Pencarian

Petualangan Manusia Harimau 8

Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra Bagian 8


sisihkan untukku sedikit?" tanya Sagita. Tanpa pikir panjang, Erwin menyanggupi
dan 3adis kaya itu berlalu.
"Bukankah dia itu anak almarhum Afandi?" tanya Siregar kepada Erwin.
"Ya. Kasihan, saya tak habis pikir mengapa orang sepintar itu
mau bunuh diri! Banyak yang dapat dilakukannya di dunia ini. Dia
juga belum terlalu tua."
"Kasihan memang. Tetapi biasanya orang bunuh diri kalau sudah
tak tahan lagi hidup di dunia. Dia mau bebas. Setidak-tidaknya
begitulah cara mencari kebebasan, pikirnya!"
"Tetapi bukankah bunuh diri bukan jalan ke luar. Roh orang mati
masih akan masuk ke d'inia lain. Mana ada kebebasan?" tanya
Erwin. "Kau keliru. Kemauan memang membebaskan nya. Setidak-
tidaknya dapasti karena menderita. Penderitaan inilah yang aneka ragam
coraknya. Kesulitan ekonomi yang membuat seorang ayah tak
mampu lagi memberi makan anak-anak dan isterinya bisa membuat
orang putus asa lalu ingin lenyap dari dunia. Tekanan batin yang
berkepanjangan sehingga tak tertahankan lagi, juga bisa membuat
orang bunuh diri. Kalau penderitaan hati, pikiran atau rasa malu tak
bisa ditahan, maka kekayaaan tujuh gunung pun tidak akan dapat
membebaskan orang dari penderitaannya itu. Derita bathin hampir
tak pernah punya sangkut paut dengan masalah kebendaan," kata
Kapten Siregar. Erwin merasa bertambah pintar dengan uraian
perwira itu. Dia merasa, bahwa apa yang dikatakan Siregar memang
benar. Dalam dunia tidak ada yang lebih berat daripada penderitaan
batin. Hanya manusia yang bisa mendekatkan dirinya dengan Tuhan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang dapat meringankan beban demikian.
"Tetapi bukankah almarhum Afandi orang bahagia Kapten" Ketika
saya berkenalan dengan almarhum, wajahnya cerah, kelihaian
penuh ceria. Isterinya sudah lama pergi mendahuluinya, apakah
mungkin ia terlalu sedih oleh kematian ibu Sagita?" tanya Erwin.
"Itu hanya satu daripada sekian kemungkinan yang membuat dia
- tanpa diketahui orang lain - amat menderita. Ada banyak
kemungkinan lain yang bisa jadi penyebab ia menamatkan
hidupnya. Kau tentu tahu, dia punya ilmu tinggi. Seseorang bisa
susah sendiri oleh ilmunya yang tinggi. Misalnya dimusuhi orang lain
yang juga punya ilmu hebat, barangkali lebih pula dari dia. Boleh
jadi juga ilmu tingginya telah dipergunakan dengan cara yang salah,
sehingga membuat orang lain menderita. Lalu pada suatu hari,
setan-setan meninggalkan dirinya dan ia mengenang segala macam
bencana keluarga, kau orang luar. Sebaiknya kau pulang agar kami
dapat berunding dengan tenang," kata suara lantang. Mahluknya
tak kelihatan tetapi baunya ada. Bau cuka belum dicampur. Keras
sekali. Wajah Sagita pucat. Pendatang aneh itu minta Erwin pulang.
Sedangkan Sagita menghendaki kehadirannya.
"Sagita, suruh tamumu itu pulang. Dia tidak punya urusan di
sini!" perintah suara gaib tadi.
"Sagita yang punya rumah ini. Aku diminta datang, makanya aku
kemari. Siapakah engkau yang hendak berlaku lebih dari tuan
rumah?" kata Erwin. la mempersiapkan diri. Kini segala sesuatu
mungkin saja terjadi. "Hai, dukun miskin. Karena kau ingin tahu, baiklah kuterangkan.
Aku ini sahabat tuan Afandi. Tempo hari dia yang mengurus diriku.
Dia yang melengkapi segala-galanya. Menurut kelaziman, jika dia
sudah tiada, maka aku diwariskan kepada anaknya. Dia mengetahui
itu. Tetapi dia mati mendadak. Tak sempat melakukan serah terima
diriku kepada anaknya," tukas mahluk itu.
"Sagita tidak sanggup, karena dia hanya wanita!" kata Erwin http://cerita-
silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mulai membela. Maksud gadis itu memanggil dia tentu untuk
melawan mahluk ini, pikir Erwin dengan tepat.
"Kurang ajar kau. yang punya diri tidak ngomong apa-apa. Kau
kan bukan pengacaranya. Andaikata pun dia mengangkat kau
sebagai pembela, itu tidak syah. Aku tidak mengakuinya. Urusan ini
hanya antara pamannya, Sagita dan aku."
Setelah itu suara itu .mengatakan, bahwa ia akan pergi dulu,
agar mereka dapat berunding tanpa kehadirannya. "Baiklah kuberi
kalian kesempatan berunding. Pakai otak! Ini bukan intimidasi.
Tanpa kehadiranku, kalian bisa bicara bebas. Tetapi ingat, demi
keselamatan, harus penuh tanggungjawab."
"Terus terang Erwin, paman tidak bisa menghadapi. Aku tidak
mampu. Sekiranya mampu mewarisi, aku pun tidak mau. Tidak
mau. Kau dapat menolongku Erwin?" tanya Sagita. Dukun yang
manusia harimau itu memandang gadis yang kebingungan itu. la
kelihatan jelas amat berharap. Barangkali tiada orang lain yang
dapat dimintai bantuannya. Erwin kasihan. Tetapi lebih daripada itu,
ia telah menaruh hati pada Sagita, mungkin tanpa diketahui oleh
yang empunya diri. Tetapi Erwin juga masih menghadapi tanda
tanya yang tidak mudah dijawab. Sampai di mana kekuatan mahluk
gaib yang katanya sahabat almarhum Afandi.
"Aku akan mencoba. Tetapi jangan terlalu berharap. Nampaknya
sahabat ayahmu itu mempunyai kesanggupan yang hebat!" kata
Erwin. "Tetapi pegangannya ilmu hitam tuan Erwin," kata Armandi.
"Justeru itu yang amat berbahaya. Yang sudah benar-benar
tinggi kebolehannya dapat me-nyunglap manusia jadi monyet."
Erwin menceritakan apa yang diketahuinya tanpa memperdulikan
bagaimana kecutnya hati Armandi dan Sagita.
Pembantu rumah tangga masih menghidangkan makanan kecil.
Sagita dan Armandi sudah tak mampu menjamah, apalagi
memakannya. Tetapi Erwin mengisi perutnya dengan beberapa
potong. Dia memang lapar. Setelah itu ia minta bersama mereka
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
duduk di kamar praktek almarhum Afandi. Kamar besar yang penuh
aneka gambar iblis dan jin menurut versi manusia. Tetapi begitu
Sagita bangkit dari kursinya, suara gaib tadi berkata: "Tidak perlu di sana.
Kita berselesai di sini!" Setelah diam sejenak suara itu
berkata: "Tamu ini mau pergi dan tidak mencampuri urusan kita?"
"Tidak, aku tak mau pergi. Aku mau berhadapan . dengan
engkau, karena engkau hendak memaksakan kehendakmu. Memang
tuan atau sahabatmu itu lalai, itu kami akui. Tetapi tidaklah pantas
kau memaksakan kehendakmu kepada adik atau anaknya. Kau bisa
mencari majikan lain. Banyak yang mau. Dengan segala macam
imbalan atau janji yang kau kehendaki. Kau kan tahu akan hal itu?"
Erwin bersuara tenang dan jelas. Mahluk itu menegaskan, bahwa ia
hanya mau diurus oleh Sagita. Sudah diberitahukannya kepada
Armandi untuk membicarakan ketentuan yang tak dapat diubah dan
ditawar ini dengan kemenakannya. Tiba-tiba Armandi menjerit. Dia
memegangi mukanya. Memang tadi ada suara pukulan keras.
Setelah merasa basah, Armandi melihat kedua belah telapak
tangannya. Penuh berlepotan darah. Darah mukanya sendiri. Sagita
mau bangkit menolong pamannya, tetapi ada sesuatu menolakkan
dirinya sehingga terduduk kembali di kursi.
Melihat ini Erwin kaget sekaligus naik darah.
Tantangan baginya. Yang menantang bukan sem-barangan. ia
teringat pada masa lebih setahun yang lalu ketika ia menghadapi Ki
Ampuh dengan para pengawal yang punya ilmu luar biasa. Melihat
Sagita menjadi pucat bahkan gemetar, Erwin membentak:
"Perlihatkan dirimu anjing keparat!"
"Keinginanmu kukabulkan, binatang licik dari udikan," sahut suara dengan
lantang. Dan ia memperlihatkan dirinya. Badan bulat,
hitam pekat, namun kepala kecil dengan bentuk kepala tikus.
Anehnya suaranya persis manusia.
"Engkau harimau, tampillah sebagai binatang hina yang mengaku
raja hutan. Aku ingin tahu sampai di mana kekuatanmu. Kasihan,
mahluk hina semacam kau jatuh cinta pada gadis anak majikanku.
Tak punya malu, tak tahu diri!" kata mahluk itu mengejek.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar penghinaan dan pembukaan rahasia hatinya ini, Erwin
jadi malu tak terhingga. Masih sempat dilihatnya Sagita menoleh
sesaat padanya, begitu pula Armandi. la dikatakan harimau dan
jatuh cinta pada Sagita. Betapa jahatnya jin yang cari majikan ini.
Tetapi bagaimanapun jahatnya, ia berkata benar dan hal itu
membuktikan kemampuannya yang luar biasa.
Erwin berdiri menghadapi lawannya. Tak setaraf nampaknya. la
dengan tubuhnya hanya sedangan, seutuh manusia biasa melawan
mahluk yang dinamakan jin, bertubuh besar dengan tenaga raksasa
disertai ilmu hitam yang amat tinggi. Inilah suatu konsekuensi bagi
orang semacam dia. Punya ilmu, bukan manusia normal tetapi bisa
jatuh cinta setengah mati pada diri wanita normal.
Jin itu tidak membuang kesempatan. Tidak membiarkan Erwin
mempersiapkan diri. Dia tahu, kalau diberi banyak waktu, Erwin
juga bisa menjadi amat berbahaya baginya. Membinasakan dia
sebelum terlambat adalah cara yang terbaik dan ia melakukannya.
Dipukulnya Erwin tepat atas kepalanya, sehingga dukun itu roboh.
Sagita terjerit. Tetapi pada detik berikutnya jin itu pula terjengkang, dihimpit
oleh seekor harimau yang tahu-tahu sudah ada di ruangan
tamu yang amat luas itu. Dja Lubuk tidak rela anaknya dibunuh oleh
jin itu dan ia mengetahui bahwa anaknya pasti akan binasa karena
tidak diberi kesempatan untuk mempersiapkan diri.
Sagita dan pamannya panik, tetapi tidak ada celah untuk
melarikan diri. Mereka hanya orang-orang biasa yang menghadapi
suatu kenyataan yang tidak masuk' akal. Kalau kelak mereka
ceritakan apa yang mereka alami dan persaksikan sendiri apakah
orang akan percaya. Kalau mereka sempat menceritakannya. Kini
masih merupakan suatu ketidak-pastian, apakah mereka akan dapat
keluar hidup-hidup dari keadaan ini.
Pertarungan antara si Manusia Harimau tua dengan jin seru
sekali. Dja Lubuk merasakan ketangguhan lawannya. Jauh lebih
hebat dari Ki Ampuh yang juga sudah pernah dihadapinya. Jin itu
berhasil mengubah posisi tubuhnya. Kini ia di atas Dja Lubuk.
Tangan kirinya menekan kedua kaki depan Dja Lubuk, sehingga tak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dapat berbuat apa-apa, sementara tangan kanannya mencekik leher
ayah Erwin sehingga napasnya terasa sesak.
Dengan seluruh tenaga yang ada Dja Lubuk menggeliat sehingga
tubuhnya kini terbaring miring dan terus bergulat mati-matian. Pada
waktu itulah Erwin sadarkan diri, tetapi tetap dalam keadaannya
sebagai manusia biasa. "Ayah," kata Erwin tak dapat menahan diri. la sadar, ayah yang terlalu cinta itu
sedang mempertaruhkan nyawa untuknya. Sudah
untuk kesekian kalinya. Sagita dan Armandi terkejut. Erwin anak harimau"
KARENA mendambakan kasih Sagita, maka Erwin merasa sedih
sekali, mengapa ia ditakdirkan menjadi manusia harimau, la seakan-
akan mengutuk nasibnya itu. Padahal ia sudah terbiasa dengan
keabnormalan dirinya dan ia telah pasrah pada takdir, la bukan
sekedar sedih. Kenyataan yang berlangsung di hadapan matanya
merupakan pemandangan yang menakutkan dan mengerikan. Jin
milik almarhum Afandi itu ternyata mempunyai daya tahan dan ilmu
yang paling sedikit setaraf dengan apa yang dimiliki Dja Lubuk.
Beberapa kali ia dapat melepaskan diri dan menghantam muka dan
kuduk manusia harimau itu. Dja Lubuk jatuh bangun dan tampak
lelah. Pertarungan ini bagaikan khayalan, padahal ia suatu
kenyataan. Orang yang tak percaya, karena tak pernah mempelajari
ilmu gaib, kekuatan mistik dan rahasia-rahasia tenaga yang
sebenarnya tersimpan di dalam tiap diri manusia sukar akan
percaya, bahwa yang begitu ajaib bisa terjadi.
"Engkau tak kan bisa pulang ke Mandailing, setan tua," kata jin dengan suara
parau dan sombong, "ini negeriku, aku yang
berkuasa. Kau akan mati di sini sebagaimana telah banyak orang-
orang kuat seberang berkubur di bumi yang kukuasai ini. Kau
mestinya tidak kemari," kata jin itu. Persis seperti apa yang pernah dikatakan
Ki Ampuh di zaman jayanya, bahwa Erwin, Dja Lubuk dan
Raja Tigor semestinya jangan sampai ingin mengacau di kawasan
orang lain. Habis berkata demikian jin itu secara tiba-tiba, cepat
bagaikan sambaran petir, memukul muka Dja Lubuk. Erwin terjerit
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melihat darah menyembur dari kepala ayahnya. Akan mati untuk
kedua kalinyakah ayahnya di situ. Karena membela dia! Kepanikan
dan kegugupan membuat Erwin melompat menerkam jin perkasa
itu, tetapi sedikit pun jin itu tak bergerak. Sebaliknya dengan
sepenuh tenaga ia memukul Erwin sehingga terduduk lemas,
bagaikan karung kosong. Sagita dan pamannya tambah takut. Erwin
yang diandalkan, ditambah lagi dengan kedatangan ayahnya yang
harimau, tidak mampu menghadapi jin itu.
Sadar akan kelebihan lawan, Dja Lubuk berkata: "Siapapun
engkau, aku akui bahwa kau hebat sekali. Dalam sejarah hidupku
yang penuh malapetaka, kaulah lawan yang paling tangguh.
