Pencarian

Gadis Ketiga 4

Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie Bagian 4


?tidak dapat melihat kapan Poirot telah mengerjakan sesuatu yang bermanfaat. Dia
kecewa terhadap Poirot. Kalau nanti Poirot selesai berbicara, dia akan
mengatakan kepadanya lagi.
Poirot dengan tenang dan sistematis membeberkan apa yang dinamakannya "pola"
tersebut. "Berkaitan. Ya, semuanya berkaitan, dan itulah sebabnya mengapa menjadi sulit.
Satu hal berkaitan dengan yang lain, dan kemudian kita mendapatkan bahwa hal itu
masih juga ada hubungannya dengan hal yang lain lagi, yang tampaknya ada di luar
pola itu. Tetapi, sebetulnya tidak di luar pola itu. Hal ini membawa lebih
banyak orang lagi yang terlibat dalam lingkaran orang-orang yang dicurigai.
Dicurigai apa" Di sini, lagi-lagi kita tidak tahu. Pertama-tama ada si gadis
itu, dan melalui semua pola rumit yang saling bertentangan, saya harus menemukan
jawaban untuk pertanyaan yang paling menonjol. Apakah gadis ini seorang korban
keadaan, apakah dia dalam bahaya" Atau apakah gadis ini amat lihai" Apakah gadis
ini telah berhasil memberikan kesan yang ingin diberikannya demi tujuannya
sendiri" Kedua kemungkinan ini sama-sama masuk akal. Saya masih membutuhkan
sesuatu. Suatu petunjuk, dan ini pasti ada, cuma entah di mana. Saya yakin pasti
ada, entah di mana."
Nyonya Oliver sedang menggeledahi tasnya.
"Heran, saya tidak pernah bisa menemukan aspirin saya pada waktu saya
membutuhkannya," katanya dengan jengkel.
"Ada satu set hubungan yang berkaitan. Si ayah, si anak, dan si ibu tiri. Hidup
mereka saling berkaitan. 216 Ada pamannya yang tua, yang agak linglung dengan siapa mereka tinggal serumah.
Ada si gadis Sonia. Dia berkaitan dengan pamannya. Dia bekerja untuknya. Tutur
katanya baik, sopan. Pamannya senang sekali kepadanya. Katakanlah saja, pamannya
agak jatuh hati kepadanya. Tetapi apakah peranan gadis itu di dalam rumah tangga
ini?" "Mau belajar bahasa Inggris, saya kira," kata Nyonya Oliver.
"Dia menemui salah satu anggota Kedutaan Herzegovinia di Kew Gardens. Dia ?bertemu dengannya di sana, tetapi tidak berbicara dengannya. Dia meninggalkan
sebuah buku, dan orang itu mengambilnya...."
"Semua ini apa sih?" tanya Nyonya Oliver.
"Apakah hal ini ada hubungannya dengan pola yang lain" Kita masih belum tahu.
Tampaknya tidak mungkin, tetapi barangkali bukan tidak mungkin. Apakah Mary
Restarick secara kebetulan mengetahui sesuatu yang mungkin berbahaya bagi gadis
itu?" "Jangan sampai Anda mengatakan bahwa semua ini ada hubungannya dengan spionase
segala." "Saya tidak mengatakan demikian, saya hanya menduga-duga saja."
"Anda sendiri mengatakan bahwa Sir Roderick yang tua itu setengah tidak waras."
"Entah dia waras atau tidak, bukan masalahnya. Dia adalah orang yang cukup
penting pada masa peperangan. Surat-surat penting pernah melewati tangannya. Dia
mungkin juga menerima surat-surat yang penting. Surat-surat yang boleh
disimpannya sendiri setelah dianggap tidak penting lagi."
"Anda membicarakan soal perang, dan itu sudah lewat bertahun-tahun yang lalu."
217 "Memang. Tetapi masa lalu tidak selamanya selesai hanya karena sudah lama
berlalu. Aliansi baru dibentuk. Pidato-pidato umum dikumandangkan, menyangkal
ini, menolak itu, berbohong mengenai yang lain. Dan seumpama surat-surat atau
dokumen-dokumen yang bisa membuka kedok seseorang masih ada" Saya tidak
menceritai Anda apa-apa, Anda mengerti" Saya hanya membuat perkiraan-perkiraan
perkiraan yang pernah terbukti benar di masa-masa yang lampau. Barangkali ada
? surat-surat atau dokumen yang perlu dihanguskan, atau diserahkan 'k pada suatu
pemerintahan asing. Siapakah yang akan dapat melaksanakan tugas ini dengan lebih
baik daripada seorang gadis muda yang membantu seorang tua yang terkenal
mengumpulkan bahan untuk menulis buku kenangannya" Semua orang menulis buku
kenangannya sekarang. Tidak ada yang dapat mencegah mereka berbuat demikian!
Umpama saja, si ibu tiri itu mendapat sedikit bahan tambahan dalam makanannya
pada hari gadis sekretaris pendamping ini yang memasak" Dan umpama dialah yang
mengaturnya agar Norma yang dicurigai?"
"Tobat, tobat, otak Anda!" kata Nyonya Oliver. "Menyiksa diri sendiri, menurut
saya. Maksud saya, semua ini tidak mungkin terjadi."
"Itulah. Ada terlalu banyak pola. Yang mana yang benar" Si gadis Norma
meninggalkan rumah, pergi ke London. Dia adalah, seperti kata Anda kepada saya,
gadis yang ketiga, yang berbagi petak tinggal bersama dua orang gadis lainnya.
Di situ mungkin ada suatu pola lagi. Kedua orang gadis yang lain merupakan
orang-orang asing baginya. Tetapi, apa yang saya temukan kemudian" Claudia
Reece-218 Holland ternyata bekerja sebagai sekretaris pribadi ayah Norma Restarick. Di
sini kita menemukan suatu kaitan lagi. Apakah ini hanya kebetulan" Atau mungkin
ada suatu pola di baliknya" Gadis yang satunya, kata Anda, adalah seorang model,
dan kenal dengan pemuda yang Anda sebut si Burung Merak, dengan siapa Norma
menjalin hubungan cinta. Lagi-lagi suatu kaitan. Masih ada kaitan-kaitan lain
lagi. Dan apakah hubungan David Si Burung Merak dengan semuanya ini" Apakah ?dia mencintai Norma" Kelihatannya begitu. Orang, tua %adi& itu. tidak
menyetujuinya, yang mana tentu saja masuk akal dan normal."
"Memang agak aneh bahwa Claudia Reece-Holland itu sekretaris Restarick," kata
Nyonya Oliver sambil berpikir. "Menurut penilaian saya, dia sangat efisien dalam
segala tugas yang dikerjakannya. Barangkali dialah yang mendorong wanita itu
dari jendela tingkat ketujuh."
Perlahan-lahan Poirot menoleh kepadanya.
"Anda mengatakan apa?" desaknya. "Anda mengatakan apa?"
"Cuma seseorang di petak-petak tinggal itu namanya saja saya tidak tahu,
?tetapi dia jatuh dari jendela, atau melemparkan dirinya keluar jendela dari
lantai ketujuh dan meninggal."
Suara Poirot meninggi dengan galak.
"Dan Anda tidak pernah mengatakannya kepada saya?" katanya menuduh.
Nyonya Oliver memandangnya dengan terbengong-bengong.
"Saya tidak mengerti maksud Anda."
"Maksud saya" Saya sudah minta kepada Anda untuk menceritakan mengenai kematian.
Itulah yang 219 saya maksudkan. Suatu kematian. Dan Anda mengatakan tidak ada kematian. Anda
hanya bisa teringat suatu percobaan peracunan. Namun, di sini ada kematian.
Kematian di apa nama wisma tersebut?"
?"Wisma Borodene."
"Ya, ya. Dan kapan terjadinya?"
"Bunuh diri ini" Atau apa pun itu" Saya kira ya -r-saya kira sekitar seminggu
?sebelum kunjungan saya ke sana."
"Bagus! Bagaimana Anda bisa mengetahuinya?"
"Seorang pengantar susu yang menceritakannya."
"Seorang pengantar .susu, astaga!"
"Dia cuma bermaksud mengobrol saja," kata Nyonya Oliver. "Kedengarannya agak
menyedihkan. Terjadinya di pagi hari pagi-pagi sekali, saya kira."?"Siapakah namanya?"
"Saya tidak tahu. Saya kira dia tidak menyebutnya."
"Muda, setengah baya, atau tua?"
Nyonya Oliver mempertimbangkan. "Nah, dia tidak menyebutkan umurnya yang tepat.
Sekitar lima puluhan, saya kira, adalah apa katanya."
"Suatu bahan pemikiran. Apakah dia dikenal oleh salah satu dari ketiga gadis
itu?" "Mana saya tahu" Tidak ada orang yang mengatakan apa-apa tentang hal itu."
"Dan tidak terpikirkan oleh Anda untuk menceritakannya kepada saya."
"Sebetulnya saja, Tuan Poirot, saya tidak melihat hubungannya dengan semua ini.
Yah, barangkali 220 mungkin ada tetapi tidak ada orang yang pernah mengatakan begitu, atau yang.
?berpikir begitu." "Tetapi tentu saja, ada kaitannya. Si gadis Norma ini tinggal di petak-petak
tinggal di wisma yang sama, dan suatu hari seseorang bunuh diri (saya kira
begitulah pendapat umum). Maksud saya, seseorang melemparkan dirinya atau jatuh
dari jendela di lantai ketujuh, dan meninggal. Lalu" Beberapa hari kemudian
gadis Norma itu, setelah mendengar Anda bercerita tentang saya di sebuah pesta,
datang mengunjungi saya, dan berkata kepada saya bahwa dia takut jangan-jangan
dia telah melakukan suatu pembunuhan. Tidakkah Anda lihat" Suatu kematian dan
?tak berapa lama kemudian seseorang berpikir dia mungkin telah melakukan suatu
pembunuhan. Pasti, itulah pembunuhannya."
Nyonya Oliver ingin mengatakan "tidak masuk akal," tetapi dia tidak punya cukup
keberanian untuk berbuat itu. Namun bagaimanapun juga, begitulah yang
dipikirnya. "Jadi, ini tentulah mata rantai yang satu itu yang belum sampai kepada saya. Ini
seharusnya dapat menghubungkan semuanya! Ya, ya, saya sekarang masih belum
melihat kaitannya, tetapi pasti ada. Saya harus berpikir. Itulah yang harus saya
lakukan. Saya harus pulang dan berpikir sampai lambat-laun semua fakta ini cocok
membentuk suatu pola karena inilah kuncinya yang akan menghubungkan
?semuanya.... Ya. Akhirnya. Akhirnya saya bisa melihat kaitannya."
Dia bangkit dan berkata, "Selamat tinggal, Nyonya yang baik," dan bergegas keluar dari
kamar 221 itu. Nyonya Oliver baru sekarang dapat mengeluarkan perasaannya. m
"Omong kosong," katanya kepada kamar yang kosong. "Sama sekali tidak masuk akal.
Apakah empat butir pil aspirin terlalu banyak?"
222 BAB LIMA BELAS Di dekat siku lengan Hercule Poirot terletak secangkir tisane yang disediakan
George untuknya. Dia mencicipinya sambil berpikir. Dia berpikir dengan caranya
yang khas. Inilah teknik seseorang yang memilih bahan yang dipikirnya seperti
orang memilih bagian-bagian gambar yang bisa dicocokkan untuk membentuk suatu
pola. Kalau tiba saatnya, bagian-bagian ini akan dikumpulkan semua untuk
membentuk suatu gambaran yang jelas dan dapat dimengerti. Sekarang, hal yang
penting yaitu penyortirannya, pemisahannya. Dia mencicipi tisane-nya dan
meletakkan cangkirnya, menyandarkan lengannya pada lengan kursinya, dan
membayangkan satu per satu fakta-fakta yang ada, Setelah dia mengenalinya semua,
baru dia akan menyortirnya. Potongan-potongan yang melukiskan langit, potongan-
potongan yang melukiskan gundukan yang hijau, barangkali potongan-potongan yang
bergaris-garis seperti kulit macan....
Rasa sakit pada kakinya sendiri yang mengenakan sepatu kulit. Dia mulai dari
sana. Berjalan sepanjang suatu jalan karena dorongan petunjuk teman baiknya,
Nyonya Oliver. Seorang ibu tiri. Dia melihat dirinya dengan tangannya pada pintu
gerbang. Seorang wanita menoleh, seorang wanita
223 yang menundukkan kepalanya, memotongi cabang-cabang yang kurang sehat dari
tanaman bunga mawarnya, menoleh dan menatapnya" Apa yang terbentang di
hadapannya di sana" Tidak ada apa-apa. Sebuah kepala yang berwarna keemasan,
sebuah kepala yang berwarna keemasan menguning seperti ladang jagung, dengan
ikal-ikal rambut yang sedikit mengingatkannya kepada rambut Nyonya Oliver. Dia
tersenyum kecil. Tetapi rambut Mary Restarick diatur lebih rapi daripada yang
pernah dilihatnya pada Nyonya Oliver. Sebuah bingkai keemasan bagi wajahnya,
bingkai yang tampaknya sedikit terlalu besar untuknya. Dia teringat Sir Roderick
tua itu pernah mengatakan bahwa Mary harus mengenakan rambut palsu karena suatu
penyakit. Menyedihkan bagi seorang wanita yang masih begitu muda. Kalau
dipikirkannya sekarang, memang ada sesuatu yang membuat kepala Mary kelihatan
berat. Terlalu kaku, terlalu rapi dandanannya. Dia memikirkan rambut palsu Mary
Restarick kalau memang itu rambut palsu karena dia sama sekali tidak yakin? ?dia boleh mengandalkan keterangan Sir Roderick. Dia mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan yang ditimbulkan oleh rambut palsu ini, seandainya
berarti. Dia mengingat kembali percakapan mereka. Apakah mereka telah mengatakan
sesuatu yang penting" Dia pikir tidak. Dia mengingat ruangan yang mereka masuki.
Suatu ruangan yang tidak berkepribadian, yang baru saja dihuni dalam rumah orang
lain. Dua buah lukisan tergantung pada dinding, lukisan seorang wanita yang
mengenakan gaun berwarna kelabu seperti bulu burung dara. Dengan bibir yang
tipis, bibir yang terkatup rapat. Rambut yang berwarna coklat
224 keabu-abuan. Nyonya Restarick yang pertama. Dia kelihatannya mungkin lebih tua
daripada suaminya. Lukisan suaminya berada di dinding di seberangnya, menghadap
padanya. Kedua-duanya adalah lukisan yang baik. Lansberger memang seorang pemkis
potret yang baik. Pikirannya beralih pada lukisan si suami. Dia tidak melihatnya
begitu jelas pada hari pertama itu sebagaimana yang dilihatnya kemudian di
kantor Restarick.... Andrew Restarick dan Claudia Reece-Holland. Apakah ada apa-apanya" Apakah ada
hubungan yang lebih daripada hanya sebagai sekretarisnya" Tidak perlu ada. Di
sini seorang pria yang telah kembali ke negaranya setelah absen bertahun-tahun
lamanya, yang tidak mempunyai teman-teman dekat atau sanak kerabat, yang kuatir
dan bingung melihat watak dan sikap anak perempuannya. Tentunya tidaklah luar
biasa jika dia lalu berpaling kepada sekretaris barunya yang amat kompeten dan
minta dia mengusulkan suatu tempat di mana anaknya boleh tinggal di London.
