Pencarian

Pendekar Baja 22

Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long Bagian 22


Koay-lok-ong tertawa cerah, "Aha, ke mana kau pergi" Memang
sedang kukhawatirkan akan dirimu.?
Fifi menyingkap cadarnya dan menjawab dengan tertawa, "Silakan
Ongya menerka.? "Wah, jangan-jangan kau pergi menyelidiki keadaan pasukan Liong-
kui-hong"? "Ai, Ongya memang orang maha berbakat, urusan apa pun tak
dapat mengelabui mata Ongya,? seru Fifi sambil berkeplok tertawa.
"Liong-kui-hong bukanlah kaum bandit biasa,?jar Koay-lok-ong
dengan suara lembut, "kau pergi sendirian, bila terjadi apa-apa
lantas bagaimana" Ai, untuk apa engkau harus menyerempet bahaya
cara begini"? Gembong iblis yang mahakuasa ternyata juga bisa berubah lembut
di depan Pek Fifi. Dari sini terbuktilah bahwa Pek Fifi memang
mempunyai daya pikat mahabesar.
Terdengar Fifi berucap dengan tertawa, "Diriku kan sudah milik
Ongya, andaikan mati bagi Ongya juga tidak menjadi soal. Apalagi,
kalau cuma orang-orang begitu saja masa mampu membunuhku"?
"Haha, betul,? seru Koay-lok-ong sambil berkeplok tertawa. "Kenapa
kulupa Yu-leng-kiongcu kita yang pergi-datang tanpa meninggalkan
jejak, kalau cuma seorang Liong-kui-hong saja mana terpandang
olehnya.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Yang menakutkan memang bukan Liong-kui-hong,?jar Fifi.
"Yang menakutkan tentu saja engkau, bukan"?
"Ah, kenapa Ongya jadi bergurau denganku.?
"Pada saat menghadapi pertempuran seru kan perlu juga santai
untuk mengendurkan saraf.?
"Tapi orang yang menakutkan yang kumaksudkan itu bukan Liong-
kui-hong melainkan seorang lain lagi.?
"Memangnya siapa"? tanya Koay-lok-ong, agaknya ia jadi tertarik.
"Kunsu (penasihat militer) mereka,? jawab Fifi.
"Kunsu"? Koay-lok-ong berkerut kening.?"Liong-kui-hong juga
mempunyai seorang Kunsu" Kenapa selama ini tidak pernah
kudengar. Dan dari mana kau tahu hal ini"?
"Dengan sendirinya dapat kudengar dari anak buah Liong-kui-hong.?
"Apa yang kau dengar"?
"Dari percakapan mereka yang kudengar secara diam-diam, nyata
Liong-kui-hong dipandang mereka sebagai pahlawan pujaan
mahahebat, tapi terhadap Kunsu itu mereka terlebih memuja serupa
malaikat.? "Memangnya bagaimana bentuk Kunsu mereka itu"? tanya Koay-lok-
ong. "Kemah kediaman Liong-kui-hong dan Kunsu itu dijaga dengan
sangat ketat, siapa pun jangan harap akan menyusup ke sana.
Dengan sendirinya aku pun tidak dapat melihat dia.?
"Apakah telah kau peroleh namanya"? tanya Koay-lok-ong lagi.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Diam-diam kupancing keluar seorang pengintai mereka, lelaki itu
cukup kepala batu juga, betapa pun kupaksa dengan kekerasan dan
kupancing dengan harta benda tetap dia tidak mau buka mulut.?
"Tentu engkau mempunyai cara baik untuk membuatnya buka
mulut,?jar Koay-lok-ong dengan tertawa.
Fifi tersenyum manis. "Memang tidak sulit bagiku untuk
membuatnya bicara, begitu kusingkap cadarku dan tersenyum
padanya, maka apa pun dituturkan seluruhnya.?
Koay-lok-ong meraba jenggot dan tergelak,"Ya, tentu saja bicara, di
dunia ini mana ada lelaki yang tahan terhadap senyumanmu.?
"Kenapa tidak ada, sedikitnya ada dua-tiga orang di sini,? seru Jit-jit
gemas. Koay-lok-ong tidak menggubrisnya, katanya pula, "Dan apa yang
diceritakannya"? "Menurut keterangannya, Kuncu itu seorang tokoh misterius, belum-
lama dia masuk dalam komplotan Liong-kui-hong, selain Liong-kui-
hong menaruh kepercayaan penuh kepadanya, orang lain juga
sangat kagum padanya. Cuma sepanjang hari orang ini selalu
memakai mantel hitam, bahkan mukanya memakai kedok sehingga
siapa pun tidak tahu wajah aslinya.?
"Siapa namanya"? tanya Koay-lok-ong.
"Dia tidak bernama, tapi mengaku berjuluk Hok-siu-sucia (Duta
Penuntut Balas),? tutur Fifi sekata demi sekata.
Koay-lok-ong melengak, "Hok-siu-sucia" .... Jangan-jangan dia
mempunyai dendam apa-apa terhadapku" Sebabnya Liong-kui-hong
melakukan serbuan besar-besaran ini jangan-jangan atas
hasutannya.? "Tampaknya memang begitu,?jar Fifi.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Dia mengaku berjuluk Hok-siu-sucia dan menyembunyikan nama
aslinya, juga tidak mau memperlihatkan wajah aslinya kepada
umum, setiap gerak-geriknya selalu misterius, jangan-jangan dia
sudah kukenal"? kata Koay-lok-ong.
"Apakah Ongya tidak dapat menerka siapa dia"? tanya Fifi.
"Bahwa dalam waktu singkat dia dapat membuat bandit besar
semacam Liong-kui-hong itu menaruh kepercayaan penuh
kepadanya, juga dari tindak tanduknya jelas dia seorang yang
cerdas, licin dan juga keji, sungguh aku tidak dapat menerka siapa
aslinya dia.? "Musuhmu terlampau banyak, dengan sendirinya tak dapat kau terka
siapa dia,?jek Jit-jit. Karena pikirannya lagi melayang jauh, Koay-lok-ong tidak
menghiraukan ucapan Jit-jit, kembali ia tanya Fifi, "Selain itu, apa
pula yang dapat kau selidiki"?
"Kulihat pengikutnya, selain pasukan yang baru kembali dari
kekalahan di sini, jumlah mereka tidak ada 200 orang, tampaknya
tidak begitu kuat.? "O, jumlah mereka tersisa kurang dari 200 orang, agaknya aku telah
menilai terlampau tinggi terhadap dia,?jar Koay-lok-ong.
"Sebab itulah saat ini mereka pun tidak berani sembarangan
bergerak, mereka seperti lagi menunggu kesempatan. Namun
semangat tempur mereka sangat tinggi, agaknya masih hendak
melancarkan serangan kedua,? tutur Fifi.
Gemerdep sinar mata Koay-lok-ong, serunya, "Menunggu
kesempatan" .... Hm, masa akan kuberi kesempatan kepadanya"?
"Habis apa rencana Ongya"? tanya Fifi.
"Mengatasi lawan lebih dulu, menyerang sebagai pertahanan, serbu
dia dalam keadaan belum siap,?jar Koay-lok-ong.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Fifi berkeplok, "Haha, memang betul! Serbu dia selagi belum siap
dan tentu akan menang. Siasat Ongya memang sukar dibandingi
orang lain.? "Wahai Sim Long, coba lihat bagaimana dengan rencanaku ini"?cap Koay-lok-ong
tiba-tiba sambil menoleh.
"Ya, memang tidak malu untuk disebut sebagai berbakat panglima
perang,?jar Sim Long dengan gegetun.
"Masa cuma berbakat panglima perang saja"? kata Koay-lok-ong.
"Memangnya panglima perang dari zaman dulu hingga sekarang
adakah yang dapat melebihi diriku.?
"Ya, kalau bicara tentang keji dan ketekunan memang tidak ada
yang melebihimu,?jar Sim Long.
"Itu dia, cukup pujian sepatah kata Sim Long saja melebihi sanjung
puji ribuan kata orang lain,? seru Koay-lok-ong dengan tertawa.
Mendadak ia membentak, "Ambilkan arak!?
"Akan kutuangkan arak bagi Ongya,?cap Fifi dengan senyum
menggiurkan. Koay-lok-ong bergelak tertawa, "Setelah kuminum arak segera akan
kuserang dia sehingga kalang kabut.?
Segera Fifi menuangkan secawan arak penuh dan disuguhkan
dengan tangan sendiri. Sekali tenggak Koay-lok-ong menghabiskan isi cawan itu, lalu
membentak,?"Di mana nomor satu"?
"Tecu siap!? seru si nomor satu sambil tampil ke muka.
"Atur pasukan, siap tempur,? teriak Koay-lok-ong.
Si nomor satu mengiakan. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Belum lagi dia mengundurkan diri, tiba-tiba terdengar derapan kuda
lari, seorang penunggang kuda muncul secepat terbang.
Kawanan penjaga sama membentak, "Siapa itu" Turun!?
Penunggang kuda itu mengibarkan bendera putih dan berteriak,
"Atas perintah Pangcu, kudatang untuk minta menyerah!?
Si nomor satu tertawa, katanya, "Haha, belum lagi bertempur
mereka sudah menyerah.? Kening Koay-lok-ong bekernyit, bentaknya, "Biarkan dia kemari"?
Cepat penunggang kuda itu membedal kudanya ke depan, lalu
melompat turun dan menyembah, "Kasihan Ongya .... Kasihan
Ongya! ? "Apakah kalian mau menyerah"? tanya Koay-lok-ong.
Berulang-ulang orang itu menyembah, "Kebesaran Ongya laksana
rembulan dan matahari di angkasa, Pangcu kami menyadari cuma
cahaya kunang-kunang saja sukar menandingi cahaya matahari,
sebab itulah hamba diutus kemari untuk minta menyerah,
selanjutnya kami rela di bawah perintah Ongya.?
Koay-lok-ong bergelak tertawa, "Haha, Liong-kui-hong tidak malu
sebagai seorang pintar, jika sekarang dia tidak menyerah, sebentar
lagi mungkin kalian akan mati tak terkubur.?
"Mohon ampun, Ongya,? seru orang itu sambil menyembah pula.
"Baik, sekarang boleh kau pulang, suruh mereka berbaris dan
berlutut di tanah, segera kudatang menerima penyerahan kalian,?
kata Koay-lok-ong. "Terima kasih atas budi kebaikan Ongya,?rang itu memberi hormat
pula, lalu mengundurkan diri, sekali cemplak ke atas kudanya segera
dilarikan kembali ke sana.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sesudah orang itu pergi, dengan tertawa Koay-lok-ong berkata,
"Wahai, Liong-kui-hong, apakah benar kau seorang cerdik"?
Fifi memandangnya dengan tersenyum, katanya, "Apakah Ongya
....? "Ya, tentu saja kusiap menyerbu mereka,? teriak Koay-lok-ong
mendadak, suara tertawanya pun lenyap.
"Jika mereka mau menyerah, mengapa kita menyerangnya pula"?jar si nomor satu
dengan bingung. "Jika mereka siap menyerah, tentu mereka terlebih tidak berjaga-
jaga, kesempatan ini justru akan kugunakan untuk menyikat mereka
habis-habisan,?cap Koay-lok-ong dengan bengis.
"Aha, Ongya memang berpandangan jauh,? kata si nomor satu
dengan kejut-kejut girang.
"Siasat tidak melarang kelicikan, membasmi musuh harus tuntas,
inilah gaya pekerjaanku selama ini,? seru Koay-lok-ong dengan
tertawa. "Betul,? sambung si nomor satu. "Orang semacam ini tentu saja
tidak boleh dibiarkan hidup, membabat rumput harus sampai akar-
akarnya.? Dengan langkah lebar Koay-lok-ong menuju ke luar, serunya,
"Sisakan dua regu untuk menjaga di sini, selebihnya ikut kuserbu
musuh, bilamana musuh sudah disikat habis, boleh coba siapa lagi
yang berani memusuhi diriku.?
***** Begitulah Koay-lok-ong dan Pek Fifi lantas berangkat dengan
membawa pasukannya. Angin meniup semakin kencang.
"Sungguh keji dan kejam Koay-lok-ong ini,?mel Miau-ji.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sim Long tersenyum, katanya, "Tapi kali ini mungkin dia akan
terjebak.? "Terjebak"? Miau-ji menegas dengan heran.
"Ya, kepergiannya ini tentu akan menubruk tempat kosong,? kata
Sim Long. Miau-ji tambah heran, "Memangnya kenapa??
"Pernyataan menyerah Liong-kui-hong ini jelas cuma pura-pura
belaka,?jar Sim Long dengan tertawa. "Kau lihat orang yang diutus
kemari itu, meski dia berlagak takut-takut, tapi gerak-gerik dan tutur
katanya cekatan, sama sekali tidak ada tanda gugup dan takut,
mana bisa menyerah dengan sungguh hati.?
"Tapi ... tapi mereka ....?
"Mereka sembari pura-pura menyerah, di lain pihak juga
mengerahkan pasukannya, asalkan pihak Koay-lok-ong menubruk ke
sana, mereka pasti juga akan menyerbu ke sini,? tutur Sim Long
dengan tertawa. "Ini namanya licik dibalas licik, gigi dibayar gigi.?
"Kiranya tipu yang mereka gunakan adalah 'memancing harimau
meninggalkan gunung'?jar Miau-ji dengan tertawa.
"Betul,? kata Sim Long.
"Tapi dari mana mereka tahu Koay-lok-ong ....?
"Tampaknya Kunsu mereka itu selain tipu akalnya tidak di bawah
Koay-lok-ong juga sangat kenal watak lawannya ini, sebelumnya
sudah diperhitungkan kemungkinan apa yang akan dilakukan
makanya diatur tipu begini.?
"Kedua orang ternyata sama lihai dan sama pintarnya,?jar Jit-jit
tertawa. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Cuma Koay-lok-ong hanya tahu pihak sendiri dan tidak paham pihak
lawan, maka pertempuran ini dia pasti akan kalah,? kata Sim Long.
"Betul, dia kenal watak Koay-lok-ong, sebaliknya siapa dia belum lagi
diketahui Koay-lok-ong, tanpa bertempur Koay-lok-ong memang
sudah kalah,? tukas Miau-ji.
"Jika Koay-lok-ong mempunyai Kunsu serupa Sim Long tentu dia
takkan kalah,?jar Jit-jit dengan tersenyum bangga. "Dia hanya
pintar membual dan omong besar, padahal dia tidak dapat
membandingi sebuah jari Sim Long pun.?
Tiba-tiba Ong Ling-hoa mendengus, "Hm, semoga Kunsu itu tidak
sepintar Sim Long, mudah-mudahan juga terkaan Sim Long tidak
kena.? "Jika Kunsu itu mengaku berjuluk Hok-siu-sucia, bila bertarung
dengan Koay-lok-ong, dapat dibayangkan dia pasti akan menang,
kalau tidak kan julukannya akan berubah menjadi Sang-si-sucia
(Duta Pengantar Mati)"?jar Sim Long dengan tersenyum.
"Bilamana dia sepintar dugaanmu, tentu kita pun akan celaka,?cap
Ling-hoa dengan menghela napas panjang.
Jit-jit melengak, "Kenapa kita bisa celaka"?
Ling-hoa tidak bicara lagi melainkan cuma memandang ke depan.
Tidak jauh di depan sana ada beberapa orang bergolok sedang
meronda mondar-mandir mengawasi gerak-gerik mereka, cuma apa
yang mereka bicarakan tidaklah terdengar.
Setelah Jit-jit berpikir sejenak, mendadak air mukanya berubah dan
berkata, "Ya, betul, kita bisa celaka.?
"Oo, masa betul"? tanya Sim Long.
