Pencarian

Selebritiku Pulanglah 2

Selebritiku Pulanglah Karya Amril Bagian 2


jadwal syuting yang tidak menentu". Secara dramatis, ia menarik jemarinya
dari genggaman tangan Jamal.
"Jangan berpikir negatif dulu dong, Tin. Apa yang aku lakukan ini
sebagai salah satu bentuk aktualisasi diri selain tentu saja untuk menambah
penghasilan. Juga hitung-hitung cari pengalaman sekalian ketemu artis
terkenal. Lagipula, aku kan' belum tentu diterima, karena baru casting awal."
"Aku malah punya keyakinan kamu bakal diterima."
"Tuuh..kan' apa ini berarti isyarat dukungan dari kamu?"
"Lho... jangan buru-buru senang dulu. Ini justru isyarat keprihatinanku.
Kamu pasti akan mengorbankan banyak hal bila kelak jadi artis terkenal.
Termasuk aku, sebagai konsekuensi atas pilihan itu."
"Aku nggak ngerti maksud kamu,Tin."
"Menjadi artis atau selebriti, resikonya adalah kamu akan menjelma
menjadi figure publik yang tindak-tanduknya selalu menjadi sorotan media dan
masyarakat. Pada saat yang sama, kamu mesti, secara sadar atau tidak, akan
lebih mementingan karir gemilang keartisanmu..dibanding....," Tina tidak
dapat melanjutkan ucapannya, tenggorokannya seperti tercekat oleh keharuan
yang datang mendera. Air matanya mulai menetes satu-satu.
69 Kenangan Yang Teriris Jamal beranjak dari tempat duduknya dan mendekati Tina, lalu
membelai lembut rambut kekasihnya itu.
"Jangan jadi sentimentil gitu dong Tin," ujar Jamal pelan sekaligus
rikuh dipandangi para pengunjung caf?. Tina menyeka air mata dipipinya
dengan tissue yang disodorkan Jamal.
"Aku janji tak akan mengabaikanmu nanti. Sungguh. Kamu sangat
berarti dalam hidupku, Tin. Tak akan terganti oleh siapapun," bisik Jamal lirih
di dekat telinga Tina. Tina menegakkan sandaran kursi, memegangi setir mobilnya lalu
memandang lurus kedepan dengan hampa. Kenangan pahit kembali mengiris
batinnya. Seburam kaca mobil yang mulai lekat oleh basah embun malam.
Jamal berlari mengejar Tina yang berjalan bergegas keluar dari gerbang
caf? tempat ia memergoki kekasih tersayangnya itu bermesraan dengan Rita.
"Tina, tunggu!" panggil Jamal panik.
Tina mempercepat langkah. Dengan kasar, Jamal meraih dan mencekal
lengan Tina, mencegahnya untuk pergi lebih jauh. Tina berusaha melepaskan
12 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
diri dari cengkeraman tangan Jamal.
"Tunggu dulu penjelasanku, Tin," kata Jamal penuh harap.
Tina menggeleng. "Tak ada yang perlu dijelaskan. Semua sudah jelas.
Kamu menghianatiku. Di depan mata kepalaku sendiri!"
"Tolong Tin, apa yang kamu lihat belum tentu sama dengan yang kamu
fikirkan. Aku dan Rita hanya teman biasa. Tak lebih. Kami hanya..." belum
70 Kenangan Yang Teriris sempat Jamal menyelesaikan kalimatnya, Tina mengibaskan tangan lalu
melepaskan diri dari pegangan kuat tangan Jamal yang tetap bersikeras
menahannya. "Biarkan aku pergi, Jamal. Dan jangan pernah berfikir untuk mencariku
lagi. Camkan itu!" tukas Tina dengan nada tinggi kemudian membalikkan
tubuhnya. Ada bara menyala di matanya.
Ia lalu berlari sekuat tenaga dalam linangan air mata yang mengucur
deras. Ia tidak menoleh kebelakang lagi. Membiarkan masa lalu itu tinggal
disana. Jamal berdiri tegak memandangi sosok wanita pujaannya itu menjauh
darinya. Tiba-tiba ia merasa seluruh persendiannya terasa lepas dan langit
seperti runtuh menimpa dirinya.
Tina terisak. Air mata meleleh dipipinya. Jatuh tak terlerai. Dadanya
terasa sesak dihajar kenangan dan kedua tangannya mencengkeram erat setir
mobil seperti mencari pegangan yang kokoh dari hatinya yang gamang.
Bagaimanapun juga sosok Jamal Kelanamaya tak akan sirna begitu saja.
Ia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejumlah episode penting dalam
hidupnya. Ia masih ingat bagaimana pertama kali Jamal menyatakan cinta
padanya, secara unik. Dengan puisi yang menggetarkan yang sempat
membuatnya tak bisa tidur setelah itu. Pada suatu malam yang kuyup oleh
deras derai hujan akhir Desember. Jamal sengaja menghentikan mobilnya agak
jauh dari didepan gerbang rumah Tina sepulang menonton bersama konser
tunggal diva musik pop Indonesia, Jovita Erfiana.
71 Kenangan Yang Teriris "Tina." "Ya?" "Aku punya sesuatu untukmu. Harap dibaca sekarang juga. Aku
menunggu jawaban darimu," kata Jamal pelan seraya mengangsurkan secarik
kertas ke arah Tina. Tina menerimanya dengan perasaan tak menentu lalu membacanya bait
demi bait: Pada pagi yang menguraikan embun
Pada kilau mentari yang menguak hari
Dan gelegak darahku yang berlalu amat gegas
Kupersembahkan untukmu, 13 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Bidadari jelita bermahkota bulan
Cinta bersahaja Dari lelaki yang luluh terkulai dalam pesonamu
Yang senantiasa membuat malam menggeliat resah
Dan kerap bertanya: Sampai kapan engkau mencumbui bayang-bayang"
Kini, Dapatkah kujadikan dirimu nyata dalam dekapku"
Tina terpukau dan tak dapat berkata sepatah katapun. Jamal meraih
jemari gadis itu. Menggenggamnya erat seperti tak akan dilepasnya
sedetikpun. Matanya menatap tajam kearah Tina. Berharap jawab.
Tina tak perlu menunggu lama untuk mengangguk kemudian membalas
genggaman jemari Jamal. Lebih erat.
72 Kenangan Yang Teriris Tina masih menyimpan rapi kertas puisi Jamal tersebut dalam
dompetnya. Meski barang-barang pemberian Jamal sudah ia buang dan
enyahkan jauh-jauh sejak aksi pemutusan cinta sepihak yang dilakukannya.
Sebagai sebuah monumen abadi, yang membuatnya selalu merasa berharga dan
tersanjung. Setiap hari. Setiap saat.
Tina menarik nafas panjang seolah mengumpulkan kembali seluruh
jiwanya yang telah terbang berkelana ke masa silam. Pelan tapi pasti ia
menghidupkan mesin mobil. Kembali kerumah. Pada dunia nyata yang tidak
sebatas angan. Tak lama kemudian, mobil Starlet biru metalik itu pun meluncur
mulus menembus malam ditemani suara empuk Jaf Deepblue.
Pendengar setia Matrix FM. Sepotong kenangan pahit bisa jadi
menggoreskan perih dihati. Tapi hidup, tak berhenti sampai disini. Jangan
beranjak dulu, karena setelah pesan-pesan berikut, akan tampil penyanyi
legendaris asal negeri sendiri, Chrisye dengan lagunya"Merpati Putih". Masih
bersama saya menemani anda di malam panjang ini, Jaf Deeplue...
73 Janji Kencan (Lagi) BAB IX JANJI KENCAN (LAGI) Oleh : Harliza Diah (http://lizamolly.blogspot.com)
Sesampainya di rumah, Andrey sudah menunggunya dengan wajah cemas
menggayuti. "Kamu dari mana?" berondong kakaknya, begitu Tina usai memarkirkan
mobilnya. "Cari angin," jawab Tina singkat.
14 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Cari angin mana mungkin bawa mobil. Pasti kamu lagi suntuk," tuduh
Andrey, wajahnya masih saja cemas.
Tina melirik kakak semata wayangnya. Dalam hati dia bersyukur
mempunyai saudara yang begitu memperhatikannya. Walaupun sebenarnya,
sekarang dia sama sekali tidak berminat bicara dengan siapapun, termasuk
kakaknya. Tanpa banyak cakap, dihempaskannya tubuh mungilnya ke sofa.
"Handphone-mu dimatikan, ya?" Andrey ikut-ikutan duduk di sebelah
Tina. Tina mengangguk. "Ada yang cari aku?"
74 Janji Kencan (Lagi) "Si Dona, Yogi, juga mantanmu itu," Andrey menyebutkan nama terakhir
dengan nada tidak suka. Tina mengangkapnya.
"Jamal?" Tina melirik Andrey.
"Iya." Tina menghela napas. Untung saja dia sudah cari angin di luar tadi,
paling tidak kepalanya bisa sedikit lebih tenang dan adem.
"Kakak benci Jamal, ya?"
Andrey menghela napas, jemari tangannya mengusap kepala adiknya.
"Kalau kalian putus karena salah paham atau hal lain, aku bisa mengerti.
Tetapi kalian putus karena dia berselingkuh, Tin. Masak kamu masih bisa
menerima laki-laki seperti itu?" Andrey memandang Tina. Mencari sebuah
jawaban dari telaga bening milik adiknya.
"Kok Kakak jadi ribut, sih. Kemarin sepertinya biasa-biasa saja." gugat
Tina, teringat akan dialog mereka beberapa hari yang lalu.
Andrey menghela napas lagi, jemarinya masih tetap mengusap kepala
adik kesayangannya itu. "Kemarin, kupikir setelah Jamal tidak datang, semuanya selesai.
Sekarang, setelah melihat dia ada di rumah kita, rasanya tidak rela jika kamu
harus kembali kepadanya."
Tina diam, dia tidak memberikan reaksi atas ucapan kakaknya yang
panjang lebar. 75 Janji Kencan (Lagi) "Kamu boleh saja masih mencintai Jamal, tetapi apakah kesempatan itu
layak dia terima?" Andrey masih saja mencecar Tina dengan banyak
pertanyaan. Tina masih diam. Tiba-tiba dia merasa menyesal telah pergi dari tempat
penyepiannya terlalu cepat. Ternyata masalah itu masih ada di depan matanya.
"Sebaiknya kamu pikirkan kembali, Tin."
Tina hanya mampu mengangguk, tanpa mampu berkata-kata. Dia tahu
kakakknya benar, tetapi rasanya sulit melawan kata hatinya.
"Oh iya, tadi Yogi kasih tahu, komputer kamu sudah beres. Jadi beli
baru?" 15 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Bola mata Tina berbinar, segera melupakan konflik batinnya begitu
mendengar pertanyaan Andrey.
"Jadi nih beliin?" Tina balik bertanya. Tangannya sibuk menarik-narik
lengan Andrey dengan manja.
Andrey tertawa melihat keceriaan adiknya kembali tumbuh.
"Boleh, ada nih uangnya. Tetapi janji ya, harus dipakai..." jawab Andrey,
menyentil ujung hidung Tina dengan sayang.
"Ya iya lah, jelas dipakai gitu loh... dipakai chatting, hehehehe..." sahut
Tina, tawanya berderai. Andrey ikut tertawa, mengacak rambut Tina gemas.
76 Janji Kencan (Lagi) "Ya jangan chatting aja, dong. Selesaiin tuh skripsi! Masak sudah satu
semester belum kelar juga!" Andrey mengingatkan Tina yang memang selalu
menunda skripsinya. "Hehehe...kan sibuk kerja!" elak Tina.
"Kerjanya minta cuti dulu, Tin. Biar kelar itu skripsimu," ucap Andrey.
Senyumnya masih terukir di bibir cowok ganteng itu. Terkadang Tina sering
berpikir, kakaknya pantas jadi aktor atau model.
"Iya. Aku masih bisa atur waktu, kok," Tina mengelak, suaranya pelan.
"Tadi katanya sibuk kerja," goda Andrey.
"Kan cuma becanda." sahut Tina, sedikit ngambek.
"Iya, iya tau Neng geulis. Makanya ini kakak mau beliin kamu
komputer," jawab Andrey, senyum-senyum melihat adiknya ngambek.
Tina membalas senyum Andrey.
*** Tina menekan tombol-tombol angka, tangan satunya menempelkan horn
telepon di telinganya. "Hallo," suara di seberang sana langsung terdengar begitu nada sambung
berbunyi dan telepon diangkat.
"Yoza" Ini Tina," sahut Tina, begitu terdengar suara yang akhir-akhir ini
familiar di telinganya. 77 Janji Kencan (Lagi) "Eh, Hallo Tin!" jawab Yogi, sedikit bingung.
"Katanya tadi telepon, ya?" tanya Tina. Degup jantungnya berdetak
cepat. "Iya, ini komputermu sudah beres. Maunya sih kuantar langsung, tetapi
katanya mau beli baru" Maksudku sih, kalau boleh kutawarkan ke orang kalau
kamu bersedia," jawab Yogi.
"Oh, boleh banget kalau ada yang mau nawar sih! Tapi data-dataku di
sana, gimana?" Tina kembali bertanya, mengingat data-data yang ada di
komputernya. "Ini sudah ku-back-up di harddisk eksternalku kok. Nanti langsung
kupindah ke komputer barumu kalau mau," Yogi menjawab pertanyaan Tina
16 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dengan begitu tenang, seperti tidak mengingat insiden Sabtu menyebalkan itu.
"Wah, boleh banget!" seru Tina senang.
"Ya, tinggal nunggu komputer barumu datang," sahut Yogi.
"Lho, katanya kamu bisa cariin," Tina memprotes Yogi, mengingat
ucapan mereka kemarin Sabtu.
"Oh, jadi nih?" tanya Yogi bimbang.
"Ya jadi, lah!" seru Tina.
"Mau spesifikasinya seperti apa?"
"Ehm, ya pokoknya Pentium empat lah," jawab Tina.
78 Janji Kencan (Lagi) "Kamu mau pakai buat apa komputernya?" Yogi bertanya lagi.
"Ya, buat ngetik skripsi sama game," Tina menjawab pertanyaanpertanyaan Yogi dengan bingung.
"Za, memang beda yah komputer buat ngetik sama komputer yang lain?"
Tina bertanya kebingungan.
