Pencarian

Pendekar Muka Buruk 12

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id Bagian 12


kalau mukamu pun berisi macam tampang babi!"
Bersamaan dengan terdengarnya suara tadi, seorang sastrawan
kangzusi.com berusia pertengahan segera munculkan diri.
Dari balik celah-celah rumput, Giam In kok mengintip keluar,
dengan cepat dia mengenali sastrawan berusia setengah baya itu
sebagai iblis langit Suto Liong yang telah membohongi dirinya untuk makan buah
pepaya didalam lembah pertapaan ibiis sehingga
menjadikan hawa murninya buyar.
Kontan saja hawa amarah dalam dadanya berkobar, dengaa
wajah merah padam dan mata melotot besar, hampir saja pemuda
itu menerjang keluar dari tempat persembunyiannya untuk bersiap-siap melabrak
setan itu habis-habisan. Tapi ingatan lain dengan cepat berkelebat dalam benaknya, ia
berpikir dalam hati kecilnya:
"Andaikata aku sampai bertempur melawan setan tua itu, maka asal diriku sampai
terpancing pergi dari sini, bukankah keselamatan enci Thian Lan serta Thian Hui
bakal terancam bahaya" aku tak
boleh termakan oleh siasat memancing harimau turun gunung ini!"
Menyadari akan bahayanya situasi yang sedang dihadapi saat ini, terpaksa ia
menahan hawa amarahnya dan berbisik kepada dua
orang gadis itu dengan suara lirih:
"Enci Lan, enci Hui, andaikata aku nanti benar-benar sampai terlibat pertarungan
melawan iblis itu, maka kuharap kalau nanti kalian bertemu lagi dengan diriku,
janganlah bertindak gegabah
menganggap orang itu sebagai diriku, tapi perlihatkanlah dahulu kode rahasia
yang sudah kita tentukan, apa bila orang itu juga
menunjukkan kode rahasia seperti yang telah kita tentukan berarti orang itu
adalah aku! dan sebaliknya kalau orang itu tak dapat
menunjukkan kode rahasia itu berarti dia merupakan setan tua
bermuka seratus yang sedang menyaru sebagai diriku!"
"Lalu apa kode rahasianya?" tanya Thian Lan cepat.
"Tangan kiri dengan lurus memegang tangan kanan!" sahut pemuda itu sambil
menunjukkan contohnya. Setelah mengamati kode tersebut, Thian Lan serta Thian Hui
segera mengangguk, sahutnya:
kangzusi.com "Baik! kalau nanti bertemu lagi, baik kau maupun kami harus memperlihatkan dulu
kode rahasia ini!" Dalam pada itu, setan tua bermuka seratus yang berada diluar
liang jadi amat mendongkol bercampur penasaran ketika dilihatnya suasana
disekeliling tempat itu tetap sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun,
kembali ia tertawa dingin.
"Hehehe.... hehehe.... hehehe.... bocah ajaib bermuka seribu!
jangan kau anggap setelah bersembunyi didalam sarang babi hutan maka keadaan
kalian telah aman! asal aku berteriak menurunkan
perintah, maka anak buahku dengan segera akan melepaskan api
diempat penjuru untuk membakar hutan ini, huuuh! dan kalau
sudah terjadi kebakaran, akan kulihat kalian anjing lelaki dan anjing perempuan
bisa bersembunyi sampai kapan lagi?"
Giam In kok sebagai seorang yang cerdik segera menyadari kalau
apa yang diucapkan oleh setan tua itu, dapat sungguh dilaksanakan, buru-buru
pesannya lagi: "Cici kalian musti ingat baik-baik perkataanku!"
Habis berkata, dengan msmbelah semak belukar didepan liang
persembunyiannya, dengan cepat ia melesat keluar.
Setan tua itu cukup licik, ketika dilihatnya pemuda itu munculkan diri maka
dengan cepat ia mengenjotkan badan dan kabar masuk
kedalam hutan. Giam In kok bukan bocah bodoh, sudah tentu ia dapat
menangkap maksud hati setan tua itu, rupanya ia hendak
memancing dirinya agar meninggalkan tempat itu, agar dengan
segala tipu dayanya ia berhasil membohongi kedua orang gadis itu.
Dengan cepat ia tertawa nyaring.
"Hahaaa... hahaaa... hahaa..... setan tua bermuka seratus
rupanya kau tidak lebih hanya seorang kurcaci yang bernyali tikus, kangzusi.com
jenapa malah kabur setelah bertemu dengan diriku" huuh! manusia macam apa kau
ini" sungguh-sungguh konyol!"
Suasana didalam hutan itu tetap sunyi senyap tak kedengaran
sedikit suarapun, bayangan tubuh setan tuapun telah lenyap tak
berbekas. Giam In kok tertawa keras, ia berpekik nyaring kemudian
mengejar kearah mana setan tua itu tadi melarikan diri.
Sampai ditengah jalan, pemuda itu berhenti dan putar badan
kabur kembali kesarang babi didalam hutan tadi, ia tahu pada saat ini pastilah
setan tua bermuka seratus telah munculkan diri
membohongi dua orang gadis yang ditinggalkan.
Dugaannya sedikit pun tidak meleset, ketika pemuda itu kembali ketempat
persembunyiannya, terdengarlah Thian Lan sedang
membentak dengan suara nyaring:
"Setan tua keparat, manusia bedebah! kau berani mencoba-coba membohongi nonamu"
hmm! rasakan sebuah tusukan pedangku
ini!" -ooo0dw0ooo- Jilid : 26 "EIEEEI.... eeeei.... cici, kalian jangan salah paham!" suara lain segera menyambung
dengan nada gelisah, "kenapa sih kalian
berdua kok memusuhi aku" akulah In Kok hui yang asli! masa kalian sudah tak
mengenali lagi diriku?"
"Hmm! kalau kau memang benar-benar In Kok hui yang asli,
ayoh sekarang coba tunjukkan dahulu kode rahasia yang telah kita tetapkan tadi!
ayoh cepat.... bagaimana kode rahasianya?" kembali Thian Lan menghardik keras.
kangzusi.com "Kode rahasia apa sih..." oooh.... itu.... yang kau maksudkan...."
haa... haa.....haa... aku lupa kalau tadi kita telah berjanji untuk saling menunjukkan
kode rahasia kalau ketemu..."
Giam In kok yang menyembunyikan diri disekitar tempat kejadian
diam-diam merasa sangat geli sekali tatkala dilihatnya setan tua bermuka seratus
tak dapat menjawab gertakan Thian Lan, sekalipun begitu diapun merasa kuatir
andaikata dalam malunya setan tua itu jadi gusar dan turun tangan keji terhadap
kedua orang gadis itu. Dengan suatu gerakan yang cepat dan enteng ia menerobos
masuk kedalam hutan, dan menyembunyikan diri dibelakang sebuah
pohon besar yang terletak kurang lebih tiga tombak jauhnya dari tempat kejadian.
Tampak olehnya ketika Thian Lan dan Thian Hui masing-masing
mencabut pedang mestika, seorang pemuda berwajah persis
dengan dirinya berdiri tepat dihadapan mereka berdua.
Terdengarlah setan tua bermuka seratus itu dengan suara yang
lembut bagaikan seorang pemuda sedang tertawa cengar-cengir.
"Hihihi... hihihi... hihihi... cici berdua yang manis, apa sih gunanya kalian mencoba
diriku terus" masa kalian benar-benar tak percaya kepadaku" sebenarnya tadi,
hihihi... hihihi... hihihi... karena terburu-buru mengejar setan tua tadi, aku telah
melupakan apa yang telah kita janjikan tadi!"
Thian Hui yang selama ini membungkam, tiba-tiba saja tertawa
cekikikan, hardiknya dari samping:
"Kentut busukmu! tadi kami sama sekali tak menjanjikan kode apa-apa, kau sih
percaya amat dengan ocehan ciciku... hahaha...
sekarang ketahuan sudah kalau kau sebenarnya merupakan setan
tua, si manusia bedebah itu!"
Paras muka setan tua bermuka seratus segera berubah sangat
hebat, sambil menyeringai seram ia mengejek:
"Hehehe... hehehe... hehehe... andaikata aku memang benar -
kangzusi.com benar setan tua itu, kalian memangnya bisa apa?"
"Kalau memang begitu sambutlah dahulu sebuah bogem
mentahku ini!" teriak Giam In kok sambil munculkan diri dari tempat
persembunyiannya. Dua gulung angin pukulan yang maha dahsyat, ibarat gulungan
ombak ditengah samudra yang diamuk badai, dengan dahsyat dan
gencarnya langsung menghantam tubuh setan tua itu.
"Bagus! bentak setan tua bermuka seratus itu, sepasang
telapaknya segera disilangkan didepan dada untuk membendung
dan mengunci datangnya ancaman tersebut.
"Blaaaaam....!"
Bentrokan keras menimbulkan suara ledakan yang amat
memekikkan telinga, batang pohon yang termakan oleh gulungan
angin pukulan itu segera tumbang keatas tanah, suasana jadi kacau balau dan
sangat mengerikan. Termakan oleh pukulan hawa sakti yang maha dahsyat itu,
dengan sempoyongan setan tua itu mundur dua langkah
kebelakang, sebaliknya Giam In kok pun harus mundur selangkah
kebelakang sebelum akhirnya dapat berdiri tegak, ia merasakan
darah dalam dadanya bergolak keras sekali.
Thian Lan dan Thian Hui tak mau ketinggalan, dengan cepat
mereka membentak nyaring dan menerjang maju kedepan
melancarkan berpuluh-puluh bacokan pedang keatas tubuh setan
tua itu. Tapi setan tua itu cukup licik, ketika menyaksikan datangnya
ancaman, ia segera meloncat kesamping untuk menghindarkan diri, setelah lolos
dari kepungan dua orang kakak beradik Thian itu,
sepasang telapaknya kembali didorong kemuka melepaskan pukulan
yang dahsyat keatas tubuh Giam In kok.
Berbareng dengan dilepaskannya pukulan dahsyat itu, dia
berpekik nyaring, suaranya keras hingga menggetarkan seluruh
hutan tersebut. kangzusi.com Giam In kok segera bertindak cekatan, merasakan datangnya
bahaya, ia segera menghindar kesamping seraya serunya dengan
lantang: "Cici berdua, cepat kabur dari sini!"
Tidak, kami tak mau pergi, kami hendak membantumu untuk?menghajar setan tua ini sampai mampus!" sahut Thian Lan serta Thian Hui
berbareng. "Tapi..... kau toh tak bisa membedakan mana yang aku mana
yang setan tua bermuka seratus?" bantah Giam In kok.
"Ciiiis! bodoh amat kau ini! masa kau tak bisa menggunakan senjata andalanmu
untuk membedakan diri!"
Teguran tersebut segera menyadarkan anak muda itu, tanpa
banyak bicara lagi ia segera mencabut keluar cakar garudanya,
kemudian sambil tertawa mengejek ia berkata:
"Setan tua sialan, ayoh sekarang tunjukkan kegadunganmu... aku ingin melihat
apakah kau mampu untuk membuat senjata palsu
untuk membohongi aku?"
Bagi seseorang yang pandai dalam ilmu menyaru, hanya dalam
waktu yang singkat saja seseorang dapat menyaru sebagai siapapun seperti apa
yang dikehendaki, namun untuk meniru senjata barang bawaan-nya lagi dalam waktu
singkat bukanlah merupakan
pekerjaan yang gampang, karena ia harus mencuri benda-benda
tersebut! Demikianlah, hanya dalam sekejap mata, setan tua itu sudah
terkurung dibawah serangan pedang dan pukulan dahsyat dari Giam In kok serta
kedua gadis itu. Angin pukulan menderu-deru, cahaya pedang berkilauan
memenuhi angkasa, setan tua itu jadi sangat terdesak hebat dan
cuma mampu mempertahankan diri belaka dari ancaman itu.
Lama kelamaan ia mulai sadar kalau gelagat tidak
menguntungkan, tanpa banyak bicara lagi ia segera putar badan
kangzusi.com dan secepatnya kabur naik keatas pohon, dengan meminjam pohon
sebagai tameng, ia kabur jauh-jauh meninggalkan tempat itu.
Sambil melarikan diri teriaknya dari balik pepohonan yang lebat:
"Bangsat cilik! anjing jantan dan betina, untuk sementara waktu aku ampuni jiwa
kalian, tapi... tunggu saja kalau lain kali nanti bertema kembali, tunggu saja
tanggal main-nya, kau akan rasakan kedahsyatan yang ku miliki!"
Perkataan itu diucapkan dari tempat yang jauh hingga
kedengaran meninggalkan tempat itu.
Sepeninggal setan tua bermuka seratus, Giam In kok segera
berpaling kearah dua orang gadis itu sambil tertawa, katanya:
"Waah...! untung enci Hui berhasil menakut-nakuti setan tua itu hingga kabur
terbirit-birit.. ayoh, sekarang kita tinggalkan tempat ini, siapa tahu kalau
masih ada banyak persoalan yang bakal timbul di tempat ini?"
Pujian dari anak muda itu segera mengundang reaksi dari Thian
Lan, ia segera melemparkan kerlingan yang misterius kepada
adiknya. Orang mungkin tak tahu apa arti kerlingan misterius itu, lain
halnya dengan Thian Hui, ia jadi tersipu-sipu dan segera
menundukkan kepalanya rendah-rendah.
"Ayo berangkat!" serunya dengan cepat, "enciku akan melakukan perjalanan
bersamamu!" Giam In kok mengerti, sejak mengalami pengalaman pahit soal
senjata tajam, sebelum setan tua itu berhasil mengatasi kesulitan mengenal
senjata miliknya, maka tak mungkin ia berani menyaru
sebagai dirinya lagi. Kendatipun begitu, pemuda ita masih kuatir kalau kawanan iblis
yang berkumpul disekitar situ, sebab nanti kalau sampai terjadi pertempuran, dua
orang gadis itu sudah tentu bukan merupakan
tandingan lawan. kangzusi.com 00000doow00000 Perjalanan itu dilakukan dengan sangat cepat, setelah berada
kurang lebih seratus li dari tempat semula, pemuda itu baru
memperlambat gerakan tubuhnya dan kemudian berhenti.
Dari sakunya ia ambil keluar dua bungkus obat penyaru dan
diserahkan kapada dua orang gadis itu sambil berpesan:
"Setelah ini kita harus berpisah untuk menempuh perjalanan sendiri-sendiri,
kuharap selama melakukan perjalanan dalam dunia parsilatan, mulai sekarang
gunakanlah obat penyaru ini untuk
merubah raut wajah kalian, sebab dengan berbuat begini maka
banyak kejadian yang tak iinginkan bisa kita dihindari!"
"Apa" kita akan berpisah?" teriak kedua gadis itu berbareng dengan suara
terperanjat, "tidak! kami tak mau berpisah dan akan mengikuti dirimu!"
"Jangan! jangan kau ikuti aku! sebab kalau kita melakukan
perjalanan bersamasama, maka gampang sekali kalau ada orang
yang hendak membuntuti jejak kita, menurut pendapatku, maka
lebih baik kalian menyaru dan berangkat terlebih dahulu, sedang aku melindungi
kalian secara diam-diam, dengan begitu andaikata ada orangg yang berani jadi
walang, maka aku akan jadi burung
nuri yang menyergap dari belakang..."
