Pencarian

Gadis Ketiga 3

Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie Bagian 3


akan menahan Anda." "Anda membuatnya kedengaran seperti hal yang begitu umum," kata Norma. Suaranya
terdengar bernada jengkel.
"Oh, ya, memang amat umum. Anak-anak merasa demikian hampir setiap hari. Kalau
marah, mereka berkata kepada ibu atau bapaknya, Tbu jahat, aku benci Ibu. Mudah-
mudahan Ibu mati.' Para ibu, yang terkadang adalah manusia-manusia yang
bijaksana, biasanya tidak ambil pusing. Pada waktu orang tumbuh menjadi dewasa,
orang masih bisa 146 membenci, tetapi pada saat itu orang sudah tidak begitu mau pusing-pusing lagi
membunuh orang yang dibencinya. Atau kalau dia masih terdorong begitu nah, ?dia masuk penjara. Itu jika dia betul-betul memaksakan dirinya melakukan
pekerjaan yang sukar dan kotor ini. Anda tidak sekedar berpura-pura, bukan?"
tanyanya sambil lalu. "Tentu saja, tidak," Norma duduk tegak. Matanya bersinar marah. "Tentu saja
tidak. Apakah Anda kira saya akan mengatakan hal-hal yang buruk ini seandainya
tidak betul?" "Yah," kata Dokter Stillingfleet, "ada orang-orang yang melakukannya. Mereka
mengatakan berbagai hal yang jelek-jelek mengenai dirinya sendiri dan menikmati
pengakuannya." Dia mengambil cangkir kosong dari Norma. "Dan sekarang," katanya,
"sebaiknya Anda menceritakan semuanya kepada saya. Siapa yang Anda benci,
mengapa Anda membenci mereka, apa yang ingin Anda lakukan terhadap mereka."
"Cinta bisa berubah menjadi kebencian."
"Kok bunyinya seperti lagu yang melodramatis. Tetapi ingatlah, kebencian juga
bisa berubah menjadi cinta. Bisa berubah ganda. Dan tadi Anda berkata bahwa
tidak ada hubungannya dengan pacar. Dia adalah kekasihmu dan dia menyakiti
hatimu. Bukan seperti lirik lagu itu, kan?"
"Tidak, tidak. Bukan seperti itu. Ini ini ibu tiri saya."
?"Pola ibu tiri yang kejam. Tetapi itu omong kosong. Pada usia Anda ini, Anda
bisa meninggalkan ibu tiri. Apa yang telah diperbuatnya kepada Anda kecuali
mengawini ayah Anda" Apakah Anda pun membenci ayah Anda ataukah Anda begitu me -
147 nyayanginya sehingga Anda ddak mau membaginya dengan orang lain?"
"Sama sekali bukan begitu. Sama sekali tidak. Saya dulu mencintai Ayah. Saya
betul-betul mencintainya. Dia dia tadinya saya kira dia tadinya begitu
? ?hebat." "Kalau begitu," kata Dokter Stillingfleet, "dengarkan saya. Saya mau mengusulkan
sesuatu. Anda lihat pintu itu?"
Norma memalingkan kepalanya dan memandang pintu itu dengan keheranan.
"Pintu yang amat biasa, bukan" Tidak terkunci. Membuka dan menutup dengan biasa.
Ayolah, cobalah sendiri. Anda melihat pengurus rumah tangga saya masuk dan
keluar dari sana, bukan" Bukan ilusi. Ayo. Berdirilah. Kerjakan apa yang saya
katakan." Norma bangkit dari kursinya dan dengan ragu-ragu berjalan menuju pintu itu dan
membukanya. Dia berdiri di ambang pintu, kepalanya menoleh kepada dokter itu
dengan pandangan bertanya.
"Tepat. Apa yang Anda lihat" Sebuah lorong yang biasa saja, perlu dicat baru,
tetapi ddak ada gunanya, toh saya akan pergi ke Australia. Sekarang pergilah ke
pintu depan dan bukalah, juga tidak ada yang janggal mengenainya. Keluarlah dan
turunlah ke jalan, itu akan membuktikan kepada Anda bahwa Anda betul-betul bebas
dan tidak ada yang berusaha menahan Anda dengan cara apa pun. Setelah itu,
setelah Anda memasukan bahwa Anda merdeka meninggalkan tempat ini sedap saat
Anda kehendaki, kembalilah, duduklah di kursi yang enak ini dan ceritakanlah
semuanya tentang diri Anda. Setelah itu saya akan memberikan nasihat saya yang
bertuah. 148 Anda tidak perlu menerimanya," tambahnya menghibur. "Orang biasanya jarang mau
menerima nasihat, tetapi sebaiknya Anda dengarkan juga. Mengerti" Setuju?"
Norma bangkit perlahan-lahan, dia keluar dari ruangan itu dengan sedikit
gemetar, keluar ke seperti yang digambarkan dokter itu suatu lorong yang ? ?memang tampak biasa, membuka pintu depan yang sederhana kuncinya, turun empat
langkah dan berdiri di atas jalan beraspal, jalan yang deretan rumah-rumahnya
teratur rapi namun agak membosankan. Dia berdiri di sana sejenak, tidak
menyadari bahwa dirinya diawasi dari balik tirai oleh Dokter Snlhngfleet
sendiri. Dia berdiri di sana sekitar dua menit, lalu dengar sikap yang sedikit
lebih tegas, dia berputar, menaiki anak tangga lagi, menutup pintu depan, dan
kembali ke ruangan tadi. "Beres?" tanya Dokter Stillingfleet. "Yakin bahwa saya tidak bermaksud menipu
Anda" Semuanya jelas dan dapat dipercaya?"
Gadis itu mengangguk. "Baik. Duduklah di sini, Yang santai saja. Anda merokok?"
"Nah, saya...."
"Oh, hanya jenis ganja itukah" Tidak apa, Anda tidak perlu menceritakannya
?kepada saya." "Tentu saja saya tidak merokok barang begituan."
"Saya ddak begitu yakin dengan 'tentu saja' Anda itu, tetapi dokter harus
percaya pada apa yang dikatakan pasiennya. Baiklah. Sekarang ceritakan semuanya
tentang diri Anda." "Saya saya tidak tahu. Sebetulnya tidak ada yang bisa diceritakan. Apakah
?Anda tidak meminta 149 saya untuk berbaring di dipan seperd umumnya dokter-dokter penyakit jiwa?"
"Oh, maksud Anda lalu menanyakan ingatan Anda tentang mimpi-mimpi dan semuanya
itu" Tidak, tidak usah. Saya cuma mau tahu latar belakangnya. Anda tahu, Anda
dilahirkan, hidup di dusun atau di kota, punya saudara laki-laki atau perempuan
atau Anda anak tunggal, dan seterusnya. Kapan ibu Anda meninggal, apakah Anda
sangat terpukul dengan kematiannya"'
"Tentu saja," kata Norma tersinggung.
"Anda terlalu gemar mengatakan tentu saja, Nona West. Omong-omong, West bukanlah
nama Anda yang sebenarnya, kan" Oh, tidak apa, saya tidak ingin mengetahui nama
yang lain. Sebutlah diri Anda Barat, atau Timur, atau Utara, atau apa pun sesuka
Anda. Jadi, apa yang terjadi setelah kemadan ibu Anda?"
"Sebelum kematiannya dia sudah lama sakit-sakitan. Lebih sering berada di pand-
panti perawatan. Saya tinggal bersama seorang bibi, seorang saudara misan Ibu.
Kemudian ayah saya kembali, kira-kira enam bulan yang lalu. Itu itu tadinya ?begitu menyenangkan." Wajahnya tiba-tiba menjadi cerah. Dia tidak menyadari
bahwa pandangan mata dokter muda itu yang tampaknya begitu biasa, sebenarnya
tengah menelitinya dengan saksama. "Saya hampir sudah tidak mengingatnya lagi.
Dia pergi ketika saya berusia lima tahunan. Saya tidak pernah membayangkan bahwa
saya mungkin bisa bertemu lagi dengannya. Ibu jarang berbicara tentang Ayah.
Saya kira, pada mulanya Ibu mengharapkan dia meninggalkan wanita lain itu dan
pulang." 150 "Wanita lain?"'
"Ya. Dia pergi dengan seseorang. Dia adalah wanita yang amat jahat, kata Ibu.
Ibu selalu membicarakan wanita ini dengan penuh kebencian, dan juga bila
membicarakan Ayah, tetapi tadinya saya berpikir bahwa barangkali barangkali
?Ayah ddak seburuk yang disangkanya, bahwa semuanya ini hanyalah kesalahan wanita
itu." "Apakah mereka kawin?"
"Tidak. Ibu berkata bahwa dia tidak akan menceraikan Ayah. Ibu apakah
?Anglikan" gereja yang amat kolot, Anda tahu" Seperti gereja Roma Katolik. Dia
?tidak setuju dengan perceraian."
"Apakah mereka tetap melanjutkan hidup bersama" Siapa nama wanita ini, ataukah
itu pun rahasia?" "Saya tidak ingat nama keluarganya," Norma menggelengkan kepalanya. "Tidak, saya
kira mereka tidak hidup bersama lama, tetapi saya tidak begitu tahu, Anda
mengerti" Mereka pergi ke Afrika Selatan, tetapi saya kira mereka bertengkar dan
tidak lama kemudian berpisah, karena pada saat itulah Ibu mengatakan bahwa dia
mengharap Ayah akan kembali. Tetapi Ayah tidak kembali. Bahkan menulis pun dia
tidak. Kepada saya pun tidak. Hanya dia mengirimi, saya barang-barang pada hari
Natal. Selalu ada hadiah Natal."
"Sayangkah dia kepada Anda?"
"Saya tidak tahu. Mana saya tahu" Tidak ada orang yang membicarakannya. Hanya
Paman Simon kakaknya. Dia punya usaha di kota dan dia amat marah kedka Ayah
?meninggalkan semuanya. Dia berkata bahwa Ayah selalu begitu, tidak bisa betah
mengerjakan satu hal, tetapi dia berkata bahwa
151 sebetulnya Ayah bukanlah orang yang buruk perangainya. Hanya saja menurut Paman,
Ayah lemah. Saya tidak sering bertemu dengan Paman Simon. Kebanyakan yang datang
hanyalah teman-teman Ibu. Umumnya mereka amat menjemukan. Seluruh hidup saya
memang sangat menjemukan.
"Oh, rasanya begitu menyenangkan ketika Ayah betul-betul akan pulang. Saya
mencoba mengingat ingatnya dengan baik, Anda tahu" Kata-kata yang pernah
diucapkannya, permainan yang pernah kami mainkan bersama. Tadinya dia sering
membuat saya tertawa. Saya berusaha mencari foto-fotonya yang kuno. Rupanya
semuanya sudah dibuang. Saya kira tentunya Ibu yang telah menyobek semuanya."
"Kalau begitu dia masih menyimpan dendam pada ayah Anda."
"Saya kira sebetulnya dendamnya ditujukan kepada Louise."
"Louise?" Dia melihat gadis itu tersentak.
"Saya ddak ingat saya sudah mengatakan kepada Anda saya tidak mengingat ? ?nama apa pun."
"Tidak apa. Anda bercerita tentang wanita yang lari bersama ayah Anda. Itu,
kan?" "Ya. Kata Ibu wanita itu terlalu banyak minum dan memakai narkotik dan tentunya
dia akan berakhir dengan ddak baik."
"Tetapi Anda ddak tahu apakah begitu kejadiannya, kan?"
"Saya tidak tahu apa-apa." Emosinya meningkat. "Saya harap Anda tidak akan
mengajukan pertanyaan apa-apa kepada saya! Saya tidak tahu apa-apa mengenai dia!
Saya telah melupakannya sampai
152 Anda berbicara mengenai dia. Sudah saya katakan saya tidak tahu apa-apa."
"Oke, oke," kata Dokter Stillingfleet. "Jangan menjadi demikian tegang. Anda
tidak usah bingung dengan sejarah masa lalu. Pikirkan saja masa depan. Apa yang
akan Anda lakukan berikut ini?"
Norma menarik napas panjang.
"Saya tidak tahu. Saya tidak bisa ke mana-mana. Saya tidak bisa lebih
?baik saya yakin lebih baik mengakhiri semuanya hanya...."
? ? ?"Hanya saja Anda tidak bisa mencoba untuk yang kedua kalinya, bukan" Dan kalau
Anda coba, Anda amat tolol, saya kira, Nona. Jadi, Anda sekarang tidak punya
tempat tujuan, tidak punya orang yang dapat Anda percayai; apakah Anda punya
uang?" "Ya, saya punya rekening di bank, dan setiap kuartal Ayah memasukkan sejumlah
uang ke dalamnya, tetapi saya tidak yakin... saya kira, barangkali sekarang mereka
sedang mencari saya. Saya tidak mau ditemukan."
"Anda tidak perlu ditemukan. Saya yang akan mengaturnya untuk Anda. Suatu tempat
yang bernama Kenway Court. Tidak seindah namanya. Sejenis tempat peristirahatan,
tempat yang dipakai oleh orang-prang yang baru sembuh dari sakit untuk
memulihkan kesehatan mereka. Di sana tidak ada dokter maupun dipan-dipan, dan
Anda tidak akan ditahan di dalam, itu janji saya. Anda bisa keluar kapan saja
Anda mau. Anda bisa makan sarapan di tempat tidur, tinggal seharian di tempat
tidur kalau Anda mau. Nikmatilah istirahat Anda, dan suatu hari saya akan ke
sana dan berbicara dengan Anda dan kita akan mencari beberapa jawaban kepada
153 masalah-masalah ini. Setujukah Anda" Apakah Anda bersedia?"
Norma memandangnya. Dia duduk memandangnya tanpa ekspresi. Perlahan-lahan
kepalanya mengangguk. 2 Selanjutnya pada malam yang sama Dokter Stillingfleet menelepon seseorang.
"Penyanderaan yang cukup berhasil." katanya. "Dia sekarang ada di Kenway Court.
Jinak bagaikan domba. Belum bisa menceritakan banyak kepada Anda. Gadis ini
terlalu banyak berisikan narkotik. Saya taksir yang diminumnya adalah Hati Ungu,
dan Bom Impian, dan kemungkinan juga LSD. Dia sudah kena bius cukup lama. Dia
mengatakan tidak, tetapi saya ddak terlalu percaya kepadanya."
Dokter Stillingfleet mendengarkan sejenak. "Jangan tanya saya! Kita harus
berhati-hati mengenai hal itu. Dia mudah sekali curiga.... Ya, dia ketakutan
tentang sesuatu, atau dia berpura-pura takut akan sesuatu...
"Saya belum tahu. Belum bisa memastikan. Anda harus ingat bahwa orang yang
memakai narkotik itu banyak akalnya. Kita tidak selalu bisa mempercayai kata-
kata mereka. Kami belum mendesaknya, dan saya tidak mau mengejutkannya....
