Pencarian

Fiction 1

Fiction Karya Angelia Putri Bagian 1


Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah | http://cerita-silat.mywapblog.com | Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah pdf created by Saiful Bahri (Seletreng - Situbondo) pd 22-04-2016 18:10:54
SATU "Yuri! Yuri!!", teriak seseoarang yang memanggil namaku. Aku menoleh ke arah suara
itu, dan ternyata itu Deria, temanku sejak aku masih SD. "Ada apa, sih" Kok, teriak-teriak,
Der?"" tanyaku sambil berlari ke arah Deria. "Iiihh!!!! Kamu gimana, sih?" PPAM
(Perkumpulan Pecinta Anime & Manga), kan ngumpul, Yuri!!!!", kata Deria mulai ngoceh. "Iya,
aku tahu... Baru saja aku mau ke kelas Nayla danTami.", jelasku saat Deria bersiap-siap
ngomong lagi. "Kak Yuri!!! Kak Deria!!", aku dan Deria menoleh ke arah suara itu. Rupanya itu Nayla
dan Tami. "Hai Nayla, hai Tami." sapaku pada meeka. "Kak, aku punya gambar baru, nih..."
kata Nayla saat dia dan Tami sudah ada dihadapanku dan Deria. "Mana" Mana?" tanya Deria
semangat. "Kak Deria sabar dulu, dong"!" ujar Tami mengingatkan.
"Tada!!!" seru Nayla memperlihatkan gambarannya. "Wah... Keren, Nay!" kataku
memuji gambar yang dipegang Nayla. "Iiiyy... Curang! Keren banget!" kata Deria sambil
merebut gambar Nayla dari tangan Nayla, "Iiiyy... Kak Deria! Kok diambil, sih?"" seru Nayla
sambil berusaha merebut gambarannya dari tangan Deria kembali. "Sebentar, dong... Sabar."
katanya nyengir. "Kembalikan saja, Der." kataku mengambil gambar Nayla yang diumpetin
Deria dibelakang punggungnya.
"Nih, Nay." kataku mengangsurkan gambarnya. "Makasih, kak! Untung Kak Yuri baik,
nggak kayak kak..." ucapan Nayla terhenti karena melihat Deria siap-siap mencekiknya(maksudnya bercanda.kalau beneran,mati, deh si Nayla!) "Hee... Bercanda, kak..."
1 kata Nayla nyengir bersalah. "Iyee... Aku juga bercanda, kali... Hahaha..." kata Deria tertawa,
"Dasar!" kataku ikut tertawa.
"Kak Yuri, sudah baca komik "Pandora Hearts"Sudah. Eh! Si "Alice"Oz,si "Alice
1 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Oh ya, sepulang sekolah nanti, kita ke toko buku dulu, yuk." ajakku. "Boleh saja. Kita
ke toko buku langganan kita saja. Ada komik sama novel baru yang datang kemarin sore." kata
Deria, "Beneran, kak" Ada komik baru lagi"!" tanya Tami. Deria mengangguk. "Yah... Tambah
ngutang, deh.Komik-komik yang kemaren saja belum semuanya lunas." keluh Nayla. Aku
tersenyum kecil mendengarnya.
"Jadi sepakat, ya"! Nanti pulang sekolah kita kesana." kataku. "OKE!!!" kata Deria,
Nayla, dan Tami bersamaan.
TEET...TEET.... "Yah... Sudah bel masuk." keluh Tami. "Nggak apa-apa, kan" Lagipula nanti kita bisa ke
toko buku, lihat-lihat komik baru. Iya, kan"!" kataku menyemangati. "Yuk, Yuri. Kita ke kelas."
kata Deria. "Sampai ketemu pulang sekolah, ya." kataku, "Iya, kak. Dah..."
*** 2 Pelajaranku sekarang adalah pelajaran TIK(Teknologi Informasi dan Komunikasi), jadi aku dan
teman-teman sekelasku pergi ke ruang komputer di dekat ruang kepala sekolah. (Deria berbeda
kelas denganku, dia di kelas 9-1,aku di kelas 9-5. Kalau Nayla dan Tami sekelas dan mereka
kelas 8-2) Sesampainya di depan pintu ruang komputer, Farhan, ketua kelas kami, mengetuk pintu
ruang komputer. "Masuk! Tidak dikunci." kata orang di dalam ruang komputer. Farhan lalu
membuka pintu dan kami semua langsung masuk kedalam dan menempati kursi yang tersedia di
depan meja komputer. Pak Ari yang mengajar mata pelajaran TIK berdiri di depan dan memulai
pembelajaran. "Baik, anak-anak. Kita akan memulai pelajaran kita. Tapi sebelum itu..." kata pak Ari
menggantung, "Tapi apa, pak?" tanya Syafira yang duduk disebelahku.
"...Bagi siapa saja yang saat kelas 8 belum menuntaskan nilai harus menuntaskannya
terlebih dahulu sebelum pembelajaran bapak mulai." kata Pak Ari, "Yang belum menuntaskan
nilai ke sebelah kiri, yang sudah menuntaskan nilai ke sebelah kanan." lanjut Pak Ari.
Beberapa dari teman-temanku segera memisahkan diri ke sebelah kiri, sedang aku dan
teman-temanku yang sudah menuntaskan nilai berada di sebelah kanan(terutama aku yang sudah
berada di sebelah kanan!).
*** Saat aku dan Cici, temanku semasa SD yang juga teman sekelasku, sedang bercanda, aku melihat
sebuah keyboard disamping pintu ruang komputer dan tertegun sesaat.
"Ada apa, Yuri?" tanya Cici. Aku menunjuk ke arah keyboard disamping pintu itu. "Itu...
ada keyboard. Kamu, kan tahu aku suka main piano sama keyboard." kataku. Aku memang suka
3 main piano saat aku berumur 5 tahun. "Oh... Kamu mau main keyboard, Begitu?" kata Cici, aku
mengangguk mantap. "Iya.".
"Minta ijin dulu sama Pak Ari. Aku juga pengen lihat kamu main keyboard." katanya.
Aku lalu berlari pelan ke tempat Pak Ari yang sibuk memberi tes langsung dari komputer pada
2 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
teman-teman yang belum menuntaskan nilai, dan minta ijin memainkan keyboard itu pada Pak
Ari. "Boleh saja. Kamu tahu cara menyalakan keyboardnya, kan"!" kata Pak Ari, "Ya.
Makasih, pak." kataku senang.
Aku lalu berjalan ke arah saklar di dekat kaki penyangga keyboard dan mengtombol saklar itu. Aku
juga sudah menghidupkan aliran listrik keyboard dan mencoba menekan
beberapa tuts keyboard, dan mulai memainkan beberapa lagu-lagu soundtrack yang
menggunakan suara piano. Soundtrack-soundtrack yang kumainkan pun berasal dari anime
"Pandora Heartsitu adalah kakakku, karena wajahnya sangat mirip denganku dan ibuku yang sudah
meninggal saat melahirkan aku. Itupun aku lihat dari fotonya.
Saat memainkan keyboard, aku tidak sadar kalau pintu ruang komputer terbuka dan
beberapa anak-anak kelas 7 ,8 , dan 9 serta teman-teman yang lain melihatku bermain keyboard,
Nayla, Tami, dan Deria juga ada. Aku baru sadar saat aku menoleh ke arah pintu dan melihat
mereka, tapi tidak ku pedulikam
Pada saat lagu "A Shadowdibuat oleh Yuki Kajiura ada suara nyanyian berbahasa Italia, jadI aku
menyanyikannya juga meski tidak terlalu hafal dan juga tidak terlalu fasih berbahasa Italia. Dan setelah memainkan
keyboard sambil mengambil nafas sejenak karena menghabiskan banyak tenaga, aku terkejut
karena suara sorak-sorai dan tepuk tangan yang keras dari teman-teman yang sedari tadi
memperhatikanku. "Yuri, kamu hebat! Keren!" seru Lia temanku sambil bertepuk tangan, "Sepuluh jempol
buat kamu!" kata Farhan, juga banyak lagi yang menyorakiku, aku menanggapinya dengan
mengucapkan terima kasih sambil tersenyum.
4 Tiba-tiba Pak Ari sudah ada di sampingku saat aku menoleh. "Kamu hebat, Yuri. Dari
mana kamu mempelajarinya?" tanyanya, "Saya hanya mendengarkan lagu-lagu yang saya
mainkan berkali-kali, lalu saya mencoba memainkannya secara langsung dengan keyboard di
rumah, pak." kataku agak malu-malu.
"Wah... Kakak hebat." sahut Tami yang sudah ada di dekatku. "Profesional saja belum
tentu bisa seperti itu, lho! Kamu benar-benar hebat." puji Pak Ari lagi.
"Bisa-bisa kamu jadi artis terkenal, lho Yuri!" seru Irwan, teman sekelasku yang
menurutku paling jahil. "Bisa saja kamu. Tapi semoga doamu terkabulkan." kataku tertawa. "Yee... Aku juga
mau jadi artis juga kali... Doain juga,dong!" kata Irwan tertawa.
"Iya, iya!" kataku.
Tiba-tiba pak Syahrul, kepala sekolah datang dengan Bu Nia, wakil kepala sekolah. "Ada
ribut-ribut apa ini?" tanya Pak Syahrul pada Pak Ari. "Tidak ada apa-apa, pak.Tadi itu Yuri main
keyboard, anak-anak yang lain jadi kesini semua karena suara keyboard yang cukup keras, pak."
jawab Pak Ari. Aku, Deria, Nayla, dan Tami duduk di kursi sambil mengobrol, aku juga mendengar
percakapan Pak Ari dan Pak Syahrul walau samar-samar.
"Mereka lagi membicarakan apa, ya, kak?" bisik Nayla. "Nggak tahu." jawabku sambil
mengangkat bahu. "Kalau begitu, Pak Ari tolong persiapkan semuanya. Saya mau memberitahu guru-guru
yang lain dulu." kata Pak Syahrul. Pak Ari hanya mengangguk sambil tersenyum.
Setelah Pak Syahrul keluar, Pak Ari menoleh ke arahku dan yang lain, lalu berkata,
"Yuri. Kamu, Deria, Tami, dan Nayla akan mengadakan pertunjukan kecil-kecilan di lapangan
basket. Tapi tenang saja, nanti di lapangan basket akan dipasangi tenda. Nanti juga Farhan,
3 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Irwan, dan Gama akan membantu kalian. Kalian mau, kan"!" kata Pak Ari.
5 Terang saja aku dan yang lain girang. Biasanya pertunjukan atau festival sekolah
dilakukan setiap hari kamis dan sabtu yang dijadikan hari bebas belajar(maksudnya, kita tetap
sekolah, Cuma nggak belajar dan hanya mengadakan pertunjukan atau festival). Dan aku juga
termasuk yang selalu menantikan kedua hari itu.
"Ya. Kami mau, pak!" kataku semangat. Deria dan yang lain juga setuju. Farhan dan
Irwan juga kelihatan senang. Tapi karena Gama sekelas dengan Deria, dan berhubung dia tidak
kelihatan di kerumunan anak-anak di depan pintu tadi, dia tidak tahu tentang ini.
"Nanti aku saja yang memberitahu Gama." kata Farhan pada Pak Ari saat dia dimintai
tolong untuk memberitahu Gama.
"Yuri dan yang lain ke ruang praktik jahit dengan Bu Nia, ya. Kalian ganti baju." kata Bu
Nia. Aku dan yang lain lalu mengikuti Bu Nia ke ruang praktik jahit untuk ganti baju,
sementara Farhan dan Irwan akan membantu Pak Ari dan guru-guru memasang tenda di
lapangan basket. *** Sesampainya di ruang praktik jahit, kami langsung disuruh memilih baju untuk kami pakai.
"Kalian pilih bajunya, ya. Baju-bajunya ada di lemari biru itu." kata Bu Nia sambil menunjuk
lemari berwarna biru yang ada di dekat bahan-bahan kain untuk menjahit.
Aku dan yang lain langsung memilih baju yang kami suka dan memakainya di situ. Tentu
saja korden dan tirai semuanya ditutup, Bu Nia juga mengawasi pintu kalau-kalau ada yang
masuk. "Nanti kalian mau nyanyi apa?" tanya Bu Nia saat aku sudah selesai berganti baju.
"Hmm...Lagu "Parallel Hearts"Maksudnya?" tanya Tami bingung, "Begini, kata Pak Ari, nanti
sehabis kalian nyanyi, ada
6 yang disuruh nyanyi juga." kata Bu Nia. "Siapa, bu?" tanya Deria, "Yuri. Kamu, Nayla, dan
Tami, terus Farhan. Lagunya kalian pilih sendiri saja. Kan, kalian yang mau nyanyi. Iya, kan!?"
jelas Bu Nia. Aku dan yang lain mengangguk mengerti.
"Nah, kalian bertiga mau nyanyi apa?" tanya Bu Nia ke Deria, Nayla, dan Tami. Mereka
bertiga berpandangan, "Gimana kalau nyanyi "Mazejuga. Lagipula aku hafal lagu itu diluar kepala."
kata Deria. "Sama." kata Nayla dan Tami
bersamaan. Tepat saat itu, Farhan, Irwan, dan Gama datang. "Permisi..."
"Oh, masuk anak-anak." kata Bu Nia mempersilahkan.
Untung kami semua sudah berganti baju, kalau nggak, apa kata dunia?"! Ya, kan?"!
"Ayo. Kalian bertiga juga ganti baju. Pilih saja baju-bajunya di lemari itu, ya." kata Bu
Nia menunjuk lemari biru tadi. "Yuri sama yang lain tunggu di sini dulu, ya. Ibu mau ke ruang
guru dulu.", aku dan yang lain mengangguk. "Sebentar, bu. Kami ganti baju dimana" Masa di
depan mereka" Malu, ah!!" tanya Irwan sambil pasang mimik wajah lucu saat Bu Nia membuka
pintu, "Tentu saja disitu, di kamar mandi." kata Bu Nia tertawa geli. "Ya sudah. Ibu mau ke
ruang guru dulu, ya."