Dengan menyediakan akomodasi tersebut, berarti suatu keuntungan bagi Claudia,
toh dia sedang mencari gadis ketiga. Gadis ketiga... ungkapan itu yang
diperolehnya dari Nyonya Oliver selalu timbul dalam otaknya seolah-olah ?mengandung arti ganda, yang mana karena suatu hal masih belum dapat dilihatnya.
Pelayannya, George masuk, sambil menutup pintu dengan bijaksana di
?belakangnya. "Seorang putri yang belia ada di sini, Pak. Putri belia yang pernah datang tempo
hari." Kata-kata itu datangnya terlalu pas dengan apa yang sedang dipikirkan Poirot.
Dia duduk tegak dengan terkejut.
225 "Putri belia yang datang pada waktu sarapan itu?" "Oh, bukan, Pak. Maksud saya
putri belia yang datang dengan Sir Roderick Horsefield tempo hari." "Ah, yang
itu." Poirot mengangkat alisnya. "Bawalah dia masuk. Di manakah dia?"
"Saya membawanya ke kantor Nona Lemon, Pak."
"Ah. Baik, bawalah dia masuk."
Sonia tidak menunggu untuk diumumkan George. Dia masuk ke kamar itu mendahului
George dengan langkah yang cepat dan agak agresif.
"Tidak mudah bagi saya untuk meninggalkan tempat. Tetapi saya kemari untuk
memberi tahu Anda bahwa saya tidak mencuri kertas-kertas itu. Saya tidak mencuri
apa-apa. Anda mengerti?"
"Apakah ada orang yang mengatakan bahwa Anda mencurinya?" tanya Poirot.
"Duduklah, Nona."
"Saya tidak mau duduk. Waktu saya sedikit sekali. Saya cuma datang untuk memberi
tahu Anda bahwa itu sama sekali tidak benar. Saya amat jujur dan saya melakukan
apa yang diperintahkan."
"Saya menerima penjelasan Anda. Saya sudah mengerti. Pernyataan yang Anda buat
adalah, bahwa Anda tidak memindahkan kertas-kertas, informasi, surat-surat,
dokumen apa pun dari rumah Sir Roderick Horsefield" Begitu, bukan?"
"Ya, dan saya kemari untuk memberi tahu Anda bahwa begitulah sesungguhnya. Dia
mempercayai saya. Dia tahu bahwa saya tidak akan berbuat seperti itu."
"Baiklah, kalau begitu. Ini adalah suatu pernyataan, dan saya telah
mengingatnya." 226 "Apakah Anda pikir Anda bisa menemukan surat-surat itu?"
"Pada saat ini saya punya tugas yang lain," kata Poirot. "Surat-surat Sir
Roderick harus menunggu gilirannya."
"Dia kuatir. Dia amat kuatir. Ada sesuatu yang tidak bisa saya katakan
kepadanya. Saya akan mengatakannya kepada Anda. Dia sering kehilangan barang.
Barang-barangnya tidak disimpan di tempat yang diingatnya. Dia menyimpannya di
bagaimana bisa saya ungkapkan" di tempat-tempat yang aneh. Oh, saya tahu, ? ?Anda mencurigai saya. Semua orang mencurigai saya karena saya orang asing.
Karena saya datang dari negara yang lain, mereka berpikir mereka berpikir
?saya mencuri dokumen rahasia seperti yang diceritakan dalam cerita-cerita
spionase Inggris Anda yang konyol. Saya tidak seperti itu. Saya orang yang
terpelajar." "Aha," kata Poirot. "Saya selalu suka mengetahuinya." Tambahnya, "Apakah ada hal
lain lagi yang ingin Anda katakan kepada saya?"
"Mengapa?" "Siapa tahu?" "Apakah tugas-tugas lain tersebut yang tadi Anda katakan?"
"Ah, saya tidak mau menahan Anda. Hari ini adalah hari libur Anda, saya kira?"
"Ya. Saya diberi satu hari setiap minggu di mana saya bebas mengerjakan apa saja
sesuka saya. Saya boleh pergi ke London. Saya boleh pergi ke Museum Inggris."
"Ah, ya, dan ke Victoria dan Albert juga, pasti." "Betul."


Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dan ke Gedung Kesenian Nasional dan melihat -
227 lihat lukisan. Dan pada hari yang cerah Anda bisa pergi ke Kensington Gardens,
atau bahkan sejauh Kew Gardens."
Dia tersentak. Dia menatapnya dengan amarah dan tanda tanya.
"Mengapa Anda menyebut Kew Gardens?"
"Karena di sana ada beberapa tanaman dan semak-semak dan pohon-pohon yang bagus.
Ah! Anda tidak boleh melewatkan Kew Gardens. Karcis masuknya murah sekali. Satu
sen, saya kira, atau dua sen. Dan untuk itu Anda bisa melihat pohon-pohon
tropis, atau Anda bisa duduk di bangku dan membaca sebuah buku." Poirot
tersenyum kepadanya dengan ramah dan merasa tertarik karena dia melihat perasaan
canggung gadis ini bertambah. "Tetapi, saya tidak boleh menahan Anda lebih lama,
Nona. Barangkali Anda punya teman-teman di kedutaan yang akan Anda kunjungi."
"Mengapa Anda berkata demikian?"
"Tidak ada alasan khusus. Anda, seperti kata Anda sendiri, adalah seorang asing
di sini, dan mungkin sekali Anda punya teman-teman yang ada hubungannya dengan
kedutaan negara Anda di sini."
"Ada orang yang telah menceritakan sesuatu kepada Anda. Seseorang telah menuduh
saya! Saya katakan kepada Anda bahwa dia adalah seorang tua yang konyol, yang
suka salah menaruh barangnya. Itu saja! Dan dia tidak tahu apa yang penting. Dia
tidak pernah memiliki surat-surat itu atau dokumen yang rahasia. Dia tidak
pernah punya." "Ah, tetapi Anda belum cukup memikirkan apa yang Anda katakan. Waktu berlalu,
Anda tahu. Dia memang pernah menjadi orang penting yang betul-betul mengetahui rahasia-rahasia
penting." "Anda berusaha menakut-nakuti saya."
"Tidak, tidak. Saya tidak semelodramatis seperti itu."
"Nyonya Restarick. Nyonya Restarick-lah yang sudah bercerita kepada Anda. Dia
tidak menyukai saya."
"Dia tidak berkata begitu kepada saya."
"Nah, saya tidak menyukainya. Dia adalah tipe wanita yang tidak saya percayai.
Saya kira dia tentunya punya rahasia."
"Begitukah?" "Ya, saya kira dia menyembunyikan sesuatu dari suaminya. Saya kira dia pergi ke
London atau ke tempat-tempat lain untuk bertemu dengan laki-laki lain. Paling
sedikit, untuk bertemu dengan satu laki-laki lain."
"Masa?" kata Poirot, "Itu betul-betul menarik. Anda pikir dia pergi untuk
menjumpai laki-laki lain?"
"Ya, betul. Dia begitu sering pergi ke London dan saya kira dia tidak selalu
mengatakannya kepada suaminya, atau katanya dia berbelanja, atau dia harus
membeli sesuatu. Semua alasan serupa itu. Suaminya sibuk terus di kantor dan dia
tidak memikirkan mengapa istrinya pergi ke London. Nyonya Restarick lebih sering
di London daripada di rumahnya di luar kota. Namun dia berpura-pura begitu
menggemari berkebun."
"Anda tidak mengetahui siapakah laki-laki yang ditemuinya?"
"Mana saya tahu" Saya tidak membuntutinya. Tuan Restarick bukanlah seorang yang
suka curiga. 229 228 Dia percaya kepada apa yang dikatakan istrinya. Barangkali setiap saat dia hanya
memikirkan usahanya. Dan lagi, saya pikir dia sedang menguatirkan anaknya."
"Ya," kata Poirot, "dia memang menguatirkan anaknya. Apakah Anda mengetahui
banyak tentang anaknya" Eratkah hubungan Anda dengannya?"
"Saya tidak mengenalnya terlalu baik. Kalau Anda tanyakan apa yang saya pikir ?nah, saya akan memberi tahu Anda! Saya pikir dia gila."
"Anda pikir dia gila" Mengapa?"
"Kadang-kadang dia mengatakan hal-hal yang aneh. Dia melihat hal-hal yang tidak
ada." "Dia melihat hal-hal yang tidak ada?"
"Orang-orang yang tidak ada. Terkadang dia tegang sekali dan pada saat lain dia
seakan-akan berada di alam mimpi. Anda berbicara kepadanya, dan dia tidak
mendengar apa yang Anda katakan. Dia tidak menjawab. Saya kira ada orang-orang
yang diinginkannya mati."
"Anda maksudkan Nyonya Restarick?"
"Dan ayahnya. Kalau dia memandangnya, seakan-akan dia membencinya."
"Karena mereka berdua berusaha menghalanginya mengawini pemuda pilihan hatinya?"
"Ya. Mereka tidak menghendaki itu terjadi. Mereka memang betul juga, tetapi itu
membuatnya marah. Suatu hari," tambah Sonia mengangguk-anggukkan kepalanya
dengan gembira, "saya kira dia akan bunuh diri. Saya harap dia tidak akan
berbuat sekonyol itu, tetapi bila orang sedang jatuh cinta, itulah yang
dilakukan mereka." Dia mengangkat bahunya. "Nah saya mau pergi sekarang."?230
"Coba katakan satu hal lagi. Apakah Nyonya Restarick mengenakan rambut palsu?"
"Rambut palsu" Mana saya tahu?" Dia berpikir sejenak. "Mungkin, ya," Sonia
mengakuinya. "Amat berguna untuk bepergian. Juga mode. Kadang-kadang saya
sendiri pun memakai rambut palsu. Yang berwarna hijau! Dulu, saya pernah
memakainya." Tambahnya lagi, "Saya akan pergi sekarang," lalu berlalu.
Scanned book (sbook) ini hanya untuk koleksi pribadi. DILARANG M E NGKOM E R S
TLKAN atau hidup anda mengalami ketidakbahagiaan dan ketidakberuntungan
BBSC 231 BAB ENAM BELAS "Hari ini tugas saya banyak," Hercule Poirot mengumumkan pada keesokan harinya
sementara dia bangkit dari meja sarapannya dan bergabung dengan Nona Lemon.
"Melakukan penyelidikan. Anda telah mendapatkan informasi yang saya perlukan,
membuatkan perjanjian pertemuan, kontak-kontak yang perlu?"
"Tentu saja," kata Nona Lemon. "Semuanya di situ." Dia menyerahkan kepadanya
sebuah tas dokumen yang kecil. Poirot memandang isinya sekilas dan menganggukkan
kepalanya. " "Saya selalu dapat mengandalkan Anda, Nona Lemon," katanya. "Itu
menakjubkan." "Ah, Tuan Poirot, saya tidak melihat apa-apanya yang menakjubkan. Anda memberi
saya petunjuk, dan saya laksanakan. Biasa saja."
"Pah, tidak sebiasa itu," kata Poirot. "Apakah saya juga tidak sering memberi
petunjuk kepada tukang gas, tukang listrik, tukang yang datang kemari untuk
membetulkan sesuatu, dan apakah mereka melaksanakan permintaan saya" Sangat,
sangat jarang." Dia masuk ke lorong. "Mantel saya yang agak tebal, Georges. Saya kira dinginnya musim gugur telah
tiba." 232 Dia melongok lagi ke kantor sekretarisnya. "Omong-omong, apa pendapat Anda
tentang wanita muda yang kemari kemarin?"
Nona Lemon yang akan melayangkan jari-jarinya di atas mesin tik, berhenti,
berkata dengan pendek, "Asing."
"Ya, ya." "Kentara sekali asingnya."
"Anda tidak memperoleh kesan lainnya kecuali itu?"
Nona Lemon berpikir. "Saya tidak punya sarana untuk menilai kemampuannya."
Tambahnya ragu-ragu, "Dia tampaknya gugup mengenai sesuatu."
"Ya. Dia dicurigai mencuri! Bukan uang, tetapi surat-surat majikannya."
"Wah, wah," kata Nona Lemon. "Surat-surat penting?"
"Kemungkinan besar. Tetapi kemungkinan yang tak kalah artinya ialah, majikannya
boleh jadi tidak kehilangan apa-apa."
"Wah," kata Nona Lemon, memberi Poirot suatu pandangan khusus yang selalu
diberikannya dan yang menyatakan bahwa dia menginginkan majikannya cepat-cepat
pergi supaya dia boleh melanjutkan mengerjakan pekerjaannya dengan bersemangat.
"Nah, saya selalu berkata, kalau orang mau mencari karyawan, sebaiknya mencari
yang wataknya dapat dipastikan, dan ambillah orang Inggris."
Hercule Poirot keluar. Tujuannya yang pertama adalah ke Wisma Borodene. Dia naik
taksi. Turun di halaman blok ini, dia memandang sekelilingnya. Seorang portir
yang berseragam sedang berdiri di pintu masuk, menyiulkan suaiu~nada yang
sedih.. l n JAYA A&Afii "
Sementara Poirot menghampirinya, di berkata, "Ya, Pak?"
"Apakah Anda bisa menceritakan kepada saya kejadian tragis yang terjadi di sini
belum lama berselang?"
"Kejadian tragis?" tanya si portir. "Setahu saya tidak ada."
"Seorang wanita melemparkan dirinya, atau sebaiknya kita sebut saja, terjatuh
dari salah satu lantai di atas, dan meninggal."
"Oh, itu. Saya tidak tahu apa-apa mengenai itu karena saya baru bekerja di sini
satu minggu. Hei, Joe!"
Seorang portir lain yang keluar dari bangunan di seberang blok itu mendekat.
"Kau tentu tahu mengenai wanita yang jatuh dari lantai ketujuh. Sekitar sebulan
yang lalu, bukan?" "Belum selama itu," kata Joe. Joe orangnya agak tua dan lambat bicaranya.
"Peristiwa buruk, itu."
"Dia langsung meninggal?"
"Ya." "Siapakah namanya" Mungkin seorang kerabat saya," Poirot menjelaskan. Poirot
bukanlah orang yang segan berbohong.
"Ah, begitu, Pak. Menyesal sekali. Namanya Nyonya Charpentier."
