Pencarian

Godfather Terakhir 9

Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo Bagian 9


menyampaikannya pada para pengacaraku, dan mereka bilang ancaman Vail tidak
260 akan mempengaruhi hak-hak kami. Hukum yang mengatur masalah begini
memang rumit." "Coba sampaikan itu pada petugas PR-mu," kata Claudia. "Kalau Ernest benar-
benar melakukannya dan seluruh cerita ini tersebar keluar, LoddStone akan
kehilangan muka. Dan Eli tidak akan senang mendengarnya. Dia lebih peka."
"Daripada aku?" ujar Bobby dengan sopan, meski dalam hati ia sangat marah.
Kenapa orang-orang tidak pernah mengerti bahwa Marrion selalu menyetujui
tindakan apa pun yang diambilnya" Ia beralih pada Ernest dan berkata,
"Bagaimana kau akan bunuh diri" Dengan pistol, pisau, atau lompat dari
jendela?" Vail tersenyum lebar padanya. "Aku akan harakiri di mejamu, Bobby." Mereka
semua tertawa. "Pertemuan ini tidak ada gunanya," kata Molly. "Kenapa kita tidak pergi saja ke
rumah sakit, menemui Eli?"
"Aku tidak mau mengunjungi orang sakit untuk bertengkar soal uang," kata Vail.
Mereka semua menatapnya dengan simpati. Dalam keadaan biasa, tentu saja hal
seperti itu sangat keterlaluan, tapi orang-orang sakit pun sering kali me-
rencanakan pembunuhan, revolusi, penipuan, dan pengkhianatan terhadap studio
dari ranjangnya. Rumah sakit bukanlah tempat perlindungan yang sebenarnya.
Lagi pula mereka tahu bahwa protes Vail pada dasarnya cuma bertolak dari
perasaan romantis belaka.
Molly berkata dengan nada dingin, "Tutup mulutmu kalau kau masih ingin
menjadi klienku, Ernest. Eli sudah menipu seratus orang dari tempat tidurnya
493 di rumah sakit. Bobby, mari kita membuat kesepakatan yang masuk akal. Sekuel-
sekuel itu merupakan tambang emas bagi LoddStone. Kau tentu bisa
memberikan sedikit persentase dari hasil bruto untuk Ernest, sebagai jaminan."
Bantz sangat terperanjat. Perutnya serasa ditusuk-tusuk. "Dari hasil bruto?"
serunya terperangah. "Tidak akan pernah!"
"Oke," kata Molly. "Bagaimana kalau lima persen dari hasil bersih" Tanpa biaya
iklan, pengurangan atas bunga, atau bagian untuk para bintang."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Itu hampir sama dengan hasil bruto," sahut Bantz dengan sebal. "Lagi pula kita
semua tahu Ernest tidak akan benar-benar bunuh diri. Tindakan itu terlalu
konyol, sedangkan dia terlalu pintar." Secara tak langsung, Bantz sebenarnya
ingin mengatakan bahwa Ernest Vail tidak akan punya nyali untuk bunuh diri.
"Kenapa mesti berspekulasi?" kata Molly. "Aku sudah memeriksa semuanya. Kau
merencanakan untuk membuat sedikitnya tiga sekuel. Itu berarti pemasukan
sekitar setengah milyar dolar dari rental, termasuk hak cipta untuk luar negeri,
belum lagi penjualan untuk video dan televisi. Dan Tuhan tahu berapa banyak
uang yang kalian raup dari penjualan untuk video. Jadi, kenapa tidak kalian
berikan sedikit bagian pada Ernest" Dua puluh juta dolar sajalah. Kau pasti rela
memberikannya pada seorang bintang picisan."
Bantz memikirkan ini, lalu ia mengerahkan pesonanya. "Ernest," katanya,
"sebagai seorang novelis, kau merupakan harta yang berharga bagi bangsa. Tak
ada yang lebih menghormati dirimu daripada aku. Eli juga sudah membaca semua
bukumu. Dia benar-benar memujamu. Jadi, kami ingin membuat kesepakatan
denganmu." Claudia merasa malu melihat Ernest menelan mentah-mentah rayuan gombal
Bantz, meski tadi ia melihat Ernest sempat tampak muak mendengar dirinya
disebut harta yang berharga bagi bangsa.
"Coba jelaskan," kata Ernest. Sekarang Claudia merasa bangga padanya.
Bantz menujukan kalimatnya pada Molly. "Bagaimana kalau aku menawarkan
kontrak lima tahun, dengan bayaran sepuluh ribu dolar seminggu untuk
menuliskan skenario asli dan beberapa penulisan ulang" Tentu saja kami
mendapat prioritas pertama untuk melihat skenario asli. Dan untuk setiap pe-
nulisan ulang, dia mendapatkan tambahan lima puluh ribu dolar seminggu. Dalam
lima tahun dia bisa memperoleh sekitar sepuluh juta dolar." .
"Gandakan jumlah itu," kata Molly, "lalu baru kita bicara."
Pada saat itu Vail tampaknya sudah hilang sabar. "Tak ada yang menganggapku
serius rupanya," katanya. "Aku bisa mengerjakan hitung-hitungan sederhana
begitu. Bobby, tawaranmu itu nilainya cuma dua setengah juta dolar. Kau tidak
akan pernah membeli skenario asli dariku dan aku juga tidak akan pernah
menuliskannya. Kau juga tidak akan memberikan tugas penulisan ulang untukku.
Lalu bagaimana kalau kau membuat enam sekuel dari karyaku" Kau akan
mendapat uang satu miliar dolar." Vail mulai tertawa, tampaknya benar-benar
gembira. Dua setengah juta dolar tidak ada manfaatnya bagiku."
"Apa yang lucu?" tanya Bobby.
Vail hampir-hampir histeris. "Seumur hidup aku tak pernah membayangkan
mendapat uang sejuta dolar pun, tapi sekarang dua setengah juta malah tidak
ada gunanya buatku," katanya.
Claudia memahami rasa humor Vail. "Kenapa tidak ada gunanya bagimu?"
tanyanya. "Sebab aku masih hidup," ujar Vail. "Keluargaku membutuhkan uang. Mereka
percaya penuh padaku, tapi aku mengkhianati mereka."
Ucapan itu mestinya bisa membuat orang tersentuh, termasuk Bantz sekalipun,
tapi Vail kelihatannya begitu puas dan gayanya nyata dibuat-buat.
Akhirnya Molly Flanders berkata, "Mari kita bicara saja pada Eli."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Vail langsung meledak marah dan keluar sambil berteriak, "Aku tidak bisa
berurusan dengan kalian! Sudah kubilang aku tidak mau bertengkar dengan
orang sakit!" Setelah ia pergi, Bobby Bantz berkata, "Kalian berdua mau membela orang itu?"
"Kenapa tidak?" sahut Molly. "Aku pernah menjadi pengacara seorang laki-laki
yang menikam ibunya dan tiga anaknya sendiri. Ernest tidak lebih parah
daripada dia." "Dan kau, apa alasanmu?" Bantz bertanya pada Claudia.
"Sesama penulis mesti bersatu," sahut Claudia tanpa emosi. Mereka tertawa.
"Ya sudah," kata Bantz. "Aku sudah berusaha sebaik mungkin, bukan?"
Claudia berkata, "Bobby, kenapa kau tidak mau
memberikan persentase sedikit saja padanya" Itu cukup adil, bukan?"
"Sebab dia sudah bertahun-tahun menipu ribuan penulis, bintang, dan sutradara.
Ini masalah prinsip," kata Molly.
"Benar," kata Bantz. "Kalau mereka sudah kuat, merekalah yang menekan kami.
Itu namanya bisnis."
Molly bertanya pada Bantz dengan keprihatinan yang dibuat-buat, "Eli tidak
apa-apa" Kondisinya tidak serius?"
"Dia baik-baik saja," sahut Bantz. "Jangan jual sahammu di studio."
"Kalau begitu, dia tentu bisa menemui kita," sambar Molly.
"Aku memang ingin menjenguknya," kata Claudia. "Aku benar-benar sayang pada
Eli. Dialah yang dulu membukakan jalan bagiku."
Bantz cuma angkat bahu. Molly berkata, "Kau baru tahu rasa nanti, kalau Ernest benar-benar bunuh diri.
Sekuel-sekuel itu nilainya lebih besar daripada yang kusebutkan tadi. Aku
sengaja menurunkan nilainya untukmu."
Bantz berkata dengan sebal, "Si bodoh itu tidak akan bunuh diri. Dia tidak
punya nyali." "Tadi disebut harta kebanggaan bangsa, sekarang orang bodoh," komentar
Claudia dengan geli. "Dia memang agak sinting," kata Molly. "Dia bisa saja mati karena
kecerobohannya sendiri."
"Apa dia pencandu obat bius?" tanya Bantz agak cemas.
"Tidak," sahut Claudia, "Tapi Ernest selalu penuh
dengan kejutan. Dia orang eksentrik sejati. Dia bahkan tidak tahu dirinya
eksentrik." Bantz memikirkan ini sejenak. Argumentasi mereka ada benarnya. Selain itu, ia
tak pernah ingin mencari musuh. Ia tak mau Molly Flanders jadi menaruh
dendam padanya. Perempuan .ini benar-benar mengerikan.
"Aku akan menghubungi Eli," katanya. "Kalau dia mengatakan oke, aku akan
membawa kalian ke rumah sakit untuk menemuinya." Bantz yakin Marrion akan
menolak. Tapi ia terkejut ketika Marrion malah berkata, "Tentu, tentu, mereka semua
boleh datang menjengukku."
Maka mereka pergi ke rumah sakit dengan limo Bantz yang panjang namun sama
sekali tidak mewah. Mobil itu dilengkapi dengan mesin faks, komputer, dan
telepon selular. Di samping sopir duduk seorang pengawal dari Pacific Ocean
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Security. Di belakang mereka juga ada sebuah mobil pengawal dengan dua orang
pria di dalamnya. Jendela-jendela mobil yang bernuansa kecokelatan membuat pemandangan di
luar tampak seperti dalam film-film koboi lama. Semakin jauh mereka melaju,
bangunan-bangunan pencakar langitnya semakin tinggi. Claudia sering terheran-
heran bahwa dalam waktu sepuluh menit yang singkat, pemandangan kota kecil
yang asri bisa berubah menjadi kota metropolis dengan gedung beton dan kaca.
Lorong-lorong rumah sakit Cedar Sinai sama besarnya dengan aula di bandara,
tapi langit-langitnya memberi kesan sempit. Mereka disambut oleh seorang
koordinator rumah sakit, seorang wanita anggun dalam setelan sederhana namun
mahal, yang mengingatkan Claudia pada para penyambut tamu di hotel-hotel
Vegas. Wanita itu membawa mereka ke sebuah lift khusus yang langsung menuju
kamar-kamar di tingkat paling atas.
Kamar-kamar itu memiliki pintu raksasa dari kayu ek hitam berukir yang
mencapai langit-langit, dengan pegangan pintu mengilat dari kuningan. Pintu-
pintu itu membuka ke sebuah kamar rumah sakit yang cukup besar, dengan meja
dan kursi-kursi makan, sofa, kursi santai, serta meja kerja dengan komputer
dan mesin faks di atasnya. Juga ada sebuah dapur kecil dan kamar mandi tamu,
selain kamar mandi untuk pasien. Langit-langitnya sangat tinggi, dan karena
tidak ada dinding pembatas antara ruang dapur, ruang duduk, dan ruang kerja,
seluruh ruangan itu jadi tampak seperti setting untuk film.
Eli Marrion berbaring di ranjang rumah sakit berseprai putih bersih; kepalanya
tersandar pada bantal-bantal raksasa. Ia sedang membaca sebuah skenario
bersampul jingga. Di meja di sampingnya ada map-map berisi catatan anggaran
film yang sedang diproduksi. Seorang sekretaris muda yang cantik duduk di
sisinya, membuat catatan. Marrion senang dikelilingi wanita cantik.
Bobby Bantz mencium pipi Marrion dan berkata, Eli, kau tampak sehat, sangat
sehat." Molly dan Claudia juga mencium pipi Marrion. Tadi Claudia
bersikeras membawakan bunga, dan sekarang ia menaruhnya di tempat tidur.
Mereka diperbolehkan bersikap akrab, karena Eli Marrion yang hebat sedang
sakit. Claudia memperhatikan semua detail di situ, seperti sedang membuat riset
untuk skenario. Drama-drama rumah sakit hampir selalu aman dibuat, ditinjau
dari sudut finansial. Kenyataannya, Eli Marrion sama sekali tidak tampak sehat. Bibirnya dipenuhi
garis-garis biru, seperti dicoret dengan tinta; ia terengah-engah menarik napas
saat berbicara, dan di lubang hidungnya dipasang dua jepit yang disambungkan
ke sebuah tabung plastik tipis yang bersambung dengan botol air di tembok,,
semuanya dihubungkan dengan tangki oksigen yang tersembunyi.
Marrion melihat tatapan mata Claudia. "Itu oksigen," katanya.
"Cuma dipasang sementara," kata Bobby Bantz cepat-cepat. "Agar dia lebih
mudah bernapas." Molly Flanders tidak menghiraukan mereka. "Eli," katanya, "aku sudah
menjelaskan situasinya pada Bobby, dan dia memerlukan persetujuan darimu."
Marrion tampaknya sedang senang. "Molly," katanya, "sejak dulu kau pengacara
paling tangguh di kota ini. Apa kau mau menterorku menjelang ke-matianku?"
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Claudia merasa tertekan. "Eli, kata Bobby kau baik-baik saja. Lagi pula kami
benar-benar ingin menjengukmu." Ia tampak begitu malu, hingga Marrion
mengangkat tangannya dengan pasrah dan sabar.
"Aku mengerti semua argumentasi kalian," katanya. Ia memberi isyarat pada
sekretarisnya dan gadis itu keluar dari ruangan. Seorang perawat cantik yang
tampak tegas sedang duduk membaca di depan meja makan. Marrion menyuruh
ia pergi juga. Wanita itu menatapnya, lalu menggelengkan kepala dan me-
neruskan membaca. Marrion tertawa; suaranya pelan dan serak. Kepada yang lainnya ia berkata,
"Itu Priscilla, perawat terbaik di California. Dia perawat UGD, itu sebabnya dia
sangat tegas. Dokterku merekrutnya khusus untuk menanganiku. Dialah bos di
sini."

Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Priscilla menyapa mereka hanya dengan anggukan singkat, lalu kembali membaca.
Molly berkata, "Aku bersedia membatasi jumlah untuk Ernest maksimum sampai
dua puluh juta dolar. Untuk jaminan. Buat apa kau mengambil risiko" Dan kenapa
harus bersikap tidak adil begitu?"
Bantz menyela dengan marah, "Tidak adil bagaimana" Dia sudah menandatangani
kontrak." "Persetan kau, Bobby!" kata Molly.
Marrion tidak menghiraukan mereka. "Claudia, bagaimana menurutmu?"
tanyanya. Claudia sedang memikirkan banyak hal. Jelas keadaan Marrion jauh lebih parah
daripada tampaknya. Dan sungguh kejam menekan orang tua ini, yang untuk
berbicara pun harus bersusah payah. Ia hampir saja mengatakan akan keluar
dari situ, tapi kemudian ia ingat bahwa Eli tak akan mengizinkan mereka datang
menemuinya kalau bukan karena ia Punya maksud tertentu.
'Ernest orang yang tak bisa ditebak," kata Claudia.