"Semasa kecilnya mendewa-dewakan ayahnya. Saya perkirakan dia tidak begitu
mempedulikan ibunya, yang rupanya mungkin seorang wanita yang keras, dari apa
yang diceritakannya tipe yang menganggap dirinya sebagai martir yang suci. ?Saya kira Ayah adalah tipe yang lincah dan tidak tahan
154 kejemuan hidup perkawinan .... Kenalkah Anda kepada seseorang yang bernama Louise"
... Nama itu rupanya membuatnya takut .... Menurut saya, Louise adalah orang pertama
yang dibencinya. Dialah yang membawa Ayah pergi pada waktu anak itu berusia lima
tahun. Anak-anak pada usia itu ddak begitu mengerti, tetapi mereka amat cepat
membenci orang yang mereka anggap biang keladinya. Ternyata dia tidak melihat
Ayah lagi sampai beberapa bulan yang lalu. Saya kira, dia tadinya mempunyai
impian sentimental sebagai pendamping ayahnya dan anak kesayangannya. Ternyata
sekarang dia kecewa. Ayah kembali membawa seorang istri, seorang istri baru,
muda, menarik. Namanya bukan Louise, kan"... Oh, ya sudah, saya cuma bertanya.
Saya memberikan gambaran kasarnya saja kepada Anda, gambaran garis besarnya."
Suara di seberang berkata dengan tajam, "Apa kata Anda" Ulangi lagi."
"Saya katakan bahwa saya hanya memberikan gambaran kasarnya kepada Anda."
Hening sebentar. "Dan lagi, ada satu faktor kecil yang mungkin menarik bagi Anda. Gadis ini
mencoba bunuh diri dengan cara yang agak dramatis. Apakah itu mengejutkan Anda"...
"Oh, bukan.... Bukan, dia tidak menelan botol aspirin atau memasukkan kepalanya ke
dalam kompor gas. Dia menyelonong ke tengah-tengah lalu lintas yang ramai di
depan sebuah mobil Jaguar yang dilarikan lebih cepat daripada yang seharusnya....
Dapat dikatakan saya tiba di sana tepat pada waktunya.... Ya, itu adalah dorongan
yang mendadak timbul, tampaknya tidak dibuat-buat.... Dia
155 mengakuinya. Kata-kata klasik yang sama dia mau 'mengakhiri semuanya itu'."
?Dokter Stillingfleet mendengarkan serentetan kata-kata yang disampaikan dengan
cepat, lalu jawabnya, "Saya tidak tahu. Pada tahap ini, saya tidak bisa
memastikannya. Gambaran yang diberikan gadis ini sudah jelas. Seorang gadis yang
gugup, yang sarafnya terganggu, dan terlalu tegang karena memakai terlalu banyak
narkotik yang bermacam-macam. Tidak, saya tidak bisa menyebutkan dengan pasti
macam yang mana. Ada berlusin-lusin jenis yang beredar, semuanya menghasilkan
efek yang agak berlainan. Ada yang bisa menimbulkan kebingungan, kehilangan daya
ingat, kemarahan, ketidaksabaran, atau ketololan! Kesulitannya adalah untuk
membedakan mana reaksi yang sesungguhnya setelah dipengaruhi reaksi yang
ditimbulkan oleh narkotik. Ada dua pilihan, Anda tahu. Entah dia adalah seorang
gadis yang ingin mengambil hati orang dengan memberikan kesan sebagai gadis yang
lemah sarafnya dan mudah gugup dan mengakui punya tendensi untuk bunuh diri,
yang mana boleh jadi memang sungguh-sungguh. Atau semuanya ini hanyalah
serentetan kebohongan.- Saya tidak akan kaget kalau dia mengarang cerita ini
demi suatu alasan tertentu yang hanya diketahui dirinya sendiri mau ?mempersembahkan gambaran yang palsu mengenai dirinya sendiri. Kalau memang
begitu, dia telah membawakannya dengan cerdik sekali. Dari waktu ke waktu ada
hal yang tampaknya tidak cocok dengan gambaran yang disajikannya. Apakah dia
seorang artis yang amat pandai, yang sedang memainkah suatu peranan" Ataukah dia
memang betul-betul seorang yang setengah sinting dengan
156 tendensi untuk bunuh diri" Dia mungkin saja salah satu dari keduanya.... Apa kata
Anda"... Oh, mobil Jaguar itu!... Ya, memang dikemudikan terlalu cepat. Anda duga
itu mungkin bukan suatu usaha bunuh diri" Bahwa Jaguar itu memang sengaja mau
menabraknya?" Dia berpikir selama satu dua menit. "Saya tidak tahu," katanya perlahan. "Boleh
jadi juga. Ya, boleh jadi begitu juga, tetapi tadi kemungkinan ini tidak
terpikirkan oleh saya. Masalahnya, apa saja boleh jadi, bukan" Pokoknya dalam
waktu singkat ini saya akan mengorek lebih banyak darinya. Saya telah
menempatkannya pada posisi di mana dia sudah setengah bersedia untuk mempercayai
saya, asalkan saya tidak bertindak terlalu cepat dan terlalu jauh dan
menimbulkan kecurigaannya. Dalam waktu dekat ini dia akan lebih mempercayai
saya, dan menceritakan lebih banyak lagi. Dan seandainya dia memang tidak
berpura-pura, dia akan menumpahkan seluruh isi hatinya kepada saya bahkan
?pada akhirnya akan memaksa saya untuk mendengarkan ceritanya. Sekarang ini dia
masih takut kepada sesuatu...."
"Kalau memang dia akan membohongi saya, kita harus mencari alasannya mengapa.


Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dia berada di Kenway Court dan saya kira dia akan tinggal di sana. Saya usulkan,
sebaiknya Anda menyuruh seseorang mengawasinya selama satu dua hari, dan jika
dia betul-betul berusaha pergi, seseorang yang tidak dikenalnya sebaiknya
menguntitnya." 157 BAB SEBELAS Andrew restarick sedang menulis sehelai cek dia agak meringis selagi
?membuatnya. Kantornya besar dan dilengkapi perabotan yang bagus dalam gaya kantor seorang
yang kaya dengan selera konvensional. Perabotan dan peralatan yang terpasang
adalah pilihan Simon Restarick, dan Andrew Restarick menerima semuanya tanpa
perhatian khusus. Dia hanya membuat sedikit perubahan dengan memindahkan
beberapa lukisan dan menggantinya dengan potretnya sendiri, yang dibawanya dari
rumahnya di dusun, serta sebuah lukisan cat air yang mengabadikan Gunung Meja,
sebuah gunung di Afrika Selatan.
Andrew Restarick adalah seorang pria setengah baya, mulai gemuk, namun anehnya
tidak banyak berubah dari orang yang berusia sekitar lima belas tahun lebih muda
yang diabadikan dalam lukisan yang tergantung di atasnya. Dagunya juga dagu yang
sama menonjolnya, bibirnya juga terkatup dengan rapat, dan alisnya agak
terangkat seolah-olah sedang bertanya. Dia bukanlah pria yang menyolok biasa-
?biasa saja, dan pada saat ini dia bukanlah seorang pria yang gembira.
Sekretarisnya masuk dia menghampiri meja Andrew Restarick ketika majikannya
?ini menengadah. 158 "Ada tamu. Namanya Hercule Poirot. Dia ngotot bahwa dia Sudah punya janji dengan
Anda tetapi saya tidak bisa menemukan catatannya."?"Hercule Poirot?" Nama ini kedengarannya tidak asing, tetapi dia ddak bisa
mengingat hubungannya. Dia menggelengkan kepalanya. "Saya sama sekali tidak
ingat apa-apa mengenai dia meskipun rasanya saya pernah mendengar namanya.
?Bagaimana rupanya?"
"Perawakannya kecil sekali orang asing orang Prancis, saya kira dengan
? ? ?kumis yang besar...."
"Oh, tentu saja! Saya ingat Mary menggambar-, kannya. Dia datang ke rumah
menemui si tua Roddy. Tetapi, perjanjiannya dengan saya mengenai soal apa?"
"Katanya Anda telah menulis sepucuk surat kepadanya."
"'Tidak ingat kalaupun memang pernah. Barangkali Mary.... Oh, baiklah, tidak
?apa "bawalah dia masuk. Barangkali lebih baik saya temui dan melihat apa yang
?dimauinya." Satu dua menit kemudian, Claudia Reece-Holland 'kembali, mengantarkan seorang
pria yang kecil den an kepala yang berbentuk bulat telur, kumis [yang besar,
sepatu kulit yang lancip, dan yang kelihatannya puas dengan keadaan, yang mana
sesuai benar dengan deskripsi yang diterimanya dari Istrinya.
I "Tuan Hercule Poirot," kata Claudia Reece-Holland.
I Dia keluar lagi sementara Hercule Poirot mendekati meja. Restarick bangkit.
159 "Tuan Restarick" Saya Hercule Poirot, menunggu perintah."
"Oh, ya. Istri saya menyebutkan bahwa Anda tiba-tiba muncul mencari paman saya.
Apa yang dapat saya lakukan untuk Anda?"
"Saya kemari memenuhi surat panggilan Anda."
"Surat apa" Saya tidak menulis surat kepada Anda, Tuan Poirot."
Poirot memandangnya. Kemudian dia mengeluarkan sehelai surat dari sakunya,
membuka lipatannya, memandangnya sekilas, dan meletakkannya di atas meja sambil
membungkuk. "Bacalah sendiri, Tuan."
Restarick memandangnya. Surat itu diketik di atas kertas surat kantornya
sendiri. Tanda tangannya tertera dengan tinta di bagian bawah.
Tuan Poirot yang baik, Saya akan senang sekali jika Anda bisa datang menemui saya di alamat yang
tersebut di atas pada kesempatan pertama yang dapat Anda luangkan. Dari apa yang
dikatakan istri saya dan juga dari penyelidikan yang saya buat di London, saya
mengetahui bahwa Anda adalah orangyang dapat dipercaya bila Anda mau menerima
suatu tugas yang bersifat rahasia.
Wasalam, Andrew Restarick
Katanya tajam, "Kapan Anda menerima ini?"
"Tadi pagi. Pada saat ini saya tidak ada kesibukan, maka saya datang kemari."
"Ini aneh, Tuan Poirot. Surat ini tidak ditulis oleh saya."
160 "Tidak ditulis oleh Anda?"
"Tidak. Tanda tangan saya amat berbeda lihatlah sendiri." Dia mengeluarkan ?tangannya seolah-olah sedang mencari contoh tulisannya, dan tanpa menyadarinya
dia membalik-balikkan buku cek yang baru ditandatanganinya sehingga Poirot dapat
melihatnya. "Anda lihat" Tanda tangan pada surat ini sama sekali tidak mirip
tanda tangan saya." "Tetapi ini aneh sekali," kata Poirot. "Betul-betul aneh. Siapa yang mungkin
menulis surat ini?" "Itulah yang sedang saya tanyakan pada diri saya sendiri."
"Tidak mungkinkah maafkan sebelumnya istri Anda?"
? ?"Tidak, tidak. Mary tidak akan berbuat begitu. Dan lagi pula mengapa dia
menandatanganinya dengan nama saya" Oh, tidak, dia tentu akan memberi tahu saya
kalau dia telah melakukan sesuatu seperti ini, mempersiapkan saya untuk
kunjungan Anda." "Jadi Anda sama sekali tidak tahu mengapa seseorang mengirimkan surat ini?"
"Betul." "Tuan Restarick, apakah Anda tidak mengetahui apa masalah yang disebutkan dalam
surat ini yang menyebabkan Anda* mungkin mau memanggil saya?"
"Bagaimana saya bisa tahu?"
"Maafkan," kata Poirot. "Anda belum membaca seluruh isi surat ini. Anda lihat di
bawah halaman pertama ini setelah tanda tangannya, ada sebuah catatan kecil."
Restarick membalikkan surat itu. Di halaman kedua bagian atas ketikan itu
berbunyi: 161 Hal yang ingin saya bicarakan dengan Anda berhubungan dengan anak saya, Norma.
Sikap Restarick berubah. Wajahnya menjadi keruh.
"Jadi itu! Tetapi siapa yang tahu siapa yang mungkin turut campur dalam hal
?ini" Siapa yang mengetahuinya?"
"Mungkinkah ini suatu cara untuk mendesak Anda berbicara dengan saya" Dari
seorang teman yang bermaksud baik" Anda sama sekali tidak tahu siapa penulis
surat ini?" "Saya sama sekali tidak punya gambaran."
"Dan Anda tidak menghadapi kesulitan dengan seorang anak gadis Anda seorang
?anak yang bernama Norma?"
Restarick berkata perlahan, "Saya mempunyai seorang anak bernama Norma. Anak
saya satu-satunya." Suaranya sedikit berubah ketika mengucapkan kata-kata yang
terakhir ini. "Dan apakah dia berada dalam kesulitan, mendapat suatu masalah?"
"Setahu saya, tidak." Tetapi kata-kata ini diucapkannya dengan ragu-ragu.
Poirot membungkuk ke arahnya.
"Saya pikir ini tidak tepat benar, Tuan Restarick. Saya pikir ada masalah atau
'kesulitan sehubungan dengan anak Anda."
"Mengapa Anda berpikir demikian" Apakah ada orang yang berbicara mengenai hal
ini dengan Anda?" "Saya mendasarkannya pada nada suara Anda, Tuan. Banyak orang," tambah Hercule
Poirot, "menghadapi kesulitan dengan anak gadis mereka dewasa ini. Anak-anak
perempuan punya bakat 162 untuk selalu tenggelam dalam kesulitan dan problema. Mungkin juga hal yang sama
terjadi pula di sini."
Restarick terdiam untuk beberapa saat, mengetuk-ngetuk meja dengan jari-jarinya.
"Ya, saya menguatirkan Norma," katanya pada akhirnya. "Dia anak yang sulit.
Saraf, punya tendensi menjadi histeris. Sayang sekali saya kurang mengenalnya?dengan baik."
"Kesulitan ini tentunya disebabkan karena seorang pemuda?"
"Ya, ada kaitannya juga, tetapi itu bukanlah satu-satunya yang menguatirkan
saya. Saya kira...." Dia memandang Poirot dengan saksama. "Apakah benar Anda orang
yang bisa menjaga rahasia?"
"Saya tidak akan banyak bermanfaat dalam profesi saya seandainya tidak."
"Anda lihat, masalahnya adalah untuk menemukan anak saya." "Ah?"
"Akhir minggu yang lalu dia pulang seperti biasanya ke rumah kami di luar kota.
Pada hari Minggu malam dia kembali dan seharusnya menuju ke petak tinggalnya di
mana dia tinggal bersama dua orang gadis lainnya, tetapi sekarang baru saya
ketahui bahwa dia ddak ke sana. Tentunya dia pergi ke tempat yang lain."
?"Jadi dia telah menghilang?"
"Itu kedengarannya terlalu melodramatis, tetapi ya begitulah sebetulnya. Saya
kira tentunya ada alasan yang masuk akal, tetapi yah, saya pikir ayah mana
?yang tidak akan kuatir" Dia tidak menelepon maupun memberikan penjelasan kepada
163 gadis-gadis lainnya yang membagi petak tinggal itu bersamanya."
