Pencarian

Kisah Para Nabiallah 13

Kisah Para Nabiallah Bagian 13


Debu-debu peperangan mulai berterbangan yang menyertai tanda-tanda kekalahan pasukan
Mekah. Sementara itu, para pemanah yang diletakkan Rasulullah saw di suatu tempat yang
strategis berpikir untuk memperoleh ganimah. Pasukan Mekah telah kalah dan mereka telah
melarikan diri dari pasukan Muslim, maka bagaimana seandainya para pemanah turun dari
tempat mereka untuk mengumpulkan harta rampasan dan ganimah. Rasulullah saw telah
mengingatkan mereka agar jangan meninggalkan tempat mereka, apa pun yang terjadi tetapi
pasukan pemanah itu justru berkhianat dan menentang perintah Nabi saw setelah mereka
membayangkan bahwa peperangan telah selesai dan keuntungan akan diperoleh pasukan
Madinah yang beriman. Pasukan pemanah mengira bahwa Allah SWT akan menutupi kesalahan mereka dan akan
melindungi mereka sehingga mereka berhasil mengambil harta rampasan dan ganimah.
Sungguh keikhlasan telah tercabut dari hati sebagian pasukan. Belum lama hal tersebut
berlangsung sehingga terjadilah perubahan yang drastis pada peperangan. Pemimpin pasukan
berkuda musyirik dalam peperangan Uhud yaitu Khalid bin Walid yang kemudian ia menjadi
tokoh Muslim adalah orang yang sangat jenius dalam peperangan. Begitu ia melihat pasukan
pemanah lari dari tempat mereka, maka ia melihat celah yang terbuka di tengah-tengah kaum
Muslim, sehingga ia segera memutarkan kudanya dan disertai pasukan yang mengikutinya.
Kemudian ia menyerang kaum Muslim dari belakang. Serangan yang dilakukan Khalid itu
sangat cepat dan sangat mengejutkan. Orang-orang musyrik mengambil kesempatan emas.
Mereka yang tadinya lari, kini mereka menarik diri dan justru menyerang kembali.
Pasukan Muslim dikepung dari dua arah oleh pasukan berkuda: satu dari belakang dan yang
lain dari depan. Kemudian berjatuhanlah korban-korban dari pasukan Muhammad bin Abdillah.
Banyak di antara mereka yang mati sebagai syahid saat mempertahankan dan melindungi
Rasulullah saw, bahkan sang Nabi pun hidungnya terluka dan giginya pun runtuh dan kepala
beliau yang mulia terluka sehingga beliau mengucurkan darah.
Kemudian tersebarlah isu bahwa Muhammad saw telah meninggal. Ketika mendengar itu, kaum
Muslim sangat terpukul dan sangat sedih sehingga kaum Muslim pun terpecah-pecah.
Sebagian mereka kembali ke Mekah dan sekelompok yang lain ke atas gunung dan mereka
tetap menjaga Nabi saw yang mulia. Ketika mendengar kematian Nabi, Anas bin Nadhir berkata
kepada kaumnya: "Bangkitlah kalian dan matilah seperti kematiannya. Apa yang kalian lakukan
setelah kalian hidup sesudahnya."
Pasukan Muslim tetap bertahan dan melakukan peperangan, lalu tekanan kaum musyrik
semakin berat kepada Nabi saw dan para sahabatnya. Kemudian terjadilah kejadian yang
paling sulit dalam sejarah umat Islam. Nabi saw berteriak saat melihat kaum musyrik
menekannya dan berusaha membunuhnya: "Barangsiapa yang dapat mengusir mereka dariku,
maka baginya surga."
Mendengar perkataan itu, kaum Muslim segera mengitari Nabi saw dan melindungi beliau
sehingga banyak dari mereka berguguran sebagai syahid. Bahkan sahabat-sahabat Abu
Juanah melindungi Nabi saw sampai-sampai punggungnya dipenuhi dengan anak-anak panah.
Ia bagaikan baju besi yang dipakai kepada Nabi saw dan ia tetap kokoh melindungi sang Nabi
saw. Kemudian berubahlah keadaan karena keteguhan dan keberanian yang diperlihatkan oleh
kaum Muslim. Pasukan Mekah merasa puas dan mereka memilih untuk menarik diri. Saat itu
orang-orang Quraisy tidak lebih sedikit penderitaannya daripada orang-orang Muslim.
Setelah peperangan yang dahsyat itu, kaum musyrik menarik diri setelah mereka berhasil
membunuh beberapa orang Muslim, bahkan mereka berhasil melukai pemimpin pasukan yaitu
sang Nabi saw. Semua itu terjadi karena satu kesalahan yaitu kesalahan terletak pada
7 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
penentangan dan pembangkangan para pemanah terhadap perintah sang Rasul saw dan
usaha mereka untuk meninggalkan tempat mereka.
Ketika sebagian kelompok dari sahabat kehilangan pengorbanan dan kehilangan sikap ikhlas
dalam hati mereka, maka kesalahan tersebut harus dibayar oleh tentara yang paling berani dan
mulia di antara mereka yaitu sang Nabi saw. Langit tidak ikut campur untuk menyelamatkan
pasukan Islam itu. Kesalahan kaum Muslim itu harus dibayar oleh Rasul saw di mana wajah
beliau pun terluka bahkan keluar darah yang cukup deras dari luka beliau sehingga setiap kali
dituangkan air di atas luka itu, maka darah pun semakin deras mengucur. Darah itu tidak
berhenti kecuali setelah dibakarkan potongan tembikar lalu dilekatkan di atasnya.
Luka beliau bukan hanya bersifat materi tetapi luka spiritual beliau dan ruhani beliau pun
semakin bertambah. Ini beliau rasakan ketika mendengar bahwa pamannya Hamzah gugur
sebagai syahid dan tidak cukup dengan itu, bahkan istri Abu Sofyan yaitu Hindun membelah
perutnya dan mengeluarkan jantungnya serta mengunyahnya dengan mulutnya. Semua itu
semakin menambah kesedihan sang Nabi.
Kaum Quraisy menguasi pasukan Muslim dan mereka memberlakukan dan menekan kaum
Muslim secara aniaya. Seandainya bukan karena rahmat Allah SWT niscaya kaum Muslim akan
mengalami kekalahan yang telak. Kemudian turunlah dalam Al-Qur'an al-Karim ayat-ayat yang
mendidik kaum Muslim agar mereka benar-benar ikhlas dan memahamkan mereka bahwa
kekalahan mereka sebagai akibat dari adanya pasukan di antara mereka yang menginginkan
dunia meskipun di antara mereka ada sebagian yang menginginkan akhirat. Jika terjadi
demikian, maka tidak adajalan untuk memperoleh kemenangan. Ini bukanlah hal yang
diinginkan oleh pasukan Muslim, yang diharapkan adalah hendaklah semua pasukan tertuju
untuk mencapai ridha Allah SWT dan hanya mengharapkan akhirat. Jika demikian halnya,
maka Allah SWT akan memberi mereka dunia dan akhirat.
Allah SWT berfirman dan menceritakan peperangan Uhud dalam surah Ali 'Imran:
"Di antaramu ada orang yang menghendahi dunia dan di antara kamu ada orangyang
menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu;
dan sesungguhnya Allah telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang
dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman." (QS. Ali 'Imran:: 152)
Allah SWT memaafkan hal itu. Orang-orang Muslim kini menghitung jumlah korban mereka dan
mengobati orang-orang yang terluka. Rasulullah saw bertanya tentang pamannya Hamzah, dan
ketika beliau mendapatinya di tengah-tengah sahabat yang gugur, dan orang-orang kafir telah
merusak jasadnya, maka beliau berkata dalam keadaan menangis: "Tidak akan ada orang yang
akan tertimpa sepertimu selama-lamanya."
Kemudian Nabi saw berdiri dan memuji Allah SWT lalu beliau memerintahkan untuk
mengembalikan orang-orang yang terbunuh dari kaum Muslim ke tempat asal mereka di mana
mereka terbunuh. Saat itu keluarga mereka telah membawanya ke kuburan kemudian Nabi saw
mengumpulkan kedua orang laki-laki dari pahlawan-pahlawan Uhud dalam satu pakaian dan
beliau bertanya siapa di antara keduanya yang paling banyak mengambil manfaat dari AlQur'an.
Jika diisyaratkan kepada salah satunya, maka beliau akan mendahulukannya untuk
dimasukan dalam liang lahad.
Rasulullah saw juga memerintahkan agar mereka dikebumikan dengan darah mereka dan
beliau pun tidak mensalati mereka, serta tidak memandikan mereka. Allah SWT ingin
memperlihatkan bagaimana mereka dibangkitkan pada hari kiamat lalu beliau bersabda: "Tiada
seorang pun yang terluka di jalan Allah SWT kecuali Allah SWT membangkitkannya di hari
kiamat dalam keadaan di mana Iukanya akan mengucur darah. Warna itu adalah warna darah
dan baunya seperti minyak misik."
Bukanlah penderitaan yang dalam yang merupakan pelajaran yang harus dimengerti kaum
Muslim dari peperangan Uhud sebagai akibat dari pembangkangan mereka dari perintah Rasul
8 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
saw dan ketidaktaatan mereka kepadanya, tetapi wahyu juga menurunkan berbagai pelajaran
yang lain yang dapat dimanfaatkan. Pelajaran yang terpenting setelah pelajaran kesetiaan
adalah penjelasan tentang central utama yang di situ kaum Muslim berkumpul. Pribadi
Rasulullah saw bukanlah markas yang di situ kaum Muslim berkumpul yang ketika pribadi
Rasulullah saw yang mulia pergi karena satu dan lain hal, maka orang-orang Muslim akan pergi
dan meninggalkan beliau. Tidak seharusnya pribadi Rasul saw menjadi markas atau central
tetapi yang menjadi central dari semuanya adalah pemikiran beliau. Itulah yang paling penting.
Demikianlah bahwa Al-Qur'an al-Karim mencela orang-orang yang meletakkan senjatanya
ketika tersebar isu terbunuhnya Nabi saw. Islam tidak akan mencapai puncaknya ketika kaum
Muslim berkumpul di sisi Rasulullah saw saat beliau masih hidup namun ketika beliau terbunuh
atau mati, maka mereka murtad di mana mereka membuang senjatanya dan pergi mengurusi
diri mereka sendiri. Orang-orang Islam adalah orang-orang yang mengikuti prinsip bukan
mengikuti pribadi. Muhammad bin Abdillah memang seorang pemimpin manusia dan Imam
para rasul dan penutup para nabi, dan sebagai makhluk Allah SWT yang paling mulia, namun
ini semua tidak membenarkan bahwa seorang Muslim diperbolehkan untuk meletakkan
senjatanya ketika Rasul saw wahfat atau terbunuh. Hendaklah seorang Muslim memanggul
senjatanya dan tidak membuang dari tangannya kecuali dalam dua keadaan: pertama ketika ia
telah memperoleh kemenangan dan kedua ketika ia telah mati.
Nas Al-Qur'an menjelaskan secara gamblang hubungan kaum Muslim dengan akidah Islam,
bukan dengan pribadi sang Rasul saw. Allah SWT berfirman:
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasul. Apakahjika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (tnurtad)"
Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maha ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada
Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orangyang bersyukur." (QS.
Ali 'Imran: 144) Demikianlah bahwa peperangan Uhud telah membawa dampak yang luar biasa terhadap kaum
Muslim, utamanya terhadap Nabi saw. Orang-orang yang terbunuh di perang Uhud adalah
sahabat-sahabat yang paling mulia dan paling banyak imannya. Mereka adalah pilihan dari
orang-orang Muslim yang pertama; mereka memikul beban dakwah di saat-saat yang sulit
bahkan mereka harus berhadapan dan memusuhi kerabat mereka dan teman-teman mereka;
mereka menjadi terasing saat menyatakan keislaman mereka sebelum hijrah dan sesudahnya;
mereka telah menginfakkan harta; mereka berjuang di jalan Allah SWT; mereka telah bersabar
dalam menanggung berbagai macam penderitaan, dan ketika datang saat yang paling
berbahaya dan pasukan Islam telah terkepung di mana jiwa Rasul saw telah terancam, mereka
justru mencurahkan darah mereka bagaikan lautan yang menenggelamkan orang-orang kafir
dan mereka mampu melindungi sang Rasul saw dan mengubah jalan peperangan serta
menyelamatkan akidah tauhid.
