Pencarian

Crazy 5

Crazy Karya Unknown Bagian 5


"sudah, sudah Asuka.... jangan bicara yang menyusahkan pak supir begitu." kata Emi sambil menarik bahuku untuk kembali bersandar pada jok belakang.
"ugh... tapi tetap saja...." keluhku.
"hei, aku penasaran. sebenarnya ini baju apa sih" bagaimana bisa kau punya baju semacam ini"" kata Emi sambil menarik2 kostum kelinci yang kukenakan.
kutampik tangan Emi ,"kau kira aku sudah tak waras apa" tentu saja ini bukan milikku. ini milik adik bodohku itu...cih"
"lalu kenapa kau pakai""
"karena cuma ini yang ada digantungan kamar mandi!! aku kan harus cepat2!"
"tapi tetap saja... walaupun mendesak, tidak seharusnya kau memakai pakaian seperti ini. apalagi kita mau ke bandara, pasti kau dianggap orang sinting."
"aku tahu! aku tahu! bisa gak sih jangan buat aku lebih despresi lagi"!"
"iya! iya! oh, sebaiknya kau pakai kupluknya! nah 'kan"! jadi seperti kelinci sungguhan"!! hahahahaha!!" kata Emi sambil menarik kupluk bajuku keatas kepalaku.
yang benar saja.. tidak akan kupakai kupluknya!
karena, kupluknya mempunyai sepasang telinga kelinci yang menjulur keatas.aku pasti terlihat lebih sinting kalau memakai ini.
aku menurunkan kupluknya dari kepalaku,"sialan Emi!! jangan bercanda lagi!!" protesku.
"hahahaha! iya iya maaf... habis kau bodoh sekali sih!! hahahahahahaha!" tawa Emi.
ingin sekali aku merobek mulut Emi, tapi rasa malu yang kurasakan lebih besar dari amarahku.
lebih jelasnya "AKU SUDAH TERLALU MALU UNTUK BISA MARAH!!!" aaaahh!!!!!
tak lama setelah itu, tawa Emi sudah diganti dengan mimik muka yang agak serius, dan dia berkata "hei.. aku agak penasaran tentang ini.. dan ini cukup penting
"apa lagi"!" tanyaku malas.
"ehm... kau pakai baju ini karena terdesak 'kan""
"itu sudah jelas bukan"! tadi aku sudah ngomong begitu, kenapa nanya lagi"!"
"iya iya! bisa gak sih tidak teriak2"!" "kh...."
"nah, kalau kau saja tidak sempat mengambil baju... berarti kau tidak sempat mengambil uang dong.."" tanya Emi serius.
"YA TENTU SA....ja...." teriakku beriringan dengan sadarnya aku akan apa yang Emi maksud.
"sudah sampai." kata pak supir. dan benar saja, kami sudah sampai di bandara.
"jadi.... bagaimana kita bayar taksi" aku tidak punya uang..." tanya Emi. sial... aku benar2 tidak memikirkan soal itu.aku langsung masuk ke taksi tanpa memikirkan soal biaya.bodohnya kamu Asuka.. kamu tidak punya otak!
"..............." aku terdiam sambil menatap Emi, keringat mengalir dari dahiku.
"............." Emi juga terdiam, dia menelan ludah.
"..........." pak supir juga terdiam, sepertinya dia mulai mengerti apa yang terjadi sekarang.
"..........." aku memegang gagang pintu dengan hati2, mataku masih terpaku pada Emi.
"jangan berani2 kau melakukan itu...." kata Emi mengerti apa yang mau kulakukan.
"..........." pak supir tetap terdiam dengan mulut terbuka, sambil memandang heran ke arahku dan Emi secara bergantian. tidak ada kesempatan lain, aku harus kabur sekarang.
bukannya aku tidak mau bayar ongkos taksi, tapi sekarang benar2 sudah terjepit.
pilih lari dengan memalukan sebagai penjahat ongkos, atau diam disini dan kehilangan Kazuma...
aku lebih pilih lari sebagai penjahat ongkos!!!
aku menarik gagang pintunya kuat2 dan berlari keluar dari dalam taksi. Emi dan pak supir tercengang melihat perbuatanku.Emi tahu keadaannya gawat, dan dia berusaha mengikutiku untuk keluar dari taksi. tapi sudah terlambat, pak supir keburu menangkap tangan Emi sehingga dia tak bisa kabur. disela2 pelarianku ke dalam bandara, aku mendengar teriakkan pak supir dan Emi, "bayar ongkosnya dulu!!" .
"huhu pak...!! ini bukan salahku!! dia yang seharusnya membayar! aku dijebak! dia yang menarikku masuk! kumohon, lepaskan aku pak!!" tangis Emi
"aku tidak mau tahu! pokoknya ongkos ini harus dibayar bagaimanapun caranya!" ancam pak supir.
"ASUKAAAA!!!!!!!!! KURANG AJAR!!! LIHAT SAJA KAU NANTI ASUKA!!!!! AAASSSSSSSSSSUUUUKAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!" teriak keputusasaan Emi.
aku terus berlari masuk ke dalam bandara tanpa sekalipun menengok ke belakang.
maafkan aku Emi, tapi tak ada lagi yang dapat kuperbuat. aku harus cepat2 mengejar Kazuma, bagaimana kalau dia keburu pergi"! kalau perlu ditangkap polisi nanti, itu tak masalah kok. yang penting aku harus mencari Kazuma dulu!!!
nah, sekarang aku harus mencari Kazuma dimana"
daritadi aku lari2 tak tentu arah, aku tetap tak menemukan rambut emas Kazuma.
dimana aku harus mencari Kazuma di tempat sebesar ini"!
ugh, kalau aku tetap lari tak tentu arah begini, bisa2 Kazuma keburu pergi....
Taiki.. ya! Taiki! aku harus tanya Taiki dimana Kazuma berada! HP, dimana HP-ku"! lho"! kenapa tidak ada"!!
aaahhh!! pasti tertinggal di kamar mandi saking kalutnya aku tadi... kamu bodoh Asuka!! bodoh!!! ASUKA BODOHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! karena kebodohanku, Kazuma jadi tersakiti...
karena keegoisanku, Kazuma jadi lepas dari genggamanku.. ini kesempatan terakhirku untuk menggapai Kazuma. kalau kesempatan ini tersia2kan, habislah sudah..
dimana Kazuma..." dimana dia sekarang...."
Kazuma... Kazuma.... Kazuma....
"KAZUMAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!" teriakku ditengah2 kerumunan orang yang lalu lalang.
orang2 yang sudah memperhatikanku karena kostum yang kupakai, kini lebih memperhatikanku lagi.
pasti orang ini sudah benar2 yakin bahwa aku orang sinting, tapi aku sudah terlalu putus asa untuk peduli.
aku berlari memutari bandara untuk kesekian kalinya. wajahku memanas dan air mata mulai keluar dari sudut mataku. aku tak mau kehilangan Kazuma. aku tak mau melepas senyumnya, aku tak mau melepas suaranya, aku tak melepas Kazuma!!
Kazuma... Kazuma.... kumohon, jangan tinggalkan aku...
aku berjanji, aku takkan meninggalkanmu sebelum kau meninggalkanku. aku berjanji, aku takkan mengucapkan kata selamat tinggal lagi. dan aku juga berjanji, aku akan mempercayaimu dalam keadaan apapun. jadi, jangan tinggalkan aku....
"Kazumaaaaaaaaaa!!!!" teriakku sambil terus berlari. Kazuma..... Kazuma.... Kazuma.......
di kepalaku sekarang cuma ada Kazuma. aku tak dapat memikirkan yang lain selain Kazuma.
dan yang dapat kulakukan sekarang hanya menyebut namanya berharap dia dapat mendengarku, tapi aku tahu yang kulakukan sia2.
Kazuma sudah pergi... dia pergi meninggalkanku... aku tak mau Kazuma pergi. aku tak mau, dan takkan pernah mau!!!
"Kazumaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" aku berteriak sekuat tenaga dalam keputusasaanku.
jangan pergi Kazuma... jangan pergi!!!!!
"ukh... huhuhu.... hiks...." aku tidak kuat lagi berlari. aku memeluk lututku dan menangis.
aku tidak peduli orang2 mengira aku orang sinting karena menangis di tengah bandara begini, yang penting aku tak mau kehilangan Kazuma. yang kuinginkan Kazuma berada disini, yang kuinginkan adalah mendengar suara lembut Kazuma. kalau itu terlalu muluk, aku ingin melihat Kazuma walau barang sebentar saja sebelum dia pergi. setidaknya aku punya kenangan terakhir sebelum dia benar2 meninggalkanku.
"Kazuma.... Kazuma........" isakku.
nama Kazuma terus mengalir keluar dari mulutku, bahkan tanpa aku sadari. sebegitu besarnyakah cintaku akan Kazuma sampai namanya-pun terus berada di dalam otakku, bahkan keluar dari mulutku tanpa kusadari" tapi kenapa aku bisa begitu bodoh dengan membuat Kazuma terluka"! bahkan aku sempat menyangkal keberadaannya.
Kazuma...... maafkan aku.... maafkan aku..... Kazuma..... Kazuma...... "Asuka"" tanya seseorang.
"Asuka" hei, sedang apa kau berjongkok disitu" dan lagi, apa yang kau pakai.."" tanya orang itu lagi.
aku mengangkat wajahku, dan kudapatkan Taiki sedang menatapku heran sambil membungkukkan badannya.
"huhuhu.... Taiki...." isakku.
"sudah2.. jangan menangis lagi...." kata Taiki seiring mengangkatku berdiri dan menghapus air mataku.
"Kazuma... dimana Kazuma"!" tanyaku spontan.
"Kazuma..." huh" oh! Kazuma"! uh, ehm... dia disana! dia sedang masuk ke tempat pemeriksaan karcis" kata Taiki gugup sambil menunjuk ke arah pemeriksaan karcis 500 meter di depanku.
aku tak mengerti kenapa Taiki gugup begitu, tapi aku sudah terlalu kalut untuk peduli.
"Kazuma disana"! oh ya ampun, Kazumaaaaaaaaaa!!!!" teriakku sambil berlari ke tempat pemeriksaan karcis yang ditunjuk Taiki.
"lho" Asuka-chan" kok kamu disini" bukannya sedang sakit" ehlho" heitunggu!!" tanya Yusuke yang heran melihatku berlari, tapi aku mengacuhkannya dan tetap berlari ke tempat pemeriksaan karcis itu.
"YUSUKE!! TAHAN ASUKA!! BISA2 DIA MENEROBOS MASUK KE DALAM TEMPAT PEMERIKSAAN KARCIS!!" teriak Taiki yang jauh berada dibelakangku. "hah" uhoh, baiklah!" jawab Yusuke seraya mengejarku. aku harus cepat2, aku harus berlari lebih cepat lagi! kalau tidak, bisa2 Yusuke dan Taiki menangkapku!
dan kalau mereka berhasil menangkapku, mereka pasti takkan membiarkanku mengejar Kazuma, dan Kazuma akan benar2 pergi meninggalkanku!
aku akan tetap mengejar Kazuma. walaupun Kazuma tak mau bertemu denganku, aku akan bersikeras untuk menemuinya. ini harapan terkahirku, dan aku tak mau menyerah!
"ASUKA-CHAN!! HEITUNGGU!! JANGAN BERTINDAK GEGABAH BEGITU!!!" teriak Yusuke panik.
bertindak gegabah"! kau pikir aku mau bunuh diri atau semacamnya apa"!
"SIAPAPUN, TOLONG BANTU SAYA! TANGKAP WANITA BERBAJU KELINCI ITU!!" teriak Yusuke lagi.
sialan, tidak cukup apa dia mempermalukanku"!
kalau saja aku tidak sedang dalam keadaan mendesak, sudah kupastikan bogemku masuk ke mulutmu.
"YUSUKE! LARIMU LAMBAT!!!!" teriak Taiki. perkiraanku, pasti Taiki sudah mendahului Yusuke.
akhirnya aku sudah berada di depan tempat pemeriksaan karcis yang ditunjuk Taiki.
tapi dimana Kazuma"! dimana dia"!Kazuma... Kazuma... ugh, pasti dia sudah masuk. aku harus menerobos ke dalam!!
"permisi! aku mau masuk!! KAZUMAAA!!!!" teriakku sambil mencoba menerobos masuk ke dalam tempat pemeriksaan karcis. dan berharap, dengan aku meneriakkan nama Kazuma, Kazuma akan mendengarku dan mengurungkan niatnya untuk pergi.
"maaf, anda tidak boleh masuk." kata satpam penjaga tempat pemeriksaan sambil menghalangiku masuk.
"tapi aku harus masuk!!! permisi!!!! KAZUMAAA!!!!!" teriakku lagi.
"nona, tolong jangan berbuat yang menyusahkan kami. atau kami akan memanggil keamanan."
"aku harus masuk!!!" kataku sambil terus mencoba masuk. "Asuka! hentikan!!" kata Taiki sambil memeluk perutku dan menarikku mundur.
"lepaskan aku Taiki!! aku harus mengejar Kazuma!!!" berontakku.
"sabar Asuka!! dia pasti akan kembali lagi!!!" kata Taiki sambil terus menarikku mundur.
"tidak!! aku yakin dia pasti takkan kembali!! lepaskan aku Taiki, ini kesempatan terakhirku!!!! LEPASKAN AKU 'SEKARANG!!!'" "tidak! aku tidak akan melepaskanmu!" jawab Taiki keukeuh.
"lepas.... lepaskan aku... kumohon... lepaskan, lepaskan aku... aku harus mengejar Kazuma..." isakku putus asa, karena aku tahu aku takkan bisa melepaskan diri dari bekapan Taiki. tapi aku harus kesana Taiki... kenapa kau tidak mengerti!" ini kesempatan terakhirku untuk meraih Kazuma. jadi tolong, lepaskan aku. akan kulakukan apapun, mengemispun aku rela, agar kau melepaskan aku sekarang... lepaskan aku..... aku harus mengejar Kazuma..... Kazuma.....
"........" Taiki diam saja, tapi badannya gemetar, aku tahu pasti dia ikut sedih melihatku begini.
kehabisan tenaga, aku jatuh berlutut, tapi Taiki tetap tidak melepaskan aku.