Setelah Bu Nia pergi,Irwan dan yang langsung berganti baju di kamar mandi disitu
sementara aku, Deria, Nayla dan Tami menata rambut sambil mengobrol.
4 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Yuri, Yuri... Bajumu itu casual banget! Meniru gaya pakaian Yuki Kajiura, ya?"!" kata
Deria sambil memperhatikan penampilanku. "Hehe... Iya." jawabku nyengir. "Tapi, kak, kakak
keren lho... Cantik." puji Nayla. "Iya. Cantik." kata Tami, "Makasih." kataku
Irwan tiba-tiba sudah keluar dari kamar mandi. Farhan dan Gama juga.Mereka terlihat
keren(dan tampan!)dengan baju yang menurutku mirip seragam anak SMA itu.
"Wauw! Keren banget. Kelihatan seperti anak SMA." kata Tami. "Makasih,Tami." kata
Gama. 7 "Anak-anak," Bu Nia tiba-tiba sudah ada di depan pintu. "Iya, bu!?" kataku, "Ayo, kalian
sudah ditunggu teman-teman kalian." kata Bu Nia.
Aku mengangguk dan kami lalu keluar dan melihat teman-teman sudah ada di bawah
tenda yang disediakan di depan tenda di lapangan basket. Dan saat kami berjalan menuju
"panggungmenyoraki kami "keren", "cantik" atau yang lainnya.
"Terima kasih. Teriam kasih. Tanda tangannya nanti dulu, ya, Say. Honey bunny
sweety!!" kata Irwan dengan gaya lebay-nya(kumat lagi nih lebay-nya si Irwan!). Tapi bukannya
dapat sorakan, dia malah ditimpuk oleh anak-anak perempuan dengan sandal, pensil, buku, dan
bahkan ada yang mau menimpuknya dengan pot bunga kecil yang tentunya membuat Irwan
berlari duluan ke panggung.
"Nah... Anak-anak, kita akan mengadakan pertunjukan khusus untuk mereka. Mereka
akan bermain dan menyanyikan lagu yang akan membuat kita sangat... terkesan!! Selamat
menikmatinya semuanya." kata Pak Ari memulai pertunjukan itu. Kami semua sudah siap di
posisi kami masing-masing, aku memainkan keyboard, Gama memainkan bass, Farhan
memainkan gitar listrik, Irwan memainkan drum-nya, dan Deria, Nayla, dan Tami yang
menyanyi. Begitu aku mulai memainkan keyboard, kami semua langsung memainkan peranan
kami. Bokura wa Mirai wo kaeru chikara wo
Yume ni miteta Noizu no naka kikoetekita kimi no nakigoe
Waratteita boku no yowasa wo abaita
Kimi no yukumichi wa kimi ni shika wakaranai
Chigau sora oikakete Bokura wa mirai he mukau yuuki wo
8 Hoshigatte kako ni mayou Kimi ga warau hontou no Ima he kaeritsuku made Kimi no koto wo shiritai to omotte hajimete
Yorisoenai kokoro no kyori ni obieta
Wakariaenai to wakatta sore dake de
Futari ga hajimatteyuku Namida mo itami mo subete dakishimete agetai kedo
Hashireba hashiru hodo tookunaru ki ga shite fuan ni naru
5 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Dokomade yukeba ii no... ...
Noizu no naka kikoetekuru kimi no utagoe
Nakushiteita boku no sugata ga ima mieru yo
Hitori de yuku hazu datta mirai wo
Kaeru chikara wo kudasai Kimi ga warau sore dake de
Takaku toberu Bokura wa kokoro wo tsunagu yuuki wo
Hoshigatte ai ni mayou Kimi to warau hontou no Boku ni kaeritsuku made... ..
(Parallel Hearts/Pandora Hearts anime opening theme: Fiction Junction & Yuki
Kajiura) *** 9 Sepertinya karena bait pertama lagu "Parallel Heartskami dan melihat kami mengadakan
pertunjukan ini. Mereka juga kelihatannya sangat
menikmati pertunjukan ini dan pastinya juga agak heran karena seharusnya pertunjukan seperti
ini diadakan besok. *** Pada saat yang sama, seorang pria berusia sekitar 46 tahunan melewati sekolah Yuri dan
meminta supirnya untuk menghentikan mobil, "Sebentar, pak. Saya mau kesini sebentar."
Setelah dia keluar dari mobil, dia langsung menuju gerbang sekolah itu dan bertanya pada
seorang satpam yang kebetulan juga ada disitu. "Permisi, pak." sapanya pada satpam itu. "Ya?",
"Ada apa, ya" Kok ramai sekali?" tanyanya. "Oh... ini" Ada pertunjukan, pak. Yuri dan
temantemannya lagi main band." jawab si satpam. Yuri" Temannya Kumala, ya" tanya orang itu
dalam

Fiction Karya Angelia Putri di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hati. Anaknya yang bernama Kumala dan Cantika(mereka berdua kembar) juga bersekolah
disitu. "Kalau bapak mau melihat juga, silahkan. Kebetulan pertunjukannya baru mulai." kata
satpam itu mempersilahkan. "Oh ya. Terima kasih. Saya ke dalam, ya, pak.", "ya. Silahkan."
*** suara Deria yang mengakhiri lagu "Parallel Heartsjuga sangat senang saat kami selesai memainkan
lagu itu, teman-teman kembali bersorak,
terlebih lagi Deria,Nayla dan Tami yang bernyanyi (juga aku. Aku juga ikut menyanyi sebagai
backing vocal). 10 "Luar biasa! Kita akan menyaksikan mereka kembali bernyanyi. Masih ada 3 lagu lagi.
Masih semangat tidak?"?"!!" kata Pak Ari "Masih, dong!!!!" koor mereka semangat.
6 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Ayo kita saksikan lagi mereka. Ini dia!!!!"
*** Pria yang tadi masuk, yang ternyata bernama Hakuto Fukushima itu, memperhatikan Yuri dan
teman-temannya dengan seksama, seperti mengingat sesuatu.
"Anak yang memainkan keyboard itu... Mirip dengan Yuki. Apa anak itu yang bernama
Yuri?" gumamnya. "Papa!" Suara anak perempuan disebelahnya mengagetkannya dan dia
menoleh cepat ke belakang, "Kumala" Kamu bikin kaget papa saja." katanya begitu mengetahui
suara itu adalah suara anaknya, Kumala.
"Papa ngapain disini?" tanya Kumala. "Nggak ngapa-ngapain. Papa Cuma kebetulan
lewat, kok. Oya, Kumala, yang main keyboard itu namanya siapa?" tanya Hakuto pada Kumala
sambil menunjuk ke arah Yuri yang sedang bernyanyi sambil memainkan keyboardnya. Kumala
mengikuti arah pandangan ayahnya itu, "Oh... Itu namanya Yuri, Pa. Teman Kumala sama
Deria. Memangnya kenapa?" kata Kumala kembali memandang ayahnya.
"Nggak apa-apa, kok." jawab Hakuto. Kumala manggut-manggut mengerti saja
mendengarnya. Sepertinya mereka berbakat dalam musik, terutama anak yang bernama Yuri itu.
batin Hakuto sambil tersenyum penuh arti.
*** 11 Pertunjukan itu terpaksa dilanjutkan besok karena bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi.
"Nah... Anak-anak, pertunjukannya kita lanjutkan besok. Sekarang kita pulang! Sampai jumpa
esok, ya!!!?" seru Pak Ari dengan mikrofon ditangannya.
"Eh, Deria, Nayla, Tami, kita ganti baju, yuk!" kataku sambil mengikat rambutku ke
belakang. "Ayo.", "Gama sama yang lain juga mau ganti baju nggak?" tanyaku pada Gama yang
hendak meletakkan bass-nya. "Ya. Kami juga mau ganti baju." jawabnya. "Kalau begitu, kita
sama-sama saja ke ruang praktik jahit." kata Nayla.
Setelah selesai meletakkan alat-alat musik itu ke ruang kesenian, kami berjalan ke ruang
praktik jahit untuk berganti baju.
"Hei, nak! Tunggu sebentar!", begitu aku menoleh, seorang yang memakai jas
menghampiri kami. Aku yang tadinya mau membuka pintu, jadi terhenti. "Ada apa, ya, pak?"
tanya Farhan. "Kalian tadi menyanyi, kan?" tanyanya. "Ya. Kami tadi memang menyanyi. Kenapa,
ya?" tanya Deria. "Dan adik ini..." matanya menatap kearahku. "Kenapa?" tanyaku. "Namamu Yuri,
kan?", aku mengangguk. "Apa kamu mengenal Yuki?" tanyanya, Yuki" Yuki siapa" tanyaku
dalam hati, "Maksud bapak apa?" kata Nayla. "Yuki Kajiura. Kamu mengenalnya, kan?" kata
bapak itu. "Tapi ngomong-ngomong, bapak ini siapa?" tanya Irwan, bapak itu menepuk keningnya
pelan. "Oh, ya. Saya Hakuto Fukushima. Pastinya kalian kenal siapa saya, kan"!" katanya
memperkenalkan diri. "Oh... Hakuto Fukushima yang itu... ayahnya Kak Kumala, kan?" gumam Tami pelan.
Tapi aku masih tidak mengerti, Siapa Yuki yang dibicarakan.Kenapa nama Yuki Kajiura juga
disebut-sebut" "Maksud Pak Hakuto apa, ya" Kok, nama Yuki Kajiura disangkut-pautkan dengan saya?"
tanyaku akhirnya. "Apa kamu tidak mengenalnya?"
7 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
12 "Saya kenal. Dia adalah seorang aktris dan komposer dari Jepang, kan" Lagu-lagu yang
saya mainkan tadi itu, kan lagu-lagu ciptaannya" Tapi apa hubungannya dengan saya?" kataku
masih bingung. "Kamu itu sangat mirip dengannya, lagipula dia pernah bersekolah disini. Dia juga
pernah bilang kalau dia punya 3 orang adik. Namanya Haruhi, Anjar, dan Yuri, tapi masih dalam
kandungan ibunya. Dan juga, saya yang membuatnya menjadi sesukses ini sekarang" jelas Pak
Hakuto Aku terenyak mendengarnya. Yuki Kajiura itu... kakakku" Nama Kak Anjar dan Kak
Haruhi juga disebut-sebut" Tapi,apa mungkin" batinku tidak percaya.
"Kalau Anjar dan Haruhi itu memeng nama kakak saya." kataku sambil membasahi
bibiru yang mulai terasa kering. "Dan kenapa tadi bapak memanggil kami?", "Saya ingin
menawarkan kalian untuk menjadi penyanyi dengan label perusahaan saya. Apa kalian mau?"
*** "Gimana, teman-teman?" tanya Irwan saat kami berada di kelasku, untuk membicarakan tawaran
dari Pak Hakuto tadi. Kami setuju saja menerimanya. Tapi kami minta waktu dulu untuk
memutuskan. Setidaknya sampai besok.
"Apanya?", "Ya ampun!!! Itu, lho. Tawaran dari Pak Hakuto!!!" kata Irwan gemas,
"Ya... Aku setuju saja. Asal nggak mengganggu pelajaran kita saja." kata Gama, tapi aku tidak
mendengarkan semua itu, aku sibuk dalam pikiranku sendiri. Kenapa kak Anjar atau Kak Haruhi
tidak pernah memberitahuku kalau aku masih punya satu orang kakak lagi" Pantas saja saat
aku mulai nge-fans dengan Yuki Kajiura Kak Anjar dan Kak Haruhi cuma tersenyum saja kalau
ditanya tentang Yuki Kajiura. Tapi... aku melihat mereka tersenyum sedih. Kenapa"
"YURI!!!" 13 "Hah?" Ada apa?" kataku kaget, "Kamu dengar, nggak, sih?", kata Deria, "Soal apa?"
tanyaku heran. "Itu... Tawaran dari Pak Hakuto itu... Kamu mau nggak menerimanya" Kami
semua mau. Irwan saja sampai semangat banget." Kata Farhan. Ooo... Tentang itu... batinku.
"Gimana" Kamu mau nggak?" tanya Gama. "Iya, kak. Mau nggak?" kata Tami.
"Ya... Mau saja, sih." kataku. "Kalau Begitu, kita telepon dulu Pak Hakuto. Tadi kamu
diberi kartu namanya, kan"!" kata Deria, aku mengeluarkan kartu nama Pak Hakuto yang tadi
diberikannya padaku. "Nih. Telepon sekarang?" , "Iya, dong. Suruh saja Pak Hakuto datang
besok. Kan, pertunjukannya dilanjutkan besok." kata Deria.
Aku lalu mengambil ponselku dan membuka flap-nya dan menelpon Pak Hakuto sesuai
dengan nomor telepon yang tertera dikartu nama itu. "Hmm... Nomornya...."
Suara sambungan telepon masih terdengar saat aku menempelkan ponselku ke telinga
kananku, "Halo?", sapa suara disana, "Halo" Ini benar Pak Hakuto, kan" Ini Yuri." kataku
membalas sapaan suara itu, "Oh, Yuri... Bagaimana" Kamu sama teman-temanmu mau
menerimanya?" kata Pak Hakuto. "Err... Kami mau saja. Tapi untuk jelasnya, bapak datang saja
lagi besok ke sini. Pertunjukan tadi itu akan dilanjutkan besok. Kami akan memberikan
jawabannya besok. Saya harus minta ijin dulu dengan keluarga saya." kataku.