"Dia sudah lama tinggal di sini?"
"Coba saya ingat. Sekitar satu tahun barangkali satu setengah tahun. Tidak, ?saya kira tentunya sudah dua tahun. Nomor 76, lantai tujuh."
"Itu lantai yang tertinggi?"
"Ya, Pak. Namanya Nyonya Charpentier."
Poirot tidak mendesak minta deskripsi lainnya, karena sebagai kerabatnya dia
mungkin dianggap 234 seharusnya mengetahuinya. Tetapi dia bertanya, "Apakah hal itu menimbulkan
banyak kehebohan, banyak pertanyaan" Kira-kira pukul berapakah waktu itu?"
"Pukul lima atau enam pagi, saya kira. Tanpa memberikan peringatan terlebih dulu
atau apa. Langsung saja jatuh. Meskipun hari masih pagi, orang-orang cepat
sekali berkerumun, berdesakan mau melewati susuran pagar di sana. Anda tahu
bagaimana orang-orang itu."
"Dan polisi juga, tentu saja."
"Oh, ya, polisi tiba dalam waktu yang cukup singkat. Dan seorang dokter, dan
ambulans. Semua seperti biasanya," kata portir ini dengan nada kesal seakan-akan
orang-orang selalu melemparkan diri mereka dari jendela di lantai ketujuh satu
atau dua kali dalam sebulan.
"Dan saya kira orang-orang lalu turun dari petak-petak mereka ketika mereka
mendengar tentang kejadian itu?"
"Oh, tidak ada begitu banyak yang datang dari petak-petak. Salah satu sebabnya
adalah adanya suara lalu lintas dan lain-lainnya di sekitar sini, sehingga
kebanyakan mereka tidak mengetahui tentang peristiwa itu. Ada yang mengatakan
dia sempat berteriak pada waktu jatuhnya, tetapi tidak cukup keras untuk
menimbulkan kehebohan. Cuma orang-orang yang ada di jalan, yang lewat, yang
melihat kejadiannya. Dan mereka tentu Saja menjulurkan leher mereka sejauh
mungkin dari atas susuran pagar itu dan orang-orang-lain yang melihat mereka,
juga ikut berbuat yang sama. Anda tahu bagaimana suatu kecelakaan itu!"
235 Poirot mengiyakan ia tahu bagaimana suatu kecelakaan itu.
"Dia hidup seorang diri?" katanya, nadanya hanya setengah bertanya.
"Betul." "Tetapi tentunya dia punya teman-teman, di antara penghuni lainnya?"
Joe mengangkat bahunya dan menggelengkan kepalanya. "Barangkali. Saya tidak
tahu. Tidak sering melihatnya di restoran di sini bersama penyewa-penyewa yang
lain. Terkadang ada teman-temannya dari luar yang diajaknya makan bersama.
Tidak, saya kira dia tidak begitu akrab dengan siapa pun di sini. Sebaiknya,"
kata Joe agak tidak sabar, "Anda bertanya pada Tuan McFarlane, yang bertanggung
jawab di sini, jika Anda ingin mengetahui lebih banyak mengenainya."
"Ah, terima kasih. Ya, itulah yang akan saya kerjakan."
"Kantornya ada di blok yang sebelah sana, Pak. Di lantai bawah. Anda akan
melihat namanya tertera di pintu."
Poirot pergi ke tempat yang sudah ditunjukkan itu. Dari tas dokumennya dia
mengeluarkan sehelai surat yang letaknya paling atas yang telah disiapkan Nona
Lemon untuknya. Pada sampulnya tercantum kata "Tuan McFarlane". Tuan McFarlane
ternyata adalah seorang laki-laki yang tampan dan cerdik berusia sekitar 45
tahun. Poirot menyampaikan surat itu "kepadanya. Dia membuka dan membacanya.
"Ah, ya," katanya, "saya mengerti."
Diletakkannya surat itu di meja dan dipandangnya Poirot.
"Pemilik tempat ini sudah menginstruksikan saya
236 supaya memberikan bantuan sedapatnya kepada Anda dalam hal kematian Nyonya
Louise Charpentier. Sekarang, tepatnya, apakah yang ingin Anda ketahui, Tuan" ?dia melihat pada surat itu lagi "Tuan Poirot?"
?"Tentunya ini bersifat amat rahasia," kata Poirot. "Kerabatnya sudah diberi tahu
oleh polisi dan seorang pengacara, tetapi mereka amat menginginkan, karena toh
saya akan datang ke Inggris, agar saya bisa memperoleh beberapa fakta pribadi.
Anda mengerti, bukan" Begitu menyedihkan kalau orang hanya menerima laporan dari
pihak yang berwajib saja."
"Ya, memang. Ya, saya cukup mengerti bagaimana rasanya. Nah, saya akan
menceritakan apa yang saya ketahui."
"Sudah berapa lama dia tinggal di sini dan bagaimana asal mulanya sampai dia
memilih petak tinggal di sini?"
"Dia sudah tinggal di sini saya bisa memeriksa tanggalnya yang tepat
? ?sekitar dua tahun. Ada petak kosong, dan saya kira wanita yang akan keluar ini
rupanya kenalannya. Dia memberitahukan kepadanya jauh sebelumnya bahwa dia akan
keluar. Namanya Nyonya Wilder. Bekerja di BBC. Sudah tinggal di London beberapa
lamanya, tetapi akan pindah ke Canada. Wanita yang amat baik saya kira dia
?tidak begitu kenal dengan wanita yang meninggal ini. Dia kebetulan saja
mengatakan bahwa dia akan melepaskan petak tinggalnya. Nyonya Charpentier
menyukai petak itu."
"Apakah Anda menganggapnya seorang penyewa yang ideal?" Ada sedikit keraguan
sebelum Tuan McFarlane menjawab.
237 "Dia penyewa yang amat memuaskan, ya."
"Jangan takut mengatakannya kepada saya," kata Hercule Poirot. "Sering ada
pesta-pesta gila, bukan" Agak terlalu katakanlah gaduh dalam caranya
? ?berkumpul-kumpul?"
Tuan McFarlane berhenti bersikap terlalu berhati-hati.
"Dari waktu ke waktu ada beberapa keluhan, tetapi kebanyakan dari orang-orang
yang sudah tua." Hercule Poirot membuat gerakan yang berarti.
"Agak terlalu gemar minuman keras, ya dan bergabung dengan orang-orang yang
?serupa. Tentu saja dari waktu ke waktu menimbulkan kesulitan."
"Dan dia juga gemar laki-laki?"
"Yah, saya tidak akan berkata sejauh itu."
"Tidak, tidak, tetapi saya mengerti."
"Tentu saja, dia sudah tidak begitu muda lagi."
"Penampilan sering menyesatkan. Berapakah umurnya menurut penglihatan Anda?"
"Sulit untuk menebaknya. Empat puluh empat puluh lima." Tambahnya, ?"Kesehatannya tidak begitu baik. Anda tahu."
"Begitulah yang saya dengar."
"Dia minum terlalu banyak tidak diragukan lagi. Lalu dia merasa amat depresi.
?Bingung dengan dirinya sendiri. Selalu pergi ke dokter, saya kira, dan tidak
mempercayai apa yang mereka katakan kepadanya. Wanita-wanita suka berpikiran
demikian terutama pada usia itu dalam hidup mereka dia pikir dia sakit
? ?kanker. Merasa cukup yakin sendiri. Dokternya menentfamkan hatinya, tetapi dia
tidak mempercayainya. Di pengadilan, dokter ini mengatakan sebetulnya tidak ada
yang tidak beres. Oh, 238 sudahlah, kita mendengar tentang soal-soal begini setiap hari. Dia bingung
sendiri dan pada suatu hari yang cerah ...." Dia mengangguk.
"Memang menyedihkan," kata Poirot. "Apakah dia mempunyai teman-teman khusus dari
antara penghuni petak-petak lainnya di sini?"
"Setahu saya, tidak. Tempat ini, Anda lihat, bukanlah tempat yang bisa dikatakan
punya suasana akrab. Kebanyakan penghuninya adalah orang-orang yang bekerja,
punya kesibukan." "Saya sedang berpikir khususnya tentang Nona Claudia Reece-Holland. Saya
bertanya-tanya, apakah barangkali mereka berdua saling mengenal?"
"Nona Reece-Holland" Tidak, saya kira tidak. Oh, maksud saya, mereka tentunya
saling tahu, saling menyapa kalau kebetulan naik lift yang sama, semacam itu.
Tetapi saya kira tidak ada kontak sosial lainnya. Anda lihat, mereka berasal


Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dari generasi yang berbeda. Maksud saya ..." Tuan McFarlane tampaknya agak gugup.
Poirot bertanya-tanya mengapa.
Kata Poirot, "Salah satu dari gadis-gadis lain yang tinggal sepetak dengan Nona
Holland mengenal Nyonya Charpentier. Kalau tidak salah Nona Norma Restarick."
?"Begitu" Saya tidak tahu dia baru saja tinggal di sini. Saya hampir-hampir
?tidak mengenal rupanya. Sepertinya seorang gadis yang agak ketakutan. Belum lama
lepas sekolah, saya kira." Tambahnya, "Apakah ada hal lainnya yang bisa saya
kerjakan untuk Anda, Pak?"
"Tidak, terima kasih. Anda sudah baik sekali. Apakah saya boleh melihat petak
tersebut" Sekedar 239 supaya saya dapat mengatakan ..." Poirot berhenti, tidak menjelaskan apa yang
ingin dikatakannya. "Coba saya lihat dulu. Sekarang sudah disewa orang lain. Tuan Travers. Dia ada
di kota sepanjang hari. Ya, marilah naik bersama saya, kalau Anda mau."
Mereka .naik ke lantai tujuh. Sementara Tuan McFarlane memasukkan anak kuncinya,
salah satu nomornya lepas dari daun pintu dan nyaris menjatuhi sepatu kulit
Poirot. Poirot melompat ke samping dan membungkuk memungutnya. Dilekatkannya
kembali nomor itu dengan menusukkan jarum penusuknya ke daun pintu tersebut
dengan hati-hati. "Nomor-nomor ini lepas," katanya.
"Saya minta maaf, Pak. Akan saya catat. Ya, dari waktu ke waktu nomor-nomor itu
bisa lepas. Nah, silakan masuk."
Poirot masuk ke ruang tamu. Pada saat itu ruangan ini hampir tidak punya
kepribadian. Dindingnya ditempeli kertas dinding dengan motif kayu yang
berserat. Perabotannya cukup nyaman dan konvensional. Satu-satunya tambahan
pribadi adalah sebuah pesawat televisi dan beberapa buku.
"Semua petak di sini sudah dilengkapi sebagian dengan perabot," kata Tuan
McFarlane. "Para penyewa tidak perlu membawa barang-barang mereka sendiri,
kecuali bila mereka menghendakinya. Sebagian langganan kami adalah orang-orang
yang datang dan pergi."
"Dan dekorasinya semuanya sama?"
"Tidak seluruhnya. Orang-orang kelihatannya menyukai kesan kayu mentah ini.
Latar belakang yahg baik bagi gambar-gambar. Satu-satunya yang
240 berlainan adalah dinding yang menghadap ke p'intu. Kami mempunyai pilihan
lukisan dinding yang lengkap, yang dapat dipilih penyewanya.
"Kami punya sepuluh pilihan," kata Tuan McFarlane dengan sedikit bangga. "Ada
yang gaya Jepang amat artistik, bagaimana pendapat Anda" Dan ada sebuah ?dengan gambar kebun Inggris; ada dengan gambar burung-burung yang amat menyodok;
ada dengan gambar*gambar pohon, ada gambar pelawak, ada gambar abstrak yang
menarik garis-garis dan kubus, dalam warna-warna yang kontras menyolok, dan
?sejenis itu. Semuanya rancangan pelukis-pelukis yang baik. Perabotan kami
semuanya sama. Dua warna pilihan, atau tentu saja orang bisa menambah dengan
kesukaan mereka sendiri. Tetapi umumnya mereka tidak mau repot-repot."
"Kebanyakan dari mereka bukanlah apa yang bisa kita sebut pengatur rumah,"
Poirot mengusulkan. "Ya, lebih banyak tipe yang hanya mampir sementara, atau orang-orang sibuk yahg
menginginkan kenyamanan yang nyata, sistem saluran air yang baik, dan segalanya
itu, tetapi tidak terlalu mempersoalkan dekorasi, meskipun ada juga satu dua
orang yang suka membuat perubahan, yang sebetulnya menurut kami kurang
memuaskan. Kami harus mencantumkan dalam surat sewa-menyewa bahwa pada saat
mereka pindah, mereka harus mengembalikan semuanya di tempatnya semula atau
?membayar biayanya jika kami yang mengerjakannya."
Mereka rupanya semakin melantur dari pokok pembicaraan, yaitu kematian Nyonya
Charpentier. Poirot menghampiri jendela.
241 "Dari sinikah?" Dia berkata dengan hati-hati.
"Ya. Itulah jendelanya. Yang sebelah kiri. Ada balkonnya."
Poirot memandang ke bawah.
"Tujuh tingkat," katanya. "Perjalanan yang panjang."
"Ya, dia langsung mati, saya senang dapat mengatakan ini. Tentu saja, itu
mungkin suatu kecelakaan juga."
Poirot menggelengkan kepalanya.
"Anda tidak mungkin sungguh-sungguh mengusulkan itu, Tuan McFarlane. Pasti
disengaja.". "Nah, orang selalu suka mengusulkan kemungkinan yang lebih mudah diterima. Dia
memang bukanlah wanita yang merasa bahagia."
"Terima kasih," kata Poirot, "untuk kesediaan Anda. Sekarang saya dapat memberi
kerabatnya di Prancis suatu gambaran yang amat jelas."
Gambarannya sendiri tentang apa yang telah terjadi tidaklah sejelas yang
diharapkannya. Sejauh ini tidak ada yang mendukung teorinya bahwa kematian
Louise Charpentier itu penting. Dia mengulangi nama kecil wanita ini dengan
saksama. Louise.... Mengapa nama Louise ini membawa kenangan yang menghantuinya"
Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Kepada Tuan McFarlane dia mengucapkan terima
kasihnya, lalu pergi. 242 BAB TUJUH BELAS Kepala Inspektur Neele sedang duduk di belakang mejanya, amat resmi dan
berwibawa. Dia menyapa Poirot dengan sopan dan menyilakannya duduk. Segera
setelah pemuda yang mengantarkan Poirot masuk itu keluar, sikap Kepala Inspektur
Neele berubah. "Dan apa yang sedang kaukejar sekarang, Setan Tua yang penuh rahasia?" katanya.
"Soal itu," kata Poirot, "kan kau sudah tahu."
"Oh, ya, aku telah menggali beberapa kasus kuno, tetapi aku kira kau tidak bisa
memperoleh banyak dari lubang itu."
