekarang telah berubah
ramai lagi. Semua orang sama membicarakan kejadian tadi, ada
yang menggerutu, ada yang kecewa, dan ada juga yang bersyukur.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tapi apa pun juga, kalau dapat makan minum dengan gratis tentu
juga menyenangkan. Maka Him Miau-ji dan rombongannya lantas mencari meja kosong
dan berduduk, tanpa diminta segera santapan dan arak diantarkan
tanpa putus. Biji mata Cu Jit-jit berputar, mendadak ia berdiri dan menyapa
pemuda cakap di meja sebelah, "Maaf!?
Pemuda itu tercengang, terpaksa ia pun berbangkit dan menjawab,
"O, ada apa"? Melihat orang merasa bingung, Jit-jit merasa geli, cepat ia bicara
lagi, "Bila tidak keberatan, bagaimana kalau saudara makan bersama
satu meja dengan kami"?
"O, ini ... ini agak repot, kan saudara membawa anggota keluarga,
mana berani kuganggu,?jar pemuda itu.
"Ah, tidak menjadi soal,? kata Jit-jit. "Dia bukan anak gadis atau
bakal menantu segala, pada hakikatnya dia bukan perempuan ....?
Pemuda tampan itu melenggong lagi, jelas dandanan Ong Ling-hoa
adalah perempuan, mengapa dikatakan bukan orang perempuan"
Memangnya orang gila"
Diam-diam Jit-jit tertawa geli, sedapatnya ia menahan perasaannya
dan berkata, "Kumaksudkan keponakan perempuanku yang kurang
enak badan ini sifatnya sehari-hari tiada ubahnya seperti anak laki-
laki, maka Anda tidak perlu pantang, silakan pindah ke sini saja.?
"O, kiranya begitu,? pemuda itu merasa lega. "Jika ... jika begitu
biarlah kuganggu sebentar.?
Setelah dia pindah ke meja Cu Jit-jit dan minum arak secawan. Jit-jit
terus-menerus memandangi pemuda ini, keruan orang menjadi
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
kikuk, katanya dengan menunduk, "Sesungguhnya ada ... ada
petunjuk apa yang hendak Anda bicarakan"?
"Soalnya kurasakan wajahmu seperti sudah pernah kulihat, tapi tidak
ingat di mana kita pernah berjumpa,?jar Jit-jit dengan tertawa.
Pemuda itu termenung sejenak, tanyanya kemudian, "Apakah boleh
kutanya nama Anda yang terhormat"?
"Aku Sim Long,? jawab Jit-jit.
"Hah, jadi Anda ini Sim Long"? seru pemuda itu kaget.
Karena suara orang cukup keras, Jit-jit jadi kaget juga dan khawatir
didengar oleh Kiau Ngo. Untung suasana di atas loteng sangat ramai
sehingga tidak ada orang lain yang memerhatikan mereka.
Legalah hati Jit-jit, katanya kemudian, "Masa ... masa kau kenal
aku"? "Meski Sim-heng tidak kukenal, namun nama kebesaranmu sudah
lama kudengar.? "Oo, masa ... masakah namaku begitu terkenal"? tanya Jit-jit.
Dengan sungguh-sungguh si pemuda menjawab, "Mungkin Sim-heng
sendiri sungkan menyiarkan nama kebesaran sendiri, tapi ada
beberapa kawanku semuanya sama memuji Sim-heng adalah tokoh
nomor satu dunia Kangouw zaman ini, tak tersangka hari ini dapat
kujumpai di sini.?neh juga, meski sekarang Jit-jit sangat benci kepada Sim Long,
tapi demi mendengar orang memujinya, hatinya ikut gembira juga,
dengan tertawa ia menjawab, "Ah, mana .... Anda terlampau
memuji. Numpang tanya siapakah nama Anda yang mulia"?
"Cayhe Sing Hian,? jawab pemuda itu.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Sing Hian" Jangan-jangan Sing-kongcu dari Sing-keh-po (benteng
keluarga Sing)"? "Terima kasih, memang betul.?