"Oh... Begitu" Tidak masalah. Saya akan ke sana lagi besok dengan sebuah kejutan."
katanya, Kejutan" Kejutan apa" tanyaku dalam hati. "Oke. Ini nomor ponselmu, kan" Kalau
begitu sampai jumpa besok."
8 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Apa katanya, Kak Yuri?" tanya Nayla, "Katanya, dia akan datang kesini besok. Kita
akan memberikan jawaban tawaran itu. Aku, kan harus minta ijin dulu sama keluargaku."
kataku, juga tentang Yuki Kajiura itu! batinku.
"Oh... Begitu." kata Nayla manggut-manggut. "Ya sudah. Yuk, kita pulang." kataku
sambil memanggul tasku dengan sebelah tangan.
*** 14 Di ruangan Hakuto, dia tampak sedang menunggu telepon darinya diangkat oleh seseorang,
"Ayo...Angkat teleponnya." gumamnya sambil mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjuknya
sementara tangan kanannya menempelkan ponselnya ke telinga.
"Halo?" Suara orang yang mengangkat telepon darinya langsung membuat wajah Hakuto senang.
"Yuki"! Ini aku, Hakuto. Kamu masih ingat denganku, kan?" katanya, "Hakuto" Haku... .Oh!
Hakuto! Apa kabar" " kata suara yang dipanggil Yuki itu. "Aku sehat. Oh ya, nanti kamu ada
jadwal kosong?" tanya Hakuto, "Jadwal kosong" Hmm... Sepertinya ada. Ada apa?" tanya
Yuki. "Begini, apa kamu bisa datang kesini nanti" Setidaknya secepatnya datang ke kota
Greensweet?"kata Hakuto(Kota GreenSweet itu adalah kota dalam khayalan sang pengarang,
maksudnya sih Indonesia, tapi semua yang ada disini hampir semuanya nyata).
"Memangnya ada apa?"
"Nanti juga kamu tahu. Bisa tidak?"
"Sepertinya bisa. Mungkin nanti malam aku sudah sampai disana."
"Baiklah. Aku tunggu di Bandara Natural. Sampai nanti." (Bandara Natural juga adalah
bandara dalam khayalan si pengarang).
*** Sementara itu, di Tokyo, dimana Yuki Kajiura dan Fiction Junction sedang mengadakan
konser(Semua yang ada disini sebenarnya hanya karangan, tapi Yuki Kajiura dan Fiction
Junction adalah artis yang berasal dari Jepang dan mereka adalah asli, bukan bohongan)
15 "Ada apa Kajiura-san?" tanya Yuuka, yang juga anggota Fiction Junction. Saat ini
mereka memang sedang di ruang ganti untuk berdandan dan memakai baju untuk konser,
"Yuuka-chan, beritahu yang lain. Setelah konser ini, kita akan terbang ke GreenSweet." kata
Yuki. "Baiklah." kata Yuuka tanpa bertanya-tanya lagi
Ada apa, ya, dia memanggilku kesana" batin Yuki.
16 DUA Sesampainya dirumah, aku langsung berjalan ke kamarku dan mengempaskan badanku
ke ranjang. "Lho,Yuri" Kok, baru pulang jam segini?", tanya Kak Anjar. Dia adalah kakak
perempuanku yang sudah kelas 1 SMA dan sekamar denganku. Sedangkan Kak Haruhi adalah
kakakku juga, dia sudah kelas 3 SMA.
"Hmm?" Tadi di sekolah ada pertunjukan. Besok juga ada pertunjukan lagi, kak." kataku
9 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
lirih. "Kak?" panggliku, "Yup! Ada apa?" kata Kak Anjar sambil membolak-balik majalah yang
dibacanya, "Apa benar... Kita punya kakak yang namanya Yuki?" tanyaku.
Kak Anjar yang sedang asyik membolak-balik majalah terhenti dan menatapku heran,
"Darimana kamu dapat pemikiran itu?" tanyanya, "Aku diberitahu seseorang." kataku,
"Sepertinya orang itu sudah bertemu denganmu, ya?" kata Kak Anjar, "Siapa?" tanyaku.
"Ya...Memang benar, kita punya kakak bernama Yuki,", "Dan namanya Yuki Kajiura.
Iya, kan?" kataku. "Ya. Berarti, Pak Hakuto sudah bertemu denganmu." katanya lagi. Jadi yang
dimaksud 'orang itu' adalah Pak Hakuto. kataku dalam hati.
"Kak... Ceritakan padaku tentang Kak Yuki.Kakak mau, kan?" pintaku.
Sambil menahan tangis(menurutku), Kak Anjar menceritakan semuanya padaku. "Dulu,
waktu kakak, juga Kak Haruhi masih kecil, Kak Yuki sangat tertarik pada musik klasik dan
opera karena ayah sejak kami semua masih kecil. Kak Yuki juga pernah bersekolah di
sekolahmu dulu. Dan disana dia bertemu dengan Pak Hakuto, Dia ditawarkan untuk menjadi
penyanyi dengan label perusahaannya. Kak Yuki menerimanya. Tapi..."
"Tapi apa, kak?" tanyaku.
17 "... Kak Yuki kabur dari rumah. Sepertinya itu karena pertengkaran ayah dan ibu yang
memperdebatkan Kak Yuki yang saat itu karir bermusiknya melejit. Saat itu, ibu juga sedang
mengandungmu. Saat Kakak pura-pura tidur, Kak Yuki pergi dari rumah dan meninggalkan surat
dan sebuah gelang yang sepertinya dia buat sendiri." kata Kak Anjar. "Dan kakak masih
menyimpannya?", kataku. "Ya. Masih kakak simpan. Tunggu sebentar."
Kak Anjar berjalan kearah lemari pakaiannya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil
berwarna kuning emas. "Ini surat dan ini gelang yang ditinggalkannya saat itu." Kata Kak Anjar
sambil memperlihatkan sepucuk surat dan sebuah gelang putih mutiara berbandul 2 buah piano
kecil perak yang berkilauan.
"Boleh kubaca suratnya?" kataku.Kak Anjar menyerahkan surat itu padaku, dan aku
membacanya dalam hati. Anjar, Haruhi, ayah, dan ibu. Maaf kalau Yuki pergi tanpa memberitahu kalian semua,
pertama-tama Yuki minta maaf pada ayah. Mungkin ayah menganggap Yuki terlalu asyik
menjalani karir Yuki. Tapi Yuki melakukan ini untuk adik yang sedang dikandung ibu. Yuki
minta maaf kalau perilaku Yuki buruk pada ayah. Yuki tahu ayah dan ibu bertengkar karena
Yuki, karena itu Yuki pergi. Tolong jangan salahkan ibu. Mungkin Yuki yang selama ini salah.
Yuki benar-benar minta maaf.
Yuki meninggalkan gelang buatan Yuki sendiri untuk adik baru kita. Berikan gelang itu
untuknya, ya"! Meski saat dia lahir dia tidak akan tahu tentang Yuki.
Anjar... Haruhi... Maafkan kakak, ya. Kakak sayang kalian..... Sampaikan salam kakak
untuk adik baru kita, Yuri, ya"!
Tanpa sadar air mataku menetes, Kak Anjar juga. "Jadi... Gelang ini... untukku, kak?"
kataku sambil menggenggam gelang itu. "Iya... Itu untuk kamu. Kamu pakai, ya"!" kata Kak
Anjar menyeka air matanya. Aku mengangguk dan memakainya ditangan kiriku.
"Ayo, kamu ganti baju, setelah itu kamu makan malam." kata Kak Anjar. "Kak...",
"Kenapa?", "Kak, aku juga ditawari Pak Hakuto untuk jadi penyanyi. Apa kakak setuju?"
18 kataku. "Kakak, sih, boleh-boleh saja. Kak Haruhi pasti sama. Tapi... Mungkin ayah juga.
Karena saat Kak Yuki pergi. Ayah kelihatan menyesal. Nanti kakak akan bicara dengan ayah
saat ayah pulang." kata Kak Anjar ."Memangnya ayah dan ibu kemana?" tanyaku bingung.
10 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Ayah dan ibu lagi ada di Jerman. Mengurus bisnis." kata Kak Anjar. Aku manggut-manggut
mengerti. "Ya sudah! Ayo cepat ganti baju, terus kita makan malam."
*** Sementara itu di Bandara Natural...
"Kajiura-san, kita mau apa datang kesini?" tanya Kaori dalam bahasa Jepang. "Hakuto
memanggil kita untuk datang ke sini. Lagipula aku sudah lama tidak dating kesini. Aku sudah
pernah menceritakan tentang Hakuto, kan"!" jawab Yuki sambil mengambil koper miliknya di
tempat pengambilan barang.
"Hakuto yang pernah Kajiura-san ceritakan itu?" kata Keiko juga mengambil koper
miliknya. "Ya. Ayo kita keluar. Siapa tahu dia sudah menunggu kita diluar. Barang-barang
kalian sudah kalian ambil, kan"!" kata Yuki, mereka semua mengangguk. "Bagus. Ayo."
Hakuto menunggu di depan pintu bandara, sambil sesekali melirik jam tangannya dan
melihat ke arah pintu dan memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang. Saat dia melihat ke
arah pintu untuk yang ke sekian kalinya, dia melihat Yuki dan yang lain berjalan ke arahnya.
"Yuki!!" serunya sambil melambaikan tangan. Yuki yang melihat Hakuto, membalas
lambaian Hakuto dan berjalan cepat ke arah Hakuto.
"Hakuto. Lama tak jumpa." sapa Yuki saat dia dan yang lain sudah berada di pintu
bandara. "Yah... Aku sehat, seperti yang kau lihat. Sebaiknya kita langsung menuju hotel tempat
kalian akan menginap. Aku sudah pesan kamar untuk kalian di hotel di dekat "sekolahHakuto sambil
menunjuk mobilnya dengan ibu jarinya. Sebenarnya Yuki ingin bertanya apa
19 sekolah yang dimaksud adalah sekolahnya dulu. Tapi dia tidak ingin bertanya sekarang karena
Hakuto sudah menggiringnya dan yang lain masuk kedalam mobil.
*** Sesampainya di hotel di dekat sekolah Yuri, Hotel Sunrise...
"Nah... Semuanya, aku bermaksud menyampaikan sesuatu pada kalian, terutama kamu,
Yuki." kata Hakuto memulai pembicaraan. Sekarang mereka berada di restoran hotel tersebut.
Meski jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, restoran itu belum tutup, malah semakin ramai.
Tentu saja dengan adanya kafetaria disana.
"Aku?" kata Yuki terheran-heran. Hakuto mengangguk. "Ya. Kamu masih ingat dengan
keluargamu, kan?" tanya Hakuto sambil meminum kopinya. Yuki mengangguk. "Tentu saja.
Memangnya kenapa kamu menanyakan itu?" kata Yuki masih dengan perasaan heran.
"Kajiura-san." panggil Wakana, Yuki menoleh, "Ya?", "Kajiura-san pernah tinggal
disini?" tanya Wakana, "Ya. Aku memang pernah tinggal disini." jawab Yuki, kemudian
menoleh lagi ke arah Hakuto. "Aku tadi pergi ke sekolahmu dulu,
Dan adikmu... Dia bersekolah disekolahmu itu. Kau tahu" Dia sangat mirip denganmu."
kata Hakuto. Kening Yuki berkerut, Adik" Adik yang mana" batinnya bingung. "Adik" Adik
yang mana" Adikku cuma Anjar dan Haruhi..." Yuki teringat sesuatu seketika itu juga dia
mengerti siapa yang dimaksud. "Apa jangan-jangan yang kamu maksud itu..", "Yuri." kata
Hakuto mendahului kata-kata Yuki.
"Yu... ri?"!", "Mm-hmm. Dia sangat mirip denganmu." kata Hakuto menyakinkan Yuki.
"Kalau kamu mau, kamu bisa meneleponnya. Aku punya nomor ponselnya." kata Hakuto sambil
mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.
11 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
20 Sejenak,Yuki gamang menerima ponsel Hakuto, tapi karena keingintahuannya pada adik
yang tak pernah ditemuinya itu semakin besar, dia menerimanya dan menekan nomor Yuri dan
menempelkan ponsel itu ke telinganya.


Fiction Karya Angelia Putri di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

*** Dirumah Yuri... Aku sedang berada dikamar, sehabis makan malam tadi, aku dan Kak Anjar menonton
televisi selama hamper empat jam. Kemudian kembali ke kamar karena aku ingat aku punya PR
yang harus dikumpulkan minggu depan kalau tidak mau dapat hukuman.
"Kak, ini gimana cara penyelesaiannya?" tanyaku saat sedang mengerjakan PR Fisika.
"Hmm... Kalau ini mungkin begini..." katanya sambil menuliskan cara penyelesaiannya
di kertas yang memang kusediakan untuk coret-coret, Ponselku yang ada di dekat kotak pensilku
tiba-tiba berdering, aku langsung mengambilnya dan melihat nama siapa yang meneleponku.
"Pak Hakuto, kak!" kataku menoleh ke arah Kak Anjar. "Cepat angkat Yuri. Siapa tahu itu
penting." kata Kak Anjar. Aku mengangguk lalu segera mengangkat telepon itu.
"Halo?" Sejenak tidak ada jawaban dari seberang sana, aku kembali mengucapkan "haloketiga kalinya.
"I...ini benar, Yuri?" suara diseberang itu mengagetkanku. Suara itu bukan suara Pak
Hakuto. Lalu siapa" tanyaku dalam hati. "Ya. Saya Yuri. Ini siapa?", "Ini... Ini Yuki. Kakak
kamu.". Aku terkesiap mendengarnya, "Kak...Kak Yuki?" Ini...Ini benar-benar...Kakak?"
tanyaku tidak percaya. Air mataku hampir menetes.
