Pertempuran Di Kutub Utara 1
Animorphs - 25 Pertempuran Di Kutub Utara Bagian 1
Chapter 1 NAMAKU Marco. Kurasa kita belum pernah ketemu, tapi berani taruhan kau pasti
mengenal seseorang yang mirip denganku. Setiap kelas memiliki
seorang Marco. Kau tahu, murid yang paling pandai, berani,
memesona, hebat, dan tampan.
Itulah aku. Aku tidak bisa memberitahukan nama keluargaku kepadamu.
Aku juga tidak bisa memberitahukan tempat tinggalku, atau apa pun
yang spesifik tentang diriku yang mungkin akan membantu orangorang tertentu
menemukan diriku. Percayalah, kuharap aku bisa. Keanoniman memiliki sisi
buruknya sendiri. Misalnya, minggu yang lalu aku ingin berlari-lari
menyusuri lorong-lorong sekolahku, meneriak-neriakkan namaku
sehingga semua orang bisa mendengar. Aku ingin melompat ke meja
kantin dan menari-nari sampai seorang pengawas datang dan
menyeretku pergi. Aku ingin mengumpulkan orang-orang agar
semuanya bisa memberiku ucapan selamat.
Aku mendapat kencan. Dan bukan hanya sekadar kencan. Kencan dengan cewek yang
tercantik di seluruh sekolah kami. Kalau bukan di seluruh dunia.
Marian. Marian bukan hanya cantik, dengan rambut hitam yang panjang,
mata berwarna gelap yang dalam, dan lesung pipi yang membuatku
ingin menjerit setiap kali dia tersenyum. Dia juga hampir sama cerdas,
memesona, dan karismatis seperti diriku.
Kau langsung bisa melihat bahwa kami pasangan yang
sempurna. Satu-satunya kelemahan yang kutemukan dalam dirinya
adalah tampaknya dia tidak menganggap lelucon-leluconku sangat
lucu. Itu, dan selera musiknya.
Kau tahu hal yang paling hebat mengenai kencan ini" Marian
yang mengajakku. Aku tidak perlu melakukan apa-apa. Kami baru
saja meninggalkan pelajaran apresiasi musik bersama-sama saat
Marian berkata kepadaku, "Wow, Marco, kau tampaknya tahu sangat
banyak tentang musik klasik. Dan, kalau boleh kukatakan, kau sangat
tampan, benar-benar jantan. Aku menginginkanmu, aku
menginginkanmu sekarang."
Oke, itu mungkin agak terlalu dibesar-besarkan. Tapi dia jelas
mengatakan bagian tentang diriku memiliki banyak pengetahuan
tentang musik. "Entah itu, atau aku bisa menipu guru dengan cara yang tidak
ada duanya," kataku.
Sebenarnya, aku tidak tahu apa-apa tentang musik klasik. Tapi
ayahku memiliki sejumlah besar koleksi CD klasik. Terkadang dia
mendekam di depan TV, menyaksikan film dokumenter tentang
Mozart, Beethoven, dan pria-pria bermata liar lainnya.
"Well, aku punya tiket Symphony Hall untuk hari Sabtu siang
nanti," kata Marian. "Mereka memainkan Simfoni Ketiga Beethoven.
Itu simfoni kesukaanku. Kau mau ikut?"
"Well, aku lebih menyukai simfoninya yang ketiga puluh tiga,"
kataku, berharap aku tidak akan pingsan di depannya. Marian baru
saja mengajakku kencan! Marian melontarkan pandangan kebingungan. "Ketiga puluh
tiga" Aku tidak mengerti. Apakah kau bergurau?"
"Tentu saja! Ini hanya lelucon, hah HAH!" kataku, terdengar
hanya sedikit histeris. "Aku suka Simfoni Ketiga Beethoven.
Musiknya begitu..." Aku tidak yakin harus mengatakan apa. Aku
belum pernah mendengarnya seumur hidupku. Marian menatapku
dengan penuh semangat, menungguku menyelesaikan kalimatku.
"Musiknya begitu..."
"Indah?" kata Marian menyarankan.
"Ya!" jawabku. "Itu kata yang sempurna. Sekalipun aku lebih
memilih istimewa. Mungkin bahkan luar biasa."
"Oh, ya!" jerit Marian. "Memang begitu! Jadi kau mau ikut?"
"Tentu saja," kataku.
"Bagus sekali." Marian membuka salah satu buku catatannya
dan menulis sesuatu di sana. Ia merobek halaman itu dan
menyerahkannya kepadaku. "Ini nomor teleponku. Hubungi aku untuk
menyusun rencana." "Oke," kataku, dengan sikap biasa menjejalkan kertas itu ke
dalam sakuku. Aku akan membingkainya begitu tiba di rumah, tapi
Marian tidak perlu mengetahui hal itu.
"Ini pasti akan sangat menyenangkan." Marian mendesah. Dia
tersenyum dan lesung pipinya membuat jantungku berdetak lebih
cepat. Lalu dia mengulurkan tangannya yang indah dan menyentuh
lenganku. Seluruh tubuhku bagai tergelitik.
Entah aku setengah mati jatuh cinta, atau kantin sudah
menyajikan daging rusak lagi.
"Sampai nanti," katanya sambil berlalu.
"He-eh," kataku.
Sekarang, ini kedengarannya hebat, hah" Maksudku, apa lagi
yang bisa diminta seorang cowok selain diajak kencan oleh gadis
tercantik di sekolahnya, kan" Bagi anak normal mana pun, yang
menjalani kehidupan normal, ini rasanya seperti puncak seluruh
keberadaannya. Sialnya, aku bukan anak normal. Dan aku jelas tidak menjalani
kehidupan yang normal. Tentu saja, sebagian kehidupanku berjalan normal. Aku
bersekolah. Mengerjakan pekerjaan rumah kalau sedang niat. Makan
malam dengan ayahku. Nonton TV. Main video game dengan
sahabatku, Jake, dan menendangi bokongnya.
Tapi ada bagian lain dari kehidupanku yang tidak bisa
dikatakan normal. Malahan, bagian ini begitu aneh, begitu sinting,
begitu tidak nyata sehingga aku sendiri tidak akan mempercayainya
kalau tidak menjalaninya.
Tahu tidak, aku ini semacam superhero. Tidak, bukan Batman,
sekalipun itu tebakan yang bagus, dengan segala kehebatan miliarder
Bruce Wayne yang tampan. Juga bukan Spider-Man. Tapi aku bisa
terbang, menempel ke dinding-dinding, dan melempar-lemparkan
penjahat seakan-akan mereka hanya tokoh laga dari plastik.
Superhero menggunakan kekuatan istimewa mereka untuk
menyelamatkan dunia. Dan itulah yang aku dan kelima orang temanku
lakukan. Menyelamatkan dunia. Bukan dari badut-badut seperti Lex
Luthor atau Joker. Kalau saja musuh bebuyutan kami sejinak
sekelompok tokoh penjahat super dalam komik...
Sebaliknya, Rachel, Cassie, Tobias si Bird-boy, Ax si Andalite,
sahabatku Jake, dan aku bertempur melawan satu ras makhluk luar
angkasa yang berusaha menaklukkan Bumi.
Yeerk. Demi keselamatanmu, kuharap kau tidak pernah mendengar
tentang mereka. Karena hampir semua orang yang tahu tentang
mereka adalah orang-orang yang telah menjadi budak mereka.
Invasi Yeerk merupakan rahasia. Tapi terjadi.
Percayalah, itu memang terjadi.
Bentuk Yeerk bagaikan siput kelabu yang licin, yang
menyelinap masuk melalui telingamu dan menyusuri setiap lekuk di
otakmu. Begitu mereka selesai melakukannya, mereka menguasai
dirimu. Mengendalikanmu. Mereka memperbudak dirimu.
Kau menjadi sesuatu yang kami sebut sebagai Pengendali.
Seseorang yang tidak memiliki kemauan sendiri. Kau tidak bisa
menjerit meminta tolong, karena Yeerk mengendalikan kata-kata yang
keluar dari mulutmu. Kau tidak bisa lari, karena Yeerk mengendalikan
seberapa jauh dan seberapa cepat kakimu bergerak. Dan kau tidak bisa
menolak saat Yeerk dalam kepalamu mulai merekrut keluarga dan
teman-temanmu ke dalam perbudakan mereka. Karena kau sendiri
seorang budak. Cukup menakutkan, hah" Tapi mungkin yang paling
menakutkan mengenai invasi makhluk luar angkasa ini adalah kau
tidak bisa membedakan Pengendali dari orang-orang biasa. Mereka
tampak normal. Berbicara normal. Bersikap normal.
Tanpa kauketahui orangtuamu mungkin Pengendali. Mungkin
bahkan nenekmu yang manis dan tersayang memiliki rencana-rencana
untuk menundukkan planet ini.
Jadi melibatkan diri dalam perang ini - dan ini memang
perang - cenderung membuat seseorang menjadi paranoid. Kau tidak
bisa mempercayai siapa pun.
Itu sebabnya aku tidak memberitahukan namaku padamu. Dan
itu sebabnya, sejak kami mengambil jalan pintas melewati sebuah
lokasi pembangunan yang telah ditinggalkan suatu malam, kehidupan
yang sebelumnya selalu kuanggap lucu, sebagian besar telah berubah
muram. Di lokasi pembangunan itulah kami bertemu dengan pangeran
Andalite yang sekarat, Elfangor. Di sanalah dia menceritakan tentang
Yeerk kepada kami. Di sanalah dia memberi kami kekuatan bagai
serap. Satu senjata kami yang menyedihkan.
Sejak saat itu, aku tidak mampu lagi memandang manusia lain
tanpa rasa curiga. Tidak seorang pun. Bahkan Marian pun tidak.
Dan itu sebabnya, setelah mengalami sukacita pertama setelah
Marian mengajakku berkencan, kecurigaan mulai meresap ke dalam
otakku. Cacing kecil keraguan. Bagaimana kalau Marian adalah salah
satu dari mereka" Bagaimana kalau Marian yang manis dan sempurna,
dengan lesung pipinya yang menawan, ternyata seorang Pengendali"
Tentu saja, aku tidak keberatan menjadi budak Marian, tapi
menjadi budak Yeerk jelas merupakan cerita yang berbeda.
Satu kencan, kataku pada diri sendiri. Lalu, sebelum kami
memutuskan untuk berpacaran, aku bisa memeriksanya lebih dulu.
Chapter 2 "JADI, apa yang terjadi setelah itu?" tanya Cassie saat acara
belajar bersama sehari setelah apa yang akhirnya disebut sebagai
Kencan Besar. Acara belajar bersama diselenggarakan di gimnasium sekolah
minggu ini. Mereka menutup kelas-kelas kami yang biasa. Karena
sesuatu mengenai asbes dan tuntutan hukum.
Tapi bukannya belajar dengan tenang selama satu jam,
sekelompok anak bermain basket dan voli sementara kami yang
lainnya, termasuk aku dan Cassie, duduk di bangku dan mengobrol.
Benar-benar perkembangan besar.
"Well, sesudah gagal dalam usaha penuh keberanian untuk
melarikan diri saat istirahat, kami kembali masuk dan orkestra
kembali bermain. Lagi. Dan mereka bermain. Dan bermain. Dan aku
mempertimbangkan untuk berteriak 'Kebakaran!' sekadar untuk bisa
meninggalkan tempat itu. Dan saat aku terbangun, semua orang sudah
pergi, termasuk Marian."
Cassie melontarkan tawa lembutnya. "Oh, well," katanya,
sambil membalik-balik majalah pengobatan hewan yang diambilnya
dari mapnya. "Kedengarannya memang begitu yang terbaik."
"Apa maksudmu, begitu yang terbaik?" jeritku. "Itu bencana
besar." "Ya. Tapi kedengarannya Marian bukan tipemu."
"Tapi dia cewek tercantik di seluruh sekolah," jawabku.
"Bagaimana mungkin dia bukan tipeku?" Aku menatapnya tajam.
"Tunggu sebentar. Apakah kalian mengawasinya?"
"Kami teman-temanmu, Marco," kata Cassie dengan nada
meminta maaf. "Kami tak punya pilihan lain."
"Kalian mengawasinya terus selama tiga hari?"
"Well, sebagian besar Tobias dan Ax, karena mereka tidak
harus bersekolah. Pokoknya, Marian bukan salah satu dari mereka.
Dia tidak pernah mendekati salah satu..." Dia merendahkan suaranya
hingga berbisik, "...pintu masuk kolam Yeerk."
Aku tidak yakin bagaimana harus bereaksi mendengarnya.
Yeerk harus kembali ke kolam Yeerk rahasia setiap tiga hari. Marian
beres. Sekarang pertanyaannya adalah: apakah ini berita bagus atau
buruk" Aku sudah menghancurkan sendiri kesempatan besarku. Apa
gunanya tahu bahwa Marian adalah cewek normal"
Ada hal lain lagi yang membuatku merasa terganggu. Jake
sudah meminta Cassie untuk memberitahukan ini padaku. Jelas sekali.
Pilihan yang bagus. Khas Jake. Dia tahu Rachel akan mengolokolokku. Dia tahu
kalau dia sendiri yang berbicara padaku, rasanya
akan seperti dia turut campur. Tapi Cassie memiliki kelembutan.
Keahlian diplomatis untuk memberitahuku, tanpa membuatku marah,
bahwa mereka telah mengawasi kekasih sementaraku tanpa
sepengetahuanku. Cassie mengawasiku, menunggu reaksiku. Dan aku baru saja
bersiap-siap untuk menyampaikan sesuatu yang melukai-tapi-tidakterlalu-kejam
saat ada bayang-bayang yang menimpa kami. Aku
menengadah. "Hei, Marco. Hei, Cassie. Ada apa?"
Cowok itu kurang-lebih seusiaku. Dia sedikit lebih jangkung
daripada diriku - yang, kuakui, begitulah keadaannya dengan sebagian
besar orang lainnya. Senyumnya yang hangat dan percaya diri
membuatmu langsung menyukainya.
Tapi aku lebih tahu. Tahu tidak, bocah yang sangat menarik ini
bukanlah bocah, dan senyumnya bukanlah senyum. Erek tidak
termasuk murid sekolah kami. Erek tidak termasuk ras manusia.
Bocah yang berdiri di depan kami tidak sepenuhnya nyata.
Yang Cassie dan aku, dan semua orang lainnya, lihat adalah sebuah
hologram. Di balik proyeksi itu yang ada adalah android. Android
yang telah ada di bumi ratusan ribu tahun.