"Ya lain, kalau buat graphic atau gambar gitu memorinya harus besar,
Tin," jawab Yogi. "Oh." "Ya udah, aku kasih kamu yang memorinya satu giga ya, soalnya kamu
suka nge-game, terus yang pentimun empat 3, Hz, terus harddisk seratus
dua puluh giga, Matherboardnya yang Intel LGA 775915 PNGL, VGA nya yang
Rodeon 1200 SE, monitornya pakai yang lama atau ganti juga?" Yogi memerinci
spesifikasi komputer yang diminta oleh Tina.
"Ehm, ganti sekalian aja deh," jawab Tina ragu-ragu.
"Sebaiknya ganti sih, Tin. Jadi kamu jual yang lama ini juga gampang,"
Yogi memberikan saran. "Boleh, deh," sahut Tina.
"Yang flat 17 inchi, ya?"


Selebritiku Pulanglah Karya Amril di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Boleh. Jadi semuanya berapa?" tanya Tina lagi.
"Ehm... sekitar delapan juta lima ratus," jawab Yogi.
79 Janji Kencan (Lagi) "Mahal bener!" Tina berseru, saking kagetnya dengan harga yang
disebutkan oleh Yogi. "Hehehe... kan memorinya satu giga, Non! Monitornya flat lho," sahut
Yogi cengengesan. "Kalau enggak flat, berapa?" Tina bertanya.
"Sekitar tujuh ratus ribuan, ya bisa hemat sekitar tiga ratus ribuan deh,
Tin," sahut Yogi. "Apalagi yang bisa dihemat?" Tina bertanya lagi.
"Ehm, Memorinya bisa diganti yang 512 kok, itu juga sudah lumayan,
mungkin kamu bisa hemat sekitar empat ratus ribuan," Yogi memerinci.
"Ya udah, pakai yang 512 aja!" putus Tina.
"Ya udah, delapan jutaan deh, atau mau dikurangi juga harddisknya?"
Yogi balik bertanya kepada Tina.
"Okey, boleh, deh!" seru Tina gembira.
17 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Ya, udah! Dua hari lagi jadi, deh!"
"Duitnya minta sama Kak Andrey, ya!"
"Okey." "Wah, thanks ya, Za!" seru Tina kesenangan.
80 Janji Kencan (Lagi) "Sama-sama." Tiba-tiba, ada nada sambung di teleponnya.
"Eh, ada telepon masuk, nih. Nanti kita sambung lagi, ya," kata Tina,
menutup pembicaraan dengan Yogi.
"Okey." "Sekali lagi, terima kasih ya," kata Tina.
"Bye." "Bye." Tina menekan tombol teleponnya.
"Hallo." "Kok handphone dimatiin?"
Jamal! Tina mengernyitkan dahinya, dia baru ingat kalau hand phonenya
masih dalam posisi non aktif.
"Oh, baterenya ngedrop," jawab Tina.
"Perlu kubelikan batere baru?" cecar Jamal.
"Tidak perlu. Kalaupun perlu, aku masih bisa beli sendiri," sahut Tina
dingin. 81 Janji Kencan (Lagi) "Oh. Oh iya, aku sudah beli komputer baru untukmu!" sahut Jamal,
suaranya riang. Tetapi Tina langsung berteriak saking kagetnya.
"What"!" "Iya, komputer baru untukmu! Enggak rakitan dan murah," jawab Jamal,
seperti tidak merasakan kegelisahan hati Tina.
"Kok kamu enggak diskusi sama aku dulu sih, Mal?" desah Tina jengkel.
"Buat kejutan, sengaja," jawab Jamal, benar-benar tidak merasakan
ledakan magma kemarahan pada diri Tina.
"Tapi aku sudah terlanjur pesan ke Yogi," sahut Tina, lemas.
"Batalkan saja," suara Jamal terdengar kaku dan menuntut.
"Ya enggak enak, dong! Sudah terlanjur ada kesepakatan," kata Tina,
menolak usul Jamal. "Sudah dibayar uang panjernya?" Jamal menanyakan lagi.
"Belum." "Ya sudah, batalkan saja. Gampang, kan?"
"Kenapa bukan komputer dari kamu saja yang dikembalikan ke toko?"
sahut Tina ketus. "Ya enggak bisa dong, darling. Ini kado untukmu, dari hatiku yang paling
dalam," jawab Jamal, setengah merayu.
82 18 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Janji Kencan (Lagi) Tina menghela napas. Dia setengan kesal dengan Jamal yang hapal kalau
rayuannya selalu bisa melunakkan hati gadisnya ini.
"Terus, bagaimana dengan Yogi?" Tina bertanya kebingungan.
"Pasti dia mengerti kok kalau dikasih tau," Jamal masih gencar merayu.
"Okey, deh." "Besok kuantar ya komputernya langsung ke rumah," janji Jamal.
"Okey," Tina tidak tahu harus bilang apalagi.
"Sekalian besok kita keluar ya, makan malam. Kamu bebas, kan?" Jamal
makin gencar melancarkan rayuannya.
"Boleh." "Kita makan malam di Cafe De Paris, ya," Jamal menyebutkan salah satu
caf? mahal dan mewah di Jakarta.
"Boleh." "Okey, aku ke rumahmu jam tujuh malam, ya?" Jamal mencoba
menentukan waktunya. "Okey." "Okey, see you tomorrow, honey," Jamal menutup pembicaraan
mereka. 83 Janji Kencan (Lagi) "Bye." Tina meletakkan horn telepon, wajahnya menyiratkan kebimbangan.
Ragu-ragu, dia menekan nomer telepon handphone milik Yogi.
"Yoza?" Tina langsung menyambar begitu ada nada telepon diangkat.
"Ya ampun, ada yang kurang?" Yogi bertanya terkaget-kaget.
"Enggak... ehm... komputernya enggak jadi aja," jawab Tina, suaranya
terdengar grogi. "Loh, kenapa" Kemahalan?"
"Bukan, tetapi Jamal sudah beliin aku," sahut Tina, tidak enak hati.
"Oh," hanya itu reaksi dari Yogi.
"Ehm, tapi aku masih minta bantuan kamu," kata Tina.
"Apa, tuh?" "Back up data-dataku itu sama dan install beberapa program," timpal
Tina. "Nanti kupinjami beberapa CD program dan harddisk eksternalku, ya.
Andrey juga bisa, kok," jawab Yogi dingin.
Tina merasakan hatinya mencelos begitu mendengar jawaban Yogi.
"Ehm, iya deh."
84 Janji Kencan (Lagi) "Itu aja" Ada lagi?" Yogi bertanya, suaranya masih dingin.
"Err...iya." "Kalau gitu, udahan ya. Aku mau pergi," sela Yogi cepat.
19 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Okey, deh. Thanks, ya."
Klik! Bahkan Yogi tidak mengindahkan kata-kata Tina yang terakhir.
Tetapi perasaan tidak enak Tina hanya sebentar saja begitu mengingat
besok dia akan makan malam bersama Jamal.
Dengan senyum cerianya, dia memencet nomor yang sudah dihapalnya di
luar kepala. "Dona" Aku perlu bantuanmu, nih!"
85 Sebuah Bantuan "Heboh"
BAB X SEBUAH BANTUAN "HEBOH"
Oleh : Bondan Caroko (http:/bondancaroko.blogspot.com)
"Eeeeehh, yey nek" Gangguin akika SMS-an aja dech. Tumben nich
calling dari rumah. Baru miskin pulsa ya?"
"Enak aja, enggak dong. Lagi pengen aja. Emangnya kamu, batere ama
pulsa lebih cepetan pulsa habisnya?"
"Hihihi, yey bisa aja dech. Akika kan kudu rajin melatih jari-jemari
lentik akika supaya tetep lincah di kepala para customer, gitcu, hihihi..."
seperti biasa Dona meladeni guyonan sahabatnya dengan lincah, selincah
jempolnya yang terlatih mengetik berpuluh SMS setiap hari. "Gimana, my
lovely pretty darling, apa yang bisa akika bantu?"
"Ummm, anu..." tiba-tiba Tina seperti ragu menyampaikan maksudnya.
"Anu apaan say, yey lagi pengen dianuin ya" Hihihi... Makanya pepet
terus tuh Yoza, Si Item Manis. Kata orang, kalo blacky blacky gitu nepsongnya
gedong lho nek," sahut Dona asal.
"Udah ah ngasalnya, aku lagi perlu beneran nih," jawab Tina coba mulai
serius. Tuh kan Dona nyemburnya spontan Yoza. Apa dia masih sebel ya ama
Jamal, atau bahkan sudah nggak suka sama sekali...
86 Sebuah Bantuan "Heboh"
"Iya, iya, iya, gitu aja kok sewot sih say. Sok atuh."
"Gini, Don... aku kan, ummm, mau ada kencan lagi. Jadi, ummm, aku..."
"Cihuyy, asoooyyyy!" teriak Dona, membuat Tina menjauhkan gagang
telepon dari telinganya untuk menghindari serangan tuli mendadak. "So, perlu
blanja-blanji lagi dong" Plus menikur-pedikur-lulur" Yoza kan pembalap gitu
nek, jadi yey kudu pilih warna baju yang matching juga ama warna kulitnya
biar detshe keliatan terangan dikit gitu," cerocos Dona lagi.
"Ehm, bukan, bukan. Bukan Yoza kok Don. Jamal lagi yang..."
"Ah, Jambul lagi, Jambul lagi. Nggak capek apa yey mikirin detshe?"
20 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Belum kelar Tina bicara, Dona langsung menyahut lagi. Terdengar malas
membicarakan orang itu. Tina terdiam. Benar dugaannya, Dona sudah terlanjur tak simpati ke
Jamal. Kali ini dia sudah bersiap untuk benar-benar mengurungkan niatnya
meminta bantuan. "Kapan janjiannya?" tanya Dona lagi, kali ini tanpa cekikikan sedikitpun.
"Besok." "Waahh, yey memang sukanya mepet-mepet. Besok... Emang besok
harimau apa sih" Selasa ya" Waduuuuhhhh, akika nggak bisa kalo besok. Sherly,
Ucha ama Tuteh kan mau ada order make up acara wisudaan di Depok. Bejibun
deh kerjaannya. Sebenarnya akika pererengen ke sana juga, kan banyak
brondong cuco' tuh, hihihi, tapi Mbak Retno mawarnya akika di markas aja.
Jadi... ya akika nggak mungkin bisa nyuri-nyuri waktu keluar. Belum lagi kalau
Rara jadi ambil cuti. Pokoknya akika bakalan ngendon sampai sore di salon.
87 Sebuah Bantuan "Heboh"
Tapi jangan khawatir, kalo urusan perawatan rambut dan bodi, akika masih
bisa layani yey," panjang lebar Dona bicara.
Lagi-lagi Tina terdiam. "Eh, say, gimana kalo belanjanya sekarang aja" Yey buruan jemput ke
sindang dech," nada bicara Dona di ujung sana terdengar sekedar mencoba
menunjukkan masih ada niat membantu dari seorang sahabat.
"Gilingan padi kamu," balas Tina dengan tiruan logat Dona, "ini kan
udah lewat jam 10 malam. Mana ada yang masih buka?"
"Ouwww, masa sich" Perasaan tadi akika mulai SMS-an belum jam
setengah delapan dech..."
Tina menarik napas memaklumi polah sahabatnya yang suka lupa waktu
saat berkirim SMS itu. "Masa udah hampir 3 jam, jempolmu belum kram juga sih" Ya udah deh
Don, makasih banyak anyway. Besok aku nyari-nyari bajunya sendiri aja. Tapi
aku tetep dateng ke salonmu kok."
"Sori dori mori lho nek. Akika bener-bener gak bisa soalnya. Oya, ati-ati
ya jalan-jalannya besok, masih sering hujan, di mana-mana becek. Awas
kepeleset, sekong loch."
"Iya, iya. Thanks Don. Bye," dan Tina langsung menutup teleponnya.
Untuk kemudian mengerutkan dahinya memikirkan kalimat terakhir Dona.
Kepeleset" Sakit" Apa sih maksud Dona" Apa dia ingin menggambarkan
hubunganku dengan Jamal sebagai jalan licin yang sangat mungkin membuatku
88 Sebuah Bantuan "Heboh"
terpeleset" Lagian, tumben-tumbenan sih dia. Biasanya kalo aku ajakin jalan,
sesibuk apapun selalu dia sempatin.
Dilihat dari antusiasmenya yang bisa dibilang malah negatif mendengar
kencannya dengan Jamal, memang terlihat bahwa Dona 'tak merestui' lagi
hubungan mereka. Persis sama dengan Andrey. Dan sinyal terakhir dari Yoza
pun sepertinya tidak terasa murni kekecewaan seorang pebisinis yang gagal
21 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
bertransaksi. Kembali Tina merasa sendiri. Di saat dia mencoba melupakan Jamal,
kakaknya terasa semakin dekat dan sayang padanya. Dia menemukan juga
sahabat-sahabat baru yang penuh perhatian. Namun kini, ketika bunga-bunga
cintanya bersama Jamal hendak merekah kembali, orang-orang terdekatnya
mendenguskan napas berat tanda tak suka. Dan seperti yang dia rasakan sejak
menerima email Jamal tempo hari, lagi-lagi keraguan menjadi yang paling
dominan di pikirannya. Sesaat kemudian Tina melangkah gontai masuk kamarnya. Dengan malas
dijatuhkannya badannya ke tempat tidur.
**** Tina sedang makan siang di kantin dekat tempatnya mengajar. Dia lega
karena pekerjaan hari ini bisa selesai lebih cepat dari perkiraannya. Setelah
ini, ia sudah berencana untuk segera menyiapkan kencannya dengan Jamal.
Pergi ke mal untuk creambath ke salon Dona lalu membeli rok yang sejak
seminggu lalu diincarnya tapi waktu itu tidak disukai Dona. Ada hikmahnya juga
Dona tak bisa menemaninya. Paling tidak nanti dia bisa membeli pakaian yang
benar-benar sesuai seleranya.
89 Sebuah Bantuan "Heboh"
Di ruang yang cukup penuh siang itu, televisi yang ada di sana tengah
menayangkan sebuah acara infotainment. Sambil asik menikmati gado-gado
kegemarannya, Tina mengikuti acara itu meskipun karena banyaknya pengunjung, seringkali dia tak bisa mendengar jelas apa yang diucapkan sang
presenter. Seperti biasa, gosip-gosip seputar berita perceraian dan berbagai kasus
selebritis lainnya mewarnai tayangan itu. Dalam benaknya Tina kembali
membayangkan apa jadinya kalau dia kembali bersama Jamal.
