Pencarian

Sayap Bidadari 3

Sayap Bidadari Karya Bois Bagian 3


membacanya. Hi, Angel adikku sayang. ..! Apa kabar"
Semoga Angel selalu dalam lindungan Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Amin...
197 Adikku sayang... Belum reda rasa rinduku
padamu, kenapa malam itu kau begitu cepat
meninggalkanku"kakakmu yang malang ini,
sehingga kembali dilanda sepi yang menyiksa.
Ketahuilah...! Selama ini aku sudah begitu menantikan
kehadiranmu. Siang dan malam aku selalu
memikirkanmu, hatiku senantiasa dirundung
keresahan dan kegelisahan karena aku begitu
mengkhawatirkanmu"apa kiranya yang sedang
membebani hatimu sehingga membuatku terus
bertanya-tanya. Adikku sayang... Bukankah kau itu adikku, namun
kenapa sikapmu seperti itu. Sungguh kelakuanmu itu
tidaklah seperti seorang adik kepada kakaknya,
namun seperti sesesorang yang seperti dilanda cinta
terpendam. Dan setelah aku mencermati kembali isi
suratmu dalam-dalam, di dalam surat itu aku pun
menangkap sesuatu yang sengaja kau sembunyikan,
sesuatu yang berat untuk kau ungkapkan. Adikku,
janganlah kau membuat hatiku resah dan gelisah
karena kesalahpahaman! Dan janganlah kau
198 membuatku jadi terus bertanya-tanya dan
berprasangka yang tidak-tidak! Karenanyalah, aku
mohon kau mau mengungkap hal itu dengan sebenarbenarnya!
Dengan demikian, aku pun tentu akan bisa
mengerti dirimu. Percayalah" Seburuk apapun itu,
aku akan berusaha untuk bisa menerimanya dengan
lapang dada dan juga berusaha menyikapinya dengan
penuh bijaksana. Sampaikanlah kebenaran itu,
walaupun akan pahit akibatnya! Baik hanya untukku,
hanya untukmu, maupun untuk kita berdua. Sekali lagi
aku mohon, jika kau memang mempunyai masalah
ceritakanlah padaku, mungkin dengan begitu aku bisa
membantumu. Ketahuilah adikku sayang... Setiap kali aku
menulis surat dan mengungkapkan kegundahanku
pada siapa saja, maka aku pun menjadi lebih baik,
dan dadaku terasa benar-benar lapang karena tidak
harus menyimpan kegundahan terus-menerus.
Karenanyalah, tulislah surat padaku dengan
menumpahkan semua kegundahan yang ada di
hatimu sehingga kau pun akan menjadi lebih baik
199 karenanya. Kau tidak perlu malu mengungkap itu
kepada orang yang baru kau kenal sekalipun, sebab
itu bisa menjadi pelajaran bagi siapa saja yang
membacanya. Mungkin selama ini kau hanya
melakukannya dengan curhat kepada sahabatmu,
namun itu kurang maksimal karena terkadang ada
saja yang lupa dan bahkan malu untuk
mengungkapkannya secara langsung. Aku tanya
padamu, bagaimana rasanya setelah kau menulis
cerita kisah nyatamu" Kau merasa lebih baik bukan"
Teruslah menulis, baik itu hanya berupa surat, puisi,
ataupun cerpen! Kalau bisa, buatlah sebuah novel
fiksi yang sampai selesai alurnya! Sebab, dari suratmu
itu aku yakin kau itu mempunyai bakat menulis.
Jangan terpaku dengan kisah nyatamu saja! Sebab,
hal itu bisa diselesaikan sambil jalan. Janganlah
menjadikan kegiatan menulis dengan tujuan mencari
uang atau demi mencari ketenaran semata, namun
jadikankah sebagai media untuk menumpahkan
perasaanmu sehingga kau pun bisa mendapat
manfaat dari kegiatanmu itu! Sebab, jika tujuanmu
200 menulis semata-mata untuk mencari uang maupun
ketenaran, kau bisa frustasi lantaran karyamu ditolak
mentah-mentah oleh penerbit. Akibatnya,
kemungkinan besar kau bisa berhenti menulis
lantaran putus asa. Juga jangan takut kalau karyamu
akan di nilai jelek, sebab tidak mungkin orang bisa
langsung menulis bagus. Semua pasti ada prosesnya,
seperti bayi yang kau lihat pandai berjalan. Tidak
mungkin pada awalnya bayi bisa langsung berjalan,
namun ada prosesnya, yaitu dari terlentang lantas
mulai tengkurap, kemudian merangkak dan akhirnya
mulai berjalan dengan tertatih-tatih, bahkan berkalikali
dia harus terjatuh pula. Ketahuilah, pertama kali
menulis, aku melakukannya seperti yang kau lakukan
selama ini, yaitu di buku catatan. Alhamdulilllah"
Tanpa terasa, akhirnya aku mampu menyelesaikan
delapan karya dan sekarang mau yang ke sembilan.
Ketahuilah! Walaupun semua karyaku itu belum
ada yang terbit, namun aku sudah cukup senang
karena dengan menulislah hidupku bisa menjadi lebih
baik. Ketahuilah! Menulis itu adalah kegiatan berpikir,
201 dan dengan berpikirlah otak kita tidak menjadi beku.
Bahkan kita pun bisa menghasilkan suatu pemikiran
yang bermanfaat karena konflik yang kita ciptakan
jelas-jelas menuntut kita untuk bisa menyelesaikannya
dengan baik, terkadang jika kita buntu dalam
menyelesaikan suatu konflik, maka kita pun mau tidak
mau harus membaca buku-buku sebagai referensi
guna bisa menyelesaikan konflik yang kita ciptakan
itu. Dengan begitu, wawasan kita pun akan semakin
berkembang. Kau jangan terpaku dengan segala
pesan moral yang harus ada pada sebuah karya
sastra! Sebab, pesan moral itu bisa timbul sendiri
ketika kau menyelesaikan sebuah konfllik. O ya, kau
jangan terpaku dengan masalah teknis kepenulisan!
Sebab, itu bisa dipelajari sambil jalan. Ketahuilah...
Saat pertama menulis tanda baca yang kugunakan
begitu kacau balau, bahkan sekarang pun terkadang
masih suka begitu. Sering kali kata yang kugunakan
tidaklah pas, kalimatnya pun masih tidak beraturan,
dan masih banyak lagi. Namun akhirnya semua itu
sedikit demi sedikit bisa kuperbaiki, walaupun hingga
202 kini masih jauh dari sempurna. Namun begitu, aku
tidak minder. Jika ada orang yang sampai mengkritik
tulisanku, maka aku justru semakin terpacu untuk
menjadikannya lebih baik lagi. O ya, kau jangan
terpaku untuk bisa mengetik dengan komputer. Sebab
penulis tidak dituntut untuk bisa mengetik, hal itu bisa
dipelajari sambil jalan. Hingga saat ini, aku saja masih
belum bisa mengetik dengan tanpa melihat tombol
(Blind Tust). Kadang 11 jari, kadang 8 jari, 6 jari, 4 jari,
tapi terkadang juga bisa 10 jari loh. Pokoknya seenak
jariku saja, sebab ketika menulis kan tidak ada yang
melihat, dan yang terpenting adalah karyaku bisa
selesai dan bisa dibaca orang. Hehehe...! Mungkin
ada orang yang mengira aku ini pandai mengetik,
padahal sebenarnya payah sekali. Untung saja aku
pakai komputer, kalau pakai mesin tik pasti banyak
tambalannya di sana-sini. Adikku sayang... Sebaiknya
kau tetap menulis dengan menggunakan tangan saja,
seperti yang kau lakukan selama ini, kecuali jika kau
punya komputer sendiri! Lalu setelah selesai
semuanya, barulah kau salin dengan komputer atau
203 dengan mesin tik. Dengan begitu, kau pun bisa
membuat sebuah karya dengan tanpa menunggu
hebat mengetik dulu, atau pandai bahasa dulu.
Apalagi jika harus punya komputer dulu. Kapan mulai
menulisnya" Pokoknya, jika kau sudah bisa membuat
sebuah karya sastra, apa pun jenisnya, dan walaupun
dengan tulisan yang bak ceker ayam sekalipun, hal itu
adalah sebuah prestasi yang sangat membanggakan.
Lalu mengenai bagus tidaknya terserah orang mau
menilai apa, yang penting dengan menulis kita bisa
haaapppyyy... Kalau ada orang yang mengkritik,
namun kritikannya tidak membangun alias cuma mau
mengejek, biarkan saja. Cuek bebek saja, toh belum
tentu orang itu bisa menulis sebaik yang kita lakukan.
Karenanyalah, jangan sampai kau berhenti menulis!
Terus terang, aku sedih jika hanya karena hal seperti
itu lantas kau berhenti menulis. Aku pun sengaja
mengungkap soal menulis ini agar kau bisa
memahami kalau dengan menulis Insya Allah bisa
membuat kehidupanmu menjadi lebih baik.
Karenanyalah, setelah membaca surat ini, segeralah
204 ambil ballpoint dan buku catatanmu, kemudian
tumpahkan segala kegundahanmu dengan menulis.
Sudah dulu ya Angel adikku sayang, lain kali
mungkin akan kusambung lagi, tentunya setelah aku
mendapat jawaban darimu. Sekali lagi aku doakan
semoga Angel selalu dalam lindungan Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Amin...
Salam sayang selalu dari aku yang begitu
menyayangimu... Bobby Setelah membaca surat itu Angel seperti
semangat kembali untuk menulis. Namun karena
suatu sebab, akhirnya dia hanya bisa merenung. "Kau
benar, Kak. Dalam suratku waktu itu memang ada
sesuatu yang aku sembunyikan. Andai kau tahu kalau
aku sudah begitu mencintaimu tentu kau akan
mengerti. Itulah kenapa malam itu aku ingin segera
pulang, sebab saat itu aku tak kuasa jika terus
205 bersamamu, sedang kau itu tidak mungkin bisa
menjadi milikku," ucap Angel dalam hati seraya
menitikkan air matanya. "Ini memang benar-benar
sulit, kau telah menuntutku untuk mengungkapkan hal
yang begitu berat untuk kuungkap. Baiklah, Kak. Jika
memang itu keinginanmu, aku akan berusaha untuk
menyampaikannya. Sepertinya aku memang harus
menyampaikan kebenaran itu, walaupun akan pahit
akibatnya! Baik hanya untukku, hanya untukmu,
maupun untuk kita berdua," ungkap gadis itu kembali
membatin. Sungguh kabar yang diketahuinya itu, yaitu perihal
Bobby yang telah menjalin cinta dengan Wanda
adalah sebuah ujian yang berat untuknya, karena lagilagi
dia harus menerima takdir yang sudah digariskan
Tuhan. Bagi Angel, hal itu memang tidak mudah untuk
diterima begitu saja, namun sangat diperlukan
keimanan yang kuat agar tidak sampai putus asa.
Karena itulah, lantas gadis itu segera memohon
kepada Tuhan agar senantiasa menguatkan dirinya
206 sehingga tak mudah termakan oleh bujuk rayuan
syetan. Kini dengan air mata yang masih berlinang, Angel
tampak berusaha menulis surat balasan untuk Bobby.
Kata demi kata dirangkainya demi untuk
mengungkapkan isi hati yang sebenarnya.
Tampaknya saat itu dia memang sudah pasrah dan
harus mau menerimanya, bahkan dia sudah
menyadari kalau dirinya tidak mungkin bisa
memaksakan sesuatu yang di luar kemampuannya.
Esok malamnya, Raka datang ke rumah Bobby
dan langsung memberikan surat dari Angel.
Dear, kakakku . Semoga Kakak selalu dalam lindungan Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Amin...
