Pencarian

Kisah Para Nabiallah 12

Kisah Para Nabiallah Bagian 12


para tawanan perang, maka kita akan mengatakan bahwa Islam menerapkan sistem ini sebagai
bentuk pembalasan terhadap perlakuan yang sama di mana musuh-musuh Islam menjadikan
kaum Muslim sebagai budak-budak mereka ketika mereka menawannya. Oleh karena itu,
secara alami orang-orang Islam pun menawan mereka sebagai budak-budak. Jika Islam tidak
melakukan yang demikian, maka boleh jadi Islam akan dimain-mainkan dan ada kesempatan
besar bagi orang-orang musyrik untuk memperdaya Islam.
Demikianlah bahwa dakwah Islam mengalami berbagai macam hambatan dan penindasan. Dan
ketika orang-orang yang tersiksa mengadu kepada Rasulullah saw atas penindasan yang
mereka terima, maka Rasulullah saw memberitahu mereka dengan pembicaraan yang jelas
bahwa para dai di jalan Allah SWT harus mengorbankan kesenangan mereka, kedamaian
mereka, dan darah mereka sebagai harga yang pantas untuk tersebarnya dakwah Islam.
Kebebasan bukan diperoleh dengan cuma-cuma. Sejarah kehidupan menceritakan kepada kita
bahwa ia dipenuhi dengan gumpalan darah yang harus dibayar oleh masyarakat untuk
memerangi musuh-musuhnya dari luar dan dari dalam. Jika ini dialami setiap orang yang
menuntut kebebasan pada zaman dan tempat tertentu, maka bagaimana dengan orang-orang
yang menuntut kebebasan manusia secara keseluruhan.
Seorang Muslim hendaklah sadar bahwa dengan mengumumkan dakwahnya, maka ia pasti
akan menerima pengusiran, penindasan, penjara, pengepungan dan pembunuhan. Ini adalah
harga yang pantas yang harus dibayar ketika berdakwah di jalan Allah SWT; inilah harga
kebebasan. Bahkan terkadang kaum yang batil pun membayamya dengan senang hati, maka
bagaimana mungkin orang-orang yang bersama kebenaran ragu untuk melakukannya.
Pada hakikatnya, manusia cinta kepada keabadian. Secara naluri manusia merasa takut pada
azab dan kematian. Dan barangkali yang membedakan orang-orang Islam yang hakiki dengan
yang lainnya adalah bahwa mereka terbebas dari rasa ketakutan dan cinta keabadian. Ini
adalah tolok ukur yang pasti untuk membedakan antara seorang Muslim yang hakiki dan
seorang Muslim yang hanya namanya atau Muslim warisan atau hanya klaim semata.
Seorang Muslim yang hakiki menyadari bahwa ajal di tangan Allah SWT, rezeki adajuga di
tangan-Nya, begitu juga keamanan semua ada di tangan-Nya. Dengan keimanan seperti ini, ia
memulai pergulatannya untuk menyebarkan dakwah. Ia siap untuk menerima penyiksaan dan
penderitaan di jalan Allah SWT; ia pun siap meneteskan darahnya sebagai harga yang pantas
yang diberikannya dalam rangka memperoleh kebebasan. Ini semu
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
1925. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
a dilakukanya dengan begitu
sederhana dan tidak ada rasa takut karena Islam membebaskannya dari rasa ketakutan.
Dahulu para pembangkang menggergaji orang-orang yang menyeru di jalan Allah SWT dengan
menggergaji saat mereka dalam keadaan hidup-hidup.
Khabab bin Irit pergi menemui Rasulullah saw dan meminta tolong kepada beliau dari
penyiksaan orang-orang Quraisy, sambil berkata: "Tidakkah engkau menolong kami, wahai
Rasulullah" Tidakkah engkau berdoa kepada kami, ya Rasulullah?" Rasulullah saw menjawab:
"Sungguh sebelum kalian terdapat orang-orang yang berdakwah di jalan Allah SWT lalu mereka
dimasukkan dalam suatu galian tanah lalu mereka digergaji di mana tubuh mereka dipisah
menjadi dua, namun mereka tetap mempertahankan agamanya. Demi Allah, sungguh Allah
SWT akan menolong masalah ini tetapi kalian terlalu tergesa-gesa."
Dengan kalimat-kalimat yang penuh kesabaran dan keberanian ini, Rasulullah saw ingin
memahamkan kepada orang tersebut bahwa termasuk dari kesempurnaan iman adalah
membayar harga kebebasan. Jelas sekali bahwa Islam tidak memberikan keuntungan bagi
orang yang memeluknya. Orang-orang Islam yang pertama tidak bertanya dan mengatakan:
"Apa yang kita peroleh dari agama ini?" Sebaliknya, mereka bertanya: "Apa yang kita bayar
untuk Islam?" Jawabannya adalah: "Segala sesuatu dimulai dari suapan-suapan roti sampai
darah yang tertumpah." Jadi, kaum Muslim yang pertama telah membayar ongkos kebebasan.
Mereka merasakan kedamaian yang luar biasa untuk mempertahankan agama Allah SWT;
mereka mendapatkan kepercayaan yang tinggi tentang kemenangan kebenaran yang datang
kepada mereka; mereka justru memberitahu orang-orang musyrik bahwa mereka akan dapat
mengalahkan raja-raja Kisra dan Kaisar. Dengan dakwah yang mereka lakukan, mereka akan
menjadi pemimpin-pemimpin di muka bumi. Kaum musyrik justru memanfaatkan kepercayaan
ini untuk mengejek mereka dan menertawakan mereka.
Ketika Aswad Ibnu Matlab dan orang-orang yang bersamanya melihat sahabat-sahabat Nabi,
maka mereka mengejek dan mengatakan: "Telah datang kepada kalian pemimpin-pemimpin
bumi yang esok akan mengalahkan raja-raja Kisra dan Kaisar, kemudian mereka bersiul dan
bertepuk tangan." Namun kaum mukmin tidak peduli dengan ejekan tersebut. Demikianlah
bahwa ejekan demi ejekan terus menyertai dakwah kaum Muslim.
Kemudian kaum Quraisy mengadakan pertemuan yang bersejarah untuk menyatukan
pandangan dalam rangka menyerang Rasulullah saw. Kaum musyrik menuduhnya bahwa
beliau adalah seorang ahli sihir, dan pada kali yang lain mereka menuduhnya bahwa beliau
adalah dukun, dan pada kali yang lain lagi mereka menuduhnya bahwa beliau adalah penyair,
bahkan pada kali yang lain mereka menuduhnya bahwa beliau adalah seorang yang gila.
Kemudian mereka semua sepakat untuk menuduh bahwa beliau adalah seorang penyihir.
Walid bin Mughirah yang terkenal sebagai orang yang terpandang di kalangan mereka
menuduh Rasulullah saw sebagai penyihir yang dapat memisahkan antara sesama saudara
dan antara seseorang dengan isterinya. Kemudian mereka membikin kelompok-kelompok yang
mengingatkan para pendatang di Mekah bahwa Muhammad adalah seorang penyihir. Meskipun
demikian, dakwah Islam tetap berlangsung. Ia tetap tersebar dengan pelan namun pasti dan
kalimat-kalimat yang diutarakan Nabi justru mengingatkan perjanjian yang pernah dilakukan
oleh manusia, yaitu perjanjian saat Allah SWT menyaksikannya ketika mereka masih di alam
atom di punggung Adam: "Bukankah aku Tuhan kalian" Mereka menjawab: 'Benar.'" (QS. al-A'raf: 172)
Bertambahlah jumlah kaum Muslim hingga kaum Quraisy merasakan ketakutan. Mereka mulai
melihat bahwa penggunaan cara-cara kekerasan tidak selalu berhasil. Kemudian mereka
memilih untuk menggunakan cara baru, yaitu bagaimana seandainya mereka menggunakan
1 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
perdamaian dan perundingan. Orang-orang Quraisy mengutus 'Utbah bin Rabi'ah, seorang
lelaki yang terkenal dengan kecerdasan dan kebijaksanaan sebagai juru runding.
'Utbah berkata kepada Rasul saw: "Wahai anak saudaraku, kami mengetahui kedudukanmu di
sisi kami dari sisi nasab. Engkau datang kepada kaummu dengan suatu hal yang besar di mana
engkau memisahkan kelompok-kelompok mereka. Maka dengarkanlah aku karena aku ingin
berbicara tentang beberapa hal. Barangkali engkau akan menerima sebagiannya." Rasul saw
berkata: "Silakan berbicara wahai 'Utbah." 'Utbah berkata: "Jika engkau menginginkan harta
niscaya kami akan mengumpulkan harta bagimu, sehingga engkau akan menjadi orang yang
paling kaya di antara kami, dan jika engkau menginginkan kehormatan, maka kami akan
memberi kehormatan itu bagimu dan jika engkau menginginkan kekuasaan, maka kami akan
menyerahkan kekuasaan padamu dan jika engkau terkena penyakit yang engkau tidak mampu
menolaknya dari dirimu, maka kami akan mencarikan tabib bagimu dan kami akan
mengeluarkan harta kami sehingga engkau sembuh."
Demikianlah 'Utbah mengakhiri pembicarannya. Kemudian ia menunggu reaksi Nabi. Lalu
Rasulullah saw berkata: "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Haa miim. Diturunkan dari
Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyanyang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni
bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan
yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (darinya);, maka mereka tidak
(mau) mendengarkan. Mereka berkata: 'Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa
yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu
ada dinding, maka bekerjalah kamu; Sesungguhnya kami bekerja (pula).' Katakanlah:
'Bahwasannya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku
bahwasannya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus
menuju kepadanya dan mohonlah ampun kepadanya. Dan kecelakaan besarlah bagi orangorang
yang mempersekutukan-(Nya), (yaitu) orang-orangyang tidak menunaikan zakat dan
mereka kafir akan adanya (hehidupan) akhirat. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya.'
Katakanlah: 'Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua
masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya" (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan
semesta alam. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam
empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian dia
menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi: 'Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka
hati atau terpaksa.' Keduanya menjawab: 'Kami datang dengan suka hati.' Maha Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perhasa lagi Maha
Mengetahui. Jika mereka berpaling, maka katakanlah: 'Aku telah memperingatkan kamu
dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Ad dan kaum Tsamud." (QS. Fushilat: 1-13)
Rasulullah saw telah menjawab tawaran 'Utbah di mana beliau memilih untuk menghadapi
tawaran dan iming-iming tersebut dengan membaca sebagian dari surah Fhusilat yang
merupakan salah satu surah Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril.
'Utbah bangkit dari tempatnya ketika Rasulullah saw sampai pada firman-Nya:
"Jika mereka berpaling, maka katakanlah: 'Aku telah memperingatkan kamu dengan petir,
seperti petir yang menimpa kaum "Ad dan kaum Tsamud. " (QS. Fushilat: 13)
'Utbah berdiri dalam keadaan takut dan segera menuju kaum Quraisy. Bayang-bayang azab
dunia terngiang di telinganya. Dan ketika ia sampai ke orang Quraisy, ia mengusulkan agar
2 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
orang-orang Quraisy membiarkan apa saja yang dilakukan Muhammad. Gagallah perundingan
dengan seorang Muslim yang pertama, yaitu Rasulullah saw. Gagalnya perundingan tersebut
sebagai bentuk pemberitahuan tentang kembalinya tindak kekerasan dan penyiksaan terhadap
sahabat-sahabat Rasul saw. Kemudian kaum musyrik semakin meningkatkan penindasan
terhadap kaum Muslim. Rasulullah saw sangat menderita melihat hal yang dirasakan para
sahabatnya. Ketika kaum Muslim membayar harga yang paling mahal sebagai konsekuensi dari
akidah yang mereka anut dan mereka dengan sabar memikul penderitaan di jalan Allah SWT,
maka Rasulullah saw mengisyaratkan mereka untuk berhijrah. Beliau memberikan izin untuk
berhijrah bagi orang yang ingin hijrah.
Kemudian Dimulailah gelombang hijrah. Itu terjadi pada lima tahun dari turunnya wahyu setelah
dua tahun diumumkannya dakwah. Maka berhijrahlah ke Habasyah enam belas orang Muslim.
Mereka keluar secara rahasia dan mereka menuju ke laut. Mereka berlayar meskipun orangorang
yang tinggal di gurun sebenarnya tidak ingin berlayar karena mereka takut dari laut dan
mereka yakin bahwa manusia yang berlayar di laut akan menjadi ulat di atas kayu-kayu yang
berenang. Selanjutnya, gelombang hijrah yang kedua pun dimulai. Kali ini diikuti oleh delapan puluh tiga
orang laki-laki dan sembilan belas perempuan. Kemudian orang-orang Quraisy berusaha untuk
mengirim beberapa orang dan tetap berusaha menyiksa dan menyakiti orang-orang yang
berhijrah. Mereka mengutus ke Najasyi, Raja Habasyah, orang-orang yang dapat
mempengaruhinya untuk menentang orang-orang yang berhijrah. Mereka menuduh kaum
Muslim meninggalkan agama nenek moyang mereka di Mekah dan mereka juga tidak
menganut agama Najasyi, yaitu agama Kristen. Kemudian orang-orang Quraisy tidak lupa
mengirim hadiah kepada Najasyi sebagai bentuk suapan kepadanya. Tampaknya Najasyi
seorang yang berakal lalu ia mengutus seseorang kepada kaum muhajirin dan bertanya kepada
mereka tentang agama baru yang mereka anut. Kemudian kaum muhajirin menceritakan
kepadanya tentang Islam. Najasyi bertanya tentang Isa lalu mereka menjawab: "Ia adalah hamba Allah SWT dan rasulNya
dan ruh-Nya serta kalimat-Nya yang diletakkan kepada Maryam, wanita yang perawan
yang suci." Kemudian Najasyi mengambil satu kayu kecil dari bumi dan mengatakan:
"Penjelasan tentang Isa yang kalian katakan tidak lebih dari kayu kecil ini. Pergilah kalian dan
kalian akan aman." Najasyi mengembalikan hadiah kaum Quraisy dan mengatakan: "Allah tidak
mengambil suap dariku sehingga aku tidak mungkin mengambilnya dari kalian."
