Pencarian

Pendekar Muka Buruk 15

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id Bagian 15


Sambil berseru Ciu Li ya menggetarkan kembali pedangnya,
serentetan cahaya tajam segera menyapu kemuka.
"Traaaang...." Lagi-lagi seorang pemuda terpapas pinggangnya hingga kutung
menjadi dua bagian. Kini tinggal dua orang pemuda yang masih mencoba untuk
mempertahankan diri, namun mereka sudah dibuat kalang kabut
dengan perasaan takut, mendadak salah seorang diantaranya
mengayunkan tangan kirinya melepaskan segulung kabut tipis,
kemudian mereka membalikan badan berusaha untuk melarikan
diri.... "Hendak kabur?" jengek Ciu Li ya.
Ditengah bentakan nyaring, gadis itu melintas lewat melalui
bagian atas kabut tebal itu, kemudian pedangnya berkelebat
kembali kebawah, pemuda yang berada disisi kanan langsung
tertusuk punggungnya hingga tembus kedada.
Bukan hanya smpai disitu saja, kembali gadis itu melejit kemuka sembari
melancarkan sebuah babatan lagi.
"Duuuukk....!" Tak sempat lagi untuk menyambut datangnya ancaman itu,
pemuda terakhir itu termakan juga oleh serangan hingga tubuhnya kangzusi.com
mencelat sejauh dua kaki lebih.
Untuk berapa saat lamanya Giam In kok hanya berdiri termangu-mangu tanpa
mengucapkan sepath katapun, ia seperti terkesima
menyaksikan sepak terjang gadis itu sehingga terhadap pemuda
yang terpapas kutung lengannya pun ia lupa untuk memeriksa.
Melihat sikap pemuda itu, Ciu Li ya segera menegur sambil
tertawa: "Bukankah kau hendak menanyai anjing itu, kenapa tidak mulai ditanya.....?"
"Bajingan ini masih pening nampaknya."
"Huuuh..., paling banter cuma berlagak mampus, biar kuhajar tubuhnya dengan kayu."
Siluman perempuan berhati racun benar-benar dapat melakukan
apa yang diucapkan, dengan cepat ia mematahkan sebatang kayu
kemudian mulai menghajar tubuh Pit Liong keras-keras.
"Kraaaaakk.....!"
Agaknya tulang kaki Pit Liong terhajar lagi sampai patah, sambil mengerang
kesakitan, pemuda itu tersadar kembali dari pingsannya.
"Nah, kau masih berani berlagak mampus?" jengek Ciu Li ya sambil tertawa.
Pit Liong masih mencoba untuk meronta bangun, siapa sangka
baru saja kakinya digerakkan, ranting kayu tadi kembali sudah
menghajarnya keras-keras sehingga rasa sakit yang luar biasa
membuat sekujur badannya gemetar keras.
Sambil menggertak gigi, pemuda itu segera berteriak:
"Siluman perempuan berhati keji, kau ingin melalap aku?"
Siapa tahu baru selesai perkataan itu diucapkan, Ciu Li ya
kembali sudah mengayunkan kakinya menghajar dada pemuda itu
sampai dua buah tulang iganya patah, serunya sambil tertawa
dingin: kangzusi.com "Ajal sudah didepan matapun mulutmu masih cabul dan bicara kotor" Hmm, nampaknya
kau mesti diberi pelajaran...."
Sambil mengomel, kembali gadis itu mengayunkan tongkatnya
menghajar tubuh pemuda tadi, ia baru menghentikan perbuatannya setelah Pit Liong
tak sanggup memaki lagi dan cuma bisa
merintih kesakitan. "Ayoh, cepat memaki lagi...." teriak gadis itu sewot.
Sebenarnya Giam In kok ingin mencegah perbuatan gadis
tersebut, namun karena perkataan dari Pit Liong memang kelewat
kotor dan cabul, maka ia hanya berpeluk tangan saja membiarkan
Ciu Li ya menghajar lawannya habis-habisan.
Baru sekarang ia berkata:
"Orang she Pit, bila kau tak ingin merasakan siksaan lagi, lebih baik jawab saja
semua pertanyaanku!"
"Anjing buduk.... kau...."
"Ploookk...!" Mendadak Giam In kok menamparnya keras-keras membuat Pit
Liong segera menarik kembali kata-kata selanjutnya.
Dengan suara keras, kembali Giam In kok mengancam:
"Bila kau berani berbicara sembarangan lagi, jangan salahkan bila siauya akan
menyuruh kau merasakan bagaimana enaknya disiksa
dengan gigitan lebah menusuk tulang."
Kali ini Pit Liong baru terkejut, dengan membelalakan matanya
lebar-lebar, ia berseru: "Kau anak kura-kura, memangnya kau tahu kalau aku berasal
dari daerah Sichzuan....?"
Ciu Li ya yang mengikuti pembicaraan tersebut dengan cepat
memahami pula duduknya persoalan, sambil tertawa ia berkata:
"Manusia tak becus, bila kau tak bersedia mengungkapkan asal kangzusi.com
usulmu sejak tadi, mungkin kau tak akan digebuki seperti sekarang ini, ayo cepat
mengaku saja." "Apa yang meski kukatakan?"
"Siapa pangcu kalian?"
"Ciu pangcu." "Ciu apa?" "Aku tak berani menjawab."
"Kini ajalmu sudah didepan mata, masih tak berani untuk
menjawab pertanyaan itu?"
"Hmm, kau anggap aku takut mampus?"
"Oooh... jadi kau ingin mencoba rasanya digigit lebah hingga merasuk ketulang?"
ancam Ciu Li ya. Agaknya Pit Liong masih takut sekali dengan ancaman tersebut,
buru-buru ia berkata : "Aaaii.... anggap saja aku memang lagi sial delapan belas
keturunan, baik.... baik, akan kujawab. Dia she Ciu bernama Khi, orang menyebutnya
Si Sikat tertinggal dari jagad. Nah cucu kura-kura, kau sudah mengerti bukan?"
"Jadi kau berasal dari perkumpulan pelajar rudin?" tanya Giam In kok keheranan.
"Bagus sekali bila kau si cucu kura-kura bisa mengetahuinya."
Semula Giam In kok mengira Pit Liong sebagai anggota Su Hay
pang, maka ia berusaha keras mengorek keterangan dari mulutnya, siapa tahu
ternyata orang ini berasal dari perkumpulan pelajar
rudin. Ia lebih tak mengira kalau perkumpulan tersebut sudah bersedia
menuruti perintah Tiong Giok Kitsu.
Maka diapun bertanya lebih jauh:
kangzusi.com "Siapa saja yang termasuk dalam perkumpulan pelajar rudin?"
"Pangcu, wakil pangcu, bagian pengawasan, juru pikir, bagian siksaan,
congkoan...." "Hey, yang kita butuhkan adalah nama orang-orang itu." bentak Ciu Li ya gemas,
"siapa suruh kau menghapalkan jabatan-nya?"
Giam In kok berkata pula dengan suara geram:
"Sobat, lebih baik pentang sepasang matamu lebar-lebar, tak bakal ada orang
datang kemari untuk menolongmu!"
"Hanya itu saja yang kuketahui, lantas kau si anak kura-kura suruh aku
menerangkan apa lagi?"
Ciu Li ya sudah tak sabar lagi, dengan gemas ia mendepakkan
kakinya keatas tanah sambil berseru:
"Engkoh In, kenapa kau tidak membunuh anjing itu cepat-cepat"
Sekalipun kita berhasil mendapat sedikit keterangan, lalu apa artinya kalau dia
mengumpat diri kita terus menerus?"
Giam In kok segera tertawa.
"Biarkan saja dia mengumpat dengan kata-kata kotor, toh sama sekali tidak
merugikan kita secara langsung....."
Kemudian setelah berhenti sejenak, kembali ia berpaling kearah
Pit Liong sambil katanya:
"Apa kedudukanmu didalam perkumpulan pelajar rudin?"
"Bagian pengontrol diluar perkumpulan...."
"Apa tugasmu?" "Mengumpulkan cucu kura-kura semacam kau dan lonte busuk
macam....." Secara garis besarnya ia dapat menyimpulkan kalau perkumpulan
pelajar rudin tidak memiliki alamat atau markas besar tertentu, tapi
kangzusi.com oleh pangcu-nya selalu didirikan berbagai istana disana sini.
Walaupun diluarnya mereka bergabung dalam perkumpulan yang
jujur dan lurus, padahal didalam kenyataannya merupakan cabang dari organisasi
yang dipimpin Tiong Giok kitsu, yakni mencelakai umat persilatan dengan
perbuatan busuknya, seperti menghisap sari lelaki, menghisap sari perempuan dan
lain sebagainya. Walaupun dia tak dapat menduga apa maksud dan tujuan yang
sesungguhnya dari Tiong Giok kitsu dengan menghimpun
perkumpulan pelajar rudin serta Su Hay pang, namun leluhur dari Giam Ong hui
telah mempelajari ilmu Goan Tay Cay Poh adalah
merupakan suatu kenyataan.
Dia merasa benci.... Bukan saja benci terhadap Giam Ong hui yang telah memperkosa
ibunya, bahkan membenci setiap penjahat cabul yang memegang
lencana tengkorak, ia benci dengan cara kerja kawanan penjahat
tersebut yang menambah kepandaian silatnya dengan cara yang
tidak halal, yaitu menghisap sari perempuan atau menghisap sari bayi....
Mendadak dengan sorot mata bengis dia mengawasi wajah Pit
Liong tanpa berkedip. Agaknya Pit Liong sendiripun sudah merasakan apa yang bakal
menimpa dirinya, dengan suara keras segera bentaknya:
"Hey, apa yang hendak kau lakukan....?"
"Aku hendak membunuhmu!"
"Tunggu dulu..., kau jangan buru-buru membunuhku!" pinta Pit Liong dengan cepat.
"Apakah kau merasa berat hati untuk mati dengan begitu saja?"
jengek Giam In kok dingin.
Entah mengapa, tiba-tiba dari balik mata Pit Liong memancar
keluar sorot mata yang begitu murung dan sedih, sementara air
kangzusi.com matanya jatuh bercucuran.
Ciu Li ya kontan saja mendengus dingin, jengeknya:
"Hmm, kenapa seorang pengecut yang takut mati macam dirimu bisa melakukan
kejahatan dipelbagai tempat?"
"Kau mengatakan aku takut mampus?" mendadak Pit Liong berteriak keras-keras.
"Hmm, kalau bukan takut mampus, apa sebabnya kau
meneteskan airmata" Kau minta ampun bukan?"
"Hmm, tak akan minta ampun, akupun bukan seorang manusia
pengecut yang takut menghadapi kematian, tapi aku hanya sedih
hati sebab dengan kematianku ini, berarti dendam sakit hatiku tak akan terbalas
lagi untuk selamanya."
"Haaah... haaah... haaah... jadi kau ingin membalas dendam kepada kami" Hmm, terus
terang saja kukatakan, biarpun kau
melatih diri selama seabadpun, belum tentu mampu berbuat banyak terhadap kami
berdua....." "Bukan kalian yang kumaksudkan!"
"oooh... kalau begitu siapa yang kau maksudkan sebagai musuh besarmu itu?" tanya
Giam In kok. "Musuh besarku adalah Si Jago pencabut nyawa Ong Kiam!"
"Kau maksudkan kepala kampung dari perkampungan Leng Hun
San teng?" sang pemuda menegaskan.
Dengan sedih Pit Leng manggut-manggut.
Giam In kok segera berkata:
"Kalau toh kau masih mempunyai tugas yang belum diselesaikan, akupun tak akan
membunuhmu lebih dulu, tapi kau harus
menceritakan kepadaku hal ikhwal sampai terjadinya permusuhan
dengan jagoan pencabut nyawa tersebut.... ingat! Kau harus
menceritakan dengan sejujurnya."
kangzusi.com Sementara itu Ciu Li ya telah mengambil sebutir obat dan
diserahkan kepadanya sambil berkata pula:
"Coba kau telan obat ini agar kondisi badanmu lebih baikan...."
Pit Liong menurut dan menelan pil tadi, kemudian setelah
memaksakan diri untuk duduk, ia berkata sembari menghela napas:
"Aaai... asal kalian berdua bersedia memberi hidup kepadaku, aku pasti tak akan
menyia-nyiakan harapan orang tuaku lagi,
sesungguhnya aku bukan berasal dari marga Pit, akupun bukan
berasal dari Szechuan, tapi berhubung antara aku dengan si jagoan pencabut nyawa
terjalin dendam sakit hati sedalam lautan maka
pada usia enam tahun aku melarikan diri dari perkampungan Leng
Hun San ceng dan berganti nama sambil menuntut ilmu silat dari
guru yang pandai, sayang... aku salah dalam pergaulan sehingga
terjerumus dalam perkumpulan pelajar rudin, selama belasan tahun terakhir ini
bukan saja aku gagal mengangkat diriku, malah
sebaliknya mencelakakan diri sendiri....."
"Apakah perkampungan pelajar rudin telah mencelakai dirimu?"
tanya Giam In kok tercengang.
"Aaai.... persoalan yang memalukan ini lebih baik tak usah disinggung lagi,
pokoknya perbuatanku selama ini memang
keterlaluan dan kelewat batas. Namun aku tak pernah berhasil
melampaui si jago pencabut nyawa itu sehingga akibatnya sakit hati tersebut
belum sempat kutuntut balas...."
Setelah berhenti sejenak, kembali terusnya:
"Sejak aku belum dilahirkan dari alam ibu, si jagoan pencabut nyawa telah
menculik ibuku, menghancurkan seluruh keluargaku,
bahkan kudengar ilmu pukulan delapan langkah pencabut nyawanya
berhasil dilatih dengan sempurna karena mengandalkan sari hawa
dari dua belas orang bayi..."
"Aaaah.... apakah si bajingan tua itu mempelajari ilmu Goan Tay Cay poh....?"
"Apa itu ilmu Goan Tay Cay poh?"
kangzusi.com Giam In kok tidak memberi penjelasan lebih jauh, hanya ujarnya:
"Lanjutkan keteranganmu."
"Sebetulnya aku tidak tahu kalau Ong Kim bukan ayahmu yang sesungguhnya hingga
aku berusia enam tahun, suatu ketika ibuku
telah memanfaatkan kesempatan disaat sedang bersembahyang di
kuil untuk menceritakan keadaan yang sesungguhnya kepadaku, ibu menyuruh aku
cepat-cepat melarikan diri dan belajar ilmu silat
untuk mengalahkan Ong Kiam serta membalaskan sakit hatinya.
"Aaaai, siapa tahu aku justru telah terjerumus dalam pergaulan yang salah
sehingga akibatnya menjadi begini, aku... aku tak punya muka lagi untuk bertemu
dengan arwah orang tuaku dialam
baka...." "Apakah ibumu juga telah mati dibunuh?"
"Dengan pertaruhkan nyawa dia mengantar aku melarikan diri, bayangkan pula apa
mungkin ia masih hidup didunia ini?"