Aku nggak bakal sanggup menanggung beban semacam itu. Menjadi orang biasa
yang jauh dari hiruk pikuk media jelas lebih nyaman meskipun secara gaya
hidup dan materi, menjadi selebritis atau paling tidak berpasangan dengan
selebritis sungguh menggoda.
22 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Tina baru saja hendak menyelesaikan suapan terakhirnya ketika sebuah
breaking news muncul di acara infotainment yang memang disiarkan secara
live itu. "Pemirsa, berita mengejutkan siang ini datang dari Jamal Kelanamaya. Aktor


Selebritiku Pulanglah Karya Amril di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sinetron yang tengah melambung namanya ini dikabarkan mengalami
kecelakaan mobil di kawasan Cilandak beberapa jam yang lalu."
Nyaris tersedak Tina mendengarnya. Beberapa pengunjung lain pun
mengalami hal serupa. Hampir semua orang di kantin itu menghentikan
aktivitas dan obrolannya. Salah satu pelayan mengeraskan volume suara TV itu.
"Menurut manajernya, sekitar jam 10.30 tadi, mobil Jamal yang dikendarainya
ke arah sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kawasan itu, menabrak sebuah
mobil pick up beberapa ratus meter dari tempat tujuan. Sedianya Jamal
hendak menemui manajernya di salah satu restoran di sana untuk
90 Sebuah Bantuan "Heboh"
membicarakan kontrak bersama seorang produser film layar lebar dari
Malaysia." Beberapa pengujung kantin berbisik-bisik mengomentari berita itu,
sementara Tina merasakan jantungnya berdegup keras dan seluruh tubuhnya
gemetar. Tiba-tiba nafasnya terasa sesak, namun ia berusaha sekuat tenaga
untuk tetap tenang. Dalam hati dia berdoa agar Jamal selamat dan bersiap
mendengar kabar yang terburuk dari sang presenter.
"Saksi mata menyebutkan bahwa ban belakang kiri pick up itu tiba-tiba
meletus pada saat kecepatan mobil kira-kira 80 km/jam. Pick up yang tak
terkendali oleng ke arah kiri dan langsung dihantam mobil Jamal yang juga
melaju cukup kencang dari belakang. Akibat benturan yang cukup keras, mobil
Jamal, sedan biru tua keluaran terbaru itu, ringsek cukup parah di bagian
depan. Mobil pick up-nya sendiri kemudian terpental ke arah pinggir.
Untunglah tidak menimbulkan tabrakan beruntun. Bahkan sopir dan seorang
penumpangnya hanya mengalami luka ringan. Para penolong segara mengutamakan korban yang lebih parah. Mereka mengeluarkan tubuh Jamal
yang mengalami luka di bagian kepala."
Mata Tina mulai berkunang-kunang. Hal terakhir yang ia maui sekarang
23 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
adalah jatuh pingsan dan membuat seisi kantin itu tambah heboh. Ia coba
menarik nafas panjang dan terus berdoa.
"Untunglah Jamal memakai sabuk pengaman sehingga akibat yang lebih fatal
tidak terjadi. Saat dikeluarkan dari mobil, Jamal masih sadar dan sempat
beberapa kali menyebut nama seseorang. Beberapa saksi yang baru menyadari
bahwa yang yang mengalami kecelakaan adalah Jamal Kelanamaya, mendengar
ia memanggil sebuah nama wanita, namun kurang jelas apakah Lina, Tina atau
Ina. Belum sampai ia diangkat ke mobil yang akan membawanya rumah sakit,
91 Sebuah Bantuan "Heboh"
Jamal jatuh pingsan dan sejak tiba di ruang UGD Rumah Sakit Fatmawati,
sampai saat ini ia belum sadarkan diri."
Tina sedikit lega sekarang. Paling tidak Jamal selamat. Bahkan ia
berkesimpulan lukanya tidak terlalu parah karena setelah tabrakan ia sadar.
Mungkin saja dia pingsan bukan karena lukanya, tapi lebih ke arah syok
saja. Tapi kok udah 2 jam nggak siuman juga... Hmmmhh, aku harus ke sana
sekarang. Tapi... Nggak mungkin. Di sana pasti sudah berkumpul para wartawan
dan mungkin para selebritis lain. Bisa jadi bahan berita aku nanti...
Cepat-cepat Tina menghabiskan minumannya dan beranjak menuju
mobil. Setelah masuk, ia tidak langsung menghidupkan mesin. Hampir 10 menit
ia mencoba menyembuhkan diri dari rasa terkejut dan menghilangkan gemetar
di seluruh tubuhnya. Matanya terpejam dan berulangkali ia menarik nafas
panjang. Tentu saja ia tak ingin menyetir dalam keadaan masih syok berat.
Setelah marasa agak baikan, baru ia berani menstarter mobilnya.
Keluar dari tempat parkir, Tina belum memutuskan mau ke mana.
Apakah langsung pulang, pergi ke salon Dona untuk mengabarkan hal ini atau
nekad pergi ke rumah sakit dimana tatapan curiga para wartawan akan segera
menyerbunya diikuti dengan serentetan pertanyaan tentang siapa dirinya dan
seterusnya. Masih bimbang, Tina menjalankan mobilnya perlahan. Tak lama
kemudian handphonenya berdering. Nomor telepon kantor Andrey. Belum pulih
benar dari trauma mendengar berita tabrakan tadi, Tina segera menepikan
mobilnya. Ia tak mau ambil resiko menerima telepon sambil menyetir. Padahal
biasanya dia tak pernah sehati-hati ini.
"Ya Kak?" suara Tina terdengar parau.
92 Mengais Harapan BAB XI MENGAIS HARAPAN Oleh : Amril Taufiq Gobel
(http://amriltgobel.net) "Tin, kamu nggak apa-apa kan" Di mana kamu sekarang?" sementara
suara Andrey jelas terdengar cemas.
24 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Ah, tidak apa-apa kok, Kak. Sekarang baru dalam perjalanan pulang
mengajar nih," sahut Tina pelan mencoba berkilah. Namun ia tetap tak dapat
menyembunyikan kegundahan hatinya saat itu.
"Yogi baru telepon, katanya kamu batalin pesanan komputermu ke dia
ya" Kenapa?" tanya Andrey dengan nada kesal dan sinis.
Tina salah tingkah. Ia lalu memperbaiki letak duduknya dan berusaha
memikirkan jawaban yang pantas atas pertanyaan itu. Ia sudah membayangkan
apa yang bakal terjadi kemudian dan bersiap menghadapi gelombang amarah
kakaknya. Dengan terbata-bata dan sedikit takut ia mencoba menjawab.
"Soalnya... Jamal sudah belikan komputer baru buat Tina lebih dulu.
Jadi..." "Alasan yang sangat tidak masuk akal! Bukankah justru kamu yang
pertama kali meminta pada kakak untuk dibelikan komputer baru" Dan tidak
dari Jamal, lelaki brengsek yang sudah mengkhianatimu itu. Jangan coba-coba
bohong ya?" potong Andrey cepat dengan suara tinggi. Kemarahannya mulai
memuncak. 93 Mengais Harapan "Benar, Kak. Ini semua inisiatif dari Jamal sendiri sebagai hadiah untuk
Tina dan..." Tina tak dapat melanjutkan kalimatnya. Tenggorokannya seperti
tercekat. Tanpa sadar, bulir-bulir air mata gadis manis itu mulai mengalir di
pipi. "Pokoknya Kak Andrey tidak mau tahu soal komputer pemberian Jamal
kepadamu. Kamu harus kembalikan dan jangan pernah terima lagi pemberiannya. A ku masih bisa beliin kamu komputer yang lebih baik dari dia.
Paham?" tegas Andrey.
"Ya, Kak..." sahut Tina lirih sekaligus pasrah. Dadanya terasa sesak oleh
tekanan batin yang mendera baik dari Andrey kakaknya maupun musibah yang
baru saja menimpa Jamal. Dengan 25 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
perasaan galau, Tina menstarter mobil Starlet biru kesayangannya. Ia tak tahu hendak ke mana saat ini. Biarkan angin yang
membawaku pergi, demikian ia membatin. Getir.
Dan mobil mungil itu pun melaju kencang meninggalkan decit menggiris
dan bekas tapak ban di aspal.
---***--- Dokter Hasan menyeka peluh di keningnya dengan punggung tangan.
Bukan hal yang lumrah memang di ruang ICCU yang sejuk berpendingin udara
seperti ini, dokter ahli ortopedi itu kepanasan. Tampaknya ketegangan yang
menyelimuti selama menangani pasien spesial hari ini membuatnya gugup.
94 Mengais Harapan Ia lalu memandang rekannya, Dokter Adi sang spesialis syaraf, yang
tengah sibuk memeriksa kabel pemantau syaraf otak dan peralatan elektronik
pendukung lainnya yang terhubung ke tubuh pasien mereka, Jamal 26 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kelanamaya. "Di, bagaimana keadaannya?"
"Masih koma, Cang. Syaraf otaknya mengalami guncangan luar biasa
pasca kecelakaan. Tapi secara umum sih nggak masalah. Hanya aku khawatir
kelak kalau sadar, ia bisa mengalami Amnesia," sahut Dokter Adi cemas.
Wajahnya terlihat letih. "Ha " Amnesia" Hilang ingatan maksudmu?" pekik Dokter Hasan heran.
"Kira-kira begitulah. Dari hasil CT-Scan, cedera kepala fatal yang dialami
artis top ini menyebabkan interaksi syaraf otaknya relatif terganggu.
Akibatnya, ketika ia sadar nanti, penyakit amnesia bisa menghinggapinya.
Mudah-mudahan kondisi ini tidak akan terjadi dan kalaupun dapat terjadi
kelak, tidak akan berlangsung lama. Aku harus terus memantau perkembangannya dari waktu ke waktu," jawab Dokter Adi sambil mencuci
tangannya di wastafel dekat pembaringan Jamal yang terbujur lesu.
Dokter Hasan mengangguk-angguk setuju.
"Semoga, Di. Pasien figur publik seperti Jamal ini memang butuh
perhatian ekstra dari kita. Sorotan media maupun fans beratnya pasti akan
terus mengikuti secara seksama perkembangan terakhir kesehatan Jamal.
Sedetail mungkin. Coba lihat, di lobi rumah sakit ini saja sudah dipenuhi
wartawan infotainment yang ingin mencari kabar terbaru soal Jamal. Belum
lagi fans-nya yang terus berdatangan menyampaikan simpati. Siap-siap aja kita
jadi artis dadakan yang diwawancarai wartawan," seloroh Dokter Hasan.
95 Mengais Harapan Dokter Adi tertawa renyah.
"Cang, biar saja humas rumah sakit ini yang menjawab pertanyaan
wartawan tentang kondisi Jamal. Aku nggak mau repot dikejar-kejar mereka
untuk diwawancarai dan kemudian nampang di layar TV sebagai bintang
kagetan. Kecuali jika memang terpaksa. Istri dan anakku bisa shock nanti
melihat tampang konyolku muncul disana. Yang penting kita sudah menyiapkan
27 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
laporan hasil perkembangan terakhir Jamal dan menyerahkannya ke Dokter Rio,
direktur Rumah Sakit ini," sahut Dokter Adi sambil menepuk bahu sahabat
kentalnya itu. "Okelah. Jadi kita ke ruangan Dokter Rio sekarang?"
"Yuk. Laporannya sudah siap kok."
Kedua dokter andalan rumah sakit "Harapan Tanpa Batas" itu kemudian
berjalan beriringan keluar dari ruang ICCU.
---***--Ia berdiri tegak kaku di atas sebuah tebing curam. Tepat di bawah
kakinya, gelombang laut terlihat ganas datang bergulung-gulung, menghempas
lalu terburai dihadang karang yang tajam. Sinar mentari terik menghunjam
ubun-ubun kepalanya. Panas dan membakar. Ia tidak peduli.
Jamal, lelaki itu, dengan dada telanjang dan otot berkilat keringat,
menatap nanar ke depan. Kedua kakinya kuat mencengkeram ke tanah tempat
ia berpijak seperti akar pohon beringin yang kokoh tak tergoyahkan.
Tangannya terkepal. Kedua ruas bahunya meregang kencang. Rahangnya
96 Mengais Harapan mengeras. Tak ada rasa gentar di matanya. Ia sudah siap dengan segala
kemungkinan terburuk sekalipun.
Seberkas sinar menyilaukan mendadak datang dari kejauhan. Di ufuk
cakrawala. Jamal memicingkan mata untuk lebih cermat melihat apa yang
tengah terjadi saat itu. Cahaya pelangi muncul dari sana. Indah. Bercahaya.
Berpendar. Membiaskan warna-warni cerah. Membentuk lengkung ibarat
"jembatan" yang mengarah ke arahnya. Ke tempat ia berdiri.
Jamal terkesima. Ia tak percaya pada apa yang dilihatnya. Seperti
mimpi. Di sana, dari kejauhan, perlahan tapi pasti, sosok gadis yang sangat
dikenalnya muncul. Dalam balutan gaun putih berkibar dan rambut panjangnya
bergerai ditiup angin. Anggun berjalan meniti pelangi. Seperti peri menyapa
pagi. Seperti bidadari melukis hari.
"Tina..," bisik Jamal lirih. Penuh rindu. Juga pilu.
Gadis itu mengangguk dan tersenyum. Matanya berbinar ceria. Ia lalu
mengulurkan tangan ke arahnya.
Jamal menyambut uluran tangan itu dengan gemetar. Senyumnya pun
mengembang. Hatinya berbunga menyambut kebahagiaan yang siap ia reguk
sepuasnya. Tanpa henti. Tapi hal yang tak terduga terjadi. Tebing tempat ia berdiri tiba-tiba
runtuh. Pijakan kakinya goyah. Dan ia pun jatuh dengan tangan menggapaigapai tak rela. Gadis itu
menjerit tertahan dan berusaha meraih tangan
Jamal. Tapi sia-sia. Jamal meluncur deras ke bawah. Tak terbendung. Ia berteriak
sekuatnya memanggil nama Tina. Gema suaranya memantul pada dinding97
Mengais Harapan dinding tebing. Tubuhnya melayang. Menuju laut yang ganas menerjang dan
karang yang tajam menghunjam.
28 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Lalu semua menjadi gelap. Pekat. Hitam. Kelam.
Samar-samar Jamal mendengar Kahlil Gibran melantunkan sepotong
syairnya: "Cinta tidak menyadari kedalamannya,
Sampai ada saat perpisahan"
Monitor indikator detak jantung yang terletak di samping pembaringan
Jamal menunjukkan grafik naik sekejap, namun kembali normal sesudahnya.
