Pencarian

Bulan Jatuh Dilereng Gunung 1

Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno Bagian 1


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bulan Jatuh Di Lereng Gunung
Oleh : Herman Pratikno Sumber DJVU : BBSC Convert, Edit & Ebook : Dewi KZ & MCH
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
http://kang-zusi.info http://cerita-silat.co.cc/
Penerbit : "MELATI" Jakarta http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Daftar Isi : Daftar Isi : Jilid 1 1. CERITA SEORANG DALANG 2. MEMPEREBUTKAN KERIS SAKTI
3. LEPAS SANGKAR Jilid II Jilid III 4. MALAM BERBINTANG SATU 5. TAMU YANG MENGEJUTKAN 6. TABIR KEMELUT Jilid IV Jilid V 7. DIAH WINDU RINI 8. ORANG-ORANG BERTOPENG JILID VI 9. ORANG-ORANG ANEH 10. SI PEMUDA LUSUH Jilid VII 11. PERTEMPURAN MAUT JILID VIII 12. ROMBONGAN BERTOPENG Jilid IX http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
13. BATU KARANG DI ATAS GUNUNG
JILID X 14. PERTEMPURAN AWUT-AWUTAN
15. PITRANG Jilid XI 16. SERBUAN LASKAR MADURA
17. KYAHI LAJUGUNA 18. ORANG AN EH Jilid XII 19. PULUNGAN DAN KEN RUDATI.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 1 1. CERITA SEORANG DALANG SUSUHUNAN PAKUBUWANA II sudah beberapa tahun naik
tahta. Negara dalam keadaan makmur sejahtera.
Meskipun demikian, akibat pemberontakan anak Adipati
Surabaya, Jangrana, masih terasa.
Terutama di wilayah Jawa Sikap penduduk rnasih murung.
Pandang matanya mencurigai setiap orang yang masuk ke
wilayahnya. Apalagi terhadap mereka yang terang-terangan
sudi menjadi antek-antek kompeni.
Kota Ngawi berada di perbatasan timur dan barat Letaknya
strategis. Karena itu banyak dikunjungi orang. Penduduk
mendirikan beberapa rumah penginapan. Meskipun demikian,
tidak sanggup menampung mengalimya manusia yang datang
berdagang melalui kota itu.
Seperti kemarin, matahari bersinar sampai mendekati
tengah hari. Kemudian hujan turun rintik-rintik. Angin meniup
sepoi-sepoi basah menyegarkan pernapasan dan penglihatan.
Dengan lemah-lembut puncak mahkota pohon-pohon di
buainya. Lalu di tinggalkannya dalam basah dan gemeresah.
Tak terasa, tibalah senja hari yang di janjikan. Senja hari
dengan langit yang cerah. Hujan kini tiada lagi. Sisa-sisa
butirannya bersembunyi dibalik ranting dan mahkota daun.
Matahari mulai memancarkan cahayanya lagi. Cahaya yang
lembut keemas-emasan. Burung-burung memperoleh kebebasannya kembali. Terbang berkelompok-kelompok,
mendaki udara kosong mengarungi keluasannya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sepintas lalu di jenguknya persada bumi, sawah ladang dan
lembah ngarai yang sebentar tadi di tinggalkan pemiliknya.
Dan bunga yang bersembunyi di balik mahkota daunnya,
mulai mencongakkan diri. Semarak dan menggairahkan
Kadangkala under terkejut kena tetes air yang runtuh dari
balik ranting dan gerombol daun.
Dan pada saat itu, seluruh rumah penginapan di kola Ngawi
sudah penuh sesak. Banyak sekali yang tidak mendapat
kamar. Beberapa orang yang beradat mau menang sendiri,
seringkali mengajak pemiliknya bertengkar dan berdebat demi
sebuah kamar. . Rumah penginapan yang terkenal di Ngawi, bernama :
PANGAYOM. Rumah penginapan Pangayom tidak hanya
bergedung besar, akan tetapi ruangannya luas pula. Maka
tidak mengherankan, Orang-orang yang belum mendapat
kamar penginapan meluruk ke Rumah Penginapan Pangayom
untuk minta pertolongan. Dengan susah payah pemilik rumah
penginapan membujuk dan tawar-menawar dengan para
tetamu. Akhirnya berhasil menjejalkan empat atau lima orang
lagi pada setiap kamar Meskipun demikian, masih juga
terdapat belasan orang yang tidak kebagian tempat.
Mereka yang tidak kebagian kamar, terpaksa menempati
sebuah ruangan tengah yang luas. ltulah kamar darurat
Pelayan-pelayan menyingkirkan meja-kursi dan perabot-
perabot lainnya dulu. Dengan cepat ruang darurat itu
dibersihkan. Namun tetap bukan merupakan kamar tidur yang
semestinya. Dipaksa oleh kenyataan itu, para tetamu yang
tidak kebagian tempat hams bersyukur juga.
Sambil menarik nafas panjang dan pendek, mereka duduk
merenungi titik hujan yang masih meninggalkan sisa-sisanya.
Selagi demikian, masuklah tiga orang penunggang kuda
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kehalaman rumah penginapan. Dan Melihat kedatangan
mereka, salah seorang diantara mereka menggerendeng :
- Ah, ada yang datang lagi. Mau ditempatkan dimana" Di
sini saja sudah berdesak-desakan.-
Benar saja. Beberapa saat kemudian, terdengar suara
seorang wanita membentak-bentak.
- Siapa pengurus penginapan ini" Sediakan dua kamar
untuk kami bertiga ! - - Enaknya.....- gerendeng orang itu setengah memaki.
Terdengar pengurus rumah penginapan menyahut :
- Maaf, nona. Penginapan kami sudah penuh sesak. Tak ada
tempat kosong lagi. Lihatlah!.-
- Kalau tak ada dua kamar, sediakan satu kamar saja!- ujar
wanita itu. Pengurus Rumah Penginapan segera tahu, bahwa tetamu
wanita itu galak. Maka dengan hati-hati ia menyahut lagi :
- Benar-benar kami mohon maaf sebesar-besarnya. Kami
tahu, setiap tamu adalah rejeki bagi para pemilik rumah
penginapan. Itulah sebabnya, kami semua berdoa sepanjang
hari agar rumah penginapan kami masing-masing dikerumuni
tetamu-tetamu. Tetapi hari ini, rumah penginapan kami benar-
benar sudah penuh sesak. Karena itu ..... -
- Omong kosong! - bentak wanita itu. - Suruhlah salah
seorang keluar dari kamarnya! Aku akan membayar dua kali
lipat sewa kamarmu. - dan setelah membentak demikian,
wanita itu masuk ke dalam.
Semua penginap yang berada di ruang tengah itu berhenti
berbicara. Mereka memperhatikan wanita galak itu. Wanita itu,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
atau lebih tepat disebut puteri itu, berusia kurang lebih
duapuluh empat tahun. Parasnya cantik dan pesolek. Pakaian
yang dikenakannya, menyolok. Ia mengenakan perhiasan
mahal pula sehingga berkesan mentereng. Seorang pemuda
dan seorang pemudi berjalan mengikuti.
Pengurus rumah penginapan mengikuti mereka bertiga de-
ngan langkah gelisah. Masih mencoba ia memberanikan diri
untuk berbicara dengan membungkuk-bungkuk hormat.
Katanya : - Lihatlah ! Mereka yang tidak memperoleh kamar terpaksa
menempati ruang ini. Bila sudi.... eh berkenan, bolehlah
menginap dalam ruang ini.-
Puteri yang berumur 24 tahun itu kelihatan mendongkol.
Namun menghadapi kenyataan demikian, tak dapat ia
mengumbar rasa mendongkolnya. Seorang perempuan usia
pertengahan yang duduk di dekat pintu keluar, berkata
dengan tertawa : - nDorojeng (nona yang mulia) ! Pastilah ndorojeng bertiga
tadi kehujanan ditengah jalan. Mari....beristirahatlah di
sampingku !.- Puteri cantik itu menghela nafas. Lalu menyahut dengan
suara alot: - Baiklah. Terima kasih, mak.-
Laki-laki yang duduk disamping perempuan usia pertengahan itu segera berpindah tempat. Dan tepat pada
saat itu, masuklah beberapa pelayan membawa sekedar
makanan dan minuman. Puteri cantik itu terus saja
menyambut pelayanannya dengan tidak segan segan lagi.
Sang pemuda dan sang pemudi ikut pula melahap penganan
mengeringkan gelas minumannya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ruang tengah yang sebentar tadi meruaut hening oleh
kedatangan mereka bertiga, mulai hidup kembali. Seorang
laki-laki yang datang dari Bojonegara memecahkan keheningan. Dia bernama Lembu Tenar. Ujarnya setengah
menggerendeng : - Hm, pagi hujan. Siang hujan. Sore hujan ! Benar-benar
edan ! Kalau begini terus-terusan, bagaimana kita bisa
mencari makan. Aku berani bertaruh, sebentar malam pasti
turun hujan lagi.- - Jangan mengeluh begitu - tegor Kartamita. - Di sini
hawanya hangat Makanannya enak Pula. Meskipun berdesak-
desakan, masih bisa kita bertiduran. Coba kalau engkau
berada di sekitar Madiun atau Maospati, huuu..... tempat
seperti kandang babipun akan kau sebut sebagai sorga. Kau
percaya, tidak".- - Yang kau maksudkan Ponorogo, Bulukerto, Nganjuk-
- Ya.- Mendengar Kartamita menyebut Madiun, Maospati lalu
membenarkan Lembu Tenar menyebut Ponorogo, Bulukerto
dan Nganjuk, puteri yang berumur 24 tahun itu mengerlingkan
matanya kepada kedua kawannya.
Dalam pada itu Lembu Tenar minta keterangan lagi kepada
Kartamita: - Bagaimana keadaan wilayah itu" A pakah orang belum bisa
hidup tenteram setelah pemberontakan putera Adipati
Jangrana" Menurut kabar, Raja Pakubuwana sudah berhasil
menumpas habis.- - Putera Adipati Jangrana itu memang hebat - ujar
Kartamita http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Dia menuntutkan dendam ayahnya. Tetapi dia kalah pintar
melawan Pengeran Puger.- - Pangeran Puger yang mana".-
- Bukankah Raja Pakubuwana pertama" Masakan tidak
tahu".- - Bukan begitu. Lembu Tenar membela diri. - Soalnya,
karena raja isterinya banyak. Bisa juga terdapat dua orang
pangeran Puger.- Orang-orang yang berada dalam ruang itu, tertawa
sambung menyambung. Dan kembali lagi puteri berumur 24
tahun itu mengerlingkan matanya kepada kedua kawannya.
- Baiklah, engkau benar. - Kartamita mengalah. - Pada
jaman mudanya, Pangeran Puger mempunyai dua sahabat
yang berikrar sehidup semati. Merekalah Untung Surapati dan
Jangrana. Tetapi kedua-duanya ditumpas.-
- Bukankah kompeni Belanda yang menumpasnya"-
- Benar. Tetapi putera Adipati Jangrana justru menuntut
keadilan kepada Pangeran Puger. Dimanakah letak setia
kawan" Mengapa Pangeran Puger yang sudah menduduki
tahta kerajaan, malahan melupakan".-
- Maksudmu tidak melindungi".-
- Benar. - Kartamita membenarkan.
- Hm....teruskan, teruskan - Lembu Tenar bersemangat.-
Ceritamu lama-lama menarik.-
- Begitulah, putera Adipati Jangrana berontak. Dia
mendapat bantuan dari seluruh penduduk Jawa Timur. Sri
Susuhunan jadi serba salah. Kalau dibiarkan, negara jadi
rawan. Kalau ditumpas tidak sampai hati mengingat almarhum
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ayahnya. Pendek kata, raja membutuhkan alasan yang kuat.
Lalu memerintahkan putera sulungnya yang bernama


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pangeran Diponegoro agar berpura-pura menggabung dengan
para pemberontak. Pangeran Diponegoro itu kemudian di
angkat oleh putera adipati Jangrana menjadi raja di Madiun
dengan gelar Sultan Heru Cakra. Maka sekarang raja
mempunyai alasan kuat untuk bertindak Dan pemberontakan
itu dapat ditumpas dalam waktu dua tahun saja. Walaupun
demikian, akibatnya masih terasa sampai kini Banyak rumah
penduduk yang rusak. Sampai sekarang belum terbangun
kembali. Banyak sawah dan ladang yang ditinggalkan
pemiliknya. Dan Yang jelas, banyak begal, banyak penyamun,
banyak perampok.- - Dan Sultan yang dinobatkan itu ke mana sekarang"-
- Tidak jelas. Tidak ada kabarnya.-
Tiba-tiba seorang laki-laki kasar yang duduk disebelah barat
menyambung : - Tentunya dikabarkan musnah.-
- Ya. Kartamita membenarkan. Menurut sumber V.O.C. me-
ninggalkan istana pada tahun 1711. Dinobatkan mejadi raja di
Madiun oleh pemberontak pada tahun 1716-1718. Lalu tiada
kabar beritanya lagi.- - Enak saja kau ngomong!- orang kasar itu setengah
membentak. - Kalau memang mau ngomong, ngomonglah
yang jelas ! Kalau cuma setengah-setengah, artinya cerita
burung. Sudahlah,jangan cerita lagi. Disini ada seorang
dalang. Biar dia saja yang bercerita.-
- Apakah dia bisa bercerita jelas" - Kartamita mendongkol.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Mengapa tidak" - suara orang kasar itu mendaki. -
Semenjak belasan tahun dia sudah biasa mendalang.-
- Mana orangnya" - Kartamita dan Lembu Tenar menegas
dengan berbareng. - Guna ! Gunacarita ! - Orang kasar itu membangunkan
seseorang yang sudah tidur mendengkur. - Belum lagi petang,
sudah tidur lelap. Nih, ada rejeki. Bangun !.-
Laki-laki yang dibangunkan dengan kasar itu, hampir saja
meletik bangun. Kedua matanya merah dan wajahnya
berkesan bingung. Dengan suara tak jelas ia minta
keterangan: - Ada apa".- - Kau bisa bercerita atau tidak".-
- Tentu saja, bisa.... karena memang pekerjaanku.-
Gunacarita menjawab sambil setengah menguap. Lalu kembali
menidurkan diri. - Bogel - tegur seorang kakek yang duduk tidak jauh di
samping.- Semalam dan sehari tadi, baru saja dia mendalang.
Besok, tentunya sudah ada yang memesan. Nah, biarlah dia
mengtiso. Mengapa sih kau usilan".-
Orang kasar yang bernama Bogel itu menjawab :
- Soalnya aku sebal mendengar orang berlagak bisa
bercerita. Berceritalah yang ada gunanya bagi kebangunan
budi pekerti, jangan bercerita yang bukan-bukan Lihat tuh ....
hujan turun lagi.Sudah hujan, cerita perkara kandang babi,
perkara begal, penyamun, perampok. A pakah tidak ada cerita
yang lain" Sebal ! -
- A pakah tampangmu bukan menyebalkan juga " - tiba-tiba
wanita cantik berumur 24 tahun itu mendamprat.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bogel terhenyak sejenak. Lalu tertawa terbahak-bahak.
Sahutnya : - Aku menyebalkan atau tidak, tergantung yang
berkepentingan. Tetapi aku paling gemar melihat perempuan
cantik, secantik engkau .... -
- Ih ! Sebenarnya engkau manusia apa sampai berani
kurang ajar terhadapku" - bentak wanita cantik itu.
Bogel masih saja tertawa haha-hihi melalui hidungnya.
Tiba-tiba wanita cantik itu menyentilkan jari kanannya. Sebutir
kerikil yang menempel di atas mata kaki terbang dan
mengenai pundaknya.Tak ! Bogel terperanjat. Sebenarnya dia
orang berangasan. Tetapi melihat kepandaian wanita cantik
itu, tak berani ia mengumbar adatnya.