Bolehkah aku mengetahui namamu yang tentu sudah termasyhur di
kawasan ini?" Mendengar ucapan-ucapan Dja Lubuk yang tidak dibuat-buat dan
jelas bukan dimaksudkan sebagai muslihat, jin itu pun jadi
menghargai lawannya, la senang mempunyai tandingan yang
mengakui kenyataan. "Namaku buruk sekali. Lain dengan engkau. Dja Lubuk
julukanmu, bukan" Kau orang baik di kampungmu. Aku mengetahui.
Aku pun sesungguhnya . tidak berhasrat berhadapan dengan kau,
apalagi dengan anakmu yang masih muda ini. Tetapi ada kalanya
orang tak dapat menghindar dari ketentuan. Kalau anakmu tidak
mencampuri urusanku dengan perempuan yang anak bekas
majikanku ini, tentu kita tidak pernah sampai berkelahi. Barangkali
bertemu pun tidak. Namaku yang buruk itu Bengkok. Jelek sekali
ya!" Dia ngomong ringan seperti sahabat saja.
"Boleh aku berterus terang kepada kalian?" tanya Bengkok.
"Tentu," kata Dja Lubuk. "Anggap perkelahian kita tadi karena tujuan sama.
Menegakkan hak dan keadilan. Aku menuntut untuk
dipiara oleh anak Afandi, karena begitulah mestinya. Dan Erwin mau
membela Sagita karena gadis itu tidak mau menerima aku sebagai
warisan. Jadi sama-sama benar. Tapi yang paling benar aku," kata Bengkok.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dja Lubuk dan Erwin sadar, bahwa sebenarnya jin Bengkok itulah
yang berada di pihak yang benar. Anak dan ayah itu mencampuri
urusan intern orang lain. Melihat kenyataan yang berlangsung di
hadapan matanya, Sagita jadi kehilangan harapan. Erwin yang
diandalkannya tidak bisa melindungi dia karena tak mampu
menghadapi piaraan ayahnya itu. Dia pun sekaligus mengetahui,
bahwa anak muda yang dukun itu kiranya jatuh hati padanya, la
tidak merasa lucu, tetapi kasihan. Kasihan bagaimana Erwin bisa


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sampai menginginkan dirinya. Walaupun tiap orang tentu berhak
untuk jatuh cinta pada siapa saja. Mengapa harimau beranak
manusia" Siapa yang akan percaya" Tetapi dia harus percaya,
karena ia menyaksikannya sendiri.
Erwin yang merasa amat malu, karena rahasia hatinya diketahui
Sagita, menaruh dendam pada Bengkok. Dendam yang harus
disimpan, karena tak terbalaskan pada saat itu juga. Sedangkan
ayahnya tak kuasa menghadapi. Bersamaan dengan itu ia
menyadari, bahwa selalu saja ada yang lebih kuat daripada orang
kuat. la pun mengetahui, bahwa tiap orang atau mahluk ataupun jin
seperti Bengkok pasti mempunyai kelemahannya. Di mana letak
kelemahan ini, harus dicari dan kalau sudah dapat, maka pada segi
yang lemah itulah dilancarkan pukulan yang mematikan.
"Bengkok," kata Erwin. "Ayahku sudah mengakui keunggulanmu.
Aku juga mengakui kelebihanmu dari aku. Tetapi aku juga ingin
mengatakan, bahwa pada suatu saat aku akan menghadapi engkau.
Walaupun aku harus mati untuk itu."
Jin itu tertawa kecil: "Jangan anak muda. Tak ada guna bagimu.
Boleh jadi pada hari yang kau nantikan itu aku akan kau binasakan,
tetapi apa gunanya" Untuk anak majikanku itu" Kau mau
mempertaruhkan nyawamu untuknya?"
Erwin diam. Begitu pula Dja Lubuk; Armandi dan Sagita.
"Dengar Erwin. Orang wajib bertarung untuk orang yang
dicintainya. Kalau orang itu pun mencintainya. Tetapi kalau ia hanya
bertepuk sebelah tangan, apa gunanya! Kau mengerti maksudku.
Sagita tidak mencintaimu Erwin. Tidak akan pernah. Aku tidak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menghasut atau punya maksud menyakiti hatimu. Aku hanya ingin
agar kau mengetahui suatu kenyataan yang tidak akan pernah
berubah. Cobalah tanya pada Sagita apakah ia mencintai dirimu" la
memang ingin kau jadi sahabatnya. Sahabat dalam arti yang lurus.
Tak lebih daripada itu!" kata Bengkok.
Erwin malu. Malu sekali, la rasakan bagaimana mukanya menjadi
merah. Dja Lubuk sedih. Kasihan pada anaknya.
Pada saat itulah mendadak tercium bau limau purut lalu bau
kemenyan dibakar. Lalu berdirilah ia di sana. Mayat hidup
berselimutkan kain kafan penuh lumpur. Datuk nan Kuniang yang
dikuburkan di Kebayoran Lama dan sewaktu-waktu bangkit kembali
dari kuburannya. Banyak penduduk di sekitar kuburan tua itu
mengetahui adanya mayat yang kadang-kadang keluar dari
kuburannya. Malah pernah datang ke beberapa rumah. Sahabat Dja
Lubuk semasa sama-sama masih hidup, mengetahui keadaan
manusia harimau itu. Itulah makanya ia datang sebagaimana ia
sudah beberapa kali datang menolong Erwin. Lalu terjadilah
pemandangan yang amat mengherankan. Jin Bengkok yang
gagah dan kuat itu langsung berlutut di hadapan Datuk nan
Kuniang. Dja Lubuk dan Erwin segera mengetahui, bahwa jin itu
kiranya anak buah Datuk. Tak disangka. Kadangkala dunia jin
atau orang halus pun sempit sekali. Yang satu punya kaitan atau
hubungan dengan yang lain.
Dja Lubuk bersalaman dengan Datuk nan Kuniang. Begitu pula
Erwin. Keadaan dan pemandangan di ruang tamu rumah almarhum
Afandi, laki-laki terpelajar yang pernah amat hebat dalam
mempraktekkan ilmu hitam itu sesungguhnya teramat luar biasa.
Seperti tidak masuk akal, lebih dari khayalan seorang pengarang
cerita misteri atau ilmu mistik yang tidak mengerti tentang ilmu itu
sendiri. Dan semua yang fantastis ini merupakan suatu kenyataan
yang dipersaksikan dengan mata sendiri oleh orang-orang normal
seperti Sagita dan pamannya Armandi, ditambah Erwin yang cerdas
dan punya banyak ilmu gaib, punya otak normal, walaupun ia
sendiri sewaktu-waktu berubah menjadi harimau. Bagi seseorang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang pernah mempelajari, apalagi mendalami ilmu gaib, semua
yang aneh ini memang tetap sangat ajaib, tetapi juga tiada lain
daripada kenyataan dalam dunia gaib yang penuh tanda tanya.
"Persoalan ini memang agak rumit," kata Datuk nan Kuniang.
"Terutama bagi anak dan adik Afandi almarhum. Mestinya ia
menyelesaikan warisannya, bengkok yang jin ini. Meskipun
merupakan harta peninggalan, tetapi jin bukan benda-benda mati
yang telah diatur dalam undang-undang atau adat, siapa yang akan
mewarisi kalau pemilik meninggal dunia. Seharusnya Afandi
menyerah terimakannya kepada anaknya Sagita atau adiknya
Armandi. Tetapi kalian semua juga harus mengetahui, bahwa Afandi
waktu itu dalam keadaan panik. Malu pada dirinya sendiri oleh
peyalahgunaan ilmu berat yang dimilikinya. Itulah salah satu risiko
mempunyai sahabat seperti Bengkok. Sama halnya dengan
memelihara harimau, ular, kalajengking dan keris yang bernyawa,"
kata Datuk nan Kuniang. "Itulah yang menyusahkan hati hamba Datuk," kata Bengkok.
"Tanpa ada yang mengurus hamba akan berkeliaran dan takut akan
tersesat melakukan perbuatan yang tak layak terhadap manusia."
"Sudah kalian dengar, Sagita dan Armandi," kata Datuk nan
Kuniang. Untuk pertama kali selama hidup dua manusia normal
berdialog dengan orang mati yang bangkit kembali dari kuburannya
karena ia membawa ilmu yang tak mau melepaskan diri dari hidup
duniawi. Tiada jawaban dari gadis dan pamannya. "Kau terimalah dia
Armandi. Kalau kau tak menyalahgunakannya. Bengkok bisa
membuat banyak kebaikan bagi manusia," anjur Datuk nan Kuniang.
Laki-laki itu takut dan bingung. Betapa tidak. Melihatnya saja dia
takut. Bagaimana pula memeliharanya. Akhirnya ia dengan berat
berkata, bahwa ia tidak sanggup, karena tidak mengerti. Dia tidak
mempunyai kebolehan apa pun di bidang ilmu mistik. Jin itu
memandang kepada Armandi dengan sorot mata berapi, la ditolak,
la marah, tetapi harus menahan diri. Tetapi kemudian ia tak kuat
menahan rasa sakit hatinya. Kata Bengkok: "Sudahlah, kalau tak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ada yang menyukai diriku. Hamba mohon ampun Datuk," katanya
kepada Datuk nan Kuniang. "Hamba hendak pergi saja, ke mana
saja dibawa nasib. Betapapun hinanya hamba, masih ada secuil
harga diri di dalam hati hamba." Bengkok mencium tangan
Datuk nan Kuniang, bagaikan anak baik mencium tangan
ayahnya. Meskipun Bengkok hanya jin, tetapi yang hadir
merasa terharu. Juga Erwin dan Dja Lubuk. Bengkok bagaikan
anak yatim piatu. Bahkan lebih parah dari itu. la tidak punya
tempat berteduh, tak punya tempat tujuan, bengkok
melangkah, sebelum sampai di ambang pintu ia telah hilang. Telah
menjadi orang halus kembali untuk mengembara.
"Seharusnya kau terima dia Armandi," kata Datuk nan Kuniang.
Armandi tidak menanggapi. Sudah tak perlu, karena jin itu pun
sudah pergi. Tetapi dalam berdiam diri itu Armandi dihinggapi
perasaan gelisah. Seakan-akan masalah pewarisan itu tidak selesai
sampai di situ saja. Sagita memandang Erwin, yang pada saat itu
merasa kecil, karena tak kuasa meng- ' hadapi jin yang
berkemampuan amat tinggi itu. la mempunyai perasaan tersendiri
terhadap Sagita, yang seharusnya dapat dilindunginya dari rasa
takut. Tetapi ternyata ia gagal.
"Erwin, ayah pulang ke kampung. Jangan kau berkecil hati. Hidup
di dunia tidak selalu harus menang. Orang yang tak pernah gagal
akhirnya akan jadi takbur, suatu sifat yang pasti akan membawa
keruntuhan. Dengan kejadian tadi kita merasakan, bahwa tidak
semua arus dapat dibendung. Tidak pula semua keinginan dapat
dicapai. Tetapi jangan pula orang lalu putus asa. Kekalahan hari ini
akan bebal i k jadi kemenangan pada kesempatan lain," kata Dja
Lubuk. Dalam hati manusia harimau tua itu menangis mengenang
nasib anaknya yang sedang bertepuk sebelah tangan. Cinta tak
berbalas. Salah satu derita paling berat yang dapat menimpa
manusia. Erwin mencium tangan ayahnya, membiarkan air mata mengalir.
Setelah orang tua penyayang anak itu berlalu, Erwin pun mohon diri
kepada Sagita dan Armandi. Sagita bukan mengejek, tetapi malah
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
simpati pada dukun muda itu. Lembut dia berkata: "Kau akan selalu melihatku ya.
Pavilyunku itu menanti kau untuk menempatinya. Aku
yakin sekali kita bisa berkawan baik. Banyak yang ingin kupelajari
dari kau Erwin, kalau kau sudi menolong aku!" Kata-kata dari
seseorang yang ingin dan butuh bersahabat.
TIBA di gubugnya, Erwin merebahkan diri berbantalkan tangan,
pikirannya menerawang jauh sebagaimana ia biasa membiarkan
khayalannya merantau entah ke mana. Mengapa hidup harus begini,
tanyanya di dalam hati. Mengapa ia menolak Sabrina yang sudah
berbuat segala yang mungkin untuk dapat diterima kembali.
Bukankah hidup ini harus mengenal "pemberian maaf" kepada
orang yang menyesali kesalahan dan ingin memperbaiki segala
kekeliruan di masa yang lalu. Penolakan Sagita, sebelum ia
menyatakan kasih, apakah sebagai suatu pembalasan" Agar ia
dapat merasakan kesedihan yang menimpa diri Sabrina!
Erwin bertanya jawab di dalam hati. Dicobanya membuang
segala godaan itu jauh-jauh dengan berkata kepada dirinya: "Gila, aku ini bukan
manusia, hanya setengah manusia. Selebihnya aku ini
harimau. Mengapa tak tahu diri. Mau jatuh cinta segala!" Dia
mengutuk dirinya. Pada saat itu terasa angin lembut dan sejuk menyapu mukanya.
"Hai kawan, jangan biarkan hatimu tersiksa. Menyiksa diri sendiri tidak akan
membuat keadaan jadi berubah. Bagaimanapun
buruknya nasibmu, masih jauh lebih baik dari aku. Si Nini itu cinta
setengah mati padamu. Dia juga cukup cantik, bukan" Berikan hati
kepada wanita yang membutuhkan. Jangan paksakan pada orang
yang tidak menyediakan tempat bagi kita. Hidup ini jangan
dipandang terlalu berat. Walaupun tidak boleh kita pandang terlalu
ringan." PAGI harinya ketika Erwin akan ke rumah keluarga Suhud untuk
melanjutkan pengobatan Armen, tanpa diduga Sagita datang. Dia
kelihatan gugup: "Paman Armandi telah meninggal. Lehernya
membiru. Aku takut Erwin. Takut sekali."
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ERWIN terkejut. Walaupun ia sudah mendapat firasat sendiri,
ditanyakannya juga kepada Sagita, apakah Armandi mati dibunuh.
Gadis itu menerangkan, bahwa tidak ada tanda-tanda pergulatan.
Semua perabotan terletak rapi. Pamannya itu pun terbaring di
tempat tidur. Hanya pada lehernya ada bekas-bekas yang membiru.
Dan, kata Sagita, lidahnya terjulur panjang. Itulah yang amat
mengerikan. Pintu dan jendela kamarnya tidak ada yang rusak.
Keterangan itu meyakinkan Erwin bahwa Armandi dibunuh oleh
orang halus. Dan pembunuhnya tak lain daripada jin Bengkok yang
sakit hati. Ketika Erwin tiba di kediaman Sagita, orang sudah agak banyak.
Armandi menginap di sana setelah bertemu dengan Bengkok dan
Dja Lubuk yang kemudian dilengkapi dengan kehadiran Datuk nan
Kuniang. Maksudnya mengawani kemenakannya.
