Petualangan Manusia Harimau 9
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra Bagian 9
bahwa kedua korban bukan ditabrak mobil tetapi diserang harimau.
Begitu cerita Husni dan Albert yang cukup dikenal oleh Polisi sebagai penjahat
langganan mereka. Tetapi, apa hubungan mereka ini
dengan mahluk yang sudah membunuh tiga anggota Polisi itu"
Mereka yakin tidak ada harimau lain.
*** ATAS pertanyaan Polisi kedua manusia yang semula bermaksud
jahat terhadap Baginda na Poso tak dapat lain daripada
menerangkan yang sebenarnya. Bahwa mereka hendak merampas
uang dan barang-barang berharga yang ada pada kedua orang yang
mereka todong. Bahwa tiba-tiba datang seekor harimau yang
menyerang dan menggagalkan maksud mereka. Kemudian dilihat
mereka bahwa harimau itu bermuka manusia. Bahwa salah satu dari
kedua orang yang mereka todong adalah anak mahluk menakutkan
itu. Polisi yang mengetahui apa yang pernah terjadi sekitar dua tahun
yang lalu dan apa yang belum lama berselang terjadi atas diri tiga
orang anggota penegak hukum segera menduga, bahwa salah
seorang dari orang yang ditodong kedua penjahat itu tak lain
daripada Erwin. Siapa yang seorang lagi tidak mereka ketahui,
sebab tidak ada yang datang melaporkan tentang penodongan yang
baru berlangsung itu. Albert dan Husni yang sama-sama luka oleh kuku harimau
meminta kepada Polisi supaya mereka ditahan sebab takut akan
didatangi lagi oleh manusia harimau itu. Sebaliknya Polisi merasa
tidak cukup alasan untuk menahan mereka, karena tidak ada
korban yang mengadu kena todong. Dengan paksa barulah Albert
dan Husni dapat dikirim ke rumah sakit, diantar oleh dua Polisi
bersenjata yang berdoa agar jangan sampai terjadi pula lanjutan
dari peristiwa yang menimpa kedua orang itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
DI DALAM Bajaj Erwin tertanya tanya apakah sebenarnya
kemauan orang sedaerahnya yang juga mempunyai ilmu ini. Hampir
dua puluh menit perjalanan mereka tiba di daerah gedung-gedung
besar, daerah elite. Di sinikah rumah Baginda na Poso" Orang
sangat kayakah dia" Seperti Afandi, ayah Sagita yang terpelajar dan
tinggi ilmu hitamnya itu" Ayahnya berpesan kepada Baginda na
Poso agar jangan salah mempergunakan ilmunya. Mungkin dia ini
tukang bikin orang jadi gila, busung atau lumpuh untuk siapa saja
yang berani membayar mahal.
"Kenalkah Tuan pada almarhum Afandi?" tanya Erwin.
"Yang punya anak gadis cantik itu" Yang bunuh diri beberapa
waktu yang lalu?" tanya Baginda na Poso.
"Ya," jawab Erwin. Walaupun belum menjawab ia sudah dapat
mengetahui, bahwa sudah pasti mereka berkenalan, bahkan
barangkali bersahabat. Kalau tidak, dari mana pula dia sampai tahu
bahwa Afandi mempunyai seorang anak gadis cantik. Sagita! Sesaat
hatinya berdebar teringat Sagita yang diingininya tetapi nampaknya
tiada harcpan. "Almarhum sahabat baik saya. Ilmunya hebat sekali."
"Tuan seperguruan dengan dia?" tanya Erwin berterus terang.
"Oh tidak. Saya dari aliran lain."
"Kasihan dia bunuh diri," kata Erwin, "Mengapa ia sampai mengambil keputusan
nekat begitu?" "Mungkin karena ilmunya itu! Ada beberapa macam ilmu yang
akhirnya membuat penganutnya tak sanggup lagi hidup di dunia
ini!" kata Baginda na Poso.
"Lalu mengapa ada juga orang yang mau memakai ilmu begitu?"
"Karena keampuhannya yang luar biasa. Orang mau
keampuhannya itu. Yang membuat orang jadi tenar dan terkenal ke
mana-mana!" "Tetapi akhirnya dia harus membayar dengan nyawa," kata
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Erwin. "Mereka tahu, dan tidak perduli. Pada suatu hari tiap manusia
akan mati juga. Lebih baik terkenal atau kaya raya sebelum mati.
Daripada hidup melarat dan susah seumur hidup. Anak-anak mereka
pun mereka korbankan. Mereka tukar dengan kekayaan atau
kejayaan!" kata Baginda na Poso.
"Bodoh sekali," kata Erwin.
"Itu kata Tuan!" Baginda na Poso memerintahkan Bajaj untuk
berhenti. Rupanya telah sampai di rumah tujuan. "Berapa?"
tanyanya kepada supir Bajaj.
"Enam ratus Pak. Jauh," jawab pengemudi kendaraan rakyat itu.
Orang itu memberi lembaran seribu rupiah. Supir kendaraan
merogoh sakunya mencari pengembalian. Baginda na Poso berkata:
"Tak usah. Bawalah semua!"
Supir Bajaj itu mengucapkan terima kasih. Baginya hadiah empat
ratus cukup berarti. Belum tentu seorang di antara seratus
penumpang ''mau berbaik hati begitu. Erwin memuji orang sedaerah
nya itu di dalam hati. Dia bukan orang kaya yang pelit.
Mereka masuk pekarangan luas. Walaupun malam Erwin bisa
melihat bahwa gedung Baginda na Poso amat besar dan indah.
Melebihi kepunyaan Afandi.
Baginda na Poso tentu mempunyai mobil. Besar kemungkinan
lebih dari satu. Tetapi dia mau naik Bajaj. Dibayarnya lebih dari
yang dipinta. Orang baik dan rendah hati.
"Mari," kata tuan rumah mempersilakan tamunya masuk.
Dalam hati Erwin mengagumi perabotan dan perlengkapan lain di
ruang tamu yang amat luas. Hanya mengagumi. Sedikit pun tidak
ada khayalan atau keinginan untuk memiliki yang demikian.
"Berkat kerja keras bertahun-tahun. Saya datang ke mari
bermodal dengkul," kata Baginda na Poso tanpa ditanya.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tuan orang hebat," kata Erwin.
"Hampir semua perantau memulai sesuatu dengan keberanian
dan kerja keras saja. Tapi saya sama sekali tidak hebat. Kalau cukup
hebat tidak meminta bantuan Pak Dukun," kata perantau yang
sudah kaya itu. Lagi-lagi ia menyebut Pak Dukun. Orang ini tentu
berkata benar, pikir Erwin. Dia mau minta bantuan, tetapi dalam hal
apa" Yang ada sangkut pautnya dengan perdukunan" Isteri atau
anaknyakah sakit keras" Gila seperti Armen yang merusak rumah
orang halus itukah" Setelah Erwin duduk Baginda na Poso masuk dan tak lama
kemudian keluar lagi dengan seorang wanita. Diperkenalkannya
kepada Erwin sebagai isterinya.
"Pak dukun muda ini seasal dengan saya," kata tuan rumah
kepada isterinya. "Sama-sama dari Tapanuli Selatan." Kepada Erwin dikatakannya,
bahwa isterinya itu orang Betawi asli. Perkara masak
memasak tak bisa dilawan, katanya.
Pembantu menghidangkan teh dan sedikit juadah. Erwin
mengatakan, bahwa ia tidak biasa minum sebelum mengetahui apa
yang harus diusahakannya. Semacam pantangan. Suami isteri itu
bisa mengerti, tiap dukun punya pantangannya.
"Kami mohon agar hal ini dirahasiakan. Dapatkah pak dukun
berjanji?" tanya Baginda na Poso. Setelah berpikir sejenak, Erwin berkata:
"Untuk merahasiakan saja saya boleh berjanji. Tetapi saya belum menyanggupi lain
daripada itu!" "Pak dukun sangat berhati-hati dan bijaksana. Saya dapat
mengerti. Pak dukun belum tentu mau melakukannya. Bukankah
begitu?" Erwin meng-iyakan.
Mereka masuk ke sebuah kamar. Hanya setengah terang. Tapi
kelihatan sebuah ranjang kayu. Bagus dan besar. Dinyalakan sebuah
lampu lain. Kamar tidur itu jadi terang.
Baginda dan isterinya mendekati ranjang, Erwin ikut.
"la sedang tidur," kata isteri Baginda na Poso.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Siapa?" tanya Erwin.
"Hetty. Putri sulung kami," jawab Baginda na Poso.
Erwin lantas tahu bahwa di bawah selimut ada anak perempuan,
Hetty, entah umur berapa. Tapi tentunya sakit dan ia diminta
datang untuk tolong mengobatinya.
"Boleh saya lihat?" tanya Erwin.
Suami isteri Baginda na Poso saling pandang, lalu memandang
Erwin. Seperti ragu-ragu.
"Atau kita tunggu sampai nona Hetty bangun?" tanya Erwin.
"Tak usah," kata tuan rumah lalu mengangkat selimut perlahan-lahan, rupanya
kuatir Hetty terkejut. Erwin terkejut, walaupun dia dikatakan dukun kawakan.
Sebaliknya Baginda na Poso dan isterinya tenang-tenang saja. Erwin
memandang kedua orang itu dengan perasaan bingung seperti tak
percaya akan ketenangan mereka. Yang dikatakan bernama Hetty
dan putri sulung mereka ternyata seekor ular phyton cukup besar.
"Ini Hetty?" tanya Erwin. Walaupun sudah menjadi kenyataan ia seperti belum bisa
percaya. "Inilah anak kami yang tertua, umur sembilan belas tahun!" kata Baginda na Poso.
la menundukkan kepala. Kemudian mengeluarkan
sapu tangan dari saku celana, menghapus air mata. Isterinya
terisak-isak. Erwin sendiri kini jadi sedih karena ibu dan ayah itu
tentu sangat menderita, walaupun ia belum tahu, bagaimana
sampai mereka mempunyai anak seekor ular. Ini bukan penyakit.
Apakah isteri Baginda na Poso melahirkan ular, sembilan belas
tahun yang lalu. dan diberi nama Hetty.
"Hetty bukan ular sejak lahir," kata nyonya Baginda, seolah-olah ia dapat
menerka apa saja yang dipikir Erwin mengenai Hetty yang
ular itu. "Selama sembilan belas hari ini ia menjadi ular," kata Baginda na Poso
melengkapi keterangan isterinya. Jadi sampai sembilan belas
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hari yang lampau Hetty gadis yang manusia.
Isteri Baginda mengelus-elus kepala phyton itu. Sudah menjadi biasa. Tidak ada
perasaan takut atau geli. Bahkan seperti
membelai anaknya Hetty tatkala ia belum menjadi ular. Dan ular itu
menjulur julurkan lidahnya menjilati tangan ibunya.
"Boleh saya mengetahui bagaimana kejadian nya?" tanya Erwin.
Manusia harimau itu sangat tertarik, karena ia menghadapi
kenyataan. Sekali lagi terbukti, bahwa khayalan, bagaimanapun
fantastisnya bisa menjadi kenyataan. Dan kalau kenyataan ini
diceritakan kepada orang, hanya sedikit sekali yang mau percaya.
Baginda na Poso mengajak Erwin duduk. Di kamar tidur yang
lapang itu tersedia tiga buah kursi. Tempat duduk Hetty membaca
menjelang tidur atau bercengkerama dengan teman-teman
terdekatnya. Baginda na Poso menceritakan, bahwa Hetty tergolong gadis
cantik dan lincah. Rumah mereka selalu ramai dengan para remaja.
Baginda na Poso cukup terkenal, terutama di kalangan orang
Tapanuli, la seorang pedagang yang sukses setelah pada tahun-
tahun pertama kedatangannya di Jakarta banyak merasakan
getirnya hidup. Oleh karena itu ia mengetahui, bagaimana rasanya
lapar tanpa punya uang untuk pembeli nasi. la pun tahu betapa
rasanya dingin tanpa mempunyai selimut atau sekedar pakaian yang
memadai. Kini, setelah ia mempunyai segala yang dibutuhkan
manusia untuk dapat dikatakan hidup berkecukupan ia menjadi
seorang berjiwa sosial. Suka membuka dompet dan mengulurkan
tangan untuk memberi. Tak ada peminta sumbangan atau sedekah
yang pulang berhampa tangan dari rumahnya.
Ada lagi kelebihan Baginda na Poso. la suka silat. Bukan sekedar
pandai, tetapi menguasai. Karena ia pernah belajar sungguh-
sungguh pada seorang guru silat terkenal, Sutan Hasayangan di
Bunga Bondar. la dinyatakan lulus setelah tiga kali beradu sigap dan
tangkas dengan seekor harimau yang selalu menjadi penguji
terakhir dalam ilmu persilatan. Aneh kedengaran, tetapi bukan suatu
dongengan. Guru-guru silat kenamaan di Tapanuli bersahabat baik
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan bekerja sama dengan raja rimba yang sangat ahli dalam ilmu
persilatan. Itu makanya di sana cukup terkenal apa yang dinamakan
"silat harimau".
Setelah beberapa tahun di Jakarta dan mempunyai penghidupan
yang agak lumayan ada seorang perantau baru dari kampungnya
yang mengenal Baginda na Poso. Bahwa ia pandai silat. Sekelompok
anak-anak muda mendatanginya dan mohon padanya agar ia sudi
mengajar mereka dalam bidang olahraga tradisional itu. Baginda
yang biasa merendahkan diri semula menolak dengan alasan bahwa
kepintarannya tidak seberapa, tetapi anak-anak muda itu mendesak
juga. Akhirnya ia memenuhi permintaan mereka.
Pekarangan luas seorang pemuda keluarga kaya digunakan untuk
maksud tersebut. Baginda na Poso tidak mengetahui, bahwa'
?Suryawinata, ayah si pemuda juga seorang ahli silat yang pernah
terkenal di masa mudanya di Garut. Kegemaran itu membuat dia di
waktu senggang suka turut mempersaksikan anaknya Suganda
bersama teman-temannya belajar dari Baginda na Poso. Semula
semua yang dilihatnya biasa-biasa saja. Langkah-langkah yang
diajarkan orang dari Mandailing itu tidak banyak beda dengan
ajaran guru-guru di Jawa Barat. Tidak sama memang, karena tiap
daerah punya gaya kemudian punya tipu muslihat serang dan tahan
sendiri-sendiri. Tetapi setelah lebih sebulan latihan ia melihat ada
gaya dan lompat yang belum pernah dikenalnya di Jawa Barat
ataupun Betawi. Suryawinata jadi kian tertarik. Lompat Baginda na
Poso semakin jauh dan tinggi. Kelihatannya tanpa menggunakan
tenaga. Begitu ringan. Kemudian dalam suatu lompatan setinggi tiga
dan sejauh lima meter tubuh Baginda berputar seratus delapan
puluh derajat sedang kedua tangannya menyabet ke sebelah kanan.
Kedua kakinya tiba ringan tetapi mantap di tanah sementara tangan
sebelah kanan bagaikan menampar musuh. Murid-muridnya dan
Suryawinata bersorak gemuruh penuh kekaguman. Dan Surya
bukan sekrtdar bersorak, la menyalam Baginda na Poso: "Lompat
dan pukulan apa itu tadi Baginda?" Baginda na Poso agak malu dan dengan suara
biasa, tidak terengah-engah berkata:
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kami menamakannya putaran si belang menipu imbang?"
"Apa maknanya itu?" tanya Suryawinata. "Dua harimau jantan berkelahi
memperebutkan seekor betina," jawab Baginda.
*** SURYAWINATA yang penggemar segala jenis silat dan ahli silat
Sunda mengatakan, bahwa ia belum pernah mengenal beberapa
macam langkah, ancang-ancang dan lompat serta putar tubuh di
udara yang diperlihatkan Baginda na Poso. Oran Mandailing itu
dengan rendah hati mengucapkan terima kasih tetapi menerangkan
bahwa apa yang dikenalnya mengenai silat baru sedikit sekali. Dia
hanya menggemarinya, katanya. Dari situ hartawan Suryawinata
semakin tahu, bahwa guru anak-anak muda termasuk anaknya
sendiri itu pasti seorang yang berilmu tinggi, setidak-tidaknya dalam
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
persilatan. Orang yang suka bicara di bawah itulah sebenarnya
orang yang berada di atas dalam kepandaian dan kebolehan. Dan ia
jadi semakin simpati pada perantau dari Sumatera itu. la
mengundang Baginda na Poso untuk makan malam, suatu
kehormatan yang belum pernah didapatnya selama ini.
Atas permintaan tuan rumah, Baginda na Poso menceritakan
sedikit tentang beberapa macam seni silat yang ada di Tapanuli.
Pasti tidak lebih hebat daripada di Jawa Barat, katanya, la juga
menjawab pertanyaan Suryawinata, bahwa di Mandailing juga ada
orang yang menuntut ilmu melalui pertapaan, tetapi sungguh
jumlah orang yang sampai bertapa di sana terlalu sedikit
dibandingkan dengan di daerah Parahiangan.
"Kabarnya di sar banyak orang yang pandai ilmu guna-guna.
Dengan memandang saja bisa membunuh orang. Apa betul?" tanya
Suryawinata. "Ah, itu dilebih-lebihkan orang. Mana bisa dengan
pandangan membunuh orang. Memang ada beberapa orang jahat
yang kadangkala main-main dengan racun. Tapi itu jarang sekali.
Dan orang yang begitu menjadi kebencian masyarakat!"
"Main-main dengan racun bagaimana?"
"Maksud saya, kadang-kadang racun simpanannya digunakan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terhadap orang yang sama sekali tidak berdosa. Kadangkala
terhadap keluarganya sendiri!"
"Lha, kenapa mesti begitu?"
"Itulah jahatnya memelihara racun. Walaupun dia hanya serbuk
saja, tetapi punya tuntutan. Harus saban tahun diberi makan. Kalau
tidak digunakan atas permintaan orang yang membayar kepada
penyimpan untuk menewaskan musuhnya, maka racun itu harus
digunakan terhadap siapa saja. Pokoknya dia harus makan. Artinya
membunuh! Kalau tidak dipakai untuk membunuh orang, tidak
perduli siapa, maka ia akan memakan tuannya sendiri. Penyimpan
racun itu akan mati. Tidak bisa dicegah oleh dukun yang punya ilmu
segudang sekalipun!"
"Waduh mengerikan sekali. Daerah Tuan mengerikan sekali!"
kata Suryawinata. "Tidak. Orang jahat yang begitu hampir di tiap daerah ada.
Masing-masing dengan caranya. Bukankah di sini juga ada.
Sebenarnya orang-orang kampung daerah saya sangat ramah
tamah. Semuanya rajin. Cuma, kebanyakan pelit. Perkara pelit ada
yang bisa jadi juara. Banyak anekdot tentang kepelitan orang
Mandailing." Baginda na Poso lalu mengajukan beberapa cerita
terkenal tentang pelitnya orang Tapanuli Selatan. Tentang tulang ikan yang
digantung di atas kuali. Kalau sayur atau gulai mendidih dan uapnya
naik mengenai tulang ikan, maka akan meneteslah "keringat" tulang yang kepanasan
itu, masuk ke dalam kuali. Sayur atau gulai itu
dianggap sudah pakai ikan, walaupun hanya bau baunya.
Suryawinata tertawa terpmgkel pingkel.
"Tuan serba bisa. Bersilat mencengangkan, berkelakar
menyakitkan perut. Orang seperti Tuan tentu bahagia sekali. Saya
kepingin seperti Tuan."
"Syukur kalau Tuan pikir saya berkelakar, sehingga saya jadi
tidak terlalu malu," kata Baginda na Poso. Mendengar ini
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Suryawinata tambah terbahak-bahak. Dia benar-benar senang
sekali. "Tuan Baginda betul-betul luar biasa. Badut di TV dan di film tidak
mampu bikin saya sesenang ini!"
Dan Baginda na Poso juga sangat gembira. Orang yang membuat
orang lain merasa senang selalu lebih gembira daripada orang yang
dibuat senang. "Kalau bukan rahasia, saya kepingin tanya, benarkah pemutus
pendidikan silat di daerah Tuan itu seekor atau lebih harimau" Tak
masuk pada akal saya," kata Suryawinata.
"Yah, bagaimana ya. Memang tak masuk akal. Dan tidak benar,
bahwa keputusan terakhir tentang lulus atau tidaknya seseorang
murid tergantung dari pertarungannya dengan harimau!"
"Jadi hanya dongeng?"
"Tidak. Maksud saya, tidak semua guru silat punya hubungan
dengan harimau. Tetapi ada beberapa orang yang memang
memanggil sahabatnya untuk ujian terakhir!" kata Baginda na Poso.
"Sahabatnya, siapa?"
"Ya, nenek bilang begitu!" kata Baginda na Poso.
"Harimau" Harimau sungguhan?"
"Ya, tetapi tak usahlah kita bicarakan itu!" kata Baginda na Poso.
"Pantang?" tanya Suryawinata.
"Tidak." "Tak boleh saya mendengar ceritanya sedikit?" tanya
Suryawinata berhati-hati. la tahu, bahwa hal-hal yang demikian,
tidak selalu boleh diceritakan. Di Jawa pun banyak hal-hal gaib yang
tidak dapat dipecahkan dengan hukum akal dan orang harus
berhati-hati menceritakannya. Salah-salah bisa celaka!
"Asal usulnya dulu kala saya juga tidak menguasai," kata Baginda na Poso.
"Tetapi memang ada sejumlah orang Mandailing, bukan
hanya guru silat yang punya hubungan dengan harimau!"
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Piaraan?" tanya Suryawinata. Dia sendiri tahu bahwa di Jawa juga ada orang yang
punya piaraan binatang, jin, hantu, keris dan
tuyul yang bisa disuruh sekehendak hati tuannya.
"Tidak selalu. Ada harimau piaraan, yang memandang si
pemelihara sebagai tuannya. Sebab, dialah yang memberi makan.
Tetapi dirinya jugalah yang akan dibunuh kalau dia ingkar janji,
tidak memenuhi kewajibannya. Tetapi ada harimau yang
bukan piaraan. Harimau biasa. Katakanlah harimau liar yang bebas,
tetapi ia bersahabat dengan orang-orang yang tinggi ilmu. Misalnya
pandai silat. Harimau terkenal amat pintar bersilat. Orang yang
pandai bisa memanggil sahabatnya untuk dipertarungkan dengan
murid yang melakukan ujian terakhir. Kadang-kadang pertarungan
itu diulang beberapa kali, karena sang murid tidak lulus dalam ujian
pertama dan seterusnya. Aneh memang, tetapi bukan dongeng. Di
Jawa sini banyak yang lebih ajaib darippada itu," kata Baginda na Poso. Di
situlah salah satu seni bergaul orang Mandailing itu. Selalu menyudahi cerita
bahwa negeri orang yang mendengar jauh lebih
hebat daripada negerinya. Itulah makanya orang simpati padanya.
Walaupun Suryawinata sangat baik. Baginda na Poso tidak
pernah meminta bantuan kepadanya, la takut terikat oleh budi baik
orang. Kepada murid-muridnya ia selalu meminta supaya jangan
menceritakan kepada orang lain, bahwa ia bisa silat sedikit-sedikit.
"Saya mohon kepada kalian, jangan ceritakan. Apa lagi mengatakan, bahwa saya
guru silat. Saya tidak merasa diri saya seorang guru,"
kata Baginda na Poso. la tak mau dirinya sampai dicoba orang. Ada
banyak ahli silat, apalagi kalau dinamakan jagoan, punya silat suka
mencari sebab untuk bertengkar. Maksudnya hanya supaya terjadi
perkelahian. Dengan begitu mereka menguji kekuatan orang lain.
Apalagi pendatang semacam Baginda na Poso.
Berkat kesungguhan berusaha, perlahan-lahan nasib Baginda
na Poso berubah, la nikah dengan seorang wanita Sunda, la hidup
hemat sekali. Tetapi tidak sampai sepelit orang Mandailing yang
diceritakannya kepada Suryawinata. Karena pandainya bergaul,
sahabat kenalan perantau itu pun kian banyak. Dan murid-muridnya
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang patuh tidak pernah menceritakan bahwa guru mereka orang
berasal dari seberang. Tetapi apa mau dikata, pada suatu kali
terjadi peristiwa yang menyebabkan Baginda na Poso turut terbawa-
bawa, la bertengkar dan akhirnya berkelahi dengan seorang
pemuda sebaya dengannya, anak orang kaya yang terkenal sebagai
tuan tanah dan pemberi pinjaman kepada para petani miskin
dengan imbalan tenaga atau bunga yang mencekik leher. Anak
orang kaya itu, Sadikin memukul seorang petani yang sudah
beberapa kali menunggak pembayaran. Sadikin akhirnya marah dan
menghajar orang itu sampai berdarah-darah. Sudah sering
dilakukannya tetapi ia belum srmpai pernah berkenalan dengan
rumah tahanan. Uang punya kuasa.
Baginda na Poso mohon kepada Sadikin supaya mengasihani si
petani malang. Tapi dia bukannya jadi reda, malah semakin garang.
Baginda dimaki-maki sebagai bajingan tak tahu diri yang mau
mencampuri urusan orang. Perantau itu menahan diri. Memang
benar dia mencampuri urusan orang lain. Dan yang memerintahkan
dia berbuat demikian adalah kemanusiaan di dalam dirinya.
"Sudahlah Raden," kata Baginda na Poso. "Ini saya ada sepuluh ribu. Raden
terimalah sebagai pengangsur hutangnya!" katanya
sambil menyodorkan uang. Ini pun membuat Sadikin tambah ganas.
Dipukulnya tangan Baginda yang menyodorkan uang itu, sehingga
uang tersebut jatuh bertebaran. Baginda membungkuk mengutip
uangnya, masih kuasa menahan diri. Padahal puluhan orang jadi
penonton. Mungkin banyak yang kasihan melihat Baginda na
Poso, tetapi barangkali ada juga yang menikmati kesadisan
dan kesombongan Sadikin. Semua orang itu tahu sebagaimana
sudah sering mereka persaksikan, bahwa siapapun yang dihantam pemuda kaya itu
tak kan berani melawan. Ketika
Baginda mengutip lembaran-lembaran uang itulah Sadikin
melepaskan tendangan, mengenai bawah bahu sasarannya,
sehingga terjungkal. Sadikin melompat, mengangkat kakinya mau
menginjak dada korbannya. Penonton menahan napas. Kalau
tepat kenanya, pasti Baginda na Poso akan memuntahkan darah.
Tetapi sialan, orang yang mau dibinasakan itu mengelitkan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tubuhnya sehingga kaki kanan Sadikin terhenyak dengan kuat ke
tanah Sadikin merasa sakit dan kaget. Tetapi lebih daripada itu,
amarahnya jadi menyala bagaikan api disiram bensin. Binatang
bener-bener, hewan ini kok berani mengelak. Korban-korbannya
yang lain menerima pukulan, tendangan dan injakan dengan
pasrah. Sadikin melangkah maju, mengangkat kakinya lagi. Ini kali
tentu telak. Binatang itu akan mampus, setidak-tidaknya setengah
modar. Memang benar perhitungan Sadikin. Injakan itu akan tepat
menghunjam dan meremukkan tulang-tulang dada Baginda na
Poso, kalau ia tidak menangkap dan menahan kaki penyerangnya
lalu memutarnya dengan suatu kemahiran yang tak diduga oleh
orang kaya itu. Sadikin terputar lalu jatuh berdebab sebagai nangka
busuk yang lepas dari tangkainya. Para penonton terkejut dan takut
dan sebelum sempat memikirkan apa seterusnya akan terjadi.
Baginda na Poso bangkit dengan gaya yang amat ringan, mundur
beberapa langkah memandang Sadikin. la tidak berbuat lain
daripada menanti. Sadikin yang sangat kaget, malu dan marah juga
segera bangkit dan bersiap untuk menerkam lawannya. Tetapi kini,
dia yang juga dapat bersilat tidak lagi segegabah tadinya.
"Bangsat kau. Berani melawan aku. Kau akan membayar mahal
sekali untuk ini!" desis Sadikin hampir menyerupai ular cobra yang hendak
mematuk mangsanya. "Maaf Tuan Sadikin, saya hanya membela diri. Lebih baik kita
hentikan perkelahian yang tidak ada gunanya ini," kata Baginda na Poso yang
sebenarnya takut akan akibat dari pertikaaian itu.
"Rupanya kau hanya binatang hina pengecut. Baru mulai kau
sudah tahu bahwa kau akan celaka. Minta maaf hah! Kelihatannya
kau seperti laki-laki, tetapi bukan jantan. Coba buka celanamu, aku
mau lihat. Kau punya apa tidak!" kata Sadikin mengejek dan
menghina Baginda na Poso. Muka orang dari seberang itu jadi
merah padam, tetapi dengan sekuat daya dia kendalikan dirinya.
Kini para penonton kian berdebar. Mereka sudah lihat dengan mata
sendiri, bagaimana Baginda na Poso merobohkan Sadikin yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ditakuti oleh semua orang. Orang ini tentu berisi. Ejekan dan
penghinaan Sadikin mengundang pertarungan. Apakah dia akan
melawan" "Aku tak mau berkelahi Tuan Sadikin," kata Baginda na Poso.
"Suka hatimu. Melawan kau akan mati. Tak melawan pun kau
akan kubunuh juga. Tinggal pilih."
"Kau mau membunuh orang yang tak melawan?" tanya Baginda
na Poso. "Apa salahnya. Kematianmu tidak akan merugikan bangsa dan
negara. Malah bisa menghemat beras yang biasa dimakan orang tak
berguna semacam kau! Dan orang-orang ini semua akan menjadi
saksi, bahwa aku membunuh kau dalam membela diri!" la
merangsang dan menggoda Baginda. Mau mati melawan atau mati
konyol. Dia begitu yakin bahwa dia akan bebas dari segala tuntutan.
Ayahnya akan dapat mengatur itu semua, pikirnya.
"Jangan Tuan Sadikin," bujuk Baginda na Poso. Pikirannya
bimbang, tetapi sungguh mati dia akan bersedia kehilangan nyawa
tunggalnya secara konyol.