"Coba bayangkan, jika pasukan berkuda Liong-kui-hong menyerbu
kemari, penjaga di sini pasti tidak mampu melawan mereka, dan
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
kalau Hok-siu-sucia datang untuk menuntut balas sesuai julukannya,
tentu dia akan main sikat, segala sesuatu di sini pasti akan disapu
habis.?

Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Betul, tatkala mana kita pun pasti akan terbunuh semua,? tukas
Miau-ji. "Biarpun kita berusaha memberi penjelasan pasti juga
takkan dipercaya mereka.?
"Jika begitu, lantas bagaimana baiknya, Sim Long"? tanya Jit-jit
khawatir. "Jangan gelisah,?jar Sim Long dengan tersenyum. "Bisa jadi kita
masih ada harapan akan hidup.?
Bicara sampai di sini mendadak ia berteriak, "Hai, kawan yang
berada di sana, maukah coba kemari sebentar??
Para peronda itu saling pandang sekejap, tampaknya komat-kamit
sedang berunding, kemudian ada dua orang menuju ke sini, yang
seorang bertubuh tinggi besar, seorang lagi kurus jangkung.
"Untuk apa kau panggil kami"? tanya si kekar dengan garang.
"Angin di sini meniup terlampau kencang, apakah boleh kami minta
pertolongan Toako agar kami dipindahkan ke belakang sana yang
terhalang dari tiupan angin serta sukalah memberi kami beberapa
lembar selimut,? pinta Sim Long dengan sopan.
Si kekar terkekeh, "Hehe, orang sama bilang engkau ini lelaki baja,
tak tersangka tubuhmu lebih lemah daripada anak dara, angin saja
tidak tahan.? Meski di mulut berolok-olok, tapi sikapnya kelihatan akan memenuhi
permintaan Sim Long. Si kurus ikut bicara, "Ongya berulang memberi pesan kepada kita
bahwa beberapa orang ini lebih daripada siluman rase, kita disuruh
jangan gegabah. Kukira tidak perlu kita gubris permintaannya.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Si kekar menjawab, "Kulihat mereka pantas dikasihani, apalagi
sekarang mereka tidak dapat bergerak sama sekali, memangnya apa
yang dapat mereka perbuat atas diri kita" Apa salahnya kita berbuat
amal sedikit"? "Engkau berkuasa"? jengek si kurus.
"Jika Toako tidak berkuasa, biarlah ....?
Belum lenyap ucapan Sim Long, mendadak si kekar berteriak,
"Dengan sendirinya aku berkuasa, yang bertanggung jawab juga
aku.? Dengan marah-marah ia menuju ke sana dan memanggil lagi tiga
orang temannya, serentak Sim Long berempat dipindah ke belakang
kemah yang terhalang dari embusan angin. Cahaya lampu juga tidak
dapat menyinari mereka. Setelah orang-orang itu pergi, tak tahan Jit-jit berkata, "Di sini
mungkin juga tidak aman.?
"Dengan sendirinya tidak aman, tapi kan jauh lebih baik daripada di
depan sana,?jar Sim Long.
"Jika tetap berada di sekitar kemah ini, di depan dan di belakang kan
tidak banyak bedanya.? "Tentu ada bedanya,? kata Sim Long. "Di sini tidak diterangi oleh
cahaya lampu, pada waktu pasukan Liong-kui-hong menerjang tiba
tentu takkan memerhatikan tempat ini. Yang paling penting, bagian
depan kemah ini terpantek sangat kencang, bagian belakang
menggandul, bilamana pasukan Liong-kui-hong menerjang kian
kemari, sedikitnya tali tambatan kemah ini akan tertebas putus dan
kemah ini akan ambruk, karena berat belakang, kain kemah akan
roboh ke belakang dan kita pasti juga akan tertutup di sini.?
Jit-jit tertawa senang, belum lagi dia bicara Ong Ling-hoa lantas
berucap dengan gegetun, "Ai, di sinilah letak keunggulan Sim Long,
yaitu cermat dan teliti, tindakannya terhadap setiap urusan sangat
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
mendetail, setitik pun tidak terlepas dari pemikirannya. Kecuali dia,
tidak pernah kulihat ada orang dapat berpikir secermat ini.?
Bicara sampai di sini, mendadak terdengar suara gemuruh kuda lari
dari sana, agaknya semula rombongan penunggang kuda itu
berjalan perlahan, sesudah dekat baru mendadak dibedal
secepatnya. "Ternyata benar sudah datang,? kata Miau-ji.
"Dugaan Sim Long memang tidak keliru,? tukas Jit-jit dengan
tertawa, tertawa yang mengandung kejut, entah girang atau
khawatir. Segera terdengar teriakan panik para penjaga tadi.
Penjaga itu menyangka Koay-lok-ong pasti akan menang, saat ini
pihak musuh mungkin sudah tersapu bersih, mimpi pun mereka tidak
menduga akan terjadi perubahan demikian.
Penjagaan mereka memang sudah kendur, bahkan ada di antaranya
sedang mengantuk, sesudah musuh menyerbu tiba barulah mereka
melompat bangun dengan gugup dan bingung mencari senjata
masing-masing, ada juga yang menjerit kaget karena tidak tahu apa
yang terjadi. Dalam pada itu suara teriakan serbu sudah menggema angkasa,
pasukan berkuda menerjang datang dengan cahaya golok
gemerlapan serupa gelombang laut mendampar tiba.
Anak buah Koay-lok-ong ada yang belum sempat meraih senjata
sudah keburu kepala dipenggal musuh, ada yang belum sempat
memanah, tahu-tahu dada sudah ditembus tombak.
Seketika keadaan menjadi kacau, anak buah Koay-lok-ong menjadi
panik dan banyak yang terinjak-injak oleh pasukan berkuda itu.
Terdengar ringkik kuda dan jerit tangis membuat orang ngeri.
Serentak sebagian anak buah Koay-lok-ong melarikan diri.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tapi belum lagi berapa jauh mereka mendadak seorang membentak
di depan, "Melarikan diri di garis depan hukumannya mati, ayo
berhenti!? Suara bentakannya tidak keras, tapi mengandung semacam nada
yang membuat orang merinding.
Beberapa orang itu sama ketakutan, waktu mendongak, tertampak
di atas gundukan pasir sana berdiri dua penunggang kuda berjajar.
Kedua ekor kuda mereka berwarna hitam dan putih, yang berkuda
putih berikat kepala putih dan berkedok putih pula, semuanya
serbaputih, serupa badan halus dari neraka.
Yang bermantel hitam juga menunggang kuda hitam, ikat kepala
hitam dan berkedok hitam, kecuali sinar matanya yang serupa mata
hantu itu ada bagian putihnya, seluruh tubuhnya sama diliputi warna
hitam yang misterius. Jika si penunggang kuda warna putih serupa badan halus, si
penunggang kuda warna hitam adalah setan dari neraka.
Kedua penunggang kuda ini sama diliputi hawa pembunuhan yang
menyeramkan. Saking ketakutan beberapa lelaki itu tidak sanggup merangkak
bangun, dengan suara gemetar mereka bertanya, "Sia ... siapa
kalian"? "Hehe, masakah tidak dapat kau terka siapa diriku"?cap si
penunggang kuda putih. "Hah, jangan ... jangan engkau inilah Liong-kui-hong"? seru orang
itu. "Betul,?cap si penunggang kuda putih dengan tertawa.
Waktu pandangan lelaki itu beralih ke arah si penunggang kuda
hitam, mendadak ia bergemetar, "Kau ... kau ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Berulang ia menyebut "kau?, tapi tidak dapat melanjutkan, sorot
mata si penunggang kuda hitam seakan-akan dapat membetot
sukma. "Hok-siu-sucia?, tidak pernah disangsikan lagi penunggang kuda
hitam inilah si Duta Penuntut Balas. Meski hal ini sudah
diketahuinya, tapi tidak dapat diucapkan. Walaupun orang-orang itu
ingin lari, celakanya kaki seperti tidak mau menurut perintah lagi.
"Kalian sudah tahu siapa dia"? tanya Liong-kui-hong dengan
tertawa. Beberapa orang itu sama mengangguk dan tetap tidak sanggup
bersuara. "Kalau sudah tahu, apakah kalian masih ingin hidup"?
Serentak beberapa orang itu menyembah dan berseru dengan
gemetar, "Am ... ampun, mohon ... mohon ampun!?
"Kalian minta ampun padaku"? baru sekarang si penunggang kuda
hitam berucap sekata demi sekata.
"Ya, mohon ... mohon ....?
Mendadak si penunggang kuda hitam mendengus, suaranya dingin
mengerikan, kebetulan ujung kedoknya tersingkap sedikit, "Coba
kalian lihat siapakah aku"?
Sekilas beberapa orang itu seperti melihat setan, tubuh mereka
tambah menggigil dan menjerit bersama, "Hah, kiranya eng ...
engkau ....? Baru saja mereka bersuara, mendadak tiga titik sinar tajam
menyambar keluar dari mantel hitam, terdengar "plak-plok-plak? tiga
kali, semuanya mengenai dada mereka. Sambil menjerit ketiganya
lantas roboh terkulai. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Mata si penunggang kuda hitam sama sekali tak berkedip, sorot
matanya yang dingin menampilkan rasa senang, sikapnya serupa
orang yang baru menggites mati tiga ekor semut dan sama sekali
bukan soal baginya. Liong-kui-hong lantas berseru dan tertawa, "Haha, sungguh senjata
rahasia yang cepat dan jitu!?
Si penunggang kuda hitam hanya mendengus saja tanpa menoleh.
"Meski selama ini engkau tidak mau memperlihatkan kepandaianmu,
tapi dari caramu menyambitkan senjata rahasia ini sudah dapat
kuduga engkau pasti orang yang mempunyai asal-usul tertentu,
mengapa engkau mesti menyembunyikan asal-usul sendiri"? tanya
Liong-kui-hong dengan tertawa.
Kembali si baju hitam hanya mendengus saja.
Sementara itu ketiga orang yang masih berkelojotan tadi sekarang
sudah tidak bergerak lagi, jelas nyawa mereka sudah amblas.
Liong-kui-hong memandang mereka dan berkata pula, "Sebelum
mati ketiga orang ini seperti mengenali dirimu, bukan"?
Lagi-lagi si baju hitam hanya mendengus.
"Kenapa anak buah Koay-lok-ong bisa kenal padamu"?
"Hmk!? dengus si baju hitam pula.
Tanpa terasa Liong-kui-hong memandang sorot mata orang yang
dingin tajam itu, tiba-tiba ia menghela napas, "Selama sebulan ini
tentunya dapat kau rasakan kuanggap dirimu sebagai sahabat sejati,
mengapa segala urusanmu tetap kau rahasiakan bagiku"?
"Hmk,? kembali si baju hitam mendengus.
"Malahan, sampai saat ini namamu saja tidak kau beri tahukan
padaku.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Kan cukup asalkan kau tahu dapat kubantu padamu mengalahkan
Koay-lok-ong.?a memandang jauh ke depan sana, ke medan perang yang sedang
berlangsung pertempuran sengit dan pembunuhan tanpa kenal
ampun itu. Bara balas dendam sedang berkobar dalam rongga
dadanya. "Betul, sebenarnya cukup bagiku asal sudah tahu hal ini, engkau
memang sudah berhasil mencekik leher Koay-lok-ong dan
memberinya pukulan maut,?jar Liong-kui-hong.
"Tidak, lehernya belum kucekik, baru ekornya saja yang kuinjak, ini
belum terhitung pukulan maut, pukulan yang mematikan harus
kulakukan pada babak terakhir.?
"Apa pun juga sekali ini sudah cukup membuatnya kesakitan,?jar
Liong-kui-hong dengan tertawa. "Sejak kemunculan Koay-lok-ong
mungkin belum pernah dia rasakan pukulan seberat ini.?
"Soalnya nasibnya memang lagi mujur,? jengek si baju hitam.
"Dan sekarang nasibnya mungkin akan berubah jelek,?jar Liong-
kui-hong. "Betul, nasibnya memang akan berubah, cuma belum juga terhitung
buruk,? kata si baju hitam.
"Sebab apa"? "Sebab belum lagi kutemukan satu orang.?
"Menemukan satu orang"? Liong-kui-hong menegas dengan
bingung. "Ya, jika dapat kutemukan, maka nasib Koay-lok-ong akan benar-
benar maha buruk.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Mencorong sinar mata Liong-kui-hong, tanyanya cepat, "Siapakah
orang ini"? "Tidak kau kenal,? kata si baju hitam.
?Tapi ... tapi di manakah akan kita temukan dia"?
?Jika orang ini tidak mau unjuk diri, siapa pun di dunia ini takkan
menemukan dia.? Liong-kui-hong menghela, napas, tapi dia belum lagi putus asa, ia
tanya pula, "Apakah dia akan muncul di sini"?
"Mungkin,? kata si baju hitam.
? Jika sudah bertemu, harap diminta agar dia suka membantuku.?
"Hm, orang ini serupa naga sakti yang sukar diraba jejaknya, hanya
dirimu masakah juga ingin menarik dia bekerja bagimu"? jengek si
baju hitam. Liong-kui-hong melenggong, "Tapi engkau ....?
"Dibandingkan dia, memangnya terhitung apa diriku ini"?
"Tapi semoga dia juga tidak akan ditarik ke pihak Koay-lok-ong.?
"Jika dia bekerja bagi Koay-lok-ong, saat ini kita berdua tentu sudah
mati tak terkubur,?jar si baju hitam.
"Hah, masakah dia begitu lihai"? terkesiap juga Liong-kui-hong.
"Sungguh sayang tak dapat kulukiskan betapa tinggi kungfu dan
betapa cerdik kepintarannya.?
"Adakah hubungan baik antara Koay-lok-ong dengan dia"? tanya
Liong-kui-hong cepat. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Satu-satunya orang yang ingin dibunuhnya ialah Koay-lok-ong,?
tutur si baju hitam. "Hah ....? kejut dan girang Liong-kui-hong, gumamnya, "Sungguh
aku rela memenggal sebelah tanganku asalkan dapat mengetahui
saat ini dia berada di mana" ....?
"Kukira, dia pasti takkan berada terlalu jauh ....?cap si baju hitam.
***** Dalam pada itu suara teriakan dan jeritan sudah mulai mereda.
Anak buah Koay-lok-ong yang ditinggalkan berjaga di sini sudah
berubah menjadi mayat. Ketika seorang penyerbu membedal kudanya lewat di samping
kemah, segera kemah megah yang melambangkan kemewahan dan
wibawa itu ambruk, lampu pun jatuh dan api berkobar.
Dalam sekejap saja api lantas menjalar, seketika perkemahan anak
buah Koay-lok-ong itu berubah menjadi lautan api.
Teriakan dan sorakan kemenangan menggema angkasa, terkadang
terdengar juga suara rintihan yang luka parah, mayat
bergelimpangan terinjak-injak kaki kuda dari darah membasahi
gurun pasir. Sorot mata si baju hitam yang membara tadi mulai padam, katanya
kemudian dengan dingin, "Koay-lok-ong sudah waktunya pulang.?
"Tarik pasukan"? tanya Liong-kui-hong.
"Ehm,? jawab si baju hitam.
Segera Liong-kui-hong membunyikan trompet tanduk dan
mengumpulkan anak buahnya.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Pertempuran ini tidak banyak jatuh korban di pihaknya, beratus
penunggang kuda bersorak-sorai memuji kebesaran Liong-kui-hong


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

atas kemenangan ini. Liong-kui-hong tertawa senang.
"Apakah tidak terlalu dini tertawa senang sekarang"? jengek si baju
hitam. Seketika Liong-kui-hong berhenti tertawa, "Memangnya apa yang
perlu kita lakukan sekarang, harap Kunsu suka memberi perintah.?
"Mundur!?cap si baju hitam.
"Semangat tempur pasukan kita sedang berkobar, masakah mundur
malah"? "Ya, kubilang mundur!?cap si baju hitam sekata demi sekata.