"Mengapa kaunamakan lubang?"
"Karena kau begitu mirip seekor kucing yang pandai sekali menangkap tikus.
Seekor kucing yang duduk di "depan suatu lubang menantikan tikusnya keluar. Nah,
kalau kautanya aku, lubang ini tidak ada tikusnya. Bukan berarti bahwa aku
mengatakan kau tidak dapat menemukan beberapa transaksi yang mencurigakan.
Kautahu bagaimana usahawan-usahawan kaya ini. Pasti banyak transaksi yang tidak
jujur, mengenai barang tambang dan konsensi dan minyak dan sejenisnya. Tetapi PT
Joshua Restarick mempunyai reputasi yang baik. Usaha keluarga tadinya ? ?tetapi sekarang sudah tidak bisa disebut
243 begitu lagi. Simon Restarick tidak punya anak, dan adiknya Andrew hanya punya
satu anak perempuan itu. Ada seorang bibi yang tua dari pihak ibunya. Anak
Andrew Restarick tinggal bersama bibi ini setelah dia keluar dari sekolah dan
ibunya sendiri meninggal. Bibi ini meninggal karena serangan jantung kira-kira
enam bulan yang lalu. Agak kurang beres, aku dengar ikut beberapa perkumpulan
?kepercayaan yang agak aneh. Tidak ada bahayanya. Simon Restarick jelas adalah
tipe usahawan yang lihai dan mempunyai istri yang sosial. Mereka kawinnya agak
tua." "Dan Andrew?"
"Andrew rupanya menderita penyakit petualangan. Tidak ada laporan yang jelek
mengenai dirinya. Tidak pernah tinggal lama di mana-mana, berkelana di Afrika
Selatan, Amerika Selatan, Kenya, dan di beberapa tempat lainnya. Kakaknya
mendesaknya untuk pulang lebih dari satu kali, tetapi dia tidak mau. Dia tidak
suka London maupun berdagang, tetapi tampaknya dia juga mewarisi bakat Restarick
yang ahli mengumpulkan uang. Dia mencari tambang mineral, dan yang sejenisnya.
Dia bukanlah seorang pemburu gajah, atau ahli purbakala, atau ahli tanam-
tanaman, atau yang semacam itu. Semua transaksinya adalah transaksi bisnis dan
semuanya menguntungkan."
"Jadi dalam caranya sendiri dia pun sebetulnya konvensional?"
"Ya, kira-kira begitulah. Aku tidak tahu apa yang menyebabkannya kembali ke
Inggris setelah kematian kakaknya. Mungkin saja karena seorang istri baru dia?telah kawin lagi. Wanita yang cantik, jauh lebih muda daripada dirinya. Pada
saat ini mereka 244 tinggal bersama si tua Sir Roderick Horsefield, yang adik perempuannya kawin
dengan* paman Andrew Restarick. Tetapi aku kira ini cuma sementara. Apakah kau
baru sekarang mendengar berita ini" Ataukah kau sudah tahu?"
"Aku sudah tahu sebagian besarnya," kata Poirot. "Apakah ada gangguan kejiwaan
dalam keluarga itu dari pihak yang mana pun?"
"Aku pikir tidak, kecuali Bibi Tua dengan kepercayaannya yang aneh-aneh. Itu
biasa pada seorang wanita yang hidup sendiri."
"Jadi, sebetulnya apa yang bisa kauceritakan kepadaku hanyalah bahwa ada banyak
uang yang terlibat," kata Poirot.
"Banyak sekali uangnya," kata Kepala Inspektur Neele. "Dan semuanya cukup halal.
Ingatlah, sebagian berasal dari uang yang dibawa Andrew Restarick ke dalam
perusahaan. Konsensi-konsensi di Afrika Selatan, tambang-tambang, deposit-
deposit mineral. Aku nilai, pada waktu semua ini diolah atau dipasarkan, uang
yang akan dihasilkannya tentu banyak sekali."
"Dan siapa yang akan mewarisinya?" kata Poirot.
"Itu tergantung bagaimana Andrew Restarick mewariskannya. Tergantung dia, tetapi
aku kira tidak ada orang lain lagi kecuali istri dan anaknya."
"Jadi pada suatu hari mereka berdua akan menerima sejumlah uang yang amat
banyak?" "Begitulah perkiraanku. Aku kira tentunya ada banyak badan-badan yang mengawasi
distribusi uang dan harta keluarga dan yang sejenisnya. Semua praktek spekulasi
yang biasa di kota."
"Tidak ada wanita lain, umpamanya, kepada siapa dia menaruh minat?"
245 "Tidak pernah mendengar soal itu. Aku pikir itu tidak mungkin. Istri barunya toh
cantik." "Seorang pemuda akan mendapat semua fakta ini dengan mudah?" kata Poirot sambil
berpikir. "Maksudmu, lalu mengawini anaknya" Tidak ada yang dapat mencegahnya, meskipun
seandainya gadis itu ditempatkan di bawah pengawasan pengadilan. Tentu saja,
ayahnya bisa mencoret namanya dari surat wasiatnya kalau dia mau."
Poirot memandang secarik kertas dengan suatu daftar yang diketik rapi di
tangannya. "Bagaimana mengenai Gedung Kesenian Wedderburn?"
"Aku heran, dari mana kau mencium ini. Apakah ada klienmu yang menghubungimu
mengenai suatu pemalsuan?"
"Apakah mereka jual-beli lukisan palsu?"
"Orang tidak jual-beli lukisan palsu," kata Kepala Inspektur Neele jengkel.
"Pernah ada suatu kasus yang menyebalkan. Seorang jutawan dari Texas kemari
untuk membeli lukisan dan dia telah membayar mahal. Mereka menjual lukisan
Renoir dan Van Gogh kepadanya. Lukisan Renoir ini menggambarkan kepala kecil
seorang gadis, dan ada sedikit keraguan mengenai keasliannya. Tidak ada bukti
bahwa Gedung Kesenian Wedderburn mengetahui mereka telah membeli barang yang
diragukan keasliannya. Kasus ini dipermasalahkan. Banyak ahli-ahli lukisan
datang dan memberikan pendapat mereka. Pada akhirnya, mereka ternyata saling
bertentangan satu sama lain. Gedung keseniannya menawarkan untuk menariknya
kembali. Namun si jutawan tidak berubah pikiran, karena ahli yang paling
terkenal dewasa ini bersumpah bahwa lukisan
246 itu asli. Maka dia tetap mempertahankannya. Tetapi bagaimanapun juga, semenjak
saat itu gedung kesenian itu kehilangan kepercayaan masyarakat."
Poirot membaca daftarnya lagi.
"Dan bagaimana mengenai Tuan David Baker" Sudahkah kaucekkan untukku?"
"Oh, dia itu salah satu dari rombongan mereka. Berandalan berkeliaran bersama?gang-gang dan mengacau di klub-klub malam. Pecandu ganja heroin narkotik
? ? Gadis-gadis tergila-gila padanya. Dia adalah tipe yang digandrungi mereka.
?Mereka mengatakan bahwa hidupnya begitu menderita dan dia adalah orang yang
begitu pandai, bahwa lukisannya tidak dihargai. Semata-mata seks saja, menurut
aku." Poirot membaca daftarnya lagi.
"Tahukah kau sesuatu mengenai Tuan Reece-Holland, anggota parlemen?"
Cukup sukses dalam politik. Punya bakat berpidato. Satu atau dua transaksi yang
agak aneh di kota tetapi dia berhasil lolos dengan cukup rapi. Menurut aku dia
adalah orang yang licin. Dari waktu ke waktu dia memperoleh uang dengan cara-
cara yang meragukan."
Poirot tiba pada nomor yang terakhir dari daftarnya.
"Bagaimana mengenai Sir Roderick Horsefield?"
"Seorang tua yang menyenangkan, tetapi agak kurang waras. Kau punya penciuman
yang tajam, Poirot; tahu semuanya, bukan" Ya, di Dinas Intel memang pernah
terjadi beberapa kericuhan. Yaitu demam menulis kenang-kenangan ini. Tidak ada
yang tahu pernyataan sembrono apa lagi yang akan diedarkan berikutnya. Semua
orang tua, baik dari 247 angkatan atau bukan, sedang berlomba-lomba mengeluarkan pernyataannya sendiri
tentang apa yang diingatnya mengenai kesalahan orang lain! Umumnya tidak jadi
soal, tetapi kadang-kadang nah, kautahu, kebijaksanaan Kabinet berubah dan
?kita tidak ingin menghina kelemahan seseorang atau memberikan publikasi yang
salah, jadi kami harus berusaha membungkam orang-orang tua ini. Beberapa dari
antara mereka agak sulit ditangani. Tetapi kalau kau mau mencari info di sana,
kau harus datang ke Dinas Intel sendiri. Aku kira tidak ada yang terlalu keluar
garis. Kesalahannya dulu adalah mereka tidak menghanguskan dokumen-dokumen yang
seharusnya mereka hanguskan. Mereka menyimpan semuanya. Namun aku pikir tidak
banyak yang bisa didapat dari dokumen-dokumen itu, tetapi kami tahu bahwa
seseorang tertentu yang berkuasa, sedang mencari info."
Poirot menghela napas panjang.
"Apakah aku tidak berhasil membantu?" tanya Kepala Inspektur.
"Aku senang sekali mendengar faktanya dari sumber yang resmi. Tetapi, memang,
apa yang kau entakan kepadaku tidak banyak membantu." Dia mengeluh dan kemudian
berkata, "Bagaimanakah pendapatmu jika seseorang tiba-tiba mengatakan kepadamu
secara sambil lalu bahwa seorang wanita seorang wanita muda yang menarik ? ?mengenakan rambut palsu?"
"Memangnya kenapa?" kata Kepala Inspektur Neele. Dan menambahkannya dengan
sedikit sengit, "Istriku mengenakan rambut palsu juga kalau kami bepergian.
Tidak merepotkan." "Maafkan," kata Hercule Poirot.
248 Sementara Poirot berpamitan, Kepala Inspektur bertanya, "Apakah kau sudah
menerima semua keterangan mengenai kasus bunuh diri di petak-petak tinggal yang
kautanyakan itu" Sudah aku suruh kirim ke tempatmu."
"Ya, terima kasih. Paling tidak fakta-fakta resminya. Suatu laporan yang
terbatas." "Tadi ada sesuatu yang kaukatakan yang mengingatkan aku kepada hal itu. Sebentar
lagi aku bisa mengingatnya kembali. Cerita tragis yang umum. Wanita yang bebas,
senang laki-laki, punya cukup uang untuk hidup, tanpa k kuat ran apa-apa, minum
terlalu banyak lalu mulai merosot. Kemudian dia kejangkitan apa yang aku sebut
demam penyakit. Kautahu, mereka merasa yakin mereka mengidap kanker atau semacam
itu. Mereka bertanya ke dokter dan dokter mengatakan bahwa mereka tidak apa-apa.
Mereka pulang tetapi mereka tidak percaya. Kalau menurut aku, ini biasanya
disebabkan karena mereka menyadari bahwa mereka sudah tidak begitu menarik lagi
di mata laki-laki. Itulah sebenarnya yang membuat mereka depresi. Ya, ini
terjadi setiap kali. Aku kira mereka sebetulnya kesepian, kasihan. Nyonya
Charpentier adalah salah satu dari orang-orang semacam ini. Aku kira tidak ada
dia berhenti. "Oh, tentu saja, aku sekarang ingat. Kau tadi bertanya mengenai
seorang anggota parlemen kita, Reece-Holland. Dia sendiri juga suka main-main,
secara hati-hati. Pokoknya, Louise Charpentier pernah menjadi pacarnya pada
suatu waktu. Itu saja."
"Apakah hubungan itu serius?"
"Oh, menurut aku tidak terlalu. Mereka pergi bersama-sama ke beberapa klub yang
kecil-kecil dan 249 sebagainya. Kau kan tahu, kami selalu memasang mata mengenai hal-hal demikian.
Tetapi mereka tidak pernah menjadi sorotan pers. Bukan sesuatu yang
menggemparkan." "Oh, begitu."
"Tetapi berlangsungnya cukup lama. Mereka tampil bersama-sama, dari waktu ke
waktu selama enam bulan begitu, tetapi aku kira Louise bukanlah wanita satu-
satunya, begitu pun dia bukanlah pria satu-satunya bagi Louise. Jadi kau tidak
dapat menarik kesimpulan apa-apa dari ini, bukan?"
"Aku kira tidak."
"Tetapi bagaimanapun juga," katanya kepada dirinya sendiri sambil menuruni anak
tangga, "bagaimanapun juga, itu suatu koneksi. Itu merupakan jawaban atas sikap
Tuan McFarlane yang canggung. Ini adalah satu mata rantai, mata rantai yang
kecil, yang menghubungkan antara Emlyn Reece-Holland, anggota parlemen, dengan
Louise Charpentier." Boleh jadi ini tidak punya arti apa-apa. Tidak ada
alasannya, bukan" Namun "Aku tahu terlalu banyak. Aku tahu sedikit-sedikit ?mengenai segala hal dan semua orang, tetapi aku tidak bisa menyelesaikan polaku.
Setengah-dari fakta-fakta tersebut tidak relevan. Aku butuh suatu pola. Satu
pola. Seandainya aku raja, aku rela menukarkan kerajaanku dengan satu pola ini,"


Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

katanya keras-keras. "Bagaimana, Pak?" tanya pemuda yang melayani lift, menoleh dengan terkejut.
"Tidak apa-apa," kata Poirot.
250 BAB DELAPAN BELAS Poirot berhenti di pintu masuk Gedung Kesenian Wedderburn, mengamati sebuah
lukisan yang menggambarkan tiga ekor sapi garang yang tubuhnya panjang-panjang
dan dibayangi oleh suatu kincir angin besar yang rumit. Kedua jenis obyek ini
rasanya tidak ada hubungannya satu sama lain, ataupun dengan warna ungu yang
amat janggal itu. "Menarik, bukan?" suatu suara yang halus lembut berkata.
Seorang pria setengah baya, yang pada kesan pertama dengan senyumnya memamerkan
deretan giginya yang putih bagus yang tidak kepalang tanggung banyaknya, berdiri
di dekat siku Poirot. "Begitu segar."
Tangannya putih dan montok, yang dilambaikan-nya seakan-akan dia sedang
merribawakan suatu gaya arabesque dalam balet. *?"
"Pameran yang hebat. Ditutup minggu lalu. Pameran Claude Raphael sudah dibuka
kemarin dulu. Pasti sukses. Pasti sukses besar."
"Ah," kata Poirot, dan dia dibawa lewat tirai beludru yang berwarna abu-abu
masuk ke suatu ruangan yang panjang.
