Pencarian

Godfather Terakhir 7

Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo Bagian 7


dipanggil ke Timur, ke mansion di Quogue, untuk rapat. Itulah operasi pertama
Pippi setelah kembali dari Sisilia.
Pippi dan Cross terbang ke Timur bersama-sama. Cross cemas kalau-kalau
Keluarga Clericuzio sudah mengetahui kesepakatan yang dibuatnya untuk
Messalina dan kalau-kalau ayahnya marah karena tidak diajak berkonsultasi
lebih dulu. Sebab Pippi yang berusia lima puluh tujuh tahun, meski sudah
pensiun, masih tetap merupakan penasihat bagi putranya yang menjadi
bruglione. Maka, di pesawat, Cross memberitahu ayahnya tentang urusan film itu dan
meyakinkan Pippi bahwa ia masih tetap menghargai nasihat ayahnya; hanya saja
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir ia tidak mau merugikan hubungan Pippi dengan Keluarga Clericuzio. Ia juga
menyatakan kekhawatirannya dipanggil ke Timur; jangan-jangan ini disebabkan
sang Don sudah tahu tentang rencana-rencananya di Hollywood.
Pippi mendengarkan tanpa berkata apa-apa, kemudian mendesah kesal. "Kau
masih terlalu muda," katanya. "Urusan saat ini tidak menyangkut bisnis filmmu
itu. Sang Don tidak akan bertindak secepat ini. Dia akan menunggu, untuk
melihat apa yang terjadi. Kelihatannya Giorgio-lah yang mengatur segalanya;
begitulah yang dikira Vincent, Petie, dan Dante. Tapi mereka semua salah.
Kakek tua itu lebih cerdik daripada kita semua. Dan kau tak usah takut padanya.
Dia selalu adil dalam urusan semacam ini. Giorgio dan Dante-lah yang perlu
kauwaspadai." Ia diam sejenak, seolah enggan membicarakan Keluarga mereka,
meski pada Cross sekalipun.
"Kau tentu memperhatikan bahwa anak-anak Giorgio, Vincent, dan Petie tidak
tahu apa-apa tentang bisnis Keluarga" Sang Don dan Giorgio sudah me-
rencanakan agar anak-anak itu tidak terlibat sedikit pun. Sebenarnya rencana
itu juga meliputi Dante, tapi Dante terlalu cerdik. Dia mengetahui segalanya dan
ingin dilibatkan. Sang Don tak bisa menghentikannya. Coba bayangkan kita
semua - Giorgio, Vincent, Petie, kau dan aku, dan Dante - sebagai penjaga garis
belakang, berjuang agar klan Clericuzio bisa lolos dengan selamat. Itulah
rencana sang Don. Kekuatannyalah yang membuatnya besar. Jadi, mungkin dia
malah senang kalau kau keluar dari bisnis ini. Itulah yang diharapkannya dari
Dante. Ya, tidak?" "Kurasa begitulah," sahut Cross. Ia tak mau mengakui kelemahannya, tidak pada
ayahnya sekalipun. Bahwa alasannya melakukan semua ini adalah karena cintanya
pada seorang wanita. "Pakailah cara jangka panjang, seperti Gronevelt," kata Pippi. "Kalau sudah
saatnya, katakan terus terang pada sang Don dan pastikan kau memberi bagian
pada Keluarga dari kesepakatanmu. Tapi hati-hati pada Giorgio dan Dante.
Vincent dan Petie tidak akan peduli."
''Kenapa Giorgio dan Dante?" tanya Cross.
"Sebab Giorgio serakah," sahut Pippi. "Dan Dante selalu iri padamu, juga karena
kau anakku. Selain itu, dia sinting."
Cross terkejut. Baru kali ini ia mendengar ayahnya
mengecam Keluarga Clericuzio. "Lalu kenapa Vincent dan Petie tidak akan
peduli?" tanyanya. "Sebab Vincent sudah mempunyai bisnis restoran, sementara Petie mempunyai
bisnis bangunan dan Enklave Bronx. Vincent ingin menikmati hari tuanya dan
Petie senang beraksi. Mereka menyukaimu dan menaruh hormat padaku. Kami
sering bekerja sama waktu masih muda."
Cross berkata, "Pop tidak marah aku tidak berkonsultasi dulu pada Pop?"
Pippi menatapnya sengit. "Tidak usah pura-pura padaku," katanya. "Kau tahu aku
pasti tidak setuju, juga sang Don. Pokoknya, kapan kau merencanakan membunuh
si Skannet ini?" "Aku belum tahu," kata Cross. "Urusannya sangat rumit, sebab harus berupa
Konfirmasi, supaya Athena tahu bahwa dia tak perlu takut lagi. Jadi, dia bisa
kembali syuting." Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Biar aku yang menyusun rencana," kata Pippi. "Tapi bagaimana kalau perempuan
ini, si Athena, tidak mau kembali bekerja" Kau bisa kehilangan lima puluh juta
dolarmu." "Dia pasti kembali," kata Cross. "Dia teman karib Claudia, dan Claudia menjamin
dia akan kembali." "Putriku tersayang," kata Pippi. "Dia masih tetap tidak mau bertemu denganku?"
"Aku tidak yakin," sahut Cross. "Tapi Pop bisa mampir kalau dia sedang
menginap di Xanadu."
"Tidak," kata Pippi. "Kalau si Athena ini tidak mau kembali juga setelah kau
bertindak, aku akan merencanakan Komuni untuknya, tak peduli dia seorang
bintang besar." "Tidak, tidak," kata Cross. "Pop harus melihat Claudia. Sekarang dia sudah jauh
lebih cantik." "Baguslah," kata Pippi. "Dulu dia jelek sekali. Seperti aku."
"Kenapa Pop tidak berdamai saja dengannya?" tanya Cross.
"Dia tidak mengizinkan aku datang ke pemakaman ibumu dan dia tidak
menyukaiku. Jadi, buat apa aku berdamai dengannya" Malah kalau aku mati
nanti, aku ingin kau melarangnya datang ke pemakamanku. Sialan dia." Pippi diam
sejenak. "Dia anak pemberani."
"Pop mesti melihatnya sekarang," kata Cross.
"Ingat," kata Pippi, "jangan menawarkan apa pun pada sang Don. Rapat ini
tentang urusan lain."
"Bagaimana Pop tahu?" tanya Cross.
"Sebab dia harus bertemu denganku dulu, untuk melihat apakah aku bersedia
melepaskanmu," kata Pippi.
Ternyata ucapannya benar.
Di mansion, mereka disambut oleh Giorgio, Don Domenico, Vincent, Petie, dan
Dante di kebun, di bawah pohon-pohon ara. Seperti biasa, mereka makan siang
bersama, kemudian barulah membahas masalah.
Giorgio memaparkan situasinya. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa Big Tim
Snedden telah memanipulasi beberapa olahraga kampus di Midwest.
Kemungkinan ia memanipulasi angka-angka dalam pertandingan football dan bola
basket profesional. Ia menyuap para petugas dan pemain tertentu. Ini sangat
riskan dan berbahaya. Kalau ketahuan, akan terjadi skandal besar yang bisa
menghancurkan usaha Keluarga Clericuzio agar judi olahraga disahkan di seluruh
Amerika Serikat. Dan kecurangan itu lambat laun pasti ketahuan.
"Polisi lebih peduli pada kecurangan dalam olahraga daripada menangani
pembunuhan berantai," kata Giorgio. "Entah kenapa. Padahal apa bedanya siapa
yang menang atau kalah" Tidak ada yang rugi, kecuali para petaruh, dan polisi
toh membenci mereka. Kalau si Penipu mengotak-atik semua pertandingan Notre
Dame sehingga mereka selalu menang, seantero negeri ini pasti senang."
Pippi berkata tak sabar, "Kenapa kita membicarakan ini" Suruh saja orang
memperingatkan dia."
"Kami sudah mencoba," kata Vincent. "Orang ini benar-benar luar biasa. Dia
tidak kenal takut. Dia sudah diperingatkan, tapi masih terus berulah."
Petie berkata, "Orang-orang menyebutnya Big Tim, si Penipu, dan dia
menyukainya. Dia tak pernah membayar tagihan-tagihannya, dia bahkan menipu
IRS, dan bertengkar dengan dinas hukum California karena dia tak mau
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir membayar pajak penjualan dari toko-toko di mall-nya.. Dia bahkan membohongi
mantan istrinya dan anak-anaknya dalam pembayaran tunjangan. Dia memang
berjiwa penipu. Tak bisa diajak bicara yang masuk akal."
Giorgio berkata, "Cross, kau kenal dia secara pribadi dari kebiasaannya berjudi
di Vegas. Bagaimana pendapatmu?"
Cross menimbang-nimbang. "Dia selalu terlambat membayar utangnya. Tapi
akhirnya membayar juga. Dia penjudi yang cerdik, tidak asal saja. Dia jenis
orang yang sulit disukai, tapi sangat kaya, sehingga bisa membawa banyak teman
ke Vegas. Jadi, biarpun dia suka mengotak-atik permainan dan bahkan meraup
kemenangan dari kita, dia tetap membawa untung besar bagi kita. Biarkan saja."
Saat berkata demikian, ia melihat Dante tersenyum, seolah mengetahui sesuatu
yang tidak diketahuinya. "Kita tak bisa membiarkannya," kata Giorgio. "Sebab Big Tim ini, si Penipu ini,
adalah orang sinting. Dia sudah membuat rencana gila untuk memanipulasi
pertandingan Super Bowl."
Untuk pertama kalinya Don Domenico berbicara, dan ia menujukan kalimatnya
langsung pada Cross. "Keponakan, mungkinkah itu?"
Pertanyaan itu merupakan kehormatan, sebab berarti sang Don mengakui
keahlian Cross dalam hal tersebut.
"Tidak," sahut Cross. "Para petugas Super Bowl tak bisa disuap, sebab tak ada
yang tahu siapa yang akan dipilih menjadi petugas. Para pemainnya juga tak bisa
disogok, sebab pemain-pemain pentingnya sudah punya uang banyak. Selain itu,
pertandingan apa pun dalam olahraga apa pun tak mungkin bisa dimanipulasi
seratus persen. Kalau kau memang ahli manipulasi, berarti kau bisa mengatur
lima puluh atau seratus pertandingan. Dengan demikian, tidak apa-apa kalau rugi
dalam tiga atau empat pertandingan. Jadi, kalau kau tidak bisa mengatur sekian
banyak pertandingan, berarti tak ada gunanya mencoba."
"Bravo," kata sang Don. "Kalau begitu, kenapa orang ini mau melakukan hal
konyol seperti itu, padahal dia sudah kaya?"
"Dia ingin terkenal," kata Cross. "Untuk mengatur pertandingan Super Bowl, dia
harus melakukan sesuatu yang sangat riskan dan pasti ketahuan. Sesuatu yang
gila, sampai aku sendiri tak bisa membayangkannya. Si Penipu menganggap
perbuatannya cerdik. t)an dia jenis orang yang yakin akan selalu lolos dari
kesulitan yang dibuatnya sendiri."
"Aku belum pernah bertemu orang seperti itu," kata sang Don.
"Mereka cuma ada di Amerika," kata Giorgio.
"Tapi dia bisa membahayakan rencana kita," kata sang Don. "Dari ceritanyi,
kedengarannya dia tidak bisa diajak menggunakan akal sehat.. Jadi, tak ada
pilihan lain." Cross berkata, "Tunggu. Dia membawa keuntungan sedikitnya setengah juta
dolar setahun ke kasino kita."
"Ini masalah prinsip," kata Vincent. "Para bandar membayar kita untuk
melindungi mereka." Cross berkata, "Biar aku bicara dulu dengannya. Mungkin dia mau
mendengarkan. Masalahnya sebenarnya sepele. Dia tak mungkin bisa mengatur
Super Bowl. Terlalu berlebihan kalau kita bertindak." Tapi ia melihat ayahnya
memelototinya, dan ia menyadari, tak pantas baginya membantah seperti itu.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Sang Don berkata dengan tegas, "Orang ini berbahaya. Jangan bicara padanya,
keponakan. Dia tidak tahu persis siapa kau. Buat apa membuka diri padanya" Dia
berbahaya karena dia tolol, seperti binatang. Dia ingin mencari untung di mana-
mana, dan kalau tertangkap, dia ingin menimbulkan keributan sebesar mungkin.
Dia akan menyeret semua orang, yang terlibat maupun yang tidak." Ia diam
sejenak, lalu menoleh pada Dante. "Cucuku," katanya, "kurasa kaulah yang mesti
maju. Tapi biar Pippi yang membuat rencananya. Dia tahu betul teritorinya."
Dante mengangguk. Pippi tahu ia berada dalam posisi berbahaya. Kalau terjadi sesuatu pada Dante,
dirinyalah yang bertanggung jawab. Dan satu hal lagi sudah jelas baginya. Sang
Don dan Giorgio telah menetapkan bahwa kelak Dante akan memimpin Keluarga
Clericuzio. Tapi saat ini mereka belum mempercayai penilaiannya.
Di Vegas, Dante menginap di salah satu suite di Xanadu. Big Tim baru akan
muncul seminggu lagi, dan selama menunggu, Cross dan Pippi mengindoktri-nasi
Dante. "Big Tim adalah penjudi kelas kakap," kata Cross. "Tapi tidak cukup kakap untuk
diberi vila. Dia tidak sekelas dengan orang-orang Arab dan Asia. Tagihan RFB-
nya besar sekali. Sedapat mungkin dia ingin serba gratis. Dia memasukkan
tagihan makanan untuk teman-temannya dalam fasilitas yang diperolehnya, juga
memesan anggur-anggur terbaik. Dia bahkan mencoba memasukkan tagihan dari
toko hadiah ke fasilitas gratisnya juga. Padahal pada orang-orang yang
mendapat vila pun kami tidak memberikan fasilitas itu. Dia penipu ulung, jadi
bandar-bandar mesti mengawasinya. Dia akan mengaku membuat taruhan persis
sebelum ada nomor yang keluar di meja dadu. Dia akan mencoba membuat
taruhan di meja bakarat setelah kartu yang pertama sudah dibuka. Dia selalu
lambat membayar utang-utangnya, tapi dia memberikan pemasukan setengah
juta dolar setahun pada kita, sesudah dipotong utang-utangnya. Dia lucu.
Dia bahkan mengambil keping-keping untuk temannya dan memasukkannya ke
tagihan utangnya, sehingga kita mengira dia berjudi lebih banyak daripada yang
sebenarnya. Semua triknya sudah umum, seperti yang biasa digunakan orang-
orang semacam dia pada zaman dulu. Tapi kalau sedang sial, dia seperti kesetan.
Tahun lalu dia menghamburkan uang dua juta dolar dan kita menyelenggarakan
pesta untuknya, serta menghadiahinya sebuah Cadillac. Dia marah-marah karena


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kita tidak memberikannya Mercedes."
Dante menjadi berang. "Dia mengambil keping
dan uang dari kasir, tapi tidak memasang taruhan?"
"Ya," kata Cross. "Banyak orang melakukannya.
Kita tidak keberatan. Kita senang tampak bodoh.
Supaya mereka jadi lebih percaya diri di meja judi.
Mereka pikir lagi-lagi mereka bisa mengibuli kita."
"Kenapa dia dijuluki si Penipu?" tanya Dante.
