Pencarian

Pelarian 6

Pelarian Karya Alviorita Bagian 6


terkejut, Tuan Puteri."
"Engkau tidak perlu mencari kami lagi karena kami sudah ada di sini,"
kata Alviorita sambil tersenyum.
"Kau tahu di mana orang tuaku?"
"Mereka ada di Ruang Tamu, Tuan Muda."
"Kita tidak dapat mengganggu mereka, Nathan. Aku yakin mereka
mendapat tamu." "Jangan khawatir, Alviorita. Kita akan mengatakannya kepada Maryam."
"Anda akan pergi lagi?"
"Ya, Maryam. Kami ingin pergi ke hutan lagi."
"Saya khawatir, Anda tidak dapat melakukannya."
www.ac-zzz.tk "Mengapa, Maryam" Apakah Duke dan Duchess tidak mengijinkan kami
pergi?" tanya Alviorita cemas.
"Jangan khawatir, Tuan Puter. Mereka tidak akan berbuat seperti itu.
Mereka telah mempercayakan keselamatan Anda pada Tuan Muda dan mereka
tidak pernah melarang setiap keputusan yang Tuan Muda buat untuk Anda."
"Lalu apakah yang membuat kami harus menunda kepergian kami?"
"Ada tamu untuk Tuan Puteri, Tuan Muda."
"Tamu" Siapakah dia?"
"Saya belum berjumpa dengannya, Tuan Puteri. Saya baru saja hendak
mencari Anda ketika Duchess meminta saya memanggil Anda."
"Kami akan segera menemui mereka, Maryam," kata Nathan, "Ayo,
Alviorita, kita lihat siapa yang menjadi tamumu setelah sekian lama engkau
tinggal di sini tidak ada orang yang mencarimu."
"Maryam, tolong kaukembalikan buku ini ke Ruang Perpustakaan," kata
Alviorita. Maryam menerima buku itu sambil berkata, "Baik, Tuan Puteri."
Alviorita memperhatikan Maryam yang membungkuk ketika mereka
melaluinya. Alviorita heran menyadari dirinya terbiasa dengan sikap Maryam
yang sangat sopan kepadanya itu walaupun ia jauh lebih muda dari wanita itu.
"Sejak tinggal di sini, aku merasa menjadi orang penting," kata
Alviorita sambil tersenyum, "Sikap semua orang di sini sangat berbeda
dengan sikap orang-orang di Synghz.
"Apa yang berbeda" Kurasa tidak ada yang berbeda."
"Tidak, Nathan. Semua orang di sini bersikap lebih sopan kepadaku
daripada mereka yang di Synghz. Aku tidak tahu apa yang kausembunyikan
dariku tetapi aku yakin itu mengenai diriku yang sangat penting."
"Engkau memang patut dihormati, Alviorita, karena itu semua orang
bersikap sopan kepadamu."
"Aku tidak tahu siapa aku tetapi mungkin saja aku adalah putri
bangsawan sehingga Raja Phyllips juga Golbert bersikap lebih sopan kepadaku
sejak kedatanganmu. Tetapi rasanya itu tidak mungkin, ayahku jarang
mengunjungiku di sini, ia terlalu sering ke luar kota seperti pedagang."
Tiba-tiba Nathan berhenti.
"Alviorita," kata Nathan lembut.
"Ada apa, Nathan?"
Nathan memegang pundak Alviorita dan menatap wajah gadis itu lekatlekat sambil
berkata, www.ac-zzz.tk "Kalau engkau tidak berhenti menduga-duga seperti ini, aku akan
menghukummu. Sudah berulang kali kukatakan jangan memikirkan itu.
Semakin sering engkau memikirkannya, engkau akan semakin sulit memulihkan
ingatanmu. Untuk memulihkan ingatanmu, engkau tidak boleh memiliki beban
apapun baik perasaan maupun pikiran."
Suara lembut namun tajam itu membuat Alviorita tersenyum, "Aku
mengerti, Nathan. Aku janji tidak akan melakukannya lagi."
"Bagus. Sekarang kita akan menemui mereka."