Dua orang perawat jaga di ruang ICCU tidak memperhatikan perubahan itu.
Keduanya asyik mengobrol tentang sinetron favorit yang kebetulan dibintangi
pasien istimewa yang tengah mereka tunggui. Sementara Jamal masih terbujur


Selebritiku Pulanglah Karya Amril di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diam. Kaku. Tak bergerak.
---***--Tina mengemudikan mobilnya dengan kecepatan konstan. Ia masih
bimbang untuk memutuskan akan ke mana saat itu. Sudah hampir setengah jam
ia hanya berputar-putar di sekitar tempatnya mengajar. Sebenarnya terbersit
dari hati kecilnya untuk menengok Jamal di rumah sakit dan mengesampingkan
kenyataan bahwa ia akan "diinterogasi" lebih jauh oleh wartawan infotainment
tentang hubungannya dengan artis terkenal itu.
Tapi ia masih belum memiliki cukup keberanian melakukannya apalagi
Kak Andrey sudah jelas menyatakan sikap antipatinya pada Jamal. Sebuah
dilemma yang cukup sulit bersemayam di hatinya.
98 Mengais Harapan Kerongkongannya mendadak terasa kering. Ia lalu memutuskan untuk
parkir kembali ke tempat ia menerima telepon dari Andrey sebelumnya.
Setelah mematikan mesin mobil ia meraih sebotol air mineral yang disimpannya
dalam laci mobil. Dengan cepat ia meminum air mineral tersebut, membasahi
kerongkongannya, memuaskan dahaga.
Setelah mengembalikan botol air mineral yang nyaris kosong itu, Tina
mengambil dompet kesayangannya. Secarik kertas lusuh ia keluarkan dari sana.
Puisi Jamal saat "melamar" menjadi kekasihnya. Dengan bibir bergetar,
dibacanya berulang-ulang bait-bait terakhir dari puisi tersebut:
Kupersembahkan untukmu, Bidadari jelita bermahkota bulan
Cinta bersahaja Dari lelaki yang luluh terkulai dalam pesonamu
Yang senantiasa membuat malam menggeliat resah
Dan kerap bertanya: Sampai kapan engkau mencumbui bayang-bayang"
Kini, Dapatkah kujadikan dirimu nyata dalam dekapku"
Tina menggigit bibir. Matanya berkaca-kaca didera keharuan yang
menyesak dada. Bait-bait puisi Jamal itu memberinya inspirasi ia harus kemana
saat ini. Seulas senyum manis tersungging dibibirnya saat ia menghidupkan
mesin mobil. 29 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
99 Nama Saya Tina BAB XII NAMA SAYA TINA Oleh : Tuteh Pharmantara (http:/situteh.blogspot.com)
Mobil Tina melaju perlahan membelah jalanan yang cukup ramai saat
petang begini. Hatinya masih resah atas kecelakaan yang menimpa Jamal.
Sudah siumankah pria itu" Menurut berita infotainment yang ditontonnya di
televisi kantin tempat ia mengajar, sudah 2 jam Jamal belum siuman juga. Tadi
Tina berpikir kondisi Jamal tak begitu parah karena cowok itu masih sadar saat
dikeluarkan dari mobil. Namun tanggapan itu tertepiskan... 2 jam lebih Jamal
belum siuman juga! Radio mobil pun tak kalah seru menyiarkan berita kecelakaan yang
menimpa Jamal. "Breaking news at one zero eight point five four Matrix FM... Aktor ganteng
Jamal Kelanamaya mendapat musibah kecelakaan.." bukan suara Jaf Deepblue,
melainkan suara seorang penyiar wanita yang mengudara.
Tina teringat rok yang baru saja dibelinya. Rok dengan merk ternama; "D&Y"
(Danial&Yasa: dua bersaudara yang merajai fashion Paris) itu seyogyanya akan
dikenakannya malam nanti. Dinner di Cafe De Paris pun hilang terbawa berita
kecelakaan Jamal. Dona pasti sedang menunggunya. Duh"
Kini, Dapatkah kujadikan dirimu nyata dalam dekapku"
100 Nama Saya Tina Tentu dapat bila kamu serius ingin kembali merajut asa bersamaku,
Mal. Bisik batin Tina lirih. Mobilnya perlahan memasuki pelataran parkir rumah
sakit Harapan Tanpa Batas. Benar dugaannya; di pelataran parkir terlihat
minibus aneka stasiun televisi (terlihat dari logonya) dan beberapa wartawan
radio yang asik ngerumpi.
Perang batin pun terjadi; sanggupkah dirinya menerobos kerumunan
wartawan dan mencapai kamar di mana Jamal dirawat"
"Anda siapa?" "Saya... Tina."
"Pemirsa, telah bersama kami seorang wanita bernama Tina yang
disinyalir adalah wanita yang namanya disebutkan Jamal Kelanamaya saat dia
dikeluarkan dari mobil. Tina atau Lina atau Ina" Kami yakin, yang benar
pastilah Tina." Argh!! Tina memukul stir mobil gemas. Bagaimana mungkin dirinya bisa
menerobos kerumunan wartawan itu" Belum sampai di ICU, dirinya pasti
tergolek pingsan di UGD. *** 30 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Waw my lovely pretty darling Tina Tinceh maiez.. yey tepat waktu
deh, say." sambut Dona begitu tampang kusut Tina nongol di salonnya. Dengan
lesu Tina duduk di kursi. Dona membereskan majalah-majalah wanita yang
berserakan di meja. "Ijk nenek yang satu ini kok lusuh banget" Bener-bener kepleset ya"
Sekong gak tu lekong" Makanya hati-hati nek!! Tau gak, tadi si Ucha, Sherly dan
101 Nama Saya Tina Tuteh bawain terereman mereka jugak. Akika letih lemah lesu capek sekali deh
aw." "Don.. Jamal.."
"Si Jambul kenafa" Detshe batalin kencan lagi" Aaahhh akika aja capek
dengernya, say. Yey gak capek apa kencannya gagal mulu" Mending yey
berpaling wajah aja gitu loh.. si blacy blacky pembalap ahhoy assoy itu pantas
kok nek.. Nanti kalian kayak kopi dan susu yang belum diaduk hihihi..."
berondong Dona lagi. Tina terdiam sembari memperhatikan Dona yang hilir
mudik membereskan salon. Menit berikutnya Dona telah siap menyulap wajah Tina, namun Tina
menggeleng lesu. "Don, kamu belum nonton televisi?" tanya Tina. Heran juga sih Dona kok
gak tau kabar kecelakaan Jamal"
"Gini hari nonton televisi" Aiihh akika gak pererengen sama skalceh gitu,
loh. Paling jugak isinya si Higamaru cere hikhikhik."
Tina menarik napas panjang...
"Jamal kecelakaan dan belum siuman juga, Don. Sudah..." Tina melirik
arloji di pergelangan tangannya "Sudah 3 jam lebih dia belum siuman juga."
Ekspresi wajah Dona nampak datar. Tak terkejut apalagi menjerit
histeris. Paling tidak, Jamal pernah menjadi idola Dona... tapi kini" Sikap Jamal
benar-benar telah membuat Dona sebal dan tak berminat sama sekali.
102 Nama Saya Tina "Yey sudah ke rumah sakit?" tanya Dona kemudian. Wajahnya masih
datar. "Belum. Tadi aku sudah sampai di pelataran parkirnya, namun melihat
wartawan yang membludak, aku gak berani, Don. Aku.. aku.. hmm.. kamu mau
kan temani aku ke rumah sakit?" pinta Tina ragu. Maukah Dona" Dia kan sakit
hati sekali dicuekin Jamal tempo hari.
"Jujur aja ye, akika gak tertarik ke rumah sakit. Masih mending ke
Depok, ngiler-ngiler dah sama makhluk halus gentayangan di sana.. tapiii demi
yey, boleh deh..." Tina langsung semangat. "Tapiii.. akika kasih saran aja nih pretty
darling... sebaiknya ada bodyguard yang temani kita ke sana. Akika kan suka
pingsan gitu kalau ketemu kamera.." payah nih si Dona.
"Hmm.. maksa nih ceritanya?"
"Maksa sih enggak. Pengen banget ke sana bareng yey punya pembalap
31 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
itu sih iya hahahaha..." Dona ngakak lebar. Yoza" Tina menyerngitkan kening.
Mana mungkin Yogi mau pergi bersama mereka" Apalagi untuk menjenguk pria
yang jelas-jelas telah 'kasar' padanya"
Jangan-jangan Dona naksir Yogi"
"Tapi..." "Andrey" Lebih gak mungkin lagi kan?""
103 Nama Saya Tina Duh Dona ini... ngasih advis kok yang menjerumuskan begini" Urusan
komputer sama Yogi belum diselesaikan Tina. Ia berencana akan menelpon Yogi
untuk meminta maaf sekaligus 'jadi' memesan komputer pada cowok keling itu.
Ngajak Andrey" Bisa mati dipelototin dia!!!
*** Dering handphone mengejutkan Tina yang masih terpekur memikirkan
Yogi. Dona nampak asik meladeni satu pengunjung salon. Ide Dona yang
tercetus tadi sih oke juga. Tapi ngajak Yogi" Kacau banget gak sih jalan pikiran
si Dona" Andrey calling... "Ya Kak?" suara Tina dibuat setenang mungkin.
"Kamu di mana sih?" tanya Andrey lagi.
"Di salon si Dona," jawab Tina, jujur.
"Ngapain ke sana" Katanya tadi mau pulang!" Jangan-jangan kamu
berniat ke rumah sakit Harapan Tanpa Batas"! Sudah hubungi Yogi?" tebakan
yang jitu! Tina menarik napas panjang. Berita kecelakaan Jamal pasti sudah
merebak di mana-mana. "Kak, urusan itu bisa kita bicarakan nanti. Tina ngerti keadaan Kakak
yang pasti tak enak hati sama Yogi. Tapi sekarang plis, kasih Tina waktu untuk
sendiri dulu... Tina janji akan segera menyelesaikan urusan komputer sama
Yogi," pinta Tina dengan suara tersendat. Batinnya betul-betul tertekan antara
104 Nama Saya Tina Jamal, Andrey dan Yogi. Dari seberang terdengar Andrey menarik napas
panjang. "Baiklah. Dari rumah sakit nanti langsung pulang..." kata Andrey dingin.
"Iya Kak. Thanks..." Tina menarik napas lega. Andrey semakin
menunjukkan sikap tak sukanya pada Jamal. Namun Tina tak bisa begitu saja
'tidak' ke rumah sakit. Jamal adalah pria spesial di hatinya. Terlepas dari
pernah disakiti atau tidak,
Tina masih sangat mencintai Jamal.
Kini, Dapatkah kujadikan dirimu nyata dalam dekapku"
32 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Akan kita coba kan, Mal" Lagi dan lagi, Mal. Bisik batin Tina lagi.
*** "Za, thanks ya. Aku gak nyangka kamu mau temani aku dan Dona
menjenguk Jamal." ujar Tina sesaat setelah mereka bertiga turun dari mobil.
Rasa sepi takut kehilangan sahabat-sahabat yang sepertinya menjauh pun
terobati. Tina agak gerah juga sih, maklum belum mandi sejak pulang mengajar
tadi. "Nope lah. Kebetulan hari ini kerjaanku gak begitu banyak, Tin. Tapi
cuma satu jam ya. Soalnya aku harus kembali ke kantor lagi," balas Yogi
ringan. Tina tau, Yogi tak benar-benar sedang free... demi dirinya Dona dan
Yogi rela meninggalkan pekerjaan. Dua orang sahabat yang pernah dicap Jamal
dengan kata-kata yang tidak pantas!
105 Nama Saya Tina Tadi Tina sama sekali tak menyangka Yogi akan setuju menerima
ajakannya. Bahkan cewek ini cenderung pesimis menanggapi ide si banci; Dona,
akan berjalan mulus. Bagaimana pun Yogi pernah kecewa gara-gara pesanan
komputer yang dibatalkannya itu. Lagi pula Yogi kan sibuk banget. Namun
dengan sportif Yogi menerima ajakannya. Pria baik.
"Soal komputer itu, sesuai perjanjian awal sebelum aku batalkan itu,"
ujar Tina pelan. Dona berjalan bersisian bersama mereka dengan perasaan
berdebar melihat kaum paparazi yang masih saja ramai di pelataran parkir dan
di lobi. "Urusan itu gampang diatur. Yang penting sekarang kamu bisa
menjenguk Jamal," kata Yogi pelan. Takut terdengar oleh kuping kelinci para
wartawan. Mereka menuju ruang ICU. Sepanjang lorong banyak wartawan nekat
yang haus berita. "Ngg.. Za. Ingat ya, jangan ceritakan hal ini pada Kak Andrey. Bisa mati
aku dicincangnya," ujar Tina pelan. Yogi terkekeh pelan.
"Ok. I promise..."
Begitu mereka tiba di pintu ruang ICU, beberapa wartawan langsung
menyiratkan ketertarikan mereka. Tina was-was. Refleks dia memeluk lengan
Yogi. Pria keling ini membalas dengan meremas jemari Tina lembut. Dona
langsung tersenyum suka, pasang aksi gitu deh.
"Maaf, kalian siapa?" tanya seorang wartawan sembari mencondongkan
mik nya ke arah mereka bertiga.
"Anda dokter?" Yogi balas bertanya.
106 Nama Saya Tina "Bukan," jawab si wartawan, kaget juga mendapat serangan balik
seperti itu. "Kalau begitu Anda tak berhak bertanya begitu pada kami," kata Yogi
tegas. Namun, bukan wartawan namanya bila harus menyerah begitu saja. Bila
Yogi dan Tina dengan tegas menolak ditanyain kayak begitu, maka Dona
33 Pusaka Gua Siluman m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menunjukkan gejala sakit jiwa!
"Anda siapa" Ingin menjenguk Jamal Kelanamaya" Pasti Anda keluarganya kan?"" tanya wartawan itu pada Dona.
"Keluarga?" Igh bukan lageee......" jawab Dona segera. Yogi dan Tina
saling pandang khawatir. Dona kan 'gitu' banget. Mendengar tanggapan yang
cukup memberi angin begitu, wartawan yang lain pun ikut mengerubungi Dona.
Duh" Dona memberi isyarat pada Tina dan Yogi untuk segera masuk ke ruang
ICU sementara dirinya bergumul dengan para wartawan.