"Waaaah... kalau begitu bukan kau anggap kami sebagai
jangkerik?" sambung Thian Lan sambll tertawa.
Giam In kok ikut tertawa geli setelah mendengar perkataan itu, ia berkata:
"Aku akan menyingkir dahulu, sedang kalian boleh menyamar, selesai menyamar
segera berangkat melanjutkan perjalanan, aku
akan melindungi kalian dari kejahuan, apabila kalian mendengar
suara pekikan panjang satu kali, pekikan pendek dua kali, itu berarti bahwa aku
telah pergi ketempat lain!"
Rupanya pemuda itu kuatir kalau dua orang gadis itu ribut terus kangzusi.com
tiada hentinya, sehingga membuat dia pusing kepala, padahal masih banyak urusan
yang harus ia selesaikan, maka begitu selesai


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengucapkan kata-katanya, ia segera mengenjotkan badan dan
menyembunyikan dibelakang sebuah batu gunung, kurang lebih
beberapa puluh tombak dari tempat semula.
Setelah mereka ganti pakaian dan menyamar, maka berangkatlah
mereka meninggalkan tempat itu, dua orang gadis itu berjalan
didepan sedang Giam In kok mengikuti dibelakangnya.
Tiga hari kemudian, ia benar-benar berpisah dengan kedua gadis
tersebut, sepanjang perjalanan ia telah menggorek cakar garuda
saktinya yang keras itu hingga cakar itu menjadi lembek.
Cakar garuda yang kini empuk itu bukan berarti samakin lemah
kekuatannya, malahan kalau hawa murninya disalurkan kedalam
senjata itu, maka bukan saja daya penghancurnya tak akan
berkurang, malahan jauh lebih dahsyat dari keadaan semula.
Bukan begitu saja, cupu-cupu kecil yang semula berwarna kuning
keemas-emasanpun kini telah berubah warnanya jadi hitam pekat.
Bocah ajaib bermuka seribu ini dikenal orang sebagai jago muda
yang tangguh ini terpaksa harus merubah wajahnya sampai
beberapa kali karena kuatir jejaknya sampai ketahuan hingga
mengagalkan rencananya, banyak persoalan yang berkecamuk
dalam benaknya disepanjang perjalanan, ia memikirkan nasib iblis langit serta
bumi yang telah berjumpa dengan neneknya, namun
dimanakah mereka sekarang"
Giam Ong Hui dengan jelas sudah kutung sepasang kakinya oleh
pukulannya yang dahsyat, tapi ketika berada dipuncak Sam kiam
hong meagapa ia mendengar suara bajingan tua itu, mungkinkah
sepasang kakinya yang telah kutung dapat disambung kembali"
kalau tidak mana mungkin ia dapat bertempur melawan orang lain"
Antara ia pribadi dengan setan tua bermuka seratus selamanya
tak pernah terikat dendam sakit hati apapun juga, tapi kenapa ia mati-matian
bertekad memusuhi dirinya" mungkinkah Bu liang siu
kangzusi.com hud, hweesio setan, iblis sakti serta siluman koan dan siluman Cau beberapa
gembong iblis itu sebenrnya dikendalikan oleh setan tua itu?"
Semakin dipikir ia merasa semakin bingung, bukan saja tiada
jawaban yang berhasil ditemukan, bahkan jejak yang semula
berhasil ditemukan, kini lenyap kembali.
Terpaksa sambil melanjutkan perjalanan ia berpikir tiada
hentinya, pelbagai ingatan berkecamuk dalam benaknya, ia
menduga kawanan iblis yang sedang dicari itu kemungkinan besar
masih melakukan penggeledahan secara besar-besaran disekitar
gardu Tan Siang tong. Begitu ingatan itu berkelebat dalam benaknya, ia segera putar
badan siap kembali kearah gardu Tan Siang tong tersebut.
Mendadak... diri kejauhan ia saksikan sekelompok bayangan
manusia sedeng berkelebat lewat, dalam waktu yang singkat
bayangan tadi telah lenyap dari pandangan.
"Bagus sekali! sungguh kebetulan kalau kalian berani datang kemari...."pikir Giam
In kok dalam hati, "berani benar kalian menguntil perjalananku! hmm! lihat saja
nanti, engkau yang pandai merubah diri ataukah aku yang lebih pandai?"
Setelah mengambil keputusan di dalam hati kecilnya, pemuda itu
tak jadi balik kejalan semula tapi melanjutkan kembali kearah
depan. Setelah tiba disebuah tanah lapang yang lebar dan luas, ia baru mengenjotkan
badan dan menyelinap kebalik semak belukar yang
lebat disisi jalan. Beberapa saat kemudian dari arah belakang benar-benar
terdengar suara langkah kaki manusia, rombongan tersebut terdiri dari beberapa
orang. Ketika tiba ditepi semak tadi, terdengarlah salah seorang
diantaranya berseru dengan tertahan lalu berkata:
"Hey, aneh benar! barusan kita masih melihat setan cilik itu kangzusi.com
berlarian disini, kenapa sekarang bisa lenyap tak berbekas" sungguh lihay
keparat cilik itu!" "Huuuh! gara-gara kau sih bersikap gugup dan gelagapan
sendiri" omel temannya dengan nada tak senang, "coba kalau kita tetap berlagak
tenang, tak mungkin ia bisa kabur dari pengejaran kita berdua!"
"Tapi... tapi... kau toh juga melihat ia secara mendadak
membalikan badan?" "Apa salahnya kalau ia putar badan" andaikata kita tetap
melanjutkan perjalanan dengan tenang, masa ia bisa menebak kita sedang
membuntuti perjalanannya" toh tak mungkin!"
"Baik... baiklah! anggap saja yang kau ucapkan itu benar,
didepan kita terbentang sebuah tanah datar yang luas tapi sama
sekali tak nampak bayangan setan cilik itu, kalau kau toh
beranggapan bahwa kepandaian mu memang hebat, maka sekarang
coba periksalah dia itu telah kabur kemana?"
"Yaa, aku akan memeriksanya!" sahut rekannya dengan cepat,
"hmm, jejak telapak kakinya lenyap sampai disini, dia pasti bersembunyi
disekitar tempat ini!"
Habis berkata orang itu segera memutar badan dan berusaha
melarikan diri dari tempat tersebut.
Hahaaa... hahaaa... hahaaa... kalian mau kabur kemana?" ejek Giam In kok sambil ?tertawa terbahak-bahak.
Pemuda itu segera mengenjotkan badan dan melayang keluar
dari tempat persembunyiannya, sekali sambar, tahu-tahu saja
batang leher kedua orang itu telah berhasil dicekuknya.
Setelah diseret kebawah sebuah tebing curam, ia bebaskan jalan
darah salah seorang yang tertotok, lalu hardikaya:
"Sekarang ayo jawab secara jujur, siapa yang menyuruh kalian dua orang cecunguk
untuk mengikuti jejakku?"
Dua orang lelaki yang menguntit perjalanan Giam In kok itu sama sekali tak
menduga kalau bakal dibekuk secara tiba-tiba, maka
kangzusi.com untuk beberapa saat lamanya karena saking kagetnya mereka tak
mampu mengucapkan sepatah katapun juga.
Beberapa saat kemadian, lelaki yang dibekuk batang lehernya
oleh Giam In kok baru mendongakkan kepalanya, seraya berkata
dengan suara gemetar. "Kau.... kau.... ini sebetulnya si.... siapa....?"
"Perduli amat kau siapakah aku, jawab saja pertanyaan yang kuajukan kepadamu..."
bentak Giam In kok cepat, "siapa yang menyuruh kalian datang kemari untuk
menguntit jejak ku?"
"Hamba toh tak pernah menyalahi dirimu.... kami ini tak lebih hanya merupakan
orang persenan saja, karena uang hadiah sebesar sepulah tahil perak, kami
disuruh menguntil jejak setan cilik yang bernama Giam In kok....! dan kau... kau toh
bukan merupakan orang yang kami cari!"
"Coba kalian lukiskan macam apa setan cilik yang bernama Giam In kok itu?"
"Katanya ia disebut orang sebagai bocah ajaib bermuka seribu, soal raut wajahnya
tidaklah penting, yang perlu diperhatikan ialah dia baru berusia enam belas
sampai tujuh belas tahunan, lagipula merupakan seorang jago persilatan, katanya
hanya dalam sekilas memandang saja orang akan segera mengenalinya!"
Giam In kok segera tertawa ringan, ia baringkan kedua orang itu diatas tanah, kemudian
tanyanya lagi: "Coba sekarang kau tatap wajahku, lihatlah apakah aku mirip dengan manusia yang
bernama Giam In kok itu?"
Dua orang itu saling berpandangan dengan mulut membungkam,
dan untuk beberapa saat lamanya mereka tak tahu apa yang musti
mereka katakan. Dengan gusar Giam In kok membentak:
"Ayo jawab! mirip tidak aku dengan manusia yang bernama Giam kangzusi.com
In kok itu?" Ketika sorot mata kedua orang itu saling berpapasan dengan
sorot mata Giam In kok yang dingin bagaikan es, sekujur badan
mereka jadi gemetar dan hatinya jadi kecut menghadapi kejadian
seperti ini. Diantara dua pria ini, agaknya yang bercodet jidatnya jauh lebih banyak akal
bulusnya dari pada rekannya, setelah termenung
beberapa saat lamanya ia segera menjawab:
"Kalau diperhatikan dari usia siauhiap, memang ada beberapa bagian yang mirip
dengan setan cilik itu!"
"Selain usia, apa lagi yang mirip dengan setan cilik itu?"
"Ilmu silatmu juga tinggi, persis seperti apa yang dilukiskan tentang setan
cilik itu!" "Siapa yang telah memberi tahukan kesemuanya itu kepadamu?"
"Seorang pria setengah baya yang berbadan tinggi besar!"
"Siapa namanya?"
"Entahlah, aku sendiripun tak tahu!"
"Plooooook!" Sebuah gaplokan keras dengan cepat melayang keatas pipi pria
bercodet itu, sehingga ia mundur kebelakang dengan sempoyongan.
Sambil tertawa dingin Giam In kok segera berkata:
"Hmm! kalian dua ekor anjing budukan, kau anggap tipuan pasar macam begitu dapat
membohongi siauyamu ya" hmm! sekalipun
pekerjaan ini kalian lakukan karena mendapat upah yang besar,
namun andaikata kau tak kenal dengan orang yang menyuruh
kalian, maka dari mana orang itu bisa menggunakan tenagamu dan
bukan tenaga lainnya" kalau kalian tak mau berterus terang, maka jangan salahkan
kalau aku akan segera bertindak secara keji
terhadapmu!" kangzusi.com Setelah kena ditampar pipinya keras-keras, beberapa biji giginya banyak yang
rontok hingga membuat darah segar mengucur
menodai bagian bibirnya, dengan sorot mata ketakutan dan mohon
belas kasihan, pria bercodet itu melirik sekejap Giam In kok
kemudian memberi tanda kepada rekannya agar berbicara.
Pria berwajah putih yang selama ini membungkam dalam seribu
bahasa ini buru-buru buka suara berkata:
"Siauhiap kau janganlah gusar dahulu, biar hamba yang
menerangkan sejelas-jelasnya!"
"Ayoh, cepat bicara! tak usah melantur yang bukan-bukan!"
"Baiklah! hamba bernama Song Gon bersama rekanku Kok Sia
Tiong merupakan penduduk disekitar bukit ini, karena tak punya
modal untuk berdagang, maka selama banyak tahun kami
menganggur, beberapa hari berselang tiba-tiba muncul
serombongan manusia, jumlahnya tak sedikit dan dandanan mereka
tidak mirip dengan jago-jago persilatan yang pandai bersilat, hamba segera
mengira kelompok manusia itu merupakan sasaran empuk
untuk mencari uang, siapa tahu kami telah salah melihat, baru saja turun tangan,
salah seorang pria kekar yang berada dirombongan
itu telah berhasil menangkap kami berdua, kemudian setelah
berlangsung pembicaraan, kami baru tahu kalau pria kekar itu
bukan lain adalah kelabang terbang Oui Yong yang punya nama
besar dalam dunia persilatan...."
"Ooooh, rupaaya orang itu!" seru Giam In kok cepat, ia kenal dengan pria yang
bernama kelabang terbang Oui Yong, sebab orang itu bukan lain merupakan salah
satu diantara delapan jago lihay dari perkampungan Ang sim san ceng.
Tatkala dilihatnya pemuda itu kenal dengan orang yang
dimaksudkan, Song Gon jadi kegirangan setengah mati, dengan
muka berseri-seri serunya dengan lantang:
"Aaaah....! tak kusangka kalau siauhiap merupakan sahabat dari Oui tayhiap.... jadi
kita ini merupakan orang sendiri!"
"Sahabat kepalamu!" maki Giam In kok sambil mendengus penuh kangzusi.com
kegusaran, "sekarang anjing keparat itu berada dimana?"
Menurut anggapannya, apabila kelabang terbang Oui Yong
berada disekitar sini, itu berarti bahwa sarang Giam Ong hui tentu berada pula
disekitar tempat tersebut.
Walaupun dalam hati kecilnya dia ada maksud membiarkan Giam
Ong hui hidup lebih dahulu, sehingga dikemudian hari ia bisa
menuntut balas bersamasama dengan Giam In kok, namun ketika
teringat akan keselamatan ibunya yang berada dibawah
cengkeraman iblis itu, mau tak mau dia merasa gelisah juga.
Ketika mendengar bentakan yang disertai dengan kemarahan itu,
Song Gon semakin ketakutan, sahutnya dengan perasaan ngeri:
"Kalau siau hiap ingin tahu tempat tinggal dari kelabang terbang...
maka hamba tak bisa menjawab.... karena.... karena... hamba
sendiripun tak tahu!"
"Hmmm! kalau kau tak tahu tempat tinggalnya, lantas bagaimana kalau andaikata
orang yang kalian cari itu berhasil kalian temukan, bagaimana cara kalian
memberi laporan?" hardik pemuda itu.
Setelah beristirahat beberapa saat, Koh Siu tiong, pria bercodet itu sudah
membersihkan mulutnya dan mengambil dari dalam
sakunya sebuah tabung bambu, kemudian sahutnya:
"Oei tayhiap telah menyerahkan tabung bintang peluncur kepada kami, seandainya
jejak Giam In kok berhasil kami temukan, maka
asal tabung ini kita lepaskan, maka dengan sendirinya akan ada
orang yang menyambut kami!"
"Kalau begitu, cepat lepaskan isi tabung itu, dan undang mereka semua agar
berkumpul disini!" seru pemuda itu cepat.
"Baik! hamba akan turut perintah!"
Tapi sebelum Kok Siu tiong sempat melepaskan isi tabung itu,
tiba-tiba Giam In kok menemukan sesuatu perubahan sikap yang
sangat aneh dan mencurigakan melintas di atas wajah pria itu,
kangzusi.com dengan cepat ia lantas membentak keras:
"Hey tunggu sebentar!"