Sadikin menyerang secara tiba-tiba, dengan mudah dielakkan
oleh sasaran. Pukulan dan tendangan kemudian datang bertubi-tubi,
tetapi tak satu pun mengenai diri si murid harimau, sehingga orang
kaya itu kian panas dan bertekad menghabiskan nyawa orang yang
dianggapnya sangat kurang ajar dan tak tahu diri itu.
Satu kali tangan kanan Baginda menampar lawannya dengan
pukulan harimau menerkam bahu rusa, membuat si sombong itu
jatuh. "Bunuh dia!" perintah Sadikin kepada orang-orang yang menonton. Beberapa
penonton sudah bersiap untuk menyerang
Baginda karena imbalannya pasti cukup berguna bagi mereka.
Tetapi Baginda na Poso mengancam: "Siapa saja yang mendekat
akan mati." Mendengar ini, mereka jadi ragu-ragu.
MELIHAT para penonton itu tidak segera melaksanakan
perintahnya, hati Sadikin jadi panas bukan buatan. Belum pernah
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
penduduk di sekitar tempat kediamannya berani menolak
perintahnya. Pada umumnya mereka, terutama yang muda-muda
tidak punya pekerjaan. Bukan karena malas, tetapi karena
lowongan yang langka. Padahal hidup membutuhkan uang,
apalagi kalau sudah pandai menaruh cinta. Mereka tidak terlalu
menyukai Sadikin, tetapi mereka membutuhkan biaya. Dan
uang mudah diperoleh dari anak orang kaya ini. Itulah makanya ia
menganggap orang-orang di situ sebagai anak buahnya. Tetapi
sekali ini mereka kelihatan ragu-ragu.
"Bunuh kataku," bentaknya kepada para penonton itu. Mereka
saling pandang, seakan-akan menyuruh mulai. Tetapi begitu ada
yang mau bergerak. Baginda na Poso berkata tenang: "Mulailah,
tetapi siapa yang mendekat akan ku tebas. Akan kubikin mati."
Suara tenang penuh wibawa ini rupanya membuat mereka lebih
menyayangi nyawa. Apa gunanya uang Sadikin kalau hanya untuk
biaya penguburan mereka. "Kalian takut nah. Pengecut!" bentak Sadikin, lalu ia menyerang Baginda na Poso
lagi. Maksudnya hendak memberi semangat
kepada penonton agar mereka mau menyerang dan membunuh
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lawannya itu. Tendangan Sadikin ditangkap oleh Baginda na Poso.
Dengan suatu gerakan cepat ia menangkap kaki musuhnya yang
satu lagi, laki mengangkat Sadikin lurus-lurus, bagaikan anak-anak
memegang boneka. Kedua kaki orang kaya itu diputar-putarnya di
udara, suatu pemandangan yang belum pernah dipersaksikan
penonton dalam pertandingan atau perkelahian silat mana pun.
Keanehannya terletak pada ketidak-mampuan Sadikin untuk
melepaskan diri, misalnya dengan jalan melompat ke tanah, la tetap
berdiri lurus bagaikan lilin dan berputar terus sehingga ia merasa
pusing dan akhirnya minta-minta ampun. Baginda na Poso
berbuat bagaikan tak mendengar permohonan orang yang sudah
tidak berdaya itu. Setelah lebih tiga puluh kali Sadikin berputar-
putar, Baginda na Poso yang memegang telapak kaki lawannya
melemparkan tubuh itu ke udara setinggi tak kurang dari lima meter
secara vertikal, kemudian dia menjauhkan diri untuk tidak ditimpa
oleh bobot hidup yang akan turun ke bumi itu. Semua penonton
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menahan napas dan merasa ngeri sekali oleh jerit ketakutan
Sadikin di udara. Hanya dua detik kemudian tubuh Sadikin mencapai
tanah dengan kedua kakinya duluan. Tubuh itu lalu berputar-putar
seperti orang mabok, dan sebenarnya Sadikin merasa pusing sekali.
Setelah beberapa putaran Sadikin terhuyung-huyung tak mampu
menjaga keseimbangan. Saat berikutnya ia jatuh tersungkur.
Kesialan seringkah tak mau datang sendirian. Mukanya yang pucat
dan berkeringat jatuh tepat di atas seonggokan tahi lembu,
terbenam ke dalamnya. Barangkali Sadikin sudah tidak menyadari
itu. la tidak mengangkat kepalanya sehingga muka itu terus terletak
di sana bagaikan mobil yang parkir setelah tiba di tempat tujuan.
Baginda na Poso memandang hadirin yang
jadi saksi pertarungan tadi. Katanya: "Kalian telah melihat sendiri sejak awal. Aku tidak
menghendaki perkelahian ini. Tetapi aku juga
tidak mau dibunuhnya atau kalian matikan beramai-ramai. Aku
hanya minta agar kalian tidak berkata lain dari apa yang kalian lihat dan
ketahui." Baginda na Poso lalu pergi dengan hati tak tenteram, karena ia yakin
bahwa kisah itu tidak akan berhenti sampai di situ
saja. Tuan Subrata yang ayah kandung Sadikin menjadi terkejut
dan marah bukan alang kepalang ketika mendengar anak
kesayangan yang sangat dimanjakannya kalah berkelahi dengan
seorang pendatang yang sebenarnya bukan apa-apa bagi orang di
situ. Orangnya tidak kaya raya, bahkan kaya saja pun tidak.
Memang dia tidak termasuk golongan yang dinamakan hidup di
bawah garis miskin, tetapi kalau mau dikatakan kuat, hanya
sebegitulah kekuatannya. Masih bisa beli beras dan berpakaian untuk dirinya
sekeluarga, walaupun hanya dari bahan murah.
Orang seperti itu di zaman sekarang kurang nilainya. Tidak
memenuhi syarat untuk dikatakan orang disegarti. Terutama oleh
mereka yang kini menilai segala sesuatu dengan materi atau
jabatan yang sedang dipegang.
Muka Subrata jadi merah dan suaranya gemetar ketika kemudian
melihat bahwa muka anaknya penuh bergelimang tahi lembu. Ini
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bukan kalah dalam pertarungan tetapi suatu penghinaan yang tidak
ada taranya terhadap dirinya yang amat terkenal, disegani tambah
ditakuti karena pernah jadi orang lumayan besar dan akhirnya jadi
tuan tanah yang memiliki ratusan hektar. Berupa kebun-kebun
karet, jeruk dan cengkeh. Ditambah lagi dengan tanah-tanah
persawahan yang digarap oleh orang-orang lain yang dinamakan
petani kuli. Subrata semakin sakit hati kenapa tidak ada orang
membela anaknya, padahal sebagian terbesar dari mereka hidup
dari kemurahan hatinya. Memberi pinjaman dengan bunga tinggi
atau memberi porsekot untuk menanam padi dan sayur mayur yang
harus dijual kepadanya dengan harga selalu di bawah harga
pasaran. Dengan suara gemetar oleh amarah yang meluap-luap ia
memerintahkan dua orang pembantu rumahnya yaitu tukang kebun
dan centeng jaga malam untuk mengambil orang yang telah
menyiksa anaknya. Tetapi belum sampai sejam kemudian kedua
petugas ini kembali dengan mengatakan, bahwa orang yang mau
diambil tidak mau turut. "Bangsat," kata Subrata. "Bukan dia yang menentukan mau atau tidak. Kamu harus
membawanya ke mari. Baawaa ke mari,
mengerti! Kalau kalian tidak membawanya, hari ini juga kalian
berhenti dari sini! Masih cukup banyak orang yang bisa diperintah!"
Tahu, betapa sulitnya cari pekerjaan, walaupun dengan gaji yang
sangat minim oleh karena pendidikan dan pengetahuan mereka juga
sangat minim, kedua orang itu bertekad untuk membawa Baginda
na Poso ke majikannya. Kalau sudah sampai nanti, terserah
majikannya mau dibikin apa.
Mendengar bagaimana hebatnya orang dari seberang yang
seorang ini, maka kedua utusan itu berlaku hati-hati. Dengan cara
halus mereka mengatakan apa tugas yang mereka bawa. Kalau
Baginda na Poso tak terbawa oleh mereka maka mereka akan
diperhentikan. Akhirnya mereka minta dikasihani agar orang itu mau
mengikut supaya mereka jangan sampai diperhentikan dari
pekerjaan. http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau kalian sampai diperhentikan akan kumintakan pekerjaan
pada seorang kenalanku yang amat baik orangnya. Tak usah kuatir.
Dan sekarang pulanglah. Katakan kepada majikan kalian, kalau ia
begitu perlu atau berhasrat mau menemui aku, pintu rumah
burukku ini selalu terbuka. Aku belum jadi anak buahnya untuk
diperintah datang. Aku tidak bersedia menerima perintah apa pun
dari dia. Aku sudah mengetahui bahwa Tuan Subrata itu orangnya
kaya dan pernah punya kuasa besar, tetapi aku tidak perduli sama
semua itu. Kalau dia mau ketemu, maka dialah yang harus ke mari!"
Baginda na Poso memang sengaja tak mau datang, karena menurut
perintah orang sombong itu sama artinya dengan menerima
hukumannya. Kedua utusan itu diperintahkan untuk membawanya. Mesti
membawanya menghadap ke depan Subrata. Jika tidak mau secara
baik-baik, seret. Tetapi cerita tentang bagaimana dia
memperlakukan Sadikin hanya sebagai boneka maka mereka tidak
mau mengambil risiko. Apalagi sudah dijanjikan pekerjaan lain oleh
Baginda na Poso. Orang ini tidak sekejam yang mereka duga. Orang
yang benar-benar punya kebolehan memang biasanya tidak banyak
lagak. Setiba di gedung mewah Subrata dan berhadapan dengan
majikan yang berwajah merah padam, garang tetapi bibir gemetar
karena amat marah itu, kedua orang itu tidak menunggu disapa,
malahan lebih dulu berkata: "Raden, kami tidak usah diberhentikan.
Kami minta berhenti hari ini juga." Subrata yang tak biasa dibantah, yang
tahunya cuma memerintah dan dipatuhi jadi kian marah
sehingga seluruh tubuhnya gemetar. Semenjak ia jadi orang gede di
Bandung semua keinginannya tercapai, semua titah perintahnya
dipatuhi orang bawahannya, la terkenal sebagai penjahat halus
dengan bersenjatakan kedudukan. Orang sakit hati, tetapi orang
juga ingin selamat. Maka, demi keselamatan, rasa sakit hati ditekan
saja. Itulah makanya ia kaya raya ketika masa pensiun telah tiba.
Subrata kemudian bergegas masuk hendak mengambil senjata
api pribadinya. Dia kalap. Kedua orang itu dianggapnya
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pemberontak yang berani meremehkan kedaulatannya. Menurut
pikirannya orang-orang demikian harus dilenyapkan dari permukaan
bumi. Itu merusak ketenteraman dan wibawa. Sambil masuk dia
sudah tahu apa yang akan dikatakannya kelak sebagai alasan
penembakan kedua orang yang dipandangnya tak tahu diri itu. Dia
membunuh karena membela diri. Dia bekas orang besar, punya
sangat banyak kekayaan. Orang yang begitu bukan tipe pembunuh
dan tidak akan mau membunuh lalat sekalipun.
Kalau sampai membinasakan sesama manusia tentu ada sebab-
sebab yang dianggap membenarkan tindakannya.
Panas hati Subrata tambah memuncak ketika mendapati kedua
calon mayat tadi sudah melenyapkan diri. "Kurang ajar, bajingan,"
desisnya dan ia melepaskan serentetan tembakan ke udara.
Kemudian amarahnya menurun sedikit ditelan oleh dentuman-
dentuman peluru tadi. Sekurang-kurangnya ia sudah melepaskan
tembakan-tembakan. Banyak orang mengintai dari tempat agak
jauh ingin tahu apa gerangan yang telah terjadi. Ada garongkah"
Belakangan mereka mengetahui juga bagaimana terjadi peristiwa.
Pergi menghindar seperti yang dilakukan kedua pesuruh Subrata
itu, memang merupakan jalan yang terbaik.Melawan orang
semacam Subrata dan anaknya Sadikin sama halnya dengan
memukul karang dengan tangan kosong. Tangan sendiri juga yang
akan binasa. Baginda na Poso memang akan mendapat kesulitan besar kalau
Suryawinata yang mengagumi tehnik silatnya tidak segera turun
tangan mencampuri. Karena dia pun orang kuat, maka akhirnya
Baginda na Poso selamat. Suryawinata menerangkan segala apa
yang diketahuinya tentang orang yang selalu rendah hati itu. Dia
malah mengancam akan mengambil tindakan ke tingkat lebih tinggi
kalau sampai terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan atas diri
Baginda na Poso. Sebagai akibat dari perkelahiannya dengan Sadikin
dan buntut peristiwa itu, ia malah jadi terkenal dan belakangan
menjadi guru silat beberapa banyak orang terkemuka di kota
Bandung. Beberapa ahli silat Priangan yang baik hati juga menjadi
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sahabat dekat Baginda na Poso. Mereka tukar menukar atau
mengawinkan tehnik Mandailing dengan tehnik silat-silat Sunda.
Beberapa tahun kemudian Baginda na Poso yang telah tambah
baik dalam ekonomi memboyong keluarganya, yaitu isteri beserta
seorang anak perempuan dan dua anak laki lakinya ke Jakarta.
Dengan ketekunan dia kerja keras disertai bintang yang sedang
terang, kehidupannya kian baik, sehingga kemudian dapat dikatakan
kaya. Ketiga orang anak-anaknya pun selalu maju di sekolah, Hetty
yang tertua sudah di tingkat pertama Fakultas Kedokteran. Tetapi
berbeda dengan kebanyakan orang di masa kini, perubahan nasib
itu tidak membawa perubahan pada sifat-sifat baik yang ada
pada diri Baginda na Poso. la tetap ramah taman, berjiwa sosial,
tetap melaksanakan segala kewajiban yang digariskan dalam
agama Islam yang dianutnya. Begitu pula menjauhi segala
larangannya. Dia tidak mengenal serakah, yang sekarang jadi
penyakit atau mode pada cukup banyak bangsa Indonesia yang
terpelajar, bahkan selalu ditambah dengan sebutan pemimpin.
Sangat getol menganjurkan yang baik-baik, tanpa merasa perlu
memberi contoh yang baik kepada masyarakat. Orang-orang yang
secara singkat dikatakan lain kata lain perbuatan.
Dalam kehidupannya yang baik itu Baginda na Poso masih saja
terus menjadi guru silat bagi sejumlah anak muda dan orang-
orang berusia empat puluhan yang menyukai olahraga bela diri
dan menyerang lawan itu. Banyak orang mengagumi dan menyukai
Baginda na Poso, tetapi ada pula yang tidak senang melihat dirinya.
Begitulah di dalam kehidupan. Yang baik pun tidak selaki disukai
orang. Ada orang mengatakan, bahwa pegawai yang jujur kadang-
kadang disingkirkan oleh atasan, karena tidak disukai. Ironis
memang, tetapi kata orang benar-benar selalu merupakan
kenyataan. Hetty yang masuk usia sembilan belas dan memenuhi berbagai
syarat untuk dikatakan cantik, telah beberapa kali dilamar orang dari berbagai
macam golongan, tetapi semua ditolak oleh gadis itu.
Penolakan yang amat sesuai dengan harapan Baginda na Poso yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ingin sekali membuat anaknya itu jadi sarjana untuk dijadikan
kebanggaan, di kalangan keluarga dan di kampung.
Mendadak, dua puluh empat hari yang lalu Hetty berubah sifat.
Dari gadis periang dan suka tawa jadi pendiam dan murung. Ditanya
orang tua, kedua adik dan banyak handai serta sahabat mengapa ia
kelihatan sedih, ia tak pernah menjawab. Tetapi semua orang yang
menanyainya itu dipandangnya dengan mata sayu tanpa kedip.
Akhirnya mereka yang menundukkan mata bagaikan kena pengaruh
oleh pandangan Hetty yang aneh itu. Orang tua dan keluarga jadi
kuatir. Dokter dan dukun yang dimintai bantuan tak dapat
mengubah Hetty untuk jadi gadis seperti biasanya, la tetap tak mau
menjawab tanya. Apakah dia menjadi bisu" Diguna-gunai
orangkah" Anehnya ia tetap berselera biasa dalam hal makan dan
minum. Dia tidak mengurus. Dia suka membuka-buka buku. Tidak
membaca, tetapi melihat-lihat gambar. Yang paling digemarinya
membalik-balik dua buku besar dan tebal berbahasa Inggris yang
penuh dengan aneka binatang rimba. Dari yang besar sampai yang
kecil. Yang lebih aneh lagi, binatang ular rupanya amat disukainya.
Selalu ia melihatnya dengan tenang, penuh perhatian dan lama.
Setelah lima hari menjadi gadis pendiam dan pemurung ia tak
keluar kamar walaupun matahari sudah tinggi. Ibunya masuk,
nampak Hetty masih berselimut. Kepalanya pun tak kelihatan. Ke-
dinginankah ia" Sakit"
Perlahan-lahan wanita itu membuka selimut anaknya. Dan ia tak
dapat menahan pekik, lalu jatuh pingsan. Di bawah selimut itu
bukan anaknya Hetty yang terbaring kedinginan, tetapi seekor ular
phyton besar. JERIT wanita itu membuat seisi rumah terkejut dan berlari
menuju kamar Hetty. Pikiran pertama yang terlintas dalam benak
mereka, Hetty telah mati. Tetapi Baginda na Poso yang pertama
masuk kamar disusul oleh dua orang anak laki-lakinya jadi lebih
terkejut dan takut ketika melihat ular di tempat tidur Hetty, sedang
anaknya sendiri telah tidak ada di sana. Anaknya telah ditelan ular,
itulah pikir Baginda na Poso. Apa lagi kalau bukan dimakan ular.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ular itu begitu besar sehingga sudah mampu untuk menelan
seorang manusia. Untunglah ia tidak pingsan pula seperti isterinya.
Binatang pemakan manusia itu memang besar dan pasti panjang
lebih dari empat meter tetapi perutnya tidak menggendut. Jadi tidak
baru menelan mangsa yang besar.
"Hetty, Hetty," panggil Baginda na Poso sambil mencari-cari di kamar tidur itu.
Apakah gadis itu sudah mati dibelit tetapi belum
dimakan" Hetty tidak ada. Kedua adik Hetty menangis.
Dari mana ular itu masuk" Melalui pintu depan atau belakang"
Kedua-duanya hampir tak mungkin.
Tentu ada yang melihatnya.
Tiba-tiba Baginda na Poso mendengar suara anaknya yang
hilang itu. "Ayah," kata Hetty yang tidak kelihatan orangnya. Baginda
terperanjat sekaligus girang.
Hetty anaknya masih ada. Tetapi mana dia" La melihat ke
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekitarnya. Juga kedua anaknya tercari-cari sebab mereka pun
mendengar suara Hetty. Tetapi mereka pun tidak melihatnya.
Sekali lagi terdengar suara Hetty. Kini tidak hanya menyebut
ayah, tetapi juga ibu, Oloan dan Hasayangan, kedua adiknya. Suara
itu dari tempat tidur. Ketiga orang itu memandang ke tempat
phyton besar itu berbaring dalam suatu lingkaran. Binatang itu
mengangkat kepalanya, sekali lagi menyebut "Ayah". Tidak salah lagi, ular itu
bicara dengan suara Hetty. Mata ular itu kelihatan sayu, tidak sebagaimana
biasanya mata ular, memancarkan sinar
menakutkan. Dan ular itu menangis, jelas tampak air matanya
mengalir pelan. Anakku menjadi ular, kata Baginda na Poso di dalam hati. la jadi
terkejut lagi dan sedih, la tahu yang demikian hampir tak pernah
terjadi, tetapi bisa terjadi, la mengetahui tentang manusia yang
mendadak jadi monyet oleh kutukan sumpah. Ada pula orang yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jadi anjing oleh kekuatan guna-guna.
"Hetty," kata Baginda na Poso lama kemudian. Dengan suara
lembut. "Ayah," sahut ular itu dengan suara terisak-isak. Dan laki-laki itu beserta
kedua anaknya, adik-adik Hetty, tak dapat menahan air
mata. Dalam pada itu ibu Hetty yang dibantu oleh kedua anaknya telah
siuman, dibawa ke kamar lain. Belum saatnya diberitahu kepadanya
apa yang sebenarnya telah terjadi.
PERISTIWA yang amat memilu dan memalukan itu dirahasiakan.
Kepada beberapa dukun yang dimintai bantuan ditekankan benar
untuk tidak menceritakan kepada siapapun apa yang telah terjadi.
Mereka berjanji, tetapi tidak.sanggup mengembalikan Hetty menjadi
manusia biasa kembali. Akhirnya Baginda na Poso mencari Erwin
yang telah didengarnya kemampuannya dalam penyembuhan dan
punya piaraan harimau. Dia belum mengetahui, bahwa sebenarnya
Erwin manusia harimau, bukan orang yang memelihara harimau
suruhan. Melihat kenyataan, bahwa ular di ranjang itu benar-benar Hetty
yang sembilan belas hari yang lalu masih manusia, dukun muda itu
terdiam dan sedih sekali, la tidak mempunyai ilmu untuk mengubah
binatang menjadi manusia. Hetty menjadi manusia kembali.
"Tolonglah kami Tuan dukun," pinta Baginda na Poso, diperkuat lagi oleh
isterinya yang berat badannya sudah turun dua kilo sejak
anaknya berubah ujud. "Saya tak punya kemampuan untuk ini Tuan. Belum pernah
menghadapi peristiwa semacam inil Saya menyesal sekali, mengapa
saya tidak sanggup menolong," kata Erwin. Dan ia mengatakan
yang sebenarnya. "Tuan punya banyak hubungan dengan dunia gaib. Bebaskanlah
anak kami dari penderitaan ini," pinta Baginda na Poso lagi.
Ular yang sedang diam seperti mendengarkan itu menggerakkan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepala dan menjulurkannya ke arah Erwin yang berdiri di pinggir
ranjang. Dukun itu tidak menghindar, karena ia yakin bahwa ular itu
sebenarnya manusia. Binatang itu menjilat-jilat tangan Erwin
sebagimana ia tadi menjilati tangan ibunya. Dengan caranya itu ia
hendak memperlihatkan rasa persahabatan dan mohon pertolongan.
Erwin mengerti apa yang hendak dikatakan atau dikehendaki ular
itu. la terharu. "Saya tak punya kemampuan memanusiakannya kembali.
Tetapi saya akan coba kerjakan apa yang barangkali saya bisa.
Dengan pertolongan Tuhan tentu," kata Erwin. Seperti biasa, ia
minta disediakan air putih semangkuk dan perasapan dengan
kemenyannya. Limau purut jantan sebuah. Untung masih ada sisa
dari beberapa buah yang dibeli tiga hari yang lalu. Seorang dukun
asai Jambi yang pernah mencoba menolong juga meminta limau
purut jantan. Waktu itu mereka beli beberapa buah setelah
bersusah payah mencarinya di beberapa pasar yang ada penjual
bunga rampainya. Erwin mengeluarkan sebilah pisau tua, meletakkannya di atas
karpet di depan ranjang Hetty.
Kamar itu dipenuhi bau kemenyan dan setanggi.
Erwin membaca beberapa mantera sambil mengasapi pisaunya.
Setelah itu meletakkannya kembali di hadapannya.
"Datuk Tan Ameh, kau lihat di ranjang ini ada seorang anak
manusia yang telah berubah ujud jadi ular. Kalau kau masih Tan
Ameh yang setia pada ompungku Raja Tigor dan setia pula kepada
ayahku Dja Lubuk tentu kau setia juga kepadaku. Dari kalau kau
setia padaku, tentu kau kasihan melihal gadis yang malang ini. Tak
tahu aku apa yang akan kulakukan. Kau pun tak dapat berbuat
banyak Datuk Tan Ameh. Tetapi kau dapat mengatakan kepadaku,
mengapa ia jadi begini. Karena kutuk sumpahnya sendiri ataukah
karena kejahilan orang terhadap dirinya. Kalau karena kutuk,
berputarlah Datuk. Kalau karena buatan orang jahil, berdirilah.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Erwin dan hadirin yang lain memperhatikan dengan jantung
berdebar oleh ingin tahu apa yang akan terjadi. Pisau itu tidak
bergerak. "Bentahulah Datuk!" bujuk Erwin. Pisau tua itu masih saja tidak bergerak. Tetapi
beberapa saat kemudian terdengar suara dari pisau
itu: "Katanya tak boleh. Aku diancamnya Erwin!"
"Datuk mau mematuhi dia ataukah setia pada ompung, amang
dan diriku?" Erwin bertanya sambil membaca-baca untuk menghalau
mahluk halus yang mengancam Datuk Tan Ameh.
"Aku takut Erwin. la mengatakan akan membuat aku hancur luluh
dan kembali ke tempat asalku di perut bumi. Itu aku tak mau Erwin.
Aku lebih suka hidup di dunia yang penuh dengan aneka keindahan,
keburukan, kebaikan, kejahatan, kecurangan dan sedikit kejujuran!
Dan sewaktu-waktu kau suruh aku bekerja untuk kemanusiaan!"
kata pisau tua itu. "Itu hanya gertak Datuk. Kenapa jadi penakut" Karena usia yang
bertambah tua kah. Dia tidak dapat mengubahmu!" ujar Erwin.
Setelah hening sepi sejenak pisau itu berkata pelan: "Gadis ini
terlalu baik untuk dikutuk oleh sumpah atau perbuatannya, la
dijadikan ular oleh seorang pesihir."
"Untuk diri pesihir itu sendiri?" tanya Erwin melanjutkan usaha mengetahui apa
sebenarnya yang jadi penyebab sampai Hetty mesti
bernasib begitu. "Tidak. Bukan untuk dirinya."
"Lalu, untuk siapa?"
"Baginda na Poso mengenal orang itu. Dan orang itu tetap
mengingat dia, walaupun sudah lama tidak bertemu." Mendengar
kata-kata pisau itu Baginda na Poso coba-coba mengingat, siapa
gerangan orang itu. Siapakah yang mungkin memusuhinya"
Rasanya ia tidak punya lawan, setidak-tidaknya secara terbuka.
Entahlah kalau musuh tersembunyi. Orang-orang yang tidak
menyukainya oleh sebab-sebab yang kadang-kadang tidak mestinya
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menimbulkan kebencian. Tetapi karena dunia ini dilengkap-ramaikan
dengan mahluk mahluk berhati dengki penuh khisit, maka kelebihan
seseorang pun mudah membangkitkan sakit hati pada orang lain.
Tetapi kalau sakit hati kepadanya mengapa dibalaskan atas diri
anaknya yang tidak punya sangkut dalam hal itu, pikirnya.
Kemudian ia menyadari, bahwa orang berdendam tidak selamanya
membalaskan amarahnya secara langsung atas diri yang dimusuhi,
sebab pukulan yang demikian dinilai kurang menyakiti lawan.
Ditimpakan atas diri anaknya, insan yang amat dicintainya, yang
sesungguhnya tidak berdosa itu. Lawan itu, dalam hal ini Baginda
na Poso akan merasa jauh lebih sakit dan sedih, bisa membuat dia
jadi gila. Dan sesungguhnya musuh yang membalas sakit hati itu ingin
melihat Baginda na Poso jadi gila. Dimulai dengan ngomong-
ngomong sendirian, berteriak-teriak atau menangis tak tentu sebab,
lalu tak suka lagi mengenakan baju dan celana. Yang menjadi
kesenangannya nanti bernyanyi sambil menari-nari sepanjang jalan
dalam keadaan telanjang bulat, la jadi ~ tontonan orang ramai
karena gila. Gila karena anaknya yang cantik telah berubah menjadi
ular. Jika sudah demikian si penyebab akan senang oleh rasa puas.
Setelah lama keadaan amat hening. Baginda na Poso mengingat-
ingat, yang lainnya menanti, pesilat harimau itu menggumam:
"Subrata kah" Ataukah anaknya Sadikin?" la seakan-akan berkata pada diri
sendiri, tetapi terdengar oleh Erwin.
"Saya pernah bertengkar dengan seorang kaya bernama Subrata
karena berkelahi dengan anaknya bernama Sadikin," kata Baginda
na Poso kepada Erwin. Erwin bertanya kepada pisau yang masih tetap berdiri atas
hulunya: "Datuk Tan Ameh, Subrata kah nama orang yang jadi
penyebab mala petaka ini?"
Pisau itu berkata jelas: "Dialah orangnya." Aneh dan sungguh tak masuk akal
sebilah pisau bicara menjawab pertanyaan. Tetapi ini
pun suatu kenyataan yang dapat dibuktikan oleh seorang ahli mistik
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang menguasai benda-benda mati tertentu. Dan benda mati pisau
yang dimiliki Erwin ini bukan pisau sembarangan. la dukun nama
Datuk Tan Ameh. Penulis tidak dapat mencari sebab musabab ia
dinamakan Tan Ameh secara pasti. Tetapi menurut cerita beberapa
orang tua pisau pusaka yang telah berumur sedikitnya dua ratus
tahun ini dibuat oleh seorang kampung di dekat Natal, la bukan
seorang pandai besi, melainkan seorang dukun besar yang amat
terkenal, namanya Datuk Tan Ameh, asal Minang tetapi lama
bermukim dan tutup usia di sebuah kampung di dekat Natal sana.
Berbulan-bulan baru ia berhasil membuat pisau itu. Benda itu
bukan dari besi atau baja semata-mata, tetapi dicampurnya dengan
beberapa gram emas yang didulangnya sendiri di sungai. Mula
pertama pisau itu dinamakannya si Ucok Ameh, paduan bahasa
Minang dan Mandailing. Yaitu Ucok nama umum bagi anak-anak
lelaki kecil di Tapanuli dan "ameh" bahasa Minang untuk emas.
