Pencarian

Gajah Selalu Ingat 2

Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie Bagian 2


tidak ingin menyinggung perasaanmu. Aku tidak mau
mengorek informasi tentang hal-hal yang bukan urusanku."
"Aku sering bertanya-tanya," ujar Celia. "Aku sering
bertanya-tanya kenapa dan bagaimana peristiwa itu bisa
terjadi. Tapi yang kuketahui sangat sedikit. Maksudku,
tentang bagaimana keadaan di rumah waktu itu. Pada
liburan sebelumnya, aku pergi ke Eropa dalam rangka pro-
gram pertukaran pelajar, jadi aku betul-betul jarang
bertemu dengan ayah-ibuku waktu itu. Maksudku, mereka
pergi mengunjungiku di Swiss dan menjemputku di
sekolah sekali-dua kali, tapi hanya itu saja. Mereka
kelihatannya biasa-biasa saja, tapi mereka memang
kelihatan lebih tua. Ayah, kupikir, merosot kesehatannya.
Maksudku, menjadi tambah lemah. Aku tidak tahu apakah
itu karena jantungnya atau karena hal yang lain. Aku tidak
begitu memikirkannya waktu itu. Ibu juga, ia agak gelisah.
Bukan hipokondria, tapi sedikit cenderung untuk mencemaskan kesehatannya. Hubungan mereka berdua
baik-baik saja, cukup harmonis. Menurut penglihatanku,
tak ada yang aneh. Hanya kadang-kadang seseorang bisa
saja, yah, mempunyai pikiran macam-macam. Aku tidak
menganggap pendapatku itu benar; aku cuma..."
"Kurasa lebih baik kita tidak membicarakannya lagi,"
potong Mrs. Oliver. "Kita tidak perlu mengetahui atau
http://dewi-kz.info/ 67 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyelidikinya. Seluruh kejadian itu telah terjadi dan
berlalu. Keputusan juri waktu itu cukup memuaskan. Tidak
ada tanda-tanda tindak kejahatan, motif, atau hal-hal lai n
seperti itu. Dan juga tidak ada pertanyaan tentang apakah
ayahmu yang sengaja membunuh ibumu, atau apakah
ibumu yang sengaja membunuh ayahmu."
"Jika kupikir-pikir," kata Celia, "yang lebi h mungki n
adalah Ayah yang membunuh Ibu. Sebab lebih pantas
kalau seorang laki-laki yang menembak, kukira. Menembak seorang wanita, apa pun alasannya. Kurasa
tak mungki n seorang wanita, apalagi wanita seperti ibuku,
dapat membunuh ayahku. Jika Ibu menginginkan kematia n
Ayah, kukira ia akan memilih cara lain. Tapi menurutku tak
satu pun dari mereka berdua mengingi nkan kematia n
pasangannya." "Jadi bisa jadi orang luar yang melakukannya?"
"Ya, tapi siapa yang dimaksud dengan orang luar itu?"
tanya Celia. "Siapa saja yang tinggal di rumah itu selain
orangtuamu?" "Seorang pengurus rumah tangga, sudah tua, agak buta
dan agak tuli, serta seorang gadis asing yang pernah
menjadi pengasuhku. Ia baik sekali, dan ia kembali lagi
untuk merawat ibuku yang baru keluar dari rumah sakit.
Oh ya, bibiku juga tinggal di situ. Aku tidak begitu
menyayanginya. Kurasa tak seorang pun dari mereka
mempunyai dendam terhadap orangtuaku. Dan tidak ada
seorang pun yang mendapat keuntungan dari kematia n
mereka, kecuali, kukira, diriku sendiri dan adikku, Edward,
yang lebih muda empat tahun dariku. Kami mewarisi uang
yang ada, tapi tidak banyak. Ayahku memang mendapatkan pensiun. Ibuku mempunyai sedikit http://dewi-kz.info/ 68 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penghasilan. Tidak. Tidak ada yang penting mengenainya." "Maafkan aku," kata Mrs. Oliver. "Kalau aku membuatmu sedih dengan bertanya terus tentang kejadian
itu." "Ibu tidak membuatku sedih. lbu malah mengi ngatkan
diriku akan kejadian itu dan aku tertarik. Sebab, Ibu tahu,
dalam usiaku yang sekarang ini, aku ingin sekali tahu. Aku
kenal dan aku sayang pada mereka, seperti layaknya kita
menyayangi orangtua kita. Tak berlebih-lebi han, normal-normal saja, tapi aku sadar bahwa aku tidak
mengetahui bagaimana mereka itu sesungguhnya. Bagaimana kehidupan mereka. Apa yang mereka anggap
penting dalam hidup ini. Aku sama sekali tidak punya
bayangan tentang semua itu. Aku kepingi n tahu. Bagiku
kabur sekali, ada sesuatu yang mengganjal dan aku tidak
dapat membiarkannya. Ya. Aku ingin tahu. Sebab dengan
demikian, aku tidak perlu memikirkan tentang hal itu lagi."
"Jadi kau sering memikirkannya?"
Celia memandang Mrs. Oliver sejenak. Ia kelihatannya
sedang mencoba untuk mengambil keputusan.
"Ya," katanya, "aku hampir setiap saat memikirkannya.
Rasanya itu sudah menjadi semacam obsesi bagiku, jika
Ibu mengerti maksudku. Dan Desmond merasakan hal
yang sama." 0ood-woo0 5 Dosa Lama Meninggalkan http://dewi-kz.info/ 69 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bayangan yang Panjang HERCULE POIROT berjalan mengikuti putaran pi ntu
putar. Dengan satu tangan ia menahan putaran pintu
tersebut, dan kemudian melangkah memasuki rumah
makan keci l itu. Tidak terlalu banyak orang di sana,
memang saat itu bukanlah jam-jam makan. Mata Poirot
langsung tertuju pada orang yang ingin ditemuinya. Sosok
tubuh persegi dan tegap milik Inspektur Spence bangkit
berdiri dari kursi yang terletak di sudut.
"Bagus," katanya. "Sampai juga kau kemari. Kau tidak
kesulitan menemukannya, bukan?"
"Sama sekali tidak. Petunjuk-petunjukmu betul-betul
menolong." "Perkenalkan, ini Kepala Inspektur Garroway. Monsie ur
Hercule Poirot." Garroway adalah seorang laki-laki jangkung, kurus,
dengan wajah cekung seperti wajah seorang pertapa.
Rambutnya beruban dan botak di tengah, membuatnya
kelihatan mirip seorang pendeta.
"Hebat," kata Poirot.
"Saya sudah pensiun sekarang, tentu saja,' kata
Garroway, "tapi saya masih ingat. Ya, saya ingat akan
hal-hal tertentu, meskipun kejadian itu sudah lama berlalu,
dan masyarakat umum mungkin sudah tidak mengi ngatnya. Tapi ya, saya mengi ngatnya."
Hercule Poirot nyaris berkata "Gajah selalu ingat," tetapi
ia mampu menahan diri tepat pada waktunya. Ungkapan
itu betul-betul telah tertancap dalam benaknya, gara-gara
Mrs. Ariadne Oliver, sehingga ia merasa sulit menahan
http://dewi-kz.info/ 70 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mulutnya untuk tidak mengatakan hal itu pada saat-saat
yang tidak tepat. "Kuharap kau masih sabar," kata Inspektur Spence.
Ia menarik kursi, dan ketiga orang tersebut duduk.
Pelayan rumah makan mengulurkan daftar menu.
Inspektur Spence, yang jelas-jelas merupakan pelanggan
tetap rumah makan itu, mencoba memberikan saran-saran. Garroway dan Poirot memilih makanannya.
Kemudian, sambil bersandar di kursi masing-masing dan
menghirup sherry, mereka saling diam merenungi satu
sama lain selama beberapa menit sebelum akhirnya
berbicara. "Aku harus minta maaf," kata Poirot, "aku sungguh-sungguh harus minta maaf telah mendatangimu
dengan permintaan tentang kasus lama yang telah selesai
diselidiki." "Yang menarik hatiku," kata Spence, "adalah apa yang
telah membuatmu tertarik. Pada mulanya kupikir, ganjil
sekali kalau kau tiba-tiba ingin menyelidiki sesuatu yang
terjadi di masa lalu. Apakah ada kaitannya dengan
kejadian di waktu sekarang, atau kau cuma mendadak
ingin tahu tentang kasus yang mungkin agak sulit dipahami
itu" Apakah memang begitu?"
Ia memandang ke seberang meja.
"Inspektur Garroway," lanjutnya, "waktu itu jabatannya
masih begitu, adalah petugas yang berwenang dalam
penyelidikan kasus penembakan Ravenseroft. Ia teman
lamaku, jadi aku tidak mengalami kesulitan dalam
menghubunginya." "Dan beliau juga baik sekali mau datang kemari hari ini,"
kata Poirot, "semata-mata. hanya karena keingintahuanku,
http://dewi-kz.info/ 71 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang semestinya tidak boleh muncul, mengenai kasus
yang terjadi di masa lalu dan sudah selesai diselidiki."
"Yah, saya tidak akan mengatakan begitu," kata
Garroway. "Kita semua tertarik pada kasus-kasus tertentu
yang terjadi di waktu lampau. Apakah Li zzie Borden
memang membunuh ayah dan ibunya dengan kapak" Ada
orang-orang yang masih tidak menganggapnya begitu.
Siapa yang membunuh Charles Bravo dan mengapa" Ada
beberapa pendapat yang berbeda, tapi kebanyakan tidak
begitu benar. Tapi masih saja orang berusaha menemukan
alternatif-alternatif pemecahannya."
Matanya yang tajam dan cerdik memandang Poirot.
"Dan Monsieur Poirot, jika saya tidak salah, Anda
kadang-kadang suka menyelidiki kasus-kasus, menelusuri,
kalau boleh saya menyebutnya begitu, pembunuhan yang
terjadi di waktu lampau, dua kali, mungkin sudah tiga kali."
"Tiga kali yang betul," kata Inspektur Spe nce.
"Sekali, kurasa aku betul, karena permintaan seorang
gadis Kanada." "Betul," sahut Poirot. "Seorang gadis Kanada, sangat
berani, sangat bergairah, sangat memaksa, yang datang
kemari untuk menyelidiki pembunuhan yang menyebabka n
ibunya dijatuhi hukuman mati, meskipun ibunya telah
meninggal sebelum hukuman itu dilaksanakan. Gadis itu
yakin ibunya tidak bersalah."
"Dan Anda setuju?" tanya Garroway.
"Mulanya tidak," kata Poirot. "Tapi ia sangat berapi-api
dan sangat yakin." "Memang normal kala u seorang anak mengi nginkan
ibunya tidak bersalah dan berusaha keras membuktikan
http://dewi-kz.info/ 72 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hal itu dari semua bukti yang ada," kata Spence.
"Keadaannya sedikit lebi h dari itu," kata Poirot, "Ia
berhasil meyakinkan diriku tentang. tipe wanita macam


Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

apa ibunya itu." "Seorang wanita yang tidak mampu melakukan
pembunuhan?" "Bukan," kata Poirot. "Sangatlah sulit, dan aku yaki n
kalian berdua setuju, untuk menganggap bahwa ada
seseorang yang tidak mampu melakukan pembunuhan,
jika kita tahu orang macam apa dia dan apa yang
mengarahkannya pada pembunuban. Tapi dalam kasus
itu, si ibu tidak pernah memprotes ketidakbersalahannya.
Ia tampaknya cukup senang dihukum. Itulah anehnya.
Apakah ibu itu seorang yang pasrah" Kelihatannya tidak
begitu. Ketika aku mulai menyelidiki, semakin jelas bahwa
ia bukan seorang yang pasrah. Ia, boleh dibilang, malah
sebaliknya." Garroway nampak tertarik. Ia mendekat ke meja, sambil
mencuil roti sedikit dari piri ngnya.
"Dan apakah ia memang tidak bersalah?"
"Ya," kata Poirot. "Ia memang tidak bersalah."
"Dan itu mengherankanmu?"
"Tidak pada saat aku menyadarinya," sahut Poirot. "Ada
satu atau dua hal - satu hal terutama - yang menunjukkan
bahwa ia tak mungkin bersalah. Suatu fakta yang tak
seorang pun menyadarinya waktu itu. Padahal kalau fakta
itu kita pegang, mudah sekali bagi kita untuk menentukan
pelakunya dari daftar tersangka." [Baca: Mengungkit
Pembunuhan] Pada saat itu, sepiring ika n panggang diletakkan di
http://dewi-kz.info/ 73 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
depan. "Ada kasus lain yang juga membuatmu menelusuri
masa lalu, meskipun tidak dengan cara yang sama,"
Spence melanjutkan. "Seorang gadis di sebuah pesta,
yang mengatakan bahwa ia pernah melihat seseorang
melakukan pembunuhan." [Baca: Pesta Hallo ween]
"Sekali lagi aku harus - bagaimana aku harus
mengatakannya" - melangkah mundur dan bukannya maju
ke depan," kata Poirot. "Ya, itu sangat tepat."
"Dan apakah gadis itu telah melihat pembunuhan itu?"
"Tidak," sahut Poirot, "sebab gadisnya bukan yang itu.
Ikan ini betul-betul lezat," tambahnya, penuh penghargaan.
"Masakan ikan di sini memang enak-enak," kata
Inspektur Spe nce. Ia mengambil saus dari mangkuk yang diulurkan
padanya. "Betul-betul saus yang sangat enak," tambahnya.
Selama tiga menit berikutnya, ketiga orang tersebut
diam menikmati kelezatan masakan yang disaiikan.
"Ketika Spence mendatangi saya," ujar Inspektur
Gaffoway, "menanyakan kalau-kalau saya masih ingat
sesuatu tentang kasus Ravenseroft, saya segera merasa
tertarik dan sekaligus senang."
"Anda tidak melupakannya sama sekali?"
"Tidak kalau kasus Ravenseroft. Itu bukanlah kasus
yang mudah dilupakan."
"Anda setuju kalau dikatakan ada ketidakcocokan dalam
kasus itu" Kurang bukti, dan alternatif pemecahan?" tanya
Poirot. http://dewi-kz.info/ 74 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan," kata Garroway, "bukan seperti itu. Semua bukti
yang ada menunjukkan fakta dari kejadian itu. Kematian-kematian itu seperti beberapa contoh kematia n
yang pernah terjadi sebelumnya, ya, semuanya biasa-biasa saja. Tapi..."
"Ya?" tanya Poirot.
"Tapi tampaknya ada yang salah," kata Garroway.
"Ah," kata Spence.
Ia nampak tertarik. "Itu yang pernah kaurasakan, bukan?" kata Poirot,
berbalik pada Spence. "Pada kasus Mrs. MeGinty. Ya." [Baca: Mrs. MeGinty
Sudah Mati] "Kau tidak puas," kata Poirot, "ketika pemuda yang
betul-betul menyulitkan itu ditahan. Ia memiliki alasan kuat
untuk melakukannya, sikapnya seperti orang yang
bersalah, semua orang mengira ia yang melakukannya.
Tapi kau tahu ia tidak melakukannya. Kau begitu yaki n
sehingga kau mendatangiku dan memintaku mengadaka n
penyelidikan." "Ya, aku memintamu membantunya, kalau bisa... dan
kau memang berhasil, kan?" kata Spe nce.
