Pencarian

Pendekar Muka Buruk 13

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id Bagian 13


yang memancar dari balik kabut tipis perlahan-lahan menyelimuti tubuhnya dan
mengembang kian lama kian meluas kearah depan.
Sepuluh jarinya direntangkan, hawa putih setebal satu depa
memancar keluar dari ujung jarinya.
Inilah merupakan kekuatan sakti Cong goan hiat ki hasil
peleburan antara hawa sakti It goan ceng ki dengan Ji gi ceng ki.
Hawa sakti yang sangat aneh itu sama sekali tidak dikenal oleh
setiap jago persilatan yang hadir disitu, bahkan kelima orang
tiangloo yang berada dibarisanpun tidak mengenalinya.
Jangan dibilang orang awam biasa, kendatipun Cing Khu sangjin
masih hidup lagipun, belum tentu ia bakal menduga kalau anak
muridnya berhasil menggabungkan dua macam kepandaian sakti
yang luar biasa itu menjadi satu ciptaan baru yang jauh lebih
dahsyat dan mengerikan. Karena tidak mengetahui kepandaian sakti apakah yang
digunakan lawannya, kelima tiangloo itu segera memperketat
serangannya, masing-masing orang mengerahkan hawa murninya
hingga mencapai dua belas bagian.
Giam In kok bukanlah merupakan orang yang berhati kejam, jika
seandainya hawa sakti Ceng goan hiat ki itu dikerahkan hingga
mencapai puncaknya, maka nicaya beberapa jago dari kuil Siau lim si itu bakal
mati konyol semua. Ketika hawa pukulan mereka hampir saja berbenturan satu sama
lainnya, Giam In kok segera menghela napas panjang, kabut tipis berwarna merah
dadu itu jauh lebih tipis, secepat kilat ia terjang Tat go hweesio, sepasang
telapaknya didorong kemuka dan memukul
padri tersebut hingga mencelat sejauh beberapa tombak dari
tempat semula hardiknya: "Hey, kalian ini sungguh merupakan kawanan hweesio yang tak kangzusi.com
tahu diri....!" Belum habis ia berkata, Pat In tiangloo sudah berhasil merebut
posisi Tiong kiong dan segera melancarkan beberapa buah bacokan kilat, kawanan
padri lainnya tak mau berdiam diri saja, mereka segera berhamburan melabrak anak
muda itu. Bagaimanapun sabarnya Giam In kok, ia tetap merupakan
seorang manusia yang terdiri dari darah dan daging, setelah
menyaksikan kebandelan kawanan padri itu, hawa amarahnya
segera berkobar, sepasang lengannya berputar setengah lingkran didepan dada,
ditengah bentakan keras yang memekikkan telinga,
hawa sakti Ceng goan hiat ki segera dilontarkan keluar dengan
dahsyatnya. "Blaaaaaam.....!"
Benturan keras segera menimbulkan ledakan yang memekikkan
telinga, Pat In tiangloo yang berada dipaling depan seketika
terpental sampai sejauh beberapa tombak dari tempat semula,
setelah mundur dengan sempoyongan beberapa langkah, baru ia
dapat berdiri dengan tegak.
Kian In tianglo yang berada agak jauh dari musuhnya juga ikut
mencelat sejauh lima tombak kebelakang, karena kalau
dibandingkan dengan sesama saudara seperguruannya, maka
kepandaiannya terhitung yang paling lemah.
Sementara dua orang Hu to dan tiga Kim keng terguling-guling
diatas tanah dengan keadaan yang sangat mengenaskan, andaikata
mereka tak tertahan oleh delapan belas Gak lan yang berada pada lapisan luar,
niscaya mereka akan mencelat jauh sekali.
Barisan Loo han siu merupakan sebuah barisan raksasa yang
tersohor kedahsyatan-nya, tapi dalam kenyataannya barisan ampuh tersebut tak
mampu menahan sebuah pukulan dari seorang pemuda
yang masih ingusan, kejadian ini benar-benar merupakan suatu
kejadian yang sangat luar biasa sekali hingga membuat kawanan
padri itu berdiri kaku dengan mata mendolong dan untuk beberapa kangzusi.com
saat lamanya mereka tak tahu apa yang harus diperbuat.
Giam In kok sendiri yang melepaskan serangan dengan
tergopoh-gopoh, tak sempat menghimpun hawa sakti Cong goan
hiat ki-nya dalam keadaan sempurna, ketika termakan oleh daya
tekanan dari hawa pukulan yang menderu-deru di empat penjuru
seketika merasakan darah panas bergolak didalam dadanya, hampir saja ia jatuh
terduduk. Dengan cepat pemuda itu menarik napas panjang, seluruh
perhatiannya dipusatkan jadi satu dan perlahan-lahan hawa
murninya diatur, sesaat kemudian baru peredaran darahnya berjalan lancar
kembali. Pat In tiangloo tak menyangka kalau tenaga gabungan mereka
sama sekali tak mampu menghadapi serbuan sang pemuda yang
masih muda belia itu, rasa malu dan gusar membuat ia jadi kalap, ia tak mau
berpikir panjang lagi, padahal kalau dibayangkan
kehebatan si anak muda itu tadi jelaslah membuktikan kalau sang pencuri bukanlah
pemuda itu. Tatkala dilihatnya Giam In kok masih tetap berdiri tak berkutik ditempat semula,
sementara kawan-kawn-nya pada terpontang
panting terjungkal diatas tanah, dengan cepat ia membentak keras:
"Perkecil barisan!"
Mengikuti bentakan tadi, delapan belas orang Gak lan yang
semula bertugas untuk membendung gerak lawan diangkasa,
dengan cepat bergerak maju kedepan untuk mengunci rapat semua
pintu kehidupan dari delapan belas Loo han.
Berpuluh senjata tajam bersamaan waktunya menerjang kedepan
dan mengancam tubuh Giam In kok dari empat penjuru.
Bocah muda itu segera bersuit nyaring, sepasang lengannya
menyapu keluar kuat-kuat....
Cahaya putih yang diselubungi kabut merah menggulung
kedepan bagaikan amukan api, jeritan kaget membelah kesunyian,
kangzusi.com separuh dari para Loo han dan Gak lan berjumpalitan diatas tanah dan dalam
keadaan yang mengerikan, maka mereka jadi babak-belur karena beradu dengan
tanah. Selesai menyapu mundur kawanan padri itu, Giam In kok segera
tertawa, katanya: "Pat In tiangloo, sekarang barisan Loo han siu yang kau bentuk sudah hancur
porak poranda, apalagi yang hendak kau katakan?"
"Hmmmm! bocah ingusan, kau tak usah keburu senang dahulu,
apakah kau berani menerima Tat mo pat si ku berikut ini?"
"Huuuh! jangan dikata baru delapan jurus Tat mo, sekalipun delapan puluh jurus
juga boleh saja.... masa Tat mo pat si mu
benar-benar hebat?" Padri tua itu segera mendengus dingin.
"Dengan delapan jurus ilmu Tat mo, aku hendak membetot
lengan kananmu sampai putus!"
"Hmmmm! sombong amat sih kau ini! Siauya juga akan
memenggal kutung sepasang bahumu dalam delapan jurus!"
Silat lidah yang amat gencar itu segera mendapat sambutan dari
gadis yang berada diatas pohon Kui itu, terdengar ia tertawa merdu lalu katanya:
"Bagus... bagus sekali! nona juga akan ikut dalam pertarungan ini, bagaimana kalau
kau bertaruh untuk mendapatkan sepasang
kaki anjing budukan itu...?"
Pat In tiangloo jadi semakin naik pitam, ia tahu yang
dimaksudkan sebagai kaki anjing budukan oleh gadis itu adalah
sepasang kakinya, bentaknya keras-keras:
"Ciu Li yu! kau jangan bicara sembarangan... hati-hati kalau kurobek mulut mu
nanti!" "Huuuuh! kenapa aku tak boleh bicara" untung nonamu tidak
kangzusi.com mempertaruhkan batok kepalamu, itu namanya kalau aku masih
memberi muka untukmu!"
Sementara itu dalam hati kecilnya Giam In kok berpikir:
"Siapa sih yang dinamakan Ciu Li ya ini" kalau didengar dari nada ucapannya itu
nampaknya ia terlalu keji, tapi mengapa para
tiangloo dari kuil Siau lim si ini pada jeri kepadanya?"
Meskipun anak muda itu belum pernah berjumpa dengan gadis
yang berada diatas pohon itu, namun karena sikapnya yang supel
dan murah senyum, membuat pemuda kita jadi tertarik, suatu
perasaan simpatik timbul dalam hati kecilnya hingga tanpa sadar pemuda itu
sering melirik kearah pohon Kui itu.
Ditengah keheningan, tiba-tiba terdengar seseorang berseru lagi sambil tertawa
dingin: "Engkau si anak iblis memang pantas kalau dijodohkan dengan perempuan siluman,
tapi nasibmu memang kurang baik sebelum
mendapat jodoh, nyawamu sudah harus kukirim kealam baka
dahulu!" Giam In kok segera berpaling, ia lihat orang yang barusan bicara adalah Pat In
tiangloo, pada waktu padri itu perlahan-lahan sedang maju kedepan, sementara
dibelakangnya mengikuti Siu In tiangloo serta Ngo In tiangloo, dibelakang dua
orang itu mengikuti pula Kian In tiangloo serta Leng In tiangloo.
Lima padri tua itu bersatu padu membentuk sebuah garis yang
menyerupai huruf "Jiu", manusia, selangkah demi selangkah mereka maju kedepan
dengan kaki kanan, maka Siu In tiangloo dan Kian In tiangloo juga ikut maju
kedepan selangkah, sebaliknya kalau Pat In tiangloo maju selangkah dengan kaki
kiri maka Mo In tiangloo serta Leng In tiangloo juga ikut maju selangkah.
Giam In kok yang menjumpai keadaan itu, diam-diam merasa
sangat terperanjat, pikirnya:
"Apa yang sedang mereka lakukan" jangan-jangan keledai
gundul itu hendak menggunakan kepandaian Ban Hong it ciong
kangzusi.com untuk menghadapi diriku?"
Perlu diketahui, bahwa kepandaian Ban Hong it ciong merupakan
jenis kepandaian menghimpun tenaga dalam yang sangat dahsyat,
beberapa orang bersatu padu dapat menyalurkan tenaga dalam
yang dimilikinya kedalam satu tubuh orang yang paling depan,
dalam keadaan begitu apabila dia melancarkan serangan maka
tenaga dalam yang dipergunakan sama halnya dengan tenaga
himpunan dari beberapa orang itu.
Jikalau kelima orang padri tua dari kuil Siau lim si benar-benar menggunakan
cara seperti itu untuk menghadapi musuhnya, maka
apabila musuhnya itu tidak mempunyai tenaga sebesar lima ratus
tahun hasil latihan, mungkin sulit untuk menghadapinya.
Sekarang Giam In kok baru menyesal karena telah terlanjur
bicara besar, nanti andaikata ia sampai benar-benar kalah, lantas bagaimana
pertanggungan jawabnya dengan mendiang gurunya"
Dalam keadaan bimbang, tiba-tiba satu ingatan berkelebat dalam
benaknya, dia teringat jika akan menggunakan kepandaian
semacam itu maka kepandaian silat maupun tenaga dalam yang
dimiliki beberapa orang yang menghimpun diri itu haruslah
seimbang, jika salah seorang diantaranya mempunyai daya
kekuatan yang jauh berbeda, maka daya pengaruhnya akan hilang
separuh. Ketika terjadi pertarungan tadi, ia telah merasakan adanya
perbedaan tingkat tenaga dalam yang dimiliki kelima orang itu,
sekarang ia hanya berharap akan adanya perbedaan pula dalam
soal ilmu silat dan apabila yang diharapkan itu benar-benar
terpenuhi, maka besarlah harapan-nya unyuk memperoleh
kemenangan. Berpikir sampai disini, ia segera tertawa menghina, katanya:
"Hey, setan tua, kalian anggap dengan menghimpun tenaga
kalian jadi satu, maka siauya lantas bisa kalian hantam sampai
roboh" huuuh.... jangan mimpi disiang hari bolong!"
kangzusi.com Pat In tiangloo segera tertawa terbahak-bahak....
"Hahaha... hahaha... hahaha... iblis cabul, kau anggap
kepandaian Ban Hong it ciang kami ini kau anggap suatu permainan anak kecil"
kami akan suruh kau rasakan sampai dimanakah
kehebatan kami ini!"
Napsu membunuh segera menyelimuti wajah Giam In kok setelah
mendengar dirinya disebut iblis cabul, hawa amarah segera
berkobar didalam dadanya, sepasang matanya melotot besar dan
memancarkan cahya berapi-api, teriaknya dengan suara lantang:
"Enci Ciu! bagaimana kalau kugadaikan kepala keledai gundul ini kepadamu?"
"Ciiis!" sahut gadis itu dengan nada mengejek, "kau tak usah menjual lagak
dihadapan nonamu, aku tak sudi menerima batok
kepalanya, yang kuinginkan ialah batok kepalamu!"
Perubahan sikap dari Cui Li ya sebesar delapan puluh derajat ini sangat
mencengangkan hati pemuda tersebut, ia tak dapat meraba
bagaimanakah jalan pikiran gadis itu.
Sementara Giam In kok masih tertegun, Pat In tiangloo tak mau
menyia-nyiakan kesempatan baik itu, ia segera membentak nyaring:
"Iblis cabul, sambutlah seranganku ini!"
Sepasang telapak tangannya dilontarkan kedepan melancarkan
sebuah pukulan maha dahsyat, emapt orang tiangloo yang berada
dibelakangnya ikut maju kedepan, gerak tubuh yang dilakukan
mereka tak ubahnya meniru gerakan padri yang berada dipaling
depan. Bayangan telapak segera bermunculan diangkasa, hawa pukulan
yang maha dahsyat bagaikan gulungan ombak samudra meluncur
kedepan dan menerjang dada Giam In kok.
Menyaksikan ancaman tersebut, Giam In kok tertawa ringan,
sambil mendengus dingin ia lancarkan pula serangan dengan jurus kangzusi.com
Ji Ki Ciau Lin atau dua kekuatan saling mengalir.
Siapa tahu ketika hawa pukulan yang di lancarkan dengan hawa
sakti Ceng goan hiat ki itu menerjang masuk kedalam lingkaran
musuh, tiba-tiba kekuatannya jadi lenyap tak berbekas, bahkan dari samping kiri
ber hembuslah segulung hawa pukulan yang sangat
mengerikan menggetarkan hawa Ki keng pelindung badannya.
Sekarang, anak muda itu baru sadar betapa dahsyatnya
himpunan tenaga Ban hong it ciang tersebut, terutama sekali karena ilmu tersebut
dibarengi dengan permainan Tat mo pat si yang amat tersohor itu.
Cepat-cepat ia lintangkan tangannya dan melangkah satu tindak
kesamping, untuk meloloskan diri dari ancaman tersebut.
Baru saja kakinya bergeser setindak kekiri, mendadak terasalah
segulung hawa pukulan yang dahsyat membentuk selapis dinding
baja yang maha dahyat menghadang jalan mundurnya.
Sekarang jelas sudah, kalau ia terkurung ditengah hembusan
angin puyuh lawan yang mengerikan.
