Blood Promise 1
Blood Promise Vampire Academy 4 Karya Richelle Mead Bagian 1
duestinae89.blogspot.com translate by Enoey duestinae89.blogspot.com duestinae89.blogspot.com Prolog SAAT AKU DUDUK di kelas sembilan, aku harus menulis sebuah laporan
mengenai sebuah puisi. Satu dari barisnya berbunyi, "Jika matamu tidak terbuka,
kau tidak akan pernah tahu bedanya bermimpi dan bangun." Puisi ini sama sekali
tidak berarti apa-apa bagiku saat itu. Apalagi, ada seorang cowok yang aku suka di
kelas, jadi bagaimana mungkin aku bisa berharap untuk bisa memperhatikan
pelajaran analisis sastra" Sekarang, tiga tahun kemudian, aku sangat memahami apa
maksud puisi itu sebenarnya.
Sebab akhirnya, kehidupanku benar-benar terlihat seperti berada di tepian curam
mimpi. Ada beberapa hari dimana aku merasa aku sudah terbangun dan
menemukan kalau apa yang baru saja terjadi dalam hidupku tidak benar-benar
terjadi. Pastinya aku adalah seorang putri dalam tidur yang mempesona. Beberapa
hari kemudian, mimpi ini " bukan, mimpi buruk " akan berakhir, dan aku akan
mendapatkan pangeranku hingga mendapatkan akhir yang bahagia.
Tapi tidak ada akhir yang bahagia yang bisa ditemukan, paling tidak, tidak ada pada
masa depan yang sudah bisa ditebak. Dan pangeranku" Sebenarnya, ceritanya
panjang. Pangeranku sudah berubah menjadi vampir " seorang Strigoi secara
spesifik. dalam duniaku, ada dua jenis vampir yang tinggal dalam kerahasiaan dari
manusia. Moroi adalah vampir yang hidup, vampir baik yang mempunyai sihir
elemen dan tidak membunuh ketika meminum darah yang mereka butuhkan untuk
bertahan hidup. Strigoi adalah vampir kekal, abadi, dan tidak berperasaan, yang
membunuh siapa saja yang menjadi mangsa mereka. Moroi terlahir, Strigoi dibuat "
dipaksa atau keinginan sendiri " melalui jalan setan.
Dan Dimitri, pria yang aku cintai, telah dirubah menjadi Strigoi dengan paksaan.
Dia dirubah ketika pertarungan terjadi, sebuah misi penyelamatan dimana aku juga
menjadi salah satu bagian di dalamnya. Strigoi menculik Moroi dan dhampir dari
sekolahku, dan kami dijebak untuk menyelamatkan mereka. Dhampir adalah
makhluk setengah vampir-setengah manusia " diberkahi dengan kekuatan dan daya
tahan tubuh manusia, dan gerak refleks dan indra yang tajam dari Moroi. Dhampir
dilatih untuk menjadi pengawal, pengawal eksklusif untuk melindungi Moroi. Itulah
aku. Itulah Dimitri sebelumnya.
Setelah perubahannya, Moroi yang tersisa menganggapnya sudah mati. Dan untuk
keberadaannya, memang begitu adanya. Siapapun yang berubah menjadi Strigoi
akan kehilangan semua rasa kebaikan dan kehidupan yang pernah ia miliki
sebelumnya. Meskipun jika mereka berubah karena keinginan mereka sendiri, tidak
akan berpengaruh. Mereka akan tetap menjadi setan dan kejam, seperti Strigoi
seharusnya. Seseorang dalam diri itu sudah tidak ada lagi, dan sejujurnya, lebih
mudah membayangkan mereka pindah ke surga atau ke kehidupan selanjutnya dari
pada membayangkan mereka mengendap-endap di malam hari untuk mengambil
korban. Tapi aku tidak bisa melupakan Dimitri, atau menerima bahwa esensi
kehidupannya sudah mati. Dia adalah pria yang aku cintai, seseorang yang
dengannya begitu seirama denganku sehingga sangat sulit untuk mengetahui kapan
aku memulai dan kapan dia mengakhiri. Hatiku menolak untuk merelakan
duestinae89.blogspot.com kepergiannya " meski secara teknis dia sudah menjadi monster, dia masih ada
disuatu tempat di luar sana. Aku juga tidak bisa melupakan percakapan yang pernah
kami lakukan berdua. Kami berdua setuju kalau kami lebih baik mati " benar-benar
mati " daripada berjalan di dunia sebagai Strigoi. Dan sekali aku berduka cita untuk
kebaikan yang hilang dari dalam dirinya, aku sudah memutuskan kalau aku harus
menghargai keinginannya. Meski jika dia tidak mempercayai kata-kata itu lagi. aku
harus menemukannya. Aku harus membunuhnya dan membebaskan jiwanya dari
kegelapan, kehidupan yang tidak alami. Aku tahu bahwa itulah yang Dimitri yang
aku cintai inginkan. Membunuh Strigoi tidaklah mudah. Mereka sangat cepat dan
kuat. Mereka tidak memiliki rasa belas kasihan. Aku sudah membunuh beberapa
dari mereka " sangat gila untuk seseorang yang baru berusia delapan belas tahun.
Dan aku tahu berhadapan dengan Dimitri akan menjadi tantangan terbaikku, secara
fisik maupun emosi. Faktanya, konsekuensi emosi sudah kutendang secepat mungkin saat aku
memutuskan tindakannku. Mengejar Dimitri berarti melakukan beberapa hal yang
bisa merubah kehidupan ( dan bahkan tidak dihitung dengan fakta kalau bertarung
melawan Dimitri bisa saja seperti menghasilkan kegagalan dalam hidupku). Aku
masih sekolah, hanya beberapa bulan sebelum aku lulus dan menjadi pengawal
sesungguhnya. Setiap hari aku terjebak di Akademi St. Vladimir " sekolah terpencil
dan terlindungi untuk kaum Moroi dan dhampir " yang berarti satu hari lagi yang
berlalu dengan Dimitri yang masih berada di luar sana, hidup dalam pola hidup yang
tidak ia inginkan. Aku sangat mencintainya sehingga membiarkannya. Jadi aku
harus meninggalkan sekolah secepatnya dan keluar diantara para manusia,
menyerahkan kehidupanku disaat hidupku hampir mendapatkan tujuan
sepenuhnya. Meninggalkan juga berarti menyerahkan sesuatu yang lain " atau lebih,
seseorang ; sahabatku, Lissa, yang juga dikenal sebagai Vasilisa Dragomir. Lissa
adalah Moroi, yang terkahir dari garis keturunan kebangsawanannya. Aku sudah
dipersiapkan untuk menjadi pengawalnya setelah kami lulus, dan keputusanku
untuk memburu Dimitri benar-benar menghancurkan masa depanku dengan Lissa.
Aku tidak punya pilihan lain selain meninggalkannya.
Selain persahabatan kami, Lissa dan aku memiliki koneksi yang unik. Setiap Moroi
masing-masing memiliki spesialisasi sihir elemen " tanah, udara, air, atau api.
Hingga selanjutnya, kami mempercayai kalau hanya ada empat elemen. Sampai
kemudian kami menemukan elemen kelima: roh.
Itulah elemen Lissa, dan dengan beberapa pengguna roh di dunia ini, kami berusaha
keras mencari tahu mengenai semua ini. Untuk bagian terbanyak, seperti terikat
terhadap suatu energi. Lissa memiliki kekuatan kompulsi yang mengaggumkan "
kemampuan untuk memaksakan kehendaknya terhadap hampir semua orang. Dia
juga bisa menyembuhkan, dan disitulah dimana sesuatu yang aneh terjadi diantara
kami. Kau lihat, aku secara teknis sudah meninggal dalam kecelakaan mobil yang
membunuh keluarganya. Lissa sudah membawaku kembali dari dunia kematian
tanpa ia sadari, membentuk ikatan terhadap diantara kami berdua. Aku bisa
merasakan apa yang ia pikirkan dan merasakan ketika ia dalam masalah. Kami juga
baru-baru saja mengetahui kalau aku bisa melihat hantu dan roh yang belum
meninggalkan dunia ini, sesuatu yang tidak ingin aku pikirkan dan kuperjuangkan
untuk kuhalangi. Seluruh fenomena ini disebut sebagai dicium bayangan.
duestinae89.blogspot.com Ikatan dicium bayangan kami membuatku menjadi pilihan ideal untuk menjaga
Lissa, sejak aku bisa tahu kapan saja saat Lissa dalam masalah. Aku berjanji
melindunginya dengan seluruh hidupku, tapi kemudian Dimitri " Dimitri yang
tinggi, tampan, dan kuat " merubah segalanya. Aku berhadapan dengan pilihan yang
sulit: melanjutkan kehidupanku dengan melindungi Lissa atau membebaskan jiwa
Dimitri. Memilih diantara mereka berdua menghancurkan hatiku, meninggalkan
rasa nyeri di dadaku dan air mata. Kebersamaanku dengan Lissa akan menjadi
sangat menyakitkan. Kami sudah menjadi sahabat sejak taman kanak-kanak, dan
keberangkatanku adalah pukulan bagi kami berdua. Adilnya, dia tidak pernah tahu
akan hal ini. Aku menyimpan kisah cintaku dengan Dimitri sebagai rahasia. Dimitri
adalah Instrukturku, tujuh tahun lebih tua dariku, dan ditugaskan sebagai pengawal
Lissa juga. Seperti yang sudah seharusnya, kami sudah berusaha untuk melawan
ketertarikan diantara kami, menyadari kalau kami harus fokus terhadap Lissa
daripada hal yang lain dan kami juga akan mendapatkan banyak maslah dengan
hubungan guru-murid ini. Tapi menjauhi Dimitri " meski aku juga sudah menyetujuinya " membuatku
membangun dendam tak terkatakan terhadap Lissa. Aku mungkin seharusnya
mengatakan semua ini kepada Lissa dan menjelaskan rasa frustasiku mengenai
rencana kehidupanku. Terkadang , semua ini tidak terlihat adil, ketika Lissa bebas
hidup dan mencintai kapanpun ia mau, sedang aku harus selalu mengorbankan
kebahagiaanku sendiri untuk memastikan dia aman. Dia sahabatku, dan aku tidak
bisa mempertimbangkan pikiran yang bisa menyakitinya. Lissa sangat labil karena
menggunakan sihir roh bisa membuatnya memunculkan sisi negatif yang bisa
membuatnya gila. Jadi aku tetap menahan pikiranku hingga akhirnya mereka
meledak, dan aku meninggalkan Akademi " dan Lissa " tinggal untuk kebaikannya.
Satu dari hantu yang aku lihat " Mason, seorang teman yang terbunuh karena Strigoi
" mengatakan padaku kalau Dimitri sudah kembali ke kampung halamannya:
Siberia. Jiwa Mason sudah menemukan kedamaian dan meninggalkan dunia ini
setelah kejadian itu, tanpa memberikan padaku pertanda apapun di Siberia bagian
mana Dimitri berada. Jadi aku harus memikirkannya secara buta, memberanikan
diri ke dalam dunia manusia dan bahasa yang tidak kukenal untuk memenuhi janji
yang kubuat dengan diriku sendiri.
Setelah beberapa minggu sendirian, aku akhirnya berada di St. Petersburg. Masih
mencari, masih menggelepar " memutuskan untuk menemukannya, meski aku
ketakutan disaat yang sama. Sebab jika aku benar-benar menjalankan rencana gila
ini, jika aku benar-benar membunuh pria yang aku cintai, ini berarti Dimitri benarbenar akan menghilang dari dunia ini. dan sejujurnya aku tidak yakin untuk tetap
hidup dalam dunia tanpa dirinya.
Tidak satupun dari semua ini terlihat nyata. Siapa yang tahu" Mungkin tidak.
Mungkin ini sebenarnya pernah terjadi pada orang lain. Mungkin ini hanyalah
sesuatu yang aku bayangkan. Mungkin aku akan segera bangun dan menemukan
segalanya tenta Lissa dan Dimitri baik-baik saja. Kami semua bersama-sama, dan
dia ada disana memelukku dan mengatakan kalau segalanya akan baik-baik saja.
Mungkin semua ini hanyalah sebuah mimpi belaka.
Tapi kurasa tidak. duestinae89.blogspot.com Satu AKU SEDANG DIIKUTI. Sangat ironis, mengingat aku telah mengikuti yang lain selama beberapa minggu
terakhir. Paling tidak ini bukan Strigoi. Aku sudah mengetahuinya. Efek terbaru
menjadi seseorang yang dicium-bayangan adalah kemampuan untuk merasakan
mereka yang belum sepenuhnya mati " sayangnya selalu diiringi rasa mual. Aku
masih menghargai sistem peringatan pertama dari tubuhku itu dan aku sudah
mengurangi perkiraankku mengenai penguntit yang membuntutiku malam ini
bukanlah seorang yang begitu cepat, bukanlah vampir gila yang ganas. Aku sudah
cukup berdebat dengan diriku sendiri tentang semua hal ini dan keinginan untuk
beristirahat malam ini. Aku menduga penguntitku adalah seorang dhampir seperti aku, mungkin satu dari
orang di klub. Kuakui, orang ini bergerak tidak terlalu tersembunyi seperti yang aku
harapkan dari seorang dhampir. Jejak langkah terdengar jelas menapaki jalan aspal
dari sisi jalan yang gelap dimana aku tengah berjalan, dan aku menangkap kilasan
singkat sebuah sosok bayangan. Masih mempertimbangkan aksi gegabahku malam
ini, seorang dhampir yang paling banyak melakukan kejahatan.
Semua ini berawal di Nightingale. Itu bukanlah nama sebenarnya dari klub tersebut,
hanya sebuah terjemahan. Nama sebenarnya berasal dari bahasa Rusia yang
penyebutannya berada jauh dari kemampuanku untuk mengucapkannya. Kembali ke
Amerika, Nightingale terkenal diantar kaum Moroi kaya yang berkeliling dunia, dan
sekarang aku bisa mengerti kenapa. Tidak peduli jam berapa di setiap harinya,
orang-orang berpakaian seolah mereka ingin ke pesta dansa kerajaan. Dan, seluruh
tempat tersebut sebenarnya terlihat seperti berasal masa lampau, hari kerajaan dari
Rusia, dengan dinding-dinding berwarna gading yang ditutupi oleh perkamen kerja
dan papan hias tembok berwarna emas. Semua ini mengingatkanku pada Istana
Musim Dingin, kediaman kerajaan yang berasal dari zaman ketika Rusia masih
diperintah oleh raja. Aku mempelajarinya sejak datang di Saint Petersburg.
Di Nightingale, tempat lilin yang rumit dipenuhi oleh lilin-lilin sungguhan
bergemerlapan di udara, menerangi seluruh desain ruangan bernuansa emas,
sehingga meskipun cahaya begitu suram, seluruh ruangan berkilauan. Ada sebuah
ruang makan besar yang dipenuhi oleh meja dan meja pojok yang tertutup tirai
beludru, sebaik tempat bar dan kursi panjang dimana orang-orang bisa bergaul. Saat
tengah malam, sebuah band dipersiapkan disana, dan para pasangan bisa menari di
lantai dansa. Aku tidak terlalu peduli dengan Nightingale ketika aku baru tiba di kota beberapa
minggu yang lalu. Aku menjadi cukup sok tahu dengan berpikir kalau aku bisa
menemukan langsung seorang Moroi yang bisa menunjukkanku dimana kampung
halaman Dimitri di Siberia. Dengan ketidakpunyaan petunjuk apapun mengenai
keberadaan Dimitri yang menghilang di Siberia, menuju kota tempat dimana dia
tumbuh adalah kesempatan terbaikku untuk bisa semakin dekat dengannya. Hanya
saja aku tidak tahu dimana tempatnya, yang mengapa membuatku mencoba
menemukan Moroi untuk membantuku. Ada banyak kota dan komunitas yang
duestinae89.blogspot.com dipenuhi kaum dhampir di Rusia tapi sangat susah ditemukan di Siberia, yang
membuatku percaya kalau lebih banyak Moroi lokal yang mungkin mengenal tempat
kelahirannya. Sayangnya, semua ini menjadi sia-sia karena Moroi yang hidup di kota
manusia sangat hebat dalam menyembunyikan diri mereka sendiri. Aku memeriksa
apapun yang bisa kupikirkan sebagai kebiasaan Moroi ketika keluar, ternyata hanya
menghasilkan kesia-siaan. Dan tanpa Moroi, aku tidak memiliki jawaban.
Jadi, aku mulai mengintai Nightingale, yang ternyata tidaklah mudah. Sangat sulit
untuk seorang gadis delapan belas tahun untuk berbaur dalam satu dari klub ter-elit
di kota. Aku segera mengetahui kalau pakaian mahal dan tips yang banyak akan
mempermudah jalanku. Pelayan mendatangiku untuk mengenaliku dan jika mereka
berpikir kalau kehadiranku mencurigakan, mereka tidak akan memperdulikannya
dan sangat senang memberikanku meja di sudut ruang yang aku inginkan. Kurasa
mereka mengira aku adalah anak perempuan dari seorang pengusaha kaya atau
politisi. Apapun latar belakangku, aku punya uang untuk berada disana, dan hanya
itu yang mereka pedulikan. Meskipun begitu, malam pertamaku disana sangat
mengecewakan. Nightingale mungkin memang merupakan sebuat tempat kaum
Moroi kaya bergaul, tapi tempat itu juga terisi oleh banyak manusia. Dan
pertamanya, mereka terlihat seperti para pelanggan klub ini. Kerumunan semakin
banyak seiring malam yang semakin larut, dan memandang melalui kumpulan meja
dan orang-orang yang masih duduk-duduk di bar, aku tidak melihat satupun Moroi.
Satu-satunya hal yang bisa kucatat adalah aku melihat seorang wanita dengan
rambut pajang pirangnya berjalan ke maja panjang dengan gengnya. Untuk sesaat,
jantungku berhenti berdetak. Wanita itu mebelakangiku, tapi dia terlihat sangat
mirip dengan Lissa yang membuatku merasa yakin kalau aku telah ditemukan. Hal
yang aneh adalah, aku tidak tahu apakah aku harus merasa senang atau ketakutan.
Aku sangat merindukan Lissa, sangat " dan saat yang sama, aku tidak ingin dia
masuk dalam perjalanan berbahayaku ini. Kemudian wanita itu berbalik. Dan dia
bukan Lissa. Dia bahkan bukan seorang Moroi, hanya manusia. Perlahan, nafasku
kembali normal. Akhirnya, satu minggu atau rasanya memang seperti itu, aku menemukan incaran
pertamaku. Satu kelompok Moroi wanita datang di waktu jam makan siang yang
sudah sangat terlambat, didampingi oleh dua pengawal, satu laki-laki satu
perempuan, yang duduk dengan sangat resmi dan sunyi di meja saat Moroi mereka
sedang bergosip dan tertawa bersama sampanye siang. Mengenali para pengawal itu
adalah bagian yang bisa mengelabui. Untuk seseorang yang tahu bagaimana rupa
mereka, Moroi sangat mudah dikenali: lebih tinggi dari kebanyakn manusia, pucat,
dan sangat ramping. Mereka juga memiliki cara senyum yang lucu karena menahan
bibir mereka agar taring mereka tidak terlihat. Dhampir, dengan darah manusia
dalam tubuh kami, terlihat, ... sangat manusia.
Begitulah aku terlihat dari mata manusia yang tidak terlatih. Aku setinggi 5,7 kaki
dan ketika para Moroi cenderung terlihat tidak nyata, tubuh seperti model, tubuhku
terbentuk atletis dan berbentuk dibagian dada. Bentuk genetik yang berasal dari
ayah tak dikenal yang berasal dari Turki. Terlalu banyak berada di bawah matahari
memberikanku kulit kecoklatan yang berpasangan dengan rambut hitam yang
panjang sehitam warna mataku.
duestinae89.blogspot.com Tapi bagi mereka yang dibesarkan di dalam dunia Moroi pasti bisa langsung
mengenaliku sebagai dhampir melalui jarak dekat. Aku tidak yakin apa itu "
mungkin semacam insting yang menarik kami kepada karakter kami dan mengenali
campuran darah Moroi yang ada dalam diri kami.
Bagaimanapun juga, hal itu sangat penting ketika aku terlihat seperti manusia bagi
kedua pengawal itu, jadi aku tidak membunyikan tanda peringatan bagi mereka
berdua. Aku duduk di sudut ruangan, mencomot kaviarku dan berpura-pura sedang
membaca buku. Sebagai catatan, aku rasa kaviar sangat menjijikkan, tapi makanan
ini ada dimanapun di Rusia, khusunya di tempat-tempat berkelas. Kaviar dan
borscht " sejenis sup gula. Aku hampir tidak pernah menghabiskan makananku di
Nightingale dan dengan rakus akan membabat habis McDonald setelah itu,
meskipun restoran McDonald di Rusia sedikit berbeda dengan tempat aku tumbuh
di Amerika. Tapi tetap saja, seorang gadis harus makan. Jadi hal ini menjadi tes
untuk kemampuanku, mempelajari Moroi ketika pengawal mereka sedang tidak
memperhatikan mereka. Tak dapat disangkal, para pengawal memang sedikit santai
selama siang hari, mengingat tidak mungkin ada Strigoi di bawah matahari. Tapi
merupakan kebiasaan bagi para pengawal untuk memperhatikan apapun, dan mata
mereka selalu menyapu seluruh ruangan tanpa henti. Aku sudah berlatih mengenai
hal itu dan aku tahu trik mereka, jadi aku mengatur diriku untuk memata-matai
Blood Promise Vampire Academy 4 Karya Richelle Mead di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mereka tanpa terdeteksi. Wanita itu sering datang, biasanya menjelang sore. St. Vladimir memiliki jam malam
sendiri, tapi Moroi dan dhampir yang hidup diantara manusia sama-sama
beraktivitas pada siang hari atau diantara malam dan siang. Untuk beberapa saat
aku memutuskan untuk mendekati mereka- atau bahkan mendekati para pengawal
mereka. Sesuatu menahanku untuk tidak melakukannya. Jika seseorang mengetahui
dimana kota tampat dhampir tinggal, itu pastilah Moroi laki-laki. Sebagian besar
dari mereka mengunjungi kota para dhampir dengan harapan bisa mendapatkan
sejumlah dhampir wanita murahan. Jadi aku berjanji pada diriku sendiri untuk
menunggu beberapa minggu lagi untuk melihat Moroi laki-laki yang mungkin
datang. Jika tidak, aku akan lihat informasi apa yang bisa diberikan oleh Moroi
wanita itu padaku. Akhirnya, beberapa hari berlalu, dua Moroi pria mulai menampakkan diri. Mereka
cenderung datang setelah malam tiba, ketika pesta sebenarnya dimulai. Pria itu
sekitar sepuluh tahun lebih tua dariku dan sangat tampan, mengenakan setelan gaya
dan dasi sutra. Mereka membuat diri mereka terlihat berkuasa, orang penting, dan
aku bertaruh semua uangku kalau mereka adalah keluarga bangsawan " khusunya
ketika satu dari mereka membawa pengawal. Pengawalnya berpenampilan sama
seperti mereka, lelaki muda yang mengenakan setelan untuk berbaur tapi masih
tetap berhati-hati mengawasi ruangan sebagai kebiasaan pengawal yang rajin.
Dan ada wanita " selalu wanita. Kedua Moroi itu benar-benar penggoda ulung, terus
saja mencari kesempatan dan menggoda setiap wanita yang mereka lihat " bahkan
manusia. Tapi mereka tidak pernah pulang ke rumah bersama manusia. Itu adalah
hal yang terlarang yang melekat kuat dalam dunia kami. Moroi harus menjaga
dirinya terpisah dari manusia selama berabad-abad, deteksi rasa takut dari kaum
yang tumbuh melimpah dan sangat berkuasa.
duestinae89.blogspot.com Tapi tentu saja itu bukan berarti laki-laki mau pulang ke rumah sendirian. Setiap
malam, dhampir wanita biasanya muncul " selalu berbeda di setiap malamnya.
Mereka datang dengan mengenakan gaun pendek dan riasan yang tebal, minum
banyak dan selalu tertawa pada setiap apa yang dikatakan pria " meskipun mungkin
hal tersebut sama sekali tidak lucu. Wanita- wanita itu selalu membiarkan rambut
mereka tergerai, tapi sesekali, mereka merubah posisi kepala mereka untuk
menunjukkan leher mereka, yang terlihat memiliki banyak luka. Mereka adalah
pelacur darah, dhampir yang membiarkan kaum Moroi meminum darah mereka
ketika sedang bercinta. Hal itu juga terlarang " meskipun terjadi secara diam-diam.
Aku masih ingin mendapatkan satu Moroi pria yang sendirian, jauh dari pengawasan
pengawal mereka sehingga aku bisa menanyainya. Tapi itu tidak mungkin. Para
pengawal tidak pernah meninggalkan Moroi mereka tanpa pengawasan. Aku bahkan
berniat untu mengikuti mereka, tapi setiap kali kelompok itu meninggalkan klub,
mereka hampir selalu melompat ke dalam limosin " membuatku tidak mungkin
untuk melacak mereka hanya dengan berlari. Ini sangat menganggu pikiranku.
Aku akhirnya memutuskan malam ini untuk mendekati kelompok itu dan
mengambil resiko terdeteksi sebagai dhampir. Aku tidak yakin jika ada orang yang
berasal dari kampus sedang mencariku, atau bahkan kelompok ini peduli siapa aku.
Mungkin aku hanya berpikir terlalu jauh. Jelas sangat mungkin kalau tidak ada satu
orang pun yang peduli tentang seseorang yang dikeluarkan dari sekolah dan
melarikan diri. Tapi jikapun ada seseorang yang mencariku, menurutku sangat
diragukan jika itu berasal dari para pengawal. Meskipun aku sudah delapan belas
tahun, aku tidak mungkin masuk ke dalam kondisi dimana seseorang ditugaskan
khusus untuk mencariku dan mengangkutku kembali ke Amerika. Dan tidak ada
kemungkinan bagiku untuk kembali sebelum menemukan Dimitri.
Lalu, seperti yang sudah kurencanakan sebelumnya, saat aku bergerak ke kelompok
Moroi itu, satu dari dhampir wanita meninggalkan meja dan berjalan ke bar. Para
pengawal mengawasinya, tentu saja, tapi terlihat yakin tentang keselamatannya dan
kembali memperhatikan Moroi mereka. Selama ini, aku selalu berpikir kalau Moroi
pria adalah jalan terbaik untukku mendapatkan informasi mengenai perkampungan
para dhampir dan pelacur darah " tapi mana yang lebih baik untuk mengetahui
lokasi ini dengan menanyakannya langsung kepada pelacur darah yang sebenarnya"
Aku berjalan santai dari mejaku dan menuju bar, seolah aku ingin mengambil
minuman. Aku berdiri disamping wanita yang sedang menunggu bartender dan
mempelajarinya dalam pengamatanku. Dia pirang dan mengenakan gaun panjang
yang ditutupi oleh perhiasan perak. Aku tidak bisa memutuskan kalau pakaiannya
membuat gaun satin hitamku terlihat berkelas atau membosankan. Semua
pergerakannya " bahkan caranya berdiri " sangat anggun, seperti seorang penari.
bartender sedang melayani yang lain, dan aku tahu ini lah saatnya atau tidak sama
sekali. Aku menghadap ke arahnya.
"Apa kau bisa berbahasa Inggris?"
Dia terlonjak kaget dan melihat ke arahku. Dia lebih tua dari yang aku kira, usianya
sepertinya tertutupi oleh riasannya. Mata birunya menebak jati diriku dengan cepat,
mengenaliku sebagai dhampir.
duestinae89.blogspot.com "Ya," jawabnya berhati-hati. Bahkan satu kata itu keluar dengan aksen yang khas.
"Aku sedang mencari sebuah kota ... sebuah kota dimana banyak dhampir tinggal, di
daerah Siberia. Apa kau mengerti apa yang aku bicarakan" Aku harus
menemukannya." Lagi, dia mempelajariku, dan aku tidak bisa membaca ekspresinya.
Dia mungkin pernah menjadi pengawal dari apa yang ditunjukkan melalu wajahnya.
Mungkin dia pernah dilatih sekali dalam hidupnya.
"Jangan," katanya kasar. "Relakan saja." dia berpaling, perhatiannya kembali
kepada bartender yang sedang membuatkan koktail biru dengan ceri untuk
seseorang. Aku menyentuh tangannya. "Aku harus menemukannya. Ada seorang pria ..." aku
tersendat untuk melanjutkan. Terlalu banyak untuk sesi introgasiku. Hanya
memikirkan Dimitri saja sudah membuat jantungku tersangkut ditenggorokanku.
Bagaimana bisa aku menjelaskannya kepada wanita ini" Kalau aku mengikuti
petunjuk yang sedikit, keluar mencari seorang pria yang paling aku cintai di dunia
ini " seorang pria yang sudah berubah menjadi Strigoi yang aku ingin bunuh
sekarang" Bahkan sekarang, aku bisa membayangkan kehangatan dari mata
cokelatnya dengan sempurna dan bagaimana tangannya yang pernah menyentuhku.
Bagaimana bisa aku melakukan apa yang aku lakukan sekarang dengan
menyebrangi lautan" Fokus. Fokus. Fokus. Dhampir perempuan itu menatapku balik. "Dia tidak layak untuk itu," katanya, salah
mengartikan maksudku. Tidak diragukan lagi dia mengira aku adalah gadis yang
sedang patah hati, sedang mengejar pacarku - maksudku pernah menjadi pacarku.
"Kau terlalu muda ... belum terlambat untuk tidak memperdulikan semua hal itu."
Wajahnya mungkin terlihat dingin, tapi ada kesedihan yang terasa dari balik
suaranya. "Pergi dan lakukan hal lain dengan hidupmu. Menjauhlah dari tempat itu."
"Kau tahu dimana tempatnya!" aku berseru, terlalu bersemangat sehingga
menunjukkan kalau aku pergi kesana bukanlah untuk menjadi pelacur darah.
"Tolonglah " kau harus katakan padaku. Aku harus kesana!"
"Ada masalah?" Baik dia maupun aku berbalik dan menatap wajah tegas dari salah
satu pengawal. Sial. Dhampir wanita ini memang bukan prioritasnya, tapi mereka
harus memperingatkan seseorang yang menggangunya. Pengawal itu hanya sedikit
lebih tua dariku, dan aku memberikan senyuman manis padanya. Aku mungkin
tidak mengenakan gaun semenarik wanita itu, tapi aku tahu rok pendekku
menunjukkan bagian terbaik dari kakiku. Tentu saja seorang pengawal tidak
memiliki kekebalan terhadap itu kan" Sebenarnya, ia kebal. Ekspresi kerasnya
menunjukkan kalau pesonaku tidak bekerja. Masih, aku berpikir sebaiknya aku
mencoba keberuntunganku dengan pengawal ini sebagai penyelidik.
duestinae89.blogspot.com "Aku mencoba menemukan sebuah kota di Siberia, sebuah kota tempat dimana para
dhampir tinggal. Apa kau tahu?"
Dia tidak berkedip. "Tidak."
Luar biasa. Mereka berdua bermain sulit. "Ya, baiklah, mungkin bos mu tahu?" Aku
bertanya sopan, berharap aku terdengar seperti seseorang yang ingin menjadi
pelacur darah. Jika para dhampir itu tidak mau bicara, mungkin satu dari Moroi itu
mau. "Mungkin dia perlu teman dan mau berbicara denganku."
"Dia sudah punya teman bicara," pengawal itu menjawab tegas. "Dia tidak perlu
lagi." Aku masih tetap tersenyum. "Apa kau yakin?" aku mendesah. "Mungkin kita harus
menanyakan kepadanya."
"Tidak," jawab pengawal. Dalam satu kata, aku mendengar tantangan dan perintah.
Mundur. Dia tidak akan ragu untuk melawan siapa pun yang ia pikir sebagai
pengganggu tuannya " bahkan seoarang gadis dhampir kecil. Aku
mempertimbangkan untuk tetap bersikeras terhadap keinginanku tapi dengan cepat
memutuskan untuk mengikuti peringatan dan langsung mundur.