Seperti yang dijanjikan Alviorita, gadis itu tidak lagi membicarakan hal
itu lagi. Gadis itu mengalihkan pembicaraan mereka pada buku yang baru saja
dibacanya. Alviorita senang berbicara dengan Nathan. Pria itu selalu dapat
memahami setiap hal yang Alviorita bicarakan. Seperti yang mereka katakan,
pembicaraan mereka tidak pernah berakhir.
Berakhirnya pembicaraan kali ini adalah karena mereka telah tiba di
depan Ruang Tamu. "Sepertinya kita telah sampai di Ruang Tamu," kata Nathan sambil
membuka pintu, "Dan kita akan segera mengetahui siapa tamumu itu."
Alviorita tidak terkejut ketika ia melihat Duke dan Duchess of Kryntz
berada di Ruang Tamu bersama seorang gadis yang sebaya dengannya.
Berlainan dengan Nathan yang terpana melihat gadis itu di antara
kedua orang tuanya. Walaupun Nathan dapat dikatakan hampir tidak pernah bertemu Elly,
tetapi dengan sekali melihat saja, Nathan tahu gadis itu adalah Elly.
Wajah Elly yang kekanak-kanakan memudahkan Nathan untuk
mengenalinya. Nathan tidak mengerti mengapa Elly tiba-tiba datang ke Castil
Q`arde. Ini adalah pertama kalinya wanita itu ke Castil Q`arde setelah
hubungannya dengan Trent putus.
Melihat Elly memeluk Alviorita, Nathan baru mengerti.
Elly datang untuk Alviorita bukan yang lain. Elly adalah kawan yang
dikatakan semua orang, paling dekat dengan Alviorita.
Alviorita terkejut ketika gadis itu tiba-tiba mendekatinya dan
memeluknya erat-erat sambil berkata,
"Aku senang sekali dapat bertemu denganmu lagi, Putri."
Alviorita kebingungan. Ia tidak mengerti mengapa gadis yang baginya
asing itu memanggilnya Putri sedangkan orang lain tidak ada yang
memanggilnya seperti itu.
www.ac-zzz.tk Nathan terkejut mendengar gadis itu memanggil Alviorita dengan
gelarnya. Sebelumnya Nathan memang tidak memperhitungkan kalau tamu
Alviorita adalah gadis yang terkenal akrab dengan Alviorita, tetapi Nathan
yakin orang tuanya telah melarang gadis itu untuk menyebut gelar Alviorita
kepada gadis itu. Mengerti Alviorita yang kebingungan menatapnya, Nathan berkata, "Ia
adalah Elly, teman baikmu. Dan ia biasa memanggilmu Putri."
"Elly?" tanya Alviorita tak mengerti.
"Engkau tidak mengenaliku, Putri?" tanya Elly, "Ini aku, Elly. Engkau
selalu mengatakan aku seperti anak kecil karena itu engkau memanggilku Lily."
Alviorita menatap lekat-lekat wajah Elly sambil berusaha mengenali
wajah itu sebelum berkata, "Maaf saya tidak mengenali Anda."
Sebelum Elly mengatakan sesuatu mengenai apa yang selama ini
disembunyikan Nathan dari Alviorita, Nathan segera berkata, "Saya kira
orang tua saya telah memberitahu Anda kalau Alviorita lupa ingatan. Ia tidak
lagi mengenali apapun di masa lalunya."
Elly terkejut melihat mendengar suara Nathan seakan-akan baru
menyadari keberadaan Nathan di ruangan itu.
"Maaf saya lupa," kata Elly.
Alviorita tersenyum geli melihat sikap Elly tampak malu-malu seperti
anak kecil. Melihat cara Elly menatap Nathan, Alviorita tahu wanita itu menyukai
Nathan tetapi anehnya, ia sama sekali tidak terkejut. Alviorita malah merasa
Elly merasa sangat senang dapat bertemu Nathan.
Alviorita mulai menduga kedatangan Elly ini bukan karena untuk
menemui dirinya tetapi untuk bertemu Nathan.
Sepertinya bukan hanya Alviorita yang tahu apa yang dirasakan Elly.