Tapi sebelum bentakan Giam In kokitu sempat diutarakan sampai
selesai, Kok Siu tiong pria bercodet itu telah melemparkan tabung tersebut
kearah depan. "Blaaaaam!" Letusan keras terjadi, kabut tebal membumbung tinggi
keangkasa, bau belirang sangat menusuk penciuman.
Giam In kok marasa amat terperanjat, buru-buru ia lepaskan dua
pukulan dahsyat kearah gulungan kabut tebal itu...
"Duuuk! duuk! Aduuuh! aduuuh!"
Dua jeritan ageri yang menyayatkan hati bergema membelah
angkasa, ditengah hembusan angin puyuh, dua sosok mayat
mencelat sejauh sepuluh tombak dari tempat semula.
Kurang lebih sepertanak nasi kemudian, kabut tebal itu perlahan-lahan baru
menipis dan akhirnya buyar diangkasa, Giam In kok
mendekati mayat kedua orang itu dan menggeledah isi sakunya.
Dari balik pakaian mereka masing masing ia temukan sebuah
lencana yang terbuat dari bambu serta sebuah tabung yang
bentuknya jauh lebih kecil, setelah diperiksa dengan seksama ia baru tahu kalau
isi tabung itulah baru benar benar merupakan
kembang api. Tak kuasa lagi ia tertawa dingin sambil gumamnya:
"Huuuuh! kalian anjing-anjing keparat hendak menggunakan
kabut yang tebal untuk kabur... sekarang bagaimana akhirnya"
jangan salahkan kalau siauya bertindak kejam!"
Ketika lencana bambu itu diperiksa dengan seksama, ia temukan
pada permukaan lencana sebelah depan terukir sebuah kepala
tengkorak manusia, sedangkan dibalik lencana tadi terukir sebuah huruf "Siok".
kangzusi.com Sebaliknya pada lencana bambu yang di temukan dalam saku
Seng Gon, kecuali terukir kepala tengkorak, pada baliknya terukir huruf yang
lain, huruf tersebut berbunyi "Ci".
"Apa yang dimaksudkan dengan Siok serta Ci sudah tentu
mengandung arti tertentu, tapi apa maksudnya?" pikir pemuda itu.
Lama sekali ia memikirkan teka teki itu, tapi toh gagal juga


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memecahkan artinya, dalam keadaan demikian ia masukkan kedua
buah lencana bambu itu kedalam sakunya, sementara dua buah
tabung bambu yang ia temukan tadi segera dibantingnya keatas
tanah. "Blaaaaam! blaaaaam!"
Dua letusan keras berkumandang diangkasa, bunga api berwarna
merah hijau segera meluncur ketengah udara dan membumbung
setinggi beberapa puluh tombak sebelum akhirnya meledak dan
memecahkan percikan bunga api.
"Bagus..... bagus sekali!" seru pemuda itu dengan rasa puas,
"dengan meledaknya bunga api itu diangkasa, sudah dapat
dipastikan kalau anjing-anjing budukan itu akan berdatangan
kemari! tunggu saja pembalasan ku.... hmm! manusia-manusia
bedebah!" Dalam anggapannya, setelah kembang api itu meledak
diangkasa maka sebentar lagi Oei Yong sekalian tentu akan
berdatangan kesitu. Maka dengan cepat ia menyembunyikan diri untuk menunggu
mangsa-mangsanya masuk perangkap.
Belum sempat pemuda itu berbuat sesuatu, mendadak dari
belakang batu karang berkumandang suara teguran yang amat
dingin dan menggidikkan hati:
"Hey, bocah cilik, permainan setan apa yang sedang kau
persiapkan itu?" Bukan saja dingin dan menyeramkan suara itu, bahkan terdengar
kangzusi.com seakan-akan bukan muncul dari sebuah mulut manusia, hingga
membuat siapapun yang mendengar merasa seakan-akan bulu
kuduknya bangun berdiri. Giam In kok jadi sangat terperanjat, dengan sorot matanya yang
tajam ia menyapu sekejap kearah sekeliling tempat itu, namun tiada sesosok
bayangan manusiapun yang tampak olehnya.
Setelah termangu-mangu sebentar, akhirnya ia menegur:
"Jago lihay dari manakah yang telah berkunjung kemari" apa salahnya kalau kau
munculkan diri untuk bertemu?"
"Hey bocah muda, kau ingin bertemu denganku?" suara
menyeramkan tadi berkumandang lagi.
"Seandainya kau merasa bukan musuh besarku atau diantara kita berdua belum
pernah terikat dendam sakit hati, maka apa salahnya kalau kau menunjukkan diri
untuk bertemu?" "Heheheh... hehehe... hehehe... walaupun sebelumnya kita tak pernah terikat dendam
sak"t hati, tapi sekarang kita telah berdiri pada posisi yang bermusuhan, kalau
sampai berjumpa muka nanti
itu berarti kau bakal mampus ditanganku!"
"Aaaah! kau jangan bergurau, kurasa nada suaramu sangat asing bagiku, mungkin
bertemupun kita belum pernah, mana mungkin
bisa saling bermusuhan?"
"Kau keliru besar kalau beranggapan begitu, coba berpalinglah dan tengoklah tugu
peringatan yang berada disamping kananmu!"
Giam In kok tanpa sadar mengalihkan sorot matanya kearah
mana yang ditunjukkan, tampak olehnya sebuah tugu peringatan
yang tingginya beberapa tombak dan berdiri anggun kurang lebih
beberapa puluh tombak disamping kanannya.
Diatas batu cadas itu terukir beberapa huruf besar:
"Tebing Soh Huan Gay"
"Sekarang kau coba tengok sebelah kiri!" Giam In kok melirik kangzusi.com
sekejap kearah sana, disitu berdiri pula sebuah tugu batu yang
besar, diatas tugu itu terukir pula beberapa huruf besar.
"Lembah Kou Pok kok"
"Dari nama lembah dan tebing yang mengerikan itu, sudah cukup menggetarkan hati
orang, diam-diam Giam In kok menggerutu
dalam hati, ia merasa sama sekali tak ada urusan ataupun ikatan dendam dengan
manusia misterius itu, lantas apa yang musti
ditakuti" pikirnya dalam hati"
Sambil tertawa pemuda itu segera menegur:
"Engkau suruh aku membaca tulisan itu, sebenarnya apa
maksudmu?" "Sudah kau baca tulisan diatas batu peringatan tersebut?"
"Sudah, dan amat jelas sekali!"
"Kalau begitu serahkan jiwa anjingmu!"
Bersamaan dengan berkumandangnya ancaman tersebut, dari
balik celah-celah bukit karang muncullah seorang manusia aneh
yang berambut panjang, bermata hijau dan sangat mengerikan hati yang memandang,
dengan enteng dan gesitnya orang itu bergerak
dan tahu-tahu saja sudah melayang turun dari pintu goanya.
Walaupun Giam In kok memiliki ilmu silat yang sangat hebat, tapi bagaimanapun
juga sifat kekanak-kanakan-nya belum hilang, ketika menjumpai munculnya seorang
manusia aneh berambut panjang
dan bermata hijau serta telanjang dan penuh dengan berbulu hijau, dengan hati
terperanjat ia segera mundur selangkah kebelakang,
sepasang telapak tangannya disilangkan didepan dada siap
menghadapi kemungkinan yang tidak diinginkan.
"Siapakah kau?" hardiknya keras-keras, "kau ini setan atau manusia?"
"Tak usah kau tanyakan aku ini manusia atau setan, yang jelas selembar nyawamu
tak dapat hidup lebih jauh dikolong langit ini, mengerti?" kangzusi.com
Suara manusia aneh itu masih tetap dingin, seram dan ketus,
ditambah pula raut wajahnya menyeramkan, benar-benar membuat
hati orang bergidik. Tanpa mengerakkan tubuhnya atau menggoyangkan kakinya,
tiba-tiba ia meluncur dengan cepatnya, dengan suatu gerakan kilat jari-jari
tangannya yang kurus kering bagaikan cakar setan itu segera menyambar bahu bocah
muda itu. Giam In kok merasa sangat terperanjat, cepat-cepat ia menarik
kembali hawa murninya dan melayang mundur sejauh beberapa
tombak dari tempat semula, dengan cepat telapaknya dibabatkan
kemuka dan melepaskan sebuah serangan balasan.
Kendatipun serangan itu dilancarkan dalam keadaan tergesa-gesa
dan tanpa perhitungan yang masak, namun hawa murni It goan
ceng ki yang dimilikinya secara otomatis tersalur keluar, walau itu cuma tiga
empat bagian belaka. Hawa pukulan yang maha dahsyat ibarat gulungan ombak
ditengah samudra segera menggulung meluncur kedepan, pasir dan
debu beterbangan memenuhi seluruh angkasa, dalam waktu singkat
pukulan yang tajam itu telah tiba dihadapan manusia aneh itu.
Rupanya manusia itu juga terperanjat menghadapi ancaman
yang maha dahsyat itu, buru-buru telapaknya diayunkan kemuka,
segulung hawa pukulan yang tak kalah dahsyatnya meluncur
kemuka menyambut datangnya ancaman itu.
"Blaaaaammm!" Benturan keras terjadi ditengah udara, angin pukulan yang
dilepaskan Gian In kok segera mencelat keudara dan buyar di
angkasa setelah membentur kekuatan musuh.
Diluaran, pertarungan itu nampak seimbang, seakan-akan
kekuatan mereka tak jauh berbeda, tapi dalam kenyataannya Giam In kok merasakan
dibalik kekuatan angin pukulan yang dilancarkan manusia aneh itu membawa desiran
angin dingin yang menggidikkan hati, angin pukulan itu langsung merembes masuk
kangzusi.com lewat lengannya dan menyerang kearah dada.
Pemuda itu sangat terperanjat, cepat-cepat ia meloncat mundur
tiga tombak kebelakang, kemudian ia salurkan hawa murninya
untuk memperlancar peredaran darah dalam tubuhnya.
Sebelum ia sempat buka suara, manusia aneh itu sudah berkata
lagi dengan seram: "Hey, bocah muda, kaupun mampu menerima hawa pukulan
pengunci sukmaku sebesar tiga bagian, hal ini menunjukkan kalau ilmu silat yang
kau milikipun lumayan, kau ini anak murid siapa?"
"Huuuh! kenapa aku musti memberitahukan soal itu kepadamu"
apa urusanmu si manusia sesat dari golongan hitam mengetahui
akan diriku?" "Aku merupakan manusia sesat dari golongan hitam" baik!
anggap saja demikian, tapi sebelum itu sambutlah sebuah pukulan ku ini!"
Dalam hati Giam In kok segera menyadari kalau pukulan yang
bakal dilancarkan manusia aneh itu pasti luar biasa sekali, buru-buru ia
salurkan hawa murninya mengelilingi seluruh tubuh, sebelum
angin pukulan lawan itu mampir ditubuhnya, sepenuh tenaga ia
sudah terlebih dahulu melancarkan serangan balasan guna
membendung datangnya serangan itu.
Dalam serangannya kali ini, ia telah salurkan hawa murninya
kedalam telapak, tampaklah cahaya putih setebal beberapa depa
memancar keluar lewat tepi telapaknya, didepan hawa putih tadi
pasir menggulung bagaikan ombak, keadaannya benar-benar
mengerikan sekali. "Blaaaaammm!" Ledakan dahsyat itu menggelegar diangkasa, dengan
sempoyongan Giam In kok tergetar mundur sejauh tiga langkah
kebelakang. Manusia aneh itu juga terdorong mundur sampai sejauh satu
tombak lebih, cahaya hijau yang memancar dari balik matanya
kangzusi.com kelihatan semakin tebal. Setelah mengawasi wajah Giam In kok beberapa saat lamanya,
tiba-tiba ia membentak keras:
"Dari mana kau pelajari ilmu It goan ceng ki tersebut?"
"Apa sih sangkut pautnya dengan dirimu" lebih baik kau tak usah mencampuri
urusan orang lain!" "Huuuh bocah muda kau terlalu takabur! imam tua Cing Khu
sangjin sendiri belum pernah menucapkan kata-kata sekasar itu
dihadapan ku.... apakah kau tak takut kalau lidahmu tersambar
petir?" Dari nada ucapan lawan, Giam In kok segera menduga kalau
manusia aneh yang berada dihadapannya saat ini kemungkinan
besar berasal dari satu generasi dengan Cing Khu sangjin, diam-diam ia melakukan
persiapan untuk menghadapi segala
kemungkinan, sedang diluaran ujarnya dengan nada yang tetap
dingin: "Hmmm! kalau aku berani mengatakannya memangnya
kenapa?" Dari tindak tanduk manusia aneh yang keji dan sekali turun
tangan segera ada maksud membunuh orang itu, ia lantas
beranggapan ia bahwa musuhnya pasti seorang gembong iblis dari
golongan sesat, maka dalam hati kecilnya pemuda itu segera
mengambil keputusan akan menghadapinya guna melenyapkan
manusia tersebut dengan ilmu warisan dari Cing Khu sangjin.
Manusia aneh itu bukannya gusar setelah mendengar perkataan
itu, malahan ia menghela napas dengan sedihnya.
"Aaaah....! Cing Khu loo toa berhasil mendapatkan seorang murid yang bagus,
bagaimana dengan aku" dan bagaimana pula dengan
sumpahku....?" Giam In kok jadi terperangah dan untuk bebarapa saat lamanya
kangzusi.com ia berdiri melongo dengan mulut membungkam.
Pemuda itu tak habis mengerti, apa sebabnya secara tiba-tiba
manusia aneh itu menghela napas dengan sedihnya dan mukanya
jadi muram. Sementara itu, manusia aneh tadi masih termenung seorang diri
sambil memikirkan persoalan yang sangat penting, lama sekali baru guman-nya
seorang diri: "Kenapa aku tidak berbuat demikian....... lantas demikian?"
Biji mata yang berwarna hijau itu tiba-tiba memancarkan cahaya
tajam, dengan nada dingin ujarnya:
"Hey bocah muda, dengarkan baik-baik perkataanku ini!
sebetulnya tujuanku mendirikan tugu peringatan "pengunci sukma"
dan "penggaet nyawa" ini adalah untuk memancing kehadiran murid durhakaku,
persoalan ini sama sekali tak ada sangkut pautnya
dengan orang lain, tetapi berhubung kau sudah mengundang
kehadiran orang lain untuk membuat kegaduhan disini, maka
persoalan ini jadi berubah pula, kalau mengikuti tabiatku dimasa lalu, sekalipun
kau punya nyawa rangkap seratuspun sekarang
sudah tentu tak akan tersisa lagi, tapi mengingat kau sudah melatih ilmu It goan
ceng ki, maka seandainya engkau bersedia untuk
melakukan sebuah tugas yang kuberikan kepadamu, maka bukan
saja jiwamu bisa kuampuni, bahkan akupun bersedia mewariskan
sejenis ilmu silat yang tangguh kepadamu!"
Mendengar ucapan tersebut, diam-diam Giam In kok mendengus
dingin, pikirnya: "Huuuuh! takabur amat orang ini, dianggapnya aku ini jeri
kepadamu?" pikir Giam In kok didalam hati.
