Pencarian

Pembunuhan Terpendam 3

Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie Bagian 3


sana "Ya, ya. Ada baiknya kita pergi ke sana. Kapan......?"
"Secepat mungkin, bagaimana kalau .... besok" Sebaiknya kita menggunakan mobil,
sehingga akan memberikan sedikit pemandangan kepadamu mengenai negeri Inggris
ini." "Tapi, seandainya mereka itu sudah meninggal dunia....atau sudah pergi, dan
sekarang yang mendiami rumah itu adalah orang lain?"
Giles mengangkat bahunya.
"Yah.....kita akan kembali dan berusaha terus dengan cara-cara lain. Saya telah
mengirim sebuah surat kepada Kennedy, isinya biasa saja sambil meminta
kepadanya, untuk mengirimkan surat-surat dari Helen, yang telah ditulisnya,
sesudah dia pergi....itu juga seandainya dia masih mempunyainya......dan juga di
samping itu tanda tangannya."
"Saya harap," kata Gwenda, "kita dapat menghubungi pelayan yang lainnya ....
misalnya dengan Lily.... yang mempermainkan Thomas, si kucing itu...."
"Aneh juga, kau tiba-tiba saja ingat kepada itu, Gwenda."
"Aneh" Saya malahan masih ingat betul Tommy si kucing itu. Ia mempunyai bulu
hitam dengan bintik-bintik putih dan juga mempunyai tiga ekor anak-anak yang
lucu-lucu." "Apa" 'Kan namanya Thomas....."
"Betul....dia dinamakan Thomas, akan tetapi sebenarnya namanya adalah Thomasina.
Kamu 'kan tahu nama-nama kucing suka begitu Tapi seka -
160 rang kita kembali lagi ke persoalan Lily....saya ingin sekali mengetahui, apa yang
telah terjadi dengannya selama ini" Edith Pagett tampaknya sudah sama sekali
tidak mengetahui, di mana dia sekarang berada. Dia tidak berasal dari sini....dan
sesudah dia putus kerja dengan St. Catherine, dia pindah ke Torquay. Setelah itu
dia masih menulis surat sekali dua kali dan cuma sampai di situ. Edith
mengatakan bahwa dia sudah kawin, akan tetapi dia tidak mengetahuinya dengan
siapa. Kalau kita bisa menghubunginya, mungkin kita bisa mendengarkan banyak
sekali dari dia." "Dan juga dari Leonie, itu gadis dari Swiss."
"Mungkin juga....akan tetapi dia seorang asing. Dia tidak begitu memperhatikan
kejadian di sekelilingnya. Saya malah sudah tidak ingat lagi kepadanya.
Tidak.....bukan dia....saya rasa justru hanya Lily yang akan berguna, karena Lily
mempunyai sikap yang tajam.....Saya pikir saya tahu apa
yang mesti kita perbuat, Giles. Mari kita. masukkan iklan lagi....sebuah iklan
untuk dia....namanya Lily Abbott."
"Ya betul," kata Giles, "kita dapat saja mencobanya, dan besok kita benar-benar
akan pergi ke Utara untuk berusaha mendapatkan sesuatu keterangan mengenai
Erskine." 161 Bab 16. SEORANG ANAK TURUN, Henry," kata Nyonya Fane kepada anjingnya, yang sangat menginginkan
sesuatu darinya. "Silakkan makan kuenya lagi, Nona Marple, selagi masih hangat?"
"Terima kasih, kuenya enak sekali. Anda tentu mempunyai tukang masak yang pintar
sekali." "Memang betul, Louisa, orangnya tidak begitu bodoh. Tapi seperti lain-lainnya
sedikit pelupa, dan dia tidak mempunyai variasi dalam membuat kue-kue. Sekarang
ceriterakanlah kepada saya, bagaimanakah dengan penyakit pinggang Dorothy Yarde,
sekarang" Dia sangat menderita karenanya. Menurut saya mungkin itu karena
disebabkan oleh urat syarafnya."
Nona Marple kemudian dengan segera mengemukakan ciri-ciri yang diketahuinya
mengenai penyakit yang dikemukakan oleh Nyonya Fane.
Sungguh sangat menguntungkan, pikirnya, bahwa di antara kenalannya dan teman-
temannya, yang tersebar di seluruh Inggris, dia telah berhasil menemukan seorang
perempuan, yang mengenal Nyonya Fane, yang kemudian menulis surat, dalam mana
diterangkan bahwa sekarang ada seorang
162 Nona Marple di Dillmouth dan sudi apalah kiranya Eleanor yang baik hati, untuk
menemuinya. Eleanor Fane adalah seorang perempuan yang bertubuh besar. Sifatnya
suka memerintah. Pancaran matanya yang abu-abu itu keras seperti baja. Rambutnya
berwarna putih dan keriting. Warna kulitnya seperti anak-anak. Ini menutupi
hakekat dirinya yang sebenarnya, bahwa pada dirinya tidak terdapat kelembutan
seorang bayi. Mereka membicarakan penyakitnya atau yang hanya merupakan penyakit khayalan dari
Dorothy dan kemudian mengenai kesehatan Nona Marple, mengenai udara di
Dillmouth, mengenai keadaan pada umumnya yang menyedihkan dari generasi muda
pada masa kini. "Mereka tidak memberikan makanan yang sepantasnya kepada anak-anak,' dikemukakan
oleh Nyonya Fane. "Padahal, hal seperti itu tidak akan pernah terjadi di jaman
taman kanak-kanak saya."
"Anda mempunyai lebih dari satu anak laki-laki?" tanya Nona Marple.
"Semuanya ada tiga. Yang paling tua namanya Gerald. Dia berada di Singapura,
bekerja pada Far East Bank. Robert ada di Angkatan Bersenjata," Nyonya Fane
menarik nafas. "Dia kawin dengan seorang yang beragama Katolik," ia
mengatakannya dengan penuh perasaan. "Anda 'kan tahu, apa itu artinya. Semua
anaknya akan dibesarkan sebagai orang-orang Katolik. Entah apa yang akan
dikatakan oleh ayahnya. Robert, saya belum mengetahuinya Suami saya sendiri
tidak begitu aktif ke gereja. Saya hampir-hampir tidak pernah tahu apa-apa lagi
mengenai .Robert. Dia mempunyai pendiriannya sendiri mengenai beberapa soal yang
saya kemukakan kepadanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Saya telah berbuat
serius dan saya telah mengatakan tepat seperti apa yang dipikirkan oleh orang
163 lain. Perkawinannya, menurut pendapat saya, adalah suatu yang patut disesalkan.
Dia dapat saja berbuat seperti seolah-olah bahagia, tapi kasihan anak itu...saya
dapat merasakan bahwa segala sesuatunya tidak memuaskan baginya."
"Saya kira, anak laki-laki Anda yang termuda belum kawin."
Nyonya Fane wajahnya tampak bersinar.
"Belum, Walter selalu dia di rumah. Dia orangnya halus....sejak masih anak-
anak....saya selalu memperhatikan kesehatannya dengan sungguh-sungguh. (Biasanya
sekarang dia sudah ada di rumah) Saya benar-benar tidak dapat mengatakannya
kepada Anda, betapa dia sangat memperhatikan dan berbakti kepada ibunya. Saya
benar-benar bahagia sebagai seorang ibu yang mempunyai seorang anak seperti
itu." "Dan dia tidak pernah memikirkan untuk kawin?" tanya Nona Marple.
"Walter mengatakan, bahwa dia benar-benar tidak dapat diganggu oleh wanita
modern. Semua mereka itu tidak menarik baginya. Dia dan saya mempunyai pendirian
yang sama, tapi saya juga khawatir karena dia tidak banyak keluar rumah, yang
seharusnya dia lakukan. Pada malam hari dia suka membacakan kepada saya Thackery
atau main kartu berdua. Walter benar-benar sangat senang untuk diam di rumah."
"Alangkah manisnya," kata Nona Marple. "Apakah dia selalu bekerja di perusahaan"
Ada orang yang mengatakan kepada saya bahwa Anda mempunyai putra yang pernah
bekerja di Ceylon sebagai pengusaha perkebunan teh, tapi mungkin mereka salah."
Wajah Nyonya Fane berkerut sedikit. Dia lalu mendesak kepada tamunya untuk
mengambil kue kacang dan kemudian baru menerangkan.
164 "Pada saat itu dia masih sangat muda. Tindakannya itu merupakan denyutan darah
muda. Pada usia itu seorang anak laki-laki selalu mempunyai keinginan untuk
melihat dunia. Tapi sebenarnya juga karena ada sangkut pautnya dengan seorang
gadis. Gadis-gadis bisa menimbulkan hal-hal yang tidak menyenangkan."
"O, ya. Memang demikian. Keponakan saya sendiri juga, saya masih ingat....."
Nyonya Fane berbicara terus, dengan tidak menaruh perhatian kepada keponakan
Nona Marple. Dia merasa senang mendapat kesempatan untuk mengemukakan
kenangannya dengan kawannya yang simpatik, yaitu Dorothy.
"Gadis itu kelakuannya tidak baik...dan sifatnya memang selalu demikian. Oh, tapi
yang saya maksudkan bukan seperti seorang artis atau semacam itu. Dia adiknya
seorang dokter di kota ini....kelihatannya seperti anak perempuannya, benar-benar
masih muda sekali, beberapa tahun lebih muda dari kakaknya....sungguh kasihan
dokter itu, yang tidak mengetahui bagaimana caranya untuk mendidiknya. Laki-laki
dalam hal ini tidak berdaya, bukankah demikian" Adik perempuannya itu menjadi
sangat binal. Pertama kalinya dia terlibat cinta dengan seorang anak muda di
kantor .... hanya seorang juru tulis .... dan laki-laki itu mempunyai tabiat yang
tidak baik juga. Kakaknya berusaha untuk melepaskannya dari laki-laki itu.
Berulang-ulang diterimanya keterangan-keterangan rahasia mengenai hubungan
mereka. Tapi bagaimanapun, gadis ini yang bernama Helen Kennedy, saya kira juga
sangat cantik. Tapi saya tidak berpendapat demikian. Menurut saya rambut gadis
itu suka dirias. Akan tetapi mengenai Walter, kasihan anak itu, sangat jatuh
cinta padanya. Tetapi seperti yang saya kemukakan adalah sangat tidak
165 pantas, juga tidak ada uang dan tidak ada harapan, apalagi perempuan itu bukan
seorang gadis yang bisa diharapkan untuk menjadi seorang menantu. Biarpun
begitu, apalah yang dapat diperbuat seorang ibu" Walter kemudian meminangnya dan
dia menolaknya, setelah itu Walter kemudian mempunyai keinginan tolol untuk
pergi ke India menjadi seorang pengusaha perkebunan teh. Suami saya ketika itu
berkata, "Biarkan dia pergi," walaupun suami saya sangat kecewa dengan
tindakannya itu. Suami saya sudah merencanakan untuk memasukkan Walter dalam
firmanya dan juga karena Walter telah lulus dalam semua ujian hukumnya. Tapi
kenyataannya kerusakan yang telah ditimbulkan oleh wanita muda itu masih saja
membekas." "O, ya saya tahu, keponakan saya juga."
Sekali lagi Nyonya Fane tidak mau memperhatikan keponakan Nona Marple.
"Begitulah, anak saya yang baik itu kemudian pergi ke Assam atau mungkin juga ke
Banglore .... apakah benar itu" Saya sendiri sudah tidak ingat lagi, sesudah
beberapa tahun yang lalu. Dengan kepergiannya itu saya menjadi sangat bingung,
karena saya tahu bahwa kesehatannya tidak akan tahan. Dia berada di sana belum
ada satu tahun (usahanya di sana berhasil baik, karena memang Walter suka
bekerja dengan sungguh-sungguh), dapatkah Anda mempercayai apa yang terjadi
kemudian" Bahwa gadis yang tidak mempunyai malu itu kemudian merobah
pendiriannya dan mengirim surat kepadanya, dalam mana dia menyatakan
bagaimanapun dia mau kawin dengannya."
"Terlalu," kata Nona Marple sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Mempersiapkan pakaian pengantinnya, memesan tempat...dan tahukah Anda apa langkah
selanjutnya yang dia ambil?"
166 "Saya tidak dapat menggambarkannya." Nona Marple bersandar ke depan dengan penuh
perhatian. "Perempuan itu kemudian mempunyai hubungan cinta dengan seorang laki-laki yang
sudah berkeluarga, apakah itu pantas" Hubungannya itu terjadi di atas kapal
ketika sedang berlayar. Bagaimanapun Walter berada di dermaga untuk menyambutnya
dan yang pertama-tama dikatakan oleh gadis itu kepadanya ketika bertemu bahwa
dia bagaimanapun tidak bisa kawin dengannya. Bukankah itu yang namanya perbuatan
keji?" "Apa yang dapat saya katakan dengan kejadian itu, bahwa hal begitu mungkin akan
menghancurkan kepercayaan anak Anda kepada sifat baik manusia."
"Seharusnya saya dapat menerangkan kepadanya mengenai sifat-sifat gadis itu yang
sebenarnya. Akan tetapi, rupanya wanita yang serupa itu selalu dapat memperoleh
apa yang dikehendakinya."
"Dia tidak.....," kata Nona Marple dengan ragu-ragu, "marah atas perbuatan gadis
itu" Beberapa orang laki-laki akan menjadi sangat marah diperlakukan begitu."
"Walter selalu mempunyai kekuatan yang mengagumkan untuk menahan dirinya.
Bagaimana terkejutnya atau terganggu oleh sesuatu hal, Walter tidak pernah
memperlihatkannya." Sambil merenung Nona Marple melihat kepadanya.
Kemudian dengan cepat, Nona Marple memancingnya.
"Mungkin karena itu sangat dalam telah menyentuh perasaannya" Kita sering merasa
heran dengan sikap anak-anak. Sering kali anak itu meledak kemarahannya, padahal
kita kira tidak ada apa-apa. Suatu sifat gampang tersinggung, misal -
167 nya pada suatu saat tidak dapat menyatakan perasaannya, sampai perasaannya
tertekan melampaui batasnya, maka berontaklah anak itu'."
"Ah, Anda aneh sekali untuk mengatakan begitu, Nona Marple. Saya ingat betul
mengenai kedua anak saya, Gerald dan Robert. Kedua-duanya lekas marah dan selalu
saja siap untuk berkelahi. Saya rasa ini hal biasa saja bagi anak laki-laki yang
sehat......" "Ya, hal itu wajar sekali."
"Tapi lain dengan Walter, dia berhati baik, selalu sabar dan berdiam diri. Pada
suatu hari, Robert merebut kapal terbang mainannya..... Walter
telah membuat kapal terbang itu sendiri untuk beberapa hari dengan sabar dan
begitu pandainya....kemudian Robert yang mempunyai tenaga yang meluap dan sembrono
telah menghancurkan mainan itu. Pada waktu saya masuk ke dalam ruangan belajar
mereka, tampaklah Robert menggeletak di lantai, dan Walter sedang menyerangnya
dengan alat pengorek api. Dia benar-benar telah membuat Robert tidak berdaya......
dan saya dengan seluruh kekuatan berusaha untuk menyeret Walter dari Robert.
Walter terus mengulangi kata-katanya, 'Dia berbuat itu dengan sengaja.... dia
berbuat itu dengan sengaja. Saya akan membunuh, nya Seperti Anda maklumi, saya
ketika itu sangat takut. Tapi anak laki-laki biasanya memang suka sangat keras,
bukankah begitu?" "Ya, memang betul begitu," kata Nona Marple. Pada matanya tampak bahwa dia
sedang merenungkan sesuatu.
Nona Marple lalu kembali lagi pada persoalan yang pertama.
"Dan pertunangan itu pada akhirnya diputuskan. Tapi apa yang kemudian terjadi
dengan gadis itu?" 168 "Dia lalu pulang. Dalam perjalanan pulang itu dia lalu mempunyai hubungan cinta
dengan orang lain lagi. Kali ini dengan seorang duda yang mempunyai satu anak.
Seorang laki-laki yang baru saja kehilangan istrinya merupakan suatu sasaran
yang empuk baginya......laki-laki itu tidak berdaya, kasihan orang itu. Gadis itu
lalu kawin dengannya dan kemudian mereka tinggal di sebuah rumah.......
namanya St. Catherine.....yang letaknya di dekat
rumah sakit. Perkawinan mereka tidak berjalan
lama, ini sudah tentu...... karena kemudian gadis
itu meninggalkan suaminya setelah berjalan satu tahun. Perempuan itu pergi
meninggalkannya dengan seorang laki-laki."
"Terlalu, betul-betul terlalu," kata Nona Marple sambil menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu, betapa untungnya anak Anda bisa terlepas dari bahaya itu."
"Itulah apa yang selalu saya katakan kepadanya."
"Dan apakah dia menghentikan usaha penanaman teh itu karena disebabkan
kesehatannya menurun9"
Kening Nyonya Fane tampak agak sedikit meng-kerul.
"Bukan, penghidupan di sana tidak cocok baginya." katanya.
"Dia baru kembali, sesudah enam bulan lamanya gadis itu meninggalkan dirinya."
"Keadaannya tentunya tidak menyenangkan, kata Nona Marple memberanikan dirinya.