Disaat yang kritis itulah, satu ingatan kembali berkelebat dalam benaknya, ia
segera berpikir: "Untuk mengghadapi manusia macam begini, kenapa aku harus
bertindak sungkan-sungkan lagi" mereka ini memang harus
dibunuh....!" Berpikir sampai disitu, hawa murninya disalurkan semakin
dahsyat, Ceng goan hiat ki-nya dikerahkan sedemikian rupa,
sehingga keadaannya betul-betul mengerikan.
"Blaaaaammmm! blaaaaaammm!"
Ledakan dahsyat yang memekikkan telinga berkumandang
memecahkan kesunyian, angin pukulan menderu-deru, membuat
pasir dan debu beterbagan memenuhi angkasa..... semua orang
yang hadir disekitar gelanggang tertegun dengan ketegangan yang hebat.
kangzusi.com Beberapa saat kemudian, pasir dan debu sudah reda, seorang
pemuda muncul dari balik kegelapan, ia duduk bersila diatas tanah sementara tak
jauh dari hadapannya duduk seorang padri tua.
Rupanya dalam pertarungan yang barusan berlangsung, Giam In


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kok telah berhasil mengalahkan lima orang padri itu, namun ia
sendiripun juga menderita luka yang cukup parah, karena
melakukan serangan yang terlambat.
Tat go hweesio yang merupakan salah seorang anggota empat
Kim Kongn yang menderita paling ringan diantara rombongan
tersebut, ketika dilihatnya si anak muda itu sedang terluka, maka dengan cepat
ia memmbentak nyaring: "Ayoh, cepat kita ringkus dulu bajingan cilik itu!"
-ooodOwooo - DAN tanpa banyak membuang waktu, ia segera menerjang
kedepan lebih dahulu. Tiba-tiba saja.... dari atas pohon Kui berkumandang suara
bentakan nyaring, sesosok bayangan yang mungil dengan
kecepatan bagaikan sambaran petir langsung menerjang ketengah
gelanggang, menyusul jeritan kesakitan bergema memecahkan
kesunyian, Tat go hweesio mencelat keluar dari gelanggang dan
jatuh terkapar diatas tanah.
Seorang gadis yang berusia enam belas tahunan munculkan diri
dihadapan umum dan berdiri tegak disamping Giam In kok, ia
mengenakan pakaian ketat berwarna hijau daun, pinggangnya
ramping dan kecil sekali, wajahnya sangat cantik jelita.
Siapapun tak akan percaya kalau gadis secantik itu ternyata
hanya dalam sekali gerakan saja telah berhasil mencabut nyawa Tat go hweesio
yang merupakan salah seorang anggota Kim Kong.
Para hweesiio yang memburu dibelakang Tat go hweesio sama
sekali tak menduga kalau kedatangan mereka bakal terlambat
kangzusi.com selangkah hingga tak sempat menolong rekan seperguruannya dari ancaman maut,
dengan hati yang terkesiap mereka menghentikan
langkanya. Dengan pandangan yang tajam, gadis itu menyapu sekejap
kearah padri yang berkumpul dihadapannya, kemudian sambil
mendengus dingin katanya:
"Siapa yang tak takut mati, silahkan saja maju kedepan!"
"Nona Cui, kau benar-benar kejam dan tak malu disebut sebagai Tok Sim Yan li
atau siluman perempuan berhati kejam, apa dosanya rekan kami" kenapa nona
menghukumnya mati?" teriak salah
seorang padri itu. "Barang siapa mencari keuntungan dikala orang lagi susah, dia harus diberi
hukuman yang setimpal!"
"Apa sangkut pautnya persoalan ini denganmu?"
"Huuuh! kau anggap dirimu pantas mengajukan pertanyaan
tersebut?" hardik siluman perempuan berhati kejam itu dengan penuh kegusaran.
Laksana sambaran kilat cepatnya ia meluncur kedepan,
telapaknya diayunkan kedepan dan tahu-tahu saja tubuh padri itu sudah mencelat
beberapa tombak dari tempat semula tanpa sempat
menjerit, tubuh padri itu terkapar diatas tanah dalam keadaan
sudah tak bernyawa lagi. Sekali berkelebat tahu-tahu gadis itu telah melayang kembali
ketempat semula, sambil ujarnya dengan dingin:
"Hey, kawanan padri iblis yang tak tahu diri, kalau kalian tidak segera berlutut
dihadapan nonamu, maka jangan salahkan kalau
nona akan segera mengirim kalian mampus keakherat!"
Siluman perempuan berhati kejam Ciu Li ya sudah tersohor
namanya diwilayah barat laut karena kekejamannya serta
membunuh orang tanpa berkedip, para padri dari kuil Siau Lim si jadi bergidik
ketakutan dengan sendirinya, terutama sekali karena kangzusi.com
kelima Tiangloo mereka masih bersila sambil menyembuhkan luka
yang mereka derita, mereka kuatir kalau sampai menggusarkan hati gadis itu
jangan-jangan keselamatan kelima Tiangloo itupun tak
akan terjamin. Karena itu, meskipun padri itu merasa dendam, namun diluaran
mereka tak berani berbuat apa-apa kecuali saling berpandangan
dengan mulut membungkam. "Bagus sekali....!" kembali terdengar siluman perempuan berhati kejam itu
berteriak keras, "kalian para hweesio gundul pada tak mau segera enyah dari
sini, juga tak mau berlutut dihadapan
nonamu, rupanya kalian memang belum tobat kalau nona belum
membasmi kalian ini dari muka bumi!"
"Hmm! kau janganlah memaksa kami lagi!" sahut salah seorang hweesio dari kuil
Siau Lim si itu dengan gusar, "bukannya kami jeri kepadamu, tapi akupun berharap
agar engkau jangan mencari
keuntungan dikala orang sedan susah!"
"Kapan aku berbuat begitu?"
"Bukankah kelima Tiangloo kami sedang menyembuhkan
lukanya, apakah kau hendak mencari keuntungan ini?"
"Oooh..... rupanya yang kalian maksudkan hal ini" baiklah, aku akan menunggu
sampai kalian semua selesai menolong orang-orangmu!"
Suatu kejadian yang aneh dan janggal! selamanya siluman
perempuan berhati kejam ini tak pernah punya rasa belas kasihan terhadap orang
lain, kenapa sikapnya saat ini sangat istimewa
sekali" Hampir saja kawanan padri dari kuil Siau lim si itu tak percaya akan pendengaran
sendiri, tapi dalam keadaan demikian mereka tak dapat berpikir panjang lagi,
salah seorang Hu To dengan keraskan kepala segera maju mendekati Pek In
tiangloo, kemudian ia masukkan sebutir pil kedalam mulut padri tersebut.
Cui Li ya melirik sekejap mengawasi gerak-gerik padri tersebut, kangzusi.com
kemudian sambil tersenyum guman-nya seorang diri:
"Orang ini kalau tidak ditolong, maka namanya kurang adil.....
biarlah aku yang membantu dirinya!"
Dari sakunya, gadis itu mengambil keluar sebutir pil dan segera dicokokkan
kedalam mulut Giam In kok, menanti pil itu sudah
masuk kedalam perut, ia baru tersenyum.
Kawanan padri yang berada disekitar tempat itu tak ada yang
berani menegur tingkah laku gadis itu, mereka hanya menduga
mungkin saja gadis itu telah jatuh cinta terhadap sang pemuda
hingga rela memberi obat kepada pemuda itu dihadapan orang
banyak. Kendati begitu, rasa bergidik berkecamuk pula dalam hati kecil
mereka, bocah ajaib bermuka seribu sendiri saja sudah sanggup
mengobrak-abrik barisan Loo Han tin yang ampuh, apalagi jika
ditambah dengan siluman perempuan berhati kejam ikut dalam
persoalan ini, maka urusan jauh lebih runyam.
Dengan kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki Giam In kok
ditambah pula mendapat bantuan dari kemanjuran obat mujarab
tersebut, hanya dalam waktu yang singkat ia telah sadar kembali dari semedinya,
ketika dilihatnya ada seorang gadis cantik berdiri dihadapannya sambil
tersenyum, maka pemuda itu cepat-cepat
bangkit berdiri sambil memberi hormat.
"Cici, rupanya kaulah yang telah menolong diriku?" tegurnya.
Senyum manis yang semula menghiasi ujung bibir Cui Li ya
seketika lenyap tak berbekas, sahutnya ketus:
"Kalau bukan aku, apa setan yang menolong dirimu?"
Giam In kok jadi terperangah, pikirnya dihati:
"Sungguh aneh orang ini, aku toh tak pernah menyalahi dirinya, kenapa ia
memandang aku dengan sikap yang begini ketus?"
Tapi tidak ia kemukakan perasaan tersebut diluaran, sebab iapun tahu kalau obat
yang diberikan kepadanya tadi merupakan obat
mujarab, maka dengan tersipu-sipu katanya:
kangzusi.com "Siaute ucapkan banyak-banyak terima kasih atas pemberian
obat mujarabmu itu!"
"Kenapa engkau mesti berterima kasih kepadaku" sudah
seringkali aku memberi ayam jagoku obat kuat biar bisa menang
dalam setiap pertaruhan, kalau kalah maka kuberi obat yang lebih keras lagi daya
kerjanya.... aku toh cuma menganggap dirimu
sebagai ayam jago......!"
"Omong kosong!" bentak Giam In kok dengan gusar.
"Aku sama sekali tak bohong, kalau tadi tidak kuberi dua obat kuat masa kau bisa
berkelahi lagi?" "Kalau engkau ingin berkelahi, pergilah berkelahi sendiri!"
Giam In kok sama sekali tak menduga kalau seorang gadis yang
masih muda belia dan begitu cantik wajahnya ternyata mempunyai
hati yang begitu busuk, dan lebih-lebih ia tak menduga lagi kalau pertolongan
yang diberikan kepadanya itu hanya dimaksudkan agar ia dapat berkelahi lagi.
Karena gusar bercampur mendongkol, pemuda itu segera
menggenjotkan badan dan berlalu dari situ.
Cui Li ya terrtawa terbahak-bahak setelah melihat Giam In kok
kabur karena merasa gusar, segera teriaknya:
"Eeeee, kau hendak kabur kemana" ayoh cepat kembali, kalau tidak maka aku akan
menyeret dirimu kembali kemari!"
Baru saja ia menggerakkan badan, mendadak segulung hawa
pukulan yang maha dahsyat menerjang kearah dadanya, hingga
memaksa gadis itu buru-buru mengerahkan tenaga guna
menangkis, dengan begitu maka gerak badannya jadi terhalang.
Rupanya Pek In tiangloo sudah sadar dari semedinya, ketika
dilihatnya Giam In kok hendak berlalu dari situ, dia mengira kalau perempuan
berhati kejam itu hendak bekerja sama dengan bocah
ajaib bermuka seribu untuk menghadapi dirinya, maka dengan cepat kangzusi.com
hawa murninya disalurkan untuk bersiap sedia, ketika gadis itu
hendak mengejar sang pemuda yang telah berlalu lebih dahulu
maka pukulan yang maha dahsyat tadi segera dilepaskan untuk
menghadang jalan perginya.
"Siluman perempuan, kemana kau akan kabur" ayoh cepat
serahkan dirimu!" hardiknya.
"Menyerahkan diri" Huuuh! enak benar kalau ngomong, dalam
sepuluh gebrakan mendatang, justru nonamu yang akan mencabut
selembar jiwa anjingmu itu!"
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu, Cui Li ya segera
melepaskan pukulan yang maha dahsyat kedepan.
"Weeeessssss.....!"
Deruan angin pukulan yang maha dahsyat dengan cepat
meluncur kedepan, segulung pasir dan debu mengikuti hembusan
angin dahsyat tadi menerjang datang.
Pek In tiangloo membentak keras, empat orang rekannya yang
lain segera ikut turun tangan pada sat yang bersamaan, walaupun luka mereka baru
saja sembuh, namun hal tersebut tidak
mengurangi daya pukulan yang terpancar keluar dari telapaknya.
Tampaklah lima gulung desiran angin tajam bagaikan sambaran
kilat cepatnya menerjang kearah Cui Li ya yang berada dihadapan mereka.
Melihat keadaan musuhnya, Pek In tiangloo segera tertawa
terbahak-bahak, ejaknya: "Hahaha... hahaha... hahaha... siluman perempuan! sekarang kau baru rasakan betapa
lihaynya angin pukulanku!"
Rupanya gadis she Cui itu tak menyangka kalau tenaga
gabungan tenaga pukulan yang dilancarkan kelima orang padri itu sanggup
menjungkakan dirinya keatas tanah, mendengar sindiran
tersebut, ia jadi sangat mendongkol bercampur gusar, paras
mukanya berubah jadi hijau membesi.
kangzusi.com Tiba-tiba ia menggigit bibirnya kencang-kencang, sambil putar
badan serentetan cahaya tajam berkelebat dari ujung bajunya, yang diikuti oleh
berkuntum-kuntum bunga pedang yang memancar ke
empat penjuru dan mengurung padri itu rapat-rapat.
Gerakannya mencabut pedang dan melepaskan serangan benar-benar cepat sekali,
hampir-hampir kelima padri tua itu termakan oleh bacokan-nya, dengan hati
terkesiap mereka segera melancarkan beberapa babatan keras untuk membendung
datangnya ancaman tersebut.
Cui Li ya semakin gusar, meskipun ia tahu bahwa kepandian Tat
mo pat si dari kuil Siau lim si itu amat lihay, namun diluaran sambil tertawa
sinis katanya: "Nonamu ingin sekali merasakan lagi, betapa lihaynya ilmu Tat mo pat si yang di
gembar-gemborkan sangat lihay itu!"
Sementara pertarungan masih berlangsung dengan serunya
ditengah gelanggang, sepasang biji mata yang tajam sedang
mengawasi jalannya pertarungan itu dari atas pohon Kui yang lebat yang berada
kurang lebih belasan tombak jauhnya dari tempat
kejadian. Tatkala orang itu mendengar pembicaraan yang sedang
berlangsung, satu ingatan dengan cepat berkelebatan dalam
benaknya, dalam hati segera pikirnya:
"Oooh.... rupanya gadis itu memang mempunyai perselisihan
dengan para hweesio itu, tak aneh kalau ia selalu menganjurkan
kepadaku agar membasmi kawanan padri itu dari muka bumi....
Hmmm! akan kusaksikan sampai dimanakah kehebatan ilmu Tat mo
pat si itu baru kemudian mengambil keputusan!"
Dalam pada itu, Pek In tiangloo telah mengerahkan segenap
hawa murninya untuk mengelilingi seluruh badan, rambutnya pada
menegang bagaikan kawat berduri, sambil menuding kearah Ciu Li
ya hardiknya: "Tempo hari, karena aku masih ada urusan lain maka selembar jiwamu telah
kuampuni, sekarang.... Hmmm! akan ku suruh kau
kangzusi.com merasakan betapa dahsyatnya pembalasan kami ini....!"
"Ciiiis....! hweesio gundul, aku heran kenapa wajahmu sama sekali tidak berubah
merah meski telah bicara bohong" engkau yang sudah mengampuni jiwaku ataukah aku
yang telah mengampuni jiwa anjingmu" kalau bicara yang benar, jangan semaunya sendiri!"