Tetapi setelah Datuk Tan Ameh meninggal dan menurut cerita
sehari sebelum tutup usia ia menggali sebuah lubang di bawah
pohon bunga kenanga dalam kawasan kuburan kecil, la membuat
sendiri kain kafan dengan beberapa tali dari kain tersebut untuk
pengikat tubuh mayat. Sar.ak keluarga yang melihat bertanya
untuk apa lubang dan kain kafan itu. Tanpa mengangkat muka ia
ber/ata: "Untungku. Besok aku akan pulang kepadaNya. Jangan
kalian terkejut atau takut kalau melihat seekor harimau besar,
jantan, selalu duduk di sisi kuburanku. la sahabat baikku!" Menurut kisah itu,
sehabis sembahyang subuh keesokan harinya Datuk Tan
Ameh tutup usia dengan tenang dan semua pesannya dipenuhi
oleh keluarga yang tinggal. Pisau yang dibuatnya itulah yang
akhirnya jadi milik Erwin, pemberian ayahnya, yang menerima dari
seorang sahabatnya yang tinggal di daerah Natal.
Pisau yang berdiri atas hulunya itu menjawab pertanyaan Erwin,
sampai pada nama pesihir yang mengerjakan kejahatan itu untuk
Subrata. Sebagai imbalan Subrata telah menyuruh orang bernama
Enghu melakukan penculikan atas anak perempuan umur sembilan
belas tahun Nama aneh dari seorang kriminal yang mau berbuat apa saja
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
asal dibayar sesuai dengan keinginannya. Dengan tidak terlalu sukar
Enghu menculik seorang gadis. Walaupun Subrata mengatakan
bahwa gadis itu hanya harus berumur sekitar sembilan belas,
sedangkan rupanya tidak menjadi soal, Enghu toh mencari yang
cantik. Karena ia juga selalu haus seks. Gadis itu disekapnya dulu
satu malam dan dikerjainya sepuas hati semampu tenaga.
Keesokan harinya gadis malang itu diserahkan kepada pesihir.
Malamnya dimasukkan ke dalam kerangkeng luas, karena ular yang
menghuni juga besar sekali. Mulut gadis disumpal sehingga tidak
dapat bersuara. Tetapi kaki tangannya dibiarkan bebas supaya
merupakan santapan yang mengasyikkan bagi phyton itu. Tak
terlalu lama setelah lama setelah gadis berada dalam kerangkeng
ular bergerak untuk membelit dan kemudian menelan mangsa
yang dihadiahkan kepadanya. Tetapi sebaik ia menciumi tubuh si
wanita ia bukan membelit meremukkan tulang-tulangnya untuk
memudahkan penelanan, tetapi berbalik jadi marah dan beringas
sekali, la berdaya upaya meloloskan diri, tetapi tak berhasil karena
jarak jeruji besi amat dekat antara satu dengan lainnya. Pesihir
heran dan kemudian takut melihat gerak ular yang serba cepat dan
memancarkan sinar bagaikan api dari matanya, la marah, tetapi
mengapa" Belakangan si pesihir tahu, bahwa amarah binatang itu
dikarenakan gadis yang diumpankan kepadanya sudah tidak
perawan lagi. Pesihir mempergunakan kekuatan ilmu memanggil penculik
pemerkosa yang telah dibayarnya. Tak lama antaranya laki-laki ini
datang bagaikan kerbau diberi tali pada hidungnya dan seakan-akan
ada kekuatan yang menarik dirinya ke sana.
SETIBA di rumah pesihir berasal dari Palangkaraya Kalimantan
itu, si penculik duduk bersimpuh bagaikan seorang budak
menunggu perintah pemiliknya.
"Namamu!" kata pesihir, datar seperti tak acuh.
"Dulhasan tuan hamba," jawab penculik itu. Kata-kata "tuan hamba" itu keluar
begitu saja dari mulutnya, padahal tadinya ia
tidak pernah mempergunakan istilah itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau dibayar untuk mencari perawan!"
"Benar tuan hamba."
"Tidak untuk memperkosa!"
"Tidak tuan hamba."
"Kau harus membayar untuk itu."
"Bagaimana kata tuan hamba saja."
Pesihir itu membawa Dulhasan ke kerangkeng phyton. la
memerintahkan si penculik untuk memandang ke dalam. Melihat
ular amat besar itu Dulhasan tidak terkejut, tidak kelihatan takut,
tidak memberi reaksi apa pun.
"Kau akan kuberikan kepada ular itu, sebab ia menolak menelan
wanita yang telah kau pe-rawani!" kata pesihir.
"Baik tuan hamba," jawab Dulhasan. Dengan nada biasa. Tidak perduli, tanpa
protes. Pesihir itu telah membuatnya benar-benar
seperti budak yang hanya tahu mematuhi apa kata pemilik. Lain
tidak. Diperintah terjun ke dalam lautan api pun ia akan
melakukannya tanpa sanggahan.
Wanita yang ditolak phyton sebagai santapannya
mempersaksikan seluruh kejadian itu tanpa tanya, la telah dari tadi
sadarkan diri kembali. Tahu, bahwa ia selamat dari diremuk dan
ditelan ular pemakan manusia itu.
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Setelah Dulhasan masuk, pesihir mengunci pintu kerangkeng.
Ular mengangkat kepala, menggerak-gerakkannya dengan mata
memandang tajam ke arah Dulhasan. Kemudian ia bergerak. Si
penculik hanya memandangi tanpa memperlihatkan rasa takut,
mungkin ia sudah tidak peduli atau tidak bisa lagi membayangkan
apa yang akan terjadi atas dirinya. Ular memagut kaki Dulhasan,
merobohkannya lalu membelitnya dengan mengencangkan otot-
ototnya yang amat kuat. Tidak ada perlawanan sedikit pun dari
korbannya. Belitan itu meremukkan tulang-tulangnya, dari bahu
sampai ke pinggul. Dulhasan tewas tanpa mengeluarkan jerit.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Binatang yang kelihatan amat marah itu terus membelit dan
menggencet korbannya. Pesihir dan wanita yang lolos dari maut
memperhatikan adegan demi adegan. Dugaan mereka bahwa sang
ular akan menelan korbannya ternyata keliru. Mengetahui bahwa
korban yang mengkhianati dirinya telah mati, ia kembali ke pojok
kerangkeng dan menggulung dirinya, la tidak sudi makan Dulhasan.
Pesihir tahu, bahwa tujuannya untuk membuat Hetty jadi ular tidak
akan berhasil selama ular itu belum menelan seorang wanita muda
yang mesti masih perawan.
"la telah menerima hukumannya atas kejahatan yang
dilakukannya terhadap dirimu, siapa namamu?" kata dan tanya si
pesihir. "Hasanah," jawab wanita itu singkat. Kesadaran dan kecerdasan telah membuat
Hasanah memaklumi bahwa laki-laki yang jadi
penawannya itu tentu seorang pesihir. la berniat akan membalas,
kalau ia dapat membebaskan diri. Tetapi apakah ada kemungkinan"
"Nama yang bagus. Namaku Datu Palingkar, penyayang binatang
dan penyampai hajat manusia." kata si Pesihir yang tanpa ragu-ragu menyebutkan
namanya karena ia yakin, wanita itu tidak akan
pernah lagi sampai ke tengah-tengah masyarakat. Jadi, tidak ada
yang perlu dirahasiakannya kepada Hasanah.
Datu Palingkar lalu menceritakan beberapa orang yang telah
ditolongnya membalas sakit hati. Di antara mereka ada orang-orang
terkenal dan terpelajar, yang hampir tak masuk akal bahwa mereka
mau melakukan perbuatan seterkutuk itu.
"Aku dapat mengubah manusia jadi binatang. Babi, anjing,
kucing, ular. Pendeknya binatang apa saja. Seharusnya kau jadi
makanan ularku itu. Tetapi binatang yang kusuruh mencari perawan
telah mengambil kegadisanmu, sehingga ular keramat itu menolak
makan engkau. Dia sudah membalas dendamnya. Kau lihat itu, si
celaka yang memperkosa dirimu telah binasa. Tetapi aku harus
mencari perawan untuknya. Tak dapat ditawar," ujar Datu Palingkar.
Hasanah mengerti, bahwa seorang wanita yang masih perawan
akan dibawa ke rumah itu oleh suruhan si pesihir untuk dikorbankan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepada ular besar itu. "Kau boleh menontonnya. Kukira nanti malam juga sudah akan
dapat wanita itu. Hanya orang beruntung semacam kau yang
mendapat kesempatan untuk melihat ular menelan manusia. Bulat-
bulat. Kau akan senang sekali melihatnya/' kata Datu , Palingkar lalu pergi.
Hasanah benci, jijik dan muak mendengar kata-kata pesihir
itu, tetapi sekuat daya ia menyembunyikannya, la berharap akan
dapat menyelamatkan diri. Kesempatan sebenarnya terbuka. Di
rumah itu hanya ada dua orang lain di luar Datu Palingkar,
walaupun pekarangannya lebih dari tiga ribu meter persegi dan
rumah itu teramat luas dengan lebih dari tujuh buah kamar. Dan ia
sama sekali tidak dijaga. Dipelajarinya keadaan. Mencari jalan dan
cara yang paling mudah melarikan diri. Tidak terlalu susah mencari
dan mendapatkannya. Hatinya berdebar penuh harapan, bahkan
keyakinan. Senja hari ia tinggalkan kamarnya. Kamar tidur biasa dengan
segala perlengkapannya, la sama sekali tidak diperlukan sebagai
tawanan. Tidak ada orang yang melihatnya, la akan berhasil, ia
yakin benar akan berhasil.
Setelah tiba di depan pintu keluar ia menoleh ke belakang, kalau
kalau ada yang mengintai dirinya. Yang akan menyergapnya
bilamana ia keluar dari pintu itu nanti. Tidak ada. Aman. la bukan
pintu, melihat ke alam bebas. Dengan hati yang ditegapkan ia
hendak keluar. Tetapi, apa yang terjadi" Kaki tak terangkat, terasa
berat, berat sekali. Kesemutan" Kramkah" Dicobanya lagi, tidak juga
terangkat. Apa ini, tanyanya pada diri sendiri. Mukanya terasa jadi
pucat dan jantungnya berdebar keras sekali. Akan gagalkah dia"
Mengapa kaki sial itu tidak bisa melangkah" Kemudian ia menjadi
lemas. Gedung ini milik pesihir yang punya aneka kekuatan gaib.
Sekarang ia sadar, bahwa seluruh rumah itu telah dipagar oleh
Datu Palingkar. Baik orang di dalam maupun di luar rumah tidak
dapat melakukan sesuatu yang tidak disukai si pesihir. Orang di
dalam tak dapat melarikan diri, pencuri atau orang jahat mana
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pun tidak akan dapat memasuki gedung itu. Putus asa, Hasanah
mau kembali ke kamarnya untuk menangisi nasib. Dan langkah
menuju kamar terasa begitu ringan. Dari penjara bertembok
empat lapis dengan kawat berduri orang bisa lari, tetapi dari
gedung tanpa pengawal ini orang tak dapat melangkah ke luar
tanpa izin Datu Palingkar. Aneh, tetapi di beberapa daerah
nusantara ini, yang demikian bukan hal yang luar biasa. Itulah
makanya banyak orang sangat takut pada pesihir yang benar-benar
kawakan dan tak punya istilah kasihan dalam kamus profesi mereka.
Itulah pula sebabnya di beberapa daerah, di antaranya di Jawa
Timur dan Jawa Barat terjadi pengeroyokan masyarakat terhadap
orang-orang yang diduga keras suka mempraktekkan ilmu sihir.
Tiba di kamar, Hasanah melempar dirinya di pembaringan. Kini
habislah harapan yang tadinya telah menggunung di dalam hati.
Akan diapakan dirinya" Dibunuh ataukah dijadikan seekor binatang"
Dalam kepanikannya ia bayangkan dirinya menjadi kera. Kemudian
menjadi anjing, la akan menjerit-jerit di pohon atau menyalak di
pinggir-pinggir jalan. Ketika malam telah tiba, ia diperintahkan melihat seorang
wanita belasan tahun digumuli bukan dibelit remukkan oleh ular
besar yang tak mau memakan dirinya. Ular itu seperti mencumbui
gadis perawan yang telah lemas tetapi tidak pingsan. Kemudian ia
menelanjangi perempuan malang itu dengan mempergunakan mulut
dan giginya, la menjilati daerah sekitar kemaluan perawan itu.
Setelah itu terjadilah apa yang amat musykil bagi akal manusia.
Persetubuhan antara si ular dan sang perawan.
Jantung Hasanah seperti berhenti berdetak mempersaksikan
adegan yang amat mengerikan dan menjijikkannya ini, tetapi si
pesihir memperhatikan dengan perasaan yang amat takjub,
walaupun ia pesihir. Belum pernah terjadi, ularnya menyetubuhi
perawan yang diberikan kepadanya, manakala ia menyajikan korban
sebagai salah satu persyaratan untuk menghasilkan tujuannya,
membuat seseorang menjadi ular. Biasanya ular amat besar itu
langsung membelit dan menelan korbannya.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Datu Palingkar menanti dengan harap-harap cemas. Ular itu
harus menelan perawan yang sudah diambil keperawanannya itu.
Lama ia menunggu, tetapi binatang itu hanya menjilat-jilati sajian si pesihir.
Tidak membelit untuk menghancurkan tulang-tulangnya.
"Makan dia, makan Sanca," perintah pesihir kepada ularnya.
Tetapi binatang itu membangkang, tidak menurut perintah. "Makan
Sanca. Tak kau dengar perintah tuanmu?"
Ular itu tidak menghiraukan, bahkan kian memperlihatkan
sayangnya pada wanita yang harus ditelannya itu.
Pesihir mengambil air dalam mangkuk putih. seperti yang biasa
dilakukannya untuk melihat apa gerangan yang sedang terjadi atas
diri manusia yang jadi tujuan sihirannya. "Oh, berhasil," katanya kepada diri
sendiri. Di dalam mangkuk ra jelas melihat proses yang
sedang terjadi atas diri Hetty yang harus dijadikan ular. Datu
Palingkar senang. Dimulai dari rambut, gadis cantik puteri Baginda
na Poso berubah bentuk. Rambut potong pendek yang sesuai benar
dengan bentuk kepala Hetty, yang masa kini dinamakan rambut
Lady Diana, menghilang dan kepala yang indah itu perlahan-lahan
mengambil ujud kepala ular.
Datu Palingkar memanggil Hasanah mendekat, disuruh melihat
ke dalam mangkuk. Mau tidak percaya kepada mata sendiri tak
mungkin. Hasanah merasa seram dan bulu romanya berdiri. "Bagus
ya," kata Datu Palingkar. Dia bangga sekali, kiranya tanpa memakan perawan yang
disajikan, sasarannya bisa juga menjadi ular.
Kemudian dalam benak kotornya timbul penafsiran menelan korban
dan apa yang dilakukan ular itu tadi. Mengambil perawannya bisa
juga diartikan makan perawan dalam arti kata yang lain.
Hasanah benci bercampur takut amat sangat pada Datu Palingkar
yang jahat, kejam dan ganas itu, tetapi bersamaan dengan segala
kejahatan itu ia juga mempunyai ilmu yang sangat ampuh. Akan
menerima nasib bagaimana dirinya" la tak dapat membayangkan,
karena segala-galanya bisa terjadi. Yang mustahil kini hanya satu
dan yang satu inilah yang menentukan nasibnya. Melarikan diri dari
rumah setan itu. la telah mencoba, telah mengetahui sendiri
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bagaimana hebatnya kemampuan penawan dirinya itu.
Tetapi apa yang dinantikan Hasanah, yaitu kematian entah
dengan cara bagaimana, tak kunjung j.tiba. Sangat girang dengan
keberhasilannya Datu Palingkar tidak mengambil sesuatu tindakan
yang menyakiti Hasanah lebih hebat dari apa yang dirasakannya
sekarang. Tawanan yang tidak mungkin meloloskan diri.
*** BEGITULAH caranya seorang pesihir mengubah Hetty jadi ular.
Dari pisau tuanya Erwin mengetahui, bahwa yang memerintah
pengularan diri Hetty bernama Subrata, pernah bermusuhan atau
lebih tepat memusuhi dan sangat sakit hati pada diri Baginda na
Poso. Pisau itu -juga akhirnya menerangkan kepada tuannya,
bahwa pesihir kejam itu bernama Datu Palingkar, berkediaman di
sebelah selatan ibukota. Pisau itu tak sampai mampu mengatakan secara lebih
jelas, kampung mana yang dikatakan
di sebelah selatan itu. Kebayoran Baru, Cilandak, Ciputat atau salah
satu dari sekian banyak perkampungan yang berada di selatan "Jakarta. Yang
paling baik adalah mengetahui rumah
si pesihir dan mendatanginya untuk meminta dengan tepat agar ia
memanusiakan Hetty yang tidak berdosa kembali. S a pasti dapat
mengembalikan korbannya kembali ke asalnya.
"Tuan sudah mendengar sendiri," kata Erwin kepada Baginda na Poso dan isterinya
yang bernama Titin Rukmini. "Saya tidak punya kemampuan untuk menolong Hetty
karena yang dideritanya bukan
penyakit, melainkan perubahan ujud oleh kekuatan ilmu sihir."
"Tapi kami tidak punya harapan lain daripada Tuan," kata
Baginda na Poso yang masih saja yakin bahwa manusia yang
disangkanya memelihara harimau ini dapat menolong. Oleh putus
asa ia tak dapat menahan diri bertanya: "Tidakkah harimau Tuan
dapat disuruh mencari pesihir itu dan memaksanya mengembalikan
anakku jadi manusia?" Pertanyaan ini sebetulnya bisa dianggap
kurang ajar, seperti mau mengatur bagaimana hendaknya Erwin
bekerja. Tetapi karena dapat merasakan betapa bingungnya ayah
asal Tapanuli dan ibu asal Priangan itu menghadapi musibah aneh
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan amat menyedihkan ini, Erwin menjawab: "Tuan keliru
menyangka saya punya harimau. Saya tidak punya piaraan apa pun.
Jadi, tidak ada yang bisa saya suruh. Tetapi tenanglah Tuan. Saya
akan berusaha, tetapi beri saya waktu sampai besok. Saya akan
coba di gubug saya. Saya akan lakukan apa pun yang dapat saya
lakukan. Saya akan sangat berbahagia kalau dapat mengembalikan
Hetty ke asalnya. Sebab saya jug sangat sedih melihat akibat
kezaliman si pesihir terhadap keluarga Tuan. Hanya satu
permohonan saya. Tolong turut doakan agar saya berhasil mencari
bantuan." Tiada jalan lain bagi Baginda na Poso, bersabar.
Erwin bertekad untuk mencari si pesihir sampai dapat, la tahu,
bahwa risikonya besar sekali. Jangan-jangan Datu Palingkar akan
mengubah dirinya jadi tikus atau bahkan hanya jadi semut.
WAKTU sehari yang dipinta Erwin kepada Baginda na Poso untuk
mengusahakan jalan bagi pengembalian Hetty ke ujud manusia
dirasakan amat singkat. Harus didapat jalan pintas menemukan
Datu Palingkar. Kalau sudah bertemu ia harus sanggup
menundukkannya agar menurut perintah. Hanya dengan begitu ia
dapat menolong Baginda na Poso.
"Aku akan menolongmu sayang," kata suatu suara yang sangat
dikenal Erwin. Suara ompungnya Raja Tigor. Kata-kata sayang itu
begitu lembut dan penuh rasa kasih. Terasa benar oleh Erwin
bahwa kakeknya sangat menyayangi dan memanjakannya. Belum
dimintai bantuan sudah datang. Karena dia tahu, bahwa tugas berat
ini tak mungkin dapat dilaksanakan oleh Erwin sendiri. Betapa kuat
pun kemauan, betapa hebat pun keberanian, betapa tinggi pun ilmu
yang dimilikinya, la memang bisa mengharimau dengan tenaga yang
luar biasa ditambah lagi dengan ilmu-ilmu gaib. Tetapi Datu
Palingkar yang penyihir masih di atas kemampuan Erwin.
"Aku mau menghadapinya sendiri ompung," kata Erwin. "Ini mengenai penderitaan
tuan Baginda na Poso, orang daerah kita."
"Aku tahu. Anaknya Hetty disihir jadi ular oleh Datu Palingkar,"
ujar Raja Tigor. Sekali lagi menunjukkan bahwa ia seringkah
mengetahui kesulitan cucunya dan apa yang menjadi sebab
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kesusahan yang dirasakan atau bahaya yang menghadang cucu
tercintanya. Pada saat begitu Erwin ingin mempunyai kemampuan
seperti ompungnya. "Dapatkah dia dijadikan manusia kembali ompung?" tanya Erwin.
"Kalau Tuhan menghendaki segala apa pun bisa terjadi, sebab
Dia Mahakuasa dapat berbuat apa yang dipinta hambaNya. Tetapi
tidak semus permintaan manusia dikabulkan begitu saja oleh Tuhan.
Tuhan itu Mahapengasih, tetapi juga Maha-bijaksana.
Kebijaksanaannya itu menyuruh manusia berpikir, mempergunakan
otak dan mencari jalan yang tersedia di dunia ini. Hidup terlalu
mudah akan membuat manusia lupa pada adaNya Tuhan yang
Mahatunggal. Sama halnya dengan seorang anak. Kalau diberi
orang tuanya apa saja yang d i pintanya, maka ia akan jadi manusia
tak percaya pada diri sendiri, selalu bimbang dan lagi akan rusak!"
Erwin mendengarkan dan merasa bahwa semut yang diterangkan
kakeknya itu benar. Manusif harus berdaya upaya. Harus berpikir
dan berbuat Kadang kala menempuh aneka macam kesulitan
"Jadi bagaimana ompung?" tanya Erwin.
"Cara yang kau pikirkan itu sudah benar. Kai cari si pesihir yang tinggal di
sebelah selatan ibukoti ini. Tentu saja kau harus
bertarung, sebab dia tidal< akan patuh begitu saja pada kehendak
hatimu la orang hebat. Dia juga pasti seorang yang ama jahat. Dia
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bukan saja menyukai uang, tetapi girani melihat hasil sihirnya
berhasil. Saat ini ia sedan) berbincang-bincang dengan Subrata
yang membaya kemampuannya itu! Kau tahu, jangankan rumahnya
pekarangannya saja pun tidak akan dapat dimasuk oleh orang yang
berniat buruk terhadap dirinya Tetapi pengunjung yang tidak punya
maksuc buruk bisa saja masuk. Hebat, bukankah kita tidak
mempunyai ilmu yang begitu."
Erwin terheran-heran mendengar dan dalam hati merasa kagum
atas adanya orang yang punya ilmu sehebat itu.
"Aku akan mencobanya ompung!" kata Erwin. "Ini menyangkut http://cerita-
silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seorang gadis yang tidak berdosa."
Raja Tigor senang mendengar kebesaran jiwa dan kebaikan budi
cucunya. Sudah diberitahu bahwa Datu Palingkar yang pesihir itu
teramat hebat ilmunya, ia masih tidak mundur untuk
menghadapinya. Khas sifat keluarga kakek Raja Tigor, sampai ke
dirinya sendiri, lalu menurun ke Dja Lubuk hingga ke Erwin,
barangkali juga ke anak cucu Erwin di abad-abad akan datang,
kalau si manusia harimau ini sempat memperoleh anak dan cucu.
Kini isteri pun dia belum punya lagi dan anak satu-satunya telah
tiada. Erwin mengambil keputusan untuk malam itu juga mencari
Subrata, bekas pejabat yang kaya raya itu. Mencari itu tidak akan
sesusah mencari tempat kediaman pesihir yang hanya diketahui
oleh sejumlah kecil manusia yang pernah atau ingin berhubungan
dengannya. Tidak selalu Erwin dibawa kakinya ke suatu tempat
yang jadi tujuan, sama halnya dengan dirinya tidak setiap waktu
bisa menjelma menjadi harimau walaupun ia sedang
menginginkannya. Memasuki pekarangan Subrata harus melalui dua orang petugas
keamanan pribadinya yang dibawa dari daerah asalnya, Garut.
Kedua orang ini tidak memberinya izin masuk. Pertama karena ia
tidak mereka kenal dan kedua karena ia berpakaian lusuh dengan
hanya bersandal jepit pula.
"Saya ada keperluan dengan Tuan Subrata/' kata Erwin.
"Meskipun saya orang tidak mampu, kedatangan saya bukan untuk
minta-minta sum bangan, melainkan untuk memberikan sesuatu
yang amat berharga kepada beliau."
Kedua penjaga keamanan itu mengatakan, bahwa segala sesuatu
yang hendak diberikan kepada majikan mereka harus mereka lihat
dulu atau diserahkan kepada mereka untuk diteruskan ke tuan
Subrata. "Yang dari saya ini tidak mungkin. Sebab teramat rahasia. Tetapi beliau pasti
akan senang sekali," kata Erwin setenang mungkin
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk membangkitkan kepercayaan kedua orang yang statusnya
hanya orang gajian dan harus menurut segala perintah dan instruksi
sang boss. "Kalau begitu aku harus menyingkirkan kalian," kata Erwin.
Mendengar tantangan tak diduga ini kedua petugas itu agak terkejut
dan bersiap untuk menghadapi kemungkinan. Dari cara Erwin bicara
tidak kelihatan tanda-tanda ia akan menyerang. Pada saat itu
terdengar suara: "Aku singkirkan yang satu sebagai pengangsur
hutangku padamu kawan. Kau singkirkan yang seorang lagi!"
Selesai kalimat itu kelihatan seorang petugas Subrata terjajar jatuh.
Erwin melihat bahwa yang menyerangnya tak lain dari Ki Ampuh
yang pernah mengkhianati dirinya tetapi sudah berkali-kali
memperlihatkan bukti ingin berbaik kembali. Ki Ampuh yang berujud
babi itu menyerang tidak kepalang tanggung. Taringnya menembus
tubuh si petugas pada beberapa tempat. Sampai-sampai ia tidak
sempat menjerit atau menahan jeritnya karena mau
mempertahankan harga diri. Malu berteriak, karena ia seorang
pesilat amat ulung. Dalam pada itu Erwin telah menyerang petugas
keamanan yang lainnya. Yang ini susah dirobohkan, karena ia lebih
kawakan, sementara Erwin juga menghadapinya dengan cara
manusia biasa. Tanpa dipinta, Ki Ampuh menyerang lawan yang
dihadapi Erwin sehingga mengalami nasib seperti rekannya, roboh
dengan berlumuran darah. "Maafkan, aku mencampuri, karena masih banyak yang akan kau
hadapi kawan," kata Ki Ampuh. "Terimalah itu sebagai angsuran hutangku. Aku
benar-benar merasa banyak berhutang budi yang
kemudian kubalas dengan kejahatan. Aku ingin kembali ke jalan
yang benar Erwin." Tanpa menunggu jawab, Ki Ampuh berlalu.
Erwin terharu, la yang pernah bermusuhan dengan Ki Ampuh,
kemudian jadi sahabat akrab untuk kemudian dikhianati oleh orang
yang juga punya ilmu tinggi itu, kini jadi merasa kasihan padanya, la ingin agar
manusia yang dikutuk sumpahnya sendiri sehingga
menjadi babi, bisa menjadi manusia lagi. Suatu kelemahan atau rasa
kemanusiaan yang amat tinggikah ini" Babi yang berasal dari
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
manusia itu telah berjasa sekali dengan merubuhkan kedua penjaga
keamanan Subrata. Kini Erwin masih harus berhadapan dengan
bekas pejabat korup dan kejam bernama Subrata. Bahwa ia sangat
kejam sudah tidak usah diragukan. Oleh tiadanya kemanusiaan di
dalam dirinya itulah maka ia minta bantuan Datu Palingkar untuk
menyihir Hetty menjadi ular.
Erwin memberi salam yang dijawab dengan suara cukup jelas
dari dalam rumah. Tak lama antaranya keluarlah seseorang, yang
tak lain daripada Subrata sendiri. Melihat tamunya ia merasa heran,
bagaimana orang ini sampai bisa masuk sedangkan ia sama sekali
tidak mengenalnya. Mana pakaiannya lagi begitu kumal, la tidak
punya sahabat yang begituan. Kenalan setingkat pendatang itu tidak
pernah ada di dalam daftar orang-orang yang diperkenankan masuk
pekarangan rumahnya. Pengemiskah ini" Ataukah orang yang bawa
les minta sumbangan untuk yatim piatu atau rumah ibadah" Yang
begitu tidak boleh masuk. Lalu, bagaimana si kumal ini bisa sampai
di pintu gedungnya" "Kau sudah lapor?" tanya Subrata. Rasa heran bercampur benci.
"Sudah! Dengan kedua pengawal istana Tuan ini maksud Tuan?"
balas Erwin. Subrata merasa dielus sedikit karena pendatang itu
menamakan gedungnya istana. Tetapi hanya seketika. Kemudian ia
berpikir apakah orang ini menyindir" Apakah orang ini salah satu
dari anggota gerakan bawah tanah yang secara halus membalas
dendam terhadap orang-orang yang mencuri dari negara, tetapi
belagak sebagai pejoang atau patriot tak ada bandingannya.
"Kau diberi mereka izin untuk masuk?" tanya Subrata.
"Ya sesudah memperlakukan saya dengan cara yang
memalukan!" "Maksudmu?" taya Subrata.
"Kepadaku diajukan banyak sekali pertanyaan dan kemudian
seluruh diriku digeledah lagi," jawab Erwin. Kalimat ini membuat tenteram si
bekas pejabat. http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hm, bagus. Memang semua orang yang mau masuk ke mari
harus digeledah dulu," kata Subrata. "Apa maumu?"
"Mau membawa Tuan."
Si bekas koruptor yang tak pernah diganjar hukuman jadi kaget
lagi. Mau membawa dia" Kurang ajar bener! Ini orang sinting yang
tidak tahu dengan tokoh mana yang berhadapan atau benar-benar
anggota serikat gelap yang punya macam-macam kelakuan tetapi
ganasnya juga bukan kepalang tanggung. Sebenarnya, kalau dilihat
dari gaya, si tamu tak berarti ini tentunya bukan apa-apa. Kelihatan
begitu tolol dan konyol. "Bersiaplah. Mari kita pergi!" kata Erwin seperti kepada temannya saja.
"Kau tahu dengan siapa kau bicara?"
"Tahu tanpa ragu-ragu. Tuan yang bernama Subrata dan semasa
jadi pejabat melakukan pencurian uang negara dan mengibuli rakyat
petani secara besar-besaran. Bukankah begitu Tuan Subrata!"