Liong-kui-hong menghela napas,?"Baiklah, mundur juga boleh, cuma
... setelah mundur tentu akan merendahkan semangat tempur
pasukan, jika Koay-lok-ong mengejar ....?
"Anak buah Koay-lok-ong menggunakan unta,? kata si baju hitam.
"Kenapa jika menggunakan unta"?
"Sama sekali Koay-lok-ong tidak menduga lawan akan
menyerangnya, kalau tahu tentu dia takkan menggunakan unta,
sebab meski unta tahan menjelajah jauh, tapi untuk kejar-mengejar
dan serang-menyerang tidak selincah kuda.?
"Kenapa kita tidak ... tidak melabrak dia saja sekarang"?
"Hm, memangnya kau kira Koay-lok-ong itu orang macam apa"?
jengek si baju hitam. "Orang macam apa pun dia, jika serangannya ini menubruk tempat
kosong, tentu dia akan malu dan gemas, pasukannya pasti akan
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
patah semangat dan pulang dengan lesu, kan kebetulan bagi kita
untuk memberi pukulan terlebih keras"?
"Hm, jika kau ukur dia seperti orang biasa, mungkin kalian akan mati
tak terkubur,? jengek si baju hitam. "Setelah dia menubruk tempat
kosong, dia takkan malu dan marah, sebaliknya pasti akan
menyusun kekuatannya terlebih rapi. Sedangkan anak buahmu kan
sudah lelah setelah pertempuran ini, sedikit-banyak anak buahmu
akan tinggi hati atas kemenangan yang diperoleh. Dalam keadaan
letih dan lengah, menghadapi lawan yang mengalami kekalahan dan
nekat, pasti pihakmu akan kalah habis-habisan.?
"Ah, betul juga ....? Liong-kui-hong mengangguk-angguk. "Kalau
tidak diberi petunjuk Kunsu, sungguh kami bisa mati tak terkubur.?
"Hmk!? jengek si baju hitam.
Liong-kui-hong termenung sejenak, lalu bertanya pula, "Dan
sekarang kita harus mundur ke mana"?
"Meski tampaknya kita mundur, yang benar kita justru menyerang,?
jawab si baju hitam. "Menyerang ke mana"?
"Ke sarang Koay-lok-ong.?
Kejut dan girang Liong-kui-hong, "Tapi gerak-gerik Koay-lok-ong
sangat misterius, siapa yang tahu akan sarangnya"?
"Kutahu,? kata si baju hitam sekata demi sekata.
"Aha, bagus,? seru Liong-kui-hong. "Sekarang dia berada di sini,
sarangnya tentu kosong tak terjaga, serbuan kita dapat menyikat
mereka habis-habisan.? "Ayo berangkat,? kata si baju hitam sambil memutar kudanya.
Segera Liong-kui-hong memberi aba-aba, "Pasukan berangkat!?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Di tengah suitan dan ringkik kuda yang ramai segera pasukan
bergerak berbondong-bondong ke sana.
***** Kemah induk yang megah itu memang betul sudah ambruk dan
menimpa Sim Long berempat, meski tertindih oleh kain kemah yang
berat itu, tapi mereka justru mengembus napas lega.
Habis itu suasana menjadi sepi, suara kuda lari makin jauh dan
akhirnya tidak terdengar lagi.
Selang sejenak pula barulah Jit-jit merasa lega, desisnya, "Sim Long
....? Karena tertutup kain tenda, ia tidak dapat melihat apa pun.
Untunglah lantas terdengar suara jawaban Sim Long, "Ternyata
segalanya dapat kau terka dengan tepat.?
"Mana bisa salah, jika dia salah hitung, mana kita dapat hidup
sampai sekarang"?jar Miau-ji.
"Tak tersangka Kunsu itu memang seorang tokoh maha lihai
sehingga Koay-lok-ong dapat ditipunya,?jar Ong Ling-hoa dengan
gegetun. "Wahai Sim Long, dapatkah kau terka siapa dia"?
"Saat ini memang sukar kupastikan,? jawab Sim Long.
Tiba-tiba Jit-jit berkata pula, "Aneh, mengapa mereka bisa mundur.?
"Sesudah lawan disikat habis, kenapa tidak mundur"?jar Sim Long
tertawa. "Dan mengapa mereka tidak mengadakan pertempuran menentukan
dengan Koay-lok-ong, pada waktu mereka mendapat angin"? tanya
Jit-jit. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Hah, jika kau jadi Kunsu Liong-kui-hong, tentu dia bisa celaka,?
kata Sim Long dengan tertawa.
"Sebab apa"? tanya Jit-jit.
"Koay-lok-ong kan tidak dapat dibandingkan dengan orang biasa,
sesudah mengalami kegagalan ini tentu dia akan menyusun kembali
kekuatannya dan membangkitkan semangat tempur anak buahnya,
sebaliknya setelah Liong-kui-hong mendapat kemenangan,
pasukannya pasti tinggi hati dan lengah, bila bertempur lagi secara
terbuka, pihaknya pasti akan kalah.?
"Ya, betul, tentu Hok-siu-sucia itu juga sudah memikirkan hal ini, dia
memang sangat lihai,? seru Jit-jit. "Cuma sekali ini bila Koay-lok-ong
mengejar ....? "Koay-lok-ong takkan mengejar,? kata Sim Long.
"Sebab apa"? tanya Jit-jit.
"Di dunia ini mana ada unta yang lebih cepat daripada lari kuda"?
kata Sim Long. "Tapi berlari di gurun pasir masa kuda dapat mencapai jauh"?
"Memangnya mereka tidak dapat berganti kuda"?jar Sim Long
tertawa. "Betul juga,? tertawa juga Jit-jit. "Sudah lama Liong-kui-hong
menguasai gurun ini, untuk mengganti kuda tentu sangat mudah
baginya.?ng Ling-hoa berkata, "Kupikir jika Hok-siu-sucia itu sedemikian
memahami Koay-lok-ong, kuyakin dia pasti juga tahu sarangnya,
saat ini kebetulan dia dapat menyerang sarangnya yang tak terjaga
itu.? "Jika betul begitu, Koay-lok-ong sungguh bisa celaka,? kata Miau-ji.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Mereka takkan celaka,? kata Sim Long.
"Pada waktu dia menang justru kau bilang dia akan celaka, sekarang
dia akan celaka berbalik kau bilang dia takkan celaka, memangnya
apa alasanmu"? "Sarangnya itu kan pangkalannya yang sudah berakar kuat, mana
mungkin dibiarkan orang mengetahuinya,?jar Sim Long. "Sekalipun
dia keluar, di sana tentu sudah disiapkan segala sesuatu untuk
menahan serangan musuh, kalau tidak kan bukan lagi Koay-lok-ong
namanya"? "Tapi Hok-siu-sucia itu bisa jadi juga sangat paham seluk-beluk
siasat Koay-lok-ong,? kata Ling-hoa.
"Urusan penting begini kecuali dia sendiri tidak mungkin
diberitahukannya kepada orang lain,? kata Sim Long. "Biarpun Hok-
siu-sucia itu tergesa-gesa ingin menuntut balas, jika terburu nafsu,
bisa jadi dia sendiri akan celaka.?
"Ah, belum tentu,? jengek Ling-hoa.
"Mendingan Sim Long tidak berkomentar, sekali dia bicara, kukira
harus kau percaya kepadanya,?jar Miau-ji dengan tertawa.
***** Malam tambah larut, angin semakin kencang dan pasir
berhamburan. Rombongan Koay-lok-ong tadi diam-diam meneruskan perjalanan,
tapak unta yang berjalan di gurun pasir tidak banyak menimbulkan
suara. Dengan sendirinya keleningan unta juga sudah dicopot.
Dari jauh tertampak sebuah kemah berdiri di depan sebuah bukit
pasir, sekelilingnya terlihat bayangan orang sama duduk diam.
"Itu dia!? desis Fifi.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Turun!? Koay-lok-ong memberi tanda, lalu ia memberi aba-aba,
"Serbu!? Si nomor satu dari pasukan Angin Puyuh segera mendahului
memimpin anak buahnya menerjang ke depan. Di mana pedangnya
menebas seketika kepala manusia terpenggal.
Tapi si nomor satu lantas berteriak, "Wah, celaka, kita tertipu!?
Ternyata orang yang kelihatan duduk di situ semuanya orang-
orangan terbuat dari ikatan rumput.
Anak buah Koay-lok-ong sama tercengang, anggota Angin Puyuh
sama melongo bingung. "Inilah tipu memancing harimau meninggalkan gunung,? seru Fifi
dengan muka pucat. Koay-lok-ong berdiri melenggong juga seperti patung, tidak bergerak
juga tidak bicara, sikapnya kelihatan beringas. Dengan sendirinya
orang lain pun tidak ada yang berani bicara.
Akhirnya Pek Fifi yang bersuara, "Ayolah lekas kita kembali ke
sana!? Si nomor satu juga menanggapi, "Ini tentu tipu mereka 'pura-pura
bersuara di timur dan mendadak menggempur ke barat', saat ini
perkemahan kita pasti sudah diserbu, jika kita tidak lekas kembali ke
sana mungkin tidak keburu lagi.?
?"Hm, biarpun saat ini juga kembali ke sana tetap tidak keburu,??jar Koay-lok-
ong sambil menyeringai. Si nomor satu tidak berani bersuara lagi.
Koay-lok-ong menatap jauh ke sana dan bergumam, "Hm, hebat
benar Hok-siu-sucia itu .... Rasanya aku telah meremehkan dirimu.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dengan suara lembut Fifi berkata, "Kalah atau menang adalah
kejadian biasa di medan perang, hanya sedikit kekalahan saja apa
artinya" Marilah kita lekas kembali ke sana.?
"Jika sekarang kita kembali ke sana, kita jadi benar-benar terjebak
olehnya,? kata Koay-lok-ong.
"Sebab apa"? tanya Fifi.
"Tidakkah kau lihat mereka sama lesu dan patah semangat"? desis
Koay-lok-ong. "Maklumlah, selama mereka ikut padaku memang
belum pernah mengalami kekalahan di medan laga, sebab itulah hati
mereka sama ragu sangsi, jika sekarang kita kembali dengan
tergesa-gesa, bila musuh terus menyambut kita dengan gempuran
dahsyat, tentu pasukan kita akan tambah hancur.?
"Pertimbangan Ongya memang tepat,?jar Fifi, "Cuma ....?
Mendadak Koay-lok-ong bergelak tertawa pula dan berkata,
"Hahaha, memangnya kalian mengira aku benar-benar terjebak oleh
mereka"? Tergerak pikiran Fifi, ia tahu apa maksud Koay-lok-ong, segera ia
pun mengikik tawa dan berkata, "Ya, dengan sendirinya kutahu
Ongya tak dapat tertipu.?
"Apa yang kulakukan ini memang sengaja kuberi rasa enak bagi
mereka, supaya mereka lupa daratan dan lengah, dengan begitu aku
akan dapat menghajar mereka dengan lebih dahsyat,? tutur Koay-
lok-ong dengan tertawa keras. "Meski sekali ini dia berhasil
menyerbu perkemahan kita, memangnya terhitung apa" Yang
kutinggalkan di sana kan cuma anak buah yang sudah tua dan
lemah, kekuatan yang sebenarnya kan ikut kita ke sini.?
Karena ucapannya ini, anak buahnya serentak sama bersemangat
lagi. "Ya, dengan sendirinya Ongya takkan kalah selamanya,?cap Fifi.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Serentak anak buahnya juga bersorak, "Ya selamanya Ongya tak
terkalahkan, hancurkan Liong-kui-hong! Matilah dia!?
"Ayolah anak-anak, mari kita serbu kembali ke sana, coba lihat
apakah mereka berani menghadapi kita"!? seru Koay-lok-ong.
"Haha, mereka pasti akan lari mencawat ekor!? sorak orang banyak
beramai. Hanya dengan beberapa patah kata saja Koay-lok-ong sudah dapat
menggambarkan kekalahan sendiri menjadi kekalahan orang lain
sehingga semangat anak buahnya yang sudah patah itu terbangkit
kembali. Meski wajah Pek Fifi kelihatan tersenyum, di dalam hati diam-diam ia
merasa gegetun, "Untuk menumpas orang ini sungguh tidak
mudah.? Dilihatnya Koay-lok-ong berseri-seri, anak buahnya juga melangkah
dengan gagah, kafilah unta itu berbondong-bondong kembali ke
arah sana. Sungguh ajaib, keajaiban yang diciptakan Koay-lok-ong.
Tidak lama kemudian dapatlah Koay-lok-ong melihat perkemahan
sendiri yang terbakar itu.
Fifi menghela napas, "Aku tidak sayang urusan lain kecuali satu hal
saja.? "Kau maksudkan Sim Long"? tanya Koay-lok-ong dengan tersenyum.
"Membiarkan Sim Long mati cara begini kan sangat sayang,?jar
Fifi. "Mestinya hendak kuperalat dia, habis itu akan kubikin dia mati
konyol dengan segala macam siksaan.?
"Jangan khawatir, dia pasti takkan mati,?cap Koay-lok-ong dengan
tertawa. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Dia kan tidak dapat bergerak, bila pasukan Liong-kui-hong
menyerbu ke sana dan membakar kemah kita, mustahil dia dapat
menyelamatkan diri"? kata Fifi.
"Orang lain tidak bisa, dia tentu bisa,?jar Koay-lok-ong.
"Tapi mustahil dia ....?
"Jika Sim Long tidak mampu membuat dirinya tetap hidup tentu dia
takkan bernama Sim Long.?ngin menderu-deru, di tengah asap yang masih mengepul,
mayat bergelimpangan berlepotan darah. Di bawah cahaya api kelihatan
muka yang beringas dan keadaan yang mengerikan.
Menyaksikan kawan-kawannya sudah mati semua, anak buah Koay-
lok-ong menjadi jeri lagi, ada yang kelihatan gemetar.
Segera Koay-lok-ong berteriak lagi, "Lihatlah, musuh kan sudah lari
mencawat ekor .... Huh, cuma mereka saja masa berani menghadapi
kita secara terang-terangan"!?
"Ayo, kejar!? teriak orang banyak.
"Jangan tergesa-gesa, memangnya mereka dapat lari"?jar Koay-
lok-ong, ia menyapu pandang sekejap sekelilingnya, mendadak ia
berseru pula, "Lekas singkap tenda induk itu, Sim Long pasti tertutup
di bawahnya.? "Semoga dia belum mati terbakar,?cap Fifi dengan tertawa.
"Sim Long pasti tidak akan mati terbakar semudah itu,? tukas Koay-
lok-ong. ***** Dengan cepat api dapat dipadamkan. Dengan sendirinya
dipadamkan dengan pasir. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Di gurun pasir air tidak nanti digunakan untuk memadamkan api,
biarpun jenggot terbakar juga takkan disiram dengan air.
Si nomor satu sedang sibuk memimpin anak buahnya memeriksa
ransum dan air minum yang masih tertinggal. Di gurun pasir air
merupakan urat nadi manusia.


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sekarang Sim Long asyik minum air.
Koay-lok-ong lagi memandangnya sambil mengelus jenggot, katanya
tiba-tiba, "Pada waktu sebelum serbuan Liong-kui-hong, tentu
engkau telah berusaha minta orang memindahkan kalian ke
belakang kemah, bukan"?
Sim Long tersenyum dan menjawab, "Betul.?
Meski keadaannya sekarang sangat runyam, namun senyuman khas
tetap menghias wajahnya. Kalau tidak melihat sendiri tentu takkan
percaya orang yang baru lolos dari maut itu masih dapat tersenyum.
"Jika begitu, tentu sebelumnya sudah kau perhitungkan
kemungkinan serbuan Liong-kui-hong, bukan"? tanya Koay-lok-ong
pula. "Betul,? jawab Sim Long.