"Apakah mereka pun kuatir?"
"Tidak, saya tidak bisa mengatakan demikian. Saya pikir nah, saya pikir hal-
?hal demikian adalah hal yang lumrah bagi mereka. Gadis-gadis sekarang semuanya
berdikari. Lebih daripada ketika saya meninggalkan Inggris lima belas tahun yang
lampau." "Bagaimana dengan pemuda yang Anda katakan tidak Anda setujui itu" Mungkinkah
dia pergi bersamanya?"
"Saya benar-benar berharap tidak. Itu suatu kemungkinan, tetapi saya tidak
?istri saya tidak berpikir begitu. Anda tentunya telah bertemu dengannya waktu
?Anda datang ke rumah mengunjungi paman saya...."
"Ah, ya, saya kira saya tahu anak muda yang Anda bicarakan. Seorang pemuda yang
amat tampan, tetapi kalau boleh saya katakan, bukan tipe yang akan mendapatkan
restu seorang ayah. Saya lihat istri Anda pun tidak menyukainya."
"Istri saya merasa yakin bahwa ketika dia masuk ke rumah pada hari itu, dia
sengaja tidak mau dilihat orang."
"Barangkali dia tahu bahwa dia tidak akan diterima dengan baik di sana?"
"Dia tahu persis," kata Restarick geram.
"Lalu tidakkah Anda berpikir bahwa kalau begitu anak Anda mungkin sekali telah
bergabung dengan pemuda itu?"
"Saya tidak tahu harus berpikir apa. Pada mulanya saya tidak berpikiran ?demikian."
"Anda sudah menghubungi polisi?"
164 "Belum." "Dalam kasus hilangnya seseorang, sebaiknya menghubungi polisi. Mereka juga
dapat dipercaya untuk menyimpan rahasia dan mereka mempunyai banyak fasilitas
yang dapat mereka pakai, yang tidak dimiliki oleh orang-orang seperti saya."
"Saya tidak mau menghubungi polisi. Dia anak saya, Bung, tidakkah Anda mengerti!
Anak saya! Jika dia telah memutuskan untuk untuk pergi sementara waktu dan
?tidak mau memberi tahu kami, nah, itu terserah kepadanya. Tidak ada alasan untuk
menyangka dirinya berada dalam bahaya atau yang semacam itu. Saya saya cuma
?ingin tahu sekedar menentramkan hati sendiri, di manakah dia kini."
"Apakah mungkin, Tuan Restarick saya harap Anda tidak menganggap saya terlalu
?mendesak bahwa itu bukanlah satu-satunya hal mengenai anak Anda yang
?menguatirkan Anda?"
"Mengapa Anda menduga ada hal-hal yang lain?"
"Kalau hanya karena seorang gadis yang absen selama beberapa hari tanpa setahu
orang tua-atau teman-teman sepetaknya saja, maka ke mana perginya tidaklah
terlalu dipermasalahkan lagi zaman sekarang. Jadi, saya duga, tentunya ada
kaitannya dengan sesuatu yang lain, yang menimbulkan kepanikan ini dalam diri
Anda." "Nah, barangkali Anda benar. Yaitu...." Dia memandang Poirot dengan ragu-ragu.
"Membicarakan hal-hal demikian dengan orang yang tidak dikenal ternyata amat
sulit." "Sebetulnya tidak," kata Poirot. "Pada dasarnya justru lebih mudah berbicara
tentang hal-hal demikian kepada orang yang tidak dikenal daripada
165 dengan teman atau kenalan. Tentunya Anda setuju dengan kenyataan ini?"
"Mungkin. Mungkin. Saya bisa menerima penjelasan Anda. Nah, saya akan
mengakuinya bahwa saya merasa sedih karena anak saya. Anda tahu, dia dia
?tidak seperti anak-anak gadis lainnya, dan sudah ada sesuatu yang terjadi yang
betul-betul menguatirkan saya menguatirkan kami berdua."
?Kata Poirot, "Anak Anda barangkali sedang berada pada usia remaja yang sulit,
remaja yang emosional, saat di mana mereka bisa melakukan hal-hal yang
sebetulnya belum dapat mereka pertangggungjawabkan. Jangan salah mengerti jika
saya mencoba menebaknya. Anak Anda barangkali tidak suka mendapatkan seorang ibu
tiri?" "Itu suatu fakta yang amat saya sayangkan. Dan sebetulnya dia ddak punya alasan
untuk bersikap demikian, Tuan Poirot. Tohistri pertama saya bukan baru saja
berpisah dengan saya. Perpisahan ini sudah terjadi bertahun-tahun yang lalu."
Dia berhenti sebentar, kemudian katanya, "Sebaiknya saya berterus terang kepada
Anda. Toh masalah ini tidak pernah dirahasiakan. Hubungan istri pertama saya dan
saya lambat laun merenggang. Saya tidak perlu menyembunyikan faktanya. Saya
bertemu dengan orang lain, orang yang pada waktu itu saya gandrungi. Saya
tinggalkan Inggris dan pergi ke Afrika Selatan bersama wanita lain ini. Istri
saya tidak menyetujui perceraian dan saya tidak memintanya untuk bercerai. Saya
mengatur agar istri dan anak saya tetap memperoleh keuangan yang memadai dia ?pada waktu itu baru berusia lima tahun."
Dia berhenti dan kemudian melanjutkan, "Kalau
166 saya pikir lagi sekarang, saya menyadari bahwa sebelumnya memang saya sudah
merasa kurang puas dengan kehidupan saya. Saya sudah lama ingin mengembara. Pada
periode kehidupan saya ketika itu, saya ddak suka terikat pada sebuah meja
kantor. Kakak saya menegur saya beberapa kali karena saya tidak mau lebih
melibatkan diri dalam urusan perusahaan keluarga, setelah saya bergabung
dengannya. Dia berkata bahwa saya tidak memikul bagian tanggung jawab yang
menjadi kewajiban saya. Tetapi saya tidak mau cara hidup yang demikian. Kaki
saya gatal. Saya ingin hidup yang penuh petualangan. Saya ingin melihat dunia
dan tempat-tempat yang masih terbuka...." Tiba-tiba dia berhenti.
"Sudahlah Anda toh tidak ingin mendengarkan riwayat hidup saya. Saya pergi ke
?Afrika Selatan dan Louise pergi bersama saya. Ternyata berantakan. Saya langsung
mengakuinya. Saya jatuh cinta kepadanya, tetapi kami terus bertengkar. Dia tidak
menyukai kehidupan di Afrika Selatan. Dia-ingin kembali ke London dan Paris
?semua tempat-tempat yang mentereng. Kami berpisah kira-kira cuma satu tahun
setelah kedatangan kami di sana."
Dia menarik napas. "Barangkali pada waktu itu seharusnya saya pulang, kembali ke kehidupan yang
tenang, ide mana tidak begitu saya sukai. Tetapi saya tidak pulang. Saya tidak
tahu apakah istri saya mau menerima saya lagi atau tidak. Boleh jadi dia akan
menganggapnya sebagai suatu kewajiban untuk menerima saya. Dia wanita yang hebat
dalam hal menyelesaikan kewajibannya."
167 Poirot menangkap nada kepahitan yang tersirat dalam kalimat ini.
"Tetapi barangkali saya seharusnya lebih memikirkan Norma. Nah, begitulah. Anak
itu aman bersama ibunya. Keuangan untuk mereka sudah diatur. Dari waktu ke waktu
saya menulisinya surat dan mengirimkan hadiah kepadanya, tetapi tidak sekali pun
terlintas dalam pikiran saya untuk kembali ke Inggris guna melihatnya. Dalam hal
ini saya tidak seluruhnya dapat disalahkan. Saya telah mengambil jalan hidup
yang berbeda, dan saya pikir, bagi seorang anak mempunyai ayah yang punya kebiasaan muncul dan menghilang, mungkin malah akan mengganggu
ketenangannya sendiri. Pokoknya, kita anggap saja bahwa saya melakukan apa yang
saya anggap terbaik."
Kata-kata Restarick yang berikutnya meluncur dengan cepatnya seakan-akan dia
merasa hatinya terhibur karena dapat mencurahkan riwayatnya kepada seorang
pendengar yang bersimpati. Ini adalah reaksi yang sering dijumpai Poirot, dan
dia mendorongnya. "Anda tidak pernah ingin pulang demi kepentingan sendiri?"
Restarick menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Tidak. Anda tahu, saya hidup
sebagaimana yang saya sukai, cara hidup yang sesuai dengan kepribadian saya.
Saya pergi dari Afrika Selatan ke Afrika Timur. Keuangan saya pada waktu itu
baik sekali; semua yang saya sentuh seakan-akan menjadi makmur; proyek-proyek
yang saya kerjakan, terkadang bersama orang-orang lain, terkadang seorang diri,
semuanya lancar. Saya suka masuk ke pedalaman. Itulah kehidupan yang selalu saya
168 dambakan. Saya sebenarnya adalah manusia alam bebas. Barangkali itulah sebabnya
ketika saya kawin dengan istri pertama saya, saya merasa masuk perangkap,
diganduli. Tidak, saya menikmati kebebasan saya, dan saya ddak punya keinginan
untuk kembali ke cara hidup yang konvensional yang pernah saya jalani di sini."
"Tetapi pada akhirnya Anda kembali?"


Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Restarick menarik napas. "Ya, saya akhirnya pulang. Ah, orang semakin bertambah
tua, saya kira. Juga, bersama seorang yang lain saya telah menemukan tambang
yang kaya. Kami membuat suatu k*onsensi yang mungkin akan membuahkan hasil yang
amat penting. Ini perlu dirundingkan di London. Sebetulnya saya dapat
mengandalkan kakak saya untuk bertindak di sini, tetapi kakak saya meninggal.
Saya juga masih seorang patner dalam perusahaan ini. Maka saya bisa kembali
kalau saya mau, dan mengurus semuanya sendiri. Itulah pertama kalinya saya
memikirkan kemungkinan ini. Akan kembali, maksud saya, ke kehidupan di kota."
"Barangkali istri Anda istri Anda yang kedua...."?"Ya, Anda mungkin punya alasan juga dalam hal ini. Saya baru saja kawin dengan
Mary satu atau dua bulan sebelum kematian kakak saya. Mary lahir di Afrika
Selatan, tetapi dia pernah ke Inggris beberapa kali dan dia menyukai kehidupan
di sini. Terutama dia ingin mempunyai sebuah kebun Inggris!
"Dan saya" Untuk pertama kalinya saya pikir saya pun bisa menyukai hidup di
Inggris. Dan saya juga memikirkan Norma. Ibunya telah meninggal dua tahun
sebelumnya. Saya rundingkan semuanya dengan Mary, dan dia cukup bersedia
membantu 169 saya menyediakan rumah tangga bagi anak saya. Semua prospek tampak bagus maka..."
dia tersenyum... "maka saya pulang."
Poirot memandang lukisan yang tergantung di belakang kepala Restarick. Lukisan
ini mendapat cahaya yang lebih baik di sini daripada di rumah di luar kota itu.
Lukisan ini dengan gamblang menggambarkan pria yang kini duduk di belakang meja;
tonjolan-tonjolan tulangnya yang khas, keteguhan kehendaknya yang tampak dari
dagunya, alisnya yang penuh tanda tanya, letak kepalanya. Tetapi lukisan ini
mempunyai satu kelebihan yang tidak dimiliki orang yang duduk di kursi di
bawahnya: Usia muda! Suatu pikiran yang lain timbul di otak Poirot. Mengapa Andrew Restarick
memindahkan lukisan ini dari rumahnya di luar kota ke kantornya di London"
Lukisan dia dan istrinya adalah sepasang, yang dibuat pada masa yang sama oleh
pelukis yang terkenal pada masa itu yang mempunyai keahlian khusus sebagai
pelukis potret. Pikir Poirot, tentunya lebih masuk akal membiarkan kedua lukisan
itu tetap berdampingan, seperti yang dimaksudkan dari asal mulanya. Tetapi
Restarick telah memindahkan satu lukisan, lukisan dirinya, ke kantornya. Apakah
ini dikarenakan perasaan angkuhnya suatu keinginan untuk menunjukkan dirinya ?sebagai orang kota, sebagai seseorang yang penting di kota" Namun dia adalah
orang yang telah melewatkan hidupnya di tempat-tempat tef buka, yang mengaku
lebih menyukai alam bebas. Ataukah dia berbuat demikian untuk mengingatkan
dirinya sendiri kepada kepribadiannya sekarang sebagai orang kota" Apakah dia
merasa membutuhkan dukungan"
170 "Atau, tentu saja," pikir Poirot, "mungkin semata-mata karena kesombongan!"
"Meskipun saya sendiri," kata Poirot kepada dirinya sendiri, "bisa menjadi
sombong pada saat-saat tertentu."
Keheningan sementara yang sama-sama tidak disadari oleh kedua pria ini, akhirnya
berakhir. Restarick berbicara minta dimaafkan.
"Anda harus memaafkan saya, Tuan Poirot. Saya rupanya telah membuat Anda jemu
dengan riwayat hidup saya."
"Tidak ada yang perlu dimaafkan, Tuan Restarick. Sebetulnya Anda hanya
menceritakan riwayat hidup Anda sehubungan dengan dampaknya pada anak Anda. Anda
amat menguatirkan anak Anda. Tetapi, saya kira Anda masih belum memberi tahusaya
alasan yang sebenarnya. Anda berkata bahwa Anda ingin menemukannya?"
"Ya, saya mau dia ditemukan." ,
"Anda mau dia ditemukan, ya, tetapi apakah Anda mau dia ditemukan oleh saya" Ah,
janganlah ragu-ragu. Basa-basi itu amat diperlukan dalam kehidupan, tetapi di
?sini tidak. Dengarkanlah, saya beritahu Anda, jika Anda ingin anak Anda
ditemukan, saya nasihati Anda, saya Hercule Poirot untuk menghubungi
? ?polisi, karena mereka mempunyai fasilitasnya. Dan dari pengalaman saya sendiri,
mereka bisa dipercaya."
"Saya tidak mau menghubungi polisi kecuali yah, kecuali jika saya sudah
?betul-betul kehabisan akal."
"Anda lebih suka menghubungi detektif swasta?" "Ya. Tetapi ketahuilah, saya sama
sekali tidak tahu soal detektif swasta. Saya tidak tahu siapa
?171 siapa yang bisa dipercaya. Saya tidak tahu siapa...."
"Dan apa yang Anda ketahui tentang saya?"
"Saya tahu sesuatu tentang Anda. Misalnya saya tahu Anda mempunyai jabatan yang
penting dalam Dinas Intel semasa perang, karena paman saya sendiri memberikan
rekomendasinya untuk Anda-Ini adalah fakta yang sudah diakui."
Ekspresi sinis yang samar-samar pada wajah Poirot tidak terlihat oleh Restarick.