Erek dan teman-teman androidnya yang lain disebut Chee.
Mereka merupakan teman sebuah ras kuno bernama Pemalite.
Pemalite mungkin merupakan spesies paling maju yang pernah ada
dalam sejarah alam semesta. Begitu majunya hingga mereka
melupakan hal-hal primitif seperti perang, kekhawatiran, dan
kesedihan. Sialnya, penghuni alam semesta lainnya belum semaju itu.
Sebuah ras jahat bernama Howler menyerang Pemalite dan
menghancurkan dunia asal mereka. Beberapa Pemalite yang selamat
berhasil melarikan diri ke Bumi, tapi sebelum lolos, para penyerang
mereka telah menjangkiti mereka dengan penyakit yang pada akhirnya
membunuh mereka semua. Chee, sebagai android, tidak terjangkit penyakit itu. Untuk
menghormati roh mantan teman dan pencipta mereka, Chee
memasukkan inti Pemalite ke dalam tubuh serigala-serigala.
Sekarang kau tahu kenapa anjingmu selalu dalam suasana hati
yang riang. Dan karena Pemalite menciptakan Chee sesuai dengan citra
mereka sendiri, Chee sendiri cukup ramah. Malahan, mereka cinta
damai, disumpah - dan diprogram - untuk tidak pernah menyakiti
makhluk lain. Sekalipun begitu, mereka membenci Yeerk dan membantu kami
setiap kali ada kesempatan.
"Oh-oh," kataku, masih merasa tidak enak atas kemungkinan
bahwa Tobias sudah mengawasi Marian melalui jendela kamar
tidurnya. Dan aku tidak pernah berbuat begitu.
"'Oh-oh'" Sambutan yang ramah," kata Erek, sambil duduk di
antara kami. "Kalian tidak keberatan kalau kita bercakap-cakap secara
Animorphs - 25 Pertempuran Di Kutub Utara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pribadi?" "Kuulangi, oh-oh."
Udara di sekitar kami mulai bercahaya. Suara-suara di
gimnasium - anak-anak bercakap-cakap, pantulan-pantulan bola
basket, decitan sepatu sneaker di lapangan - menghilang. Kami bisa
melihat segala sesuatu yang terjadi di gimnasium, tapi rasanya seakanakan kami
memandang dari dalam sebuah gelembung Saran Wrap.
"Aku sudah memperluas hologramku sehingga melingkupi kita
bertiga," kata Erek menjelaskan. Erek yang kami lihat sekarang adalah
sebuah android baja-dan-gading yang sangat mirip dengan seekor
anjing, mungkin seekor greyhound, yang berdiri pada kaki
belakangnya. "Semua orang lainnya di gimnasium melihat dan
mendengar kita bertiga membicarakan pertandingan semalam."
"Well, kalau itu yang ingin kaubicarakan, kenapa harus
bersikap rahasia seperti ini?" kataku riang.
Erek tersenyum muram. Tidak cerah. Aku merasakan "oh-oh"
yang lain tumbuh dalam diriku.
"Ada apa, Erek?" tanya Cassie.
"Sumber-sumber kami mengatakan bahwa Yeerk berusaha
mengembangkan cara untuk memancarkan sinar Kandrona dengan
menggunakan teknologi satelit manusia," kata Erek kepada kami.
"Mereka tampaknya sudah menemukan tempat di planet ini yang
cukup terisolir untuk memungkinkan mereka mendirikan sebuah
stasiun satelit tanpa terusik. Kalau berhasil, mereka bisa mengubah
setiap kolam halaman belakang di dunia menjadi kolam Yeerk."
Aku merasa muak. "Itu jelas tidak bagus."
Sinar Kandrona adalah konsumsi Yeerk. Makanan mereka.
Mereka menyerapnya saat berada di kolam Yeerk. Itu urat Achilles
mereka. Mereka memerlukan sinar itu untuk tetap hidup.
Setiap tiga hari sekali bila masuk ke kolam Yeerk, Yeerk
menyelinap keluar dari otak induk semang mereka dan mandi
Kandrona. Sementara itu, sebagian besar induk semang, mereka yang
tidak ingin dijadikan budak, menjerit-jerit, menangis, berjuang, dan
mengemis-emis untuk dibebaskan.
Aku pernah datang ke kolam Yeerk. Tempat yang buruk.
Kami pernah membayangkan untuk menghancurkan kolam
Yeerk. Jelas merupakan pukulan yang besar bagi Yeerk. Dan kami
pasti sudah melakukannya kalau bisa, tapi tempat itu kurang-lebih
seukuran stadion sepakbola, dengan pertahanan yang lebih baik
daripada Gedung Putih, Pentagon, dan Fort Knox digabung jadi satu.
Kami tidak memiliki senjata untuk itu.
"Kau tahu, Erek," kataku, "bukan masalah pribadi, tapi
terkadang aku tidak begitu yakin aku menyukaimu. Kau hanya
menimbulkan masalah."
Erek melontarkan senyum anjing baja-dan-gadingnya. "Yakin
bahwa kau bukan sekadar gelisah karena kau sudah merusak Kencan
Besar?" Aku melontarkan pandangan murka ke arah Cassie.
Cassie mengernyit. "Oke, Chee memang membantu kami.
Tidak mudah untuk mengawasi seseorang selama tiga hari."
"Hebat. Apa ada orang, di mana pun, yang tidak mengetahui
bahwa aku sudah merusakkan Kencan Besar?"
"Dia memang bukan tipemu," kata Erek. "Dia punya selera
dalam hal musik." "Oh, jadi kau penggemar besar Beethoven?"
Erek menganggukkan kepala androidnya. "Aku pernah menjadi
valet sang maestro selama beberapa tahun. Dia orang yang
menjengkelkan, tapi mampu menciptakan musik yang membuat para
majikanku menangis bila mendengarnya."
Chapter 3 KAMI bertemu sepulang sekolah di gudang jerami Cassie -
alias Klinik Perawatan Satwa Liar - untuk mendiskusikan situasinya.
Orangtua Cassie dokter hewan. Sementara ayahnya mengelola klinik,
ibunya mengelola staf dokter hewan di The Gardens, sebuah taman
hiburan dan kebun binatang. Cassie membantu di klinik, melakukan
tugas-tugas yang sepele dan membosankan. Dan akuilah: sebuah
klinik hewan jelas sangat berguna kalau kami membutuhkan morf
baru. Berkumpul seperti ini bagaikan malam pembukaan pertunjukan
aneh setempat. Empat anak yang secara teratur berubah menjadi bola
bulu. Erek, si android kuno. Tobias, si elang ekor merah, terus
berjaga-jaga dari balok penopang. Ax, si Andalite, dalam bentuk
manusianya. Bentuk manusia Ax merupakan kombinasi DNA dari aku, Jake,
Rachel, dan Cassie. Bersama-sama kami menciptakan seseorang yang
sangat tampan. Ax adalah satu-satunya Andalite di Bumi. Dia adik Pangeran
Elfangor. Ax mengubah dirinya ke dalam bentuk manusia karena,
well, katakan saja begini: ayah dan ibu Cassie adalah orangtua
terhebat yang pernah kautemui, tapi kalau mereka masuk kemari dan
mendapati putri mereka tengah bersantai bersama makhluk berbulu
biru, separo manusia, separo rusa dengan ekor kalajengking, tidak
punya mulut dan matanya empat, termasuk dua buah yang berada
pada tanduk yang bisa berputar di puncak kepalanya... mereka jelas
akan sinting. "Kau bisa lebih terperinci lagi?" tanya Rachel kepada Erek.
Rachel adalah cewek yang selalu ada dalam pikiranmu. Dan aku
tidak bermaksud jahat dengan kata-kata itu. Dia jangkung, langsing,
dengan rambut pirang bagai supermodel. Kau mungkin mengira dia
hanya cewek bodoh yang senang berkeliaran di mal-mal - hingga kau
memanggilnya bodoh. Lalu, sesudah dia mencabut ginjal kirimu, kau
akan menyadari kesalahanmu.
Rachel orang yang hebat sebagai pendamping dalam
perkelahian. Satu-satunya masalah bagiku adalah dia selalu mencari
kesempatan berkelahi. "Rinci" Sayangnya tidak," jawab Erek. "Kami berhasil
menginfiltrasi sebagian besar pasukan Yeerk, tapi kami tidak memiliki
akses ke segalanya." ?"?""L"W"S."?OG?"OT."?M
"Tidak ada informasi sama sekali mengenai lokasi fasilitas baru
ini?" tanya Jake. "Tidak. Hanya bahwa Visser Three akan mengunjunginya tidak
lama lagi. Tapi kami berhasil mengetahui ini: kami menemukan lokasi
padang rumput tempat Visser bersantap yang baru. Cukup dekat bagi
kalian untuk terbang ke sana dalam bentuk burung. Bug Fighter akan
menjemputnya di sana besok siang untuk mengantarnya mengunjungi
dan memeriksa lokasi fasilitas itu."
Jake menampilkan "ekspresi Jake"-nya. Ekspresi khawatir dan
lelah yang selalu terpancar saat dia harus mengambil keputusan yang
mungkin akan membuat kami semua terbunuh.
Jake, sepupu Rachel, adalah semacam pemimpin kami. Bukan
karena dia meminta dijadikan pemimpin. Mungkin justru karena dia
tidak pernah memintanya. Kau tahu - dia jenis orang yang sangat
bertanggung jawab. Kalau kau bertemu Jake, kau akan mengerti
kenapa kami mempercayainya. Sebut itu karisma. Sesuatu dalam diri
Jake menimbulkan penghormatan orang lain.
Tentu saja, bukan dariku. Dia sudah lama sekali menjadi
sahabatku. Aku sudah bersahabat dengannya saat dia berusia sembilan
tahun dan menyantap seluruh kue karena taruhan dan akhirnya
mengeluarkan kentut berbau blueberry sepanjang satu jam.
Jake memandang kami semua. Tidak benar-benar meminta
untuk mengajukan suara, tapi jelas ingin mendengar pendapat kami.
kata Tobias. tempat bersantap Visser Three dan saat Bug Fighter-nya tiba, kita
menumpang.> "Tampaknya memang hanya itu pilihan kita. Pil. Lihan. Hann,"
kata Ax. Andalite tidak punya mulut. Mereka berkomunikasi dengan
bahasa pikiran. Jadi setiap kali Ax menggunakan bentuk manusianya,
dia terpesona oleh suara-suara yang ditimbulkannya sendiri.
Omong-omong, hanya dia satu-satunya yang terpesona.
Kuacungkan tanganku seperti ingin mengajukan pertanyaan di
kelas. "Aku tidak diizinkan untuk menumpang. Terutama dengan
adanya parasit angkasa luar yang jahat. Ayahku sangat tegas dalam
hal ini." Jake tertawa singkat. Rachel melontarkan pandangan "Kau ini
apa, orang bodoh?" khas dirinya.
"Kedengarannya juga bukan gagasanku mengenai bersenangsenang," kata Cassie.
"Tapi kalau memang benar Yeerk membangun
sistem yang bisa mengubah air apa pun menjadi kolam Yeerk, kita
harus melakukan apa saja untuk menghentikan mereka."
Aku mengerang. Biasanya aku bisa mengandalkan Cassie untuk
bersikap rasional. "Oke," kataku. "Aku akan hadir, tapi aku berjanji untuk
mengeluh sepanjang waktu."
"Apa kita perlu mengadakan pengambilan suara resmi?" tanya
Jake. "Tidak mungkin aku melewatkan acara ini," kata Rachel.
Kejutan besar. "Tidak, tidak, tidak ada pengambilan suara," kataku. "Jake yang
memutuskan. Jadi kalau situasinya memburuk, kita semua bisa
menyalahkan dirinya."
kata Tobias. rincian utama"> "Apa itu?" kata Jake.
menghilang begitu saja selama beberapa hari. Tempat ini bisa saja
ada, entahlah, di Nepal misalnya.>
"Nepal?" kataku.
"Itu masalah," kata Jake.
"Mungkin aku bisa memberikan pemecahan," kata Erek.
Aku kembali mengacungkan tangan. "Apa boleh aku
mengatakan 'oh-oh' lagi?"
Chapter 4 lembap,> kataku. membaca di bak mandi.>
Pemecahan Erek adalah dirinya dan tiga teman Chee-nya
memprogram hologram masing-masing agar tampak seperti kami
berempat. Ayahku tidak tahu bahwa dia berbagi keripik jagungnya
dengan android yang telah berada di Bumi sejak sebelum keripik
pertama diciptakan. Saat itu keesokan paginya dan kami semua dalam bentuk
burung pemangsa masing-masing - Tobias sebagai elang ekor merah,
Jake dalam bentuk alap-alap macan, Rachel berbentuk rajawali
bondol, Cassie dan aku menjadi elang laut, dan Ax sebagai harrier -
terbang ke kehancuran yang sudah dapat dipastikan.
Kami sedang dalam perjalanan ke tempat bersantap rahasia
Visser Three yang baru. Erek telah memberitahukan arahnya dan
mengharapkan keberuntungan kami. "Semoga kalian beruntung saat
menghadapi makhluk paling berbahaya di galaksi. Aku harus
meminyaki persendian sikuku. Beritahu aku kalau kalian selamat, kita
bisa berkumpul, makan siang. Ciao."
Oke, mungkin kata-kata Erek tidak tepat seperti itu. Tapi tidak
apa-apa kan membenci orang yang akan aman sementara kau akan
menjerit-jerit dan melarikan diri demi keselamatanmu. Iya, kan"
Sudah kukatakan aku sesekali mengeluh. Atau terus-menerus.
Maaf, tapi orang pandai mana pun tahu ada banyak yang bisa
dikeluhkan dalam kehidupan ini. Dan jelas ada banyak hal yang bisa
dikeluhkan kalau kau anggota Animorphs.
Tapi, terbang bukanlah salah satu di antaranya.
Maksudku, pernah bersenang-senang" Pernah merasa bebas"
Terbang lebih dari semua yang pernah kaubayangkan.
Kami mengikuti jalan layang ke luar kota ke arah hutan yang
mengelilingi pegunungan. Hari yang sangat sempurna untuk
terbang - matahari bersinar, hangat, dan cuaca begitu bersih sehingga
kau bisa melihat sejauh berkilometer-kilometer. Permukaan jalan
layang menyerap kehangatan matahari, menciptakan udara panas yang
benar-benar bagus, kantong-kantong udara hangat yang membubung.