Kini Subrata kaget kembali. Wah, ini pasti orang serikat gelap
yang mau bertindak di luar hukum. Dia datang untuk mengambil
nyawanya. Dia tahu ada beberapa koruptor kelas berat yang sudah
hilang, diculik tak pernah kembali. Orang-orang under-ground itu
berjanji akan mengambil penjahat-penjahat negara itu seorang demi
seorang, kalau mereka tak terjangkau oleh hukum resmi yang
berlaku, tetapi masih selalu diselewengkan di negara ini.
"Kau dari serikat gelap?" tanya Subrata. Bagaimanapun hebatnya dia, kalau
menghadapi manusia-manusia bawah tanah itu tidak bisa
sem-barangan. Mereka terlalu berani dan terlalu pintar. Di antara
para pejabat sendiri ada yang masuk serikat gelap, yaitu mereka
yang tidak menyukai segala macam kecurangan dan kepalsuan.
Mereka ini merupakan informan-informan yang teramat baik dan jitu
bagi gerakan bawah tanah.
"Apa bedanya dari serikat gelap atau serikat terang. Tuan harus
ikut denganku!" kata Erwin.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Harus katamu?"
"Ya, harus. Kau tidak salah dengar dan aku tidak salah
ngomong!" "Kau menyebut aku dengan "kau?""
"Apa salahnya! Tetapi kalau ingin disebut dengan "tuan"
seterusnya, juga boleh. Ayo Tuan, kita berangkat!" Erwin
memandang Subrata dengan mata redup tetapi membuat Subrata
tertunduk. "Tuan tak menghiraukan kehadiranku?" tanya satu suara tiba-tiba di belakang
Subrata. la menoleh. Ya, Tuhan, mau kiamatkah dunia
ini, pikirnya, la menjadi pucat dan lemas walaupun ia hanya
setengah percaya akan apa yang dilihatnya. Harimau besar dengan
muka manusia. Muka yang sudah tua.
"Ikutlah apa yang dipinta cucuku!" kata manusia harimau yang kakek Erwin itu.
Raja Tigor memandang Subrata dengan mata
bagaikan memancarkan api, kontras sekali dengan mata Erwin.
"Saya tidak berdosa apa-apa Aki," kata Subrata memanggil
"kakek" kepada Raja Tigor.
"Kalau mencuri uang negara dan menipu rakyat kecil bukan
kejahatan dan dosa, lalu orang bagaimana yang dapat dikatakan
jahat?" tanya Raja Tigor.
Rasa takut Subrata jadi meningkat. Bagaimana manusia harimau
ini tahu, bahwa ia mencuri harta negara dan menipu rakyat"
"Mau Aki apakan aku?" tanya Subrata.
"Tanya kepada cucuku. Dia yang akan menentukan!"
"Mau Tuan apakan aku?" tanya Subrata kepada Erwin, kini
dengan mempergunakan kata "tuan".
"Mau dibikin jadi ular seperti anaknya Baginda na Poso," kata Erwin. Ucapan ini
sedikit pun tidak diduga oleh Subrata. Nyaris
membuat dia mati berdiri. Dijadikan ular" Ya Tuhan, apa gunanya
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
harta yang ratusan juta itu kalau ia jadi ular"
"Jangan Tuan, aku mohon dikasihani. Jangan bikin aku jadi ular!"
pinta Subrata. "Mengapa takut jadi ular" Bukankah Hetty, gadis tak berdosa itu
juga kau suruh jadikan ular kepada penyihirmu?" Mendengar ini
Subrata semakin takut dan putus asa. Manusia harimau dan
manusia biasa yang cucunya ini, mengetahui segala kejahatannya.
*** DALAM ketakutan dan panik yang sampai ke puncaknya Subrata
mengharapkan pesihir yang disewanya mengetahui keadaannya
yang amat terjepit dan datang membantu, la pasti dapat
melumpuhkan kedua musuh ini. Tetapi harapannya tidak terkabul.
Rupanya Datu Palingkar tidak mengetahui apa yang sedang
menimpa darinya. "Tuan-tuan mengatakan aku pernah korupsi. Tetapi mengapa
hanya aku yang Tuan-tuan datangi. Ada banyak koruptor di negara
ini. Ada yang sampai milyar-milyar. Itulah ambil duluan," kata
Subrata. "Jangan bawa-bawa penjahat lain yang sejenis dengan engkau,"
kata Erwin. "Ada yang mengurus itu. Bukan kami. Kami datang
karena engkau melakukan kejahatan di luar batas-batas
kemanusiaan terhadap Baginda na Poso. Dia itu orang dari daerah
kami. Mengertikah kau?" kata Erwin. Dia mulai emosi.
"Tapi yang membuat anaknya jadi ular bukan aku. Aku tidak
punya ilmu sihir. Aku hanya manusia biasa!" kata subrata.
"Tapi kau yang menyuruh Datu Palingkar dengan uang yang dulu
kau curi dari negara. Bukankah kau biang keladinya!" bentak Raja Tigor. Suaranya
menegakkan bulu roma, begitu besar
pengaruhnya. "Ambillah hartaku semua. Tetapi biarkan aku hidup sebagai
manusia," pinta Subrata.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ha ha, kau mau menyogok" Kau lihat aku! Apa gunanya uang
bagiku. Uang hasil curian pula lagi," kata Raja Tigor.
"Kalau uang tak berguna bagi Aki, bisa di berikan kepada cucu
Aki! Dia tentu sangat membutuhkan. Banyak sekali yang bisa dicapai
dengan uang," kata Subrata yang sudah terbiasa mempergunakan
uang untuk mencapai segala tujuannya dan menyangka bahwa
dengan uang memang segala apa yang dikehendaki pasti bisa
didapat. "Aku tidak butuh uangmu. Aku menghendaki dirimu. Sudahlah
jangan banyak bicara. Uang hasil curianmu itu tidak laku bagiku!"
kata Erwin. "Mari berangkat!"
Subrata berteriak memanggil kedua pengawal pribadinya. Tidak
ada sahutan bahkan tidak ada seorang pun yang datang.
"Mereka sedang tidur nyenyak! Sia-sia kau berteriak," kata Erwin.
"Kau bius?" tanya Subrata putus asa. Harapan terakhir lenyap sudah.
"Tidak. Jagoan-jagoanmu itu diseruduk babi!" kata Erwin.
Sudah tentu Subrata tidak percaya. Mana pula ada babi di
tengah-tengah ibukota ini.
"Kalau aku tak mau pergi," kata Subrata.
"Kurobek-robek kau di sini," kata Raja Tigor.
Maka ikutlah Subrata. Sesampai di pintu pekarangan Erwin
menyuruhnya melihat keadaan kedua penjaga keamanan yang
selama ini jadi andalannya. Benar penuh luka-luka oleh tusukan
taring, la tak dapat mengerti, bagaimana sampai-sampai babi hutan
jadi kawan kedua tamu yang menyusahkannya itu.
"Akan dibawa ke mana aku?" tanya Subrata.
"Kau harus bawa kami ke rumah pesihirmu! Aku mau berhitung
dengannya," kata Erwin.
Walaupun tadinya merasa takut karena bersalah, tetapi maksud
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Erwin membawanya ke rumah Datu Palingkar bagaikan pucuk dicita
ulam pula lagi yang tiba. Bertemu dengan si pesihir pasti merupakan
penyelamatan atas dirinya. Tak kan ada orang sanggup menghadapi
pengamal ilmu hitam yang amat hebat itu. Siapa yang bisa
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengubah ujud manusia jadi ular. Hanya Datu Palingkar. Dengan
kekuatan sihirnya ia akan membuat laki-laki tak tahu diri yang
merasa dirinya hebat ini beserta kakeknya yang mengira dirinya tak
terkalahkan oleh kekuatan apa pun, menjadi ulat-ulat yang
menjijikkan tanpa punya makna.
Kini Subrata yang sudah memperoleh kembali semangatnya yang
hilang, bersandiwara, la berpura-pura masih sangat takut supaya
pendatang itu jangan sampai mengubah niat. Kalau manusia
harimau yang masih berdiri di belakangnya itu menyerang dirinya,
pasti ia hanya akan meninggalkan nama yang berbau busuk saja. la
cukup tahu, bahwa orang-orang yang selalu hormat dan patuh
kepadanya itu hanyalah karena uangnya, walaupun itu hanya hasil
curian, la pun sangat merasa bahwa banyak manusia amat
membenci dirinya karena mereka tahu bahwa ia pejabat merangkap
pencuri, tetapi tak terjangkau oleh hukum. Tetapi, persetan sama
mereka. Yang ditakutinya hanya satu. Orang-orang nekat yang
bergabung dalam serikat gelap khusus menculik dan membunuh
para pejabat yang sangat curang, para penyelundup dan pembuat
uang palsu. Subrata yakin sepenuhnya bahwa tak lama lagi kartu akan
terbalik, la akan tertawa sementara Erwin dan kakeknya akan minta-
minta ampun kepadanya supaya dijadikan manusia dan manusia
harimau kembali. "Saya sudah siap," kata Subrata. Bencana atas kedua
pengawalnya akan berbalas.
"Kau yang menunjukkan jalan dan rumah itu," kata Raja Tigor.
"Kalau kau coba-coba curang, kau besok tidak akan melihat
matahari lagi." "Saya tak akan berani bohong atau mempermainkan Tuan-tuan
yang begini hebat. Kupikir di dunia ini tak ada orang, setan, jin atau
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jadi-jadian yang melebihi Tuan-tuan," kata Subrata. Dalam hati dia mentertawakan
si manusia harimau dan cucunya.
"Kita naik Bajaj saja supaya cepat sampai," kata Erwin.
Subrata setuju sementara Raja Tigor mengatakan, bahwa ia tidak
usah ikut ke rumah pesihir itu.
"Lebih baik ikut, supaya Tuan-tuan berdua dapat membinasakan
dia," kata Subrata memancing keikut-sertaan Raja Tigor.
Tapi manusia harimau yang lanjut usia itu tetap menolak. Di
hadapan mata Subrata ia mendadak hilang. Bekas pejabat itu
terkejut lagi melihat kehebatan itu, tetapi hanya sesaat. Nanti
pesihirnya akan membinasakan Erwin biar kakeknya mencucurkan
air mata sampai kering. Tak lama kemudian kendaraan berhenti. Hati Subrata berdebar
lagi. Tak diragukannya, bahwa sebentar lagi ia akan
mempersaksikan Erwin berubah bentuk menjadi ulat. Betapa assyiik
dan seronok tontonan itu nanti.
"Kita telah sampai," kata Subrata. Suaranya enteng menunjukkan kegembiraan,
setidak-tidaknya tidak lagi mempunyai rasa takut
secuil pun. Si manusia harimau membaca jampi untuk meruntuhkan
pertahanan pekarangan yang tidak tampak oleh mata. Tidak ada
ranjau, tidak ada kawat berduri. Erwin mendorong pintu pagar yang
tidak dikunci, karena pesihir yakin, si apapun yang mungkin
membawa kesulitan, tidak akan bisa masuk. Erwin memasuki
pekarangan. Tetapi Subrata terpaku tak bergerak di batas
pekarangan rumah pesihir. Kakinya tak dapat melangkah.
"Ayo," ajak Erwin. "Jangan kau berpura-pura. Kau merasa lega akan bertemu dengan
pesihir, bukankah begitu?"
Subrata tidak menjawab. Rasa girang tadi kini diganjal oleh rasa
heran dan malu. Mengapa dia tak dapat melangkah, padahal Erwin
tidak menemukan halangan apa pun.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mengapa kau, orang kaya?" tanya Erwin. "Kakiku berat, tidak dapat melangkah!"
jawab Subrata. Tidak dapat berbohong.
Erwin mengulurkan tangan sambil berkata kepada Subrata agar
memegang tangannya. Bekas pejabat itu menurut dan benar kini dia
dapat masuk. "Mengapa saya tadi tidak bisa melangkah?" tanya Subrata.
"Tentu kau yang lebih tahu, karena kau yang punya pesihir!"
"Mengapa Tuan dapat masuk tanpa merasakan apa yang
kurasa?" "Karena aku tidak punya sihir," jawab Erwin membuat Subrata malu, tetapi juga
dendam kembali. Dia diejek. Dia mengerti betul
bahwa dirinya diejek. Erwin mengetuk pintu. Tak lama menanti, pintu dibukakan
pesuruh Datu Palingkar. Dia tidak perlu merasa kuatir, karena
siapapun yang dapat masuk pekarangan tentu orang baik. Dia tidak
tahu, bahwa Subrata tadi tak dapat masuk, karena ia membawa
Erwin yang akan berhadapan dengan si pesihir. Dia membawa
musuh, itulah makanya kakinya tadi jadi seberat pohon beringin tua.
Subrata dan Erwin duduk di ruang tamu. Mereka tidak tahu,
bahwa Datu Palingkar yang sedang istirahat di kamarnya tiba-tiba
saja merasa tubuhnya panas bagaikan terbakar, la gelisah. Badan
panas merupakan pertanda ada tantangan. Kalau sangat panas,
seperti yang dirasakannya sekarang, itulah menunjukkan, bahwa
musuh sudah ada di dalam rumah. Bagaimana mungkin, tanyanya di
dalam hati. Dia sering merasa badannya panas karena ada
tantangan, tetapi yang panasnya teramat sangat, barulah sekali ini.
Karena baru sekali ini pula musuh sampai sudah ada di dalam
rumahnya. Setan mana gerangan yang berani dan mampu
melanggar kawasannya ini. Pesihir jugakah semacam dia" Apa
maunya" Setelah mengumpulkan seluruh tenaga gaibnya, ia
memerintahkan seorang pesuruhnya untuk mengajak tamu yang
hebat itu masuk ke ruangan dalam.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Erwin dan Subrata masuk. Melihat Subrata ia tak heran,
karena tak mungkin ia berani punya niat yang tidak baik. Tetapi
siapakah lelaki lusuh yang dibawanya itu" Pembantunya"
Subrata menahan diri untuk menceritakan apa saja yang telah
terjadi sejak orang asing itu mendatanginya.
"Siapa sahabat kita ini Tuan Subrata?" tanya pesihir yang
walaupun curiga tetapi selalu bijaksana menghadapi orang baru.
"Dia ini yang mengajak saya ke mari Pak!" jawab Subrata.
"Adakah sesuatu yang dapat saya lakukan untuk Tuan?" tanya
Datu Palingkar. la menyebut tamunya itu dengan "tuan" walaupun keadaannya begitu
sederhana, tak berbeda dengan orang yang
hidup pas-pasan di garis miskin. Baginya yang arif, miskin harta
belum tentu miskin dalam hal lain.
Mendengar kata-kata yang halus ini Erwin tidak dapat lain
daripada mengimbanginya dengan cara hormat dan halus pula.
"Saya lihat Datu seorang yang halus bahasa. Sangat simpatik.
Betapa bahagia orang yang dapat bersahabat dengan Tuan," kata
Erwin. "Tuan berlebih-lebihan. Saya orang biasa. Ingin selalu baik, tetapi kadang kala
tidak bisa baik. Terus terang, ada saatnya saya berbuat
sangat jahat. Oleh berbagai sebab dan berdasarkan berbagai
pertimbangan pula. Saya yakin. Tuan tahu bahwa saya ini kadang-
kadang jahat. Dan karena kejahatan saya itu makanya Tuan sampai
kemari. Bukankah begitu Tuan. Ah, Tuan belum memperkenalkan
diri kepada saya sedangkan nama saya sudah Tuan ketahui!"
"Nama saya Erwin. Tuan sangat pintar dan berpengetahuan
tinggi. Mengetahui mengapa saya datang ke mari. Tuan berterus
terang, suatu sifat kejantanan yang harus ada pada laki-laki."
"Orang Sumatera memang hebat-hebat!" kata Datu Palingkar.
"Tidak benar. Tuan yang berlebih-lebihan. Orang Surrlatera ada
yang baik, ada yang kurang baik, bahkan ada yang panas dikatakan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
buaya. Sama saja dengan orang-orang di Kalimantan dan di sini,"
ujar Erwin. "Ada beberapa persamaan di antara kita. Antara lain, suka
berterus terang," kata Datu Palingkar.
"Saya ingin bicara Datu Palingkar," kata Subrata menyela.
"Silakan," kata Datu Palingkar, "Bukankah Tuan sedang menyewa diri saya dan pada
saat ini Tuan boss saya."
"Bagus kalau Datu menyadari itu," kata Subrata, mulai sombong lagi karena
keyakinannya bahwa pesihirnya itu tak kan dapat
dilawan oleh siapapun. Memang Erwin telah menunjukkan
kebolehannya, masuk pekarangan pesihir itu tanpa halangan
sedangkan dirinya sendiri tidak dapat melangkah di pintu pagar tadi.
Tetapi setelah berhadapan begitu, pasti ia akan dengan mudah
dilumpuhkan oleh pesihir kawakan itu. "Dia telah memaksa saya
datang ke mari. Dua pengawal saya luka-luka berat, barangkali pun
telah mati oleh serudukan babi hutan yang tentu kawan atau
piaraannya. Datu harus membinasakan dia. Tapi jangan dimatikan
Datu. Ubahlah ujudnya jadi ulat atau cacing, supaya lenyap segala
kesombongannya/' kata Subrata melanjutkan, la telah berdiri di
sebelah pesihir kini, menunggu hasil permintaan atau perintahnya.
"Tidak semudah yang Tuan duga. Tuan Subrata," kata Datu
Palingkar. "Mengubah diri orang harus melalui beberapa
persyaratan." Mendengar jawaban ini Subrata sangat kecewa.
"Kedatangan saya untuk Baginda na Poso dan anaknya yang
Tuan sihir jadi ular. Apakah Tuan memungkirinya?" tanya Erwin.
"Tidak, mengapa mesti mungkir. Lelaki yang jantan, tangan
mencencang bahu memikul. Mari kita ke dalam," kata Datu
Palingkar. Erwin segera melihat kerangkeng besi dengan phyton besar di
dalamnya, la mendekap seorang wanita. Erwin kaget tetapi tidak
sampai terpekik. Jelas tampak olehnya bahwa ular itu tidak
membelit si wanita, bahkan kelihatan seperti menyayanginya. Lain
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
halnya dengan Subrata. Melihat ular besar dengan manusia di dalam
kerangkeng ia tak kuasa menahan jerit. Badannya gemetaran.
"Itu kulakukan untuk mengularkan anak orang yang Tuan benci
itu, Tuan Subrata. Dia jatuh cinta padanya. Seorang laki-laki sudah
dibunuhnya, la tak sudi memakan wanita yang telah diperawani oleh
lelaki yang dibunuhnya itu," kata penyihir itu tenang-tenang.
MENDENGAR cerita si penyihir Subrata terkejut. Baru dia tahu,
bahwa untuk membuat sasaran jadi ular, penyihir itu harus
membunuh orang lebih dulu dengan jalan melemparkannya ke
dalam kandang phyton raksasa itu untuk diremukkan lalu
ditelannya. Semula dia menyangka, bahwa ujud seseorang dapat
diubah hanya dengan memandanginya atau menjampi-jampi atau
cara lain, bukan dengan memberikan manusia hidup kepada
ularnya. Ular itu tentu bukan sembarang ular, karena ia bisa pula
jatuh cinta pada wanita yang seharusnya jadi santapannya.
"Jadi Tuan lihat sendiri," kata Datu Palingkar kepada Subrata,
"Jatuhnya cinta binatang pada manusia bukan hanya ada dalam
cerita atau dongeng, tetapi bisa merupakan kenyataan. Siapapun
yang berani masuk ke dalam kandang itu untuk membebaskan
wanita itu pasti akan dibunuhnya." Sebenarnya dalam kalimat
pesihir ini tersimpul semacam tantangan bagi Erwin, apakah dia
punya maksud untuk menolong wanita itu demi kemanusiaan"
Tetapi Erwin tidak memberi reaksi. Penyihir yang bijaksana itu pun
tidak menantang Erwin. Dalam laut boleh diduga, ilmu orang siapa
yang tahu! "Makanan ular itu manusia saja?" tanya Subrata.
"Hanya kalau ada orang hendak diubah jadi ular! Kalau tidak ada
keperluan begitu ia diberi makan anak sapi atau beberapa ekor
kambing," jawab si pesihir. Erwin percaya akan keterangan Datu
Palingkar. Dia tidak membunuh manusia untuk mengenyangkan
ularnya. Tak lama kemudian kelihatan seorang wanita lain menyertai
mereka. Hasanah yang tidak dapat melarikan diri karena tidak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mampu mengangkat kakinya keluar pintu. Tanpa dipinta penyihir itu
memperkenalkan Hasanah kepada Erwin dengan mengatakan,
bahwa inilah wanita yang ditolak si phyton sebagai makanannya
karena ia diperawani oleh orang yang menculiknya. Kemudian
penculik itu dipanggil dan diserahkan kepada ular. Dia hanya
membunuh penculik itu, tidak mau memakannya.
"Aneh sekali tabiat ular Tuan," kata Erwin.
"Ya, begitulah. Tetapi ketika gadis yang masih perawan pun
dimasukkan ke dalam kandangnya, dia tidak juga mau menelannya.
Bahkan mencintainya. Tuan lihatlah itu. Barangkali Tuan tidak
percaya. Tadi ular itu menyetubuhi wanita itu. Kalau dia sampai
mengandung dan beranak, mungkin anaknya setengah ular
setengah manusia. Atau ular dengan kepala manusia," kata Datu
Palingkar. Mendengar itu Erwin jadi teringat pada dirnya sendiri, ompung
dan ayahnya yang semuanya manusia harimau. Sewaktu-waktu
berubah jadi bertubuh harimau dengan kepala tetap manusia, la jadi
kasihan sekali memikirkan nasib yang akan menimpa diri gadis yang
dicintai ular itu. Semua ini hanya akibat. Penyebabnya adalah
Subrata, yang dengan uangnya mempergunakan Datu Palingkar
untuk membalaskan dendamnya terhadap Baginda na Poso dengan
cara yang amat ganas. Subrata ini harus dilenyapkan, kata Erwin di dalam hati. Tetapi
apakah ia akan sanggup. Orang itu pasti akan dilindungi oleh Datu
Palingkar. "Aku minta Tuan mengembalikan Hetty pada keadaannya
semula," kata Erwin.
"Hak tuan untuk meminta dan hakku untuk mengabulkan atau
menolak. Aku menolak," kata Datu Palingkar.
"Ya, betul begitu Datu," kata Subrata girang. Ini suatu pertanda bahwa penyihir
itu pasti akan melindungi dirinya.
"Tuan berkata tepat sekali. Hak Tuan untuk menolak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
permintaanku. Dengan itu Tuan sekaligus menyatakan tidak suka
bersahabat denganku. Bukan hanya tidak mau bersahabat, tetapi
mengajak aku adu kemampuan dengan Tuan. Tuntutanku bukan
pula hanya mengembalikan Hetty jadi manusia. Hasanah harus
dibebaskan biar ia kembali ke orang tuanya yang tentu sudah putus
asa. Dan orang ini," kata Erwin menunjuk Subrata, "Harus dihukum.
Tidak lewat Pengadilan. Sebab bukan tak mungkin dia nanti
dibebaskan oleh Hakim yang akan mengatakan tidak cukup bukti
untuk menghukum dirinya." Walaupun yakin akan kehebatan si
penyihir, tuntutan Erwin mampu membuat Subrata tersentak.
"Apa lagi Tuan, hanya itu tuntutan Tuan?" tanya Datu Palingkar mengejek si
manusia harimau. "Hanya itu. Tidak banyak dan wajar, bukan?" kata Erwin.
Tenang, walaupun tahu dirinya diejek.
"Betul. Tidak banyak dan memang wajar, tetapi tidak satu pun
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
akan kukabulkan. Dan tidak satu pun akan Tuan dapat/' kata Datu
Palingkar sambil memulai sihirnya la pandangi muka Erwin. Dan
benar, walaupun manusia harimau, Erwin merasa kelainan pada
dirinya. Dan ia sadar, bahwa penyihir itu sudah mulai mencobakan
kekuatannya. Erwin yang punya ilmu lain membaca-baca jampi dan
doa agar ia punya cukup kekuatan untuk menahan tekanan
lawannya. Kemudian ia pandang muka penyihir, sehingga mata
mereka bertemu. Datu Palingkar dengan sorotnya yang tajam
sementara Erwin dengan tatapannya yang redup tetapi penuh
daya takluk. Hanya kekuatan luar biasa jugalah yang membuat ia
tidak sampai tunduk, tetapi cukup merasakan, bahwa Erwin
bukan lawan yang dapat disepelekan. Dua pasang mata saling
tatap, tak ada yang mengalah karena tidak ada yang kalah!
"Baru kali ini aku menemukan lawan yang benar-benar tangguh.
Aku melihat kekuatan amat besar di mata Tuan!" kata Datu
Palingkar. "Tuan lah yang luar biasa, karena dapat membuat manusia jadi
hewan. Aku, aku hanya orang biasa dari desa!" kata Erwin.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sabbas," kata penyihir, "Tuan bukan hanya lawan tangguh, tetapi manusia berbudi
yang suka merendahkan diri. Orang yang
tanggung ilmunya tidak akan mau bicara dengan nada merendah
seperti Tuan. Sayang kita harus adu kekuatan. Kalau kita
bersahabat, gabungan tenaga Tuan dan tenagaku yang tidak
seberapa akan mampu memindahkan gunung."
"Aku puji Tuan yang tidak besar omong, walaupun aku tahu
Tuan sendiri pun dapat memindahkan gunung kalau Tuan mau. Tak
banyak orang pandai sanggup menyembunyikan kekuatannya. Aku
pun merasa sayang, kita harus berhadapan. Oleh pertentangan
pendirian dan kepentingan, dunia yang amat luas ini menjadi terlalu
sempit untuk kita berdua Datu Palingkar."
"Tepat. Dan ini membuktikan salah satu di antara sekian banyak
persamaan di antara kita. Dunia ini jadi terlalu sempit untuk kita
berdua. Bahasa Tuan teramat halus. Bahasa kasarnya, salah satu di
antara kita harus mati!" kata Datu Palingkar. "Dan kalau aku harus mati di
tangan Tuan, maka aku akan tenang di kuburanku. Mati
wajar, karena kalah ilmu dengan seorang muda sederhana yang
memiliki seribu kekuatan, tetapi selalu sopan santun dan rendah
hati!" Erwin kian kagum pada kebijaksanaan penyihir ini. Dia bisa
berbahasa lembut, tetapi dia juga teguh dengan pendiriannya. Tadi
dia katakan terus terang bahwa tidak satu pun permintaan Erwin
akan terkabul. "Senjata apa yang akan kita pakai" Ataukah dengan tangan
kosong?" tanya Erwin.
"Aku tidak akan mempergunakan benda mati sebagai senjata.
Orang mengatakan aku penyihir. Maka sihirlah senjataku. Tuan
boleh gunakan senjata apa saja yang Tuan sukai. Sungguh mati,
aku tidak keberatan. Dan aku tidak akan menganggap pertandingan
i\.ia tidak seimbang. Jangan segan-segan, gunakan senjata Tuan
dan mulailah menyerang!" Erwin malu mendengar saran lawannya.
"Kalau Tuan tidak menggunakan senjata yang Tuan namakan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
benda mati, maka aku juga tidak pakai senjata," kata Erwin.
"Jangan meniru-niru aku, nanti Tuan menyesal!" Kedengarannya penyihir itu berkata polos.
"Nuh, Tuan benar-benar luar biasa. Membuat aku tambah kagum
pada Tuan. Tapi sungguh aku tidak akan menyesal, kalau sampai
tewas oleh kekuatan Tuan," kata Erwin tenang. Dan ia benar-benar kagum pada
penyihir itu. Erwin melancarkan pukulan. Maksudnya sekedar pancingan.
Dalam pertarungan nanti dia akan pelajari kelemahan si penyihir,
kalau ada. Tetapi celaka, pukulannya tidak mengenai sasaran.
Seperti ada yang menahan beberapa senti dari tubuh Datu
Palingkar. Dicobanya berulang kali, tidak ada satu pun yang bisa
menyentuh lawannya. Ajaib. Ilmu apakah yang dipakai penyihir
yang memelihara phyton besar itu"
"Dengan pukulan biasa, Tuan tidak akan pernah dapat
mengenai diriku. Cobakan jampi-jampi Tuan, barangkali ada yang
dapat mematahkan bentengku yang tak kelihatan dengan mata
telanjang!" Erwin memerah padam. Baginya memang tiada jalan lain daripada
membaca beberapa mantera di dalam hati. Tetapi tubuh si
penyihir tetap tak tercapai oleh pukulannya. Pada saat itu ia
berpikir, andaikata dia menggunakan pisau atau senjata tajam
lainnya, tentu Datu Palingkar tidak juga akan cedera. Bagaimana
mau cedera, kalau senjata tertahan dan tak mengenai sasarannya!
"Bagaimana kalau kini aku yang memukul?" tanya Datu Palingkar.
"Silakan, aku malah malu kalau Tuan tidak membalas. Seperti
mempermainkan aku saja, padahal aku sungguh ingin
membinasakan Tuan!" kata Erwin, tak mau kalah terbuka dengan
lawannya. Begitu Erwin selesai menjawab. Datu Palingkar menimpa
kedua bahu Erwin dengan kedua belah tangannya. Erwin terhenyak
hampir terduduk, tetapi segera berdiri kembali. Pukulan si penyihir
kuat sekali, di luar dugaannya. Ki Ampuh dulu tak pernah mampu
memperlihatkan kekuatan tangan sehebat itu. Tetapi bukan hanya
dia merasakan hentak tangan dengan kekuatan raksasa itu. Datu
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Palingkar yang menimpa kedua bahu musuhnya itu juga terkejut
dan buru-buru menarik kembali tangannya yang seperti dijilat api.
"Hentakan tanganmu itu bisa meremukkan tulang-tulang bahuku
Datu," kata Erwin mengaku. "Belum pernah aku merasakan pukulan seperti itu!"
"Tapi tidak panas bukan" Sedangkan bahu Tuan dapat
memancarkan api yang tak tampak oleh mata, tetapi membuat
Teror Si Pedang Kilat 1 Pendekar Mabuk 051 Sabuk Gempur Jagat Legenda Kematian 7
bahwa kedua korban bukan ditabrak mobil tetapi diserang harimau.