Aku mengangkat bahu. "Dia yang rugi." Dan tanpa kata lain, aku berjalan santai ke
mejaku, seolah penolakan itu bukan masalah besar. Sementara itu aku menjaga
nafasku, setengah berharap pengawal itu akan menarikku keluar dari klub dengan
menjambak rambutku. Itu tidak terjadi. Akhirnya setelah aku mengenakan jaketku
dan meletakkan uang di meja, aku melihatnya mengawasiku, mata yang curiga dan
menduga-duga. Aku meninggalkan Nightingale dengan sikap tidak peduli yang sama, keluar menuju
jalanan yang ramai. Ini sabtu malam, dan ada banyak klub lain dan restoran di
sekitarnya. Para penggemar pesta memenuhi jalanan, sebagian berpakaian mewah
seperti para pelanggan Nightingale; yang lain, remaja seumuranku berpakaian
santai. Antrian panjang diluar klub, suara musik dansa terdengar nyaring dan berat
dengan bunyi bass. Restoran dengan dinding kaca menunjukkan makan malam
elegan dengan meja mewah. Sepanjang jalanku melalui kerumunan orang-orang itu,
aku dikelilingi oleh percakapan dengan bahasa Rusia, aku menolak keinginan untuk
menengok ke belakang. Aku tidak ingin meningkatkan kecurigaan jika dhampir itu
masih mengawasiku. Ketika aku berputar di jalan yang sepi yang merupakan jalan pintas ke hotelku, aku
bisa mendengar suara pelan dari langkah kaki. Aku dengan pasti memiliki cukup
peringatan dalam diriku kalau pengawal itu memutuskan mengikutiku. Sebenarnya,
tidak ada jalan bagiku untuk membiarkannya mengalahkanku. Aku mungkin lebih
kecil darinya " dan mengenakan gaun dan hak tinggi " tapi aku sudah sering
melawan laki-laki, termasuk Strigoi. Aku bisa menangani laki-laki ini, khususnya jika
aku menggunakan elemen kejutan. Setelah berjalan di sekitar tempat itu cukup lama,
aku menyadarinya dan kejutan itu berputar dan berbalik dengan baik. Aku
duestinae89.blogspot.com mengambil langkahku dan menatap tajam ke beberapa sudut jalan, satu dari sudut
itu mengarahkanku pada pemandangan gelap, gang yang sepi. Menakutkan, ya, tapi
itu menjadikannya tempat penyergapan yang baik ketika aku masuk ke dalam jalan
keluar. Aku diam-diam melepaskan sepatu hak tinggiku. Mereka berwarna hitam
dengan bahan kulit yang cantik tapi tidak pantas untuk berkelahi, kecuali jika aku
berencana untuk mencongkel mata seseorang dengan tumitnya. Sebenarnya, bukan
ide yang buruk. Tapi, aku tidak semenyedihkan itu. Tanpa sepatu-sepatuku, trotoar
terasa sangat dingin terasa di bawah telapak kakiku yang telanjang mengingat hujan
turun tadi pagi. Aku tidak perlu menuggu lama. Beberapa saat kemudian, aku mendengar langkah
kaki dan melihat bayangan panjang penguntitku muncul di tanah, muncul di bawah
lampu jalan yang berkedap-kedip di tepian trotoar. Penguntitku berhenti, tidak
diragukan sedang mencariku. Sungguh, kurasa, pria ini tidak waspada. Tidak ada
pengawal yang dalam pengejaran mereka bisa terlihat jelas. Dia harusnya bergerak
dengan lebih sembunyi-sembunyi dan tidak menunjukkan dirinya dengan mudah.
Mungkin latihan pengawal di Rusia tidak sebaik latihan ditempat dimana aku
dilatih. Tidak, itu tidak benar. Tidak dengan cara Dimitri membasmi musuh-musuhnya.
Mereka memanggilnya dewa di Akademi. Penguntiku mengambil beberapa langkah,
dan saat itulah aku mengambil gerakanku. Aku melompat keluar, tinjuku sudah siap.
"Baiklah," aku berseru. "Aku hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan, jadi
mundur atau " " Aku membeku. Pengawal dari klub itu tidak berdiri disana.
Seorang manusia. Seorang gadis, tidak lebih tua dariku. Dia setinggi aku, dengan rambut pirang
pendek dan jaket panjang berwarna biru laut yang terlihat mahal. Dibalik itu, aku
bisa melihat gaun yang bagus dan sepatu bot kulit yang terlihat mahal seprti
jaketnya. Dari awal aku bisa mengenalinya. Aku pernah melihatnya dua kali di
Nightingale, berbicara dengan Moroi pria. Aku menduga dia hanyalah wanita
kebanyakan yang mereka goda dan dengan cepat mereka tinggalkan. Selebihnya, apa
gunanya manusia untukku"
Wajahnya sebagian tertutup bayangan, tapi bahkan dengan penerangan yang
remang-remang, aku bisa melihat ekspresi kesal di wajahnya. Ini jelas bukan hal
yang aku harapkan. "Itu kau, kan" dia bertanya. Mengisyaratkan keterkejutan yang lain. Bahasa
Inggrisnya beraksen Amerika sepertiku.
"Kau lah yang meninggalkan sederet tubuh Strigoi di sekitar kota. Aku melihat
punggungmu di klub malam ini dan aku tahu kalau itu kau."
"Aku ..." Tidak ada kata-kata yang bisa keluar dari bibirku. Aku tidak tahu harus
merespon seperti apa. Seorang manusia berbicara biasa mengenai Strigoi" Tidak
pernah kudengar sebelumnya. Ini bahkan lebih mengherankan dari pada kebenaran
duestinae89.blogspot.com dikejar Strigoi disini. Aku tidak pernah memiliki pengalaman seperti ini sepanjang
hidupku. Dia terlihat tidak peduli dengan diriku yang heran terbius membatu.
"Dengar, kau tidak bisa semudah itu melakukannya, ok" Apa kau tahu seberapa
banyak masalah yang aku terima karena berhadapan dengan semua kejadian itu"
Semuanya sudah cukup buruk tanpa kau tambahkan kekacauan lagi di dalamnya.
Polisi menemukan mayat yang kau tinggalkan di taman, kau tahu. Kau tidak bisa
membayangkan berapa banyak alasan yang kubuat untuk menutupinya."
"Siapa ... Siapa kau" Aku bertanya akhirnya. Itu benar. Aku meninggalkan mayat di
taman, tapi serius, apa yang memangnya harus kulakukan" Menyeretnya kembali ke
hotelku dan mengatakan kepada penjaganya kalau temanku kebanyakan minum"
"Sydney," gadis itu berkata dengan letih. "Namaku Sydney. Aku ahli kimia yang
ditugaskan disini." "Ahli apa?" Dia mendesah nyaring. Dan aku sangat yakin dia memutar matanya. "Tentu saja. Itu
menjelaskan semuanya."
"Tidak, tidak terlalu," jawabku, akhirnya bisa mendapatkan ketenanganku kembali.
"Sebenarnya, kurasa kau lah yang harus memberikan banyak penjelasan disini."
"Dan sikap juga. Apa kau adalah bagian dari tes yang dikirimkan kesini untukku"
Oh, Tuhan. Tentu saja."
Aku mulai marah sekarang. Aku tidak suka dibuat bingung. Aku jelas tidak suka
dibuat bingung oleh seorang manusia yang membuatku terdengar telah melakukan
kejahatan karena membunuh Strigoi.
"Dengar, aku tidak tahu siapa kau atau bagaimana kau bisa tahu mengenai semua
hal ini, tapi aku tidak ingin berdiri disini dan " "
Rasa mual memenuhiku dan aku menegang, tanganku serta merta memegang pasak
perak yang kusimpan di kantong jaketku. Sydney masih memasang tampang kesal,
tapi ekspresinya tercampur dengan kebingungan sekarang seiring perubahan dalam
posisiku. Dia menilaiku, aku membiarkannya.
"Ada apa?" tanyanya.
"Kau akan memiliki urusan dengan tubuh Strigoi lagi," kataku, tepat di saat Strigoi
menyerangnya. duestinae89.blogspot.com Dua LEBIH MEMILIH SYDNEY SEBAGAI INCARANNYA ketimbang aku
merupakan serangan yang buruk bagi seorang Strigoi. Akulah yang merupakan
lawannya; dia harusnya membasmiku dulu. Posisi kami menempatkan Sydney di
hadapannya, jadi dia harus membunuh Sydney dulu sebelum dia dapat
membunuhku. Dia mencengkram bahu Sydney dan menyetakkanya ke arahnya. Dia
cepat " mereka memang cepat " tapi aku sedang semangat bermain sekarang.
Tendangan cepat menyentaknya ke arah dinding bangunan di dekatnya dan
membebaskan Sydney dari cengkramannya. Dia mengeram saat terbanting dan
merosot ke tanah, membeku dan terkejut. Bukan hal yang mudah untuk
menjatuhkan seorang Strigoi, tidak dengan gerak refleks mereka yang cepat. Ia tidak
lagi mengincar Sydney dan mengalihkan perhatiannya padaku, mata merah yang
penuh amarah dan bibir yang mengerucut untuk menunjukkan taringnya. Dia
bangkit dari posisi jatuhnya itu dengan kecepatan yang tidak biasa dan menyerbuku
mendadak. Aku menghindarinya dan mencoba memukulnya saat ia mencoba mmenghindar
sebagai balasannya. Serangannya selanjutnya adalah memerangkapku dalam
tangannya, dan aku tersandung, sedikit menjaga keseimbanganku. Pasakku masih
kugenggam di tangan kanan, tapi aku butuh kesempatan untuk menusuk dadanya.
Strigoi yang pintar akan membelokkan dirinya ketika menyerang untuk melindungi
jantungnya dari penglihatan penyerang. Pria ini hanya melakukan perkerjaan
separuh-separuh, dan jika aku bisa hidup cukup lama, aku lebih menyukai
mendapatkan sebuah kesempatan terbuka.
Blood Promise Vampire Academy 4 Karya Richelle Mead di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sesaat kemudian, Sydney datang dan memukulnya dari belakang. Bukanlah pukulan
yang cukup kuat, tapi itu mengganggu Strigoi itu. Ini adalah kesempatanku. Aku
melompat sekeras yang aku bisa, melemparkan seluruh beratku ke arahnya. Pasakku
menikam jantungnya ketika kami terhempas menabrak dinding. Selalu sangat
sederhana. Kehidupan " atau kehidupan bagi yang telah mati atau apalah itu "
menghilang darinya. Dia berhenti bergerak. Aku menyetakkan pasakku keluar
setelah aku yakin dia benar-benar telah mati dan melihat tubuhnya berderak di
tanah. Sama seperti semua Strigoi yang sudah kubunuh sebelumnya, aku mendapatkan
perasaan yang aneh. Bagaimana kalau dia adalah Dimitri" aku mencoba
membayangkan wajah Dimitri di tubuh Strigoi ini, mencoba membayangkannya
terbaring sebelum aku. Jantungku terbelit dalam dadaku. Untuk sejenak, gambaran
hal itu muncul disana. kemudian " hilang. Dia hanyalah Strigoi lain.
Dengan cepat ku hilangkan ketidakfokusan ini dan mengingatkan diriku sendiri
kalau aku memiliki hal yang lebih penting untuk kukhawatirkan sekarang. Aku harus
memeriksa Sydney. Bahkan dengan manusia, perasaan alamiku untuk melindungi
tidak bisa kuhilangkan begitu saja.
"Apa kau baik-baik saja?"
duestinae89.blogspot.com Dia mengangguk, terlihat gemetar tapi tidak terluka. "Kerja bagus," katanya.
Suaranya seperti berusaha untuk terdengar percaya diri.
"Aku tidak pernah ... aku tidak pernah melihat satu pun dari mereka terbunuh secara
langsung ..." Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya, tapi kemudian, aku masih belum
bisa mengerti bagaimana dia mengetahui segala sesuatu mengenai semua ini terlebih
dahulu. Dia terlihat syok, jadi kuraih tangannya dan mulai membimbingnya.
"Ayolah, ayo kita pergi ke tempat lebih banyak orang." Kurasa Strigoi yang
bersembunyi disekitar Nightingale bukanlah ide gila. Tempat apa yang lebih baik
untuk menguntit Moroi selain di tempat mereka sering bergaul" Semoga saja
sebagian besar pengawal memiliki insting yang cukup untuk menjaga tugas mereka
di tempat seperti ini. Saran untuk pergi menyentak Sydney dari kesadarannya. "Apa?" dia berteriak. "Kau
akan meninggalkanya juga?"
Aku melemparkan tanganku. "Apa yang kau harapkan dariku" Kurasa aku bisa
memindahkannya ke belakang tong sampah dan kemudian biarkan sinar matahari
membasminya. Itulah yang biasa kulakukan."
"Benar. Dan bagaimana jika seseorang datang untuk mengambil sampah" Atau
keluar dari pintu-pintu belakang ini?"
"Baiklah, aku bisa menghancurkannya. Atau membakarnya. Barbeque Vampire,
sejenis hal yang bisa menarik perhatian, kan?"
Sydney mengangguk dengan gusar dan berjalan mengelilingi tubuh itu. Dia
membuat mimik wajah yang aneh ketika dia menatap ke bawah ke arah Strigoi itu
dan meraih dompet kulit besarnya. Dari benda itu, dia membuat sebuah botol kecil.
Dengan gerakan terampil, dia menyiramkan isi botol kecil itu keseluruh tubuh
Strigoi itu kemudian dengan cepat mundur. Ketika tetesannya menyentuh mayat itu,
asap kuning mulai melayang-layang. Asap itu mulai bergerak lambat, menyebar
secara horizontal bukannya vertikal hingga menyelimuti selurut tubuh Strigoi itu.
Kemudian ia mengerut dan mengerut hingga tidak tersisa apa-apa selain sekepal
bola. Beberapa detik kemudian, asap itu benar-benar hilang, meninggalkan
tumpukan debu yang tidak berbahaya.
"Terimakasih kembali," kata Sydney datar, masih memberikan tatapan tidak
menerima padaku. "Apa-apaan itu tadi?" aku memekik.
"Tugasku. Bisakah kau memanggilku lain kali jika hal ini terjadi lagi?" Dia mulai
berpaling menjauh. "Tunggu! Aku tidak bisa memanggilmu " aku tidak tahu siapa dirimu."
duestinae89.blogspot.com Dia melirik ke arahku dan menyapukan rambut pirangnya dari wajahnya.
"Benarkah" Kau serius, kan" Kupikir kalian sudah diberitahukan mengenai kami
setelah kalian lulus."
"Oh, lucu. Aku sebenarnya, mm, belum lulus."
Mata Sydney melebar. "Kau melakukan hal...hal itu ...tapi tidak pernah lulus?"
Aku mengangkat bahu dan dia terdiam selama beberapa saat. Akhirnya dia menarik
nafas lagi dan berkata, " Kurasa kita harus bicara."
Seolah kami belum pernah melakukannya saja. Bertemu dengannya pastilah hal
yang paling aneh yang pernah terjadi padaku sejak datang ke Rusia. Aku ingin tahu
mengapa dia berpikir kalau aku seharusnya berhubungan dengannya dan bagaimana
dia menghancurkan mayat Strigoi. Dan, saat kami kembali ke jalan yang padat dan
berjalan ke arah sebuah kafe yang ia suka, membuatku terpikir jika dia tahu
mengenai dunia Moroi, berarti ada kemungkinan dia juga tahu dimana desa Dimitri
berada. Dimitri. Dia lagi, sekilas mucul di pikiranku. Aku tidak punya petunjuk jika
dia benar-benar bersembunyi di dekat kampung halamannya, tapi aku tidak punya
tujuan lain. Lagi, perasaan yang aneh melingkupiku. Pikiranku mengabur dengan
wajah Dimitri yang terpasang ditubuh Strigoi yang baru kubunuh: kulit pucat, mata
merah yang kejam .... Tidak, dengan keras kukatakan pada diriku sendiri. Jangan fokus pada hal itu.
Jangan panik. Sebelum aku bertemu dengan Dimitri yang telah berubah menjadi
Strigoi, aku harus mengeluarkan kekuatan dari ingatanku mengenai dirinya yang
kucintai, dengan mata cokelat teduhnya, tangannya yang hangat, pelukannya yang
membara ... "Apa kau baik-baik saja ... um, apapun namamu?" Sydney menatapku aneh, dan aku
baru sadar kalau kami sudah berhenti di depan sebuah restoran. Aku tidak tahu
terlihat seperti apa wajahku, tapi pastilah cukup untuk meningkatkan perhatiannya.
Hingga sekarang, kesanku selama perjalanan kami adalah kalau dia ingin berbicara
sedikit mungkin denganku.
"Ya, ya, baik," jawabku kasar, memasang tampang pengawal di wajahku. "Dan aku
Rose. Apa ini tempatnya?"
Memang ini tempatnya. Dekorasi restoran cerah dan ceria, sekalipun sebuah
tangisan yang jauh dari kemewahan Ninghtingale datang. Kami duduk di kursi kulit
hitam " yang maksudku plastik kulit palsu " di pojokan, dan aku sangat senang
melihat menunya berisikan baik makanan Amerika maupun makanan Rusia.
Daftarnyanya sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris dan aku hampir menitikkan air
liurku ketika aku melihat ayam goreng tepung. Aku sedang kelaparan setelah tidak
makan di klub, dan pikiran daging goreng kering adalah makanan termewah setelah
berminggu-minggu makan dengan kol dan sekarang dikenal sebagai McDonald"s.
Seorang pelayan datang, dan Sydney memesan dengan bahasa Rusia yang fasih. Saat
itu aku hanya menunjuk ke menu saja. Huh. Sydney penuh dengan kejutan.
Mempertimbangkan sikap kasarnya, aku berharap dia menanyaiku langsung
sekarang juga, tapi ketika pelayan itu pergi, Sydney tetap diam, malah memainkan
serbetnya dan menghindari kontak mata. Sangat aneh. Dia sangat terlihat tidak
duestinae89.blogspot.com nyaman di sekitarku. Bahkan dengan adanya meja diantara kami, seperti dia tidak
bisa lebih jauh lagi. Sekalipun begitu sikap bengisnya barusan tidak bisa dipalsukan,
dan dia tidak mau menyerah mengenai diriku yang menurutnya harus mengikuti
aturan apalah yang dia percayai.
Sebenarnya, dia mungkin sedang bermain berpura-pura malu, tapi aku tidak punya
keraguan untuk mengeluarkan topik yang tidak mengenakkan sekalipun. Faktanya,
itu adalah labelku selama ini.
"Jadi, apa kau sudah siap mengatakan padaku siapa dirimu
sebenarnya terjadi?"
dan apa yang Sydney menengadah. Sekarang kami ada di tempat yang penuh cahaya, aku bisa
melihat mata cokelatnya. Aku juga menyadari kalau dia memilike tato menarik di
bawah pipi kirinya. Tintanya terlihat seperti emas, sesuatu yang belum pernah
kulihat sebelumnya. Tatonya merupakan gabungan motif dari bunga dan daun dan
hanya benar-benar terlihat ketika dia memiringkan kepalanya dengan cara yang
tepat sehingga warna emas itu berkilau terkena cahaya.
"Aku sudah mengatakannya padamu," katanya. "Aku seorang Alkemis."
"Dan aku juga sudah katakan padamu, aku tidak tahu apa itu. Apa itu salah satu dari
kata yang berasal dari bahasa Rusia?" Bahkan tidak terdengar seperti bahasa Rusia.
Senyum separuh muncul di bibirnya. "Tidak. Aku yakin kamu belum pernah
mendengar mengenai ilmu alkemi juga sebelumnya, kan?"
Aku mengangguk, dan dia menyangga dagunya dengan tangannya, matanya
menatap ke arah meja lagi. Dia menelan ludah, seolah dia sedang mempersiapkan
dirinya sendiri kemudian kata-kata berhamburan keluar.
"Kembali ke abad pertengahan, ada beberapa orang yang yakin jika mereka bisa
menemukan formula yang benar atau sihir, mereka bisa mengubah timah menjadi
emas. Tidak mengejutkan, mereka tidak bisa melakukannya. Hal ini tidak
menghentikan mereka untuk terus melanjutkan segala macam hal-hal berbau mistik
lain dan semua yang berkaitan dengan kegiatan supernatural, dan bahkan mereka
memang menemukan suatu sihir." Dia mengerutkan dahi.
"Vampir." Aku kembali berpikir mengenai sejarah Moroi di kelas. Abad pertengahan adalah
ketika jenis kami benar-benar mulai menarik diri dari manusia, bersembunyi dan
menjaga satu sama lain. Saat itu lah ketika Vampir benar-benar menjadi mitos
sejauh yang dipercayai dunia, dan bahkan Moroi malah menjadi buruan berharga.
Sydney menyadari pikiranku. " Dan saat itulah ketika Moroi mulai menjauh. Mereka
memiliki sihir mereka, tapi manusia mulai melebihi mereka. Kita masih
melakukannya." Kata-kata itu hampir menorehkan senyum di wajahnya. Moroi
kadang memiliki masalah kehamilan, ketika manusia terlihat sangat mudah untuk
dimiliki sesekali. "Dan Moroi membuat perjanjian dengan para Alkemis. Jika para Alkemis mau
menolong Moroi dan dhampir dan komunitas mereka tetap menjadi rahasi dari
manusia, Moroi akan memberi kami ini." dia menyentuh tato emasnya.
duestinae89.blogspot.com "Apa itu?" tanyaku. "Maksudku, disamping wujudnya yang jelas adalah tato."
Dengan lembut dia mengusap tato itu dengan ujung jarinya dan tidak
menyembunyikan nada sarkastik pada suaranya. "Malaikat penjagaku. Ini benarbenar emas dan" - dia menyeringai dan menjatuhkan tangannya " "darah Moroi,
sihir air dan bumi."
"Apa?" suaraku keluar terlalu keras, dan beberapa orang di restoran menoleh ke
arahku. Sydney terus berbicara, suaranya terdengar lebih rendah - dan terasa pahit.
"Aku tidak terlalu takut mengenai hal ini, tapi ini adalah "hadiah" untuk kami
melindungi kalian. Sihir air dan tanah mengikat emas ke kulit kami dan memberikan
kami pembawaan yang Moroi miliki " sebenarnya, kedua sihir itu. Aku hampir tidak
pernah sakit. Aku akan hidup dalam waktu yang lama."
"Kurasa itu terdengar bagus," kataku tidak yakin.
"Mungkin beberapa. Kami tidak punya pilihan. "karier" ini adalah keturunan keluarga
" diturunkan. Kami semua harus belajar mengenai Moroi dan dhampir. Kami
bekerja sebagai penghubung diantara manusia yang membiarkan kami menutupi
keberadaan kalian karena kami lebih mudah bergerak bebas. Kami mendapatkan trik
dan teknik untuk membersihkan tubuh Strigoi " seperti ramuan yang kau lihat.
Sebagai balasannya, kami ingin berada jauh dari kalian sebisa mungkin " karena
itulah mengapa sebagian besar dhampir tidak diberitahukan mengenai keberadaan
kami hingga mereka lulus. Dan Moroi tidak pernah sama sekali." Dia mendadak
berhenti. Kurasa pelajarannya sudah berakhir.
Kepalaku terasa pusing. Aku tidak pernah, tidak pernah memikirkan hal seperti ini
sebelumnya " tunggu. Pernahkah" Sebagian besar pendidikanku lebih ditegaskan
pada aspek fisik untuk menjadi seorang pengawal: menjaga, bertarung, dll.
Seringkali aku juga mendengar petunjuk tidak jelas pada sesuatu di luar sana di
dunia manusia yang akan menolong menyembunyikan Moroi atau mengeluarkan
mereka dari situasi aneh dan berbahaya. Aku tidak pernah terpikir tentang hal ini
atau mendengar mengenai Alkemis. Jika aku tetap tinggal di sekolah, mungkin aku
akan mendengarnya. Semua ini mungkin bukalah ide yang disarankan oleh diriku sendiri, tapi sifat
alamiku tidak bisa kompromi.
"Mengapa tetap menjaga sihir di dalam dirimu" Mengapa tidak membaginya dengan
dunia?" "Sebab ada bagian lain dari tenaga ini. Ini menghentikan kami untuk mengatakan
jenismu yang bisa membahayakan atau menunjukkan identitas mereka."
Sihir yang mengikat mereka untuk bebricara ... terdengar mencurigakan seperti
kompulsi. Semua moroi bisa menggunakan sedikit kompulsi, dan sebagian besar bisa
menggabungkan komplsi dengan sihir mereka kepada suatu objek untuk
memberikan apa yang mereka inginkan. Sihir Moroi sudah berubah setiap tahunnya,
dan kompulsi sudah dikaitkan dengan sikap yang tidak bermoral sekarang. Aku rasa
tato ini sangat tua, mantera zaman dulu yang turun-temurun selama berabad-abad.
duestinae89.blogspot.com Aku mengulang apa yang dikatakan Sydney, lebih banyak pertanyaan berputar di
kepalaku. "Mengapa ... mengapa kalian ingin tinggal menjauh dari kami" Maksudku, bukankah
aku terlihat bisa menjadi sahabat kental selamanya atau apalah ...."
"Sebab itu adalah tugas kami dari Tuhan untuk melindungi sisa-sisa kemanusiaan
dari makhluk jahat di malam hari." Secara spontan, tangannya menyentuh kepada
sesuatu di lehernya. Benda itu hampir tertutup jaketnya, tapi sebuah bagian dari
tulang dadanya dengan berani menunjukkan sebuah salib emas.
Reaksi awalku tidak terlalu menyenangkan, mengingat aku tidak terlalu religius.
Kenyataannya, aku tidak pernah merasa nyaman berada disekitar orang-orang yang
taat dan percaya. Tiga puluh detik kemudian, keseluruhan pengaruh dari katakatanya yang masuk.
"Tunggu sebentar," aku berseru marah. "Apa kau membicarakan semua tentang
kami " dhampir dan Moroi" Kami semua makhluk jahat di malam hari?"
Tangannya jatuh dari salibnya, dan dia tidak merespon.
"Kami tidak sama dengan Strigoi!" aku memukul meja.
Wajahnya tetap terlihat lunak.
"Moroi minum darah manusia. Dhampir adalah keturunan tidak alami dari mereka
dan manusia." Tidak ada yang pernah menyebutku tidak alami sebelumnya, kecuali untuk saat
ketika aku meletakkan saos diatas taco. Tapi sungguh, kami tidak bisa menari salsa,
jadi apa yang harus kulakukan"
"Moroi dan dhampir tidak jahat," kataku pada Sydney. "Tidak seperti Strigoi"
"Itu benar," katanya mengakui. "Strigoi lebih jahat."
"Hey, bukan itu mak ?"
Makanan datang kemudian, dan ayam goreng tepung hampir cukup menggangguku
dari kemarahan akibat dibandingkan dengan Strigoi. Kebanyakan semua ini
menundaku dari respon tiba-tiba untuk kata-katanya, dan aku sedikit demi sedikit
memotong lapisanya yang hampir mencair kemudian. Sydney memesan burger keju
dan kentang goreng dan mengigit makanannya dengan lembut.
Setelah menyelesaikan seluruh paha ayam, aku akhirnya mampu melanjutkan
argumen tadi. "Kami sama sekali tidak sama dengan Strigoi. Moroi tidak membunuh. Kau tidak
punya alasan untuk takut pada kami." Lagi, aku bukannya mengutarakan
kenyamanan tinggal bersama manusia. Tidak satupun dari jenisku, tidak dengan
cara manusia yang terburu-buru senang dan siap bereksperimen terhadap apapun
yang mereka tidak mengerti.
duestinae89.blogspot.com "Setiap manusia yang mempelajari kalian tidak akan terhindari pasti juga akan
mempelajari mengenai Strigoi," katanya. Dia memainkan kentang gorengnya tapi
tidak benar-benar memakannya.
"Mengetahui tentang Strigoi yang memungkinkan manusia untuk melindungi diri
mereka sendiri, pikirkan."
Mengapa aku bermain sebagai pengacara setan disini"
Dia berhenti memainkan kentang gorengnya dan menjatuhkannya kembali ke
piringnya. "Mungkin. Tapi ada banyak manusia yang akan tergoda dengan pemikiran
hidup dalam keabadian " bahkan jika harganya berarti melayani Strigoi sebagai
bayarannya agar diubah menjadi makhluk dari neraka. Kau harusnya terkejut
bagaimana cara manusia merespon ketika mereka mempelajari tentang vampir.
Keabadian adalah daya tarik terbesar " mengesampingkan kekejaman yang ada
bersamanya. Banyak manusia yang mempelajari Strigoi mencoba untuk melayani
mereka, dengan harapan mereka akan diubah."
"Itu gila ?" aku berhenti. Tahun lalu, kami menemukan bukti kalau manusia
membantu Strigoi. Strigoi tidak bisa menyentuh pasak perak, tapi manusia bisa, dan
sebagian dari mereka menggunakan pasak itu untuk melawan Moroi. Apakah
manusia-manusia itu sudah dijanjikan untuk hidup dalam keabadian"
"Jadi," kata Sydney, "Itulah mengapa ini adalah cara terbaik jika kami memastikan
tidak ada yang tahu mengenai satu pun tentang kalian. Kalian ada di luar sana "
kalian semua " dan tidak ada apa pun yang bisa diubah mengenai semua ini. Kau
melakukan tugasmu dengan mencabik-cabi Strigoi, dan kami akan melakukan
pekerjaan kami dan melindungi jenis kami."
Aku mengunyah sayap ayam dan menahan diriku dari maksud tidak langsung kalau
dia melindungi jenisnya dari orang-orang seperti kami juga. Dari beberapa hal, apa
yang ia katakan menimbulkan sesuatu yang menarik. Tidak mungkin kalau kami bisa
Blood Promise Vampire Academy 4 Karya Richelle Mead di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bergerak di dunia ini tanpa terlihat, dan ya, aku mengakui, sangat penting ketika
seseorang bisa menghilangkan mayat Strigoi. Manusia bekerja bersama Moroi
adalah pilihan yang ideal. Beberapa manusia bisa bergerak di dunia dengan bebas,
khusunya jika mereka memiliki sejenis hubungan dan jaringan yang dia jaga secara
tidak langsung. Aku membeku di tengah kunyahanku, mengingat pikiran terbaruku ketika pertama
kali aku datang kesini dengan Sydney. Aku menolak diriku untuk menelan dan
kemudian mengambil minum dengan tegukkan panjang.
"Ini pertanyaannya. Apa kau punya jaringan di seluruh Rusia?"
"Sayangnya," katanya. "Ketika Alkemis berusia delapan belas tahun, kami dikirim ke
dalam sebuah pelatihan untuk mendapatkan pengalaman pertama dalam pertukaran
dan membuat koneksi. Aku lebih memilih tinggal di Utah."
Itu adalah hal tergila yang mungkin pernah kudengar dari seluruh hal yang ia
katakan padaku, tapi aku tidak ingin menunjukkannya. "Koneksi jenis apa yang
sebenarnya kalian lakukan?"
duestinae89.blogspot.com Dia mengangkat bahu. "Kami mengikuti pergerakan sebagian besar Moroi dan
dhampir. Kami juga tahu banyak mengenai tingkat petinggi pemerintahan resmi "
diantara manusia dan Moroi. Jika ada seorang vampir terlihat diantar manusia,
kami biasanya bisa menemukan seseorang yang penting yang bisa membayar
seseorang atau apapun ... semua itu akan membersihkannya di bawah pengamanan."
Mengikuti pergerakan Moroi dan dhampir. Kena. Aku mencondongkan tubuhku
mendekatinya dan merendahkan suaraku. Segalanya terlihat berkaitan saat ini.
Aku sedang mencari sebuah desa ... sebuah desa yang dihuni oleh kaun dhampir di
Siberia. Aku tidak tahu namanya." Dimitri hanya pernah menyebutkan nama desa
itu sekali, dan aku lupa. "Namanya terdengar seperti ... Om?"
"Omsk," dia memperbaiki penyebutanku.
Tubuhku tegak. "Kau tahu tentang desa ini?"
Dia tidak langsung menjawab, tapi matanya mengkhianatinya. "Mungkin."
"Kau tahu!" aku berseru. "Kau harus mengatakan padaku dimana tempatnya. Aku
harus kesana" Wajahnya berubah. "Apa kau akan menjadi ... bagian dari mereka?"
Jadi Alkemis tahu mengenai pelacur darah. Tidak mengejutkan. Jika Sydney dan
kelompoknya tahu hal lain mengenai dunia vampir, mereka juga pasti tahu tentang
hal ini juga. "Tidak," kataku angkuh. "Aku hanya harus menemukan seseorang."
"Siapa?" "Seseorang." Jawaban itu hampir membuatnya tersenyum. Mata cokelatnya terlihat berpikir
seiring dia mengunyah kentang gorengnya. Dia hanya menggigit dua kali burger
kejunya, dan makanan itu hanya menjadi dingin. Aku ingin memakannya dengan
dasar yang kuat. "Aku akan segera kembali," katanya kasar. Dia berdiri dan menyebrangi ruangan ke
pojokan yang sepi di kafe itu. Membuat sebuah handphone dari dompet sihir itu, dia
membalikkan badannya dari ruangan dan menelepon.
Aku menghabiskan ayamku kemudian dan menolong diriku sendiri dengan
mengambil kentang gorengnya semenjak benda itu terlihat berkurang dan berkurang
seolah Sydney ingin melakukan apapun dengan mereka. Ketika aku makan, aku
mempertimbangkan kemungkinan sebelum diriku sadar, mengira aku akan
menemukan kota Dimitri tinggal semudah ini. Dan sekali aku berada disana ...
apakah akan menjadi semudah ini" Apakah dia ada disana, hidup dalam bayangan
dan berburu mangsa" dan ketika berhadapan dengannya, bisakah aku benar-benar
menancapkan pasakku ke jantungnya" Gambaran tidak diinginkan itu muncul lagi,
Dimitri dengan mata merah dan "
duestinae89.blogspot.com "Rose?" Aku mengerjap. Aku benar-benar sudah menghayal terlalu jauh, dan Sydney sudah
kembali. Dia kembali duduk di hadapanku.
