Pencarian

Godfather Terakhir 1

Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo Bagian 1


Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir THE LAST DON by Mario Puzo Copyright ? 1996 by Mario Puzo All rights reserved
GODFATHER TERAKHIR Alih bahasa: Sutanty Lesmana
GM 402 97.615 Hak cipta terjemahan Indonesia PT Gramedia Pustaka Utama
Jl. Palmerah Selatan 24-26, Jakarta 10270 Diterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, anggota IKAPI, Jakarta, Juli 1997
Cetakan kedua: Maret 1998
Perpustakaan Nasion Katalog Dalam Terbitan (KDT)
PUZO, Mario Godfather Terakhir / Mario Puzo; alih bahasa, Sutanty Lesmana - Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1997. 784 him.; 18 cm.
Judul asli: The Last Don ISBN 979 - 605 - 615 - 1
I. Judul. II. Lesmana, Sutanty Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta
Isi diluar tanggung jawab percetakan
Untuk Virginia Altman Domenick Cleri Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir PROLOG Quogue 1965 Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir PADA hari Minggu Palem, setahun setelah perang besar melawan Keluarga
Santadio, Don Domenico Clericuzio menyelenggarakan acara pembaptisan dua
orang bayi yang termasuk anggota keluarga besarnya. Pada hari itu pula ia
membuat suatu keputusan yang sangat penting dalam hidupnya. Ia mengundang
para pemimpin keluarga-keluarga Mafia terbesar di Amerika, termasuk Alfred
Gronevelt, pemilik Xanadu Hotel di Vegas, dan David Redfellow, pendiri
kerajaan obat bius yang sangat luas di Amerika Serikat. Boleh dikatakan semua
tamunya adalah partner-partnernya dalam berbisnis.
Don Clericuzio, kepala keluarga Mafia paling berkuasa saat ini di Amerika,
berniat melepaskan kekuasaannya, namun hanya di permukaan. Sudah waktunya
menjalankan taktik yang berbeda. Terlalu berbahaya memamerkan kekuasaan
secara terang-terangan. Tapi penyerahan kekuasaan itu sendiri merupakan
tindakan yang sangat riskan. Harus dilakukan dengan sangat halus dan taktis,
disertai niat baik yang tulus. Dan itu mesti dilaksanakan di sini, di tanahnya
sendiri. Tanah Keluarga Clericuzio di Quogue luasnya dua puluh ekar, dikelilingi
tembok bata setinggi sepuluh kaki, dengan pagar kawat berduri dan sensor
elektronik di atasnya. Di tanah itu berdiri sebuah mansion besar, rumah-rumah
ketiga putra sang Don, dan dua puluh rumah yang lebih kecil, yang dihuni para
pengikut setia Keluarga. Sebelum tamu-tamu berdatangan, sang Don dan ketiga putranya duduk di
seputar meja putih dari besi berukir, di kebun belakang mansion mereka. Putra
tertua, Giorgio, bertubuh kurus tinggi dan perlente, dengan kumis kecil dan
kasar; usianya 27 tahun, wajah murung dan tertutup, namun berotak cerdas.
Sang Don menetapkan ia harus masuk ke Wharton School of Business untuk
mempelajari seluk-beluk mencuri uang secara legal.
Giorgio tidak mempertanyakan kehendak ayahnya. Ucapan sang ayah adalah
perintah, bukan ajakan untuk berdiskusi. Ia hanya mengangguk patuh.
Berikutnya sang Don beralih pada keponakannya, Joseph "Pippi" De Lena. Ia
menyayangi Pippi seperti anaknya sendiri, bukan hanya karena Pippi adalah putra
almarhumah saudarinya, tapi karena pemuda itulah yang dulu berhasil
mengalahkan Keluarga Santadio yang ganas.
"Kau akan kukirim ke Vegas untuk tinggal selamanya di sana," kata sang Don.
"Kaulah yang akan mengelola saham kita di Xanadu Hotel. Berhubung Keluarga
kita akan mengundurkan diri dari berbagai operasi, tidak banyak lagi pekerjaan
di sini. Tapi kau akan tetap menjadi Algojo Keluarga."
Tampaknya Pippi tidak begitu senang, maka sang Don memberikan alasan.
"Istrimu, Nalene, tak bisa hidup dalam lingkungan Keluarga. Dia tidak cocok
tinggal di Enklave Bronx. Dia terlalu berbeda dan takkan bisa diterima di sana.
Kau mesti tinggal jauh dari kami." Semua itu memang benar, tapi sesungguhnya
ada alasan lain. Pippi merupakan pahlawan besar dalam Keluarga Clericuzio. Kalau
ia terus menjadi pimpinan di Enklave Bronx, posisinya akan jauh lebih kuat
dibandingkan putra-putra sang Don sendiri setelah Don Domenico meninggal
kelak. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Kau akan menjadi bruglione-ku di daerah Barat," kata sang Don pada Pippi. "Kau
akan kaya, tapi ada pekerjaan penting untukmu."
Ia menyerahkan surat-surat rumah di Las Vegas " pada Pippi. Kemudian sang
Don menatap Vincent, putra bungsunya yang berusia 25 tahun. Vincent paling
pendek di antara semua putranya, tapi tubuhnya kekar seperti pintu dari batu.
Pemuda itu tidak banyak bicara dan berhati lembut. Sejak kecil ia sudah belajar
membuat masakan-masakan khas petani Itali dari ibunya, dan ketika ibunya mati
muda, Vincentlah yang paling merasa kehilangan.
Sang Don tersenyum padanya. "Untukmu sudah kuputuskan," katanya. "Sesuai
bakatmu, kau akan membuka restoran terbaik di New York. Jangan pikirkan
biayanya. Tunjukkan pada orang-orang Prancis itu, seperti apa makanan yang
enak." Pippi dan yang lainnya tertawa. Vincent sendiri tersenyum. Sang Don juga
tersenyum. "Kau akan belajar memasak selama setahun di sekolah boga terbaik
di Eropa." Vincent pura-pura kesal, meski, sebenarnya senang. Apa yang bisa mereka
ajarkan padaku?" katanya. Sang Don menatap keras padanya. "Kau bisa belajar
membuat pastry yang lebih enak," katanya. "Tapi tujuan utamanya adalah
mempelajari cara mengelola usaha seperti itu. Siapa tahu, suatu saat kau
memiliki sejumlah restoran. Giorgio akan memberikan uang yang kaubutuhkan."
Terakhir, sang Don menoleh pada Petie, putra kedua dan paling ceria. Ia ramah
dan masih kekanak-kanakan dalam usianya yang 26 tahun, tapi sang Don tahu
bahwa dialah yang paling mirip dengan nenek moyang Clericuzio di Sisilia.
"Petie," katanya. "Berhubung Pippi pindah ke Barat, kaulah yang menjadi
pimpinan di Enklave Bronx. Kau akan mensuplai tenaga prajurit untuk Keluarga.
Selain itu, aku telah membelikanmu perusahaan konstruksi yang besar. Kau akan
menerima kontrak memperbaiki gedung-gedung pencakar langit di New York,
membangun barak-barak polisi, dan mengaspal jalanan-jalanan kota. Bisnis itu
terjamin, tapi kuharap kau bisa mengembangkannya menjadi usaha besar. Para
anak buahmu akan mendapatkan pekerjaan yang sah dan kau bisa meraup banyak
uang. Mula-mula kau akan dibimbing oleh pemilik perusahaan yang sekarang. Tapi
ingat, kewajiban utamamu adalah mensuplai dan mengatur para prajurit
Keluarga." Lalu sang Don kembali menatap Giorgio.
"Giorgio," katanya. "Kaulah yang akan menjadi penggantiku. Kau dan Vincent
tidak boleh lagi ambil bagian dalam tugas-tugas berbahaya, kecuali kalau benar-
benar terpaksa. Kita mesti punya pandangan jauh ke depan. Anak-anakmu, anak-
anakku, juga si kecil Dante dan Croccifixio, tidak boleh tumbuh dewasa dalam
dunia kita ini. Kita sekarang kaya raya dan tak perlu lagi mempertaruhkan nyawa
untuk menunjang hidup sehari-hari. Keluarga kita sekarang hanya akan
bertindak sebagai penasihat finansial pada Keluarga-keluarga lain. Kita akan
berperan sebagai pendukung politis mereka dan menjadi juru damai bagi pihak-
pihak yang bertikai. Tapi untuk itu, kita mesti punya kartu yang tepat. Mesti
punya tentara. Dan kita mesti melindungi uang orang-orang, dengan
mendapatkan sedikit imbalan tentunya."
Ia diam sejenak. "Dua puluh atau tiga puluh tahun mendatang, kita semua sudah
berbaur dalam dunia yang legal dan bisa menikmati kekayaan kita tanpa dihantui
rasa takut. Dua bayi yang akan dibaptis itu kelak tak perlu hidup dalam dosa-
dosa yang pernah kita lakukan, atau mengambil risiko seperti kita."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Kalau begitu, kenapa kita masih mempertahankan keberadaan Enklave Bronx?"
tanya Giorgio. "Kita ingin jadi orang baik-baik kelak," sahut sang Don. "Tapi kita tidak mau
menjadi martir." Satu jam kemudian, Don Clericuzio berdiri di balkon mansion-nya, mengawasi
keramaian pesta di bawah.
Lapangan rumput yang sangat luas telah diisi dengan meja-meja berpayung hijau
seperti sayap. Kedua ratus tamu yang hadir sebagian besar terdiri atas para
prajurit dari Enklave Bronx. Biasanya suasana acara pembaptisan selalu meriah,
tapi kali ini agak dikurangi. Kemenangan atas Keluarga Santadio harus dibayar
mahal oleh Keluarga Clericuzio. Sang Don kehilangan putra yang paling
dicintainya, Silvio. Putrinya, Rose Marie, kehilangan suami.
Ia mengamati kerumunan orang yang berdiri di dekat beberapa meja panjang
tempat disajikannya anggur merah dalam wadah-wadah kristal, sup di mangkuk
putih mengilap, berbagai jenis pasta, ber-piring-piring daging dan keju, serta
roti-roti segar dan garing dalam berbagai bentuk dan ukuran. Sang Don merasa
terhibur oleh alunan musik lembut yang dimainkan oleh kelompok band kecil di
latar belakang. Tepat di tengah-tengah lingkaran meja piknik, ia melihat kedua kereta bayi
yang ditutupi selimut biru. Betapa beraninya kedua bayi itu. Mereka tidak
berkedip sedikit pun ketika diciprati air suci. Di samping kedua kereta berdiri
ibu masing-masing bayi. Rose Marie dan Nalene De Lena, istri Pippi. Wajah
kedua bayi itu begitu polos, belum tergores oleh kehidupan. Dante Clericuzio
dan Croccifixio De Lena. Ia bertanggung jawab atas kedua bayi itu. Mereka tak
boleh merasakan penderitaan dalam mencari nafkah kelak. Kalau usahanya
berhasil, kedua anak itu akan terjun dalam lingkungan masyarakat yang normal.
Aneh, pikirnya, tak ada satu tamu pun yang menghampiri kedua bayi mungil itu.
Vincent, yang biasanya memasang wajah kaku dan keras, sedang membagikan
hot dog pada anak-anak kecil, dari kereta yang khusus dibuatnya untuk pesta
itu. Bentuknya mirip kereta penjaja hot dog yang biasa tampak di jalanan New
York, tapi ukurannya lebih besar, payungnya lebih cerah, dan hot dog yang
dibagikan Vincent lebih enak. Ia mengenakan clemek putih bersih, hot dog-nya
diberi sauerkraut dan moster, ditambah bawang merah dan saus pedas. Setiap
anak yang ingin diberi hot dog mesti mencium pipinya dulu. Vincent memang
berhati lembut, paling lembut dari antara putra-putra sang Don, meski
penampilan luarnya tampak kasar.
Di lapangan boccle, ia melihat Petie sedang bermain-main dengan Pippi De Lena,
Virginio Ballazzo, dan Alfred Gronevelt. Petie suka bercanda; sang Don tidak
begitu senang melihatnya; menurut pendapatnya, sifat itu bisa berbahaya.
Sekarang pun Petie mengacau permainan dengan ulahnya, ketika salah satu bola
boccie pecah berantakan setelah pukulan pertama.