"lepaskan aku.... Kazuma... Kazuma... Kazuma...." air mata berjatuhan dari mataku beriringan dengan fakta bahwa aku kehilangan Kazuma. kini Kazuma benar2 pergi...dia benar2 meninggalkan aku.... dan kata2 terakhir yang kuucapkan pada Kazuma adalah "putus", itu yang paling membuatku menyesal...
aku ingin kata2 terakhir kami adalah kata2 yang terindah, bukkannya kata 'putus'. kalau saja aku bisa mengucapkan salam terakhir dengan benar, pasti aku takkan semenyesal ini. tapi mau apapun yang kulakukan atau kusesali, takkan bisa merubah kenyataan. penyesalan memang selalu datang terlambat.
Kazuma..... maafkan aku.....
"KAZUMAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!" Teriakku sekuat tenaga, masih berharap barangkali Kazuma mendengarnya dan kembali kesini. "ngapain kau teriak2 begitu" seperti idiot saja...."
....."! KAZUMA"! Itu suara Kazuma"! aku mengangkat wajahku, dan mendapatkan Kazuma berdiri di hadapanku. Kazuma"! ini kenyataan..." atau ini hanya ilusi belaka.."
CRAZY #28 aku mengangkat wajahku, dan mendapatkan Kazuma berdiri di hadapanku. Kazuma"! ini kenyataan..." atau ini hanya ilusi belaka.."
"ha..." uh"""" gumamku bingung sambil terus mengusap2 mataku berharap ini semua kenyataan.
Kazuma menaikkan sebelah alisnya bingung akan perilakuku. iini benar2 Kazuma"
tatapi, tadi kata Taiki Kazuma sudah pergi.
jadi dia siapa"! siapa manusia berambut emas di hadapanku ini"! apakah aku bermimpi saking tak relanya aku melepas Kazuma"!
"kakamu..." kamu benar2 Kazuma"" tanyaku sambil menunjuk jariku ke arah Kazuma.
Kazuma tetap memandangku heran seperti aku sudah tidak waras, dia berkacak pinggang.
"tatapitadi kamukatanya, kamu pergi" omonganku mulai ngawur saking bingungnya.
sebenarnya apa yang terjadi"!
apa benar yang dihadapanku ini Kazuma"! sisiapa dia"!
Kazuma menghela nafas panjang lalu berkata,"kau sudah sinting ya" tentu saja ini aku! memangnya siapa lagi!"!"
aku makin bingung dan cuma bisa memandang Kazuma berharap sosoknya takkan hilang sewaktu aku berkedip.
aku mengedip2kan mataku berulang2 kali, tapi sosok Kazuma yang berada di hadapanku ini tidak hilang juga.
aku mulai berpikir bahwa ini bukan ilusi, sampai aku merasakan Taiki yang masih membekapku gemetaran.
Taiki..." kenapa dia gemetaran begini" apakah Kazuma yang ada di hadapanku ini benar2 hanya ilusiku, sampai2 Taiki gemetaran saking sedihnya melihatku yang berfantasi" jadi manakah yang benar" ini ilusi, atau ini kenyataan"!
gemetaran Taiki bertambah kuat. makin lama, bekapannya makin melemah.
"khu...khu khu khu khu khu" Taiki cekikikan. huh"! Taiki cekikikan"! apa maksudnya.
"puhahahahahahahahaha! aku tidak tahan lagi! aku tidak tahan lagi!", tawa Taiki sambil melepaskan pelukkannya atas perutku dan tertawa sekencang2nya sambil memukul2 lantai. melihat tingkah Taiki, aku hanya memandangnya heran.
kenapa dia tertawa begitu" segitu lucunyakah aku yang berfantasi Kazuma ada disini"
tidak, kupikir itu tidak lucu. cuma satu yang dapat kusimpulkan melihat tingkah laku Taiki, dia pasti sudah sinting.
"PUAHAHAHAAHAHAHA!!!!!! HAHAHAHAAHHAAHAHA!!!" seseorang tertawa dengan amat keras.
aku melihat kesamping untuk mencari darimana asal suara ketawa itu, dan ternyata itu adalah Yusuke.
dia tertawa sambil memegang perutnya, wajahnya merah dan air mata keluar saking gelinya.
aku tidak mengerti apa yang lucu dan apa yang mereka tertawakan. pertama Taiki, lalu Yusuke, apakah sinting itu menular"! "hahahahahaha hahahahaahaha!" Taiki terus tertawa terbahak2 sampai bergelung di lantai memeluk perutnya sendiri.
"KYA HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!" Yusuke juga tertawa tak kalah hebohnya sambil menunjuk2 aku.
"kalian sudah sinting ya"" komentar Kazuma melihat tingkah laku teman2nya.
"puh, hahaha, hahaha... ha... haaah...."akhirnya Taiki bisa mengendalikan dirinya. sebaliknya, Yusuke terus tertawa sampai sekarang aku yakin ibunya salah mengandung.
Taiki menepuk pundakku,"haha... haha... haaa.... maafkan aku Asuka... hahaaha.." katanya sambil tertawa.
"hah...." huh...."" gumamku bingung. "iya.. hahaha, maafkan aku....."
"a-apa maksudmu...."" tanyaku makin bingung lagi. aku benar2 tak mengerti apa yang terjadi, dan aku berharap aku mengerti.
"KaKazuma tidak pergi. aku membohongimu. yang pergi cuma ibunya.. Kazuma cuma ikut mengantar.. hahahahaha...."
"aapa katamu" ulangi lagi"" tanyaku.
"iya, sebenarnya Kazuma tak pergi kemana2. aku hanya membohongimu. tapi tak kusangka jadinya semenarik ini... puhhahaha! hahahahahaha!!!" Taiki tertawa lagi.
"HAHAHAHAA!!! hei, Asuka-chan!! lihat ini!!! Hahahahahahahahaha!!!" kata Yusuke sambil menunjukkan layar Hp-nya di depan wajahku.
di layar Hp Yusuke, kulihat sesosok gadis berkostum kelinci yang berlari sambil meneriakkan nama 'Kazuma' seperti orang sinting. dan bukan hanya itu, kulihat gadis itu juga berusaha menerobos masuk kedalam tempat pemeriksaan karcis, tapi dia dihalangi oleh penjaganya. Tak lama, Taiki datang dan membekap gadis itu agar tidak berbuat sesuatu yang lebih buruk. tetapi anehnya, wajah Taiki disitu tidak seperti bayanganku, wajahnya menunjukkan ekspresi menahan tawa. sampai akhirnya aku sadar, bahwa gadis sinting berkostum kelinci itu adalah ''A.K.U" dan ternyata sedari tadi aku dipermainkan!! berarti, tadi Taiki gemetaran bukan karena sedih, melainkan dia berusaha semampu mungkin untuk menahan tawa!!!
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHH!!!!!!!! AKU TAK BISA PERCAYA INI!!! AKU DIPERMAINKAN!!! AKU DIJEBAK!!! DAN AKU BENAR2 TERJEBAK!!!!!
aku melepaskan pandanganku dari layar Hp Yusuke, dan memandang Taiki dan Yusuke tidak percaya secara bergantian.bisa kurasakan wajahku memanas saking malunya. aku ingin protes, tapi aku tidak dapat menemukan kata2 yang pas untuk protes. aku ingin marah, tapi aku sudah terlalu malu untuk marah. aku ingin teriak, tapi suaraku tak bisa keluar seakan menyangkut ditenggorokkanku.yang bisa kulakukan hanya memautkan alisku jadi satu, dan memandang mereka dengan tatapan mematikan, berharap tatapanku ini bisa mengeluarkan sinar laser dan melubangi kepala mereka.
aku benar malu!! malu semalu-malunya!! kalau ada lubang, mau itu lubang sumur atau lubang comberan, pasti aku akan melompat masuk ke dalamnya. tapi sayangnya, disini tidak ada lubang yang kuharapkan itu. melainkan, aku jadi tersadar, ternyata ada....BANYAK SEKALI ORANG BERKERUMUNAN DI SEKITARKU UNTUK MELIHAT APA YANG SEBANARNYA TERJADI!!! aaaaahhh!!! malu sekali!! sialan!! sialaaann!!!!
"bagaimana Asuka-chan"" kamu sudah sadar"""" AHAHAHAHAHAHAHA!!!! AHAHAHAHAHAHA!!! BEGO! BEGO! DASAR BEGO!!! HAHAHAAHAHA!!!" gempar Yusuke dengan ekspresi yang amat menyebalkan. siaalll, siallllllll, SIAAAAAAAALLLLLLLLLLLL!!!!
AAAH!!!! AKU BENCI SEKALI!!! AKU DIPERMALUKAN!!! BENCIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!!!!!!!!
"sudahlah Yusuke, kasihan Asuka.. dia sedih karena Kazuma pergi....puh- HAHAHAHAAHAHAHA!!!" bahkan Taiki yang biasanya 'cool' saja sampai tertawa seperti orang sinting. berarti aku sudah benar2 menghibur mereka. ini benar2 gila. aku benci sekali ini!!!! hatiku miris diperlakukan seperti ini!!!
"kalian-" kataku sambil menarik kerah Yusuke dan Taiki dengan kedua tanganku.
mereka terkejut akan perbuatanku dan mata mereka membelalak. tapi 1 detik setelah itu, mereka kembali tertawa, "HAHAAHAHAHAHAHAHAHA!!! ASUKA MARAH!! ASUKA MARAHH!!!" tawa Taiki.
"HAHAHAAHA!!! KELINCI MARAH!!! KELINCI MARAH!! DIA BERMAKSUD MEMUKUL KITAA!!!! AAAHHAHAHAHAHAHA!! TAKUUT!" tawa Yusuke. "heiberhenti tertawa!! berhenti kataku!!!" ancamku dengan menakutkan (kuharap aku melakukannya dengan menakutkan)
"HA! HAHAHAHAHAHAHAHA!!!" tapi mereka terus tertawa seperti tak ada hari esok.
aku benar2 ingin menghajar mereka saat ini, tapi di lain sisi, aku malu sekali seperti mau mati saja.
tapi aku tak bisa menahannya! aku harus menghajar mereka berdua dulu, baru setelah itu aku akan mati karena malu!
saat aku berniat untuk membenturkan kepala Taiki dan Yusuke, kudengar orang2 yang berkerumun diantara kami mulai ikut tertawa juga, "HAHAAHAHAHAA!! HAHAAHAHAHAHA!"
sebagian ada yang berkomentar," lihat badut berkostum kelinci itu, tadi dia sudah panik seperti orang kesetanan, tapi ternyata laki2 yang dicarinya tidak jadi pergi!! HAAHAHAHAHAA!"
ada juga yang berkomentar begini,''lihat cewek itu.. ckckck, aduh kasihan ya.. ditinggal pacar jadi begitu...."
ada lagi yang berkomentar begini," ini ada apa sih" lagi shooting ya" mana artisnya" apa"! artisnya yang pakai kostum kelinci itu"! cih, hancur sudah dunia perfilman kita...."
Sialan..... sialan..... SIAAAAAAAAAAAAAAAAALLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL!!!!!!!!!!!!! !!!!
aku malu sekali!!! semua orang menertawakanku!! terlebih lagi dua manusia kentut ini!! bagaimana bisa mereka tega mengerjaiku begini"!! oh ya ampun. kumohon, seseorang, tolong keluarkan aku dari dari sini. bawa aku pergi dari sini....
masa mudaku hancur... MASA MUDAKU SUDAH HANCUR!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
aku berbalik dan menatap Kazuma dengan pandangan paling memelas sedunia. berusaha dengan begitu Kazuma akan menolongku dan mengusir semua orang yang menertawakan aku seperti yang biasa dia lakukan. tapi sepertinya usahaku sia2... Kazuma menyilangkan tangannya dan memandangku dengan menaikkan sebelah alisnya. lalu setelah itu, dia memandang sekeliling dengan pandangan bingung. sepertinya Kazuma masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi, jadi dia hanya berdiri dan menonton saja. yah, memang apa yang bisa kuharapkan dari otak bolot seperti Kazuma.. seharusnya aku tak banyak berharap...
putus asa karena yakin tidak ada yang bisa menolongku dari situasi ini, kini aku hanya bisa mengandalkan diriku sendiri.
tiba2 aku dapat ide yang brilian. aku dapat ide untuk keluar dari situasi yang memalukan ini.
aku menaruh lenganku di dahi dan berkata dengan suara keras agar bisa didengar semua orang,"Aaaaaah~ aku pusing......" lalu aku menjatuhkan diriku di lantai dengan bunyi +duk!+ yang cukup keras. sial,sepertinya aku jatuh terlalu kencang barusan. tak sengaja, kepalaku membentur lantai dan sakitnya bukan main.yah, ini di luar rencana. bisa dibilang, aku terbentur karena kebodohanku. tapi sebodo amatlah, aku harus melanjutkan akting pingsanku ini dengan sebaik mungkin.
semuanya mulai gaduh dengan fakta aku pingsan. orang2 mulai berbisik2 heran, sebagian orang menyangka bahwa Taiki atau Yusuke melakukan tindak kekerasan padaku sampai pingsan. tapi aku tidak peduli. aku malah senang orang2 menyalahkan Taiki dan Yusuke atau mencurigai mereka melakukan tindak kekerasan. anggap saja itu hukuman karena mengerjai aku. tapi hukuman yang mereka dapat tak seberapa! itu tidak setimpal! tapi ya sudahlah, yang penting aku harus menjalankan peran pingsanku dengan sebaik mungkin.
"AAsuka-chan"! kamu kenapa"!" tanya Yusuke gugup sambil mengguncang2 tubuhku. aku harus tetap diam dan meneraturkan nafas. tapi sulit rasanya bila diguncang2 begini. tapi aku harus berusaha! jangan sampai ketahuan aku cuma pura2 pingsan.
"hei... aku tahu kau cuma pura2 pingsan. bangunlah, jangan bikin malu." komentar Taiki.
heuk"! bagaimana dia bisa tahu aku cuma pura2 pingsan" apa aktingku tidak meyakinkan"!