Demikianlah kaum muhajirin tinggal di negeri yang damai, yaitu Habasyah negeri yang dipimpin
oleh seorang laki-laki yang diberi kematangan berpikir di mana ia cenderung mengimani
karakter al-Masih sebagai seorang manusia. Dan salah satu keajaiban kekuasaan Ilahi adalah
bahwa masyarakat Islam yang berhijrah tersebut tidak mengalami kelemahan dalam akidahnya,
namun mereka justru merasakan kekuatan.
Allah SWT memperkuat dakwah Islam dengan masuknya dua lelaki besar dalam Islam, yaitu
Hamzah, paman Nabi dan Umar bin Khatab. Kedua orang itu mempunyai kepribadian yang
tangguh di Mekah di mana masing-masing dari mereka terkenal di tengah-tengah kaumnya.
Allah SWT berkehendak untuk memberi Islam dua orang lelaki yang tangguh di Mekah dan
Allah SWT telah meletakkan rahmat yang terpancar dalam hati mereka. Hamzah masuk Islam
karena dorongan emosi, fanatisme, dan rahmat terhadaporang-orang yang tidak memberikan
pembelaan kepada Muhammad saw.
Salah seorang perempuan berkata kepada Hamzah: "Seandainya engkau melihat apa yang
diperoleh oleh anak dari saudaramu, Muhammad dari Abil Hakam bin Hisyam (Abu Jahal).
Sungguh Abu Jahal telah mencelanya dan menyakitinya, sedangkan Muhammad hanya terdiam
dan tidak mengatakan apa-apa." Mendengar pengaduan itu, darah mendidih berkobar dalam
3 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
urat-urat Hamzah. Dengan kemarahan yang sangat, Hamzah mencari-cari Abu Jahal lalu ia
melihatnya sedang duduk-duduk di tengah-tengah kaumnya. Hamzah mengangkat tangannya
lalu memukulkannya ke kepala Abu Jahal sambil berteriak: "Apakah engkau akan mengejek
Muhammad, padahal aku berada di atas agamanya."
Demikianlah permulaan keislaman Hamzah. Hamzah adalah seorang yang mulia di mana
perasaannya berkobar ketika ia melihat anak saudaranya disiksa dan dianiaya dan dia tidak
mendapati seorang pun yang membelanya. Beginilah sebab-sebab pertama dari keislaman
Hamzah, namun sebab yang paling dalam dan yang paling menentukan adalah rahmat Allah
SWT yang telah dianugerahkan kepadanya, meskipun Hamzah tidak mengetahuinya, yaitu
rahmat yang mendorongnya untuk tidak membiarkan seseorang pun menyakiti lelaki yang
berdakwah di jalan Allah SWT hanya karena ia seorang yang lemah dan tidak mempunyai
penolong. Jadi, Hamzah adalah penolongnya.
Sedangkan Umar bin Khatab terkenal dengan ketangguhan sikap dan kekerasan perilaku.
Seringkali kaum Muslim mendapat siksaan darinya ketika ia masih menganut jahiliah. Dan
salah seorang yang mendapatkan siksaan ciarinya adalah Amir bin Rabi'ah dan isterinya. Amir
beserta istcrinya menetapkan untuk berhijrah ke Habasyah. Umar bin Khatab menemuinya lalu
ia mendapati isteri Amir dan tidak mencmukan suaminya. Umar melihat wanita itu sedang
bersiap-siap untuk berhijrah lalu Umar berkata (saat itu sumber rahmat telah memancar pada
dirinya): "Apakah engkau akan pergi wahai Ummu Abdillah?" Dengan nada jengkel, wanita itu
berkata: "Benar, demi Allah kami akan keluar dan menuju tanah Allah SWT. Engkau telah
menyiksa kami dan telah memaksa kami untuk berhijrah. Kami akan pergi sehingga Allah SWT
akan memberikan kelapangan kepada kami." Umar berkata: "Mudah-mudahan Allah
SWTmenemanimu." Wanita itu melihat tanda-tanda kelembutan dan kesedihan pada wajah Umar. Dan ketika
suaminya kembali, ia menceritakan kepadanya bahwa ia sangat berharap kepada keislaman
Umar. Lalu suaminya menjawab: "Ia tidak mungkin masuk Islam sampai keledai Umar masuk
Islam." Ia mengatkan demikian karena ia melihat betapa bengisnya dan kejamnya Umar.
Namun perasaan lembut wanita itu lebih kuat daripada pandangan pikiran lelaki itu dan
keputusannya yang terlalu cepat kepada Umar.
Belum lama mereka berhijrah sehingga Umar masuk Islam. Orang-orang muhajirin
mengeluarkan penutup sumur rahmat dalam dirinya. Dan barangkali Umar merasa kebingungan
lalu ia menetapkan untuk membunuh Rasul saw. Dengan menghunuskan pedangnya, ia pergi
menuju Rasul saw. Kemudian ia bertemu dengan orang-orang yang memergokinya dalam
keadaan kebingungan, lalu mereka bertanya kepadanya, hendak kemana ia akan pergi" Umar
menjawab: "Aku hendak ke Muhammad aku akan membunuhnya sehingga orang-orang Arab
merasa tenteram." Dengan nada mengejek, seseorang berkata: "Tidakkah engkau memulai dari
keluargamu sebelum engkau membunuh Muhammad." Dengan nada jengkel, Umar berkata:
"Apa yang terjadi pada keluargaku?" Lelaki itu menjawab: "Saudara perempuanmu dan
suaminya telah masuk Islam, sedangkan engkau tidak mengetahuinya." Umar segera mencari
saudara perempuannya dan suaminya di mana saat itu keduanya sedang membaca Al-Qur'an.
Ketika melihat Umar, mereka menyembunyikan Al-Qur'an. Umar bertanya: "Sepertinya aku
mendengar suara bisikan dari luar." Tetapi saudara perempuannya mengatakan: "Tidak."
Kemudian suaminya ikut campur dan Umar pun tampak marah kepadanya. Wanita itu bangkit
untuk membela suaminya lalu Umar memukulnya sehingga darah segar mengucur darinya.
Darah itu justru membangkitkan sumber rahmat dari diri Umar. Akhirnya, Umar mengambil air
wudhu agar mereka mengizinkan untuk membaca Al-Qur'an. Umar pun membacanya. Belum
lama Umar membacanya sehingga ia pergi menemui Rasul saw.
Tanpa ragu, Umar memilih untuk masuk Islam. Dan pedang yang dibawanya itu menjadi
pedang yang paling kuat yang dengannya ia mempertahankan agama Muhammad saw.
4 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kemudian ia mengetuk pintu untuk menemui Rasul saw di mana saat itu beliau bersama
sahabatnya. Dari celah-celah pintu, sahabat Nabi melihat Umar bin Khatab sedang
menghunuskan pedang. Kemudian sahabat itu kembali kepada Nabi dengan membawa berita
yang sangat mengejutkan ini. Ia menduga bahwa Umar datang dengan maksud jahat.
Rasulullah saw bangkit dan memerintahkan para sahabatnya agar membiarkan Umar.
Rasulullah saw membukakan pintu Kemudian ia menyambut Umar bin Khatab dan bertanya
kepadanya apa yang diinginkannya. Umar menjawab bahwa ia datang untuk mengucapkan dan
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.
Orang-orang Quraisy mulai merasa bahaya akan mereka temui setelah keislaman Umar dan
Hamzah. Para tokoh-tokoh Mekah dan orang-orang yang dihormati telah masuk Islam. Sebelum
Umar masuk Islam, kaum Muslim bertawaf di Ka'bah secara rahasia dan dengan malu-malu,
namun ketika Umar masuk Islam ia menampakkan keislamannya dan ia menantang orang yang
mencegahnya untuk bertawaf, bahkan banyak orang-orang memberikan jalan padanya saat
tawaf. Mekah mengetahui bahwa ia menghadapi suatu dakwah yang akan dapat mengubah


Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jazirah Arab. Rasa ketakutan mulai menghantui para pemuka Quraisy dan mereka menetapkan metode baru
untuk menghadapi kaum Muslim. Mereka yang sebelumnya menggunakan metode penghinaan
dan pengejekan kini mulai mencoba untuk memblokade kaum Muslim secara ekonomi dan
kemanusiaan. Kaum musyrik mengadakan perkumpulan dan pertemuan untuk memboikot
kaum Muslim. Mereka mengadakan pertemuan itu di Ka'bah, sebagai penghormatan
kepadanya. Orang-orang musyrik menghormati Ka'bah meskipun mereka memenuhinya
dengan berbagai macam patung yang mereka sembah dalam rangka mendekatkan mereka
kepada Allah. Pasal kesepakatan itu menetapkan, hendaklah penduduk Mekah tidak menjual
barang apapun kepada kaum Muslim dan hendaklah mereka tidak menikah dengan kaum
Muslim. Dengan ketetapan yang kejam tersebut, mereka ingin menghancurkan kaum Muslim
dan membunuh perekonomian mereka. Rasulullah saw dan orang-orang yang beriman
kepadanya terpaksa berlindung di dusun Bani Hasyim. Mereka dilindungi oleh keturunan Bani
Muthalib, baik mereka orang-orang kafir maupun orang-orang beriman kecuali musuh Allah
SWT, Abu Jahal di rnana ia bersama orang-orang Quraisy menentang kaummnya.
Kemudian Dimulailah blokade ekonomi terhadap kaum Muslim di mana tidak ada makanan dan
minuman yang datang kepada mereka, sehingga penderitaan yang sulit kini dialami oleh
sahabat-sahabat Nabi. Ketika kafllah perdagangan datang ke Mekah dan salah seorang dari
sahabat Nabi menemui mereka di pasar untuk membeli makanan untuk keluarganya, maka Abu
Lahab berdiri dan berkata kepada para penjual, wahai para pedagang, mahalkanlah dagangan
kalian terhadap sahabat-sahabat Muhammad, sehingga mereka tidak mampu membelinya dan
aku menjamin kerugian yang kalian alami, bahkan aku akan membeli apa saja yang ingin
mereka beli dari kalian. Mendengar hal tersebut, para pedagang pun menjual barang dagangannya dengan harga yang
tidak wajar, sehingga seorang Muslim kembali ke rumah keluarganya tanpa membawa sedikit
pun makanan. Kemudian padagang itu pergi ke Abu Lahab dan memin-ta kepadanya agar
membeli barang yang ingin dibeli orang Muslim. Demikianlah peperangan tersebut terus terjadi
sehingga kaum Muslim merasakan penderitaan yang sangat luar biasa di mana mereka dalam
keadaan kelaparan dan kekurangan pakaian yang layak. Peperangan ekonomi ini terjadi
selama tiga tahun penuh. Saking menderitanya para sahabat sampai-sampai Sa'ad bin Abi
Waqas pernah keluar pada suatu hari untuk memenuhi hajatnya, lalu ia mendengar suara
gemerincing di bawah air kencing. Tiba-tiba ia menemukan sepotong kulit unta yang kering lalu
ia mengambilnya dan membasuhnya. Kemudian ia membakarnya dan mencucinya dengan air
sampai bersih lalu ia menjadikannya makanan selama tiga hari.
Selama tiga tahun tersebut wahyu tetap turun kepada Rasul saw dan seakan-akan ia
5 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
melupakan bencana yang keras ini. Allah SWT ingin mendidik para pengikut agama-Nya agar
mereka mampu memikul segala penderitaan.
Meskipun kaum Muslim mendapatkan berbagai ujian selama tiga tahun tersebut, tetapi aktifitas
dakwah Islam tidak pernah padam dan tidak pernah surut. Kaum Muslim bertemu orang-orang
selain mereka pada musim haji lalu mereka berbicara kepada orang-orang tersebut tentang
keberadaan Allah SWT dan mereka meminta kepada para pengujung itu untuk mencari rahmat
Allah SWT dan ampunan-Nya. Keteguhan kaum Muslim dan keberanian mereka telah memikat
banyak orang sehingga mereka masuk Islam. Bahkan orang-orang musyrik mulai bertanya
kepada diri mereka dan mempertanyakan kebenaran apa tindakan mereka. Lalu kecemburuan
kepada kebenaran mulai menyerang hati.
Kemudian Selesailah peperangan ekonomi terhadap kaum Muslim di mana kaum musyrik
melihat itu tidak berdampak terlalu besar bagi kaum Muslim. Meskipun kaum Muslim menerima
penderitaan dan kerugian namun jumlah mereka tetap bertambah dan keimanan mereka
semakin kuat serta kepercaayaan kepada Allah SWT pun semakin meningkat. Lalu datanglah
tahun kesedihan kepada Nabi. Belum lama Rasulullah saw merasakan dan menghirup udara
segar setelah tiga tahun masa blokade dan beliau ingin memulai kehidupan barunya dan
dakwahnya, sehingga beliau dikagetkan dengan kematian isteri tercintanya Ummul Mukminin
Khadijah dan kematian pamannya yang tercita Abu Thalib.
Abu Thalib adalah seorang yang besar yang memiliki kewibawaan di tengah-tengah kaum
Quraisy, sehingga usaha kaum Quraisy untuk menyakiti Nabi menjadi terbatas ketika mereka
berhadapan dengan "tembok perlindungan" Abu Thalib kepada kemenakannya. Sedangkan
Khadijah merupakan tempat perlindungan dan kedamaian bagi Nabi. Ia adalah hati yang sangat
penyayang yang banyak menghibur Nabi saat beliau berdakwah. Khadiijah adalah sebaik-baik
teman dan sebaik-baik isteri. Begitu juga, bagi Khadijah Rasulullah saw adalah sebaik-baik
teman, sebaik-baik suami, sebaik-baik pembantu, dan sebaik-baik sahabat.
Rasulullah saw sangat sedih ketika kehilangan dua orang yang sangat berpengaruh dalam
kehidupannya itu, bahkan para sejarawan menamakan tahun tersebut dengan tahun kesedihan.
Sebaliknya, orangorang musyrik justru bergembira dengan kesedihan Rasul saw itu. Mereka
menganggap bahwa Rasul saw tidak lagi memiliki seorang tua yang mampu melindunginya dan
tidak lagi memiliki seorang isteri yang dapat meringankan beban penderitaannya.