Poirot menarik napas "Untungnya, ya. Tapi pemuda itu betul-betul menjengkelkan. Ia sebenarnya pantas digantung, bukan
karena ia telah melakukan pembunuhan, tapi karena ia
tidak mau menolong orang lain untuk membuktikan bahwa
ia tidak bersalah. Nah, sekarang kita menghadapi kasus
Ravenseroft. Menurut Anda, Inspektur Garroway, ada
http://dewi-kz.info/ 75 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sesuatu yang salah dengan kasus itu?"
"Ya, saya cukup yakin mengenai hal itu, jika Anda
mengerti maksud saya."
"Saya mengerti," kata Poirot. "Begitu juga Spe nce. Kita
memang kadang-kadang bisa mengalami hal-hal seperti
itu. Bukti-bukti ada, motif, kesempatan, petunjuk-petunjuk,
serta mise en seene, semuanya ada. Cetak biru yang
lengkap, mungkin Anda akan berkata begitu. Tapi kita
yang sering berurusan dengan kejahatan tahu. Kita tahu
bahwa ada yang salah, seperti seorang kritikus dalam
dunia seni tahu kalau sebuah lukisa n tidak beres. Ia tahu
lukisa n itu palsu."
"Tapi tak ada satu pun yang dapat saya lakukan," kata
Inspektur Garroway. "Saya sudah menelitinya dari
berbagai sudut pandang. Saya sudah bercakap-cakap
dengan orang-orang yang ada. Tapi saya tidak menemukan apa-apa. Tampaknya seperti bunuh diri yang
direncanakan. Tanda-tandanya seperti bunuh diri yang
telah direncanakan. Alternatif lai n yang ada, tentu saja,
bisa jadi si suami yang menembak si istri, lalu menembak
dirinya sendiri, atau si istri yang menembak suaminya, lalu
menembak dirinya sendiri. Ketiga hal tersebut mungki n
terjadi. Kalau kita menemui kasus-kasus yang begitu, kita
langsung tahu begitulah kejadiannya.
Tapi dalam kebanyakan kasus, kita pasti dapat menduga alasannya."
"Sedangkan dalam kasus ini alasannya sama sekali tak
dapat kita duga?" tanya Poirot.
"Ya. Betul. Anda tahu, pada saat Anda mulai menyelidiki
sebuah kasus, dengan memeriksa orang-orang serta
benda-benda yang ada, Anda biasanya memperoleh
gambaran yang sangat baik tentang bagaimana kehidupan
korban tersebut. Di sini ada sepasang suami-istri separo
http://dewi-kz.info/ 76 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baya, si suami mempunyai reputasi yang baik, si istri
manis, menyenangkan, dan keduanya mempunyai hubungan yang harmonis. Itu satu hal yang langsung Anda
temukan. Mereka hid up berbahagia. Mereka pergi
berjalan-jalan, main picquet dan poker berdua kalau sore,
dan anak-anak mereka tidak ada yang menyusahkan
orangtuanya. Anak laki-laki mereka bersekolah di Inggris,
sedang anak perempuan mereka tinggal di pensionnae
[sekolah berasrama] di Swiss. Tidak ada yang salah
dengan kehidupan mereka sejauh yang dapat kita lihat.
Dari bukti-bukti medis yang dapat kita peroleh, tidak ada
masalah dengan kesehatan mereka berdua. Si suami
memang pernah menderita tekanan darah tinggi, tapi
kondisinya baik karena ia meminum obat-obat yang dapat
membuat tekanan darahnya stabil. Si istri sedikit tuli dan
menderita sakit jantung ringan, bukan sesuatu yang perlu
dicemaskan. Tentu saja mungki n, seperti yang kadang-
kadang terjadi, salah satu dari mereka mencemaskan
kesehatan mereka. Ada banyak orang yang kesehatannya
baik tapi malah menganggap dirinya sakit kanker, atau
yakin bahwa mereka tidak bisa hidup lagi. Kadang-kadang
itu yang menyebabka n mereka bunuh diri. Keluarga
Ravenseroft kelihatannya bukan orang-orang seperti itu.
Mereka tampaknya mempunyai jiwa yang stabil dan
tenang." "Jadi bagaimana sebenarnya menurut Anda?" tanya
Poirot. "Masalahnya adalah saya tidak dapat memikirkan
apa-apa. Kalau saya mengingat-ingatnya, saya akan
menyimpulkan bahwa itu kasus bunuh diri. Tidak bisa lain.
Karena satu atau lain hal, mereka memutuskan bahwa
hidup sudah tak tertahankan lagi buat mereka. Bukan
karena kesulitan keuangan, bukan karena masalah ke-
http://dewi-kz.info/ 77 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sehatan, juga bukan karena ketidakbahagiaan. Sampai di
situ, pikiran saya buntu. Tanda-tandanya seperti kejadian
bunuh diri. Saya tidak dapat memikirkan jenis kejadian
yang lai n kecuali bunuh diri. Mereka pergi berjalan-jalan.
Pada saat itu mereka membawa pistol. Senjata itu
tergeletak di antara kedua mayat mereka. Sidik jari kabur
milik mereka berdua ada pada pistol itu. Kesimpulannya,
mereka berdua pernah memegangnya, tapi tidak ada
tanda-tanda siapa yang terakhir menembak. Kita cenderung berpikir bahwa si suami yang menembak istri-
nya, lalu dirinya sendiri. Ini karena hal itu kelihatannya
lebih normal. Nah, mengapa" Bertahun-tahun telah lewat
sekarang. Kadang-kadang ada sesuatu yang membuat
saya teringat lagi, sesuatu yang saya baca di koran
tentang mayat, mayat sepasang suami-istri, tergeletak,
setelah mereka bunuh diri tampaknya. Saya memikirkan
kejadian itu lagi dan saya ingin tahu apa yang
sesungguhnya terjadi dalam kasus Ravenseroft. Dua belas
tahun yang lalu atau empat belas tahun ya, dan saya
masih mengi ngat-ingat kasus Ravenseroft itu dan ingin
tahu - yah, hanya satu patah kata saja, saya kira.
Mengapa - mengapa - mengapa" Apakah si suami
membenci istrinya-sudah bertahun-tahun, mungkin" Apakah si istri membenci suaminya dan ingin menyingkirkannya" Apakah mereka begitu saling membenci sampai akhirnya tak tertahankan lagi?"
Garroway mencuil rotinya lagi dan mengunyahnya.
"Anda punya ide, Monsieur Poirot" Apakah seseorang
telah menemui Anda dan mengatakan sesuatu pada Anda
sehingga menimbulkan rasa tertarik pada diri Anda"
Apakah Anda mengetahui sesuatu yang mungkin dapat
http://dewi-kz.info/ 78 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjelaskan 'Mengapa'?"
"Tidak. Bagaimanapun juga," kata Poirot, "Anda pasti
punya teori. Ya, kan?"
"Anda benar, tentu saja. Orang memang biasanya
punya teori. Dan kita berharap teori-teori tersebut, atau
paling tidak satu di antaranya, dapat menjelaskan kejadian
yang kita hadapi. Sayang kenyataannya tidak selalu
begitu. Nah, teori saya ini intinya begini: Kita tidak dapat
mencari penyebab kejadian itu sebab sedikit sekali yang
kita ketahui. Apa, coba, yang saya ketahui tentang
mereka" Jenderal Ravenseroft berumur hampir enam
puluh, istrinya tiga puluh lima. Semua yang saya ketahui


Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tentang mereka, terus terang, hanyalah selama lima atau
enam tahun terakhir dari kehid upan mereka. Jenderal
Ravenseroft sudah pensiun. Mereka kembali lagi ke
Inggris dari luar negeri dan seluruh bukti yang ada pada
saya, seluruh keterangan, hanyalah waktu singkat selama
mereka tinggal di rumah mereka yang pertama di Bour-
nemouth, dan kemudian pindah ke rumah di mana tragedi
itu terjadi. Mereka menetap di sana dengan damai,
bahagia, anak-anak mereka pulang ke rumah selama
liburan sekolah. Itu masa-masa penuh kedamaian, saya
rasa, dan kira-kira begitu jugalah hidup mereka sebelum-
nya. Tapi kemudian saya berpikir, seberapa banyak yang
saya ketahui mengenai kehidupan yang tampak damai itu"
Saya tahu tentang kehidupan mereka setelah pensiun di
Inggris, tentang keluarga mereka. Tidak ada motif
finansial, tidak ada motif benci, tidak ada motif penyele-
wengan, keterlibatan dengan orang lain dalam ci nta. Tidak
ada. Tapi ada masa sebelum itu. Apa yang saya ketahui
tentang masa-masa itu" Saya cuma tahu bahwa mereka
hidup di luar negeri dan hanya kadang-kadang saja pulang
ke tanah air. Si suami mempunyai reputasi yang baik,
http://dewi-kz.info/ 79 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
demikian pula si istri. Tidak ada tragedi ataupun
pertengkaran yang mencolok, yang bisa diketahui
seseorang. Tapi siapa yang dapat menjamin hal itu" Kita
tidak tahu. Ada masa sekitar, yah, dua puluh - tiga puluh
tahun, masa kanak-kanak sampai saat mereka menikah,
masa mereka tinggal di India dan tempat-tempat lai nnya.
Mungki n akar tragedi itu berasal dari sana. Ada pepatah
yang sering diucapkan nenek saya, Dosa lama meninggalkan bayangan yang panjang. Apakah penyebab
kematian itu suatu bayangan yang panjang, bayangan dari
masa lalu" Tidak gampang untuk menyelidiki hal ini. Anda
bisa memeriksa reputasi seseorang, apa kata teman-
teman atau kenalan orang itu tentang dirinya, tapi Anda
tidak akan tahu sampai sekecil-kecilnya. Nah, sedikit-sedikit muncul teori dalam benak saya, bahwa
kalau kita mau memecahkan kasus ini, kita harus
menyelidiki masa lalu mereka-kalau mungkin. Sesuatu
yang pernah terjadi, di negara lai n mungki n. Sesuatu yang
kita pikir telah dilupakan, telah hilang, tapi mungkin
sebetuinya masih ada. Dendam masa lalu, kejadian yang
tak seorang pun tahu, yang terjadi di tempat lain, bukan
semasa mereka tinggal di Inggris. Jika saja kita tahu ke
mana harus menyelidikinya ......
"Maksud Anda, bukan hal-hal yang lazim diingat
seseorang," kata Poirot. "Maksud saya, yang diingat orang
sekarang. Sesuatu yang mungkin tak diketahui oleh
teman-teman mereka di Inggris."
"Kebanyakan teman-teman mereka di Inggris tampaknya baru berteman dengan mereka sejak mereka
pensiun, meskipun saya rasa teman-teman lama ada juga
yang kadang-kadang datang berkunjung untuk menemui
mereka. Tapi orang jarang mendengar kabar tentang
hal-hal yang terjadi di masa lalu. Orang cenderung lupa."
http://dewi-kz.info/ 80 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya," kata Poirot sambil berpikir. "Orang cenderung
lupa." "Mereka tidak seperti gajah," ujar Inspektur Garroway
sambil tersenyum samar. "Gajah, kata orang, mengi ngat
semuanya." "Sungguh aneh Anda mengatakan demikian," kata
Poirot. "Mengatakan tentang dosa lama?"
"Bukan. Soal gajah itu yang menarik buat saya."
Inspektur Garroway memandang Poirot dengan sedikit
terkejut. Ia tampaknya menunggu penjelasan lebih lanjut.
Spence juga melirik sekilas pada teman lamanya.
"Sesuatu yang pemah terjadi di India, mungkin,"
usulnya. "Maksudku... yah, di sana tempat asal gajah,
bukan" Atau dari Afrika. Omong-omong, siapa yang
bercerita tentang gajah padamu?" tambahnya.
"Seorang temanku kebetulan menyebut-nyebut tentang
gajah," sahut Poirot. "Seseorang yang kaukenal," katanya
pada Inspektur Spe nce. "Mrs. Oliver."
"Oh, Mrs. Ariadne Oliver. Nah!" ia berhenti.
"Nah, apa?" tanya Poirot.
"Nah, apakah ia mengetahui sesuatu?" tanya Spence.
"Kurasa sekarang belum," kata Poirot, "tapi mungkin ia
akan mengetahui sesuatu dalam waktu dekat ini." Ia
menambahkan, "Ia memang begitu. Pandai merayu, bila
kau mengerti maksudku."
"Ya," sahut Spence. "Ya. Apakah ia punya suatu
gagasan?" tanyanya. http://dewi-kz.info/ 81 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maksudmu Mrs. Ariadne Oliver, si penulis itu?" tanya
Garroway dengan penuh minat.
"Ya," kata Spence.
"Apakah ia tahu banyak tentang kejahatan" Aku tahu ia
itu penulis cerita-cerita kriminal. Aku tidak pernah tahu dari
mana ia memperoleh ide atau fakta untuk cerita-ceritanya."
"Ide-idenya," kata Poirot, "keluar dari kepalanya.
Fakta-faktanya... yah, itu lebi h sulit." Ia berhenti sejenak.
"Apa yang sedang kaupikirkan, Poirot" Apakah ada hal
tertentu?" "Ya," kata Poirot. "Aku pernah menghancurkan ceritanya
sekali, begitulah katanya. Waktu itu ia baru saja
mempunyai ide yang sangat bagus tentang suatu fakta,
sesuatu yang ada kaitannya dengan rompi wol berlengan
panjang. Aku bertanya padanya tentang suatu hal di tele-
pon, dan rupanya itu yang membuat ide di kepalanya
lenyap. Sampai sekarang ia masih suka memarahiku
tentang hal itu." "Oh, oh," kata Spence. "Kedengarannya seperti
peterseli yang tenggelam dalam mentega di hari yang
panas. Kau tahu. Sherlock Holmes da n si anjing yang tidak
melakukan apa-apa pada waktu malam."
"Apakah mereka punya anjing?" tanya Poirot.
"Maaf?" "Saya bertanya apakah mereka punya anjing" Jenderal
dan Mrs. Ravenseroft. Apakah mereka mengajak anjing
sewaktu berjalan-jalan pada hari mereka tertembak"
Keluarga Ravenseroft."
"Mereka punya anjing - ya," sahut Garroway. "Saya
http://dewi-kz.info/ 82 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rasa, saya rasa mereka memang hampir tiap hari
membawanya berjalan-jalan."
"Kalau saja ini salah satu cerita Mrs. Oliver," ujar
Spence, "kau pasti akan menemukan anjing itu melolongi
kedua mayat tuannya. Tapi hal itu tak terjadi."
Garroway menggelengkan kepalanya.
"Aku ingin tahu di mana anjing itu sekarang," kata
Poirot. "Dikubur di kebun seseorang, saya kira," sahut
Garroway. "Sudah empat belas tahun yang lalu."
"Jadi kita tidak dapat mendatangi si anjing dan bertanya
padanya, ya?" kata Poirot. Ia menambahkan dengan
serius, "Sayang. Menakjubkan lho, apa yang diketahui
seekor anjing. Siapa saja yang waktu itu berada di rumah"
Maksud saya pada hari kejahatan itu terjadi."
"Saya membawa daftarnya," ujar Inspektur Garroway,
"kalau-kalau Anda memerlukannya. Mrs. Whittaker,
pengurus rumah tangga merangkap koki yang sudah tua.