Giam In kok sama sekali tidak menyangka kalau lawannya
serupa dengan apa yang dialaminya, untuk sesaat ia menjadi sedih bercampur
menyesal. Beberapa saat kemudian pemuda ia baru berkata:
"Saat ini aku memang sedang berusaha untuk membasmi setiap orang yang kedapatan
melatih ilmu Goan Tay Cay poh tersebut, kau tak usah kuatir, dendam sakit hatimu
itu pasti akan kuusahakan
untuk membalasnya!" Dengan iar mata bercucuran karena sedih, Pit Liong berkata lagi:
"Semenjak setengah tahun berselang aku sudah mengetahui
nama besar kalian berdua, aku ingin sekali bisa mempelajari


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

separuh saja dari ilmu silat yang kalian miliki, apa mau dikata, semenjak
menjadi anggota perkumpulan pelajar rudin, selain
saudara-saudara yang mendapat perhatian dari pangcu, boleh
dibilang yang lainnya tak mungkin memperoleh tambahan ilmu
silat."kangzusi.com -oo0dw0oo - Jilid : 33 "APALAGI sekarang keadaanku sudah cacad, sekalipun tak
cacadpun aku tak bisa berbuat apa-apa, karenanya kumohon
siauhiap sudi membalaskan dendam bagi keluargaku, apabila
siauhiap telah berhasil membunuh bajingan Ong Kiam tersebut,
kuburlah dia dibawah pagoda Lak Hap ta di telaga See Ou...."
"Apakah kau mengharapkan jenazahnya yang busuk itu menodai kelestarian alam
disekitar tempat kenaman itu?"
"Bukan begitu maksudku, aku ingin menggali kembali mayatnya dan melecuti
tubuhnya tiga ratus kali....."
"Bagus, punya semangat, aku pasti akan membantu usahamu
itu." seru Giam In kok. "Tapi...... siapa namamu yang sebenarnya?"
"Sesungguhnya aku berasal dari marga Ki, ketika hendak kabur dari perkampungan
Leng Hun San ceng, ibu memberikan nama Jian
Sim kepadaku...... tapi nama tersebut belum pernah kepergunakan selama ini."
"Tak lama lagi, kau toh bisa menggunakan nama tersebut..."
Sudah sejak lama Giam In kok mendapat kabar bahwa ilmu Goan
Tay Cay poh merupakan sejenis ilmu sesat yang termasuk dalam
golongan yang dianut Tiong Giok kitsu.
Apabila benar pihak Leng Hun San ceng mempelajari kepandaian
semacam itu, berarti antara Ong Kim dengan Giam Ong hui
kemungkinan besar mempunyai ikatan persaudaraan, atau dengan
kata lain, bila ingin melacak jejak Giam Ong hui, maka
perkampungan Leng Hun San ceng merupakan jalan terbaik yang
dapat ditempuh. Saat ini, didalam hati kecilnya telah timbul perasaan menyesal
terhadap Ki Jian sim, maka tanyanya kemudian:
kangzusi.com "Saudara Ki, selanjutnya kau hendak pergi kemana?"
Ki Jian sim tertawa getir:
"Aku tak berani menerima sebutan saudara dari siauhiap, aku dengar siauhiap
termashur karena sebutan-nya sebagai bocah ajaib bermuka seribu, bersediakah kau
mengajarkan ilmu menyaru muka
itu kepadaku, agar aku bisa bersembunyi dari intaian lawan sambil menunggu
datangnya kabar?" "Baik!" sahut Giam In kok cepat, "ambillah bungkusan obat penyaruh muka ini
sebagai persediaan!"
Kemudian setelah berhenti sejenak, kembali serunya:
"Tunggu sebentar saudara Ki, aku telah melukai lenganmu, meski darah telah
berhenti mengalir namun kondisi badanmu belum pulih kembali, terimalah sepuluh
butir pil Cu Siang wan ini sebagai bekal, siapa tahu tenaga dalam mu akan pulih
kembali dengan cepat."
Buru-buru Ki Jian sim mengucapkan terima kasih, kemudian
pelan-pelan membalikkan badan dan berlalu dari sana.
Memandang bayangan tubuh Ki Jian sim hingga lenyap dibalik
pepohonan, Giam In kok menghela napas panjang, katanya:
"Tampaknya setiap umat persilatan mempunyai kisah
pengalaman yang berbeda..."
"Yaaa.... memang begitulah kehidupan manusia," sahut Ciu Li ya.
Tiba-tiba Giam In kok merasakan nada suara gadis itu sedikit
bergetar, buru-buru tegurnya:
"Cici, kenapa kau?"
"Aaah.... tidak apa-apa, aku hanya merasa iba dan turut bersedih hati bila
teringat kembali nasib orang she Ki yang tragis itu."
"Aaai.... aku lihat hanya dengan melakukan pembunuhan,
membantai segenap jago dari kaum sesat saja yang bisa
mengurangi banyak peristiwa tragis dalam dunia persilatan..."
kangzusi.com "Yaa, memang kita harus membasmi semua jahanam tersebut...
tapi sekarang, kita hendak ke mana?"
"Tentu saja ke Ku Pak kong!"
"Kalau begitu, mari kita berangkat!"
"Kalian tak usah kesitu...!"
Mendadak terdengar seruan seorang gadis berkumandang
datang dari balik pepohonan, menyusul kemudian tampak
serentetan cahaya putih menembusi angkasa langsung meluncur
kehadapan Gian In kok. Dengan suatu gerakan yang cepat, Giam In kok menyambar
cahaya putih tadi, ternyata hanya secarik kertas.
Ciu Li ya segera berseru sambil mendengus:
"Hmm, sudah pasti ulah si budak Tiangsun Bong..."
"Yaa benar, coba kita periksa dulu apa isi suratnya?"
"Mungkin surat cinta...."
"Aaaah, kau jangan bergurau...."
"Huh, kalau tak percaya diperiksa saja sendiri." seru Ciu Li ya dengan rasa
cemburu. Tiba-tiba Tiangsun Bong yang bersembunyi dibelakang pohon
membentak nyaring: "Budak Ciu, jangan menjelek-jelekkan nama orang
dibelakangnya, aku toh tak pernah menyalahimu, andaikata aku
tidak mempunyai kesulitan lain, apakah aku perlu minta bantuan
kalian berdua?" "Haaah... haaah... haaah... rupanya siluman kecil minta bantuan siluman perempuan
untuk mengerjakan sesuatu, tak usah kuatir,
tanggung keinginanmu bakal tercapai..."
Menggunakan kesempatan disaat kedua orang gadis itu sedang
bersilat lidah, Giam In kok telah selesai membaca isi surat tersebut, ternyata
isi surat itu berbunyi demikian:
kangzusi.com "Kawanan iblis sedang berkumpul di istana Koan Wan kiong,
cepat basmi dulu bukit Kwan San kemudian baru lakukan
penyerangan untuk membebaskan istana Koan Wan kiong, dari situ
hantam Liong Yang san, tapi jangan kau lukai ibuku."
Membaca hal ini, pemuda kita segera berseru:
"Bagus sekali...."
"Apanya yang bagus" tegur Ciu Li ya dengan perasaan cemburu makin meluap."Tapi setelah selesai membaca isi surat tersebut, tanpa terasa ia berguman:
"Apa sih yang sedang diperbuat si rase kecil itu" Masa dia berniat meninggalkan
jalan sesat untuk kembali ke jalan kebenaran?"
"Untuk sementara waktu kita tak usah mempersoalkan dulu apa masudnya, toh hal
semacam ini menguntungkan bagi kita."
"Kalau memang begitu, mari kita berangkat sekarang juga...."
Disebelah utara bukit Kwan san tumbuh pepohonan siong yang
lebat, dibalik rimbun-nya pepohonan, lamat-lamat terlihat sebuah bangunan rumah
yang besar lagi megah. Waktu itu rembulan persis berada ditengah angkasa, meski
suasana agak remang-remang dan tengah malam sudah lewat,
namun dari balik gedung itu masih nampak cahaya lentera yang
memancar keluar. Tempat ini merupakan markas kantor cabang perkumpulan
pelajar rudin untuk kota Lok yang, sekalipun belum bisa dikatakan sebuah gedung
yang berpenjagaan ketat, namun disana sini
kelihatan pegawai yang melakukan perondaan.
Mendadak tampak sesosok bayangan manusia meluncur lewat
diatas dahan pohon dan menyembunyikan diri dibalik dedaunan
yang rimbun, setelah itu terdengar ada seseorang yang berbisik:
"Tiok leng, kau harus berjaga lebih berhati-hati dikawasan sekitar kangzusi.com
sini, jangan sampai terjadi hal-hal yang tak di inginkan disaat Tongcu sedang
tak ada ditempat, aku dengar si bocah ajaib dan
siluman perempuan telah tiba dikota Lok yang, siapa tahu mereka benar-benar akan
menyerang markas kita."
"Ui ya tak usah kuatir, bila mereka berani datang, akan
kuhadiahkan sebatang panah cocor bebek kepadanya!"
Siapa tahu baru saja perkataan itu selesai diucapkan, tiba-tiba tampak bayangan
manusia berkelebat lewat dan .....
"Ploook.." sebuah tamparan telah bersarang diatas wajahnya.
Bersamaan waktunya, tampak seorang gadis cantik berpakaian
ringkas telah berdiri diatas dahan dan berkata sambil tertawa:
"Hmm, kalau dilihat dari tampang kalian, lencana bambu pun masih belum mampu
diraih, tidak cukup berharga buat nonamu
untuk turun tangan, ayoh cepat enyah dari sini!"
Lelaki kekar dari marga Ui itu segera meloloskan goloknya,
kemudian membentak: "Kurang ajar, budak ingusan, kau berani menamparku...?"
"Enyah kau dari sini...."
Ternyata lelaki dari marga Ui itu menurut sekali, menyusul suara bentakan dari
gadis berpakaian ringkas itu, tubuhnya segera
mencelat keudara dan roboh terjengkang diatas tanah.
Gadis itu segara tertawa ringan, dengan suatu gerakan yang
cepat dia meluncur masuk melalui pagar pekarangan.
Tapi sebelum memasuki bangunan gedung itu, terdengar
seseorang berteriak keras:
"Kebakaran....!"
Menyusul teriakan tadi, api nampak berkobar dimana-mana,
dalam waktu singkat, jilatan api telah mencapai ketinggian sepuluh kaki lebih...
kangzusi.com Menyusul kemudian tampak sesosok bayangan manusia meluncur
kesana kemari dengan kecepatan tinggi, setiap orang itu singgah disuatu tempat,
maka apipun berkobar disana membakar semua
barang yang dijumpai. Tak heran kalau dalam waktu singkat seluruh perkampungan
telah dilanda kebakaran hebat.
Suasana menjadi amat gaduh, teriakan orang, jeritan manusia
bergema memecahkan keheningan.
"Tangkap mata... mata..."
"Bekuk bajingan cilik itu...."
"Tolong.... kebakaran..."
Biarpun setiap penghuni perkampungan itu dapat melihat dengan
jelas bagaimana seorang pemuda tampan melepaskan api
dibangunan rumah mereka, namun oleh karena gerak gerik pemuda
tersebut terlalu cepat, maka biarpun banyak orang telah berusaha untuk mengejar
serta menghalanginya, namun secara mudah
pemuda itu selalu berhasil melarikan diri dari pengepungan dan
melanjutkan perbuatannya melepaskan api distiap sudut rumah.
Sebenarnya si gadis cantik tadipun berniat memasuki
perkampungan tersebut, namun oleh karena api sudah mulai
berkobar dengan hebatnya, maka ia pun bertengger puncak pohon
siong serta menikmati kebakaran tersebut dari sana.
Mendadak.... Ditengah kobaran api yang makin membesar, nampak pemuda
tersebut melejit ketengah udara setinggi sepuluh kaki lebih,
kemudian setelah bersalto beberapa kali, ia melayang turun diatas pohon siong
itu. Si gadis segera menegur sambil tertawa:
"Engkoh In, cepat nian pekerjaanmu kau selesaikan, darimana kau dapatkan bibit-
bibit api itu?" kangzusi.com "Didalam gedung mereka penuh dilengkapi perabot yang terbuat dari kayu Pek, bila
sudah terbakar maka dewapun tak bakal bisa
memadamkan-nya kembali, adik Ciu, mari kita lakukan
penghadangan terhadap kawanan iblis tersebut...."
Ternyata sepasang muda mudi ini adalah si bocah ajaib bermuka
seribu Giam In kok dan siluman perempuan berhati keji Ciu Li ya.
Sesuai dengan permintaan Tiangsun Bong yang tercantum dalam
suratnya, dari kuburan Kwan tee mereka langsung menuju ke bukit Kwan san, dengan
kerjasama yang begitu mulus, tentu saja segala sesuatunya berjalan lancar,
sementara hubungan cinta antara
mereka berduapun tanpa terasa berlangsung lebih akrab lagi.
Sementara itu mereka telah menempuh kembali perjalan mereka
dengan cepat, tak selang beberapa saat, dari kejauhan beberapa li mereka telah
melihat sebuah bukit kecil yang penuh ditumbuhi
pepohonan siong dikejauhan sana......
"Aaaah, Ku Pak kong...." pekik mereka berdua hampir bersamaan waktunya.
"Adik Ciu!" Giam In kok segera berkata, "kalau toh istana Koan Wa kiong terletak
di Kim Pho sia, sedang kawanan jago sedang
mencari kesenangan dalam istana tersebut, berarti bukit Ku Pak
kong merupakan urat nadi penting yang pasti mereka lalui, lebih baik kita
nantikan saja kedatangan mereka disini!"
"Benar, apabila merekapun telah menantang kita untuk
menantang kita untuk mendatangi Ku Pak kong, jadi secara
kebetulan kita telah datang untuk memenuhi janji."
"Tapi janji ini merupakan pertaruhan antara mati dan hidup, kau mesti bertindak
lebih berhati-hati."
"Aku hanya ingin tahu apakah kawanan iblis tersebut cukup
berkemampuan atau tidak untuk bertarung melawan kita...."
"Aku rasa paling tidak mereka tentunya punya simpanan, kalau bukan begitu mana
mereka berani datang kemari untuk menantang
kangzusi.com kita?" "Lucu benar perkataanmu engkoh In.... bukankah mereka berniat hendak mencabut
nyawa kita... hey... benda apa yang kau
sembunyikan didalam saku?"
"Oooh... dari dalam perkampungan tadi aku berhasil merampas beberapa jilid buku."
"Buku apa" Cepat perlihatkan kepadaku."
"Apa yang hendak kau lihat?"
"Buku itu... masa aku yang menjadi adiknya tak boleh turut membaca buku tersebut?"
"Tapi buku ini khusus hanya ditujukan buat kaum lelaki, kau sebagai wanita tak
boleh membacanya...."
"Tapi kitab tersebut adalah kitab yang membahas soal Tay goan, Giok it dan Kim
tong...." "Oooh... kalau begitu aku wajib membacanya, paling tidak aku harus tahu kawanan
iblis tersebut telah mengapakan kaum wanita
dan sampai dimana menyiksa mereka..."
"Baiklah, kalau begitu mari kita membaca seorang sejilid, biar aku membaca kitab
Tay goan dulu sedang kau membaca Giok It keng."
Maka mereka berduapun membaca kitab dibawah sinar
rembulan. Ketika selesai membaca kitab Tay goan keng tersebut, diam-diam
Giam In kok berpikir: "Tak heran kalau beberapa orang Ik nio yang berada di
pekampungan Ang Sim San ceng tak dapat melahirkan anak
perempuan, rupanya bajingan tua Giam Ong hui memang khusus
memilih kandungan janin lelaki."