Peperangan Uhud bukanlah pengorbanan pertama yang dilakukan oleh kaum Muslim dan
bukanlah merupakan peperangan yang terakhir. Ia adalah satu peperangan di antara cukup
banyak peperangan yang dilalui oleh Islam untuk menyebarkan kalimat Allah SWT di muka
bumi dan membimbing hamba-hamba-Nya. Begitu juga pengorbanan Rasul saw, dan
peperangan Uhud bukanlah pengorbanan yang pertama terhadap Islam dan bukan juga yang
terakhir. Rasulullah saw telah hidup setelah diutusnya kepada manusia di mana beliau telah
memberikan semuanya untuk kehidupan dan untuk dakwah; beliau tidak memiliki dirinya
sendiri; beliau tidak memboroskan waktunya dengan sia-sia bahkan beliau beristirahat sedikit
saja. Semua kehidupan beliau diberikan kepada dakwah dan untuk Islam. Beliau menjalani
berbagai macam peperangan dan beliau memikul berbagai macam penderitaan dan belum
lama beliau lari dari suatu problem kecuali beliau berhadapan dengan problem yang baru dan
9 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
lain; belum lama beliau menyelesaikan suatu krisis kecuali beliau menghadapi krisis yang lain.
Demikianlah kehidupan sang Nabi saw di mana beliau selalu memberikan kontribusi dan
sumbangannya demi kepentingan agama Allah SWT.
Silakan Anda mengamati kehidupan sang Rasul saw dari sudut manapun yang Anda inginkan
niscaya Anda tidak akan menemukan sudut dari sudut-suduut kehidupan beliau kecuali dimulai
dan dipenuhi dengan pergulatan yang hebat.
Rasulullah saw telah melalui pergulatan militer dalam berbagai macam pertempuran yang silih
berganti yang beliau lakukan. Beliau memulai pergulatan politiknya yang terwujud dalam
perundingan-perundingan dan surat-surat yang beliau kirimkan kepada penguasa dan para raja
di berbagai negara agar mereka memeluk Islam, bahkan beliau melakukan pergulatannya
dalam masalah pribadi di rumah tangga. Rumah tangga beliau pun tidak kosong dari
pergulatan. Beliau adalah pejuang sejati dalam setiap waktu. Kalau kita mengenal Nabi Ibrahim
sebagai seorang musafir di jalan Allah SWT, maka Muhammad bin Abdillah adalah seorang
pejuang di jalan Allah SWT. Belum lama peperangan Uhud berakhir sehingga pengaruhpengaruh
buruknya berbekas pada kaum Muslim. Orang-orang Arab Badui mulai berani
bersikap kurang ajar kepada mereka, demikianjuga orang-orang Yahudi, apalagi orang-orang
munafik dan tidak ketinggalan orang-orang Quraisy pun mulai menyudutkan kaum Muslim.
Kemudian datanglah utusan dari kabilah Arab kepada Rasul saw dan mereka mengatakan
kepada beliau bahwa mereka mendengar tentang Islam dan mereka ingin memeluknya, maka
hendaklah beliau mengutus kepada mereka beberapa dai dan mubalig untuk mengajari mereka
tentang dasar-dasar agama. Nabi saw mengutus bersama mereka sekelompok para dai yang
dipimpin oleh 'Ashim bin Tsabit. Temyata orang-orang itu berkhianat atas para sahabat-sahabat
yang berdakwah itu dan mereka pun dibunuh. Bahkan tiga di antara mereka ditawan dan dijual
di Mekah. Dijualnya mereka di Mekah berarti mereka diserahkan pada kelompok orang-orang
Quraisy yang telah lama menunggu untuk menangkap kaum Muslim. Kaum Quraisy Mekah
membunuh tiga tawanan kaum Muslim itu. Orang-orang Muslim sangat sedih mendengar daidai
Allah SWT itu terbunuh dengan cara yang begitu tragis.
Ketika datang kepada Nabi saw orang-orang yang minta pada beliau agar dikirim utusan dari
kalangan mubaligh untuk menyebarkan Islam untuk para kabilah kaum Najd, maka Nabi kali ini
betul-betul mempertimbangkan antara kepentingan menyebarkan Islam dan perlindungan
terhadap kehormatan manusia. Lalu beliau memilih untuk kepentingan dakwah Islam. Beliau
menyadari bahwa beliau mengutus para sahabatnya dalam bahaya; beliau memberitahu
mereka bahwa mereka akan menghadapi suatu keadaan yang misterius yang tiada
mengetahuinya kecuali Allah SWT. Namun bahaya tersebut sudah menjadi bagian dari cita rasa
kehidupan yang selalu meliputi dakwah Islam.
Ketika Nabi saw mengutarakan kekhawatirannya terhadap para sahabatnya yang bakal
diutusnya di tengah kabilah itu, orang-orang yang meminta beliau untuk mengutus para
sahabatnya menyakinkan beliau bahwa mereka akan melindungi sahabat beliau. Kemudian
Nabi saw memerintahkan tujuh puluh orang pilihan dari sahabatnya untuk pergi dan berjihad di
jalan Allah SWT serta mengajak manusia untuk mengikuti Islam. Lalu pergilah para sahabat
yang kemudian dikenal dengan sebutan al-Qurra' (yaitu orang-orang yang pandai membaca
AlQur'an dan menghapalnya). Mereka adalah para dai yang terbaik yang diutus Nabi di mana
pada siang hari mereka memikul kayu bakar dan pada malam hari mereka sibuk dalam
keadaan salat. Ketika datang perintah Rasulullah saw kepada mereka untuk pergi dan
berdakwah mereka pun pergi dalam keadaan gembira karena mereka diajak untuk berjihad di
jalan Allah SWT. Mereka melangkahkan kaki dengan mantap di tanah orang-orang munafik dan
para penghianat sehingga mereka sampai di suatu sumur yang bemama sumur Ma'unah.
Kemudian mereka mengutus salah seorang di antara mereka untuk menemui pemimpin orangorang
kafir di negeri itu. Mubalig dari sahabat Rasulullah saw itu menyampaikan surat Nabi
10 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
yang dibawanya di mana beliau mengharapkan agar masyarakat di situ masuk Islam, tetapi ia
dikagetkan dengan adanya pisau yang menembus punggungnya. Mubaligh itu berteriak saat ia
tersungkur: "sungguh aku beruntung demi Tuhan pemelihara Ka'bah."
Kemudian pemimpin orang-orang kafir itu mengangkat senjata dan mengumpulkan para kabilah
untuk memerangi para mubaligh di jalan Allah SWT itu sehingga sahabat-sahabat terbaik yang
berdakwah di jalan Allah SWT itu pun gugur di sumur Ma'unah. Jasad-jasad mereka menjadi
makanan dari burung nasar dan burung-burung yang lain. Dari tujuh puluh orang yang dikirim
itu hanya seorang yang selamat yang kembali kepada Nabi saw. Ia menceritakan apa yang
dialami oleh fuqaha-fuqaha Muslimin di mana mereka dikhianati. Ketika mendengar berita
tentang tragedi itu, Nabi sangat terpukul dan sedih. Kemudian beliau mengangkat kepalanya
dan berkata kepada sahabat-sahabatnya: "Sungguh sahabat-sahabat kalian telah terbunuh dan
mereka telah meminta kepada Tuhan mereka. Mereka mengatakan, Tuhan kami, berikanlah
kami ujian sesuai dengan kehendak-Mu dan ridha-Mu. Apa saja yang menjadi kepuasan-Mu
kami pun akan merasakan kepuasan."
Sungguh penderitaan yang dialami oleh Islam sangat berat, terutama yang menimpa para
sahabat yang gugur sebagai syahid di sumur Ma'unah. Nabi saw sangat sedih mendengar
sikap orang-orang Arab dan orang-orang kafir terhadap Islam. Mereka telah mengejek dan
merendahkan kaum mukmin sampai pada batas ini. Kemudian beliau menetapkan akan
kembali mengangkat kewibawaan Islam dengan tindak kekerasan.
Dalam keadaan seperti ini, bergeraklah orang-orang Yahudi untuk membunuh Rasulullah saw.
Pada suatu hari beliau pergi ke Bani Nadhir untuk menyelesaikan suatu urusan. Kemudian
mula-mula mereka menampakkan persetujuan atas apa yang diucapkan beliau. Mereka
mendudukkan Nabi di bawah naungan benteng-benteng mereka, lalu mereka bersekongkol
untuk melenyapkan beliau; mereka menetapkan untuk melemparkan batu yang berat dari atas
benteng itu saat beliau duduk dan tidak membayangkan akan terjadinya kejahatan yang
direncanakan padanya. Namun Allah SWT mengilhami Rasul-Nya akan datangnya bahaya
kepada beliau, lalu beliau bangun sebelum pelaksanaan tipu daya itu. Lalu beliau segera pergi
menuju rumahnya. Beliau berpikir saat beliau kembali ke rumahnya dengan membawa
penderitaan yang baru. Pembangkangan dan pengkhianatan tersebut tidak akan dapat berhenti
kecuali setelah Islam menunjukkan taringnya. Islam ingin mengembalikan kewibawaannya
dengan cara mengangkat senjata.
Rasul saw mengutus utusan ke Bani Nadhir dan memerintahkan mereka untuk keluar dari
Madinah, bahkan Rasul saw memberi waktu kepada mereka hanya sepuluh hari. Kemudian
orang-orang munafik yang ada di Madinah bersatu bersama orang-orang Yahudi dan mereka
sepakat untuk memerangi Islam. Namun ketika berhadapan dengan Islam, orang-orang Yahudi
menelan kekalahan. Kemudian turunlah surah al-Hasyr yang menyebutkan pengusiran orangorang
Yahudi dan menyingkap kedok orang-orang munafik. Setelah kemenangan yang
meyakinkan ini, Rasul saw keluar bersama sahabatnya untuk membalas kejadian yang
menimpa sahabat-sahabatnya yang dikenal dengan al-Qurra' itu. Rasul saw ingin
mengembalikan kewibawaan Islam. Kemudian pasukan Rasul saw itu mampu membuat para
pengkhianat dari orang-orang Arab ketakutan. Hanya sekadar mendengar nama pasukan
Muslim, maka serigala-serigala gurun yang dulu bengis itu pun ketakutan laksana tikus-tikus
yang panik yang bersembunyi di bawah lobang-lobang gunung. Orang-orang Quraisy
mendengar kegiatan pasukan Islam. Pasukan Quraisy menarik diri saat mereka mendekati
Dahran, sementara pasukan Muslim berada di Badar. Mereka menunggu pertemuan yang
disepakati di Uhud. Orang-orang Muslim menyala-kan api selama delapan hari sebagai bentuk
tantangan dan menunggu kedatangan kaum kafir sehingga ketika mereka (kaum kafir) telah
pergi, maka citra kaum Muslim pun terangkat setelah mereka menerima kepahitan dalam
peperangan Uhud.

Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

11 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kaum Muslim menoleh ke arah utara jazirah Arab setelah menetapkan kewibawaan mereka di
selatan. Kabilah di sekitar Daumatul Jandal dekat dengan Syam merampok di tengah jalan dan
merampas kafilah yang berlalu di situ, bahkan kenekatan mereka sampai pada batas di mana
mereka berpikir untuk menyerbu Madinah. Oleh karena itu, Rasulullah saw keluar bersama
seribu orang Muslim yang mereka bersembunyi di waktu siang dan berjalan di waktu malam,
sehingga setelah lima belas malam beliau sampai ke tempat yang dekat dengan tempat tinggal
musuh-musuh mereka lalu mereka menggerebek tempat itu. Pasukan kafir itu dikagetkan
dengan kedatangan kaum Muslim yang begitu cepat.
