Pencarian

Pembunuhan Terpendam 2

Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie Bagian 2


sesudahnya ia meninggalkan Dillmouth. Saya ingat dia pernah menulis surat kepada
saya dari sanatorium, seperti yang saya katakan. Saya mempunyai pendapat ia
berada di pantai Timur.... akan tetapi saya tidak yakin mengenai itu. Dan saya
tidak dapat mengatakan di mana ia dimakamkan."
"Aneh sekali," kata Giles.
"Tidak begitu aneh. Mata rantai antara kita adalah Helen. Saya senang kepada
Helen. Dia adalah adik perempuan tiri saya, dan beberapa tahun lebih muda dari
saya, akan tetapi saya berusaha untuk membesarkannya menurut kemampuan saya.
Sekolahan yang baik dan lain-lainnya. Akan tetapi tidak ada pendapat orang yang
membenarkannya... bahwa Helen sebenarnya mempunyai
81 watak yang keras. Memang pernah terjadi keributan, pada waktu itu ia masih muda,
dengan seorang pemuda yang tidak menarik. Saya berhasil menolongnya dengan aman.
Kemudian ia pergi ke India dan kawin dengan Walter Fane. Ya, tindakannya itu
baik dan pemuda itu seorang yang baik.
Putra seorang pengacara yang ternama di Dillmouth, akan tetapi terus terang,
pemuda itu seorang yang menjemukannya dan tidak lincah. Dia selalu mendambakan
Helen, akan tetapi Helen tidak pernah memperhatikannya. Akhirnya dia merobah
pendiriannya dan pergi ke India untuk kawin dengannya. Pada waktu dia bertemu
dengannya lagi, segala sesuatunya diputuskan. Ia mengirim telegram kepada saya,
minta uang untuk pulang. Uang itu saya kirim. Dalam perjalanannya kembali itu ia
berkenalan dengan Kelvin. Mereka telah kawin sebelum saya mengetahui mengenai
soal itu. Saya merasa kurang senang dengan perbuatan saudara saya itu. Itulah
sebabnya antara Kelvin dengan saya tidak ada hubungan lagi, pada saat Helen
meninggalkannya." Kemudian ia menambahkan, "Di mana Helen sekarang" Dapatkah
Anda memberitahukan saya" Saya ingin sekali bertemu dengan dia."
"Tapi, kami sendiri tidak tahu," kata Gwenda. "Kami sama sekali tidak tahu."
"O, saya pikir dari adpertensi Anda...." Kemudian dia melihat kepada mereka berdua
dengan heran. "Katakan kepada saya, mengapa kalian memasang adpertensi itu?"
Gwenda berkata, "Kami ingin mengadakan kontak dengannya..." Gwenda lalu berhenti berbicara.
"Dengan seseorang yang Anda sendiri hampir tidak ingat lagi?" Kennedy
kelihatannya bingung. Gwenda lalu berkata dengan cepat.
82 "Saya berpendapat.... jika saya bisa bertemu dengannya... tentu dia bisa
menceriterakan kepada saya... tentang ayah saya."
"Ya... ya.... saya paham. Sayang sekali saya tidak dapat menolong. Ingatan saya
kurang baik lagi dan juga itu sudah lama sekali."
"Sedikitnya," kata Giles, "Anda mengetahui sanatoriumnya, sanatorium apa" Untuk
sakit jantung?" Wajah Kennedy mendadak menjadi kaku lagi.
"Ya... ya, ada kemungkinannya demikian."
"Kalau demikian kita akan dapat dengan mudah menemukannya, kata Giles. "Terima
kasih. Tuan Kennedy, atas segala sesuatunya yang telah diberitahukan kepada
kami." Giles berdiri dan Gwenda mengikutinya dengan segera.
"Terima kasih banyak," kata Gwenda. "Dan kunjungilah kami di Hillside."
Mereka lalu keluar dari kamar, dan Gwenda melihat ke belakang, masih dapat
dilihatnya Dr. Kennedy yang berdiri di dekat corong asap sambil memegang
kumisnya, tampaknya ia sedih.
"Dia mengetahui sesuatu, tapi dia tidak mau mengatakannya kepada kita," kata
Gwenda, pada saat mereka masuk ke dalam mobil. "Pasti ada sesuatu, Giles.
Sekarang saya ingin.... bahwa kita tidak pernah memulai semua ini...."
Mereka saling berpandangan dan masing-masing mempunyai fikiran yang saling tidak
mengetahui, bahwa sebenarnya sekarang mereka berdua dicekam oleh ketakutan.
"Nona Marple berkata benar," kata Gwenda, "bahwa sebaiknya kita diamkan saja apa
yang sudah lalu." "Sebaiknya kita tidak meneruskannya," kata Giles dengan ragu-ragu. "saya
berpendapat, Gwen-. 83 da sayang, sebaiknya kita tidak meneruskan penyelidikan ini."
Gwenda menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Giles. Sekarang kita tidak bisa berhenti lagi. Karena dengan begitu kita
akan terus bertanya kepada diri sendiri dan berkhayal. Sekarang mau tidak mau
kita harus jalan terus.... Dr. Kennedy tidak mau menceriterakan kepada kita, oleh
karena, dia bersikap baik kepada kita.... akan tetapi kebaikan seperti itu tidak
menguntungkan. Oleh karenanya kita harus jalan terus dan menemukan apa yang
sesungguhnya telah terjadi. Biarpun seandainya ternyata kemudian.... bahwa ayah
saya yang..." akan tetapi Gwenda tidak dapat meneruskan kata-katanya.
84 Bab 8 KEKECEWAAN KELVIN HALLIDAY
KEESOKAN harinya ketika mereka sedang berada di taman, Nyonya Cocker muncul dan
berkata, "Maafkan saya, Tuan. Ada telepon dari Dr. Kennedy."
Gwenda yang sedang berunding dengan Foster tua lalu ditinggalkan oleh Giles.
Giles masuk ke dalam rumah dan mengambil telepon.
"Hallo, Giles Reed di sini."
"Ini Dr. Kennedy. Saya telah memikirkan pembicaraan kita kemarin, Tuan Reed. Ada
beberapa fakta, yang menurut saya mungkin akan sangat perlu Anda ketahui bersama
istri Anda. Apakah Anda akan berada di rumah, bagaimana kalau nanti sore saya
datang?" "Kami pasti ada di rumah, pukul berapa?"
"Pukul tiga." "Baiklah, kami tunggu."
Di taman Foster tua berkata kepada Gwenda,
"Apakah dia, Dr. Kennedy, yang rumahnya di West Cliff?"
"Ya, saya kira begitu. Apakah Anda kenal kepadanya?"
"Dia dikenal sebagai dokter yang baik di sini, tidak seperti Dr. Lazenby yang
kurang populer di sini. Dokter Kennedy biasanya tidak banyak bicara... tapi dia mengetahui
pekerjaannya." "Sejak kapan dia menghentikan prakteknya?"
"Sudah lama sekali. Kurang lebih lima belas tahun. Menurut orang-orang,
kesehatannya terganggu."
Giles melongok dari jendela dan menjawab pertanyaan Gwenda yang belum diucapkan.
"Dia datang sore nanti."
"O...." Dia lalu mengalihkan perhatiannya lagi kepada Foster.
"Apakah Anda mengetahui sesuatu mengenai saudara perempuan Dr. Kennedy?"
"Saudara perempuannya" Tidak, saya tidak ingat lagi. Pada waktu itu dia hanya
anak kecil. Pergi ke sekolah dan kemudian pergi ke luar negeri. Saya juga
mendengar, bahwa dia kembali ke sini sebentar sesudah ia kawin. Akan tetapi
menurut saya dia sebenarnya melarikan diri dengan seorang laki-laki. Orang-orang
berkata bahwa dia itu binal. Saya tidak mengetahuinya dengan pasti, karena saya
sendiri belum pernah melihat dia. Saya bekerja di Plymouth untuk sementara waktu
pada ketika itu." Pada waktu mereka pergi ke bagian belakang, Gwenda berkata kepada Giles,
"Mengapa dia datang?"
"Kita akan tahu mengapa, nanti sore pukul tiga"
Dr. Kennedy datang tepat pada waktunya. Melihat ke sekeliling ruangan tamu lalu
berkata, "Saya rasanya aneh untuk berada di sini lagi."
Kemudian dia langsung mengemukakan maksud kedatangannya.
"saya berkesimpulan bahwa kalian akan tetap bermaksud dengan sungguh-sungguh
untuk menemukan sanatorium di mana Kelvin Halliday meninggal dunia dan juga
untuk mendapatkan ke - 86 terangan yang terperinci mengenai penyakit dan kematiannya?"
"Ya, kami pasti akan melakukannya," kata Gwenda.
"Ya, Anda akan dapat melakukannya dengan mudah, sudah tentu. Saya berpendapat,
bahwa Anda tidak akan terlalu terkejut apabila Anda mendengar kenyataan dari
saya ini. Maafkan saya, bahwa saya terpaksa harus mengatakannya kepada Anda.
Kenyataan ini tidak akan menyenangkan Anda atau siapa pun, dan juga mungkin akan
menyebabkan Anda, Gwennie, mengalami penderitaan batin yang berat. Akan tetapi
demikianlah kenyataannya. Ayah Anda bukan menderita sakit jantung, dan
sanatorium yang dimaksudkan adalah.... rumah sakit jiwa."
"Rumah sakit jiwa"... Apakah dia gila, waktu itu......?"
Muka Gwenda menjadi pucat sekali.
"Hal itu belum pernah dibuktikan. Menurut pendapat ya dia tidak gila dalam arti
biasa. Dia mengalami gangguan urat syaraf yang hebat dan menderita penyakit suka
mengkhayal. Dia pergi ke rumah sakit itu atas kemauannya sendiri dan setiap saat
kalau dia mau, dia boleh saja meninggalkannya. Akan tetapi keadaannya tidak
menjadi baik dan dia kemudian meninggal di sana."
"Penyakit khayalan?" Giles mengulangi pertanyaannya beberapa kali. "Khayalan
seperti bagaimana?" Dokter Kennedy berkata dengan tenang,
"Dia dipengaruhi oleh perasaan telah mencekik istrinya."
Gwenda menjerit tertahan, ketika mendengar itu. Giles cepat mengulurkan
tangannya dan lalu menggenggam tangan Gwenda yang menjadi dingin.
Giles lalu berkata."Tapi.... apakah dia memang telah berbuat demikian?"
"Apa?" Dokter Kennedy menatap kepadanya. "Tidak. Sudah tentu dia tidak berbuat
demikian. Hal itu tidak perlu dipersoalkan lagi."
"Akan tetapi, bagaimana Anda mengetahui semua itu?" Gwenda bertanya dengan ragu-
ragu. "Anak yang baik. Tidak pernah ada pertanyaan mengenai soal itu. Helen telah
meninggalkannya untuk seorang laki-laki lain. Dia berada dalam keadaan yang
sangat tidak tenang untuk beberapa waktu lamanya, sering bermimpi yang tidak
menyenangkan dan mempunyai penyakit khayalan itu. Kejutan yang terakhir telah
membawa kematiannya. Saya bukan seorang akhli ilmu jiwa. Mereka mempunyai
keterangannya sendiri untuk persoalan demikian itu. Jika seseorang menghendaki
istrinya lebih baik mati daripada tidak setia, pada suatu saat ia akan berhasil
membuat dirinya sendiri percaya bahwa itu betul-betul telah terjadi,
bahwa istrinya meninggal dunia......karena ia telah
membunuhnya." Giles dan Gwenda saling memberi isyarat. Giles lalu berkata dengan
tenang, "Jadi Anda sangat yakin, bahwa dia tidak pernah melakukan sesuatu,
seperti apa yang pernah ia kerjakan?"
"O... saya yakin. Saya menerima dua surat dari Helen. Yang pertama dari Perancis,
seminggu setelah dia pergi dan surat lainnya datang enam bulan kemudian. O....
tidak. Semuanya itu hanyalah khayalannya saja."
Gwenda menarik nafas dalam-dalam.
"Saya mohon," katanya. "Maukah Anda menceriterakan semuanya kepada saya?"
"Saya akan menceriterakan sedapat-dapatnya semuanya kepada Anda. Untuk
memulainya dapat saya kemukakan bahwa Kelvin keadaannya sangat
88 gugup untuk sementara waktu. Dia mendatangi saya untuk membicarakannya. Dia
sering mendapatkan impian yang menggelisahkannya. Impian itu selalu sama dan
selalu berakhir dengan mencekik Helen. Saya berusaha untuk mendapatkan akar dari
kesulitan ini, dan semestinya menurut pendapat saya, mungkin karena telah
terjadi pertentangan dalam jiwanya dari semasa kecilnya. Ibu dan bapaknya
mungkin hidupnya tidak berbahagia... tapi mengenai hal itu tidak akan saya
lanjutkan. Itu hanya penting untuk para dokter ahli ilmu jiwa. Pada saat itu
saya usulkan kepada Kelvin supaya berkonsultasi dengan dokter ahli jiwa, ada
beberapa yang pandai di antara mereka... tapi dia tidak mau mendengarkannya...
karena dia menganggap semuanya omong kosong."
"Saya berpendapat bahwa dia dan Helen hubungannya tidak terlalu baik. Tapi dia
tidak pernah menceriterakannya kepada saya, dan saya sendiri tidak senang untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai hal itu. Semuanya menjadi jelas ketika
pada suatu malam dia datang ke rumah
saya.....saat itu hari Jum'at seingat saya. Saya baru
kembali dari rumah sakit dan menjumpai dia menunggu di kamar tunggu. Dia sudah
menunggu di situ kurang lebih selama seperempat jam. Begitu saya masuk ke dalam
kamar, dia menatap saya dan berkata,
'Saya telah membunuh Helen.'
"Untuk sesaat saya tidak tahu apa yang sedang saya pikirkan ketika itu. Dia
begitu tenang dan tidak berbelit-belit. Saya lalu berkata kepadanya bahwa yang
dimaksudkan olehnya ialah bahwa ia telah mendapat mimpi buruk lagi. Dia lalu
berkata, 'Ini bukan sebuah impian. Kali ini benar-benar terjadi. Dia tergeletak
di sana tercekik. Saya yang mencekiknya.'
89 "Kemudian dia berkata dengan tenang dan masuk akal, 'Sebaiknya Anda kembali
dengan saya ke rumah. Dan kemudian dari sana Anda dapat menelepon polisi'.
Ketika itu saya tidak tahu lagi apa yang sedang saya pikirkan. Bersamanya saya
masuk mobil dan pergi bersama-sama menuju rumahnya. Keadaan rumahnya gelap dan
tidak terdengar suara apa-apa. Kami lalu naik ke atas menuju kamar tidurnya...."
Gwenda menyela pembicaraannya, "Kamar tidur?" Gwenda kedengarannya sangat heran.
"Ya, di sanalah semuanya yang telah terjadi. Tapi sudah tentu ketika kami sudah
berada di kamar itu tidak ada apa-apa.... tidak ada apa-apa sama sekali. Tidak ada
seorang wanita yang mati di atas tempat tidur dan tidak ada sama sekali
perobahan-perobahan..... bahkan seperainya pun tidak kusut.
Semuanya yang telah terjadi hanyalah khayalannya saja."
"Tetapi, apakah yang dikatakan oleh ayah saya?"
"O.... sudah tentu dia tetap pada ceriteranya. Dia benar-benar percaya kepada
dongengannya itu. Saya minta kesediaannya untuk disuntik dan lalu saya suruh dia
tiduran di kamar berhias. Kemudian saya perhatikan keadaan kamar itu. Saya
menemukan secarik kertas, yang ditinggalkan oleh Helen dalam keadaan kusut di
dalam keranjang sampah di kamar tamu. Sekarang keadaannya menjadi sangat jelas.
Helen menulis kurang lebih sebagai berikut :
'Ini adalah perpisahan. Saya sangat menyayangkannya.... akan tetapi perkawinan
kita berdua adalah suatu kesalahan dari sejak semula. Saya per-, gi dengan
seorang laki-laki yang pernah saya cintai Maafkan saya kalau Anda dapat. Helen.'
"Rupanya sesudah Kelvin membaca surat dariHe-len,lalupergi ke atas telah
dipengaruhi oleh emosi... dan datang kepada saya untuk membujuk saya supaya
percaya, bahwa dia telah membunuh Helen."
90 "Kemudian saya mengajukan pertanyaan kepada pelayannya. Malam itu adalah hari
liburnya dan baru kembali setelah larut malam. Saya membawanya ke kamar Helen
dan perintahkan kepadanya supaya menyelidiki pakaian Helen. Setelah itu semuanya
menjadi lebih jelas. Helen telah memasukkan pakaian dan tasnya ke dalam koper,
kemudian membawanya pergi. Saya lalu menggeledah seluruh rumah, tetapi saya
tidak menemukan adanya tanda-tanda aneh.... dan pasti sekali tidak
ada jejaknya...... bahwa seorang perempuan telah
mati dicekik." "Pada keesokan harinya saya mengalami saat-saat yang sulit dengan Kelvin, akan
tetapi kemudian dia memahami bahwa itu hanyalah khayalan.... atau setidak-tidaknya
dia percaya telah melakukannya, dan kemudian dia setuju untuk pergi ke rumah
sakit untuk dirawat."