Ketika ia mencoba melirik kearah Ciu Li ya, ternyata gadis itu
belum habis separuh buku, bahkan sedang membaca isi kitab tadi
dengan penuh perhatian. kangzusi.com Bukan cuma begitu, tubuhnya nampak agak gemetar, napasnya
mendengus cepat, mukanya memerah, ia seperti sudah lupa sedang
berada dimanakah sekarang.
Melihat hal ini, Giam In kok segera menghela napas sambil
berpikir: "Tampaknya kitab-kitab semacam ini bisa membawa orang
menuju kejalan yang sesat... dilihat dari keadaan adik Ciu, jangan-jangan diapun
akan terpengaruh oleh ilmu sesat tersebut?"


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Meskipun ia menguatirkan diri Ciu Li ya, namun pemuda itu kuatir membuatnya
jengah sehingga untuk sesaat ia tak berani banyak
berkata, untuk mengisi waktu senggang maka iapun mengambil
kitab Kim Tong keng dan membacanya.
Tapi baru selesai satu halaman, paras mukanya telah berubah
menjadi merah padam, umpatnya:
"Kurang ajar...."
Dengan gemas ia meremas kitab tersebut menjadi dua bagian.
Ciu Li ya yang sedang kesemsem membaca kitab Giok It keng
menjadi terperanjat setengah mati, segera bentaknya:
"Hey, kau sudah gila?"
Merah padam selembar wajah Giam In kok, buru-buru ujarnya:
"Adik Ciu, kau tak usah membaca kitab lagi, lebih baik dirobek saja!"
"Aaaah, masalah ini kan membahas soal hubungan suami istri, kenapa tak boleh
kubaca" Semestinya kaupun harus membacanya
agar dikemudian hari tidak bingung dan bodoh macam orang
dungu." Mendengar perkataan tersebut Giam In kok menjadi geli,
pikirnya: "Orang butapun pintar mengerjakan hal yang begitu, apalagi orang yang normal,
macam aku.... tak usah membaca pun aku
kangzusi.com sudah menguasahi teorinya secara lengkap....."
Walaupun dalam hati kecilnya dia merasa geli, tentu saja diluar tak berani
berkata apa-apa, katanya lagi:
"Aku rasa kitab Kim tong keng tersebut harus dimusnahkan sama sekali..."
Tapi Ciu Li ya sama sekali tidak mengucapkan sepatah katapun,
dengan cepat ia merebut kitab tersebut dan menyodorkan kitab
Giok Li keng kepadanya sambil berkata:
"Coba kau baca kitab ini lebih dulu...."
Sekaligus ia membaca kitab Kim Tong keng hingga selesai,
kemudian baru katanya sambil menghela napas:
"Kau pernah membicarakan soal tikus dari pecomberan
denganku, ternyata kalian kaum lelaki mempunyai bibit cabul,
perbuatan apa pun bisa dilakukan... lebih baik kitab ini dimusnahkan saja, tapi...
berapa banyak salinan kitab ini yang sudah beredar didunia?"
Ketika ia mengerahkan tenaga dalamnya, kitab Kim Tong keng
pun segera musnah menjadi abu dan beterbangan kemana mana.
Memandang hancuran kertas yang beterbangan diudara, Giam In
kok menjawab: "Paling banter kita musnahkan setiap kitab yang kita jumpai, karena kitab
semacam itu hanya akan mendatangkan malapetaka
bagi umat persilatan...."
Sementara mereka masih berkeluh kesah, mendadak nampak
beberapa sosok bayangan manusia meluncur dari arah timur laut.
Untung Giam In kok yang bermata jeli segera merasakan hal ini,
buru-buru dia mengajak Ciu Li ya melompat naik keatas pohon.
Tapi sayang gerakan tersebut terlambat, belum lama mereka
menyembunyikan diri, si pendatang telah berhenti lebih kurang
sepuluh kaki didepan pohon tersebut, lalu terdengar seseorang
kangzusi.com menegur sambil tertawa: "Sobat, apa gunanya kalian bersembunyi" Apakah aku Kongyo
Koi tidak pantas untuk menerima petunjuk dari kalian?"
Sementara itu tujuh jago kekar yang berada dibelakang tubuhnya
telah berdiri berjajar sambil mengawasi tempat persembunyian
mereka berdua.... Sadar kalau tempat persembunyiannya sudah ketahuan, Giam In
kok segera tertawa terbahak-bahak, bersama Ciu Li ya mereka
melayang turun kembali ke arah tanah.
Mula-mula Kongyo Kui nampak agak tertegun, menyusul
kemudian katanya sambil tertawa tergelak:
"Haaah... haah... haaah... kukira siapa yang telah datang, rupanya Giam siauhiap dan
Ciu lihiap, boleh aku tahu ada urusan apa kalian bersembunyi disini?"
Giam In kok tersenyum, ujarnya:
"Bukankah Kongyo tongcu yang mengundang aku serta Ciu lihiap datang kemari"
mengapa justru kau yang bertanya kepada kami?"
"Ya benar, walaupun aku pernah mengutus orang untuk
mengundang kedatangan kalian tapi kemudian karena ada urusan
genting lainnya, aku telah mengirim orang lagi untuk membatalkan undangan
tersebut, masa kalian berdua tidak bersua dengannya?"
Giam In kok menggelengkan kepalanya berulang kali, tanyanya
kemudian: "Siapa sih yang telah diutus oleh tongcu?"
"Congkoan kami, Hoa Sian kong."
"Tidak, aku tidak bersua dengannya."
"Kalau begitu kebakaran yang timbul dikantor cabang kami
adalah hasil karya kalian berdua?"
"Tepat sekali! Ketika nona datang kesitu dan tidak menjumpai kangzusi.com
orang, maka kubakar perkampungan tersebut."
Mendengar pengakuan ini, dengan geramnya Kongyo Kui tertawa
terbahak-bahak: "Kudengar orang bilang siluman perempuan berhati racun
orangnya keji dan tidak berperasaan, semula aku masih kurang
percaya, tapi setelah melihat kenyataannya hari ini, terbukti sudah bukan cuma
hatinya yang beracun, ternyata sepasang tangannyapun beracun, toh kami tak ada
ikatan sakit hati dengan kalian, mengapa kau melukai orang dan membakar kantor
cabang kami?" Dengan cepat Giam In kok tampil kemuka, katanya:
"Api, kami memang kami yang lepaskan, tapi orang-orangmu
tidak ada yang dilukai, sebab hanya dengan cara begini aku baru dapat memancing
kedatangan anda dari tempat yang tak kuketahui
secara tepat itu." Bukannya marah, Kongyo Kui malah tertawa, sambil berpaling
memandang sekejap kearah rekan-rekan-nya, ia berkata lagi:
"Tak heran kalau anda disebut orang Bocah ajaib bermuka
seribu, nyata sekali siasat yang kau gunakan memang sangat hebat, kali ini
Kongyo Kui benar-benar bertambah pengalaman."
Kemudian sambl menarik muka, katanya lebih jauh:
"Untung saja jumlah anak buahku mencapai ratusan orang
sehingga tak perlu risau tiada orang yang memadamkan kebakaran
tersebut. Baiklah, biar kupenuhi undangan tersebut disini saja, ingin kulihat
apakah bocah ajaib bermuka seribu memang pantas
mempunyai nama besar didalam dunia persilatan."
Tapi sebelum ia sempat maju kedepan, seseorang yang berada
disisinya telah tampil ke depan dan berkata sambil menjura:
"Saudara Kongyo, biarkan aku yang turun tangan dalam babak pertama ini, ingin
kulihat sampai dimanakah kemampuan yang
dimiliki orang ini..."
kangzusi.com Kongyo Kui manggut-manggut, sahutnya:
"Kalau toh saudara Bun jin mempunyai kegembiraan, silahkan saja untuk terjun ke
arena, maka kau harus melayaninya secara
berhati-hati, sebab nama besar Bocah Ajaib bermuka seribu sudah termashur sampai
di mana-mana...." "Saudara Kongyo tak usah kuatir!"
Tiba-tiba Ciu Li ya mengejek sambil tertawa dingin.
"Kawanan cecunguk dari perkumpulan pelajar rudin, kalau ingin bertarung silahkan
bertarung secepatnya, apa gunanya cerewet
melulu..." Bun Jin segera melangkah maju kedepan, serunya kepada Giam
In kok sambil tertawa: "Saudara cilik, mari kita bermain-main dulu..."
Sebagaimana diketahui, Giam In kok telah membaca isi kitab Kim
Tong keng, maka dia pun mengerti apa makna sebutan "saudara cilik" dari lawannya
itu, sambil menarik muka, segera bentaknya:
"Siauya pasti akan membuatmu mampus secara puas..."
"Tak usah banyak bicara lagi, lihat serangan!" mendadak Ciu Li ya membentak
nyaring. Menyusul bentakan tersebut, tubuhnya telah melayang turun
dihadapan musuhnya dan langsung melepaskan sebuah pukulan
dahsyat kedepan. Segulung tenaga pukulan yang amat dahsyat, dengan membawa
serta desingan angin tajam langsung menyambar kedepan dengan
cepatnya. Bun Jin menarik napas panjang, dengan cepat tubahnya bergerak
mundur sejauh berapa depa, begitu terlepas dari ancaman lawan,
sepasang telapak tangannya segera dilontarkan kedepan.
"Seorang lelaki yang baik tak akan berkelahi dengan kaum wanita kangzusi.com
yang lemah..." jengeknya.
Siapa tahu belum habis perkataan itu diucapkan, Ciu Li ya telah melipat gandakan
tenaga pukulannya menjadi beberapa bagian
lebih dahsyat. "Blaaammm...." Benturan dahsyat menggelegar memecahkan keheningan,
akibatnya pasir dan debu beterbangan memenuhi angkasa.
Bun Jin tak sanggup menahan pukulan dahsyat itu, tak ampun
lagi tubuhnya terpental sejauh beberapa kaki dari posisinya semula, tentu saja
ia menjadi malu. Dengan wajah merah padam karena jengah, bentaknya lagi
keras-keras: "Perempuan busuk, kau berani memukul ku?"
Dengan cepat ia meloloskan sebuah senjata penggaris kemala
dari pinggangnya, kemudian menerjang maju sekali lagi.
"Tadi aku kurang waspada sehingga berhasil kau cundangi"
serunya dingin, "tapi sekarang...."
Ciu Li ya yang berangasan tak bisa menahan diri lagi, amarahnya telah berkobar,
tanpa menunggu sampai musuh menyelesaikan
perkataannya, sebuah ayunan pedang telah dilepaskan.
Dalam waktu singkat cahaya perak yang amat menyilaukan mata
telah memancar keseluruh angkasa, tubuh Bun Jin pun terkurung
dibawah kepungan angin serangan yang berlapis-lapis.
Melihat kelihayan perempuan itu, kawanan jago lainnya menjadi
sangat terperanjat. Buru-buru Kongyi Kui berseru:
"Saudara Cukat, cepat ajak beberapa orang temanmu untuk
menghadapi perempuan itu."
kangzusi.com "Kalian tak usah repot-repot, hadapi saja diriku." bentak Giam In kok.
Setelah mengetahui keadaan yang sebenarnya dari perkumpulan
pelajar rudin ini, otomatis pemuda tersebut pun tidak mengenal
belas kasihan lagi, begitu selesai berkata, sebuah pukulan yang maha dahsyat pun
segera dilontarkan kedepan.
"Blaaaaammmmm.....!"
Benturan keras menggelegar memecahkan keheningan, seorang
jago berusia pertengahan yang berada dipaling muka segera
termakan oleh serangan itu hingga mencelat sejauh lima kaki lebih.
Kawanan iblis lainnya serentak membentak, dengan dipimpin
sendiri oleh Kongyo Kui, empat sosok bayangan manusia menerjang kedepan dengan
hebatnya, sementara dua orang yang lain dengan
meloloskan senjata menerjang siluman perempuan berhati racun.
Ciu Li ya tertawa merdu, pedangnya berputar bagaikan bianglala
yang membelah angkasa, dibawah cahaya rembulan, pedang
tersebut berputar satu lingkaran penuh, segeralah terdengar dua kali jeritan
ngeri yang memilukan hati.
Ternyata ada dua orang musuhnya yang terpapas kutung
kepalanya hingga tewas seketika.
Bersamaan waktunya, Giam In kok melancarkan pula sebuah
serangan diiringi bentakan nyaring, empat orang musuh yang
menggerubutinya, tiga diantaranya roboh binasa.
Kongyo Kui sendiri meski berhasil meloloskan diri dari musibah
tersebut, tak urung peluh dingin sempat bercucuran pula
membasahi tubuhnya lantaran terperanjat.
Giam In kok segera tertawa, katanya dingin:
"Kongyo Kui, sebetulnya kau ingin mampus pada malam ini
ataukah lebih maik mampus dikemudian hari?"
Sementara itu dipihak lain terdengar kembali jeritan ngeri yang kangzusi.com
memilukan hati, disusul kemudian bergema gelak tertawa nyaring
dari Ciu Li ya. Kongyo Kui betul-betul merasakan nyalinya pecah, namun
sebagai seorang Tongcu, tentu saja ia tak bisa melarikan diri
dengan begitu saja meninggalkan mayat-mayat anak buahnya.
Berada dalam keadaan terpaksa, ia segera membentak keras lalu
sambil memberanikan diri katanya dengan suara dingin:
"Sejak lahir sampai tahun ini usiaku mencapai lima puluh
tahunan, belum pernah aku, Kongyo Kui menyaksikan manusia
sekejam dan sebuas dirimu itu...."
"Kongyo Kui, siauya ingin membuat kalian mampus dengan
pikiran yang jelas, yang jelas setiap orang yang pernah mempelajari ilmu Tay
goan, Giok li maupun Kim tong tak berhak untuk hidup
terus didunia ini,maka kawanan iblis semacam kalian harus dibasmi dari muka
bumi!" Berubah hebat paras muka Kongyo Kui sesudah mendengar
perkataan tersebut, buru-buru serunya:
"Darimana kau bisa tahu tentang kitab-kitab tersebut?"
"Hmmm, jangan ditanya dari mana aku bisa mendapat tahu,
yang penting kau harus menjawab dulu pertanyaanku tadi!"
"Apa yang kau tanyakan"
"Aku ingin bertanya, kau ingin mampus sekarang atau besok
saja?" "Seorang lelaki boleh dibunuh jangan dihina, kau anggap aku sudi kau hina
semaunya ya" Hmm, tapi kau boleh jelaskan dulu apa yang harus kuperbuat bila tak
ingin mati pada malam ini?"
"Bila kau tak ingin mati pada malam ini juga maka bawa kami pergi ke istana Koan
Wa Kiong!" "Kau mengetahui tentang istana Koan Wa Kiong?"
"Hmm, Kongyo Kui, kuperingatkan kepadamu jangan bermain
kangzusi.com gila dihadapanku, aku tahu kedua orang rekanmu segera akan
datang, tapi... jangan harap ada orang yang bisa menolongmu pada malam ini, agar
kau mampus dengan hati puas, aku pasti akan
membuat kedua orang rekanmu itu mampus lebih duluan
dihadapanmu!" Ketika Kongyo Kui berpaling, benar juga, ia saksikan ada dua
sosok bayangan manusia sedang meluncur dengan kecepatan luar
biasa, melihat hal ini wajahnya segera berseri.
Tiba-tiba Ciu Li ya kberseru sambil mendengus dingin:
"Engkoh In, lebih baik kita bunuh saja orang ini, bila sampai berhasil kabur,
kita bakal rugi besar...."