"Dan tidak kau katakan padaku"?
"Soalnya engkau tidak tanya,? jawab Sim Long.
Koay-lok-ong menatapnya dengan sorot mata tajam, sampai sekian
lama mendadak ia berteriak lagi, "Baik, sekarang kutanya padamu,
menurut pendapatmu, saat ini Liong-kui-hong dan pasukannya lari
ke mana"? "Mereka bukan 'lari', pihak yang menang perang kan tidak perlu
lari,?jar Sim Long. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Alis Koay-lok-ong menegak, tapi segera ia bergelak tertawa, "Ya,
betul, mereka bukan lari. Tapi ke manakah perginya mereka"?
"Apakah perlu kau tanya padaku"?
"Sekarang juga kutanya padamu.?
"Bila seorang memukul ular, bagian mana yang akan dihajarnya"?
"Bagian leher tepat di bawah kepala.?
"Di mana bagian fatalmu"? tanya Sim Long.
Gemerdep sinar mata Koay-lok-ong, mendadak ia tergelak pula,
"Haha, bagus! Sim Long memang tidak malu sebagai Sim Long ....
Haha, bilamana tidak kubekuk dirimu seperti ini, sungguh aku takkan
pernah tidur nyenyak dan makan nikmat.?
Dia terbahak-bahak, lalu berucap pula,"Wahai Sim Long, apakah kau
kira bagian kelemahanku itu mudah diserang"?
"Sekali serang sedikitnya akan membuat cedera tangannya,?jar
Sim Long tersenyum. "Haha, masa cuma tangannya saja yang cedera" ....? mendadak
Koay-lok-ong berhenti tertawa dan membentak, "Di mana si nomor
satu"!? Cepat si nomor satu membedal kudanya ke depan, serunya sambil
memberi hormat, "Tecu sudah memeriksa perbekalan dan ternyata
tidak kekurangan, hanya air minum saja yang cuma cukup untuk
persediaan satu hari, maka kita perlu memutar ke Kewat ....?
"Soal ini jangan diurus dulu, kutanya padamu, ketujuh tempat
peternakan kuda yang kusuruh usahakan itu, tempat mana yang
berjarak paling dekat dari sini"? tanya Koay-lok-ong.
"Ada yang terdekat, yaitu Pek-liong-tui (onggokan naga putih),?
jawab si nomor satu. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Mungkinkah tempat itu diketemukan Liong-kui-hong"? tanya Koay-
lok-ong pula. Jilid 36 "Benua hijau (oasis) itu baru saja ditemukan, biarpun Liong-kui-hong
mengetahui setiap jengkal tanah hijau di gurun pasir ini, tempat kita
ini pasti takkan diketahui olehnya,? tutur si nomor satu dengan
penuh keyakinan. "Berani kau jamin"? bentak Koay-lok-ong.
"Oasis itu sudah Tecu tutup dengan berbagai alingan buatan, pasti
takkan ketahuan.? "Sudah berapa banyak kuda yang dipelihara"? tanya Koay-lok-ong
pula. "Lantaran tanah hijau itu tidak terlalu subur, maka sampai sekarang
baru terawat 12 ekor, namun semuanya kuda pilihan satu di antara
seribu.? "Dengan kecepatan lari unta, dari sini ke sana diperlukan waktu
berapa lama"? "Dalam waktu dua jam akan sampai di sana,? jawab si nomor satu.
"Kecuali dirimu sendiri, siapa lagi yang kenal jalannya"?
"Hanya Samte (adik ketiga) saja.?khirnya Koay-lok-ong tertawa cerah, "Bagus ....
Dengan bakatmu sebenarnya sudah mampu berdiri sendiri, maka dapatlah kuserahkan
pasukan ini di bawah pimpinanmu. Sim Long dan lain-lain juga
kuserahkan padamu.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Lantas Ongya sendiri ...."
"Hendaknya kau suruh Losam memilih sembilan orang ikut dalam
rombonganmu, segera aku pun akan berangkat, lebih dulu menuju
tempat perawatan kuda,? kata Koay-lok-ong.
Si nomor satu tidak berani tanya lagi, ia mengiakan dengan hormat,
lalu mengundurkan diri. Koay-lok-ong lantas menarik bangun Pek Fifi, katanya, "Marilah kau
pun ikut pergi bersamaku.?
"Ongya hendak pergi ke mana"? tanya Fifi dengan senyum memikat.
Koay-lok-ong tertawa keras, "Kita akan pulang dulu, akan
mematahkan tangan yang menjemukan itu.?
Dalam waktu singkat rombongan Koay-lok-ong lantas dalam
perjalanan, gerak cepat mereka sungguh harus dipuji, hampir tidak
pernah membuang waktu percuma.
Jit-jit berkata dengan gegetun, "Tampaknya Hok-siu-sucia itu selain
gagal total usaha balas dendamnya, bahkan ingin pulang dengan
selamat pun sukar.? "Meski pertarungan ini dilakukan terlampau tergesa-gesa sehingga
gagal, tapi bila Koay-lok-ong ingin menumpasnya rasanya juga tidak
gampang,?jar Sim Long dengan tersenyum.
"Aku pun berharap dia dan Koay-lok-ong ....?
Mendadak terputus ucapan Jit-jit, sebab dilihatnya si nomor satu
sedang mendekat dengan langkah lebar.
Dengan tersenyum ia berkata kepada Sim Long, "Ongya telah
menyerahkan tugas berat ini di atas bahuku, meski tenagaku
terbatas terpaksa harus kupikul. Bilamana sepanjang jalan Kongcu
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
sudi sering memberi petunjuk, tentu aku akan sangat berterima
kasih.? "Ah, bicaramu terlalu sungkan,? kata Sim Long tertawa.
Tapi dengan serius si nomor satu menjawab, "Apa yang kukatakan
adalah sesungguh hati, terhadap Sim-kongcu sungguh aku kagum
tak terkatakan. Sepanjang jalan jika Kongcu suka bekerja sama
segala permintaanmu pasti akan kupenuhi.?
"Sungguh Koay-lok-ong sangat beruntung mempunyai murid serupa
dirimu,?jar Sim Long. "Seorang yang dapat bersikap merendah diri
terhadap tawanannya, kelak pasti akan mencapai sukses yang tak
terhingga.? "Terima kasih atas pujian Kongcu,? sahut si nomor satu sambil
hormat. "Bolehkah kuketahui namamu"?
"Sesudah masuk perguruan Ongya, nama kami sudah lama
terlupakan semua,? jawab si nomor satu. "Cuma, karena Kongcu
ingin tahu, biarlah kukatakan .... Tecu bernama Pui Sim-ki.?
"Pui Sim-ki" Sungguh nama yang indah,? kata Sim Long. "Bolehkah
kutanya, kita akan menuju ke mana"?
"Lebih dulu menuju ke Kuwat untuk menambah perbekalan, lalu
memutar ke barat laut.? "Barat laut"? mendadak Ong Ling-hoa menukas. "Memangnya
hendak ke tempat macam apa"?
"Menuju ke daerah Robor,? tutur Pui-Sim-ki dengan tersenyum.
Tergerak hati Ling-hoa, "Robor" .... Apakah daerah rawa-rawa yang
menurut kabar di dunia Kangouw suatu tempat yang sukar dilintasi
burung itu"? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Betul, memang itulah tempat yang akan kita tuju.?
"Wah, jika di sana burung dan binatang pun tidak dapat hidup, cara
bagaimana manusia akan dapat hidup di sana"? timbrung Jit-jit.
"Sudah tentu ada manusia yang sanggup hidup di sana,?cap si
nomor satu alias Pui Sim-ki.
"Orang lain mungkin sanggup, tapi selamanya Koay-lok-ong
mengutamakan hidup nikmat, kafilahnya pun menggunakan kemah
yang megah, semuanya serbamewah, masa di tempat hantu begitu
juga ada tempat tinggal"?
"Koay-lok-ong adalah manusia luar biasa, orang luar biasa tentu juga
mempunyai tempat kediaman yang luar biasa,?jar Sim Long.
"Aha, pantas Ongya sering bilang Sim-kongcu adalah orang yang
paling kenal pribadi beliau, tampaknya memang tidak salah
pandangan beliau,? seru Pui Sim-ki sambil berkeplok.
Kuwat adalah sebuah oasis atau tanah hijau yang subur yang paling
luas di tengah gurun Pek-liong-tui, sekian tahun terakhir tempat ini
sudah berubah menjadi sebuah pasar atau tempat dagang, kaum
gembala dan kaum saudagar sering melakukan macam-macam jual-
beli di sini. Kafilah yang berlalu-lalang juga sama berhenti di sini.
Soalnya ratusan li di sekitar tempat ini hanya tempat inilah satu-
satunya tanah hijau yang terdapat sumber air.
Begitulah kafilah yang dipimpin Pui Sim-ki juga singgah di sini dan
menambah air minum dengan harga yang mahal.
Habis itu kafilah mereka lantas mulai memasuki daerah rawa-rawa
Robor yang saking luasnya sukar dilintasi burung terbang.
Perjalanan ini tentu saja sangat sulit, kalau saja Pui Sim-ki tidak
paham seluk-beluk daerah ini, sungguh sukar dibayangkan cara
bagaimana mereka akan melintasi daerah hantu ini.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sekalipun di tengah keadaan sulit, kafilah mereka masih tetap
mempertahankan disiplin yang ketat, barisan tetap rajin dan
beriring-iring menuju ke daerah kering bekas sungai Kuruk.
Sekarang, akhirnya Cu Jit-jit dapat menumpang satu unta bersama
Sim Long. Meski perjalanan sangat sulit, namun hatinya selalu
dirasakan manis dan bahagia.
Dia tidak pernah berdekapan sekian lama dengan Sim Long,
sungguh dirasakan perjalanan ini tidak sia-sia. Ia tidak tahu bahwa
makin maju selangkah ke depan, jarak mereka dengan kematian
juga tambah dekat selangkah.
Inilah perjalanan kematian dan sekarang mereka sudah mendekati
titik akhir. Sesudah memasuki daerah rawa-rawa, angin pasir menjadi kecil.
Suasana terasa sunyi, hanya suara keleningan unta yang nyaring
terkadang berkelinting memecah perjalanan yang gersang ini.
"Mengapa Koay-lok-ong tinggal di tempat semacam ini" Apakah dia
tidak takut menderita"?jar Jit-jit.
"Di tengah gurun, di mana-mana terdapat tempat misterius yang
sukar dibayangkan,?jar Sim Long. "Kukira di tengah rawa tentu
juga ada satu tempat begitu dan Koay-lok-ong tinggal di situ.?
"Tempat misterius" Masa di tengah gurun juga ada tempat serupa
kuburan kuno itu"? "Keajaiban alam ini siapa yang dapat menduganya"?jar Sim Long.
Jit-jit termenung sejenak, ujung mulutnya menampilkan senyuman
manis, katanya kemudian, "Masih ingat tidak ketika kita berada di
kuburan kuno ....? "Ya, untuk pertama kalinya kita bertemu Kim Bu-bong di sana,? kata
Sim Long. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Kupikirkan urusanmu, engkau justru teringat kepada orang lain,?mel si nona.
"Engkau berada di sini, buat apa kupikirkan lagi, sebaliknya Kim Bu-
bong kan ....? mendadak Sim Long menghela napas.
Wajah Jit-jit juga menampilkan rasa haru, ucapnya, "Kim Bu-bong
memang tidak diketahui bagaimana nasibnya, tapi adikku sendiri (si
Anak Merah) sejak itu juga ... juga hilang dan entah ke mana
perginya.? Sim Long tertawa cerah, katanya, "Adikmu itu pintar dan lincah,
siapa pun tidak tega membikin susah dia, siapa yang menemukan
dia pasti akan menjaganya dengan baik.?
"Tapi bila jatuh di tangan orang jahat, kan bisa ....? Jit-jit menjadi
sedih. Mendadak bergema suara keleningan unta, terdengar seruan Pui
Sim-ki, "Sim-kongcu ....?
"Ada apa,? jawab Sim Long.
Pui Sim-ki menyingkap tabir tenda kecil dan berkata, "Maaf jika
kuganggu kalian, terpaksa harus kuperlakukan kasar kepada kalian.?
"Perlakuan kasar"? Jit-jit tidak mengerti.
Pui Sim-ki memperlihatkan dua potong kain hitam, katanya dengan
tertawa, "Tempat tujuan sudah hampir sampai, terpaksa harus
kututup mata kalian.? "Ai, toh di sini juga kami tidak dapat melihat apa-apa dan mata kami
masih perlu ditutup"?jar Jit-jit.
"Maaf, atas perintah Ongya, terpaksa harus kulaksanakan,? jawab
Pui Sim-ki dengan menyesal.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Maka Sim-Long dan Jit-jit kemudian tidak dapat melihat apa-apa
lagi. Meski kain hitam itu tidak terlalu erat menutupi mata mereka
namun cukup rapat. Tidak lama kemudian, tiba-tiba dari jauh ada suara teriakan lantang,
seorang berseru, "Ban-tiang-ko-lau (gedung setinggi selaksa
tombak).? Lalu pihak sana menjawab, "Jim-kok-yu-lan (anggrek indah di
lembah gunung)!? Habis itu langkah unta tambah cepat, derap langkah tambah keras.
"Apakah mungkin kedua kalimat itu kata sandi Koay-lok-ong"? tanya
Jit-jit. "Jika begitu tampaknya di sinilah sarang Koay-lok-ong"?
"Dari suara kaki unta, agaknya sudah sampai di tanah yang keras,?jar Sim Long.
Belum lenyap suaranya, mendadak terdengar suara orang ramai,
terdapat pula suara orang perempuan dan ngikik tawa anak kecil.
"Masa di sini ada sebuah kota"?cap Jit-jit heran.
"Secara logika mestinya tidak ada, dari suara kaki unta yang
menyentuh tanah, tempat seperti ini tidak mungkin dapat dibangun
perumahan, bisa jadi ... bisa jadi tempat ini cuma berkumpulkan
rakyat gembala dan cuma dikelilingi perkemahan saja di sekitar
sini.? "Tapi mengapa Koay-lok-ong bisa tinggal di sini"?
"Aku sendiri tidak dapat menerkanya.?
Tengah bicara, suara berisik dan tertawa orang tadi sudah mulai
jauh lagi. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Rupanya kafilah mereka telah melalui dusun itu. Menyusul rasanya
seperti menurun ke bawah. Jit-jit tambah heran, "Aneh, di sini kan
tanah datar, kenapa bisa menuju ke bawah"?
Sim Long termenung tanpa bersuara. Dalam pada itu derap kaki
unta tambah keras, dari kedua samping seperti berkumandang suara
yang menggema, mereka seperti memasuki sebuah lorong batu
yang sempit dan panjang. Terdengar suara Pui Sim-ki lagi berkata, "Losam, apakah Ongya
sudah pulang"? "Dengan sendirinya sudah pulang,? suara si nomor tiga menjawab.
"Ongya menyuruhmu membawa dulu Sim Long dan lain-lain ke
sana.?

Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Perlahan langkah unta lantas berhenti, Sim Long dipindahkan ke
dalam sebuah tandu lunak.
Tandu terus digotong menuju ke depan.
"Jit-jit ....? Sim Long coba memanggil.
Tapi yang menjawab adalah suara Pui Sim-ki dengan tertawa, "Cu
Jit-jit berada di tandu yang lain.?
"O, tempat apakah ini" Jangan-jangan di bawah tanah"? tanya Sim
Long. "Setelah Kongcu bertemu dengan Ongya tentu akan tahu dengan
sendirinya.? Terpaksa Sim Long tutup mulut.