"Seminggu kemudian setelah kejadian itu saya menerima surat dari Helen. Surat
itu dikirim dari Biarritz, akan tetapi ketika itu ia akan pergi ke Spanyol. Saya
diminta olehnya supaya menyampaikan kepada Kelvin bahwa dia sebenarnya tidak
menghendaki perceraian. Sebaiknya Kelvin melupakannya, lebih cepat lebih baik."
"Saya perlihatkan surat itu kepada Kelvin. Setelah itu ia berkata sedikit
sekali. Dia lalu meneruskan rencananya. Dia kemudian mengirim telegram kepada
keluarga istri pertamanya di Selandia Baru, meminta kepada mereka supaya
bersedia menerima anaknya. Dia kemudian membereskan segala urusannya, dan
setelah itu dia masuk rumah pera-. watan swasta yang baik dan dia bersedia untuk
diberi pengobatan. Tetapi perawatan itu rupanya tidak menolongnya. Dia meninggal
di sana dua tahun kemudian. Saya dapat memberikan alamat dari tempat perawatan
itu kepada Anda. Di Norfolk. Pada ketika itu pemimpinnya adalah seorang
91 dokter muda, mungkin dia akan dapat memberikan keterangan yang lebih lengkap
mengenai persoalan ayah Anda itu." Gwenda berkata,
"Dan Anda telah menerima surat lagi dari saudara Anda itu.... sesudah itu?"
"O, ya. Enam bulan kemudian. Dia menulis surat dari Florence... memberikan alamat
kantor pos dengan nama 'Nona Kennedy*.
Dia menulis, bahwa dia telah menyadari berlaku tidak jujur terhadap Kelvin, yang
tidak mau dicerai... walaupun dia sendiri tidak menghendaki adanya perceraian.
Kalau Kelvin menghendaki perceraian, supava dia diberitahukan, dan dia akan
menyiapkan surat-surat yang diperlukan. Surat itu saya bawa kepada Kelvin. Dia
mengatakan seketika itu juga, bahwa dia tidak menghendaki perceraian. Saya lalu
menulis kepada Helen dan memberitahukan keadaannya. Sejak itu saya tidak


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendengar apa-apa lagi daripadanya. Saya tidak mengetahui lagi di mana dia
sekarang berada, apakah masih hidup atau mati. Oleh karena itulah saya tertarik
kepada adpertensi Anda, dengan harapan akan mendapatkan berita tentang dirinya."
Dia lalu menambahkan dengan lembut. "Maafkan saya mengenai soal ini, Gwennie,
akan tetapi Anda hendaknya mengetahui, bahwa saya mengharapkan, Anda tidak
mengutik-ngutik lagi persoalan ini...."
92 Bab 9 FAKTOR-FAKTOR YANG TIDAK DIKETAHUI
SESUDAH Giles kembali dari mengantarkan Dr. Kennedy pulang, dia menemukan Gwenda
masih duduk di tempat semula. Kedua pipinya kelihatan merah dan matanya tampak
bersinar. Pada saat dia berbicara, suaranya keras dan tersendat-sendat.
"Apakah yang dikatakan duda tua itu" Salah satu... mati atau gila" Itulah
kenyataannya.... mati atau gila."
"Gwenda, Sayang." Giles menghampirinya dan lalu memeluknya.
Badan Gwenda keras dan tegang.
"Mengapa kita tidak membiarkannya saja" Mengapa kita tidak berbuat demikian"
Ternyata ayah saya sendiri yang mencekiknya. Dan saya sendiri mendengar ayah
mengucapkan kata-kata itu. Semuanya jadi tidak mengherankan... tidak mengherankan
mengapa saya begitu takut. Ternyata pembunuhnya adalah ayah saya sendiri."
"'Nanti dulu, Gwenda... nanti dulu. Kita belum mengetahui yang sebenarnya dari
semua ini....." "Sudah tentu kita mengetahuinya. Dia kan mengatakan kepada Dr. Kennedy bahwa dia
telah mencekik istrinya, bukan?"
93 "Ya, akan tetapi Dr. Kennedy mempunyai keyakinan yang kuat bahwa dia tidak
berbuat....." "Itu oleh karena dia tidak menemukan tubuhnya. Akan tetapi tubuh itu ada..... dan
saya melihatnya." "Kau melihatnya di ruangan depan.... tidak di kamar tidur."
"Ya, tapi apa bedanya?"
"Itu aneh, bukan" Mengapa Halliday mengatakan bahwa dia telah mencekik istrinya
di kamar tidur, sedangkan sesungguhnya dia mencekik istrinya di ruangan depan?"
"0, saya tidak tahu. Tapi itu hanya soal kecil."
"Saya jadinya tidak begitu yakin. Bersiaplah, Sayang. Ada beberapa hal yang lucu
mengenai hal ini. Terimalah kalau kau mau.... sekarang katakanlah bahwa ayahmu
benar-benar mencekik Helen di ruangan depan, lalu apa yang terjadi kemudian?"
"Dia lalu pergi ke Dr. Kennedy."
"Dan mengatakan kepadanya, bahwa dia telah mencekik istrinya di kamar tidur.
Kemudian dia bersama Dr, Kennedy kembali ke rumahnya dan menemukan bahwa tidak
ada tubuh di ruangan depan.... atau di tempat tidur. Jadi dari sini, jelas bahwa
tidak mungkin ada pembunuhan tanpa adanya mayat. Apakah yang telah diperbuatnya
dengan tubuh itu?" "Mungkin tubuh itu memang ada, dan Dr. Kennedy telah membantu untuk
menyingkirkannya... hanya sudah tentu dia tidak bisa mengatakannya kepada kita."
Giles menggelengkan kepalanya. "Tidak, Gwenda.... saya tidak melihat mengapa Dr.
Kennedy mau berbuat yang demikian itu. Dia, seorang Skot yang keras kepala,
licik dan tidak mudah dipengaruhi oleh emosi. Kau mengira, bahwa dia dengan
kemauannya sendiri, menempatkan dirinya dalam bahaya karena membantu dalam
94 kejahatan yang jelas sudah terjadi. Saya tidak percaya bahwa dia akan berbuat
demikian itu. Dia dapat berbuat sebaik-baiknya untuk Halliday cukup dengan
memberikan bukti bahwa jiwanya terganggu. Mengapa dia harus menonjolkan dirinya
untuk mendiamkan semua persoalan ini" Kelvin Halliday bukanlah sanak keluarga
dan juga bukan teman akrabnya. Sedangkan yang terbunuh adalah adik perempuannya
sendiri yang jelas-jelas disayanginya.....walaupun dia sendiri tidak menyetujui
cara hidup adiknya yang kelewat bebas. Bahkan tampaknya, seolah-olah kau adalah
anak adiknya. Kennedy tidak mungkin akan mendiamkan suatu pembunuhan yang
disembunyikan. Kalau seandainya dia menyetujuinya, maka hanya ada satu hal yang
perlu dia lakukan, yaitu dengan sengaja memberikan surat keterangan kematian,
dalam mana diterangkan, bahwa meninggalnya Helen oleh karena sakit jantung atau
lainnya. Sekarang kita teruskan dari sini dan kalau bisa kauterangkan, apa yang
telah terjadi dengan tubuhnya itu?"
"Mungkin ayah saya telah menguburnya di salah satu tempat... mungkin di taman?"
"Kemudian pergi ke Kennedy dan memberitahukan kepadanya, bahwa dia telah
membunuh istrinya" Mengapa" Mengapa ia tidak menceriterakan saja kepada Kennedy,
bahwa istrinya telah pergi meninggalkannya?" Gwenda merapikan rambutnya ke
belakang. Dia sekarang kelihatannya tidak murung dan kaku lagi, tanda merah di
pipinya sudah mulai menghilang.
"Saya tidak tahu," katanya mengakui. 'Tampaknya sekarang ada keganjilan, setelah
kau melihatnya dari sudut lain. Apakah menurut pendapatmu Dr. Kennedy telah
berkata sebenarnya?"
"O, ya. Dalam hal itu saya yakin. Menurut pendapatnya, ceritera itu sangat
beralasan. Impian, 95 khayalan dan kemudian... suatu khayalan yang luar biasa. Dia mengetahuinya dengan
pasti, bahwa itu hanyalah khayalan, oleh karena itu seperti juga apa yang kita
katakan, tidak mungkin ada pembunuhan dengan tidak adanya mayat yang
diketemukan. Di sinilah letak perbedaannya antara kita dan dia. Sedangkan kita
mengetahui bahwa mayat itu ada!"
Giles berhenti sebentar dan kemudian meneruskan.
"Menurut pendapatnya, semuanya beres. Pakaian dan koper yang hilang dan kemudian
sebuah surat selamat tinggal. Beberapa waktu kemudian datang dua buah surat dari
saudaranya itu." Gwenda bergerak. "Kedatangan surat-surat_ itu. Bagaimana kita dapat menerangkannya?"
"Kita tidak perlu menerangkannya... akan tetapi tentu kita bisa mendapatkannya,
kalau kita berpendapat, bahwa Kennedy telah berkata dengan sebenarnya (seperti
yang saya katakan, bahwa saya yakin dalam hal itu), kita pasti akan mendapat
keterangannya mengenai kedua surat itu."
"Saya meragukan, apakah surat-surat itu ditulis oleh saudaranya sendiri" Apakah
Dr. Kennedy mengenal kembali tulisan adiknya?"
"Kauketahuilah, Gwenda. Bahwa soal itu saya percaya tidak akan ada. Tulisan itu
tentu tidak seperti tanda tangan di atas cek yang diragukan kebenarannya. Kalau
misalnya surat itu dibuat dengan menirukan tulisan adiknya, pasti dia tidak akan
menyangsikannya karena dia sebelumnya sudah mengetahui bahwa adiknya pergi
dengan orang lain. Surat-surat itu hanya akan memperkuat kepercayaannya. Jikalau
misalnya dia sama sekali tidak pernah mendengar sesuatu tentang saudaranya itu...
ya, mungkin dia akan mencurigainya. Akan tetapi ada beberapa hal aneh mengenai
surat-surat itu, yang mungkin tidak
96 menarik perhatiannya, akan tetapi oleh saya sangat diperhatikan. Surat-surat itu
diselubungi kerahasiaan. Alamatnya tidak ada, yang ada hanya alamat kantor pos
saja. Lalu tidak ada petunjuk mengenai laki-laki yang lari bersama Helen. Cara
ini suatu tindakan yang tegas untuk memutuskan semua hubungan dengan kawan-kawan
lama. Yang saya maksudkan, ialah, bahwa surat-surat itu serupa dengan yang
dibuat oleh seorang pembunuh, untuk melenyapkan adanya kecurigaan dari pihak
keluarga si korban. Cara ini merupakan taktik yang sudah usang. Untuk
mengirimkan surat-surat dari luar negeri adalah mudah sekali."
"Kau berpendapat, bahwa ayah saya....."
"Tidak.... itulah sebabnya.... saya tidak berpendapat demikian.
Sekarang kita ambil sebagai contoh, seseorang yang dengan sengaja telah
mengambil keputusan untuk membebaskan dirinya dari istrinya. Dia sebelumnya akan
menyiarkan desas-desus bahwa istrinya ada kemungkinannya tidak setia. Dia lalu
menyutradarai kepergiannya itu... meninggalkan sepucuk surat, pakaian-pakaian
dikumpulkan dan dibawa pergi. Surat-surat akan diterima darinya dari luar negeri
yang waktunya telah diatur. Sebenarnya yang telah terjadi bahwa ia telah
membunuh istrinya dengan cara diam-diam dan kemudian menguburnya di gudang bawah
tanah. Ini merupakan salah satu pola pembunuhan.... yang sering dilakukan. Akan
tetapi apa yang tidak akan diperbuat oleh pembunuh, ialah dengan cepat pergi ke
kakak iparnya dan mengatakan bahwa dia telah membunuh istrinya. Apakah tidak
sebaiknya dia pergi saja ke kantor polisi"
Sebaliknya pada seorang pembunuh yang perasa, yang cinta sekali kepada istrinya
dan mencekiknya oleh karena cemburu... seperti dalam ceritera Othello (dan yang
kata-katanya cocok seperti yang
97 kaudengarkan dan menyeramkan itu)... saya yakin dia tidak akan mengumpulkan
pakaian dan mengatur surat-surat yang akan dikirim kemudian, sebelum ia dengan
cepat-cepat pergi ke seseorang yang pasti tidak akan mendiamkan pembunuhan itu.
Semua ini tampaknya salah, Gwenda. Pola seluruhnya tidak betul."
"Lalu, apa yang sedang kaupikirkan, Giles?"
"Saya tidak tahu... kelihatannya, sesudah mempelajari semua ini, ada satu faktor
yang belum diketahui...: namakan saja itu X. Ada orang yang belum menampilkan
dirinya. Akan tetapi kita sudah mendapat titik terang dengan melihat tekniknya."
"X?" kata Gwenda heran. Kemudian matanya meredup dan berkata, "Kau, saya rasa
hanya membikin-bikin saja, Giles, dengan maksud untuk menghibur saya."
"Saya berani bersumpah, bahwa tidak demikian. Bukankah kau sendiri mengetahui,
bahwa kau belum mendapat gambaran yang jelas dan memuaskan, yang cocok dengan
fakta-fakta yang telah diketahui. Kita mengetahui dengan pasti, bahwa Helen
Halliday dicekik, oleh karena kau melihatnya....."
Dia berhenti. "Ya ampun. Saya ini benar-benar orang tolol. Saya mengetahuinya sekarang. Ini
meliputi seluruhnya. Kau benar dan Kennedy juga benar. Dengarkan Gwenda, Helen
ketika itu sudah siap untuk pergi dengan orang dicintainya... siapa dia" Kita
tidak mengetahuinya, bukan?"
"X?" Giles menolak dengan tidak sabar.
"Helen menulis surat kepada suaminya... pada saat itu suaminya masuk, membaca apa
yang ditulis oleh Helen dan lalu menjadi gila. Suaminya meremas surat itu,
membuangnya ke dalam ke 98 ranjang sampah dan lalu menghampiri istrinya. Helen ketakutan, lari ke ruangan
depan... suaminya menangkapnya, kemudian mencekiknya... dia lemas... suaminya
menjatuhkannya di lantai. Selanjutnya dia berdiri sedikit jauh dari istrinya dan
saat itulah dia mengulangi kata-kata dari "Hie Duchess of Malfi', tepat pada
saat anak kecil yang berada di atas sampai kepada jeruji dan melihat ke bawah."
"Dan sesudah itu?"
"Sesudah itu, soalnya sebenarnya Helen tidak mati. Dia mengira bahwa Helen sudah
mati, akan tetapi sesungguhnya dia hanya sukar bernafas ketika itu untuk sesaat.
Mungkin pada saat itu kekasihnya datang, setelah suaminya dengan bingung pergi
ke rumah dokter atau sesudahnya ia sadar kembali. Bagaimanapun sesudah ia sadar,
ia lalu pergi, pergi dengan cepat Uari rumah itu. Semua ini telah membuat
semuanya menjadi terang. Jadi Kelvin percaya bahwa dia telah membunuh istrinya.
Hilangnya pakaian-pakaian, tentu yang dikumpulkannya dan dibawanya pergi dan
juga surat-surat yang datang kemudian adalah benar-benar asli.
Itulah semuanya... yang memberikan keterangan yang jelas."
Gwenda berkata dengan pelan-pelan.
"Semua itu tidak menerangkan mengapa Kelvin membunuh istrinya di kamar tidur."
"Ketika itu dia sangat bingung, sehingga dia tidak ingat lagi, di mana semuanya
itu telah terjadi.". *
Gwenda lalu berkata lagi.
"Saya ingin sekali mempercayai kau mengenai semua ini. Saya ingin sekali
mempercayaimu... akan tetapi saya mempunyai perasaan yang sungguh-sungguh... bahwa
ketika saya melihat ke bawah itu, perempuan itu sudah mati.... benar-benar sudah
mati." 99 "Tapi, bagaimana mungkin untuk memastikan tu" Ketika itu. kau hanya seorang anak
kecil berusia kurang lebih tiga tahun."
Gwenda melihat kepada Giles dengan sedikt aneh.
"Saya pikir, seseorang bisa saja mengatakannya... malah mungkin lebih baik lagi
daripada sesudah menjadi tua. Ini seperti anjing... mereka tahu kalau ada kematian
dan suka memutar kepalanya ke belakang, anjing itu menggonggong. Jadi saya
berpendapat bahwa anak-anak pun mengetami" kalau ada kematian...."
"Ah, itu omong kosong... semua itu sukar untuk dapat dipercayai."
Bunyi bel pintu depan menghentikan pembicaraan mereka.
Giles menanyakan, "Saya heran, siapa itu?"
Gwenda melihat kepadanya dengan menyesal.
"Saya sudah lupa sama sekali. Itu Nona Marple. Saya memintanya untuk datang hari
ini, untuk minum teh bersama-sama. Jangan memberitahukan apa pun kepadanya
mengenai soal ini." Gwenda semula takut bahwa acara minum teh ini akan menimbulkan kesulitan. Akan
tetapi tampaknya Nona Marple tidak mengetahuinya bahwa sebenarnya nyonya rumah
bicaranya agak cepat dan terlalu bersemangat, juga kegembiraannya agak terlalu
dibuat-buat. Nona Marple sendiri senang untuk mengobrol.... dia sangat senang
dengan tinggalnya di Dillmouth ini... dan juga alangkah menyenangkannya bahwa
beberapa teman-temannya telah memberitahukan kawan-kawan mereka di Dillmouth dan
sebagai hasilnya, dia telah menerima beberapa undangan yang menyenangkan dari
penduduk di sini. 100 "Kita tidak akan merasa seperti orang luar, kalau kita telah mengenal beberapa
orang yang tinggal di sini untuk beberapa tahun.