"Dia sudah bertekad ingin memberikan kehidupan mapan pada keluarganya. Tapi,
Eli, dia seorang pengarang, dan sejak dulu kau selalu suka pada pengarang.
Anggaplah ini sebagai sumbangan bagi dunia seni. Kau dulu memberikan dua
puluh juta dolar untuk Metropolitan Museum. Kenapa untuk Ernest tidak?"
"Dan membiarkan semua agen itu menteror kita?" tanya Bantz.
Eli Marrion menarik napas panjang; jepit-jepit di lubang hidungnya seakan
masuk lebih dalam ke wajahnya. "Molly, Claudia, ini rahasia di antara kita. Aku
akan memberikan Vail dua persen dari hasil bruto, dengan jumlah maksimum dua
puluh juta dolar. Satu juta dibayar di muka. Nah, apa kalian puas?"
Molly menimbang-nimbang. Dua persen dari semua film berarti sedikitnya lima
belas juta, tapi bisa juga lebih. Itu yang terbaik yang bisa ia lakukan, dan ia
terkejut bahwa Marrion menyetujuinya. Kalau ia menawar lagi, kemungkinan
besar Marrion akan menarik kembali tawarannya.
"Bagus sekali, Eli. Terima kasih." Molly mendekat untuk mencium pipinya. "Aku
akan mengirim memo ke kantormu besok. Dan, Eli, kuharap kau cepat sembuh."
Claudia tak bisa membendung perasaannya lagi. Ia menggenggam tangan Eli;
tangan itu berbintik-bintik dan dingin dengan kematian yang mulai mendekat.
"Kau telah menyelamatkan hidup Ernest," katanya.
Pada saat itu masuklah anak perempuan Eli
Marrion bersama kedua anaknya yang masih kecil. Si perawat, Priscilla, bangkit
dari kursinya, seperti kuciaCT yang mencium tikus. Ia mendekat ke arah anak-
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir anak itu, menghalangi mereka. Anak perempuan Marrion sudah dua kali bercerai
dan hubungannya dengan ayahnya tidak begitu baik, tapi ia memiliki perusahaan
produksi di areal LoddStone, karena Eli sangat menyayangi cucu-cucunya.
Claudia dan Molly minta diri. Mereka kembali ke kantor Molly dan menelepon
Ernest untuk memberitahukan kabar baik itu. Ernest bersikeras mengajak
mereka makan malam untuk merayakannya.
Putri Marrion dan kedua anaknya hanya datang sebentar. Tapi ia berhasil
memaksa ayahnya berjanji untuk membelikannya novel yang sangat mahal, untuk
film produksinya yang berikut.
Setelah tinggal berdua dengan Marrion, Bobby Bantz berkata, "Hari ini kau
lembek sekali." Marrion merasa tubuhnya sangat lelah dan dipenuhi udara. Dengan Bobby, ia
bisa merasa leluasa. Ia tak pernah perlu berpura-pura pada Bobby. Mereka
sudah begitu banyak melalui berbagai hal bersama-sama, menggunakan
kekuasaan bersama-sama, memenangkan pertempuran, bepergian, dan membuat
berbagai rencana di seluruh dunia. Mereka bisa saling membaca pikiran masing-
masing. "Novel yang kubeli untuk putriku itu, baguskah kalau dibuat film?" tanya
Marrion. Bisa, dengan anggaran rendah," sahut Bantz. Putrimu kan spesialis pembuat film
'serius'." Marrion memberi isyarat lelah dengan tangannya. "Kenapa mesti selalu kita yang
membayar untuk hal-hal baik yang dilakukan orang lain" Berikan dia penulis yang
bagus, tapi tidak usah pakai bintang tenar. Dia pasti senang, dan kita tidak
perlu merugi terlalu banyak."
"Kau benar-benar akan memberikan persentase dari hasil bruto pada Vail?"
tanya Bantz. "Kata pengacara kita, kita bisa menang di pengadilan kalau Vail
mati." Marrion berkata sambil tersenyum, "Itu kalau aku bisa sehat kembali. Kalau.
tidak, terserah padamu. Kaulah yang akan berperan."
Bantz terperanjat dengan sikap sentimental Marrion. "Eli, kau pasti sembuh,
pasti." Dan ucapannya itu benar-benar tulus. Ia tak punya hasrat untuk
menggantikan tempat Marrion; ia bahkan takut menghadapi kedatangan saat-
saat yang tak bisa dielakkan itu. Ia bisa melakukan apa saja, selama Marrion
berada di belakangnya. "Nanti semuanya terserah padamu, Bobby," kata Marrion. "Sejujurnya,
kondisiku tidak akan membaik. Dokter-dokter mengatakan aku perlu
transplantasi jantung, dan aku sudah memutuskan untuk tidak melakukannya.
Mungkin aku masih bisa hidup enam bulan lagi, atau satu tahun, atau jauh lebih
singkat dengan jantungku yang sudah bobrok ini. Lagi pula aku terlalu tua untuk
menjalani transplantasi."
Bantz sangat terkejut. "Mereka tidak bisa melakukan bypassT tanyanya. Ketika
Marrion menggelengkan kepala, Bantz meneruskan, "Jangan begitu. Kau mesti
mendapatkan transplantasi. Kau yang membangun sebagian rumah sakit ini.
Mereka mesti memberimu jantung baru. Kau masih bisa hidup sehat sepuluh tahun lagi." Ia
diam sejenak. "Kau lelah, Eli. Besok kita bicarakan lagi masalah ini." Tapi
Marrion sudah tertidur. Bantz keluar untuk berkonsultasi dengan para dokter,
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir lalu ia meminta mereka mempersiapkan segala prosedur transplantasi jantung
bagi Eli Marrion. Ernest Vail, Molly Flanders, dan Claudia De Lena merayakan kemenangan
mereka dengan makan malam di La Dolce Vita di Santa Monica. Itu restoran
favorit Claudia. Ia ingat ketika masih kecil dulu ia sering diajak ayahnya
kemari dan diperlakukan seperti putri raja. Ia ingat botol-botol anggur merah dan
putih dideretkan di jendela, di jeruji belakang rak-rak, dan di setiap tempat
lowong yang ada. Para pengunjung tinggal mengulurkan tangan untuk meng-
ambilnya, seperti orang memetik anggur.
Ernest Vail senang sekali. Claudia jadi bertanya-tanya kembali, kenapa ada yang
percaya Vail benar-benar akan bunuh diri. Vail berceloteh dengan gembira,
karena ancamannya berhasil. Anggur merah yang nikmat itu membuat mereka
semakin gembira lagi dan puas pada diri sendiri. Energi mereka juga bertambah
setelah menyantap makanan yang sangat khas Italia.
Sekarang, yang mesti kita pikirkan, apakah dua Persen sudah cukup, atau kita
mesti minta tiga Persen?" kata Vail.
'Jangan serakah," sahut Molly. "Kesepakatannya sudah dibuat"
Vail mengecup tangan Molly seperti gaya seorang bintang film, dan berkata,
"Molly, kau memang jenius. Jenius yang tidak kenal ampun. Bagaimana mungkin
kalian berdua tega menteror orang yang sedang sakit?"
Molly mencelupkan rotinya ke saus tomat. "Ernest," katanya, "kau tidak akan
pernah bisa memahami kota ini. Di sini tak ada belas kasihan. Baik kalau kau
sedang mabuk, mengganja, jatuh cinta, atau sedang tak punya uang. Jadi,
kenapa mesti membuat perkecualian untuk orang sakit?"
Claudia berkata, "Skippy Deere pernah mengajariku, kalau kau ingin membeli
sesuatu, ajak lawanmu ke restoran Cina, tapi kalau kau ingin menjual sesuatu,
ajak mereka ke restoran Italia. Apa itu masuk akal?"
"Dia kan produser," kata Molly. "Dia pasti membaca tentang itu, entah di mana.
Tidak ada artinya kalau tanpa contoh nyata."
Vail makan dengan bernafsu. Ia sudah memesan tiga jenis pasta yang berbeda
untuk dirinya sendiri, tapi ia menyuruh Claudia dan Molly mencoba sedikit, lalu
menanyakan pendapat mereka. "Ini makanan Itali paling enak di dunia, selain di
Roma," katanya. "Tentang Skippy tadi, ucapannya masuk akal juga. Makanan Cina
kan murah, jadi pengeluaran bisa dihemat. Sementara itu, makanan Itali
membuat orang mengantuk, sehingga jadi tidak begitu jeli. Aku suka kedua-
duanya. Asyik, kan, tahu bahwa Skippy selalu punya pikiran licik?"
Vail selalu memesan tiga macam makanan penutup. Ia bukannya ingin memakan
semuanya; ia hanya ingin mencicipi berbagai jenis makanan pada
satu kesempatan makan malam. Baginya hal seperti jtu tidak eksentrik. Juga
caranya berpakaian, seolah-olah pakaian adalah sarana untuk melindungi kulit
dari angin atau matahari; begitu pula caranya bercukur yang serampangan, satu
jambang lebih pendek daripada satunya. Ancamannya untuk bunuh diri juga
tidak terasa aneh atau tidak masuk akal di matanya; termasuk sifat terus
terangnya yang kekanak-kanakan dan sering kali membuat orang lain sakit hati.
Claudia bukannya tidak terbiasa dengan orang eksentrik. Hollywood toh penuh
dengan orang-orang semacam itu.
"Kau tahu, Ernest, kau cocok tinggal di Hollywood. Kau cukup eksentrik," kata
Claudia. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Aku tidak eksentrik," sahut Vail. "Aku tidak sehebat itu."
"Kauanggap ancaman untuk bunuh diri cuma karena masalah uang tidak
eksentrik?" "Itu cuma respons yang sangat tenang terhadap kebudayaan kita ini," kata Vail.
"Aku sudah bosan menjadi orang yang tidak dianggap."
Claudia berkata dengan tak sabar, "Kenapa kau berpikir begitu" Kau sudah
menghasilkan sepuluh buku. Kau pernah memperoleh Pulitzer, dan namamu
dikenal di dunia internasional."
Vail sudah melahap habis ketiga pastanya, dan sekarang ia memandangi makanan
pembuka - tiga lns daging domba dengan jeruk lemon. Ia mengambil garpu dan
pisaunya. "Semua itu tidak ada artinya," sahut Vail. "Aku tidak punya uang.
Setelah lima Puluh lima tahun, aku baru sadar bahwa orang tidak ada apa-apanya
kalau tidak punya uang."
Molly berkata, "Kau bukannya eksentrik. Kau sinting. Sudah, jangan mengeluh-
ngeluh lagi bahwa kau tidak kaya. Kau kan tidak miskin juga. Kalau tidak, kita
tidak akan berada di restoran ini. Deritamu untuk senimu itu tidak terlalu
berat." Vail meletakkan pisau dan garpunya, lalu menepuk-nepuk lengan Molly. "Kau
benar," katanya. "Semua ucapanmu benar. Aku menikmati hidup dari satu saat
pendek ke saat pendek lain. Yang membuatku stres adalah lompatan yang terlalu
jauh." Ia minum anggurnya, lalu melanjutkan ucapannya tanpa ditutup-tutupi.
"Aku tidak akan pernah menulis buku lagi," katanya. "Menulis novel rasanya
seperti menghadapi jalan buntu, seperti menjadi pandai besi. Sekarang yang
populer adalah film dan televisi."
"Omong kosong," bantah Claudia. "Masih ada orang yang suka membaca."
"Kau cuma malas," kata Molly. "Kau mencari-cari alasan agar tidak usah menulis
lagi. Itukah alasan sesungguhnya kau ingin bunuh diri?" Mereka tertawa
bersama. Ernest menawarkan makanan di piringnya, berikut makanan penutup
tambahan. Ia bersikap elegan cuma pada acara makan. Ia tampaknya senang
membagi makanannya dengan orang-orang.
"Itu benar," katanya, "tapi seorang novelis hanya bisa hidup enak kalau dia
menulis novel-novel sederhana. Tapi itu pun tetap jalan buntu. Sebuah novel tak
pernah bisa tampil sesederhana film."
"Kenapa kau begitu merendahkan film?" tanya Claudia dengan marah. "Aku
pernah melihatmu menangis waktu menonton film yang bagus. Dan film-film yang
bagus adalah karya seni."
Vail sedang senang. Bukankah ia sudah menang dalam pertempuran melawan
pihak studio" Maka ia berkata, "Claudia, aku sependapat denganmu. Film juga
karya seni. Aku mengeluh cuma karena iri. Film membuat novel jadi tidak
relevan. Apa gunanya menulis kalimat indah tentang alam bebas, melukiskan
dunia yang panas membara, matahari terbenam yang indah, barisan pegunungan
berselimut salju, dan debur ombak samudra yang membuat orang terpesona?"
Ia menggerak-gerakkan tangannya. "Apa yang bisa ditulis pengarang tentang
cinta dan kecantikan wanita" Apa gunanya menuliskan semua itu kalau kau bisa
melihatnya di layar lebar dalam Technicolor" Oh, wanita-wanita misterius
dengan bibir merah penuh, mata mereka yang membius. Apa gunanya menuliskan
itu, kalau kau bisa melihat mereka tampil tanpa penutup dada dengan pinggul
menggoda" Kelihatannya malah lebih bagus daripada kenyataan sebenarnya,
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir apalagi jika dibandingkan penggambaran di buku. Dan bagaimana pengarang bisa
menulis tentang kehebatan para pahlawan yang membantai musuh mereka hingga
ratusan, mengatasi rintangan dan berbagai godaan, kalau semua pemandangan
itu bisa dimunculkan di depan matamu, wajah-wajah kesakitan dan tersiksa di
layar lebar" Para aktor dan kameraman melakukan segalanya tanpa memproses


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semua itu melalui otak. Sly Stallone sebagai Achilles dalam Iliad. Satu-satunya
yang tidak bisa dilakukan oleh film adalah menembus Pikiran para tokohnya; film
tak bisa meniru proses erpikir, menampilkan kompleksitas kehidupan." Vail lam
sejenak, lalu melanjutkan dengan sedih, "Tapi
kau tahu apa yang paling parah" Aku seorang elit-ist. Aku ingin menjadi seniman,
sebab aku ingin menjadi orang yang istimewa. Yang kubenci adalah film
merupakan seni yang sangat demokratis. Siapa pun bisa membuat film. Kau
benar, Claudia, aku pernah melihat film yang membuatku meneteskan air mata,
tapi aku juga tahu bahwa orang-orang yang membuatnya adalah orang-orang
yang sinting, tidak sensitif, tidak berpendidikan, dan tidak punya moral setitik
pun. Penulis skenarionya buta sastra, sutradaranya egois, produsernya penjagal
moralitas, dan para aktornya menampilkan kemarahan di film dengan meninju
tembok atau kaca. Tapi orang suka menonton film. Kenapa" Sebab film
menggunakan seni patung, lukisan, musik, tubuh manusia, dan teknologi untuk
membentuk dirinya, sementara senjata seorang novelis hanyalah serangkaian
kata-kata yang tercetak di kertas putih. Dan sejujurnya, itu tidak terlalu
menyedihkan. Itulah yang namanya kemajuan. Seni baru yang hebat. Seni yang
demokratis. Tanpa susah payah. Beli saja kamera yang tepat dan adakan rapat
dengan teman-temanmu."