Poirot membuat beberapa komentar yang hati-hati namun samar-samar. Pria montok
itu menggandeng - 251 nya dengan luwes. Ini adalah seseorang yang tidak boleh dibiarkan lolos
ketakutan, begitulah pasti perasaannya. Dia adalah seorang yang amat
berpengalaman dalam teknik penjualan. Orang segera merasa seakan-akan dia boleh
tinggal seharian penuh di gedung kesenian ini kalau mau, meskipun tidak membeli
sebuah lukisan pun. Semata-mata hanya untuk memandang lukisan-lukisan yang indah
ini meskipun pada waktu orang masuk ke gedung ini tidak akan terpikirkan
?olehnya betapa indahnya lukisan-lukisan tersebut. Tetapi pada waktu orang
keluar, dia akan merasa yakin bahwa lukisan-lukisan itu memang indah. Setelah
menerima beberapa petunjuk artistik dan membuat beberapa komentar baku yang umum
dibuat oleh penggemar-penggemar amatir, semacam "Saya suka yang ini," Tuan
Bascombe akan menanggapinya dengan memberikan dorongan seperti,
"Memang luar biasa Anda berkata demikian. Ini menunjukkan, kalau boleh saya
katakan, ketajaman penilaian Anda. Tentunya Anda tahu ini bukanlah reaksi yang
diberikan orang pada umumnya. Kebanyakan orang menyukai sesuatu yang yah,
? yang agak jelas, semacam lukisan itu!" dia menuding pada salah satu sudut ?kanvasnya "tetapi yaflg ini, ya, Anda telah melihat mutu lukisannya. Menurut
?saya tapi ini hanya pendapat saya pribadi lho itu adalah salah satu karya
? ?besar Raphael." Poirot dan orang ini masing-masing dengan kepala di satu sisi sebuah lukisan,
bersama-sama memandang lukisan suatu berlian yang berwarna oranye yang tidak
simetris dengan dua buah mata manusia tergantung pada apa yang tampaknya seperti
benang 252 jaring laba-laba. Setelah merasa bahwa hubungan baik sudah dijalin, dan dengan
adanya waktu yang jelas tidak terbatas, Poirot berkata, "Saya kira Nona Frances
Cary bekerja untuk Anda, bukan?"
"Ah, ya. Frances. Gadis yang pandai dia. Sangat artistik dan sangat kompeten
pula. Baru saja kembali dari Portugis, di mana dia telah mengaturkan suatu
pameran seni bagi kami. Amat berhasil. Dia sendiri pun pelukis yang lumayan,
tetapi tidak benar-benar kreatif, menurut saya, kalau Anda mengerti yang saya
maksudkan. Dia lebih mahir di bidang bisnis. Saya kira dia sendiri pun
menyadarinya." "Saya dengar dia seorang pendukung kesenian yang baik?"
"Oh, ya. Dia tertarik pada kaum muda. Memberikan dorongan kepada yang berbakat,
malah meyakinkan saya untuk menyelenggarakan suatu pameran untuk satu kelompok
kecil artis-artis muda musim semi yang lalu. Cukup berhasil pers juga
?mengambil perhatian secara kecil-kecilan, Anda mengerti. Ya, dia punya anak
?buah." "Anda mengerti, saya ini agak kolot. Beberapa dari pemuda-pemuda ini bukan
?main!" Poirot melemparkan tangannya ke atas.
"Ah," kata Tuan Bascombe dengan sabar, "Anda tidak boleh menilai mereka dari
penampilannya. Itu cuma mode, Anda tahu. Jenggot dan jeans atau kemeja brokat
dan rambut gondrong. Hanya satu fase yang akan berlalu."
"David siapa," kata Poirot. "Saya lupa nama akhirnya. Nona Cary rupanya punya
pendapat yang tinggi tentangnya."
"Apakah yang Anda maksudkan itu bukan Peter Cardiff" Dia anak asuhan Nona Cary
yang paling 253 akhir. Tapi, saya tidak seyakin itu terhadapnya seperti Nona Cary. Dia
sebetulnya tidak sedemikian agresifnya seperti kelihatannya nah, yang pasti
?reaksionaris. Mirip mirip Burne Jones kadang-kadang! Namun, kita tidak
? ?bisa pasti. Kita memang bisa memperoleh reaksi semacam ini. Nona Cary kadang-
kadang menjadi modelnya."
"David Baker itulah nama yang saya maksudkan tadi," kata Poirot.
?"Dia tidak jelek," kata Tuan Bascombe tanpa antusias. "Tidak bisa berkreasi
sendiri, menurut saya. Dia termasuk dalam kelompok artis yang saya sebutkan
tadi, tetapi dia tidak memberikan kesan yang berarti. Seorang pelukis yang baik,
memang, tetapi tidak menonjol. Lebih banyak meniru!"
Poirot pulang. Nona Lemon menyerahkan surat-surat untuk ditandatanganinya, dan
membawanya pergi setelah semuanya ditandatangani. George menghidangkan telur
dadar dengan sayuran, dan dapat dikatakan dilengkapi dengan sikap prihatin pada
waktu menyajikannya. Setelah makan siang, sementara Poirot mendudukkan dirinya
di kursi besarnya dengan kopi di dekat siku tangannya, telepon berbunyi.
"Nyonya Oliver, Pak," kata George mengangkat pesawat telepon dan memindahkannya
ke dekat sikunya. Poirot mengangkat tangkainya dengan ogah-ogahan. Dia tidak punya keinginan
berbicara dengan Nyonya Oliver. Dia merasa pasti Nyonya ini akan mendesaknya
berbuat sesuatu yang tidak ingin dikerjakannya.
"Tuan Poirot?" "Ya, saya sendiri."
254 "Nah, apa yang sedang Anda kerjakan" Apa yang sudah Anda kerjakan?"
"Saya sedang duduk di kursi ini," kata Poirot. "Sedang berpikir," tambahnya.
"Itu saja?" kata Nyonya Oliver.-
"Itu adalah hal yang penting," kata Poirot. "Apakah saya nanti berhasil atau
tidak, saya tidak tahu."
"Tetapi Anda harus menemukan gadis itu. Dia mungkin telah diculik."
"Tampaknya mungkin begitu," kata Poirot. "Dan saya menerima sepucuk surat di
sini yang tiba dengan pos siang dari ayahnya, mendesak saya untuk pergi
menemuinya dan melaporkan kemajuan apa yang telah saya dapat."
"Nah, kemajuan apa yang Ulah Anda dapat?" "Sementara ini," kata Poirot, "tidak
ada." "Wah, Tuan Poirot, Anda betul-betul harus tahu 8iri."
"Anda juga!" "Apa maksud Anda, saya juga?"
"Anda terus mendesak saya."
"Mengapa Anda tidak pergi ke tempat di Chelsea itu di mana kepala saya kena
pukul?" "Supaya kepala saya pun kena pukul?"
"Saya betul-betul tidak bisa mengerti Anda," kata Nyonya Oliver. "Saya telah
memberi Anda suatu petunjuk dengan menemukan gadis itu di rumah makan. Anda
sendiri yang mengatakan demikian."
"Saya tahu, saya tahu."
"Lalu Anda kehilangan jejaknya!"
"Saya tahu, saya tahu."
"Bagaimana dengan wanita itu yang melempar -
255 kan dirinya keluar jendela. Apakah Anda belum mendapatkan apa-apa dari itu?"
"Saya sudah bertanya-tanya, iya."
"Lalu?" "Tidak ada apa-apanya. Wanita itu cuma satu di antara sekian. Ketika mudanya
mereka menarik, mereka menjalin banyak hubungan asmara, nafsu mereka berkobar-
kobar, mereka menjalin lebih banyak hubungan asmara lagi, mereka menjadi
berkurang menariknya, mereka menjadi tidak berbahagia, dan minum terlalu banyak,
mereka menyangka mereka mengidap kanker atau suatu penyakit fatal, lalu pada
akhirnya, dalam keputusasaan dan kesepian, mereka melemparkan diri dari
jendela!" "Anda mengatakan bahwa kematiannya penting bahwa itu ada artinya." ?"Seharusnya demikian."
"Masa!" Karena sudah kehabisan komentar, Nyonya Oliver memutuskan pembicaraan.
Poirot bersandar kembali di kursinya, sebisa-bisanya, karena sandarannya tegak
lurus, dan menggapai George supaya mengangkat cerek kopinya dan juga pesawat
teleponnya, lalu mulai mengulangi kembali dalam benaknya apa yang diketahuinya
dan apa yang tidak. Untuk menjernihkan pikirannya, dia berbicara keras-keras.
Dia mengemukakan lagi tiga pertanyaan filosofis.
"Apa yang aku ketahui" Apa yang dapat aku harapkan" Apa yang harus aku lakukan?"
Dia tidak yakin bahwa susunannya sekali ini sudah betul, atau apakah pertanyaan-
pertanyaan ini sudah tepat, tetapi dia mempertimbangkannya.
"Barangkali aku memang terlalu tua," kata
256 f Hercule Poirot, yang sudah sampai di puncak keputusasaannya. "Apa yang aku
ketahui?" Setelah memikirkannya kembali dia memutuskan bahwa dia tahu terlalu banyak!
Untuk sementara, dikesampingkannya pertanyaan itu.
"Apa yang bisa aku harapkan?" Nah, orang selalu bisa berharap. Dia bisa berharap
bahwa otaknya yang begitu hebat, jauh lebih baik daripada otak siapa pun, lambat
atau cepat pasti akan menghasilkan suatu jawaban untuk suatu problema yang
dirasanya sendiri tidak dimengertinya.
"Apakah yang harus aku lakukan?" Nah, ini sudah pasti. Apa yang harus
dilakukannya adalah pergi mengunjungi Tuan Andrew Restarick, yang tentu saja
menguatirkan anaknya setengah mati, dan yang tidak diragukan lagi akan
menyalahkan Poirot yang sampai kini belum berhasil menyerahkan anaknya kembali.
Poirot dapat mengerti hal ini, dan bersimpati dengan pandangannya, tetapi dia
tidak suka menghadap dengan kesan yang amat buruk ini. Satu-satunya hal lain
yang bisa dilakukannya adalah menelepon suatu nomor tertentu dan menanyakan
perkembangan apa yang sudah ada.
Tetapi sebelum dia melakukan itu, dia akan kembali kepada pertanyaan yang telah
dikesampingkannya. "Apakah yang aku ketahui?"
Dia tahu bahwa Gedung Kesenian Wedderburn sedang "dicurigai sejauh ini
?tampaknya masih berjalan di atas jalurnya, tetapi mereka tidak akati segan-segan
menipu jutawan-jutawan kaya dengan menjual lukisan-lukisan yang meragukan.
Dia teringat Tuan Bascombe dengan tangannya yang putih montok dan giginya yang
banyak, dan 257 memutuskan bahwa dia tidak menyukainya. Tuan Bascombe adalah jenis orang yang
sudah hampir dapat dipastikan akan melakukan pekerjaan yang tidak halal,
meskipun sebelumnya dia tentu akan melindungi dirinya dengan baik. Ini adalah
suatu fakta yang bisa berguna karena mungkin ada kaitannya dengan David Baker.
Lalu David Baker sendiri, si Burung Merak. Apa yang diketahuinya tentang David"
Dia telah bertemu dengannya, pernah bercakap-cakap dengannya, dan dia telah
membentuk kesan yang tertentu mengenainya. David akan bersedia melakukan hal-hal
kotor apa saja demi uang, dia mau mengawini seorang gadis ahli waris yang kaya
demi uangnya dan bukan demi cinta, dia mungkin juga bisa dibeli. Andrew
Restarick sudah pasti berpendapat demikian, dan boleh jadi dia betul. Kecuali....
Dia mempertimbangkan Andrew Restarick, lebih memikirkan lukisannya di dinding
yang tergantung di atas kepalanya daripada orangnya sendiri. Dia teringat bentuk
tulangnya yang keras, dagunya yang menonjol, keteguhannya, ketetapan hatinya.
Lalu dia teringat Nyonya Andrew Restarick almarhumah. Garis-garis kepahitan
hidup di sekitar mulutnya.... Mungkin dia akan pergi ke Crosshedges lagi dan
memandang lukisan itu, supaya dapat dilihatnya dengan lebih jelas, karena di
dalamnya mungkin ada suatu petunjuk mengenai Norma. Norma tidak, dia tidak ?boleh memikirkan Norma dulu. Apa lagi yang masih ada"
Ada Mary Restarick, yang menurut si gadis Sonia, pasti punya pacar karena dia
pergi ke London begitu sering. Poirot berpikir Nyonya Restarick lebih cocok
pergi ke London untuk melihat-lihat tanah dan
kapling yang mungkin bisa dibelinya, petak-petak yang mewah, rumah-rumah di
Mayfair, dekorasi, segala hal yang dapat dibeli dengan uang di kota metropolitan
itu. Uang.... Rasanya semua faktor yang melintasi otaknya akhirnya bertemu di titik ini
juga. Uang. Pentingnya uang. Dalam kasus ini ada banyak uang yang terlibat.
Bagaimanapun juga, meskipun dengan cara yang tidak menyolok, uang itu berarti.
Uang memainkan peranan. Sampai kini tidak ada fakta-fakta yang bisa mendukung
dugaannya bahwa kematian Nyonya Charpentier yang tragis adalah perbuatan Norma.
Tidak ada bukti, tidak ada motif; namun ia merasa bahwa di sini ada suatu
hubungan yang tidak dapat disangkal. Gadis itu telah mengatakan bahwa dia
"mungkin telah melakukan suatu pembunuhan." Suatu kematian telah terjadi hanya
satu atau dua hari sebelumnya suatu kematian yang terjadi di bangunan yang
?sama di mana ia tinggal. Tentu saja, ini tidak mungkin hanya suatu kebetulan,
dan kematian itu tidak ada kaitannya. Dia teringat lagi akan penyakit Mary
Restarick yang aneh. Suatu kejadian yang begitu sederhana sehingga sudah
merupakan suatu klise. Suatu kasus peracunan di mana yang meracuni adalah
?tentu saja salah seorang penghuni rumah yang sama. Apakah Mary Restarick
?telah meracuni dirinya sendiri, apakah suaminya telah meracuninya, apakah si
gadis Sonia yang telah memasukkan racun" Atau apakah Norma pelakunya" Semua hal
menunjuk, Hercule Poirot harus mengakuinya, kepada Norma sebagai pelakunya yang
paling logis. 259 258 "Semuanya sama," kata Poirot, "karena aku tidak bisa menemukan apa-apa,
logikanya berantakan."
Dia mengeluh, bangkit dari duduknya dan menyuruh George memanggilkan sebuah
taksi. Dia harus memenuhi janjinya dengan Andrew Restarick.
260 BAB SEMBILAN BELAS Hari ini Claudia Reece-Holland tidak berada di kantor. Sebagai gantinya, seorang
wanita setengah baya menerima Poirot. Katanya Tuan Restarick sedang menunggunya,
lalu diantarkannya Poirot ke kantor Restarick.