"Seandainya wanita muda itu. pada saat ini berdiam di sini. Dalam sebuah kota
yang sama......" "Walter benar-benar menakjubkan," kata ibu Walter. "Dia selalu bersikap seperti
tidak pernah terjadi apa-apa. Seharusnyalah kalau saya memikirkan akan dirinya
(pada saat itu saya berkata
169 kepadanya), bahwa ada baiknya dia mengambil keputusan yang sehat ... bagaimanapun
juga, suatu perjumpaan di antara gadis itu dengan dia tentu tidak menyenangkan
kedua belah pihak. Akan tetapi Walter tetap kepada pendiriannya, yaitu untuk
tetap bersikap bersahabat. Dia biasanya suka datang di rumah itu secara biasa,
dan main-main dengan anak kecil itu. Ngomong-ngomong ... aneh sekali anak kecil
itu ternyata kembali ke sini. Anak kecil itu sekarang sudah dewasa dan bersuami.
Pada suatu hari dia datang di kantor Walter untuk membuat sebuah surat wasiat.
Reed, itulah namanya sekarang, Reed."
"Tuan dan Nyonya Reed" Saya kenal dengan mereka. Sepasang suami-istri yang baik
sekali. Siapa yang menyangka sekarang bahwa...dia sebenarnya adalah anak itu......."
"Anak istrinya yang pertama. Istrinya yang pertama meninggal di India. Benar-
benar kasihan mayor itu.......saya lupa namanya....Hallway......serupa itulah....dia betul-
betul sangat terpukul pada waktu ditinggalkan oleh perempuan yang lihay itu.
Saya heran, mengapa wanita-wanita yang bertabiat jelek itu selalu menarik laki-
laki yang baik. Ini benar-benar sulit untuk dimengerti."
"Bagaimana dengan anak muda yang pertama-tama terlibat dengannya itu" Kata Anda
anak muda itu seorang juru tulis yang bekerja di kantor anak Anda. Apa yang
kemudian telah terjadi dengannya?"


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dia mempunyai nasib yang baik. Dia menyewakan banyak kereta-kereta untuk
keperluan perjalanan. Daffodil Coaches, namanya Afflick Daffodil Coaches.
Keretanya dicat kuning yang menyala. Kelihatannya dunia ini sekarang menjadi
kasar." "Afflick?" tanya Nona Marple.
"Jackie Afflick. Dia orangnya tidak baik. Selalu mempunyai keinginan untuk maju
terus. Itu me - 170 nurut pendapat saya. Mungkin juga karena itulah ia pertama-tama menghubungi
Helen Kennedy, adik dari seorang dokter yang terpandang dan kaya .... begitulah
mungkin pikirnya dengan itu dapat memperbaiki kedudukannya."
"Dan Helen ini tidak pernah kembali lagi ke Dillmout?"
"Tidak pernah. Sebaiknya dia pergi dari sini. Mungkin sekarang dia telah
menjalani hidup yang benar-benar salah. Saya kasihan kepada Dr. Kennedy.
Sebetulnya itu bukan salahnya. Istri kedua dari bapaknya adalah seorang
perempuan yang mempunyai nama kurang baik, beberapa tahun lebih muda
daripadanya. Mungkin Helen telah mewarisi darahnya yang bergolak. Saya selalu
berpikir......." Nyonya Fane memutuskan pembicaraannya.
"Itu dia, Walter." Dia telah menangkap suara-suara yang dikenalnya dari ruangan
depan. Pintu terbuka dan Walter masuk ke dalam ruangan.
"Ini adalah Nona Marple, anakku. Tolong bunyikan belnya, Nak, dan marilah kita
bersama-sama minum teh yang segar."
"Jangan repot-repot. Bu. Saya sudah minum."
"Sudah tentu, tapi sebaiknya kita minum teh
yang segar........Tolong ambilkan beberapa kue, Be -
trice," katanya kepada pelayannya yang selalu muncul untuk mengambilkan teko
teh. "Baik, Nyonya."
Dengan tersenyum, Walter Fane berkata. "Saya khawatir, ibu saya sangat
memanjakan saya." Nona Marple mempelajari dia sambil dengan sopan menyatakan persetujuannya.
Walter seorang yang halus dan pendiam Caranya sangat sopan, akan tetapi dia
tidak memancarkan kepribadian. Dia seorang yang tidak mempunyai wibawa. Seorang
anak muda yang berbakti, 171 tapi tidak akan mendapat perhatian dari kaum wanita, perempuan hanya mau kawin
dengannya oleh karena lelaki yang dicintainya tidak membalas rasa cintanya. Di
situlah Walter berada. Kasihan Walter, dia adalah kekasih ibunya. Walter Fane
pada waktu kecilnya menyerang kakaknya dengan sebuah tongkat perapian dan
berusaha untuk membunuhnya...........
Nona Marple menjadi heran karena ini.
172 Bab 17. RICHARD ERSKINE ANSTELL Manor tampaknya suram. Bangunan ini imerupakan sebuah rumah yang putih
dengan later belakang pegunungan yang gelap. Untuk mencapainya harus melalui
jalanan yang berbelok-belok melalui hutan belukar yang lebat. Giles berkata
kepada Gwenda, "Untuk apa kita datang" Apa yang dapat kita katakan kepada
mereka?" "Bagaimanapun kita terpaksa harus mengerjakan ini."
"Ya, sebisa mungkin. Untungnya salah seorang keluarga dari Nona Marple rumahnya
dekat sini....Akan tetapi ini suatu langkah yang jauh sekali dari perkenalan biasa
kalau sampai nanti menanyakan kepada mereka mengenai percintaan di waktu silam."
"Dan juga sudah begitu lamanya. Mungkin ... mungkin, dia sudah tidak ingat lagi."
"Atau mungkin dia tidak pernah mengalaminya, mungkin juga di antara mereka
berdua tidak pernah ada suatu hubungan cinta."
"Giles, apakah kita secara tidak sadar telah membuat diri kita sendiri seperti
orang-orang tolol?" 173 "Saya tidak tahu..,.memang suatu saat saya merasakan begitu. Saya tidak tahu apa
alasannya, mengapa kita berdua sampai melibatkan diri dalam semua ini. Sekarang,
apakah artinya semua ini?"
"Sesudah lama ... Ya, saya baru mengerti ... mengapa Nona Marple dan Dr. Kennedy
keduanya berkata, 'Biarkan saja." Giles mengapa kita mengerjakan semua ini"
Apakah sebabnya kita terus berusaha" Apakah ini disebabkan karena dia?"
"Dia?" "Helen! Atau karena ingatan saya" Mungkin karena kenangan saya sewaktu anak-
anak, merupakan satu-satunya mata rantai antara dia dengan penghidupan dan
kebenaran" Mungkin Helen yang telah menggunakan saya dan.... kau......supaya dengan
begitu akan diketahui kebenarannya?"
"Apakah kau maksudkan, oleh karena dia telah mati akibat kekerasan......?"
"Ya. Orang mengatakan....menurut ceritera
dalam buku-buku......bahwa adakalanya orang yang
mati terbunuh tidak menemukan ketenangan......."
"Saya pikir, kau ini aneh sekali, Gwenda."
"Mungkin saja saya menjadi aneh. Tapi bagaimanapun kita bisa memilih. Pertemuan
dengan Erskine ini bisa saja hanya merupakan perkenalan biasa. Tidak ada
perlunya untuk membicarakan
soal-soal lainnya, kecuali......jika kita sendiri yang
menghendakinya!" Giles-menggelengkan kepalanya.
"Tidak! Kita harus jalan terus. Kita tidak dapat mencegahnya."
"Ya, kau memang betul. Tapi di samping itu, Giles, saya pikir saya....agak
takut....." II "Anda sedang mencari rumah, bukan?" kata Mayor Erskine.
174 Dia menawarkan kepada Gwenda, sepiring roti mentega yang berisi daging di
tengahnya. Gwenda mengambil sepotong, sambil melihat kepadanya. Richard Erskine
orangnya bertubuh kecil. Tingginya kurang lebih satu tiga perempat meter.
Rambutnya sudah putih dan matanya tampak lesu. Agaknya ia penuh dengan pikiran.
Suaranya berat dan sedikit ribut, tapi menyenangkan. Tidak ada sesuatu yang
istimewa pada dirinya, akan tetapi, pikir Gwenda, orang ini benar-benar menarik
untuk diperhatikan.....walaupun sebenarnya tidak setampan Walter Fane. Pada Fane
bisa saja seorang perempuan melewatinya tanpa menengok untuk kedua kali, tapi
pada Erskine mereka tidak akan berbuat demikian.
Erskine, walaupun dia seorang pendiam, mempunyai kewibawaan. Dia membicarakan
soal-soal biasa dengan cara yang biasa pula, akan tetapi padanya ada sesuatu......
sesuatu yang cepat akan diketahui oleh wanita, yang menyebabkan mereka
memberikan reaksi yang penuh kewanitaan. Hampir dengan tidak sadar, Gwenda,
membetulkan letak roknya, membetulkan lipatannya dan menggigit bibirnya.
Sembilan belas tahun yang lalu, Helen, bisa saja jatuh cinta kepada orang ini.
Gwenda merasa yakin akan hal itu.
Dia melihat ke atas dan menemukan pandangan nyonya rumah yang sedang dipusatkan
kepadanya, sehingga tanpa disadarinya mukanya menjadi merah. Nyonya Erskine
sedang berbicara dengan Giles, tapi dia memperhatikan Gwenda, dan pandangannya
penuh dengan waswas dan curiga. Janet Erskine adalah seorang wanita bertubuh
besar dan suaranya besar seperti seorang laki-laki. Bentuk badannya seperti
seorang atlit. Dia mengenakan kaos yang potongannya baik sekali dengan saku-saku
yang besar. 175 Tampaknya dia lebih tua dari suaminya, akan tetapi kemudian Gwenda berpendapat,
mungkin juga tidak. Pada wajahnya tampak ada kelesuan. Kelihatannya dia seperti
seorang wanita yang lapar akan kebahagiaan, pikir Gwenda.
"Saya berani bertaruh, bahwa dia menyusahkan lakinya," kata Gwenda pada dirinya
sendiri. Dengan suara yang keras dia meneruskan pembicaraannya.
"Mencari rumah sungguh sangat menjemukan, katanya. "Agen-agen rumah selalu
memberikan gambaran yang terlalu berlebihan....tapi begitu kita sampai di sana,
ternyata tempatnya kurang menyenangkan."
"Apakah Anda bermaksud untuk tinggal di daerah ini?" 0
"Ya...ini salah satu daerah yang kami pikirkan. Juga karena letaknya dekat dengan
Hadrian's Wall. Giles, hatinya selalu tertarik kepada Hadrians' Wall Bagi Anda
ini kedengarannya agak aneh, akan-tetapi di mana saja di Inggris ini bagi kami
sebenarnya sama saja. Kami sendiri berasal dari Selandia Baru dan saya tidak
mempunyai hubungan apa-apa di sini. Dan Giles bersama bibi-bibinya datang ke
sini hanya untuk menghabiskan musim liburnya, jadi kami tidak mempunyai
pertalian yang khusus. Suatu hal yang kami tidak kehendaki, ialah .... terlalu
dekat dengan kota London. Kami benar-benar menghendaki suatu tempat di dusun."
Erskine tersenyum. "Anda akan menemukan di sini benar-benar suatu dusun. Karena letaknya terasing
sama sekali. Tetangga kami sedikit sekali dan juga letaknya satu sama lain
berjauhan." Gwenda dapat merasakan, dalam suaranya yang menyenangkan itu terdapat nada
kesuraman. Tampak olehnya suatu kehidupan yang sepi......bagai
musim dingin, di mana angin meniup corong asap dan gorden rumah yang
ditutup.....seolah-olah ter -
176 tutup bersama perempuan yang bermata lapar dan
tidak bahagia......... dengan tetangga yang sedikit,
yang rumahnya berjauhan satu sama lain.
Kemudian khayalan itu lenyap. Sekarang ini adalah musim panas, dengan pintu-
pintu terbuka ke arah taman yang menyebarkan harum bunga-bunga ros dan terdengar
lamat-lamat kesibukan musim panas.
Dia lalu berkata, "Rumah ini sudah tua, bukan?"
Erskine mengangguk. "Dari jaman Ratu Anne. Keluarga saya hidup di sini hampir untuk tiga ratus tahun
lamanya." "Rumah ini bagus sekali. Anda seharusnya bangga."
"Rumah ini sekarang agak kotor. Pembayaran pajak tinggi sekali sehingga tidak
memungkinkan untuk mengadakan sedikit perbaikan. Tapi bagaimanapun oleh karena
anak-anak sekarang sudah berdiri sendiri, suatu kesulitan yang besar sudah dapat
diatasi." "Semuanya anak-anak Anda ada berapa orang?"
"Ada dua anak laki-laki. Satu di Angkatan Ber- ' senjata. Yang satunya lagi baru
lulus dari Oxford. Dia akan bekerja pada sebuah badan penerbitan."
Dia lalu melirik ke arah selubung corong asap dan mata Gwenda mengikutinya. Di
situ tampak olehnya ada sebuah potret dari kedua anaknya. Umurnya kira-kira
delapan belas dan sembilan belas tahun. Gwenda memperkirakan potret itu dibuat
beberapa tahun yang lalu. Gwenda bisa merasakan adanya rasa bangga dan kecintaan
ketika Erskine menceriterakan kedua anaknya.
"Mereka adalah anak-anak yang baik," katanya, "walaupun ini hanya saya katakan
kepada diri saya sendiri."
"Mereka tampaknya tampan sekali," kata Gwenda.
177 "Ya," kata Erskine. "Saya berpendapat, itu adalah seimbang dengan nilainya
benar-benar. Yang saya maksudkan, telah berkorban untuk kepentingan seorang
anak," dia tambahkan sebagai jawaban atas tatapan Gwenda yang mengandung
pertanyaan. "Saya kira....memang sering....seseorang harus berkorban banyak," kata Gwenda.
"Adakalanya merupakan bagian yang terpenting....."
Sekali lagi dia dapat menangkap suatu maksud yang terselubung, akan tetapi
Nyonya Erskine menyela, dengan suaranya yang dalam dan berwibawa,
"Apakah Anda benar-benar mencari rumah di sini" Saya menyesal rasanya tidak ada
rumah di sini yang pantas untuk Anda."
"Dan kau tidak akan memberitahukannya kepada saya," pikir Gwenda, dengan
sikapnya yang nakal. "Orang perempuan yang tolol ini, sebenarnya agak cemburu,"
pikirnya. "Dia cemburu karena saya berbicara dengan suaminya dan juga oleh
karena saya muda dan menarik."
"Sebenarnya itu tergantung dari cepat atau tidaknya Anda kehendaki untuk
mendapatkannya," kata Erskine.
"Kami sama sekali tidak tergesa-gesa," kata Giles dengan gembira. "Kami
menginginkan sesuatu yang benar-benar kami yakini sepenuhnya. Pada saat ini kami
mempunyai sebuah rumah di Dillmouth. Letaknya di pantai Selatan."
Mayor Erskine meninggalkan meja teh. Dia pergi mengambil kotak rokoknya yang
terletak di atas meja di dekat jendela.
"Dillmouth," kata Nyonya Erskine. Suaranya tidak mengandung arti apa-apa, sambil
memperhatikan bagian belakang kepala suaminya
178 "Suatu tempat kecil yang menyenangkan," kata Giles. "Apakah Anda mengenal tempat
itu?" Untuk sementara waktu tidak terdengar apa-apa, tapi kemudian Nyonya Erskine lalu
berkata dengan datar, "Kami pernah tinggal di sana untuk beberapa minggu pada suatu musim panas ....
beberapa tahun yang lalu. Tapi kami kurang menyenanginya karena agak terlalu
sepi." "Itu memang benar," kata Gwenda. "Memang itulah apa yang kami dapatkan. Giles
dan saya sangat senang dengan hawa yang sejuk."
Erskine telah kembali sambil membawa kotak rokoknya. Dia menawarkan kotak rokok
itu kepada Gwenda. "Anda akan menemukan angin yang sepoi-sepoi itu juga di sini," kata Erskine.
Terasa adanya tekanan yang keras dalam suaranya.
Gwenda melihat kepadanya pada saat ia menyalakan rokoknya.
"Apakah Anda juga ingat kepada Dillmouth?" tanya Gwenda sepintas lalu.
Erskine menggigit bibirnya, yang menurut perkiraan Gwenda sebagai suatu tanda
yang tiba-tiba dari penderitaannya. Tapi dengan suara yang biasa dia lalu
menjawab, "Saya pikir, saya masih ingat sekali. Kami ketika itu tinggal di......Royal
George.....Tidak, tapi di
Royal Clarence Hotel."
"O, ya, itu hotel model lama tapi keadaannya masih baik. Rumah kami dekat sekali
dengan hotel itu. Namanya Hillside, tapi biasanya disebut St .... St .... Mary,
bukankah begitu, Giles?"
"St. Catherine," kata Giles.
Kali ini tampaknya benar-benar ada reaksi. Erskine berbalik dengan cepat,
sedangkan cangkir Nyonya Erskine bergetar beradu dengan piringnya.
179 "Barangkali," dia berkata dengan tiba-tiba, "barangkali Anda ingin melihat kebun
rumah ini?" "O, ya tentu...."
Mereka lalu keluar melalui pintu. Kebunnya terurus dengan baik, penuh dengan
tumbuh-tumbuhan dan jalan-jalan kecil yang ditumbuhi tanaman. Menurut pengamatan
Gwenda, pasti yang mengurus kebun ini adalah Mayor Erskine. Ketika berbicara
dengannya mengenai bunga-bunga mawar dan tumbuh-tumbuhan untuk obat, wajah
Erskine yang tadinya penuh dengan kesedihan berubah jadi memancarkan kegairahan.