Semua yang ada di ruangan itu juga tahu bagaimana perasaan Elly setelah
sekian lama tidak berjumpa dengan pria yang dicintainya.
Nathan tidak memperhatikan Elly yang terus menatap lekat-lekat
dirinya. Nathan ingin menayakan sesuatu yang penting kepada orang tuanya.
"Sebaiknya kami pergi. Aku yakin kalian ingin berbicara berdua setelah
sekian lama tidak berjumpa."
Duke dan Duchess mengerti apa yang diinginkan putra sulung mereka.
"Kami tidak akan menganggu kalian. Silakan kalian berbicara berdua,"
kata Duke. Alviorita mengangguk sambil tersenyum.
www.ac-zzz.tk Nathan salah bila ia menduga Alviorita tidak tahu apa yang
diinginkannya. Alviorita tahu pria itu ingin membicarakan sesuatu yang
penting dengan orang tuanya dan itu menyangkut masa lalunya yang
disembunyikan dari Alviorita.
Kecurigaan Alviorita semakin bertambah besar tetapi sesuatu yang
menahannya membuat ia sama sekali tidak berusaha bahkan tidak ingin
mengetahui rahasia apa yang disembunyikan Nathan darinya.
Sesuatu yang sangat kuat melarang Alviorita untuk mengetahuinya
bahkan untuk memikirkan masa lalunya yang diselimuti kegelapan.
Setelah mereka meninggalkan ruangan itu, Elly berkata, "Aku
merindukanmu, Putri."
"Putri?" Elly terlalu sibuk dengan perasaannya sendiri hingga mengabaikan
pertanyaan itu, "Sejak engkau pergi dulu hingga saat ini, aku selalu
mencemaskanmu. Hanya engkau satu-satunya temanku yang paling baik. Aku
sangat sedih ketika engkau pergi diam-diam. Mengapa engkau tidak mau
menceritakan masalahmu kepadaku dan pergi diam-diam?"
Alviorita sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan Elly. Alviorita
hanya dapat menatap wajah Elly dengan sorot kebingungan.
"Aku selalu menceritakan segala masalahku kepadamu tetapi mengapa
engkau tidak mau menceritakan masalahmu kepadaku dan memilih kabur
hingga membuatku sangat cemas?" ulang Elly.
Suara Elly yang merujuk seperti anak kecil membuat Alviorita
tersenyum geli. Alviorita merasa sering mendengar rujukan seperti ini bahkan
terlalu sering, namun Alviorita selalu tersenyum geli mendengarnya.
Elly cemberut seperti anak kecil melihat senyum geli Alviorita. "Engkau
menertawakan aku lagi padahal aku sangat mencemaskanmu."
Elly duduk di sofa sambil menyilangkan tangan di depan dadanya.
Wajahnya masih menampakkan kejengkelannya.
Sikap Elly yang semakin mirip anak kecil yang sedang marah itu,
membuat Alviorita semakin tersenyum geli.
Alviorita yang sering menghadapi sikap Elly yang kekanak-kanakan,
tahu harus berbuat apa. Alviorita mendekati Elly dan berlutut tepat di hadapan wanita itu.
Alviorita meletakkan tangannya di wajah Elly dan berkata lembut, "Sudah,
jangan marah lagi. Aku tidak menertawakanmu."
"Engkau selalu seperti ini. Selalu menertawakanku lalu berkata seperti
ini." www.ac-zzz.tk "Kalau engkau marah terus, aku tidak dapat mendengar keluhankeluhanmu. Kalau
engkau tidak mengatakan keluhanmu itu, engkau sendiri yang
akan rugi bukan aku," kata Alviorita lembut.
"Engkau selalu saja seperti ini. Selalu menganggapku seperti anak kecil
padahal aku empat tahun lebih tua darimu," kata Elly jengkel.
Lelah mendengar rujukan 'gadis kecil' itu, Alviorita berdiri. "Baiklah,
aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Kalau engkau memang tidak mau
mengatakan apa-apa, aku tidak akan memaksa."
"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud seperti itu."
Penyesalan yang tulus itu membuat Alviorita tersenyum.