"Kalau begitu anda siapa" Fansnya Jamal Kelanamaya?" kejar para
wartawan yang semakin ramai saja di depan pintu ICU!!
"Oh, t (http://cerita-silat.mywapblog.com)
34Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
entu bukan. Dulu sih iya, tapi sekarang tidak!" jawab Dona cuek.
Dia menarik napas lega begitu bayangan Yogi dan Tina telah menghilang ke
dalam ruang ICU. "Kalau begitu Anda siapa?" kembali para wartawan melontarkan
pertanyaan yang sama pada Dona. Penasaran banget. Tingkah Dona bukan lah
tingkah fans biasa yang datang sekedar ingin menyampaikan turut bersedih.
Banci gila ini tersenyum simpul. Satu ide gila, teramat gila mengisi otaknya.
Lalu, dengan santai-nya Dona menjawab, "Akika.... err.. eeehmm..."
107 Nama Saya Tina "Ya.. Anda siapa?"
"Akikah... hmm... TINA..."


Selebritiku Pulanglah Karya Amril di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

108 Menunggu Perkembangan Terakhir
BAB XIII MENUNGGU PERKEMBANGAN TERAKHIR
Oleh : Bondan Caroko (http:/bondancaroko.blogspot.com)
"Siapa" Tinaaa?" serempak para reporter haus gosip itu berteriak. Dan
itu sudah cukup bagi pihak rumah sakit. Dua orang petugas sekuriti segera
menghampiri kerumunan itu dan dengan tegas mempersilakan mereka untuk
keluar dari gedung utama itu.
"Tapi kan Pak..." rengek mereka ketika kedua petugas mulai mendorong
mereka ke arah pintu. "Maaf saudara-saudara, kami hanya menjalankan tugas. Anda seharusnya
sadar bahwa kami sudah sangat bertoleransi atas keberadaan Anda semua di
sini. Namun sekali lagi maaf, kegaduhan tadi sudah keterlaluan. Silakan Anda
semua melakukan liputan dari luar saja."
Beberapa wartawan masih mencoba ngotot, namun akhirnya mereka bisa
ditertibkan juga untuk meninggalkan area sekitar ICU. Apalagi sekuriti
menjanjikan akan segera diadakan jumpa pers resmi dari pihak rumah sakit di
aula yang terletak di bangunan lain kompleks RS itu.
Sementara itu dengan gesit Dona sudah berhasil meloloskan diri dari
kerumunan. "Akika bukan wartawan lho bo," katanya spontan pada seorang perawat
pria yang ikut membantu menjaga pintu ICU. "Akika kan mawar nengokin
teman." 109 Menunggu Perkembangan Terakhir
1 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Iya, saya tahu. Silakan Anda masuk, tapi tolong tetap jaga ketenangan
ya," jawab si perawat seolah sudah membaca potensi kehebohan yang dibawa
Dona. "Tararengkyuuu ganteng," seloroh Dona genit sambil mencolek dagu
perawat itu. Dia segera masuk menyusul kedua temannya.
Di depan ruangan tempat Jamal dirawat, Dona melihat wajah-wajah
cemas. Dari jendela kaca yang separuhnya tertutup tirai, Jamal terlihat
terbaring lemas. Tampak beberapa bagian tubuh dan kepalanya dibebat
perban. Wah, Si Jambul ternyata malah keliatan makin ganteng kalo pingsan. Kalo
sadar, detshe resenya minta amplas, bikin ilfil.
Kembali Dona menyapukan pandangannya ke arah orang-orang yang ada
di situ. Wajah-wajah itu menyiratkan rasa penuh selidik di samping kecemasan.
Tina dan Yogie tampak kikuk. Sementara itu ada empat orang lain di sana yang
memandangi mereka. "Maaf, saya Wasugi, manajernya Jamal, Anda sekalian..." seorang pria
berpenampilan perlente mendekati Tina, Yogie dan Dona, mencoba membuka
pembicaraan. "Kami teman-temannya," sahut Yogie cepat, "maaf belum memperkenalkan diri."
"Aku masih ingat Mbak Tina kok," kata satu di antara ketiga orang yang
lain. Ia bangkit dari duduknya dan menghampiri Tina. "Dia ini dulu pacarnya
Kak Jamal," sambung gadis berseragam SMU itu jujur sambil melirik Wasugi.
110 Menunggu Perkembangan Terakhir
Yang dilirik mengangguk paham. Si gadis mengangkat tangannya, mengajak
Tina berjabat tangan. Tina segera ingat. Ini Devi, adik Jamal. Ia hanya pernah bertemu
dengannya dua kali, yang terakhir sudah lebih dari setahun yang lalu.
"Apa kabar, Dev?" sambut Tina, menggenggam tangan Devi. Devi tak
menjawab, tangannya bergetar di genggaman Tina. Sesaat kemudian ia mulai
menangis dan menjatuhkan tubuhnya di pelukan Tina.
"Kak Jamal, Mbak, Kak Jamal..." dengan sesenggukan ia mencoba bicara.
2 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Iya, iya, sayang, Mbak juga kaget banget tadi dengar berita ini. Yang
tabah ya, dokter pasti bisa mengatasi ini," Tina coba menghibur Devi.
Sesungguhnya ia juga mencoba menghibur dirinya sendiri. Dibelainya rambut
gadis yang dulu ia harapkan bakal menjadi adik iparnya itu. Sejujurnya
sekarang pun ia masih menyimpan harap yang sama.
Setelah agak tenang, Devi melepaskan pelukannya.
"Papa baru saja aku kabari Mbak. Kalau Mama sih sudah langsung tahu
dari TV. Mama janji akan berangkat ke Jakarta besok pagi. Pesawatnya take off
besok jam 7.30 dari Padang. Kalau Papa..." Devi terdiam sebentar.
Tina tahu benar keadaan keluarga Jamal. Kedua orang tuanya sudah
sekitar delapan tahun bercerai. Ia belum pernah bertemu dengan Papa Jamal.
Semenjak Tina belum mengenal Jamal, mungkin sewaktu Jamal masih SMU,
beliau sudah pindah ke Thailand dan menikah lagi di sana.
111 Menunggu Perkembangan Terakhir
Justru salah satu hal yang membuat Tina selalu luluh di hadapan Jamal
adalah rasa ibanya padanya. Betapa Jamal sebenarnya adalah pria yang rapuh
dan labil dengan latar belakang broken home, yang sangat membutuhkan
kelembutan dan pengertiannya. Angannya melayang sejenak, pandangannya tak
lepas dari wajah Jamal yang seolah damai dalam pingsannya di ruang rawat
ICU. "Sepertinya Papa sibuk banget, tadi dia nggak terlalu nanggepin waktu
Devi telepon. Kalaupun dia ingin pulang ke Indonesia, istrinya yang sekarang
pasti nggak akan ngizinin," sambung Devi, menghentikan lamunan Tina.
"Ya udah nggak pa-pa, kan ada Mbak di sini," hibur Tina sambil melirik
Yogie. Segera ia sadar belum memperkenalkan Yogie. Juga Dona. "Oya, ini
teman-teman Mbak. Yang ini Kak Yogie dan yang di deket jendela itu Mas eh
Mbak Dona." "Hai semua, saya Devi, adiknya Kak Jamal. Makasih banget ya udah
nyempatin ke sini," kata Devi sambil mengusap air matanya yang masih tersisa
di pipi. "Sama-sama Dek, kami turut sedih dengan kejadian ini. Udah, jangan
nangis lagi ya. Tenang saja, kakakmu sudah dirawat para ahli kok," dengan
ketenangan dan wibawa khasnya Yogie coba ikut menghibur Devi.
Dona mendekat. "Iya, iya, cup cup cup. Bener kata Kak Yogie, sutra dong nangisnya.
Kalau yey nangis terus, akika bisa kesetrum loch," dengan keakraban dan
keramahan yang terlatih, Dona segera bergabung. Diangsurkannya beberapa
lembar tisu kepada Devi. 112 Menunggu Perkembangan Terakhir
Sementara itu Tina mengamati kedua orang lainnya yang duduk di
belakang Wasugi. Dari tadi mereka ikut menyaksikan 'drama' ini. Satu di
antaranya segera ia kenali. Uul Permatasari. Ia lawan main Jamal di sinetron
3 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Arjuna yang sedang booming itu. Seorang aktris pendatang baru yang mungkin
masih sebaya dengan Devi. Satu lagi... Sosok perempuan yang jelas lebih
dewasa. Wajahnya bahkan jauh lebih familiar. Itu kan...
RITA MOLLY! Ihh, kok dia ada di sini sih" That bitch...
Kecemburuan segera meruyak di hati Tina setelah mengenali Rita.
Memang Rita tak memakai make up tebal atau baju seksi plus aksesoris
gemerlap seperti biasa. Mungkin ia tadi buru-buru ke sini tanpa sempat
berdandan. Itu yang membuat Tina agak pangling.
Rita segera berpura-pura tidak melihat Tina. Diajaknya Uul mengobrol
seolah dari tadi mereka tidak peduli akan kedatangan tiga orang ini.
Seharusnya dia tak tahu siapa aku kalau tadi Devi tidak bilang. Kalaupun
di caf? waktu itu ia melihatku, aku yakin ia sudah lupa atau malah tak peduli.
Tiba-tiba pintu depan ICU terbuka. Dua orang berseragam dokter masuk.
Rupanya dokter Hasan dan dokter Adi.
"Bagaimana Dok?" tanya Tina, Wasugi, dan Devi spontan dan serentak,
menunjukkan kekhawatiran mereka yang mungkin setara. Memang dokter
belum sempat bicara dengan pihak keluarga atau manajemen Jamal.
Rita dan Uul segera berdiri, kemudian menghampiri kedua dokter itu.
Jelas mereka juga sangat ingin tahu kondisi Jamal sebenarnya. Tina melirik tak
suka, keduanya kini telah ikut berkerumun bersama yang lain. Harap-harap
cemas menanti apa yang akan dikatakan sang dokter.
113 Menunggu Perkembangan Terakhir
Dokter Hasan berhenti di hadapan mereka, sementara dokter Adi masuk
ke ruang perawatan Jamal.
"Saya Dokter Hasan, dokter spesialis ortopedi yang menangani Jamal.
Yang masuk tadi Dokter Adi, beliau spesialis syaraf. Kami sudah siapkan apaapa yang perlu
disampaikan pimpinan RS di jumpa pers nanti. Sekitar 15 menit
lagi kami akan menemani beliau menghadapi wartawan-wartawan itu.
Sebelumnya kami ingin tekankan bahwa sebenarnya Saudara Jamal berada
dalam kondisi yang cukup stabil. Oya, siapa di antara Anda yang merupakan
keluarga pasien?" "Saya Dok, saya adiknya," sahut Devi lirih.
Dokter Hasan mengamati gadis belia itu. Sepertinya ada sesuatu yang
hendak ia sampaikan namun diurungkannya. Wasugi cepat tanggap dengan
situasi ini. "Kalau ada sesuatu yang urgent, dokter bisa bicara ke saya. Saya
Wasugi, manajer Jamal. Lagipula Jamal hanya tinggal bersama adiknya ini di
Jakarta. Tak ada saudara dekat lain," Wasugi menjelaskan. Devi mengangguk
membenarkan. "Keluarga yang lain mungkin baru tiba besok," sambungnya.
"Oh, kalau begitu saya perlu bicara dengan Anda berdua."
Tiba-tiba Dokter Adi melongokkan kepala dari pintu ruang rawat.
"Cang, Cang, bisa ke sini sebentar?" panggilnya.
"Maaf, sebentar ya," dokter Hasan segera masuk menyusul dokter Adi.
Kecemasan kembali melanda semua orang. Ada apa lagi ini"
114 4 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Menunggu Perkembangan Terakhir
Sekitar lima menit kemudian, kedua dokter itu keluar dari ruang rawat.
Dokter Hasan memberi isyarat dengan tangannya agar semua tetap tenang,
sebelum pertanyaan 'bagaimana, dok"' menyerbu mereka.
"Begini, saudara-saudara semua, dokter Adi baru saja mengecek kondisi
terakhir Jamal. Terlihat sudah ada beberapa gerakan di tangan dan kakinya. Ini
merupakan pertanda baik bahwa besar kemungkinan Jamal akan segera
sadarkan diri. Kami akan terus memantau dia. Saya sendiri yakin ia tak perlu
berlama-lama lagi di ruang ICU."
"Syukurlah," beberapa suara senada segera terdengar. Devi, yang sejak
dokter Hasan dipanggil masuk dokter Adi tadi memeluk Tina erat-erat, sudah
bisa sedikit tersenyum. Tina pun merasakan kelegaan yang sama.
"Oya, saya mohon maaf, tadi Pak Adi memangil saya 'Cang'. Jangan
heran, dia memang sahabat kental saya sejak masih kuliah di Salemba dulu.
Accang memang panggilan sayang dia ke saya," canda dokter Hasan, semakin
menyejukkan suasana. "Hahaha, bisa saja kau, Cang," dokter Adi tertawa kecil sambil menyikut
pinggang partnernya. Kedua sahabat itu memang berpengalaman menghadapi penunggu
pasien. Semua orang di sana pun makin yakin bahwa dengan ketenangan yang
ditunjukkan keduanya, Jamal pasti akan baik-baik saja. Mereka percaya Jamal
ditangani tim yang ahli sekaligus kompak.
Dokter Adi melihat arlojinya lalu memberi isyarat ke dokter Hasan.
115 Menunggu Perkembangan Terakhir
"Oya, beberapa saat lagi acara di aula sudah akan dimulai. Kami harus
segera ke sana mendampingi dokter Rio. Kita lanjutkan pembicaraan ini nanti
ya." "Kami percaya pihak rumah sakit akan memberikan informasi yang bisa
meluruskan kesimpangsiuran berita di luar sana. Kalau diperlukan, saya siap
mendampingi bapak-bapak," kata Wasugi.
"Oh, terima kasih Pak Wasugi, sementara ini kami hanya akan
menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan aspek medis saja. Silakan Anda
dan Saudara-saudara semua tetap tenang menunggu di sini," pamit dokter Adi.
Tak lama kemudian keduanya telah menghilang dari area ICU.
**** Sementara itu, gosip seputar 'Tina' mulai santer berhembus di kalangan
infotainment. Mereka menduga-duga, siapa sebenarnya si banci Tina ini.