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Virginio Ballazzo adalah tangan kanan sang Don; pejabat eksekutif dalam
Keluarga Clericuzio. Ia orang yang bersemangat tinggi. Sekarang ia mengejar
Petie yang pura-pura hendak melarikan diri. Adegan itu tampak ironis di mata
sang Don, sebab ia tahu betul, Petie punya bakat alam untuk menjadi pembunuh,
sementara Ballazzo memiliki reputasi sendiri. Tapi tak ada yang bisa menandingi
Pippi. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Para wanita di kerumunan itu sering kali melirik Pippi. Kecuali Rose Marie dan
Nalene. Pippi memang menarik. Tingginya sama dengan sang Don sendiri,
tubuhnya kekar, wajahnya jantan dan gagah. Kaum pria pun banyak yang
memperhatikannya, termasuk prajurit-prajurit dari Enklave Bronx. Mereka
mengamati pembawaannya yang berwibawa, gerak-geriknya yang lentur, dan
menyadari reputasinya yang legendaris sebagai Algojo, yang terbaik di antara
para prajurit andalan. David Redfellow yang masih muda dan berpipi merah adalah pedagang obat bius
paling berkuasa di Amerika; ia sedang mencubit pipi kedua bayi di kereta.
Terakhir adalah Alfred Gronevelt yang mengenakan jas dan dasi. Ia jelas
tampak canggung berada di tengah situasi ya'ng asing baginya. Gronevelt
sebaya dengan sang Don, hampir enam puluh tahun.
Hari ini Don Clericuzio akan mengubah kehidupan mereka semua. Mudah-
mudahan ke arah yang lebih baik. Itulah yang diharapkannya.
Giorgio naik ke balkon, menjemputnya untuk menghadiri pertemuan pertama
hari itu. Kesepuluh pimpinan Mafia sudah berkumpul di ruang khusus, untuk
mengikuti rapat. Giorgio sudah lebih dulu memberikan brifing tentang usulan
Don Clericuzio. Acara pembaptisan ini merupakan alasan yang sangat bagus
untuk menutupi rapat yang merupakan tujuan sesungguhnya. Tapi orang-orang
ini tidak mempunyai hubungan sosial yang erat dengan Keluarga Clericuzio, dan
mereka ingin pergi dari situ secepatnya.
Ruang khusus Keluarga Clericuzio tidak berjendela dan dilengkapi bar komplet.
Kesepuluh pimpinan Mafia itu duduk dengan khidmat di seputar meja konferensi
besar yang terbuat dari pualam berwarna gelap. Masing-masing menyapa Don
Clericuzio, kemudian berdebar-debar menanti apa yang akan disampaikannya.
Don Clericuzio memanggil putra-putranya, Vincent dan Petie, pejabat
eksekutifnya, Ballazzo, dan Pippi De Lena untuk ikut hadir. Setelah mereka
berkumpul, Giorgio memberikan pembukaan singkat dengan sikap dingin dan sinis.
Don Clericuzio mengawasi, wajah-wajah di sekitarnya - para tokoh paling
berpengaruh dalam kalangan kriminal, yang mensuplai kebutuhan-kebutuhan ma-
syarakat yang sesungguhnya.
"Putraku, Giorgio, telah memberi penjelasan pada kalian tentang rencana untuk
masa depan," katanya. "Usulanku adalah sebagai berikut. Aku mengundurkan diri
dari seluruh kegiatanku, kecuali dalam bisnis judi. Seluruh operasi di New York
kuserahkan pada teman lamaku, Virginio Ballazzo. Dia akan membentuk Keluarga
sendiri, lepas dari Keluarga Clericuzio. Di wilayah-wilayah lainnya di seluruh
negeri, semua aktivitasku dalam berbagai organisasi, bisnis transportasi,
alkohol, tembakau, dan obat bius kuhibahkan pada Keluarga-keluarga kalian.
Semua kontakku di dunia hukum akan terbuka bagi kalian. Sebagai imbalannya,
aku cuma minta diizinkan mengelola penghasilan kalian. Pendapatan kalian akan
disimpan dengan baik dan bisa diambil kapan saja. Kalian tak perlu khawatir
Pemerintah akan melacak uang kalian. Untuk jasa yang kuberikan, aku hanya
minta komisi lima persen."
Tawaran ini seperti berkat dari langit bagi kesepuluh orang tersebut. Mereka
bersyukur Keluarga Clericuzio berniat mengundurkan diri, sebab kalau mau bisa
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir saja Keluarga itu menghancurkan atau mengambil alih kontrol kerajaan mereka
semua. Vincent menuangkan anggur bagi mereka. Kesepuluh pria itu mengangkat gelas
masing-masing dan bersulang untuk pengunduran diri sang Don. Setelah para
don Mafia itu berlalu, David Redfellow diantar oleh Petie ke dalam ruangan
tersebut. Ia duduk di kursi kulit, berhadapan dengan sang Don. Vincent
menuangkan segelas anggur untuknya. Redfellow lebih menonjol dibandingkan
pria-pria tadi; bukan hanya karena rambut panjangnya, tapi juga karena
pakaiannya. Ia mengenakan jaket denim dan celana jeans bersih yang tersetrika
rapi, serta anting-anting berlian di telinga. Redfellow berdarah Skandinavia.
Matanya biru jernih, wajah dan sikapnya selalu ceria.
Sang Don banyak berutang budi pada David Redfellow. Redfellow-lah yang
membuktikan bahwa para hamba hukum ternyata bisa disuap dalam masalah
obat bius. "David," kata Don Clericuzio. "Kau mesti mundur dari bisnis obat bius. Aku
punya tawaran yang lebih bagus untukmu." Redfellow tidak keberatan. "Kenapa baru sekarang?"
tanyanya. "Pertama," kata sang Don, "bisnis itu makin mendapat sorotan dari Pemerintah.
Kau akan terus dihantui kecemasan kalau masih bergelut dalam bisnis itu. Selain
itu, bisnis obat bius makin berbahaya. Putraku Petie dan anak buahnya menjadi
bodyguard-mu selama ini. Ini tak bisa kubiarkan lebih lama. Orang-orang
Kolumbia itu terlalu liar, nekat, dan brutal. Biar mereka menguasai bisnis obat
bius. Kau akan terbang ke Eropa. Aku akan mengatur perlindungan bagimu di
sana. Kau bisa menyibukkan diri dengan membeli bank di Itali, dan kau akan
tinggal di Roma. Kita akan banyak mengadakan bisnis di sana!"
"Hebat," kata Redfellow. "Aku tidak bisa bahasa Itali dan tidak tahu apa-apa
soal perbankan." "Kau akan mempelajari keduanya," kata Don Clericuzio. "Dan kau akan hidup
senang di Roma. Kalau kau ingin tetap di sini pun boleh, tapi aku tidak akan
mendukungmu lagi. Petie juga tidak bakal melindungimu. Terserah pilihanmu."
"Siapa yang akan mengambil alih usahaku?" tanya Redfellow. "Apa ada yang
berminat membeli?" "Orang-orang Kolumbia akan mengambil alih bisnismu," kata sang Don. "Apa
boleh buat. Begitulah pasang surut sejarah. Tapi Pemerintah akan membuat
mereka susah. Bagaimana, ya atau tidak?"
Redfellow menimbang-nimbang, lalu tertawa. "Katakan saja, bagaimana aku
harus memulai." "Giorgio akan mendampingimu ke Roma dan memperkenalkanmu pada orang-
orangku di sana," kata sang Don. "Dan dia akan menjadi penasihatmu untuk
seterusnya." Sang Don memeluknya. "Terima kasih kau mau mendengar nasihatku. Kita akan
tetap menjadi partner di Eropa. Percayalah, hidupmu akan senang."
Setelah David Redfellow pergi, sang Don menyuruh Giorgio memanggil Alfred
Gronevelt. Sebagai pemilik Xanadu Hotel di Vegas, dulu Gronevelt berada di
bawah perlindungan Keluarga Santadio yang sekarang telah hilang dari
peredaran. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir ' "Mr. Gronevelt," kata sang Don. "Kau akan terus mengelola hotelmu di bawah
perlindunganku. Tak usah takut akan keselamatan dirimu dan usahamu.
Sahammu yang lima puluh satu persen dalam hotel itu akan tetap kaupegang.
Sisanya, yang dulu dimiliki Keluarga Santadio, akan menjadi milikku dan kepe-
milikannya dicantumkan atas nama yang sah, seperti biasa. Apa kau setuju?"
Meski sudah lanjut usia, Gronevelt memiliki penampilan berwibawa. Dengan hati-
hati ia menjawab, "Kalau aku tinggal, kuasa sebagai pengelola hotel harus tetap
di tanganku. Kalau tidak, lebih baik kujual saja bagianku pada Anda."
"Kau mau menjual tambang emas itu?" tanya sang Don tak percaya. "Tidak!
Tidak! Jangan takut. Aku ini pengusaha. Itu yang utama. Kalau Keluarga
Santadio lebih berkepala dingin, semua peristiwa mengerikan itu takkan pernah
terjadi. Sekarang mereka sudah musnah. Tapi kau dan aku adalah orang-orang
yang berakal sehat. Para wakilku akan mendapat bagian keuntungan yang dulu
menjadi hak Keluarga Santadio. Dan Joseph De Lena - Pippi - akan mendapatkan
imbalan sesuai dengan jasa yang diberikannya. Dia akan menjadi bruglionerku
di Barat, dengan gaji 100.000 dolar setahun, yang dibayarkan dari hotelmu
dalam bentuk apa pun yang kauanggap sesuai. Kalau ada kesulitan dengan siapa
pun, beritahukan padanya. Dan dalam bisnismu ini selalu ada kesulitan."
Gronevelt yang jangkung dan kekar tampaknya cukup tenang. "Kenapa Anda
menawarkan semua ini padaku" Anda punya banyak pilihan lain yang lebih
menguntungkan." Don Domenico berkata serius, "Sebab kau adalah jenius dalam bidangmu. Semua
orang di Las Vegas mengatakan demikian. Dan untuk membuktikan penghargaanku, aku memberi
imbalan bagimu." Gronevelt tersenyum mendengarnya. "Pemberian Anda sudah cukup besar.
Hotelku. Apa lagi yang lebih berharga daripada itu?"
Sang Don tersenyum senang. Meski selalu bersikap serius, ia gemar
mengejutkan orang dengan memperlihatkan kekuasaannya. "Kau bisa mencalon-
kan diri untuk posisi berikutnya dalam Komisi Perjudian Nevada," katanya. "Ada
lowongan." Gronevelt terkejut, sekaligus terkesan. Di atas segalanya, ia sangat gembira
membayangkan masa depan cerah yang tak terduga ini bagi hotelnya. "Kalau itu
terjadi, kita semua akan sangat kaya pada tahun-tahun mendatang," katanya.
"Baiklah," kata sang Don. "Sekarang kau boleh keluar dan bersenang-senang."
"Aku akan langsung pulang ke Vegas," kata Gronevelt. "Kurasa tidak bijaksana
menunjukkan pada orang-orang bahwa aku menjadi tamu di sini."
Sang Don mengangguk. "Petie, suruh orang mengantar Mr. Gronevelt ke New
York." Sekarang yang ada di ruangan itu hanya sang Don, putra-putranya, Pippi De
Lena, dan Virginio Ballazzo. Mereka tampak agak kebingungan. Hanya Giorgio
yang diberitahu segalanya. Yang lain belum mengetahui rencana-rencana sang
Don. Ballazzo masih terhitung muda untuk menjadi bruglione; ia hanya beberapa
tahun lebih tua dari Pippi. Ia menguasai berbagai organisasi, jalur transportasi
garmen, dan beberapa bisnis obat bius. Don Domenico memberitahukan padanya
bahwa mulai saat ini ia boleh melepaskan diri dari Keluarga Clericuzio. Ia hanya
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir perlu membayar upeti sepuluh persen. Di luar itu, ia berkuasa penuh atas
berbagai operasinya. Virginio Ballazzo terperangah mendapatkan anugerah ini. Biasanya ia orang yang
berapi-api, segala keluhan ataupun rasa terima kasih ia sampaikan dengan penuh
semangat, tapi saat ini ia begitu bersyukur, hingga hanya bisa memeluk sang
Don, tanpa berkata-kata. "Dari sepuluh persen itu, lima persen akan kusimpan untuk hari tuamu, atau
persiapan kalau-kalau kau tertimpa musibah," kata sang Don. "Maafkan aku ber-
kata begini, tapi manusia gampang berubah, kadang mereka lupa, dan rasa
terima kasih lambat laun akan memudar. Kuingatkan agar kau menepati ke-
wajibanmu." Ia diam sejenak. "Lagi pula, aku bukan petugas pajak. Aku tak
mungkin menjatuhkan sanksi denda atau hukuman semacam itu."
Ballazzo mengerti. Hukuman dari Don Domenico selalu cepat dan pasti. Tanpa
peringatan. Dan hukuman itu pasti berupa kematian. Apa lagi cara yang lebih
tepat untuk mengganjar musuh"
Don Domenico mengizinkan Ballazzo pergi. Sesudahnya, ketika hendak keluar
bersama Pippi, ia berhenti sejenak, lalu menarik Pippi ke dekatnya dan berbisik,
"Ingat rahasia di antara kita. Kau mesti tutup mulut selamanya. Anggap saja
perintah itu tak pernah kuberikan."
Di lapangan rumput di luar mansion, Rose Marie Clericuzio menunggu Pippi De
Lena. Ia masih sangat muda dan sangat cantik, tapi pakaian berkabung hitam
yang dikenakannya tidak sesuai untuknya. Selama berkabung atas kematian
suami dan saudara laki-lakinya, kelincahan alami yang merupakan pendukung
utama penampilannya lenyap sudah. Mata cokelatnya yang besar tampak terlalu
gelap dan kulitnya yang kecokelatan tidak berseri. Hanya bayi berpita biru
dalam pelukannya yang memberikan warna baginya - Dante, putranya yang baru
dibaptis. Sepanjang hari ini ia menjaga jarak dari ayahnya, Don Clericuzio, dan
ketiga kakaknya - Giorgio, Vincent, dan "Petie. Tapi sekarang ia menunggu-
nunggu Pippi De Lena. Mereka saudara sepupu. Pippi sepuluh tahun lebih tua darinya. Semasa remaja,
ia pernah jatuh cinta berat pada Pippi, tapi Pippi selalu menghindar. Meski
terkenal menyukai perempuan, Pippi tak mau mengambil risiko bermain-main
dengan putri pamannya, sang Don.
"Halo, Pippi," sapa Rose Marie. "Selamat." Pippi tersenyum memikat. Wajahnya
yang brutal jadi tampak menawan. Ia membungkuk dan mencium dahi bayi Rose
Marie. Rambut bayi itu tebal sekali dan masih menyimpan keharuman dupa dari
gereja. "Dante Clericuzio. Nama yang indah," katanya. Pujian itu bukannya tanpa
arti. Rose Marie telah kembali menggunakan nama gadisnya untuk dirinya dan