"Jadi, ini terlihat ?" Dia berhenti sejenak dan menatap ke bawah. "Apa kau
memakan kentang gorengku?"
Aku tidak punya petunjuk dari mana dia mengetahuinya, mengingat dia memesan
dalam porsi yang banyak. Aku hampir tidak membuat jejak sama sekali.
Membayangkan aku mencuri kentang goreng mungkin bisa dijadikan bukti bahwa
aku bisa menjadi makhluk jahat di malam hari, aku berkata dengan fasih, "Tidak."
Dia merengut sesaat, mempertimbangkan, dan kemudian berkata, "Aku tahu ada
dimana kota itu. Aku pernah kesana sebelumnya."
Aku mengejang. Oh Tuhan. Ini semua benar-benar terjadi, setelah seluruh minggu
pencarianku. Sydney akan mengatakan dimana tempat itu dan aku bisa pergi dan
mencoba lebih dekat dengan bab terkacau dalam hidupku.
"Terima kasih, trimakasih banyak ?"
Dia mengangkat tangannya untuk membuatku diam dan aku menyadari betapa
kacaunya dia terlihat sekarang.
"Tapi aku tidak akan mengatakannya padamu dimana tempatnya."
Mulutku menganga. "Apa?"
"Aku akan mengantarkanmu sendiri kesana."
duestinae89.blogspot.com Tiga "TUNGGU " APA?" AKU BERSERU.
Bukan itu rencananya. Itu bahkan tidak termasuk dalam rencana sama sekali. Aku
telah mencoba pindah melalui Rusia dengan setersembunyi yang aku bisa. Ditambah
lagi, aku benar-benar tidak nyaman dengan pemikiran tentang memiliki seorang
teman seperjalanan " khususnya karena dia muncul dengan perasaan benci padaku.
Aku tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Siberia "
beberapa hari, kurasa " dan aku tidak bisa membayangkan menghabiskan waktuwaktu itu dengan mendengarkan Sydney yang membicarakan tentang betapa tidak
alami dan jahatnya diriku.
Menelan sikapku yang bisa menyakiti hati orang lain, aku menunjukkan alasan.
Paling tidak, akulah yang meminta tolong disini.
"Itu tidak perlu," kataku, memaksakan bibirku tersenyum. "Tawaranmu sangat
menyenangkan, tapi aku tidak ingin merepotkanmu."
"Sebenarnya," jawabnya kering, "tidak bisa seperti itu. Dan bukannya aku ingin
terlihat baik. Hal itu bahkan bukan pilihanku. Itu adalah perintah dari atasanku."
"Terdengar akan menyulitkanmu. Mengapa kau tidak mengatakannya saja padaku
dimana letaknya, dan melupakannya saja setelah itu?"
"Kau jelas tidak kenal kepada siapa aku bekerja."
"Tidak butuh. Aku menolak kekuasaan selama ini. Tidak sulit ketika kau
mencobanya sesekali."
"Ya" Bagaiamana hal itu bekerja padamu ketika kau ingin menemukan desa itu?"
tanyanya mengejek. "Dengar, jika kau ingin kesana, hanya ini satu-satunya jalan."
Baiklah " itulah jalan satu-satunya untuk pergi kesana yaitu menggunakan Sydney
sebagai sumber informasiku. Aku bisa saja kembali untuk mengamati Nightingale ...
tapi itu akan membutuhkan waktu lama untuk bisa mendapatkan pencapaian seperti
ini. Lagi pula, dia ada disini, di hadapanku dengan informasi yang aku butuhkan.
"Mengapa?" tanyaku. "Mengapa kau ingin pergi bersamaku?"
"Aku tidak bisa mengatakan alasannya mengapa. Digaris bawahi : Mereka yang
menyuruhku seperti itu."
Manis sekali. Aku menatapnya, mencoba menebak apa yang sedang terjadi disini.
Mengapa bisa siapapun " membiarkan manusia sendirian dengan tangan mereka di
dunia Moroi " peduli kemana satu orang vampir remaja pergi" Aku tidak merasa
kalau Sydney memiliki motif tersembunyi " kecuali jika dia adalah artis yang sangat
sangat bagus. Jelas sekali orang-orang yang dimaksudkan Sydney memiliki rencana,
dan aku tidak suka dipermainkan dalam rencana orang lain. Disaat yang sama, aku
duestinae89.blogspot.com cemas dengan keterlibatan ini. Setiap hari yang kulalui hanyalah hari-hari dimana
aku tidak menemukan Dimitri.
"Seberapa cepat kita bisa berangkat?" aku bertanya akhirnya. Sydney, menurutku,
adalah pegawai administrasi.
Dia menunjukkan ketidakahlian dalam hal mengikutiku. Tentu saja tidak akan
menjadi sesusah itu untuk menyingkirkannya ketika kami sudah cukup dekat dengan
kota kelahiran Dimitri. Dia terlihat kecewa dengan responku, hampir terlihat kalau
dia berharap aku akan menolak dan kemudian ia akan terlepas dari permasalahan
ini. Dia lebih tidak ingin ikut daripada aku. Ia membuka dompetnya dan mengambil
handphonenya lagi, mengutak-atiknya selama beberapa menit, dan akhirnya
menghasilkan jadwal kereta. Dia menunjukkanku jadwal untuk hari esok.
"Apa kau mengerti dimana tempatnya?"
Aku mempelajari layar itu dan mengangguk. "Aku tahu dimana stasiun itu. Aku bisa
kesana." "Ok." Dia berdiri dan meletakkan beberapa uang tunai di atas meja. "Aku tunggu kau
besok." Dia mulai berjalan pergi dan kemudian melirik kembali ke arahku. "Oh, dan
kau bisa ambil sisa kentang gorengku."
Pertama kali aku datang ke Rusia, aku tinggal di asrama putri. Aku tentu saja punya
uang untuk tinggal dimana pun, tapi aku ingin tetap berada di luar perhatian.
Disamping itu, kemewahan bukanlah hal pertama yang terlintas dalam pikiranku.
Ketika aku mulai pergi ke Nightingale, aku menemukan kalau susah bagiku untuk
kembali ke asrama yang dipenuhi oleh siswa penjelajah ketika aku mengenakan gaun
mahal. Jadi aku tinggal di hotel mewah sekarang, lengkap dengan laki-laki yang
selalu membukakan pintu dan Lobi berlantaikan pualam. Lobi itu sangat besar
sampai aku berpikir kalau seluruh asrama bisa masuk ke dalamnya. Mungkin dua
asrama. Kamarku besar dan berlebihan juga, aku sangat bersyukur bisa segera
sampai di kamarku dan melepaskan sepatu hak tinggi dan gaunku. Dengan sedikit
penyesalan dan kepedihan, aku sadar kalau aku harus meninggalkan gaun-gaunku
yang kubeli di Saint Petersburg. Aku ingin meringankan beban bawaanku ketika aku
harus mengelilingi negara ini, dan meskipun tasku besar, hanya ada beberapa
bawaan yang bisa kubawa. Oh baiklah. Gaun-gaun itu akan menjadi kebahagian
bagian wanita yang membersihkan kamarku, aku tidak meragukannya. Ornamen
yang akan kubawa dan kubutuhkan hanyalah nazarku, anting-anting yang terlihat
seperti mata berwarna biru. Ini adalah pemberian ibuku, yang juga merupakan
pemberian ayahku. Aku selalu mengalungkannya di leherku.
Kereta kami ke Moskow akan berangkat pagi-pagi sekali, dan kemudian kami akan
menaiki kereta yang akan melintasi negara ke Siberia. Aku ingin beristirahat yang
cukup dan siap untuk segala hal. Sekali aku mengenakan piamaku, aku meringkuk di
bawah selimut berat di ranjangku dan berharap aku akan segera tidur. Bukannya
tidur, pikiranku malah berputar dengan semua yang baru saja terjadi. Kondisi
Sydney adalah sesuatu yang ganjil namun masih bisa kutangani. Selama kami
terjebak di dalam transportasi umum, dia bisa menuntunku ke arah cengkraman
pemimpin misteriusnya. Dan dari apa yang ia katakan mengenai jadwal perjalanan,
duestinae89.blogspot.com sepertinya hanya akan membutuhkan waktu dua hari saja untuk mencapai desa itu.
Dua hari bisa jadi lama atau sebentar.
Maksudku aku bisa berhadapan dengan Dimitri dalam waktu beberapa hari lagi ...
dan kemudian apa" Bisakah aku melakukannya" Bisakah aku mmembawa diriku
untuk membunuhnya" Dan meskinpun aku sudah memutuskan untuk
melakukannya, sudahkan aku memiliki kemampuan untuk melawannya" Pertanyaan
yang sama yang kutanyakan pada diriku sendiri selama dua minggu terakhir ini terus
dan terus menggangguku. Dimitri mengajari semua yang aku tahu, dan dengan gerak
refleksnya yang tinggi sebagai seorang Strigoi, dia mungkin benar-benar akan
menjadi dewa seperti yang selalu kukatakan ketika aku bercanda dengannya.
Kematian adalah kemungkinan paling nyata bagiku.
Tapi khawatir pun tidak akan menolong sekarang, melihat ke jam dinding di kamar,
aku mengetahui kalau aku masih bangun dalam posisi terbaring ini hampir selama
satu jam. Itu tidak baik. Aku butuh dalam kondisi puncak. Jadi aku melakukan
sesuatu yang aku ketahui tidak baik untuk kulakukan, tapi selalu bekerja untuk
membuat pikiranku keluar dari kekhawatiranku - sebagian besar dikarenakan aku
memasuki pikiran orang lain.
Masuk ke dalam kepala Lissa hanya membutuhkan sedikit konsentrasi dalam
bagianku. Aku tidak tahu jika aku bisa melakukannya ketika kami terpisah sangat
jauh, tapi aku menemukan kalau prosesnya tidak berbeda dari apa yang kulakukan
ketika aku masih berada di sampingnya.
Masih pagi buta di Montana, dan Lissa tidak punya kelas hari ini mengingat ini hari
Sabtu. Sepanjang waktuku dulu, aku bekerja sangat keras untuk membentuk dinding
tidak terlihat diantara kami, hampir menghalangi pikiran dan perasaanya keluar.
Sekarang, berada di dalam dirinya, semua rintangan menurun, dan emosinya
menubrukku seperti gelombang pasang. Dia sedang marah. Sangat marah.
"Mengapa dia berpikir kalau dengan hanya menggerakkan jarinya saja, dia bisa
membuatku pergi kemanapun dia inginkan, kapanpun dia inginkan?" Lissa
mengeram. "Karena dia sang ratu. Dan karena kau sudah membuat perjanjian dengan setan."
Lissa dan pacarnya, Christian, sedang bersantai dia loteng kapel sekolah. Segera
setelah aku mengenali situasinya, aku hampir menarik diriku keluar dari kepalanya.
Mereka berdua memiliki banyak cara untuk membuat acara "romantis" disini, dan
aku tidak ingin berada di sekitar mereka ketika pakaian segera di renggut terlepas.
Untungnya " atau mungkin tidak " rasa kesal Lissa mengatakan padaku kalau tidak
ada seks hari ini, tidak dengan suasana hatinya yang jelek.
Sebenarnya terlihat ironis. Peran mereka berdua bertukar. Lissa yang sedang marah
dan Christian berperan tenang dan menyejukkan, mencoba untuk tampil kalem demi
kebaikan Lissa. Dia duduk di lantai, bersandar ke dinding, ketika Lissa duduk di
depannya, kakinya membuka dan tangannya memeluk Lissa. Lissa membaringkan
kepalanyanya ke dada Christian dan menarik nafas panjang.
"Selama beberapa minggu terakhir, aku sudah melakukan apapun yang ia minta!
"Vasilisa, tolong tunjukkan tamu bangsawan idiot berkeliling kampus." "Vasilisa,
tolong melompatlah ke dalam pesawat di akhir minggu jadi aku bisa
memperkenalkanmu pada beberapa petugas resmi membosankan di istana."
duestinae89.blogspot.com "Vasilisa, tolong masukan para siswa muda ke dalam pekerjaan sukarelawan. Itu
akan terlihat bagus.?" Mengesampingkan rasa frustasi Lissa, aku tidak bisa menolak
sedikit hiburan yang kulihat ini. Dia bisa menirukan suara Ratu Tatiana dengan
sempurna. "Kau melakukan yang terakhir dengan ikhlas," Cristian mengingatkan.
"Ya ... mengingatkan untuk menjadi ikhlas. Aku membencinya yang mencoba
memerintah setiap bagian dalam hidupku sekarang."
Christian mencondongkan kepalanya dan mencium pipi Lissa. "Seperti kataku tadi,
kau membuat perjanjian dengan setan. Kau kekasihnya sekarang. Dia ingin
memastikan kalau kau membuatnya terlihat baik."
Lissa cemberut. Meskipun kaum Moroi hidup di tengah-tengah kota manusia dan
merupakan pekerja dalam pemerintahan manusia itu sendiri, mereka juga diatur
oleh raja atau ratu yang dipilih dari dua belas keluarga bangsawan Moroi. Ratu
Tatiana " seorang Ivashkov " merupakan pemimpin sekarang, dan dia memiliki
minat yang khusus kepada Lissa yang merupakan keturunan terakhir dari keluarga
Dragomir. Oleh karena itu, Tatiana membuat kesepakatan dengan Lissa. Jika Lissa
tinggal di istana setelah lulus dari Akademi St. Vladimir, ratu akan mengatur agar ia
bisa masuk di Universitas Lehigh di Pennysylvania. Lissa sangat cerdas dan
pemikiran untuk tinggal di rumah Tatiana akan sangat adil jika ditukar dengan
universitas yang lebih besar, lebih berkelas, dan merupakan kebalikan dari pilihan
kaum Moroi lain untuk pergi ke universitas yang lebih kecil (untuk alasan
keamanan). Seperti yang Lissa ketahui, syarat itu terikat dengan kesepakatan yang sudah ia buat.
"Dan aku hanya duduk dan terima saja," kata Lissa. "Aku hanya tersenyum dan
berkata "Ya, yang mulia. Apapun yang kau inginkan, yang mulia.?"
"Kalau begtu katakan padanya kalau kesepakatan batal. Kau akan berumur 18 tahun
dalam beberapa bulan lagi. Bangsawan atau tidak, kau tidak di bawah aturan wajib
lagi. Kau tidak harus pergi ke sekolah yang lebih besar. Kita hanya akan pergi, kau
dan aku. Pergi ke kampus manapun yang kau inginkan. Atau tidak perlu pergi sama
sekali. Kita bisa kabur ke Paris atau semacamnya dan bekerja di kafe kecil. Atau
menjual seni yang buruk di jalanan."
Kata-kata itu membuat Lissa tertawa, dan dia meringkuk mendekati Christian.
"Benar. Aku sudah bisa melihat dengan jelas betapa sabarnya kau menunggui
pelanggan. Kau akan dipecat di hari pertama kau bekerja. Lihat, sepertinya jalan
satu-satunya untuk kita bertahann hidup adalah aku pergi ke kampus dan
menyokong kebutuhan kita berdua."
"Ada jalan lain untuk pergi ke kampus, kau tahu."
"Ya, tapi tidak satu pun dari jalan itu terdengar baik," katanya prihatin. "Tidak
mudah memang. Ini jalan satu-satunya. Aku hanya berharap aku bisa
mendapatkannya dan berdiri di hadapannya sebentar lagi. Rose akan
melakukannya." duestinae89.blogspot.com "Rose akan membuat dirinya sendiri dipenjara untuk pengkhianatan yang ia lakukan
saat pertama kali ia melaksanakan apa yang Tatiana inginkan."
Lissa tersenyum sedih. "Ya. Dia akan seperti itu." Senyuman itu berubah menjadi
nafas panjang. "Aku sangat merindukannya."
Christian menciumnya lagi. "Aku tahu." Ini adalah percakapan yang sering mereka
Blood Promise Vampire Academy 4 Karya Richelle Mead di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lakukan, tidak satu pun yang berubah karena perasaan Lissa padaku tidak pernah
memudar. "Dia baik-baik saja, kau tahu. Dimanapun dia berada, dia baik-baik saja."
Lissa menatap kosong ke kegelapan loteng. Satu-satunya cahaya datang dari kaca
jendela mozaik yang membuat seluruh tempat di loteng terlihat seperti di dalam
dongeng. Tempat itu sudah dibersihkan " oleh Dimitri dan aku sebenarnya. Baru
beberapa bulan yang lalu, tapi debu dan kotak-kotak mulai bersatu lagi. Pendeta
disini adalah pria yang baik tapi banyak mengoleksi tikus. Lissa tidak menyadari hal
ini. Pikirannya masih terfokus padaku.
"Kuharap begitu. Kuharap aku punya satu petunjuk " petunjuk apapun " dimana
dirinya berada. Aku terus berpikir jika ada suatu apa pun yang terjadi pada dirinya,
jika dia " " Lissa tidak bisa menyelesaikan pikirannya. "Aku akan tetap berpikir
kalau aku bisa tahu bagaimana caranya. Kalau aku bisa merasakannya. Maksudku,
aku tahu koneksi itu hanya terjadi satu arah ... itu tidak pernah berubah. Tapi aku
harusnya bisa tahu jika sesuatu terjadi padanya, benarkan?"
"Aku tidak tahu," jawab Christian. "Mungkin. Mungkin juga tidak." Laki-laki lain
mungkin akan mengatakan sesuatu yang sangat manis dan membuat wanita merasa
nyaman, meyakinkan mereka dengan jawaban iya, iya, tentu saja dia tahu. Tapi ini
adalah bagian alami dari diri Christian untuk bersikap jujur meski kejam. Lissa
menyukai hal itu darinya. Begitu juga aku. Semua itu tidak selalu bisa membuatnya
menjadi teman yang menyenangkan, tapi pada akhirnya kau akan tahu kalau dia
tidak pernah membohongimu.
Lissa menghela nafas lagi. "Adrian bilang Rose baik-baik saja. Dia mengunjungi
mimpinya. Aku akan memberikan apapun untuk bisa melakukan hal itu. Sihir
penyembuhku semakin membaik, dan aku bisa sedikit mengenali aura sekarang.
Tapi belum apapun mengenai mimpi."
Mengetahui Lissa merindukanku ternyata menyakitiku dan hampir lebih sakit
ketimbang dia menulis surat untukku. Aku tidak pernah ingin menyakitinya.
Meskipun ketika aku kesal dengan perasaan kalau dia mengontrol hidupku. aku
tidak pernah membencinya. Aku mencintainya seperti saudaraku sendiri dan tidak
mampu mengerti dengan pikiran kalau dia menderita karena kepentinganku
sekarang. Bagaimana mungkin segala sesuatu menjadi kacau diantara kami"
Dia dan Christian melanjutkan kegiatan duduk mereka dalam keheningan yang
nyaman, melukis kekuatan dan cinta satu sama lain. Mereka memiliki apa yang
pernah kumiliki dengan Dimitri dulu, sebuah rasa ketika kami menjadi satu dan tak
terpisahkan sehingga kata-kata tak lagi dibutuhkan. Christian menjalankan jarijarinya melalui rambut Lissa, dan berhubung aku tidak bisa melihat dengan jelas
duestinae89.blogspot.com melalui kedua mata Lissa, aku bisa membayangkan bagaimana rambut yang
berwarna pucat akan berkilat diterpa cahaya pelangi yang dihasilkan oleh kaca
jendela mozaik. Dia menyelipkan beberapa helai rambut di belakang telinga Lis
sa dan kemudian merebahkan kepala Lissa ke belakang, membuat bibirnya menyentuh
bibir Lissa. Ciuman itu dimulai dengan lembut dan manis dan kemudian perlahan
meningkat, kehangatan menyebar dari bibirnya ke bibir Lissa.
Oo, pikirku. Ini mungkin waktunya untukku pergi. Tapi Lissa mengakhirinya
sebelum aku keluar. "Ini waktunya," katanya dengan menyesal. "kita harus pergi."
Mata biru-berlian Christian mengatakan hal yang sebaliknya. "Mungkin ini waktu
yang tepat untuk tidak menuruti kemauan sang ratu. Kau bisa tinggal disini "
merupakan jalan yang bagus untuk membentuk karaktermu."
Lissa memelototinya dan kemudian menyampirkan sebuah ciuman di dahi Christian
sebelum ia berdiri. "Bukan itu alasan yang membuat kau ingin aku tetap tinggal
disini, jadi bahkan jangan coba untuk bermain denganku.
Mereka meninggalkan kapel dan Christian mengomel tentang menginginkan sesuatu
yang lebih dari sekedar bermain yang berakhir dengan pelototan lagi. Mereka
menuju gedung administrasi, yang tempatnya berada di jantung kampus kelas atas.
Mengesampingkan warna merah pertama dari musim semi, semuanya terlihat sama
seperti saat aku pergi " paling tidak tampilan luarnya. Batuan gedung menyisakan
keagungan yang mengesankan. Pepohonan tua yang tinggi masih tetap mengamati
disekitarnya. Namun, di dalam hati setiap staf dan siswa, ada yang telah berubah.
Setiap orang membawa luka dari serangan itu. Banyak dari orang-orang kami yang
terbunuh, dan ketika kelas dimulai dan berlangsung lagi, semua orang masih
berduka. Lissa dan Christian sampai ke tujuan mereka: gedung administrasi. Lissa
tidak tahu alasan kenapa ia dipanggil, hanya Tatiana ingin agar dia bertemu dengan
beberapa pria bangsawan yang baru saja tiba di akademi. Berhubung Lissa sudah
sering dipaksa untuk bertemu begitu banyak orang oleh Tatiana, Lissa tidak terlalu
memikirkannya. Dia dan Christian melangkah masuk ke kantor utama, ketika
mereka bertemu dengan kepala sekolah Kirova yang sedang duduk dan ngobrol
dengan seorang Moroi dewasa dan seorang gadis seusia kami.
"Ah, Nona Dragomir. Disana kau ternyata."
Aku sering mendapat masalah dengan Kirova ketika aku masih berstatuskan sebagai
siswa, namun melihatnya lagi membuatku merasa bernostalgia. Mendapatkan
hukuman karena memulai perkelahian di kelas terdengar lebih baik daripada
berkeliaran melalui Siberia untuk menemukan Dimitri. Kirova masih memiliki
tampilan serius seperti biasa, kaca mata yang sama seimbang di ujung hidungya. Pria
dan gadis itu berdiri, dan Kirova menunjuk ke arah mereka.
"Ini adalah Eugene Lazar dan putrinya Avery." Kirova kembali menatap Lissa. "ini
Vasilisa Dragomir dan Christian Ozera."
duestinae89.blogspot.com Sedikit penilaian yang seimbang terjadi setelah itu. Lazar adalah nama bangsawan,
tapi itu tidak mengejutkan terlebih karena Tatiana yang mengadakan pertemuan ini.
Tuan Lazar memberikan Lissa sebuah senyum pemenang ketika ia menjabat tangan
nya. Dia terlihat sedikit terkejut ketika bertemu Christian, tapi senyumnya masih
tetap berada di wajahnya. Tentu saja, reaksi seperti itu bukanlah hal yang aneh.
Ada dua cara untuk menjadi Strigoi: dengan pilihan atau dengan paksaan. Seorang
Strigoi bisa mengubah orang lain " manusia, Moroi, atau dhampir " dengan
meminum darah mereka dan kemudian meminumkan darahnya sendiri kepada
mereka. Itulah yang terjadi pada Dimitri. Cara lain untuk menjadi Strigoi tergolong
unik bagi kaum Moroi " dan itu terjadi karena pilihan. Moroi yang sengaja memilih
untuk membunuh seseorang dengan meminum darah mereka sampai kering juga
bisa berubah menjadi Strigoi. Biasanya, Moroi hanya minum sedikit darah, bukan
jumlah yang bisa menyakiti manusia yang melakukannya dengan sukarela. Tapi
menghisap sebanyak-banyaknya merupakan pengambilan hidup orang lain dengan
paksa. Sebenarnya, itu mengubah Moroi ke sisi yang lebih gelap, menghancurkan
sihir elemen mereka dan mengubah mereka menjadi mayat hidup. Itulah yang
dilakukan orang tua Christian. Mereka sukarela membunuh dan menjadi Strigoi
untuk mendapatkan hidup abadi. Christian tidak pernah menunjukkan hasrat untuk
menjadi Strigoi, tapi semua orang berpikir seolah dia akan melakukannya. (Tidak
dapat disangkal, perangainya yang buruk tidak membantu penilaian orang lain).
Banyak dari kerabat dekatnya - walaupun seorang bangsawan " juga diperlakukan
tidak adil dengan diajuhi pula. Namun dia dan aku sudah menjadi tim ketika
membasmi sebagian besar Strigoi selama penyeranga. Kabar itu menyebar dan
menaikkan reputasinya. Kirova adalah seseorang yang tidak pernah membuang waktu dengan formalitas,
jadi dia langsung pada pokok pembicaraan.
"Tuan Lazar akan menjadi kepala sekolah yang baru disini."
Lissa masih tersenyum sopan padanya, tapi kepalanya langsung tersentak ke arah
Kirova. "Apa?" "Aku akan turun jabatan," jelas Kirova, suaranya datar dan tanpa ekspresi yang
cukup untuk menyaingi pengawal manapun. "meskipun aku masih tetap akan
melayani sekolah ini sebagai seorang guru."
"Kau akan mengajar?" Christian tidak percaya. Kirova menatapnya dingin.
"Ya, Ozera. Itulah keinginanku yang sebenarnya ketika ke sekolah ini dulu. Aku
yakin jika aku mencoba dengan keras, aku bisa mengingat bagaimana cara
melakukannya." "Tapi kenapa?" tanya Lissa. "Kau melakukan pekerjaan dengan baik." Sebenarnya
lebih atau kurang dari itu. Meskipun aku sering berdebat dengan Kirova " biasanya
tentang aku yang melanggar peraturan " aku masih menghormatinya. Lissa juga.
"Aku sudah memikirkan tentang pengunduran diri selama ini," jelas Kirova.
"Sekarang terlihat sebagai waktu yang tepat untuk melakukannya, dan Tuan Lazar
merupakan seseorang yang sanggup menjadi pengurus."
duestinae89.blogspot.com Lissa sangat bagus dalam membaca seseorang. Kurasa itu merupakan bagian dari
efek sihir roh, serta dengan membuat penggunanya menjadi sangat, sangat
karismatik. Lissa berpikir jika Kirova sedang berbohong, dan begitu pula aku. Jika
aku mampu membaca pikiran Christian, kurasa dia juga merasakan hal yang sama.
Penyerangan di akademi membuat banyak orang merasa panik, bangsawan
khususnya, meskipun masalah yang menimbulkan penyerangan itu sudah cukup
lama diselesaikan. Aku menduga kalau tangan Tatiana sedang bekerja disini,
memaksa Kirova untuk turun jabatan dan membuat bangsawan menggantikannya,
dengan demikian kaum bangsawan akan merasa lebih baik.
Lissa tidak membiarkan pikirannya muncul, dan dia kembali menatap Tuan Lazar.
"Kalau begitu, senang bertemu denganmu. Saya yakin Anda akan melakukan
pekerjaan dengan baik. Katakan saja bila ada yang bisa saya bantu." Dia sedang
memaikan peran putri yang terhormat dengan sempurna. Bertingkah laku sopan dan
manis adalah satu dan banyak bakat yang ia miliki.
"Sebenarnya," kata Tuan Lazar, "ada." Dia memiliki suara berat dan cepat, seperti
memenuhi ruangan. Dia menunjuk ke arah putrinya.
"Aku berharap kau bisa menemani Avery berkeliling dan membantunya menemukan
jalan-jalannya. Dia telah lulus tahun lalu tapi dia akan membantuku menjalankan
tugasku. Namun aku yakin dia lebih suka menghabiskan waktunya dengan seseorang
yang seumuran dengannya."
Avery tersenyum dan untuk pertama kalinya, Lissa benar-benar memperhatikannya.
Avery adalah gadis yang cantik. Mempesona. Lissa juga sangat cantik, diantara
rambutnya yang indah dan mata hijau giok yang ia warisi dari keluarganya. Aku rasa
Lissa ratusan kali lebih cantik daripada Avery, tapi disamping gadis yang lebih tua,
lissa merasa rendah diri. Avery tinggi dan ramping seperti kebanyakan Moroi yang
lain, tapi ia memiliki lekukan seksi di tubuhnya. Dadanya, seperti milikku, sangat
diidamkan di kalangan Moroi, dan dengan rambut cokelat panjang dan mata biru
keabu-abuannya melengkapi tampilannya.
"Aku berjanji tidak akan begitu menyakitkan, kok," kata Avery. "Dan jika kau mau,
aku akan memberikan beberapa tips rahasia di dalam kehidupan istana. Kudengar
kau akan pindah kesana."
Secara spontan, pertahanan Lissa bangkit. Dia sadar apa yang sedang terjadi.
Tatiana tidak hanya mendepak Kirova, dia juga mengirimkan penjaga untuk Lissa.
Seorang teman sempurna dan cantik yang akan memata-matai Lissa dan berusaha
untuk melatih Lissa agar sesuai dengan standar Tatiana. Kata-kata Lissa sangat
sopan ketika ia berbicara dengan sempurna, tapi jelas suaranya menujukkan
penolakkan yang tajam. "Sangat bagus sekali," katanya. "Aku sangat sibuk akhir-akhir ini, tapi kita bisa
mencoba mencari waktu untuk melakukannya."
Baik ayah Avery maupun Kirova tidak menyadari maksud kata-kata itu, tapi sesuatu
tersirat dari mata Avery yang mengatakan pada Lissa kalau ia mengarti maksud
perkataan Lissa. duestinae89.blogspot.com "Terima kasih," kata Avery. Kecuali aku salah, ada rasa sakit di wajahnya.
"Aku yakin kita akan merencanakan sesuatu bersama."
"Bagus, bagus," kata Tuan Lazar, jelas telah lupa dengan drama gadis-gadis.
"Mungkin kau bisa menunjukkan kamar tamu kepada Avery" Dia tinggal di sayap
timur." "Tentu," kata Lissa, berharap dia tidak melakukan hal lain lagi. Lissa, Christian, dan
Avery hendak pergi ketika dua pria memasuki ruangan. Satu adalah seorang Moroi,
sedikit lebih muda daripada kami, dan yang satunya adalah dhampir berumur dua
puluh tahunan " seorang pengawal, dari apa yang terlihat, tampangnya serius.
"Ah, disana kau rupanya," kata Tuan Lazar, memberi isyarat kepada pria-pria itu
untuk masuk. Dia menaruh tangannya ke bahu anak lelaki itu. "Ini anakku, Reed.
Dia di kelas menengah dan akan masuk di akademi ini juga. Dia sangat bersemangat
mendengar semua ini."
Sebenarnya, Reed terlihat sangat tidak bersemangat. Dia jelas pria yang paling
tidak ramah yang pernah kulihat. Jika aku pernah ingin memainkan peran sebagai
remaja yang tidak puas, aku bisa belajar semuanya yang harus ku tahu dari Reed
Lazar. Dia memiliki tampilan dan wajah yang tampan seperti Avery, tapi karakter
mereka dirusak dengan seringaian yang terlihat permanen menempel di wajah
Reed. Tuan Lazar memperkenalkan yang lain kepada Reed. Reed hanya merespon
dengan sura parau, "Hai."
"Dan ini Simon, pengawal Avery." lanjut Tuan Lazar.
"Tentu saja ketika berada di kampus, dia tidak perlu bersama Avery sepanjang
waktu. Kau tahu bagaimana situasinya. Tapi aku yakin kau akan melihatnya di
sekitar kampus." Kuharap tidak. Dia sama sekali tidak terlihat tidak senang seperti Reed, tapi dia pasti
memiliki sifat alami keras kepala yang berlebihan bahkan daripada pengawal yang
lain. Mendadak aku seperti merasa kasihan kepada Avery. Jika orang itu adalah
satu-satunya orang yang menemaninya, aku akan sangat menginginkan agar bisa
berteman dengan seseorang seperti Lissa. Namun Lissa dengan jelas tidak ingin
menjadi bagian dari rencana Tatiana. Dengan percakapan kecil, dia dan Christian
menemani Avery ke kamar tamu dan kemudian segera meninggalkannya.