"Sebab dia suka mengambil tanpa membayar,"
sahut Cross. "Dia suka menggigit pacar-pacarnya, seolah-olah ingin memakan
daging mereka. Dan dia bisa lolos dari hukuman. Dia memang penipu ulung yang
hebat." "Aku tak sabar ingin melihatnya," kata Dante sambil menerawang.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Dia tak pernah berhasil membujuk Gronevelt agar memberinya vila," kata
Cross. "Jadi, aku pun tidak memberikannya."
Dante menatapnya dengan tajam. "Aku sendiri kenapa tidak diberi vila?"
"Sebab bisa membebani hotel sekitar seratus ribu sampai satu juta dolar
semalam," kata Cross.
"Tapi Giorgio bisa mendapat vila," protes Dante.
"Oke," kata Cross. "Akan kubicarakan dengan Giorgio." Mereka sama-sama tahu
bahwa Giorgio akan marah besar dengan permintaan Dante.
"Mustahil berhasil," kata Dante.
"Kalau kau menikah." kata Cross, "kau boleh berbulan madu di vila."
Pippi berkata, "Rencana operasionalku bergantung pada karakter Big Tim. Cross,
kau Harus menjebak orang itu di Vegas ini. Biarkan Dante mengambil kredit tak
terbatas di kasir, lalu hapuskan surat utangnya. Sementara itu, segala urusan di
L.A. sudah dibereskan. Kau harus memastikan orang itu datang kemari dan tidak
membatalkan pesanan kamarnya. Adakan pesta untuknya dan berikan dia Rolls-
Royce. Lalu, kalau dia sudah di sini, perkenalkan dia pada Dante. Setelah itu
tugasmu selesai." Selama lebih dari satu jam Pippi memaparkan rencananya secara mendetail.
Dante berkata dengan penuh kekaguman, "Giorgio sering berkata kaulah yang
paling hebat. Aku marah ketika sang Don juga lebih menomorsatukan kau
daripada diriku. Tapi sekarang kulihat ucapannya memang benar."
Pippi tetap tidak tergerak dengan pujian ini. Ia berkata pada Dante, "Ingat,
kita menggunakan cara Komuni, bukan Konfirmasi. Semuanya harus berkesan
seolah-olah dia melarikan diri, dan ii" tidak mustahil, mengingat sekian banyak
pelanggaran yang dilakukannya. Dante, jangan memakai topi-topi konyolmu itu
dalam operasi ini. Kadang-kadang ingatan orang sangat tajam. Dan ingat, sang
Don mengatakan dia ingin orang ini memberi informasi tentang campur tangan
yang dibuatnya, tapi itu tidak penting benar. Dia pemimpinnya. Kalau dia
disingkirkan, seluruh rencananya juga akan musnah. Jadi, jangan bertindak gila-
gilaan." Dante berkata dengan tenang, "Aku merasa tidak beruntung kalau tidak
memakai topiku." Pippi cuma angkat bahu. "Satu hal lagi. Jangan coba-coba menipu dengan
memanfaatkan kredit tidak terbatasmu. Peringatan ini diucapkan sendiri oleh
sang Don. Dia tak mau Xanadu sampai merugi besar gara-gara operasi ini.
Mereka sudah harus membayar biaya pengeluaran untuk Rolls-Royce."
"Jangan khawatir," kata Dante. "Aku menikmati pekerjaanku." Ia diam sejenak,
lalu melanjutkan sambil tersenyum licik, "Kuharap kau memberikan laporan
bagus tentang diriku kali ini."
Cross terkejut mendengarnya. Jelas tampak rasa permusuhan di antara mereka
berdua. Ia juga terkejut karena Dante berani mengintimidasi ayahnya. Ini bisa
berbahaya, meski ia cucu sang Don sekalipun.
Tapi Pippi tampaknya tidak ambil pusing. "Kau seorang Clericuzio," katanya.
"Memangnya aku siapa, berani melaporkanmu?" Ia menepuk bahu Dante. "Kita
mesti bekerja sama. Mari kita nikmati saja."
Ketika Big Tim tiba, Dante mengamatinya. Laki-laki itu bertubuh besar dan
gemuk, tapi gemuk yang padat, tidak menggelambir. Kemejanya dari bahan
denim biru, dengan saku besar di kiri-kanan dan satu kancing putih di bagian
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir tengahnya. Di salah satu saku ia menyimpan keping-keping judi berwarna hitam
senilai seratus dolar per keping; saku yang satunya berisi keping-keping lima
ratusan berwarna putih keemasan. Keping lima dolar yang berwarna merah dan
keping hijau bernilai dua puluh lima dolar dimasukkan ke saku celana kanvasnya
yang putih dan berpipa lebar. Sebagai alas kaki, ia memakai sandal cokelat
lunak. Si Penipu lebih banyak berjudi di meja dadu, permainan yang paling banyak
menawarkan kemenangan. Cross dan Dante tahu ia telah memasang taruhan
sepuluh ribu dolar pada dua pertandingan basket kampus serta lima ribu dolar
di bandar gelap di kota, untuk pacuan kuda di Santa Anita. Ia tidak akan mau
membayar pajak kemenangannya, dan tampaknya ia tidak terlalu peduli dengan
taruhan-taruhannya. Ia tampak sangat menikmati permainan di meja dadu.
Ia menjadi pusat perhatian di meja itu, sibuk menyuruh para penjudi lain
bertaruh mendukungnya, sambil berseru-seru agar mereka tidak menjadi
pengecut. Ia memasang keping-keping hitam, bertumpuk-tumpuk di semua
nomor. Ketika dadu diberikan padanya, ia melemparkannya dengan penuh
semangat, hingga dadu-dadu itu terpental ke sisi seberang meja dan terlempar
balik kepadanya. Ia mencoba menyambarnya, tapi si bandar yang selalu waspada
sudah lebih dulu menarik dadu-dadu itu dengan tongkatnya dan menahannya,
sehingga para pemain lain bisa memasang taruhan juga.
Dante bergabung di meja dadu dan memasang taruhan sama dengan Big Tim.
Lalu ia sengaja memasang taruhan asal-asalan yang pasti akan membuatnya
kalah, kecuali kalau ia sangat beruntung. Ia minta pinjaman dua puluh ribu dolar
dan setelah menandatangani pengambilan keping-keping hitam, ia menebar
semuanya sekaligus, lalu minta pinjaman lagi. Pada saat itu ulahnya sudah
menarik perhatian Big Tim.
"Hei, kau, yang pakai topi! Belajarlah main dengan benar," kata Big Tim.
Dante melambai riang padanya dan terus memasang taruhan ngawur. Ketika Big
Tim berhenti main, Dante mengambil dadu dan minta pinjaman lima puluh ribu
dolar. Ia menebarkan keping-keping hitamnya di seantero meja, sambil
berharap keberuntungan tidak menyertainya. Ternyata memang tidak. Sekarang
Big Tim mengamatinya dengan penuh minat.
Big Tim si Penipu makan di coffee shop merangkap restoran yang menyediakan
makanan sederhana ala Amerika. Ia jarang makan di restoran Prancis Xanadu
yang mewah, atau restoran Italia Utara, atau English Royal Pub yang autentik.
Ia makan malam bersama lima orang temannya, dan ia membelikan lembar undian
untuk semuanya, sehingga mereka bisa melihat papan nomor sambil makan. Cross
dan Dante duduk di meja sudut.
Dengan rambut pirang dipotong pendek, Big Tim tampak seperti sosok orang
Jerman periang dan mapan dalam lukisan Brueghel. Ia memesan bermacam-
macam makanan yang cukup untuk dimakan tiga orang, tapi ia bisa
menghabiskannya, bahkan masih mengambil dari piring teman-temannya.
"Sayang sekali," komentar Dante. "Belum pernah kulihat orang yang begitu
menikmati hidup seperti dia."
"Itu bisa dijadikan cara untuk mencari musuh," kata Cross. "Apalagi kalau kau
menikmatinya atas tanggungan orang lain."
Mereka mengawasi Big Tim menandatangani cek yang tidak perlu dibayarnya,
lalu menyuruh salah satu temannya memberikan tip dalam bentuk uang tunai.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Setelah mereka pergi, Cross dan Dante bersantai menikmati kopi. Cross amat
menyukai ruangan raksasa berdinding kaca " ini, yang memperlihatkan suasana
malam di pekarangan luar yang diterangi lampu-lampu merah muda; kehijauan
rumput dan pepohonan juga dipantulkan ke dalam, membuat cahaya lampu-lampu
kristal tampak lebih lembut.
"Aku ingat suatu malam sekitar tiga tahun yang lalu," kata Cross pada Dante.
"Big Tim menang besar di meja dadu. Kurasa lebih dari seratus ribu dolar.
Waktu itu sekitar jam tiga pagi. Ketika si bandar membawa keping-kepingnya ke
kasir, Big Tim melompat ke meja dadu dan buang air seni di atasnya."
"Lalu, apa tindakanmu?" tanya Dante.
"Kuperintahkan para penjaga keamanan membawanya ke kamarnya dan
mendendanya lima ribu dolar atas ulahnya. Tapi dia tak pernah membayar."
"Kalau aku, pasti sudah kucabut jantungnya," kata Dante.
"Kalau seorang penjudi memberikan pemasukan setengah juta dolar setahun, apa
kau tidak akan membiarkannya saja?" kata Cross. "Tapi terus terang, aku tetap
dendam pada perbuatannya. Seandainya dia berbuat begitu di kasino vila, siapa
yang tahu?" Keesokan harinya Cross makan siang bersama Big Tim untuk memberitahunya
tentang pesta serta Rolls-Royce yang akan dihadiahkan baginya. Pippi bergabung
dan diperkenalkan padanya.
Big Tim selalu ingin minta lebih banyak. "Aku senang mendapat Rolls-Royce, tapi
kapan aku bisa menginap di vilamu?" tanyanya.
"Yeah, kau memang pantas mendapatkannya," kata Cross. "Kalau kau datang lagi
ke Vegas, kau boleh tinggal di vila. Aku janji, meski untuk itu salah satu
penghuni mesti dikeluarkan."
Big Tim berkata pada Pippi, "Anakmu jauh lebih menyenangkan daripada si tua
Gronevelt." "Dia agak aneh pada tahun-tahun terakhir hidupnya," kata Pippi. "Mungkin
akulah satu-satunya teman baiknya, tapi aku pun tidak pernah diberi vila."
"Ah, persetan dia," kata Big Tim. "Sekarang anakmu yang mengelola hotel itu.
Kau bisa mendapatkan vila kapan saja."
"Tidak bisa," sahut Cross. "Dia bukan penjudi." Mereka sama-sama tertawa.
Tapi sekarang Big Tim mempunyai misi lain. "Ada pemuda pendek yang aneh,
pakai topi aneh, dan permainan dadunya buruk sekali," katanya. "Belum satu jam
dia sudah berutang hampir dua ratus ribu dolar. Kalian punya informasi tentang
dia" Kalian kan tahu, aku selalu mencari investor."
"Aku tidak bisa membuka rahasia tentang para langgananku," kata Cross.
"Bagaimana perasaanmu kalau aku memberi informasi tentang dirimu" Tapi asal
kau tahu, dia bisa mendapatkan vila kapan saja, tapi dia tak pernah minta. Dia
tidak suka menonjolkan diri."
"Perkenalkan saja aku padanya," kata Big Tim. "Kalau aku berhasil membuat
kesepakatan dengannya, kalian juga dapat bagian."
"Tidak," kata Cross. "Tapi ayahku kenal dengannya."
"Aku memang sedang butuh uang," kata Pippi. "Bagus," kata Big Tim.
"Promosikan aku padanya."
Pippi mengerahkan daya pikatnya. "Kalian berdua bisa menjadi tim yang hebat.
Orang itu punya uang banyak, tapi tidak punya naluri bisnis seperti kau. Aku
tahu kau orang yang jujur, Tim, jadi berikan saja imbalan sepantasnya padaku."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Wajah Big Tim berseri-seri mendengarnya. Pippi akan menjadi korban tipuannya
yang kesekian. "Bagus," katanya. "Nanti malam aku ada di meja dadu. Ajak dia
ke sana." Setelah berkenalan di meja dadu, Big Tim melakukan tindakan yang
mengejutkan Dante dan Pippi. Ia menyambar topi Dante dan menggantikannya
dengan topi baseball Dodger yang dikenakannya. Hasilnya sangat menggelikan.
Topi Dante membuat Big Tim tampak seperti salah satu orang kerdil dalam
dongeng Putri Salju. "Untuk menukar keberuntungan kita," katanya. Mereka semua tertawa, tapi
Pippi merasa waswas melihat kilatan jahat di mata Dante. Ia juga marah karena
Dante tidak mengacuhkan perintahnya untuk tidak mengenakan topi. Ia
memperkenalkan Dante sebagai Steve Sharpe dan ia telah menciptakan cerita
bohong untuk Big Tim. Katanya Steve adalah raja obat bius di Eastern
Seaboard yang mempunyai banyak uang untuk "dicuci". Steve juga penjudi
maniak yang pernah memasang taruhan sejuta dolar pada pertandingan Super
Bowl dan sama sekali tak peduli ketika ia ternyata kalah. Utang-utangnya di
kasir kasino juga luar biasa, tapi ia selalu langsung membayarnya.
Big Tim merangkul bahu Dante dengan lengannya yang sangat besar dan
berkata, "Stevie, kita mesti bicara. Mari kita makan sedikit di coffee shop."
Big Tim memilih tempat duduk di pojok. Dante memesan kopi, tapi Big Tim
meminta berbagai macam makanan manis-manis: es krim stroberi, napoleon, pie
krim pisang, plus beragam biskuit.
Lalu ia mulai bicara panjang-lebar. Katanya ia memiliki sebuah mail kecil yang
ingin dijualnya. Mali itu merupakan sumber uang jangka panjang, dan ia bisa
mengatur pembayaran di bawah tangan. Juga ada pabrik pengemasan daging
serta berbagai produk segar lainnya yang bisa dijual secara tersamar, kemudian
dijual kembali dengan harga menguntungkan, dan hasilnya merupakan uang
bersih. Ia juga punya koneksi dalam bisnis perfilman, sehingga ia bisa membantu
membiayai film-film yang langsung dijual untuk video atau bioskop-bioskop


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

porno. "Bisnis itu sangat bagus," katanya. "Kau bisa bertemu bintang-bintang
film, berkencan dengan aktris-aktris pendatang baru, dan uang yang kauperoleh
dianggap legal." Dante senang melihat kelihaian orang ini. Semua yang dikatakannya begitu
meyakinkan dan penuh semangat, sehingga korbannya mau tak mau terbujuk
untuk percaya. Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan agak terlalu
antusias, tapi juga pura-pura malu-malu.
"Berikan kartu namamu," katanya. "Nanti aku akan meneleponmu atau meminta
Pippi menghubungimu. Lalu kita bertemu lagi sambil makan malam untuk
berdiskusi lebih lanjut, agar aku bisa membuat komitmen."
Big Tim memberikan kartu namanya. "Kita percepat saja urusan ini," katanya.
"Aku punya bisnis yang pasti berhasil, dan aku akan mengajakmu. Tapi kita mesti
bergerak cepat." Ia diam sejenak. "Bisnis olahraga," katanya kemudian.
Sekarang barulah Dante memperlihatkan rasa antusiasnya. "Wah, itu sudah
lama kuimpi-impikan," katanya. "Aku suka olahraga. Maksudmu, kita membeli tim
baseball liga utama?"
"Rencanaku tidak sebesar itu," kata Big Tim. "Tapi cukup besar."