Dari pembicaraan yang berlangsung itu, pemuda ini mengetahui
kalau manusia aneh itu bukanlah termasuk manusia dari golongan
sesat yang berhati keji, tak tahan lagi ia menjawab:
"Boleh-boleh saja kau menyuruh aku melakukan suatu tugas,
tetapi janganlah kau artikan bahwa aku jeri kepadamu dan lagi
kangzusi.com akupun baru akan menyanggupi setelah mengetahui pekerjaan apa
yang hendak kau tugaskan kepadaku!"
Selintas rasa sedih, penuh penderitaan berkelebat diatas wajah
manusia itu telah lenyap dari wajahnya, dengan penuh keseriusan orang itu
menjawab: "Aku minta tolong kepadamu untuk menagkap murid murtadku
dan menggusurnya kemari!"
"Aneh benar kau ini, siapa sih muridmu itu" dan siapa namanya"
apakah kau tahu kalau ia belum mampus?" seru pemuda itu dengan cepat.
"Aku yang sudah tua bangka saja dan tinggal kulit pembungkus tulang saja belum
mampus, masa ia yang masih muda belia sudah
mampus lebih dahulu?"
Giam In kok termenung sejenak, kemudian ia mengabgguk.
"Baiklah! tapi sebelum itu, kaupun harus menyebutkan namanya dahulu, karena aku
ingin tahu apakah aku kenal atau tidak dengan murid murtadmu itu!"
"Aaiiii...!" manusia aneh itu menghela napas panjang, "dahulu murid durhaka itu
bernama Kho Yang, tapi entah sekarang siapa
namanya" siapa tahu kalau selama banyak tahun ini ia telah
berganti nama dengan yang lain!"
"Apa" orang itu bernama Kho Yang....?" gimam Giam In kok dengan lirih, tiba-tiba
ia berteriak kaget. "Ooooh....! jangan-jangan orang yang kau maksudkan itu adalah setan tua bermuka
seratus?" "Apa" kurang ajar! Kho Yang berani menggunakan gelarku si
setan tua bermuka seartus untuk berkelana dalam dunia
persilatan?" Bentakan yang keras ini dan sama sekali diluar dugaan, sangat
mencengangkan hati Giam In kok, untuk beberapa saat lamanya ia
kangzusi.com berdiri termangu-mangu. "Masa dikolong langit ini terdapat dua orang yang memakai gelar setan tua
bermuka seratus?" "Akulah setan tua bermuka seratus yang sebenarnya!" seru manusia aneh itu
bersungguh-sungguh. Begitu ucapan tersebut diutakan keluar, dengan terperajat Giam
In kok mundur satu langkah kebelakang, tapi dengan cepat ia


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

segera memahami apa yang telah terjadi, hatinya jadi sangat
kegirangan. Dengan muka berseri-seri karena gembira, pemuda itu berseru:
"Ooooh....! rupanya Kho Yang telah menyewa nama besarmu
untuk membuat keonaran dan kejahatan dikolong langit! wah...
kalau memang begitu, urusan malah gampang diselesaikan,
kebetulan sekali aku yang mudapun sedang mencari dirinya!
cuma.... ya terus terang saja kukatakan, untuk membinasakan
manusia itu bukanlah merupakan pekerjaan yang susah, tapi kalau untuk
menangkapnya hidup-hidup bukanlah merupakan pekerjaan
yang terlalu gampang!"
Rupanya ucapan itu sama sekali berada diluar dugaan setan tua
bermuka seratus, ia agak terperangah dibuatnya.
"Jadi kalian sudah saling bergebrak?" tanyanya kemudian seteleh termenung
sebentar. Giam In kok tahu kalau manusia aneh yang berada dihadapannya ini mempunyai
dendam sakit hati dengan orang tersebut, maka dengan terus terang diapun
menceritakan semua kejadian yang
telah berlangsung, dan akhirnya ia menambahkan:
"Bajingan tua she Kong itu telah mencatut nama baikmu untuk membuat onar serta
kejahatan dalam dunia persilatan, apakah kau orang tua tidak berusaha untuk
menangkapnya sendiri serta
memberi hukuman yang setimpal?"
"Aaai..... sudah banyak tahun aku mencari jejaknya...... orang-kangzusi.com
orang yang kau pancing sudah pada bermunculan disini, aku mau
menghindar dahulu, tapi ingat ya.... kau jangan kabur!"
Karena para jago yang terpancing oleh percikan bunga api itu
telah berdatangan, maka setelah meninggalkan pesan, cepat-cepat setan tua
bermuka seratus itu menggenjotkan badan dan melayang
masuk kedalam goanya serta menutup kembali celah tebing itu.
Sepeninggal setan tua bermuka seratus, Giam In kok segera
berpaling kebelakang, ia saksikan dua sosok bayangan manusia
bagaikan sambaran kilat cepatnya sedang meluncur datang
kearahnya, tapi ketika mencapai beberapa li dari tempat tersebut, tiba-tiba
kedua orang itu menghentikan langkahnya dan berbelok
kearah lain dengan secepatnya.
Pemuda itu jadi mendongkol bercampur penasaran, ia segera
membentak nyaring: "Oei Yong! bangsat sialan! hendak kabur kemana kau?"
Baru saja ia hendak menggenjotkan badan dan melakukan
pengejaran, tiba-tiba dari balik celah batu berkumandang suara
setan bermuka seratus yang amat nyaring:
"Engkoh cilik, kau tak usah melakukan pengejaran lagi, kalau mau menangkap
penjahat maka sepantasnya kalau menangkap
pentolan-nya dahulu" seandainya kau merasa tidak takut,
bagaimana kalau masuk dulu kedalam goaku ini untuk bercakap-cakap?"
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu, pintu itu kembali
terpentang lebar-lebar. Masa aku hendak mengganggu ketenanganmu?" seru Giam In?kok, dia meluncur masuk kedalam goa itu.
Pelbagai jenis ular berbisa yang beraneka ragam bentuknya
memenuhi seluruh permukaan dan dinding goa, suasananya amat
mengerikan sekali, pemuda itu menjerit kaget dan buru-buru
mengenjotkan badan untuk melayang keatas langit-langit goa.
kangzusi.com Menyaksikan tingkah pola bocah muda itu, setan tua bermuka
seratus segera tertawa, ujarnya:
Walaupun ular berbisa ini bentuknya sangat menakutkan sekali,
?tapi hati manusia jauh lebih keji dan bahaya, mari duduk kemari!
ular tersebut tak mungkin akan melukai dirimu!"
Setelah mendengar perkataan setan tua bermuka seratus, diam-diam Giam In kok
menjadi geli akan ketidakbecusan dirinya, dengan cepat ia melayang turun keatas
tanah dan duduk berhadapan muka
dengan kakek tua itu. Baru saja pemuda itu duduk bersila, dua ekor ular berbisa
dengan cepat telah merambat keatas lututnya, meskipun ular itu
sama sekali tidak menggigit tubuhnya, tak urung bulu kuduknya
bangun berdiri juga karena ngeri.
Pemuda itu tak ingin di tertawakan oleh kakek aneh yang berada
dihadapannya itu, maka kendatipun dalam hati merasa ngeri
namun diluaran ia tetap bersikap tenang, sementara hawa murninya dihimpun untuk
melindungi badan. Agaknya semua tingkah laku bocah itu tak lolos dari pengamatan
setan tua itu, ia segera tersenyum.
"Engkoh cilik!" serunya, "walaupun kau telah mengerahkan tenaga dalam untuk
melindungi badan, tapi ketenanganmu cukup
mengagumkan, baiklah! mari kembali kepokok persoalan, akan
kuberitahukan bagaimana caranya untuk menaklukkan Kho Yang!"
"Silahkan cianpwee utarakan, aku yang muda akan
mendengarkan dengan seksama!"
"Sebelum melakukan tugas ini, terlebih dahulu engkau harus melatih It gi ceng ki
atau ilmu sakti dua unsur milikku, dengan begitu gabungan dari kepandaianku
serta It goan ceng ki milikmu, aku rasa tidak susah untuk menyelesaikan
persoalan ini, sebab kalau kau cuma mengandalkan tenaga It goan ceng ki ajaran
gurumu, maka kau cuma bisa membinasakan Kho Yang....!"
kangzusi.com "Cianpwee, kalau begitu sepantasnya kalau kau mampu
menangkap bangsat itu dalam keadaan hidup?" sela Giam In kok.
Setan tua bermuka seratus segera tersenyum.
"Walaupun Kho Yang pernah belajar ilmu silat dariku, tapi
sebelumnya ia sudah mempunyai guru lebih dahulu, kepandaian dua unsur kumiliki
hanya bisa menghukum mati dirinya belaka!"
"Bolehkah aku tahu siapakah gurunya yang dahulu?"
"Orang itu bernama Cu she Cui, orang-orang menjuluki dirinya sebagai Tiong giok
kitsu atau pertapa kebaikan!"
"Suatu julukan yang sangat indah!" puji Giam In kok, "kurasa Cui cianpwee
pastilah merupakan orang budiman, seorang pria sejati!"
Setan tua bermuka seratus segera tertawa dingin:
"Hehehe... hehehe... hehehe... dia merupakan manusia buangan dari golongan lurus,
waktu itu diantara jago-jago persilatan yang masih berkelana didunia persilatan,
ilmu silat gurumulah yang
terhitung paling lihay, tapi Cui Cu dan akupun memiliki kepandaian silat yang
melebihi orang lain, kalau gurumu pandai dalam ilmu It goan ceng ki maka aku
lebih menjurus pada ilmu Ji gi ceng ki,
sedang Cui cu lebih mengandalkan sejenis ilmu sesat guna
membuka perguruan tersendiri, tapi justru keanehan-nya ia
melakukan kepandaian khusus dengan dengan memakai tubuh
kaum yang sedang mengandung sebagai bahan kekuatan....!"
Mendengar keterangan tersebut, sekujur badan Giam In kok
gemetar keras bagaikan terkena aliran listrik, untuk beberapa saat lamanya ia
hanya bisa duduk tertegun.
Dengan ketajaman mata setan tua bermuka seratus, ia segera
dapat merasakan keadaan tersebut, dengan muka tertegun
tegurnya: "Hey, kenapa kau?"
Rupanya Giam In kok teringat akan perbuatan Giam Ong hui
yang khusus merampasi perempuan yang sedang hamil untuk
kangzusi.com dipaksa jadi bini mudanya, karena itu hatinya lantas bergetar keras.
Ketika ditegur, ia malah jadi gelagapan, beberapa saat kemudian sahutnya:
"Ooooh.... aku tidak apa-apa, aku hanya merasa sistem dari siluman tua itu untuk
menghimpun kekuatannya terlalu aneh,
silahkan cianpwee lanjutkan kembali ceritamu!"
"Terlalu aneh" huuuh! masih ada yang jauh labih aneh lagi!" seru setan tua
bermuka seratus, "diantara kepandaian aneh yang dimiliki pertapa penanam
kabaikan itu terdapat sejenis kepandaian yang
menggunakan sari perawan gadis untuk dibuat obat kuat, selain itu diapun
menggunakan sari keperawanan bocah perempuan untuk
tumbal kekuatan.....!"
"Hmm! manusia semacam itu patut dicincang!" seru Giam In kok tanpa sadar dengan
suara keras. Setan tua bermuka seratus tersenyum mendengar perkataan itu.
"Siapapun menganggap bahwa manusia semacam itu patut
dibunuh, tapi siapa yang mampu membinasakan pertapa penanam
kebaikan" oleh sebab itulah aku dan gurumu bersamasama
melakukan pencarian atas dirinya, siapa tahu ia sudah mencium
kalau gelagat tidak menguntungkan, maka sebelum kami berhasil
menemukan jejaknya, ia sudah kabur terlebih dahulu, malahan ia
memerintahkan muridnya yang terkecil untuk pura-pura masuk
kedalam perguruanku dan belajar silat dariku!"
"Orang itu tentulah Kho Yang?" sela pemuda itu dengan cepat.
"Dugaanmu memang tepat sekali, orang itu memang binatang
keparat, she Kho itu! setelah ia berhasil mempelajari ilmu silatku dan ilmu
silat dari perguruannya, maka tak ada orang yang bisa menaklukkan dirinya lagi,
dalam keadaan begitu maka aku lantas
mengasingkan diri ditempat ini, sambil melatih dengan tekun,
akupun mendirikan pula dua buah batu peringatan didepan sana
untuk memancing dirinya agar masuk perangkap!"
Setelah mengetahui kalau setan tua bermuka seratus pernah
kangzusi.com bekerja sama dengan gurunya untuk membasmi kaum iblis, diam-diam timbullah rasa
hormat dan kagumnya atas diri orang itu,
dengan hormat pemuda itu lantas menjura:
"Aku yang rendah tak tahu kalau cianpwee adalah sahabat
guruku, tadi aku kurang sopan dalam tindak tandukku, harap
cianpwee sudi memaafkan....!" katanya.
"Engkoh cilik, kau tak usah banyak adat, sekarang gurumu
berada dimana?" tegur setan tua sambil mengulapkan tangannya.
"Suhuku telah lama meninggal dunia, ilmu silat yang kumiliki sekarang ini
berhasil kupelajari dari kitab pusaka yang ditinggalkan beliau!"
"Ooooh....! gurumu sudah meninggal....!" dengan sedih setan tua itu menundukkan
kepalanya lama sekali, ia termenung tanpa
mengucapkan sepatah katapun.
Tiba-tiba satu ingatan berkelebat dalam benak Giam In kok,
kembali ujarnya: "Cianpwee, kau toh cuma mendirikan batu peringatan didepan sana, bagaimana
caranya kau memancing bangsat she Kho itu
sehingga masuk perangkap dan menghantar diri kemari?"
-ooo0dw0ooo- Jilid : 27 "ENGKOH cilik, bagus sekali pertanyaanmu itu!" seru setan tua bermuka seratus
sambil tertawa, "ketahuilah bahwa Kho Yang merupakan seorang manusia yang rasa
ingin tahunya sangatlah tebal, terutama sekali ia sangatlah tertarik mempelajari segala macam kepandaian
yang bercorak aneh, andaikata ia benar-benar
munculkan diri disini, maka dengan rasa ingin tahunya yang tebal, bajingan she
Kho itu sudah pasti akan mencari tahu penghuni
tempat ini!" kangzusi.com
"Dan kalau ia munculkan diri, maka engkau akan segera
menangkap bangsat tua itu?" sambung sang pemuda.
"Tidak! aku tidak mengharapkan demikian, aku cuma ingin
meledakkan batu peringatan itu sehingga membuatnya mati
tertimpa reruntuhan batu itu!"
"Sejak bajingan she Kho itu berhasil mengabungkan ilmu silat dari perguruan, aku
telah kehilangan kekuatan dan keyakinan untuk dapat menangkap dirinya dalam
keadaan hidup-hidup, maka
kupasang jebakan disana sambil menunggu ia masuk perangkap,
oleh karena aku kuatir kalau jebakanku itu secara sengaja dirusak oleh kawan
persilatan, maka kularang siapapun masuk kedalam
lembah ini selangkahpun juga!"