Hari itu ia libur, jadi kita tidak dapat memperoleh banyak
keterangan yang berguna darinya. Seorang tamu sedang
mengi nap di sana, mantan pengasuh anak-anak Ravenseroft, saya kira. Mrs. Whittaker agak tuli dan sedikit
buta. Ia tidak dapat menceritakan hal-hal yang menarik
bagi kita, kecuali bahwa baru-baru itu Lady Ravenseroft
dirawat di rumah sakit atau di panti perawatan - gangguan
saraf tapi bukan suatu penyakit, kelihatannya. Di sana
juga ada seorang tukang kebun."
"Tapi seorang asi ng mungki n saja masuk dari luar.
Orang asing yang ada hubungannya dengan masa lalu
suami-istri itu. Begitu pendapat Anda, bukan, Inspektur
Garroway?" http://dewi-kz.info/ 83 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yah, cuma teori, tepatnya."
Poirot terdiam. Ia teringat pada kasus yang pernah
ditanganinya - saat ia menelusuri masa lalu, mempelajari
lima orang di masa lalu yang mengingatkannya pada sajak
anak-anak berjudul Lima Babi Kecil. Kasus itu sungguh
menarik, dan pada akhirnya sungguh menyenangkan, ka-
rena ia berhasil menemukan kebenaran.
0ood-woo0 6 Seorang Teman Lama Ingat KETIKA Mrs. Oliver pulang ke rumah keesokan harinya,
Miss Livingstone sedang menunggunya.
"Ada dua telepon untuk Anda, Mrs. Oliver."
"Ya?" kata Mrs. Oliver.
"Yang pertama dari Crichton and Smith. Mereka ingin
tahu apakah Anda memilih kain brokat yang hijau limau
atau yang biru muda."
"Aku belum bisa memutuskannya," kata Mrs. Oliver.
"Tolong ingatkan aku besok pagi, ya" Aku ingin melihat
kedua warna itu dalam cahaya malam."
"Dan telepon satunya dari seorang asing. Mr. Hercule
Poirot, saya kira." "Oh, ya," kata Mrs. Oliver. "Mau apa dia?"
"Ia bertanya apakah Anda bisa mampir menemuinya
sore ini." http://dewi-kz.info/ 84 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak bisa," kata Mrs. Oliver. "Tolong teleponkan dia,
ya" Aku harus segera pergi lagi sebetulnya. Apakah ia
meninggalkan nomor telepon?"
"Ya." "Bagus. Kita tidak perlu mencarinya lagi. Baiklah.
Telepon saja dia. Katakan padanya aku minta maaf tidak
bisa datang, soalnya aku akan pergi berburu gajah."
"Maaf?" kata Miss Livingstone.
"Katakan aku pergi berburu gajah."
"Oh, ya," sahut Miss Li vingstone, memandang
majikannya dengan tajam untuk menelit! apakah perasaan
yang kadang-kadang timbul dalam dirinya tentang Mrs.
Ariadne Oliver betul, yaitu meskipun Mrs. Oliver seorang
novelis yang sukses, dia itu agaknya kurang waras.
"Aku tak pernah berburu gajah sebelumnya," ujar Mrs.
Oliver. "Sungguh ini akan menarik sekali untuk dilakukan."
Mrs. Oliver pergi ke ruang duduk lalu membuka buku
teratas dari tumpukan yang tersusun di atas sofa.
Sebagian besar buku-buku itu kelihatannya sudah agak
kumal, sebab Mrs. Oliver sudah bolak-balik membukanya
sebelumnya dan menulis berbagai macam alamat di
sehelai kertas. "Yah, bagaimanapun juga aku harus memulainya," kata
Mrs. Oliver. "Setelah kutimbangtimbang, sebaiknya aku
mulai dari Julia saja... kalau dia belum seratus persen
sinting, lho! Idenya selalu hebat-hebat, lagi pula ia
mengenal daerah itu sebab ia pernah tinggal dekat sana.
Ya, kupikir aku akan mulai dengan Julia."
"Ada empat surat yang harus ditandatangani," kata Miss
Livingstone. http://dewi-kz.info/ 85 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tak mau diganggu sekarang," jawab Mrs. Oliver.
"Aku betul-betul tidak ada waktu. Aku harus pergi ke
Hampton Court, dan tempat itu lumayan jauh."
Yang Mulia Julia Carstairs dengan sedikit kesulitan
berhasil bangkit dari kursi malasnya. Orang-orang yang
telah berusia tujuh puluh tahun ke atas memang sering
mengalami kesulitan untuk bangkit berdiri setelah
beristirahat lama, atau bahkan setelah tidur-tid uran
sejenak. Ia melangkah maju dan menajamkan pandangannya untuk

Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melihat siapa yang datang mengunjungi nya. Pembantunya yang setla, yang juga
tinggal di apartemen yang sekarang ditempatinya dalam
statusnya sebagai anggota "Wisma untuk Golongan Atas",
telah menyebutkan nama tamunya tadi. Tapi karena ia
agak tuli, nama itu tidak begitu jelas terdengar di
kupingnya. Mrs. Gulliver. Betulkah itu namanya" Tapi
rasanya tak ada kenalannya yang bernama Mrs. Gulliver.
Ia melangkah maju lagi dengan lutut sedikit gemetar,
sambil terus menajamkan pandangannya.
"Mungki n kau tidak lagi mengingatku, sudah lama sekali
kita tidak bertemu."
Seperti kebanyakan orang tua lai nnya, Mrs. Carstairs
dapat mengingat suara lebih baik daripada wajah.
"Astaga," ia berseru, "ini kan... oh, oh, ini kan Ariadne!
Aduh, betapa senangnya bertemu lagi denganmu."
Mereka saling bertukar salam.
"Aku kebetulan sedang berada di daerah ini," Mrs.
Oliver menerangkan. "Aku harus menemui seseorang yang
tinggal tidak jauh dari sini. Lalu aku ingat sewaktu
melihat-lihat buku alamatku tadi malam, bahwa orang itu
http://dewi-kz.info/ 86 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tinggal dekat dengan apartemenmu. Di sini menyenangkan, ya?" tambah Mrs. Oliver sambil melihat-lihat ke sekelilingnya.
"Lumayanlah," kata Mrs. Carstairs. "Tidak sebagus yang
ditulis, kau tahu. Tapi banyak keuntungannya. Kita bisa
membawa mebel-mebel kita sendiri dan barang-barang
lainnya, dan ada rumah makan pusat tempat kita bisa
makan, tapi kita juga bisa masak sendiri. Kupikir-pikir, di
sini memang sangat nyaman. Halamannya indah dan
dipelihara dengan baik. Silakan duduk Ariadne, silakan,
Kau kelihatannya sangat sehat. Aku membaca di koran
bahwa kau menghadiri jamuan makan siang para penga-
rang beberapa hari yang lalu. Aneh juga, ya, baru saja
kubaca berita tentang dirimu di koran, tahu-tahu kau
muncul di sini. Sungguh luar biasa."
"Memang," kata Mrs. Oliver sambil duduk di kursi yang
ditunjukkan padanya. "Hal-hal seperti itu memang sering
terjadi, bukan?" "Kau masih tinggal di London?"
Mrs. Oliver mengiakan. Tiba-tiba terlintas di benaknya
kenangan samar sewaktu ia masih anak-anak dan ikut les
dansa, sebagai penari pertama dari Lancers. Maju,
mundur, tangan ke depan, berbalik dua kali, putar di
tempat, dan seterusnya. Mrs. Oliver menanyakan putri Mrs. Carstairs dan
tentang kedua orang cucunya, dan ia juga bertanya
tentang putri yang satunya, apa yang dikerjakannya
sekarang. Tampaknya ia sedang berada di Selandia Baru.
Mrs. Carstairs tidak begitu yakin soal pekerjaan putrinya
itu. Terlibat dengan sejenis penelitian sosial, katanya. Mrs.
Carstairs menekan bel listrik yang terletak di lengan
kursinya, dan memerintahkan Emma untuk http://dewi-kz.info/ 87 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghidangkan teh. Mrs. Oliver memintanya untuk tidak
repot-repot. julia Carstairs berkata,
"Tentu saja Ariadne harus minum teh."
Kedua wanita itu bersandar di kursi masing-masi ng.
Penari kedua dan ketiga dari Lancers. Teman-teman lama.
Anak-anak orang lain. Kematian teman-teman.
"Pasti sudah lama sekali sejak terakhir kali aku bertemu
denganmu," kata Mrs. Carstairs.
"Kurasa yang terakhir di pernikahan Liewellyn," ujar Mrs.
Oliver. "Ya, pasti itu. Betapa jeleknya si Moira sebagai pengapit
pengantin. Semuanya tidak pantas memakai baju
berwarna merah aprikot yang buruk itu."
"Aku tahu. Semuanya tidak pantas dengan baju itu."
"Kupikir pesta pernikahan sekarang tidak sebagus
waktu zaman kita dulu. Orang-orang sekarang ada yang
memakai pakaian aneh-aneh. Pernah salah seorang
temanku menghadiri pesta pernikahan, dan ia berkata
bahwa pengantin laki-laki nya memakai baju satin putih
berlapis yang dihiasi dengan kerutan-kerutan di lehernya.
Dibuat dari renda Valencia, kurasa. Betul-betul aneh.
Sedangkan sang pengantin perempuan memakai celana
panjang yang sangat aneh. Warnanya juga putih, tapi
ditaburi daundaun shamrock hijau."
"Nah, Ariadne sayang, dapat kaubayangkan itu"
Sungguh aneh. Di gereja lagi. Kalau aku jadi pendetanya,
aku akan menolak menikahkan mereka berdua."
Teh dihidangkan. Pembicaraan dilanjutkan.
"Aku bertemu dengan putri baptisku, Celia Ravenseroft,
http://dewi-kz.info/ 88 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beberapa hari yang lalu," kata Mrs. Oliver. "Kau masih
ingat pada keluarga Ravenseroft" Tentu saja, sudah lama
sekali." "Ravenseroft" Sebentar. Tragedi yang menyedihkan itu,
bukan" Bunuh diri ganda kata orang. Di dekat rumah
mereka di Overcliffe."
"Ingatanmu sungguh hebat, Julia," kata Mrs. Oliver.
"Dari dulu sudah begitu. Meskipun kadang-kadang aku
mengalami kesulitan mengingat nama-nama orang.
Kejadian itu sungguh tragis, ya?"
"Memang, sungguh tragis."
"Salah seorang sepupuku mengenal mereka dengan
sangat baik di India. Roddy Foster, kau tahu. Jenderal
Ravenseroft memiliki karier yang hebat di sana. Tentu saja
ia sudah agak tuli pada waktu pensiun. Ia tidak selalu
dapat mendengar perkataan orang dengan baik."
"Apakah kau masih mengingat mereka dengan cukup
baik?" "Oh ya. Kita tidak pernah betul-betul melupakan
orang-orang, bukan" Maksudku, mereka cukup lama
tinggal di Overcliffe. Lima atau enam tahun, mungki n."
"Aku sudah lupa nama kecilnya sekarang," kata Mrs.
Oliver. "Muriel, kurasa. Tapi orang-orang memanggilnya Molly.
Ya, Muriel. Banyak sekali orang yang bernama Muriel
waktu itu, bukan" Ia suka memakai rambut palsu, kau
ingat?" "Oh ya," sahut Mrs. Oliver. "Memang aku tidak begitu
ingat, tapi rasa-rasanya ya."
http://dewi-kz.info/ 89 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Rasanya ia pernah mencoba membujukku untuk
memakai rambut palsu juga. Katanya rambut palsu sangat
berguna untuk bepergian ke luar negeri dan untuk
berjalan-jalan. Ia punya empat rambut palsu yang
berbeda-beda. Satu untuk malam hari, satu untuk
bepergian, dan satu... sangat aneh, kau tahu. Kita bisa
memakai topi di atasnya dan sama sekali tidak
membuatnya kusut." "Aku tidak mengenal mereka sebaik dirimu," kata Mrs.
Oliver. "Lagi pula pada saat penembakan itu terjadi, aku
sedang berada di Amerika dalam suatu perjalanan
ceramah. Jadi aku tidak pernah mendengar detail-detailnya." "Yah, tentu saja itu merupakan misteri yang besar," ujar
Julia Carstairs. "Maksudku, kita tidak tahu. Ada banyak
cerita yang berbeda-beda yang tersebar."
"Apa kata mereka dalam pemeriksaan itu - mereka
mengadaka n suatu pemeriksaan, bukan?"
"Oh ya, tentu saja. Polisi harus menyelidikinya. Perkara
ini membingungkan, kau tahu, karena kematian korban
disebabkan oleh tembakan pistol. Polisi tidak dapat
mengatakan dengan tepat apa yang telah terjadi. Ada
kemungkinan Jenderal Ravenseroft menembak istrinya
lalu menembak dirinya sendiri, tapi bisa jadi Lady
Ravenseroft yang telah menembak suaminya talu
menembak dirinya sendiri. Aku sendiri cenderung
mengatakan itu bunuh diri yang telah direncanakan, tapi
tidak diketahui dengan jelas bagaimana kejadiannya."
"Kelihatannya kejadian itu tidak dihubungkan dengan
suatu kejahatan?" "Tidak, tidak. jelas-jelas dikatakan bahwa tak ada
http://dewi-kz.info/ 90 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hubungan dengan permainan kotor. Maksudku tak ada
jejak kaki atau tanda-tanda lai n yang menunjukkan adanya
orang lain yang datang mendekati mereka. Mereka
meninggalkan rumah untuk pergi berjalan-jalan sesudah
minum teh, itu sudah kebiasaan mereka. Mereka tidak
pulang untuk makan malam, dan salah seorang pembantu
laki-laki atau orang lai nnya atau si tukang kebun-pokoknya
salah seorang dari mereka-pergi mencari mereka, dan
menemukan mereka berdua telah mati. Pistol itu tergeletak
di antara kedua mayat itu."
"Pistol itu milik Jenderal Ravenseroft, bukan?"
"Oh ya. Ia punya dua pistol di rumah itu. Purnawirawan
tentara sering kali begitu, bukan" Maksudku, mereka
merasa lebih aman, mengingat apa saja bisa terjadi
sekarang ini. Pistol yang kedua masih berada di laci di
rumah itu, jadi ia... yah, diperkirakan ia pasti sengaja pergi
membawa pistol itu. Kurasa bukan istrinya yang membawa
pistol itu." "Ya. Lebih mudah kalau si suami yang membawanya."
"Tapi tampaknya tak ada bukti yang menunjukkan
bahwa ada ketidakharmonisa n atau pertengkaran di antara
mereka, atau alasan apa pun yang dapat menyebabka n
mereka bunuh diri. Tentu saja kita tak pernah tahu hal-hal
yang menyedi hkan dalam hidup orang lai n, bukan?"
"Memang tidak," ujar Mrs. Oliver. "Kita tak pernah tahu.
Itu betul, Julia. Pendapatmu sendiri bagaimana?"
"Ya, orang kerap berpikir-pikir, Sayang."
"Ya," kata Mrs. Oliver, "orang kerap berpikir-pikir."
"Bisa jadi Jenderal Ravenseroft menderita suatu
penyakit. Mungkin ia telah diberitahu bahwa ia akan
http://dewi-kz.info/ 91 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meninggal karena kanker, tapi nyatanya tidak begitu,
menurut bukti medis. ia cukup sehat. Maksudku, ia
pernah... kurasa ia pernah menderita - apa namanya"- k
oroner, apa begitu ya" Kedengarannya seperti korona, tapi
sebetulnya itu penyakit jantung, bukan" Ia memang
pernah menderita penyakit itu, tapi kemudian sembuh, dan
istrinya, yah, ia agak gugupan. Ia selalu merasa cemas."