Kami menyebar cukup jauh. Dalam kerajaan hewan, burungburung pemangsa tidak
bergaul rapat. Kami masing-masing
bergantian terbang melintasi jalan layang, menangkap udara panas,
dan membiarkannya mengangkat kami ke udara bagai lift yang tidak
kasatmata. Lalu kami melayang sejenak, perlahan-lahan melaju ke
arah tujuan kami. Kami hampir-hampir tidak perlu mengepakkan
sayap sama sekali. seru Tobias.
Kuarahkan mata elang laut superku ke depan, ke arah batas
pepohonan tujuh ratus meter dari jalan. Cukup jelas, tepat di baliknya
ada sebuah lapangan besar, mungkin dua blok luasnya. Dan di sana
terdapat satu Andalite berbulu biru, bermata empat, berekor
kalajengking yang berderap ke sana kemari. Dia tampaknya bisa
menjadi ayah Ax. Tapi bukan. Dia adalah pemimpin invasi Yeerk di Bumi. Satusatunya Yeerk yang
menguasai tubuh Andalite - dan teknologi morf
Andalite. Satu-satunya Yeerk yang bisa melakukan morf.
Visser Three. Ingat apa yang kukatakan tentang kakak Ax, Elfangor" Andalite
yang memberi kami kekuatan ini" Well, Visser tidak hanya
membunuhnya. Dia menyantapnya. Visser Three berubah menjadi semacam makhluk asing raksasa
yang aneh dan menelan Elfangor seakan-akan dia sepotong sushi. Aku
melihat kejadiannya. Kami semua melihatnya.
Sekarang kau tahu kenapa aku memiliki desakan yang hebat
untuk mengompol setiap kali kami berada di dekat makhluk ini.
Visser tidak sendirian di lapangan ini. Sekalipun memiliki
kekuatan yang menakutkan, Visser tidak pernah bepergian tanpa
diikuti beberapa orang pengawal. Kami menghitung ada setengah
lusin Pengendali-Manusia yang menyamar sebagai polisi negara
bagian. Dan di jajaran pepohonan bersembunyi sepasang Hork-Bajir,
mesin cincang berjalan Kerajaan Yeerk.
kata Jake. pepohonan itu, satu demi satu dalam jarak paling sedikit tiga ratus
meter jauhnya, dengan interval paling cepat lima menit. Rachel, kau
mendarat lebih dulu, lalu Cassie. Kalian harus mengawasi yang
mendarat sesudah kalian, jadi bisa dengan mudah menemukan mereka
begitu kalian berubah kembali. Tobias, kau yang terakhir. Tetap di
atas dan waspadalah sampai kami semua mendarat.>
kata Rachel.
Aku mendesah.
Chapter 5 KUBUANG udara dari sayapku dan terbang menyelinap ke
balik pepohonan. Aku mendarat dengan diam-diam di tanah,
tatapanku yang setajam sinar laser selalu terfokus ke arah Visser
Three. Kalau dia menunjukkan tanda-tanda menyadari pendaratan
salah satu dari kami, kami akan pergi tanpa berpikir dua kali. Itulah
rencananya. Visser berderap melintasi rerumputan, bersantap melalui kukukuku kakinya seperti
Andalite yang normal. Hork-Bajir dan
Pengendali-Manusia memandang ke sekeliling, bagai agen-agen Dinas
Animorphs - 25 Pertempuran Di Kutub Utara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Rahasia di sekitar Presiden.
Kuawasi Visser dengan teliti, kalau-kalau dia menyadari saat
kami datang mendarat. Tidak ada yang tidak biasa. Tidak ada tandatanda bahwa
para penjaganya telah melihat kami.
Aku menyelinap melewati cabang-cabang pepohonan. Berhenti,
terbang, berhenti lagi. Hingga aku hanya sekitar tiga puluh meter
jauhnya dari Visser. Lalu aku merebahkan diri ke tanah, berlindung di
balik sebatang pohon elm yang besar, dan mulai demorph.
Sekalipun aku sudah melakukannya lusinan kali sekarang,
berubah tidak pernah tidak membuatku ketakutan. Maksudku, ini kan
sesuatu yang tidak alamiah. Tidak menyakitkan, tapi tetap saja
menakutkan. Seluruh tubuhku terasa gatal saat bulu-buluku melunak dan
menyatu, membentuk kembali kulitku. Sayap-sayapku, sekarang
daging pucat bagaikan daging ayam yang telah dibului, mulai
menyusut dan menghilang ke dalam tulang bahuku. Aku bisa
merasakan tulang-belulang di kakiku berderak-derak saat memanjang
hingga normal dan bertambah berat.
CPROOOT! Tiba-tiba, jemari. Aku bisa merasakan jari-jarinya
berdenyut-denyut, tapi menempel pada bahuku! Uf. Lengan-lenganku
mencuat dari dadaku seperti tanaman yang tumbuh dari tanah dalam
foto time-lapse - itu lho, foto yang menggambarkan suatu proses yang
berjalan lama dalam satu frame foto - mendorong jemari dan tangan
di depannya, menjulur hingga panjang yang biasa dalam beberapa
detik. Aku sekarang sudah menjadi manusia sepenuhnya, mengenakan
bicycle pants hitam yang jelek dan T-shirt ketat putih. Kami tidak
pernah mengetahui bagaimana caranya menerapkan teknologi morf
pada pakaian, selain yang menempel rapat ke tubuh. Lupakan tentang
sepatu. Mungkin bahkan tidak bisa dilakukan. Andalite yang
menciptakan teknologi morf. Dan karena mereka tidak mengenakan
pakaian, mengubah "kulit buatan", seperti istilah Ax, tidak termasuk
dalam perhitungan mereka.
Aku berjongkok di tanah selama beberapa menit, menenangkan
napas sebelum morf lagi. Perubahan ini tidak semenyenangkan
perubahan menjadi elang laut. Malahan, ini menjijikkan.
Aku memusatkan perhatian. Kubayangkan diriku sendiri
sebagai lalat. JLEEEB! Lengan dan kakiku menyusut kembali ke dalam
tubuhku diiringi suara yang sama seperti kalau kau menghirup spageti.
Bagusnya aku tengah berjongkok saat mulai berubah, kalau tidak aku
pasti terempas ke tanah. Sangat mengganggu. Tidak ada kaki atau lengan. Sialnya, setiap
perubahan berbeda-beda setiap kalinya. Kau takkan pernah tahu apa
yang akan terjadi. Lalu aku mulai menyusut. Pepohonan di sekitarku bertambah
tinggi sementara aku semakin mengecil. Dedaunan di tanah di
sekitarku tampak sebesar lapangan parkir. Aku sekarang seukuran
lalat, tapi tubuhku masih lebih merupakan tubuh manusia daripada
serangga. Saat itu aku bukanlah makhluk yang menarik. Marian pasti
tidak akan mengajakku keluar.
Dadaku yang tidak berlengan mulai terbelah menjadi tiga
bagian. Enam kaki kecil dan berbulu menyembul dari sisi-sisi
tubuhku. Di bagian punggungku yang gatal tiba-tiba mencuat sayapsayap mungil
mengilat. Yang tersisa dari perubahan ini adalah bagian yang paling
kutakuti. Tiba-tiba kedua mataku meletup. Kedua mata itu menjadi
empat. Lalu enam belas. Lalu dua ratus lima puluh enam. Dan terus
begitu. Aku melihat dunia melalui ribuan layar TV mungil yang
bergaris-garis, menghadap ke segala arah. Kumpulan mata.
Sebuah tabung panjang mencuat dari wajahku, belalai yang
digunakan lalat untuk melapisi sampah dengan air liur mereka
sebelum melahapnya. Kalaupun berubah menjadi lalat seribu kali lagi, aku masih tetap
tidak bisa menghilangkan perasaan jijikku.
Kami menghabiskan waktu sekitar setengah jam untuk
berkumpul. Enam ekor lalat dengan indra yang dirancang untuk
menemukan kotoran anjing. Tidak mudah, tapi akhirnya kami
berkumpul membentuk skuadron yang cukup menjijikkan.
Kami membubung. Skuadron kecil lalat yang gugup, tidak puas,
dan tegang dalam misi mencegat makhluk yang paling kejam di Bumi.
Hari menyenangkan biasa yang akan kaualami kalau menjadi
Animorph. Chapter 6
tanya Jake kepada Ax. kata Ax. Salah satu kelebihan dengan adanya
Ax adalah bahwa dia memiliki semacam jam dalam dirinya yang
memungkinkannya mengetahui waktu terus-menerus.
Di sisi lain... menerima fakta bahwa itu bukan saja menit kami. Itu menit semua
orang.> Ax tidak mengacuhkanku. jawab Rachel.
kata Jake. ragu-ragu. Pergi dari sini secepat mungkin. Ax" Bagaimana cara
menyelinap terbaik untuk mendekati Andalite">
kata Jake. menyusuri rumput, mencoba untuk mencegatnya, muncul dari bawah,
dan pegang bulu perut Andalite. Ada pertanyaan">
kataku. semuanya begitu sederhana, mudah, dan normal. Apa yang bisa
keliru"> tanya Ax.
kata Tobias menggerutu. lalat sialan. Aku benci begini.>
Kami terbang rendah, di tempat lalat suka terbang. Rendah di
tempat lalat bisa mencium bau makanan busuk, kotoran hewan, dan
benda-benda lezat lainnya.
Kami menyusuri pucuk-pucuk rerumputan. Rasanya seperti
terbang pada pucuk pohon yang luar biasa tingginya, dengan bilahbilah ramping
yang membungkuk setiap kali angin berembus.
Kami mengepakkan sayap-sayap kami gila-gilaan, naik-turun
serta meliuk-liuk ke arah gumpalan samar yang terbuat dari bulu biru
dan aura yang menyebalkan. Visser Three masih berlari, tapi sudah
memperlambat kecepatannya. Dia bergerak menyudut dari kami.
Kami akan memotong lintasannya dalam beberapa menit lagi.
Kecuali, kalau dia... Berbalik! teriak Cassie. kehilangan dia! > Aku berbelok gila-gilaan. Sepasang lalat melesat di depanku.
Mustahil untuk mengetahui siapa. Perburuan telah dimulai!
Visser berderap, dikejar enam ekor lalat panik.
kata Jake mengingatkan kami. perutnya!> Sebuah dinding bulu biru berderap tepat melintasi jalur
penerbanganku. Aku melihat dua lalat melesat turun ke bawah
lengkungan yang bergelombang dan menghilang dari pandanganku
yang terbatas. Lalu dua ekor lalat lagi melayang entah dari mana.
Giliranku. Aku melesat di udara. Visser Three menjulang di depan, tapi
aku tidak bisa melihat dengan cukup jelas untuk mengetahui apakah
mata tanduknya tengah memandang ke arahku. Kupusatkan
perhatianku pada perutnya dan berjuang keras mencapainya.
Lima belas sentimeter lagi! Aku bersalto sambil terbang,
pertunjukan ala Shannon Miller di tengah-tengah udara. Aku
mengangkat kakiku ke atas dan memindahkan sayapku ke bawah,
melesat bagaikan roket yang goyah.
Lima sentimeter sebelum touchdownl TIDAK! Visser berbelok
tajam ke kanan dan menjauh.
Aku kembali melesat ke arahnya, tapi sekarang dia melesat ke
kiri. kataku murka.
kata Jake.
Visser berhenti dengan tiba-tiba. Sebuah tangan sebesar negara
bagian Colorado terjulur, mencoba untuk menangkapku! Aku
memindahkan persneling ke mundur, berputar di udara, dan melesat
menjauh. Baru saat itu kusadari sasaran tangan Visser Three yang
sebenarnya. Dia menggaruk pantatnya. bisik bahasa pikiran. Jake.
Tiba-tiba, suasana berubah sangat gelap.
Sebuah bayangan hitam besar, menghalangi matahari. Sesuatu
yang rasanya berasal dari film fiksi ilmiah.
Bug Fighter. Mereka menyebutnya demikian karena ada
alasannya. Pesawat itu mirip kecoak hitam besar. Kecoak seukuran
bus sekolah, dengan dua benda mirip sungut panjang yang mencuat
bagai antena. Bug Fighter itu perlahan-lahan merendah hingga menyentuh
tanah. Aku membeku. Visser Three membeku. Sebuah pintu - atau
paling tidak sebuah kotak yang warna hitamnya tidak sehitam bagian
lainnya - muncul di sisinya.
Gumpalan biru besar di depanku berderap masuk.
Aku mengikutinya. Di dalam suasananya gelap. Ada beberapa cahaya yang berjajar
di sepanjang langit-langit dan lantai, mungkin sebuah kotak cahaya,
mungkin layar monitor. Tekanan udara di sekitarku tiba-tiba berubah
saat pintu masuk ditutup. Aku terus memperhatikan Visser.
tanya Jake lagi.
kontak.> Visser Three berhenti. Aku menerjang ke bawah perutnya.
Tepat saat aku merasakan bulu-bulunya dengan perabaku, otakku
bagai meledak oleh suara teriakan bahasa pikiran.
Visser Three tidak pernah
berbisik. Ada yang menjawabnya. Taxxon" Mereka lebih cerdas dari
Hork-Bajir. Juga lebih aneh. Mereka saling menyantap sesamanya.
Tapi aku tidak bisa melihat apa pun kecuali bulu biru raksasa.
Lantai hutan ini merupakan kulit merah muda yang hangat. Aku tidak
ingin menyentuh kulit itu. Kuraih beberapa helai bulu biru dan
berpegangan di sana. tanya Jake.
tiba.> tanya Jake.
kata Ax. Perut lalatku terguncang. Lalu terguncang lagi. Aku
berpegangan semakin erat pada bulu Visser. Kami lepas landas dan
aku berjuang mengatasi reaksi panik lalat: benda yang bergetar berarti
BERGERAK! tanya Jake.
tanyaku.
kudengar jawaban Cassie.
kata Tobias.
kata Rachel.
Alasan kami tidak gembira mendengar berita ini, tentu saja, itu
berarti kami harus berubah kembali di tengah-tengah perjalanan. Di
suatu tempat dalam pesawat yang berisi Taxxon, Hork-Bajir, dan
Visser Three. Chapter 7 bulan"> tanya Tobias.
kataku memperingatkan. jawab Ax. tiga setengah jam mu. Perjalanan kita memakan waktu yang lebih
lama karena kita akan terbang menembus atmosfer planet.>
tanya Jake.
kuusahakan sebaik-baiknya untuk mengetahui arah kita sepanjang
perjalanan.>
tanya Cassie.