- Ayunda ! Tak usah ayunda melayani perangainya.
Dengarkan saja kata-katanya. - ujar pemuda yang berada di
sampingnya. Dan setelah berkata demikian, ia bersenyum
kepada Bogel. Katanya ramah : - sebenamya, saudara tidak
perlu memotong kata-kata paman itu. Tetapi aku senang
sekali mendengar kejujuranmu. -
Bogel menjawab dengan tertawa pendek. Katanya :
- Aku memang orang kasar. Apa yang kurasakan di dalarn
hati, segera kunyatakan saja. Aku orang Indramayu. Memang
begitulah perangaiku. -Tetapi demi Tuhan, aku kagum
terhadap kecantikan nona itu. Maka kunyatakan pula dengan
terus-terang. Kata orang, kita wajib menikmati keagungan
ciptaan Tuhan, Seperti gunung-gunung, sungai, udara....yah
sebagai pemyataan kagum terhadap kebesaran dan keagungan Sang Maha Pencipta. Dan nona itu benar-benar
cantik dan agung. Apakah aku tidak boleh menyatakan dengan
terus-terang".- http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebenarnya kata-kata wajib adalah karangan Bogel sendiri.
Akan tetapi wanita manakah yang tidak senang mendengar
dirinya disebut sebagai wanita cantik dan agung, Dan wanita
berumur 24 tahun itu, lantas saja jadi sabar. Cahaya matanya
yang menyala meredup dan wajahnya berkesan manis..
Pemuda yang beralis tebal itu kemudian beralih pandang
kepadi Kartamita yang membungkam. Juga gadis remaja yang
duduk di sampingnya. Berkatalah pemuda itu kepada
Kartamita minta keterangan :
- Paman Lanjutkanlah tutur-katamu Sebenarnya apa mak-
sudmu menyinggung-nyinggung nama Sultan Heru cakra". -
Kartatnita mendehem. Lalu menjawab :
- Aku hanya menjawab pertanyaan temanku Lembu Tenar.-
- Kalau benar demikian, mengapa paman menyinggung
masalah akibat pemberontakan itu".-
Kartamita menepkkan pandangnya. Ia diam sejenak
menimbang-nimbang. Menegas :
- Wajibkah aku menjawab pertanyaan itu" Sebenarnya aku
belum jelas siapa kalian bertiga. Maaf, di perjalanan siapapun
wajib berhati-hati. - - Benar.- pemuda beralis tebal itu membenarkan. Kemudian
ia menunjuk kepada wanita cantik berumur 24 tahun.
Katanya: - Inilah ayundaku. Namanya: Diah Wtndu Rini. Aku sendiri
bernama Gemak Ideran. Dan adikku ini Niken Anggana. Kami
bertiga tidak mempunyai kedudukan apapun dalam pernerintahan. Nah, Jawablah pertanyaanku tadi. -
Mendengar bunyi nama mereka, baik Kartamita, Lembu
Tenar dan Bogel berubah wajahnya. Bunyi nama itu terasa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
angker. Pasti bukan nama orang sembarangan. Hanya saja
mereka kini jadi berteka-teki. Mereka orang pemerintahan
atau keluarga Adipati Surabaya" Menilik sikap orang dan
lagak-lagu bahasa Diah Win du Rini, tentunya orang Jawa
Timur. Tetapi bahasa yang digunakan Gemak Ideran
mengingatkan orang kepada orang Kartasura.
Kartamita mendehem lagi. Agaknya ia seorang yang
berpengalaman. Setelah berdiam sejenak, ia berkata:
- Anakmas Sekiranya engkau orang pemerintahan, tentunya
sudah mengetahui bagaimana Baginda Raja mengambil
tindakan terhadap para pemberontak. Adapun yang kusebut
mempunyai akibatnya, adalah begini. Maaf, ini adalah
pendapat pribadiku.- Gemak Ideran mengangguk Dan Kartarnita melanjutkan :
- Aku sendiri yakin, bahwa Pangeran Diponegoro bukan
Pangeran Diponegoro pahlawan nasional. yang dinobatkan
menjadi raja, pasti sudah kembali ke Kartasura menghadap
ayahanda raja. Sebab dia berada di tengah pemberontak atas
perintah Baginda Raja. Tetapi nama Herucakra itu sendiri,
sering digunakan orang untuk tujuan tertentu. Orang-orang
tua kelompok pendeta, begal dan penyamun ada Pula yang
bernama demikian. Inilah yang kumaksudkan dengan istilah
akibat. Sesungguhnya perwujudan dampak-dampak yang
rawan. Andaikata Pangeran Diponegoro menolak menyematkan nama itu akan lain jadinya. Sebab nama itu bagi
penduduk sangat dikeramatkan. Mengapa begitu" Karena
Pangeran Diponegoro yang menyematkan nama itu adalah
putera Baginda Raja yang layak dihormati dan diagungkan.-
- Salah ! - teriak seseorang. Dialah seorang nenek kira-kira
berumur 60 tahun yang tadi bertiduran di sebelah utara.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua orang memalingkan pandangannya dan melihat nenek
itu menegakkan badannya. Kata nenek itu lagi :
- Menurut pendapatku justru terbalik.-
-Terbalik bagaimana"- Kartamita menegas.
- Nama itu sudah keramat semenjak jaman kakekku. Sebab
aku pernah mendengar kakek dulu menyebut-nyebut nama
itu.- Bogel tertawa terbahak-bahak. Potongnya :
- Aku orang kasar dari Indramayu. Selamanya tidak betah
memendam kata hati. Tadi aku sudah merasa sebal. Sekarang
tambah merijadi sebal. Sebab pasti akan sating bertengkar
tanpa ujung pangkal.- - Eh, aku ini sudah tua bangka. Kaki kiriku sudah masuk
liang kubur. Lihat, nih rambutku sudah ubanan. Masakan aku
ngomong asal ngomong saja" - nenek itu mempertahankan
diri . - Betul" -Bogel menegas.
- Betul ! - - Sumpah" - - Sumpah! - - Apa bunyi sumpahmu" -
- Kalau aku ngomong asal ngomong saja, moga-moga aku
tidak laku kawin.- ujar si nenek dengan bersemangat.
Dan mendengar ujar nenek itu, mereka semua tertawa
bergegaran. Sebaliknya si nenek jadi penasaran. Dengan mata
melotot dia membentak : http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Eh, eh....mengapa semua tertawa" Apakah kalian kira
main-main ".- Lembu Tenar yang semenjak tadi berdiam diri berkata :
- Nek Mungkin nenek bersungguh-sungguh. Tetapi bunyi
sumpah nenek sudah kadaluwarsa. Apakah nenek masih
berharap bisa kawin lagi" Lantas suami nenek bagaimana"
Bukankah kasihan".- - Dia sudah mati. - nenek itu nekat.
Dan kembali lagi orang-orang tertawa bergegaran. Bogel
mendongakkan kepalanya. Lalu menggerendeng :
- Nah, betul tidak" Akhirnya kan menggelikan. Hei, nek !
Kakekmu dulu itu pujangga, bukan pegawai pemerintah,
bukan pendeta.Lalu dari mana dia tahu" Sumbernya dari
mana" Dari tuturkata orang atau dari buku" Kalau dari buku,
buku apa" - - Bagai mana aku tahu" Dia sudah lama mati. Kalau mau je-
las, tanyakanlah sendiri ! - nenek itu memberengut
Bogel mendongkol, namun mau mengalah. Ujarnya :
- Baiklah. Seingat nenek dia berkata apa tentang nama
itu".- , Itulah penjelmaan Dewa Wisnu sendiri. Dia teramat
saktinya. Dia pelindung orang lemah. Dia penuntun manusia
bersembah kepada Tuhan. Pendek kata dia Juru Selamat umat
manusia. Dia ... - - Baiklah. Ringkasnya nama itu lambang kehebatan orang
yang teramat sakti. Berbicara tentang manusia yang demikian,
siapakah orang yang memiliki kehebatan pada jaman ini".-
- Bagaimana aku tahu" - sahut si nenek.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Hayo siapa bisa menjawab"- Bogel menyiratkan pandang
kepada orang-orang yang berada dalam ruang itu. - Nah, ini
baru pembicaraan yang ada gunanya untuk bisa kita petik
guna-faedahnya, sebab kita akan berbicara tentang hal-hal
yang nyata.Bagaimana menurut pendapatmu, anak muda ".-
Gemak Ideran mengangguk. Niken Anggana.
ikut mengangguk. Juga Diah Windu Rini.
- Bagus ! - Bogel bergembira. -nah, siapa yang bisa
menjawab " Mari kita bertukar fikir ! -
- Kau sendiri bagaimana " - Gemak Ideran balik bertanya.
- Aku" Ah, tentu saja menurut penilaian dan pendapatku
sendiri. Sebenarnya kurang......... -
- Sondong Landeyan. - terdengar suara memotong.
Semua orang memalingkan kepalanya. Ternyata yang
berkata demikian adalah Gunacarita sang dalang yang
sebentar tadi sudah tidur mendengkur. Rupanya, dia tidak
dapat tidur Iagi karena terganggu pembicaraan yang terlalu
bersemangat . -Haa .... Bagus ! Gunacarita ini seorang dalang wayang
Beber (wayang Beber. Bentuk-bentuk wayang yang dilukis di
atas layar untuk diceritakan tanpa iringan bunyi-bunyian).
Kata-kata seorang dalang bisa dipercaya. Sebab selain


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mempunyai sumber cerita pengamatannya tentu tajam, dan
tidak memihak. Bukankah karena tidak terlibat di dalamnya ".-
- Eh! Kau mengaku orang Indramayu. Bagaimana kau bisa
berkata, bahwa dia sudah mendalang sejak belasan tahun
yang lalu" - Kartamita membalas menyerang.
- A pakah kau kira aku Baru untuk pertama kali ini masuk ke
wilayah ini " - Bogel mendengus. - Aku mondar mandir
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semenjak empat belas tahun yang lalu. Dia orang asal Pacitan.
Sudah kukenal dan .....- - Baiklah, anggap saja ucapanmu benar. Tetapi dia perlu
kita uji dulu. - Kartamita tidak mau mengalah. -Kalau dia
mempunyai sumber, tentunya mengerti pula siapa ajahanda
Baginda Raja yang sekarang bertahta.-
- Tanyakantah sendiri ! - Sahut Bogel.
Kartamita berpaling kepada Gunacarita. Menegas :
- Apakah kau tahu" -
Seorang dalang wayang Beber, memang dipandang agak
rendah bila dibandingkan dengan dalang wayang purwa atau
wayang klitik dan golek. Karena itu sering diuji dulu sebelum
memperoleh peminat. - Kau maksudkan almarhun Raja Amangkurat IV" -
Gunacarita menyahut - Raja Amangkurat IV biasanya kita sebut dengan Raja
Amangkurat Jawi. Wafat pada tinggal 20 April 1726 tahun
Belanda, atau pada hari Sabtu tanggal 17 Ruwah, tahun
Jimakir 1650. Permaisurinya sembilan belas orang. Dan yang
pertama, yang istimewa.- - Kenapa" - Bogel memotong.
- Karena memiliki Nareswari.-
- Cahaya anugerah Tuhan seperti yang dimiliki Ken Dedes.
Pokoknya, seorang wanita yang memiliki Nareswari di
kemudian hari akan menurunkan seorang raja.-
- Siapa dia" - Bogel dan Lembu Tenar minta keterangan
dengan berbareng. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gunacarita tidak segera menjawab. Semua yang berada
dalam ruang tengah itu jadi tegang sendiri. Juga Diah Windu
Rini yang bersikap angkuh. Puteri cantik itu menaruh
perhatian sungguh-sungguh.
- Guna! Siapa dia" - Bogel tidak sabar .
- Kau beri aku satu reyal Dan aku menerangkan sejelas-
jelasnya.- - Mata duitan ! - maki Bogel.
Kartamita yang tadi merasa mengujinya, merasa pula
bertanggung jawab. Sambil melemparkan uang sereyal ia
berkata : - Aku bisa mengerti, karena mata pencaharianmu dari
bercerita. Kau ambillah uang itu. -
Gunacarita segera memungut uang itu dan buru-buru dima-
sukkan ke dalam saku bajunya. Lalu berkata dengan perasaan
menang : - Dia puteri Kyahi Nur Besari. Namanya : Mas Ayu Sumarsa.
Tetapi ada pula yang menyebut Kusuma Sunarsa dan Mas Ayu
Sumanarsa. Bagi seorang dalang seperti diriku, mudah saja
menyebutnya. Maka nama ketiga-tiganya kusebut saja. Yang
penting, dialah yang memiliki Nareswari. Yalah cahaya-gaib
yang membersit dari kemaluannya. Hanya kelihatan pada
suasana gelap. Umpamanya di waktu malam.-
- Bagus, bagus ! - Bogel bertepuk tangan karena gembira. -
Aku paling senang mendengar cerita perkara perempuan. Nih,
biar kutambah lima puluh sen lagi. -
Dan benar-benar orang kasar itu meletakkan uang logam
lima puluh sen di atas tikar. Tentu saja yang beruntung adalah
Gunacarita. Sambil menyambar uang itu, ia mulai lagi :
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Itu terjadi sewaktu Raja Amangkurat IV baru saja naik
tahta. Tetapi ini menurut sumber hafalanku, lho. Behar atau
tidak, aku tidak tahu. Kalau salah, maka salah pulalah
sumberku.- - Teruskan Teruskan Kau sudah menerima uangku.- Tegur
Bogel tidak sabar.- Yang penting, aku ingin mendengar cerita
perkara perempuan yang mempunyai mempunyai cahaya
di...di itunya.- Mendengar ucapan Bogel, kedua alis Diah Windu Rini tegak.
Sekonyong-konyong si nenek berteriak kalap.
- Bagus ya ! Kau bangsat bandotan Untung kau bukan
suamiku. Kalau tidak, saat ini juga kusunati itumu. Ih, keparat!
. - - Sebentar nek ! Habis aku harus berkata apa" - Bogel
mempertahankan diri. - A ku kan hanya memakai istilah itunya.
Bukan menyebut namanya. Apakah aku harus menyebut .... -
- Teruskan ! Teruskan ! - bentak si nenek.
Mereka yang berada dalam ruang itu sebentar tadi tertawa
sesaat. Lalu sirap. Memang tidak pantas rasanya. Sebab yang
dibicarakan bukan hal yang menggelikan. Bogel sendiri,
meskipun orang kasar, tahu diri. Tak berani ia membuka
mulutnya. Dan Gunacarita kemudian melanjutkan ceritanya :
- Pada suatu malam Raja Amangkurat Jawi keluar istana
menyamar sebagai pengemis. Barangkali meniru Raja Harun Al
Rasyid dalam cerita seribu satu malam. Sri Baginda dikawal
oleh dua orang pendekar pil.ihan. Sondong Landeyan dan
Haria Giri. Tampang Sondong Landeyan kasar. Memang ia
orang gunung sehingga meskipun tidak usah ikut menyamar
tampangnya sudah mirip seorang gelandangan. Sebaliknya,
Haria Giri anak seorang bupati. Cakap dan halus gerak-
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
geriknya. Maka perlu ia menyamar seperti rajanya. Mereka
tiba di sebuah desa menjelang larut malam, ikut menonton
pertunjukan wayang kulit. Meskipun di sebuah dusun, ternyata
peraturannya sama dengan pagelaran di istana. Penonton laki-
laki berada di luar layar, sedang penonton w anita ditempatkan
di belakang layar. Penonton laki-laki dilarang melintasi batas
pohon pisang tempat penancap wayang-wayang (debog).
Demikian pulalah sebaliknya. Pendek kata persis seperti tata-
tertib pagelaran wayang kulit di istana. Siapapun dilarang
menjengukkan kepalanya di belakang layar, apalagi sampai
memasuki. Hanya seorang dikecualikan. Itulah Sri Baginda.