21 "Iya... Ini Yuri, kan?", "Iya! Iya, kak!" kataku., "Yuri" Itu... Kak Yuki?" tanya Kak
Anjar setengah berbisik. Aku menoleh kearahnya dan mengangguk pelan. "Iya, kak."
"Yuri... Eh" Oh ya. Nanti kakak akan meneleponmu lagi. Sebaiknya kita bertemu
besok,ya" Teman-teman kakak sudah kecapekan. Kamu besok sekolah, kan?" kata Kak Yuki.
"Eh" Besok" Tidak apa-apa. Aku besok memang masih sekolah. Sampai jumpa besok, Kak."
kataku menutup telepon. *** "Bagaimana" Benar,kan?" kata Hakuto sambil mengambil ponselnya kembali. Yuki
mengangguk. Dia berbohong pada Yuri di telepon tadi karena tidak sanggup menahan air
matanya yang sudah menetes dan hampir terisak. "Ya. Terima kasih."
"Tidak perlu berterima kasih. Lagipula besok kamu akan kuajak menemuinya. Wakanachan dan
yang juga akan ikut." kata Hakuto kemudian . "Untuk apa?" tanya Wakana heran.
"Kalian akan lihat nanti." kata Hakuto dengan senyum penuh arti.
*** Setelah Kak Yuki-meneleponku, pintu kamarku diketuk. Segera saja aku membukanya dan
ternyata Kak Haruhi sudah ada didepan pintu. "Kak Haruhi" Ada apa" Kok, kakak baru pulang
jam segini?" tanyaku. "Tenang, tenang... Sabar, Sebelum itu...", Kak Haruhi tiba-tiba
memelukku, "...Selamat ulang tahun, Yuri!" Katanya. "Hah" Ulang tahun?" kataku bingung.
12 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Oh"! Ya ampun! Benar juga. Selamat ulang tahun ke-15 Yuri." kata Kak Anjar ikut
memelukku. Aku melihat jam dinding. Jam 1 malam, dan sekarang tanggal 6 Agustus... "Oh,
dear... Terima kasih, Kak Anjar, Kak Haruhi." kataku.
22 Aku lupa kalau hari ini ulang tahunku. Setidaknya sekarang sudah tanggal 6 Agustus
meski masih jam 1 malam. "Ini, hadiah dariku." kata Kak Haruhi sambil memberikan kotak
seukuran kardus air mineral gelas. "Besar banget..." kata Kak Anjar memperhatikan kotak yang
terbungkus kertas kado putih bermotif piano berwarna biru muda. "Dari mana kamu dapat uang
buat beli ini?" tanya Kak Anjar.
"Aku kerja part time di kafe kakak temanku. Gajinya, lumayan... Sekitar satu jutaan."
kata Kak Haruhi sambil menduduki kursi belajarku. "Coba dibuka. Siapa tahu kamu suka."
katanya menunjuk kado yang ada ditanganku. "Mm!"
Aku membuka kertas pembungkusnya perlahan, Kak Anjar juga membantuku
membukanya. "Waah...".
Ternyata isinya DVD anime "Pandora Heartsdan DVD live konsernya, juga boneka kelinci berwarna
putih! "Waah... Makasih, kak!" kataku senang sambil memeluk boneka kelinci itu. "Samasama... Oh ya.
Tadi aku dengar kalian lagi bicara. Bicara apa, sih" Ngomongin kakakmu yang
ganteng ini, ya?"?" goda Kak Haruhi. "Yee... Siapa juga yang mau ngomongin kamu?" kata Kak
Anjar menimpuk Kak Haruhi dengan buku kamusku(meski Kak Haruhi lebih tua dari Kak Anjar,
Kak Anjar tidak pernah memanggil Kak Haruhi dengan panggilan "kakterbiasa...)
"Memangnya nggak boleh sedikit berharap"!" sungut Kak Haruhi melempar balik
lemparan Kak Anjar dengan bantal. "Memangnya kalian tadi ngomongin apa, sih?"
"Tadi Yuri cerita, dia ketemu sama Pak Hakuto. Kamu tahu dia, kan" Yang pernah
menawarkan Kak Yuki jadi composer seperti sekarang... Yuri dan teman-temannya
juga ditawari jadi penyanyi tadi siang." kata Kak Anjar. "Pak Hakuto, ya?"!" gumam Kak Haruhi
sambil memegang dagunya. "Kamu mau menerimanya, Yuri?"
Aku menggeleng, "Belum, kak. Rencananya sih, besok. Katanya, dia mau datang
kesekolahku lagi." kataku. "Ooo..."
"Kak Anjar sama Kak Haruhi mau datang kesekolahku, tidak?"
23 "Untuk apa" Bukannya besok itu masih ada pertunjukan" Atau jangan-jangan kamu juga
salah satu pengisi pertunjukan itu?" tanya Kak Anjar. Aku mengangguk mengiyakan. "Tapi
untuk apa?" "Yuri punya firasat, Kak Yuki juga akan datang nanti kesekolah dengan Pak Hakuto.
Kakak mau datang, kan"! Mungkin saja firasat Yuri benar. Selama ini, kan firasat Yuri nggak
pernah meleset?" kataku setengah mendesak.
"Iya... Iya... Kakak akan usahakan datang sama Haruhi." kata Kak Anjar membelai
rambutku. "Sudah jam setengah 2 malam. Kalian cepat tidur. Besok aku ada ulangan kimia, nih...
Pelajaran pertama lagi..." kata Kak Haruhi sambil berjalan ke arah pintu. "Iya... Iya... Kamu
juga cepetan tidur kalau nggak mau ngantuk dikelas besok." kata Kak Anjar setengah mengusir
sambil mengibaskan tangannya.
13 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
*** Di Hotel Sunrise... "Ingat, ya. Besok jam 7 pagi, aku tunggu kalian di restoran tadi untuk pergi sama-sama
ke sekolah Yuri." kata Hakuto saat mereka sedang berjalan menuju kamar tempat Yuki dan yang
lain menginap. "Ya... Ya... Aku tahu." kata Yuki dengan nada suara berat karena kelelahan
sambil membuka pintu kamarnya. Seharian ini dia lelah karena sudah mengadakan konser di
Tokyo dan dia juga harus pergi ke GreenSweet untuk menemui Hakuto. Itu semua sangat
menguras tenaganya. Tapi semua itu tidak membuatnya menyesal datang ke GreenSweet karena dia akan
bertemu dengan Yuri, adik yang tak pernah ditemuinya. Juga Haruhi dan Anjar.
24 "Oke. Selamat beristirahat. Aku harap kalian lebih segar esok pagi. Konbanwa, selamat
malam." kata Hakuto melambaikan tangan saat Yuki akan menutup pintu kamarnya. "Mm.
Konbanwa, selamat malam juga."
*** Sambil berjalan menuju lift, Hakuto meraih ponselnya dan menekan nomor Ari(Pak Ari
maksudnya... Masih ingat,kan?"") dan menunggu jawaban dari teleponnya.
Sementara itu, Ari yang sedang mempersiapkan tenda dan perlengkapan lain untuk
pertunjukan besok kaget karena ponselnya yang ada di saku celananya berdering. "Halo?" kata
Ari. "Halo, Ari. Ini aku, Hakuto. Kamu masih ingat denganku, kan" Jangan bilang kau tidak
ingat karena kita adalah teman semasa SMA!" kata Hakuto sambil bercanda saat mendengar
teleponnya terjawab. "Hahaha... Tentu saja aku ingat. Aku tidak tahu nomor teleponmu, jadi tidak bisa
mengajakmu ikut makan-makan dengan teman seperjuangan. Haha... Ada apa kamu
meneleponku malam-malam begini?"
"Aku hanya ingin kamu mempersiapkan... Hei! Apa kamu sedang mempersiapkan tenda
panggung seperti saat itu?" tanya Hakuto heran karena mendengar bunyi berisik di
telinganya.Telinganya tidak mungkin error disaat seperti ini. "Ya. Besok pertunjukan tadi siang
akan dilanjutkan besok pagi,dan kamu pasti tadi datang kesini, kan"!" kata Ari.
"Ya... Baegitulah. Hahaha..."
Oh ya, besok aku akan datang kesana lagi. Aku menawarkan Yuri dan teman-temannya
menjadi penyanyi,", "Oh ya?" Aku tidak tahu itu tadi. Dan apa yang bisa kubantu, teman?"
25 "Oh, Tidak ada. Aku hanya ingin memberitahu kalau Yuki akan datang kesana sebagai
special guest dan juga sebagai alumni terhormat disana." kata Hakuto sambil memasuki lift dan
menutup pintu lift. "Yuki akan datang" Wah... Sudah lama dia tidak kesini. Apa dia membawa Fiction
Junction-nya?", belum sempat Hakuto menjawab, Ari sudah menyerobot lebih dulu. "Tidak usah
kau bilang, teman. Aku tahu dia membawa mereka. Dan mereka juga akan datang denganmu,
benar" Akan aku persiapkan tempat untukmu dan mereka sebagai special guest." kata Ari.
"Ya ampun... Sifatmu dari dulu tidak berubah. Suka menyerobot lebih dulu sebelum
orang lain bicara. Tapi, kau benar, mereka akan datang bersamaku besok. Oke, pastikan kau
14 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
memang sudah mempersiapkan semuanya. Sampai jumpa besok." kata Hakuto menutup telepon.
26 TIGA Pagi harinya di Hotel Sunrise...
"Kajiura-san!! Otanjyobi omedetooo!! Selamat ulang tahun!!" sapa Keiko sambil
memeluk Yuki yang baru saja bangun tidur. Wakana, Kaori, Yuriko, dan Yuuka lalu
menyanyikan lagu selamat ulang tahun dalam bahasa Jepang pada Yuki yang masih
terbengongbengong heran melihat itu semua.
"Ada apa?" tanya Yuki bingung. "Kajiura-san, hari ini, kan ulang tahun Kajiura-san.
Kajiura-san lupa, ya?" kata Keiko. Yuki mengerjapkan matanya beberapa kali dan menepuk
keningnya, dan menyadari sesuatu. "Ya ampun... Aku lupa... Terima kasih, Keiko-chan,
semuanya. Terima kasih." kata Yuki tersenyum dan membungkuk pelan.
"Ya sudah. Ayo Kajiura-san siap-siap. Hakuto-san pasti sudah menunggu. Sekarang
memang masih jam 5 pagi, tapi kita harus cepat bergegas karena kita semua juga belum
bersiapsiap." kata Yuuka tersenyum geli. "Hei, tapi kita sendiri belum siap-siap, kan?" kata Yuriko.
Yuuka tersenyum, "Memang. Lebih baik kita sarapan dulu. Siapa tahu Hakuto-san sudah ada
disana." *** Dirumah Yuri... "Yuri... Ayo bangun..."
27 Aku mengerjap mata beberapa kali dan bangun perlahan, "Mmm?"?"?" kataku masih
setengah mengantuk. "Ayo siap-siap. Mandi terus sarapan. Haruhi sudah menunggu dibawah. Kakak tunggu
disini sampai kamu selesai mandi. Jadi, cepatlah." kata Kak Anjar sambil mendorongku ke
kamar mandi. "Iya... Iya..."
Setelah mandi dan berganti baju, aku an Kak Anjar turun ke bawah, ke ruang makan.
sambil menenteng tas sekolah, aku turun sambil sesekali menyisir rambutku dengan jari.
"Lho" Haruhi mana?" gumam Kak Anjar saat melihat Kak Haruhi tidak ada di ruang
makan. "Mungkin sudah ada diluar?" terkaku. Tiba-tiba pembantu rumah kami, Lina datang
sambil membawa baki berisi dua gelas jus jeruk, "Nona Yuri sudah bangun?" sapanya saat
melihatku. Aku tersenyum.
"Mungkin juga... Ya sudah! Kamu cepat sarapan. Kakak mau lihat keluar sebentar, siapa
tahu Haruhi sudah ada diluar." kata Kak Anjar beranjak keluar. "Lho" Kakak nggak sarapan?",
"Sudah. Sebelum kamu bangun." Katanya sambil mengambil segelas jus jeruk yang dibawakan
Lina dan meminumnya. "Kakak keluar dulu. Kamu cepat sarapan."
Setelah selesai sarapan, aku cepat-cepat memakai sepatuku dan bergegas keluar. Diluar,
Kak Anjar dan Kak Haruhi ternyata sudah menugguku di mobil. "Yuri... Ayo cepat!" sahut Kak
Haruhi. "Iya!" sahutku balik.
"Nggak ada yang ketinggalan, kan?" tanya Kak Anjar, aku menggeleng. "Bagus. Ayo
kita berangkat." 15 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
*** Di Hotel Sunrise... 28 Hakuto menunggu Yuki dan yang lain di restoran kemarin. Sesekali dia menyesap
cappuccino hangatnya. Pagi-pagi memeng enak minum yang hangat-hangat.
Saat melihat ke arah pintu restoran, dia melihat Yuki dan yang lain memasuki restoran
dan menoleh-noleh mencari seseorang dan Hakuto langsung berseru pada mereka. "Yuki!
Disini!" seru Hakuto. Yuki melihat itu dan mengajak yang lain untuk ke tempat Hakuto.
"Selamat pagi, Hakuto-san. Sudah menunggu lama?" tanya Yuuka, Hakuto menggeleng, "Tidak
juga. Aku juga baru datang." kata Hakuto, "Oh ya, pesan makanan saja dulu. Setelah itu kita
akan berangkat." kata Hakuto.
Yuuka lalu memanggil pelayan dan menyebutkan pesanannya dan yang lain, kecuali
Yuki. Dia hanya memesan secangkir teh hijau. Kebanyakan yang lain memesan roti bakar
dengan selai ataupun daging dan secangkir kopi.