Rupanya untuk mengurus kebun adalah kesenangannya dan dia telah mengerjakannya
dengan kegembiraan. Pada saat ketika mereka pamit dan berjalan menuju kendaraan, Giles dengan
tergesa-gesa menanyakan kepada Gwenda,
"Apakah.....apakah kau sudah menjatuhkannya?"
Gwenda mengangguk kepadanya.
"Dia kelompok yang kedua dari gundukan bunga-bunga yang hijau."
Dia melihat ke bawah, ke jari-jari tangannya dan memutar-mutar cincin kawinnya
sambil melamun. "Tapi seandainya, kau tidak menemukannya kembali?"
"Sebenarnya itu bukan cincin kawin saya yang asli, saya tentu tidak akan
mengambil risiko sejauh itu."
"Saya senang mendengarnya."
"Perasaan saya sangat dalam terhadap cincin kawin itu. Masih ingatkah kau, apa
yang kaukatakan kepada saya, pada waktu kau memasangkan cincin kawin itu di jari
saya" Cincin itu adalah permata zamrut hijau, karena kauanggap saya ini seekor
kucing kecil bermata hijau."
"Saya berani berkata," kata Giles dengan tidak bersemangat, "bahwa bentuk rasa
cinta kita yang 180 khusus ini, mungkin akan terasa janggal oleh seseorang dari generasinya, Nona
Marple." "Saya ingin tahu, apa yang sekarang sedang dikerjakannya, orang tua yang baik
hati itu. Apakah mungkin dia sedang duduk-duduk di bawah sinar matahari?"


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tentu dia sedang menyelidiki sesuatu....seperti apa yang saya ketahui selama ini.
Ia menonjolkan dirinya ke sini dan mengintip ke sana, atau sedang mengajukan
beberapa pertanyaan. Saya harapkan bahwa dia untuk hari-hari ini tidak terlalu
banyak bertanya." "Saya rasa itu hal biasa, yang suka dilakukan oleh seorang tua. Tindakannya itu
tidak akan banyak menarik perhatian orang, tapi lain halnya kalau kita sendiri
yang mengerjakannya."
Mendengar itu wajah Giles kembali menjadi tenang.
"Karena itulah saya tidak menyenanginya......"
katanya mencurahkan isi hatinya. "Nanti kau yang mengerjakannya dan saya tidak
suka. Saya tidak dapat menahan perasaan untuk diam di rumah dan menyuruh kau
mengerjakan pekerjaan yang kotor."
Gwenda dengan jarinya menyentuh pipi Giles yang sedang merasa cemas.
"Saya mengerti, sayang, saya mengerti. Akan tetapi kau tentu mengetahui bahwa
persoalan ini memang penuh dengan tipu daya. Sebetulnya adalah tidak sopan untuk
mengadakan tanya jawab dengan seseorang mengenai hidup percintaannya di masa
yang lalu....walaupun itu sebuah pekerjaan
yang memalukan.....tapi itu semua bisa dikerjakan
oleh seorang wanita dengan lebih baik......jika ia
pintar. Dan saya bermaksud untuk menjadi pintar."
"Saya tahu bahwa kau pintar, akan tetapi jika Erskine ternyata adalah orang yang
kita cari........" Gwenda merenung lalu berkata,
"Saya' kira bukan dia orangnya."
181 "Apakah yang kaumaksudkan, bahwa jalan kita ini salah?"
"Tidak, tidak semuanya salah. Saya kira dia betul-betul mencintai Helen. Akan
tetapi dia adalah orang yang baik, Giles, baik sekali. Dia sama sekali tidak
tergolong jenis yang suka mencekik."
"Tapi kau belum mempunyai pengalaman dengan jenis-jenis yang suka mencekik itu,
bukankah begitu, Gwenda?"
"Tidak....akan tetapi saya mempunyai naluri seorang wanita!"
"Saya berani mengatakan, bahwa itulah yang sering dikatakan oleh korban-korban
pencekikkan. Tidak, Gwenda, ini di luar bersenda-gurau, maukah kau berhati-
hati?" "O itu sudah tentu....Saya merasa kasihan kepada laki-laki itu yang mempunyai
seorang istri, yang selalu menjaganya. Saya berani mengatakan, bahwa dia
mempunyai penghidupan yang menderita."
"Istrinya seorang perempuan yang aneh......bagaimanapun ia agak menakutkan juga."
"Ya, kelihatannya menyeramkan sekali. Apakah kau melihat, bahwa dia terus
memperhatikan saya?"
"Saya rasa rencana ini akan berhasil dengan baik."
III. Rencananya itu dilaksanakan pada hari berikutnya.
Giles, seperti apa yang dikatakannya telah bertindak sebagai seorang detektif
bayangan di dalam sebuah kasus perceraian. Dia telah menempatkan dirinya pada
suatu tempat yang menguntungkan, sehingga dia bisa melihat pintu depan dari
Antell Manor. Kurang lebih pukul setengah dua belas, dia datang melapor kepada
Gwenda, bahwa keadaan-182
nya sudah baik sekali. Nyonya Erskine telah pergi menggunakan mobil Austin
kecilnya dan sudah jelas bahwa dia pergi menuju pasar di kota yang jauhnya tiga
mil. Jadi dengan begitu keadaannya sekarang sudah aman.
Gwenda berjalan menuju ke pintu depan dan membunyikan bel. Dia lalu menanyakan
Nyonya Erskine dan diberitahukan, bahwa dia sedang pergi. Gwenda kemudian
menanyakan Mayor Erskine. Mayor sedang berada di kebunnya. Dia segera berdiri
tegak dari pekerjaannya membereskan bunga-bunga, pada saat Gwenda berjalan
menuju ke tempatnya. "Maafkan saya, saya telah mengganggu Anda," kata Gwenda. "Tapi saya pikir,
cincin saya mungkin telah jatuh di sekitar sini, kemarin. Saya tahu, bahwa
cincin itu masih ada, ketika kami keluar, sesudah minum teh itu. Cincin itu
memang agak longgar, akan tetapi bagi saya, agak berat untuk kehilangan cincin
itu, karena cincin itu adalah cincin pertunangan saya."
Pencarian itu pun segera dimulai. Gwenda mengulangi langkah-langkahnya yang
kemarin, sambil berusaha untuk mengingat-ingat, di mana dia kemarin telah
berdiri dan juga bunga-bunga apa yang pernah dipegangnya. Cincinnya dike-
temukannya, ada di dekat sekelompok Delphiniums. Setelah itu Gwenda tampak
sangat lega. "Nah, sekarang....bolehkah saya mengambil minuman untuk Anda, Nyonya Reed"
Bagaimana kalau minum bir" Atau segelas sherry" Atau mungkin Anda lebih menyukai
kopi atau yang lainnya?"
"Tidak, saya tidak menghendaki apa-apa....betul, saya tidak mau minum apa-apa.
Hanya sebatang rokok saja....terima kasih."
Gwenda lalu duduk di sebuah bangku dan Erskine mengambil tempat di sampingnya.
183 Mereka merokok bersama dengan tidak berkata apa-apa. Hati Gwenda berdenyut cepat
sekali. Tidak ada jalan lain mengenai soal itu. Dia harus mengambil keputusan
sekarang juga dengan cepat.
"Saya ingin menanyakan sesuatu kepada Anda," kata Gwenda. "Mungkin Anda akan
berpikir bahwa perbuatan saya ini tidak sopan. Akan tetapi saya
sangat ingin mengetahuinya.....dan juga mungkin
hanya Anda satu-satunya orang yang dapat memberitahukannya kepada saya. Saya
yakin, bahwa Anda pernah jatuh cinta kepada ibu tiri saya."
Erskine berbalik kepadanya dengan keheranan.
"Dengan ibu-tiri Anda?"
"Ya, Helen Kennedy. Yang kemudian namanya menjadi Helen Halliday."
"Oh....begitu." Lelaki di sampingnya menjadi tenang sekali. Matanya nanar
memandang ke kebun yang disinari matahari. Rokok yang ada dalam jari-jarinya
terbakar habis. Tampaknya dia begitu tenangnya, akan tetapi Gwenda dapat
merasakan adanya pergolakan hebat di dalam tubuhnya yang tegang itu, yang
lengannya bersentuhan dengan lengan Gwenda.
Seperti sedang menjawab sebuah pertanyaan, yang diajukan kepada dirinya sendiri,
Erskine lalu berkata, "Saya kira surat-surat itu."
Gwenda tidak menjawab. "Saya tidak pernah menulis banyak-banyak kepadanya....dua, mungkin juga tiga. Dia
mengatakan bahwa dia telah menghancurkan surat-surat itu....akan tetapi, biasanya
wanita-wanita tidak pernah musnahkan surat-surat, bukankah begitu" Dan dengan
begitu surat-surat itu lalu jatuh di tangan Anda. Dan lalu Anda ingin
mengetahuinya." "Saya ingin mengetahui lebih banyak mengenai dirinya. Saya sangat senang
kepadanya. Walaupun saya masih sangat kecil....pada waktu ia pergi."
184 "Dia pergi?" "Apakah Anda tidak mengetahui?" Matanya yang jujur melihat kepadanya dengan
heran. "Saya tidak pernah mendapat kabar mengenai dirinya," dia meneruskan,
"sejak....sejak musim panas di Dillmouth itu."
"Jadi.....jadi Anda tidak mengetahui, di mana dia
sekarang berada?" "Bagaimana saya bisa mengetahuinya" Hubungan itu sudah lalu. Bertahun-tahun yang
lalu. Semuanya sudah berakhir .... dan sudah dilupakan."
"Sudah dilupakan?"kata Gwenda.
Erskine tersenyum dengan pahit.
"Ya, memang semua itu tidak mungkin untuk dilupakan .... Anda mempunyai
penglihatan yang tajam sekali, Nyonya Reed. Akan tetapi sekarang, ceriterakanlah
kepada saya mengenai diri Helen. Dia tidak meninggal, bukan?"
Sekonyong-konyong terasa adanya hembusan angin yang dingin, menerpa leher mereka
berdua dan kemudian menghilang.
"Saya sendiri belum mengetahuinya. Apakah dia sudah meninggal atau belum," kata
Gwenda. "Saya tidak mengetahui apa pun mengenai dirinya. Saya justru mengira
mungkin Anda mengetahuinya?"
Sambil menggelengkan kepalanya, Erskine berkata,
"Seperti yang Anda ketahui, dia pergi dari Dillmouth pada waktu musim panas itu.
Kepergiannya pada malam itu sangat tiba-tiba sekali. Dia pergi tanpa
memberitahukan kepada siapa pun. Dan setelah itu dia tidak pernah kembali lagi."
"Dan Anda mengira, mungkin saya pernah mendengar mengenai dirinya?" tanya
Erskine. "Ya......." Erskine menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Sepatah kata pun dari dia tidak. Akan te -
185 tapi.....kakaknya, seorang dokter.....yang berdiam
di Dillmout....seharusnya dia mengetahuinya. Atau apakah dia juga sudah
meninggal?" "Tidak. Dia masih hidup. Tapi dia juga tidak mengetahui apa-apa. Tahukah
Anda....bahwa orang-orang berpendapat........bahwa dia...telah pergi dengan seseorang?"
Erskine berbalik dan melihat kepada Gwenda. Pada matanya tampak bahwa dia sedang
berdukacita. "Apakah mereka mengira, bahwa dia telah melarikan diri dengan saya?" "Ya...itu
mungkin saja." "Apakah itu mungkin" Saya kira tidaklah demikian. Tidak, saya tidak berpikir
jauh sampai ke situ. Lain halnya kalau misalnya kami orang-orang yang tolol...
orang-orang tolol yang dengan penuh kesabaran, telah melepaskan suatu kesempatan
untuk dapat hidup berbahagia?"
Gwenda tidak berbicara. Sekali lagi Erskine menolehkan kepalanya dan melihat
kepadanya. "Sekarang sebaiknya Anda mendengarkan mengenai persoalan ini, walaupun isinya
tidak banyak yang dapat didengarkan. Akan tetapi saya tidak senang kalau Anda
sampai menyalahkan Helen. Kami bertemu di atas kapal dalam perjalanan ke India.
Salah satu dari anak-anak saya sakit, sehingga istri saya baru akan menyusul
dengan kapal yang berikutnya. Helen pergi untuk kawin dengan seseorang yang
bekerja pada sebuah perusahaan kehutanan atau seperti itu. Tapi sebenarnya dia
tidak mencintainya. Orang itu kenalan lamanya, baik hati dan ramah tamah dan dia
menginginkan untuk pergi dari rumah, di mana dia merasa tidak berbahagia. Kami
saling jatuh cinta."
Dia berhenti sebentar. "Apa yang saya katakan ini mungkin tidak menyenangkan. Akan tetapi keadaannya
tidaklah be - 186 gitu....saya ingin memberikan keterangan yang jelas.....bahwa cinta di antara kami
berdua ini bukanlah hanya percintaan di atas kapal yang dalam perjalanan. Tapi
percintaan kami ini adalah serius.
Kami berdua....yah.....boleh dikatakan hancur dan
tidak ada sesuatu yang dapat diperbuat. Saya tidak dapat meninggalkan Janet
dengan anak-anak untuk menderita. Helen memahami persoalan yang dihadapi ini,
seperti juga apa yang saya rasakan.
Kalau hanya mengenai Janet saja.....akan tetapi
saya harus memperhitungkan juga nasib anak-anak. Tidak ada kemungkinan
penyelesaian yang lainnya. Kami bersama kemudian menyetujui untuk berpisah dan
berusaha untuk melupakan apa yang telah terjadi di antara kami berdua."
Erskine lalu tertawa, satu tertawaan yang diliputi oleh suasana kedukaan.
"Melupakan semua ini" Saya tidak pernah dapat melupakannya....sedetik pun tidak.
Penghidupan ini jadinya merupakan neraka bagi saya. Saya tidak dapat berhenti
memikirkan Helen....Nyatanya kemudian dia tidak jadi dengan pemuda, yang dia
rencanakan untuk mengawininya. Pada saat yang telah ditentukan dia tidak dapat
menghadapinya. Dia lalu kembali ke Inggris dan dalam perjalanan pulang, dia bertemu dengan
seorang laki-laki lainnya.....saya kira itulah ayah Anda. Dia menulis
kepada saya beberapa bulan kemudian untuk memberitahukan apa yang telah dia
perbuat. Ayah Anda sangat menderita oleh karena kehilangan istrinya yang
pertama, katanya, dan juga ada seorang anak lagi. Dia berpendapat bahwa dia
dapat membahagiakan ayah Anda dan itu merupakan suatu perbuatan yang baik yang
dapat dilakukannya. Ketika itu ia menulis dari Dillmouth. Delapan bulan
kemudian, ayah saya meninggal dunia dan saya lalu menggantikannya. Saya
mengirimkan surat-surat 187 saya dan pulang kembali ke Inggris. Kami memerlukan istirahat untuk beberapa
minggu, sampai kami dapat mendiami rumah ini. Istri saya menyarankan untuk di
Dillmouth. Beberapa teman menyebutkan tempat itu sebagai kota kecil yang cantik
dan tenang. Istri saya sudah tentu tidak tahu, mengenai Helen......Dapatkah Anda
membayangkan godaan ini" Untuk sekali lagi dapat berjumpa dengan dia dan
melihat, bagaimana rupa orang yang telah kawin dengannya?"
Dia diam sebentar, kemudian Erskine berkata, "Kami datang dan menginap di Hotel
Royal Clarence. Ini merupakan suatu kesalahan. Untuk berjumpa kembali dengan
Helen adalah suatu neraka......Dia tampaknya cukup bahagia, tapi dalam
keseluruhannya saya tentu tidak tahu. Dia selalu menghindarkan dirinya untuk
dapat berjumpa dengan saya sendirian....Saya tidak tahu, apakah dia menaruh
perhatian kepada saya atau tidak .... Mungkin dia sudah dapat mengatasinya.
Mengenai istri saya, saya kira dia mencurigai sesuatu .... Dia itu seorang
perempuan ... seorang perempuan yang sangat cemburuan .... sifatnya selalu begitu."
Dia lalu menambahkan dengan tiba-tiba,
"Begitulah keadaannya. Kami kemudian meninggalkan Dillmouth......."
"Ketika itu tanggal tujuh belas Agustus, bukan?" tanya Gwenda.
"Apakah itu tanggalnya" Mungkin. Saya tidak i-ngat lagi tanggalnya dengan
tepat." "Hari itu, hari Sabtu," kata Gwenda.
"Ya, Anda betul. Janet berkata ketika itu, bahwa jalan yang ke Utara akan sangat
penuh....tapi menurut pendapat saya, tidak."
"Sudilah kiranya Anda mencoba untuk mengingatnya, Mayor Erskine" Kapankah Anda
untuk terakhir kalinya melihat ibu tiri saya. Helen?"
188 Dia tersenyum dengan lembut dan tampaknya dia agak lelah.
"Saya tidak perlu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengingatnya. Saya
melihatnya pada malam itu, sebelum kami pulang, pada keesokan harinya. Saya
telah bertemu dengannya di pantai. Saya sedang jalan-jalan ke tepi pantai
setelah saya selesai makan malam dan......menemuinya ada
di sana. Di tempat itu tidak ada siapa-siapa. Setelah itu saya berjalan
bersamanya kembali ke rumahnya. Ketika itu kami masuk melalui kebun....."