Kita akan mengetahui bahwa alat komunikasi yang dimiliki oleh Rasulullah saw sangat unggul
sebagaimana alat pertahanan beliau pun sangat unggul. Serangan mendadak yang dilakukan
oleh pasukan Rasulullah saw menunjukkan bahwa mereka memiliki pertahanan yang luar
biasa. Sistem pertahanan yang luar biasa sebagaimana kedatangan pasukan yang secara tibatiba
itu menunjukkan kemampuan pasukan Islam untuk menyusup.
Demikianlah, terjadilah hari-hari pertempuran militer. Belum lama Nabi saw meletakkan baju
besinya, dan beliau kembali membangun pribadi kaum Muslim sehingga beliau terpaksa
kembali memakai baju besinya dan kembali berperang. Ketika musuh-musuh Islam yang
berada di sekelilingnya melihat bahwa kemampuan militer mereka tidak dapat menandingi
kemampuan kaum Muslim, maka mereka sengaja melakukan cara-cara baru untuk memerangi
Islam. Yaitu peperangan psikologis atau peperangan urat syaraf dengan cara menyebarkan
berbagai macam isu atau apa yang dinamakan Al-Qur'an al-Karim dengan peristiwa al-Ifik
(kebohongan). Setelah peperangan Bani Musthaliq yaitu peperangan yang membawa
kemenangan yang cepat bagi kaum Muslim, terjadilah kesalahpahaman dan pertengkaran di
antara sahabat-sahabat yang biasa mengambil air di mana salah seorang mereka berteriak:
"wahai kaum Muhajirin," dan yang lain berteriak: "Wahai kaum Anshar."
Peristiwa yang sangat sepele itu dimanfaatkan oleh pemimpin kaum munafik yaitu Abdullah bin
Ubai. Abdullah bin Ubai memprovokasi orang-orang Anshar untuk menyerang kaum Muhajirin.
Ia ingin membangkitkan luka-luka jahiliah yang lama yang telah dibuang dan telah dikubur oleh
Islam, Salah satu yang dikatakan oleh Ibnu Ubai adalah, "sungguh mereka telah menyaingi kita
dan mengambil kebaikan dari dan seandainya kita telah kembali ke Madinah niscaya orangorang
yang mulai akan dapat mengusir orang-orang yang hina di dalamnya."
Zaid bin Arqam menyampaikan kalimat si munafik itu kepada Nabi saw, di mana kalimat itu
berisi provokasi terhadap orang-orang Anshar untuk menyerang kaum Muhajirin. Ubai
menginginkan agar mereka berpecah belah dan agar kesatuan mereka runtuh. Si Munafik itu
segera datang kepada Rasul saw dan menafikan apa yang dikatakannya. Orang-orang Muslim
secara lahiriah membenarkan perkataan si munafik itu dan mereka justru menuduh Zaid bin
Arqam salah mendengar. Tetapi hakikat peristiwa itu tidak tersembunyi dari Nabi saw sehingga
peristiwa itu sangat menyedihkan beliau. Lalu beliau mengeluarkan perintah agar para sahabat
pergi ke suatu tempat yang tidak biasanya mereka lalui. Kemudian beliau pergi bersama
sahabat di hari itu sampai waktu malam menyelimuti mereka. Dan kini, mereka memasuki
waktu pagi. Kepergian yang singkat dan tiba-tiba itu mampu menepis kebohongan yang
dirancang oleh si Munafik, Abdullah bin Ubai. Yaitu kebohongan yang bertujuan untuk
membakar persatuan kaum Muslim ketika ia berusaha untuk menyalakan api di tengah-tengah
rumah sang Nabi saw. Ketika Nabi masih memiliki kekuatan yang menakutkan bagi yang mencoba melawannya, maka
mereka pun melakukan berbagai penipuan dan, makar. Dan salah satu yang menjadi obyek tipu
daya itu adalah istri beliau, yaitu Aisyah. Alkisah, Aisyah pada suatu hari pergi untuk memenuhi
hajatnya lalu dilehernya terdapat anting-anting. Setelah ia memenuhi hajatnya, anting-anting itu
terjatuh dari lehernya dan ia tidak mengetahui. Ketika Aisyah kembali dari kafilah yang telah
siap-siap untuk pergi, ia kembali mencari kalungnya sampai ia menemukannya. Sementara itu
12 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
orang-orang yang membawanya dalam tandu (haudaj) mengira Aisyah sudah berada di
dalamnya. Mereka tidak ragu dalam hal itu karena memang berat badan Aisyah sangat ringan.
Pasukan Nabi berjalan dan membawa tandu, sedangkan Aisyah tidak ada di dalamnya. Aisyah
kembali dan tidak mendapati pasukan di mana mereka telah pergi. Aisyah merasa heran atas
kepergian pasukan yang begitu cepat. Aisyah merasa takut saat ia berdiri sendirian di padang
gurun. Aisyah berusaha bersikap baik, ia duduk di tempatnya di mana di situlah untanya duduk
juga. Aisyah melipat-lipat pakaiannya sambil berkata dalam dirinya: Mereka akan mengetahui
bahwa aku tidak ada dan karena itu mereka akan kembali mencariku dan akan menemukan
aku. Sementara itu, Sofwan bin Mu'athal juga tertinggal karena ia melakukan keperluannya. Ia
berjalan dari arah yang jauh lalu ia melihat bayangan orang yang tidak begitu jelas. Sofwan
mendekat dan tiba-tiba ia mengetahui bahwa ia sedang berdiri di hadapan Aisyah. Ia melihat
Aisyah sebelum diwajibkannya perintah memakai hijab (jilbab) atas istri-istri Nabi. Ketika
melihatnya, Sofwan berkata: "Sesungguhnya kita milik Allah SWT dan kepadanya kita akan
kembali,... istri Rasulullah Aisyah tidak menjawab.
Sofwan mundur dan mendekatkan untanya kepadanya sambil berkata: "Silakan Anda
menaikinya." Aisyah pun menaikinya. Kemudian Sofwan membawanya pergi dan mencari
pasukan yang telah meninggalkannya. Sementara itu, pasukan Nabi sedang beristirahat. Para
sahabat mengira bahwa Aisyah masih berada dalam tandu. Tiba-tiba mereka terkejut ketika
Aisyah datang kepada mereka bersama Sofwan yang menuntun untanya.
Tokoh munafik Abdullah bin Ubai segera memanfaatkan kesempatan emas ini. Ia membuat
kisah bohong yang terkesan menuduh istri Nabi melakukan pengkhianatan. Abdullah bin Ubai
pandai memilih beberapa sahabat yang dikenalinya sebagai orang-orang yang mudah percaya
dan cenderung membenarkan hal-hal yang bersifat lahiriah, atau ia mengetahui bahwa di
antara mereka dan Aisyah terdapat kedengkian sehingga mereka suka jika tersebar
kebohongan yang berkenaan dengan Aisyah.
Demikianlah pemimpin munafik itu berhasil menjerat beberapa sahabat dalam tali
kebohongannya, di antaranya Hasan bin Sabit. Musthah, dan seorang wanita yang dipanggil
Hamnah binti Jahasv. yaitu saudara perempuan Zainab binti Jahasy istri Rasulullah saw. Ketiga
orang itu tertipu dengan kebohongan tersebut lalu mereka menyebarkannya sehingga orangorang
yang terjerat dalam kebo hongan itu mengatakan apa saja yang mereka inginkan.
Akhirnya. pasukan pun berguncang dengan isu itu. Sementara itu, Aisvah tidak mengetahui
sedikit pun tentang hal tersebut. Isu tersebut bertujuan untuk menjatuhkan Islam dan melukai
perasaan RasuhiHah saw dan itu termasuk peperangan menentang Rasulullah saw dan ajaran
yang dibawanya. Begitu juga ia bertujuan menunjukkan bahwa kaum Muslim tidak konsekuen
dengan akidah yang mereka yakini dan secara tidak langsung ia juga menyerang kesucian
rumah tangga Aisyah. Pasukan kembali ke Mekah dan Aisyah jatuh sakit, namun ia tidak mengetahui isu-isu yang
dikatakan tentang dirinya. Kemudian Rasulullah saw mendengar hal itu sebagaimana ayahnya
Abu Bakar dan ibunya pun mendengarnya, namun tak seorang pun di antara. mereka yang
memberitahu Aisyah. Begitu juga Rasul saw tidak menceritakan peristiwa itu di hadapan
Aisyah. Namun sikap beliau berubah di mana beliau tidak lagi menunjukkan perhatiannya
seperti biasanya saat Aisyah sakit. Ketika beliau menemui Aisyah dan saat itu ibunya ada di
situ, beliau berkata: "Bagaimana keadaanmu?" Beliau tidak lebih dari mengucapkan kata-kata
itu. Ketika Aisyah melihat perubahan sikap Rasul saw, ia mulai marah. Pada suatu hari ia
berkata pada Nabi: "Seandainya engkau mengizinkan aku, niscaya aku akan pindah ke tempat
ibuku." Beliau menjawab: "Itu tidak ada masalah."
Aisyah pun pindah ke tempat ibunya dan ia tidak mengetahui sama sekali apa yang sebenarnya
terjadi padanya. Setelah melalui lebih dari dua puluh malam, Aisyah sembuh dari sakitnya dan
13 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
ia pun belum mengetahui hal-hal yang dikatakan tentang dirinya. Umul mu'minin Aisyah
menceritakan bagaimana ia mengetahui isu bohong tersebut dan bagaimana Allah SWT
membebaskannya dari isu itu, ia berkata:
"Kami adalah kaum Arab di mana kami tidak mengambil di rumah kami tanggung jawab ini yang
biasa di ambil oleh orang-orang Ajam. Kami membencinya. Kami keluar untuk menikmati
keluasan kota. Sementara itu para wanita keluar pada setiap malam untuk memenuhi hajat
mereka. Pada suatu malam, aku keluar bersama Ummu Musthah untuk memenuhi sebagian
keperluanku. Lalu ia berkata: "Tidakkah kau sudah mendengar suatu berita wahai putri Abu
Bakar?" Aku bertanya, "berita apa itu?" Lalu ia memberitahukan padaku apa-apa yang
dikatakan oleh para penyebar kebohongan. Aku berkata: "Apa ini memang benar?" Ia
menjawab: "Demi Allah, ini benar-benar terjadi." Aisyah berkata: "Demi Allah, aku tidak mampu
memenuhi hajatku." lalu aku pulang. Demi Allah, aku tetap menangis sampai-sampai aku
mengira bahwa tangisanku akan merusak jantungku dan aku berkata kepada ibuku,
mudahmudahan Allah SWT mengampunimu, banyak orang berbicara tentangku namun engkau
tidak menceritakan sedikit pun kepadaku. Ia berkata: "Wahai anakku, sabarlah demi Allah jarang
sekali wanita yang baik yang dicintai oleh seorang lelaki yang jika ia memiliki istri-istri yang lain
(madunya) kecuali wanita itu akan diterpa oleh berbagai isu."
Aisyah berkata: "Rasulullah saw berdiri dan menyampaikan pembicaraannya pada mereka dan
aku tidak mengetahui hal itu." Beliau memuji Allah SWT kemudian berkata: "Wahai manusia,
bagaimana keadaan kaum lelaki yang menyakiti aku melalui keluar gaku dan mereka
mengatakan sesuatu yang tidak benar. Demi Allah, aku tidak mengenal mereka kecuali dalam
kebaikan. Lalu mereka mengatakan hal itu pada seorang lelaki yang aku tidak mengenalnya
kecuali dalam kebaikan di mana ia tidak memasuki suatu rumah dari rumah-rumahku kecuali ia
bersamaku." Kemudian Rasulullah saw memanggil Ali bin Abi Thalib dan Usamah bin Zaid dan
bermusyawarah dengan keduanya. Usamah hanya melontarkan pujian dan berkata: "Ya
Rasulullah aku tidak mengenal istrimu kecuali dalam kebaikan dan berita ini hanya kebohongan
dan kebatilan," sedangkan Ali berkata: 'Ya Rasulullah masih banyak wanita yang lain yang
dapat kau percaya." Kemudian Rasulullah saw memanggil Burairah dan bertanya kepadanya,
lalu Ali berdiri kepadanya dan memukulnya dengan keras sambil berkata: "Jujurlah kepada
Rasulullah saw," lalu wanita itu berkata: "Demi Allah, aku tidak mengetahui kecuali kebaikan.