Setelah kematian dua orang tcrscbut, penindasan dan penganiayaan kaum Quraisy kepada
Nabi semakin meningkat dan orang-orang musyrik memilih waktu yang tepat untuk
menyembelih binatang di Mekah lalu mereka membawa usus-usus atau jeroan dari unta dan
mereka melemparkannya dan meletakkannya di atas punggung Nabi saat beliau sujud.
Kemudian berita memilukan itu sampai kepada putri tercintanya, Fatimah az-Zahrah, sehingga
ia segera datang dan berusaha membela ayahnya dan membersihkan kotoran yang ada di
pundak ayahnya itu. Demikianlah kemuliaan Siti Fatimah az-Zahra yang senantiasa melindungi
ayahnya. Betapa sedihnya Nabi saw ketika beliau melihat bahwa keadaan beliau sampai pada batas di
mana anak perempuan beliau pun turut membelanya. Namun beliau tetap bersabar dalam
berdakwah di jalan Allah SWT. Pada suatu hari beliau berpikir untuk pergi ke Tha'if di mana di
sana dihuni oleh kaum Tha'if. Barangkali beliau berkata dalam dirinya: jika di sini aku mendapati
hati-hati yang telah membeku dan telah berhubungan mesra dengan kebatilan ialu mengapa
aku tidak pergi ke Tsaqif. Barangkali Allah SWT akan membukakan pintu dakwah di sana.
Mungkin di sana masih terdapat hati yang akan terbuka guna menerima kebenaran.
Saat itu kaum musyrik memberlakukan blokade umum atas dakwah yang dipimpin oleh
Rasulullah saw sehingga tekanan kepada beliau semakin meningkat sampai pada batas di
mana pergerakan dakwah tidak dapat bergerak satu langkah pun. Keadaan demikian ini sangat
menggelisahkan Nabi. Beliau ingin untuk melepaskan belenggu yang mengikatnya. Lalu beliau
6 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
memutuskan untuk pergi ke Tha'if. Jarak antara Mekah dan Tha'if lebih dari tujuh puluh kilo
meter. Nabi menempuh perjalanan itu dengan jalan kaki, pergi dan pulang.
Kita tidak mengetahui pemikiran-pemikiran apa yang terlintas dalam benak Rasulullah saw saat
beliau pergi dan menemui kabilah yang kafir kepada Allah SWT ini. Yang kita ketahui adalah
bahwa beliau pergi ke sana dengan membawa rahmat dunia dan akhirat. Tetapi mereka justru
membalas sikap baik Rasulullah saw itu dengan tindakan jahiliyah.
Mereka bersikap buruk kepada beliau dan mendustakannya. Rasulullah saw tinggal di sana
selama sepuluh hari. Beliau mondar-mandir dari satu rumah ke rumah yang lain dan dari pasar
ke pasar yang lain dan dari satu jalan ke jalan yang lain. Tak seorang pun yang mendengar
kedatangan beliau di sana; tak seorang pun yang mau mendengar dakwah beliau dan tak
seorang pun yang mau beriman kepada ajakannya. Bahkan masyarakat di situ semakin
menjadijadi dalam menyerang Rasulullah saw dan mengejeknya.
Pada hari yang terakhir yang mana beliau telah menetapkan untuk kembali ke Mekah.
Rasulullah saw berdiri di Tha'if dan mengharap kepada masyarakat di sana agar merahasiakan
kunjungannya kepada mereka sehingga pencelaan yang beliau terima di Mekah terhadap
agama yang dibawanya tidak semakin menjadi-jadi. Tetapi penduduk Tha'if menolak
permohonan yang terakhir ini. Mereka tidak cukup melakukan hal itu tetapi mereka melakukan
perbuatan terburuk yang dilakukan manusia terhadap sesama manusia. Mereka menahan
keluarga orang-orang yang bodoh dan orang-orang biasa untuk membentuk dua barisan dan
memerintahkan mereka untuk melempari Rasulullah saw dengan batu dan mengejeknya. Nabi
keluar dari Tha'if dan beliau mendapatkan lemparan bertubi-tubi dari keluarga Tha'if bahkan
beliau merasakan kepedihan saat kakinya terkena lemparan batu itu sehingga darah suci
mengucur dari kaki beliau.
Kemudian Rasulullah saw diusir sehingga beliau sampai di suatu kebun yang dimiliki oleh dua
orang dari orang-orang kaya Tha'if. Di sana beliau duduk di bawah naungan pohon anggur. Dua
orang pemilik kebun itu merasa kasihan melihat keadaan orang yang terusir dan terluka itu.
Mereka membawa kepadanya setangkai anggur dengan seorang pembantu. Pembantu mereka
adalah seorang Nasrani yang bernama Adas. Si pembantu meletakkan setangkai anggur itu
depan Rasul saw lalu beliau mengulurkan tangannya kepadanya sambil berkata:
"Bismillahirahmanirrahim (Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
Adas berkata kepada Nabi, perkataan ini tidak begitu dikenal oleh penduduk negeri ini. Nabi
berkata: "Anda dari daerah mana?" Adas menjawab: "Aku adalah seorang Nasrani dari
Nainawa." Nabi berkata: "Apakah engkau dari desa lelaki saleh Yunus bin Mata?" "Bagaimana
engkau tahu tentang Yunus", sambung lelaki itu. Nabi berkata: "Itu adalah saudaraku. Ia adalah
seorang Nabi aku pun seorang Nabi."
Mendengar jawaban Rasul saw, Adas segera merobohkan tubuhnya di depan kedua kaki Rasul
saw lalu ia menciuminya sambil menangis. Akhirnya, pembantu Nasrani itu masuk Islam
sehingga ia menambah barisan kaum Muslim. Ia adalah seorang yang menjadi Muslim ketika
Rasulullah saw berhijrah ke Tha'if. Inilah harga yang harus dibayar Rasulullah saw sclania dua
minggu saat beliau berada di Tha'if, dan kemudian bcliau terkena cobaan dengan mengucurnya
darah dari kaki beliau akibat lemparan batu penghuni Tha'if.
Kemudian Rasulullah saw kcmbali ke Mekah beliau kembali dalam keadaan ditolak oleh
pcnduduk Tha'if dan kini beliau kembali menerima penolakan itu di Mekah. Meskipun demikian,
beliau merasakan kesedihan yang mendalam melihat sikap kaumnya. Namun ketika kebencian
semakin deras mengalir kepada beliau, hati beliau justru semakin bersemangat dan semakin
dipenuhi dengan rahmat kemudian datanglah kepada Nabi masa di mana tampak di dalamnya
Islam asing, dan tampak di dalamnya Nabi seorang diri, tanpa penolong.
Pada saat demikian ini ketika manusia mulai meninggalkan Rasulullah saw lalu langit turut
7 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
campur dan terjadilah peristiwa besar dan mukjizat terbesar pada diri Nabi, yaitu Isra' dan
Mi'raj. Ia adalah mukjizat yang tidak berhubungan dengan dakwah Islam; ia tidak datang untuk
memperkuat dakwah ini atau menetapkannya tetapi ia datang semata-mata untuk memperkuat
keteguhan Nabi dan sebagai penghormatan kepadanya. Seakan-akan Allah SWT ingin berkata
kepada Nabi, jika saja penduduk bumi tidak memujimu, maka penduduk langit mengenal
kedudukanmu dan memberikan pujian yang layak kepadamu dan jika manusia menolak
dakwahmu dan menolak keberadaanmu, maka sesungguhnya Allah SWT memilihmu dan
memuliakanmu. Untuk melihat tanda-tanda kebesaran-Nya, munculnya mukjizat Isra' dan Mi'raj dalam sejarah
para nabi sebagai mukjizat satu-satunya yang tiada tandingannya dibandingkan dengan kisah
nabi yang lain. Kita mengetahui bahwa di deretan para nabi ada nabi-nabi yang dinamakan oleh
Allah SWT sebagai para kekasih-Nya dan sebagai para pendamping-Nya, seperti Nabi Ibrahim.
Kita juga melihat bahwa di antara para nabi ada seseorang yang diajak bicara oleh Allah SWT
tanpa perantara, seperti Nabi Musa. Kita juga melihat di antara para nabi ada yang didukung
oleh Allah SWT dengan ruhul kudus, seperti Nabi Isa. Tetapi untuk pertama kalinya kita berada
di hadapan seorang nabi yang diajak dan dipanggil oleh Allah SWT untuk menuju ke sisi-Nya.
Beliau naik bersama Jibril dengan jasadnya dan ruhaninya sehingga Jibril berdiri di suatu
tempat dan Nabi maju sendirian. Itu adalah tingkat dari tingkat kehormatan di mana pena terasa
keluh untuk mengungkapkannya dan sejarawan tidak dapat menulis apa yang terjadi saat itu.
Kita telah melihat dalam kisah para nabi seorang nabi yang meminta kepada Tuhannya agar
memperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan orang-orang yang mati. Allah SWT
bertanya kepadanya, apakah ia belum beriman akan hal itu" Ibrahim menjawab: Bahwa ia
beriman tetapi ia ingin menenangkan hatinya.
Kita juga melihat dalam kisah para nabi seorang nabi yang cintanya kepada Allah SWT
memancar dalam kalbunya sehingga ia meminta:
"Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau".
(QS. al-A'raf: 143) Namun Allah SWT menjawab kepada Musa tentang kemustahilan melihat Allah SWT atas
manusia. Nabi Musa memahami bahwa makhluk manapun tidak akan mampu menahan beban
penampakan dari Zat sang Pencipta.
Adapun Muhammad bin Abdillah ia tidak bertanya kepada Tuhannya dan meminta kepadanya
untuk diberi mukjizat atau kejadian yang luar biasa; ia tidak meminta kepada Tuhannya agar
dapat melihat Zat-Nya dan ia tidak berusaha mencari ketenangan dalam hatinya. Cintanya
kepada Allah SWT termasuk bentuk cinta yang sulit untuk dipahami atau diselami
kedalamannya oleh para tokoh pecinta dan cintanya tersebut bukan termasuk bentuk yang
menimbulkan berbagai pertanyaan. Cinta beliau melampaui tingkat permintaan menuju
ketingkat penyerahan dan kepuasan atau ridha. Segala sesuatu yang menggelisahkan Nabi
adalah ridha Allah SWT. Rasulullah saw berkata saat beliau dalam keadaan ditolak dan diusir dan terluka akibat
perbuatan kaum Tha'if: "Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli dengan
mereka." Lihatlah tingkat cinta yang tinggi itu: bagaimana tingkat tersebut menyebabkan beliau merasa
rendah diri sehingga beliau berkata, "jika Engkau tidak murka kepadaku ..." Seakan-akan beliau
tidak menginginkan selain ridha Allah SWT dan yang beliau khawatirkan adalah kemarahan
Allah SWT. Sungguh adab yang diterapkan Rasulullah saw kepada Tuhannya adalah adab yang paling
layak dan paling tinggi yang sesuai dengan kedudukan beliau sebagai orang Muslim yang
paling sempurna. Demikianlah mukjizat Isra' dan Mi'raj. Mukjizatyang tujuannya adalah menghormati kepribadian
8 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Rasulullah saw; mukjizat yang membangkitkan peranan akal dan hati secara bersama. Para
nabi tanpa terkecuali didukung oleh bcrbagai macam mukjizat yang terjadi di muka bumi
bahkan para nabi yang diangkat ke langit seperti Nabi Idris dan Nabi Isa, maka pengangkatan
mereka sebagai bentuk menyelamatkan mereka dari usaha pembunuhan atau penyaliban.
Mukjizat mereka saat mereka diangkat ke langit adalah bentuk akhir dari aktifitas mereka di
muka bumi. Ini adalah kali pertama ketika kita mendapati suatu mukjizat yang tempat utamanya di langit;
suatu mukjizat yang terwujud bersama seorang Nabi yang diangkat ke langit dengan jasadnya
dan ruhaninya saat beliau masih hidup. Di sana Allah SWT memperlihatkan kepadanya tandatanda
kekuasaan-Nya. Kemudian beliau kembali ke bumi di mana beliau akan mendapatkan
berbagai macam tantangan dan cobaan yang biasa diterima oleh penduduk bumi. Muhammad
bin Abdillah adalah manusia yang pertama melewati planet bumi dan beliau menembus bulan
dan matahari dan bintang-bintang. Kita menyaksikan di zaman kita manusia pertama atau
astronot pertama yang mampu menembus ruang angkasa. Ruang angkasa itu baru dapat
ditembus oleh manusia setelah empat belas abad dari turunnya risalah Muhammad saw,
namun sejak empat belas abad yang lalu Nabi Islam telah dapat menembus ruang angkasa itu,
bahkan beliau mencapai Sidratul Muntaha dan puncak al-Muntaha.
Beliau sampai pada batas yang di situlah alam makhluk diakhiri dan beliau menembus alam
gaib. Bukankah surga bagian dari alam gaib" Beliau sampai di surga. Allah SWT
menamakannya dengan Jannatul Ma'wah. Beliau sampai pada batas terputusnya ilmu manusia
dan tiada yang mengetahui hakikat ilmu tersebut kecuali Allah SWT. Mukjizat Isra' bukanlah
mukjizat Mi'raj, meskipun kedua-duanya terjadi di satu malam. Peristiwa Isra' dan Mi'raj dikutip
oleh dua surah yang berbeda dalam Al-Qur'an al-Karim. Allah SWT berfirman tentang mukjizat
Isra': "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. al-Isra': 1)
Sedangkan berkaitan dengan mukjizat Mi'raj, Allah SWT berfirman:
"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu
yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad
melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya
(Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauiya.
Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling
besar." (QS. an-Najm: 13-18)
Pada malam Isra' dan Mi'raj, Nabi Muhammad berkeliling di sekitar Ka'bah dan berdoa kepada
Allah SWT. Beliau dalam keadaan pucat wajahnya dan kedua air matanya mengucur; beliau
tidak bertawaf bersama seseorang pun; beliau tawaf sendirian lalu orang-orang kafir dan
orangorang musyrik memandang beliau dengan pandangan kebencian saat beliau bertawaf dan
berdoa. Allah SWT melihat hamba-Nya yang khusuk itu lalu Allah SWT menurunkan perintahNya
kepada Ruhul Amin yaitu malaikat Jibril agar menemani hamba-Nya dari Masjidil Haram
menuju Masjidil Aqsha Kemudian membawanya naik ke langit agar dia dapat melihat tandatanda
kebesaran Tuhannya. Di suatu rumah yang mulia dan sederhana dari rumah-rumah yang ada di Mekah, Nabi saw
sedang tidur dan datanglah waktu pertengahan malam. Jibril turun dan memasuki rumah sang
Rasul saw. Jibril as berdiri di sisi kepala sang Nabi dan ia melihat kepadanya dengan
pandangan cinta. Pandangan Jibril itu membangunkan Rasul saw kemudian beliau membuka
kedua matanya dan bangkit dari tempat tidurnya.