Beberapa bahkan segera melacak ke kantor manajemen Jamal, menanyakan
apakah Tina ini penata rias, desainer pakaian atau sekedar teman dekat Jamal"
116 Jejak-jejak Mimpi 5 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
BAB XIV JEJAK-JEJAK MIMPI Oleh : Amril Taufiq Gobel
(http://amriltgobel.net) Wasugi, manajer Jamal yang juga memiliki sebuah agensi model itu,
menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Ia benar-benar pusing saat ini.
Terutama ketika harus berhadapan dengan protes beberapa production house
yang memakai Jamal sebagai pemeran utama di film, sinetron kejar tayang
maupun iklan. Meski pada dasarnya mereka sudah menyadari kenyataan, sangat
mustahil berharap Jamal bisa menuntaskan pekerjaanya dalam situasi tak sadar
seperti ini, namun mereka tetap menuntut kompensasi yang memadai dari
pihak manajemen Jamal sesuai kontrak yang telah disepakati sebelumnya.
Konsekuensinya cukup berat: margin keuntungan yang diperoleh semakin tipis
bahkan mungkin justru hilang.
Isman, salah seorang produser film yang dibintangi Jamal, bahkan
mengancam akan memutuskan kontrak secara sepihak jika ia tidak segera
menawarkan solusi "melegakan" dari masalah ini.
Hal lain yang membuat ia semakin resah adalah, berondongan
pertanyaan dari wartawan pemburu gossip seputar hubungan Jamal dengan
Tina, yang konon - tentu menurut praduga sepihak mereka sendiri - adalah
wanita jadi-jadian alias banci. Ia kemudian teringat percakapan terakhirnya
bersama Bondan, stafnya di kantor, melalui telepon selularnya beberapa saat
lalu. 117 Jejak-jejak Mimpi "Pa'E, lha piye iki, Pak. Kantor kita dikerubuti wartawan inpotaiment.
Mereka pada minta keterangan dari kita soal pacarnya Jamal yang katanya
banci itu lho. Aku mesti ngomong opo iki Pa'E ?" tanya Bondan panik dengan
logat Jawanya yang medok.
"Ndan, ngomong sa'karepmu wae-lah (bilang sesukamu saja). Aku juga
lagi pusing sa-iki. Bilang aja si Tina yang bencong itu pacarmu kek," sahut
Wasugi kesal pada sang staff yang juga adalah adik iparnya sendiri itu.
"Wooo..nguuuaaawur Pa'E iki. Biar wajah cenderung ganteng begini, aku
masih doyan perempuan paten lho Pa'E, bukan yang AC-DC. Atau aku ta'
ngomong gini aja deh, si Tina itu pacarnya Pa'E Wasugi. Lha Piye, Pa'E " Akur
to'?" kata Bondan menawarkan solusi sambil terkikik geli.
"Ta' jueewer kamu, Ndaaan!. Mbakyumu bisa ngamuk nanti, bojo-ne
"main anggar" sama banci. Tapi ,yo wees lah, ngomong kayak gitu aja.
Daripada repot-repot mikirin jawabannya. Nanti kalo wartawan itu nanya,
suruh mereka konfirmasi langsung ke aku. Kamu nggak usah bikin komentar
panjang-panjang. Nanti malah makin runyam," ujar Wasugi pasrah seraya
menahan senyum.

Selebritiku Pulanglah Karya Amril di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bereslah, Pa'E. Nanti aku bikin pengumuman resmi dikantor yang
bunyinya Pak Wasugi pacaran sama si Tina bencong," goda Bondan usil.
"Coba aja, Ndan. Ta' potong gajimu 100% bulan depan," ancam Wasugi
6 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tegas seraya menutup sambungan telepon. Ia masih sempat mendengar derai
tawa Bondan di seberang sana.
Wasugi tersenyum getir. Di sela-sela ketegangan menanti perkembangan
terakhir kondisi kesehatan Jamal, percakapan konyol dengan Bondan tadi
sempat mengendurkan urat syarafnya. Ia lalu melirik ke arah the-real-"Tina"
118 Jejak-jejak Mimpi dan Dona yang tengah asyik berbincang di salah satu sudut ruang tunggu ICU.
Wasugi menghela nafas panjang. Dona telah memainkan peran sebagai Tina
dengan baik, ia membatin.
--***-Jamal termangu dalam sebuah gedung bioskop berlangit-langit tinggi.
Suasana begitu gelap. Hening. Mencekam. Hanya ada satu lampu kecil bersinar
redup di atas pintu keluar. Ia duduk di salah satu kursi penonton di bagian
tengah. Sendirian. Tak ada seorangpun menemaninya disana. Hanya kursi-kursi
kosong yang diam membeku.
Perlahan, tirai layar diangkat. Suaranya mendecit-decit, mungkin
karena engselnya yang sudah mulai aus. Jamal merinding dan berpikir apa yang
bakal dialaminya setelah ini. Mendadak terdengar derak suara proyektor
berputar di atas kepalanya. Ia menoleh dan mencoba mencari tahu siapa
gerangan yang menjalankan proyektor film di ruang atas sana. Tapi, tak ada
seorangpun di situ. Proyektor tersebut terus berputar sendiri dan memancarkan cahaya benderang menuju layar.
Jamal bergidik ngeri lalu memegang kedua pegangan kursi yang ia
duduki dengan tangan gemetar. Ia ingin segera keluar dari bioskop aneh itu.
Secepat mungkin. Namun adegan yang terpampang didepan mata membuat ia
segera mengurungkan niatnya. Di layar ia melihat tayangan film dirinya
bersama Tina tengah berjalan berdua menyusuri jalan boulevard dekat rumah
Tina. Jamal terkesiap. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Mendadak ia
seperti mengalami d?j? vu. Ia pernah mengalami hal yang sama seperti "film"
yang terpampang di layar. Masih terasa lekat tercium bau tanah basah selepas
7 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
hujan yang meruap dari sela-sela pepohonan atau anggukan dedaunan yang
119 Jejak-jejak Mimpi menjentikkan percik-percik air. Jamal tersenyum saat menatap adegan ketika
ia menggoda Tina dengan menarik salah satu ranting pohon yang terdekat,
menggoyangkannya sehingga sisa-sisa air yang menempel di daun mengguyur
jatuh menimpa Tina. Tina kaget dan berusaha mengelak namun sia-sia. Sebagian kemeja yang
dikenakannya, terutama bagian punggung, basah terkena percikan air. Tina
mengumpat kesal dan mengejar Jamal yang berlari menghindari cubitan Tina,
sembari tertawa berderai.
Jamal memperbaiki letak duduknya. Adegan kemudian berpindah lagi.
Di salah satu sudut kafe langganan mereka. Pada sebuah senja yang muram,
menjelang malam. Tina duduk di depan Jamal dan menekuri selembar kertas
yang baru saja disodorkan Jamal.
"Selamat ya," ucap Tina pendek. Juga lesu.
"Kok cuma itu, sih?" protes Jamal gundah.
"Lantas, kamu mengharapkan aku berkomentar apa?" sahut Tina sengit.
Ia meraih orange juice-nya yang tinggal separuh dan meminumnya sampai
habis. "Jangan sinis gitu dong, Tin. Paling tidak aku ingin berbagi kebahagiaan
denganmu, dapat lolos kasting dan menjadi pemeran di sinetron "Serambi
Rumah Maknyak" yang akan syuting minggu depan. Surat pemberitahuan dari
production house yang kamu pegang sekarang itu adalah awal karir gemilangku
nanti. Seharusnya kamu bangga dong atas prestasi yang kuraih ini. Kamu kok
malah membuat semangatku jadi patah sih?" ujar Jamal seraya mendengus
kecewa. 120 Jejak-jejak Mimpi Tina menghela napas dan menatap Jamal tajam.
"Aku selalu mendukung apapun yang menjadi keputusanmu dalam
menentukan karir di masa depan. Apapun itu. Asal jangan jadi artis!" tegas
Tina dengan mata menyala.
Jamal angkat bahu. "Tina, aku ingin mewujudkan impian masa kecilku. Menjadi bintang
film. Dan apa yang aku harapkan, sekarang sudah menjadi nyata. Selangkah
lagi, aku akan masuk ke dunia yang senantiasa hanya menjadi bagian dari
mimpiku selama ini. Aku tidak akan mundur. Selangkah pun. Aku janji tidak
akan melupakan apalagi mengabaikanmu selama meniti karir keartisanku ini.
Percayalah. Aku mohon dukunganmu, Tin," kata Jamal lembut. Ia mencoba
meraih jemari Tina lalu menggenggamnya erat.
Tina menggigit bibir, lalu menunduk, menekuri lantai kafe. Lamatlamat ia mendengar lagu "The
Actor" dari Michael Learns to Rock mengalun
indah dari CD player kafe tersebut.
8 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
He takes you out and he takes you up
'cause he can show you so much
I go to bed and tomorrow again
there's a lot of work to be done
He gives you gold and he'll promise you
the whole world will be yours
I just can tell you I love you so
even though my odds are low
I'm not an actor I'm not a star
and I don't even have my own car
121 Jejak-jejak Mimpi But I'm hoping so much you'll stay
that you will love me anyway
The dirty games and the neonshows
this is the world he knows
Watching the stars satisfies my soul
thinking of him makes me feel so cold
The fancy cars and the restaurants
you're just so fond of the man
Sometimes I wonder if you are blind
can't you see, he's got dirt on his mind
Jamal mendesah. Lagu tadi seperti menohok hatinya. Tina tiba-tiba
tersenyum tipis dan melirik nakal ke arah Jamal dengan ekor matanya.
"Pas banget ya lagunya. Kamu kayak gitu nggak nanti?" tanya Tina
pelan. "Kayak siapa ya ?" sahut Jamal pura-pura lugu.
"... the dirty games and neon shows, this is the world he knows...," kata
Tina mengutip sebaris bait lagu "The Actor". Seulas senyum masih terukir
bibirnya. Jamal terkekeh. "Ada-ada saja. Mudah-mudahan tidak. Pokoknya aku janji deh akan
seperti bait lagu ini: I'm hoping so much you'll stay, that you will love me
anyway," kelakar Jamal. Tina tertawa renyah. Ketegangan di antara mereka
mencair. Menguap ke udara, lalu didekap malam yang tumpah menutup senja.
122 Jejak-jejak Mimpi Adegan kemudian berganti. Pada sebuah malam yang mulai beranjak larut.
Tepat sebulan setelah pertemuannya dengan Tina di kafe. Jamal membuka
pintu rumahnya dengan lesu. Devi, adiknya menyongsong sang kakak dengan
9 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tatap cemas. "Kak Jamal kemana aja sih" Dari tadi Devi telepon kok masuk mail-box
melulu?" "Handphone-nya Kakak matiin, adikku sayang. Lagi sibuk syuting
sinetron kejar tayang. Tidak boleh diganggu," sahut Jamal dengan nada letih.
Ia lalu menghenyakkan pantatnya di sofa empuk ruang tamunya.
"Mbak Tina tadi main ke sini. Dia juga kesal seperti Devi. Kok susah
banget menghubungi Kak Jamal sejak jadi artis," kata Devi seraya
mengangsurkan segelas air mineral kepada kakaknya.
Jamal tidak menjawab. Ia meraih gelas yang dibawa Devi lalu
meminumnya hingga licin tandas. Dan menikmati sejenak sejuknya air mineral
itu membasahi kerongkongannya.
Jamal kemudian meraih handphone disaku lalu mengaktifkannya.
Sejumlah missed call dan SMS terutama dari Tina dan Devi nampak di layar.
Perlahan, ia menghapusnya satu-persatu khususnya untuk pesan yang tidak
terlalu penting. Mendadak Jamal tertegun saat membaca SMS terakhir dari
Tina: "Koq kita semakin berjarak ya?"
Jamal menelan ludah. Adegan di layar film itu begitu menghentak
batinnya. Tiba-tiba pandangannya mengabur dan kepalanya seperti dihantam
oleh ribuan palu godam. Layar di depannya menampilkan gambar Tina.
Menatap ke arahnya. Menyiratkan kesepian teramat dalam. Ia menjerit dan
123 Jejak-jejak Mimpi meronta sekuat-kuatnya. Gemanya memantul nyaring dari dinding-dinding
bioskop. Dokter Michael yang ditugaskan menjaga Jamal terkejut saat melihat
gerakan lemah jemari pasien spesial itu. Ia bergegas melihat lebih dekat dan
memeriksa monitor pemantau disamping pembaringan Jamal. Terlihat grafik
fluktuatif yang tak normal. Ia menahan napas. "Aku harus menghubungi Dokter
Adi," ia membatin lalu mengambil handphone di saku jas dokternya.
--***-Tina bangkit dari tempat duduknya. Dona menoleh penuh rasa ingin
tahu. "Mau kemana, say?"
"Ke ujung koridor situ, sebentar," sahut Tina pelan seraya menunjuk
ujung koridor ruang ICU yang terlihat sepi.
"Perlu teman?" Tina menggeleng. "Please, leave me alone for a while, Don." pinta Tina. Ia ingin sendiri,
mengenang kembali masa-masa indahnya bersama Jamal.
Masa di mana ia percaya, kekasihnya itu mampu membuatkan pelangi di
lekuk cakrawala dengan warna-warni cinta. Dan saat dimana ia menjelmakan
diri menjadi nyata dalam dekapan sebagai bidadari bermahkota bulan.
124 Jejak-jejak Mimpi 10 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Dona mengangguk sambil tersenyum lalu menyaksikan sahabat dekatnya itu
berjalan ke ujung koridor.
Rita Molly, yang duduk di seberang Dona dan disamping Uul Permatasari
mendadak bangkit dan berdiri. Lalu berjalan ke arah Tina. Ke ujung koridor.
125 Britney Spears Dadakan BAB XV BRITNEY SPEARS DADAKAN Oleh : Tuteh Pharmantara (http:/situteh.blogspot.com)
Tina melemaskan otot lehernya yang terasa kaku. Koridor rumah sakit
mulai sepi wartawan, akhirnya kaum paparazi itu pun pergi juga setelah
dijanjikan konferensi pers oleh pihak rumah sakit. Saat ini dokter Adi, dokter
Hasan, dan dokter Rio pasti tengah sibuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan oleh para wartawan di aula rumah sakit. Tadi Yogi telah pamit
pulang duluan karena banyak pekerjaan kantor yang menunggu. Sesaat di pintu
ICU Tina sempat berjanji akan membereskan masalah komputernya pada cowok
item itu. Yogi memang baik. Malahan terlalu baik. Tina berikrar untuk mengingatkan dirinya agar tak berlama-lama menyelesaikan urusan komputer
sama Yogi. Duduk sendirian di kursi tunggu, Tina menyadarkan punggungnya yang
letih pada dinding rumah sakit. Aroma obat tercium menusuk hidung, khas
rumah sakit. Tina teringat kembali janjinya pada sang kakak, Andrey. Aduh,
bisa mampus dicincang aku. Batin Tina. Diraihnya handphone dan mulai
memencet keypad HP. Tak ada minat untuk menelpon Andrey, dia takut akan
terjadi kesimpang siuran pembicaraan. Maklum Andrey kan gak suka bila dia
berlama-lama di rumah sakit.