Duhai Kakakku yang baik... Ketahuilah! Setelah
membaca surat Kakak, Angel betul-betul bingung
207 harus bersikap bagaimana. Namun karena Kakak
sudah meyakinkan Angel kalau Kakak akan berusaha
untuk bisa menerimanya dengan lapang dada dan
juga berusaha menyikapinya dengan penuh bijaksana,
akhirnya dengan berat hati Angel berani
mengungkapkannya. Ketahuilah, Kak! Memang betul di dalam surat
yang Angel tulis untuk Kakak ada sesuatu yang Angel
sembunyikan, yaitu mengenai perasaan Angel kepada
Kakak dan juga mengenai perasaan Angel kepada
pria yang selama ini Angel sayangi dan Angel cintai,
yaitu sahabat Kakak sendiri, dialah "Raka" cinta sejati
Angel. Ketahuilah, Kak"! Semenjak Angel kenal
sama Raka, Angel sangat menyayangi dan ingin
memilikinya. Namun karena orang tua Raka tidak
setuju, akhirnya kami hanya bisa mengharapkan
sebuah keajaiban. Semula Angel tidak yakin kalau
Angel bisa mencintai yang lain, namun setelah
mengenal Kakak anehnya hati Angel justru bisa
berpaling ke Kakak. Entahlah... Angel sendiri tidak
tahu kenapa Angel bisa seperti itu. Mungkin cinta
208 Angel kepada Kakak itu karena cinta buta, atau
mungkin juga hanya sekedar pelarian saja. Entahlah...
Angel betul-betul tidak mengerti. Tapi yang jelas, saat
ini Angel sudah begitu mencintai Kakak. Karena itulah,
setelah kakak mengatakan sudah jadian dengan
Wanda, Angel pun begitu sulit untuk menerimanya.
Bahkan untuk saat ini, Angel ingin sekali menghilang
dari kehidupan Kakak, sebab Angel tidak sanggup
untuk terus berada dekat dengan Kakak. Dulu, hal ini
pun pernah Angel lakukan pada Raka, hingga


Sayap Bidadari Karya Bois di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akhirnya Angel bisa menerima semua itu sebagai
takdir yang harus Angel jalani. Mungkin juga suatu
saat nanti, Angel akan bisa seperti itu, namun untuk
saat ini keputusan kakak itu masih sulit Angel terima.
Andai saja Kakak mau bersabar untuk tidak
memaksakan keinginan Kakak, mungkin tidak akan
seperti ini jadinya. Sebab, jika Kakak memang betulbetul
mencintai Angel, seharusnya kakak itu mau
bersabar dan tidak menerima perjodohan itu begitu
saja.Demikianlah yang bisa Angel sampaikan pada
Kakak, semoga Kakak bisa mengerti kenapa Angel
209 sampai bersikap demikian. Akhir kata, Angel doakan
semoga Kakak selalu dalam lindungan Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang di Dunia
dan Akhirat. Amin... Wassalam... Adikmu Angel Setelah membaca isi surat itu, Bobby tampak
tertunduk dengan air mata berlinang. Sungguh dia
tidak menyangka kalau Angel ternyata sangat
mencintainya, bahkan dia sama-sekali tidak
menyangka kalau Angel adalah cinta sejatinya Raka.
"Angel... Kau mudah bicara begitu. Andai saja kau
bisa mengerti akan posisiku yang selalu mendapat
tekanan untuk segera menikah, tentunya kau tidak
akan bicara begitu. Selain mendapat tekanan dari
kedua orang tuaku, aku pun takut tidak mampu lagi
menjaga kesucianku karena pengaruh lingkungan.
Jika aku mengabaikan kebahagiaan orang tuaku, dan
210 juga salah jalan dalam memenuhi hasrat biologisku
tentu menunggumu bukanlah sebuah jalan yang
terbaik. Jika aku seperti itu, berarti aku mencintaimu
karena cinta buta. Sebab, mengabaikan kedua hal
penting itu menurutku adalah dosa. Lagi pula,
bukankah kau sendiri yang menganjurkan untuk
menerima pilihan orang tuaku. Aku rasa cintamu
kepadaku adalah karena pelarian, namun akhirnya
berkembang menjadi cinta buta. Jika cintamu karena
cinta yang suci, seharusnya saat itu kau menerima
cintaku dan memohon untuk segera melamarmu. Kini
aku yakin, ternyata memang Wanda-lah cinta sejatiku.
Buktinya belakangan ini aku memang mulai bisa
mencintainya dengan sepenuh hati. Lagi pula, kau itu
adalah gadis yang dicintai oleh sahabatku, dan aku
tidak tega jika harus melukai hatinya. Aku yakin,
sebenarnya memang Raka itulah cinta sejatimu.
Seandainya orang tua Raka setuju, mungkin kau
sudah menikah denganmu. Namun karena keegoisan
orang tua Raka yang tak memahami ajaran agamalah
penyebabnya." 211 Malam itu, Bobby kembali memimpikan Angel.
Namun mimpinya kali ini tak seperti bisanya, dia justru
membuat gadis itu menangis. Sungguh saat itu Bobby
tak kuasa melihatnya, kemudian dengan segera dia
mendekapnya erat dan membelainya dengan penuh
kasih sayang. Di dalam dekapannya itu, Angel terus
menangis dan menangis"sungguh dia merasa sulit
untuk menerima kenyataan yang sebenarnya. Ketika
mendekap Angel, Bobby pun merasakan kalau
hatinya terasa begitu pilu. Tapi kepiluan itu bukanlah
karena rasa sayangnya kepada Angel sebagai
seorang kekasih, namun karena rasa sayang kepada
adiknya yang begitu dicintai.
212 DELAPAN Sayap bidadari rinting! Trinting! Trinting! Suara genta nada
yang dipasang di ambang jendela terdengar
merdu. Saat itu di sebuah meja belajar yang sudah
tampak kusam, Angel terlihat sedang melanjutkan
kisah nyatanya. Saat itu pena hitam miliknya tampak
lincah"menari-nari di atas lembaran buku
catatannya. Rupanya gadis itu sedang menceritakan
prilaku Raka yang kini sudah jauh berbeda.
Kini dia tampak begitu dingin dan kaku, bahkan tanpa
tawa dan canda. Jika kubertemu, dia membisu.
Sepatah kata tak terucap, hanya tatap dan senyum
menggoda. Mencuri pandang dan melamun saja.
Tulis Angel mengakhiri Bab Tujuh kisah nyatanya.
Kini gadis itu tampak merenggangkan persendian
sambil memperhatikan jam tua di dinding kamarnya.
T 213 "Hmm... Sudah jam empat sore rupanya," gumam
gadis itu seraya melangkah menuju ke balkon
rumahnya. Balkon itu terbuat dari papan dan tampak
sudah lapuk termakan usia. Di atas balkon reot itulah
gadis itu berdiri dengan anggun sambil memandang
ke arah sungai yang tak begitu jauh. Air di sungai itu
tampak keruh, di sepanjang tepiannya tampak
ditumbuhi oleh semak belukar, rumpun bambu yang
lebat, dan beberapa pohon kerai yang sebagian
daunnya tampak menyentuh permukaan air.
Walaupun air sungai itu tampak keruh, namun karena
banyak pepohonan lebat membuat pemandangan di
sekitar sungai itu menjadi tampak indah.
Lama juga Angel memperhatikan pemandangan
indah itu sambil terus merasakan hembusan angin
sepoi-sepoi yang membuat rambut dan gaun coklat
berenda yang dikenakannya tampak berkibar-kibar.
"Kak Bobby..." ucap Angel tiba-tiba seraya
menyingkap helaian rambut yang sempat menutupi
pandangannya. Saat itulah dari kedua matanya
tampak mengalir air mata kesedihan. "Kak" Terus
214 terang, aku betul-betul tidak mengerti akan sikapmu.
Jika kau memang mencintaiku, kenapa kau memilih
dia" Itukah yang kau katakan cinta, dan itukah yang
kau katakan sayang" Sungguh aku tidak menyangka,
ternyata begitu mudah dan cepatnya kau berpaling
dari orang yang kau cintai dan kau sayangi. Aku
sendiri saja butuh waktu setahun untuk bisa berpaling
dari Raka dan akhirnya mencintaimu, bahkan kini aku
sulit untuk bisa melupakanmu."
Angel terus larut dalam kesedihan, hingga
akhirnya lembayung senja yang indah pun perlahan
mulai hilang dari pandangan. Saat itulah Angel
memutuskan untuk masuk ke kamar, berjalan di atas
papan balkon yang senantiasa berderit-derit saat
dilewati. Malam harinya, cuaca tampak cerah. Di sebuah
teras rumah yang di sekitarnya banyak ditumbuhi
215 tanaman hias, sepasang muda-mudi tampak sedang
berbincang-bincang mengenai masa depan mereka.
"O, jadi... Itu rencanamu setelah menikah?" tanya
Bobby perihal niat Wanda yang tidak konsisten
dengan perkataannya tempo hari, yaitu dia tetap ingin
menjadi wanita karir. "Betul, Kak. Ketahuilah, aku ingin membalas jasa
kedua orang tuaku. Bukankah dengan menjadi wanita
karir itu artinya aku bisa menjamin masa depan
mereka. Ketahuilah, Kak... mereka itu kan sudah
semakin tua, dan aku ingin mereka bisa menikmati
masa tuanya dengan penuh kebahagiaan dan tanpa
perlu bekerja keras lagi."
"Ya, tujuanmu itu sangat mulia sekali, Sayang...
Tapi, apakah harus dengan jalan menjadi wanita
karir" Ketahuilah! Kelak orang tuamu adalah orang
tuaku juga, dan aku pun merasa berkewajiban untuk
bisa membahagiakan mereka. Oleh karena itu,
biarkan aku saja yang bekerja keras untuk bisa
mewujudkannya. Kau tahu kan kalau sekarang aku
sedang merintis sebuah usaha, dan jika kelak
216 usahaku itu sudah maju tentu cita-cita mulia itu bisa
kuwujudkan dengan mudah."
"Tapi, Kak... Sebetulnya bukan itu saja tujuanku
menjadi wanita karir, melainkan aku juga ingin
mengembangkan potensi diriku. Jika tidak demikian,
apa gunanya aku sekolah tinggi-tinggi jika pada
akhirnya sekedar menjadi ibu rumah tangga,"
"Sudahlah"! Aku tidak mau mendengar alasanmu
lagi. Kini terserah padamu saja. Jika kau memang
ingin menjadi wanita karir, aku sudah tidak akan
menghalangi," potong Bobby dengan nada kecewa.
"Kakak marah ya?"
"Tidak... Untuk apa aku marah."
"Tapi, nada bicaramu itu..."
"Sudahlah, Sayang...! Aku tidak mau
memperpanjang masalah ini. Jika kau masih juga
mau membicarakannya, jelas aku bisa marah
betulan," ancam Bobby tidak main-main.
Mendengar itu, Wanda pun tidak berkata-kata lagi.
Kini gadis itu hanya bisa terdiam dengan wajah
tertunduk kecewa. Mengetahui itu, Bobby pun lekas
217 berkata. "Maafkan kata-kataku barusan, Sayang...!
Bukan maksudku untuk menyakiti perasaanmu,
namun aku hanya belum siap untuk menjawab semua
itu." Kini Wanda tampak menegakkan kepalanya dan
segera memandang Bobby dengan pandangan penuh
arti. "Kak, ketahuilah! Sebetulnya aku ini belum siap
menikah. Sebab aku sadar kalau wanita yang sudah
menikah pasti tidak akan bisa sebebas mereka yang
masih sendiri. Ketahuilah, sebetulnya aku menerima
perjodohan ini lantaran terpaksa, yaitu aku tidak mau
mengecewakan kedua orang tuaku. Kalau aku boleh
memilih, aku lebih suka memilih karir ketimbang harus
menikah denganmu." "Benarkah begitu?"