"Jadi, kapan kita bertemu lagi?" tanya Dante.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Big Tim berkata dengan bangga, "Besok Xanadu mengadakan pesta untukku dan
menghadiahiku sebuah Rolls-Royce, atas kesetiaanku datang berjudi. Hari
berikutnya aku kembali ke L.A. Bagaimana kalau kita bertemu pada hari itu
saja?" Dante pura-pura menimbang-nimbang. "Baiklah," katanya. "Pippi akan ikut ke
L.A. bersamaku. Nanti kuminta dia meneleponmu untuk mengatur waktunya."
"Bagus," kata Big Tim. Sebenarnya ia agak heran dengan sikap hati-hati lawan
bicaranya ini, tapi ia tidak mau perjanjian ini batal karena ia mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu. "Dan malam ini akan kuajari kau cara
melempar dadu, supaya kau bisa menang sedikit."
Dante menunjukkan ekspresi malu-malu. "Aku sudah tahu caranya," katanya.
"Aku cuma senang main-main. Supaya beritanya tersebar, lalu aku mendapat
kesempatan berkencan dengan gadis-gadis penari itu."
"Payah kau," kata Big Tim. "Tapi pokoknya kita berdua akan berbisnis bersama
dan mendapatkan uang."
Keesokan harinya, pesta untuk Big Tim diselenggarakan di ballroom luas Xanadu
Hotel yang sering digunakan untuk acara-acara khusus, misalnya pesta Tahun
Baru, makan malam Natal, pesta pernikahan para penjudi besar, penyerahan
penghargaan atau hadiah-hadiah khusus, pesta-pesta Super Bowl, bahkan
konvensi-konvensi politik.
Ruangan itu sangat luas dan berlangit-langit tinggi. Balon-balon dipasang di
mana-mana dan dua meja buffet membagi ruangan tersebut menjadi dua bagian.
Kedua meja itu berbentuk batangan-batangan es raksasa, dihiasi buah-buahan
eksotis dalam berbagai warna. Melon Crenshaw yang sengaja dibelah untuk
menampakkan isinya yang kuning keemasan, anggur-anggur ungu yang besar dan
penuh sari buah, nanas, kiwi dan kumquat, nectarine dan leci, serta sederetan
buah semangka. Lalu ada ember-ember berisi dua belas macam es krim, plus
beragam makanan panas: onggokan daging sapi sebesar kerbau, ayam kalkun
raksasa, daging panggang putih penuh lemak, dan bermacam-macam pasta yang
diberi pesto hijau dan saus tomat. Ditambah lagi sebuah pot merah raksasa
sebesar tempat sampah, dengan pegangan dari perak, berisi campuran daging
babi, sapi, dan anak lembu. Juga disediakan berbagai jenis roti dan kue gulung
bertabur tepung. Meja satunya berisi berbagai macam makanan penutup, cream
puff, donat isi whipped cream, dan beragam jenis kue yang dihiasi replika
Xanadu Hotel. Kopi dan minuman keras akan disajikan kepada para tamu oleh
pelayan-pelayan tercantik di hotel.
Big Tim sudah lebih dulu berpesta pora di kedua meja itu sebelum tamu yang
pertama tiba. Persis di tengah ruangan, beralaskan panggung kecil yang dipisahkan oleh tali-
temali dari para pengunjung, berdirilah sebuah Rolls-Royce putih dan mewah,
dengan keanggunan sejati dan desain memikat, begitu kontras dengan dunia
Vegas yang vulgar ini. Salah satu dinding ruangan telah dilepas dan diganti
dengan tirai-tirai berat berwarna keemasan, untuk tempat keluar-masuk mobil
tersebut. Di salah satu sudut ruangan juga ada sebuah mobil Cadillac yang akan
diberikan sebagai door prize pada tamu-tamu yang undangannya mendapat
nomor, yakni para penjudi besar yang diundang ke pesta tersebut dan manajer-
manajer kasino dari hotel-hotel paling besar. Ini merupakan salah satu gagasan
jenius Gronevelt. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Pesta-pesta semacam ini bisa meningkatkan pemasukan uang ke hotel secara
luar biasa. Pesta ini sukses besar karena Big Tim begitu flamboyan. Didampingi dua orang
waitress,.ia boleh dikatakan melahap isi meja buffet itu. Ia mengisi tiga buah
piring penuh-penuh dan melahapnya sedemikian rupa, sampai-sampai nyaris
membuat misi Dante terasa tidak penting lagi.
Cross menyampaikan pidato penyerahan hadiah, mewakili pihak hotel, lalu giliran
Big Tim menyampaikan pidatonya sebagai penerima hadiah.
"Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada Xanadu Hotel atas hadiah yang
indah ini," katanya. "Sekarang mobil seharga dua ratus ribu dolar itu menjadi
milikku dengan cuma-cuma. Mobil itu merupakan hadiah atas kesetiaanku datang
ke Xanadu selama sepuluh tahun terakhir ini. Selama itu mereka selalu
memperlakukanku seperti seorang pangeran, sekaligus menguras isi dompetku.
Kurasa kalau mereka memberiku lima puluh Rolls-Royce lagi barulah kedudukan
kami seri. Tapi buat apa" Aku toh cuma bisa naik satu mobil setiap kali."
Ucapannya disela oleh aplaus gemuruh. Cross menyeringai malu. Ia selalu merasa
kikuk dalam acara-acara seperti ini, yang jelas-jelas menunjukkan kepalsuan
niat baik yang ditunjukkan pihak hotel. Big Tim merangkul kedua waitress yang
mengapitnya dan meremas payudara mereka dengan akrab. Seperti seorang
pelawak berpengalaman, ia menunggu aplaus itu reda.
"Sungguh, aku benar-benar senang," katanya. "Ini salah satu saat paling
membahagiakan dalam hidupku.
Bersamaan saatnya dengan perceraianku. Tapi ada satu masalah. Siapa yang
akan memberiku uang bensin untuk membawa mobil ini ke L.A." Xanadu lagi-lagi
sudah menguras habis uangku."
Big Tim tahu kapan saatnya harus berhenti. Saat hadirin kembali memberikan
aplaus gemuruh, ia naik ke panggung dan masuk ke mobil. Tirai-tirai keemasan
pengganti tembok ruangan kini terkuak dan Big Tim mengendarai mobil itu
keluar. Pesta itu dengan cepat bubar setelah mobil Cadillac yang menjadi door prize itu
dimenangkan oleh seorang penjudi kelas kakap. Pesta tersebut sudah
berlangsung empat jam dan semua orang sudah tak sabar ingin kembali ke meja-
meja judi. Malam itu arwah Gronevelt pasti bersuka cita melihat hasil pesta tadi. Uang
yang masuk hampir dua kali lipat dari biasanya. Gadis-gadis panggilan berwajah
cantik yang diundang ke pesta Big Tim dengan cepat berhasil menggaet penjudi-
penjudi besar yang tidak terlalu antusias, yang memberikan keping-keping hitam
pada mereka. Gronevelt sudah sering mengatakan pada Cross bahwa penjudi pria dan wanita
mempunyai pola seksual berbeda, dan para pemilik kasino wajib mengetahui hal
ini. Pertama-tama, Gronevelt memaparkan keunggulan perempuan. Perempuan dapat
membawa banyak perubahan. Bahkan penjudi yang licik bisa diluruskan lagi oleh
perempuan. Banyak tokoh penting dunia yang pernah menjadi tamu hotel. Para
ilmuwan pemenang Hadiah Nobel, para miliuner, tokoh-tokoh besar keagamaan, dan para sastrawan
terkemuka. Seorang pemenang Hadiah Nobel bidang fisika, mungkin jenius
paling hebat di dunia, pernah berkencan dengan seluruh gadis penari selama
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir enam hari menginap di hotel. Ia tidak banyak berjudi, tapi kehadirannya me-
rupakan kehormatan bagi pihak hotel. Gronevelt sendiri yang memberikan
hadiah untuk gadis-gadis itu, sebab si pemenang Hadiah Nobel tak pernah
terpikir untuk melakukannya. Gadis-gadis itu melaporkan dia sangat hebat -
antusias, bersemangat, dan ahli, tanpa macam-macam tipuan. Dan yang
terutama, ia menyenangkan, tidak membuat mereka bosan dengan pembicaraan
serius. Ia sama usilnya seperti gadis-gadis itu, dan senang bergosip. Gronevelt
senang mendengar bahwa ilmuwan sehebat itu ternyata bisa menyenangkan hati
lawan jenisnya. Tidak seperti Ernest Vail yang penulis hebat tapi masih berjiwa
anak kecil, tergila-gila seks, dan tidak bisa berbasa-basi. Belum lagi Senator
Wavven, calon kuat Presiden Amerika Serikat, yang menganggap seks seperti
permainan golf. Juga dekan Yale, Kardinal Chicago, ketua Komite Nasional Hak-
hak Sipil, dan tokoh-tokoh Republikan yang semuanya jadi seperti anak kecil
kalau sudah berhadapan dengan perempuan. Satu-satunya perkecualian adalah
kaum gay atau pencandu obat bius; tapi pada dasarnya mereka memang bukan
penjudi. Gronevelt memperhatikan bahwa penjudi pria biasanya meminta wanita sebelum
berangkat berjudi. Sedangkan wanita memilih bercinta setelah berjudi. Karena
pihak hotel mesti melayani kebutuhan seks semua pelanggan dan karena yang
ada hanya gigolo, bukan pelacur pria, maka pihak hotel menugaskan petugas bar
dan petugas kasino yang masih junior untuk melayani wanita-wanita itu, dan
begitulah laporan mereka. Maka Gronevelt membuat kesimpulan bahwa laki-laki
membutuhkan seks untuk mempersiapkan mereka agar percaya diri saat menuju
medan pertempuran, sementara wanita membutuhkan seks untuk meredam
kesedihan karena kalah judi, atau untuk merayakan kemenangan.
Big Tim memanggil seorang pelacur satu jam sebelum pesta dimulai, lalu masuk
ke kamar bersama kedua waitress-nya. pada saat subuh, setelah kalah besar-
besaran. Kedua gadis itu sebenarnya enggan, sebab mereka gadis baik-baik. Big
Tim menyelesaikan masalah ini dengan caranya yang khas. Ia mengambil keping
hitam senilai sepuluh ribu dolar dan berjanji akan memberikan semuanya pada
mereka kalau mereka mau menemaninya tidur. Masih ditambah janji-janji lain
yang tidak jelas jika ia benar-benar menikmati malam itu. Ia senang melihat
kedua gadis itu memandangi keping-keping tersebut sambil berpikir-pikir,
sebelum akhirnya menyatakan bersedia. Konyolnya mereka kemudian membuat
Big Tim mabuk berat, hingga ia jatuh tertidur karena kekenyangan dan terlalu
banyak minum, padahal ia baru sampai pada tahap meraba-raba. Ia tertidur di
antara mereka; sosok raksasanya membuat kedua gadis itu terdesak ke pinggir
tempat tidur, sampai akhirnya mereka jatuh ke lantai dan tertidur di situ.
Larut malam itu, Cross mendapat telepon dari
Claudia. "Athena menghilang," katanya. "Pihak studio kalang kabut dan aku
sendiri sangat cemas. Aku tahu Athena pernah menghilang selama sebulan pada
suatu akhir minggu. Tapi kali ini kupikir kau perlu tahu. Sebaiknya kau
bertindak sebelum dia menghilang selamanya."
"Tidak usah cemas," kata Cross. Ia tidak mengatakan pada Claudia bahwa ia
sudah menyuruh anak buahnya melacak Skannet.
Tapi telepon itu membuat pikirannya terpusat pada Athena. Ia teringat wajah
penuh pesona itu, yang sepertinya menampilkan setiap emosinya; kakinya yang
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir panjang dan indah, serta sorot matanya yang cerdas, yang mencerminkan
kedalaman jiwanya yang tidak tampak.
Ia mengangkat telepon dan menghubungi seorang gadis penari bernama Tiffany
yang sesekali dikencaninya.
Tiffany adalah kapten barisan gadis penari dalam pertunjukan kabaret di
Xanadu. Untuk posisinya itu, ia mendapatkan bayaran ekstra dan berbagai bonus
lainnya. Ia bertugas menjaga disiplin serta mencegah pertengkaran dan
keributan di antara para penari. Ia seorang wanita cantik bertubuh besar. Ia
gagal saat ikut tes untuk layar lebar, karena posturnya terlalu besar. Di
panggung, kecantikannya tampak memukau, tapi di film ia jadi seperti raksasa.
Ketika tiba, ia terkejut pada sikap Cross yang langsung meraihnya, lalu
melepaskan pakaiannya, kemudian menghujaninya dengan ciuman. Permainan
cinta mereka pun berlangsung cepat. Ini sangat berbeda dari biasanya, sehingga
dengan agak kesal ia berkata, "Kali ini kau pasti benar-benar jatuh cinta."
"Memang," sahut Cross, lalu mulai membelainya kembali.
"Bukan padaku, tolol," kata Tiffany. "Siapa gadis yang beruntung itu?"
Cross merasa kesal, kenapa dirinya begitu mudah dibaca. Tapi ia tak sanggup
melepaskan diri dari wanita di sampingnya ini. Beberapa jam kemudian, setelah
gairahnya terpuaskan, pikirannya kembali terpusat pada Athena.
Tiffany mengangkat telepon dan menghubungi room-service. "Kasihan gadis
malang itu, kalau nanti kau mendapatkannya," katanya.
Setelah ia pergi, Cross merasa bebas. Jatuh cinta merupakan kelemahan, tapi ia
jadi percaya diri setelah gairahnya terpuaskan. Pada jam tiga pagi, ia
berkeliling

Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kasino untuk terakhir kali.
Di coffee-shop, ia melihat Dante duduk bersama tiga wanita cantik yang lincah.
Salah satu di antaranya adalah Loretta Lang, penyanyi yang dibantunya
melepaskan diri dari kontrak, tapi Cross tidak mengenalinya. Dante melambai
padanya, tapi Cross menggelengkan kepala. Di kamar penthouse-nya ia minum
dua butir pil tidur, lalu membaringkan tubuh, tapi masih saja ia bermimpi
tentang Athena. Ketiga wanita di meja Dante adalah figur-figur terkenal di Hollywood. Mereka
istri bintang-bintang laris dan juga aktris-aktris yang cukup populer. Mereka
ikut hadir dalam pesta untuk Big Tim, bukan karena mendapat undangan, tapi
karena berhasil masuk setelah mengerahkan pesona mereka.
Yang tertua di antara mereka adalah Julia Deleree, istri salah seorang aktor
paling top. Ia mempunyai dua anak, dan keluarganya sering muncul di berbagai
majalah sebagai pasangan istimewa yang selalu rukun dan bahagia dalam
perkawinan. Yang kedua adalah Joan Ward yang hampir berusia lima puluh tahun, tapi masih
sangat menarik. Sekarang ia hanya mendapat peran-peran utama kelas dua,
biasanya sebagai wanita yang cerdas, ibu yang menderita dan memiliki anak yang
malang, atau wanita yang disia-siakan, namun kemudian menikah lagi dan
berbahagia. Atau sebagai pembela kaum feminis yang gigih. Ia menikah dengan
seorang pemimpin studio yang setia membayar semua tagihannya tanpa
mengeluh, berapa pun besarnya, dan hanya menuntutnya untuk menjadi nyonya
rumah dalam berbagai pesta bisnis yang diselenggarakannya. Joan Ward tidak
mempunyai anak. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Yang ketiga adalah Loretta, yang sekarang sudah menjadi bintang top dalam
film-film komedi. Ia juga sudah mendapat pasangan yang bagus, dengan seorang
aktor top dalam film-film laga picisan yang hampir sepanjang tahun
menghabiskan waktu di berbagai negara untuk syuting.