"Ya, rasanya aku ingat itu," kata Mrs. Oliver.
"Tentu saja aku tidak begitu baik mengenal mereka,
tapi..." Tiba-tiba ia bertanya, "Apaka h waktu itu ia memakai
rambut palsunya?" "Oh. Yah, aku tidak begitu ingat tentang hal itu. Ia selalu
memakai rambut palsunya. Salah satu, maksudku."
"Aku cuma ingin tahu," kata Mrs Oliver. "Menurutku jika
kau hendak menembak dirimu sendiri atau menembak
suamimu, kau tidak akan memakai rambut palsu, bukan?"
Kedua wanita itu mendiskusikan topik itu dengan penuh
minat. "Bagaimana sebenarnya pendapatmu, Julia?"
"Yah, seperti kukatakan tadi, Sayang, orang kerap
berpikir-pikir. Ada banyak cerita yang diomongkan, tapi itu
lumrah." "Tentang si suami atau tentang si istri?"
"Yah, mereka bilang ada seorang wanita, kau tahu.
Sekretarisnya, kalau tidak salah. Si Jenderal sedang
menulis tentang pengalaman kariernya di luar negeri - atas
bantuan sebuah penerbit kukira - dan ia biasanya
mendiktekan naskahnya pada si sekretaris. Tapi beberapa
orang berkata - kau tentu maklum kadang-kadang orang
suka bergunjing - ada kemungkinan si Jenderal... ehm...
http://dewi-kz.info/ 92 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terlibat dengan gadis itu. Gadis itu tidak begitu muda. la
berumur di atas tiga puluh tahun dan tidak begitu cantik
parasnya dan kukira... tidak ada skandal mengenai dirinya,
tapi, yah, kita tidak tahu pasti tentang hal itu. Orang-orang
mengira mungkin si suami yang menembak istrinya sebab


Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia ingin... yah, ia ingin menika h dengan gadis itu. Tapi
kupikir orang-orang tidak betul-betul mengatakan hal-hal
itu dan aku tidak pernah mempercayainya."
"Bagaimana menurutmu?"
"Yah, aku malah berpikir-pikir mengenai si istri."
"Maksudmu ada omongan tentang laki-laki lain?"
"Kurasa ada sesuatu yang pernah terjadi di Malaya. Ada
cerita yang pernah kudengar tentang dirinya. Yaitu ia
terlibat dengan seorang pemuda yang jauh lebi h muda
darinya. Dan suaminya tidak menyukai hal itu sama sekali,
sehingga timbul sedikit skandal. Aku lupa di mana.
Bagaimanapun juga, kejadiannya sudah lama sekali dan
kupikir tidak pernah diungkit-ungkit lagi."
"Tidak ada gosip lain setelah mereka kembali ke
Inggris" Tidak ada hubungan khusus dengan seseorang di
daerah permukiman itu" Tidak ada bukti-bukti tentang
pertengkaran di antara mereka atau sejenisnya?"
"Tidak kurasa tidak ada. Tentu saja aku membaca
semua berita mengenai kejadian itu dulu. Orang memang
suka membicarakannya, sebab orang cenderung berpendapat bahwa ada... yah, ada kisah cinta yang tragis
sehubungan dengan kejadian itu."
"Tapi ternyata tidak ada, menurutmu" Mereka punya
anak, bukan" Salah satunya adalah putri baptisku."
"Oh ya, dan satunya lagi anak laki-laki. Kurasa waktu itu
http://dewi-kz.info/ 93 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ia masih kecil sekali. Bersekolah entah di mana. Gadis itu
berumur dua belas, tidak.. lebih tua lagi. Ia waktu itu
tinggal dengan sebuah keluarga di Swiss."
"Tidak ada... tidak ada masalah kejiwaan, kukira, da lam
keluarga itu?" "Oh, maksudmu anak laki-laki itu.".. ya, mungkin saja.
Kta memang sering mendengar hal yang aneh-aneh.
Pernah ada seorang anak laki-laki yang menembak
ayahnya - di suatu tempat dekat Newcastle, kurasa.
Beberapa tahun sebelum tragedi Ravenseroft. Orang
bilang anak itu sangat tertekan, dan mulanya mencoba
menggantung diri di kampusnya. Tapi pulang-pulang ia
malah menembak ayahnya. Tak seorang pun tahu
mengapa. Pokoknya, yang begini tidak ada dalam
keluarga Ravenseroft. Aku yakin tentang hal itu. Tapi
terpikir olehku bahwa..."
"Ya, Julia?" "Terpikir olehku bahwa mungkin ada laki-laki lain."
"Maksudmu Lady Ravenseroft..."
"Ya, yah... kupikir itu lebi h masuk akal. Rambut palsu
itu, misalnya." "Aku tidak mengerti apa hubungannya dengan rambut
palsu." "Yah, ingi n mempercantik penampilannya."
"Ia berumur tiga puluh lima tahun, kukira."
"Lebih. Lebih dari itu. Tiga puluh enam, kurasa. Dan,
yah, ia pernah menunjukkan rambut-rambut palsu itu
padaku, dan satu atau dua di antaranya betul-betul
membuatnya lumayan cantik. Dan ia juga banyak memakai
http://dewi-kz.info/ 94 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
make-up. Da n semuanya itu dimulai sejak mereka baru
pindah ke sana, kurasa. Ia wanita yang cukup cantik."
"Maksudmu, mungkin ia telah bertemu dengan
seseorang - seorang laki-laki?"
"Yah, itu yang selalu kupikirkan," kata Mrs. Carstairs.
"Kau tahu, kalau seorang laki-laki ada main dengan
seorang gadis, orang-orang biasanya langsung memperhatikan hal itu, sebab laki-laki pada dasarnya tidak
begitu baik menyembunyikan belangnya. Tapi seorang
wanita, mungkin... yah, maksudku ia menyenangi sese-
orang yang ditemuinya dan tak seorang pun mengetahuinya." "Oh, apaka h kau sungguh-sungguh berpendapat begitu,
Julia?" "Tidak kukira tidak," sahut Julia. "Maksudku, orang
selalu mencium hal-hal seperti itu, bukan" Pembantu-pembantu, misalnya, atau tukang kebun, atau
sopir bis. Atau seseorang yang tinggal di sekitar daerah
itu. Mereka tahu. Dan mereka menggunjingkannya. Tapi,
mungki n saja hal itu terjadi, dan suaminya mengetahui hal
itu..." "Maksudmu kejahatan itu disebabkan oleh kecemburuan?" "Kurasa, ya." "Jadi kaupikir lebih mungkin kalau si Jenderal yang
menembak istrinya, lalu dirinya sendiri, ketimbang
sebaliknya?" "Yah, kupikir memang begitu, sebab jika si istri yang
ingin menyingkirkan suaminya... menurutku mereka tak
akan pergi berjalan-jalan bersama-sama, dan ia juga harus
http://dewi-kz.info/ 95 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membawa pistol dalam tasnya. Tasnya harus besar lagi.
Kita kan harus memikirkan segi kepraktisa nnya."
"Aku tahu," kata Mrs. Oliver. "Kta memang harus begitu.
Ini betul-betul menarik."
"Pasti menarik buatmu, Sayang, sebab kau suka
menulis cerita-cerita kriminal. Jadi kurasa semestinya kau
yang punya ide lebih baik. Kau pasti lebih tahu
kemungkinan apa yang telah terjadi."
"Aku tidak punya dugaan apa-apa," sahut Mrs. Oliver,
"sebab, kau tahu, semua cerita kriminal yang telah kutulis
adalah hasil karanganku belaka. Maksudku, apa yang
kuinginkan untuk terjadi, terjadi dalam cerita-ceritaku. Bu-
kan sesuatu yang betul-betul pernah terjadi atau mungki n
terjadi. Jadi aku betul-betul tidak mampu memikirkan
jawabannya. Aku tertarik untuk mengetahui apa pendapatmu sebab kau paham sifat-sifat orang, Julia, dan
kau mengenal suami-istri Ravenseroft dengan baik. Dan
kukira Lady Ravenseroft mungki n pernah mengatakan
sesuatu padamu - atau Jenderal Ravenseroft."
"Ya. Ya, sebentar, aku sepertinya teringat akan
sesuatu." Mrs. Carstairs bersandar lagi di kursinya, menggelengkan kepalanya dengan ragu-ragu, setengah
menutup matanya, dan seolah-olah tidak sadar. Mrs.
Oliver duduk diam-diam dengan raut wajah yang sering
terlihat pada seorang wanita yang sedang menunggu
tanda-tanda awal mendidihnya cerek.
"Ia memang pernah mengatakan sesuatu padaku, aku
ingat, dan aku heran apa yang dimaksudkannya," kata
Mrs. Carstairs. "Sesuatu tentang memulai hid up baru -
sehubungan dengan Santa Teresa, kukira. Santa Teresa
http://dewi-kz.info/ 96 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari Avila." Mrs. Oliver kelihatan sedikit terkejut.
"Tapi apa hubungannya dengan Santa Teresa dari
Avila?" "Yah, aku sungguh-sungguh tak tahu. Mungkin ia baru
saja membaca riwayat hidup santa itu. Pokoknya, ia
berkata bahwa sungguh menakjubkan bagaimana seorang
wanita dapat memperoleh kesempatan kedua. Tepatnya
bukan begitu istilah yang digunakannya, tapi mirip-mirip
begitu. Kau tahu, kalau wanita sudah berumur empat puluh
atau lima puluh atau sekitar itu, tiba-tiba ia ingin memulai
hidup baru. Teresa dari Avila mengalaminya. Ia tadinya
cuma biarawati biasa, tapi, ia kemudian memulai hidup
baru dan pergi memperbarui semua biara. Ia membaktikan
seluruh jiwa raganya untuk itu, dan akhirnya menjadi
seorang santa yang agung."
"Ya, tapi kelihatannya hal itu tidak sama dengan
kejadian ini." "Memang tidak," ujar Mrs. Carstairs. "Tapi wanita kan
suka menggunakan ungkapanungkapan yang konyol kalau
mereka membicarakan kisa h-kisah cinta yang mereka
alami dalam usia separo baya. Mereka ingin menyatakan
bahwa tak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu."
0ood-woo0 7 Kembali ke Masa Kanak-kanak
MRS. OLIVE R memandang dengan sedikit ragu pada
http://dewi-kz.info/ 97 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketiga anak tangga serta pi ntu depan rumah kecil yang
agak rusak di seberang jalan itu. Di bawah jendela
terdapat beberapa tanaman, kebanyakan tulip.
Mrs. Oliver berhenti, membuka buku alamat kecil yang
ada di tangannya, memeriksa apakah betul ia berada di
alamat yang hendak dicarinya, dan kemudian mengetuk
pintu pelan-pelan setelah sia-sia mencoba menekan bel
listrik yang tidak berdering di dalam rumah tersebut.
Karena tidak ada tanggapan, ia mengetuk lagi. Kali ini
terdengar suara-suara dari dalam. Suara langkah kaki
yang diseret, napas yang tersengal-sengal karena asma,
dan tangan yang kelihatannya berusaha keras untuk
mencoba membuka pintu. Selain suara-suara itu,
terdengar pula gumam-gumam samar di lubang surat yang
terletak di pintu depan. "Oh sialan. Sialan. Macet lagi, Sialan, sia lan."
Akhirnya, usaha keras di dalam rumah tersebut
membuahkan hasil juga, dan pi ntu itu, dengan suara
berkeriut, terbuka pelan-pelan. Seorang wanita yang
sangat tua, dengan wajah penuh keriput, punggung
bungkuk, serta kelihatannya menderita rematik, memandangnya. Tamu. Wajahnya sama sekali tidak
ramah. Ia tidak kelihatan takut, cuma jengkel terhadap
orang-orang yang datang dan mengetuk pintu "kastil"-nya.
Umurnya mungki n sudah tujuh puluh atau delapan puluh
tahun, tetapi ia masih dapat menjaga rumahnya bagaikan
seorang prajurit yang gagah berani.
"Aku tidak tahu apa maksud kedatanganmu dan aku..."
Ia berhenti. "Astaga," katanya, "ini kan Miss Ariadne. Minta
ampun, aku sampai lupa! Miss Ariadne."
"Betapa hebatnya Anda masih dapat mengenalku," kata
Mrs. Oliver. "Apa kabar, Mrs. Matcham?"
http://dewi-kz.info/ 98 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Miss Ariadne! Bayangkan kau dulunya Miss Ariadne."
Mrs. Ariadne Oliver berpikir, sudah lama sekali ia tidak
dipanggil Miss Ariadne, tetapi tekanan suara itu, meskipun
sudah parau karena usia, masih terdengar sama di
telinganya. "Masuklah, Sayang," kata wanita tua itu, "masuklah. Kau
kelihatannya baik-baik saja. Sudah berapa tahun kita tidak
berjumpa, ya" Lima belas paling tidak."
Yang pasti, jauh lebih lama dari lima belas tahun, tetapi
Mrs. Oliver tidak berusaha untuk
membetulkannya. Ia masuk. Mrs. Matcham menjabat
tangannya. Tangannya yang gemetaran agak sulit
dikendalikannya. Akhirnya ia berhasil menutup pintu dan
dengan menyeret kakinya yang pincang, ia memasuki
ruangan kecil yang jelas-jelas dipergunakan untuk
menerima tamu yang tidak diharapkan atau yang diharap-
kan, yang diizinkan Mrs. Matcham memasuki rumahnya.
Ada banyak sekali foto - beberapa foto bayi dan beberapa
lagi foto orang dewasa. Beberapa foto berbingkai kulit -
manis sebetulnya, cuma sudah mulai lusuh. Ada satu foto


Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berbingkai perak yang sekarang agak suram, menunjukkan gambar seorang wanita muda dalam gaun
resmi istana dengan bulu-bulu di atas kepalanya. Ada
foto-foto dua orang pejabat Angkatan Laut, dua orang
tentara, dan beberapa bayi telanjang yang telungkup di
atas permadani. Ada sebuah sofa dan dua kursi. Setelah
dipersilakan, Mrs. Oliver duduk di kursi. Mrs. Matcham
mengenyakkan dirinya di sofa, dan dengan agak susah
menyelipkan sebuah bantal di punggungnya.
"Nah, sayangku, sungguh tak terduga bisa bertemu
denganmu lagi. Dan kau masih menulis cerita-cerita cantik
itu, bukan?" http://dewi-kz.info/ 99 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya," sahut Mrs. Oliver, menyetujui hal itu kendati
dengan sedikit ragu, sejauh mana cerita-cerita detektif dan
cerita-cerita kriminal serta cerita-cerita tentang kejahatan
pada umumnya dapat dianggap sebagai cerita-cerita
cantik. Tetapi, pikir Mrs. Oliver, memang begitulah sifat
Mrs. Matcham. "Aku sendirian sekarang," ujar Mrs. Matcham. "Kau
ingat Gracie, adikku" Ia meninggal musim gugur yang lalu.
Kena kanker. Mereka mengoperasinya, tapi teriambat."
"Oh, aku turut sedih mendengarnya," kata Mrs. Oliver.
Percakapan selanjutnya selama sepuluh menit berkisar
pada topik tentang kematian, satu demi satu, sanak
saudara Mrs. Matcham yang masih ada.