Aku tidak pemah mencela Aisyah kecuali pada suatu waktu aku sedang membikin adonan roti
lalu aku memerintahkannya untuk menjaganya namun Aisyah tertidur dan datanglah kambing
lalu adonan itu dimakan olehnya."
Aisyah berkata: "Kemudian datanglah kepadaku Rasulullah saw dan saat tu aku bersama
kedua orang tuaku dan seorang wanita dari kaum Anshar. Aku menangis dan wanita itu pun
turut menangis. Rasulullah saw duduk lalu memuji Allah SWT dan berkata: "Wahai Aisyah,
sungguh kamu telah mendengar sendiri apa yang dikatakan orang-orang tentang dirimu, maka
bertakwalah kepada Allah SWT dan jika engkau telah melakukan keburukan seperti yang
diucapkan orang-orang itu, maka bertaubatlah kepada Allah SWT karena sesungguhnya Allah
SWT menerima taubat dari hamba-hamba-Nya." Aisyah berkata, "demi Allah, itu tidak lain
hanya kebohongan yang dialamatkan kepadaku sehingga membuat air mataku kering. Aku
sama sekali tidak seperti yang mereka katakan," lalu aku menunggu kedua orang tuaku untuk
mengatakan tentang diriku namun mereka justru terdiam. Aisyah berkata, "demi Allah aku
merasa sebagai seorang yang hina yang tidak layak diturunkan Al-Qur'an dari Allah SWT
berkenaan denganku, tetapi aku hanya berharap agar Nabi saw melihat kebohongan yang
dialamatkan kepadaku itu sehingga ia memastikan terbebasnya aku darinya."
14 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Aisyah berkata: "Ketika aku tidak melihat kedua orang tuaku berbicara aku berkata kepada
mereka tidakkah kalian menjawab apa yang dikatakan Rasuullah saw?" Mereka berkata: "Demi
Allah kami tidak mengetahui apa yang harus kami jawab." Aku mengetahui bahwa aku bebas
dari tuduhan itu. Tiba-tiba Rasulullah saw mengusap keringat dari wajahnya sambil berkata:
"Bergembiralah wahai Aisyah karena sesungguhnya Allah SWT telah menurunkan ayat yang
membebaskan kamu dari tuduhan itu," lalu aku berkata: "Segala puji bagi Allah SWT."
Kemudian beliau keluar menemui para sahabat dan membacakan kepada mereka ayat berikut
ini: "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu
juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari
mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang
mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, maka baginya azab yang
besar. " (QS. an-Nur: 11)
Jibril turun kepada Nabi saw untuk menyampaikan terbebasnya Aisyah dari segala tuduhan
yang ditujukan kepadanya. Dan gagallah peperangan psikologis menentang kaum Muslim dan
rumah tangga Rasulullah saw, dan kelompok-kelompok kafir meyakini bahwa mereka harus
menggunakan cara baru lagi untuk menentang Islam. Kemudian Rasulullah saw kembali
memasuki pergulatan menentang peperangan fisik. Peperang Khandaq termasuk contoh
peperangan fisik yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Orang-orang Yahudi menyerahkan
urasan mereka kepada kaum musyrik, dan Dimulailah rangkaian persekongkolan dan sumpah
di antara tokoh-tokoh Yahudi dan pemimpin-pemimpin kaum musyrik, bahkan pendeta-pendeta
Yahudi berfatwa bahwa agama Quraisy yang disimbolkan dengan penyembahan berhala lebih
baik daripada agama Muhammad yang penyembahan hanya layak ditujukan kepada Tuhan
Yang Esa sebagaimana tradisi jahiliah lebih baik daripada ajaran Al-Qur'an.
Politik kaum Yahudi berhasil menyatukan kelompok-kelompok orang kafir dan mengerahkannya
untuk menentang kaum Muslim. Kemudian mereka akan menyerang Madinah dengan jumlah
kekuatan sepuluh ribu tentara. Akhirnya, berita itu sampai ke Nabi saw. Beliau tidak heran
ketika mendengar orang-orang Yahudi bersatu - padahal mereka mempunyai azas agama yang
menyeru kepada tauhid - bersama kaum musyrik menentang agama tauhid. Nabi saw
mengetahui bahwa perjanjian telah lama membelenggu orang-orang Yahudi sehingga hati
mereka menjadi keras dan hari telah menjauhkan antara mereka dan sumber yang jernih yang
dipancarkan oleh Musa. Akhirnya, mereka menjadi buah yang rusak yang kulitnya bergambar
tauhid namun isinya bergambar kepahitan syirik. Dan yang lebih penting dari itu adalah
kesamaan kepentingan kaum Yahudi dan kaum musyrik.
Nabi saw menyadari bahwa beliau sekarang menghadapi ancaman dan pasukan yang besar.
Pertempuran secara terbuka tidak memberi keuntungan bagi Muslimin. Beliau mulai berpikir
bagaimana cara mempertahankan Madinah tanpa harus keluar darinya. Kali ini taktik militernya
berubah di mana sebelum itu beliau keluar dari Madinah dan menjauhinya serta menyerang
kelompok-kelompok yang berencana menyerbu Madinah.
Kali ini bentuk ancaman berbeda dan tentu pikiran Nabi pun berubah karena mengikuti
perbedaan ancaman itu. Kemudian beliau mengadakan pertemuan militer bersama para tentaranya. Beliau ingin
mendengar berbagai usulan tentang bagaimana cara mempertahankan Madinah. Lalu Salman
al-Farisi mengusulkan agar Nabi menggali suatu parit yang dalam di sekeliling Madinah yaitu
parit yang seperti bendungan alami yang dapat menahan laju banjir yang ingin maju, suatu parit
yang pasukan berkuda tidak akan mampu melewatinya dan kaum Muslim dapat
mempertahankan diri dari belakangnya. Mula-mula usulan itu terkesan agak mustahil
diwujudkan namun pada akhirnya Nabi menyetujui usulan Salman itu. Melalui sensifitas
militernya yang mengagumkan, beliau mengetahui bahwa situasi cukup genting dan karenanya
15 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
ia menuntut usaha keras untuk dapat melaluinya. Nabi saw memerintahkan para sahabat untuk
menggali parit di sekitar Madinah. Pekerjaan itu sangat berat dan saat itu musim dingin di mana
udara sangat dingin. Di samping itu, kaum Muslim sedang mengalami krisis ekonomi yang
mengancam Madinah, meskipun demikian, penggalian parti tetap dilaksanakan, bahkan
Rasulullah saw terjun langsung untuk membuat galian dan memikul tanah.
Kaum Muslim dengan semangat yang luar biasa dapat menyelesaikan penggalian parit itu
meskipun kehidupan sangat keras dan mereka merasakan kelaparan karena kekurangan harta.
Namun semangat pasukan Islam tetap meninggi. Mereka percaya akan datangnya
kemenangan dan pertolongan dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman: "Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka
berkata: 'lnilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.' Dan benarlah Allah dan RasulNya.
Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan."
(QS. al-Ahzab: 22) Pasukan Quraisy mulai mendekati Madinah dan tiba-tiba Madinah berubah menjadi jazirah cinta
di tengah-tengah lautan kebencian, lautan itu mulai menghantam jazirah dan berusaha
menenggelamkannya dari dalam. Kemudian bertebaranlah panah-panah kaum Muslim untuk
menghalau pasukan kafir yang cukup banyak. Pasukankafir mulai berputar-putar di sekeliling
parit dalam keadaan bingung: apa gerangan yang telah dilakukan pasukan Islam, bagaimana
mereka dapat menggali parit ini"
Kuda-kuda musuh berusaha melalui parit itu namun pasukan Muslim segera menyerangnya.
Demikianlah peperangan Ahzab terus berlangsung. Pada hakikatnya ia adalah peperangan urat
syaraf. Pasukan musuh mengepung Madinah selama tiga minggu di mana serangan demi
serangan terus dilakukan sepanjang siang dan mata mereka tetap terjaga sepanjang malam.
Bahkan saking dahsyatnya pertempuran itu sehingga kaum Muslim tidak mengetahui apakah
pasukan musuh berhasil menduduki Madinah atau tidak, dan apakah para musuh berhasil
menembus lubang yang mereka bangun" Allah SWT menggambarkan keadaan peperangan
Ahzab dalam firman-Nya: "(Yaitu) ketiha mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketiha tidak tetap
lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka
terhadap Allah dengan bermacam-macam persangkaan. Di situlah diuji orang-orang mukmin
dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang dahysat." (QS. al-Ahzab: 10-11)
Keadaan semakin buruk di mana orang-orang Yahudi membatalkan perjanjian mereka dengan
kaum Muslim dan mereka bergabung dengan al-Ahzab. Demikianlah Bani Quraizhah
membatalkan perjanjiannya dan mereka lupa terhadap pengkhianatan bani Nadhir dan
pembalasan Nabi saw terhadap mereka. Setiap hari keadaan semakin buruk.
Kaum Muslim benar-benar mengalami ujian yang berat di mana pikiran mereka benar-benar
kacau. Ketika keadaan mencapai puncaknya kaum Muslim bertanya kepada Rasul saw, "apa
yang harus mereka katakan?" Rasulullah saw memberitahu agar mereka mengatakan: "Ya
Allah, kalahkanlah mereka dan tolonglah kami untuk mengatasi mereka."
Doa tersebut keluar dari mulut-mulut kaum yang telah melaksanakan kewajiban mereka dan
telah membuat mukjizat mereka dalam menghalau serangan. Jadi, mereka tidak memiliki apaapa
selain doa dan Allah SWT-lah Yang Maha Mendengar permintaan hamba-Nya dan Dia
yang mengabulkannya. Dia mengetahui orang yang melaksanakan kewajibannya dan akan
mengabulkan orang yang berdoa.


Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Akhirnya, kaum Muslim benar-benar mendapatkan rahmat Allah SWT. Kemudian perjalanan
pertempuran bergerak dengan cara yang tidak bisa dipahami. Para penyerang menyadari
bahwa mereka sebenamya telah kalah di mana mereka telah menyerang selama tiga pekan
namun serangan tersebut tidak memberikan hasil apa pun. Mereka telah mencurahkan
16 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berbagai upaya namun tanpa memberikan hasil yang diharapkan dan boleh jadi mereka akan
tetap begini selama tiga tahun.
Kemudian datanglah suatu malam di mana kaum Muslim belum pernah melihat malam segelap
itu dan angin sekencang itu, bahkan saking kerasnya angin sampai-sampai suaranya laksana
halilintar. Bahkan saking gelapnya malam itu sehingga tak seorang pun di antara umat Islam
yang mampu melihat jari-jari tangannya atau berdiri dari tempatnya karena saking dinginnya
cuaca. Kemudian Nabi saw datang menemui Hudaifah bin Yaman. Beliau tidak mampu
melihatnya meskipun beliau berdiri di sebelahnya. Nabi saw bertanya: "Siapa ini?" Hudaifah
menjawab: "Aku adalah Hudaifah." Nabi saw berkata: "Oh, kamu Hudaifah." Hudaifah tetap
tinggal di tempatnya karena ia khawatir jika ia berdiri ia akan tidak mampu karena saking
dinginnya dan akan menabrak Rasul saw. Rasul saw berkata kepada Hudaifah, "Aku
kehilangan berita penting tentang keadaan kaum yang menyerang kita."
Hudaifah sebagai mata-mata dari pasukan Islam merasakan ketakutan di mana ia tidak mampu
menahan cuaca yang begitu dingin, lalu bagaimana ia dapat berdiri dan keluar dari Madinah
menuju ke tempat pasukan musuh dan menyusup di tengah barisan mereka lalu kembali
kepada Nabi saw dengan membawa berita tentang mereka. Hudaifah bangkit dari tempatnya
ketika Nabi saw selesai dari pembicaraannya. Nabi saw memberikan doa kebaikan kepadanya.
Hudaifah pun pergi dan kehangatan keimanannya mengalahkan kegelapan malam dan
kedinginan cuaca. Ia keluar dari Madinah dan menyusup di tengah-tengah pasukan musuh.