Ketajaman lidah Cui Li ya rupanya tak dapat dilayani oleh padri tua itu, karena
merasa didesak secara bertubi-tubi maka akhirnya dengan penuh kegusaran ia
membentak: "Sute sekalian, kalian semua tak usah maju, biarlah aku seorang diri yang akan
membekuk siluman perempuan ini!"
"Waaaaduuuuh..... enak benar kalau ngomong!" kembali Ciu Li ya menggoda, "sekarang
sih kau masih bisa bicara besar, coba nanti setelah jiwamu bakal mampus, aku
percaya tentu bakal ada ada
orang yang akan menolong dirimu!"
Pek In tiangloo tak dapat menahan diri lagi, dengan jurus rumput ilalang
setinggi dada ia lepaskan berpuluh-puluh jalur desiran angin tajam yang
mengancam seluruh jalan darah penting ditubuh gadis
tersebut. Ciu Li ya sendiri bukanlah orang bodoh, meskipun mulutnya
tajam dalam berbicara, namun ia tak berani bertindak secara
gegabah, sebelum ancaman musuh tiba didepan mata, cepat-cepat
ia mendorong tangan kanannya kedepan, cahaya pedang yang
amat menyilaukan mata segera berkelebat lewat dan membancok
tubuhnya. Suatu pertarungan serupun berlangsung dengan cepat, semua
jago yang hadir disamping kalangan jadi tertegun dibuatnya.
Tat mo pat si merupakan salah satu ilmu silat aliran Siau Lim pay yang sangan
hebat, apalagi digunakan oleh Pek In tiangloo yang
telah berpengalaman, kehebatannya semakin luar biasa.
Biar begitu Ciu Li ya tidak gentar, dengan memutar pedangnya
sedemikian rupa, ia kembangkan suatu permainan pedang yang
kangzusi.com sangat dahsyat, diantara kilatan cahaya pedang, Pek In tiangloo telah didesak
dibawah angin. "Keledai gundul! mau bilang apa kau sekarang?" jengek gadis itu sambil tertawa


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terkekeh-kekeh. Pek In tiangloo membentak keras, telapak tangan kirinya
menyapu kedepan. "Weeeessssss......!"
Segulung angin pukulan yang kuat langsung menyambar
pinggang Ciu Li ya! Bagaimanapun juga, Cui Li ya masih cetek pengalamannya,
lagipula sangat jarang bertemu dengan jago-jago lihay semacam ini, dia mengira
yang disebut Tat mo pat si tak lebih hanya ilmu pedang yang dimainkan dengan
jari tengah, siapa tahu tiba-tiba muncul
sebuah pukulan telapak tangan.
Ditambah lagi pukulan tersebut menuju kesisi kanan dimana
pedang itu berada, maka untuk berkelit jelas sudah tidak sempat, terpaksa ia
membalikkan tubuhnya sambil buru-buru melepaskan
sebuah pukulan dengan tangan kiri.
"Blaaammmmm......!"
Ketika dua gulung angin pukulan itu saling beradu, terjadilah
suatu ledakan yang amat memekikkan telinga.
Akibatnya tubuh Cui Li ya segera terpental kebelakang, baju
bagian dadanya robek beberapa inci sehingga nampak kulit
tubuhnya yang putih bersih.
Ditengah tempik sorak para anggotanya, Pek In tiangloo
mengejek sambil tertawa tergelak.
"Huaaah... hahaha... hahaha... kapok belum siluman
perempuan?" Wajah Cui Li ya hijau membesi, dengusnya dingin:
kangzusi.com "Hahaha... hahaha... justru disinilah letak kelihayan Tat mo pat si!" sambung Pek In
tiangloo. "Hmmmmm... hmmmmmm! nonamu bersumpah akan
mencincang tubuhmu sampai hancur berkeping-keping!"
"Kalau toh kau punya kepandaian dan merasa berkepandaian,
silahkan mencoba.....!"
Mendadak Ciu Li Ya meludah kedepan, air ludahnya meluncur
kedepan dan segera menyebar seluas beberapa depa dan
bersamaan waktunya, pedang miliknya menyambar kemuka,
sepasang tangannya menyerang bersama kakinya melepaskan
serangkaian tendangan berantai.
Dalam waktu singkat debu dan pasir beterbangan diangkasa.
Empat padri Siau lim si yang menyaksikan peristiwa itu jadi
sangat terperanjat, diiringi oleh bentakan keras, keempat sosok bayangan manusia
berkelebat bersama kemuka.
Demi menyelamatkan kakak seperguruaan-nya, mereka
mencegah Ciu Li Ya melanjutkan serangannya, maka ilmu Ban
hong li ciong telah dilancarkan hingga mencapai pada puncaknya, betul serangan
itu seperti dilancarkan Pek In tiangloo seorang, namun tenaga gabungan keempat
orang ini masih setingkat lebih
hebat ketimbang sewaktu mereka berlima menghadapi Giam In kok
tadi. Sudah jelas kalau pertarungan ini merupakan pertarungan antara
hidup dan mati, tentu saja sangat berbeda dengan pertarungan
yang tadi. Biarpun begitu, perubahan ini sudah ada dalam dugaan Ciu Li ya
sebelumnya. Biarpun ia menyerang dengan cepat bagaikan kilat, tampaknya
sulit juga menghindarkan diri dari serangan musuh yang teramat
hebat ini. Kini selisih jarak kedua belah pihak tinggal beberapa kaki saja, mula-mula
pedangnya disambitkan kedepan dan terlempar terlebih
kangzusi.com dahulu keudara oleh hembusan angin puyuh yang maha dahsyat,
menyusul kemudian badannya ikut tergulung pula.
Tampaknya perempuan ini sadar kalau sukar baginya untuk
menghindarkan diri dari musibah ini, maka hawa murninya dihimpun untuk
memperlambat gerak lemparan itu, kemudian setelah itu
tangannya melepaskan serangkaian bacokan.
Betapa besar kekuatan yang dilancarkan sangat terburu-buru itu, semua jago yang
menonton dari sisi arena melihat keadaan itu
dengan jelas, biarpun begitu tak seorangpun yang bersedia
mencampuri urusan itu, karena pertama musuhnya itu merupakan
orang Siau Lim pay, kedua, dalam setengah tahun belakangan ini
Ciu Li ya terkenal sebagai siluman perempuan berhati kejam.
Mendadak...... Suara pekikan bergema memecahkan kesunyian.
Mo In tiangloo melihat ada sesosok bayangan hitam meluncur
datang dengan kecepatan tinggi, seketika itu juga ia merasa ada segulung tenaga
hawa tekanan yang menindih tubuh mereka, tak
kuasa lagi ia bersamasama dengan ketiga adik seperguruannya
terlempar kebelakang. Pada waktu Ciu Li ya mengira jiwanya tak bakal tertolong lagi,
mimpipun tidak, dalam detik-detik yang amat kritis itu tiba-tiba muncul segulung
kekuatan yang melemparkan tubuhnya ketengah
udara, yang menjadikan bukan saja ia lolos dari bahaya kematian, bahkan
pedangnya dapat ditangkap kembali secara jitu.
Menanti ia berpaling, tampaklah si bocah ajaib bermuka seribu
telah berdiri dihadapannya, sambil tertawa serunya:
"Ooooooh..... kau telah datang, kalau begitu aku akan segera pergi!"
Tidak menunggu sampai tubuhnya mencapai tanah, ia segera
berkelebat dan melayang sejauh beberapa kaki, kemudian hanya
dalam beberapa lompatan saja ia telah meninggalkan tempat
kangzusi.com tersebut. Walaupun pada waktu itu Giam In kok pergi dalam keadaan
gusar, namun ketika ia baru beberapa langkah meninggalkan
tempat itu ia mendengar ada orang membentak "siluman
perempuan", maka terlepas bagaimana watak Ciu Li ya,
perlindungan serta pemberian obat dari perempuan itu merupakan
suatu kebaikan yang tak bisa dibantah.
Dia tak tahu apa Ciu Li ya mampu melawan kelima tiangloo
tersebut tapi menginggat budi kebaikan perempuan itu, diapun tak dapat berlalu
dengan begitu saja. Maka diapun segera berputar kearah lain, baru kemudian balik
ketempat semula dan menyembunyikan diri diatas sebuah pohon
besar, sambil mengawasi jalannya pertarungan.
Saat itu dia tahu kalau Ciu Li ya telah pergi, namun ia segan
untuk melirik sekejappun kearah perempuan itu, dalam hati
pikirnya: "Bagaimanapun malah baik, satu nyawa bayar satu nyawa, jadi kedua belah pihak
samasama tak saling berhutang lagi, tapi
mengingat kau siluman perempuan, maka jika berani berbuat jahat lagi, aku tentu
akan membasmi dirinya dari muka bumi!"
Dalam pada itu, Siau su lo menjadi terkejut bercampur gusar
setelah mengetahui siapakah yang telah datang.
Mo In tiangloo segera tertawa keras.
"Hahaha... hahaha... hahaha... bajingan cilik!" teriaknya penuh kegeraman, "kau telah
melepaskan siluman perempuan itu, maka kau harus mengganti dengan nyawamu!"
"Mau cabut nyawaku" coba saja kalau kau mampu!"
"Kuingatkan kepadamu, kalau kau berani mengumpar diriku
dengan umpatan bajingan cilik lagi, hati-hati saja dengan batok kangzusi.com
kepalamu itu!" "Memangnya kau ini bukan merupakan satu komplotan dengan
siluman perempuan itu, kalau bukan memangnya kenapa dia
menolongmu dan sekarang kau menolong dirinya pula?"
"Soal tersebut bukan urusanmu, kau tak usah mencampurinya, sekarang aku juga tak
berhasrat membunuh kalian, maka kuharap
kalian juga jangan terlalu memaksa aku, mumpung sekarang kalian masih hidup maka
pergunakanlah nyawa kalian ini untuk mencari
kitab pusaka Tat mo kim keng.....!"
Pemuda ini merasa sangat tak puas dengan perbuatan para
kawanan hweesio ini, sehingga perkataannya agak jumawa, tapi
itupun merupakan suatu kenyataan, dari lima sesepuh Siau Lim pay, empat
diantaranya pernah kalah ditangannya, maka kalau
pertarungan ini dilanjutkan, nyawa mereka pasti akan terbuang
dengan sia-sia. Teringat akan masalah Tat mo kim keng, Kiam In tiangloo jadi
tertegun kembali dengan suasana pada waktu itu, mukanya jadi
merah lantaran jengah, segera bentaknya:
"Masalah tentang kitab pusaka Tat mo kim keng itu memang
dirampas olehmu atau bukan, hal itu tetap akan kuselidiki sampai tuntas, tapi
bagaimana dengan perbuatanmu yang telah melukai
saudara-saudara seperguruanku hari ini?"
"Kalau ingin menagih hutang, tagih saja kepada yang berhutang, kalian tidak
mencari nona Ciu, buat apa bertanya kepadaku?"
Selesai berkata, ia segera melejit keudara dan dalam beberapa
kali lompatan saja bayangan tubuhnya telah lenyap dari pandangan.
Tak lama setelah pemuda itu berlalu, dari balik sebatang pohon
waru muncul sesosok bayangan manusia, setelah memandang
sekejap sekeliling arena, dengan menampilkan sekulum senyuman
aneh diwajahnya, orang itupun menyusul pemuda itu berlalu pergi.
00000odowo00000 kangzusi.com SENJA telah menjelang, sinar merah memancar dilangit barat,
orang yang menempuh perjalanpun semakin sedikit, pada saat
itulah dijalan raya menuju ke arah bukit Tay Ci san, tampak seorang pemuda
bermuka jelek sedang menempuh perjalanan seorang diri.
Biarpun mukanya jelek dan tak sedap dipandang, namun ia
memiliki perawakan tubuh yang kekar dan berotot.
Pemuda itu mengenakan pakaian ringkas berwarna hitam, sebilah
pedang tersoren dibelakang bahunya, serta sebuah buntalan kecil berwarna kuning
tergantung pula dipunggungnya, namun langkahya
tegap dan gagah sehingga menambah keperkasaan anak muda itu.
Tiba-tiba.... Segulung hembusan angin berhembus lewat disisi tubuhnya,
hampir boleh dibilang ia belum sempat bergerak, seorang pemuda
lainnya telah melewatinya dan meluncur kedepan dengan cepatnya.
Begitu cepatnya bayangan manusia tadi melintas, membuat
pemuda berwajah jelek itu berseru tertahan karena kehebatannya.
Tak lama kemudian kembali ada segulung angin berhembus
lewat lagi dan kembali sesosok bayangan perempuan berbaju hijau melintas lewat,
perempuan itu melirik sekejap kearahnya, kemudian tegurnya:
"Hey, orang tadi itu telah kabur seberapa jauh?"
"Aku tak tahu!"
"Cuuuuh, sialan....!" umpat perempuan itu sambil meludah, kemudian tanpa ragu-ragu
lagi ia meneruskan pengejarannya
kedepan. Mengawasi bayangan punggung perempuan tadi, si pemuda jelek
itu berguman sambil tersenyum:
"Kau si perempuan siluman berhati kejam mau mengejar lelaki mana kek, peduli
amat dengan aku.....!"
kangzusi.com Tapi setelah termenung sejenak, kembali guman-nya sambil
tertawa: "Siapa ya lelaki yang dikejar oleh siluman perempuan itu" Kalau dilihat dari
ilmu meringankan tubuhnya, lumayan juga,
mungkinkah.....?" Belum habis ia berguman, ia telah mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya untuk mengejar mereka dari belakang.
Kepandaian yang dimiliki pemuda berwajah jelek itu sangat luar
biasa, tak selang beberapa lama, ia sudah berhasil melihat dua
sosok bayangan manusia yang saling berkejar-kejaran didepan
sana. "Nah, kali ini pasti akan ada tontonan yang menarik", pikirnya dalam hati
kecilnya, siauya mau tahu dulu bagaimanakah watak?pemuda itu, kalau ia berasal dari golongan lurus....hmmmm! jangan harap kau si
siluman perempuan dapat menikmatinya!"
Ia telah merencanakan dua keputusan, yakni membiarkan
mereka saling bercumbu rayu atau mengacau rencana busuk
siluman itu dan keputusan-nya itu baru akan diambil setelah
mengetahui asal-usul dan perangai anak muda itu.
Mendadak..... "Bajingan cilik, biarpun kau telah kabur keujung langitpun, nonamu tetap akan
mencabut selembar nyawa anjingmu itu!"
"Haaaah... haaaah... haaaah... lonte busuk, orang lain memang takut padamu, tapi
siauya tak akan pandang sebelah matapun!"
"Kalau begitu kau berani bertarung tiga jurus denganku?"
"Heeeeh... heeeeh.... heeeeh.... justru siauya ini mengajak dirimu pergi kesebuah
tempat yang amat bagus, disitu nanti akan kuajak dirimu bertarung selama tiga
ratus gebrakan!" "Hari ini nonamu bersumpah tak akan menyudahi persoalan ini sebelam dapat
membacok hancur tubuhnu!"
kangzusi.com "Hmmm! jangan bicara takabur dulu, siapa tahu setelah
merasakan enaknya lantas ketagihan terus!"