Sebagaimana Poirot cukup menyadarinya, fakta yang sudah diakui adalah ilusi
semata-mata meskipun Restarick seharusnya tahu bagaimana tidak dapat
?diandalkannya daya ingat dan penglihatan Sir Roderick dia telah menelan
?mentah-mentah cerita karangan Poirot sendiri, seluruh ceritanya. Poirot tidak
berniat membuyarkan ilusinya. Hal ini malah memperkuat keyakinannya sejak dulu
bahwa orang tidak boleh percaya kepada apa pun yang dikatakan orang lain sebelum
mengujinya terlebih dahulu. Curigailah setiap orang, merupakan salah satu
semboyannya sejak bertahun-tahun kalaupun tidak selama hidupnya.
"Izinkanlah saya meyakinkan Anda lagi," kata Poirot. "Sepanjang karier saya,
saya selalu berhasil dengan menakjubkan. Memang, dalam banyak hal saya tidak ada
tandingannya." Restarick kelihatan malah kurang yakin dengan pernyataan ini daripada yang
seharusnya. Memang bagi seorang Inggris, orang yang memuji dirinya sendiri
dengan kata-kata yang demikian akan menimbulkan kesangsian.
Katanya, "Anda sendiri merasa bagaimana, Tuan Poirot" Yakinkah Anda bahwa Anda
bisa menemukan anak saya?"
172 "Barangkali tidak secepat yang bisa dilakukan polisi, tetapi, ya, saya akan
menemukannya." "Dan dan jika Anda berhasil...."?"Tetapi jika Anda menginginkan saya menemukannya, Tuan Restarick, Anda harus
menceritakan semua latar belakangnya kepada saya."
"Tetapi saya. sudah menceritakannya kepada Anda. Waktu, tempat, di mana dia
seharusnya berada. Saya dapat memberi Anda daftar nama teman-temannya...."
Poirot menggeleng-gelengkan kepalanya dengan semangat. "Tidak, tidak, sebaiknya
Anda menceritakan yang sebenarnya kepada saya."
"Maksud Anda sedari tadi saya tidak menceritakan yang sebenarnya?"
"Anda belum menceritakan semuanya kepada saya. Itu saya pasti. Apakah yang Anda
takutkan" Apakah fakta yang disembunyikan itu fakta yang harus saya ketahui
?kalau saya diharapkan berhasil. Anak Anda membenci ibu tirinya. Itu jelas. Tidak
ada yang aneh mengenai hal ini. Ini adalah reaksi yang amat normal. Anda harus
ingat, barangkali dia telah mendewa-dewakan Anda selama bertahun-tahun. Ini bisa
terjadi dalam suatu perkawinan yang gagal, di mana seorang anak telah menerima
pukulan yang keras sehubungan dengan kasih sayangnya. Betul, betul, saya tahu
apa yang saya bicarakan. Anda berkata bahwa seorang anak bisa lupa. Itu betul.
Anak Anda bisa melupakan Anda dalam arti jika dia bertemu Anda lagi, dia tidak
akan mengingat wajah atau suara Anda. Dia akan mempunyai bayangannya sendiri
tentang Anda. Anda telah meninggalkannya. Dia menginginkan Anda kembali. Ibunya,
tentu saja, mencegahnya membicarakan
173 Anda, dan oleh sebab itu dia barangkali malah lebih banyak mengenang Anda. Anda
menjadi lebih berarti baginya. Dan karena dia tidak dapat membicarakan Anda
dengan ibunya sendiri, reaksinya adalah yang umum timbul pada anak-anak yaitu
?menyalahkan orang tua yang ada atas hilangnya orang tua yang tidak ada. Dia
berkata kepada dirinya sendiri seperti ini 'Ayah menyayangi saya. Ibulah yang
tidak disayanginya.' Dan dari sana lahirlah suatu bentuk kultus individu, suatu
ikatan rahasia antara Anda dengannya. Apa yang terjadi bukanlah kesalahan
ayahnya. Dia tidak akan mempercayainya!
"Oh, betul, itu sering terjadi, percayalah. Saya paham psikologi. Maka ketika
dia mengetahui bahwa Anda akan pulang, bahwa Anda dan dia akan bersatu kembali,
bart\ ak kenangan yang telah lama dikesampingkannya dan tidak pernah
dipikirkannya selama bertahun-tahun, kembali. Ayahnya akan pulang! Ayahnya dan
dia akan berbahagia bersama-sama! Dia hampir saja melupakan ibu tirinya, mungkin
sampai dia melihatnya untuk pertama kali. Lalu dia menjadi amat cemburu. Itu
normal sekali, percayalah. Dia amat cemburu, sebagian karena istri Anda adalah
seorang wanita yang cantik, anggun, dan mempesona, yang mana adalah hal-hal yang
sering dibenci oleh gadis-gadis karena mereka sendiri sering kurang mempunyai
kepercayaan kepada diri sendiri. Dia sendiri mungkin adalah anak yang canggung,
yang boleh jadi punya kompleks rendah diri. Jadi ketika dia melihat ibu tirinya
yang cekatan dan cantik, kemungkinan besar dia membencinya; tetapi membencinya
dengan cara seorang remaja yang masih setengah anak-anak."
"Nah...." Restarick ragu-ragu. "Itulah sedikit
174 banyak yang dikatakan dokter ketika kami menanyakan kepadanya. Maksud saya...."
"Aha," kata Poirot, "jadi Anda bertanya ke dokter" Tentunya Anda punya alasan
untuk memanggil seorang dokter, tidakkah begitu?"
"Bukan apa-apa sebetulnya."
"Ah, tidak, Anda tidak bisa mengatakan demikian kepada Hcrcule Poirot. Bukannya
bukan apa-apa. Itu sesuatu yang serius dan sebaiknya Anda mengatakannya kepada
saya, karena jika saya tahu persis apa yang ada dalam kepala anak ini, saya
lebih cepat memperoleh hasil. Semuanya akan berjalan lebih lancar."
Restarick terdiam untuk beberapa lamanya, kemudian dia mengambil keputusan.
"Ini harus dirahasiakan, Tuan Poirot. Saya dapat mengandalkan Anda saya ?menerima jaminan Anda bahwa Anda akan menyimpan rahasia ini?"
"Tentu saja. Apa*masalahnya?"
"Saya tidak bisa tidak bisa yakin."
?"Anak Anda telah berbuat sesuatu yang melawan istri Anda" Sesuatu yang lebih
daripada hanya bersikap kasar seperti kanak-kanak atau mengucapkan kata-kata
yang tidak enak. Sesuatu yang lebih parah daripada itu sesuatu yang lebih
?serius. Apakah barangkali dia telah menyerangnya secara fisik?"
"Tidak, bukan serangan bukan serangan fisik, tetapi tidak ada buktinya."
? ?"Tidak, tidak. Itu kita akui." . "Istri saya menjadi tidak sehat...." Restarick
bimbang. 'Ah," kata Poirot. "Ya, saya mengerti.... Dan
175 bagaimanakah sifat penyakitnya" Pencernaannya barangkali" Radang usus?"
"Anda cepat sekali, Tuan Poirot. Anda cepat sekali. Ya, pencernaannya. Keluhan
istri saya ini amat membingungkan karena dia biasanya selalu sehat walafiat.
Akhirnya mereka mengirimnya ke rumah sakit untuk 'observasi', begitu mereka
menamakannya. Pemeriksaan."
"Dan hasilnya?"
"Saya kira mereka tidak begitu puas. Istri saya tampaknya segera sembuh dan
akhirnya disuruh pulang. Tetapi problema ini terulang lagi. Kami memeriksa
kembali makanan-makanan yang sudah dimakannya, cara memasaknya. Dia rupanya
menderita keracunan makanan yang tidak ditemukan penyebabnya. Kami mengambil
langkah berikutnya, makanan-makanan yang dimakannya diuji. Dengan mengambil
sedikit dari semuanya sebagai contoh, akhirnya betul-betul berbukti bahwa ada
suatu bahan yang dimasukkan ke dalam beberapa jenis makanan. Semuanya dalam
makanan yang hanya dimakan oleh istri saya."
"Secara singkatnya, ada yang meracuninya dengan arsenik. Betulkah?"
"Betul sekali. Dalam dosis yang kecil, yang akhirnya akan menumpuk menjadi efek
yang besar." "Anda mencurigai anak Anda?" "Tidak."
"Saya kira iya. Siapa lagi yang mungkin melakukannya" Anda mencurigai anak
Anda." Restarick menghela napas panjang. "Terus terang saja, iya."
176 2 177 Ketika Poirot tiba di rumah, George sedang menunggunya.
"Seorang wanita bernama Edith menelepon, Pak...."
"Edith?" Poirot mengernyitkan dahinya.
"Dia, saya kira, bekerja pada Nyonya Oliver. Dia minta saya menyampaikan kepada
Bapak bahwa Nyonya Oliver berada di Rumah Sakit St. Giles."
"Apa yang terjadi padanya?"
"Saya dengar dia telah er dikepruk." George tidak menyampaikan bagian ? ?akhir pesan tadi,'yang mana adalah, "... dan katakan kepadanya, ini semua gara-
gara dia." "Tsk-tsk-tsk. Saya telah memperingatkannya. Kemarin saya sudah merasa tidak enak
ketika saya meneleponnya tetapi tidak menerima jawaban. Huh, ada-ada saja
wanita-wanita ini!" BAB DUA BELAS "Ayo membeli burung merak," kata Nyonya Oliver tiba-tiba dan di luar dugaan. Dia
tidak membuka matanya ketika dia mengucapkan kalimat ini, dan suaranya terdengar
lemah meskipun penuh nada jengkel.
Tiga orang memandangnya dengan mata melotot. Nyonya Oliver berkata lagi.
"Pukulan di kepala."
Dia membuka matanya yang masih belum bisa memfokus dan berusaha mengenali tempat
di mana dia sekarang berada.
Obyek pertama yang dilihatnya adalah suatu wajah yang sama sekali asing baginya
seorang pemuda yang sedang menulis dalam buku notes. Dia memegang sebatang
?pensil siap-siap di tangannya.
"Polisi," kata Nyonya Oliver tegas.
"Maaf, Bu?" "Saya katakan bahwa Anda adalah polisi," kata Nyonya Oliver. "Apakah saya
betul?" "Ya, Bu."
"Serangan yang bersifat kriminal," kata Nyonya Oliver dan menutup matanya lagi
dengan puas. Ketika dia membukanya kembali, dia memperhatikan sekelilingnya
dengan lebih saksama. Dia terbaring di atas sebuah tempat tidur, salah satu
178 tempat tidur yang tinggi dan bersih milik rumah-rumah sakit, dia menduga yang
? bisa ditegakkan, diturunkan, dan diputar. Dia tidak berada di rumahnya sendiri.
Dia memandang sekelilingnya dan menebak lingkungannya.
"Rumah sakit atau panti perawatan," katanya.
Seorang suster sedang berdiri dengan berwibawa di pintu, dan seorang perawat
berada di sisi tempat tidurnya. Nyonya Oliver mengenali sosok tubuh yang
keempat. "Tidak seorang jua pun," kata Nyonya Oliver, "bisa salah mengenali
kumis itu. Apa yang Anda kerjakan di sini, Tuan Poirot?"
Hercule Poirot mendekat ke tempat tidur. "Saya telah memperingatkan agar Anda
berhati-hati, Nyonya."
"Siapa saja bisa kesasar," kata Nyonya Oliver agak samar-samar, dan tambahnya,
"kepala saya sakit."
"Ya, tentu saja. Seperti yang telah Anda duga, Anda dipukul di kepala."
"Ya. Oleh si Burung Merak."
Polisi itu bergeser dengan agak canggung, kemudian katanya, "Maafkan, Bu, Ibu
berkata bahwa Ibu diserang oleh burung merak?"
"Tentu saja. Saya sebetulnya sudah punya firasat kurang enak sebelumnya " Anda?tahu, suasananya." Nyonya Oliver berusaha melambaikan tangannya dengan gerakan
yang menggambarkan suasana, dan meringis. "Aduh," katanya, "sebaiknya saya tidak
mencoba bergerak demikian lagi."
"Pasien saya tidak boleh dibuat terlalu tegang," kata suster kurang senang.
"Dapatkah Ibu memberi tahu saya di mana Ibu diserang?" TA^sn^ AgTa, t
I w "IAYA A&mi "
YOGVAK AO-T A "Saya sama sekali tidak tahu. Saya kcsasar. Saya datang dari sejenis studio.
Tidak terawat. Kotor. Pemuda yang seorang lagi belum bercukur berhari-hari.
Jaket kulitnya berlepotan minyak."
"Apakah orang ini yang menyerang Ibu?"
"Bukan, yang satunya."
"Tolong Ibu jelaskan."
"Saya kan sedang menjelaskannya" Saya telah menguntitnya, Anda tahu, sejak dari
rumah makan sayangnya saya tidak begitu mahir menguntit orang. Tidak pernah
?latihan. Ini lebih sulit daripada yang Anda bayangkan."
Matanya memandang polisi itu. "Tetapi saya kira Anda sudah paham tentang itu
semua. Anda kan pernah mengikuti kursus dalam hal menguntit orang, maksud
?saya" Oh, tidak apa-apa, jangan dipusingkan. Begini," katanya, kata-katanya
meluncur dengan cepat, "sederhana sekali. Saya turun di World's End, saya kira
itulah namanya, dan tentu saja saya kira dia masih bersama yang lain atau
?berjalan ke arah yang lain. Tetapi, dia malah muncul di belakang saya."
"Siapakah ini?"
"Si Burung Merak," kata Nyonya Oliver, "dan dia mengejutkan saya, Anda tahu.
Orang bisa kaget kalau tiba-tiba menyadari keadaan justru terbalik. Maksud saya,
dia yang menguntit saya dan bukan saya yang menguntitnya hanya saja ini ?terjadinya sudah agak lama tadi dan saya mempunyai firasat yang kurang enak.
?Sebetulnya, Anda tahu, saya merasa takut. Saya tidak tahu mengapa. Bicaranya
cukup sopan, tetapi saya takut. Pokoknya, di situlah dia dan dia berkata, 'Ayo
naik dan melihat-lihat. Studio,' maka saya menaiki suatu anak tangga yang
180

Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

reyot. Sejenis anak tangga yang sempit dan di sana ada seorang pemuda lain
?pemuda yang kotor itu dan dia sedang melukis, dan gadis itu sebagai modelnya.
?Gadis ini cukup bersih. Sebetulnya dia cukup cantik. Jadi, kami semua berkumpul
di sana dan mereka ternyata semuanya baik-baik dan sopan, lalu saya berkata
bahwa saya harus pulang, dan mereka menunjukkan jalannya untuk mencapai King's
Road kembali. Tetapi mereka tentunya tidak memberikan petunjuk yang betul. Atau,
bisa juga saya yang membuat kesalahan. Anda tahu, jika seseorang mengatakan
kepada Anda, kedua dari kiri dan ketiga dari kanan, nah, Anda kadang-kadang
terbalik mengikutinya. Paling tidak, saya bisa berbuat begitu. Nah, saya tiba di
suatu tempat yang jorok dan aneh, dekat sekali dengan kali. Perasaan takut saya
telah lenyap pada waktu itu. Pasti saya sudah tidak lagi waspada ketika Burung
Merak itu menghantam saya."