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

putranya yang tidak berayah. Sang Don yang meyakinkannya, dengan alasan yang
tulus, tapi Rose Marie masih saja merasa bersalah.
Didorong oleh perasaan bersalah itu, ia berkala, "Bagaimana caramu membujuk
istrimu yang Protestan untuk menerima upacara pembaptisan Katolik ini, dan
memilih nama yang begitu religius?"
Pippi tersenyum. "Istriku mencintaiku dan ingin menyenangkan aku."
Memang benar, pikir Rose Marie. Pippi dicintai istrinya karena si istri belum
tahu Pippi yang sebenarnya. "Kau menamai putramu Croccifixio," kata Rose
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Marie. "Padahal sebenarnya kau bisa memilih nama Amerika, untuk
menyenangkan istrimu."
"Aku menamainya seperti kakekmu, untuk menyenangkan ayahmu," kata Pippi.
"Kita semua mesti membuatnya senang," kata Rose Marie, namun kepahitannya
tertutupi oleh senyumnya yang begitu alami dan manis; Rose Marie memiliki
mulut yang indah, hingga kata-kata apa pun yang keluar dari mulutnya tidak
terdengar tajam. Ia diam sebentar, ragu-ragu. "Aku berterima kasih kau telah
menyelamatkanku," katanya kemudian.
Sesaat Pippi terpaku menatapnya, terkejut dan agak takut. Kemudian ia berkata
lembut, "Kau tidak pernah terancam bahaya." Lalu dirangkulnya Rose Marie.
"Percayalah," katanya. "Jangan dipikirkan lagi semua itu. Lupakan saja. Di depan
kita terbentang masa depan yang cerah. Lupakan masa lalu."
Rose Marie menundukkan kepala, seakan-akan ingin mencium bayinya, namun
sebenarnya untuk menyembunyikan wajah dari Pippi. "Aku memahami semuanya,"
katanya. Ia tahu, Pippi akan melaporkan pembicaraan ini pada ayah dan kakak-
kakaknya. "Aku telah menerimanya." Ia ingin keluarganya tghu
bahwa ia tetap menyayangi mereka, dan puas bahwa bayinya diterima dalam
Keluarga, dibaptis dengan air suci, dan diselamatkan dari neraka abadi.
Pada saat itu, Virginio Ballazzo datang dan mengajak Rose Marie serta Pippi ke
tengah lapangan rumput. Keluarga Don Domenico Clericuzio membentuk
setengah lingkaran untuk difoto bersama. Para tamu bertepuk tangan dan
menyerukan ucapan selamat. Saat-saat itu diabadikan. Saat penuh kedamaian
dan cinta. Kelak foto tersebut diperbesar, diberi bingkai, dan digantung di ruang kerja
sang Don, di samping foto terakhir putranya, Silvio, yang tewas dalam perang
melawan Keluarga Santadio.
Dari balkon kamar tidurnya, sang Don mengawasi jalannya pesta yang masih
berlangsung. Rose Marie mendorong kereta bayinya melewati orang-orang yang sedang
bermain bola. Nalene, istri Pippi yang jangkung, ramping, dan anggun, datang
menggendong bayinya, Croccifixio. Diletakkannya bayi itu di kereta Dante, lalu
kedua wanita itu memandangi bayi mereka dengan penuh sayang.
Sang Don merasakan luapan kegembiraan memenuhi dirinya. Kedua anak itu akan
tumbuh dalam lingkungan yang aman dan terlindung. Mereka takkan pernah tahu
harga yang mesti dibayar untuk memberikan kebahagiaan ini pada mereka.
Kemudian ia melihat Petie meletakkan sebotol susu ke dalam kereta. Semua
orang tertawa melihat kedua bayi itu memperebutkannya. Rose Marie meng-
ambil Dante dari kereta, dan sang Don teringat sosok putrinya ini beberapa
tahun yang lalu. Ia mendesah. Tak ada yang lebih indah daripada sosok wanita
yang sedang jatuh cinta, juga tak ada yang lebih menyedihkan daripada saat ia
dibuat menjadi janda, pikirnya dengan penuh penyesalan.
Rose Marie adalah anak yang paling disayanginya, karena gadis itu begitu hidup
dan ceria. Tapi sekarang ia telah berubah, Kematian suami dan saudara laki-
lakinya terlalu berat untuk ditanggungnya. Tapi. berdasarkan pengalaman, sang
Don tahu bahwa orang bisa jatuh cinta lagi dan janda-janda tidak akan
selamanya berkabung. Apalagi kini Rose Marie mempunyai anak untuk
menghiburnya. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Sang Don mengenang kembali hidupnya selama ini, dan merasa kagum bahwa
kerja kerasnya telah berbuah begitu lebat. Memang, untuk memperoleh
kekuasaan dan kekayaan ia telah membuat keputusan-keputusan yang
mengerikan, tapi ia tidak terlalu dibebani penyesalan. Apa yang dilakukannya
memang perlu dan terbukti tepat. Biarlah orang-orang menangisi dosa mereka.
Don Clericuzio menerima dosa-dosanya sendiri dan menyerahkan segalanya pada
Tuhan yang ia tahu pasti akan mengampuninya.
Pippi sedang bermain boccie dengan tiga laki-laki dari Enklave Bronx. Orang-
orang itu lebih tua darinya dan mempunyai toko-toko yang makmur di wilayah
tersebut, tapi mereka segan pada Pippi. Dengan kecakapan dan semangatnya
yang tinggi. Pippi masih tetap menjadi pusat perhatian. Ia merupakan legenda.
Ia pernah bermain boccie melawan Keluarga Santadio.
Pippi sangat gembira, berseru senang ketika bolanya menyundul bola lawan
menjauh dari wadah sasaran. Betapa hebatnya dia, pikir sang Don. Dia prajurit
yang setia, teman yang hangat, kuat dan gesit, cerdik dan memikat.
Teman lama sang Don, Virginio Ballazzo, muncul di lapangan boccie. Dialah satu-
satunya yang bisa menandingi kecakapan Pippi. Ballazzo membuat gerakan
anggun ketika melemparkan bolanya. Terdengar sorakan keras ketika ia berhasil
mengenai sasaran. Ia mengangkat tangan dengan penuh kemenangan ke arah
balkon, dan sang Don bertepuk tangan. Ia bangga melihat laki-laki semacam
Ballazzo dan Pippi berkembang dan berjaya di bawah naungannya, begitu pula
semua orang yang berkumpul pada hari Minggu Palem di Quogue ini. Dan
rencana-rencananya yang bijaksana akan melindungi mereka dalam menghadapi
tahun-tahun sulit di masa mendatang.
Namun sang Don tidak melihat benih-benih kejahatan yang ada dalam pikiran
manusia yang belum terbentuk.
Bab 1 MATAHARI musim semi California menyinari rambut merah Boz Skannet.
Tubuhnya yang kekar berotot terasa tegang saat bersiap memasuki arena
pertempuran. Ia bersukacita karena aksinya akan dilihat oleh lebih dari satu
miliyar orang di seluruh penjuru dunia.
Di bagian pinggang celana tenisnya terselip sepucuk pistol, tersembunyi oleh
jaketnya yang diritsleting sampai ke paha. Jaket putih itu meriah oleh manik-
manik merah manyala berpola vertikal. Rambut Skannet diikat dengan bandana
merah berbintik-bintik biru.
Di tangannya, Skannet memegang botol Evian besar keperakan. Boz Skannet
telah mempersiapkan penampilannya dengan sempurna untuk menghadapi dunia
showbiz yang akan dimasukinya.
Sasarannya adalah kerumunan orang yang menyemut di depan Dorothy Chandler
Pavilion di Los Angeles. Semua menunggu kedatangan para bintang film yang
akan menghadiri acara penyerahan Academy Award. Untuk penonton sudah
disiapkan Panggung-panggung besar, sementara jalanan di- penuhi kamera TV
dan para reporter yang akan menyiarkan peristiwa tersebut ke seluruh dunia.
Malam ini para penonton akan melihat langsung bintang-bintang pujaan mereka
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir yang kali ini akan menghadapi kalah-menang dalam dunia nyata, tanpa dibalut
citra mistis yang sengaja diselubungkan atas diri mereka.
Para petugas keamanan berseragam membentuk pagar betis untuk menghalangi
serbuan penonton; di pinggang mereka terselip pentungan cokelat mengilap.
Boz Skannet tidak gentar pada para petugas itu. Ia lebih besar, lebih,gesit, dan
lebih tangguh daripada mereka, dan ia akan memberikan kejutan. Ia mesti
waspada terhadap para reporter TV dan juru kamera yang dengan berani
memenuhi sekitar tempat itu untuk menghadang para selebritis. Tapi rasanya
mereka akan lebih tertarik merekam apa yang terjadi, daripada mencegah
perbuatannya. Sebuah limousine putih berhenti di depan Pavilion dan Skannet melihat Athena
Aquitane - "wanita tercantik di dunia", menurut versi berbagai majalah. Begitu
Athena keluar dari mobil, massa yang berdesakan di pagar pembatas
meneriakkan namanya. Lampu-lampu kamera berkeredap, mengabadikan
kecantikannya ke seluruh penjuru dunia. Athena melambaikan tangan.
Skannet melompati pagar, bergerak zigzag di antara penghalang lalu lintas, dan
melihat para petugas keamanan berseragam cokelat mulai merapal dengan pola
yang sudah dikenalnya. Tapi posisi mereka tidak menguntungkan. Dengan mudah
is berhasil melewati mereka, seperti dulu ia melewati
poros halang di lapangan bola. Dan ia tiba pada saat yang tepat. Athena sedang
berbicara di mikrofon, kepalanya dimiringkan sedikit untuk menampilkan sudut
yang paling bagus bagi kamera. Tiga pria berdiri di sampingnya. Skannet
memastikan sosoknya tertangkap oleh kamera, kemudian ia menyiramkan cairan
dalam botol yang dibawanya ke wajah Athena Aquitane.
Ia berteriak, "Rasakan air keras ini, perempuan sial!" Lalu ia menatap langsung
ke kamera; wajahnya tenang, serius, dan berwibawa. "Dia pantas men-
dapatkannya," katanya. Para petugas keamanan yang membawa pentungan
langsung merubunginya. Ia berlutut di tanah.
Athena Aquitane sempat melihat wajahnya. Mendengar teriakannya tadi,
Athena menoleh, sehingga cairan yang disiramkan Skannet mengenai pipi dan
telinganya. Jutaan pemirsa TV melihat peristiwa itu. Wajah cantik Athena, cairan
keperakan di pipinya, keterkejutan dan ketakutan yang melandanya, dan
ekspresi yang ditunjukkan Athena ketika melihat wajah penyerangnya; sesaat
kecantikannya yang angkuh runtuh oleh sorot ketakutan yang amat sangat.
Jutaan orang di seluruh dunia melihat para polisi menyeret Skannet. Laki-laki
itu mengangkat tangannya yang terborgol dalam salam kemenangan, tapi
tersungkur ketika seorang polisi yang marah menghajar punggungnya setelah
menemukan pistol di balik celananya.
Athena Aquitane yang masih gemetar karena terkejut, secara otomatis
menghapus cairan di pipinya.
Tak ada rasa panas. Cairan di tangannya mulai luruh. Orang-orang
mengerumuninya, untuk melindungi, membawanya pergi.
Ia melepaskan diri dan berkata dengan tenang, "Ini cuma air." Dijilatnya cairan
di tangannya, untuk memastikan. Kemudian ia memaksakan diri tersenyum.
"Memang khas gaya suamiku," katanya.
Athena cepat-cepat memasuki Pavilion, tempat diselenggarakannya penyerahan
Academy Award. Keberanian besar yang ditunjukkannya merupakan salah satu
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir faktor yang membuatnya menjadi legenda. Ketika ia memenangkan Oscar untuk
kategori Aktris Terbaik, para hadirin bangkit berdiri dan memberikan tepukan
panjang, seolah tanpa akhir.
Di suite penthouse Xanadu Casino Hotel yang dingin di Las Vegas, sang
pemiliknya yang berusia 85 tahun sedang terbaring menjelang ajal. Tapi pada
sore hari musim semi ini, ia serasa mendengar suara bola gading yang
berdenting di petak-petak merah dan hitam roda rulet, enam belas lantai di
bawah sana, juga keletal dadu yang dilempar, dan bunyi desir mesin-mesii
jackpot yang menelan keping-keping uang perak.
Alfred Gronevelt merasa sangat bahagia, mesk sedang menanti akhir hidupnya.
Hampir seumur hidui ia menjadi penipu, muncikari amatir, penjudi, pembanP
pembunuhan, dalang dunia politik, dan akhirny sebagai tuan yang keras namun
baik hati dari Xanadi Casino Hotel. Karena takut dikhianati, ia tak ^ernat
sepenuhnya menyayangi siapa pun, tapi banyak orang yang menerima kebaikan
hatinya. Tak ada penyesalan dalam dirinya. Sekarang ia ingin menikmati sisa-sisa
kesenangan kecil yang masih bisa dirasakannya. Misalnya acara jalan-jalan sore
di kasinonya. Croccifixio "Cross" De Lena, tangan kanannya selama lima tahun belakangan ini,
masuk ke kamar tidurnya dan berkata, "Sudah siap, Alfred?" Gronevelt
tersenyum dan mengangguk.
Cross mengangkatnya dan mendudukkannya di kursi roda. Seorang perawat
menyelimutinya dan seorang pelayan pria bersiap mendorong kursi roda itu. Si
perawat menyerahkan sebotol pil pada Cross dan membukakan pintu. Ia tidak
ikut. Gronevelt tidak mau didampingi olehnya pada acara jalan-jalan sore ini.
Kursi roda itu meluncur di taman yang tanahnya dicat hijau dan memasuki
elevator ekspres khusus yang menuju kasino enam belas lantai di bawah.
Gronevelt duduk tegak di kursinya, menoleh kiri-kanan. Inilah acara
kesukaannya, melihat orang-orang yang bertarung melawan kasinonya, dengan
kemenangan selalu di pihak kasino. Kursi,'roda itu didorong perlahan melewati
meja-meja blackjack dan rulet, tempat main bakarat, dan meja-meja permainan
dadu. Para penjudi nyaris tidak memperhatikan kehadiran laki-laki tua di kursi
roda itu, mata elangnya, dan senyum senang di wajahnya yang tirus. Di Vegas
banyak penjudi yang berkursi roda; mereka beranggapan sang nasib harus
memberikan kompensasi atas kecacatan mereka. Akhirnya kursi rod rangkap
ruang makan. Pelayan menempatkan Gronevelt di ruang yang telah mereka
pesan, lalu pergi ke meja lain, menunggu dipanggil.
Melalui dinding kaca, Gronevelt bisa melihat pemandangan di kolam renang
besar yang airnya tampak berwarna biru cerah di bawah matahari Nevada;
wanita-wanita muda dan anak-anak bermain di dalamnya; sosok mereka seperti