"Ooooh... sekarang aku telah paham, tapi bolehkah kuajukan lagi sebuah
pertanyaan?" "Coba katakanlah!"
"Menurut keterangan cianpwee tadi, Pertapa penanam kebaikan mempunyai tiga orang
murid, sedangkan Kho Yang merupakan
murid yang termuda, itu berarti ia masih mempunyai beberapa
orang kakak seperguruan?"
Untuk beberapa waktu lamanya setan tua bermuka seratus itu
termenung dan berpikir keras, baru kemudian sahutnya:
"Kudengar murid tertua Cui Cu bernama Giam Ciu, yang ia pilih ialah ilmu
penghisap kekuatan kaum wanita hamil....!"
"Apakah ia juga pandai menggunakan ilmu pukulan bayangan
berdarah serta ilmu memanah berbentuk ular?"
"Eeeeh..... aneh benar! dari mana kau bisa tahu kalau Giam Ciau pandai pula
menggunakan kedua macam kepandaian tersebut" ilmu
pukulan bayangan berdarah itu merupakan kepandaian rahasia Cui
Cu yang tak ditujukan pada sembarangan orang!"
Mendengar keterangan itu, Giam In kok segera menggertak
giginya kencang-kencang. kangzusi.com "Cianpwee! kau tak usah murung atau gelisah lagi, persoalan ini serahkan saja
kepadaku! aku yang muda pasti akan melaksanakannya bagimu.... cuma.... aku kuatir
kalau keadaanku ibaratnya bagai punya kemauan tapi sayang tenaga kurang!"
Setan tua merupakan seorang kawakan yang mempunyai banyak
pengalaman, dari perubahan sikap Giam In kok yang dipengaruhi
emosi barusan, tahulah ia kalau pemuda itu pasti mempunyai sakit hati dengan Si
ular emas pukulan bayangan berdarah ini, hanya saja rahsaia tersebut tak sampai
dibongkarnya. Setelah hening beberapa saat lamanya, kakek tua itu
melanjutkan kembali kata-katanya:
"Engkoh cilik, kau tak usah kuatir, asal kau bersedia mempelajari hawa sakti dua
unsur serta ilmu pengunci sukma nyawa milik ku,
niscaya bukan saja anak murid Cui Cu jadi bukan tandinganmu lagi, bahkan Cui Cu
si tua bangka itupun akan jatuh kecundang
ditanganmu....!" Giam In kok jadi kegirangan setengah mati setelah mendengar
janji tersebut, buru-buru serunya:
"Aku bersedia mempelajari ketiga jenis ilmu sakti itu!"
Setelah mendengar kesanggupan anak muda itu, setan tua
bermuka seratus merasa kegirangan, maka dengan muka berseri-seri katanya:
"Asal kau sudah bersedia, maka urusanpun lebih gampang untuk diselesaikan!"
"Murid kedua dari Cui Cu itu bernama Tong Seng siong...!"
"Aaaaah! rupanya tikus busuk dari pecomberan....!" sambung Giam In kok cepat.
"Apa yang kau katakan?"
"Tong Seng siong itu menyebut dirinya sebagai In Yang Siau Ong atau dewa banci,
tapi orang-orang persilatan memanggil dirinya
sebagai tikus busuk dari pecomberan!"
kangzusi.com Setan tua itu segera menghela napas panjang....
***d*w*** "Aiiii, aku sudah hampir enam puluh tahun lamanya
mengasingkan diri ditempat ini, darimana aku bisa tahu kalau bocah seperti ini
sudah menjuluki dirinya dengan seorang dewa" andaikata kau tadi tidak
menjelaskan kepadaku saat ini, mungkin kalau aku harus pergi sendiri untuk
mencari murid murtad itu, keadaanku
tentulah bagaikan mencari jarum ditengah samudra yang luas,
sampai kapan baru bisa ketemu!"
"Kecuali Giam Ciu, dua orang yang kau maksudkan itu sudah
pernah kujumpai semua, mereka memang sadis dan keji, akupun
pernah bergebrak melawan mereka!"


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Siapa yang akhirnya menang?"
"Yaaaaaa begitulah, keadaan kami seimbang, andaikata ia
berkerja sama bersamasama, maka sudah jelas dapat dipastikan
bahwa aku yang bakal kalah!"
Rasa murung dan kesal terlintas terlintas diatas wajah setan tua bemuka seratus,
selang sesaat kemudian katanya:
"Coba ceritakan bagaimana jalannya pertarungan pada waktu itu!"
Giam In kok segera menceritakan semua kejadian yang
dialaminya selama itu secara ringkas.
Setelah mendengar keterangan itu, setan tua bermuka seratus
segera mengerutkan alis matanya rapat-rapat, akhirnya ia menghela napas panjang.
"Aaaah...! sungguh tak kusangka, karena tak hati-hati dalam penyaringan tempo
hari, aku sudah menerima Kho Yang sebagai
murid, sekarang ternyata ia malah jadi bibit bencana bagi umat
persilatan... sampai mampus rasanya aku merasa menyesal sekali
kangzusi.com atas peristiwa tersebut.... andaikata mereka ketiga saudara
seperguruan turun tangan bersamasama, lantas siapakah pada
dewasa ini yang sanggup untuk menandinginya" sekalipun engkau
berhasil melatih ilmu sakti Ji Gi ceng ki, paling-paling kepandaianmu itu hanya
bisa kau gunakan untuk menandingi mereka dua orang,
lalu bagaimana enaknya sekarang?"
Dengan rasa sedih, orang tua itu kembali menundukkan
kepalanya, sesaat kemudian ia melanjutkan:
"Baiklah! aku akan mengorbankan sisa hidupku yang sudah
tinggal tak seberapa ini, akan kuciptakan engkau sebagai jago yang benar-benar
tangguh!" Dari kitab ilmu silat warisan Cing Khu sangjin, Giam In Kok
pernah membaca tentang suatu penyaluran tenaga lewat ubun-ubun, apabila tenaga
dalam dua orang itu digabungkan jadi satu
maka orang yang mendapat tenaga saluran itu akan menjadi
tangguh sekali, sebaliknya orang yang memberikan tenaganya bakal mati kerana
kehabisan tenaga. Diri ucapan yang barusan diutarakan oleh setan tua bermuka
seratus itu, dengan jelas anak muda itu dapat menangkap artinya, tentu saja ia
merasa tak tega untuk mengorbankan nyawa seorang
kakek yang baik hati itu demi kesuksesan dirinya, buru-buru ia
berseru: "Aku tidak beredia menerima tenaga lewat cara begitu Cianpwee!
lebih baik kau urungkan saja niatmu itu!"
Setan tua bermuka seratus segera tertawa.
"Hahaha... hahaha... hahaha aku sama sekali tak bermaksud
membohongi dirimu, aku memang hendak menggunakan
kepandaian tersebut untuk menyalurkan kekuatan kedalam
tubuhmu, dengan begitu maka tenaga dalam mu akan memperoleh
tambahan tenaga sebesar seratus dua puluh tahun hasil latihan,
apabila aku tidak berbuat demikian, aku kuatir kalau kau tak bisa...."
kangzusi.com Giam In kok segara menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Kuharap kau orang tua jangan berkata demikian, berapa lama sih waktu yang
dihabiskan untuk mempelajari hawa sakti dua unsur tersebut?"
"Kalau ditinjau dari kekuatan tenaga dalam yang kau miliki sekarang, mungkin
dalam tiga bulan saja kau sudah dapat
menguasahi kepandaian tersebut!"
"Kalau begitu marilah kita segera memulainya, aku bersedia membuang waktu selama
tiga bulan untuk mempelajari kepandaian
tersebut!" "Sekalipun kau berhasil mempelajarinya, belum tentu bisa
mengalahkan tenaga gabungan mereka bertiga!"
"Andaikata aku bisa melebur kedua jenis kepandaian tersebut dengan kepandaian
yang tercantum dalam kitab Too Tok ci keng,
rasanya tak sulit merobohkan bangsat-bangsat itu...!"
"Kitab pusaka Too tok ci keng..." belum pernah kudengar tentang kitab pusaka
tersebut!" "Isi kitab tersebut merupakan ajaran tata krama serta sopan santun yang dapat
kita rubah menjadi jurus kepandaian, aku yang muda sudah pernah memanfaatkan
kehebatannya, karena itulah
aku percaya kalau akan berhasil dengan menggunakana caraku ini!"
Setan tua bermuka seratus itu tidak langsung menyanggupi, lama
sekali ia termenung memikirkan-nya, akhirnya baru ia mengangguk.
"Baiklah, untuk sementara waktu aku turuti kehendakmu itu, namun andaikata cara
itu tak dapat menghasilkan, maka kau tak
usah menampik lagi tawaranku untuk menerima sumbangan tenaga
dalamku itu!" Giam In kok segera mengangguk tanda setuju, dengan hati
tentram ia mulai mempelajari ilmu sakti Ji Gi ceng ki.
Dalam kenyataan, setan tua bermuka seratus berhasil dikelabuhi
olehnya, setelah minum cairan kumala dalam cupu-cupu, bau harum kangzusi.com
buah rotan serta mempelajari pelbagai ilmu silat dari berbagai
aliran, maka tenaga dalamnya sudah mencapai seratus dua puluh
tahun hasil latihan, andaikata ia mempelajari lagi ilmu Ji Gi ceng ki maka
sekalipun belum bisa melampaui setan tua bermuka seratus,
paling sedikit masih dapat menghadapi serangan gabungan musuh-musuhnya.
00000odwo00000 Waktu berlalu dengan cepatnya, tiga bulan sudah berlalu dan
Giam In kok pun telah berhasil menguasahi kepandaian sakti
tersebut, ketika ia menggerakkan telapak tangannya, maka hawa
murninya berhembus menurut berkelebatnya ingatannya,
kedahsatan ilmu tersebut benar-benar mengerikan sekali.
Tapi setan tua bermuka seratus masih tetap menggelengkan
kepalanya sambil berkata:
"Walaupun kepandaian yang kau miliki saat ini memang sudah mendapat kemajuan
yang pesat, namun jika hendak melawan
ketiga orang itu, rasanya masih belum cukup, maka sekarang
baiknya kau terima saja pemberian tenaga dalamku ini....!"
Mendengar perkataan itu, Giam In kok tertawa.
"Hahaha... hahaha.... hahaha... kepandaian cianpwee untuk
menyalurkan tenaga kedalam tubuhku sudah tak manjur lagi,
karena tenaga dalammu tak mungkin dapat menyusup kedalam
tubuhku, kalau tak percaya silahkan saja dibuktikan!"
Setan tua bermuka seratus sudah tentu tak percaya dengan
perkataannya, ia segera duduk didepan anak muda itu, setelah
menghimpun tenaga murninya kedalam telapak tangan, ia segera
menekan ubun-ubun Giam In kok.
Apa yang dialaminya" Kakek tua itu merasa telapak tangannya
seakan-akan sedang menekan diudara kosong, kekuatannya sama
sekali tak mampu disalurkan keluar, hal ini membuat hatinya jadi sangat
terperanjat. kangzusi.com "Hey, kepandaian apa yang sedang kau pergunakan ini" kenapa hawa murniku bisa
lenyap tak berbekas?"
Tiga bulan berselang Giam In kok pernah menggunakan akal
yang sama untuk mengelabuhi setan tua bermuka seratus dan
karena perbuatannya itu maka selembar jiwa setan tua berhasil
diselamatkan olehnya, mendapat pertanyaan tersebut ia segera
tertawa bangga, katanya: "Kepandaian yang kugunakan itu adalah rahasia kosong
melompong tiada hambatan dari kitab Too tok cing keng!"
Setan tua bermuka seratus setengah percaya setengah tidak
dibuatnya, tapi karena kenyataan membuktikan bahwa hawa
murninya meman tak dapat disalurkan ketubuh Giam In kok,
terpaksa ia hanya bisa tertawa getir, katanya:
"Engkoh cilik, aku tak habis mengerti, bagaimana caranya
merubah pelajaran tata krama menjadi pelajaran silat" Aiiii.... aku memang sudah
tua dan tak ingin berdebat lagi, maafkanlah aku tak dapat menemani dirimu untuk
melakukan perjalanan dalam dunia
persilatan, mengenai murid tersebut, aku serahkan kepadamu,
kuharap kau bersedia mewakili diriku untuk menyelesaikan
persoalan itu!" Diam-diam Giam In kok merasa sangat bersyukur karena
bertemu setan tua bermuka seratus, karena bukan saja dalam
pertemuan itu ia berhasil mempelajari sejenis kepandaian silat yang maha sakti,
bahkan iapun berhasil mengetahui kalau kakek Giam
Ong hui merupakan saudara seperguruan dengan Kho Yang dan
Tong Seng siong, mendadak satu ingatan berkelebat dalam
benaknya. "Setelah Giam Ong hui jatuh kecundang ditangannya, apakah tidak mungkin kalau ia
menemui Kho Yang dan Tong Seng siong
guna minta perlindungan?"
Setelah berpamitan dengan setan tua bermuka seratus,
berangkatlah Giam In kok meninggalkan lembah pengunci sukma
kangzusi.com penggaet nyawa, persoalan yang paling penting yang akan
dikerjakan olehnya adalah mencari jejak Giam Ong hui.
Namun dalam keadaan begini, apalagi setelah berpisah selama
tiga bulan, nampaknya sulit untuk menemukan jejaknya.
Beberapa hari telah lewat, gardu Tan Siang tang, lembah
pertapaan iblis serta semua tempat-tempat lainnya telah didatangi semua namun
hanya sia-sia belaka, tempat-tempat itu kosong
melompong tak nampak bayangan manusia.
Dalam keadaan begini, tiba-tiba ia ingat akan janjinya dengan
orang-orang sembilan partai tiga perkumpulan besar, siapa tahu
kalau Suto Hong sekalian telah berangkat menuju bukit Siong san"
Berpikir sampai disini, pemuda itu dengan cepat berangkat guna
berkumpul kembali dengan rekan-rekan-nya.
Ketika pemuda itu sampai dikota Kho Ciang, ia melihat banyak
sekali jago persilatan dan kaum padri berlalu lalang ditengah jalan raya.
Giam In kok jadi keheranan, dalam keadaan seperti itulah tiba-tiba ia saksikan
sesosok bayangan manusia yang sangat dikenalnya berkelebat lewat didepan-nya.
Orang itu bukan lain adalah Siu In tiangloo yang pernah
memimpin para jago dari sembilan partai tiga perkumpulan besar
untuk menghadang dirinya dan Suto Hong, pada saat itu dengan
muka murung dan kesal ia langsung berlarian menuju kepintu
sebelah selatan dengan diiringi empat orang padri tua.
"Hmmm, kenapa hweesio tua itu seperti terburu-buru"
mungkinkah ada urusan yang penting yang harus segera
diselesaikan?" pikir anak muda itu dalam hati kecilnya.