"Nah," kata Restarick hampir-hampir tidak sabar menanti sampai Poirot sudah
melewati ambang pintu. "Nah, bagaimana dengan anak saya?"
Poirot merentangkan tangannya.
"Sampai kini nihil."?"Tetapi, Bung, pasti ada sesuatu suatu petunjuk. Seorang gadis kan tidak bisa
?lenyap begitu saja."
"Gadis-gadis pada masa yang lalu sudah pernah melakukannya, dan di masa yang
akan datang mereka masih akan melakukannya lagi."
"Mengertikah Anda, berapa pun biayanya tidak menjadi masalah, betapapun
besarnya! Saya saya tidak bisa begini terus."
?Kali ini dia tampak betul-betul gugup. Dia kelihatannya lebih kurus, dan matanya
yang .merah merupakan bukti bahwa dia tidak bisa tidur pada malam hari.
"Saya mengerti bagaimana kuatirnya Anda, tetapi percayalah, saya telah melakukan
yang semaksimal 261 mungkin untuk melacak jejaknya. Hal-hal demikian, sayangnya tidak bisa diburu-
buru." "Dia mungkin hilang ingatannya atau dia mungkin maksud saya, dia mungkin
? ?sakit. Sakit." Poirot tahu apa kira-kira yang diungkapkan oleh kalimat yang terpatah-patah ini.
Restarick hampir saja mengatakan, "Dia mungkin mati."
Poirot duduk di seberang mejanya dan berkata, "Percayalah, saya mengerti
kebingungan Anda, dan saya harus mengatakannya satu kali lagi kepada Anda, Anda
akan memperoleh hasil yang lebih cepat kalau Anda menghubungi polisi."
"Tidak!" Kata ini meledak keluar.
"Mereka punya fasilitas yang lebih banyak, lebih banyak sumber-sumber yang bisa
dimintai keterangan. Percayalah, ini bukan hanya soal uang. Uang tidak bisa
memberikan hasil yang sama seperti yang bisa diberikan suatu organisasi yang
sangat efisien." "Bung, tidak ada gunanya berbicara dengan nada menghibur begini. Norma anak saya
anak tunggal saya, satu-satunya darah dan daging saya."


Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?"Apakah Anda yakin Anda sudah menceritakan semuanya kepada saya semuanya yang
?mungkin ada mengenai anak Anda?"
?"Apa lagi yang bisa saya ceritakan?"
"Itu bukan saya yang dapat menjawabnya, tetapi Anda. Apakah misalnya, di masa-
masa yang lampau pernah terjadi insiden?"
"Misalnya" Apa yang Anda maksudkan, Bung?"
"Apakah ada sejarah gangguan jiwa yang terbukti?"
"Anda pikir bahwa bahwa ...."?"Mana saya tahu" Mana saya bisa tahu?"
262 "Dan mana saya tahu?" kata Restarick, tiba-tiba menjadi menyesal. "Apa yang saya
ketahui tentang dia" Setelah bertahun-tahun ini. Grace adalah wanita yang penuh
dendam. Seorang wanita yang tidak mudah memaafkan atau melupakan. Terkadang saya
merasa saya merasa bahwa dia adalah orang yang tidak tepat untuk membesarkan
?Norma." Restarick bangkit, dan mondar-mandir di kantornya, lalu duduk lagi.
"Tentu saja, saya juga tidak seharusnya meninggalkan dia. Saya menyadarinya.
Saya meninggalkan dia membesarkan anak itu seorang diri. Tetapi pada saat itu
saya kira saya punya alasan-alasan yang membenarkan tindakan itu. Grace adalah
seorang wanita yang wataknya baik sekali, dan ia menyayangi Norma. Seorang
pembimbing yang betul-betul baik untuknya. Tetapi apakah sebenarnya memang
demikian" Apakah dia memang cocok" Beberapa surat yang ditulis Grace kepada saya
berbau amarah dan balas dendam. Yah, barangkali itu cukup normal. Tetapi saya
sendiri absen selama bertahun-tahun. Saya seharusnya kembali, kembali lebih
sering dan melihat bagaimana anak ini tumbuh. Mungkin dalam hati saya punya
perasaan malu karena bersalah. Tetapi sekarang tidak ada gunanya mencari-cari
alasan lagi." Dia berpaling dengan tajam.
"Ya. Pada waktu saya melihat Norma lagi, saya memang berpendapat bahwa sikapnya
seluruhnya terlalu emosional, tidak dapat dikendalikan. Saya berharap dia dan
Mary akan akan bisa berteman setelah beberapa waktu, tetapi saya harus
?mengakuinya bahwa saya merasa gadis ini tidak seluruhnya beres. Saya merasa
lebih baik baginya bekerja di
263 London dan pulang hanya pada akhir-akhir pekan, tidak dipaksakan berkumpul
dengan Mary setiap saat. Oh, barangkali tindakan saya salah. Tetapi di manakah
dia, Tuan Poirot" Di manakah dia" Apakah Anda kira dia mungkin lupa identitas
dirinya" Kita sering mendengar kejadian begitu."
"Ya," kata Poirot, "itu suatu kemungkinan. Dalam keadaannya, dia mungkin sedang
berkeliaran tanpa menyadari siapa dirinya. AtaG dia mungkin mendapat kecelakaan.
Ini lebih kecil kemungkinannya, saya bisa menjamin bahwa saya sudah bertanya di
semua rumah sakit dan tempat-tempat lain."
"Anda tidak berpikir dia. Anda tidak berpikir dia sudah mati?"
?"Dia akan lebih mudah ditemukan jika mati daripada hidup, percayalah. Tenanglah,
Tuan Restarick. Ingatlah, dia mungkin mempunyai teman-teman yang tidak Anda
kenal. Teman-teman entah di bagian mana di Inggris, teman-teman yang dikenalnya
semasa dia tinggal bersama ibunya, atau dengan bibinya, atau teman-teman yang
merupakan kenalan teman-teman sekolahnya. Semua hal ini membutuhkan waktu untuk
disortir. Mungkin juga Anda harus bersiap-siap menerima kenyataan ini
? dia berada bersama seorang laki-laki yang mungkin adalah pacarnya."
?"David Baker" Kalau saya tahu bahwa ...."
"Dia tidak bersama David Baker. Itu," kata Poirot tanpa, humor, "adalah hal yang
pertama-tama saya pastikan dulu."
"Mana saya tahu teman-teman seperti apa yang dimilikinya?" Restarick menghela
napas. "Kalau saya menemukannya, bila saya menemukannya ?264
lebih baik saya berkata demikian dia akan saya bawa meninggalkan semua ini."
?"Semua apa?" "Negara ini. Saya merasa susah sekali, Tuan Poirot, susah semenjak saya pulang
kemari. Dari dulu saya membenci kehidupan cara kota. Lingkaran kegiatan yang
membosankan, dari pekerjaan rutin kantor, sampai konsultasi yang tidak ada
habis-habisnya dengan para pengacara dah penanam modal. Hidup yang saya gemari
itu dari dulu selalu sama. Bepergian, berkelana dari satu tempat ke tempatyang
lain, pergi ke tempat-tempat yang masih liar dan sukar dimasuki. Itulah cara
hidup saya Seharusnya saya tidak boleh meninggalkan cara hidup ini. Seharusnya
saya minta Norma yang menyusul saya, dan seperti yang tadi saya katakan, bila
saya menemukannya, itulah yang akan saya perbuat. Sekarang saja sudah ada yang
menawar untuk membeli usaha saya. Nah, mereka boleh memiliki seluruh usaha ini
dengan syarat-syarat yang amat lunak. Saya akan membawa uang tunainya dan
kembali ke suatu negara yang punya arti buat saya, yang hidup."
"Aha! Dan apa yang akan dikatakan istri Anda tentang rencana ini?" .
"Mary" Dia sudah terbiasa dengan kehidupan yang demikian. Itu adalah tempat
asalnya." "Bagi kaum hawa yang punya banyak uang," kata Poirot, "mungkin London sangat
menarik." "Dia akan sependapat dengan saya."
Telepon di mejanya berdering. Dia mengangkatnya.
"Ya" Oh, dari Manchester" Ya. Jika di sana Claudia Reece-Holland, sambungkan."
265 Dia menunggu satu menit. "Halo, Claudia. Ya. Keras sedikit salurannya jelek sekali. Saya tidak bisa
?mendengar. Mereka setuju"... Ah, sayang.... Tidak, saya kira hasilmu cukup bagus....
Baik.... Oke, kalau begitu. Kembalilah dengan kereta api malam. Kita bicarakan
lebih lanjut besok pagi."
Dia meletakkan tangkai telepon kembali di tempatnya.*
"Gadis itu amat kompeten," katanya.
"Nona Reece-Holland?"
"Ya. Kompetennya luar biasa. Mengambil alih banyak pusing saya. Saya memberinya
kuasa penuh untuk menutup transaksi dengan Manchester ini. Saya merasa saya
sendiri sudah tidak bisa berkonsentrasi. Dan dia ternyata menelurkan hasil yang
bagus sekali. Dia sama baiknya dengan laki-laki dalam beberapa hal."
Dia memandang Poirot, tiba-tiba mengarahkan pikirannya kembali ke persoalan
semula. "Ah, ya, Tuan Poirot. Yah, rupa-rupanya kemampuan saya telah menurun. Apakah
Anda membutuhkan lebih banyak uang untuk biaya?"
"Tidak, Tuan. Saya menjamin saya akan berbuat sebisanya untuk mengembalikan anak
Anda dalam keadaan sehat walafiat. Saya telah mengambil langkah-langkah
semaksimal mungkin demi keselamatannya."
Poirot keluar lewat kantor depan. Ketika dia tiba di jalan, dia menengadah ke
langit. "Satu jawaban yang pasti kepada satu pertanyaan," katanya, "itulah yang aku
butuhkan." : 266 BAB DUA PULUH Hercule Poirot menengadah memandang wajah bangunan rumah gaya Georgia yang
anggun, yang terletak di suatu jalan yang belum lama berselang masih sepi di
suatu kota pasar yang kuno. Kemajuan zaman dalam waktu singkat telah mengubah
semuanya, tetapi supermarket yang baru, toko barang-barang tanda mata, Butik
Margery, Depot Peg, dan sebuah bank yang megah, semuanya telah memilih lokasi di
Croft Road dan tidak memenuhi High Street yang sempit.
Poirot melihat dengan puas bahwa alat pengetuk pintu yang terbuat dari kuningan
itu dipoles sampai mengkilat. Dia memijat tombol bel di samping. Pintu segera
dibuka oleh seorang wanita yang tinggi dan berwibawa, yang rambut putihnya
disisir ke belakang dan sikapnya penuh vitalitas.
"Tuan Poirot" Anda datang tepat pada waktunya. Masuklah."
"Nona Battersby?"
"Betul." Dia menahan pintunya untuk Poirot. Poirot masuk. Dia meletakkan topi
Poirot di rak topi dan mendahului masuk ke suatu ruangan yang menyenangkan
dengan pemandangan sebuah kebun kecil yang dikelilingi oleh tembok.
Dia menunjuk sebuah kursi, dan dia sendiri pun
267 duduk sambil menanti. Jelas Nona Battersby bukanlah orang yang suka membuang-
buang waktu dengan basa-basi yang konvensional.
"Anda adalah, saya kira, bekas kepala sekolah Meadowfield?"
"Ya. Saya pensiun setahun yang lalu. Saya mengerti Anda ingin menemui saya
sehubungan dengan Norma Restarick, seorang bekas murid."
"Itu betul." "Dalam surat Anda," kata Nona Battersby, "Anda tidak menjelaskan lebih lanjut."
Tambahnya, "Saya bisa mengatakan bahwa saya mengetahui siapa Anda, Tuan Poirot.
Maka saya ingin diberi sedikit lebih banyak informasi sebelum saya
melanjutkannya. Apakah Anda mempertimbangkan akan mengambil Norma Restarick
sebagai karyawan, misalnya?"
"Itu bukan maksud saya, tidak."
"Karena mengetahui profesi Anda, Anda tentunya mengerti mengapa saya minta
keterangan tambahan. Apakah Anda membawa surat perkenalan dari salah seorang
kerabat Norma untuk saya?"
"Juga tidak," kata Hercule Poirot. "Saya akan memberikan penjelasan lebih
lanjut." "Terima kasih."
"Sebenarnya, saya bekerja untuk ayah Nona Restarick, Andrew Restarick."
"Ah. Dia baru saja kembali ke Inggris, kalau tidak salah, setelah menghilang
bertahun-tahun.", "Memang begitu."
"Tetapi Anda tidak membawa surat perkenalan darinya?"
"Saya tidak memintanya untuk memberikan."
268 Nona Battersby memandang Poirot dengan pandangan bertanya.
"Nanti dia mungkin ingin ikut bersama saya," kata Hercule Poirot. "Itu akan
menghalangi saya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ingin saya ajukan kepada
Anda, karena mungkin saja jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa
membuatnya sakit hati dan sedih. Tidak ada alasan mengapa dia harus menderita
lebih banyak di atas penderitaannya pada saat ini."
"Apakah ada sesuatu yang terjadi pada Norma?"
"Saya harap tidak.... Tetapi, kemungkinan itu ada. Anda mengingat gadis itu, Nona
Battersby?" "Saya mengingat semua anak didik saya. Ingatan saya kuat sekali. Lagi pula
Meadowfield bukanlah sekolah yang besar. Hanya ada dua ratus gadis, tidak
lebih." "Mengapa Anda pensiun dari sana, Nona Battersby?"
"Wah, Tuan Poirot, saya kira itu bukan urusan Anda."
"Ya, saya hanya mengungkapkan rasa ingin tahu saya yang normal saja."
"Saya sudah berusia tujuh puluh. Apakah itu tidak cukup beralasan?"
"Tidak dalam kasus Anda, menurut saya. Anda tampaknya masih penuh semangat dan
sehat, cukup mampu untuk melanjutkan kepemimpinan Anda sebagai kepala sekolah
untuk masa bertahun-tahun lagi."
"Waktu sudah berubah, Tuan Poirot. Seseorang tidak mungkin selalu setuju dengan
perubahan ini. Saya akan memuaskan rasa ingin tahu Anda.
269 Tambah lama saya merasa bertambah jengkel melihat sikap para orang tua.
Pandangan mereka mengenai masa depan putri-putri mereka terlalu picik, dan terus
terang saja, bodoh."
Nona Battersby, seperti yang diketahui Poirot dari meneliti kualifikasinya,
adalah seorang ahli matematika yang amat terkenal.
"Jangan anda sangka bahwa saya menganggur," kata Nona Battersby. "Saya sekarang
mengambil bidang yang lebih cocok bagi saya. Saya memberi bimbingan kepada
mahasiswa-mahasiswa senior. Dan sekarang, bolehkah saya mengetahui minat Anda
terhadap gadis Norma Restarick ini?"