Di antara petugas hukum yang hadir kelihatan Kapten Sahata
Siregar. la memperhatikan mayat Armandi dengan teliti. Tidak sama
dengan mayat Sabaruddin dan Juariah yang kedua-duanya
memperlihatkan bekas luka-luka pada lehernya. Leher Armandi
membiru. Bahwa ia dibunuh, Siregar tidak menyangsikan lagi,
sebagaimana ia merasa pasti bahwa yang melakukannya bukan
mahluk yang diduganya manusia harimau, tetapi bukan Erwin. Lebih
dari itu ia belum tahu. la sama sekali tidak mengetahui adanya
pertemuan yang tidak masuk akal, tetapi benar-benar telah terjadi
di rumah itu sebelumnya Armandi berpisah dengan dunia yang
penuh keindahan, kekejaman dan keanehan ini. Tetapi nalurinya
mengatakan, bahwa Erwin mengetahui banyak tentang misteri ini,
karena ia bukan manusia biasa. Kapten Polisi itu mengakui bahwa
dalam hal-hal semacam ini dukun bisa lebih mampu dari reserse
atau intel. Meskipun Sagita berusaha menyembunyikan, tetapi bagi orang
yang memperhatikan wajahnya akan kelihatan, bahwa dia sangat
tergoncang. Panik dan takut. Tetapi mereka tidak tahu, bahwa
ketakutan Sagita disebabkan dirinya pun terkait dalam peristiwa
yang penuh tanda tanya ini.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sama sekali tidak ada pengrusakan jendela atau pintu, nona
Sagita?" tanya Kapten Siregar.
"Tidak ada Pak!" sahut Sagita yakin sepenuhnya.
"Lalu bagaimana orang bisa masuk?"
"Itulah yang saya tak mengerti. Kalau ada orang masuk, tentu
melalui pintu atau jendela."
"Kalau orang, kata nona. Apakah bisa lain daripada orang?"
Kapten Siregar bertanya tetapi dalam hati juga menjawab. Ha,
barangkali bukan orang. Jadi-jadian" Hantu, iblis, setan atau jin
kah" "Nona Sagita, maafkan saya. Nona tentu dalam keadaan sedih
dan gugup sekali. Tetapi saya memerlukan beberapa keterangan.
Siapakah yang pertama-tama mengetahui tentang kematian paman
nona ini?" "Saya," jawab Sagita.
"Bagamimana nona masuk, sedangkan jendela dan pintu dikunci
dari dalam!" Para petugas hukum dan Erwin semua memandang ke
Sagita. Bagaimana dia masuk"
"Itulah anehnya. Saya ketuk-ketuk pintu perlahan-lahan, supaya
paman jangan sampai terkejut. Tiada sahutan. Tetapi kunci diputar
dari dalam. Saya masuk tanpa curiga apa pun. Tentu paman yang
membukakan pintu. Habis, siapa lagi. Tetapi saya jadi terkejut *dan
merasa gemetaran. Paman terbaring di ranjang. Lidahnya yang
terjulur memberitahu kepada saya bahwa paman saya itu telah
meninggal. Saya jadi sangat ketakutan. Siapa yang membukakan
pintu tadi." Sampai di situ Sagita terdiam. Kelihatan dia lemas dan dirasuk oleh
berbagai macam perasaan. "Siapa yang membukakan pintu," kata Sagita kepada dirinya
sendiri tetapi didengar oleh semua yang hadir di sana. Bagi Kapten
Siregar sudah jelas, bahwa di kamar itu tidak ada lain orang selain
Armandi. Kalau ada tentu Sagita tidak bingung. Siapakah yang
membukakannya pintu tatkala dia mengetuk-ngetuk tadi.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Barangkali ada orang lain bersembunyi," kata Siregar kemudian untuk memperoleh
penegasan tentang tidak ada orang lain itu.
"Tidak ada. Kalau ada pasti kelihatan. Tidak ada tempat
bersembunyi di sana," kata Sagita penuh keyakinan. Karena
memang begitulah keadaan di kamar itu. Tidak mungkin orang bisa
bersembunyi. Kapten Siregar mulai bertanya pada diri sendiri, siapa yang
membukakan pintu untuk Sagita. Tidak mungkin kunci berputar
sendiri. Tetapi mengapa Sagita tidak melihat siapapun selain


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pamannya yang sudah tak bernyawa di ranjang. Apa lagi ini.
katanya kesal pada diri sendiri. Orang halus pulakah" Dia ingat,
ayah Sagita yang abang Armandi bunuh diri beberapa waktu yang
lalu. Apakah abangnya itu yang menghendaki dia" Ataukah setan
yang mendorong Afandi bunuh diri itu yang kini membunuh
Armandi" Erwin tidak sangsi lagi, bahwa yang membunuh Armandi pasti si
Bengkok yang kemarin sakit hati itu. Dia orang halus. Jin. Tidak
akan pernah kelihatan, kecuali kalau ia sengaja hendak
memperlihatkan dirinya. Armandi mati dibunuh. Tentu ada yang membunuh. Tetapi
pembunuh itu tidak akan pernah bisa ditangkap. Jadi tidak akan
pernah bisa diinterogasi. Dan tidak akan pernah dibawa ke
pengadilan. Barangkali ia masih ada di ruangan itu melihat orang-
orang sibuk dan takut. Dan dia menikmati ketakutan manusia-
manusia itu dengan hati puas. Pada waktu itu si jin merasa dirinya
super, lebih berkuasa dari manusia. Asal saja jangan datang
penguasa yang ditakutinya. Datuk nan Kuniang. Dan Datuk itu tidak
datang. Erwin yang sejak tadi tidak berkata banyak, merasakan bahwa si
orang halus yang baru membunuh masih ada di sana. Dalam
hatinya telah berpikir, bahwa Sagita juga mungkin akan mengalami
nasib yang sama. Kalau jin sudah marah, ia tak pernah puas dengan
hanya satu korban. Bukan mustahil satu keluarga dihabiskannya.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sahata Siregar menarik Erwin ke tempat lain, agak jauh dari
orang banyak. "Apa pendapatmu Erwin. Aku yakin kau dapat membantu.
Menghadapi masalah seperti kami benar-benar tak berdaya!" kata
Siregar. "la dibunuh. Tetapi mustahil bisa menangkap pembunuhnya.
Karena ia jin yang sedang murka. Ini kalau Kapten mau percaya.
Kalau Kapten katakan begini kepada atasan Kapten barangkali akan
ditertawakan!" "Kau yakin?" tanya Siregar.
"Bukan yakin, mengetahui. Jin itu piaraan almarhum Afandi.
Adiknya ini tidak mau menggantikan. Jin merasa dihina dan
ditelantarkan, la membalas!"
Kapten Siregar percaya. Bagi banyak orang Tapanuli yang
dilahirkan dan dibesarkan di kampung, ataupun pernah tinggal di
daerahnya, kisah-kisah begitu bukan aneh. Banyak orang percaya
dan banyak kali pula terbukti, keluarga-keluarga yang didatangi
orang halus atau hewan, karena orang yang. tadinya memelihara
dirinya telah tidak ada lagi dan si piaraan tidak diwariskan secara
baik-baik kepada yang tinggal.
Kapten Siregar tahu, bahwa kasus ini akan menimbulkan
kehebohan besar dan luas, kalau dikatakan bahwa korban mati
dibunuh oleh setan. Sebagian terbesar orang pintar tidak akan
percaya. Mereka akan mencemooh Polisi. Memberi alasan tak masuk
akal, karena tidak sanggup menangkap si pelaku. Karena kelihayan
si pembunuh semata-mata, atau lebih buruk kalau Polisi dituduh
tidak berani menghadapi si pelaku yang mempunyai serbaneka ilmu
tak terkalahkan. Atau, kalau takut kehilangan muka, harus
ditangkap siapa saja yang bernasib sial dan dipaksa dengan segala
cara mengakui suatu kejahatan yang tak pernah dilakukannya, tidak
susah. Lalu dihukumlah orang tak berdosa itu untuk kemudian mati
karena merana atau gila karena kekejaman yang dilakukan atas
dirinya. Atau dia tabahkan hati dengan segala kekuatan iman yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ada, supaya dia pada suatu hari sempat membuat perhitungan
dengan petugas hukum yang menganiaya dirinya. Maka lahirlah
dendam kesumat oleh perbuatan tidak adil itu.
*** LEBIH dua jam Erwin di sana. Bukan untuk mengambil hati
Sagita yang menurut Bengkok sama sekali tidak mencintai dirinya.
Tetapi karena pembunuhan itu menyangkut kekuatan dan dendam
mahluk halus yang sudah dikenalnya. Dan ia ingin melindungi
Sagita, kalau mungkin. Betapa rendah dia, kalau lalu menjauhkan
diri hanya karena cintanya tak berbalas. Harus dicintaikah untuk
bersedia berbuat baik terhadap orang lain"
Erwin mohon diri pada Sagita karena ia harus memenuhi suatu
janji. Bila tiada berhalangan, pada malamnya ia akan kembali.
Dari sana dukun muda itu langsung menuju rumah keluarga
Suhud. Armen sedang duduk-duduk di ruang tamu, seperti orang
sehat saja. Bercerita-cerita dengan kedua orang tuanya dan saudara
misannya Nini. Begitu melihat Erwin datang, Armen berdiri dan
menyalaminya. Semua orang senang melihat, tetapi juga heran.
Begitu cepat perubahan pada dirinya, la yang sudah tiga tahun
ditakuti, bisa mendadak sontak jadi manusia yang punya sikap
penuh persahabatan. Ilmu apakah digunakan oleh orang dari
Mandailing itu" Pitunduk-kah, yaitu ilmu yang membuat orang jadi
selalu tunduk pada kemauan yang punya ilmu" Ataukah piganta(r)
yang membuat orang jadi takut dan gentar pada si punya ilmu"
Tetapi baru saja semua yang hadir merasa gembira, tanpa ada
partanda, Armen mengambil tempat abu rokok terbuat dari kristal
tebal dan amat berat dari meja lalu menghempaskannya ke atas
meja yang terbuat dari kaca. Hancur, tangan Armen mencucurkan
banyak darah oleh luka-luka terkena pecahan kaca. Semua menjadi
pucat. Hanya Erwin yang tenang, karena mengetahui, bahwa
pasiennya itu tidak akan mungkin semudah itu. Beberapa
persyaratan harus dipenuhi dulu. Mata Armen memandang liar ke
sekitarnya. Orang tuanya dan Nini serta saudara-saudaranya jadi
takut. Semua mengharapkan Erwin untuk mengatasinya.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sudah punya rumah sendiri masih juga merusak rumah orang
lain," kata Armen. Tidak ada yang mengerti apa maksudnya dengan
kata-kata itu. "Nanti kubikinkan rumah baru yang lebih bagus," kata Erwin.
"Aku tidak minta yang lebih bagus. Jangan kira aku pemeras,"
kata Armen. "Tidak, bukan itu maksudku. Kalian semua baik budi, aku tahu.
Kami yang selalu salah. Ceroboh. Kalian kan tahu, manusia ini
punya akal, tetapi justeru manusia pulalah yang selalu tidak
memikirkan kepentingan orang lain. Yang sembrono, yang banyak
lagak, yang sombong dan merasa paling hebat!"
"Ee, kau kan juga manusia. Kenapa kau mengetahui itu?" tanya Armen.
"Aku pernah mempelajari dunia kalian sedikit-sedikit."
"Dunia apa maksudmu," kata Armen. "Sebenarnya dunia kita sama. Cuma cara hidup
dan adat istiadat yang berlainan. Kita ini
kan selalu bertetangga, kadang-kadang satu pekarangan.
Dalam beberapa hal kita sama. Umpamanya tentang, anak-anak.
Kalian punya anak-anak. Suka bermain-main, lari kian kemari. Anak-
anak kami juga begitu. Kami senang melihat anak-anak manusia
bermain sambil tertawa riang. Kadang-kadang kami turut merasa
geli. Bagaimana perasaan kalian kalau sekiranya datang orang-
orang jahat mengganggu anak-anak kalian yang sedang bermain-
main itu" Apalagi kalau sampai dipukul. Kalian akan marah bukan"
Akan berkelahi, bahkan mau membunuh!"
"Ya, tentu. Kalau tak dapat mengendalikan diri bisa sampai
berbunuhan," kata Erwin membenarkan.
Yang mendengarkan dialog itu merasa seram. Tanpa dapat
dicegah, bulu kuduk mereka berdiri. Mereka mulai tahu, bahwa yang
ngomong itu bukan Armen, tetapi mahluk halus yang tinggal di
dalam diri pemuda yang sakit itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Berkata Armen lagi: "Dua orang anak kami di tendang si Armen.
Keesokan harinya rumah kami pula dirubuhkannya. Entah untuk
apa. Mau membuat pemandangan di pekarangannya lebih bagus
barangkali. Rumah kami dianggap mengganggu. Kalian
menamakannya digusur. Kalau tumah manusia digusur, yang punya
bisa ribut lalu mengadu. Sampai-sampai ke . . . apa namanya itu, ke
DPR. Kami tidak punya DPR tempat mengeluh."
"Aku mengerti sudah. Seperti kukatakan tadi, paling banyak bikin kesalahan di
dunia ini adalah justeru manusia. Maafkanlah si Armen.
Sebenarnya semua tidak disengaja, hanya karena kebodohan saja.
Aku akan mengganti. Karena kita bertetangga dan kami sudah
mengaku salah dan mohon maaf, kau mau memberi maaf,
bukankah begitu?" kata Erwin.
Armen kelihatan letih, walaupun hanya berkata-kata begitu.
Badannya basah oleh keringat, celana basah oleh darah tangannya.
Begitu juga lantai di depan kakinya merah oleh darah. Erwin
meminta verband untuk pembalut luka. Setelah itu diangkatnya
Armen ke kamar tidur. Mereka membiarkan. Tidak berkata, tidak
bertanya. Erwin sutradara. Hanya dia pula yang tahu thema dan
jalan cerita. Setelah Armen tidur nyenyak, Erwin bertanya apakah sarjana
hukum itu pernah membenahi pekarangan. Ibunya menjawab
positip. Armen memang hobby mengurus taman. Atas pertanyaan
Erwin lagi, nyonya Suhud coba-coba mengingat apakah anaknya
pernah menebang pohon. Akhirnya dia ingat. Memang pernah.
Sebatang pohon belimbing yang agak besar. Ditebangnya untuk
diganti dengan pohon nusa indah. Sebenarnya ibunya tak setuju,
karena belimbing itu si'dah selalu berbuah. Besar-besar lagi. Tetapi
kemauan Armen sukar dipatahkan. Sekarang ia ingat. Malamnya
Armen mengatakan kepala pusing. Badannya panas, tersentak-
sentak, dan ia selalu mengatakan sakit. Rupanya ia telah merusak
rumah jin dan menendang dua anaknya. Walaupun tidak sengaja.
*** POHON belimbing dicari. Harus yang sudah berbuah. Untuk
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ditanam di tempat yang pernah ada pohon semacam itu tiga tahun
yang lalu. Barangkali orang tercengang mendengar pohon sudah
berbuah hendak dipindahkan. Di Jakarta dan kota-kota besar
lainnya sudah jadi urusan kecil. Pohon kelapa yang sudah berbuah
pun dapat dipindahkan dan akan hidup subur di tempatnya yang
baru. Hari itu juga dengan upacara kecil tetapi wajib, Erwin
menanam pohon belimbing. Seluruh keluarga Suhud turut hadir.
Dengan khidmat dukun muda itu menyerah-terimakan rumah yang
pernah digusur oleh Armen. Setelah itu dibawa dan diletakkan
hidangan di atas penampi beras. Harus di atas penampi tak boleh
wadah dari logam atau beling ataupun kristal. Bubur merah putih,
pisang raja masak di batang, sekapur sirih lengkap dengan
pinangnya, tiga butir telur ayam kampung, tiga batang sigaret, tiga
batang cerutu beserta sekotak korek api, tujuh uang logam
seratusan, tusuk gigi dan penyeka tangan.