Jibril berkata kepada Nabi saw, salam kepadamu wahai Nabi yang mulia. Allah SWT ingin agar
9 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
engkau melihat sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya di alam. Kemudian Jibril berjalan
bersama Nabi saw. Mereka keluar dari rumah dan beliau menyaksikan Buraq yaitu makhluk
yang menyerupai burung dan mempunyai sayap seperti burung garuda; makhluk yang terbuat
dari kilat. Karena itu, ia dinamakan dengan Buraq. Kilat adalah listrik dan listrik adalah cahaya.
Cahaya adalah makhluk yang tercepat yang kita kenal di bumi. Kilauan cahaya pada satu detik
saja mencapai 186 ribu mil. Kita tidak akan terlibat terlalu jauh tentang kendaraan luar angkasa
yang digunakan dalam perjalanan itu; kita tidak akan bertanya bagaimana Nabi saw menembus
alam ruang angkasa tanpa ada latihan sebelumnya dan berapa lama waktu yang beliau
gunakan untuk pulang pergi; kami juga tidak akan bertanya tentang kecepatan Buraq; kami
tidak heran dengan usaha penembusan luar angkasa ini; kita tidak akan bertanya tentang


Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semua itu karena kita mempunyai satu jawaban dari semuanya: Allah SWT berkehendak agar
hal itu terjadi dan untuk itu Allah SWT mengatakan kun jadilah, maka jadilah.
Para ulama beselisih pendapat tentang apakah Isra' dan Mi'raj terjadi dengan ruh saja atau
dengan ruhani dan jasad sekaligus. Ahli hakikat mengatakan bahwa itu terjadi dengan ruh dan
jasad. Tentu perselisihan itu berakibat pada perselisihan akal dan terjerumus dalam perangkap
kaifa (bagaimana) dan bertanya tentang kekuasaan Allah SWT dan usaha untuk menundukkan
masalah ini terhadap sebab-sebab yang biasa atau hukum-hukum kita yang alami atau logika
kemanusiaan. Allah Maha Suci dan Maha Tinggi dari semua itu. Apakah seseorang akan
bertanya, bagaimana Rasulullah saw naik berserta ruh dan fisiknya ke puncak segala puncak di
langit kemudian beliau kembali sebelum tempat tidurnya dingin" Mukjizat apa yang terjadi di
sini yang melebihi mukjizat berubahnya air mani menjadi manusia dan berubahnya benih
menjadi pohon atau mukjizat air yang menghidupkan tanah, atau ia mampu memuaskan
kehausan si dahaga atau mukjizat cinta yang mengikat dua hati yang belum pernah mengenal"
Sementara itu, Buraq menundukkan badannya kepada Nabi saw kemudian Nabi saw
menungganginya bersama Jibril dan Buraq pergi bagaikan anak panah dari cahaya di atas
gunung Mekah dan pasir-pasir menuju ke utara. Jibril mengisyaratkan agar menuju arah
gunung Saina' lalu Buraq itu berhenti. Jibril berkata di tempat yang diberkati ini, Allah SWT
berdialog dengan Musa as. Kemudian Buraq kembali pergi ke Baitul Maqdis, Nabi saw turun
dari pesawat ini yang berjalan lebih cepat dari cahaya dan jutaan kali lebih cepat darinya dan ia
tidak berubah dari cahaya.
Nabi berjalan bersama Jibril dan memasuki Baitul Maqdis. Beliau memasuki masjid dan beliau
mendapati semua nabi sedang menunggunya di sana. Allah SWT membangkitkan gambar para
nabi-Nya dari kematian dan mengumpulkan mereka di Mesjid Aqsha. Para malaikat
memberinya suatu bejana yang di dalamnya terdapat susu dan bejana yang lain yang di
dalamnya terdapat khamer. Lalu beliau memilih susu dan meminumnya. Dikatakan pada beliau,
sesungguhnya engkau telah memilih fltrah dan umatmu akan memilih fitrah.
Para nabi mengitari Rasul saw dan datanglah waktu salat. Para nabi bertanya di antara sesama
mereka, siapa di antara mereka yang menjadi imam salat, apakah itu Adam, Nuh, Ibrahim,
Musa atau Isa" Jibril berkata kepada Muhammad saw, sesungguhnya Allah SWT
memerintahkanmu untuk salat bersama para nabi. Rasulullah saw berdiri dan salat bersama
para nabi. Mereka semua adalah orang-orang Muslim dan beliau adalah orang-orang Muslim
yang pertama. Secara logis bahwa beliau layak menjadi imam dari para nabi sebagaimana
kitabnya dijadikan kitab yang terbaik daripada kitab-kitab yang mendahuluinya. Beliau
membacakan Al-Qur'an kepada mereka dan beliau menangis saat membacanya. Kekhusukan
beliau saat membacanya membuat para nabi pun menangis. Dan ketika para nabi sujud di
belakang imam mereka, pohon-pohon dan bintang-bintang pun turut bersujud.
Selesailah waktu salat dan para nabi membubarkan diri. Setiap nabi kembali ke langit yang
mereka tinggal di dalamnya. Nabi keluar dari masjid bersama Jibril dan mereka kembali
menunggang Buraq seperti panah dari cahaya. Buraq semakin meninggi dan ia melewati langit
10 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pertama lalu beliau menyaksikan Nabi Adam. Kemudian ada panggilan dari Allah SWT:
"Hendaklah hamba-Ku semakin meninggi dan menjauh." Kemudian hamba Allah SWT
Muhammad bin Abdillah semakin terbang menjauh ia melampaui langit demi langit. Beliau
melampaui tempat materi dan mulai menjangkau tempat ruhani dan melewatinya. Beliau
bersiap berdiri di haribaan Ilahi; beliau semakin tinggi dan jauh di tingkat dan dipuncak ruhani
dalam kecepatan yang tidak kurang dari kecepatan kilat.
Beliau melampaui kedudukan Nabi Adam di langit pertama dan melampaui kedudukan Nabi
Yahya dan Nabi Isa di langit kedua. Lalu Tuhan pemilik kemuliaan memanggil, "hendaklah
hamba-Ku lebih tinggi lagi." Kemudian hamba Allah SWT dan Nabi-Nya yang mulia mencapai
tingkat yang lebih tinggi lagi. Beliau melampaui langit yang ketiga, keempat, kelima, keenam,
dan ketujuh. Beliau melampaui alam materi semuanya dan melampaui alam ruhani. Akhirnya,
beliau sampai ke Sidratul Muntaha. Beliau sampai di tempat yang suci yang Allah SWT
menamakannya dengan sebutan Sidratul Muntaha dan di sana Nabi melihat dan menyaksikan
Jannatul Ma'wa. Beliau menyaksikan yang kita tidak mampu mengetahuinya dan
memahaminya bahkan membayangkannya:
"(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.
Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidnk (pula)
melampauinya." (QS. an-Najm: 16-17)
Sungguh terjadilah pada tempat itu apa yang terjadi dengannya. Dengan kebesaran yang
misteri ini, Allah SWT memberitahu kita bahwa terjadilah hal penting di sana meskipun hakikat
hal tersebut tersembunyi dari kita. Sesuatu yang Allah SWT sembunyikan dari kita tersebut
disaksikan oleh Rasul saw. Itu adalah mukjizat yang khusus baginya; itu adalah tingkat cinta
yang tidak tersingkap tabirnya karena ketinggiannya yang tidak mampu ditangkap oleh
pengetahuan manusia biasa.
Kemudian Tuhan pemilik surga dan neraka memanggil, "hendaklah hamba-Ku lebih tinggi lagi."
Hamba Allah SWT Muhammad bin Abdillah menaik ke tempat yang tinggi. Kali ini beliau melihat
Jibril yang berada di belakangnya lalu beliau mendapatinya dalam keadaan bertasbih kepada
Allah SWT. Jibril tidak berada dalam wujud manusia seperti yang Nabi saksikan ketika berada
di dunia. Jibril as kembali ke dalam wujud malaikatnya. Nabi melihat Jibril dan ia merupakan
tanda kebesaran Allah SWT yang Allah SWT janjikan untuk diperlihatkan kepadanya:
Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula)
melampauinya." (QS. an-Najm: 17)
Pemandangan itu terjadi dengan hati dan mata serta panca indera yang dikenal dan yang tidak
dikenal. Pemandangan itu benar-benar jelas. Di sana bukan mimpi, bukan khayalan, dan bukan
gambaran. Rasul saw melihat semua itu dengan jasadnya dan ruhaninya:
"Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula)
melampauinya." (QS. an-Najm: 17)
Kemudian Rasulullah saw menuju ke tempat yang tinggi dan lebih tinggi lagi. Beliau semakin
naik ke tingkat yang makin tinggi sampai beliau berdiri di hadapan Tuhan Pencipta langit dan
bumi dan Penebar kasih sayang di dunia dan di akhirat. Orang Muslim yang paling sempurna
itu bersujud di hadapan Tuhan Sang Pencipta sambil berkata: "Sungguh penghormatan dan
keberkatan serta shalawat yang baik tertuju hanya kepada Allah SWT." Allah SWT
membalasnya: "Salam kepadamu wahai Nabi dan rahmat Allah SWT serta berkat-Nya juga
tercurah kepadamu." Para malaikat pun ketika mendengar ucapan itu bertasbih dan
mengatakan: "Salam kepada kita dan kepada hamba-hamba Allah SWT yang saleh."
Ungkapan-ungkapan tersebut merupakan permulaan tahiyat (penghormatan) yang diucapkan
orang-orang Muslim saat mereka melaksanakan salat pada setiap hari. Salat telah diwajibkan
atas kaum Muslim pada kesempatan yang besar ini. Hal populer di kalangan umumnya kaum
11 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Muslim adalah, bahwa Allah SWT mewajibkan atas Nabi mula-mula lima puluh salat sehari.
Kemudian Nabi turun dari langit lalu beliau menemui Nabi Musa. Selanjutnya Nabi Musa
bertanya kepadanya tentang jumlah salat yang diwajibkan Allah SWT kepada umatnya. Nabi
menceritakan bahwa Allah SWT telah menentukan lima puluh kali salat. Nabi Musa berkata
sungguh umatmu tidak akan kuat untuk melakukan salat itu, maka kembalilah kepada Tuhanmu
dan mohonlah kepadanya agar Dia meringankan bagi umatmu. Lalu Nabi kembali kepada
Tuhan-Nya sehingga Allah SWT meringankan salat hingga sepuluh kali. Setelah itu, Nabi
kembali bertemu dengan Nabi Musa. Lagi-lagi Nabi Musa memperingatkannya. Kemudian Nabi
kembali lagi kepada Allah SWT sehingga sampai diturunkan salat dari lima puluh kali menjadi
lima kali sehari. Namun salat yang lima kali itu pahalanya sama dengan salat yang lima puluh
kali. Menurut hemat kami, kisah tersebut tidak memiliki sandaran dalam kitab-kitab ulama yang
benar-benar teliti. Kami kira, kisah itu tersebut merupakan rekayasa orang-orang Yahudi di
mana mereka masuk Islam dan mereka memenuhi kitab-kitab dengan dongeng-dongeng
khurafat dan mereka menisbatkannya kepada Rasul. Prasangka tersebut didukung oleh
pemilihan Musa sebagai seorang Nabi yang mengusulkan kepada Rasul saw agar meminta
keringanan atas umatnya sehingga terkesan Nabi Musa menjadi seseorang yang lebih
mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh Nabi Muhammad. Kami sendiri cenderung untuk
menolak kisah tersebut dengan keyakinan bahwa pertemuan Nabi dengan Allah SWT
menimbulkan rasa kebesaran dan kewibawaan yang luar biasa sehingga ketika Nabi telah
pergi, maka sangat berat baginya untuk kembali lagi.
Nabi menyaksikan dan melihat hal-hal yang tidak mampu diungkap oleh lisan dan tidak mampu
ditulis dengan pena. Beliau berada di suatu keadaan yang tidak dapat dipahami oleh manusia
biasa. Al-Qur'an al-Karim sengaja tidak mcnyebutkan apa saja yang dilihat oleh Nabi karena itu
mernpakan rahasia antara Nabi dan Tuhannya dan mukjizat yang khusus yang diperuntukkan
baginya sebagai bentuk penghormatan kcpadanya. Jadi Al-Qur'an sengaja tidak menyebutkan
itu semua untuk menegaskan bahwa beliau melihat tanda dari tanda-tanda kebesaran
Tuhannya. Kami tidak mengetahui apa yang dilihat oleh Nabi. Hal yang dapat kami bayangkan adalah,
bahwa Nabi bersujud dengan khusuk di hadapan Tuhannya dan beliau menangis karena
gembira. Kesedihan hatinya telah hilang selamanya. Setelah Nabi melihat rahasia dan setelah
penghormatan yang besar ini, beliau kembali menemani Buraq dan pergi bersama Jibril untuk
kembali ke bumi. Beliau kembali dan mendapati tempat tidurnya masih dingin. Bagaimana
beliau pergi dan kembali sementara tempat tidumya belum dingin" Berapa lama waktu yang
diperlukannya saat melakukan perjalanan tersebut" Hanya Allah SWT semata yang
mengetahui. Yang kita ketahui adalah, bahwa Rasulullah saw kembali ke tempat tidurnya
setelah Isra' dan Mi'raj dan hatinya dipenuhi dengan kegembiraan serta dadanya dipenuhi
dengan ketenangan dan kepuasan serta kefanaan dalam cinta kepada Allah SWT.