Normalnya, Lissa akan tetap tinggal untuk menolong Avery membereskan kamarnya
dan menawarkan makan malam bersama kemudian. Tidak kali ini. Tidak dengan
maksud tersembunyi yang menggemparkan. Aku kembali ke tubuhku sendiri,
kembali ke hotel. Aku tahu harusnya aku tidak mempedulikan kehidupan akademi
lagi dan tidak merasa kasihan kepada Avery. Namun berbaring disini dan menatap di
kegelapan, aku tidak bisa tidak merasa sedikit bangga di dalamnya " dan ya, sangat
egois " puas dengan pertemuan ini: Lissa tidak akan berbelanja sahabat baru dalam
waktu dekat ini. duestinae89.blogspot.com Empat DIWAKTU YANG LAIN DALAM hidupku, aku pasti sangat senang menjelajah
Moskow. Sydney sudah merencanakan perjalanan kami sehingga ketika kereta kami
datang, kami memiliki beberapa jam waktu luang sebelum kami harus naik kereta
berikutnya ke Siberia. Ini memberi kami kesempatan untuk berkeliling dan mencari
makan malam, meskipun dia ingin memastikan kalau kami aman di dalam stasiun
sebelum di luar sana menjadi gelap. Selain sifat keras kepalaku yang mengesankan
dan tanda molinjaku, dia tidak memiliki alasan untuk menggangguku.
Membuatku tidak terlalu memikirkan bagaimana cara kami menghabiskan waktu
senggang. Selama aku bisa semakin dekat dengan Dimitri, apapun tidak menjadi
masalah. Jadi Sydney dan aku berjalan tanpa tujuan, tetap berada di jalan yang
terang dan ngobrol sedikit. Aku tidak pernah ke Moskow. Ini kota yang cantik,
berkembang, dan dipenuhi manusia dan perdagangan. Aku bisa menghabiskan
seluruh waktu disini dengan berbelanja dan mencoba semua restoran. Tempattempat yang selama ini kudengar sepanjang hidupku " Kremlin, Red Square, Bolshoi
Theatre " semua ada di ujung jariku. Selain betapa kerennya tempat-tempat ini, aku
sebenarnya mencoba menyelaraskan pemandangan dan suara selama beberapa saat
sebab itu mengingatkanku pada ... Dimitri.
Dia pernah menceritakan padaku tentang Rusia sepanjang waktu dan pernah
bertaruh kalau aku akan senang berada disini.
"Bagimu, ini mungkin seperti kisah dongeng," kata Dimitri padaku dulu. Saat
sebelum kami melakukan latihan di musim gugur terakhir lalu, hanya sesaat
sebelum salju pertama jatuh.
"Maaf, Komrad," jawabku, meraih rambut belakangku untuk ku ikat ke atas. Dimitri
suka melihat rambutku terurai, tapi dalam latihan bertarung" Rambut panjang jelas
adalah sebuah gangguan. "Borg dan musik ketinggalan zaman bukan bagian dari
akhir bahagia seperti yang pernah aku bayangkan."
Dia memberiku satu dari senyuman lebarnya yang jarang sekali terjadi, membuat
sudut matanya mengerut lembut. "Borscht, bukan borg. Dan aku tahu selera
makanmu. Jika kau cukup lapar, kau akan memakannya."
"Jadi kelaparan itu penting agar dongeng ini bisa berhasil?" Tidak ada yang bisa
lebih menyenangkan bagiku daripada menggoda Dimitri. Sebenarnya, selain
berciuman dengannya. "Aku sedang membicarakan tentang negaranya. Bangunan. Pergi ke salah satu kota
besar " seperti ke tempat yang belum pernah kau lihat sebelumnya. Setiap orang di
Amerika berlomba membangun hal yang sama " selalu dalam ukuran besar, blok
yang kokoh. Mereka melakukan hal cepat dan mudah. Tapi di Rusia, ada bangunanbangunan yang tercipta seolah mereka merupakan bagian dari seni. Mereka memang
duestinae89.blogspot.com seni " bahkan jumlahnya lebih dari normal, membangun setiap hari. Dan tempat
seperti Instana Musim Dingin dan Gereja Troitsky di Saint Petersburg" Semua itu
akan menghisap habis nafasmu."
Wajahnya terlihat berseri-seri dengan kenangan dari tempat-tempat yang pernah ia
lihat, kesenangan itu membuat wajahnya terlihat semakin tampan. Kupikir ia bisa
menamai penanda daerah setiap hari. Jantungku terbakar di dalam diriku, hanya
dengan melihatnya. Dan kemudian, sama seperti yang biasa kulakukan ketika aku
khawatir berubah menjadi tolol atau penuh perasaan, aku membuat lelucon untuk
Blood Promise Vampire Academy 4 Karya Richelle Mead di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengalihkan perhatian menjauh dan menyembunyikan perasaanku. Itu akan
mengembalikkannya ke pekerjaannya dan kami akan segera berlatih.
Sekarang, berjalan di jalanan kota dengan Sydney, aku berharap aku bisa kembali
bercanda dan mendengarkan Dimitri terus berbicara menenai kampung
halamannya. Aku akan memberikan segalanya untuk bisa bersama Dimitri disini,
tempat ia pernah berada. Dia benar tentang bangunan-bangunannya. Tentu saja,
sebagian besar adalah tiruan blok-blok dari apapun yang bisa kau temukan di
Amerika atau di tampat lain di dunia, tapi sebagian sangat menawan " dicat dengan
warna-warna terang, dipercantik dengan kubah berbentuk bawang yang aneh namun
indah. Saat itu, semuanya benar-benar terlihat seperti berasal dunia lain. Dan
selama itu pula, aku terus berpikir kalau seharusnya Dimitri ada di sampingku,
menunjuk ke arah tempat-tempat itu dan menjelaskan mereka padaku. Kami
harusnya memliki sebuah pintu gerbang romantis. Dimitri dan aku bisa makan di
sebuah restoran eksotis dan kemudian berakhir di lantai dansa di malam hari. Aku
bisa mengenakan satu dari gaun rancangan mewah yang sudah aku tinggalkan dia
hotel Saint Petersburg. Begitulah yang seharusnya terjadi. Seharusnya tidak seperti
ini, aku di tengah para manusia yang menatap marah.
"Tidak nyata, ya" Seperti sesuatu dari sebuah cerita." Suara Sydney mengejutkanku,
dan aku sadar kami sudah hampir berhenti di stasiun kereta kami. Ada banyak
stasiun seperti ini di Moskow. Suara Sydney yang seperti gema dari percakapanku
dengan Dimitri mendirikan bulu romaku " sebagian besar karena dia benar. Stasiun
tidak memiliki kubah berbentuk bawang tapi masih terlihat seperti keluar dari buku
dongeng, seperti persilangan antara kastil Cinderella dan rumah kue. Stasiun ini
memiliki atap yang berbentuk lengkungan dan menara-menara di salah satu
ujungnya. dindingnya yang putih diselingin dengan batu bata cokelat dan mozaik
hijau, hampir membuatnya terlihat berbelang. Di Amerika, beberapa orang mungkin
menganggapnya norak. Bagiku, ini begitu indah.
Aku merasa air mataku bergulir di mataku saat aku membayangkan apa yang
mungkin Dimitri akan katakan tentang bangunan ini. Dia mungkin akan menggilai
bangunan ini sama seperti ia menggilai semua hal lain disini. Sadar kalau Sydney
sedang menunggu sebuah respon, aku menelan kembali rasa dukaku dan
memainkan peran remaja yang cuek.
"Mungkin sesuatu dari sebuah cerita tentang sebuah stasiun kereta."
Dia melengkungkang alisnya, terkejut dengan keacuhanku, tapi dia tidak
mempertanyakannya. Siapa yang bisa bicara" Mungkin jika aku tetap bertingkah
sarkastik, dia akhirnya marah dan meninggalkanku. Entahlah, kadang aku ragu
kalau aku bisa beruntung. Aku bahkan hampir yakin kalau ketakutannya terhadap
duestinae89.blogspot.com penguasanya menguasai perasaan yang lain, sehingga dia mungkin harus
menghormatiku Kami mendapatkan akomodasi kereta kelas satu, yang mana ternyata lebih kecil
daripada yang aku harapkan. Ada kombinas tempat tidur-tempat duduk di setiap
sisinya, sebuah jendela, dan sebuah TV yang menempel di dinding. aku berharap itu
bisa menolong untuk melalui waktu, tapi aku seringkali mendapatkan masalah
menonton televisi Rusia " Tidak hanya karena bahasanya tapi juga karena beberapa
acara yang sungguh aneh. Masih, Sydney dan aku akan medapatkan area kami
masing-masing, bahkan jika ruangannya lebih nyaman daripada yang kami inginkan.
Warnanya mengingatkanku tentang pola mewah yang sama yang pernah kulihat
disepanjang kota. Meski ruangan di luar kabin kami berwarna cerah dan karpet
merah dan kuning dan sebuah sulur kuning dan nyata melilit di tengah-tengahnya.
Di dalam ruangan kami, bangkunya ditutupi oleh bantal beludru kecil berwarna
jingga. Dan tirainya serasi dengan warna emas dan peach membuat cetakan timbul
di tenagh-tengah kain dengan pola sutera. Berada diantara semua itu dan hiasan
meja di tengah-tengah kabin, semuanya hampir terlihat seperti berwisata di dalam
istana berukuran mini. Hari sudah gelap ketika kereta meninggalkan stasiun. Untuk alasn apapun, kereta
Lintas-Siberia selalu meninggalkan Moskow pada malam hari. Belum terlalu malam,
tapi Sydney berkata kalau dia ingin tidur, dan aku tidak ingin membuatnya semakin
kesal daripada sekarang. Jadi kami mematikan semua lampu dan membiarkan
lampu baca kecil tetap menyala di sebelah tempat tidurku. Aku membeli majalah di
stasiun kereta tadi dan bahkan jika aku tidak mengerti bahasa majalah itu, gambar
kosmetik dan pakaian-pakaiannya menghilangkan semua rintangan. Aku
membalikkan halaman-halamannya sepelan yang aku bisa, mengagumi atasan
musim panas dan gaun-gaun dan membayangakan kapan " jika pernah " aku bisa
mulai mengkhawatirkan hal-hal seperti itu lagi. Aku tidak lelah ketika aku berbaring
meskipun begitu, toh aku tertidur juga.
Aku sedang bermimpi tentang ski air ketika tiba-tiba gelombang dan matahari
disekelilingku memudar dan berganti dengan ruangan yang dipenuhi rak demi rak
buku yang berjajar. Meja dengan komputer berbaris di ruangan dan disini ada rasa
tenang yang merayapiku. Aku ada di perpustakaan di Akademi Vladimir.
Aku mengerang. "Oh, ayolah. Tidak hari ini."
"Kenapa tidak hari ini" Kenapa tidak setiap hari?"
Aku berbalik dan menemukan diriku sendiri sedang menatap wajah tampan milik
Adrian Ivashkov. Adrian adalah seorang Moroi, keponakan kesayangan sang ratu,
dan seseorang yang aku tinggalkan dalam kehidupanku dulu ketika aku kabur dalam
misi bunuh diri ini. Dia memiliki mata hijau-jamrud yang indah yang bisa membuat
sebagian besar gadis jatuh pingsan, khususnya sejak mata itu dipasangkan dengan
rambutcokelat bergaya urakan. Dia jatuh cinta padaku dan itulah alasan mengapa
aku punya banyak uang dalam perjalanan ini. Aku berbicara sangat manis ketika
meminta kepadanya. duestinae89.blogspot.com "Benar," aku mengakui. "Maksudku aku harusnya bersyukur kau hanya muncul
sekali seminggu." Dia menyeringai dan duduk dengan kursi yang dihadapkan terbalik. Dia tinggi,
seperti Moroi kebanyakan, dengan bentuk tubuh yang ramping dan berotot. Cowok
Moroi tidak pernah terlalu gendut. "Tidak bertemu membuat cinta semakin
berkembang di hati, Rose. apa kau tindak ingin memelukku untuk
membuktikannya." "Kita tidak meakukan hal yang berbahaya seperti itu, jangan khawatir."
"Aku tidak bisa berharap kalau kau akan mengatakan dimana kau sekarang kan?"
"Tidak akan." Selain Lissa, Adrian adalah satu-satunya pengendali sihir roh yang diketahui
keberadaannya dan diantara bakatnya adalah muncul dalam mimpiku " seringkali
tidak diundang " dan berbicara padaku. kekuatannya tidak pernah benar-benar bisa
membiarkannya tahu dimana aku berada sekarang, dan aku menganggapnya sebagai
berkah. "Kau membunuhku, Rose," katanya mendramatisasi. "Setiap hari sangat
menyakitkan tanpa dirimu. Kosong. sendirian. Aku memikirkanmu, membayagkan
apakah kau masih hidup."
Dia membesar-besarkan kata-katanya, konyol adalah salah satu sifatnya. Adrian
jarang sekali menanggapi sesuatu dengan serius dan selalu memiliki sikap cuek. Roh
juga memiliki kecenderungan untuk membuat pemiliknya tidak stabil dan selama ia
melawannya, ia tidak akan terpengaruh. Di bawah melodrama itu, kurasa aku
merasakan setitik kebenaran dari kata-katanya. Tidak peduli seberapa dangkal
tampilan yang ia tunjukkan, dia benar-benar peduli padaku.
Aku menyilangkan tanganku. "Baiklah, aku masih hidup, jelas. Jadi kurasa kau bisa
membiarkanku tidur."
"Berapakali harus kukatakan padamu" Kau sedang tidur."
"Dan belum-belum aku sudah merasa capek bericara padamu."
Itu membuatnya tertawa. "Oh, aku benar-benar merindukanmu." Senyumnya
mengabur. "Dia juga merindukanmu."
aku berjengit. Dia. Dia bahkan tidak perlu mengatakannya namanya. Tidak ada
pertanyaan tentang siapa yang ia maksudkan. Lissa.
Bahkan menyebutkan namanya dalam pikiranku menyakitiku, khususnya setelah
melihatnya malam lalu. Memilih diantara Lissa dan Dimitri adalah pilihan terberat
dalam hidupku, dan waktu-waktu yang telah kulalui tidak mempermudah semua itu.
Aku mungkin memilih Dimitri, tapi berada jauh dari Lissa terasa seperti tanganku
terputus, apalagi karena koneksi kami memastikan kenyataan kalau kami tidak
benar-benar terpisah. Adrian memberiku tatapan cerdik seolah dia bisa menebak
pikiranku. duestinae89.blogspot.com "Apa kau menggunakan koneksi itu untuk melihatnya?"
"Tidak," kataku, menolak mengakui kalau aku baru saja menemuinya malam
kemarin. Biarkan Adrian berpikir kalau aku telah bebas dari semua itu. "Itu bukan
hidupku lagi. " "Benar. Hidupmu berkisar tentang misi-misi berbahaya yang harus dihapai dengan
siap siaga." "Kau tidak akan mengerti apapun selain mabuk, merokok,, atau bermain
perempuan." Dia menggelengkan kepalanya. "Kau satu-satunya yang aku inginkan, Rose."
Sayangnya, aku mempercayainya. sangat mudah bagi kami untuk mendapatkan
orang lain. "Baiklah, kau bisa tetap menjaga perasaan itu, tapi kau harus menunggu."
"Berapa lama?" Dia menanyaiku hal ini terus-terusan, dan setiap kali aku menegaskan berapa lama
semua ini akan berlangsung dan bagaimana dia telah membuang waktunya.
memikirkan kemungkinan kepemimpinan Sydney, aku ragu-ragu malam ini.
"Aku tidak tahu."
Harapan mekar di wajah Adrian. "Itu adalah hal yang paling optimis yang pernah
kau katakan padaku sejauh ini."
"Jangan terlalu banyak berharap dari semua ini. Aku tidak tahu, mungkin bisa satu
hari atau satu tahu. Atau tidak pernah."
Seringaian jahatnya kembali muncul dan bahkan aku harus mengakui dia terlihat
tampan. "Aku akan berharap kalau hanya membutuhkan satu hari."
Memikirkan Sydney membawa sebuah pertanyaan dalam pikiranku, " Hey, apa kau
pernah dengan tentang para Alkemis?"
"Tentu," katanya
Tipikal. "Tentu kau tahu"
"Kenapa" Apa kau berlari ke tempat mereka?"
"Sejenis itu." "Apa yang sudah kau lakukan?"
"Kenapa kau berpikir kalau aku telah melakukan sesuatu?"
duestinae89.blogspot.com Dia tertawa. "Alkemis hanya muncul ketika masalah terjadi, dan kau membawa
masalah kemanapun kau pergi. Berhati-hatilah. Mereka fanatik agama."
"Terdengar ekstrim," kataku. Kesetiaan Sydney tidak terlihat menunjukkan sesuatu
yang buruk. "Hanya saja jangan biarkan mereka membuatmu mengikuti kepercayaan mereka."
Dia mengedip. "Aku suka melihatmu penuh dosa seperti biasa."
Aku mulai menceritakan Sydney yang mungkin berpikir kalau aku melewati ambang
keselamatan, tapi ia mengakhiri mimpi ini dan mengirimku kembali tidur.
Kecuali, bukannya melanjutkan mimpiku sendiri, aku terbangun. Disekitarku, kereta
berdengung indah serasi dengan kecepatan kami melewati pinggiran kota Rusia.
Lampu bacaku masih hidup, cahayanya terlalu terang untuk matakku yang
mengantuk. Aku meraihnya dan mematikkanya kemudian aku menyadari kalau
tempat tidur Sydney kosong. Mungkin di kamar mandi, pikirku. Namun aku merasa
gelisah. Dia dan kelompok Alkemisnya masih merupakan misteri dan tiba-tiba aku
merasa khawatir kalau dia mungkin punya rencana jahat yang sedang berlangsung.
Apakah dia sedang melakukan pertemuan dengan penghubungnya" Aku
memutuskan untuk menemukannya.
Sejujurnya, aku sama sekali tidak tahu dimana bisa menemukannya di sebuah kereta
sebesar ini, tapi logika tidak pernah menghalangiku sebelumnya. Tidak ada alasan
bagi logika-logika itu untuk muncul sekarang. Syukurlah, setelah menyelipkan kakikakiku di sepatuku dan melangkah keluar koridor yang berhadapan dengan kabin
kami, aku menemukan kalau aku tidak perlu terlalu jauh mencari.
Sepanjang koridor berbaris jendela-jendela, semuanya terbungkus dengan tirai
mewah dan Sydney berderi dengan punggung menghadap ke arahku, menatap
ksosong keluar jendela, sebuah selimut menyelimutinya. Rambutnya berantakan
karena tidur tadi dan terlihat kurang bercaya di penerangan yang tidak terlalu bagus.
"Heu ... " Aku memulai ragu-ragu. "Apa kau baik-baik saja?"
Dia perlahan membalik badannya ke arahku. Satu tangan memegang selimut; tangan
yang satunya sedang bermain dengan sebuah salib yang tergantung di lehernya. Aku
mengingt komentar Adrian tentang agama.
?"Aku tidak bisa tidur," katanya terus terang.
"Apakah ... apakah itu karena aku?" Ia memutar badannya ke arah jendela sebagai
satu-satunya jawabannya. "Dengar," kataku, merasa tidak berdaya. "Jika ada sesuatu yang bisa kulakukan ...
maksudku selain kembali dan membatalkan perjalanan ini ..."
"Aku bisa mengatasinya," katanya. "Semua ini hanya begitu asing buatku. Aku
berurusan dengan jenis kalian sepanjang waktu, tapi aku tidak benar-benar punya
urusan denganmu, kau tahu?"
duestinae89.blogspot.com "Kita mungkin bisa mendapatkan sebuah kamar untukmu sendiri, jika itu bisa
menolong. Kita bisa menemukan seorang pelayan dan aku punya uang."
Dia menggelengkan kepalanya. "Kita hanya perlu anya beberapa hari, jadi itu semua
tidak perlu." Aku tidak tahu apalagi yang harus kukatakan. Memiliki teman seperjalanan seperti
Sydney adalah gangguan terbesar dia skema rancangan rencanaku, tapi aku tidak
ingin melihanya menderita. Melihatnya memainkan salib itu, aku mencoba berpikir
mengenai sesuatu yang bisa kuucapkan untuk menenangkan hatinya.
Menghubungkan cara pandang kami mengenai Tuhan mungkin adalah sebuah cara
untuk bisa mendekatkan kami, tapi terkadang, aku merasa jika aku mengatakan
kepadanya bagaimana setiap hari aku berdebat dengan Tuhan dan meragukah
keberadaan-Nya bisa menolong menghapus imej ku sebagai makhluk setan " dari
reputasi kegelapan. "Ok," kataku akhirnya. "Katakan padaku jika kau berubah pikiran." Aku kembali ke
tempat tidurku dan yang mengherankan, bukannya mengkhawatirkan Sydney yang
berdiri di ruang tengah semalaman, aku malah jatuh tertidur dengan cepatnya.
Namun, ketika aku terbangun di pagi hari, dia telah bergulung di tempat tidurnya,
sangat nyenyak. Sepertinyanya, rasa lelahnya yang membuatnya tertidur lebih kuat
daripada rasa takutnya padaku. Aku bangun perlahan dan mengganti kaos dan
celana pendekku yang kutinggalkan di atas tempat tidur. Aku lapar dan menduga
kalau Sydney akan lebih lama tidur jika aku tidak berkeliaran di sekelilingnya.
Restorannya berada di gerbong sebelah dan terlihat seperti sesuatu yang berasal dan
film tua. Taplak meja berwarna burgundy elegan menutupi meja-meja, dan kuningan
dalam kayu berwarna gelap, disertai sedikit warna cerah berupa mozaik dari seni
gravir kaca, memberikan perasaan antik diseluruh ruangan ini. Semua ini terlihat
lebih mirip dengan restoran yang kutemukan di salah satu jalan di Saint Petersburg
daripada gerbong makan kereta. Aku memesan sesuatu yang samar-samar
mengingatkanku pada roti prancis, kecuali karena yang ini ada keju di dalamnya.
Ada sosis dalam makanan ini, yang sebenarnya selalu kutemukan selama ini
kemanapun aku pergi. Aku hampir selesai makan ketika Sydney berjalan masuk.
Ketika aku bertemu dengannya pertama kali, aku berpikir kalau blus dan celananya
adalah kostumnya untuk ke Nightingale saja. Aku akhirnya menemukan kalau
ternyata itu memang gaya sehari-harinya. Dia membuatku menjadi satu dari orangoraang yang tidak memiliki jeans dan kaos sendiri. Dia terlihat kusut ketika berdiri
di lorong malam tadi, tapi sekarang dia mengenakan celana panjang hitam rapi dan
sweater berwarna hijau gelap. Aku mengenakan kemeja abu-abu lengan panjang
musim panas dan merasa seperti orang bodoh disampingnya. Rambutnya tersisir
rapi dan gaya tapi sedikit terlihat berantakan yang kuduga tidak dapat ditanggulangi
seberapa keras pun ia mencoba. Setidaknya aku memiliki rambut yang ku ikat kuda
yang licin untukku hari ini.
Di duduk di seberangku dan memesan telur dada ketika pelayan lewat dengan
bahasa Rusia. "Bagaimana kau bisa melakukannya?" tanyaku.
duestinae89.blogspot.com "Apa, Rusia?" Dia mengangkat bahu. "Aku harus mempelajarinya. Dan beberapa
bahasa lain." "Wow." Aku juga mengambil beberapa bahasa asing di kelas tambahan dan berujung
pada kekacauan pada setiap pelajaran itu. Aku tidak pernah terlalu memikirkannya
saat itu, tapi sekarang, karena perjalanan ini dan karena Dimitri, aku sungguh
berharap aku bisa belajar bahasa Rusia. Kurasa belum terlambat dan aku harus
belajar beberapa frasa selama aku disini, tapi tetap ... itu adalah tugas yang
menakutkan. "Kau pastinya harus belajar banyak hal untuk pekerjaan ini," aku merenung,
memikirkan apa artinya menjadi bagian dari kelompok rahasia yang melintang
secara internasional dan berinterakasi dengan beberapa negara. Sesuatu yang lain
melintas di pikiranku. "Dan bagaimana dengan barang-barang yang kau gunakan
pada Strigoi" Yang bisa menghancurkan tubuh mereka?"
Dia tersenyum. Hampir. "Sebenarnya, aku sudah mengatakan padamu kalau para
Alkemis memulai kelompok dari sekumpula manusia yang mencoba membuat racun,
kan" Itu adalah bahan kimia yang kami temukan untuk menyingkirkan tubuh Strigoi
dengan cepat."
Blood Promise Vampire Academy 4 Karya Richelle Mead di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Bisakah ini digunakan untuk membunuh Strigoi?" tanyaku. Menyiram Strigoi
dengan cairan penghancur akan lebih mudah daripada cara biasa: memenggal
kepala, mnghujam jantung mereka, atau membakar.
"Kurasa tidak. Hanya bekerja pada mayatnya saja."
"Sial," kataku. Aku berandai-andai jika dia memiliki racun itu di pergelangan
tangannya tapi aku memutuskan kalau jumlah perttanyaanku pada Sydney sudah
cukup unutk hari ini. "Apa yang akan kita lakukan setelah kita sampai di Omsh?"
"Omsk," dia mengoreksi. "Kita akan mendapatkan sebuah mobil dan menyetri
sepanjang sisa perjalanan."
"Apa kau pernah kesana" Ke desa itu?"
Dia mengangguk. "Sekali."
"Seperti apa kelihatnnya?" tanyaku, terkejut mendengar nada sayu yang keluar dari
suaraku sendiri. Mengesampingkan pencarianku untuk menemukan Dimitri, ada sebuah bagian dari
dalam diriku hanya ingin lebih dekat dengan segala sesuatu tentangnya. Aku ingin
tahu semua hal tentang dirinya yang belum aku ketahui sebelumnya. Jika sekolah
memberikanku izin untuk menyentuh barang miliknya, aku akan tidur dengan
mereka setiap malam. Kamarnya dibersihkan dengan sangat cepat. Sekarang aku
hanya bisa mengumpulkan bagian-bagian dirinya, meskipun harus menimbun
informasi sedikit demi sedikit yang entah bagaiman bisa membuatku merasakan
keberadannya. duestinae89.blogspot.com "Terlihat seperti kota dhampir yang lain, kurasa."
"Aku tidak pernah mengunjungi satupun dari kota-kota itu."
Pelayan meletakkan telur dadar Sdney di mejanya dan dia berhenti sejenak dengan
garpunya yang mengambang di udara.
"Benarkah" Kupikir kalian semua .... sebenarnya, aku tidak tahu."
Aku mengangguk. "Aku berada di akademi hampir di sepanjang hidupku. Banyak
atau sedikit." Pelarian dua tahunku di dunia manusia tidak termasuk hitungan.
Sydney menguyah perlahan. Aku dengan senang hati bertaruh ia tidak akan bisa
menghabiskan telur dadar itu. Dari apa yang aku lihat di malam pertama dan ketika
kami menunggu kereta kemarin, dia hampir tidak terlihat makan apapun. Seolah dia
bertahan hidup dari udara saja. Mungkin ini hal-hal yang berkaitan dengan Alkemis.
Sepertinya lebih banyak karena itu hal yang berkaitan dengan Sydney.
"Kota itu dipenuhi oleh separuh manusia dan separuh dhampir, tapi para dhampir
membaur. Mereka memiliki kelompok bawah tanah yang ptidak disadari oleh para
manusia." Aku selalu membayangkan bagaimana seluruh cabang kebudayaan berjalan, tapi aku
tidak tahu bagaimana hal tersebut bisa cocok dengan kodisi kota.
"Dan?" tanyaku. "Seperti apa cabang kebudayaannya?"
Dia meletkkan garpunya. "Bisa dikatakan kau lebih baik mengokohkan dirimu
sendiri." duestinae89.blogspot.com Lima SISA PERJALANAN dilalui tanpa ada kejadian berarti. Sydney sama sekali tidak
pernah kehilangan rasa ketidaknyamanan yang ia perlihatkan ketika berada di
sekitarku, tapi terkadang, saat aku mencoba memahami televisi Rusia, dia
meluangkan waktu untuk menjelaskan padaku apa yang sedang disiarkan. Ada
beberapa perbedaan budaya antara pertunjukkan ini dengan acara yang biasa kami
berdua kenal selama ini, jadi kami punya kesamaan dalam hal ini. Sesekali, dia
memperlihatkan senyuman untuk sesuatu yang kami rasa lucu, dan aku merasakan
ada seseorang dalam diri Sydney yang mungkin bisa menjadi sangat ramah untuk
dijadikan sebagai teman. Aku tahu tidak mungkin aku bisa mencari pengganti Lissa,
tapi kupikir beberapa bagian dalam diriku masih terisi kekosongan dalam hubungan
persahabatan yang terbuka ketika aku meninggalkan Lissa.
Sydney tidur siang sepanjang hari, dan aku mulai berpikir kalau dia hanya
mengalami insomnia dengan pola tidur yang ajaib. Dia juga masih melakukan
perlakuan aneh terhadap hidangan, yang berat hati menyentuh makanannya sendiri.
Dia selalu membiarkanku mengambil makanannya yang selalu lebih baginya dan
sedikit petualangan dengan hidangan Rusia. Aku harus melakukan percobaan saat
aku pertama kali datang kesini dan rasanya menyenangkan memiliki panduan dari
seseorang yang - meskipun bukan orang lokal daerah ini - tahu lebih banyak
mengenai negara ini lebih dari aku.
Pada hari ketiga dalam perjalanan kami, kami sampai di Omsk. Omsk adalah kota
yang lebih besar dan indah daripada yang aku bayangkan selama ini tentang Siberia.
Dimitri selalu menggodaku yang membayangkan Siberia seperti Antartika, ia
mengatakan kalau semua itu salah dan aku bisa bilang sekarang kalau ia benar paling tidak itu yang terlihat sejauh ini pada bagian selatan dari daerah ini. Cuacanya
tidak terlalu berbeda dengan cuaca yang pernah kurasakan di Montana baru-baru
ini, udara musim semi yang sejuk kadang-kadang dihangatkan oleh matahari.
Sydney mengatakan padaku ketika kami sampai disana, dia telah mendapatkan
tumpangan dari Moroi yang ia kenal. beberapa tinggal di kota, berbaur dengan
populasi yang padat. Namun sebelum hari dimulai, kami menemukan sebuah
masalah. Tidak ada Moroi yang mau mengantar kami ke desa. Rupanya, jalannya
berbahaya. Strigoi sering berkeliaran di sekitar daerah itu ketika malam, berharap
menangkap Moroi atau dhampir. Semakin banyak Sydeny menjelaskan semua ini,
semakin aku khawatir terhadap rencanaku. Sepertinya, tidak terlalu banyak Strigoi
di kampung halaman Dimitri. Menurut Sydney, mereka bersembunyi di pinggirang
batas kota, tapi beberapa tinggal disana secara permanen. Jika itu yang terjadi
sebenarnya, harapanku untuk menemukan Dimitri hancur sudah. Semuanya
berubah semakin buruk seiring penjelasan Sydney mengalir menjelaskan situasi.
"Banyak sekali Strigoi yang melakukan perjalanan di kota untuk mencari mangsa,
dan desa hanyalah tempat mereka singgah sementara saja," jelas Sydney. "Jalannya
terpencil, jadi beberapa Strigoi akan tinggal sebentar dan mencoba untuk
mendapatkan mangsa yang mudah. Kemudian mereka pindah."
duestinae89.blogspot.com "Di Amerika, Strigoi seringkali bersembunyi di kota-kota besar," kataku gelisah.
"Mereka melakukan hal itu juga disini. Akan sangat mudah bagi mereka untuk
mendapatkan korban tanpa diketahui."
Ya, semua ini jelas merenggut semua rencanaku. Jika Dimitri tidak tinggal di kota
ini, aku akan mendapatkan masalah serius. Aku tahu Strigoi suka kota besar, tapi
entah mengapa, sebelumnya aku sangat yakin kalau Dimitri akan kembali ke tempat
dimana ia dulu tumbuh. Tapi jika Dimitri tidak ada disini ... tiba-tiba, besarnya daerah Siberia seolah
menamparku. Aku sudah mempelajari Omsk bahkan bukanlah kota terbesar di
daerah ini dan bahkan menemukan satu Strigoi pun disini pastilah sangat susah.
mencarinya di beberapa kota yang lebih besar" Semuanya akan menjadi sangat,
sangat jelek jika firasatku selama ini ternyata salah.
Sejak bersikukuh untuk menemukan Dimitri, aku jarang memiliki saat-saat lemah
dimana aku memiliki separuh keyakinan kalau aku tidak akan pernah
menemukannya. Kenyataan kalau Dimitri adalah Strigoi masih saja menyiksaku.
Aku juga masih dikunjungi oleh bayangan lain ... bayangan bagaimana rupa ia dulu
dan kenangan dari waktu yang pernah kami habiskan bersama.