Yang hadir semua duduk di atas tanah, tak boleh
mempergunakan alas terbuat dari apa pun. Erwin membaca-baca,
memohon maaf dan mengajak hidup berdampingan secara
keluarga. Ketika dukun itu telah selesai mendoa, terdengar tawa-
tawa riang. Bunyinya nyaring, tetapi tidak keras. Anak-anak orang
halus yang sedang menikmati bubur merah bubur putih.
*** DI DALAM rumah Erwin menerangkan, bahwa menurut
keyakinannya, sesuai dengan yang dikatakan oleh orang halus
melalui diri Armen, penyakit sarjana hukum itu bukan oleh buatan
orang, tetapi hukuman orang halus yang dirusak rumahnya, yaitu
pohon belimbing dan tertendang dua anaknya. Permohonan maaf
telah mereka terima dengan baik. Menurut yang wajar, Armen akan
sembuh dalam waktu tak lebih daripada dua puluh satu jam.
Mendengar keterangan Erwin, kedua orang tua Armen masih
tertanya-tanya di dalam hati, apakah benar bukan buatan orang
jahil. Tidak kurang dari lima orang dukun yang konon pandai-pandai
mengatakan, bahwa ada orang yang tidak menyukai Armen, lalu
mengguna-gunainya supaya jadi gila. Ada pula yang berkata, bahwa
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang yang menjahili itu iri hati pada Suhud lalu dibalaskan pada
anaknya supaya ia tidak pernah merasa bahagia. Ada seorang
dukun dengan muka serius berkata: "Sebenarnya maksud yang
membuat ini tidak jahat. Dia seorang janda beranak tiga. Jatuh hati
pada Armen. Tapi Armen tidak menaruh cukup perhatian. Untuk
menundukkan Armen dipintanya pertolongan dukun. Tapi guna-
guna itu berpengaruh buruk." Mendengar keterangan itu ibu Armen
jadi panas. Memang ada seorang janda, baru berumur dua puluh
empat tahun. Anaknya tiga orang, yang tertua empat tahun. Baru
kematian suami. Masih ada hubungan famili dengan keluarga
Suhud. Selalu bertandang ke sana. Suka bercanda dengan mereka,
juga dengan Armen. Karena tidak kuat menahan emosi, nyonya
Suhud mendatangi familinya yang janda itu. Tanpa selidik lebih
dulu, bahkan tanpa tanya dia langsung melabrak Elida habis-
habisan. Dikata-katai, dimaki. Wanita yang berparas menarik'itu
terkejut heran. Dia tak banyak kata. "Saya tidak sehina itu. Tidak akan pernah
sehina itu!" Lalu ia menangis. Nyonya Suhud semakin
galak. Djkun itu tentu berkata benar. Bukankah Elida janda dan
beranak tiga" Dukun itu mengetahui begitu terperinci, padahal ia
tidak mengenal Elida. Garang nyonya Suhud berkata: "Rupanya kau selalu datang
karena inginkan anakku. Kau yang sudah punya tiga anak. Armen
masih perjaka. Tak tahu diri."
Wanita itu diam. Napasnya menjadi sesak. Karena menahan hati.
Sebenarnya lebih baik ia lampiaskan apa yang hendak dikatakan
hatinya. Tetapi ia merasa bodoh kalau melawan perempuan yang
sedang diselapi emosi. Bagaimanapun nyonya Suhud masih
termasuk tantenya. Suhud menyabarkan isterinya. Baginya tak masuk akal Elida
mengguna-gunai Armen. Dia peramah, suka berkelakar. Hanya itu.
Dia sama sekali tidak pernah menaruh hati pada Armen. Semenjak
ditinggal suami, hatinya belum pernah tercuri atau dicuri oleh lelaki lain. la
sangat cinta pada suaminya yang telah mendahuluinya oleh
suatu kecelakaan pesawat terbang. Hati itu sebenarnya masih
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
diduduki oleh roh almarhum Fadli yang malang. Tuduhan nyonya
Suhud sesungguhnya amat rendah. Dan kalau dikaji-kaji
sebenarnya buruk duga itu pun hanya akibat dari celoteh seorang
dukun yang mengada-ada untuk mendapat upah yang tidak halal.
Ketika dukun itu datang lagi untuk mengobati Armen yang
katanya diguna-gunai janda beranak tiga itu, nyonya Suhud
menceritakan di depan suaminya, bahwa janda beranak tiga itu
memang benar ada. Orangnya pun cantik, katanya lagi. "Tetapi dia tidak mengaku
pak dukun," kata Nyonya Suhud. "Bikinlah supaya dia mengaku terus terang dan
mengatakan siapa dukun yang
dipakainya untuk menganiaya anak kami."
"Kalau semua penjahat mau mengaku, tak tertampung oleh
penjara nyonya," kata sang dukun tanpa ragu-ragu. "Lagi sehari dua ini dia akan.


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengaku dan minta maaf. Dukun yang dipakainya itu
sebenarnya saya sudah tahu. Memang hidupnya dari menganiaya
orang. Bukan menyembuhkan orang sakit. Banyak dukun yang
begitu Nya," katanya lagi. "Tempat mereka itu sudah pasti. Neraka."
"Jadi janda itu akan mengaku?" tanya nyonya Suhud gemas.
"Ya. Kalau dia tidak mau mengaku, perutnya akan membusung."
"Bagus. Bikinlah dia jadi busung, biar tak pernah laku," kata nyonya Suhud.
Baginya hanya ada satu keinginan. Membalas
dendam terhadap Elida. Tapi pada malam itu ia kedatangan seseorang yang sangat
dikenalnya, la sedang seorang diri di kamar tidur. Suaminya di
kamar Armen. Meskipun yang dat g itu sangat dikenal, nyonya
Suhud terkejut dan takut. Karena orang itu sudah almarhum.
Mengapa Fadli bisa datang. Seperti orang hidup saja. Padahal ia
sudah meninggal. Sudah dikuburkan, sudah ditujuh harikan, empat
puluh harinya sudah. Bahkan dua bulan yang lalu telah diadakan
doa untuk seratus harinya.
Nyonya Suhud tak dapat membuka mulut. Pun tak kuasa pergi
dari sana. Fadli tidak berubah sedikit pun. Sama seperti tatkala ia
masih hidup. Padahal dia termasuk di antara mayat-mayat yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sudah tak dapat dikenali identitasnya oleh kecelakaan pesawat yang
ditumpanginya. Hanya pakaiannya saja yang lain. Dia berbaju dan
memakai kain berwarna putih. Sama putih dengan kopiahnya.
"Mengapa tante menyakiti isteriku Elida" Tuduhan tante keji
sekali. Dia tidak pernah mengingini Armen. Baginya Armen seperti
saudara sekandung, karena dia tak punya kakak atau adik lelaki.
Tidak lain daripada itu!" kata Fadli. Dia bicara tenang-tenang, tidak kelihatan
amarah barang sedikit pun.
Oleh sikap tamu aneh yang kelihatan ramah itu, semangat
nyonya Suhud perlahan-lahan kembali.
"Kau Fadli kan?" tanya perempuan itu.
"Ya, betul tante, aku Fadli."
"Kudengar kau meninggal. Apa betul?"
"Betul. Mayatku hangus sampai tak dikenal."
"Lalu kau hidup kembali."
"Tidak." Nyonya Suhud jadi takut lagi, tetapi ia dapat menguasai diri
karena tamu itu tidak mengancam.
"Aku tidak mengerti. Kau telah meninggal, tetapi sekarang kau
ada di sini." "Sebetulnya mati itu tidak seperti yang disangka kebanyakan
orang. Mati hanya selesai hidup di dunia. Aku-nya tiap manusia
tidak mati. Dia hidup terus tanpa henti. Hanya tempatnya yang
pindah," kata Fadli dengan tenang, bagaikan guru mengajar murid.
Perempuan yang semula ketakutan tadi berubah menjadi tenang.
Hidup sebenarnya tidak pernah berakhir. Itu yang penting baginya.
Habis dari dunia yang sekarang akan masuk ke dunia yang lain.
"Maksudmu mendatangi aku untuk membuktikan, bahwa
sebenarnya orang mati itu tidak mati. Aku senang sekali kau
mengunjungi aku Fadli. Kau tidak lupa sama tantemu ya!" ,
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Berbeda dengan nyonya Suhud yang dari ketakutan kini mulai
bisa senyum dan bahkan wajahnya berseri mendengar cerita dari
akhirat itu, Fadli tetap saja sebagaimana ia datang tadi. Wajah kaku
tanpa expresi apa pun. Suaranya datar, monoton. Seperti wajah
orang yang sudah meninggal lah.
"Aku datang untuk memberitahu bahwa isteri ku Elida tidak
pernah punya perasaan lain daripada persaudaraan terhadap
Armen. Tante telah menuduh dan menista dia. Karena aku tahu dia
tidak berdosa, aku tidak terima segala fitnah dan makian tante.
Tante dengar" Aku tidak terima!" Matanya yang tanpa sinar
memandang nyonya Suhud. Tiada berkedip.
"Tapi bukan aku yang menuduh. Dukun yang mengatakan
begitu!" kata nyonya Suhud membela diri.
"Dukun Barjak itu penipu!"
"Dari mana kau tahu namanya Barjak?" tanya nyonya Suhud.
"Orang macam aku ini, yang sudah pindah ke tempat lain
mengetahui lebih banyak daripada kalian. Kami bisa melihat apa
yang kalian tidak bisa. Dan kami juga tahu, apa yang kalian kadang-
kadang tidak tahu." Dia diam sebentar.
"Aku beri tante kesempatan minta maaf kepada isteriku!" katanya kemudian.
"Kau ini aneh. Masa aku yang tua minta maaf pada dia yang
kemenakan." "Kalau tante tidak mau minta maaf, aku terpaksa membawa
tante," kata Fadli tanpa suara mengandung ancaman atau amarah.
"Bawa ke mana?"
"Ke dunia kami. Ke akhirat."
"Mati maksudmu?"
"Seperti aku inilah."
Yang semula takut, kemudian merasa lega, kini mendadak sontak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jadi pucat. Sepucat Fadli yang hendak membawanya pergi.
"Aku tak mau mati. Tidak mau!"
"Mengatakan tak mau mati boleh saja. Tetapi yang menentukan
sayangnya bukan tante. Kalau tante tidak menyadari kesalahan dan
tidak mau minta maaf, maka aku akan bawa tante bersamaku,
sekarang juga!" Mata Fadli tetap tidak memancarkan sinar
kehidupan. Mata orang yang sudah mati.
"Jadi kau paksa aku mohon maaf kepada istermu itu?"
"Ya, mesti dan harus malam ini juga. Kalau tidak, akan kubawa
tante malam ini!" Mendengar ini nyonya Suhud jadi takut. Mati adalah hal yang
paling tidak dikehendakinya. Ketika ia hendak berkata lagi, Fadli
menghilang. Menyebabkan ia tambah ketakutan, karena jelas
beginya bahwa ia baru berhadapan dengan hantu Fadli. Setelah
berpikir dan tidak melihat jalan lain untuk menyelamatkan diri,
nyonya Suhud mengajak suaminya pergi ke rumah Elida. Laki-laki
itu jadi heran, kok malam-malam mendadak mau ke Elida yang telah
dinistanya habis-habisan.
"Sudahlah, jangan banyak tanya," kata perempuan yang
ketakutan tetapi juga sangat jengkel itu. "Aku diancam hantu
lakinya!" Suhud kaget. Hantu" Tapi dia tak bertanya. Setidak-
tidaknya belum pada saat itu juga.
Kedatangan suami isteri Suhud mengejutkan Elida. Mau apa lagi
perempuan ini" Walaupun tidak dilawannya dengan mulut, tetapi
dalam hati Elida sudah membenci orang yang biasa disebutnya
dengan tante itu. "Aku datang ke sini atas permintaan suamimu," kata nyonya
Suhud. Membuat Elida jadi terkejut, karena tak masuk akal.
Bagaimana pula suaminya yang sudah meninggal bisa menyuruh
orang hidup untuk mendatanginya. Janda muda itu jadi curiga.
Apakah ada rencana hendak mempermainkan dirinya lagi"
"Lebih baik tante datang pada lain waktu saja," kata Elida. "Saya http://cerita-
silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mau tidur!" Bagi suami isteri Suhud kata-kata itu jelas merupakan penolakan
kunjungan pada malam-malam begitu, tetapi nyonya Suhud
berkata: "Aku harus melakukannya pada malam ini juga. Begitu mau suamimu. Kalau
tidak karena kedatangannya tadi, aku juga tidak
mau ke mari." Sekarang Elida kian heran.
"Jangan mempermainkan aku dan suamiku yang sudah tiada,"
kata Elida. "Aku tidak ada tempo untuk main-main. Aku terpaksa datang
karena diperintah oleh Fadli. Dia mendatangi aku!" kata nyonya
Suhud. Kini Elida percaya. Perempuan itu meminta maaf atas
tuduhannya. Yang kata Fadli tidak benar. Tetapi nyonya Suhud
masih mengatakan, bahwa yang sebenarnya bersalah bukan dia,
melainkan dukun. Dia pun masih mengatakan, bahwa tentu ada
orang yang menjahili anaknya.
Elida tak dapat menahan tangis. Betapa besar cinta Fadli
kepadanya. Sampai setelah tiada pun ia masih membela isteri yang
amat dicintainya itu. Inikah yang dinamakan kasih sayang dibawa
sampai ke akhirat" Fadli datang membebaskan isterinya dari
tuduhan yang tak semena-mena.
SAMPAI pagi Elida tidak dapat tidur. Pikirannya penuh oleh
kenangan-kenangan indah dengan Fadli. Yang selalu begitu baik,
begitu lembut dan penuh kasih sayang pada mereka berempat.
Pagi-pagi ia ziarah ke makam suaminya dengan membawa anak
mereka yang tertua. Meskipun kata orang di kuburan tak boleh
menangis, tetapi Elida tidak dapat membendung air mata.
*** PENGALAMAN dengan tuduhan keji yang tidak pada tempatnya
sehingga menyebabkan arwah Fadli mendatanginya tidak membuat
nyonya Suhud yakin, bahwa kegilaan bisa disebabkan oleh berbagai
keadaan lain. Apalagi dukun-dukun yang katanya hendak
menyembuhkan Ar-men kebanyakan mengatakan, bahwa penyakit
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu disebabkan oleh kejahilan seseorang. Bila dukun mengatakan
ada orang mengguna gunai anaknya, maka nyonya Suhud lantas
ingin membalas dendam. Dia amat heran, ketika Erwin mengatakan, bahwa Armen sakit
bukan karena buatan orang, melainkan karena telah menggusur
rumah orang halus dan menendang dua anaknya. Sebenarnya
bukan menendang tetapi tertendang. Bagi orang halus dinilai sama
saja, sengaja atau tidak, dua anaknya telah disakiti. Dan dia
membalas. "Orang halus ini masih termasuk baik," kata Erwin. Membuat
nyonya Suhud sebenarnya tidak senang mendengar. Anaknya sudah
gila sampai tiga tahun, dukun ini masih mengatakan, bahwa orang
halus itu baik. "Kalau baik tentu tidak membuat anakku jadi begini," kata
nyonya Suhud. "Dia bisa membuat lebih dari ini," kata Erwin. "Bisa membuat Armen kejang dan
mati pada saat itu juga. Bahkan bisa membuat
semua orang di rumah ini tidak bisa tidur karena gelisah. Bisa pula
saban malam datang mengganggu, misalnya memindahkan tiap
orang dari tempat tidur ke dapur atau ke kamar mandi."