"Ia tak bakal lolos dari sini, totok saja jalan darah
dipinggangnya." "Kurang ajar...!" umpat Kongyo Kui dengan rasa kaget
bercampur gusar setelah mendengarkan tanya jawab lawannya,
tiba-tiba ia melontarkan sepasang tangannya kedepan.
Walaupun ilmu silat yang dimiliki Kongyo Kui belum mencapai
puncak kesempurnaan, jelek-jelek dia masih termasuk seorang
Tongcu dari perkumpulan pelajar rudin yang menguasahi kantor
cabang dikota Lok Yang, karenanya tak heran kalau angin pukulan yang dilontarkan
bernar-benar cukup tangguh dan dahsyat.
Melihat itu Giam In kok segera mengejek sambil tertawa:


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bagus sekali, dengan mengandalkan kepandaian semacam ini, kau memang berhak
memegang lencana perak."
Begitu selesai berkata, telapak tangannya segera dibacokan pula kedepan.
Siapa sangka serangan dari Kongyo Kui tadi cuma tipu muslihat,
tidak menunggu sampai serangan Giam In kok mencapai tubuhnya,
ia segera menjejakkan kakinya dan melompat mundur kebelakang,
kangzusi.com lalu berusaha melarikan diri dari situ.
Giam In kok jadi tertegun, dia tak mengira musuhnya akan
menggunakan siasat tersebut untuk melarikan diri.
Tapi Ciu Li ya yang telah mengawasi gerak-geriknya sedari tadi
tidak sudi melepaskan musuhnya dengan begitu saja, sambil
membentak, tubuhnya menerjang kemuka secepat kilat, serentetan
cahaya tajam pun menyambar kedepan dengan hebatnya.
Tiba-tiba Kongyo Kui menjerit kaget, menyusul kemudian
tubuhnya roboh terjungkal keatas tanah, ternyata kaki sebelah
kirinya telah termakan sebuah tusukan.
Tapi pada saat itu pula kedua sosok bayangan manusia tadi telah meluncur tiba.
Terdengar bentakan nyaring menggelegar, kedua sosok
bayangan manusia itu segera memisahkan diri, tahu-tahu Kongyo
Kui telah disambar seseorang dan dibaringkan ketas tanah.
"Jangan melukai orang secara sembarangan..." terdengar seorang yang lain
membentak. Tampak orang itu mengayunkan tangannya dan melepaskan
pukulan dahsyat kedepan. Seketika itu juga Ciu Li ya merasakan tubuhnya yang sedang
menerjang kedepan terbendung oleh tenaga pukulan tadi, dalam
keadaan begini, buru-buru dia lepaskan pula sebuah pukulan ke
muka. "Blaaaaaaaaaaaaammmmmmm....."
Ditengah suara benturan nyaring, kedua belah pihak samasama
terlempar dan jatuh ke atas tanah.
Dari gerakan tubuh kedua orang musuhnya, Giam In kok segera
tahu kalau mereka telah bertemu dengan musuh tangguh, dengan
cepat ia melangkah maju kemuka lalu tegurnya seraya menjura:
"Siapa yang baru datang" Harap sebutkan dulu nama kalian."
kangzusi.com Orang yang menghadang Ciu Li ya segera mendengus dingin,
jengeknya: "Diberitahu juga percuma karena kau tak bakal kenal, buat apa aku mesti repot-
repot menyebutkan nama?"
Ciu Li ya menjadi marah, bentaknya:
"Kau jangan sambong, sebentar nonamu akan menyuruh kau
rasakan kelihayan kami."
"Hmm, bocah perempuan sama sekali tak berguna bagiku."
Sementara itu si jago yang menolong Kongyo Kui tadi telah
membaringkan si terluka kesisi jalan, lalu sambil maju selangkah, sambungnya
sambil tertawa: "Tidak berguna bagi lote, justru amat bermanfaat bagiku,
haaah... haaah... serahkan saja bocah perempuan itu kepadaku."
Dari nada pembicaraan ini, Giam In kok mengenali mereka
sebagai Si Tikus dari pecomberan serta setan tua berwajah seratus gadungan,
namun melihat dandanan mereka, usia serta logat yang
berbeda, untuk sesaat ia jadi tertegun.
Ciu Li ya segera dapat memahami pula makna dari perkataan
lawannya itu, sambil menggertak gigi ia menyarungkan kembali
pedangnya lalu membentak keras:
"Lihat serangan!"
Sepasang telapak tangannya dilontarkan kedepan, segulung
angin pukulan yang dhsyat dengan cepat menyambar ketubuh
orang itu. Tapi dengan gerakan yang amat cekatan, orang itu
menghindarkan diri sejauh lima kaki dari posisi semula, lalu
jengeknya sambil tertawa:
"Bila kau menginginkan yang perempuan, kemarilah cepat!"
Sementara itu Giam In kok telah memburu maju kedepan, sambil
kangzusi.com mengimpun tenaga Cing Goan Hiat khi-nya yang dahsyat kedalam
telapak tangan, serunya sambil tertawa dingin:
"Tampaknya kau sudah ditakdirkan untuk mampus ditanganku!"
"Belum tentu...."
Kembali Giam In kok mendengus dingin:
"Hmm, tak ada salahnya bila kau mencobanya dulu, sebagaimana biasanya, siauya
tetap akan mengalah tiga jurus kepadamu."
Mendengar perkataan ini, orang tersebut segera tertawa
ternahak-bahak, katanya: "Haaah... haaah... haaah... baru pertama kali ini kudengar ada orang mengucapkan
perkataan seperti itu kepadaku, nampaknya
kau masih belum tahu siapakah diriku ini?"
"Kau toh belum pernah menyebutkan-nya!"
"Baiklah, biar keberitahukan kepadamu..."
Setelah berhenti sejenak, terusnya:
"Bila kau mampu menyambut sepuluh jurus serangan dari aku, Wu Sian leng,
nampaknya belum terlambat untuk mengibul lebih
jauh lagi." "Wu Sian ling" Hmmm... tak lebih cuma seorang prajurit tak bernama, lebih baik
suruh temanmu maju sekalian, siauya akan
mengalah sepuluh jurus buat kalian berdua."
Mendengar perkataan ini, kembali orang tersebut tertawa
terbahak-bahak.... "Apa yang kau tertawakan?" bentak Giam In kok mulai gusar,
"memangnya kalian sanggup mengungguli Ban Ke seng hud serta Bu Liang siu hud"
apakah kau lebih tangguh dari pada Tong Seng
tong, Kho Yang dan Cui Jiok sekalian...?"
Sambil menyebutkan serentetan nama iblis-iblis termashur
dijaman itu, Giam In kok mencoba untuk mengawasi terus
kangzusi.com perubahan wajah musuhnya, dia ingin menarik kesimpulan dari
perubahan mimik wajahnya itu dari tingkatan manakah kedua iblis yang berada
dihadapannya sekarang. Ketika menyinggung soal kedua orang iblis yang pertama, orang
itu sama sekali tak nampak perubahan, tapi setelah menyebut nama Ciu Jiok, orang
itu baru mendengus dingin:
"Siapakah kau?"
"Si Bocah ajaib bermuka seribu In Kok hui!"
"Oooh, rupanya kau adalah cucuku..." seru orang itu secara tiba-tiba.
Giam In kok agak tertegun, tapi segera teriaknya keras:
"Jadi kau adalah siluman tua Giam Cau?"
"Tua" Coba kau perhatikan, apakah aku sudah tua?"
Mimpipun Giam In kok tidak mengira kalau kakeknya Giam Ong
hui, Giam Cau nampak masih begitu muda dan kekar, seandainya
orang itu tidak menyebutkan sendiri namanya, mungkin ia tak akan menyangka
sampai kesana. Rasa dendamnya terhadap setiap lelaki dari perkampungan Ang
Sim San ceng boleh dibilang sudah mendarah daging, apa lagi
setelah bertemu dengan Giam Cau sekarang, tentu saja dia tak ingin melepaskan
musuhnya itu dengan begitu saja.
Ia membenci Giam Cau, rasa bencinya jauh melebihi rasa
bencinya terhadap Tong Seng song maupun Kho Yang.
Tentu saja yang paling dibenci adalah Giam Ong hui, tapi
seandainya Giam Cau tak melatih ilmu sesat tersebut, tak mungkin Giam Ong hui
akan mengikuti jejak kakeknya yang berakibat
keluarganya menjadi korban keganasan mereka....
Terbayang bahwa Giam Cau adalah biang keladi semua
kesengsaraan-nya selama ini, Giam In kok segera bersumpah
didalam hatinya bahwa iblis tua tersebut tak bakal diampuni
kangzusi.com jiwanya. Makin dibayangkan, Giam In kok merasa semakin mendendam,
akhirnya dengan sepasang mata berapi-api memancarkan sinar
kebencian, serunya sambil mendengus marah:
"Siluman tua, kematianmu sudah tiba, aku tak bisa memberi
kesempatan lagi kepadamu untuk hidup terus didunia ini...."
Ketika sepasang mata Giam Cau saling bertemu dengan sorot
mata Giam In kok, iblis tua itupun tampak tertegun, rasa
tercengang dan tak habis mengerti dengan cepat menyelimuti
seluruh wajahnya. "Aku tak ambil perduli apa yang kau pikirkan." katanya kemudian sambil terrtawa
kering, "tapi aku ingin tahu, dendam sakit hati apakah yang pernah terjadi
diantara kita berdua?""Siluman tua, kau jangan mencoba menyangkal, bukankah Giam Ong hui adalah
cucumu?" "Waaaah..... aneh betul pertanyaan ini, anak lelaki saja tak kupunyai, dari mana
datangnya cucu?" Perkataan tersebut kontan saja membuat Giam In kok tertegun
dan lama sekali tak mampu berkata-kata, pikirnya dihati:
"Yaa benar juga, kalau tak beranak, darimana datangnya cucu?"
Dalam detik yang amat singkat inilah tiba-tiba ia teringat kembali dengan
perkataan ibu kelimanya, Leng Siang soat.....
"Rupanya sejak siluman itu berhasil mempelajari ilmu-ilmu
bayangan darah, seluruh bibit kelelakian-nya telah mengalami
kemandulan sehingga dia tak mungkin akan mempunyai anak,
peristiwa ini telah berlangsung selama dua puluh tahun lamanya....."
"Seandainya orang yang berlatih ilmu pukulan bayangan darah memang tak mungkin
punya anak, bukankah Gian Cau tidak
terkecuali?" Ini berarti bila ditarik kesimpulan-nya, maka semua penghuni
perkampungan Ang sim San ceng terdiri dari aneka ragam manusia
kangzusi.com yang bercampur aduk"
Berpikir sampai disitu, sambil tertawa dingin ia segera menegur:
"Lantas siapa pula manusia yang bernama Giam Hau itu?"
"Anak angkatku!"
"Kalau begitu cukup sudah, bersiap-siaplah untuk menerima
pukulan." "Eeeh... eeeh... tunggu dulu, sebetulnya apa sangkut pautnya dirimu dengan Giam
Hau?" "Dia adalah musuh besarku."
"Kenapa?" "Sebab dia adalah bapak angkatnya Giam Ong hui."
"Oooh, kau hendak membalas dendam bagi Giam Ong hui?"
tanya siluman tua itu manggut-manggut.
"Ngaco belo, siapa yang kesudian membalaskan dendam bagi
bajingan tua itu?" "Lantas kau hendak membalas dendam bagi siapa?" tanya siluman tua itu keheranan.
"Sudah, tak usah banyak bicara lagi, pokoknya aku hendak
membunuh kau siluman tua, apakah kau merasa keberatan untuk
mati?" "Haaaahhh.... haaahhhh.... haaahhh.... kalau urusannya tidak jelas, semangatpun
kurang, darimana mungkin kau sanggup
membunuhku?" Giam In kok sendiripun sadar bahwa alasan yang dikemukakan
terlalu dibuat-buat serta dipaksakan, namun diapun percaya bahwa siluman tua itu
suka memutar balikkan persoalan, mana mungkin ia bersedia mengungkapkan hal yang
sebenarnya" Maka tanpa pikir panjang lagi serunya sambil mendengus:
"Aku hendak membalaskan dendam bagi semua orang didunia ini kangzusi.com
yang dicelakai olehmu!"
"Dicelakai" Dicelakai apa?"
"Dicelakai oleh ilmu Tay Goan Keng!"
"Tapi apa jeleknya dengan Tay Goan keng" Coba kau lihat,
bukankah aku berhasil memiliki ilmu silat yang luar biasa, bisa tetap awet muda
serta panjang usia?"
"Siauya tidak mau tahu, pokoknya hari ini kau harus mampus!"
"Waaaah.... takabur amat perkataanmu itu, apakah kau anggap aku mudah saja
dibunuh?" "Tak usah banyak bicara," tukas Giam In kok, "bajingan tua, lihat serangan...."
Sambil menghimpun tenaga Ceng Goan Hiat khi-nya, ia
melepaskan sebuah pukulan dahsyat kedepan.
Segulung tenaga pukulan yang berwujud seperti kabut berwarna
putih dan hijau segera meluncur kemuka dan langsung menghajar
dada Giam Cau. Tampaknya Giam Cau merasakan betapa lihaynya serangan
tersebut, cepat-cepat dia menggerakkan tubuh dan menghindarkan
diri dari ancaman yang mematikan itu.
Sambil mendengus dingin, Giam In kok segera menjengek:
"Hmmm... memang tak malu disebut sebagai pemimpin dari tiga siluman, pandainya
hanya ilmu melarikan diri....."
Betapa mendongkolnya Giam Cau setelah mendengar sindiran
tersebut, paras mukanya segera berubah hebat, tiba-tiba serunya:
"Rupanya kau yang telah membunuh Kon Seng jiu dibukit Seng san?"
"Haaaahhh..... haaah... haaah... masa sekarang baru tahu...."
Dengan cepat paras muka Giam Cau berubah menjadi amat
kangzusi.com seram, sambil berpaling katanya:
"Saudara Wu, harap kau menyingkir dulu kesamping, akan
kucoba sampai dimanakah kemampuan yang dimiliki bajingan cilik
ini!" "Aku rasa lebih baik kau keluarkan saja ilmu pedang ular dan ilmu pukulan
bayangan darahmu secara bersamasama, agar dia
mampus secepatnya." teriak rekannya.
Mendadak Ciu Li ya maju kedepan satu langkah, lalu teriaknya:
"Engkoh In, bolehkah aku turun tangan lebih dulu?"
"Adik Ciu, aku harus membunuh bangsat tua itu, karena dia
mempunyai dendam denganku."
"Tapi akupun hendak membalaskan dendam sakit hati
perguruanku!" seru Ciu Li ya cepat.
Giam Cau yang turut mendengarkan perkataan tersebut menjadi
tertegun, cepat-cepat tanyanya:
"Kau bilang aku mempunyai ikatan dendam dengan
perguruanmu....?" "Mengapa kau membujuk Kon Seng jiu dan Cu Cun untuk
menghianati perguruannya dan....."
"Oooh... rupanya kau adalah anak murid dari Say-to Seng-po, kalau memang begitu,
kita masih mempunyai sedikit hubungan.
Tentang kedua orang tersebut.... mereka berdua lebih senang
menikmati kesenangan daripada hidup sengsara di bukit Tong Lo
san, lantas apa sangkut pautnya dengan diriku?"