Misalnya, saya akan minum teh bersama Nyonya Fane... dia adalah janda dari kawan
tertua dari kantor pengacara yang terbaik di sini. Salah satu perusahaan yang
kolot. Dan sekarang dipimpin oleh anaknya."
Suara obrola.. yang lembut itu terus terdengar. Pemilik rumah penginapan itu
baik sekali... telah membuatnya kerasan .. 'Pintar memasak, dan pernah bekerja
pada temannya Nyonya Bantry untuk beberapa tahun. . walaupun sebenarnya dia
tidak berasal dari daerah ini.... bibinya pernah diam di sini untuk beberapa
tahun., dan dia dengan suaminya sering datang di sini untuk beristirahat... dengan
begitu dia mengetahui banyak tentang keadaan penghidupan di sini. Bagaimana,
apakah tukang kebun Anda kerjanya baik" Saya dengar, bahwa orang-orang sini
berpendapat, bahwa dia itu lebih banyak bicara daripada bekerja."
"Kegemarannya adalah bicara dan minum teh," kata Giles. "Seharinya dia
menghabiskan lima cangkir teh. Akan tetapi dia kerjanya baik sekali... jikalau
kita perhatikan." "Marilah kita keluar dan melihat-lihat kebun,' kata Gwenda.
Mereka memperhatikan rumah dan taman, dan untuk semua itu Nona Marple memberikan
komentar yang baik. Gwenda tadinya takut kepada pengamatannya yang tajam
mengenai sesuatu yang salah, akan tetapi ketakutan Gwenda tidak pada tempatnya.
Tampaknya Nona Marple tidak melihat adanya sesuatu yang aneh.
Akan tetapi aneh sekali, justru Gwenda-lah yang sikapnya seperti yang tidak
diharapkan. Dia menukas Nona Marple pada saat-saat di tengah-tengah mengemukakan
suatu lelucon dari seorang anak dan
101 kerang. Dia lalu mengatakan dengan menahan nafas kepada Giles,
"Saya tidak perduli.... saya akan menceriterakan semuanya kepadanya..."
Nona Marple memutar kepalanya sambil memperhatikannya. Giles lalu mulai
berbicara, akan tetapi kemudian berhenti. Akhirnya dia berkata, "Sebaiknya, kau
saja yang berceritera, Gwenda."
Dan kemudian semuanya lalu dikemukakan oleh Gwenda. Pertemuan mereka dengan Dr.
Kennedy dan kemudian mengenai kedatangannya di rumah mereka dan semua apa yang
dikatakan oleh Dr. Kennedy kepada mereka berdua.
"Bukankah itu yang dimaksudkan oleh Anda ketika di London, bukan?" Gwenda
menanyakan dengan tergesa-gesa, " saat itu Anda berpikir, apakah ayah saya
terliban" Nona Marple dengan lembut berkata,
"Kemungkinan itu menurut saya ada saja. Helen mungkin adalah seorang ibu tiri
yang muda.... biasanya dalam soal mencekik seseorang sering yang terlibat adalah
suaminya." Nona Marple berbicara, seperti seorang penyelidik ilmu alam, tidak ada rasa
heran atau dipengaruhi emosi.
"Saya sekarang mengerti mengapa Anda menyarankan kepada kami berdua supaya
mendiamkan saja persoalan ini," kata Gwenda. "Sekarang... oh.... saya betul-betul
mengharapkan, bahwa kami mengikuti saran Anda itu. Akan tetapi sekarang, kami
sudah tidak bisa mengundurkan diri lagi."
"Dan sekarang sebaiknya Anda mendengarkan keterangan Giles. Dia akan
mengemukakan keberatan-keberatan dan saran-saran."
"Yang akan saya kemukakan," kata Giles, "bahwa saya melihat segala sesuatunya


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak cocok." 102 Kemudian dia mengemukakan pendapatnya dengan jelas dan mudah, seperti apa yang
pernah dijelaskan kepada Gwenda. Kemudian dia mohon perhatian yang khusus dari
teorinya yang terakhir. "Saya yakin Anda dapat meyakinkan Gwenda, bahwa cuma teori ini yang memungkinkan
semuanya terjadi." Nona Marple melihat kepada Giles dan Gwenda.
"Memang teori ini masuk akal," katanya.
"Akan tetapi selalu masih ada, seperti apa yang Anda kemukakan tadi, Tuan Reed,
yaitu kemungkinannya ada faktor X."
"X," kata Gwenda.
"Faktor yang belum diketahui," kata Nona Marple. "Ada seseorang yang belum
muncul... akan tetapi kehadirannya di belakang semua yang terjadi ini, pasti
kemudian akan ditemukan jejaknya."
"Kami berdua bermaksud mau pergi ke sanatorium Norfolk, di mana dahulu ayah saya
meninggal dunia," kata Gwenda. "Mungkin di sana kami akan menemukan sesuatu."
103 Bab 10 RIWAYAT KESEHATAN PASIEN SALTMAR House letaknya menyenangkan, kurang lebih enam mil dari pantai ke
sebelah dalam. Rumah sanatorium itu letaknya lima mil dari kota South Benham dan
mempunyai hubungan kereta api dengan kota London.
Giles dan Gwenda dipersilakan masuk ke dalam suatu kamar tunggu yang luas dan
berhawa sejuk. Perabotannya ditutup dengan kain berwarna dengan gambar bunga-
bunga. Seorang perempuan tua, tapi menarik dengan rambutnya yang sudah putih
masuk ke dalam dengan membawa segelas susu. Perempuan itu mengangguk kepada
mereka berdua dan lalu duduk di dekat unggun api. Matanya yang penuh dengan
pikiran menatap Gwenda dan kemudian membungkuk kepadanya, sambil berbicara, yang
menyerupai bisikan. "Apakah itu anak Anda, Sayang?" Gwenda melihat kepadanya
agak terk jut. Dia lalu berkata dengan ragu-ragu, "Bukan... bukan."
"Ah, saya heran," nyonya tua itu manggut dan minum susunya. Dia lalu meneruskan
bicaranya, "Setengah sebelas itulah waktunya. Selalu pada pukul setengah sebelas. Sangat
mengherankan." 104 Suaranya lalu menurun dan memajukan kepalanya lagi, ke depan.
"Di belakang sana ada unggun, api," desisnya. "Tapi jangan memberitahukan orang
lain bahwa saya yang memberitahukan Anda."
Pada saat itu seorang perawat berpakaian uniform masuk ke dalam ruangan dan
meminta kepada Giles dan Gwenda supaya mengikutinya.
Mereka berdua dibawanya ke kamar kerja Dr. Penrose, yang menyambut mereka dengan
segera berdiri. Dr. Penrose, menurut pikiran Gwenda yang sukar untuk dikekang, mirip sekali
dengan orang gila lainnya yang ada di sanatorium ini. Dia tampaknya lebih gila
daripada nyonya tua yang manis di ruangan tunggu tadi.... tapi rupanya semua ahli
jiwa kebanyakan seperti orang gila.
"Saya telah menerima surat mengenai Anda dari Dr. Kennedy," katanya, "dan saya
telah mengumpulkan catatan kesehatan ayah Anda almarhum, Nyonya Reed. Tentu saya
masih ingat benar penyakitnya, akan tetapi saya ingin menyegarkan ingatan saya,
supaya dapat memberikan semua keterangan yang Anda perlukan. Saya tahu, bahwa
Anda sudah mengetahui fakta-faktanya, bukan?"
Gwenda lalu menjelaskan bahwa dia dibesarkan di Selandia Baru oleh keluarga
ibunya dan apa yang diketahui olehnya mengenai ayahnya, bahwa ia telah meninggal
dunia di rumah perawatan di Inggris.
Dr. Pertrose manggut-rnanggut. "Baiklah. Keadaan ayah\Anda, Nyonya Reed, suka
menggambarkan atau mengkhayalkan hal-hal yang luar biasa."
"Misalnya seperti apa?" tanya Giles.
"Yah... seperti ada hal-hal yang menggoda alam pikirannya... berupa khayalan-
khayalan.... kuat sekali. Mayor Halliday walaupun dalam keadaan
105 urat syaraf terganggu, sikapnya selalu tegas, juga dalam keterangannya, yang
tidak dapat dibantah, bahwa dia dalam keadaan cemburu telah mencekik istrinya
yang kedua. Walaupun saya tidak menjumpai tanda-tandanya dalam persoalan ini,
dengan terus terang saya katakan kepada Anda, Nyonya Reed, seandainya tidak ada
penegasan dari Dr Kennedy, bahwa Nyonya Halliday sebenarnya masih hidup, pada
saat itu saya hampir percaya bahwa keterangan ayah Anda itu benar-benar
terjadi." "Jadi Anda mempunyai pendapat, bahwa dia sebenarnya telah membunuh istrinya?"
tanya Giles. "Apa yang saya katakan adalah pada saat itu. Kemudian saya mempunyai alasan
untuk meninjau kembali pendapat saya itu, sesudah saya mengenal tabiat dan
keadaan jiwa Mayor Halliday. Ayah An-tia, Nyonya Reed, jelas bukan tipe yang
bisa gila karena ketakutan. Dia tidak mempunyai khayalan seolah-olah dikejar
oleh sesuatu dan juga dia tidak mempunyai keinginan untuk berbuat sesuatu
kekerasan. Dia sebenarnya adalah orang yang lembut, baik hati dan dapat
menguasai dirinya. Dia juga bukan apa pada umumnya disebut gila, juga dia tidak
membahayakan lingkungannya. Akan tetapi dia mempertahankan dengan keras,
penentuannya mengenai kematian Nyonya Halliday. Untuk mendapatkan titik tolak
dari pendiriannya itu, saya merasa yakin bahwa kita harus melihat ke latar
belakang hidupnya... tentang pengalamannya di waktu masih kanak-kanak. Tapi saya
akui, bahwa semua penyelidikan untuk mendapatkan kuncinya, telah mengalami
kegagalan. Untuk dapat mematahkan perlawanan dari seorang pasien, supaya
memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti, adakalanya memakan waktu yang lama.
Ini biasanya memerlukan waktu beberapa tahun. Dalam persoalan ayah Anda,
waktunya tidak cukup."
106 Dr. Penrose berhenti dan kemudian sambil I melihat tajam, dia lalu berkata,
"Saya anggap Anda tentu akan maklum, bahwa I Mayor Halliday sebenarnya bunuh
diri." "Oh.... tidak," kata Gwenda berteriak sambil j menangis.
"Maafkan saya, Nyonya Reed. Saya kira Anda telah mengetahuinya. Anda berhak,
mungkin, un-' tuk menyalahkan kami dalam soal ini. Saya meng-i akui, bahwa jika
diadakan penjagaan yang ketat, I mungkin akan dapat menghalangi musibah itu.
Akan tetapi sekali lagi saya katakan, pada Mayor \ Halliday, tidak terdapat
tanda-tanda sebagai se-kBeorang yang mau bunuh diri. Dia tidak memper-hatkan
tanda-tanda melamun.... tidak memikirkan hal-hal yang sedih dan putus asa. Dia
menge-I Iuh tidak dapat tidur dan kolega-kolega saya menyetujui untuk memberikan
kepadanya pil tidur. Dia menerima pil-pil tidur dan berbuat seolah lolah dia
menelan pil-pil tidur itu, padahal sebenar-Inya dia menyimpan pil-pil itu sampai
jumlahnya cukup banyak untuk....."
Dia merentangkan tangannya. "Apakah dia telah menderita ketidakbahagiaan-
sedemikian beratnya?"
i "Tidak. Saya tidak berpendapat demikian. l*lenurut pertimbangan saya,
perbuatannya itu fcbih merupakan, suatu rasa dosa dan merupakan puatu keinginan
supaya hukumannya cepat dilaksanakan. Dia semula menghendaki dengan ke-fcs,
untuk memberitahukan polisi, tapi kemudian "ia dapat dibujuk untuk tidak berbuat
demikian, setelah dia diyakinkan, bahwa sebenarnya dia tidak berbuat suatu
kejahatan sama sekali. Dia tetap ktrkeras menolak untuk diinsyafkan seluruhnya.
Sesudah berulang-ulang dibuktikan kepadanya, dia bnengakui, bahwa dia tidak
ingat benar-benar telah e ak kan kejahatan itu."
107 Dr. Penrose melipat-lipat kertas yang ada di mukanya.
"Keterangannya mengenai malam yang dimaksudkannya itu tidak berbeda. Dia masuk
ke dalam rumah yang gelap, katanya. Para pelayan ketika itu sedang ada di luar
rumah. Dia pergi ke kamar makan, seperti yang biasa dilakukannya, untuk
mengambil minuman dan lalu meminumnya. Kemudian melalui pintu penghubung, masuk
ke dalam ruangan tamu. Sesudah itu ia tidak ingat apa-apa.... sama sekali tidak
ingat apa-apa, sampai dia berdiri di dalam kamar tidurnya dan melihat ke bawah...
kepada istrinya, yang telah meninggal karena..... dicekik. Dia saat itu
mengetahui, bahwa dialah yang melakukannya....."
Giles menukas, '"Maafkan saya, Dr. Penrose, akan tetapi mengapa dia mengetahui bahwa.dia yang
melakukannya itu?" "Sama sekali tidak ada keraguan dalam pikirannya. Beberapa bulan yang berlalu,
dia dihinggapi oleh kecurigaan yang berapi-api dan yang menyedihkannya. Dia
memberitahukan kepada saya bahwa dia yakin istrinya telah memasukkan obat bius
ke dalam tubuhnya. Dia sudah pernah hidup di India, dan istri-sstri di sana suka
membuat laki mereka menjadi gila, dengan mempergunakan racun yang bernama
da'tura, dan hal ini sering terjadi di kalangan istana penduduk di sana. Dia
kelihatannya sering sangat menderita karena khayalan-khayalannya, sehingga suka
bingung dalam soal waktu dan tempat. Dia menolak dengan keras bahwa dia
mencurigai ketidaksetiaan dari istrinya, akan tetapi bagaimanapun saya
berpendapat, bahwa itulah yang merupakan penyebab utama' nya. Mungkin, apa yang
sesungguhnya terjadi, ialah, bahwa dia masuk ke kamar tamu, membaca surat yang
ditinggalkan oleh istrinya, dalam mana
108 dikemukakan bahwa Helen meninggalkan dia, dan caranya dia untuk menghindari
kenyataan ini, dia telah memilih untuk membunuh istrinya... Dari sebab itu
timbullah khayalan-khayalannya itu."
"Maksud Anda bahwa dia sangat mencintai istrinya?" tanya Gwenda.
"Itu jelas sekali, Nyonya Reed."
"Dan setelah itu... ia tidak pernah... sadar kembali bahwa itu hanya khayalannya
saja?" "Dia harus mengakui, bahwa itu harusnya demikian.... akan tetapi pendapatnya
pribadi tidak berobah. Semua itu menggoda pikirannya begitu kerasnya, sehingga
ia tidak mau menyerah kepada akal sehat. Walaupun seandainya kami berhasil
menyingkapkan bayangan-bayangan yang terpendam semasa kanak-kanaknya."
Gwenda menyela. Dia tidak begitu tertarik kepada penentuan semasa kanak-kanak.
"Akan tetapi Anda yakin benar, seperti Anda kemukakan, bahwa dia.... sebenarnya
tidak melakukannya?"
"O... kalau itu yang menggelisahkan Anda, Nyonya Reed. Anda merupakan yang paling
patut untuk mendapatkan buku catatan hariannya itu. Buku harian itu berisi
catatan-catatan singkat dari ayah Anda selama berada di sini. Pada waktu kami
mengembalikan harta-hartanya kepada walinya (sebenarnya sebuah kantor pengacara)
Dr. McGuire, inspektur polisi, kami menahannya sebagai bagian dari catatan
pasien. Masalah ayah Anda, seperti yang Anda ketahui, dapat ditemukan dalam
catatannya Dr. McGuire.....hanya dengan nama
singkatan, tentunya. Singkatannya Mr. K.H. Mungkin Anda menghendaki buku harian
ini....." Dengan senang sekali Gwenda mengulurkan tangannya.
"Terima kasih," katanya. "Saya senang sekali untuk mendapatkan buku ini."
Dalam perjalanan pulang kembali ke London, Gwenda mengeluarkan buku hitam kecil
yang kotor itu dan mulai membacanya.
Dia membuka-buka buku itu semaunya saja.
Kelvin Halliday menulis: Saya mengira dokter-dokter ini mengetahui pekerjaannya....ternyata semuanya
seperti omong kosong. Misalnya, apakah saya jatuh cinta kepada ibu saya" Apakah
saya membenci ayah saya" Saya tidak mempercayai semuanya itu sepatah
kata pun......Saya mempunyai pendapat, bahwa
persoalan ini adalah persoalan polisi biasa, suatu pengadilan kejahatan, dan
bukannya mengenai penyakit gila. Tapi meskipun demikian......beberapa orang di sini
berpendapat.....bahwa biasanya memang jadinya begitu dan masuk akal......
apabila seseorang mendapat kesulitan yang mendadak. Baiklah kalau begitu saya....
tampaknya memang.....saya mendapat kesulitan.