Pertanyaan yang bagus. Kami terjebak di dalam sebuah Bug
Fighter bersama musuh kami yang paling berbahaya. Dan sekarang
kami punya kesempatan untuk mengungkapkan kehadiran kami -
yang sama saja dengan bunuh diri - atau menghabiskan sepanjang sisa
hidup kami sebagai serangga pemakan sampah.
BUUUUUM! jerit Rachel.
jawab Ax.
Kalau Bug Fighter bagai sebuah bus, pesawat Blade bagai
sebuah jumbo jet. Bentuknya mirip kapak perang dari Abad
Pertengahan. Dan ini pesawat pribadi Visser Three.
kata Jake. Blade cukup besar sehingga kita mungkin bisa menemukan tempat
untuk bersembunyi dan berubah kembali. Tidak mungkin kita bisa
berubah kembali dalam Bug Fighter tanpa terlihat.>
tambah
Tobias. Memuakkan sekali, kan">
Cassie setuju. baunya boleh dikatakan menyenangkan.>
kata Ax dengan nada membela
diri.
Tiba-tiba tekanan udara berubah, sangat sedikit. Hanya cukup
untuk membuatku kehilangan kendali. Aku mulai terbang, lalu
menghentikan diriku dan melesat kembali, lalu menabrak keras perut
Visser. kataku. kata Jake tegang.
Kurapatkan sayapsayapku dan berhasil
menenangkan otak lalat yang bergejolak tepat
saat enam tiang raksasa biru menghunjam di sekitarku, menggores
kulit dan menerobos bulu-bulu bagaikan bajak-bajak raksasa.
jeritku.
teriak Visser Three.
kata Rachel.
kata Jake. sewaktu-waktu !>
Animorphs - 25 Pertempuran Di Kutub Utara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Garukan pertama tidak mengenai diriku. Saat kucoba untuk
menghindari jemari Visser yang mencari-cari, aku melompat dari bulu
sebesar pohon kelapa ke bulu sebesar pohon kelapa yang lain dengan
kecepatan kilat, bagai Tarzan yang memburu segalon Mountain Dew.
teriak Jake.
teriakku balik.
Tiba-tiba jemari itu berhenti menggaruk dan membentuk
kurungan di sekitarku. Terjebak!
jerit Cassie.
Aku merasakan embusan angin menyapuku. Gerakan udara tipis
yang hanya disadari seekor lalat. Lalu aku merasakan getaran baru.
Lusinan benturan kecil: kaki- kaki Taxxon yang setajam jarum.
kata
Ax menerjemahkan. saudaranya adalah potongan meteor. Aku mengerti Galard, tapi
pendengaran bentuk morf ini sangat tidak pasti.>
Visser menjauhkan tangannya dari perutnya. Jemari sebesar
tiang telepon itu menyingkir.
kata Visser Three.
tanya Ax penuh semangat. Venber, kan"> jawab Jake.
kata Ax, tidak benar-benar
menjawab pertanyaanku. jawab Visser. yang ada sekarang, proyek kita akan selesai dua kali lebih cepat.>
kata Tobias
serius. Dan itu berlangsung hampir satu jam lamanya. Mereka
mengatakan pertempuran adalah sembilan puluh sembilan persen
menunggu dan satu persen ketakutan. Mereka benar. Kami
bergantungan terbalik, berpegangan pada bulu-bulu perut Visser, dan
mencoba untuk tidak histeris.
Maksudku, menjadi lalat saat kau sibuk adalah satu hal. Tapi
kalau diam saja, kau akan mulai menyadari air liur menetes-netes dari
ujung belalaimu. Dan itu tidak bagus.
kataku, menyaksikan film bagus akhir-akhir ini" Ada yang memiliki
pengakuan menarik yang ingin mereka sampaikan">
Kami berada dalam ruangan yang pasti merupakan kamar
pribadi Visser. Sebuah ruangan yang hanya berisi sebuah panel
komputer. Bagaimanapun juga, dia berada dalam tubuh Andalite, dan
Andalite tidak duduk. Ada berbagai benda yang tergantung di dinding, seperti benda
seni. Beberapa besar dan rumit, terbuat dari baja atau sesuatu yang
mirip dengan baja. Beberapa memiliki sensor elektronik. Beberapa
memiliki gigi, paku-paku, atau mata gergaji. Kami merasa ini
merupakan alat-alat penyiksaan yang dikumpulkan dari seluruh
galaksi. Kami mendapat gagasan ini karena aku mengenali salah satu
karya seni itu: namanya "iron maiden". Bukan kelompok musik rock
tua itu, tapi kurungan Abad Pertengahan yang berpaku-paku bagian
dalamnya. Rasanya agak menekan saat menyadari bahwa ada museum
Bumi yang tanpa sengaja telah menyumbangkan alat itu atas nama
Homo Sapiens. Dan lebih menekan lagi saat menyadari bahwa kami akan
menghadapi makhluk yang berpikir kau seharusnya menggantung
sebuah iron maiden sebagai dekorasi, bukannya poster Baywatch.
Chapter 8 DENGAN pandai kami menyusun dua rencana. Rencana A
adalah untuk mengeluarkan Visser Three dari dalam ruangan secara
sukarela sementara kami tetap di sini dan bergegas demorph yang
diikuti dengan berubah kembali. Tapi seiring dengan berlalunya waktu
dan Visser tidak menunjukkan tanda-tanda akan pergi, semakin lama
semakin jelas kami harus menerapkan Rencana B yang lebih berisiko.
Tidak menjadi masalah bagiku. Aku sudah siap untuk
mengambil tindakan sinting atau malah sekalian menjadi sinting.
Tidak melakukan apa-apa memberi waktu yang terlalu banyak untuk
memikirkan hal-hal seperti kematian, kerusakan, kesakitan, dan
kekerasan. Tidak punya kegiatan menimbulkan ketakutan.
Pertahanan lain yang bagus dalam menghadapi ketakutan
adalah humor. Dari sudut pandangku, kalau kau tidak tertawa, kau
menangis. Humor merupakan mekanisme untuk bertahan.
Lagi pula, boleh dikatakan aku menganggap bahwa sudah
menjadi tugasku untuk mengurangi ketegangan kami dalam situasi
seperti ini. Menghibur para prajurit.
kataku.
katanya.
Aku tak mengacuhkan peringatannya. berdiri di kedua sisi sungai...>
sela Tobias. pasir, tapi tetap saja pirang.>
kataku. pirang yang satu berteriak kepada pirang yang lain, "Bagaimana
caranya ke seberang?">
kata Ax riang.
jawabku.
SUDAH di seberang!">
kata Rachel.
kata Tobias, tidak
terkesan. jawab Ax.
ini"> tanyaku. saling tukar cerita">
tanya Jake.
jawab Jake. harus berubah kembali">
jawab Ax. tambahnya,
dengan nada yang aku berani bersumpah merupakan provokasi yang
disengaja. kata Rachel.
Tentu saja. kata Jake tidak terlalu
antusias.
kataku.
Segalanya tenang selama beberapa detik. Lalu benak kami
dibombardir oleh suara bahasa pikiran yang sangat keras.
lolong Ax. Peniruan suara
Visser Three yang cukup layak.
Aku merasakan embusan angin yang penuh berisi bau prajurit
Hork-Bajir. Gerakan terkejut Visser Three terasa bagai gempa bumi besar.
Aku berpegangan erat ke bulu-bulu pilihanku.
teriak Visser Three kepada
Hork-Bajir itu.
Hork-Bajir tersebut menggumam.
raung Visser. < Keluar atau akan kuumpankan
kalian ke Tawon!> Penjaga itu berlalu. kata Jake.
Ax melolong. Embusan angin kembali terasa. Aku mencium bau Hork-Bajir
yang lain. Aku bisa merasakan Visser Three gemetar murka.
jeritnya. Rasanya seperti duduk di baris depan konser
Beastie Boys. Tepat di samping pengeras suaranya yang besar. Aku
mengira kepalaku akan meledak.
Gerakan otot yang tiba-tiba. Aku langsung tahu Visser telah
melecutkan ekornya yang mematikan. Beberapa detik kemudian...
BUUMF! Sesuatu yang besar menghantam lantai. Aku tidak ingin
memikirkan apa yang jatuh. Siapa yang jatuh.
kata Jake.
Aku bisa merasakan ketergesa-gesaan Jake.
Aku hampir-hampir kasihan kepada Hork-Bajir. Mereka
hanyalah budak-budak tanpa daya para Yeerk. Apa pun yang mereka
lakukan adalah atas perintah Yeerk jahat dalam otak mereka.
Malahan, sebelum Yeerk menaklukkan mereka, Hork-Bajir
merupakan ras yang cinta damai. Mereka hanya kadal raksasa bodoh
dan pemakan kulit pohon. Dan sebenarnya boleh dikatakan manis.
Korban-korban tidak bersalah dalam perang tampaknya tidak
memiliki jenis yang lain.
Ax berteriak untuk yang ketiga kalinya dan aku mencium bau
dua Hork-Bajir yang masuk. Kurasa mereka mengira berdua sekaligus
akan membantu. Tapi tidak. Visser menerjang, tidak mampu mengendalikan diri karena
murka. Ke arah kedua Hork-Bajir tersebut, ke pintu. Ke luar!
teriak Jake.
Aku melepaskan cengkeramanku dan melesat ke udara.
Kuawasi saat gumpalan biru besar tersebut menghilang ke balik pintu.
Pintu menutup di belakangnya.
perintah Jake.
Aku mendarat di lantai dan bergegas berubah kembali.
Berubah tidak pernah logis. Tidak pernah berlangsung dengan
cara yang sama dua kali. Kali ini, hal pertama yang berubah adalah mataku. Ribuan
mataku meletup. Begitu saja, dan aku kembali memiliki mata
manusia. Ini tidak harus berarti bagus, karena dengan begitu memberiku
kesempatan untuk mengawasi yang lainnya - termasuk diriku
sendiri - berubah. Dan memberiku pemandangan yang sangat bagus
akan Hork-Bajir yang malang di lantai. Paling tidak dia masih utuh.
Dia mungkin masih hidup. Hork-Bajir makhluk yang tangguh. Yeah,
dia mungkin masih hidup. Kalau Taxxon tidak menemukan dirinya terlebih dulu.
Chapter 9 PERUBAHAN Rachel yang paling aneh. Mula-mula, dia hanya
membesar. Di depan mataku dia berkembang dari setitik kecil menjadi
seekor serangga setinggi satu setengah meter, bermata seribu, dengan
rambut pirang bermunculan dari bagian belakang kepalanya.
Cassie memiliki bakat untuk berubah. Dia melakukannya
dengan cara yang lebih baik daripada kami semua, bahkan Ax. Dalam
beberapa detik, dia tampak sepenuhnya normal - kecuali untuk dua
buah sayap mengilat yang ada di punggungnya. Dia tampak seperti
malaikat atau ibu peri. Aku memandang tanganku. Keduanya masih merupakan cakar
berbulu, versi raksasa kaki lalat. Kuawasi sementara bulu-bulu
lebatnya menghilang, digantikan oleh rambut tubuhku sendiri. Ujungujung cakar
itu terbelah bagai kulit telur. Jemariku perlahan-lahan
menjulur keluar, bagai lima ekor bayi ular yang muncul dari dalam
telur mereka. "Semuanya, tarik napas panjang dua kali, dan berubah lagi,"
bisik Jake saat kami semua telah berubah kembali sepenuhnya. Empat
manusia, seekor elang ekor merah, dan satu Andalite muda.
Lebih mudah untuk dikatakan daripada dilakukan. Berubah
seperti berlari sekuat tenaga menempuh jarak dua ratus meter. Kau
tidak akan jatuh pingsan sesudahnya, tapi kau juga tidak siap untuk
melakukannya lagi. Aku menghela napas dalam beberapa kali dan memusatkan
pikiran untuk berubah menjadi lalat. Kubayangkan ribuan mata dan
kaki-kakinya yang berbulu. Belalainya yang menjijikkan.
Jake telah berubah, semakin lama semakin mengecil. Lengan
Rachel mulai menyusut dan ditumbuhi bulu-bulu hitam. Sayap-sayap
Cassie mencuat. Mata elang Tobias yang tajam mulai berlipat ganda,
terus-menerus, sementara paruh melengkungnya menjulur, mengubah
diri menjadi sebuah tabung.
Ax dan aku tampaknya yang paling lambat berubah. Lalu kami
mendengar desisan samar. Kami bertukar pandangan khawatir
sebelum mengalihkan pandangan kami ke pintu.
Pintunya bergeser membuka.
Keberuntungan Hork-Bajir yang pingsan itu baru saja habis.
Taxxon! Seekor kelabang sebesar batang pohon dengan kaki
bagai jarum, cakar yang lemah, dan mulut bertepi merah serta mata
bagai Jell-O rasa raspberry.
Taxxon itu melihatku, yang baru separo berubah. Dia
kebingungan. Lalu dia melihat Ax. Andalite. Dia tidak lagi kebingungan. Dia
ketakutan! Taxxon tidak dilahirkan untuk menghadapi Andalite.
teriak Jake. < Berpura-puralah kau Visser Three! >
teriak Ax.
Taxxon itu tidak menjawab. Dia tidak tertipu. Dia bergegas
kembali ke pintu. Dan hal itu tidak bisa dibiarkan terjadi.
Tepat pada saat itu mata manusiaku berubah menjadi kumpulan
mata lalat. Aku tidak melihat ekor Ax melecut di udara bagai sebatang
cambuk. Aku mendengar fwap! Terdengar benturan pelan setelah itu, seperti ada yang
menjatuhkan bubur gandum di lantai.
Bau yang busuk luar biasa memenuhi ruangan. Aku mengenal
bau itu. kata Ax.
tanya Jake.
lanjut Ax. menyantap separo yang lain. >
Taxxon adalah kanibal yang paling berdedikasi di galaksi ini.
Mereka bukan saja menyantap Taxxon yang lain. Mereka bahkan
menyantap dirinya sendiri, kalau ada kesempatan. Kelaparan
menyelimuti dunia mereka. Dalam menghadapi kematian, Taxxon itu
bertindak berdasarkan naluri yang menjijikkan.
kata Jake, dengan suara yang sangat tenang. perubahanmu menjadi lalat dan kita pergi dari sini. Semuanya
berkumpul rapat. Menempel di langit-langit. Ikuti aku. Ayo!>
Kami melesat meninggalkan ruangan melintasi sebuah lorong
panjang. Dinding-dinding dan langit-langit koridor itu berwarna
hitam. Lantainya bagai jalan setapak yang memancarkan cahaya.