Wanda mengangguk. Mengetahui itu, Bobby langsung membatin.
"Sungguh aku tidak menyangka, ternyata Wanda
masih juga belum bisa memahami arti kehidupan,
yaitu kenapa Tuhan menciptakannya. Jika saja dia
tahu aku yakin dia justru ingin segera menikah, sebab
218 jika seorang wanita yang sadar kalau umurnya di
tangan Tuhan, tentu dia tidak akan menyia-nyiakan
kesempatan yang ada, yaitu bisa segera menikah.
Sebab dengan begitu, seorang wanita bisa mudah
masuk surga karena ketaatannya kepada suami,
bahkan seorang wanita mendambakan bisa mati
syahid disaat melahirkan. Seperti halnya para pria
yang sangat mendambakan mati syahid dalam perang
fisik berjihad karena Allah, sebab hanya dengan cara
itulah orang bisa masuk surga dengan mudah. Orangorang
beriman adalah orang yang lebih mencintai
kehidupan abadi di akhirat ketimbang mencintai dunia
yang fana ini. Hmm" Sepertinya untuk saat ini aku
memang tidak mungkin menjadikan Wanda menjadi
seperti keinginanku yang semata-mata karena Allah.
Hanya taufik dan hidayah Allah saja yang bisa
menyadarkannya dari pola pikirnya yang keliru,"
ungkap Bobby dalam hati. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Bobby
mengutarakan isi hatinya kepada Wanda. "Sayang...
Ketahuilah! Kalau boleh aku memilih, sebetulnya aku
219 juga tidak menghendaki perjodohan ini. Semua ini
juga kulakukan demi baktiku kepada orang tuaku yang
begitu mengkhawatirkanku. Karenanyalah, kini aku
sudah memutuskan untuk tidak mau ambil pusing,
dan aku akan berusaha menerimamu apa adanya.
Pokoknya apa pun yang akan terjadi nanti, aku akan
berusaha untuk menyikapinya dengan penuh
keikhlasan. Aku sadar, kalau aku memang harus
mengalah. Sebab untuk saat ini kau itu memang
masih sulit menjadi wanita seperti yang kuinginkan.
Namun begitu aku tidak fesimis, sebab aku percaya
suatu hari kelak kau tentu bisa memahami kalau
segala keinginanku itulah karena aku mencintaimu."
"Benarkah kata-katamu itu" Sungguh aku tidak
menyangka, kalau Kakak ternyata bisa juga menjadi
orang yang tidak keras kepala. Ketahuilah, Kak. Aku
sangat mendambakan pria yang demikian, yaitu pria
yang mau mengerti aku dan mau menerimaku apa
adanya." Kedua muda-mudi itu terus berbincang-bincang
hingga akhirnya Bobby memutuskan untuk pamit
220 pulang. Setibanya dirumah, pemuda itu langsung
menuangkan isi hatinya ke dalam buku harian.
Sungguh" Kehidupan ini terkadang memang
membuatku stress. Namun begitu, aku tidak mudah
untuk menjadi putus asa, sebab aku masih
mempunyai yang namanya Tuhan. Dialah yang selalu
membimbingku untuk selalu tabah menjalani hidup ini.
Aku menyadari kalau hidup bukanlah untuk disesali,
tapi untuk dijalani. Menjalaninya pun tidak perlu repotrepot,
tinggal menuruti saja apa yang sudah diajarkan
Rasullullah. Maka dengan demikian, aku tidak lagi
merasakan yang namanya susah, gundah, dan resah
gelisah. Persoalan harta dan tahta bisa mudah


Sayap Bidadari Karya Bois di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kulewati... Namun, kalau sudah memikirkan yang
namanya wanita bisa jadi lain ceritanya. Sungguh
hingga kini hal itu memang sulit untuk bisa
dipecahkan. Sebab, hal itu merupakan fitrah yang
memang sudah digariskan, kebutuhan yang memang
ditujukan untuk regenerasi umat manusia. Dicari
dengan cara haram pastilah tidak akan membawa
221 kebahagiaan, namun bila dicari dengan cara halal
ternyata tidak mudah juga. Kenapa bisa demikian,
jawabnya adalah karena semakin bertambah
banyaknya wanita yang tak memahami akan arti
kehidupan. Bahkan di era globalisasi ini banyak sekali
wanita yang memilih berkarir ketimbang menjadi ibu
rumah tangga yang baik, dan hal itulah yang
menyebabkan rusaknya sendi-sendi peradaban
manusia. Dimana regenerasi sudah tidak seperti dulu
lagi. Bahkan di negara-negara yang katanya maju,
wanita tidak lagi membutuhkan yang namanya suami.
Maklumlah, semua itu karena mereka merasa bisa
mempunyai keturunan dengan tanpa perlu menikah,
sebab mereka memang bisa memanfaatkan jasa
bank sperma untuk mendapatkan seorang anak. Dan
semua itu bisa terjadi karena adanya laki-laki yang
mau saja menjual spermanya untuk urusan tersebut.
Sungguh semua itu tanda-tanda kiamat sudah dekat.
Hari ini pun aku terpaksa mengalah pada kekasihku
demi untuk bisa menikahinya. Sebab jika aku
memaksakan sesuatu yang belum mampu ditangkap
222 akalnya adalah perbuatan yang sia-sia. Biarlah untuk
sementara kuikuti kemauannya hingga suatu saat
nanti"di saat pola pikirnya sudah semakin
berkembang dan sudah bisa lebih bijaksana, tentu dia
akan lebih mudah untuk bisa memahami segala apa
yang kusampaikan. Usai menulis semua itu, Bobby lantas berkemas
untuk tidur. Kini pemuda itu sudah terlentang di atas
tempat tidurnya sambil memikirkan berbagai hal
tentang arti kehidupan. "Hmm... untuk mendapatkan
cinta sejati memang tidak mudah. Salah satunya
adalah aku memang harus mengalah, sebab
mengalah itu bukan berarti kalah. Aku ini adalah
seorang pemimpin, dan pemimpin sejati adalah orang
yang bisa membaca keadaan dan tidak memaksakan
kehendaknya kepada orang yang dipimpinnya.
Bahkan dengan rasa cintaku, aku diharapkan untuk
senantisa bersabar hingga saat untuk membalik
keadaan itu tiba, yaitu disaat keadaan itu memang
sudah memungkinkan atau memang sudah tak bisa
223 dikendalikan lagi. Oh, Wanda... Kini aku sudah begitu
mencintaimu, dan dengan rasa cintaku ini semoga
Allah memberiku kekuatan untuk bisa menjadikanmu
sebagai istri yang shalihah, istri yang senantiasa
bertakwa kepada Tuhan dan mau berbakti kepada
suaminya. Amin..." Setelah berdoa demikian, lantas pemuda itu
segera berbaring di atas lambung kanannya seraya
berdoa dengan wajah yang menghadap kiblat. Malam
itu pemuda itu bermimpi lain dari biasanya, yaitu dia
bermimpi sedang berada di daerah Mekah yang saat
itu sedang dikunjungi oleh Nabi Muhammad
Rasullullah. Namun sayangnya dia tak berhasil
melihat wajah Rasulullah karena pada saat itu beliau
sedang dikerumuni oleh orang banyak.
Esok paginya, Bobby tampak sedang duduk
termenung memikirkan perihal mimpinya semalam.
Saat itu dia betul-betul merasa cemas dan gelisah.
224 "Duhai Allah... Apa maksud dari mimpiku itu. Apakah
itu artinya kelak aku tidak akan bertemu dengan
beliau, dan apakah itu juga pertanda kalau kelak aku
akan masuk Neraka" Ya Allah Tuhanku,
ampunkanlah segala dosa-dosaku, janganlah apa
yang kutakutkan itu kelak akan menjadi kenyataan."
Sebetulnya saat itu Bobby ingin sekali
menanyakan perihal mimpinya, namun karena ia
merasa khawatir kalau hal itu justru bisa
menyesatkannya maka ia pun mengurungkan niatnya.
"Mmm... Bukankah Allah itu Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Jika aku sudah berusaha untuk
senantiasa bertakwa kepada-Nya apakah aku tetap
akan dimasukkan-Nya ke dalam Neraka" Tidak... Itu
tidak benar. Tuhanku adalah Tuhan yang Maha Adil
dan Maha Bijaksana yang tidak akan menzolimi
seorang hamba yang senantiasa berusaha bertakwa
kepada-Nya. Kalau begitu, mulai hari ini aku harus
lebih bersungguh-sungguh dalam usahaku untuk
meningkatkan kualitas beribadahku. Bahkan aku
harus mau untuk belajar agama lebih banyak lagi
225 sehingga aku pun bisa lebih mudah untuk bisa
membedakan mana yang benar dan yang salah. Ya
Allah tunjukkanlah aku jalan yang lurus, jalan yang
Engkau ridhai. Tunjukkanlah segala kekeliruanku
yang tak kusadari karena kurangnya ilmu. Berilah aku
taufik dan hidayah-Mu agar aku tidak tersesat di
dalam mencari kebenaran yang hakiki, jauhkanlah aku
dari segala bisikan syetan yang senantiasa
memperdayaku dengan berbagai hal yang kuanggap
baik. Kuatkanlah imanku agar senantiasa bisa
menggunakan akalku berdasarkan kitab suci yang
sudah Engkau turunkan dan bukan atas dasar nafsu
keinginan pribadiku."
Setelah berdoa demikian, akhirnya Bobby sudah
tidak merasa cemas dan gelisah lagi karena mimpinya
semalam. Kini pemuda itu tampak sudah berkemas
untuk mandi, dan setelah beberapa menit kemudian
dia sudah selesai dan langsung berpakaian rapi.
Rupanya pemuda itu berniat menemui Angel yang
ternyata betul-betul menghilang dari kehidupannya.
Sungguh pemuda itu merasa khawatir kalau gadis
226 yang sudah dianggapnya sebagai adik itu menjadi
putus asa lantaran cinta butanya. Sementara itu di
tempat berbeda, Angel tampak berbaring di tempat
tidurnya sambil melamunkan Bobby. Lama sekali
gadis itu melamun hingga akhirnya Bobby tiba di
rumahnya. "Maaf, Bu! Apa Angel ada?" tanya Bobby kepada
ibunya Angel. "Ada tuh, lagi tiduran di kamar. Ayo silakan
masuk, Nak!" tawar sang Ibu mempersilakan Bobby
untuk menunggu di ruang tamu. Setelah itu sang Ibu
langsung naik ke lantas atas hendak memberitahu
Angel. Tak lama kemudian, Angel sudah menuruni
tangga dan langsung menemui orang yang dikira
teman mainnya. Namun ketika dia sudah bertatap
muka, "Ka-Kak Bobby...!" Seru Angel terkejut lantaran
orang yang hendak menemuinya adalah Bobby.
"Aduuuh...! Kenapa Kakak datang kemari sih?" tanya
Angel yang saat itu tampak blingsatan seperti
belatung nangka. 227 "Sini, An. Duduk dekatku!" pinta Bobby kepada
gadis itu. "Tidak mau...! Kenapa sih Kakak datang kemari"
Kan aku sudah bilang akan menghilang dari
kehidupan Kakak." "Aku mengkhawatirkanmu, An. Sini dong, aku
mau bicara padamu!" pinta Bobby lagi kepada gadis
itu. "Pokoknya aku tidak mau...!" tolak Angel yang
saat itu masih saja tampak blingsatan seperti belatung
nangka. "Huh, biarin deh aku seperti anak kecil.
Pokoknya, biarin... biarin...!" kata Angel lagi yang
menyadari sikapnya memang seperti anak kecil.
Melihat itu, Bobby hanya tertawa dalam hati.
Sungguh dia tidak menduga kalau kedatangannya kali
ini akan membuat sikap Angel menjadi demikian.