"Aha, pantas aku merasa sudah pernah kenal dirimu, kiranya engkau
ini adik Sing Ing. Wajahmu memang rada mirip dengan kakakmu.?
"O, kiranya Sim-siangkong kenal kakak"?
"Ya, kenal ....? "Kedatanganku ini justru ingin mencari kakak,? tutur Sing Hian
dengan girang. "Sim-siangkong telah menjelajahi seluruh wilayah
Kanglam, tentu engkau mengetahui di mana beradanya kakak.?
Hati Jit-jit tergetar, tiba-tiba terpikir olehnya bisa jadi Sing Ing juga
mengalami nasib nahas serupa Can Ing-siong dan lain-lain yang ikut
pergi ke Jin-gi-ceng dan terbunuh di sana.
Untung Jit-jit dalam keadaan menyamar sehingga perubahan air
mukanya tidak terlihat, cepat ia berkata pula, "Bulan yang lalu
memang pernah kulihat kakakmu satu kali, tapi ke mana perginya
lagi tidak diketahui.? Sing Hian menghela napas, "Sudah lebih setengah tahun kakak
meninggalkan rumah dan tidak ada kabar beritanya lagi, kedua
orang tua di rumah sama mengkhawatirkan dia, sebab itulah Siaute
disuruh keluar mencarinya.?
Cepat Jit-jit membelokkan pokok persoalan, "Tampaknya banyak
kaum orang gagah berkumpul di sini, kuyakin pasti ada peristiwa
besar, dan entah ... entah ada urusan apa, mungkin Sing-heng
tahu"? "Peristiwa ini memang benar urusan penting,? tutur Sing Hian.
"Soalnya kedudukan ketua Kay-pang sudah lama lowong, sebab
itulah para anak murid Kay-pang mengundang kehadiran para
kesatria ke sini untuk menyaksikan pemilihan Pangcu mereka.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"O, kiranya urusan ini,?cap Jit-jit.
Dengan sendirinya urusan ini ada sangkut pautnya dengan Ong
Ling-hoa, tanpa terasa ia melirik Ong Ling-hoa sekejap, dilihatnya
sinar mata Sing Hian juga lagi melirik anak muda itu.
Sudah cukup banyak Sing Hian bicara, setiap kali dia omong
sesuatu, selalu ia melirik ke arah Ong Ling-hoa.
Maklumlah, Ong Ling-hoa memang seorang pemuda tampan, kini
dirias menjadi wanita, di bawah cahaya lampu dengan sendirinya
kelihatan cantik dan memesona. Lebih-lebih kedua matanya yang
jalang itu, sungguh menggetar sukma. Apalagi dalam keadaan tak
bisa berkutik sekarang, sorot matanya yang sayu menampilkan rasa
menyesal, susah dan cemas, sungguh membuat orang merasa
kasihan padanya. Seketika Sing Hian sampai terkesima.
Sebaliknya hampir mulas perut Jit-jit saking gelinya, biji matanya
berputar, tiba-tiba ia berkata pula, "Eh, Sing-heng, bagaimana
menurut pendapatmu atas diri keponakan perempuanku ini"?
Muka Sing Hian menjadi merah, sahutnya dengan menunduk rikuh,
"O, ini ....?a tidak dapat menjawab, terpaksa cuma berdehem saja.
Dengan menahan rasa geli Jit-jit berkata pula, "Ai, usia keponakanku
ini pun tidak kecil lagi, cuma penilaiannya terlalu tinggi, siapa pun
tidak terpandang olehnya, maka sampai saat ini belum lagi
mendapat jodoh. Apabila ada pemuda yang setimpal, harap Sing-
heng suka memperkenalkannya.?
Dengan muka merah akhirnya Sing Hian memberanikan diri untuk
bertanya, "Entah ... entah orang macam apa yang memenuhi
syarat"? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Pertama, harus muda dan tampan. Kedua, harus keturunan
keluarga terhormat. Ketiga, harus ... ah, pendek kata, asalkan orang
Pendekar Laknat 1 Joko Sableng 20 Geger Topeng Sang Pendekar Pusaka Bernoda Darah 1
^