"Pukul berapa?"
"Saya tidak tahu....tapi saya kira, pukul sembilan."
"Dan kemudian Anda....berkata selamat tinggal?"
"Dan kami kemudian berkata selamat tinggal......." sekali lagi dia tertawa.
"Oo....perpisahan itu bukan seperti aDa yang Anda pikirkan. Caranya adalah agak kasar dan singkat.
Helen berkata kepada saya, 'Pergilah sekarang. Cepat pergi. Saya sebaiknya tidak
....' Dia berhenti.... dan saya ... saya lalu pergi."
"Kembali ke hotel?" .- "Ya, ya. Sesudah itu. Saya jalan lurus dulu ... kemudian
baru langsung ke desa."
Gwenda berkata, "Memang sulit untuk mengetahui tanggalnya sesudah beberapa tahun lewat. Akan
tetapi, saya pikir, bahwa pada malam itulah dia pergi.....dan tidak kembali lagi."
"Saya sekarang mengerti. Oleh karena saya dan istri saya pada keesokan harinya
pergi, lalu orang-orang menyiarkan desas-desus dan berkata, bahwa dia telah
pergi dengan saya. Pikiran yang baik sekali dari orang-orang itu."
189 "Bagaimanapun," kata Gwenda dengan terus terang, "jadi dia tidak pergi dengan
Anda?" "Ya Tuhan, tidak. Tidak pernah soal yang begitu dipersoalkan."
"Kalau begitu, mengapa Anda berpikir," tanya Gwenda, "bahwa dia telah pergi?"
Kening Erskine berkerut. Tindak-tanduknya jadi berobah, karena sekarang ia
menaruh perhatian. "Sejauh apa yang saya ketahui," katanya. "Ini merupakan suatu persoalan. Dia
sama sekali tidak meninggalkan suatu keterangan?"
Gwenda mempertimbangkannya. Kemudian dia mengemukakan pendapatnya.?"Saya kira dia tidak meninggalkan pesan sama sekali. Apakah menurut pendapat
Anda bahwa dia benar-benar telah pergi dengan orang lain?"
"Tidak, dia tidak akan berbuat semacam itu."
"Kelihatannya Anda yakin sekali mengenai soal itu."
"Ya, saya yakin."
"Tapi, mengapa dia pergi?"


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kalau dia tiba-tiba pergi, seperti itu, saya hanya melihat satu kemungkinannya
dan satu alasan. Dia jnungkin telah melarikan diri dari saya."
"Dari Anda?" "Ya. Dia mungkin takut, kalau saya akan menemuinya lagi.....dan mengganggunya. Dia
mestinya mengetahui.....bahwa saya masih sangat mencintainya.... Ya, itulah yang
menyebabkannya." "Tapi itu tidak menerangkan," kata Gwenda, "mengapa dia tidak pernah kembali.
Katakanlah kepada saya, apakah Helen pernah menceriterakan kepada Anda mengenai
ayah saya" Bahwa dia mencemaskan ayah saya" Atau....atau takut kepadanya" Atau
yang serupa itu?" "Takut kepadanya" Mengapa" Oo.....ya, saya sekarang mengerti, Anda berpikir
mungkin dia cemburu. Apakah dia seorang laki-laki yang cemburuan?"
"Saya tidak tahu. Dia meninggal dunia sewaktu saya masih kecil."
"Oh....ya, saya mengerti. Kalau saya melihat ke belakang.....tidak, dia kelihatannya
normal dan menyenangkan. Dia senang sekali kepada Helen. Dia merasa bangga
memiliki dia. Saya pikir tidak lebih dari itu. Tidak, justru sayalah yang
cemburu terhadapnya."
"Apakah menurut Anda mereka telah benar-benar hidup bersama dengan bahagia?"
"Ya, memang demikiarwfSaya juga bahagia melihatnya....tapi, juga pada saat yang
bersamaan, menyakitkan hati, untuk melihat semua itu.....Tidak, Helen tidak pernah
membicarakannya dengan saya. Seperti apa yang telah saya katakan kepada Anda,
kami hampir tidak pernah sendirian, tidak pernah ada pertemuan berdua secara
rahasia. Akan tetapi, sekarang setelah Anda menyebutkan itu, saya benar-benar
baru ingat bahwa memang betul Helen merasa cemas."
"Merasa cemas?"
"Ya, saya pikir ini mungkin disebabkan oleh istri
saya......" Dia memutuskan pembicaraannya.
"Akan tetapi saya rasa ada yang lebih dari itu." t "Dia melihat lagi kepada
Gwenda dengan tajam. "Apakah dia takut kepada suaminya" Apakah suaminya itu cemburu terhadap laki-
laki lain yang ada bersangkutan dengan istrinya?"
"Tampaknya Anda tidak pernah memikirkannya."
"Cemburu adalah sesuatu yang aneh sekali. Pada suatu ketika cemburu dapat
menyembunyikan dirinya, sehingga orang tidak akan mencurigainya." Erskine
bergidik sebentar. "Akan tetapi cemburu dapat menjadi....menakutkan sekali......"
"Saya ingin mengetahui soal lainnya......." Gwenda memotongnya.
Sebuah mobil tampak di jalan. Mayor Erskine berkata,
"Ah, istri saya sudah kembali dari berbelanja." Dalam sekejap mata, dia sudah
berubah menjadi orang lain.
Suara Erskine biasa tapi sopan. Sedangkan pada wajahnya tidak menggambarkan
sesuatu. Terasa adanya getaran halus, yang menandakan bahwa dia agak gugup.
Nyonya Erskine muncul di sudut rumah. Suaminya menyambut dia.
"Nyonya Reed, kemarin salah satu cincinnya jatuh di kebun," katanya.
Nyonya Erskine berkata pendek,
"Benarkah begitu?"
"Selamat pagi," kata Gwenda. "Ya, untungnya saya telah menemukannya kembali."
"Oh, urging sekali."
"Memer betul. Saya akan sangat menyesal, jika cincin i'.u anpai hilang. Nah,
sekarang saya mau permisi."
Nyonya Erskine tidak berkata apa-apa. Mayor Ermine "ahi berkata, "Akan saya
antarkan Anda sa.apai di kendaraan."
Dia mulai berjalan mengikuti Gwenda melalui teras, ketika terdengar suara
istrinya yang tajam, "Richard, kalau Nyonya Reed tidak berkeberatan, ada sesuatu yang ingin saya
sampaikan kepadamu......"
Gwenda lalu berkata dengan cepat,
"O, tidak mengapa. Jangan menyusahkan Anda."
Gwenda lalu berjalan dengan cepat melalui teras, memutari rumah, menuju ke
kendaraannya. Kemudian dia berhenti. Dilihatnya, Nyonya Erskine telah memarkir mobilnya
sedemikian rupa, sehingga Gwenda menyangsikan, apakah dia dapat
192 mengeluarkan mobilnya dan kemudian meluncur ke bawah. Dia ragu-ragu, dan dengan
perlahan dia lalu kembali lagi ke tera*.
Tepat tidak jauh dari pintu dorong itu dia berhenti. Dia menangkap suara Nyonya
Erskine yang dalam dan bergelombang.
"Saya tidak perduli apa yang kaukatakan. Kau tentu telah mengaturnya......ini telah
diatur kemarin. Kau telah mengatur pertemuan ini dengan perempuan itu, untuk
datang ke sini, ketika saya sedang ada di Dillmouth. Kau tetap saja
sama.....setiap gadis yang cantik. Saya tidak akan membiarkan ini....saya katakan
kepada kau, saya tidak akan membiarkan semua ini."
Suara Erskine memotong....tenang dan hampir putus asa.
"Adakalanya, Janet, saya suka berpikir, bahwa kau ini gila."
"Gila" Bukan saya yang gila. Tapi Kau. Kau tidak bisa membiarkan wanita-wanita
sendiri!" "Tidak kau 'kan tahu itu tidak benar, Janet."
"Itu pasti benar. Juga beberapa waktu yang lalu.... di tempat di mana perempuan
itu datang....Dillmouth. Beranikah kau mengatakan kepada saya, bahwa kau tidak
jatuh cinta kepada perempuannya Halliday yang berambut pirang itu?"
"Apakah kau tidak pernah bisa melupakan se suatu" Mengapa kau selalu mengulangi
kembali hal-hal itu" Kau dengan begitu benar-benar menyiksa dirimu sendiri
dan......." "Dan kaulah yang menghancurkan hati saya .... saya tidak tahan. Saya katakan
kepada kau, saya sudah tidak tahan lagi. Merencanakan suatu pertemuan.
Mentertawakan saya di belakang punggung saya. Kau tidak pernah memperhatikan
saya .... kau tidak pernah memperhatikan saya. Saya
193 akan bunuh diri. Saya akan melemparkan diri saya ke jurang ... saya ingin sekali
mati "Janet......Janet.....demi Tuhan......."
Suara yang dalam itu terputus. Lalu terdengar suara tangis yang bernapsu, yang
dibawakan oleh hembusan angin dari musim panas.
Dengan berjalan di atas ujung kakinya, pelan-pelan Gwenda pergi menuju ke jalan
keluar lagi. Dia berpikir sebentar, kemudian membunyikan bel pintu pagar depan.
"Saya ingin tahu," katanya, "apakah ada orang yang dapat menggeserkan mobil itu.
Rasanya saya tidak bisa keluar dari sini."
Pembantu rumah masuk ke dalam rumah. Sekarang datang orang dari tempat yang
dulunya dipakai untuk kandang kuda. Dia menyentuh pecinya memberi hormat kepada
Gwenda, lalu masuk ke dalam Austin itu dan mengendarainya menuju lapangan.
Gwenda masuk ke dalam mobilnya dan dengan cepat kembali ke hotel, di mana Giles
sedang menunggunya. "Lama sekali kau pergi," dia menyambut Gwenda. "Kau mendapatkan sesuatu?"
"Ya, saya sekarang mengetahui mengenai semua ini. Benar-benar menimbulkan rasa
kasihan kepadanya. Dia sangat mencintai Helen."
Gwenda lalu menceriterakan apa yang telah terjadi pagi itu.
"Saya pikir," ketika dia mengakhiri ceriteranya, "bahwa Nyonya Erskine itu
benar-benar sedikit gila. Dia tampaknya gila sekali. Saya sekarang baru
mengetahui, apa yang disebut dengan cemburu. Sungguh sangat menakutkan untuk
mempunyai perasaan yang demikian itu. Tapi sekarang, bagaimanapun kita telah
mengetahui, bahwa Erskine bukanlah orangnya yang telah pergi dengan Helen, dan
juga bahwa dia tidak mengetahui sama sekali
194 mengenai kematiannya Helen masih hidup pada malam itu sewaktu Erskine
meninggalkan dia "ya kata giles sedikitnya itulah apa yg dikatakanya Mendengar
itu Gwenda melihat kepadanya agak
"Itulah," Giles mengulengi kata-katanya denean tegas, "apa yang ia katakan.
195 Bab 18. RUMPUT NONA Marple membungkuk di atas teras yang letaknya dekat pintu dorong dan
mencabuti rumput-rumput liar yang melingkari dan bersembunyi. Kegiatan itu hanya
merupakan hasil yang tidak berarti, karena di bawah tanah, rumput-rumput yang
bersembunyi itu masih menimbulkan kesusahan. Akan tetapi, sedikitnya, tanamannya
masih mendapatkan kesempatan untuk berkembang. Tanamannya itu bunganya berwarna
hijau. Nyonya Cocker muncul di jendela ruangan tamu. "Maafkan saya, Nyonya ada
Dokter Kennedy. Dia sangat ingin mengetahui, untuk berapa lama, Tuan dan Nyonya
Reed pergi dan saya beritahukan kepadanya bahwa saya sendiri tidak tahu dengan
tepat, akan tetapi mungkin Anda akan dapat mengatakannya. Bolehkah saya
membawanya ke sini?"
"O....sudah tentu, Nyonya Cocker."
Nyonya Cocker tidak lama kemudian kembali bersama Dr. Kennedy.
Dengan agak gugup, Nona Marple memperkenalkan dirinya kepada Dr. Kennedy
"......dan saya sudah mengaturnya dengan Gwenda, bahwa saya akan datang dan
mencabuti 196 rumput-rumput, selama dia bepergian. Saya mengira Anda mengetahuinya, bahwa
teman-teman muda saya telah dipermainkan oleh tukang kebunnya yang suka
menyeleweng, si Foster itu. Dia datang dua kali dalam seminggunya, banyak minum
teh, banyak mengobrol dan bekerja tidak terlalu banyak, kalau menurut pengamatan
Baya." "Ya," kata Dr. Kennedy agak melamun. "Ya, mereka semuanya sama saja."
Nona Marple melihat kepadanya dengan penuh penghargaan. Dia kelihatannya lebih
tua daripada apa yang diterangkan oleh Reed kepadanya. Menurut terkaannya dia
itu lekas tua. Dia tampak cemas dan kurang gembira. Dia berdiri di sana, sambil
jari-jari tangannya meraba-raba rahangnya yang panjang, yang menandakan sifat
orang yang suka berkelahi.
"Jadi mereka telah pergi," katanya. "Dapatkah Anda mengatakan untuk berapa
lama?" "O, tidak lama. Mereka pergi untuk mengunjungi beberapa orang teman yang berada
di bagian utara Inggris. Orang-orang muda tampaknya begitu gelisah, selalu pergi
ke sana ke mari." "Ya......." kata Dr. Kennedy. "Ya, itu benar
sekali." Dr. Kennedy berhenti dan kemudian dengan agak malu berkata,
"Giles Reed yang muda menulis kepada saya dan
minta kepada saya beberapa kertas.....atau surat,
kalau-kalau saya masih dapat menemukannya
Dia agak ragu-ragu, Nona Marple lalu berkata dengan tenang,
"Apakah itu surat-surat dari adik perempuan Anda?"
Dia dengan cepat melemparkan pandangan yang cerdik.
"Jadi kalau begitu.....Anda telah mendapat kepercayaan mereka, bukan" Masih
keluarga?" 197 "Bukan, hanya seorang teman," kata Nona Marple. "Saya telah memberikan nasehat
yang sebaik-baiknya kepada mereka. Akan tetapi jarang sekali orang dapat
menerima nasehat......Mungkin,
sangat disayangkan, tapi begitulah kenyataannya......"
"Apakah nasehat Anda itu?" Dr. Kennedy bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.
"Supaya jangan mencampuri urusan pembunuhan yang telah lama terjadi itu," kata
Nona Marple dengan tegas.
Dr. Kennedy duduk dengan agak gelisah di tempat duduk yang terbuat dari bahan
asli itu, tapi yang tidak enak untuk diduduki.
"Itu sebuah nasehat yang tidak ada jeleknya," Dr. Kennedy berkata. "Saya senang
kepada Gwenda. Dahulu dia masih kecil. Saya lihat bahwa dia telah tumbuh menjadi
seorang perempuan yang cantik. Saya khawatir, bahwa dia telah mengambil langkah,
yang akan melibatkannya dalam kesulitan."
"Ada bermacam-macam kesulitan," kata Nona Marple
"He" Ya...ya, betul sekali."
Dia mengambil nafas, lalu berkata lagi,
"Giles Reed menulis kepada saya, meminta, apakah dia bisa mendapatkan surat-
surat dari adik saya, yang ditulisnya setelah dia meninggalkan tempat ini.....dan
juga contoh-contoh asli tanda tangannya." Dia berkata begitu sambil melemparkan
pandangan yang tajam ke arah Nona Marple. "Apakah Anda mengetahui, apa itu
maksudnya?" Nona Marple mengangguk. "Saya kira, saya mengerti."
"Mereka berpendapat, bahwa Kelvin Halliday pada waktu dia mengatakan telah
mencekik istrinya, telah berbicara kurang dari semestinya. Mereka juga
berpendapat bahwa surat-surat yang telah ditulis oleh Helen, sesudah dia pergi,
sama se - 198 kali bukan di tulis olehnya...surat-surat itu surat palsu. Mereka berpendapat
bahwa Helen tidak pernah meninggalkan rumah ini dalam keadaan hidup."
Nona Marple berkata dengan lembut.
"Dan Anda, sekarang, sudah tidak begitu yakin lagi pada pendapat Anda sendiri?"
"Pada saat itu, saya memang yakin," kata Kennedy sambil memandang ke depan.
"Ketika itu, semuanya tampak jelas sekali. Bahwa semuanva itu hanyalah khayalan
Kelvin. Saat itu tidak terdapat sesosok tubuh, hilangnya koper dan pakaian
karena telah diambil....dengan semua itu, apalagi yang dapat saya pikirkan?"
"Dan adik Anda, pada waktu itu agak ......
hmmm," Nona Marple batuk dengan sopan, "......menaruh perhatian kepada seorang laki-
laki?" Dr. Kennedy melihat kepadanya. Di dalam matanya, tampak ada suatu penderitaan
yang besar sekali. "Saya cinta kepada adik saya," dia berkata, "akan tetapi saya harus mengakui,
bahwa Helen selalu saja mempunyai hubungan dengan seorang laki-laki. Memang ada
perempuan yang sudah ditakdirkan untuk hidup dengan cara itu.......atas kelakuannya
itu mereka sendiri tidak dapat berbuat apa-apa."
Pada waktu itu segala sesuatunya jelas bagi Anda," kata Nona Marple. "Akan
tetapi sekarang tampaknya tidak begitu jelas lagi bagi Anda. Mengapa?"