Nabi saw memerintahkannya untuk tidak melakukan tindakan apa pun selain mendapatkan
berita dan kembali. Inilah tugas utamanya. Hudaifah sampai di tengah-tengah musuh. Mereka
berusaha menyalakan api namun angin segera mematikannya sebelum menyala dan di dekat
api itu terdapat seorang lelaki yang berdiri sambil mengulurkan tangannya ke arah api dengan
maksud untuk menghangatkannya. Lelaki itu adalah pemimpin kaum musyrik yaitu Abu Sofyan.
Melihat itu, Hudaifah segera memasang anak panah pada busur yang dibawanya dan ia ingin
memanahnya. Seandainya ia berhasil membunuhnya, maka kaum Muslim dapat merasa tenang
dengannya, namun ia ingat pesan Rasulullah saw kepadanya agar ia tidak melakukan tindakan
apa pun. Kemudian ia kembali meletakkan anak panahnya dan menyembunyikannya.
Abu Sofyan berkata: "Wahai orang-orang Quraisy situasi saat ini tidak menguntungkan bagi
kalian, maka pergilah kalian karena aku pun akan pergi." Abu Sofyan melompat ke atas
untanya lalu mendudukinya dan memukulnya sehingga unta itu bangkit.
Hudaifah kembali menemui Rasulullah saw dengan membawa berita mundumya pasukan
Ahzab dan gagalnya serangan mereka. Ketika mendengar peristiwa penarikan mundur pasukan
musuh, Rasulullah saw berkata: "Sekarang kita akan menyerang mereka dan mereka tidak
akan menyerang kita." Belum lama pasukan Ahzab kembali ke negerinya dengan tangan
hampa sehingga beliau keluar dari Madinah bersama pasukannya menuju ke kaum Yahudi Bani
Quraizhah. Orang-orang Yahudi itu telah mengkhianati peijanjian mereka bersama Nabi saw.
Mereka menipu Islam di saat-saat genting. Oleh karena itu, mereka harus membayar biaya
pengkhianatan mereka sekarang.
Nabi saw memerintahkan agar para sahabat tidak melaksanakan salat Ashar kecuali di Bani
Quraizhah. Kaum Muslim memahami bahwa perintah tersebut berarti mereka akan menerobos
benteng kaum Yahudi sebelum matahari tenggelam.
Orang-orang Yahudi menelan kekalahan pahit lalu mereka datang kepada Sa'ad bin Mu'ad agar
ia memutuskan perkara mereka. Sa'ad adalah pemimpin kaum Aus dan kaum Aus adalah
sekutu orang-orang Yahudi Quraizhah di masa jahiliah. Kaum Yahudi mengharap bahwa
mereka dapat memanfaatkan hubungan yang terjalin selama ini sebagaimana kaum Aus
membayangkan bahwa tokoh mereka akan memberikan keringanan terhadap sekutu-sekutu
mereka. Sa'ad ketika itu terluka dan ia sedang dirawat di kemahnya karena terkcna panah
kauni Ahzab. Sebagian kaunmya membujuknya agar ia bersikap baik terhadap orang-orang
17 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Yahudi, sekutu-sekutu mereka, dan orang-orang Yahudi membujuknya agar ia bersikap lembut
terhadap mereka. Kemudian Sa'ad mengatakan pernyataannya yang terkenal: "Telah tiba
waktunya bagi Sa'ad untuk memutuskan hukum sesuai dengan kehendak Allah tanpa peduli
dengan celaan para pencela." Sa'ad memutuskan agar kaum lelaki dibunuh dan keturunannya
ditawan serta harta-harta mereka dibagi-bagikan. Nabi pun menyetujui keputusan tegas Sa'ad
itu. Beliau berkata kepadanya: "Sungguh engkau telah memutuskan kepada mereka dengan
keputusan Allah SWT dari tujuh langit."
Sa'ad mengetahui bahwa perantaraan, permohonan, harapan, dan menjaga berbagai
pertimbangan lazim selayaknya berada di suatu genggaman, dan masa depan Islam berada di
genggaman yang lain. Yahudi Bani Quraizhah adalah penyebab berkecamuknya peperangan
Ahzab dan sumpah mereka dan berbagai tipu daya mereka berusaha untuk memblokade Islam
dan menghancurkannya. Oleh karena itu, kini telah tiba saatnya untuk mencabut pohon-pohon
beracun dari akarnya tanpa memperdulikan kasih sayang.
Demikianlah kaum Yahudi dibersihkan dari Madinah. Nabi saw kembali melanjutkan
pergulatannya. Puncak dari perjuangan politiknya adalah perjanjian yang beliau lakukan
bersama orang-orang Quraisy. Nabi saw berjalan untuk melaksanakan umrah dan mengunjungi
Baitul Haram. Beliau keluar bersama seribu empat ratus kaum lelaki yang bertujuan untuk
berziarah ke Baitul Haram guna melaksanakan umrah. Ketika mereka sampai di Hudaibiyah
pinggiran kota Mekah, tiba-tiba unta yang ditunggangi Nabi duduk dan ia tidak mau melangkah
menuju Mekah. Melihat itu para sahabat berkata: "Oh unta itu malas." Nabi saw berkata: "Tidak
Demikian namun ia ditahan oleh Zat yang menahan laju gajah menuju Mekah. Sungguh jika
hari ini orang Quraisy membuat suatu rencana dan mereka meminta agar aku menyambung tali
silaturahmi niscaya aku akan menyetujuinya."
Nabi saw memerintahkan para sahabat agar tetap tinggal di Hudaibiyah. Kaum Muslim
beristirahat di sana dengan harapan mereka dapat memasuki Mekah di waktu pagi. Peristiwa
itu bertepatan dengan bulan Haram. Mekah telah menetapkan agar tak seorang pun dari kaum
Muslim dapat memasukinya. Semua kaum Quraisy telah keluar untuk memerangi kaum Muslim.
Mereka mengutus utusan-utusan kepada Nabi saw lalu beliau memberitahu mereka bahwa
beliau tidak datang untuk berperang namun beliau ingin melakukan urnrah sebagai bentuk
pujian dan syukur kepada Allah SWT dan mengagumkan kemuliaan rumah-Nya yang suci.
Mekah menetapkan untuk melakukan perjanjian bersama kaum Muslim di mana mereka
menginginkan agar jangan sampai kaum Muslim memasuki Baitul Haram pada tahun ini kecuali
setelah mereka kembali pada tahun depan.
Datanglah juru runding kaum Quraisy lalu Rasul saw menyambutnya dan mendengarkan ia
menyampaikan syarat-syarat perjanjian yang intinya pelaksanaan perdamaian dan penarikan
mundur pasukan Muslim. Nabi saw menyetujui semua syarat-syarat perjanjian meskipun
tampak bahwa perjanjian tersebut tidak menguntungkan kaum Muslim di mana itu dianggap
sebagai titik kemunduran politik dan militer kaum Muslim, dan yang menambah kebingungan
kaum Muslim adalah bahwa Rasul saw tidak melibatkan seseorang pun dari kalangan
sahabatnya untuk bermusyawarah dalam hal ini. Tidak biasanya beliau bersikap demikian. Para
sahabat menyaksikan beliau pergi menemui kaum musyrik dan bersikap sangat lembut kepada
mereka, dan beliau tidak kembali kecuali membawa berita persetujuan dengan perjanjian yang
di prakarsai orang-orang musyrik, dan beliau pun membubuhkan tanda tangan di atasnya.
Para sahabat bergerak untuk menentang Rasulullah saw. Mereka bertanya kepada beliau,
"bukankah engkau utusan Allah SWT" Bukankah kita kaum Muslim" Bukankah musuh-musuh
kita kaum musyrik?" Nabi saw hanya mengiyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Umar bin
Khatab kembali bertanya: "Mengapa kita harus menerima penghinaan dalam agama kita?"
18 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Umar ingin mengungkapkan sesuai dengan bahasa kita saat ini, "mengapa kita harus mundur
kalau kita berada di atas kebenaran" Mengapa kita menerima syarat-syarat perjanjian yang
justru menguntungkan kaum musyrik" Apakah kita takut terhadap mereka?"
Mendengar berbagai protes yang disampaikan para sahabatnya, Rasul saw justru
menyampaikan jawaban yang unik bagi mereka di mana beliau berkata: "Aku adalah hamba
Allah SWT dan Rasul-Nya dan aku tidak mungkin menentang perintah-Nya dan Dia tidak
mungkin akan menyia-nyiakan aku." Makna dari kalimat beliau adalah, "taatilah apa yang telah
aku lakukan tanpa perlu memperdebatkannya dan hendaklah kalian sedikit bersabar."
Perjalanan hari menetapkan bahwa perjanjian yang menimbulkan pro dan kontra di tengahtengah
sahabat itu justru membawa kemenangan politik paling gemilang yang pernah dicapai
oleh umat Islam. Kemenangan tersebut diperoleh sebagai hasil dari kebijaksanaan sang Nabi
saw yang mengalahkan kelihaian politik kaum Quraisy. Kaum Quraisy telah memfok
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
1927. Tujuh Pedang Tiga Ruyung Gan K.L m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
uskan semua kelihaian-nya agar kaum Muslim kembali ke tempat mereka tanpa memasuki Masjidil
Haram pada tahun ini, namun hikmah Nabi saw justru mampu mencapai pengelihatan yang
tidak dapat dijangkau oleh kaum itu yang berkenaan dengan masa depan. Jika saat ini
perjanjian tersebut tampak membawa kekalahan bagi kaum Muslim, maka setelah berlangsung
beberapa bulan ia justru mendatangkan kemenangan yang spektakuler.
Suhail bin Amr adalah wakil dari delegasi kaum Quraisy dan Ali bin Abi Thalib adalah juru tulis
dalam perjanjian itu dari pihak Nabi saw. Rasulullah saw berkata kepada Ali: "Tulislah dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Utusan Quraisy berkata, aku tidak
mengenal ini. Tapi tulislah dengan nama-Mu, ya Allah. Rasulullah saw berkata kepada Ali:
"Dengan nama-Mu, ya Allah." Sikap keras kepala utusan Quraisy itu tidak berarti sama sekali
karena tidak ada perbedaan yang mencolok antara dengan namamu Allah dan dengan nama
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang selain niat si pembicara.
Nabi saw berkata kepada Ali: "Ini adalah perundingan antara Muhammad saw utusan Allah dan
Suhail bin Amr." Mendengar itu dengan nada menentang Suhail bin Amr berkata: "Seandainya
aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah niscaya aku tidak akan memerangimu, tetapi
tulislah namamu dan nama ayahmu." Nabi berkata kepada Ali tulislah: "Inilah kesepakatan
antara Muhammad bin Abdillah dan Suhail bin Amr."
Tampaknya itu adalah kemunduran yang kedua dan dengan pandangan yang sekilas tampak
menjatuhkan kaum Muslim tetapi Nabi saw ingin mewujudkan suatu tujuan yang penting yaitu
tujuan yang belum terungkap saat itu. Alhasil, semuanya terjadi dengan ilham dari Allah SWT.
Ali kembali menulis bahwa Muhammad bin Abdillah dan Suhail bin Amr sama-sama sepakat
untuk menghentikan peperangan selama sepuluh tahun di mana hendaklah masing-masing
mereka memberikan keamanan terhadap sesama mereka. Namun jika terdapat di antara
orangorang Quraisy seseorang yang masuk Islam lalu ia datang kepada Muhammad saw tanpa
izin walinya hendaklah kaum Muslim mengembalikannya kepada kaum Quraisy. Sebaliknya,
jika ada orang yang murtad dari sahabat Muhammad saw, maka tidak ada keharusan bagi
orang Quraisy untuk mengembalikannya kepada Nabi.
Syarat tersebut sangat menyakitkan kaum Muslim. Tampak bahwa orang-orang Quraisy
memaksakan kehendaknya dalam syarat-syarat perjanjian yang tidak adil itu. Ali melanjutkan
tulisannya, hendaklah Nabi saw pulang dari Mekah pada tahun ini dan tidak memasukinya dan
jika pada tahun depan orang-orang Quraisy keluar darinya, maka beliau dapat memasukinya
untuk melaksanakan umrah selama tiga hari dan setelah itu beliau harus meninggalkannya.