Menuruti kebiasaan, Sri Baginda ingin pula melihat
perempuan-perempuan yang menonton di balik layar. Tetapi
tentu saja, tidak dapat ia berbuat demikian seperti di istana.
Apalagi, malam itu sri paduka sedang menyamar. Siapapun
tidak kenal dirinya, kecuali kedua pengawalnya Sebaliknya, Sri
Baginda tidak mau kalah. la menunggu sampai tengah malam
lewat. Tentunya sebagian besar penontonnya sudah terlena
tidur. Tinggal yang tua-tua.
- Sondong Jagalah diriku Aku akan menyusup di balik layar.
- perintahnya dengan berbisik kepada Sondong Landeyan.
Karena mengenakan pakaian seorang pengemis, Sri
Baginda bisa bergerak bebas. Sedikit demi sedikit Sri Baginda
beringsut mendekati layar. Lalu menjengukkan kepalanya.
Siapa tahu ada di antara mereka yang pantas dibawa ke
istana. - Ha ha hahaaaa.... - Bogel memotong cerita Gunacarita
dengan teitawa berkakakan.
- Hei Kau tidak bisa menyumbat mulutmu" Keparat ! - teriak
si nenek. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Aku orang Indramayu. Selamanya tidak bisa memendam
kata hati. Bukankah cerita ini mengenai sepak-tedang seorang
raja mencari calon-calon selir" Hei nek! Dia bandotan atau
tidak" - - Huss Tutup mulutmu !-bentak si nenek. Kemudian kepada
Gunacarita - Nak,lanjutkan kisahmu !-
- Terlihatlah suatu pemandangan yang elok. - Gunacarita
melanjutkan. - Seperti kita ketahui, dalam ruang pertunjukan
wayang kulit dapat kita katakan gelap gulita. Hanya di depan
layar saja terdapat belencong. (Blencong lampu/pelita yang
berada di depan layar dengan maksud untuk memperoleh
bayang-bayang tokoh tokoh wayangnya.) Di belakang layar,
sama sekali gelap. Kalau saja rekan Bogel bisa menyusup di
belakang layar, tentunya dapat bermain-main. Sebab yang
menonton dibelakang layar, perempuan semua.-
- Hoahahaa.... tepat Tepat sekali. - Bogel tertawa terbahak-
bahak sampai tubuhnya tergoncang-goncang.
- Huss ! - bentak si nenek.
- Kira-kira menjelang pukul dua, hampir semua penonton
perempuan tergolek tidur. Tiba-tiba di tengah kegelapan itu,
Sri Baginda melihat cahaya kemilau yang membersit dari
bawah perut seorang gadis. Segera Sri Baginda mengetahui,
bahwa itulah cahaya Nareswari. Sri Baginda berpikir sejenak.
Lalu dengan hati-hati, Sri Baginda menghampiri. Sambil
menidurkan diri, Sri Baginda mengikat sudut kebaya gadis itu
sebagai tanda pengenal. Setelah itu, cepat-cepat Sri Baginda
kembali ke pendapa menemui Sondong Landeyan dan Haria
Girl. Pada keesokan paginya, menjelang Subuh, gadis itu
terbangun dan segera meninggalkan tempat. Ternyata gadis-
gadis lainnya demikian pula. Syukur, Sri Baginda sudah
memberi tanda pengenal. Dengan demikian, dapat Sri Baginda
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menguntit gadis itu sampai ke rumahnya. Ternyata dia anak
Kyahi Nur Besari. Waktu itu Kyahi Nur Besari baru saja selesai
mengambil wuddhu. Di halaman depan Kyahi Nur Besari
sempat menegur puterinya :
"Hanya sekali ini saja kuijinkan. Lain kali, tidak. Bagaimana"
Kau masih saja menuntut ditanggap kan Wayang?"
Puterinya menyahut dengan suara agak manja : "Tentu
Masakan tidak" Ceritanya Partakrama. (Partakrama Arjuna
kawin). Dalangnya sama. Permainannya bagus, pak."
Kyahi Nur Besari menyenak nafas. Rupanya, terhadap
puterinya seorang itu,amat besar rasa sayangnya. Katanya :
"Baiklah, nanti kurundingkan dengan bekal mertuamu.
Berpakaianlah yang rapih dan bersikap yang manis menjelang
tengah hari, bekal mertuamu datang bersama calon suamimu.
Bagaimana?" Sambil melangkah masuk ke serambi, puterinya menjawab
"Aku kan anak bapak. Aku percaya, bapak pasti memilihkan
yang terbaik untukku."
Kyahi Nur Besari tertawa pelahan. la puas mendengar
jawaban puterinya. Memang Ayu Sumarsa (Sumarsa
diperkirakan dari singkatan kata Sumarsana (bah. Kawi),
artinya : Bunga Cempaka.), seorang gadis penurut dan patuh
kepada orang tua semenjak kanak-kanak.
Mendengar pembicaraan antara ayah dan puterinya, Sri
Baginda tidak mau kehilangan kesempatan. Sondong
Landeyan dan Haria Giri diperintahkan untuk berpura-pura
menjadi tetamu. Tetamu yang ditugaskan untuk mencoba-
coba menimba keterangan sampai sejauh mana pembicaraan
antara Kyahi Nur Besari dan calon besannya mengenai Ayu
Sumarsa. Dalam hal ini Haria Giri menjadi juru bicaranya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebab Sondong Landeyan tidak pandai berbicara. Apalagi
urusan perempuan. Maka mereka berdua menunggu sampai
matahari terbit. Lalu rnasuk ke dalam runah Kyahi Nur Besari
sambil mengucapkan salam :
- Assalamu'alaikum.- Kyahi Nur Besari termashur sebagai seorang
tua yang saleh dan arif bijaksana. Siapa saja yang
datang di rumahnya, diterima dengan penuh hormat. Demikianlah setelah
saling memperkenalkan diri,
Haria Giri mulai berbicara.
Katanya : - Kyahi, maafkan atas kelancangan kami berdua. Sesungguhnya kami berdua ini utusan Pak Lurah Kedung
Anom. Adapun kedatangan kami untuk mencoba-coba membicarakan perihal bun-
ga Cempaka yang kini kelihatan mekar semerbak. Andaikata bunga itu belum ada
yang memetik, diperkenankanlah kiranya kami untuk
merangkaikannya dengan putera Pak Lurah Kedung Anom
yang kebetulan bemama Jaka Soleh -
Sondong Landeyan yang tidak pandai berbicara heran
mendengar kata-kata temannya itu. Mengapa harms
menggunakan perumpamaan segala" Tetapi melihat Kyahi Nur
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Besari memanggut-manggut dengan wajah cerah, Sondong
Landeyan merasa dirinya yang bodoh dan kasar.
Ujar Kyahi Nur Besari : - Pada saat ini bunga itu belum ada yang memetik.
Entahlah nanti siang. Memang, seyogyanya bunga itu pantas
dipetik sebelum layu. - - Bagus, bagus ! - Haria Giri bergembira. - Apakah setiap
orang boleh memetik"
- Yang jelas, yang bisa memetik bunga dengan tertib adalal
orang. Sebab orang adalah makhluk Tuhan yang sempurna.-
jawab Kyahi Nur Besari.

Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pada saat itu, terdengar seorang pengemis menungkas :
- Kalau begitu, akupun bisa ikut memetik. Biarlah aku yang
memetik- Mendengar suara itu, mereka bertiga menoleh. Begitu
melihat siapa yang berbicara, Haria Giri berdiri dari tempat
duduknya. Dengan wajah merah padam ia membentak :
- Bedebah gelandangan kudisan Kau manusia apa sampai
berani membuka mulut mengumbar suara" Apakah kau bosan
mempunyai lidah". - Melihat Haria Giri bermaksud hendak menghajar pengemis
yang kurangajar itu, Kyahi Nur Besari yang soleh arif
bijaksana, segera mencegah. Ujarnya ramah :
- Tidak perlu begitu. Tidak perlu begitu. Biarkan dia
menyelesaikan ucapannya. Kemudian baru kita pertimbangkan. Diapun sesama umat Tuhan.-
Haria Giri mau mengalah. Sambil duduk kembali, is
membentak pengemis itu : http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Coba, kau mau berkata apa".-
- Aku mau melamar puteri Kyahi. Boleh, kan" Akupun
sesama ummat Tuhan. - sahut si pengemis.
- Hm.- Haria Giri menggerung. -Menghidupi dirimu sendiri
saja sudah tak mampu. Apakah isterimu mau kau beri makan
batu" Enyah !.- - Hee belum tentu jangan menghina sesama ummat Tuhan.
Apakah cuma tuan-tuan saja yang bisa menghidupi anak-
isteri" - pengemis itu tidak mau mengalah.
Kembali lagi Haria Giri berdiri dari tempat duduknya. Buru-
buru Kyahi Nur Besari mencegah. Ujarnya :
- Silahkan anakmas duduk dengan tenang. Biarlah aku yang
melayani pengemis ini.- - Nah, itulah keputusan yang bijaksana. ejek pengemis itu
kepada Haria Giri. - Mentang-mentang suruhan Pak Lurah,
lagaknya kaya gombal amoh. Bukankah yang kulamar anak
pak Kyahi" Nah, biar pak Kyahi yang memutuskan. Tuan-tuan
tinggal jadi saksi. Kalau beruntung, beri alamatmu. Nanti akan
kuundang datang. Beres, bukan".-
Menuruti kata hati Haria Giri ingin menggempur kepala
pengemis itu. Untung Kyahi Nur Besari melarangnya dengan
isyarat mata. Lalu dengan suara manis Kyahi Nur Besari
berkata : - Anak ! Tiap orang mendambakan kebahagiaan hidup
untuk sekarang, kelak dan sesudah mati. Yang kau lakukan ini,
demikian pula halnya. Sebaliknya bagaimana diriku" Akupun
setali tiga uang. Artinya, sama saja. Bedanya, barangkali
terletak pada ukurannya. Ukuran kebahagiaanku dan
kebahagiaanmu tentunya berbeda. Barangkali ukuranmu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya dua atau tiga piring nasi, sebuah rumah dan .....
sekiranya engkau mempunyai semangat bekerja, tentunya
mendambakan sawah dan ladang.-
- Bagaimana ukuran kebahagiaan pak Kyahi" - potong
pengemis itu dengan bersemangat.
Kyahi Nur Besari tersenyum. Di dalam hati tahulah ia,
bahwa pengemis itu miring otaknya. Namun ia menjawab
dengan ramah : - Aku sendiri sudah tua. Hidupkupun sudah kecukupan.
Apalagi yang kuinginkan kecuali kemurahan Tuhan agar aku
memperoleh tempat di sampingNya" Tetapi bagi orang yang
mengerti irama hidup, semenjak mempunyai anak, dia akan
membanting-tulang bagi anaknya. Ringkasnya, seluruh darma-
baktinya dipersembahkan untuk kebahagiaan anak-anaknya.-
- Nah, Katakanlah ! - Kyahi Nur Besari menelan ludah. Menyahut :
- Kau benar-benar menginginkan anakku" -
- Benar.- - Baik. Kurelakan engkau memperisterikan anakku asal saja
engkau dapat menjemputnya dengan 32 kereta yang masing-
masing kereta ditarik oleh enam ekor kuda. Nanti dulu ! Selain
itu, masing-masing kereta harus ada pengiringnya berseragam
merah sebanyak 20 orang. Lalu pakaian untuk temanten
terdiri dari beludru dan sutra. Kainnya corak Sidomukti.
Masing-masing dua puluh pasang. Lengkapi pula dengan
perhiasannya. Terdiri dari emas murni, permata intan berlian.
Kirimkan pula puteri domas (Puteri domas : puteri/gadis-gadis
pengiring mempelai) sebanyak 40 orang. Nah, bila mampu,
hari ini datang hari ini pula, kuserahkan.-
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Bagus ! - pengemis itu menepuk tangan dengan gembira.
- Apakah calon isteriku tidak perlu rumah"-
- Tentunya sebuah gedung berhalaman luas atas namanya.-
- Baik. Kapan aku akan mempersembahkan semuanya itu"-
- Seperti kataku tadi. Hari ini kau penuhi, hari ini pula
kuserahkan. - ujar Kyahi Nur Besari sambil tersenyum.
- Bagus ! - seru pengemis itu. Lalu menoleh kepada Haria
Giri yang galak dan Sondong Landeyan yang pendiam. - Nah,
tuan berdua selamat tinggal. Tunggu saja di sini. Bukankah
kalian mau jadi saksinya" -
Haria Giri tertawa terbahak-bahak. Katanya kepada Kyahi
Nur Besari : - Ih, bapak terlalu sabar. Sudah jelas dia sakit ingatan,
mengapa bapak layani. - Mereka berdua kemudian terlibat dalam suatu percakapan
yang sama sekali tidak menyinggung-nyinggung tingkah-laku
pengemis tadi.Tetapi pada sore harinya, semua orang yang
berada dalam rumah Kyahi Nur Besari terperanjat Wajah
mereka berubah. Sebab seperti suara guruh, tigapuluh dua
buah kereta masing-masing ditarik enam ekor kuda dan
diiringkan 20 perajurit berseragam tiba di desa Kyahi Nur
Besari dengan gemuruh. Penduduk terkejut dan beramai-
ramai menyongsong nya. Selanjutnya, tidak perlu kuceritakan.
lagi. Mas Ayu Sumarsa menjadi permaisuri Sri Baginda
Amangkurat IV (Jawi) dan melahirkan Pangeran Arya
Mangkunagara.- Diah Windu Rini berpaling kepada Gemak Ideran. Kedua
orang itu memanggut kecil, sedang Niken Anggana bersikap
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
acuh tak acuh. Semuanya itu tidak luput dari pengamatan
Kartamita. - Hai Guna ! Kau tadi menerangkan, bahwa permaisuri
baginda sebanyak sembilanbelas orang. Siapa saja" - teriak
Bogel. - Cerita sudah habis sampai disini saja.- jawab Gunacarita
dengan suara rata. - Ah ! Apakah engkau perlu makan dan minum" Baik,
akulah yang membayar. Coba panggil pelayan rumah
penginapan Suruh dia mengantarkan makanan sepuluh pining
dan minuman secukupnya.- - Eh, Kau begitu bersemangat - tegur Lembu Tenar dengan
setengah tertawa. - Aku paling senang mendengar cerita perkara perempuan.
- sahut Bogel. Dua orang pelayan segera dipanggil. Setelah mereka pergi
untuk membawa pesanan Bogel, Gunacarita kemudian
memperbaiki letak duduknya. Seperti seorang murid
menghafal di depan kelas, berkatalah ia :
- Yang pertama Mas Ayu Sumarsa. Lulu Mas Ayu Nitawati,
Mas Ayu Kamulawati, Raden Ayu Kulon, Ratu Amangkurat,
Mbok Ajeng Kamudawati, Ratu Mas Kadipaten, Mbok Ajeng
Ranggawita, Mbok Ajeng Sasmita, Mbok Ajeng Asmara, Mbok
Ajeng Tejawati, Mbok Ajeng Tanjungpura, Mbok Ajeng
Waratasari, Mbok Ajeng Kambang, dan Mas Ayu Tenarangga,
Mbok Ajeng Ranggapura, Mas Ayu, Raden Mas Ajeng dan
Mbok Ajeng Puspita. - Bagaimana" Betul atau tidak" - Bogel minta pembenaran
Kartaminata. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kartamita tidak menjawab. la memandang tajam kepada
Windu Rini, Gemak ideran dan Niken Anggana. Akan tetapi
ketiga orang itu membungkam mulut. Meskipun demikian,
mereka tidak membantah. - Baiklah, anggap saja benar. Tetapi sri baginda memang
orang istimewa. - ujar Bogel sambil tertawa lebar. - Coba
bayangkan dan pikirkan Punya isteri satu saja, repotnya bukan
main. Apalagi dua atau tiga isteri. Sekarang.....--
- Kau orang lumrah. - potong Lembu Tenar. -
Penghasilanmu barangkali tidak melebihi diriku. Bagaimana
mungkin engkau mempersamakan dirimu dengan seorang
raja.- - Yang kumaksudkan bukan perkara penghasilan. Tetapi
cara membagi kasih. Sembilan belas orang isteri, bukan
jumlah sedikit. Kalau suatu kali minta bersama-sama, kita bisa
mati kempes. - Bogel tertawa terbahak-bahak.