Kurasa ingatan yang berharga dan terbaikku adalah saat-saat sebelum ia berubah
menjadi Strigoi. Kenangan itu merupakan satu dari saat-saat ketika aku menghisap
efek jahat dari sihir roh dari Lissa. Aku menjadi lepas kendali, tidak mampu
mendapatkan genggaman. Aku sangat takut menjadi seorang monster, takut kalau
Geger Di Bukit Seribu 1 Perempuan Paris Karya Motinggo Busye Istana Berdarah 1
duestinae89.blogspot.com translate by Enoey duestinae89.blogspot.com duestinae89.blogspot.com Prolog SAAT AKU DUDUK di kelas sembilan, aku harus menulis sebuah laporan
mengenai sebuah puisi. Satu dari barisnya berbunyi, "Jika matamu tidak terbuka,
kau tidak akan pernah tahu bedanya bermimpi dan bangun." Puisi ini sama sekali
tidak berarti apa-apa bagiku saat itu. Apalagi, ada seorang cowok yang aku suka di
kelas, jadi bagaimana mungkin aku bisa berharap untuk bisa memperhatikan
pelajaran analisis sastra" Sekarang, tiga tahun kemudian, aku sangat memahami apa
maksud puisi itu sebenarnya.
Sebab akhirnya, kehidupanku benar-benar terlihat seperti berada di tepian curam
mimpi. Ada beberapa hari dimana aku merasa aku sudah terbangun dan
menemukan kalau apa yang baru saja terjadi dalam hidupku tidak benar-benar
terjadi. Pastinya aku adalah seorang putri dalam tidur yang mempesona. Beberapa
hari kemudian, mimpi ini " bukan, mimpi buruk " akan berakhir, dan aku akan
mendapatkan pangeranku hingga mendapatkan akhir yang bahagia.
Tapi tidak ada akhir yang bahagia yang bisa ditemukan, paling tidak, tidak ada pada
masa depan yang sudah bisa ditebak. Dan pangeranku" Sebenarnya, ceritanya
panjang. Pangeranku sudah berubah menjadi vampir " seorang Strigoi secara
spesifik. dalam duniaku, ada dua jenis vampir yang tinggal dalam kerahasiaan dari
manusia. Moroi adalah vampir yang hidup, vampir baik yang mempunyai sihir
elemen dan tidak membunuh ketika meminum darah yang mereka butuhkan untuk
bertahan hidup. Strigoi adalah vampir kekal, abadi, dan tidak berperasaan, yang
membunuh siapa saja yang menjadi mangsa mereka. Moroi terlahir, Strigoi dibuat "
dipaksa atau keinginan sendiri " melalui jalan setan.
Dan Dimitri, pria yang aku cintai, telah dirubah menjadi Strigoi dengan paksaan.
Dia dirubah ketika pertarungan terjadi, sebuah misi penyelamatan dimana aku juga
menjadi salah satu bagian di dalamnya. Strigoi menculik Moroi dan dhampir dari
sekolahku, dan kami dijebak untuk menyelamatkan mereka. Dhampir adalah
makhluk setengah vampir-setengah manusia " diberkahi dengan kekuatan dan daya
tahan tubuh manusia, dan gerak refleks dan indra yang tajam dari Moroi. Dhampir
dilatih untuk menjadi pengawal, pengawal eksklusif untuk melindungi Moroi. Itulah
aku. Itulah Dimitri sebelumnya.
Setelah perubahannya, Moroi yang tersisa menganggapnya sudah mati. Dan untuk
keberadaannya, memang begitu adanya. Siapapun yang berubah menjadi Strigoi
akan kehilangan semua rasa kebaikan dan kehidupan yang pernah ia miliki
sebelumnya. Meskipun jika mereka berubah karena keinginan mereka sendiri, tidak
akan berpengaruh. Mereka akan tetap menjadi setan dan kejam, seperti Strigoi
seharusnya. Seseorang dalam diri itu sudah tidak ada lagi, dan sejujurnya, lebih
mudah membayangkan mereka pindah ke surga atau ke kehidupan selanjutnya dari
pada membayangkan mereka mengendap-endap di malam hari untuk mengambil
korban. Tapi aku tidak bisa melupakan Dimitri, atau menerima bahwa esensi
kehidupannya sudah mati. Dia adalah pria yang aku cintai, seseorang yang
dengannya begitu seirama denganku sehingga sangat sulit untuk mengetahui kapan
aku memulai dan kapan dia mengakhiri. Hatiku menolak untuk merelakan
duestinae89.blogspot.com kepergiannya " meski secara teknis dia sudah menjadi monster, dia masih ada
disuatu tempat di luar sana. Aku juga tidak bisa melupakan percakapan yang pernah
kami lakukan berdua. Kami berdua setuju kalau kami lebih baik mati " benar-benar
mati " daripada berjalan di dunia sebagai Strigoi. Dan sekali aku berduka cita untuk
kebaikan yang hilang dari dalam dirinya, aku sudah memutuskan kalau aku harus
menghargai keinginannya. Meski jika dia tidak mempercayai kata-kata itu lagi. aku
harus menemukannya. Aku harus membunuhnya dan membebaskan jiwanya dari
kegelapan, kehidupan yang tidak alami. Aku tahu bahwa itulah yang Dimitri yang
aku cintai inginkan. Membunuh Strigoi tidaklah mudah. Mereka sangat cepat dan
kuat. Mereka tidak memiliki rasa belas kasihan. Aku sudah membunuh beberapa
dari mereka " sangat gila untuk seseorang yang baru berusia delapan belas tahun.
Dan aku tahu berhadapan dengan Dimitri akan menjadi tantangan terbaikku, secara
fisik maupun emosi. Faktanya, konsekuensi emosi sudah kutendang secepat mungkin saat aku
memutuskan tindakannku. Mengejar Dimitri berarti melakukan beberapa hal yang
bisa merubah kehidupan ( dan bahkan tidak dihitung dengan fakta kalau bertarung
melawan Dimitri bisa saja seperti menghasilkan kegagalan dalam hidupku). Aku
masih sekolah, hanya beberapa bulan sebelum aku lulus dan menjadi pengawal
sesungguhnya. Setiap hari aku terjebak di Akademi St. Vladimir " sekolah terpencil
dan terlindungi untuk kaum Moroi dan dhampir " yang berarti satu hari lagi yang
berlalu dengan Dimitri yang masih berada di luar sana, hidup dalam pola hidup yang
tidak ia inginkan. Aku sangat mencintainya sehingga membiarkannya. Jadi aku
harus meninggalkan sekolah secepatnya dan keluar diantara para manusia,
menyerahkan kehidupanku disaat hidupku hampir mendapatkan tujuan
sepenuhnya. Meninggalkan juga berarti menyerahkan sesuatu yang lain " atau lebih,
seseorang ; sahabatku, Lissa, yang juga dikenal sebagai Vasilisa Dragomir. Lissa
adalah Moroi, yang terkahir dari garis keturunan kebangsawanannya. Aku sudah
dipersiapkan untuk menjadi pengawalnya setelah kami lulus, dan keputusanku
untuk memburu Dimitri benar-benar menghancurkan masa depanku dengan Lissa.
Aku tidak punya pilihan lain selain meninggalkannya.
Selain persahabatan kami, Lissa dan aku memiliki koneksi yang unik. Setiap Moroi
masing-masing memiliki spesialisasi sihir elemen " tanah, udara, air, atau api.
Hingga selanjutnya, kami mempercayai kalau hanya ada empat elemen. Sampai
kemudian kami menemukan elemen kelima: roh.
Itulah elemen Lissa, dan dengan beberapa pengguna roh di dunia ini, kami berusaha
keras mencari tahu mengenai semua ini. Untuk bagian terbanyak, seperti terikat
terhadap suatu energi. Lissa memiliki kekuatan kompulsi yang mengaggumkan "
kemampuan untuk memaksakan kehendaknya terhadap hampir semua orang. Dia
juga bisa menyembuhkan, dan disitulah dimana sesuatu yang aneh terjadi diantara
kami. Kau lihat, aku secara teknis sudah meninggal dalam kecelakaan mobil yang
membunuh keluarganya. Lissa sudah membawaku kembali dari dunia kematian
tanpa ia sadari, membentuk ikatan terhadap diantara kami berdua. Aku bisa
merasakan apa yang ia pikirkan dan merasakan ketika ia dalam masalah. Kami juga
baru-baru saja mengetahui kalau aku bisa melihat hantu dan roh yang belum
meninggalkan dunia ini, sesuatu yang tidak ingin aku pikirkan dan kuperjuangkan
untuk kuhalangi. Seluruh fenomena ini disebut sebagai dicium bayangan.
duestinae89.blogspot.com Ikatan dicium bayangan kami membuatku menjadi pilihan ideal untuk menjaga
Lissa, sejak aku bisa tahu kapan saja saat Lissa dalam masalah. Aku berjanji
melindunginya dengan seluruh hidupku, tapi kemudian Dimitri " Dimitri yang
tinggi, tampan, dan kuat " merubah segalanya. Aku berhadapan dengan pilihan yang
sulit: melanjutkan kehidupanku dengan melindungi Lissa atau membebaskan jiwa
Dimitri. Memilih diantara mereka berdua menghancurkan hatiku, meninggalkan
rasa nyeri di dadaku dan air mata. Kebersamaanku dengan Lissa akan menjadi
sangat menyakitkan. Kami sudah menjadi sahabat sejak taman kanak-kanak, dan
keberangkatanku adalah pukulan bagi kami berdua. Adilnya, dia tidak pernah tahu
akan hal ini. Aku menyimpan kisah cintaku dengan Dimitri sebagai rahasia. Dimitri
adalah Instrukturku, tujuh tahun lebih tua dariku, dan ditugaskan sebagai pengawal
Lissa juga. Seperti yang sudah seharusnya, kami sudah berusaha untuk melawan
ketertarikan diantara kami, menyadari kalau kami harus fokus terhadap Lissa
daripada hal yang lain dan kami juga akan mendapatkan banyak maslah dengan
hubungan guru-murid ini. Tapi menjauhi Dimitri " meski aku juga sudah menyetujuinya " membuatku
membangun dendam tak terkatakan terhadap Lissa. Aku mungkin seharusnya
mengatakan semua ini kepada Lissa dan menjelaskan rasa frustasiku mengenai
rencana kehidupanku. Terkadang , semua ini tidak terlihat adil, ketika Lissa bebas
hidup dan mencintai kapanpun ia mau, sedang aku harus selalu mengorbankan
kebahagiaanku sendiri untuk memastikan dia aman. Dia sahabatku, dan aku tidak
bisa mempertimbangkan pikiran yang bisa menyakitinya. Lissa sangat labil karena
menggunakan sihir roh bisa membuatnya memunculkan sisi negatif yang bisa
membuatnya gila. Jadi aku tetap menahan pikiranku hingga akhirnya mereka
meledak, dan aku meninggalkan Akademi " dan Lissa " tinggal untuk kebaikannya.
Satu dari hantu yang aku lihat " Mason, seorang teman yang terbunuh karena Strigoi
" mengatakan padaku kalau Dimitri sudah kembali ke kampung halamannya:
Siberia. Jiwa Mason sudah menemukan kedamaian dan meninggalkan dunia ini
setelah kejadian itu, tanpa memberikan padaku pertanda apapun di Siberia bagian
mana Dimitri berada. Jadi aku harus memikirkannya secara buta, memberanikan
diri ke dalam dunia manusia dan bahasa yang tidak kukenal untuk memenuhi janji
yang kubuat dengan diriku sendiri.
Setelah beberapa minggu sendirian, aku akhirnya berada di St. Petersburg. Masih
mencari, masih menggelepar " memutuskan untuk menemukannya, meski aku
ketakutan disaat yang sama. Sebab jika aku benar-benar menjalankan rencana gila
ini, jika aku benar-benar membunuh pria yang aku cintai, ini berarti Dimitri benarbenar akan menghilang dari dunia ini. dan sejujurnya aku tidak yakin untuk tetap
hidup dalam dunia tanpa dirinya.
Tidak satupun dari semua ini terlihat nyata. Siapa yang tahu" Mungkin tidak.
Mungkin ini sebenarnya pernah terjadi pada orang lain. Mungkin ini hanyalah
sesuatu yang aku bayangkan. Mungkin aku akan segera bangun dan menemukan
segalanya tenta Lissa dan Dimitri baik-baik saja. Kami semua bersama-sama, dan
dia ada disana memelukku dan mengatakan kalau segalanya akan baik-baik saja.
Mungkin semua ini hanyalah sebuah mimpi belaka.
Tapi kurasa tidak. duestinae89.blogspot.com Satu AKU SEDANG DIIKUTI. Sangat ironis, mengingat aku telah mengikuti yang lain selama beberapa minggu
terakhir. Paling tidak ini bukan Strigoi. Aku sudah mengetahuinya. Efek terbaru
menjadi seseorang yang dicium-bayangan adalah kemampuan untuk merasakan
mereka yang belum sepenuhnya mati " sayangnya selalu diiringi rasa mual. Aku
masih menghargai sistem peringatan pertama dari tubuhku itu dan aku sudah
mengurangi perkiraankku mengenai penguntit yang membuntutiku malam ini
bukanlah seorang yang begitu cepat, bukanlah vampir gila yang ganas. Aku sudah
cukup berdebat dengan diriku sendiri tentang semua hal ini dan keinginan untuk
beristirahat malam ini. Aku menduga penguntitku adalah seorang dhampir seperti aku, mungkin satu dari
orang di klub. Kuakui, orang ini bergerak tidak terlalu tersembunyi seperti yang aku
harapkan dari seorang dhampir. Jejak langkah terdengar jelas menapaki jalan aspal
dari sisi jalan yang gelap dimana aku tengah berjalan, dan aku menangkap kilasan
singkat sebuah sosok bayangan. Masih mempertimbangkan aksi gegabahku malam
ini, seorang dhampir yang paling banyak melakukan kejahatan.
Semua ini berawal di Nightingale. Itu bukanlah nama sebenarnya dari klub tersebut,
hanya sebuah terjemahan. Nama sebenarnya berasal dari bahasa Rusia yang
penyebutannya berada jauh dari kemampuanku untuk mengucapkannya. Kembali ke
Amerika, Nightingale terkenal diantar kaum Moroi kaya yang berkeliling dunia, dan
sekarang aku bisa mengerti kenapa. Tidak peduli jam berapa di setiap harinya,
orang-orang berpakaian seolah mereka ingin ke pesta dansa kerajaan. Dan, seluruh
tempat tersebut sebenarnya terlihat seperti berasal masa lampau, hari kerajaan dari
Rusia, dengan dinding-dinding berwarna gading yang ditutupi oleh perkamen kerja
dan papan hias tembok berwarna emas. Semua ini mengingatkanku pada Istana
Musim Dingin, kediaman kerajaan yang berasal dari zaman ketika Rusia masih
diperintah oleh raja. Aku mempelajarinya sejak datang di Saint Petersburg.
Di Nightingale, tempat lilin yang rumit dipenuhi oleh lilin-lilin sungguhan
bergemerlapan di udara, menerangi seluruh desain ruangan bernuansa emas,
sehingga meskipun cahaya begitu suram, seluruh ruangan berkilauan. Ada sebuah
ruang makan besar yang dipenuhi oleh meja dan meja pojok yang tertutup tirai
beludru, sebaik tempat bar dan kursi panjang dimana orang-orang bisa bergaul. Saat
tengah malam, sebuah band dipersiapkan disana, dan para pasangan bisa menari di
lantai dansa. Aku tidak terlalu peduli dengan Nightingale ketika aku baru tiba di kota beberapa
minggu yang lalu. Aku menjadi cukup sok tahu dengan berpikir kalau aku bisa
menemukan langsung seorang Moroi yang bisa menunjukkanku dimana kampung
halaman Dimitri di Siberia. Dengan ketidakpunyaan petunjuk apapun mengenai
keberadaan Dimitri yang menghilang di Siberia, menuju kota tempat dimana dia
tumbuh adalah kesempatan terbaikku untuk bisa semakin dekat dengannya. Hanya
saja aku tidak tahu dimana tempatnya, yang mengapa membuatku mencoba
menemukan Moroi untuk membantuku. Ada banyak kota dan komunitas yang
duestinae89.blogspot.com dipenuhi kaum dhampir di Rusia tapi sangat susah ditemukan di Siberia, yang
membuatku percaya kalau lebih banyak Moroi lokal yang mungkin mengenal tempat
kelahirannya. Sayangnya, semua ini menjadi sia-sia karena Moroi yang hidup di kota
manusia sangat hebat dalam menyembunyikan diri mereka sendiri. Aku memeriksa
apapun yang bisa kupikirkan sebagai kebiasaan Moroi ketika keluar, ternyata hanya
menghasilkan kesia-siaan. Dan tanpa Moroi, aku tidak memiliki jawaban.
Jadi, aku mulai mengintai Nightingale, yang ternyata tidaklah mudah. Sangat sulit
untuk seorang gadis delapan belas tahun untuk berbaur dalam satu dari klub ter-elit
di kota. Aku segera mengetahui kalau pakaian mahal dan tips yang banyak akan
mempermudah jalanku. Pelayan mendatangiku untuk mengenaliku dan jika mereka
berpikir kalau kehadiranku mencurigakan, mereka tidak akan memperdulikannya
dan sangat senang memberikanku meja di sudut ruang yang aku inginkan. Kurasa
mereka mengira aku adalah anak perempuan dari seorang pengusaha kaya atau
politisi. Apapun latar belakangku, aku punya uang untuk berada disana, dan hanya
itu yang mereka pedulikan. Meskipun begitu, malam pertamaku disana sangat
mengecewakan. Nightingale mungkin memang merupakan sebuat tempat kaum
Moroi kaya bergaul, tapi tempat itu juga terisi oleh banyak manusia. Dan
pertamanya, mereka terlihat seperti para pelanggan klub ini. Kerumunan semakin
banyak seiring malam yang semakin larut, dan memandang melalui kumpulan meja
dan orang-orang yang masih duduk-duduk di bar, aku tidak melihat satupun Moroi.
Satu-satunya hal yang bisa kucatat adalah aku melihat seorang wanita dengan
rambut pajang pirangnya berjalan ke maja panjang dengan gengnya. Untuk sesaat,
jantungku berhenti berdetak. Wanita itu mebelakangiku, tapi dia terlihat sangat
mirip dengan Lissa yang membuatku merasa yakin kalau aku telah ditemukan. Hal
yang aneh adalah, aku tidak tahu apakah aku harus merasa senang atau ketakutan.
Aku sangat merindukan Lissa, sangat " dan saat yang sama, aku tidak ingin dia
masuk dalam perjalanan berbahayaku ini. Kemudian wanita itu berbalik. Dan dia
bukan Lissa. Dia bahkan bukan seorang Moroi, hanya manusia. Perlahan, nafasku
kembali normal. Akhirnya, satu minggu atau rasanya memang seperti itu, aku menemukan incaran
pertamaku. Satu kelompok Moroi wanita datang di waktu jam makan siang yang
sudah sangat terlambat, didampingi oleh dua pengawal, satu laki-laki satu
perempuan, yang duduk dengan sangat resmi dan sunyi di meja saat Moroi mereka
sedang bergosip dan tertawa bersama sampanye siang. Mengenali para pengawal itu
adalah bagian yang bisa mengelabui. Untuk seseorang yang tahu bagaimana rupa
mereka, Moroi sangat mudah dikenali: lebih tinggi dari kebanyakn manusia, pucat,
dan sangat ramping. Mereka juga memiliki cara senyum yang lucu karena menahan
bibir mereka agar taring mereka tidak terlihat. Dhampir, dengan darah manusia
dalam tubuh kami, terlihat, ... sangat manusia.
Begitulah aku terlihat dari mata manusia yang tidak terlatih. Aku setinggi 5,7 kaki
dan ketika para Moroi cenderung terlihat tidak nyata, tubuh seperti model, tubuhku
terbentuk atletis dan berbentuk dibagian dada. Bentuk genetik yang berasal dari
ayah tak dikenal yang berasal dari Turki. Terlalu banyak berada di bawah matahari
memberikanku kulit kecoklatan yang berpasangan dengan rambut hitam yang
panjang sehitam warna mataku.
duestinae89.blogspot.com Tapi bagi mereka yang dibesarkan di dalam dunia Moroi pasti bisa langsung
mengenaliku sebagai dhampir melalui jarak dekat. Aku tidak yakin apa itu "
mungkin semacam insting yang menarik kami kepada karakter kami dan mengenali
campuran darah Moroi yang ada dalam diri kami.
Bagaimanapun juga, hal itu sangat penting ketika aku terlihat seperti manusia bagi
kedua pengawal itu, jadi aku tidak membunyikan tanda peringatan bagi mereka
berdua. Aku duduk di sudut ruangan, mencomot kaviarku dan berpura-pura sedang
membaca buku. Sebagai catatan, aku rasa kaviar sangat menjijikkan, tapi makanan
ini ada dimanapun di Rusia, khusunya di tempat-tempat berkelas. Kaviar dan
borscht " sejenis sup gula. Aku hampir tidak pernah menghabiskan makananku di
Nightingale dan dengan rakus akan membabat habis McDonald setelah itu,
meskipun restoran McDonald di Rusia sedikit berbeda dengan tempat aku tumbuh
di Amerika. Tapi tetap saja, seorang gadis harus makan. Jadi hal ini menjadi tes
untuk kemampuanku, mempelajari Moroi ketika pengawal mereka sedang tidak
memperhatikan mereka. Tak dapat disangkal, para pengawal memang sedikit santai
selama siang hari, mengingat tidak mungkin ada Strigoi di bawah matahari. Tapi
merupakan kebiasaan bagi para pengawal untuk memperhatikan apapun, dan mata
mereka selalu menyapu seluruh ruangan tanpa henti. Aku sudah berlatih mengenai
hal itu dan aku tahu trik mereka, jadi aku mengatur diriku untuk memata-matai
Blood Promise Vampire Academy 4 Karya Richelle Mead di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mereka tanpa terdeteksi. Wanita itu sering datang, biasanya menjelang sore. St. Vladimir memiliki jam malam
sendiri, tapi Moroi dan dhampir yang hidup diantara manusia sama-sama
beraktivitas pada siang hari atau diantara malam dan siang. Untuk beberapa saat
aku memutuskan untuk mendekati mereka- atau bahkan mendekati para pengawal
mereka. Sesuatu menahanku untuk tidak melakukannya. Jika seseorang mengetahui
dimana kota tampat dhampir tinggal, itu pastilah Moroi laki-laki. Sebagian besar
dari mereka mengunjungi kota para dhampir dengan harapan bisa mendapatkan
sejumlah dhampir wanita murahan. Jadi aku berjanji pada diriku sendiri untuk
menunggu beberapa minggu lagi untuk melihat Moroi laki-laki yang mungkin
datang. Jika tidak, aku akan lihat informasi apa yang bisa diberikan oleh Moroi
wanita itu padaku. Akhirnya, beberapa hari berlalu, dua Moroi pria mulai menampakkan diri. Mereka
cenderung datang setelah malam tiba, ketika pesta sebenarnya dimulai. Pria itu
sekitar sepuluh tahun lebih tua dariku dan sangat tampan, mengenakan setelan gaya
dan dasi sutra. Mereka membuat diri mereka terlihat berkuasa, orang penting, dan
aku bertaruh semua uangku kalau mereka adalah keluarga bangsawan " khusunya
ketika satu dari mereka membawa pengawal. Pengawalnya berpenampilan sama
seperti mereka, lelaki muda yang mengenakan setelan untuk berbaur tapi masih
tetap berhati-hati mengawasi ruangan sebagai kebiasaan pengawal yang rajin.
Dan ada wanita " selalu wanita. Kedua Moroi itu benar-benar penggoda ulung, terus
saja mencari kesempatan dan menggoda setiap wanita yang mereka lihat " bahkan
manusia. Tapi mereka tidak pernah pulang ke rumah bersama manusia. Itu adalah
hal yang terlarang yang melekat kuat dalam dunia kami. Moroi harus menjaga
dirinya terpisah dari manusia selama berabad-abad, deteksi rasa takut dari kaum
yang tumbuh melimpah dan sangat berkuasa.
duestinae89.blogspot.com Tapi tentu saja itu bukan berarti laki-laki mau pulang ke rumah sendirian. Setiap
malam, dhampir wanita biasanya muncul " selalu berbeda di setiap malamnya.
Mereka datang dengan mengenakan gaun pendek dan riasan yang tebal, minum
banyak dan selalu tertawa pada setiap apa yang dikatakan pria " meskipun mungkin
hal tersebut sama sekali tidak lucu. Wanita- wanita itu selalu membiarkan rambut
mereka tergerai, tapi sesekali, mereka merubah posisi kepala mereka untuk
menunjukkan leher mereka, yang terlihat memiliki banyak luka. Mereka adalah
pelacur darah, dhampir yang membiarkan kaum Moroi meminum darah mereka
ketika sedang bercinta. Hal itu juga terlarang " meskipun terjadi secara diam-diam.
Aku masih ingin mendapatkan satu Moroi pria yang sendirian, jauh dari pengawasan
pengawal mereka sehingga aku bisa menanyainya. Tapi itu tidak mungkin. Para
pengawal tidak pernah meninggalkan Moroi mereka tanpa pengawasan. Aku bahkan
berniat untu mengikuti mereka, tapi setiap kali kelompok itu meninggalkan klub,
mereka hampir selalu melompat ke dalam limosin " membuatku tidak mungkin
untuk melacak mereka hanya dengan berlari. Ini sangat menganggu pikiranku.
Aku akhirnya memutuskan malam ini untuk mendekati kelompok itu dan
mengambil resiko terdeteksi sebagai dhampir. Aku tidak yakin jika ada orang yang
berasal dari kampus sedang mencariku, atau bahkan kelompok ini peduli siapa aku.
Mungkin aku hanya berpikir terlalu jauh. Jelas sangat mungkin kalau tidak ada satu
orang pun yang peduli tentang seseorang yang dikeluarkan dari sekolah dan
melarikan diri. Tapi jikapun ada seseorang yang mencariku, menurutku sangat
diragukan jika itu berasal dari para pengawal. Meskipun aku sudah delapan belas
tahun, aku tidak mungkin masuk ke dalam kondisi dimana seseorang ditugaskan
khusus untuk mencariku dan mengangkutku kembali ke Amerika. Dan tidak ada
kemungkinan bagiku untuk kembali sebelum menemukan Dimitri.
Lalu, seperti yang sudah kurencanakan sebelumnya, saat aku bergerak ke kelompok
Moroi itu, satu dari dhampir wanita meninggalkan meja dan berjalan ke bar. Para
pengawal mengawasinya, tentu saja, tapi terlihat yakin tentang keselamatannya dan
kembali memperhatikan Moroi mereka. Selama ini, aku selalu berpikir kalau Moroi
pria adalah jalan terbaik untukku mendapatkan informasi mengenai perkampungan
para dhampir dan pelacur darah " tapi mana yang lebih baik untuk mengetahui
lokasi ini dengan menanyakannya langsung kepada pelacur darah yang sebenarnya"
Aku berjalan santai dari mejaku dan menuju bar, seolah aku ingin mengambil
minuman. Aku berdiri disamping wanita yang sedang menunggu bartender dan
mempelajarinya dalam pengamatanku. Dia pirang dan mengenakan gaun panjang
yang ditutupi oleh perhiasan perak. Aku tidak bisa memutuskan kalau pakaiannya
membuat gaun satin hitamku terlihat berkelas atau membosankan. Semua
pergerakannya " bahkan caranya berdiri " sangat anggun, seperti seorang penari.
bartender sedang melayani yang lain, dan aku tahu ini lah saatnya atau tidak sama
sekali. Aku menghadap ke arahnya.
"Apa kau bisa berbahasa Inggris?"
Dia terlonjak kaget dan melihat ke arahku. Dia lebih tua dari yang aku kira, usianya
sepertinya tertutupi oleh riasannya. Mata birunya menebak jati diriku dengan cepat,
mengenaliku sebagai dhampir.
duestinae89.blogspot.com "Ya," jawabnya berhati-hati. Bahkan satu kata itu keluar dengan aksen yang khas.
"Aku sedang mencari sebuah kota ... sebuah kota dimana banyak dhampir tinggal, di
daerah Siberia. Apa kau mengerti apa yang aku bicarakan" Aku harus
menemukannya." Lagi, dia mempelajariku, dan aku tidak bisa membaca ekspresinya.
Dia mungkin pernah menjadi pengawal dari apa yang ditunjukkan melalu wajahnya.
Mungkin dia pernah dilatih sekali dalam hidupnya.
"Jangan," katanya kasar. "Relakan saja." dia berpaling, perhatiannya kembali
kepada bartender yang sedang membuatkan koktail biru dengan ceri untuk
seseorang. Aku menyentuh tangannya. "Aku harus menemukannya. Ada seorang pria ..." aku
tersendat untuk melanjutkan. Terlalu banyak untuk sesi introgasiku. Hanya
memikirkan Dimitri saja sudah membuat jantungku tersangkut ditenggorokanku.
Bagaimana bisa aku menjelaskannya kepada wanita ini" Kalau aku mengikuti
petunjuk yang sedikit, keluar mencari seorang pria yang paling aku cintai di dunia
ini " seorang pria yang sudah berubah menjadi Strigoi yang aku ingin bunuh
sekarang" Bahkan sekarang, aku bisa membayangkan kehangatan dari mata
cokelatnya dengan sempurna dan bagaimana tangannya yang pernah menyentuhku.
Bagaimana bisa aku melakukan apa yang aku lakukan sekarang dengan
menyebrangi lautan" Fokus. Fokus. Fokus. Dhampir perempuan itu menatapku balik. "Dia tidak layak untuk itu," katanya, salah
mengartikan maksudku. Tidak diragukan lagi dia mengira aku adalah gadis yang
sedang patah hati, sedang mengejar pacarku - maksudku pernah menjadi pacarku.
"Kau terlalu muda ... belum terlambat untuk tidak memperdulikan semua hal itu."
Wajahnya mungkin terlihat dingin, tapi ada kesedihan yang terasa dari balik
suaranya. "Pergi dan lakukan hal lain dengan hidupmu. Menjauhlah dari tempat itu."
"Kau tahu dimana tempatnya!" aku berseru, terlalu bersemangat sehingga
menunjukkan kalau aku pergi kesana bukanlah untuk menjadi pelacur darah.
"Tolonglah " kau harus katakan padaku. Aku harus kesana!"
"Ada masalah?" Baik dia maupun aku berbalik dan menatap wajah tegas dari salah
satu pengawal. Sial. Dhampir wanita ini memang bukan prioritasnya, tapi mereka
harus memperingatkan seseorang yang menggangunya. Pengawal itu hanya sedikit
lebih tua dariku, dan aku memberikan senyuman manis padanya. Aku mungkin
tidak mengenakan gaun semenarik wanita itu, tapi aku tahu rok pendekku
menunjukkan bagian terbaik dari kakiku. Tentu saja seorang pengawal tidak
memiliki kekebalan terhadap itu kan" Sebenarnya, ia kebal. Ekspresi kerasnya
menunjukkan kalau pesonaku tidak bekerja. Masih, aku berpikir sebaiknya aku
mencoba keberuntunganku dengan pengawal ini sebagai penyelidik.
duestinae89.blogspot.com "Aku mencoba menemukan sebuah kota di Siberia, sebuah kota tempat dimana para
dhampir tinggal. Apa kau tahu?"
Dia tidak berkedip. "Tidak."
Luar biasa. Mereka berdua bermain sulit. "Ya, baiklah, mungkin bos mu tahu?" Aku
bertanya sopan, berharap aku terdengar seperti seseorang yang ingin menjadi
pelacur darah. Jika para dhampir itu tidak mau bicara, mungkin satu dari Moroi itu
mau. "Mungkin dia perlu teman dan mau berbicara denganku."
"Dia sudah punya teman bicara," pengawal itu menjawab tegas. "Dia tidak perlu
lagi." Aku masih tetap tersenyum. "Apa kau yakin?" aku mendesah. "Mungkin kita harus
menanyakan kepadanya."
"Tidak," jawab pengawal. Dalam satu kata, aku mendengar tantangan dan perintah.
Mundur. Dia tidak akan ragu untuk melawan siapa pun yang ia pikir sebagai
pengganggu tuannya " bahkan seoarang gadis dhampir kecil. Aku
mempertimbangkan untuk tetap bersikeras terhadap keinginanku tapi dengan cepat
memutuskan untuk mengikuti peringatan dan langsung mundur.