Kemudian datanglah waktu pagi. Nabi menceritakan perjalanan dan pengalaman tersebut
kepada sahabat-sahabatnya dan orang-orang Musyrik sehingga berimanlah orang-orang yang
beriman padanya dan mendustakan kepadanya orang-orang yang mendustakannya. Namun
beliau tidak peduli dengan semua itu. Nabi terus melangsungkan perjuangannya dengan penuh
kesabaran. Akhirnya, datanglah suatu masa di mana Nabi saw mengetahui bahwa dakwah Islam di Mekah
telah mengalami penekanan yang luar biasa sehingga keadaan sangat tidak mendukung bagi
kaum Muslim. Rasulullah saw bergerak dengan dakwahnya. Lalu Allah SWT mewahyukan
kepadanya agar ia berhijrah. Kemudian mulAllah Nabi berhijrah di jalan Allah SWT setelah tiga
belas tahun beliau di Mekah. Islam ingin membangun negaranya dan ingin menghilangkan
pengepungan dan serangan kaum musyrik. Mula-mula terjadilah perubahan sedikit dalam
12 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
keadaan kaum Muslim. Rasulullah saw keluar dalam musim haji untuk menunjukkan dirinya pada kabilah-kabilah Arab
sebagaimana yang beliau lakukan pada setiap musim. Beliau berada di tempat yang bernama
'Aqabah, lalu beliau bertemu dengan jamaah dari Khazraj. Rasulullah saw berkata kepada
mereka, "siapa kalian?" Mereka menjawab: "Kami berasal dari kelompok Khazraj." Beliau
berkata. "apakah kalian termasuk pembantu kaum Yahudi?" Mereka menjawab, "benar." Beliau
berkata, "maukah kalian duduk bersama aku karena aku ingin sedikit berbicara dengan kalian."
Mereka menjawab: "Boleh." Kemudian mereka duduk bersama Nabi lalu beliau mengajak
mereka untuk mengikuti agama Allah SWT.
Rasulullah saw sedikit menceritakan Islam kepada mereka dan membacakan Al-Qur'an. Enam
orang mendengarkan apa yang disampaikan oleh Nabi saw. Setelah beliau selesai dari
pembicaraannya, mereka membenarkannya dan beriman kepadanya. Kemudian mereka
menceritakan kepada Nabi saw bahwa mereka meninggalkan kaumnya karena kaum mereka
terlibat peperangan dan kebencian. Mudah-mudahan Allah SWT mengumpulkan mereka
dengan kedatangan Nabi saw yang mulia ini. Mereka memberitahu Nabi saw bahwa mereka
akan menceritakan kepada kaumnya apa yang mereka dengar dari Nabi saw dan akan
mengajak mereka untuk memenuhi dakwah Nabi.
Keenam lelaki itu kembali ke kota Madinah yang berubah namanya menjadi Madinah
Munawarah yang sebelumnya ia bernama Yatsrib di zaman jahiliah. Allah SWT berkehendak
untuk meneranginya dengan Islam. Para lelaki itu kembali ke Madinah dan mereka membawa
Islam di hati mereka sehingga banyak orang yang masuk Islam.
Kemudian datanglah musim haji dan keluarlah dari Madinah dua belas orang lelaki dari orangorang
yang beriman yang di antara mereka terdapat enam orang yang Rasulullah saw telah
berdakwah kepada mereka pada musim yang dulu dan Nabi saw menemui mereka di 'Aqabah.
Kemudian Nabi melakukan baiat pada mereka agar mereka mempertahankan keimanan dan
membela dakwah kebenaran serta kemanusiaan.
Kaum lelaki itu kembali ke Madinah disertai salah seorang yang terpercaya dari tokoh Islam
yaitu Mus'ab bin Umair di mana ia menjadi utusan Rasulullah saw di Madinah dan ia mengajari
manusia tentang agama mereka dan membacakan kepada mereka Al-Qur'an dan menyerukan
kebenaran kepada manusia sehingga tersebarlah Islam di Madinah. Penduduk Madinah mulai
bertanya-tanya, mengapa saudara-saudara kita kaum Muslim Mekah ditindas" Mengapa Rasul
saw keluar untuk berdakwah dan menebarkan rahmat tetapi beliau justru mendapatkan angin
kebencian" Sampai kapan kita akan membiarkan Rasulullah saw teraniaya dan terusir di
Mekah" Demikianlah, pergilah tujuh puluh orang ke Mekah, tujuh puluh orang dari penduduk Madinah
Munawarah. Mereka pergi ke 'Aqabah dalam keadaan sendirian dan berkelompok-kelompok.
Islam telah menghasilkan buah pertamanya dalam hati mereka sehingga hati mereka dipenuhi
cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta kaum Muslim. Penderitaan yang dialami kaum
Muslim mempengaruhi jiwa mereka dan mencegah mereka dari mendapatkan kenikmatan tidur
dan nikmatnya memakan dan nikmatnya kehidupan. Orang-orang yang baik itu datang dan
berbaiat kepada Rasul saw untuk membela beliau menolongnya dan melindunginya serta siap
untuk mati di jalannya. Mereka datang setelah hati mereka diliputi oleh Islam dan mereka
memberikan segala sesuatu untuk dakwah yang baru; mereka datang sebagai pecinta-pecinta
kebenaran. Kitab-kitab hadis yang suci meriwayatkan apa yang terjadi pada baiat 'Aqabah al-Kubra. Dalam
kitab tersebut dikatakan bahwa Abbas Ibnu Abdul Muthalib datang bersama Nabi dan saat itu ia
masih berada dalam agama kaumnya. Ia ingin menyelesaikan urusan anak pamannya. Ketika
ia duduk dan berbicara, ia mengatakan suatu pernyataan yang mengisyaratkan bahwa
Muhammad saw mendapatkan kemuliaan dari kaumnya dan kekuatan di negerinya tetapi ia
13 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
enggan dan memilih untuk bergabung bersama kalian wahai penduduk Madinah. Jika kalian
memenuhi janjinya dan melindunginya, maka ambillah ia, namun jika kalian khawatir jika suatu
saat nanti akan mengkhianatinya, maka mulai dari sekarang biarkanlah ia di negerinya.
Kata-kata Abbas tersebut berasal dari fanatisme kesukuan dan ikatan darah keluarga namun
penduduk Madinah tidak begitu peduli dengan kalimat Abbas itu karena ia bukan termasuk dari
agama mereka dan ia tidak mengetahui tingkat cinta kepada Rasul saw yang mereka capai.
Abbas bin Abdul Muthalib menunggu jawaban dari penduduk Madinah. Lalu mereka berkata
kepadanya, "Kami telah mendengar apa yang engkau katakan, maka berbicaralah ya
Rasulullah, ambilah untuk dirimu dan Tuhanmu apa saja yang engkau sukai."
Kita ingin mengamati jawaban sekelompok orang yang mukmin dari penduduk Madinah ini
sehingga Rasulullah saw berbicara. Jawaban yang dicari oleh Abbas bin Abu Muthalib
tersembunyi dalam pernyataan Nabi. Demikianlah setelah Rasulullah saw mengucapkan
kalimatnya, maka tidak keluar pemyataan apa pun. Cukup hanya Nabi yang berbicara dan
mereka hanya menaatinya. Mereka meminta kepada beliau agar mengambil pada dirinya dan
Tuhannya apa saja yang beliau sukai; mereka merasa tidak memiliki apa-apa dan tidak memiliki
keputusan. Nabi berbicara lalu beliau membaca Al-Qur'an dan mengajak ke jalan Allah SWT.
Kemudian beliau bebicara tentang Islam dan beliau membaiat mereka agar membantu beliau
sehingga mereka pun membaiat kepadanya. Demikianlah terjadinya baiat 'Aqabah al-Kubra.
Orang-orang yang terpilih oleh Allah SWT itu mengetahui bahwa sebentar lagi mereka akan
diajak untuk mengangkat senjata: mereka diajak untuk mendapatkan kematian di bawah
naungan pedang. Mereka menenangkan Rasulullah saw bahwa beliau akan mendapati orang-
orang yang sudah terlatih dalam peperangan karena mereka mewarisi dari kakek-kakek
mereka. Salah seorang dari tujuh puluh orang itu menyebutkan masalah yang penting. Abul Haitsyam
berkata: "sesungguhnya di antara orang-orang Madinah dan Yahudi terdapat suatu tali ikatan,
maka mereka boleh jadi akan memutuskannya lalu, apakah sikap yang harus kita ambil jika
mereka lakukan hal itu dan memusuhi orang-orang Yahudi," kemudian Allah SWT menolong
Nabi dan memenangkan atas kaumnya, lalu ia kembali kepada mereka dan meninggalkan
mereka di bawah kasih sayang orang-orang Yahudi.
Perhatikanlah bahwa pertanyaan tersebut berkisar pada kecintaan kepada Nabi dan keinginan
agar Nabi tetap bersama mereka selama perjalanan hari dan bulan. Masalah yang dituntut oleh
Abbas bin Abdul Muthalib secara jelas adalah masalah perlindungan mereka kepada Nabi, di
mana hal tersebut tidak lagi diperdebatkan oleh orang-orang yang terpilih dari penduduk
Madinah. Namun masalah yang mereka inginkan adalah masalah perlindungan Nabi dan
keberadaan Nabi bersama mereka di Madinah.
Nabi tersenyum dan beliau mengatakan kalimat-kalimat yang justru menekankan bahwa ikatan
akidah lebih kuat daripada ikatan darah. Beliau berkata: "Tetapi darah adalah darah dan
kehancuran adalah kehancuran. Aku dari kalian dan kalian dariku aku akan memerangi orangorang
yang kalian perangi dan aku akan berdamai dengan orang-orang yang kalian berdamai
dengan mereka." Akhirnya, penduduk Madinah pergi dan kembali ke negeri mereka. Kemudian berita tentang
baiat ini sampai ketelinga orang-orang Mekah dan para tokoh musyrik, lalu mereka justru
menambah penekanan kepada Rasulullah saw dan kaum Muslim.
Para preman Mekah berkumpul di Darul Nadwah. Mereka menetapkan akan mengambil
sesuatu keputusan penting berkaitan dengan Nabi. Salah seorang dari mereka mengusulkan
agar beliau dibelenggu dengan besi lalu dibuang di penjara sehingga beliau mati kelaparan.
Sebagian lagi mengusulkan agar beliau dibuang dari Mekah dan diusir. Abu Jahal mengusulkan
agar mereka mengambil dari setiap keluarga dari keluarga-keluarga Quraisy seorang pemuda
yang kuat, kemudian setiap dari mereka diberi pedang yang terhunus dan hendaklah mereka
14 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
memukulkan pedang itu ke tubuh Nabi. Jika mereka berhasil membunuhnya niscaya semua
kabilah bertanggung jawab terhadap darah sang Nabi dan Bani Hasyim tidak akan mampu
menuntut dan memerangi orang Arab semuanya dan mereka akan menerima diat sebagai
tebusan dari pembunuhan itu. Demikianlah persekongkolan itu digelar dan mereka sepakat
untuk melaksanakan hal itu. Namun Al-Qur'an al-Karim menyingkap persekongkolan yang
dilakukan orang-orang kafir itu dalam firman-Nya:


Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir memikirkan tipu daya terhadapmu untuk menangkap
dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya itu.
Dan Allah sebaik-baih Pembalas tipu daya." (QS. al-Anfal: 30)
Allah SWT mewahyukan kepada Nabi-Nya agar ia berhijrah. Lalu Nabi mulai menyiapkan
sarana-sarana untuk hijrahnya. Beliau menyembunyikan urusan tersebut bahkan beliau tidak
memberitahu sahabat yang akan menemaninya. Rasulullah saw menyewa seorang penunjuk
jalan yang pengalaman yang mengenal padang gurun seperti mengenal garis-garis tangannya.
Yang mengherankan penunjuk jalan itu adalah seorang musyrik. Demikianlah Nabi memita
bantuan kepada orang yang ahli tanpa memperhatikan keyakinannya.
Kemudian datanglah malam pelaksanaan kejahatan itu. Rasulullah saw memerintahkan Ali bin
Abi Thalib untuk tidur di tempat tidumya di malam tersebut. Datanglah pertengahan malam dan
Rasulullah saw pun keluar dari rumahnya. Para pemuda Mekah mengepung rumah. Mereka
menghunuskan pedangnya. Nabi menggenggam tanah lalu beliau melemparkannya ke arah
kaum sehingga mereka pun merasa kantuk sehingga Nabi saw dapat menembus kepungan
mereka. Beliau keluar dari Mekah dan berhijrah.
Dengan langkah yang diberkati ini, kaum Muslim menanggali tahun-tahun mereka. Tahun
dalam Islam adalah tahun Hijiriah, sedangkan kaum Masehi menanggali tahun mereka dengan
kelahiran Isa dan ini disebut dengan tahun Masehi. Adapun tahun-tahun Islam, maka ia
ditanggali pertama kalinya saat Rasulullah saw keluar berhijrah di jalan Allah SWT. Hijrah Rasul
bukan hanya lari dari penindasan tetapi lari dari kebekuan; hijrah tersebut bukan keluar dari
keamanan tetapi keluar dari bahaya. Islam di Mekah hanya dapat mempertahankan dirinya
tetapi ketika ia keluar ke Madinah ia mempertahankan dirinya ketika menyerang. Dan selama
beberapa tahun masa yang dihabiskan di Mekah, tak seorang dari kaum Muslim yang
mengangkat senjata. Ketika mereka keluar ke Madinah, mereka mulai membawa senjata dan
mulai menyalakan obor peperangan. Islam mulai membawa senjata sebagaimana luka akan
sembuh dengan syarat jika diobati. Nabi saw mengetahui bahwa Islam tidak akan
menghabiskan usianya hanya untuk melawan serangan pada dirinya; Islam ingin tersebar;
Islam ingin mendirikan negaranya yang pertama yaitu suatu negara yang belum pernah dikenal
di muka bumi negara seperti itu. Negara yang mencapai keadilan, kasih sayang, dan idealisme
yang begitu luar biasa di mana hukum Allah SWT ditegakkan dan kehormatan manusia
benar-benar dijaga. Inilah kedalaman hijrah yang mengesankan yaitu pendirian negara Islam setelah sebelumnya
membangun individu masyarakat Muslim. Setelah Rasul saw membangun masyarakat Muslim
dan membangun masjid, maka beliau membangun suatu negara Islam. Selanjutnya, sayapsayap
dakwah mengepak. Kami kira pembaca tidak akan bertanya, apa gunanya pembangunan masjid ditingkatkan
sementara Islam masih mengalami penindasan di muka bumi. Kami kira pembaca lebih pintar
daripada orang yang tidak mengetahui bahwa masjid yang dibangun Rasulullah saw di Madinah
bukan tempat peristirahatan dari keletihan, tetapi masjid merupakan pusat dari kepemimpinan
pergerakan Islam dan kepemimpinan menuju peperangan Islam.