Selesai Erwin berkata begitu, semua orang jadi terkejut dan
takut, karena melihat nyonya Suhud seperti diangkat seseorang.
Tetapi yang mengangkat tidak kelihatan, la dipindahkan dari
tempatnya semula ke tempat lain. Seperti dibopong. Nyonya itu
terjerit-jerit dan meronta-ronta. Perempuan itu didudukkan oleh
mahluk yang tidak kelihatan ke sebuah kursi. Mukanya tak punya
ekspresi lain daripada takut yang amat sangat. Dan dia merasa
bahwa apa yang terjadi atas dirinya hanya membuktikan kebenaran
kata-kata Erwin, bahwa orang halus dapat berbuat lebih daripada
yang terjadi atas diri Armen.
"Mamaaaa," kata nyonya Suhud yang sudah punya anak-anak
dewasa itu. Dalam keadaan panik semacam itu, seorang ibu pun
rupanya perlu memanggil mamanya. Dalam keadaan seperti itu
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang sudah tidak kenal malu lagi.
"Tolonglah saya pak dukun," kata nyonya Suhud kepada Erwin.
"Saya minta ampun."
Erwin membaca-baca mantera mohon orang halus memaafkan
nyonya Suhud. "Orang halus meminta supaya nyonya jangan lagi mudah
berprasangka. Dia tidak akan mengganggu kalau tidak diganggu
lebih dulu. Dia malah akan melindungi dalam hal-hal nyonya dan
keluarga membutuhkan bantuan mereka," kata Erwin.
"Tolong sampaikan terima kasihku," kata nyonya Suhud.
Semua kejadian aneh itu berlangsung di hadapan banyak mata.
Bagaimanapun anehnya, pasti suatu kenyataan. Biarlah orang tak
percaya, karena tidak ada paksaan untuk mempercayai sesuatu
walaupun kenyataan. Sejak saat itu Armen kelihatan cepat sekali membaik. Dan benar,
tak lebih dari dua puluh satu jam Armen sudah mengatakan, bahwa
ia ingin bersahabat dengan dukunnya. Berkata dia kepada orang
tuanya: "Ayah, carikan pekerjaan buat kawanku Erwin. Angkat dia
jadi abangku ya ayah!" Semua orang heran mendengar, tetapi
semua meng-iyakan. Dan Erwin merasa bahagia dengan
kesembuhan Armen. Nini kagum sekali pada dukun muda yang kelihatan amat
kampungan itu. Dia merasa dirinya tambah tertarik. Dan kini dia pun
dapat memaklumi mengapa sahabatnya Sabrina terpikat pada laki-
laki ini. Dia pun mulai berpendapat bahwa jatuh cinta pada seorang
dukun bukan sesuatu yang menyimpang dari kewajaran. Dia pun
kini merasa bahwa dukun toh manusia juga, sama dengan manusia
lainnya. Ketika Erwin akan berangkat, sebagaimana dilazimkan oleh
keluarga yang menerima jasa-jasa 'ukun, Suhud memberi imbalan
- biasa disebut edekah, walaupun tidak enak didengar telinga -
kepada Erwin. Bedanya, pemberian ini dimasukkan dalam amplop
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seperti menyogok pejabat atau seperti sementara instansi men-
servis wartawan yang dipanggil untuk mendengar dan menyiarkan
suara mereka. Tanpa perduli apa pikir yang memberi, Erwin membuka amplop
di situ juga, melihat isinya. Dua puluh lembar sepuluh ribuan. Dua
ratus ribu, lumayan. Dia memandang Suhud, yang lalu jadi merah
padam mukanya. Dia menyangka uang itu terlalu sedikit. Masa iya
menyembuhkan orang gila cuma dibayar no pek ceng, seperti biasa
dikatakan pribumi yang sudah agak mencina dikit!
"Saya tambah Pak," kata Suhud gugup lalu ia mau membalik
mengambil tambahan. Nini dan nyonya Suhud juga turut gugup.
"Pengobatan ini belum selesai. Kalau begini caranya saya minta
berhenti saja hari ini," kata Erwin seenaknya. Dia berkelakar, tetapi Suhud dan
keluarganya malah jadi tambah bingung. Jadi pucat lagi.
Erwin mau berhenti, itu kan namanya mengancam orang yang lagi
kepepet. "Jangan Pak, kasihani kami," kata nyonya Suhud takut kalau
anaknya jadi gila kembali.
"Kalau begitu, terima kembali uang ini. Saya hanya
membutuhkan dua puluh ribu. Bukan sebagai biaya berobat, tetapi
buat bayar sewa gubug dan hutang nasi bungkus di warungnya Bu
Minah!" kata Erwin. Dia hanya mengambil dua lembar, sementara
yang lainnya dia ulurkan kepada Suhud. Dari gugup, kini mereka
jadi heran. Kok begini anehnya manusia yang seorang ini.
"Ayo terima," kata Erwin yang melihat Suhud masih terheran-
heran. "Tapi kenapa begini Pak dukun?" tanya Suhud.
"Ya begitulah. Saya bukan pengambil upah. Tapi kalau diberi


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sedikit dengan ikhlas saya terima. Sebab saya juga perlu makan,
sedangkan pekerjaan sampai sekarang masih saja tidak dapat. Ada
yang mau menerima kerja, tetapi kudu bayar seratus ribu sama
bagian personalia. Gila, banyak orang sudah jadi gila karena rakus,
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
karena kejam atau sudah sama sekali tidak percaya akan adanya
Tuhan. Sembahan mereka duit. Tidak tahu bahwa Jibril dan para
malaikat semua tidak bisa disogok!" Erwin ngomong sekeluarnya
saja sesuai dengan apa yang dirasanya.
Nini mau mengantarkan lagi, tetapi sekali ini dia benar-benar
menolak dengan cara terhalus yang bisa dipikirkan otaknya dan
dikatakan lidahnya. Erwin mulai dapat merasakan, bahwa bencana baru seperti yang
pernah dialaminya di Surabaya dan dengan Amalia di Jakarta, akan
menimpa dia. Sekali ini tak kurang daripada Nini yang sahabat akrab
Sabrina. Apakah gadis ini sudah mendengar curahan hati Sabrina"
Andaikata sudah, mengapa ia masih mau melimpahkan kasihnya
kepada si manusia harimau" Ataukah Sabrina yang kecewa, belum
sampai mengatakan bahwa Erwin sesungguhnya bukan manusia
sebagai manusia lain. Bahwa dia kadang-kadang menjadi harimau,
la telah menceritakan hal itu kepada Amalia dan ibunya, mengapa
pula tidak kepada Nini! *** MALAM itu Erwin datang ke rumah Sagita memenuhi janji. Turut
mengaji bersama puluhan orang lain, memohonkan ampun bagi
dosa-dosa Armandi agar kepadanya diberikan tempat yang
menyenangkan di yaumilmakhsar.
Setelah para pengunjung pulang dan yang tinggal hanya Sagita
dengan beberapa anggota keluarga dekat, Sagita minta tolong
kepada Erwin untuk mencegah kedatangan jin Bengkok, la yakin,
bahwa yang membukakan pintu pagi itu tentulah jin yang ada di
kamar pamannya. Belum pergi setelah melakukan pencekikan.
Ketika Sagita masuk, dia keluar. Mungkin dari pintu, mungkin juga
dari lubang-lubang halus. Jin atau setan dapat masuk dari celah
mana saja yang dapat dilalui angin, bahkan dapat menerobos
tembok tanpa membuat lubang.
"Barangkali dia juga akan mencekik aku Erwin," kata Sagita.
"Kuharap tidak. Mestinya ia puas dengan mengambil pamanmu
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebagai pembalasan dendam. Tetapi aku pun tidak mau
membesarkan hatimu tanpa kepastian. Ada jin yang haus nyawa.
Mau membinasakan seluruh keluarga bekas tuannya," kata Erwin.
Bukan hanya Sagita, tetapi familinya pun jadi ketakutan.
"Kau tahu rupanya Erwin," kata satu suara. Sagita dan Erwin telah mengenal suara
itu. Jin Bengkok yang rupanya ada di sana.
Erwin yang dibuat tak berdaya kemarin, memanggil semua
gurunya, termasuk Datuk nan Kuniang agar memberi dia kekuatan
untuk menghadapi jin yang sangat dendam itu. Dan tak lama
kemudian Erwin telah merasakannya. Bahwa ia akan menjadi
harimau. Sedih hatinya tak terhingga karena kini Sagita akan
melihat kenyataan yang sebenarnya tak disukainya. Tetapi dalam
pada itu ia juga menyadari bahwa perubahannya menjadi harimau
itulah barangkali yang akan memberi dia kemampuan untuk
menghadapi dan semoga mengalahkan jin Bengkok.
Berkata Erwin dengan suara datar: "Kalian sudah mendengar
suara jin itu. Mungkin ia akan datang. Yang pasti ia termasuk jin
yang amat jahat dan palsu. Ketika kakekku Datuk nan Kuniang
datang, ia seolah-olah telah mengambil keputusan untuk pergi
mengembara mencari majikan baru. Tetapi rupanya itu hanya satu
muslihat. Buktinya ia kembali lagi dan mengambil nyawa tuan
Armandi," kata Erwin. "Aku minta kalian jangan terkejut kalau terjadi perubahan
atas diriku. Kalau jin kejam itu datang, aku akan
menghadapinya walaupun aku harus membayar dengan nyawa,"
katanya lagi. Sagita dan familinya ketakutan. Sagita sendiri bukan
hanya takut, tetapi juga terharu.
"Aku tak berani melihat," kata seorang makcik Sagita.
"Mengapa harus tak berani," kata suara jin Bengkok. "Ini suatu kesempatan yang
tak mungkin diperol satu di antara sejuta
manusia. Dan suatu tontonan yang amat menarik. Boleh kalian
ceritakan kepada handai dan taulan kalian, bagaimana aku yang
tidak disukai ini akan mencabik-cabik anak manusia yang kadang-kadang jadi
harimau. Bukan karena ia hebat, tetapi karena
ia manusia terkutuk yang memang sepantasnyalah disingkirkan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dari dunia ini. Kalian tahu bedebah yang bernama Erwin ini dukun
penipu. Gila seks. Ha, ha dia gila seks. Itulah makanya ia sampai
berani jatuh cinta pada Sagita yang begitu cantik. Karena aku
sudah tidak punya hubungan lagi dengan kalian, aku sekarang
berani mengatakan, bahwa daripada mencintai dukun gila ini lebih
baik Sagita menjadi isteriku. Menjadi isteri jin akan sangat
menyenangkan, bisa melihat semua yang ada di alam semesta ini.
Penglihatan manusia terbatas, tetapi mata jin dapat melihat segala-
galanya. Bisa masuk ke mana saja. Tidak perlu karcis-karcisan
dengan antri panjang. Pikirkanlah itu Sagita. Kau katakan saja kau
bersedia jadi isteriku, maka kau dan semua keluargamu akan
selamat. Tidak ada seorang pun yang akan kuganggu. Sebaliknya
semua mereka akan kulindungi dari segala macam bahaya dan
maksud jahat. Yang nomor satu bermaksud jahat adalah dukun
bajingan yang pura-pura baik hati ini. Kalian sudah melihat
bagaimana ia dan ayahnya tidak berdaya melawan aku.
Karena mereka manusia terkutuk sedangkan aku orang halus.
Sebenarnya kami yang sebangsa aku dikatakan orang halus karena
kami punya sifat-sifat yang halus. Ramah dan penurut. Tetapi
jangan kami disakiti, sebab pembalasan kami tidak akan kepalang
tanggung!" Panasnya hati Erwin tidak tertahan. Malunya takterhingga. la dikatakan gila seks. Apa lagi penghinaan yang lebih
besar daripada itu. "Jangan kau dan keluargamu takut Sagita.
Kuatkan hati kalian, jangan takut," kata Erwin dan bersamaan
dengan itu rupanya berubah. Tidak mendadak, tetapi juga tidak
terlalu lama. Sagita memperhatikannya Tangan dan kaki dukun itu
mulai berbulu dan kemudian berubah bentuk. Rupanya memang ada
manusia yang bisa berubah ujud. la sudah selalu mendengar kisah
tentang siluman atau jadi-jadian, tetapi apa yang dipersaksikannya
dengan mata sendiri kali ini, benar-benar tak pernah terkhayalkan
atau dikhayalkannya. Mengerikan sekali. Ataukah menyedihkan"
Keluarga Sagita semua gemetar, takut tak kepalang. Ingin berlalu
dari sana, semua anggota badan sudah tak dapat digerakkan oleh
rasa takut terbesar selama hidup mereka.
Harimau berkepala manusia itu memandangi semua orang yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ada di ruangan luas itu seorang demi seorang. Dia mau tahu kesan
apakah yang ditimbulkan perubahan ujudnya itu pada mereka.
Keinginan tahu -yang selfendmya sudah dapat dij&v^abnya tanpg
memandang mereka. Tiap ia menatap wajah, yarfg dipandang pasti
menundukkan kepala. Tidak punya cukup nyali untuk berpandangan
dengannya. Mata manusia harimau itu, walaupun tidak berapi-api,
mempunyai daya penunduk yang amat kuat. Hanya Sagita, anak
almarhum Afandi yang raja ilmu hitam itu, mencoba menentang
mata Erwin.. Dan mengherankan. Erwin lah yang menundukkan
pandangan. Mengapa" Karena mata Sagita lebih kuat" Tak mungkin.
Ayahnya memang penguasa ilmu hitam semasa hayatnya, tetapi dia
sendiri tidak. Dia hanya gadis biasa. Erwin tertunduk karena merasa
seakan-akan mata Sagita membaca isi hatinya, la, si manusia
harimau yang jatuh cinta pada seorang gadis rupawan dan
hartawan. "Kali ini aku akan membinasakan kau jin bangsat! Supaya kau
jangan terlalu terkejut, ketahui dari sekarang, kau akan
kubinasakan. Kau akan jadi binatang melata yang tidak ada artinya
lagi!" kata Erwin. Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.
Seperti ada yang menggerakkan dia berkata begitu.
"Bodoh tak tahu diri," bentak jin dan ia tiba-tiba menerjang Erwin, sehingga
terjengkang. Tetapi Erwin tertawa mengejek.
Memang lain dia malam ini.
Semua yang mempersaksikan takut dan heran, bagaimana
semuanya ini bisa terjadi dalam kenyataan. Mereka pikir keajaiban
seperti ini paling-paling hanya khayalan pengarang. Rupanya suatu
kenyataan yang tidak dapat dibantah. Mereka adalah saksi-saksi
mata yang tidak bisa membantah. Bersumpah apa pun mereka
berani. Semuanya terjadi di depan mata mereka. Harimau manusia
mendadak jadi beringas dan menerkam bahu jin dengan gigi-giginya
yang amat tajam. *** JIN terkejut, bukan karena menjadi takut, tetapi karena tidak
menyangka bahwa Erwin akan memberi perlawanan seperti itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan tenaga gaibnya ia mengangkat Erwin lalu mem-
bantingkannya ke lantai, la merasa bahwa bahunya luka, tetapi
tidak mengucurkan darah, karena orang halus memang tidak
mempunyai darah dalam tubuhnya yang bisa kelihatan tetapi juga
bisa dihilangkan dari pandangan orang. Erwin sudah beberapa kali
mengalami pertarungan sengit, termasuk dengan ki Ampuh, tetapi
perkelahian sekali ini melebihi segala kehebatan yang pernah
dialaminya. Erwin sendiri heran merasakan tenaganya yang luar
biasa. Apakah Datuk nan Kuniang dan ayahnya telah memasukkan
tenaga mereka ke dalam dirinya" Jin tak sempat lagi berpikir,
bagaimana makanya lawannya sampai jadi begitu kuat, karena
pukulan dan terjangannya datang bertubi-tubi. Yang dihadapinya
barangkali bukan manusia dengan segala macam ilmu, tetapi mayat
yang punya berbagai kekuatan yang belum pernah dikenalnya dan
oleh karena itu tidak dapat diperhitungkannya.