"bagaimana bisa Asuka-chan pura2 pingsan"! itu tidak mungkin! mana mungkin Asuka-chan menunjukkan wajah tidurnya ini di depan semua orang, wajah tidurnya ini kan jelek sekali!!" komentar Yusuke.
sialan.. bagaimana dia bisa berkata sejujur itu dengan suara keras"! ukh, Yusuke sialan... akan kusobek mulutnya begitu aku terbangun nanti.
"huff...terserah kau saja Yusuke.... hei Asuka, hei, ayo bangun. kami malu nih." kata Taiki sambil menepuk2 pipiku.
"Hei! kau pikir apa yang kau lakukan padanya"!" teriak Kazuma tiba2. terimakasih Kazuma!!! kau memang penyelamatku!!! i love yuuu!!!!! "hah" uh" aaku"" tanya Yusuke ketakutan.
"bukan! bukan kau! tapi Taiki! kau pikir karena dia pingsan, kau bisa seenaknya saja megang2nya hah"!" jawab Kazuma.
"megang2" hah"" Tanya Taiki heran. yah, bisa dibilang memang Taiki memegangku sih. karena memang Taiki berjongkok di sampingku dan dia mengangkat tubuh bagian atasku dalam posisi terduduk dalam pelukannya. "lepaskan.dia.sekarang.juga." ancam Kazuma.
"oh" baiklah." jawab Taiki lalu melepasku tiba2. akibatnya, kepalaku membentur lantai untuk yang kedua kalinya. aku mengernyit sakit.
"HEI KALIAN! SEMUANYA BUBAR!! KALIAN PIKIR KAMI INI TONTONAN APA"! PERGI SEBELUM KUTONJOK!!" teriak Kazuma.
seketika itu juga, aku mendengar semua orang bubar dengan bergumam sebal atas perilaku Kazuma. yah, setidaknya mereka sudah bubar, dan aku berterimakasih banyak sama Kazuma.
"nah, sekarang gimana"" tanya Taiki.
"tinggal saja.. toh katamu Asuka-chan pura2 pingsan. berarti dia akan bangun sendiri nanti." usul Yusuke.
sialan, entah apa salahku pada Yusuke sampai dia begini membenciku.
"ya, ide bagus. kita tinggal saja." jawab Kazuma. apa"! sampai Kazuma juga"! jangan tinggalkan aku Kazuma!!!
"ya. ayo kita pulang." ajak Taiki.
"ayo." jawab Kazuma dan Yusuke serentak.
hei, hei ,hei!!!!!! masa kalian benar2 meninggalkanku disini sih"! bagaimana bisa kalian meninggalkanseorang gadis tergeletak kasihan begini ditengah2 bandara"!
setidaknya kalian harus memindahkan aku ke pinggir atau ke bangku bukan"!
aduh, tak bisa kubayangkan posisiku sekarang ini... seorang gadis remaja, tergeletak di tengah2 kerumunan orang banyak, memakai kostum kelinci.... aaaaaaaaahhh!!!! benciiiiiiiii!!!!!!!
jadi, bagaimana ini"! apa sebaiknya aku sudahi saja kepura2an ini"! masa aku benar2 harus diam saja tergeletak disini menunggu belas kasihan orang yang lewat"! membayangkannya saja aku tak sanggup!! cih, tapi kalau aku melakukannya, pasti aku akan lebih malu lagi!! dan Yusuke pasti akan meledekku habis2an!!!
aaaaaahhhh!!!!!!! aku tidak bisa terima ini!!! kembalilah Kazuma!! kembalilah...!!!!!!!!!!
"huh.... tidak menyerah juga ternyata.... hei Kazuma, dia tak menyerah. jadi sebaiknya kau gendong saja dia." kata Taiki.
Taiki"! huhuhuhu! Taiki!! kau memang yang paling mengerti aku!!!
"menggendongnya" cih, ogah. aku tak mau menggendong babi seberat dia." jawab Kazuma cuek.
Kazuma sialan... kau tidak tahu kalau aku berada di situasi ini sekarang demi kamu"! jadi ini balasanmu padaku yang berjuang mati2an untuk menahanmu pergi"!
"dasar.. tidak kamu, tidak Asuka, sama saja kekanak2annya." keluh Taiki sampai akhirnya dia menggendongku dalam posisi pengantin. wuaah.... khu khu khu... Taiki memang paling top! dari jarak sedekat ini, aku sampai bisa mendengar detak jantung Taiki. bukan hanya itu, aku juga dapat mencium wangi Taiki. wanginya memang tidak senyaman Kazuma, tapi wangi Taiki selalu berhasil membuatku tenang. entahlah, aku tidak bisa mengekspresikannya. tetapi aku selalu merasa tenang bila berada di dekat Taiki. seperti rasa tenang yang diberikan ayah bilamana ayah berada di sisiku. tapi bukan berarti aku menganggap Taiki sebagai ayahku juga.... ah! aku tahu harus menyebutnya apa, kakak laki2ku! ya, kakak laki2. rasanya begitu tepat. kakak laki2 yang selalu kuidam2kan dan selalu kuharapkan agar kupunya, tapi fakta membuktikan bahwa yang kupunya bukanlah kakak laki2 yang kuidamkan melainkan adik laki2 yang berengsek. tapi akhirnya aku menemukannya, kakak laki2ku...Taiki. terima kasih Taiki.... "pasti berat ya..." huhu.. kasihan Taiki...." kata Yusuke. sungguh, aku ingin sekali menyumpal mulutnya itu dengan sepatu! "hah" tidak kok,enteng sekali malah. masih lebih berat tas sekolahku." jawab Taiki.
kekeke! rasakan! makan itu Yusuke! aku tidak berat!
"ah, kau pasti bercanda! coba, sini coba! biarkan aku coba menggendongnya! pasti dia berat sekali deh, makannya kan seperti sapi!" sialan... benar2 sialan.....
"mau coba" nih, kau pasti akan kaget betapa entengnya dia." Taiki"! kenapa kau membiarkan manusia barbar ini mencoba menggendongku"! aku tak mau!!! dia bau!!
"mau! mau! sini sini!!" jawab Yusuke semangat.
"ini... hati2.... hup." kata Taiki seiring mengoperku kepada Yusuke. mereka pikir aku barang apa"! mereka mengoperku seperti tanpa berdosa begitu, padahal ceritanya 'kan aku sedang pingsan! kok malah dibuat oper2an sih!"!
"uh.. oh" kamu bohong ah! kamu bilang masih lebih berat tas sekolahmu, ini mah masih beratan Asuka-chan! yah, tapi benar juga sih katamu Taiki. Asuka-chan enteng sekali! tidak kuduga dia bisa seenteng ini, padahal makannya banyak sekali." kata Yusuke mengakui.
hah! rasakan! perkiraanmu salah bukan"! aku tidak berat! khukhukhu HAHAHAHA!!!
yah, karena kamu jujur mengakui bahwa aku tidak berat, aku juga jujur deh... perkiraanku juga salah kok, kupikir kamu bau, tapi ternyata kamu cukup wangi.
tapi tentu saja masih kalah wangi sama Kazuma dan Taiki. tapi okelah..... sebenarnya aku juga menganggapmu teman baikku lho. makanya aku senang saja saat kau pacaran dengan Emi. aku yakin kau pasti bisa menjaga Emi dan jadi cowok yang baik buatnya..
"tapi ini sih kelewat enteng! aku yakin, pasti Asuka-chan mengidap penyakit a... an...." kata Yusuke.
"anoreksia." jawab Taiki membetulkan.
"aaah! iya2! anoreksia! dia pasti memuntahkan semua isi perutnya sehabis makan! pantas saja dia selalu ke toilet setelah makan!"
yak, kucabut semua kata2ku barusan. Yusuke tidak lebih dari monyet berketek bau!!!
aku selalu ke toilet setelah makan, bukan karena aku memuntahkan semua isi perutku! memangnya salah punya pencernaan yang lancar"!!!! "hentikan semua!" teriak Kazuma tiba2.
"hei Yusuke, sebaiknya cepat kau serahkan Asuka padaku!" teriak Kazuma lagi.
"lha lho" tadi 'kan Kazu-chan bilang tak mau menggendongnya... masa cuma Taiki yang boleh menggendongnya, aku kan cuma mencoba........" jawab Yusuke dengan suara memelas.
"sisiapa bilang aku tak mau menggendongnya"! dan siapa bilang Taiki boleh menggendongnya"! cepat berikan padaku!" protes Kazuma.
"huh. iya... ini...." keluh Yusuke sambil menyerahkanku pada Kazuma. Kazuma merebutku dengan kasar dari tangan Yusuke, yang mengakibatkan beberapa rambutku yang ternyata menyangkut di kancing baju Yusuke tercabut. dan itu sakitnya bukan main. dan lagi, tempat tercabutnya rambutku, adalah tempat dimana kepalaku 2 kali terbentur di lantai. sakitnya jadi triple. aku mengernyit, dan bisa kudengar Taiki cekikikan. entah karena dia geli melihat perilaku Kazuma, atau dia sadar aku kesakitan.
"cih, dasar...." gumam Kazuma sambil membekapku erat.
Kazuma... ya, ini Kazuma... Kazuma yang selalu kurindukan... kini dia berada disini, dan aku dalam pelukkannya. entah sudah berapa lama aku merindukkan sentuhannya ini. entah sudah berapa lama aku berharap untuk dapat mencium harum wanginya. tapi kini dia berada disini, benar2 berada disini, memelukku dalam hangat pelukkannya. saat2 yang begitu kurindukan, kini menjadi kenyataan. entah bagaimana bisa aku pernah bermaksud untuk melepas Kazuma yang membuatku merasa begini aman. entah apa yang kupikirkan pada saat itu, tapi yang pasti itu takkan terjadi lagi. ini serasa terasa amat tepat, disinilah tempatku berada, hatiku berada.
aku bergelung membenamkan wajahku di dada Kazuma untuk memenuhi kerinduanku atas Kazuma selama ini. bisa kudengar Kazuma tertawa lewat hidungnya melihat kelakuanku. tapi Kazuma tidak menolak, dia malah memelukku lebih erat lagi. mungkinkah Kazuma juga merindukanku seperti aku merindukannya" ya, kuharap Kazuma merindukanku juga...
"Emi...." lho" apa yang dilakukannya disini" Emi-chan!!!!!" kata Yusuke biungung.
sial, aku benar2 lupa soal Emi! dia masih disini, berarti pak supir masih menahannya sedari tadi""
huff... tapi untunglah, setidaknya dia tidak dibawa ke kantor polisi karena ulahku.
"hah" uh" YUSUKEEEEEEEEE!!! YUSUKEE!! AKU DISINI!! HUHUHUHU!!!!!!!!!" tangis Emi.
kelihatannya Emi sedih sekali... ukh, aku harus minta maaf nih padanya. yah, sebagai balasannya, aku tidak akan menyakiti Yusuke seperti yang sudah kurencanakan deh. anggap saja itu permintaan maafku. "Emi-chan""" kok kamu bisa ada disini"! hihihi! senang deh bisa ketemu disini! ini pasti takdir!"
takdir pantatku. ya, pasti pantatku yang menakdirkan kalian bertemu disini.
"aku juga senang bertemu denganmu Yusuke!! tapi sebelum itu, dimana Asuka"!!!" upss... sepertinya Emi marah nih, untung aku pura2 pingsan. dan lagi, aku ada dalam gendongan Kazuma. Emi 'kan takut sama Kazuma, dia pasti tidak akan apa2in aku. huufff......
"eh" Asuka-chan"" itu.. itu-tuh dia disitu." kata Yusuke. "mana" eeeh""! Asuka"! dia sakit lagi"""!" tanya Emi panik. "huh" ah tidak kok. dia cuma pura2 pingsan saja." sialan Yusukeee..................
"pura2 pingsan"""
"iya, dia malu karena termakan jebakan Taiki! Kazuma tidak pergi! hahahahaha!!!"
"oh" jadi itu hanya bohongan"" lalu kenapa kamu tidak beritahu aku dari awal"!"
"aku juga tidak tahu! aku baru tahu apa yang terjadi pas Asuka-chan teriak2 seperti orang sinting di dalam! hahahaha! Taiki, kamu jenius!!" "ooh begitu ya..... hahaha! itu hebat sekali! Taiki-sama betul2 jenius!" kata Emi kagum sambil bertepuk tangan.
bisa kudengar Kazuma juga berkata "ooh....." dalam suara yang amat kecil. tapi aku bisa mendengarnya. sepertinya dia baru sadar akan apa yang sebenarnya terjadi. cih, kini Kazuma tahu apa yang terjadi, dan aku lebih malu lagi!!
"hahaha, jadi begitu ya" kamu segitu takutnya aku pergi"" bisik Kazuma. tapi aku tidak merespon. lebih jelasnya, terlalu malu untuk merespon.
"yah, sekarang tinggal tunggu Asuka sadar saja.. dan aku pasti mati. hahahaha" kata Taiki.
tidak kok Taiki... walaupun kamu sudah mempermalukan aku begitu, aku ga akan menyakiti kamu...
yah, paling aku akan menjambak sampai beberapa rambutmu rontok saja... hehehe
"sudahlah, jangan bicara yang tidak penting. aku mau bawa Asuka ke suatu tempat." kata Kazuma.
suatu tempat" kemana" jangan2 Kazuma mau balas dendam dan membuangku di pinggir jalan"!
"aku ikut! ikut!!" kata Yusuke senang.
"tidak. kami akan pergi b.e.r.d.u.a yang artinya tidak boleh siapapun ikut!" ancam Kazuma.
"iiih~ Kazuma genit ya........." goda Yusuke. "mau mati......""
mendengar ancaman Kazuma, Yusuke langsung diam seribu bahasa. hahaaha! itu akibatnya kalau mencari gara2 dengan Kazuma-ku!! "sudah, aku pergi dulu." kata Kazuma lalu berjalan pergi. "eh, hei! tunggu dulu! kau harus bertanggung jawab!!" kata Emi membuat langkah Kazuma berhenti.
"mau mati...."" tanya Kazuma.
"bukan bertanggung jawab apa, maksudku, kau harus bertanggung jawab atas perbuatan istrimu!!" kata Emi lagi.
".........." Kazuma diam saja. tapi bisa kubayangkan Kazuma sekarang pasti sedang memandang Emi dengan menaikkan sebelah alisnya.