- His jangkrik gelandangan ! - maki si nenek. - Bicaramu
kotor ! - - Bukan begitu, nek ! Tetapi sungguh mati, aku tidak tahu
apa gunanya orang beristeri sebanyak itu. Buat apa" - Bogel
mempertahankan diri.- - Tentu saja untuk memperoleh keturunan sebanyak-
banyaknya.- sahut Kartamita.
- Apa perlu" - - Bagi orang yang berharta saja, perlu Apalagi bagi seorang
raja yang memiliki wilayah begitu luas.- Kartaminata
menerangkan. -Itulah sebabnya, himbauan leluhur kita
terhadap sepasang temanten pasti berbunyi begini :
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mudah-mudahan kalian menjadi sepasang suami-isteri
selama-lamanya. Semoga kalian dikaruniahi umur panjang.
Banyak harta, banyak rejeki dan banyak anak ".
Sebab bila mempunyai harta banyak, perlu mempunyai
anak banyak demi menjaga kelestariannya. Demikian pulalah
bagi seorang raja. Bedanya, seorang isteri meskipun setia,
belum cukup. Syukur bisa mempunyai isteri sebanyak
empatpuluh orang. Kalau masing-masing dapat melahirkan
dua orang anak saja, raja akan memiliki orang yang dapat
dipercayai sejumlah delapanpuluh orang. Dengan jumlah itu
berarti dapat mempertahankan, melindungi dan menjaga
kelestarian kerajaan. Lihatlah pemberontakan anak Adipati
Jangrana yang gagal itu. Karena apa" Karena kekurangan
orang yang bersedia mati bertempur di pihaknya. Lihatlah
sawah ladang yang dibiarkan ditumbuhi ilalang. Mengapa"
Karena kekurangan orang.-
(Pada jaman itu menambah jumlah penduduk sangat
diutamakan. Keluarga besar dianggap sukses. Dengan catatan,
keluarga memiliki harta cukup untuk menghidupi)
- Hai sanak! (sanak sama dengan : saudara)- teriak si
nenek kepada Kartamita. - Kau sendiri beristerikan berapa"
Aku ini, meskipun tulang-tulangku sudah keropos, tidak sudi
dimadu. Tujuh kali aku kawin. Tujuh kali aku minggat Karena
apa" Karena mereka mau kawin lagi. Tak usah ya Maka setiap
kali aku minggat, kuusahakan agar dia tidak bisa kawin lagi.
Satu per satu, mereka kusunati sampai habis Rasakan
sekarang ! Kencingpun, barangkali sudah tidak bisa .... -
Mendengar ujar nenek itu, semua orang yang berada dalam
ruangan tertawa terkekeh-kekeh. Gagak Ideran dan Niken
Anggana tersenyum kecil. Bagi pendengarannya, Kata-kata
nenek itu menggelikan hatinya. Sebaliknya kedua pipi Diah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Windu Rini yang mulus kelihatan bersemu merah. Seumpama
yang berbicara demikian seorang laki-laki, pasti dia sudah
mengumbar adatnya. - Yu ( Yu, singkatan kata Mbakyu : A yunda. ) Isteriku hanya
seorang.- Sahut Kartamita.
- Tetapi mengapa engkau mengoceh tentang perlunya
orang beristeri banyak supaya mempunyai anak banyak" -
bentak si nenek. - A h, aku hanya menjawab pertanyaan saudara Bogel. Bagi
seorang raja hal itu memang sangat diperlukan. Coba,
andaikata raja tidak mempunyai seorang anakpun, tahta
kerajaan akan terancam. Maka kesetiaan seorang isteri, belum
cukup bagai permasalahan kerajaan. Sebab akibatnya akan
berkepanjangan. Siapapun lantas merasa berhak untuk
memperebutkan. Akibatnya, rakyat jelata yang tidak tahu
menahu akan terseret di dalam suatu kancah peperangan
yang berlarut-larut . Kartamita orang berpengalaman. Ia menaruh curiga
terhadap Windu Rini, Gemak Ideran dan Niken Anggana.
Sembilan bagian ia yakin bahwa mereka orang pemerintahan.
Padahal dialah yang sebentar tadi menyinggung-nyinggung
nama Heru Cokro. Maka perlu ia membela kedudukan dan
kewibawaan raja demi menolong diri sendiri.
Dalam pada itu dua pelayan rumah penginapan masuk ke
ruang tengah dengan membawa sepuluh piring makan dan
sepuluh mangkok minuman. Di luar dugaan, Gemak Ideran
berkata memerintah : - Tambah lagi barang enampuluh piring dan minuman
tujuh. puluh mangkok. Aku yang membayar.-
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah berkata demikian, is mengeluarkan segenggam
uang perak dan diletakkan di atas lantai. Melihat hal itu,
Gunacarita terkejut Serunya :
- Denmas ( Den dari perkataan Raden. Artinya, tuan
terhormat Raden Mas, sebutan untuk anak keturunan raja.
Dengan demikian, maka Gagak Ideran disebut sebagai anak
keturunan raja. Denmas dan asal kata Raden Mas. ) Apa
artinya ini " - - Kau tadi menyebut-nyebut nama Sondong Landeyan
sebagai seorang pendekar yang paling sakti. Coba, aku ingin


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendengar alasanmu. - Gemak Ideran menanggapi.
- Tetapi ini cuma cerita seorang dalang. Jadi cuma
himpunan ujar orang banyak.- Gunacarita agak khawatir.
- Itulah yang ingin kami dengar,-
Gunacarita berpikir sejenak. Lalu memutuskan : - Baiklah. Tetapi....tetapi tentunya raden berkenan memberi
upah, bukan" Sebab, mungkin sekali sampai jam tiga pagi.-
- Tentu. Berapa yang kau pinta" -
- Eeeh ...... dua ringgit"-
- Aku akan memberimu empat ringgit- ujar Gemak Ideran.
- Sst ! Kau nampaknya tertarik sekali.- kata Diah Windu
Rini. Inilah yang untuk pertama kalinya, orang-orang mendengar
gadis cantik itu berkata dengan suara ramah.
- Daripada tak ada yang dapat kita bicarakan, bukankah
cerita ki dalang dapat menjadi teman bergadang satu malam
suntuk" - http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang berada dalam ruang tengah itu kurang lebih duapuluh
orang jumlahnya, makanan yang disediakan kini berjumlah 70
piring. Sedang jumlah minumannya, 80 mangkok. Berarti
setiap orang kebagian tiga atau empat mangkok. Itu artinya
mirip sebuah pesta pora dirantau orang. Tak mengherankan,
mereka yang tadi bertiduran buru-buru menegakkan
badannya. Yang kurang bersemangat jadi segar bugar.
- Aku tadi sudah mengabarkan, bahwa pendekar Sondong
Landeyan orang kasar. Berwajah orang dusun, akan tetapi
hatinya jujur, tulus dan mulus. -
Gunacarita mulai kisahnya.
- Diapun tidak pandai berbicara. Apalagi mengolah suatu
cerita buatan seperti yang di lakukan Haria Girl kepada Kyahi
Nur Besari. Memang Haria Giri berhasil melakukan tugasnya.
Ayu Sumarsa menjadi permaisuri raja. Akan tetapi hasil itu
sendiri tidak begitu menggembirakan. Lebih-lebih bagi
Sondong Landeyan yang berhati sederhana. Sebab setelah
Mas Ayu Sumarsa menjadi permaisuri, raja ternyata membawa
seregu perempuan lagi masuk ke dalam istana. Lalu apa
maknanya cinta-kasih" Benarkah cinta dapat terbagi dan mau
dibagi" Sondong Landeyan bukan seperti Haria yang pandai
menyesuaikan diri. Tanpa pamit ia meninggalkan istana dan
selanjutnya hidup sebagai seorang petani di kaki gunung
Lawu.- - Bagus Bagus itu namanya laki-laki sejati. - teriak si nenek
dengan bertepuk-tangan tanda setuju. - Memang bagi
perempuan di mana saja, cinta adalah segala-galanya. Cinta
adalah seluruh hidupnya. Bukan seperti laki-laki yang bisa
membagi-bagi. Maka perlu disunati sampai habis -
- Hai nek ! - Bogel mendongkol. - Kalau semua laki-Laki kau
sunati sampai habis, celakalah nasib perempuan seluruh
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dunia. Kaummu akan merana Sebab kalian bukan negeri yang
bisa bertelur tanpa jantan.-
Sekarang Diah Windu Rini yang semenjak tadi menahan
diri, tidak dapat lagi bersabar. Terus saja is membentak :
- Sebenarnya engkau dapat menutup mulutmu atau tidak "-
Bogel tadi sud ah merasakan betapa garang gadis cantik itu.
Diapun berkepandaian tinggi. Dengan sebutir kerikil ia pandai
memukul dirinya tepat dari jarak jauh. Maka tak berani ia
mengumbar mulutnya lagi. Gunacarita sendiri, rupanya seorang dalang berpengalaman.
la menunggu sampai suasana nya memungkinkan. Setelah
semua orang bersiaga mendengarkan kisahnya, mulailah ia
meriwayatkan sepak-terjang Sondong Landeyan yang dinilainya sebagai seorang maha pendekar pada jamannya.
O0-OdwO-0O http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
2. MEMPEREBUTKAN KERIS SAKTI
DENGAN MENUNGGANG kuda berbulu coklat, seorang diri
Sondong Landeyan melintasi jalan pegunungan yang berada di
antara Gunung Welirang, Arjuna dan Anjasmara. Waktu
magrib hampir tiba, Hujan pegunungan mulai terasa turun.
Sepuluh tahun yang lalu, wilayah yang dilintasi merupakan
pusat perlawanan laskar anak Adipati Jangrana dan Heru
Cokro. Sondong Landeyan pemah ikut bertempur mengadu
kepandaian. Tentu saja, di kala itu ia masih seorang pemuda remaja
alias muda belia. Meskipun demikian, berkat pimpinan gurunya
ia sudah terkenal sebagai seorang ahli pedang kenamaan.
Kini, bahkan sudah terakui sebagai seorang Maha Pendekar
layak Dewa Surapati yang tak terkalahkan.
Sambil melarikan kudanya, Sondong Landeyan mengenang-
kan pengalamannya bertempur sepuluh tahun yang lalu.
Karena kehebatannya raja berkenan mengambilnya sebagai
pengawal pribadi putera mahkota. Itulah Amangkurat IV atau
yang terkenal dengan sebutan Amangkurat Jawi.
Tak terasa malam hari tiba dengan diam-diam. Kota kecil
Majawarna sudah berada di depannya. Sebuah kereta yang
ditarik empat ekor kuda datang dan arah timur menuju ke
barat. Terdengar seorang gadis berkata manja :
-Ayah Sekali-kali aku boleh mencicipi masakan di luar
rumah, bukan" Ayah berjanji setelah kita tiba di kota
Majawarna. Bukankah di depan kita, kota Majawarna" -
Sondong Landeyan yang sudah beberapa tahun hidup di
antara puteri-puteri istana dapat membedakan dengan cepat
suara seorang puteri dewasa dan remaja, suara seorang ibu
dan gadis. Menilik suaranya yang lembut, pastilah seorang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gadis kalangan ningrat. Hanya saja, tekanan dan lagu
suaranya kecampuran lagu suara orang Jawa timur.
Kereta yang ditumpangi ayah dan gadisnya itu lewat
dengan cepat Saisnya hanya seorang. Dia duduk di depan
bagian atas agar dapat mengamati lari keempat kudanya.
Tiba-tiba kuda terdepan seperti terperosok dalam suatu
lobang. Kepalanya setengah menyelonong ke depan dengan
menunduk. Sang sais menarik kendali dan dengan sedikit
mengerahkan tenaganya, kedua kaki kudanya yang terperosok
terangkat naik dan dapat melanjutkan langkahnya tak kurang
suatu apa. Sondong Landeyan heran. Pikirnya : - Jelas sekali, kusirnya
bukan orang sembarangan. Kurasa, dia pasti pengawal
andalannya yang menyamar sebagai seorang kusir. Siapa dia"
Rasanya, ada harganya untuk berkenalan. -
Selagi.ia berpikir demikian, Tidak lama kemudian melintas
seorang pedagang memikul dua keranjang berisikan barang
kelontong, orang itu mengejar kereta itu dengan langkah
cepat dan lebar. Pikulannya yang terbuat dari bambu,
melengkung seperti gendewa. Suatu tanda bahwa barang
yang dipikulnya tidak ringan.
Paling tidak Masing-masing keranjang berisikan lebih
daripada tigapuluh kilo. Meskipun demikian, ia dapat betjalan
setengah berlari begitu cepat, tangkas dan ringan.
Menyaksikan pemandangan itu, Sondong Landeyan makin
heran. Pikimya lagi: - Orang ini bukan saja bertenaga besar, tetapi ia tangkas
pula. Kalau tidak memiliki kepandaian tinggi, mustahil dapat
berbuat begitu. - http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari rasa heran, timbullah rasa curiganya. Segera ia
menepuk leher kudanya dan menguntitnya dari jarak tertentu.
Dua atau tiga ratus meter lagi, Orang itu masih saja dapat
berlari-larian dengan langkah tetap. Sekonyong-konyong
terdengarlah suara gemerincing mengejar dan arah belakang.
Sondong Landeyan menoleh dan melihat seorang lagi yang
berusaha mengejar kereta itu pula. Orang itu membawa
serenceng besi berbentuk seperti duapuluh engsel besi yang
digabung menjadi semacam ikat pinggang. Menurut ingatan
Sondong Landeyan, orang yang gemar membawa-bawa
serenceng besi demikian adalah jagoan-jagoan yang
bermukim di sekitar Belambangan.
- Tempat permukimannya berada di ujung timur pulau
Jawa. Mengapa mengembara sampai di sini" - Sondong
Landeyan berteka-teki. Diwilayah Belambangan sendiri tepatnya di ujung tenggara
pulau Jawa sebenamya jarang sekali seseorang berani
membawa-bawa tanda pengenalnya. Sebab hal itu bisa
ditafsirkan bermaksud menantang jagoan-jagoan yang sedang
dilintasi. Akibatnya akan jadi berkepanjangan. Tetapi orang ini,
berani membawa serenceng besi itu mulai dari tenggara pulau
Jawa sampai memasuki wilayah Madiun dan Kediri. Kalau saja
tidak terlalu yakin akan kepandaian sendiri, mustahil berani
menantang maut. Tak mengherankan, Sondong Landeyan
menaruh perhatian benar-benar. Nafsu rasa ingin tahunya
terus saja naik sampai ke lehemya.
- Eh, siapa dia" - serunya di dalam hati bercampur kaget.
Tak dikehendaki sendiri ia mengembarakan pandang matanya
dengan penuh selidik. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia membiarkan orang itu melewati kudanya dengan
berpura-pura tidak tahu menahu. Kemudian ia mulai
mengamat-amati bekas telapak kakinya. Waktu itu masa bulan
gede. Bulan berbentuk hampir bulat sempurna, sudah
mengintip di ufuk timur. Cahayanya cerah semarak
penglihatan seorang pendekar setingkat Sondong Landeyan,
semua yang berada di alas persada bumi cukup jelas,
termasuk telapak kaki. Hebat telapak kaki orang tadi. Boleh
dikatakan hampir tidak meninggalkan bekas.