Saya telah meminta kepada James.... meminta kepadanya dengan sangat supaya
menghubungi Helen.... supaya dia datang dan menjumpai saya, karena jika dia masih
hidup...Dia berkata bahwa dia tidak mengetahui alamatnya....ini tentu karena dia
mengetahui bahwa Helen sudah mati dan bahwa saya yang telah membunuhnya... Dia
adalah orang yang baik, tapi saya tidak dapat
dibohongi.....Helen sudah mati....
Sejak kapan saya mencurigainya" Sudah lama....segera setelah kami berada di
Dillmouth.... tindak-tanduknya berobah.... Dia menyembunyikan sesuatu.... Saya suka
memperhatikan dia.... dan.... dia juga suka memperhatikan saya....
Apakah dia memasukkan obat bius ke dalam makanan saya" Itu hanya impian yang
ganjil dan menakutkan. Bukan impian biasa, tapi sebuah impian yang menakutkan
dan yang benar-benar terjadi....Saya tahu itu obat bius....Hanya dia yang dapat
berbuat begitu....Tapi mengapa"....Ada seseorang....seseorang yang ditakutinya....
Saya akan berterus terang. Saya memang mencurigainya, karena bukankah dia
mempunyai kekasih" Ada seseorang...saya tahu ada seseorang. Dia mengatakannya
kepada saya sewaktu kami berada di atas kapal....seseorang yang dicintainya, tapi
tidak dapat kawin dengannya...Keadaannya itu seperti yang kami alami berdua...Saya
juga tidak dapat melupakan Megan, istriku yang sudah meninggal dunia....seringkah,
Gwennie kecil menyerupai Megan....Helen bermain-main dengan Gwennie begitu
akrabnya di kapal.....Helen.....kau begitu cantik...Helen....
Apakah Helen masih hidup" Apakah saya meraba lehernya dan kemudian mencekiknya
hingga mati" Saya masuk ke dalam ruangan makan dan saya melihat surat itu....di
atas meja, dan kemudian....dan kemudian... semuanya menjadi gelap....semuanya berada
dalam kegelapan. Akan tetapi tidak perlu disangsikan lagi mengenai soal
ini......saya telah membunuhnya..... Syukurlah
Gwennie keadaannya baik-baik di Selandia Baru. Mereka adalah keluarga yang baik.
Mereka mencintainya oleh karena Megan. Megan....Megan....Oh...saya mengharapkan sekali
kau ada di sini.... Ini adalah jalan terbaik....Tidak ada keonaran dan perbuatan yang memalukan...satu
jalan terbaik untuk kepentingan anak. Saya tidak dapat terus begini. Bertahun-
tahun seperti ini. Saya harus mengambil jalan singkat. Gwennie tidak akan
mengetahui apa-apa mengenai ini. Dia tidak akan mengetahui, bahwa ayahnya adalah
seorang pembunuh..... Mata Gwenda penuh dengan air mata. Dia lalu menatap kepada Giles yang duduk di
depannya. Akan tetapi Giles melihat ke sudut lain, menghindari tatapannya.
Giles mengetahui, bahwa Gwenda sedang memperhatikannya, dia menggelengkan
kepalanya pelan-pelan. Orang-orang lainnya sedang membaca koran sore. Pada halaman luar koran itu jelas
dilihat oleh mereka, suatu judul yang mengharukan.... SIAPAKAH LAKI-LAKI DALAM
HIDUPNYA" Pelan-pelan Gwenda menganggukkan kepalanya dan dia lalu membaca lagi buku harian
itu. ADA SESEORANG...SAYA TAHU ADA SESEORANG...
112 Bab 11 LAKI-LAKI DALAM HIDUPNYA NONA Marple melintasi Sea Parade dan jalan melalui Fore Street, kemudian
membelok dan menuju deretan pertokoan. Toko-toko di sini masih mengikuti model
lama. Ada toko wol dan alat-alat jahit, ada toko pakaian jadi, ada toko untuk
keperluan wanita dan gorden, dan lain-lain macamnya lagi, seperti itu.
Nona Marple melihat ke dalam jendela dari toko alat-alat jahit. Dua orang
pelayan toko sedang membantu tamu. Dilihatnya juga masih ada seorang wanita yang
lebih tua di belakang etalase.
Nona Marple membuka pintu toko dan masuk ke dalam. Dia lalu duduk di kursi dekat
kasir. Seorang pelayan toko yang menyenangkan dan rambutnya yangputih, datang
menanyakan, "Dapatkah saya menolong Anda, Nyonya?" Nona Marple lalu menerangkan
bahwa dia memerlukan benang wol biru untuk membuat jaket bayi. Caranya pelayan
itu melayani tenang dan tidak terburu-buru. Mereka kemudian membicarakan contoh-
contoh benang, melihat buku jahit untuk anak-anak dan kemudian membicarakan
tentang keponakan-keponakan. Tidak tampak pada mereka adanya ketidaksabaran.
Pelayan toko itu 113 telah melayani langganan-langganan seperti Nona Marple untuk beberapa tahun.
Pelayan toko itu memang lebih menyukai nyo-nya-nyonya tua yang senang mengobrol
seperti ini daripada ibu-ibu muda yang tidak sopan dan tidak sabaran, yang tidak
tahu apa yang mereka perlukan sebenarnya. Biasanya mereka lebih menyukai barang-
barang yang murah dan menvolok.
"Ya," kata Nona Marple. "Saya kira itu akan manis sekali. Dan juga saya selalu
mempercayai cap Storkleg. Barangnya tidak akan mengkerut. Saya kira, saya akan
mengambil tambahan dua ons lagi"
Pelayan toko itu mengatakan, bahwa angin di luar sangat dingin, ketika ia sedang
membungkus barangnya. "Ya, memang benar. Saya perhatikan itu, waktu saya jalan-jalan di muka tadi.
Dillmouth sudah berobah banyak sekali. Saya sudah selama sembilan belas tahun


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak datang ke sini."
"Benarkah demikian. Nyonya" Kalau begitu Anda akan menjumpai banyak sekali
perobahan-perobahan. Pada saat itu belum dibangun 'Superb' saya kira demikian
juga Hotel Southview?"
"Ya, tapi saya tidak tinggal di sana. Tempat saya menginap kecil sekali. Saya
tinggal bersama teman-teman saya... Nama rumahnya St. Catherine.... mungkin Anda
mengetahuinya" Itu lho, yang letaknya di Jalan Leahampton."
Akan tetapi ternyata kemudian bahwa pelayan toko itu baru berada di Dillmouth
hanya selama sepuluh tahun.
Nona Marple lalu mengucapkan terima kasih kepadanya, mengambil bungkusannya dan
pergi ke toko yang menjual kain gorden. Di tempat ini dia memilih lagi seorang
pembantu yang agak tua. Pembicaraan yang terjadi, juga seperti yang sebelum -
114 nya, sampai kepada kebutuhan pembuatan suatu rompi untuk musim panas. Kali ini
pelayan itu menjawab dengan tepat. "Itu adalah rumah Nyonya Findeyson." "Ya, ya
betul. Teman-teman saya membelinya bersama perabotannya. Juga Mayor Halliday
bersama istri dan anaknya yang masih kecil."
"Ya, 'ya betul, Nyonya. Saya kira mereka mendiaminya selama kurang lebih
setahun." "Ya. Dia datang dari India. Mereka mempunyai seorang koki yang pintar.... dia
memberikan kepada saya resep pembikinan kue apel......dan juga,
kalau tidak salah, resep untuk roti jahe. Saya sering menanyakan, apakah yang
terjadi dengannya." "Saya kira yang Anda maksudkan adalah Edith Pagett. Nyonya. Dia masih berada di
Dillmouth. Dia sekarang bekerja di Windrush Lodge."
"Kemudian, kalau tidak salah, ada keluarga lain... keluarga Fane, seorang
pengacara." "Tuan Fane yang sudah tua telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu... tuan
muda Fane, Tuan Walter Fane, yang sekarang tinggal bersama ibunya. Tuan Walter
Fane belum pernah kawin. Dia sekarang menjadi patner yang tertua dalam
perusahaan." "Apakah benar begitu" Apa yang saya ketahui, bahwa-Tuan Walter Fane pergi ke
India dan lalu bekerja pada sebuah kebun teh.... atau semacam itu."
"Saya percaya, bahwa dia memang berbuat begitu, Nyonya, sebagai anak muda. Akan
tetapi kemudian, dia pulang dan menggabungkan diri dalam perusahaan sesudah satu
atau dua tahun. Mereka mempunyai sebuah perusahaan yang maju di sini dan yang
mempunyai nama baik. Tuan Walter Fane adalah seorang pendiam yang baik hati,
semua orang menyukainya."
"Ya, memang benar," kata Nona Marple. "Dia sudah bertunangan dengan Nona
Kennedy, bukan" Tapi kemudian Nona Kennedy memutuskannya dan kawin dengan Mayor
Halliday." "Itu semuanya betul, Nyonya. Nona Kennedy pergi ke India untuk kawin dengan Tuan
Fane, akan tetapi rupanya dia merobah maksudnya dan kemudian kawin dengan tuan
yang lain itu." Pelayan toko itu kedengarannya tidak menyetujui perkawinan itu.
Nona Marple membungkuk dan merendahkan suaranya.
"Saya sangat kasihan kepada Mayor Halliday yang menderita itu (saya kenal dengan
ibunya) dan anak kecilnya. Apa yang saya ketahui, bahwa istrinya yang kedua,
telah meninggalkannya. Lari dengan seseorang. Saya sesalkan, orang yang
bertingkah laku tidak keruan seperti itu."
"Wanita itu seorang yang senang menyebarkan desas-desus. Dan kakaknya adalah
seorang dokter yang baik sekali. Dialah yang menyembuhkan lutut saya yang
encok." "Dengan siapa dia melarikan diri" Saya belum mengetahuinya."
"Saya sendiri tidak tahu, Nyonya. Ada yang mengatakan dengan seorang pengunjung
yang suka datang pada musim panas. Akan tetapi saya tahu bahwa Mayor Halliday
sangat menderita karenanya. Dia meninggalkan tempat ini, dan setahu saya
kesehatannya sangat menurun setelah itu. Ini uang kembaliannya. Nyonya."
Nona Marple menerima uang kembalian dan bungkusannya.
"Terima kasih banyak," kata Nona Marple, "saya ingin sekali mengetahui, apakah....
Edith Pagett, seperti kata Anda.... masih mempunyai resep pembikinan roti jahe
itu...." Saya kehilangan resep itu.... mungkin pelayan saya yang telah menghilir
langkannya....saya sangat senang roti jahe yang baik."
"Saya harapkan dia mempunyainya. Nyonya. Sebenarnya saudara perempuannya tinggal
di sebelah rumah ini. Dia kawin dengan Tuan Mount ford, pedagang kue-kue.
Biasanya Edith suka datang pada -waktu liburnya ke situ dan saya yakin, Nyonya
Mountford akan memberitahukan kepadanya."
"Itu adalah ide yang baik sekali. Terima kasih banyak atas bantuan Anda ini."
"Dengan senang hati, Nyonya." Nona Marple lalu berjalan menuju jalan raya. "Toko
itu model kuno, tapi manis," katanya kepada dirinya sendiri. "Baju rompi itu
benar-benar manis. Jadi saya tidak membuang uang di sana." Dia lalu melihat
kejam tangannya yang berwarna biru dan berlapiskan email, yang dijepitkan pada
bajunya. "Masih diperlukan jalan kaki lima menit lagi, sebelum bisa bertemu
dengan kedua anak muda di Ginger Cat. Saya harapkan mereka tidak menjumpai hal-
hal yang sangat mengejutkan di sanatorium itu."
II Giles dan Gwenda sedang duduk-duduk di samping meja yang letaknya di sudut
Ginger Cat. Buku hitam kecil itu berada di atas meja di antara mereka.
Nona Marple menghampirinya dari jalan, lalu menggabungkan dirinya dengan mereka.
"Apa yang Anda kehendaki, Nona Marple" Kopi?"
"Ya, terima kasih.... tapi jangan kue-kue. Roti dan mentega saja."
Giles memesannya, sedangkan Gwenda menyodorkan buku hitam kecil itu kepada Nona
Marple. 117 "Pertama-tama hendaknya Anda membaca buku ini," kata Gwenda, kemudian ia
berkata, "Ayah saya yang menulisnya sewaktu berada di rumah perawatan. Oh.... tapi
sebaiknya ceriterakan dahulu kepada Nona Marple, apa yang dikatakan oleh Dr.
Penrose, Giles." Giles melaksanakan permintaannya itu. Kemudian Nona Marple membuka buku hitam
kecil itu. Pelayan datang membawa tiga cangkir kopi yang tidak keras, roti dan
mentega dan sebuah piring berisi kue-kue. Giles dan Gwenda tidak berbicara.
Mereka memperhatikan nona Marple yang sedang membaca.
Akhirnya, Nona Marple menutup buku itu dan lalu meletakkannya. Roman mukanya
sulit untuk dibaca. Tampaknya menurut Gwenda dia sedang marah. Bibirnya ditekan
serapat-rapatnya dan matanya berkilat-kilat, di luar kebiasaannya kalau melihat
umurnya. "Jadi begitulah kejadiannya," katanya, "jadi itulah yang terjadi."
Gwenda lalu berkata, "Anda pernah menasehatkan kepada kami berdua... masih ingatkah Anda.... supaya kami
menghentikan penyelidikan ini. Sekarang saya dapat mengerti, mengapa Anda
berbuat demikian. Akan tetapi kami jalan terus... dan inilah yang dapat kami
capai. Hanya sekarang kami seolah-olah sudah sampai di tempat lain, di mana
kami... kalau menghendakinya supaya berhenti.... Apakah Anda berpendapat, bahwa kami
sebaiknya berhenti saja " Atau tidak?"
Nona Marple menggelengkan kepalanya pelan-pelan. Dia tampaknya cemas dan
bingung. "Saya tidak tahu," katanya. "Saya betul-betul 'Tidak tahu. Sebaiknya berbuat
demikian, ya sebaiknya bersikap demikian. Oleh karena sesudah makan waktu begitu
lamanya, Anda sekarang tidak
118 dapat berbuat apa-apa lagi...tidak ada apa-apa, yang saya maksudkan, yang akan ada
artinya lebih daripada ini."
"Yang Anda maksudkan, bahwa sesudah sedemikian lamanya, kami tidak akan dapat
menemukan apa-apa?" tanya Giles. Oh, tidak," kata Nona Marple. "Sama sekali
bukan itu yang saya maksudkan. Sembilan belas tahun tidaklah begitu lama. Pasti
ada orang-orang yang masih ingat dan dapat memberikan jawaban
kepada pertanyaan-pertanyaan.....dan orang-orang
yang demikian itu masih banyak. Misalnya pelayan-pelayan. Pada saat itu,
mestinya paling sedikit ada dua orang pelayan di dalam rumah, dan seorang
pengasuh, dan mungkin juga seorang tukang kebun. Cuma ini akan memakan waktu dan
sulit sedikit untuk menemukannya dan berbicara dengan orang-orang itu. Dalam
kenyataannya saya sudah menemukan satu di antara mereka itu. Tukang masak itu
bukan, bukan itu. Ini hanya merupakan suatu pertanyaan apa yang sebaiknya dapat
dikerjakan, dan saya lebih condong untuk mengatakan kepada....tiada seorang pun.
Dan, meskipun....." Nona Marple berhenti. "Tapi masih ada
kemungkinan.....saya tidak begitu cepat dalam memikirkan sesuatu....yang mungkin
samar-samar yang sangat btrarti, walaupun berbahaya...untuk yang satu itu pun
harus diperhitungkan risikonya....akan tetapi saya menemui kesulitan untuk
mengatakannya, apa itu sebenarnya....."
Giles muiai berbicara, "Menurut pendapat saya.....," dan berhenti.
Nona Marple menoleh kepadanya dengan perasaan terima kasih.
"Kaum pria," katanya, "selalu dapat menjelaskan sesuatunya dengan jelas. Saya
yakin Anda telah memikirkannya."
119 "Memang, saya telah memikirkannya mengenai hal ini," kata Giles.