Jika dikatakan tempat ini di bawah tanah, masa di tanah gurun yang
lunak ini dapat dibangun sebuah istana di bawah tanah"
Bila bukan di bawah tanah, lantas tempat apakah ini"
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Akhirnya kain hitam penutup mata dibuka. Pandangan Sim Long
terbeliak, dari kegelapan dia telah memasuki sebuah dunia lain,
memasuki suatu tempat yang gilang-gemilang, sungguh suatu
keajaiban. Inilah sebuah istana yang megah, pilarnya sangat besar dengan
ukiran yang indah dan antik, dinding sekeliling gemerlap
memancarkan cahaya aneh. Mimpi pun Sim Long tidak menyangka di tengah gurun pasir
terdapat bangunan semegah ini, bilamana benar istana ini terletak di
bawah tanah, maka hal ini sungguh suatu keajaiban.
Permadani menghampar pada undakan batu pualam putih
memanjang ke atas. Dari atas sana berkumandang suara tertawa
senang Koay-lok-ong, "Aha, Sim Long, coba lihat bagaimana
tempatku ini"? Sim Long memuji, "Sungguh megah dan ajaib, sungguh tidak ada
taranya, seumpama di permukaan bumi pun jarang ada, jika di
bawah tanah ....? "Memang betul di bawah tanah,? kata Koay-lok-ong tertawa.
"Engkau dapat membangun istana megah ini di bawah tanah, selain
memuji, sungguh sukar untuk dipercaya kalau tidak menyaksikan
sendiri.? "Meski tempat ini telah kuperbaiki, tapi bukan aku yang
membangunnya,? kata Koay-lok-ong dengan bangga. "Bangunan ini
semula terletak di permukaan bumi, maka engkau pun tidak perlu
terlalu kaget.? "Semula berada di permukaan bumi, mengapa bisa pindah ke bawah
tanah"? "Tempat ini tadinya adalah sebuah kota, pada zaman dinasti Ciu
sudah ditinggalkan dan lama-lama pun teruruk oleh batu dan pasir,
sesudah kutemukan, dengan susah payah kuperbaiki selama sepuluh
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
tahun dengan biaya berjuta laksa tahil emas dan akhirnya dapatlah
pulih kemegahannya seperti sediakala.?
"Wah, ceritamu ini serupa dongeng saja.?
"Ini bukan dongeng, menurut catatan sejarah memang terdapat
tempat ini. Apakah pernah kau dengar istilah Lau-lan"?
"Lau-lan ....? Sim Long bergumam, mendadak ia berseru, "Aha,
betul, kuingat.? "Coba jelaskan,? kata Koay-lok-ong.
"Lau-lan adalah nama sebuah kerajaan di daerah barat sini pada
zaman dinasti Han. Untuk berhubungan dengan beberapa negeri
barat, utusan kaisar Han-bu-te sering lalu di negeri ini dan sering
diganggu. Pada waktu Han-ciu-te naik takhta, dikirimnya panglima
perang Po Kay-cu untuk menyerbu negeri ini dan membunuh
rajanya, tempat ini pun berganti nama menjadi Sisian. Jangan-
jangan tempat inilah bekas istana raja Lau-lan dulu"?
"Haha, Sim Long memang berpengetahuan luas, tempat ini memang
betul bekas kota-raja Lau-lan,? seru Koay-lok-ong dengan tertawa
gembira. "Sesudah kutemukan, lalu kubangun kembali seperti
sekarang.? Sim Long menatap lekat-lekat Koay-lok-ong yang tertawa senang itu,
katanya dengan gegetun, "Meski tempat ini bukan dibangun olehmu,
tapi caramu menemukan dia pasti tidak kurang sulitnya daripada
waktu membangunnya.? "Haha, betapa pun cuma Sim Long saja yang kenal pribadiku,?
Koay-lok-ong berkeplok senang.
"Tapi aku tidak tahu saat ini Him Miau-ji berada di mana"?
"Haha, sungguh Sim Long yang berbudi luhur! Engkau tidak tanya
Jit-jit dulu melainkan tanya Him Miau-ji. Namun jangan kau
khawatir, jika engkau masih hidup, tentu mereka pun takkan mati.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Dan bagaimana dengan sebuah tangan itu"? tanya Sim Long pula.
Seketika berhenti tertawa Koay-lok-ong, teriaknya sambil
menggebrak meja,?"Hok-siu-sucia itu ternyata selicin rase, sekali
serangan tidak berhasil terus mengundurkan diri, akhirnya lolos
juga.?a berhenti sejenak, lalu berucap pula dengan tertawa, "Tapi kukira
dia masih akan datang lagi. Bila dia berani datang pula, tempat inilah
akan menjadi kuburannya. Tatkala mana akan kulihat sebenarnya
dia itu penyamaran siapa"?
Tiba-tiba bergema suara tertawa merdu, Pek Fifi muncul dengan
lemah gemulai. Dia sudah berganti pakaian sutra tipis, di bawah cahaya lampu
tampaknya serupa bidadari dari kahyangan dan tidak mirip lagi
badan halus dari neraka. Ia pandang Sim Long dengan tertawa, lalu berkata, "Sim Long,
apakah kau mau tahu suatu berita baik"?
"Kabar yang menyenangkan selalu kusiap mendengarkan,? jawab
Sim Long. "Ongya dan aku sudah memutuskan akan menikah tujuh hari lagi,?
tutur Fifi sekata demi sekata.
"Hah, ka ... kalian benar akan ....? kaget juga Sim Long.
"Makanya sedikitnya kalian dapat hidup lebih lama beberapa hari
lagi,? tukas Fifi dengan tertawa manis. "Dalam masa bahagia kan
tidak boleh membunuh orang"?
"Tujuh hari ... tujuh hari kemudian ....? Sim Long jadi gelagapan.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Koay-lok-ong bergelak tertawa, "Tempat ini terletak jauh dan sepi,
untuk meramaikan suasana tentu akan kuundang kalian sebagai
tamu agung?? Fifi tertawa senang, "Sebelum mati engkau dapat menyaksikan
pernikahan kesatria paling besar di zaman ini dengan perempuan
paling cantik, hidupmu kan juga tidak percuma.?
***** Sekarang Sim Long berbaring di suatu tempat tidur, dinding
sekeliling kamar ini penuh macam-macam ukiran aneh dan antik,
ada ukiran manusia berkepala binatang, ada binatang berkepala
manusia, bentuknya buruk, namun seni lukisnya bernilai tinggi.
Namun perabotan di dalam kamar tampak mewah dan baru, meja
besar dengan kursi yang lunak, tempat tidur berukir dengan kelambu
bersulam. Jelas ini perlengkapan yang ditambah Koay-lok-ong
sendiri, sebab pada zaman dinasti Ciu umumnya orang duduk di
lantai dan belum kenal kursi.
Di kamar inilah terbentuk perpaduan seni antik dan zaman baru,
berbaring di tempat tidur dan menikmati seni zaman kuno memang
juga semacam kenikmatan yang sukar dicari.
Namun pandangan Sim Long justru tertuju ukiran di dinding itu,
sejak mendengar ucapan Pek Fifi, hatinya lantas bergejolak.
"Perjodohan yang mahabesar, kesatria mahabesar menikah dengan
perempuan paling cantik zaman ini ....? sungguh Sim Long tidak
tahu harus menangis atau kudu tertawa.
Setahunya kejadian ini adalah tragedi yang paling konyol, dilihatnya
tragedi ini segera akan terjadi, tapi dia tidak dapat mencegahnya.
Apalagi dalam hatinya tentu juga masih ada banyak urusan lain yang
perlu dipikirkan. Keadaan sunyi senyap, tidak ada suara apa pun, serupa di dalam
kuburan. Apakah benar dia juga akan terkubur di sini"
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tiba-tiba terdengar suara pintu batu bergeser. Tercium olehnya bau
harum bunga yang biasa terdapat pada tubuh Pek Fifi itu.
Memang betul Fifi telah muncul, setiba di depan ranjang, ia
menunduk untuk memeriksa Sim Long.
Seorang mengantarkan satu talam makanan, lalu mengundurkan
diri. Dengan gemulai Fifi berjalan sekeliling di dalam kamar, lalu berkata
dengan tertawa, "Apakah kau tahu siapa yang mendiami kamar ini
pada zaman kerajaan Lau-lan"?
"Siapa"? tanya Sim Long.
"Thay ... Thaykam (dayang kebiri) ....? Perlahan Fifi membalik ke
sana dan meraba ukiran dinding, lalu menyambung, "Apakah kau
tahu ukiran ini melambangkan apa"?
"Aku tidak ingin mempelajari sejarah, aku cuma ingin tanya ....?
"Jangan kau tanya padaku,? potong Fifi. ?Aku yang tanya padamu
lebih dulu .... Ukiran ini melambangkan apa"?
Sim Long menghela napas dan menjawab, "Entah, aku tidak tahu.?
"Ukiran ini adalah sebagian dari agama yang dipuja kerajaan Lau-
lan,? tutur Fifi. "Ukiran ini melambangkan nafsu berahi,
melambangkan nafsu berahi seorang yang tidak mendapatkan
kepuasan.? Meski Sim Long pernah mendengar uraian orang tentang hal-hal
yang mengejutkan, tapi seorang gadis bicara secara blakblakan di
depan seorang lelaki mengenai seks, hal ini membuatnya melongo
juga. Terpaksa ia menjawab dengan menyengir, "Luas juga
pengetahuanmu.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Fifi tertawa merdu, "Apakah kau heran" Kau kaget" Kau pikir aku
tidak pantas bicara demikian" Setiap orang menganggap
pembicaraan urusan ini adalah semacam dosa" Tapi tidak ada yang
mau tahu bahwa justru urusan inilah mahapenting untuk
dibicarakan.? Sim Long hanya dapat berdehem saja.
Fifi berucap pula, "Tidak perlu engkau berlagak berdehem, ini
memang urusan serius, coba kau lihat ....?a menuding ukiran
berbentuk setengah manusia dan setengah binatang itu, lalu
menyambung, "Jika nafsu berahi seorang tidak mendapatkan
kepuasan, lahirnya mungkin terlihat manusia, tapi hatinya sudah ada
sebagian berubah menjadi binatang.?
"Oo"!? Sim Long melenggong.
"Misalnya seorang Thaykam .... Jiwa seorang Thaykam pasti tidak
normal, sering juga berbuat hal-hal yang tidak normal, maka
kebanyakan Thaykam suka melakukan hal-hal kejam dan keji,
umpama memperlakukan sadis orang lain untuk kesenangan sendiri.
Coba katakan, apa sebabnya"?
"Entah, aku tidak pernah menjadi Thaykam,? jawab Sim Long.
"Ini disebabkan nafsu mereka tidak mendapatkan penyaluran secara
wajar, sebab itulah mereka sering berebut kuasa dan keuntungan,
membikin heboh, memperlakukan orang lain secara sadis sebagai
jalan pelepasan nafsunya yang terkekang. Suatu keluarga yang
normal, seorang yang mempunyai anak istri pasti takkan melakukan
hal-hal kejam seperti perbuatan mereka itu.?a berhenti dan tersenyum, lalu
bertanya, "Coba katakan, betul tidak"?
"Rasanya uraianmu juga ada yang betul,? jawab Sim Long.
"Meski mulutmu tidak mau mengaku, tapi di dalam hatimu tentu
setuju sepenuhnya atas pendapatku, kuberani mengatakan di dunia
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
ini tidak banyak orang yang mempelajari masalah ini setuntas diriku
ini.? "Ya, memang tidak banyak,?jar Sim Long dengan tersenyum.
Fifi mengitar sekali lagi, lalu berdiri di depan Sim Long dan berkata
pula, "Apakah kau tahu sebab apa kutaruh dirimu di kamar bekas
tempat tinggal Thaykam ini"?
Kembali Sim Long menyengir, "Siapa yang dapat menerka jalan
pikiranmu"? "Soalnya kehidupanmu juga tidak banyak berbeda dengan kaum
Thaykam,? kata Fifi. Sim Long melengak bingung, "Aku ... aku tidak banyak berbeda
dengan Thaykam" Selama hidupku banyak juga caci maki orang
padaku, tapi ucapan seperti ini baru sekali ini kudengar.?
"Engkau tidak terima" Memangnya engkau tidak mirip Thaykam
yang sekuatnya mengekang nafsu" Jika kau bilang engkau tidak
punya nafsu berahi, maka jelas engkau ini penipu.?
"Aku ... aku ....? "Makanya hatimu sesungguhnya sudah mendekati binatang, jelas
sesuatu yang tidak pantas kau lakukan justru kau kerjakan, sesuatu
yang seharusnya tidak perlu kau urus justru kau urus, tingkahmu ini
juga tidak berbeda dengan kaum Thaykam.?
"Ai, ucapan janggal ini sungguh baru sekarang kudengar selama
hidup.? "Masa engkau tidak mengaku" Coba kutanya padamu, mengapa
engkau tidak berani mendekati orang perempuan"?
"Soalnya aku bukan anjing,? kata Sim Long.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jika anjing tentu nafsu berahimu akan tersalur, sebab mereka
sangat normal, bilakah pernah kau lihat anjing membunuh anjing,
tapi manusia membunuh manusia kan terlihat di mana-mana"?
Seketika Sim Long menjadi bungkam.
Ia tahu uraian Fifi itu hanya mau menang sendiri saja, tapi ia justru
tidak dapat membantah. Fifi tertawa ngikik, ia melangkah lebih maju mendekat, katanya,
"Makanya kubilang manusia itu makhluk yang paling bodoh, pada
waktu lapar mereka berani makan, tapi ketika nafsu berkobar, justru
tidak berani mengutarakannya.?
"Aku tidak paham sesungguhnya apa artinya kau bicara hal-hal ini"?
"Selanjutnya engkau akan paham dengan sendirinya,?cap Fifi
lembut. Ia angkat talam makanan itu dan berkata pula, "Sekarang
coba katakan padaku, kau lapar tidak" Hal ini tentu kau berani
menjawab.? Dengan sendirinya Sim Long sangat lapar. Makanan itu sangat lezat,
ia perlu menambah kekuatan fisik, supaya nanti bila ada kesempatan
ia sanggup bekerja dengan baik.
Fifi pun tidak banyak bicara lagi, ia menyuapi Sim Long hingga habis.
Selesai Sim Long makan segera Fifi berdiri, tanyanya sambil
menatapnya, "Sekarang kau perlu apa lagi"?
"Tidak ada,? jawab Sim Long.
"Sekalipun ada juga tak berani kau katakan,?jar Fifi dengan
tertawa lalu tinggal pergi dengan langkah gemulai.
***** Suasana kembali sunyi senyap, kesunyian yang konyol, kesunyian
yang menakutkan. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sampai sekian lama Sim Long memikirkan gadis yang sangat aneh
itu, lalu gumamnya, ?Apa betul aku tidak ada keperluan lain lagi"
Mengapa tidak kukatakan ....?
Tiba-tiba ia merasakan dalam tubuh sendiri timbul semacam
perasaan aneh, semacam suhu panas yang khas dan mulai tersebar
di badannya, ia merasa tubuh sendiri seperti mau meledak. Tapi ia


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak mampu mengerahkan tenaga untuk melawan, tubuh juga tidak
dapat bergerak. Terpaksa ia menahannya, semacam siksaan yang aneh dan baru
pertama kali ini dirasakan. Mulutnya mulai kering, tapi tubuh justru
basah oleh keringat. Di bawah siksaan itu, entah berselang berapa lama pula, tahu-tahu
diketahuinya Pek Fifi berdiri lagi di depan tempat tidurnya.
"Haus tidak"? tanya si nona, tangannya membawa secangkir air
minum. "Haus ... haus sekali,? jawab Sim Long dengan parau.
"Kutahu jawaban ini berani kau katakan,? Fifi tersenyum.
Ia mengangkat Sim Long dan memberinya minum. Meski tubuh Sim
Long tidak dapat bergerak, tapi setiap organ dalam tubuhnya
seakan-akan lagi bergerak dengan keras. Bau harumnya ...
tangannya yang halus ... tubuhnya yang hangat dan menggiurkan
.... Fifi menatapnya dan berucap pula sekata demi sekata, "Sekarang,
kau perlu apa lagi"?