"Saya kira dia mengigau," kata perawat itu menjelaskan.
"Tidak, saya tidak mengigau," kata Nyonya Oliver. "Saya tahu apa yang saya
katakan." Perawat itu membuka mulutnya, tetapi sempat menangkap mata si suster yang
mengandung teguran, dan cepat-cepat menutupnya kembali.
"Beludru dan satin, dan rambut gondrong yang berombak," kata Nyonya Oliver.
"Burung merak memakai satin" Burung merak sungguh, Bu" Ibu mengira Ibu melihat
burung merak di dekat kali di Chelsea?"
"Burung merak sungguh?" kata Nyonya Oliver. "Tentu saja bukan. Tolol benar. Apa
yang 181 dikerjakan seekor merak sungguh di Chelsea Embankment?"
Tidak ada orang yang bisa memberikan jawaban atas pertanyaan ini.
"Dia suka pamer," kata Nyonya Oliver, "itulah sebabnya saya beri dia julukan
Burung Merak. Jual tampang, Anda tahu" Sombong, saya kira. Bangga dengan
tampangnya. Barangkali juga membanggakan banyak hal lainnya." Dia memandang
Poirot. "David siapa" Anda tahu siapa yang saya maksudkan."
"Maksud Ibu pemuda yang bernama David ini yang menyerang Ibu dengan memukul Ibu
di kepala?" "Ya, betul." Hercule Poirot berbicara, "Anda melihatnya?"
"Saya tidak melihatnya," kata Nyonya Oliver. "Saya tidak tahu apa-apa. Saya
hanya mengira saya mendengar sesuatu di belakang saya dan sebelum saya sempat
menoleh untuk melihat semuanya terjadi. Seperti kepala saya dijatuhi satu ton
?bata merah. Saya kira, sekarang saya ingin tidur," tambahnya.
Dia menggerakkan kepalanya sedikit, meringis kesakitan, dan terlelap dalam
ketidaksadaran yang nyaman.
182 BAB TIGA BELAS Poirot jarang memakai anak kunci pintu rumahnya. Biasanya, menurut cara lajna,
dia memijat' tombol bel dan menunggu George yang menakjubkan muncul membukakan
pintu. Namun kali ini, sepulangnya dari rumah sakit, pintu itu dibukakan oleh
Nona Lemon. "Ada dua orang tamu untuk Anda," kata Nona Lemon, suaranya kecil menakjubkan,
tidak seperti orang yang berbisik, tetapi lebih rendah daripada nada biasanya.
"Yang satu adalah Tuan Goby, dan yang lain adalah seorang tua, bernama Sir
Roderick Horsefield. Saya tidak tahu yang mana yang akan Anda temui terlebih
dahulu." "Sir Roderick Horsefield," gumam Poirot. Dia mempertimbangkannya sambil
memiringkan kepalanya, membuat penampilannya mirip seekor burung murai sementara
dia memikirkan bagaimana perkembangan yang terakhir ini mungkin mempengaruhi
gambaran seutuhnya. Tuan Goby tiba-tiba muncul dari suatu kamar yang kecil ?tempat Nona Lemon mengetik dan di mana Nona Lemon telah menyuruhnya menunggu.
Poirot menanggalkan mantelnya. Nona Lemon menggantungkannya di rak di lorong,
dan Tuan 183 Goby, seperti kebiasaannya, berbicara kepada bagian belakang kepala Nona Lemon.
"Saya akan minum secangkir teh di dapur bersama George," kata Tuan Goby. "Saya
tidak terburu-buru. Saya bisa menunggu."
Dia menghilang dengan patuh ke dapur. Poirot masuk ke kamar tamunya di mana Sir
Roderick sedang mondar-mandir, penuh semangat.
"Berhasil menemukan Anda," katanya gembira. "Buku telepon memang barang yang
hebat." "Anda mengingat nama saya" Saya merasa bangga."
"Yah, saya tidak betul-betul mengingat nama Anda," kata Sir Roderick. "Anda
tahu, mengingat nama tidak pernah menjadi kelebihan saya. Tetapi saya tidak
pernah melupakan suatu wajah," dia menambahkan dengan bangga. "Tidak, saya
menelepon Scotland Yard."
"Oh!" Poirot tampak agak terkejut, tetapi setelah dipikirnya kembali, dia merasa
yakin bahwa perbuatan ini memang sesuai dengan kepribadian Sir Roderick.
"Mereka bertanya kepada saya, dengan siapa saya mau berbicara. Saya berkata,
hubungkan saya dengan yang paling atas. Itulah hal yang harus dilakukan dalam
hidup. Jangan mau menerima orang kedua. Tidak ada gunanya. Langsung ke atas,
itulah kata saya. Saya sebutkan siapa saya. Saya katakan bahwa saya mau
berbicara kepada orang yang paling atas, dan akhirnya saya mendapatkan dia.
Orangnya amat sopan. Saya katakan kepadanya saya mau minta alamat seseorang yang
pernah ada dalam Dinas Intel Sekutu dan pernah ditempatkan bersama saya di
Prancis pada suatu waktu tertentu.
184 Orang itu rupanya agak bingung, jadi saya katakan, 'Anda tahu siapa yang saya
maksudkan.' Seorang Prancis, kata saya, atau Belgia. Anda Belgia, toh" Kata
saya, 'Nama kecilnya adalah sesuatu yang mirip Achilles. Bukan Achilles,' kata
saya, 'tetapi mirip Achilles. Orangnya kecil,' kata saya, 'berkumis besar.' Lalu
baru dia mulai menangkap, dan dia berkata bahwa Anda tentunya terdaftar di buku
telepon. Saya katakan itu baik, tetapi saya katakan, 'Dia tidak akan terdaftar
sebagai Achilles atau Hercules (seperti yang dia katakan), bukan" Dan saya tidak
mengingat nama keluarganya.' Lalu dia memberikannya kepada saya. Amat sopan
orang itu. Amat sopan menurut hemat saya."
"Saya senang dapat bertemu dengan Anda," kata Poirot, sambil memikirkan dengan
cepat apa yang akan dikatakan nanti oleh teman bicara Sir Roderick di telepon
tadi kepadanya. Untunglah orang itu tidak mungkin orang yang paling atas.
Tentunya seseorang yang sudah dikenalnya, dan yang tugasnya meladeni dengan
sopan orang-orang yang terkenal dari masa yang sudah lalu.
"Pokoknya," kata Sir Roderick, "saya sampai di sini."
"Saya senang. Mari saya tawari Anda minuman. Teh, sari delima, wiski, soda,
sirup buah...." "Ya Tuhan, jangan," kata Sir Roderick kaget dengan disebutnya sirup buah. "Saya
pilih wiski saja. Bukannya karena saya diperbolehkan minum ini," tambahnya,
"tetapi dokter-dokter itu manusia tolol semuanya, seperti yang sudah kita
ketahui. Apa yang suka mereka lakukan adalah mencegah orang menikmati hal-hal
yang disenanginya." Poirot membunyikan bel untuk memanggil George
185 dan memberikan petunjuknya yang tepat. Wiski dan alat sedotnya diletakkan di
dekat sikut Sir Roderick, lalu George keluar.
"Sekarang," kata Poirot, "apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?"
"Ada kerjaan buat Anda, Sobat."
Setelah berlalunya waktu, Sir Roderick semakin yakin adanya ikatan yang erat
antara dia dengan Poirot di masa yang lampau, yang mana dianggap kebetulan
oleh_Poirot, karena ini akan menambah kepercayaan kemenakan Sir Roderick kepada
kesanggupannya, kesanggupan Poirot.
"Surat-surat," kata Sir Roderick merendahkan suaranya. "Saya kehilangan surat-
surat dan saya harus menemukannya, tahu" Jadi saya pikir, dengan mata sava yang
sudah tidak sebaik sedia kala, dan daya ingat saya yang terkadang melantur-
lantur, sebaiknya saya pergi kepada orang yang tahu. Mengerti" Anda datang tepat
pada saatnya pada hari itu, tepat pada saatnya bisa berguna, karena saya harus
menyerahkannya, Anda mengerti?"
"Kedengarannya amat menarik," kata Poirot. "Apakah isi surat-surat ini kalau
saya boleh bertanya?"
"Nah, saya kira kalau Anda yang harus menemukannya, Anda harus bertanya, bukan"
Hati-hati, surat-surat itu amat rahasia dan tertutup. Rahasia mutlak meskipun?itu pada waktu yang lampau. Dan rupanya, akan menjadi hal yang penting lagi
sekarang. Serangkaian korespondensi. Pada waktu itu kelihatannya tidak begitu
penting atau disangka tidak begitu penting; tetapi kemudian tentu saja
?politik berubah. Anda tahu bagaimana. Berubah dan mengambil arah yang bertolak
186 belakang. Anda tahu bagaimana pada saat perang pecah. Kita tidak ada yang tahu
apakah kita lagi berdiri atau terjungkir balik. Dalam satu perang kita berteman
dengan orang-orang Italia, dalam perang berikutnya kita bermusuhan. Saya tidak
tahu siapa di antara mereka semuanya yang paling buruk. Dalam perang yang
pertama orang-orang Jepang adalah sekutu kita yang tersayang, dan dalam perang
berikutnya mereka meledakkan Pearl Harbor! Tidak pernah tahu di mana posisi
kita! Mulainya searah dengan orang-orang Rusia, selesainya berlawanan arah. Saya
katakan kepada Anda, Poirot, tidak ada yang lebih sulit sekarang daripada
masalah bersekutu ini. Sekutu Anda bisa saja berbalik dalam sekejap."
"Dan Anda kehilangan beberapa surat," kata Poirot, mengingatkan orang tua itu
kepada tujuan kedatangannya.
"Ya, saya punya banyak surat, Anda tahu, dan akhir-akhir ini saya keluarkan
lagi. Tadinya surat-surat itu saya simpan di tempat yang aman. Yaitu di bank.
Tetapi saya ambil semuanya lagi dan saya mulai menyortirnya, karena saya pikir-
pikir, mengapa saya tidak menulis kenang-kenangan saya" Semua angkatan saya
melakukannya sekarang. Kita melihat Montgomery dan Alanbrooke dan Auchin-leck
semuanya berkaok-kaok dalam buku, kebanyakan tentang pendapat mereka mengenai
jenderal-jenderal lainnya. Kita bahkan melihat Moran si tua, seorang dokter yang
terhormat, menceritakan tentang pasiennya yang orang penting. Tidak tahu apa
jadinya nanti! Pokoknya begitulah, dan saya pikir saya sendiri pun tertarik
untuk menceritakan beberapa kenyataan mengenai orang-orang yang
187 saya kenal! Mengapa saya tidak mengikuti jalan yang sama seperti orang-orang
lain" Saya pun berkecimpung dalam peperangan yang sama."
"Pasti hal ini amat menarik bagi orang-orang lain," kata Poirot.
"Ah-ha, ya! Kita bisa mengenal banyak orang lewat berita. Semua orang memandang
mereka dengan kagum. Mereka tidak tahu bahwa sebenarnya orang-orang ini adalah
orang-orang yang tolol, tetapi saya tahu. Oh, ampun-ampun kesalahan-kesalahan
yang pernah dibuat orang-orang yang duduk di atas kalau Anda tahu, Anda bisa ?terheran-heran. Maka saya keluarkan lagi surat-surat saya, dan saya suruh gadis
kecil itu membantu saya menyortirnya. Gadis kecil itu baik sekali, dan pintar
pula. Tidak terlalu mahir berbahasa Inggris, tetapi kecuali itu, dia amat pintar
dan ringan tangan. Saya telah menyimpan banyak barang, tetapi semuanya campur
aduk tak keruan. Sekarang, masalahnya ialah, surat-surat yang saya cari tidak
ada di situ." "Tidak ada di situ?"
"Tidak. Tadinya kami mengira barangkali mata kami yang kelewatan melihatnya,
tetapi kemudian setelah kami cari lagi, saya dapat mengatakan kepada Anda,
Poirot, rupanya banyak surat yang dicuri orang. Ada yang tidak begitu penting.
Sebetulnya, barang-barang yang saya cari itu tidak terlalu penting maksud saya,
?tidak ada orang yang menganggapnya penting, seandainya iya, masa saya diizinkan
menyimpannya. Tetapi, surat-surat ini tidak ada di sana."
"Tentu saja saya tidak bermaksud ingin mengetahui rahasianya," kata Poirot,
"tetapi dapatkah Anda
188 menceritakan sifat surat-surat yang Anda sebutkan ini?"
"Saya tidak pasti bisa, Sobat. Secara garis besarnya surat-surat itu menyangkut
seseorang yang dewasa ini sedang gembar-gembor mengenai apa yang dilakukannya
dan dikatakannya pada masa yang lampau. Tetapi dia tidak menceritakan yang
sebenarnya, dan surat-surat ini dapat membuktikan segala kebohongannya!
Ketahuilah, saya pikir saya tidak akan menerbitkannya. Cukup kalau saya kirimi
dia kopi surat-surat itu dan mengatakan kepadanya itulah apa yang betul-betul
dia katakan pada waktu itu, dan bahwa saya mempunyai bukti yang tertulis. Saya
tidak akan heran jika setelah itu, lalu ada sedikit perubahan. Mengerti" Saya
? tidak perlu meminta itu darinya, bukan" Anda tentunya sudah tidak asing dengan
pembicaraan desak-mendesak secara halus ini."
"Anda betul sekali, Sir Roderick. Saya tahu persis hal-hal yang Anda maksudkan,
tetapi Anda juga harus mengerti, bukan, bahwa untuk membantu Anda mencarikan
sesuatu, tidaklah mudah jika saya tidak mengetahui apakah benda itu dan di
manakah benda itu mungkin berada sekarang."
"Yang pertama-tama dulu: Saya mau tahu siapa yang mencurinya, karena Anda tahu,
itu adalah pokok yang paling penting. Mungkin dalam koleksi barang-barang saya
masih ada hal-hal yang lebih rahasia lagi, dan saya mau tahu siapa yang
mengotak-atiknya." "Apakah Anda sendiri punya pandangan?"
"Anda pikir saya seharusnya punya, heh?"
"Yah, kemungkinan yang paling menyolok tampaknya...."
189 "Saya tahu. Anda ingin saya menyebut gadis kecil itu. Nah, saya kira bukan gadis
kecil itu. Dia berkata dia tidak mencurinya, dan saya mempercayainya. Mengerti?"
"Ya," Poirot menghela napas, "saya mengerti."
"Yang pertama, karena dia terlalu muda. Dia tidak mungkin tahu bahwa barang-
barang ini penting. Semuanya itu sebelum zamannya."