"Menurut hemat saya, kita akan sampai kepada dua kesimpulan. Yang satu serupa
dengan yang saya kemukakan semula tidak, mati, pada waktu Gwennie kecil
melihatnya tergeletak di ruangan muka. Dia kemudian siuman dan lalu pergi dengan
kekasihnya, siapa pun dia itu. Itu akan cocok dengan fakta-fakta yang kita
ketahui. Ini sesuai dengan kepercayaan Kelvin Halliday, yang sudah mendalam itu,
bahwa dia telah membunuh istrinya. Dan juga ini sesuai dengan lenyapnya koper
dan pakaian, juga dengan surat yang diketemukan oleh Dr. Kennedy. Akan tetapi
masih ada beberapa hal yang belum diperhitungkan. Semua ini belum memberikan
keterangan mengapa Kelvin merasa yakin, bahwa dia telah mencekik istrinya di
tempat tidur. Ada satu lagi soal yang selama ini tidak menjadi persoalan, yang
menurut pendapat saya, justru merupakan pertanyaan yang benar-benar
mengherankan.....di mana Helen Halliday sekarang" Oleh karena menurut pendapat
saya semua ini bertentangan dengan semua pertimbangan, bahwa adanya kenyataan
tidak pemah terdengar lagi mengenai Helen atau kabar dari Helen. Sekarang kita
anggaplah, bahwa kedua surat yang ditulis itu benar, lalu apakah yang terjadi
kemudian, setelah itu" Mengapa dia tidak menulis lagi"
Dia mempunyai hubungan yang erat dengan kakaknya, dan sudah jelas bahwa Kennedy
dekat sekali dengan adik perempuannya itu. Dia boleh saja tidak menyetujui
tingkah laku adiknya, akan tetapi ini tidaklah berarti, bahwa ia tidak lagi
mengharapkan berita lagi daripadanya. Dan kalau Anda menanyakannya kepada saya,
hal itulah yang jelas mencemaskan Kennedy sendiri. Katakanlah bahwa dia memang
menerima ceritera seperti apa
120 yang diceriterakannya kepada kita, yaitu kepergian saudara perempuannya dan
terganggunya kesehatan Kelvin. Akan tetapi tentu dia tidak mengharapkan, tidak
akan mendengarkan sesuatu kabar dari adiknya itu. Saya yakin akan timbul keragu-
raguan yang hebat dalam dirinya, setelah lewat beberapa tahun tidak mendapat
kabar apa pun dari adiknya itu, sedangkan Kelvin masih tetap mempertahankan
khayalannya itu. Seandainya ceritera Kelvin benar" Bahwa dia benar-benar telah
membunuh Helen" Tidak ada berita sama sekali dari dia.... dan kalau benar-benar dia meninggal di
luar negeri, apakah mungkin sampai dia tidak mendapat kabar apa pun mengenai
kematiannya" Jadi karena itulah meng-' apa dia sangat mengharapkan, sesudah
membaca adpertensi kita itu. Dia mengharapkan bahwa adpertensi itu akan membuka
jalan baginya untuk dapat mengetahui, di mana adiknya itu berada dan apa yang
dikerjakannya sekarang. Menurut saya adalah tidak masuk akal bagaimana seseorang
bisa menghilang sama sekali, seperti halnya yang terjadi dengan Helen. Kejadian
itu sendiri, seharusnya sudah menimbulkan kecurigaan." ^ "Saya setuju dengan
Anda," kata Nona Marple. "Akan tetapi adakah kemungkinan lainnya, Tuan Reed?"
Giles berkata dengan pelahan,
"Saya memang telah memikirkan adanya kemungkinan yang lain. Dan kemungkinan ini
sangat menakjubkan, bahkan menakutkan. Karena ini menyangkut.... bagaimana saya
akan mengemukakannya.... dalam hal ini adanya motif kejahatan....."
"Ya," kata Gwenda. "Adanya kejahatan itu tepat. Bahkan saya berpendapat, adanva
sesuatu yang sama sekali tidak sehat dalam peristiwa ini...." Gwenda menggigil
ketika mengucapkan itu. 121 "Saya pikir, itu dapat merupakan petunjuk bagi kita," kata Nona Marple. "Seperti
yang Anda ketahui, banyak hal yang ganjil, dan lebih banyak daripada orang dapat
menggambarkannya. Saya telah menemukan beberapa dari keganjilan itu..."
Tampak pada wajahnya, bahwa ia sedang berpikir keras.
"Seperti yang Anda ketahui, dalam hal ini tidak dapat dikemukakan suatu
keterangan yang normal," kata Giles. "Sekarang saya akan mengemukakan dugaan
saya yang ganjil, bahwa sebenarnya Kelvin tidak membunuh istrinya, akan tetapi
dia benar-benar berpendapat telah berbuat demikian. Hal itulah, apa yang oleh
Dr. Penrose, orang yang tampaknya jujur itu, jelas sedang dipikirkan.
Pendapatnya yang pertama mengenai Halliday adalah "bahwa orang itu telah
membunuh istrinya dan menghendaki supaya dia menyerahkan diri kepada polisi.
Kemudian dia mendengarkan perkataan Dr. Kennedy bahwa itu tidak benar, sehingga
ia dipaksa untuk mempercayainya, bahwa Halliday sebenarnya adalah korban dari
serangkaian khayalan atau apa pun juga namanya...akan tetapi Dr. Penrose benar-
benar tidak puas dengan penyelesaian itu. Dr. Penrose telah banyak mempunyai
pengalaman dengan pasien-pasien semacam itu dan Halliday tidak sesuai dengan
mereka itu. Betapapun, oleh karena dia telah mengenal Halli-dav dengan baik, dia
lalu menjadi sangat yakin, bahwa Halliday tidak termasuk orang semacam itu,
orang yang akan membunuh perempuan karena adanya hasutan yang bagimanapun
jeleknya. Demikianlah ia telah menerima teori penetapan dan Dr. Kennedy itu,
akan tetapi dengan hati ragu-ragu. Dan ini berarti, bahwa hanya satu teori yang
cocok dengan kasus ini......Halliday telah dibujuk
untuk mempercayai, bahwa dia telah membunuh is -
122 trinya, oleh orang lain. Dalam perkataan lain, kita sekarang sampai kepada
faktor X." "Dengan hati-hati mempelajari semua fakta yang ada, saya dapat mengatakan, bahwa
dugaan itu sedikit banyak ada kemungkinannya. Menurut penjelasan Kelvin sendiri,
pada malam itu ia pulang ke rumah, masuk ke dalam kamar makan, mengambil
minuman, seperti yang biasa dilakukannya, kemudian pergi ke kamar sebelahnya,
melihat secarik kertas di atas meja dan kemudian jatuh pingsan....."
Giles berhenti berbicara, sedangkan Nona Marple manggut-manggut tanda
menyetujuinya. Giles lalu melanjutkan,
"Katakanlah bahwa dia sebenarnya tidak jatuh pingsan......dan bahwa itu karena obat
bius biasa....obat bius yang dimasukkan ke dalam wiski. Tindakan selanjutnya sudah
terang, bukan" X kemudian mencekik Helen di ruangan muka, mengangkatnya ke kamar
di atas dan mengaturnya secara artistik di atas ranjang sebagai bukti kejahatan
yang didorong oleh napsu. Jadi begitulah keadaannya, pada waktu Kelvin kembali
sadar. Dan kasihan dia, yang mungkin menderita disebabkan cemburunya, telah
mengira bahwa dialah yang telah berbuat demikian itu. Apakah yang kemudian
dikerjakannya" Yaitu pergi dengan cepat menemui iparnya.... yang berada di bagian
lain dari kota, dengan berjalan kaki. Hal ini memberikan waktu kepada X untuk
menjalankan tipu muslihatnya yang lain. Membereskan koper pakaian dan kemudian
memindahkan tubuh... akan tetapi apakah yang telah diperbuat X dengan tubuh itu?"
Kemudian Giles mengakhiri kata-katanya dengan kesal, 'Hal ini mengacaukan
pikiran saya sama sekali "
"Saya mengerti mengapa Anda berkata demikian, Tuan Reed," kata Nona Marple.
"Saya berpendapat, bahwa hal itu akan menimbulkan sedikit ke -
123 sulitan. Akan tetapi sudikah kiranya Anda meneruskan?"
"Siapakah laki-laki semasa hidupnya itu?" sambung Giles.
"Saya melihat kata-kata itu dalam surat kabar, pada waktu kami sedang kembali
dengan kereta api. Saya ingin mengetahuinya, oleh karena itulah yang merupakan
pokok persoalan, bukankah demikian" Jika memang ada X, seperti apa yang kita
duga, apa yang telah kita tahu mengenai dirinya, bahwa dia tentu sangat
mencintai Helen....boleh dikatakan tergila-gila kepadanya."
"Orang itu sangat membenci ayah saya," kata Gwenda. "Dia lalu menghendaki supaya
Ayah menderita." "Itulah sebabnya kita menentangnya," kata Giles. "Kita mengetahui perempuan
macam apa Helen itu...." Dia tidak meneruskan kata-katanya karena ragu-ragu.
"Gila kepada laki-laki," kata Gwenda menambahkan.
Nona Marple memandang kepada mereka seakan-akan mau berbicara, akan tetapi
kemudian diam. "Dan bahwa dia cantik. Akan tetapi kita tidak mempunyai petunjuk mengenai laki-
laki semasa hidupnya itu, selain daripada suaminya. Mungkin ada beberapa orang."
Nona Marple menggelengkan kepalanya.


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Semuanya itu tidak diketahui. Dia masih muda sekali seperti Anda ketahui. Akan
tetapi Anda kurang teliti, Tuan Reed. Kita mengetahui sedikit sekali, tentang
apa yang Anda maksudkan dengan laki-laki semasa hidupnya. Ada seseorang yang dia
rencanakan untuk mengawininya...."
"Ah, ya.....si pengacara muda itu, bukan" Siapa
namanya?" 124 "Walter Fane," kata Nona Marple.
"Betul. Akan tetapi Anda tidak dapat memasukkannya dalam perhitungan. Karena dia
pergi ke Malaysia atau India, atau tempat lain."
"Akan tetapi dia ketika itu ada di sini Dia bekerja di kebun teh. Tahukah Anda
mengenai itu?" Nona Marple lalu menegaskan. "Dia ketika itu kembali ke sini dan
bekerja di suatu perusahaan, dan sekarang telah menjadi patner yang senior."
Mendengar itu Gwenda berteriak. "Mungkin dia telah mengikuti Helen kembali ke
sini?" "Itu mungkin saja. Kita tidak dapat mengetahuinya dengan pasti."
Giles memandang aneh kepada perempuan tua itu.
"Bagaimana Anda bisa mengetahui semuanya ini?"
Nona Marple tertawa dan kemudian seakan-akan minta maaf.
"Saya suka omong kosong sedikit. Di toko-toko dan kalau sedang menunggu bis.
Perempuan-perempuan tua selalu ingin tahu. Ya, sesungguhnya kita dapat
mendengarkan banyak dari obrolan-obrolan di kota kecil ini."
"Walter Fane," kata Giles sambil berpikir. '"Helen telah menolaknya. Kejadian
itu menjadi pembicaraan umum. Apakah dia setelah itu pernah kawin?"
"Tidak," kata Nona Marple. "Dia tinggal bersama ibunya. Saya akan minum teh di
sana pada akhir minggu ini."
"Ada orang lain lagi yang kita ketahui juga," kata Gwenda tiba-tiba.
"Apakah'Anda masih ingat, bahwa ada seseorang dengan-siapa dia pernah
bertunangan, atau terlibat dengannya, pada saat dia Meninggalkan sekolahan...
seseorang yang tidak 125 dikehendaki, menurut, kata-kata Dr. Kennedy. Saya ingin tahu mengapa orang itu
tidak dikehendaki...."
"Itu berarti sudah dua orang," kata Giles. "Mereka mungkin masing-masing
mempunyai rasa dendam, mungkin juga mereka terus memikirkannya....Mungkin pemuda
yang pertama mempunyai riwayat yang kurang baik."
"Dr. Kennedy dapat memberitahukan tentang itu kepada kita," kata Gwenda. "Hanya
saya rasa akan sulit sedikit untuk meminta kepada dia. Yang saya maksudkan bahwa
saya tidak berkeberatan untuk meneruskan dan meminta kabar mengenai ibu tiri
saya, yang hampir saya tidak kenal. Dan ingat itu. Akan tetapi tentu saya
memerlukan sedikit keterangan, kalau saya ingin tahu mengenai soal percintaan
Helen yang terakhir. Saya rasa itu merupakan perhatian yang luar biasa terhadap
seorang ibu tiri yang hampir tidak dikenalnya."
"Mungkin ada jalan lain untuk mendapatkannya," kata Nona Marple.
"Saya kira dengan waktu dan kesabaran, kita akan dapat mengumpulkan keterangan-
keterangan yang kita perlukan."
"Bagaimanapun, sekarang kita telah mendapatkan dua kemungkinan," kata Giles.
"Saya kira kita sudah dapat menambahkan kemungkinan yang ketiga," kata Nona
Marple. "Sudah tentu kemungkinan itu benar-benar suatu dugaan, yang dapat
dipertanggungjawabkan, dalam perkembangan keadaan yang lebih lanjut."
Gwenda dan Giles melihat kepadanya dengan sedikit heran.
"Ini hanya merupakan kesimpulan saja," kata Nona Marple, sambil wajahnya menjadi
merah muda. "Helen Kennedy pergi ke India untuk kawin dengan Fane yang masih
muda. Memang diakuinya, 126 bahwa dia tidak tergila-gila kepadanya, akan tetapi dia senang kepadanya, dan
dia sudah siap untuk menghabiskan hidupnya dengan dia. Meskipun demikian pada
waktu dia tiba di sana, dia memutuskan pertunangannya dan mengirim telegram
kepada kakaknya minta dikirim uang untuk pulang. Nah, mengapa?"
"Saya kira, pikirannya berobah," kata Giles.
Nona Marple dan Gwenda, keduanya melihat kepadanya dengan kecewa.
"Sudah tentu dia merobah pikirannya," kata Gwenda. "Kita mengetahuinya mengenai
itu. Apa yang dimaksudkan oleh Nona Marple, ialah.... mengapa?"
"Saya menduga bahwa anak perempuan itu sering berobah pikirannya," kata Giles
tidak tegas. "Dalam keadaan yang tertentu, ya," kata Nona Marple.
Perkataan Nona Marple disertai tekanan, yang biasanya diucapkan oleh nyonya yang
berumur dan mengandung keterangan yang sedikit sekali.
"Ada sesuatu yang dilakukan.....," kata Giles
mengusulkan dengan tidak tegas. Gwenda menukas dengan tajam.
"Sudah tentu ada," katanya. "Orang lain."
Dia dan Nona Marple saling berpandangan, seakan-akan mereka itu menjadi anggauta
perkumpulan rahasia, yang tidak menerima laki-laki.
Gwenda lalu menambahkan dengan tegas,
"Di atas kapal, pergi bersama-sama."
"Hampir dekat," kata Nona Marple.
"Terang bulan di atas kapal," kata Gwenda. "Biasanya terjadi hal-hal yang
seperti biasanya. Hanya.... kali ini terjadi sungguh-sungguh.... bukan suatu
percintaan yang main-main."
"Oh, ya," kata Nona Marple, "saya kira itu memang sungguh-sungguh. "
127 "Kalau begitu, mengapa dia tidak kawin dengannya?" tanya Giles.
"Mungkin dia tidak begitu mencintainya," kata Gwenda pelan-pelan.
Kemudian Gwenda menggelengkan kepalanya. "Tidak, saya pikir, bahwa dalam keadaan
itu, dia masih akan kawin dengan Walter Fane. Oh, sudah tentu, saya benar-benar
bodoh. Walter Fane mungkin sudah berkeluarga."
Dia melihat kepada Nona Marple dengan bangga.
"Tepat," kata Nona Marple. "Itulah sebabnya saya harus menyusun semuanya
kembali. Mereka berdua jatuh cinta, mungkin sangat saling mencintai, akan tetapi
laki-laki itu sudah berkeluarga.... mungkin juga sudah mempunyai anak-anak.... dan
juga mungkin tergolong orang yang baik.....ya, jadi
.itulah sebabnya percintaan mereka berakhir."
"Jadi, karena dia tidak dapat meneruskan untuk kawin dengan Walter Fane," kata
Gwenda, "dia lalu mengirim telegram kepada kakaknya dan pulang. Ya, semuanya
cocok. Dalam perjalanan pulang dia bertemu dengan ayah saya....."
Gwenda berhenti untuk berpikir, lalu meneruskan,
"Dia tidak begitu mencintainya," katanya, "akan
tetapi tertarik..... dan juga dengan adanya saya.
Mereka berdua merasa tidak bahagia....lalu mereka saling menghibur. Ayah tentu
menceriterakan tentang ibu saya dan mungkin Helen menceriterakan hal yang
menyangkut dirinya dengan orang lain.....Ya, semua ini tentu...."
Gwenda membuka kembali halaman buku harian itu.
"Saya tahu ada orang lain.....Dia menceriterakannya kepada saya sewaktu ada di
atas kapal....Seseorang yang dicintainya akan tetapi tidak dapat kawin dengannya.
Ya....itulah keja - 128 diannya. Helen dan ayah merasa, bahwa nasib mereka bersamaan.....dan adanya saya
yang masih kecil dan membutuhkan perawatan, dia lalu mengira dapat membahagiakan
Ayah....dan juga dia tentu berpikir pada akhirnya dia sendiri akan bahagia."
Dia berhenti dan mengangguk keras kepada Nona Marple dan lalu berkata dengan
gembira, "Jadi, begitulah kejadiannya."
Giles melihat kepadanya dan tampaknya agak jengkel.
"Benar, Gwenda, kau telah menceriterakan banyak hal dan menganggap, bahwa
semuanya benar-benar telah terjadi."
"Semuanya telah terjadi. Semua itu telah terjadi. Dan ini semua akan memberikan
kepada kita orang ketiga sebagai X."
"Yang kaumaksudkan....?"
"Orang yang sudah kawin itu. Kita tidak mengetahui, bagaimana rupanya. Dia
mungkin bukan orang baik. Dia mungkin agak sedikit gila. Dia mungkin
mengikutinya sampai ke sini...."
"Kau telah menggambarkan bahwa dia seakan-akan pergi ke India."
"Ya, tapi orang bisa saja kembali dari India, bukan" Walter Fane telah berbuat
demikian. Itu terjadi kurang lebih setahun yang lalu. Saya tidak mengatakan
bahwa orang ini benar-benar kembali, akan tetapi saya berpendapat, bahwa dia
merupakan salah satu kemungkinan. Anda berulang kali membicarakan, siapakah
laki-laki dalam penghidupannya. Nah, sekarang kita menemukan tiga di antara
mereka. Walter Fane dan beberapa orang muda, yang kita tidak tahu namanya. Dan
seorang dari mereka telah kawin....."