"Dan kau baik-baik saja, bukan" Segalanya baik-baik"
Punya suami" Oh, aku ingat, ia sudah lama meninggal,
bukan" Dan apa yang membawamu kemari, ke Little
Saltern Minor?" "Aku kebetulan berada di daerah sini," kata Mrs. Oliver,
"dan aku punya alamat Anda di buku alamatku. Kupikir
sebaiknya aku mampir untuk... yah, melihat bagaimana
keadaan Anda." "Ah! Dan berbincang-bincang tentang masa lalu,
mungki n. Selalu menyenangkan bukan, untuk mengenang
masa lalu?" "Ya, betul," kata Mrs. Oliver, merasa agak lega karena
alur pembicaraan tersebut kurang lebih sesuai dengan
tujuannya datang ke rumah Mrs. Matcham. "Banyak sekali
foto yang Anda miliki," katanya.
"Ah, memang banyak. Tahu tidak, bagaimana keadaanku ketika aku masih tinggal di panti yang namanya
http://dewi-kz.info/ 100 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
konyol itu. Panti Matahari Terbenam bagi Kebahagiaan
Manula, namanya kirakira seperti itu. Aku tinggal di sana
selama satu seperempat tahun sampai akhirnya aku tak
tahan lagi, soalnya mereka sangat cerewet, kita tidak
boleh membawa barang-barang milik sendiri ke sana. Kau
tahu, semuanya harus menjadi milik panti. Aku tidak bilang
bahwa di sana itu tidak menyenangkan, tapi kau tahu, aku
suka kalau dikelilingi oleh barang-barangku. Foto-foto dan
mebel-mebeiku. Dan kemudian ada seorang nyonya yang
sangat baik, ia utusan dewan atau perkumpulan apa
begitu, dan ia berkata padaku bahwa ada tempat lain di
mana kita bisa tinggal dan membawa barang-barang kita
sendiri. Dan juga ada pembantu yang baik yang datang
kemari tiap hari untuk melihat apakah kita baik-baik saja.
Ah, nyaman sekali di sini. Betul-betul nyaman. Aku bisa
membawa barang-barangku sendiri."
"Barang-barang dari segala penjuru dunia," komentar
Mrs. Oliver sambil melihat ke sekelilingnya.
"Ya, meja itu - yang dari kuningan itu - pemberian
Kapten Wilson. Ia mengirimnya dari Singapura atau
daerah sekitar situ. Dan kuningan Benares itu juga. Cantik,
bukan" Ada benda lucu dalam asbak itu. Dari Mesir.
Kumbang searab namanya, kalau tidak salah. Kedengarannya seperti penyakit gatal-gatal, ya, tapi
bukan, kok. Itu sejenis kumbang yang terbuat dari batu.
Mereka menyebutnya batu berharga. Biru muda. Lazy...
lavis.. lazy lapin, bunyinya seperti itu."
"Lapis lazuli," kata Mrs. Oliver.
"Betul. Itulah namanya. Sangat bagus, bukan" Itu
kiriman anak asuhanku yang menjadi arkeolog.
"Semua masa lalu Anda yang indah," kata Mrs. Oliver.
http://dewi-kz.info/ 101 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, semua anak laki-laki dan anak perempuan
asuhanku. Beberapa dari mereka kuasuh waktu bayi,
beberapa ketika mereka kanak-kanak, dan beberapa lagi
ketika sudah besar. Beberapa kuasuh waktu aku pergi ke
India dan ada yang waktu aku di Siam. Ya. Itu Miss Moya
dalam gaun resmi istana. Ah, ia memang cantik. Dua kali
ia bercerai. Ya. Ada masalah dengan si bangsawan, suami
yang pertama, kemudian ia menikah dengan salah
seorang penyanyi pop, dan tentu saja pernikahan itu tidak
berjalan lancar. Lalu ia menika h dengan seseorang di
California. Mereka memiliki kapal pesiar dan pergi ke
mana-mana, kurasa. Ia meninggal dua atau tiga tahun
yang lalu, dan baru berumur enam puluh dua tahun.
Kasihan kalau orang meninggal semuda itu, ya?"'
"Anda sendiri sudah pernah ke berbagai tempat di dunia
ini, bukan?" tanya Mrs. Oliver. "India, Hong Kong, lalu
Mesir, dan Amerika Selatan?"
"Ah, ya, aku memang sudah ke mana-mana."
"Aku ingat," ujar Mrs. Oliver, "ketika aku di India, Anda
sedang mengasuh anak di sebuah keluarga bukan" Di
keluarga Je nderal Anu. Siapa ya namanya - sebe ntar, aku
tidak ingat namanya - apa bukan jenderal dan Lady
Ravenseroft?" "Bukan, bukan, kau salah ingat. Yang kaumaksud pasti
keluarga Barnaby. Ya, betul. Kau menginap di rumah
mereka. Ingat" Kau sedang tur waktu itu, dan kau
mengi nap di rumah keluarga Barnaby. Kau teman lama
istrinya. Mr. Barnaby seorang hakim."
"Ah, ya," kata Mrs. Oliver. "Memang agak sulit. Kita
cenderung untuk mencampurbaurkan nama-nama."
"Mereka punya dua anak yang manis-manis," ujar Mrs.
http://dewi-kz.info/ 102 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Matcham. "Tentu saja mereka bersekolah di Inggris. Yang
laki-laki bersekolah di Harrow dan yang perempuan di
Roedean, kurasa, jadi aku pindah ke keluarga lai n setelah
itu. Ah, kini keadaannya sudah berubah. Tidak begitu
banyak pembantu, tidak seperti dulu. Kau tahu,
kadang-kadang para pembantu suka mengesalkan. Tapi
waktu aku bekerja pada keluarga Barnaby, aku cukup
akrab dengan pembantu mereka. Siapa tadi yang
kausebut" Ravenseroft" Ya, aku ingat mereka. Tapi aku
sudah lupa nama tempat tinggal mereka. Tidak jauh dari
kami. Keluarga Barnaby dan Ravenseroft bersahabat, kau
tahu. Oh ya, sudah lama sekali memang, tapi aku masih
ingat semuanya. Waktu itu aku masih bekerja pada
keluarga Barnaby. Walau anak-anak mereka telah dikirim
ke sekolah, aku tetap tinggal untuk mengurus Mrs.
Barnaby. Mengurus barang-barangnya, tepatnya, dan
memperbaikinya. Oh ya, aku ada di sana ketika kejadian
yang menyedihkan itu terjadi. Bukan menimpa keluarga
Barnaby, ' lho, tapi Ravenseroft. Ya, aku takkan pernah
lupa. Lupa bahwa aku pernah mendengar tentang kejadian
itu, maksudku. Tentu saja aku tidak terlibat langsung
dalam kejadian itu, tapi sungguh, itu kejadian yang
mengerikan sekali, bukan?"
"Ya, kurasa memang begitu," sahut Mrs. Oliver.
"Terjadinya setelah kau kembali ke Inggris, agak lama
kemudian, kurasa. Mereka betulbetul pasangan yang baik.
Sangat baik, dan hal itu amat mengejutkan mereka."
"Rasanya aku tidak begitu ingat lagi," ujar Mrs. Oliver.
"Aku maklum. Orang gampang lupa. Aku tidak. Tapi
mereka berkata bahwa ia memang aneh, kau tahu. Sejak
kecil ia sudah begitu. Ada cerita tentang masa lalunya. Ia
mengambil bayi dari buaiannya dan melemparkannya ke
http://dewi-kz.info/ 103 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam sungai. Cemburu, kata orang. Orang lain berkata ia
ingin bayi itu naik ke surga dan tidak sabar menunggu
lama-lama." "Apakah.. apakah Lady Ravenseroft, maksud Anda?"
"Bukan, tentu saja bukan. Ah, ingatanmu tak sebaik
ingatanku. Saudara perempuannya."
"Saudara perempuannya?"
"Aku tidak yaki n itu saudara si suami atau si istri. Kata
mereka, ia pernah dirawat di rumah sakit jiwa cukup lama.
Sejak ia berumur sebelas atau dua belas tahun. Mereka
memasukkannya ke sana dan ketika dokter mengatakan
bahwa ia sudah sembuh, ia keluar. Lalu ia menikah de-
ngan seseorang dari Angkatan Bersenjata. Kemudian ada
masalah. Dan hal berikutnya yang didengar orang, kurasa,
ia dimasukkan lagi ke rumah sakit jiwa, Mereka
merawatnya dengan sangat baik di sana. Kamar-kamarnya
bagusbagus dan ada macam-macam fasilitas lai n. Da n
mereka sering pergi menjenguknya. Maksudku si jenderal
atau istrinya. Anak-anak mereka di besarkan oleh orang
lain, kukira, sebab mereka agak penakut. Bagaimanapun
juga, mereka bi lang akhirnya ia sembuh lagi. Jadi ia
kembali tinggal dengan suaminya, lalu suaminya me-
ninggal. Tekanan darah tinggi penyebabnya, kurasa, atau
serangan jantung. Ia jadi sangat sedih dan kemudian
tinggal bersama saudara laki-lakinya atau saudara
perempuannya - aku tidak tahu persis - dan ia
kelihatannya cukup bahagia di sana dan begitu senang
dengan anak-anak. Bukan anak laki-laki kecil itu kurasa, ia
sedang di sekolah waktu itu, tapi yang perempuan, dan
seorang anak perempuan kecil lai nnya yang datang
bermain-mai n sore itu. Yah, aku tidak ingat sampai
sekecil-kecilnya. Sudah lama sekali, soalnya. Hal itu jadi
http://dewi-kz.info/ 104 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
omongan orang banyak. Ada yang bilang, bukan dia
pelakunya. Mereka pikir si pembantu yang melakukannya,
tapi nyatanya pembantu itu mencintai anak-anak itu dan ia
sangat sedih sekali. Ia ingin mengajak mereka keluar dari
rumah itu. Katanya mereka tidak aman di sana, dan hal-hal
lain seperti itu. Tapi tentu saja yang lain tidak mem-
percayainya, dan kemudian peristiwa itu terjadi dan kurasa
mereka mengira ia yang melakukannya - aku tidak ingat
siapa namanya. Begitulah ceritanya."
"Dan apa yang terjadi dengan saudara perempuan
entah si jenderal atau Lady Ravenseroft itu?"
"Kurasa, ia dibawa pergi oleh seorang dokter dan
dirawat di suatu tempat, dan pulang ke Inggris akhirnya.
Aku tidak tahu apakah ia dirawat di tempat yang sama
dengan sebelumnya atau tidak, tapi yang jelas, ia dirawat
dengan baik. Keluarga suaminya kaya raya, kok. Mungkin
ia sembuh lagi. Tapi yah, aku tidak pernah memikirkannya
lagi selama bertahun-tahun. Sampai kau datang sekarang
ini dan menanyaiku hal-hal tentang Jenderal dan Lady
Ravenseroft. Aku ingin tahu di mana mereka sekarang.
Mereka pasti sudah lama pensiun."
"Yah, keadaannya agak menyedihkan," ujar Mrs. Oliver.
"Mungki n Anda pernah membacanya di koran."
"Membaca apa?" "Yah, mereka membeli rumah di Inggris, kemudian..."
"Ah ya, aku ingat. Aku ingat pernah membaca sesuatu
mengenainya di koran. Ya, waktu itu aku teringat nama
Ravenseroft, tapi aku tidak ingat kapan dan bagaimana.
Mereka terjatuh ke dalam tebing, bukan" Pokoknya
kecelakaan sejenis itu."
"Ya," kata Mrs. Oliver, "kecelakaan sejenis itu."
http://dewi-kz.info/ 105 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, nah, Sayang, sungguh senang bisa bertemu
denganmu lagi, sungguh. Kau harus kujamu secangkir
teh." "Aku tidak perlu teh, kok," ujar Mrs. Oliver. "Sungguh,
jangan repot-repot."
"Tentu saja kau harus minum teh. Jika kau tak
keberatan, ayo kita ke dapur. Maksudku, aku sekarang
sering menghabiskan waktu di sana. Lebih gampang kalau
mau apa-apa. Tapi aku selalu mengajak tamu-tamu ke
ruangan ini, sebab aku bangga akan barang-barangku.
Juga bangga akan semua anak asuhanku."
"Kurasa," kata Mrs. Oliver, "orang-orang seperti Anda
pasti memiliki hidup yang menyenangkan dengan
anak-anak yang pernah Anda asuh dulu."
"Ya. Aku ingat ketika kau masih kecil dulu, kau senang


Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendengarkan cerita-ceritaku. Ada yang tentang harimau,
aku ingat, dan ada yang tentang kera-kera di pohon."
"Ya," kata Mrs. Oliver, "aku juga ingat. Sudah lama
sekali." Pikirannya melayang kembali pada dirinya sendiri,
ketika ia masih kanak-kanak berumur enam atau tujuh
tahun, berjalan di jalan-jalan di Inggris dengan sepatu bot
berkancing yang agak kesempitan, dan mendengarkan
cerita-cerita tentang India dan Mesir dari seorang
pengasuh, Nanny. Da n sekarang ia berjumpa lagi dengan
Nanny, Mrs. Matcham. Ia melihat ke sekeliling ruangan
sambil berjalan keluar mengikuti nyonya rumah. Melihat
foto gadis-gadis, pemuda-pemuda pelajar, anak-anak, dan
orang-orang dewasa setengah baya - semuanya difoto
dalam baju mereka yang terbaik dan dikirim dalam bingkai
yang cantik atau dalam bentuk lainnya, sebab mereka
http://dewi-kz.info/ 106 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belum melupakan Nanny. Oleh karena mereka, mungkin,
Nanny dapat menjalani hari tuanya dengan cukup enak
dengan uang pemberian mereka. Mrs. Oliver fiba-tiba
merasa ingin menangis. Ini betul-betul di luar kebiasaannya, sehingga hanya dengan usaha keras ia
berhasil menahan diri. Ia mengikuti Mrs. Matcham ke
dapur. Di sana ia mengeluarkan bawaannya.
"Wah, tak kusangka! Sekaleng teh Tophole Thathams.
Kesukaanku. Bayangkan kau masih mengi ngatnya. Aku
jarang memperolehnya sekarang ini. Dan itu biskuit
kesukaanku. Yah, kau memang memiliki ingatan kuat. Apa
panggilanmu dulu - dua anak laki-laki kecil yang suka
datang bermain-main-yang seorang memanggilmu Putri
Gajah dan satunya lagi meminggilmu Putri Angsa. Yang
memanggilmu Putri Gajah suka duduk di punggungmu dan
kau merangkak berputar-putar di lantai, dan berpura-pura
memiliki belalai untuk mengambili barang-barang."
"Anda masih mengingat semuanya, ya, Nanny?" ujar
Mrs. Oliver. "Ah," kata Mrs. Matcham. "Gajah tidak lupa. Itu kata
peribahasa lama." 0ood-woo0 8 Mrs. Oliver Beraksi MRS. OLIVER masuk ke sebuah apotek bernama
Williams and Barnet, yang juga menjual bermacam-macam
alat-alat kecantikan. Ia berhenti sejenak di depan sebuah
http://dewi-kz.info/ 107 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rak yang berisi berbagai macam obat untuk pengerasan
kulit, lalu melihat-lihat tumpukan spons pembersih, dan
iseng-iseng berjalan menuju meja resep dan kemudian
melewati susunan alat-alat kecantikan yang menarik
bermerek Elizabeth Arden, Helena Rubinstein, Max Factor,
dan lain-lain. Akhirnya ia berhenti di dekat seorang gadis yang agak
gemuk dan berumur kira-kira tiga puluh lima tahun, dan
menanyakan tentang lipstik. Kemudian ia berteriak kecil
karena kaget. "Lho, Marlene... kau Marlene, bukan?"