"Siluman tua, siapa bilang kedua orang itu hidup sengsara
bersama supek ku?" "Soal senang atau sengsara hanya hati kecil masing-masing yang tahu, orang lain
tak mungkin dapat memahaminya."
Tiba-tiba Wu Sian leng maju kedepan dan berkata sambil
kangzusi.com tertawa: "Bocah perempuan, bila kaupun ingin mencicipi kesenangan, tak ada salahnya
menjadi murid kesayanganku."
"Bajingan keparat, kau jangan bicara sembarangan," umpat Ciu Li ya sambil
menahan geram, "kau anggap nonamu bisa
dipermainkan semaunya sendiri.....?"
"Heeehh... heeeh... heeeh... kalau gemas jangan marah-marah, silahkan saja mencicipi


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tubuhku nanti!" Ciu Li ya tertawa dingin, secepat kilat pedangnya digetarkan
melepaskan sebuah serangan dahsyat, kilauan cahaya tajam
langsung mengancam ulu hati lawan.
Tampaknya Wu Siang leng memang berniat untuk
memperlihatkan sedikit kebolehan-nya, dia berlagak seolah-olah
tidak melihat akan datangnya serangan tersebut, menanti hawa
pedang sudah hampir menempel diujung tubuhnya, tahu-tahu ia
sudah menghindar kesamping, lalu telapak tangan kirinya diayunkan kedepan
membacok tubuh pedang lawan.
"Traaaaaanggg....!"
Bacokan itu bersarang telak diatas pedang perempuan tersebut.
Ciu Li ya seketika merasakan pergelangan tangannya menjadi
sakit, hampir saja pedangnya terlepas dari genggaman.
Namun bagaimanapun juga dia adalah murid seorang jago
kenamaan, dalam keadaan yang begitu kritis, tubuhnya cepat-cepat menyingkir
kesamping lalu berputar kebelakang tubuh musuhnya,
serentetan cahaya perak kembali menyergap punggung lawan.
Perubahan jurus serangan ini dilakukan amat cepat dan sama sekali diluar dugaan
Wu Siang leng, menanti ia sadar akan datangnya
hawa dingin yang mengancam tiga bagian tubuhnya, tergesa-gesa
ia melejit ke udara untuk menghindarkan diri.
"Perempuan rendah, kau pengen mampus nampaknya!" dengan rasa malu bercampur
gusar ia membentak. kangzusi.com Tubuhnya yang masih berada diudara segera merentangkan
sepasang tangannya lebar-lebar, lalu dengan cepatnya tercipta
segulung desingan angin puyuh yang maha dahsyat dengan cepat
menggulung tubuh Ciu Li ya serta memanteknya ditempat.
Waktu itu Ciu Li ya baru merasa senang karena berhasil
membabat ujung sepatu lawannya, siapa tahu desingan angin
puyuh tahu-tahu menggulung kearahnya, dalam keadaan begitu ia
segera mengerahkan ilmu bobot seribu untuk menahan diri.
Melihat kelihayan musuhnya, Wu Sian leng segera berseru sambil
tertawa: "Budak sialan, tak nyana kau memiliki kemampuan yang cukup tangguh, coba kau
sambut jurus Lan thian menggali kumala ku
ini...." Ciu Li ya pernah membaca kitab Giok it keng, diapun mengerti
apa yang dimaksudkan sebagai "Lan than menggali kemala".
Sambil membentak nyaring, pedangnya segera berputar kencang
membentuk cahaya perak yang menyelimuti seluruh tubuhnya,
demikian tebalnya cahaya perak tadi sehingga pada hakekatnya
susah ditembusi lawan. Giam In kok sempat melirik sekejap keadaan Ciu Li ya, ketika
dilihatnya gadis tersebut telah mengeluarkan ilmu pedang Cing Lo Kiam hoat yang
dahsyat, ia segera tahu bahwa gadis tersebut tak akan menderita kalah dalam
waktu singkat. Karenanya dengan suara nyaring bentaknya lagi:
"Siluman tua, sambutlah seranganku ini!"
Dengan cepat ia menyergap kedepan, telapak tangannya diputar
sedemikian rupa menciptakan lapisan angin pukulan seperti hujan salju yang
menyelimuti sekeliling tubuh Giam Cau.
Dengan badan bergetar keras, Giam Cau menghindarkan diri
sejauh beberapa kaki dari tempat semula, lalu dengusnya sambil
tertawa dingin: kangzusi.com "Heeehhh... heeehhh... heeehh... tak nyana ilmu silat
peninggalan Cing Khu sangjin cuma begini saja...."
Sementara itu Giam In kok telah berpikir:
"Siliuman tua ini sebagai murid tertua dari Tiong Giok kitsu tentu mempunyai
kemampuan hebat, ilmu sakti peninggalan dari Cing Khu sangjin tak akan bisa
mengelabuhinya....."
Mendadak satu ingatan melintas dalam benaknya, dengan suara
dingin serunya kemudian: "Hey siluman tua, kenapa kau tidak memperlihatkan dulu ilmu sakti Tay Goan keng
mu?" "Baik, kalau begitu ikutlah aku pergi dari sini."
"Tidak, kau harus..."
"Benarkah kau ingin melihat?"
Giam In kok merasa perkataan itu mengandung sindiran, ia
menjadi marah dan segara bentaknya:
"Lihat serangan!"
Kali ini dia sudah tak berniat membiarkan musuhnya melarikan
diri lagi, sambil mengarahkan segenap kemampuannya, dia
ciptakan bayangan angin pukulan yang segera menyelimuti seluruh angkasa.
Bukan saja Giam Cau segera terkurung di bawah ancaman angin
pukulannya, bahkan Ciu Li ya serta Wu Sian leng yang berada
dipihak lainpun ikut merasakan kehebatannya itu.
Mungkin Wu Sian leng mengira serangan tersebut dilontarkan
Giam In kok kearahnya, sambil berteriak kaget dia melakukan
tangkisan keudara kemudian cepat-cepat mundur kebelakang.
Dengan suara kaget Giam Cau berseru:
"Aaaah, ilmu Lak Hap Kui it.... kau...."
kangzusi.com Giam In kok tertawa nyaring, tiba-tiba bayangan telapak tangannya lenyap tak
berbekas. "Plaaaaaaakkkk......."
Suara benturan nyaring segera menggema disisi telinga setiap
orang dan menggetarkan perasaan mereka.
Ketika Ciu Li ya melirik kearah arena, ia saksikan Giam Cau sudah terhajar
secara telak hingga tubuhnya mundur sejauh lima kaki
dengan sempoyongan. Melihat itu si nona segera berteriak gembira:
"Engkoh In, kau menang......."
Tapi belum habis seruan itu dicapkan, Wu Siang leng telah
memburu kedepan sambil mengejek:
"Budak ingusan, kau yang bakal keok...."
Ciu Li ya sangat marah, sambil membentak nyaring ia segera
melepaskan sebuah tusukan kilat ke depan.
Dalam pada itu, Giam Cau merasa kasakitan akibat gempuran
dari musuhnya barusan, masih untung tenaga dalam yang
dimilikinya cukup sempurna sehingga pukulan tadi sampai tlak
melukai tubuhnya, walaupun demikian bajunya sempat tercabik -
cabik, sementara separuh tubuhnya kesakitan sampai terasa kaku
dan mati rasa. Merah jengah selembar wajahnya melihat hal ini, mendadak ia
membentak keras, suaranya nyaring bagaikan pekikan setan,
telapak tangan kanannya diayunkan kedepan kuat-kuat.
Serentetan cahaya merah yang menyilaukan mata segera
memancar keempat penjuru, dibilik cahaya tajam tadi seakan-akan memantulkan
beribu-ribu lembar jiwa orok berdarah yang sempat
terbunuh untuk menguasahi kepandaian tadi.....
"Aaaah, ilmu pukulan bayangan darah!" bisik Giam In kok terkejut.
kangzusi.com Sekalipun dibesarkan diperkampungan Ang Sim San ceng yang
merupakan pusat ilmu Pukulan bayangan darah, namun kepandaian
tersebut merupakan ilmu warisan keluarga yang tidak diajarkan
kepada orang lain, maka selama ini dia cuma pernah mendengar
namun tak pernah melihat wujudnya.
Disamping itu ilmu bayangan darah yang berhasil dipelajari Giam Ong hui pun cuma
dasarnya saja, dalam setiap pertarungan paling banter hanya tangan atau kaki
yang dipatahkan oleh serangannya itu, sehingga ia tak pernah melihat kehebatan
yang sebenarnya. Jauh berbeda dengan Giam Cau, dengan tenaga dalamnya
sebesar seratus tahun hasil latihan, begitu kepandaian sesat
tersebut dikeluarkan maka hasilnya yang munculpun cukup
menggidikkan hati siapa saja yang melihatnya.
Diam-diam Giam In kok menghembuskan napas panjang, dengan
cepat dia menghimpun hawa murninya untuk mengitari seluruh
badan sebanyak dua kali, dengan begitu hawa khikang pelindung
badannya pun dilipat gandakan sehingga lebih kokh dari baja
sekalipun. Tapi dia berniat menjebak siluman tua tersebut, maka It Goan
ceng khi sengaja dialirkan sedikit keluar badan sedang hawa murni Ji Gi ceng khi
dihimpun dalam tangan, lalu diawasinya gerak gerik musuh dengan senyuman
dikulum. Ciu Li ya belum pernah menyaksikan kehebatan ilmu sesat
seperti ini, untuk sesaat pun ia terbelalak dengan rasa terkejut.
Sementara itu, Wu Sian leng telah menyingkir pula kesisi arena
sambil berteriak: "Hey budak busuk, pertarungan kita tunda dulu, saksikan
pertarungan ini lebih dahulu."
"Hmm, anggap saja kuberi sedikit waktu kepadamu untuk hidup lebih lama lagi di
dunia ini...." jengek Ciu Li ya sambil mendengus.
Sementara mulutnya berbicara, sepasang matanya yang jeli
kangzusi.com mengawasi gerak gerik Giam In kok, lalu mengawasi pula telapak
tangan Giam Cau yang telah berubah menjadi merah membara itu.
Sekalipun dia percaya ilmu silat yang dimiliki "Engkoh In" telah mencapai puncak
kesempurnaan, namun setelah melihat kelihayan
musuhnya, sedikit banyak ia mulai menguatirkan juga keselamatan pemuda tersebut.
-oo0dw0oo - Jilid : 34 YAA, bagaimanapun juga ia sadar, bila pertarungan adu tenaga
sudah berlangsung, maka pertarungan hanya bisa diakhiri bila salah satu telah
tewas atau paling tidak kedua belah pihak samasama
menderita luka dalam yang parah.
Ciu Li ya dapat melihat bayangan merah yang memancar keluar
dari bayangan tangan Giam Cau makin lama makin membara,
cepat-cepat dia menyimpan kembali pedangnya kedalam sarung,
kemudian sepasang telapak tangannya diputar menciptakan
segulung bayangan semu yang menyilaukan mata.
Giam Cau menjadi terperanjat setelah menyaksikan peristiwa ini, buru-buru
ancamnya: "Hey budak sialan, bila kau berniat membantu cecunguk itu, maka seranganku ini
segera akan kutujuhkan kearahmu..."
Giam In kok menjengek dingin:
"Hmm, bila kau sampai berbuat begitu, berarti nyawamu tak
bakal hidup lebih lama lagi...."
"Tapi yang pasti, keuntungan terakhir tiba ditanganku!" kata Wu Sian leng sambil
tertawa seram. "Hmmm, belum tentu!" Giam In kok mendengus.
kangzusi.com Sekalipun diluar ia menjawab perkataan dari Wu Sian leng
dengan dengusan, padahal secara diam-diam ia sedang
mempertimbangkan kekuatan lawan.
Berbicara yang sebenarnya menurut situasi saat itu, andaikata ia benar-benar
melancarkan serangannya maka meski Giam Cau
berhasil dibunuh dengan ancaman mana, dia sendiri akan sulit
menghindari sergapan dari Wu Sian leng, sekalipun sergapan itu
belum tentu akan mencabut selembar nyawanya.
Tapi bagaimana kalau membiarkan musuh melancarkan
serangannya lebih dulu....."
Bila Giam Cau dibiarkan membunuh Ciu Li ya lebih dulu, akhirnya siluman tua
tersebut pasti akan kehilangan banyak tenaga, atau
dengan perkataan lain, dengan sebuah pukulan saja Giam In kok
bisa menghabisi riwayat hidupnya.
Tapi dengan demikian ia sendiri pasti akan diserang juga oleh Wu Sian leng,
betul Wu Sian leng sendiripun akan terluka, tapi ia sendiri pasti akan gugur
mengiringi kematian Giam Cau.
Setelah mempertimbangkan untung ruginya, maka dalam waktu
singkat Giam In kok mengambil keputusan baru.
Tiba-tiba ia membentak keras, tubuhnya bergerak menyusul
sebuah serangan dahsyat yang dilontarkan kedepan.
Dalam waktu singkat tampak angin pukulan menderu-deru
bagaikan amukan topan, dengan kecepatan luar biasa serangan
tersebut langsung menerobos masuk kebalik bayangan semu dari
ilmu pukulan bayangan darah musuh.
"Blaaaammmmmmm.....!"
Sesudah itu benturan dahsyat yang memekikan telinga segera
berkumandang memecahkan keheningan.
Akibat dari bentrokan tersebut, tubuh Giam Cau terhuyung
mundur sejauh belasan langkah lebih sebelum akhirnya jatuh
kangzusi.com terduduk diatas tanah. Sebaliknya Giam In kok merasakan peredaran darahnya
mengalami goncangan keras, pandangan matanya menjadi
berkunang-kunang tapi dengan memaksakan diri ia tetap berdiri
tegak sambil mencoba mengatur pernapasannya kembali.
Wu Sian leng yang selama ini mengamati terus dari sisi lapangan, tentu saja tak
akan membiarkan musuhnya mengatur pernapasan.
Sambil tertawa seram dia menyelinap ke depan, kemudian
menerjang kearah Giam In kok yang masih berdiri kaku.
"Bangsat tua, kau berani?" bentak Ciu Li ya penuh amarah.
Sepasang telapak tangannya segera diputar kencang
membentuk selapis bayangan semu yang amat menyilaukan mata,
kemudian ia menerjang jalan darah Ki hay hiat dan pusar Wu Sian leng.
Bersamaan waktunya dia melejit ke udara melewati dihadapan
tubuh Giam In kok dan secara beruntun melepaskan lima buah
serangan berantai. Wu Sian leng sama sekali tidak mengira kalau gadis tersebut
bakal melepaskan serangan dengan begitu nekad dan gencar,
seketika tubuhnya terdesar mundur sejauh tiga langkah jauhnya.
"Budak sialan, nampaknya kau sudah bosan hidup!" bentaknya kemudian keras-keras.
Telapak tangannya segera diputar lalu bersiap sedia
melancarkan serangan balasan.
Siapa tahu Ciu Li ya yang sadar kalau tak mampu menghadapi
lawannya telah bertindak cerdik, begitu dia berjumpalitan dan
melayang turun dihadapan Giam In kok, dengan cepat ia
menyambar tubuh pemuda tersebut kemudian kabur meninggalkan
tempat itu. Wu Sian leng menjadi naik pitam, segera bentaknya:
kangzusi.com "Budak busuk, kalau kau tidak meninggalkan bajingan itu, akan kucincang tubuhmu
hingga hancur berkeping....."