Vail memandangi kedua wanita itu dengan wajah berseri-seri. "Hebat, bukan,
seni yang tidak memerlukan bakat sejati" Betapa bebas dan mudah membuat
film sendiri. Bisa menggantikan seks. Aku datang melihat filmmu, lalu ganti kau
yang datang menonton filmku. Seni itu akan mengubah dunia ke arah yang lebih
baik. Claudia, berbahagialah kau berkecimpung di bentuk seni yang akan
menguasai masa depan."
"Kau benar-benar menyebalkan," kata Molly-"Claudia sudah berjuang untukmu,
membelamu habis habisan. Dan aku sudah begitu sabar padamu, melebihi pada pembunuh yang
pernah kubela. Lalu kau mengundang kami makan malam untuk menghina kami."
Vail tampaknya sungguh-sungguh terperanjat. "Aku tidak menghina. Aku cuma
menjabarkan. Aku berterima kasih pada kalian dan aku sayang kalian." Ia diam
sejenak, lalu berkata dengan nada rendah, "Aku sama sekali tidak menganggap
diriku lebih hebat dari kalian."
Claudia tertawa terbahak-bahak. "Ernest, kau benar-benar gombal," katanya.
"Cuma dalam kehidupan nyata," sahut Vail dengan ramah. "Bisa kita
membicarakan bisnis sedikit, Molly" Kalau aku mati dan keluargaku
mendapatkan kembali hak cipta atas bukuku, maukah LoddStone memberiku
bagian lima persen?"
"Sedikitnya begitulah," kata Molly. "Jadi, kau mau bunuh diri demi mendapatkan
persentase ekstra" Aku benar-benar tidak mengerti."
Claudia menatap Vail dengan cemas. Ia tidak begitu yakin pada keceriaan yang
diperlihatkan Vail. "Ernest, apa kau masih juga tidak bahagia" Kami sudah
mendapatkan kesepakatan yang bagus untukmu. Aku tadi begitu senang."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Vail berkata dengan nada sayang, "Claudia, kau tak bisa membayangkan seperti
apa dunia nyata sesungguhnya. Itu sebabnya kau cocok sekali menjadi Penulis
skenario. Apa bedanya apakah aku bahagia" Orang paling bahagia yang pernah
hidup di dunia akan mengalami saat-saat menyedihkan dalam hidup-nva. Tragedi-
tragedi memedihkan. Coba lihat aku
sekarang. Aku baru saja memperoleh kemenangan besar. Aku tak perlu bunuh
diri. Aku menikmati makanan ini, menikmati berada bersama kalian, dua wanita
cantik yang cerdas dan baik hati. Dan aku senang istri dan anak-anakku bisa
hidup terjamin." "Lalu kenapa kau masih merengek-rengek terus?" tanya Molly. "Kenapa kau
merusak saat-saat menyenangkan ini?"
"Sebab aku tak bisa mengarang lagi," kata Vail. "Tapi itu bukan tragedi besar.
Tidak terlalu penting lagi, tapi mengarang adalah satu-satunya kemahiran-ku."
Sambil mengatakan itu, ia melahap dagingnya dengan sangat nikmat, sampai-
sampai Molly dan Claudia tertawa melihatnya. "Kita berhasil mengalahkan si tua
Eli," kata Vail. "Kau terlalu serius menanggapi rintangan," kata Claudia. "Pacu saja
semangatmu." "Penulis skenario tidak menghadapi rintangan seperti pengarang, sebab mereka
sebenarnya tidak mengarang," kata Vail. "Aku tak bisa menulis lagi karena tidak
tahu apa yang mesti disampaikan. Nah, sekarang mari kita bicarakan hal lain
yang lebih menarik. Molly, aku tidak pernah paham kenapa aku bisa mendapatkan
bagian sepuluh persen dari keuntungan sebuah film yang hasil brutonya seratus
juta dolar, dengan biaya pembuatan hanya lima belas juta dolar, tapi lalu pada
akhirnya aku tidak mendapat satu sen pun. Aku ingin memecahkan misteri ini
sebelum aku mati." Molly jadi kembali bersemangat. Ia senang memberikan penjelasan tentang
hukum. Dari dompetnya, ia mengambil buku notes, lalu menuliskan beberapa
angka. "Itu sepenuhnya sah," katanya. "Mereka sekadar mengikuti kontrak, yang
mestinya tidak kautanda-tangani sejak awal. Begini, kita anggap hasil bruto
seratus juta dolar. Pihak bioskop dan exhibitor mendapat setengahnya, jadi sisa
untuk studio hanya lima puluh juta; ini disebut rental.
"Oke, Lima puluh juta dikurangi biaya pembuatan lima belas juta. Berarti tinggal
tiga puluh lima juta. Tapi berdasarkan pasal-pasal di dalam kontrakmu - dan di
sebagian besar kontrak dari studio - pihak studio berhak mengambil tiga puluh
persen dari rental untuk menutupi biaya distribusi. Berarti lima belas juta
masuk kantong mereka lagi. Sisa dua puluh juta. Lalu mereka mengurangi lagi
jumlah itu dengan biaya untuk membuat copy film dan iklan. Anggap itu sekitar
lima juta dolar. Berarti sisa lima belas juta. Nah, lalu di sini jebakannya.
Berdasarkan kontrak, pihak studio memperoleh dua puluh lima persen dari
anggaran untuk biaya overhead, rekening telepon, listrik, sound system, dan
lain-lain. Jumlahnya mengecil lagi menjadi sebelas juta. Baguslah, pikirmu. Kau
bisa mendapat bagian dari sebelas juta itu. Tapi bintang utamanya memperoleh
sedikitnya lima persen dari rental, sementara sutradara dan produser
mendapat lima persen juga. Kurangi lagi "ma juta. Tinggal enam juta. Kaupikir
sekarang kau dapat bagian juga. Tapi tunggu dulu.... Mereka akan membebanimu
dengan seluruh biaya distribusi; lima Puluh ribu dolar untuk membawa film itu
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir ke pasaran 1 mggris, lima puluh ribu lagi untuk ke pasaran rancis atau Jerman.
Dan akhirnya mereka menusukkan bunga dari uang lima belas juta yang mereka
pinjam untuk membuat film itu. Di situlah mereka berhasil menyingkirkanku.
Tapi sisa uang enam juta itu sudah lenyap. Itulah yang terjadi kalau aku tidak
menjadi pengacaramu. Aku membuat kontrak yang menjamin kau benar-benar
memperoleh bagian dari tambang emas itu. Memang bukan bagian dari hasil
bruto, kalau untuk seorang pengarang, tapi dari hasil netto yang pokoknya
sangat memuaskan. Sekarang kau paham?"
Vail tertawa keras. "Belum sepenuhnya," katanya. "Bagaimana dengan hasil dari
televisi dan video?"
"Dari televisi kau mendapatkan bagian sedikit," kata Molly, "tapi tak ada yang
tahu, berapa yang mereka peroleh dari video."
"Dan sekarang kesepakatanku dengan Marrion berdasarkan hasil bruto?" tanya
Vail. "Mereka tidak akan bisa menipuku lagi?"
"Tidak, kalau menurut kontrak yang akan kubuat," sahut Molly. "Seluruhnya
akan dihitung dari hasil bruto."
Vail berkata dengan sedih, "Kalau begitu, aku tidak punya persoalan lagi. Tidak
akan ada alasan bagiku untuk berhenti menulis."
"Kau memang benar-benar eksentrik," kata Claudia.
"Tidak, tidak," sanggah Vail. "Aku cuma kacau-balau. Orang eksentrik selalu
ingin mengalihkan perhatian orang dari apa yang mereka lakukan atau dari citra
mereka, sebab mereka malu. Itu sebabnya orang-orang film sangat eksentrik."
Siapa mengira kematian bisa begitu menyenangkan,
penuh kedamaian, dan tidak menimbulkan rasa takut sedikit pun" Yang
terutama, kau sudah berhasil memecahkan misteri besar yang satu itu.
Dalam jam-jam panjang yang dilaluinya di malam hari, Eli Marrion mengisap
oksigen dari tabung di dinding dan merenungkan kembali kehidupannya. Perawat
pribadinya, Priscilla, sedang membaca di seberang ruangan, dalam cahaya lampu
remang-remang. Marrion melihat mata perawat itu beralih cepat ke arahnya,
seolah ia selalu mengecek Marrion setelah membaca setiap baris di bukunya.
Marrion berpikir, betapa berbeda situasinya saat ini kalau ditampilkan di film.
Di film akan diciptakan suasana penuh ketegangan, sebab ia sedang berada di
batas antara hidup dan mati. Perawatnya akan berdiri memandangi, sementara
para dokter keluar-masuk. Pasti akan ada banyak suara dan tekanan. Tapi dalam
kenyataan, ia terbaring di ruangan yang sepenuhnya tenang, perawatnya asyik
membaca. Marrion menarik napas dengan mudah lewat tabung plastiknya.
Ia tahu di lantai ini suite-suite-nya yang sangat luas hanya diperuntukkan bagi
orang-orang yang sangat penting. Para politisi yang berkuasa, konglomerat
realestat, bintang-bintang legendaris yang mulai memudar dalam dunia hiburan.
Semuanya tokoh-tokoh tenar yang menunggu ajal menjelang. Mereka terbaring
tak berdaya, sendirian, kekuasaan mereka tercerai-berai. Tubuh mereka diberi
tabung dan jepit, menunggu dokter bedah melakukan operasi pada jantung
mereka yang mulai lemah, atau seperti diri-nya sendlri, menunggu pemasangan
jantung yang baru. Marrion bertanya-tanya, apakah mereka juga sepasrah dirinya.
Tapi kenapa ia bersikap pasrah" Kenapa ia mengatakan pada dokter-dokter
bahwa ia tak mau mendapatkan transplantasi, bahwa ia memilih untuk hidup
sejauh yang masih dimungkinkan oleh jantungnya yang bobrok ini" Ia bersyukur
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir pada Tuhan karena ia masih bisa membuat keputusan-keputusan yang cerdas
dan jauh dari perasaan sentimental.
Pikirannya masih sangat jernih, seperti saat membuat kesepakatan untuk
sebuah film: menghitung ongkosnya, persentase pengembalian, nilai dari sub-
sidiary rights, jebakan-jebakan yang bisa dipasang untuk para bintang,
sutradara, dan kelebihan biaya.
Jawabannya: Nomor satu: ia sudah berusia delapan puluh tahun dan kesehatannya tidaklah
prima. Transplantasi jantung akan membuat ia tak berdaya selama sedikitnya
satu tahun. Sudah jelas ia takkan pernah bisa mengelola LoddStone Studios
lagi. Sudah pasti sebagian besar kekuasaannya di dalam dunianya akan hilang
lenyap. Nomor dua: ia tidak tahan hidup tanpa memegang kekuasaan. Bagaimanapun, apa
yang bisa dilakukan seorang pria tua seperti dirinya dengan jantung yang baru"
Ia tidak bisa lagi berolahraga, mengejar-ngejar wanita, atau makan minum
sepuasnya. Tidak, satu-satunya kesenangan yang berarti bagi seorang laki-laki
tua adalah kekuasaan. Lalu kenapa keinginan itu begitu buruk" Kekuasaan bisa
digunakan untuk melakukan kebaikan. Bukankah ia telah menunjukkan
belas kasihan pada Ernest Vail, meski itu berarti menyalahi prinsip-prinsip
kewaspadaannya" Bukankah ia telah mengatakan kepada para dokternya bahwa
ia tak mau menghapus kesempatan seorang anak kecil atau anak muda untuk
memperoleh hidup baru dengan mengambil jantung untuk dirinya sendiri"
Bukankah di situ ia menggunakan kekuasaan untuk perbuatan yang mulia"
Tapi sepanjang hidupnya Marrion selalu berhubungan dengan kemunafikan, dan
sekarang ia mengenali unsur itu di dalam dirinya sendiri. Ia menolak mendapat
transplantasi karena tidak banyak manfaat yang bisa ia peroleh dari situ. Ia
meluluskan permintaan Ernest Vail karena ia ingin mendapatkan kasih sayang
Claudia dan ingin dihormati oleh Molly Flanders. Perasaan yang sentimental.
Salahkah kalau ia ingin meninggalkan citra yang baik untuk dirinya"
Ia merasa puas dengan kehidupan yang dijalaninya selama ini. Ia telah berjuang
untuk keluar dari kemiskinan dan ia telah mengalahkan lawan-lawannya. Ia telah
menikmati segala kesenangan dalam hidup, telah mencintai banyak wanita
cantik, tinggal di rumah-rumah megah, mengenakan pakaian-pakaian paling halus.
Dan ia telah membantu penciptaan karya seni. Ia memiliki kekuasaan besar dan
kekayaan yang luar biasa. Dan ia telah berusaha berbuat baik pada sesamanya.
Ia telah menyumbangkan Puluhan juta dolar untuk rumah sakit ini. Tapi yang
Paling utama, ia menikmati bertarung melawan sesamanya. Salahkah itu"
Bagaimana lagi orang bisa memperoleh kekuasaan untuk berbuat baik" Sekarang
Pun la menyesali belas kasihan terakhir yang diberikannya pada Ernest Vail.
Orang tak boleh melunturkan perjuangannya yang begitu lama dengan mengalah
pada sesamanya, apalagi di bawah ancaman. Tapi Bobby akan membereskannya.
Bobby akan membereskan segalanya.
Bobby akan membuat cerita yang sesuai untuk dipublikasikan, tentang
penolakannya mendapatkan transplantasi agar orang lain yang lebih muda bisa
memperoleh kesempatan itu. Bobby akan merebut kembali semua persentase
bruto yang ada. Bobby akan menyingkirkan perusahaan produksi anak pe-
rempuannya yang selalu merugi. Dan Bobby-lah yang akan menanggung caci
makinya. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h

Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

k ir Di kejauhan, Marrion mendengar denting bel yang sangat pelan, lalu suara derak
mesin faks yang mengeluarkan laporan penerimaan dari film box office di New
York. Derak mesin itu menimbulkan gema di jantungnya yang lemah.
Sekaranglah saatnya menyatakan kebenaran. Ia sudah cukup menikmati hidup
senang. Bukan tubuhnya yang akhirnya mengkhianati dirinya, melainkan
pikirannya. Ia merasa kecewa kepada sesamanya manusia. Sudah terlalu banyak
pengkhianatan yang dilihatnya, kelemahan-kelemahan yang menyedihkan,
ketamakan akan uang dan ketenaran. Kepalsuan di antara kekasih, suami-istri,
ayah, ibu, dan anak-anak. Ia bersyukur telah membuat film-film yang bisa
memberikan harapan pada orang lain, bersyukur atas cucu-cucunya, dan
bersyukur karena ia tidak akan melihat mereka tumbuh dewasa dan menjadi
seperti umumnya manusia. Mesin faks itu berhenti berderak dan Marrion merasa jantungnya yang lemah
berdesir. Cahaya subuh memenuhi kamarnya. Ia melihat si perawat mematikan
lampu dan menutup bukunya. Sungguh sunyi, mati hanya didampingi orang asing
ini di sini, padahal ia dicintai oleh begitu banyak orang yang berkuasa. Si
perawat membuka kelopak mata Marrion dan menempelkan stetoskop di
dadanya. Pintu-pintu raksasa yang menuju suite-nya. terbuka, seperti gerbang
sebuah kuil purbakala, dan ia bisa mendengar denting peralatan makan di
nampan sarapan. Lalu ruangan itu dipenuhi cahaya terang benderang. Ada tangan yang menekan-
nekan dadanya, dan ia merasa heran kenapa mereka melakukan ini terhadapnya.