"Aduuuh... Kakak ini tidak pengertian sekali sih.
Ayo dong, Kak! Lebih baik Kakak pulang saja! Kakak
tidak perlu mengkhawatirkan aku, sebab aku akan
berusaha untuk selalu dalam keadaan baik-baik saja.
228 Justru jika ada Kakak di sini, aku malah jadi pusiiing
nih," kata angel lagi dengan nada manjanya.
"An... Aku ini baru saja sampai, aku ini masih
lelah. Belum juga dikasih minum, masa disuruh
pulang." "Iya, aku ini memang jahat, dan aku ini gadis yang
tidak bisa menghargai tamu. Tolonglah, Kak! Terus
terang saja aku stress. Ayo dong, Kaaak! Cepat
Kakak pulaaang! Kalau tidak, aku teriak nih," ancam
Angel tidak main-main. Karena Bobby tidak mau pulang juga. Angel pun
akhirnya teriak dengan sekeras-kerasnya,
"AAAAAA....! AKUUU... STRESSS!"
"Angel...!!!" seru sang Ibu tiba-tiba. "Kau itu
perempuan atau bukan sih" Masa teriak begitu
kerasnya," kata sang ibu yang memarahinya dari
kamar sebelah. "Tuh, kan. Aku deh yang jadi dimarahi. Kakak sih
tidak mau pulang." Saat itu Bobby benar-benar tidak menyangka
kalau Angel akan berteriak sekeras itu, bahkan dia
229 jadi tidak enak dengan orang tua Angel lantaran
ulahnya. "Hmm... Baiklah, aku akan pulang.
Ketahuilah! Sebetulnya selain mengkhawatirkanmu,
aku juga mau membicarakan perihal Raka."
"Ra-Raka..." Memangnya kenapa dengan dia,
Kak?" "Dia itu sedang sakit, An. Ketahuilah! Semula aku
ingin mengajak dia agar bisa bersama-sama main ke
mari. Namun ketika aku mampir ke rumahnya,
ternyata dia itu sedang sakit."
"Ra-Raka sakit?" Sakit apa, Kak?"
"Entahlah... Sepertinya cukup parah. Cepatlah kau
tengok dia, barangkali saja dengan kehadiranmu bisa
membuatnya lebih baik. Aku yakin, dia sakit lantaran
terlalu memikirkanmu, yang mungkin saja telah
diketahui telah mencintaiku karena cinta buta."
"Be-benarkah yang kakak katakan itu" A-aku
mencintaimu karena cinta buta, dan" Raka sakit
karena hal itu?" "Entahlah... Itu kan baru dugaanku. Tapi, apa pun
penyebabnya, sebagai orang yang pernah dekat di
230 hatinya seharusnya kau itu mau lebih prihatin. Sebab,
biar bagaimanapun juga, kalian kan pernah samasama
saling mencintai. O ya, sebetulnya aku datang
juga mau memberitahumu kalau tidak lama lagi orang
tuaku akan segera melamar Wanda untukku. Mungkin
dalam waktu yang tidak lama lagi, yaitu satu atau dua
bulan ke depan. Dan itu artinya, kami akan segera
menikah. "Be-benarkah yang Kakak katakan itu?" tanya
Angel terkejut. "Benar adikku sayang. Karenanyalah aku sengaja
datang untuk memberi tahumu, kalau Raka itulah
cinta sejatimu. Cintamu kepadaku hanyalah cinta
buta, dan kau tidak layak untuk mempertahankannya,"
kata Bobby seraya mengutarakan isi hatinya sama
persis seperti yang pernah dipikirkannya malam itu.
"Be-benarkah?" Eng" Jika itu memang benar,
berarti Wanda itu memang cinta sejati Kakak. Dan itu
artinya, Kakak sungguh beruntung, ternyata Kakak
bisa bersatu dengan gadis yang Kakak cintai, cinta
sejati Kakak yang hakiki. Tidak seperti aku, yang kini
231 masih harus terus menunggu Raka. Hanya ada dua
kemungkinan yang bisa mengakhiri waktu
menungguku itu, yaitu dia menikah dengan gadis lain,
atau jika orang tuanya mau merestui hubungan kami,"
ungkap Angel seraya meneteskan air matanya.
Sebetulnya saat itu Angel menangis bukan karena
ia harus menunggu cinta sejatinya, melainkan karena
dia mengetahui kalau Bobby yang kini sudah semakin
lekat di hatinya ternyata betul-betul akan menjadi milik
Wanda. Seketika gadis itu pun langsung membatin,
"Kak... Sesungguhnya saat ini aku sudah sangat
mencintaimu. Sungguh aku tidak menduga kalau tak
lama lagi kau akan menjadi suami Wanda. Dan itu
artinya, aku tak mungkin bisa memilikimu. "
Angel terus menangis dengan derai air mata yang
semakin bertambah deras. Melihat itu, Bobby
langsung prihatin. Bahkan dia kembali teringat dengan
mimpinya waktu itu, yaitu ketika dia membuat gadis
yang sempat mampir di hatinya itu menangis.
"Bersabarlah duhai adikku tercinta, bidadariku
tersayang. Terbanglah yang tinggi dengan sayap
232 bidadarimu untuk meraih cinta sejatimu yang hakiki.
Jangan pernah berhenti untuk mengepakkan sayap
bidadarimu yang kokoh dan penuh kelembutan itu,
sayap bidadari yang senantiasa akan membawamu
menuju kebahagiaan, yaitu keyakinan akan cinta


Sayap Bidadari Karya Bois di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sejatimu yang hakiki"cinta yang tumbuh atas dasar
cintamu kepada Tuhan, dan bukan karena cinta
butamu semata. Jika kau sampai menyerah kalah,
maka kau akan jatuh ke dalam jurang penderitaan
yang begitu menyakitkan," saran Bobby kepada Angel
yang dikira sedang sedih lantaran sulit bersatu dengan
Raka. Saat itu, Bobby pun segera mendoakannya
agar dia mendapatkan kebahagiaan seperti yang
dicita-citakannya. Begitulah cinta, yang dengan
kekuatannya mampu membuat pemuda itu begitu
peduli terhadap orang yang pernah singgah di hatinya.
233 SEMBILAN Cinta sejati rinting! Ting! Ting! Ting! Suara denting piano
dari lagu melankolis yang sengaja diputar,
terdengar merdu menemani sepasang muda mudi
yang kini sedang duduk berhadapan di sebuah ruang
tamu yang kecil. Rupanya di Minggu yang cerah, Raka
yang sudah sembuh dari sakitnya sengaja datang
menemui Angel untuk memberi kabar perihal orang
tua Bobby yang minggu depan akan melamar Wanda.
"An... Aku betul-betul bingung. Sebenarnya ada
apa antara kalian berdua" Kenapa tiba-tiba Bobby
memberi tahu kalau orang tuanya akan datang
melamar gadis yang bernama Wanda?" tanya Raka
yang selama ini memang tidak mengetahui hubungan
Bobby dengan Wanda. "Kakak tidak usah bingung! Sebab, sudah lama
aku mengetahui mengenai hubungan mereka. Jika
orang tua Bobby memang berniat melamar Wanda
T 234 dalam waktu dekat ini, aku rasa itu adalah hal yang
wajar." "A-apa?"" Ja-jadi... Selama ini kalian tidak
pacaran?" "Tidak, Kak. Sesungguhnya semua itu karena
salahku juga. Bobby menjadi kekasih Wanda karena
mengikuti anjuranku. Semula aku pikir dia tidak
mungkin bisa berpaling dariku karena dia begitu
mencintaiku. Tapi, ternyata aku salah duga. Dia sama
sekali tidak mau menungguku, seperti halnya yang
pernah kulakukan saat menunggumu lantaran aku
begitu mencintaimu."
Kini kedua muda-mudi terdiam, di hati masingmasing
muncul beragam perasaan dan dugaan yang
membuat keduanya bimbang untuk mengutarakan isi
hati masing-masing. Lama keduanya saling membisu
hingga akhirnya Raka memutuskan untuk pulang.
Dalam perjalanan, pemuda itu terus memikirkan Angel
yang sepertinya masih bisa dimiliki. Sungguh sebuah
harapan yang menggembirakan, walaupun dia
menyadari kalau harapan itu sangatlah tipis. Raka
235 memang seorang pemuda yang sabar, dan dia sangat
percaya, jika Tuhan memang menghendaki maka
tidak ada yang bisa menghalangi niatnya untuk bisa
bersatu dengan Angel. Kini pemuda itu tampak berdiri
di atas sebuah jembatan sambil memperhatikan riak
air yang keruh, juga pepohonan lebat yang tumbuh di
sekitarnya. Saat itu perasaannya betul-betul sejuk
lantaran melihat keindahan yang telah memikat
hatinya, bahkan keindahan itu sempat
membangkitkan angannya yang selama ini
terpendam. Dalam benaknya, pemuda itu benar-benar
terlena dengan khayalan indah yang diciptakannya,
yaitu khayalan mengenai dirinya yang sudah menjadi
suami Angel. Lama juga Raka berdiri di tempat itu,
hingga akhirnya dia mendengar suara azan magrib
yang berkumandang. Sejenak diperhatikannya
lembayung merah yang sudah kian memudar,
kemudian dengan penuh semangat pemuda itu
melangkah menuju ke Mushola yang tak jauh dari
tempatnya melamun tadi. 236 Esok harinya udara terasa panas sekali, saat itu di
kamar Angel yang tak ber-AC jadi ikut-ikutan panas.
Angel yang saat itu sedang asyik menulis benar-benar
merasa tidak nyaman, bahkan peluhnya tampak
bercucuran dan masuk mengenai bola matanya.
Seketika gadis itu terpejam merasakan perih,
kemudian berkedip sebentar dan kembali
memandang ke arah kata-kata yang sedang
ditulisnya. Ingin rasanya saat itu dia menghentikan
kegiatannya sejenak dan melanjutkannya di beranda
depan yang terasa lebih sejuk lantaran dinaungi
pepohonan rindang. Namun karena merasa tanggung
dan juga khawatir kalau buah pikirannya akan hilang,
lantas gadis itu meneruskan kegiatan menulisnya di
tengah panas yang terus mendera.
"Huff...! Akhirnya Bab Sembilan ini bisa
kuselesaikan juga," kata Angel lega seraya
melangkah menuju beranda.
Kini di tempat itulah Angel kembali membaca
bagian yang baru ditulisnya tadi, beberapa kata yang
menurutnya tidak pas segera diganti dengan kata baru
237 yang lebih baik. Pemilihan kata itulah yang seringkali
membuatnya agak kesulitan, apalagi jika ada kalimat
yang dirasanya janggal, bisa lama sekali dia
membulak-balik setiap kata yang ada di kalimat itu
agar lebih enak dibaca. Bahkan jika ada kalimat yang
pada mulanya dianggap bagus, namun ketika dibaca
kembali mendadak berubah jelek dan sama sekali tak
enak dibaca. Begitulah beberapa kendala yang
dihadapi Angel dalam upayanya menjadi seorang
penulis yang baik. Terkadang dia merasa tidak
berbakat menjadi seorang penulis lantaran susahnya
melewati proses itu. Maklumlah, bukankah bagus
tidaknya sebuah kalimat itu sangat relatif"tergantung
dari mood dan juga nalar orang yang membacanya.
Begitu pun ketika seorang penulis sedang membaca
naskahnya sendiri, sewaktu menulis dia merasa
kalimat yang ditulisnya sudah bagus lantaran moodnya
memang lagi sesuai dengan apa yang ditulisnya,
namun ketika dibaca kembali tiba-tiba berubah
menjadi jelek lantaran mood-nya saat itu tidak sama
dengan mood-nya sewaktu menulis. Begitu pun
238 sebaliknya, kalimat yang semula dianggap jelek,
namun ketika dibaca kembali justru menjadi bagus.