"Oh, oh. Mrs. Oliver. Saya sangat senang bisa bertemu
dengan Anda. Sungguh menggembirakan, bukan" Semua
gadis di sini akan heboh kalau saya katakan bahwa Anda
mampir di sini dan membeli barang."
"Kau tidak perlu mengatakannya pada mereka," kata
Mrs. Oliver. "Oh, saya yaki n mereka semua akan membawa buku
tanda tangan mereka!"
"Lebih baik kalau tidak," ujar Mrs. Oliver. "Bagaimana
kabarmu, Marlene?" "Oh, baik, baik," sahut Marlene.
"Aku tidak tahu kau masih bekerja di sini."
"Yah, di sini lumayan baik, sama seperti tempat-tempat
lainnya, saya kira, dan di sini kami sangat dihargai. Saya
mendapat kenaikan gaji tahun lalu, dan sekarang boleh
dikata saya yang mengepalai bagian kosmetik ini."
"Dan ibumu" Juga baik-baik?"
"Oh, ya. Ibu akan senang kalau mendengar saya telah
http://dewi-kz.info/ 108 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertemu dengan Anda."
"Apakah ia masih tinggal di rumah yang sama di... di
jalan yang melewati rumah sakit itu?"
"Oh, ya, kami masih tinggal di sana. Ayah tidak begitu
sehat. Ia pernah dirawat di rumah sakit sebentar, tapi Ibu
baik-baik saja, Oh, ia akan senang kalau mendengar saya
telah berjumpa dengan Anda. Apakah Anda kebetulan
mengi nap di sini?" "Tidak," kata Mrs. Oliver. "Aku hanya mampir saja,
sebetulnya. Aku baru mengunjungi teman lamaku, dan
sekarang aku ingin tahu..." Ia melihat jam tangannya.
"Apakah ibumu ada di rumah sekarang ini, Marlene" Aku
bisa mampir dan bertemu dengannya. Bercakap-cakap
sebentar sebelum aku harus pergi lagi."
"Oh, silakan mampir ke rumah," sahut Marlene.
"Ibu pasti girang sekali. Maafkan saya tidak bisa
meninggalkan toko dan menemani Anda, soalnya... yah,
tidak bagus kalau dilihat orang. Anda tahu, saya baru bisa
bebas satu setengah jam lagi."
"Oh, yah, kapan-kapan sajalah," ujar Mrs. Oliver
"Omong-omong, aku tidak begitu ingat rumahmu nomor
17 atau ada namanya, ya?"
"Namanya Pondok Laurel."
"Oh, ya, tentu saja. Betapa pikunnya aku. Nah, sampai
jumpa." Mrs. Oliver bergegas keluar dengan membawa lipstik
yang sebenarnya tak dibutuhkannya, dan mengemudikan
mobilnya sepanjang jalan utama Chipping Bartram dan
membelok, setelah melewati bengkel dan bangunan rumah
sakit, memasuki jalan yang agak sempit dengan
http://dewi-kz.info/ 109 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rumah-rumah kecil yang cukup menyenangkan di
kanan-kirinya. Ia meninggalkan mobilnya di luar Pondok Laurel dan
memasuki halaman rumah itu. Seorang wanita kurus,
penuh semangat, dan berambut keputih-putihan, berumur
sekitar lima puluh tahunan, membuka pintu dan langsung
menunjukkan tanda-tanda mengenali dirinya.
"Astaga! Anda rupanya, Mrs. Oliver. Aduh. Sudah
bertahun-tahun saya tidak bertemu dengan Anda."
"Oh, memang sudah lama sekali."
"Silakan, silakan masuk. Anda mau minum teh?"
"Tidak, terima kasih," kata Mrs. Oliver, "sebab saya baru
saja minum teh dengan seorang teman, dan saya harus
segera kembali ke London. Tadi kebetulan saya pergi ke
apotek untuk membeli suatu keperluan, dan saya bertemu
dengan Marlene di sana."
"Ya, posisinya sudah mantap di sana. Mereka amat
menghargainya. Kata mereka, ia memiliki kemampuan."
"Wah, bagus sekali. Dan bagaimana kabar Anda, Mrs.
Buckle" Anda kelihatan sangat sehat. Hampir-hampir tidak
bertambah tua sejak terakhir kali kita bertemu."
"Oh, sebetulnya tidak begitu. Rambut saya banyak yang
putih, dan saya juga jauh lebih kurus."
"Kebetulan hari ini saya bertemu dengan banyak kawan
lama," ujar Mrs. Oliver, sambil memasuki rumah itu dan
berjalan menuju ruang duduk kecil yang agak terlalu. padat
perabotannya. "Saya tidak tahu apakah Anda masih ingat
pada Mrs. Carstairs - Mrs. Julia Carstairs."
"Oh, tentu saja saya masih ingat. Ya, betul. Dia pasti
http://dewi-kz.info/ 110 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah tua, ya?" "Oh, ya memang. Tapi kami sempat berbincang-bincang
tentang masa lalu. Bahkan kami juga membicarakan
tragedi yang menimpa suami-istri kenalan kita. Saya
sedang di Amerika waktu itu, jadi saya tidak begitu
mengetahuinya. Keluarga Ravenseroft itu, lho."
"Oh, saya masi h mengingat mereka dengan baik."
"Anda pernah bekerja pada mereka, bukan, Mrs.
Buckle?" "Ya. Saya biasanya ke sana tiga kali seminggu di pagi
hari. Mereka orang-orang yang sangat menyenangkan.
Betul-betul suami-istri tentara sejati, kita bisa mengatakan
begitu. Yang masih berpegang teguh pada tradisi dan
nilai-nilai lama." "Sungguh tragis kejadian yang menimpa mereka."
"Ya, memang." "Apakah waktu itu Anda masih bekerja pada mereka?"
"Tidak. saya sudah berhenti bekerja. Masalahnya, bibi
saya, Emma, ingin tinggal di rumah kami. Ia sudah tua,
agak buta, dan tidak begitu sehat, karena itu saya
betul-betul tidak dapat meluangkan waktu untuk bekerja
pada orang lain lagi. Tapi satu atau dua bulan sebelum
kejadian itu saya masih bekerja di sana."
"Mengerikan sekali, ya," ujar Mrs. Oliver. "Menurut
polisi, mereka bunuh diri, bukan?"
"Saya tidak mempercayainya," kata Mrs. Buckle. "Saya
yakin itu bukan bunuh diri. Mereka kan sudah tua. Lagi
pula mereka hidup begitu bahagia bersama-sama.
Memang mereka belum lama tinggal di sana."
http://dewi-kz.info/ 111 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, saya rasa begitu. Mereka dulu tinggal di dekat
Bournernouth, bukan, ketika pertama kali datang ke
Inggris?" "Ya, tapi mereka merasa dari situ agak terlalu jauh kalau
mau pergi ke London, jadi mereka pindah ke Chipping
Bartram. Rumahnya sangat bagus, juga kebunnya."
"Apakah mereka berdua sehat-sehat saja ketika Anda
terakhir kali bekerja di sana?"
"Yah, mereka merasa sedikit tua seperti orang-orang
tua lai nnya. Pak jenderal menderita
kelainan jantung atau stroke, kalau tidak salah. Dia
harus minum pil, Anda tahu, dan sebentar-sebentar harus
berbaring." "Dan Mrs. Ravenseroft?"
"Yah, saya kira ia rindu dengan kehid upannya di luar
negeri. Mereka tidak punya banyak kawan di sini,
meskipun mereka sempat juga berkenalan dengan banyak
keluarga. Maklum, mereka kan orang terpandang. Tapi
saya kira keadaa nnya memang tidak seperti di India atau
tempat-tempat itu. Di sana mereka bisa memiliki banyak
pelayan, mengadaka n pesta-pesta mewah, dan hal-hal lain
seperti itu." "Anda pikir ia merindukan pesta-pesta mewahnya?"
"Yah, saya kurang tahu."
"Seseorang bercerita pada saya bahwa ia senang
memakai rambut palsu."
"Oh, ia memang punya beberapa," kata Mrs. Buckle
sambil tersenyum kecil. "Sangat bagus dan juga sangat
mahal. Anda tahu, kadang-kadang ia mengirim salah satu
http://dewi-kz.info/ 112 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari rambut-rambut palsu itu ke tempat ia membelinya di
London, dan mereka menatanya lagi lalu mengirimnya
kembali. Rambut palsu itu ada bermacam-macam. Ada
yang berwarna cokelat kernerah-merahan, dan ada yang
abu-abu dengan keriting kecil-kecil di atas kepalanya.
Sungguh, ia tampak sangat cantik dengan rambut palsu
yang itu. Dan yang dua lainnya - yah, tidak begitu cantik
memang, tapi berguna untuk hari-hari berangi n kalau Anda
ingin mengenakan sesuatu untuk berjaga-jaga kalau turun
hujan. Ia sangat memikirkan penampilannya, Anda tahu,
dan mengeluarkan banyak uang untuk membeli pakaian."
"Menurut pendapat Anda, apa penyebab tragedi itu?"
tanya Mrs. Oliver. "Anda tahu, waktu itu saya tidak berada
di dekat-dekat sini dan tidak bertemu dengan teman-teman
saya, karena saya berada di Amerika, jadi saya tidak
mendengar apa-apa mengenai nya, dan yah, orang
cenderung untuk tidak bertanya-tanya atau menulis surat
tentang hal-hal seperti itu. Saya rasa, pasti ada
penyebabnya. Maksud saya, yang dipakai itu pistol
Jenderal Ravenseroft sendiri, bukan?"
"Oh, ya, ia memiliki dua pistol di rumah, sebab ia
berpendapat bahwa tidak ada rumah yang aman tanpa
senjata. Mungkin pendapatnya itu betul. Tapi tidak berarti
mereka pernah menjadi korban tindak kejahatan, lho.
Suatu sia ng, seorang laki-laki yang agak urakan datang.
Saya tidak menyukai tampangnya. Ia ingin bertemu
dengan Pak Jenderal. Katanya ia pernah termasuk dalam
resimen Pak jenderal ketika masih muda. Pak Jenderal
menanyainya beberapa pertanyaan dan saya kira Pak
Jenderal merasa bahwa orang itu... yah, kurang dapat
dipercaya. Jadi ia menyuruhnya pergi."
"Jadi menurut Anda, orang luar yang melakukannya?"
http://dewi-kz.info/ 113

Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yah, saya kira begitu, sebab saya tidak bisa
memikirkan kemungkinan lainnya. Ada lagi orang yang
saya curigai... tukang kebun mereka. la tidak memiliki
reputasi yang sangat baik, dan saya rasa ia pernah
beberapa kali dipenjara sewaktu muda. Tapi, tentu saja
Pak Jenderal percaya pada referensi orang itu, dan ia ingin
memberinya kesempatan."
"Jadi Anda pikir mungkin tukang kebun itu yang
membunuh mereka?" "Yah, saya... saya selalu berpikiran begitu. Tapi
mungki n saya keliru. Meskipun demikian,
tidak masuk akal kalau... Maksud saya, gunjingan orang
tentang skandal si suami atau si istri dan cerita-cerita
tentang kalau bukan Pak Jenderal yang membunuh
istrinya, ya istrinya yang membunuhnya, adalah omong
kosong belaka. Tidak, pelakunya pasti orang luar. Salah
satu dari orang-orang yang... yah, Anda tahu sendirilah.
Keadaannya tidak separah zaman sekarang memang,
sebab saat itu kan belum ada orang yang punya ide
macam-macam tentang kekerasan. Tapi coba Anda baca
berita-berita di surat kabar sekarang. Para pemuda,
kebanyakan masih anak-anak malah, meminum banyak
obatobatan dan menjadi liar dan membuat keonaran,
menembak orang tanpa alasan, mengajak seorang gadis
ke pub untuk minum-minum dengan mereka dan kemudian
mereka mengantarnya pulang dan keesokan harinya
mayat gadis itu ditemukan orang di parit. Menculik anak--
anak dari buaian ibu mereka, mengajak seorang gadis
berdansa dan membunuh atau mencekiknya sewaktu
pulang. Rasa-rasanya setiap orang dapat berbuat jahat.
Nah, kembali ke pokok percakapan semula... Tragis sekali
nasib Pak Jenderal dan istrinya, ya" Pasangan suami-istri
http://dewi-kz.info/ 114 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang begitu baik, berjalan-jalan santai di sore hari,
tahu-tahu kena tembak di kepala!"
"Apakah memang di kepala tertembaknya?"
"Yah, saya tidak ingat tepatnya, dan tentu saja saya
tidak melihatnya sendiri. Tapi yang pasti, mereka memang
pergi berjalan-jalan seperti biasa."
"Dan mereka tidak sedang bermusuhan waktu itu?"
"Mereka memang kadang-kadang bertengkar, tapi itu
wajar, kan?" "Baik si jenderal maupun istrinya tidak punya kekasih
gelap?" "Yah, ada juga sedikit gunjingan tentang hal itu - walau
istilah 'kekasih gelap' rasanya kok janggal, ya, kalau
dipakai untuk orang-orang seusia mereka. Tapi menurut
saya semuanya omong kosong belaka. Sama sekali tak
ada dasarnya. Orang-orang saja yang suka usil."
"Mungki n salah satu dari mereka sedang... sakit."
"Lady Ravenseroft memang pernah pergi ke London
sekali atau dua kali untuk berkonsultasi dengan seorang
dokter tentang sesuatu, dan saya cenderung mengira
bahwa ia akan masuk rumah sakit, atau mempunyai
rencana untuk masuk rumah sakit untuk dioperasi,
meskipun ia tidak pernah mengatakan alasan yang sebe-
narnya pada saya. Tapi saya rasa mereka berhasil
menyembuhkannya - ia dirawat di rumah sakit sebentar
saja. Tidak jadi dioperasi, saya kira. Dan ketika ia pulang,
ia kelihatan jauh lebih muda. Mungki n saja ia sekaligus
melakukan perawatan waiah, dan Anda tahu, ia kelihatan
begitu cantik dengan rambut palsu yang keriting itu. Ia
kelihatannya seperti mendapat wajah baru."
http://dewi-kz.info/ 115 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan Jenderal Ravenseroft?"
"Ia laki-laki yang sangat menyenangkan, dan saya tidak
pernah mendengar atau mengetahui skandal tentang
dirinya, dan saya rasa memang tidak ada skandal apa pun.
Kabar burung tentu saja ada, tapi orang memang
cenderung mengatakan hal yang tidak-tidak setelah terjadi
suatu tragedi, bukan" Menurut saya, bisa jadi ia pernah
mendapat serangan atau pukulan di kepalanya sewaktu
berada di India. Saya punya seorang paman - atau
pamannya Ayah, mungki n. Ia terjatuh dari kudanya waktu
bertugas di India. Gara-gara kepalanya kena peluru atau
sejenisnya, dan ia jadi aneh sekali setelah itu. Ia baik-baik
saja selama enam bulan dan kemudian mereka harus
memasukkannya ke rumah sakit jiwa, sebab ia ingin
membunuh istrinya terus. Ia bilang istrinya itu menganiayanya dan mengikutinya terus, dan ia pikir
istrinya adalah mata-mata dari negara lain. Ah, memang
tak dapat diduga hal-hal yang terjadi atau yang dapat
terjadi dalam keluarga."