Memandangi dada si nona yang gempal, Sim Long berkata, "Aku ...
aku ....? "Omong saja bila menghendaki apa-apa,?cap Fifi lembut.
"Mengapa engkau menyiksaku cara begini"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Bilakah kusiksamu" Asalkan kau katakan kehendakmu, semuanya
dapat kupenuhi, tapi engkau tidak berani omong, ini sama dengan
engkau menyiksa diri sendiri.?
"Aku ... aku tidak ....? keringat memenuhi kepala Sim Long, entah
memerlukan betapa besar tenaga untuk bicara "aku tidak?tu.
"Kutahu engkau tidak berani omong,? Fifi tertawa pula, tertawa
mengejek, lalu ia mendekat, bajunya yang tipis akhirnya jatuh ke
lantai. Di bawah cahaya lampu yang remang-remang tubuhnya yang putih
mulus seakan-akan bersinar, dadanya yang montok seperti
bergelombang, kakinya yang panjang .... Dan dia terus merebahkan
diri di samping Sim Long, seperti mengigau ia mendesis, "Kutahu
apa kehendakmu ....? ***** Sekarang Hiat-to Sim-Long sudah terbuka, tapi dia masih
menggeletak di tempat tidur dengan lemas lunglai.
Hal ini bukan lantaran keletihan sesudah terlampau bergairah
melainkan karena sisa obat bius itu. Dengan hampa ia memandangi
langit-langit kelambu yang berwarna lembayung muda itu .... Dan
Fifi justru mendekam di atas dadanya untuk menunggu meredanya
napas yang memburu. Habis itu, perlahan ia menggelitik telinga Sim Long, ucapnya lembut,
"Apa yang kau pikirkan"?
Sim Long tidak segera menjawabnya, terhadap ucapan yang
sederhana ini tampaknya ia tidak tahu cara bagaimana harus
menjawab. Selang sekian lama barulah ia menghela napas dan
berkata, "Seharusnya banyak urusan yang kupikirkan, tapi sekarang
aku tidak memikirkan apa-apa.?
Fifi tertawa genit, "Tadi jika kutinggal pergi, apakah engkau takkan
gila"? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Aku cuma tidak mengerti mengapa engkau bertindak demikian"?
"Sungguh engkau tidak mengerti" .... Masa engkau tidak tahu aku
mencintaimu" Hidupku ini hampa belaka, aku memerlukan
kehidupanmu mengisi jiwaku.?a tersenyum, lalu menyambung, "Selain itu, aku ingin
melahirkan anak bagimu.? "Hah ... apa katamu"? seru Sim Long.
"Melahirkan dan mendidik anak, ini kan urusan biasa, mengapa
engkau terkejut"? "Tapi kita ... kita ....?
"Betul, kita tidak dapat terikat menjadi satu, sebab engkau sudah
hampir mati, namun melahirkan anak adalah soalnya lain, betul
tidak"? "Aku tidak mengerti jalan pikiranmu.?
Fifi memejamkan mata dan berucap, "Sungguh ingin kulihat anak
yang kita lahirkan ini orang macam apa, sungguh sangat kuharapkan
....?a tertawa terkikik, "Bayangkan, lelaki paling pintar, paling gagah
bersama perempuan paling keji dan juga paling cerdas, anak yang
dilahirkan mereka akan menjadi orang macam apa"?
Senang sekali tertawanya, sambil bertopang dagu ia menyambung
lagi, "Ya, sampai aku pun tidak berani membayangkan akan
merupakan orang macam apa anak ini, tidak perlu disangsikan lagi
dia akan jauh lebih pintar daripada siapa pun. Tapi apakah dia akan
jujur, atau jahat" Apakah hatinya penuh cinta kasih terhadap
sesamanya seperti ayahnya, atau akan menuruni ibunya yang penuh
rasa benci dan dendam"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sim Long melongo bingung. "Wah, ini ... ini ....? sungguh ia tidak
tahu apa yang harus diucapkannya.
Fifi berucap pula dengan tertawa, "Kuyakin apa pun anak ini pasti
akan menjadi orang yang sangat menonjol, bila dia perempuan, dia
tentu akan membuat setiap lelaki di dunia ini tergila-gila dan
bertekuk lutut di bawah kakinya. Jika dia lelaki, maka dunia ini pasti
akan berubah sama sekali lantaran dia. Engkau setuju tidak"?
Sim Long menghela napas, sungguh dia tidak berani membayangkan
hal ini. "Jika kita mempunyai anak semacam ini, masa engkau tidak
senang"? "Memangnya apa yang harus kukatakan"?
"Jika betul kita mempunyai anak sehebat itu, mati pun engkau tentu
akan puas,?cap Fifi pula. "Sedangkan aku, setelah punya anak
demikian, biarpun kau mati juga aku takkan kesepian lagi ....?
Lalu ia memejamkan mata pula, sambungnya, "Bilamana aku
teringat padamu asal melihat dia, rasanya tentu akan terhibur.?
Sim Long tersenyum getir, "Dari uraianmu ini, rasanya orang yang
menghendaki kematianku bukanlah dirimu. Jika seorang ingin
mengenangkan diriku, tapi juga ingin membunuhku, dalil ini sungguh
sukar kupahami.? "Mengenangkan dirimu kelak dan membunuhmu sekarang, semua ini
adalah dua urusan yang berbeda,?jar Fifi dengan tertawa.
"Kecuali dirimu, di dunia ini mungkin tidak ada yang menganggap
urusan ini adalah dua hal yang berlainan.?
"Kan sudah kau katakan sendiri, aku tidak sama dengan orang lain"?
"Betul, memang pernah kukatakan demikian, engkau memang
berbeda dengan orang lain.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Engkau juga tidak sama dengan orang lain,?cap Fifi dengan
lembut. "Engkau adalah lelaki yang tidak dapat kulupakan, dua hari
lagi bila engkau hadir dalam upacara nikahku, bisa jadi akan
kutersenyum padamu.? "Upacara nikah" .... Engkau tetap akan menikah dengan Koay-lok-
ong"? "Tentu saja.? "Tentu saja" Urusan yang paling tidak wajar, tidak masuk akal, tapi
kau anggap lumrah"? "Memangnya tidak betul"?
"Telah kau serahkan tubuhmu kepadaku, juga ingin melahirkan anak
bagiku, tapi engkau masih akan menikah dengan orang lain, masa
ini pantas"? "Melahirkan anak dan menikah dengan orang kan dua urusan yang
tidak sama.? "Tapi jangan kau lupakan, engkau adalah anak perempuannya.?
"Jika aku bukan anak perempuan, mana bisa kunikah dengan dia
....?cap Fifi sekata demi sekata.
"Hah, terhitung dalil apa ini" Sungguh aku tidak mengerti jalan
pikiranmu. Tidak sedikit orang gila yang pernah kulihat, tapi tiada
seorang lebih gila daripadamu.?
Fifi tertawa terkikik, "Hihi, akhirnya Sim Long marah juga lantaran
diriku, sungguh aku harus merasa bangga.?
Perlahan ia meraba dada Sim Long dan menyambung pula, "Tapi
engkau juga jangan marah, apa pun aku tetap cinta padamu, hanya
engkau seorang yang kucintai di dunia ini, cinta sampai tergila-gila
....? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Ia pandang Sim Long dengan terkesima dan bicara dengan lembut.
Pada saat yang sama tangannya yang meraba Sim Long sekaligus
menutuk beberapa Hiat-to kelumpuhannya dan membuatnya tak
bisa berkutik pula. "Apa pula yang ingin kau katakan padaku"? bisik Fifi di tepi telinga
Sim Long. "Dapat kukatakan apa lagi"?jar Sim Long dengan gegetun.
?Seorang anak perempuan berbaring dalam pelukanku dan bilang
mencintaiku, berbareng juga menutuk Hiat-toku ....?a tersenyum kecut, lalu
menyambung, "Terhadap anak perempuan begini, apa lagi yang dapat kukatakan.?
"Tapi anak perempuan begini juga tidak dapat ditemui setiap orang,
betul tidak" .... Maka seharusnya engkau merasa beruntung ....?
Fifi tertawa sambil turun dan berdiri di depan tempat tidur, perlahan
ia mengenakan pakaiannya, sorot matanya tidak pernah
meninggalkan wajah Sim Long, lalu berkata pula, "Engkau boleh
tidurlah, aku mau pergi.?
Sim Long tertawa getir, "Terima kasih atas perhatianmu.?
"Dalam keadaan begini, lelaki yang masih dapat bicara serupa dirimu
rasanya tidak ada keduanya di dunia ini, pantas juga aku sedemikian
cinta kepayang padamu.? Mendadak ia berjongkok dan mencium pipi Sim Long, ucapnya
lembut, "Sungguh aku sangat cinta padamu, kelak bila kubunuhmu
tentu akan kuperlakukan dengan mesra.?
***** Keadaan Cu Jit-jit, Ong Ling-hoa dan Him Miau-ji tentu saja tidak
romantis serupa Sim Long, dengan sendirinya juga tidak tersiksa
seperti Sim Long. Mereka terkurung di dalam sebuah kamar batu.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Hari pertama mereka tidak mau bicara.
Hari kedua, mereka ingin bicara, tapi tidak tahu apa yang harus
dikatakan. Akhirnya muncul Pek Fifi. Dia kelihatan bercahaya, jauh lebih cantik
daripada biasanya. Segera Jit-jit memejamkan mata dan tidak mau memandangnya.
Sebaliknya Fifi sengaja menuju ke depannya, tegurnya dengan
tertawa manis, "Eh, nona Cu, Cu-siocia, baik-baikkah engkau"?
Langsung Jit-jit menjawab dengan berteriak, "Pek-kiongcu, Pek-
permaisuri, aku tidak baik, sedikit pun tidak baik.?
"Mengapa engkau tidak gembira ria"? tanya Fifi pula.
"Hm, apakah engkau yang gembira ria"? jengek Jit-jit.
"Dengan sendirinya aku sangat gembira, selama hidupku tidak
pernah gembira ria seperti ini, sebab sekarang aku sudah
mempunyai sesuatu, sebaliknya engkau tidak punya,?jar Fifi
dengan tertawa. "Aku memang tidak mempunyai hati sekeji hatimu,? teriak Jit-jit.
Fifi tidak menghiraukannya, sambungnya dengan tenang, "Barang
yang kumiliki ini meski sangat kuidam-idamkan, tapi selama hidupmu
jangan harap akan kau punyai.?
"Apa pun kau punyai tidak kuinginkan,? teriak Jit-jit.
"Tapi bila engkau mengetahui barang yang kumaksudkan, saking
kagumnya mungkin engkau akan menitikkan air mata.?
"Barang apa itu" Coba katakan!?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Sekarang tidak dapat kuberi tahukan,? jawab Fifi dengan terkikik
senang. Saking geregetan sungguh Jit-jit ingin menggigitnya. Sampai sekian
lama ia melotot, mendadak ia berteriak pula, "Di mana Sim Long"?
"Dia sangat baik, justru ingin kukatakan padamu sekarang, dia juga
sangat gembira ria.? "Sebab ... sebab apa dia gembira"?
"Sebab barang yang kumiliki ini adalah hasil buatanku dengan dia,?
jawab Fifi dengan kerlingan mata yang bahagia.
Memandang sinar mata Fifi yang mencorong dan wajahnya yang
pucat bersemu kemerah-merahan itu, mendadak tubuh Jit-jit
bergemetar, teriaknya, "Hasil ... hasil perbuatan antara ... antara dia
denganmu"? "Ai, adik yang baik, boleh kau pikirkan saja dengan lebih cermat,
namun semoga engkau tidak dapat memahaminya, kalau tidak ....?
Fifi mencolek pipi Jit-jit sekali, lalu tinggal pergi dengan tertawa
genit. "Jangan menangis. Jit-jit, jika engkau menangis tentu dia akan
tambah senang,? kata Miau-ji.
"Tapi dia ... dia dan Sim Long jangan-jangan sudah ... sudah ....?
"Memangnya ada apa antara dia dan Sim Long" Masakah engkau
tidak percaya kepada Sim Long"?
"Namun perempuan keji seperti dia apa pun dapat diperbuatnya,?
sambat Jit-jit dengan sedih.
"Ai, anak bodoh, dia bicara begitu tiada lain karena sengaja hendak
membikin keki padamu, mengapa kau mau percaya ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Tapi bukan mustahil memang sungguh terjadi,? jengek Ong Ling-
hoa. "Tidak, tidak sungguh terjadi, tidak mungkin terjadi,? seru Jit-jit
parau. "Jika kau yakin tidak terjadi sungguh mengapa engkau menangis"?jek Ling-hoa.
"Ong Ling-hoa,? bentak Miau-ji, "untuk apa kau bicara demikian"
Mengapa kau bikin dia berduka"?
"Aku hanya bicara apa yang terjadi sesungguhnya,? sahut Ling-hoa.
"Hm, kalian kakak beradik memang serupa, setiap saat selalu
mengharapkan orang lain berduka .... Agaknya bila melihat orang
lain berduka barulah hati kalian sendiri merasa senang,? teriak Miau-
ji dengan gusar. "Betul, aku dan dia memang banyak persamaan, kecuali satu hal.?
"Hal apa"? tanya si Kucing.
"Dia suka kepada Sim Long, sedangkan aku tidak,? jengek Ling-hoa.
Miau-ji memandang sekejap Cu Jit-jit yang masih menangis,
teriaknya, "Kentut busuk! Jika dia suka kepada Sim Long, mengapa
hendak dibunuhnya pula"?
"Soalnya dia tidak boleh tidak mesti membunuhnya.?
"Sebab apa"? tanya Miau-ji.
"Ada dua alasan. Pertama, demi Koay-lok-ong, dia ingin menuntut
balas dan terpaksa menikah dengan Koay-lok-ong. Dan bila dia
menikah dengan Koay-lok-ong tentu tak dapat menjadi istri Sim
Long ....? Ling-hoa tertawa, lalu menyambung, "kutahu orang
semacam dia, sesuatu yang tak dapat diperolehnya terpaksa akan
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
dimusnahkannya. Dan karena dia tidak dapat menjadi istri Sim Long,
maka dia ingin membunuhnya.?
"Huh, ini bukan sifat manusia lagi,? jengek Miau-ji.
"Apalagi, seumpama dia tidak jadi menikah dengan Koay-lok-ong
kan sakit hatinya sudah terbalas juga. Ia tahu takkan mendapatkan
Sim Long, sebab ia tahu yang ingin diperistri Sim Long ialah Cu Jit-jit
dan bukan dia.?

Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jika begitu, mengapa tidak, dia bunuh diriku saja,? teriak Jit-jit
parau. "Asalkan Sim Long tetap hidup, mati juga aku rela.?
"Alangkah luhurnya cinta kasih, sungguh mengagumkan,? jengek
Ling-hoa. "Tapi nona Cu yang berjiwa luhur, seumpama dia
membunuhmu lebih dulu toh dia tetap akan membunuh Sim Long
juga.? "Sebab apa"? tanya Jit-jit.
"Bila dia membunuhmu dan seumpama jadi menikah dengan Sim
Long, pasti juga Sim Long akan tambah terkenang kepadamu. Dan
semakin Sim Long terkenang padamu, dengan sendirinya juga
tambah benci padanya.? "Betul juga,?jar Miau-ji.
"Tapi biarpun dia mendapatkan Sim Long tetap takkan mendapatkan
hatinya,? sambung Ling-hoa pula. "Dan jika dia tidak mendapatkan
hati Sim Long, lebih baik kan membunuhnya. Sebab itu, bicara kian
kemari toh dia tidak bisa tidak harus membunuh Sim Long. Rupanya
Thian telah mengatur secara begitu, tidak ada pilihan lain baginya.?