"Kalau kau merasa salah dan berjanji tidak akan mengganggu
lagi di rumah ini kau kubebaskan dari kehancuran," kata Erwin. Sifat ini
termasuk suatu kelemahan si manusia harimau. Bila melihat
lawan mendekati tewas, kadang-kadang timbul rasa kemanusiaan
dalam dirinya yang lebih besar daripada manusia-manusia biasa.
Mendengar itu jin bukan menghargai Erwin tetapi malah jadi
merasa dihina. Meskipun dia hanya jin, ia tak sudi menerima
penghinaan. Lebih baik kehilangan nyawa daripada kehilangan
muka. "Sialan kau. Jadi sombong, hah. Kau keliru besar kalau
menyangka, kau akan menang," kata jin, tetapi pada saat itulah
pula tendangan Erwin yang amat keras melanda kepalanya, la
merasa ruangan itu berputar dan tiap orang yang ada di sana
menjadi tujuh orang dengan tangan yang semua menuding dia. Jin
jatuh bagaikah petinju yang kena pukulan hook yang amat keras
dari lawannya. Entah apa atau siapa yang menggerakkan, Erwin
menginjak mata kaki jin yang kewalahan itu. la memekik. Bukan
hanya itu. Tanpa disangka, ja mohon diberi ampun.
"Jangan di situ, jangan," pinta jin. Erwin segera mengetahui, bahwa di situlah
rupanya letak kelemahan lawannya. Tetapi Erwin
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak menghiraukan. "Aku minta ampun tuanku. Lepaskan injakan itu," mohon jin itu sambil menggeliat-
geliat. Yang hadir dan Erwin seperti tidak percaya
akan apa yang mereka dengar. Sekarang jin itu menyebut "tuanku"
kepada Erwin. "Siapa majikanmu?" tanya Erwin singkat dengan nada
berwibawa. "Dulu tuan Afandi. Kini hamba tidak mempunyai tuan lagi. Hamba
bersedia menjadi budak tuanku. Melakukan apa saja yang tuanku
perintahkan pada hamba. Lepaskanlah injakan tuanku!"
"Aku tidak memerlukan budak," kata Erwin.
"Tetapi kemafianku tidak akan memberi keuntungan apa-apa
bagimu. Lagi pula, tak sesuai dengan jiwamu yang pemaaf dan
pengampun," kata jin itu beriba-iba.
"Kalau kau kubiarkan hidup, kau akan mengganggu Sagita,
padahal dia tak punya dosa."
"Aku bersumpah, demi segala jin, jembalang dan setan, aku akan
pergi jauh tidak akan kembali lagi. Malah aku akan membela Sagita
tfalau ia membutuhkan. Ampunilah aku, manusia harimau yang
terkenal baik hati!" Jin itu tanpa malu-malu minta dikasihani.
Dengan sumpah segala. Erwin berpikir tanpa mengangkat kakinya
sehingga jin itu menjadi kian lemah karena kehabisan tenaga.
Sumber tenaga gaibnya yang luar biasa berpusat pada mata kaki
sebelah kanan. Rasa kasihan dan percaya akan keterangan serta
sumpah sang jin, akhirnya Erwin melepaskan injakan.
"Terima kasih Erwin. Tuan kuanggap sebagai majikan, walaupun
tuan tidak membutuhkan budak. Kuharap pada suatu hari aku dapat
membalas kemurahan hati tuan. Kini aku mohon diri," kata jin itu lalu pergi.
Erwin masih belum berubah jadi manusia kem-beli. Napasnya
nampak masih terengah-engah oleh perkelahian seru tadi.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sudah kalian lihat" Jangan sangka kalian bermimpi buruk. Inilah aku yang
sebenarnya, manusia harimau yang dijauhi manusia.
Terutama kau Sagita, sekarang kau melihat sendiri bahwa aku
mahluk yang amat malang. Lebih buruk lagi daripada itu, aku tak
tahu diri," muka Erwin kelihatan suram, la tampak jadi lebih tua dari usianya.
Penuh derita. Sagita sedih tak dapat menahan air mata. la
mengerti apa yang dimaksud Erwin dengan mengatakan, bahwa ia
tidak tahu diri. "Jangan berkata begitu, Erwin. Kau manusia seperti kami. Tidak
ada bedanya. Kau sahabat terbaik dan tersetia yang pernah
kupunyai dalam hidupku. Kau mau tinggal di pavilyun kita, bukan?"
kata Sagita. Gadis itu hanya menamakan dia sahabat, tetapi dia
juga menyebutkan "pavilyun kita", bukan pavilyunku. Suatu cara untuk
memperlihatkan keakraban. Terhibur juga Erwin dibuatnya.
Tetapi, sungguh benar, rasa cintanya kepada anak almarhum Afandi
itu belum lenyap, la merasa amat malu pada diri sendiri. Lebih-lebih
dalam keadaannya yang masih mengharimau itu.
"Kau akan tinggal di sini ya Erwin?" kata Sagita.
"Terima kasih Sagita. Kau amat baik, terlalu baik. Aku boleh
berterus terang Sagita?"
"Tentu, bukankah keterusterangan merupakan salah satu
persyaratan dalam persahabatan antara dua manusia?"
Erwin tertawa kecil. Dua manusia harimau. Suatu kenyataan,
betapapun pahitnya. "Mengapa kau tertawa begitu?" tanya Sagita.
"Mentertawakan kenyataan Gita. Dan karena kau terlalu baik.
Kau masih saja mengatakan aku manusia, padahal aku masih punya
embel-embel harimau. Lihatlah aku ini. Suatu kenyataan bukan?"
"Itu kan bukan kemauanmu. Jadi kau tetap manusia biasa Er,
sama dengan aku dan manusia lainnya. Dan datangnya pun kan
tidak selalu. Kurasa hal itu malah merupakan suatu kelebihan, karena banyak
http://cerita-silat.co.cc/


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
faedahnya!" "Banyak faedah katamu" Orang jadi takut dan menjauhkan diri,
walaupun betul seperti katamu. Bukan kemauanku," kata Erwin.
Pada saat itu terdengar suara lain di ruangan itu. Suara ayah Erwin,
Dja Lubuk. Katanya: "Dan kau tidak menyesalinya, bukankah begitu Erwin."
Erwin sendiri pun ikut terkejut, tetapi spontan menjawab: "Tidak ayah, Erwin
tidak menyesali nasib!"
"Kau harus melalui hidup di dunia ini dengan hati tabah, apa pun yang masih akan
terjadi atas dirimu. Kau berjanji?" tanya suara Dja Lubuk lagi.
"Aku akan selalu tabah ayah!"
Dja Lubuk pamit pada anaknya dan orang-orang lain yang ada di
sana. Dia puas dengan janji anaknya. Sebaliknya Erwin menyadari
bahwa di hadapannya masih menanti berbagai macam kesulitan dan
tantangan. Sagita semakin kasihan pada Erwin yang telah
mengalahkan jin dan membuat dirinya boleh merasa aman. la
mengulangi pertanyaannya yang tadi belum dijawab dukun muda
itu. "Terima kasih Sagita. Aku merasa tidak layak tinggal di sini.
Semoga Tuhan membalas budi baikmu, kehadiranku di rumahmu
nanti hanya akan membawa risiko atas dirimu. Kalau ada yang
dapat kulakukan kelak untukmu, aku selalu bersedia
melakukannya." Bersamaan dengan kata-katanya itu, Erwin secara
perlahan berubah ujud kembali, menjadi manusia. Dengan
pakaiannya yang tadi, sebelum ia berubah rupa. Aneh memang,
ketika menghanmau ia tidak punya pakaian apa pun, tetapi ketika
jadi manusia normal kembali ia sudah lengkap dengan pakaiannya.
Erwin mohon diri. Setelah menolak ajakan Sagita tinggal di sana,
ia merasa tidak pantas kalau menolak pula keinginan gadis itu untuk
mengantarkannya pulang. Sebenarnya ia malu sekali duduk
berdampingan dengan wanita itu karena isi hatinya telah diketahui.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kita akan tetap bersahabat ya Erwin," kata Sagita mengulangi untuk mendapat
penegasan. "Aku akan selalu bersedia menolongmu kalau diperlukan dan
kalau aku dapat melaksanakannya," jawab Erwin.
"Kau tidak menjawab apa yang kutanya!"
Erwin mengerti dan ia sengaja mengelakkan jawaban. Kini pun ia
diam, tidak mau memberi jawaban.
"Kau tak sudi jadi sahabatku Erwin?" tanya Sagita. Kini ia tidak dapat lain
daripada menjawabnya. "Aku tak layak jadi sahabatmu. Sungguh Sagita, tidak layak. Aku
mohon, jangan tanyakan itu lagi. Tolonglah, jangan tanya lagi,"
pinta Erwin. Sagita dapat memaklumi, la tidak lagi menanyakannya.
Setiba di gubug Erwin baru Sagita bertanya, apakah ia boleh
turut masuk sebentar. Erwin merasa tak pantas menolak. Dan ia
mengerti, bahwa gadis itu ingin sekali mendekatkan diri dengannya
dengan berbagai cara. Hanya tidak dengan jalan menjalin hubungan
cinta, la sangat simpati dan suka pada Erwin. Tetapi tidak untuk
dijadikan kekasih. "Sebenarnya," kata Erwin tetapi segera dipotong oleh Sagita:
"Sebenarnya aku tak layak masuk ke rumahmu. Tidak pantas bagi
seorang Sagita masuk ke gubug Erwin si manusia harimau. Itu yang
hendak kau katakan, bukan?"
Erwin diam. Memang itulah yang hendak dikatakannya.
"Semua tak layak, semua tak pantas. Katakan saja bahwa aku
tak punya kehebatan apa pun, aku hanya seorang perempuan biasa.
Sedangkan kau Erwin mempunyai ilmu tinggi. Kau hanya mau
berkawan dengan wanita yang punya ilmu tinggi pula seperti kau."
Sagita berkata dengan nada kesal yang disengaja untuk
mematahkan segala macam dalil Erwin. Dan ia berhasil. Kini Erwin
yang jadi agak malu. Cepat dia berkata: "Bukan begitu. Demi Tuhan bukan begitu
Gita. Aku yang malu bersahabat denganmu, karena
aku mahluk tidak normal. Tidak ada sebab lain."
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku haus, boleh aku minum segelas air" Apa saja. Teh boleh, air putih pun
jadi!" kata Sagita meneruskan usaha pendekatannya.
Sekali lagi Erwin tidak bisa menolak. Namun ia tak dapat
menahan tanya: "Betul-betul kau memerlukannya Sagita?"
"Kau jadi semakin aneh Er. Orang haus membutuhkan minum.
Dan aku sedang haus."
"Tetapi, apa yang dapat kusuguhkan" Aku cuma punya air putih
biasa. Bukan yang dingin. Aku pun tidak punya kursi dan meja yang
layak!" Lagi-lagi manusia harimau itu merendahkan diri, tetapi memang
sesuai dengan kenyataan. "Kursi dan meja bukan untuk tempat minum atau diminum. Air
putih mu itu tidak membatu sehingga tak dapat melalui tenggorokan
bukan?" Sagita berkata sambil tertawa-tawa ringan.
Erwin menuang air di dalam gelas lalu memberikannya kepada
Sagita. "Kau pembersih sekali Er," kata Sagita memandang gelas,
"Tampak pada gelasmu ini." Dan ia berkata benar, Erwin memang pembersih. Gadis
itu mereguk air putih dengan penuh selera, lalu
berkata: "Air putihmu lebih enak dari air apa pun yang pernah
kuminum. Tiap aku ingin air putih, aku ke mari, boleh?" tanya Sagita yang senang
melihat dukun yang kelihatan sedikit kebingungan itu.
Erwin jadi kikuk memang, bahkan agak bingung. Padahal dalam
menghadapi lawan atau penyakit orang yang memerlukan
bantuannya, ia selalu tenang saja.
"Kalau kau tidak mau tinggal di pavilyunku, aku mau cari rumah
kontrakan saja di dekat-dekat sini. Ataukah kau yang
mencarikannya Er?" Sagita terus menggoda Erwin. la benar-benar
ingin sekali menjadi sahabat dekat anak muda yang kurang daripada
sederhana itu. "Jangan macam-macam Gita. Aku sudah cukup susah!" kata
Erwin. Sagita segera menangkap apa makna kalimat singkat itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kata Sagita: "Maksudmu, kalau kau tinggal di pavilyun rumah kita atau aku
tinggal di dekat-dekat sini kau akan jadi tambah susah"
Baiklah kalau begitu, barangkali kehadiranku di sini pun
menyusahkan kau. Aku permisi pulang," dan tanpa menunggu
jawab Sagita pergi, membuat Erwin jadi lebih bingung tanpa bisa
berbuat apa-apa. Dan itulah tujuan Sagita. Supaya dirinya jadi
pemikiran Erwin. Bukan karena ia berbalik jadi jatuh cinta pada
dukun itu. Bukan pula untuk menyusahkan pikiran Erwin. Tetapi ia
senang melakukannya karena ia senang pada Erwin. Walaupun
sudah diketahuinya bahwa ia manusia yang kadangkala
mengharimau. Timbul berbagai macam pertanyaan di dalam benak Erwin.
Apakah maksud Sagita dengan semuanya itu" Mempermainkannya"
Tentu tidak. Dia tidak punya tampang untuk melukai hati orang lain,
apalagi orang yang dinilainya sebagai sahabat akrab. Dia rasakan,
bahwa nasib hidupnya memang aneh. la inginkan gadis yang hanya
menghendakinya sebagai sahabat. Sebaliknya dia merasakan bahwa
Nini amat senang, boleh dikata jatuh hati padanya, sedangkan ia
sama sekali tidak terpikat oleh Nini.
*** KETIKA sedang ma an berdua-dua saja, Sabrina bertanya kepada
Nini mengapa ia di waktu yang akhir-akhir ini selalu termenung,
bagaikan orang tak sanggup memecahkan sebuah masalah yanj
sedang dihadapinya. Nini merasa mukanya memerah, karena ia
memang selalu rindukan Erwin. Tanpa diketahuinya, mengapa.
"Ngomong-ngomong, keluarga Suhud berterima kasih sekali
padamu, karena kau yang memberitahu tentang dukun muda yang
luar biasa itu," kata Nini.
-ooo0dw0ooo- http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
5 SABRINA sendiri merasa puas dan giring, karena Erwin yang
dianjurkannya kepada Nun telah berhasil menyembuhkan Armen.