"Huuuh siluman tua, memangnya kau mampu mengejarku?"
jengek Ciu Li ya sambil tertawa dingin.
Dengan suatu gerakan yang cepat sekali, dia menerobos masuk
kedalam hutan. Tiba-tiba...... Segulung angin pukalan yang maha dahsyat menerjang datang
dari arah belakang.... "Blaaaaammmmm!"
Diiringi suara benturan keras yang memekikkan telinga, beberapa puluh batang
pohon siong terhajar telak dan bertumbangan ke atas tanah.
Dengan suatu gerakan cepat, Ciu Li ya membalikkan badan
membaringkan tubuh Giam In kok ketas tanah, kemudian setelah
menjejalkan sebutir pil kedalam mulutnya, dia hadapi serangan
dahsyat tadi dengan badan.


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kemudian tubuhnya menyusup kebawah pohon dan membiarkan
pecahan ranting menutupi seluruh badannya.
"Hey... kemana larinya budak rendah itu" Masa tubuhnya sudah lumat oleh pukulan ku
tadi?" Tampaknya Wu Sian leng tidak akan merasa puas apabila belum
berhasil membekuk sepasang muda mudi itu, dengan melompat
naik keatas pohon yang tumbang itu dia melakukan pencarian
dengan seksama. Diam-diam Ciu Li ya merasa amat gusar menyaksikan hal
tersebut, pikirnya dengan cepat:
"Bila kau berani menginjak tubuh nonamu, maka akan
kupatahkan dulu kaki anjingmu itu!"
kangzusi.com Walaupun begitu, untuk menjaga segala kemungkinan yang tak
diinginkan, diam-diam ia telah menghimpun segenap tenaga
dalamnya. Namun gerakan tubuh Wu Sian leng bergerak terlalu
cepat, "sreeet....!" sewaktu melintas lewat dari atas badannya, desingan angin
yang terbawa oleh gerakan tubuhnya itu segera
menerbangkan dedauan yang melindungi badannya.
Atas kejadian ini, tubuh Giam in kok pun segera terlihat dari
tempat sana. Namun Ciu Li ya bertindak cukup cekatan, dengan cepat ia
melompat bangun sambil melepaskan sebuah pukulan yang
menyambar dedaunan tadi dan menutupi kembali tubuh Giam In
kok, sementara dia sendiri menyelinap sejauh beberapa kaki dari sana, lalu
dengan mengandalkan ilmu meringankan tubuhnya dia
menyelinap kearah Giam Cau yang sedang bersemedi.
"Budak rendah, kau berani?"
Menyusul suara bentakan keras yang memekikkan telinga,
secepat sambaran petir Wu Sian leng berkelebat pula menuju
kedepan. Saat itu Cui Li ya sudah tidak terlalu memikirkan keselamatan
jiwa sendiri karena ia berharap Giam In kok bisa merebut sedikit waktu untuk
menyembuhkan lukanya, dengan cepat ujung kakinya
menjejak keatas kemudian meluncur kembali beberapa kaki
kesamping arena. Setelah itu dia baru berseru sambil tertawa terkekeh-kekeh:
"Hey siluman tua, mau apa kamu?"
"Dimanakah bocah keparat itu?" tegur Wu Sian leng.
"Buat apa kamu menanyakan tentang dia?"
"Hmmm, tak usah banyak cerewet, pokoknya kau bersedia
berbicara atau tidak?"
"Hmm, memangnya kau hendak menantangku untuk berduel?"
kangzusi.com "Huuuh, perempuan ingusan, manusia macam kaupun pantas
untuk berkelahi melawanku?"
Ciu Li ya segera bergerak maju selangkah kemudian ujarnya lagi
sambil tertawa: "Mengapa kau tidak mencoba untuk melihat dulu, siapa yang
berada dibelakangku ini?"
Hanya dalam sekilas pandang saja Wu Sian leng sudah melihat
bahwa Giam Cau sedang duduk bersila pada tiga kaki dibelakang
tubuh Ciu Li ya, mungkin luka dalam yang dideritanya cukup parah sehingga
rekannya itu sama sekali tak berkutik.
Ia sadar, seandainya gadis tersebut sampai mengayunkan
telapak tangannya, niscaya rekannya bakal terluka bahkan tewas.
Berada dalam keadaan seperti ini, terpaksa dia berseru dengan
penuh kebencian: "Huuuh, menggunakan seorang yang sedang terluka sebagai
sandera, terhitung manusia macam apakah dirimu itu?"
Ciu Li ya segera tertawa terkekeh-kekeh:
"Heeeehh... heeeh... heeehh... masa kau lupa dengan nama
julukanku" Aku toh dipanggil orang sebagai Siluman perempuan
berhati racun, tidak kucabut nyawa kalian berduapun hitung-hitung sudah cukup
baik sikapku kepada kalian...."
"Kurang ajar!" teriak Wu Sian leng sambil menahan geram, "kau anggap aku tak
mampu untuk menghabisi nyawamu?"
"Oooh.. tentu saja kau mampu, tapi kau pasti sudah mengetahui bila ilmu silat
apakah yang menjadi andalan guruku" aku rasa Kou Seng jin serta Cu Cun yang
berhasil kalian tipu sudah pasti
memberitahukan soal ini kepada kalian?"
"Kau maksudkan ilmu pedang Cing Lo kiam hoat?"
"Kau keliru besar, pernah kau dengar tentang ilmu Liok hun sah?"
kangzusi.com "Huuuh, kalau kepandaian itu mah sama sekali tak ada gunanya"
jengek Wu Sian leng. Kembali Ciu Li ya tertawa terbahak-bahak:
"Haaah... haaah... haaah, untuk menghadapi siluman tua seperti kau, pasir pencabut
tersebut memang tak ada gunanya, tapi
bagaimana kalau kutunjukan kepada siluman tua Giam ini" Aka rasa sebutir pun ia
sudah tak mampu untuk menahan diri."
Wu Sian leng menjadi geram, bentaknya keras-keras:
"Kau berani?" "Mengapa tidak?"
Agaknya Wu Sian leng sadar, gadis yang dihadapinya ini bisa
berbicara bisa pula bertindak, apa bila keadaan mendesaknya terus, bisa jadi
gadis tersebut benar-benar akan menghadiahkan sebutir pasir pencabut nyawa
kepada rekannya. Maka setelah termenung sejenak, diapun berkata pelan:
"Baiklah, bagaimana kalau kita membicarakan sebuah transaksi jual beli?"
"Jual beli" Aneh betul, jual beli soal apa?"
"Aku bersedia menggunakan tiga macam benda mustika untuk
ditukar dengan pemuda yang kau bopong tadi."
"Ooh... coba kau sebutkan dulu benda-benda mustika macam
apa sajakah itu?" "Pertama adalah tenaga murni dari saudara Giam!"
"Bagus sekali, kedua?"
"kitab pelajaran Tiong giok tam keng!"
"Ehmmm... bisa dipertimbangkan, lalu apa yang ke tiga?"
"Murid murtad dari perguruan kalian Cu Cun!"
"Bagus sekali, transaksi jual beli ini benar-benar sebuah jual beli kangzusi.com
yang sangat aneh, tapi aku ingin bertanya dulu kepadamu, apa sih kegunaan engkoh
In ku itu bagi kalian?"
"Tak usah banyak bertanya, kalau bersedia katakan saja
bersedia, buat apa kau mesti ingin mengetahui sampai sejauh ini?"
sela Wu Sian leng dengan nada tak sabar.
"Bila kau enggan menerangkan, akupun tak sudi menerima
permintaanmu tadi!" "Jadi kau pengen mampus saja?"
"Mampus" Hmm, aku takut yang mampus adalah kau sendiri!"
seru Ciu Li ya dingin. "Hmm, kau ingin membunuhku hanya mengandalkan sedikit
kemampuan yang kau miliki itu?"
"Aku percaya, begitu siluman tua Giam telah selesai dengan semedinya, maka
kaulah yang pertama-tama akan dibunuhnya
dulu!" "Kenapa?" "Akan kuberitahukan kepadanya bahwa kau telah menjual tenaga dalamnya kepadaku!"
Wu Sian leng menjadi terperanjat, dengan suara keras segera
bentaknya: "Kurang ajar, rupanya kau si budak ingusan harus dibunuh lebih dulu!"
Begitu menyelesaikan perkataannya, Wu Sian leng segera
menerjang maju kemuka sambil melancarkan sebuah serangan
dahsyat. Segulung angin pukulan yang keras bagaikan amukan puyuh pun
segera menggulung kedepan dan menerjang tubuh Ciu Li ya.
Sementara itu Ciu Li ya berusaha mengulur waktu sedapat
mungkin sambil menunggu Giam In kok menyelesaikan semedinya,
sebab bila pemuda itu telah sadar maka kemenangan pasti berada
dipihaknya, namun iapun mengawasi gerak gerik lawan dengan
kangzusi.com seksama. Siapa tahu, jahe semakin tua semakin pedas, rase semakin tua
semakin licik, serangan yang dilancarkan Wu Sian leng tersebut
bukan saja sama sekali tidak mengancam keselamatan Giam Cau
yang sedang mengobati lukanya sebaliknya malah mendesak gadis
itu untuk menghindarkan diri kesamping......
Begitu berhasil mendesak mundur Ciu Li ya dari samping Giam
Cau, Wu Sian leng tak bisa menahan rasa gembiranya lagi, ia
tertawa terbahak-bahak: "Haaah... haaah... haaah... budak sialan, kali ini kau pasti akan mampus ditanganku,
buat apa kau banyak bicara lagi....."
Ciu Li ya sendiripun merasa amat terkejut setelah sanderanya
berhasil direbut kembali oleh musuh, namun iapun sadar bahwa
dirinya tak boleh menunjukkan sikap takut pada saat seperti ini.
Karenanya sambil tertawa terkekeh, katanya pula:
"Kau kira kemenangan sudah pasti berada dipihakmu?"
"Memangnya kau masih mempunyai siasat busuk lainnya?"
"Siasat busuk apa" Aku hanya mengharapkan keuntungan dari
siluman tua tersebut...." seru Ciu Li ya sambil tertawa.
Begitu selesai berkata, jari tengahnya segera disentilkan ke
depan, setitik cahaya hijau berputar setengah lingkaran busur
ditengah udara kemudian menyambar ke sisi badan Giam Cau.
Wu Sian leng merasa amat terkejut, buru-buru dia lepaskan
sebuah pukulan untuk merontokkan ancaman tersebut, dengan
cepat cahaya hijau tadi mencelat keluar arena.
"Nah cobalah sekali lagi!" kembali Ciu Li ya membentak sambil tertawa mengejek.
Lagi-lagi setitik cahaya hijau meluncur kemuka dengan kecepatan luar biasa.
Secara beruntun Wu Sian leng melancarkan pukulannya sampai
kangzusi.com belasan kali membuat pasir pencabut nyawa itu tercerai berai ke empat penjuru,
tapi dengan keadaan demikian maka dia pun tak
bisa mengeserkan badannya lagi dari posisi semula.
Sambil tertawa terkekeh-kekeh, Ciu Li ya berseru kembali:
"Nah, seharusnya memang begitu, berdiri saja disitu dengan tenang dan jangan
kelayapan lagi, bila engkoh In ku sudah selesai bersemedi, nyawamu tentu akan
dicabutnya." Bergidik hati Wu Sian leng mendengar perkataan tersebut, sambil membentak
nyaring, sepasang telapak tangannya segera
dilontarkan kedepan secara bersamasama.
Ciu Li-ya tertawa ringan, cepat-cepat kakinya menjejak tanah dan melesat sejauh
beberapa kaki dari posisinya semula.
"Hey budak rendah, apakah kemampuanmu hanya kepandaian
untuk melarikan diri?" sindir Wu Sian leng gemas.
"Bila kau menganggap kepandaian mu cukup tangguh, silahkan saja melakukan
pengejaran, tapi nona perlu memperingatkan ke
padamu, bila kau sampai melakukan pengejaran, berarti.... kau
tertipu lagi." "Bagaimana mungkin aku bisa tertipu?"
"Kenapa tidak" Bila nona memancingmu mengejar kemari,
bukankah siluman tua she Giam itu akan tertinggal tanpa
pengawal?" "Oooh, rupanya kau hendak mengganggu semedinya?"
"Kau rasa selain berbuat demikian apakah masih ada gangguan lain yang lebih baik
lagi?" si nona balik bertanya sambil tertawa.
Dengan kemarahan yang meluap-luap Wu Sian leng segera
berteriak: "Aku jadi ingin tahu, sebetulnya hatimu itu terbuat dari apa?"
"Tentu saja dari racun ular, bisa kalajengking, empedu kelabang kangzusi.com
dan lain sebagainya yang beracu jahat...."
Belum habis perkataan itu diucapkan, tiba-tiba terdengar Giam
Cau tertawa terbahak-bahak dan melompat bangun dari atas tanah.
Menyaksikan hal tersebut, Ciu Li ya menjadi terperanjat setengah mati, segera
pekiknya tertahan: "Aduh celaka!" Dalam beberapa kali lompatan saja gadis itu telah kembali ke
balik hutan diantara reruntuhan ranting dan daun pohon yang
rimbun. Namun begitu melihat keadaan disana, gadis tersebut semakin
terperanjat lagi dibuatnya.
Berbicara soal kesempurnaan tenaga dalam, tenaga lwekang dari
Giam In kok masih jauh lebih sempurna daripada Giam Cau, apalagi pemuda tersebut
pun telah menelan sebutir pil mustika pemberian-nya, mengapa ia belum juga
nampak selesai dengan semedinya"
Tapi ketika tempat tersebut diperiksa ia segera menemukan letak posisi ranting
dan dedaunan disitu telah terjadi perubahan besar.
Kalau semula dahan, ranting dan dedaunan menumpuk disitu
bagaikan sebuah bukit kecil, maka kini keadaannya sudah porak
poranda tak karuan, sementara bayangan tubuh Giam In kok pun
telah lenyap tak berbekas.
Mula-mula ia mengira dirinya telah salah tempat sehingga secara beruntun dia
mengitari sekeliling tempat itu sambil mengayunkan telapak tangannya berulang
kali. Tapi sampai semua tempat sudah dibikin rata, bayangan tubuh
Giam In kok masih belum nampak juga.
Mungkin Giam In kok telah meningalkan tempat tersebut begitu
lukanya selesai disembuhkan" Atau mungkin ia telah diculik
seseorang yang lain"
Teringat hal yang terakhir, Ciu Li ya segera merasakan hatinya
terkesiap, sementara peluh dingin jatuh bercucuran membasahi
kangzusi.com seluruh badannya, dengan suara keras ia berteriak berulang kali:
"Engkoh In.... engkoh In...."
Bagaikan seorang perempuan gila yang berilmu tinggi, sebentar
melompat kemari, sebentar lagi melejit kesana, sambil berlompatan ia berteriak
tiada hentinya. Dibawah sinar rembulan, tampak bayangan tubuhnya makin lama
makin jauh dan akhirnya lenyap dibalik kegelapan sana.
****d*w**** Tempat ini merupakan sebuah kamar tidur yang indah dengan
peralatan yang serba lengkap.
Seorang gadis cantik rupawan nampak sedang duduk disamping
pembaringan, disisinya berbaring seorang pemuda berwajah
tampan, ia kelihatan gelisah bercampur cemas, sementara butiran air mata jatuh
berlinang membasahi pipinya.