11 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
'Kak, aku msh d rs, pulangnya msh lama. pls, understand me, bro. thx.'
126 Britney Spears Dadakan *** Lirih batin Tina membisik:
Jamal, oh my Prince. Aku masih mencintaimu, sayang. Seperti apa pun
kesalahan yang pernah kamu lakukan, cinta itu masih ada untukmu. Pulang
lah. Pulang lah selebritisku..
On this bright day I wanna swear,
I will always be there by your side
Yes I promise you babe, That I will always treat you right
Cause so many man I know You're the one that I love so true
Every little thing you did to me,
Nobody else can do I do, I do, I do, Ido I do love you
I do, I do, I do, Ido I do need you
I do, I do, I do, Ido I do think about you
Theres nothing more that I want but you
Don't keep the problem inside,
Just tell me and we'll try to fix it up
We gonna going through this together,
I'll be there for you anytime you want
Cos so many girl I know, You're the only one that I love so true
Every little thing you did to me,
Nobody else can do 127 Britney Spears Dadakan I do, I do, I do, Ido I do love you
I do, I do, I do, Ido I do need you


Selebritiku Pulanglah Karya Amril di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

I do, I do, I do, Ido I do think about you
There's nothing more that i want but you
Just believe what I say..
Its not a game I'm trying to play..
Never felt this way before..
Now I love you more and more..
Gotta do..gotta do... 12 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
gotta do coz I do love you baby..
Ada bulir bening yang menitik di pipi Tina seiring dengan lirik lagu 'I Do'
milik Ten 2 Five yang melintas dib enaknya. Tina mengusap pipinya yang basah
tepat saat Rita berdiri di hadapannya.
"Tina." sapa Rita.
"Rita." balas Tina datar.
Keduanya saling tatap. Pandangan Rita tajam dan dingin menusuk
kedalaman sanubari Tina. Tina berusaha untuk tetap terlihat tenang dan tegar.
Biarlah Rita mau bicara apa, itu hak-nya. Yang Tina tahu, dia masih sangat
mencintai Jamal dan penuh harap mengisi kalbu; selebritisnya itu kembali...
kembali pada dunia yang sesungguhnya dari ketidaksadaran, kembali padanya.
Walaupun sering disakiti, cinta tetap tak mau pergi. Cinta yang aneh
sekaligus indah. Tina betul-betul dilingkupi cinta yang semakin ingin dibunuh
justru semakin kuat berakar di hatinya.
"Selamat ya, Tin," suara Rita sangat datar. Namun begitu, Tina dapat
merasakan getirnya suara Rita.
128 Britney Spears Dadakan "Selamat" Untuk apa?" Tinas balas bertanya.
"Untuk cintamu dan cinta Jamal yang begitu besar. Maaf, aku memang
mencintai Jamal. Di satu sisi aku..."
"Oh please Rita... hentikan. Aku gak mau membahas hal ini sekarang dan
sampai kapan pun aku gak mau!" belum selesai Rita bicara, Tina telah
memotong. Volume suaranya gak besar tapi cukup tegas. Rita menggeleng
kemudian duduk di sisi Tina. Cewek ini menghirup napas dalam.
"Tina, dengarkan dulu... Aku memang mencintai Jamal. Di satu sisi aku
ingin terus bersamanya dan menyingkirkanmu dari pikirannya. Di sisi yang lain
aku sadari, diriku bukanlah orang pertama yang akan diingat Jamal dalam
kondisi apa pun... hanya kamu yang akan terus bermain di hatinya. Selamat...
Maafkan aku," usai bicara begitu Rita bangkit dan kembali ke ruang ICU.
Nampaknya keputusan pernyataan cewek ini sudah bulat dan tak bisa diganggu
gugat lagi. "Rita..." langkah Rita terhenti. Dia berbalik.
"Thanks," ujar Tina. Rita mengangguk tulus kemudian kembali
melanjutkan langkahnya menuju ICU.
Seperti satu masalah yang diberi sayap kemudian terbang... Tina
tersenyum sendiri. Thx God, bisik batin Tina lirih. Satu beban terangkat dari
pundaknya. Satu lagi... satu lagi yang tersisa... Jamal, kembalilah sayang. Kata
hatinya lagi. *** 129 Britney Spears Dadakan Malam semakin tua. Tina melirik arloji yang melingkar di pergelangan
tangannya. Sudah hampir pukul 7 malam. Telah 30 menit ia duduk sendiri;
13 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
merenung. Tina bangkit kembali masuk ke ICU. Rita menatapnya dan tersenyum
yang dibalas dengan senyuman pula. Melihat kejadian tersebut, Dona
mengedipkan matanya dengan jenaka ke arah Tina. Dasar!
"Pst honey bunny bugs bunny. Akikah letih pererengen bubuk bo.
Maklum, body Britney Spears, capek seharian dan butuh guling buat pelukpeluk..." Tina mengerti.
"Kamu pengen pulang duluan, Don?" tanya Tina. Dona melotot.
"Yey gak ikutan pulang?" Tina menggeleng. Bagaimana mungkin dia bisa
pulang" Tina ingin terus memantau perkembangan Jamal, berada di sisi cowok
itu dan kalau perlu menjadi orang pertama yang dilihat Jamal bila kekasihnya
siuman meskipun harapan akan sadarnya Jamal belum tentu terwujud malam
ini. Lagi pula Tina ikut penasaran sama hasil konferensi pers.
"Yaw oks dey say. Akikah cabs dulu ye" Jangan lupa tele-tele kalo yey
punya Jamal sudah siuman. Muwah muwah!" dengan lambaian tangan Dona
pamit pada Devi, Rita Molly dan Wasugi. Devi mendekati Tina dan memeluk
cewek yang telah menjadi bagian dari jiwa kakaknya... pria yang tengah
berbaring tak berdaya. Namun meskipun dalam keadaan tak sadar begitu,
Jamal tetap tampan. *** Dona menelurusi koridor rumah sakit dengan langkah gontai. Dengan
sengaja dan terkesan dibuat-buat, Dona berlenggak-lenggok persis peragawati
di catwalk. Pinggul digoyang-goyang genit. Fiuh, dasar banci edan. Namun sial
130 Britney Spears Dadakan bagi Dona, pada saat yang nyaris bersamaan, konferensi pers telah selesai. Dan
mudah ditebak, Dona menjadi sasaran para wartawan yang serentak mengejar
begitu melihat sosoknya yang 'mudah dikenali' itu.
"Awww omigosh! My God! My Lord! Tuhankuh!" sambil menjerit, dengan
gesit Dona berlari keluar rumah sakit menyusuri koridor. Para wartawan gak
mau kalah terus mengejar. Dona membuka sepatunya dan menjerit 'mesra' gitu
deh. Kalau tadi dengan gagah berani Dona mampu menjawab pertanyaan para
wartawan di depan pintu ICU, lain soal dengan sekarang. Jumlah wartawan
yang 3 kali lebih banyak dan wajah-wajah haus berita membuatnya cukup
ngeri!! Tiga orang dokter yang berjalan santai di belakang para wartawan
terkejut dan kompak tertawa. Dona adalah hiburan kecil di sela-sela
ketegangan mereka menghadapi para wartawan dan merawat Jamal.
"Ganteng-ganteng di luar sana, akikah diheleping dunk aw."
Dan 'BRUK!!' "Dona!?" "Andrey!" Aduh akikah harus melesat secepat roket dey. Yey langsung
aja ke ICUUUU... Akika bisa fingsan ketemu kamera nih..." Andrey hanya bisa
geleng-geleng kepala melihat tingkah Dona yang lari terbirit-birit persis kucing
dikejar kuntilanak begitu.
"Taksieehhh!!!!"
131 14 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Britney Spears Dadakan Dan selamat lah Dona dari kejaran para wartawan. Siapa suruh bikin
heboh" Ngaku-ngaku sebagai Tina lagi hehe.
*** Tiga orang di ruang ICU menatap pintu yang terkuak. Dokter Hasan,
dokter Adi dan dokter Rio masuk masih dengan mengulum senyum. Dib elakang
mereka nampak Andrey mengikuti. Tina terkejut. Andrey menyilangkan jarinya
di sela-sela bibir. "Psstt.. aku kuatir kamu kedinginan, nih kubawakan jacket dan sedikit
kue," ujar Andrey. Tina terharu. Ternyata Andrey tak seperti yang dipikirnya
selama ini. Di balik sikap tegas dan keras-nya tersimpan kebaikan hati yang
tiada terkira. "Thanks Kak..."
"Aku sayang kamu, Tin. Aku sadar... perasaan, cinta... tak bisa ditipu
dan dipaksa," Andrey mengacak-acak rambut Tina lembut. Devi kian erat
memeluk lengan Tina, seolah kedamaian hati bisa didapatkannya dari sana.
Ketiga orang dokter langsung terlibat pembicaraan yang cukup seru
bersama Wasugi. Rita Molly turut mendengarkan.
"Urusan medis udah clear. Hmm mungkin sekarang bagian Pak Wasugi
untuk menjelaskan perihal 'Tina' pada mereka, para wartawan, hihihi..." ujar
dokter Hasan sambil terkikik sendiri. Masih teringat bagaimana gigihnya Dona
melepaskan diri dari serbuan para wartawan. Dengan gaya banci slebor persis
kejar-kejaran di film India.
132 Britney Spears Dadakan "Hhh... persoalan itu akan diselesaikan oleh staf kami, Dok. Terima
kasih," kata Wasugi tanpa mengurangi rasa hormat pada dokter Hasan yang
dipanggil 'Acang' oleh sahabatnya; dokter Adi.
Handphone Tina bergetar halus.
Donna calling... Tina keluar sebentar. *** Taksi yang baru dua detik berhenti di depan sebuah rumah akhirnya
kembali melaju. Dari dalam taksi Dona bergidik ngeri melihat kerumunan para
wartawan. "Aduh, mati mampus modyar kapok deh akika kalo begindang caranya.
Jalan terus ganteng!! Jangan pake rem segala! Duh tu rem dikasih parem kocok
dong ah biar gak macets..." selorohan 'gak nyambung' Dona pada supir taksi.
Diraihnya handphone dan menelepon si Tina.
"Huny buny bugs tuti fruti nyam nyam slrups!!! GOD!! Akikah tiada bisa
bubuk nyenyak ala Britney Spears nich... akika ngeri ketemu kamera bo.."
cerocos Dona. "Haa?" dari seberang Tina kebingungan.
"Rumah akika sudah jadi sarang penyamun!! Bijisiapa dong nih?" supir
15 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
taxi mengulum senyum mendengar ocehan Dona.
133 Britney Spears Dadakan "Ya udah, kamu tidur di rumahku saja, oke" Nanti aku bilangin ke
Mama!" saran Tina dari seberang. Dona menimbang-nimbang sejenak.
"Boleh dey.. tapi akikah bubuknya pake daster loohh.."
GEDUBRAKZ!!! Entah apa yang akan terjadi pada Dona. Tina hanya bisa menggeleng
sambil tersenyum kecut. Ia kembali memasuki ruang ICU.
134 Pulang BAB XVI PULANG Oleh : Harliza Diah (http://lizamolly.blogspot.com)
Di tengah rasa gundahnya menunggu perkembangan kesehatan Jamal,
Tina masih bisa tersenyum. Membayangkan betapa pontang-pantingnya Dona
menghindari kejaran wartawan, pasti jadi peristiwa yang teramat sangat
heboh. Salah sendiri bercanda dengan maut begitu. Siapa suruh dia ngaku-ngaku
sebagai Tina" Geli Tina mengingat kekonyolan Dona. Tetapi kalau tidak heboh,
berarti bukan Dona. Selesai menutup hubungannya dengan Dona, Tina segera menelepon
rumah. Mengabarkan kedatangan mendadak sahabatnya kepada mamanya.
"Halo, Mama?" Tina segera menyambar begitu terdengar ada orang yang
mengangkat telepon di seberang sana.
"Tina" Bagaimana Jamal, Nak" Kamu baik-baik saja" Sudah makan"
Andrey sudah datang?" Mama langsung memberondong Tina dengan banyak
pertanyaan begitu mendengar anak perempuan semata wayangnya yang
menelepon. Diam-diam Tina menghela napas lega karena langsung mamanya yang
mengangkat telepon. 135 Pulang "Jamal masih belum siuman, Ma. Keadaannya belum stabil benar. Tina
baik-baik saja, Ma. Tadi sudah makan dengan Dona. Kak Andrey belum datang,
mungkin masih belum bisa masuk," Tina menjawab satu-satu pertanyaan dari
mamanya. Di seberang sana, terdengar helaan napas dari mamanya. Mungkin beliau
16 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
khawatir Jamal tidak juga segera sadar. Bagaimanapun beliau punya dua anak
yang selalu saja membuatnya khawatir jika lama tidak melihat mereka.
Tetapi ini kan Mama, yang selalu ada di saat kami membutuhkan. Dia
masih tidak mengerti mengapa orang tua Jamal tidak juga datang untuk
melihat keadaan anaknya itu. Tina diam-diam membatin kesal melihat betapa
yang sibuk di sini hanya Devy dan Wasugi.
Ah, sudahlah! Seru Tina dalam hati. Tidak baik menilai orang yang
belum terlaku kita kenal. Maka diapun melanjutkan obrolannya dengan mama
tersayangnya itu. "Mama nonton di televisi, banyak wartawan di sana ya?" Mama bertanya
mengenai situasi rumah sakit yang sempat dilihatnya di televisi.
Ganti Tina yang menghela napas. "Banyak banget, sampai Tina malas
keluar dari sini." "Kamu yang sabar, ya," ucap Mama mencoba menguatkan hatinya.
"Ya, Ma. Terima kasih," jawab Tina.
Beberapa saat, kedua sempat sama-sama terdiam sampai Tina ingat apa
tujuannya menelepon mamanya.