- Ilmu apa ini"- pikir Sondong Landeyan. Ia benar-benar
terkejut. Mendadak saja teringatlah dia kepada seorang begal yang
pernah malang-melintang tanpa tandingan. Begal itu bernama
Surasekti. Dia bermukim di wilayah Belambangan. Tidak
mempan senjata apapun. Pandai menghilang dan melepaskan
ilmu hitam dari jarak jauh. Tentunya orang tadi termasuk
salah seorang muridnya. Bekas telapak kakinya mirip tapak seekor harimau.
Benarkah dia betjalan cepat dengan berjingkit" Kalau benar,
tentunya gerakannya tak ubah bayangan pula.
Beberapa waktu kemudian kereta berkuda berhenti di
depan rumah seorang Kepala Kampung yang berserambi luas
dan terangbenderang oleh cahaya beberapa lampu suluh.
Sondong Landeyan turun pula dan punggung kudanya,
kemudian menambatkannya pada sebatang pohon yang
tumbuh di dekat pintu masuk.
Pada jaman itu, serambi kelurahan dapat dipergunakan
untuk bermalam bagi siapapun yang memerlukan. Andaikata
serambi tidak mencukupi, halamannya yang luas cukup
menampung seratus atau dua ratus orang.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang menginap di serambi kelurahan kira-kira berjumlah
duapuluh orang. Mereka berkumpul di pendapa dan
memperoleh hidangan sekedar dan makanan dan minuman.
Makanannya terdiri dari hasil bumi yang direbus, dibakar atau
digoreng. Singkong, ubi jalar, tales, bentul dan pisang hasil
kebun. Meskipun Sondong Landeyan termashur sebagai seorang
pendekar kenamaan, tetapi dua pertiga hidupnya berada di
kalangan istana. Karena itu, ia tidak begitu mengenal orang-
orang pandai di luar istana.
Sebelum memasuki pendapa ia menyiratkan pandang dan
melihat tukang pikul barang kelontong berada pula di ruang
pendapa. Juga yang membawa-bawa rencengan besi dan sais
kereta. Siapa mereka bertiga, ia tidak mengenalnya. Mereka
bertiga duduk berpisah. Masing-masing sibuk dengan
pikirannya sendiri sambil menggerumiti penganan yang
disediakan. Agaknya masing-masing tidak kenal mengenal.
Sewaktu Sondong Landeyan duduk menyendiri, terdengar
suara seseorang : - nDorojeng (nDorojeng Sebutan untuk peteri kaum bang-
sawan. Selanjutnya akan kita sebut dengan nona. ) Maafkan
kami. Kami inilah Kepala Kampung dusun Majawarna. Tetapi
yah....begini inilah gubuk kami. Tidak pantas untuk ndorojeng.
Silahkan masuk ke ruang tengah untuk sekedar mencicipi
masakan orang dusun. - Untuk masuk ke ruang tengah, gadis itu dan ayahnya harus
melintasi pendapa. Dan dengan membungkuk-bungkuk
hormat Kepala Kampung mengiringkan seperti anjing takut
kena gebuk. Melihat munculnya mereka, semua orang bangkit
dari tempat duduknya memberi hormat. Mereka seperti tahu,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa yang diiringkan Kepala Kampung itu pasti seorang
pembesar negeri. - Biarlah aku duduk di sini saja. Suruh mereka menyingkir !
- ujar pembesar negeri itu kepada Kepala Kampung.
Tetamu-tetamu yang menginap tahu diri. Tak usah
menunggu perintah yang punya rumah, mereka berloncatan
mundur meninggalkan tempat duduknya. Hanya Sondong
Landeyan seorang yang masih saja bercokol di tempatnya
semula. Sama sekali ia tidak beranjak dari tempat duduknya.
Pembesar negeri itu mengenakan pakaian kebesaran.
Perawakannya gemuk. Wajahnya angkuh dan mengesankan
seorang yang kaya raya. Sebaliknya gadis yang mendampingi,
cantiknya bukan main. Barangkali layak diceritakan bagaikan


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seorang bidadari yang tersesat di atas bumi. Sondong
Landeyan boleh dikatakan kenyang melihat puteri-puteri cantik
di istana Kartasura. Tetapi belum pernah hatinya berdebar-
debar begitu melihat kecantikan gadis itu
Karena ayahnya duduk di pendapa, gadis itu segera duduk
mendampingi , Kepala Kampung dengan tergopoh-gopoh
memanggil para pembantunya untuk melayani sang pembesar
negeri sebaik-baiknya. Mulutnya tiada henti-hentinya menyebut-nyebut sebutan bangsawan mereka. Kalau tidak
ndorojeng, ndara kanjeng bupati terhadap si gadis dan
ayahnya. Tak usah dijelaskan lagi, bahwa Kepala Kampung itu
wajib menghormati tetamunya yang istimewa itu agar tidak
kena salah di kemudian hari.
Tiba-tiba Sondong Landeyan tertarik melihat salah seorang
pembantu Kepala Kampung yang ikut sibuk melayani sang
pembesar negeri. Mendengar suara langkah kakinya, pastilah
dia seorang yang mempunyai kepandaian. Apalagi urat-
uratnya nampak jelas di balik kulitnya yang berkesan tebal.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Paling tidak, orang itu tidak mempan kena sabetan senjata
tajam. - Hm.- pikir Sondong Landeyan di dalam hati. - Orang-
orang itu, tentunya menggenggam maksud tertentu. Ih, bakal
ada tontonan yang menarik. Biarlah aku ikut menyaksikan.-
Dengan pikiran itu, ia mengerling kepada sang pembesar
negeri dan gadisnya beberapa kali. Rupanya melihat Sondong
Landeyan yang tidak sudi beranjak dari tempat duduknya,
pembesar negeri itu sudah mendongkol. Sekarang ia melihat
Pandang mata orang kasar itu yang menjijikkan. Terus saja ia
menggebrak meja sambil menuding Sondong Landeyan :
- Hei, Siapa kau" Bertemu dengan seorang bupati masakan
tidak tahu adat" Tak apalah, mungkin kau kurang pendidikan
dan pengajaran. Tetapi mengapa matamu blingsatan seperti
maling" Apakah engkau sedang mengincar kami" Tampangmu
yang kasar memang pantas menjadi bangsat Tetapi jangan
mencoba-coba berani mengincar harta bendaku. Sekali lagi
matamu berani melirik kemari, kukirimkan engkau ke kantor
polisi biar kau dihajar sarnpai mampus. Mengerti" -
Sondong Landeyan tidak melayani. Ia menyambar mangkok
minumannya dan menghirup isinya dengan sekali teguk. Dan
menyaksikan pekertinya, keruan raja pembesar negeri itu
kalap. Dengan wajah merah padam ia membentak .
- Hei Kau tuli, ya" Kau mohon maaf atau tidak"-
- A yah. ujar gadisnya dengan suara membujuk. - Tata cara
orang dusun memang berbeda jauh dibandingkan kalangan
kita. Kebanyakan, mereka tidak mengenal adat-istiadat. Apa
faedahnya melayani orang kasar itu" Hayo, minum .....
rupanya air kelapa,' nih. -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kecuali tidak pandai bergaul, Sondong Landeyan bekas
pengawal putera mahkota yang disegani dan dihormati orang.
Kadangkala dia tampil sebagai wakil putera-mahkota sendiri,
manakala majikannya berhalangan datang. Tidak jarang pula
ditugaskan memeriksa keuangan daerah, sehingga para
Adipati amat hormat padanya tak ubah seorang raja muda.
Maka dapat dimengerti apa sebab ia bersikap adem terhadap
seorang bupati betapa garangpun. Meskipun demikian,
sebagai seorang yang berhati jujur ia merasa salah. Memang
tak pantas ia memandang wajah seorang gadis sampai
beberapa kali. Dalam pada itu, rasa mendongkol sang bupati agak reda
oleh bujuk puterinya. Ia menerima angsuran mangkok
minuman dan dihirupnya perlahan-lahan. Melihat Sondong
Landeyan menundukkan kepalanya, ia menganggap orang
kasar itu takut padanya. Maka ia berkenan mencicipi masakan
dusun dengan perasaan lega. Kemudian bercakap-cakap
dengan puterinya. la membicarakan masa depannya yang
cerah, karena raja mengangkatnya sebagai pembantu Patih
Danureja yang berpengaruh .
Tetamu-tetamu lainnya yang sebentar tadi sempat menjadi
tegang menyaksikan betapa garang sang bupati terhadap
Sondong Landeyan, kini duduk berkelompok-kelompok
semacam mengepung kenduri di atas tikar bersarnbung yang
tergelar di lantai. Masing-masing membawa penganan dan
minumannya. Lalu terlibat dalam pembicaraannya sendiri.
Dengan begitu yang duduk di atas kursi tinggal tiga orang.
Sang Bupati, puterinya, dan Sondong Landeyan.
Selagi sang bupati berbicara dengan puterinya, datanglah
seorang laki-laki berperawakan tinggi jangkung. orang itu
mengenakan pakaian seorang pembesar negeri. Begitu masuk
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ke pendapa segera ia menegor sang bupati dengan nada
gembira : - Hai ! Lagi-lagi aku bertemu dengan dinda Tirtanata.
KebetuIan, malah.- dan setelah berseru demikian ia
menghampiri Tirtanata dengan langkah lebar.
Sang bupati yang ternyata bernama Tirtanata segera berdiri
menyambut Demikian pula puterinya.
Mereka berdua bersikap menghormat. Barangkali kedudukan orang jangkung itu lebih tinggi dalam pemerintahan. Memang, di Adipati Madiun. Namanya :
Surengrana Tingkah-lakunya tegas dan berwibawa. Wilayah
kekuasaannya hampir menyentuh pinggiran perbatasan
Kadipaten Surabaya dan Pasuruan.
- Kakang Surengrana, bagaimana bisa tiba di sini" -
Tirtanata menyambut dengan gembira.
- Mengapa mesti diherankan" Majawarna masih termasuk
wilayahku.- sahut Adipati Surengrana. Sewaktu menatap
wajah puteri Tirtanata, ia berseru kagum : - Hai, bukankah ini
Mulatsih yang dulu belum pandai beringus" -
Tirtanata dan Mulatsih tertawa berbareng. Kemudian
mereka bertiga berbasa-basi berkepanjangan. Sondong
Landeyan yang semenjak tadi memperhatikan Surengrana,
berpikir di dalam hati : - Satu orang lagi yang berkepandaian tinggi. Jadi semuanya
sudah bejumlah lima orang. Kusir, pedagang kelontong, yang
mernbawa renceng besi, seorang pelayan dan adipati ini.
Rupanya Tirtanata dan Mulatsih tidak memiliki kepandaian
sedikitpun. Apakah aku salah tafsir" -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sondong Landeyan merasa dirinya dimusuhi pemerintahan
Kartasura, setelah meninggalkan kedudukannya sebagai
pengawal raja. Karena itu ia selalu bersikap waspada terhadap
siapapun. Bukan mustahil, justru mereka berlima diutus raja
untuk menghabisi jiwanya.
Sebenamya, Sondong Landeyan tidak memusuhi raja dan
bukan musuh raja. Dia hanya meninggalkan pekerjaannya,
karena tidak setuju raja mengangkat Ratu Amangkurat
sebagai permaisuri. Mengapa bukan Mas Ayu Sumarsa yang
sederhana, taat pada agama dan halus sepak-terjangnya"
Bukankah Mas Ayu pula yang memiliki cahaya Nareswari"
Sondong Landeyan bukan Haria Giri yang pandai berpikir
panjang dan pandai pula menyesuaikan diri demi kemuliaan
hidupnya. la seorang kasar. Terlalu jujur dan sederhana.
Justru demikian, ia dapat dianggap berbahaya di mata raja.
Sebab ia termasuk salah seorang yang banyak mengetahui
kehidupan raja Amangkurat IV sebagai manusia biasa.
Sedang Surengrana dan Tirtanata yang ditemani Mulatsih
berbicara bersemangat mengenai masalah pemerintahan,
sekonyong-konyong diserambi terdengar suara nyaring yang
saling mempertahankan pendapatnya. Mereka adalah si
pedagang kelontong yang cekcok dengan orang yang
membawa-bawa serenceng besi, Mereka sedang berdebat
mengenai senjata sakti yang pantas diagungkan sebagai
pusaka. - Ah, siapa mau percaya" - seru pedagang kelontong
dengan suara sengit. -Mustahil hanya karena membawa keris
itu, engkau tidak mempan senjata,-
- Tidak hanya kebal dari sekalian. senjata saja, sebaliknya
oleh daya sakti pusakaku, aku bisa merajang senjata apapun
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya dengan menggunakan sebilah pisau dapur. Kau tak
percaya, boleh coba ! - - Nanti dulu ! Rupanya engkau mempunyai pengetahuan
tentang bermacam-macam keris dan tuahnya. Tolong
sebutkan beberapa nama keris pusaka yang kau sebutkan
mempunyai tuah.- - Sengkelat, Pulang Geni, Nagasasra, Sabuk Inten,
Kalanadah, Panubiru, Karawelang....masih kurang" - tantang
orang yang membawa serenceng besi.
- Kerismu sendiri bernama apa " -
- Carubuk. Kau mau mencoba " -
- Maksudmu menguji " -
- ya - - Kawan, namamu siapa" -
- Aku Suratama murid Kyahi Surasekti. Kau sendiri siapa" -
- Pabean.- - Gurumu" - - Aku cuma pedagang kelontong. Guruku yah... tak ada
harganya untuk kusebutkan.-
- Bagus Rupanya engkau termasuk golongan cecurut yang
cuma pandai menggertak orang. -
Suratama mendongkol. - Hm, belum tentu. Apakah kerismu Carubuk ada harganya
untuk kulihat" - Pabean tidak mau kalah gertak.
- Mengapa tidak" Lihat yang jelas ! - bentak Suratama.
Kemudian dengan wajah merah padam ia mengeluarkan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kerisnya yang bersarung emas murni. segera ia berdiri
menghampiri sebuah obor yang menyala terang.
Lalu dengan hati-hati ia menghunus kerisnya. Kerisnya
ternyata berpamor ( berpamor -baca berhiaskan ) emas murni
pula sehingga nampak berkilauan kena pantulan sinar obor
yang selalu bergerak. - Huaaa....benar-benar sebilah keris pusaka ! - semua orang
yang berada di serambi itu memuji dengan seruan Kagum.
Selagi demikian, Suratama memutar tubuhnya dengan
wajah beringas. lalu melompat menikam Pabean. Keruan saja
Pabean terkejut setengah mati. Buru-buru ia mengelak dan
mundur sambil memekik : - Aduh, mati aku - Yang menyaksikan, tertawa bergegeran. Mereka semua
tahu, meskipun wajah Suratama berkesan beringas, tentunya
tidak bersungguh-sungguh hendak menikam Pabean. Sebaliknya Pabean kelihatan ketakutan sehingga nafasnya
tersengal-sengal seperti orang menderita sakit bengek.
- Nah, kau sudah melihat jelas bukan" Suratama
menyarungkan kerisnya. - Sekarang mana senjata andalanmu"
Pabean mengambil sebatang golok panjang dari keranjangnya.
Lalu diletakkan di depan Suratama. Setelah menatap
wajahnya, dengan sebat ia menghunusnya. Ternyata goloknya
termasuk sebilah pusaka pula.
- Hm.- Suratama mendengus. - Gerakan tanganrnu boleh
juga. Setidak-tidaknya seperti seorang bangsat berpengalaman, Akan tetapi golokmu itu apakah mampu
memotong besi - - Mengapa tidak" - Pabean mendongkol.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan penasaran ia mengambil sebatang besi sepanjang
lengan seorang anak. Lalu diangsurkan kepada Suratama
sambil berkata menggertak :
- Kau berani memegangnya " -
- Apakah besimu buatan dewa sampai aku tidak berani
memegangnya" Sini ! - sahut Suratama dan terus menyambar
besi itu yang diangsurkan kepadanya.