Sang pemuda jelek yang ikut mendengarkan pembicaraan
tersebut kontan meludah sambil menyumpah:
"Rupanya kedua orang ini setali tiga uang, samasama bejatnya, membuat siauya
jadi gemas dan ingin membacok mereka berdua
rasanya!" Sementara itu malam semakin kelam, suasana hening mencekam
Siong hiang sia wan yang tinggal puing berserakan. Waktu itu
pemuda yang berada didepan sana telah berhenti didepan lapangan Siong hiang Sia
wan, lalu katanya sambil tertawa:
"Nona Ciu, kalau kau minat, ayo...."
"Lihat serangan!"
Tanpa banyak bicara, Ciu Li ya segera melepaskan sebuah
pukulan dahsyat kearah musuhnya.
Tapi rupanya pemuda itu cukup cekatan, ditengah gelak
tertawanya yang keras, tahu-tahu ia sudah menghindar beberapa
kaki, malahan serunya sambil tertawa licik:
"Nona Ciu, bila kau sudah membuang napas dengan percuma,
mana mungkin kita dapat bertarung lagi nanti?"
Setelah berulang kali serangannya mengenai sasaran kosong,
siluman perempuan berhati kejam tak dapat menahan rasa
gusarnya lagi, pedangnya segera diloloskan, kemudian secara
beruntun ia melancarkan serangkaian serangan gencar.
Pemuda itu mulai keteter dan gelagapan, dengan terburu-buru
serunya: -ooo0dw0ooo - Jilid : 29 "KAU benar-benar hendak membunuh si bocah sakti bermuka
kangzusi.com seribu" apakah nanti kau tak menyesal?"
"Cuuuuh, bajingan tengik, kematian sudah berada didepan mata, kau masih ingin
berperan sebagai orang lain untuk melakukan
kejahatan" Hmm, kau bisa saja membohongi kawanan keledai
gundul itu, tapi jangan harap bisa membohongi nonamu, bila kau
bersedia menunjukkan wujud aslimu dan menyerahkan kitab Tat mo
kim keng kepadaku, nona masih bisa mempertimbangkan untuk
memberi kematian yang memuaskan bagimu, tapi kalau tidak....
Hmmm, nona akan menyuruh kau mati tak bisa hiduppun susah!"
Pemuda jelek yang bersembunyi didalam pohon siong itu menjadi


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gembira sekali setelah mendengar perkataan tersebut, segera
pikirnya: "Aaaahh, sungguh tak nyana kau berhasil menemukan si
gadungan lebih dahulu, kalau begitu aku mesti mengucapkan terima kasih
kepadamu....!" Sementara itu sang pemuda tersebut berkata sambil cengar-cengir:
"Nona Ciu salah menduga, padagal aku adalah si bocah ajaib bermuka seribu yang
asli, bukankah kau telah berusaha menyelidiki jejakku dimana-mana" Mengapa kau
mungkir tadi?" "Huuuuuh..... tampang semacam itu mah tidak pantas menjadi si bocah ajaib bermuka
seribu!" "Bila mukaku tak bisa berubah-ubah, bagaimana mungkin bisa disebut orang sebagai
bocah ajaib bermuka seribu?"
"Yang disebut si bocah ajaib bermuka seribu adalah seorang yang lemah lembut,
sopan santun dan halus berbudi, tidak seperti kau...., baru datang sudah punya
pikiran jahat!" "Laki perempuan yang tidur sekamar adalah suatu kejadian yang lumrah, apalagi
sudah lama aku mengagumi nona, tak bisa dihindari kalau tanpa sadar aku telah
mengungkap rasa cintaku, apalagi...."
"Cuuuh, cuuuh, cuuuh...!" Cui Li ya meludah berulang kali, kangzusi.com
kemudian sambil menggetarkan pergelangan tangannya, kembali ia lancarkan sebuah
tusukan kilat. Buru-buru pemuda itu menggoyangkan tangannya berulang kali
seraya berseru: "Eeeeh.... eeeehh.... nona Ciu mesti memberi penjelasan yang mendetil, dengan begitu
aku baru merasa takluk dan puas."
"Hmmm, mengapa kau tidak memanggil cici kepadaku" soal yang lain kenapa musti
kukatakan kepadamu" Hmmm, ayo cepat bersiap-siaplah menerima kematian!"
Mendengar sampai disini, diam-diam pemuda bermuka jelek itu
memuji didalam hati, pikirnya:
"Cici ini betul-betul cerdas dan teliti sekali!"
Sementara itu, pemuda tersebut telah berseru sambil tertawa:
"Harap cici jangan marah, aku masih ada persoalan yang hendak disampaikan!"
Rupanya siluman perempuan berhati keji telah menarik suatu
kesimpulan dari perasaan sendiri serta cara berbicara lawannya ditambah pula
gerak-gerik dan tingkah lakunya, bahwa pemuda
yang berada dihadapannya sekarang meski tampan dan gagah, tapi sebetulnya bukan
si bocah ajaib bermuka seribu yang asli.
Berbicara yang benar, sejak pertarungannya melawan lima
sesepuh dari Siau Lim pay tempo hari, seluruh perasaan dan pikirannya sudah
ditumpahkan pada Giam In kok seorang, kalau bukan
begitu, mengapa pula dia menunjukkan sikap seperti itu"
Dalam pada itu, si nona telah menjadi gusar sekali setelah
mendengar ucapan pemuda tersebut, dengan gusar bentaknya:
"Tutup bacotmu, siapa yang kesudian mendengarkan obrolan
setanmu itu" Hayo cepat serahkan nyawa anjingmu!"
Tidak sampai perkataan itu selesai diutarakan, secara beruntun
kangzusi.com dia telah melancarkan tiga buah tusukan berantai.
Merasakan betapa tajam dan hebatnya hawa pedang yang
dipancarkan oleh serangan itu, buru-buru pemuda tadi
mengundurkan diri kebelakang....
Agaknya dia mempunyai rencana busuk yang lain, karena itu
sambil tetap menghindar dari serangan tersebut, rengeknya
berulang kali: "Cici yang baik, ampunilah aku, sesungguhnya aku tak ingin berkelahi denganmu,
bila ingin bertarung, mari kita bertarung diatas ranjang saja!"
Betapapun gusar dan mendongkolnya siluman perempuan itu,
tapi diapun tak berdaya mendesak lawannya, sebab bukan saja
lawannya berilmu tinggi, lagi pula selalu menghindar, sehingga dia kehabisan
daya sama sekali. Sebenarnya kedatangan pemuda bermuka jelek tadi hanya
bermaksud untuk menonton keramaian, siapa tahu pemuda tersebut
ditemukan sebagai bocah ajaib bermuka seribu gadungan,
sedangkan siluman perempuan itu berhasil membongkar kedok
kejahatan-nya, hal ini menyebabkan terjadinya pertarungan.
Atas kejadian tersebut, sang pemuda berwajah jelek itupun
segera merubah sama sekali rencananya semula, dia bermaksud
untuk menonton sampai kedua orang tersebut bertarung mati-matian, dengan begitu
dia baru bisa menilai kemampuan si
gadungan tadi agar sergapannya nanti berhasil dengan sukses.
Siapa sangka si gadungan tersebut bukan saja tak tahu malu,
bahkan kata-katanya kotor dan amat tak sedap didengar, kontan
saja napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, dia berpikir:
"Jika siauya biarkan ulahnya berlangsung lebih jauh, akan
berubah menjadi manusia macam apakah bocah ajaib bermuka
seribu?" Baru saja ingatan tersebut melintas lewat, dan ia sedang
kangzusi.com menunggu saat yang baik untuk turun tangan, mendadak dari sudut dinding
dilihatnya ada kepala manusia yang berkelebat lewat, ia segera mengerti bahwa
tempat tersebut tidak beres.
Terdorong rasa curiganya yang meluap, cepat-cepat ia
memasang matanya yang lebih seksama.
Benar juga, tak selang beberapa saat kemudian terdengar ada
orang berseru sambil tertawa dari balik tembok:
"Bagaimanapun juga losam memang sudah terbiasa menempuh
perjalanan semacam ini, pandai benar kau berputar kayun! Coba
kalau aku, belum apa-apa sudah bebantahan!"
"Oooh loji, kaupun sudah datang?" seru si gadungan sambil tertawa, "mari kita
berkerja sama untuk membekuk bocah
perempuan ini, pokoknya kita boleh mencari kebutuhan sendiri-sendiri dan
dinikmati bersama.....!"
"Bagus sekali!"
Menyusul perkataan itu, tampak sesosok bayangan hitam
melompat keluar dari dinding.
Menyaksikan kejadian itu, diam-diam pemuda bermuka jelek itu
menjadi girang, kembali dia berpikir:
"Thian benar-benar memberi berkah kepadaku, hari ini aku harus meringkus kedua
iblis tua ini bersamasama!"
Dalam pada itu, siluman perempuan berhati kejam masih belum
mengetahui kelihayan lawannya, melihat kedatangan orang
tersebut, ia segera menuding dengan ujung pedangnya sambil
membentak: "Kalau ingin mampus bersama, silahkan saja maju kedepan!"
"Hmmm.... hmmm.... jika kami berdua turun tangan bersama,
tanggung kau akan mati konyol, lebih baik....."
Sebelum selesai perkataan itu, mendadak dari atas pohon
bergema suara desingan angin tajam lalu tampaklah seorang
pemuda berwajah jelek munculkan diri ditengah arena.
kangzusi.com Kehadiran sang pemuda yang sama sekali berada diluar dugaan
ini segera membuat ketiga orang yang berada dalam arena menjadi tertegun.
Agaknya mereka semua merasa terkejut, sebab sudah sekian
lama pertarungan berlangsung dilapangan tersebut, namun
kenyataannya tak seorangpun diantara mereka yang mengetahui
akan kehadirannya, apalagi posisi lawan sebagai sahabat atau
musuh pun belum diketahui secara pasti.
Begitu berdiri tegak, pemuda berwajah jelek itu segera berkata
sambil tertawa dingin: "Tok Seng song! Kho Yong! kalian dua orang bajingan tua, berani amat mencatut
nama baik si bocah sakti berwajah seribu untuk
melakukan pelbagai kejahatan.... hmmm, siauya akan suruh kalian merasakan
kelihayanku terlebih dahulu!"
Siluman perempuan berhati kejam yang semula merasakan
hatinya amat berat bagaikan ditindih batu besar, seketika merasa lega kembali,
tapi persoalan lain kembali melintas didalam
benaknya: "Siapa gerangan pemuda berwajah jelek ini" Heran, mana ada manusia sejelek ini
didunia?" Matanya terbelalak lebar-lebar, perasaannya kalut dan tak
menentu, apalagi setelah mendengar tersebut menyebut lawannya
sebagai bajingan tua, padahal menurut penilaiannya, kedua orang musuhnya masih
kelihatan muda sekali, apa gerangan yang
sebenarnya telah terjadi"
Perasaan kaget, heran serta perasaan ingin tahu segera
berkecamuk menjadi satu didalam benaknya, kesemuanya ini
membuat dia tak mampu banyak berkata-kata.
Pemuda tampan yang melompat keluar dari balik dinding
pekarangan itu segera menarik muka, lalu tegurnya dengan suara
dingin: kangzusi.com "Hey, bangsat cilik, siapa kau" Hmmm, aku Giam In kian yang pertama-tama tak
akan mengampuni dirimu!"
Pemuda berwajah jelek itu kelihatan agak terkejut, tapi segera
katanya pula dengan suara dingin:
"Kalau sudah bernama Giam In kian memangnya kenapa"
padahal kau adalah si tikus...."
Belum habis perkataannya diutarakan keluar, pemuda yang
mengaku bernama Giam In kian itu sudah mengayunkan sepasang
tangannya sambil melancarkan serangan.
Segulung angin dingin bagaikan kilat segera meluncur kemuka
dengan hebatnya. Ia pernah bertarung melawan In im siang ang, jadi terhadap ilmu pukulan tersebut
pun boleh dibilang telah menguasahi, baru saja pihak lawan melancarkan
serangannya, ia sudah berkelit beberapa depa kebelakang....
Kemudian ejeknya sambil tertawa:
"Eeii, kalau perbuatanmu macam ini mah namanya sewot
lantaran malu, baiklah! sebelum siauya menghabisi nyawamu,
seperti juga dimasa-masa lalu, aku tetap akan mengalah tiga jurus lebih dahulu
untukmu!" "Aaah, rupanya dia adalah si bocah keparat itu!"
Bocah sakti berwajah seribu memang sudah termasyur
diseantero jagad karena sikapnya yang selain mengalah tiga jurus sebelum
bertarung melawan siapapun, karenanya begitu pemuda
berwajah jelek itu menyelesaikan kata-katanya, pemuda yang
mengaku bernama Giam In kok itu segera teringat akan si bocah
sakti berwajah seribu. Akibatnya ia tak dapat menguasahi diri lagi sehingga menjerit
tertahan saking kagetnya.
kangzusi.com Walaupun napsu membunuh telah menyelimuti perasaan pemuda
berwajah jelek waktu itu, ternyata diluaran ia masih sempat berkata sambil
tertawa: "Hey tikus dari pecomberan, tak kusangka kalau pendekar yang disebut orang
sebagai kakek dewa macam dirimu pun ternyata tak
segan-segan mencukur habis jenggot sendiri untuk menyaru
sebagai seorang bocah kemarin sore. Hmmm! dugaanmu memang
benar, Giam In kian memang adikku dan aku tak lain adalah bocah ajaib bermuka
seribu, menghajarmu sampai melarikan diri terbirit-birit!"
"Kau tak usah bohong, masa manusia bertampang jelek macam
dirimu itu adalah kakakku?"
"Huuuuh, dasar tikus dari pecomberan, ketahuan sekarang ekor keramu! Hayo akui
saja, bukankah kau menyebut Kho Yang sebagai
loji tadi" Malam ini siauya akan mewakili bajingan tua she Cui untuk menghukum
kau simurid murtad kemudian akan kuwakili pula si
setan tua berwajah seratus untuk mencabut nyawa manusia
gadungan macam dirimu itu! Nah, siapa diantara kalian yang ingin mampus lebih
dahulu" Atau lebih baik kalian masuk ke liang kubur sambil begandengan tangan
saja" Katakan saja terus terang,
pokoknya siauya pasti akan memenuhi keinginan kalian itu....!"
Pemuda yang bertarung melawan siluman perempuan berhati
kejam tadi, mendadak menegur sambil tertawa dingin:
"Bocah keparat! apakah kau pernah bertemu dengan Tiong Giok kitsu didalam gedung
Liong yang wan?" Giam In kok agak terperanjat, tapi satu ingatan segera melintas dalam benaknya,
buru-buru ia balik bertanya:
"Dimanah sih letak Liong yang wan itu?"
"Haaah... haaahh.... haaaah.... dimana lagi" tentu saja berada dibelakang gedung...."
Sambil mendengus dingin, Giam In kok segera menukas:
kangzusi.com "Hmmmmm, seharusnya tempat macam begitu merupakan
kawasan kalian, kalau tidak, darimana kalian pelajari ilmu sesat macam ilmu
membuat pil dari sari perawan gadis muda serta obat
kuat dari pria perjaka?"