136 Pulang "Oh iya Ma, Dona malam ini mau nginap di rumah," kata Tina.
"Oh, boleh. Sekarang dia di mana?" Mama bertanya sekalgus mengizinkan Dona menginap di rumah.
"Sedang dalam perjalanan. Jangan kaget ya, Ma. Mungkin banyak
wartawan yang membututinya," Tina mencoba mengingatkan mamanya. Tanpa
sadar dia terkikik pelan, mengingat polah sahabatnya yang membuatnya
terjerat dalam masalah. 17 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Oh, iya iya," Mama pun tertawa di seberang sana. Mungkin beliau juga
sempat melihat di televisi tentang "pengakuan" sepihak dari Dona mengenai
jati dirinya di depan wartawan.
"Eh iya, Ma. Dona minta dipinjemin daster!"
Telepon di seberang sana pun langsung tidak ada suara sahutan.
Kemudian seperti ada orang lain yang mengangkat telepon.
"Halo! Ini siapa" Kenapa istri saya sampai pingsan" Tanggung jawab!"
*gubraxzz* ***** "Tina!" Tina menoleh, Andrey berlari menghampiri dirinya. Gadis manis itu
berdiri, menyongsong kehadiran kakaknya.
137 Pulang "Sori telat, di depan wartawan lebih banyak lagi!" seru Andrey.
Tina hanya tersenyum hampa. Dia geli membayangkan Andrey yang pasti
susah payah untuk bisa masuk ke dalam rumah sakit, dan juga dia sedih karena
Jamal masih saja belum siuman.
"Gimana Jamal?" tanya Andrey seraya menuntun Tina duduk di sofa
dekat ICU. Tina hanya menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan dari Andrey.
Kakaknya itu hanya menghela napas seraya membenahi jaket yang dikenakan


Selebritiku Pulanglah Karya Amril di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

oleh adiknya itu. "Jamal kuat kok, pasti enggak lama lagi dia siuman," bisik Andrey,
menguatkan hati adik semata wayangnya.
Tina hanya mampu mengangguk pasrah. Tak jauh dari mereka Devy
sedang duduk sambil sesekali menahan kantuk. Di sebelahnya ada Wasugi yang
sibuk dengan telepon selularnya. Rita Moly dan Uul masih berdiri di depan
ruang ICU. Wajah semua yang ada di ruangan ini adalah wajah yang kelelahan,
panik dan khawatir. "Orang tua Jamal belum datang?" bisik Andrey, bertanya kepada Tina
setelah dia mengedarkan pandangannya.
Tina menggelengkan kepalanya. Kelelahan menggayuti wajahnya. Disandarkan kepalanya ke bahu kakaknya. Andrey sigap memeluk bahu adiknya.
18 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
138 Pulang Rasa lelah menghadapi wartawan, kecewa melihat sikap orang tua
Jamal, dan kepanikan karena Jamal tidak juga menunjukkan tanda-tanda
siuman makin membuat Tina ingin lama-lama bersandar di bahu kakaknya itu.
Tiba-tiba seorang perawat yang ada di dalam ruang ICU keluar dengan
langkah bergegas. Devi yang pertama kali menyadarinya segera berdiri dan
melempar pandangan ke ruang ICU dengan gelisah. Tina pun segera berdiri,
dadanya bergedub kencang.
Devi melirik kepada Wasugi yang langsung tanggap dan bergegas
mencegat Dokter Hasan dan Dokter Adi yang berjalan bergegas ke arah ruang
ICU. "Ada apa dengan Jamal, Dok?" tembak Wasugi, membuat langkah kedua
dokter itu mau tidak mau berhenti. Bagaimana mau melanjutkan jalannya
kalau Wasugi tepat berdiri di depan ruang ICU"
"Kami akan memastikan dulu, Pak Wasugi. Secepatnya akan kami
beritahu," janji Dokter Hasan seraya mempersilakan Wasugi untuk menepi
dengan isyarat tangan. "Oh, maaf," Wasugi pun segera menepi dan bergabung dengan yang
lainnya yang sama cemasnya dengan dirinya.
Waktu lima belas menit untuk menunggu sangat lama bagi mereka. Devi
sudah menangis sesenggukan, takut sesuatu yang buruk menimpa kakaknya.
Tina hanya mampu bersandar lemas pada badan kakaknya.
Akhirnya Dokter Hasan keluar dari ruang ICU. Semua orang yang
menunggu segera mengerumuni dokter bertubuh kecil itu.
139 Pulang "Bagaimana Jamal, Dok?"
"Dia baik-baik saja, kan?"
"Dia sudah siuman?"
Dokter Hasan menghela napas dan mengangkat tangan kanannya,
memberi isyarat orang-orang itu untuk berhenti bertanya.
Semua orang terdiam, menatap dokter itu dengan wajah cemas.
"Jamal sudah siuman."
Perkataan terakhir Dokter Hasan membuat ruang tunggu ini mendadak
runtuh. Semuanya berteriak kegirangan menyambut khabar gembira itu. Tina
diam-diam mengucapkan syukur dalam hati.
"Kami bisa menengoknya?" Devi langsung bertanya begitu suara sorak
sorai itu sedikit mereda.
"Boleh, tetapi jangan banyak suara. Jamal masih banyak butuh
istirahat," jawab Dokter Hasan mempersilakan Devi untuk masuk.
Devi menatap Wasugi dan Tina bergantian. "Sebaiknya Mbak Tina juga
masuk bersama saya," ajaknya.
Tina menggeleng, dia masih ragu-ragu apakah Jamal akan mengenalinya.
"Kamu saja dulu, Dev," jawab Tina.
19 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
140 Pulang Devi masih menunggu Tina mengikuti langkahnya. Dirasakan bahunya
didorong oleh seseorang. Tina menoleh, ternyata Rita Molly ada di belakang
dan memberikan senyumnya.
"Kamu harus masuk. Jamal pasti sangat ingin melihatmu," dukung Rita,
memberikan senyum yang tulus kepadanya.
Tina menoleh ke arah Andrey, minta pendapatnya. Kakaknya hanya
mengangguk dan tersenyum.
"Masuklah. Pasti Jamal ingin sekali bertemu denganmu," bisik kakaknya.
Semua orang menatap Tina, memberikan dukungan mereka. Setelah
menghela napas, gadis itu mengikuti langkah Devi ke ruang ICU.
Di dalam ruangan yang penuh dengan alat-alat medis itu, Tina melihat
Jamal yang tergolek di tempat tidur. Matanya sesekali terbuka, seperti
menyesuaikan diri dengan penerangan di dalam ruangan.
Devy perlahan mendekati tempat tidur.
"Kak Jamal," panggilnya lirih. Jamal menoleh kepada Devi, dengan isyarat
matanya dia mencoba menggapai Devi.
"Hai, Dev," sapa Jamal, terpatah-patah memanggil adiknya. Devy makin
mendekati Jamal, sedang Tina masih tidak beranjak dari depan pintu ICU.
"Tina mana?" 141 Pulang Pertanyaan itu sungguh lirih, tetapi bergema di hati Tina. Jamal
menanyakannya, dan tanpa sadar kakinya melangkah mendekati tempat tidur.
"Hai Mal, aku di sini," gumam Tina.
Jamal menatap Tina yang berdiri di ujung tempat tidurnya. Senyum
perlahan tersungging di bibir laki-laki tampan itu. Tina membalas senyuman
itu. Air matanya perlahan bergulir di pipinya.
Rasa haru menghinggapi hatinya. Terharu karena melihat Jamal bisa
siuman lagi, dan juga bahagia karena laki-laki mengingat dirinya.
"Hai Tin, senang melihatmu di sini," bisik Jamal lirih. Matanya separuh
terpejam seperti menahan air matanya yang jatuh.
Devi tertegun menatap keduanya. Ada harap di hatinya, yang tidak berani dia
ungkapkan walaupun hanya sekedar lirih di bibirnya.
*** Dua hari setelah dari siuman, Jamal sudah dipindahkan ke ruang
perawatan. Perkembangannya cukup pesat. Kecuali dia hanya perlu terapi fisik
untuk memulihkan kekuatan kaki dan tangannya.
Devi dan Tina setia menemani Jamal. Mereka bergantian menemani
Jamal di rumah sakit. Sesekali Yogi menemani Tina, walaupun hanya duduk di
luar kamar Jamal. "Terima kasih mau menemaniku," bisik Tina ketika keduanya akan
keluar dari rumah sakit. 20 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
142 Pulang Yogi hanya tersenyum menanggapi ucapan Tina.
Kali ini jumlah wartawan yang bergerombol di rumah sakit tidak
sebanyak di awal-awal Jamal masuk ICU. Beberapa wartawan sudah mengenali
Tina yang asli. Mereka mencoba mendekatinya.
"Mbak Tina, bagaimana keadaan Jamal sekarang?" Tina langsung disodori
mik begitu berada di halaman rumah sakit.
"Baik... dia sudah sehat," jawab Tina tergagap, kaget langsung dikenali
oleh wartawan. Tanpa sadar tangannya menggenggam jemari Yogi.
"Bagaimana perkembangannya?" wartawan masih mengejarnya dengan
pertanyaan, walaupun mereka melihat Tina tampak terganggu.
"Sejauh ini perkembangannya bagus," Tina menatap Yogi dengan
gelisah. "Mbak Tina, kalau boleh tahu bagaimana hubungan Mbak dengan Jamal
sekarang?" pertanyaan yang datang pun semakin membuat kepalanya pusing.
"Hubungan kami baik-baik saja," Tina benar-benar gelisah sekarang.
Tatapannya kepada Yogi sudah penuh permohonan untuk diselamatkan.
Seluruh wartawan yang mengerubuti mereka segera menoleh kepada
Yogi. "Kalau begitu, siapa laki-laki ini?"
"Teman saya," jawab Tina lelah.
143 Pulang "Ada cinta segitiga di antara kalian?" wartawan itu masih mengejar,
bahkan dengan pertanyaan yang sangat tidak masuk akal.
Pertanyaan terakhir menyentakkan hati Tina, bahkan Yogi pun terlihat
merah padam begitu mendengarnya. Dengan sigap, laki-laki itu menghadapi
sipenanya yang sudah kelewat batas itu.
"Maaf, ini bukan urusan Anda lagi," Yogi segera bertindak, mencoba
menerobos gerombolan wartawan itu dan menyelamatkan Tina dan serangan
buas yang tiada habisnya.
Heran kenapa Jamal begitu menikmati hal-hal seperti ini, keluh Tina
dalam hati. Kalau aku, mungkin sudah mengamuk dengan pertanyaan-pertanyaan
tidak berguna seperti ini, lagi-lagi Tina hanya bisa mengeluhkannya dalam hati.
Itu kenapa aku dulu tidak bisa menikmati jalan bersama dengannya, Tina
mulai mengingat-ingat masa dimana dia dulu sempat mendampingi Jamal di
awal masa kejayaannya. "Pemirsa kami pasti ingin mengetahuinya, Mbak!" seru para wartawan
itu tanpa menghiraukan tindakan dan ucapan Yogi.
Tina dan Yogi pun sama tidak pedulinya. Mereka langsung menerobos
dan setengah berlari menuju tempat parkir.
"Neeeeeeeeeeeek...mau kemandanggggggggggg?"
21 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Teriakan Dona begitu membahana. Semua wartawan yang tadinya ingin
mengejar Tina langsung heboh.
144 Pulang "Nah itu dia Tina jadi-jadian!"
"Cewek gadungan!"
"Kejaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaar!"
Dona yang sadar sekarang wartawan tidak lagi ramah kepadanya,
langsung berbalik dan menghindari mereka.
Bahkan kali ini menyambar lengan Yogi dan Tina, mengajak kabur dari
tempat itu. "Amponnnnnnnnnnn akika kok masih dikejar-kejar wartawan booooo!"
serunya heboh seraya menggelandang kedua temannya untuk menjauhi tempat
itu. Sambil tertawa-tawa, keduanya mengikuti langkah panik Dona dan
langsung masuk ke dalam mobil Tina yang diparkir tak jauh dari sana.
Yogi dan Tina tertawa terpingkal-pingkal di dalam mobil. Yogi tak hentihentinya memukul kemudi
sambil tertawa berderai. "Kebut nek! Kebut!" Dona sudah berteriak dengan hebohnya sementara
Yogi baru saja memasukkan kunci kontak mobil.
"Lho, sabar dong! Ini baru mau jalan," jawab Yogi di sela-sela tawanya.
Tina masih juga tertawa menimpali tawa Yogi.
"Aihhhh...gilingan yah yey semua! Akika sutra ketakutan dikejar-kejar
makhluk bar bar, you know!" seru Dona sebal setengah mati malah jadi bahan
ketawaan kedua temannya. 145 Pulang Sementara mobil pun mulai berjalan dengan pelan.
Wartawan tidak mengejar mereka lagi, mungkin sadar tidak ada lagi yang menarik dari mereka
bertiga. "Lagian! Salah sendiri ngaku-ngaku sebagai Tina!" seru Yogi di sela-sela
tawanya. "Igh! Bukan salah akika dong ah kalau mereka percaya!" seru Dona
mangkel dan tidak mau kalah.
Yogi dan Tina bertukar pandang sambil berusahan menghentikan tawa
mereka yang memang susah untuk reda.
"Eh, be te weh nih yeee... yey berdua sutra jadian belum sih" Apa lo
masih mawar ke Jamal, Nek?" tiba-tiba Dona mengeluarkan pertanyaan, yang
sebenarnya sedang dihindari oleh Tina dan Yogi.
"Engg...." Tina dan Yogi sama-sama bingung akan menjawab apa.
Keduanya hanya saling pandang, saling melempar senyum penuh arti.
"Hayo...! Mending yey berdua jadian, deh!"
Keduanya saling menatap. Yogi dan Tina hanya terdiam dan saling
22 Rajawali Lembah Huai m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
melempar senyum. "Iya kan! Iya kan! Pasti sutra jadian deh!"
tembak Dona, seraya mengambil posisi duduk di antara jok depan.
"Ihhh...kok lo yang sibuk sih, Don!" jawab Tina, wajahnya memerah.
Begitu juga Yogi. 146 Pulang "Yaaaaaaaaaaa soalnya, Nek!
Akika mau deh jadi pendamping Jamal
berikutnya," sergah Dona centil.
Tawa pun membahana di mobil.
"Igh! Ember deh kalian!"
SELESAI 147 (http://cerita-silat.mywapblog.com)
23 Rajawali Emas 6 Roro Centil 07 Siluman Kera Putih Bandar Hantu Malam 3
^