Ketiga wanita ini jadi berteman karena pernah membintangi film yang sama,
sering berbelanja di Rodeo Drive, dan suka makan siang bersama di Polo Lounge
Beverly Hills Hotel sambil bertukar cerita tentang suami dan kartu kredit
masing-masing. Tentang kartu kredit, mereka tidak mempunyai keluhan. Rasanya
seperti memiliki sekop untuk menggali tambang emas; apalagi suami-suami
mereka tidak pernah mempertanyakan besarnya tagihan.
Julia mengeluh karena suaminya tidak mempunyai cukup waktu untuk anak-anak
mereka. Joan, yang suaminya terkenal sering menemukan bintang baru,
mengeluh karena tidak punya anak, sementara Loretta tidak puas dengan
suaminya yang seharusnya memilih peran-peran lebih serius. Tapi suatu hari
Loretta berkata dengan sikap cerianya yang khas, "Mari kita berhenti menyesali
diri sendiri. Kita semua bahagia menikah dengan laki-laki yang sangat penting.
Yang benar-benar kita benci adalah kenyataan bahwa suami kita mengirim kita
ke Rodeo Drive untuk mengurangi perasaan bersalah mereka karena telah
mengencani perempuan-perempuan lain." Ketiganya lalu tertawa. Ucapan Loretta
tepat sekali. Julia berkata, "Aku mencintai suamiku, tapi dia sudah sebulan syuting di Tahiti.
Aku tahu dia tak mungkin cuma duduk-duduk di tepi pantai. Tapi aku tidak mau
ikut dengannya ke Tahiti, jadi dia pasti mengencani aktris pemeran utamanya
atau bintang lokal."
"Dan dia pasti akan tetap melakukannya, meskipun kau ikut ke sana," Loretta
menimpali. Joan berkata dengan sedih, "Suamiku, meski dia mandul, tetap terlalu aktif.
Coba pikir, masa sebagian besar bintang hasil temuannya adalah perempuan" Dia
mengetes mereka di ranjang."
Saat itu ketiganya sudah setengah mabuk. Mereka menganggap anggur tidak
berkalori. Loretta berkata dengan nyaring, "Kita tak boleh menyalahkan suami-suami kita.
Sebab mereka digoda oleh perempuan-perempuan tercantik di dunia. Mereka
tidak punya pilihan. Tapi kenapa kita mesti menderita" Persetan dengan kartu
kredit kita, mari kita bersenang-senang."
Maka dimulailah kebiasaan keluar bersama-sama sekali sebulan. Kalau suami-
suami mereka sedang pergi, dan ini sering terjadi, ketiganya mencari pe-
tualangan semalaman. Karena wajah mereka sudah dikenali oleh kebanyakan orang Amerika, ketiganya
terpaksa menggunakan penyamaran, dan ternyata ini mudah sekali. Mereka
memakai rambut palsu untuk mengubah gaya dan warna rambut mereka. Mereka
menggunakan makeup, menebalkan atau menipiskan bentuk bibir. Mereka tampil
sebagai wanita kelas menengah dan menutupi kecantikan mereka; ini tidak
masalah, sebab seperti umumnya aktris, mereka bisa sangat memikat. Dan
mereka senang memainkan peran itu. Mereka mendengarkan rayuan berbagai
laki-laki yang mencoba mengajak berkencan - dan ini sering kali berhasil. Hidup
jadi terasa nyata, dengan tokoh-tokoh yang masih misterius, tidak terpaku pada
skenario. Kadangkala ada kejutan-kejutan menyenangkan. Tawaran tulus untuk
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir menikah atau menjalin asmara; laki-laki yang berbagi kepedihan karena merasa
tidak akan bertemu lagi dengan mereka. Dan kekaguman yang mereka peroleh
bukan disebabkan oleh status tersembunyi mereka, melainkan karena pesona
mereka sendiri. Mereka juga senang menciptakan identitas baru. Kadang-kadang
pura-pura menjadi operator komputer yang sedang berlibur, perawat yang
sedang bebas tugas, dokter gigi, atau pekerja sosial. Mereka akan mendalami
profesi* baru itu dengan membaca. Kadang-kadang mereka pura-pura menjadi
sekretaris di sebuah kantor pengacara dunia hiburan terkenal di L.A., lalu
mereka menyebarkan skandal tentang suami mereka sendiri dan beberapa aktor
teman mereka. Mereka sangat menikmati saat-saat itu, tapi selalu pergi ke luar
kota. Los Angeles terlalu berbahaya; selalu ada kemungkinan bertemu dengan
teman-teman yang bisa mengenali mereka dengan mudah, meski mereka sudah
menyamar. San Francisco juga agak riskan. Beberapa kaum gay sepertinya bisa
langsung mengenali mereka dengan sekali lihat saja. Tempat kesukaan mereka
adalah Las Vegas. Dante menemukan mereka di Xanadu Club Lounge, tempat para penjudi ^ang
sudah letih beristirahat sambil mendengarkan musik atau lawakan, dan seorang
gadis penyanyi. Pada awal kariernya, Loretta juga pernah tampil di sana. Tidak
ada acara dansa. Pihak hotel ingin pelanggan mereka cepat kembali ke meja judi
setelah puas beristirahat.
Dante tertarik pada kelincahan dan pesona mereka yang alami. Sebaliknya,
mereka tertarik padanya setelah melihat ia berjudi dan kalah besar-besaran
dengan kreditnya yang tidak terbatas. Setelah minum-minum, Dante membawa
mereka ke meja rulet dan memberikan keping senilai seribu dolar pada masing-
masing wanita. Mereka terpikat oleh topinya serta sikap sangat hormat yang
ditunjukkan para bandar dan pengawas. Pesonanya yang licik dan rasa humornya
yang tajam juga menarik hati mereka. Dante bisa lucu dalam cara yang vulgar
dan kadang-kadang mengerikan. Selain itu, keroyalannya dalam berjudi membuat
mereka terkagum-^kagum. Mereka sendiri kaya raya dan menghasilkan banyak
uang, tapi uang yang dimiliki Dante adalah uang tunai, dan ini merupakan daya
pikat tersendiri. Ketiga wanita itu sudah biasa menghabiskan puluhan ribu dolar
sehari untuk berbelanja di Rodeo Drive, tapi sebagai ganti uang yang
dikeluarkan, mereka menerima barang-barang mewah. Karenanya mereka
terheran-heran saat Dante menandatangani utang seratus ribu dolar, sebab ia
menghambur-hamburkan uang dengan begitu mudahnya.
Ketiga wanita itu tidak selalu begitu saja tidur dengan laki-laki tak dikenal,
tapi ketika berkumpul di toilet wanita, mereka berunding, siapa yang akan tidur
dengan Dante. Julia memohon-mohon, sebab katanya ia ingin sekali buang air
kecil di topi Dante yang lucu. Akhirnya yang lain mengalah.
Joan berharap menang lima ribu atau sepuluh ribu dolar. Bukan karena ia
membutuhkan uang, tapi karena uang yang dimenangkan itu uang tunai, uang
sungguhan. Loretta tidak terlalu terpikat pada Dante. Kehidupannya dulu di
kabaret Las Vegas membuatnya anti pada laki-laki semacam itu. Mereka tak
bisa diduga, dan kebanyakan tidak menyenangkan.
Ketiganya menginap di sebuah suite berkamar tiga di Xanadu. Mereka selalu
berdekatan pada acara petualangan ini, dengan pertimbangan keamanan; selain
itu, mereka jadi bisa bergosip bersama tentang pengalaman mereka. Mereka
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir sepakat untuk tidak menghabiskan waktu semalaman penuh bersama laki-laki
yang mereka pilih. Maka Julia mendampingi Dante yang tidak bisa menolaknya, meski sebenarnya ia
lebih memilih Loretta. Ia bersikeras agar Julia-lah yang datang ke suite-nya,
yang terletak persis di bawah suite mereka. "Akan kuantar kau nanti ke suite-
mu," katanya dengan tenang. "Kita cuma butuh satu jam. Aku mesti bangun pagi-
pagi besok." Mendengar itu, barulah Julia menyadari bahwa Dante mengira
mereka adalah pelacur. "Kau saja yang naik ke suite-ku," kata Julia. "Nanti kuantar kau turun lagi."
Dante berkata, "Di sana ada dua temanmu yang juga sedang hot. Apa kalian
nanti tidak akan langsung menyerbuku" Aku cuma laki-laki kecil."
Julia merasa geli mendengarnya, dan akhirnya bersedia pergi ke suite Dante. Ia
tidak melihat senyum licik di wajah laki-laki itu. Saat berjalan ke kamar Dante,
Julia berkata dengan bergurau, "Aku ingin buang air kecil di topimu."
Dengan wajah beku Dante berkata, "Kalau kau senang, aku juga senang."
Begitu berada di suite Dante, tanpa banyak bicara Julia melemparkan
dompetnya ke sofa, lalu menurunkan bagian atas gaunnya, memperlihatkan payu-
daranya yang merupakan bagian paling indah dari tubuhnya. Tapi Dante
tampaknya tidak terlalu tertarik.
Ia mengajak Julia ke kamar, lalu melepaskan seluruh pakaian Julia. Setelah itu
ia membuka pakaiannya sendiri. Julia memperhatikannya, lalu berkata, "Kau
mesti memakai kondom."
Dante melemparkannya ke tempat tidur. Julia adalah wanita bertubuh besar,
tapi dengan mudah Dante mengangkatnya, lalu melemparkannya.
"Kubilang kau mesti pakai kondom," kata Julia. "Aku serius."
Mendadak kepalanya serasa meledak. Rupanya laki-laki itu menamparnya begitu
keras, hingga ia nyaris hilang kesadaran. Ia berusaha melepaskan diri, tapi
untuk ukuran laki-laki yang bertubuh kecil, ternyata Dante sangat kuat. Julia
merasakan dua tamparan lagi yang membuat wajahnya terasa panas dan giginya
gemeletuk. Setelah itu Dante memulai aksinya yang ternyata hanya berlangsung
beberapa detik. Kemudian ia terempas di atas tubuh Julia.
Tak lama kemudian, Dante hendak membalikkan tubuh Julia. Tahulah Julia
bahwa laki-laki ini ingin melakukan sodomi atas dirinya. Ia berbisik, "Aku mau
saja, tapi aku harus mengambil Vaseline dulu dari dompetku."
Dante membiarkannya lepas, dan Julia pergi ke ruang duduk. Dante berjalan ke
ambang pintu kamar. Mereka berdua masih tetap tanpa busana.
Julia mencari-cari di dalam dompetnya, lalu dengan gaya dramatis mengeluarkan
sebuah pistol kecil keperakan, bukan pistol sungguhan, yang pernah dipakainya
dalam sebuah film yang dibintanginya. Sudah lama Julia membayangkan untuk
menggunakannya dalam peristiwa sungguhan. Ia mengarahkan pistol itu pada
Dante dalam posisi setengah membungkuk yang telah dipelajarinya dalam film,
dan berkata, "Aku akan berpakaian, lalu pergi. Kalau kau coba-coba
menghalangiku, aku akan menembak."
Ia sangat terkejut ketika Dante ternyata tertawa. Tapi Julia merasa cukup
puas karena laki-laki itu langsung kehilangan gairahnya.
Ia menikmati situasi ini. Ia membayangkan saat menceritakan kejadian ini pada
Joan dan Loretta di kamar mereka, lalu tertawa bersama-sama. Ia mencoba
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir mengumpulkan keberanian untuk meminta topi Dante, agar dapat buang air kecil
di dalamnya. Tapi Dante justru mengejutkannya. Perlahan-lahan laki-laki itu berjalan
mendekatinya. Sambil tersenyum, ia berkata dengan lembut, "Pistol itu kecil
sekali, tak mungkin bisa menghentikanku, kecuali kalau tembakanmu tepat
mengenai kepala. Jangan pernah menggunakan pistol kecil. Kau bisa
menembakkan tiga peluru ke tubuhku, lalu kau akan kucekik. Selain itu, caramu
memegang pistol itu salah. Kau tidak perlu membungkuk begitu; tidak ada
gunanya. Plus, kesempatanmu untuk menembak dengan tepat adalah nol besar;
benda mungil begitu tidak pernah tepat. Jadi, buang saja pistolmu dan kita
bicarakan hal ini baik-baik. Lalu kau boleh pergi."
Ia masih terus mendekati Julia, jadi Julia melemparkan pistol itu ke sofa.
Dante mengambilnya dan mengamatinya, lalu menggelengkan kepala. "Pistol
mainan?" katanya. "Bukan main." Sekali lagi ia menggeleng menyesali dengan
lembut. "Kalau kau pelacur sungguhan, pistolmu pasti pistol sungguhan," katanya.
"Jadi, siapa kau sebenarnya?"
Ia mendorong Julia ke sofa dan menahannya dengan kaki, sehingga Julia tak
bisa bergerak. Lalu ia membuka dompet wanita itu dan menumpahkan seluruh
isinya ke meja kopi. Ia mengorek-ngorek kantong-kantong di dalam dompet, lalu


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengambil semua kartu kredit serta SIM Julia. Ia mengamatinya dengan teliti,
kemudian tersenyum senang. "Buka rambut palsu itu," katanya. Lalu ia
mengambil serbet kecil dari sofa dan menghapus rias wajah Julia.
"Astaga, kau Julia Deleree rupanya," katanya. "Jadi, aku mengencani seorang
aktris." Sekali lagi ia tertawa senang. "Kau boleh buang air kecil di topiku
kapan saja." Ia menarik Julia berdiri. "Jangan takut," katanya. Diciumnya wanita itu, lalu
didorongnya hingga membungkuk di sandaran sofa.
Julia berkata setengah menangis, "Kau sudah janji akan membiarkanku pergi."
"Nanti," kata Dante.
Setelah ia selesai, ditepuknya pinggul Julia dengan lembut.
"Kau boleh berpakaian sekarang," katanya. "Maaf, aku mengingkari janjiku. Aku
cuma tidak mau kehilangan kesempatan menceritakan pada teman-temanku
bahwa aku mengencani Julia Deleree."
Keesokan harinya, Cross terbangun pagi-pagi sekali. Hari ini hari sibuk baginya.
Ia harus menarik semua surat utang Dante dari kasir kasino dan membuat
berbagai dokumen yang diperlukan untuk melenyapkannya. Ia harus mengambil
buku catatan utang dari tangan para pengawas meja, lalu memanipulasinya.
Kemudian ia harus menyusun strategi agar surat-surat yang menyangkut mobil
Rolls-Royce untuk Big Tim ditarik kembali. Giorgio sudah menyiapkan dokumen-
dokumen resminya, sehingga perubahan kepemilikan secara resmi baru berlaku
satu bulan kemudian. Khas cara Giorgio.
Di tengah semua kesibukan itu, ia mendapat telepon dari Loretta Lang. Loretta
berada di hotel dan perlu segera menemuinya. Karena mengira masalahnya
menyangkut Claudia, Cross menyuruh petugas keamanan membawa Loretta ke
penthouse-nya. Loretta mencium kedua pipi Cross, lalu menceritakan peristiwa yang terjadi
antara Julia dan Dante. Kata Loretta, laki-laki itu memperkenalkan diri sebagai
Steve Sharpe dan kalah judi di meja dadu sebanyak seratus ribu dolar. Mereka
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir jadi terkesan, lalu Julia memutuskan untuk tidur dengannya. Sebenarnya
mereka bertiga datang hanya untuk bersantai, dan berjudi semalaman.