Manusia mandi di masjid dengan cahaya Allah SWT setelah itu mereka mandi di kancah
peperangan dengan darah mereka. Pertanyaannya adalah, siapakah di antara mereka yang
15 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
akan terbunuh di jalan Allah SWT sebelum saudaranya" Demikianlah perlombaan dalam
perbaikan terjadi di antara mereka. Dengan cara demikianlah Islam tersebar.
Sementara itu, Nabi berlindung di suatu gua; di gunung yang bernama Tsur. Beliau masuk ke
gua itu bersama sahabatnya Abu Bakar. Dan orang-orang musyrik pergi menyusul beliau
dengan membawa pedang mereka. Lalu mereka sampai ke gunung itu. Abu Bakar berkata
kepada Rasul saw dengan keadaan gelisah, "seandainya salah seorang mereka melihat di
bawah kakinya niscaya mereka akan melihat kita."
Dengan tenang, Rasulullah saw menepis kegelisahan Abu Bakar dan berkata: "Wahai Abu
Bakar apa yang kamu kira dengan dua orang yang ada di tempat yang sepi sementara Allah
SWT menjadi ketiga di antara mereka?" Sebelum Rasulullah saw mengakhiri kalimatnya,
terdapat laba-laba yang selesai dari menenun rumahnya di atas pintu gua. Kitab-kitab sejarah
mengatakan bahwa kaum musyrik mengikuti jejak sang Nabi sehingga mereka sampai di
gunung Tsur lalu di situlah mereka mengalami kebingungan. Mereka mendaki gunung dan
mendaki gua itu. Lalu mereka melihat di atas pintu gua itu terdapat tenunan laba-laba. Mereka
mengatakan, seandainya seseorang masuk di dalamnya niscaya tidak akan terdapat tenunan
laba-laba di atas pintunya. Beliau tinggal di gua itu selama tiga malam.
Demikianlah keimanan tenunan laba-laba yang lembut dimenangkan atas ketajaman pedang
kaum musyrik sehingga Nabi bersama sahabatnya pun selamat. Kini, kedua orang itu menuju
Madinah. Dan Madinah pun menyambut mereka. Ketika Rasulullah saw dan sahabatnya
memasuki Madinah, mula-mula masyarakat tidak mengenal siapa di antara mereka yang
menjadi Rasul karena saking baiknya sikap Rasul terhadap sahabatnya. Akhirnya, Nabi
menerangi kota Madinah. Beliau membangun masjid dan mendirikan negaranya serta
memerangi musuh-musuhnya dan tersebarlah Islam dan Mekah pun ditaklukkan dan Baitul
Haram disucikan. Beliau menanamkan dalam akal dan hati suatu cahaya yang tidak akan pernah padam.
Kemudian berlangsunglah sepuluh tahun yang dilewatinya di Madinah di mana beliau tidak
menggunakannya untuk berleha-leha. Demikian juga selama masa tiga belas tahun yang beliau
lalui di Mekah, beliau pun tidak mendapatkan istirahat yang cukup. Semua kehidupan beliau
hanya untuk Allah SWT dan hanya untuk Islam. Beban berat yang dipikul oleh punggung beliau
yang mulia lebih berat dari beban yang dipikul oleh gunung. Meskipun beliau seorang diri, tetapi
beliau mampu memikul amanat yang pernah Allah SWT tawarkan kepada langit dan bumi serta
gunung namun mereka pun enggan untuk memikulnya. karena mereka menyadari bahwa
mereka tidak akan mampu memikulnya. Lalu datanglah beliau dan beliau pun mampu memikul
amanat itu dan melaksanakannya secara sempurna. Yaitu amanat untuk menyampaikan agama
Allah SWT; amanat untuk menyucikan akal manusia dari polusi khayalisme dan khurafatisme:
amanat yang mewarnai kehidupan dengan hanya sujud kepada Allah SWT.
Kemudian mengalirlah dalam memori Nabi saw suatu arus dari gambar-gambar hidup:
bagaimana saat beliau memasuki Madinah. Lewatlah di hadapan akal beberapa memori dan
nostalgia: bagaimana wahyu yang turun kepadanya dengan membawa risalah di gua Hira,
kemudian berubahlah pandangan dan bertiuplah angin kebencian kepadanya, bahkan angin itu
membawa pasir-pasir tuduhan-tuduhan yang dilemparkan ke wajah suci beliau. Beliau berdiri
sambil tersenyum dan hatinya dipenuhi dengan kesedihan di hadapan gelombang gurun dan
kesendirian serta badai kesengsaraan. "Wahai manusia, tiada Tuhan selain Allah SWT.
Demikianlah kalimat yang beliau katakan. Meskipun kalimat itu tampak sederhana namun ia
mampu membangkitkan dunia. Dan bergeraklah patung-patung yang begitu banyak yang
memenuhi kehidupan dan mereka membekali dirinya dengan kegelapan dan kebencian yang
dialamatkan kepada sang Nabi. Para pembesar. para penguasa, uang, emas, serta kebencian
dan kedengkian setan yang klasik dan banyaknya orang-orang munafik, semua ini menjadi
musuh nyata sang Nabi pada saat beliau mengatakan "tiada Tuhan selain Allah SWT." Nabi
16 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mengingat kembali Waraqah bin Nofel ketika menceritakan kepadanya apa yang terjadi dan
apa yang dialami beliau di gua Hira. Tidakkah ia mengatakan kepadanya bahwa kaumnya akan
mengusirnya" Hari-hari hijrah sangat panjang dan berat. Matahari sangat dekat dengan kepala dan rasa
panas sangat mencekik tenggorokan dan rasa pusing-pusing pun semakin meningkat. Setelah
hijrah, Nabi memasuki Madinah. Beliau disambut oleh kaum Anshar dengan sambutan luar
biasa. Beliau datang sendirian lalu mereka menolongnya; beliau datang dalam keadaan takut
lalu mereka mengamankannya; beliau datang dalam keadaan lapar lalu mereka memberinya
makanan; beliau datang dalam keadaan terusir lalu mereka memberikan perlindungan.
Bangunan Islam mulai ditancapkan di Madinah. Beliau mulai membangun negaranya setelah
beliau membangun sumber daya manusia Islam yang tangguh. Yang pertama kali dibangunnya
adalah sumber daya Islam, setelah itu beliau baru membangun negara. Tidak ada nilai yang
berarti dari satu sistem yang hanya berdasarkan prinsip-prinsip besar yang tidak lebih dari
sekadar tinta di atas kertas. Penerapan prinsip-prinsip adalah tolok ukur final dari nilai apa pun
yang diberlakukan di dunia. Dan Islam telah berhasil menerapkan pada masa-masa
pertamanya suatu sistem yang belum pernah dikenal dalam kehidupan manusia suatu sistem
seperti itu. Yaitu sitem yang menunjukkan keadilan, persaudaraan, dan kasih sayang yang
mengagumkan. Hal yang pertama kali dilakukan Rasulullah saw adalah membangun masjid di
mana di situlah unta yang ditungganinya berhenti. Mesjid itu tampak sederhana. Tikarnya terdiri
dari pasir-pasir dan batu-batu. Tiangnya terbuat dari batang-batang kurma. Barangkali ketika
turun hujan, maka tanahnya akan menjadi lumpur karena mendapat siraman air hujan. Mungkin
ketika angin bertiup dengan kecang, maka ia akan mencabut sebagian dari atapnya.
Di bangunan yang sederhana ini, Rasulullah saw mendidik generasi Islam yang tangguh yang
dapat menghancurkan orang-orang yang lalim dan para penguasa yang bejat dan mereka
mampu mengembalikan kebenaran ke singgasananya yang terusir dan terampas. Mereka
mampu menyebarkan Islam di muka bumi. Mesjid itu tampak kecil dan sederhana sekali tetapi
ia dipenuhi dengan kebesaran; masjid itu tidak menunjukkan kemewahan sama sekali. Di
dalamnya Al-Qur'an dibaca lalu orang-orang yang mendengarnya menganggap bahwa mereka
benar dan mendapatkan perintah harian untuk menerapkan dan melaksanakan apa-apa yang
mereka dengar. Al-Qur'an dibaca di masjid bukan seperti nyanyian yang orang-orang duduk akan merasa
terpengaruh dengan keindahan nyanyian dan suara pembaca. Dan masjid di dalam Islam
bukanlah tempat satu-satunya untuk ibadah. Menurut kaum Muslim semua burni adalah masjid
namun masjid adalah simbol peradaban yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir,
sebagaimana ia menyuarakan ilmu, kebebasan dan persaudaraan.
Semua Nabi berbicara tentang persaudaraan dan mengajak kepadanya dengan ribuan katakata.
Sedangkan Rasulullah saw telah mewujudkan persaudaraan itu secara praktis, yakni
ketika karakter masyarakat saat itu mencerminkan Al-Qur'an. Nabi mulai mempersaudarakan
kaum muhajirin dan Anshar di mana sahabat Anshar Sa'ad bin Rabi', seorang kaya dari
Madinah dipersaudarakan dengan Abdul Rahman bin 'Auf, seorang yang berhijrah dari Mekah.
Sa'ad berkata kepada Abdul Rahman: "Sesungguhnya, tanpa bermaksud sombong, aku
memang memiliki harta yang banyak daripada kamu. Aku telah membagi hartaku menjadi dua
bagian dan sebagiannya aku peruntukkan bagimu. Lalu aku mempunyai dua orang wanita,
maka lihatlah siapa di antara mereka yang mampu memikatmu sehingga aku menceraikannya
lalu engkau dapat menikahinya." Abdul Rahman bin 'Auf menjawab: "Mudah-mudahan Allah
SWT memberkatimu, keluargamu, dan hartamu. Di manakah pasar yang engkau berdagang di
dalamnya?" Abdul Rahman bin 'Auf keluar menuju ke pasar untuk berkerja. Ia kembali dan membawa
sesuatu yang dapat dimakannya. Ia menolak dengan lembut sikap baik Sa'ad dan
17 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kedermawanannya. Ia bersandar pada keimanan kepada Allah SWT dan lebih memilih untuk
bekerja dan membanting tulang. Tidak berlalu hari demi hari kecuali ia tetap bekerja sehingga ia
mampu untuk membekali dirinya dan melaksanakan pernikahan.
Demikianlah masyarakat Islam terbentuk dan menampakkan identitasnya berdasarkan cinta,
kebebasan, musyawarah, dan jihad. Pekerjaan menurut Islam bukan suatu penderitaan untuk
mendapatkan roti atau potongan daging sebagaimana dikatakan peradaban kita masa kini,
tetapi pekerjaan dalam Islam melebihi ruang lingkup materi ini dan menuju puncak yang lebih
tinggi: "Dan katakanlah: 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang muhmin akan
melihat pekerjaanmu itu. " (QS. at-Taubah: 105)
Kesadaran bahwa apa yang kita kerjakan akan dilihat oleh Allah SWT menjadikan perkerjaan
itu mendapat cita rasa yang lain. Yaitu suatu rasa yang melampaui nikmatnya memakan roti
dan daging. Setelah bekerja, datanglah cinta. Cinta dalam Islam bukan hanya perasaan yang
menetap dalam hati dan tidak diwujudkan oleh suatu perbuatan; cinta dalam Islam merupakan
langkah harian yang akan mengubah bentuk kehidupan di sekitar manusia menuju yang lebih
tinggi dan mulia. Seorang Muslim mencintai Tuhannya Pencipta alam semesta dan mencintai Rasulullah saw
dan mencintai kaum Muslim dan orang-orang yang berdamai dengan orang-orang Muslim,
meskipun keyakinan mereka berbeda dengannya. Bahkan seorang Muslim mencintai makhluk
secara keseluruhan: ia mencintai anak-anak, hewan, bunga, pasir dan gunung bahkan bendabenda
mati pun mendapat cinta dari seorang Muslim. Seorang Muslim jika dia benar-benar
seorang Muslim akan merasakan dnta yang dialami oleh Nabi Daud terhadap alam dan
lingkungan di sekitarnya. Ini adalah perasaan sufi yang tinggi. Seorang Muslim akan mewarisi
cinta yang sebenarnya seperti yang diwarisi Nabi Isa terhadap lingkungan yang baik yang ada
di sekitarnya di mana ketika Nabi Isa melihat tubuh anjing yang mati, maka Nabi Isa tidak
melihat selain keputihan giginya.
Demikianlah cinta yang tersebar dalam kehidupan kaum Muslim di mana cinta itu pun tertuju
kepada binatang dan benda-benda mati. Cinta demikian ini tidak akan terwujud dengan suatu
keputusan dan tidak ditetapkan dengan suatu undang-undang, tetapi cinta itu datang biasanya
akibat dari kepuasaan akal dan hati dengan adanya kepemimpinan besar yang hati cenderung
kepadanya dan akal mengambil darinya. Dan yang dimaksud dengan kepemimpinan besar
tersebut adalah keberadaan sang Nabi. Beliau adalah cermin terbesar dari tingkat cinta yang
tertinggi. Beliau adalah seorang yang paling banyak berbuat demi Islam dan paling banyak
sedikit mengharapkan balasan darinya. Meskipun beliau seorang pemimpin namun beliau hidup
dalam kesederhanaan. Beliau adalah seorang tentara yang paling sederhana. Tempat tidurnya
bersih tetapi kasar, dan rumahnya tidak menampakkan kesibukan yang di dalamnya memasak
berbagai macam hidangan. Beliau justru menyiapkan hidangan yang sangat sederhana.
Makanan utama beliau adalah roti kering yang dicampur dengan minyak. Keinginan besar
beliau adalah tersebarnya dakwah Islam.