"Oleh karena," kata Kennedy dengan terus terang, "tampaknya tidak masuk akal
bagi saya, kalau Helen masih hidup, mengapa dia tidak menghubungi saya selama
bertahun-tahun ini. Sebaliknya, kalau dia sudah meninggal, sama juga aneh -
199 nya, mengapa tidak ada orang yang memberitahukan kepada saya kenyataan itu.
Begitulah." Dia berdiri, lalu mengambil sebuah bungkusan dari dalam saku.
"Cuma ini yang dapat saya lakukan sebaik-baiknya. Surat yang pertama, yang telah
sdya terima dari Helen, mungkin telah saya musnahkan. Saya tidak dapat
menemukannya. Akan tetapi surat yang kedua, telah saya simpan. Surat itu
beralamatkan kantor pos pengirim. Surat ini bisa dipakai untuk mencocokkan.
Surat ini adalah satu-satunya tulisan tangan Helen yang dapat saya ketemukan.
Ini merupakan catatan dari ubi-ubian dan lain-lainnya yang akan ditanam. Sebuah
tembusan dari pesanan yang dia simpan. Pesanan dan surat itu telah ditulis
dengan tangan yang sama, menurut pendapat saya, akan tetapi saya bukanlah
seorang ahli tulisan. Akan saya tinggalkan ini di sini untuk Giles dan Gwenda,
kalau mereka nanti sudah kembali. Saya kira ini mungkin tidak perlu dikirimkan
kepada mereka." "O, tidak. Tidak perlu. Karena mereka bermaksud untuk kembali besok .... atau pada
hari berikutnya." Dokter menganggukkan kepalanya. Dia lalu berdiri sambil melihat ke sepanjang
teras, seperti orang yang sedang melamun. Dia lalu dengan mendadak berkata,
"Tahukah Anda, apa yang mencemaskan saya" Kalau seandainya Kelvin Halliday
benar-benar telah membunuh istrinya, dia mestinya telah menyembunyikan tubuh itu
atau membuangnya entah dengan cara bagaimana. Tapi dengan begitu ini berarti
bahwa keterangannya (saya tidak tahu, apakah ada keterangan lain) kepada saya
itu hanyalah sebuah dongeng, yang telah disusunnya dengan pandai.....sedangkan apa
yang telah terjadi sebenar-200
nya......bahwa dia telah menyembunyikan satu
koper penuh dengan pakaian, untuk menguatkan
keterangannya, bahwa Helen telah pergi.....dan juga
dia telah mengatur surat-suratnya supaya dikirim
dari luar negeri.....Ini berarti bahwa sesungguhnya
pembunuhan itu telah direncanakan terlebih dahulu dan kemudian dilaksanakan
secara kejam. Gwennie kecil adalah seorang anak manis. Ini akan jelek sekali
baginya, telah mempunyai seorang ayah yang dihinggapi oleh penyakit gila. Akan
tetapi adalah sepuluh kali lebih jelek lagi untuk mempunyai seorang ayah yang
telah merencanakan perbuatan jahatnya terlebih dahulu."
Dia melangkah menuju jendela yang terbuka. Nona Marple menghentikan langkahnya
dengan mengajukan pertanyaan secara cepat.


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Siapa yang ditakuti oleh saudara Anda itu, Dr. Kennedy?"
"Yang ditakutinya" Setahu saya tidak ada."
"Saya sekedar hanya ingin mengetahui.....Harap
dimaafkan, kalau saya telah mengajukan suatu pertanyaan yang tidak layak.....tapi
ketika itu ada seorang anak muda, bukan" Yang saya maksudkan ada sesuatu yang
mengacaukannya....pada waktu dia masih sangat muda" Kalau tidak salah orang itu
bernama Afflick." "Oo......mengenai itu. Kejadian yang tolol, yang
sering dialami oleh gadis-gadis. Seorang laki-laki muda yang tidak
menyenangkan......tidak jujur......dan sudah tentu bukan golongannya. Orang
itu sama sekali bukan tingkatannya. Dia kemudian mengalami kesulitan."
Senyum Dr. Kennedy diliputi oleh keraguan.
"O, tapi itu saya rasa tidak begitu mendalam. Bagaimanapun orang itu, seperti
yang saya katakan, telah mengalami kesulitan di sini, dan lalu meninggalkan
tempat ini untuk seterusnya."
201 "Kesulitan apa?"
"O, kesulitannya timbul bukan karena berbuat kejahatan. Hanya sikapnya saja yang
tidak bijaksana. Ia membicarakan soal pribadi majikannya."
"Dan majikannya itu adalah Tuan Walter Fane?"
Dr. Kennedy melihat kepadanya dengan sedikit heran.
"Ya.....ya.....setelah Anda berkata begitu, saya
jadi teringat. Dia memang bekerja pada Fane And Watchman. Tidak ada ikatan
kontrak kerja. Dia hanya seorang juru tulis biasa."
Hanya seorang jurus tulis biasa....." Nona Marple
merasa heran, dia lalu kembali lagi mengurus rerumputan, begitu Dr. Kennedy
pergi......... 202 Bab. 19 Tuan Kimble bicara "O A YA benar-benar heran," kata Nyonya Kimble. O Suaminya yang terdorong untuk
berbicara oleh karena adanya suara yang tidak berbeda dengan sebuah teriakan,
mulai mendengarkan suaranya.
Dia lalu mendorong cangkirnya ke muka.
"Apa yang kaupikirkan, Lily?" Dia bertanya. "Saya bukan minta gula."
Nyonya Kimble dengan cepat memperbaiki suaranya, dan lalu meneruskan
membicarakan persoalannya.
"Saya sedang memikirkan iklan itu. Yang dimaksud oleh iklan itu adalah saya,"
katanya. "Nama yang disebut adalah Lily Abbott, itu sudah jelas. Dan 'bekas
pembantu rumah di St, Catherine Dillmouth.' Itu yang dimaksud adalah saya, pasti
benar." "Ar," Tuan Kimble menyetujui.
"Sesudah lewat bertahun-tahun ini.....kau pasti
juga sependapat dengan saya, bahwa ini sedikit aneh, Jim."
"Ar," kata Tuan Kimble.
"Nah, sekarang apa yang harus saya lakukan, Jim?"
203 "Biarkan saja."
"Saya kira mungkin ini ada sangkut pautnya de-* ngan uang?"
Terdengar suara berkumur ketika ia sedang mengosongkan cangkir tehnya. Teh itu
untuk memperkuat tubuhnya dan kekuatan mentalnya, sebelum dia mulai berpidato
panjang. Dia mendorong cangkirnya dan berkata dengan singkat "lagi." Baru
kemudian dia melanjutkan bicaranya.
"Kau sudah banyak berceritera mengenai apa yang telah terjadi di St. Catherine.
Pada waktu itu saya kurang memperhatikannya......Saya anggap itu
hanya sebagai obrolan iseng dari perempuan. Tapi rupanya tidaklah demikian.
Mungkin memang telah terjadi sesuatu di sana. Tapi kalau memang begitu, ini
berarti adalah persoalan polisi, dan sebaiknya kau tidak melibatkan diri dalam
persoalan ini. Dengan begitu semuanya akan beres, bukan" Istriku.....sebaiknya,
kau tidak memikirkannya."
"Gampang sekali untuk mengatakan itu, siapa tahu, mungkin ada uang untuk saya
dalam surat warisan itu. Mungkin Nyonya Halliday selama hidupnya dan sekarang
sesudah meninggal, telah meninggalkan sesuatu untuk saya dalam surat wasiatnya?"
Meninggalkan sesuatu untukmu dalam surat warisannya?" Untuk apa?" Ar" kata Tuan
Kimble, kembali pada kalimat yang paling disenanginya untuk menyatakan
penghinaan. "Biarpun seandainya itu betul dari pihak polisi.....Jim, kau 'kan tahu, adakalanya
kepada seseorang akan diberikan hadiah besar, kalau dapat me-berikan keterangan
untuk dapat menangkap seorang pembunuh."
"Tapi, apa yang dapat kauberikan kepada mereka" Apa yang kauketahui" Semua itu
hanya khayalanmu saja."
204 "Itu pendapatmu, tapi saya sedang memikirkan
"Ar," kata Tuan Kimble dengan muak.
"Ya, saya telah menemukannya. Sejak saya membaca tulisan di surat kabar itu,
saya merasa bahwa mungkin ada sedikit kesalahan. Layonee, itu agak sedikit
tolol, seperti kebanyakan orang asing lainnya, mereka tidak dapat mengerti
sebaik-baiknya, apa yang telah dikatakan kepada mereka....dan juga karena bahasa
Inggris-nya jelek sekali. Karena dia tidak dapat menyatakan apa yang
dimaksudnya, saya lalu memikirkan apa sebenarnya yang telah dimaksudkannya itu....
Saya berusaha untuk mengingat nama orang itu..... kalau misalnya orang itu
yang telah dilihatnya...Ingatkah kau pada film yang pernah saya katakan kepadamu"
'Kekasih rahasia' Film itu selau mendebarkan saya. Dalam film itu mereka
membuntutinya dan kemudian menemukannya ada dalam mobilnya. Lima ribu dollar
telah dibayarkan kepada penunggu parkir mobil, untuk melupakan, bahwa dia telah
mengisi mobilnya dengan bensin. Tidak tahu berapa jumlah itu dalam pound
Inggris.... Yang satunya ada di situ juga dan suaminya sangat cemburu. Semuanya
tergila-gila kepadanya. Keadaannya benar-benar demikian. Dan pada akhirnya......."
Tuan Kimble mendorong kursinya ke belakang dengan jengkel.
Dia lalu berdiri pelan-pelan dengan kewibawaan yang membosankan. Sebelum dia
meninggalkan dapur, diberikannya ultimatum-ultimatum seperti dari seseorang yang
biasanya tidak dapat mengemukakannya dengan jelas, tapi mengandung kecerdikan.
"Istriku, sebaiknya kau melupakan saja semua itu," katanya. "Kalau tidak mau,
akhirnya mau tidak mau kau akan menyesal nanti."
205 Tuan Kimble lalu pergi ke samping dapur, mengenakan sepatunya dan kemudian pergi
ke luar. Lily masih saja berada di meja, sedangkan otaknya yang tolol itu masih saja
memikirkan sesuatu. Sudah tentu dia tidak dapat menentang pendapat dari
suaminya, dan dia masih tetap pada pendapatnya......tapi Jim sangat taat pada
peraturan dan tidak suka merubah pendapatnya. Lily berharap dapat menanyakan kepada
seseorang....kepada seseorang yang bisa memberikan keterangan mengenai soal hadiah
dan polisi, dan juga maksudnya semuanya ini.
Sangat disayangkan untuk tidak mempergunakan satu kesempatan untuk mendapatkan
uang yang halal. Satu perangkat radio...... rumah dan tanah......
pakaian yang berwarna buah sherry di toko Rus -
sel...... atau mungkin juga seperangkat perabotan
model Jacobean untuk kamar tamu.
Banyak keinginan, tamak, pandangannya yang
sempit, dia terus bermimpi......Apakah sebenarnya
yang telah dikatakan oleh Layonee bertahun-tahun yang lalu itu"
Kemudian dia mendapatkan sebuah ide. Dia lalu berdiri, mengambil tinta, pena dan
beberapa lembar kertas tulis.
"Saya sudah tahu, apa yang harus saya kerjakan," katanya kepada dirinya sendiri.
"Saya akan menulis sebuah surat kepada dokter, kakaknya Nyonya Halliday. Dia
akan dapat memberitahukan kepada saya apa yang harus saya lakukan....itu kalau dia
masih hidup. Bagaimanapun saya rasa menurut batin saya, saya tidak pernah
mengatakan apa-apa kepadanya mengenai apa yang diketahui oleh Layonee.. atau "mengenai mobil misterius itu."
Untuk beberapa waktu tidak terdengar apa-apa, kecuali bunyi goresan pena Lily
dengan sekuat tena - 206 ga. Dia tidak sering menulis surat, sehingga dia menemui kesulitan untuk
menyusunnya. Bagaimanapun pada akhirnya selesailah surat itu, yang kemudian dimasukkannya ke
dalam amplop dan menutupnya rapat-rapat.
Akan tetapi dia tidak mendapatkan kepuasan, seperti apa yang diharapkannya
semula. Besar ke mungkinannya, bahwa dokter itu sudah meninggal atau sudah
pindah dari Dillmouth. Lalu.....apakah ada orang lainnya"
Siapakah nama dokter itu......asalkan dia dapat
mengingatkannya........ 207 Bab 20 GADIS HELEN GILES dan Gwenda pada pagi hari itu baru saja menyelesaikan sarapannya. Mereka
baru kembali dari Northumberland, ketika Nona Marple datang. Dia masuk ke dalam
ruangan sambil meminta maaf.
"Saya khawatir kedatangan saya ini agak terlalu pagi. Ini sebenarnya bukanlah
perbuatan yang biasa saya kerjakan. Akan tetapi ada sesuatu yang i-ngin saya
jelaskan. "Kami senang sekali untuk bertemu dengan Anda," kata Giles, sambil menyediakan
sebuah kursi untuknya. "Mari minum secangkir kopi."
"O, tidak. Terima kasih. Saya sudah makan pagi secukupnya. Sekarang berikanlah
kepada saya kesempatan untuk menjelaskannya. Saya datang ke mari, ketika kalian
berdua sedang tidak ada di rumah. Seperti apa yang Anda telah katakan kepada
saya dengan baik hati, mungkin saya bersedia untuk turut sedikit membersihkan
tanaman dari rerumputan......."
"Anda baik sekali," kata Gwenda.
"Saya kemudian berpendapat, bahwa dua hari dalam seminggunya, tidaklah cukup
untuk mengurus kebun ini. Bagaimanapun saya berpendapat,
208 bahwa Foster telah banyak mengambil keuntungan dari kalian. Dia kebanyakan minum
teh dan kebanyakan omong kosong. Saya telah lihat, bahwa dia tidak dapat
diperpanjang satu hari lagi. Lalu dengan begitu saya telah memberanikan diri,
untuk memperkerjakan orang lain hanya satu hari dalam
seminggunya....yaitu setiap hari Rabu.....sekarang
ini." Giles melihat kepadanya dengan heran. Dia merasa heran atas tindakannya itu.
Mungkin saja maksudnya baik, akan tetapi perbuatan Nona Marple itu,
dirasakannya, walaupun sedikit, sebagai telah mencampuri urusan orang lain. Dan
campur tangan seperti ini paling tidak cocok dengan kepribadiannya.
Giles lalu berkata dengan perlahan, "Foster sudah terlalu tua untuk dapat
bekerja berat." "Manning malah lebih tua lagi, Tuan Reed. Dia mengatakan kepada saya, umurnya
sudah tujuh puluh lima tahun. Akan tetapi saya memperkerjakan dia hanya untuk
beberapa hari saja, ini hanya merupakan siasat yang akan menguntungkan kita
semua. Seperti apa yang saya ketahui, dahulu dia bekerja pada Dr. Kennedy.
Pemuda yang mengadakan hubungan dengan Helen itu, namanya Afflick. Manning
mengatakannya kepada saya sambil lalu."
"Nona Marple," kata Giles. "Pada mulanya saya mengumpat Anda dalam hati, tapi
ternyata Anda adalah luar biasa sekali. Anda tentu sudah tahu, bahwa saya telah
mendapatkan contoh-contoh tulisan tangan Helen dari Dr. Kennedy."
"Ya, saya telah mengetahuinya. Saya berada di sini, pada waktu dia membawanya ke
mari." "Saya telah mengirim semua itu, hari ini, dengan pos. Minggu lalu saya telah
mendapatkan sebuah alamat seorang ahli tulisan tangan."
209 "Sekarang marilah kita ke kebun dan menemui Manning," kata Gwenda. Manning
adalah seorang tua yang bungkuk, karena penyakit tulang dan mempunyai sepasang
mata yang jenaka. Kecepatannya menggaruk jalan kecil itu, meningkat ketika
melihat majikannya mendekat."
"Selamat pagi, Tuan. Selamat pagi, Nyonya. Nyonya mengatakan kepada saya bahwa
Nyonya memerlukan tenaga tambahan pada setiap hari Rabu. Untuk pekerjaan ini,
saya senang sekali. Sangat memalukan sekali sampai taman ini tidak mendapat
perhatian." "Saya rasa, taman ini telah dibiarkan tidak terurus untuk beberapa tahun
lamanya." "Memang betul, Nyonya. Seingat saya pada waktu Nyonya Findeyson, saya masih
mengerjakan taman ini. Pada waktu Itu, taman ini cantik sekali,^ Nyonya
Findeyson sangat senang sekali pada tamannya ini."
Giles dengan enaknya menyandarkan dirinya pada penggilingan.
Gwenda mencium beberapa kuncup bunga mawar. Sedangkan Nona Marple naik ke atas,
lalu me bungkuk, memperhatikan rerumputan.
Manning tua bersandar pada alat penggaruknya. Pada pagi hari ini, semuanya sudah
diatur untuk mengadakan pembicaraan yang santai, mengenai waktu dahulu dan
pengurusan taman ini di waktu silam yang menyenangkan.
"Saya yakin bahwa Bapak mengetahui sebagian besar dari taman-taman yang berada
di sekitar sini," kata Gwenda memberi semangat kepadanya.