Sekarang mereka khawatir Steve akan menimbulkan skandal.
Cross mengangguk simpati. Ia berpikir, betapa bodohnya Dante, melakukan hal
semacam itu menjelang sebuah operasi besar. Dan bangsat itu juga sengaja
menghamburkan keping hitam kepada wanita-wanita yang ditemuinya. Dengan
tenang Cross berkata pada Loretta, "Aku memang kenal orang itu. Siapa kedua
wanita yang bersamamu?"
Loretta tahu, sebaiknya tidak berbohong pada Cross. Maka ia menyebutkan
nama kedua temannya. Cross tersenyum. "Kalian bertiga sering melakukan ini?"
"Kami ingin bersenang-senang sedikit," kata Loretta. Cross tersenyum simpatik.
"Oke," katanya. "Jadi, temanmu datang ke kamarnya. Dia melepaskan sendiri
pakaiannya. Sekarang dia mau mengaku diperkosa" Bagaimana?"
Loretta cepat-cepat berkata, "Tidak. Tidak. Kami cuma ingin dia tutup mulut.
Kalau dia bicara, karier kami bisa hancur."
"Dia tidak akan bicara," kata Cross. "Dia orang aneh. Selalu merendahkan diri.
Tapi dengarkan nasihatku; jangan berurusan dengannya lagi. Kalian harus lebih
hati-hati." Loretta kesal mendengar ucapan itu. Mereka bertiga sepakat untuk meneruskan
kebiasaan berpetualang ini. Mereka tidak mau dibuat ketakutan hanya karena
satu kejadian sial. Apa yang terjadi itu tidak terlalu serius. Ia berkata,
"Bagaimana kau tahu dia tidak akan bicara?"
Cross menatapnya dengan serius. "Aku akan memintanya untuk diam," katanya.
Setelah Loretta pergi, Cross minta diambilkan film dari kamera rahasia yang
memperlihatkan semua tamu di meja registrasi. Ia mengamat-amatinya. Setelah
mendapatkan informasi, mudah saja baginya mengenali kedua wanita yang
bersama Loretta Lang. Dante memang bodoh, sampai tidak mengetahui hal itu.
Pippi mampir ke kantor Cross untuk makan siang sebelum berangkat ke Los
Angeles untuk mengecek apa-apa yang diperlukan dalam operasi menyingkirkan
Big Tim. Cross menceritakan laporan Loretta tadi.
Pippi menggelengkan kepala. "Bangsat kecil itu bisa menghancurkan seluruh
operasi ini dengan ulahnya. Dan dia masih juga memakai topi konyolnya itu,
padahal sudah kularang."
- Cross berkata, "Hati-hatilah dalam operasi ini. Jangan lengah terhadap
Dante." "Aku sudah merencanakannya. Dia tak akan bisa mengacaukannya," kata Pippi.
"Dan kalau nanti bertemu dengannya di L.A., aku akan memberi brifing lagi
padanya," sahut Pippi.
Cross juga menceritakan bahwa Giorgio telah menyiapkan surat-surat mobil
Rolls-Royce itu, sehingga mobil tersebut baru sah menjadi milik Big Tim sebulan
sesudah serah terimanya. Jadi, setelah laki-laki itu mati, pihak hotel bisa
mengambil kembali mobil itu.
"Memang khas Giorgio," komentar Pippi. "Sang Don pasti akan membiarkan mobil
itu dimiliki anak-anaknya."
Big Tim angkat kaki dari Vegas dua hari kemudian, dengan meninggalkan utang
sebesar enam puluh ribu dolar pada Xanadu Hotel. Ia naik pesawat sore ke Los
Angeles, pergi ke kantornya, dan bekerja selama beberapa jam, lalu bermobil ke
Santa Monica untuk makan malam bersama mantan istrinya dan kedua anaknya.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Di sakunya ada berbundel-bundel lembaran lima dolar; ini diberikannya pada
anak-anaknya, plus sebuah kotak kardus berisi dolar perak. Untuk istrinya ia
memberikan cek tunjangan bulanan dan tunjangan perceraian yang sudah jatuh
tempo, sebab tanpa itu ia tidak diperbolehkan datang berkunjung. Setelah
anak-anaknya tidur, ia membujuk istrinya untuk bercinta, tapi wanita itu
menolak. Sebenarnya Big Tim sudah puas di Vegas, tapi tak ada salahnya
mencoba, toh gratis. Keesokan harinya ia sangat sibuk. Dua agen IRS mencoba mengancamnya agar
membayar pajak-pajaknya yang bermasalah. Ia mengatakan akan maju ke
pengadilan pajak dan akan membuat mereka dipecat. Lalu ia mesti mengunjungi
sebuah gudang makanan kalengan dan gudang obat bebas yang dibelinya dengan
harga sangat murah, karena semua produk itu sudah hampir kadaluarsa.
Tanggal-tanggal kada-luarsa itu mesti diganti. Saat makan siang, ia bertemu
dengan seorang wakil presiden serangkaian supermarket yang akan menerima
pengapalan barang-barang tersebut. Sambil makan, ia menyelipkan amplop berisi
uang sepuluh ribu dolar untuk orang itu.
Sesudah makan, ia mendapat kunjungan mendadak dua orang agen FBI yang
ingin menanyakan hubungan antara dirinya dengan seorang anggota kongres yang
sedang dikenai tuduhan. Big Tim mengusir mereka.
Big Tim tidak pernah mengenal rasa takut. Mungkin karena tubuhnya yang
besar, atau karena sebagian otaknya sudah hilang. Sebab ia bukan saja tidak
memiliki rasa takut secara fisik, melainkan juga secara mental. Ia bukan hanya
berani melawan manusia, tapi juga melawan alam. Ketika dokter-dokter
mengatakan ia bisa mati karena makan terlalu banyak dan bahwa ia mesti
berdiet, ia malah melakukan operasi untuk membuat saluran khusus di perutnya.
Ini jauh lebih berbahaya, tapi ternyata hasilnya sempurna. Ia bisa makan
sebanyak-banyaknya tanpa mengalami efek sampingan yang membahayakan.
Ia membangun kerajaannya dengan cara yang sama. Ia membuat kontrak-
kontrak yang kelak dilanggarnya begitu saja jika ternyata tidak menguntungkan.
Ia mengkhianati banyak rekan bisnis dan teman-temannya. Semua orang
menuntutnya, tapi pada akhirnya mereka terpaksa menerima ganti rugi lebih
kecil daripada yang mestinya didapat. Kehidupannya sukses, namun ia tak pernah
mempersiapkan strategi untuk masa depan. Ia selalu yakin pada akhirnya akan
menang. Ia bisa meruntuhkan perusahaan, membereskan permusuhan pribadi.
Dengan wanita ia bahkan lebih tidak mengenal kasihan. Ia menjanjikan mail,
apartemen, atau butik untuk mereka, tapi akhirnya mereka harus puas hanya
menerima sepotong perhiasan kecil di hari Natal, atau cek yang tidak seberapa
di hari ulang tahun. Jumlahnya cukup besar, tapi tidak sebesar yang dijanjikan
semula. Big Tim tidak ingin menjalin hubungan serius. Ia hanya ingin memastikan
ada teman tidur saat ia membutuhkannya.
Big Tim menikmati cara hidupnya. Itulah yang membuat hidup terasa menarik.
Pernah ada seorang bandar independen di L.A. yang ditipunya sebesar tujuh
puluh ribu dolar dalam pertandingan football. Bandar itu menodongkan pistol ke
kepalanya, tapi Big Tim hanya memaki, "Urus dirimu sendiri," lalu menawarkan
penyelesaian sebesar sepuluh ribu dolar. Orang itu menerimanya.
Kekayaannya, kesehatannya yang prima, tubuhnya yang besar, dan perasaan
bahwa dirinya tak bersalah membuat ia sukses dalam bidang apa pun yang
dipilihnya, Ia percaya bahwa semua manusia bisa disuap, dan ini memberinya
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir kesan lugu yang sangat berguna baginya dalam hubungan dengan wanita, juga di
pengadilan. Semangat hidupnya juga memberikan pesona tersendiri dalam
dirinya. Ia seorang penipu yang mengizinkan orang mengintip kartu-kartunya
sedikit. Maka Big Tim tidak merasa heran dengan kemisteriusan pertemuan yang
dirancang Pippi De Lena untuknya malam itu. De Lena juga seorang penipu, sama
seperti dirinya, dan bisa ia tangani dengan baik. Dengan janji-janji besar dan
bayaran kecil. Mengenai Steve Sharpe, Big Tim mencium kesempatan emas. Dari apa yang
dilihatnya, laki-laki bertubuh kecil itu telah menghamburkan sekitar setengah
juta dolar dalam sehari di meja-meja judi. Ini berarti ia punya batas kredit
yang besar di kasino. Ia pasti mempunyai banyak uang tidak halal. Ia cocok
dijadikan rekan dalam rencananya yang menyangkut Super Bowl. Orang itu
bukan hanya bisa diminta memasok uang taruhan, tapi juga mempunyai rasa
percaya diri seorang bandar. Bukankah para bandar juga tidak mau begitu saja
menerima taruhan besar dari orang yang tidak dikenal"
Kemudian Big Tim membayangkan kunjungan berikutnya ke Vegas. Akhirnya ia
akan mendapatkan vila. Ia berpikir-pikir, siapa yang akan diundangnya ke sana
untuk menjadi tamunya" Untuk bisnis atau bersenang-senang saja" Calon korban
atau wanita" Akhirnya tiba waktunya untuk makan malam bersama Pippi dan
Steve Sharpe. Ia menelepon mantan istrinya dan kedua anaknya untuk
mengobrol sebentar, lalu berangkat.
Makan malam itu diadakan di sebuah restoran ikan kecil di areal dermaga L.A.
Tidak ada petugas parkir, jadi Big Tim memarkir sendiri mobilnya di tempat
parkir. Di restoran, ia disambut oleh seorang maitre d' bertubuh kecil. Begitu
melihatnya, orang itu langsung membawanya ke meja Pippi De Lena yang sudah
menunggu. Big Tim adalah ahli abraccio, jadi ia memeluk Pippi. "Mana Steve?" tanyanya.
"Apa dia menipuku" Aku tidak punya waktu untuk kekonyolan seperti itu."
Pippi mengeluarkan seluruh pesonanya. Ia menepuk bahu Big Tim. "Memangnya
aku kauanggap apa?" katanya. "Duduklah, nikmati hidangan ikan yang paling enak.
Nanti kita menemui Steve."
Ketika sang maitre d' datang untuk mencatat pesanan mereka, Pippi berkata,
"Kami minta hidangan yang paling enak dan segala macam makanan yang ada.
Temanku ini jago makan. Kalau dia masih lapar saat keluar dari sini, aku akan
bicara dengan Vincent."
Sang maitre d' tersenyum penuh percaya diri. Ia tahu betul kualitas dapurnya.
Restorannya adalah bagian dari kerajaan Vincent Clericuzio. Kalau polisi melacak
jejak Big Tim ke tempat ini, mereka tidak akan menemukan apa-apa.
Keduanya makan berbagai hidangan. Big Tim melahap tiga lobster, sementara
Pippi hanya satu. Big Tim masih terus makan, lama setelah Pippi selesai. Pippi
berkata padanya, "Temanku itu top dalam obat bius. Kalau kau takut, katakan
sekarang juga." "Takut" Seperti aku takut pada lobster ini?" kata Big Tim sambil mengacungkan
cakar lobster itu ke wajah Pippi. "Apa lagi?"
"Dia selalu mesti mencuci uang gelap," kata Pippi. "Kesepakatanmu nanti harus
mencakup hal itu." Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Big Tim menikmati makanannya; aroma asin air laut memenuhi hidungnya. "Bagus,
aku sudah tahu itu," katanya. "Tapi di mana dia sekarang?"
"Dia ada di yacht-nya," sahut Pippi. "Dia tak ingin seorang pun melihatnya
bertemu denganmu. Itu demi kepentinganmu. Dia sangat hati-hati."
"Aku tidak peduli siapa yang melihatku bersamanya," kata Big Tim. "Yang jelas,
aku ingin bertemu dengan dia."
Akhirnya ia selesai makan. Hidangan penutupnya adalah buah dengan secangkir
espresso. Dengan cekatan Pippi mengupas sebutir pir untuknya. Tim memesan
secangkir espresso lagi. "Supaya aku tetap terjaga," katanya. "Lobster yang
ketiga itu nyaris membuatku pingsan."
Tidak ada bon tagihan. Pippi meninggalkan lembaran dua puluh dolar di meja, lalu
mereka meninggalkan restoran itu. Dalam hati, sang maitre d' ter-kagum-kagum


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan nafsu makan Big Tim.
Pippi mengajak Big Tim ke sebuah mobil sewaan kecil. Dengan susah payah Big
Tim masuk ke dalamnya. "Astaga, apa tidak bisa menyewa yang lebih besar?"
katanya. "Tempatnya tidak jauh dari sini," bujuk Pippi. Dan memang hanya makan waktu
lima menit ke sana. Saat itu sudah gelap. Hanya ada kelap-kelip lampu sebuah
yacht kecil yang ditambatkan di dermaga.
Tangga ke kapal sudah diturunkan, dijaga oleh seorang laki-laki yang tubuhnya
hampir sebesar Big Tim. Ada seorang penjaga lagi di ujung dek sana. Pippi dan
Big Tim naik tangga ke geladak. Lalu Dante muncul menyambut mereka. Ia
mengenakan topi anehnya yang ia lindungi dari sambaran tangan Big Tim.
Dante membawa mereka ke bawah geladak, ke sebuah kabin yang digunakan
sebagai ruang makan. Ketiganya duduk mengitari meja, di kursi-kursi empuk
yang disekrup ke lantai. Di meja sudah disediakan sederetan minuman keras, berikut seember es, dan
nampan berisi gelas-gelas. Pippi menuangkan brendi untuk mereka bertiga.
Pada saat itu mesin kapal dinyalakan dan yacht itu mulai bergerak. Big Tim
bertanya, "Mau ke mana kita?"
Dante menjawab dengan tenang, "Cuma jalan-jalan sedikit, menghirup udara
segar. Begitu berada di laut lepas, kita bisa naik ke geladak untuk me-
nikmatinya." Big Tim bukan orang bodoh, tapi ia percaya penuh akan kemampuannya. Ia yakin
bisa menangani apa pun yang terjadi kelak. Maka ia menerima alasan itu.
Dante berkata, "Tim, sejauh yang kumengerti, kau ingin berbisnis denganku."
"Tidak, aku ingin kau yang berbisnis denganfcw," balas Big Tim bergurau. "Aku
yang mengatur semuanya. Uangmu akan dicuci dengan gratis. Dan kau masih bisa
mendapatkan untung sedikit. Aku sedang membangun mal di luar Fresno, dan kau
bisa ambil bagian dengan membayar lima atau sepuluh juta dolar. Masih banyak
bisnis lain, kalau kau berminat."
"Kedengarannya bagus sekali," kata Pippi De Lena.
Big Tim menatapnya dengan dingin. "Kau ini sebenarnya apa" Sejak tadi aku
sudah ingin bertanya."