Empat tabung tipis yang memancarkan cahaya menempel di titik temu
langit-langit dan dinding.
tanya Jake.
dalam pesawat. Misalnya, di dalam pesawat Andalite, mengikuti jalur
hijau akan membawamu ke ruang kendali. Jalur merah akan
Animorphs - 25 Pertempuran Di Kutub Utara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membawamu ke ruang mesin.>
tanyaku. merupakan curian dari kami. Tapi pandanganku tidak bisa
membedakan warna-warna jajaran lampu ini. >
tanya Cassie.
bagian belakang pesawat. >
tanya
Jake.
kataku.
pun.> kata Tobias.
kata Rachel,
melihat kita. Menurutku.>
kata Cassie.
Sebuah gumpalan biru yang akrab. Sekarang tercium aroma
yang kami kenal. kata Jake.
Visser Three berderap melewati kami.
Melewati kami dan langsung ke dalam ruangannya.
Lalu suaranya meledak dalam kepala kami bagaikan sebuah
bom nuklir. Sunyi sejenak sementara ia berusaha memahami
semuanya. Lalu,
Lorong itu tiba-tiba dipenuhi bau Hork-Bajir.
tanya Jake.
mungkin - > raung Jake.
kata Ax.
Jake hampir-hampir tidak pernah berteriak. Kalau dia berteriak,
kau tahu bahwa sudah saatnya untuk mematuhi perintahnya.
Ada empat jalur cahaya, dan semuanya tampak sama-sama
berwarna kelabu-kehijauan di mataku. Bagi kami semua. Tapi Ax
memilih salah satu. jerit Visser dengan kemurkaan
dan penuh semangat. Ah-hah! Akan kubunuh perlahan-lahan orang bodoh yang gagal
mematuhi perintahku! Kalian dengar" Tangkap mereka! Tangkap
mereka! TANGKAP MEREKA! >
Kami terbang dari sana secepat mungkin dengan sayap-sayap
Iblis Bukit Setan 1 Pendekar Rajawali Sakti 66 Rahasia Gordapala Suling Pualam Dan Rajawali Terbang 3
Chapter 1 NAMAKU Marco. Kurasa kita belum pernah ketemu, tapi berani taruhan kau pasti
mengenal seseorang yang mirip denganku. Setiap kelas memiliki
seorang Marco. Kau tahu, murid yang paling pandai, berani,
memesona, hebat, dan tampan.
Itulah aku. Aku tidak bisa memberitahukan nama keluargaku kepadamu.
Aku juga tidak bisa memberitahukan tempat tinggalku, atau apa pun
yang spesifik tentang diriku yang mungkin akan membantu orangorang tertentu
menemukan diriku. Percayalah, kuharap aku bisa. Keanoniman memiliki sisi
buruknya sendiri. Misalnya, minggu yang lalu aku ingin berlari-lari
menyusuri lorong-lorong sekolahku, meneriak-neriakkan namaku
sehingga semua orang bisa mendengar. Aku ingin melompat ke meja
kantin dan menari-nari sampai seorang pengawas datang dan
menyeretku pergi. Aku ingin mengumpulkan orang-orang agar
semuanya bisa memberiku ucapan selamat.
Aku mendapat kencan. Dan bukan hanya sekadar kencan. Kencan dengan cewek yang
tercantik di seluruh sekolah kami. Kalau bukan di seluruh dunia.
Marian. Marian bukan hanya cantik, dengan rambut hitam yang panjang,
mata berwarna gelap yang dalam, dan lesung pipi yang membuatku
ingin menjerit setiap kali dia tersenyum. Dia juga hampir sama cerdas,
memesona, dan karismatis seperti diriku.
Kau langsung bisa melihat bahwa kami pasangan yang
sempurna. Satu-satunya kelemahan yang kutemukan dalam dirinya
adalah tampaknya dia tidak menganggap lelucon-leluconku sangat
lucu. Itu, dan selera musiknya.
Kau tahu hal yang paling hebat mengenai kencan ini" Marian
yang mengajakku. Aku tidak perlu melakukan apa-apa. Kami baru
saja meninggalkan pelajaran apresiasi musik bersama-sama saat
Marian berkata kepadaku, "Wow, Marco, kau tampaknya tahu sangat
banyak tentang musik klasik. Dan, kalau boleh kukatakan, kau sangat
tampan, benar-benar jantan. Aku menginginkanmu, aku
menginginkanmu sekarang."
Oke, itu mungkin agak terlalu dibesar-besarkan. Tapi dia jelas
mengatakan bagian tentang diriku memiliki banyak pengetahuan
tentang musik. "Entah itu, atau aku bisa menipu guru dengan cara yang tidak
ada duanya," kataku.
Sebenarnya, aku tidak tahu apa-apa tentang musik klasik. Tapi
ayahku memiliki sejumlah besar koleksi CD klasik. Terkadang dia
mendekam di depan TV, menyaksikan film dokumenter tentang
Mozart, Beethoven, dan pria-pria bermata liar lainnya.
"Well, aku punya tiket Symphony Hall untuk hari Sabtu siang
nanti," kata Marian. "Mereka memainkan Simfoni Ketiga Beethoven.
Itu simfoni kesukaanku. Kau mau ikut?"
"Well, aku lebih menyukai simfoninya yang ketiga puluh tiga,"
kataku, berharap aku tidak akan pingsan di depannya. Marian baru
saja mengajakku kencan! Marian melontarkan pandangan kebingungan. "Ketiga puluh
tiga" Aku tidak mengerti. Apakah kau bergurau?"
"Tentu saja! Ini hanya lelucon, hah HAH!" kataku, terdengar
hanya sedikit histeris. "Aku suka Simfoni Ketiga Beethoven.
Musiknya begitu..." Aku tidak yakin harus mengatakan apa. Aku
belum pernah mendengarnya seumur hidupku. Marian menatapku
dengan penuh semangat, menungguku menyelesaikan kalimatku.
"Musiknya begitu..."
"Indah?" kata Marian menyarankan.
"Ya!" jawabku. "Itu kata yang sempurna. Sekalipun aku lebih
memilih istimewa. Mungkin bahkan luar biasa."
"Oh, ya!" jerit Marian. "Memang begitu! Jadi kau mau ikut?"
"Tentu saja," kataku.
"Bagus sekali." Marian membuka salah satu buku catatannya
dan menulis sesuatu di sana. Ia merobek halaman itu dan
menyerahkannya kepadaku. "Ini nomor teleponku. Hubungi aku untuk
menyusun rencana." "Oke," kataku, dengan sikap biasa menjejalkan kertas itu ke
dalam sakuku. Aku akan membingkainya begitu tiba di rumah, tapi
Marian tidak perlu mengetahui hal itu.
"Ini pasti akan sangat menyenangkan." Marian mendesah. Dia
tersenyum dan lesung pipinya membuat jantungku berdetak lebih
cepat. Lalu dia mengulurkan tangannya yang indah dan menyentuh
lenganku. Seluruh tubuhku bagai tergelitik.
Entah aku setengah mati jatuh cinta, atau kantin sudah
menyajikan daging rusak lagi.
"Sampai nanti," katanya sambil berlalu.
"He-eh," kataku.
Sekarang, ini kedengarannya hebat, hah" Maksudku, apa lagi
yang bisa diminta seorang cowok selain diajak kencan oleh gadis
tercantik di sekolahnya, kan" Bagi anak normal mana pun, yang
menjalani kehidupan normal, ini rasanya seperti puncak seluruh
keberadaannya. Sialnya, aku bukan anak normal. Dan aku jelas tidak menjalani
kehidupan yang normal. Tentu saja, sebagian kehidupanku berjalan normal. Aku
bersekolah. Mengerjakan pekerjaan rumah kalau sedang niat. Makan
malam dengan ayahku. Nonton TV. Main video game dengan
sahabatku, Jake, dan menendangi bokongnya.
Tapi ada bagian lain dari kehidupanku yang tidak bisa
dikatakan normal. Malahan, bagian ini begitu aneh, begitu sinting,
begitu tidak nyata sehingga aku sendiri tidak akan mempercayainya
kalau tidak menjalaninya.
Tahu tidak, aku ini semacam superhero. Tidak, bukan Batman,
sekalipun itu tebakan yang bagus, dengan segala kehebatan miliarder
Bruce Wayne yang tampan. Juga bukan Spider-Man. Tapi aku bisa
terbang, menempel ke dinding-dinding, dan melempar-lemparkan
penjahat seakan-akan mereka hanya tokoh laga dari plastik.
Superhero menggunakan kekuatan istimewa mereka untuk
menyelamatkan dunia. Dan itulah yang aku dan kelima orang temanku
lakukan. Menyelamatkan dunia. Bukan dari badut-badut seperti Lex
Luthor atau Joker. Kalau saja musuh bebuyutan kami sejinak
sekelompok tokoh penjahat super dalam komik...
Sebaliknya, Rachel, Cassie, Tobias si Bird-boy, Ax si Andalite,
sahabatku Jake, dan aku bertempur melawan satu ras makhluk luar
angkasa yang berusaha menaklukkan Bumi.
Yeerk. Demi keselamatanmu, kuharap kau tidak pernah mendengar
tentang mereka. Karena hampir semua orang yang tahu tentang
mereka adalah orang-orang yang telah menjadi budak mereka.
Invasi Yeerk merupakan rahasia. Tapi terjadi.
Percayalah, itu memang terjadi.
Bentuk Yeerk bagaikan siput kelabu yang licin, yang
menyelinap masuk melalui telingamu dan menyusuri setiap lekuk di
otakmu. Begitu mereka selesai melakukannya, mereka menguasai
dirimu. Mengendalikanmu. Mereka memperbudak dirimu.
Kau menjadi sesuatu yang kami sebut sebagai Pengendali.
Seseorang yang tidak memiliki kemauan sendiri. Kau tidak bisa
menjerit meminta tolong, karena Yeerk mengendalikan kata-kata yang
keluar dari mulutmu. Kau tidak bisa lari, karena Yeerk mengendalikan
seberapa jauh dan seberapa cepat kakimu bergerak. Dan kau tidak bisa
menolak saat Yeerk dalam kepalamu mulai merekrut keluarga dan
teman-temanmu ke dalam perbudakan mereka. Karena kau sendiri
seorang budak. Cukup menakutkan, hah" Tapi mungkin yang paling
menakutkan mengenai invasi makhluk luar angkasa ini adalah kau
tidak bisa membedakan Pengendali dari orang-orang biasa. Mereka
tampak normal. Berbicara normal. Bersikap normal.
Tanpa kauketahui orangtuamu mungkin Pengendali. Mungkin
bahkan nenekmu yang manis dan tersayang memiliki rencana-rencana
untuk menundukkan planet ini.
Jadi melibatkan diri dalam perang ini - dan ini memang
perang - cenderung membuat seseorang menjadi paranoid. Kau tidak
bisa mempercayai siapa pun.
Itu sebabnya aku tidak memberitahukan namaku padamu. Dan
itu sebabnya, sejak kami mengambil jalan pintas melewati sebuah
lokasi pembangunan yang telah ditinggalkan suatu malam, kehidupan
yang sebelumnya selalu kuanggap lucu, sebagian besar telah berubah
muram. Di lokasi pembangunan itulah kami bertemu dengan pangeran
Andalite yang sekarat, Elfangor. Di sanalah dia menceritakan tentang
Yeerk kepada kami. Di sanalah dia memberi kami kekuatan bagai
serap. Satu senjata kami yang menyedihkan.
Sejak saat itu, aku tidak mampu lagi memandang manusia lain
tanpa rasa curiga. Tidak seorang pun. Bahkan Marian pun tidak.
Dan itu sebabnya, setelah mengalami sukacita pertama setelah
Marian mengajakku berkencan, kecurigaan mulai meresap ke dalam
otakku. Cacing kecil keraguan. Bagaimana kalau Marian adalah salah
satu dari mereka" Bagaimana kalau Marian yang manis dan sempurna,
dengan lesung pipinya yang menawan, ternyata seorang Pengendali"
Tentu saja, aku tidak keberatan menjadi budak Marian, tapi
menjadi budak Yeerk jelas merupakan cerita yang berbeda.
Satu kencan, kataku pada diri sendiri. Lalu, sebelum kami
memutuskan untuk berpacaran, aku bisa memeriksanya lebih dulu.
Chapter 2 "JADI, apa yang terjadi setelah itu?" tanya Cassie saat acara
belajar bersama sehari setelah apa yang akhirnya disebut sebagai
Kencan Besar. Acara belajar bersama diselenggarakan di gimnasium sekolah
minggu ini. Mereka menutup kelas-kelas kami yang biasa. Karena
sesuatu mengenai asbes dan tuntutan hukum.
Tapi bukannya belajar dengan tenang selama satu jam,
sekelompok anak bermain basket dan voli sementara kami yang
lainnya, termasuk aku dan Cassie, duduk di bangku dan mengobrol.
Benar-benar perkembangan besar.
"Well, sesudah gagal dalam usaha penuh keberanian untuk
melarikan diri saat istirahat, kami kembali masuk dan orkestra
kembali bermain. Lagi. Dan mereka bermain. Dan bermain. Dan aku
mempertimbangkan untuk berteriak 'Kebakaran!' sekadar untuk bisa
meninggalkan tempat itu. Dan saat aku terbangun, semua orang sudah
pergi, termasuk Marian."
Cassie melontarkan tawa lembutnya. "Oh, well," katanya,
sambil membalik-balik majalah pengobatan hewan yang diambilnya
dari mapnya. "Kedengarannya memang begitu yang terbaik."
"Apa maksudmu, begitu yang terbaik?" jeritku. "Itu bencana
besar." "Ya. Tapi kedengarannya Marian bukan tipemu."
"Tapi dia cewek tercantik di seluruh sekolah," jawabku.
"Bagaimana mungkin dia bukan tipeku?" Aku menatapnya tajam.
"Tunggu sebentar. Apakah kalian mengawasinya?"
"Kami teman-temanmu, Marco," kata Cassie dengan nada
meminta maaf. "Kami tak punya pilihan lain."
"Kalian mengawasinya terus selama tiga hari?"
"Well, sebagian besar Tobias dan Ax, karena mereka tidak
harus bersekolah. Pokoknya, Marian bukan salah satu dari mereka.