"Siapa mereka, kita belum tahu." Giles mengakhiri.
129 "Akan kita selidiki," kata Gwenda. "Bukankah demikian, Nona Marple?"
"Ya, dengan waktu dan kesabaran," kata Nona Marple, "kita mungkin akan menemukan
banyak hal. Sekarang sumbangan saya, sebagai hasil obrolan saya hari ini di toko
gorden. Saya telah menemukan bahwa Edith Pagett yang pada saat itu menjadi koki
di St. Catherine, dan juga ini yang menarik untuk kita, masih berada di
Dillmouth. Saudara perempuannya kawin di sini dengan pedagang kue-kue. Saya
kira, adalah suatu hal yang biasa, Gwenda, jika Anda ingin menemuinya. Dia
mungkin dapat menceriterakan banyak hal kepada kita."
"Itu ide yang bagus sekali," kata Gwenda. "Saya sedang memikirkan hal lain," dia
lalu menambahkan. "Saya akan membuat suatu surat warisan yang baru. Jangan
melihat begitu suram, Giles, saya akan tetap menyerahkan uang saya kepada Anda.
Untuk maksud ini saya akan minta Walter Fane mengerjakan itu untuk saya."
"Gwenda," kata Giles, "hati-hatilah."
"Untuk membuat surat warisan," kata Gwenda, "saya rasa adalah suatu hal yang
biasa saja, bukan" Cara mendekatinya ini, yang sudah saya pikirkan, adalah baik
sekali. Bagaimanapun saya ingin sekali bertemu dengan dia. Saya ingin melihat,
bagaimana rupanya, dan kalau saya pikir lebih lanjut, ada kemungkinan...."
Dia tidak menyelesaikan kalimatnya.
"Apa yang mengherankan saya," kata Giles, "ialah, bahwa tidak ada seorang pun
yang menjawab adpertensi kita.... misalnya, Edith Pagett
ini....." Nona Marple menggelengkan kepalanya. "Orang memerlukan banyak waktu, untuk
mengambil suatu keputusan mengenai sesuatu
130 seperti ini di kota kecil seperti ini," katanya. "Mereka curiga dan biasanya
mereka memikirkanya 131 Bab 12 LILY KIMBLE LILY KIMBLE membentangkan koran lama di atas meja dapur dan bersiap untuk
mengeringkan irisan kentang, yang sekarang berbaris di dalam panci. Sambil
menyanyikan lagu yang populer, dia membungkukkan badannya ke muka, dengan tidak
ada tujuan, lalu membaca koran yang terbentang di mukanya.
Kemudian dengan mendadak, dia menghentikan nyanyiannya dan memanggil, "Jim...Jim.
Dengarkan ini. Maukah kau mendengarkannya?"
Jim Kimble, seorang tua yang tidak banyak bicara, sedang mencuci piring di bak
cuci piring yang terletak di bagian belakang dapur. Untuk menjawab istrinya dia
selalu menggunakan sebuah kata yang paling disukainya, "Ar?" sahut Jim Kimble.
"Ini ada tulisan dalam koran. Diharapkan kepada siapa saja yang kenal dengan
Helen Spenlove Halliday, dari keluarga Kennedy, menghubungi Tuan Reed dan Hardy,
Southampton Row. Tampaknya yafng dimaksud adalah Nyonya Halliday yang dulu
tinggal di St. Catherine. Di mana saya dulu pernah bekerja. Saya diambil dari
Nyonya Findeyson oleh dia dan suaminya. Namanya Helen,
132 va tepat sekali dan dia adalah saudaranya Dr. Kennedy, yang selalu berkata
kepada saya supaya daging jadi di hidung saya diambil."
Nyonya Kimble berhenti berbicara sebentar, karena dia sedang membetulkan
gorengannya. Sedangkan Jim Kimble, sedang membersihkan mukanya dengan handuk.
"Koran ini sudah lama," Nyonya Kimble meneruskan bicaranya. Dia lalu melihat
tanggalnya. "Sudah lebih dari seminggu lamanya. Saya ingin mengetahui, semua ini
mengenai persoalan apa ya" Saya kira ini pasti ada sangkut pautnya dengan urusan
uang. Bukankah begitu Jim?"
Tuan Kimble berkata, "Ar...." tanpa perhatian.
"Mungkin mengenai suatu warisan atau lainnya," kata istrinya berspekulasi.
"Semua ini sudah lama sekali."
"Ar...." "Delapan belas tahun atau lebih. Ini mengherankan.... saya heran untuk apa mereka
mengungkapkannya kembali sekarang" Bagaimana dengan pendapatmu, Jim, apakah ada
sangkut pautnya dengan polisi?"
"Pendapat saya?"
"Ya, kau pasti tahu apa yang sedang saya pikirkan," kata Nyonya Kimble dengan
penuh rahasia. "Saya dulu pernah menceriterakan kepadamu ketika kita sedang
jalan-jalan, bahwa Tuan telah berpura-pura, seolah-olah istrinya pergi dengan
laki-laki lain. Itulah yang dikatakan oleh sang suami, kalau ia sudah membunuh
istrinya. Semua itu tergantung kepada keadaan, tapi ini adalah pembunuhan.
Itulah yang saya katakan kepadamu dan juga kepada Edie, teman saya, akan tetapi
kau berdua tidak mau mempercayainya. Kau berdua tidak mempunyai imaginasi. Itu
pakaian, yang diduga telah dibawa oleh Nyonya... sebenarnya
133 tidak betul. Kalau kau mengerti apa yang saya maksudkan mengenai pakaian itu,
yang hilang sebuah koper dan tas. Koper itu dapat saja diisi penuh
dengan pakaian, akan tetapi.....pakaian yang telah dimasukkan ke dalam koper itu
semuanya keliru. Dan karena itulah lalu saya katakan kepada Edie, Mungkin .... mungkin majikan
telah membunuh istrinya dan kemudian menguburnya di bawah gudang bawah tanah.
Hanya tentu saja tidak benar-benar di bawah gudang bawah tanah, karena Layonee,
pengasuh berkebangsaan Swiss itu, tidak menemukan apa-apa di sana. Pengasuh itu
suka pergi dengan saya nonton bioskop. Caranya dengan pergi melalui jendela,
walaupun sebenarnya dia tidak dibenarkan meninggalkan kamar tidur anak-anak.
Akan tetapi soalnya anak itu tidak pernah bangun. Anak itu selalu baik-baik saja
seperti emas dan selalu berada di tempat tidur pada malam hari.
Dan juga Nyonya tidak pernah datang ke kamar anak-anak pada malam hari. Jadi
tidak ada yang mengetahui, kalau dia pergi ke Uiar bersama saya. Pada malam itu
ia pergi bersama saya. Pada waktu kembali, telah terjadi keributan di dalam
rumah. Dokter Kennedy ada di rumah, sedangkan Tuan sedang sakit. Tuan tiduran di kamar
hias. Dokter sedang menjaga Tuan, ketika dia menanyakan kepada saya mengenai
pakaian nyonya rumah. Pada waktu itu tampaknya semuanya beres. Saya juga mengira
bahwa Nyonya telah pergi dengan laki-laki yang dicintainya... seorang laki-laki
yang telah berkeluarga.....dan Edie memohon dan berdoa, agar
kita tidak dilibatkan dalam soal perceraian ini. Siapa nama laki-laki itu" Saya
sudah tidak ingat lagi. Kalau tidak salah mengingatnya, namanya diawali dengan
hurup M atau R" Sayangnya ingatan kau tidak begitu baik lagi."
134 Tuan Kimble datang dari dapur kecil itu dengan tidak memperhatikan hal-hal yang
baginya tidak penting, lalu meminta kepada istrinya apakah makan malamnya sudah
selesai. "Tunggu dulu.... saya baru saja mengeringanya kentangnya, saya mau mengambil koran
yang lain. Karena sebaiknya koran ini disimpan. Ini kelihatannya bukan dari
polisi... kalau melihat kejadiannya sudah begitu lama. Mungkin ini urusan seorang
pengacara... dan mungkin dalam hal ini ada urusan mengenai uang. Akan tetapi dalam
adpertensi ini tidak disebutkan adanya hal-hal yang menguntungkan.....akan tetapi
siapa tahu mungkin seperti
apa yang saya harapkan. Saya ingin... ingin sekali mengetahui kepada siapa saya
bisa menanyakan mengenai semua ini. Di dalam adpertensi dikatakan supaya menulis
kepada sebuah alamat di London.... akan tetapi saya kurang yakin apakah saya akan
mengirim surat dengan alamat itu... kepada orang banyak di London.... Bagaimana
pendapatmu, Jim?" "Ar.... " kata Tuan Kimble, melihat dengan lapar ke ikan dan gorengan kentang. "Pembicaraan kemudian ditunda.
135 Bab 13 WALTER FANE GWENDA memandang ke seberang meja mahoni yang lebar, kepada Tuan Walter Fane.
Dia melihat seorang laki-laki, yang tampaknya agak lelah dan berumur sekitar
lima puluh tahun. Mokanya lembut dan biasa. Orang yang biasanya, pikir Gwenda,
sulit untuk dikenal kembali jika bertemu sepintas lalu .... seperti seseorang yang
dalam istilah modern, tidak mempunyai kewibawaan. Mungkin, pikir Gwenda, dia
memang seorang pengacara yang baik.


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gwenda dengan diam-diam melihat ke sekeliling ruangan kantor, sebuah ruangan
kantor dari seorang patner senior dari perusahaan. Dia lalu memutuskan, bahwa
ruangan ini cocok dengan Walter Fane. Kantor ini benar-benar masih model lama,
perabotannya jelek, tapi dibuat dari bahan lama yang kuat. Ada kotak-kotak yang
ditumpuk di dekat tembok... kotak-kotak berisi nama-nama yang terhormat dari kota
kecil ini, seperti, Sir John Vavasour-Trench, Lady Jessup, Arthur Ffoulkes Esq.
Almarhum. Jendela dorong besar dan agak kotor, memberikan pemandangan sebuah taman di
belakang yang 136 diapit oleh tembok-tembok yang kokoh dari rumah sebelahnya. Tidak tampak adanya
barang yang modern, akan tetapi juga tidak ada yang tidak kelihatan kotor.
Kantor ini sangat tidak bersih, dengan tumpukan kotak-kotak, deretan buku-buku
hukum yang berderet-deret di lemari buku.... akan tetapi sebenarnya merupakan
kantor dari seseorang, yang setiap waktu dapat menemukan apa yang diperlukan.
Walter Fane berhenti menulis, kemudian dia memperlihatkan senyumnya yang
menarik, dengan pelan-pelan.
"Saya kira semuanya sudah sangat jelas, Nyonya Reed," katanya. "Sebuah surat
warisan yang sangat sederhana. Kapan Anda akan datang untuk menandatanganinya?"
Gwenda berkata, kapan saja yang dikehendakinya. Tidak perlu terburu-buru.
"Kami mempunyai rumah di bawah sini," kata Gwenda. "Hillside."
Walter Fane kemudian berkata sambil melihat catatannya,
"Ya, Anda telah memberikan alamatnya....."
Ketika berkata tidak ada pembahan dalam nada suaranya yang tenor itu.
"Rumahnya cantik sekali," kata Gwenda. "Kami sangat menyenanginya."
"Begitukah?" Walter Fane tersenyum. "Apakah letaknya dekat laut?"
"Tidak," kata Gwenda. "Saya kira rumah itu, namanya telah dirobah sekarang.
Dulunya disebut St. Catherine."
Tuan Fane mencopot kaca matanya. Dia lalu membersihkannya dengan kain sutra,
sambil melihat ke mejanya.
137 "Oh....ya," katanya, "di Jalan Leahampton, bukan?"
Dia memandang kepada Gwenda dan Gwenda berpikir alangkah berlainan rupanya orang
yang biasanya memakai kaca mata, kalau tidak mempergunakannya. Matanya yang
berwarna sangat abu-abu dan pucat, tampaknya aneh sekali, lemah dan tidak
terarah. "Hal ini membuat wajahnya," pikir Gwenda, "seakan-akan dia sebenarnya tidak
berada di situ." Walter Fane kemudian memakai kaca matanya lagi. Dan berkata dengan suaranya yang
tegas, "Saya kira Anda telah membuat surat warisan pada waktu Anda menikah?"
"Ya. Tetapi saya telah mencantumkan nama beberapa keluarga di Selandia Baru,
yang kemudian meninggal dunia. Maka saya lalu berpendapat akan menjadi lebih
mudah untuk sama sekali membuat yang baru... khususnya karena saya berniat untuk
menetap di kota ini."
Walter Fane mengangguk. "Ya, satu pendapat yang baik sekali. Nah saya kira semuanya sudah sangat jelas,
Nyonya Reed. Mungkin, Anda bisa datang lusa" Bagaimana kalau pukul delapan,
apakah cocok untuk Anda?"
"Ya, itu baik untuk saya."
Gwenda berdiri, juga Walter Fane.
Gwenda dengan sedikit tergesa-gesa, sesuai dengan latihan sebelumnya, berkata,
"Saya........minta dengan khusus kepada Anda,
oleh karena menurut pendapat saya... yang saya maksudkan, bahwa saya percaya...
bahwa Anda pernah kenal dengan ibu saya."
"Apakah betul begitu?" Walter Fane memperlihatkan sikap yang gembira. "Siapakah
nama ibu Anda?" 138 "Halliday. Megan Halliday. Saya pikir... saya pernah diberitahukan bahwa Anda
pernah bertunangan dengannya?"
Suara jam di dinding terdengar jelas sekali. Satu-dua, satu-dua, Gwenda
sekonyong-konyong merasa jantungnya berdetak dengan keras sekali.
Dia melihat betapa tenangnya muka Walter Fane. Persis seperti kalau orang
melihat sebuah rumah yang tutup jendelanya ditarik ke bawah. Itu berarti seolah-
olah bahwa di dalam rumah ada orang yang mati. (Mengapa Anda mempunyai pikiran
begitu, Gwenda"). Walter Fane dengan suaranya yang tidak berobah dan lancar, berkata,
"Tidak, saya tidak pernah kenal dengan ibu Anda itu, Nyonya Reed. Akan tetapi
memang saya pernah bertunangan, untuk waktu yang singkat sekali, dengan Helen
Kennedy, yang kemudian kawin dengan Mayor Halliday sebagai istrinya yang kedua."
"Oh, ya betul. Saya bodoh sekali. Saya telah salah mengemukakannya. Memang itu
adalah Helen... ibu tiri saya. Memang betul, itu terjadi lama sekali, sebelum saya
ingat apa-apa. Saya masih anak kecil, pada saat perkawinan ayah saya yang kedua
retak. Akan tetapi saya pernah mendengar bahwa Anda pernah bertunangan dengan
Nyonya Halliday di India.... dan pikir saya, tentu itu adalah dengan ibu saya
sendiri... yang saya maksudkan bahwa Ayah juga berjumpa dengannya di India."
"Helen Kennedy datang di India untuk kawin dengan saya," kata Walter Fane. "Akan
tetapi kemudian dia berobah pikiran dan dalam perjalanan pulang, di atas kapal,
dia menemui ayah Anda."
Itu adalah suatu keterangan mengenai fakta yang tidak dipengaruhi emosi. Gwenda
masih saja men - 139 dapat kesan mendalam dari jendelanya yang ditutup.
"Maafkan saya, apakah saya telah membuat kesalahan?" tanya Gwenda.
Walter Fane tersenyum.....senyum yang perlahan
dan menyenangkan. Jendela kamar itu kemudian dibukanya.
"Semua ini terjadi sembilan belas atau dua puluh tahun yang lalu, Nyonya Reed,"
katanya. "Semua kesulitan dan kegilaan yang dialami sewaktu masih muda tidak ada
artinya lagi, sesudah sedemikian lamanya. Jadi Anda ini adalah anaknya Halliday,
yang saat itu masih kecil. Tahukah Anda, bahwa ayah Anda bersama Helen, benar-
benar pernah tinggal di Dillmouth untuk sementara waktu?"
"O....ya," kata Gwenda. "Itulah sebabnya mengapa kami datang ke sini. Sudah tentu,
saya tidak ingat lagi, akan tetapi setelah kami memutuskan untuk tinggal di
Inggris, pertama-tama yang saya kerjakan pergi ke Dillmouth. Maksudnya untuk
melihat, bagaimana keadaan yang sebenarnya. Saya pikir, bahwa tempat ini sangat
menarik dan lalu saya memutuskan, bahwa kami akan tinggal di sini dan tidak di
tempat lain. Bukankah ini suatu keberuntungan" Kami sebenarnya telah mendapatkan
rumah yang sama, yang dahulu pernah didiami oleh orang tua saya?"
"Saya masih ingat rumah itu," kata Walter Fane. Dia memberikan senyumannya yang
enak. "Anda mungkin tidak akan ingat kepada saya, Nyonya Reed, tapi saya ingat
samar-samar, pernah menggendong Anda."
Gwenda tertawa mendengarnya. "Apakah benar begitu" Kalau begitu Andlt adalah
teman lama mereka, bukankah begitu" Saya tidak dapat berpura-pura ingat kepada
Anda, karena pada ketika itu saya baru berumur dua setengah atau
140 tiga tahun, barangkali. Apakah Anda ketika itu sedang cuti pulang dari India
atau lainnya semacam itu?"