"Ya, saya mengetahui mengenai tempat ini cukup lumayan. Dan mengenai kegemaran
mereka dalam hal taman-taman. Nyonya Yule yang tinggal agak ke atas di Niagra,
mempunyai pagar dari sejenis pohon yang sebenarnya biasanya digantung seperti
tupai. Saya pikir bodoh sekali untuk berbuat
210 demikian. Tanaman burung merak adalah lain daripada tupai. Kemudian mengenai
Kolonel Lamp-ard, dia mempunyai tempat-tempat untuk bibit begonia yang cantik
sekali. Pembibitannya sendiri sekarang sudah tidak ada, karena sekarang sudah
bukan musimnya lagi. Saya tidak dapat mengatakan kepada Anda, betapa seringnya
saya harus menanam bibit-bibit itu di tanah lapang, sehingga dalam waktu enam
tahun ini telah merobahnya menjadi sebuah lapangan rumput. Kelihatannya orang-
orang sudah tidak menyenangi lagi pohon-pohon granium dan bunga lobelia yang
biasanya ditanam di pinggir taman."
"Bukankah Anda pernah bekerja untuk Dr. Kennedy?"
"Ya, beberapa tahun yang lalu. Mungkin sembilan belas atau dua puluh tahun yang
lalu atau lebih lagi dari itu. Dia sekarang sudah pindah. Dr. Brent yang masih
muda, sekarang berada di Crosby Lodge. Dia suka mempunyai pikiran-pikiran yang
lucu. Dia mempunyai tablet-tablet putih dan lain-lain macam lagi. Dia
menamakannya vittapins."
"Saya kira Bapak tentu masih ingat Nona Helen Kennedy, adiknya dokter itu."
"Ya, sekarang pun saya masih ingat sekali kepada Nona Helen. Dia adalah seorang
gadis cantik. Rambutnya panjang kekuning-kuningan. Dokter sangat menghargai
adiknya. Dia kembali dan kemudian tinggal di rumah ini, setelah dia menikah,
dengan seorang militer dari India."
"Ya, betul," kata Gwenda. "Kami mengetahuinya."
"Oh, ya. Saya dengar pada hari Sabtu malam, bahwa Anda dan suami Anda masih ada
hubungan keluarga. Nona Helen cantiknya seperti sebuah gambar saja, pada waktu
dia kembali dari sekolah. Lagipula dia seorang periang. Dia selalu ingin pergi
211 ke mana-mana, menari, main tenis dan lain-lainnya. Saya harus membikin tanda-
tanda pada lapangan tenis, yang sudah hampir dua puluh tahun tidak dipergunakan.
Lapangan tenis itu sudah ditumbuhi oleh semak-semak. Saya harus membersihkannya,
dan kemudian membuat tanda-tanda. Banyak sekali tenaga yang telah dipergunakan,
tapi....pada akhirnya, hampir-hampir tidak dipergunakannya. Kalau saya pikirkan
masa itu, lucu sekali."
"Apa yang Bapak maksudkan dengan lucu itu?" tanya Giles.
"Yah....kejadian dengan net tenis itu. Ada seseorang pada suatu malam, yang
mengguntingnya menjadi tali-tali kecil. Net tenis itu benar-benar telah menjadi
pita-pita pendek. Anda boleh berpikir apa saja mengenai kejadian itu. Akan
tetapi begitulah apa yang terjadi....benar-benar suatu perbuatan yang jahat."
"Akan tetapi....siapa yang tega melakukan hal yang demikian itu?"
"Itulah yang ingin diketahui oleh Dokter. Mengenai kejadian itu ia marah
sekali.....dan saya tidak
dapat menyalahkannya. Untuk itu semuanya dia yang harus bayar. Akan tetapi tidak
seorang pun dari kami yang dapat mengatakan, siapa yang telah berbuat demikian
itu. Kami tidak pernah mengetahuinya. Dokter, berkata, dia tidak akan
menggantinya dengan yang lain....sikapnya itu benar juga. Karena kalau ada orang
yang dendam, sekali dendam, maka dendam akan muncul lagi di lain saat. Akan
tetapi Nona Helen man ad sangat jengkel, karena dia tidak menemukan kesenangan.


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pertama mengenai net tenis itu dan kemudian dia menderita sakit pada kakinya."
"Kakinya sakit?" tanya Gwenda.
"Ya, ia jatuh di atas alat pengikir atau entah di
212 atas apa, sehingga kakinya luka. Lukanya tidak lebih dari satu goresan, tapi
anehnya tidak sembuh-sembuh. Dokter sangat mencemaskan hal itu. Dia
membersihkannya dan mengobatinya, akan tetapi masih saja tidak baik-baik. Saya
masih ingat ucapannya,' Saya betul-betul tidak mengerti ini.... ada sesuatu yang
meragukan .... atau perkataan yang sama artinya .... pada kikir itu. Bagaimanapun ....
untuk apa kikir itu berada di tengah jalan" Alat itu berada di sana, pada waktu
Nona Helen, malam yang gelap itu pulang, sehingga dia jatuh di atasnya. Kasihan
anak itu, di situ dia berada, tidak jadi menari dan mengalami kesakitan pada
kakinya. Tampaknya dia lagi sial."
Sekarang sudah tiba saatnya, pikir Giles, untuk menanyakan dengan sepintas lalu
kepadanya, "Ingatkah Bapak kepada seseorang yang namanya Afflick?"
"Ya, mungkin yang dimaksudkan oleh Tuan, Jackie Afflick" Dia yang bekerja di
kantor Fane and Watchman?"
"Ya, betul. Bukankah dia temannya Nona Helen?"
"Temannya...." Omong kosong. Dokter menghentikan hubungan mereka. Tindakannya itu
pada tempatnya. Karena Jackie Afflick itu tidak mempunyai kedudukan. Dia telah
melibatkan dirinya dalam perbuatan-perbuatan yang kurang baik, sehingga akhirnya
dia ketemu batunya. Akan tetapi dia tidak lama tinggal di sini, karena mengalami
kesulitan. Satu pembersihan yang baik. Kami tidak menghendaki orang semacam itu
di Dillmouth. Dia pergi dan bersikap yang baik di tempat lain. Saya rasa itulah
yang sebaiknya dia lakukan."
Gwenda lalu bertanya, "Apa dia berada di sini, pada waktu net tenis itu dipotong-potong orang?" "Ah,
saya mengerti apa yang Nyonya pikirkan..
213 Akan tetapi dia tidak akan berbuat segila itu. Dia adalah seorang yang cerdik.
Orang yang telah berbuat itu, ialah karena cemburu."
"Apakah ada orang yang membenci Nona Helen" Yang mungkin merasa cemburu?"
, Si tua Manning ketawa pelan-pelan.
"Beberapa dari wanita-wanita mungkin juga merasa cemburu kepadanya, tapi Helen
tidak mem-perdu ikannya Sebagian besar dari mereka tidak akan berbuat demikian.
Tidak, tidak mungkin. Saya telah katakan, bahwa itu telah dikerjakan oleh
seseorang karena terdorong oleh pikirannya yang tolol. Mungkin beberapa orang
gelandangan yang hari itu sedang merasa tidak enak."
"Apakah Helen marah sekali kepada Jackie Afflick?" tanya Gwenda.
"Saya pikir, tidak, karena justru Nona Helen sangat menaruh perhatian terhadap
anak muda itu. Dia hanya ingin menyenangkan diri sendiri, lain tidak. Yang
menaruh perhatian yang besar di antara mereka....dan yang satu-satunya, ialah Tuan
Walter Fane. Dia biasanya mengikuti Nona Helen ke mana saja ia pergi, persis
seperti seekor anjing."
"Akan tetapi Nona Helen tidak pernah menaruh perhatian kepadanya?"
"Tidak. Nona Helen hanya tertawa....itulah yang diperbuat oleh Nona Helen. Tuan
Walter kemudian pergi ke luar negeri mengunjungi beberapa negara. Akan tetapi
kemudian dia kembali. Sekarang dia sudah menjadi pimpinan utama dalam
perusahaan. Dia tidak pernah kawin. Saya tidak menyalahkannya. Perempuan-
perempuan suka menimbulkan kesulitan dalam kehidupan seorang laki-laki."
"Apakah Bapak sudah menikah?" tanya Gwenda.
"Sudah dua, yang sudah saya kubur," kata si tua Manning. ."Ah, tapi saya tidak
pernah mengeluh. 214 Sekarang saya telah hidup dengan damai dan saya menyukai keadaan yang sekarang."
Dalam kesunyian yang kemudian timbul dia lalu mengambil alat penggaruknya lagi.
Giles dan Gwenda berjalan kembali di atas jalan kecil yang menuju ke rumah
mereka. Nona Marple menghentikan serangannya terhadap rumput-rumput liar itu,
lalu pergi menggabungkan diri dengan mereka.
"Nona Marple," kata Gwenda, "Anda tampaknya kurang sehat. Apakah ada sesuatu...."
"Tidak, saya tidak apa-apa, Sayang." Nyonya tua berhenti berkata sebentar dengan
tegas dan caranya sedikit aneh. "Tahukah Anda, bahwa saya tidak senang dengan
bagian yang bersangkutan dengan kejadian net tenis itu. Memotongnya menjadi
pita-pita.....Biarpun kemudian......"
Nona Marple berhenti berbicara. Giles melihat kepadanya dengan penuh ingin tahu.
"Saya tidak mengerti apa yang Anda maksudkan......." katanya memulai.
"Anda tidak mengertinya" Semua yang telah terjadi dengan tenis itu, menakutkan
saya. Akan tetapi lebih baik, kalau Anda tidak mengerti. Dan juga, mungkin saya
salah. Sekarang sebaiknya, ceriterakan kepada saya, bagaimana dengan pengalaman
Anda di Northumberland."
Mereka lalu menerangkan segala kegiatan me .eka dan Nona Marple mendengarkan
dengan penuh perhatian. "Ini benar-benar sangat menyedihkan," kata Gwenda. "Kenyataannya sangat tragis."
"Ya, memang demikian. Kasihan orang-orang itu."
"Itulah yang saya rasakan, bagaimana menderitanya Erskine itu." "He" Oh ya. Ya
sudah tentu." 215 "Akan tetapi yang Anda maksudkah-" "Oh, ya....SajTa memang memikirkan dia......
istrinya itu. Mungkin dia sangat mencintai suaminya. Dia kawin dengannya oleh
karena pantas atau oleh karena dia kasihan kepadanya. Mungkin juga ada sebab-
sebab yang sangat baik dan masuk akal. Hal. ini sering dimiliki oleh laki-laki
yang sesungguhnya sangat tidak adil."
"Saya mengetahui beberapa jalan dari percintaan,
dan tiap jalan membuat yang dicintainya menjadi sedih."
Giles mendeklamasikannya pelan-pelan. Nona Marple menoleh kepadanya.
"Ya, itu memang benar. Cemburu seperti apa yang Anda ketahui, biasanya bukan
karena adanya sesuatu sebab. Sebenarnya lebih daripada itu.....bagaimana ya....saya
harus mengatakannya, yang lebih pokok daripada itu" Berdasarkan pengetahuan,
bahwa jika cinta seseorang tidak mendapat imbalan.... ia akan terus menunggu,
memperhatikan dan mengharapkannya.......walaupun yang dicintainya
itu telah memilih orang lain. Apa yang terjadi dalam kasus ini tidak ada
pengecualiannya. Begitulah, Nyonya Erskine ini telah membuat penghidupan ini
menjadi neraka bagi suaminya...... dan
suaminya sendiri tanpa disadarinya telah juga membuat neraka bagi penghidupan
istrinya itu. Akan tetapi menurut saya dalam hal ini, istrinya yang lebih menderita
daripadanya. Dan sesungguhnya lagi, seperti yang Anda ketahui, dan yang berani
saya katakan, bahwa sebenarnya dia sangat menyenangi istrinya itu."
'Tidak, tidak mungkin dia menyenangi istrinya itu," teriak Gwenda.
216 "Oo.....Anda terlalu muda untuk dapat mengerti
ini, Sayang. Dia selama ini tidak pernah meninggalkan istrinya.....tahukah Anda
apa itu arti-' nya?" "Itu mungkin karena ingat anak-anak, atau mungkin juga oleh rasa kewajibannya."
"Untuk kepentingan anak-anak mungkin," kata Nona Marple. "Akan tetapi saya harus
mengakui, bahwa laki-laki menurut saya perhatiannya tidak begitu besar terhadap
kewajibannya sejauh itu, yang ada sangkut pautnya dengan istri-istri
mereka.....tapi kalau untuk kepentingan umum lain
lagi persoalannya." Giles tertawa. "Anda adalah seorang pengr tik yang hebat sekali, Nona Marple."
"O, tidak, Tuan Reed yang baik hati, saya benar-benar harapkan tidaklah begitu.
Kita semua selalu mengharapkan tabiat manusia yang baik."
"Saya...masih saja tidak percaya, kalau pelakunya adalah Tuan Walter Fane," kata
Gwenda dengan penuh pikiran. "Dan saya juga merasa yakin bahwa itu juga bukan
Mayor Erskine. Perasaan saya mengatakan pasti bukan dia!"
"Perasaan seseorang tidak selalu merupakan petunjuk yang dapat dipercaya," kata
Nona Marple. "Biasanya, justru orang-orang yang tidak kita sangka yang
melakukannya....dulu pernah terjadi suatu kegemparan dalam kota kecil saya, bahwa
bendahara dari perkumpulan Natal kami, telah diketemukan, menggunakan tiap
sennya dari dana itu untuk dipertaruhkan pada seekor kuda. Padahal sebenarnya
dia tidak menyukai balapan kuda dan segala bentuk perjudian. Ini dikarenakan
bapaknya pernah menjadi agen dari balapan kuda dan telah memperlakukan ibunya
jelek sekali Untuk mengatakan sebagai orang intelek, dia adalah seorang yang
217 jujur sekali. Akan tetapi, pada suatu hari, dengan secara kebetulan ketika dia
sedang mengendarai motornya di dekat Newmarket dan melihat beberapa kuda sedang
dilatih, maka terpengaruhlah dia....Di sini keturunan telah ikut berbicara."
"Apa yang telah kita ketahui dahulu mengenai Walter Fane dan Richard Erskine,
menyebabkan mereka tidak perlu lagi dicurigai," kata Giles dengan sungguh-
sungguh, akan tetapi dia mengatakannya dengan senyum sedikit. "Akan tetapi kalau
begitu, pembunuhan ini sifatnya menjadi amatir."
"Hal yang penting, ialah...." kata Nona Marple, "bahwa mereka berada di sana.
Mereka ada di tempat kejadian! Walter Fane ada di sini di Dillmout dan Mayor
Erskine, menurut keterangannya sendiri, mestinya benar-benar ada bersama Helen
Halliday, dekat sekali waktunya sebelum Helen meninggal....dan untuk sementara
waktu, pada malam, ia tidak kembali ke hotelnya."
"Tapi.....tapi dia jujur sekali mengenai soal itu.
"Dia-" Gwenda dengan tiba-tiba berhenti berbicara. Nona Marple melihat kepadanya dengan
tajam. "Saya hanya ingin menekankan," kata Nona Marple, ".....pentingnya berada di tempat
kejadian. " Dia lalu melihat kepada mereka dengan bergantian. Kemudian dia
berkata, "Saya kira Anda tidak akan menjumpai kesulitan untuk menemukan alamatnya J.J.
Afflick. Sebagai pemilik dari Duffodil Coaches. Itu akan mudah sekali."
Giles menganggukkan kepalanya. "Saya akan menemukannya Mungkin dalam buku
telepon." Dia berhenti sebentar. "Apakah Anda berpendapat, bahwa sebaiknya kami
pergi untuk menemui dia?"
Nona Marple menunggu sebentar, kemudian berkata,
218 "Kalau Anda akan melakukannya...., hendaknya Anda hati-hati sekali....Ingat apa yang
telah dikatakan oleh tukang kebun tua itu...Jackie Afflick orangnya cerdik
sekali....Saya harapkan, Anda betul-betul berhati-hati......"
219 Bab 21. J.J. AFFLICK JJ. AFFLICK Daffodil Coaches, Devon & Dorset Tours, etc, mempunyai dua nomer
yang tercatat dalam buku telepon. Satu nomer kantor di Exeter dan satu lagi
nomer pribadi di luar kota.
Mereka telah mendapatkan suatu janji untuk suatu pertemuan pada keesokan
harinya. Tepat ketika Giles dan Gwenda memasuki mobilnya, Nyonya Cocker, keluar
dari rumah sambil melambaikan tangannya. Giles mengeram mobilnya dan berhenti.
"Dr. Kennedy menelpon Tuan." Giles keluar dari dalam mobil dan berlari ke rumah.
Dia mengambil gagang telepon dan berkata,.
"Haloo.....Giles Reed di sini."
"Haloo....selamat pagi. Saya baru saja menerima sebuah surat yang aneh. Surat itu
dari seorang perempuan bernama Lily Kimble. Saya telah berusaha untuk
mengingatkannya siapa dia itu. Pertama kali saya mengira dia seorang pasien,
tapi ternyata saya salah. Tapi kemudian saya mengira, bahwa dia itu adalah salah
seorang gadis yang pernah bekerja di rumah Anda. Mungkin dia seorang pembantu
rumah tangga, ketika itu. Saya rasa na: manya adalah Lily, walaupun saya sudah
tidak i-ngat lagi namanya yang terakhir."
220 "Memang pernah ada yang bernama Lily itu. Gwenda masih ingat kepadanya. Dia
orangnya yang pernah mengikat kucing."