Persyaratan tersebut sangat merugikan kaum Muslim dan terkesan membingungkan.
Di tengah-tengah perjanjian tersebut terjadi suatu peristiwa yang menambah penderitaan dan
kebingungan Muslimin di mana anak dari juru runding Quraisy meminta perlindungan kepada
kaum Muslim. Ia masuk Islam dan ingin bergabung dengan kelompok Islam namun ayahnya,
Suhail segera bangkit menyusulnya bahkan memukulnya dan mengembalikannya kepada
kaumnya. Orang Mukalaf itu segera berteriak dan meminta pertolongan kepada kaum Muslim
agar mereka menyelamatkannya dari kejahatan kaum Quraisy sehingga mereka tidak
mengubah agamanya. Rasulullah saw berbicara kepadanya dan meminta kepadanya untuk
bersabar dan tegar dalam menanggung penderitaan karena Allah SWT akan menjadikannya
dan orang-orang yang sepertinya suatu jalan keluar dan kelapangan. Nabi memahamkannya
bahwa beliau telah mengadakan suatu peijanjian dengan kaum Quraisy dan bahwa kaum
Muslim tidak mungkin melanggar perjanjian mereka.
Akhirnya, anak Muslim itu dikembalikan ke Mekah dalam keadaan tersiksa. Kemudian
Selesailah penandatanganan perjanjian antara pihak kaum Muslim dan pihak kaum musyrik.
1 27. Tujuh Pedang Tiga Ruyung Gan K.L m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Setelah penandatanganan perjanjian itu, Rasulullah saw memerintahkan para sahabatnya agar
mereka memotong hewan kurban dan mencukur rambut mereka (tahalul) dari umrah mereka
dan kembali ke Madinah. Namun tak seorang pun bangkit menyambut perintah tersebut, lalu
beliau mengulangi perintahnya ketiga kali. Di tengah-tengah kaum Muslim yang tampak
membisu karena ketegangan dan kesedihan, beliau menyembelih unta dan memanggil tukang
cukurnya untuk mencukur rambutnya dan beliau tidak berbicara dengan seorang pun. Ketika
para sahabat mengetahui bahwa Nabi saw tampak marah dan telah mendahului mereka
dengan tahalul dari umrahnya, maka mereka bangkit untuk menyembelih kurban dan
memotong rambut mereka. Perjalanan hari menunjukkan bahwa perundingan tersebut tidak seperti yang dibayangkan oleh
kaum Muslim. Ia justru membawa kemenangan dan bukan kekalahan. Persatuan kaum kafir di
jazirah Arab mulai runtuh sejak mereka menandatangani perjanjian itu. Kaum Quraisy di
anggap sebagai pimpinan kaum kafir dan pembawa bendera penentangan terhadap Islam,
maka ketika tersebar berita perjanjian mereka bersama kaum Muslim, maka padamlah fitnahfitnah
kaum munafik yang bekerja untuk mereka dan bercerai-berAllah kabilah-kabilah
penyembah patung di penjuru jazirah.
Saat aktivitas kaum Quraisy terhenti, maka kaum Muslim mengalami peningkatan aktivitas di
mana mereka berhasil menarik orang-orang yang masih memiliki kemampuan untuk melihat
kebenaran. Sejak dua tahun dari masa penandatanganan perjanjian itu jumlah penganut Islam
semakin bertambah lebih dari jumlah sebelumnya. Bukti dari itu adalah, bahwa saat Rasul saw
keluar ke Hudaibiyah beliau ditemani dengan seribu empat ratus Muslim namun ketika beliau
keluar pada tahun penaklukan kota Mekah beliau disertai dengan sepuluh ribu Muslim.
Penaklukan kota Mekah terjadi setelah dua tahun dari perundingan tersebut. Penambahan
jumlah kaum Muslim yang luar biasa ini adalah dikarenakan hikmah sang Nabi saw dan
kejauhan pandangannya. Nabi saw keluar sebagai pemenang dalam pergulatan politiknya, dan
syarat-syarat yang tadinya merugikan kaum Muslim kini telah berubah menjadi syarat-syarat
yang merugikan kaum Quraisy. Barangsiapa murtad dari kaum Muslim dan pergi ke kaum
Quraisy, maka hendaklah mereka melindunginya karena Allah SWT telah memampukan Islam
darinya, dan barangsiapa yang masuk Islam dari kaum kafir dan pergi ke kaum Muslim, maka
hendaklah mereka mengembalikannya ke kaum Quraisy di mana ia tinggal di dalamnya sebagai
mata-mata dari pihak Islam atau ia dapat lari dari kaum Quraisy untuk menyatukan kelompok
yang bertikai dan ia dapat hidup laksana duri di tengah-tengah kaum Quraisy.
Belum lama waktu berjalan sehingga kaum Quraisy mengutus utusannya kepada Nabi saw dan
mengharap kepada beliau agar melindungi orang Quraisy yang masuk Islam daripada
membiarkan mereka sebagai panah yang terbang menuju kaum Quraisy. Demikianlah kaum
Quraisy justru membatalkan syarat yang telah mereka diktekan dan Nabi saw pun
menerimanya dengan puas. Perundingan itu justru menguatkan barisan Nabi savv.
Demikianlah Nabi saw terus menjalani mata rantai pergulatan yang tiada henti-hentinya di mana
kehidupan beliau yang pribadi sekali pun tidak sunyi dari penderitaan. Nabi saw menikahi
sembilan orang istri. Perkawinan beliau dengan sembilan istri tersebut merupakan
keistimewaan pribadi yang hanya beliau miliki karena berhubungan dengan sebab-sebab
dakwah Islam. Yaitu suatu dakwah yang membolehkan para pengikutnya untuk menikahi empat
orang istri dengan syarat jika yang bersangkutan mampu menciptakan keadilan di antara
mereka, dan ia menganjurkan untuk hanya puas dengan satu istri jika seorang Muslim khawatir
tidak dapat berbuat adil.
Kaum orentalis dan musuh-musuh Islam mencoba untuk menghina Nabi dan memojokkannya,
dan salah satu cela yang mereka manfaatkan adalah perkawinan beliau dengan sembilan
wanita. Kita mengetahui bahwa pernikahan-pernikahan beliau terlaksana dengan sebab-sebab
politik atau kemanusiaan yang berhubungan dengan dakwah Islam. Dan yang terkenal dari
2 27. Tujuh Pedang Tiga Ruyung Gan K.L m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sejarah Nabi saw adalah bahwa beliau menikah dengan Sayidah Khadijah saat beliau berusia
dua puluh lima tahun dan Khadijah berusia empat puluh tahun. Semasa hidup Khadijah beliau
tidak menikahi istri yang lain sampai Khadijah mencapai usia enam puluh lima tahun. Saat
Khadijah meninggal, Nabi berusia di atas lima puluh tahun. Beliau menikahi Khadijah sebelum
beliau diutus untuk menyebarkan Islam. Beliau tetap setia bersama Khadijah sampai ia
meninggal dan beliau diangkat menjadi Nabi. Namun beban kenabian dan beratnya jihad, kasih
sayangnya kepada manusia, pengorbanannya terhadap Islam dan perintah Allah SWT semua
itu memaksanya untuk menikah lebih dari satu orang istri sampai mencapai sembilan orang
istri. Perkawinan beliau dengan Aisyah yang saat itu masih belia merupakan usaha untuk
menjalin ikatan dengan Abu Bakar, ayah dari Aisyah dan perkawinan beliau dengan Hafshah
meskipun ia sedikit kurang cantik merupakan usaha beliau untuk menjalin ikatan dengan Umar,
ayahnya. Beliau juga menikah dengan Ummu Salamah, janda dari pemimpin pasukannya yang
mati syahid di jalan Allah SWT dan wanita itu merasakan penderitaan bersama beliau saat
hijrah di Habasyah dan hijrah ke Madinah. Ketika suaminya meninggal dan ia sendirian
menghadapi berbagai persoalan kehidupan, maka Nabi saw segera merangkulnya di rumah
kenabian. Perkavvinan beliau dengan Sawadah sebagai bentuk penghormatan terhadap
keislaman wanita itu dan kemuliannya dari kaum lelaki serta kesendiriannya dalam menjalani
kehidupan. Sementara itu, pernikahan beliau dengan Zainab bin Jahasy merupakan ujian berat
bagi beliau di mana perintah pernikahan itu datang dari Allah SWT untuk mengharamkan suatu
tradisi yang terkenal di kalangan jahiliah yaitu tradisi adopsi. Zainab termasuk kerabat Rasul.
Jadi ia termasuk dari kalangan bani Hasyim. Ia merasa bangga dengan nasab yang dimilikinya
yang karenanya ia menolak ketika ditawari untuk menikah dengan Zaid bin Harisah, seorang
budak Nabi yang telah beliau bebaskan, bahkan nasabnya telah beliau nisbatkan kepada
dirinya dan beliau telah mengadopsinya sehingga ia dipanggil dengan sebutan Zaid bin
Muhammad. Namun Zainab akhirnya menyetujui pendapat Nabi dan perintah Allah SWT
sehingga ia menikah dengan Zaid:
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukimin,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetaphan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan


Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhahai Allah dan Rasul-Nya, maka
sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata. " (QS. al-Ahzab: 36)
Sejak semula tampak jelas bahwa pernikahan tersebut akan segera berakhir. Zainab tidak
menyukai Zaid dan Zaid pun bukan tipe lelaki yang mampu menahan kehidupan bersama
seorang wanita yang hatinya jauh darinya. Zaid datang kepada Nabi saw guna mengadu
kepada beliau dan meminta izin untuk menceraikan istrinya. Allah SWT mewahyukan kepada
Rasul-Nya agar membiarkan Zaid menceraikan istrinya, lalu hendaklah beliau menikahinya.
Nabi saw merasakan kesulitan yang luar biasa dan beliau berbicara kepada Zaid agar ia terus
melangsungkan kehidupannya dan bersabar. Nabi saw membayangkan apa yang dikatakan
manusia kepadanya bahwa ia menikahi istri dari anaknya tetapi apa yang dikhawatirkan oleh
Nabi saw justru merupakan sesuatu yang ingin dihapus oleh Allah SWT. Zaid bukanlah
anaknya dan dalam Islam tidak ada sistem adopsi. Oleh karena itu, Zaid dapat mencerai
istrinya lalu Nabi dapat menikahi Zainab untuk menetapkan apa yang diinginkan oleh Islam.
Rasulullah saw mampu bersabar dan menahan diri saat mendengar berbagai ocehan yang
akan dikatakan oleh manusia kepadanya. Ini bukanlah pengorbanan pertama dan terakhir yang
beliau persembahkan untuk Islam. Berkenaan dengan itu, Allah SWT berfirman:
"Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat
kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: 'Tahanlah terus istrimu dan
bertakwalah kepada Allah,' sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah
akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berrhak
kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya),
3 27. Tujuh Pedang Tiga Ruyung Gan K.L m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kami nikahkan kamu dengan dia supaya tidak ada heberatan bagi orang-orang mukmin untuk
(menikahi) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah
menyelesaikan keperluannya dari istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. " (QS.
alAhzab: 37) Pemikahan beliau dipenuhi dengan unsur politik dan usaha untuk menyebarkan kebaikan dan
rahmat serta penghormatan nilai-nilai yang tinggi dan menggabungkannya di rumah kenabian.
Sementara itu, Ummu Habibah binti Abu Sofyan bin Harb, pemimpin Quraisy dalam memerangi
Islam, berhijrah bersama suaminya ke Habasyah.
Ia berhadapan dengan keterasingan dan kekhawatiran dalam membela agama Allah SWT.
Kemudian suaminya mati meninggalkannya sendirian dalam menjalani kehidupan. Sikapnya
yang mulia demi menegakkan ajaran Islam dan hanya menentang ayahnya merupakan nilai
lebih yang menyebabkan Rasulullah saw tertarik untuk menggabungkannya di rumah kenabian.