"Kajiura-san tidak pesan apa-apa lagi?" tanya Keiko sehabis mereka memesan makanan,
"Mm... Tidak. Aku sedang tidak lapar." jawab Yuki tersenyum.
Setelah pesanan mereka datang, Hakuto menceritakan niatnya datang ke sekolah Yuri.
"Nanti, setelah kalian sarapan, kita akan pergi kesekolah Yuri, atau lebih tepatnya sekolahmu
dulu, Yuki." katanya memulai pembicaraan. Yuki mengangguk, kemudian menyesap tehnya.
"Dan kulihat kailan belum bersiap-siap, ya?" kata Hakuto memperhatikan penampilan Yuki dan
yang lain. Memang, tadi mereka merayakan ulang tahun Yuki, padahal mereka sudah diberitahu
untuk cepat bersiap-siap oleh Yuuka.
"Ya... Kami tadi merayakan ulang tahun Kajiura-san. Jadi kami belum sempat bersiapsiap." kata
Keiko tersenyum malu. "Oh ya. Hari ini kamu ulang tahun, ya. Omedeto, selamat
ulang tahun, Yuki" kata Hakuto. "Mm. Terima kasih."
"Sebaiknya kalian cepat menghabiskan sarapan kalian. Sebentar lagi kita berangkat.
Pakai saja baju kalian yang menurut kalian paling pas untuk tampil dipanggung." kata Hakuto.
"Memangnya kenapa" Apa kami akan tampil dipanggung?" tanya Wakana. Rasanya mereka
hanya diberitahu untuk mengunjungi sekolah Yuki dan menemui adiknya. "Ya. Karena kalian
akan mendampingi Teman-teman Yuri menyanyi." kata Hakuto.
29 "Wah... Kalihatannya asyik." kata Yuriko. "Ya. Sepertinya seru juga." timpal Kaori.
"Sudahlah... Kalian cepat habiskan sarapan kalian, setelah itu kita kembali ke kamar untuk
bersiap-siap." kata Yuki mengingatkan.
*** Mobil yang dibawa Kak Haruhi sudah sampai didepan gerbang sekolahku. Aku lalu turun dari
mobil dan mengingatkan Kak Haruhi dan Kak Anjar untuk datang kesekolahku nanti.
"Ingat, ya, kak. Nanti datang kesekolahku. Sekolah kakak, kan juga mengadakan hari
bebas belajar hari ini." kataku saat membuka pintu mobil. Memang sekolahku dan sekolah Kak
Anjar dan Kak Haruhi satu komplek dengan sekolah yang lain. Hampir sepanjang jalan ke
sekolahku, semuanya adalah sekolah. Nama komplek sekolah ini adalah International School,
"Iya." sahut Kak Anjar. "Ya sudah. Aku berangkat, ya, kak." kataku melambaikan tangan pada
Kak Anjar yang membuka kaca jendela mobil. "Ya. Kami juga berangkat, ya."
16 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Setelah mobil Kak Haruhi agak menjauh, aku berbalik dan berjalan ke gerbang sekolah.
Di depan kelas, aku bertemu Deria yang seperetinya sengaja menungguku. Aku lalu
menyapa sambil berjalan ke arahnya.
"Deria." "Hai." balas Deria. "Ngapain kamu disini?" tanyaku saat sudah ada dihadapannya. "Aku
tadi disuruh Pak Ari mencarimu. Juga yang lain. Katanya kita disuruh pergi ganti baju lagi.
Pertunjukn kemarin, kan dilanjutkan hari ini." katanya, "Ooo... Terus, mana yang lain?"
"Gama belum datang, kalau Farhan sama Irwan tadi sudah kuberitahu, tapi
mereka mau jajan dulu ke kantin. Irwan katanya belum sarapan. Nayla dan Tami belum
kuberitahu. Makanya aku nunggu kamu. Kita sekalian ke kelas mereka berdua."
"Iya, deh. Tunggu sebentar, ya." kataku sambil masuk ke dalam kelas, menuju bangkuku
dan meletakkan tasku diatas meja. "Ayo." kataku.
30 Selama berjalan ke kelas Nayla dan Tami, Deria mengajak ngobrol terus. Aku hanya
mengiyakan saja apa yang dikatakannya karena aku sudah terbiasa dengan ocehan Deria. "Aku
juga mau sekalian nagih hutang Nayla dan Tami.", "Hutang apaan?" tanyaku. "Hutang komik.
Uang untuk bayar 2 komik yang dibeli Nayla belum semuanya dia kasih, kalau Tami hanya
hutang 1 komik. Itupun bayarnya nunggak melulu." kata Deria. Aku hanya manggut-manggut
paham. Saat akan masuk ke kelas Nayla dan Tami, ternyata mereka sudah ada di kelas. "Hai, Kak
Yuri, Kak Deria." sapa Tami. "Hai juga."
"Tami, Nayla. Bayar hutang kalian, dong." kata Deria mengarahkan tangannya pada
Nayla dan Tami. "Iya, kak.Nih." kata Nayla mengangsurkan uang pada Deria. "Nih, kak." Tami
juga menyerahkan uang pada Deria.
"Oh ya. Kita disuruh ganti baju lagi. Hari ini, kan kita melanjutkan pertunjukan
kemarin." kataku. "O iya. Terus, Kak Farhan, Kak Irwan, sama Kak Gama mana" Kok nggak
kelihatan?" tanya Tami. "Gama tadi belum datang, kalau Farhan sama Irwan sudah datang, tapi
mereka ke kantin dulu. Katanya, sih jajan." ujar Deria. "Mendingan kita ke ruang praktik jahit
kemarin. Baju-baju yang kita pakai, kan disimpan disana." kataku. Mereka mengangguk dan
kami keluar kelas dan berbalik ke ruang praktik jahit tempat kami ganti baju kemarin.
Baru saja aku berbalik, aku hampir bertubrukan dengan seseorang yang juga berjalan ke
arah kami, "Aduh!"


Fiction Karya Angelia Putri di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku hampir terjatuh kalau tanganku tidak ditahan oleh orang yang menabrakku tadi.
"Yuri?" Aku mendongakkan kepala. Ternyata Gama. "Lho, Gama" Kamu baru datang?" tanyaku.
"Ya. Tadi aku baru saja datang. Tadi aku ketemu dengan Farhan dan Irwan, katanya pertunjukan
kemarin dilanjutkan, kan?" kata Gama.
"Iya. Kami mau ke ruang praktik jahit kemarin, mau ganti baju. Kok Farhan sama Irwan
nggak kelihatan" Mereka berdua nggak bareng kamu?" tanya Deria. Gama menggeleng,
"Mereka berdua sudah kesana. Tadi aku menaruh tas dulu di kelas. Aku juga baru mau ke sana."
kata Gama. 31 "Kita sekalian saja bareng kesana. Lagipiula sekarang sudah hampir jam setengah 7.
Bisa-bisa Pak Ari sudah nyariin kita." kata Tami melirik jam tangan digitalnya. "Mm! Yuk, kita
kesana." ajak Nayla.
Saat sampai didepan pintu ruang praktik itu, Gama melarangku membuka pintu terlebih
dahulu. "Kenapa?" tanyaku heran, "Biar aku saja dulu yang masuk. Kalau kulihat sepertinya
mereka berdua sudah ada didalam dan lagi ganti baju." kata Gama. "Iya, Yuri. Gama saja yang
17 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
membuka pintu lebih dulu." dukung Deria. "Iya. Iya." kataku, lalu menjauh sedikit dari pintu.
Gama lalu membukanya sedikit dan melihat sekilas kedalam, "Mereka berdua ada didalam." kata
Gama pelan. "Kalau gitu, kakak masuk saja lebih dulu." kata Nayla.
Pintu itu lalu dibuka oleh Gama dengan satu sentakan pelan, tapi cukup mengejutkan dua
orang yang ada didalam ruangan itu,
"Hello!!!" Irwan terkejut karena pintu dibuka tiba-tiba, kulihat Farhan juga terkejut, tapi syukurlah
dia sudah berganti baju sementara Irwan masih memakai bajunya, karena terkejut tadi dia hampir
terjatuh dan hampir menduduki kursi yang terdapat alat-alat menjahit. Dan juga ada jarum jahit.
"Ya ampun, Gama... Ketok pintu dulu, kek! Kaget, nih..." kata Irwan berdiri dan mempercepat
memasang kancing bajunya. "Ya... Sorry." kata Gama nyengir.
"Kalian sudah ganti baju belum" Kami mau ganti baju,nih..." kata Deria. "Sebentar
lagi..." kata Irwan, "Ambil dulu baju kalian dilemari." kata Gama sambil mengambil bajunya
dilemari yang kemarin. "Ah, kalian." Aku menoleh kebelakang, ternyata Bu Nia dan Bu Sarina. "Selamat pagi, bu." kataku
memberi salam. "Selamat pagi juga. Kalian sudah selesai ganti baju" Kalau sudah, sini, ibu mau
menata rambut kalian." kata Bu Nia.
*** 32 Sementara itu di Hotel Sunrise...
"Wakana-chan, dimana topiku?" tanya Keiko sambil mencari-cari sesuatu disekitar meja
disamping tempat tidur, "Topi apa" Oh... Topimu ada di atas koper, kan" Kamu sendiri yang
menaruhnya." sahut Wakana sambil memasang kalungnya.
"O iya.", Keiko lalu mengambil topinya yang tersembul diantara koper-koper mereka.
Dan memasangnya dikepalanya. Sementara yang lain juga sibuk berdandan.
"Ya ampun... Kalian belum siap?" tanya Yuki yang baru saja ke kamar mandi, "Sebentar
lagi, Kajiura-san." kata Yuuka sambil memoles bedak pada Kaori. Karena tidak ada penata rias,
mereka bergantian mendandani yang lain. "Cepatlah. Kita akan segera menemui Hakuto
dibawah. Sini, Keiko-chan, biar aku yang mendandani kalian"
Sementara itu di lobi hotel, Hakuto sudah menunggu Yuki dan yang lain.
Beberapa detik kemudian pintu lift disamping meja resepsionis terbuka. Yuki dan yang
lain keluar dari lift. "Bagaimana" Sudah siap?" tanya Hakuto saat Yuki dan yang lain sudah
berada didepannya. Yuki mengangguk diikuti yang lain. "Bagus. Ayo kita Berangkat."
*** "Irwan! Yang benar, dong! Mau ditata seperti apa?" tanya Bu Sarina. Kami memang sedang
ditata rambutnya oleh Bu Nia dan Bu Sarina. Kami berenam sudah selesai menata rambut, hanya
Irwan saja yang belum ditata rambutnya. Dia selalu menyela terlebih dahulu saat rambutnya akan
ditata, seperti, "Yang gaya Kim Hyun Joong, deh...", lalu, "Gaya Lee Min Ho.." dan yang
terakhir, "Gayanya Kim Bum.."
"Irwan..." kata Bu Sarina dibuat-buat, "Apaan, bu?", "Lebih baik rambut kamu ibu kasih
gaya botak saja. Mau?" kata Bu Sarina jengkal. "Hah?"?" Jangan. Jangan! Iya, deh... Gaya Kim
Hyun Joong saja, deh." kata Irwan nyengir. "Dasar." gumam Bu Sarina.
33 18 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Oh ya. Sebaiknya kalian yang sudah siap cepat ke kelas Yuri yang dekat dengan tenda
panggung, ya. Biar si Irwan menyelesaikan tatanan rambutnya." kata Bu Nia.
"Ya, Bu Nia. Kalau gitu kami permisi dulu. Irwan, cepat, ya!" kata Farhan. "Iya... Iya..."
kata Irwan tanpa menengok kebelakang.
Setelah menutup pintu, kami berjalan menuju kelasku. Beberapa anak anak kelas lain
sudah mulai berdatangan, dan langsung menduduki kursi yang disediakan diluar ruangan.
*** Sementara itu, Hakuto dan yang lain sudah sampai didepan gerbang sekolah yang dimaksud
Hakuto. Beberapa anak-anak SMA ataupun SMP dikomplek sekolah itu, begitu melihat Yuki dan
Fiction Junction, langsung histeris dan sibuk mengeluarkan ponsel untuk berfoto bersama
ataupun buku dan pulpen untuk minta tanda tangan (seperti di Indonesia, ya"!).
"Nah... Ayo kita masuk. Jangan hiraukan mereka..." kata Hakuto sambil melangkah
masuk ke dalam area sekolah itu. Yuki dan yang lain lalu mengikuti Hakuto masuk ke sekolah
itu. "Kajiura-san, ini sekolah Kajiura-san, ya?" kata Yuriko yang disambut anggukan dari
Yuki. "Ya. Ini adalah sekolahku." jawabnya. "Wah... Keren..." gumam Keiko kagum.
Di lobi sekolah, Ari ternyata sudah menunggu mereka. Begitu melihat Hakuto, Yuki, dan
yang lain, dia langsung menyambutnya, "Hai, Hakuto." sapa Ari.
"Hai juga Ari." sapa Hakuto balik. "Yuki, apa kabar?" sapa Ari pada Yuki. Yuki
membungkukkan badan dan menyapa balik. Itu adalah kebiasaan orang Jepang jika
disapa(kecuali kalau sedang ada dijalan.Kalau dijalan,membungkuk sedikit atau tersenyum saja
sudah cukup). "Baik. Apa kabar juga Ari-sensei?" kata Yuki.
"Aku baik." 34 "Oh ya. Ada yang ingin kubicarakan." kata Hakuto pada Ari, dia lalu menoleh pada Yuki
dan yang lain, "Sebaiknya kalian pergi ke ruang kelas itu. Kalian tunggu saja disana." katnya
menunjuk kelas yang dekat dengan tenda panggung. Mereka mengangguk lalu pergi ke ruang
kelas yang ditunjuk Hakuto.