Aku mengangkat bahu. "Dia yang rugi." Dan tanpa kata lain, aku berjalan santai ke
mejaku, seolah penolakan itu bukan masalah besar. Sementara itu aku menjaga
nafasku, setengah berharap pengawal itu akan menarikku keluar dari klub dengan
menjambak rambutku. Itu tidak terjadi. Akhirnya setelah aku mengenakan jaketku
dan meletakkan uang di meja, aku melihatnya mengawasiku, mata yang curiga dan
menduga-duga. Aku meninggalkan Nightingale dengan sikap tidak peduli yang sama, keluar menuju
jalanan yang ramai. Ini sabtu malam, dan ada banyak klub lain dan restoran di
sekitarnya. Para penggemar pesta memenuhi jalanan, sebagian berpakaian mewah
seperti para pelanggan Nightingale; yang lain, remaja seumuranku berpakaian
santai. Antrian panjang diluar klub, suara musik dansa terdengar nyaring dan berat
dengan bunyi bass. Restoran dengan dinding kaca menunjukkan makan malam
elegan dengan meja mewah. Sepanjang jalanku melalui kerumunan orang-orang itu,
aku dikelilingi oleh percakapan dengan bahasa Rusia, aku menolak keinginan untuk
menengok ke belakang. Aku tidak ingin meningkatkan kecurigaan jika dhampir itu
masih mengawasiku. Ketika aku berputar di jalan yang sepi yang merupakan jalan pintas ke hotelku, aku
bisa mendengar suara pelan dari langkah kaki. Aku dengan pasti memiliki cukup
peringatan dalam diriku kalau pengawal itu memutuskan mengikutiku. Sebenarnya,
tidak ada jalan bagiku untuk membiarkannya mengalahkanku. Aku mungkin lebih
kecil darinya " dan mengenakan gaun dan hak tinggi " tapi aku sudah sering
melawan laki-laki, termasuk Strigoi. Aku bisa menangani laki-laki ini, khususnya jika
aku menggunakan elemen kejutan. Setelah berjalan di sekitar tempat itu cukup lama,
aku menyadarinya dan kejutan itu berputar dan berbalik dengan baik. Aku
duestinae89.blogspot.com mengambil langkahku dan menatap tajam ke beberapa sudut jalan, satu dari sudut
itu mengarahkanku pada pemandangan gelap, gang yang sepi. Menakutkan, ya, tapi
itu menjadikannya tempat penyergapan yang baik ketika aku masuk ke dalam jalan
keluar. Aku diam-diam melepaskan sepatu hak tinggiku. Mereka berwarna hitam
dengan bahan kulit yang cantik tapi tidak pantas untuk berkelahi, kecuali jika aku
berencana untuk mencongkel mata seseorang dengan tumitnya. Sebenarnya, bukan
ide yang buruk. Tapi, aku tidak semenyedihkan itu. Tanpa sepatu-sepatuku, trotoar
terasa sangat dingin terasa di bawah telapak kakiku yang telanjang mengingat hujan
turun tadi pagi. Aku tidak perlu menuggu lama. Beberapa saat kemudian, aku mendengar langkah
kaki dan melihat bayangan panjang penguntitku muncul di tanah, muncul di bawah
lampu jalan yang berkedap-kedip di tepian trotoar. Penguntitku berhenti, tidak
diragukan sedang mencariku. Sungguh, kurasa, pria ini tidak waspada. Tidak ada
pengawal yang dalam pengejaran mereka bisa terlihat jelas. Dia harusnya bergerak
dengan lebih sembunyi-sembunyi dan tidak menunjukkan dirinya dengan mudah.
Mungkin latihan pengawal di Rusia tidak sebaik latihan ditempat dimana aku
dilatih. Tidak, itu tidak benar. Tidak dengan cara Dimitri membasmi musuh-musuhnya.
Mereka memanggilnya dewa di Akademi. Penguntiku mengambil beberapa langkah,
dan saat itulah aku mengambil gerakanku. Aku melompat keluar, tinjuku sudah siap.
"Baiklah," aku berseru. "Aku hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan, jadi
mundur atau " " Aku membeku. Pengawal dari klub itu tidak berdiri disana.
Seorang manusia. Seorang gadis, tidak lebih tua dariku. Dia setinggi aku, dengan rambut pirang
pendek dan jaket panjang berwarna biru laut yang terlihat mahal. Dibalik itu, aku
bisa melihat gaun yang bagus dan sepatu bot kulit yang terlihat mahal seprti
jaketnya. Dari awal aku bisa mengenalinya. Aku pernah melihatnya dua kali di
Nightingale, berbicara dengan Moroi pria. Aku menduga dia hanyalah wanita
kebanyakan yang mereka goda dan dengan cepat mereka tinggalkan. Selebihnya, apa
gunanya manusia untukku"
Wajahnya sebagian tertutup bayangan, tapi bahkan dengan penerangan yang
remang-remang, aku bisa melihat ekspresi kesal di wajahnya. Ini jelas bukan hal
yang aku harapkan. "Itu kau, kan" dia bertanya. Mengisyaratkan keterkejutan yang lain. Bahasa
Inggrisnya beraksen Amerika sepertiku.
"Kau lah yang meninggalkan sederet tubuh Strigoi di sekitar kota. Aku melihat
punggungmu di klub malam ini dan aku tahu kalau itu kau."
"Aku ..." Tidak ada kata-kata yang bisa keluar dari bibirku. Aku tidak tahu harus
merespon seperti apa. Seorang manusia berbicara biasa mengenai Strigoi" Tidak
pernah kudengar sebelumnya. Ini bahkan lebih mengherankan dari pada kebenaran
duestinae89.blogspot.com dikejar Strigoi disini. Aku tidak pernah memiliki pengalaman seperti ini sepanjang
hidupku. Dia terlihat tidak peduli dengan diriku yang heran terbius membatu.
"Dengar, kau tidak bisa semudah itu melakukannya, ok" Apa kau tahu seberapa
banyak masalah yang aku terima karena berhadapan dengan semua kejadian itu"
Semuanya sudah cukup buruk tanpa kau tambahkan kekacauan lagi di dalamnya.
Polisi menemukan mayat yang kau tinggalkan di taman, kau tahu. Kau tidak bisa
membayangkan berapa banyak alasan yang kubuat untuk menutupinya."
"Siapa ... Siapa kau" Aku bertanya akhirnya. Itu benar. Aku meninggalkan mayat di
taman, tapi serius, apa yang memangnya harus kulakukan" Menyeretnya kembali ke
hotelku dan mengatakan kepada penjaganya kalau temanku kebanyakan minum"
"Sydney," gadis itu berkata dengan letih. "Namaku Sydney. Aku ahli kimia yang
ditugaskan disini." "Ahli apa?" Dia mendesah nyaring. Dan aku sangat yakin dia memutar matanya. "Tentu saja. Itu
menjelaskan semuanya."
"Tidak, tidak terlalu," jawabku, akhirnya bisa mendapatkan ketenanganku kembali.
"Sebenarnya, kurasa kau lah yang harus memberikan banyak penjelasan disini."
"Dan sikap juga. Apa kau adalah bagian dari tes yang dikirimkan kesini untukku"
Oh, Tuhan. Tentu saja."
Aku mulai marah sekarang. Aku tidak suka dibuat bingung. Aku jelas tidak suka
dibuat bingung oleh seorang manusia yang membuatku terdengar telah melakukan
kejahatan karena membunuh Strigoi.
"Dengar, aku tidak tahu siapa kau atau bagaimana kau bisa tahu mengenai semua
hal ini, tapi aku tidak ingin berdiri disini dan " "
Rasa mual memenuhiku dan aku menegang, tanganku serta merta memegang pasak
perak yang kusimpan di kantong jaketku. Sydney masih memasang tampang kesal,
tapi ekspresinya tercampur dengan kebingungan sekarang seiring perubahan dalam
posisiku. Dia menilaiku, aku membiarkannya.
"Ada apa?" tanyanya.
"Kau akan memiliki urusan dengan tubuh Strigoi lagi," kataku, tepat di saat Strigoi
menyerangnya. duestinae89.blogspot.com Dua LEBIH MEMILIH SYDNEY SEBAGAI INCARANNYA ketimbang aku
merupakan serangan yang buruk bagi seorang Strigoi. Akulah yang merupakan
lawannya; dia harusnya membasmiku dulu. Posisi kami menempatkan Sydney di
hadapannya, jadi dia harus membunuh Sydney dulu sebelum dia dapat
membunuhku. Dia mencengkram bahu Sydney dan menyetakkanya ke arahnya. Dia
cepat " mereka memang cepat " tapi aku sedang semangat bermain sekarang.
Tendangan cepat menyentaknya ke arah dinding bangunan di dekatnya dan
membebaskan Sydney dari cengkramannya. Dia mengeram saat terbanting dan
merosot ke tanah, membeku dan terkejut. Bukan hal yang mudah untuk
menjatuhkan seorang Strigoi, tidak dengan gerak refleks mereka yang cepat. Ia tidak
lagi mengincar Sydney dan mengalihkan perhatiannya padaku, mata merah yang
penuh amarah dan bibir yang mengerucut untuk menunjukkan taringnya. Dia
bangkit dari posisi jatuhnya itu dengan kecepatan yang tidak biasa dan menyerbuku
mendadak. Aku menghindarinya dan mencoba memukulnya saat ia mencoba mmenghindar
sebagai balasannya. Serangannya selanjutnya adalah memerangkapku dalam
tangannya, dan aku tersandung, sedikit menjaga keseimbanganku. Pasakku masih
kugenggam di tangan kanan, tapi aku butuh kesempatan untuk menusuk dadanya.
Strigoi yang pintar akan membelokkan dirinya ketika menyerang untuk melindungi
jantungnya dari penglihatan penyerang. Pria ini hanya melakukan perkerjaan
separuh-separuh, dan jika aku bisa hidup cukup lama, aku lebih menyukai
mendapatkan sebuah kesempatan terbuka.
Blood Promise Vampire Academy 4 Karya Richelle Mead di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sesaat kemudian, Sydney datang dan memukulnya dari belakang. Bukanlah pukulan
yang cukup kuat, tapi itu mengganggu Strigoi itu. Ini adalah kesempatanku. Aku
melompat sekeras yang aku bisa, melemparkan seluruh beratku ke arahnya. Pasakku
menikam jantungnya ketika kami terhempas menabrak dinding. Selalu sangat
sederhana. Kehidupan " atau kehidupan bagi yang telah mati atau apalah itu "
menghilang darinya. Dia berhenti bergerak. Aku menyetakkan pasakku keluar
setelah aku yakin dia benar-benar telah mati dan melihat tubuhnya berderak di
tanah. Sama seperti semua Strigoi yang sudah kubunuh sebelumnya, aku mendapatkan
perasaan yang aneh. Bagaimana kalau dia adalah Dimitri" aku mencoba
membayangkan wajah Dimitri di tubuh Strigoi ini, mencoba membayangkannya
terbaring sebelum aku. Jantungku terbelit dalam dadaku. Untuk sejenak, gambaran
hal itu muncul disana. kemudian " hilang. Dia hanyalah Strigoi lain.
Dengan cepat ku hilangkan ketidakfokusan ini dan mengingatkan diriku sendiri
kalau aku memiliki hal yang lebih penting untuk kukhawatirkan sekarang. Aku harus
memeriksa Sydney. Bahkan dengan manusia, perasaan alamiku untuk melindungi
tidak bisa kuhilangkan begitu saja.
"Apa kau baik-baik saja?"
duestinae89.blogspot.com Dia mengangguk, terlihat gemetar tapi tidak terluka. "Kerja bagus," katanya.
Suaranya seperti berusaha untuk terdengar percaya diri.
"Aku tidak pernah ... aku tidak pernah melihat satu pun dari mereka terbunuh secara
langsung ..." Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya, tapi kemudian, aku masih belum
bisa mengerti bagaimana dia mengetahui segala sesuatu mengenai semua ini terlebih
dahulu. Dia terlihat syok, jadi kuraih tangannya dan mulai membimbingnya.
"Ayolah, ayo kita pergi ke tempat lebih banyak orang." Kurasa Strigoi yang
bersembunyi disekitar Nightingale bukanlah ide gila. Tempat apa yang lebih baik
untuk menguntit Moroi selain di tempat mereka sering bergaul" Semoga saja
sebagian besar pengawal memiliki insting yang cukup untuk menjaga tugas mereka
di tempat seperti ini. Saran untuk pergi menyentak Sydney dari kesadarannya. "Apa?" dia berteriak. "Kau
akan meninggalkanya juga?"
Aku melemparkan tanganku. "Apa yang kau harapkan dariku" Kurasa aku bisa
memindahkannya ke belakang tong sampah dan kemudian biarkan sinar matahari
membasminya. Itulah yang biasa kulakukan."
"Benar. Dan bagaimana jika seseorang datang untuk mengambil sampah" Atau
keluar dari pintu-pintu belakang ini?"
"Baiklah, aku bisa menghancurkannya. Atau membakarnya. Barbeque Vampire,
sejenis hal yang bisa menarik perhatian, kan?"
Sydney mengangguk dengan gusar dan berjalan mengelilingi tubuh itu. Dia
membuat mimik wajah yang aneh ketika dia menatap ke bawah ke arah Strigoi itu
dan meraih dompet kulit besarnya. Dari benda itu, dia membuat sebuah botol kecil.
Dengan gerakan terampil, dia menyiramkan isi botol kecil itu keseluruh tubuh
Strigoi itu kemudian dengan cepat mundur. Ketika tetesannya menyentuh mayat itu,
asap kuning mulai melayang-layang. Asap itu mulai bergerak lambat, menyebar
secara horizontal bukannya vertikal hingga menyelimuti selurut tubuh Strigoi itu.
Kemudian ia mengerut dan mengerut hingga tidak tersisa apa-apa selain sekepal
bola. Beberapa detik kemudian, asap itu benar-benar hilang, meninggalkan
tumpukan debu yang tidak berbahaya.
"Terimakasih kembali," kata Sydney datar, masih memberikan tatapan tidak
menerima padaku. "Apa-apaan itu tadi?" aku memekik.
"Tugasku. Bisakah kau memanggilku lain kali jika hal ini terjadi lagi?" Dia mulai
berpaling menjauh. "Tunggu! Aku tidak bisa memanggilmu " aku tidak tahu siapa dirimu."
duestinae89.blogspot.com Dia melirik ke arahku dan menyapukan rambut pirangnya dari wajahnya.
"Benarkah" Kau serius, kan" Kupikir kalian sudah diberitahukan mengenai kami
setelah kalian lulus."
"Oh, lucu. Aku sebenarnya, mm, belum lulus."
Mata Sydney melebar. "Kau melakukan hal...hal itu ...tapi tidak pernah lulus?"
Aku mengangkat bahu dan dia terdiam selama beberapa saat. Akhirnya dia menarik
nafas lagi dan berkata, " Kurasa kita harus bicara."
Seolah kami belum pernah melakukannya saja. Bertemu dengannya pastilah hal
yang paling aneh yang pernah terjadi padaku sejak datang ke Rusia. Aku ingin tahu
mengapa dia berpikir kalau aku seharusnya berhubungan dengannya dan bagaimana
dia menghancurkan mayat Strigoi. Dan, saat kami kembali ke jalan yang padat dan
berjalan ke arah sebuah kafe yang ia suka, membuatku terpikir jika dia tahu
mengenai dunia Moroi, berarti ada kemungkinan dia juga tahu dimana desa Dimitri
berada. Dimitri. Dia lagi, sekilas mucul di pikiranku. Aku tidak punya petunjuk jika
dia benar-benar bersembunyi di dekat kampung halamannya, tapi aku tidak punya
tujuan lain. Lagi, perasaan yang aneh melingkupiku. Pikiranku mengabur dengan
wajah Dimitri yang terpasang ditubuh Strigoi yang baru kubunuh: kulit pucat, mata
merah yang kejam .... Tidak, dengan keras kukatakan pada diriku sendiri. Jangan fokus pada hal itu.
Jangan panik. Sebelum aku bertemu dengan Dimitri yang telah berubah menjadi
Strigoi, aku harus mengeluarkan kekuatan dari ingatanku mengenai dirinya yang
kucintai, dengan mata cokelat teduhnya, tangannya yang hangat, pelukannya yang
membara ... "Apa kau baik-baik saja ... um, apapun namamu?" Sydney menatapku aneh, dan aku
baru sadar kalau kami sudah berhenti di depan sebuah restoran. Aku tidak tahu
terlihat seperti apa wajahku, tapi pastilah cukup untuk meningkatkan perhatiannya.
Hingga sekarang, kesanku selama perjalanan kami adalah kalau dia ingin berbicara
sedikit mungkin denganku.
"Ya, ya, baik," jawabku kasar, memasang tampang pengawal di wajahku. "Dan aku
Rose. Apa ini tempatnya?"
Memang ini tempatnya. Dekorasi restoran cerah dan ceria, sekalipun sebuah
tangisan yang jauh dari kemewahan Ninghtingale datang. Kami duduk di kursi kulit
hitam " yang maksudku plastik kulit palsu " di pojokan, dan aku sangat senang
melihat menunya berisikan baik makanan Amerika maupun makanan Rusia.
Daftarnyanya sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris dan aku hampir menitikkan air
liurku ketika aku melihat ayam goreng tepung. Aku sedang kelaparan setelah tidak
makan di klub, dan pikiran daging goreng kering adalah makanan termewah setelah
berminggu-minggu makan dengan kol dan sekarang dikenal sebagai McDonald"s.
Seorang pelayan datang, dan Sydney memesan dengan bahasa Rusia yang fasih. Saat
itu aku hanya menunjuk ke menu saja. Huh. Sydney penuh dengan kejutan.
Mempertimbangkan sikap kasarnya, aku berharap dia menanyaiku langsung
sekarang juga, tapi ketika pelayan itu pergi, Sydney tetap diam, malah memainkan
serbetnya dan menghindari kontak mata. Sangat aneh. Dia sangat terlihat tidak
duestinae89.blogspot.com nyaman di sekitarku. Bahkan dengan adanya meja diantara kami, seperti dia tidak
bisa lebih jauh lagi. Sekalipun begitu sikap bengisnya barusan tidak bisa dipalsukan,
dan dia tidak mau menyerah mengenai diriku yang menurutnya harus mengikuti
aturan apalah yang dia percayai.
Sebenarnya, dia mungkin sedang bermain berpura-pura malu, tapi aku tidak punya
keraguan untuk mengeluarkan topik yang tidak mengenakkan sekalipun. Faktanya,
itu adalah labelku selama ini.
"Jadi, apa kau sudah siap mengatakan padaku siapa dirimu
sebenarnya terjadi?"
dan apa yang Sydney menengadah. Sekarang kami ada di tempat yang penuh cahaya, aku bisa
melihat mata cokelatnya. Aku juga menyadari kalau dia memilike tato menarik di
bawah pipi kirinya. Tintanya terlihat seperti emas, sesuatu yang belum pernah
kulihat sebelumnya. Tatonya merupakan gabungan motif dari bunga dan daun dan
hanya benar-benar terlihat ketika dia memiringkan kepalanya dengan cara yang
tepat sehingga warna emas itu berkilau terkena cahaya.
"Aku sudah mengatakannya padamu," katanya. "Aku seorang Alkemis."
"Dan aku juga sudah katakan padamu, aku tidak tahu apa itu. Apa itu salah satu dari
kata yang berasal dari bahasa Rusia?" Bahkan tidak terdengar seperti bahasa Rusia.
Senyum separuh muncul di bibirnya. "Tidak. Aku yakin kamu belum pernah
mendengar mengenai ilmu alkemi juga sebelumnya, kan?"
Aku mengangguk, dan dia menyangga dagunya dengan tangannya, matanya
menatap ke arah meja lagi. Dia menelan ludah, seolah dia sedang mempersiapkan
dirinya sendiri kemudian kata-kata berhamburan keluar.
"Kembali ke abad pertengahan, ada beberapa orang yang yakin jika mereka bisa
menemukan formula yang benar atau sihir, mereka bisa mengubah timah menjadi
emas. Tidak mengejutkan, mereka tidak bisa melakukannya. Hal ini tidak
menghentikan mereka untuk terus melanjutkan segala macam hal-hal berbau mistik
lain dan semua yang berkaitan dengan kegiatan supernatural, dan bahkan mereka
memang menemukan suatu sihir." Dia mengerutkan dahi.
"Vampir." Aku kembali berpikir mengenai sejarah Moroi di kelas. Abad pertengahan adalah
ketika jenis kami benar-benar mulai menarik diri dari manusia, bersembunyi dan
menjaga satu sama lain. Saat itu lah ketika Vampir benar-benar menjadi mitos
sejauh yang dipercayai dunia, dan bahkan Moroi malah menjadi buruan berharga.
Sydney menyadari pikiranku. " Dan saat itulah ketika Moroi mulai menjauh. Mereka
memiliki sihir mereka, tapi manusia mulai melebihi mereka. Kita masih
melakukannya." Kata-kata itu hampir menorehkan senyum di wajahnya. Moroi
kadang memiliki masalah kehamilan, ketika manusia terlihat sangat mudah untuk
dimiliki sesekali. "Dan Moroi membuat perjanjian dengan para Alkemis. Jika para Alkemis mau
menolong Moroi dan dhampir dan komunitas mereka tetap menjadi rahasi dari
manusia, Moroi akan memberi kami ini." dia menyentuh tato emasnya.
duestinae89.blogspot.com "Apa itu?" tanyaku. "Maksudku, disamping wujudnya yang jelas adalah tato."
Dengan lembut dia mengusap tato itu dengan ujung jarinya dan tidak
menyembunyikan nada sarkastik pada suaranya. "Malaikat penjagaku. Ini benarbenar emas dan" - dia menyeringai dan menjatuhkan tangannya " "darah Moroi,
sihir air dan bumi."
"Apa?" suaraku keluar terlalu keras, dan beberapa orang di restoran menoleh ke
arahku. Sydney terus berbicara, suaranya terdengar lebih rendah - dan terasa pahit.
"Aku tidak terlalu takut mengenai hal ini, tapi ini adalah "hadiah" untuk kami
melindungi kalian. Sihir air dan tanah mengikat emas ke kulit kami dan memberikan
kami pembawaan yang Moroi miliki " sebenarnya, kedua sihir itu. Aku hampir tidak
pernah sakit. Aku akan hidup dalam waktu yang lama."
"Kurasa itu terdengar bagus," kataku tidak yakin.
"Mungkin beberapa. Kami tidak punya pilihan. "karier" ini adalah keturunan keluarga
" diturunkan. Kami semua harus belajar mengenai Moroi dan dhampir. Kami
bekerja sebagai penghubung diantara manusia yang membiarkan kami menutupi
keberadaan kalian karena kami lebih mudah bergerak bebas. Kami mendapatkan trik
dan teknik untuk membersihkan tubuh Strigoi " seperti ramuan yang kau lihat.
Sebagai balasannya, kami ingin berada jauh dari kalian sebisa mungkin " karena
itulah mengapa sebagian besar dhampir tidak diberitahukan mengenai keberadaan
kami hingga mereka lulus. Dan Moroi tidak pernah sama sekali." Dia mendadak
berhenti. Kurasa pelajarannya sudah berakhir.
Kepalaku terasa pusing. Aku tidak pernah, tidak pernah memikirkan hal seperti ini
sebelumnya " tunggu. Pernahkah" Sebagian besar pendidikanku lebih ditegaskan
pada aspek fisik untuk menjadi seorang pengawal: menjaga, bertarung, dll.
Seringkali aku juga mendengar petunjuk tidak jelas pada sesuatu di luar sana di
dunia manusia yang akan menolong menyembunyikan Moroi atau mengeluarkan
mereka dari situasi aneh dan berbahaya. Aku tidak pernah terpikir tentang hal ini
atau mendengar mengenai Alkemis. Jika aku tetap tinggal di sekolah, mungkin aku
akan mendengarnya. Semua ini mungkin bukalah ide yang disarankan oleh diriku sendiri, tapi sifat
alamiku tidak bisa kompromi.
"Mengapa tetap menjaga sihir di dalam dirimu" Mengapa tidak membaginya dengan
dunia?" "Sebab ada bagian lain dari tenaga ini. Ini menghentikan kami untuk mengatakan
jenismu yang bisa membahayakan atau menunjukkan identitas mereka."
Sihir yang mengikat mereka untuk bebricara ... terdengar mencurigakan seperti
kompulsi. Semua moroi bisa menggunakan sedikit kompulsi, dan sebagian besar bisa
menggabungkan komplsi dengan sihir mereka kepada suatu objek untuk
memberikan apa yang mereka inginkan. Sihir Moroi sudah berubah setiap tahunnya,
dan kompulsi sudah dikaitkan dengan sikap yang tidak bermoral sekarang. Aku rasa
tato ini sangat tua, mantera zaman dulu yang turun-temurun selama berabad-abad.
duestinae89.blogspot.com Aku mengulang apa yang dikatakan Sydney, lebih banyak pertanyaan berputar di
kepalaku. "Mengapa ... mengapa kalian ingin tinggal menjauh dari kami" Maksudku, bukankah
aku terlihat bisa menjadi sahabat kental selamanya atau apalah ...."
"Sebab itu adalah tugas kami dari Tuhan untuk melindungi sisa-sisa kemanusiaan
dari makhluk jahat di malam hari." Secara spontan, tangannya menyentuh kepada
sesuatu di lehernya. Benda itu hampir tertutup jaketnya, tapi sebuah bagian dari
tulang dadanya dengan berani menunjukkan sebuah salib emas.
Reaksi awalku tidak terlalu menyenangkan, mengingat aku tidak terlalu religius.
Kenyataannya, aku tidak pernah merasa nyaman berada disekitar orang-orang yang
taat dan percaya. Tiga puluh detik kemudian, keseluruhan pengaruh dari katakatanya yang masuk.
"Tunggu sebentar," aku berseru marah. "Apa kau membicarakan semua tentang
kami " dhampir dan Moroi" Kami semua makhluk jahat di malam hari?"
Tangannya jatuh dari salibnya, dan dia tidak merespon.
"Kami tidak sama dengan Strigoi!" aku memukul meja.
Wajahnya tetap terlihat lunak.
"Moroi minum darah manusia. Dhampir adalah keturunan tidak alami dari mereka
dan manusia." Tidak ada yang pernah menyebutku tidak alami sebelumnya, kecuali untuk saat
ketika aku meletakkan saos diatas taco. Tapi sungguh, kami tidak bisa menari salsa,
jadi apa yang harus kulakukan"
"Moroi dan dhampir tidak jahat," kataku pada Sydney. "Tidak seperti Strigoi"
"Itu benar," katanya mengakui. "Strigoi lebih jahat."
"Hey, bukan itu mak ?"
Makanan datang kemudian, dan ayam goreng tepung hampir cukup menggangguku
dari kemarahan akibat dibandingkan dengan Strigoi. Kebanyakan semua ini
menundaku dari respon tiba-tiba untuk kata-katanya, dan aku sedikit demi sedikit
memotong lapisanya yang hampir mencair kemudian. Sydney memesan burger keju
dan kentang goreng dan mengigit makanannya dengan lembut.
Setelah menyelesaikan seluruh paha ayam, aku akhirnya mampu melanjutkan
argumen tadi. "Kami sama sekali tidak sama dengan Strigoi. Moroi tidak membunuh. Kau tidak
punya alasan untuk takut pada kami." Lagi, aku bukannya mengutarakan
kenyamanan tinggal bersama manusia. Tidak satupun dari jenisku, tidak dengan
cara manusia yang terburu-buru senang dan siap bereksperimen terhadap apapun
yang mereka tidak mengerti.
duestinae89.blogspot.com "Setiap manusia yang mempelajari kalian tidak akan terhindari pasti juga akan
mempelajari mengenai Strigoi," katanya. Dia memainkan kentang gorengnya tapi
tidak benar-benar memakannya.
"Mengetahui tentang Strigoi yang memungkinkan manusia untuk melindungi diri
mereka sendiri, pikirkan."
Mengapa aku bermain sebagai pengacara setan disini"
Dia berhenti memainkan kentang gorengnya dan menjatuhkannya kembali ke
piringnya. "Mungkin. Tapi ada banyak manusia yang akan tergoda dengan pemikiran
hidup dalam keabadian " bahkan jika harganya berarti melayani Strigoi sebagai
bayarannya agar diubah menjadi makhluk dari neraka. Kau harusnya terkejut
bagaimana cara manusia merespon ketika mereka mempelajari tentang vampir.
Keabadian adalah daya tarik terbesar " mengesampingkan kekejaman yang ada
bersamanya. Banyak manusia yang mempelajari Strigoi mencoba untuk melayani
mereka, dengan harapan mereka akan diubah."
"Itu gila ?" aku berhenti. Tahun lalu, kami menemukan bukti kalau manusia
membantu Strigoi. Strigoi tidak bisa menyentuh pasak perak, tapi manusia bisa, dan
sebagian dari mereka menggunakan pasak itu untuk melawan Moroi. Apakah
manusia-manusia itu sudah dijanjikan untuk hidup dalam keabadian"
"Jadi," kata Sydney, "Itulah mengapa ini adalah cara terbaik jika kami memastikan
tidak ada yang tahu mengenai satu pun tentang kalian. Kalian ada di luar sana "
kalian semua " dan tidak ada apa pun yang bisa diubah mengenai semua ini. Kau
melakukan tugasmu dengan mencabik-cabi Strigoi, dan kami akan melakukan
pekerjaan kami dan melindungi jenis kami."
Aku mengunyah sayap ayam dan menahan diriku dari maksud tidak langsung kalau
dia melindungi jenisnya dari orang-orang seperti kami juga. Dari beberapa hal, apa
yang ia katakan menimbulkan sesuatu yang menarik. Tidak mungkin kalau kami bisa
Blood Promise Vampire Academy 4 Karya Richelle Mead di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bergerak di dunia ini tanpa terlihat, dan ya, aku mengakui, sangat penting ketika
seseorang bisa menghilangkan mayat Strigoi. Manusia bekerja bersama Moroi
adalah pilihan yang ideal. Beberapa manusia bisa bergerak di dunia dengan bebas,
khusunya jika mereka memiliki sejenis hubungan dan jaringan yang dia jaga secara
tidak langsung. Aku membeku di tengah kunyahanku, mengingat pikiran terbaruku ketika pertama
kali aku datang kesini dengan Sydney. Aku menolak diriku untuk menelan dan
kemudian mengambil minum dengan tegukkan panjang.
"Ini pertanyaannya. Apa kau punya jaringan di seluruh Rusia?"
"Sayangnya," katanya. "Ketika Alkemis berusia delapan belas tahun, kami dikirim ke
dalam sebuah pelatihan untuk mendapatkan pengalaman pertama dalam pertukaran
dan membuat koneksi. Aku lebih memilih tinggal di Utah."
Itu adalah hal tergila yang mungkin pernah kudengar dari seluruh hal yang ia
katakan padaku, tapi aku tidak ingin menunjukkannya. "Koneksi jenis apa yang
sebenarnya kalian lakukan?"
duestinae89.blogspot.com Dia mengangkat bahu. "Kami mengikuti pergerakan sebagian besar Moroi dan
dhampir. Kami juga tahu banyak mengenai tingkat petinggi pemerintahan resmi "
diantara manusia dan Moroi. Jika ada seorang vampir terlihat diantar manusia,
kami biasanya bisa menemukan seseorang yang penting yang bisa membayar
seseorang atau apapun ... semua itu akan membersihkannya di bawah pengamanan."
Mengikuti pergerakan Moroi dan dhampir. Kena. Aku mencondongkan tubuhku
mendekatinya dan merendahkan suaraku. Segalanya terlihat berkaitan saat ini.
Aku sedang mencari sebuah desa ... sebuah desa yang dihuni oleh kaun dhampir di
Siberia. Aku tidak tahu namanya." Dimitri hanya pernah menyebutkan nama desa
itu sekali, dan aku lupa. "Namanya terdengar seperti ... Om?"
"Omsk," dia memperbaiki penyebutanku.
Tubuhku tegak. "Kau tahu tentang desa ini?"
Dia tidak langsung menjawab, tapi matanya mengkhianatinya. "Mungkin."
"Kau tahu!" aku berseru. "Kau harus mengatakan padaku dimana tempatnya. Aku
harus kesana" Wajahnya berubah. "Apa kau akan menjadi ... bagian dari mereka?"
Jadi Alkemis tahu mengenai pelacur darah. Tidak mengejutkan. Jika Sydney dan
kelompoknya tahu hal lain mengenai dunia vampir, mereka juga pasti tahu tentang
hal ini juga. "Tidak," kataku angkuh. "Aku hanya harus menemukan seseorang."
"Siapa?" "Seseorang." Jawaban itu hampir membuatnya tersenyum. Mata cokelatnya terlihat berpikir
seiring dia mengunyah kentang gorengnya. Dia hanya menggigit dua kali burger
kejunya, dan makanan itu hanya menjadi dingin. Aku ingin memakannya dengan
dasar yang kuat. "Aku akan segera kembali," katanya kasar. Dia berdiri dan menyebrangi ruangan ke
pojokan yang sepi di kafe itu. Membuat sebuah handphone dari dompet sihir itu, dia
membalikkan badannya dari ruangan dan menelepon.
Aku menghabiskan ayamku kemudian dan menolong diriku sendiri dengan
mengambil kentang gorengnya semenjak benda itu terlihat berkurang dan berkurang
seolah Sydney ingin melakukan apapun dengan mereka. Ketika aku makan, aku
mempertimbangkan kemungkinan sebelum diriku sadar, mengira aku akan
menemukan kota Dimitri tinggal semudah ini. Dan sekali aku berada disana ...
apakah akan menjadi semudah ini" Apakah dia ada disana, hidup dalam bayangan
dan berburu mangsa" dan ketika berhadapan dengannya, bisakah aku benar-benar
menancapkan pasakku ke jantungnya" Gambaran tidak diinginkan itu muncul lagi,
Dimitri dengan mata merah dan "
duestinae89.blogspot.com "Rose?" Aku mengerjap. Aku benar-benar sudah menghayal terlalu jauh, dan Sydney sudah
kembali. Dia kembali duduk di hadapanku.