Dia tidak pernah mendekati salah satu..." Dia merendahkan suaranya
hingga berbisik, "...pintu masuk kolam Yeerk."
Aku tidak yakin bagaimana harus bereaksi mendengarnya.
Yeerk harus kembali ke kolam Yeerk rahasia setiap tiga hari. Marian
beres. Sekarang pertanyaannya adalah: apakah ini berita bagus atau
buruk" Aku sudah menghancurkan sendiri kesempatan besarku. Apa
gunanya tahu bahwa Marian adalah cewek normal"
Ada hal lain lagi yang membuatku merasa terganggu. Jake
sudah meminta Cassie untuk memberitahukan ini padaku. Jelas sekali.
Pilihan yang bagus. Khas Jake. Dia tahu Rachel akan mengolokolokku. Dia tahu
kalau dia sendiri yang berbicara padaku, rasanya
akan seperti dia turut campur. Tapi Cassie memiliki kelembutan.
Keahlian diplomatis untuk memberitahuku, tanpa membuatku marah,
bahwa mereka telah mengawasi kekasih sementaraku tanpa
sepengetahuanku. Cassie mengawasiku, menunggu reaksiku. Dan aku baru saja
bersiap-siap untuk menyampaikan sesuatu yang melukai-tapi-tidakterlalu-kejam
saat ada bayang-bayang yang menimpa kami. Aku
menengadah. "Hei, Marco. Hei, Cassie. Ada apa?"
Cowok itu kurang-lebih seusiaku. Dia sedikit lebih jangkung
daripada diriku - yang, kuakui, begitulah keadaannya dengan sebagian
besar orang lainnya. Senyumnya yang hangat dan percaya diri
membuatmu langsung menyukainya.
Tapi aku lebih tahu. Tahu tidak, bocah yang sangat menarik ini
bukanlah bocah, dan senyumnya bukanlah senyum. Erek tidak
termasuk murid sekolah kami. Erek tidak termasuk ras manusia.
Bocah yang berdiri di depan kami tidak sepenuhnya nyata.
Yang Cassie dan aku, dan semua orang lainnya, lihat adalah sebuah
hologram. Di balik proyeksi itu yang ada adalah android. Android
yang telah ada di bumi ratusan ribu tahun.
Erek dan teman-teman androidnya yang lain disebut Chee.
Mereka merupakan teman sebuah ras kuno bernama Pemalite.
Pemalite mungkin merupakan spesies paling maju yang pernah ada
dalam sejarah alam semesta. Begitu majunya hingga mereka
melupakan hal-hal primitif seperti perang, kekhawatiran, dan
kesedihan. Sialnya, penghuni alam semesta lainnya belum semaju itu.
Sebuah ras jahat bernama Howler menyerang Pemalite dan
menghancurkan dunia asal mereka. Beberapa Pemalite yang selamat
berhasil melarikan diri ke Bumi, tapi sebelum lolos, para penyerang
mereka telah menjangkiti mereka dengan penyakit yang pada akhirnya
membunuh mereka semua. Chee, sebagai android, tidak terjangkit penyakit itu. Untuk
menghormati roh mantan teman dan pencipta mereka, Chee
memasukkan inti Pemalite ke dalam tubuh serigala-serigala.
Sekarang kau tahu kenapa anjingmu selalu dalam suasana hati
yang riang. Dan karena Pemalite menciptakan Chee sesuai dengan citra
mereka sendiri, Chee sendiri cukup ramah. Malahan, mereka cinta
damai, disumpah - dan diprogram - untuk tidak pernah menyakiti
makhluk lain. Sekalipun begitu, mereka membenci Yeerk dan membantu kami
setiap kali ada kesempatan.
"Oh-oh," kataku, masih merasa tidak enak atas kemungkinan
bahwa Tobias sudah mengawasi Marian melalui jendela kamar
tidurnya. Dan aku tidak pernah berbuat begitu.
"'Oh-oh'" Sambutan yang ramah," kata Erek, sambil duduk di
antara kami. "Kalian tidak keberatan kalau kita bercakap-cakap secara
Animorphs - 25 Pertempuran Di Kutub Utara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pribadi?" "Kuulangi, oh-oh."
Udara di sekitar kami mulai bercahaya. Suara-suara di
gimnasium - anak-anak bercakap-cakap, pantulan-pantulan bola
basket, decitan sepatu sneaker di lapangan - menghilang. Kami bisa
melihat segala sesuatu yang terjadi di gimnasium, tapi rasanya seakanakan kami
memandang dari dalam sebuah gelembung Saran Wrap.
"Aku sudah memperluas hologramku sehingga melingkupi kita
bertiga," kata Erek menjelaskan. Erek yang kami lihat sekarang adalah
sebuah android baja-dan-gading yang sangat mirip dengan seekor
anjing, mungkin seekor greyhound, yang berdiri pada kaki
belakangnya. "Semua orang lainnya di gimnasium melihat dan
mendengar kita bertiga membicarakan pertandingan semalam."
"Well, kalau itu yang ingin kaubicarakan, kenapa harus
bersikap rahasia seperti ini?" kataku riang.
Erek tersenyum muram. Tidak cerah. Aku merasakan "oh-oh"
yang lain tumbuh dalam diriku.
"Ada apa, Erek?" tanya Cassie.
"Sumber-sumber kami mengatakan bahwa Yeerk berusaha
mengembangkan cara untuk memancarkan sinar Kandrona dengan
menggunakan teknologi satelit manusia," kata Erek kepada kami.
"Mereka tampaknya sudah menemukan tempat di planet ini yang
cukup terisolir untuk memungkinkan mereka mendirikan sebuah
stasiun satelit tanpa terusik. Kalau berhasil, mereka bisa mengubah
setiap kolam halaman belakang di dunia menjadi kolam Yeerk."
Aku merasa muak. "Itu jelas tidak bagus."
Sinar Kandrona adalah konsumsi Yeerk. Makanan mereka.
Mereka menyerapnya saat berada di kolam Yeerk. Itu urat Achilles
mereka. Mereka memerlukan sinar itu untuk tetap hidup.
Setiap tiga hari sekali bila masuk ke kolam Yeerk, Yeerk
menyelinap keluar dari otak induk semang mereka dan mandi
Kandrona. Sementara itu, sebagian besar induk semang, mereka yang
tidak ingin dijadikan budak, menjerit-jerit, menangis, berjuang, dan
mengemis-emis untuk dibebaskan.
Aku pernah datang ke kolam Yeerk. Tempat yang buruk.
Kami pernah membayangkan untuk menghancurkan kolam
Yeerk. Jelas merupakan pukulan yang besar bagi Yeerk. Dan kami
pasti sudah melakukannya kalau bisa, tapi tempat itu kurang-lebih
seukuran stadion sepakbola, dengan pertahanan yang lebih baik
daripada Gedung Putih, Pentagon, dan Fort Knox digabung jadi satu.
Kami tidak memiliki senjata untuk itu.
"Kau tahu, Erek," kataku, "bukan masalah pribadi, tapi
terkadang aku tidak begitu yakin aku menyukaimu. Kau hanya
menimbulkan masalah."
Erek melontarkan senyum anjing baja-dan-gadingnya. "Yakin
bahwa kau bukan sekadar gelisah karena kau sudah merusak Kencan
Besar?" Aku melontarkan pandangan murka ke arah Cassie.
Cassie mengernyit. "Oke, Chee memang membantu kami.
Tidak mudah untuk mengawasi seseorang selama tiga hari."
"Hebat. Apa ada orang, di mana pun, yang tidak mengetahui
bahwa aku sudah merusakkan Kencan Besar?"
"Dia memang bukan tipemu," kata Erek. "Dia punya selera
dalam hal musik." "Oh, jadi kau penggemar besar Beethoven?"
Erek menganggukkan kepala androidnya. "Aku pernah menjadi
valet sang maestro selama beberapa tahun. Dia orang yang
menjengkelkan, tapi mampu menciptakan musik yang membuat para
majikanku menangis bila mendengarnya."
Chapter 3 KAMI bertemu sepulang sekolah di gudang jerami Cassie -
alias Klinik Perawatan Satwa Liar - untuk mendiskusikan situasinya.
Orangtua Cassie dokter hewan. Sementara ayahnya mengelola klinik,
ibunya mengelola staf dokter hewan di The Gardens, sebuah taman
hiburan dan kebun binatang. Cassie membantu di klinik, melakukan
tugas-tugas yang sepele dan membosankan. Dan akuilah: sebuah
klinik hewan jelas sangat berguna kalau kami membutuhkan morf
baru. Berkumpul seperti ini bagaikan malam pembukaan pertunjukan
aneh setempat. Empat anak yang secara teratur berubah menjadi bola
bulu. Erek, si android kuno. Tobias, si elang ekor merah, terus
berjaga-jaga dari balok penopang. Ax, si Andalite, dalam bentuk
manusianya. Bentuk manusia Ax merupakan kombinasi DNA dari aku, Jake,
Rachel, dan Cassie. Bersama-sama kami menciptakan seseorang yang
sangat tampan. Ax adalah satu-satunya Andalite di Bumi. Dia adik Pangeran
Elfangor. Ax mengubah dirinya ke dalam bentuk manusia karena,
well, katakan saja begini: ayah dan ibu Cassie adalah orangtua
terhebat yang pernah kautemui, tapi kalau mereka masuk kemari dan
mendapati putri mereka tengah bersantai bersama makhluk berbulu
biru, separo manusia, separo rusa dengan ekor kalajengking, tidak
punya mulut dan matanya empat, termasuk dua buah yang berada
pada tanduk yang bisa berputar di puncak kepalanya... mereka jelas
akan sinting. "Kau bisa lebih terperinci lagi?" tanya Rachel kepada Erek.
Rachel adalah cewek yang selalu ada dalam pikiranmu. Dan aku
tidak bermaksud jahat dengan kata-kata itu. Dia jangkung, langsing,
dengan rambut pirang bagai supermodel. Kau mungkin mengira dia
hanya cewek bodoh yang senang berkeliaran di mal-mal - hingga kau
memanggilnya bodoh. Lalu, sesudah dia mencabut ginjal kirimu, kau
akan menyadari kesalahanmu.
Rachel orang yang hebat sebagai pendamping dalam
perkelahian. Satu-satunya masalah bagiku adalah dia selalu mencari
kesempatan berkelahi. "Rinci" Sayangnya tidak," jawab Erek. "Kami berhasil
menginfiltrasi sebagian besar pasukan Yeerk, tapi kami tidak memiliki
akses ke segalanya." ?"?""L"W"S."?OG?"OT."?M
"Tidak ada informasi sama sekali mengenai lokasi fasilitas baru
ini?" tanya Jake. "Tidak. Hanya bahwa Visser Three akan mengunjunginya tidak
lama lagi. Tapi kami berhasil mengetahui ini: kami menemukan lokasi
padang rumput tempat Visser bersantap yang baru. Cukup dekat bagi
kalian untuk terbang ke sana dalam bentuk burung. Bug Fighter akan
menjemputnya di sana besok siang untuk mengantarnya mengunjungi
dan memeriksa lokasi fasilitas itu."
Jake menampilkan "ekspresi Jake"-nya. Ekspresi khawatir dan
lelah yang selalu terpancar saat dia harus mengambil keputusan yang
mungkin akan membuat kami semua terbunuh.
Jake, sepupu Rachel, adalah semacam pemimpin kami. Bukan
karena dia meminta dijadikan pemimpin. Mungkin justru karena dia
tidak pernah memintanya. Kau tahu - dia jenis orang yang sangat
bertanggung jawab. Kalau kau bertemu Jake, kau akan mengerti
kenapa kami mempercayainya. Sebut itu karisma. Sesuatu dalam diri
Jake menimbulkan penghormatan orang lain.
Tentu saja, bukan dariku. Dia sudah lama sekali menjadi
sahabatku. Aku sudah bersahabat dengannya saat dia berusia sembilan
tahun dan menyantap seluruh kue karena taruhan dan akhirnya
mengeluarkan kentut berbau blueberry sepanjang satu jam.
Jake memandang kami semua. Tidak benar-benar meminta
untuk mengajukan suara, tapi jelas ingin mendengar pendapat kami.
menumpang.> "Tampaknya memang hanya itu pilihan kita. Pil. Lihan. Hann,"
kata Ax. Andalite tidak punya mulut. Mereka berkomunikasi dengan
bahasa pikiran. Jadi setiap kali Ax menggunakan bentuk manusianya,
dia terpesona oleh suara-suara yang ditimbulkannya sendiri.
Omong-omong, hanya dia satu-satunya yang terpesona.
Kuacungkan tanganku seperti ingin mengajukan pertanyaan di
kelas. "Aku tidak diizinkan untuk menumpang. Terutama dengan
adanya parasit angkasa luar yang jahat. Ayahku sangat tegas dalam
hal ini." Jake tertawa singkat. Rachel melontarkan pandangan "Kau ini
apa, orang bodoh?" khas dirinya.
"Kedengarannya juga bukan gagasanku mengenai bersenangsenang," kata Cassie.
"Tapi kalau memang benar Yeerk membangun
sistem yang bisa mengubah air apa pun menjadi kolam Yeerk, kita
harus melakukan apa saja untuk menghentikan mereka."
Aku mengerang. Biasanya aku bisa mengandalkan Cassie untuk
bersikap rasional. "Oke," kataku. "Aku akan hadir, tapi aku berjanji untuk
mengeluh sepanjang waktu."
"Apa kita perlu mengadakan pengambilan suara resmi?" tanya
Jake. "Tidak mungkin aku melewatkan acara ini," kata Rachel.
Kejutan besar. "Tidak, tidak, tidak ada pengambilan suara," kataku. "Jake yang
memutuskan. Jadi kalau situasinya memburuk, kita semua bisa
menyalahkan dirinya."
ada, entahlah, di Nepal misalnya.>
"Nepal?" kataku.
"Itu masalah," kata Jake.
"Mungkin aku bisa memberikan pemecahan," kata Erek.
Aku kembali mengacungkan tangan. "Apa boleh aku
mengatakan 'oh-oh' lagi?"
Chapter 4
Pemecahan Erek adalah dirinya dan tiga teman Chee-nya
memprogram hologram masing-masing agar tampak seperti kami
berempat. Ayahku tidak tahu bahwa dia berbagi keripik jagungnya
dengan android yang telah berada di Bumi sejak sebelum keripik
pertama diciptakan. Saat itu keesokan paginya dan kami semua dalam bentuk
burung pemangsa masing-masing - Tobias sebagai elang ekor merah,
Jake dalam bentuk alap-alap macan, Rachel berbentuk rajawali
bondol, Cassie dan aku menjadi elang laut, dan Ax sebagai harrier -
terbang ke kehancuran yang sudah dapat dipastikan.