*** "Ya ampun... Dimana gelangku?" aku baru sadar saat aku sudah akan masuk ke dalam kelas,
aku tidak memakai gelang yang diberi Kak Anjar ditanganku, "Gelang apa?", "Gelang yang tadi
kupakai. Apa jangan-jangan tertinggal di ruang praktik saat kita ganti baju?" kataku. "Mungkin!"
Apa kita kesana dulu?" usul Nayla. "Ya. Aku kesana sebentar, ya." kataku berbalik dan berlari
pelan ke ruang praktik tadi. "Eh, kak, ikut!" sahut Tami sambil menyusulku. "Aku juga ikut!"
kata Deria. Dan akhirnya semuanya mengikutiku ke ruang praktik.
*** "Disini, ya?" kata Yuuka saat sampai di ruang kelas yang ditunjuk Hakuto tadi. "Ya. Mungkin
disini. Ayo kita masuk." ajak Keiko. Yuki tidak sadar, kalau kelas yang ditunjuk Hakuto tadi
adalah kelasnya dulu dan sekarang adalah kelas Yuri. Dan baru menyadarinya saat punggungnya
ditepuk pelan oleh Kaori. "Kajiura-san" Apa ini ruang kelas yang ditunjuk Hakuto-san tadi?"
kata Kaori. Yuki mendongak melihat papan nama kelas yang tergantung di samping pintu ruang
itu. "Ya. Sepertinya yang ini. Ayo masuk." katanya.
19 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Saat memasuki ruang kelas itu, Keiko dan yang lain langsung menduduki kursi yang ada
disitu, "Ruangan ini sejuk, ya?" kata Yuriko. "Hmm... Ya, lumayan sejuk. Mungkin karena sinar
matahari dan anginnya yang berhembus pelan"! Apalagi di situ ada AC. Lihat." kata Keiko
menunjuk AC yang ada di dinding pojok kelas itu.
35 Yuuka melihat-lihat seluruh isi kelas itu. Sementara Kaori melihat-lihat sebuah album
foto yang dia temukan di lemari dikelas tersebut yang kebetulan terbuka. Kaori melihat-lihat
semua foto itu, sampai dia menemukan sebuah foto, "Yuuka-chan, Wakana-chan, coba lihat,"
panggil Kaori. Yuuka dan Wakana menoleh bersamaan dan langsung berjalan ke arah Kaori. "Ada apa?"
tanya Wakana. Yuki yang tidak memperhatikan itu hanya duduk dan melihat-lihat sekeling kelas itu,
sampai ia juga dipanggil oleh Kaori. "Kajiura-san,", "Ya?", "Kemari sebentar." kata Yuuka.
Yuki lalu berjalan ke arah mereka bertiga, Keiko dan Yuriko asyik bercerita tentang
konser kemarin di pojok kelas itu sambil melihat pemandangan taman yang kebetulan mereka
lihat dari jendela. "Ada apa?" tanya Yuki saat sudah ada didepan mereka. "Kajiura-san, bisa
terjemahkan kalimat ini?" kata Wakana sambil menunjuk sebaris kalimat dibawah sebuah foto.
Yuki melihat sejenak kalimat itu, lalu menerjemahkannya, "Di Taman Rekreasi
"Heaven 28 Januari 2010. Yuri(kiri), Aria(tengah), dan Fania(kanan)." ujarnya menterjemahkan. "Hei, Kajiura-san! Nama anak yang ada disisi kiri ini namanya Yuri." kata Kaori. "Ya.
Anak ini yang namanya Yuri." timpal Yuuka. Yuki hanya termenung melihat foto itu sampai
Yuri dan yang lain muncul di pintu kelas dan terkejut melihat Yuki dan yang lain yang sedang
berada disitu. "Hei, siapa kalian?"tanya Deria.
*** Saat aku dan yang lain baru akan masuk ke dalam kelas, aku merasa agak aneh karena di dalam
kelas ada suara orang. Padahal semua anak-anak ada di tenda di lapangan.
"Eh, ada suara orang di dalam kelas." ujarku pelan.
36 20 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"He-eh! Ada suara orang." kata Nayla mengangguk.
"Lebih baik kita masuk untuk memastikannya." kata Irwan menunjuk pintu kelas. "Benar
juga. Biar aku yang masuk duluan." kata Deria melangkah duluan ke pintu kelas.
Dan saat dia baru melangkah, dia tertegun sesaat dipintu kelas. Aku jadi bingung dengan
sikap Deria itu. "Ada apa, Deria" Siapa yang ada didalam?" tanyaku sambil ikut menjejeri Deria.
Dan sekarang aku melihat ada enam orang yang ada disitu. Yang lain juga ikut melihatnya.
"Hei, siapa kalian?" tanya Deria.
Orang-orang itu memalingkan percakapan mereka dan menoleh kearah kami. Aku lalu
menyikut lengan Deria, "Der, yang sopan, dong kalau ada orang! Coba lihat baik-baik... itu
Fiction Junction." bisikku.
"Eh?" Setelah melihat lebih jelas, dia menarik nafas, wajahnya juga tampak merah saking
malunya. "Benar..." desisnya.
"Anu... Maaf, kami hanya disuruh menunggu disini." kata orang yang sedang memegang
buku album kelas dalam bahasa Jepang. Aku mengenalinya sebagai Yuuka Nanri, vokalis Fiction
Junction. Juga yang lain, 2 orang yang sedang duduk di pojok kelas itu Keiko Kubota dan Yuriko
Kaida. yang juga memegang album foto yang dipegang Yuuka itu Kaori Oda. Yah... aku
memang mengenal dan hafal nama-nama mereka. Termasuk salah satunya ada lagi. Anggota
Kalafina, proyek baru Yuki Kajiura, Hikaru Masai. Tapi aku terenyak melihat siapa yang ada
disamping Yuuka Nanri itu. Kak Yuki! kataku dalam hati.
"Oh... Tidak apa-apa, kok." kataku tersenyum, "Ya, tidak apa-apa. Kebetulan ini kelas
Kak Yuri juga." kata Tami ikut menimpali dalam bahasa Jepang juga. Aku dan yang lain sangat
fasih berbahasa Jepang karena kami sering pergi ke Negeri Sakura itu dalam rangka rekreasi
sekolah atau aku yang mengajak teman-teman sekelasku untuk liburan di villa ku di Hokkaido.
Karena di sekolah, kami mempelajari sekitar tujuh bahasa. Bahasa Inggris, bahasa Jerman,
bahasa Prancis, bahasa Italia, bahasa Korea, bahasa Jepang, dan juga bahasa Mandarin.
37 "Kamu pasti Yuri, kan?" tanya Kaori, aku mengangguk, "Iya,Kaori-san." Kataku agak
canggung. "Panggil saja aku dengan kata Oneesan." Kata Kaori. Aku mengangguk sambil
tersenyum. Aku mendengar Kak Kaori mengatakan sesuatu dengan suara pelan pada Kak Yuki, tapi
aku bisa mendengarnya samar-samar. "Kajiura-san... Itu Yuri."
Kak Yuki menatapku dan berjalan pelan ke arahku. Aku bengong melihat Kak Yuki
berjalan ke arahku sampai lenganku disikut Tami. "Kak Yuri!"
Aku baru sadar saat disikut Tami, Kak Yuki sudah ada didepanku. Matanya agak
berkaca-kaca. "Kamu... Kamu Yuri, kan?" tanyanya, suaranya agak bergetar seperti sedang
menahan tangis. Aku mengangguk pelan sambil berkata, "Mm. Aku... Yuri"
Tiba-tiba saja dia langsung memelukku sambil menangis. "Eh" Kok..."
Aku hanya diam dipeluk seperti itu, entah kenapa, aku tidak bergeming dari posisiku ini.
"Yuri... Kakak kangen sama kamu sayang..." bisiknya pelan ditelingaku. Aku tersenyum samar
mendengarnya. "Kakak kenapa ada disini?" tanyaku saat Kak Yuki melepaskan pelukannya. "Bukannya
kakak kemarin bilang kalau kakak mau ketemu kamu?" katnya tersenyum. Sejenak aku
mengerutkan kening,lalu menepuk dahiku karena ingat percakapan ditelepon kemarin, "O iya."
kataku. "Tapi aku nggak tahu kalau kakak akan dating ke sini.", aku tidak menduga kalau Kak
Yuki akan datang kesekolahku, jadi aku tidak sadar.
"Wah... Kalian manis-manis, ya." puji Kak Yuuka melihat kami. Aku melihat Irwan
(yang sudah datang) sekilas sedang berbisik pada Farhan, "Serasa mimpi bisa ketemu mereka...
21 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
cewek-cewek cantik nan imut...", "Hush! Kamu itu ngoceh melulu." semprot Farhan.
"Oya, mana Pak Hakuto?" tanya Nayla, "Hakuto-san sedang bersama Ari-san." kata Kak
Wakana. "Ooo... Begitu..."
"Kita keluar, yuk. Siapa tahu mereka mencari kita." kataku. "Iya, kak. Tadi samar-samar
aku dengar suara Pak Ari lagi nyari kita, deh." Kata Nayla. "Hah" Masa?" kata Deria kaget.
38 "Sudah... Ayo kita keluar dulu..." kataku.
Aku lalu berbalik dan melihat Pak Ari, juga Pak Hakuto sudah berdiri di pintu kelas.
"Eh... Pak Ari..." kataku nyengir. Yang lain lalu mengikuti arah pandanganku dan juga ikut
nyengir. "Haduh... Ternyata kalian ada disini. Bapak kira kalian nyungsep ke tong sampah." kata
Pak Ari mencoba bercanda. "Nggak lucu, Pak. Masa kami nyungsepnya ke tong sampah?" sahut
Irwan yang langsung dapat jitakan dari Deria. "Hush! Jangan asal ngomong, dong, Irwan! Itu
gurumu lho!" tegurnya. "Iya... Iya..." sungut Irwan sambil mengelus-elus kepalanya.
"Kalian itu sebentar lagi tampil, nih... Ayo cepat kalian kesana." kata Pak Ari menunjuk
tenda panggung. "Kami juga, pak?" tanya Irwan sambil menunjuk dirinya, Farhan dan Gama dan
berlagak bego (Haduuuhh!!! Bohlam begonya lagi nyala!). "Ya iyalah! Gama, Farhan, sama
kamu juga ikut kesana." kata Pak Ari. "Oh... Aku kira kami disuruh menemani Fiction Junction
ini..." Pletak! Satu pukulan lambat tapi keras kembali mendarat dikepala Irwan, dan itu dari aku.
"Aduh! Apaan, sih, Yuri" Sakit, nh..." rintihnya, "Jangan ngomong sembarangan, dong!"
kataku. "Ya ampun... Aku, kan cuma bercanda... Hah... Nasib deh jadi cowok ganteng. Selalu
diperhatiin...", "Mau lagi?" ancam Deria, Irwan cepat-cepat pasang senyum lebar tanda
bersalah, "He... Peace... Damai..." katanya.
"Udah, ah! Ayo kita cepat kesana!" kataku, lalu menoleh ke arah Kak Yuki dan juga Pak
Ari, "Kak, kami kesana dulu, ya.Pak Ari, kami kesana dulu." kataku, "Ya., aku lalu berlari kecil
ke panggung diikuti yang lain.
*** 39 Setelah Yuri dan yang lain agak jauh, Ari lalu mengajak Hakuto dan yang lain ke kursi yang
disediakan paling depan di tenda penontonnya.
"Yak, Hakuto, Yuki dan yang lain. Ayo ke kursi special guest yang khusus disiapkan
disana." katanya menunjuk kursi yang terletak di paling depan tenda penonton.
40 EMPAT "Yak... Anak-anak! Mohon perhatiannya!!!" seru Ari yang membawakan acara. Anakanak yang
tadinya berbicara sendiri langsung terdiam mendengar seruan Ari.
"Hari ini kita akan melanjutkan pertunjukan kemarin!!!"
"HORAAYY!!!" "Dan kita juga kedatangan special guest, Pak Hakuto Fukushima dari perusahaan
entertainment terkemuka yang sudah melahirkan banyak artis dengan label perusahaannya..."
22 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"YUHUU!!!" "...Dan juga kita kedatangan alumni sekolah kita 15 tahun yang lalu. Memang terdengar
lama dan aneh, ya"! Tapi dia adalah artis yang mungkin sebagian anak-anak kenal dari anime
Jepang. Yuki Kajiura yang juga Kakak Yuri dan juga Fiction Junction!!!!"
YEEIII!!!!!" "Sambutannya meriah, ya"!" kata Keiko pada Kaori yang duduk disebelahnya. "Mm!
Sangat meriah." katanya. "Coba lihat panggung itu. mirip sekali dengan yang ada di Tokyo
kemarin. Sewaktu kita konser juga seperti itu." kata Keiko lagi. Kaori mengangguk.
"Dan inilah Yuri... dan teman-temannya!!!!"


Fiction Karya Angelia Putri di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"HORAAY!!!!!!" *** 41 "Sudah dipanggil, tuh! Ayo!" kataku pada yang lain, karena kami ada dibelakang pangung.
"Mm!" kata mereka mengangguk.
Aku lalu berjalan lebih dulu. Tapi dasar Irwan... Dia selalu minta dia yang lebih dulu.
Dan bisa ditebak, dia "tebar pesona"Nah... Mereka semua sudah ada didepan, ada yang mau beri
saran sebelum mereka main?" tanya Pak Ari pada anak-anak yang langsung disambut gegap-gempita oleh mereka.
"Farhan nyanyi lagi!!!!"
Atau, "Nyanyi lagu-lagunya Fiction Junction, dong!!!!"