- Pegang yang kuat ! Aku akan memotongnya dengan satu
kali sabetan. - Sondong Landeyan ikut memperhatikan. - Hm Ternyata
mereka berdua sedang bermain sandiwara. Rupanya bukan
ditujukan kepadaku. - Oleh pikiraan itu, kembali lagi ia mengerling kepada
Tirtanata, Mulatsih dan Surengrana yang terpengaruh
permainan sandiwara itu. Mereka menghentikan pembicaraannya dan memasang matanya.
Tak ! Pabean menggerakkan golok pusakanya dan sebatang
besi itu terpotong menjadi dua bagian. Semua orang yang
menyaksikan berseru kagum. Hanya Suratama seorang yang


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tertawa melalui hidungnya seraya berkata :
- Lumayan juga golokmu. Sekarang, engkau masih mau
menguji daya sakti kerisku atau tidak"-
- Maksudmu kau bisa memotong golokku hanya dengan
menggunakan pisau dapur saja" -
Pabean menegas dengan wajah berubah.
- Kau lihat saja. - Suratama mendengus.
- Apa taruhannya" - - Kalau gagal, kerisku menjadi milikmu.-
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Baik, aku saksinya.- sahut dua orang dengan berbareng
yang segera disusul lain-lainnya.
Suratama kemudian berseru kepada si pelayan yang tadi
sibuk melayani dua orang pembesar negeri :
- Hai Bolehkah aku pinjam pisau dapurmu" -
- Boleh. - sahut pelayan itu yang segera lari ke dapur dan
kembali lagi dengan membawa sebilah pisau dapur.
- Adik, namamu siapa" - Suratama menyambut pisau
pemberiannya. - Sagli - - Orang mana " - - Orang sini saja. - sahut Sagli dengan menganggukkan
kepalanya. - Maksudku, asal kampungmu.-
- Oh, dari Wengker. - - Orang Wengker biasanya bukan orang sembarangan.-
- Ah, tidak semuanya. - Sagli membantah. - Kalau kakak
dari Belambangan, ya"-
- Ya. - Suratama membenarkan dengan singkat Lalu
berpaling kepada Pabean. Berkata dengan mengangkat
kepalanya : - Pegang golokmu erat-erat Kau tidak sayang" -
- Sayang" Apa yang kusayangkan" - sahut Pabean dengan
suara tinggi. - Bahkan engkaulah yang bakal kehilangan
pusaka andalanmu.- - Baik. Awas....! - Suratama menggertak.
- Dengan mengerahkan tenaga, Suratama membabatkan
pisau dapur yang digenggamnya. Trang !dan golok mustika itu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
benarbenar terkutung sebagian dan runtuh bergelontangan di
atas lantai . Semua orang bersorak-sorai dan bertepuk tangan gemuruh.
Mereka memuji kesaktian Suratama yang benar-benar dapat
memotong golok mustika dengan sebilah pisau dapur.
- Tirtanata, orang itu benar-benar memiliki keris sakti. - ujar
Surengrana dengan berbisik. - Kalau tiada daya keris saktinya,
betapa mungkin dia dapat memotong sebilah golok mustika
hanya dengan pisau dapur" -
- Hm - Tirtanata mendengus sambil mencibirkan bibirnya.
- Mungkin sekali kerisnya termasuk pusaka sakti. Akan tetapi
belum jempolan. Belum terlalu hebat. Kurasa penilaianmu
kurang tepat,- kata Surengrana. - Kau sendiri tadi melihat
betapa tajam golok itu. Dengan sekali tebas, sebatang besi
dapat dibuatnya kutung. Sekarang golok setajam itu dapat
pula dikutungkan dengan sebilah pisau dapur. Bukankah tidak
masuk akal" Bukankah mengherankan" Kalau bukan karena
memperoleh daya sakti keris pusakanya .... -
Surengrana tidak sempat menyelesaikan kata-katanya,
karena tertimpa suara riuh tertawa Tirtanata.
Kemudian terdengar Tirtanata berkata nyaring :
- Soalnya, karena kakang Surengrana belum berpengalaman - - Belum berpengalaman bagaimana" - Surengrana
mendongkol. - Belum berpengalaman melihat jenis dan macam pusaka-
pusaka sakti. Maklum hidup kakang Surengrana sebagian
besar berada di luar istana. Tentunya kakang Surengrana
belum pernah melihat tombak Kyahi Pleret yang dulu dapat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menembus perisai baja Kapten Tack. Belum pernah pula
melihat keris Tunggulmanik" Belum pernah mendengar
pedang Sangga Buwana" sayang ! lihat aku .... -
- Ayah - potong Mulatsih. - Ayah perlu cepat-cepat
beristirahat. Perjalanan kita masih jauh, iho ! -
Tirtanata tertawa terbahak-bahak. Katanya kepada Surengrana : - Maaf, pada jaman sekarang ini anak pandai menilik orang
tuanya.- - Sebaliknya pada malam hari ini, benar-benar hatiku
terbuka begitu mendengar keterangan adinda. Agaknya
adinda pernah melihat kedua pusaka sakti itu.-
- Kau maksudkan pusaka yang tajamnya sepuluh kali lipat
bila dibandingkan golok kampungan itu " -
- He-e.- - Benar. Selain kedua pusaka sakti itu, akupun sering
melihat pedang atau golok yang tajamnya luar biasa. - ujar
Tirtanata dengan mengangkat kepalanya.
- A dinda, tak kusangka engkaupun pandai bergurau. Adinda
termasuk salah seorang pembesar negeri yang sernenjak dulu
herkecimpung daLarn ketataprajaan, Masakan mempunyai
perhatian terhadap senjata-senjata mustika" -
Suratarna dan Pabean dengan sendirinya mendengar
percakapan mereka berdua. Pabean yang merasa memiliki
golok mustika tersinggung kehormatannya. Tiba-tiba ia
berteriak setengah kalap :
- Ujung golokku terpangkas karena daya sakti keris sakti.
Tetapi jangan dikira tidak dapat melawan ketajaman senjata
macam apapun. Jika di dunia ini terdapat sebatang pedang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang dapat menebas kutung golokku ini, aku rela
mempersembahkan kepalaku kepadanya. Memang siapapun
mampu bermulut benar. Apakah yang menjadi seorang
pembesar negeri hanya mereka berdua " Kemenakanku
seorang Adipati juga. Huh ! -
Mendengar kata-kata Pabean, semua orang memalingkan
kepalanya kepadanya. Eh, berani benar orang itu, pikir
mereka. Berbareng dengan itu, Suratama membentak :
- Kaupun tukang membual Siapa kemenakanmu yang kau
banggakan itu.- - Jalak Seta, Adipati Tuban. - sahut Pabean cepat dan
mantap. Tirtanata marah bukan main mendengar ucapan Pabean
yang kurang ajar itu. Wajahnya sebentar merah, sebentar pula
pucat. Dengan serentak ia bangkit dari kursinya dan masuk ke
dalam dengan langkah lebar.
- Ayah ! - seru Mulatsih.
Tetapi Tirtanata sedang mendongkol, geram, penasaran
dan marah. Tentu saja ia tidak menggubris seruan anaknya.
Beberapa saat kemudian, ia kembali ke pendapa dengan
membawa dua bilah pusaka. Di tangan kirinya, sebilah keris
bersarung emas murni dengan hiasan intan permata. Di
tangan kanannya, sebatang pedang panjang dengan sarung
perak murni, berhulu emas yang diteretes berlian.
- Hei anak kampung Lihat yang jelas ini pusaka yang
berharga atau tidak" - Teriaknya dengan wajah merah padam.
- Mari kita adu! Jika pedangku ini tidak dapat menebas
golokmu menjadi beberapa bagian, kukutungkan kepalaku
sendiri.- http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Ayah Seru Mulatsih setengah meratap. Mengapa ayah
melayani mereka" - Tirtanata seperti tersadar. la berputar arah hendak
meluluskan permintaan puterinya. Tiba-tiba Pabean berteriak :
- Tuan bupati ! Kau benar-benar berani mempertaruhkan
kepalamu" - Ditantang demikian, terbakarlah hati Tirtanata. Dengan
menatap wajah Pabean, is membentak :
- Aku seorang pembesar negeri. Sekali berkata satu akan
tetap satu.- - Haa justru demikian, tidak berani aku menerima
kepalamu.- Pabean mengejek. - Begini saja. Kalau kau gagal,
serahkan gadismu yang cantik jelita itu . -
Mendengar ucapan Pabean yang kurangajar itu, orang-
orang yang berada dalam pendapa itu terpecah menjadi dua
bagian. Ada yang menegur, ada pula yang tertawa geli.
Terutama Suratama dan Sagli. Sebaliknya kedua pipi Mulatsih
merah membara oleh rasa malu. Pada saat itu pula, is berlari
masuk ke dalam mengungsi di dalam kamar yang disediakan
Kepala Kampung. Perlahan-lahan Tirtahata menghunus pedang Sangga
Buwana dari sarungnya. Baru saja terhunus separoh, suatu
sinar hijau yang memancarkan hawa dingin berkeredep
menyilaukan penglihatan. Dan setelah terhunus seluruhnya,
sinar hijau itu berkeredep tiada hentinya, sehingga siapapun
susah membuka kedua matanya bulat-bulat.
- Kau tadi bilang apa" - bentak Tirtanata.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pabean ternyata seorang pedagang kelontong yang berani
menentang bahaya. Dengan tak mengenal takut, ia menjawab
: - Kalau pedangmu tidak maupu menebas golok mustikaku,
kau hams mengambil diriku sebagai menantumu. Jelas" -
- Hm...apalcah golokmu mampu melawan ketajaman
pedang Sangga Buwana yang sudah termashur semenjak
jaman Tarumanagara" -
Mendengar Tirtanata menyebut nama pedang itu, wajah
Pabean berubah , Hati-hati ia menghampiri dan mengamat-
amati pedang pusaka itu. Begitu melihat dan menyaksikan
daya perbawanya, berkatalah ia dengan suara mengalah :
- Ah, memang pedang hebat Kalau begitu, tak usah diadu
lagi melawan golokku. - Melihat tingkah laku Suratama, Pabean, Sagli, Surengrana
dan si kusir yang diam-diam bersembunyi di belakang
kerumun orang, Sondong Landeyan melayangkan pandang
matanya kepada Tirtanata. Tiba-tiba saja ia jadi menaruh iba.
pikrnya - Benar-benarkah dia seorang pembesar sipil yang
tidak mengenal tingkah-laku orang-orang yang bermaksud
jahat" Masakah tidak dapat menebak kata hati mereka" Ah,
apa perlu aku usilan" Rasakan sendiri betapa enaknya dirimu
bakal dimakan kepongahanmu sendiri. -
Siapapun yang memiliki kepandaian, pasti tertarik kepada
senjata mustika. Dia menjunjung dan menghargai senjata
mustika melebihi jiwanya sendiri. Sebenarnya Tirtanata harus
tahu. Sebaliknya dia malahan memperlihatkan sebatang
pedang Mustika yang tiada keduanya di dunia dengan terang-
terangan. Tentu saja akan membuat mereka bermata gelap.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebaliknya, dari mana Tirtanata memperoleh pedang
Sangga Buwana itu" Dan bagaimana pula orang-orang itu
mengetahui, bahwa dia membawa-bawa keris sakti dan
pedang Sangga Buwana" Pabean, Surengrana, Sagli,
Suratama dan kusir itu mulai beringsut mendekati. Sebenarnya
lebih tepat bila dikatakan saling berdesakan untuk
menghampiri. Pandang matanya mengesankan keadaan hati yang tidak
sabar. Tetapi agaknya masing-masing berdiri sendiri sendiri,
sehingga tiada yang berani mulai turun tangan.
Karena diejek, hati Tirtanata menjadi panas dan penasaran.
Tadi, ia berniat hendak mengadu ketajaman pedangnya.
Tetapi setelah melihat bahwa golok Pabean juga termasuk
pusaka yang mahal harganya, ia nampak berbimbang-
bimbang. Justru demikian, mereka semua jadi tahu bahwa
Tirtanata tidak pandai menggunakan Pedangnya.
Memang sang pembesar itu berpikir di dalam Kati : - Kalau
sampai rusak apalagi sampai rompal, bukankah sayang" -
Memikir demikian, ia hendak menyarungkan pedangnya.
Sekonyong-konyong Surengrana berkata :
- A dik, sebenarnya dari mana kau peroleh pedang dan keris
itu" - Tirtanata tersenyum manis. Hatinya terhibur. Lalu
menjawab : - Dengan sesungguhnya, kedua-duanya adalah milik Sri
Baginda. Dulu pernah dihadiahkan kepada Pangeran
Diponegoro, yang kemudian dilantik menjadi Sultan Heru
Cakra oleh anak Adipati Surabaya. Setelah pemberontakkan
padam, bukankah sudah semestinya harus kembali ke istana"-
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekonyong-konyong dengan suatu kecepatan yang sulit
dilukiskan, Surengrana menyambar pedang Sangga Buwana
kemudian menabas golok Pabean tiga kali. Akibatnya, golok
Pabean yang termasuk pusaka mustika pula, terpotong
menjadi tiga bagian. Suratama, Pabean, Sagli dan si kusir terperanjat sewaktu
menyaksikan tingkah Surengrana. Tak dapat lagi mereka
menyembunyikan kata hatinya. Mereka mengira, Surengrana
mulai turun tangan. Tentu saja mereka tidak sudi ketinggalan.
Dengan serempak mereka mengurung dan segera siap untuk
saling berebut . Surengrana ternyata pandai berpikir. Di antara mereka,
memang hanya dia seorang yang dapat bebas berbicara
dengan Tirtanata karena sesama pembesar negeri. Itulah pula
sebabnya, ia dapat kesempatan menghunus pedang Sangga
Buwana dari sarungnya. Namun meskipun dirinya kini
bersenjata pedang pusaka, rasanya tidak akan menang bila


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dikerubut empat orang. Maka sambil tertawa ia mengangsurkan pedang Sangga Buwana kembali kepada
pemiliknya. - Adik, benar-benar luar biasa pedang ini. -
Wajah Tirtanata berubah sambil menerima angsuran
pedang. Tegornya : - Hai ! Kau sungguh ceroboh dan semberono -
Setelah menyarungkan pedangnya, ia kembali ke kamarnya
dan tidak menampakkan batang hidungnya lagi, Kelima orang
itu saling memandang. Lalu kembali ke tempatnya masing-
masing. Sondong Landeyan dapat menebak maksud Surengrana
yang terselubung. Ia ingin membuktikan, apakah pedang itu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
benar-benar pedang Sangga Buwana yang termashur
semenjak jaman ratusan tahun yang lalu. Dengan tabasannya
tadi, terbuktilah sudah bahwa pedang itu benar-benar pedang
pusaka yang menjadi incaran setiap pendekar di seluruh tanah
air. Golok Pabean bukan golok murahan. Meskipun demikian
dapat terajang dengan mudah tak ubah sebatang pohon
pisang. - Hm, sekarang mereka berlima bakal saling membunuh. -
Sondong Landeyan menggerendeng dalam hati.
Sondong Landeyan sebenarnya seorang satria sejati.
Namun sebentar tadi ia sempat merasakan betapa tinggi hati
Tirtanata. Karena itu tiada semangatnya untuk mengulurkan
tangannya. Lagipula apa keuntungannya" Orangnya kasar,
puterinya memandang dirinya sebagai orang dusun yang tak
ada harganya untuk diajaknya berbicara. Kedua-duanya
menyakitkan hatinya. Keesokan harinya, ia bangun waktu matahari sudah
sepenggalah tingginya. Ttrtanata dan puterinya sudah
berangkat Niscaya dengan kusirnya yang sebenarnya
mempunyai maksud tersembunyi.