Segumpal awan menutupi benaknya, membuatnya berkabut. Lewat kabut itu ada
suara-suara berteriak. Sebaris dialog dari sebuah film menembus benak
Marrion yang kekurangan oksigen. "Seperti inikah dewa-dewa menjelang ajal?"
Ia merasakan kejutan listrik di dadanya, tekanan-tekanan, irisan yang dibuat di
dadanya agar jantungnya bisa dipijat dengan tangan telanjang.
Seluruh Hollywood akan berduka, tapi tidak ada yang lebih sedih daripada si
perawat, Priscilla. Ia melakukan shift ganda karena ia harus menghidupi kedua
anaknya yang masih kecil, dan ia tak senang Marrion meninggal pada saat ia
berjaga. Ia selalu membanggakan diri sebagai salah satu perawat terbaik di
California. Ia benci pada kematian. Tapi uku yang dibacanya begitu menarik dan
ia sudah "merencanakan untuk membujuk Marrion agar bersedia
memfilmkannya. Ia tidak mau menjadi perawat
selamanya. Ia juga bisa menjadi penulis skenario. Tapi ia tidak putus harapan.
Lantai teratas rumah sakit ini, dengan kamar-kamarnya yang luar biasa 1 besar,
diperuntukkan bagi tokoh-tokoh besar di Hollywood, dan ia akan berjaga untuk
mereka, membentengi mereka dari kematian, selamanya.
Tapi semua itu hanyalah episode di dalam benak Marrion sebelum ia meninggal,
sebab benaknya sudah dipenuhi dengan ribuan film yang pernah dilihatnya.
Dalam kenyataan sesungguhnya, si perawat menghampiri tempat tidurnya
sekitar lima belas menit setelah ia meninggal; begitu tenang, tanpa suara. Si
perawat berdebat dengan dirinya sekitar tiga puluh detik, apakah ia perlu
memanggil bantuan untuk mencoba membangunkan Marrion kembali. Ia sudah
biasa menangani kematian dan lebih berbelas kasihan. Untuk apa mengembalikan
orang tua ini ke dalam kehidupan yang menyiksa" Maka ia pergi ke jendela,
memandangi matahari terbit dan burung-burung dara yang berjalan-jalan di
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir birai jendela. Priscilla-lah yang memegang kata akhir dalam menentukan nasib
Marrion. . dan ia memberikan keputusan yang paling berbelas kasihan.
Bab 13 SENATOR WAVVEN punya berita besar, dan untuk itu Keluarga Clericuzio
harUs mengeluarkan uang lima juta dolar. Begitulah laporan kurir Giorgio. Ini
berarti melibatkan segunung dokumen. Cross mesti mengambil lima juta dolar
itu dari kasir kasino dan membuatkan laporan keuangan panjang untuk
menjelaskan perginya uang itu.
Cross juga mendapat pesan dari Claudia dan Vail. Mereka ada di Xanadu, dan
menempati suite yang sama. Mereka ingin bertemu dengannya secepat mungkin.
Penting sekali. Juga ada telepon dari Lia Vazzi di pondok perburuan- Ia minta bertemu dengan
Cross secara pribadi sesegera mungkin. Ia tak perlu mengatakan bahwa
urusannya penting. Permintaan bertemu darinya sudah Pasti penting, sebab
kalau tidak ia tak akan menelepon; sekarang ia sudah dalam perjalanan.
Cross mulai mempersiapkan dokumen untuk men-^ansfer uang lima juta dolar itu
kepada Senator avven. Uang itu sendiri terlalu banyak untuk di-asukkan ke
koper atau ke tas besar. Maka ia
menelepon gift shop di Xanadu. Ia ingat mereka menjual sebuah peti Cina antik
yang ukurannya cukup besar untuk menampung uang tersebut. Warna peti itu
hijau gelap, dihiasi naga-naga merah dan permata-permata imitasi berwarna
hijau, dan dilengkapi dengan mekanisme kunci yang kuat.
Gronevelt telah mengajarinya cara membuat dokumen untuk mengesahkan
keluarnya uang dari kasino hotel. Pekerjaan ini sangat lama dan rumit, dan uang
yang dikeluarkan harus ditransfer ke berbagai rekening berbeda, dengan
menciptakan pembayaran pada berbagai pemasok minuman keras dan makanan,
pembayaran untuk proyek-proyek pelatihan khusus dan iklan-iklan untuk
publisitas, serta pada berbagai nama yang sebenarnya tidak ada, namun
dicantumkan sebagai debitur pada kasino.
Cross menghabiskan waktu satu jam untuk urusan ini. Senator Wavven baru
akan datang besok, dan uang lima juta dolar itu harus sampai ke tangannya
sebelum ia berangkat lagi pada hari Senin pagi. Tapi lama-kelamaan konsentrasi
Cross menurun dan ia beristirahat sejenak.
Ia menelepon ke suite Claudia dan Vail. "Aku kebingungan menghadapi Ernest,"
kata Claudia. "Kami harus bicara padamu."
"Oke," kata Cross. "Bagaimana kalau kalian berdua turun untuk berjudi" Aku
akan menjemput kalian di meja dadu sejam lagi." Ia diam sejenak. "Lalu kita bisa
makan malam bersama, dan kalian boleh menceritakan masalah kalian padaku."
"Kami tak bisa berjudi," kata Claudia. "Ernest sudah melampaui batas kreditnya
dan kau tidak mau memberiku kredit lagi melebihi jumlah sepuluh ribu dolar."
Cross menghela napas. Ini berarti Ernest Vail berutang seratus ribu dolar pada
kasino, dan utang itu tidak akan dibayarnya. "Beri aku waktu sejam lagi, lalu
datanglah ke suite-ku. Kita makan malam di sini," katanya.
Cross mesti menelepon Giorgio untuk mengkonfir-masikan pembayaran pada
sang senator. Bukan karena ia tidak percaya pada si kurir, tapi ini memang
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir sudah prosedur yang disepakati. Mereka mempunyai kode verbal. Nama
dituliskan dalam nomor-nomor acak yang- sudah disusun sebelumnya, dan
uangnya di dalam huruf-huruf acak yang juga sudah disusun sebelumnya.
Lalu Cross mencoba melanjutkan pekerjaannya. Tapi lagi-lagi pikirannya
melayang. Senator Wavven pasti punya informasi penting; kalau tidak, tak
mungkin ia berani minta lima juta dolar. Sementara itu, Lia pasti punya masalah
sulit, sebab ia jauh-jauh datang ke Vegas.
Bel pintu berbunyi. Petugas jaga mengantar Claudia dan Ernest ke penthouse
Cross. Cross memeluk adiknya dengan ekstra hangat, sebab ia tak mau Claudia
mengira ia marah karena Claudia kalah judi di kasino.
Di ruang duduk, ia menyodorkan menu room service, lalu membuat pesanan untuk
mereka. Claudia uduk kaku di sofa, sementara Vail duduk bermalas-malasan
tanpa minat. Claudia berkata, "Cross, Vail sedang menghadapi masalah besar. Kita mesti
menolongnya." Menurut Cross, keadaan Vail tidak terlalu parah. Ia tampak sangat santai,
matanya setengah terpejam, dan bibirnya menyunggingkan senyum senang.
Cross kesal melihatnya. "Yeah, pertama-tama, aku akan membatalkan semua kartu kreditnya di kota ini.
Dengan begitu, kita bisa berhemat. Dia benar-benar penjudi paling payah yang
pernah kulihat." "Ini bukan masalah judi," kata Claudia, lalu ia menjelaskan pada Cross tentang
Marrion yang berjanji akan memberikan persentasi keuntungan bruto pada Vail
untuk semua sekuel dari bukunya, tapi kemudian Marrion meninggal.
"Jadi?" tanya Cross.
"Sekarang Bobby Bantz tidak mau menepati janji itu," kata Claudia. "Sejak
menjadi pimpinan LoddStone Studios, Bobby jadi gila kekuasaan. Dia berusaha
keras meniru Marrion, tapi dia tidak punya kecerdasan maupun karisma. Maka,
Ernest kembali mengalami nasib sial."
"Lalu kaupikir aku bisa apa?" tanya Cross.
"Kau partner LoddStone dalam Messalina," kata Claudia. "Kau pasti punya
pengaruh atas mereka. Aku ingin kau meminta Bobby Bantz memenuhi janji
Marrion." Hal-hal seperti inilah yang membuat Cross bingung menghadapi Claudia. Bantz
tidak akan mau mengalah; itu sudah bagian dari pekerjaan dan karakternya.
"Tidak," kata Cross. "Aku sudah pernah menjelaskan padamu. Aku tidak bisa
mengambil posisi, kecuali kalau aku yakin permintaanku dipenuhi. Dan dalam
kasus ini itu tak mungkin."
Claudia mengerutkan dahi. "Aku tidak mengerti," katanya. Ia diam sejenak.
"Ernest serius. Dia akan bunuh diri, supaya keluarganya memperoleh kembali
hak cipta itu." Ernest membuka suara. Katanya, "Claudia, bodoh sekali kau ini. Apa kau belum
mengerti juga tentang kakakmu" Kalau dia minta sesuatu pada seseorang dan
mereka menolaknya, dia harus membunuh mereka." Ia tersenyum lebar pada
Cross. Cross sangat marah karena Vail berani bicara seperti itu di hadapan adiknya.
Untunglah pada saat itu pelayan datang membawakan pesanan mereka. Cross
berusaha mengendalikan diri saat hendak makan malam, tapi ia tersenyum dingin
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir dan tak dapat menahan diri untuk berkata, "Ernest, masalahnya akan selesai
kalau kau bunuh diri, itu menurut pendapatku. Mungkin aku bisa menolongmu.
Aku bisa memindahkan suite-mu ke lantai sepuluh, jadi kau bisa langsung terjun
dari jendela." Sekarang Claudia yang marah. "Ini bukan gurauan," katanya. "Ernest salah satu
teman karibku. Dan kau kakakku. Katamu kau sayang padaku dan mau melakukan
apa pun untukku." Matanya basah oleh air mata.
Cross menghampirinya dan memeluknya. "Claudia, aku tak bisa apa-apa,"
katanya. "Aku bukan tukang sulap."
Ernest Vail tampak menikmati makan malamnya, a sama sekali tidak kelihatan
ingin bunuh diri. Kau terlalu baik, Cross," katanya. "Aku tidak punya "y untuk
melompat dari jendela. Imajinasiku terlalu ' Saat meluncur ke bawah, aku bisa
mati seribu kali ruffltiayangkan tubuhku bertebaran di bawah sana. ki pula bisa
saja aku jatuh menimpa orang yang ti tahu apa-apa. Aku terlalu pengecut untuk
memote: urat nadiku. Aku tidak tahan melihat darah. k juga takut setengah
mati pada pistol, pisau, fc tidak mau menabrakkan diri di tengah lalu liits
ramai. Aku tidak mau menjadi orang cacat tufi bisa berbuat apa-apa. Aku tidak mau si
Bantz k Deere sialan itu menertawakanku dan mengaifl semua uangku. Tapi kau
bisa menolongku. Suhu seseorang membunuhku. Jangan beritahu-kan sasa.
Lakukan saja." Crosinulai tertawa. Ia menepuk-nepuk kepala Claudiiian kembali ke kursinya.
"Kaupikir ini seperti igan di film?" katanya pada Ernest. "Kaupikir nabunuh
orang itu cuma lelucon?" Crossieninggalkan meja dan pergi ke meja kantornya. Iatembuka laci yang
terkunci dan mengambil sekanta: keping hitam, lalu melemparkannya pada
Ernest t berkata, "Ini sepuluh ribu dolar. Coba lagi mengaiuntung di bawah.
Mungkin kau akan mujur. Tapi jaioi menghinaku lagi di depan adikku."
Setang Vail kembali ceria. "Ayo, Claudia," katanya, "fekakmu tidak mau
menolong." Ia mengantor keping-keping itu, tampaknya tak sabar ingin s$ra
berjudi. Clai masih tampak bingung. Ia sedang mereka-reka, tak berani mengambil
kesimpulan akhir. Dipanteinya wajah tampan kakaknya yang tenang-Tak mekin
Cross seperti yang dituduhkan Vail. Ia menciuipipi Cross dan berkata, "Maafkan
aku, tadi ak'ingung sekali tentang Ernest."
"Dia akan baik-baik saja," kata Cross. "Dia sangat suka berjudi dan tidak akan
mau mati. Lagi pula, dia jenius, bukan?"
Claudia tertawa. "Begitulah katanya selalu, dan aku setuju," katanya. "Tapi dia
benar-benar pengecut." Namun ia mengulurkan tangan dan membelai Vail dengan
sayang. "Kenapa kau mau terus membelanya?" tanya Cross. "Dan kenapa kau menempati
satu suite dengannya?"
"Sebab aku temannya yang terakhir dan terbaik," sahut Claudia marah. "Dan aku
suka buku-bukunya." Setelah mereka pergi, Cross menghabiskan sisa malam itu untuk menyelesaikan
rencananya mentransfer uang lima juta dolar tersebut kepada Senator Wavven.
Setelah selesai, ia memanggil manajer kasino, seorang anggota tingkat tinggi
Keluarga Clericuzio, dan menyuruhnya membawa uang itu ke suite pent-house-
nya. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o

Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

G d o fat a her r T erak a h k ir Uang itu diantarkan dalam dua karung besar oleh si manajer dan dua penjaga
keamanan yang juga anak buah Keluarga Clericuzio. Mereka membantu Cross
memasukkan uang tersebut ke dalam peti Cina antik itu. Si manajer kasino
tersenyum kecil pada Cross dan berkata, "Peti yang bagus."
Setelah kedua orang itu keluar, Cross menyelimuti Peti tersebut dengan selimut
besar dari ranjangnya. Lalu ia memesan makan pagi untuk dua orang dari room
service. Beberapa menit kemudian, pihak keamanan menghubunginya untuk
memberitahukan bahwa Lia Vazzi sudah menunggu untuk menemuinya. Cross
menyuruh mereka membawa Vazzi ke atas.
Cross memeluk Lia. Ia selalu senang bertemu pria ini.
"Kabar baik atau kabar buruk?" tanyanya setelah pesanan sarapan mereka tiba.
"Buruk," kata Lia. "Tentang detektif yang mencegatku di lobi Beverly Hills
Hotel ketika aku sedang bersama Skannet. Jim Losey. Dia muncul di pondok
perburuan kita dan menanyakan macam-macam tentang hubunganku dengan
Skannet. Aku mengelakkannya. Masalahnya, dari mana dia tahu siapa aku dan di
mana aku berada. Namaku tidak ada dalam arsip kepolisian mana pun dan aku tak
pernah terlibat masalah. Berarti pasti ada informan orang dalam."
Cross terperanjat. Jarang sekali ada pengkhianat dalam Keluarga Clericuzio.
Kalaupun ada, akan dihukum tanpa ampun.
"Aku akan melaporkannya pada sang Don sendiri," kata Cross. "Kau sendiri
bagaimana" Kau mau berlibur di Brazil sampai kami tahu masalahnya?"
Lia makan sangat sedikit. Ia menuang brendi dan mengambil cerutu Havana yang
disediakan Cross. "Aku belum cemas," katanya. "Aku cuma minta izinmu untuk melindungi diri
terhadap orang ini."