Berbicara sampai disitu, mendadak ia seperti teringat akan
sesuatu, kembali bentaknya:
"Bajingan tua she Kho, kau telah sembunyikan Giam Ong hui
sekeluarga dimana?" Pemuda tersebut segera tertawa terbahak-bahak:
"Haaaah... haaaah... haaaah... tak nyana kalau ketajaman
matamu memang sangat mengagumkan, asal kau bersedia
menyerahkan diri, tanggung sakit hatimu akan kubalaskan!"
Dari perkataan tersebut, dapat dibuktikan kalau dia memang si
setan tua berwajah seratus Kho yang, dan terbukti pula bahwa
dialah yang telah melindungi Giam Ong hui sekeluarga.
Seluruh perasaan benci dan dendam Giam In kok seketika itu
juga dilimpahkan ketubuh Kho Yang seorang, sambil membentak
keras dia menerjang maju kedepan, lalu kelima jari tangannya
disentilkan bersamaan.....
Sepuluh gulung desiran angin tajam pun segera meluncur
kemuka dan mengurung jalan darah penting dimuka Kho Yang.
Siapa tahu pada saat itulah, siluman perempuan berhati keji
melancarkan serangan pula secara tiba-tiba sambil membentak:
"Serahkan saja keparat ini kepadaku!"
Sesungguhnya Giam In kok bermaksud membekuk Kho Yang
hidup-hidup lalu memaksanya menunjukkan tempat persembunyian
Giam Ong hui sekeluarga, itulah sebabnya dia telah melancarkan
serangan secara tiba-tiba......
Siapa sangka ditengah jalan telah muncul peristiwa yang sama
sekali tak terduga sebelumnya, serangan yang dilontarkan-nya
bukan saja telah meleset dari sasaran, bahkan terlanggar oleh angin kangzusi.com
serangan siluman perempuan itu.
Tentu saja kejadian ini membuatnya naik pitam.
"Eeei, apa-apaan kamu ini?" segera hardiknya.
"Memangnya belum kau dengar apa yang kukatakan ini?"
"Tapi aku hendak membekuk bajingan tua itu hidup-hidup!"
"Nona pun berniat membacok kepala anjingnya!" ngotot si nona tak mau kalah.
"Tidak bisa!" teriak Giam In kok gusar.
"Hmmmm, kenapa tidak" Seandainya bukan nona yang
menghadang kepergian mereka, hendak kemana kau akan pergi
mencarinya?" Tentu saja Giam In kok pun mengerti bahwa apa yang dikatakan
siluman perempuan itu merupakan suatu kenyataan, tapi apakah ia mesti melepaskan
penjahat tua yang licik dan susah ditemukan
jejaknya itu hanya dengan begitu saja"
Sambil tertawa paksa ujarnya kemudian:
"Enci Ciu, aku mempunyai dendam kesumat sedalam lautan
dengan bajingan she Kho ini, maka sudah sepantasnya kalau aku
yang membekuk bajingan tua ini......!"


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tidak bisa, akupun mempunyai dendam sakit hati dengan
manusia tersebut!" Melihat kekerasan hati gadis tersebut, tanpa terasa Giam In kok mulai berpikir:
"Jangan-jangan nona ini sudah ternoda ditangan bajingan she Kho" kalau memang
begitu sudah sepantasnya jika dia yang
membuat perhitungan dengan bajingan tersebut".
Tapi sebelum ia selesai berpikir, tiba tiba terdengar Kho yang
berseru sambil tertawa: kangzusi.com "Loji, bila kau ingin menunggang perahu, carilah perempuan itu!
Biar kucoba untung menunggangi kuda binal ini!"
Jelas ia berniat untuk menangkap Giam In kok dalam keadaan
hidup.... Sudah barang tentu Giam In kok menjadi gusar sekali, sambil
membentak keras ia melancarkan sebuah bacokan dahsyat kemuka.
Sewaktu masih berada dalam lembah pertapaan iblis tempo hari,
Kho Yang sudah pernah beradu kekuatan dengan Giam In kok,
waktu itu ia sudah sadar kalau bukan tandingan lawannya, apalagi bila
pertarungan dibiarkan berlangsung saat ini, niscaya dialah yang bakal menderita
kekalahan. Itulah sebabnya ia menggunakan siasat licik dengan maksud
merusak nama baik pemuda tersebut, hingga Giam In kok menjadi
musuh bersama kaum lurus maupun kaum sesat.
Tapi sekarang, rahasia penyamaran-nya sudah terbongkar,
apalagi berada dihadapan kakak seperguruannya, tentu saja ia tak boleh
menunjukkan perasaan takut barang sedikitpun juga.
Dalam keadaan terpaksa, mau tidak mau ia mesti melancarkan
pula sebuah serangan dahsyat untuk menyambut datangnya
ancaman tersebut. "Blaaaammm.....!"
Benturan keras menandai bertemunya dua gulung angin pukulan
tersebut, pasir dan debu pun segera beterbangan menyelimuti
seluruh angkasa. Tiba-tiba tampak dua sosok bayangan manusia saling terpisah,
Kho Yang terlempar sejauh dua langkah lebih dari posisi semula, sebaliknya Giam
In kok terpental lebih jauh lagi.
Kenyataan ini tentu saja sangat menggirangkan hati Kho Yang,
sambil mendesak maju kedepan, bentaknya keras-keras:
"Bocah keparat, sambutlah sekali lagi seranganku ini!"
kangzusi.com Dia mengira tenaga dalamnya berhasil mengunguli Giam In kok,
padahal dari mana dia tahu kalau pemuda tersebut memang
sengaja berbuat demikian agar rencananya untuk membekuk
bajingan tua itu dalam keadaan hidup-hidup dapat berjalan lancar!
"Kau anggap aku takut kepadamu?" serunya pula.
Sewaktu melancarkan serangannya kali ini, Kho Yang telah
menyertakan tenaga dalam sebesar dua belas bagian. Tampaklah
angin puyuh yang menderu-deru menyelimuti daerah seluas
puluhan kaki. Berbicara sebenarnya, Giam In kok sendiripun mempunyai
maksud akan memberi pelajaran yang setimpal kepada lawannya,
karenanya didalam gempuran kali ini, dia menunggu sampai angin
serangan lawan hamper menyentuh ujung bajunya sebelum secara
tiba-tiba melontarkan sebuah serangan balasan.
"Blaaaaaammmmmm.....!"
Menyusul suara ledakan keras itu, terdengar Kho Yang menjerit
kesakitan, secara beruntun tubunya mundur sejauh delapan langkah lebih posisinya
semula. Sembari tertawa nyaring, Giam In kok melesat maju secepat
anak panah yang terlepas dari busurnya, tanpa memberi
kesempatan lagi kepada pihak lawan untuk berganti napas, ia
mengurung kembali musuhnya dengan jurus Panglima langit
memintal benang! Tak terlukiskan rasa kaget Kho Yang menghadapi keadaan
tersebut, buru-buru ia mengeluarkan jurus Lak hap kui it untuk
menghadapi keadaan yang amat kritis itu. Angin pukulan menderu-deru, ditengah
suara benturan yang amat keras, secara bersamaan ia mundur lagi sejauh beberapa
kaki dari posisi semula. Akan tetapi gerak serangan Giam In kok kembali berubah, jari
tangannya menari kian kemari, dalam waktu singkat Kho Yang
telah terbungkus oleh deruan angin pukulan yang berlapis-lapis
serta bayangan tangan yang amat menyilaukan mata.
kangzusi.com Sementara itu, Kho Yang telah mengerahkan segenap kekuatan
yang dimilikinya untuk memberi perlawanan, sedang seluruh
perhatiannya mulai tertuju untuk mengawasi gerak langkah musuh.
Tiba-tiba ia menjerit kaget:
"Hey bocah keparat, dari mana kau pelajari ilmu silat dari si setan tua...?"
Sesudah merasa yakin kalau musuhnya tak bakal lolos dari
cengkeraman mautnya, Giam In kok segera mengejek sambil
tertawa: "Buat apa kau berkaok-kaok macam monyet kena terasi" Tunggu saja sampai siauya
mengirimmu....." Siapa tahu sebelum perkataannya selesai diucapkan, tiba-tiba
terdengar jeritan bergema datang dari sepuluh kaki di sebelah
kirinya. Menanti Giam In kok berpaling, tampaklah si tikus dari
pecomberan sedang kabur meninggalkan tempat tersebut sambil
mengampit sesosok bayangan tubuh manusia.
Seperti diketahui, dari keterangan si setan tua yang berdiam di tebing pengunci
sukma, diketahui bahwa ilmu silat yang dipelajari tikus dari pecomberan
membutuhkan sari perawan kaum gaids
muda, ini berarti jikalau siluman perempuan berhati kejam sampai terjatuh
ketangan iblis tersebut, berarti nasibnya bakal
mengenaskan sekali. Sampai dimanakah kekejian siluman perempuan berhati kejam,
Giam In kok belum mengetahui secara pasti, namun perbuatan si
tikus dari pecomberan yang telah menumpas perkampungan
keluarga Ciang cukup menimbulkan perasaan dendam dihatinya.
Bayangkan saja, begaimana mungkin ia dapat menahan diri
menghadapi musuh bebuyutannya ini"
Dalam waktu yang amat singkat inilah ia memutuskan untuk
merebut kembali siluman perempuan berhati kejam dari tangan iblis kangzusi.com
tersebut dan berusaha membasmi si tikus dari pecomberan itu demi keselamatan dan
keamanan dunia persilatan dimasa mendatang.
"Jangan lari!" bentaknya keras-keras.
Seperti diketahui, si tikus dari pecomberan Tong Song bong yang menyamar sebagai
Giam In kian adalah jagoan dari golongan sesat yang memiliki ilmu silat paling
tinggi, tenaga dalamnya amat
sempurna, karena itulah ia disebut sebagai salah satu Dewa dalam dunia
persilatan. Setelah beberapa kali terjadi pertarungan melawan Giam In kok
dan selalu gagal menderita kekalahan, ia amat masgul dan bingung.
Diluar dugaan, kali ini dia berhasil menggaet si perempuan siluman berhati kejam
Ciu Li ya yang dianggapnya merupakan bahan bagus
untuk menempa ilmu silatnya untuk menyusul ketertinggalan-nya
dari lawan, dalam anggapannya, asal gadis itu dapat dilarikan, niscaya usahanya
akan berhasil. Apalagi ditunjang ilmu meringankan tubuhnya yang amat
sempurna, biarpun harus mengempit tubuh seorang dara, namun
kecepatan larinya sama sekali tidak berkurang.
Siapa tahu, baru kabur sajauh beberapa puluh li, tiba-tiba
terdengar suara bentakan keras bergema dari belakang:
"Berhenti!" Menyusul bentakan tersebut, tampak segulung desingan angin
tajam berhembus lewat dari sisi tubuhnya, lalu tampak Giam In kok telah
menghadang jalan perginya seraya membentak:
"Hey tikus dari pecomberin, mau kabur kemana kau?"
Si tikus dari pecomberan belum tahu lawannya berhasil
meningkatkan kemampuan tenaga dalamnya sejak berhasil melatih
ilmu Ji gi ceng ki, belum hilang rasa kaget dan herannya, serangan Giam In kok
yang disertai tenaga pukulan yang dahyat telah
mengurung sekeliling tubuhnya.
Berada dalam keadaan begini, buru-buru ia pentangkan lengan -
kangzusi.com nya untuk menangkis, siapa tahu angin pukulan yang
mengurungnya begitu kuat dan berat bagaikan jala....
Dengan peresaan apa boleh buat terpaksa ia lepaskan kempitan-nya atas Ciu Li ya,
kemudian melipat gandakan kekuatannya dalam tangan untuk membendung serangan
lawan, sesudah itu tubuhnya
baru melesat kabur dari sisi arena.
Padahal Giam In kok sendiripun ragu-ragu untuk menyerang
dengan sepenuh tenaga karena kuatur Ciu Li ya, karenanya ia
menjadi sangat girang setelah musuhnya melepaskan gadis itu.
Dengan suatu gerakan cepat ia menyelinap kembali kedapan
tubuh si tikus dari pecomberan. Kalau sewaktu menghadapi Kho
Yang tadi, ia berprinsip untuk membekuknya hidup-hidup, maka
dalam menghadapi tikus dari pecomberan ia berniat untuk
menghabisi nyawanya. Tak heran kalau angin pukulan yang dilepaskan kemudian begitu
hebatnya sehingga memaksa si tikus dari pecomberan terdesak
mundur berulang kali. "Bocah keparat, lihat serangan!" tiba-tiba Kho Yang membentak keras sambil
membacok kepala Giam In kok dengan sepenuh
tenaga. Dengan cekatan Giam In kok menghindar kesamping sejauh
beberapa kaki lalu jengaeknya sambil tertawa:
"Waaaah, rupanya yang ingin mampus sudah datang!"
"Hmmm, jangan takabur dulu!" seru Kho Yang sambil tertawa dingin, "siapa tahu
tempat ini adalah kuburanmu untuk selamanya?"
"Kalau hanya bicara mah gampang sekali, tapi coba mikir dulu, kepandaian hebat
apa lagi yang berhasil kau pelajari selama ini?"
"Hmmmm, cukup dengan kemampuan yang kumiliki
sekarang.....!" kangzusi.com Belum selesai perkataan itu selesai diucapkan, tiba-tiba Giam In kok merasa
hatinya sangat mendongkol, setelah mendengus dingin, ia mengerahkan tenaga
dalamnya sedemikian rupa sehingga kabut
merah yang menyelimuti sekeliling tubuhnya makin lama bertambah tebal.
Tikus dari pecomberan agak tertegun sebentar, kemudian
sesudah memahami apa gerangan yang terjadi, buru-buru teriaknya dengan suara
keras: "Hati-hati losam, agaknya bocah keparat ini telah berhasil menguasahi ilmu Ji gi
ceng ki!" "Apa yang mesti kita takuti, keroyok saja dan hasilnya kita bagi berdua!"
Dengan geram Giam In kok membentak:
"Dengarkan baik-baik kalian berdua, hari ini siauya akan
melenyapkan bencana bagi dunia persilatan!"
Dua orang kakek yang berusia seratus tahun keatas ini boleh
dibilang telah berhasil melatih ilmu silatnya hingga mencapai puncak
kesempurnaan, sekalipun mereka tahu kalau pemuda yang berada
dihadapannya berhasil menguasai dua macam ilmu sakti,namun
kata-kata lawannya itu bukan membuat mereka jadi jeri, sebaliknya malah disambut
dengan gelak tertawa. Giam In kok sadar bahwa pertempuran yang bakal berlangsung
pasti akan seru, diam-diam ia menghimpun dulu hawa murninya
untuk mengelilingi seluruh badan, lalu diliriknya pihak lawan
sekejap. Ia telah menemukan kabut kuning telah mengembang luas
disekeliling badan Kho Yang, sedang kabut putih menyelimuti atas kepala si tikus
dari pecomberan. "Harus kubekuk mereka dalam keadaan hidup" ataukah dibunuh saja...?" dalam waktu
singkat perlbagai ingatan menyelimuti benak Giam In kok.