Surengrana, Sagli, Suratama dan Pabean tiada lagi
ditempatnya. tak usah dijelaskan lagi, mereka tentunya tidak
sudi kehilangan rnangsanya.
- Suratama, Pabean dan Sagli pantas menjadi begal,
perampok atau maling. Akan tetapi mengapa Surengrana ikut-
ikutan menjadi bangsat" Padahal is seorang pembesar negeri.
Apakah setali tiga uang"- pikirnya sambil menghampiri
kudanya. Rupanya kudanya sudah diberi makan salah seorang
pembantu rumah tangga Kepala Kampung. Segera ia memberi
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
upah, lalu melanjutkan perjalanan dengan tegar. Ia mengarah
ke barat. Hawa pegunungan dada terasa lagi. Tetapi karena
alamnya terlindung oleh hutan lebat, udaranya sejuk juga.
Kira-kira bedalan duapuluh kilometer, tiba-tiba ia mendengar
suara seorang perempuan memekik-mekik minta pertolongan.
Siapa" - Tolong ! Tolong ! - Sondong Landeyan menggebrak kudanya. Binatang itu
kaget setengah mati. Terus saja lari menubras-nubras
menyeberang semak belukar yang tumbuh subur di seberang-
menyeberang jalan. Sekarang, ia mengenal suara yang minta
tolong itu. Dialah Mulatsih, Puteri Tirtanata yang cantik jelita.
Darah Sondong Landeyan tersirap seketika itu juga.
Bulukuduknya merernang. Dan entah apa sebabnya, kedua
tangannya menggigil. Karen tidak sabar, ia melesat ke udara
dan turun di atas tanah. Dan dengan memanjangkan kakinya,
ia lari mengarah ke barat laut. Setelah menyeberang dua
gundukan tanah, dari jauh ia melihat Tirtanata yang tergolek
di atas tanah. Dia sudah menjadi mayat. Pedang Sangga
Buwana dan Keris Tunggulmanik tergeletak di sampingnya.
Namun tiada yang berani memungutnya. Mulatsih kemudian
menelungkupi mayat ayahnya sambil meratap memilukan hati.
Suratama melompat mendekati dan membekap mulutnya.
Sondong Landeyan seorang pendekar yang pandai berpikir.
Meskipun darahnya bergolak, namun ia dapat mengendalikan
diri. Cepat ia bersembunyi di balik batu untuk menyaksikan
perkembangan peristiwa yang sedang berjalan di depan
matanya. Surengrana menghampiri Suratama. Berkata :
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Hai ! Yang kita perebutkan hanya dua benda. Sebilah keris
dan sebatang pedang. Padahal kita berlima. Bagaimana cara
kita membagi rejeki ini dengan adil "-
- Tuan Adipati salah hitung. - sahut Suratama.
- Salah hitung bagairnana"
- Bukankah puteri secantik ini termasuk hitungan juga" -
- Ah benar - Sagli dan Pabean menimbrung. - Kalau begitu
semuanya ada tiga.- - Meskipun demikian, apa cukup" Ingat, kita berlima. Coba,
bagaimana cara membaginya" masing-masing tidak dapat
dibelah menjadi dua bagian. Baik pedang, keris dan gadis itu.-
- Lepaskan dulu puteri itu - teriak si kusir.
Suratama melepaskan bekapannya dan membiarkan
Mulatsih menangisi ayahnya. Kemudian ia menghampiri
lainnya sambil menegas : - Nah, bagaimana sekarang" -
- Masakan semenjak tadi bagaimana-bagaimana, terus
menerus" - Pabean mendengus.
- Bagus ! Kau seorang pedagang, tentunya biasa membagi
barang. - si kusir tertawa.
Wajah Pabean merah padam. Meskipun dia memikul
keranjang barang kelontong, bukan berarti seorang pedagang
benar-benar. Karena itu ia balik bertanya dengan hati tak
senang : - Sadikun Meskipun sumber berita ini berasal darimu, tetapi
jangan bermimpi aku merasa berhutang budi padamu. -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Siapa yang mengharapkan balas budimu " - bentak si
kusir yang ternyata bernama Sadikun.
Sondong Landeyan sekarang jadi mengerti, siapakah yang
mengirimkan kabar tentang dua pusaka sakti yang berada
ditangan Tirtanata. Kalau dia perlu kawan, tentunya karena
merasa tidak mampu merarnpas pusaka majikannya dengan
terang-terangan. Tegasnya, ia pinjam tangan orang lain. Tetapi setelah
pusaka yang diincarnya berhasil terampas, ia jadi kerepotan
sendiri lantaran mau tak mau harus bisa dibagi rata. Kalau
tidak, dia bakal berhadapan dengan empat orang yang
berkepandaiap tidak lebih rendah daripadanya.
- Sudahlah begini saja. - terdengar Sagli memutuskan. -
Aku biasa hidup sebagai pelayan. Siapa yang membayar, dia
yang makan. Demikian juga kali ini. Kita bertanding mengadu
untung. Siapa yang kalah mundur. Yang menang yang dapat.-
- Tidak tepat.- tungkas Pabean. - Harus kita bagi sebagai
pemenang pertama, kedua dan ketiga. Pemenang pertama
mendapat pedang pusaka Sangga Buwana. Pemenang kedua,
keris Tunggulmanik. Pemenang ketiga, puteri cantik ini.
Bagaimana" - - Akur. - mereka menjawab dengan serentak.
- Apakah aku harus pula ikut bertanding" - Surengrana
minta keterangan. - Tentu saja.- sahut Suratama cepat - Kedudukanmu
sebagai tuan Adipati jangan dibawa-bawa dalam hal ini. Kita
masing-masing ingin merampas pusaka sakti ini. Maka
kedudukan kita sama rendah sama tinggi. -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Bagus ! - sambut Sagli.- Tetapi aku mempunyai usul.
Karena dua orang di antara kita berlima pasti tidak kebagian
rejeki, maka sebelum pertandingan dimulai, bagaimana kalau
kita menciumi puteri itu dulu. -
Suratama, Sadikun dan Pabean mempertimbangkan usul
Sagti memiringkan kepalanya. Lalu memanggut - manggut
menyetujui. Terus saja mereka maju menerkam kedua lengan
Mulatsih. Sarnpai disini, Sondong Landeyan tidak dapat menguasai
dirinya lagi. Baginya, kesucian wanita adalah lambang
kesucian Tuhan sendiri. Itulah pula sebabnya, ia tidak mau
menerima perlakuan raja terhadap Mas Ayu Sumarsa. Ia
menganggap budi-pekerti raja adalah semacam orang makan
tebu. Setelah berhasil menyerap manisnya, dibuanglah
sepahnya. Kelima orang inipun tidak menghargai kedudukan
wanita pula. Terus saja ia melompat dan batik bath seraya
membentak : - Jahanam, lepas ! - Munculnya Sondong Landeyan dari balik batu benar-benar
bagaikan iblis bagi kelima orang itu. Dengan serentak mereka
menegas : - Siapa kau" - Dasar pembawaan Sondong Landeyan tidak pandai
berbicara. Apalagi pada saat itu, ia muak melihat kelima orang
itu. Maka sambil mengibaskan tangannya, ia membentak :
- Pergi - Di antara mereka berlima, Suratama yang berwatak
berangasan. Iapun tinggi hati dan merasa yang tersakti di
antara mereka, karena mempunyai keris pusaka Carubuk
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekarang ia digertak seseorang didepan mereka. Keruan saja,
ia jadi kalap. Sambil menghantam dada Sondong Landeyan, ia
balik membentak : - Kau sendiri yang pergi. Enyah -
Sondong Landeyan tidak gentar menghadapi hantaman
Suratama yang semalam dapat mematahkan sebatang golok
hanya dengan menggunakan pisau dapur. Bres ! Akibatnya,
Suratama terbang ke udara dan jatuh terbanting di atas tanah
berbatu. Menyaksikan kesaktian Sondong Landeyan, Surengrana
berempat terperanjat Gugup mereka berteriak berbarengan :
- Siapa kau" - Sondong Landeyan tidak menggubris pertanyaan mereka.
Terus saja ia menyerang Sadikun, si kusir yang menjadi
biangkeladi perampokan itu. Rupanya, Pabean tidak membiarkan temannya berkelahi seorang diri. Segera ia
mengambil dua batang tongkat dari keranjangnya, lalu
membantu menggebah serangan Sondong Landeyan.
Baik Sadikun, Pabean, Sagli dan Surengrana memiliki
kepandaiannya masing-masing. Sondong Landeyan sadar akan
hal itu. Bila mereka sampai bergabung akan sulit dilawan.
Maka sebelum mereka sempat bersatu-padu, dengan
kecepatan kilat ia menggempur mereka berdua. Mula-mula ia
menangkis senjata Sadikun yang berbentuk semacam cambuk.
Tetapi sesungguhnya ekor ikan Pari yang terkenal sebagai
sarana merontokkan semua macam ilmu kebal. Setelah itu ia
menangkap senjata tongkat Pabean sambil menyodokkan
sikunya yang tepat mengenai dada.
Brus ! Pabean terpental empat langkah, melontakkan darah
segar. Dan pada saat itu pula terdengar jerit Sadikun yang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertendang telak, hebat tendangan Sondong Landeyan, sampai
Sadikun terputar tujuh keliling bagaikan gangsing.
Suratama yang tadi terbanting di atas tanah berbatu, tidak
berani mencoba-coba lagi. Tenaga Sondong Landeyan terlalu
dahsyat baginya, sehingga daya sakti kerisnya tidak mempan
memunahkannya. Ia bangun tertatih-tatih dan bermaksud
hendak melarikan diri. Namun Sondong Landeyan sudah
keburu mencengkeram lehernya. Tubuhnya di lemparkan ke
udara. Kali ini dibarengi dengan pukulan dahsyat. Suratama
menjerit setinggi langit Tubuhnya terbanting untuk kedua
kalinya. Tetapi kali ini ia tidak bernafas lagi.
Surengrana pandai melihat gelagat Buru-buru is menghampiri, lalu membungkuk-bungkuk hormat seraya
berkata dengan suara gemetar :
- Tuan, aku menyerah. Kita menyerah. Kami menyerah.
Biarlah pedang Sangga Buwana dan keris sakti Tunggulmanik
menjadi milik tuan.- - Hm, apakah kedua benda itu milikku" Kembalikan kepada
pemiliknya - bentak Sondong Landeyan.
- A pa" - Surengrana ternganga heran. Ia mengira, Sondong
Landeyan ikut pula memperebutkan pusaka sakti itu.
- Masih kurang satu. Puteri cantik itu. - Sagli si pelayan
menimbrung. Mendengar gadis itu disebut-sebut lagi sebagai barang
taruhan, meluaplah amarah Sondong Landeyan. Dengan sekali
loncat ia menghampiri Sagli. Tangannya bergerak. Dan Sagli
terpental tinggi dan jatuh menungging menghantam batu.
Keruan saja kepalanya retak dan ia mati pada saat itu juga.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Surengrana tambah bergemetaran menyaksikan kehebatan
Sondong Landeyan. Selama hidupnya belum pernah ia
menyaksikan seseorang yang memiliki kesaktian demikian
mengerikan. Sekarang ia tidak hanya membungkuk-bungkuk
hormat, akan tetapi lantas saja duduk bersimpuh memohon


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

belas kasih. - Tuan ..... sesungguhnya siapakah tuan" -
- Hm. - Sondong Landeyan menggeram. - Hampir saja aku
terkecoh. Kau memang seorang adipati. Tetapi adipati yang
membelot ikut pemberontak. Bagaimana engkau masih bisa
mengelabui bupati itu. Heran, sungguh mengherankan -
Surengrana tergugu. Dengan mulut makin ternganga-
nganga ia mengamat-amati wajah Sondong Landeyan.
Menegas dengan suara tak jelas :
- Sebenarnya tuan siapa" -
- Pantas saja engkau tidak kenal diriku lagi, karena sudah
lama aku meninggalkan istana. -
Begitu Sondong Landeyan menyebut istana, pikiran
Surengrana seperti terbuka. Serunya tertahan sambil
mengucak-ucak matanya : - Ah Aku lamur Aku buta.... Bukankah tuan pengawal Sri
Baginda yang termashur" -
- Hm....dan kau diampuni karena mempersembahkan upeti
istimewa, ya" - - Tidak..... eh ya. - Surengrana menjawab dengan ragu-
ragu. Sebab ia khawatir Sondong Landeyan sedang
memancing sikap setianya kepada raja. Karena itu buru-buru
ia mengalihkan pembicaraan :
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Aku memang tolol Sekarang aku bertemu dengan
pengawal raja. Tentu saja kedua pusaka sakti itu harus
kembali ke kandang. Tuan, terimalah kembali milik raja. -
Setelah berkata demikian, dengan merangkak-rangkak, ia
mengambil pedang Sangga Buwana dan keris Tunggulmanik
yang tergeletak di samping mayat Tirtanata. Kemudian dengan
merangkak-rangkak ia mempersembahkannya.
Sondong Landeyan berbimbang-bimbang sejenak. Ia
menoleh kepada Mulatsih masih saja meratapi ayahnya.
Menyaksikan hal itu, tak sampai hati ia mengganggunya Maka
dengan kedua tangannya ia menerima angsuran pedang
Sangga Buwana dan keris Tunggulmanik yang dipersembahkan Surengrana kepadanya dengan bersimpuh.
Sekonyong-konyong ia mendengar bunyi suara yang halus.
- Serr Serr - Pada detik itu sadarlah ia apa arti bunyi itu.
- Penghianat laknat !- ia menggerung.
Surengrana mengelak dengan bergulingan sambil berteriak
senyaring-nyaringnya : - Sadikun Pabean Kuatkan hatimu. Dia sudah kena Paku
Tagih Belambangan - Mendengar Surengrana menyebut Paku Tagih Belambangan, Sondong Landeyan terperanjat. Ia ingat, bahwa
Paku Tagih Belambangan sangat beracun. Siapa yang terkena
paku beracun buatan Belambangan itu, akan mati kejang
dalam beberapa jam saja. Apalagi bila dibuat bergerak. Sebab racun itu akan segera
naik ke jantung melalui aliran darah. Tetapi Surengrana tidak
boleh dibiarkan lepas bebas menikmati kemenangannya. Tidak
boleh pula diberi waktu untuk melawan dirinya. Mumpung
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih bisa berbuat banyak ia harus membunuh nya. Memikir
demikian, sambil menahan nafas ia melompat memburu.
Dengan menjejakkan kakinya, ia melayang di udara dan jatuh
tepat menindih Surengrana yang tengah bergulingan. Orang
itu lantas saja kehilangan daya geraknya, mirip sebuah patung
terpantek memanjang di atas tanah.
Pabean dan Sadikun sebenarnya sudah setengah mati.
Namun begitu mendengar seruan Surengrana bahwa
lawannya sudah terkena Paku Tagih Belambangan, hati
mereka girang dan bersyukur. Seketika itu juga, timbullah
semangat hidupnya. Dengan memaksa diri, mereka mengepung Sondong
Landeyan dari jarak jauh sekali-kali Sadikun melecutkan
cambuknya untuk memancing gerakan lawan
- Bagus ! Serang terus ! Jangan biarkan dia beristirahat.
Dan kita tinggal menunggu saat mampusnya. - Teriak Pabean
mengobarkan semangat tempur temannya.
- Kau sendiri" - Sadikun mendongkol.
-Aku akan menunggu saatnya yang tepat. Kau jangan
berkecil hati Senjatamu lebih panjang dan lebih menguntungkan daripada tongkatku. Namun lihatlah nanti
Justru tongkatku ini yang sebentar lagi akan mengakhiri
hidupnya.- Pabean tertawa terbahak-bahak.