"Aduh, kok jelek sekali sih. Begini salah, begitu
juga salah. Hmm... Bagusnya bagaimana ya?" tanya
Angel dalam hati ketika menemukan sebuah kalimat
yang dirasanya janggal. "Ah, masa bodolah.
Pusiiing...! Sebaiknya biar kutulis begini saja. Jika
kelak naskah ini disetujui, biar editornya saja yang
memperbaiki." Gadis itu terus membaca dan merefisi setiap
kalimat yang tak berkenan di hatinya, hingga akhirnya
dia bisa menyelesaikan pekerjaan itu dan mulai
menyalinnya ke dalam buku catatan yang sebenarnya.
Usai menyalin, gadis itu segera kembali ke kamar dan
duduk di tepi tempat tidur. Saat itu udara di dalam
kamar sudah terasa lebih sejuk lantaran sang Mentari
sudah semakin condong ke Barat. Kini gadis itu
tampak mengambil surat cinta pertama dari Bobby
dan membacanya kembali. Usai membaca, airmata Angel langsung berderai,
mengalir di pipi, kemudian menetes dan meresap di
239 sela rajutan bajunya. "Bodoh...! Kenapa aku baru
menyadarinya sekarang" Kak Bobby... Aku ini
memang gadis yang malang. Entah kenapa setelah
semuanya terlambat baru aku menyadari, kalau
sebenarnya kaulah cinta sejatiku yang hakiki.
Bukankah kau pernah berkata kalau kau mencintaiku
karena cintamu kepada Tuhan, dan kau mau menikah
karena kau ingin beribadah. Ketahuilah... Sebetulnya
kini aku mencintaimu pun karena hal itu. Aku merasa
kau itu adalah pria yang bisa membimbingku menjadi
wanita shalihah, dan jika aku bisa bersamamu, tentu
aku bisa menjalani hidup sesuai dengan tuntunan
agama. Perasaan cintaku ini berbeda dengan
perasaan cintaku kepada Raka, sebab aku mencintai
Raka karena sekedar ingin mendapatkan kesenangan
dunia. Selama menjalin cinta bersamanya aku tidak
pernah berpikir soal tujuan pernikahan sebenarnya,
yang terpikirkan hanya berupa hal-hal indah yang
justru membutakan mata hatiku."
Begitulah Angel, yang baru menyadari dan
meyakini kalau cinta sejatinya yang hakiki adalah
240 Bobby. Namun karena dia sudah mengetahui perihal
lamaran itu, maka dia pun merasa tidak mempunyai
harapan lagi. Sebagai ungkapan atas
kekecewaannya, Angel pun segera menumpahkan isi
hatinya ke dalam buku harian.
Ketika cinta menoreh luka, bahagiaku menjadi
duka. Hampa sudah asa di dada, sirna pula cita mulia.
Sungguh... Karena kebodohankulah aku jadi begini.
Cinta sejatiku seakan menari di atas lukaku, seakan
tertawa menutup tangisku. Sungguh membuat hatiku
sakit tiada terkira, bagai dihujam jarum neraka.
Sungguh malang tiada diduga, petaka datang begitu
saja. Menenggelamkan anganku, menenggelamkan
harapanku, harapan akan sebuah kebahagiaan.
Derai air mata Angel kembali mengalir, terbayang
sudah cinta sejatinya yang tengah bersanding dengan
wanita lain di atas singgasana cinta yang
membahagiakan. Hanya kepasarahan dan
keikhlasanlah yang bisa meredakan kegundahan
241 dihatinya, kegundahan yang ditimbulkan oleh takdir
yang telah dipilihnya sendiri. Sementara itu di tempat
berbeda, Bobby yang baru saja pulang dari rumah
temannya agak heran karena saat itu kedua orang
tuanya terlihat kompak ingin membicarakan sesuatu
yang penting. Kini mereka sudah duduk bersama,
membicarakan perihal lamaran yang ternyata
dibatalkan. Mengetahui itu, Bobby langsung terkejut
dan segera menanyakan sebab musababnya.
"Memangnya apa yang telah terjadi, Ayah... Ibu..."
Kenapa kalian membatalkan lamaran itu?" tanya
Bobby dengan nada kecewa.
"Wanda hamil, Bob," jelas sang Ibu kepadanya.
"Wa-Wanda hamil?"" Bobby tersentak
mendengarnya. "Be-benarkah yang Ibu katakan?"
tanya bobby sulit untuk mempercayainya.
"Yang dikatakan ibumu itu betul, Bob," jawab sang
ayah menimpali, "Begitulah yang orang tua Wanda
katakan. Namun kami percaya bukan kaulah yang
menghamilinya, sebab tidak mungkin kau berani
melakukan perbuatan yang terkutuk itu. Karena itulah
242 kami terpaksa membatalkan lamaran itu. Sebab, Ayah
tidak mau kau menjadi penanggung aib orang lain."
Setelah mengetahui itu, Bobby pun langsung
sedih. Namun begitu, dia masih tidak mau percaya
begitu saja. Karena itulah, dia segera pamit untuk
menemui Wanda di rumahnya. Sesampainya di sana,
dilihatnya Wanda dan ibunya sedang bercakap-cakap
di teras muka. Begitu melihat kedatangan Bobby, si
ibu segera beranjak menghampirinya. "Nak Bobby"
Bagaimana mungkin kau masih mau datang kemari?"
Bobby tidak menjawab, saat itu pandangannya
terus tertuju kepada Wanda yang masih saja terduduk
lesu di kursi teras. Diperhatikannya wajah wanita itu
dengan penuh seksama, saat itu di wajahnya
tergambar jelas sekali akan suasana hatinya yang
sedang dilanda kesedihan. Sungguh Bobby merasa
betul-betul iba melihatnya, bahkan dia bisa merasakan
apa yang sedang dirasakan Wanda.
Kini pandangan pemuda itu sudah beralih
menatap wajah sang Ibu, "Eng" Memangnya apa
yang telah terjadi, Bu" Ceritakanlah kepadaku! Sebab,
243 aku benar-benar ingin mengetahui perkara
sebenarnya," pinta Bobby demi untuk mendapat
jawaban yang lebih meyakinkan.
Saat itu sang Ibu tidak menjawab, dia malah
menatap mata pemuda itu dengan mata yang
berkaca-kaca "Bukankah kau sudah mengetahuinya,
Nak. Lebih baik, kau bicara saja padanya!"
Kini Bobby kembali menatap Wanda yang saat itu
masih terduduk lesu tak kuasa menyembunyikan
wajah murungnya. Lalu, dengan perlahan pemuda itu
menghampiri Wanda dan duduk di sisinya. Saat itu,
Wanda tampak menatapnya dengan mata yang
berkaca-kaca, dan hal itu semakin membuat Bobby
bertambah sedih. "Wanda" ceritakanlah padaku!"
pinta Bobby kepada wanita yang masih dipercaya
sebagai cinta sejatinya. Lantas dengan air mata berderai, Wanda pun
segera menceritakan peristiwa yang telah
menimpanya. "Kak" Ketahuilah! Sebetulnya aku
bukanlah wanita baik-baik yang seperti yang Kakak
duga selama ini. Terus terang, selama ini diam-diam
244

Sayap Bidadari Karya Bois di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku sudah terlibat dengan bergaulan bebas yang
akhirnya menjurus ke" ke arah seks bebas" Dan
karena itulah, ki" kini aku harus menanggung semua
akibatnya." Seketika Wanda tertunduk, saat itu
penyesalan yang amat sangat tampak terpancar
diwajahnya, dan isak tangisnya pun terdengar kian
memilukan. Pada saat yang sama, Bobby tampak terpaku,
kedua matanya pun langsung berlinang, dan tak lama
kemudian sebulir air mata tampak meluncur jatuh di
sebelah pipinya. Sungguh penuturan Wanda yang
sangat menyedikahkan itu telah membuat hatinya
begitu tersayat, dan segala gambaran indah mengenai
masa depan yang semula begitu indah, hidup
berdampingan dengan Wanda yang dipercaya
sebagai gadis yang baik dan sholehah seakan sirna
sektika. Dalam hati, pemuda itu langsung membatin,
"Duhai Allah... Kenapa disaat aku sudah menerima dia
di hatiku, lantas kini aku dihadapkan dengan pilihan
yang semakin sulit" Apakah pilihanku yang bersedia
dijodohkan oleh orang tuaku adalah salah sehingga
245 aku harus dihadapkan dengan perkara yang sesulit
ini?" Kini Bobby berusaha untuk menerima takdir yang
sudah digariskan kepadanya, dan pilihan berikutnya
tentu bukanlah pilihan yang mudah. "Sudahlah, Win"
Tabahkanlah hatimu," ucap Bobby kepada gadis yang
tetap lekat di hatinya. Wanda pun menangis tersedu-sedu seraya
memandang Bobby dengan air mata yang terus
berderai, "Kak" A-apakah Kakak masih mencintai
Wanda, dan a-apakah Kakak masih mau menikahi
Wanda?" tanyanya dengan suara yang terdengar
begitu pilu. Bobby terdiam, saat itu hatinya betul-betul berat
untuk mengatakan hal yang sebenarnya. Kalau
sesungguhnya dia memang tidak mau menikahi
Wanda, sebab dia percaya kalau menikahi wanita
pezina adalah perbuatan yang dilarang agama.
Namun di lain sisi, pemuda itu sudah sangat mencintai
Wanda. Sungguh hal itu adalah pilihan yang sangat
sulit, dan jika tanpa ilmu pengetahuan yang cukup
246 tentu ia bisa terjerumus pada pilihan yang salah.
Namun begitu, Bobby berusaha untuk bisa
menemukan jalan keluar yang baik. Setelah berpikir
keras, akhirnya dia menemukan sebuah jalan keluar
yang diyakininya baik. "Wan... Apakah kau mau
bertobat dan menjalani hukuman sesuai dengan
Syariat Islam, yaitu disebat rotan sebanyak 100 kali
dan diasingkan selama setahun. Jika kau bersedia,
maka aku akan berusaha meyakinkan kedua orang
tuaku kalau kau itu memang pantas untuk kunikahi,"
ungkap Bobby mencoba mencarikan jalan keluar.
Sebab, dia percaya kalau wanita yang sudah bertobat
dengan cara demikian, maka ia tidak lagi menyandang
status sebagai seorang pezinah, dan wanita yang
seperti itu tentu layak untuk dinikahi.
Namun karena saat itu keimanan Wanda masih
sangat lemah, maka dia pun sulit untuk memberikan
jawaban. Maklumlah, saat itu Wanda memang masih
merasa berat untuk bisa menjalani hukuman yang
baginya terlalu ekstrim. Karena itulah, akhirnya Bobby
semakin mantap untuk mengambil putusan yang tak
247 menyimpang dari tuntunan agama, yaitu tidak
menikahi wanita pezina seperti Wanda.
Sepulang dari rumah Wanda, Bobby langsung
merebahkan diri di tempat tidur dan merenungkan
semuanya. "Hmm" Sepertinya aku memang sudah
tidak bisa mengharapkannya lagi, biarpun aku sangat
mencintainya, bukan berarti aku harus nekad
menikahinya, itu sama saja aku telah cinta buta
kepadanya. Hmm" siapa sesungguhnya yang akan
menjadi pendampingku?" tanya pemuda itu membatin.