Pada suatu hari, Abu Sofyan menemuinya saat ia telah menjadi istri Rasulullah saw. Abu
Sofyan ingin duduk di atas tempat tidur Nabi lalu Ummu Habibah berusaha menjauhkan tempt
tidur itu dari ayahnya. Melihat sikap anaknya itu, ayahnya bertanya kepadanya: "Apakah
engkau mulai membenciku?" Dengan penuh keberaniaan ia menjawab: "Ini adalah tempat tidur
Rasulullah saw dan engkau adalah seorang musyrik, maka engkau tidak boleh menyentuhnya."
Adapun Shofiyah binti Huyay adalah anak seorang raja Yahudi. Sedangkan Juwairiyah binti
Haris, ayahnya seorang pemimpin kabilah Bani Musthaliq. Bani Musthaliq menelan kekalahan
saat berhadapan dengan kaum muslim lalu kedua anak perempuan raja dan pemimpin kabilah
itu jatuh menjadi tawanan. Pemikahan Nabi dengan kedua wanita itu terkesan dipaksa oleh
orang-orang yang kalah itu dan sebagai ajakan agar kaum Muslim memperlakukan mereka
dengan baik. Mula-mula kaum Muslim menolak untuk bersikap lembut terhadap ipar-ipar Nabi,
namun Nabi dengan kelembutan sikapnya ingin menyingkap aspek kemanusiaan dalam
peperangannya dan beliau mengisyaratkan kepada kaum Muslim agar mereka menunjukkan
persaudaraan sesama manusia. Peperangan itu sendiri bukan sebagai tujuan namun ia sebagai
usaha mempertahankan Islam dan aspek tertinggi dari Islam adalah rahmat dan cinta.
Jadi Nabi saw menikahi wanita-wanita dari orang-orang yang kalah itu dengan maksud agar
kebebasan dan kemuliaan kembali kepada keluarga mereka dan mereka dapat masuk Islam
secara puas dan sukarela. Kemudian beliau menikah dengan Maryam al-Qibtiyah. Muqauqis
telah memberikannya kepada Nabi sebagai budak di mana itu merupakan simbol tali kasih yang
diisyaratkan oleh Al-Qur'an antara Islam dan Masehi dan sebagai bentuk hukum bagi kaum
Muslim dengan dihalalkannya pernikahan dengan wanita-wanita ahlul kitab.
Maryam memberikan anak kepada Nabi saw yang bernama Ibrahim, nama dari kakeknya,
bapak para nabi. Namun Ibrahim tidak hidup lama. Ia meninggal saat masih menyusu.
Kematiannya merupakan ujian bagi Nabi dan sebagai isyarat dari Ilahi bahwa pewaris-pewaris
Rasul dari kaum pria adalah para pengikut Al-Qur'an dan para pembawa Islam, bukan anakanak
dari sulbinya. Salah jika ada orang yang membayangkan bahwa Rasul saw mempunyai banyak waktu untuk
mencari kesenangan meskipun halal. Kesenangan diperbolehkan bagi orang lain namun beliau
lebih memilih untuk merasakan penderitaan berjihad, menegakkan hukum, dan kesabaran.
Salah jika ada orang yang membayangkan bahwa Rasul saw hidup di rumahnya dengan
keadaan ekonomi yang lebih baik daripada orang yang termiskin dari kalangan Muslim di
zamannya. Kehidupan beliau di rumahnya penuh dengan kezuhudan yang luar biasa sehingga sebagian
istrinya mengeluhkan keadaan tersebut. Di antara mereka ada yang berasal dari keluarga yang
kaya seperti keluarga Abu Bakar atau keluarga Umar bahkan sebagian istrinya bersatu untuk
meminta kepada beliau agar beliau menambah nafkah mereka sehingga Nabi meninggalkan
4 27. Tujuh Pedang Tiga Ruyung Gan K.L m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
istri-istrinya, lalu tersebarlah isu yang menyatakan bahwa beliau telah menceraikan semua
istrinya. Kemudian turunlah ayat Takhyir (yaitu ayat yang memberikan pilihan kepada istri-istri
Nabi untuk tetap menjadi istri beliau atau diceraikannya). Turunlah Al-Qur'an al-Karim
memberikan pilihan pada istri-istri Nabi antara menjalani kehidupan di rumah kenabian dengan
penuh kesederhanaan atau menerima perceraian. Allah SWT berfirman:
"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: 'Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan
perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu
dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya
serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka Sesungguhnya Allah menyediakan siapa yang
berbuat baik di antaramu pahala yang besar. " (QS. al-Ahzab: 28-29)
Selesailah fitnah. Demikianlah pergulatan di rumah Rasul saw. Akhirnya, istri-istri beliau
memilih kehidupan zuhud dan bersabar serta akhirat daripada kehidupan dunia. Permintaan
istri-istri nabi tidak melebihi hal-hal yang bersifat mubah, namun Rasul saw merupakan teladan
bagi seluruh umat, karena itu beliau harus menjadi teladan bagi umat sehingga beliau dapat
menjadi cermin tertinggi yang layak diemban oleh seorang yang memegang tampuk
kepemimpinan Muslimin. Allah SWT telah membalas pengorbanan istri-istri Nabi saw dalam
bentuk mengangkat kedudukan mereka dan menjadikan mereka sebagai ibu dari kaum
mukmin. Allah SWT berfirman:
"Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istriistrinya
adalah ibu-ibu mereka." (QS. al-Ahzab: 6)
Dan, sebagai penegasan terhadap keibuan spiritual ini, Islam mewajibkan hijab yang teliti
kepada mereka, yaitu suatu hijab yang tidak diberlakukan seperti itu kepada MuslimahMuslimah
lain. Nabi saw melanjutkan dakwahnya. Beliau mengirim surat ke raja-raja dan para
penguasa di mana beliau ingin menunjukkan universalitas ajaran Islam. Nabi saw mengajak
Kaisar Romawi untuk mengikuti Islam, lalu beliau mengirim utusan ke Amir Damaskus
mengajaknya untuk memeluk Islam, dan beliau mengutus utusan ke Amir Basrah bagian dari
wilayah Romawi dan mengajaknya untuk mengikuti Islam, dan beliau juga mengirim surat ke
penguasa Qibti dan mengajaknya untuk masuk Islam, dan beliau juga menulis surat ke Kisra,
Raja Persia dan mengajaknya untuk mengikuti Islam. Beliau juga mengirim utusan ke Amir
Bahrain dan mengajaknya untuk mengikuti Islam.
Lalu berbagai reaksi disampaikan berkenaan dengan surat-surat Nabi itu. Di antara mereka ada
yang berusaha menyampaikan kepada pembawa surat bahwa ia masuk Islam dan
mengembalikannya dengan hadiah, dan di antara mereka ada yang merobek-robek surat itu
dan di antara mereka ada yang membalas surat itu dengan jawaban yang baik, dan di antara
mereka ada yang menerima kebenaran. Demikianlah hari berlalu dalam pergulatan yang tidak
pernah padam, suatu pergulatan yang dipimpin oleh Nabi sehingga beliau menaklukkan Mekah
dan menyucikan jazirah Arab. Akhirnya, manusia masuk dalam agama Allah SWT dalam
keadaan berbondong-bodong, dan Allah SWT menyempurnakan agama bagi kaum Muslim dan
Nabi saw melaksanakan haji wada' (haji yang terakhir) dan turunlah kepada beliau wahyu di
Arafah sebagaimana firman-Nya:
"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itujadi agama bagimu. " (QS. al-Maidah: 3)
Ayat tersebut dibacakan kepada Abu Bakar sehingga ia menangis. Allah SWT merasa bahwa
telah tiba waktunya untuk mengakhiri misi Rasul-Nya. Aisyah berkata kepada anak-anak yang
berteriak dan bermain-main di luar rumah: "Diamlah kalian karena Rasulullah saw sedang
sakit." Anak-anak itu pun terdiam dan mereka merasakan ketakutan yang luar biasa. Pada harihari
terakhir, Rasulullah saw tidak lagi bercanda dengan mereka sebagaimana yang biasa
beliau lakukan. Mereka memperhatikan bahwa kepucatan yang aneh menyelimuti Nabi saw yang biasanya
5 27. Tujuh Pedang Tiga Ruyung Gan K.L m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
wajah beliau dipenuhi dengan senyuman hingga wajahnya laksana lempengan emas. Nabi saw
yang terakhir masuk dalam rumahnya dan hampir saja beliau tidak kuat menahan langkah
kedua kakinya. Beliau memasuki rumahnya dan bersandar kepada tangan Fadl bin Abbas dan
Ali bin Abu Thalib. Beliau merasakan keletihan dan kesakitan. Kemudian Aisyah menidurkan
beliau di atas ranjangnya yang kasar dan Aisyah meletakkan tangannya di atas kening beliau.
Kepala beliau tampak panas karena saking hebatnya demam. Aisyah berkata dalam keadaan
kedua matanya mengucurkan air mata, "demi ayah dan ibuku, ya Rasulullah apakah engkau
merasakan sakit?" Nabi saw tersenyum untuk menenangkan Aisyah lalu beliau tertidur.
Kemudian mengalirlah dalam memori Nabi saw berbagai gambar hidup: Jibril turun kepada
beliau dengan membawa wahyu di gua Hira. Beliau telah melewati waktu yang diberkati selama
dua puluh tiga tahun, yang sekarang tampak seperti mimpi. Bahkan empat puluh tahun yang
mendahuluinya tampak seperti gambar yang hanya dilukis sesaat.
Segala sesuatu menjadi mudah bagi Allah SWT dan Rasulullah saw telah berhasil melalui
berbagai penderitaan dengan penuh kesabaran, bahkan beliau tidak pernah mengeluh sekali
pun. Beliau mengajarkan akidah kepada para pengikutnya dengan penuh kemantapan.
Akhirnya, Islam menjadi mulia dan benderanya semakin berkibar. Kemudian beliau bangun
karena melihat tangisan yang tersembunyi dari Aisyah. Beliau membuka kedua matanya dan
melihat wajah Aisyah sambil beliau sendiri berusaha melawan rasa pusing, demam, dan sakit
yang dirasakannya. Beliau kembali tersenyum untuk menenangkan Aisyah dan beliau kembali
memejamkan matanya dan tidak sadarkan diri. Apa gerangan yang menyebabkan Aisyah
menangis" Tidakkah Allah SWT memahkotai jihad Nabi saw yang berat dengan penaklukan
Mekah dan penyucian Baitul Haram"
Berbagai gambar hidup dan aktual melayang-layang dalam memori Nabi saw. Beliau mengingat
bagaimana tindakan orang Quraisy ketika membantalkan perjanjian Hudaibiyah dan mereka
memerangi Khaza'ah yang saat itu bersekutu dengan kaum Muslim dan akhirnya mereka
membunuh semua sekutu kaum Muslim di Baitul Haram. Kemudian beliau berjalan bersama
pasukan yang berjumlah sepuluh ribu di mana semua pasukan telah siap, dan tentara Muslim
turun dari gunung Mekah laksana air bah yang tidak berhenti sedikit pun. Telah lewatlah masa
para pembawa tombak, panah, dan pedang; telah lewatiah masa di mana Rasulullah saw
memimpim pasukan yang di dalamnya terdapat kaum Muhajirin dan Anshar. Di tengah-tengah
pasukan besar tersebut yang berhasil menaklukkan Mekah, Nabi saw menunggangi untanya
dan beliau menundukkan kepalanya dengan penuh rendah diri di hadapan Allah SWT
sampai-sampai kepalanya hampir menyentuh punggung unta yang dinaiki. Pintu Mekah terbuka
untuk pasukan ini. Para pemimpin Mekah dan pengikut-pengikut mereka menyerahkan diri. Kalimat Allah SWT
semakin meninggi di dalamnya. Nabi saw memasuki Baitul Haram lalu beliau berkeliling di
sekitar Ka'bah. Beliau menghancurkan berbagai patung yang berbaris di sekitarnya, lalu beliau
memukulnya dengan kampaknya. Kemudian patung-patung itu berjatuhan dan hancur. Setelah
beliau membersihkan masjid dari berbagai patung dan mengembalikannya sebagaimana yang
diciptakan oleh Allah SWT sebagai rumah tauhid yang mutlak, beliau menoleh kepada orang
Quraisy dan memaafkan mereka dan mengajak mereka untuk kembali ke jalan Allah SWT.