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

boneka-boneka warna-warni. Gronevelt merasakan desir kebahagiaan, karena
semua ini adalah hasil kreasinya.
"Alfred, makanlah sedikit," kata Cross De Lena. Gronevelt tersenyum. Ia sangat
mengagumi ketampanan Cross yang memikat kaum pria maupun wanita. Cross
adalah salah satu dari sedikit orang yang hampir-hampir dipercayai Gronevelt
dalam hidupnya. "Aku mencintai bisnis ini," kata Gronevelt. "Cross, kau akan mewarisi bagianku
di hotel.- Kelak kau akan berurusan dengan rekan-rekan bisnis kita di New York,
tapi jangan pernah tinggalkan Xanadu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Cross menepuk-nepuk lengan Gronevelt yang rapuh. "Tidak akan," katanya.
Gronevelt merasakan sengatan matahari yang tajam melalui dinding kaca itu.
"Cross," katanya, "aku telah mengajarkan segalanya padamu. Kita telat
melakukan banyak hal sulit bersama-sama. Jangat pernah menoleh ke belakang.
Kau tahu, apa-ap* yang kita lakukan akan membawa akibat berbeda beda.
Berbuat baiklah sebanyak mungkin. Itu jugs bisa bermanfaat kelak. Tapi jangan
jatuh cinta atai menyimpan dendam. Itu benar-benar langkah buruk. Mereka
menikmati kopi bersama-sama. Gronevel
hanya makan kue dadar tipis. Cross minum sari jeruk selain kopi.
"Satu hal," kata Gronevelt. "Jangan pernah memberikan vila pada siapa pun yang
tidak menghasilkan pemasukan jutaan. Jangan lupakan itu. Vila-vila itu
legendaris. Sangat penting."
Cross menepuk-nepuk tangan Gronevelt, lalu menumpangkan tangannya sendiri
pada tangan orang tua itu. Rasa sayangnya benar-benar tulus. Dalam beberapa
hal, ia bahkan lebih menyayangi Gronevelt daripada ayahnya sendiri.
"Tak usah khawatir," kata Cross. "Vila-vila itu kuanggap keramat. Ada lagi?"
Mata Gronevelt tampak pucat; penyakit katarak telah meredupkan sorot
matanya yang dulu berapi-api. "Hati-hatilah," pesannya. "Kau harus selalu sangat
hati-hati." "Pasti," sahut Cross. Untuk mengalihkan Gronevelt dari pikiran tentang
kematian, ia berkata, "Kapan kau akan menceritakan tentang perang besar
melawan Keluarga Santadio" Waktu itu kau bekerja sama dengan mereka. Tidak
ada yang mau bercerita tentang itu."
Gronevelt mendesah sangat pelan, nyaris tanpa emosi. "Aku tahu waktuku sudah
dekat," katanya. Tapi aku belum sanggup bercerita padamu. Tanyakanlah pada
ayahmu." Aku sudah bertanya pada Pippi," kata Cross. 'Tapi dia tetap tutup mulut."
'Apa yang sudah lewat biarlah lewat," kata ronevelt. "Tak usah diingat-ingat
lagi untuk alasan apapun baik untuk mencari pembenaran maupun itu memasuki
coffee shop me rangkap ruang makan. Pelayan menempatkan Gronevelt di ruang
yang telah mereka pesan, lalu pergi ke meja lain, menunggu dipanggil.
Melalui dinding kaca, Gronevelt bisa melihat pemandangan di kolam renang
besar yang airnya tampak berwarna biru cerah di bawah matahari Nevada;
wanita-wanita muda dan anak-anak bermain di dalamnya; sosok mereka seperti
boneka-boneka warna-warni. Gronevelt merasakan desir kebahagiaan, karena
semua ini adalah hasil kreasinya.
"Alfred, makanlah sedikit," kata Cross De Lena. Gronevelt tersenyum. Ia sangat
mengagumi ketampanan Cross yang memikat kaum pria maupun wanita. Cross
adalah salah satu dari sedikit orang yang hampir-hampir dipercayai Gronevelt
dalam hidupnya. "Aku mencintai bisnis ini," kata Gronevelt. "Cross, kau akan mewarisi bagianku
di hotel.- Kelak kau akan berurusan dengan rekan-rekan bisnis kita di New York,
tapi jangan pernah tinggalkan Xanadu."
Cross menepuk-nepuk lengan Gronevelt yang rapuh. "Tidak akan," katanya.
Gronevelt merasakan sengatan matahari yang tajam melalui dinding kaca itu.
"Cross," katanya, "aku telah mengajarkan segalanya padamu. Kita telat
melakukan banyak hal sulit bersama-sama. Jangat pernah menoleh ke belakang.
Kau tahu, apa-ap* yang kita lakukan akan membawa akibat berbeda beda.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Berbuat baiklah sebanyak mungkin. Itu jugs bisa bermanfaat kelak. Tapi jangan
jatuh cinta atai menyimpan dendam. Itu benar-benar langkah buruk. Mereka
menikmati kopi bersama-sama. Gronevel
hanya makan kue dadar tipis. Cross minum sari jeruk selain kopi.
"Satu hal," kata Gronevelt. "Jangan pernah memberikan vila pada siapa pun yang
tidak menghasilkan pemasukan jutaan. Jangan lupakan itu. Vila-vila itu
legendaris. Sangat penting."
Cross menepuk-nepuk tangan Gronevelt, lalu menumpangkan tangannya sendiri
pada tangan orang tua itu. Rasa sayangnya benar-benar tulus. Dalam beberapa
hal, ia bahkan lebih menyayangi Gronevelt daripada ayahnya sendiri.
"Tak usah khawatir," kata Cross. "Vila-vila itu kuanggap keramat. Ada lagi?"
Mata Gronevelt tampak pucat; penyakit katarak telah meredupkan sorot
matanya yang dulu berapi-api. "Hati-hatilah," pesannya. "Kau harus selalu sangat
hati-hati." "Pasti," sahut Cross. Untuk mengalihkan Gronevelt dari pikiran tentang
kematian, ia berkata, "Kapan kau akan menceritakan tentang perang besar
melawan Keluarga Santadio" Waktu itu kau bekerja sama dengan mereka. Tidak
ada yang mau bercerita tentang itu."
Gronevelt mendesah sangat pelan, nyaris tanpa emosi. "Aku tahu waktuku sudah
dekat," katanya. Tapi aku belum sanggup bercerita padamu. Tanyakanlah pada
ayahmu." Aku sudah bertanya pada Pippi," kata Cross. 'Tapi dia tetap tutup mulut."
'Apa yang sudah lewat biarlah lewat," kata ronevelt. "Tak usah diingat-ingat
lagi untuk alasan apa pun. Baik untuk mencari pembenaran maupun kebahagiaan. Kau
adalah kau; dunia ini sudah seperti apa adanya."
Kembali di penthouse-nya., Gronevelt dimandikan, lalu kesehatannya diperiksa.
Si perawat mengernyitkan dahi dan Gronevelt berkata, "Tidak apa-apa. Sudah
biasa." Malam itu tidurnya gelisah. Saat fajar merekah, ia meminta si perawat
membawanya ke balkon. Si perawat mendudukkannya di sebuah kursi besar dan
menyelimutinya. Kemudian ia duduk di samping Gronevelt dan memeriksa denyut
nadi tangan pasiennya. Ketika ia akan menarik tangannya, Gronevelt
menggenggamnya. Mereka berdua kemudian duduk memandangi matahari terbit
di padang pasir. Langit yang biru gelap berubah warna menjadi jingga tua oleh sinar matahari
yang seperti bola merah. Gronevelt melihat lapangan-lapangan tenis, padang
golf, kolam renang, dan ketujuh vila yang berkilauan seperti Istana Versailles,
semuanya mengibarkan bendera Xanadu Hotel yang bergambar lapangan hijau
tua dengan merpati-merpati putih. Di belakang sana terbentang padang pasir
luas tak berbatas. Akulah yang menciptakan semua ini, pikir Gronevelt. Aku yang membangun istana
untuk ber senang-senang di tanah kering gersang ini. Dan aki menikmati hidup
senang. Bermula dari nol. Sedapa mungkin aku mencoba menjadi orang baik dalan
hidupku. Mestikah aku dihukum" Kenangannya me layang ke masa kecilnya,
ketika ia dan terhan temannya yang sama-sama berusia empat belas tahun membicarakan Tuhan dan
nilai-nilai moral. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Kalau kau diberi satu juta dolar untuk membunuh satu juta orang, maukah kau
melakukannya?" salah seorang temannya bertanya dengan nada penuh ke-
menangan, seolah-olah pertanyaan itu adalah teka-teki moral yang hebat dan
tak mungkin dijawab. Setelah lama berdiskusi, semua sepakat tidak akan mau
melakukannya - kecuali Gronevelt.
Sekarang ia merasa telah mengambil keputusan yang benar. Bukan karena
kehidupannya yang sukses, tapi karena teka-teki besar itu kini tak perlu lagi
dipertanyakan, sebab hal itu bukan lagi merupakan dilema. Dan pertanyaan itu
hanya bisa diajukan satu kali.
"Maukah kau membunuh sepuluh juta orang dengan upah seribu dolar?"
Begitulah pertanyaannya sekarang.
Langit mulai memerah oleh cahaya fajar. Gronevelt meremas tangan perawatnya
untuk menjaga keseimbangan. Ia bisa memandang langsung ke matahari, karena
matanya terlindung oleh penyakit katarak yang dideritanya. Dengan terkantuk-
kantuk ia terkenang pada beberapa wanita yang pernah dicintainya, tindakan-
tindakan tertentu yang telah diambilnya, orang-orang yang digilasnya tanpa
ampun, dan belas kasihan yang pernah ditunjukkannya. Ia meng-anggap Cross
sebagai putranya sendiri dan merasa "ba terhadap Keluarga Santadio dan
Clericuzio. Ia bahagia akan meninggalkan semua ini. Bagaimanapun, mana yang
lebih baik: menjalani hidup bahagia atau hidup yang teguh akan nilai-nilai
moral" Bagaimana caramu memutuskannya"
Pikiran rumit itu mengacaukan benaknya sepenuhnya Tangannya yang
menggenggam jemari si perawat terasa dingin dan otot-ototnya kaku. Si pe-
rawat memeriksa keadaannya dan menyadari bahwa Gronevelt telah tiada.
Penyelenggaraan upacara pemakaman Gronevelt diatur oleh Cross De Lena, sang
pewaris dan penerus. Semua tokoh penting di Las Vegas, para penjudi kawakan,
teman-teman wanita Gronevelt, dan para staf hotel, diundang dan diberitahu.
Sebab Alfred Gronevelt adalah raja judi yang telah diakui
di Las Vegas. Gronevelt-lah yang memacu dan menyumbangkan dana untuk membangun gereja-
gereja dari berbagai denominasi, sebab seperti sering dikatakannya, "Orang-
orang yang menaruh kepercayaan pada agama dan judi pantas mendapat
penghargaan atas* keyakinan mereka." Ia melarang dibangunnya daerah-daerah
kumuh; ia mendirikan rumah sakit-rumah sakit kelas satu dan sekolah-sekolah
bermutu tinggi Itu juga demi kepentingannya sendiri, katanya. Ia mencemooh
Atlantic City yang didukung oleh negara sebab mereka hanya mau meraup uang
yang dihasilkan, tapi tidak mau membangun prasarana-prasarans masyarakat.
Gronevelt-lah yang berhasil meyakinkan publil bahwa perjudian bukanlah
kegiatan maksiat, melain kan semacam hiburan bagi masyarakat kelas me
nengah, sama normalnya seperti golf atau basebd Ia menjadikan perjudian
sebagai industri terhormat di Amerika. Seluruh Las Vegas ingin datang
memberi hormat padanya. Cross menyisihkan segala emosi pribadinya. Ia merasa sangat kehilangan; di
antara dirinya dan Gronevelt telah terjalin rasa sayang yang tulus. Sekarang
Cross memiliki lima puluh satu persen saham Xanadu Hotel yang nilainya sekitar
lima ratus juta dolar. Ia tahu hidupnya akan berubah drastis. Kekuasaan dan kekayaan yang makin
besar pasti akan diwarnai dengan bahaya yang lebih besar pula. Hubungannya
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir dengan Don Clericuzio dan keluarga besarnya akan lebih sensitif, sebab
sekarang ia menjadi partner mereka dalam sebuah perusahaan raksasa.
Pertama-tama, Cross menelepon ke Quogue, menghubungi Giorgio yang kemudian
memberinya beberapa instruksi. Giorgio memberitahukan bahwa tak satu pun
anggota Keluarga Clericuzio akan menghadiri pemakaman tersebut, kecuali Pippi.
Selain itu, Dante akan terbang dengan pesawat berikutnya untuk menyelesaikan
misi yang telah dibahas bersama, tapi ia tidak akan datang ke pemakaman.
Giorgio tidak menyinggung-nyinggung tentang Cross yang sekarang memiliki
setengah saham hotel. Ada pesan dari adik Cross, Claudia, tapi ketika dihubungi, yang terdengar adalah
suara dari mesin penjawab telepon. Juga ada pesan dari Ernest Vail. Cross
menyukai Vail. Vail berutang lima puluh ribu dolar padanya, tapi urusan dengan
Vail mesti menunggu sampai pemakaman selesai.
Selain itu, ada pesan dari ayahnya, Pippi, yang merupakan teman lama Gronevelt.
Ia memerlukan nasihat Pippi untuk menjalani hidup selanjutnya.
Kira-kira bagaimana reaksi ayahnya atas status dan kekayaannya yang baru ini"
Ini juga masalah sensitif, sama seperti urusan dengan Keluarga Clericuzio yang
mesti menghadapi kenyataan bahwa sekarang bruglione mereka di Barat begitu
kaya dan berkuasa. Cross yakin sang Don akan bersikap fair. Dukungan dari ayahnya juga tak
diragukan lagi. Tapi bagaimana dengan putra-putra sang Don - Giorgio, Vincent,
dan Petie - dan cucunya, Dante" Ia dan Dante sudah berseteru sejak masih
bayi, ketika sama-sama dibaptis di kapel pribadi sang Don. Hal itu sudah
menjadi gurauan seluruh keluarga.
Dan sekarang Dante akan datang ke Vegas untuk "membereskan" Big Tim si
Pencuri. Cross tidak senang dengan hal ini, sebab ia menyukai Big Tim. Tapi sang
Don sendiri yang telah memutuskan nasib laki-laki itu, dan Cross cemas
memikirkan cara Dante menjalankan misinya.
Upacara pemakaman Alfred Gronevelt merupakan peristiwa termegah yang
pernah disaksikan Las Vegas; penghormatan bagi seorang jenius. Jenazah
Gronevelt disemayamkan di gereja Protestan yang telah dibangunnya.