Entah kenapa, tiba-tiba saja pemuda itu teringat
kepada seorang gadis yang lekat dihatinya, siapa lagi
kalau bukan Angel"gadis manis yang diduganya
telah cinta buta kepadanya. "Eng" A-apa mungkin
jodohku yang sebenarnya itu Angel, sebab sejak
semula aku telah percaya kalau dia memang bisa
membahagiakanku. Lagi pula, bukankah dia itu juga
mencintaiku, sekalipun aku tahu kalau cintanya
kepadaku hanyalah cinta buta. Namun begitu, aku
yakin suatu hari kelak dia pasti bisa mencintaiku
karena cintanya kepada Allah. Tapi... Dia itu kan cinta
248 sejatinya Raka. Walaupun kutahu mereka itu sulit
bersatu, tapi harapan untuk itu akan selalu ada.
Sungguh aku bisa merasakan bagaimana sedihnya
Raka jika gadis yang dicintainya ternyata memang
tidak bisa dimiliki. Kini aku semakin yakin, kalau
selama ini Raka tidak mau pacaran, itu karena dia
sedang menunggu kesempatan untuk bisa menikahi
Angel. Dan itu artinya, dia masih mengharapkannya.
Ya, tidak salah lagi. Di hatinya tentu masih ada sedikit
harapan kalau suatu hari kelak orang tuanya akan
setuju, dan jika saat itu Angel belum menikah tentu
Angel bisa menjadi istrinya. Duhai Allah... Haruskah
aku menyakiti hati sahabatku sendiri demi untuk
kebahagiaanku," ungkap Bobby dalam hati karena
pilihan berikutnya memang bukanlah perkara yang
mudah. Seharian ini Bobby terus memikirkan perihal
Angel. Sungguh kini dia sedang kesulitan untuk bisa
menentukan takdirnya sendiri. Di kepalanya, ego dan
nurani terus bertarung membenarkan pendapatnya
masing-masing. Dan semakin sengitnya pertarungan
249 itu, maka semakin pusing saja kepala Bobby
dibuatnya. Saat itu ingin rasanya dia naik ke puncak
gunung dan berteriak keras demi untuk
menumpahkan segala beban pikiran yang terus
mendera. Namun karena hal itu dirasa menyulitkan,
akhirnya dia pun menggunakan cara yang lebih
mudah, yaitu dengan banyak-banyak mengucapkan
istigfar dan memohon ampun atas segala dosa yang
pernah diperbuatnya. Bahkan, dia pun memohon
petunjuk Tuhan untuk bisa menentukan takdir yang
harus dipilihnya. Setelah melakukan itu semua,
lambat-laun hati Bobby pun mulai tenang kembali,
hingga akhirnya dia betul-betul bisa berpikir jernih.
"Hmm... Entah kenapa, kini aku merasa yakin
kalau Angel-lah cinta sejatiku. Eng... Tapi bagaimana
jika Angel sudah tak mencintaiku lagi" Bagaimana jika
dia ternyata sudah melaksanakan anjuranku untuk
mengejar cinta sejatinya. Duhai Allah, kenapa
semuanya bisa menjadi serumit ini" Dan kenapa pula
aku baru menyadarinya sekarang, kalau Angel itu
memanglah cinta sejatiku" Dasar aku ini memang
250 bodoh, selama ini aku mengira kalau cintaku kepada
Angel adalah cinta buta. Namun ternyata, dia itu
memang cinta sejatiku. Ya, aku ini memang bodoh
sekali. Bukankah dulu aku pernah
mengungkapkannya di surat pertamaku, kalau aku
memang mencintainya karena-Mu. Sebab, aku
memang betul-betul serius ingin segera menikahinya.
Bukankah dengan menikahinya, itu artinya cintaku
padanya adalah benar-benar cinta yang suci, cinta
sejati yang hakiki. Sebab dengan menikahinya, tentu
aku bisa terhindar dari hal-hal yang membahayakan.
Dan yang terpenting, menikah itu adalah Sunah Rasul
dan membuat imanku menjadi lebih sempurna. Malah
bisa menjadi sebuah sarana ibadah yang menjanjikan,
sebab jika ternyata pernikahan itu tidak sesuai dengan
harapan maka hal itu bisa menjadi ladang amal yang
melimpah karena pelakunya sabar dalam menghadapi
berbagai konflik, dan jika pernikahan itu ternyata
sesuai dengan harapan, maka pelakunya pun akan
mendapat pahala yang banyak karena saling
membahagiakan. 251 Terima kasih duhai Allah, kini aku yakin kalau
Angel adalah cinta sejatiku, dan aku pun percaya
kalau Engkau akan menitipkan dia padaku karena
Engkau mempercayaiku, yaitu agar aku bisa
membinanya menjadi wanita yang shalehah.
Bukankah aku ini sudah tahu tabiatnya, dia itu keras
kepala, cemburuan, gampang marah, dan kalau
sudah ngambek bisa membuat kepala ini jadi pusing
tujuh keliling. Selain itu, aku juga tahu kalau dia itu
pemalas dan sangat egois. Dan semua itu karena sifat
manja dan kekanakannya yang memang sudah
bawaan lahir. Sungguh semua sifatnya hampir sama
persis dengan aku, ya... Bukankah dia itu bagian dari
diriku juga. Aku sudah kenal siapa diriku, dan aku
tentu kenal siapa dirinya. Lagi pula, sekarang kan aku
sudah bisa mengendalikan semua sifat buruk itu
karena Engkau memang telah mengaruniakan
kesabaran padaku. Dan karenanyalah aku percaya,
jika kami bersatu maka kami akan bahagia bersama.
Sebab dengan kesabaranku, aku tentu dituntut untuk
bisa menghadapi berbagai kecenderungan negatif
252 yang dimilikinya dengan penuh bijaksana. Intinya
adalah, aku ini memang sudah siap menerima apa
pun yang bakal terjadi, sekalipun hal itu akan
membuatku menderita. Dan dengan kesiapanku itu,
tentu rumah tangga kami akan terbina dengan baik
dan kami pun akan senantiasa hidup rukun hingga
kehidupan baru," ungkap Bobby saat berdialog
kepada Tuhannya. Sungguh apa yang ada di benak Bobby saat itu
tampaknya agak naif dan tidak masuk akal. Apa iya
kedua sifat yang parah itu bisa klop satu sama lain"
Jangan-jangan malah seperti kucing dan anjing yang
kalau bertemu bisa saling menggigit. Tapi, entahlah...
Terkadang akal manusia memang tidak bisa
digunakan untuk menjawab setiap pertanyaan yang
ada. Lagi pula, bukankah terkadang ada juga anjing
dan kucing yang bisa rukun. Dan bukankah hal itu
membuktikan kalau sifat bawaan lahir ternyata
memang bisa berubah. Bahkan di dalam sebuah
riwayat hadits, salah satu istri Nabi Muhammad SAW
ada yang pernah mengaku kalau dia adalah seorang
253 wanita yang cemburuan dan mudah marah, namun
apa kata beliau. Insya Allah, semua sifat buruk itu
akan hilang. Kenapa bisa begitu, sebab jika manusia
sudah mengikuti ajaran Al-Quran dan Hadist Rasul,
maka semua bawaan lahir akan hilang dan berganti
dengan sifat yang jauh lebih terpuji. Nah, jika mereka
berdua memang mempunyai komitmen yang sama,
dan mau konsisten mengikuti petunjuk kedua kitab
tersebut, tentu mereka akan bahagia selalu. Lantas,
bagaimana jika salah satunya tidak mau mengikuti
itu" Jawabnya mudah, bukankah manusia itu sudah
dikaruniakan dengan akal pikiran, yang dengannya
manusia dituntut untuk bisa memecahkan setiap
persoalan yang ada. Karena itulah, sebagai mahluk
yang senantiasa harus belajar, manusia tentu harus
mau berpikir dan selalu berusaha keras untuk menjadi
lebih baik, kemudian menyerahkan semuanya kepada
Sang Pencipta. Mengenai apa pun keputusan-Nya, itu
adalah yang terbaik buat manusia. Intinya adalah
manusia harus berusaha keras memilih takdir dengan
sebaik-baiknya, dan mengenai apa yang akan terjadi
254 nanti adalah konsekwensi atas segala pilihannya,
yang sejak awal memang telah digariskan oleh yang
Sang Pencipta. Kini Bobby tampak sedang berpikir keras. "Hmm...
Entah kenapa aku merasa PD sekali, kalau kelak aku
bisa menjadi suami idaman Angel. Padahal, aku
sendiri tidak yakin apa aku ini bisa terus konsisten
atau tidak dalam menjalani ajaran agama. Duhai
Allah" Apakah aku ini memang betul-betul sudah
menjadi orang yang penyabar sehingga kelak aku bisa
tahan menghadapi segala tingkah lakunya yang tak
berkenan?" gumam Bobby meragukan dirinya sendiri.
"Ah, sudahlah... Aku kan belum menjalaninya. Jika
aku memang berniat baik dan memang mau
bersungguh-sungguh dalam upaya membinanya
menjadi wanita yang shalihah. Insya Allah, dengan
sifat kasih sayang-Nya, Allah tentu akan
membantuku." Begitulah Bobby, akhirnya menyadari
kalau Angel adalah cinta sejatinya, walaupun saat itu
dia menyadari kalau iman manusia akan senantiasa
mengalami pasang surut. Karena itulah dia bertekad
255 untuk bisa menjaga iman itu agar tetap selalu pasang,
yaitu dengan cara berusaha untuk mengikuti berbagai
bimbingan rohani. Seperti dengan mengikuti pengajian
rutin di TV, Musholah, atau dimana saja. Atau bisa
juga dengan membaca buku-buku agama dan
membaca berbagai hal keagamaan di internet.
Bahkan jika dia dan Angel memang berjodoh, maka
dia akan bertekad untuk lebih rajin beribadah dan


Sayap Bidadari Karya Bois di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

senantiasa berdoa. Sebab dia percaya kalau ibadah
dan doa adalah sesuatu yang bisa melancarkan
usahanya. 256 SEPULUH Kepakan sayap bidadari uss! Wuss! Wuss! Angin sepoi-sepoi
berhembus menerpa rambut Bobby yang
sedang duduk di sebuah bangku taman sambil
memandang air mancur yang menari-nari. Rupanya
dia berniat menemui Angel dan mengutarakan
maksud hatinya, yaitu niat untuk segera menikahinya.
Bahkan sebuah cincin tanda keseriusan telah
dibelinya, dengan tujuan agar Angel yakin kalau dia
memang betul-betul ingin menikahinya. Kini dia
sedang bingung memikirkan rencana selanjutnya.
"Hmm... Bagaimana jika nanti dia menolakku" Apakah
aku akan bisa tabah menerimanya. Ah, sudahlah...
Aku kan belum tahu jawabannya, jadi tidak ada
gunanya jika aku terus memikirkan perkara yang
belum pasti itu. Sungguh... Biarpun dia menolakku
dengan alasan yang macam-macam, Insya Allah aku
tidak akan marah padanya, dan aku pun tidak akan
W 257 kecewa dengan segala keputusannya. Malah, aku
akan senantiasa mendoakan dia agar berbahagia
selalu bersama pria pilihannya. Sebab, dia itu adalah
cinta sejatiku, yang kebahagiaannya adalah
kebahagiakanku juga. Namun, andai dia mau
menerimaku, tentu aku akan bahagia sekali. Bahkan
aku akan berusaha untuk selalu membahagiakannya
dan selalu menjaga perasaannya. Selain itu, apa pun
yang dimintanya"selama hal itu memang tidak
menyimpang dari tuntunan agama, Insya Allah aku
akan senantiasa menurutinya, dan apa pun citacitanya
tentu akan kudukung dengan sepenuh hati.
Bukankah dia itu bagian dari diriku. Jika dia sakit,
maka aku pun akan sakit, dan jika dia bahagia, tentu
aku akan bahagia. Lagi pula, aku percaya.... Jika dia
sudah menyadari kalau aku adalah cinta sejatinya,
maka dia pun akan bersikap sama.