"Mengapa Thian mengatur begini" Mengapa"? seru Jit-jit menangis.
"Huh, jangan kau percaya kepada ocehannya, apa yang dipikir Pek
Fifi mustahil diketahuinya,? kata Miau-ji dengan gusar.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Masa aku tidak tahu isi hati Pek Fifi"?jar Ling-hoa dengan
tertawa. "Kan dalam tubuh kami mengalir jenis darah yang sama,
dengan sendirinya aku jauh lebih paham akan isi hatinya daripada
orang lain.? "Sungguh aku tidak mengerti, mengapa Thian melahirkan dua
manusia serupa kalian ini,?cap Miau-ji dengan geregetan.
"Sebab Thian yang Mahakuasa juga ingin melihat sandiwara menarik
ini,?cap Ling-hoa dengan gelak tertawa.
Kejadian ini memang sandiwara yang menarik. Cuma siapa pun tidak
tahu tragedi atau komedi"
Biasanya tragedi di dunia ini selalu lebih banyak daripada komedi.
***** Suasana terasa semarak, semuanya serbabaru, macam-macam
warna cemerlang, berbagai jenis kain sutra, semuanya gemilang dan
tertumpuk di kamar batu yang tua ini, teruruk di depan Cu Jit-jit.
Dua babu kekar membentang setiap bahan pakaian itu dan
diperlihatkan kepada mereka, di antaranya cuma Him Miau-ji saja
yang tidak sudi memandangnya barang sekejap pun.
Pui Sim-ki berdiri di samping dengan berpangku tangan, ucapnya
dengan tertawa, "Kain ini dibeli dari toko Sui-hu-siang yang terkenal
di Sohciu, harap kalian masing-masing memilih sepotong, nanti akan
kusuruh ahli jahit mengukur badan kalian.?
"Mengapa Koay-lok-ong sebaik ini kepada kami" ? tanya Ong Ling-
hoa dengan tertawa. "Kiranya kalian belum tahu ....?
"Tahu apa"? tanya Ling-hoa.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Besok adalah hari nikah Ongya dan nona Fifi, maka Ongya
mengundang kalian memakai baju baru untuk ikut hadir pada
upacara nikah beliau.? "Hah, mereka akan menikah benar-benar"? seru Jit-jit.
"Urusan penting begini masakah boleh dibuat berkelakar"?jar Pui
Sim-ki. Jit-jit menghela napas panjang, entah duka entah girang,
gumamnya, "Besok ... sungguh cepat mereka ....?
"Baik, kupilih kain berwarna jambon itu, warna merah kan tanda
bahagia bagi Koay-lok-ong,? kata Ling-hoa dengan tertawa.
"Terima kasih atas pujian Kongcu .... Dan Him-kongcu memilih
warna apa"? tanya Pui Sim-ki.
"Aku bukan Kongcu segala, selama hidup juga takkan memakai baju
persetan seperti ini, aku lebih suka telanjang daripada pakai baju
begini,? teriak si Kucing.
Pui Sim-ki tersenyum, katanya, "Jika Ongya sudah memberi perintah
demikian, betapa pun Him-kongcu tidak boleh membantah, karena
Him-kongcu tidak mau memilih, biarlah kau pakai warna merah tua
ini saja. Dan nona Cu memilih kain warna apa"?
"Aku ingin tahu Sim Long memilih warna apa"? tanya Jit-jit.
"Entah, aku tidak tahu, urusan Sim-kongcu biasanya diselesaikan
oleh nona Pek sendiri.? Jit-jit menggigit bibir, ucapnya, "Besok ... lewat besok dia masih
akan mengurusi dia"?
"Dan lewat besok, bagaimana pula dengan kita"? tukas Ong Ling-
hoa. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Terbayang akan hubungan Pek Fifi dengan Koay-lok-ong dan
macam-macam akibat yang mengerikan sesudah mereka menikah,
lalu terpikir pula keadaan sendiri, diam-diam Him Miau-ji merasa
sedih. ***** Saat itu Pek Fifi lagi bersandar di ujung tempat tidur dan sedang
memandang Sim Long, katanya santai, "Besok juga aku akan
menikah.? Sim Long mengiakan dengan tak acuh.
"Apakah yang kau rasakan"? tanya Fifi pula.
"Tidak ada,? jawab Sim Long.
Fifi menggigit bibir, "Masa tidak kau rasakan sesuatu" Apakah kau
tahu selewatnya besok akan bagaimana jadinya dirimu"?
"Urusan ini baru akan kupikirkan setelah lewat besok,? kata Sim
Long. Mendadak Fifi bergelak tertawa, "Kau tahu betapa bahagia, betapa
menyenangkan besok, pada malam sebelum hari besar ini, masa
sedikit pun engkau tidak merasakan sesuatu"?
"Sedikit pun tidak ada,? jawab Sim Long.
"Apakah engkau sudah beku" Sudah mati rasa"? teriak Fifi
mendongkol. "Orang yang sudah mati rasa tentu takkan merasa tersiksa, orang
yang mati rasa juga ada faedahnya.?
Dengan gemas Fifi berteriak pula, "Sebenarnya akal setan apa yang
lagi berkecamuk dalam benakmu"?
"Orang yang sudah mati rasa mana punya akal segala"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jangan kau bohong, kutahu orang semacam dirimu tak nanti rela
mati begitu saja, sebelum engkau mengembus napas terakhir tidak
nanti putus harapan.? "Mungkin ....? "Tapi akal setan apa pun yang kau rancang tetap tidak ada
gunanya,?cap Fifi sekata demi sekata.
"Oo, apa betul"? kata Sim Long tak acuh.
Kembali Fifi tertawa keras, katanya, "Besok, upacara nikah yang
paling aneh, paling bahagia, dan juga paling tragis akan
berlangsung, apa yang akan terjadi besok pasti akan dijadikan bahan
cerita di dunia persilatan secara abadi. Besok adalah hari yang paling
menarik, paling tegang dan paling merangsang yang pernah terjadi
di dunia Kangouw.? Dengan penuh emosi ia pegang tangan Sim Long dan berteriak pula,
"Semua ini adalah perencanaanku secara cermat, semuanya akan
berlangsung menurut rencana, betapa pun takkan kuinginkan
diganggu oleh siapa pun, di dunia ini juga tidak ada seorang pun
mampu mengacau dan merusaknya.?
***** Dan hari yang luar biasa ini akhirnya tiba juga.
Segala sesuatu berlangsung menurut rencana secara ketat dan rapi,
sedikit pun tidak kacau, tidak ada titik lemah segala, akibat yang
menakutkan dan tragis sudah dapat dibayangkan.
Him Miau-ji memakai baju merah tua, berdandan secara rapi,
mukanya bercahaya, namun kelihatan gusar, mata melotot.
Ong Ling-hoa memandangnya dengan tersenyum, katanya, "Miau-
heng, tak kusangka engkau sedemikian tampan, belum pernah
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
kulihat ketampananmu ini, hari ini engkau sendiri kelihatan seperti
pengantin barunya.? "Dan kau sendiri serupa cucuku,? jawab Miau-ji dengan gemas.
Dia sangat gusar sehingga makian yang lucu juga dilontarkan, habis
berucap, ia merasa geli sendiri. Tapi dalam keadaan demikian mana
dia dapat tertawa. Sekarang mereka serupa boneka saja duduk di atas kursi, di luar
terdengar berondongan mercon, menyusul beberapa lelaki kekar
lantas menggotong keluar mereka.
Ruangan pendopo dipajang dengan sangat meriah, ruangan yang
antik itu tampak semarak dengan hiasan warna-warni. Namun ketika
masuk ke situ, mau tak mau timbul juga semacam rasa seram,
ruang pendopo yang luas di mana-mana serasa tersembunyi alamat
tidak enak. Di sini memang tempat yang beralamat tidak baik. Dahulu, kerajaan
Lau-lan yang pernah jaya justru musnah di sini.
Di depan undak-undakan batu pualam sudah dibentang permadani
merah, pada ujung sana terdapat sebuah meja besar dengan dua
kursi berlapis kain satin, mungkin di sinilah tempat duduk Koay-lok-
ong dan permaisurinya nanti.
Seterusnya di kanan-kiri juga ada meja panjang, di atas meja
tersedia empat pasang sumpit dan cangkir, semuanya benda
berharga yang sukar dinilai.
Ruangan pendopo sudah ramai orang berlalu-lalang, semuanya
berbaju baru dan wajah berseri-seri, namun di balik wajah yang
berseri itu seperti juga membawa semacam bayangan alamat yang
tidak baik. Mereka seperti sudah merasakan akan terjadi hal yang
tidak enak. Tapi sesungguhnya urusan apa yang akan terjadi" Sejauh ini tidak
diketahui siapa pun. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
***** Pada waktu Jit-jit digotong masuk, Sim Long sudah duduk di balik
meja panjang sebelah kiri.
Meski Jit-jit sudah bertemu dengan Sim Long entah berapa puluh
atau ratus kali, tapi demi melihatnya sekarang, napasnya serasa mau
berhenti seluruhnya, mukanya menjadi panas rasanya.
Sim Long sedang memandangnya dengan tersenyum simpul.
Syukurlah, akhirnya Cu Jit-jit didudukkan di sebelah Sim Long.
Dengan suara lembut Sim Long bertanya padanya, "Selama
beberapa hari ini apakah engkau baik-baik saja"?
Jit-jit menggigit bibir dan tidak bersuara.
Memang beginilah hati anak gadis bila lagi ngambek.
"Kenapa engkau tidak menggubris diriku"?
Mata Jit-jit menjadi merah, seperti mau mencucurkan air mata.
"Meng ... mengapa engkau berduka"?
"Tentu saja aku tidak gembira seperti kau,? jawab Jit-jit dengan
dongkol. "Aku gembira"? Sim Long merasa bingung.
"Kan ada orang menggantikan baju bagimu, ada orang meladenimu,
masa engkau tidak gembira"?
Bicara punya bicara, air mata pun berlinang.
"Ah, kembali engkau berpikir yang tidak-tidak lagi,?jar Sim Long
dengan tertawa. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Ingin kutanya, ada orang bilang dia denganmu sudah memiliki
sesuatu bersama, barang apakah yang dimaksudkan"?
"Ai, kenapa engkau selalu percaya ocehan orang"?jar Sim Long
tertawa. Jit-jit tidak dapat menatap orang secara lurus, ia hanya dapat
meliriknya, dilihatnya ujung mulut Sim Long masih membawa
senyumnya yang khas itu, senyum yang menggemaskan dan juga
memikat. "Engkau tidak gembira, kenapa masih dapat tertawa"?jar Jit-jit
dengan gemas. "Aku memang rada gembira, tapi sama sekali bukan menyangkut
urusan yang kau katakan itu.?
"Habis mengenai urusan apa"?
"Sekarang engkau jangan tanya dulu, tidak lama tentu kau tahu
sendiri,? desis Sim Long.
Sinar matanya tampak gemerdep dengan cerdiknya, sinar mata yang
sukar diraba apa artinya.
Setelah meliriknya lagi, akhirnya Jit-jit menghela napas dan tidak
tanya pula. Dalam pada itu di balik kedua baris meja panjang sudah penuh
diduduki lelaki kekar berbaju satin, tampaknya mereka adalah anak
buah Koay-lok-ong, biarpun duduk sebagai tamu, namun mereka
duduk dengan prihatin. Di serambi kedua sisi ruangan pendopo dialingi oleh tabir sutra itu
kelihatan bayangan orang berseliweran, dari perawakannya yang
ramping jelas mereka adalah anak perempuan, tentunya mereka
inilah penari dan penyanyi yang akan meriahkan pesta nikah ini.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tapi sekarang suara musik belum lagi terdengar, ruangan pendopo
sunyi senyap, suara napas masing-masing pun hampir terdengar.
Anehnya di ruangan yang penuh hadirin ini tidak terasa panas,
sebaliknya malah terasa seram sejuk.
Pada saat itulah Pui Sim-ki yang kelihatan berjubah satin dan
berkopiah kebesaran melangkah masuk dari luar, pedang yang selalu
disandangnya sudah ditanggalkan. Sekilas pandang langsung ia
menuju ke tempat duduk Sim Long.
Dia bersikap sangat riang, langkahnya juga enteng.
"Hari ini mungkin engkau yang paling sibuk,? sapa Sim Long.
"Kesibukan kerja, bagiku malah terasa senang,?jar Pui Sim-ki
dengan hormat. "Bagaimana keadaan di luar"? tanya Sim Long.
"Hari cerah, langit bersih, hawa sejuk, suasana aman tenteram
membuat orang lupa pada persoalan pertempuran dan bunuh-
membunuh.? "Apakah betul takkan terjadi bunuh-membunuh"? Sim Long
tersenyum. "Beberapa ratus tombak di sekitar sini keadaan aman tenteram,
sedikit pun tidak ada tanda memerlukan kewaspadaan, maka Sim-
Kongcu boleh silakan minum arak sepuasnya, pasti takkan terjadi
sesuatu yang mengganggu kesenanganmu.?
"Wah, jika begitu, tampaknya hari ini aku benar-benar bisa mabuk,?
seru Sim Long tertawa. "Sim-Kongcu dan nona Cu, Ong-kongcu serta Him-kongcu memang
merupakan tamu agung khusus Ongya kami, bila kalian tidak makan-
minum sepuasnya, kan bisa menyesal nanti,?jar Pui Sim-ki.
"Eh, tamunya apa cuma kami berempat saja"? tanya Jit-jit.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Di dunia persilatan sekarang, kecuali kalian berempat, siapa pula
yang berharga menjadi tamu agung Ongya"?jar Sim-ki dengan
tertawa. "Hm, jika begitu, rasanya kami harus merasa beruntung,? jengek Jit-
jit. Mendadak seorang anggota pasukan Angin Puyuh datang melapor,
"Toako diharapkan lekas siap, upacara sudah hampir dibuka.?
Maka terdengarlah suara musik mulai bergema, iramanya perlahan


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan meriah. Enam belas pasang muda-mudi muncul, ada yang
membawa karangan bunga, ada yang membawa benda antik,
muncul dari ujung permadani sana dan melangkah maju menurut
irama musik. Pada saat itu juga ada empat gadis berbaju apik diam-diam
mendatangi belakang Sim Long berempat, keempat gadis sama
membawa poci arak perak dan menuangkan arak bagi mereka.
"Terima kasih,?cap Sim Long tersenyum.
Seorang gadis lantas mendesis di tepi telinga, "Nionio (permaisuri)
memberi perintah, apabila Kongcu mengucapkan sepatah kata yang
merusak suasana riang ini, segera belati yang kubawa akan kutikam
punggung Kongcu.? Sekilas melirik Sim Long melihat air muka Cu Jit-jit dan lain-lain juga
sama berubah, agaknya mereka pun diancam dengan cara yang
sama oleh gadis yang menuangkan arak.
Benar juga, segera terasa benda dingin menembus sandaran kursi
dan mengancam punggung Sim Long.
"Ai, nona kalian agak terlalu khawatir, masakan kami ini orang yang
suka merusak suasana"?jar Sim Long dengan tertawa.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jika Kongcu tidak bicara apa-apa, dengan sendirinya itulah yang
diharapkan,? kata gadis itu tanpa menarik kembali belatinya.
Rupanya yang ditakuti Pek Fifi adalah Sim Long membeberkan
hubungan darahnya dengan Koay-lok-ong, perencanaannya memang
rapi, ternyata semua kemungkinan telah dipikirkan dengan baik.
Walaupun wajah Sim Long tetap mengulum senyum, di dalam hati
merasa gegetun. Sementara itu barisan muda-mudi tadi sudah lewat ke sana.
Menyusul ada lagi 16 pasang gadis jelita berbaju sutra. Irama musik
pun tambah lambat. Di tengah ruang pendopo, kecuali Sim Long berempat, orang lain
sudah sama berbangkit dengan khidmat.