"Katakan kepadaku mengapa engkau baru menemuiku hari ini kalau
engkau memang merindukanku?"
"Sebenarnya aku juga ingin segera menemuimu setelah berita
kembalinya dirimu tersebar di seluruh penjuru Kerajaan, tetapi engkau terus
bersembunyi walaupun telah kembali. Karenanya aku tidak dapat menemuimu,"
kata Elly jengkel. Kalimat pertama Elly membuat Alviorita kebingungan.
Cara berbicara Elly kepadanya memang santai seperti seseorang
dengan sahabatnya tetapi wanita itu tetap berusaha bersikap sopan
kepadanya. Dan itu membuat Alviorita semakin merasa dirinya adalah orang
yang penting. Kata 'berita kembalinya dirimu tersebar di seluruh penjuru Kerajaan'
yang diucapkan Elly membuat Alviorita semakin bertanya-tanya tentang masa
lalunya. Hanya ada satu orang yang dapat menjelaskan semua ini tetapi
Alviorita sama sekali tidak ingin membuat orang itu mengatakan segalanya.
Sesuatu dalam diri Alviorita hanya mengijinkan gadis itu mencurigai pria itu
tanpa berusaha menyingkap rahasia itu. Lagipula seandainya Alviorita ingin
mengetahui semuanya, belum tentu Nathan akan mengatakannya.
"Kedatanganmu ke Istana kemarin setelah sekian lama engkau
bersembunyi di sini, membuat setiap orang di Istana termasuk ayahku yang
semula tidak mengetahui keberadaanmu menjadi tahu. Dari ayahlah aku
mengetahui keberadaanmu dan hari ini aku datang untuk menemuimu."
"Berhenti," perintah Alviorita sebelum Elly melanjutkan kata-katanya.
"Ada apa?" tanya Elly, "Apa aku mengucapkan sesuatu yang salah?"
"Terangkan kepadaku apa maksudnya semua ini. Kemarin Nathan
mengajakku ke rumahku bukan ke Istana dan mengapa engkau memanggilku
'Putri'?" www.ac-zzz.tk Alviorita ingin mengetahui siapakah yang berbohong kepadanya. Nathan
atau Elly. Saat mengajaknya pergi, Nathan mengatakan mereka pergi ke
rumah Alviorita tetapi Elly mengatakan ia pergi ke Istana.
"Karena engkau memang seorang Putri," jawab Elly, "Dan rumahmu
adalah Istana." Alviorita memandang tajam wajah Elly seakan-akan ingin mencari
kesalahan di wajah yang kekanak-kanakkan itu.
"Apakah engkau melupakan kata-kataku, Alviorita" Elly selalu
memanggilmu 'Putri' dan rumah seorang Putri adalah Istana."
Alviorita terkejut melihat Nathan telah berdiri di belakangnya. "Kapan
engkau datang" Mengapa aku tidak mendengarmu?"
"Kalian terlalu asyik berbicara hingga tidak menyadari kedatanganku."
Kedua wanita itu sibuk berbicara ketika Nathan datang. Melihat
kesibukan mereka, Nathan memutuskan untuk tidak segera menganggu
mereka. Tetapi kata-kata Elly yang semakin memasuki 'wilayah berbahaya',
membuat Nathan cepat bertindak.
Dari orang tuanya, Nathan tahu wanita itu telah diminta untuk tidak
mengatakan apa-apa tentang gelar gadis itu tetapi wanita itu melanggarnya.
Sebelum Alviorita mengetahui lebih banyak lagi, Nathan berkata,
"Alviorita, Mama ingin berbicara denganmu. Ia menantimu di Ruang
Perpustakaan." Alviorita mengawasi Nathan dengan curiga kemudian beralih ke Elly.
Tatapan tajam Nathan yang bertemu dengan tatapan girang Elly,
membuat Alviorita tahu ia harus mengundurkan diri dari ruangan itu sesegera
mungkin. Ada yang harus diselesaikan di antara mereka berdua dan
keberadaannya hanya menganggu.
Walaupun curiga serta jengkel membayangkan masalah yang akan
dibicarakan Nathan dengan Elly, Alviorita tetap berkata, "Aku mengerti. Aku
akan segera menemui Duchess."