Cross merasa waswas. "Lia, kau tak bisa melakukannya," katanya. "Membunuh
polisi bisa sangat berbahaya di negara ini. Ini bukan Sisilia. Aku akan
memberitahukan" sesuatu, meski sebenarnya kau tidak boleh tahu hal ini. Jim
Losey termasuk dalam daftar
orang bayaran Keluarga Clericuzio. Bayarannya besar. Kurasa dia mengorek-
ngorek cuma untuk meminta bonus atas dirimu."
"Bagus," kata Vazzi. "Tapi satu hal yang pasti, ada informasi dari orang dalam."
"Akan kuurus," kata Cross. "Jangan pikirkan tentang Losey."
Lia mengembuskan asap cerutunya. "Dia berbahaya. Hati-hatilah."
"Pasti," kata Cross. "Tapi jangan bertindak gegabah. Oke?"
"Oke," kata Lia. Ia tampak lebih santai. Lalu ia bertanya dengan nada biasa,
"Apa yang ada di bawah selimut itu?"
"Hadiah kecil untuk orang yang sangat penting," sahut Cross. "Kau ingin
bermalam di Xanadu?"
"Tidak," kata Lia. "Aku akan pulang ke pondok perburuan. Kau bisa menceritakan
perkembanganya kalau kau sudah sempat. Tapi aku menyarankan agar Losey
disingkirkan sekarang juga."
"Aku akan bicara pada sang Don," kata Cross.
Senator Warren Wavven dan ketiga laki-laki yang mendampinginya masuk ke vila
Xanadu pada pukul tiga sore. Seperti biasa, ia datang dengan sebuah limo tak
berpelat nomor dan tanpa dikawal siapa pun. Pukul lima, ia memanggil Cross ke
vilanya. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Cross sudah menyuruh dua petugas keamanan menaikkan peti berselubung
selimut itu ke bagian belakang sebuah mobil golf. Mobil dikemudikan salah
seorang penjaga, sementara Cross duduk dibelakang, mengawasi peti tersebut,
yang diletakkan di tempat barang yang biasanya memuat tongkat golf dan air es.
Dalam lima menit mereka sudah tiba di tempat tujuan.
Sejak dulu Cross senang melihat vila-vila itu, sebab pemandangan tersebut
memberikan perasaan berkuasa padanya. Istana-istana kecil versi Versailles,
masing-masing dilengkapi dengan kolam renang hijau zamrud berbentuk berlian,
dan di tengah-tengah areal tersebut ada sebuah lapangan tempat berdirinya
kasino pribadi berbentuk mutiara untuk para penghuni vila.
Cross membawa sendiri peti uang itu ke vila. Salah seorang ajudan sang senator
membawanya ke ruang makan. Sang senator sedang menikmati beberapa jenis
makanan dingin dan berteko-teko sari jeruk dingin. Ia sudah tidak minum
minuman keras sekarang. Senator Wavven masih tetap tampan dan pintar bicara. Ia sudah mencapai
kedudukan tinggi dalam tangga politik negara, sudah mengepalai beberapa
komite penting, dan merupakan kuda hitam dalam persaingan pemilihan presiden
mendatang. Ia bangkit berdiri untuk menyambut Cross.
Cross menyibakkan selimut yang menutupi peti dan meletakkannya di lantai.
"Hadiah kecil dari hotel, Senator," katanya. "Semoga Anda senang menginap di
sini." Sang senator menggenggam tangan Cross dengan kedua tangannya yang halus.
"Sungguh menyenangkan," katanya. "Terima kasih, Cross. Sekarang, bisakah aku
bicara empat mata denganmu?"
"Tentu," kata Cross, lalu memberikan kunci peti padanya. Wavven
memasukkannya ke saku celananya,
lalu berkata pada kedua ajudannya, "Tolong bawa peti itu ke kamarku; salah
satu dari kalian menjaganya. Sekarang aku ingin berdua saja dengan temanku
Cross." Mereka pergi dan sang senator mulai mondar-mondir di ruangan itu sambil
mengerutkan dahi. "Aku punya berita bagus, tapi juga berita buruk."
Cross mengangguk dan berkata dengan ramah, "Biasanya memang begitu."
Dengan bayaran lima juta dolar itu, berita bagusnya mesti lebih banyak
daripada berita buruknya, pikirnya.
Wavven berdecak. "Benarkah" Berita bagusnya dulu. Berita ini amat sangat
bagus. Beberapa tahun terakhir ini aku memusatkan perhatianku untuk meng-
ajukan peraturan yang bisa membuat perjudian disahkan di seluruh penjuru
Amerika Serikat. Termasuk persyaratan untuk mengesahkan perjudian
olahraga. Kurasa akhirnya aku berhasil mengumpulkan suara di Senat dan
Gedung Putih. Uang di peti itu bisa mengkonfirmasikan beberapa suara penting.
Jumlahnya lima juta, bukan?"
"Ya, lima juta," sahut Cross. "Dan tidak akan terbuang percuma. Nah, sekarang,
apa berita buruknya?"
Sang senator menggelengkan kepala dengan sedih. Teman-temanmu tidak akan
senang mendengarnya," katanya. "Terutama Giorgio yang tidak sabaran. Tapi dia
orang yang hebat, benar-benar hebat."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Dia sepupu favoritku," kata Cross datar. Dari seluruh anggota Keluarga
Clericuzio, Giorgio-lah yang paling tidak disukainya, dan jelas sang senator
juga merasakan hal yang sama. Lalu Wavven mengungkapkan berita mengejutkan
itu. "Presiden sudah mengatakan padaku akan memveto rancangan undang-
undang itu." Tadi Cross sangat senang mendengar rencana utama Don Clericuzio akhirnya
berhasil diwujudkan. Membangun kerajaan yang sah, dengan usaha perjudian
yang sah pula. Sekarang ia "bingung. Apa maksud Wavven"
"Dan suara yang kita miliki tidak cukup untuk mengalahkan veto itu," kata
Wavven. Sementara menunggu keterkejutannya pulih, Cross bertanya, "Jadi, lima juta
dolar itu untuk Presiden?"
Sang senator sangat terperanjat. "Oh, tidak, tidak," katanya. "Kami sama sekali
tidak satu partai. Selain itu, sang presiden akan sangat kaya saat dia meng-
undurkan diri. Semua perusahaan besar akan memperebutkannya. Dia tidak
butuh uang receh." Wavven tersenyum puas pada Cross. "Segalanya bisa
berbeda bagi orang yang menjadi presiden Amerika Serikat."
"Jadi, kita akan menemui jalan buntu, kecuali kalau Presiden mati," kata Cross.
"Persis," sahut Wavven. "Meski kami berada di dua kubu yang bertentangan,
mesti kuakui bahwa dia sangat populer. Dia pasti akan terpilih kembali. Kita
mesti sabar." "Jadi, kita mesti menunggu lima tahun, lalu berharap presiden berikutnya tidak
akan memveto lagi?" "Tidak persis begitu," kata sang senator; ia agak hati-hati di sini. "Aku mesti
bicara sejujurnya padamu. Dalam lima tahun, komposisi di Kongres mungkin akan
berubah. Kemungkinan aku tidak akan bisa mengumpulkan suara seperti
sekarang." Ia diam lagi. "Banyak faktor lain."
Sekarang Cross benar-benar bingung. Apa sebenarnya maksud Wavven"
Kemudian sang senator mengetuk tangannya. "Tapi kalau terjadi sesuatu pada
Presiden, Wakil Presiden akan bersedia menandatangani undang-undang itu.
Jadi, kau mesti berharap Presiden mendadak kena serangan jantung atau
pesawat yang ditumpanginya jatuh, atau tiba-tiba dia kena stroke. Memang
kedengarannya jahat. Tapi semua itu bisa saja terjadi. Kita semua hanya
manusia biasa." Sang senator menatapnya dengan berseri-seri, dan sekonyong-
konyong jelaslah semuanya bagi Cross.
Sesaat ia merasa marah. Bedebah ini menyampaikan pesan terselubung untuk
Keluarga Clericuzio. Ia merasa telah melakukan bagiannya, jadi sekarang
merekalah yang harus membunuh Presiden Amerika Serikat agar undang-undang
itu bisa diluluskan. Ia begitu cerdik dan licik, dan ia sengaja bicara berbelit-
belit. Cross yakin sekali sang Don tidak akan mau melakukan ini. Kalaupun ia
mau, Cross akan menolak menjadi bagian dari mereka selamanya.
Wavven melanjutkan ucapannya dengan senyum cerah. "Kelihatannya memang
tak mungkin, tapi siapa tahu" Bisa saja Nasib menentukan lain. Wakil Presiden
itu teman baikku, meskipun kami dari partai yang berbeda. Aku tahu pasti dia
akan menyetujui rancangan undang-undangku. Kita lihat saja nanti."
Cross nyaris tak mempercayai pendengarannya. Senator Wavven adalah
personifikasi seorang politisi Amerika yang bermoral tinggi, meski ia punya ke-
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir lemahan terhadap wanita dan golf. Wajahnya sangat tampan dan suaranya
berwibawa. Ia menampilkan diri sebagai salah satu orang yang paling menye-
nangkan di dunia. Tapi ia berani menyiratkan pesan agar Keluarga Clericuzio
membunuh presiden mereka. Ini keterlaluan, pikir Cross.
Sekarang sang senator mulai makan. "Aku cuma menginap semalam," katanya.
"Mudah-mudahan ada gadis panggungmu yang mau makan malam dengan laki-laki
tua seperti aku ini."
Setelah kembali ke pertthouse-nya, Cross menelepon Giorgio dan mengabarkan
ia akan datang ke Quogue besok. Giorgio memberitahukan bahwa sopir Keluarga
akan menjemput Cross di bandara. Ia tidak menanyakan apa-apa. Keluarga
Clericuzio tak pernah membicarakan urusan bisnis di telepon.
Tiba di mansion Quogue, Cross terkejut melihat semuanya berkumpul lengkap.
Di ruang kecil tak berjendela itu bukan hanya ada sang Don, tapi juga Pippi,
ketiga putra sang Don - Giorgio, Vincent, dan Petie - termasuk Dante yang
mengenakan topi Renaisans berwarna biru langit.
Tak ada makanan di situ. Makan malam akan dihidangkan nanti. Seperti biasa,
sang Don meminta semua orang menatap foto Silvio dan foto pembaptisan Cross
dan Dante di atas perapian. "Hari yang bahagia," katanya selalu. Mereka semua
duduk di kursi-kursi dan sofa-sofa. Giorgio mengedarkan minuman, sementara
sang Don menyalakan cerutu Italia-nya yang hitam.
Cross memberikan laporan terperinci: tentang uang lima juta dolar yang
diserahkannya pada Senator
Wavven, dan percakapannya dengan pria itu, kata demi kata.
Setelah itu suasana hening. Lama. Tak ada yang meminta penjelasan dari Cross.
Vincent dan Petie tampak paling cemas. Vincent, yang sekarang sudah memiliki
serangkaian restoran, tidak terlalu berminat lagi untuk mengambil risiko. Petie,
meskipun menjadi pimpinan di Enklave Bronx, lebih mementingkan bisnis
konstruksinya yang sangat besar. Mereka tidak suka melaksanakan misi berani
mati seperti itu pada tahap kehidupan sekarang.
"Senator itu sudah sinting rupanya," kata Vincent.
Sang Don berkata pada Cross, "Kau yakin itulah pesan yang disampaikannya
untuk kita" Bahwa kita harus membunuh pemimpin negara kita, salah satu
koleganya sendiri dalam pemerintahan?"
Giorgio berkata datar, "Mereka tidak bernaung di bawah partai yang sama;
begitulah kata si senator."
Cross menjawab, "Sang senator tidak akan mau melibatkan dirinya. Dia cuma
mengajukan fakta-faktanya. Kurasa dia beranggapan kita akan me-
laksanakannya." Dante membuka suara. Ia merasa bergairah mendengar ini, membayangkan
kehebatan dan keuntungan yang bisa diperoleh. "Kita bisa membuat seluruh
bisnis perjudian disahkan. Tindakan kita tidak akan sia-sia. Imbalannya sangat
besar." Sang Don menoleh ke Pippi. "Bagaimana pen-dapatmu, martello-kuT tanyanya
dengan sayang. Pippi tampak sangat marah. "Itu jelas tak mungkin dan tak boleh dilakukan."
Dante berkata dengan nada menantang, "Sepupu
Pippi, kalau kau tak sanggup, aku yang akan melakukannya."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P

Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Pippi menatapnya dengan muak. "Kau seorang tukang jagal, bukan perencana. Kau
tidak akan bisa menyusun rencana untuk hal seperti ini. Tidak dalam sejuta
tahun pun. Risikonya terlalu besar. Terlalu nekat. Dan pelaksanaannya terlalu
sulit. Kau tidak akan bisa menghilang dengan bebas."
Dante berkata angkuh, "Kakek, tugaskan aku. Akan kulaksanakan."
Sang Don menunjukkan rasa hormatnya pada cucunya. "Aku yakin kau bisa,"
katanya. "Dan pengaruhnya memang sangat besar. Tapi Pippi benar.
Kelanjutannya akan sangat berisiko bagi Keluarga kita. Boleh-boleh saja
membuat kesalahan, tapi jangan kesalahan fatal. Kalaupun kita berhasil me-
wujudkannya dan tujuan kita tercapai, kita akan dihantui selamanya. Perbuatan
itu terlalu mengerikan. Selain itu, situasi ini tidak mengancam eksistensi kita.
Kita hanya terhalang. Sasaran kita bisa dicapai dengan kesabaran. Untuk
sementara, kita duduk saja dengan manis. Giorgio, kau punya bisnis di Wall
Street. Vincent, kau punya restoran. Petie, kau punya bisnis konstruksi. Cross,
kau punya hotelmu, dan Pippi, kau bisa mengundurkan diri dan menghabiskan
tahun-tahun terakhirmu dalam damai. Dan Dante, cucuku, kau mesti sabar.
Suatu hari nanti kerajaan judi itu akan menjadi milikmu juga, warisan untukmu.
Dan jika saat itu tiba, kau tidak akan dihantui bayang-bayang perbuatan
mengerikan yang menggantung di atas kepalamu. Nah, kita biarkan saja si
senator tenggelam ke dasar samudra."
Semua orang menjadi lega. Ketegangan mereka terpecahkan. Semua senang
dengan keputusan itu. Kecuali Dante. Semua juga setuju dengan sang Don yang
menyumpahi si senator. Beraninya orang itu mengusulkan pemecahan berbahaya
bagi mereka. Hanya Dante yang tidak puas. Ia berkata pada Pippi, "Berani sekali kau,
menyebutku tukang jagal. Kau sendiri apa" Florence Nightingale?"
Vincent dan Petie tertawa. Sang Don menggeleng tak setuju. "Satu lagi," kata
Don Clericuzio. "Kupikir kita harus tetap mempertahankan hubungan dengan si
senator. Aku tidak keberatan dia memakan uang lima juta dolar itu, tapi aku
menganggap usulnya sebagai hinaan. Dia pikir kita mau membunuh presiden
negara kita hanya untuk melancarkan usaha. Selain itu, akal licik apa lagi yang
disembunyikannya" Kira-kira keuntungan apa yang diperolehnya dari tindakan
ini" Dia berusaha memanipulasi kita. Cross, kalau dia datang ke hotelmu, naikkan
batas kreditnya. Pastikan dia bisa bersenang-senang. Orang seperti dia terlalu
berbahaya untuk dijadikan musuh."