Dalam pada itu ia juga melihat perubahan pada wajah sahabatnya
dan dia tambah kuat menduga, bahwa Nini telah mempunyai
perhatian khusus pada diri Erwin. Sejenak timbul rasa cemburu,
tetapi hanya sejenak saja, karena ia menyadari bahwa manusia
harimau itu sudah tidak menghendaki dirinya. Kecemburuan tidak
akan mengubah keadaan. "Kapan surat undangannya Nin?" tanya Sabrina menggoda.
Nini tambah memerah tetapi masih berusaha berbuat seperti
tidak mengerti. Dia bertanya undangan apa yang dimaksud Sabrina.
Melihat sahabatnya gugup, Sabrina jadi kasihan, la harus berpikir
waras. Sudah berjatuhan korban oleh emosi diri yang terkendalikan
olehnya. Sabaruddin, ibu Amalia mati di tangannya. Kedua-duanya
ada kaitan dengan masalah cinta. Kalau dia tidak dapat mengekang
diri, pada suatu hari pasti Nini pun akan tewas oleh dendamnya.
"Kau jatuh cinta pada Erwin?" tanya Sabrina kepada sahabatnya.
Nini tidak bisa mengatakan "tidak", la hanya menundukkan
kepala. Tanpa kata. Sabrina mengelus kepala Nini, bagaikan kakak
menenangkan adik. "Sudah kukatakan dia itu pantas disenangi. Aku pun sangat
senang bahkan cinta padanya. Sudah kuceritakan padamu, bukan?"
Sabrina bicara lembut. "Tetapi dia tidak menghendaki diriku. Aku ingin ia
menyukai kau Nini. Dia itu benar-benar baik!"
"Kau tidak marah padaku Ina?" tanya Nini.
"Andaikata dia menyukai aku dan kau datang hendak memotong,
akan kuisap darahmu!" Ina berkelakar, tetapi juga mengatakan
yang sebenarnya. Hanya Nini tidak menyadari bahwa sahabatnya
menyuarakan hatinya yang sebenarnya.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku malu sekali padamu Ina?" kata Nini.
"Mengapa mesti malu. Seorang gadis jatuh hati pada seorang
pria, bukankah sesuatu yang wajar?" kata Sabrina.
"Ya, tetapi aku telah menghinanya ketika kau katakan bahwa kau
jatuh hati padanya dan dia yang cuma dukun tak tahu diri berani
pula menolak kasihmu. Bukankah itu suatu penghinaan terhadap
dirinya" Kini aku sendiri yang merasa apa yang kau pernah rasakan
dan barangkali masih kau derita sekarang."
"Kau mau berterus terang, memang aku barangkali akan selalu
cinta padanya, tetapi aku bertepuk sebelah tangan. Sudahlah jatuh
hati tanpa dibalas, janganlah pula jadi terlalu bodoh untuk masih
mengharapkan dirinya. Sungguh, aku senang kalau kalian bisa
saling menyukai dan akhirnya berumah tangga. Dia sudah tahu, kau
punya perasaan tersendiri padanya?"
"Entahlah Ina, barangkali sudah, barangkali juga belum, atau dia tidak perduli
sama sekali! Dia semacam sukar ditebak!" kata Nini.
"Kurasa dia akan menyukai kau Nini. Kau cantik dan ramah.
Lembut lagi. Dia tipe lelaki yang menyukai kelembutan!"
"Apakah alasannya tidak menyukai Ina" Kau lebih cantik dari
aku?" "Ah, jangan ngoceh. Cantik sebenarnya buat lelaki relatif sekali.
Lagi pula banyak lelaki menuntut persyaratan-persyaratan lain.
Bukan hanya kecantikan."
Nini diam. Dia merasa bahwa apa yang dikatakan sabrina
memang benar. Kecantikan tidak segala-galanya bagi laki-laki yang
bijaksana. BUKAN hanya Sabrina dan Nini yang membicarakan Erwin. Di
rumah keluarga Suhud pun dia jadi bahan perbincangan. Mereka
sekeluarga menilainya manusia luar biasa. Di antara sekian banyak
dukun yang dipanggil hanya dia yang mengatakan, bahwa penyakit
Armen bukan oleh buatan orang, tetapi oleh amarah orang halus
yang tinggal di pekarangan rumah besar itu. Nyonya Suhud akhirnya
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
harus percaya, bahwa tidak ada orang menjahili anaknya, la pun
harus percaya, bahwa janda Fadli sama sekali tidak menaruh hati
pada anaknya. Teringat peristiwa kunjungan orang yang sudah mati
itu, nyonya Suhud merasa takut. Kalau Fadli tidak cukup pemaaf,
tentu ia sudah dicekik sampai mati. Huh betapa mengerikan, mati
dicekik hantu. "Nampaknya si Nini ada perhatian pada dukun itu," kata Suhud.
"Biarlah," kata Armen yang dapft dikatakan sudah sembuh.
"Kalau mereka sana-sama suka kan baik. Ayah jangan lupa
pekerjaan untuk Erwin. Aku ingin membuat dia merasa bahagia."
"Wah, kalau Nini sampai kawin dengan dukun, kita membuat
lembaran aneh dalam sejarah keluarga kita," kata nyonya Suhud.
Dia hanya takut pada Fadli yang bisa keluar dari kuburannya.
Karena dia sudah mengalami sendiri. Pada Erwin tidak perlu kuatir
apa-apa. la dukun, kerjanya mengobati orang sakit. Dia orang hidup
dan kepandaiannya hanya menjampi-jampi. Tanpa pikir ia berkata:
"Barangkali si Nini terkena pengaruhnya. Apa Mas yakin Nini betul-betul punya
perhatian lain terhadap dukun itu?"
"Itu hanya menurut penglihatanku. Barangkdli aku keliru/' sahut
Suhud. Orang seusia dia bisa melihat hati seseorang dengan
memperhatikan gerak gerik atau pandangan matanya.
"Apa guna kita persoalkan," kata Armen yang terang-terang
berpihak pada Erwin. Baginya semua manusia sama. Pejabat tinggi,
perwira, petani, nelayan. Hanya profesi yang berbeda. Dan profesi
tidak menentukan segala-galanya. Semua manusia penting,
dikecualikan si pemalas dan penjahat. Dukun juga penting. Kalau ia
dukun seperti Erwin. Pada waktu mereka membicarakan Erwin dan Nini itulah, gadis
yang jatuh hati pada dukun itu datang.
"Panjang umur kau Nini," kata Armen. "Kami baru ngomongin kau."
Nini senang melihat saudara misannya itu sudah sembuh. Tidak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyangka bahwa maksud Armen baru membicarakan dirinya
dengan Erwin. "Kata pamanmu kau jatuh hati pada dukun muda itu Nin," kata nyonya Suhud ingin
mengetahui apa kata kemenakannya itu.
"Ah, paman ada-ada saja. Saya kagum pada kepintarannya
menyembuhkan Armen tante," kata Nini. Namun wajahnya
memerah, la menyebut ayah Armen dengan paman, tetapi pada
nyonya Suhud ia menyebut tante.
"Hanya kagum?" tanya Armen. "Kurasa lebih Nin, dan aku sangat setuju. Kita jadi
lebih akrab dengan dia. Ayah juga akan
mencarikannya pekerjaan."
Nini jadi agak salah tingkah. Rupanya perasaan hatinya sudah
diduga pamannya. Padahal dia belum tahu bagaimana tanggapan
Erwin. Apakah lelaki itu tertarik padanya" Bagaimana ia akan
menyampaikannya kepada Nini" Beranikah dia" Kalau dia tidak
berani karena merasa dirinya hanya dukun, bagaimana" Apakah Nini
yang harus berani berterus terang" Ah, mana ada wanita begitu.
Malu kan" "Sudah, jangan kita goda Nini lagi. Dia sudah dewasa, berhak


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menentukan nasibnya sendiri," kata Suhud yang jadi kasihan
melihat kemenakannya gugup. Dia tadi yang memulai cerita tentang
Nini dan Erwin. "Ayah akan mencarikan Erwin pekerjaan," kata Armen kepada
Nini. Gadis yang dilanda mabuk kepayang itu merasa senang. Nanti
orang tak usah mengatakan suaminya dukun, pikirnya. Kemudian ia
sadar dari khayalannya. Suami" Belum tentu Erwin suka. Celaka,
pikirnya di dalam hati. Dia pernah beberapa kali menaruh hati
bahkan berhubungan kasih dengan lelaki, tetapi pikirannya tidak
segoncang ini. Ada yang masih mahasiswa, ada yang sudah pejabat
tinggi, bahkan ada seorang perwira menengah. Dengan dukun yang
pandai menyembuhkan penyakit gila ini dia merasa takluk.
"Aku heran pada cara hidupnya. Miskin tetapi tak mau menerima
uang yang agak lumayan jumlahnya. Padahal ia akan dapat
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mempergunakan uang Itu untuk hidup agak baik," kata Suhud.
"Memang aneh," kata Armen, "Tetapi barangkali di situlah letak kekuatan ilmunya.
Itulah pula makanya aku ingin bersahaba
dengannya ay Aku ingin belajar dari dia."
"Belajar jadi dukun?" tanya nyonya Suhud.
"Bukan itu tujuanku. Aku mau tahu caranya berpikir. Misalnya,
mengapa ia memilih hidup begitu. Aku mau ke rumahnya besok.
Kau tahu rumahnya Nini. Mau mengantarkan aku?" tanya Armen.
Nini melempar pandang ke pamannya sebelum menjawab.
Pandangan refleks. Pamannya itu juga sedang melihat dia, sehingga
mata mereka bertemu. Nini menebak-nebak apa yang dipikir
pamannya. "Pergilah Nini. Aku yakin, kalian bisa belajar banyak dari dia.
Pelajaran yang tidak akan didapat di sekolah tinggi mana pun," kata Suhud.
Nini menyanggupi. Tidak memperlihatkan rasa sangat senang,
walaupun dia gembira bukan main. Apalagi Armen mendukung
persahabatannya, bahkan lebih dari itu, dengan Erwin.
"Kalau dia mau, belajar jadi dukun seperti dia pun, aku mau,"
kata Armen. "Ah, ada-ada saja. Buat apa itu!" kata nyonya Suhud, yang
rupanya tetap memandang rendah pada dukun, walaupun nyata-
nyata seorang dukun yang telah menolong anaknya. Dengan redho
Tuhan tentu! "Buat mengobati orang yang membutuhkan pertolongan. Ibu
memandang rendah pada dukun ya," kata Armen yang menganggap
kata-kata ibunya seperti merendahkan Erwin, yang sudah
dianggapnya sebagai sahabatnya.
"Tidak mudah menjadi dukun yang benar-benar ampuh Ar," kata Suhud. "Ada yang
melalui pertapaan ada yang harus menginap di
kuburan bermalam-malam. Dan ada pula yang mempunyai banyak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pantangan. Kalau benar cerita-cerita orang, kudengar di Kebayoran
ada kuburan yang menyimpan seorang dukun yang amat hebat."
"Maksud ayah, mayat?" tanya Armen yang rupanya tertarik
dengan ilmu perdukunan. Apalagi mendengar dukun dalam kuburan.
Dia tidak tahu bahwa isteinya jadi sangat takut, karena teringat
akan mayat Fadli yang mendatanginya dari kuburan.
"Ya, mayat," sahut Suhud. "Kata orang tua yang tingal di sekitar sana," namanya
Datuk nan Kuniang. Konon dia sampai sekarang
punya hubungan dengan orang yang masih hidup. Ceritanya aneh
sekali. Kata orang tua itu, orang yang punya hubungan dengan
Datuk yang sudah meninggal itu masih muda."
"Apakah cerita begitu bisa benar paman?" tanya Nini.
"Tentu saja bisa."
"Seperti tidak masuk akal. Mayat keluar dari kuburan lalu
berhubungan dengan manusia hidup," kata Nini.
"Ajaib memang. Tetapi benar-benar bisa terjadi."
Nyonya Suhud tidak memberi komentar. Dia sudah mengalami.
Ada mayat yang bisa bangkit dari kuburannya. Oleh kutukan, oleh
ilmu yang dianutnya semasa hidup atau oleh panggilan orang hidup
yang punya kekuatan gaib untuk memanggil orang yang sudah
tiada. "Dukun yang pandai, misalnya Erwin, bisdkili bicara dengan
orang yang sudah mati atau me manggil mayat bangkit dari
kuburannya?" tanya Nini.
"Itu aku tidak tahu," jawab Suhud, "Tetapi orang yang punya kepandaian bicara
dengan mayat memang ada."
"Cerita ayah seperti dongeng," kata Armen. "Aku baru kali mi mendengar. Kalau
orang yang pandai memanggil buaya yang
bersalah atau pawang yang pintar menangkap harimau yang pernah
makan orang sudah sering kudengar dan baca. Tetapi manusia
hidup yang bicara dengan mayat yang disuruhnya bangkit dari
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kuburannya seperti tidak masuk akal."
"Di dunia ini ada hal-hal yang lebih tak masuk akal dari khayalan.
Erwin termasuk orang yang luar biasa. Bukankah begitu. Dia bisa
tahu bahwa kau sakit karena amarah orang halus. Dia bicara
dengan orang halus itu, meminta maaf kepadanya lalu membuatkan
rumahnya kembali. Dan kau jadi sembuh. Dukun lain barangkali
tidak bisa bicara dengan mahluk halus!"
"Apakah mungkin dia orang yang bicara dengan mayat yang
ayah katakan bernama, apa kata ayah tadi?" tanya Armen.
"Datuk nan Kuniang. Itu cerita orang tua yang tinggal di dekat
tanah pekuburan itu. Dan ceritanya itu kurasa bukan omong kosong.
Katanya ada beberapa rumah di sekitar situ yang pernah dimasuki
Datuk itu," jawab Suhud.
"Mereka bertemu dengan Datuk itu?" tanya Armen.
"Ya. Ada yang bertemu. Ada yang hanya melihat bekas
kedatangannya." Suhud lalu menceritakan, bahwa di tiap rumah
yang pernah didatanginya tertinggal bekas lumpur. Sebab mayat itu
keluar dari kuburannya dengan membawa kain kafannya yang
sudah tentu berlumpur. Tetapi Datuk nan Kuniang tidak
menyusahkan orang yang tidak bersalah. Dalam hati IMini, terlebih-
lebih nyonya Suhud timbul rasa ngeri membayangkan apa yang
diceritakan Suhud. Bulu roma Suhud sendiri pun berdiri
menceritakannya. "Kalau besok kutanya kepada Erwin apakah ia pernah mendengar
cerita lelaki yang berjumpa dengan mayat Datuk nan Kuniang, lalu
kutanya pula apakah ia juga bisa membangkitkan mayat dari
kuburannya, kira-kira ia akan merasa tersinggung atau tidak ayah?"
tanya Armen. "Kalau kalian sudah bersahabat, kurasa tidak apa-apa! Seorang
dukun sepintar Erwin kurasa tahu banyak tentang keajaiban
semacam itu. Barangkali dia tahu siapa yang punya ilmu yang
mampu memanggil orang yang sudah meninggal!"
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Armen yang baru sembuh jadi menaruh perhatian kian banyak
atas ilmu gaib. MALAM itu Erwin tidak dapat tidur tenang. Berbagai macam
pikiran terlintas dalam otak dan hatinya. Ayahnya sudah
memberitahu bahwa di hadapannya masih banyak tantangan hidup
dan ia harus tabah. Rintangan apakah lagi yang akan dialaminya"
Kesedihan apa pula lagi yang akan melanda hatinya yang sudah
sekian kali menjerit oleh aneka rupa penderitaan" Harus begitukah
nasib mahluk yang dinamakan manusia harimau"
Saat ia diamuk bermacam-macam pikiran dan khayalan itu, pintu
gubugnya diketuk kemudian digedor orang. Siapa lagi yang
mengganggu pada malam-malam begini" Erwin jengkel, tetapi ia
bangkit juga dan membuka pintu.