"Oooh.... engkoh In, tentunya kau mengijinkan aku
memanggilmu dengan sebutan seperti itu secara diam-diam bukan"
Aaai.... walaupun kau tidak mendengarku, tapi aku pun hanya
berani memanggilmu disaat kau sedang tidak mendengarnya,
engkoh In.... kau benar-benar tidak menurut, asal kau
menyergapnya secara mendadak, tentu seorang siluman tua dapat
kau lenyapkan, mengapa kau malah melibatkan diri dalam
pertarungan melawan mereka...." Aiii.... pukulan bayangan darah dari siluman tua itu
sudah mencapai seratus tahun hasil latihan, hawa jahatnya yang menyerang tubuh
orang susah dipunahkan, sekalipun kau telah menelan buah berusia seribu tahun, namun
andaikata......" Tiba-tiba ia menghentikan gumamnya, sebab dilihatnya pemuda
itu menggerakkan badannya secara tiba-tiba, sementara pipinya
berubah menjadi semu merah, hatinya terasa berdebar keras.


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kangzusi.com Tapi pemuda tersebut hanya menggerakkan badannya sebentar,
ia belum sadar sepenuhnya.
Gadis itu mulai nampak merasa lega, ia tertawa manis, tapi
bersama senyuman tersebut kelhatan dua butir airmata turut jatuh berlinang,
cepat-cepat dia menyekahnya dengan sapu tangan, lalu telapak tangannya
ditekankan keatas dada pemuda tersebut,
seakan-akan kuatir kalau pemuda itu meninggalkan tempat tersebut secara diam-
diam. Tak selang berapa saat kemudian, darah yang mengalir didalam
tubuh pemuda itu beredar makin cepat, sementara dari
tubuhnyapun memancar keluar sejenis bau harum yang segera
memenuhi seluruh ruangan.
Gadis itu segera menjerit kaget, serunya tertahan:
"Waaah.... harum nian...."
Lambat laun bau harum tadi berkurang dengan sendirinya,
disusul kemudian pemuda tampan tadi membuka matanya serta
memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, ketika pandangan
tersebut akhirnya berhenti diatas wajah si nona, dengan rasa kaget pemuda itu
menegur: "Bukankah kau adalah enci Tiangsun?"
Saking girangnya, dua titik airmata jatuh berlinang membasahi
wajah gadis tersebut, serunya cepat:
"Ooohh... rupanya kau telah sadar kembali, jangan banyak
berbicara dulu, hayo cepat atur pernapasan..."
Dalam sekali lompatan pemuda tersebut sudah turun dari
pembaringan-nya, kemudian sambil menjura dalam-dalam ujarnya:
"Rupanya encilah yang telah menolongku, kini peredaran darah didalam tubuhku
telah berjalan lancar kembali, aku tidak merasakan sesuatu gejala aneh, tolong
beritahu kepadaku cici, kini nona Ciu berada dimana" Kenapa aku bisa berada
disini?" kangzusi.com "Tampaknya aku memberi kesempatan kepadamu untuk
mengatur pernapasan, nona Ciu telah menyembunyikan dirimu
dibawah batang pohon yang tumbang sementara dia sendiri pergi
menghadang musuh, aku tahu kau terluka oleh pukulan bayangan
darah, karenanya kubawa kau datang kemari secara diam-diam,
tempo dulu ibuku pernah berhasil menipu siluman tua Giam Cau
untuk menghadiahkan beberapa tetes Yang ci berusia seribu tahun kepadanya,
dengan cairan mustika itulah kuberusaha untuk
menolongmu, tak nyana tenaga dalam mu memang amat sempurna
dan sebentar saja telah mendusin kembali. Barusan aku telah
melongok keatas tanah, nampaknya nona Ciu yang kehilangan kau
dan takut menghadapi kerubutan dua orang siluman tua tersebut, ia telah pergi
dari sana, tapi kelihatannya sudah menjadi gila...."
"Aduh celaka... kalau begitu kita harus segera mencarinya."
"Tak perlu terburu nafsu, kujamin dia tak akan mengalami
sesuatu kekurangan apa-apa."
"Tapi.... bukankah kau mengatakan dia sudah gila?" seru Giam In kok dengan
perasaan gelisah. "Kalau sudah gila malah kebenaran, dia bisa melakukan
pembunuhan secara besar-besaran!"
"Siapa yang hendak dibunuhnya?"
"Tentu saja tiga keturunan dari Tiong Giok!"
"Tidak bisa, ia masih belum mampu menghadapi ketiga anak
didik Tiong giok Kitsu!"
"Sekalipun ilmu silatnya belum mampu mengalahkan mereka,
paling tidak ia toh masih bisa kabur, dengan ilmu meringankan
tubuh yang dimilikinya, aku percaya kemampuannya itu masih
berada diatas ketiga orang siluman tua tersebut."
"Hey.... kelihatannya tak sedikit yang cici ketahui?"
"Oya...." Apa yang ingin kau ketahui?" si nona balik bertanya.
"Sebenarnya antara Tiong giok sam koay dan perkumpulan Su
kangzusi.com Hay pang serta perkumpulan pelajar rudin apa mempunyai
hubungan satu sama lainnya" Sebenarnya perkampungan Ang Sim
San ceng itu condong ke perkumpulan yang mana?"
"Nyata sekali julukanmu sebagai si bocah ajaib berwajah seribu memang tepat
sekali, perkampungan Ang Sim San ceng memang
ada sangkut pautnya dengan ketiga manusia jahanam Tiong Giok.
Tapi kau tentu tak menyangka bahwa tiga perkampungan besar dan
tiga perkumpulan besar yang berada dalam dunia persilatan dewasa ini
sesungguhnya ada hubungan yang erat sekali dengan ketiga
manusia jahanam Tiong Giok. Hanya namanya saja berbeda, namun
tujuan-nya tak berbeda, itulah sebabnya sampai sekarang mereka
masih dapat mengelabuhi pandangan orang-orang persilatan."
Giam In kok yang mendengar keterangan tersebut menjadi
terkejut sekali, segera serunya:
"Apakah perkumpulan kaum pengemispun berada dibawah
pengaruh ketiga manusia jahanam dari Tiong Giok?"
Siluman rase kecil Tiangsun Bong segera tersenyum:
"Masih ada perkumpulan mana sih yang lebih besar daripada
perkumpulan kaum pengemis, perkumpulan pelajar rudin serta Su
Hay pang?" "Aaaai.... manusia-manusia semacam itu memang pantas untuk dibantai dan dibasmi
dari muka bumi..." keluh Giam In kok.
Kembali Tiangsun Bong tertawa.
"Sesungguhnya persoalan ini tidak aneh, sebab dari ketiga
perkumpulan besar itu, hanya ketua serta beberapa orang pejabat pentingnya saja
yang langsung berhubungan dengan ketiga
manusia jahanam dari Tiong Giok, sementara anak buahnya cuma
melaksanakan perintah belaka, mungkin siapakah tiga manusia
jahanam dari Tiong Giok pun tidak mereka ketahui."
"Aneh, sungguh amat aneh, lantas...."
"Tak usah ditanyakan lagi, si lencana perak, lencana tembaga dan lencana bambu
yang pernah kau temui selama ini cuma
kangzusi.com petugas-petugas dari istana saja, ada pula diantaranya yang
bertugas sebagai peronda atau penyampai berita, jadi mereka pun mengetahui
sebagian dari tempat tugas mereka itu...."
"Lantas cici adalah...."
"Cici" Berapa orang sih cicimu?"
"Aku sendiri tak punya cici..."
Melihat pemuda itu menjawab dengan serius, Tiangsun Bong jadi
geli dan tertawa cekikikan.
Mula-mula Giam In kok merasa agak sangsi dan tak habis
mengerti, tapi dengan cepat ia telah paham kembali apa gerangan yang terjadi,
sehingga akhirnya diapun ikut tertawa sambil berseru lagi:
"Cici, aku hanya seorang pengembara yang luntang lantung
sebatang kara, bila aku bisa memperoleh perhatian dari seorang cici seperti kau,
aku tentu merasa amat berbahagia sekali..."
"Engkoh In, aku cuma mengetahui tentang asal usulmu," kata Tiangsun Bong dengan
sedih, "tapi siapakah yang hidup dijaman ini tidak mempunyai asal usul yang
menyedihkan" Kita samasama
sebagai manusia yang hidup sebatang kara, aaii... lebih baik urusan yang lewat tak
usah disinggung kembali, aku sudah cukup puas
setelah mendengar perkataanmu malam ini, semoga saja aku dapat
menjadi seorang kakak yang baik untukmu..."
Melihat kesedihan gadis tersebut, sebenarnya Giam In kok ingin
menghiburnya dengan beberapa patah kata, namun dia tidak tahu
apa yang mesti dikatakan, apalagi setelah mendengar bahwa gadis itu mengetahui
asal usulnya, tentu saja dia berusaha untuk
mengetahui hal tersebut. Karenanya menanti si nona telah menyelesaikan kata-katanya,
dengan cepat ia berkata: kangzusi.com "Cici, maksud baikmu tentu akan kuingat terus didalam hati, tapi... bukankah cici
mempunyai ibu?" "Kau maksudkan siluman rase tersebut adalah ibuku?"
"Memangnya bukan?"
"Aaai... sekalipun bukan, namun hubungan kami memang
melebihi hubungan keluarga, andaikata dia tidak menolongku,
mungkin nasibku sekarang tak akan jauh berbeda dengan para
gadis yang terjerumus didalam istana Koan Wa kiong..."
"Oooh.... maksud cici kau telah berhutang budi pemeliharaan dan pendidikan
darinya" Apakah dari dialah cici mendapat tahu soal asal usulku....?"
"Yaa benar...."
"Lalu sesungguhnya aku berasal dari marga apa?"
"Dari marga Chin, ayahmu Chin To han telah menjadi anak murid Bu Liang Siu hud
semenjak istrinya direbut oleh Giam Ong hui, dia ingin melatih ilmu Ji Gi ceng
ki dari Bu Liang ciang untuk menuntut balas sakit hati nya itu, namun sayang
kedudukannya didalam perkumpulan Bu Liang kau terlampau rendah sehingga tak pernah
memperoleh pelajaran ilmu sakti tersebut, disamping itu Bu Liang Siu hud pun
belum tentu berani bermusuhan dengan ketiga manusia jahanam dari Tiong Giok."
Mendengar kalau ayahnya telah menjadi anak murid
perkumpulan Bu Liang kau, Giam In kok segera merasakan hatinya
binggung dan tak tahu apa yang mesti dilakukannya... ia
merasakan hatinya sangat kalut....
Kalau bisa dia ingin secepatnya berangkat keperkumpulan Bu
Liang kau dan menuntut kembali ayahnya dari tangan Bu Liang Siu hud, namun
bagaimana pula dengan dendam sakit hatinya si
manusia rakus dari jagad yang tewas ditangan orang itu"
Tiba-tiba saja dia teringat kembali dengan para Ik-po, nenek dan kangzusi.com
lainnya.... tampaknya mereka belum mengetahui tentang persoalan ini, ia berniat
mengabarkan dulu berita tersebut kepada mereka, tapi dimanakah neneknya sekalian
berada" Tanpa terasa dia teringat kembali dengan ibunya yang hidup
tersiksa dan menderita ditangan Giam Ong hui, maka cepat-cepat
tanyanya: "Tahukah cici, Giam Ong hui si jahanam tua itu bersembunyi dimana....?"
Sama sekali diluar dugaannya, ternyata Tiangsun Bong
menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya:
"Aku sendiripun tidak tahu"
"Apakah Ibumu tidak pernah membicarakan persoalan ini?"
"Dia tak lebih cuma seorang Kiongcu yang memimpin istana Koan Wa kiong, jadi
tentang masalah lain ia tak berani melakukan
penyelidikan yang kelewat batas."
"Kalau begitu apakah kalian tahu kabar berita tentang Ik po ku sekalian?"
"Siapa sih Ik po mu itu?"
"Si iblis bumi Suto Hong"
"Oooh..... Suto Hong kakak beradik telah terjerumus didalam istana Koan Wa kiong!"
Giam In kok menjadi terkejut sekali sesudah mendengar berita
tersebut, segera tanyanya:
"Masa dia orang tua yang telah lanjut usia pun dijadikan
penghuni istana tersebut?"
"Aaaiii..... ilmu sesat memang memiliki aneka ragam keanehan, menurut pandangan
Tiong Giok kitsu, maka semakin tinggi ilmu silat yang dimiliki seseorang maka
sari murni dari tubuhnya akan
semakin bermanfaat, apalagi angkatan tua seperti sepasang iblis langit dan bumi,
hanya tiga siluman tua pula yang berhak untuk
menggunakannya, sementara para ketua dari tiga perkumpulan tak kangzusi.com
dapat menyentuhnya, jadi menurut pendapatku, hingga kini kedua
cianpwee tersebut belum ternoda, kau harus berusaha menolong
mereka dengan secepatnya!"
Giam In kok benar-benar merasa amat gusar setelah mendapat
kabar tersebut, buru-buru dia menjura kepada si nona sambil
katanya: "Aku benar-benar tak tahu bagaimana mesti membalas budi
kebaikan cici, bolehkah kau memberi petunjuk sekali lagi kepadaku, agar
gebrakanku nanti bisa memperoleh hasil dengan sukses?"
Tiangsun Bong merasakan hatinya sangat kalut, lama sekali dia
berdiri termenung, lalu sambil menggigit bibir katanya:
"Tak mungkin diterangkan dengan lebih teliti, lebih baik aku pergi bersamamu...."
"Cici, aku tak berani merepotkan dirimu." seru Giam In kok cepat,
"lebih baik tunjukkan saja jalannya kepadaku, disamping itu kau toh tak boleh
melukai hubunganmu dengan ibumu...."
"Tidak, keputusanku sudah bulat, aku rasa asal kita tidak melukai ibu angkatku,
hal ini sudah merupakan balas budi kita
kepadanya...." kata Tiangsun Bong serius.
Begitu selesai berkata, dia segera meng ambil kembali mutiara
dari ruangan dan menyorenkan sepasang pedangnya dipunggung,
kemudian sambil melepaskan sebuah gelang kemala kecil ia
serahkan ke tangan Giam In kok sambil berkata:
"Engkoh In, seandainya aku mengalami nasib yang jelek, kau...."
"Cici jangan berkata begitu, biarpun harus mati aku...."
Tapi sebelum perkataan itu selesai diucapkan, tahu-tahu multnya telah ditutup
dengan tangan. Dalam detik itulah mendadak Giam In kok merasakan
mengalirnya hawa panas didalam tubuhnya, tanpa disadari lagi ia kangzusi.com
memeluk gadis itu kencang-kencang yang segera dibalas pula oleh si nona dengan
hangat, maka mereka berduapun saling berpelukan
dengan penuh rasa cinta dan mesra.
**d***w** Disebelah barat laut kota Kim Pau sia terdapat sebuah bangunan
gudang yang amat tinggi dan besar, disana berjajar hampir tiga
puluhan rumah tempat hunian yang dinamakan istana Koan Wa
kiong tempat bersenang-senang dari perkumpulan pelajar rudin.