Tapi beberapa saat kemudian ia baru mengambil keputusan.
kangzusi.com "Biar kubekuk Kho Yang hidup-hidup dan membasmi si tikus
busuk itu!" Ditengah keheningan malam yang mencekam seluruh jagad ini,
tiba-tiba saja dikejutkan oleh suara ledakan keras yang amat
memekikkan telinga, rupanya ketiga gulung tenaga pukulan telah
telah saling bertemu satu sama lan-nya.
Walaupun si tikus dari pecomberan memiliki tenaga dalam
sebesar seratus tahun hasil latihan, akan tetapi terjangan tenaga pukulan dari
Giam In kok cukup membuat tubuhnya gemetar keras,
dan darah dalam tubuhnya bergolak keras sekali.
Sebaliknya Kho Yang tidak tahu kalau musuhnya bermaksud
menangkapnya hidup-hidup sehingga dalam bentrokan tadi, tidak
semua kekuatan lawan dialihkan ketubuhnya, dia masih menyangka
kepandaian pemuda tersebut hanya biasa-biasa saja.
Begitu berhasil berdiri tegak, dengan suara keras ia membentak
keras: "Loji, hayo maju lagi!"
Tapi baru saja tubuhnya menerjang sampai ditengah jalan,
mendadak ia merasa tidak mendengar jawaban dari si tikus
pecomberan sehingga dengan perasaan terkesiap, tegurnya:
"Hey, kenapa kau?"
Sambil tertawa dingin, Giam In kok segera berkata:
"Kalau ingin tahu, baiklah kuberitahukan kepadamu, ia sudah mampus.....!"
Bagitu selesai berkata, tubuhnya melejit ketengah udara, dari
sana kesepuluh jari tangannya disentilkan bersama.
Desingan angin tajam pun menderu-deru dan secara terpencar
mengancam tubuh kedua orang iblis tersebut.
Padahal waktu itu si tikus dari pecomberan sudah kehilangan
kangzusi.com banyak tenaga, saat itu ia sedang duduk sambil mengobati lukanya.
Biarpun ia mendengar suara pembicaraan Kho Yang, namun ia
sama sekali tidak menjawab, sebab maksudnya dia hendak
manfaatkan kesempatan yang amat minim itu untuk memulihkan
kembali kekuatannya. Tapi setelah jiwanya terancam bahaya maut, mau tak mau
terpaksa ia harus menjatuhkan diri berguling keatas tanah, lalu sambil sambil
mengumpulkan sisa kekuatan yang dimilikinya, secara beruntun ia lancarkan
beberapa kali serangan balasan.
Kho Yang membentak pula dan menyerang dari sudut yang lain.
Tentu saja maksud kedua orang iblis itu adalah membunuh
pemuda tersebut seketika itu juga, karena hanya dengan begitu
rasa takut mereka baru bisa dihilangkan.
Sayang sekali tenaga dalam yang dimiliki Giam In kok masih jauh melebihi
kemampuan mereka, biarpun sekulum senyuman masih
tersungging dibibirnya, namun setiap serangan yang dilancarkan
selalu membuat hawa ki kang yang melindungi tubuh kedua siluman itu menjadi
kocar-kacir dan tak karuan bentuknya.
Kurang lebih setengah perminuman teh kemudian, napas si tikus
dari pecomberan sudah tersengal-sengkal seperti napas kerbau,
peluh membasahi seluruh tubuhnya, ia mulai sadar bila pertarungan dilangsungkan
terus, niscaya ia akan menderita kerugian yang amat besar.
Dalam keadaan yang begini kritis, buru-buru ia berteriak keras:
"Cepat kabur!" Bersamaan waktunya, dengan menghimpun sisa kekuatan yang
dimilikinya, ia lepaskan kembali sebuah pukulan.


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Giam In kok tertawa nyaring, ia tangkis ancaman tersebut
dengan tangan sebelah, lalu sambil memancarkan lima gulung angin serangan, ia
hajar tubuh Kho Yang. "Blaaaaaammmmm!"
kangzusi.com Ditengah benturan nyaring, tubuh si tikus dari pecomberan
terpental seketika sejauh dua kaki lebih dan jatuh tak sadarkan diri diatas
tanah. Sedangkan Kho Yang sendiri meski ia berhasil melindungi jalan
darah pentingnya dari ancaman, namun jalan darah lemasnya
keburu kesambar juga sehingga badannya menjadi kaku dan ikut
roboh semaput keatas tanah.
Dalam satu gebrakan saja berhasil merorohkan musuh,
kehebatan ilmu anak muda tersebut benar-benar mengagumkan.
Semula Giam In kok hanya punya target melukai seorang dan
membunuh lainnya, siapa tahu hasilnya satu terluka dan roboh,
tentu saja rasa gembira membuat wajahnya berseri-seri.
Ketika ia berpaling, tampak olehnya siluman perempuan berhati
kejam masih berbaring tenang diatas tanah, lebih kurang dua-tiga puluh kaki
dihadapannya, melihat hal itu keningnya kontan saja berkerut.
Dari kendaan perempuan tersebut, pemuda kita menduga kalau
bukan jalan darahnya ditotok oleh si tikus dari pecomberan, pastilah ia terbius
oleh sebangsa obat pemabuk, karenanya ia cepat-cepat menghampiri si tikus dari
pecomberan dan berusaha untuk
mendapatkan obat penawarnya.
Pada saat itulah, mendadak dari kejauhan sana berkumandang
datang suara desingan angin yang amat lirih.
Sayang Giam In kok sedang dicekam perasaan gembira, apalagi
tenaga dalamnya juga telah berkorban banyak, ternyata kehadiran suara lirih
tersebut sama sekali tak terasa olehnya.
Sementara itu Giam In kok telah berhasil mendapatkan tiga
macam bubuk obat dari saku si tikus dari pecomberan, selain itu terdapat pula
sebuah balok kecil dan sebuah kitab.
Sesudah mengambil barang-barang tersebut, ia menotok jalan
kangzusi.com darah kakunya, kemudian tubuhnya diangkat dan dijadikan satu
dengan tubuh Kho Yang. Siapa tahu pada saat itulah mendadak ia menjumpai sesosok
bayangan manusia yang berdiri mematung diatas tanah, saking
kagetnya ia berseru tertahan dan melompat mundur sejauh
beberapa kaki. Sesungguhnya Giam In kok bukan seorang manusia bernyali
kecil, tapi mengapa nampak begitu terperanjat"
Sebagai seorang yang berpengalaman, ia sadar kehadiran pihak
lawan tanpa diketahui dirinya menunjukkan bahwa kepandaian silat yang dimiliki
orang tersebut amat lihay, kalau bukan begitu,
mengapa ia tidak menangkap sesuatu pertanda apapun"
Melihat kekagetan pemuda kita, orang tersebut segera menegur
sambil tertawa terbahak-bahak:
"Haaah... haaah... haaah... bocah muda, kau tak usah takut, aku hanya ingin menanyakan
sesuatu kepadamu!" Biarpun cuma beberapa pata kata saja, namun suaranya amat
nyaring dan keras, bagaikan godaman palu besar yang menghantam
hati orang. Sekali lagi Giam In kok merasa terperanjat sekali, cepat-cepat ia berpaling.
Dibawah sinar rembulan tampak olehnya seorang sastrawan
setengah umur telah berdiri santai dihadapannya.
"Paman, apa yang ingin kau tanyakan?" buru-buru ia bertanya.
"Kau tak usah takut, aku ingin tahu siapa gurumu dan berasal dari perguruan
mana?" "Aku tak punya guru, tak punya perguruan!"
"Mana mungkin" Tanpa bimbingan seorang guru yang pandai,
tak mungkin ilmu silatmu dapat mencapai kesempurnaan seperti itu!
kangzusi.com Hmmm... baiklah, kalau toh kau enggan mengatakan nama
perguruanmu, aku pikir pasti ada kesulitan yang membuatmu
berbuat demikian, akupun tak ingin mendesak lebih jauh, tapi
bolehkah kutanya siapakah dua orang pemuda yang kau bekuk itu"
apakah nona yang tergeletak disana adalah komplotannya?"
"Ooooh bukan!" sahut Giam In kok sambil tertawa geli,
"perempuan itu bernama siluman perempuan berhati kejam Ciu Li ya, ia terluka
ditangan kedua orang tersebut!"
"Aaaai.... ternyata aku kelewat lama hidup mengasingkan diri sehingga orang-orang
yang kau sebutkan namanya belum seorang
pun yang kukenal tapi siapa pula kedua orang pemuda itu" dendam atau sakit hati
apakah yang telah terjalin antara kalian" ataukah kau bermusuhan dengannya kerna
dorongan rasa setia kawan?"
"Kedua-duanya salah, aku membekuk mereka karena mereka
telah mencatut nama baik ku untuk berbuat kejahatan dimana-mana!"
"Oooh.... tak aneh kalau begitu! Hmmmm, tentunya kau
mempunyai nama beken sekali dalam dunia persilatan?"
Kalau bisa, Giam In kok ingin secepatnya menyadarkan Ciu Li ya
kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut, tapi berhubung
orang lain mengajukan pertanyaan secara sopan, tentu saja ia tak bisa membungkam
terus. Dengan perasaan apa oleh buat, akhirnya ia menjawab sambil
tertawa jengah: "Aku yang muda bernama In Kok hui, orang persilatan
menyebutku si bocah sakti bermuka seribu!"
"Oooh.... bocah sakti berwajah seribu" Sebutan yang amat
bagus, cuma sayang wajahmu kelewat jelek, mungkin wajah
tersebut bukan wajah aslimu....?"
Giam In kok tidak senang hati, apalagi dirinya dikritik oleh
seseorang yang sebelumnya belum pernah dikenal olehnya, tapi
sahutnya juga: kangzusi.com "Paman keliru, memang wajah asliku jelek sekali macam begini!
Oya, bila paman tidak ada urusan lagi, aku ingin segera
meninggalkan tempat ini....!"
"Sebetulnya aku masih ada persoalan lain yang hendak
ditanyakan, tapi.... eemmm, ada baiknya kita sadarkan dulu si
bocah perempuan tersebut!"
Tanpa berbicara lagi, Giam In kok menggotong tubuh kedua
kakek iblis tersebut dan berjalan menghampiri Ciu Li ya.
Mendadak terdengar orang itu berseru tertahan lalu
mengebaskan ujung bajunya kedepan, dimana angin hembusan
tersebut berkelebat lewat, ternyata Ciu Li ya segera melompat
bangun. Menyaksikan kesemuanya ini, diam-diam pemuda kita berseru
keheranan: "Aneh betul, belum lagi keketahui dengan cara apa si tikus dari pecomberan
merobohkan perempuan tersebut, sebaliknya ia dapat
membebaskan hanya dengan sekali kebutan saja.... waaah, jangan-jangan orang ini
sekomplotan dengan si tikus busuk sekalian" Kalau begitu aku mesti meningkatkan
kawaspadaan!" Sementara itu Ciu Li ya telah membuka matanya kembali, begitu
menjumpai Giam In kok berdiri pula dihadapannya sambil
menggotong tubuh kedua orang musuhnya, dengan perasaan
girang ia berseru: "Engkoh In, rupanya kau berhasil membekuk kedua ekor anjing busuk itu.... tapi,
siapakah orang ini" Apakah dia telah
membantumu membekuk kedua anjing tersebut?"
Panggilan "Engkoh In" membuat hati Giam In kok berdebar keras sekali, agak
tersipu-sipu sahutnya: "Tadi aku masih bingung dan tak tahu bagaimana mesti
menyadarkan dirimu dari pengaruh si tikus dari pecomberan, untung paman ini
telah menolongmu, sedang kedua ekor anjing ini.... aku kangzusi.com
sendiri yang telah membekuknya!"
"Siapa sih tikus dari pecomberan itu?" tiba-tiba sastrawan setengah umur itu
bertanya sambil tersenyum, "apakah dia memang pandai menerobos didalam
pecomberan?" (0(0)0)d(w)0)0)0)0) Semenjak Giam In kok mengetahui sumber ilmu silat yang
dipelajari Tong Seng song, iapun menjadi paham asal mula
datangnya julukan si tikus dari pecomberan tersebut, karenanya
sewaktu mendengar sastrawan setengah umur itu mengungkapkan
arti dari julukan tersebut secara terang-terangan bahkan dihadapan seorang nona,
ia semakin tak senang dibuatnya.
"Paman," tegurnya kemudian, "aku sendiripun tak tahu darimana asal mulanya
julukan tersebut, bila kau ingin mengetahuinya,
silahkan ditanyakan ketempat lain!"
Sastrawan setengah umur itu sama sekali tidak menjadi marah
sekalipun kata-kata pemuda tersebut amat pedas didengar, malahan dengan senyuman
dikulum katanya: "Setelah hidup mengasingkan diri selama banyak tahun, baru malam ini aku
munculkan diri kembali, coba bayangkan sendiri,
kalau bukan bertanya kepadamu, aku mesti bertanya kepada siapa
lagi?" Sementara itu Ciu Li ya telah mengetahui pula bahwa kedua
orang tersebut belum pernah saling mengenal sebelumnya,
sekalipun ia berterima kasih sekali kepada si sastrawan yang telah menolongnya,
tapi Giam In kok telah berhasil membekuk sang iblis terlebih dahulu, mana
mungkin si sastrawan tersebut dapat
menolongnya" Oleh sebab itulah, rasa sayangnya sudah dilimpahkan sama
sekali ketubuh pemuda tersebut dan tanpa terasa pula ia telah
menggeser badannya dan berdiri disisinya.
Sementara itu, sastrawan setengah umur tersebut telah berkata
kangzusi.com lagi sambil tertawa: "Ketahuliah anak muda, aku hanya ingin tahu siapa gerangan kedua orang tersebut,
sebab aku dapat menduga bahwa mereka
berdua telah menyaru wajahnya sedemikian rupa sehingga ketuaan
usianya sudah terselubung sama sekali, aku berani bertaruh mereka berdua pasti
sudah berumur seratus tahun keatas. Nah anak muda, asal kau bersedia mengungkap
secara jelas, akupun tak bakal
mencelakai dirimu!" "Hmmm, jadi andaikata kami enggan berbicara, maka kau
hendak memusuhi kamu berdua?" dengus Ciu Li ya.
Sekilas perubahan aneh tercermin diwajah sastrawan setengah
umur itu, ia mendesis lirih:
"Kalau mengikuti adatku dulu, bocah perempuan macam kau
seharusnya sudah ditampung kedalam istana gadis, tapi akupun tak mau berbicara
mencla-mencle, asal kalian mau berbicara terus
terang, akupun tak akan menyusahkan kalian berdua!"
Tiba-tiba Ciu Li ya menarik ujung baju Giam In kok sambil
berbisik pelan: "Engkoh In, mari kita pergi saja!"
"Hey, kenapa kalian hendak pergi?" tegur sastrawan setengah umur itu tertegun.
"Kau tak ingin menyusahkan kami, sedang kamipun enggan
berbicara denganmu, kalau tidak pergi dari sini, lantas apa yang mesti kami
katakan...?" Sastrawan setengah umur itu segera tertawa.
"Hey, tak kusangka kau si bocah perempuan cerdik sekali, tapi....
yaaa, perkataanmu memang benar, asal kalian bebaskan kedua
orang tawanan tersebut, tentu saja kamu berdua boleh pergi
meninggalkan tempat ini!"
kangzusi.com Dengan susah payah Giam In kok berhasil membekuk kedua
orang bajingan tua itu, tentu saja ia tak sudi memberikan-nya
kepada seseorang yang tidak dikenalnya.