"Jadi pada prinsipnya Anda tidak mempercayai
cerita-cerita tentang mereka yang kebetulan saya dengar,
yaitu bahwa ada rasa benci yang sangat besar di antara
mereka sehingga yang satu menembak yang lain dan
kemudian menembak dirinya sendiri."
"Oh, saya memang tidak mempercayai nya."
"Apakah anak-anak mereka ada di rumah waktu itu?"
"Tidak. Miss... eh... oh, siapa ya namanya" Rosie"
Bukan. Penelope?" "Celia," kata Mrs. Oliver. "Ia putri baptis saya."
"Oh, tentu saja. Ya, saya ingat sekarang. Saya ingat
Anda datang dan mengajaknya jalan-jalan sekali. Ia gadis
http://dewi-kz.info/ 116 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang bersemangat tinggi, agak nakal kadang-kadang, tapi
ia sangat menyayangi ayah dan ibunya, saya kira. Tidak,
ia bersekolah di Swiss waktu peristiwa itu terjadi.
Syukurlah, sebab kejadian itu pastilah merupakan shock
yang hebat baginya, jika ia berada di rumah waktu itu dan
menemukan orangtuanya tewas."
"Dan ada seorang anak laki-laki ya, bukan?"
"Oh, ya Master Edward. Ayahnya agak cemas
mengenai dirinya, saya rasa. Ia sepertinya tidak menyukai
ayahnya." "Oh, itu kan biasa. Anak laki-laki umumnya mengalami
masa-masa seperti itu. Apakah ia sangat mencintai
ibunya?" "Yah, ibunya agak terlalu cerewet mengenai dirinya,
saya kira, sehingga ia jadi bosan. Anda tahu, anak laki-laki
tidak suka kalau ib unya terlalu cerewet mengenai dirinya,
menyuruh dia memakai jaket yang lebih tebal atau
memakai mantel tambahan. Sedang ayahnya tidak me-
nyukai model rambutnya. Soalnya... yah, waktu itu model
rambut memang tidak seaneh sekarang, tapi sudah
mengarah ke situ. Anda mengerti maksud saya, bukan?"
"Tapi anak laki-laki itu tidak ada di rumah pada saat
tragedi itu terjadi?"
"Tidak." "Dia pasti shock juga, ya?"
"Saya kira begitu. Tapi waktu itu saya sudah tidak
pernah lagi pergi ke rumah mereka, lho, jadi saya tidak
banyak mendengar. Kalau Anda ingin tahu pendapat saya,
saya tidak menyukai tukang kebun itu. Siapa ya
namanya... Fred, saya kira. Fred Wizell. Kira-kira begitu.
http://dewi-kz.info/ 117 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menurut saya, seandainya ia pernah... yah, menip u
kecil-kecilan atau melakukan perbuatan curang lainnya
dan Pak Jenderal memergokinya dan akan memecatnya,
bisa jadi ia tega berbuat begitu."
"Menembak suami-istri itu, maksud Anda?"
"Yah, saya kira kemungki nan besar ia cuma ingin
menembak Pak Jenderal. Tapi karena kebetulan istri Pak
Jenderal datang, ia terpaksa menembaknya juga. Anda
bisa membaca hal-hal seperti itu di buku."
"Ya," kata Mrs. Olive serius, "kita memang bisa
membaca macam-macam hal di buku."
"Ada seorang guru juga. Saya tidak begitu menyukainya." "Guru apa?" "Yah, ia guru si anak laki-laki. Anda tahu, ia gagal dalam
ujia nnya di sekolah - sekolah persiapan atau apa. Jadi
orangtuanya memanggil guru untuknya. Ia mengajar di
sana sekitar setahun, saya kira. Lady Ravenseroft sangat
menyukainya. Ia menyenangi musik, dan guru ini juga
demikian. Namanya Mr. Edmunds, kalau saya tidak keliru.
Ia tipe pemuda yang agak sentimental, dan saya kira
Jenderal Ravenseroft tidak begitu senang padanya."
"Tapi Lady Ravenseroft sebaliknya."
"Oh, hobi mereka banyak yang sama, saya rasa. Da n
saya pikir Lady Ravenseroft yang memutuskan untuk
memilihnya, bukan Pak Jenderal. Guru itu tingkah lakunya
sangat sopan, lho, dan caranya berbicara kepada setiap
orang selalu ramah. Pokoknya dia amat pi ntar ber-
basa-basi." "Dan apakah - siapa namanya tadi?"
http://dewi-kz.info/ 118 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Edward" Oh ya, ia menyukai gurunya, saya kira.
Hampir-hampir memujanya seperti pahlawan. Omong-omong, A nda tidak percaya kan, pada cerita-cerita
yang Anda dengar tentang skandal dalam keluarga itu,
tentang penyelewengan Lady Ravenseroft dengan seseorang, atau tentang hubungan Jenderal Ravenseroft
dengan gadis yang bertampang agak sendu itu, yang
mengerjakan pekerjaan surat-menyurat untuknya. Tidak.
Siapa pun pembunuh jahat itu, pastilah seseorang yang
berasal dari luar. Polisi memang tidak pernah menangkap
seorang pun, tak ada mobil terlihat diparkir di dekat sana,
tak ada petunjuk apa-apa, dan polisi tidak berhasil
menyelidiki lebih lanjut. Tapi saya tetap menganggap
bahwa yang harus kita curigai adalah orang yang pernah
mengenal mereka di Malaya, atau di luar negeri, atau di
tempat lainnya, atau sewaktu mereka tinggal di Bour-
nemouth. Kita tak pernah tahu."
"Bagaimana pendapat suami Anda?" tanya Mrs. Oliver.
"Tentu saja ia tidak mengenal mereka sebaik Anda, tapi
mungki n juga ia mendengar banyak hal."
"Oh, ia memang mendengar banyak hal. Di George and
Flag, kalau sore hari, Anda tahu. Orang mengatakan
macam-macam. Ada yang bilang Lady Ravensereft itu
peminum, dan kotak-kotak berisi botol-botol kosong
diangkuti ke luar rumah. Itu sama sekali tak betul, saya
mengetahuinya sendiri. Dan juga ada seorang kemenakan
laki-laki yang kadang-kadang mengunjungi mereka.
Pernah berurusan dengan polisi, tapi saya kira tidak ada
yang serius. Polisi juga sependapat. Lagi pula terjadinya ti-
dak bersamaan dengan kejadian itu."
"Betul-betul tak ada orang lain yang tinggal di rumah itu,
selain jenderal dan Lady Ravenseroft?"
http://dewi-kz.info/ 119 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yah, Lady Ravenseroft mempunyai seorang saudara
perempuan yang suka mengunjungi mereka. Saudara
seayah tapi lain ib u, mungkin. Atau sebaliknya. Agak mirip
dengan Lady Ravenseroft, tapi tidak secantik dia, dan saya
rasa usianya satu atau dua tahun lebih tua. Ia suka
bersitegang dengan Lady Ravenseroft, kalau ia datang ke
rumah itu. Ia senang mencari gara-gara, dan kerap
mengatakan hal-hal yang membuat orang merasa jengkel."
"Apakah Lady Ravenseroft menyayanginya?"
"Menurut saya, tidak. Cuma si kakak saja yang ngotot
mau mengunjungi mereka, dan Lady Ravenseroft mau
tidak mau harus menerimanya, meskipun dengan berat
hati, saya kira. Pak jenderal lumayan suka padanya, sebab
ia pandai bermain kartu. Bermain catur atau permainan
lainnya dengan Pak Jenderal dan ia menyenanginya. Ia
seorang wanita yang menarik juga kalau dilihat-lihat. Mrs.
Jerryboy atau kurang lebi h begitulah namanya. Ia seorang
janda, saya kira. Suka meminjam uang mereka, saya
rasa." "Apakah Anda menyukainya?"
"Yah, jika Anda tak keberatan dengan jawaban saya,
Nyonya, tidak, saya tidak menyukai nya. Saya sangat tidak
menyukainya. Menurut saya, ia itu seorang perusuh. Tapi
ia sudah lama tidak mengunjungi mereka sebelum tragedi
itu terjadi. Saya tidak begitu ingat bagaimana rupanya. Ia
punya seorang anak laki-laki yang datang bersamanya
sekali-dua kali. Saya juga tidak menyukai si anak. Ia


Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pembohong." "Yah," kata Mrs. Oliver, "saya rasa tak seorang pun
akan tahu hal yang sebenarnya. Tidak sekarang, setelah
belasan tahun lewat. Omong-omong, saya bertemu
dengan putri baptis saya beberapa hari yang lalu."
http://dewi-kz.info/ 120 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Oh, ya" Saya kepingin mendengar tentang Miss Celia.
Bagaimana kabarnya" Apakah ia baik-baik?"
"Ya. Ia baik-baik saja kelihatannya. Saya rasa ia
berencana untuk menikah. Paling tidak, ia sudah punya..."
"Punya pacar tetap, bukan?" tukas Mrs. Buckle. "Ah ya,
kita semua pernah mempunyai pacar. Bukan berarti kita
pasti akan menika h dengan pacar pertama yang kita
dapatkan. Biasanya tidak, sembilan dari sepuluh malah."
"Apakah Anda kenal dengan Mrs. BurtonCox?" tanya
Mrs. Oliver. "Burton-Cox" Rasanya saya tahu nama itu. Tidak, tidak
juga. Ia tidak tinggal di sini atau pernah mengunjungi
mereka, bukan" Tidak, sepanjang yang saya ingat, tidak.
Tapi saya pernah mendengar sesuatu. Teman lama
Jenderal Ravenseroft, saya kira, yang dikenalnya di India.
Tetapi saya tidak tahu persis." Ia menggelengkan
kepalanya. "Nah," ujar Mrs. Oliver, "saya tidak boleh bergunjing
terus dengan Anda. Sungguh senang bisa bertemu
dengan Anda dan Marlene."
0ood-woo0 9 Hasil Berburu Gajah "TELEPON untuk Anda," kata pembantu Hercule Poirot,
George. "Dari Mrs. Oliver."
"Ah ya, George. Dan apa katanya?"
http://dewi-kz.info/ 121 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Beliau ingin tahu apakah beliau bisa datang
mengunjungi Anda malam ini, Tuan, setelah makan
malam." "Bagus sekali," ujar Poirot. "Bagus. Aku merasa capek
dan jemu seharian. Bertemu dengan Mrs. Oliver akan
merupakan suatu hiburan. Ia selalu menyenangkan, juga
sering mengagetkan kita dengan ucapan-ucapannya.
Omong-omong, adakah ia menyebut-nyebut gajah?"
"Gajah, Tuan" Tidak, saya rasa tidak."
"Ah, kalau begitu, mungki n gajah-gajah itu mengecewakannya." George memandang majika nnya dengan ragu-ragu.
Adakalanya ia tidak memahami maksud pernyataan-pernyataan Poirot.
"Teleponlah ia kembali," kata Hercule Poirot. "Katakan
aku akan senang menerima kedatangannya."
George berlalu untuk melaksanakan perintah ini, dan
kembali untuk mengatakan bahwa Mrs. Oliver akan tiba
sekitar jam sembilan kurang seperempat.
"Kopi," kata Poirot. "Siapkan kopi dan beberapa petit
four. Kurasa aku pernah memesan beberapa baru-baru ini
dari Fortnum and Mason."
"Minuman keras, Tuan?"
"Tidak, kurasa tidak perlu. Untukku sendiri, siapkan
Sirop de Cassis." "Ya, Tuan." Mrs. Oliver tiba tepat pada waktunya. Poirot menyambutnya dengan gembira.
http://dewi-kz.info/ 122 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa kabar, chere madame?"
"Capek," sahut Mrs. Oliver.
Mrs. Oliver mengempaskan diri di kursi yang ditunjuk
Poirot untuknya. "Betul-betul capek."
"Ah. Qui va a la chasse... oh, aku tidak ingat bagaimana
kelanjutannya." "Aku ingat," kata Mrs. Oliver. "Aku mempelajarinya
ketika masih kanak-kanak. 'Qui va a la chasse perd sa
place."' "Itu, aku yakin, tidak cocok dengan pengejaran yang
sedang kaulakukan. Maksudku pengejaran terhadap
gajah-gajah, kecuali kalau itu hanya merupakan suatu
ungkapan saja." "Sama sekali tidak," sahut Mrs. Oliver. "Aku telah
mengejar gajah dengan membabi buta. Di sini, di sana,
dan di mana-mana. Jumlah bensin yang telah kupakai,
jumlah kereta api yang telah kutumpangi, jumlah surat
yang telah kutulis, jumlah telegram yang kukirim - kau tak-
kan percaya betapa melelahkan semua ini."
"Nah, istirahatlah. Silakan diminum kopinya."
"Kopi hitam, pekat, enak - ya, boleh. Itu yang
kuinginkan." "Apakah kau, kalau aku boleh bertanya, mendapatkan
hasil?" "Banyak hasilnya," kata Mrs. Oliver. "Masalahnya, aku
tidak tahu apakah semuanya ini ada gunanya."
"Tapi kau mendapatkan fakta-fakta, kan?"
http://dewi-kz.info/ 123 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak. Tidak juga. Kata orang-orang itu, hal-hal yang
mereka ceritakan padaku adalah fakta, tapi aku sendiri
sangat meragukannya."
"Yang diceritakan cuma desas-desus, kalau begitu?"
"Bukan. Semuanya adalah kenangan, seperti yang
pernah kukatakan dulu. Aku menemui banyak orang yang
memiliki kenangan. Masalahnya, kalau kita, mengi ngat
sesuatu, belum tentu kita mengingatnya dengan betul,
bukan?" "Memang. Tapi mungki n semuanya itu bisa dianggap
sebagai hasil. Apakah tidak begitu?"
"Kau sendiri telah mengerjakan apa?" tanya Mrs. Oliver.
"Kau galak sekali, madame," kata Poirot. "Kau selalu
mengi nginkan diriku sibuk ke sana kemari, dan
mengerjakan macam-macam."
"Nah, apakah kau sudah menyibukkan diri ke sana
kemari?" "Memang tidak, tapi aku telah mengadaka n omong-omong kecil dengan orang-orang yang seprofesi
denganku." "Kedengarannya jauh lebih santai ketimbang apa yang
telah kulakukan," ujar'Mrs. Oliver. "Oh, kopi ini sungguh
enak. Betul-betul pekat. Kau takkan percaya betapa
capeknya diriku. Dan betapa bi ngungnya."
"Nah, nah. Mari kita mengharapkan yang baik-baik saja.
Kau memperoleh macam-macam informasi. Kau pasti
memperoleh sesuatu."
"Aku memperoleh banyak gagasa n dan cerita yang
berbeda-beda. Aku tidak tahu apakah ada yang benar di
http://dewi-kz.info/ 124 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
antaranya." "Mungki n tidak benar tapi masih bisa berguna," kata
Poirot. "Ya, aku mengerti maksudmu," kata Mrs. Oliver, "dan
aku juga berpikiran begitu. Kalau orang mengi ngat sesuatu
dan menceritakannya pada kita - maksudku, sering kali
yang diingat itu tidak betul-betul terjadi, tapi merupakan se-
suatu yang mereka pikir telah terjadi."
"Tapi mereka pasti memiliki sesuatu yang mendasari
ingatan itu," kata Poirot.