Bila dipandang dari luar muka istana Koan Wa kiong tak jauh
berbeda seperti perkampungan pertanian pada umumnya, tapi
perabot serta dekorasi didalam ruangan-nya boleh dibilang sangat indah, megah
dan mewah sekali. Kalau dikatakan perkumpulan mereka adalah perkumpulan kaum
"rudin", sesungguhnya nama tersebut hanya nama untuk menipu orang lain, sebab
kehidupan mereka yang sesungguhnya justru
bergelimpangan dalam kemewahan.
Waktu itu, kentongan keempat baru saja mendentang.
Didepan pintu istana tampak belasan orang perempuan cantik
berbaju putih sedang mengiringi tiga orang manusia berkerudung
hijau mengawasi seorang gadis berbaju hijau dan belasan pemuda
tampan untuk melangsungkan pertarungan seru.
Mungkin kawanan pemuda tersebut bertujuan hendak
menangkap idup musuhnya atau mungkin juga ilmu silat yang
dimiliki gadis berbaju hijau itu kelewat tinggi, ternyata peratrungan yang
berlangsung cukup lama ini belum menghasilkan menang dan
kalah. Sebaliknya diatas tanah telah bergelimpangan beberapa sosok
mayat pemuda, keadaannya amat mengerikan.
Sementara itu, si nona berbaju hijau itu memutar pedangnya
bagaikan orang kalap, sambil melancarkan serangkaian serangan
kangzusi.com secara ganas dan keji, ia berteriak tiada hentinya dengan suara yang parau:
"Bunuh... bunuh... akan kubunuh habis kalian kawanan siluman busuk...."
"Bunuh.... bunuh...."
Sekujur tubuhnya sudah basah oleh noda darah, rambutnya
nampak kusut, namun siapa saja yang melihat wajahnya pasti akan dibuat
terperanjat sekali. Ternyata selembar wajahnya yang pucat pias banyak kehilangan
darah itu telah berubah menjadi putih bagaikan kertas namun
sepasang matanya justru merah membara bagaikan kobaran api,


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hawa nafsu membunuh yang mengerikan hati memancar keluar
tiada hentinya dari balik mukanya itu....
Terdengar manusia berkerudung hijau yang berdiri disisi kiri
berbisik sambil menghela napas:
"Nama besar siluman perempuan berhati racun memang bukan
nama kosong belaka, aku lihat untuk bisa membekuknya hidup-hidup, paling tidak
kita membutuhkan banyak waktu!"
Manusia berkerudung hijau yang berada ditengah segera berkata
sambil tertawa: "Sesungguhnya untuk dibekuk hidup-hidup pun bukan masalah, hanya saja kawanan
setan bodoh yang dikirim datang dari Liong
yang wan itu kelewat tak becus, aku tak mengerti dengan cara
apakah mereka mendidik orang-orangnya...."
Manusia berkerudung yang disebelah kanan segera menimbrung:
"Aku lihat siluman perempuan ini masih susah untuk dihadapi, seandainya bocah
itu sampai menyusul kemari, aku kuatir...."
Manusia berkerudung hijau yang berada ditengah segera tertawa
terbahak-bahak, katanya: "Bocah keparat itu sudah terkena pengaruh pukulan bayangan darah, sekalipun
tenaga dalamnya cukup sempurna, bila tiada
kangzusi.com bantuan darah dariku, sulit rasanya bagi bocah tersebut untuk hidup melampaui
kentongan kelima nanti. "Yang aku pikirkan justru sepasang kakak beradik tua yang
berada dalam ruangan itu, padahal yang mengetahui soal
membebaskan jalan darah mereka cuma Consu dan Loji, aku
merasa agak berat hati untuk melepaskan daging gemuk yang
berada didepan mulut itu dengan begitu saja...."
Belum habis perkataan itu diutarakan, mendadak....
Dari luar perkampungan berkumandang datang suara pekikan
nyaring yang membumbung tinggi keangkasa dan menembusi
awan. Manusia berkerudung hijau yang berada ditengah itu tampak
tertegun, cepat-cepat dia berpaling ke arah mana berasalnya suara tersebut.
Belum sempat ingatan kedua melintas didalam benaknya,
terdengar desingan angin tajam berkelebat lewat, tahu-tahu dalam lapangan telah
bergema suara panggilan seseorang dengan nada
yang amat dikenal: "Adik Ciu....."
"Bunuh... bunuh...."
"Adik Ciu, tenangkan dulu hatimu, aku yang datang...."
Namun Ciu Li ya seakan-akan tidak mendengar seruan tersebut,
bagaikan orang kalap ia berteriak terus tiada hentinya:
"Bunuh.... bunuh...."
"Tenangkan dulu hatimu... coba lihatlah, aku adalah In Kok hui...."
"Bunuh.... bunuh..."
Saat itulah terdengar suara seseorang berkata pula sambil
tertawa: kangzusi.com "Engkoh In, enci Ciu sudah menjadi gila, cepat kau berikan sebutir pil penenang
pikiran dulu kepadanya."
"Aaaahh... benar, aku hampir lupa akan hal tersebut saking paniknya, hampir saja
aku melupakan soal ini..."
Sementara itu suara teriakan kalap pun sudah mulai mereda lalu
terdengar gadis itu berseru dengan keheranan:
"Engkoh In..." Darimana datangnya engkoh In...?"
"Adik Ciu, kenapa kau" Coba lihatlah.... aku adalah bocah ajaib bermuka seribu In
Kok hui!" "Oooh engkoh In, kedatanganmu memang tepat pada waktunya,
jangan biarkan kawanan siluman tersebut terlepas seorangpun!"
"Tentu saja, aku pasti akan membantai mereka hingga ludes!"
Ketika debu mulai mereda, terlihatlah keadaan yang sebenarnya,
ditengah lapangan istana Koan Wa kiong terlihatlah ada tiga sosok bayangan
manusia yang berdiri berjajar.
Seorang pemuda tampan berdiri diantara dua gadis cantik, waktu
itu dengan tangan sebelah dia merangkul pinggang Ciu Li ya,
sementara wajahnya yang gusar mengawasi kawanan siluman yang
berada dihadapannya sambil membentak keras:
"Kalian kawanan siluman bedebah, ayoh cepat menggelinding
keluar untuk menerima kematian!"
Ternyata pemuda yang baru datang itu tak lain adalah si bocah
ajaib bermuka seribu Giam In kok bersama Tiangsun Bong.
Si manusia berkerudung yang berdiri disebelah kiri itu segera
maju kemuka dan berkata sambil tertawa:
"Bocah keparat... siapa suruh kau berlagak disini" Coba lihat, setan-setan dari
Liong yang telah banyak terbantai secara
mengerikan, bayangkan sendiri sebetulnya kau yang keji ataukah
kangzusi.com kami yang kejam...?"
"Tan Liok yap, kau anggap aku tidak mengetahui identitasmu yang sesungguhnya"
Hmmm, perlukah siauya mengorek koreng-koreng ditubuhmu itu...?"
"Haaah... haah... haaaah... buat apa kau bersikap galak" Siapa yang tidak tahu masalah
tersebut, kau sudah tahu dari si
perempuan cabul yang pagar makan tanaman itu?"
Tiangsun Bong yang berdiri disamping Giam In kok jadi gusar,
segera umpatnya: "Tan Liak yap, hati-hati kalau berbicara, hmmm! Sekali lagi kau berbicara tak
senonoh, jangan salahkan bila Tiangsun Bong akan
menyuruhmu mampus secar mengerikan!"
"Woow, galak betul! baru belajar berapa jurus ilmu silat dari ibu angkatmu
Tiangsun cianpwee, sekarang sudah berani bermain kayu
dihadapanku" Hmmm... tak usah banyak berbicara lagi, ayoh cepat masuk kedalam
istana, mumpung hari belum terang tanah, cepat
layani Wu cianpwee dengan sebaik-baiknya!"
Tiangsun Bong membentak penuh amarah, ia segera meloloskan
sepasang pedangnya siap melancarkan serangan.
Melihat hal ini, Giam In kok buru-buru berseru:
"Adik Bong, kau tak perlu emosi, lebih baik tetaplah tinggal disini menjaga adik
Ciu, biar aku yang membereskan manusia cabul
itu...." Ia menyerahkan Ciu Li ya kedalam pelukan Tiangsun Bong,
kemudian pelan-pelan berjalan melewati kumpulan mayat dan
berkata kepada Tay Liok yap sambil tertawa dingin:
"Perempuan cabul, tentunya kau sudah mengetahui bukan
siapakah diriku yang sebenarnya?"
"Hmm, jangan kau anggap nama si bocah ajaib bermuka seribu dapat membuat aku
menjadi ketakutan!" kangzusi.com "Siauya tak berani menakut-nakuti dirimu, tapi aku justru hendak merenggut nyawa
anjingmu!" "Hmm...." perempuan berkerudung hijau itu mendengus dingin,
"siapkan barisan Koan Wa tin!"
Mendengar itu, Giam In kok segera menjengek lagi sambil
tertawa dingin: "Tak usah kau menyuruh begitu banyak orang untuk menerima
kematian, yang kuincar sekarang cuma kalian berenam manusia-manusia siluman!"
Kemudian tanpa membuang waktu lagi, pemuda itu membentak
keras-keras: "Serahkan nyawa anjingmu...."
Untuk membebaskan nenek serta Ik po-nya dari sekapan musuh,
bersamaan dengan suara bentakan itu tubuhnya melejit kedepan
kemudian melancarkan sebuah pukulan dahsyat dengan ilmu Lak
Hap Kut It. Mimpipun Tay Liok yap tidak mengira kalau Giam In kok bukan
saja tidak mengalah tiga jurus kepadanya, bahkan jurus serangan yang
dipergunakan adalah jurus yang tercantum dalam kitab Kim
Tong keng. Tahu-tahu saja dia merasakan pandangan matanya menjadi
kabur, tahu-tahu bayangan tangan yang membukit dan angin
pukulan yang menderu bagaikan amukan puyuh telah mengancam
dihadapannya. Berada dalam keadaan begini, cepat-cepat dia menghimpun
segenap tenaga yang dimilikinya untuk melepaskan pula sebuah
pukulan dahsyat guna membendung datangnya ancaman tersebut.
"Blaaaaamm.....!"
Ditengah suara benturan yang amat keras, teriring jeritan ngeri yang menyayat
hati, pasir dan batu yang beterbangan, tampak
kangzusi.com tubuh Tay Liok yap sudah termakan oleh serangan tersebut hingga terpental
kebelakang dan tewas seketika itu juga.
Berhasil dengan serangan tersebut, Giam In kok sama sekali
tidak menghentikan gerakan tubuhnya, secepat kilat ia menyerang kearah kubu
pertahanan musuh. "Lihat serangan!"
Bersamaan dengan menggemanya suara bentakan itu, sepasang
telapak tangannya dilontarkan kedepan keras-keras, telapak tangan kanannya
langsung menyerang kearah manusia berkerudung yang
ada disebelah kanannya yaitu Giam Cau, sementara telapak tangan kirinya
menghantam satu manusia berkerudung yang lain, orang itu ternyata tak lain
adalah Wu Sian leng. Rupanya atas petunjuk dari Tiangsun Bong, ia sudah mengetahui
dengan jelas urutan kedudukan pihak lawan dari posisi berdirinya, oleh sebab itu
ia berniat menghabisi nyawa kedua orang musuh
tangguhnya ini disaat pihak lawan belum melakukan persiapan.
Tapi Giam Cau serta Wu Sian leng bukan manusia sembarangan,
tentu saja mereka tak sudi digebuk tanpa berusaha menghindar
ataupun melancarkan serangan.
Begitu menyaksikan Giam In kok menerjang datang, serentak
mereka melancarkan pula sebuah pukulan untuk membendung
datangnya ancaman tersebut, sementara tubuh mereka bergeser
sejauh beberapa depa dari posisi semula....
Dengan demikian sergapan Giam In kok pun segera mengenai
sasaran yang kosong. Mendadak terdengar seorang manusia berkerudung hijau yang
lain membentak nyaring: "Kenapa....!" Segulung deringan angin jari meluncur kedepan mengancam
jalan darah Cian gi hiat ditubuh anak muda tarsebut.
Menghadapi ancaman tersebut, Giam In kok menarik napas
panjang-panjang sambil mengayunkan sepasang telapak tangannya
kangzusi.com kebelakang, sementara tubuhnya segera melejit keluar pintu istana sambil berseru
dengan suara dingin: "Sianwan Yau-hui! memandang diatas wajah nona Tiangsun, aku tak akan mengungkit
kembali dendam kesumatku kepadamu gara-gara pemutusan nadi yang kau perbuat
tempo hari, tapi kuharap kaupun jangan mendesak siauya untuk turun tangan terhadap
dirimu!" Perlu diketahui, ilmu silat yang dimiliki siluman rase ini amat tangguh, dia
termasuk didalam urutan "lima manusia aneh", bahkan dengan kedudukan sebagai
pemimpin istana Koan Wa kiong.
Selain ketua istana sendiri, ia masih mempunyai kedudukan yang
lain, yakni salah satu pemegang medali emas di antara tiga belas orang lainnya,
jadi boleh dibilang kedudukannya tinggi sekali.
Bisa dibayangkan betapa gusarnya dia setelah melihat putri
angkatnya, Tiangsun Bong berkhianat serta membantu pihak lawan, apalagi
peristiwa itupun terjadi dihidapan Giam Cau serta Wu Sian leng, bagaimanapun
juga tentu ia tak bisa menyudahi persoalan
tersebut sampai disitu saja.
Bagaimanapun juga, dia memang licin bagaikan seekor rase,
sambil tertawa dingin, katanya kemudian:
"Baik, aku akan menghukum mati budak rendah itu lebih dulu sebelumm datang
mencabut nyawamu!" Sambil berkata dia segera berjalan maju kedepan dan
menghampiri Tiangsun Bong.
"Berhenti!" bentak Giam In kok keras-keras.
Dari kejauhan ia segera melancarkan sebuah pukulan yang maha
dahyat kedepan. "Blaaammm......."
Permukaan tanah persis dihadapan siluman rase itu segera
muncul sebuah liang sedalam beberapa kaki dengan lebar beberapa kangzusi.com
depa, begitu keras dan kuatnya serangan itu hingga membuatnya
mundur selangkah dengan ketakutan.
Dengan sorot mata yang dingin menyeramkan, pemuda itu
memandang sekejap sekeliling tempat itu, lalu serunya lagi sambil mendengus
dingin: "Siauya menetapkan kalian harus mampus pada kentongan
keempat, selain siluman rase, siapapun jangan harap bisa hidup
melebihi kentongan kelima....."
Giam Cau tertawa terbakah-bahak, sambil memutar telapak
tangannya membentuk selapis bayangan darah, tukasnya dengan
suara keras: "Anak jadah cilik, apakah kau ingin mampus sekali lagi diujung
pukulan bayangan darahku?"
Begitu mendengar dirinya dimaki sebagai "anak jadah cilik", paras muka Giam In
kok seketika berubah menjadi dingin bagaikan salju, hawa nafsu membunuhpun
menyelimuti seluruh wajahnya,
tiba-tiba ia mendongakkan kepalanya dan tertawa seram.
Begitu kerasnya suara gelak tertawa tersebut membuat dua
orang manusia berkerudung hijau yang berada disitu buru-buru
bergeser kesisi siluman rase dan menghimpun tenaga dalamnya
Pedang Golok Yang Menggetarkan 14 Pendekar Mabuk 018 Manusia Penyebar Kutuk Kisah Pedang Bersatu Padu 15
^