"iya! istrimu ini, datang kesini memakai taksi ini, tanpa membayar dan langsung pergi!! dan aku menjadi sandera pak supir karena tidak membayar!! kau harus bertanggung jawab!!!"
"mana taksinya""
"huh" Taksinya" yang ini....."
"oh, yang itu."
bisa kurasakan Kazuma berbalik arah. dia pasti berjalan ke arah Taksi yang ditunjuk Emi. dia merendahkan badannya, lalu aku merasa aku sudah berada di atas pangkuan Kazuma. pasti sekarang Kazuma sudah duduk di dalam Taksi yang disebutkan Emi tadi. sebenarnya sih aku mau mengecek apa yang terjadi, tapi aku terlalu takut untuk membuka mataku barang sedikit saja. aku takut ketahuan kalau aku pura2 pingsan (yah.. walaupun sebenarnya memang sudah ketahuan sih.... -__-)
"lho" lho" kamu mau ngapain disitu""!" tanya Emi lagi.
"brisik ah. hei pak supir, ayo jalan. nanti akan kubayar ongkos yang tadi dan akan kuberi tip." kata Kazuma.
"oh" ya! iya! baiklah!" kata pak supir. bisa kudengar langkah kakinya yang buru2 masuk ke dalam mobil begitu mendengar perkataan Kazuma. cih, dasar mata duitan.... -__-


Crazy Karya Unknown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"mau kemana ya"" tanya pak supir manis. "ke laut di sebelah sana." jawab Kazuma.
"oh, ya baiklah!!"
setelah itu, kurasakan mobil sudah berjalan maju. dan kudengar Emi, dan Yusuke berteriak 'selamat bersenang'. bersenang2 kakiku. memangnya kalian pikir kami mau ngapain" aku berani taruhan, Kazuma pasti akan membuangku ke laut sesampainya kami disana.
"hei... kau tak mau bangun juga"" tanya Kazuma. aku tetap diam saja. entah kenapa, aku tak berani merespon.
"oh, jadi tak mau bangun juga" kalau kau tak mau bangun, nanti kucium nih."
cih, kau pikir aku bisa terjebak atas ancaman mesummu itu" aku sudah takkan lagi tertipu!
kejadian tadi menjadi pelajaran yang takkan bisa kulupakan seumur hidup! "kuhitung sampai 3 nih..... satu......"
aku takkan terjebak! "dua............."
tahan Asuka... itu hanya jebakkannya saja...... "ti........"
akh!!!!!!!!!! aku sudah tak tahan lagi!!!!!!!!!!!!!
saat aku membuka mataku, aku melihat wajah Kazuma hanya berjarak 5 cm dari wajahku.
aku tersentak. saking kagetnya aku langsung bangun dari posisiku dan membentur kepala Kazuma dengan bunyi +dukkk!!+ yang amat keras. sakiiitt, sakiit sekali. tapi aku sudah terlalu gugup untuk bisa merasakan sakit.
"aduh........." gumam Kazuma sambil mengusap2 dahinya. "aapa yang mau kau lakukan tadi"! dasar mesum!" teriakku gugup. "aku 'kan sudah bilang, jadi itu tak bisa dianggap mesum!" "tetap saja! iitu namanya pelecehan seksual!"
"aapa katamu"! aku"! pelecehan seksual"! hah! kau pasti bercanda!" "tetap saja.... huh." gumamku sambil memegangi dadaku yang bergedup tidak karuan saking gugupnya.
"tadi sepertinya kau sedih sekali aku mau pergi...kok sekarang begini....""" tidak takut aku pergi""" ledek Kazuma.
sejak kapan dia mulai meledek"! cih, ini pasti akibat terlalu lama berteman dengan Yusuke!
"jangan ungkit itu lagi!!" teriakku.
"iya! iya! tidak usah teriak2 kenapa sih"!" protesnya.
lagi2 begini. kenapa sih kami malah bertengkar setelah sekian lama tidak bertemu"! huh, aku tak mau seperti ini!!!
"ehm... sebenarnya... mau ngapain sih kita pergi ke laut"" tanyaku membuka pembicaraan.
"lihat saja nanti." jawab Kazuma cuek sambil terus memandang keluar jendela.
dasar emas imitasi!! apa susahnya sih menjawab dengan benar"! dia memang paling jenius dalam membuatku marah!
"hei buceri!!! kenapa sih kau bersikap begini"! aku kan nanya dengan baik2! kau tidak tahu 'kan betapa sedihnya aku saat mendengar kau akan pergi ke Amerika! apa kau tak dengar dari tadi aku meneriaki namamu seperti wanita sinting"! tapi kau malah bersikap begini padaku! padahal sudah lama kita tak bertemu, aku tak mau kita berkelahi setelah sekian lama kita tidak bertemu........" teriakku sedikit kehilangan kendali.
"hei... apa yang membuatmu berpikir aku benar2 akan meninggalkanmu"" tanya Kazuma sambil menatap mataku dalam2.
aku mengindari kontak mata dengannya," karena saat itu kau bilang, 'ini yang terakhir'........"
Kazuma mengangkat wajahku untuk melihat ke wajahnya," jadi itu yang membuatmu berpikir begitu..""
"iiya......" "hahaha, bodoh sekali kau." dengus Kazuma sambil memalingkan wajahnya. "jadi, kalau bukan untuk pergi, apa maksudmu berkata 'ini yang terakhir'""
"oh, itu... maksudku adalah ini." kata Kazuma sambil mengeluarkan kotak kecil berwarna merah dari kantongnya.
benda apa itu...." CRAZY #29 "apa itu..."" tanyaku.
"ini.... adalah benda kenangan." jawab Kazuma. "benda kenangan....""
"iya. mungkin kamu benar. mungkin aku memang masih memikirkan Hyori selama ini, walaupun sedikit." kata Kazuma.
aneh... padahal kemarin hatiku sakit bukan main hanya dengan mendengar nama Hyori. tapi kali ini, aku bahkan mendengar nama Hyori keluar dari bibir Kazuma. tapi aku sama sekali tidak merasa sedih.perasaan sakit dan bayang2 masa lalu Kazuma bahkan sudah tak kembali menyerangku. ini aneh, namun aku senang akan keanehan ini. ini berarti aku sudah selangkah mendekati kedewasaan. juga berarti aku sudah benar2 percaya kepada Kazuma dan benar2 sudah mencintai Kazuma apa adanya. aku sama sekali tidak masalah walaupun Kazuma masih mengingat Hyori. karena itu memang suatu hal yang tak dapat dilupakan. dan juga, mengingat bukan berarti masih mencintai. aku tahu hati Kazuma hanya untukku, tak ada keraguan sama sekali akan hal itu dan takkan pernah ada lagi yang akan membuatku ragu akan kesungguhan hati Kazuma.
semua juga pasti tahu, bahwa cinta pertama takkan pernah dilupakan. jadi, Kazuma mengingat Hyori, kupikir itu bukan suatu yang buruk. melainkan, memang sudah wajar untuk terjadi. begini2, aku juga pernah jatuh cinta sebelum aku bertemu Kazuma, dan aku masih mengingat cowok itu sampai sekarang. dan itu tidak berarti aku masih mencintainya.
"tapi kali ini, aku akan benar2 melepaskan dia. aku ingin menunjukkan padamu bahwa aku benar2 sudah tidak suka padanya. dan sebagai buktinya, aku akan membuang benda yang selama ini kusimpan sebagai benda berharga ini. karena benda ini mengingatkanku akan dia." kata Kazuma lagi. "dan aku sebenarnya mau menjadikan hari itu, hari terakhirku menyimpan benda ini. dan aku ingin kau melihat saat aku membuangnya. karena benda ini melambangkan masa laluku yang akan kubuang jauh2. tapi hari itu, kau malah minta putus denganku... jadinya... sesebenarnya aku ingin membuangnya seorang diri, tapi rasanya.. rasanya tidak tepat saat kau tak ada disana...." kata Kazuma. bisa kulihat kesedihan terpancar dari matanya.
bagaimana bisa aku membuatnya se-sedih ini" apakah aku menyakitinya begitu dalam saat aku bilang ingin putus dengannya" entah bagaimana bisa aku berbuat sebodoh itu...
"jadi... hari ini aku ingin membuang benda ini... karenakarena kau sudah berada di sini." kata Kazuma lagi sambil menatap mataku dalam2. bodoh Asuka... kamu memang bodoh! seharusnya aku menyadari semuanya lebih cepat, sehingga aku tak perlu menyakiti Kazuma segini dalam. dari semula, semua kata2 Kazuma bertujuan untuk mempertahankan hubungan kami. bagaimana aku juga tak sadar akan hal itu"! dan bagaimana bisa saat dia berkata 'ini yang terakhir', kupikir dia akan meninggalkanku tanpa mendengar penjelasannya lebih dulu"! bagaimana bisa aku mengadili Kazuma seenaknya tanpa peduli untuk mendengarkan atau mencari kenyataannya"! aku terlalu bodoh, terlalu jahat, untuk diperlakukan sebaik ini oleh Kazuma.....
"hehei" kenapa kau menangis"" apa aku salah bicara"" hehei-" tanya Kazuma kaget melihatku menangis. aku bahkan tidak sadar bahwa aku sudah menangis.
"uukh.... maafkan aku....." isakku.
"kenapa kau minta maaf"""" tanya Kazuma sambil berusaha menenangkanku. "karena segalanya... karena aku telah menyakitimu... karena aku tidak percaya padamu... semuanya.. hiks"
"tidak.. tidak apa2...." kata Kazuma sambil mengelap air mataku, dan tangan sebelahnya memegang tangan kananku.
"kumohon, lupakan semuanya yang kukatakan... lupakan aku saat aku mengusirmu pergi.. lupakan saat aku meminta putus... aku minta maaf atas semua itu..."
"jadi.... kita tidak putus"" aku menggeleng.
"oh syukurlah! kupikir kita sudah benar2 putus saat itu! aku tak tahu harus bagaimana kalau kita benar2 putus." teriak Kazuma senang sambil memelukku. baru kali ini aku melihat Kazuma bersikap seperti ini, sepertinya dia benar2 senang dengan fakta bahwa kami tidak putus. aku sangat menyesal karena sudah menyakitinya atas perkataanku... "tapi... apakah kau memaafkanku"" tanyaku ragu.
Kazuma melepaskan pelukannya,"tentu saja sudah...tapi, aku juga minta maaf padamu karena aku sudah membuat hatimu terluka dan jatuh sakit.. aku benar2 menyesal.... aku takkan membuatmu begitu lagi." "tidak, itu tidak ada apa2nya sungguh. dibandingkan perbuatanku yang selama ini......"
"sudahlah! pokoknya kita lupakan saja! aku tidak tahan berada dalam sesi maaf-memaafkan ini terus! pokoknya kita mulai saja lagi dari awal! bagaimana...""" tanya Kazuma sambil tersenyum lebar memamerkan giginya yang putih bersinar.
"iya!" kataku sambil mengangguk dengan semangat. "eh tunggumasih ada satu lagi." kataku.
"......"" Kazuma menatapku heran dengan menaikkan sebelah alisnya. "benda itu... tidak usah kau buang." kataku lagi.
"huh.." kenapa""
"ehm, yah tidak apa2. dengan menyimpan benda itu, bukan berarti kau menyimpan perasaanmu pada Hyori juga bukan" aku percaya padamu. dan aku percaya hatimu tetap untukku walaupun kau menyimpan benda itu." "jadi begitu.... tapi..... aku tetap akan membuang benda ini." "apa"! kenapa"! aku kan sudah bilang aku percaya padamu! jadi kau tak perlu membuangnya!"
"kalau aku mau buang memangnya kenapa sih"! kenapa juga kamu harus teriak2"! aku mau membuang benda ini bukan karena apa, tapi karena memang benda ini sudah tak berarti lagi bagiku! dan coba kau pikir, apa yang akan orang pikirkan bila mereka tahu aku menyimpan benda kecewek2an seperti ini"!"
"kenapa harus teriak2 sih"!" protesku. "kan kamu duluan!!" protesnya juga.
"huh!" dengusku dan Kazuma serentak sambil membuang muka ke jendela. dan itulah akhir pembicaraan serius kami. yah, ini termasuk rekor juga bisa bicara secara serius lumayan lama dengan Kazuma. tapi tetap saja akhirnya begini... -__-
"ehem.. maaf mengganggu, tapi kita sudah sampai." kata pak supir. sial, aku benar lupa bahwa kami berada di dalam mobil. berarti daritadi pak supir mendengar pembicaraan kita""" aaakhhh! aku malu sekalii!! "oh sudah sampai ya" ini uangnya, kembaliannya ambil saja."kata Kazuma. pak supir pasti senang sekali tuh, kembaliannya kan banyak sekali. huh, Kazuma memang begitu....-__-
"cepat turun sebelum kutarik kau!" teriak Kazuma. "iya iya sebentar! gak sabaran banget sih"!" protesku.
yap. Kazuma kembali ke dirinya yang lama dengan sukses! aku bertanya2 dimana dirinya yang romantis tadi" dan sekarang aku jadi susah membedakan apakah kejadian tadi benar2 terjadi atau hanya ilusiku saja... -__-
aku turun dari mobil dan mengikuti Kazuma dari belakang. saat itu bisa kudengar suara taksi yang kami tumpangi barusan, menjauh pergi. matahari sudah terbenam, dan satu2nya penerangan yang ada hanyalah sinar bulan dan beberapa lampu maram yang berada di atas jembatan kayu. aku mempercepat jalanku agar bisa berjalan beriringan dengan Kazuma. jujur, aku takut juga kalau berjalan sendirian di belakang. aku berjaga2 agar aku tidak tersandung akibat gelapnya malam dan kostum kelinci yang merepotkan ini. tapi ada enaknya juga sih memakai kostum ini, kostum ini benar2 melindungiku dari dinginnya angin laut. kurasakan telingaku juga dingin akibat hembusan angin laut, jadi kupluk bertelinga kelinci yang sedari tadi kubiarkan saja menggatung tidak terpakai, kunaikkan ke kepalaku dengan harapan membantu menghalangi hembusan angin. dan itu berhasil.
"hahaha, jadi mirip kelinci beneran..." ledek Kazuma melihat penampilanku.
"biarin." kataku sambil menjulurkan lidahku.