Tapi... Bagaimana jika dia justru marah padaku
karena tidak konsisten dengan perkataanku mengenai
sayap bidadari itu. Malah bisa-bisa dia menganggap
aku pria yang tak tahu diri karena telah berusaha
258 memiliki cinta sejati sahabatnya sendiri. Bukankah
waktu itu dia pernah berkata padaku, kalau dia sudah
bertekad untuk terus menunggu Raka. Tidak! Aku
tidak mau dianggap seperti itu, walaupun aku berniat
mengatakan maksud hatiku ini karena perkataanku itu
juga, yaitu aku mau berjuang meraih impianku.
Bukankah dia itu cinta sejatiku, salahkah aku jika
berusaha bisa mendapatkannya. Hmm... Ini memang
sulit, dan aku betul-betul telah dibuat bingung.
Sepertinya aku ini memang orang yang egois karena
ingin beribadah dan mendapat kebahagiaan di atas
penderitaan sahabatku sendiri."
Bobby kembali termenung. Lama juga pemuda itu
berpikir keras hingga akhirnya dia bisa mengambil
putusan, "Hmm... Kalau begitu, biarlah aku menunggu
sampai Raka menikah. Biarlah aku menunggu seperti
keinginan Angel pada suratnya, dan juga mengikuti
apa yang sedang Angel lakukan sekarang. Sebab, jika
Raka sudah menikah, tentunya Angel bisa menerima
cintaku. Lagi pula, bukankah aku ini memang pernah
singgah di hatinya. Selain itu, aku kan tidak tahu
259 kapan orang tuaku akan menjodohkan aku lagi.
Mungkin kini mereka sudah trauma lantaran
menyadari kalau ternyata ada juga buah yang jatuh
terlalu jauh dari pohonnya. Jika memang benar
demikian, memang tidak ada salahnya jika aku terus
menunggu Angel hingga kepasrahanku ini mendapat
jawaban dari Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang." Bobby terus merenung dan berusaha menegarkan
hatinya yang telah bertekad untuk mempasrahkan
semuanya kepada Sang Pencipta. Saat itu angin
sepoi-sepoi terus berhembus menemaninya,
membuat pemuda itu semakin betah saja berlamalama
di tempat duduknya. Terkadang beberapa
burung gereja tampak hinggap di tepian kolam air
mancur, layaknya sedang bergembira ria bersama.
Sungguh semua pemandangan itu telah menghibur
hati pemuda yang kini sedang dilanda kebingungan.
Sementara itu di tempat berbeda, Angel terlihat
sedang merenung di teras depan rumahnya. Dia
duduk di atas sebuah kursi bambu yang beralaskan
260 bantalan yang cukup empuk. Kedua kakinya tampak
menyilang dan terkadang saling bergesekan, sedang
kedua tangannya tampak bertumpu di atas buku
catatan yang dipangkunya. Rupanya saat itu dia
sedang memikirkan Bobby yang diketahui malam
nanti akan melamar Wanda.
"Ya, Tuhan... Aku tidak tahu, apakah aku harus
mengepakkan sayapku untuk meraih impian bisa
memiliki seorang suami sepertinya. Seorang suami
yang bisa membimbingku menjadi wanita yang
shalihah"wanita yang tahu tujuan hidupnya, yaitu
wanita yang senantiasa mau bertakwa kepada-Mu
dengan penuh keikhlasan?" tanya Angel dalam hati.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya Angel bertekad
untuk segera menemui Bobby. "Ya, sepertinya aku
memang harus berjuang untuk itu, yaitu untuk
mendapatkan cinta sejatiku yang hakiki," kata Angel
bertekad dalam hati. Kini Angel sudah menjadi seperti yang sudah
disarankan Bobby waktu itu, yaitu dia tidak boleh
menyerah kalah, minimal dia harus bisa
261 mengungkapkan isi hatinya kepada pria yang diyakini
sebagai cinta sejatinya"walaupun saat itu dia sendiri
tidak yakin kalau Bobby akan menerima cinta sucinya
itu. Maklumlah, hingga kini Angel memang masih
belum mengetahui kalau Bobby sudah putus dengan
Wanda. Kini gadis itu tampak membuka buku catatannya,
kemudian dengan perlahan dia mulai menulis
berbagai hal yang berkenaan dengan perasaannya.
Hingga akhirnya, goresan lembut pena hitam miliknya
itu kini tampak semakin memenuhi halaman.
Seiring dengan doa, kini aku bulatkan tekad untuk
mengepakkan sayap bidadariku demi sebuah cita-cita
yang mulia. Sebuah cita-cita yang akan mengikat
diriku menjadi seorang pendamping pria yang
kupercaya bisa membimbingku dalam mengarungi
kehidupan di dunia ini dan kelak akan menjadi
bidadara untukku di surga-Mu.
262 Begitulah akhir dari rentetetan kalimat yang baru
ditulisnya, sebuah ungkapan hati untuk melengkapi
novel kisah nyatanya yang dia sendiri tidak tahu
apakah akan berakhir dengan kebahagiaan. Kini gadis
itu tampak beranjak menuju ke kamar dan segera
berkemas untuk melaksanakan niatnya. Tak lama
kemudian, Angel sudah keluar dengan mengenakan
kaos u can see merah muda berstel celana jeans biru
muda yang ketat dan bisa membuat pria yang
melihatnya jadi berpikiran yang tidak-tidak. Begitulah
Angel, masih juga belum bisa menyadari kalau apa
yang dikenakannya itu bisa menimbulkan fitnah.
Dalam hati dia hanya ingin terlihat cantik dan seksi,
dan dia sangat yakin kalau apa yang dikenakannya itu
tentu bisa membuat pria menjadi senang melihatnya.
Bahkan dia merasa hal itu justru sebuah ibadah
lantaran dia menilai apa yang dilakukannya itu adalah
untuk menyenangkan hati kaum pria. Sungguh
sebuah pemikiran yang sangat gegabah. Beruntung
jika orang yang melihatnya hanya merasa senang
saja, namun jika orang itu terpancing birahinya dan
263 menjadi gelap mata lantaran melihat keindahan
tubuhnya, bukankah hal itu bisa berbuntut dengan
terjadinya memperkosaan terhadap dirinya sendiri
maupun orang lain, dan bukankah itu yang dinamakan
fitnah karena bisa menimbulkan hal-hal yang
membahayakan/menganiaya dirinya sendiri maupun
orang lain. Kini gadis berkaos merah muda itu tampak sudah
tiba di ujung gang tempat pangkalan ojek
langganannya berada, juga tempat yang sama disaat
Bobby mengantarnya waktu itu. Dan karena saat itu
tukang ojek yang menjadi langganannya tidak ada di
tempat, lantas Angel pun jadi bingung dibuatnya.
Maklumlah, selama ini hanya tukang ojek itulah yang
biasa mengantarnya hingga ke mana-mana. Sebab
memang hanya tukang ojek itulah yang memahami
betul keadaannya yang bukan orang berada, dan
karenanyalah dia mau saja jika dibayar dengan
separuh harga, bahkan jika Angel lagi tidak punya
uang, dia mau saja mengantarkan Angel dengan
tanpa dibayar. Sungguh tukang ojek itu tidak sampai
264 hati jika melihat Angel sampai berjalan kaki lantaran
tidak punya uang. Selama ini saja, tukang ojek itu
sering membantu orang tua Angel yang terkadang
memang suka meminjam uang demi melunasi uang
SPP sekolahnya atau untuk biaya kursus komputernya
waktu itu. "Hmm... Ke mana ya Pak Salim, kenapa sudah
selama ini belum datang juga?" tanya Angel resah.
Angel terus menunggu dan menunggu, hingga
akhirnya gadis itu terpaksa harus mengambil
keputusan. "Hmm... Mungkin Pak Salim sedang
mengantar penumpang ke tempat yang jauh. Jika
begitu, terpaksa aku memang harus berjalan kaki,"
kata Angel seraya melangkah pergi.
Kini gadis itu tengah menyusuri jalan yang menuju
ke rumah Bobby. Di dalam perjalanan, berkali-kali
gadis itu mendapat godaan dari para pemuda yang
memang menyukai penampilannya. Saat itu, Angel
justru senang karena telah menjadi pusat perhatian
dan membuat para pemuda itu menjadi senang
dengan penampilannya. Untunglah para pemuda itu
265 menggodanya hanya dengan suitan dan dengan katakata
yang masih terbilang sopan. Sebab jika tidak,
bisa saja Angel menjadi korban pelecehan seksual,
yaitu dengan menyentuh bagian tubuhnya yang
memang mengundang. Gadis manis berkaos merah muda itu masih terus
melangkah, berlenggak-lengkok bak seorang model
yang memamerkan keindahan busananya yang jelas
menggoda. Dan karena atribut menggoda itulah,
tubuhnya yang memang sudah indah kian bertambah
indah saja. Pada saat itu, seorang pemuda yang
belum lama menikah, tiba-tiba langsung bergegas
menemui sang Istri lantaran dia begitu bergairah
melihat penampilan Angel yang demikian. Bukan
hanya pemuda beristri itu saja yang menjadi
bergairah, tapi juga dua orang pemuda yang saat itu
sedang meledak-ledak libodonya lantaran ulah siklus
biologis. Saat itu, seorang pemuda yang taat agama
buru-buru mengucapkan istigfar sebanyak-banyaknya,
kemudian dengan segera dia bergegas mencari
kegiatan yang bisa menyibukkan diri sehingga bisa
266 melupakan apa yang baru dilihatnya. Sedangkan
seorang pemuda lainnya, yang memang kurang ilmu
agama tampak pusing tujuh keliling, bahkan dia
sempat berpikiran untuk memperkosa anak tetangga
yang memang sering main di rumahnya. Tapi
untunglah, saat itu anak tetangganya sedang tidak
bermain di rumahnya. Kalau saja niat mesum itu
sempat terlaksana, tentu Angel bisa dituntut lantaran
menjadi pemicu terjadinya pemerkosaan. Bukankah
Allah sudah menurunkan ayat hijab, yang jelas-jelas
telah diwajibkan kepada kaum perempuan demi untuk
melindungi kaum perempuan juga. Jadi, tidak ada
peluang bagi perempuan untuk dapat berkelit dari
tuntutan yang dialamatkan kepadanya. Sungguh
kasihan Angel, akibat dari pemikirannya yang sangat
gegabah itu, ternyata justru dapat menyebabkan dia
dituntut dikemudian hari. Andai saja dia mau belajar
dengan sungguh-sungguh dalam upayanya
membekali diri dengan pemahaman ilmu agama yang
benar, yaitu memahami ayat hijab dengan sebenar267
benarnya, tentu dia tidak akan berani berpenampilan
begitu. Maklumlah, biarpun selama ini Angel menyukai
hal-hal kerohanian, namun dia masih berat untuk bisa
mengamalkan ilmu agama yang didapatnya. Hal itu
dikarenakan kurangnya pemahaman dan
penghayatan dari setiap ilmu yang sudah
dipelajarinya, dan karena itu pulalah kini dia mau
berubah, yaitu dengan mencari seorang pendamping
hidup yang bisa membimbingnya, mendorongnya,


Sayap Bidadari Karya Bois di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendoakannya dengan penuh rasa cinta, sehingga
kelak dia bisa lebih memahami ajaran Islam dan bisa
mengamalkannya dengan penuh kesungguhan. Angel
percaya, jika kelak dia dan Bobby sudah dalam ikatan
yang suci, dan mereka sudah sama-sama bisa
memahami ajaran Islam dengan lebih sempurna,
tentu mereka akan senantiasa saling mengingatkan
dan saling menguatkan. Bahkan dengan perasaan
cinta dan kasih sayang dari keduanya, yang sematamata
karena Allah, maka tidak mustahil mereka akan
lebih mudah untuk melewati setiap rintangan yang
268 menghadang dan bisa tabah dalam menerima segala
ujian yang diberikan Tuhan.