Ketika mendengar perkataan tersebut, buru-buru serunya:
"Waah, tidak bisa kalau kedua tawanan tersebut mesti
ditinggalkan disini!"
"Boleh saja kalau ditinggal, cuma kau mesti menyingkap dulu asal usul kedua
orang tersebut!" "Padahal mereka bukan manusia biasa, orang ini tak lain adalah si setan tua
berwajah seratus!" "Apa" Setan tua berwajah seratus?"
Dengan pancaran sinar mata yang sangat aneh, sastrawan
setengah umur itu mundur selangkah kebelakang, kemudian
ditatapnya pemuda jelek itu lekat-lekat.
Sesungguhnya Giam In kok sendiripun dapat merasakan
perubahan aneh itu, tapi berhubung ia sudah terlanjur berbicara, maka terpaksa
lanjutnya: "Walaupun orang ini menyebut diri sebagai setan tua berwajah seratus, padahal ia
bukan setan tua berwajah seratus yang
sebenarnya, tapi adalah anak muridnya!"
"Semenjak kapan Sia Ik hong menerima murid?" tanya sastrawan itu lagi agak
tercengang. Giam In kok makin terkejut lagi, dari sikap orang tersebut jelas sudah kalau
sastrawan ini kenal dengan iblis tua tersebut, diam-diam pikirnya:
"Si setan tua adalah tokoh silat yang berusia diatas seratus tahun, sedang
sastrawan itu paling banter tiga empat puluhan
umurnya, dari mana ia bisa tahu nama asli setan tua" jangan-jangan dia tetap
awet muda padahal seangkatan dengan setan tua
tersebut...." kangzusi.com
Tiba-tiba ia teringat kembali dengan ilmu awet muda dari Tiong
Giok kitsu yang konon wajahnya tetap awet muda, seketika itu juga rasa bergidik
mencekam hatinya. Satu ingatan dengan cepat melintas dalam benaknya, pikirnya
lagi: "Sekalipun kau adalah si bajingan tua Ciu Tiok, paling banter kepandaian
silatnya berimbang dengan si setan tua, kenapa kau
mesti jeri kepadanya?"
Belum sempat ia mengucapkan sesuatu, sastrawan setengah
umur itu sudah berkata lagi:
"Kalau begitu orang ini adalah Kho yang!"
"Yaa, dia adalah Kho Yang, sedang orang ini adalah Tong Seng song!"
"Bebaskan mereka berdua!"
"Kenapa?" "Tak usah kau tahu kenapa, pokoknya bebaskan saja kedua
orang tersebut...!" "Kalau aku menolak, gimana?"
"Hmm, kau berani menolak permintaanku?"
"Kenapa tidak?"
Baru saja perkataan tersebut selesai diutarakan, sastrawan
setengah umur itu telah mengebaskan ujung bajunya, segulung
desingan angin tajam pun segera meluncur kemuka.
Merasakan datangnya ancaman, Giam In kok membuang tubuh
kedua iblis tawanan-nya ketnah, lalu membendung serangan lawan
dengan kedua belah tangannya.
"Enci Ciu, cepat kabur!" teriaknya.
Sastrawan setengah umur itu segera tertawa terbahak-bahak:
"Haaaah... haaaah... haaaah... kalau aku enggan melepaskan kangzusi.com
kalian, memangnya kamu berdua bisa kabur dari sini?"
Giam In kok memperhatikan sekejap keadaan disekitarnya, waktu
itu dua tawanan-nya sudah berpindah tempat, kini tergeletak
dibelakang sastrawan tersebut, mendongkol juga hatinya, meskipun ia sadar
kepandaian silat lawan sangat lihay.


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hey, siapkah dirimu yang sebenarnya?" ia membentak keras,
"mengapa kau rampas kedua orang tawananku?"
"Bocah muda, kau jangan takabur dulu, hmmm, seandainya aku tidak memandang pada
jurus Bunga harum menerpa wajah,
sekarang kau pasti akan tersiksa hebat, sayang malam ini kau
belum berhasrat melukai orang karena aku baru selesai dengan
semediku, tapi sampaikan pesanku kepada Cing Khu si tosu tua dan Siong Hong si
setan tua, katakan kalau aku akan membangun
kembali istana Tay Goan tiau, istana gadis dan gedung Liong Yan wan. Dalam
setahun mendatang, bila mereka berdua tidak datang
mencari aku, dirikulah yang akan mencari mereka berdua, suruh
mereka siapkan nyawanya untuk kucabut! Nah, sekarang kau boleh
menggelinding pergi!"
Tak terlukiskan rasa gusar Giam In kok setelah mendengar
ucapannya yang sombong dan takabur itu, ia mendengus dingin
lalu serunya: "Bajingan tua Ciu, bila kau ingin mencari guruku, silahkan saja mencarinya
sendiri, sedangkan mengenai Sio cianpwee, pesanmu
pasti akan kusampaikan, cuma aku takut kau tak akan mampu
menunggu setahun lagi!"
"Dalam setahun mendatang aku pasti akan menanti kedatangannya di istana Tay Goan
tiau!" "Hmmm, kau tak usah takabur dulu, belum tentu nyawamu bisa bertahan sampai esok
pagi!" "Apa maksudmu berkata demikian?"
"Sebab siauya segera akan menghantar nyawamu pulang ke
kangzusi.com akherat!" "Kau?" "Kenapa" kau anggap aku tak mampu?"
"Jangan lagi cecunguk cilik seperti kau, biar gurumu sendiri juga tak berani
berbuat begitu!" "Sayangnya siauya justru berani!"
"Hmmm, benar-benar tidak kau sayang nyawamu" tapi
perbuatan demikian tidak sesuai dengan julukanmu sebagai si bocah ajaib,
baiklah, kalau toh kau akan menitikkan air mata sebelum
melihat peti mati, akan kuberi hadiah sebuah pukulan untukmu!"
Sekalipun pemuda ini sadar kalau tenaga dalamnya belum pulih
kembali, tapi dorongan semangat yang berkobar-kobar membuatnya
berani menantang iblis tua tersebut untuk bertarung, karena
disamping semuanya ini, sebenarnya ia masih mempunyai
perhitungan lain. Ditinjau dari keberanian Tiong giok Kitsu untuk membangun
kembali kerajaan-nya untuk menantang Cing Khu sangjin serta
setan tua berwajah seratus untuk bertanding, hal ini menunjukkan bahwa ia telah
berhasil menemukan cara yang hebat untuk
menaklukkan kedua lawannya.
Karena itu dia berhasrat menyelidiki dulu kemampuan lawannya
sehingga andaikata terjadi pertarungan sesungguhnya dikemudian
hari, ia tak sampai menderita kerugian yang terlalu besar.
Siapa tahu, iblis tersebut tak nanti akan membunuhnya karena ia masih dibutuhkan
tenaganya untuk menyampaikan pesan, karena
itu asal dirinya dapat menghadapi dengan berhati-hati dan sepenuh tenaga, siapa
tahu kalau kemenangan tak terduga bisa diraih"
Sambil tertawa segera katanya lagi:
"Kau jangan takabur dulu, biar kau lebih awal belajar silat, bukan kangzusi.com
berarti aku pasti berada dibawah tingkatanmu, nah bajingan tua
Ciu, silahkan saja kau lepaskan seranganmu!"
Tampaknya Tiong giok kitsu menaruh kesan yang lain terhadap
pemuda jelek bernyali besar ini, sikap dan keberanian-nya telah mengundang suatu
perasaan aneh yang merangsang hatinya untuk
menanggapi secara baik. Oleh sebab itu meski dirinya dicaci maki secara kasar, bukannya marah, ia malah
menanggapi sambil tersenyum.
"Jadi kau benar-benar hendak memaksa diriku untuk turun
tangan?" "Tentu saja! Dan seperti biasa, siauya akan mengalah tiga jurus lebih dulu
kepada mu!" "Baik, akupun tak akan merusak kebiasaanmu itu, lihat
serangan!" Begitu selesai berkata, Tiong Giok kitsu segera mengibaskan
ujung bajunya kedepan. Mendadak.... Gulungan angin pukulan yang kuat seperti amukan topan
langsung meluncur kemuka dengan hebatnya.....
Sedemikian kerasnya suara gemuruh yang mengikuti angin
serangan tersebut, sampai membuat kedua iblis yang semaput di
atas tanah kini tersadar kembali.
Giam In kok tidak tahu sampai dimanakah taraf tenaga dalam
yang dimiliki Tiong Giok kitsu, menghadapi datangnya ancaman, dia segera
mengayunkan pula sepasang tangannya untuk menyambut.
Gulungan hawa murni yang berwarna merah dan putih segera
menyambar keluar dari balik telapak tangannya, lalu bagaikan
gulungan ombak samudra yang dilanda topan langsung meluncur
keluar dan menyambar tubuh Tiong Giok kitsu.
"Blaaaaaammmm.....!"
kangzusi.com Ditengah suara benturan yang amat memekikkan telinga,
memancarlah desingan angin pukulan yang menderu-deru keempat
penjuru. Perempuan siluman berhati kejam sebenarnya termasuk juga
seorang jago yang memiliki ilmu silat tingkat tinggi, namun dalam kenyataan ia
tak sanggup membendung gejolak hawa pukulan yang
memancar keempat penjuru itu sehingga badannya mencelat
sejauh beberapa kaki dari posisi semula.
Tiong Giok kitsu merasakan badannya bergetar keras, sinar buas segera memancar
keluar dari balik matanya, sambil tersenyum ia
berkata: "Oooh, rupanya kau si anak muda telah berhasil memperoleh
warisan ilmu silat dari dua perguruan, bagus, bagus, sekali!
Sekarang kau boleh pergi, aku tak akan menyulitkan dirimu lagi!"
Begitu selesai berkata, tanpa menunggu jawaban dari Giam In
kok lagi, ia segera menyambar tubuh kedua iblis tua tersebut dan segera beranjak
pergi meninggalkan tempat itu. Tadi walaupun
tenaga dalam yang dimiliki Giam In kok belum pulih kembali seperti sedia kala,
tapi jurus serangan yang dilancarkan tadi telah
disertakan segenap sisa kekuatan yang dimilikinya, itupun hanya berhasil
mengetarkan tubuh lawan sementara jalan darah dalam
dadanya menderita gejolak keras.
Ia sadar kepandaian musuhnya benar-benar amat lihay, itulah
sebabnya ia cuma bisa membelalakkan matanya belaka sewaktu
melihat musuhnya beranjak pergi dari sana.
Tiba-tiba terdengar suara yang merdu menegur dari sisi
telinganya: "Engkoh In, mengapa tidak kau kejar si pelajar rudin itu?"
Dalam kebimbangan, Giam In kok berpaling, tampak olehnya Ciu
Li ya sedang menatap wajahnya dengan pandangan penuh rasa
cinta. kangzusi.com Tanpa terasa dia menghela napas panjang, sahutnya:
"Kalau aku tak mampu mengungguli dirinya, apalah artinya
melakukan pengejaran?"
"Tidak, kau pasti dapat mengalahkan dirinya!"
"Omong kosong!"
Tampaknya Ciu Li ya mempunyai pandangan yang berbeda
sehingga mengatakan begitu.
Sayang sekali Giam In kok sedang merasa putus asa dan amat
sedih, akibatnya kata-kata yang membangkitkan semangat itu
ditanggapi sebagai suara sindiran terhadapnya, tentu saja ia
menjadi sangat marah sehingga tak segan-segan membentak gadis
itu. Tapi Ciu Li ya tidak menjadi marah atau mendongkol, malah ia
tertawa geli, katanya: "Aku sama sekali tidak berbohong, justru kaulah yang telah ditipu oleh si
pelajar rudin itu! Padahal tenaga dalamnya tak akan jauh lebih unggul dari pada
tenaga dalammu! malah aku sempat
mendengar suara pembicaraan yang agak gemetar, hal ini
membuktikan kalau isi perutnya telah menderita goncangan, bila
kau tidak bertarung lebih dulu sebelumnya, kujamin kau pasti akan berhasil
menghajar pelajar rudin tersebut habis-habisan!"
Giam In kok segera mengenang kembali keadaan waktu itu, lalu
sahutnya sambil tertawa getir:
-ooo0dw0ooo - Jilid : 30 "SEKARANG kita sudah tak mungkin lagi untuk mengejarnya, cici, kau hendak
kemana?" "Aku ingin pergi bersamamu!"
kangzusi.com Wah, tidak boleh....!"?"Kenapa?"
"Kau lupa, malam ini adalah bulan delapan tanggal lima belas.'
"Aaah betul, hari ini adalah hari perjanjianmu dengan sembilan partai tiga
perkumpulan, kalau begitu aku terlebih harus
mengikutimu, kalau tidak, siapa yang akan membantumu?"
Giam In kok tidak habis mengerti apa sebabnya gadis yang
bernama siluman perempuan berhati kejam ini bersikap hangat dan mesra kepadanya,
babkan bersedia pula menyerempet bahaya,
padahal sebelum itu sikapnya begitu dingin, kaku dan hambar.
Mungkinkah kesemuanya ini disebabkan pertolongan yang
diberikan kepadanya sebanyak dua kali sehingga gadis itu merasa berhutang budi
kepadanya" Teringat masalah "hutang budi", ia pun memutuskan untuk tidak memberi kesempatan
kepada gadis tersebut membalasnya, buru-buru ia berkata:
"Tidak! Aku tidak membutuhkan pembantu, lagipula....."
"Lagi pula kenapa" Hubungan kita masih terlalu asing?"
"Bukan, bukan begitu maksudku."
"Hmm, aku mengerti sekarang, rupanya kau muak kepadaku
karena aku tak lebih hanya seorang siluman perempuan tak tahu
diri." Berbicara sesungguhnya, Giam In kok memang enggan
berdekatan dengan perempuan ini, selain takut ia membalas budi
kepadanya, diapun enggan berhubungan dengan gadis siluman
tersebut. Tapi setelah hal ini diungkap secara blak-blakan oleh nona
tersebut, dia malah menjadi rikuh sendiri, dengan wajah bersemu merah buru-buru
jawabnya: kangzusi.com "Bila cici Cui bersikeras hendak ikut, tentu saja aku tak bisa menghalangi
niatmu, tapi ketahuilah, sembilan partai tiga
perkumpulan mempunyai anak buah yang banyak sekali, aku kuatir
hal ini bakal menyusahkan dirimu!"
Biarpun alasan ini kelewat dipaksakan, toh kedengaran enak bagi pendengaran Ciu
Li ya, cepat dia berseru:
"Aku tidak takut, apalagi toh aku sendiri yang bersedia!"
Baru selesai perkataan itu diutarakan, mendadak terdengar
seseorang berseru dari kejauhan sana sambil tertawa:
"Waaah.... nampaknya si perempuan siluman sudah mulai jatuh cinta, benar-benar
rejeki si bocah muda itu!"
Dengan geramnya Ciu Li ya segera berpaling seraya membentak:
"Darimana datangnya gonggongan anjing, ayoh cepat keluar
untuk menyerahkan selembar jiwanya!"