Kazuma berjalan menaiki jembatan yang menjulur ke tengah laut. semakin kami berjalan ke tengah laut, semakin kencang hembusan angin menerpa kami. aku melihat ke bawah, airnya berwarna hitam memancarkan kedalaman dan hitamnya langit. aku bergidik ngeri dan memeluk lengan ke Kazuma berharap aku akan sedikit lebih tenang dengan mengetahui Kazuma berada di sisiku. sial, ini mengerikan. kalau saja aku salah langkah sedikit, pasti aku akan tercebur ke laut. dan baju kelinci ini akan menyerap air dan membuatku tenggelam sampai ke dasar laut. hiii! aku jadi terbayang film titanic saat dimana mayat Jack tenggelam ke dasar laut. kalau itu sih, cara mati yang keren dan romantis! tapi aku tak mau menirunya dan mati karena terpeleset dan tenggelam. rasanya... sangat tidak elit dan menyedihkan.. -__-
"takut ya"" tanya Kazuma.
"tententu saja tidak. aku cuma takut terpeleset saja." bantahku.
"tenang saja, aku disini." kata Kazuma dengan nada yang begitu tenang namun sexy.
kata2nya itu benar2 menenangkanku, entah kenapa aku merasa sangat aman begitu mendengar perkataannya tadi.
aku benar2 senang Kazuma berada disini.....
kami terus berjalan ke tengah laut dan sampai akhirnya jembatan kayu itu sudah sampai pada batasnya. Kazuma memegang tanganku dan membimbingku untuk duduk di ujung jembatan itu, dan aku menurutinya. wuahh... pemandangannya begitu indah. saking gelapnya, aku sampai bisa melihat bintang yang seharusnya tak pernah terlihat di kota besar ini. cerminan sinar bulan dan bintang terpantul di air laut dengan indahnya, hembusan angin malam yang begitu segar menggelitik kulitku, dan percikkan air laut perlahan mengenai kakiku seiring ombak berlalu membentur pondasi jembatan. aku tak pernah tahu ada tempat seindah ini. dan aku takkan pernah tahu bila Kazuma tak membawaku kesini.
"bagaimana..." indah bukan"" tanya Kazuma sambil memandangku lekat2. sosok Kazuma yang bermandikan sinar bulan sungguh indah. rambut emasnya berpijar seiring angin malam berhembus dengan lembutnya. untuk sesaat aku tidak dapat bernafas dan jantungku berdentum2 seperti mau pecah. Aku tak dapat percaya bahwa sosok yang di depan mataku ini adalah kekasihku. Mimpipun aku tak pernah membayangkannya.
"ya... sangat indah." Jawabku, ragu sebenarnya ini merupakan jawabanku atas pertanyaan Kazuma atau hal yang lain. Aku bisa merasakan wajahku memanas saking malunya. Untung saja disini gelap, jadinya Kazuma tidak perlu melihat wajahku yang merona merah. Akan sangat memalukan bila dia dapat melihat wajahku yang merona seperti ini.
Kazuma mengeluarkan kotak merah itu lagi dari kantongnya, dan menggenggamnya kuat2. Kalau itu benar2 benda yang berharga, aku lebih suka kalau Kazuma menyimpannya.
"hei, kau tahu, kalau benda itu benar2 berharga, lebih baik kau simpan saja benda itu. Jangan sampai kau menyesal." Kataku berusaha agar Kazuma mengambil keputusan yang takkan disesalinya.
"tidak. Aku akan tetap membuangnya. Lagipula, tak ada gunanya juga aku menyimpannya." Jawab Kazuma.
"kalau boleh Tanya.... Sebenarnya, apa yang membuat benda itu begitu spesial""
"ehm, entahlah. Hanya saja benda ini adalah benda yang dijatuhkan Hyori saat dia menolongku malam itu. Dan malam itu, adalah malam yang mengubah hidupku."
Sedih memang mengakui fakta bahwa pada hari itu yang berada di posisi Hyori bukanlah aku. Tapi itu masa lalu, dan masa lalu itu telah menciptakkan Kazuma yang sekarang. Setidaknya, aku berterimakasih kepada Hyori yang menolong Kazuma yang begitu kucintai ini. "pada saat itu, dia benar2 menyadarkanku bahwa di dunia ini aku tidak hidup sendiri. Hanya kata2 sederhana keluar dari mulutnya. Hanya kata2, 'kamu tidak sendirian lagi di dunia ini.' Dapat membuatku mampu membuka mata bahwa sebenarnya aku dikelilingi begitu banyak yang memperhatikanku." Kata Kazuma lagi.
"itu semua memang berarti. Tapi semua hal itu, semua kata2 yang merubah hidupku, terlupakan begitu aku melihatmu. Mungkin aku sedang bermimpi, tapi kuharap aku takkan terbangun selamanya kalau semua ini memang mimpi. Mengetahui kau berada di sini saja, rasanya semua bebanku sudah sirna. Dan aku tak percaya bahwa kau benar2 milikku."
"jadi, apa gunanya aku terus menyimpan benda ini untuk mengingatkanku bahwa aku tidak sendirian di dunia ini, padahal aku sudah punya kau yang selalu bersamaku" Bagiku, benda kecil ini bahkan sama sekali sudah tak berarti. Jadi apa gunanya aku terus menyimpannya" Benda ini hanya akan menjadi bebanku bila terus menerus kusimpan. Lebih baik, benda ini berada di dasar laut yang indah sebagai memori yang takkan kulupakan." Kata Kazuma sambil membuka kotak merah itu. Kazuma mengeluarkan isi kotak merah itu, dan diangkatnya. Rantai emasnya menari ke kanan dan ke kiri seiring berhembusnya angin. kalung emas yang begitu cantik, dengan bandul berbentuk dadu yang berhiaskan berlian di setiap mata dadunya. Begitu cantik, sampai2 membuatku berpikir 'APAKAH ITU EMAS ASLI"' (tapi aku yakin berlian itu berlian imitasi. Karena berlian itu tidak bersinar seindah kalungnya). Tapi walaupun sudah dijatuhkan oleh pemiliknya, apakah ini tidak termasuk dalam kasus pencurian"" karena kalung emas itu terlihat mahal !(yah, mungkin bagi Kazuma tidak mahal. tapi aku yakin itu pasti emas asli dan mahal harganya!)
Kazuma berdiri. Dia menarik nafas dalam2, lalu menghembuskannya. Dia memandang kalung yang berada dalam genggamannya itu dalam2 sebagai salam terakhir.
"sudah saatnya. Kini, aku akan melepaskanmu." Kata Kazuma lalu bersiap2 melemparkannya.
Tunggurasanya aku pernah melihat kalung itu. Ya, ya! Ya! Aku pernah melihatnya!! Aku yakin itu!! TungguKazuma akan membuangnya"! Tunggu!! Tunggu dulu Kazumaaa!!!
"Kazumaaaaaaaaa!!!! Tunggu! Jangan dilempar dulu!!!!" teriakku sambil memeluk kaki Kazuma yang berdiri di sebelahku dengan reflek.
Kazuma oleng. dengan spontan, aku melepaskan pelukanku atas kaki Kazuma.
+BYUUUURRRR!!!!!!+ Kazuma tercebur ke dalam laut akibat perbuatanku. Oh ya ampun!! Kazuma!!! Kazuma tercebur!!! Oh ya ampun! Aku harus bagaimana"! Bagaimana kalau Kazuma tenggelam sampai dasar laut""! Apakah aku harus menyusulnya"! Aku belum mau mati, dan kalau mati dengan alasan menolong pacar yang tercebur, rasanya terlalu muluk! Oh ya ampun... bagaimana ini""!!
"KAZUMA"! KAZUMA!! JANGAN MATI DULU! JANGAN TINGGALKAN AKU SENDIRI DISINII!!!!" teriakku mencari2 sosok Kazuma yang tak kunjung mucul ke permukaan.
"KAZUMA!! JANGAN MATII!!!" teriakku lagi.
"mati kepalaku! Apa maksudmu dengan menjegalku barusan"!" maki Kazuma yang tiba2 muncul ke permukaan.
"oh, itu dia kau. Kukira kau tenggelam dan mati. Hehehe...." Cengirku.
"bisa2nya kau tertawa seperti itu! Padahal kau hampir saja jadi pelaku pembunuhan!"
"ah sudahlah, jangan cengeng! Tercebur saja kok sampai berkata begitu." Omelku sambil duduk santai dan menggoyang2kan kakiku. "apa katamu"! Mau mati"! Cepat bantu aku naik! Dasar cewek barbar!" "apa"! Barbarbar"! Barbar katamu"! Tidak! Kau tidak akan kubantu naik!" "kalau begitu, akan kulepaskan peganganku dari kalung ini. Dan +syuuut+ kalung ini akan tenggelam sampai dasar laut." Ancam Kazuma. Cih, sekarang dia sudah bisa mengancamku begitu. Kepintaran Kazuma sudah meningkat. Entah ini pengaruh buruk atau baik dari Taiki... --__-- "iya! Baiklah! Sini!" kataku sambil menjulurkan tanganku untuk membantu Kazuma naik.
"cepat! Cepat tarik aku! Dinginnya setengah mati!!" teriak Kazuma tak sabar.
"iya! Iya!!" balasku sambil menarik Kazuma kembali ke jembatan kayu dengan sekuat tenaga. Huuufff... Kazuma berat sekali, tanganku serasa mau putus saat menariknya ke atas.
"tadi, kenapa kau tidak langsung muncul ke permukaan"" tanyaku kepada Kazuma yang sedang sibuk memeras bajunya.
"kalungnya terlepas dari genggamanku. Jadinya aku sedikit menyelam untuk mengambilnya kembali." Jawab Kazuma sambil berusaha memeras celana jeansnya juga, Namun akhrinya dia menyerah. lalu ia duduk di sampingku dengan bertelanjang dada. Bajunya digelar di sampingnya dengan harapan angin malam dapat mengeringkannya. Tapi aku tahu itu sia2. "oh iya! Lalu, sekarang mana kalungnya"! Mana" Mana"!!"
"ada kok. Ini dia." Kata Kazuma memamerkannya di depan wajahku, bermaksud menyerahkannya padaku. Tapi dia menariknya lagi. "tunggu, kenapa kau tidak membiarkanku membuangnya" Pasti kau mau menjual kalung ini ya"!" Tanya Kazuma curiga.
"kau pikir aku sepertimu yang sanggup mencuri benda mahal seperti itu"!" "aapa"! Mencuri"! Siapa yang mencuri"!"
"sudahlah, cepat berikan padaku!" kataku sambil merebut kalung emas itu dari tangan Kazuma.
Aku memperhatikan kalung itu dalam2. Berusaha menggali ingatanku yang sudah kabur untuk mengingat dimana aku pernah melihat kalung ini sebelumnya. Rasanya aku pernah melihat kalung ini. Dulu... duluuu sekali.. tapi kapan ya" Cih, ingatanku memang lemah! Dan kepalaku suka sakit kalau berusaha mengingat sesuatu. Tapi kalung ini terlalu familiar, terlalu special untuk dilupakan. Tapi entah dimana aku pernah melihatnya... entah dimana aku pernah mendapatkannya... mendapatkannya"! Ah!! Ya!! Aku ingat sekarang!! Aku ingat!!!
CRAZY #The last chapter *Asuka's lost memory : the golden boy*
Hari itu, turun salju amat lebat. Dan sialnya, aku terjebak dalam hujan salju tanpa memakai payung ataupun jas hujan. Cih, ramalan cuaca hari ini meleset! Katanya hari ini 100% cerah, hanya udaranya saja yang dingin. tapi apa buktinya"! Inilah akibatnya kalau stasiun televisi itu hanya peduli untuk memakai gadis seksi, dan mereka mengesampingkan bahwa yang benar2 dibutuhkan oleh penonton adalah keakuratan perkiraan cuacanya! Huh, kusumpahi stasiun televisi itu terkena badai salju dan rubuh! Aduh.... Brrr~ dingin sekali.... Huh, kalau saja aku tadi menuruti ibu untuk membawa jas hujan, pasti aku takkan basah begini deh. Dan parahnya lagi, jaketku ini sudah basah kuyup karena salju. Jadi sebenarnya, pakai jaketpun percuma saja. Karena hanya membuatku tambah kedinginan. Sudah tahu dingin begini, kenapa juga sih sekolah tidak diliburkan saja"! Kan kasihan muridnya harus pulang di tengah hujan salju yang lebat begini! Mana hujan saljunya tidak berhenti2 lagi, jadi kalau tak mau menginap di sekolah, harus diterobos... -__-
Ukh, hari ini benar2 mengesalkan. Biasanya aku tidak benci pada salju, tapi kalau begini caranya, aku benci sekali!!
Aku memasukkan tanganku ke dalam kerahku berusaha mencari2 benda yang menggantung di leherku. Aku menemukannya dan aku menggenggamnya dengan erat. Ya, kalung pemberian nenek ini memang selalu sukses dalam menenangkanku. Entahlah, dengan menggenggamnya aku bisa merasakan kehangatan nenek seolah2 mengalir ke seluruh tubuhku. Bukan berarti aku menggunakannya sebagai jimat, aku benci sekali benda2 mistis seperti itu. tapi kalung ini selalu kupakai karena memang ini bukti cinta dari nenekku dan aku amat menghargainya. Yak! Dengan begini aku jadi semangat lagi! aku harus menembus hujan salju ini secepatnya! Dan sesampainya di rumah, aku akan langsung berendam di air hangat sambil minum segelas cappuccino. Ah! Sempurna sekali! Hehehe, aku harus cepat2 pulang nih! Akhirnya aku berhasil, sebentar lagi sampai! Ayooo Asukaaa! Percepat jalanmu...! Kau pasti mau cepat2 sampai di rumah dan berendam air hangat bukan"" Ayo Asukaa.. tinggal sedikit lagi... oh"""! 7eleven" Aku mampir sebentar ah, untuk membeli beberapa penghangat yang bisa digenggam. Memang sudah tak berguna sih untuk sekarang, karena memang rumahku sudah dekat. Yah, tapi kan bisa kupakai untuk besok. Tak ada salahnya sedia payung sebelum hujan. Aku masuk ke dalam 7eleven dengan keadaan basah kuyup. Dan aku sedikit lega karena aku tidak diusir oleh penjaga toko walaupun aku bisa mengotori seluruh lantai dengan air yang menetes dari tubuhku. Sepertinya dia iba melihatku yang basah kuyub ini.. tapi tak apalah...