"Oo....jadi dia masih ingat."
"Nah, sebetulnya saya ingin bicara dengan Anda mengenai surat itu, tapi tidak
melalui telepon. Apakah Anda berada di rumah kalau saya datang?"
"Kami sekarang dalam perjalanan ke Exeter. Kami bisa mampir sebentar kalau Anda
menghendakinya. Toh....letak rumah Anda ada dalam perjalanan kami."
"Baiklah kalau begitu."
"Saya tidak senang untuk membicarakan mengenai soal ini terlalu banyak dalam
telepon," kata Dokter Kennedy menjelaskan, pada waktu mereka .berdua tiba di
rumahnya. "Saya selalu mempunyai perasaan bahwa pembicaraan lokal kita sering
didengarkan orang. Inilah surat dari perempuan itu."
Dia lalu membeberkan surat itu di atas meja. Surat itu ditulis di atas kertas
yang bergaris-garis, oleh tangan seseorang yang berpendidikan rendah. Tuan yang
terhormat (tulis Lily Kimble).
Saya senang sekali kalau Tuan dapat memberikan nasehat kepada saya, mengenai
sebuah iklan yang saya gunting dari sebuah koran dan guntingan iklan itu saya
lampirkan bersama surat ini. Saya telah memikirkannya dan membicarakannya dengan
suami saya, tapi saya tetap saja belum tahu apa yang harus saya kerjakan. Apakah
menurut Tuan, ini ada sangkut pautnya dengan uang atau hadiah" Saya ingin sekali
dapat mempergunakan uang itu, tapi saya tidak mau yang ada urusannya dengan
polisi atau semacam itu. Saya sering memikirkan kejadian pada malam itu, malam
pada waktu Nyonya Halliday pergi, tapi saya berpikir bahwa dia sebenarnya tidak
pernah pergi dari rumah itu, pakaian yang ditemukan hilang pasangannya serba
salah. 221 Semula saya mengira, bahwa Tuan Halliday yang berbuat itu, akan tetapi sekarang
saya tidak yakin lagi, karena adanya sebuah mobil, yang saya lihat dari jendela.
Sebuah mobil yang pernah saya lihat. Tapi saya tidak akan mengambil tindakan
apa-apa sebelum menanyakannya kepada Tuan, bahwa segala sesuatunya adalah baik
dan tidak ada sangkut pautnya dengan polisi. Ini dikarenakan saya belum pernah
berurusan dengan polisi, juga Tuan Kimble tidak akan menyetujui hal yang
demikian itu. Saya akan datang pada hari Kamis yang akan datang, itu kalau
mendapat i-jin dari Tuan. Waktunya tepat dengan hari berbelanja saya, sedangkan
Tuan Kimble sendiri pada hari itu pergi.
Saya akan sangat berterima kasih sekali kepada Tuan, kalau Tuan menyetujuinya.
Hormat kami, Lily Kimble.
"Surat ini dialamatkan ke rumah saya yang lama di Dillmouth," kata Dr. Kennedy,
"dan kemudian dikirimkan kepada saya di sini. Potongan iklan ini adalah iklan
Anda." "Itu baik sekali," kata Gwenda. "Mengenai Lily ini....hendaknya Anda ketahui....dia
tidak berpendapat, bahwa ayah sayalah yang telah melakukannya itu."
Gwenda berbicara dengan gembira sekali. Dr. Kennedy melihat kepadanya dengan
matanya yang lelah. "Itu baik untuk Anda," katanya dengan halus. "Saya berharap Anda benar. Sekarang
menurut saya, sebaiknya segera saja kita kerjakan. Saya akan menjawab suratnya,
untuk memintanya datang ke sini pada hari Kamis. Hubungan kereta api sekarang
ini baik sekali, dia akan bisa sampai di sini sebelum pukul setengah lima. Jika
Anda berdua pada 222 sore hari itu bisa datang, kita bisa bersama-sama berbicara dengannya."
"Rencana itu baik sekali," kata Giles. Dia melirik ke atas arlojinya. "Ayo,
Gwenda, kita harus cepat pergi. Kami mempunyai janji," katanya menerangkan.
"Dengan Tuan Afflick dari Daffodil Coaches, dan orang mengatakan bahwa dia orang
yang sibuk sekali." "Afflick.....?" kata Kennedy sambil mengerutkan dahinya. "Oh....ya, sudah tentu,
yang dari Devon Tours dengan Daffodil Coaches, kendaraan-kendaraan yang berwarna
^kuning dan tampaknya mengerikan itu. Tapi namanya tidak asing lagi, yang ada
sangkut-pakutnya dengan salah satu soal....."
"Helen....," kata Gwenda.
"Astaga....apakah qia orangnya?"
"Ya........" "Dia seorang pemuda yang memuakkan. Jadi dia akhirnya mencapai kemajuan juga?"
"Maukah Anda memberitahukan sesuatu kepada kami, Tuan?" kata Giles. "Anda dahulu
telah memutuskan hubungan antara dia dengan Helen. Apakah itu disebabkan, hanya
oleh karena kedudukannya dalam masyarakat?"
Dr. Kennedy melihat kepadanya sepintas lalu dengan rasa yang kurang enak.
"Saya ini mengikuti kebiasaan yang lama, Anak muda. Dalam ajaran-ajaran yang
modern, semua itu sama. Sudah tentu semua itu ditinjau dari sudut moral. Akan
tetapi saya percaya kepada kenyataan, bahwa kita dilahirkan ke dunia dalam
keadaan yang telah dipastikan, dan saya percaya bahwa kita akan bahagia, jika
kita menerima keadaan itu. Selain daripada itu," dia menambahkan, "saya
berpendapat bahwa orang itu tidak baik. Tepat seperti apa yang dibuktikan


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kemudian." "Sebenarnya, apakah yang telah diperbuatnya?"
223 "Perbuatannya itu sekarang, saya sudah tidak i-ngat lagi. Hanya ada satu yang
dapat saya ingatkan kembali, dengan keterangan yang dapat diperolehnya sebagai
pegawai Fane, dia dengan itu telah berusaha untuk mendapatkan uang. Padahal
sebenarnya itu adalah rahasia yang bersangkutan dengan salah satu langganan
mereka." "Apakah dia merasa sakit hati.....dengan pemecatan itu?"
Kennedy melepaskan pandangan yang tajam kepadanya dan lalu berkata dengan
pendek, "Ya." "Dan tidak ada sebab lainnya, mengapa Anda sampai tidak menyenangi
persahabatannya dengan adik Anda" Mungkin Anda berpendapat, misalnya....dia itu
seorang yang aneh?" "Oleh karena sekarang persoalan itu sudah Anda kemukakan, saya akan memberikan
jawabannya dengan terus terang. Itu baru tampak kepada saya, sesudah dia
dikeluarkan dari pekerjaannya, bahwa Afflick memperlihatkan tanda-tanda yang
tidak baik dalam tabiatnya. Dia dihinggapi oleh penyakit dalam tarap pertama,
seakan-akan dikejar-kejar di dalam jiwanya. Akan tetapi tampaknya kemudian itu
tidak menghalanginya dalam kemajuan hidupnya."
"Siapa yang telah memecat dia" Apakah Walter Fane?"
"Saya tidak mengetahui, apakah itu ada sangkut " pautnya dengan Walter Fane. Dia
telah dipecat oleh perusahaan."
"Dan dia kemudian mengeluh, bahwa dia telah menjadi korban?"
Kennedy menganggukkan kepalanya.
"Sekarang semuanya sudah jelas bagi saya ... Nah, kami harus pergi dengan cepat.
Sampai hari Kamis, Tuan."
224 II Rumah Afflick kelihatannya baru dibangun. Dikapur putih, banyak lengkungan-
lengkungan dan jendela-jendelanya lebar sekali. Mereka dipersilakan masuk
melalui halaman yang mewah, menuju ke kamar kerjanya. Separuh dari ruangan kerja
itu terisi oleh sebuah meja tulis yang dilapisi dengan kromium.
Gwenda dengan gugup berkata kepada Giles, "Saya benar-benar tidak mengetahui,
apa yang bisa kita perbuat, dengan tidak adanya Nona Marple. Setiap saat kita
selalu menyandarkan diri kita kepadanya. Pertama-tama dengan teman-temannya di
Northumberland dan sekarang dengan perkumpulan istri-istri pendeta, Boys Club
Annual Outing." Giles mengacungkan tangannya untuk memperingatkannya, pada saat pintu dibuka,
dan J.J. Afflick masuk ke dalam ruangan.
Orangnya tegap, berumur pertengahan, mengenakan pakaian yang rapi. Matanya
berwarna kehitam-hitaman dan cerdik. Mukanya berwarna kemerah-merahan dan
menyenangkan. Tampaknya dia seperti seorang pengusaha balapan kuda yang sukses.
"Tuan Reed" Selamat pagi. Saya senang sekali bertemu dengan Anda berdua."
Giles lalu memperkenalkan Gwenda kepadanya. Gwenda merasakan bahwa tangannya
dipegang keras sekali. "Dan apakah yang dapat saya kerjakan untuk Anda, Tuan Reed?"
Afflick duduk di belakang mejanya yang besar. Dia lalu menawarkan rokok dalam
kotak yang terbuat dari onyx.
Giles mulai membicarakan mengenai perkumpulan The Boys Club Outing. Teman-teman
lamanya akan mengadakan suatu pertunjukan. Dia
226 ingin mengatur perjalanan untuk beberapa hari di Devon.
Afflick dengan cepat menjawabnya secara dagang, mengemukakan tarip-tarip dan
mengajukan usul-usul. Akan tetapi pada wajahnya tampak ada sesuatu yang
membingungkannya Akhirnya dia lalu berkata,
"Nah, semuanya sudah jelas, Tuan Reed. Nanti saya akan menelepon Anda untuk
menegaskannya. Tapi ini semua adalah urusan kantor. Saya mengetahui dari juru
tulis saya, bahwa Anda menghendaki sesuatu pertemuan pribadi di tempat pribadi?"
"Memang sebenarnya begitu, Tuan. Ada dua masalah yang menyebabkan saya ingin
bertemu dengan Anda. Yang satu sudah dibereskan, sedangkan yang satunya lagi
adalah khusus urusan pribadi. Istri saya ini ingin sekali mengadakan hubungan
dengan ibu tirinya, yang telah tidak dijumpainya bertahun-tahun lamanya, dan
kami ingin tahu, mungkin Anda bisa membantu kami dalam hal ini."
"Baik, asal Anda menyebutkan nama Nyonya
itu.....saya akan menghimpun pikiran saya, apakah
saya kenal padanya?"
"Anda pada suatu saat pernah kenal padanya. Namanya adalah Helen Halliday, dan
sebelum kawin namanya Helen Kennedy."
Afflick duduk dengan diam sekali. Dia menutup matanya, sambil mengangkat
kursinya pelan-pelan ke belakang.
"Helen Halliday, saya tidak ingat....Helen Kennedy....."
"Dahulu dia tinggal di Dillmouth," kata Giles.
Kaki-kaki kursi Afflick jatuh dengan keras ke lantai.
"Saya ingat sekarang," katanya. "Sudah tentu saya kenal padanya." Mukanya yang
bulat merah memancarkan sinar gembira. "Helen Kennedy yang
226 kecil, saya ingat kepadanya. Akan tetapi itu sudah lama sekali. Mungkin sudah
dua puluh tahun yang lalu."
"Delapan belas tahun yang lalu."
"Apakah benar begitu" Biasanya orang mengatakan bahwa waktu berjalan cepat
sekali. Akan tetapi saya khawatir Anda akan kecewa sekali. Nyonya Reed. Karena
sejak saat itu, saya tidak pernah melihat Helen lagi. Bahkan saya tidak pernah
mendengar apa-apa lagi mengenai dirinya."
"Oo.....sayang sekali," kata Gwenda dengan kecewa sekali. "Kami begitu
mengharapkan, Anda dapat membantu kami dalam hal ini."
"Apakah ada kesulitan?" Matanya berkedip dengan cepat dari wajah yang satu ke
wajah yang lainnya. "Apakah ada perkelahian" Apakah dia meninggalkan rumah"
Apakah itu mengenai soal uang?"
Gwenda lalu berkata, "Dia telah pergi.....dengan mendadak sekali... dari Dillmouth......delapan belas tahun
yang lalu.....dengan seseorang."
Jackie Afflick lalu berkata dengan lucu, "Dan Anda berpikir, bahwa mungkin dia
pergi dengan saya" Sekarang, mengapa dia pergi dengan saya?"
Gwenda lalu berkata dengan berani sekali,
"Oleh karena kami mendengar, bahwa......Anda
dengan dia.. pernah saling jatuh cinta.?""Saya dengan Helen" Oo.....hubungan saya dengannya tidak ada apa-apanya. Hanya
merupakan persoalan muda-mudi. Kami berdua tidak menganggapnya sungguh-sungguh."
Dia lalu menambahkan dengan acuh tidak acuh, "Kami telah tidak diberi kesempatan
untuk berbuat demikian."
"Anda mungkin berpendapat, bahwa kami telah berlaku tidak sopan terhadap Anda,"
Gwenda memulai, akan tetapi dia menyela Gwenda,
227 "Apanya yang aneh" Saya bukan seorang yang perasa. Anda ingin menemukan
seseorang, dan Anda berpikir, bahwa mungkin saya dapat membantu Anda. Tanyakan
saja semua apa yang Anda ingin ketahui..... tak ada sesuatu yang perlu saya
sembunyikan." Dia lalu melihat kepada Gwenda dengan penuh pikiran.
"Jadi.....Andalah putrinya Halliday?"
"Ya....., apakah Anda kenal dengan ayah saya?"
Dia menggelengkan kepalanya.
"Dahulu saya pernah datang untuk menemui Helen, pada waktu saya urusan pekerjaan
di Dillmouth. Saya lalu mendengar, bahwa dia sudah kawin dan tinggal di sana.
Sikapnya biasa saja," dia berhenti, "akan tetapi dia tidak meminta saya untuk
makan malam di rumahnya. Tidak, saya tidak menjumpai ayah Anda."
Gwenda ingin mengetahui apakah..... ada rasa
benci dalam kalimat: "Dia tidak meminta saya untuk makan malam di rumahnya."
"Apakah apakah dia .... kalau Anda i-ngat .... saat itu tampaknya bahagia?"?Afflick mengangkat bahunya.
"Saya rasa cukup senang....akan tetapi itu sudah lama sekali. Saya akan ingat,
kalau seandainya dia tampaknya tidak bahagia."
Dia lalu menambahkan, yang seakan-akan hanya merupakan rasa ingin tahu yang
wajar, "Apakah yang Anda maksudkan, bahwa.....Anda
selama delapan belas tahun, tidak pernah mendengar apa-apa mengenai dirinya,
sejak ia meninggalkan Dillmoth?"
"Tidak pernah mendengar apa-apa."
"Surat-surat juga...tidak?"
"Ada dua buah surat," kata Gwenda, "akan
228 tetapi kami mempunyai beberapa alasan untuk berpendapat, bahwa surat-surat itu
tidak ditulis olehnya."
"Anda mengira bahwa dia tidak menulis surat itu?" Afflick tampaknya gembira.
"Kedengarannya seperti ada suatu rahasia, yang akan dibongkar."
"Bagi kami tampaknya demikianlah."
"Tapi bagaimana dengan kakaknya, dokter itu, apakah dia tidak mengetahui di mana
dia berada?" "Tidak." "Saya mengerti Ini suatu rahasia yang biasa terjadi, bukankah begitu" Tapi
mengapa tidak memasukkannya ke dalam iklan?"
"Sudah." Afflick lalu berkata dengan cara yang biasa, "Mungkin dia sudah mati. Anda
mungkin tidak mendengar mengenai kematiannya." Gwenda bergidik mendengarnya.
"Dingin, Nyonya Reed?"
"Tidak, saya tidak memikirkan bahwa Helen sudah mati. Saya tidak senang untuk
memikirkan tentang kematiannya."
"Anda memang betul. Saya sendiri tidak suka memikirkan itu. Dia tampaknya baik
sekali." Gwenda lalu berkata karena dorongan hatinya.
"Anda kenal dia. Anda telah mengenal dia dengan baik. Sedangkan saya hanya
mempunyai kenangan seorang anak kecil mengenai dia. Bagaimanakah keadaan dia
yang sebenarnya" Bagaimanakah perasaan orang-orang terhadap dirinya"
Dan....bagaimanakah perasaan Anda sendiri?"
Dia melihat sejenak kepadanya.
"Saya akan berterus terang kepada Anda, Nyonya Reed. Anda boleh percaya atau
tidak, itu terserah kepada Anda. Saya sebetulnya merasa kasihan kepada anak
itu." 229 "Kasihan?" Gwenda melihat kepadanya dengan heran.
"Itulah yang saya maksudkan. Begitulah keadaannya.....setiap kali dia baru pulang
dari sekolahan. Dia menghendaki kesenangan seperti kebanyakan setiap gadis, tapi
apa yang didapatkannya" Di sana ada saudaranya, yang sudah setengah tua, kaku
dan selalu memerintahkan apa yang boleh dikerjakan oleh seorang gadis atau yang
tidak boleh. Akibatnya tidak ada kesenangan lagi anak gadis itu. Nah untuk
itulah saya lalu suka membawanya..... untuk memperlihatkan kepadanya sedikit
mengenai kehidupan ini. Saya sebetulnya tidak begitu tertarik kepadanya, begitu
juga perasaannya terhadap saya. Dia hanya senang untuk menjadi seorang gadis
yang pemberani. Sudah tentu kakaknya mengetahui, bahwa kami sering bertemu. Dia
kemudian menghentikan hubungan kami itu. Sekali-kali dia jangan terlalu
dipersalahkan. Ketika itu dia dipisahkan dari saya begitu saja oleh kakaknya. Kami tidak
bertunangan atau mempunyai hubungan lain. Adakalanya saya mempunyai keinginan
untuk menikah...tapi ketika itu saya berpendapat, nanti setelah saya cukup tua.