Kaum Muslim menyadari bahwa kesempurnaan Islam tidak akan terwujud kecuali ketika cinta
Allah SWT dan Rasul-Nya lebih didahulukan daripada cinta diri sendiri, cinta kepada wanita,
cinta kepada anak, kepentingan, kekuasaan, kehidupan, dan apa saja yang tidak ada
hubungannya dengan Allah SWT dan Rasul-Nya. Demikianlah kaum Muslim sangat mencintai
pemimpin mereka lebih dari kehidupan pribadi mereka. Di samping pekerjaan dan cinta
tersebut, didirikanlah pemerintahan Islam yang berdasarkan kaidah-kaidah kebebasan,
musyawarah dan jihad. Kebebasan dalam Islam bukan sekadar perhiasan yang dilekatkan kepada tubuh Islam tetapi ia
merupakan tenunan dari sel-sel yang hidup itu. Allah SWT telah membebaskan kaum Muslim
dari penyembahan selain dari-Nya. Dengan demikian, runtuhlah semua belenggu yang hinggap
18 25. Tiga Mutiara Mustika ~ Gan KL m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
di atas akal, hati, dan masyarakat. Seorang Muslim memiliki - dalam Islam - suatu kebebasan
yang diberikan kepadanya agar ia melihat sesuatu dengan akalnya dan mendebat segala
sesuatu dengan akalnya. Dan hendaklah ia merasa puas dengan sesuatu yang dapat
menenteramkan hatinya. Kebebasan dalam Islam bukan kebebasan mutlak yang menjurus
kepada anarkisme dan diskriminasi tetapi kebebasan dalam Islam adalah kebebasan yang
bertanggung jawab. Dalam ruang lingkup nas-nas yang pasti yang terdapat dalam Al-Qur'an atau sunah tidak ada
kebebasan di hadapan orang Muslim selain kebebasan untuk berlomba-lomba untuk
menerapkan apa yang mereka pahami. Selain itu, seorang bebas sampai tidak terbatas, dan
pintu ijtihad tetap terbuka sampai tidak ada batasnya
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
1926. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
, karena pintu ijtihad adalah akal dan
menutup pintu ijtihad yakni menutup akal dan itu berarti akan membawa kematian baginya.
Islam tidak menerima orang-orang yang mati akalnya atau menga-lami kemunduran; Islam
pada hakikatnya memperlakukan manusia dari sisi akal dan hati.
"Adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan
senjatalah yang untukmu, dan Allah meng-hendaki untuk membenarkan yang benar dengan
ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir." (QS. al-Anfal: 7)
Orang-orang Islam karena kekafiran mereka dan kebutuhan mereka serta situasi ekonomi yang
memburuk, mereka ingin bertemu dengan pasukan yang tidak bersenjata; mereka ingin
bertemu dengan kafilah yang kaya, bukan pasukan yang bersenjata; mereka membutuhkan
harta untuk menyebarkan dakwah. Namun Allah SWT menginginkan mereka dengan keadaan
seperti itu agar mereka berhadapan dengan pasukan kafir dan agar mereka mampu memutus
tali kekuatan orang-orang kafir sehingga kebenaran akan menang.
Keluarlah orang-orang Muslim dalam peperangan Badar dengan membayangkan bahwa
mereka akan mendapatkan keuntungan dan kesenangan dengan banyak mengambil ganimah.
Namun Allah SWT menginginkan terjadinya peperangan yang berat, di mana itu berakibat pada
jatuhnya tokoh-tokoh kaum kafir Mekah sebagai korban darinya dan agar Madinah dapat
menahan penderitaan dan kefakiran yang dialaminya. Seharusnya pengikut Islam tidak
membayangkan untuk mengambil keuntungan tetapi ia justru harus memberi kepadanya.
Nabi mengetahui sebagai pemimpin pasukan ia harus mengingatkan pasukannya bahwa
mereka akan menemui kesulitan dan penderitaan, dan bukan masalah sepele seperti yang
mereka bayangkan. Nabi bermusyawarah dengan sahabat-sahabat. Beliau berbincang-bincang
dengan Abu Bakar Shidiq, Umar bin Khattab, dan Miqdad bin Amr. Lalu mereka semua sepakat
untuk terus melakukan peperangan apa pun hasilnya dan apa pun pengorbanan yang harus
dilakukan. Kemudian Rasulullah saw berkata: "Wahai para sahabat, tunjukkanlah diri kalian." Rasulullah
saw mengisyaratkan kepada kaum Anshar. Rasulullah saw khawatir jika mereka memahami
bahwa baiat yang terjadi di antara mereka yang berisi agar mereka melindungi beliau jika beliau
diserang di Madinah saja, dan memang pasal-pasal dari baiat itu mendukung hal itu. Tidakkah
mereka mengatakan kepada beliau: "Ya Rasulullah, kami tidak akan bertanggung jawab
kepadamu sehingga engkau sampai di negeri kami. Jika engkau sampai di negeri kami, maka
kami akan bertanggung jawab untuk melindungimu."
Mayoritas pasukan terdiri dari orang-prang Anshar, maka Rasulullah saw ingin mengetahui
keputusan mayoritas tentara sebelum dimulainya peperangan. Kaum Anshar mengetahui
bahwa Rasul saw ingin mengetahui pendapat kaum Anshar. Oleh karena itu, Sa'ad bin 'Auf
berkata: "Demi Allah, seakan-akan engkau menginginkan kami ya Rasulullah." Nabi menjawab,
"benar." Kemudian kaum Anshar menyatakan apa yang mereka rasakan.
Mendengar pernyataan kaum Anshar itu hilanglah kekhawatiran dan ketakutan Nabi, bahkan
beliau bergembira dan wajahnya berseri-seri. Rasulullah saw telah mendidik mereka
berdasarkan Islam dan Islam tidak mengenal pasal-pasal perjanjian namun ia justru tenggelam


Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dalam esensinya dan kedalamannya yang jauh. Kaum Anshar meyakinkan Nabi bahwa mereka
benar-benar beriman kepadanya, mencintainya dan akan mendengarkan apa saja yang beliau
katakan serta akan benar-benar menaati beliau.
Sa'ad bin Mu'ad berkata: "Ya Rasulullah, lakukanlah apa yang engkau inginkan dan kami akan
bersamamu. Demi Zat yang mengutusmu dengan kebenaran, seandainya engkau membelah
lautan lalu engkau menyelam di dalamnya niscaya kami akan menyelam bersamamu dan tidak
1 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
ada seseorang pun di antara kami yang akan meninggalkanmu." Demikianlah keteguhan kaum
Anshar. Kalimat tersebut menetapkan peperangan paling penting dan paling berbahaya dalam
sejarah Islam. Perasaan kaum Anshar dan Muhajirin dalam pasukan Rasul saw sangat berbeda dengan
perasaan Nabi Musa ketika mereka mengatakan kepadanya, "pergilah engkau wahai Musa
bersama Tuhanmu dan berperanglah, sesungguhnya kami di sini hanya duduk-duduk saja."
Namun kaum Muslim menyatakan bahwa seandainya Rasul saw memerintahkan mereka untuk
melalui lautan dengan berjalan kaki di atas ombaknya niscaya mereka akan melakukan hal itu
walaupun berakibat pada tenggelamnya mereka dan kematian mereka dan tak seorang pun
yang akan menentang perintah Rasul saw tersebut.
Akhirnya, kaum Muslim bersiap-siap untuk memasuki kancah peperangan lalu mereka
membuat kemah-kemah yang di situ ditentukan tempat peristirahatan dan pergerakan tentara
Islam. Tempat itu ditentukan oleh Rasul saw. Allah SWT membiarkan Rasul-Nya melakukan
kesalahan dalam memilih tempat sehingga itu akan dapat menjadi pelajaran bagi kaum Muslim
dalam kaidah umum dari kaidah-kaidah peperangan yaitu sikap pemimpin pasukan untuk
mengambil suatu kebijakan yang penting yang berdasarkan pengalaman. Kemudian datanglah
Habab bin Mundzir kepada Rasulullah saw dan bertanya kepadanya, "apakah tempat yang kita
jadikan sebagai pusat pergerakan tentara kita merupakan pilihan dari Allah SWT dan Rasul-Nya
hingga kita tidak dapat mendahuluinya dan mengakhirinya yakni kita tidak dapat memberikan
pendapat kita ataukah itu hanya masalah yang bersifat tehnik yakni itu terserah pada pendapat
kita dan sesuai kebijakan saat perang dan ia merupakan tipu daya semata?"
Rasulullah saw berkata: "Tetapi itu adalah pendapat pribadi, peperangan, dan tipu daya."
Habab berkata: "Ya Rasulullah ini adalah tempat yang tidak tepat." Sahabat yang sarat
pengalaman ini memilih tempat di mana pasukan Madinah dapat minum darinya sedangkan
pasukan Mekah tidak dapat mengambil darinya. Kemudian berpindahlah pasukan Muslim
menuju tempat yang telah ditentukan oleh pengalaman militer.
Sampailah pasukan Mekah di mana jumlah mereka mendekati seribu tentara dan mereka akan
berhadapan dengan tiga ratus tujuh belas pasukan Muslim. Pasukan Quraisy berada di tempat
yang jauh dari lembah. Pasukan kafir terdiri dalam perang Badar dari pemuka-pemuka Quraisy dan
pahlawan-pahlawan mereka, sedangkan pasukan Muslim terdiri dari keluarga-keluarga, iparipar dan
keluarga dekat dari pasukan kafir. Allah SWT telah menentukan agar seorang anak
bertemu dengan ayahnya, saudara bertemu dengan sesama saudara dan sesama ipar bertemu
di medan peperangan. Mereka semua dipisahkan dengan suatu prinsip di mana mereka
ditentukan oleh pedang. Akhirnya, peperangan Badar pun terjadi dan kaidah utama adalah
kaidah persaudaraan sesama Muslim. Dan ketika pasukan Muslim berpegang teguh di atas
dasar Islam, maka pasukan kafir mulai terpecah belah namun keadaan tersebut mereka
sembunyikan. Lalu 'Utbah bin Rabi'ah berbicara di tengah-tengah pasukan Mekah dan mengajak mereka
untuk menarik kembali dari peperangan. 'Utbah memberikan pernyataan sesuai dengan
tuntutan akal sehat, "wahai orang-orang Quraisy demi Allah, jika kalian harus memerangi
Muhammad, maka kalian akan menyesal karena kita berhadapan dengan saudara-saudara kita
sendiri. Boleh jadi kita akan membunuh anak paman kita, atau salah seorang dari kerabat kita.
Mengapa kalian tidak membiarkannya saja?"
Kalimat yang rasional tersebut cukup menggoncangkan pasukan Mekah. Sebagian tentara
merasa puas dengan pernyataan tersebut karena mereka melihat bahwa tidak ada gunanya
peperangan itu. Namun kebohohan justru memadamkan kalimat yang rasional itu. Abu Jahal
menuduh bahwa yang mengucapkan kata-kata adalah orang yang penakut. Kemudian Abu
Jahal lebih memilih pendapatnya untuk menetapkan terus memerangi kaum Muslim.
2 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pemimpin pasukan kafir yaitu Abu Jahal mengetahui bahwa Muhammad tidak pernah
berbohong. Kitab-kitab sejarah menceritakan bahwa Akhnas bin Syuraif menyendiri dalam
perang Badar bersama Abu Jahal sebelum terjadinya peperangan tersebut dan bertanya
kepadanya, "wahai Abul Hakam, tidakkah engkau melihat bahwa Muhammad pernah
berbohong" Abul Hakam menjawab: "Bagaimana mungkin ia berbohong atas Allah, sedangkan
kami telah menamainya al-Amin (orang yang dapat dipercaya)." Peperangan tersebut bukan
sebagai usaha untuk mendustakan Rasul saw tetapi itu hanya semata-mata untuk menjaga
kepentingan-kepentingan sesaat dan keadaan ekonomi. Demikianlah orang-orang kafir
mempertahankan nilai yang paling rendah yang ada di muka bumi yang juga dipertahankan
oleh binatang, sementara kaum Muslim justru mempertahankan nilai yang paling tinggi di bumi
dan di langit yang ikut serta di dalamnya para malaikat.
Kemudian datanglah waktu malam menyelimuti dua kubu. Tiga ratus tentara yang mukmin
sudah bersiap-siap dan mendekati seribu tentara musyrik. Orang-orang musyrik datang dengan
menunggangi tunggangan mereka dan tampak mereka memiliki persenjataan yang lengkap,
sedangkan setiap orang Muslim datang di atas satu kendaraan. Pakaian yang dipakai orangorang
musyrik tampak masih baru dan pedang-pedang mereka tampak mengkilat serta baju
besi yang mereka gunakan sangat unggul dan kuat. Alhasil, mereka memiliki persiapan yang
sangat mengagumkan sedangkan pakaian yang dipakai orang-orang Muslim tampak sudah
usang dan pedang-pedang kuno pun mereka gunakan dan baju besi yang mereka gunakan
tampak tidak sempurna. Nabi melihat keadaan pasukannya lalu hati beliau tampak sedih
melihat pasukan tersebut. Beliau berdoa kepada Tuhannya: "Ya Allah, Sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang lapar, maka kenyangkanlah mereka. Ya Allah, sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang tanpa alas kaki, maka tolonglah mereka. Ya Allah, Sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang tidak berpakaian, maka berilah mereka pakaian."
Kemudian rasa kantuk menghinggapi mata kedua pasukan lalu mereka beristirahat di tengahtengah
malam. Jatuhlah hujan kecil yang membuat tempat itu basah sehingga kelembaban
mengitari kaum Muslim. Hujan tersebut membasuh tanah perjalanan dan menghilangkan debu-
debu kepayahan serta menyucikan hati dan membangkitkan kepercayaan atas kemenangan
dari Allah SWT. Allah SWT berfirman: "(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteram dari-Nya, dan
Allah menurunkan hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan
menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan
memperteguh dengannya telapak kaki(mu)." (QS. al-Anfal: 11)
Datanglah waktu pagi di Badar lalu kaum Quraisy mulai menyerang, lalu Nabi memerintahkan
pasukan Muslim untuk bertahan. Rasulullah saw bersabda: "Jika musuh mengepung kalian,
maka usirlah mereka dengan panah dan janganlah kalian menyerang mereka sehingga kalian
diperintahkan." Demikianlah ketetapan militer yang sangat jitu yang berarti hendaklah kaum Muslim
membentengi mereka di tempat-tempat mereka agar orang-orang musyrik mendapatkan
kerugian dari serangan yang mereka lakukan. Kita mengetahui dari ilmu militer saat ini bahwa
seorang yang menyerang memerlukan tiga atau tiga kali lipat dari jumlah yang biasa dilakukan
sehingga serangannya betul-betul efektif; kita mengetahui bahwa jumlah pasukan musyrik tiga
kali lipat dibandingkan dengan tentara Muslim. Kaum musyrik dilihat dari segi jumlah sangat
memadai untuk memenangkan peperangan, dan persenjataan mereka lebih lengkap dari
persenjataan kaum Muslim. Jumlah hewan yang mereka miliki pun sama dengan jumlah
mereka, sedangkan tiap tiga orang Muslim berperang di atas satu tunggangan.