"Dia partner juniorku," kata Dante. "Penasihatku. Aku punya uang, sedangkan
dia punya otak." Ia diam sejenak, lalu berkata dengan nada tulus, "Dia sudah
banyak menceritakan hal-hal baik tentang dirimu, Tim. Itu sebabnya kita
bertemu di sini sekarang."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Saat itu yacht tersebut melaju sangat cepat, hingga gelas-gelas di nampan
bergetar. Big Tim menimbang-nimbang, apakah sebaiknya tidak melibatkan
orang ini dalam rencana Super Bowl-nya. Tapi ia punya firasat, dan biasanya tak
pernah salah. Ia bersandar kembali di kursinya, menyesap brendinya, dan me-
natap kedua laki-laki itu dengan sorot bertanya-tanya, seperti orang yang akan
melimpahkan kepercayaan. "Aku akan memberitahukan suatu rahasia pada
kalian," katanya. "Tapi mula-mula, apakah kita akan berbisnis" Kau mau membeli
sebagian mail ' itu?"
"Boleh," sahut Dante. "Pengacara kita akan berunding besok, dan aku akan
menyetorkan sejumlah uang sebagai tanda jadi."
Big Tim menghabiskan isi gelasnya, lalu mencondongkan tubuh ke depan. "Aku
bisa merekayasa Super Bowl," katanya. Dengan gerakan dramatis ia memberi
isyarat pada Pippi agar mengisi kembali gelasnya. Ia senang melihat ekspresi
terkejut di wajah kedua orang itu. "Kalian pikir aku cuma membual, kan?"
katanya. Dante melepaskan topinya dan memandanginya sambil merenung. "Kurasa kau
cuma omong kosong," katanya sambil tersenyum. "Banyak yang pernah
mencobanya. Tapi Pippi lebih ahli dalam soal ini. Bagaimana, Pippi?"
"Mustahil dilakukan," kata Pippi. "Pertandingan Super Bowl masih delapan bulan
lagi, dan kau tak mungkin tahu siapa-siapa yang terlibat."
"Terserah," kata Big Tim. "Kalian tidak mau ambil bagian dalam bisnis yang
sudah pasti, itu urusan kalian. Aku cuma bilang aku bisa merekayasanya. Kalau
kalian tidak berminat, oke, kita berbisnis dalam urusan mail itu saja. Putar
kembali perahu ini, jangan membuang-buang waktuku."
"Jangan cepat tersinggung," kata Pippi. "Katakan saja pada kami, bagaimana
rencanamu merekayasanya."
Big Tim menenggak brendinya dan berkata dengan nada menyesal, "Tidak bisa
kukatakan. Tapi aku akan memberi jaminan. Kalian pasang taruhan sepuluh juta,
nanti kemenangannya kita bagi rata. Kalau ada yang tidak beres, sepuluh juta
kalian kukembalikan. Nah, adil tidak?"
Dante dan Pippi saling pandang sambil tersenyum geli. Dante membungkukkan
kepalanya, topinya membuat ia tampak seperti seekor tupai yang cerdik. "Kau
mengembalikannya dalam bentuk uang tunai?" tanyanya.
"Tidak persis begitu," sahut Big Tim. "Kubayar dalam bisnis berikutnya. Kuberi
potongan sepuluh juta."
"Kau menyuap pemain-pemainnya?" tanya Dante.
"Tak mungkin bisa," kata Pippi. "Mereka sudah mendapat uang banyak. Pasti
petugas-petugasnya yang disuap."
Sekarang Big Tim tampak antusias. "Aku tidak bisa membuka rahasia, tapi yang
jelas, tak mungkin gagal. Dan jangan pikirkan soal uangnya. Pikirkan saja
kehebatannya. Ini akan menjadi rekayasa terbesar dalam sejarah olahraga."
"Sudah pasti, dan kita akan dilemparkan ke penjara," kata Dante.
"Itu sebabnya aku tidak mau memberitahukan caranya pada kalian," kata Big
Tim. "Biar aku yang masuk penjara. Kalian tidak. Semua pengacaraku hebat;
selain itu, aku punya banyak koneksi."
Untuk pertama kalinya, Dante melakukan variasi pada skenario Pippi. "Apa kita
sudah cukup jauh?" tanyanya.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Yeah," sahut Pippi, "tapi kalau kita mengobrol lebih lama, Tim pasti akan buka
mulut juga." "Persetan dengan dia," kata Dante. "Kaudengar itu, Big Tim" Sekarang, aku ingin
tahu, apa rencanamu. Jangan macam-macam!" Nadanya begitu geram, hingga
wajah Big Tim memerah. "Bangsat kecil," katanya. "Kaupikir kau bisa menakut-nakuti aku" Kaupikir kau
lebih kuat daripada FBI, IRS, dan lintah darat paling tangguh di West Coast"
Coba saja!" Dante bersandar kembali di kursinya dan menggedor dinding kabin. Tak lama
kemudian, dua laki-laki kekar membuka pintu dan berdiri berjaga-jaga. Big Tim
bangkit berdiri dan menyapu isi meja dengan lengannya yang besar. Botol-botol
minuman keras, ember es, dan gelas-gelas jatuh pecah di lantai.
"Dengar dulu, Tim," seru Pippi. Ia tak ingin laki-laki ini mengalami penyiksaan
yang tidak perlu. Selain itu, ia tidak mau menjadi orang yang menarik picu; itu
bukan bagian dari rencananya. Tapi Big Tim sudah menyerbu ke pintu, siap
bertarung. Sekonyong-konyong Dante mendekat ke arah Big Tim dan menempel di tubuhnya
yang besar. Lalu keduanya mundur dan Big Tim jatuh berlutut. Pemandangan ini
sangat mengerikan. Sebagian kemejanya sudah robek dan di dada kanannya ada
lubang menganga yang menyemburkan darah, memenuhi sebagian meja.
Di tangan Dante tergenggam pisau yang penuh darah hingga ke hulunya.
"Dudukkan dia di kursi," kata Dante pada kedua penjaga itu. Lalu ia menyumbat
perdarahan di tubuh Big Tim dengan taplak meja. Big Tim hampir hilang
kesadaran karena shock. Pippi berkata, "Mestinya kau menunggu dulu."
"Tidak," kata Dante. "Dia tangguh. Kita lihat seberapa tangguh."
"Aku akan menyiapkan semuanya di geladak," kata Pippi. Ia tak mau melihat. Ia
belum pernah menyiksa orang. Cara itu tak pantas dilakukan untuk mengorek
rahasia sepenting apa pun. Bagi Pippi, membunuh berarti melenyapkan si sasaran
dari dunia ini, sehingga dia tak bisa mencelakaimu lagi. Itu saja.
Di geladak, ia melihat kedua anak buahnya sudah mempersiapkan semua
peralatan yang diperlukan. Kurungan dari baja itu sudah tergantung di
kaitannya, jeruji-jerujinya tertutup. Di geladak sudah dihamparkan sehelai
plastik besar. Udara laut yang hangat terasa asin; air laut tampak gelap dan tenang. Perahu
mereka mulai mengurangi kecepatan, lalu berhenti.
Pippi memandangi lautan selama seperempat jam, lalu kedua laki-laki yang tadi
berada di dalam muncul membawa tubuh Big Tim. Pemandangan itu amat
mengerikan, sampai-sampai Pippi memalingkan mata.
Keempat anak buah mereka memasukkan tubuh Big Tim ke dalam kurungan, lalu
menurunkannya ke air. Salah seorang laki-laki itu membuka beberapa celah
jeruji agar binatang-binatang laut bisa masuk dan memakan mayat tersebut.
Kemudian kait dilepaskan dan kurungan itu meluncur ke dasar lautan.
Sebelum matahari terbit, tubuh Big Tim sudah akan tinggal kerangka, melayang-
layang di dalam kurungan, di dasar samudra.
Dante muncul ke geladak. Ia sudah mandi dan berganti pakaian. Rambutnya
tampak licin dan basah di bawah topinya. Tak ada bercak-bercak darah sedikit
pun. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Jadi, dia sudah diberi Komuni," katanya. "Mestinya kau menungguku."
"Dia mau bicara?" tanya Pippi.
"Ya," sahut Dante. "Ternyata rencananya sangat sederhana. Tapi dia tetap
tukang tipu, sampai akhir hidupnya."
Keesokan harinya Pippi terbang ke Timur untuk memberi laporan pada sang Don
dan Giorgio. "Big Tim memang sinting," katanya. "Dia menyuap petugas katering
yang memasok makanan dan minuman untuk tim-tim dalam Super Bowl. Mereka
menggunakan obat untuk membuat tim lawan semakin lemah. Para pelatih dan
pemain pasti akan memperhatikan hal ini, meski para fans tidak menyadarinya.
FBI juga akan tahu. Kau benar, Paman, skandal ini akan menghancurkan rencana
kita, mungkin selamanya."
"Apa dia idiot?" tanya Giorgio.
"Kurasa dia ingin terkenal," sahut Pippi. "Dia tidak puas dengan kekayaan."
"Bagaimana dengan orang-orang lain yang terlibat dalam rencananya itu?" tanya
sang Don. "Kalau mereka tidak mendengar kabar lagi darinya, mereka akan kabur
ketakutan," kata Pippi.
"Aku sependapat," kata Giorgio.
"Bagus sekali," kata sang Don. "Dan bagaimana dengan cucuku" Apakah dia
melaksanakan tugasnya dengan baik?"
Tampaknya pertanyaan itu diajukan sambil lalu, tapi Pippi yang sangat mengenal
sang Don, tahu bahwa pertanyaan itu sangat serius. Ia menjawab dengan hati-
hati, tapi juga dengan maksud tertentu.
"Aku sudah melarangnya memakai topi dalam operasi di Vegas dan L.A., tapi dia
tidak menggubris. Dia juga tidak mengikuti skenario operasi. Sebenarnya kami
pasti bisa membujuk Big Tim untuk bicara, tapi Dante ingin melihat darah. Dia
menyayat-nyayat orang itu. Padahal ini tidak perlu. Dia senang melakukannya
dan ini sangat berbahaya bagi Keluarga kita. Mesti ada yang
memperingatkannya." "Itu tugas Pop," kata Giorgio pada sang Don. "Dia tidak mau mendengarkanku."
Don Domenico merenungkan hal ini. "Dia masih muda. Dia pasti akan berubah,"
katanya. Pippi melihat sang Don tidak berniat menindak cucunya, maka ia menceritakan
tentang kecerobohan Dante dalam urusan dengan seorang bintang film, semalam
sebelum operasi tersebut dilaksanakan. Sang Don tampak terkesiap dan Giorgio
menunjukkan rasa muak. Lama semuanya terdiam. Pippi bertanya-tanya, apakah
ucapannya sudah keterlaluan.
Akhirnya sang Don menggelengkan kepala dan berkata, "Pippi, kau telah
membuat rencana dengan baik, seperti biasa. Sekarang kau boleh menenangkan
pikiranmu. Kau tak perlu bekerja sama dengan Dante lagi. Tapi kau mesti
mengerti, dia putra satu-satunya dari anak perempuanku. Giorgio dan aku mesti
mendidiknya baik-baik. Dia pasti akan lebih bijaksana kelak."
Cross De Lena duduk di balkon suite penthouse-nya di Xanadu Hotel, sambil
memikirkan tingkat bahaya dalam tindakan yang diambilnya. Dari tempatnya di
balkon ini, ia bisa melihat seluruh bentangan Vegas, deretan hotel kasino yang
mewah di kedua sisi, serta keramaian di jalan. Ia dapat melihat para penjudi di
lapangan golf Xanadu yang mencoba mendapatkan hole in one, mengikuti
takhayul yang menjamin kesuksesan di meja judi kelak.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Bahaya pertama: Dalam operasi melenyapkan Boz Skannet ini ia mengambil
langkah penting tanpa berkonsultasi dulu dengan Keluarga Clericuzio. Memang
benar, secara administratif, ia adalah baron di Distrik Barat, yang meliputi
Nevada dan bagian selatan California. Benar pula bahwa para baron biasa
beroperasi secara independen di berbagai area, dan tidak terlalu ketat berada
di bawah Keluarga Clericuzio, asalkan mereka tak lupa memberi upeti dari
penghasilan yang mereka peroleh. Tapi ada aturan-aturan tertentu yang sangat


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keras. Tak ada baron atau bruglione yang boleh melakukan operasi sebesar itu
tanpa persetujuan Keluarga Clericuzio. Alasannya sederhana. Jika seorang
baron nekat melakukannya dan mendapat kesulitan, ia tidak akan mendapat
keringanan hukuman, tidak akan mendapat bantuan di pengadilan, dan tidak akan
memperoleh dukungan untuk menghadapi orang yang mulai bangkit di wilayahnya;
uangnya tidak akan dicuci dan disimpankan untuk persediaan hari tuanya. Cross
tahu ia harus menemui Giorgio dan sang Don untuk mendapatkan persetujuan.
Operasi ini bisa sangat sensitif. Selain itu, ia mempertaruhkan sahamnya yang
sebesar 51 persen di Xanadu, warisan dari Gronevelt, untuk membiayai
pembuatan film itu. Memang benar, uang itu miliknya, tapi juga masih terikat
pada saham rahasia yang dimiliki Keluarga Clericuzio di hotel tersebut. Keluarga
Clericuzio juga telah membantunya memperoleh uang itu. Memang aneh, tapi
sudah merupakan kebiasaan Keluarga Clericuzio untuk menaruh perhatian pada
kekayaan anggota mereka. Mereka takkan senang kalau ia menginvenstasikan
uangnya tanpa meminta nasihat mereka. Kebiasaan ini, meski tidak mempunyai
dasar hukum, mirip dengan tata cara zaman abad pertengahan: seorang baron
tak bisa menjual purinya tanpa izin Raja.
Dan besarnya jumlah uang yang terlibat juga merupakan faktor lain. Cross telah
mewarisi saham Gronevelt sebesar 51 persen; Xanadu Hotel bernilai satu miliar
dolar. Tapi ia mempertaruhkan lima puluh juta dolar, dan menanamkan lima puluh
juta lagi. Risikonya sangat besar. Padahal Keluarga Clericuzio sangat hati-hati
dan konservatif dalam hal ini. Sebab mereka harus bisa bertahan dalam dunia
yang mereka jalani. Cross ingat satu hal lain. Dulu, ketika Keluarga Santadio dan Clericuzio masih
berhubungan baik, mereka pernah mencoba masuk dalam bisnis perfilman.
Ternyata hasilnya mengecewakan. Setelah Kerajaan Santadio dihancurkan, Don
Clericuzio memerintahkan agar semua usaha untuk memasuki bisnis perfilman
dihentikan. "Mereka terlalu cerdik," katanya. "Dan mereka tidak mengenal rasa
takut, sebab hasil yang mereka peroleh sangat besar. Mestinya mereka semua
dibunuh, tapi kalau begitu, kita tidak tahu cara mengelola bisnis tersebut.
Dunia itu lebih rumit daripada dunia obat-obatan."
Tidak, Cross memutuskan. Kalau ia meminta izin, pasti akan ditolak, dan
selanjutnya ia takkan bisa maju lagi. Sebaiknya ia bertindak saja, lalu nanti
menyesali perbuatannya, dan ia akan membagi keuntungannya pada Keluarga
Clericuzio. Kesuksesan sering kali bisa menghapuskan kesalahan paling besar
sekalipun. Kalau ia gagal, hampir pasti ia akan dihabisi, tak ada bedanya
mendapat persetujuan atau tidak. Lalu muncul keraguan terakhir.