Alviorita tidak ingin meninggalkan mereka berdua. Alviorita tidak ingin
Nathan berduaan bersama Elly apalagi melihat cara Elly menatap Nathan.
Merasa yakin Alviorita telah jauh dari Ruang Tamu, Nathan berkata,
"Aku ingin meminta sekali lagi kepadamu untuk tidak mengatakan apa-apa
kepada Alviorita." "Apa maksudmu?"
"Kurasa orang tuaku telah mengatakan engkau tidak boleh mengatakan
apapun kepada Alviorita tentang masa lalunya apalagi yang berhubungan
dengan Istana bahkan tidak boleh memanggilnya Putri."
www.ac-zzz.tk "Mengapa aku tidak boleh melakukannya?"
"Karena aku yang memintanya dan aku melarang engkau melakukannya,"
kata Nathan tegas. "Aku mengerti," kata Elly, "Aku ingin tahu mengapa engkau bersikeras


Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyembunyikan segalanya dari Putri?"
Nathan menatap tajam wajah Elly, "Engkau tidak perlu tahu. Yang perlu
kauketahui saat ini adalah engkau harus dapat menjaga kata-katamu. Jangan
sampai engkau melakukan kesalahan lagi. Apa yang telah kaukatakan biarlah
demikian agar tidak membuat Alviorita curiga."
"Seharusnya Putri mengetahui segalanya agar ingatannya lekas pulih,"
kata Elly. "Dengar, Elly, aku memperingatimu untuk tidak melakukannya. Engkau
harus ingat engkau tidak boleh lagi menyinggung Istana."
"Sepertinya engkau sangat memperhatikan Putri. Apakah engkau
sedikitpun tidak pernah memperhatikan diriku?"
"Aku tidak ingin membicarakan itu. Saat ini yang ada di pikiranku hanya
Alviorita." "Putri berhasil membuatmu berubah."
"Terserah engkau akan mengatakan apa tetapi memang itulah
kenyataannya. Aku mengingatkanmu, Elly, jangan mengulangi juga membuat
kesalahan lagi." Nathan tidak ingin berlama-lama dengan Elly. Sikap Elly yang kekanakkanakan dan
cara Elly memandang dirinya membuatnya semakin ingin segera
pergi dari sisi wanita itu.
Saat ini bukan saatnya bagi Elly untuk membuat masalah baru. Nathan
sendiri memang tidak khawatir bila Elly kembali membuat kebohongan dengan
mengatakan ia dan dirinya mempunyai hubungan. Yang lebih dikhawatirkan
Nathan adalah sikap Alviorita.
Andaikan Nathan tahu bagaimana perasaan Alviorita kepada dirinya,
mungkin ia tahu harus berbuat apabila Elly kembali menimbulkan masalah bagi
dirinya. Tetapi Nathan sama sekali tidak tahu bagaimana perasaan gadis itu
kepadanya. Tidak dapat diduga bahkan dibayangkan bagaimana sikap Alviorita
bila semua itu terjadi. Dengan sikap Alviorita yang liar, mungkin saja gadis itu marah. Tetapi
sikap anggun Alviorita yang dingin, mungkin akan membuat Alviorita menjadi
dingin kepadanya. Melihat Nathan membuka pintu, Elly berkata, "Engkau akan ke mana?"
"Memanggil Alviorita," jawab Nathan singkat.
www.ac-zzz.tk Elly cemberut. "Engkau datang ke sini untuk menemui Alviorita bukan?" kata Nathan
jengkel melihat sikap kekanak-kanakan itu.
Nathan sudah berlalu dari ruangan itu sebelum Elly sempat mengatakan
apapun. Tanpa menanti apapun, Nathan segera menuju Ruang Perpustakaan.
Alviorita yang baru saja meninggalkan Ruang Perpustakaan, berhenti
dan menanti Nathan mendekat.
"Apakah benar dulu Trent dan Elly adalah sepasang kekasih?" tanya
Alviorita. "Dari siapa engkau mengetahuinya?"