Berpikir sampai disini, ia segara membalikkan badan dan
menyusul dibelakang kelima padri itu.
kangzusi.com Kho Ciong meupakan kota yang padat penduduknya, ketika itu
waktu mendekati bulan Tiong ciu, Giam In kok yang menyamar
sebagai seorang sastrawan tampan sukar ditemukan diantara begitu banyak manusia.
Tak jauh setelah meninggalkan kota, kelima orang padri tersebut segera
mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya untuk kabur
menuju arah selatan. Menyaksikan perbuatan lawannya, Giam In kok tertegun dan
tanpa sadar ia segera menggerakkan tubuhnya.
Kalau dikejar maka jejaknya akan ketahuan musuhnya,
sebaliknya kalau tidak dikejar maka jejak kelima padri itu bakal lenyap dari
pandangan mata.... Sementara pemuda itu masih sangsi, lima padri tadi sudah lenyap dari pandangan
mata... Giam In kok putar otak berpikir keras, akhirnya ia mengambil
keputusan akan melakukan pengejaran, sebab ia merasa perbuatan
kelima padri itu sangat mencurigakan.
Belum jauh ia melakukan perjalanan, tiba-tiba dari atas sebuah
pohon yang lebat berkumandang datang suara nyaring:
"Omintohud!" Giam In kok segera menghentikan langkah, sesosok bayangan
manusia melayang turun dari atas pohon, dan orang itu bukan lain adalah Siu In
tiangloo yang sedang dikejar olehnya.
Setelah mencapai permukaan tanah, padri itu segera tertawa
terbahak-bahak lalu tegurnya:
"Sian sicu, sehat-sehatkah kau selama ini?"
Hampir pada saat yang bersamaan, deruan angin kencang
berhembus lewat dari empat penjuru, empat padri tua lainnya
segera munculkan diri pula dari balik pohon besar.
kangzusi.com Rupanya beberapa orang padri tersebut sudah mengetahui kalau
jejaknya sedang diikuti orang, maka mereka sengja
menyembunyikan diri untuk menjebak sang pengejar.
Giam In kok masih bersikap tenang, meskipun ia sudah berada
dalam kepungan musuhnya, namun hatinya sama sekali tak jeri,
sambil menjura kearah Siu In tiangloo ujarnya:
"Taysu, kau berasal dari kuil mana" kapankah aku pernah
berjumpa dengan kau?"
Siu In tiangloo agak tertegun, tapi dengan cepat ia telah berseru kembali dengan
penuh kegusaran. "Siau sicu, walaupun engkau pandai dalam penyamaran namun
jangan harap bisa mengelabuhi sepasang mataku!"
"Eeeii... eeiiii... eeiii... taysu ini kok aneh sekali!" seru Giam In kok pura-pura
berlagak polos, "aku merupakan seorang pelajar yang sedang berpesiar untuk
menikmati keindahan alam, sejak kapan aku pernah bertemu dengan taysu" dengan
dasar apa kau menuduh aku
berhadapan dengan taysu tidak memakai wajah asliku?"
"Huuuuh! terang-terangan kau sibocah ajaib bermuka seribu
Giam In kok yang suka merubah namanya menjadi Kok In hui, apa
kau anggap penyamaranmu itu bisa mengelabuhi orang lain?" balas Siu In tiangloo
dengan gusar. Ketika nama "bocah ajaib bermuka seribu" disinggung, empat padri tua lainnya
segera berseru tertahan, masing-masing maju
selangkah kedepan dengan muka serius.
Giam In kok menengadah dan tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha... hahaha... hahaha... rupanya taysu sudah kemasukan roh yang jahat, sehingga
ngoceh tak karuan, ketahuilah aku ini she Hao bernama Ki, selama hidup hanya
tahu belajar sastra dan ajaran nabi, dengan dasar apa kau mengatakan kalau aku
adalah bocah ajaib bermuka seribu" dan mulai kapan aku kenal dengan manusia
yang bernama Giam In kok?"
kangzusi.com Ketika mengatur jebakan tadi, Siu In tiangloo hanya bertujuan
untuk mengetahui siapakah orang yang telah menguntil perjalanannya, setelah ia
saksikan kalau orang itu merupakan pelajar yang lemah lembut, maka timbullah
kecurigaan kalau kemungkinann
besar orang itu adalah Giam In kok, sebab ia tahu kalau bocah ajaib itu pandai
sekali merubah raut wajahnya.
Tak nyana pemuda yang dihadapinya ini begitu cakap dalam
pembicaraan bahkan pandai menyembunyikan diri, hal ini membuat
hatinya jadi mendongkol sekali.
Seorang padri tua yang berdiri disamping Siu In tiangloo jadi
habis kesabaran-nya, menyaksikan keketusan pemuda itu, ia segera berteriak
keras:. "Siu supek, apa salahnya kalau kita geledah dulu sakunya....?"
"Hey, hweesio gundul, rupanya kalian merupakan kawanan begal yang mau merampok
yaa" Jerit Giam In kok sambil tertawa dingin."Sebelum kawanan hweesio itu sempat menjawab, tiba-tiba
terdengar seseorang dengan suara serak telah datang:
"Engkoh cilik menuduh kaum padri tanpa bukti yang nyata,
apakah kau tak takut berbuat dosa?"
Giam In kok segera berpaling, ia saksikan seorang kakek tua


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berdandan seorang hartawan dengan pandangan yang tajam
sedang mengawasi dirinya, kakek tua itu menunggang kuda
jempolan, sedang dibelakangnya mengikuti jago-jago berpakaian
ringkas yang juga menunggang kuda jempolan.
Buru-buru ia putar badan sambil tertawa paksa, lalu sahutnya:
"Waaah..... kebetulan sekali kalau Lo sianseng ini bersedia menjadi penengah,
harap kau orang tua suka bertindak sebagai
saksi untuk menimbang persoalan ini, coba lihat tanpa sebab
musabab keledai gundul itu memaksa untuk menggeledah sakuku,
pantaskah perbuatan ini?"
Padri tua yang dimaki sebagai keledai gundul kontan jadi naik
kangzusi.com pitam, degan muka masam dan gusar ia siap maju kedepan untuk
melabrak pemuda itu. Tapi Siu In tiangloo cepat-cepat menghalangi perbuatannya
sambil menghardik keras: Tahan! Jangan bertindak gegabah!
? "Setelah menghardik padri tua itu, ia berpaling kearah kakek tua penunggang kuda
itu sambil menjura katanya:
"Oooooh.....! rupanya Song Lo sicu kebetulan sedang lewat disini, memang kebetulan
sekali kehadiranmu ini, kami tuduh Sian sicu
sebagai bocah ajaib bermuka seribu Giam In kok, tapi ia
membantah terus, maka saudaraku mengusulkan untuk
menggeledah sakunya, bagaimana kalau Song Lo sicu bertindak
sebagai saksi dalam penggeledahan ini?"
Belum sempat kakek tua itu menjawab, Giam In kok sudah
mendengus dingin sambil berseru:
"Bagaimanapun kalian bicara, pokoknya aku tak dapat menerima dengan begitu
saja.... hmmm! kalian hendak menganiaya kaum
lemah.... bisanya main curang!"
"Apa" menganiaya kaum lemah" main curang?" bentak Tat go hweesio dengan gusar,
"coba sekarang jawab, kenapa kau
membuntuti dibelakang kami..." kenapa kau mengikuti jejak kami?"
"Eeeiii... eeeiii... keledai gundul! ini toh bukan jalan raya milikmu dan bukan
kuburan nenenk moyangmu, masa aku tak boleh
melewati jalan raya ini?"
"Omong kosong! Dengan jelas sudah kulihat engkau sudah
masuk ke dalam kota, kenapa engkau balik lagi menuju kemari?"
"Aku ingin pergi kemanapun apa urusannya dengan kalian" aku toh bebas menentukan
kemana aku akan pergi! Hey keledai gundul, bangsat tua, kau mau mengurusi
kebebasanku ya?" Ketika dilihatnya kedua belah pihak samasama tak mau
mengalah, kakek tua she Song itu segera turun dari kudanya untuk kangzusi.com
melerai, sambil tersenyum katanya:
"Engkoh cilik, kau tak usah mengumbar amarahmu, ketahuilah bahwa Lo siansu ini
merupakan padri agung yang berasal dari kuil Siau Lim si, asal kau memang tak
pernah mencuri barang mereka,
apa salahnya kalau sakumu diperiksa?"
"Ooooh.... kiranya begitu," seru Giam In kok, "perkataan loo sianseng ini memang
rada masuk akal, tapi keledai gundul itu sama sekali tidak mengatakan kalau
mereka sedang kehilangan barang,
tapi sembarangan saja menuduh orang bukanlah merupakan suatu
perbuatan yang terpuji, apalagi aku tak tahu duduknya persoalan, kalau
sembarangan dituduh tentu saja aku tak terima!"
"Emm...! betul juga perkataan engkoh cilik ini!" puji kakek tua itu sambil
tersenyum. Ia segera putar badan, ujarnya kepada Siu In tiangloo sambil
tertawa. "Sedikit banyak aku juga mendengar kalau kuil Siau lim si kalian sudah kecurian
barang, hanya saja aku tak tahu benda apa yang
sempat dibawa kabur oleh pencuri itu, Siu In tiangloo! apakah kau bersedia
mengatakan benda apa yang sudah hilang itu, sehingga
kami semua dapat membantu untuk menemukan kembali benda
tersebut!" Siu In tiangloo agak terperangah juga setelah mendengar
perkataan itu, dengan cepat ia menjawab:
"Benda yang dicuri dari kuil kami sangat penting artinya, aku merasa agak kurang
leluasa untuk mengatakan kepada khalayak
ramai, apabila Sian sicu ini memang benar-benar merupakan bocah ajaib bermuka
seribu maka dalam sakunya pasti ada pedang
pendek, cakar garuda serta cupu-cupu emas!"
"Seandainya benda tersebut tak ada?" tantang Giam In kok sambil tertawa.
"Tentu saja aku akan memberi hormat padamu serta mohon
maaf yang sebesar-besarnya!"
kangzusi.com "Waaduuh..... enaknya kalau bicara!" teriak Giam In kok sambil tertawa, "kalau
begitu sih kalian yang untung sedang aku yang rugi, dalam satu hari entah
beberapa kali engkau harus minta maaf
kepada orang" Huuuh! siapa yang sudi mengabulkan permintaanmu
itu?" "Lalu bagaimana yang sicu kehendaki?"
"Engkau harus mengatakan benda apa yang telah dicuri dari kuil kalian itu!"
"Maaf.... maaf.... aku aku benar-benar tak dapat mengatakannya!"
"Kalau memang begitu, kaupun tak usah mengharapkan
kesediaanku untuk diperiksa!"
Bantah membantah seperti boah yang sedang bertengkar ini
segera memancing gelak tertawa kakek Song serta anak buahnya.
Paras muka Tat go hweesio segera berubah hebat, dengan muka
masam dan mendongkol ia berteriak:
"Supek! bocah cilik ini selain takabur, sombongnya bukan
kepalang, mari kita beri pelajaran, biar dia tahu rasa!"
"Huuuuuh keladai gundul, kau yang memaksa sendiri! aneh
benar kalau ngomong, coba jawab dulu, pelajaran nabi Bungcu yang kau pelajari
atau pelajaran caci maki yang kau dalami?"
"Aku mendalami kepandaian seperti itu....!" hardik Tat Go hweesio sambil
melepaskan sebuah bogem mentah kemuka.
Buru-buru Giam In kok goyangkan tangannya sambil mundur
kebelakang, serunya berulang kali:
"Eiii... eiii jangan main kasar dong! seorang pria sejati hanya bersilat lidah dan
tak main pukul, aku toh seorang pelajar lemah yang tak punya tenaga walau untuk
membunuh seekor nyamukpun,
tobat.... kalau harus menghadapi bogem mentahmu itu!"
Ketika mundur kebelakang, kebetulan sekali ia mundur
kangzusi.com dihadapan salah seorang padri lainnya, dan tanpa mengucapkan
sepatah katapun padri tersebut mengayunkan telak tangannya
kedepan. Hembusan angin dingin berkelbat dan menyingkap ujung pakaian
anak muda itu, ia segera berteriak lantang:
"Kurang ajar, bangsat ini benar-benar berlagak pilon.... coba lihat dibalik
bajunya benar-benar terselip pedang serta cupu-cupu emas!"
Ketika hembusan angin menyambar lewat tadi, Giam In kok
dapat merasakan pula hal itu, namun ia tidak melakukan
perlawanann apa-apa karena angin tersebut tidak mirip dengan
angin pukulan, menanti ujung bajunya sudah tersingkap, untuk
menutupi sudah tak keburu, terpaksa dengan pura-pura marah ia
berteriak: "Keledai gundul! tak kusangka kalau sebelumnya kau merupakan hweesio cabul,
rupanya kau suka mengintip baju dalam orang yaaa"
kau sungguh keliru besar, kenapa aku yang kau intip, kenapa kau tak mengintip
pakaian cewek saja" huuh... kau anggap cuma kau
saja yang boleh bawa pedang, sedang aku bangsa pelajar tak boleh membawanya"
enak benar kalau bicara!"
Meskipun rahasianya sudah ketahuan, namun pemuda itu masih
saja berusaha untuk mempertahankan pendirian-nya.
Tiba-tiba kakek Song itu maju kedepan dengan paras muka
dingin menyeramkan, dengan ketus ia berkata:
"Nama besar bocah ajaib bermuka seribu sudah amat tersohor diseluruh kolong
langit, kalau engkau benar-benar merupakan bocah ajaib bermuka seribu, akuilah
secara jantan dan kalau bukan,
katakanlah secara terus terang, main sembunyi macam cucu kura-kura atau mungkin
kau telah melakukan suatu perbuatan yang malu diketahui orang?"
Setelah didesak terus menerus, akhirnya Giam In kok tak dapat
menghindari lagi, ia segera menengadah keatas dan tertawa
terbahak-bahak, suaranya keras sehingga menggetarkan seluruh
kangzusi.com angkasa membuat kelima padri itu mundur kebelakang dengan hati
terperanjat. Kawanan jago dibawah pimpinan kakek Song juga ikut mundur
beberapa langkah kebelakang, rupanya mereka tak mengira kalau
pemuda yang nampaknya lemah lembut, ternyata memiliki ilmu silat yang luar
biasa. Sambil tersenyum Giam In kok menyahut:
"Dugaan kalian memang tak keliru, akulah Giam In kok yang
lebih dikenal dengan julukan bocah ajaib bermuka seribu, tapi
kalianpun harus tahu bahwa aku baru tiba dikota Kong ciong hari ini, mau mencari
penginapan pun belum sempat, entah peristiwa
apa yang sudah dituduhkan kepadaku?"
Setelah dilihatnya pemuda itu mengakui dirinya sebagai bocah
ajaib bermuka seribu, kawanan jago dibawah pimpinan kakek Song
segera saling bertukar pandangan sekejap, baru kemudian bersamasama meloncat
turun dari kuda. "Omintohud!" seru Siu In tiangloo kemudian dengan muka serius.
"Kalau toh sicu berada disini, itu membuktikan kalau peristiwa pencurian yang
terjadi beberapa hari berselang memang perbuatan sicu!"