"Mungkin ada orang lain yang memberinya petunjuk," Poirot mengetengahkan.
"Ya, ya, itu pun bisa. Tetapi kemungkinan itu terlalu menyolok."
Poirot menarik napas. Dia sangsi apakah ada gunanya mendesak terus karena Sir
Roderick sudah jelas kelihatan berat sebelah. "Siapa lagi yang punya
kesempatan?" "Andrew dan Mary, tentu saja. Tetapi saya sangsi apakah Andrew akan tertarik
pada hal-hal begitu. Sejak semula dia adalah anak yang genah. Dulunya. Meskipun
saya tidak mengenalnya dengan akrab. Dulu selama masa liburan sekolah, kadang-
kadang ia datang bersama kakaknya, dan hanya begitulah hubungan kami. Memang dia
pernah meninggalkan istrinya dan lari dengan seorang wanita cantik ke Afrika
Selatan, tetapi itu bisa saja terjadi pada setiap laki-laki, apalagi kalau
istrinya seperti Grace. Saya pun tidak sering bertemu dengan Grace. Tipe wanita
yang menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain dan selalu sibuk dengan
pekerjaan amal. Lagi pula Anda tidak bisa membayangkan Andrew sebagai mata-mata.
Kalau Mary, dia kelihatannya baik. Tidak pernah memperhatikan yang lain kecuali
tanaman mawarnya, sejauh pengetahuan saya. Kami juga punya seorang tukang kebun,
tetapi umurnya 190 sudah delapan puluh tiga tahun dan seumur hidupnya tinggal di dusun, dan ada dua
orang wanita yang selalu berlalu-lalang di dalam rumah dan suka bertengkar
dengan Hoovers, tetapi saya tidak bisa membayangkan mereka sebagai mata-mata.
Jadi, Anda lihat, pasti orang luar. Satu hal, Mary mengenakan rambut palsu,"
lanjut Sir Roderick agak menyimpang dari pembicaraan semula. "Maksud saya,
barangkali Anda akan mencurigainya sebagai seorang mata-mata karena dia memakai
rambut palsu, tetapi tidaklah demikian. Ketika dia berusia delapan belas tahun,
dia kehilangan rambutnya karena sakit panas. Nasib yang amat malang bagi seorang
wanita muda. Tadinya saya tidak tahu kalau dia memakai rambut palsu, tetapi
suatu hari tanaman mawarnya menyangkut rambutnya dan menariknya ke samping. Ya,
nasib yang malang." "Saya juga melihat, memang ada anehnya cara dia menata rambutnya," kata Poirot.
"Lagi pula, mata-mata yang paling ulung tidak pernah memakai rambut palsu," Sir
Roderick memberi tahu. "Orang-orang malang itu harus pergi ke dokter bedah
plastik untuk mengubah wajahnya. Tetapi ada orang yang telah membongkar surat-
surat pribadi saya."
"Anda pikir, tidak mungkinkah barangkali Anda menyimpannya di tempat yang lain
mungkin di laci atau dalam arsip yang lain" Kapan Anda terakhir melihatnya?"?"Saya mengaturnya sekitar setahun yang lalu. Saya ingat waktu itu saya berpikir
kalau surat-surat ini dikopi, akan menghasilkan kopi yang bagus, dan saya khusus
melihat surat-surat ini, memang ada.
191 Sekarang surat-surat itu lenyap. Ada orang yang telah mengambilnya."
"Anda tidak mencurigai kemenakan Anda, Andrew, istrinya, atau pembantu-pembantu
rumah tangga. Bagaimana dengan anak-anaknya?"
"Norma" Nah, Norma itu sedikit kurang waras, menurut saya. Maksud saya, dia
mungkin kleptomani, yang suka mengambil barang-barang orang tanpa menyadari
bahwa dia telah mengambilnya, tetapi saya tidak percaya dia akan membongkar-
bongkar surat-surat saya."
"Kalau begitu bagaimana pendapat Anda?"
"Nah, Anda kan pernah masuk ke rumah itu. Anda melihat bagaimana rupa rumah itu.
Siapa saja bisa masuk dan keluar kapan saja sesuka mereka. Kami tidak mengunci
pintu-pintu kami. Tidak pernah."
"Apakah Anda mengunci pintu kamar Anda sendiri kalau Anda pergi ke London,


Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?misalnya?" "Saya tidak pernah memandangnya perlu. Sekarang tentu saja saya kunci, tetapi
apa gunanya" Sudah terlambat. Apa lagi kunci saya hanyalah kunci yang biasa,
bisa dipakai untuk pintu yang mana pun. Seseorang tentunya telah masuk dari
luar. Nah, zaman sekarang bukankah begitu caranya merampok masuk ke dalam rumah"
Orang-orang masuk tengah hari bolong, naik ke loteng, masuk ke kamar mana saja
sesuka mereka, menyikat kotak perhiasan, keluar lagi, dan tidak ada yang melihat
mereka atau yang peduli siapa mereka. Mereka mungkin bertampang seperti anak-
anak berandal, atau apalah nama yang dipakai untuk menyebut mereka sekarang,
dengan rambut yang gondrong dan kuku-kuku jari yang kotor. Saya sudah pernah
melihat lebih dari satu orang semacam ini yang berkeliaran di dalam rumah.
192 Orang kan segan bertanya, 'Siapa sih Anda ini"' Kita tidak bisa membedakan
jefiis kelamin mereka. Ini sebetulnya membuat orang tidak enak. Rumah saya penuh
dengan orang-orang semacam ini. Saya kira mereka teman-teman Norma. Zaman dulu,
hal ini tidak akan diizinkan terjadi. Tetapi jika sekarang Anda mengusir mereka
keluar, tiba-tiba Anda mendengar bahwa yang diusir itu adalah Viscount
Endersleigh atau Lady Charlotte Majoribanks, semua anak-anak bangsawan. Kita
tidak tahu di mana posisi kita sendiri zaman sekarang." Dia berhenti sebentar.
"Kalau ada orang yang dapat membongkar masalah ini, Andalah orang itu, Poirot."
Dia meneguk sisa wiski yang terakhir lalu bangkit.
"Nah, itulah semuanya. Terserah Anda. Anda akan menerimanya, bukan?"
"Akan saya kerjakan sebaik-baiknya," kata Poirot.
Bel pintu depan berbunyi.
"Itu si gadis kecil," kata Sir Roderick. "Selalu tepat pada waktunya. Hebat,
bukan" Tidak bisa keliling London tanpa dia, Anda tahu. Mata saya sudah -hampir
buta. Mau menyeberang saja sudah tidak bisa melihat."
"Apakah Anda tidak bisa memakai kaca mata?"
"Saya punya, entah di mana, tetapi selalu melorot dari hidung saya atau saya
menghilangkannya. Di lain pihak, saya tidak suka memakai kaca mata. Saya tidak
pernah memakai kaca mata. Ketika saya berumur enam puluh lima tahun, saya masih
bisa membaca tanpa kaca mata dan itu cukup bagus."
"Tidak satu pun," kata Hercule Poirot, "yang abadi."
George mengantarkan Sonia masuk. Dia keli -
193 hatannya cantik sekali. Sikapnya yang malu-malu sesuai benar dengan
penampilannya, pikir Poirot. Poirot maju dengan gaya khas satria-satria Gaul.
"Senang sekali, Nona," katanya, membungkuk di atas tangannya.
"Saya tidak terlambat, bukan, Sir Roderick?" kata gadis itu memandang majikannya
lewat atas kepala Poirot. "Saya tidak membuat Anda menunggu" Mudah-mudahan
tidak." "Tepat sampai ke detik-detiknya, Gadis kecil," kata Sir Roderick. "Semuanya
sudah siap dan tak ada yang kurang," tambahnya.
Sonia kelihatannya agak bingung.
"Sudah menikmati tehmu, aku harap?" lanjut Sir Roderick. "Aku kan sudah
mengatakannya kepadamu, kauingat, nikmatilah tehmu, belilah roti atau sus atau
apa pun yang disukai wanita muda zaman sekarang, heh" Sudah kauturut
perintahku?" "Tidak, tidak seluruhnya. Saya mempergunakan waktu itu untuk membeli sepasang
sepatu. Lihatlah, bagus, bukan?" Dia menyorongkan satu kakinya ke depan.
Memang kaki yang bagus. Sir Roderick tersenyum lebar melihatnya.
"Nah, kita harus pergi untuk mengejar kereta api kita," katanya. "Barangkali
saya kolot, tetapi saya lebih suka naik kereta api. Berangkat tepat pada
waktunya, tiba tepat pada waktunya pula, atau seharusnya tepat pada waktunya.
Tetapi dengan mobil-mobil ini, mereka harus antri pada jam-jam sibuk dan orang
terpaksa membuang waktu satu setengah jam lebih daripada yang diperlukan. Huh!
Mobil! Bah!" 194 "Apakah saya bisa minta Georges untuk memanggilkan taksi untuk Anda?" tanya
Hercule Poirot. "Tidak merepotkan, saya jamin."
"Saya sudah memanggil taksi," kata Sonia.
"Coba lihat," kata Sir Roderick. "Anda lihat, dia memikirkan segalanya."
Ditcpuk-tcpuknya bahu Sonia. Sonia memandangnya dengan cara yang betul-betul
memperoleh penghargaan Hercule Poirot.
Poirot mengantarkan mereka sampai ke pintu di lorong, lalu minta diri dengan
sopan. Tuan Goby sudah keluar dari dapur dan sedang berdiri di lorong, sambil
menyamar sebagai orang yang mau memeriksa gas. Penyamarannya memang hebat.
Segera setelah mereka menghilang di dalam UJI, George menutup pintu lorong lalu.
berpaling menatap mata Poirot.
"Dan apa pendapatmu tentang wanita muda itu, Georges, kalau boleh saya tanya?"
kata Poirot Kadang-kadang Poirot mempunyai kebiasaan minta keterangan dari
George. Dalam hal-hal tertentu dia selalu mengatakan bahwa George tidak mungkin
salah. "Yah, Pak," kata George, "kalau saya boleh mengutarakannya, dengan seizin Bapak,
saya akan berkata bahwa tuan itu sudah betul-betul jatuh cinta kepadanya. Sama
sekali terpesona olehnya, boleh dikatakan begitu."
"Saya pikir kau benar," kata Hercule Poirot.
"Memang tidak aneh, pada seorang pria yang seusia dia. Saya teringat Lord
Mountbryan. Dia sudah punya banyak pengalaman dalam hidupnya, dan orang bisa
mengatakan bahwa dia sudah seahli siapa pun. Tetapi kami menjadi terheran-heran.
195 Suatu kali datang padanya seorang wanita muda membawakan suatu pesan. Coba, apa
yang dia berikan kepada wanita itu" Sehelai gaun malam dan gelang yang indah
dengan batu-batu biru kecil, batu pirus dan berlian. Tidak terlalu mahal, tetapi
harganya pun tidak murah. Lalu sebuah mantel bulu bukan bulu cerpelai, tetapi?bulu musang Rusia, dan sebuah tas malam yang kecil. Setelah itu kakak laki-laki
wanita itu kena urusan, hutang atau apa, meskipun saya selalu meragukan apakah
benar dia mempunyai kakak laki-laki. Dia menjadi begitu sedih oleh karenanya
?dan Lord Mountbryan memberinya uang untuk melunasi hutang kakaknya! Semuanya
atas rasa kasih sayang yang platonis, Anda tahu. Laki-laki suka kehilangan otak
warasnya, demikian jika mereka sudah sampai pada usia itu. Mereka jatuhnya pada
tipe yang malu-malu, bukan yang berani."
"Saya tidak meragukan kebenaranmu, Georges," kata Poirot. "Namun, itu bukanlah
jawaban atas pertanyaan saya. Saya bertanya, apakah pendapatmu tentang wanita
muda itu." "Oh, wanita muda itu.... Nah, Pak, saya tidak mau mengatakannya dengan pasti,
tetapi dia rupanya adalah suatu tipe yang khas. Kalau dia berbuat apa-apa, orang
tidak pernah bisa membuktikannya. Tetapi mereka tahu apa yang dia lakukan, itu
menurut saya." Poirot masuk ke kamar tamunya dan Tuan Goby mengikutinya, memenuhi isyarat
Poirot. Tuan Goby duduk di atas kursi yang tegak seperti biasanya lutut
?menutup, jari-jari kakinya menghadap ke dalam. Dari sakunya ia mengeluarkan
sebuah buku notes kecil yang penuh dengan lembaran-lembaran
196 yang ujungnya terlipat, membukanya dengan hati-hali, lalu mulai memandang
sedotan soda yang ada dengan serius.
"Mengenai latar belakang yang Anda minta saya periksa. Keluarga Restarick, amat
terhormat dan punya nama baik di masyarakat. Tidak ada skandal. Sang ayah, James
Patrick Restarick, katanya adalah orang yang lihai dalam berdagang. Usahanya
sudah turun-temurun tiga generasi. Kakek yang mendirikannya, ayah yang
mengembangkannya, Simon Restarick yang memeliharanya. Simon Restarick mendapat
penyakit koronaris jantung dua tahun yang lalu, kesehatannya menurun. Mati kena
penyumbatan pembuluh darah sekitar setahun yang lalu.
"Adiknya Andrew Restarick, terjun ke usaha keluarga tidak lama setelah dia
keluar dari Oxford, menikah dengan Nona Grace Baldwin. Punya satu anak
perempuan, Norma. Meninggalkan istrinya dan pergi ke Afrika Selatan. Seorang
Nona Birell pergi bersamanya. Tidak pernah mengajukan perceraian. Nyonya Andrew
Restarick meninggal dua setengah tahun yang lalu. Sebelumnya sudah sakit-sakitan
selama beberapa tahun. Nona Norma Restarick dulunya seorang pelajar yang tinggal
di asrama sekolah khusus untuk putri di Meadowfield. Tidak ada laporan jelek
mengenai dia." Tuan Goby membiarkan matanya memandang wajah Hercule Poirot sekilas, lalu
katanya, "Sebetulnya segala sesuatu mengenai keluarga ini kelihatannya baik dan
tidak keluar jalur."
"Tidak ada anggota keluarga yang jelek reputasinya, tidak ada yang sakit jiwa?"
"Kelihatannya tidak."
197 "Mengecewakan," kata Poirot.
Tuan Goby tidak menanggapi komentar ini Dia mendehem, menjilat jarinya, lalu
membalik satu halaman dari buku kecilnya.
"David Baker. Riwayatnya tidak memuaskan. Pernah dihukum percobaan dua kali.
Polisi cenderung menaruh perhatian kepadanya. Dia pernah tersangkut beberapa
kasus yang meragukan, diduga terlibat dalam perampokan barang-barang seni yang
penting, tetapi tidak terbukti. Dia adalah salah satu dari anggota kelompok
artis. Tidak punya penghasilan tetap, tetapi kelihatannya cukup makmur. Suka
kepada gadis-gadis yang kaya. Tidak segan-segan dihidupi oleh beberapa gadis
yang suka kepadanya. Tidak segan menerima pembayaran dari ayah mereka pula.