Sementara itu di taman, Bobby tampak sudah
semakin mantap untuk membatalkan niatnya, yaitu dia
akan membiarkan Angel untuk mengejar cinta
sejatinya sendiri. Bahkan pada saat itu beban di
hatinya sudah kian mereda, pertanda kalau dia
memang sudah mengikhlaskannya. Kini kedua mata
pemuda itu tampak memperhatikan dedauan yang
gugur terhempas angin yang kecang. Pada saat itu di
angkasa langit sudah semakin gelap, pertanda kalau
sebentar lagi bumi memang akan diguyur hujan.
Namun saat itu Bobby sama sekali tidak khawatir
kalau dia bakal kehujanan, baginya hujan adalah
berkah yang tak patut ditakuti. Benar saja, akhirnya
hujan gerimis pun turun dan semakin lama berubah
menjadi hujan yang begitu lebat dan membuatnya
basah kuyup. Kini Bobby tampak tertunduk dengan
kedua mata yang terpejam, merasakan kesejukan air
hujan yang sudah lama sekali tak menyiram persada.
Sungguh terasa sejuk, sejuk sekali"sesejuk hatinya
269 yang kini sudah menerima sebuah ujian dari Tuhan.
Ujian perihal cinta yang harus disikapinya dengan
penuh keikhlasan dan kesabaran, yang mana akan
membuatnya bisa lebih memahami akan makna cinta
itu sendiri. Pada saat yang sama, di dalam sebuah
gardu tua, seorang gadis tampak sedang berlindung
dari siraman hujan yang begitu lebat. Dialah Angel
yang kini sedang resah menunggu hujan itu berhenti.
Namun sayangnya, hujan itu tak mungkin berhenti
dalam waktu singkat. Sungguh saat itu Angel betulbetul
bingung, bahkan di kedua matanya terlihat
kecemasan yang amat sangat.
Dengan penuh kecemasan, Angel terus
memperhatikan keadaan di sekitarnya. Saat itu
suasana tampak sudah semakin gelap lantaran
terhalang tirai hujan yang begitu lebat, ditambah lagi
saat itu hari memang sudah mulai senja. "Ya Tuhan...
Kenapa hujan harus turun disaat aku ingin segera
bertemu dengan belahan jiwaku" Sepertinya, hujan
lebat ini akan lama berhenti. Mungkin akan berhenti
selepas Isya nanti"disaat orang tua Bobby mungkin
270 sudah berangkat melamar Wanda. Dan itu artinya,
aku tidak mungkin mendapat kesempatan untuk
mengungkapkan perasaanku. Ya Tuhan... Apakah ini
sebuah ujian dari-Mu, agar aku tak boleh menyerah
kalah oleh hujan yang selebat ini. Apakah itu artinya
aku harus terus melangkah kakiku di bawah lebatnya
siraman hujan yang mungkin saja bisa membuatku
sakit. Hmm... Sakit.." Lebih baik aku sakit atau mati
sekalian, dari pada aku hidup sehat namun tak bisa
bersanding dengan Bobby. Lagi pula, bukankah sakit
karena kehujanan tidaklah seberapa jika dibandingkan
dengan sakit lantaran patah hati. Ya... Aku harus
meneruskan perjalananku, walau apapun yang akan
terjadi," kata Angel seraya keluar dari gardu dan
melangkah di bawah siraman hujan yang
membuatnya langsung basah kuyup.
Angel terus melangkah dan melangkah,
menyusuri jalan yang seolah dilapisi oleh hamparan
kabut putih. Sesekali kilat membias dan diikuti oleh
bunyi halilintar yang mengejutkan. Saking takutnya
tersambar petir, setiap kali dia melihat kilat yang
271 membias, buru-buru gadis itu berjongkok sambil
menutup kedua telinganya. Bukan hanya petir yang
membuatnya khawatir, namun juga angin yang
terkadang bertiup sangat kencang sehingga membuat
dahan pepohonan yang tubuh di sepanjang jalan
bergoyang-goyang saling bergesekan. Sungguh gadis
itu sangat mengkhawatirkan jika salah satu dahan itu
sempal dan menimpanya. Benar saja, baru juga dia melangkah kaki
beberapa meter, tiba-tiba sebuah dahan yang cukup
besar sempal dan jatuh tepat di atas kepalanya.
Mengetahui itu, Angel langsung panik dibuatnya.
Namun bukannya berlari menghindar, gadis itu malah
tiarap dengan kedua tangan yang berusaha
melindungi kepalanya. Alhasil, ranting sedang dari
dahan besar itu telah menimpa kakinya. "Aaacch...!
Ya Tuhan... Apakah ini artinya aku memang harus
menyerah" Dan apakah ini artinya, Engkau memang
tidak menghendakiku menjadi pendamping Bobby?"
tanya Angel membatin sambil terus merintih"
merasakan sakit pada kakinya.
272 Sementara itu di taman, Bobby masih belum
bergeming. Saat itu tubuhnya tampak sudah menggigil
kedinginan, bahkan bibirnya sudah semakin pucat
saja. Namun begitu, pemuda itu masih terus bertahan.
Lalu dengan kepala yang masih tertunduk, kedua
mata pemuda itu lantas terpejam, kemudian dengan
khusuk dia memohon kepada Tuhannya. "Duhai Allah,
seandainya dia memang bukan jodohku. Aku mohon
carikanlah pengganti yang jauh lebih baik darinya. Kini
aku hanya bisa pasrah menunggu takdirku
selanjutnya, takdir yang harus kujalani demi takwaku
kepada-Mu. Duhai Allah, Tuhanku yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang... Kuatkanlah imanku
agar peristiwa ini tak menjadikan aku kufur
kepadamu, namun jadikanlah peristiwa ini sebagai
hikmah yang justru menambah rasa cintaku kepada-
Mu." Dalam siraman hujan yang begitu lebat itu, Bobby
tampak menangis haru. Betapa dia sangat bersyukur
karena Tuhan telah mengajarkan kepadanya akan
sebuah makna cinta, yaitu makna cinta sejati yang
273 hakiki. Bahkan kini makna cinta itu bukan hanya
dipahami, namun juga bisa dihayati dengan sepenuh
hati. "Duhai Allah, perasan inikah yang dinamakan
cinta sejati, yaitu perasaan akan rasa cintaku kepada-
Mu, dan rasa syukur yang membahagiakan inikah
jawaban dari kecintaanku kepada-Mu."
"Kak, Bobby!" panggil seorang gadis tiba-tiba.
Mendengar itu, seketika Bobby langsung
menengadah dan membuka kedua kelopak
matanya"memandang seorang gadis yang kini
sedang berdiri dihadapannya. "Angel...!" seru Bobby
terkejut seraya memperhatikan wajah gadis yang kini
tampak memandangnya dengan tatapan penuh harap.
"Kak... Ke-ketahuilah! Te-ternyata... Raka
bukanlah cinta sejatiku. Kaulah cinta sejatiku. Aku
mencintai Raka karena sekedar mau mendapatkan
kesenangan dunia. Berbeda ketika aku mencintaimu,
sebab aku mencintaimu atas dasar cintaku kepada
Tuhan, yang aku percaya dengan perantaramu bisa
membimbingku menjadi seorang wanita yang
shalehah. Kak, Bobby.... Ka-kaulah cinta sejatiku, dan
274 aku harap kau mau segera menikahiku," ungkap
Angel seraya berlutut di hadapan pemuda itu.
Mengetahui itu, Bobby laksana mendengar
nyanyian bidadari yang teramat indah, bahkan saking
senangnya pemuda itu hampir tak mampu lagi
berkata-kata. "Be-benarkah yang kau katakan itu?"
tanyanya hampir tak mempercayainya
Angel mengangguk, kemudian gadis itu tertunduk
resah menunggu apa yang hendak Bobby katakan.
"Angel..." ucap Bobby dengan suara yang begitu
lembut. Saat itu jantung Angel langsung berdegup
kencang sekali, sungguh saat itu dia benar-benar
hampir tak mengusai dirinya.
"A-aku mencintaimu, An. Ketahuilah... Kini aku
sudah berpisah dengan Wanda," ungkap Bobby.
Sungguh saat itu Angel tak kuasa lagi untuk
membendung air matanya, gadis itu menangis
bahagia. "Be-benarkah itu, Kak?" tanyanya seakan tak
percaya dengan kata-kata Bobby yang baru saja
didengarnya. 275 "Sungguh, An. Ternyata memang kaulah cinta
sejatiku. Malah kini aku semakin bertambah yakin,
sebab apa yang telah kau ungkapkan itu adalah bukti
bahwa kau sudah betul-betul memahami akan arti
kehidupan. Tapi, An..."
"Ta-tapi apa, Kak?"
"Bagaimana dengan Raka" Dia itu kan sahabatku,
An?" "Kak" Sejak awal, Kak Raka memang sudah
mengikhlaskannya. Aku yakin sekali, kalau dia
bukanlah pria egois yang tega membiarkan gadis yang
dicintainya hidup menderita. Ketahuilah, Kak! Jika
Raka sudah mengetahui kalau aku mencintainya
lantaran cinta buta, tentu dia pun akan segera
berpaling. Aaacch...!" tiba-tiba Angel merintih,
merasakan sakit pada kakinya.
"Angel...! Kau kenapa?" tanya Bobby khawatir.
"Ti-tidak... Aku tidak apa-apa," jawab Angel
merahasiakan. "Betul kau tidak apa-apa?" tanya Bobby masih
saja khawatir. 276 Angel menggangguk, sedang di bibirnya tampak
tersungging sebuah senyum kebahagiaan. Saat itulah
Bobby langsung memakaikan Angel cincin tanda
keseriusannya. Setelah itu, keduanya lantas
berpegangan tangan dengan erat dan saling
berpandangan. Sebetulnya saat itu keduanya ingin
sekali berpelukan dan berciuman, namun karena
mereka tidak mau terlalu menodai cinta mereka yang
suci dengan hal-hal yang tak dikehendaki Tuhan,
akhirnya mereka pun bisa menahannya. Maklumlah,
saat saling berpandangan dan berpegangan tangan
saja sudah membuat keduanya merasa begitu
berdosa, apalagi jika sampai berani berpelukan dan
berciuman. Sungguh mereka akan merasa sangat
sangat sangat berdosa. Selama ini saja, mereka
hanya berani melakukan hal itu cuma dalam mimpi,
yang jelas-jelas tidak akan membuat mereka berdosa.
Begitulah" Akhirnya Angel bisa mendapatkan
cinta sejatinya, dan itu karena kepakan sayap
bidadarinya yang teramat kuat, yaitu cita-cita untuk
meraih impian agar bisa bersanding dengan cinta
277 sejatinya yang hakiki dengan berdasarkan petunjuk
Tuhan. Sesungguhnya kebahagiaan yang hakiki itu
adalah buah dari segala pilihan takdir yang dipilih
dengan berdasarkan petunjuk Tuhan, yaitu Al-Quran
dan Hadits Rasul. 278 Assalam". Mohon maaf jika pada tulisan ini terdapat
kesalahan di sana-sini, sebab saya hanyalah manusia
yang tak luput dari salah dan dosa. Saya menyadari
kalau segala kebenaran itu datangnya dari Allah SWT,
dan segala kesalahan tentulah berasal dari saya.
Karenanyalah, jika saya telah melakukan kekhilafan
karena kurangnya ilmu, mohon kiranya teman-teman
mau memberikan nasihat dan meluruskannya.
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih
banyak. Akhir kata, semoga cerita ini bisa bermanfaat buat
saya sendiri dan juga buat para pembaca. Amin"
Kritik dan saran bisa anda sampaikan melalui e-mail
Wassalam" [ Cerita ini ditulis tahun 2006 ]
Ledakan Dendam 2 Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung Terjebak Di Dasar Samudera 1
^