Kenapa aku mau melakukan ini" pikirnya. Ia teringat pesan Gronevelt agar ia
berhati-hati terhadap wanita yang sedang kesusahan. Ia sudah sering men-
jumpai yang seperti ini, dan ia tak pernah peduli. Vegas penuh dengan wanita
yang mengalami kesusahan.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Tapi ia tahu sebabnya. Ia merindukan kecantikan Athena Aquitane. Bukan hanya
secara fisik. Ia ingin melihat sorot cerdas dan hangat yang terpancar dari
matanya, tulang-tulang wajahnya, dan lekuk bibirnya yang lembut. Ia merasa
kalau ia dapat mengenal wanita itu, berada di dekatnya, seluruh dunia akan
terasa berbeda, panas matahari pun tak lagi sama. Ia teringat samudra yang
melatarbelakanginya, bergulung-gulung hijau dan berbuih putih, seperti cahaya
mengelilingi kepalanya. Dan terlintas dalam pikirannya: Ibunya dulu bermimpi
untuk menjadi sosok seperti Athena.
Ia terperanjat dan tersapu oleh kerinduan untuk bertemu dengannya,
bersamanya, mendengar suaranya, dan melihatnya bergerak. Lalu pikirnya, Sial,
itukah sebabnya aku melakukan ini"
Ia menerima kenyataan itu dan merasa senang karena akhirnya ia mengetahui
alasan sesungguhnya yang mendasari tindakannya. Saat ini masalah utama yang
dihadapinya bersifat operasional. Lupakan Athena. Lupakan Keluarga Clericuzio.
Masalah yang mesti dipikirkannya adalah Boz Skannet, yang mesti cepat
dibereskan. Cross tahu posisi yang diambilnya terlalu mencolok; ini juga masalah rumit. Bisa
berbahaya kalau ketahuan bahwa ia mendapatkan keuntungan jika terjadi
sesuatu pada Skannet. Cross sudah memilih tiga orang yang ia butuhkan untuk operasi tersebut.
Pertama, Andrew Pollard, pemilik Pacific Ocean Security yang sudah telanjur
terlibat dalam keruwetan ini. Kedua, Lia Vazzi, pengurus pondok berburu
Keluarga Clericuzio di pegunungan Nevada. Lia mengepalai sekelompok orang
yang juga bekerja sebagai pengurus rumah, tapi bisa dipanggil sewaktu-waktu
untuk tugas-tugas khusus. Orang ketiga adalah Leonard Sossa, pensiunan
pemalsu yang melakukan berbagai pekerjaan untuk Keluarga Clericuzio.
Ketiganya berada di bawah perintah Cross De Lena yang menjadi bruglione di
Barat. Dua hari kemudian, Andrew Pollard mendapat telepon dari Cross De Lena.
"Kudengar kau terlalu keras bekerja," kata Cross. "Bagaimana kalau kau datang
ke Vegas untuk berlibur sedikit" Aku akan menyediakan fasilitas RFB untukmu.
AjaR juga istrimu. Kalau kau bosan, kau bisa datang mengobrol ke kantorku."
"Thanks" kata Pollard. "Saat ini aku sedang sibuk. Bagaimana kalau minggu
depan?" "Boleh," kata Cross. "Tapi minggu depan aku ke luar kota, jadi kita tidak bisa
bertemu." "Kalau begitu, aku akan datang besok," kata Pollard.
"Bagus," sahut Cross, dan menutup telepon. Pollard bersandar di kursinya,
berpikir. Undangan itu merupakan perintah. Ia harus sangat hati-hati.
Leonard Sossa sangat menikmati hidupnya, seperti orang yang diloloskan dari
hukuman mati. Ia menikmati matahari terbit dan terbenam, kehijauan re-
rumputan, dan sapi-sapi yang memamah biak. Ia menikmati keindahan wanita-
wanita cantik, pemuda-pemuda yang penuh percaya diri, dan anak-anak yang
cerdik. Ia menikmati sepotong roti, segelas anggur, dan sekerat keju.
Dua puluh tahun yang lalu, FBI menangkapnya karena ia membuat lembar
ratusan dolar palsu bagi Keluarga Santadio. Rekan-rekannya mengkhianatinya,
dan ia yakin akan menghabiskan masa mudanya di penjara. Memalsukan uang
adalah kejahatan yang jauh lebih berbahaya daripada pemerkosaan, pem-
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir bunuhan, dan pembakaran. Orang yang memalsukan uang berarti menyerang
pemerintah, sedangkan melakukan kejahatan lain berarti kau seekor burung
pemakan bangkai yang sekadar mengais dari sisa-sisa hewan raksasa yang
membentuk mata rantai manusia. Ia tidak berharap mendapat pengampunan, dan
memang tidak memperolehnya. Leonard Sossa dihukum dua puluh tahun penjara.
Tapi ia hanya satu tahun menjalaninya. Seorang teman satu sel, yang kagum
akan kejeniusan Sossa dalam memalsukan dokumen, merekrutnya untuk Keluarga
Clericuzio. Sekonyong-konyong ia mendapat pembela baru dan dokter dari luar yang belum
pernah dikenalnya. Sekonyong-konyong ada permohonan keringanan dengan
alasan kapasitas mentalnya yang sudah menurun jadi seperti anak kecil,
sehingga ia tidak lagi berbahaya bagi masyarakat. Sekonyong-konyong Leonard
Sossa dibebaskan dan dipekerjakan pada Keluarga Clericuzio.
Keluarga Clericuzio memang membutuhkan ahli pemalsu kelas satu. Bukan untuk
memalsukan uang; mereka tahu bahwa pemerintah menganggap kejahatan itu
tak bisa dimaafkan. Mereka membutuhkan pemalsu untuk hal-hal yang jauh lebih
penting. Giorgio mesti menangani tumpukan dokumen, merekayasa berbagai
perusahaan nasional dan internasional, menandatangani dokumen-dokumen resmi
dengan nama-nama rekaan, memasukkan dan menarik uang dalam jumlah besar -
di situlah dibutuhkan berbagai tanda-tangan baru dan tiruan. Kemudian tugas-
tugas Sossa semakin berkembang, sejalan dengan waktu.
Xanadu Hotel banyak mendapat manfaat dari keahliannya itu. Kalau seorang
penjudi kaya mati dan meninggalkan utang di kasir, Sossa pun dibawa untuk
menandatangani surat pinjaman lagi. Tentu saja pihak orang yang mati itu tidak
akan mau membayar utangnya, tapi keseluruhan jumlah itu bisa dimasukkan
sebagai kerugian dalam laporan pajak Xanadu. Kematian semacam ini sering
sekali terjadi. Tampaknya tingkat kematian di tempat bersenang-senang lebih
tinggi. Hal yang sama dilakukan atas para penjudi besar yang mengingkari utang
mereka atau hanya membayar sedikit.
Untuk jasanya, Leonard Sossa dibayar seratus ribu dolar setahun dan tidak
diperbolehkan melakukan pekerjaan lain, terutama memalsukan uang. Ini sesuai
dengan kebijaksanaan umum Keluarga Clericuzio. Mereka mempunyai peraturan
yang melarang semua anggota keluarga terlibat dalam pemalsuan atau
penculikan. Sebab kejahatan seperti itulah yang membuat agen-agen Federal
mengamuk dan mengerahkan kekuatan penuh terhadap mereka. Risikonya terlalu
besar, tidak sebanding dengan hasilnya.
Maka selama dua puluh tahun Sossa menikmati hidupnya sebagai pemalsu di
rumah kecil yang bertengger di Topanga Canyon, tidak jauh dari Malibu. Ia
mempunyai kebun kecil, seekor kambing, kucing, dan anjing. Sepanjang siang ia
melukis dan malamnya minum-minum. Di Canyon itu selalu ada gadis-gadis yang
berjiwa bebas dan juga pelukis.
Sossa tak pernah meninggalkan rumahnya, kecuali untuk berbelanja ke Santa
Monica atau saat dipanggil bertugas oleh Keluarga Clericuzio - biasanya dua kali
sebulan, dan hanya untuk beberapa hari. Ia melakukan tugas yang diperintahkan
dan tidak pernah bertanya-tanya. Ia adalah prajurit yang berharga dalam Ke-
luarga Clericuzio. Maka, ketika sebuah mobil datang menjemputnya dan pengemudinya menyuruh
ia membawa peralatan dan pakaiannya untuk beberapa hari, Sossa melepaskan
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir binatang-binatang peliharaannya ke Canyon dan mengunci rumahnya. Binatang-
binatang itu bisa mengurus diri; mereka toh bukan anak-anak. Sossa bukannya
tidak menyayangi peliharaannya, tapi umur binatang pendek saja, terutama di
Canyon itu, dan ia sudah terbiasa kehilangan mereka. Masa-masa yang
dihabiskannya di penjara membuat ia menjadi seorang realis, dan
pembebasannya yang tak disangka-sangka itu membuatnya menjadi orang
optimis. Lia Vazzi, pengurus pondok berburu Keluarga Clericuzio di Sierra Nevada,
datang ke Amerika Serikat ketika berusia tiga puluh tahun dan berstatus
sebagai orang yang paling dicari polisi di Italia. Sepuluh tahun kemudian, ia
sudah bisa bicara bahasa Inggris dengan aksen yang tidak kentara, juga bisa
membaca dan menulis dengan cukup baik. Di Sisilia ia lahir di sebuah Keluarga
Mafia yang paling terpelajar dan berpengaruh.
Lima belas tahun yang lalu, Lia Vazzi adalah pemimpin Mafia di Palermo,
pembunuh andalan kelas satu. Tapi tindakannya melewati batas.
Di Roma, pemerintah mengangkat seorang hakim penyelidik dan memberinya
kekuasaan luar biasa untuk menyapu bersih Mafia di Sisilia. Hakim itu datang ke
Palermo bersama istri dan anak-anaknya, dilindungi oleh tentara dan sejumlah
polisi. Ia memberikan pidato berapi-api, dan berjanji tidak akan memberi ampun
kepada para bandit yang sudah berabad-abad menguasai Pulau Sisilia yang
indah. Sudah waktunya kekuasaan berada di tangan hukum, dan wakil-wakil
terpilih rakyat Itali-lah yang berhak menentukan nasib Sisilia, bukan bajingan-
bajingan bodoh dan organisasi rahasia mereka yang memalukan. Vazzi
menganggap pidatonya sebagai hinaan pribadi.
Hakim itu dijaga ketat siang dan malam, saat ia mendengarkan kesaksian dan
mengeluarkan perintah penangkapan. Ruang sidangnya seperti benteng, dan
tempat tinggalnya dipenuhi tentara. Tampaknya ia tak bisa disentuh. Tapi
setelah tiga bulan, Vazzi berhasil mengetahui rencana perjalanan sang hakim
yang sengaja dirahasiakan, untuk mencegah serangan-serangan mendadak.
Sang hakim akan bepergian ke kota-kota besar di Sisilia untuk mengumpulkan
bukti dan mengeluarkan perintah penangkapan. Ia dijadwalkan kembali ke
Palermo untuk menerima medali atas usahanya membebaskan pulau itu dari
cengkeraman Mafia. Lia Vazzi dan anak buahnya memasang ranjau di sebuah jembatan kecil yang mesti
dilewati sang hakim. Sang hakim dan semua pengawalnya meledak menjadi
serpih-serpih yang amat kecil, hingga untuk mengeluarkannya dari air diperlukan
saringan. Pemerintah di Roma sangat marah dan membalas dengan mengerahkan
kekuatan penuh untuk mencari pelaku peledakan itu. Vazzi terpaksa
bersembunyi. Pemerintah memang tidak memiliki bukti, tapi ia tahu kalau
dirinya tertangkap, ia akan mati.
Keluarga Clericuzio biasa mengirim Pippi De Lena setiap tahun ke Sisilia, untuk
merekrut orang-orang yang akan tinggal di Enklave Bronx dan menjadi prajurit
bagi Keluarga Clericuzio. Sang Don percaya hanya orang Sisilia, yang sudah
berabad-abad memegang tradisi omerta, yang bisa dipercaya untuk tidak
berkhianat. Pemuda-pemuda di Amerika sudah terlalu lembek dan bertingkah;
dengan mudah mereka bisa dibujuk menjadi informan oleh jaksa yang agresif,
yang sudah banyak mengirim bruglione ke penjara.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Hukum omerta sebenarnya sangat sederhana. Dosa besar berbicara pada polisi


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tentang apa pun yang bisa membahayakan Mafia. Kalau sebuah klan Mafia
saingan membunuh ayahmu di depan matamu, kau tetap tak boleh memberitahu
polisi. Kalau kau sendiri ditembak dan sekarat, kau tidak boleh memberitahu
polisi. Kalau mereka mencuri keledaimu, kambingmu, atau perhiasanmu, kau tidak
boleh pergi ke polisi. Polisi adalah Setan yang tak boleh didatangi oleh orang
Sisilia sejati. Keluarga dan Mafia-lah yang akan melakukan pembalasan.
Sepuluh tahun yang lalu, Pippi De Lena mengajak putranya, Cross, ke Sisilia
sebagai bagian dari program pelatihannya. Tugas yang paling sulit adalah
menyaring ratusan pria yang begitu ingin dipilih untuk pindah ke Amerika.
Mereka pergi ke sebuah kota kecil yang jauhnya lima puluh mil dari Palermo,
masuk ke wilayah pedesaan yang rumah-rumahnya terbuat dari batu dan dihiasi
bunga-bunga cerah khas Sisilia. Di sana mereka disambut di rumah sang
walikota sendiri. Walikota itu bertubuh pendek dengan perut bulat. "Perut bulat" itu bisa
diartikan secara harafiah dan juga secara kiasan, sebab dalam idiom Sisilia,
istilah "laki-laki berperut" digunakan untuk menyebut seorang kepala Mafia.
Rumah sang walikota memiliki taman yang indah, dengan pepohonan ara, zaitun,
dan lemon. Di sinilah Pippi mengadakan wawancara. Kebun itu amat mirip dengan
kebun Keluarga Clericuzio di Quogue, hanya saja di sini kebunnya penuh dengan
bunga-bunga warna-warni dan pohon lemon. Sang walikota rupanya menyukai
keindahan, sebab istrinya pun berparas lumayan dan ketiga putrinya cantik-
cantik. Cross melihat sikap ayahnya 'di Sisilia ini sangat berbeda. Ia sama sekali tidak
menampilkan keramahannya yang bebas. Ia menunjukkan sikap hormat pada
wanita-wanita itu, tanpa menunjukkan pesonanya. Malam itu, di kamar mereka, ia
menguliahi Cross. "Kau mesti hati-hati pada orang Sisilia. Mereka tidak suka
pada laki-laki yang menunjukkan minat pada wanita. Kalau kau berani
mengganggu salah satu putri mereka, kau tidak akan bisa keluar hidup-hidup
dari sini." Selama beberapa hari berikutnya, laki-laki berdatangan untuk diwawancara dan
disaring oleh Pippi. Ia sudah mempunyai kriteria sendiri. Orang yang dipilih
harus berusia antara dua puluh sampai tiga puluh lima tahun. Yang sudah
menikah hanya boleh mempunyai satu anak. Terakhir, mereka harus disetujui
oleh sang walikota sendiri. Ia menjelaskan alasannya. Orang yang terlalu muda
akan mudah terpengaruh oleh budaya Amerika. Kalau terlalu tua, mereka akan
sulit menyesuaikan diri. Kalau mereka mempunyai anak lebih dari satu, mereka
akan terlalu berhati-hati dalam menanggung risiko yang dituntut dalam
pekerjaan mereka. Beberapa orang yang datang sudah amat dicari-cari oleh kepolisian, sehingga
mau tak mau mereka harus meninggalkan Sisilia. Beberapa lainnya hanya ingin
mencari kehidupan yang lebih baik di Amerika, apa pun risikonya. Beberapa lagi
terlalu pintar untuk sekadar pasrah pada nasib, dan mereka sangat ingin
bekerja untuk Keluarga Clericuzio. Jenis terakhir inilah yang paling bagus.