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Arsitektur gereja itu merupakan perpaduan kemegahan katedral-katedral
Eropa, dengan tembok-tembok cokelat landai bergaya Indian, juga dilengkapi
tempat parkir yang sangat luas, dihiasi motif-motif Indian pula, bukan motif-
motif sakral khas Eropa. Paduan suara yang menyanyikan puji-pujian dan mengantar kepergian Gronevelt
berasal dari umversitas tempat ia menyumbangkan tiga kursi untuk divisi
humaniora. Ratusan pelayat yang pernah menerima beasiswa college dari Gronevelt tampak
benar-benar berduka. Beberapa pelayat adalah penjudi kelas kakap yang telah
banyak kehilangan uang di tempat judi hotel; tampaknya mereka senang
akhirnya Gronevelt mati lebih dulu. Wanita-wanita menangis diam-diam, bebe-
rapa sudah setengah baya. Ada pula wakil-wakil dari sinagoga-sinagoga dan
gereja-gereja Katolik yang pembangunannya dibantu Gronevelt.
Gronevelt pasti takkan setuju kasinonya ditutup untuk upacara ini, tapi ada
manajer-manajer dan pegawai kasino yang kena shift malam. Bahkan beberapa
penghuni vila ikut melayat, dan mendapat perhatian khusus dari Cross dan Pippi.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Gubernur Nevada, Walter Wavven, juga datang bersama Walikota. Jalanan
ditutup agar iring-iringan panjang mobil-mobil pengantar jenazah yang
keperakan, limo-limo hitam, dan para pelayat yang berjalan kaki bisa mengikuti
almarhum hingga ke tempat pemakaman, dan untuk terakhir kali Alfred
Gronevelt bisa lewat di tengah-tengah dunia yang telah diciptakannya.
Malam itu para pendatang di Vegas memberikan penghormatan terakhir pada
Gronevelt dengan cara yang pasti akan sangat disukainya. Mereka berjudi gila-
gilaan, menghamburkan uang yang total jumlahnya membuat rekor baru, meski
belum bisa menandingi hasil yang diraup pada malam Tahun Baru. Begitulah cara
mereka. Pada akhir hari itu, Cross De Lena mempersiapkan diri untuk memulai hidup
barunya. Malam itu Athena Aquitane duduk seorang diri di rumah pantainya di Malibu
Colony, berpikir-pikir apa yang mesti ia lakukan. Angin dingin dari laut
berembus lewat pintu-pintu yang terbuka, membuatnya menggigil di sofa.
Sulit rasanya membayangkan sosok bintang tenar dunia seperti dirinya semasa
kecil. Sukar membayangkan masa-masa perkembangannya menjadi wanita
dewasa. Begitu kuat karisma seorang bintang, hingga seakan-akan mereka tak
pernah mengalami masa kecil, melainkan langsung muncul sebagai orang dewasa
yang sempurna, dengan citra sebagai pahlawan atau dewi-dewi cantik jelita.
Mereka seakan tak pernah menjadi anak-anak yang suka mengompol, tidak
pernah berjerawat, tidak pernah berwajah jelek, tidak pernah mengalami masa
pertumbuhan yang sulit, tidak pernah mengemis-ngemis cinta, atau bernasib
malang. Sekarang sangat sulit bagi Athena untuk mengingat hal-hal semacam
itu. Athena menganggap dirinya salah satu orang paling beruntung di dunia. Ia
memiliki segalanya. Orangtua yang bertanggung jawab, yang menyadari bakat-
bakatnya dan membantu memupuknya. Mereka mengagumi kecantikannya, tapi
juga berusaha sedapat mungkin untuk meluaskan wawasannya. Dari ayahnya ia
belajar berbagai kegiatan olahraga, dan dari ibunya ia mendapatkan pengarahan
dalam sastra dan seni. Sepanjang masa kanak-kanaknya, ia sangat bahagia.
Sampai ia berusia tujuh belas tahun.
Ia jatuh cinta pada Boz Skannet yang empat tahun lebih tua, bintang sepakbola
regional di college-nya-Keluarga Skannet memiliki bank terbesar di Houston.
Boz dan Athena sangat serasi. Selain tampan, Boz juga lucu dan memikat. Ia
sangat mengagumi Athena. Rasa tertarik di antara keduanya begitu hebat, dan
agar semua ini tetap abadi, mereka menikah.
Beberapa bulan kemudian, Athena hamil, namun berat badannya hanya sedikit
sekali bertambah. Ia tidak pernah merasa mual dan ia senang akan punya bayi-
Ia juga tetap kuliah, belajar drama, serta bermain golf dan tenis. Boz bisa
mengalahkannya dalam tenis, tapi dalam golf, Athena dapat mengalahkan
suaminya dengan mudah. Boz bekerja di bank ayahnya. Setelah melahirkan seorang bayi perempuan yang
dinamakan Bethany, Athena meneruskan kuliah, sebab Boz sanggup mem-
pekerjakan seorang nanny dan pelayan. Setelah menikah, Athena justru semakin
haus akan pengetahuan. Ia banyak membaca, terutama buku-buku tentang
drama. Ia terbuai oleh karya-karya Pirandello, Strindberg, dan Tennessee
Williams. Ia jadi lebih hidup. Kecantikannya yang diimbangi dengan kecerdasan
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir membuatnya memiliki karisma yang kadang tidak dipunyai oleh wanita-wanita
cantik. Tidak heran banyak laki-laki, tua dan muda, jatuh cinta padanya. Teman-
teman Boz Skannet iri pada Boz yang mempunyai istri seperti Athena. Athena
sendiri sangat bangga dengan kesempurnaannya. Baru beberapa tahun kemudian
ia menyadari, justru kesempurnaan itulah yang membuat banyak orang tidak
menyukainya - termasuk teman-teman dan kekasih-kekasihnya.
Boz bergurau bahwa beristrikan Athena rasanya seperti mempunyai Rolls Royce
yang setiap malam mesti diparkir di jalan. Ia cukup cerdas untuk me nyadari
bahwa istrinya ditakdirkan untuk menjadi orang besar, karena bakat-bakatnya
yang luar biasa. Dan ia tahu persis bahwa Athena akan lepas dari jangkauannya,
seperti juga mimpi-mimpinya. Boz tak pernah mendapat kesempatan untuk
membuktikan keberaniannya, meski ia tahu ia bukan laki-laki penakut. Ia punya
pesona dan penampilan memikat, tapi tidak punya bakat khusus. Ia tidak
tertarik untuk memupuk kekayaan.
Ia iri pada bakat-bakat Athena dan rasa percaya diri istrinya di dalam dunianya.
Maka Boz Skannet pun menyongsong nasibnya dengan berani. Ia bermabuk-
mabukan, berselingkuh dengan istri-istri para koleganya, dan di bank ayahnya ia
mengadakan transaksi-transaksi gelap. Ia bangga akan kecerdikannya, seperti
orang yang memperoleh keahlian baru dan menggunakannya untuk menyem-
bunyikan kebenciannya yang makin memuncak terhadap istrinya. Sebab,
bukankah sangat tidak pantas membenci wanita secantik dan sesempurna
Athena" Meski menjalani kehidupan liar, kesehatan Boz sangat prima, dan ia bisa
mempertahankannya. Ia rajin berolahraga dan mengambil pelajaran bertinju. Ia
sangat menikmati kegiatan adu fisik di dalam ring, tempat ia bisa
menghantamkan tinju ke wajah lawannya, mengubah taktik pukulan dari jab ke
hook, dan memperlihatkan ketangguhan dalam menerima hukuman. Ia senang
berburu, olahraga membunuh, juga menjerat wanita-wanita yang masih polos dan
menjalani hubungan cinta yang penuh liku-liku.
Berkat kecerdikan baru ini pula ia mendapat jalan keluar dalam hubungannya
dengan Athena. Ia memutuskan mereka akan punya lebih banyak anak. Empat,
lima, atau enam. Dengan begitu, mereka akan kembali dekat. Athena tidak akan
lari meninggalkannya. Tapi ternyata Athena dapat menebak rencananya dan
menolaknya. Katanya, "Kalau kau ingin punya banyak anak, mintalah pada
perempuan-perempuan yang menjadi pacar gelapmu."
Belum pernah Athena bicara sekasar itu padanya. Boz tidak terkejut istrinya
mengetahui perselingkuhannya, sebab ia memang tidak menyembunyikannya.
Justru di situlah letak kecerdikannya. Dengan demf-kian, berarti dirinyalah
yang menyingkirkan Athena, bukn Athena yang meninggalkannya.
Athena tahu apa yang terjadi pada suaminya, tapi ia masih terlalu muda dan
asyik dengan hidupnya sendiri, sehingga tidak terlalu peduli. Tapi setelah Boz
berubah kejam, barulah Athena yang ketika itu berusia dua puluh tahun
menyadari sifat keras di dalam dirinya. Ia tidak sabar menghadapi orang bodoh.
Boz mulai bertingkah seperti umumnya laki-laki yang membenci wanita. Athena
menganggap ia mulai kehilangan kewarasannya.
Boz biasanya selalu mengambil cucian di binatu sepulang bekerja, sebab seperti
sering dikatakannya, Sayang, waktumu lebih berharga daripada waktuku. Kau
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir mesti ikut kelas musik dan drama, belum lagi kuliah." Ia mengira Athena tidak
menangkap nada sinis dalam suaranya.
Suatu hari, Boz pulang membawa setumpuk gaun Athena. Ketika itu Athena
sedang mandi. Boz memandanginya - rambut pirang keemasan, kulit putih,
payudara dan pinggul indah tertutup busa sabun. Dengan suara rendah ia
berkata, "Bagaimana kalau semua pakaian ini kulemparkan ke bak mandi itu?"
Tapi itu tidak dilakukannya. Ia malah menggantung semua pakaian itu di lemari,
membantu Athena keluar dari bathtub, dan mengeringkan tubuhnya dengan
handuk merah muda. Sesudahnya, mereka bercinta. Beberapa minggu kemudian,
ia mengucapkan ancaman yang sama, namun kali itu ia benar-benar melemparkan
semua pakaian ke bathtub.
Suatu malam, ia mengancam akan memecahkan piring-piring saat makan malam.
Tapi ia tidak melakukannya. Seminggu kemudian, ia menghancurkan semua pecah
belah di dapur. Ia selalu minta maaf setelah mengamuk. Selalu mengajak
bercinta sesudahnya. Tapi sekarang Athena menolaknya. Mereka tidur di kamar
terpisah. Pada kesempatan lain, saat makan malam, Boz mengacungkan tinjunya dan
berkata, "Wajahmu terlalu sempurna. Kalau hidungmu kupatahkan, mungkin
wajahmu jadi lebih berkarakter, seperti Marlon Brando."
Athena lari ke dapur; Boz mengikutinya. Karena sangat ketakutan, Athena
mengambil pisau. Boz tertawa. "Kau tidak mungkin bisa melakukannya," katanya.
Ternyata benar. Dengan mudah ia bisa mengambil pisau itu dari tangan istrinya.
"Aku cuma bercanda," katanya. "Sayangnya kau tidak punya rasa humor."
Pada usia dua puluh tahun, Athena bisa saja minta pertolongan pada
orangtuanya, tapi ia tidak mau. Ia bahkan tidak bercerita pada teman-temannya
Ia lebih percaya pada kecerdasannya dan mulai mencari jalan keluar. Ia tahu
kuliahnya takkan bisa ia selesaikan, sebab situasi saat ini terlalu berbahaya.
Minta perlindungan pada polisi pun tak ada gunanya. Sesaat ia
mempertimbangkan untuk membuat Boz benar-benar mencintainya lagi, seperti
dulu. Tapi ia sudah amat muak pada laki-laki itu, dan tidak tahan membayangkan
Boz menyentuhnya. Lagi pula ia tidak akan bisa berpura-pura menunjukkan cinta,
meski pilihan ini cukup menantang bagi jiwa seninya.
Athena baru mantap untuk meninggalkan Boz setelah terjadi peristiwa yang
menyangkut Bethany. Boz sering melambung-lambungkan Bethany yang berusia setahun, lalu pura-pura
akan membiarkannya jatuh, dan baru menangkapnya pada saat-saat terakhir.
Pernah satu kali ia membiarkan anak itu jatuh ke sofa, seolah-olah tak sengaja.
Dan suatu hari, Bethany benar-benar dibiarkannya jatuh ke lantai, dengan
sengaja. Athena terpekik ngeri dan dengan panik mengangkat bayinya,
menenangkannya. Semalaman ia menunggui Bethany, untuk memastikan putrinya
tidak apa-apa. Kepala Bethany bengkak hebat. Dengan berurai air mata, Boz
memohon maaf dan berjanji tidak akan bercanda seperti itu lagi. Tapi Athena
telah mengambil keputusan.
Keesokan harinya ia mengambil seluruh tabungannya di bank, lalu membuat
rencana perjalanan yang rumit agar jejaknya tak bisa diikuti. Dua hari ke-
mudian, ketika Boz pulang bekerja, istri dan putrinya sudah menghilang.
Enam bulan kemudian, Athena muncul di Los Angeles, tanpa bayinya, dan
memulai kariernya. De ngan mudah ia berhasil mendapatkan agen kelas
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir menengah dan bekerja di teater-teater kecil. Ia membintangi sebuah drama di
Mark Taper Forum, yang membukakan jalan baginya untuk mendapatkan peran-
peran kecil dalam film-film kecil. Kemudian ia mendapatkan peran pembantu di
sebuah film kelas atas. Dalam film berikutnya ia sudah menjadi bintang utama,
dan Boz Skannet kembali memasuki hidupnya.
Athena bisa menyogok Boz agar tidak mengganggunya selama tiga tahun
berikutnya, tapi ia tidak terkejut dengan perbuatan Boz terhadap dirinya pada
acara penyerahan Academy Award itu. Gaya lama Boz. Kali ini baru gurauan. .
tapi kali berikutnya, botol itu benar-benar akan berisi air keras.
"Ada masalah besar di studio," Molly Flanders raem-beritahu Claudia De Lena
pagi itu. "Menyangkut Athena Aquitane. Karena peristiwa penyerangan ter-
hadapnya, mereka khawatir dia tidak akan mau datang lagi untuk syuting
filmnya. Kau ditunggu Bantz di studio. Mereka ingin kau bicara dengan Athena."
Claudia datang ke kantor Molly bersama Ernest Vail. "Akan kutelepon dia
sesudah urusan di sini selesai," kata Claudia. "Dia tak mungkin serius."
Molly Flanders adalah pengacara dunia hiburan. Di kota yang penuh dengan
orang-orang berkuasa yang menakutkan, ia adalah gengacara yang paling
ditakuti di kalangan bisnis perfilman. Ia sangat menyukai pertarungan di ruang
sidang, dan ia hampir selalu menang, sebab ia seorang aktris hebat dan punya
wawasan luas tentang hukum.
Sebelum terjun ke dunia hukum jalur hiburan, ia menjadi pembela di California.
Ia telah menyelamatkan dua puluh pembunuh dari kamar gas. Hukuman paling
berat yang mesti dijalani klien-kliennya hanyalah beberapa tahun penjara,
dengan tuduhan pembunuhan dalam berbagai tingkat. Tapi kemudian sarafnya
tidak tahan lagi dan ia beralih ke dunia hiburan yang menurut pendapatnya tidak
terlalu ganas dan para bajingannya lebih hebat dan cerdik.