Berarti masalahnya selesai. Cross agak ragu untuk mengungkapkan masalah
berikutnya yang juga sensitif. Tapi akhirnya ia menceritakan tentang Lia Vazzi
dan Jim Losey. "Kemungkinan ada orang dalam yang menjadi informan dalam
Keluarga," katanya. Dante berkata tenang, "Itu operasimu, berarti itu urusanmu."
Sang Don menggeleng tegas. "Tak mungkin ada informan," katanya. "Detektif
itu pasti menemukan sesuatu secara kebetulan, dan dia menginginkan bonus.
Giorgio, urus dia." Giorgio berkata dengan pahit, "Lima puluh ribu dolar lagi lenyap. Cross, ini
bagianmu. Kau mesti membayarnya dari hotelmu."
Sang Don menyalakan kembali cerutunya. "Nah, selagi kita semua berkumpul di
sini, ada masalah lainnya" Vincent, bagaimana bisnis restoranmu?"
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Wajah Vincent yang kaku seketika melunak. "Aku akan membuka tiga restoran
baru," katanya. "Satu di Philly, satu di Denver, dan satu lagi di New York City.
Restoran kelas tinggi. Pop, percaya tidak, aku memasang harga enam belas dolar
untuk sepiring spageti. Ketika membuatnya di rumah, kuperkirakan biayanya
setengah dolar sepiring. Setengah mati kucoba, aku tak bisa menaikkan ongkos
pembuatannya. Padahal aku sudah memasukkan harga bawang putih. Dan bakso.
Aku satu-satunya pemilik restoran Itali kelas tinggi yang menyajikan bakso.
Entah bagaimana, pokoknya aku memasang harga delapan dolar untuk bakso-
bakso itu. Padahal ukurannya tidak besar dan ongkos pembuatannya hanya dua
puluh sen." Ia pasti akan terus bicara kalau tidak disela oleh sang Don. Sang Don berpaling
pada Giorgio dan berkata, "Giorgio, bagaimana bisnismu di Wall Street?"
Giorgio menjawab dengan hati-hati, "Naik-turun. Tapi komisi yang diperoleh
dari bisnis itu sama besarnya dengan hasil yang didapat para lintah darat di
jalanan, kalau kita cukup lama mengolahnya. Dan tidak ada risiko gagal atau
masuk penjara. Kita bisa meninggalkan bisnis-bisnis lainnya, kecuali mungkin
perjudian." Sang Don senang mendengarkan laporan-laporan ini. Kesuksesan secara legal
sangat didambakannya- "Dan kau, Petie," katanya, "bagaimana dengan bisnis konstruksimu" Kudengar
kemarin kau punya sedikit masalah."
Petie angkat bahu. "Bisnis yang masuk jauh melebihi yang bisa kutangani.
Sepertinya semua orang sedang membangun sesuatu. Kita menguasai kontrak-
kontrak pembuatan jalan bebas hambatan. Semua anak buahku kupekerjakan
dan mereka hidup senang. Tapi seminggu yang lalu muncul seorang bedebah di
lokasi pembangunanku yang terbesar. Dia membawa seratus orang kulit hitam
dan berbagai spanduk tentang hak-hak sipil. Kuajak dia ke kantorku, dan
mendadak dia jadi ramah. Katanya aku cuma perlu mempekerjakan sepuluh
persen orang kulit hitam dan membayarnya dua puluh ribu dolar di bawah
tangan." Dante merasa tergelitik. "Kita diancam" Keluarga Clericuzio diancam?" katanya
sambil terkekeh. Petie berkata, "Aku mencoba berpikir seperti Pop. Apa salahnya mereka juga
diberi kesempatan hidup" Maka kuberikan dia uang yang dimintanya dan ber-
janji akan mempekerjakan lima persen orang kulit hitam di tempatku."
"Keputusanmu bagus," kata sang Don. "Kau mencegah masalah kecil ini
berkembang menjadi masalah besar. Lagi pula, bukankah sudah sepantasnya Ke-
luarga Clericuzio turut memajukan peradaban dan orang lain juga?"
'Kalau aku, pasti sudah kuhabisi bedebah kulit hitam itu," kata Dante. "Nanti
dia akan minta lebih banyak."
Dan kita akan memberinya lebih banyak," kata
sang Don. "Tak apa, selama permintaan mereka masih masuk akal." Ia beralih ke
Pippi dan berkata, "Dan kau, apa masalahmu?"
"Tidak ada," kata Pippi. "Hanya saja sekarang Keluarga kita sudah hampir tidak
pernah beroperasi lagi. Jadi, aku tidak punya pekerjaan."
"Justru kau beruntung," kata sang Don. "Kau sudah cukup bekerja keras. Kau
berhasil lolos dari banyak bahaya. Sekarang nikmatilah hidupmu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Dante tidak menunggu ditanyai. "Aku juga sama," katanya pada sang Don.
"Padahal aku masih terlalu muda untuk pensiun."
"Main golf seperti para bruglione lain," kata Don Clericuzio dengan nada datar.
"Dan tak usah cemas. Kehidupan selalu menawarkan pekerjaan dan masalah.
Untuk sementara, bersabarlah. Kurasa waktumu akan tiba juga. ,Dan waktuku."
Bab 14 PADA pagi hari pemakaman Eli Marrion, Bobby Bantz berteriak-teriak marah
pada Skippy Deere. "Ini benar-benar sinting! Itulah yang salah dalam bisnis
perfilman. Bagaimana kau sampai membiarkan ini terjadi?" Ia mengayunkan
sebundel kertas ke wajah Deere.
Deere memandanginya. Kertas-kertas itu berisi jadwal transportasi untuk
syuting di Roma. "Yeah, memangnya kenapa?" tanya Deere.
Bantz benar-benar kalap. "Semua orang yang terlibat pembuatan film ini
mendapat penerbangan kelas satu ke Roma - para kru, para pemegang peran
kecil, pesuruh, magang - semuanya, kecuali akuntan LoddStone yang dikirim ke
sana untuk mengontrol pengeluaran. Dia terbang dengan kelas ekonomi."
"Yeah, lalu kenapa?" tanya Deere lagi.
Sekarang Bantz tidak menahan kemarahannya lagi. Dan anggaran pembuatan
film itu juga mencakup mendirikan sekolah untuk anak-anak semua orang yang
terlibat, juga biaya sewa kapal pesiar untuk dua minggu. Aku baru saja membaca
skenarionya dengan saksama. Ada dua belas aktor dan aktris
yang mungkin hanya tampil dua-tiga menit di film. Dan kapal pesiar itu
didaftarkan hanya untuk syuting dua hari. Sekarang jelaskan padaku, bagaimana
ini bisa terjadi." Skippy Deere tersenyum lebar. "Oke," katanya. "Sutradara kita adalah Lorenzo
Tallufo, dan dia bersikeras semua krunya harus diberi transportasi kelas satu.
Para pemegang peran kecil dan aktor besar yang cuma tampil sebentar ikut
dimasukkan ke dalam skenario^ karena merekalah yang mengencani bintang-
bintang penggerak. Kapal pesiar itu dipesan untuk dua minggu karena Lorenzo
ingin menghadiri Festival Film Cannes."
"Kau produsernya. Kau mesti bicara pada Lorenzo," kata Bantz.
"Tidak bisa," sahut Deere. "Lorenzo sudah menghasilkan empat film dengan
hasil bruto seratus juta dolar dan telah menyabet dua piala Oscar. Aku
bersedia menjilat dia saat membantunya naik ke kapal pesiar itu. Kau saja yang
bicara padanya." Ini sulit. Secara teknis, dalam hierarki dunia perfilman, pimpinan studio
mestinya berada di tempat tertinggi. Produser bertugas menggabungkan semua
elemen dan mengawasi anggaran serta perkembangan skenario. Tapi
kenyataannya, begitu sebuah film mulai dibuat, yang memegang kekuasaan penuh
adalah' sang sutradara. Terutama kalau ia dikenal sudah menghasilkan beberapa
film yang sukses di pasaran.
Bantz menggelengkan kepala. "Aku tidak bisa bicara pada Lorenzo, tanpa Eli
untuk memberikan dukungan padaku. Lorenzo tidak akan mengacuhkan-ku dan
kita akan kehilangan film itu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Dan dia pantas berbuat begitu," kata Deere. "Sudahlah. Lorenzo kan memang
selalu mencuri uang lima juta dari setiap film. Semua sutradara melakukannya.
Tenanglah, supaya kita bisa muncul di acara pemakaman."
Tapi Bantz sudah sibuk memperhatikan lembaran lain. "Di anggaran filmmu ada
pengeluaran lima ratus ribu dolar untuk Chinese food. Tak seorang pun, tak
seorang pun, termasuk istriku, bisa menghabiskan lima ratus ribu dolar untuk
Chinese food. Kalau untuk makanan Prancis masih mungkin. Tapi Chinese foodT
Skippy Deere mesti berpikir cepat. Ia terpojok untuk yang satu ini. "Makanan
itu dibeli di restoran Jepang," katanya. "Jenisnya sushi. Makanan paling mahal
di dunia." Bantz langsung tenang kembali. Memang banyak orang yang mengeluh tentang
mahalnya sushi. Pimpinan sebuah studio saingan pernah bercerita bahwa ia
mengundang makan seorang investor Jepang ke restoran yang khusus
menyajikan sushi. "Aku keluar seribu dolar untuk dua puluh potong kepala ikan
porsi dua orang," katanya waktu itu. Bantz merasa terkesan.
"Oke," katanya pada Skippy Deere. "Tapi lain kali kau mesti menghemat.
Usahakan mempekerjakan lebih banyak mahasiswa magang dalam filmmu be-
rikutnya." Sebab mahasiswa yang sedang magang tidak perlu dibayar.
Acara pemakaman Eli Marrion jauh lebih menarik untuk diberitakan daripada
cerita tentang seorang bintang tenar. Marrion disegani oleh para pimpinan
studio, produser, dan agen. Ia bahkan dihormati dan kadang-kadang disayangi
oleh para bintang, sutradara, dan penulis skenario. Semua itu disebabkan oleh
keramahan dan kecerdasannya yang tinggi dalam menangani banyak persoalan di
bisnis perfilman. Ia juga punya reputasi sebagai orang yang adil, dalam batas-
batas yang masuk akal. Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, ia sama sekali tidak hanyut oleh
kekuasaan, tidak memaksa mengencani bintang-bintang baru. Selain itu,
LoddStone telah menghasilkan lebih banyak film besar daripada studio lain
mana pun, dan faktor inilah yang paling berharga bagi orang-orang yang benar-
benar membuat film. Presiden Amerika Serikat mengutus kepala stafnya untuk menyampaikan eulogi
singkat. Prancis mengirimkan menteri kebudayaannya, meski pria itu sangat anti
pada film-film Hollywood. Vatikan mengutus seorang kardinal muda yang cukup
tampan, sampai-sampai mendapat tawaran tampil sejenak di film. Sekelompok
eksekutif Jepang muncul secara ajaib. Para eksekutif dari jajaran tertinggi
perusahaan-perusahaan film di Belanda, Jerman, Itali, dan Swedia juga datang
untuk menghormati Eli Marrion.
Penyampaian eulogi pun dimulai. Mula-mula dari seorang aktor tenar, lalu
seorang aktris tenar, disusul oleh seorang sutradara kelas A. Bahkan seorang
penulis skenario, Benny Sly, ikut menyampaikan pidato penghormatannya.
Kemudian kepala staf Presiden. Akhirnya, agar semua tampilan itu tidak di
anggap pura-pura, dua pelawak paling hebat di film membuat lelucon tentang
kekuasaan dan insting bisnis Eli Marrion. Akhirnya tiba giliran putra Eli,
Kevin, dan putrinya, Dora, serta Bobby Bantz menyampaikan pidato mereka.
Kevin Marrion mengenang Eli Marrion sebagai ayah yang sangat peduli, bukan
hanya pada anak-anaknya, tapi pada semua orang yang bekerja di LoddStone
Studios. Eli sangat mementingkan unsur seni dalam film, dan Kevin menegaskan
pada para pekabung lainnya bahwa ia akan meneruskan jejak ayahnya.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o

Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Putri Eli Marrion, Dora, menyampaikan pidato yang sangat puitis, hasil tulisan
Benny Sly. Pidato itu indah, spiritual, dan banyak mengenang segala kebajikan
serta prestasi Eli Marrion dengan nada humor namun penuh hormat. "Aku
menyayangi ayahku melebihi laki-laki mana pun yang pernah kukenal," katanya,
"tapi aku senang bahwa aku tak pernah perlu bernegosiasi dengannya. Aku hanya
perlu berurusan dengan Bobby Bantz yang bisa kubodohi."
Dora berhasil mempermalukan Bobby, dan sekarang giliran Bobby Bantz, yang
diam-diam marah mendengar lelucon Dora. "Selama tiga puluh tahun aku
membangun LoddStone Studios bersama Eli Marrion," katanya. "Almarhum
adalah orang paling cerdas dan paling baik yang pernah kukenal. Di bawah
pimpinannya, pengabdianku selama tiga puluh tahun itu merupakan masa-masa
paling bahagia dalam hidupku. Dan aku akan melanjutkan impiannya. Almarhum
menunjukkan kepercayaannya padaku de-ngan mempercayakan LoddStone
Studios padaku untuk masa lima tahun berikutnya, dan aku tak akan mengecewakannya. Aku
tahu tak mungkin bisa menyamai segala prestasi Eli. Dia memberikan mimpi-
mimpi pada jutaan orang di seluruh dunia. Dia membagi kekayaan dan kasih
sayangnya dengan keluarganya serta seluruh rakyat Amerika. Dia memang
sebuah batu magnet yang kuat."
Para pelayat tahu bahwa Bobby Bantz sendirilah yang telah menulis pidato itu,
sebab di dalamnya ia memberikan pesan penting pada seluruh dunia perfilman,
yaitu bahwa ia akan memerintah LoddStone Studios selama lima tahun
berikutnya, dan ia mengharapkan semua orang untuk memberikan respek yang
sama padanya, seperti yang dulu mereka berikan pada Eli Marrion. Sekarang
Bobby Bantz bukan lagi orarig nomor dua, melainkan orang nomor satu.
Dua hari setelah pemakaman, Bantz memanggil Skippy Deere ke studio dan
menawarinya jabatan sebagai kepala produksi LoddStone. Dulu Bantz sendiri
yang memegang jabatan tersebut, tapi sekarang ia menempati posisi Marrion
sebagai pimpinan studio. Imbalan yang ditawarkannya pada Deere sangat
menggiurkan. Deere akan memperoleh bagian keuntungan dari setiap film yang
dihasilkan studio. Ia boleh memberi lampu hijau pada film mana pun yang
anggarannya di bawah tiga puluh juta dolar. Ia juga boleh memasukkan
perusahaan produksinya sendiri ke bawah naungan LoddStone sebagai per-
usahaan independen dan memilih sendiri pimpinan perusahaan tersebut.
Skippy Deere terperangah dengan tawaran itu. Ia menganalisis hal ini sebagai
indikasi rasa kurang percaya diri Bantz. Bantz tahu dirinya lemah dalam bidang
kreatif, jadi ia menggantungkan diri pada Deere untuk menutupi kelemahan itu.
Deere menerima tawaran Bantz dan menunjuk Claudia De Lena sebagai pimpinan
perusahaan produksinya. Bukan hanya karena Claudia kreatif dan tahu betul
seluk-beluk membuat film, tapi karena Skippy tahu Claudia orang yang jujur dan
tak akan mengkhianatinya. Dengan Claudia, ia tak perlu selalu waspada. Selain
itu - dan ini bukan faktor sepele dalam dunia film - Skippy senang berteman
dengan Claudia dan menyukai humor-humornya. Apalagi mereka sudah lama
berselang tidak mencampuradukkan masalah seksual dalam hubungan mereka.