Lalu muncul Koay-lok-ong dengan jubah warna lembayung, kopiah
raja yang megah, di bawah iringan Pui Sim-ki dan tiga pemuda
tampan lain terus menelusuri permadani merah.
Jenggotnya yang panjang sudah dipotong dengan rajin hingga
gemerlapan di bawah cahaya lampu, codet di dahinya seakan-akan
juga bercahaya. Ia bertindak dengan langkah lebar, tidak mengikuti irama musik, ia
memandang kian kemari, lagaknya gagah dan angkuh.
Si Kucing tertawa, katanya, "Meski menjadi pengantin baru, lagak
Koay-lok-ong serupa hendak mencari seteru untuk berkelahi ....?
Meski perlahan ucapannya, tapi baru berucap begini, segera sorot
mata Koay-lok-ong yang tajam itu menyapu ke arahnya.
Jika orang lain tentu sudah ketakutan dan tidak berani bersuara lagi.
Namun Him Miau-ji berlagak tidak tahu, ia berbalik tertawa dan
berseru, "Wahai Koay-lok-ong, terimalah ucapan selamatku! Jika hari
ini adalah hari bahagiamu, kenapa engkau tidak bersikap ramah
sedikit agar tidak membuat pengantin perempuannya ketakutan.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Karena ucapan dan olok-oloknya ini, semua hadirin sama melengak.
Kening Koay-lok-ong tampak bekernyit, tapi segera ia pun tertawa,
katanya, "Jangan khawatir, pengantin perempuanku ini tidak nanti
dapat ditakut-takuti siapa pun.?
"Ya, kata-kata ini memang benar juga,? tukas Ong Ling-hoa dengan
gegetun. Di tengah gelak tertawanya Koay-lok-ong sudah menaiki undak-
undakan, lalu duduk di kursinya.
Suara musik masih terus bergema, semua orang sama memandang
ke pintu masuk, menantikan munculnya pengantin perempuan. Tapi
meski sudah ditunggu sampai sekian lama bayangan pengantin
perempuan tetap tidak kelihatan.
Tentu saja para hadirin saling pandang dan menampilkan rasa
heran. Cu Jit-jit sengaja berseru, "Eh, mengapa jadi begini" Di manakah
pengantin perempuan"?
"Ya, jangan-jangan kabur di garis depan! Haha!? tukas si Kucing
dengan tertawa. Meski mereka tahu Pek Fifi tidak mungkin tidak muncul, apa yang
mereka ucapkan tidak lain hanya untuk membikin marah Koay-lok-
ong saja. Maklumlah, dalam keadaan demikian mereka pun tidak
gentar lagi. Bilamana seorang toh akan mati, apa pula yang ditakuti"
Muka Koay-lok-ong tampak masam juga, tanyanya dengan suara
tertahan, "Ke mana dia pergi"?
Cepat Pui Sim-ki membisikinya, "Setengah jam yang lalu Tecu
melihat Nionio sedang bersolek di Pek-hoa-kiong.?
"Siapa saja yang berada di sana"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Kecuali kedua mak tua juru rias dan ahli tata rambut paling terkenal
merangkap penjual bedak, selebihnya yang berada di situ adalah
pelayan pribadi Nionio.? "Ahli tata rambut" ....? kening Koay-lok-ong bekernyit pula.
"Kakek Thio itu sudah 50 tahun bekerja begitu, di daerah utara sini,
setiap anak perawan keluarga mampu yang kawin pasti dia yang
memborong bedak yang diperlukan dan sekaligus menata rambut
pengantin perempuannya.? "Apakah sudah kau selidiki dengan cermat asal-usulnya"? tanya
Koay-lok-ong. "Sudah, selain seluk-beluk pribadinya, waktu datang juga sudah
kami periksa dengan teliti, setelah jelas dia bukan samaran orang
lain dan membawa sesuatu benda berbahaya barulah diperbolehkan
masuk kemari.? Koay-lok-ong tersenyum puas, katanya, "Selama dua hari ini rasanya
aku hanya memerhatikan urusan pernikahan sehingga melupakan
urusan lain, hendaknya kau kerja dengan lebih hati-hati.?
Pui Sim-ki mengiakan dengan hormat.
Koay-lok-ong mengangguk-angguk, tapi bergumam lagi, "Tapi
mengapa dia belum lagi muncul.?
"Tecu sudah mengirim orang untuk mendesaknya,? tutur Pui Sim-ki.
"Coba kau pergi melihatnya lagi, apakah mungkin ada ....? belum
lanjut ucapannya, dengan tertawa cerah ia menyambung, "Aha, itu
dia sudah datang!? Mereka bicara dengan perlahan sehingga orang lain tidak tahu apa
yang diperbincangkan mereka, cuma ketika Koay-lok-ong tertawa
cerah, serentak semua orang lantas memandang juga ke luar pintu.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Benar juga, pengantin baru, calon permaisuri Koay-lok-ong, si cantik
Pek Fifi memang sudah muncul di depan pintu.
Di bawah irama musik yang merdu ia melangkah masuk dengan
lemah gemulai. Dia memakai baju sutra tipis yang berwarna-warni berhias pita yang
cerlang-cemerlang dan terseret di lantai dan menelusuri permadani
merah sehingga tampaknya serupa bidadari penyebar bunga.
Ia memakai kopiah indah dengan tutup muka tabir mutiara, samar-
samar kelihatan senyumnya yang menggiurkan serupa dewi
kahyangan. Meski dia berjalan selangkah demi selangkah, yang dilalui hanya
hamparan permadani merah, tapi setiap langkahnya serupa berjalan
di atas surga, sikap anggun memesona.
Yang duduk di ruangan ini semuanya orang lelaki, setiap orang sama
mengeluarkan suara takjub dan gegetun, "Ai, sungguh beruntung
orang yang dapat mempersunting gadis semolek ini.?
Hanya Sim Long dan lain-lain saja yang tahu, barang siapa
memperistrikan dia, maka orang itu pasti akan konyol, terlebih Koay-
lok-ong yang menjadi calon pengantin lelaki itu.
Sesuai gelarnya, Koay-lok-ong alias Raja Maha senang, mungkin dia
memang hidup senang, tapi tampaknya dia akan segera berubah
menjadi manusia yang paling malang dan paling tragis, selama hidup
ini jangan harap lagi akan senang pula.
Setiap orang sama mengagumi kemegahan upacara nikah ini, hanya
Sim Long dan lain-lain tahu yang berlangsung ini tidak lain hanya
adegan tragedi yang paling memilukan.
Perlahan Pek Fifi mendaki undak-undakan pualam.
Koay-lok-ong tertawa senang sambil menggosok-gosok tiga buah
cincinnya yang berbatu permata.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Mendadak Miau-ji berseru pula, dengan tertawa, "Haha, pengantin
perempuan sudah datang, masa pengantin lelaki tidak berdiri
menyambutnya"? "Memang harus begitu,? Koay-lok-ong berkata. "Silakan hadirin
minum arak sepuasnya!? "Hei, masa hanya begini saja upacara lantas selesai"? seru Miau-ji.
Koay-lok-ong tertawa, ?Ah, memangnya aku pun harus melakukan
upacara tetek bengek serupa orang-orang udik itu" Bagiku upacara
ini asalkan khidmat dan tidak perlu banyak adat. Cukup diketahui
umum bahwa hari ini aku sudah menikah dengan istri yang tidak ada
bandingannya di dunia ini.?
Fifi tampaknya menjadi malu, dengan menunduk ia mendesis,
"Terima kasih Ongya.?
Kembali Koay-lok-ong terbahak dan hadirin pun bersorak.
"Keempat tamu agung kita perlu dilayani khusus,? pesan Koay-lok-
ong. Tapi Him Miau-ji lantas berteriak, "Aku tidak sudi dicekoki pelayanmu
yang busuk, bisa kusemburkan dan mungkin juga tumpah.?
Koay-lok-ong berpikir sejenak, lalu memberi perintah, "Sim-ki, boleh
buka Koh-cing-hiat mereka, pesta ria ini harus berlangsung tanpa
terganggu.? Jika cuma Koh-cing-hiat yang dibuka, tangan dapat bergerak, tapi
karena Hiat-to lain masih tertutuk, maka belum lagi mampu
menggunakan tenaga, jadi tangan hanya dapat digunakan untuk
makan-minum saja. Maka pesta pun dimulai. Koay-lok-ong kelihatan sangat senang.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Maklumlah, inilah puncak kesuksesan selama hidupnya, meski cita-
citanya belum seluruhnya terlaksana, tapi keadaannya sekarang
sudah memungkinkannya untuk merajai dunia persilatan daerah
Tionggoan, dengan sendirinya ia tertawa gembira.
Koay-lok-ong melirik Sim Long sekejap, lalu berkata dengan tertawa,
"Sim Long, coba lihat selama ini adakah seorang dunia persilatan
mencapai sukses melebihiku, dalam keadaan demikian siapa pula
bisa lebih gembira daripadaku.?
"Sesuatu yang sudah mencapai puncaknya segera pula akan
menurun, kegembiraan yang melampaui batas pasti tidak kekal ....?
jengek Sim Long. Air muka Koay-lok-ong berubah masam, katanya dengan gusar, "Sim
Long, jangan kau lupa saat ini engkau adalah tawananku .... Aha,
kutahu, tentu lantaran engkau iri padaku bukan" Kau iri akan
kesuksesanku, cemburu padaku karena aku mempersunting istri
secantik bunga ini, makanya kau bicara demikian.?
?Dan engkau tidak marah lagi"? tukas Ling-hoa.
"Bisa dicemburui orang semacam Sim Long kan harus dibuat
bangga, kenapa aku perlu marah"?jar Koay-lok-ong tertawa, lalu
ia angkat cawan tinggi-tinggi dan berseru, "Nah, apakah kalian tidak
merasa pantas habiskan tiga cawan bagi kesuksesanku yang tidak
ada bandingannya sepanjang zaman ini.?
Seketika bergemuruh orang bersorak-sorai, semua orang berdiri dan
menghabiskan isi cawan masing-masing.
Melihat keadaan bertele-tele begitu, Ong Ling-hoa menjengek,
"Tampaknya mereka sudah hampir masuk kamar pengantin dan
kepala kita selekasnya akan dipenggal, masa engkau belum lagi
berdaya, Sim Long"? "Kesempatan belum ada, apa dayaku"? sahut Sim Long.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Bilakah kesempatan akan tiba" Menunggu setelah kepala kita
terpenggal"? jengek Ling-hoa pula.
?Umpama begitu juga apa boleh buat"? kata Sim Long.
"Biarpun mati juga tidak menjadi soal, biarlah kuminum 300 cawan
lebih dulu,?jar Miau-ji dengan tertawa.
?Bagiku mati sekarang juga mendingan, Sim Long masih duduk di
sampingku,? tukas Jit-jit.
"Haha, bagus Sim Long, biar kusuguh tiga cawan padamu, rasanya
tidak sia-sia persahabatanku denganmu ini,? seru Miau-ji dengan
tertawa, meski lantang suaranya terasa memilukan juga.
Jilid 37 Yang disedihkan bukan dia sendiri melainkan Sim Long.
Kaum kesatria tidak gentar mati, namun tidak urung juga bersedih
ketika harus berpisah. Tapi apakah betul sekali ini adalah pertemuan
mereka yang terakhir"
Suasana ruangan pesta riang gembira, hanya mereka saja yang
gelisah dan cemas. Koay-lok-ong sedang melirik Pek Fifi yang cantik itu, mendadak ia
menaruh cawan arak dan berkata kepada mereka, "Bolehlah kalian
minum sepuasnya, mati mabuk pun boleh. Dan aku ... haha, sudah
waktunya mengundurkan diri.?
"Hah, betul, waktu berarti emas, memang engkau perlu lekas masuk
kamar pengantin,?jar Ling-hoa dengan tertawa.
Koay-lok-ong terbahak, "Betapa pun Ong Ling-hoa memang pemuda
romantis.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Pada saat itulah mendadak seorang berlari masuk. Baju orang ini
berwarna mencolok dan ringkas singsat, sedikit pun tidak ada tanda
habis minum arak, pedang tersandang miring di punggungnya.
Gemerdep sinar mata Sim Long, katanya, "Mungkin orang ini
penjaga di luar.? "Betul, melihat gelagatnya jangan-jangan terjadi sesuatu"?jar
Miau-ji. "Ya, semoga demikian adanya,? gumam Ling-hoa.
Terlihat Pui Sim-ki memapaki orang yang baru masuk itu, kedua
orang bicara perlahan, sejenak air muka Pui Sim-ki tampak rada
berubah. Munculnya orang itu agaknya juga menarik perhatian
hadirin. Segera Sim-ki berlari ke sisi Koay-lok-ong dan memberi lapor, "Di
luar ada orang, katanya hendak mengucapkan selamat kepada
Ongya.? "Mengucapkan selamat"? kening Koay-lok-ong bekernyit. "Apakah
urusan pernikahanku ini sudah kalian siarkan"?
"Sama sekali berita ini tidak tersebar,? jawab Sim-ki.
"Jika begitu, dari mana orang lain bisa tahu"? damprat Koay-lok-ong
sambil menggebrak meja. "Ya, jika terjadi demikian Tecu yang salah,? jawab Sim-ki dengan
menunduk. Sikap Koay-lok-ong berubah kalem sedikit, katanya, "Orang banyak
bicara banyak, juga tak dapat menyalahkan kau. Cuma, kalau orang-
orang ini mampu menerobos berbagai rintangan dan menerjang
sampai di sini, tentu maksud tujuannya tidak baik. Berapa orang
mereka seluruhnya"? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Serombongan terdiri dari sembilan orang malahan membawa dua
buah peti, katanya hendak disumbangkan kepada Ongya.?
"Bagaimana bentuk orang-orang itu"?


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Menurut laporan Capsite (adik ke-14) tadi, yang mengepalai
kesembilan orang itu adalah juragan besar buah semangka Hami,
yaitu Lam-tian-to-giok Bok Kong-tit, konon orang ini memiliki ribuan
hektare ladang semangka, kekayaannya sukar dihitung, Ginkangnya
juga tergolong kelas satu,? demikian lapor Pui Sim-ki.
"Bok Kong-tit ... hm, rasanya pernah juga kudengar nama ini, cuma
selama ini dia tidak ada hubungan denganku, untuk apa jauh-jauh
dia mengantar kado ke sini"?jar Koay-lok-ong.
"Bisa jadi dengan jalan ini dia hendak menggabungkan diri di bawah
kekuasaan Ongya,? kata Sim-ki dengan tertawa. "Orang Bu-lim
sekarang siapakah yang tidak ingin bergabung dengan Ongya"?
Koay-lok-ong tertawa senang. "Baik, jika demikian, silakan mereka
masuk, toh mereka hanya bersembilan orang, kecuali mereka sudah
bosan hidup, memangnya mereka berani main gila di sini"?
Di sebelah sana Jit-jit berbisik kepada Sim Long, "He, kau kira Bok
Kong-tit ini benar datang mengantarkan kado saja"?
"Belum tentu benar,? sahut Sim Long.
"Pernah juga kudengar Bok Kong-tit ini, namanya cukup tenar di
dunia Kangouw, tapi kalau dibandingkan Koay-lok-ong tentu masih
selisih jauh.? "Kukira di balik urusan ini ada hal-hal yang tidak kita ketahui,? kata
Sim Long. "Yang kuherankan adalah kedua peti yang dibawanya ....?
"Memangnya petinya berisi siluman yang dapat makan manusia"
Apakah Koay-lok-ong dapat dikerjai olehnya"? jengek Ong Ling-hoa.
Pedang Medali Naga 7 Pendekar Gagak Rimang 4 Rahasia Golok Cindar Buana Parit Kematian 2
^