"Eiii tunggu sebentar!" teriak Giam In kok, "sebenarnya apa yang telah terjadi?"
"Silahkan sian sicu mengikuti diriku kembali ke kuil, disana aku pasti akan
menerangkan sejelas-jelasnya!"
"Apaa salahnya kalau kau terangkan disini saja?"
"Sian sicu, perbuatan itu toh hasil kelakuanmu, masa kau hendak mengingkari?"
"Kalian jangan sembarangan menuduh! seru Giam In kok"lantang, sejak tadi toh sudah kuterangkan kalau aku tak melakukan kangzusi.com
"perbuatan apapun, kau mau percaya atau tidak itu terserah padau!"
"Sian sicu, buat apa sih kau bohong terus menerus" seandainya bukan kau yang
melakukan, kenapa tingkah lkumu sembunyi-sembunyi dan amat mencurigakan?"
Tuduhan tersebut amat menusuk perasaan halus Giam In kok,
paras mukanya kontan berubah hebat.
"Selamanya aku tak pernah bohong!" serunya dengan tegas,
"perjalanan kali ini kulakukan dengan jalan menyaru karena aku mempunyai maksud
tertentu!" "Yaa betul, memang kau mempunyai maksud tertentu,
maksudmu yaitu untuk mencuri barang dari kuil siau lim si kami, bukan begitu"
sambung Tat Go hweesio dengan cepat.
Giam In kok mendengus dingin, pandangannya dengan tajam
mengawasi wajah Tat Go hweesio tanpa berkedip.
Siu In tiangloo yang berada disampingnya buru-buru merangkap
tangannya sambil memuji keagungan Buddha.
"Omintohud!" ia berseru, "Tat Go kau jangan berkata gegabah, semua persoalan
tentu dapat diselesaikan secara baik-baik!"
Kemudian kepada pemuda itu katanya:
"Sian sicu, kau toh telah memiliki ilmu silat yang tinggi, lalu apa gunanya kau
mencuri kitab pusaka dari partai kami" apakah kau
bersedia menjelaskan?"
Ucapan itu sangat mengejutkan hati Giam In kok.
"Apa.... jadi kitab pusaka Tit mo Cing keng telah dicuri orang?"
"Betul! malam itu sian sicu beserta seorang rekannya telah masuk kedalam kuil
kami untuk mencuri kitab pusaka, perbuatan
kalian itu secara kebetulan diketahui oleh Kian In sute, sehingga Sian sicu
terkurung ditengah barisan Loo Han, dengan tangan kiri bersenjatakan cakar
garuda dan tangan kanan memegang pedang
engkau telah banyak melukai anggota kuil kami, ketika aku datang kangzusi.com
memberi pertolongan, tiba-tiba saja kau meloloskan diri dan kabur, masa kejadian
semacam itu palsu?" Tanpa berpikir panjang lagi, Giam In kok segera mengetahui
kalau orang yang menyaru sebagai dirinya untuk mencuri kitab
pusaka pastilah Kho Yang yang telah mencatut nama besar setan
tua bermuka seratus. Ia tahu kalau persoalan ini agak sukar diterangkan, maka setelah termenung
beberapa saat lamanya, tiba-tiba ia berseru:
"Taysu, apakah kau sempat melihat macam apakah senjata cakar garuda yang
dipergunakan-nya?". "Bentuknya tidak jauh berbeda dengan senjata cakar garuda
yang sian sicu pergunakan!"
"Keras ataukah lunak senjata itu?"
"Tentu saja keras, bahkan dari ujung cakarnya dapat
memancarkan asap yang berwarna putih!"
"Ooooh... begitu" kalau memang demikian, maka aku punya cara untuk membuktikan
orang tersebut bukanlah aku!"
Dari balik sakunya Giam In kok mengambil keluar cakar burung
garuda yang sudah ia seseti kulitnya, sambil memperlihatkan
kepada orang banyak, ia berseru sambil tertawa.
"Tiga bulan berselang, setan tua bermuka seratus pernah
menyaru sebagai diriku untuk membuat keonaran, oleh karena
itulah aku sengaja merubah cakar garuda itu menjadi lain
bentuknya, apabila kalian semua tidak mau percaya, maka silahkan memeriksa
senjata ini!" Sui In tiangloo setengah percaya setengah tidak setelah
mendengar perkataan itu, untuk beberapa saat lamanya ia
termenung sambil berpikir keras.
Tat go hweesio yang sudah mendongkol sejak semula, buru-buru
kangzusi.com menyela dari samping: "Huuuh! aku tidak percaya kalau orang itu bukan engkau.... siapa tahu kalau kau
memang sengaja berbuat demikian untuk
mengelabuhi kami?" Giam In kok segera naik pitam, bentaknya keras-keras:
"Bangsat gundul! kalau kau ingin makan nasi, maka kurangi
kentut busukmu yang bau itu!"
Sementara itu Siu In tiangloo telah berkata lagi sesudah
termenung beberapa saat lamanya:
"Sian sicu, walaupun perkataanmu itu masuk diakal, tapi sulit untuk membedakan
mana yang asli mana yang palsu, bagaimana
kalau untuk sementara waktu kau ikut kami pulang ke gereja Siau lim si lebih
dahulu" karena untuk membedakan mana yang benar,
kita masih membutuhkan pengakuan dari saksi mata!"
Giam In kok tertawa dingin.
"Kalau aku tak sudi menuruti perkataanmu" kalian mau apa?"
tantang anak muda itu. "Hmm! kau anggap aku tak bisa menggunakan kekerasan untuk
menyeret kau pulang gunung?"
"Hahaha... hahaha... hahaha... mampu atau tidak kau laksanakan perkataanmu itu?"
Siu In tiangloo merupakan paman guru ketua kuil Siau lim si
dewasa ini, ilmu silat yang dimilikinya sudah mencapai tingkat
kesempurnaan, tentu saja ia tak sudi menelan penghinaan itu
dengan begitu saja. Dengan paras muka dingin menyeramkan ia maju kedepan,
ujarnya dengan penuh kemarahan:
"Hmmm! aku sudah hidup seratus tahun lebih, namun belum
pernah bertemu dengan manusia takabur macam dirimu itu!
sekalipun hari ini aku harus mati diatas genangan darah yang
berceceran, tak sudi kubiarkan dirimu pergi dari sini dengan begitu kangzusi.com


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saja!" Tat go hweesio sudah tak dapat menahan sabar lagi, ia segera
memburu maju kedepan. "Supek, biar tecu...!"
"Tat go, kalian berempat bukanlah tandingan iblis ini, mundur dan berjaga-
jagalah disekitar tempat ini!"
Giam In kok rada jengkel juga ketika dirinya disebut sebagai iblis, ia segera
tertawa seram. "Hahaha... hahaha... hahaha.... Siu In hweesio tua, karena usiamu sudah tua maka aku
menghormati dirimu dan menyebut kau
sebagai taysu, kuharap kau jangan begitu tak tahu diri.... berani benar kau
menuduh diriku sebagai iblis.... hati-hati kalau nanti sampai ada yang menempeleng
mulut baumu itu!" "Baik! kita tak usah banyak bicara lagi, akan kujajal sampai dimana kedahsyatan
ilmu silat warisan Cing Khu sangjin itu!"
Selesai berkata, Siu In tiangloo segera mengenjotkan badan dan
menubruk kedepan dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat,
bayangan telapak menyebar keangkasa bagaikan sebuah jaring
besar, wilayah seluas beberapa puluh tombak seketika terkurung di bawah lapisan
bayangan tersebut. Rupanya padri ini takut kalau pihak lawan mengalah tiga jurus
kepadanya, maka begitu turun tangan ia lantas mengerahkan
segenap kekuatan yang dimilikinya untuk mengencar musuhnya
habis-habisan. Ditengah deruan angin pukulan yang memekikkan telinga serta
bayangan telapak yang menyelimuti angkasa, terdengarlah gelak
tertawa nyaring membelah kesunyian, sesosok bayangan manusia
melompat keluar dari kepungan dan berseru:
"Jurus pertama....!"
Merah padam selembar wajah Siu In tiangloo menghadapi
kenyataan tersebut, dengan gusar ia membentak keras:
kangzusi.com "Bocah kecil, jangan takabur! terimalah seranganku
berikutnya...!" Pukulan-pukulan yang lebih gencar segera dilepaskan, bukan saja bayangan telapak
tangan sukar dibedakan lagi, bahkan deruan
angin pukulan itu begitu memekikkan telinga, membuat pasir dan
debu serta batu kerikil beterbangan memenuhi angkasa, keadaannya betul-betul
mengerikan. Karena malu bercampur gusar, rupanya padri itu telah
mengeluarkan jurus yang paling ampuh dari kuil Siau Lim si untuk merobohkan anak
muda itu. Menghadapi serngan gencar yang begitu dahsyatnya, terpaksa
Giam In kok harus menggunakan sepasang telapaknya untuk
melawan. "Plook! plook!"
Dua benturan dahsyat mengelegar memecahkan kesunyian,
angin berpusing memancar keempat penjuru, dengan sempoyongan
Siu In tiangloo mundur tiga langkah kebelakang, napasnya
tersengkal-sengkal serta mukanya pucat pasi.
Menyaksikan keadaan dari supeknya, Tat go segera membentak
keras, bersama ketiga orang padri lainnya mereka maju
mengerubuti anak muda itu.
Siu In tiangloo ingin mencegah, namun terlambat, terpaksa
sambil menghela napas panjang ia ikut terjun kedalam gelanggang.
Para jago yang menyaksikan jalannya pertarugan dari samping
kalangan jadi melongo dan saling bertukar pandangan dengan muka tercengang,
mereka sama sekali tidak menyangka kalau jago-jago
lihay dari kuil Siau lim si yang dianggap sebagai jago-jago lihay dikolong
langit ternyata mencari kemenangan dengan
mengandalkan jumlah banyak, bukan begitu saja, bahkan Siu In
tiangloo yang mempunyai kedudukan tinggi pun ikut terjun kedalam gelanggang
untuk mengerubuti seorang pemuda yang belum
kangzusi.com dewasa, peristiwa ini boleh dibilang sangat luar biasa.
Pekikan nyaring ibarat lengkingan naga sakti bergema diangkasa
memecahkan kesunyian, bentakan-bentakan keraspun
membumbung diangkasa. Cepat-cepat para jago berpaling ketengah gelanggang, mereka
lihat tubuh Giam In kok yang kecil itu sekarang terkurung ditengah hembusan
angin puyuh itu mendadak membumbung belasan
tombak jauhnya keangkasa, bagaikan selembar daun kering
tubuhnya melayang kesana kemari mengikuti hembusan angin.
Tat go hweesio sekalian berempat sama sekali tidak menyangka
kalau musuhnya secara tiba-tiba meloncat ketengah udara, angin
pukulan yang dilancarkan tak dapat dibendung lagi....
"Blaaaaaaammm!"
Bentrokan dahsyat segera terjadi tepat dibawah kaki Giam In
kok, membuat pasir dan debu beterbangan keempat penjuru.
Giam In kok kembali tertawa, ejekknya:
"Hihihi... hihihi... hihihi rupanya beginilah ilmu sakti dari kuil Siau lim si...
waah! hebat! hebat.... memang sangat luar biasa
hebatnya.... mengagumkan!"
Ketika ucapan ini selesai diutarakan, tahu-tahu tubuh Giam In
kok sudah melayang diluar gelanggang, ketenangan dan
keagungan-nya membuat banyak orang memuji.
Sindiran Giam In kok tersebut amat tajam dan sangat mengena
di hari para padri dari kuil Siau Lim si, kontan saja paras muka mereka berubah
merah padam, bukan saja kaget karena kehebatan
ilmu silat lawan dan marah karena sindiran tersebut, tapi rasa malu yang
menyelimuti hati mereka semua benar-benar sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Siu In tiangloo merasakan martabatnya merosot, dengan muka
dingin menyeramkan ujarnya:
"Aku bersedia minta petunjuk akan kehebatan ilmu pedang
kangzusi.com warisan Cing Khu sangjin dengan ilmu Tat Mo Pat sih dari kuil
kami!" Menyaksikan akan tantangan musuhnya, hati Giam In kok
merasa gusar sekali, namun diluaran ia tetap tertawa sambil
menjawab: "Kalau kau ingin mencoba ilmu saktiku, maka dengan senang hati akan kulayani
keinginan tersebut... tapi dimana pedangmu hey
hweesio tua...?" Kedudukan Siu In tiangloo dalam kuil Siau lim si sangat tinggi
dan terhormat sekali, didalam dunia persilatanpun ia disegani orang, belum
pernah ia bertempur melawan orang dengan senjata tajam.
Bagi seorang jagoan lihay macam padri tua ini, benda apa saja
yang dipegang olehnya bisa digunakan sebagai senjata tajam,
karena itu dengan cepat ia merogoh kedalam sakunya dan
mengambil seutas tali sepanjang beberapa tombak, sambil katanya:
"Dengan benda inilah aku akan melayani permainan pedangmu!"
Mula-mula Giam In kok agak terperangah, tapi dengan cepat ia
segera dapat memahami maksud lawannya.
"Hahaha... hahaha... hahaha kalau begitu aku akan
menggunakan ini sebagai pedang!" serunya sambil tertawa tergelak.
Siu In tiangloo jadi tertegun, ia tidak melihat suatu bendapun
dalam genggaman anak muda itu, tak tahan serunya:
"Eeei.... kenapa tak kau cabut keluar pedangmu?"
Giam In kok memutar sepasang telapak tangannya dengan
gerakan membabat, ia membentak sambil tertawa:
"Ini toh pedangku, kau mau cari apa lagi?"
Paras muka Siu In tiangloo berubah sangat hebat, hardiknya
dengan gusar: "Sicu! kalau kau toh tak mau mempergunakan pedang, maka aku tak akan berlaku
sungkan-sungkan lagi, sebab bagaimanapun juga
kangzusi.com aku harus berhasil menyeret sicu ke kuil kami... ketahuilah bahwa ilmu tat Mo pat
sin kami ini sangat luar biasa sekali, apabila nanti kau sampai terluka, maka
jangan salahkan kalau aku bertindak
kejam!" Giam In kok tertawa renyah sambil katanya:
"Sebetulnya aku sih tak sudi berkelahi denganmu, tapi dalam ceritamu tadi kau
pernah mengatakan, ketika engkau memberi
bantuan kepada rekan-rekanmu didalam kuil Siau lim si tempo hari, aku kan kau
katakan segera kabur melarikan diri, seakan-akan aku ini takut kepadamu, maka
hari ini aku sengaja hendak membuktikan kepadamu kalau sebetulnya aku tidak jeri
terhadapmu, dan alangkah baiknya kalau kau undang lagi beberapa orang untuk
membentuk barisan Loo han siu agar akupun menghemat tenaga!
kau mesti tahu jika satu lawan satu maka tak sampai sepuluh jurus engkau sudah
bakal keok, kalau tak percaya silahkan saja
mencoba!" Paras muka Siu In tiangloo berubah hebat, dari merah padam
wajahnya berubah jadi pucat kehijau-hijauan, diapun sadar akan
kekuatan yang dimiilki oleh pemuda itu, sepulah juruspun ia belum tentu mampu
menghadapinya. Tapi.... bagaimana dengan orang yang mencuri kitab dalam kuil
Siau lim si" kalau bukan bocah ajaib bermuka seribu, kenapa ia
menggunakan cakar garuda serta pedang pendek sebagai senjata
andalan-nya..." Kendatipun dalam hati kecilnya sudah timbul kecurigaan, namun
ketika menyaksikan akan kejumawaan anak muda itu, rasa
mendongkolnya makin menjadi.