"Ada sesuatu yang mencemaskan. Dia, secara kasarnya saja, telah menghilang."
Nona Battersby masih tidak tampak tersentuh.
"Ah, ya" Yang Anda maksudkan dengan 'menghilang' saya kira ialah bahwa dia telah
meninggalkan rumah tanpa memberi tahu orang tuanya ke mana perginya. Oh, saya
tahu ibunya sudah meninggal, jadi, tanpa memberi tahu ayahnya ke mana perginya.
Ini sama sekali tidak aneh zaman sekarang, Tuan Poirot. Tuan Restarick tidak
menghubungi polisi?"
"Dia tidak mau menerima pendapat orang lain dalam hal ini. Dia sama sekali
menolak untuk pergi ke polisi."
"Saya bisa memberikan jaminan bahwa saya sama sekali tidak mengetahui di mana
gadis itu kini. Saya tidak pernah menerima kabar darinya. Betul, sejak dia
meninggalkan Meadowfield saya tidak pernah mendengar dirinya. Jadi, rupanya saya
tidak dapat membantu Anda dengan cara apa pun."
"Bukan informasi yang demikian yang saya kehendaki. Saya ingin mengetahui gadis
macam apa 270 dia bagaimana Anda menilainya. Bukan penampilan luarnya. Bukan itu yang saya ?maksudkan; Maksud saya, kepribadiannya dan karakternya."
"Di sekolah, Norma adalah seorang gadis biasa. Tidak terlalu brilyan, tetapi
hasilnya cukup." "Bukan tipe yang mengarah ke saraf?"
Nona Battersby berpikir. Lalu katanya perlahan, "Tidak, saya tidak menilainya
demikian. Tidak lebih daripada yang bisa diperkirakan, mengingat latar belakang
rumah tangganya." "Maksud Anda ibunya yang sakit-sakitan?"
"Ya. Dia berasal dari rumah tangga yang berantakan. Ayahnya, yang saya kira amat
disayanginya, tiba-tiba meninggalkan rumah dengan seorang wanita lain suatu
?hal yang tentu saja dibenci oleh ibunya. Rupanya, ibunya telah menggoncangkan
kejiwaan anaknya lebih daripada yang diperlukan dengan mengutarakan kebenciannya
ini tanpa kendali." "Barangkali kalau saya menanyakan pendapat Anda mengenai Nyonya Restarick
almarhumah-, itu lebih mengenai sasaran?"
"Apa yang Anda minta itu penilaian saya pribadi?"
"Kalau Anda tidak berkeberatan?"
"Tidak, saya sama sekali tidak punya keraguan dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan Anda. Keadaan riimah tangga adalah faktor yang amat penting dalam
kehidupan seorang gadis, dan saya selalu mempelajarinya sebisa-bisanya dari
bahan yang saya ketahui berdasarkan terbatasnya informasi yang diberikan kepada
saya. Nyonya Restarick adalah seorang wanita yang lurus dan jujur, menurut hemat
saya. Menganggap dirinya lebih baik
271 daripada orang lain, suka mencari kesalahan orang, dan kepicikannya ini
merupakan penghalang di dalam hidupnya!" %
"Ah," kata Poirot berterima kasih.
"Dia juga, saya kira, seorang yang sugesti penyakit. Tipe yang selalu membesar-
besarkan penderitaannya. Tipe wanita yang keluar masuk panti-panti perawatan.
Latar belakang yang merugikan bagi seorang gadis terutama jika gadisnya ?sendiri tidak mempunyai kepribadian yang kuat. Norma tidak memiliki ambisi
intelektual, dia tidak mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri, dia bukanlah
seseorang yang bisa saya rekomendasikan untuk suatu karier. Suatu pekerjaan yang
biasa-biasa saja, diikuti perkawinan, adalah apa yang bisa saya harapkan
untuknya." "Anda tidak pernah melihat maafkan pertanyaan ini tanda-tanda gangguan
? ?jiwa?" "Gangguan jiwa?" kata Nona Battersby. "Omong kosong!"
"Jadi begitu pendapat Anda. Omong kosong! Dan bukannya saraf?"
"Gadis mana pun, atau hampir setiap gadis, bisa menjadi saraf, terutama dalam
usia remajanya dan pada saat kontak pertamanya dengan dunia. Dia masih belum
matang dan memerlukan bimbingan dalam kontaknya yang pertama dengan seks. Gadis-
gadis umumnya tertarik pada pemuda-pemuda yang sama sekali tidak sesuai,
terkadang bahkan yang berbahaya. Dewasa ini rupanya tidak ada orang tua, atau
hampir tidak ada orang tua yang punya kepribadian yang kuat sendiri* untuk
menyelamatkan anak gadis mereka dari pengalaman ini. Jadi, umumnya mereka harus
melewati suatu masa 272 di mana mereka tenggelam di dalam kesedihan yang histeris dan barangkali
melangsungkan perkawinan yang sama sekali tidak sesuai yang akhirnya tak lama
kemudian berakhir dengan perceraian."
"Tetapi Norma tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan jiwa?" Poirot mendesak
dengan pertanyaan yang sama lagi.
"Dia seorang gadis yang emosional tetapi normal," kata Nona Battersby. "Gangguan
jiwa! Seperti yang saya katakan tadi omong kosong! Dia tentunya telah lari
?bersama seorang pemuda untuk melangsungkan perkawinan, dan tidak ada tindakan
lain yang lebih normal daripada itu!"
273 BAB DUA PULUH SATU

Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Poirot duduk di kursi besarnya yang berbentuk persegi. Tangannya bersandar di
atas lengan kursi, matanya menatap ke cerobong tungkunya yang ada di depannya
anpa benar-benar melihat sesuatu. Di dekat sikunya ada sebuah meja kecil dan di
atasnya terdapat beberapa dokumen yang dijepit rapi menjadi satu. Laporan-
laporan Tuan Goby, informasi yang didapatnya dari temannya, Kepala Inspektur
Neele, serangkaian halaman-halaman yang terpisah dengan judul "Cerita-cerita
orang, gossip, desas-desus" disertai catatan dari mana keterangan tersebut
diperolehnya. Saat ini dia tidak perlu membaca semua dokumen ini lagi. Dia telah membacanya
dengan saksama dan meletakkannya di sana seandainya ada suatu pokok tertentu
yang perlu ditelitinya kembali. Sekarang dia ingin mengumpulkan semua
pengetahuannya dan semua yang telah dipelajarinya dalam kepalanya, karena dia
merasa yakin bahwa semuanya ini tentu bisa membentuk suatu pola. Pasti ada suatu
pola di sini. Sekarang dia sedang mempertimbangkan, sebaiknya dari sudut yang
mana dia mulai. Poirot bukanlah orang yang mempercayakan tindakannya kepada
antusiasme suatu intuisi tertentu. Dia bukanlah orang yang berintuisi
?walaupun dia 274 punya perasaan. Yang penting bukan perasaan itu-sendiri tetapi apa yang telah?menimbulkan perasaan tersebut. Penyebabnya yang menarik; penyebabnya ini yang
sering berbeda dengan apa yang kita sangka. Tidak jarang kita harus mengupasnya
dengan logika, dengan pemikiran dan dengan pengetahuan.
Bagaimanakah perasaannya tentang kasus ini kasus macam apakah ini" Biarlah
?dia mulai dari yang umum, baru menjurus kepada yang khusus. Apakah fakta-fakta
yang penting dalam kasus ini"
Uang adalah salah satu faktornya, pikir Poirot, meskipun dia tidak tahu dalam
hubungan apa. Tetapi bagaimanapun juga, uang.... Dia juga berpendapat, malah
semakin yakin saja, bahwa ada suatu unsur jahat di sini. Dia mengenal unsur ini.
Dia pernah bertemu dengannya. Dia kenal baunya, fasanya, caranya bekerja.
Masalahnya, dalam kasus ini dia tidak mengetahui dengan tepat di mana unsur
jahat ini berada. Dia telah mengambil langkah-langkah tertentu untuk melawan
unsur jahat ini. Dia berharap, usahanya sudah cukup. Sesuatu sedang terjadi,
sesuatu sedang dikerjakan, yang masih belum selesai. Entah siapa, entah di mana,
seseorang berada dalam bahaya.
Sulitnya, fakta-fakta di sini menunjuk dua arah yang berlawanan. Jika orang yang
dikiranya berada dalam bahaya, betul-betul dalam bahaya, sampai kini dia tidak
melihat alasannya mengapa. Mengapa orang itu berada dalam bahaya" Tidak ada
motif; Jika orang yang dikiranya dalam bahaya, sebetulnya tidak dalam bahaya,
maka seluruh caranya menilai hal ini harus dibalik total...^ej^^y^B^nwn^rah
/ " "JAYA AB-ARJL"
Ylbiit"4kr 4i>7"
ke satu titik harus diputar balik dan dipandang dari sudut yang sama sekali
berlawanan. Dia membiarkan masalah itu dulu sementara ini dalam keadaan berimbang, dan dari
sana dia berpindah ke watak-watak manusianya ke orang-orangnya. Pola apakah
?yang mereka ciptakan" Peranan apakah yang mereka bawakan"
Pertama-tama Andrew Restarick. Sampai kini dia telah mengumpulkan cukup
?banyak keterangan mengenai Andrew Restarick. Gambaran yang umum mengenai
kehidupannya sebelum dan sesudah dia ke luar negeri. Orang yang tidak bisa
tinggal diam, tidak pernah lama berada di satu tempat maupun untuk satu tujuan
yang sama, tetapi umumnya disenangi orang. Dia bukanlah seorang penganggur, yang
malas, bukan pula orang yang licin atau curang. Barangkali juga bukan seseorang
yang berkarakter kuat" Punya banyak kelemahan" T
Poirot mengerenyitkan dahinya, merasa tidak puas. Gambaran ini bagaimanapun juga
tidak sesuai dengan Andrew Restarick yang pernah dijumpainya sendiri. Andrew
Restarick yang ditemuinya pasti bukan orang yang berwatak lemah, dagunya yang
menonjol, matanya yang tenang, sikapnya yang teguh. Ternyata dia adalah seorang
Usahawan yang sukses juga. Menjalankan tugasnya dengan baik, baik pada masa
mudanya, maupun setelah di Afrika Selatan dan Amerika Selatan, di man^, dia
telah menutup transaksi-transaksi yang bagus. Dia telah menambah jumlah
sahamnya. Dia kembali ke tanah airnya membawa kisah keberhasilan, bukan kisah
kegagalan. Kalau begitu, mana mungkin dia lemah karakternya" Lemah barangkali
hanya bilamana berhadapan dengan wanita. Dia pernah salah
276 langkah ketika dia kawin kawin dengan wanita yang tidak sesuai... barangkali
?atas desakan keluarganya" Lalu dia bertemu dengan wanita yang satunya. Hanya
satu wanita itu sajakah" Ataukah ada beberapa wanita lainnya" Tidak mudah
mencari keterangan semacam ini setelah lewat begitu lama. Yang pasti, sebagai
suami dia tidak tersohor tidak setia. Rumah tangganya normal, dan semua sumber
mengatakan bahwa dia amat menyayangi anaknya yang kecil. Tetapi kemudian dia
bertemu dengan seorang wanita yang cukup dicintainya sehingga dia bersedia
meninggalkan rumah tangga dan negaranya. Itu adalah kisah asmara yang bukan
sekedar iseng. Tetapi, apakah kepergiannya itu ada kaitannya dengan motif-motif tambahan
lainnya" Kebosanannya akan pekerjaan rutin kantor, akan kehidupan di kota, akan
London sehari-hari" Poirot berpikir itu boleh jadi. Cocok dengan polanya. Andrew
Restarick juga tampaknya seorang yang suka menyendiri. Semua orang menyukainya,
baik di sini maupun di luar negeri, tetapi rupanya tidak ada yang menjadi teman
akrabnya. Memang, sulit baginya untuk memiliki teman akrab di luar negeri karena
dia tidak pernah tinggal lama di satu tempat. Dia terjun ke dalam pertaruhannya,
mencoba suatu pengambilalihan, berhasil, lalu bosan dengan semuanya, dia akan
melanjutkan kelananya ke tempat yang lain. Nomadis! Seorang pengembara.
Itu masih belum cocok dengan gambaran orang yang ada di benak Poirot.... Gambaran"
Dalam benaknya kata ini membangkitkan kembali bayangan suatu lukisan yang
tergantung di kantor Restarick, di dinding di belakang mejanya. Itu adalah
lukisan 277 orang yang sama lima belas tahun sebelumnya. Berapa banyakkah perubahan yang
terjadi dalam waktu lima belas tahun pada orang yang duduk di sana" Sedikit
sekali, secara keseluruhan! Lebih banyak uban di rambutnya, bahunya menjadi
lebih berisi, tetapi garis-garis karakter pada wajahnya semuanya sama. Suatu
wajah yang punya tujuan. Seorang yang tahu apa yang dikehendakinya dan yang
bertekad untuk memperolehnya. Seorang yang berani mengambil risiko. Seorang yang
kejam dalam hal-hal tertentu.
Mengapa, Poirot bertanya-tanya, Restarick telah membawa lukisannya ke London"
Kedua lukisan itu sebetulnya satu pasang, lukisan seorang suami beserta
istrinya. Dipandang dari sudut seninya, kedua lukisan ini seharusnya dibiarkan
berdampingan. Apakah seorang psikolog akan berkata bahwa secara tidak sadar
Restarick ingin melepaskan dirinya dari bekas istrinya sekali lagi, untuk memisahkan dirinya dari istrinya" Apakah Restarick secara mental masih berusaha
menjauhi kepribadian istrinya meskipun dia sudah mati" Suatu bahan pemikiran
yang menarik.... Lukisan-lukisan itu tentunya telah dikeluarkan dari gudang bersama-sama dengan
benda-benda lainnya milik keluarga. Mary Restarick tentunya telah memilih
beberapa barang untuk melengkapi perabotan di Crosshedges, di mana Sir Roderick
telah memberikan tempat. Poirot bertanya-tanya, apakah Mary Restarick, istri
yang baru, suka dengan digantungnya sepasang lukisan itu" Barangkali lebih
normal kalau dia menyimpan lukisan istri pertama ini di gudang saja! Tetapi,
pikir Poirot kemudian, barangkali dia tidak punya tempat untuk menyim-278
pan barang-barang yang tidak terpakai di Crosshedges. Barangkali Sir Roderick
cuma menyediakan tempat untuk beberapa barang keluarga saja sementara pasangan
yang baru kembali ini mencari rumahnya sendiri yang sesuai di London. Jadi tidak
terlalu menjadi masalah, dan lebih mudah untuk menggantungkan kedua lukisan
tersebut. Apa lagi, Mary Restarick tampaknya adalah seorang yang bijaksana ?bukan tipe pencemburu atau emosional.