"Tidak, saya telah meninggalkan India untuk seterusnya. Pada mulanya saya pergi
ke sana untuk menanam teh.... akan tetapi penghidupan di sana tidak cocok untuk
saya. Saya lalu mengikuti langkah-langkah ayah saya menjadi seorang pengacara
yang menjemukan dan tidak ada spekulasi. Saya lulus dalam semua ujian untuk
menjadi sarjana hukum, dan kemudian kembali dan langsung masuk dalam
perusahaan." Dia berhenti sebentar, kemudian menyambungnya, "Dan sejak itu saya
berdiam di sini." Dia berhenti lagi dan lalu mengulangi kata-katanya dengan perlahan, "Ya,......sejak
itu...." Akan tetapi delapan belas tahun, pikir Gwenda. tidaklah begitu lama, kalau itu
semuanya..... Kemudian dia merobah sikapnya dan berjabatan tangan dengan Gwenda, dan berkata,
"Oleh karena kita semuanya tampaknya teman-teman lama, hendaknya Anda membawa
suami Anda pada suatu hari untuk minum teh bersama ibu saya. Saya akan meminta
kepadanya untuk menulis surat undangan kepada Anda. Sementara itu, jangan lupa
hari Kamis pukul sebelas?"
Gwenda keluar dari kantor dan lalu turun tangga. Di sudut tangga dilihatnya ada
sarang laba-laba. Di tengah-tengah sarang itu terdapat laba-laba yang kecil
sekali. Menurut pikiran Gwenda, kelihatannya tidak seperti laba-laba sungguhan.
Tidak seperti laba-laba biasa yang gemuk Buka menangkap dan makan lalat. Tetapi
laba-laba ini tampaknya seperti laba-laba setan. Dan.....tampaknya
seperti....Walter Fane. 141 Giles bertemu dengan istrinya di pesisir.
"Bagaimana?" dia bertanya.
"Dia pada saat itu berada di Dillmouth," kata Gwenda. "Maksud saya, dia baru
kembali dari India. Dia pernah menggendong saya. Rasanya tidak mungkin dia dapat
membunuh seseorang.... rasanya tidak mungkin. Dia seorang pendiam dan halus budi
bahasanya. Dia benar-benar baik sekali. Akan tetapi dia bukannya orang yang
dapat menarik perhatian. Kauketahui, dia seperti orang yang datang ke sebuah
pesta, tetapi tidak diketahui kapan mereka pulang. Saya berpendapat dia itu
sangat jujur dan sangat berbakti kepada ibunya, dan banyak sifat-sifat baik
lainnya. Akan tetapi kalau dilihat dari teropong seorang wanita, kelihatannya
dia seorang dungu. Saya mengerti mengapa dia tidak dapat mendekati Helen.
Seperti kauketahui, dia itu seorang yang baik hati dan aman sekali untuk
dikawini.... akan tetapi yang sebenarnya tidak kaukehendaki untuk mengawininya."
"Orang yang patut untuk dikasihani," kata Giles. "Dan saya kira dia sangat
mencintai Helen." O, mengenai itu saya tidak tahu.... Saya sebaiknya tidak berpikir begitu.
Bagaimanapun, saya yakin, dia bukan pembunuh kita yang jahat. Dia sama sekali
tidak mempunyai gambaran saya untuk menjadi seorang pembunuh."
"Kau belum mengetahui banyak mengenai pembunuh-pembunuh, bukankah begitu,
Sayang?" "Yang kaumaksudkan?"
"Baiklah saya terangkan, saya sedang memikirkan Lizzie Borden, yang pendiam itu...
bahwa hanya juri yang mengatakan dia tidak berbuat begitu. Dan Wallace, seorang
yang pendiam, yang juri mempertahankan pendapat mereka bahwa dia
142 membunuh istrinya, walaupun kemudian hukuman dibatalkan atas permohonan. Dan
Armstrong, yang dikatakan oleh setiap orang bahwa dia itu adalah orang yang
tidak bertanggung jawab. Saya tidak percaya, bahwa pembunuh itu mempunyai tipe
yang khusus." "Saya benar-benar sulit untuk mempercayai,
bahwa Walter Fane....."
Gwenda berhenti berbicara. "Ada apa?" tanya Giles. "Bukan apa-apa," kata Gwenda.
Tetapi dia ingat kepada WalteT Fane, waktu membersihkan kaca matanya dan
pandangan matanya yang tidak terarah dan aneh, pada waktu Gwenda untuk pertama
kalinya menyebutkan St. Catherine.
"Mungkin...." kata Gwenda tidak yakin, "dia dulu sangat mencintainya...."
143 Bab 14 EDITH PAGETT KAMAR TAMU dari Nyonya Mountford yang letaknya di belakang adalah sebuah kamar
yang menyenangkan. Ada sebuah meja bundar dengan tutup meja, beberapa kursi
model lama dan sebuah sofa yang tampaknya menyeramkan bersandar pada tembok. Ada
anjing-anjing dari porselin dan penghias-penghias lainnya, yang diletakkan di
atas rak pada corong asap. Ada potret dari Putri Elizabeth dan Margaret Rose
yang berbingkai berwarna. Di dinding lainnya ada sebuah potret raja dalam
pakaian angkatan laut dan sebuah potret dari Tuan Mountford bersama-sama dengan
tukang roti dan pembuat kue lainnya.
Juga ada sebuah gambar yang dibuat dari kerang dan sebuah gambar Laut Capri dan
cat air. Masih banyak lagi barang-barang lainnya yang tidak dapat dikatakan
bagus atau mempunyai harga seni yang tinggi mutunya. Akan tetapi ruangan itu
suasananya riang dan gembira. Ruangan ini adalah tempat mereka menghibur diri,
kalau ada kesempatan untuk berbuat demikian.
Nyonya Mountford adalah kelahiran dari keluarga Pagett. Orangnya pendek dan
bulat. Rambutnya 144 hitam dengan diselingi garis-garis putih. Sedangkan saudaranya yang bernama
Edith Pagett, perawakannya tinggi, berkulit hitam dan kurus. Padanya tidak
terdapat rambut putih, walaupun menurut taksiran umurnya hampir lima puluh
tahun. "Sukar untuk dibayangkan," kata Edith Pagett. "Nona Gwennie yang kecil. Maafkan
saya, Nyonya, saya berbicara seperti ini. Karena saya teringat tempo dahulu.
Anda biasanya masuk di dapur dan sangat lucu. 'Winnies' biasanya Anda berkata.
Yang Anda maksudkan dengan winnies ialah kismis.... akan tetapi mengapa Anda
menyebutnya winnies, saya sendiri tidak dapat menerangkannya. Tapi yang Anda
maksudkan adalah kismis dan biasanya saya memberikan kismis itu kepada Anda.
Kismis sultana yang banyak isinya."
Gwenda memperhatikan bentuk tegak yang ada di depannya. Pipinya merah dan
matanya hitam. Gwenda berusaha untuk mengingatnya... akan tetapi tidak berhasil.
Ingatan adalah sesuatu yang tidak bisa diharapkan.
"Saya ingin sekali untuk mengingatnya...." kata Gwenda.
"Tidak, tidak mungkin Anda dapat mengingatnya, karena pada saat itu Anda
hanyalah seorang anak yang masih kecil. Sekarang tidak ada yang mau bekerja di
dalam rumah yang ada anak kecilnya. Saya sendiri tidak mengerti mengapa. Menurut
saya justru dengan adanya anak-anak di dalam rumah, memberi kehidupan pada
suasana rumah. Walaupun makanan yang harue disediakan oleh pengasuh sering
menimbulkan kesulitan. Tapi menurut pendapat saya, Nyonya, itu sebenarnya
kesalahan pengasuh sendiri dan bukannya kesalahan anak-anak. Para pengaruh itu
kebanyakan mempunyai sikap yang sulit untuk diatur... tapi tugas me-145
reka juga berat karena banyak sekali ragamnya. Dari melayani sampai kepada
menunggu dan lain-lain pekerjaan. Apakah Anda masih ingat kepada Layonee, Nona
Gwennie" Oh.... maafkan saya, Nyonya Reed, saya seharusnya menyebut Anda, Nyonya
Reed, bukan?" "Leonie" Apakah dia pengasuh saya?"
"Ya. Dia orang Swiss. Dia tidak bisa berbicara bahasa Inggris dengan baik dan
perasaannya halus sekali. Biasanya dia suka menangis, kalau Lily dalam
pembicaraannya menyinggung dirinya. Lily adalah pembantu yang mengurus ruangan
tamu. Namanya Lily Abbott, seorang gadis yang kurang s pan santun dan suka
bertingkah kurang baik. Lily sering bermain-main dengan Anda, Nona Gwennie, main
intip-intipan di tangga."
Mendengar tangga, Gwenda, tanpa dapat dikendalikan menggigil sebentar.
Tangga..... Kemudian dengan mendadak dia lalu berkata,
"Saya masih ingat sama Lily. Dia yang mengalungi kucing saya dengan pita."
"Nah, itulah dia. Siapa yang sangka Anda masih ingat. Itu terjadi pada waktu
ulang tahun Anda dan Lily sangat gembira karenanya. Pita itu diambil oleh Lily
dari sebuah kotak coklat. Thomas, si kucing, sangat marah, karena telah
dipermainkan begitu, lalu lari ke dalam semak-semak sampai pita itu lepas
-daripadanya. Kebanyakan kucing tidak senang kalau dipermainkan."
"Kucing itu bulunya hitam dan putih."
"Ya. Betul. Kasihan Tommy. Dia sering menangkap tikus. Dia penangkap tikus yang
baik." Edith Pagett berhenti dan batuk dengan sopan
"Maafkan saya, Nyonya, saya telah menceriterakan itu semua. Dengan
menceriterakannya kita bisa mengenangkan kembali hari-hari yang telah
146 lampau. Apakah Anda ingin menanyakan sesuatu kepada saya?"
"Saya senang sekali mendengarkan Anda membicarakan tentang masa lalu," kata
Gwenda. "Justru itulah yang saya kehendaki. Seperti Anda ketahui bahwa Baya
telah dibesarkan oleh keluarga di Selandia Baru. Sudah tentu mereka tidak dapat
menceriterakan segala sesuatu mengenai......ayah dan ibu
tiri saya. Ibu tiri saya itu.... dia cantik, bukan?"
"Dia sangat senang kepada Anda. Oh, ya. Biasanya dia membawa Anda ke tepi pantai
dan main-main dengan Anda di kebun. Dia sendiri masih sangat muda. Anda sendiri
sudah mengetahuinya. Tidak lebih dari seorang gadis. Sering kali Baya suka
berpikir bahwa dia menyenangi permainan itu seperti Anda sendiri. Sebenarnya dia
adalah anak satu-satunya dalam keluarganya. Dr. Kennedy adalah saudaranya yang
lebih tua dan biasanya selalu sibuk dengan buku-bukunya. Kalau dia tidak pergi
ke sekolah, maka biasanya di main-main sendiri....."
Nona Marple yang duduk di belakang, sambil menyandarkan dirinya pada tembok,
bertanya dengan halus, "Anda selama ini tinggal di Dillmouth, bukan?"


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya, sudah tentu, itu sudah menjadi kebiasaan di kota kecil. Sejauh ingatan
saya, etiap tahunnya pada musim panas sering datang pengunjung-pengunjung yang
terdiri dari oTang-orang baik dan pendiam dan bukannya seperti kaum pelancong
dan bis-bis seperti sekarang Keluarga yang datang dahulu adalah keluarga-
keluarga yang baik, yang datang setiap tahun dan mendiami kamar-kamar yang
Bama." "Saya kira Anda kenal dengan Helen Kennedy, sebelum ia menjadi Nyonya Halliday,
bukan?" kata Giles. 147 "Ya, saya kenal dengannya dan saya sering melihat dia. Akan tetapi saya tidak
mengenalnya benar, baru setelah saya bekerja di situ."
"Dan Anda senang kepadanya," kata Nona Marple.
Edith Pagett menoleh kepadanya.
"Ya, Nyonya. Saya senang sekali kepadanya," katanya. "Dia teguh pada
pendiriannya. Saya tidak perduli apa kata orang lain. Dia selalu baik terhadap
saya. Saya tidak pernah percaya, bahwa dia telah berbuat, seperti apa yang telah
dituduhkan kepadanya. Saya benar-benar sudah kehabisan nafas, untuk Anda
ketahui, memang ada omongan-omongan....."
Dia berhenti sekonyong-konyong dan sekilas melemparkan pandangannya kepada
Gwenda, seakan-akan minta maaf.
Gwenda berbicara terdorong oleh keinginan hatinya.
"Saya ingin mengetahuinya," katanya. "Saya tidak berkeberatan apa yang Anda akan
katakan. Dia bukan ibu saya sendiri....."
"Itu betul, Nyonya."
"Dan juga seperti Nyonya ketahui, kami sangat ingin menemukan dia. Dia pergi
dari sini... seolah-olah lenyap sama sekali. Kami tidak mengetahui, di mana dia
sekarang berada.... atau apakah dia masih hidup. Dan juga ada sebab-sebabnya....."
Gwenda ragu-ragu untuk meneruskan, Giles dengan cepat berkata,
"Untuk alasan-alasan hukum. Kami belum tahu, akan menganggap lenyapnya itu
karena meninggal atau ada sebab lainnya."
"Oh, saya paham, Tuan. Suami saya mempunyai Beorang keponakan yang hilang
sesudah pertempuran di Ypres... dan telah timbul banyak kesulitan untuk
menganggapnya mati atau lain-lainnya. Semua ini sangat menyakitkan hatinya.
Sesungguhnya, 148 Tuan, kalau ada sesuatu yang dapat saya katakan kepada Anda untuk membantu, saya
dengan Benang hati akan membantu, bagaimanapun.... ini dikarenakan Anda bukanlah
orang-orang asing di sini. Nona Gwenda dengan kata-kata Winnies-nya, begitu lucu
Anda mengatakannya ketika itu."
"Anda sungguh baik sekali," kata Giles. "Jadi, kalau Anda tidak berkeberatan
saya akan teruskan. Setahu saya, bahwa Nyonya Halliday meninggal-* kan rumah?"
"Ya, Tuan. Kejadian itu telah mengagetkan kami semua.... dan khususnya Mayor
Halliday. Kasihan dia. Dia sangat menderita sekali."
"Saya akan menanyakan kepada Anda dengan terus terang... tahukah Anda, siapakah
laki-laki yang pergi dengan dia?"
Edith Pagett menggelengkan kepalanya.
"Itulah yang ditanyakan oleh Dr. Kennedy kepada saya... dan saya tidak dapat
mengatakannya kepadanya. Lily juga tidak tahu. Dan sudah tentu, bahwa Layonee,
sebagai orang asing juga tidak mengetahui sama sekali mengenai soal ini."
"Anda tidak mengetahuinya," kata Giles. "Akan tetapi dapatkah Anda mengira-ngira
siapa orang itu" Kejadian itu terjadi sudah lama sekali, jadi tidak mengapa... seandainya perkiraan itu salah. Anda tentu mempunyai sedikit rasa
kecurigaan." "Ya, kami mempunyai kecurigaan... akan tetapi hendaknya Anda mengerti bahwa itu
tidak lebih dari hanya kecurigaan. Saya sendiri, tidak pernah melihat sesuatu
sama sekali. Akan tetapi Lily, seperti yang telah saya ceriterakan mengenai
dirinya kepada Anda, adalah gadis yang tajam. Lily mempunyai pendapat..... dan ini
sudah dipunyainya beberapa lamanya. 'Perhatikan kata-kata saya,' itulah biasanya
yang dia katakan. 'Ofang itu baik sekali, hanya perhatikan.bagaimana dia meli-
149 hat kepadanya, kalau Nyonya Halliday menuangkan teh. Dan apakah istrinya
bermusuhan dengannya."
"O, begitu, dan siapa nama orang itu?"
"Maafkan saya, Tuan, sekarang saya benar-benar tidak ingat lagi namanya. Apalagi
sesudah sedemikian lamanya. Seorang kapten..... End -
ale....tidak, bukan....Emery, juga bukan. Saya mempunyai perasaan namanya diawali
dengan E....atau mungkin H. Suatu nama yang aneh kedengarannya. Saya telah tidak
memikirkannya selama enam belas tahun. Dia bersama istrinya tinggal di Royal
Clarence." "Merupakan pengunjung setiap musim panas?"
"Ya. Saya berpendapat, bahwa dia.... atau keduanya... telah mengenal Nyonya Halliday
sebelumnya. Mereka berdua sering sekali datang di rumah. Bagaimanapun, menurut
Lily, laki-laki itu baik sekali terhadap Nyonya Halliday."
"Dan istrinya tidak menyenanginya untuk itu."
"Tidak, Tuan... Ada baiknya Anda perhatikan, saya tidak pernah percaya sedikit
pun, bahwa ada sesuatu yang tidak baik antara mereka. Dan sampai sekarang saya
masih belum mengerti apa pendapat saya mengenai mereka itu."
Gwenda lalu bertanya, "Apakah mereka masih tinggal di Bini... di Royal Clarence pada waktu Helen.... ibu
tiri saya itu, pergi?"