Akhirnya sambil tertawa dingin ia berseru:
"Kalau memang Sian sicu berkata demikian, maka akupun tak
akan berlaku sungkan-sungkan lagi!"
Pandangan matanya segera dialihkan kearah empat padri lainnya, tapi sebelum ia
sempat memerintahkan anak buahnya untuk
kangzusi.com membentuk barisan Loo Han siu, tiba-tiba dari tempat kejauhan
muncul kembali serombongan hweesio bersenjata lengkap, dan
salah seorang diantaranya berseru dengan lantang:
"Suheng....!" Giam In kok segera tertawa terbakak-bahak.
"Haaaahaaaa... hahahahah... hahahahah.... kali ini barisan Loo han siu bisa kau bentuk
dengan lebih sempurna, ayo cepat bentuk barisanmu itu, siauya masih akan
melayani dengan tangan kosong!"
Sementara itu Siau In tiangloo sudah berpaling kearah mana
bersalnya suara panggilan tadi, ia saktikan diantara mereka itu terdapat Kian In
tiangloo, Lang In tiangloo, Pak In tiangloo serta Mo In tiangloo, selain itu
masih ada beberapa padri lainnya.
Dengan cepat ia menyambut seraya berkata:
"Aaaah... sungguh kebetulan sekali kehadiran suheng In
berempat, aku telah menjanjikan suatu pertandingan dengan sicu
ini, karenanya maaf kalau aku bertindak lebih dahulu"
"Tak usah terburu napsu!" ejek Giam In kok sambil tertawa,
"daripada bertarung dengan sistem roda berputar, lebih baik majulah kalian
beramai-ramai... dengan begitu siauya pun bisa
sekalian angkat nama!"
Sementara itu rombongan yang dipimpin oleh kakek Song telah
mengundurkan diri kesisi kalangan, tapi sesudah mendengar
perkataan Giam In kok yang begitu takabur, tak urung dia
mengucurkan peluh dingin juga karena ikut kuatir, salah seorang diantaranya
segera berteriak keras: "Siauhiap, kau harus bertindak hati-hati, ilmu silat yang dimiliki Ngo In
tiangloo itu sangat luar biasa sekali, lebih baik keluarkan senjatamu untuk
melayani mereka!" "Terima kasih atas peringatan paman" sahut Giam In kok sambil tertawa, "untuk
mencuci bersih noda yang menempel diatas
kangzusi.com badanku akibat fitnahan, maka terpaksa aku harus melayani
kerubutan para jago lihay tersebut untuk membuktikan bahwa aku
tak mirip dengan orang yang menyaru sebagai diriku yang mencari kemenangan
dengan jalan mengandalkan senjata tajam!"
Dalam pada itu, Pat In tiangloo sekalian telah tiba ditempat
kejadian, Siu In tiangloo segera membisikkan sesuatu kesisi
telinganya. Setelah mengetahui kalau pemuda yang berada dihadapannya
itu bocah ajaib bermuka seribu yang asli, maka padri tua itu segera tertawa
tergelak sambil berkata: "Sejak Sian sicu menunjukkan kehebatannya pada malam itu, nama kuil Siau lim si
kami telah mendapat pukulan besar, buat apa kita menuruti adat, mari bekuk
pemuda itu bersamasama!"
Giam In kok segera menanggapi sambil tertawa:
"Nah... begitu baru hebat! eeeiii.... hweesio tua, ternyata kau lebih hebat dan
lebih blak-blakan, ayolah! kalau mau berkelahi mari kita selesaikan cepat-cepat
pertarungan ini, sebab aku musti
mencari penginapan!"
Kian In tiangloo yang menderita kerugian paling besar pada
malam terjadinya peristiwa di Siau lim si segera maju dengan kegusaran,
bentaknya keras-keras: "Buat apa kau mencari penginapan" lebih baik nanti malam kau menginap saja di
akherat!" "Kalau di akherat tak ada penginapan, maka malam ini aku harus menginap dimana?"
seru pemuda itu sambil tertawa.
Baru saja perkataan itu selesai diutarakan keluar, tiba-tiba dari atas sebatang
pohon Kui berkumandang suara sahutan merdu yang
diiringi suara tertawa cekikikan:
"Bunuh habis semua gerombolan keledai gundul itu, nanti malam kau menginap saja
dirumahku!" kangzusi.com Suara tersebut muncul secara tiba-tiba dan merupakan suara dari seorang gadis
lagi, sehingga para jago yang hadir disitu jadi
tercengang serta tak habis mengerti.
Lain halnya dengan Ngo In tiangloo, rupanya mereka segera
mengetahui siapakah gadis tersebut, maka dengan paras muka
berubah hebat, Pat In tiangloo segera membentak keras:
"Hey siluman perempuan! kalau kau berani turun dari atas
pohon, kami akan membasmi dirimu dari muka bumi!"
"Huuuh! nonamu tak sudi mencari untung dengan mengandalkan bantuan orang lain,
kalau kalian nanti belum habis terbasmi,
nonamu pasti akan menyelesaikan pekerjaan yang berantakan itu!"
Raut wajah Pat In tiangloo segera berkerut kencang, rupanya ia
sangat gusar sekali setelah mendengar perkataan itu, tapi iapun sadar kalau
situasi yang dihadapinya sekarang ini tidak
menguntungkan pihaknya, maka ia tak ingin mengikat tali
permusuhan baru, dalam keadaan begitu, dengan suara dingin
katanya: "Hmmm! kau jangan keburu senang dahulu, sebentar lagi kami akan mencari dirimu
untuk membuat perhitungan!"
"Terlalu pagi kalau kau ingin membuat perhitungan" sahut gadis diatas pohon itu
sambil tertawa, "kalau sekarang nonamu turun tangan lebih dahulu, maka aku
kuatir kalau tak ada seorangpun
yang membawa cerita ke kuil Siau lim si, sebab kalian semua habis kubuat
mampus!" Pat In tiangloo tak dapat menahan emosinya lagi, dengan suara
gemetar katanya: "Sute berempat, harap cepat membuat barisan disini, aku akan membasmi siluman
perempuan itu!" Dari pembicaraan yang sedang berlangsung, Giam In kok tahu


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kalau ilmu silat yang dimiliki gadis itu pasti tinggi sekali, sebab kalau tidak,
ia tak akan berani menantang Ngo In tiangloo untuk
kangzusi.com bertempur, buru-buru ia berseru lantang:
"Cici, kalau kau ingin bertempur lebih dahulu, maka siaute akan mengalah
bagimu!" "Ciiiisss....!"
Pat In tiangloo kuatir kalau Giam In kok menggunakan
kesempatan itu untuk kabur, maka sebelum gadis itu sempat
memberi jawaban, ia segera membentak lebih dahulu:
"Atur barisan, kepung pemuda itu!"
Para padri yang hadir disana segera menyebarkan diri guna
membentuk barisan loo han siu yang lihay, hanya dalam waktu yang singkat saja
mereka telah mengambil posisinya masing-masing.
-ooo0dw0ooo- Jilid : 28 DENGAN sorot mata yang tajam, Giam In kok menyapu sekejap
sekeliling gelanggang, ia saksikan dua orang Ha to, empat orang Kim keng, enam
belas Gan lau serta delapan belas Loo han telah
membentuk sebuah barisan besar yang luasnya mencapai beberapa
puluh tombak, sementara lima orang padri tua yang bertindak
sebagai Tiangloo masih tetap mengitari sekelilingnya.
Pemuda itu tersenyum, ejeknya:
"Eeiii.... hweesio tua, apakah kalian tak ikut bertempur?"
"Silahkan sicu masuk kedalam barisan lebih dahulu!" kata Pat In tiangloo.
"Hahaha... hahaha... hahaha... caramu kok mirip mengundang katak masuk tempurung, apa
sukarnya masuk kedalam barisanmu
itu?" Sekali enjot, tubuh Giam In kok telah melayang setinggi
beberapa tombak ketengah udara, kemudian sepasang tangannya
kangzusi.com mendayung dan secepat kilat badannya kembali melayang turun
tepat ditengah gelanggang.
Pat In tiangloo sekalian terperanjat ketika menyaksikan cara
Giam In kok mendemonstrasikan ilmu meringankan tubuhnya yang
lihay itu, buru-buru ia undang keempat rekannya untuk masuk
serta kedalam barisan setelah itu ujarnya:
"Sian sicu, sekarang kau boleh mencabut keluar senjata
andalanmu!" Giam In kok tahu kalau barisan Loo han siu dari kuil Siau lim si amat dahsyat,
tapi diluaran ia terus berlagak tenang, dengan sikap yang sama sekali tak
perduli ia berkata: "Hweesio tua, kau tak usah menguatirkan diriku, kalau aku nanti tak mampu
menerobos keluar dari barisan, maka dengan sendirinya aku bisa mempergunakan
senjataku, sekarang sih belum perlu!
hanya saja.... sebelum pertarungan ini dimulai, sekali lagi aku hendak menerangkan
lebih dahulu, seandainya dengan tangan
kosong aku mampu menerobos keluar dari barisan Loo han siu,
maka hal ini membuktikan kalau pencuri barang kuil milik kalian itu bukanlah
hasil karyaku, dan apabila nanti kalian memaksaku terus, jangan salahkan kalau
aku sampai bertindak keji terhadap kalian!"
"Sian sicu, tak mudah untuk lolos dari kepungan kami, ketahuilah untuk selamat
keluar dari barisan ini dengan selamat sukarnya
bagaikan mendaki langit... kuminta lebih baik kau tutup mulut saja dan tak usah
banyak bicara lagi!"
"Jadi kalian tetap menuduh kalau akulah yang telah mencuri kitab pusaka milik
kuil Siau lim si kalian" lalu apa yang mesti kulakukan untuk menyelesaikan
persoalan ini" dan apa yang dapat kuperbuat sehingga kalian percaya kalau
perbuatan itu bukan hasil karyaku?"
"Tak ada, bagaimanapun juga kami akan tetap menuntut
kepadamu....!" "Hmm! jadi kaliam minta mampus?"
kangzusi.com "Hmm! tak usah banyak bacot, lihatlah seranganku ini!"
Pat In tiangloo membentak keras, dengan jurus mengobrak-abrik
gunung Hoa san, telapak tangannya dengan diiringi hawa pukulan warna putih
setebal beberapa cun segera meluncur kemuka
menghantam batok kepala Giam In kok....
Siu In tiangloo serta Kian In tiangloo tak ambil diam, setelah
melihat kakak seperguruannya melancarkan serangan, mereka
segera membentak nyaring dari samping kiri dan kanan sambil
melepaskan sebuah pukulan yang mengerikan.
Dua gulung angin pukulan yang maha dahsyat ibarat gulungan
ombak ditengah samudra dengan cepat bergabung jadi satu
merupakan garis lurus dan menerjang sepasang bahu lawan.
Searangan gabungan dari tiga orang tokoh yang maha sakti itu
sungguh luar biasa hebatnya, kawanan jago yang melihat jalannya pertarungan dari
sisi kalangan tanpa sadar pada menjerit kaget, Giam In kok tetap bersikap tenang
dalam menghadapi serangan
dahsyat yang menggidikkan hati itu, ketika angin pukulan itu sudah hampir
mengenai tubuhnya maka dengan cepat ia menggejotkan
badannya melayang keangkasa, dan dalam sekelebatan saja
bayangan tubuhnya telah lenyap dari pandangan mata.
Dari atas pohon Kui diluar barisan berkumandang gelak tertawa
pemuda itu yang diiringi senandung lantang:
Aku pulang dengan menunggang angin.... Awan mega kulalui....?Gedung tingkat istana sangat indah, penuh sesak dihuni orang....
Betapa sialnya nasibku ini, apa boleh buat dalam keadaan begini....
terpaksa pohon Kui jadi tempat tinggalku....
"Ketika semua berpaling kearah mana berasalnya suara itu,
tampaklah Giam In kok sedang berdiri diatas ranting dengan
gagahnya, angin yang berhembus lewat menggoyangkan tubuhnya
kesana kemari, Pat In tiangloo serta kawanan padri lainnya segera membentak
keras, serta merta mereka bergerak kesamping dan
mengepung pohon tersebut dengan rapatnya.
kangzusi.com Menyaksikan tingkah laku kaum padri itu, Giam In kok segera
mengerutkan dahinya rapat-rapat, tegurnya:
Siauya toh telah berhasil meloloskan diri dari barisan Loo Han siukalian dalam
?keadaan selamat, masa kalian benar-benar mau
mampus" "Pat In tiangloo segera tertawa dingin.
Hehehe.... Hehehe.... hehehe.. aku toh tak menyanggupi
?permintaanmu, lagi pula kau juga tak melayani serangan kami, mau kabur" Eeeeh
tak segampang itu! "Baik! Kalau begitu akan kutunjukkan sampai dimanakah
?kemampuan ku, akan kulihat bagaimana cara mu si keledai-keledai gundul melarikan
diri dari bencana!" Dengan penuh rasa mendongkol, Giam In kok melayang turun
keatas permukaan tanah, siapa tahu baru saja kakinya mencapai
diatas tanah, Pat In tiangloo sekalian telah membentak keras dan bersamaan
waktunya pula keempat Tiangloo lainnya telah
melepaskan pukulan-pukulan gencar.
Pat hweesio dari Siau lim si juga tak ambil diam, mereka segera mengerahkan
segenap kepandaian yang dimilikinya untuk
menggerubuti anak muda itu, cahaya golok dan bayangan pedang
menciptakan selapis jaring yang sangat kuat mengunci seluruh
angkasa. Dari atas permukaan, lima Tiangloo, dua orang Hu to serta
empat orang kim keng masing-masing melepaskan pukulan demi
pukulan hingga mengencet lawan habis-habisan.
Seketika itu juga suasana ditengah gelanggang jadi mengerikan
sekali, seakan-akan dunia bagaikan kiamat, seluruh permukaan
langit gelap, Giam In kok sendiripun mesti seringkali menghadapi musuh tangguh,
tapi belum pernah ia menjumpai ancaman yang
begitu dahsyat seperti kali ini, sekalipun hatinya merasa sangat terperanjat,
tapi semangatnya malah semakin berkobar.
Ditengah ancaman bahaya maut yang setiap saat bakal
kangzusi.com mencabut nyawanya, anak muda itu masih sempat tersenyum
manis, perlahan-lahan telapak tangannya diangkat kedepan
sementara hawa murninya dihimpun keseluruh tubuh, cahaya merah
Pahlawan Dan Kaisar 12 Pendekar Kelana Sakti 15 Pedang Ular Emas Pedang Naga Hitam 3
^