"Bagaimanapun juga," pikir Hercule Poirot sendiri, "kaum wanita, mereka semuanya
bisa cemburu, dan terkadang justru mereka yang kita anggap paling tidak mungkin
itulah yang paling pencemburu!"
Pikirannya beralih ke Mary Restarick, sekarang tiba gilirannya untuk dianalisa.
-Dia baru sadar bahwa anehnya, dia begitu jarang memikirkan Mary! Dia hanya
pernah melihatnya satu kali, dan Mary tidak banyak meninggalkan kesan padanya.
Suatu bentuk keefisienan, nilainya, dan juga suatu bentuk bagaimana dapat
?diungkapkannya" kepalsuan! ("Tetapi di sini, Sobat," kata Hercule Poirot,
?lagi-lagi dalam hati, "di sini kau sedang memikirkan rambut palsunya!")
Sebetulnya memang tidak masuk akal kalau dia hanya mengetahui begitu sedikit
tentang seorang wanita seorang wanita yang efisien dan yang mengenakan rambut
?palsu, dan yang cantik, dan yang bijaksana, dan yang bisa marah. Ya, dia memang
marah ketika dia memergoki si pemuda Burung Merak berkeliaran tanpa diundang di
dalam rumahnya. Dia telah menunjukkan kemarahannya dengan tandas dan tegas. Dan
si pemuda bagaimana tampaknya" Geli, tidak lebih. Tetapi
?279 Mary memang marah, amat marah menemukannya di sana. Nah, itu normal. Pemuda itu
bukanlah pemuda pilihan ibu mana saja untuk anak gadisnya ....
Poirot berhenti dalam pemikirannya, menggelengkan kepalanya dengan jengkel. Mary
Restarick bukan ibu Norma. Jadi kemarahan itu bukan demi Norma, bukan karena
menguatirkan anaknya akan menjalani perkawinan yang tidak bahagia, atau
mengumumkan kehadiran seorang bayi haram dari ayah yang tidak sesuai!
Bagaimanakah perasaan Mary terhadap Norma" Pertama-tama, Norma adalah seorang
gadis yang amat menjengkelkan yang telah bergabung dengan seorang pemuda yang
?sudah pasti merupakan sumber kekuatiran dan gangguan bagi Andrew Restarick.
Tetapi setelah itu" Bagaimana perasaan Mary dan pemikirannya mengenai seorang
anak tiri yang ternyata sengaja ingin meracuninya"
Sikap Mary rupanya adalah sikap yang bijaksana. Dia ingin Norma keluar dari
rumah itu, dan dirinya bebas dari bahaya; dan dia mendukung kehendak suaminya
untuk menutupi skandal mengenai apa yang terjadi. Norma datang pada setiap akhir
pekan hanya sebagai proforma saja, tetapi hidup Norma semenjak itu harus
berpusat di London. Meskipun kalau nanti keluarga Restarick pindah ke rumah yang
sedang mereka cari, mereka tidak akan mengusulkan supaya Norma tinggal bersama
mereka. Kebanyakan gadis zaman sekarang tinggal terpisah dari keluargar nya.
Jadi masalah itu sudah dibereskan.
Kecuali, bagi Poirot, pertanyaan siapakah yang memberikan racun kepada Mary
masih jauh dari 280 beres. Restarick sendiri percaya bahwa itu perbuatan anaknya ....
Tetapi Poirot tidak yakin....
Pikirannya mempertimbangkan kemungkinan si gadis Sonia. Apa kerjanya di rumah
itu" Mengapa dia datang ke sana" Dia telah membuat Sir Roderick jatuh hati
kepadanya barangkali dia tidak bermaksud kembali ke negaranya sendiri" ?Barangkali tujuannya semata-mata adalah untuk bisa kawin setiap hari ada pria
?tua seusia Sir Roderick kawin dengan gadis muda yang cantik. Dari sudut materi,
Sonia akan dapat mengenakkan hidupnya sendiri. Suatu status sosial yang
terjamin, sambil menunggu datangnya masa janda yang diharapkan, dengan
penghasilan yang mencukupi dan pasti atau apakah tujuannya sama sekali bukan
?itu" Apakah dia pergi ke Kew Gardens dengan surat-surat Sir Roderick yang
hilang, disembunyikan di antara lembaran-lembaran bukunya"
Apakah Mary Restarick kemudian mencurigainya pada kegiatannya, pada
?kesetiaannya, ke mana perginya pada hari-hari dia libur, siapa orang yang
ditemuinya" Dan apakah Sonia lalu memberikan sesuatu dalam dosis yang kecil,
yang setelah menimbun, tidak akan menimbulkan kecurigaan apa-apa kecuali kasus
penyakit pencernaan yang biasa"
Untuk sementara waktu dia membuang keluarga di Crosshedgcs dari pikirannya.
Dia datang, sebagaimana Norma datang, ke London, dan mulai mempertimbangkan
ketiga gadis yang berbagi satu petak tinggal itu.
Claudia Reece-Holland, Frances Cary, dan Norma Restarick. Claudia Reece-Holland,
anak seorang 281 anggota parlemen yang terkenal, cukup berada, mampu, terlatih, cantik, seorang
sekretaris kelas satu. Frances Cary, anak seorang pengacara di dusun, berjiwa
seni, pernah sekolah drama tidak lama, lalu ke Slade, meninggalkan tempat itu
juga, dari waktu ke waktu bekerja untuk Dewan Seni, sekarang bekerja di suatu
gedung kesenian. Mempunyai penghasilan yang baik, berjiwa seni, dan punya teman-
teman seniman. Dia mengenal si pemuda, David Baker, meskipun tampaknya tidak
lebih daripada hanya teman biasa. Mungkinkah dia mencintai pemuda ini" Pemuda
ini adalah tipe pemuda yang umumnya tidak disenangi oleh para orang tua, pikir
Poirot, oleh anggota-anggota gereja Anglikan, dan oleh polisi. Di mana letak
daya tariknya bagi gadis-gadis yang berasal dari keluarga baik-baik, Poirot
tidak dapat melihat. Tetapi kenyataan ini harus diakui. Apa pendapatnya sendiri
tentang David" Seorang pemuda yang tampan dengan sikap kurang aturan dan agak sinis, yang
pertama kali dilihatnya di lantai atas Crosshedges, sedang melaksanakan suatu
tugas untuk Norma (atau menyelinap demi tujuannya sendiri, siapa tahu"). Dia
melihatnya lagi ketika dia memberinya tumpangan dengan mobilnya. Seorang muda
yang berkepribadian, dan memang memberikan kesan mempunyai kesanggupan melakukan
sesuatu kalau dia mau. Namun ada satu sisi lain dari wataknya yang jelas tidak
memuaskan. Poirot mengambil salah satu kertas yang terletak di atas meja di
sampingnya dan mempelajarinya. Suatu riwayat yang jelek, meskipun tidak benar-
benar kriminal. Tipuan-tipuan kecil di bengkel, keberandalan, menghancur-282
kan barang-barang, dua kali kena hukuman percobaan. Semuanya ini sudah, menjadi
mode sekarang. Hal-hal begini tidak jatuh di bawah kategori kejahatan yang
dimaksudkan Poirot. Tadinya David adalah seorang pelukis yang punya masa depan,
tetapi dia tidak mengembangkannya. Dia adalah tipe yang tidak suka bekerja
dengan tetap. Dia sombong, membanggakan dirinya, seekor burung merak yang jatuh
cinta kepada penampilannya sendiri. Apakah dia lebih daripada itu" Poirot
mereka-reka. Poirot mengulurkan tangannya dan mengambil sehelai kertas di mana tercantum
garis besar percakapan antara Norma dan David di rumah makan r itu, sepanjang ?yang diingat Nyonya Oliver. Dan sampai di manakah itu bisa diandalkan, pikir
Poirot" Dia menggelengkan kepalanya dengan ragu-ragu. Orang tidak bisa menduga
kapan imajinasi Nyonya Oliver akan mengambil alih! Apakah pemuda ini sayang
kepada Norma dan betul-betul mau mengawininya" Bagaimana perasaan Norma
terhadapnya tidak diragukan lagi. Pemuda itu telah mengusulkan untuk kawin.
Apakah Norma punya harta sendiri" Dia anak seorang yang kaya, tetapi itu hal
yang tidak sama. Poirot mengeluh jengkel. Dia lupa menanyakan bagaimana bunyi
surat wasiat Nyonya Restarick almarhumah. Dia membalik-balikkan kertas-kertas
laporan itu. Tidak, Tuan Goby tidak melupakan subyek yang diperlukannya ini.
Nyonya Restarick ternyata sudah diberi tunjangan yang cukup oleh suaminya selama
hidupnya. Dia juga mempunyai penghasilan sendiri yang kecil sejumlah kurang
lebih seribu pound satu tahun. Dia telah mewariskan semua miliknya untuk
283 anaknya. Poirot berpikir, itu tidak cukup jumlahnya sebagai motif suatu
perkawinan. Barangkali, sebagai anak tunggalnya, Norma akan mewarisi banyak uang
setelah kematian ayahnya, tetapi itu sama sekali bukan hal yang sama. Ayahnya
mungkin hanya akan memberinya sedikit sekali jika dia tidak menyetujui pemuda
yang dikawininya. Kalau begitu, Poirot akan mengatakan bahwa David memang menyayangi Norma, karena
dia bersedia mengawininya. Namun Poirot menggelengkan kepalanya. Ini sudah
?kira-kira kelima kalinya dia menggelengkannya. Semuanya ini tidak pas, tidak
memberikan pola yang memuaskan. Dia teringat meja Restarick, dan cek yang sedang
ditulisnya - pastilah untuk membeli si anak muda itu supaya tidak berteman
?lagi dengan anaknya dan si pemuda, ternyata, cukup bersedia untuk dibeli.
?Jadi, lagi-lagi ini tidak cocok. Cek itu betul-betul dibuat untuk David Baker,
dan jumlahnya amat besar betul-betul jumlah yang tidak masuk akal. Jumlah
?yang pasti dapat meruntuhkan pemuda yang tidak berharta, yang jelek wataknya.
Namun, David baru sehari sebelumnya mengusulkan perkawinan kepada gadis itu.
Itu, mungkin saja, hanya suatu akal permainannya suatu tindakan untuk
?menaikkan tarip yang dimintanya. Poirot teringat Restarick yang duduk di sana,
bibirnya terkatup dengan geram. Dia tentunya amat menyayangi anaknya karena
bersedia membayar jumlah yang begitu tinggi; dan dia pun tentunya sedang
ketakutan bahwa gadisnya sendiri akan bersikeras untuk kawin dengan pemuda itu.
Dari ingatannya tentang Restarick, dia berpindah ke Claudia. Claudia dan Andrew
Restarick. Apakah 284 cuma suatu kebetulan, tidak lebih daripada itu, bahwa Claudia menjadi
sekretarisnya" Mungkin antara mereka ada suatu hubungan" Claudia. Poirot
mempertimbangkannya. Tiga orang gadis dalam satu petak tinggal, petak Claudia
Reece-Holland. Dialah yang mula-mula menyewa petak itu dan membaginya dengan
seorang teman, seorang gadis yang sudah dikenalnya, kemudian dengan gadis yang
lain lagi, gadis yang ketiga. Gadis ketiga, pikir Poirot. Ya, selalu akhirnya
kembali ke sana. Gadis ketiga. -Akhirnya dia sampai ke sana juga, ke subyek yang
sedari tadi sudah seharusnya dibahas. Semua '^pemikiran polanya membawanya ke
sana. Ke Norma Restarick.
Seorang gadis yang datang untuk berkonsultasi dengannya sementara dia masih
sarapan. Seorang gadis yang telah ditemaninya di meja di sebuah rumah makan di
mana gadis itu sebelumnya telah makan kacang panggang bersama pemuda yang
dicintainya. (Poirot mencatat bahwa ia selalu bertemu dengan gadis ini pada


Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saat-saat makan!) . Dan bagaimana pendapatnya tentang gadis itu" Pertama-tama,
apa pendapat orang lain tentangnya" "Restarick menyayanginya dan amat
menguatirkannya, amat menguatirkan keselamatannya. Dia bukan hanya mencurigainya
saja dia malah merasa cukup yakin bahwa anaknya telah mencoba meracuni istri
?yang baru dikawininya. Dia telah menanyakan perihal anaknya kepada seorang
dokter. Poirot pikir dia sendiri pun ingin berbicara dengan . dokter tersebut,
tetapi dia meragukan apakah dia 1 bisa memperoleh apa-apa darinya. Dokter-dokter
\ biasanya amat berhati-hati memberikan keterangan tentang pasiennya, kecuali
kepada orang yang 285 dianggap benar-benar berhak, seperti orang tua. Tetapi Poirot dapat membayangkan
apa yang mungkin telah dikatakan dokter ini. Dokter ini tentunya akan berhati-
hati, pikir Poirot, sebagaimana kebiasaan para dokter. Dia tidak akan
mengatakannya dengan pasti dan barangkali akan memberikan sentilan mengenai
perawatan medis. Dia tidak akan menyebutnya dengan jelas sebagai gangguan jiwa,
tetapi pasti dia akan menyinggung atau mengusulkan kemungkinan ini. Sebenarnya,
dalam hatinya dokter itu merasa yakin bahwa itulah penyebabnya. Tetapi dia pun
mengetahui banyak mengenai gadis-gadis yang histeris, dan bahwa mereka terkadang
berbuat hal-hal yang sebenarnya bukan akibat gangguan kejiwaan, tetapi hanya
karena amarah, rasa cemburu, emosi, dan saraf. Dokter ini tidak akan mengambil
alih peranan seorang dokter ahli jiwa atau seorang ahli saraf. Dia akan bersikap
sebagai dokter umum yang tidak mau mengambil risiko mengeluarkan tuduhan tentang
sesuatu yang tidak bisa dipastikannya sendiri. Tetapi dia bisa mengusulkan
beberapa tindakan pengamanan tertentu. Suatu pekerjaan di tempat yang lain ?suatu pekerjaan di London, kemudian mungkin menjalani perawatan oleh seorang
spesialis" Apa pendapat orang-orang lainnya mengenai Norma Restarick" Dari Claudia Reece-
Holland" Poirot tidak tahu. Jelas tidak, dari terbatasnya informasi yang
diketahuinya tentang Claudia. Claudia mempunyai kemampuan untuk memegang rahasia
apa pun; dia pasti tidak akan membiarkan sesuatu lolos dari mulutnya jika dia
tidak ingin menceritakannya. Claudia tidak menunjukkan gejala-gejala ingin
mengeluarkan gadis itu ?286 tindakan mana mungkin diambilnya kalau dia memang merasa takut kepada penyakit
Menuntut Balas 26 Pendekar Gila 18 Dendam Mahesa Lanang Pendekar Wanita Penyebar Bunga 14
^