Begitu cerita Husni dan Albert yang cukup dikenal oleh Polisi sebagai penjahat
langganan mereka. Tetapi, apa hubungan mereka ini
dengan mahluk yang sudah membunuh tiga anggota Polisi itu"
Mereka yakin tidak ada harimau lain.
*** ATAS pertanyaan Polisi kedua manusia yang semula bermaksud
jahat terhadap Baginda na Poso tak dapat lain daripada
menerangkan yang sebenarnya. Bahwa mereka hendak merampas
uang dan barang-barang berharga yang ada pada kedua orang yang
mereka todong. Bahwa tiba-tiba datang seekor harimau yang
menyerang dan menggagalkan maksud mereka. Kemudian dilihat
mereka bahwa harimau itu bermuka manusia. Bahwa salah satu dari
kedua orang yang mereka todong adalah anak mahluk menakutkan
itu. Polisi yang mengetahui apa yang pernah terjadi sekitar dua tahun
yang lalu dan apa yang belum lama berselang terjadi atas diri tiga
orang anggota penegak hukum segera menduga, bahwa salah
seorang dari orang yang ditodong kedua penjahat itu tak lain
daripada Erwin. Siapa yang seorang lagi tidak mereka ketahui,
sebab tidak ada yang datang melaporkan tentang penodongan yang
baru berlangsung itu. Albert dan Husni yang sama-sama luka oleh kuku harimau
meminta kepada Polisi supaya mereka ditahan sebab takut akan
didatangi lagi oleh manusia harimau itu. Sebaliknya Polisi merasa
tidak cukup alasan untuk menahan mereka, karena tidak ada
korban yang mengadu kena todong. Dengan paksa barulah Albert
dan Husni dapat dikirim ke rumah sakit, diantar oleh dua Polisi
bersenjata yang berdoa agar jangan sampai terjadi pula lanjutan
dari peristiwa yang menimpa kedua orang itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
DI DALAM Bajaj Erwin tertanya tanya apakah sebenarnya
kemauan orang sedaerahnya yang juga mempunyai ilmu ini. Hampir
dua puluh menit perjalanan mereka tiba di daerah gedung-gedung
besar, daerah elite. Di sinikah rumah Baginda na Poso" Orang
sangat kayakah dia" Seperti Afandi, ayah Sagita yang terpelajar dan
tinggi ilmu hitamnya itu" Ayahnya berpesan kepada Baginda na
Poso agar jangan salah mempergunakan ilmunya. Mungkin dia ini
tukang bikin orang jadi gila, busung atau lumpuh untuk siapa saja
yang berani membayar mahal.
"Kenalkah Tuan pada almarhum Afandi?" tanya Erwin.
"Yang punya anak gadis cantik itu" Yang bunuh diri beberapa
waktu yang lalu?" tanya Baginda na Poso.
"Ya," jawab Erwin. Walaupun belum menjawab ia sudah dapat
mengetahui, bahwa sudah pasti mereka berkenalan, bahkan
barangkali bersahabat. Kalau tidak, dari mana pula dia sampai tahu
bahwa Afandi mempunyai seorang anak gadis cantik. Sagita! Sesaat
hatinya berdebar teringat Sagita yang diingininya tetapi nampaknya
tiada harcpan. "Almarhum sahabat baik saya. Ilmunya hebat sekali."
"Tuan seperguruan dengan dia?" tanya Erwin berterus terang.
"Oh tidak. Saya dari aliran lain."
"Kasihan dia bunuh diri," kata Erwin, "Mengapa ia sampai mengambil keputusan
nekat begitu?" "Mungkin karena ilmunya itu! Ada beberapa macam ilmu yang
akhirnya membuat penganutnya tak sanggup lagi hidup di dunia
ini!" kata Baginda na Poso.
"Lalu mengapa ada juga orang yang mau memakai ilmu begitu?"
"Karena keampuhannya yang luar biasa. Orang mau
keampuhannya itu. Yang membuat orang jadi tenar dan terkenal ke
mana-mana!" "Tetapi akhirnya dia harus membayar dengan nyawa," kata
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Erwin. "Mereka tahu, dan tidak perduli. Pada suatu hari tiap manusia
akan mati juga. Lebih baik terkenal atau kaya raya sebelum mati.
Daripada hidup melarat dan susah seumur hidup. Anak-anak mereka
pun mereka korbankan. Mereka tukar dengan kekayaan atau
kejayaan!" kata Baginda na Poso.
"Bodoh sekali," kata Erwin.
"Itu kata Tuan!" Baginda na Poso memerintahkan Bajaj untuk
berhenti. Rupanya telah sampai di rumah tujuan. "Berapa?"
tanyanya kepada supir Bajaj.
"Enam ratus Pak. Jauh," jawab pengemudi kendaraan rakyat itu.
Orang itu memberi lembaran seribu rupiah. Supir kendaraan
merogoh sakunya mencari pengembalian. Baginda na Poso berkata:
"Tak usah. Bawalah semua!"
Supir Bajaj itu mengucapkan terima kasih. Baginya hadiah empat
ratus cukup berarti. Belum tentu seorang di antara seratus
penumpang ''mau berbaik hati begitu. Erwin memuji orang sedaerah
nya itu di dalam hati. Dia bukan orang kaya yang pelit.
Mereka masuk pekarangan luas. Walaupun malam Erwin bisa
melihat bahwa gedung Baginda na Poso amat besar dan indah.
Melebihi kepunyaan Afandi.
Baginda na Poso tentu mempunyai mobil. Besar kemungkinan
lebih dari satu. Tetapi dia mau naik Bajaj. Dibayarnya lebih dari
yang dipinta. Orang baik dan rendah hati.
"Mari," kata tuan rumah mempersilakan tamunya masuk.
Dalam hati Erwin mengagumi perabotan dan perlengkapan lain di
ruang tamu yang amat luas. Hanya mengagumi. Sedikit pun tidak
ada khayalan atau keinginan untuk memiliki yang demikian.
"Berkat kerja keras bertahun-tahun. Saya datang ke mari
bermodal dengkul," kata Baginda na Poso tanpa ditanya.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tuan orang hebat," kata Erwin.
"Hampir semua perantau memulai sesuatu dengan keberanian
dan kerja keras saja. Tapi saya sama sekali tidak hebat. Kalau cukup
hebat tidak meminta bantuan Pak Dukun," kata perantau yang
sudah kaya itu. Lagi-lagi ia menyebut Pak Dukun. Orang ini tentu
berkata benar, pikir Erwin. Dia mau minta bantuan, tetapi dalam hal
apa" Yang ada sangkut pautnya dengan perdukunan" Isteri atau
anaknyakah sakit keras" Gila seperti Armen yang merusak rumah
orang halus itukah" Setelah Erwin duduk Baginda na Poso masuk dan tak lama
kemudian keluar lagi dengan seorang wanita. Diperkenalkannya
kepada Erwin sebagai isterinya.
"Pak dukun muda ini seasal dengan saya," kata tuan rumah
kepada isterinya. "Sama-sama dari Tapanuli Selatan." Kepada Erwin dikatakannya,
bahwa isterinya itu orang Betawi asli. Perkara masak
memasak tak bisa dilawan, katanya.
Pembantu menghidangkan teh dan sedikit juadah. Erwin
mengatakan, bahwa ia tidak biasa minum sebelum mengetahui apa
yang harus diusahakannya. Semacam pantangan. Suami isteri itu
bisa mengerti, tiap dukun punya pantangannya.
"Kami mohon agar hal ini dirahasiakan. Dapatkah pak dukun
berjanji?" tanya Baginda na Poso. Setelah berpikir sejenak, Erwin berkata:
"Untuk merahasiakan saja saya boleh berjanji. Tetapi saya belum menyanggupi lain
daripada itu!" "Pak dukun sangat berhati-hati dan bijaksana. Saya dapat
mengerti. Pak dukun belum tentu mau melakukannya. Bukankah
begitu?" Erwin meng-iyakan.
Mereka masuk ke sebuah kamar. Hanya setengah terang. Tapi
kelihatan sebuah ranjang kayu. Bagus dan besar. Dinyalakan sebuah
lampu lain. Kamar tidur itu jadi terang.
Baginda dan isterinya mendekati ranjang, Erwin ikut.
"la sedang tidur," kata isteri Baginda na Poso.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Siapa?" tanya Erwin.
"Hetty. Putri sulung kami," jawab Baginda na Poso.
Erwin lantas tahu bahwa di bawah selimut ada anak perempuan,
Hetty, entah umur berapa. Tapi tentunya sakit dan ia diminta
datang untuk tolong mengobatinya.
"Boleh saya lihat?" tanya Erwin.
Suami isteri Baginda na Poso saling pandang, lalu memandang
Erwin. Seperti ragu-ragu.
"Atau kita tunggu sampai nona Hetty bangun?" tanya Erwin.
"Tak usah," kata tuan rumah lalu mengangkat selimut perlahan-lahan, rupanya
kuatir Hetty terkejut. Erwin terkejut, walaupun dia dikatakan dukun kawakan.
Sebaliknya Baginda na Poso dan isterinya tenang-tenang saja. Erwin
memandang kedua orang itu dengan perasaan bingung seperti tak
percaya akan ketenangan mereka. Yang dikatakan bernama Hetty
dan putri sulung mereka ternyata seekor ular phyton cukup besar.
"Ini Hetty?" tanya Erwin. Walaupun sudah menjadi kenyataan ia seperti belum bisa
percaya. "Inilah anak kami yang tertua, umur sembilan belas tahun!" kata Baginda na Poso.
la menundukkan kepala. Kemudian mengeluarkan
sapu tangan dari saku celana, menghapus air mata. Isterinya
terisak-isak. Erwin sendiri kini jadi sedih karena ibu dan ayah itu
tentu sangat menderita, walaupun ia belum tahu, bagaimana
sampai mereka mempunyai anak seekor ular. Ini bukan penyakit.
Apakah isteri Baginda na Poso melahirkan ular, sembilan belas
tahun yang lalu. dan diberi nama Hetty.
"Hetty bukan ular sejak lahir," kata nyonya Baginda, seolah-olah ia dapat
menerka apa saja yang dipikir Erwin mengenai Hetty yang
ular itu. "Selama sembilan belas hari ini ia menjadi ular," kata Baginda na Poso
melengkapi keterangan isterinya. Jadi sampai sembilan belas
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hari yang lampau Hetty gadis yang manusia.
Isteri Baginda mengelus-elus kepala phyton itu. Sudah menjadi biasa. Tidak ada
perasaan takut atau geli. Bahkan seperti
membelai anaknya Hetty tatkala ia belum menjadi ular. Dan ular itu
menjulur julurkan lidahnya menjilati tangan ibunya.
"Boleh saya mengetahui bagaimana kejadian nya?" tanya Erwin.
Manusia harimau itu sangat tertarik, karena ia menghadapi
kenyataan. Sekali lagi terbukti, bahwa khayalan, bagaimanapun
fantastisnya bisa menjadi kenyataan. Dan kalau kenyataan ini
diceritakan kepada orang, hanya sedikit sekali yang mau percaya.
Baginda na Poso mengajak Erwin duduk. Di kamar tidur yang
lapang itu tersedia tiga buah kursi. Tempat duduk Hetty membaca
menjelang tidur atau bercengkerama dengan teman-teman
terdekatnya. Baginda na Poso menceritakan, bahwa Hetty tergolong gadis
cantik dan lincah. Rumah mereka selalu ramai dengan para remaja.
Baginda na Poso cukup terkenal, terutama di kalangan orang
Tapanuli, la seorang pedagang yang sukses setelah pada tahun-
tahun pertama kedatangannya di Jakarta banyak merasakan
getirnya hidup. Oleh karena itu ia mengetahui, bagaimana rasanya
lapar tanpa punya uang untuk pembeli nasi. la pun tahu betapa
rasanya dingin tanpa mempunyai selimut atau sekedar pakaian yang
memadai. Kini, setelah ia mempunyai segala yang dibutuhkan
manusia untuk dapat dikatakan hidup berkecukupan ia menjadi
seorang berjiwa sosial. Suka membuka dompet dan mengulurkan
tangan untuk memberi. Tak ada peminta sumbangan atau sedekah
yang pulang berhampa tangan dari rumahnya.
Ada lagi kelebihan Baginda na Poso. la suka silat. Bukan sekedar
pandai, tetapi menguasai. Karena ia pernah belajar sungguh-
sungguh pada seorang guru silat terkenal, Sutan Hasayangan di
Bunga Bondar. la dinyatakan lulus setelah tiga kali beradu sigap dan
tangkas dengan seekor harimau yang selalu menjadi penguji
terakhir dalam ilmu persilatan. Aneh kedengaran, tetapi bukan suatu
dongengan. Guru-guru silat kenamaan di Tapanuli bersahabat baik
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan bekerja sama dengan raja rimba yang sangat ahli dalam ilmu
persilatan. Itu makanya di sana cukup terkenal apa yang dinamakan
"silat harimau".
Setelah beberapa tahun di Jakarta dan mempunyai penghidupan
yang agak lumayan ada seorang perantau baru dari kampungnya
yang mengenal Baginda na Poso. Bahwa ia pandai silat. Sekelompok
anak-anak muda mendatanginya dan mohon padanya agar ia sudi
mengajar mereka dalam bidang olahraga tradisional itu. Baginda
yang biasa merendahkan diri semula menolak dengan alasan bahwa
kepintarannya tidak seberapa, tetapi anak-anak muda itu mendesak
juga. Akhirnya ia memenuhi permintaan mereka.
Pekarangan luas seorang pemuda keluarga kaya digunakan untuk
maksud tersebut. Baginda na Poso tidak mengetahui, bahwa'
?Suryawinata, ayah si pemuda juga seorang ahli silat yang pernah
terkenal di masa mudanya di Garut. Kegemaran itu membuat dia di
waktu senggang suka turut mempersaksikan anaknya Suganda
bersama teman-temannya belajar dari Baginda na Poso. Semula
semua yang dilihatnya biasa-biasa saja. Langkah-langkah yang
diajarkan orang dari Mandailing itu tidak banyak beda dengan
ajaran guru-guru di Jawa Barat. Tidak sama memang, karena tiap
daerah punya gaya kemudian punya tipu muslihat serang dan tahan
sendiri-sendiri. Tetapi setelah lebih sebulan latihan ia melihat ada
gaya dan lompat yang belum pernah dikenalnya di Jawa Barat
ataupun Betawi. Suryawinata jadi kian tertarik. Lompat Baginda na
Poso semakin jauh dan tinggi. Kelihatannya tanpa menggunakan
tenaga. Begitu ringan. Kemudian dalam suatu lompatan setinggi tiga
dan sejauh lima meter tubuh Baginda berputar seratus delapan
puluh derajat sedang kedua tangannya menyabet ke sebelah kanan.
Kedua kakinya tiba ringan tetapi mantap di tanah sementara tangan
sebelah kanan bagaikan menampar musuh. Murid-muridnya dan
Suryawinata bersorak gemuruh penuh kekaguman. Dan Surya
bukan sekrtdar bersorak, la menyalam Baginda na Poso: "Lompat
dan pukulan apa itu tadi Baginda?" Baginda na Poso agak malu dan dengan suara
biasa, tidak terengah-engah berkata:
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kami menamakannya putaran si belang menipu imbang?"
"Apa maknanya itu?" tanya Suryawinata. "Dua harimau jantan berkelahi
memperebutkan seekor betina," jawab Baginda.
*** SURYAWINATA yang penggemar segala jenis silat dan ahli silat
Sunda mengatakan, bahwa ia belum pernah mengenal beberapa
macam langkah, ancang-ancang dan lompat serta putar tubuh di
udara yang diperlihatkan Baginda na Poso. Oran Mandailing itu
dengan rendah hati mengucapkan terima kasih tetapi menerangkan
bahwa apa yang dikenalnya mengenai silat baru sedikit sekali. Dia
hanya menggemarinya, katanya. Dari situ hartawan Suryawinata
semakin tahu, bahwa guru anak-anak muda termasuk anaknya
sendiri itu pasti seorang yang berilmu tinggi, setidak-tidaknya dalam
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
persilatan. Orang yang suka bicara di bawah itulah sebenarnya
orang yang berada di atas dalam kepandaian dan kebolehan. Dan ia
jadi semakin simpati pada perantau dari Sumatera itu. la
mengundang Baginda na Poso untuk makan malam, suatu
kehormatan yang belum pernah didapatnya selama ini.
Atas permintaan tuan rumah, Baginda na Poso menceritakan
sedikit tentang beberapa macam seni silat yang ada di Tapanuli.
Pasti tidak lebih hebat daripada di Jawa Barat, katanya, la juga
menjawab pertanyaan Suryawinata, bahwa di Mandailing juga ada
orang yang menuntut ilmu melalui pertapaan, tetapi sungguh
jumlah orang yang sampai bertapa di sana terlalu sedikit
dibandingkan dengan di daerah Parahiangan.
"Kabarnya di sar banyak orang yang pandai ilmu guna-guna.
Dengan memandang saja bisa membunuh orang. Apa betul?" tanya
Suryawinata. "Ah, itu dilebih-lebihkan orang. Mana bisa dengan
pandangan membunuh orang. Memang ada beberapa orang jahat
yang kadangkala main-main dengan racun. Tapi itu jarang sekali.
Dan orang yang begitu menjadi kebencian masyarakat!"
"Main-main dengan racun bagaimana?"
"Maksud saya, kadang-kadang racun simpanannya digunakan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terhadap orang yang sama sekali tidak berdosa. Kadangkala
terhadap keluarganya sendiri!"
"Lha, kenapa mesti begitu?"
"Itulah jahatnya memelihara racun. Walaupun dia hanya serbuk
saja, tetapi punya tuntutan. Harus saban tahun diberi makan. Kalau
tidak digunakan atas permintaan orang yang membayar kepada
penyimpan untuk menewaskan musuhnya, maka racun itu harus
digunakan terhadap siapa saja. Pokoknya dia harus makan. Artinya
membunuh! Kalau tidak dipakai untuk membunuh orang, tidak
perduli siapa, maka ia akan memakan tuannya sendiri. Penyimpan
racun itu akan mati. Tidak bisa dicegah oleh dukun yang punya ilmu
segudang sekalipun!"
"Waduh mengerikan sekali. Daerah Tuan mengerikan sekali!"
kata Suryawinata. "Tidak. Orang jahat yang begitu hampir di tiap daerah ada.
Masing-masing dengan caranya. Bukankah di sini juga ada.
Sebenarnya orang-orang kampung daerah saya sangat ramah
tamah. Semuanya rajin. Cuma, kebanyakan pelit. Perkara pelit ada
yang bisa jadi juara. Banyak anekdot tentang kepelitan orang
Mandailing." Baginda na Poso lalu mengajukan beberapa cerita
terkenal tentang pelitnya orang Tapanuli Selatan. Tentang tulang ikan yang
digantung di atas kuali. Kalau sayur atau gulai mendidih dan uapnya
naik mengenai tulang ikan, maka akan meneteslah "keringat" tulang yang kepanasan
itu, masuk ke dalam kuali. Sayur atau gulai itu
dianggap sudah pakai ikan, walaupun hanya bau baunya.
Suryawinata tertawa terpmgkel pingkel.
"Tuan serba bisa. Bersilat mencengangkan, berkelakar
menyakitkan perut. Orang seperti Tuan tentu bahagia sekali. Saya
kepingin seperti Tuan."
"Syukur kalau Tuan pikir saya berkelakar, sehingga saya jadi
tidak terlalu malu," kata Baginda na Poso. Mendengar ini
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Suryawinata tambah terbahak-bahak. Dia benar-benar senang
sekali. "Tuan Baginda betul-betul luar biasa. Badut di TV dan di film tidak
mampu bikin saya sesenang ini!"
Dan Baginda na Poso juga sangat gembira. Orang yang membuat
orang lain merasa senang selalu lebih gembira daripada orang yang
dibuat senang. "Kalau bukan rahasia, saya kepingin tanya, benarkah pemutus
pendidikan silat di daerah Tuan itu seekor atau lebih harimau" Tak
masuk pada akal saya," kata Suryawinata.
"Yah, bagaimana ya. Memang tak masuk akal. Dan tidak benar,
bahwa keputusan terakhir tentang lulus atau tidaknya seseorang
murid tergantung dari pertarungannya dengan harimau!"
"Jadi hanya dongeng?"
"Tidak. Maksud saya, tidak semua guru silat punya hubungan
dengan harimau. Tetapi ada beberapa orang yang memang
memanggil sahabatnya untuk ujian terakhir!" kata Baginda na Poso.
"Sahabatnya, siapa?"
"Ya, nenek bilang begitu!" kata Baginda na Poso.
"Harimau" Harimau sungguhan?"
"Ya, tetapi tak usahlah kita bicarakan itu!" kata Baginda na Poso.
"Pantang?" tanya Suryawinata.
"Tidak." "Tak boleh saya mendengar ceritanya sedikit?" tanya
Suryawinata berhati-hati. la tahu, bahwa hal-hal yang demikian,
tidak selalu boleh diceritakan. Di Jawa pun banyak hal-hal gaib yang
tidak dapat dipecahkan dengan hukum akal dan orang harus
berhati-hati menceritakannya. Salah-salah bisa celaka!
"Asal usulnya dulu kala saya juga tidak menguasai," kata Baginda na Poso.
"Tetapi memang ada sejumlah orang Mandailing, bukan
hanya guru silat yang punya hubungan dengan harimau!"
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Piaraan?" tanya Suryawinata. Dia sendiri tahu bahwa di Jawa juga ada orang yang
punya piaraan binatang, jin, hantu, keris dan
tuyul yang bisa disuruh sekehendak hati tuannya.
"Tidak selalu. Ada harimau piaraan, yang memandang si
pemelihara sebagai tuannya. Sebab, dialah yang memberi makan.
Tetapi dirinya jugalah yang akan dibunuh kalau dia ingkar janji,
tidak memenuhi kewajibannya. Tetapi ada harimau yang
bukan piaraan. Harimau biasa. Katakanlah harimau liar yang bebas,
tetapi ia bersahabat dengan orang-orang yang tinggi ilmu. Misalnya
pandai silat. Harimau terkenal amat pintar bersilat. Orang yang
pandai bisa memanggil sahabatnya untuk dipertarungkan dengan
murid yang melakukan ujian terakhir. Kadang-kadang pertarungan
itu diulang beberapa kali, karena sang murid tidak lulus dalam ujian
pertama dan seterusnya. Aneh memang, tetapi bukan dongeng. Di
Jawa sini banyak yang lebih ajaib darippada itu," kata Baginda na Poso. Di
situlah salah satu seni bergaul orang Mandailing itu. Selalu menyudahi cerita
bahwa negeri orang yang mendengar jauh lebih
hebat daripada negerinya. Itulah makanya orang simpati padanya.
Walaupun Suryawinata sangat baik. Baginda na Poso tidak
pernah meminta bantuan kepadanya, la takut terikat oleh budi baik
orang. Kepada murid-muridnya ia selalu meminta supaya jangan
menceritakan kepada orang lain, bahwa ia bisa silat sedikit-sedikit.
"Saya mohon kepada kalian, jangan ceritakan. Apa lagi mengatakan, bahwa saya
guru silat. Saya tidak merasa diri saya seorang guru,"
kata Baginda na Poso. la tak mau dirinya sampai dicoba orang. Ada
banyak ahli silat, apalagi kalau dinamakan jagoan, punya silat suka
mencari sebab untuk bertengkar. Maksudnya hanya supaya terjadi
perkelahian. Dengan begitu mereka menguji kekuatan orang lain.
Apalagi pendatang semacam Baginda na Poso.
Berkat kesungguhan berusaha, perlahan-lahan nasib Baginda
na Poso berubah, la nikah dengan seorang wanita Sunda, la hidup
hemat sekali. Tetapi tidak sampai sepelit orang Mandailing yang
diceritakannya kepada Suryawinata. Karena pandainya bergaul,
sahabat kenalan perantau itu pun kian banyak. Dan murid-muridnya
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang patuh tidak pernah menceritakan bahwa guru mereka orang
berasal dari seberang. Tetapi apa mau dikata, pada suatu kali
terjadi peristiwa yang menyebabkan Baginda na Poso turut terbawa-
bawa, la bertengkar dan akhirnya berkelahi dengan seorang
pemuda sebaya dengannya, anak orang kaya yang terkenal sebagai
tuan tanah dan pemberi pinjaman kepada para petani miskin
dengan imbalan tenaga atau bunga yang mencekik leher. Anak
orang kaya itu, Sadikin memukul seorang petani yang sudah
beberapa kali menunggak pembayaran. Sadikin akhirnya marah dan
menghajar orang itu sampai berdarah-darah. Sudah sering
dilakukannya tetapi ia belum srmpai pernah berkenalan dengan
rumah tahanan. Uang punya kuasa.
Baginda na Poso mohon kepada Sadikin supaya mengasihani si
petani malang. Tapi dia bukannya jadi reda, malah semakin garang.
Baginda dimaki-maki sebagai bajingan tak tahu diri yang mau
mencampuri urusan orang. Perantau itu menahan diri. Memang
benar dia mencampuri urusan orang lain. Dan yang memerintahkan
dia berbuat demikian adalah kemanusiaan di dalam dirinya.
"Sudahlah Raden," kata Baginda na Poso. "Ini saya ada sepuluh ribu. Raden
terimalah sebagai pengangsur hutangnya!" katanya
sambil menyodorkan uang. Ini pun membuat Sadikin tambah ganas.
Dipukulnya tangan Baginda yang menyodorkan uang itu, sehingga
uang tersebut jatuh bertebaran. Baginda membungkuk mengutip
uangnya, masih kuasa menahan diri. Padahal puluhan orang jadi
penonton. Mungkin banyak yang kasihan melihat Baginda na
Poso, tetapi barangkali ada juga yang menikmati kesadisan
dan kesombongan Sadikin. Semua orang itu tahu sebagaimana
sudah sering mereka persaksikan, bahwa siapapun yang dihantam pemuda kaya itu
tak kan berani melawan. Ketika
Baginda mengutip lembaran-lembaran uang itulah Sadikin
melepaskan tendangan, mengenai bawah bahu sasarannya,
sehingga terjungkal. Sadikin melompat, mengangkat kakinya mau
menginjak dada korbannya. Penonton menahan napas. Kalau
tepat kenanya, pasti Baginda na Poso akan memuntahkan darah.
Tetapi sialan, orang yang mau dibinasakan itu mengelitkan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tubuhnya sehingga kaki kanan Sadikin terhenyak dengan kuat ke
tanah Sadikin merasa sakit dan kaget. Tetapi lebih daripada itu,
amarahnya jadi menyala bagaikan api disiram bensin. Binatang
bener-bener, hewan ini kok berani mengelak. Korban-korbannya
yang lain menerima pukulan, tendangan dan injakan dengan
pasrah. Sadikin melangkah maju, mengangkat kakinya lagi. Ini kali
tentu telak. Binatang itu akan mampus, setidak-tidaknya setengah
modar. Memang benar perhitungan Sadikin. Injakan itu akan tepat
menghunjam dan meremukkan tulang-tulang dada Baginda na
Poso, kalau ia tidak menangkap dan menahan kaki penyerangnya
lalu memutarnya dengan suatu kemahiran yang tak diduga oleh
orang kaya itu. Sadikin terputar lalu jatuh berdebab sebagai nangka
busuk yang lepas dari tangkainya. Para penonton terkejut dan takut
dan sebelum sempat memikirkan apa seterusnya akan terjadi.
Baginda na Poso bangkit dengan gaya yang amat ringan, mundur
beberapa langkah memandang Sadikin. la tidak berbuat lain
daripada menanti. Sadikin yang sangat kaget, malu dan marah juga
segera bangkit dan bersiap untuk menerkam lawannya. Tetapi kini,
dia yang juga dapat bersilat tidak lagi segegabah tadinya.
"Bangsat kau. Berani melawan aku. Kau akan membayar mahal
sekali untuk ini!" desis Sadikin hampir menyerupai ular cobra yang hendak
mematuk mangsanya. "Maaf Tuan Sadikin, saya hanya membela diri. Lebih baik kita
hentikan perkelahian yang tidak ada gunanya ini," kata Baginda na Poso yang
sebenarnya takut akan akibat dari pertikaaian itu.
"Rupanya kau hanya binatang hina pengecut. Baru mulai kau
sudah tahu bahwa kau akan celaka. Minta maaf hah! Kelihatannya
kau seperti laki-laki, tetapi bukan jantan. Coba buka celanamu, aku
mau lihat. Kau punya apa tidak!" kata Sadikin mengejek dan
menghina Baginda na Poso. Muka orang dari seberang itu jadi
merah padam, tetapi dengan sekuat daya dia kendalikan dirinya.
Kini para penonton kian berdebar. Mereka sudah lihat dengan mata
sendiri, bagaimana Baginda na Poso merobohkan Sadikin yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ditakuti oleh semua orang. Orang ini tentu berisi. Ejekan dan
penghinaan Sadikin mengundang pertarungan. Apakah dia akan
melawan" "Aku tak mau berkelahi Tuan Sadikin," kata Baginda na Poso.
"Suka hatimu. Melawan kau akan mati. Tak melawan pun kau
akan kubunuh juga. Tinggal pilih."
"Kau mau membunuh orang yang tak melawan?" tanya Baginda
na Poso. "Apa salahnya. Kematianmu tidak akan merugikan bangsa dan
negara. Malah bisa menghemat beras yang biasa dimakan orang tak
berguna semacam kau! Dan orang-orang ini semua akan menjadi
saksi, bahwa aku membunuh kau dalam membela diri!" la
merangsang dan menggoda Baginda. Mau mati melawan atau mati
konyol. Dia begitu yakin bahwa dia akan bebas dari segala tuntutan.
Ayahnya akan dapat mengatur itu semua, pikirnya.
"Jangan Tuan Sadikin," bujuk Baginda na Poso. Pikirannya
bimbang, tetapi sungguh mati dia akan bersedia kehilangan nyawa
tunggalnya secara konyol.