+duakkh+ seseorang menyenggolku dengan kencang sekali. "hei! Hati2 kalau jalan!" protesnya.
Hati2 kakiku! Jelas2 kau yang menabrakku dasar muka unta! Mau jadi apa kau sudah besar nanti! Masih SMA saja sudah meresahkan warga seperti itu! Kuharap ada orang yang cukup bijaksana untuk melucuti seragam SMA yang menempel di badanmu itu!!!
Si muka unta keluar dari took bersama teman2nya. Cih, aku benci sekali dengan mereka. Mereka suka merokok lalu membuang rokoknya sembarangan, mereka juga suka minum bir sampai mabuk dan kencing sembarangan! Dan yang paling parah, mereka itu beraninya keroyokan. Aku pernah melihat mereka mengeroyok 1 orang dan menggebukinya sampai setengah mati, tapi ternyata orang yang mereka keroyok itu membawa pasukannya dan datang untuk membuat perhitungan dengan mereka. Tetapi mereka ketakutan dan kabur dengan gaya selangit. Cih, anak2 jaman sekarang... ckckck
Aku mengambil beberapa penghangat dan 2 kaleng cappuccino dari dalam lemari penghangat. Tapi mau penghangat atau cappuccino itu sama2 tidak hangat, melainkan dingin. udaranya terlalu dingin, sampai2 lemari penghangat-pun tidak berfungsi. Tapi ya sudahlah, ini bisa kuhangatkan di rumah dan kupakai besok kok. Tapi yang penting, sekarang beli saja dulu. Aku membawa penghangat dan Cappucino itu ke kasir, lalu membayarnya. Aku sedikit terkejut melihat uangku ternyata ikut basah juga. Tapi semua uangku basah, jadi mau tak mau aku membayarnya dengan uang yang basah itu. Sekali lagi, sang penjaga toko yang baik hati membiarkanku membayar dengan uang yang basah itu, aku sangat bersyukur padanya. Aku keluar dari 7eleven sambil menenteng belanjaanku riang. Aku senang sekali membayangkan dalam waktu beberapa menit lagi, aku sudah berada di dalam bak berisi air hangat sambil meminum segelas cappuccino. Uuh, musim dingin yang sempurna.
+buakh! Buak! Duakhh!!+ Huh" Suara orang berkelahi" Siapa orang sinting yang berkelahi di tengah hujan salju begini" Cih, ternyata kelompok si muka unta itu. Entah kenapa aku harus bertanya2 siapa yang berkelahi, sudah pasti mereka yang tidak waras itulah yang berkelahi di tengah hujan salju ini. Bodoh sekali aku sampai harus bertanya2, padahal jawabannya sudah tertebak. Nah, kali ini, siapakah manusia tidak beruntung yang jadi bahan keroyokkan mereka.." Huh"! Apa2an itu"! Itu mah anak seumuranku!! Grrr!! Beraninya mereka mengeroyok yang lebih muda! Seharusnya mereka malu mengeroyok anak SMP seperti itu! Dan, oh ayolah, anak itu sudah tergeletak tak berdaya begitu, dan mereka masih saja menggebukinya"! Dasar tak punya otak!! Kalau melawan mereka seorang diri, aku pasti takkan menang. Jadi sebaiknya aku mengumpulkan senjata dulu. Aku mulai memunguti batu2 yang berada di tanah dan mengumpulkannya jadi satu di dalam plastik belanjaanku. Nah, sepertinya ini sudah cukup banyak untuk melawan otak udang seperti mereka.
"sudah, tinggalkan saja." Kata si muka unta meninggalkan anak itu sambil memberinya tendangan terakhir. Sepertinya anak itu sudah tak sadarkan diri. Cih, dasar manusia2 hina! Aku kesal sekali pada pengecut macam mereka!!!
Kuambil 1 batu yang sudah kukumpulkan sebelumnya dan kulempar tepat ke kepala si muka unta. +tukk!!!!+ yeah!! Bulls eye!! Tepat, dan kencang mengenai kepalanya!!!
"hei muka kuda!! Beraninya keroyokan! Dasar pengecut berkaki belah!!" teriakku kepada si muka unta.
Si muka unta dan teman2nya membalikkan badan berusaha untuk menemukan pelaku pelemparan tersebut.
"aku disini jelek!!" kataku sambil melempari mereka dengan yang kupunya satu per satu. Semua batu yang kulempar tepat mengenai mereka dan membuat mereka amat kesakitan. Tapi yang paling membuatku bahagia, adalah pada saat aku melempar batu berukuran amat besar dan tepat mengenai 'senjata masa depan' si muka unta. Wuaaahh, tak ada yang lebih memuaskan dari pada itu!! Ahahaaahaaaa!!!!
"hehei!! Apa2an kamu"! Dasar cewek gila! Apa maksudmu melempari kami"!!" protes si muka unta.
"tentu saja untuk menghukum kalian, Dasar bego! Ini balasan atas perbuatan kalian selama ini!!!" teriakku sambil terus melempari batu yang kupunya kearah mereka.
"apa2an kau"! Hei! Sini kalau berani!! Hadapi kami! Jangan berani2nya Cuma melempari batu! Ayo lawan kami!!" tantangnya.
"kata ayahku, cara pengecut harus dilawan dengan cara pengecut juga! Untuk apa aku bunuh diri dengan menyerahkan diriku dikeroyok banci macam kalian"!"
"aapa"! Banci katamu"! Teman2! Seraanggg!!!" pertintah si muka unta kepada teman2nya. Entah mereka terlalu bodoh atau tidak sadar, tapi aku masih punya banyak batu untuk melukai mereka. Dan mereka yang menyerbu ke arahku, Cuma mempermudah aku melempar batu ini lebih akurat ke sasaranku.
"hahaha!! Rasakann!!" teriakku puas melihat perbuatan bodoh mereka yang berusaha menyerangku. Lemparan batuku begitu akurat dan lebih bertenaga karena jarak yang lebih dekat. Bisa kulihat mereka sudah bersimbah darah akibat lemparan batuku.
"hosh, hosh , hosh, cewek sialan....." maki si muka unta sambil berusaha mengatur nafasnya. Aku hanya tersenyum puas.
"bagaimana ini bos"! Dia masih melempari kita dengan batu!" Tanya salah satu anak buah si muka unta.
"tenang saja! Dan lihathahaha! Batunya sudah habis! Hahaha! Sekarang apa yang akan kau lakukan gadis kecil"""" kata si muka unta sambil tertawa puas. Sungguh, wajahnya jelek sekali kalau tertawa begitu. Seharusnya dia melihat dirinya di cermin sekarang, dan aku yakin dia pasti akan kena serangan jantung karena melihat wajah jelek bersimbah darah itu. "nah, ayo! Serang!!!!!!!!!!!" teriak si muka unta. Dan teman2nya mengikuti komandonya dan berlari ke arahku.
Cih, hehehe, mereka bodoh sekali. Mereka pikir aku menantang mereka tanpa persiapan disaat batuku habis" Hahaha! Mereka terlalu na"f! Mereka menyerbu ke arahku dengan kecepatan cahaya, kalau saja gerakan mereka bisa diatur dalam gerakan slow motion, kalian pasti akan tertawa melihat betapa jelek ekspresi mereka itu.
Dengan cekatan, aku mengeluarkan cappuccino-ku dari dalam plastik belanjaanku. Maafkan aku cappuccino... bukan maksudku membuangmu, tapi saat ini Cuma kau satu2nya senjata yang kupunya. Untuk menambah efek dramatis, aku mengocok2 cappuccino-ku sampai kupikir sudah cukup berbusa (yah, ini hanya untuk efek dramatis saja, tidak akan menyembur seperti soda sih... -__-) dan aku membuka penutup kalengnya. Dengan kuda2 ala bruce lee, saat kupikir mereka semua sudah cukup dekat, aku menyiram semua isi cappuccino-ku kearah mereka sambil berteriak,"jurus semburan nagaaaaa!!!"
+BYURRR!!+ cappuccinoku sukses membasahi mereka semua sesuai harapanku.
Mereka terdiam di tempat setelah menerima 'jurus semburan naga'ku dengan mulut menganga. Tak lama setelah itu, mereka semua mulai berteriak,"DINGIIIINNNNNNNNNNNN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" ya, tentu saja dingin. Pasti dingin sekali disiram air di cuaca sedingin ini. Pasti mereka serasa ditusuk2 jarum saking dinginnya.
"uwahh!! Dingin!!!!!!!" satu per satu dari mereka mulai berlari pontang panting karena kedinginan. Hahaha, rasakan itu. Itulah akibatnya karena telah berani macam2 disini!!!!
"rasakan itu!! Asal kalian tahu, keluargaku sering membunuh kalau sedang iseng!!!" teriakku dengan suara keras yang kuyakin mereka pasti dapat mendengarnya. Nah, dengan begini, mereka pasti takkan berani lagi datang kesini..
Aku bermaksud pulang sampai akhirnya kakiku menyandung sesuatu. Oh ya ampun!! Bagaimana bisa aku melupakan anak ini saking asiknya mengerjai bandit2 itu"! Oh ya ampuun!!!
"hei! Hei! Kau tidak apa2"" Sadarlah! Hei!" kataku sambik mengguncang2 tubuhnya.
"hei.. hei.. sadarlah.." kataku sambil menepuk2 pipinya.
"ukh... uh...." Dia mengerang sambil mencoba membuka matanya. Saat itu, rasanya aku tak bisa bernafas dan jantungku bergedup kencang, sangat kencang. Co-cowok ini cakep sekali... walaupun wajahnya babak belur, tapi luka2 di wajahnya ini malah membuatnya tampak macho. oh ya ampun, belum pernah aku melihat cowok secakep ini. Dan lebih parahnya lagi, kulitnya benar2 lembut! Bahkan lebih lembut daripada kulitku, padahal aku perempuan. Juga, rambut hitamnya begitu halus (sama halusnya dengan rambutku. Rambutku adalah salah satu yang kubanggakan dari diriku lho..). oh ya ampun... dia benar2 karya seni. Wajahnya, rambutnya, kulitnya, dan yang paling mematikan adalah rahang super sexy-nya! Aaah! Dia pasti cakep sekali kalau sudah besar nanti.. hehehe
"hei" Kau mendengarku" Siapa namamu, dan dimana kau tinggal""" tanyaku. "bunuh..... bunuh aku......" Gumamnya.
Bunuh..." Apa maksudnya" Dia pikir aku pembunuh"""
"tolong... bunuh saja aku... aku tidak mau sendiri lagi.... biarkan aku mati.... Biarkan aku mati........." isaknya. Air mata mulai berlinang dari matanya yang terpejam. Apa maksudnya" Kenapa dia berkata begitu" "ukh... ayahku.. meninggalkanku dan berkeluarga lagi.... Ibuku..tidak menginginkanku.... Teman2ku...hanya tertarik pada hartaku...." Gumamnya.
"jadi, bunuhlah aku..... aku tidak mau sendiri lagi... tolong, tolong aku.... Biarkan aku mati...." Gumamnya lagi. Airmata masih terus mengalir deras dari matanya yang terpejam. Aku tidak tahu apakah cowok ini berkata begitu dalam keadaan sadar atau tidak. Tapi yang pasti, aku tahu kata2nya barusan berasal dari hatinya yang terdalam. Dan dia benar2 mengharapkan itu. Entah seperti apa yang telah dilaluinya sampai dia berharap untuk mati saja. Untuk anak seumuranku berharap untuk mati, pasti dia sudah terlalu kesepian dan menjalani kehidupan yang berat.
"bunuh aku... bunuh aku...." Gumamnya lagi.
Tanpa sadar, dia sudah berada didalam pelukanku. Dan aku menangis merasakan kepedihannya. "jangan takut.... Kau tidak sendirian lagi di dunia ini... ada aku disini.." bisikku ke telinganya.
Mendengar perkataanku, airmatanya berhenti mengalir dan isakkannya juga berhenti. Perlahan, nafasnya mulai teratur dan dalam. Saat itu aku tahu, bahwa dia sudah tertidur.
********************************************************************* Satu... dua.... Tiga...!!
Uffhh... huh... huh.... Huh..... Se..di..kit lagi...! ayo Asuka! Berjuang! Sedikit lagi...!! huh, fuuuh.... !!!!!
"haaaahhh!!!!!" aku menghembuskan nafas lega setelah berhasil menaruh cowok ini di bangku taman yang berjarak tak terlalu jauh dari rumahku. Fuh! Haaaah! Sial, bisa juga aku...
Bahkan aku saja kagum atas kekuatanku sendiri yang sudah bisa menggendong cowok ini sampai kesini. Huuufff... untung saja tubuhku masih lebih besar dari cowok ini. Ternyata memang benar, cewek lebih dulu puber dari pada cowok. Untung saja pertumbuhan cowok sedikit lebih lama disbanding cewek, Tak bisa kubayangkan kalau cowok ini sudah berukuran yang seharusnya dan aku menggendongnya sampai kesini. Aku yakin pada saat itu akulah yang mati. Heeeehhh, aku capek sekali..... aku butuh minum, minum... ingin rasanya aku meminum cappuccino yang barusan kubeli, tapi aku tak bias, karena cappuccino yang kubeli sudah setengah beku.
Setiap kali aku menarik nafas lewat hidungku, begitu menyiksa tenggorokkanku saking dingin hawa yang kuhirup. Aduh... dingin sekali.. Aku mengangkat kepala cowok ini dan menidurkannya di pangkuanku. Aku sedikit memajukan badanku, untuk menghalangi salju yang turun agar tidak jatuh ke cowok ini. melainkan Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Coba kalau aku bisa menghubungi orang tua atau kenalannya, pasti aku takkan sebingung ini.... Oh iya!! Menghubungi!! Ya ampun! Kau bodoh sekali sih Asuka"! Pasti cowok ini punya Hp kan"! Bodoh!! Bodohh!!! Aku mulai mengorek2 kantongnya dan menarik benda yang kucari. Uh sial, ini Hp model terbaru yang kuidam2kan! Cih, dia pasti anak orang kaya. Nah, sekarang siapa yang harus kutelepon... coba kita lihat....