Karakter yang sama sekali jelek, kalau Anda tanya saya, tetapi cukup cerdik
sehingga dia tidak pernah mendapat kesulitan."
Tuan Goby tiba-tiba memandang Poirot. "Anda pernah bertemu dengannya?" "Ya,"
kata Poirot. "Kesimpulan apa yang Anda tarik, kalau saya boleh bertanya?"
"Sama seperti Anda," kata Poirot. "Pajangan murahan," tambahnya termenung.
"Punya daya tarik bagi wanita," kata Tuan Goby. "Masalahnya, sekarang wanita-
wanita sudah tidak sempat menghargai pemuda-pemuda yang tekun bekerja. Mereka
lebih suka tipe yang buruk tipe pencuri. Biasanya mereka berkata, 'Dia tidak ?pernah punya kesempatan, kasihan anak itu.'"
"Menyombongkan dirinya seperti burung merak," kata Poirot.
198 "Nah, bisa dikatakan begitu," kata Tuan Goby ragu-ragu.
"Anda pikir, apakah dia mungkin akan mengepruk kepala seseorang?"
Tuan Goby berpikir, lalu menggelengkan kepalanya dengan perlahan kepada alat
pemanas listrik. "Belum ada yang menuduhnya berbuat semacam itu. Saya tidak akan mengatakan bahwa
dia tidak akan melakukannya, tetapi saya kira itu bukanlah kebiasaannya. Dia
adalah jenis orang yang halus tutur katanya, bukan tipe yang kasar."
"Ya," kata Poirot, "ya, saya juga berpendapat begitu. Dia bisa dibeli" Itukah
pendapat Anda?" "Dia akan segera meninggalkan gadis mana pun, asalkan dia menerima imbalan yang
pantas." Poirot mengangguk. Dia teringat sesuatu: Andrew Restarick yang membalikkan
sehelai cek ke arahnya supaya dia bisa melihat tanda tangannya di atasnya.
Poirot bukan saja melihat tanda tangannya juga orang yang namanya tercantum di
? atas cek tersebut. Cek tersebut dibuat untuk David Baker dan untuk jumlah yang
besar. Apakah David Baker akan merasa malu menerima cek itu" Poirot mereka-reka.
Dia pikir tidak, pada prinsipnya. Tuan Goby sudah jelas mempunyai pendapat yang
demikian. Pemuda-pemuda yang kurang baik sudah pernah dibeli kapan saja dan di
zaman apa saja, begitu pun gadis-gadis yang kurang baik. Anak-anak lelaki sudah
pernah memaki-maki dan anak-anak perempuan sudah pernah menangis, tetapi uang
adalah uang. Kepada Norma, David mendesaknya untuk kawin. Apakah dia tulus"
Mungkinkah dia betul-betul menyayangi Norma" Jika betul, dia tidak bisa dibeli
semudah itu. 199 Kedengarannya dia cukup sungguh-sungguh. Norma, tentunya, percaya bahwa niatnya
tulus. Andrew Restarick dan Tuan Goby dan Hercule Poirot mempunyai pendapat yang
lain. Boleh jadi mereka lebih betul daripada Norma.
Tuan Goby mendehem dan mulai lagi.
"Nona Claudia Reece-Holland" Dia oke. Tidak ada laporan jelek mengenai dirinya.
Tidak ada yang diragukan. Ayahnya seorang anggota parlemen, cukup berada. Tidak
ada skandal dalam keluarganya. Tidak seperti beberapa anggota parlemen lainnya
yang pernah kita dengar. Dididik di Roedean, Lady Margeret Hall, keluar dan
mengikuti kursus sekretaris. Pertama-tama bekerja sebagai sekretaris seorang
dokter di Harley Street, lalu pindah ke Coal Board. Sekretaris kelas satu.
Selama dua bulan terakhir menjadi sekretaris Tuan Restarick. Tidak punya pacar
khusus, cuma teman-teman biasa saja. Pemuda-pemuda bujangan yang siap sedia
bilamana dia ingin berkencan. Tidak ada tanda-tanda bahwa antara dia dan
Restarick ada apa-apa. Saya sendiri pun berpendapat demikian. Tinggal di suatu
petak di Wisma Borodene selama tiga tahun yang terakhir. Uang sewanya lumayan
tinggi. Dia selalu membagi petaknya dengan dua orang gadis lain, tidak harus
teman akrab. Mereka datang dan pergi. Wanita muda, Frances Cary, gadis kedua,
sudah tinggal di sana beberapa lamanya. Pernah di R.A.D.A. sebentar, lalu pindah
ke Slade. Bekerja untuk Gedung Kesenian Wedderburn tempat yang cukup terkenal?di Bond Street. Punya pekerjaan khusus menyelenggarakan pameran kesenian di
Manchester, Birmingham, kadang-kadang sampai ke luar negeri. Pergi ke Swiss dan
Portugis. 200 Tipe seniman, dan punya banyak teman di antara para artis dan aktor."
Dia berhenti dan mendehem dan membaca buku notes kecilnya sebentar.
"Belum berhasil mendapatkan banyak dari Afrika Selatan. Saya kira barangkali
tidak mungkin. Restarick sering berpindah-pindah. Kenya, Uganda, Pantai Emas,
Amerika Selatan sebentar. Dia berpindah-pindah terus. Tidak pernah menetap.
Tidak ada orang yang mengenalnya dengan akrab. Dia punya banyak uang hasilnya
sendiri, jadi dia bisa ke mana saja sesuka hatinya. Dia juga suka mengumpulkan
uang, cukup banyak jumlahnya. Suka pergi ke tempat-tempat yang terpencil. Semua
orang yang pernah bertemu dengannya, menyukainya. Rupanya memang ia punya-bakat
petualang dari lahirnya. Dia tidak pernah mengirim kabar kepada siapa pun. Tiga
kali diberitakan meninggal masuk ke pedalaman dan tidak kembali lagi
? ?tetapi dia-selalu muncul lagi pada akhirnya. Lima atau enam bulan kemudian, dia
akan muncul di tempat atau negara yang sama sekali lain.
"Lalu tahun yang lalu kakaknya di London tiba-tiba meninggal. Mereka mendapat
sedikit kesulitan dalam usaha mereka mencarinya. Kematian kakaknya rupafcya
menggoncangkan jiwanya. Mungkin dia sudah jenuh, dan mungkin dia sudah menemukan
wanita yang cocok akhirnya. Jauh lebih muda daripada dirinya, seorang guru, kata
mereka. Tipe yang stabil. Nah, pokoknya Restarick kemudian memutuskan untuk
mengakhiri pengembaraannya dan pulang ke Inggris. Selain kaya dari hasilnya
sendiri, dia juga ahli waris kakaknya."
201 "Sebuah cerita keberhasilan dan seorang gadis yang tidak berbahagia," kata
Poirot. "Seandainya saya bisa tahu lebih banyak mengenai gadis ini. Anda telah
memastikan untuk saya fakta-fakta yang saya butuhkan sedapat Anda. Orang-orang
yang mengelilingi gadis itu, yang mungkin dapat mempengaruhinya, yang mungkin
telah mempengaruhinya. Saya sudah tahu sesuatu mengenai ayahnya, ibu tirinya,
pemuda yang dicintainya, orang-orang yang tinggal bersamanya dan bekerja
bersamanya di London. Anda yakin bahwa tidak ada kematian yang dapat dikaitkan
pada gadis ini" Itu penting...."
"Baunya saja tidak ada," kata Tuan Goby. "Dia bekerja di suatu perusahaan yang
bernama Homebirds sudah hampir bangkrut, dan mereka tidak menggajinya banyak.?Ibu tirinya masuk rumah sakit untuk observasi baru-baru ini di dusun. Banyak
?desas-desus yang timbul, tetapi rupanya tidak ada yang kongkret."
"Dia tidak meninggal," kata Poirot. "Apa yang saya butuhkan," tambahnya dalam
gayanya yang haus darah, "adalah suatu kematian."
Tuan Goby menyatakan penyesalannya, dan bangkit dari duduknya. "Apakah Anda
masih menginginkan lainnya pada saat ini?"
"Tidak dalam bentuk informasi."
"Kalau begitu, baiklah, TuaW." Sambil mengembalikan buku notes itu ke sakunya,
Tuan Goby berkata, "Maafkan saya, Tuan, jika saya keterlepasan bicara, tetapi
wanita muda yang baru di sini tadi...."
"Ya, ada apa dengan dia?"
"Nah, tentu saja saya pikir ini tidak ada hubungannya dengan hal yang kita
?bicarakan, tetapi 202 saya kira sebaiknya saya menyebutkannya kepada Anda, ..."
"Silakan. Anda sudah pernah melihatnya sebelumnya?"
"Ya, sekitar dua bulan yang lalu." "Di mana Anda melihatnya?" "Kew Gardens."
"Kew Gardens?" Poirot tampaknya agak terkejut.
"Saya bukan sedang menguntitnya. Pada waktu itu saya sedang menguntit orang
lain, orang yang ditemuinya."
"Dan siapakah dia?"
"Saya kira jika saya sebutkan namanya kepada Anda, juga tidak apa-apa. Dia
adalah salah satu atase muda dari Kedutaan Herzegovinia."
Poirot mengangkat alisnya. "Itu menarik. Ya, menarik sekali. Kew Gardens,"
pikirnya. "Tempat yang menyenangkan untuk kencan. Amat menyenangkan."
"Begitu juga perkiraan saya pada waktu itu." "Mereka bercakap-cakap?"


Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tidak, Tuan. Orang tidak akan menduga bahwa mereka saling mengenal. Wanita muda
itu memegang sebuah buku. Dia duduk di atas sebuah bangku. Dia membaca bukunya
sebentar, lalu diletakkannya di sampingnya. 140" orang yang saya kuntit itu
datang dan duduk di bangku itu juga. Mereka tidak berbicara cuma wanita muda
?itu terus berdiri dan mengeluyur pergi. Yang pria tetap duduk di. sana, dan tak
lama kemudian dia pun berdiri dan meninggalkan tempat itu. Dia membawa buku yang
ditinggalkan wanita muda itu. Itu saja, Tuan."
"Ya," kata Poirot. "Itu amat menarik."
203 Tuan Goby memandang rak buku dan mengucapkan selamat malam kepadanya. Dia
keluar. Poirot menghela napas dengan jengkel.
"Pada akhirnya," katanya, "ini menjadi terlalu rumit! Terlalu banyak kaitannya.
Sekarang kita mendapat kasus spionase dan kontraspionase. Yang saya cari cuma
satu pembunuhan yang sederhana. Saya mulai curiga bahwa pembunuhan itu hanya ada
di dalam otak seorang pecandu narkotika!"
204 BAB EMPAT BELAS "Nyonya yang baik," kata Poirot membungkuk dan menyampaikan sebuah buket yang
dirangkai dalam gaya Victoria yang amat indah.
"Tuan Poirot! Oh, aduh, Anda memang baik sekali, dan memang cocok sekali dengan
orangnya. Semua kembang saya yang lain begitu tidak rapi." Nyonya Oliver
melemparkan pandangannya kepada sebuah jamBangan yang berisikan bunga-bunga
krisan yang tidak teratur, lalu kembali lagi' memandang kuncup-kuncup mawar yang
dirangkai dalam suatu lingkaran yang rapi. "Dan Anda begitu baik meluangkan
waktu untuk mengunjungi saya."
"Saya datang, Nyonya, untuk menyampaikan rasa sukacita saya atas kesembuhan
Anda." "Ya," kata Nyonya Oliver. "Saya kira sekarang saya sudah sehat kembali."
Digcrak-gcrakkannya kepalanya dengan hati-hati ke depan dan ke belakang.
"Tetapfc kepala saya masih suka sakit," katanya, "masih sakit sekali."
"Anda ingat, Nyonya, bahwa saya telah memperingatkan Anda untuk tidak melakukan
hal-hal yang berbahaya."
"Untuk tidak mencampuri urusan orang, memang. Dan itulah ternyata yang malah
saya lakukan." Tambahnya, "Saya sudah merasa ada
205 sesuatu yang menyeramkan. Saya juga merasa ketakutan, dan saya berkata kepada
diri sendiri bahwa saya bodoh ah, merasa takut, karena apa toh yang saya
takutkan" Maksud saya, ini kan di London. Tepat di tengah jantung kota London.
Orang banyak di mana-mana. Maksud saya mengapa saya merasa takut" Kan tidak ?seperti di tengah hutan yang sepi atau di mana."
Poirot memandangnya sambil berpikir. Dia bertanya-tanya, betulkah Nyonya Oliver
sudah merasakan gugup dan ketakutan, betulkah dia telah mencurigai kehadiran
sesuatu yang jahat, firasat tidak enak bahwa sesuatu atau seseorang ingin
mencelakakannya, ataukah semua ini baru timbul kemudian" Poirot tahu betul,
betapa mudahnya hal semacam ini terjadi. Banyak kliennya pernah memakai kata-
kata yang sama seperti yang diucapkan Nyonya Oliver. "Saya sudah tahu sebelumnya
ada yang tidak beres. Saya dapat mencium suasana yang seram itu. Saya sudah tahu
pasti ada sesuatu yang bakal terjadi." Padahal sebetulnya mereka tidak pernah
merasa apa-apa seperti itu. Nyonya Oliver ini manusia jenis apakah"
Poirot memandangnya sambil berpikir. Nyonya Oliver, menurut penilaiannya
sendiri, terkenal intuisinya. Satu intuisi mengiku" yang lain dalam waktu yang
amat singkat, dan Nyonya Oliver selalu menuntut haknya untuk membenarkan suatu
intuisi tertentu jika pada akhirnya ternyata benar!
Namun di pihak lain, sebagaimana anjing dan kucing merasa tidak enak sebelum
turunnya hujan badai, manusia memang mempunyai kemampuan untuk mengetahui ada
yang tidak beres, meskipun
206 manusia tidak dapat menunjukkan, apa yang tidak beres itu
"Kapan Anda mulai merasakan ketakutan itu?"
"Ketika saya meninggalkan jalan besar," kata Nyonya Oliver. "Sebelum itu
semuanya tampak biasa dan cukup mengasyikkan dan ya, saya bahkan ?menikmatinya, meskipun saya juga merasa jengkel karena ternyata pekerjaan
menguntit orang ini cukup sulit."
Dia berhenti, dan berpikir. "Tadinya persis seperti permainan. Lalu tiba-tiba
sudah tidak seperti permainan lagi, karena jalan-jalan yang saya masuki it i
adalah jalan-jalan kecil yang asing, dan tempat-tempat yang sudah rusak, dengan
gubuk-gubuk dan lapangan-lapangan terbuka yang sedang dibersihkan untuk dibangun
kembali, oh, saya tidak tahu, saya tidak dapat menjelaskannya. Tetapi semuanya
begitu lain. Seperti dalam mimpi saja. Anda tahu bagaimana mimpi itu. Mulai
dengan satu hal, suatu pesta atau apa, dan kemudian Anda "merasa Anda berada di
hutan atau di tempat lain yang amat berbeda dan semuanya itu berbau jahat."