Pada akhir minggu, Pippi sudah berhasil mengumpulkan dua puluh orang, dan ia
memberikan nama-nama mereka pada sang walikota untuk disetujui, lalu
keberangkatan mereka akan diatur. Sang walikota mencoret satu nama dari
daftar. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Kupikir dia cocok untuk kami," kata Pippi. "Apa aku salah memilih?"
"Tidak, tidak," sahut sang walikota. "Pilihanmu bagus, seperti biasa."
Pippi bingung. Semua orang itu akan diperlakukan dengan sangat baik. Yang
masih lajang akan diberi apartemen, yang sudah menikah dan mempunyai anak
akan mendapat rumah kecil. Semuanya diberi pekerjaan tetap dan semua akan
tinggal di Enklave Bronx. Lalu beberapa akan dipilih menjadi prajurit dalam
Keluarga Clericuzio, mendapatkan bayaran besar, dengan masa depan cerah.
Laki-laki yang namanya dicoret itu pasti sangat jelek reputasinya. Tapi kenapa
ia diizinkan mengikuti wawancara" Pippi merasa ada yang tidak beres.
Sang walikota mengamatinya dengan tajam. Sepertinya ia bisa membaca pikiran
Pippi dan merasa senang dengan apa yang dilihatnya.
"Insting Sisilia-mu terlalu tajam untuk dibohongi," katanya. "Nama yang kucoret
itu adalah nama laki-laki yang ingin dinikahi putriku. Aku ingin menahannya di
sini setahun lagi, untuk menyenangkan putriku. Setelah itu kau bisa menariknya.
Aku tak bisa menolak keikutsertaannya dalam wawancara. Alasan lainnya, ada
orang lain yang menurutku harus kautarik. Maukah kau menemuinya?"
"Tentu saja," kata Pippi.
Sang walikota berkata, "Aku tak mau menyesatkanmu, tapi ini kasus khusus dan
dia mesti segera angkat kaki dari sini."
"Kau tahu aku mesti sangat hati-hati," kata Pippi. "Keluarga Clericuzio sangat
pemilih." "Kau tidak akan menyesal," kata sang walikota. "Tapi situasinya memang agak
berbahaya." Lalu ia menjelaskan tentang Lia Vazzi. Pembunuhan atas hakim
penyelidik tersebut telah menjadi berita besar di seluruh dunia, jadi Pippi dan
Cross tahu betul tentang kasus tersebut.
"Kalau tidak ada bukti, kenapa situasi ini sangat berbahaya bagi Vazzi?" tanya
Cross. Sang walikota berkata, "Anak muda, ini Sisilia. Polisinya juga orang Sisilia.
Begitu pula hakim yang tewas itu. Semua orang tahu pelakunya Lia. Tak perlu
bukti sah. Kalau dia jatuh ke tangan mereka, dia akan mati."
Pippi berkata, "Bisakah kau mengeluarkannya dari sini ke Amerika?"
"Bisa," kata sang walikota. "Yang sulit adalah menyembunyikannya di Amerika."
'Kedengarannya dia sangat menyulitkan," kata Pippi.
Sang walikota angkat bahu. "Kuakui, dia temanku. Tapi lupakan itu." Ia diam
sejenak, lalu tersenyum ramah untuk memastikan masalah itu tidak dilupakan
begitu saja. "Dia juga pembunuh ulung yang hebat. Dia ahli dalam bahan peledak
yang merupakan bidang yang sangat rumit. Dia juga bisa menggunakan tali, seni
yang sudah sangat tua dan sangat berguna. Juga mahir menggunakan pisau dan
pistol tentunya. Dan yang terutama, dia cerdas. Dan teguh. Seperti batu karang.
Dia tidak banyak bicara. Dia mendengarkan dan punya keahlian membuat orang
bicara. Coba pikirkan, apa orang seperti itu tidak akan berguna bagimu?"
"Amat sangat berguna," sahut Pippi dengan halus. "Tapi aku tetap ingin tahu,
kenapa dia mau melarikan diri dari sini?"
"Sebab, selain semua kelebihannya yang kusebut-kan tadi, dia juga orang yang
hati-hati," sahut si walikota. "Dia tak mau menantang nasib. Umurnya sudah
ditentukan di sini."
"Orang seperti dia, bisakah puas hanya menjadi prajurit biasa di Amerika?"
tanya Pippi. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Sang walikota menundukkan kepala dengan sikap sedih. "Dia orang yang rendah
hati," katanya. "Dia pasti bisa menerima keadaannya."
"Aku mesti bertemu dengan orang semacam itu," kata Pippi. "Meski aku tak bisa
menjamin apa-apa dulu."
Sang walikota merentangkan kedua tangannya. "Tentu saja, kau mesti
melihatnya dulu," katanya. "Ada hal lain yang mesti kukatakan padamu. Dia
melarangku berbohong tentang hal satu ini." Kali ini si walikota tidak tampak
terlalu yakin. "Dia punya istri dan tiga anak. Semua mesti ikut bersamanya."
Mendengar itu, yakinlah Pippi bahwa ia mesti menolak. "Ah," katanya. "Ini
sangat sulit. Kapan kami bisa bertemu?"
"Dia akan menunggu di kebun, sesudah gelap," kata si walikota. "Tidak ada
bahaya. Kujamin." Lia Vazzi bertubuh kecil, namun tangguh dan berotot seperti kebanyakan orang
Sisilia, warisan dari nenek moyang mereka yang berdarah Arab pada zaman
dahulu kala. Wajahnya tampan dan tirus, seperti elang, berkulit cokelat, dan
memancarkan kewibawaan. Bahasa Inggris-nya cukup lancar.
Mereka duduk di meja kebun sang walikota, sambil menikmati sebotol anggur
merah buatan sendiri, sepiring buah zaitun dari pepohonan hasil kebun sendiri,
roti segar yang masih hangat, dan daging panggang bertabur lada hitam. Lia
Vazzi makan dan minum tanpa berbicara separah pun.
"Aku mendapatkan rekomendasi yang sangat bagus tentang dirimu," kata Pippi
dengan penuh hormat. "Tapi aku cemas. Apakah orang berpendidikan dan cakap
seperti dirimu bisa senang mengabdi pada orang lain?"
Lia menatap Cross, lalu berkata pada Pippi, "Kau punya anak laki-laki. Apa yang
akan kaulakukan untuk menyelamatkannya" Aku ingin istri dan anak-anakku
aman, dan untuk itu aku bersedia melakukan tugasku."
"Ini bisa membahayakan kami," kata Pippi. "Tentunya kau mengerti bahwa risiko
yang kami ambil mesti diimbangi dengan hasil setimpal."
Lia angkat bahu. "Aku tidak bisa menjadi penilai untuk itu." Tampaknya ia sudah
pasrah akan ditolak. "Akan lebih mudah kalau kau pergi sendiri," kata Pippi.
"Tidak," sahut Vazzi. "Keluargaku mesti hidup dan mati bersama-sama." Ia diam
sejenak. "Kalau keluargaku kutinggalkan di sini, Roma akan membuat mereka
menderita. Aku lebih suka menyerahkan diri."
Pippi berkata, "Masalahnya, bagaimana mesti menyembunyikan kau dan
keluargamu." Vazzi angkat bahu. "Amerika negara yang sangat luas," katanya. Ia menyodorkan
piring buah zaitun itu pada Cross dan berkata dengan nada mengejek,
"Menurutmu, apa ayahmu akan menyia-nyiakanmu?"
"Tidak," sahut Cross. "Dia berpandangan kuno, seperti kau." Nada bicaranya
serius, tapi bibirnya membayangkan sedikit senyuman. Lalu ia berkata,
"Kudengar kau juga petani."
"Petani zaitun," kata Vazzi. "Aku punya pabrik pengilangan sendiri."
Cross berkata pada Pippi, "Bagaimana kalau dia ditempatkan di pondok
perburuan Keluarga di pegunungan" Dia bisa mengurusnya bersama keluarganya
dan mendapat gaji dari situ. Pondok itu terpencil. Keluarganya bisa
membantunya." Ia berpaling pada Lia. "Kau mau tinggal di hutan?" tanyanya.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Hutan adalah istilah untuk tempat mana pun yang bukan di kota. Lia cuma angkat
bahu. Kekuatan pribadi Lia Vazzi-lah yang akhirnya meluluhkan hati Pippi De Lena.
Vazzi bertubuh kecil, namun sosoknya memancarkan kewibawaan besar. Agak
mengerikan; sosok orang yang tidak takut akan kematian, tak peduli pada surga
ataupun neraka. Pippi berkata, "Ide bagus. Samaran yang sempurna. Kami bisa memanggilmu
untuk tugas-tugas khusus dan kau bisa mendapatkan uang ekstra. Tugas-tugas
itulah yang akan menjadi risiko yang mesti kauambil."
Mereka melihat ketegangan di wajah Lia mengendur begitu ia menyadari dirinya
telah terpilih. Suaranya agak gemetar ketika ia bicara, dan matanya tertuju
hanya pada Cross De Lena, "Aku berterima kasih atas bantuanmu
menyelamatkan istri dan anak-anakku."
Sejak saat itu, Lia Vazzi menunjukkan bahwa dirinya memang layak dipilih. Dari
status prajurit, ia meningkat menjadi pimpinan seluruh kru operasional Cross. Ia
membawahi enam orang yang membantunya mengurus tanah tempat pondok
perburuan itu berdiri. Di tanah itu pula rumahnya berada. Hidupnya semakin
baik. Ia telah menjadi warga negara resmi, dan anak-anaknya kuliah di
universitas. Semua ini diperolehnya melalui keberanian dan akal sehatnya, dan
terutama kesetiaannya. Jadi, ketika ia mendapat pesan untuk menemui Cross De
Lena di Vegas, ia pun mengepak kopernya dan memulai perjalanan jauhnya ke
Vegas, ke Xanadu Hotel, dalam Buick barunya.
Andrew Pollard paling dulu tiba di Las Vegas. Ia terbang dari L.A. dengan
pesawat siang, bersantai di salah satu kolam renang besar di Xanadu, berjudi
sedikit selama beberapa jam, lalu diam-diam dibawa masuk ke kantor Cross De
Lena. Mereka berjabat tangan dan Cross berkata, "Aku tidak akan menahanmu lama-
lama. Kau bisa terbang pulang nanti malam. Aku cuma butuh informasi yang
kaumiliki tentang si Skannet ini."
Pollard memberi keterangan tentang apa-apa yang terjadi dan memberitahu
Cross bahwa sekarang Skannet tinggal di Beverly Hills Hotel. Ia juga
menceritakan percakapannya dengan Bantz.
"Jadi, mereka tidak terlalu peduli pada Athena. Mereka cuma ingin pembuatan
film itu bisa dirampungkan," katanya pada Cross. "Selain itu, pihak studio tidak
terlalu serius menanggapi orang semacam Skannet. Aku punya dua puluh anak
buah yang kerjanya khusus menangani pengganggu. Bintang-bintang film harus sangat hati-
hati pada orang seperti dia."
"Bagaimana dengan polisi?" tanya Cross. "Apa mereka tidak bisa berbuat apa-
apa?" "Tidak," kata Pollard. "Kecuali kalau sudah ada kejahatan nyata."
"Kau sendiri bagaimana?" tanya Cross. "Kau punya anak buah yang tangguh."
"Aku mesti hati-hati," sahut Pollard. "Aku bisa hancur kalau memaksa main
kasar. Kau tahu bagaimana pengadilan sekarang. Untuk apa aku mengambil
risiko?" "Orang seperti apa si Boz Skannet ini?" tanya Cross.
"Dia tidak mempan diancam," kata Pollard. "Sebaliknya dia malah membuatku
takut. Dia termasuk orang yang benar-benar tangguh dan tidak peduli dengan
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her

Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

r T erak a h k ir konsekuensi. Keluarganya kaya dan punya pengaruh politik, jadi dia menganggap
dirinya bisa berbuat seenaknya. Dan dia senang membuat keributan; kau tahu
kan, orang-orang semacam itu" Kalau kau ingin campur tangan, kau mesti
serius." "Aku selalu serius," kata Cross. "Kau sudah mengadakan penyelidikan terhadap
Skannet?" "Sudah," sahut Pollard. "Dia memang sanggup melakukan kekerasan."
"Tarik semua tim penyelidikmu," kata Cross. "Aku tak ingin dia diawasi lagi.
Mengerti?" "Oke, kalau itu maumu," kata Pollard. Ia diam sejenak, lalu berkata, "Hati-hati
dengan Jim Losey. Dia juga sedang mengawasi Skannet. Kau tahu Losey?"
"Aku pernah bertemu dengannya," kata Cross. "Aku perlu bantuanmu. Pinjami
aku kartu ID Pacific Ocean Security-mu untuk beberapa jam. Akan ku-
kembalikan sebelum kau terbang kembali ke L.A. tengah malam nanti."
Pollard tampak cemas. "Kau tahu aku mau melakukan apa saja untukmu, Cross,
tapi hati-hatilah. Kasus ini sangat sensitif. Aku sudah membangun kehidupan
nyaman di sini dan aku tidak ingin mendapat masalah. Aku tahu aku banyak
berutang budi pada Keluarga Clericuzio. Aku sangat berterima kasih dan jasa-
jasaku selalu mendapat balasan dari mereka. Tapi urusan yang satu ini sangat
rumit." Cross tersenyum untuk menenangkannya. "Kau sangat berharga bagi kami. Satu
lagi. Kalau Skannet menelepon untuk mengecek orang-orangmu yang bicara
dengannya, konfirmasikan saja."
Pollard semakin cemas mendengarnya. Ini benar-benar masalah besar.
Cross berkata, "Sekarang, apa lagi yang kauketahui tentang dia?" Melihat
Pollard ragu-ragu, Cross menambahkan, "Aku akan memberi imbalan padamu.
Nanti." Pollard berpikir sejenak. "Skannet mengaku mengetahui rahasia besar yang
disimpan rapat-rapat oleh Athena. Itu sebabnya Athena menarik semua
dakwaan terhadapnya. Rahasia hebat. Dia sangat membanggakannya. Cross, aku
tidak tahu kenapa dan bagaimana kau bisa terlibat dalam kasus ini, tapi mungkin
masalahmu bisa terpecahkan kalau kau mengetahui rahasia itu."
Cross menatapnya dengan pandangan dingin, dan sekonyong-konyong Pollard
mengerti mengapa Cross memperoleh reputasinya sekarang. Sorot matanya
begitu dingin dan penuh penilaian. Penilaian yang bisa membawa kematian.
Cross berkata, "Kau tahu kenapa aku menaruh minat. Bantz pasti sudah
menceritakan semuanya padamu. Dia menyewamu untuk menyelidiki latar
belakangku. Nah, mengenai rahasia ini, apakah kau atau pihak studio sudah
mengetahuinya?" "Tidak," sahut Pollard. "Tak ada yang tahu. Cross, aku selalu mengusahakan yang
terbaik untukmu. Kau tahu itu."
"Aku tahu," kata Cross, mendadak sikapnya kembali ramah. "Biar kupermudah
untukmu. Pihak studio penasaran ingin tahu bagaimana aku bisa membuat Athena
Aquitane kembali syuting. Akan kuberitahukan padamu. Aku akan memberikan
sebagian keuntungan film itu padanya. Tidak apa-apa kalau kau mau
Pesta Halloween 1 Dewi Ular Puncak Kematian Cinta Wanita Iblis 5
^