"Dari Duchess. Ia memintaku untuk menjauhkan Elly dari Trent. Ia
khawatir melihat Elly, Trent akan semakin terluka."
"Memang itu hal terbaik yang harus kaulakukan," kata Nathan.
"Tetapi bukankah Trent saat ini masih belum kembali?"
Nathan tersenyum, "Mama berpesan kepadamu bukan hanya untuk hari
ini, Alviorita, tetapi juga untuk kedatangan Elly yang berikutnya."
"Nathan, apakah Elly benar teman baikku?"
"Benar," jawab Nathan, "Ada masalah apa, Alviorita?"
"Tidak ada masalah apa-apa. Aku hanya merasa jenuh terus bersama
wanita yang kekanak-kanakkan itu. Andaikata ia masih kecil, aku akan senang
sekali tetapi ia bukan anak kecil. Ia mengatakan kepadaku kalau ia lebih tua
empat tahun dariku."
"Aku sendiri juga jenuh terus berada di dekatnya. Sikapnya sama
sekali tidak berbeda dengan sikap Jeffreye ketika anak itu marah."
Teringat Jeffreye, Alviorita bertanya, "Kapan Jeffreye tiba?"
"Kalau tidak ada halangan, besok mereka tiba," jawab Nathan.
"Aku ingin segera berjumpa dengan Jeffreye."
"Ia pasti juga ingin segera bertemu denganmu, Alviorita. Jeffreye
sangat menyayangimu melebihi rasa sayangnya kepadaku."
"Aku telah merebut Jeffreye darimu?" tanya Alviorita cemas.
Nathan tersenyum. "Tidak. Sama sekali tidak. Aku malah senang ia jauh
lebih menyayangimu daripada aku."
"Mengapa?" tanya Alviorita ingin tahu.
"Karena dibandingkan aku, engkau lebih mengerti dia. Ketika Jeffreye
berada di sini, engkau selalu menentang segala keputusan yang kubuat
untuknya. Engkau membuat anak itu bahagia tinggal di sini hingga ia tidak mau
pulang ketika tiba baginya saat untuk pulang. Kepergianmu yang tiba-tiba
membuat Jeffreye terpaksa pulang, ia sangat sedih waktu itu."
www.ac-zzz.tk "Kalau semua itu memang benar, berarti aku telah bersalah
kepadanya?" gumam Alviorita.
"Semua yang kukatakan memang benar. Engkau tidak hanya bersalah
kepadanya tetapi juga kepadaku."
"Kepadamu?" "Sebelum engkau pergi, engkau telah berjanji untuk menantiku tetapi
ternyata engkau menghilang."
"Nathan, aku tidak mengerti apa yang kaukatakan. Aku bahkan tidak
dapat mengingat kejadian itu."
"Tidak apa-apa, Alviorita. Perlahan-lahan ingatanmu akan pulih.
Sekarang lebih baik engkau menemui Elly sebelum wanita itu menangis sedih."
"Nathan, temani aku. Aku tidak ingin terus mendengarkan cerita wanita
itu yang panjang lebar seperti tidak ada habisnya. Sikap kekanakkanakkannya
benar-benar membuatku jenuh."
"Engkau sendiri juga kekanak-kanakkan," kata Nathan sambil
melingkarkan tangannya di pundak Alviorita.
"Katamu, engkau lebih suka melihat aku yang kekanak-kanakan seperti
ini," kata Alviorita cemberut.
"Benar. Aku lebih senang melihatmu yang kekanak-kanakan daripada
Elly. Engkau tampak semakin manis kalau engkau bersikap seperti anak kecil."
"Daripada liar seperti kucing," tambah Alviorita.
Nathan tersenyum. "Tepat sekali."
"Dan untuk menjaga si kucing liar, diperlukan the Devil Dog."
"Engkau semakin pandai, Alviorita. Engkau sudah mengerti."
"Tentu saja. Rasanya hampir setiap hari aku mendengarmu mengatakan
itu, bagaimana mungkin aku tidak ingat?"
Nathan tertawa. "Jangan tertawa. Kalau Elly mendengarnya, ia akan menduga kita
menertawakannya," tegur Alviorita.