Sondong Landeyan sadar akan bahaya yang mengancam
jiwanya. Terlambat sedikit, dia bakal diserang dari dalam dan
dari luar. Racun akan melumpuhkan semua kepandaiannya
dan mereka berdua segera akan menghabisi jiwanya. Karena
itu ia harus bertindak cepat. Segera ia mengumpulkan
semangat juangnya. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan menahan nafas, ia melesat menerjang. Gerakannya
berada dugaan Pabean. Orang ini merasa seperti diterjang
sesosok bayangan. la ketakutan setengah mati dan lari
terbirit-birit. Memang, melarikan diri adalah satu-satunya jalan yang
paling menguntungkan. Kecuali dirinya selamat, Sondong
Landeyan akan mati diamuk racun yang jadi makin
menghebat. Akan tetapi perhitungan yang bagus itupun, tidak
berlaku bagi Sondong Landeyan. Bekas pengawal raja
Amangkurat IV terlalu hebat baginya. Entah dengan ilmu apa,
Sondong Landeyan dapat memukul lawan dari jarak jauh.
Blang... Suatu tenaga dahsyat menghantam punggung
Pabean. dan orang itu mati dengan perut terbelah.
Pada saat yang hampir berbareng, Sondong Landeyan
melompat menyerang Sadikun.
Karena terpepet, Sadikun terpaksa melakukan perlawanan. Cambuknya melejit
menghantam pinggang. Sondong Landeyan sama sekali
tidak mengelak atau mencoba
menyingkir. Dengan tangannya yang perkasa ia menangkap ujung
cambuk Sadikun dan ditariknya.
Tentu saja Sadikun mempertahankan diri sebisa-
bisanya. Akan tetapi sebentar
tadi ia sudah tertendang telak
sampai berputar tujuh keliling bagaikan gangsing. Betapapun,
tenaganya tidak utuh lagi. Sekarang ia mencoba mengadu
tenaga dengan Sondong Landeyan yang termashur memiliki
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenaga himpunan tak ubah Gajah Sena dalam cerita
perwayangan. Keruan saja, kulitnya terbeset dan cambuknya dengan
mudah beralih majikan. Mati-matian ia memutar tubuhnya
hendak melarikan diri. Sayang, Sondong Landeyan keburu
melecutkan cambuk rampasannya.
Tar ! Tarr ! Dan Sadikun roboh di alas tanah tak berkutik
lagi. Setelah kedua lawannya mati, Sondong Landeyan berdiri
angker bagaikan Dewa Maut. Sekarang kedua kakinya mulai
kesemutan. Tahulah dia, racun mulai mengamuk. Karena
terlalu menggunakan tenaga himpunan, kini tak dapat lagi ia
mempertahankan diri. tiba-tiba saja ia jatuh terduduk.
Pertempuran itu sempat membuat Mulatsih berhenti
menangis. Meskipun singkat, namun pertempuran itu
merupakan perjuangan mati hidup untuk kedua belah pihak.
Kalau Sondong Landeyan kalah, jiwanya akan ikut terancam
pula. Itulah sebabnya ia berharap agar pahlawannya menang.
Ternyata pendekar itu berhasil menumpas kelima lawannya.
Hatinya bersyukur bukan main. Namur pada saat itu pula, ia
terperanjat melihat Sondong Landeyan roboh. Terus saja ia
menghampiri dan mencoba membangunkannya. Sayang,
perawakan Sondong Landeyan tinggi perkasa. Berat badannya
berada diluar batas kekuatannya sendiri.
Meskipun bagian bawah badan terasa mati kaku, pikiran
Sondong Landeyan masih tetap jernih. Segera ia menuding
Surengrana sambil berkata memerintah :
- Geledah badannya. Ambil obat penawar racun dan berikan
padaku - http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mulatsih mendekati Surengrana yang sudah tidak bemafas
lagi. Selama hidupnya, belum pernah ia merampas barang
orang. Apalagi sampai menggerayangi tubuh orang mati.
Namun demi ikut membantu kesukaran pahlawannya, ia
memaksa diri dan menemukan sebuah botol kecil tertutup
rapat . - Apakah ini" - ia mengacung-acungkan tangannya.
Pada detik itu, pikiran Sondong Landeyan mulai semrawut.
Dengan suara lemah ia menyahut terpatah-patah :
- Bawalah kemari....aku....aku.... harus.... meminumnya. -
Mulatsih membuka penutup botol itu dan membawanya ke
dekat mulut Sondong Landeyan seraya menegas :
- Apakah betul ini" Rupanya ...eh warnanya hijau. -
Dengan sisa tenaganya Sondong Landeyan menyambar
botol itu dan disontakkan kedalam mulutnya. Lalu berkata :
- Bawalah pedang istana itu kemari -
Mulatsih kemudian memungut pedang Sangga Buwana dan
keris Tunggulmanik. Syukur, ia tadi sempat mendengar
percakapan Sondong Landeyan dan Surengrana sehingga tidak
sangsi lagi akan maksud baik pendekar itu.
- Hunuslah pedang itu ! - perintah Sondong Landeyan.
Mulatsih terkejut. Pikirannya menebak-nebak. Apa maksud
pendekar itu" Selagi berpikir demikian, terdengar lagi suara
Sondong Landeyan : - Sekarang periksalah kelima bangsat itu Bila ada yang
masih bernafas, potong lehernya ! -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Itulah perintah yang sangat menyeramkan bagi Mulatsih
yang berpekerti halus dan lemah lembut. Sahutnya dengan
suara bergemetaran : - A...aaku tak dapat mem ..... -
- Nona, aku terkena racun jahat. Dalam waktu enam jam,
tidak boleh aku bergerak. Bila di antara mereka ada yang
masih hidup, kita akan mati tanpa liang kubur. Karena itu,
nona harus membunuh mereka yang masih hidup. -
Mulatsih mau mengerti keterangan Sondong Landeyan.
Maka dengan memaksa diri ia memeriksa keadaan mereka
berlima, Tetapi alangkah berat langkah kakinya. Tak
dikehendaki sendiri, kedua kakinya menggigil.
- Masakan aku harus membunuhnya" - ia berkomat-kamit
Dan tak dikehendaki sendiri, ia mulai berisak-isak karena
hatinya terguncang. Untung. Kelima-limanya sudah melayang jiwanya sehingga
tidak perlu memotong leher mereka. Lalu dengan langkah
ringan, la kembali kepada Sondong Landeyan. Melapor :
- Mereka sudah mati. - Waktu itu Sondong Landeyan sudah memejamkan matanya
untuk mengatur pernafasan dan aliran darahnya. Mendengar
laporan Mulatsih ia nampak lega. Katanya dengan suara agak
merdu : - Nona, apakah engkau dapat membawa kereta berkudamu
seorang diri"- - Apa maksudmu" - Mulatsih tidak mengerti.
- Bukankah engkau harus membawa jenazah ayahmu
pulang" Bawalah pula pedang dan keris itu ! Setelah kelima
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bangsat itu mati, nona tidak perlu takut lagi. Akupun demikian
pula, sehingga tidak perlu meninggalkan tempat . -
- Pulang" Pulang ke mana" - Mulatsih batik bertanya.
Mendengar ucapan Mulatsih, Sondong Landeyan heran
sampai membuka kedua matanya. Sahutnya :
- Tentu saja pulang ke rumah orang tuamu.-
- Aku....aku ... aku tidak mempunyai rumah lagi.-
- Tidak mempunyai rumah bagaimana" -
Sondong Landeyan makin heran. - Bukankah ibu masih
berada di rumah" - Ibu" Semenjak aku masih kanak-kanak, ibu sudah
meninggal dunia.- - Oh. - Sondong Landeyan terkejut, karena ia tidak mengira
sama sekali. Maka cepat-cepat ia memperbaiki : - Kalau
begitu, nona tadi dari mana dan mau ke mana" Kudengar
ayahmu disebut-sebut sebagai seorang bupati.-
- Itu... itu...cuma bohong-bohongan.-


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

- Bohong-bohongan bagaimana" -
Setelah menelan obat penawar, otak Sondong Landeyan
jernih kembali seperti sediakala. Asal saja tidak usah memaksa
bergerak dengan menggunakan tenaga, untuk sementara
racun itu tidak berbahaya lagi. Itulah sebabnya, dapatlah ia
berbicara dengan tak usah mencemaskan akibatnya.
Mulatsih tidak segera menjawab. Wajahnya berubah-rubah.
Akhirnya terlongong-longong dengan kepala kosong. Sebentar
ia melihat pedang Sangga Buwana dan keris sakti yang berada
di tangannya. Lalu menatap wajah Sondong Landeyan dengan
pandang minta dikasihani.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Bohong-bohongan bagaimana" - Sondong Landeyan
mendesak lagi. - Ayahku bukan seorang bupati. Dia....dia....paman
Surengrana, bukan pula seorang adipati.-
- Surengrana seorang pemberontak. Apakah ayahmu begitu
juga" - Mulatsih meruntuhkan pandang. Lalu memanggut pendek.
Setelah itu berkata pelahan :
- Secara kebetulan, ayah memperoleh dua pusaka milik
istana ini Ayah bermaksud mempersembahkan kembali ke
Kartasura. Tentunya agar memperoleh pengampunan, bukan"
, Tidak hanya itu. Ayah berharap agar Sri Baginda berkenan
mendudukkan ayah ketempatnya semula sebagai seorang
bupati seperti yang pernah diperoleh paman Surengrana.-
- Hm. - Sondong Landeyan mau mengerti. Setelah berdiam
sejenak ia minta keterangan :
- Apakah selama ini ayahmu berada di atas pegunungan" -
- Ditengah hutan. - Mulatsih membetulkan tebakan
Sondong Landeyan. Sondong Landeyan menundukkan kepalanya. Meskipun ia
seorang pendekar yang gagah berani, tegas dan nyaring
suaranya, akan tetapi sesungguhnya ia seorang perasa.
Hatinya lembek dan cepat menaruh belas kasih terhadap
sesama hidup. Apalagi menghadapi seorang gadis begitu
cantik, lemah-lembut dan sedang ditimpa kemalangan. Sampai
disitu hatinya tidak tega lagi untuk memaksa Mulatsih
memberi keterangan lebih jelas lagi. la merasa cukup untuk
mengira-ngira saja. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada jaman Sri Baginda Paku Buwana I, rupanya Tirtanata
adalah seorang pembesar negeri. Mungkin sekali ia seorang
bupati yang memerintah kabupaten wilayah Jawa Timur.
Kemudian terlibat dalam suatu pemberontakan. Akibatnya ia
tergusur dari kediamannya dan terpaksa hidup terlunta-lunta
dalam hutan. Tiba-tiba ia mendengar Mulatsih membuka
mulutnya lagi seakan-akan menyambung tebakannya.
- Ayah dulu seorang bupati yang memerintah sebagian
wilayah Pasuruan. Aku sempat mengikuti hidup dalam
pengembaraan selama lima tahun. Syukur, ayah cepat sadar.
Salah seorang sahabat menolong ayah. Lalu kami hidup di
bawah satu atap dengan sahabat ayah Beliau seorang bupati
Ragajampi. Pada suatu hari, sahabat ayah itu memperoleh
persemba han dua pusaka ini dari sekawanan pemberontak
yang mohon perlindungannya. Inilah kesempatan yang bagus
sekali bagi ayah untuk memperoleh kembali kedudukannya
semula. Ayah berhasil membawa dua pusaka ini keluar dari
kabupaten. Tetapi sampai disini ..... sampai disini...Oh,
sungguh malang nasib ayah ..-
- Ah Kalau begitu, kita belum aman benar. - Sondong
Landeyan seperti tersadarkan. - Niscaya sahabat ayahmu tidak
akan tinggal diam. Beliau pasti mengirimkan orang-orang
kepercayaan untuk merebut kedua pusaka itu kembali. -
Mendengar ucapan itu, wajah Mulatsih pucat pasi. Tiba-tiba
saja sekujur badannya menggigil. Dan menyaksikan hal itu,
hati Sondong Landeyan yang lembek tersentuh telak.
Timbullah rasa pahla wannya untuk melindungi gadis yang
malang itu. - Sebenarnya, siapakah, namamu yang lengkap" - ia
mencoba minta keterangan demi kata hatinya sendiri.
- Sekar Mulatsih. - jawab gadis itu.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekar Mulatsih Alangkah sedap dan indah dalam
pendengaran Sondong Landeyan. Lalu dengan wajah tenang
dan dengan suara damai pula ia berkata :
- Asal saja aku dapat bergerak leluasa seperti sediakala,
musuh berapapun jumlahnya, aku tidak takut. Bawalah kereta
itu kemari. Kita mencari tempat peristirahatan yang layak.
Untuk sementara biarlah jenazah ayahmu berada di
tempatnya. Setelah aman sentausa, baru kita makamkan.-
- Mencari peristirahatan yang layak bagaimana" - Sekar
Mutatsih terkejut. Kedua bibirnya bergetar lembut. Wajahnya
berubah pucat. - Aku memerlukan waktu empat jam untuk merawat
lukaku.- - Oh, begitu" - Sekar Mulatsih mau mengerti. Perlahan-
lahan ia berpaling ke arah mayat ayahnya yang masih
menelungkup di atas tanah. Kemudian kembali menatap wajah
Sondong Landeyan. Berkata dengan hati-hati : - Sebenarnya, belum pernah aku
memegang kendali kuda.- - Hm. - Sondong Landeyan kecewa. Beberapa detik ia
mengamati wajah Sekar Mulatsih. Gadis yang cantik jelita itu,
memang terlalu lembut dan lemah. Setelah memaklumi, ia
memutuskan : - Baiklah, kau cari seekor kuda dan tuntun kemari -
Kali ini Sondong Landeyan memerintah dengan suara
lantang sehingga mengejutkan hati gadis itu. Justru demikian,
Sekar Mulatsih tidak berani berayal lagi. Buru-buru ia mencari
kuda penarik keretanya. Setelah memilih yang terbaik, segera
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ia menuntunnya ke hadapan Sondong Landeyan dan
mengangsurkan kendali kuda.
Sondong Landeyan menerima angsuran tangannya dan
untuk yang pertama kali itu ia bersentuhan dengan anggauta
tubuh Sekar Mulatsih yang halus dan lembut.
- Minggir ! - perintahnya garang.
Setelah Sekar Mulatsih menepi, dengan menguatkan diri
Sondong Landeyan merangkak ke atas punggung kuda. Lalu
memerintah lagi : - Bawalah pedang dan kerismu -
Dengan kepala kosong, Sekar Mulatsih menurut raja semua
perintah Sondong Landeyan. Kedua pusaka sakti itu kemudian
dipersembahkan kepala pendekar yang berperangai kasar itu.
Sondong Landeyan menyisipkan kedua senjata itu ke
pinggangnya. Lalu dengan sebelah tangannya ia meengangkat
tubuh Sekar Mulatsih ke atas punggung kuda yang tidak
berpelana. Dan perlahan-lahan ia melarikan kuda tanpa pelana
itu untuk mencari sebuah rumah kosong yang layak untuk
ditempati. Syukur, akibat pemberontakan banyak rumah-rumah
penduduk ditinggalkan pemiliknya.
Dengan begitu, Sondong Landeyan tidak perlu berputar-
putar mencari rumah penginapan. Karena tiada orang lain
kecuali Sekar Mulatsih, maka ia membawa kudanya masuk ke
ruang dalam sebuah rumah. Setelah menurunkan Sekar
Mulatsih dengan hati-hati di atas lantai, ia melompat ke atas
sebuah balai-balai panjang. Lalu menggebah binatang itu
keluar rumah. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sondong Landeyan memang seorang pendekar yang
berkepandaian tinggi. Himpunan tenaga saktinya kuat,
Tragedi Pulau Berhala 1 Wiro Sableng 051 Raja Sesat Penyebar Racun Burung Hoo Menggetarkan Kun Lun 12
^