"Aku membawakanmu sejenis daftar," ujar Mrs. Oliver.
"Aku tidak akan menceritakan secara rinci, ke mana saja
aku pergi atau apa yang telafi kukatakan atau mengapa.
Aku pergi semata-mata hanya untuk... yah, informasi yang
mungki n tak dapat kita peroleh sekarang dari siapa pun di
negara ini. Tapi semua ini berasal dari orang-orang yang
mengetahui sesuatu tentang keluarga Ravenseroft,
bahkan dari orang-orang yang tidak begitu baik mengenal
mereka." "Berita-berita dari luar negeri, maksudmu?"
"Banyak di antaranya yang berasal dari luar negeri.
Orang-orang lai n yang mengenal mereka di sini, atau dari
orang-orang yang bibi atau sepupu atau temannya
mengenal mereka dulu."
"Dan masing-masing orang yang telah kautulis di sini
mempunyai suatu cerita untuk diomongkan - suatu
referensi tentang tragedi itu atau tentang orang-orang yang
terlibat?" "Betul," sahut Mrs. Oliver. "Bagaimana kalau kuceritakan secara garis besar saja?"
http://dewi-kz.info/ 125 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya. Mau petit four?"
"Terima kasih," kata Mrs. Oliver.
Ia mengambil satu yang betul-betul manis lalu
mengunyahnya kuat-kuat. "Makanan manis," katanya, "sungguh-sungguh dapat
memberimu banyak kekuatan. Aku selalu meyakini hal itu.
Nah, sekarang aku punya gagasa n-gagasan berikut ini.
Cerita-cerita itu biasanya dimulai dengan kata-kata, 'Oh ya,
tentu saja!' 'Betapa menyedihkan, keseluruhan cerita itu!'
'Tentu saja, saya rasa setiap orang tahu apa yang
sesungguhnya terjadi. 'Hal-hal seperti itu."
"Ya." "Orang-orang itu mengira mereka mengetahui apa yang
terjadi. Tapi sesungguhnya tidak begitu. Yang mereka
ketahui itu mereka, peroleh dari cerita orang lain, atau
mereka dengar dari teman, pembantu, saudara. Gagasan-gagasan yang ada, tentu saja, adalah seperti
yang mungkin telah kita pikirkan. A. Jenderal Ravenseroft
sedang menulis biografi tentang hari-harinya di India, dan
ada seorang wanita muda yang bertindak sebagai
sekretarisnya dan menulis apa yang didiktekannya,
mengetik untuknya, dan sedang membantunya. Ia gadis
dengan wajah lumayan, dan tidak diragukan bahwa ada
apaapanya antara mereka berdua. Hasilnya - yah,
tampaknya ada dua segi pandangan. Yang satu berpikiran
bahwa Jenderal Ravenseroft yang menembak istrinya
karena ingin menikah dengan gadis itu. Kemudian karena
ngeri akan apa yang telah dilakukannya, ia lalu menembak
dirinya." "Tepat," sahut Poirot. "Suatu penjelasan yang romantis."
"Gagasan lai n adalah adanya seorang guru yang datang
http://dewi-kz.info/ 126 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk mengajar si anak laki-laki yang pernah sakit,
sehingga tidak dapat masuk sekolah persiapan selama
enam bulan - seorang pemuda ganteng."
"Ah ya. Da n si istri telah jatuh cinta pada pemuda itu.
Mungki n juga mempunyai affair dengannya?"
"Betul," kata Mrs. Oliver. "Tidak ada bukti. Hanya
gagasan yang romantis saja."
"Oleh karenanya?"
"Oleh karenanya aku berpikir bahwa gagasan yang
sebetulnya adalah Jenderal Ravenseroft menembak
istrinya, dan kemudian dengan rasa penyesalan yang
dalam, ia menembak dirinya sendiri. Ada cerita tentang
Jenderal Ravenseroft yang menyeleweng, dan istrinya
mengetahui hal itu. Lalu ia menembak suaminya dan
dirinya sendiri. Ceritanya selalu sedikit berbeda setiap kali.
Tapi sesungguhnya tak seorang pun mengetahui sesuatu.
Maksudku, semua itu kan cuma kemungki nan. Jenderal
Ravenseroft mungki n menyeleweng dengan seorang gadis
atau dengan banyak gadis atau dengan seorang wanita
yang telah menika h, atau mungki n juga istrinya yang telah


Gajah Selalu Ingat Elephant Can Remember Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyeleweng dengan orang lain. Tokohnya selalu
berbeda dalam setiap cerita yang diceritakan padaku.
Tidak ada yang jelas mengenainya, atau bukti mengenainya. Hanya gosip yang beredar kira-kira dua
belas atau tiga belas tahun yang lalu, yang sudah agak
dilupakan orang sekarang. Tapi mereka masih cukup baik
mengi ngatnya, sehingga dapat menyebutkan padaku
beberapa nama dan sedikit mencampuradukkan apa yang
telah terjadi. Ada cerita tentang seorang tukang kebun
pemarah yang kebetulan tinggal di tempat itu, cerita ten-
tang seorang koki merangkap pengurus rumah tangga
yang sudah tua dan baik hati, cuma agak buta dan agak
http://dewi-kz.info/ 127 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tuli. Tapi tak seorang pun menaruh curiga bahwa ia ada
sangkut pautnya dengan kejadian itu. Dan seterusnya. Aku
telah menuliskan semua nama dan kemungki nan-
kemungkinan yang ada. Nama-nama itu ada yang salah,
ada yang betul. Semuanya sangat sulit. Istrinya pernah
sakit, sebentar kurasa. Mungkin karena demam atau
sejenisnya. Rambutnya pasti banyak yang rontok, sebab ia
membeli empat rambut palsu. Ditemukan sedikitnya empat
rambut palsu baru di antara barang-barang miliknya."
"Ya. Aku juga pernah mendengar tentang hal itu," kata
Poirot. "Dari siapa kau mendengarnya?"
"Dari salah seorang temanku di kepolisian. Ia
memeriksa kembali beberapa laporan tentang pemeriksaan itu, dan tentang bermacam-macam barang
yang ada di rumah itu. Empat rambut palsu! Aku ingin tahu
pendapatmu tentang hal itu, madame. Menurutmu, apaka h
empat rambut palsu itu tidak terlalu banyak?"
"Yah, menurutku memang begitu," jawab Mrs. Oliver.
"Aku punya bibi yang punya sebuah rambut palsu, dan ia
juga punya sebuah rambut palsu ekstra, jadi kalau ia
mengirim yang satu untuk diatur kembali, ia memakai yang
lainnya. Aku tidak pernah mendengar ada orang yang
mempunyai empat rambut palsu."
Mrs. Oliver mengeluarkan sebuah notes kecil dari
tasnya lalu membolak-balik halamannya, mencari-cari
sesuatu. "Mrs. Carstairs, ia berumur tujuh puluh tujuh tahun dan
agak pikun. Kutipan dari ceritanya, 'Aku masih mengi ngat
keluarga Ravenseroft dengan baik. Ya, ya, pasangan yang
sangat serasi. Sungguh menyedihkan, kukira. Ya. Kena
http://dewi-kz.info/ 128 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kanker!' Aku bertanya padanya siapa yang kena kanker,"
kata Mrs. Oliver, "tapi Mrs. Carstairs agaknya telah
melupakan hal itu. Katanya, ia pikir si istri pergi ke London
dan berkonsultasi dengan seorang dokter dan menjalani
operasi, kemudian ia pulang ke rumah dan sangat
menderita, dan suaminya sangat terpukul karenanya. Jadi
ia menembak istrinya, lalu menembak dirinya sendiri."
"Itu hanya teorinya saja ataukah ia mempunyai
pengetahuan yang pasti tentang hal itu?"
"Kukira cuma teori. Sejauh yang dapat kulihat dan
kudengar selama penyelidikanku," kata Mrs. Oliver,
dengan agak menekankan kata yang terakhir, "kalau
seseorang mendengar bahwa salah seorang dari
teman-teman mereka, yang kebetulan tidak begitu mereka
kenal dengan baik, mendadak menderita suatu penyakit
atau berkonsultasi dengan dokter, mereka selalu mengira
bahwa penyakitnya adalah kanker. Dan begitu pula
orang-orang lai nnya, kukira. Orang lai n - aku tidak
mencatat namanya di sini, lupa, kurasa namanya dimulai
dengan huruf T - mengatakan bahwa si suami yang
menderita kanker. Ia sangat tidak bahagia, demikian pula
istrinya. Dan mereka membicarakannya bersama dan
mereka tidak dapat menahan penderitaan itu, jadi mereka
memutuskan untuk bunuh diri."
"Sedih dan romantis," komentar Poirot.
"Ya, dan kupikir hal itu tidak sepenuhnya benar," kata
Mrs. Oliver. "Mencemaskan, bukan" Maksudku, orang-orang itu mengingat begitu banyak, sehingga
sebetulnya sebagian besar cerita mereka adalah karangan
mereka sendiri." "Mereka mengemukakan kesimpulan tentang sesuatu
yang mereka ketahui," kata Poirot. "Maksudku, mereka
http://dewi-kz.info/ 129 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tahu bahwa seseorang telah pergi ke London, katakanlah,
untuk berkonsultasi dengan dokter, atau bahwa seseorang
telah dirawat di rumah sakit selama dua atau tiga bulan. Itu
fakta yang mereka ketahui."
"Ya," ujar Mrs. Oliver, "dan kemudian ketika mereka
membicarakan hal itu bertahun-bertahun kemudian,
mereka mengemukakan kesimpulan yang merupakan
karangan mereka sendiri. Sungguh tak ada gunanya,
bukan?" "Menurutku, ada gunanya," sahut Poirot. "Kau tahu,
kata-kata yang kauucapkan padaku dulu, ternyata betul."
"Tentang gajah?" tanya, Mrs. Oliver, sedikit ragu-ragu.
"Ya, tentang gajah," kata Poirot. "Sungguh penting untuk
mengetahui fakta-fakta tertentu yang terdapat dalam
benak orang-orang itu, meskipun mereka belum tentu
mengetahui secara pasti apakah faktanya itu, mengapa
fakta itu terjadi, atau apa yang menyebabkannya. Tapi
mungki n saja mereka mengetahui sesuatu yang tidak kita
ketahui dan tidak pernah kita pelajari sebelumnya. Jadi
ada banyak kenangan yang menuju pada teori-teori-teori-teori tentang ketidaksetiaan, tentang penyakit, tentang bunuh diri yang direncanakan, tentang
kecemburuan. Semuanya ini telah diceritakan padamu.
Penyelidikan yang lebih lanjut dapat dipusatkan pada
kemungkinan cerita-cerita itu mengandung kebenaran."
"Orang-orang suka membicarakan masa lalu," kata Mrs.
Oliver. "Mereka sesungguhnya lebih suka untuk membicarakan masa lalu daripada membicarakan apa
yang sedang terjadi sekarang, atau apa yang terjadi. tahun
lalu. Masa lalu menimbulkan kenangan bagi mereka. Tentu
saja, mula-mula mereka akan bercerita tentang banyak
orang yang sebetulnya tidak ingin kita ketahui, dan
http://dewi-kz.info/ 130 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemudian kita akan mendengar apa yang diketahui oleh
orang-orang lai n yang mereka ingat, tentang seseorang
yang tidak mereka kenal, tapi pernah mereka dengar
ceritanya. Jadi baru pada tahap tertentu kita sampai pada
Jenderal dan Lady Ravenseroft. Kelihatannya seperti
hubungan dalam keluarga," katanya. "Kau tahu, saudara
sepupu, saudara dua pupu, dan seterusnya. Rasanya aku
tidak begitu banyak menolong, ya."
"Kau tidak boleh berpikiran begitu," kata Poirot "Aku
yakin kau akan menemukan bahwa beberapa catatan yang
ada di notes ungumu itu ternyata ada kaitannya dengan
tragedi masa lalu itu. Berdasarkan pemeriksaanku atas
laporan-laporan resmi tentang kedua kematia n itu, aku
memperoleh kesimpulan bahwa kematian itu masih
merupakan misteri. Itu menurut pandangan polisi. Mereka
pasangan yang saling mengasihi, tidak ada gosip atau
desas-desus tentang mereka sehubungan dengan masalah seks, tidak ada penyakit yang dapat membuat
seseorang bunuh diri. Aku membicarakan tentang
sebagian kehidupan mereka, kau mengerti, sebelum
tragedi itu terjadi. Tapi masih ada masa-masa sebelumnya." "Aku mengerti maksudmu," kata Mrs. Oliver, "dan aku
mendapat sesuatu tentang hal itu dari seorang pengasuhku yang sudah tua. Umurnya sekarang... aku tak
tahu, mungkin sudah seratus tahun, tapi menurutku baru
sekitar delapan puluh. Aku mengenalnya sewaktu kecil.
Saat itu pun ia sudah tidak muda lagi. Ia sering bercerita
padaku tentang orang-orang yang berdinas di luar negeri -
India, Mesir, Siam, Hong Kong, dan lain-lain."
"Ada yang menarik buatmu?"
"Ya," sahut Mrs. Oliver, "tentang suatu tragedi yang
http://dewi-kz.info/ 131 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diceritakannya. Ia tampaknya sedikit tak yaki n tragedi apa
itu. Aku juga tak yakin kalau tragedi itu ada sangkut
pautnya dengan keluarga Ravenseroft, mungkin saja
menyangkut orang-orang lai n di sana, sebab ia tidak bisa
mengi ngat nama-nama keluarga dan hal-hal lainnya
dengan baik. Tragedi itu menyangkut adanya kelainan jiwa
dalam sebuah keluarga. Ipar seseorang, mungki n saudara
perempuan Jenderal Anu atau saudara perempuan Mrs.
Anu. Sang ipar pemah dirawat di rumah sakit jiwa selama
bertahun-tahun. Ia pernah membunuh anak-anaknya
sendiri atau pernah mencoba untuk membunuh anak-anaknya, kemudian karena diduga ia sudah sembuh
atau sedang berobat jalan, ia datang ke Mesir, atau India,
atau entah ke mana. Ia tinggal dengan orang-orang itu.
Kemudian tampaknya terjadi tragedi lain, yang ada
hubungannya, kurasa, dengan anak-anak atau sejenisnya.
Pokoknya, ceritanya dirahasiakan. Tapi aku jadi ingin tahu.
Maksudku, benarkah ada kelainan jiwa dalam keluarga itu,
entah dari pihak Lady Ravenseroft atau keluarga Jenderal
Ravenseroft. Tidak perlu kakak atau adik, mungki n
saudara sepupu atau sanak saudara lainnya. Tapi... yah,
kelihatannya ini merupakan jalan yang memungkinkan
untuk diselidiki." "Ya," sahut Poirot, "kemungkinan selalu ada, dan
sesuatu yang menunggu selama bertahun-tahun, lalu
muncul dengan tiba-tiba dari masa lalu. Itulah yang
dikatakan seseorang padaku. Dosa lama meninggalkan
bayangan yang panjang."
"Bagiku tampaknya - lepas dari kemungkinan apakah
yang diingat Nanny Matcham tua itu benar atau tidak,
ataukah yang diingatnya itu memang betul mengenai
keluarga Ravenseroft - hal itu cocok dengan apa yang
Anting Mustika Ratu 1 Pendekar Rajawali Sakti 97 Malaikat Pencabut Nyawa Memanah Burung Rajawali 13
^