"Jadi, ini terlihat ?" Dia berhenti sejenak dan menatap ke bawah. "Apa kau
memakan kentang gorengku?"
Aku tidak punya petunjuk dari mana dia mengetahuinya, mengingat dia memesan
dalam porsi yang banyak. Aku hampir tidak membuat jejak sama sekali.
Membayangkan aku mencuri kentang goreng mungkin bisa dijadikan bukti bahwa
aku bisa menjadi makhluk jahat di malam hari, aku berkata dengan fasih, "Tidak."
Dia merengut sesaat, mempertimbangkan, dan kemudian berkata, "Aku tahu ada
dimana kota itu. Aku pernah kesana sebelumnya."
Aku mengejang. Oh Tuhan. Ini semua benar-benar terjadi, setelah seluruh minggu
pencarianku. Sydney akan mengatakan dimana tempat itu dan aku bisa pergi dan
mencoba lebih dekat dengan bab terkacau dalam hidupku.
"Terima kasih, trimakasih banyak ?"
Dia mengangkat tangannya untuk membuatku diam dan aku menyadari betapa
kacaunya dia terlihat sekarang.
"Tapi aku tidak akan mengatakannya padamu dimana tempatnya."
Mulutku menganga. "Apa?"
"Aku akan mengantarkanmu sendiri kesana."
duestinae89.blogspot.com Tiga "TUNGGU " APA?" AKU BERSERU.
Bukan itu rencananya. Itu bahkan tidak termasuk dalam rencana sama sekali. Aku
telah mencoba pindah melalui Rusia dengan setersembunyi yang aku bisa. Ditambah
lagi, aku benar-benar tidak nyaman dengan pemikiran tentang memiliki seorang
teman seperjalanan " khususnya karena dia muncul dengan perasaan benci padaku.
Aku tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Siberia "
beberapa hari, kurasa " dan aku tidak bisa membayangkan menghabiskan waktuwaktu itu dengan mendengarkan Sydney yang membicarakan tentang betapa tidak
alami dan jahatnya diriku.
Menelan sikapku yang bisa menyakiti hati orang lain, aku menunjukkan alasan.
Paling tidak, akulah yang meminta tolong disini.
"Itu tidak perlu," kataku, memaksakan bibirku tersenyum. "Tawaranmu sangat
menyenangkan, tapi aku tidak ingin merepotkanmu."
"Sebenarnya," jawabnya kering, "tidak bisa seperti itu. Dan bukannya aku ingin
terlihat baik. Hal itu bahkan bukan pilihanku. Itu adalah perintah dari atasanku."
"Terdengar akan menyulitkanmu. Mengapa kau tidak mengatakannya saja padaku
dimana letaknya, dan melupakannya saja setelah itu?"
"Kau jelas tidak kenal kepada siapa aku bekerja."
"Tidak butuh. Aku menolak kekuasaan selama ini. Tidak sulit ketika kau
mencobanya sesekali."
"Ya" Bagaiamana hal itu bekerja padamu ketika kau ingin menemukan desa itu?"
tanyanya mengejek. "Dengar, jika kau ingin kesana, hanya ini satu-satunya jalan."
Baiklah " itulah jalan satu-satunya untuk pergi kesana yaitu menggunakan Sydney
sebagai sumber informasiku. Aku bisa saja kembali untuk mengamati Nightingale ...
tapi itu akan membutuhkan waktu lama untuk bisa mendapatkan pencapaian seperti
ini. Lagi pula, dia ada disini, di hadapanku dengan informasi yang aku butuhkan.
"Mengapa?" tanyaku. "Mengapa kau ingin pergi bersamaku?"
"Aku tidak bisa mengatakan alasannya mengapa. Digaris bawahi : Mereka yang
menyuruhku seperti itu."
Manis sekali. Aku menatapnya, mencoba menebak apa yang sedang terjadi disini.
Mengapa bisa siapapun " membiarkan manusia sendirian dengan tangan mereka di
dunia Moroi " peduli kemana satu orang vampir remaja pergi" Aku tidak merasa
kalau Sydney memiliki motif tersembunyi " kecuali jika dia adalah artis yang sangat
sangat bagus. Jelas sekali orang-orang yang dimaksudkan Sydney memiliki rencana,
dan aku tidak suka dipermainkan dalam rencana orang lain. Disaat yang sama, aku
duestinae89.blogspot.com cemas dengan keterlibatan ini. Setiap hari yang kulalui hanyalah hari-hari dimana
aku tidak menemukan Dimitri.
"Seberapa cepat kita bisa berangkat?" aku bertanya akhirnya. Sydney, menurutku,
adalah pegawai administrasi.
Dia menunjukkan ketidakahlian dalam hal mengikutiku. Tentu saja tidak akan
menjadi sesusah itu untuk menyingkirkannya ketika kami sudah cukup dekat dengan
kota kelahiran Dimitri. Dia terlihat kecewa dengan responku, hampir terlihat kalau
dia berharap aku akan menolak dan kemudian ia akan terlepas dari permasalahan
ini. Dia lebih tidak ingin ikut daripada aku. Ia membuka dompetnya dan mengambil
handphonenya lagi, mengutak-atiknya selama beberapa menit, dan akhirnya
menghasilkan jadwal kereta. Dia menunjukkanku jadwal untuk hari esok.
"Apa kau mengerti dimana tempatnya?"
Aku mempelajari layar itu dan mengangguk. "Aku tahu dimana stasiun itu. Aku bisa
kesana." "Ok." Dia berdiri dan meletakkan beberapa uang tunai di atas meja. "Aku tunggu kau
besok." Dia mulai berjalan pergi dan kemudian melirik kembali ke arahku. "Oh, dan
kau bisa ambil sisa kentang gorengku."
Pertama kali aku datang ke Rusia, aku tinggal di asrama putri. Aku tentu saja punya
uang untuk tinggal dimana pun, tapi aku ingin tetap berada di luar perhatian.
Disamping itu, kemewahan bukanlah hal pertama yang terlintas dalam pikiranku.
Ketika aku mulai pergi ke Nightingale, aku menemukan kalau susah bagiku untuk
kembali ke asrama yang dipenuhi oleh siswa penjelajah ketika aku mengenakan gaun
mahal. Jadi aku tinggal di hotel mewah sekarang, lengkap dengan laki-laki yang
selalu membukakan pintu dan Lobi berlantaikan pualam. Lobi itu sangat besar
sampai aku berpikir kalau seluruh asrama bisa masuk ke dalamnya. Mungkin dua
asrama. Kamarku besar dan berlebihan juga, aku sangat bersyukur bisa segera
sampai di kamarku dan melepaskan sepatu hak tinggi dan gaunku. Dengan sedikit
penyesalan dan kepedihan, aku sadar kalau aku harus meninggalkan gaun-gaunku
yang kubeli di Saint Petersburg. Aku ingin meringankan beban bawaanku ketika aku
harus mengelilingi negara ini, dan meskipun tasku besar, hanya ada beberapa
bawaan yang bisa kubawa. Oh baiklah. Gaun-gaun itu akan menjadi kebahagian
bagian wanita yang membersihkan kamarku, aku tidak meragukannya. Ornamen
yang akan kubawa dan kubutuhkan hanyalah nazarku, anting-anting yang terlihat
seperti mata berwarna biru. Ini adalah pemberian ibuku, yang juga merupakan
pemberian ayahku. Aku selalu mengalungkannya di leherku.
Kereta kami ke Moskow akan berangkat pagi-pagi sekali, dan kemudian kami akan
menaiki kereta yang akan melintasi negara ke Siberia. Aku ingin beristirahat yang
cukup dan siap untuk segala hal. Sekali aku mengenakan piamaku, aku meringkuk di
bawah selimut berat di ranjangku dan berharap aku akan segera tidur. Bukannya
tidur, pikiranku malah berputar dengan semua yang baru saja terjadi. Kondisi
Sydney adalah sesuatu yang ganjil namun masih bisa kutangani. Selama kami
terjebak di dalam transportasi umum, dia bisa menuntunku ke arah cengkraman
pemimpin misteriusnya. Dan dari apa yang ia katakan mengenai jadwal perjalanan,
duestinae89.blogspot.com sepertinya hanya akan membutuhkan waktu dua hari saja untuk mencapai desa itu.
Dua hari bisa jadi lama atau sebentar.
Maksudku aku bisa berhadapan dengan Dimitri dalam waktu beberapa hari lagi ...
dan kemudian apa" Bisakah aku melakukannya" Bisakah aku mmembawa diriku
untuk membunuhnya" Dan meskinpun aku sudah memutuskan untuk
melakukannya, sudahkan aku memiliki kemampuan untuk melawannya" Pertanyaan
yang sama yang kutanyakan pada diriku sendiri selama dua minggu terakhir ini terus
dan terus menggangguku. Dimitri mengajari semua yang aku tahu, dan dengan gerak
refleksnya yang tinggi sebagai seorang Strigoi, dia mungkin benar-benar akan
menjadi dewa seperti yang selalu kukatakan ketika aku bercanda dengannya.
Kematian adalah kemungkinan paling nyata bagiku.
Tapi khawatir pun tidak akan menolong sekarang, melihat ke jam dinding di kamar,
aku mengetahui kalau aku masih bangun dalam posisi terbaring ini hampir selama
satu jam. Itu tidak baik. Aku butuh dalam kondisi puncak. Jadi aku melakukan
sesuatu yang aku ketahui tidak baik untuk kulakukan, tapi selalu bekerja untuk
membuat pikiranku keluar dari kekhawatiranku - sebagian besar dikarenakan aku
memasuki pikiran orang lain.
Masuk ke dalam kepala Lissa hanya membutuhkan sedikit konsentrasi dalam
bagianku. Aku tidak tahu jika aku bisa melakukannya ketika kami terpisah sangat
jauh, tapi aku menemukan kalau prosesnya tidak berbeda dari apa yang kulakukan
ketika aku masih berada di sampingnya.
Masih pagi buta di Montana, dan Lissa tidak punya kelas hari ini mengingat ini hari
Sabtu. Sepanjang waktuku dulu, aku bekerja sangat keras untuk membentuk dinding
tidak terlihat diantara kami, hampir menghalangi pikiran dan perasaanya keluar.
Sekarang, berada di dalam dirinya, semua rintangan menurun, dan emosinya
menubrukku seperti gelombang pasang. Dia sedang marah. Sangat marah.
"Mengapa dia berpikir kalau dengan hanya menggerakkan jarinya saja, dia bisa
membuatku pergi kemanapun dia inginkan, kapanpun dia inginkan?" Lissa
mengeram. "Karena dia sang ratu. Dan karena kau sudah membuat perjanjian dengan setan."
Lissa dan pacarnya, Christian, sedang bersantai dia loteng kapel sekolah. Segera
setelah aku mengenali situasinya, aku hampir menarik diriku keluar dari kepalanya.
Mereka berdua memiliki banyak cara untuk membuat acara "romantis" disini, dan
aku tidak ingin berada di sekitar mereka ketika pakaian segera di renggut terlepas.
Untungnya " atau mungkin tidak " rasa kesal Lissa mengatakan padaku kalau tidak
ada seks hari ini, tidak dengan suasana hatinya yang jelek.
Sebenarnya terlihat ironis. Peran mereka berdua bertukar. Lissa yang sedang marah
dan Christian berperan tenang dan menyejukkan, mencoba untuk tampil kalem demi
kebaikan Lissa. Dia duduk di lantai, bersandar ke dinding, ketika Lissa duduk di
depannya, kakinya membuka dan tangannya memeluk Lissa. Lissa membaringkan
kepalanyanya ke dada Christian dan menarik nafas panjang.
"Selama beberapa minggu terakhir, aku sudah melakukan apapun yang ia minta!
"Vasilisa, tolong tunjukkan tamu bangsawan idiot berkeliling kampus." "Vasilisa,
tolong melompatlah ke dalam pesawat di akhir minggu jadi aku bisa
memperkenalkanmu pada beberapa petugas resmi membosankan di istana."
duestinae89.blogspot.com "Vasilisa, tolong masukan para siswa muda ke dalam pekerjaan sukarelawan. Itu
akan terlihat bagus.?" Mengesampingkan rasa frustasi Lissa, aku tidak bisa menolak
sedikit hiburan yang kulihat ini. Dia bisa menirukan suara Ratu Tatiana dengan
sempurna. "Kau melakukan yang terakhir dengan ikhlas," Cristian mengingatkan.
"Ya ... mengingatkan untuk menjadi ikhlas. Aku membencinya yang mencoba
memerintah setiap bagian dalam hidupku sekarang."
Christian mencondongkan kepalanya dan mencium pipi Lissa. "Seperti kataku tadi,
kau membuat perjanjian dengan setan. Kau kekasihnya sekarang. Dia ingin
memastikan kalau kau membuatnya terlihat baik."
Lissa cemberut. Meskipun kaum Moroi hidup di tengah-tengah kota manusia dan
merupakan pekerja dalam pemerintahan manusia itu sendiri, mereka juga diatur
oleh raja atau ratu yang dipilih dari dua belas keluarga bangsawan Moroi. Ratu
Tatiana " seorang Ivashkov " merupakan pemimpin sekarang, dan dia memiliki
minat yang khusus kepada Lissa yang merupakan keturunan terakhir dari keluarga
Dragomir. Oleh karena itu, Tatiana membuat kesepakatan dengan Lissa. Jika Lissa
tinggal di istana setelah lulus dari Akademi St. Vladimir, ratu akan mengatur agar ia
bisa masuk di Universitas Lehigh di Pennysylvania. Lissa sangat cerdas dan
pemikiran untuk tinggal di rumah Tatiana akan sangat adil jika ditukar dengan
universitas yang lebih besar, lebih berkelas, dan merupakan kebalikan dari pilihan
kaum Moroi lain untuk pergi ke universitas yang lebih kecil (untuk alasan
keamanan). Seperti yang Lissa ketahui, syarat itu terikat dengan kesepakatan yang sudah ia buat.
"Dan aku hanya duduk dan terima saja," kata Lissa. "Aku hanya tersenyum dan
berkata "Ya, yang mulia. Apapun yang kau inginkan, yang mulia.?"
"Kalau begtu katakan padanya kalau kesepakatan batal. Kau akan berumur 18 tahun
dalam beberapa bulan lagi. Bangsawan atau tidak, kau tidak di bawah aturan wajib
lagi. Kau tidak harus pergi ke sekolah yang lebih besar. Kita hanya akan pergi, kau
dan aku. Pergi ke kampus manapun yang kau inginkan. Atau tidak perlu pergi sama
sekali. Kita bisa kabur ke Paris atau semacamnya dan bekerja di kafe kecil. Atau
menjual seni yang buruk di jalanan."
Kata-kata itu membuat Lissa tertawa, dan dia meringkuk mendekati Christian.
"Benar. Aku sudah bisa melihat dengan jelas betapa sabarnya kau menunggui
pelanggan. Kau akan dipecat di hari pertama kau bekerja. Lihat, sepertinya jalan
satu-satunya untuk kita bertahann hidup adalah aku pergi ke kampus dan
menyokong kebutuhan kita berdua."
"Ada jalan lain untuk pergi ke kampus, kau tahu."
"Ya, tapi tidak satu pun dari jalan itu terdengar baik," katanya prihatin. "Tidak
mudah memang. Ini jalan satu-satunya. Aku hanya berharap aku bisa
mendapatkannya dan berdiri di hadapannya sebentar lagi. Rose akan
melakukannya." duestinae89.blogspot.com "Rose akan membuat dirinya sendiri dipenjara untuk pengkhianatan yang ia lakukan
saat pertama kali ia melaksanakan apa yang Tatiana inginkan."
Lissa tersenyum sedih. "Ya. Dia akan seperti itu." Senyuman itu berubah menjadi
nafas panjang. "Aku sangat merindukannya."
Christian menciumnya lagi. "Aku tahu." Ini adalah percakapan yang sering mereka
Blood Promise Vampire Academy 4 Karya Richelle Mead di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lakukan, tidak satu pun yang berubah karena perasaan Lissa padaku tidak pernah
memudar. "Dia baik-baik saja, kau tahu. Dimanapun dia berada, dia baik-baik saja."
Lissa menatap kosong ke kegelapan loteng. Satu-satunya cahaya datang dari kaca
jendela mozaik yang membuat seluruh tempat di loteng terlihat seperti di dalam
dongeng. Tempat itu sudah dibersihkan " oleh Dimitri dan aku sebenarnya. Baru
beberapa bulan yang lalu, tapi debu dan kotak-kotak mulai bersatu lagi. Pendeta
disini adalah pria yang baik tapi banyak mengoleksi tikus. Lissa tidak menyadari hal
ini. Pikirannya masih terfokus padaku.
"Kuharap begitu. Kuharap aku punya satu petunjuk " petunjuk apapun " dimana
dirinya berada. Aku terus berpikir jika ada suatu apa pun yang terjadi pada dirinya,
jika dia " " Lissa tidak bisa menyelesaikan pikirannya. "Aku akan tetap berpikir
kalau aku bisa tahu bagaimana caranya. Kalau aku bisa merasakannya. Maksudku,
aku tahu koneksi itu hanya terjadi satu arah ... itu tidak pernah berubah. Tapi aku
harusnya bisa tahu jika sesuatu terjadi padanya, benarkan?"
"Aku tidak tahu," jawab Christian. "Mungkin. Mungkin juga tidak." Laki-laki lain
mungkin akan mengatakan sesuatu yang sangat manis dan membuat wanita merasa
nyaman, meyakinkan mereka dengan jawaban iya, iya, tentu saja dia tahu. Tapi ini
adalah bagian alami dari diri Christian untuk bersikap jujur meski kejam. Lissa
menyukai hal itu darinya. Begitu juga aku. Semua itu tidak selalu bisa membuatnya
menjadi teman yang menyenangkan, tapi pada akhirnya kau akan tahu kalau dia
tidak pernah membohongimu.
Lissa menghela nafas lagi. "Adrian bilang Rose baik-baik saja. Dia mengunjungi
mimpinya. Aku akan memberikan apapun untuk bisa melakukan hal itu. Sihir
penyembuhku semakin membaik, dan aku bisa sedikit mengenali aura sekarang.
Tapi belum apapun mengenai mimpi."
Mengetahui Lissa merindukanku ternyata menyakitiku dan hampir lebih sakit
ketimbang dia menulis surat untukku. Aku tidak pernah ingin menyakitinya.
Meskipun ketika aku kesal dengan perasaan kalau dia mengontrol hidupku. aku
tidak pernah membencinya. Aku mencintainya seperti saudaraku sendiri dan tidak
mampu mengerti dengan pikiran kalau dia menderita karena kepentinganku
sekarang. Bagaimana mungkin segala sesuatu menjadi kacau diantara kami"
Dia dan Christian melanjutkan kegiatan duduk mereka dalam keheningan yang
nyaman, melukis kekuatan dan cinta satu sama lain. Mereka memiliki apa yang
pernah kumiliki dengan Dimitri dulu, sebuah rasa ketika kami menjadi satu dan tak
terpisahkan sehingga kata-kata tak lagi dibutuhkan. Christian menjalankan jarijarinya melalui rambut Lissa, dan berhubung aku tidak bisa melihat dengan jelas
duestinae89.blogspot.com melalui kedua mata Lissa, aku bisa membayangkan bagaimana rambut yang
berwarna pucat akan berkilat diterpa cahaya pelangi yang dihasilkan oleh kaca
jendela mozaik. Dia menyelipkan beberapa helai rambut di belakang telinga Lis
sa dan kemudian merebahkan kepala Lissa ke belakang, membuat bibirnya menyentuh
bibir Lissa. Ciuman itu dimulai dengan lembut dan manis dan kemudian perlahan
meningkat, kehangatan menyebar dari bibirnya ke bibir Lissa.
Oo, pikirku. Ini mungkin waktunya untukku pergi. Tapi Lissa mengakhirinya
sebelum aku keluar. "Ini waktunya," katanya dengan menyesal. "kita harus pergi."
Mata biru-berlian Christian mengatakan hal yang sebaliknya. "Mungkin ini waktu
yang tepat untuk tidak menuruti kemauan sang ratu. Kau bisa tinggal disini "
merupakan jalan yang bagus untuk membentuk karaktermu."
Lissa memelototinya dan kemudian menyampirkan sebuah ciuman di dahi Christian
sebelum ia berdiri. "Bukan itu alasan yang membuat kau ingin aku tetap tinggal
disini, jadi bahkan jangan coba untuk bermain denganku.
Mereka meninggalkan kapel dan Christian mengomel tentang menginginkan sesuatu
yang lebih dari sekedar bermain yang berakhir dengan pelototan lagi. Mereka
menuju gedung administrasi, yang tempatnya berada di jantung kampus kelas atas.
Mengesampingkan warna merah pertama dari musim semi, semuanya terlihat sama
seperti saat aku pergi " paling tidak tampilan luarnya. Batuan gedung menyisakan
keagungan yang mengesankan. Pepohonan tua yang tinggi masih tetap mengamati
disekitarnya. Namun, di dalam hati setiap staf dan siswa, ada yang telah berubah.
Setiap orang membawa luka dari serangan itu. Banyak dari orang-orang kami yang
terbunuh, dan ketika kelas dimulai dan berlangsung lagi, semua orang masih
berduka. Lissa dan Christian sampai ke tujuan mereka: gedung administrasi. Lissa
tidak tahu alasan kenapa ia dipanggil, hanya Tatiana ingin agar dia bertemu dengan
beberapa pria bangsawan yang baru saja tiba di akademi. Berhubung Lissa sudah
sering dipaksa untuk bertemu begitu banyak orang oleh Tatiana, Lissa tidak terlalu
memikirkannya. Dia dan Christian melangkah masuk ke kantor utama, ketika
mereka bertemu dengan kepala sekolah Kirova yang sedang duduk dan ngobrol
dengan seorang Moroi dewasa dan seorang gadis seusia kami.
"Ah, Nona Dragomir. Disana kau ternyata."
Aku sering mendapat masalah dengan Kirova ketika aku masih berstatuskan sebagai
siswa, namun melihatnya lagi membuatku merasa bernostalgia. Mendapatkan
hukuman karena memulai perkelahian di kelas terdengar lebih baik daripada
berkeliaran melalui Siberia untuk menemukan Dimitri. Kirova masih memiliki
tampilan serius seperti biasa, kaca mata yang sama seimbang di ujung hidungya. Pria
dan gadis itu berdiri, dan Kirova menunjuk ke arah mereka.
"Ini adalah Eugene Lazar dan putrinya Avery." Kirova kembali menatap Lissa. "ini
Vasilisa Dragomir dan Christian Ozera."
duestinae89.blogspot.com Sedikit penilaian yang seimbang terjadi setelah itu. Lazar adalah nama bangsawan,
tapi itu tidak mengejutkan terlebih karena Tatiana yang mengadakan pertemuan ini.
Tuan Lazar memberikan Lissa sebuah senyum pemenang ketika ia menjabat tangan
nya. Dia terlihat sedikit terkejut ketika bertemu Christian, tapi senyumnya masih
tetap berada di wajahnya. Tentu saja, reaksi seperti itu bukanlah hal yang aneh.
Ada dua cara untuk menjadi Strigoi: dengan pilihan atau dengan paksaan. Seorang
Strigoi bisa mengubah orang lain " manusia, Moroi, atau dhampir " dengan
meminum darah mereka dan kemudian meminumkan darahnya sendiri kepada
mereka. Itulah yang terjadi pada Dimitri. Cara lain untuk menjadi Strigoi tergolong
unik bagi kaum Moroi " dan itu terjadi karena pilihan. Moroi yang sengaja memilih
untuk membunuh seseorang dengan meminum darah mereka sampai kering juga
bisa berubah menjadi Strigoi. Biasanya, Moroi hanya minum sedikit darah, bukan
jumlah yang bisa menyakiti manusia yang melakukannya dengan sukarela. Tapi
menghisap sebanyak-banyaknya merupakan pengambilan hidup orang lain dengan
paksa. Sebenarnya, itu mengubah Moroi ke sisi yang lebih gelap, menghancurkan
sihir elemen mereka dan mengubah mereka menjadi mayat hidup. Itulah yang
dilakukan orang tua Christian. Mereka sukarela membunuh dan menjadi Strigoi
untuk mendapatkan hidup abadi. Christian tidak pernah menunjukkan hasrat untuk
menjadi Strigoi, tapi semua orang berpikir seolah dia akan melakukannya. (Tidak
dapat disangkal, perangainya yang buruk tidak membantu penilaian orang lain).
Banyak dari kerabat dekatnya - walaupun seorang bangsawan " juga diperlakukan
tidak adil dengan diajuhi pula. Namun dia dan aku sudah menjadi tim ketika
membasmi sebagian besar Strigoi selama penyeranga. Kabar itu menyebar dan
menaikkan reputasinya. Kirova adalah seseorang yang tidak pernah membuang waktu dengan formalitas,
jadi dia langsung pada pokok pembicaraan.
"Tuan Lazar akan menjadi kepala sekolah yang baru disini."
Lissa masih tersenyum sopan padanya, tapi kepalanya langsung tersentak ke arah
Kirova. "Apa?" "Aku akan turun jabatan," jelas Kirova, suaranya datar dan tanpa ekspresi yang
cukup untuk menyaingi pengawal manapun. "meskipun aku masih tetap akan
melayani sekolah ini sebagai seorang guru."
"Kau akan mengajar?" Christian tidak percaya. Kirova menatapnya dingin.
"Ya, Ozera. Itulah keinginanku yang sebenarnya ketika ke sekolah ini dulu. Aku
yakin jika aku mencoba dengan keras, aku bisa mengingat bagaimana cara
melakukannya." "Tapi kenapa?" tanya Lissa. "Kau melakukan pekerjaan dengan baik." Sebenarnya
lebih atau kurang dari itu. Meskipun aku sering berdebat dengan Kirova " biasanya
tentang aku yang melanggar peraturan " aku masih menghormatinya. Lissa juga.
"Aku sudah memikirkan tentang pengunduran diri selama ini," jelas Kirova.
"Sekarang terlihat sebagai waktu yang tepat untuk melakukannya, dan Tuan Lazar
merupakan seseorang yang sanggup menjadi pengurus."
duestinae89.blogspot.com Lissa sangat bagus dalam membaca seseorang. Kurasa itu merupakan bagian dari
efek sihir roh, serta dengan membuat penggunanya menjadi sangat, sangat
karismatik. Lissa berpikir jika Kirova sedang berbohong, dan begitu pula aku. Jika
aku mampu membaca pikiran Christian, kurasa dia juga merasakan hal yang sama.
Penyerangan di akademi membuat banyak orang merasa panik, bangsawan
khususnya, meskipun masalah yang menimbulkan penyerangan itu sudah cukup
lama diselesaikan. Aku menduga kalau tangan Tatiana sedang bekerja disini,
memaksa Kirova untuk turun jabatan dan membuat bangsawan menggantikannya,
dengan demikian kaum bangsawan akan merasa lebih baik.
Lissa tidak membiarkan pikirannya muncul, dan dia kembali menatap Tuan Lazar.
"Kalau begitu, senang bertemu denganmu. Saya yakin Anda akan melakukan
pekerjaan dengan baik. Katakan saja bila ada yang bisa saya bantu." Dia sedang
memaikan peran putri yang terhormat dengan sempurna. Bertingkah laku sopan dan
manis adalah satu dan banyak bakat yang ia miliki.
"Sebenarnya," kata Tuan Lazar, "ada." Dia memiliki suara berat dan cepat, seperti
memenuhi ruangan. Dia menunjuk ke arah putrinya.
"Aku berharap kau bisa menemani Avery berkeliling dan membantunya menemukan
jalan-jalannya. Dia telah lulus tahun lalu tapi dia akan membantuku menjalankan
tugasku. Namun aku yakin dia lebih suka menghabiskan waktunya dengan seseorang
yang seumuran dengannya."
Avery tersenyum dan untuk pertama kalinya, Lissa benar-benar memperhatikannya.
Avery adalah gadis yang cantik. Mempesona. Lissa juga sangat cantik, diantara
rambutnya yang indah dan mata hijau giok yang ia warisi dari keluarganya. Aku rasa
Lissa ratusan kali lebih cantik daripada Avery, tapi disamping gadis yang lebih tua,
lissa merasa rendah diri. Avery tinggi dan ramping seperti kebanyakan Moroi yang
lain, tapi ia memiliki lekukan seksi di tubuhnya. Dadanya, seperti milikku, sangat
diidamkan di kalangan Moroi, dan dengan rambut cokelat panjang dan mata biru
keabu-abuannya melengkapi tampilannya.
"Aku berjanji tidak akan begitu menyakitkan, kok," kata Avery. "Dan jika kau mau,
aku akan memberikan beberapa tips rahasia di dalam kehidupan istana. Kudengar
kau akan pindah kesana."
Secara spontan, pertahanan Lissa bangkit. Dia sadar apa yang sedang terjadi.
Tatiana tidak hanya mendepak Kirova, dia juga mengirimkan penjaga untuk Lissa.
Seorang teman sempurna dan cantik yang akan memata-matai Lissa dan berusaha
untuk melatih Lissa agar sesuai dengan standar Tatiana. Kata-kata Lissa sangat
sopan ketika ia berbicara dengan sempurna, tapi jelas suaranya menujukkan
penolakkan yang tajam. "Sangat bagus sekali," katanya. "Aku sangat sibuk akhir-akhir ini, tapi kita bisa
mencoba mencari waktu untuk melakukannya."
Baik ayah Avery maupun Kirova tidak menyadari maksud kata-kata itu, tapi sesuatu
tersirat dari mata Avery yang mengatakan pada Lissa kalau ia mengarti maksud
perkataan Lissa. duestinae89.blogspot.com "Terima kasih," kata Avery. Kecuali aku salah, ada rasa sakit di wajahnya.
"Aku yakin kita akan merencanakan sesuatu bersama."
"Bagus, bagus," kata Tuan Lazar, jelas telah lupa dengan drama gadis-gadis.
"Mungkin kau bisa menunjukkan kamar tamu kepada Avery" Dia tinggal di sayap
timur." "Tentu," kata Lissa, berharap dia tidak melakukan hal lain lagi. Lissa, Christian, dan
Avery hendak pergi ketika dua pria memasuki ruangan. Satu adalah seorang Moroi,
sedikit lebih muda daripada kami, dan yang satunya adalah dhampir berumur dua
puluh tahunan " seorang pengawal, dari apa yang terlihat, tampangnya serius.
"Ah, disana kau rupanya," kata Tuan Lazar, memberi isyarat kepada pria-pria itu
untuk masuk. Dia menaruh tangannya ke bahu anak lelaki itu. "Ini anakku, Reed.
Dia di kelas menengah dan akan masuk di akademi ini juga. Dia sangat bersemangat
mendengar semua ini."
Sebenarnya, Reed terlihat sangat tidak bersemangat. Dia jelas pria yang paling
tidak ramah yang pernah kulihat. Jika aku pernah ingin memainkan peran sebagai
remaja yang tidak puas, aku bisa belajar semuanya yang harus ku tahu dari Reed
Lazar. Dia memiliki tampilan dan wajah yang tampan seperti Avery, tapi karakter
mereka dirusak dengan seringaian yang terlihat permanen menempel di wajah
Reed. Tuan Lazar memperkenalkan yang lain kepada Reed. Reed hanya merespon
dengan sura parau, "Hai."
"Dan ini Simon, pengawal Avery." lanjut Tuan Lazar.
"Tentu saja ketika berada di kampus, dia tidak perlu bersama Avery sepanjang
waktu. Kau tahu bagaimana situasinya. Tapi aku yakin kau akan melihatnya di
sekitar kampus." Kuharap tidak. Dia sama sekali tidak terlihat tidak senang seperti Reed, tapi dia pasti
memiliki sifat alami keras kepala yang berlebihan bahkan daripada pengawal yang
lain. Mendadak aku seperti merasa kasihan kepada Avery. Jika orang itu adalah
satu-satunya orang yang menemaninya, aku akan sangat menginginkan agar bisa
berteman dengan seseorang seperti Lissa. Namun Lissa dengan jelas tidak ingin
menjadi bagian dari rencana Tatiana. Dengan percakapan kecil, dia dan Christian
menemani Avery ke kamar tamu dan kemudian segera meninggalkannya.