Sadikin menyerang secara tiba-tiba, dengan mudah dielakkan
oleh sasaran. Pukulan dan tendangan kemudian datang bertubi-tubi,
tetapi tak satu pun mengenai diri si murid harimau, sehingga orang
kaya itu kian panas dan bertekad menghabiskan nyawa orang yang
dianggapnya sangat kurang ajar dan tak tahu diri itu.
Satu kali tangan kanan Baginda menampar lawannya dengan
pukulan harimau menerkam bahu rusa, membuat si sombong itu
jatuh. "Bunuh dia!" perintah Sadikin kepada orang-orang yang menonton. Beberapa
penonton sudah bersiap untuk menyerang
Baginda karena imbalannya pasti cukup berguna bagi mereka.
Tetapi Baginda na Poso mengancam: "Siapa saja yang mendekat
akan mati." Mendengar ini, mereka jadi ragu-ragu.
MELIHAT para penonton itu tidak segera melaksanakan
perintahnya, hati Sadikin jadi panas bukan buatan. Belum pernah
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
penduduk di sekitar tempat kediamannya berani menolak
perintahnya. Pada umumnya mereka, terutama yang muda-muda
tidak punya pekerjaan. Bukan karena malas, tetapi karena
lowongan yang langka. Padahal hidup membutuhkan uang,
apalagi kalau sudah pandai menaruh cinta. Mereka tidak terlalu
menyukai Sadikin, tetapi mereka membutuhkan biaya. Dan
uang mudah diperoleh dari anak orang kaya ini. Itulah makanya ia
menganggap orang-orang di situ sebagai anak buahnya. Tetapi
sekali ini mereka kelihatan ragu-ragu.
"Bunuh kataku," bentaknya kepada para penonton itu. Mereka
saling pandang, seakan-akan menyuruh mulai. Tetapi begitu ada
yang mau bergerak. Baginda na Poso berkata tenang: "Mulailah,
tetapi siapa yang mendekat akan ku tebas. Akan kubikin mati."
Suara tenang penuh wibawa ini rupanya membuat mereka lebih
menyayangi nyawa. Apa gunanya uang Sadikin kalau hanya untuk
biaya penguburan mereka. "Kalian takut nah. Pengecut!" bentak Sadikin, lalu ia menyerang Baginda na Poso
lagi. Maksudnya hendak memberi semangat
kepada penonton agar mereka mau menyerang dan membunuh
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lawannya itu. Tendangan Sadikin ditangkap oleh Baginda na Poso.
Dengan suatu gerakan cepat ia menangkap kaki musuhnya yang
satu lagi, laki mengangkat Sadikin lurus-lurus, bagaikan anak-anak
memegang boneka. Kedua kaki orang kaya itu diputar-putarnya di
udara, suatu pemandangan yang belum pernah dipersaksikan
penonton dalam pertandingan atau perkelahian silat mana pun.
Keanehannya terletak pada ketidak-mampuan Sadikin untuk
melepaskan diri, misalnya dengan jalan melompat ke tanah, la tetap
berdiri lurus bagaikan lilin dan berputar terus sehingga ia merasa
pusing dan akhirnya minta-minta ampun. Baginda na Poso
berbuat bagaikan tak mendengar permohonan orang yang sudah
tidak berdaya itu. Setelah lebih tiga puluh kali Sadikin berputar-
putar, Baginda na Poso yang memegang telapak kaki lawannya
melemparkan tubuh itu ke udara setinggi tak kurang dari lima meter
secara vertikal, kemudian dia menjauhkan diri untuk tidak ditimpa
oleh bobot hidup yang akan turun ke bumi itu. Semua penonton
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menahan napas dan merasa ngeri sekali oleh jerit ketakutan
Sadikin di udara. Hanya dua detik kemudian tubuh Sadikin mencapai
tanah dengan kedua kakinya duluan. Tubuh itu lalu berputar-putar
seperti orang mabok, dan sebenarnya Sadikin merasa pusing sekali.
Setelah beberapa putaran Sadikin terhuyung-huyung tak mampu
menjaga keseimbangan. Saat berikutnya ia jatuh tersungkur.
Kesialan seringkah tak mau datang sendirian. Mukanya yang pucat
dan berkeringat jatuh tepat di atas seonggokan tahi lembu,
terbenam ke dalamnya. Barangkali Sadikin sudah tidak menyadari
itu. la tidak mengangkat kepalanya sehingga muka itu terus terletak
di sana bagaikan mobil yang parkir setelah tiba di tempat tujuan.
Baginda na Poso memandang hadirin yang
jadi saksi pertarungan tadi. Katanya: "Kalian telah melihat sendiri sejak awal. Aku tidak
menghendaki perkelahian ini. Tetapi aku juga
tidak mau dibunuhnya atau kalian matikan beramai-ramai. Aku
hanya minta agar kalian tidak berkata lain dari apa yang kalian lihat dan
ketahui." Baginda na Poso lalu pergi dengan hati tak tenteram, karena ia yakin
bahwa kisah itu tidak akan berhenti sampai di situ
saja. Tuan Subrata yang ayah kandung Sadikin menjadi terkejut
dan marah bukan alang kepalang ketika mendengar anak
kesayangan yang sangat dimanjakannya kalah berkelahi dengan
seorang pendatang yang sebenarnya bukan apa-apa bagi orang di
situ. Orangnya tidak kaya raya, bahkan kaya saja pun tidak.
Memang dia tidak termasuk golongan yang dinamakan hidup di
bawah garis miskin, tetapi kalau mau dikatakan kuat, hanya
sebegitulah kekuatannya. Masih bisa beli beras dan berpakaian untuk dirinya
sekeluarga, walaupun hanya dari bahan murah.
Orang seperti itu di zaman sekarang kurang nilainya. Tidak
memenuhi syarat untuk dikatakan orang disegarti. Terutama oleh
mereka yang kini menilai segala sesuatu dengan materi atau
jabatan yang sedang dipegang.
Muka Subrata jadi merah dan suaranya gemetar ketika kemudian
melihat bahwa muka anaknya penuh bergelimang tahi lembu. Ini
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bukan kalah dalam pertarungan tetapi suatu penghinaan yang tidak
ada taranya terhadap dirinya yang amat terkenal, disegani tambah
ditakuti karena pernah jadi orang lumayan besar dan akhirnya jadi
tuan tanah yang memiliki ratusan hektar. Berupa kebun-kebun
karet, jeruk dan cengkeh. Ditambah lagi dengan tanah-tanah
persawahan yang digarap oleh orang-orang lain yang dinamakan
petani kuli. Subrata semakin sakit hati kenapa tidak ada orang
membela anaknya, padahal sebagian terbesar dari mereka hidup
dari kemurahan hatinya. Memberi pinjaman dengan bunga tinggi
atau memberi porsekot untuk menanam padi dan sayur mayur yang
harus dijual kepadanya dengan harga selalu di bawah harga
pasaran. Dengan suara gemetar oleh amarah yang meluap-luap ia
memerintahkan dua orang pembantu rumahnya yaitu tukang kebun
dan centeng jaga malam untuk mengambil orang yang telah
menyiksa anaknya. Tetapi belum sampai sejam kemudian kedua
petugas ini kembali dengan mengatakan, bahwa orang yang mau
diambil tidak mau turut. "Bangsat," kata Subrata. "Bukan dia yang menentukan mau atau tidak. Kamu harus
membawanya ke mari. Baawaa ke mari,
mengerti! Kalau kalian tidak membawanya, hari ini juga kalian
berhenti dari sini! Masih cukup banyak orang yang bisa diperintah!"
Tahu, betapa sulitnya cari pekerjaan, walaupun dengan gaji yang
sangat minim oleh karena pendidikan dan pengetahuan mereka juga
sangat minim, kedua orang itu bertekad untuk membawa Baginda
na Poso ke majikannya. Kalau sudah sampai nanti, terserah
majikannya mau dibikin apa.
Mendengar bagaimana hebatnya orang dari seberang yang
seorang ini, maka kedua utusan itu berlaku hati-hati. Dengan cara
halus mereka mengatakan apa tugas yang mereka bawa. Kalau
Baginda na Poso tak terbawa oleh mereka maka mereka akan
diperhentikan. Akhirnya mereka minta dikasihani agar orang itu mau
mengikut supaya mereka jangan sampai diperhentikan dari
pekerjaan. http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau kalian sampai diperhentikan akan kumintakan pekerjaan
pada seorang kenalanku yang amat baik orangnya. Tak usah kuatir.
Dan sekarang pulanglah. Katakan kepada majikan kalian, kalau ia
begitu perlu atau berhasrat mau menemui aku, pintu rumah
burukku ini selalu terbuka. Aku belum jadi anak buahnya untuk
diperintah datang. Aku tidak bersedia menerima perintah apa pun
dari dia. Aku sudah mengetahui bahwa Tuan Subrata itu orangnya
kaya dan pernah punya kuasa besar, tetapi aku tidak perduli sama
semua itu. Kalau dia mau ketemu, maka dialah yang harus ke mari!"
Baginda na Poso memang sengaja tak mau datang, karena menurut
perintah orang sombong itu sama artinya dengan menerima
hukumannya. Kedua utusan itu diperintahkan untuk membawanya. Mesti
membawanya menghadap ke depan Subrata. Jika tidak mau secara
baik-baik, seret. Tetapi cerita tentang bagaimana dia
memperlakukan Sadikin hanya sebagai boneka maka mereka tidak
mau mengambil risiko. Apalagi sudah dijanjikan pekerjaan lain oleh
Baginda na Poso. Orang ini tidak sekejam yang mereka duga. Orang
yang benar-benar punya kebolehan memang biasanya tidak banyak
lagak. Setiba di gedung mewah Subrata dan berhadapan dengan
majikan yang berwajah merah padam, garang tetapi bibir gemetar
karena amat marah itu, kedua orang itu tidak menunggu disapa,
malahan lebih dulu berkata: "Raden, kami tidak usah diberhentikan.
Kami minta berhenti hari ini juga." Subrata yang tak biasa dibantah, yang
tahunya cuma memerintah dan dipatuhi jadi kian marah
sehingga seluruh tubuhnya gemetar. Semenjak ia jadi orang gede di
Bandung semua keinginannya tercapai, semua titah perintahnya
dipatuhi orang bawahannya, la terkenal sebagai penjahat halus
dengan bersenjatakan kedudukan. Orang sakit hati, tetapi orang
juga ingin selamat. Maka, demi keselamatan, rasa sakit hati ditekan
saja. Itulah makanya ia kaya raya ketika masa pensiun telah tiba.
Subrata kemudian bergegas masuk hendak mengambil senjata
api pribadinya. Dia kalap. Kedua orang itu dianggapnya
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pemberontak yang berani meremehkan kedaulatannya. Menurut
pikirannya orang-orang demikian harus dilenyapkan dari permukaan
bumi. Itu merusak ketenteraman dan wibawa. Sambil masuk dia
sudah tahu apa yang akan dikatakannya kelak sebagai alasan
penembakan kedua orang yang dipandangnya tak tahu diri itu. Dia
membunuh karena membela diri. Dia bekas orang besar, punya
sangat banyak kekayaan. Orang yang begitu bukan tipe pembunuh
dan tidak akan mau membunuh lalat sekalipun.
Kalau sampai membinasakan sesama manusia tentu ada sebab-
sebab yang dianggap membenarkan tindakannya.
Panas hati Subrata tambah memuncak ketika mendapati kedua
calon mayat tadi sudah melenyapkan diri. "Kurang ajar, bajingan,"
desisnya dan ia melepaskan serentetan tembakan ke udara.
Kemudian amarahnya menurun sedikit ditelan oleh dentuman-
dentuman peluru tadi. Sekurang-kurangnya ia sudah melepaskan
tembakan-tembakan. Banyak orang mengintai dari tempat agak
jauh ingin tahu apa gerangan yang telah terjadi. Ada garongkah"
Belakangan mereka mengetahui juga bagaimana terjadi peristiwa.
Pergi menghindar seperti yang dilakukan kedua pesuruh Subrata
itu, memang merupakan jalan yang terbaik.Melawan orang
semacam Subrata dan anaknya Sadikin sama halnya dengan
memukul karang dengan tangan kosong. Tangan sendiri juga yang
akan binasa. Baginda na Poso memang akan mendapat kesulitan besar kalau
Suryawinata yang mengagumi tehnik silatnya tidak segera turun
tangan mencampuri. Karena dia pun orang kuat, maka akhirnya
Baginda na Poso selamat. Suryawinata menerangkan segala apa
yang diketahuinya tentang orang yang selalu rendah hati itu. Dia
malah mengancam akan mengambil tindakan ke tingkat lebih tinggi
kalau sampai terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan atas diri
Baginda na Poso. Sebagai akibat dari perkelahiannya dengan Sadikin
dan buntut peristiwa itu, ia malah jadi terkenal dan belakangan
menjadi guru silat beberapa banyak orang terkemuka di kota
Bandung. Beberapa ahli silat Priangan yang baik hati juga menjadi
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sahabat dekat Baginda na Poso. Mereka tukar menukar atau
mengawinkan tehnik Mandailing dengan tehnik silat-silat Sunda.
Beberapa tahun kemudian Baginda na Poso yang telah tambah
baik dalam ekonomi memboyong keluarganya, yaitu isteri beserta
seorang anak perempuan dan dua anak laki lakinya ke Jakarta.
Dengan ketekunan dia kerja keras disertai bintang yang sedang
terang, kehidupannya kian baik, sehingga kemudian dapat dikatakan
kaya. Ketiga orang anak-anaknya pun selalu maju di sekolah, Hetty
yang tertua sudah di tingkat pertama Fakultas Kedokteran. Tetapi
berbeda dengan kebanyakan orang di masa kini, perubahan nasib
itu tidak membawa perubahan pada sifat-sifat baik yang ada
pada diri Baginda na Poso. la tetap ramah taman, berjiwa sosial,
tetap melaksanakan segala kewajiban yang digariskan dalam
agama Islam yang dianutnya. Begitu pula menjauhi segala
larangannya. Dia tidak mengenal serakah, yang sekarang jadi
penyakit atau mode pada cukup banyak bangsa Indonesia yang
terpelajar, bahkan selalu ditambah dengan sebutan pemimpin.
Sangat getol menganjurkan yang baik-baik, tanpa merasa perlu
memberi contoh yang baik kepada masyarakat. Orang-orang yang
secara singkat dikatakan lain kata lain perbuatan.
Dalam kehidupannya yang baik itu Baginda na Poso masih saja
terus menjadi guru silat bagi sejumlah anak muda dan orang-
orang berusia empat puluhan yang menyukai olahraga bela diri
dan menyerang lawan itu. Banyak orang mengagumi dan menyukai
Baginda na Poso, tetapi ada pula yang tidak senang melihat dirinya.
Begitulah di dalam kehidupan. Yang baik pun tidak selaki disukai
orang. Ada orang mengatakan, bahwa pegawai yang jujur kadang-
kadang disingkirkan oleh atasan, karena tidak disukai. Ironis
memang, tetapi kata orang benar-benar selalu merupakan
kenyataan. Hetty yang masuk usia sembilan belas dan memenuhi berbagai
syarat untuk dikatakan cantik, telah beberapa kali dilamar orang dari berbagai
macam golongan, tetapi semua ditolak oleh gadis itu.
Penolakan yang amat sesuai dengan harapan Baginda na Poso yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ingin sekali membuat anaknya itu jadi sarjana untuk dijadikan
kebanggaan, di kalangan keluarga dan di kampung.
Mendadak, dua puluh empat hari yang lalu Hetty berubah sifat.
Dari gadis periang dan suka tawa jadi pendiam dan murung. Ditanya
orang tua, kedua adik dan banyak handai serta sahabat mengapa ia
kelihatan sedih, ia tak pernah menjawab. Tetapi semua orang yang
menanyainya itu dipandangnya dengan mata sayu tanpa kedip.
Akhirnya mereka yang menundukkan mata bagaikan kena pengaruh
oleh pandangan Hetty yang aneh itu. Orang tua dan keluarga jadi
kuatir. Dokter dan dukun yang dimintai bantuan tak dapat
mengubah Hetty untuk jadi gadis seperti biasanya, la tetap tak mau
menjawab tanya. Apakah dia menjadi bisu" Diguna-gunai
orangkah" Anehnya ia tetap berselera biasa dalam hal makan dan
minum. Dia tidak mengurus. Dia suka membuka-buka buku. Tidak
membaca, tetapi melihat-lihat gambar. Yang paling digemarinya
membalik-balik dua buku besar dan tebal berbahasa Inggris yang
penuh dengan aneka binatang rimba. Dari yang besar sampai yang
kecil. Yang lebih aneh lagi, binatang ular rupanya amat disukainya.
Selalu ia melihatnya dengan tenang, penuh perhatian dan lama.
Setelah lima hari menjadi gadis pendiam dan pemurung ia tak
keluar kamar walaupun matahari sudah tinggi. Ibunya masuk,
nampak Hetty masih berselimut. Kepalanya pun tak kelihatan. Ke-
dinginankah ia" Sakit"
Perlahan-lahan wanita itu membuka selimut anaknya. Dan ia tak
dapat menahan pekik, lalu jatuh pingsan. Di bawah selimut itu
bukan anaknya Hetty yang terbaring kedinginan, tetapi seekor ular
phyton besar. JERIT wanita itu membuat seisi rumah terkejut dan berlari
menuju kamar Hetty. Pikiran pertama yang terlintas dalam benak
mereka, Hetty telah mati. Tetapi Baginda na Poso yang pertama
masuk kamar disusul oleh dua orang anak laki-lakinya jadi lebih
terkejut dan takut ketika melihat ular di tempat tidur Hetty, sedang
anaknya sendiri telah tidak ada di sana. Anaknya telah ditelan ular,
itulah pikir Baginda na Poso. Apa lagi kalau bukan dimakan ular.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ular itu begitu besar sehingga sudah mampu untuk menelan
seorang manusia. Untunglah ia tidak pingsan pula seperti isterinya.
Binatang pemakan manusia itu memang besar dan pasti panjang
lebih dari empat meter tetapi perutnya tidak menggendut. Jadi tidak
baru menelan mangsa yang besar.
"Hetty, Hetty," panggil Baginda na Poso sambil mencari-cari di kamar tidur itu.
Apakah gadis itu sudah mati dibelit tetapi belum
dimakan" Hetty tidak ada. Kedua adik Hetty menangis.
Dari mana ular itu masuk" Melalui pintu depan atau belakang"
Kedua-duanya hampir tak mungkin.
Tentu ada yang melihatnya.
Tiba-tiba Baginda na Poso mendengar suara anaknya yang
hilang itu. "Ayah," kata Hetty yang tidak kelihatan orangnya. Baginda
terperanjat sekaligus girang.
Hetty anaknya masih ada. Tetapi mana dia" La melihat ke
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekitarnya. Juga kedua anaknya tercari-cari sebab mereka pun
mendengar suara Hetty. Tetapi mereka pun tidak melihatnya.
Sekali lagi terdengar suara Hetty. Kini tidak hanya menyebut
ayah, tetapi juga ibu, Oloan dan Hasayangan, kedua adiknya. Suara
itu dari tempat tidur. Ketiga orang itu memandang ke tempat
phyton besar itu berbaring dalam suatu lingkaran. Binatang itu
mengangkat kepalanya, sekali lagi menyebut "Ayah". Tidak salah lagi, ular itu
bicara dengan suara Hetty. Mata ular itu kelihatan sayu, tidak sebagaimana
biasanya mata ular, memancarkan sinar
menakutkan. Dan ular itu menangis, jelas tampak air matanya
mengalir pelan. Anakku menjadi ular, kata Baginda na Poso di dalam hati. la jadi
terkejut lagi dan sedih, la tahu yang demikian hampir tak pernah
terjadi, tetapi bisa terjadi, la mengetahui tentang manusia yang
mendadak jadi monyet oleh kutukan sumpah. Ada pula orang yang
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jadi anjing oleh kekuatan guna-guna.
"Hetty," kata Baginda na Poso lama kemudian. Dengan suara
lembut. "Ayah," sahut ular itu dengan suara terisak-isak. Dan laki-laki itu beserta
kedua anaknya, adik-adik Hetty, tak dapat menahan air
mata. Dalam pada itu ibu Hetty yang dibantu oleh kedua anaknya telah
siuman, dibawa ke kamar lain. Belum saatnya diberitahu kepadanya
apa yang sebenarnya telah terjadi.
PERISTIWA yang amat memilu dan memalukan itu dirahasiakan.
Kepada beberapa dukun yang dimintai bantuan ditekankan benar
untuk tidak menceritakan kepada siapapun apa yang telah terjadi.
Mereka berjanji, tetapi tidak.sanggup mengembalikan Hetty menjadi
manusia biasa kembali. Akhirnya Baginda na Poso mencari Erwin
yang telah didengarnya kemampuannya dalam penyembuhan dan
punya piaraan harimau. Dia belum mengetahui, bahwa sebenarnya
Erwin manusia harimau, bukan orang yang memelihara harimau
suruhan. Melihat kenyataan, bahwa ular di ranjang itu benar-benar Hetty
yang sembilan belas hari yang lalu masih manusia, dukun muda itu
terdiam dan sedih sekali, la tidak mempunyai ilmu untuk mengubah
binatang menjadi manusia. Hetty menjadi manusia kembali.
"Tolonglah kami Tuan dukun," pinta Baginda na Poso, diperkuat lagi oleh
isterinya yang berat badannya sudah turun dua kilo sejak
anaknya berubah ujud. "Saya tak punya kemampuan untuk ini Tuan. Belum pernah
menghadapi peristiwa semacam inil Saya menyesal sekali, mengapa
saya tidak sanggup menolong," kata Erwin. Dan ia mengatakan
yang sebenarnya. "Tuan punya banyak hubungan dengan dunia gaib. Bebaskanlah
anak kami dari penderitaan ini," pinta Baginda na Poso lagi.
Ular yang sedang diam seperti mendengarkan itu menggerakkan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepala dan menjulurkannya ke arah Erwin yang berdiri di pinggir
ranjang. Dukun itu tidak menghindar, karena ia yakin bahwa ular itu
sebenarnya manusia. Binatang itu menjilat-jilat tangan Erwin
sebagimana ia tadi menjilati tangan ibunya. Dengan caranya itu ia
hendak memperlihatkan rasa persahabatan dan mohon pertolongan.
Erwin mengerti apa yang hendak dikatakan atau dikehendaki ular
itu. la terharu. "Saya tak punya kemampuan memanusiakannya kembali.
Tetapi saya akan coba kerjakan apa yang barangkali saya bisa.
Dengan pertolongan Tuhan tentu," kata Erwin. Seperti biasa, ia
minta disediakan air putih semangkuk dan perasapan dengan
kemenyannya. Limau purut jantan sebuah. Untung masih ada sisa
dari beberapa buah yang dibeli tiga hari yang lalu. Seorang dukun
asai Jambi yang pernah mencoba menolong juga meminta limau
purut jantan. Waktu itu mereka beli beberapa buah setelah
bersusah payah mencarinya di beberapa pasar yang ada penjual
bunga rampainya. Erwin mengeluarkan sebilah pisau tua, meletakkannya di atas
karpet di depan ranjang Hetty.
Kamar itu dipenuhi bau kemenyan dan setanggi.
Erwin membaca beberapa mantera sambil mengasapi pisaunya.
Setelah itu meletakkannya kembali di hadapannya.
"Datuk Tan Ameh, kau lihat di ranjang ini ada seorang anak
manusia yang telah berubah ujud jadi ular. Kalau kau masih Tan
Ameh yang setia pada ompungku Raja Tigor dan setia pula kepada
ayahku Dja Lubuk tentu kau setia juga kepadaku. Dari kalau kau
setia padaku, tentu kau kasihan melihal gadis yang malang ini. Tak
tahu aku apa yang akan kulakukan. Kau pun tak dapat berbuat
banyak Datuk Tan Ameh. Tetapi kau dapat mengatakan kepadaku,
mengapa ia jadi begini. Karena kutuk sumpahnya sendiri ataukah
karena kejahilan orang terhadap dirinya. Kalau karena kutuk,
berputarlah Datuk. Kalau karena buatan orang jahil, berdirilah.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Erwin dan hadirin yang lain memperhatikan dengan jantung
berdebar oleh ingin tahu apa yang akan terjadi. Pisau itu tidak
bergerak. "Bentahulah Datuk!" bujuk Erwin. Pisau tua itu masih saja tidak bergerak. Tetapi
beberapa saat kemudian terdengar suara dari pisau
itu: "Katanya tak boleh. Aku diancamnya Erwin!"
"Datuk mau mematuhi dia ataukah setia pada ompung, amang
dan diriku?" Erwin bertanya sambil membaca-baca untuk menghalau
mahluk halus yang mengancam Datuk Tan Ameh.
"Aku takut Erwin. la mengatakan akan membuat aku hancur luluh
dan kembali ke tempat asalku di perut bumi. Itu aku tak mau Erwin.
Aku lebih suka hidup di dunia yang penuh dengan aneka keindahan,
keburukan, kebaikan, kejahatan, kecurangan dan sedikit kejujuran!
Dan sewaktu-waktu kau suruh aku bekerja untuk kemanusiaan!"
kata pisau tua itu. "Itu hanya gertak Datuk. Kenapa jadi penakut" Karena usia yang
bertambah tua kah. Dia tidak dapat mengubahmu!" ujar Erwin.
Setelah hening sepi sejenak pisau itu berkata pelan: "Gadis ini
terlalu baik untuk dikutuk oleh sumpah atau perbuatannya, la
dijadikan ular oleh seorang pesihir."
"Untuk diri pesihir itu sendiri?" tanya Erwin melanjutkan usaha mengetahui apa
sebenarnya yang jadi penyebab sampai Hetty mesti
bernasib begitu. "Tidak. Bukan untuk dirinya."
"Lalu, untuk siapa?"
"Baginda na Poso mengenal orang itu. Dan orang itu tetap
mengingat dia, walaupun sudah lama tidak bertemu." Mendengar
kata-kata pisau itu Baginda na Poso coba-coba mengingat, siapa
gerangan orang itu. Siapakah yang mungkin memusuhinya"
Rasanya ia tidak punya lawan, setidak-tidaknya secara terbuka.
Entahlah kalau musuh tersembunyi. Orang-orang yang tidak
menyukainya oleh sebab-sebab yang kadang-kadang tidak mestinya
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menimbulkan kebencian. Tetapi karena dunia ini dilengkap-ramaikan
dengan mahluk mahluk berhati dengki penuh khisit, maka kelebihan
seseorang pun mudah membangkitkan sakit hati pada orang lain.
Tetapi kalau sakit hati kepadanya mengapa dibalaskan atas diri
anaknya yang tidak punya sangkut dalam hal itu, pikirnya.
Kemudian ia menyadari, bahwa orang berdendam tidak selamanya
membalaskan amarahnya secara langsung atas diri yang dimusuhi,
sebab pukulan yang demikian dinilai kurang menyakiti lawan.
Ditimpakan atas diri anaknya, insan yang amat dicintainya, yang
sesungguhnya tidak berdosa itu. Lawan itu, dalam hal ini Baginda
na Poso akan merasa jauh lebih sakit dan sedih, bisa membuat dia
jadi gila. Dan sesungguhnya musuh yang membalas sakit hati itu ingin
melihat Baginda na Poso jadi gila. Dimulai dengan ngomong-
ngomong sendirian, berteriak-teriak atau menangis tak tentu sebab,
lalu tak suka lagi mengenakan baju dan celana. Yang menjadi
kesenangannya nanti bernyanyi sambil menari-nari sepanjang jalan
dalam keadaan telanjang bulat, la jadi ~ tontonan orang ramai
karena gila. Gila karena anaknya yang cantik telah berubah menjadi
ular. Jika sudah demikian si penyebab akan senang oleh rasa puas.
Setelah lama keadaan amat hening. Baginda na Poso mengingat-
ingat, yang lainnya menanti, pesilat harimau itu menggumam:
"Subrata kah" Ataukah anaknya Sadikin?" la seakan-akan berkata pada diri
sendiri, tetapi terdengar oleh Erwin.
"Saya pernah bertengkar dengan seorang kaya bernama Subrata
karena berkelahi dengan anaknya bernama Sadikin," kata Baginda
na Poso kepada Erwin. Erwin bertanya kepada pisau yang masih tetap berdiri atas
hulunya: "Datuk Tan Ameh, Subrata kah nama orang yang jadi
penyebab mala petaka ini?"
Pisau itu berkata jelas: "Dialah orangnya." Aneh dan sungguh tak masuk akal
sebilah pisau bicara menjawab pertanyaan. Tetapi ini
pun suatu kenyataan yang dapat dibuktikan oleh seorang ahli mistik
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang menguasai benda-benda mati tertentu. Dan benda mati pisau
yang dimiliki Erwin ini bukan pisau sembarangan. la dukun nama
Datuk Tan Ameh. Penulis tidak dapat mencari sebab musabab ia
dinamakan Tan Ameh secara pasti. Tetapi menurut cerita beberapa
orang tua pisau pusaka yang telah berumur sedikitnya dua ratus
tahun ini dibuat oleh seorang kampung di dekat Natal, la bukan
seorang pandai besi, melainkan seorang dukun besar yang amat
terkenal, namanya Datuk Tan Ameh, asal Minang tetapi lama
bermukim dan tutup usia di sebuah kampung di dekat Natal sana.
Berbulan-bulan baru ia berhasil membuat pisau itu. Benda itu
bukan dari besi atau baja semata-mata, tetapi dicampurnya dengan
beberapa gram emas yang didulangnya sendiri di sungai. Mula
pertama pisau itu dinamakannya si Ucok Ameh, paduan bahasa
Minang dan Mandailing. Yaitu Ucok nama umum bagi anak-anak
lelaki kecil di Tapanuli dan "ameh" bahasa Minang untuk emas.