Juga, "Yuri sama Farhan nyanyi duet!!!"
"Tami sama Gama duet gitar,dong!!!"
"Nayla nyanyi bareng Gama!!!!"
Dan masih banyak lagi. "Tenang, tenang! Begini saja... Kita ijinkan Fiction Junction duet dengan mereka dalam
lagu "Parallel Heartsakan berduet, dan terakhir, duet antara Yuri dan Farhan. Bagaimana"!
Setuju?"?""
"SETUJUUU!!!!!!!!!"
"Ayo, Yuki. Majulah. Temani adikmu bermain keyboardnya. Wakana-chan, Keiko-chan,
Kaori-chan, Yuriko-chan juga. Ayo maju." kata Hakuto seperti mempersilahkan.
"Ya. Ayo kita maju kedepan. Yuuka-chan tungu disini, ya." Kata Yuki sambil berdiri dari
kursinya dan berjalan kedepan panggung diikuti Wakana, Keiko, Kaori, dan Yuriko.
"HOREEYYY!!!!" "Tepuk tangan untuk mereka semua..."
42 Tami lalu menyerahkan mikrofon tambahan dari samping panggung dan memberikannya
pada Kak Wakana, Kak Yuriko, Kak Kaori, dan juga Kak Keiko. "Ini oneesan.", "Arigatou,
terimakasih, Tami-chan." kata Kak Keiko.
Sementara aku ditemani Kak Yuki bermain keyboard. Dan dia duduk disebelahku.
"And... It *** Ternyata Kak Wakana berduet dengan Deria! Tami dengan Kak Keiko, Nayla dengan Kak
Kaori, dan Kak Yuriko... Sendirian(kasihan juga, ya...). Seharusnya aku mengajak Kumala juga
untuk berduet dengan Kak Yuriko. kataku dalam hati
23 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Sambil memainkan keyboard dibantu Kak Yuki, sesekali mataku melihat ke arah lain.
Kulihat Tami dan Kak Keiko menikmati duet mereka, mungkin karena suara mereka hampir
sama. Suara nge-bass! Nayla dan Deria juga tampak menikmatinya.
Aku juga melihat ke arah penonton, dan mataku tertuju pada 2 orang yang ada disamping
tenda penonton. "Kak Anjar! Kak Haruhi!" kataku pelan. "Ada apa Yuri?" tanya Kak Yuki. Aku
menoleh ke arah Kak Yuki dan berkata kalau Kak Anjar danKak Haruhi ada disini. Melihat kami
memainkan keyboard. "Kak Yuki, lihat disamping tenda penonton itu. Itu Kak Anjar sama Kak
Haruhi!" kataku menujuk Kak Anjar dan Kak Haruhi yang ada di samping tenda itu.
KakYuki mengikuti arah jariku. "Iya, kan?" kataku. Kak Yuki lalu menoleh ke arahku
dan mengangguk. "Mm... Ya." katanya.
"Boku ni kaeritsuku made... ..", itu suara Kak Wakana dan Deria! Aku lalu
menyesuaikan permainanku sesuai petunjuk Kak Yuki dalam klimaks lagu "Parallel
Hearts"YUHUUU!!!"
43 "Yak... Itulah tadi penampilan mereka!!!" seru Pak Ari sambil berjalan ke arah kami.
"Nah... Sesuai kesepakatan kita tadi, Yuri akan berduet keyboard dengan Yuki,"
"HOREE!!!" "Nah... Yuri akan memainkan lagu apa?" tanya Pak Ari. Aku mengetik-ngetuk daguku,
lalu menjawab, "Lagu "Lacie"Mm... Lacie."
"Oke. Lagu yang akan mereka mainkan adalah Lacie. Semua setuju?"?"
"SETUJUU!!!" "Oke, silahkan bermain. Dan yang lain, ayo kita kesana."
Setelah Deria dan yang lain pergi. Kak Yuki menyemangatiku. Soalnya aku lumayan
gugup! Lagu Lacie ini komposisinya sangat susah dan harus dimainkan oleh 2 orang. Semoga
saja aku bisa. Kebetulan keyboard yang disediakan ada dua. Jadi, semoga aku bisa!
*** "Tepuk tangan semuanya!!!!"
PLOK! PLOK! PLOK!!!! Akhirnya... kataku lega dalam hati. Aku bisa memainkan lagu Lacie dengan lancar. Aku
senang mereka menyukai permainan keyboardku. "Yuri, kamu hebat." puji Kak Yuki. "Makasih,
kak." kataku senang.
"Nah... Acara selanjutnya adalah duet antara Tami, Nayla dan Gama. Yuri dan Yuki
silahkan duduk disana dulu, ya!" Oke, acara kita lanjutkan!!"
44 *** "Permainanmu bagus sekali Yuri." puji Deria. "Makasih..." kataku. "Iya. Permainan Yuri-chan
sangat bagus..." kata Kak Wakana ikut memuji. "Mm. Makasih Wakana oneesan."
"Hai, Yuri!" Aku menoleh kebelakang. "Kumala" Hai juga." kataku.
"Eh, ada Kajiura-san. Halo" sapa Kumala pada Kak Yuki, aku meoleh ke arah Kak Yuki,
Kak Yuki kenal dengan Kumala,ya"! pikirku.
"Hai, Kumala." sapa Kak Yuki.
24 Pendekar Bayangan Sukma Petaka Cinta Berdarah m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Kak. Kak Yuki kenal dengan Kumala?" tanyaku, "Ya. Kakak mengenalnya dari Hakuto.
Dia, kan anak Hakuto." kata Kak Yuki menunjuk Pak Hakuto yang sedang mengobrol dengan
Pak Ari. "Ooo..."
"Kajiura-san kesini karena dipanggil papa, ya?" tanya Kumala. "Mm-hmm."
"Oh... Pantas saja... Aku kira ada apa sampai Pak Ari bilang ada special guest kesini."
kata Kumala manggut-manggut.
"Kumala, Duduk sini, deh." tawar Deria. Kumala menggeleng.
"Mm. Makasih, tapi aku mau ke kantin dulu. Aku lapar... Hehe... Sudah, ya. Dah..."
kata Kumala beranjak pergi.
Saat Kumala pergi, Kak Anjar dan Kak Haruhi datang.
"Hai Yuri..." "Kak Anjar!" "Kak Yuki." panggilku karena Kak Yuki bengong melihat Kak Anjar dan Kak Haruhi
ada disini. Kulihat Kak Anjar dan Kak Haruhi juga sempat bengong melihat Kak Yuki.
45 "Kak Anjar" Kak Haruhi?" panggilku, "Kok, pada bengong semua?"" kataku. Tami,
Nayla, dan Gama masih berduet, dan kurasa karena suara background musik yang agak
keras(dan ditambah sorak-sorai teman-teman)suraku tidak terdengar oleh mereka.
"Anjar... Haruhi..." suara Kak Yuki terdengar samar-samar. Aku menoleh ke arah Kak
Anjar da Kak Haruhi, melihat reaksi mereka.
"Kak..." "Kakak... Kangen dengan kalian... Ternyata kalian sudah sebesar ini..." Kak Yuki mulai
menangis. Kak Anjar juga. Kak Haruhi sepertinya berusaha menahan tangis. Untung temanteman
yang lain terfokus pada duet Tami, Nayla, sama Gama. Jadi mereka tidak melihat adegan
ini. "Aku... Aku juga, kak." jawab Kak Anjar samar-samar. Aku tersenyum samar
mendengar itu. "Yaa... Itulah penampilan mereka bertiga!!! Tepuk tangan semuanya!!!"
Aku menoleh ke depan, mereka bertiga ternyata sudah selesai berduet. Dan Pak Ari ada
diantara mereka. "Tepuk tangan semuanya!!!!!"
"Wah... Ternyata Tami bisa bermain gitar, ya"! Jarang-jarang ada gitaris perempuan
disekolah ini. Gama juga hebat. Permainan bass-nya bagus sekali. Benar tidak?"?""
"BETUULL!!!!" "Oke, sekarang, the final of this activity program is... Duet Yuri dan Farhan!!!!"
"YEEIII" "Aku maju dulu, ya, kak." kataku bangun dari tempat dudukku. "Iya." jawab mereka
bertiga(Kak Yuki,Kak Anjar dan Kak Haruhi) hampir berbarengan. Aku sempat bengong
mendengarnya lalu segera maju kedepan, Farhan sudah ada didepan.
"Nah... Yuri, Farhan, mau memainkan lagu apa?" tanya Pak Ari saat aku sudah berdiri
didepan. 46 "Hmm..." "Nyanyi lagu "Dont Say You Love Meakustiknya." usul Farhan. "Mm! Boleh juga. Kami berdua
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
25Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar | http://cerita-silat.mywapblog.com | Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar pdf created by Saiful Bahri (Seletreng - Situbondo) pd 22-04-2016 18:11:01
mau memainkan lagu Dont Say You
Love Me"Wah... pilihan lagunya romantis, nih... Oke! Semuanya, ini dia, duet Yuri dan
Farhan!!!!" *** Beberapa saat kemudian setelah duet Yuri dan Farhan selesai...
"Tepuk tangan semua!!!!" seru Pak Ari
PLOK!! PLOK!! PLOK!!! "Wah... Tak terasa sudah 2 jam berakhir, ya!" Bagaimana" Semuanya suka?""
"SUKA!!!!" "Nah... Sekarang semua pertunjukan ini sudah selesai. Dan sekarang, sampai jumpa
besok disekolah. Oke anak-anak"!"
Semua lalu berdiri dan mulai meninggalkan sekolah,
"Yuri... Kamu hebat. Keren, lho!" puji Deria sambil berlari kecil ke arahku. "Makasih."
"Kamu hebat, Yuri." Pak Hakuto tiba-tiba sudah ada didepanku. Begitu juga dengan Kak
Yuki, Kak Anjar, Kak Haruhi, dan Kak Wakana dan yang lain. Nayla dan yang lain juga ikut
menghampiriku dan Farhan.
"Hei, bagaimana kalau kita berfoto bersama sebagai kenang-kenagan" Ari!" seru Pak
Hakuto pada Pak Ari yang sedang membereskan kursi-kursi di tenda penonton, menoleh. "Ya"!"
47 "Tolong foto kami semua dengan kamera ini." kata Pak Hakuto mrnyerahkan kamera
digital yang ada disaku jasnya. "Tentu. Ayo. Semuanya berpose bersama," kata Pak Ari
mengarahkan kamera itu pada kami. Cepat kami berpose sebelum Pak Ari mengambil foto.
"Siap" Satu... Dua... Tiga!"
"Yak, sudah selesai." kata Pak Ari, "Terima kasih, Ari." kata Pak Hakuto berterima
kasih. "Papa!!!" Kami menoleh ke arah suara itu. "Kumala" Ada apa?" tanya Pak Hakuto, Kumala sedang
berlari kearah kami, "Itu..." kata Kumala terengah-engah, "Tenang... Tenang... Tarik nafas
pelan-pelan... Hembuskan pelan-pelan." kata Irwan, Kumala mengangguk lalu menarik nafas
pelan-pelan lalu menghembuskan dengan perlahan pula. "Nah... Sekarang ceritakan ada apa."
kata Irwan. "Itu... Ada wartawan bergerombol dipintu gerbang! Mereka mau meliput Kajiura-san
dan yang lain..." ujar Kumala, "Apa" Warta..."
Belum sempat Irwan melanjutkan perkataannya, segerombol wartawan menyerbu ke arah
kami. Aku merasa sekujur tubuhku menegang. Aku memang tidak suka wartawan sejak
kecelakaan setahun lalu. "Yuri... Kamu nggak apa-apa, sayang?" tanya Kak Anjar, "Ng... Nggak." kataku
berbohong. "Haruhi,kita harus pergi dari sini. Badan Yuri mulai menggigil,nih..."
"Ya, aku tahu. Kak Yuki dan yang lain sebaiknya juga ikut."
"Memangnya Yuri-chan kenapa?" tanya Kak Kaori, "Nanti saja dijelaskan, oneesan.
Sebaiknya kita pergi dulu." dukung Deria.
"Baiklah... Hakuto, kita harus pergi dari sini sebelum keadaan Yuri semakin buruk."
"Ya, kita akan pergi sekarang, Kumala, kamu ikut tidak?" tanya Pak Hakuto. "Nggak, pa.
1 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Biar aku sama teman-teman yang bakal mencoba menghalangi wartawan-wartawan itu. Ya, kan,
48 teman-teman"!" katanya menoleh ke arah teman-temannya yang ada dibelakangnya. Mereka
mengangguk. "Baiklah. Ayo kita pergi."
"Yuri... Tahan sebentar lagi, ya?" kata Kak Anjar menuntunku berlari. Kak Haruhi juga.
Aku mengangguk pelan. "Ayo! Ayo! Minggir!!" kata Kumala lantang menghalau gerombolan wartawan itu
dibantu teman-temannya. Kumala membuka jalan untuk kami keluar.
"Cepat kalian masuk ke dalam mobilku. Haruhi, kamu membawa Gama, Farhan, dan
Irwan. Antar mereka pulang." kata Pak Hakuto membuka pintu mobilnya. "Ya. Ayo, kalian
bertiga, cepat masuk."
"Yuri, ayo masuk." kata Kak Anjar. Aku lalu masuk perlahan dan bersandar dikursi
mobil. "Baiklah. Anatoki, kita pergi ke hotel Sunrise."
*** "Yuri... Ini. Minum obatnya dulu."
Aku mengambil sebutir tablet dan botol air putih yang disodorkan Kak Anjar dan
menelan tablet itu disertai beberapa tegukan air putih. "Mm... Makasih, kak." kataku sambil
mengelap mulutku yang agak basah dengan tanganku.