Kemudian tibalah waktu salat, lalu Bilal naik di atas punggung Ka'bah dan mengumandangkan
Azan. Penduduk Mekah mende-ngarkan panggilan baru ini di mana gemanya berputar-putar di
antara gunung: "Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Aku bersaksi bahwa
Muhammad utusan Allah. Marilah melaksanakan salat. Marilah menuju keberuntungan. Allah
Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah."
Akhirnya, rumah itu dikembalikan kehormatannya dan kemuliannya. Kemudian lagi-lagi arus
berbagai gambar terlintas dalam memorinya: itulah peperangan Hunain dengan kekalahannya,
6 27. Tujuh Pedang Tiga Ruyung Gan K.L m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kemenangannya, dan ganimahnya; Itulah Nabi saw yang memberikan ganimah terhadap
orangorang yang bergabung dengan Islam hanya dua hari dari penduduk Mekah, dan mencegah
untuk memberi ganimah Hunaian kepada kaum Anshar yang telah memberikan segalanya
untuk Islam. Salah seorang di antara mereka berkata: "Demi Allah, Rasulullah saw telah
menemui kaumnya." Sa'ad bin 'Ubadah berjalan ke arah Rasulullah saw dan memberitahunya
bahwa kaum Anshar sedang marah. Rasul saw bertanya: "Mengapa marah?" Sa'ad menjawab:
"Mereka protes saat engkau membagikan ganimah ini pada kaummu dan pada seluruh orang
Arab namun mereka tidak mendapatkan apa-apa." Rasulullah saw bertanya kepada Sa'ad bin
Ubadah: "Kamu sendiri bagaimana pendapatmu wahai Sa'ad?" Sa'ad berkata: "Aku tidak lain
kecuali seseorang dari kaumku." Rasulullah saw berkata: "Kumpulkanlah kepadaku kaummu
untuk masalah yang penting ini dan jika kalian telah berkumpul, maka beritahulah aku."
Sa'ad mengumpulkan seluruh kaum Anshar lalu ia memberitahu Rasul saw bahwa ia telah
mengumpulkan mereka. Rasulullah saw keluar menemui mereka dan berdiri di hadapan
mereka sambil memuji Allah SWT dan kemudian berkata: "Wahai orang-orang Anshar, tidakkah
aku datang kepada kalian saat kalian dalam keadaan sesat lalu Allah SWT memberikan
petunjuk kepada kalian, dan kalian menjadi orang-orang yang fakir lalu Allah SWT
memampukan kalian, dan kalian dalam keadaan bermusuhan lalu Allah SWT menyatukan hati
kalian?" Mereka menjawab: "Benar." Rasulullah saw berkata: "Mengapa kalian tidak menjawab
wahai kaum Anshar?" Mereka berkata: "Apa yang kita akan katakan wahai Rasulullah dan
dengan apa kita akan menjawabnya. Sungguh segala karunia hanya milik Allah SWT dan
Rasul-Nya." Rasulullah saw berkata: "Demi Allah, seandainya kalian mau niscaya kalian akan mengatakan
dan benar apa yang kalian katakan: Engkau datang kepada kami sebagai seorang yang terusir,
maka kami melingdungimu dan engkau datang dalam keadaan miskin lalu kami menghiburmu
dan engkau datang dalam keadaaan ketakutan lalu kami mengamankanmu dan engkau datang
dalam keadaan teraniaya lalu kami menolongmu." Mereka berkata: "Segala puji dan karunia
bagi Allah SWT dan Rasul-Nya." Rasulullah saw berkata: "Wahai kaum Anshar, apakah kalian
akan marah terhadap harta yang telah aku berikan kepada suatu kaum dengan harapan agar
keimanan meresap dalam hati mereka dan kalian justru melupakan karunia yang telah Allah
SWT berikan kepada kalian dalam bentuk nikmat Islam. Tidakkah kalian wahai kaum Anshar
merasa puas ketika manusia pergi untuk melakukan perjalanan di musim dingin sedangkan
kalian pergi dengan Rasulullah saw. Maka demi Zat yang jiwaku di tangan-Nya, seandainya
manusia melalui suatu jalan dan kaum Anshar melalui jalan yang lain niscaya aku akan melalui
jalan kaum Anshar. Ya Allah, rahmatilah kaum Anshar dan anak-anak kaum Anshar dan cucu
kaum Anshar." Mendengar doa itu, kaum tersebut menanggis sehingga jenggot mereka terbasahi dengan air
mata dan mereka berkata: "Kami rela dengan Allah SWT sebagai Tuhan dan sangat puas
dengan pembagian Rasulullah saw." Kemudian Nabi saw pun meninggalkan mereka dan
mereka pergi dalam keadaan puas. Orang-orang Anshar memahami bahwa Muslim yang hakiki
di dunia adalah seorang yang datang di dunia untuk memberi, bukan untuk mengambil. Nabi
saw terbangun dan beliau mendapati dirinya sendirian di kamar. Suhu tubuh beliau meningkat
karena demam, lalu beliau memanggil Aisyah dan meminta kepadanya untuk membawa air
yang dapat digunakannya untuk mendinginkan tubuhnya. Aisyah mulai menuangkan air kepada
Rasulullah saw sampai demam beliau berangsur-angsur sedikit menurun. Tampak bahwa
waktu berlalu cukup lambat dan berat. Sakit Rasulullah saw semakin meningkat.
Beliau mulai merasa bahwa tidak mampu lagi untuk salat bersama para sahabat, lalu beliau
memerintahkan Abu Bakar untuk salat bersama mereka. Pada saat Nabi mengalami antara
keadaan terjaga dan tidur, beliau selalu berpikir apa gerangan yang belum disampaikannya
kepada manusia. Beliau telah menyampaikan segala sesuatu dan telah mengajari mereka
7 27. Tujuh Pedang Tiga Ruyung Gan K.L m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
segala sesuatu serta telah meninggalkan sebuah Kitab yang siapa pun berpegangan
dengannya ia tidak akan sesat.
Rasul saw mulai mengantuk dan berbagai nostalgia terlintas di kepalanya. Beliau melihat
dirinya di haji Wada'. Selesailah perjanjian yang diberikan kepada kaum musyrik dan mereka
telah dilarang untuk memasuki Masjidil Haram dan sekarang Nabi saw keluar sebagai
pemimpin haji dan mengajari kaum Muslim cara manasiknya. Rasulullah saw memperhatikan
ribuan orang-orang yang bertauhid saat mereka menuju Baitul Haram dalam keadaan
memenuhi panggilan Tuhan dan tunduk kepadanya. Mereka menghidupkan memori kakek
mereka, Ibrahim Khalilullah. Nabi saw berdiri dan berpidato di tengah-tengah keramaian itu.
Nabi saw mulai merasakan bahwa kehidupannya di dunia sebentar lagi akan berakhir. Beliau
mengetahui bahwa kafilah ini akan pergi sendirian dalam menjalani kehidupan. Beliau kembali
menanamkan nilai-nilai Islam dan wasiat dakwah di jalan Allah SWT. Setelah berjuang selama
dua puluh tiga tahun menegakkan agama Allah SWT, beliau bertanya kepada mereka: "Apakah
aku telah menyampaikan amanat Tuhan?" Lalu manusia yang hadir saat itu menyatakan bahwa
beliau benar-benar telah menyampaikan dakwah. Beliau memanggil Mu'ad bin Jabal dan
mengajarinya bagaimana berdakwah kepada manusia di jalan Allah SWT dan bagaimana
mengenalkan agama kepada mereka.
Kemudian beliau berwasiat kepadaa Mu'ad saat ia menunggangi kendaraannya sedangkan
Rasulullah saw beijalan di sebelah untanya: "Sesungguhnya orang yang paling utama di sisiku
adalah orang-orang yang bertakwa, siapa pun mereka dan di mana pun mereka." Nabi saw
adalah rahmat bagi semua manusia dan sebagal cermin yang tertinggi dari cermin
persaudaraan dan kepatuhan. Beliau menegakkan Al-Qur'an di tengah-tengah umat Islam
namun beliau menolak segala bentuk penampilan yang biasa melekat pada seorang penguasa
atau raja atau pemimpin apa pun. Beliau berkata kepada para sahabatnya: "Aku hanya seorang


Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hamba Allah SWT dan Rasul-Nya."
Beliau keluar menemui sekelompok sahabatnya lalu sebagai bentuk penghormatan kepada
beliau mereka berdiri. Kemudian beliau memerintahkan kepada mereka agar tidak berdiri.
Ketika beliau keluar untuk menemui sahabat-sahabatnya dan murid-muridnya, maka beliau
duduk bersama mereka di tempat terakhir yang ditemukannya. Beliau sangat bersahabat dan
ramah dengan para sahabatnya, bahkan beliau bercanda dengan anak-anak mereka dan
mendudukkan mereka di ruangannya. Beliau memenuhi panggilan orang dewasa maupun
anak-anak. Beliau membesuk orang-orang yang sakit meskipun berada di tempat yang jauh.
Beliau menerima alasan orang yang mempunyai uzur. Beliau mendahului orang yang
ditemuinya dengan salam bahkan beliau mendahului berjabat tangan dengan para sahabatnya.
Ketika seseorang datang untuk menemuinya saat beliau salat, maka beliau mempersingkat
salatnya dan menanyakan keperluan orang itu. Setelah menyelesaikan keperluan manusia,
beliau kembali menyelesaikan shalatnya. Beliau selalu menebar senyum kepada kawan dan
lawan dan memiliki kepribadian yang paling baik. Ketika beliau berada di rumahnya, beliau
melayani keluarganya. Beliau mencuci bajunya. Beliau memperbaiki sandalnya dan memberi
minum unta. Beliau makan bersama pembantu. Beliau memenuhi kebutuhan orang yang lemah,
orang yang sedih, dan orang yang miskin. Bahkan kebaikan beliau dan kasih sayangnya
sampai pada tingkat di mana beliau membiarkan cucunya menaiki punggungnya saat beliau
sedang shalat. Kasih sayang beliau tidak hanya terbatas kepada manusia bahkan juga tertuju pada binatang
dan pohon. Beliau memberi makan binatang dengan tangannya sendiri bahkan beliau pernah
merawat anjing yang sakit. Beliau memerintahkan pasukan Islam saat berperang demi
menegakkan keadilan Islam agar mereka tidak membunuh anak kecil, orang tua, kaum wanita
dan hendaklah mereka tidak mencabut pohon dan tidak pula merobohkan rumah.
8 27. Tujuh Pedang Tiga Ruyung Gan K.L m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Apa yang dibawa oleh Nabi saw bukan hanya suatu undang-undang yang mengatur hubungan
antara manusia dan manusia yang lain, dan apa yang dibawa oleh Nabi saw bukan hanya berisi
suatu sistem untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan kemajuannya, ini semua adalah hal
relatif namun beliau datang dengan membawa peradaban yang abadi yang mengatur hubungan
antara manusia dan alam, dan mengembalikan keserasian di alam wujud sehingga semua
berjalan secara seimbang dan mencapai kesempurnaan menuju Allah SWT. Meskipun pada
titik terakhir dari kehidupannya, beliau masih sibuk mengurusi masa depan dakwah dan beliau
sangat cemas terhadap masa depan agama dan sangat peduli dengan problema kaum Muslim.
Beliau khawatir suatu saat Islam hanya tinggal namanya namun hakikatnya telah lenyap.
Namun sebelum beliau meninggal, Allah SWT telah memperlihatkan kepada beliau sesuatu
yang membuat hati beliau menjadi tenang. Dan di hari Senin dari bulan Rabiul Awal yang mulia,
beliau kembali kepada Tuhannya dalam keadaan ridha dan diridhai.
Salam kepadamu ya Rasulullah dan kepada keluarga serta sahabat yang setia bersamamu..
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
9 Tiga Dara Pendekar 28 Lupus Tragedi Sinemata Tambang Jebakan Maut 3
^