Tetapi setelah Datuk Tan Ameh meninggal dan menurut cerita
sehari sebelum tutup usia ia menggali sebuah lubang di bawah
pohon bunga kenanga dalam kawasan kuburan kecil, la membuat
sendiri kain kafan dengan beberapa tali dari kain tersebut untuk
pengikat tubuh mayat. Sar.ak keluarga yang melihat bertanya
untuk apa lubang dan kain kafan itu. Tanpa mengangkat muka ia
ber/ata: "Untungku. Besok aku akan pulang kepadaNya. Jangan
kalian terkejut atau takut kalau melihat seekor harimau besar,
jantan, selalu duduk di sisi kuburanku. la sahabat baikku!" Menurut kisah itu,
sehabis sembahyang subuh keesokan harinya Datuk Tan
Ameh tutup usia dengan tenang dan semua pesannya dipenuhi
oleh keluarga yang tinggal. Pisau yang dibuatnya itulah yang
akhirnya jadi milik Erwin, pemberian ayahnya, yang menerima dari
seorang sahabatnya yang tinggal di daerah Natal.
Pisau yang berdiri atas hulunya itu menjawab pertanyaan Erwin,
sampai pada nama pesihir yang mengerjakan kejahatan itu untuk
Subrata. Sebagai imbalan Subrata telah menyuruh orang bernama
Enghu melakukan penculikan atas anak perempuan umur sembilan
belas tahun Nama aneh dari seorang kriminal yang mau berbuat apa saja
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
asal dibayar sesuai dengan keinginannya. Dengan tidak terlalu sukar
Enghu menculik seorang gadis. Walaupun Subrata mengatakan
bahwa gadis itu hanya harus berumur sekitar sembilan belas,
sedangkan rupanya tidak menjadi soal, Enghu toh mencari yang
cantik. Karena ia juga selalu haus seks. Gadis itu disekapnya dulu
satu malam dan dikerjainya sepuas hati semampu tenaga.
Keesokan harinya gadis malang itu diserahkan kepada pesihir.
Malamnya dimasukkan ke dalam kerangkeng luas, karena ular yang
menghuni juga besar sekali. Mulut gadis disumpal sehingga tidak
dapat bersuara. Tetapi kaki tangannya dibiarkan bebas supaya
merupakan santapan yang mengasyikkan bagi phyton itu. Tak
terlalu lama setelah lama setelah gadis berada dalam kerangkeng
ular bergerak untuk membelit dan kemudian menelan mangsa
yang dihadiahkan kepadanya. Tetapi sebaik ia menciumi tubuh si
wanita ia bukan membelit meremukkan tulang-tulangnya untuk
memudahkan penelanan, tetapi berbalik jadi marah dan beringas
sekali, la berdaya upaya meloloskan diri, tetapi tak berhasil karena
jarak jeruji besi amat dekat antara satu dengan lainnya. Pesihir
heran dan kemudian takut melihat gerak ular yang serba cepat dan
memancarkan sinar bagaikan api dari matanya, la marah, tetapi
mengapa" Belakangan si pesihir tahu, bahwa amarah binatang itu
dikarenakan gadis yang diumpankan kepadanya sudah tidak
perawan lagi. Pesihir mempergunakan kekuatan ilmu memanggil penculik
pemerkosa yang telah dibayarnya. Tak lama antaranya laki-laki ini
datang bagaikan kerbau diberi tali pada hidungnya dan seakan-akan
ada kekuatan yang menarik dirinya ke sana.
SETIBA di rumah pesihir berasal dari Palangkaraya Kalimantan
itu, si penculik duduk bersimpuh bagaikan seorang budak
menunggu perintah pemiliknya.
"Namamu!" kata pesihir, datar seperti tak acuh.
"Dulhasan tuan hamba," jawab penculik itu. Kata-kata "tuan hamba" itu keluar
begitu saja dari mulutnya, padahal tadinya ia
tidak pernah mempergunakan istilah itu.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau dibayar untuk mencari perawan!"
"Benar tuan hamba."
"Tidak untuk memperkosa!"
"Tidak tuan hamba."
"Kau harus membayar untuk itu."
"Bagaimana kata tuan hamba saja."
Pesihir itu membawa Dulhasan ke kerangkeng phyton. la
memerintahkan si penculik untuk memandang ke dalam. Melihat
ular amat besar itu Dulhasan tidak terkejut, tidak kelihatan takut,
tidak memberi reaksi apa pun.
"Kau akan kuberikan kepada ular itu, sebab ia menolak menelan
wanita yang telah kau pe-rawani!" kata pesihir.
"Baik tuan hamba," jawab Dulhasan. Dengan nada biasa. Tidak perduli, tanpa
protes. Pesihir itu telah membuatnya benar-benar
seperti budak yang hanya tahu mematuhi apa kata pemilik. Lain
tidak. Diperintah terjun ke dalam lautan api pun ia akan
melakukannya tanpa sanggahan.
Wanita yang ditolak phyton sebagai santapannya
mempersaksikan seluruh kejadian itu tanpa tanya, la telah dari tadi
sadarkan diri kembali. Tahu, bahwa ia selamat dari diremuk dan
ditelan ular pemakan manusia itu.
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Setelah Dulhasan masuk, pesihir mengunci pintu kerangkeng.
Ular mengangkat kepala, menggerak-gerakkannya dengan mata
memandang tajam ke arah Dulhasan. Kemudian ia bergerak. Si
penculik hanya memandangi tanpa memperlihatkan rasa takut,
mungkin ia sudah tidak peduli atau tidak bisa lagi membayangkan
apa yang akan terjadi atas dirinya. Ular memagut kaki Dulhasan,
merobohkannya lalu membelitnya dengan mengencangkan otot-
ototnya yang amat kuat. Tidak ada perlawanan sedikit pun dari
korbannya. Belitan itu meremukkan tulang-tulangnya, dari bahu
sampai ke pinggul. Dulhasan tewas tanpa mengeluarkan jerit.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Binatang yang kelihatan amat marah itu terus membelit dan
menggencet korbannya. Pesihir dan wanita yang lolos dari maut
memperhatikan adegan demi adegan. Dugaan mereka bahwa sang
ular akan menelan korbannya ternyata keliru. Mengetahui bahwa
korban yang mengkhianati dirinya telah mati, ia kembali ke pojok
kerangkeng dan menggulung dirinya, la tidak sudi makan Dulhasan.
Pesihir tahu, bahwa tujuannya untuk membuat Hetty jadi ular tidak
akan berhasil selama ular itu belum menelan seorang wanita muda
yang mesti masih perawan.
"la telah menerima hukumannya atas kejahatan yang
dilakukannya terhadap dirimu, siapa namamu?" kata dan tanya si
pesihir. "Hasanah," jawab wanita itu singkat. Kesadaran dan kecerdasan telah membuat
Hasanah memaklumi bahwa laki-laki yang jadi
penawannya itu tentu seorang pesihir. la berniat akan membalas,
kalau ia dapat membebaskan diri. Tetapi apakah ada kemungkinan"
"Nama yang bagus. Namaku Datu Palingkar, penyayang binatang
dan penyampai hajat manusia." kata si Pesihir yang tanpa ragu-ragu menyebutkan
namanya karena ia yakin, wanita itu tidak akan
pernah lagi sampai ke tengah-tengah masyarakat. Jadi, tidak ada
yang perlu dirahasiakannya kepada Hasanah.
Datu Palingkar lalu menceritakan beberapa orang yang telah
ditolongnya membalas sakit hati. Di antara mereka ada orang-orang
terkenal dan terpelajar, yang hampir tak masuk akal bahwa mereka
mau melakukan perbuatan seterkutuk itu.
"Aku dapat mengubah manusia jadi binatang. Babi, anjing,
kucing, ular. Pendeknya binatang apa saja. Seharusnya kau jadi
makanan ularku itu. Tetapi binatang yang kusuruh mencari perawan
telah mengambil kegadisanmu, sehingga ular keramat itu menolak
makan engkau. Dia sudah membalas dendamnya. Kau lihat itu, si
celaka yang memperkosa dirimu telah binasa. Tetapi aku harus
mencari perawan untuknya. Tak dapat ditawar," ujar Datu Palingkar.
Hasanah mengerti, bahwa seorang wanita yang masih perawan
akan dibawa ke rumah itu oleh suruhan si pesihir untuk dikorbankan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepada ular besar itu. "Kau boleh menontonnya. Kukira nanti malam juga sudah akan
dapat wanita itu. Hanya orang beruntung semacam kau yang
mendapat kesempatan untuk melihat ular menelan manusia. Bulat-
bulat. Kau akan senang sekali melihatnya/' kata Datu , Palingkar lalu pergi.
Hasanah benci, jijik dan muak mendengar kata-kata pesihir
itu, tetapi sekuat daya ia menyembunyikannya, la berharap akan
dapat menyelamatkan diri. Kesempatan sebenarnya terbuka. Di
rumah itu hanya ada dua orang lain di luar Datu Palingkar,
walaupun pekarangannya lebih dari tiga ribu meter persegi dan
rumah itu teramat luas dengan lebih dari tujuh buah kamar. Dan ia
sama sekali tidak dijaga. Dipelajarinya keadaan. Mencari jalan dan
cara yang paling mudah melarikan diri. Tidak terlalu susah mencari
dan mendapatkannya. Hatinya berdebar penuh harapan, bahkan
keyakinan. Senja hari ia tinggalkan kamarnya. Kamar tidur biasa dengan
segala perlengkapannya, la sama sekali tidak diperlukan sebagai
tawanan. Tidak ada orang yang melihatnya, la akan berhasil, ia
yakin benar akan berhasil.
Setelah tiba di depan pintu keluar ia menoleh ke belakang, kalau
kalau ada yang mengintai dirinya. Yang akan menyergapnya
bilamana ia keluar dari pintu itu nanti. Tidak ada. Aman. la bukan
pintu, melihat ke alam bebas. Dengan hati yang ditegapkan ia
hendak keluar. Tetapi, apa yang terjadi" Kaki tak terangkat, terasa
berat, berat sekali. Kesemutan" Kramkah" Dicobanya lagi, tidak juga
terangkat. Apa ini, tanyanya pada diri sendiri. Mukanya terasa jadi
pucat dan jantungnya berdebar keras sekali. Akan gagalkah dia"
Mengapa kaki sial itu tidak bisa melangkah" Kemudian ia menjadi
lemas. Gedung ini milik pesihir yang punya aneka kekuatan gaib.
Sekarang ia sadar, bahwa seluruh rumah itu telah dipagar oleh
Datu Palingkar. Baik orang di dalam maupun di luar rumah tidak
dapat melakukan sesuatu yang tidak disukai si pesihir. Orang di
dalam tak dapat melarikan diri, pencuri atau orang jahat mana
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pun tidak akan dapat memasuki gedung itu. Putus asa, Hasanah
mau kembali ke kamarnya untuk menangisi nasib. Dan langkah
menuju kamar terasa begitu ringan. Dari penjara bertembok
empat lapis dengan kawat berduri orang bisa lari, tetapi dari
gedung tanpa pengawal ini orang tak dapat melangkah ke luar
tanpa izin Datu Palingkar. Aneh, tetapi di beberapa daerah
nusantara ini, yang demikian bukan hal yang luar biasa. Itulah
makanya banyak orang sangat takut pada pesihir yang benar-benar
kawakan dan tak punya istilah kasihan dalam kamus profesi mereka.
Itulah pula sebabnya di beberapa daerah, di antaranya di Jawa
Timur dan Jawa Barat terjadi pengeroyokan masyarakat terhadap
orang-orang yang diduga keras suka mempraktekkan ilmu sihir.
Tiba di kamar, Hasanah melempar dirinya di pembaringan. Kini
habislah harapan yang tadinya telah menggunung di dalam hati.
Akan diapakan dirinya" Dibunuh ataukah dijadikan seekor binatang"
Dalam kepanikannya ia bayangkan dirinya menjadi kera. Kemudian
menjadi anjing, la akan menjerit-jerit di pohon atau menyalak di
pinggir-pinggir jalan. Ketika malam telah tiba, ia diperintahkan melihat seorang
wanita belasan tahun digumuli bukan dibelit remukkan oleh ular
besar yang tak mau memakan dirinya. Ular itu seperti mencumbui
gadis perawan yang telah lemas tetapi tidak pingsan. Kemudian ia
menelanjangi perempuan malang itu dengan mempergunakan mulut
dan giginya, la menjilati daerah sekitar kemaluan perawan itu.
Setelah itu terjadilah apa yang amat musykil bagi akal manusia.
Persetubuhan antara si ular dan sang perawan.
Jantung Hasanah seperti berhenti berdetak mempersaksikan
adegan yang amat mengerikan dan menjijikkannya ini, tetapi si
pesihir memperhatikan dengan perasaan yang amat takjub,
walaupun ia pesihir. Belum pernah terjadi, ularnya menyetubuhi
perawan yang diberikan kepadanya, manakala ia menyajikan korban
sebagai salah satu persyaratan untuk menghasilkan tujuannya,
membuat seseorang menjadi ular. Biasanya ular amat besar itu
langsung membelit dan menelan korbannya.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Datu Palingkar menanti dengan harap-harap cemas. Ular itu
harus menelan perawan yang sudah diambil keperawanannya itu.
Lama ia menunggu, tetapi binatang itu hanya menjilat-jilati sajian si pesihir.
Tidak membelit untuk menghancurkan tulang-tulangnya.
"Makan dia, makan Sanca," perintah pesihir kepada ularnya.
Tetapi binatang itu membangkang, tidak menurut perintah. "Makan
Sanca. Tak kau dengar perintah tuanmu?"
Ular itu tidak menghiraukan, bahkan kian memperlihatkan
sayangnya pada wanita yang harus ditelannya itu.
Pesihir mengambil air dalam mangkuk putih. seperti yang biasa
dilakukannya untuk melihat apa gerangan yang sedang terjadi atas
diri manusia yang jadi tujuan sihirannya. "Oh, berhasil," katanya kepada diri
sendiri. Di dalam mangkuk ra jelas melihat proses yang
sedang terjadi atas diri Hetty yang harus dijadikan ular. Datu
Palingkar senang. Dimulai dari rambut, gadis cantik puteri Baginda
na Poso berubah bentuk. Rambut potong pendek yang sesuai benar
dengan bentuk kepala Hetty, yang masa kini dinamakan rambut
Lady Diana, menghilang dan kepala yang indah itu perlahan-lahan
mengambil ujud kepala ular.
Datu Palingkar memanggil Hasanah mendekat, disuruh melihat
ke dalam mangkuk. Mau tidak percaya kepada mata sendiri tak
mungkin. Hasanah merasa seram dan bulu romanya berdiri. "Bagus
ya," kata Datu Palingkar. Dia bangga sekali, kiranya tanpa memakan perawan yang
disajikan, sasarannya bisa juga menjadi ular.
Kemudian dalam benak kotornya timbul penafsiran menelan korban
dan apa yang dilakukan ular itu tadi. Mengambil perawannya bisa
juga diartikan makan perawan dalam arti kata yang lain.
Hasanah benci bercampur takut amat sangat pada Datu Palingkar
yang jahat, kejam dan ganas itu, tetapi bersamaan dengan segala
kejahatan itu ia juga mempunyai ilmu yang sangat ampuh. Akan
menerima nasib bagaimana dirinya" la tak dapat membayangkan,
karena segala-galanya bisa terjadi. Yang mustahil kini hanya satu
dan yang satu inilah yang menentukan nasibnya. Melarikan diri dari
rumah setan itu. la telah mencoba, telah mengetahui sendiri
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bagaimana hebatnya kemampuan penawan dirinya itu.
Tetapi apa yang dinantikan Hasanah, yaitu kematian entah
dengan cara bagaimana, tak kunjung j.tiba. Sangat girang dengan
keberhasilannya Datu Palingkar tidak mengambil sesuatu tindakan
yang menyakiti Hasanah lebih hebat dari apa yang dirasakannya
sekarang. Tawanan yang tidak mungkin meloloskan diri.
*** BEGITULAH caranya seorang pesihir mengubah Hetty jadi ular.
Dari pisau tuanya Erwin mengetahui, bahwa yang memerintah
pengularan diri Hetty bernama Subrata, pernah bermusuhan atau
lebih tepat memusuhi dan sangat sakit hati pada diri Baginda na
Poso. Pisau itu -juga akhirnya menerangkan kepada tuannya,
bahwa pesihir kejam itu bernama Datu Palingkar, berkediaman di
sebelah selatan ibukota. Pisau itu tak sampai mampu mengatakan secara lebih
jelas, kampung mana yang dikatakan
di sebelah selatan itu. Kebayoran Baru, Cilandak, Ciputat atau salah
satu dari sekian banyak perkampungan yang berada di selatan "Jakarta. Yang
paling baik adalah mengetahui rumah
si pesihir dan mendatanginya untuk meminta dengan tepat agar ia
memanusiakan Hetty yang tidak berdosa kembali. S a pasti dapat
mengembalikan korbannya kembali ke asalnya.
"Tuan sudah mendengar sendiri," kata Erwin kepada Baginda na Poso dan isterinya
yang bernama Titin Rukmini. "Saya tidak punya kemampuan untuk menolong Hetty
karena yang dideritanya bukan
penyakit, melainkan perubahan ujud oleh kekuatan ilmu sihir."
"Tapi kami tidak punya harapan lain daripada Tuan," kata
Baginda na Poso yang masih saja yakin bahwa manusia yang
disangkanya memelihara harimau ini dapat menolong. Oleh putus
asa ia tak dapat menahan diri bertanya: "Tidakkah harimau Tuan
dapat disuruh mencari pesihir itu dan memaksanya mengembalikan
anakku jadi manusia?" Pertanyaan ini sebetulnya bisa dianggap
kurang ajar, seperti mau mengatur bagaimana hendaknya Erwin
bekerja. Tetapi karena dapat merasakan betapa bingungnya ayah
asal Tapanuli dan ibu asal Priangan itu menghadapi musibah aneh
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan amat menyedihkan ini, Erwin menjawab: "Tuan keliru
menyangka saya punya harimau. Saya tidak punya piaraan apa pun.
Jadi, tidak ada yang bisa saya suruh. Tetapi tenanglah Tuan. Saya
akan berusaha, tetapi beri saya waktu sampai besok. Saya akan
coba di gubug saya. Saya akan lakukan apa pun yang dapat saya
lakukan. Saya akan sangat berbahagia kalau dapat mengembalikan
Hetty ke asalnya. Sebab saya jug sangat sedih melihat akibat
kezaliman si pesihir terhadap keluarga Tuan. Hanya satu
permohonan saya. Tolong turut doakan agar saya berhasil mencari
bantuan." Tiada jalan lain bagi Baginda na Poso, bersabar.
Erwin bertekad untuk mencari si pesihir sampai dapat, la tahu,
bahwa risikonya besar sekali. Jangan-jangan Datu Palingkar akan
mengubah dirinya jadi tikus atau bahkan hanya jadi semut.
WAKTU sehari yang dipinta Erwin kepada Baginda na Poso untuk
mengusahakan jalan bagi pengembalian Hetty ke ujud manusia
dirasakan amat singkat. Harus didapat jalan pintas menemukan
Datu Palingkar. Kalau sudah bertemu ia harus sanggup
menundukkannya agar menurut perintah. Hanya dengan begitu ia
dapat menolong Baginda na Poso.
"Aku akan menolongmu sayang," kata suatu suara yang sangat
dikenal Erwin. Suara ompungnya Raja Tigor. Kata-kata sayang itu
begitu lembut dan penuh rasa kasih. Terasa benar oleh Erwin
bahwa kakeknya sangat menyayangi dan memanjakannya. Belum
dimintai bantuan sudah datang. Karena dia tahu, bahwa tugas berat
ini tak mungkin dapat dilaksanakan oleh Erwin sendiri. Betapa kuat
pun kemauan, betapa hebat pun keberanian, betapa tinggi pun ilmu
yang dimilikinya, la memang bisa mengharimau dengan tenaga yang
luar biasa ditambah lagi dengan ilmu-ilmu gaib. Tetapi Datu
Palingkar yang penyihir masih di atas kemampuan Erwin.
"Aku mau menghadapinya sendiri ompung," kata Erwin. "Ini mengenai penderitaan
tuan Baginda na Poso, orang daerah kita."
"Aku tahu. Anaknya Hetty disihir jadi ular oleh Datu Palingkar,"
ujar Raja Tigor. Sekali lagi menunjukkan bahwa ia seringkah
mengetahui kesulitan cucunya dan apa yang menjadi sebab
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kesusahan yang dirasakan atau bahaya yang menghadang cucu
tercintanya. Pada saat begitu Erwin ingin mempunyai kemampuan
seperti ompungnya. "Dapatkah dia dijadikan manusia kembali ompung?" tanya Erwin.
"Kalau Tuhan menghendaki segala apa pun bisa terjadi, sebab
Dia Mahakuasa dapat berbuat apa yang dipinta hambaNya. Tetapi
tidak semus permintaan manusia dikabulkan begitu saja oleh Tuhan.
Tuhan itu Mahapengasih, tetapi juga Maha-bijaksana.
Kebijaksanaannya itu menyuruh manusia berpikir, mempergunakan
otak dan mencari jalan yang tersedia di dunia ini. Hidup terlalu
mudah akan membuat manusia lupa pada adaNya Tuhan yang
Mahatunggal. Sama halnya dengan seorang anak. Kalau diberi
orang tuanya apa saja yang d i pintanya, maka ia akan jadi manusia
tak percaya pada diri sendiri, selalu bimbang dan lagi akan rusak!"
Erwin mendengarkan dan merasa bahwa semut yang diterangkan
kakeknya itu benar. Manusif harus berdaya upaya. Harus berpikir
dan berbuat Kadang kala menempuh aneka macam kesulitan
"Jadi bagaimana ompung?" tanya Erwin.
"Cara yang kau pikirkan itu sudah benar. Kai cari si pesihir yang tinggal di
sebelah selatan ibukoti ini. Tentu saja kau harus
bertarung, sebab dia tidal< akan patuh begitu saja pada kehendak
hatimu la orang hebat. Dia juga pasti seorang yang ama jahat. Dia
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bukan saja menyukai uang, tetapi girani melihat hasil sihirnya
berhasil. Saat ini ia sedan) berbincang-bincang dengan Subrata
yang membaya kemampuannya itu! Kau tahu, jangankan rumahnya
pekarangannya saja pun tidak akan dapat dimasuk oleh orang yang
berniat buruk terhadap dirinya Tetapi pengunjung yang tidak punya
maksuc buruk bisa saja masuk. Hebat, bukankah kita tidak
mempunyai ilmu yang begitu."
Erwin terheran-heran mendengar dan dalam hati merasa kagum
atas adanya orang yang punya ilmu sehebat itu.
"Aku akan mencobanya ompung!" kata Erwin. "Ini menyangkut http://cerita-
silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seorang gadis yang tidak berdosa."
Raja Tigor senang mendengar kebesaran jiwa dan kebaikan budi
cucunya. Sudah diberitahu bahwa Datu Palingkar yang pesihir itu
teramat hebat ilmunya, ia masih tidak mundur untuk
menghadapinya. Khas sifat keluarga kakek Raja Tigor, sampai ke
dirinya sendiri, lalu menurun ke Dja Lubuk hingga ke Erwin,
barangkali juga ke anak cucu Erwin di abad-abad akan datang,
kalau si manusia harimau ini sempat memperoleh anak dan cucu.
Kini isteri pun dia belum punya lagi dan anak satu-satunya telah
tiada. Erwin mengambil keputusan untuk malam itu juga mencari
Subrata, bekas pejabat yang kaya raya itu. Mencari itu tidak akan
sesusah mencari tempat kediaman pesihir yang hanya diketahui
oleh sejumlah kecil manusia yang pernah atau ingin berhubungan
dengannya. Tidak selalu Erwin dibawa kakinya ke suatu tempat
yang jadi tujuan, sama halnya dengan dirinya tidak setiap waktu
bisa menjelma menjadi harimau walaupun ia sedang
menginginkannya. Memasuki pekarangan Subrata harus melalui dua orang petugas
keamanan pribadinya yang dibawa dari daerah asalnya, Garut.
Kedua orang ini tidak memberinya izin masuk. Pertama karena ia
tidak mereka kenal dan kedua karena ia berpakaian lusuh dengan
hanya bersandal jepit pula.
"Saya ada keperluan dengan Tuan Subrata/' kata Erwin.
"Meskipun saya orang tidak mampu, kedatangan saya bukan untuk
minta-minta sum bangan, melainkan untuk memberikan sesuatu
yang amat berharga kepada beliau."
Kedua penjaga keamanan itu mengatakan, bahwa segala sesuatu
yang hendak diberikan kepada majikan mereka harus mereka lihat
dulu atau diserahkan kepada mereka untuk diteruskan ke tuan
Subrata. "Yang dari saya ini tidak mungkin. Sebab teramat rahasia. Tetapi beliau pasti
akan senang sekali," kata Erwin setenang mungkin
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk membangkitkan kepercayaan kedua orang yang statusnya
hanya orang gajian dan harus menurut segala perintah dan instruksi
sang boss. "Kalau begitu aku harus menyingkirkan kalian," kata Erwin.
Mendengar tantangan tak diduga ini kedua petugas itu agak terkejut
dan bersiap untuk menghadapi kemungkinan. Dari cara Erwin bicara
tidak kelihatan tanda-tanda ia akan menyerang. Pada saat itu
terdengar suara: "Aku singkirkan yang satu sebagai pengangsur
hutangku padamu kawan. Kau singkirkan yang seorang lagi!"
Selesai kalimat itu kelihatan seorang petugas Subrata terjajar jatuh.
Erwin melihat bahwa yang menyerangnya tak lain dari Ki Ampuh
yang pernah mengkhianati dirinya tetapi sudah berkali-kali
memperlihatkan bukti ingin berbaik kembali. Ki Ampuh yang berujud
babi itu menyerang tidak kepalang tanggung. Taringnya menembus
tubuh si petugas pada beberapa tempat. Sampai-sampai ia tidak
sempat menjerit atau menahan jeritnya karena mau
mempertahankan harga diri. Malu berteriak, karena ia seorang
pesilat amat ulung. Dalam pada itu Erwin telah menyerang petugas
keamanan yang lainnya. Yang ini susah dirobohkan, karena ia lebih
kawakan, sementara Erwin juga menghadapinya dengan cara
manusia biasa. Tanpa dipinta, Ki Ampuh menyerang lawan yang
dihadapi Erwin sehingga mengalami nasib seperti rekannya, roboh
dengan berlumuran darah. "Maafkan, aku mencampuri, karena masih banyak yang akan kau
hadapi kawan," kata Ki Ampuh. "Terimalah itu sebagai angsuran hutangku. Aku
benar-benar merasa banyak berhutang budi yang
kemudian kubalas dengan kejahatan. Aku ingin kembali ke jalan
yang benar Erwin." Tanpa menunggu jawab, Ki Ampuh berlalu.
Erwin terharu, la yang pernah bermusuhan dengan Ki Ampuh,
kemudian jadi sahabat akrab untuk kemudian dikhianati oleh orang
yang juga punya ilmu tinggi itu, kini jadi merasa kasihan padanya, la ingin agar
manusia yang dikutuk sumpahnya sendiri sehingga
menjadi babi, bisa menjadi manusia lagi. Suatu kelemahan atau rasa
kemanusiaan yang amat tinggikah ini" Babi yang berasal dari
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
manusia itu telah berjasa sekali dengan merubuhkan kedua penjaga
keamanan Subrata. Kini Erwin masih harus berhadapan dengan
bekas pejabat korup dan kejam bernama Subrata. Bahwa ia sangat
kejam sudah tidak usah diragukan. Oleh tiadanya kemanusiaan di
dalam dirinya itulah maka ia minta bantuan Datu Palingkar untuk
menyihir Hetty menjadi ular.
Erwin memberi salam yang dijawab dengan suara cukup jelas
dari dalam rumah. Tak lama antaranya keluarlah seseorang, yang
tak lain daripada Subrata sendiri. Melihat tamunya ia merasa heran,
bagaimana orang ini sampai bisa masuk sedangkan ia sama sekali
tidak mengenalnya. Mana pakaiannya lagi begitu kumal, la tidak
punya sahabat yang begituan. Kenalan setingkat pendatang itu tidak
pernah ada di dalam daftar orang-orang yang diperkenankan masuk
pekarangan rumahnya. Pengemiskah ini" Ataukah orang yang bawa
les minta sumbangan untuk yatim piatu atau rumah ibadah" Yang
begitu tidak boleh masuk. Lalu, bagaimana si kumal ini bisa sampai
di pintu gedungnya" "Kau sudah lapor?" tanya Subrata. Rasa heran bercampur benci.
"Sudah! Dengan kedua pengawal istana Tuan ini maksud Tuan?"
balas Erwin. Subrata merasa dielus sedikit karena pendatang itu
menamakan gedungnya istana. Tetapi hanya seketika. Kemudian ia
berpikir apakah orang ini menyindir" Apakah orang ini salah satu
dari anggota gerakan bawah tanah yang secara halus membalas
dendam terhadap orang-orang yang mencuri dari negara, tetapi
belagak sebagai pejoang atau patriot tak ada bandingannya.
"Kau diberi mereka izin untuk masuk?" tanya Subrata.
"Ya sesudah memperlakukan saya dengan cara yang
memalukan!" "Maksudmu?" taya Subrata.
"Kepadaku diajukan banyak sekali pertanyaan dan kemudian
seluruh diriku digeledah lagi," jawab Erwin. Kalimat ini membuat tenteram si
bekas pejabat. http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hm, bagus. Memang semua orang yang mau masuk ke mari
harus digeledah dulu," kata Subrata. "Apa maumu?"
"Mau membawa Tuan."
Si bekas koruptor yang tak pernah diganjar hukuman jadi kaget
lagi. Mau membawa dia" Kurang ajar bener! Ini orang sinting yang
tidak tahu dengan tokoh mana yang berhadapan atau benar-benar
anggota serikat gelap yang punya macam-macam kelakuan tetapi
ganasnya juga bukan kepalang tanggung. Sebenarnya, kalau dilihat
dari gaya, si tamu tak berarti ini tentunya bukan apa-apa. Kelihatan
begitu tolol dan konyol. "Bersiaplah. Mari kita pergi!" kata Erwin seperti kepada temannya saja.
"Kau tahu dengan siapa kau bicara?"
"Tahu tanpa ragu-ragu. Tuan yang bernama Subrata dan semasa
jadi pejabat melakukan pencurian uang negara dan mengibuli rakyat
petani secara besar-besaran. Bukankah begitu Tuan Subrata!"