"Apa yang masih dapat saya ingatkan, bahwa mereka pergi pada waktu yang hampir
bersamaan, Behari sebelumnya atau sehari sesudahnya, bagaimanapun, kepergian
mereka itu sangat berdekatan sehingga menimbulkan omongan orang-orang. Akan
tetapi saya sendiri belum pernah mendengarkan yang pasti mengenai itu. Semuanya
tentu akan didiamkan kalau memang itu yang terjadi.
150 Sebenarnya adalah suatu keanehan, Nyonya Halliday pergi seperti itu, dan tidak
ada yang menduga. Akan tetapi orang-orang berpendapat bahwa dia memang agak
nakal... tapi menurut saya tidak mungkin, karena saya sendiri tidak pernah melihat
dengan mata kepala sendiri perbuatan semacam itu. Saya tidak mau pergi bersama
mereka ke Norfolk, kalau saya memikirkan bahwa hal itu benar-benar terjadi."
Untuk sejenak ketiga orang itu memperhatikan Edith Pagett dengan sungguh-
sungguh. Kemudian Gwenda berkata, "Norfolk" Apakah mereka pergi ke Norfolk?"
"Ya, Nyonya. Mereka membeli rumah di sana. Nyonya Halliday memberitahukan kepada
saya tiga minggu sebelumnya... sebelum semua ini terjadi. Dia menanyakan kepada
saya, apakah saya mau ikut bersama mereka, kalau mereka pindah dan saya katakan
mau. Karena bagaimanapun saya belum pernah meninggalkan Dillmouth dan saya kira
mungkin saya sedikit memerlukan perubahan Buasana.... dan juga mengingat karena
saya senang dengan keluarga itu."
"Rasanya saya belum pernah mendengar mereka membeli rumah di Norfolk," kata
Giles. "Ya, memang lucu sekali Anda mengatakannya demikian, Tuan, itu dikarenakan
Nyonya Halliday mengingini Bupaya hal ini dirahasiakan. Dia meminta kepada saya
untuk tidak membicarakannya dengan siapa pun juga.... dan tentu Baya melaksanakan
permintaannya itu. Memang sudah lama Nyonya ingin pergi dari Dillmouth. Nyonya
sudah sering menganjurkan kepada Tuan Halliday untuk pindah dari Dillmouth,
tetapi Tuan lebih senang untuk tinggal di Dillmouth. Saya malahan percaya bahwa
Tuan Halliday pernah menulis surat kepada Nyonya Findeyson, pemilik St.
Catherine itu. 151 apakah dia mau menjual rumahnya itu. Tapi Nyonya Halliday sangat tidak setuju
dengan maksud suaminya untuk membeli rumah itu. Dia kelihatannya sudah tidak
senang lagi untuk tinggal di Dillmouth. Dia kelihatannya seolah-olah takut untuk
tinggal di Dillmouth.'* Kata-kata itu keluarnya seperti biasa saja dari Nyonya Edith Pagett, sebaliknya
ketiga orang yang mendengarkannya, memperhatikannya dengan tegang.
Giles lalu berkata, "Apakah Anda mempunyai perkiraan, bahwa dia ingin pergi ke Norfolk supaya dekat
dengan.... dengan orang yang namanya Anda sudah tidak ingat lagi itu?"
Edith Pagett melihat kepadanya dengan susah.
"O, benar, Tuan. Saya sendiri tidak berpikir demikian, sedikitpun tidak. Di
samping itu saya tidak percaya, bahwa.... saya baru ingat sekarang.... mereka,
nyonya dan tuan itu, datangnya dari suatu tempat di Utara. Northumberland, saya
kira itu namanya. Bagaimanapun, mereka senang untuk beristirahat di Selatan,
karena hawa di sini sejuk."
Gwenda lalu berkata, "Dia takut kepada sesuatu, bukankah begitu" Atau takut kepada seseorang" Yang
saya maksudkan mengenai ibu tiri saya."
"Sekarang saya baru ingat benar, sesudah Anda mengatakannya."
"Ya?" "Lily, pada suatu hari datang di dapur. Dia baru selesai membersihkan tangga,
dan dia berkata, 'Ada perkelahian mulut'. Lily mempunyai cara yang kasar untuk
mengatakan sesuatu. Dia mempunyai kebiasaan itu, maafkan saya. Saya menanyakan
kepadanya, apa yang dia maksudkan, dan dia menga
152 takan bahwa Nyonya dan Tuan ketika itu baru masuk ke ruangan tamu dari kebun.
Karena pintu ke halaman terbuka, Lily mendengarkan, apa yang sedang mereka
percakapkan, 'Saya takut kepadamu,' itulah yang dikatakan oleh Nyonya Halliday. Suaranya juga
kedengaran ketakutan kata Lily. 'Saya sudah sejak lama takut kepadamu. Kau gila.
Kau tidak normal. Pergilah dan tinggalkan saya sendiri. Kau harus meninggalkan
saya. Saya takut. Di dalam hati, saya pikir, saya selalu takut kepadamu...'
"Untuk mengucapkan kata-kata serupa itu.... sudah tentu sekarang saya tidak dapat
mengatakannya dengan tepat. Akan tetapi, Lily, ketika itu menganggapnya serius
sekali, dan itulah sebabnya, setelah semua itu terjadi, dia lalu........"
Edith Pagett berhenti berbicara sama sekali. Pada wajahnya terlihat adanya satu
ketakutan yang aneh. "Bukan maksud saya...," katanya. "Maafkan saya. Saya telah terlalu banyak
berbicara." Giles berkata kepadanya dengan lembut, "Ceriterakanlah semuanya
kepada kami, Nyonya. Semua ini benar-benar penting dan harus kami ketahui. Semua
ini telah terjadi beberapa waktu yang lalu, akan tetapi kami perlu
mengetahuinya." "Saya yakin, saya tidak dapat menceriterakannya," kata Edith tidak berdaya. Nona
Marple bertanya, "Apakah itu yang tidak dipercayai oleh Lily.....
atau yang dipercayainya?"
Edith Pagett berkata dengan cara yang meminta maaf,
"Lily selalu mempunyai ilham, dan saya tidak memperhatikannya. Dia senang pergi
ke bioskop dan oleh karenanya dia sering mempunyai pikiran-pikiran gila. Dia
sedang nonton, pada waktu kejadi -
153 an itu.... dan lebih tidak dapat dibenarkan lagi, dia membawa Layonee... ini
perbuatan yang salah. Hal ini sudah saya katakan kepadanya. 'Oh, tidak apa-apa,
bukan" Anak kecil itu tidak ditinggal sendirian di rumah, karena ada kau di
bawah, di dapur dan juga Tuan dan Nyonya baru akan datang malam sekali. Juga
anak kecil ini kalau sudah tidur tidak bangun.' Akan tetapi perbuatan yang salah
dan mengenai ini telah saya katakan kepadanya, meskipun sebenarnya sebelumnya
Baya tidak pernah mengetahui tentang kepergian Layonee, sampai kemudian. Kalau
saya tahu, tentu saya akan naik ke atas untuk melihat anak kecil itu.... Anda,
yang saya maksudkan, Nyonya Gwenda, untuk melihat keadaan Anda apakah baik-baik.
Anda tidak dapat memperdengarkan apa-apa dari dapur, kalau pintu yang dilapisi
dengan gorden itu, tertutup."
Edith Pagett berhenti dan kemudian meneruskan,
"Saya ketika itu sedang menyeterika. Malam itu begitu cepat berlalunya. Pertama-
tama yang saya ketahui, Dr. Kennedy datang di dapur dan menanyakan kepada saya
di mana Lily berada. Saya katakan, bahwa malam ini dia sedang libur, akan tetapi
tidak lama lagi dia akan kembali. Dan benar, tidak lama kemudian dia datang. Dr.
Kennedy membawa Lily ke atas kamar Nyonya. Dokter ingin mengetahui, apakah
Nyonya membawa pakaian dan apa lagi" Lily melihat keliling kamar dan mengatakan
kepadanya. Setelah itu Lily turun ke bawah mendatangi saya. Dia kelihatannya
gembira sekali. 'Nyonya telah menjerumuskan dirinya dalam kesulitan,' katanya.
'Telah kabur dengan seseorang. Tuan dalam keadaan payah. Mungkin Tuan mendapat
serangan jantung atau karena lainnya. Tampaknya ini merupakan shock yang hebat
sekali baginya. Dia bodoh sekali. Dia seharusnya menge-154
tahui bahwa hal ini akan terjadi.' 'Kau jangan berbicara seperti itu,' kata
saya. 'Bagaimana kau bisa mengetahui, bahwa Nyonya pergi dengan seseorang"
Mungkin saja dia menerima sebuah telegram dari keluarganya yang sakit.'
'Keluarga yang sakit" Omong kosong,' kata Lily. 'Dia meninggalkan surat.'
'Dengan siapa dia pergi"' tanya saya. 'Dengan siapa menurut perkiraanmu"' tanya
Lily. 'Bukan Tuan Sobersside Fane, biarpun mata kambingnya selalu
memperhatikannya dan caranya mengikutinya ke mana-mana seperti seekor anjing.'
(Dia selalu menggunakan perkataan yang tidak sopan, seperti apa yang pernah saya
katakan kepada Anda) 'Kalau begitu,' kata saya. 'Kau pasti mengira kapten....
siapa ya, namanya"' Lily lalu berkata, 'Dialah tebakan saya. Di samping orang
kita yang misterius dalam mobil yang mengkilat.....' (Itu hanya merupakan lelucon
di antara kami) Dan saya berkata kepadanya, 'Saya tidak mempercayainya. Tidak mungkin
Nyonya Halliday berbuat semacam itu.' Lily berkata lagi, 'Sava yakin, ia telah
melakukannya.' "Seperti apa yang kalian ketahui semua itu pada mulanya. Tetapi kemudian di
kamar tidur, Lily membangunkan saya dan berkata, 'Perhatikanlah,1 katanya,
'Semuanya kelihatannya salah.' 'Apa yang salah"' kata saya. Lily berkata,
'Pakaian-pakaian itu.' 'Apa yang kaumaksudkan"' kata saya. 'Dengarkan saya,
Edie,' katanya. 'Saya telah memeriksa semua pakaiannya atas perintah dari
Dokter. Ada sebuah koper yang hilang. Koper itu cukup besar untuk membawa segala
macam barang-barang. Tetapi barang yang telah dibawa adalah barang yang salah.'
'Apa yang kaumaksudkan?" tanya saya. Dan Lily berkata, 'Nyonya telah mengambil
pakaian malam, yang berwarna abu-abu dan keperak-pe-rakan, tapi anehnya dia
tidak mengambil sabuk dan
155 kutangnya yang dipakai untuk malam hari, juga tidak rok dalamnya yang seharusnya
dipakai bersama rok malam itu. Dan dia telah mengambil sepatu brokat yang
warnanya keemasan yang seharusnya dibawa adalah yang berwarna perak. Dan dia
telah mengambil sweaternya yang berwarna hijau yang sebenarnya tidak pernah dia
pakai, kecuali pada musim rontok. Dia telah mengambil kemeja wol yang menyala
dan juga baju luar yang berenda, yang seharusnya dia pakai bersama pakaian yang
dipergunakan di kota. Oh, juga pakaian dalamnya dan jumlahnya banyak sekali.
Kauperhatikan kata-kata saya, Edie,' kata Lily. 'Nyonya sebenarnya tidak pergi
sama sekali. Tuan telah membunuhnya.'
"Ya. Kata-katanya itulah yang membuat saya terbangun sama sekali. Saya lalu
duduk dan menanyakan kepadanya, apakah yang sebenarnya dia bicarakan itu.
'Kejadian ini persis seperti apa yang dimuat di dalam majalah News of the world
minggu lalu,' kata Lily. 'Tuan rumah telah menemukan istrinya mempunyai kekasih,
membunuhnya dan kemudian menyembunyikan mayatnya di gudang di bawah tanah. Dan
setelah itu menguburnya di bawah lantai. Kita tidak pernah mendengar apa-apa
lagi dari Nyonya, karena mayatnya ada di halaman depan rumah. Itulah yang
diperbuat oleh Tuan, kemudian Tuan mengisi koper dengan pakaian, untuk
memperlihatkan, seakan-akan Nyonya telah pergi. Akan tetapi sebenarnya Nyonya
beTada di sana.... di bawah lantai gudang di bawah tanah. Nyonya tidak pernah
meninggalkan rumah ini hidup-hidup'. Saya kemudian mengemukakan kepadanya
mengenai pendapat saya, bahwa dia telah mengatakan hal-hal yang mengerikan dan
bukan-bukan. Tapi saya akui bahwa pada keesokan harinya, saya turun ke bawah, ke
gudang di bawah tanah untuk
156 memeriksa. Akan tetapi di sana, saya dapatkan seperti biasanya, tidak ada yang
kacau dan tidak ada bekas galian apa-apa. Setelah itu saya pergi menemui Lily
dan mengatakan kepadanya, bahwa dia telah berbuat tolol. - Akan tetapi dia tetap
mempertahankan pendapatnya, bahwa tuan rumah telah membunuh istrinya. 'Ingat,'
katanya, 'dia selama ini takut sekali kepada suaminya. Saya mendengarkan dia
mengatakan itu kepada suaminya. 'Dan itulah sebabnya, mengapa kau salah,
Gadisku,' kata saya, 'Oleh karena Nyonya berbicara bukan dengan Tuan. Karena
tepat pada waktu kau mengatakan kepada saya hari itu, saya menengok ke luar
jendela dan di sana tampaklah Tuan sedang turun dari bukit dengan tongkat golf-
nya. Jadi tidak mungkin Tuan, yang berada di kamar tamu bersama Nyonya. Yang ada
bersama Nyonya di ruangan tamu adalah orang lain'."
Suara Edith Pagett terdengar sayup-sayup di dalam ruangan tamu yang sederhana
akan tetapi menyenangkan itu.
Giles lalu berkata dengan pelan-pelan sambil menarik nafas.
"Jadi orang itu, orang lain.,....."


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

157 Bab 15 SEBUAH ALAMAT ROYAL Clarence adalah hotel yang tertua di kota. Bagian mukanya terdiri dari
lengkungan leng kungan yang lembut dan diliputi oleh suasana jaman dahulu. Hotel
ini masih menyediakan makanan, bagi tamu-tamu yang bertamasya di tepi laut,
untuk sebulan lamanya. Nona Narracott, yang memimpin di belakang tempat penerimaan tamu adalah seorang
wanita yang mempunyai buah dada yang besar, berumur empat puluh tujuh tahun dan
rambutnya diatur secara model kuno.
Dia mengangguk kepada Giles, yang menurut pengamatannya yang teliti, adalah
orang yang baik. Giles yang senang berbicara dengan caranya yang menarik, kalau
dia sedang senang, dapat menyusun sebuah ceritera yang baik. Dikatakannya bahwa
dia telah bertaruh dengan istrinya, mengenai wali perempuannya, apakah dia
pernah tinggal di Royal Clarence, delapan belas tahun yang lalu. Istrinya
berkata bahwa mereka tidak dapat menyelesaikan perdebatan itu, oleh karena tentu
buku-buku catatan hotel pada waktu itu telah dibuang, akan tetapi kemudian Giles
menjawab "nonsen".
158 Suatu usaha seperti Royal Clarence pasti menyimpan buku-buku catatannya. Mereka
harus menyimpannya sampai seratus tahun lamanya.
"Betul, akan tetapi tidak seluruhnya, Tuan Reed. Memang betul, kami memang
menyimpan semua buku-buku tamu kami yang lama. Di dalam buku-buku itu terdapat
banyak nama-nama yang penting. Malahan raja pernah tinggal di sini. Pada waktu
itu beliau masih sebagai Pangeran Wales. Putri Adlemar dari Holstein Rets
biasanya datang pada setiap musim salju bersama dayangnya. Kami juga dikunjungi
oleh penulis-penulis yang ternama, juga Tuan Dovery, si pelukis potret."
Giles menjawabnya dengan penuh perhatian dan hormat, lebih-lebih lagi ketika
buku keramat dari tahun yang dimaksudkannya, dibawa ke luar oleh nona Narracott
untuk dipertontonkan kepadanva.
Sesudah mengemukakan kepadanya beberapa nama yang terkenal, dia lalu membalik-
balik halaman buku ke bulan Agustus.
Inilah yang dia cari, ya inilah yang merupakan pintu masuknya.
Di dalam buku tertulis: Kapten dan Ny. Richard Erskine, Anstell Manor, Daith,
Northhumberland, 27 Juli 17 Agustus.?"Bolehkah saya, mencatat ini?"
"Sudah tentu,' Tuan Reed. Kertas dan tintanya...O, Anda mempunyai pena sendiri.
Maafkan saya, saya harus kembali ke kantor lagi."
Dia meninggalkan Giles dengan buku yang terbuka, dan Giles mulai bekerja. Pada
waktu dia kembali ke Hillside, dia menemukan Gwenda di kebun, sedang mengamati
batas dari tetumbuhan. Gwenda lalu berdiri tegak dan memandangnya yang
mengandung pertanyaan. "Apakah kau berhasil?"
"Ya, saya rasa sih begitu."
159 Gwenda berkata pelan-pelan mengucapkan kata-kata,
"Asnteli Manor, Daith, Northhumberland .... Ya, Edith Pagett pernah menyebutkan ...
Northumberland. Saya jadinya ingin sekali tahu, apakah mereka masih tinggal di
Pendekar Lembah Naga 16 Misteri Rumah Berdarah Karya Tjan I D Menuntut Balas 3
^