Normalnya, Lissa akan tetap tinggal untuk menolong Avery membereskan kamarnya
dan menawarkan makan malam bersama kemudian. Tidak kali ini. Tidak dengan
maksud tersembunyi yang menggemparkan. Aku kembali ke tubuhku sendiri,
kembali ke hotel. Aku tahu harusnya aku tidak mempedulikan kehidupan akademi
lagi dan tidak merasa kasihan kepada Avery. Namun berbaring disini dan menatap di
kegelapan, aku tidak bisa tidak merasa sedikit bangga di dalamnya " dan ya, sangat
egois " puas dengan pertemuan ini: Lissa tidak akan berbelanja sahabat baru dalam
waktu dekat ini. duestinae89.blogspot.com Empat DIWAKTU YANG LAIN DALAM hidupku, aku pasti sangat senang menjelajah
Moskow. Sydney sudah merencanakan perjalanan kami sehingga ketika kereta kami
datang, kami memiliki beberapa jam waktu luang sebelum kami harus naik kereta
berikutnya ke Siberia. Ini memberi kami kesempatan untuk berkeliling dan mencari
makan malam, meskipun dia ingin memastikan kalau kami aman di dalam stasiun
sebelum di luar sana menjadi gelap. Selain sifat keras kepalaku yang mengesankan
dan tanda molinjaku, dia tidak memiliki alasan untuk menggangguku.
Membuatku tidak terlalu memikirkan bagaimana cara kami menghabiskan waktu
senggang. Selama aku bisa semakin dekat dengan Dimitri, apapun tidak menjadi
masalah. Jadi Sydney dan aku berjalan tanpa tujuan, tetap berada di jalan yang
terang dan ngobrol sedikit. Aku tidak pernah ke Moskow. Ini kota yang cantik,
berkembang, dan dipenuhi manusia dan perdagangan. Aku bisa menghabiskan
seluruh waktu disini dengan berbelanja dan mencoba semua restoran. Tempattempat yang selama ini kudengar sepanjang hidupku " Kremlin, Red Square, Bolshoi
Theatre " semua ada di ujung jariku. Selain betapa kerennya tempat-tempat ini, aku
sebenarnya mencoba menyelaraskan pemandangan dan suara selama beberapa saat
sebab itu mengingatkanku pada ... Dimitri.
Dia pernah menceritakan padaku tentang Rusia sepanjang waktu dan pernah
bertaruh kalau aku akan senang berada disini.
"Bagimu, ini mungkin seperti kisah dongeng," kata Dimitri padaku dulu. Saat
sebelum kami melakukan latihan di musim gugur terakhir lalu, hanya sesaat
sebelum salju pertama jatuh.
"Maaf, Komrad," jawabku, meraih rambut belakangku untuk ku ikat ke atas. Dimitri
suka melihat rambutku terurai, tapi dalam latihan bertarung" Rambut panjang jelas
adalah sebuah gangguan. "Borg dan musik ketinggalan zaman bukan bagian dari
akhir bahagia seperti yang pernah aku bayangkan."
Dia memberiku satu dari senyuman lebarnya yang jarang sekali terjadi, membuat
sudut matanya mengerut lembut. "Borscht, bukan borg. Dan aku tahu selera
makanmu. Jika kau cukup lapar, kau akan memakannya."
"Jadi kelaparan itu penting agar dongeng ini bisa berhasil?" Tidak ada yang bisa
lebih menyenangkan bagiku daripada menggoda Dimitri. Sebenarnya, selain
berciuman dengannya. "Aku sedang membicarakan tentang negaranya. Bangunan. Pergi ke salah satu kota
besar " seperti ke tempat yang belum pernah kau lihat sebelumnya. Setiap orang di
Amerika berlomba membangun hal yang sama " selalu dalam ukuran besar, blok
yang kokoh. Mereka melakukan hal cepat dan mudah. Tapi di Rusia, ada bangunanbangunan yang tercipta seolah mereka merupakan bagian dari seni. Mereka memang
duestinae89.blogspot.com seni " bahkan jumlahnya lebih dari normal, membangun setiap hari. Dan tempat
seperti Instana Musim Dingin dan Gereja Troitsky di Saint Petersburg" Semua itu
akan menghisap habis nafasmu."
Wajahnya terlihat berseri-seri dengan kenangan dari tempat-tempat yang pernah ia
lihat, kesenangan itu membuat wajahnya terlihat semakin tampan. Kupikir ia bisa
menamai penanda daerah setiap hari. Jantungku terbakar di dalam diriku, hanya
dengan melihatnya. Dan kemudian, sama seperti yang biasa kulakukan ketika aku
khawatir berubah menjadi tolol atau penuh perasaan, aku membuat lelucon untuk
Blood Promise Vampire Academy 4 Karya Richelle Mead di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengalihkan perhatian menjauh dan menyembunyikan perasaanku. Itu akan
mengembalikkannya ke pekerjaannya dan kami akan segera berlatih.
Sekarang, berjalan di jalanan kota dengan Sydney, aku berharap aku bisa kembali
bercanda dan mendengarkan Dimitri terus berbicara menenai kampung
halamannya. Aku akan memberikan segalanya untuk bisa bersama Dimitri disini,
tempat ia pernah berada. Dia benar tentang bangunan-bangunannya. Tentu saja,
sebagian besar adalah tiruan blok-blok dari apapun yang bisa kau temukan di
Amerika atau di tampat lain di dunia, tapi sebagian sangat menawan " dicat dengan
warna-warna terang, dipercantik dengan kubah berbentuk bawang yang aneh namun
indah. Saat itu, semuanya benar-benar terlihat seperti berasal dunia lain. Dan
selama itu pula, aku terus berpikir kalau seharusnya Dimitri ada di sampingku,
menunjuk ke arah tempat-tempat itu dan menjelaskan mereka padaku. Kami
harusnya memliki sebuah pintu gerbang romantis. Dimitri dan aku bisa makan di
sebuah restoran eksotis dan kemudian berakhir di lantai dansa di malam hari. Aku
bisa mengenakan satu dari gaun rancangan mewah yang sudah aku tinggalkan dia
hotel Saint Petersburg. Begitulah yang seharusnya terjadi. Seharusnya tidak seperti
ini, aku di tengah para manusia yang menatap marah.
"Tidak nyata, ya" Seperti sesuatu dari sebuah cerita." Suara Sydney mengejutkanku,
dan aku sadar kami sudah hampir berhenti di stasiun kereta kami. Ada banyak
stasiun seperti ini di Moskow. Suara Sydney yang seperti gema dari percakapanku
dengan Dimitri mendirikan bulu romaku " sebagian besar karena dia benar. Stasiun
tidak memiliki kubah berbentuk bawang tapi masih terlihat seperti keluar dari buku
dongeng, seperti persilangan antara kastil Cinderella dan rumah kue. Stasiun ini
memiliki atap yang berbentuk lengkungan dan menara-menara di salah satu
ujungnya. dindingnya yang putih diselingin dengan batu bata cokelat dan mozaik
hijau, hampir membuatnya terlihat berbelang. Di Amerika, beberapa orang mungkin
menganggapnya norak. Bagiku, ini begitu indah.
Aku merasa air mataku bergulir di mataku saat aku membayangkan apa yang
mungkin Dimitri akan katakan tentang bangunan ini. Dia mungkin akan menggilai
bangunan ini sama seperti ia menggilai semua hal lain disini. Sadar kalau Sydney
sedang menunggu sebuah respon, aku menelan kembali rasa dukaku dan
memainkan peran remaja yang cuek.
"Mungkin sesuatu dari sebuah cerita tentang sebuah stasiun kereta."
Dia melengkungkang alisnya, terkejut dengan keacuhanku, tapi dia tidak
mempertanyakannya. Siapa yang bisa bicara" Mungkin jika aku tetap bertingkah
sarkastik, dia akhirnya marah dan meninggalkanku. Entahlah, kadang aku ragu
kalau aku bisa beruntung. Aku bahkan hampir yakin kalau ketakutannya terhadap
duestinae89.blogspot.com penguasanya menguasai perasaan yang lain, sehingga dia mungkin harus
menghormatiku Kami mendapatkan akomodasi kereta kelas satu, yang mana ternyata lebih kecil
daripada yang aku harapkan. Ada kombinas tempat tidur-tempat duduk di setiap
sisinya, sebuah jendela, dan sebuah TV yang menempel di dinding. aku berharap itu
bisa menolong untuk melalui waktu, tapi aku seringkali mendapatkan masalah
menonton televisi Rusia " Tidak hanya karena bahasanya tapi juga karena beberapa
acara yang sungguh aneh. Masih, Sydney dan aku akan medapatkan area kami
masing-masing, bahkan jika ruangannya lebih nyaman daripada yang kami inginkan.
Warnanya mengingatkanku tentang pola mewah yang sama yang pernah kulihat
disepanjang kota. Meski ruangan di luar kabin kami berwarna cerah dan karpet
merah dan kuning dan sebuah sulur kuning dan nyata melilit di tengah-tengahnya.
Di dalam ruangan kami, bangkunya ditutupi oleh bantal beludru kecil berwarna
jingga. Dan tirainya serasi dengan warna emas dan peach membuat cetakan timbul
di tenagh-tengah kain dengan pola sutera. Berada diantara semua itu dan hiasan
meja di tengah-tengah kabin, semuanya hampir terlihat seperti berwisata di dalam
istana berukuran mini. Hari sudah gelap ketika kereta meninggalkan stasiun. Untuk alasn apapun, kereta
Lintas-Siberia selalu meninggalkan Moskow pada malam hari. Belum terlalu malam,
tapi Sydney berkata kalau dia ingin tidur, dan aku tidak ingin membuatnya semakin
kesal daripada sekarang. Jadi kami mematikan semua lampu dan membiarkan
lampu baca kecil tetap menyala di sebelah tempat tidurku. Aku membeli majalah di
stasiun kereta tadi dan bahkan jika aku tidak mengerti bahasa majalah itu, gambar
kosmetik dan pakaian-pakaiannya menghilangkan semua rintangan. Aku
membalikkan halaman-halamannya sepelan yang aku bisa, mengagumi atasan
musim panas dan gaun-gaun dan membayangakan kapan " jika pernah " aku bisa
mulai mengkhawatirkan hal-hal seperti itu lagi. Aku tidak lelah ketika aku berbaring
meskipun begitu, toh aku tertidur juga.
Aku sedang bermimpi tentang ski air ketika tiba-tiba gelombang dan matahari
disekelilingku memudar dan berganti dengan ruangan yang dipenuhi rak demi rak
buku yang berjajar. Meja dengan komputer berbaris di ruangan dan disini ada rasa
tenang yang merayapiku. Aku ada di perpustakaan di Akademi Vladimir.
Aku mengerang. "Oh, ayolah. Tidak hari ini."
"Kenapa tidak hari ini" Kenapa tidak setiap hari?"
Aku berbalik dan menemukan diriku sendiri sedang menatap wajah tampan milik
Adrian Ivashkov. Adrian adalah seorang Moroi, keponakan kesayangan sang ratu,
dan seseorang yang aku tinggalkan dalam kehidupanku dulu ketika aku kabur dalam
misi bunuh diri ini. Dia memiliki mata hijau-jamrud yang indah yang bisa membuat
sebagian besar gadis jatuh pingsan, khususnya sejak mata itu dipasangkan dengan
rambutcokelat bergaya urakan. Dia jatuh cinta padaku dan itulah alasan mengapa
aku punya banyak uang dalam perjalanan ini. Aku berbicara sangat manis ketika
meminta kepadanya. duestinae89.blogspot.com "Benar," aku mengakui. "Maksudku aku harusnya bersyukur kau hanya muncul
sekali seminggu." Dia menyeringai dan duduk dengan kursi yang dihadapkan terbalik. Dia tinggi,
seperti Moroi kebanyakan, dengan bentuk tubuh yang ramping dan berotot. Cowok
Moroi tidak pernah terlalu gendut. "Tidak bertemu membuat cinta semakin
berkembang di hati, Rose. apa kau tindak ingin memelukku untuk
membuktikannya." "Kita tidak meakukan hal yang berbahaya seperti itu, jangan khawatir."
"Aku tidak bisa berharap kalau kau akan mengatakan dimana kau sekarang kan?"
"Tidak akan." Selain Lissa, Adrian adalah satu-satunya pengendali sihir roh yang diketahui
keberadaannya dan diantara bakatnya adalah muncul dalam mimpiku " seringkali
tidak diundang " dan berbicara padaku. kekuatannya tidak pernah benar-benar bisa
membiarkannya tahu dimana aku berada sekarang, dan aku menganggapnya sebagai
berkah. "Kau membunuhku, Rose," katanya mendramatisasi. "Setiap hari sangat
menyakitkan tanpa dirimu. Kosong. sendirian. Aku memikirkanmu, membayagkan
apakah kau masih hidup."
Dia membesar-besarkan kata-katanya, konyol adalah salah satu sifatnya. Adrian
jarang sekali menanggapi sesuatu dengan serius dan selalu memiliki sikap cuek. Roh
juga memiliki kecenderungan untuk membuat pemiliknya tidak stabil dan selama ia
melawannya, ia tidak akan terpengaruh. Di bawah melodrama itu, kurasa aku
merasakan setitik kebenaran dari kata-katanya. Tidak peduli seberapa dangkal
tampilan yang ia tunjukkan, dia benar-benar peduli padaku.
Aku menyilangkan tanganku. "Baiklah, aku masih hidup, jelas. Jadi kurasa kau bisa
membiarkanku tidur."
"Berapakali harus kukatakan padamu" Kau sedang tidur."
"Dan belum-belum aku sudah merasa capek bericara padamu."
Itu membuatnya tertawa. "Oh, aku benar-benar merindukanmu." Senyumnya
mengabur. "Dia juga merindukanmu."
aku berjengit. Dia. Dia bahkan tidak perlu mengatakannya namanya. Tidak ada
pertanyaan tentang siapa yang ia maksudkan. Lissa.
Bahkan menyebutkan namanya dalam pikiranku menyakitiku, khususnya setelah
melihatnya malam lalu. Memilih diantara Lissa dan Dimitri adalah pilihan terberat
dalam hidupku, dan waktu-waktu yang telah kulalui tidak mempermudah semua itu.
Aku mungkin memilih Dimitri, tapi berada jauh dari Lissa terasa seperti tanganku
terputus, apalagi karena koneksi kami memastikan kenyataan kalau kami tidak
benar-benar terpisah. Adrian memberiku tatapan cerdik seolah dia bisa menebak
pikiranku. duestinae89.blogspot.com "Apa kau menggunakan koneksi itu untuk melihatnya?"
"Tidak," kataku, menolak mengakui kalau aku baru saja menemuinya malam
kemarin. Biarkan Adrian berpikir kalau aku telah bebas dari semua itu. "Itu bukan
hidupku lagi. " "Benar. Hidupmu berkisar tentang misi-misi berbahaya yang harus dihapai dengan
siap siaga." "Kau tidak akan mengerti apapun selain mabuk, merokok,, atau bermain
perempuan." Dia menggelengkan kepalanya. "Kau satu-satunya yang aku inginkan, Rose."
Sayangnya, aku mempercayainya. sangat mudah bagi kami untuk mendapatkan
orang lain. "Baiklah, kau bisa tetap menjaga perasaan itu, tapi kau harus menunggu."
"Berapa lama?" Dia menanyaiku hal ini terus-terusan, dan setiap kali aku menegaskan berapa lama
semua ini akan berlangsung dan bagaimana dia telah membuang waktunya.
memikirkan kemungkinan kepemimpinan Sydney, aku ragu-ragu malam ini.
"Aku tidak tahu."
Harapan mekar di wajah Adrian. "Itu adalah hal yang paling optimis yang pernah
kau katakan padaku sejauh ini."
"Jangan terlalu banyak berharap dari semua ini. Aku tidak tahu, mungkin bisa satu
hari atau satu tahu. Atau tidak pernah."
Seringaian jahatnya kembali muncul dan bahkan aku harus mengakui dia terlihat
tampan. "Aku akan berharap kalau hanya membutuhkan satu hari."
Memikirkan Sydney membawa sebuah pertanyaan dalam pikiranku, " Hey, apa kau
pernah dengan tentang para Alkemis?"
"Tentu," katanya
Tipikal. "Tentu kau tahu"
"Kenapa" Apa kau berlari ke tempat mereka?"
"Sejenis itu." "Apa yang sudah kau lakukan?"
"Kenapa kau berpikir kalau aku telah melakukan sesuatu?"
duestinae89.blogspot.com Dia tertawa. "Alkemis hanya muncul ketika masalah terjadi, dan kau membawa
masalah kemanapun kau pergi. Berhati-hatilah. Mereka fanatik agama."
"Terdengar ekstrim," kataku. Kesetiaan Sydney tidak terlihat menunjukkan sesuatu
yang buruk. "Hanya saja jangan biarkan mereka membuatmu mengikuti kepercayaan mereka."
Dia mengedip. "Aku suka melihatmu penuh dosa seperti biasa."
Aku mulai menceritakan Sydney yang mungkin berpikir kalau aku melewati ambang
keselamatan, tapi ia mengakhiri mimpi ini dan mengirimku kembali tidur.
Kecuali, bukannya melanjutkan mimpiku sendiri, aku terbangun. Disekitarku, kereta
berdengung indah serasi dengan kecepatan kami melewati pinggiran kota Rusia.
Lampu bacaku masih hidup, cahayanya terlalu terang untuk matakku yang
mengantuk. Aku meraihnya dan mematikkanya kemudian aku menyadari kalau
tempat tidur Sydney kosong. Mungkin di kamar mandi, pikirku. Namun aku merasa
gelisah. Dia dan kelompok Alkemisnya masih merupakan misteri dan tiba-tiba aku
merasa khawatir kalau dia mungkin punya rencana jahat yang sedang berlangsung.
Apakah dia sedang melakukan pertemuan dengan penghubungnya" Aku
memutuskan untuk menemukannya.
Sejujurnya, aku sama sekali tidak tahu dimana bisa menemukannya di sebuah kereta
sebesar ini, tapi logika tidak pernah menghalangiku sebelumnya. Tidak ada alasan
bagi logika-logika itu untuk muncul sekarang. Syukurlah, setelah menyelipkan kakikakiku di sepatuku dan melangkah keluar koridor yang berhadapan dengan kabin
kami, aku menemukan kalau aku tidak perlu terlalu jauh mencari.
Sepanjang koridor berbaris jendela-jendela, semuanya terbungkus dengan tirai
mewah dan Sydney berderi dengan punggung menghadap ke arahku, menatap
ksosong keluar jendela, sebuah selimut menyelimutinya. Rambutnya berantakan
karena tidur tadi dan terlihat kurang bercaya di penerangan yang tidak terlalu bagus.
"Heu ... " Aku memulai ragu-ragu. "Apa kau baik-baik saja?"
Dia perlahan membalik badannya ke arahku. Satu tangan memegang selimut; tangan
yang satunya sedang bermain dengan sebuah salib yang tergantung di lehernya. Aku
mengingt komentar Adrian tentang agama.
?"Aku tidak bisa tidur," katanya terus terang.
"Apakah ... apakah itu karena aku?" Ia memutar badannya ke arah jendela sebagai
satu-satunya jawabannya. "Dengar," kataku, merasa tidak berdaya. "Jika ada sesuatu yang bisa kulakukan ...
maksudku selain kembali dan membatalkan perjalanan ini ..."
"Aku bisa mengatasinya," katanya. "Semua ini hanya begitu asing buatku. Aku
berurusan dengan jenis kalian sepanjang waktu, tapi aku tidak benar-benar punya
urusan denganmu, kau tahu?"
duestinae89.blogspot.com "Kita mungkin bisa mendapatkan sebuah kamar untukmu sendiri, jika itu bisa
menolong. Kita bisa menemukan seorang pelayan dan aku punya uang."
Dia menggelengkan kepalanya. "Kita hanya perlu anya beberapa hari, jadi itu semua
tidak perlu." Aku tidak tahu apalagi yang harus kukatakan. Memiliki teman seperjalanan seperti
Sydney adalah gangguan terbesar dia skema rancangan rencanaku, tapi aku tidak
ingin melihanya menderita. Melihatnya memainkan salib itu, aku mencoba berpikir
mengenai sesuatu yang bisa kuucapkan untuk menenangkan hatinya.
Menghubungkan cara pandang kami mengenai Tuhan mungkin adalah sebuah cara
untuk bisa mendekatkan kami, tapi terkadang, aku merasa jika aku mengatakan
kepadanya bagaimana setiap hari aku berdebat dengan Tuhan dan meragukah
keberadaan-Nya bisa menolong menghapus imej ku sebagai makhluk setan " dari
reputasi kegelapan. "Ok," kataku akhirnya. "Katakan padaku jika kau berubah pikiran." Aku kembali ke
tempat tidurku dan yang mengherankan, bukannya mengkhawatirkan Sydney yang
berdiri di ruang tengah semalaman, aku malah jatuh tertidur dengan cepatnya.
Namun, ketika aku terbangun di pagi hari, dia telah bergulung di tempat tidurnya,
sangat nyenyak. Sepertinyanya, rasa lelahnya yang membuatnya tertidur lebih kuat
daripada rasa takutnya padaku. Aku bangun perlahan dan mengganti kaos dan
celana pendekku yang kutinggalkan di atas tempat tidur. Aku lapar dan menduga
kalau Sydney akan lebih lama tidur jika aku tidak berkeliaran di sekelilingnya.
Restorannya berada di gerbong sebelah dan terlihat seperti sesuatu yang berasal dan
film tua. Taplak meja berwarna burgundy elegan menutupi meja-meja, dan kuningan
dalam kayu berwarna gelap, disertai sedikit warna cerah berupa mozaik dari seni
gravir kaca, memberikan perasaan antik diseluruh ruangan ini. Semua ini terlihat
lebih mirip dengan restoran yang kutemukan di salah satu jalan di Saint Petersburg
daripada gerbong makan kereta. Aku memesan sesuatu yang samar-samar
mengingatkanku pada roti prancis, kecuali karena yang ini ada keju di dalamnya.
Ada sosis dalam makanan ini, yang sebenarnya selalu kutemukan selama ini
kemanapun aku pergi. Aku hampir selesai makan ketika Sydney berjalan masuk.
Ketika aku bertemu dengannya pertama kali, aku berpikir kalau blus dan celananya
adalah kostumnya untuk ke Nightingale saja. Aku akhirnya menemukan kalau
ternyata itu memang gaya sehari-harinya. Dia membuatku menjadi satu dari orangoraang yang tidak memiliki jeans dan kaos sendiri. Dia terlihat kusut ketika berdiri
di lorong malam tadi, tapi sekarang dia mengenakan celana panjang hitam rapi dan
sweater berwarna hijau gelap. Aku mengenakan kemeja abu-abu lengan panjang
musim panas dan merasa seperti orang bodoh disampingnya. Rambutnya tersisir
rapi dan gaya tapi sedikit terlihat berantakan yang kuduga tidak dapat ditanggulangi
seberapa keras pun ia mencoba. Setidaknya aku memiliki rambut yang ku ikat kuda
yang licin untukku hari ini.
Di duduk di seberangku dan memesan telur dada ketika pelayan lewat dengan
bahasa Rusia. "Bagaimana kau bisa melakukannya?" tanyaku.
duestinae89.blogspot.com "Apa, Rusia?" Dia mengangkat bahu. "Aku harus mempelajarinya. Dan beberapa
bahasa lain." "Wow." Aku juga mengambil beberapa bahasa asing di kelas tambahan dan berujung
pada kekacauan pada setiap pelajaran itu. Aku tidak pernah terlalu memikirkannya
saat itu, tapi sekarang, karena perjalanan ini dan karena Dimitri, aku sungguh
berharap aku bisa belajar bahasa Rusia. Kurasa belum terlambat dan aku harus
belajar beberapa frasa selama aku disini, tapi tetap ... itu adalah tugas yang
menakutkan. "Kau pastinya harus belajar banyak hal untuk pekerjaan ini," aku merenung,
memikirkan apa artinya menjadi bagian dari kelompok rahasia yang melintang
secara internasional dan berinterakasi dengan beberapa negara. Sesuatu yang lain
melintas di pikiranku. "Dan bagaimana dengan barang-barang yang kau gunakan
pada Strigoi" Yang bisa menghancurkan tubuh mereka?"
Dia tersenyum. Hampir. "Sebenarnya, aku sudah mengatakan padamu kalau para
Alkemis memulai kelompok dari sekumpula manusia yang mencoba membuat racun,
kan" Itu adalah bahan kimia yang kami temukan untuk menyingkirkan tubuh Strigoi
dengan cepat."
Blood Promise Vampire Academy 4 Karya Richelle Mead di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Bisakah ini digunakan untuk membunuh Strigoi?" tanyaku. Menyiram Strigoi
dengan cairan penghancur akan lebih mudah daripada cara biasa: memenggal
kepala, mnghujam jantung mereka, atau membakar.
"Kurasa tidak. Hanya bekerja pada mayatnya saja."
"Sial," kataku. Aku berandai-andai jika dia memiliki racun itu di pergelangan
tangannya tapi aku memutuskan kalau jumlah perttanyaanku pada Sydney sudah
cukup unutk hari ini. "Apa yang akan kita lakukan setelah kita sampai di Omsh?"
"Omsk," dia mengoreksi. "Kita akan mendapatkan sebuah mobil dan menyetri
sepanjang sisa perjalanan."
"Apa kau pernah kesana" Ke desa itu?"
Dia mengangguk. "Sekali."
"Seperti apa kelihatnnya?" tanyaku, terkejut mendengar nada sayu yang keluar dari
suaraku sendiri. Mengesampingkan pencarianku untuk menemukan Dimitri, ada sebuah bagian dari
dalam diriku hanya ingin lebih dekat dengan segala sesuatu tentangnya. Aku ingin
tahu semua hal tentang dirinya yang belum aku ketahui sebelumnya. Jika sekolah
memberikanku izin untuk menyentuh barang miliknya, aku akan tidur dengan
mereka setiap malam. Kamarnya dibersihkan dengan sangat cepat. Sekarang aku
hanya bisa mengumpulkan bagian-bagian dirinya, meskipun harus menimbun
informasi sedikit demi sedikit yang entah bagaiman bisa membuatku merasakan
keberadannya. duestinae89.blogspot.com "Terlihat seperti kota dhampir yang lain, kurasa."
"Aku tidak pernah mengunjungi satupun dari kota-kota itu."
Pelayan meletakkan telur dadar Sdney di mejanya dan dia berhenti sejenak dengan
garpunya yang mengambang di udara.
"Benarkah" Kupikir kalian semua .... sebenarnya, aku tidak tahu."
Aku mengangguk. "Aku berada di akademi hampir di sepanjang hidupku. Banyak
atau sedikit." Pelarian dua tahunku di dunia manusia tidak termasuk hitungan.
Sydney menguyah perlahan. Aku dengan senang hati bertaruh ia tidak akan bisa
menghabiskan telur dadar itu. Dari apa yang aku lihat di malam pertama dan ketika
kami menunggu kereta kemarin, dia hampir tidak terlihat makan apapun. Seolah dia
bertahan hidup dari udara saja. Mungkin ini hal-hal yang berkaitan dengan Alkemis.
Sepertinya lebih banyak karena itu hal yang berkaitan dengan Sydney.
"Kota itu dipenuhi oleh separuh manusia dan separuh dhampir, tapi para dhampir
membaur. Mereka memiliki kelompok bawah tanah yang ptidak disadari oleh para
manusia." Aku selalu membayangkan bagaimana seluruh cabang kebudayaan berjalan, tapi aku
tidak tahu bagaimana hal tersebut bisa cocok dengan kodisi kota.
"Dan?" tanyaku. "Seperti apa cabang kebudayaannya?"
Dia meletkkan garpunya. "Bisa dikatakan kau lebih baik mengokohkan dirimu
sendiri." duestinae89.blogspot.com Lima SISA PERJALANAN dilalui tanpa ada kejadian berarti. Sydney sama sekali tidak
pernah kehilangan rasa ketidaknyamanan yang ia perlihatkan ketika berada di
sekitarku, tapi terkadang, saat aku mencoba memahami televisi Rusia, dia
meluangkan waktu untuk menjelaskan padaku apa yang sedang disiarkan. Ada
beberapa perbedaan budaya antara pertunjukkan ini dengan acara yang biasa kami
berdua kenal selama ini, jadi kami punya kesamaan dalam hal ini. Sesekali, dia
memperlihatkan senyuman untuk sesuatu yang kami rasa lucu, dan aku merasakan
ada seseorang dalam diri Sydney yang mungkin bisa menjadi sangat ramah untuk
dijadikan sebagai teman. Aku tahu tidak mungkin aku bisa mencari pengganti Lissa,
tapi kupikir beberapa bagian dalam diriku masih terisi kekosongan dalam hubungan
persahabatan yang terbuka ketika aku meninggalkan Lissa.
Sydney tidur siang sepanjang hari, dan aku mulai berpikir kalau dia hanya
mengalami insomnia dengan pola tidur yang ajaib. Dia juga masih melakukan
perlakuan aneh terhadap hidangan, yang berat hati menyentuh makanannya sendiri.
Dia selalu membiarkanku mengambil makanannya yang selalu lebih baginya dan
sedikit petualangan dengan hidangan Rusia. Aku harus melakukan percobaan saat
aku pertama kali datang kesini dan rasanya menyenangkan memiliki panduan dari
seseorang yang - meskipun bukan orang lokal daerah ini - tahu lebih banyak
mengenai negara ini lebih dari aku.
Pada hari ketiga dalam perjalanan kami, kami sampai di Omsk. Omsk adalah kota
yang lebih besar dan indah daripada yang aku bayangkan selama ini tentang Siberia.
Dimitri selalu menggodaku yang membayangkan Siberia seperti Antartika, ia
mengatakan kalau semua itu salah dan aku bisa bilang sekarang kalau ia benar paling tidak itu yang terlihat sejauh ini pada bagian selatan dari daerah ini. Cuacanya
tidak terlalu berbeda dengan cuaca yang pernah kurasakan di Montana baru-baru
ini, udara musim semi yang sejuk kadang-kadang dihangatkan oleh matahari.
Sydney mengatakan padaku ketika kami sampai disana, dia telah mendapatkan
tumpangan dari Moroi yang ia kenal. beberapa tinggal di kota, berbaur dengan
populasi yang padat. Namun sebelum hari dimulai, kami menemukan sebuah
masalah. Tidak ada Moroi yang mau mengantar kami ke desa. Rupanya, jalannya
berbahaya. Strigoi sering berkeliaran di sekitar daerah itu ketika malam, berharap
menangkap Moroi atau dhampir. Semakin banyak Sydeny menjelaskan semua ini,
semakin aku khawatir terhadap rencanaku. Sepertinya, tidak terlalu banyak Strigoi
di kampung halaman Dimitri. Menurut Sydney, mereka bersembunyi di pinggirang
batas kota, tapi beberapa tinggal disana secara permanen. Jika itu yang terjadi
sebenarnya, harapanku untuk menemukan Dimitri hancur sudah. Semuanya
berubah semakin buruk seiring penjelasan Sydney mengalir menjelaskan situasi.
"Banyak sekali Strigoi yang melakukan perjalanan di kota untuk mencari mangsa,
dan desa hanyalah tempat mereka singgah sementara saja," jelas Sydney. "Jalannya
terpencil, jadi beberapa Strigoi akan tinggal sebentar dan mencoba untuk
mendapatkan mangsa yang mudah. Kemudian mereka pindah."
duestinae89.blogspot.com "Di Amerika, Strigoi seringkali bersembunyi di kota-kota besar," kataku gelisah.
"Mereka melakukan hal itu juga disini. Akan sangat mudah bagi mereka untuk
mendapatkan korban tanpa diketahui."
Ya, semua ini jelas merenggut semua rencanaku. Jika Dimitri tidak tinggal di kota
ini, aku akan mendapatkan masalah serius. Aku tahu Strigoi suka kota besar, tapi
entah mengapa, sebelumnya aku sangat yakin kalau Dimitri akan kembali ke tempat
dimana ia dulu tumbuh. Tapi jika Dimitri tidak ada disini ... tiba-tiba, besarnya daerah Siberia seolah
menamparku. Aku sudah mempelajari Omsk bahkan bukanlah kota terbesar di
daerah ini dan bahkan menemukan satu Strigoi pun disini pastilah sangat susah.
mencarinya di beberapa kota yang lebih besar" Semuanya akan menjadi sangat,
sangat jelek jika firasatku selama ini ternyata salah.
Sejak bersikukuh untuk menemukan Dimitri, aku jarang memiliki saat-saat lemah
dimana aku memiliki separuh keyakinan kalau aku tidak akan pernah
menemukannya. Kenyataan kalau Dimitri adalah Strigoi masih saja menyiksaku.
Aku juga masih dikunjungi oleh bayangan lain ... bayangan bagaimana rupa ia dulu
dan kenangan dari waktu yang pernah kami habiskan bersama.
Kurasa ingatan yang berharga dan terbaikku adalah saat-saat sebelum ia berubah
menjadi Strigoi. Kenangan itu merupakan satu dari saat-saat ketika aku menghisap
efek jahat dari sihir roh dari Lissa. Aku menjadi lepas kendali, tidak mampu
mendapatkan genggaman. Aku sangat takut menjadi seorang monster, takut kalau
Geger Di Bukit Seribu 1 Perempuan Paris Karya Motinggo Busye Istana Berdarah 1