"Lebih baik kamu tidur sebentar. Nanti kakak bangunin kalau kita sudah sampai. Ya"!"
Aku menurut karena kepalaku masih terasa pusing. Dan menyandarkan kepalaku
dipundak Kak Anjar dan memejamkan mata.
*** 49 "Anjar." panggil Yuki. "Mm?""
"Memangnya Yuri kenapa?" tanyanya cemas memperhatikan Yuri yang sepertinya sudah
tidur, "Yuri cuma agak ketakutan saja, kak. Tidak ada masalah, kok." kata Anjar. "Memangnya
Yuri-chan takut karena apa " Er..." kata Wakana bingung memanggil Anjar.
"Anjar. Anjar Fadilla." kata Anjar seakan mengerti. "Tak perlu. Yuri selalu cerita tentang
kalian semua, Fiction Junction." kata Anjar saat Wakana akan memperkenalkan dirinya,
"Wakana Ootaki,", lalu Anjar menoleh ke arah Yuriko, Kaori, Keiko, dan Yuuka sambil
menyebutkan nama mereka. "Yuriko Kaida,", "Keiko Kubota,", "Kaori Oda,", "Dan Yuuka
Nanri." katanya. Mereka hanya tersenyum mendengar perkataan Anjar. "Yuri takut dengan wartawan."
kata Anjar, "Kenapa?" tanya Keiko, "Oh ya. Ngomong-ngomong, nama kalian bertiga siapa?"
tanya Yuriko menunjuk Nayla, Tami, dan Deria.
"Aku Nayla Nishimura."
"Tami Ishida." "Deria Nabilla."
"Yuri takut dengan wartawan karena kecelakaan setahun lalu, oneesan." jawab Deria.
"Kecelakaan" Kecelakaan apa?" tanya Kaori.
"Dia ditabrak mobil." kata Anjar membelai rambut Yuri yang tertidur pulas
disampingnya. "Di, ditabrak mobil" Bagaimana ceritanya?" tanya Yuki tegang. "Kajiura-san...
Tenanglah..." kata Yuuka.
2 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Itu terjadi waktu Yuri ikut lomba modeling di London. Dia termasuk tiga besar
mewakili kota ini bersama Cantika dan Luciana. Waktu itu, ada yang mendorongnya ke jalan
yang penuh dengan mobil yang melaju kencang saat dia sibuk memberikan jawaban pada
wartawan yang bertanya-tanya padanya," kata Anjar.
50 "Dan karena dia pakai gaun panjang dan memakai sepatu hak tinggi, Yuri nggak sempat
menyelamatkan diri, dan...", "Dia tertabrak?" kata Yuriko. Anjar mengangguk mengiyakan.
"Dan tidak ada yang tahu siapa yang mendorongnya ke jalanan?" tanya Wakana.
"Sampai sekarang tidak. Dan karena kecelakaan itu, Yuri takut berpapasan dengan wartawan
yang bergerombol." Kata Anjar menunduk.
"Sebenarnya aku tahu siapa yang mendorongnya." kata Deria tiba-tiba. "Memangnya
siapa, kak?" tanya Tami, "Dia..."
"Hei... Kita sudah sampai di Hotel Sunrise. Apa kalian ingin mengambil barang-barang
kalian?" kata Hakuto menyela perkataan Deria.
"Eh" Mengambil barang-barang kami?" tanya Yuriko bingung. "Kita akan menginap di
rumahku." kata Yuki menjawab pertanyaan Yuriko. "Kita akan menginap di rumah Kajiurasan?"
tanya Keiko. "Mm." kata Yuki mengangguk.
"Baiklah. Kami akan mengambil barang-barang kami juga Kajiura-san. Kajiura-san
tunggu saja disini. Hakuto-san bisa membantu kami membawa barang-barang kami selain
petugas hotel,kan?" tanya Yuuka menoleh ke arah Hakuto yang sudah ada diluar mobil. "Yup!
Aku memang berniat membantu kalian. Ayo."
"Kajiura-san, kami mengambil barang-barang kita dulu, ya." kata Kaori ikut keluar
setelah Keiko, Wakana, Yuriko, dan Yuuka juga keluar. "Ya."
Setelah mereka pergi, Yuki mengambil sekaleng soft drink dari kulkas mini di mobil itu
dan membukanya. "Haduh... Capek juga. Kemarin baru saja selesai konser. Sampai kesini sudah
jam 1 malam." kata Yuki bersandar sambil meminum soft drink-nya sedikit-sedikit.
"Memanganya Kak Yuki konser dimana?" tanya Tami. "Di Tokyo.", "Ooo...".
"Dan tadi pagi aku dibangunkan karena hari ini ulang tahunku. Mereka itu benar-benar
ingat dengan hari ulang tahunku, ya"!" kata Yuki lagi.
51

Fiction Karya Angelia Putri di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"O iya. Kak Yuki, kan hari ini ulang tahun." kata Anjar menepuk keningnya. "Yuri juga
ulang tahun hari ini." kata Anjar lagi. "Oya?" Wah... Ini benar-benar kejutan untukku." kata
Yuki senang. "Kenapa nggak dirayakan bareng-bareng nanti malam Kak Anjar?" usul Deria.
"Iya! Kan, asyik!" timpal Tami.
"Wah... Benar juga. Pasti akan meriah. Nanti aku akan memberitahu Haruhi. Kak Yuki
nggak keberatan, kan?" kata Anjar. "Tentu tidak. Aku malah senang. Undang saja teman-teman
kalian.pasti lebih meriah. Kalau mau aku dan mereka akan bernyanyi untuk ulang tahunku dan
Yuri hari ini." kata Yuki sambil mengusulkan. "Itu ide bagus! Aku akan memberitahu Haruhi
untuk meminjam meja kursi dari caf? tempatnya kerja sambilan. Aku akan mendekorasi taman
belakang. Kalian undang teman-teman kalian, ya" Deria, Nayla, Tami." kata Anjar menoleh pada
merka bertiga. "Tentu saja Kak!" kata mereka berbarengan. "Oya, kak, kenapa Kak Haruhi kerja
sambilan?" tanya Nayla. "Katanya sih, dia ditawari temannya karena caf? temannya itu
kekurangan pegawai. Haruhi mau saja. Katanya juga untuk cari pengalaman." jawab Anjar
"Hhmm...?""
Tiba-tiba Yuri bangun. Mereka serentak menoleh ke arah Yuri yang terbangun sambil
3 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mengucek-ucek matanya. "Yuri, kamu sudah bangun, ya?" tanya Yuki senang.
*** Aku terbangun gara-gara ada suara orang-orang sedang berbicara. Dan suara pertama yang
kudengar saat aku bangun adalah suara Kak Yuki.
"Yuri, kamu sudah bangun, ya?" tanyanya tersenyum.
52 "Mm..." aku mengangguk. "Kak Anjar, kita lagi ada dimana?" tanyaku saat melihat
sekeliling. Seperti di basement(atau yang biasa disebut tempat parkir) sebuah hotel.
"Kita lagi di Hotel Sunrise, tempat Kak Yuki dan yang lain menginap kemarin. Mereka
kesini buat mengambil barang-barang mereka. Mereka, termasuk Kak Yuki akan menginap
dirumah kita." "Yang benar" Beneran, Kak Yuki?" tanyaku mengerjap-ngerjapkan mataku senang.
"Iya... Kakak akan menginap dirumah.", "dan akan merayakan ulang tahun kita."
"Kita?"" tanyaku bingung. "Lho" Kan, ulang tahunmu sama dengan Kak Yuki... kamu,
kan nge-fans banget dengan kakakmu ini sampai tanggal ulang tahunnya saja kamu hapal
banget."kata Kak Anjar. "Eh?" Oh iya!" kataku, "Hehe... Aku lupa, kak..." kataku nyengir.
"Huu... Dasar pelupa." gurau Deria. "Yee... Kan itu memang sifat dasar manusia.
Pelupa" Ya, kan?" kataku. "Kok kata-kata Kak Yuri mirip dengan Bu Santi, guru biologi?" kata
Tami. "Yee... Dibilangin..." kataku pura-pura cemberut.
Mereka malah tertawa melihatku pura-pura cemberut. Aku lalu ikut tertawa karena
tingkahku tadi. "Oya... Yuri, kamu nggak apa-apa, kan?" tanya Kak Yuki. "Nggak. Nggak apaapa,
kok, Kak Yuki. Sudah agak mendingan." kataku.
"Oya. Soal yang mendorong Yuri kejalanan tadi," kata Deria. Aku menoleh kearahnya,
"Maksudnya?". "Tadi, saat kamu tidur, aku,Kak Anjar cerita tentang kecelakaan setahun lalu. Soal kamu tertekan
kalau lihat gerombolan wartawan itu... Aku tahu siapa yang mendorongmu waktu itu." katanya.
"Memangnya siapa, Kak Deria?" tanya Nayla. "Cantika."
"Masa?" Kayaknya dia nggak ada niat jahat buat Kak Yuri kecelakaan, deh.Wajahnya
kalem begitu." kata Nayla terkejut. "Yee... Biar kalem tapi hati jahat" Kan,siapa tahu...
Kayaknya dia iri sama Yuri, deh. Soalnya waktu itu dia tidak dapat juara. Yuri, kan waktu itu
juara pertama. Juara internasional." kata Deria menyakinkan .
53 "Masa Cantika?" gumam Kak Yuki.
"Beneran Kak Yuki! Aku mendengarnya sendiri. Dia berbisik pelan pada Kumala yang
ada disebelahku, dan aku mendengarnya dengan jelas. Katanya, unutuk membuktikan kalau aku
memberinya ucapan selamat yang nggak dia duga.katanya." kata Deria agak keras.
"Wow, wow... Sabar, kak... Easy, easy..." kata Tami. "Tapi, masa Cantika tega, sih?"
kataku masih agak tidak percaya.
"Kalau Kumala, sih aku rasa nggak. Tuh anak baik banget. Nggak seperti Cantika.
Buktinya, sekarang kamu sering tertekan saat berhadapan dengan segerombol wartawan."
"Itu kan soal lain!" kataku. "Whatever, lah. Yang penting, aku sudah memberitahu siapa
yang mendorongmu waktu itu. Lebih baik kamu coba percaya kata-kataku. Aku nggak bohong,
Sumpah!" kata Deria. "Aku percaya, kok..." kataku.
4 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Maaf lama." Aku menoleh ke arah pintu mobil. "Yuuka-chan" Kenapa?" tanya Kak Yuki.
"Tadi... Agak lama menunggu. Lift-nya sedang diperbaiki. Jadi kami terpaksa
menunggu, dariapada capek-capek naik-turun tangga. "katanya sambil membuka bagasi
belakang mobil dan memasukkan 2 koper. "Mana yang lain?" tanya Kak Yuki.
"Kaori-chan dan yang lain juga sedang menuju kesini. Ah! Itu mereka." katanya
menunjuk Kak Kaori dan yang lain yang juga membawa kopernya. "Koper Kajiura-san sudah
aku masukkan. Teman-teman, ayo!" kata Kak Yuuka saat Kak Yuki mau bertanya lagi. "Oh...
Begitu." Setelah semua koper mereka sudah ditaruh di bagasi belakang mobil, kami lalu menuju
rumahku. "Yak! Anatoki, ayo kerumah Yuri. Kau tahu jalannya, kan?" tanya Pak Hakuto
sebelum berangkat. "Tentu. Saya sering melewati rumahnya saat mengantar Kumala-san
kerumah temannya di daerah didekat rumah Yuri-san." jawabnya. "Bagus. Kalau begitu, ayo
berangkat." 54 LIMA Sekarang mobil yang membawa kami sudah sampai didepan gerbang rumahku. Kak Anjar lalu
turun sebentar untuk membuka pintu pagar agar mobil ini bisa masuk.
"Yak! Kita sudah sampai. Ayo turun." kataku membuka pintu mobil.
"Eh, Yuri, aku sama Nayla dan Tami pulang dulu, ya. Nanti malam kami akan
kerumahmu lagi. Kan, nanti ada pesta ulang tahunmu sama Kak Yuki." kata Deria saat dia turun
dari mobil. "Iya. Undang teman-teman yang lain juga, ya. Oya! Gama, Farhan, sama Irwan juga
diberitahu." kataku.
"Memangnya rumah kalian ada dimana?" tanya kak Wakana. "Tidak jauh. Hanya 2
belokan dari rumah Kak Yuri. Rumah Kak Gama, Kak Farhan, sama Kak Irwan juga ada
dikomplek rumah ini."jawab Nayla. "Oh... Begitu." kata Kak Wakana mengangguk-angguk
mengerti. "Mm! Sudah, ya. Kami pulang dulu. Permisi semuanya." pamit Deria.
"Oya. Pak Hakuto," panggil Kak Anjar, pada Pak Hakuto yang akan pergi dengan
mobilnya "Ya?" "Nanti malam, anda datang kesini, ya. Untuk merayakan ulang tahun Kak Yuki dan Yuri
hari ini. Ajak saja keluarga anda." kata Kak Anjar. "Ya. Nanti malam saya akan kesini lagi.
Lagipula Yuri dan teman-temannya belum menjawab pertanyaan kemarin. Baiklah semuanya,
sampai jumpa.". Lalu Pak Hakuto menutup kaca mobilnya dan berlalu.
"Ayo, kita masuk."
Kak Anjar membuka pintu dan aku masuk lebih dulu. "Wah... Rumah Kajiura-san
bagus..." gumam Kak Keiko memuji. "Iya. Dekorasinya indah." kata Kak Wakana menimpali.
55 "Kak Yuki sama Yuri istirahat dulu dikamar Yuri. Wakana oneesan dan yang lain juga.
Dendam Asmara 2 Pendekar Hina Kelana 19 Sepasang Walet Merah Tikam Samurai 4
^