Skippy Deere sangat gembira membayangkan betapa kaya mereka nanti. Deere
sudah cukup lama berkecimpung dalam bisnis perfilman, dan ia tahu bahwa
bintang tenar pun kadang-kadang menjalani masa tua mereka dalam kemiskinan.
Saat ini Deere sudah sangat kaya, tapi menurut pendapatnya ada sepuluh
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir tingkatan ukuran kekayaan, dan saat ini ia baru berada pada tingkat pertama.
Memang benar, ia bisa hidup mewah sepanjang sisa hidupnya, tapi ]a belum bisa
memiliki pesawat terbang pribadi dan lima rumah sekaligus. Ia juga tidak bisa
mengoleksi wanita, berjudi gila-gilaan, bercerai lima kali lagi, dan
mempekerjakan seratus orang pelayan. Ia bahkan tak mampu membiayai
pembuatan filmnya sendiri melebihi jangka waktu tertentu. Dan ia tak punya
Uang untuk membeli koleksi karya seni terkenal -
misalnya Monet atau Picasso - seperti yang dilakukan Eli. Tapi suatu hari nanti -
dalam waktu dekat ini - ia akan naik dari tingkat kekayaan pertama ke tingkat
kelima; mungkin. Ia mesti bekerja keras dan bersikap sangat licik, dan yang
paling penting, ia mesti mengawasi Bantz dengan saksama.
Bantz menguraikan rencana-rencananya, dan Deere terperangah melihat betapa
ambisiusnya semua rencana itu. Rupanya Bantz sudah membulatkan tekad untuk
mengambil tempat di dunia kekuasaan.
Sebagai permulaan, ia akan membuat kesepakatan dengan Melo Stuart, sehingga
Melo bersedia memberikan akses khusus pada LoddStone untuk memperoleh
semua bakat baru di keagenannya.
"Aku bisa mengurusnya," kata Deere. "Akan kutegaskan padanya bahwa aku akan
memberikan lampu hijau untuk proyek-proyek favoritnya."
"Aku terutama ingin agar Athena Aquitane main dalam film kita berikutnya,"
kata Bantz. Aha, pikir Deere. Karena sekarang sudah menjadi penguasa LoddStone, Bantz
rupanya ingin coba-coba mengajak Athena ke tempat tidur. Sebagai kepala
produksi, Deere merasa ia juga punya peluang untuk itu.
"Akan kusuruh Claudia menyiapkan proyek untuk Athena sekarang juga," kata
Deere. "Bagus," kata Bantz. "Sekarang, ingat, sejak dulu aku tahu apa yang ingin
dilakukan Eli, hanya saja dia terlalu lunak, sehingga tidak sampai hati me-
lakukannya. Kita akan menyingkirkan perusahaan produksi Dora dan Kevin.
Mereka selalu saja merugi-
548 Selain itu, aku tidak ingin mereka ada di dekat-dekat kita."
"Kau mesti hati-hati untuk yang satu itu," kata Deere. "Mereka punya banyak
saham di perusahaan."
Bantz tersenyum lebar. "Yeah, tapi Eli memberiku wewenang untuk lima tahun.
Jadi, kaulah yang akan menjadi kambing hitamnya. Kau mesti menolak memberi
lampu hijau pada proyek-proyek mereka. Kurasa setelah setahun dua tahun
mereka akan pergi juga dengan sebal dan menyalahkanmu. Begitulah teknik Eli
dulu. Dan akulah yang selalu menjadi kambing hitamnya."
"Kurasa akan sangat sulit mengeluarkan mereka," kata Deere. "Studio itu sudah
menjadi rumah mereka yang kedua. Mereka tumbuh besar di situ."
"Pokoknya akan kucoba," kata Bantz. "Satu hal lagi. Semalam sebelum meninggal,
Eh setuju untuk memberi Ernest Vail bagian dari hasil bruto, dengan
pembayaran di muka, untuk semua film yang kita buat dari novel picisannya. Eli
menjanjikan itu karena Molly Flanders dan Claudia mendesaknya terus men-
jelang kematiannya; perbuatan ini jahat sekali. Aku sudah memberitahukan
secara - tertulis pada Molly bahwa aku tidak terikat secara legal maupun moral
untuk memenuhi janji itu."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Deere merenungkan masalah tersebut. "Vail "tak akan pernah bunuh diri, tapi
dia bisa saja mati secara wajar dalam lima tahun ini. Kita mesti mempersiapkan
diri terhadap hal itu."
"Tidak," kata Bantz. "Eli dan aku sudah berkonsultasi pada semua pengacara
kita, dan mereka mengatakan argumentasi Molly tidak akan diterima
di pengadilan. Aku akan menegosiasikan sejumlah uang untuk Vail, tapi bukan
dari hasil bruto. Itu sama saja dengan mengisap darah kita."
"Dan Molly sudah memberikan jawaban?" tanya Deere.
"Yeah, surat konyol khas pengacara," sahut Bantz. "Kukatakan padanya makan
saja sendiri suratnya."
Bantz mengangkat telepon dan menghubungi psikoanalisnya. Istrinya sudah
bertahun-tahun mendesaknya untuk mengikuti terapi, agar ia lebih disukai
orang. Bantz berkata ke telepon, "Aku cuma ingin meng-konfirmasi janji temu kita
pukul empat sore nanti. Ya, soal skenariomu akan kita bicarakan minggu depan."
Lalu ia menutup pembicaraan dan tersenyum licik pada Deere.
Deere tahu bahwa Bantz mempunyai affair dengan Falene Fant di Beverly Hotel
Bungalow milik studio. Telepon pada psikiaternya tadi cuma pura-pura saja,
sebab pihak studio sudah meminta option atas skenario orisinal si ahli terapi
yang mengisahkan tentang seorang psikiater yang melakukan pembunuhan
berantai. Deere sudah membaca skenario tersebut dan menganggap materi itu
bisa dijadikan film bagus berbiaya rendah, padahal Bantz sendiri menganggap
karya itu. benar-benar picisan. Deere akan membuat film itu, dan Bantz akan
menganggap ia melakukan itu untuk menyenangkan hatinya.
Lalu Bantz dan Deere berbincang-bincang tentang mengapa mereka sangat
senang menghabiskan waktu bersama Falene Fant. Mereka sependapat bahwa
sikap itu kekanak-kanakan untuk orang-orang penting
seperti mereka, tapi mereka juga sepakat bahwa seks dengan Falene bisa
menyenangkan karena gadis itu memang memiliki pribadi menyenangkan. Selain
itu, ia tidak meminta apa-apa dari mereka. Memang ada pamrih terselubung,
tapi gadis itu berbakat, dan kalau saatnya sudah tiba, ia akan diberi
kesempatan. Bantz berkata, "Yang kukhawatirkan, kalau nanti dia menjadi bintang norak yang
sombong, kesenangan kita bisa berakhir."
"Yeah," kata Deere. "Biasanya begitulah mereka bertingkah. Tapi biarlah, toh
dia akan menghasilkan uang banyak untuk kita."
Lalu mereka membahas jadwal produksi dan pengedaran film. Messalina selesai
dua bulan lagi dan akan menjadi film andalan untuk musim liburan Natal. Dua
minggu berikutnya akan diedarkan film sekuel novel Vail. Hasil gabungan kedua
film produksi LoddStone ini bisa menghasilkan pemasukan bruto satu miliar
dolar dari seluruh dunia, termasuk hasil penjualan videonya. Bantz bisa
mengantongi bonus sebesar dua puluh juta dolar, Deere kemungkinan lima juta
dolar. Bantz akan dianggap sebagai jenius pada tahun pertamanya menggantikan
Marrion. Ia akan diakui sebagai eksekutif nomor satu sejati.
Deere berkata sambil merenung-renung, "Sayang sekali kita mesti memberi
Cross lima belas persen dari hasil bruto atas Messalina. Kenapa tidak kita
kembalikan saja uangnya, dengan bunga". Kalau dia tak senang, biar dia
menuntut. Kelihatannya dia takut maju ke pengadilan."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Katanya dia mafia. Apa benar?" tanya* Bantz. Deere berpikir: Orang ini benar-
benar pengecut. "Aku kenal Cross," kata Deere. "Dia bukan orang semacam itu. Adiknya, Claudia,
pasti akan mengatakan padaku kalau dia benar-benar berbahaya. Yang kukha-
watirkan justru Molly Flanders. Kita merugikan dua kliennya pada saat
bersamaan." "Oke," kata Bobby. "Wah, kita benar-benar kerja keras hari ini. Kita berhasil
menyelamatkan dua puluh juta dolar dari Vail, dan mungkin sepuluh juta dari De
Lena. Itu bisa dialihkan menjadi bonus untuk kita. Kita akan menjadi pahlawan."
"Yeah," kata Deere, lalu ia menatap jam tangannya. "Hampir jam empat.
Bukankah kau mesti menemui Falene?"
Pada saat itu pintu kantor Bobby Bantz terbuka dengan keras dan di ambangnya
berdiri Molly Flanders. Ia mengenakan "pakaian tempurnya", yaitu celana
panjang, jaket, dan blus sutra putih, dengan sepatu pendek; wajah cantiknya
merah membara oleh amarah. Matanya berkaca-kaca, tapi belum pernah ia
tampak secantik ini. Suaranya penuh dendam kesumat.
"Oke, kalian dua bajingan," katanya. "Ernest Vail sudah meninggal, dan aku
sudah mendapatkan surat perintah untuk mencegah kalian merilis sekuel
terbaru bukunya. Nah, apa sekarang kalian sudah siap membuat kesepakatan?"
Masalah terbesar Ernest Vail dalam melakukan bunuh diri adalah ia benci
kekerasan. Ia terlalu pengecut untuk menggunakan cara-cara yang sudah
dikenal. Ia takut pada senjata api, dengan pisau atau racun rasanya terlalu
kasar dan belum tentu langsung ber
hasil. Begitu pula memasukkan kepala ke dalam oven gas, atau menghirup karbon
monoksida di dalam mobil. Mengiris pergelangan tangan akan melibatkan
keluarnya darah. Tidak, ia ingin mati dengan nyaman, cepat, dan pasti, dengan
tubuh utuh dan terhormat.
Ernest membanggakan diri bahwa keputusannya adalah keputusan rasional yang
akan menguntungkan semua orang, kecuali LoddStone Studios. Semuanya murni
masalah keuntungan finansial pribadi dan pemulihan harga dirinya. Ia akan
memegang kendali lagi atas hidupnya; memikirkan itu membuatnya tertawa. Satu
lagi bukti kewarasannya: ia masih punya rasa humor.
Menenggelamkan diri di laut rasanya terlalu dramatis, seperti di film-film;
melemparkan diri ke depan bus yang sedang melaju rasanya sakit dan hina,
seolah-olah ia seorang gelandangan. Sesaat ia terpikir suatu cara lain. Bunuh
diri dengan makan pil tidur, atau supositoria yang diselipkan di anus. Memang
sudah tidak populer. Tapi lagi-lagi cara itu kedengarannya tidak terhormat dan
tidak sepenuhnya meyakinkan.
Maka Ernest melepaskan semua metode itu dan mencari cara bunuh diri yang
pasti dan nyaman. Proses ini membuatnya begitu senang, hingga ia hampir-
hampir membatalkan seluruh rencananya. Ia juga senang sekali menyusun
kerangka surat bunuh dirinya. Ia ingin menggunakan seluruh kemampuannya agar
suratnya tidak terdengar mengasihani diri sendiri atau menuduh siapa pun.
Terutama ia ingin tindakan bunuh dirinya diterima sebagai sikap yang
sepenuhnya rasional, bukan dianggap pengecut.
Ia memulai dengan membuat surat untuk istri pertamanya, yang ia anggap


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebagai cinta sejati satu-satunya. Dalam kalimat pertamanya, ia mencoba
terdengar objektif dan praktis.
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Hubungi Molly Flanders, pengacaraku, begitu kau menerima surat ini. Dia punya
kabar penting untukmu. Aku mengucapkan terima kasih padamu dan anak-anak
untuk tahun-tahun membahagiakan yang telah kalian berikan padaku. Aku tak
ingin kau menganggap tindakanku ini sebagai kecaman dalam bentuk apa pun
padamu. Kita memang sudah jemu satu sama lain sebelum berpisah. Tolong
jangan menganggap tindakanku ini kuambil karena pikiranku sudah tidak beres,
atau karena aku tidak bahagia. Semua ini sepenuhnya rasional, seperti akan
dijelaskan oleh pengacaraku nanti. Sampaikan salam sayangku pada anak-anak."
Ernest menyingkirkan catatan itu. Surat itu perlu ditulis ulang. Lalu ia menulis
surat untuk istri kedua dan ketiganya, memberitahukan bahwa ia meninggalkan
sejumlah kecil warisan untuk mereka, dan berterima kasih atas kebahagiaan
yang telah mereka berikan padanya. Ia meyakinkan mereka bahwa mereka sama
sekali tidak perlu merasa bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.
Rasanya mood-nya sedang tidak bagus, jadi ia hanya menulis surat pendek untuk
Bobby Bantz, yang isinya: "Persetan kau!"
Kemudian ia menulis surat untuk Molly Flanders: "Habisi bangsat-bangsat itu!"
Perasaannya jadi lebih enak.
Untuk Cross De Lena ia menulis: "Akhirnya aku
melakukan hal yang benar." Ia bisa membayangkan kekesalan Cross saat
membacanya nanti. Tapi hatinya berbunga-bunga ketika ia menulis untuk Claudia. "Kau telah
memberiku saat-saat paling bahagia dalam hidupku, padahal kita sama sekali
tidak saling jatuh cinta. Bagaimana, coba" Dan aku heran, kenapa semua yang
kaulakukan dalam hidupmu selalu berjalan baik, sedangkan aku tidak" Sampai
saat ini. Tolong jangan lagi mengingat-ingat ucapanku tentang hasil tulisanmu,
ketika aku mengecilkan karyamu. Itu cuma ungkapan rasa iri seorang pengarang
tua yang tidak lagi populer. Aku juga berterima kasih karena kau telah
memperjuangkan agar aku mendapatkan bagian keuntungan itu, meski akhirnya
kau gagal. Aku sayang padamu karena kau telah berusaha."
Lalu Vail menyusun semua surat itu, yang ditulisnya di kertas-kertas bekas yang
sudah menguning. Isinya benar-benar jelek, tapi ia akan menulis ulang. Ya,
menulis ulang; itulah kuncinya selalu.
Tapi kegiatan mengarang surat-surat itu telah membangkitkan perasaan bawah
sadarnya. Sekarang ia mesti mencari cara yang sempurna untuk bunuh diri.
Kenneth Kaldone adalah dokter gigi paling hebat di Hollywood, sama terkenalnya
dengan bintang tenar mana pun di lingkungan dunia kecil itu. Ia sangat cakap
dalam menjalani profesinya, dan kehidupan Pnbadinya juga berani dan penuh
warna. Ia benci Penggambaran citra dokter gigi di buku-buku dan film-film,
yang mengatakan bahwa dokter gigi sangat
borjuis, dan ia berusaha keras meruntuhkan citra tersebut. ,
Cara berpakaian dan perilaku Kenneth sangat memikat, tempat prakteknya
mewah dan dilengkapi ratusan majalah terbaik terbitan Amerika dan Inggris.