Keadaan saat itu sangat menguntungkan kaum musyrik. Tanda-tanda kemenangan tampak
menyertai bendera kaum musyrik, tetapi kemenangan peperangan bukan karena kebesaran
3 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
jumlah pasukan dan persenjataan yang lengkap. Terkadang peperangan justru dimenangkan
oleh unsur spiritual yang tidak kelihatan. Spiritualitas tentara dan keimanannya tentang
persoalan yang dipertahankannya serta keinginannya untuk mendapatkan dua kebaikan:
kemenangan atau kematian dan hasratnya yang tinggi untuk meneguk madu syahadah, semua
itu dapat mengubah seorang tentara menjadi makhluk yang tidak terkalahkan. Boleh jadi ia
akan merasakan kematian tetapi jauh dari kekalahan. Demikianlah keadaan pasukan Muslim.
Sementara itu debu-debu berterbangan di atas kepala pasukan yang bertempur dan kaum
Muslim mencurahkan tenaga yang keras dalam peperangan itu. Ketika dua pasukan saling
bertemu dan bertempur, Nabi saw melihat mereka, lalu Nabi saw menyaksikan pasukannya
terjepit. Pasukan yang berjumlah sedikit dengan persenjataan yang tidak lengkap itu kini
ditekan oleh orang kafir. Dalam keadaan demikian, Nabi saw meminta pertolongan kepada
Tuhannya: 'Ya Allah, kirimkanlah bantuan dan pertolongan-Mu. Ya Allah, wujudkanlah janji-Mu
kepadaku. Ya Allah, jika kelompok ini dihancurkan, maka Engkau tidak akan disembah
setelahnya di muka bumi." Renungkanlah, bagaimana kesedihan Nabi saat terjadi peperangan
itu. Oleh karena itu, kita dapat memahami mengapa Nabi saw meminta agar pasukannya
dimenangkan. Pemimpin pasukan tertinggi Muhammad bin Abdillah keluar berperang di jalan Allah SWT dan
saat ini kematian sedang mengitari kaum Muslim, lalu apa yang dipikirkan oleh Nabi saw pada
keadaan yang sulit tersebut" Pemikiran Nabi saw melebihi hal yang sekarang dan menuju pada
hal yang akan datang, dan yang menjadi fokus Nabi adalah penyembahan Allah SWT di muka
bumi: "Ya Allah, jika kelompok ini dihancurkan, maka Engkau tidak akan disembah setelahnya
di muka bumi." Nabi tidak terlalu mengkhawatirkan kehancuran kaum Muslim karena Nabi justru
mengkhawatirkan sesuatu yang lebih besar dari itu. Yang beliau khawatirkan adalah
penyembahan kepada Allah SWT akan berhenti di muka bumi. Oleh karena itu, Nabi meminta
tolong kepada Tuhannya dan mengingatkan kembali kepada Tuhannya dan Allah SWT lebih
tahu dari hal itu. Kemudian turunlah bala tentara malaikat yang dipimpin oleh Jibril.
Allah SWT berfirman: "(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankankan-Nya
bagimu: 'Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu
malaikat yang datang berturut-turut.' Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bantuan itu),
melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan
kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana." (QS. al-Anfal: 9-10)
Setelah itu Nabi saw menghampiri sahabat Abu Bakar dan berkata: "Sampaikan berita gembira
wahai Abu Bakar, sesungguhnya telah datang kepadamu bantuan dari Allah SWT."
Turunnya para malaikat merupakan cara untuk meneguhkan kaum Muslim dan berita gembira
kepada mereka. Mukjizat itu bukan terletak pada penyertaan para malaikat dalam peperangan,
namun melalui nas-nas ditegaskan bahwa peranan malaikat tidak lebih dari sekadar membawa
berita gembira dan memberikan dukungan moril serta memenuhi hati dengan ketenangan. Kami
kira bahwa Allah SWT ingin agar para malaikat menyaksikan manusia-manusia malaikat yang
mempertahankan akidah tauhid.
Demikianlah Allah SWT mewahyukan kepada malaikat bahwa Dia bersama mereka. Oleh
karena itu, hendaklah orang-orang yang beriman merasa tenang dan kebenaran akan tertancap
pada hati mereka sedangkan orang-orang kafir pasti akan merasakan ketakutan.
Allah SWT berfirman: "(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: 'Sesungguhnya Aku bersama
kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman.' Kelak akan Aku jatuhkan
rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan
4 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (Ketentuan) yang demikian itu adalah karena
sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan
Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya. Itulah (hukum dunia yang
ditimpakan atasmu), maka rasakanlah hukuman itu. Sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir
itu ada (lagi) azab neraka." (QS. al-Anfal: 12-14)
Lalu orang-orang kafir pun mengalami kekalahan. Setelah peperangan itu, terbunuhlah tujuh
puluh kafir dan tujuh puluh tawanan dari mereka dan sebagian pasukan melarikan diri.
Runtuhlah tokoh-tokoh kebencian dan kelaliman di peperangan tersebut. Hancurlahlah Abu
Jahal, pemimpin pasukan, dan pahlawan-pahlawan Mekah kini terkapar.
Rasulullah saw berdiri di depan bangkai-bangkai orang-orang kafir dan berkata: "Wahai Utbah
bin Rabi'ah, wahai Syaibah bin Rabi'ah, wahai Umayah bin Khalf, wahai Abu Jahal bin Hisam,
apakah kalian menemukan apa yang dijanjikan oleh tuhan kalian kepada kalian. Sungguh aku
telah menemukan apa yang dijanjikan Tuhanku." Orang-orang Muslim berkata: "Ya Rasulullah,
apakah engkau memanggil kaum yang sudah mati?" Rasulullah berkata: "Kalian tidak
mengetahui apa yang aku katakan kepada mereka, tetapi mereka tidak mampu menjawab
perkataanku." Rasulullah saw tinggal tiga malam di Badar kemudian beliau kembali ke Madinah.
Di depan beliau terdapat tawanan-tawanan perang dan ganimah.
Kaum Muslim sangat menanggung beban berat dengan banyaknya tawanan perang. Mula-mula
Rasulullah saw bermusyawarah dengan sahabat Abu Bakar dan Umar. Abu Bakar berkata: "Ya
Rasulullah, mereka adalah keturunan dari saudara-saudara dan keluarga, dan aku melihat lebih
baik engkau mengambil fidyah (tebusan) dari mereka sehingga apa yang engkau ambil tersebut
merupakan kekuatan bagi kita terhadap orang-orang kafir, dan mudah-mudahan Allah SWT
memberi petunjuk kepada mereka sehingga mereka menjadi tulang punggung kita."
Kemudian Rasulullah saw menoleh kepada Umar bin Khattab sambil berkata, "bagaimana
pendapatmu wahai Ibnul Khattab?" Lelaki itu berkata: "Demi Allah, aku tidak sependapat
dengan apa yang dikatakan Abu Bakar tetapi aku berpendapat, seandainya aku mampu untuk
bertemu dengan salah seorang kerabatku, maka aku akan memukul lehernya, dan seandainya
Ali mampu bertemu dengan keluarganya, maka ia pun akan memukul lehernya begitu Hamzah
sehingga Allah SWT mengetahui bahwa tidak ada di hati kita kelembutan kepada kaum
musyrik." Pasukan Madinah dan pasukan Mekah terdiri dari keluarga-keluarga yang terikat hubungan
kekerabatan, namun kehendak Allah SWT menetapkan terjadinya peperangan sesama
keluarga: antara anak dan orang tuanya. Umar menginginkan agar keadaan demikian terus
berlanjut sehingga orang-orang musyrik mengetahui bahwa Islam tidak ingin berdamai.
Kemudian Selesailah urusan itu dan terjadi peperangan di jalan Allah SWT dan mengangkat
senjata dan berperang adalah suatu kewajiban yang tiada keraguan di dalamnya. Nabi saw
menoleh kepada kaum Muslim dan mendapati sebagian besar mereka cenderung kepada
pendapat Abu Bakar. Nabi saw mengikuti pendapat mayoritas saat itu. Pendapat mayoritas
salah dan hanya Umar yang benar.
Ini adalah peperangan pertama yang dilalui oleh Islam. Hendaklah kaum Muslim harus
meninggalkan dorongan kemanusiaan mereka, yakni orang-orang kafir harus dibunuh agar
musuh-musuh Allah SWT mengetahui bahwa Islam telah memilih darah. Allah SWT telah
mendukung Umar bin Khattab dalam Al-Qur'an sehingga Nabi saw dan Abu Bakar menangis
ketika keduanya menyadari kesalahan mereka pada hari berikutnya, lalu Umar memergoki
mereka dalam keadaan menangis dan ia bertanya, "apa yang menyebabkan Rasulullah saw
dan temannya di gua menangis?" Kemudian Rasulullah saw membaca Al-Qur'an:
"Tidak patut bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan
musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi sedangkan Allah
5 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalau
sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan
yang besar karena tebusan yang hamu ambil." (QS. al-Anfal: 67-68)
Kedua ayat itu mengatakan bahwa ini bukan saatnya melindungi para tawanan dan berusaha
untuk menebus mereka. Waktu Demikian belum saatnya. Nabi tidak berhak memiliki tawanan
kecuali jika ia telah melakukan banyak peperangan dan banyak berjihad dan telah banyak
membunuh dan dakwahnya telah mapan.
Kedua ayat tersebut menyingkap tujuan di balik penebusan tawanan: "Kamu menghendaki
harta benda duniawi sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu)."
Demikianlah pemikiran yang mempertimbangkan keadaan-keadaan aktual yang sulit. Itu adalah
pemikiran yang bersifat taktik sebagaimana yang kita ungkapkan dalam istilah modern dan
bukan pemikiran yang bersifat strategis. Kemudian para tawanan tersebut bukan tawanan biasa
tetapi menurut istilah modern mereka adalah penjahat-penjahat perang. Oleh karena itu, nyawa
mereka harus ditumpahkan saat mereka dapat ditangkap, meskipun mereka memiliki kekayaan
yang banyak atau kedudukan yang tinggi. Islam tidak mengakui kekayaan atau kedudukan,
yang diakuinya adalah keimanan, sedangkan pertimbangan-pertimbangan duniawi lainnya tidak
dihiraukan oleh Islam. Nas Al-Qur'an memperingatkan orang-orang yang menang bahwa kesalahan mereka bisa
berakibat pada datangnya siksaan yang bakal mereka terima tetapi Allah SWT mengampuni
mereka dan menurunkan rahmat-Nya: "Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah
terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu
ambil." Siksaan tersebut memang lebih dekat daripada pohon yang dekat ini, kemudian Allah SWT
mengampuni mereka dan Allah SWT mengampuni sahabat-sahabat yang terjun di perang
Badar, baik dosa yang lalu maupun dosa mereka yang akan datang. Demikianlah Al-Qur'an
ingin mendidik kaum Muslim agar mereka tidak banyak mempertimbangkan urusan manusiawi
saat berperang. Jadi, Islam memulai peperangannya yaitu peperangan yang hanya ditujukan
kepada Allah SWT dan hendaklah peperangan tersebut dihilangkan dari
pertimbanganpertimbangan yang sulit sehingga sahabat-sahabat Nabi mengetahui bahwa
kecenderungan kepada kesenangan duniawi akan berakibat pada kekalahan mereka.
Dalam peperangan Uhud jumlah kaum musyrik tiga ribu sedangkan jumlah kaum Muslim tiga
ratus pasukan setelah pemimpin orang-orang munafik Abdullah bin Saba' mengundurkan diri
pasukan. Kaum Muslim diletakkan di gunung dan Rasulullah saw membuat rencana yang jitu
untuk memenangkan pertempuran di mana beliau membagi pasukan pemanah di puncak
gunung untuk melindungi punggung kaum Muslim dan melinduingi mereka dari serangan dari
arah belakang. Rasulullah saw memberi pengertian kepada pasukan panah itu agar mereka
tetap di tempatnya baik kaum Muslim menang maupun kalah. Yakni bahwa pasukan pemanah
tidak boleh turun dari gunung dan meski berusaha untuk melindungi kaum Muslim. Rasulullah


Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saw berkata kepada mereka. "lindungilah punggung-punggung kami. Jika kalian melihat kami
sedang bertempur, maka kalian tidak usah turun darinya dan tidak usah menolong kami, dan
jika kalian melihat kami memperoleh kemenangan dan mengambil ganimah, maka kalian tidak
boleh ikut serta bersama kami."
Setelah membuat keputusan tersebut, Rasulullah saw kembali ke pasukan yang lain, lalu beliau
membikin suatu rencana untuk menyerang. Dan Dimulailah peperangan kemudian pasukan
Islam mendorong pasukan musyrik laksana angin yang kencang yang memporak-porandakan
ribuan kaum musyrik. Pada tahapan pertama pasukan Islam tampak menguasai medan dan
berhasil menyapu kaum musyrik sehingga pasukan Mekah tampak berputus asa meskipun
mereka unggul secara bilangan dan meskipun mereka memiliki kuatan persenjataan yang
6 26. Tokoh Besar Khulung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
lengkap, pasukan Mekah justru dikagetkan dengan ketangguhan pasukan Muslim yang dapat
memukul mundur mereka hingga mereka membayangkan balwa mereka tidak dapat
memenangkan peperangan atau dapat bertahan di hadapan pasukan Muslim.
Jubah Tanpa Jasad 2 04 Hijaunya Lembah Hijaunya Lereng Pegunungan Karya Sh Mintardja Abarat 3
^