?"Hutan?" kata Poirot. "Ya, memang menarik cara pengungkapan Anda ini. Jadi Anda
merasa seakan-akan Anda berada di hutan dan Anda merasa takut akan seekor burung
merak?" "Saya tidak tahu apakah saya takut kepadanya. Toh sebetulnya burung merak
bukanlah jenis binatang yang berbahaya. Itu nah, maksud saya, saya
?menganggapnya sebagai burung merak karena saya menganggapnya suatu makhluk yang
suka pamer. Burung merak kan suka pamer" Dan pemuda yang menakutkan ini juga
suka pamer." 207 "Anda sama sekait tidak merasa bahwa ada orang yang membuntuti Anda sebelum Anda
dipukul?" "Tidak,- tidak, saya tidak merasa tetapi bagaimanapun juga, saya berpikir
?bahwa mungkin dia telah memberi saya petunjuk jalan yang keliru."
Poirot mengangguk-angguk sambil berpikir.
"Tetapi, tentu saja, pasti si Burung Merak yang telah memukul saya/' kata Nyonya
Oliver. "Siapa lagi" Pemuda jorok yang pakaiannya penuh minyak itu" Dia memang
tampak kotor, tetapi tidak seram. Dan tentunya tidak mungkin si lemah Frances
siapa itu dia tergeletak di atas peti kayu itu dengan rambutnya yang hitam
?panjang tergerai di mana-mana. Dia mengingatkan saya kepada seorang artis atau
yang sejenisnya." "Anda katakan bahwa dia menjadi model bagi mereka?"
"Ya. Bukan bagi si Burung Merak. Bagi pemuda yang jorok itu. Saya tidak ingat
apakah Anda pernah bertemu dengan gadis ini atau belum."
"Saya masih belum memperoleh kehormatan tersebut kalau itu bisa dikatakan
?suatu kehormatan." "Nah, dia cukup cantik dalam gaya seniman yang acak-acakan. Memakai tata rias
yang tebal dan rambut kuyup yang biasa menempel di mukanya. Kalau tidak salah,
dia bekerja di gedung kesenian, jadi yah, lumrah kalau dia bergaul dengan orang-
orang muda yang ajaib, dan menjadi model bagi mereka. Kok bisa gadis-gadis ini!
Tadinya saya kira dia mungkin mencintai si Burung Merak. Tetapi barangkali lebih
tepat si pemuda jorok itu. Bagaimanapun juga saya tidak percaya bahwa gadis
inilah yang mengetuk kepala saya."
208 "Saya terpikirkan kemungkinan lain, Nyonya. Seseorang mungkin melihat Anda
menguntit David dan sebaliknya dia mengikuti Anda."?"Seseorang melihat saya menguntit David, dan kemudian menguntit saya?"
"Atau seseorang sudah berada di gubuk-gubuk di lorong itu atau di dok itu,
barangkali sedang mengawasi orang-orang yang sama yang sedang Anda perhatikan."
"Itu bisa juga" tentu saja," kata Nyonya Oliver. "Kira-kira siapakah mereka?"
Poirot menghela napas dengan jengkel. "Ah, di situlah. Sukar terlalu sukar.
?Terlalu banyak orang, terlalu banyak benda. Saya tidak dapat melihat apa-apa
dengan jelas. Saya hanya melihat seorang gadis yang berkata bahwa dia mungkin
telah melakukan suatu pembunuhan! Itulah satu-satunya petunjuk yang saya miliki
sebagai pedoman, dan Anda lihat, bahkan ini pun ada kerumitannya."
"Apa yang Anda maksudkan dengan kerumitan?"
"Ingat-ingatlah kembaH," kata Poirot.
Mengingat kembali tidak pernah merupakan kelebihan Nyonya Oliver.
"Anda selalu membuat saya bingung," gerutunya.
"Saya membicarakan suatu pembunuhan, tetapi pembunuhan apa?"
"Pembunuhan si ibu tiri, saya kira."
"Tetapi si ibu tiri tidak terbunuh. Dia masih hidup."
"Anda betul-betul orang yang paling menjengkelkan," kata Nyonya Oliver.
Poirot duduk tegak di kursinya. Dia menyatukan ujung-ujung jari tangannya, dan
mulai paling ?209 tidak begitulah kecurigaan Nyonya Oliver untuk menikmati situasi teka-teki
?yang telah diciptakannya.
"Anda tidak mau mengingat kembali," katanya. "Tetapi agar kita bisa maju, kita
harus menoleh ke belakang."
"Saya tidak mau menoleh ke belakang. Apa yang ingin saya ketahui adalah apa yang
telah Anda kerjakan selama saya di rumah sakit" Anda tentunya telah melakukan
sesuatu. Apa yang telah Anda lakukan itu?"
Poirot sepertinya tidak mendengar pertanyaan ini.
"Kita harus mulai dari awal. Suatu hari Anda menelepon saya. Saya sedang dilanda
sedih. Ya, saya akui, saya sedang sedih. Sesuatu yang amat menyakitkan hati
telah diucapkan kepada saya. Anda, Nyonya, begitu baiknya. Anda menghibur saya,
Anda membesarkan hati saya. Anda memberikan saya secangkir coklat yang amat
sedap. Dan lebih daripada itu, Anda bukan saja menawarkan untuk membantu saya
menemukan gadis yang pernah datang kepada saya dan yang mengatakan bahwa dia
mungkin telah melakukan suatu pembunuhan! Marilah kita tanya kepada diri
sendiri, Nyonya, pembunuhan apa ini" Siapa yang telah terbunuh" Di mana mereka
terbunuh" Mengapa mereka terbunuh?"
"Oh, sudahlah," kata Nyonya Oliver. "Anda membuat kepala saya pusing lagi, dan
itu tidak baik bagi saya."
Poirot mengacuhkan permintaan ini. "Apakah kita mengetahui suatu pembunuhan"
Anda berkata si ibu tiri tetapi saya menjawab bahwa si ibu tiri tidak mati? ? jadi sampai kini kita tidak punya pembunuhan. Namun seharusnya pembunuhan itu
?210 ada. Jadi, pertama-tama saya bertanya, siapa yang mati" Seseorang datang kepada
saya dan menyebutkan suatu pembunuhan. Suatu pembunuhan yang telah dilaksanakan
entah di mana dan entah bagaimana. Tetapi saya tidak bisa menemukan pembunuhan
itu, dan apa yang akan Anda ucapkan lagi, bahwa usaha percobaan pembunuhan atas
Mary Restarick bisa merupakan jawabannya, tidak memuaskan bagi Hercule Poirot."
"Saya betul-betul tidak mengerti, Anda masih mencari apa lagi," kata Nyonya
Oliver. "Saya mencari suatu pembunuhan," kata Hercule Poirot.
"Sepertinya Anda begitu haus darah kalau Anda mengatakannya seperti itu!"
"Saya mencari suatu pembunuhan dan saya tidak bisa menemukan suatu pembunuhan.
Ini begitu menjengkelkan jadi saya minta Anda berpikir kembali bersama saya."
?"Saya punya ide yang bagus," kata Nyonya Oliver. "Umpama Andrew Restarick
membunuh istri pertamanya sebelum dia tergesa-gesa berangkat ke Afrika Selatan.
Sudahkah Anda memikirkan kemungkinan ini?"
"Sudah pasti saya sama sekali tidak memikirkan kemungkinan semacam ini," kata
Poirot tersinggung. "Nah, saya sudah," kata Nyonya Oliver. "Ini sangat menarik. Dia jatuh cinta
kepada wanita lain itu, dan dia begitu ingin sekali pergi bersamanya, jadi dia
membunuh yang pertama dan tidak ada orang yang mencurigainya."
Poirot menghela napas panjang dengan gemas. ' "Tetapi istrinya tidak mati sampai
sebelas atau dua belas tahun kemudian setelah dia meninggalkan
211 negaranya ke Afrika Selatan, dan anaknya tidak mungkin mempersoalkan pembunuhan
ibunya sendiri pada usia lima tahun."
"Anaknya mungkin memberi ibunya obat yang salah atau Restarick bisa saja
berbohong bahwa dia sudah meninggal. Sebetulnya, kita tidak tahu apakah dia
memang mati atau tidak."
"Saya tahu," kata Hercule Poirot. "Saya telah membuat penyelidikan. Nyonya
Restarick yang pertama meninggal tanggal 14 April 1963." "Dari mana Anda
mengetahui hal-hal itu?" "Saya sudah menyewa seseorang untuk mencek faktanya.
Saya minta dengan sangat, Nyonya, janganlah menarik kesimpulan-kesimpulan yang
tidak masuk akal tanpa berpikir terlebih dulu." -"Saya kira saya malah pandai,"
kata Nyonya Oliver berkeras kepala. "Kalau saya menulis cerita ini di buku,
begitulah jalan ceritanya yang akan saya tulis. Dan saya akan membuat anak itu
sebagai pelakunya. Tanpa faktor kesengajaan, tetapi cukup berdasarkan pesan
ayahnya supaya memberi ibunya suatu minuman dari daun-daun beracun yang
ditumbuk." "Astaga, astaga, astaga!" kata Poirot. "Baiklah," kata Nyonya Oliver.
"Ceritakanlah menurut versi Anda."
"Celakanya, tidak ada yang bisa saya ceritakan. Saya mencari suatu pembunuhan
tetapi saya tidak bisa menemukannya."
"Juga tidak masuk perhitungan setelah Mary Restarick sakit dan pergi ke rumah
sakit dan sembuh, dan pulang dan sakit lagi" Dan jika mereka menggeledahnya,
mungkin mereka akan menemukan
212 arsenik atau apa disembunyikan Norma di suatu tempat."
"Itulah justru apa yang telah mereka temukan." "Nah, kalau begitu, Tuan Poirot,
Anda minta apa lagi?"
"Saya minta Anda memberikan sedikit perhatian kepada arti bahasa. Gadis itu
mengatakan kepada saya hal yang sama yang telah dikatakannya kepada pembantu
saya, Georges. Pada kedua kesempatan tersebut dia tidak mengatakan, 'Saya telah
mencoba membunuh seseorang' atau 'Saya telah mencoba membunuh ibu tiri saya.'
Setiap kali dia membicarakan suatu pembunuhan yang sudah selesai dilakukan,
suatu peristiwa yang sudah terjadi. Pasti sudah terjadi."
"Saya angkat tangan," kata Nyonya Oliver. "Anda cuma tidak mau percaya saja
bahwa Norma berusaha membunuh ibu tirinya."
"Iya, saya percaya, mungkin saja Norma telah mencoba membunuh ibu tirinya. Saya
pikir inilah yang mungkin telah terjadi secara psikologis ini sesuai dengan ?keadaan pikirannya yang kalut. Tetapi itu tidak ada buktinya. Ingatlah, siapa
saja bisa menyembunyikan suatu ramuan arsenik di antara barang-barang Norma.
Malah bisa juga diletakkan di sana oleh si suami."
"Anda selalu berpikir bahwa suami-suami adalah orang-orang yang membunuh istri-
istri mereka," kata Nyonya Oliver.
"Biasanya suami adalah jawaban yang paling masuk akal," kata Hercule Poirot,
"jadi saya mencurigainya dulu. Bisa saja Norma, atau salah satu pembantu rumah
tangganya, atau bisa juga si
213 gadis pendamping itu, atau juga Sir Roderick Atau bisa juga Nyonya Restarick
sendiri." "Gila. Mengapa?"
"Bisa saja ada alasannya. Alasan yang mungkin kurang masuk akal, tetapi bukannya
sama sekali tidak mungkin."
"Wah, Tuan Poirot, Anda tidak boleh mencurigai setiap orang."
"Oh, justru itulah yang harus saya lakukan. Saya mencurigai setiap orang. Mula-
mula saya mencurigainya, kemudian saya mencari motifnya."
"Dan motif apakah yang mungkin dimiliki oleh gadis asing yang mengibakan itu?"
"Tergantung pada apa yang dikerjakannya di rumah itu, dan apa alasannya untuk
datang ke Inggris dan banyak hal lainnya."
"Anda betul-betul edan."
"Atau mungkin juga si pemuda David. Si Burung Merak Anda."
"Terlalu tidak masuk akal. David tidak di sana. Dia tidak pernah berada di dekat
rumah itu." "Oh, ya, dia pernah. Dia sedang berkeliaran di lorong-lorong rumah itu pada hari
saya berkunjung ke sana."
"Tetapi tidak memasukkan racun di kamar Norma."
"Dari mana Anda tahu?"
"Tetapi Norma dan pemuda yang menakutkan itu kan saling mencintai."
"Mereka kelihatannya begitu, saya akui."
"Anda selalu mau membuat semuanya begitu sukar," Nyonya Oliver mengeluh.
"Sama sekali tidak. Justru semuanya dibuat sukar untuk saya. Saya membutuhkan
informasi dan cuma 214 ada satu orang yang bisa memberi saya informasi. Dan dia telah menghilang."
"Maksud Anda Norma?"
"Ya, maksud saya Norma."
"Tetapi dia tidak menghilang. Kita sudah menemukannya, Anda dan saya."
"Dia keluar dari rumah makan itu dan sekali lagi dia telah menghilang."
"Dan Anda membiarkannya pergi?" suara Nyonya Oliver bergetar karena amarah.
"Sayang sekali!"
"Anda membiarkannya pergi" Anda malah tidak berusaha mencarinya kembali?"
"Saya tidak mengatakan bahwa saya tidak berusaha mencarinya kembali." ?"Tetapi sampai kini Anda belum berhasil. Tuan Poirot, saya betul-betul kecewa
pada Anda." "Sudah ada suatu pola," kata Hercule Poirot setengah melamun. "Ya, sudah ada
polanya. Tetapi karena ada satu faktor yang hilang, pola itu tidak masiik akal.
Anda mengerti, bukan?"
"Tidak," kata Nyonya Oliver yang kepalanya pusing lagi.


Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Poirot. melanjutkan bicaranya, lebih ditujukan kepada dirinya sendiri daripada
kepada pendengarnya kalau Nyonya Oliver masih bisa dikatakan mendengarkan.
?Dia amat jengkel pada Poirot, dan dia berpikir dalam hati bahwa si gadis
Restarick itu memang Jbetul, Poirot memang sudah terlalu tua! Lihat saja, dia
sendiri telah menemukan gadis itu untuknya, sudah meneleponnya supaya dia bisa
tiba di sana pada waktunya, dan dia sendiri telah pergi menguntit yang seorang
lagi dari pasangan tersebut. Dia telah meninggalkan gadis itu.untuk Poirot, dan
215 apa yang telah dilakukan Poirot kehilangan gadis itu! Sebetulnya dia sendiri
Setan Gembel 2 Dendam Sembilan Iblis Tua Karya Kho Ping Hoo Bara Diatas Singgasana 17
^