Ada juga koleksi majalah terbitan luar negeri, seperti Jerman, Itali, Prancis,
bahkan Rusia. Karya-karya seni modern kelas satu tergantung di dinding-dinding ruang
tunggunya, dan lorong yang menuju kamar-kamar perawatan dihiasi dengan foto-
foto bertanda tangan dari beberapa tokoh terkenal di Hollywood. Mereka
semua pasiennya. Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Kenneth senang bicara dan sikapnya agak kewanitaan, hingga kadang membuat
orang salah mengira. Ia menyukai wanita, tapi tidak mengerti untuk apa
membuat komitmen dengan lawan jenisnya itu. Ia menganggap seks tidak lebih
penting dari makan malam yang enak, anggur yang nikmat, dan musik yang indah.
Satu-satunya yang dipuja Kenneth adalah seni perawatan gigi. Di satu bidang itu
ia bisa dikatakan seorang seniman. Ia selalu mengikuti perkembangan teknis
dankosmetis dunia pergigian. Ia tak mau membuat gigi nonpermanen untuk klien-
kliennya, ia bersikeras memasang implant dari baja yang bisa dipasangi
serangkaian gigi secara permanen. Ia memberi kuliah pada konvensi-konvensi
dokter gigi, dan ia begitu menguasai bidangnya, sampai-sampai ia pernah
dipanggil untuk menangani gigi salah seorang anggota kerajaan Monako.
Tak ada pasien Kenneth Kaldone yang terpaksa harus merendam gigi palsunya di
malam hari dalam gelas berisi air. Tak ada pasien yang akan merasa sakit begitu duduk di kursi
prakteknya yang istimewa. Ia sangat murah hati dalam memberikan obat,
terutama dalam penggunaan "udara manis", yang berupa kombinasi nitrat oksida
dan oksigen yang dihirup oleh pasien melalui sebuah masker dari karet. Dengan
cara itu, semua rasa sakit pada saraf-saraf gigi tidak terasa dan si pasien
seakan terbang ke dalam keadaan setengah sadar, seperti seorang pencandu
opium. Ernest dan Kenneth langsung cocok bersahabat sejak kedatangan Ernest
pertama kali ke Hollywood sekitar dua puluh tahun yang lalu. Ketika itu Ernest
mengalami sakit gigi parah pada acara makan malam di rumah seorang produser
yang tertarik untuk membeli hak cipta salah satu bukunya. Produser itu
menelepon Kenneth pada tengah malam, dan Kenneth terburu-buru datang ke
pesta itu untuk membawa Ernest ke tempat prakteknya, agar giginya yang
infeksi bisa diobati. Kemudian ia mengantar Ernest kembali ke hotelnya dan
mengingatkannya untuk datang lagi besok.
Sesudahnya, Ernest mengatakan kepada produser itu bahwa ia pasti punya
pengaruh besar, sampai-sampai ia bisa memanggil seorang dokter gigi pada
tengah malam. Produser itu menyanggahnya. Katanya memang seperti itulah
Kenneth Kaldone. Baginya, orang yang sakit gigi sama dengan orang yang
tenggelam, perlu segera ditolong. Selain itu, Kenneth sudah membaca semua
buku karangan Ernest dan menyukai karya-karyanya itu.
Keesokan harinya, ketika mengunjungi Kenneth di tempat prakteknya, Ernest
mengucapkan terima kasih dengan tulus. Kenneth menghentikan ucapannya
dengan tangan terangkat sambil berkata, "Aku pun masih berutang padamu atas
kesenangan yang kuper-oleh dari membaca buku-buku karanganmu. Nah,
sekarang aku ingin menjelaskan tentang implantasi struktur dari baja." Lalu ia
memberikan kuliah panjang-lebar bahwa tak ada istilah terlambat untuk
memperhatikan kesehatan mulut. Tak lama lagi pasti ada salah satu gigi Ernest
yang tanggal, dan pemasangan struktur dari baja akan memudahkannya,
sehingga ia tak perlu merendam gigi palsunya di air setiap malam.
"Akan kupikirkan dulu," kata Ernest.
"Tidak," sahut Kenneth. "Aku tak bisa mengobati pasien yang tidak sependapat
denganku tentang pekerjaanku."
Ernest tertawa. "Untung kau bukan novelis," katanya. "Tapi okelah."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Mereka pun menjadi sahabat. Vail akan mengundang Kenneth makan malam kalau
ia datang ke Hollywood, dan kadang-kadang ia sendiri berkunjung ke L.A.,
khusus untuk diberi udara manis. Kenneth banyak membicarakan hal-hal cerdas
tentang buku-buku karya Ernest. Pengetahuannya tentang sastra sama luasnya
dengan pengetahuannya tentang kedokteran gigi.
Ernest senang diberi udara manis. Ia jadi tak pernah merasa sakit, dan kadang-
kadang ia memperoleh ilham bagus saat dalam keadaan setengah sadar. Dalam
beberapa tahun berikutnya, persahabatannya dengan Kenneth sudah begitu
akrab, sampai akhirnya Kenneth membuatkannya seperangkat gigi baru dengan
akar dari baja untuk dipakai sampai Ernest meninggal kelak.
Tapi Ernest terutama tertarik pada Kenneth sebagai sebuah karakter untuk
novel. Sejak dulu Ernest percaya bahwa dalam diri setiap manusia pasti ter-
dapat penyimpangan tertentu. Ini terbukti dalam diri Kenneth.
Penyimpangannya bersifat seksual, tapi bukan dalam arti pornografi yang biasa.
Mereka selalu mengobrol sejenak sebelum Ernest diberi udara manis. Kenneth
menyatakan bahwa pacarnya suka bercinta dengan anjingnya, seekor anjing
gembala Jerman. Ernest, yang baru akan menyerah pada pengaruh udara manis itu, melepaskan
masker karet dari wajahnya dan berkata tanpa pikir panjang, "Kau memacari
perempuan yang main cinta dengan anjingnya" Apa kau tidak khawatir?" Maksud
Ernest kalau-kalau ada komplikasi medis dan psikologis.
Kenneth tidak menangkap maksud yang tersirat itu. "Kenapa mesti khawatir?"
katanya. "Anjing kan tidak bisa dianggap saingan."
Mulanya Ernest mengira ia bercanda. Kemudian ia menyadari bahwa Kenneth
serius. Ernest mengenakan kembali maskernya dan memasrahkan diri pada
pengaruh nitrat oksida dan oksigen yang memabukkan; seperti biasa, pikirannya
yang terstimulasi membuat analisis lengkap tentang dokter giginya.
Kenneth adalah orang yang tidak menganggap cinta sebagai sesuatu yang
spiritual. Yang terpenting baginya adalah kenikmatan, sama seperti kenikmatan
dalam menerapkan keahliannya untuk melenyapkan penderitaan- Fisik mesti
dikontrol dan kebutuhannya dipenuhi.
Malam itu mereka makan bersama, dan sedikit banyak Kenneth mengkonfirmasi
analisis Ernest. "Seks lebih nikmat daripada nitrat," kata Kenneth. "Tapi, seks
sama seperti halnya nitrat, mesti diberi campuran oksigen sedikitnya tiga puluh
persen." Ia memandang licik pada Ernest. "Ernest, aku tahu kau suka diberi
udara manis. Aku memberikan takaran maksimum padamu - tujuh puluh persen -
dan kau tahan menerimanya dengan baik."
"Memangnya berbahaya?" tanya Ernest.
"Tidak juga," kata Kenneth. "Kecuali kalau kau terus mengenakan masker itu
selama dua hari, atau bahkan kurang dari itu. Nitrat oksida murni bisa
membunuhmu dalam lima belas sampai tiga puluh menit. Tapi sekitar sebulan
sekali aku suka mengadakan pesta tengah malam kecil di kantorku, dengan
orang-orang yang diseleksi ketat. Semuanya pasienku yang kondisi kesehatannya
bagus. Nitrat itu benar-benar membuat mereka bergairah. Pernahkah kau
merasa terangsang ketika berada di bawah pengaruh gas itu?"
Ernest tertawa. "Waktu salah seorang teknisimu lewat, rasanya aku ingin
meremas pantatnya." Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir Kenneth menjawab dengan humor sinisnya, "Aku yakin dia akan memaafkanmu.
Bagaimana kalau besok tengah malam kau datang ke kantorku" Acaranya sangat
menyenangkan." Melihat Ernest tampak terperangah, ia berkata, "Nitrat bukan
kokain. Kokain membuat wanita jadi tak berdaya, sedangkan nitrat cuma
membuat mereka lebih santai. Anggap saja kau datang menghadiri pesta koktail.
Kau tidak dipaksa ikut berpartisipasi apa pun."
Apa anjing juga diizinkan ikut serta, pikir Ernest dengan nakal. Lalu ia
mengatakan akan mampir. Ia membenarkan keputusannya, dengan alasan itu toh
cuma riset untuk membuat novel baru.
Ternyata ia sama sekali tidak menikmati pesta itu dan tidak benar-benar ikut
ambil bagian. Sebab nitrat oksida itu justru membuatnya merasa lebih spiritual,
bukan seksi, seolah-olah gas itu semacam obat sakral yang hanya boleh
digunakan untuk memuja dewa. Dan permainan cinta para tamu yang hadir begitu
vulgar, sehingga untuk pertama kalinya ia mengerti ketidakpedulian Kenneth
tentang affair pacarnya dengan anjing gembala Jerman-nya. Permainan cinta
para tamu itu benar-benar tidak manusiawi, hingga tampak membosankan.
Kenneth sendiri tidak ikut ambil bagian, sebab ia terlalu sibuk mengoperasikan
pembagian gas nitrat tersebut.
Tapi kini, bertahun-tahun sesudahnya, Ernest tahu bahwa ia telah menemukan
cara untuk bunuh diri. Cara yang tidak menyakitkan. Ia tidak akan menderita
dan tubuhnya tidak akan cacat; ia juga tidak usah merasa takut. Ia akan
melayang dari dunia ini, pindah ke dunia lain dalam kabut ketenteraman. Seperti
kata pepatah," ia akan mati dengan bahagia.
Masalahnya, bagaimana ia bisa masuk ke tempat praktek Kenneth pada malam
hari dan bagaimana mengoperasikan pemakaian gas itu.
Maka ia membuat janji temu dengan Kenneth untuk checkup. Ketika Kenneth
sedang mengamati hasil X-^y-nya, Ernest mengatakan bahwa ia memasukkan
tokoh dokter gigi dalam novel barunya, dan minta "unjukkan cara
mengoperasikan gas nitrat tersebut.
Kenneth memang berbakat menjadi guru, jadi ia menunjukkan cara
pengoperasian itu pada Ernest secara mendetail.
"Tapi apa tidak berbahaya?" tanya Ernest. "Bagaimana kalau kau sedang mabuk
dan ngawur mengoperasikannya" Bisa-bisa aku mati."
"Tidak, alat ini diatur secara otomatis, sehingga pasien menerima sekurangnya
tiga puluh persen oksigen," Kenneth menjelaskan.
Sesaat Ernest ragu-ragu dan berusaha tampak enggan. "Kau tahu kan, aku
sangat menikmati pestamu dulu itu. Sekarang aku punya pacar seorang gadis
cantik yang agak malu-malu. Aku perlu bantuan. Bisakah kau memberikan padaku
kunci ke kantormu, sehingga aku bisa mengajaknya kemari kapan-kapan" Gas itu
pasti akan membuatnya lebih berani."
Kenneth mengamati hasil X-ray Ernest dengan saksama. "Kondisi mulutmu bagus
sekali," katanya. "Aku benar-benar dokter gigi yang hebat."


Godfather Terakhir The Last Don Karya Mario Puzo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Boleh tidak pinjam kuncimu?" tanya Ernest.
"Dia benar-benar cantik, ya?" tanya Kenneth. "Katakan saja kapan kau mau
datang, nanti aku juga datang dan mengoperasikan alat itu."
"Tidak, tidak," sahut Ernest. "Gadis ini benar-benar alim. Dia tidak akan mau
kalau ada kau." Ia diam sejenak. "Dia benar-benar kuno."
Ben99 ebooks collection Mar a i r o o P uzo z o - G o G d o fat a her r T erak a h k ir "Masa?" kata Kenneth, lalu ia menatap mata Ernest lekat-lekat dan berkata,
"Tunggu sebentar." Setelah itu, ia meninggalkan ruang praktek.
Ketika kembali, ia memegang sebuah kunci di tangannya. "Bawa ini dan buat
duplikatnya," katanya-
"Pastikan mereka tahu siapa kau. Lalu kembalikan kunci itu padaku."
Ernest terperanjat. "Maksudku tidak usah sekarang juga."
Kenneth membereskan foto-foto X-ray itu dan berbalik menatap Ernest.
Keceriaan di wajahnya lenyap, padahal ini sangat jarang terjadi sejak Ernest
pertama kali mengenalnya.
"Saat polisi menemukan kau mati di kursiku, aku tak mau dilibatkan dalam
bentuk apa pun," kata Kenneth. "Aku tak mau status profesionalku dirusak, atau
pasien-pasienku meninggalkan aku. Polisi akan menemukan kunci duplikat itu dan
menelusurinya ke toko pembuatnya. Mereka akan menganggap kau memang
sengaja mencuri dan membuat tiruannya. Kurasa kau juga meninggalkan surat?"
Ernest tertegun, lalu merasa malu. Ia sama sekali tidak bermaksud mencelakai
Kenneth. Kenneth sedang memandanginya dengan senyum kecewa bercampur
sedih. Ernest mengambil kunci itu dari Kenneth, lalu memeluknya dengan hangat.
"Jadi, kau mengerti," katanya. "Aku cuma melakukan hal yang menurutku
rasional." "Tentu aku mengerti," kata Kenneth. "Aku sendiri sering berpikir untuk
menggunakan cara itu kalau sudah tua nanti, atau kalau ada kejadian buruk
menimpaku." Ia tersenyum cerah dan berkata, "Kematian tidak bisa dianggap
saingan." Lalu mereka sama-sama tertawa.
Kau tahu sebabnya aku melakukan ini?" tanya Ernest.
Semua orang di Hollywood tahu," kata Kenneth.
"Dalam suatu pesta, seseorang bertanya pada Skippy Deere, apakah dia benar-
benar akan membuat film dari bukumu. Dia bilang akan mencoba sampai neraka
membeku atau sampai Ernest Vail bunuh diri."
"Dan kau tidak menganggapku sinting?" tanya Ernest. "Karena aku melakukannya
untuk mendapatkan uang yang takkan bisa kunikmati."
"Kenapa tidak?" kata Kenneth. "Tindakanmu lebih cerdik daripada orang yang
bunuh diri demi cinta. Tapi mengoperasikan alat itu tidak semudah kelihatannya.
Kau harus melepaskan pipa di dinding yang mensuplai oksigen, lalu mematikan
pengatur takarannya, supaya kau bisa membuat campuran lebih dari tujuh puluh
persen. Lakukanlah pada Jumat malam, setelah para petugas pembersih pulang,
sehingga kau tidak akan ditemukan sampai hari Senin. Selalu ada kemungkinan
kau bisa ditolong lagi, tapi kalau kau menggunakan nitrat oksida murni, tentu
Pedang Langit Dan Golok Naga 23 Raja Petir 19 Persembahan Raja Setyagara Persekutuan Tusuk Kundai Kumala 21
^