Saya ingin terus maju, dan ingin menemukan seorang perempuan yang dapat membantu
saja untuk terus maju. Helen tidak mempunyai uang, di samping itu saya juga
merasa bahwa dia bukan pasangan saya yang tepat. Kami hanya dua orang yang
berteman baik dan sedikit main cinta, tidak lebih dari itu."
"Akan tetapi tentu Anda marah sekali, ketika
dokter itu....." Gwenda berhenti, Afflick lalu berbicara,
"Saya marah, itu saya akui. Apakah Anda tidak
merasa dihina kalau dikatakan, bahwa Anda tidak
cukup baik" Akan tetapi tentu tidaklah baik untuk
merasa cepat tersinggung."
230 "Dan kemudian," kata Giles, "anda kehilangan pekerjaan Anda."
Wajah Afflick kelihatannya tidak begitu menyenangkan.
"Saya dipecat. Keluar dari Fane And Watchman. Dan saya mengetahui benar siapa
yang harus bertanggung jawab mengenai itu."
"Ya ....?" Suara Giles mengandung pertanyaan, tapi Afflick menggelengkan
kepalanya. "Saya tidak mau mengatakan apa-apa. Saya mempunyai pendapat saya sendiri. Apa
yang saya ketahui, bahwa saya telah dipojokkan .... hanya itulah....dan saya
mempunyai perkiraan yang pasti siapa yang telah menjatuhkan saya ini. Dan apakah
alasannya saya sampai dipecat?" Pipi Afflick menjadi merah. "Saya telah dituduh
melakukan suatu pekerjaan yang kotor. Saya dituduh telah mematai-matai
orang....memasang perangkap.....dan menyebarkan berita bohong mengenai dirinya. Oo....
tentu saja, saya mempunyai musuh. Akan tetapi saya tidak pernah memberi
kesempatan kepada mereka untuk menjatuhkan saya. Saya selalu berusaha untuk
mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Dan untuk itu saya tidak pernah
melupakannya." Dia berhenti berbicara, kemudian sikapnya berobah kembali seperti biasa.
Kelihatan dia ini seorang yang cerdik.
"Saya khawatir, saya tidak dapat menolong Anda. Ada sedikit kegembiraan antara
Helen dan saya.....tapi hanya itulah. Hubungan kami tidak begitu mendalam."
Mendengar itu Gwenda membelalakkan matanya. Ceriteranya ini jelas sekali....tapi
apakah itu benar" Dia ingin mengetahuinya. Ada sesuatu yang tidak
cocok....pendapatnya itu muncul dengan tiba-tiba dalam pikirannya, dan dia tahu
apa yang dimaksudkan dengan sesuatu itu.
231 "Tapi bukankah," kata Gwenda, "Anda datang mengunjunginya, ketika kemudian Anda
datang di Dillmouth?"
Afflick tertawa. "Anda telah menjebak saya di situ, Nyonya Reed. Ya memang benar. Mungkin karena
saya ingin menunjukkan kepadanya, bahwa saya tidak jatuh dan tenggelam yang
disebabkan oleh seorang pengacara yang bermuka panjang dan telah mengeluarkan
saya dari kantornya. Saya telah mempunyai perusahaan yang baik sekali. Saya
telah mempunyai sebuah mobil yang mewah dan juga saya telah berbuat baik sekali
untuk diri saya sendiri."
"Anda telah mengunjunginya lebih dari satu kali, bukan?"
Untuk sekejap Afflick ragu-ragu.
"Dua.....mungkin juga tiga kali. Hanya untuk sebentar saja."
Dia lalu menganggukkan kepalanya dengan mendadak, mengakhiri pembicaraannya.
"Sayang sekali, saya tidak dapat membantu Anda lebih jauh."
Giles berdiri. "Kami mohon maaf telah menghabiskan waktu Anda begitu banyak."
"Ah....tidak apa-apa. Ini merupakan selingan yang menarik sekali, untuk dapat
membicarakan soal-soal lama."
Pintu kamar itu terbuka, dan seorang perempuan melibat ke dalam, tapi kemudian
dia dengan cepat meminta maaf.
"Oh.....maafkan saya.....saya tidak tahu, kalau
Anda ada tamu......."
"Masuklah, Sayang.....masuklah. Perkenalkan istri saya. Ini adalah Tuan dan Nyonya
Reed." Nyonya Afflick berjabatan tangan dengan mereka. Dia seorang perempuan
berperawakan tinggi 232 dan kurus. Wajahnya agak susah. Ia berpakaian dengan potongan yang bagus.
"Kami telah membicarakan mengenai soal-soal lama," kata Tuan Afflick. "Jaman
dahulu, sebelumnya saya kenal denganmu Dorothy."
Dia lalu membalik kepada mereka.
"Saya berkenalan dengan dia, dalam suatu pelayaran," katanya. "Dia tidak berasal
dari daerah sini. Dia adalah kemenakannya Lord Polterham."
Dia mengatakannya dengan bangga....pipi istrinya yang kurus itu menjadi merah.
"Pelayaran itu tentu sangat menyenangkan," kata Giles.
"Malahan sangat mendidik," kata Afflick. "Sesungguhnya saya tidak mempunyai
pendidikan, yang patut dikemukakan."


Pembunuhan Terpendam Sleeping Murder Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Saya selalu mengatakan kepada suami saya, bahwa sebaiknya kami terus mengikuti
salah satu dari pelayaran Hellenic itu," kata Nyonya Afflick.
"Tidak ada waktu. Saya selalu sibuk."
"Dan sebaiknya kami tidak menahan Anda." kata Giles. "Selamat tinggal dan terima
kasih banyak. Kapan-kapan beritahukan kepada kami, mengenai tamasya Anda itu."
Afflick mengantar mereka sampai di pintu. Gwenda menengok ke belakang.
Dilihatnya Nyonya Afflick sedang berdiri di pintu kamar kerja itu. Wajahnya,
yang diarahkan kepada suaminya, tampaknya agak aneh. Dia kelihatannya cemas.
Giles dan Gwenda sekali lagi mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal,
kemudian menuju mobil mereka.
"Tunggu.....saya ketinggalan syal saya," kata
Gwenda. "Ah, kau selalu ketinggalan apa saja," kata Giles.
"Kau jangan seperti orang yang menderita....Saya akan mengambilnya spr^Urj."^
IJ^PVA 233 Gwenda lalu kembali dengan cepat ke rumah. Dari pintu ruangan kerja yang
terbuka....didengar-' nya Afflick bicara keras sekali.
"Apakah yang kaukehendaki, dengan memotong percakapan saya tadi" Kau selalu
bertindak tidak pada tempatnya!"
"Maafkan saya, Jackie....Saya tidak mengetahuinya. Siapakah....orang-orang itu"
Mengapa mereka membuatmu bingung?"
"Mereka tidak membuat saya bingung! Saya....."
Dia berhenti berbicara ketika melihat Gwenda berdiri di ambang pintu.
"Oh.....Tuan Afflick, apakah saya meninggalkan
sva! saya?" "Syal...." Tidak Nyonya Reed. Barang itu tidak ada di sini."
"Saya betul-betul bodoh. Barang itu mestinya ada di dalam mobil."
Gwenda lalu ke luar lagi dari rumah.
Giles telah memutar mobilnya. Di pinggir jalan ada sebuah mobil yang besar,
warnanya kuning bercahaya oleh karena berlapiskan chrom.
"Itu baru namanya mobil," kata Giles.
"Sebuah mobil yang mewah," kata Gwenda. "Giles, apakah kau masih ingat" Pada
Edith Pagett" Waktu dia menceriterakan kepada kita, apa yang telah dikatakan
oleh Lily" Lily ketika itu berani bertaruh pada Kapten Erskine dan bukan pada
seorang laki-laki misterius di dalam mobil mewah. Tahukan kau, bahwa orang yang
misterius itu adalah Jackie Afflick!?"
"Ya, betul......" kata Giles, "dan di dalam suratnya kepada dokter, Lily telah
menyebutkan 'sebuah mobil yang mewah!'"
Mereka saling berpandangan.
"Dia ada di sana.... di tempat kejadian. Seperti apa yang dikatakan oleh Nona
Marple.......pada ma - 234 lam kejadian. Oh.....Giles, saya hampir tidak dapat
menunggu lagi sampai hari Kamis, untuk mendengarkan, apa yang akan dikatakan
oleh Lily Kimble!" "Tapi seandainya dia merasa takut dan kemudian sama sekali tidak muncul?"
"O, dia pasti akan datang. Giles.....kalau mobil
mewah itu, pada malam itu berada di sana....."
"Apakah mobil itu berwarna kuning seperti mobil ini?"
"Sedang mengagumi bis saya?" Suara Tuan Afflick yang ramah, membuat mereka
terkejut dengan tiba-tiba. Dia sedang bersandar pada pagar, yang baru dipotong
bersih di belakang mereka. "Saya memberikan nama pada bis ini, Little Buttercup
(si kecil bunga kuning). Saya selalu menyenangi pembuatan karoserinya yang baik.
Mobil ini menarik perhatian Anda, bukan?"
"Ya betul-betul menarik," kata Gwenda.
"Saya senang dengan bunga-bunga," kata Tuan Afflick. "Daffodil, butercup,
calceolaria...Bunga-bunga itu semua adalah kegemaran saya. Inilah, syal Anda,
Nyonya Reed. Syal itu jatuh di bawah meja. Selamat jalan. Saya betul-betul
merasa gembira sekali berkenalan dengan Anda berdua."
"Apakah menurut perkiraanmu, dia telah mendengar, kita menamakan
mobilnya....bahaya kuning?" tanya Gwenda pada waktu mereka pergi. Giles
kelihatannya merasa kurang enak.
"Tidak, saya kira tidak. Dia tampaknya sangat ramah, bukan?"
"Ya....akan tetapi itu saya kira tidak banyak artinya.....Giles, istrinya....takut
sekali kepadanya, Saya tahu ini dengan melihat wajahnya."
"Apa" Orang yang ramah dan menyenangkan itu?"
235 "Mungkin dalam hatinya, ia tidak begitu ramah dan menyenangkan, Giles .... Saya
rasa, saya tidak menyukai Tuan Afflick ... Saya ingin tahu, sudah berapa lamakah
dia berada di belakang kita dan mendengarkan apa yang telah kita katakan" Nah....
apakah yang telah kita katakan?"
"Tidak banyak," kata Giles.
Akan tetapi tampaknya dia belum juga merasa tenang.
Bab. 22 LILY MENEPATI JANJI WAH......celaka." teriak Giles. Dia baru saja membuka surat yang diterimanya. Surat
itu datang sesudah makan siang. Dia melihat isinya dengan penuh keheranan. "Ada
apa?" "Ini adalah laporan dari ahli tulisan tangan." Gwenda lalu berkata dengan
semangat, "Bukankah dia tidak menulis surat itu dari luar negeri?"
"Justru ini yang menjadi persoalan, Gwenda. Memang dia yang menulisnya."
Mereka saling berpandangan.
Gwenda berkata dengan tidak percaya,
"Kalau begitu surat-surat itu bukan hasil pemalsuan. Surat-surat itu benar-benar
asli. Jadi Helen memang benar-benar telah meninggalkan rumah itu pada malam itu.
Dan dia memang benar telah menulis surat itu dari luar negeri. Jadi kalau begitu
dia tidak dicekik?" Giles lalu berkata pelan-pelan,
"Tampaknya memang begitu. Ini betul-betul membingungkan. Saya tidak mengerti.
Sedangkan semua petunjuk menunjuk ke arah lain."
"Mungkin para ahli tulisan tangan itu salah."
237 "Saya kira juga mungkin begitu. Tapi tampaknya mereka yakin. Gwenda, saya benar-
benar tidak mengerti mengenai semua persoalan ini. Atau apakah kita telah
menjadi orang-orang yang sangat tolol."
"Semuanya ini dimulai dengan perbuatan saya yang bodoh di gedung bioskop. Saya
ingin mengatakan sesuatu kepadamu, Giles, marilah kita pergi ke Nona Marple.
Kita masih mempunyai waktu untuk itu, sebelum nanti pukul setengah lima pergi ke
Dokter Kennedy." Nona Marple, sebaliknya reaksinya adalah berlainan dengan apa yang mereka
harapkan. Dia mengatakan bahwa semua itu adalah baik sekali.
"Akan tetapi, Nona Marple yang baik hati," kata Gwenda, "apakah yang Anda
maksudkan dengan itu?"
"Sayangku, yang saya maksudkan bahwa seseorang telah berlaku tidak begitu pandai
seperti yang semestinya."
"Akan tetapi bagaimana...apakah kesalahannya?"
"Kesilapan," kata Nona Marple, sambil menganggukkan kepalanya dengan puas. "Tapi
bagaimana?" tanya Giles.
"Nah, Tuan Reed. Anda akan benar-benar melihat, bahwa lapangan pekerjaan kita
akan menjadi lebih sempit."
"Seandainya kita menerima adanya kenyataan, bahwa Helen benar-benar telah
menulis surat itu....apakah Anda masih berpendapat, bahwa dia itu telah dibunuh?"
"Yang saya maksudkan, bahwa adalah sangat penting bagi seseorang, bahwa surat-
surat itu benar-benar harus ditulis dengan tangan Helen."
"Sekarang jelas untuk saya...akhirnya terang untuk saya. Mungkin pada suatu saat
Helen telah di - 238 pengaruhi untuk menulis surat-surat itu.....Itu akan
menempatkan kita pada persoalannya. Akan tetapi keadaan semacam apakah itu
sebenarnya?" "0, yang sebenarnya saja, Tuan Reed. Anda tidak sungguh-sungguh berpikir.
Sesungguhnya persoalannya sederhana sekali."
Giles tampaknya jengkel dan mau memberontak.
"Kalau saya dapat menyalahkan Anda, semua persoalan ini tidak jelas bagi saya."
"Kalau saja Anda benar-benar dapat merenungkannya sedikit....."
"Ayolah....Giles," kata Gwenda. "Kita nanti akan terlambat."
Mereka meninggalkan Nona Marple yang sedang tersenyum pada dirinya sendiri.
"Perempuan tua itu adakalanya menjengkelkan saya," kata Giles. "Sekarang saya
tidak tahu. apa yang akan dilakukan."
Mereka sampai di rumah Dr. Kennedy tepat pada waktunya.
Dokter sendiri yang membukakan pintu untuk mereka.
"Saya telah menyuruh pembantu saya untuk pergi sore ini," dia menerangkan. "Saya
rasa dengan begini akan lebih baik."
Dia lalu menunjukkan jalan ke ruangan tamu, di mana sudah disediakan sebuah baki
berisi cangkir-cangkir dan piring-piring, roti mentega dan kue-kue.
"Secangkir teh saya rasa akan merupakan permulaan yang baik, bukankah begitu?"
tanyanya kepada Gwenda kurang pasti. "Untuk membuat suasananya menyenangkan bagi
Nyonya Kimble." "Anda memang benar sekali," kata Gwenda.
"Sekarang, bagaimanakah dengan Anda berdua" Apakah Anda akan saya perkenalkan
langsung kepadanya" Ataukah apakah ini mungkin akan menimbulkan perasaan kurang
enak pada dirinya?" 239 Dengan pelahan Gwenda berkata,
"Biasanya orang-orang desa suka cepat mencurigai. Saya kira lebih baik kalau
Anda menerimanya sendiri saja."
"Saya juga berpendapat demikian," kata Giles.
Dr. Kennedy berkata, "Kalau kalian berdua menunggu di kamar samping, dan kalau pintu penghubung itu
terbuka sedikit, maka Anda berdua akan dapat mendengarkan segala percakapan di
sini. Dalam keadaan sekarang ini, saya rasa perbuatan kalian itu dapat
dibenarkan." "Saya menganggap.....untuk mendengarkan
orang lain berbicara itu, entah apa yang akan dikatakan orang lain mengenainya,
tapi walaupun bagaimana saya tidak merasa keberatan," kata Gwenda.
Dr. Kennedy tersenyum dengan sekilas dan berkata,
"Saya tidak berpendapat, bahwa prinsip-prinsip moral saya terlibat dalam hal
ini. Bagaimanapun saya tidak menjanjikan akan memberikan jaminan akan adanya
kerahasiaan .... walaupun saya selalu bersedia untuk memberikan nasehat, kalau
diminta." Dia lalu melihat ke arloji tangannya.
"Kereta apinya akan tiba di Woodleigh Road pada pukul empat tiga puluh lima
menit. Ia akan sampai dalam beberapa menit lagi. Dia akan memerlukan waktu lima
menit, untuk sampai di bukit."
Dia lalu berjalan dengan tidak tenang di dalam ruangan itu. Wajahnya kelihatan
Pusaka Jala Kawalerang 9 Pendekar Bayangan Sukma 10 Gadis Dari Alam Kubur Memanah Burung Rajawali 9
^