Ah! Ini ibu! Ya, ini pasti nomor telepon ibunya, nah akan kutelepon dia. +tu~t tu~t tu~t tu~t+
Tidak diangkat2 juga. Huh, coba lagi deh.
Ukh, tetap saja tidak diangkat. Cih, ibu macam apa sih dia"! Tidak perhatian banget!
Oh iyakalau tidak salah tadi cowok ini bilang,' ibuku tidak mennginginkanku'.... Berarti menelpon ibunya adalah keputusan yang salah. Jadi, siapa nih yang harus kutelepon" Bagaimana kalau ayah" Ah, ya... ayahnya....
"nomor yang anda hubungi berada di luar area" begitu mendengarnya, langsung kumatikan teleponnya. Cih, ayahnya juga sama saja..... jadi bagaimana ini"! Apa yang harus kulakukan"!!!!!!
+bzzzttt+ Hpnya bergetar. Sms ternyata.... Maaf ya, ganteng.. aku membuka sms-mu.. tapi tak ada jalan lain lagi, aku tak tahu siapa yang harus kuhubungi.. jadi maafkan aku yang sudah sembarangan membuka sms-mu.... Kubuka smsnya,"hei, kami mau pergi kumpul di rumah Yusuke. Kuharap kau mau ikut. -Taiki-"
Sepertinya orang ini temannya.. yah, tak ada salahnya menghubungi orang ini. Habis tak ada pilihan lain...
Aku menghubungi orang yang sms sebelumnya, kalau tidak salah... namanya Taiki ya tadi" Uh, ingatanku memang jelek.
"halo"! Kazuma "! kau mau ikut"!" tanyanya riang begitu mengangkat teleponnya. Hmmm... sepertinya nama anak ini adalah Kazuma. nama yang bagus.
"ehm... halo" Maaf, sayangnya aku bukan Kazuma." Jawabku. "halo" Kau siapa"! Bukankah ini Hp Kazuma"!" tanyanya kesal. Dia pikir aku mencuri Hp-nya apa"! Iih, curigaan sekali...
"hei, tenang dulu... aku mau bertanya, apakah kau bisa menjemputnya" Dia babak belur, dan dia pingsan sekarang."
"aapa"! Apa yang terjadi padanya"!"
"ada sekelompok anak SMA mengeroyoknya tadi. Tapi kau tenang saja, mereka sudah kubereskan."
"dimana kalian sekarang"!"
"kami berada di taman di jalan XXX"
"baiklah, aku akan segera kesana! Jangan kemana2!" Setelah berkata begitu, orang itu menutup teleponnya.
Sepertinya orang tadi benar2 mengkhawatirkan cowok ini. Apakah dia temannya" Tapi cowok ini tadi bilang bahwa teman2nya hanya mengincar hartanya. Tapi, apakah teman yang hanya peduli hartanya bisa se-khawatir itu mendengar bahwa cowok ini babak belur" Kurasa, ada kesalahpahaman disini.
"tolong aku... keluarkan aku dari kesendirian ini.." gumam cowok ini tiba2. Huh"" Dia sudah sadar"" Oh ya ampun, syukurlahh!!!
"tidak apa2... kamu tidak sendirian lagi... aku ada disini bersamamu." Kataku mencoba untuk menenangkannya. Aku yakin sebenarnya cowok ini sebenarnya dikelilingi orang yang memperhatikannya. Tapi dia sudah terlalu banyak terluka untuk percaya. sehingga dia menutup dirinya dari orang lain, berharap dengan begitu dia takkan terluka lagi. cowok yang begitu jujur, tulus, dan juga na"f... kuharap dia dapat membuka matanya, dan sekali lagi mengizinkan orang lain masuk dalam kehidupannya.
"kamu tidak sendirian.. dan teman2mu juga memperhatikanmu, mereka tidak mendekatimu karena hartamu. Tapi mereka benar2 sayang kepadamu. Dan ayahmu juga pasti merindukanmu walaupun dia sudah punya keluarga sendiri.. tak mungkin dia dapat melupakan anak seperti kamu. Ibumu-pun pasti menyayaingimu, aku yakin itu." Kataku tulus. Aku yakin ayah dan ibunya pasti sayang pada cowok ini. Bagaimanapun, dia adalah anak mereka, bohong kalau mereka sedikitpun tidak mengasihi cowok ini. Kemungkinan, cara penyampaian kasih sayang mereka beda dari biasanya, atau bisa juga mereka hanya kurang komunikasi dengan cowok ini. Semua orang dewasa-kan begitu... ayahku juga sibuk kok. Tapi aku tahu dia sayang padaku.
"teman2ku" Mereka mendekatiku bukan karena hartaku..."" tanyanya seakan tidak percaya.
"mereka benar2 menyayangimu. Kau harus membuka dirimu pada mereka, mereka itu bukan semata2 mendekatimu karena hartamu. sebentar lagi mereka datang, mereka semua datang kesini karena mendengar kau tergeletak di jalan.. aku menelpon mereka dengan HPmu tadi.." Kataku untuk membenarkan bahwa temannya tidak mendekati dia semata2 untuk harta saja. Tentu saja, mana mungkin orang yang kutelepon tadi (aku lupa namanya) bisa sebegitu khawatirnya dan rela menjemput dia kesini ditengah2 hujan salju, kalau dia tidak benar2 menyayangi cowok ini. Hahaha, sebenarnya cowok ini banyak dicintai dan sangat mudah untuk dicintai. Tapi sayangnya, cowok ini tidak sadar akan hal itu. Buktinya, entah mengapa saat berada disamping cowok ini, aku merasakan kehangatan yang tak wajar. Hmmm, seperti apa ya...." Aah! Seperti saat aku menggenggam kalung emas-ku ini! Ya! Itu dia! Rasanya aku tenang sekali kalau berada disampingnya.
"orang tuaku... benarkah mereka menyayangiku..."" tanyanya lagi berharap bahwa semua omonganku benar adanya.
"tentu saja mereka menyayangimu! hei, kau tahu" kau mengingatkanku pada emas saat aku melihatmu pertama kali. kau begitu bersinar dan semua orang menginginkanmu begitu melihatmu. jadi, tidak mungkin orang tuamu tidak menginginkan anak yang begitu hebat dan bersinar seperti kau! aku yakin itu"
ya, mungkin kata2ku terdengar muluk, tapi hanya kata2 itu yang bisa mewakili perasaanku dengan tepat. Cowok ini begitu melambangkan emas. Hanya saja, dia tidak dapat melihat sinar dari kilauannya sendiri. Suatu saat nanti, pada waktu dia sudah bisa melihat kilauannya sendiri, dia pasti akan tumbuh menjadi orang yang begitu hebat dan dicintai siapa saja. "kamu... suka emas..."" tanyanya lemah.
"hahaha, aku bukan suka emas.. tapi aku suka sekali warna emas!" jawabku. Benar kok! Aku sangat suka sama warna emas. tapi aku biasa saja sama emas. buktinya, aku memang punya banyak barang berwarna emas, tetapi emas asli yang benar2 kupunya hanya kalung pemberian nenek ini. Angin dingin berhembus, dan salju yang meleleh dari bajuku menetes ke wajah terluka cowok ini. Dia mengerang. Badannya bergidik saking dinginnya, dan aku memegang tangannya dengan harapan dapat menghangatkan tangan dinginnya.
"tenanglah, aku disini bersamamu.. kau tidak sendirian lagi." kataku untuk membuatnya tahu bahwa aku masih ada disampingnya. Mendengar perkataanku, tubuhnya menjadi rileks, dan dia kembali tertidur. Wajah tidurnya begitu tenang dan polos. Siapapun takkan menyangka bahwa anak ini telah menjalani hidup yang begitu berat bila melihat wajah polosnya ini. Huh, rasanya aku tak ingin meninggalkan dia. Entah mengapa, rasanya begitu tepat. Dan aku menikmatinya. Tapi........ oh ya ampun, DISINI DINGIN SEKALI!!! Huh! Bisa2 kami mati kedinginan nih! Mana saljunya tidak berhenti2 lagi. bajuku dan baju anak ini juga sudah basah kuyup. Oh ya ampun... ayolaaaahhh!! Mana sih orang yang ketelpon tadi itu"! Katanya mau dating menjemputnya"! Kok gak datang2"! Aku sudah gak tahan nihh... brrr~ dingin sekali!!
"lho" Itu Fujiwara kan""" Tanya seseorang. Aku mengangkat wajahku untuk melihat siapa pemilik suara itu. Ternyata pemilik suara itu adalah seorang gadis. Gadis yang sangat imut, imut sekali. Sungguh, belum pernah aku melihat gadis secantikseimut dia. Matanya besar, hidungnya kecilmancung, bibirnya pink, ah pokoknya tanpa cela!!! Apakah aku melihat malaikat" Jangan2, sebenarnya aku sudah mati kedinginan dan gadis ini akan membawaku ke surga""
"hah" Uh" Siapa"" tanyaku bingung.
"dia. Cowok itu. Yang tidur di pangkuanmu." Katanya sambil menunjuk cowok ini.
"oh dia"" tanyaku lagi.
"iya, dia. Dia Fujiwara Kazuma , bukan""
Kazuma... Kazuma...." Ah! Oh iya! Itu nama cowok ini! Tadi orang yang di telepon menyebut nama Kazuma!
"kamu kenal cowok ini"!" tanyaku semangat, karena akhirnya ada juga yang menjemput cowok ini.
"iya. Aku pacarnya." Jawabnya.
Pacarnya..." Apakah benar gadis ini pacarnya" Kalau benar pacarnya, kenapa tadi dia bertanya ,"lho itu Fujiwara kan"" seperti orang baru kenal saja. bukankah biasanya kalau sudah pacaran akan memanggil nama kecil" Dan bukankah kalau pacaran berarti sudah kenal lama dan dia pasti akan langsung menyadari cowok ini adalah pacarnya tanpa harus bertanya dulu..." Aaahh! Aku mikir apa sih"" Aku saja bingung sama pikiranku sendiri. Untuk apa aku bertanya2, sudah pastilah gadis secantik-seimut ini pacarnya! Mereka begitu serasi!
"ooh, jadi begitu. Tolong jangan salah paham, aku hanya membantunya karena tadi dia dikeroyok sekelompok anak SMA. Dan aku juga sudah menelpon temannya untuk menjemputnya." Kataku berusaha agar cewek ini tidak salah paham.
"tidak apa2, tenang saja. terimakasih sudah membantunya." Jawab gadis itu. Benar2 gadis yang baik!
"ehm, bagaimana kalau aku saja yang menjaganya sampai temannya datang"" Tanya gadis itu lagi.
"oh! Ohh! Oh iya, maaf! Silahkan, ini silahkan duduk disini!" kataku panik sambil memindahkan kepala cowok ini dari pangkuanku. Duh, bodoh sekali sih aku !!!
"terimakasih.." katanya manis sambil menidurkan kepala cowok itu di pangkuannya.
+nyuut+ lho" Apa ini" Kenapa hatiku rasanya seperti diremas2" Apakah hatiku sakit melihat cowok itu tertidur di pangkuan pacarnya" Apakah.... Aku cemburu"" Tidak, tidak Asuka!! Lihatlah pasangan yang begitu serasi itu!! Cowok itu terlalu jauh untuk kau gapai, jangan bermimpi!!
+shuuuuu+ angin dingin berhembus, mengingatkanku inilah saatku untuk pulang. Aku membalikkan badan dengan berat hati untuk berjalan pulang. Tapi, ada sesuatu yang ingin kutanyakan.
"ehm, hei. Kalau boleh tahu... siapa namamu"" tanyaku kepada gadis imut itu yang sedang mengusap wajah cowok itu dengan sapu tangan pink-nya. "boleh. Tentu saja boleh. Namaku.... Hyori." Jawabnya sambil tersenyum. Hyori... nama yang begitu cantik.
"terimakasih. Tolong, jaga dia baik2." Kataku sebagai pesan terakhir sambil berlari pulang.
Ya... kuharap cowok tadi bisa bahagia bersama gadis imut itu. Mereka benar2 pasangan yang amat serasi, kuakui itu. Nah, Asuka. Kamu harus berjalan maju dan melupakan semuanya. Biarlah cowok tadi tinggal di sudut hatimu yang paling dalam sebagai cinta pertama yang takkan pernah sampai.
"hhhhmmmmmffff........" aku menarik nafas dalam2. "nah Asuka! Lupakan semuanya, dan..... AYO BERENDAM DI AIR HANGAAATTT!!!" Kataku sambil berlari pulang.
*****************************************************************
Aku memperhatikan kalung itu dalam2. Berusaha menggali ingatanku yang sudah kabur untuk mengingat dimana aku pernah melihat kalung ini sebelumnya. Rasanya aku pernah melihat kalung ini. Dulu... duluuu sekali.. tapi kapan ya" Cih, ingatanku memang lemah! Dan kepalaku suka sakit kalau berusaha mengingat sesuatu. Tapi kalung ini terlalu familiar, terlalu special untuk dilupakan. Tapi entah dimana aku pernah melihatnya... entah dimana aku pernah mendapatkannya... mendapatkannya"! Ah!! Ya!! Aku ingat sekarang!! Aku ingat!!!
Ya!! Kalung ini adalah milikku! Kalung pemberian nenek yang kuhilangkan bebarapa tahun lalu! Aku tak ingat bagaimana aku bisa menghilangkannya, tetapi aku ingat aku menangis selama berhari2 karena kehilangan kalung ini! Tapi, bagaimana bisa kalung ini berada di tangan Kazuma"! Dan lagi, dia bilang ini adalah benda kenangannya bersama Hyori. Tapi aku yakin sekali ini adalah milikku! Aku yakin sekali!
"hei! Darimana kau mendapatkan ini"! Ini milikku tahu!!" teriakku pada Kazuma.
"aapa katamu"! Tidak mungkin ini milikmu!" bantah Kazuma sambil menarik kalungnya dari tanganku.
"tidak, sungguh! Itu milikku!!" teriakku sambil merebut kalungnya dari tangan Kazuma.
"kalau kau percaya, coba lihat ini!!" kataku sambil menunjukkan bandul dadu itu di depan mata Kazuma.