Kami sedang dalam perjalanan ke tempat bersantap rahasia
Visser Three yang baru. Erek telah memberitahukan arahnya dan
mengharapkan keberuntungan kami. "Semoga kalian beruntung saat
menghadapi makhluk paling berbahaya di galaksi. Aku harus
meminyaki persendian sikuku. Beritahu aku kalau kalian selamat, kita
bisa berkumpul, makan siang. Ciao."
Oke, mungkin kata-kata Erek tidak tepat seperti itu. Tapi tidak
apa-apa kan membenci orang yang akan aman sementara kau akan
menjerit-jerit dan melarikan diri demi keselamatanmu. Iya, kan"
Sudah kukatakan aku sesekali mengeluh. Atau terus-menerus.
Maaf, tapi orang pandai mana pun tahu ada banyak yang bisa
dikeluhkan dalam kehidupan ini. Dan jelas ada banyak hal yang bisa
dikeluhkan kalau kau anggota Animorphs.
Tapi, terbang bukanlah salah satu di antaranya.
Maksudku, pernah bersenang-senang" Pernah merasa bebas"
Terbang lebih dari semua yang pernah kaubayangkan.
Kami mengikuti jalan layang ke luar kota ke arah hutan yang
mengelilingi pegunungan. Hari yang sangat sempurna untuk
terbang - matahari bersinar, hangat, dan cuaca begitu bersih sehingga
kau bisa melihat sejauh berkilometer-kilometer. Permukaan jalan
layang menyerap kehangatan matahari, menciptakan udara panas yang
benar-benar bagus, kantong-kantong udara hangat yang membubung.
Kami menyebar cukup jauh. Dalam kerajaan hewan, burungburung pemangsa tidak
bergaul rapat. Kami masing-masing
bergantian terbang melintasi jalan layang, menangkap udara panas,
dan membiarkannya mengangkat kami ke udara bagai lift yang tidak
kasatmata. Lalu kami melayang sejenak, perlahan-lahan melaju ke
arah tujuan kami. Kami hampir-hampir tidak perlu mengepakkan
sayap sama sekali.
Kuarahkan mata elang laut superku ke depan, ke arah batas
pepohonan tujuh ratus meter dari jalan. Cukup jelas, tepat di baliknya
ada sebuah lapangan besar, mungkin dua blok luasnya. Dan di sana
terdapat satu Andalite berbulu biru, bermata empat, berekor
kalajengking yang berderap ke sana kemari. Dia tampaknya bisa
menjadi ayah Ax. Tapi bukan. Dia adalah pemimpin invasi Yeerk di Bumi. Satusatunya Yeerk yang
menguasai tubuh Andalite - dan teknologi morf
Andalite. Satu-satunya Yeerk yang bisa melakukan morf.
Visser Three. Ingat apa yang kukatakan tentang kakak Ax, Elfangor" Andalite
yang memberi kami kekuatan ini" Well, Visser tidak hanya
membunuhnya. Dia menyantapnya. Visser Three berubah menjadi semacam makhluk asing raksasa
yang aneh dan menelan Elfangor seakan-akan dia sepotong sushi. Aku
melihat kejadiannya. Kami semua melihatnya.
Sekarang kau tahu kenapa aku memiliki desakan yang hebat
untuk mengompol setiap kali kami berada di dekat makhluk ini.
Visser tidak sendirian di lapangan ini. Sekalipun memiliki
kekuatan yang menakutkan, Visser tidak pernah bepergian tanpa
diikuti beberapa orang pengawal. Kami menghitung ada setengah
lusin Pengendali-Manusia yang menyamar sebagai polisi negara
bagian. Dan di jajaran pepohonan bersembunyi sepasang Hork-Bajir,
mesin cincang berjalan Kerajaan Yeerk.
meter jauhnya, dengan interval paling cepat lima menit. Rachel, kau
mendarat lebih dulu, lalu Cassie. Kalian harus mengawasi yang
mendarat sesudah kalian, jadi bisa dengan mudah menemukan mereka
begitu kalian berubah kembali. Tobias, kau yang terakhir. Tetap di
atas dan waspadalah sampai kami semua mendarat.>
Aku mendesah.
Chapter 5 KUBUANG udara dari sayapku dan terbang menyelinap ke
balik pepohonan. Aku mendarat dengan diam-diam di tanah,
tatapanku yang setajam sinar laser selalu terfokus ke arah Visser
Three. Kalau dia menunjukkan tanda-tanda menyadari pendaratan
salah satu dari kami, kami akan pergi tanpa berpikir dua kali. Itulah
rencananya. Visser berderap melintasi rerumputan, bersantap melalui kukukuku kakinya seperti
Andalite yang normal. Hork-Bajir dan
Pengendali-Manusia memandang ke sekeliling, bagai agen-agen Dinas
Animorphs - 25 Pertempuran Di Kutub Utara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Rahasia di sekitar Presiden.
Kuawasi Visser dengan teliti, kalau-kalau dia menyadari saat
kami datang mendarat. Tidak ada yang tidak biasa. Tidak ada tandatanda bahwa
para penjaganya telah melihat kami.
Aku menyelinap melewati cabang-cabang pepohonan. Berhenti,
terbang, berhenti lagi. Hingga aku hanya sekitar tiga puluh meter
jauhnya dari Visser. Lalu aku merebahkan diri ke tanah, berlindung di
balik sebatang pohon elm yang besar, dan mulai demorph.
Sekalipun aku sudah melakukannya lusinan kali sekarang,
berubah tidak pernah tidak membuatku ketakutan. Maksudku, ini kan
sesuatu yang tidak alamiah. Tidak menyakitkan, tapi tetap saja
menakutkan. Seluruh tubuhku terasa gatal saat bulu-buluku melunak dan
menyatu, membentuk kembali kulitku. Sayap-sayapku, sekarang
daging pucat bagaikan daging ayam yang telah dibului, mulai
menyusut dan menghilang ke dalam tulang bahuku. Aku bisa
merasakan tulang-belulang di kakiku berderak-derak saat memanjang
hingga normal dan bertambah berat.
CPROOOT! Tiba-tiba, jemari. Aku bisa merasakan jari-jarinya
berdenyut-denyut, tapi menempel pada bahuku! Uf. Lengan-lenganku
mencuat dari dadaku seperti tanaman yang tumbuh dari tanah dalam
foto time-lapse - itu lho, foto yang menggambarkan suatu proses yang
berjalan lama dalam satu frame foto - mendorong jemari dan tangan
di depannya, menjulur hingga panjang yang biasa dalam beberapa
detik. Aku sekarang sudah menjadi manusia sepenuhnya, mengenakan
bicycle pants hitam yang jelek dan T-shirt ketat putih. Kami tidak
pernah mengetahui bagaimana caranya menerapkan teknologi morf
pada pakaian, selain yang menempel rapat ke tubuh. Lupakan tentang
sepatu. Mungkin bahkan tidak bisa dilakukan. Andalite yang
menciptakan teknologi morf. Dan karena mereka tidak mengenakan
pakaian, mengubah "kulit buatan", seperti istilah Ax, tidak termasuk
dalam perhitungan mereka.
Aku berjongkok di tanah selama beberapa menit, menenangkan
napas sebelum morf lagi. Perubahan ini tidak semenyenangkan
perubahan menjadi elang laut. Malahan, ini menjijikkan.
Aku memusatkan perhatian. Kubayangkan diriku sendiri
sebagai lalat. JLEEEB! Lengan dan kakiku menyusut kembali ke dalam
tubuhku diiringi suara yang sama seperti kalau kau menghirup spageti.
Bagusnya aku tengah berjongkok saat mulai berubah, kalau tidak aku
pasti terempas ke tanah. Sangat mengganggu. Tidak ada kaki atau lengan. Sialnya, setiap
perubahan berbeda-beda setiap kalinya. Kau takkan pernah tahu apa
yang akan terjadi. Lalu aku mulai menyusut. Pepohonan di sekitarku bertambah
tinggi sementara aku semakin mengecil. Dedaunan di tanah di
sekitarku tampak sebesar lapangan parkir. Aku sekarang seukuran
lalat, tapi tubuhku masih lebih merupakan tubuh manusia daripada
serangga. Saat itu aku bukanlah makhluk yang menarik. Marian pasti
tidak akan mengajakku keluar.
Dadaku yang tidak berlengan mulai terbelah menjadi tiga
bagian. Enam kaki kecil dan berbulu menyembul dari sisi-sisi
tubuhku. Di bagian punggungku yang gatal tiba-tiba mencuat sayapsayap mungil
mengilat. Yang tersisa dari perubahan ini adalah bagian yang paling
kutakuti. Tiba-tiba kedua mataku meletup. Kedua mata itu menjadi
empat. Lalu enam belas. Lalu dua ratus lima puluh enam. Dan terus
begitu. Aku melihat dunia melalui ribuan layar TV mungil yang
bergaris-garis, menghadap ke segala arah. Kumpulan mata.
Sebuah tabung panjang mencuat dari wajahku, belalai yang
digunakan lalat untuk melapisi sampah dengan air liur mereka
sebelum melahapnya. Kalaupun berubah menjadi lalat seribu kali lagi, aku masih tetap
tidak bisa menghilangkan perasaan jijikku.
Kami menghabiskan waktu sekitar setengah jam untuk
berkumpul. Enam ekor lalat dengan indra yang dirancang untuk
menemukan kotoran anjing. Tidak mudah, tapi akhirnya kami
berkumpul membentuk skuadron yang cukup menjijikkan.
Kami membubung. Skuadron kecil lalat yang gugup, tidak puas,
dan tegang dalam misi mencegat makhluk yang paling kejam di Bumi.
Hari menyenangkan biasa yang akan kaualami kalau menjadi
Animorph. Chapter 6
tanya Jake kepada Ax.
Ax adalah bahwa dia memiliki semacam jam dalam dirinya yang
memungkinkannya mengetahui waktu terus-menerus.
Di sisi lain...
orang.> Ax tidak mengacuhkanku.
menyelinap terbaik untuk mendekati Andalite">
dan pegang bulu perut Andalite. Ada pertanyaan">
keliru">
Kami terbang rendah, di tempat lalat suka terbang. Rendah di
tempat lalat bisa mencium bau makanan busuk, kotoran hewan, dan
benda-benda lezat lainnya.
Kami menyusuri pucuk-pucuk rerumputan. Rasanya seperti
terbang pada pucuk pohon yang luar biasa tingginya, dengan bilahbilah ramping
yang membungkuk setiap kali angin berembus.
Kami mengepakkan sayap-sayap kami gila-gilaan, naik-turun
serta meliuk-liuk ke arah gumpalan samar yang terbuat dari bulu biru
dan aura yang menyebalkan. Visser Three masih berlari, tapi sudah
memperlambat kecepatannya. Dia bergerak menyudut dari kami.
Kami akan memotong lintasannya dalam beberapa menit lagi.
Kecuali, kalau dia... Berbalik!
Mustahil untuk mengetahui siapa. Perburuan telah dimulai!
Visser berderap, dikejar enam ekor lalat panik.
penerbanganku. Aku melihat dua lalat melesat turun ke bawah
lengkungan yang bergelombang dan menghilang dari pandanganku
yang terbatas. Lalu dua ekor lalat lagi melayang entah dari mana.
Giliranku. Aku melesat di udara. Visser Three menjulang di depan, tapi
aku tidak bisa melihat dengan cukup jelas untuk mengetahui apakah
mata tanduknya tengah memandang ke arahku. Kupusatkan
perhatianku pada perutnya dan berjuang keras mencapainya.
Lima belas sentimeter lagi! Aku bersalto sambil terbang,
pertunjukan ala Shannon Miller di tengah-tengah udara. Aku
mengangkat kakiku ke atas dan memindahkan sayapku ke bawah,
melesat bagaikan roket yang goyah.
Lima sentimeter sebelum touchdownl TIDAK! Visser berbelok
tajam ke kanan dan menjauh.
Aku kembali melesat ke arahnya, tapi sekarang dia melesat ke
kiri.
kata Jake.
Visser berhenti dengan tiba-tiba. Sebuah tangan sebesar negara
bagian Colorado terjulur, mencoba untuk menangkapku! Aku
memindahkan persneling ke mundur, berputar di udara, dan melesat
menjauh. Baru saat itu kusadari sasaran tangan Visser Three yang
sebenarnya. Dia menggaruk pantatnya.
Tiba-tiba, suasana berubah sangat gelap.
Sebuah bayangan hitam besar, menghalangi matahari. Sesuatu
yang rasanya berasal dari film fiksi ilmiah.
Bug Fighter. Mereka menyebutnya demikian karena ada
alasannya. Pesawat itu mirip kecoak hitam besar. Kecoak seukuran
bus sekolah, dengan dua benda mirip sungut panjang yang mencuat
bagai antena. Bug Fighter itu perlahan-lahan merendah hingga menyentuh
tanah. Aku membeku. Visser Three membeku. Sebuah pintu - atau
paling tidak sebuah kotak yang warna hitamnya tidak sehitam bagian
lainnya - muncul di sisinya.
Gumpalan biru besar di depanku berderap masuk.
Aku mengikutinya. Di dalam suasananya gelap. Ada beberapa cahaya yang berjajar
di sepanjang langit-langit dan lantai, mungkin sebuah kotak cahaya,
mungkin layar monitor. Tekanan udara di sekitarku tiba-tiba berubah
saat pintu masuk ditutup. Aku terus memperhatikan Visser.
Tepat saat aku merasakan bulu-bulunya dengan perabaku, otakku
bagai meledak oleh suara teriakan bahasa pikiran.
berbisik. Ada yang menjawabnya. Taxxon" Mereka lebih cerdas dari
Hork-Bajir. Juga lebih aneh. Mereka saling menyantap sesamanya.
Tapi aku tidak bisa melihat apa pun kecuali bulu biru raksasa.
Lantai hutan ini merupakan kulit merah muda yang hangat. Aku tidak
ingin menyentuh kulit itu. Kuraih beberapa helai bulu biru dan
berpegangan di sana.
kata Ax. Perut lalatku terguncang. Lalu terguncang lagi. Aku
berpegangan semakin erat pada bulu Visser. Kami lepas landas dan
aku berjuang mengatasi reaksi panik lalat: benda yang bergetar berarti
BERGERAK!