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sekarang ia mewakili sutradara kelas atas, bintang-bintang top, dan para
penulis skenario bermutu. Pada pagi hari setelah acara penyerahan Academy
Award, salah satu klien favoritnya, Claudia De Lena, datang ke kantornya
bersama mantan novelis terkenal, Ernest Vail, yang kini menjadi rekan Claudia
sebagai penulis skenario.
Claudia De Lena adalah teman lama Molly. Sebagai klien, ia tidak begitu penting,
namun hubungan mereka sangat dekat. Jadi, Molly setuju ketika Claudia
memintanya menerima Vail sebagai klien. Sekarang Molly menyesali
keputusannya. Vail membawa masalah yang bahkan Molly pun tak bisa
menyelesaikannya. Selain itu, ia tidak menyukai Vail, padahal biasanya ia bisa
belajar menyukai para pembunuh yang dulu menjadi klien-kliennya. Karena itulah
ia agak merasa bersalah memberitahukan kabar buruk ini pada Vail.
Ernest," katanya, "aku sudah mempelajari seluruh kontrak dan surat-surat
resmi lainnya. Tak ada alasan bagimu untuk terus menuntut LoddStone Studios,
satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali hak cipta atas karya-karyamu
adalah kalau kau mati . sebelum masa berlaku hak ciptamu itu habis. Berarti
dalam waktu sekitar lima tahun mendatang."
Sepuluh tahun yang lalu, Ernest Vail adalah novelis paling populer di Amerika,
banyak dipuja oleh para kritikus, dan mempunyai pembaca yang sangat luas.
Dalam salah satu novelnya ada tokoh yang dieksploitasi oleh LoddStone. Mereka
membeli hak ciptanya, membuat filmnya, dan memperoleh sukses besar. Dua
film sekuelnya juga menghasilkan keuntungan luar biasa. Maka studio itu berniat
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir membuat empat sekuel lagi. Sialnya dalam kontrak pertama dulu, Vail telah
menghibahkan hak cipta atas seluruh tokoh dan judul dalam karyanya kepada
pihak studio, di mana pun di seluruh dunia, dalam segala bentuk hiburan, baik
yang sudah ada maupun yang belum diwujudkan. Begitulah perjanjian kontrak
standar bagi novelis-novelis yang belum membuat hit di perfilman.
Ernest Vail selalu menampilkan ekspresi masam dan murung. Sebenarnya ada
alasannya ia tampak demikian. Buku-bukunya masih tetap dipuji oleh para
kritikus, tapi sudah ditinggalkan oleh pembacanya. Selain itu, kehidupan
pribadinya kacau, meski ia berbakat besar. Dalam dua puluh tahun belakangan
ini, ia ditinggalkan istrinya yang membawa pergi ketiga anak mereka. Satu-
satunya bukunya yang menjadi film top telah membuatnya kaya, tapi pihak
studio akan lebih kaya lagi dengan penghasilan ratusan juta selama bertahun-
tahun ini. "Jelaskan maksudmu," kata Vail. "Isi kontrak itu sangat jelas," kata
Molly. "Pihak studio memiliki tokoh-tokoh dalam bukumu. Hanya ada satu lubang
kecil. Dalam hukum hak cipO>
dinyatakan bahwa kalau si pemilik meninggal dunia, seluruh hak cipta atas karya-
karyanya jatuh pada ahli warisnya."
Untuk pertama kalinya Vail tersenyum. "Hukum pengembalian," katanya.
"Seberapa banyak uang yang dipermasalahkan ini?" tanya Claudia.
"Untuk adilnya, lima persen dari laba kotor," kata Molly. "Misalkan mereka
membuat lima film lagi dari buku itu dan sukses, hasil keseluruhan sekitar satu
miliar. Jadi, lima persennya adalah tiga puluh atau empat puluh juta." Ia diam
sejenak dan tersenyum sinis. "Kalau kau meninggal, aku bisa mendapatkan
jumlah lebih banyak untuk ahli warismu. Kita bisa menekan mereka."
"Hubungi orang-orang LoddStone itu," kata Vail. "Aku ingin diadakan pertemuan.
Akan kutegaskan pada mereka, aku akan bunuh diri kalau tidak mendapat bagian
keuntungan." "Mereka tidak akan percaya," kata Molly. "Kalau begitu, akan
kubuktikan," kata Vail. "Yang benar saja," kata Claudia membujuk. "Ernest, kau
baru lima puluh enam tahun. Terlalu muda untuk mati demi uang. Kalau demi
prinsip, kepentingan negara, atau demi cinta, bolehlah. Tapi jangan demi uang."
Aku harus membiayai istri dan anak-anakku," kata Vail.
"Mantan istri, maksudmu," kata Molly. "Tapi kau kan sudah menikah lagi dua kali
sejak bercerai." Maksudku istriku yang sesungguhnya," bantah ml- 'Perempuan yang melahirkan.
"Pihak studio tidak ikan memenuhi permintaanmu," katanya. "Mereka tahu kau
tidak akan bunuh diri. Mereka tidak bakal mau diancam oleh pengarang. Kalau
oleh bintang top, mungkin masih bisa. Oleh sutradara kelas atas, juga bisa. Tapi
oleh pengarang" Tidak akan pernah. Kau cuma kutu kecil dalam bisnis ini. Maaf,
Claudia." "Ernest dan aku sudah tahu itu," kata Claudia. "Kalau semua orang di kota ini
tidak ketakutan setengah mati pada selembar kertas kosong, bisa-bisa kita
semua disingkirkan. Tapi apa kau sama sekali tak bisa membantu?"
Molly mendesah dan menelepon Eli Marrion. Ia cukup punya pengaruh untuk bisa
menembus hingga ke Bobby Bantz, Presiden LoddStone Studios.
Sesudahnya, Claudia dan Vail minum-minum di Polo Lounge. Vail berkata sambil
merenung, "Molly itu bertubuh besar. Perempuan-perempuan bertubuh besar
lebih gampang dipikat. Dan mereka jauh lebih menyenangkan di tempat tidur,
daripada perempuan-perempuan bertubuh kecil. Kau tahu itu?"
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Untuk kesekian kalinya Claudia bertanya-tanya sendiri, mengapa ia begitu
menyukai Vail. Tidak banyak yang menyukai laki-laki ini. Tapi Claudia amat
mencintai novel-novel karyanya, sampai sekarang. "Ada-ada saja kau," katanya.
"Maksudku, perempuan bertubuh besar lebih manis sikapnya. Mereka mau
membawakan sarapan ke ranjang, mau melakukan hal-hal kecil. Segala macam
yang bersifat kewanitaan." Claudia cuma angkat bahu. Vail berkata lagi,
"Perempuan bertubuh besar hatinya baik. Pernah ada yang mengajakku pulang
suatu malam, dari pesta. Lalu dia kebingungan mestijjagai-mana. Dia melihat
sekeliling kamar, persis seperti gaya ibuku memeriksa dapurnya kalau tidak ada
makanan, berpikir-pikir mesti masak apa. Perempuan itu rupanya kebingungan,
bagaimana kami bisa bersenang-senang dalam keadaan demikian."
Mereka menikmati minuman masing-masing. Seperti biasa, Claudia merasa lebih
dekat padanya kalau ia sedang bersikap terbuka. "Mau tahu awal
persahabatanku dengan Molly?" tanyanya. "Waktu itu dia menjadi pembela
seorang laki-laki yang membunuh pacarnya, dan dia butuh dialog yang bagus
untuk diucapkan di ruang sidang. Aku yang menulis adegannya, seperti skenario
film, dan kliennya akhirnya hanya dituduh membunuh tanpa direncanakan. Aku
sempat menulis dialog dan kerangka cerita untuk tiga kasus lagi, sebelum
akhirnya berhenti." "Aku benci Hollywood," kata Vail. "Itu karena LoddStone
Studios menipumu soal hak cipta bukumu," kata Claudia.
"Bukan hanya itu," sergah Vail. "Aku ini seperti masyarakat purba yang
dihancurkan oleh orang-orang yang punya teknologi lebih canggih. Aku penulis
sejati yang membuat novel-novel untuk memperkaya pikiran. Cara penulisan
seperti itu sudah sangat ketinggalan j^aman. Tidak akan menang melawan film.
Film punya anyak keuntungan - ada kamera, setting, musik, dan semua itu hanya
dengan kata-kata" Selain itu, film telah mempersempit arena pertempuran.
Yang jadi sasaran bukan lagi otak, tapi perasaan."
"Sialan kau. Aku kan juga penulis. Apa menurutmu penulis skenario bukan
pengarang" Kau bilang begitu karena kau tidak bisa menulis skenario."
Vail menepuk-nepuk bahu Claudia. "Aku bukannya meremehkanmu," katanya.
"Aku juga tidak bermaksud merendahkan peran film sebagai karya seni. Aku
cuma memberikan penjabaran."
"Untung aku penggemar berat buku-bukumu," kata Claudia. "Tidak heran orang-
orang di sini tidak menyukaimu." Vail tersenyum ramah. "Tidak, tidak," katanya. "Mereka bukannya tidak suka
padaku. Mereka hanya kesal. Nanti, kalau hak cipta atas tokoh-tokoh ceritaku
sudah kembali pada ahli warisku, mereka akan menaruh hormat padaku."
"Apa kau serius?" tanya Claudia.
"Kurasa ya," sahut Vail. "Aspeknya sangat menggoda. Bunuh diri. Apa akan
dianggap salah pada zaman ini?"
"Ah, persetan," kata Claudia. Ia merangkul Vai "Perangnya baru saja dimulai,"
katanya. "Aku yakin mereka mau mendengarkan kalau aku meminta hak-hakmu
dipenuhi. Oke?" Vail tersenyum padanya. "Tidak usah terburu buru," katanya. "Setidaknya aku
perlu enam bulan untuk memilih cara bunuh diri yang enak. Aki benci kekerasan."
Sekonyong-konyong Claudia menyadari bahwa Vail serius dengan ucapannya. Ia
panik membayangkan Vail akan mati, dan perasaan ini membuatnya heran. Ia
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir tidak mencintai Vail, meski mereka pernah menjalin hubungan untuk waktu
singkat. Juga bukan karena ia sayang pada Vail. Kepanikannya muncul karena
ternyata Vail lebih mementingkan uang daripada buku-buku indah yang
ditulisnya. Karya seninya dikalahkan oleh uang, musuh yang memuakkan. Karena
itulah Claudia berkata, "Kalau sangat terpaksa, kita bisa pergi ke Vegas,
menemui kakakku Cross. Dia menyukaimu. Dia pasti mau menolong."
Vail tertawa. "Dia tidak akan mau."
"Hatinya baik," kata Claudia. "Aku kenal betul sifatnya."
"Kau salah," kata Vail.
Sepulangnya dari acara penyerahan Academy Award di Dorothy Chandler
Pavilion, Athena langsung tidur. Berjam-jam ia membalik-balik tubuh dengan
gelisah di tempat tidur, tapi tidak juga mengantuk. Otot-ototnya terasa tegang.
Aku tidak akan membiarkan dia mengulangi perbuatannya, pikirnya. Tidak. Aku
tidak mau kembali hidup dalam ketakutan.
Ia membuat secangkir teh dan mencoba meminumnya. Tapi tangannya gemetar
dan ia jadi tak sabar. Ia keluar ke balkon, memandangi langit malam yang gelap.
Berjam-jam ia di luar sana, namun hatinya masih terus berdebar ketakutan.
Akhirnya ia berganti pakaian, mengenakan celana Pendek dan sepatu tenis.
Begitu matahari muncul di cakrawala, ia pun lari sepanjang pantai, makin cepat
dan makin cepat, mencoba tetap menjejakkan kaki di pasir yang basah dan
keras, menyusuri garis pantai, di tengah air yang berdebur dingin di kakinya. Ia
mesti menjernihkan pikiran. Ia tidak mau dikalahkan Boz. Sudah begitu lama ia
bekerja keras. Boz ingin membunuhnya, ia tahu itu. Tapi mula-mula Boz akan
mempermainkannya, menyiksanya, dan akhirnya membuatnya cacat dan jelek,
dengan anggapan Athena mau kembali padanya. Kemarahan Athena menggelegak.
Angin sejuk meniupkan tetes-tetes air laut ke wajahnya. Tidak! Tidak!
Pihak studio pasti panik dan akan mengancamnya. Tapi mereka lebih
mementingkan uang, bukan keselamatannya. Ia teringat temannya, Claudia. Film
ini bisa memberikan peluang besar baginya, dan Athena merasa sedih. Ia juga
memikirkan orang-orang lain yang terlibat, tapi ia tak boleh menuruti perasaan
ibanya. Boz sudah sinting, dan orang-orang yang masih waras akan mencoba
berunding dengannya. Boz cukup cerdik untuk mengelabui mereka, hingga
mereka merasa bisa menang melawannya. Tapi Athena tahu yang sebenarnya. Ia
tak mau mengambil risiko. Tidak akan mau. . Ketika mencapai tumpukan karang
hitam yang menandai batas akhir pantai utara, ia sudah kehabisan napas. Ia
duduk, menenangkan debar jantungnya. Sekelompok camar terbang rendah, lalu
meluncur di air. Athena menengadah, matanya berkaca-kaca, namun dengan
tekad kuat ia berhasil menguasai din. Ia menelan ludah. Kalau saja orangtuanya
tidak begini jauh darinya. Sebagian dirinya merasa seperti anak kecil yang ingin
pulang ke rumah, ke orang yang bisa menghiburnya dan membuat segalanya lebih
baik. Pikiran ini membuatnya tersenyum sendiri, pahit dan lemah. Dulu ia
percaya hal itu mungkin terjadi. Sekarang ia dicintai oleh semua orang, begitu
dikagumi, disayang... lalu apa lagi" Ia merasakan kekosongan yang amat besar.
Kesepian. Kadang-kadang, jika melihat seorang wanita bersama suami dan anak-
anaknya, menjalani kehidupan biasa, hatinya diliputi oleh kerinduan yang amat
sangat. Stop! katanya pada diri sendiri. Berpikirlah! Semuanya tergantung
padamu. Buat rencana dan laksanakan. Bukan hanya hidupmu yang perlu
kaupikirkan. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Menjelang siang, barulah ia pulang. Kepalanya tegak dan matanya menatap lurus
ke depan. Ia sudah tahu, apa yang mesti dilakukan.
Boz Skannet ditahan semalaman. Pengacaranya mengadakan konferensi pers
ketika ia dilepas. Skannet mengatakan kepada para reporter bahwa ia adalah
suami Athena Aquitane, meski sudah sepuluh tahun mereka tidak bertemu, dan
apa yang dilakukannya semalam hanyalah gurauan. Cairan yang disiramkan-nya
cuma air biasa. Ia meramalkan Athena tidak akan menuntutnya, dan
mengisyaratkan bahwa ia punya rahasia besar-tentang Athena. Ternyata
ramalannya benar. Tidak ada tuntutan apa pun terhadapnya.
Hari itu Athena memberitahu LoddStone Studios - yang sedang membuat salah
satu film paling mahal dalam sejarah perfilman - bahwa ia tidak akan me-
lanjutkan syuting. Sejak serangan terhadap dirinya, ia khawatir akan
keselamatannya. Tanpa Athena, pembuatan film epik sejarah berjudul Messalina itu takkan bisa
dilanjutkan. Lima puluh juta dolar yang ditanamkan dalam film tersebut akan
terbuang sia-sia. Selain itu, takkan ada lagi studio besar yang berani memasang
Athena Aquitane di film mereka. LoddStone Studios mengeluarkan pernyataan
bahwa bintang mereka sedang mengalami keletihan hebat, tapi sebentar lagi ia
pasti bisa melanjutkan syuting.
Bab 2

Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

LODDSTONE STUDIOS adalah perusahaan pembuat film paling berpengaruh di
Hollywood, tapi penolakan Athena Aquitane untuk melanjutkan syuting
merupakan masalah besar dengan konsekuensi mahal. Sebenarnya jarang sekali
seorang bintang semata-mata bisa memberikan pukulan demikian hebat, tapi
Messalina merupakan film pemicu bagi studio tersebut; film besar untuk
menyambut Natal, yang akan mendorong kesuksesan film-film lain yang akan
dirilis sepanjang musim dingin yang panjang dan berat.
Kebetulan hari Minggu depan akan diadakan pesta amal tahunan untuk
merayakan Festival Persaudaraan. Acaranya diselenggarakan di Beverly Hills, di
kediaman Eli Marrion, pemegang saham utama merangkap ketua LoddStone
Studios. Mansion besar Eli Marrion terletak jauh di tengah karang-karang di atas
Beverly Hills. Di dalam bangunan mewah itu terdapat dua puluh ruangan, tapi
anehnya hanya memiliki satu kamar tidur. Eli Marrion tidak menghendaki siapa
pun tidur di rumah-nya. Tapi tentu saja tersedia bungalo-bungalo untuk tamu,
juga dua lapangan tenis dan kolam renang besar. Enam ruangan di mansion itu
digunakan untuk menyimpan koleksi lukisannya yang berlimpah.
Lima ratus orang paling terkemuka di Hollywood diundang ke pesta amal ini.
Tanda masuk per orang harganya seribu dolar. Tenda-tenda bar, buffet, dan
dansa tersebar di tanah itu; juga ada sebuah kelompok musik. Tapi rumah Eli
Marrion sendiri tidak boleh disentuh. Fasilitas toilet tersedia dalam bentuk
unit-unit portabel di tenda-tenda yang dihias meriah
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir dan menarik. Mansion, bungalo-bungalo untuk tamu, lapangan tenis dan kolam renangnya
sendiri diberi tali pembatas dan dijaga oleh petugas-petugas keamanan. Tapi
tamu-tamu tidak tersinggung. Tidak pada tempatnya merasa tersinggung pada
orang sekaya Marrion. Sementara para tamu bersenang-senang di lapangan rumput, bertukar gosip dan
berdansa selama tiga. jam yang telah disediakan, Marrion berada di ruang
konferensi raksasa di mansion-nya, bersama sejumlah orang yang paling
berkepentingan dengan proses pembuatan film Messalina.
Eli Marrion-lah yang memimpin pertemuan ini. Ia sudah berusia delapan puluh
tahun, namun penampilannya yang sedemikian rupa membuat orang mengira
usianya baru enam puluh tahun. Rambutnya yang kelabu dipotong sempurna dan
diberi sentuhan keperakan, setelannya yang berwarna gelap membuat bahunya
tampak lebih lebar dan tubuhnya lebih berisi, menutupi sepasang kakinya yang
kurus. Sepatunya berwarna kayu mahoni. Kemeja putihnya berpotongan vertikal,
dilengkapi dasi merah mawar yang memberi warna bagi kulitnya yang pucat. Ia
memperlihatkan kekuasaan absolutnya atas LoddStone Studios hanya pada
saat-saat tertentu. Kadang-kadang lebih bijaksana membiarkan orang-orang
biasa mengikuti kemauan hati.
Tapi penolakan Athena Aquitane untuk melanjutkan syuting merupakan masalah
yang cukup penting, hingga mendapat perhatian Marrion sendiri. Messalina
merupakan film andalan studionya, dengan biaya produksi seratus juta dolar,
yang diperoleh dari penjualan hak cipta di muka untuk video, TV, TV kabel, dan
penayangan luar negeri. Film itu merupakan tambang emas yang sekarang
tampaknya akan tenggelam seperti sebuah galiung tua dan takkan bisa
diselamatkan. Lalu masalah dengan Athena sendiri, yang pada usia tiga puluh tahun sudah
menjadi bintang besar dan telah dikontrak untuk membintangi film bergengsi
berikutnya yang diproduksi LoddStone. Ia seorang bintang sejati dan sangat
berharga. Marrion menyukai bintang-bintang besar.
Tapi mereka seperti dinamit, bisa berbahaya dan mesti dikendalikan. Ini bisa
dilakukan dengan memberikan kasih sayang, mengambil hati lewat cara yang
paling menjilat, atau dengan menghujani hadiah-hadiah. Kau berperan sebagai
ayah bagi mereka, atau sebagai ibu, saudara, bahkan kekasih. Tak ada
Pengorbanan yang terlalu besar. Tapi ada kalanya kau tidak boleh terlalu
lembek; kau mesti bertindak tegas, tanpa belas kasihan. Bersama Marrion, di
ruangan ini hadir pula orang- orang yang akan melaksanakan kehendaknya. Bobby
Bantz, Skippy Deere, Melo Stuart, dan Dita Tommey.
Ruang konferensi itu dihiasi lukisan-lukisan senilai dua puluh juta dolar.
Perabotan lainnya - meja, kursi, permadani, piala-piala kristal, dan wadah-wadah
minuman - nilainya sekitar setengah juta dolar. Eli Marrion merasa tulang-
tulangnya akan rontok semua di dalam tubuhnya saat menghadapi orang-orang
ini. Setiap hari makin sulit rasanya menampilkan dirinya sebagai figur paling
berkuasa, seperti anggapan orang selama ini.
Pagi hari tidak lagi terasa menyegarkan. Ia lelah harus bercukur, memakai dasi,
mengancingkan kemejanya. Yang lebih berbahaya adalah perubahan sikap
mentalnya. Ia kadang merasa iba pada orang-orang yang tidak sekuasa dirinya.
Kini ia lebih banyak mengaktifkan Bobby Bantz, memberinya kekuasaan lebih
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir besar. Bagaimanapun, Bantz tiga puluh tahun lebih muda darinya dan merupakan
teman terdekatnya yang sangat setia.
Bantz menjabat sebagai presiden dan CEO LoddStone Studios. Selama lebih
dari tiga puluh tahun Bantz menjadi orang kepercayaan Marrion, dan hubungan
mereka sangat akrab, seperti ayah dan anak. Mereka saling merasa cocok.
Setelah lewat usia tujuh puluh tahun, hati Marrion menjadi lembut, hingga tak
sanggup lagi melakukan apa-apa yang mesti dilakukan.
Bantz-lah yang melanjutkan kerja para sutradara untuk membuat film-film
mereka layak tonton. Bantz pula yang menetapkan persentase yang patut
diterima para sutradara, bintang, dan penulis skenario, dan memaksa mereka
menuntut ke pengadilan atau bersedia menerima jumlah yang lebih kecil. Dan
lagi-lagi Bantz yang menegosiasikan kontrak-kontrak super berat dengan
bintang-bintang besar. Terutama dengan para penulis skenario.
Bantz tidak sudi memanjakan para penulis skenario ini. Memang benar, untuk
memulai sebuah film diperlukan skenario. Tapi menurut keyakinan Bantz, faktor
yang paling menentukan adalah pemilihan pemeran. Kekuatan sang bintang.
Sutradara juga penting, karena mereka bisa merampokmu habis-habisan.
Demikian pula produser, yang kebanyakan memang licik, sebab merekalah
kekuatan yang mendorong awal pembuatan sebuah film.
Tapi penulis skenario" Tugas mereka hanyalah menuliskan plot awal di selembar
kertas kosong. Kau bisa menyewa selusin penulis lagi untuk menyempurnakannya.
Lalu sang produser memberi bentuk pada plot tersebut. Sang sutradara
memasukkan nilai-nilai komersial di dalamnya (kadang-kadang malah
menciptakan cerita yang sama sekali baru), lalu para bintang tampil dengan
dialog-dialog yang mengesankan. Juga masih ada peran staf kreatif studio yang
memberikan berbagai masukan kepada para penulis skenario, gagasan-gagasan
untuk plot, dan daftar hal-hal yang mesti ditambahkan atau dikurangi. Sudah
sering terjadi skenario bernilai jutaan dolar karya penulis top yang dibayar
jutaan dolar pula pada akhirnya sama sekali tidak terpakai.
egitu film selesai dibuat, tak ada satu pun adegan atau dialog seperti yang
dituliskan si pembuat ske-nuno- Memang, Eli kadang-kadang merasa iba kepada
orang-orang ini, sebab mereka sangat mudah I ditipu dalam perjanjian kontrak.
Marrion dan Bantz sudah keliling dunia bersama-sama untuk memasarkan film-
film mereka di berbagai festival dan pusat-pusat pemasaran penting - London,
Paris, Cannes, Tokyo, Singapura. Merekalah yang menentukan nasib para
seniman muda. Mereka telah memerintah sebuah kerajaan bersama-sama, se-
bagai raja dan menterinya.
Eli Marrion dan Bobby Bantz sependapat bahwa orang-orang berbakat dalam
perfilman - seperti penulis, aktor dan aktris, dan sutradara - adalah orang-orang
yang sangat tidak tahu berterima kasih. Saat masih merangkak membangun
karier, orang-orang ini begitu simpatik, bersyukur diberi kesempatan, dan
sangat kooperatif; tapi setelah meraih sukses, mereka berubah seratus delapan
puluh derajat. Mendadak mereka jadi ganas. Jadi, wajar saja kalau Marrion dan
Bantz mempekerjakan dua puluh pengacara untuk mengendalikan orang-orang
berbakat ini. Kenapa orang-orang ini selalu menyulitkan dan tidak pernah puas" Tak diragukan
lagi, orang-orang yang lebih mementingkan uang daripada seni, biasanya memiliki
perjalanan karier yang lebih panjang, lebih menikmati hidup, dan merupakan
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir orang-orang yang jauh lebih baik serta lebih berarti di masyarakat daripada
para seniman itu yang berusaha menampil kan sisi mulia dalam diri manusia.
Sayangnya hal ini tak bisa difilmkan. Bahwa uang lebih menyeiA buhkan daripada
seni dan cinta. Sebab publik takkal pernah percaya.
Bobby Bantz meminta mereka berkumpul. Satu-satunya kru penting yang
disertakan adalah sutradara Messalina, seorang wanita bernama Dita Tommey.
Ia tergolong sutradara kelas A dan paling andal menangani para aktris. Feminis,
bukan homoseks, menurut istilah Hollywood masa kini. Ia seorang lesbian, tapi
itu tidak penting. Yang penting, Dita Tommey bisa membuat film-film laris
beranggaran kecil, dan hubungannya dengan pacar-pacar wanitanya tidak terlalu
menyusahkan, tidak seperti sutradara pria yang mengencani aktris-aktrisnya.
Pacar-pacar lesbian orang-orang top biasanya tidak banyak tingkah.
Eli Marrion duduk di kepala meja dan membiarkan Bantz memimpin diskusi. ,
Kata Bantz, "Dita, coba jelaskan, bagaimana persisnya posisi kita sehubungan
dengan film ini, dan apa usulmu untuk memecahkan persoalan ini. Sialnya aku
sendiri tidak paham masalahnya."
Dita Tommey bertubuh pendek, sangat kekar, dan bicaranya terus terang.
Katanya, "Athena sangat ketakutan. Dia tidak bersedia melanjutkan syuting,
kecuali kalau kalian yang jenius ini bisa menjamin keselamatannya. Kalau dia
tidak kembali, kalian rugi lima puluh juta dolar. Film ini tidak bisa
diselesaikan tanpa dia." Ia diam sejenak. "Ming eu lalu aku sudah mengambil adegan-adegan
yang melibatkan dia, jadi -tidaknya bisa mengurangi kerugian."
Pilm sialan," kata Bantz. "Sejak semula aku tidak sctuju kita membuatnya."
Mendengar ini, yang lainnya menjadi marah. Skippy eere, si produser,
mengumpat, "Bangsat kau, Bobby."
Melo Stuart, agen Athena Aquitane, juga memaki "Omong kosong!"
Sebab sebenarnya pembuatan Messalina didukung penuh oleh mereka semua.
Malah film itu termasuk yang paling mudah mendapat lampu hijau dalam sejarah.
Messalina menceritakan tentang Kekaisaran Romawi di bawah pemerintahan
Kaisar Claudius, ditinjau dari sudut pandang seorang feminis. Dalam sejarah -
yang ditulis oleh laki-laki - Ratu Messalina digambarkan sebagai perempuan binal
yang korup dan jahat, yang pada suatu malam mengajak seluruh penduduk Roma
untuk berpesta-pora seksual. Tapi dalam film ini, yang dibuat hampir dua ribu
tahun kemudian, ia ditampilkan sebagai sosok yang tragis, seperti Antigone dan
Medea. Sosok wanita yang menggunakan satu-satunya * senjata yang dimilikinya
untuk mengubah dunia yang r didominasi oleh kaum pria, sementara kaum
wanitanya l' hanya dianggap setengah manusia dan diperlakukan * sebagai
budak. Konsep itu bagus sekali - adegan-adegan seks yangl menggelora dalam tema yang
tepat dan populer - tapi* perlu diberi kemasan yang sempurna agar dapat-
diterima. Maka, mula-mula Claudia De Lena membual skenario yang menarik dan
mempunyai kerangka cerita yang kuat. Dita Tommey merupakan pilihaJ| yang
tepat sebagai sutradara; kecerdasan dan ke| cakapannya sudah terbukti. Dan
Athena Aquitane sangat cocok memerankan Messalina. Secara fisik, 'l
memenuhi syarat, ditambah lagi dengan kemampuai aktingnya yang luar biasa.
Lebih penting lagi, ia saM satu dari Tiga Bintang Terlaris di dunia. Claudio
dengan bakatnya sendiri yang unik, bahkan menampilkan adegan Messalina yang
menyelamatkan nara martir dari nasib menemui ajal di amfiteater. Ketika
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir membaca skenario ini, Tommey menegur Claudia, "Hei, segala sesuatu ada
batasnya." Claudia tersenyum lebar dan menjawab, "Tidak kalau di film."
Skippy Deere berkata, "Kita harus menunda syuting sampai Athena mau
kembali. Berarti sehari kita rugi seratus lima puluh ribu dolar. Situasinya
begini. Kita sudah mengeluarkan lima puluh juta dolar. Film sudah separuh selesai. Kita
tak bisa menghilangkan Athena dari skenario, juga tidak bisa menggantikannya.
Jadi, kalau dia tidak kembali, film itu kita anggap batal."
"Tidak bisa," protes Bantz. "Asuransi tidak akan membayar kerugian akibat
bintang yang mogok. Kalau dia jatuh dari pesawat terbang, baru mereka mau
bayar. Melo, kau harus mengusahakan dia kembali. Itu tanggung jawabmu."
"Aku memang agennya," sahut Melo Stuart, "tapi pengaruhku terhadap
perempuan seperti dia tipis sekali. Coba kalian pikirkan. Dia benar-benar
ketakutan. Bukan sekadar merajuk. Dia ketakutan, tapi dia perempuan yang
cerdas, jadi sikapnya ini pasti beralasan. Situasi ini sangat berbahaya dan
sensitif." Bantz berkata, "Kalau dia memboikot film bernilai 'atusan juta dolar begini, dia
tidak akan pernah

Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

inendapatkan peran lagi. Sudah kaukatakan itu padanya?"
Dia sudah tahu," sahut Stuart. Siapa yang kira-kira bisa membujuknya?" tanya n
z- Skippy, kau sudah mencoba dan gagal. Melo, kau juga sudah. Dita, aku tahu
kau sudah berusaha I sebisanya. Aku sendiri ikut mencoba."
"Kau tidak masuk hitungan, Bobby," kata Tommey r pada Bantz. "Athena benci
padamu." "Memang ada orang-orang yang tidak suka gayaku, tapi mereka toh
mendengarkan aku," sahut Bantz I ketus.
Tommey berkata dengan sabar, "Bobby, tak ada I satu pun bintang besar yang
menyukaimu. Tapi Athena benci padamu untuk alasan pribadi."
"Tapi akulah yang memberikan peran yang men-1 jadikannya bintang besar,"
protes Bantz. Melo Stuart berkata dengan tenang, "Dia sudahi ditakdirkan menjadi bintang
besar. Justru kaulah yang| beruntung mendapatkannya."
"Dita, kau temannya," kata Bantz. "Kaulah yangl mesti mengusahakan dia
kembali." "Athena bukan temanku," bantah Tommey. "Dial cuma rekan yang menaruh
hormat padaku, karena! aku tidak memaksakan kehendak padanya. Aku mundur
dengan sopan setelah gagal mendekatinya. Tidakl seperti kau, Bobby. Setelah
bertahun-tahun, kau mal sih saja coba-coba."
Bantz berkata dengan santai, "Dita, memangnya! dia pikir siapa dirinya, menolak
ajakan kita" Eli, kati mesti menindaknya dengan tegas."
Sekarang semua perhatian tertuju pada laki-laki tual yang tampak bosan itu. Eli
Marrion sangat kurus* sampai-sampai seorang aktor pernah berkata bahwa i|
seperti sebatang pensil; tapi ini hanya gurauan. Ukural kepala Marrion boleh
dikatakan cukup besar, wajahnya lebar, tidak sepadan dengan ukuran tubuhnya:
" dungnya juga lebar dan bibirnya tebal. Tapi keseluruhan wajah itu tampak
ramah, agak lembut malah; bahkan beberapa orang menganggapnya tampan. Tapi
kesan itu lenyap setelah melihat matanya yang kelabu dan dingin, memancarkan
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir kecerdasan dan sangat tajam, hingga kebanyakan orang gentar melihatnya.
Mungkin itulah sebabnya ia bersikeras agar setiap orang menyapanya "Eli", agar
berkesan lebih akrab. Marrion bicara dengan nada datar, "Kalau Athena tidak mau mendengarkan
kalian, berarti dengan aku pun sama saja. Kedudukanku tidak akan berpengaruh
apa-apa terhadapnya. Ini jadi semakin membingungkan, kenapa dia begitu
ketakutan gara-gara serangan konyol laki-laki itu. Bisakah kita membayar orang
itu agar tidak mengganggu lagi?"
"Bisa saja dicoba," kata Bantz. "Tapi tidak akan ada pengaruhnya bagi Athena.
Dia tidak percaya pada laki-laki itu."
Skippy Deere, si produser, berkata, "Kami juga pernah mencoba cara kasar. Aku
menyuruh beberapa temanku di kepolisian untuk menekannya. Tapi dia tangguh.
Keluarganya kaya dan punya koneksi politik. Selain itu, orang ini kelihatannya
sinting." Stuart bertanya, "Berapa persisnya kerugian studio, jika film itu dibatalkan"
Akan kuusahakan agar kalian bisa menutupi kerugian itu pada paket-paket kerja
sama mendatang." Sebenarnya agak riskan memberitahu Melo Stuart tentang besarnya kerugian
yang akan dihadapi. Sebagai a?en Athena, pengetahuan itu akan sangat
memperkuat Posisinya. Marrion tidak menjawab, hanya mengangguk Pada Bobby
Bantz. Dengan enggan Bantz berkata, "Jumlah yang sudah dikeluarkan lima puluh juta
dolar. Oke, itu bisa kita lupakan. Tapi kita juga harus mengembalikan uang
penjualan hak tayang di luar negeri, uang video, dan kita kehilangan film
andalan untuk Natal. Ini berarti kerugian sekitar. ." Ia diam sejenak, tidak mau me-
nyebutkan jumlah tertentu. "Lalu kalau ditambah profit-profit yang lepas dari
tangan kita... yah, jumlahnya bisa dua ratus juta dolar. Kau mesti memberi
banyak potongan harga untuk paket-paket selanjutnya, Melo."
Melo tersenyum, membayangkan ia bakal mendongkrak harga untuk Athena.
"Tapi kerugian aktualnya, jumlah yang sudah dikeluarkan untuk pembuatan film,
adalah lima puluh juta dolar, bukan?" katanya.
Marrion berbicara lagi, tapi kali ini suaranya tidak lagi ramah. "Melo,"
katanya, "berapa yang mesti kami keluarkan agar klienmu mau kembali bekerja?" Semua
yang hadir mengerti maksudnya. Marrion ingin menganggap situasi ini sebagai
masalah pemerasan biasa. Stuart juga paham. Berapa kau mau memeras kami dengan tipuan kecil ini" Ini
merupakan penghinaan atas integritasnya, tapi ia tak mau mengikuti dorongan
kemarahan. Apalagi dengan Marrion. Kalau Bantz yang bicara begitu, ia pasti
akan sangat marah Stuart adalah tokoh yang sangat berkuasa di dunia perfilman. Ia bahkan tak
perlu mencari muka pads Marrion. Ia memegang lima sutradara kelas A-memang
bukan yang dijamin pasti laris, tapi sanga1 berpengaruh; dua aktor laris, dan
satu aktris top Athena. Itu berarti di tangannya ada tiga orang yanf bisa
menjamin bahwa film apa pun yang melibatkan mereka pasti akan mendapat
lampu hijau. Tapi tetap saja tidak bijaksana membangkitkan kemarahan
Marrion. Stuart bisa berkuasa seperti sekarang ini karena ia selalu menghindari
bahaya semacam itu. Situasi yang mereka hadapi saat ini memang menawarkan
kesempatan besar untuk mengeruk uang, tapi rasanya keterusterangan jauh
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir lebih menguntungkan. Aset Melo Stuart yang paling berharga adalah ke-
tulusannya. Ia percaya penuh akan apa yang dijualnya. Ia sudah yakin akan bakat
Athena sejak sepuluh tahun yang lalu, ketika nama aktris itu sama sekali belum
dikenal. Sekarang pun ia percaya pada Athena. Tapi bagaimana kalau ia bisa
membujuk aktris itu untuk kembali syuting" Tentunya usaha itu patut dihargai
dengan jumlah tertentu, bukan"
"Ini bukan soal uang," sahut Stuart dengan emosi. Perasaannya bergolak,
terdorong rasa tulusnya sendiri. "Kalian bisa saja menawarkan satu juta dolar
lagi untuk Athena, tapi dia tetap tidak akan mau kembali. Yang mesti kalian
lakukan adalah memecahkan masalah gangguan dari suaminya itu."
Semua terdiam. Semua menyimak dengan serius. Stuart sudah menyebutkan
jumlah tertentu. Apakah itu tawaran pembukaan"
Skippy Deere berkata, "Jadi, dia tidak menginginkan uang."
Dita Tommey angkat bahu. Ia sama sekali tidak mempercayai ucapan Stuart.
Tapi toh bukan uangnya yang akan dikeluarkan. Bantz menatap Stuarf dengan
geram, tapi Stuart hanya memandangi Marrion "engan tenang.
Marrion menganalisis pernyataan Stuart dengan tepat. Bukan uang yang
diinginkan Athena. Belum pernah ada bintang besar yang secerdik itu. Ia me-
mutuskan untuk mengakhiri rapat.
"Melo," katanya, "jelaskan dengan sangat saksama pada klienmu, kalau dalam
sebulan dia tidak kembali, pihak studio akan membatalkan film itu dan me-
nanggung kerugiannya. Lalu kami akan menuntutnya habis-habisan. Dia tentu
tahu, takkan ada lagi studio penting di Amerika yang mau mengontraknya
sesudah peristiwa ini." Ia tersenyum pada yang hadir. "Biarlah, toh hanya lima
puluh juta dolar." Semua tahu bahwa ia serius dengan ucapannya; bahwa ia telah hilang sabar. Dita
Tommey panik. Film itu sangat berarti baginya, sudah seperti bayinya sendiri.
Kalau film itu sukses, ia akan masuk kategori sutradara laris. Karena panik, ia
berkata, "Minta Claudia De Lena bicara dengannya. Dia salah satu teman dekat
Athena." Bobby Bantz berkata kesal, "Entah mana yang lebih parah. Bintang yang bikin
affair dengan orang di bawah standar atau berteman dengan penulis."
Mendengar ini, Marrion kembali hilang sabar. "Bobby, jangan membicarakan hal-
hal yang tidak relevan dalam diskusi bisnis. Suruh Claudia bicara dengan Athena.
Pokoknya kita selesaikan urusan ini, entah dengan cara apa. Masih banyak film
lain dalarfl jadwal kita."
Tapi keesokan harinya LoddStone Studios menerima kiriman cek sebesar lima
juta dolar dari Athena Aquitane. Ia mengembalikan uang muka yang telak
diterimanya untuk memerankan Messalina. Sekarang urusannya berada di
tangan para pengacara. Hanya dalam waktu lima belas tahun, Andrew Pollard
telah mengembangkan perusahaannya - Pacific Ocean Security Company -
menjadi organisasi jasa perlindungan paling bergengsi di West Coast. Berawal
dari menyewa kamar-kamar hotel, kini ia memiliki bangunan empat tingkat di
Santa Monica dengan lebih dari lima puluh staf HQ, lima ratus penyelidik dan
pengawal yang dikontrak freelance, plus anggota-anggota cadangan yang hampir
sepanjang tahun bekerja untuknya.
Pacific Ocean Security memberikan jasa untuk kalangan yang sangat kaya dan
terkenal. Mereka melindungi rumah-rumah para raja perfilman dengan pengawal
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir bersenjata dan peralatan elektronik, menyediakan bodyguard untuk para
bintang dan produser, menurunkan petugas-petugas berseragam untuk me-
ngontrol kerumunan penonton pada acara-acara besar seperti penyerahan
Academy Award, dan melakukan penyelidikan atas masalah-masalah sensitif,
misalnya untuk mengantisipasi calon-calon pemeras.
Rahasia sukses Andrew Pollard adalah: ia orang yang sangat memperhatikan
detail. Ia menempelkan tanda ARMED RESPONSE yang menyala merah dalam
gelap di rumah-rumah para kliennya yang kaya; ia juga melakukan patroli di
sekitar mansion-mansion yang dikelilingi tembok tinggi itu. Ia sangat hati-hati
dalam memilih orang-orangnya, dan bayaran yang d|berikannya Pun tinggi,
hingga mereka takut kalau-kalau dipecat. Klien-kliennya adalah orang-orang ter-
aya di Amerika dan bersedia membayar mahal untuk jasanya. Ia juga menjalin
kerja sama erat dengan Polisian Los Angeles di semua lapisan. Bahkan ia
merupakan rekan bisnis Jim Losey, detektif legendaris yang menjadi sosok
pahlawan di kalangan tingkat tinggi. Tapi yang paling penting, Andrew Pollard
mendapatkan dukungan penuh dari . Keluarga Clericuzio.
Lima belas tahun yang lalu, ketika masih seorang polisi muda dan agak gegabah,
ia terperangkap oleh Internal Affairs Unit dari kepolisian New York City.
Hanya urusan kecil, yang nyaris tak terhindarkan. Tapi ia bersiteguh dan tetap
tutup mulut, tidak mau mengkhianati para atasannya yang terlibat. Hal ini
menarik perhatian orang-orang Keluarga Clericuzio, yang kemudian bertindak
hingga akhirnya Andrew Pollard diberikan pilihan: Mengundurkan diri dari
kepolisian New York'dan meloloskan diri dari hukuman.
Pollard pindah ke Los Angeles bersama anak-istrinya, dan Keluarga Clericuzio
memberinya modal untuk mendirikan Pacific Ocean Security Company. Kemudian
mereka mengumumkan bahwa klien-klien Pollard tidak boleh diganggu, rumah
mereka tidak boleh dimasuki atau dirampok, dan perhiasan mereka juga tak
boleh dicuri. Kalau ada yang dicuri secara tidak sengaja, harus dikembalikan.
Karena itulah tanda bertulisan ARMED RESPONSE itu juga menyebutkan nama
perusahaan yang bersangkutan. .
Kesuksesan Andrew Pollard sungguh luar biasa. Mansion-mansion yang berada di
bawah perlindungannya tak pernah disentuh. Para bodyguard-nya. hampir sama
cakapnya dengan orang-orang FBI, sehingg3 perusahaannya tak pernah dituntut
dengan tuduhan kerja sama di dalam, pelecehan seksual terhadap enyewa jasa,
atau terhadap anak-anak - hal-hal ini biasa terjadi dalam dunia jasa
perlindungan. Memang ada beberapa kasus usaha pemerasan, juga beberapa
pengawal yang menjual rahasia-rahasia pribadi pada koran-koran gosip. Hal-hal
seperti itu tak bisa sepenuhnya dihindari. Tapi secara keseluruhan, operasi
Pollard termasuk bersih dan efisien.
Perusahaannya memiliki akses komputer atas informasi rahasia, tentang orang-
orang dari segala profesi. Jadi, jika Keluarga Clericuzio membutuhkan data,
Pollard-lah yang mensuplai mereka. Pollard hidup senang dan ia merasa berutang
budi pada Keluarga Clericuzio. Terlebih lagi, kadang-kadang ia membutuhkan
bantuan mereka untuk menyelesaikan pekerjaan yang tak mungkin ia limpahkan
pada anak buahnya. Dalam kasus semacam itu, ia akan membuat surat
permohonan pada bruglione di Barat.
Bagi para predator licik, Los Angeles dan Hollywood bagaikan surga yang
menawarkan banyak calon korban. Ada eksekutif perfilman yang masuk
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir perangkap para pemeras, bintang film yang sangat tertutup, sutradara yang
punya kecenderungan sadomakistis, atau produser yang pedophile. Semua orang
ini selalu takut rahasianya terbongkar. Pollard diketahui andal dalam menangani
kasus-kasus ini, cekatan dan tanpa ribut-ribut. Ia dapat menegosiasikan jalan
damai dalam Jumlah paling rendah dan memastikan tidak akan ada yang coba-
coba memeras lagi. Bobby BantZ memanggil Pollard ke kantornya, sehari setelah
acara penyerahan Academy Award. 'Aku ingin tahu segala sesuatu tentang si
Boz Skannet ini," katanya. "Juga seluruh latar belakang Athena Aquitane. Dia
bintang besar, tapi sangat sedikit yang kami ketahui tentang dirinya. Aku juga
ingin kau membuat perjanjian dengan Skannet. Kami masih membutuhkan


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Athena sekitar tiga sampai enam bulan lagi untuk merampungkan syuting, jadi
cobalah membujuk Skannet agar menjauh. Tawari dia dua puluh ribu dolar
sebulan, batas maksimumnya seratus ribu."
"Dan sesudah masa itu, dia boleh berbuat sesukanya?" tanya Pollard pelan.
"Sesudahnya, itu urusan polisi," sahut Bantz. "Kau harus ekstra hati-hati,
Andrew. Orang ini dari keluarga berpengaruh. Industri perfilman tidak boleh
sampai dituduh melakukan taktik licik. Bisa fatal akibatnya bagi studio dan film
yang sedang dibuat. Jadi, tawari saja uang. Plus kami akan menyewa
perusahaanmu untuk melindungi Athena."
"Kalau Skannet menolak tawaran?" tanya Pollard.
"Berarti kau harus menjaga Athena siang-malam," sahut Bantz. "Sampai
pembuatan film selesai."
"Aku bisa menekannya sedikit," kata Pollard. "Tentu saja dengan cara yang
legal. Tidak macam-macam."
"Koneksinya terlalu bagus," kata Bantz. "Polisi pun agak gentar menghadapinya.
Bahkan Jim Losey, yang teman baik Skippy Deere, tidak berani menggunakan
kekerasan pada orang ini. Selain masalah PR, pihak studio bisa dituntut dalam
jumlah besar. Aku bukannya memintamu menangani dia dengan sangat halus,
tapi..." Pollard mengerti. Boleh kasar sedikit untuk me nakut-nakuti orang ini, tapi
bayar dia sejumlah yang dimintanya. "Aku perlu surat-surat kontrak," kata
Pollard. Bantz mengambil sebuah amplop dari laci mejanya. "Dia mesti menandatangani
tiga salinan surat perjanjian, dan di amplop itu ada tiga puluh ribu dolar untuk
uang muka. Kolom angka di kontrak itu masih kosong, bisa kauisi saat membuat
perjanjian." Ketika Pollard hendak keluar, Bantz berkata, "Orang-orangmu sama sekali tidak
ada gunanya pada acara penyerahan Academy Award. Mereka semua tidur
sambil berdiri." Pollard tidak tersinggung. Ini memang sudah sifat Bantz.
"Mereka cuma petugas pengatur massa," katanya. "Tenang saja. Akan
kukerahkan orang-orang topku untuk menjaga Miss Aquitane."
Dalam waktu dua puluh empat jam, komputer-komputer Pacific Ocean Security
telah berhasil mengumpulkan
keterangan tentang Boz Skannet. Laki-laki itu berumur tiga puluh empat tahun,
lulusan Texas A & M, dan
pernah menjadi pemain football profesional selama satu musim. Ayahnya
mempunyai bank di Houston,
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir tapi yang lebih penting lagi, pamannya menjalankan roda politik Partai Republik
di Texas dan merupakan teman dekat Presiden. Selain itu, keluarganya kaya raya.
Boz Skannet sendiri jenis orang yang banyak menimbulkan masalah. Sebagai
wakil presiden di bank ayahnya, ia nyaris masuk penjara dalam kasus penipuan
minyak. Ia pernah ditangkap enam kali karena menganiaya. Dalam suatu kasus, ia
menghajar dua petugas polisi hingga masuk rumah sakit. Skannet tidak dituntut,
sebab ia membayar ganti rugi pada kedua polisi tersebut. Juga ada kasus
pelecehan seksual yang diselesaikan di luar pengadilan. Sebelum periode ini, ia
pernah menikah dengan Athena pada usia dua puluh satu tahun, dan menjadi
ayah dari seorang bayi perempuan pada tahun berikutnya. Anak itu dinamakan
Bethany. Pada usia dua puluh tahun, istrinya kabur bersama anak mereka.
Andrew Pollard kini mempunyai bayangan tentang Skannet. Orang ini berbahaya.
Selama sepuluh tahun ia menyimpan dendam terhadap istrinya. Ia berani
melawan petugas polisi bersenjata dan cukup tangguh, sebab si polisi sampai
masuk rumah sakit. Orang seperti ini tak bisa ditakut-takuti. Tawari saja uang,
suruh menandatangani perjanjian, lalu mundur.
Pollard menghubungi Jim Losey yang menangani kasus Skannet untuk Kepolisian
Los Angeles. Pol lard sangat mengagumi Losey, polisi idolanya. Mereka menjalin
hubungan kerja. Setiap Natal, Losey mendapat kiriman hadiah besar dari Pacific
Perawan Lembah Wilis 22 Pendekar Mabuk 027 Keris Setan Kobra Kereta Berdarah 13
^