"Tolong kami pak dukun," kata orang yang nampaknya sudah
setengah baya. Erwin tak mengenal orang itu dan ia heran dicampur tak suka
disebut dukun, la merasa dirinya bukan dukun, hanya suka
berusaha menolong di mana mungkin.
"Tuan salah alamat," kata Erwin. "Saya bukan dukun!"
"Bapak yang bernama Erwin, bukan?"
"Saya bernama Erwin memang, tetapi yang Tuan cari tentu Erwin
lain." "Saya rasa saya tidak keliru," kata orang itu. Kini ia
memperkenalkan namanya Baginda na Poso. Erwin lantas tahu,
bahwa pendatang itu berasal dari Tapanuli seperti dia. Baginda na
Poso itu artinya Baginda yang muda.
"Menyesal sekali. Bapak Na Poso, saya bukan dukun!" kata Erwin.
la ingin orang itu segera pergi.
la ingin istirahat dan menenangkan pikiran.
"Maafkan saya. Bukankah bapak yang memelihara harimau?"
Mendengar ini Erwin jadi terkejut. Rupanya ada pula orang yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyangka bahwa dia pemelihara harimau. Kalau orang Tapanuli
berkata begitu, maka yang dimaksudkannya adalah harimau yang
bisa disuruh oleh orang yang memeliharanya.
"Tuan betul-betul keliru. Saya tidak memelihara harimau. Ayam
pun saya tak punya!" la agak gelisah. Barangkali macam-macam
yang diceritakan orang tentang dirinya. Antara lain apa yang
dikatakan Baginda na Poso itu.
"Bapak, keluarga kami dalam kesulitan besar. Kita sama sama
dari Mandailing. Sama-sama perantau. Tak ada yang perlu Bapak
ragukan atau kuatirkan pada saya. Bukan hanya saya yang tahu,
bahwa Bapak mempunyai harimau suruhan. Ada beberapa orang
kita dari Muara Sipongi dan Penyabungan yang mengetahui. Sudah
tentu kami tidak berani menceritakan itu kepada orang lain. Kata
orang Bapak cucunya Raja Tigor, betulkah itu?"
"Ya, mengapa?" "Semasa hidupnya beliau orang luar biasa. Semua orang Selatan
mengetahui. Bahkan orang-orang kita yang ada di Deli juga
mengetahui kehebatan beliau."
Dari cerita itu Erwin mengetahui, bahwa sedikit banyak orang
yang membutuhkan pertolongan ini mengetahui tentang riwayat
hidup kakek dan ayahnya. Sampai ke dirinya.
"Tuan mengenal ompungku?" tanya Erwin.
Diam-diam dia bangga mendengar kehebatan kakeknya.
"Tidak. Hanya mendengar ceritanya dari ayahku, yang dulu
sahabat ompungmu itu. Tolonglah kami pak dukun!"
"Apa yang dapat kubuat" Tetapi aku mohon, jangan panggil aku
dukun!" "Mengapa" Dukun seperti bapak adalah kedudukan yang amat
mulia. Jauh lebih mulia daripada pedagang yang amat pelit. Jauh
lebih mulia dari seorang pejabat tinggi negara yang merangkap
profesi maling tetapi ingin dihormati sebagai manusia yang merasa
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lebih berhak dari orang-orang biasa."
Erwin menaruh simpati dengan kata-kata orang itu. Caranya
bicara menunjukkan pendirian dan caranya berpikir.
"Aku akan lakukan apa aku bisa untuk Tuan, tetapi janganlah
sebut aku dengan dukun. Bukan karena malu, tetapi karena aku
tidak merasa diriku dukun."
"Bapak terlalu merendahkan diri," kata Baginda na Poso. la sudah lama mendengar
cerita tentang manusia harimau yang tidak pernah
sombong itu, walaupun ia mempunyai ilmu dan kebolehan
segudang. Berbeda dengan mereka yang bisa jampi sepatah dua
lalu ingin* dinilai sebagai dukun besar, penyembuh segala macam
penyakit. Kini Erwin yang mengajaknya pergi ke tempat yang diceritakan
tamunya. "Kita naik bajai saja," kata Baginda na Poso.
"Sementara ada bajaj kosong yang lewat. kita jalan kaki,"
kata Erwin. Jalan itu termasuk sunyi dan banyak orang mengatakan angker
karena telah seringkali terjadi penodongan dan perampasan. Kalau
pengendara mobil pada malam hari pecah ban di sana, boleh dikata
pasti akan didatangi dua tiga orang yang mula-mula menawarkan
jasa, tetapi tak lama kemudian pasti jadi tukang todong dengan
menghunus pisau ke leher atau mengacungkan senjata api sebagai
pemberian tahu bahwa nyawa para penumpang mobil itu ada di
tangan si penjahat. Mereka tidak lagi mempergunakan cara kuno:
"Uang atau nyawa!" Orang bersenjata itu akan terus terang berkata:
"Keluarkan semua uang dan barang-barangmu yang berharga!"
Biasanya korban, walau siapapun dia, lalu menurut perintah. Dalam
situasi demikian perlawanan amat riskant. Perampok sudah siap
tusuk dengan pisau dan siap tembak dengan senjata apinya.
"Mudah-mudahan tidak apa-apa," kata Baginda na Poso. la
mengenakan jam tangan mahal dan di sakunya ada beberapa belas
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lembar uang sepuluh ribuan.
"Apanya "yang tidak apa-apa?" tanya Erwin yang tidak pernah memikirkan daerah
rawan, karena ia tidak punya apa-apa yang bisa
menarik hati penjahat. "Di jalan ini sering kejadian," kata Baginda na Poso. "Bukan hanya dirampok.
Kadang-kadang dibunuh."
"Oo," hanya itu yang keluar dari mulut Erwin. Dia belum selesai dengan ooo-nya,
ketika sebuah sepeda motor dengan dua
penumpang berhenti lebih kurang tiga meter di hadapan mereka.
Penghadangan, pikir Baginda na Poso.
"Kalian tahu kemauan kami kan!" kata yang boncengan dengan
suara tidak bersahabat. "Berikanlah semua, supaya kita segera
berpisah. Kami tahu kalian tidak menyukai kehadiran kami.
Makanya, kami juga ingin segera pergi!"
Baginda na Poso kelihatan bingung. Barangkali juga terkencing.
la memandang Erwin seolah oleh menunggu isyarat, apakah
perintah peng hadang itu dituruti saja.
"Teruskanlah perjalanan kalian," kata Erwin dengan nada datar.
"Kurang ajar," kata Husni yang memegang senjata api. Maut
diarahkan ke perut Erwin, pelatuk ditekan, letusan menggelegar,
tetapi peluru masuk ke bumi karena tangan Husni dipukul oleh
sesuatu yang tidak kelihatan. Kawannya tidak dapat berbuat apa-
apa, karena ia segera terjajar oleh satu pukulan keras pada
kepalanya. Husni yang menembak tanpa hasil itu jadi pucat karena
ia merasa lehernya dicekik oleh dua tangan ukuran sangat besar, la
meronta-ronta untuk membebaskan diri, tenaganya tidak berarti.
Dengan kedua tangannya ia pegang tangan musuh yang
menyesakkan pernapasannya, dia menjadi lebih pucat. Kedua
tangan lawannya itu kiranya amat besar dan berbulu. Mahluk itu
menghunjamkan kuku-kukunya yang tajam ke leher penodong
berpistol itu. Terasa amat sakit lalu darah mengucur membasahi
bajunya. http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ampun, ampuni aku," pinta Husni. Kepada Erwin dan kepada


Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang mencekik. Sutan Na Poso hanya mematung, seperti orang
bodoh. Dukun muda itu dibela oleh harimau piaraannya. Kini ia
bukan lagi hanya mendengar, tetapi mem-persaksikannya. Pada
saat itu ia merasa dirinya beruntung sekali. Lain pula halnya dengan
perampok yang menodong dengan pisau, la terdiam bagaikan orang
kesimak. Apa yang dilihatnya hanya sebagai khayalan belaka. Tetapi
ketika Husni melarikan diri tanpa mengutik pistolnya yang sudah
jatuh di tanah, penodong berpisau yang bernama Albert juga lari.
Malangnya ia dikejar oleh harimau yang mencekik tadi. Albert
berhenti, bukan menunggu si pengejar, tetapi karena kakinya sudah
tak mau dilangkahkan lagi. Mahluk itu berdiri di hadapannya. Tegap
dan besar. Harimau, tak salah lagi, walaupun ia belum pernah
bertemu dengan raja hutan yang sudah langka di Jawa. Di kebun
binatang ia pernah melihat. Di dalam kandang, tetapi ia melihatnya
dari dekat sekali. Waktu itu saja ia sudah merasa ngeri. Padahal ada
penyekat besi yang kokoh antara dirinya dengan si raja rimba. Kini
ia benar-benar berhadapan dengan harimau. Bukan di kebun
binatang. Ini di jalan raya yang sudah sepi. Dan tidak ada penyekat
antara dia dengan binatang itu. Tubuh Albert gemetar, bahkan lebih
dari itu. la menggigil seperti orang kedinginan. Dan kini baru
dilihatnya bahwa harimau ini lain daripada apa yang dilihatnya di
kebun binatang. Ini bermuka manusia. Kelihatan sudah tua, tetapi
gagah menyebabkan rasa lebih seram. Begitulah dia selalu. Dja
Lubuk yang sangat cinta pada anaknya. Yang membawa rasa
sayang sampai ke liang kubur.
"Kau hendak mencelakakan anakku! Sudah sekian kali kau masuk
penjara, masih tidak jera. Kupikir sebaiknya engkau kuhilangkan
saja dari permukaan bumi ini," kata Dja Lubuk.
Albert mengerti, bahwa mahluk itu hendak membunuhnya. Dan
bahwa salah seorang dari kedua orang yang mereka todong itu anak
mahluk aneh yang amat menakutkan ini. la pernah mendengar
ceritanya, tetapi tidak pernah percaya bahwa manusia harimau
benar-benar ada. Jadi tidak pernah terlintas dalam khayalannya,
bahwa ia mungkin bertemu dengan mahluk semacam itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Albert minta-minta ampun, supaya jangan dibunuh, la berjanji
untuk jadi orang baik. Tidak akan menodong, mencopet atau
mencuri lagi. Tetapi Dja Lubuk ingin meninggalkan bekas agar jadi
pelajaran bagi yang mau belajar. Tanpa bicara dicakarnya muka
Albert sehingga berdarah-darah. Tukang todong itu tidak sanggup
berteriak oleh rasa takut paling mengerikan selama hidupnya, la
sudah pasrah, la menghadapi kematian, tak kan mungkin lain
daripada itu. Tetapi Dja Lubuk tidak menewaskan kedua penjahat yang
sedang sial itu. "Beritahulah Polisi ada dua orang mendapat kecelakaan lalu lintas di sini agar
mereka mengirim ambulans," kata Dja Lubuk kepada
Erwin. la masih bisa berkelakar, menamakan kejadian itu kecelakaan
lalu lintas. Kepada Baginda na Poso berkata: "Jangan keliru
memakai ilmumu Baginda yang Muda." Manusia harimau itu berlalu.
Baginda na Poso heran dan tak mengerti bagaimana harimau itu
sampai tahu namanya. Dan mengatakan pula agar jangan keliru
memakai ilmunya. Semua benar, la termasuk orang Mandailing yang
punya kebolehan pula, walau sudah lama di rantau. Tetapi
pengetahuannya tidak sama dengan Erwin. Berlainan guru, maka
berlainan pula pelajaran.
Baginda na Poso yang sama sekali belum mengetahui, bahwa
yang datang menolong mereka adalah ayah Erwin bertanya kepada
dukun muda itu, apakah yang baru datang tadi harimau piaraannya.
Sebenarnya ia tersinggung dengan pertanyaan itu, tetapi karena
mengetahui bahwa Baginda na Poso bertanya begitu semata-mata
karena ia tidak mendengar apa kata harimau itu kepada Albert,
yang mukanya telah dicakar Dja Lubuk untuk tidak bisa pulih semula
lagi seumur hidup. "Aku tidak punya piaraan apa pun Baginda. Sungguh tidak
punya," kata Erwin. Jawaban serius ini membuat Baginda na Poso
kian heran dan bertanya, siapa gerangan yang datang itu. Mengapa
ia mengenal dirinya. http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Beliau ayahku yang sudah tiada," jawab Erwin polos.
Baginda na Poso kian heran saja dan jadi amat kagum. Dia
mengetahui bahwa memang ada mayat yang bangkit kembali
manakala perlu, karena terlalu cinta pada keluarga yang ditinggal.
Rupanya Erwin termasuk seorang di antara hanya beberapa
manusia yang amat dicinta oleh ayahnya yang sudah pindah ke
alam baqa Dan ayah mi mempunyai ilmu yang luar biasa sehingga
mengeta hui, bila ia dibutuhkan oleh anaknya.
"Keluarga bapak hebat sekali," kata Baginda na Poso.
"Barangkali tidak sehebat Tuan. Bukankah Tuan juga orang
berisi, seperti kata ayahku tadi. Aku akan senang sekali kalau Tuan
sudi memberi aku beberapa tetes dari ilmu Tuan!" Mendengar ini,
Baginda na Poso jadi agak malu. Dia bisa menduga, bahwa Erwin
tentu mempunyai berbagai macam pikiran mengenai dirinya setelah
mengetahui bahwa ia juga orang yang mempunyai pengetahuan
tersendiri. Erwin bisa saja menduga, bahwa barangkali Baginda na
Poso ini hendak menguji kepintarannya. Dia hanya berpura-pura
saja mau meminta pertolongan anak muda itu. Dan dugaannya tidak
meleset, sebab sesaat kemudian anak muda itu telah mengajukan
pertanyaan: "Apakah maksud Tuan memanggil aku sebenarnya"
Mungkin Tuan sama sekali tidak membutuhkan pertolongan.
Berterus teranglah, apa kehendak Tuan dari diriku, sampai malam-
malam begini Tuan mengajak aku pergi?"
Jelas bagi Baginda na Poso sudah, bahwa Erwin sekarang curiga
pada dirinya. "Tiada yang buruk Pak dukun," kata Baginda. Lagi-lagi ia
menyebut dukun. Walaupun suaranya meyakinkan, tetapi Erwin tetap lebih
waspada. Orang sekampung bukan tidak ada yang berhati jahat.
Tidak aneh di Tapanuli, orang-orang berilmu selalu ingin mencoba
kekuatan. Siapa yang lebih unggul. Sebab yang paling unggul yang
akan disanjung-sanjung dan dianggap datu dari semua orang be
nu. http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sebuah bajaj kosong lewat. Dengan itu mereka ke kota.
Menelpon Polisi tentang adanya dua korban "lalu lintas"
sebagaimana dipesankan Dja Lubuk tadi.
Polisi yang datang ke tempat dimaksud segera mengetahui,
Para Ksatria Penjaga Majapahit 11 Wiro Sableng 150 Misteri Pedang Naga Merah Munculnya Sinto Gendeng 1
^