Alasan kami tidak gembira mendengar berita ini, tentu saja, itu
berarti kami harus berubah kembali di tengah-tengah perjalanan. Di
suatu tempat dalam pesawat yang berisi Taxxon, Hork-Bajir, dan
Visser Three. Chapter 7
kataku memperingatkan.
lama karena kita akan terbang menembus atmosfer planet.>
perjalanan.>
Pertanyaan yang bagus. Kami terjebak di dalam sebuah Bug
Fighter bersama musuh kami yang paling berbahaya. Dan sekarang
kami punya kesempatan untuk mengungkapkan kehadiran kami -
yang sama saja dengan bunuh diri - atau menghabiskan sepanjang sisa
hidup kami sebagai serangga pemakan sampah.
BUUUUUM!
Kalau Bug Fighter bagai sebuah bus, pesawat Blade bagai
sebuah jumbo jet. Bentuknya mirip kapak perang dari Abad
Pertengahan. Dan ini pesawat pribadi Visser Three.
untuk bersembunyi dan berubah kembali. Tidak mungkin kita bisa
berubah kembali dalam Bug Fighter tanpa terlihat.>
Tobias.
diri.
Tiba-tiba tekanan udara berubah, sangat sedikit. Hanya cukup
untuk membuatku kehilangan kendali. Aku mulai terbang, lalu
menghentikan diriku dan melesat kembali, lalu menabrak keras perut
Visser.
menenangkan otak lalat yang bergejolak tepat
saat enam tiang raksasa biru menghunjam di sekitarku, menggores
kulit dan menerobos bulu-bulu bagaikan bajak-bajak raksasa.
Animorphs - 25 Pertempuran Di Kutub Utara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Garukan pertama tidak mengenai diriku. Saat kucoba untuk
menghindari jemari Visser yang mencari-cari, aku melompat dari bulu
sebesar pohon kelapa ke bulu sebesar pohon kelapa yang lain dengan
kecepatan kilat, bagai Tarzan yang memburu segalon Mountain Dew.
Tiba-tiba jemari itu berhenti menggaruk dan membentuk
kurungan di sekitarku. Terjebak!
Aku merasakan embusan angin menyapuku. Gerakan udara tipis
yang hanya disadari seekor lalat. Lalu aku merasakan getaran baru.
Lusinan benturan kecil: kaki- kaki Taxxon yang setajam jarum.
Ax menerjemahkan.
pendengaran bentuk morf ini sangat tidak pasti.>
Visser menjauhkan tangannya dari perutnya. Jemari sebesar
tiang telepon itu menyingkir.
menjawab pertanyaanku.
serius. Dan itu berlangsung hampir satu jam lamanya. Mereka
mengatakan pertempuran adalah sembilan puluh sembilan persen
menunggu dan satu persen ketakutan. Mereka benar. Kami
bergantungan terbalik, berpegangan pada bulu-bulu perut Visser, dan
mencoba untuk tidak histeris.
Maksudku, menjadi lalat saat kau sibuk adalah satu hal. Tapi
kalau diam saja, kau akan mulai menyadari air liur menetes-netes dari
ujung belalaimu. Dan itu tidak bagus.
pengakuan menarik yang ingin mereka sampaikan">
Kami berada dalam ruangan yang pasti merupakan kamar
pribadi Visser. Sebuah ruangan yang hanya berisi sebuah panel
komputer. Bagaimanapun juga, dia berada dalam tubuh Andalite, dan
Andalite tidak duduk. Ada berbagai benda yang tergantung di dinding, seperti benda
seni. Beberapa besar dan rumit, terbuat dari baja atau sesuatu yang
mirip dengan baja. Beberapa memiliki sensor elektronik. Beberapa
memiliki gigi, paku-paku, atau mata gergaji. Kami merasa ini
merupakan alat-alat penyiksaan yang dikumpulkan dari seluruh
galaksi. Kami mendapat gagasan ini karena aku mengenali salah satu
karya seni itu: namanya "iron maiden". Bukan kelompok musik rock
tua itu, tapi kurungan Abad Pertengahan yang berpaku-paku bagian
dalamnya. Rasanya agak menekan saat menyadari bahwa ada museum
Bumi yang tanpa sengaja telah menyumbangkan alat itu atas nama
Homo Sapiens. Dan lebih menekan lagi saat menyadari bahwa kami akan
menghadapi makhluk yang berpikir kau seharusnya menggantung
sebuah iron maiden sebagai dekorasi, bukannya poster Baywatch.
Chapter 8 DENGAN pandai kami menyusun dua rencana. Rencana A
adalah untuk mengeluarkan Visser Three dari dalam ruangan secara
sukarela sementara kami tetap di sini dan bergegas demorph yang
diikuti dengan berubah kembali. Tapi seiring dengan berlalunya waktu
dan Visser tidak menunjukkan tanda-tanda akan pergi, semakin lama
semakin jelas kami harus menerapkan Rencana B yang lebih berisiko.
Tidak menjadi masalah bagiku. Aku sudah siap untuk
mengambil tindakan sinting atau malah sekalian menjadi sinting.
Tidak melakukan apa-apa memberi waktu yang terlalu banyak untuk
memikirkan hal-hal seperti kematian, kerusakan, kesakitan, dan
kekerasan. Tidak punya kegiatan menimbulkan ketakutan.
Pertahanan lain yang bagus dalam menghadapi ketakutan
adalah humor. Dari sudut pandangku, kalau kau tidak tertawa, kau
menangis. Humor merupakan mekanisme untuk bertahan.
Lagi pula, boleh dikatakan aku menganggap bahwa sudah
menjadi tugasku untuk mengurangi ketegangan kami dalam situasi
seperti ini. Menghibur para prajurit.
Aku tak mengacuhkan peringatannya.
caranya ke seberang?">
terkesan.
dengan nada yang aku berani bersumpah merupakan provokasi yang
disengaja.
Tentu saja.
antusias.
Segalanya tenang selama beberapa detik. Lalu benak kami
dibombardir oleh suara bahasa pikiran yang sangat keras.
Visser Three yang cukup layak.
Aku merasakan embusan angin yang penuh berisi bau prajurit
Hork-Bajir. Gerakan terkejut Visser Three terasa bagai gempa bumi besar.
Aku berpegangan erat ke bulu-bulu pilihanku.
Hork-Bajir itu.
Hork-Bajir tersebut menggumam.
kalian ke Tawon!> Penjaga itu berlalu.
Ax melolong. Embusan angin kembali terasa. Aku mencium bau Hork-Bajir
yang lain. Aku bisa merasakan Visser Three gemetar murka.
Beastie Boys. Tepat di samping pengeras suaranya yang besar. Aku
mengira kepalaku akan meledak.
Gerakan otot yang tiba-tiba. Aku langsung tahu Visser telah
melecutkan ekornya yang mematikan. Beberapa detik kemudian...
BUUMF! Sesuatu yang besar menghantam lantai. Aku tidak ingin
memikirkan apa yang jatuh. Siapa yang jatuh.
Aku bisa merasakan ketergesa-gesaan Jake.
Aku hampir-hampir kasihan kepada Hork-Bajir. Mereka
hanyalah budak-budak tanpa daya para Yeerk. Apa pun yang mereka
lakukan adalah atas perintah Yeerk jahat dalam otak mereka.
Malahan, sebelum Yeerk menaklukkan mereka, Hork-Bajir
merupakan ras yang cinta damai. Mereka hanya kadal raksasa bodoh
dan pemakan kulit pohon. Dan sebenarnya boleh dikatakan manis.
Korban-korban tidak bersalah dalam perang tampaknya tidak
memiliki jenis yang lain.
Ax berteriak untuk yang ketiga kalinya dan aku mencium bau
dua Hork-Bajir yang masuk. Kurasa mereka mengira berdua sekaligus
akan membantu. Tapi tidak. Visser menerjang, tidak mampu mengendalikan diri karena
murka. Ke arah kedua Hork-Bajir tersebut, ke pintu. Ke luar!
Aku melepaskan cengkeramanku dan melesat ke udara.
Kuawasi saat gumpalan biru besar tersebut menghilang ke balik pintu.
Pintu menutup di belakangnya.
Aku mendarat di lantai dan bergegas berubah kembali.
Berubah tidak pernah logis. Tidak pernah berlangsung dengan
cara yang sama dua kali. Kali ini, hal pertama yang berubah adalah mataku. Ribuan
mataku meletup. Begitu saja, dan aku kembali memiliki mata
manusia. Ini tidak harus berarti bagus, karena dengan begitu memberiku
kesempatan untuk mengawasi yang lainnya - termasuk diriku
sendiri - berubah. Dan memberiku pemandangan yang sangat bagus
akan Hork-Bajir yang malang di lantai. Paling tidak dia masih utuh.
Dia mungkin masih hidup. Hork-Bajir makhluk yang tangguh. Yeah,
dia mungkin masih hidup. Kalau Taxxon tidak menemukan dirinya terlebih dulu.
Chapter 9 PERUBAHAN Rachel yang paling aneh. Mula-mula, dia hanya
membesar. Di depan mataku dia berkembang dari setitik kecil menjadi
seekor serangga setinggi satu setengah meter, bermata seribu, dengan
rambut pirang bermunculan dari bagian belakang kepalanya.
Cassie memiliki bakat untuk berubah. Dia melakukannya
dengan cara yang lebih baik daripada kami semua, bahkan Ax. Dalam
beberapa detik, dia tampak sepenuhnya normal - kecuali untuk dua
buah sayap mengilat yang ada di punggungnya. Dia tampak seperti
malaikat atau ibu peri. Aku memandang tanganku. Keduanya masih merupakan cakar
berbulu, versi raksasa kaki lalat. Kuawasi sementara bulu-bulu
lebatnya menghilang, digantikan oleh rambut tubuhku sendiri. Ujungujung cakar
itu terbelah bagai kulit telur. Jemariku perlahan-lahan
menjulur keluar, bagai lima ekor bayi ular yang muncul dari dalam
telur mereka. "Semuanya, tarik napas panjang dua kali, dan berubah lagi,"
bisik Jake saat kami semua telah berubah kembali sepenuhnya. Empat
manusia, seekor elang ekor merah, dan satu Andalite muda.
Lebih mudah untuk dikatakan daripada dilakukan. Berubah
seperti berlari sekuat tenaga menempuh jarak dua ratus meter. Kau
tidak akan jatuh pingsan sesudahnya, tapi kau juga tidak siap untuk
melakukannya lagi. Aku menghela napas dalam beberapa kali dan memusatkan
pikiran untuk berubah menjadi lalat. Kubayangkan ribuan mata dan
kaki-kakinya yang berbulu. Belalainya yang menjijikkan.
Jake telah berubah, semakin lama semakin mengecil. Lengan
Rachel mulai menyusut dan ditumbuhi bulu-bulu hitam. Sayap-sayap
Cassie mencuat. Mata elang Tobias yang tajam mulai berlipat ganda,
terus-menerus, sementara paruh melengkungnya menjulur, mengubah
diri menjadi sebuah tabung.
Ax dan aku tampaknya yang paling lambat berubah. Lalu kami
mendengar desisan samar. Kami bertukar pandangan khawatir
sebelum mengalihkan pandangan kami ke pintu.
Pintunya bergeser membuka.
Keberuntungan Hork-Bajir yang pingsan itu baru saja habis.
Taxxon! Seekor kelabang sebesar batang pohon dengan kaki
bagai jarum, cakar yang lemah, dan mulut bertepi merah serta mata
bagai Jell-O rasa raspberry.
Taxxon itu melihatku, yang baru separo berubah. Dia
kebingungan. Lalu dia melihat Ax. Andalite. Dia tidak lagi kebingungan. Dia
ketakutan! Taxxon tidak dilahirkan untuk menghadapi Andalite.
Taxxon itu tidak menjawab. Dia tidak tertipu. Dia bergegas
kembali ke pintu. Dan hal itu tidak bisa dibiarkan terjadi.
Tepat pada saat itu mata manusiaku berubah menjadi kumpulan
mata lalat. Aku tidak melihat ekor Ax melecut di udara bagai sebatang
cambuk. Aku mendengar fwap! Terdengar benturan pelan setelah itu, seperti ada yang
menjatuhkan bubur gandum di lantai.
Bau yang busuk luar biasa memenuhi ruangan. Aku mengenal
bau itu.
Taxxon adalah kanibal yang paling berdedikasi di galaksi ini.
Mereka bukan saja menyantap Taxxon yang lain. Mereka bahkan
menyantap dirinya sendiri, kalau ada kesempatan. Kelaparan
menyelimuti dunia mereka. Dalam menghadapi kematian, Taxxon itu
bertindak berdasarkan naluri yang menjijikkan.
berkumpul rapat. Menempel di langit-langit. Ikuti aku. Ayo!>
Kami melesat meninggalkan ruangan melintasi sebuah lorong
panjang. Dinding-dinding dan langit-langit koridor itu berwarna
hitam. Lantainya bagai jalan setapak yang memancarkan cahaya.
Empat tabung tipis yang memancarkan cahaya menempel di titik temu
langit-langit dan dinding.
hijau akan membawamu ke ruang kendali. Jalur merah akan
Animorphs - 25 Pertempuran Di Kutub Utara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membawamu ke ruang mesin.>
tanyaku.
membedakan warna-warna jajaran lampu ini. >
Jake.
Sebuah gumpalan biru yang akrab. Sekarang tercium aroma
yang kami kenal.
Visser Three berderap melewati kami.
Melewati kami dan langsung ke dalam ruangannya.
Lalu suaranya meledak dalam kepala kami bagaikan sebuah
bom nuklir.
semuanya. Lalu,
Lorong itu tiba-tiba dipenuhi bau Hork-Bajir.
Jake hampir-hampir tidak pernah berteriak. Kalau dia berteriak,
kau tahu bahwa sudah saatnya untuk mematuhi perintahnya.
Ada empat jalur cahaya, dan semuanya tampak sama-sama
berwarna kelabu-kehijauan di mataku. Bagi kami semua. Tapi Ax
memilih salah satu.
dan penuh semangat.
mematuhi perintahku! Kalian dengar" Tangkap mereka! Tangkap
mereka! TANGKAP MEREKA! >
Kami terbang dari sana secepat mungkin dengan sayap-sayap
Iblis Bukit Setan 1 Pendekar Rajawali Sakti 66 Rahasia Gordapala Suling Pualam Dan Rajawali Terbang 3