"Kita kan teman lama, masa kau sudah tidak mengenalku
kembali?" "Ooh, rupanya kau si kepala anjing, tampaknya si babi goblok pun ikut datang?"
"Budak sialan, begitu mesra sikapmu terhadap sibocah muda itu, mengapa bagitu
hambar dan dingin kau bersikap terhadap kami?"
Menurut nada suaranya, Giam In kok mengira pendatang
tersebut adalah pemuda-pemuda berusia dua puluh tahunan, tapi
sewaktu ia berpaling dan menemukan paras muka Ciu Li ya telah
berubah sangat hebat, dengan nada tercengang segera tegurnya:
"Siapa sih kedua orang itu?"
"Mereka adalah murid-murid murtad yang telah diusir dari
perguruan oleh supekku!"
"Oooh... kalau terhadap manusia semacam itu mah kita tak perlu mengubris, hayo
pergi saja dari sini!"
kangzusi.com "Mau pergi?" tiba-tiba jengekan dingin kembali berkumandang,
"hmm, tidak semudah itu, hay anjing lelaki anjing perampuan, tunggu kami!"
Diiringi suara tertawa dingin yang membelah angkasa, tampak
dua sosok bayangan manusia meluncur turun keatas tanah dengan
cepatnya. Dengan penuh amarah Giam In kok segera menegur:
"Mulut kalian kelewat kotor dan tak tahu diri, janganlah
sembarangan menuduh orang lain dengan tuduhan yang bukan-bukan, ketahuilah, aku
hanya teman baru Ciu Lihiap."
Belum habis perkataan itu diutarakan, pemuda tampan yang
berada disebelah kanan telah berteriak keras:
"Suheng, waah.... kedatangan kita terlambat sekali, coba lihat, mereka sudah
saling berkenalan, berarti permainan pembukaan
sudah dilakukan, kita bakal mendapatkan sisanya..."
Ucapan itu kotor dan bernada cabul, tak heran siluman
perempuan berhati kejam menjadi naik darah, ditudingnya pemuda
tersebut dengan ujung pedangnya, lalu ia membentak:
"Babi goblok, serahkan nyawamu!"
Agaknya pemuda itu merasa memiliki andalan yang cukup
tangguh, gertakan tersebut tidak membuatnya jeri, jengeknya
dingin: "Nyawa toh berada dalam tubuhku, boleh saja ku persembahkan kepadamu, tapi aku
rasa kau mesti belajar ilmu dari saudara jelek tersebut....!"
Tampaknya Ciu Li ya sudah mengetahui kebiasaan pemuda
tersebut, setiap perkataannya selain cabul juga kotor, maka
sebelum lawan selesai berkata, ia telah membentak keras dan
menerjang kemuka. Belum sempat serangan tersebut mencapai sasaran, pemuda
yang lain telah melompat keluar dan berseru sambil tertawa:
kangzusi.com "Biarlah aku yang menjadi kakak seperguruan bermain dulu
denganmu, aku belajar kepandaian dulu dari si jelek..."
Tak terkirakan rasa gusar siluman perempuan berhati kejam,
bentaknya keras-keras: "Bangsat, cari mampus rupanya kau!"
Serangan demi serangan segera dilancarkan secara bertubi-tubi.
Sementara itu, pemuda yang pertama tadi telah berkata pula
kepada Giam In kok sambil tertawa terkekeh-kekeh:
"Saudara si muka jelek, apakah kau berhasil merebut perhatian sumoay ku ini
karena mengandalkan kehebatan ilmu menunggang
keledaimu" wah, kalau begitu tolong ajari kepadaku kepandaian
bermain cinta yang paling hebat."
"Ilmu penunggang keledai" Kepandaian apaan itu" Aku tak
mengerti maksudmu, hey sobat, kau tak usah ngaco belo!" seru Giam In kok
kebingungan.

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku dengar orang yang menjadi pilihan sumoay ku harus
berwajah tampan, mempunyai tenaga muda, waktu yang senggang
dan gaya permainan yang tinggi. Aku heran, padahal wajahmu
begitu jelek dan tidak menarik, tapi nyatanya sumoay ku bisa
kesemsem kepadamu, bukankah hal ini berarti ia sudah tertarik
dengan alatmu yang gede sebesar pisang ambon?"
Dengan wajah termangu-mangu, Giam In kok mencoba untuk
mencernakan kata-kata tersebut, mendadak ia menjadi paham, ia
baru mengerti sekarang apa yang dimaksudkan sebagai "alat"
tersebut, kontan saja ia membentak dengan penuh kemarahan.
"Bajingan keparat, kau berani memperolok diriku?"
Didalam gusarnya ia segera maju menerjang dan melepaskan
sebuah pukulan dahsyat ketubuh sang pemuda pertama yang
bernama Cu Cun tersebut. kangzusi.com Tampaknya Cu Cun masih belum tahu siapa gerangan pemuda
jelek tersebut, dalam kagetnya tak sempat buatnya untuk
menyambut serangan tersebut, tergopoh-gopoh dia melompat
kesamping untuk menghindarkan diri.
Tapi iga kirinya segera terasa dingin, ternyata bajunya sudah
robek sebagian, kejadian tersebut membuatnya naik pitam,
hardiknya: "Siapakah kau, kenapa menyerang orang semaunya sendiri?"
"Hmmm, In Kok hui memang khusus hendak menghabisi
kawanan manusia cabul macam dirimu itu!"
"Ooh... rupanya kaulah si bocah ajaib berwajah seribu, selamat bersua, selamat
bersua, tapi ketahuilah, aku orang she Cu tidak takut kepadamu, dan jangan kau
tuduh diriku sebagai orang cabul, sebab kalau kau sendiri tak cabul, kenapa
gadis itu kau bantu?"
"Asal kau tak menyangkut-pautkan diriku dengan persoalan
orang lain, akupun tidak akan mencampurinya."
"Kalau memang demikian, silahkan anda pergi dari sini..."
"Hmmmm, sayang keadaan sudah terlambat sekarang...."
"Hey, aku beritahu kepadamu, bila ingin kabur sekarang masih ada waktu, kalau
tetap tak tahu diri, menyesal kau nantinya!"
"Melarikan diri" Kenapa mesti melarikan diri" Aku justru
bermaksud hendak mencabut nyawa anjingmu!"
"Ketahuilah sobat, tidak semudah apa yang kau bayangkan untuk mencabut nyawaku!"
"Sudah tak usah banyak bicara lagi!" tukas Giam In kok kemudian, "seperti
kebiasaanku, aku akan mengalah tiga jurus padamu."
"Mengalah apa" Huuuh, kau toh sudah melancarkan serangan
tadi?" kangzusi.com Sementara itu dipihak lain, siluman perempuan berhati kejam
telah terlibat pula dalam suatu pertarungan yang seru melawan
suhengnya, sewaktu ia mendengar percakapan yang terjadi disana, dengan suara
nyaring segera serunya: "Engkoh In, babi dungu itu bernama pemuda bangor penghisap madu, ia manusia
cabul yang tak boleh dibiarkan hidup, bunuh saja tanpa ampun!"
Cu Cun segera tertawa dingin, jengeknya segera:
"Keji benar hatimu perempuan rendah, sudah main serong
dengan orang lain, sekarang masih bersekongkol untuk membunuh
suami sendiri..." Dalam pada itu, Giam In kok sendiripun sudah dibuat
mendongkol dan marah oleh ejekan lawannya, tanpa banyak
berbicara lagi ia membentak keras sambil melepaskan serangan
kemuka. Cu Cun sudah membuat persiapan rupanya, dengan cekatan ia
menghindar kesamping, lalu tampak cahaya emas berkilauan,
ternyata Cu Cun telah meloloskan pedangnya.
"Haahh... haaah... haaah... baru sekarang aku orang she Cu dapat memahami sebuah teori
baru," serunya kemudian sambil tertawa cabul, "yakni yang dimaksud gembira
adalah bertindak cepat baru gembira, begitu barang sudah diperoleh harus cepat-
cepat dilalap, aku benar-benar merasa kagum dengan
kepandaianmu, justru karena teori itulah rupanya sumoayku lolos dari tanganku."
Giam In kok bukan orang bodoh, tentu saja ia dapat menangkap
arti ganda dibalik perkataan tersebut, amarahnya makin memuncak.
Tapi sewaktu sinar matanya tertuju keatas pedang Cu cun, ia
makin mengernyitkan alis matanya, begitu terperangahnya sampai
kata-kata berikut dari lawannya tidak terdengar sama sekali
olehnya. Selang beberapa saat kemudian, ia baru membentak keras:
kangzusi.com "Darimana kau dapatkan pedang berbentuk ular itu?"
"Untuk apa kau menanyakan persoalan ini?" Cu cun balik bertanya dengan wajah
tertegun. "Kau harus menjawab pertanyaan itu!"
"Kenapa" Toh kau belum pantas untuk mengajukan pertanyaan
semacam itu kepadaku."
"Katakan saja, sebenarnya kau bersedia untuk berbicara tidak?"
"Tidak!" "Haaah... haaah... haaah..." Giam In kok segera tertawa dingin,
"aku justru akan memaksamu untuk berbicara!"
Tiba-tiba.... Jeritan kaget dari Ciu Li ya memaksa Giam In kok harus
berpaling, ternyata pemuda yang bertarung melawan gadis tersebut telah
meloloskan pula sebuah pedang berbentuk ular, waktu itu
segulung asap tipis sedang menyembur keluar dari ujung pedang
tersebut. Sementara itu tubuh Ciu Li ya nampak sempoyongan dan hampir
saja rebah keatas tanah. Melihat kejadian ini, cepat-cepat Giam In kok meninggalkan
lawannya, lalu sambil menerjang maju kemuka, kesepuluh jari
tangannya disentilkan kedepan melancarkan serangkaian serangan dahsyat.
Waktu itu, pemuda tersebut sedang bergerak maju dan berusaha
menyambar tubuh Ciu Li ya, betapa terperanganya dia setelah
merasakan datangnya sambaran angin tajam dari sisi tubuhnya.
Cepat-cepat dia menarik napas panjang sambil menghentikan
gerak majunya, kemudian dengan marah ia membentak:
"Bagus sekali perbuatanmu anjing busuk!"
Lagi-lagi semburan asap ringan menyambar keluar dari ujung
kangzusi.com pedangnya dan mengembang luas disekeliling tubuh Giam In kok.
Masih berada ditengah udara, Giam In kok membentak keras:
"Manusia macam kau tak boleh hidup terus!"
Angin pukulannya segera dihimpun menjadi satu dan
terdengarlah suara ledakan yang keras sekali.
Akibat terjadinya ledakan tersebut, kabut tipis tadi buyar
keempat penjuru dan punah sama sekali, sedangkan pemuda tadi
kena terhajar sampai mencelat keatas tanah.
Agaknya Cu cun tidak menyangka kalau ilmu silat yang dimiliki
"pemuda jelek" tersebut telah mencapai tingkat yang luar biasa, ia menjadi
sangat ketakutan, tanpa banyak bicara ia segera
membalikkan badan dan beberapa kali lompatan kemudian
tubuhnya sudah lenyap dibalik hutan sana.
Waktu itu Ciu Li ya sudah terkena kabut beracun hingga
sempoyongan, begitu tersambar lagi oleh gelombang angin pukulan yang dipancarkan
Giam In kok, tubuhnya seketika roboh keatas
tanah. Melihat gadis tersebut roboh, Giam In kok segera melompat
kesisinya dan mengeluarkan mutiara kelabang langit untuk
memunahkan racun tersebut, namun tidak mendatangkan hasil,
terpaksa ia menusuk beberapa tetes darahnya dan dicucurkan
kemulut nona tersebut. Tak selang beberapa saat kemudian, Ciu Li ya telah sadar
kembali dari pingsannya, sewaktu melihat dirinya berbaring ditanah dengan
didampingi Giam In kok, tanpa terasa katanya sambil
menghela napas sedih: "Aaaa.... entah berapa orang Ciu Li ya yang bisa membalas budi kebaikan ini
kepadamu...." "Cici, tak usah kita bicarakan soal balas budi, hanya ada
beberapa persoalan yang ingin kutanyakan kepadamu, mohon kau
kangzusi.com sudi menjawab dengan sejujurnya...."
"Tanyakan saja, asal kuketahui pasii akan kujawab!"
"Sebetulnya supekmu itu orang baik atau jahat?"
"Supek ku Tiang loo Seng keng adalah orang baik, kalau bukan begitu, masa dia
mengeluarkan kedua orang sampah masyarakat
tadi dari perguruannya?"
"Senjata apa sih yang biasanya dipergunakan supekmu?"
"Senjata andalan supekku adalah sebilah pedang baja sepanjang delapan depa."
"Jadi bukan pedang berbentuk bulat seperti kepala ular dan berwarna keemas-
emasan?" "Bukan! Oooh.... mengerti aku sekarang, rupanya kau mencurigai supek ku sebagai
orang jahat karena melihat senjata yang
digunakan kedua orang tadi berbentuk aneh" Padahal aku
sendiripun sedang berpikir, darimana mereka berdua bisa
mendapatkan pedang seaneh itu...."
Sesudah berhenti sejenak dan duduk diatas tanah, kembali ia
melanjutkan sambil menghela napas:
"Mereka berdua diusir dari perguruan ketika aku masih berusia empat belas tahun,
jadi hitung-hitung sudah tiga tahun lamanya.
Dimasa lalu orang she Cu itu paling bodoh, seringkali aku
membantingnya sampai terjungkal ke tanah, sebaliknya orang she
Kon itu bernama Kon Seng jin, walaupun tenaganya rada besar, tapi diapun bukan
tandinganku.... tapi eentah darimana mereka peroleh pelajaran ilmu silat yang
hebat, baru saja aku hampir keok ditangan orang she Kon tersebut... coba pikirlah,
darimana asalnya pedang aneh tersebut?"
"Aiii... sebenarnya orang yang mempergunakan pedang
berbentuk ular hanya seorang, yakni Giam Ong hui dari
perkampungan Ang Sin san ceng, tapi sepengetahuanku, si ular
emas bayangan darah Giam Ong hui telah melarikan diri dari
kangzusi.com perkampungannya, sedang kesempurnaan ilmu pedang kedua
orang tersebut jauh lebih sempurna daripada apa yang dimiliki Giam Ong hui
sendiri, itulah sebabnya aku menjadi rada heran!"
Tiba-tiba ia seperti teringat akan sesuatu, digeledahnya seluruh badan Kon Seng
jin, akhirnya ditemukan sebuah lencana perak
bergambar kepala tengkorak, sewaktu dibandingkan dengan lencana yang pernah
diperolehnya dari Song Gon dan Siu ku, ternyata
bentuk maupun besarnya sama, hanya dibalik lencana perak itu
terukir huruf "Nay."
Tanpa terasa lagi ia berseru tertahan:
"Waaahhh, tampaknya tidak rendah kedudukan orang ini!"
"kedudukan macam apa?"
"Aku sendiripun kurang begitu tahu lencana tengkorak tersebut milik perkumpulan
mana, tapi tampaknya mereka bedakan tingkat
Pedang Medali Naga 20 Naga Dari Selatan Karya Liang Ie Shen Kisah Sang Budha Dan Para Muridnya 2
^