Kini Subrata kaget kembali. Wah, ini pasti orang serikat gelap
yang mau bertindak di luar hukum. Dia datang untuk mengambil
nyawanya. Dia tahu ada beberapa koruptor kelas berat yang sudah
hilang, diculik tak pernah kembali. Orang-orang under-ground itu
berjanji akan mengambil penjahat-penjahat negara itu seorang demi
seorang, kalau mereka tak terjangkau oleh hukum resmi yang
berlaku, tetapi masih selalu diselewengkan di negara ini.
"Kau dari serikat gelap?" tanya Subrata. Bagaimanapun hebatnya dia, kalau
menghadapi manusia-manusia bawah tanah itu tidak bisa
sem-barangan. Mereka terlalu berani dan terlalu pintar. Di antara
para pejabat sendiri ada yang masuk serikat gelap, yaitu mereka
yang tidak menyukai segala macam kecurangan dan kepalsuan.
Mereka ini merupakan informan-informan yang teramat baik dan jitu
bagi gerakan bawah tanah.
"Apa bedanya dari serikat gelap atau serikat terang. Tuan harus
ikut denganku!" kata Erwin.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Harus katamu?"
"Ya, harus. Kau tidak salah dengar dan aku tidak salah
ngomong!" "Kau menyebut aku dengan "kau?""
"Apa salahnya! Tetapi kalau ingin disebut dengan "tuan"
seterusnya, juga boleh. Ayo Tuan, kita berangkat!" Erwin
memandang Subrata dengan mata redup tetapi membuat Subrata
tertunduk. "Tuan tak menghiraukan kehadiranku?" tanya satu suara tiba-tiba di belakang
Subrata. la menoleh. Ya, Tuhan, mau kiamatkah dunia
ini, pikirnya, la menjadi pucat dan lemas walaupun ia hanya
setengah percaya akan apa yang dilihatnya. Harimau besar dengan
muka manusia. Muka yang sudah tua.
"Ikutlah apa yang dipinta cucuku!" kata manusia harimau yang kakek Erwin itu.
Raja Tigor memandang Subrata dengan mata
bagaikan memancarkan api, kontras sekali dengan mata Erwin.
"Saya tidak berdosa apa-apa Aki," kata Subrata memanggil
"kakek" kepada Raja Tigor.
"Kalau mencuri uang negara dan menipu rakyat kecil bukan
kejahatan dan dosa, lalu orang bagaimana yang dapat dikatakan
jahat?" tanya Raja Tigor.
Rasa takut Subrata jadi meningkat. Bagaimana manusia harimau
ini tahu, bahwa ia mencuri harta negara dan menipu rakyat"
"Mau Aki apakan aku?" tanya Subrata.
"Tanya kepada cucuku. Dia yang akan menentukan!"
"Mau Tuan apakan aku?" tanya Subrata kepada Erwin, kini
dengan mempergunakan kata "tuan".
"Mau dibikin jadi ular seperti anaknya Baginda na Poso," kata Erwin. Ucapan ini
sedikit pun tidak diduga oleh Subrata. Nyaris
membuat dia mati berdiri. Dijadikan ular" Ya Tuhan, apa gunanya
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
harta yang ratusan juta itu kalau ia jadi ular"
"Jangan Tuan, aku mohon dikasihani. Jangan bikin aku jadi ular!"
pinta Subrata. "Mengapa takut jadi ular" Bukankah Hetty, gadis tak berdosa itu
juga kau suruh jadikan ular kepada penyihirmu?" Mendengar ini
Subrata semakin takut dan putus asa. Manusia harimau dan
manusia biasa yang cucunya ini, mengetahui segala kejahatannya.
*** DALAM ketakutan dan panik yang sampai ke puncaknya Subrata
mengharapkan pesihir yang disewanya mengetahui keadaannya
yang amat terjepit dan datang membantu, la pasti dapat
melumpuhkan kedua musuh ini. Tetapi harapannya tidak terkabul.
Rupanya Datu Palingkar tidak mengetahui apa yang sedang
menimpa darinya. "Tuan-tuan mengatakan aku pernah korupsi. Tetapi mengapa
hanya aku yang Tuan-tuan datangi. Ada banyak koruptor di negara
ini. Ada yang sampai milyar-milyar. Itulah ambil duluan," kata
Subrata. "Jangan bawa-bawa penjahat lain yang sejenis dengan engkau,"
kata Erwin. "Ada yang mengurus itu. Bukan kami. Kami datang
karena engkau melakukan kejahatan di luar batas-batas
kemanusiaan terhadap Baginda na Poso. Dia itu orang dari daerah
kami. Mengertikah kau?" kata Erwin. Dia mulai emosi.
"Tapi yang membuat anaknya jadi ular bukan aku. Aku tidak
punya ilmu sihir. Aku hanya manusia biasa!" kata subrata.
"Tapi kau yang menyuruh Datu Palingkar dengan uang yang dulu
kau curi dari negara. Bukankah kau biang keladinya!" bentak Raja Tigor. Suaranya
menegakkan bulu roma, begitu besar
pengaruhnya. "Ambillah hartaku semua. Tetapi biarkan aku hidup sebagai
manusia," pinta Subrata.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ha ha, kau mau menyogok" Kau lihat aku! Apa gunanya uang
bagiku. Uang hasil curian pula lagi," kata Raja Tigor.
"Kalau uang tak berguna bagi Aki, bisa di berikan kepada cucu
Aki! Dia tentu sangat membutuhkan. Banyak sekali yang bisa dicapai
dengan uang," kata Subrata yang sudah terbiasa mempergunakan
uang untuk mencapai segala tujuannya dan menyangka bahwa
dengan uang memang segala apa yang dikehendaki pasti bisa
didapat. "Aku tidak butuh uangmu. Aku menghendaki dirimu. Sudahlah
jangan banyak bicara. Uang hasil curianmu itu tidak laku bagiku!"
kata Erwin. "Mari berangkat!"
Subrata berteriak memanggil kedua pengawal pribadinya. Tidak
ada sahutan bahkan tidak ada seorang pun yang datang.
"Mereka sedang tidur nyenyak! Sia-sia kau berteriak," kata Erwin.
"Kau bius?" tanya Subrata putus asa. Harapan terakhir lenyap sudah.
"Tidak. Jagoan-jagoanmu itu diseruduk babi!" kata Erwin.
Sudah tentu Subrata tidak percaya. Mana pula ada babi di
tengah-tengah ibukota ini.
"Kalau aku tak mau pergi," kata Subrata.
"Kurobek-robek kau di sini," kata Raja Tigor.
Maka ikutlah Subrata. Sesampai di pintu pekarangan Erwin
menyuruhnya melihat keadaan kedua penjaga keamanan yang
selama ini jadi andalannya. Benar penuh luka-luka oleh tusukan
taring, la tak dapat mengerti, bagaimana sampai-sampai babi hutan
jadi kawan kedua tamu yang menyusahkannya itu.
"Akan dibawa ke mana aku?" tanya Subrata.
"Kau harus bawa kami ke rumah pesihirmu! Aku mau berhitung
dengannya," kata Erwin.
Walaupun tadinya merasa takut karena bersalah, tetapi maksud
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Erwin membawanya ke rumah Datu Palingkar bagaikan pucuk dicita
ulam pula lagi yang tiba. Bertemu dengan si pesihir pasti merupakan
penyelamatan atas dirinya. Tak kan ada orang sanggup menghadapi
pengamal ilmu hitam yang amat hebat itu. Siapa yang bisa
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengubah ujud manusia jadi ular. Hanya Datu Palingkar. Dengan
kekuatan sihirnya ia akan membuat laki-laki tak tahu diri yang
merasa dirinya hebat ini beserta kakeknya yang mengira dirinya tak
terkalahkan oleh kekuatan apa pun, menjadi ulat-ulat yang
menjijikkan tanpa punya makna.
Kini Subrata yang sudah memperoleh kembali semangatnya yang
hilang, bersandiwara, la berpura-pura masih sangat takut supaya
pendatang itu jangan sampai mengubah niat. Kalau manusia
harimau yang masih berdiri di belakangnya itu menyerang dirinya,
pasti ia hanya akan meninggalkan nama yang berbau busuk saja. la
cukup tahu, bahwa orang-orang yang selalu hormat dan patuh
kepadanya itu hanyalah karena uangnya, walaupun itu hanya hasil
curian, la pun sangat merasa bahwa banyak manusia amat
membenci dirinya karena mereka tahu bahwa ia pejabat merangkap
pencuri, tetapi tak terjangkau oleh hukum. Tetapi, persetan sama
mereka. Yang ditakutinya hanya satu. Orang-orang nekat yang
bergabung dalam serikat gelap khusus menculik dan membunuh
para pejabat yang sangat curang, para penyelundup dan pembuat
uang palsu. Subrata yakin sepenuhnya bahwa tak lama lagi kartu akan
terbalik, la akan tertawa sementara Erwin dan kakeknya akan minta-
minta ampun kepadanya supaya dijadikan manusia dan manusia
harimau kembali. "Saya sudah siap," kata Subrata. Bencana atas kedua
pengawalnya akan berbalas.
"Kau yang menunjukkan jalan dan rumah itu," kata Raja Tigor.
"Kalau kau coba-coba curang, kau besok tidak akan melihat
matahari lagi." "Saya tak akan berani bohong atau mempermainkan Tuan-tuan
yang begini hebat. Kupikir di dunia ini tak ada orang, setan, jin atau
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jadi-jadian yang melebihi Tuan-tuan," kata Subrata. Dalam hati dia mentertawakan
si manusia harimau dan cucunya.
"Kita naik Bajaj saja supaya cepat sampai," kata Erwin.
Subrata setuju sementara Raja Tigor mengatakan, bahwa ia tidak
usah ikut ke rumah pesihir itu.
"Lebih baik ikut, supaya Tuan-tuan berdua dapat membinasakan
dia," kata Subrata memancing keikut-sertaan Raja Tigor.
Tapi manusia harimau yang lanjut usia itu tetap menolak. Di
hadapan mata Subrata ia mendadak hilang. Bekas pejabat itu
terkejut lagi melihat kehebatan itu, tetapi hanya sesaat. Nanti
pesihirnya akan membinasakan Erwin biar kakeknya mencucurkan
air mata sampai kering. Tak lama kemudian kendaraan berhenti. Hati Subrata berdebar
lagi. Tak diragukannya, bahwa sebentar lagi ia akan
mempersaksikan Erwin berubah bentuk menjadi ulat. Betapa assyiik
dan seronok tontonan itu nanti.
"Kita telah sampai," kata Subrata. Suaranya enteng menunjukkan kegembiraan,
setidak-tidaknya tidak lagi mempunyai rasa takut
secuil pun. Si manusia harimau membaca jampi untuk meruntuhkan
pertahanan pekarangan yang tidak tampak oleh mata. Tidak ada
ranjau, tidak ada kawat berduri. Erwin mendorong pintu pagar yang
tidak dikunci, karena pesihir yakin, si apapun yang mungkin
membawa kesulitan, tidak akan bisa masuk. Erwin memasuki
pekarangan. Tetapi Subrata terpaku tak bergerak di batas
pekarangan rumah pesihir. Kakinya tak dapat melangkah.
"Ayo," ajak Erwin. "Jangan kau berpura-pura. Kau merasa lega akan bertemu dengan
pesihir, bukankah begitu?"
Subrata tidak menjawab. Rasa girang tadi kini diganjal oleh rasa
heran dan malu. Mengapa dia tak dapat melangkah, padahal Erwin
tidak menemukan halangan apa pun.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mengapa kau, orang kaya?" tanya Erwin. "Kakiku berat, tidak dapat melangkah!"
jawab Subrata. Tidak dapat berbohong.
Erwin mengulurkan tangan sambil berkata kepada Subrata agar
memegang tangannya. Bekas pejabat itu menurut dan benar kini dia
dapat masuk. "Mengapa saya tadi tidak bisa melangkah?" tanya Subrata.
"Tentu kau yang lebih tahu, karena kau yang punya pesihir!"
"Mengapa Tuan dapat masuk tanpa merasakan apa yang
kurasa?" "Karena aku tidak punya sihir," jawab Erwin membuat Subrata malu, tetapi juga
dendam kembali. Dia diejek. Dia mengerti betul
bahwa dirinya diejek. Erwin mengetuk pintu. Tak lama menanti, pintu dibukakan
pesuruh Datu Palingkar. Dia tidak perlu merasa kuatir, karena
siapapun yang dapat masuk pekarangan tentu orang baik. Dia tidak
tahu, bahwa Subrata tadi tak dapat masuk, karena ia membawa
Erwin yang akan berhadapan dengan si pesihir. Dia membawa
musuh, itulah makanya kakinya tadi jadi seberat pohon beringin tua.
Subrata dan Erwin duduk di ruang tamu. Mereka tidak tahu,
bahwa Datu Palingkar yang sedang istirahat di kamarnya tiba-tiba
saja merasa tubuhnya panas bagaikan terbakar, la gelisah. Badan
panas merupakan pertanda ada tantangan. Kalau sangat panas,
seperti yang dirasakannya sekarang, itulah menunjukkan, bahwa
musuh sudah ada di dalam rumah. Bagaimana mungkin, tanyanya di
dalam hati. Dia sering merasa badannya panas karena ada
tantangan, tetapi yang panasnya teramat sangat, barulah sekali ini.
Karena baru sekali ini pula musuh sampai sudah ada di dalam
rumahnya. Setan mana gerangan yang berani dan mampu
melanggar kawasannya ini. Pesihir jugakah semacam dia" Apa
maunya" Setelah mengumpulkan seluruh tenaga gaibnya, ia
memerintahkan seorang pesuruhnya untuk mengajak tamu yang
hebat itu masuk ke ruangan dalam.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Erwin dan Subrata masuk. Melihat Subrata ia tak heran,
karena tak mungkin ia berani punya niat yang tidak baik. Tetapi
siapakah lelaki lusuh yang dibawanya itu" Pembantunya"
Subrata menahan diri untuk menceritakan apa saja yang telah
terjadi sejak orang asing itu mendatanginya.
"Siapa sahabat kita ini Tuan Subrata?" tanya pesihir yang
walaupun curiga tetapi selalu bijaksana menghadapi orang baru.
"Dia ini yang mengajak saya ke mari Pak!" jawab Subrata.
"Adakah sesuatu yang dapat saya lakukan untuk Tuan?" tanya
Datu Palingkar. la menyebut tamunya itu dengan "tuan" walaupun keadaannya begitu
sederhana, tak berbeda dengan orang yang
hidup pas-pasan di garis miskin. Baginya yang arif, miskin harta
belum tentu miskin dalam hal lain.
Mendengar kata-kata yang halus ini Erwin tidak dapat lain
daripada mengimbanginya dengan cara hormat dan halus pula.
"Saya lihat Datu seorang yang halus bahasa. Sangat simpatik.
Betapa bahagia orang yang dapat bersahabat dengan Tuan," kata
Erwin. "Tuan berlebih-lebihan. Saya orang biasa. Ingin selalu baik, tetapi kadang kala
tidak bisa baik. Terus terang, ada saatnya saya berbuat
sangat jahat. Oleh berbagai sebab dan berdasarkan berbagai
pertimbangan pula. Saya yakin. Tuan tahu bahwa saya ini kadang-
kadang jahat. Dan karena kejahatan saya itu makanya Tuan sampai
kemari. Bukankah begitu Tuan. Ah, Tuan belum memperkenalkan
diri kepada saya sedangkan nama saya sudah Tuan ketahui!"
"Nama saya Erwin. Tuan sangat pintar dan berpengetahuan
tinggi. Mengetahui mengapa saya datang ke mari. Tuan berterus
terang, suatu sifat kejantanan yang harus ada pada laki-laki."
"Orang Sumatera memang hebat-hebat!" kata Datu Palingkar.
"Tidak benar. Tuan yang berlebih-lebihan. Orang Surrlatera ada
yang baik, ada yang kurang baik, bahkan ada yang panas dikatakan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
buaya. Sama saja dengan orang-orang di Kalimantan dan di sini,"
ujar Erwin. "Ada beberapa persamaan di antara kita. Antara lain, suka
berterus terang," kata Datu Palingkar.
"Saya ingin bicara Datu Palingkar," kata Subrata menyela.
"Silakan," kata Datu Palingkar, "Bukankah Tuan sedang menyewa diri saya dan pada
saat ini Tuan boss saya."
"Bagus kalau Datu menyadari itu," kata Subrata, mulai sombong lagi karena
keyakinannya bahwa pesihirnya itu tak kan dapat
dilawan oleh siapapun. Memang Erwin telah menunjukkan
kebolehannya, masuk pekarangan pesihir itu tanpa halangan
sedangkan dirinya sendiri tidak dapat melangkah di pintu pagar tadi.
Tetapi setelah berhadapan begitu, pasti ia akan dengan mudah
dilumpuhkan oleh pesihir kawakan itu. "Dia telah memaksa saya
datang ke mari. Dua pengawal saya luka-luka berat, barangkali pun
telah mati oleh serudukan babi hutan yang tentu kawan atau
piaraannya. Datu harus membinasakan dia. Tapi jangan dimatikan
Datu. Ubahlah ujudnya jadi ulat atau cacing, supaya lenyap segala
kesombongannya/' kata Subrata melanjutkan, la telah berdiri di
sebelah pesihir kini, menunggu hasil permintaan atau perintahnya.
"Tidak semudah yang Tuan duga. Tuan Subrata," kata Datu
Palingkar. "Mengubah diri orang harus melalui beberapa
persyaratan." Mendengar jawaban ini Subrata sangat kecewa.
"Kedatangan saya untuk Baginda na Poso dan anaknya yang
Tuan sihir jadi ular. Apakah Tuan memungkirinya?" tanya Erwin.
"Tidak, mengapa mesti mungkir. Lelaki yang jantan, tangan
mencencang bahu memikul. Mari kita ke dalam," kata Datu
Palingkar. Erwin segera melihat kerangkeng besi dengan phyton besar di
dalamnya, la mendekap seorang wanita. Erwin kaget tetapi tidak
sampai terpekik. Jelas tampak olehnya bahwa ular itu tidak
membelit si wanita, bahkan kelihatan seperti menyayanginya. Lain
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
halnya dengan Subrata. Melihat ular besar dengan manusia di dalam
kerangkeng ia tak kuasa menahan jerit. Badannya gemetaran.
"Itu kulakukan untuk mengularkan anak orang yang Tuan benci
itu, Tuan Subrata. Dia jatuh cinta padanya. Seorang laki-laki sudah
dibunuhnya, la tak sudi memakan wanita yang telah diperawani oleh
lelaki yang dibunuhnya itu," kata penyihir itu tenang-tenang.
MENDENGAR cerita si penyihir Subrata terkejut. Baru dia tahu,
bahwa untuk membuat sasaran jadi ular, penyihir itu harus
membunuh orang lebih dulu dengan jalan melemparkannya ke
dalam kandang phyton raksasa itu untuk diremukkan lalu
ditelannya. Semula dia menyangka, bahwa ujud seseorang dapat
diubah hanya dengan memandanginya atau menjampi-jampi atau
cara lain, bukan dengan memberikan manusia hidup kepada
ularnya. Ular itu tentu bukan sembarang ular, karena ia bisa pula
jatuh cinta pada wanita yang seharusnya jadi santapannya.
"Jadi Tuan lihat sendiri," kata Datu Palingkar kepada Subrata,
"Jatuhnya cinta binatang pada manusia bukan hanya ada dalam
cerita atau dongeng, tetapi bisa merupakan kenyataan. Siapapun
yang berani masuk ke dalam kandang itu untuk membebaskan
wanita itu pasti akan dibunuhnya." Sebenarnya dalam kalimat
pesihir ini tersimpul semacam tantangan bagi Erwin, apakah dia
punya maksud untuk menolong wanita itu demi kemanusiaan"
Tetapi Erwin tidak memberi reaksi. Penyihir yang bijaksana itu pun
tidak menantang Erwin. Dalam laut boleh diduga, ilmu orang siapa
yang tahu! "Makanan ular itu manusia saja?" tanya Subrata.
"Hanya kalau ada orang hendak diubah jadi ular! Kalau tidak ada
keperluan begitu ia diberi makan anak sapi atau beberapa ekor
kambing," jawab si pesihir. Erwin percaya akan keterangan Datu
Palingkar. Dia tidak membunuh manusia untuk mengenyangkan
ularnya. Tak lama kemudian kelihatan seorang wanita lain menyertai
mereka. Hasanah yang tidak dapat melarikan diri karena tidak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mampu mengangkat kakinya keluar pintu. Tanpa dipinta penyihir itu
memperkenalkan Hasanah kepada Erwin dengan mengatakan,
bahwa inilah wanita yang ditolak si phyton sebagai makanannya
karena ia diperawani oleh orang yang menculiknya. Kemudian
penculik itu dipanggil dan diserahkan kepada ular. Dia hanya
membunuh penculik itu, tidak mau memakannya.
"Aneh sekali tabiat ular Tuan," kata Erwin.
"Ya, begitulah. Tetapi ketika gadis yang masih perawan pun
dimasukkan ke dalam kandangnya, dia tidak juga mau menelannya.
Bahkan mencintainya. Tuan lihatlah itu. Barangkali Tuan tidak
percaya. Tadi ular itu menyetubuhi wanita itu. Kalau dia sampai
mengandung dan beranak, mungkin anaknya setengah ular
setengah manusia. Atau ular dengan kepala manusia," kata Datu
Palingkar. Mendengar itu Erwin jadi teringat pada dirnya sendiri, ompung
dan ayahnya yang semuanya manusia harimau. Sewaktu-waktu
berubah jadi bertubuh harimau dengan kepala tetap manusia, la jadi
kasihan sekali memikirkan nasib yang akan menimpa diri gadis yang
dicintai ular itu. Semua ini hanya akibat. Penyebabnya adalah
Subrata, yang dengan uangnya mempergunakan Datu Palingkar
untuk membalaskan dendamnya terhadap Baginda na Poso dengan
cara yang amat ganas. Subrata ini harus dilenyapkan, kata Erwin di dalam hati. Tetapi
apakah ia akan sanggup. Orang itu pasti akan dilindungi oleh Datu
Palingkar. "Aku minta Tuan mengembalikan Hetty pada keadaannya
semula," kata Erwin.
"Hak tuan untuk meminta dan hakku untuk mengabulkan atau
menolak. Aku menolak," kata Datu Palingkar.
"Ya, betul begitu Datu," kata Subrata girang. Ini suatu pertanda bahwa penyihir
itu pasti akan melindungi dirinya.
"Tuan berkata tepat sekali. Hak Tuan untuk menolak
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
permintaanku. Dengan itu Tuan sekaligus menyatakan tidak suka
bersahabat denganku. Bukan hanya tidak mau bersahabat, tetapi
mengajak aku adu kemampuan dengan Tuan. Tuntutanku bukan
pula hanya mengembalikan Hetty jadi manusia. Hasanah harus
dibebaskan biar ia kembali ke orang tuanya yang tentu sudah putus
asa. Dan orang ini," kata Erwin menunjuk Subrata, "Harus dihukum.
Tidak lewat Pengadilan. Sebab bukan tak mungkin dia nanti
dibebaskan oleh Hakim yang akan mengatakan tidak cukup bukti
untuk menghukum dirinya." Walaupun yakin akan kehebatan si
penyihir, tuntutan Erwin mampu membuat Subrata tersentak.
"Apa lagi Tuan, hanya itu tuntutan Tuan?" tanya Datu Palingkar mengejek si
manusia harimau. "Hanya itu. Tidak banyak dan wajar, bukan?" kata Erwin.
Tenang, walaupun tahu dirinya diejek.
"Betul. Tidak banyak dan memang wajar, tetapi tidak satu pun
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
akan kukabulkan. Dan tidak satu pun akan Tuan dapat/' kata Datu
Palingkar sambil memulai sihirnya la pandangi muka Erwin. Dan
benar, walaupun manusia harimau, Erwin merasa kelainan pada
dirinya. Dan ia sadar, bahwa penyihir itu sudah mulai mencobakan
kekuatannya. Erwin yang punya ilmu lain membaca-baca jampi dan
doa agar ia punya cukup kekuatan untuk menahan tekanan
lawannya. Kemudian ia pandang muka penyihir, sehingga mata
mereka bertemu. Datu Palingkar dengan sorotnya yang tajam
sementara Erwin dengan tatapannya yang redup tetapi penuh
daya takluk. Hanya kekuatan luar biasa jugalah yang membuat ia
tidak sampai tunduk, tetapi cukup merasakan, bahwa Erwin
bukan lawan yang dapat disepelekan. Dua pasang mata saling
tatap, tak ada yang mengalah karena tidak ada yang kalah!
"Baru kali ini aku menemukan lawan yang benar-benar tangguh.
Aku melihat kekuatan amat besar di mata Tuan!" kata Datu
Palingkar. "Tuan lah yang luar biasa, karena dapat membuat manusia jadi
hewan. Aku, aku hanya orang biasa dari desa!" kata Erwin.
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sabbas," kata penyihir, "Tuan bukan hanya lawan tangguh, tetapi manusia berbudi
yang suka merendahkan diri. Orang yang
tanggung ilmunya tidak akan mau bicara dengan nada merendah
seperti Tuan. Sayang kita harus adu kekuatan. Kalau kita
bersahabat, gabungan tenaga Tuan dan tenagaku yang tidak
seberapa akan mampu memindahkan gunung."
"Aku puji Tuan yang tidak besar omong, walaupun aku tahu
Tuan sendiri pun dapat memindahkan gunung kalau Tuan mau. Tak
banyak orang pandai sanggup menyembunyikan kekuatannya. Aku
pun merasa sayang, kita harus berhadapan. Oleh pertentangan
pendirian dan kepentingan, dunia yang amat luas ini menjadi terlalu
sempit untuk kita berdua Datu Palingkar."
"Tepat. Dan ini membuktikan salah satu di antara sekian banyak
persamaan di antara kita. Dunia ini jadi terlalu sempit untuk kita
berdua. Bahasa Tuan teramat halus. Bahasa kasarnya, salah satu di
antara kita harus mati!" kata Datu Palingkar. "Dan kalau aku harus mati di
tangan Tuan, maka aku akan tenang di kuburanku. Mati
wajar, karena kalah ilmu dengan seorang muda sederhana yang
memiliki seribu kekuatan, tetapi selalu sopan santun dan rendah
hati!" Erwin kian kagum pada kebijaksanaan penyihir ini. Dia bisa
berbahasa lembut, tetapi dia juga teguh dengan pendiriannya. Tadi
dia katakan terus terang bahwa tidak satu pun permintaan Erwin
akan terkabul. "Senjata apa yang akan kita pakai" Ataukah dengan tangan
kosong?" tanya Erwin.
"Aku tidak akan mempergunakan benda mati sebagai senjata.
Orang mengatakan aku penyihir. Maka sihirlah senjataku. Tuan
boleh gunakan senjata apa saja yang Tuan sukai. Sungguh mati,
aku tidak keberatan. Dan aku tidak akan menganggap pertandingan
i\.ia tidak seimbang. Jangan segan-segan, gunakan senjata Tuan
dan mulailah menyerang!" Erwin malu mendengar saran lawannya.
"Kalau Tuan tidak menggunakan senjata yang Tuan namakan
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
benda mati, maka aku juga tidak pakai senjata," kata Erwin.
"Jangan meniru-niru aku, nanti Tuan menyesal!" Kedengarannya penyihir itu berkata polos.
"Nuh, Tuan benar-benar luar biasa. Membuat aku tambah kagum
pada Tuan. Tapi sungguh aku tidak akan menyesal, kalau sampai
tewas oleh kekuatan Tuan," kata Erwin tenang. Dan ia benar-benar kagum pada
penyihir itu. Erwin melancarkan pukulan. Maksudnya sekedar pancingan.
Dalam pertarungan nanti dia akan pelajari kelemahan si penyihir,
kalau ada. Tetapi celaka, pukulannya tidak mengenai sasaran.
Seperti ada yang menahan beberapa senti dari tubuh Datu
Palingkar. Dicobanya berulang kali, tidak ada satu pun yang bisa
menyentuh lawannya. Ajaib. Ilmu apakah yang dipakai penyihir
yang memelihara phyton besar itu"
"Dengan pukulan biasa, Tuan tidak akan pernah dapat
mengenai diriku. Cobakan jampi-jampi Tuan, barangkali ada yang
dapat mematahkan bentengku yang tak kelihatan dengan mata
telanjang!" Erwin memerah padam. Baginya memang tiada jalan lain daripada
membaca beberapa mantera di dalam hati. Tetapi tubuh si
penyihir tetap tak tercapai oleh pukulannya. Pada saat itu ia
berpikir, andaikata dia menggunakan pisau atau senjata tajam
lainnya, tentu Datu Palingkar tidak juga akan cedera. Bagaimana
mau cedera, kalau senjata tertahan dan tak mengenai sasarannya!
"Bagaimana kalau kini aku yang memukul?" tanya Datu Palingkar.
"Silakan, aku malah malu kalau Tuan tidak membalas. Seperti
mempermainkan aku saja, padahal aku sungguh ingin
membinasakan Tuan!" kata Erwin, tak mau kalah terbuka dengan
lawannya. Begitu Erwin selesai menjawab. Datu Palingkar menimpa
kedua bahu Erwin dengan kedua belah tangannya. Erwin terhenyak
hampir terduduk, tetapi segera berdiri kembali. Pukulan si penyihir
kuat sekali, di luar dugaannya. Ki Ampuh dulu tak pernah mampu
memperlihatkan kekuatan tangan sehebat itu. Tetapi bukan hanya
dia merasakan hentak tangan dengan kekuatan raksasa itu. Datu
http://cerita-silat.co.cc/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Palingkar yang menimpa kedua bahu musuhnya itu juga terkejut
dan buru-buru menarik kembali tangannya yang seperti dijilat api.
"Hentakan tanganmu itu bisa meremukkan tulang-tulang bahuku
Datu," kata Erwin mengaku. "Belum pernah aku merasakan pukulan seperti itu!"
"Tapi tidak panas bukan" Sedangkan bahu Tuan dapat
memancarkan api yang tak tampak oleh mata, tetapi membuat
Teror Si Pedang Kilat 1 Pendekar Mabuk 051 Sabuk Gempur Jagat Legenda Kematian 7