"sisi dadu bermata 6 ini, berlian imitasi di bagian kiri paling atas tidak ada bukan"" Berlian itu copot karena pada saat itu, aku gigit2 karena lapar!" jelasku.
"dan ini, lihat ini!"kataku sambil memutar sisi dadu di paling atas. "kau pasti tidak akan menyangka bukan, kalau kaitnya diputar, dadunya akan terbuka""" jelasku lagi sambil memutar kait penyambung antara dadu dan rantai kalung. Dan sesegera itu, bandul dadu itu terbuka sesuai dengan ucapanku.
"dan lihat ini! Di dalamnya ada tulisan dengan huruf hiragana bukan"" Coba baca apa tulisannya! "kataku menunjukkan huruf yang kumaksud di depan mata Kazuma.
"A....SU....KA....." baca Kazuma dengan suara kecil.
"nah" Apakah masih kurang bukti bahwa kalung ini benar2 milikku"! Cepat kembalikan!" teriakku marah.
"tapi... itu tidak mungkin......." Gumam Kazuma sambil menatapku tidak percaya.
"....." apa yang tidak mungkin...."" Ledekku dengan menaikkan sebelah alisku. Semoga saja aku bisa meniru Kazuma dengan benar. Tiba2 Kazuma memegang bahuku dengan kedua tangannya. Aku tersentak kaget.
"kakamu ngapain sih"!" tanyaku bingung. Kini Kazuma memandang wajahku lekat2 dengan tatapan tidak percaya.. sebenarnya dia kenapa sih"! Kok tiba2 memegang bahuku seperti orang sinting. Dan apa2an dia itu"! Melihatku sudah seperti melihat setan saja, sebenarnya apa salahku""" Aku-kan hanya meng-klaim benda milikku, apa itu salah"""
"bagaimana bisa kalung itu milikmu"" Tanya Kazuma tidak percaya. "ya tentu saja bisa. Memang kenapa tidak bisa"!" tanyaku bingung. "bubukan itu maksudku. Bagaimana kau bisa mendapatkannya""" "eh, uhm... aku dapat dari nenekku""
"lalu, bagaimana kau menghilangkannya"!" Tanya Kazuma lagi. kali ini dia meremas bahuku dengan kuat sekali.
"iih! Aapa sih maksudmu"! Lepaskan aku! Aku tidak tahu!!" teriakku sambil menampik tangan Kazuma.
"coba diingat, bagaimana kau menghilangkannya"""" kali ini Kazuma mengambil tanganku dan menggenggamnya dengan erat. Matanya bergetar mencoba mencari2 jawaban dariku.
"aku tidak tahu! aku benar2 tidak ingat!" jawabku jujur.
Memangnya Kazuma mengharapkan jawaban apa sih dariku" Dia aneh sekali sekarang. Sudah seperti maniak saja, memandangku sampai keringatan begitu.
Kazuma memegang wajahku dan mendekatkan wajahnya padaku. Dia memandangku lekat2 dengan tatapan memelas lalu berkata,"tolong diingat.... Kumohon""
+deg!+ rasanya jantungku berhenti berdetak melihat apa yang dilakukan Kazuma barusan. Cih, sial... bagaimana caranya dia melakukan itu"" Sial, pandangan mata yang memelas seperti anak anjing itu, bagaimana caranya melakukannya" Siapa yang bisa menolak permintaannya bila dia seperti itu" Ukh, jantungku rasanya seperti mau pecah! Dan wajahku panas sekali! "uh... ohoh, babaiklah..." kataku sambil menelan ludah. Jarak kita terlalu dekat! Uh, sial...!!! Kazuma selalu saja dapat menyerang titik lemahku!!
Aku memejamkan mataku supaya aku tidak perlu melihat wajah memelas Kazuma. Aku berusaha lagi untuk menggali ingatanku akan kalung itu. Uuughh, waktu itu nenek memberikannya padaku. Lalu aku selalu memakainya kemanapun aku pergi. Kalung itu juga tak pernah kulepas walaupun aku sedang tidur ataupun mandi. Tapi suatu hari aku sadar kalau ternyata kalung itu sudah tak ada lagi di leherku dan aku mencari2nya kesana kemari. Padahal waktu itu sedang turun hujan salju....... AAAAKHH!! Sekeras apapun aku berusaha mengingat, aku tidak bisa! Aku tidak bisa mengingatnya!! Aaah!!! Lagipula untuk apa sih Kazuma perlu tahu"""! Aku membuka mataku dalam keputusasaan. Tiba2 wajah Kazuma menjadi cerah dan dia bertanya,"bagaimana" Kau ingat sesuatu"" Dimana kau menghilangkannya""!"
"di..... sekolah"" jawabku. Sepertinya jawabanku lebih mirip pertanyaan dari pada jawaban -___-
"tolonglah Asuka.... Tolong diingat...." Paksa Kazuma dengan wajah memelasnya lagi.
tidak. Aku takkan terjebak lagiiii!!!! "aku tidak bisa ingat!! Aku tidak bohong!! Maksa banget sih"!" teriakku kesal.
"sungguh sama sekali tidak ada yang kau ingat" Bagaimana dengan cuaca saat itu" Saat kau menghilangkannya""
"hmm...... hujan salju"" jawabku (tanyaku) lagi.
"ah! Iya! Hujan salju! Lalu, apakah ada kejadian menarik sebelum kau menghilangkannya"!!" Tanya Kazuma gembira. Aku tak mengerti kenapa dia bisa se-senang itu. Tapi ya sudahlah....
"kejadian menarik ya....." hmmm.........." "iya! Iya! Kejadian menarik!"
"sepertinya tidak ada. Samar2 yang kuingat saat itu hujan salju amat besar dan... saat itu... aku pulang dari sekolah tanpa memakai paying ataupun jas hujan menerobos hujan salju..... lalu..... aaahh!! Aku ingat!!!" "apa"! Apa"!"Tanya Kazuma penasaran.
"saat itu aku berkelahi!! Ya! Aku berkelahi!!"
"berkelahi....."" Tanya Kazuma bingung sambil menaikkan sebelah alisnya. "iya! Aku berkelahi dengan sekelompok anak SMA! Karena anak SMA itu mengeroyok seorang anak SMP!! Huh! Mengingatnya saja aku masih kesal!" "ya! Lalu, apa yang terjadi pada anak itu"!" kata Kazuma semakin gembira. "anak itu...... tidak sadarkan diri. Dan aku menggendongnya ke taman di dekat rumahku, taman tempat aku pernah mengobati punggungmu dulu itu...." Jawabku.
"apakah kau berkata sesuatu pada anak itu"" Tanya Kazuma lagi. "engg.... Rasanya tidak." Jawabku ragu.
"tidak"! Kau tidak bilang apa2 pada anak itu"!"
"iya.... Rasanya tidak.... Ah! Tapi anak itu mengatakan sesuatu padaku!" "iya! Apa itu"!"
"bunuh aku." "hah"" Kazuma heran sambil mengangkat sebelah alisnya. "iya! Dia berkata begitu! Ehm... sebentar, ah aku ingat! Aku juga berkata pada anak itu!! Aku berkata,' jangan takut, kamu tidak
sendirian.......lagi......""
tungguaku jadi bingung dengan ucapanku sendiri... tunggutunggukalau tak salah kata Kazuma Hyori juga berkata begitu pada Kazuma... berarti......."
Tiba2 Kazuma memelukku, Memelukku eraaaat sekali. Aku tersentak. "KaKazuma...." Kamu kenapa...."" Tanyaku gugup.
"itu kamu... itu kamu... itu memang kamu....." kata Kazuma. Bisa kudengar kerinduan yang begitu dalam dari suara Kazuma. Tapi aku masih tidak mengerti apa yang terjadi. Samar2 aku memang mengerti, tapi aku tidak sungguh2 paham akan apa yang terjadi.
"ternyata... sejak dulu aku tak pernah mencintai perempuan lain selain kamu.... Itu kamu...." Katanya lagi. suara Kazuma dengan kerinduan yang begitu dalam merasuki tubuhku dengan begitu hangatnya. Entah mengapa, rasanya aku pernah merasakan perasaan ini. Perasaan yang sudah sangat familiar bagiku.
Kazuma melepaskan pelukkannya dan bertanya," lalu, apa yang kau lakukan pada cowok itu""
"yang kulakukan..." Hmm... aku membawanya ke taman, mengambil Hp-nya dan menelpon temannya. Tak lama setelah itu, ada seorang gadis yang mengenal cowok itu, jadi aku meninggalkan cowok itu padanya." Jawabku. Kazuma memelukku lagi, sama eratnya dengan pelukkan yang sebelumnya. "kenapa kau berikan cowok itu padanya" Harusnya kau terus bersamanya sampai dia bangun! Dasar bodoh!
aku melepaskan diriku dari pelukkan Kazuma," bodoh katamu"! Gadis itu mengaku sebagai pacar cowok itu! Terang saja kalau kubiarkan mereka bersama!"
"pacar....." cih, dasar rubah sial. Dia merusak segalanya." Gumam Kazuma. Rubah sial...." Maksudnya Hyori......" Tunggu-
Ingatanku tentang hari itu seakan terulang sekali lagi di depan mataku. Saat aku berkelahi dengan sekelompok anak SMA, saat aku menggendong cowok itu, setiap percakapanku pada cowok itu, seakan terulang kembali dan berputar di ingatanku. Aku ingat semuanya!
Aku ingat saat dimana dadaku bergedup kencang seakan mau pecah, aku ingat saat dimana aku merasakan kehangatan yang familier dengan kehangatan Kazuma, dan aku ingat saat2 dimana aku memaksa diriku untuk melupakan semuanya. Ya, saat itu aku memaksakan diriku untuk melupakan semuanya. Tak heran, selama ini aku tidak ingat akan hal itu. Karena itu adalah kenangan manis sekaligus pahit tentang cinta pertamaku yang takkan pernah sampai... dan ternyata, cowok yang kutolong saat itu adalah Kazuma..."
"jadi..... cowok itu..... kamu....."" tanyaku tak percaya kepada Kazuma. "iya.... Dan ternyata, orang yang memebaskanku dari neraka kesendirianku adalah kamu. Ternyata aku sudah mencintaimu semenjak dulu... Asuka...." Kata Kazuma dengan senyum termanisnya.
Kazuma memelukku lagi. perasaan yang familier, perasaan yang kudapat dari cowok 3 tahun lalu itu tidak pernah berubah. Selalu sukses dalam menenangkanku, dan memberiku rasa aman. Ya, kehangatan yan bisa kudapat hanya dari Kazuma. Entah kenapa aku tidak menyadarinya sejak dulu. Padahal kehangatan seperti ini hanya dapat kurasakan saat2 aku bersama Kazuma. Ternyata cinta pertamaku adalah Kazuma, cinta pertama yang selalu tersimpan dalam lubuk hatiku yang paling dalam Kazuma melepaskan pelukannya, dan memandangku lekat. Dia berbisik,"terimakasih atas selama ini......" dan dia memegang wajahku dan mendekatkan wajahnya ke wajahku. Tanpa kusadari, bibirnya sudah menempel dengan bibirku. Bibir Kazuma terasa begitu manis, lembut, dan hangat.Rasanya begitu sempurna. Bisa kurasakan jantungku berdetak tidak karuan bereaksi dengan sentuhan Kazuma. Kazuma memelukku lebih erat lagi, tangan kanannya menekan tengkukku agar lebih dekat kepadanya. Sesaat aku tersentak dan membuka mata. Aku terkejut melihat Wajah Kazuma begitu dekat dengan wajahku. Matanya terpejam, bahkan aku bisa melihat betapa lembut kulitnya. Aku memejamkan mataku lagi, memeluk Kazuma berharap waktu akan berhenti untuk kami berdua. Aku tak menyangka ternyata semua kerinduanku akan Kazuma dan kerinduan Kazuma akanku ternyata bisa tersampaikan melalui ciuman ini. Kerinduan yang telah kami simpan begitu lama, ingatan tentang cinta pertamaku yang selalu kusimpan dalam hati, semuanya tersampaikan melalui ciuman ini. Aku mendorong Kazuma dan memecahkan ciuman kami untuk mengambil nafas. Kazuma memandangku dalam2 sambil berusaha mengatur nafasnya kembali. Jadi kurasa, memecahkan ciuman kami untuk mengambil nafas bukanlah tindakkan yang salah.
Aku mengelap bibirku, dan bisa kurasakan wajahku memanas saking malunya. "da... dasar mesum...." Kataku.
"mesum apanya"! Kau juga membalas ciumanku kok!" balasnya. "aaaaahh!! Berhenti! Jangan bahas lagi!! dasar mesum!!" kataku sambil mengibas2kan tanganku saking paniknya.


Crazy Karya Unknown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kazuma menarik tanganku, dan menciumku lagi. walaupun ini yang kesekian kalinya, sensasi hangat dan menggetarkan masih terasa dalam tubuhku. Aku mendorongnya lagi.
"apapa2an kau"! Dadasar genit!" teriakku sambil bangkit berdiri. "siapa yang genit" Kau pasti juga menikmatinya bukan"" ejek Kazuma. "aapaapa katamu"! Ukh, huh! Terserah!!" teriakku sambil berjalan kea rah pantai meninggalkan Kazuma.
"hei! Asuka! Tunggu aku! Tunggu suamimu yang begitu pintar mencium ini!!" teriak Kazuma sambil mengejarku. Tapi aku tak peduli, lebih jelasnya, TERLALU MALU UNTUK PEDULI, dan terus berjalan meninggalkannya. Mungkin setelah ini, kami masih akan bertengkar dan mendapat masalahmasalah lain yang tak pernah kami pikirkan sebelumnya. Tapi aku yakin, dalam pertengkaran2 dan masalah2 yang akan kami hadapi kedepannya, takkan membuat kami berpisah malah akan membuat hubungan kami semakin kuat. kuakui, Kazuma merubah hidupku. Membuat hari2ku yang biasa2 saja menjadi berarti. Kesenangan2 dan kegilaan2 yang kami lewati, akan selalu hidup menjadi kenangan manis bagiku. Bisa dibilang, Kazuma membuatku jadi GILA! Akannya ;)
-the end- Hancurnya Samurai Cabul 3 Wisma Pedang Seri 4 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Sepak Terjang Hui Sing 6
^