Giliran Nathan yang cemberut. "Engkau membuatku kesulitan, Alviorita.
Aku ingin tertawa tetapi engkau melarangku."
"Kalau ingin tertawa nanti saja. Sekarang kita harus menemui Elly. Aku
yakin wanita itu tidak akan lama berada di sini."
Dugaan Alviorita meleset jauh.
Elly tidak segera pulang seperti yang diharapkan Alviorita juga Nathan.
Wanita itu bahkan tampak enggan pulang. Elly selalu berusaha berada di
dekat Alviorita bahkan ia telah melupakan tujuan kedatangannya. Ke manapun
Nathan pergi, Elly selalu mengikutinya. Elly benar-benar melupakan Alviorita.
www.ac-zzz.tk Alviorita menyesal mengajak Nathan menemaninya menemui Elly. Bukan
karena ia diacuhkan Elly tetapi karena Elly yang terus berada di dekat
Nathan. Duchess memang tidak mengatakan sebab Trent berpisah dengan Elly
tetapi Alviorita dapat menebaknya apalagi setelah melihat Elly yang tidak
mau jauh dari Nathan. Elly tidak dapat disalahkan bila pada akhirnya cintanya beralih kepada
Nathan. Dibandingkan Trent, Nathan memang jauh lebih tampan. Dan tidak
dapat disalahkan pula bila saat ini Elly selalu berada di sisi Nathan.
Tidak ada yang dapat dilakukan Alviorita selain diam. Alviorita tidak
dapat meninggalkan Nathan. Alviorita lebih tidak ingin Nathan berduaan
dengan Elly daripada melanggar janjinya.
Alviorita dan Nathan telah bersepakat untuk bersama-sama
menghadapi Elly yang kekanak-kanakan itu.
Bila hingga saat kepulangan Elly, Alviorita terus berada di antara
mereka, itu bukan karena janji itu. Tetapi dikarenakan perasaan Alviorita
yang menyuruh gadis itu tidak jauh dari Nathan.
15 Kejengkelan yang disebabkan Elly masih belum hilang ketika pagi ini
Alviorita kembali melihat kereta kuda di depan Castil Q`arde.
Setelah kedatangan Elly yang pertama, Alviorita tidak berharap wanita
itu datang lagi. Tetapi rupanya dugaan Alviorita benar. Sekali bertemu
Nathan, Elly akan terus menemui Nathan. Alviorita tidak ingin Nathan
bertemu Elly. Ia juga tidak ingin bertemu wanita itu.
Elly benar-benar menguras seluruh tenaga Alviorita. Selama berada di
antara Elly dan Nathan, Alviorita harus menahan kemarahannya yang ingin
meledak. Sedetikpun Elly tidak mau jauh dari Nathan walaupun Nathan
mengacuhkan keberadaannya.
Tingkah Elly membuat Alviorita bersikap dingin baik kepada Nathan
maupun kepada Elly. Hanya itu satu-satunya cara yang dapat dilakukan
Alviorita untuk menghentikan perasaan konyolnya. Pura-pura tidak tahu juga
tidak melihat keberadaan mereka berdua di sekitarnya tanpa meninggalkan
mereka. www.ac-zzz.tk Elly yang mulanya terus berada di samping Nathan yang terus
menghiraukannya akhirnya jengkel.
"Mengapa Nathan mengacuhkanku?" tanyanya pada Alviorita.
"Aku tidak tahu. Tanya saja kepadanya," jawab Alviorita acuh.
Elly menuruti saran Alviorita. "Nathan, mengapa engkau mengacuhkanku?" "Engkau datang ke tempat ini untuk menemui Alviorita, bukan?" kata
Nathan, "Aku tidak ingin engkau melupakan tujuan kedatanganmu tetapi
sepertinya engkau telah melupakannya. Sejak tadi engkau hanya mengikutiku,
mengapa engkau tidak berbicara dengan Alviorita yang kaucari?"
"Aku tidak melupakan tujuan kedatanganku ini. Tetapi aku ingin
bersamamu." "Lalu bagaimana dengan Alviorita?" kata Nathan tajam sambil
mengawasi Alviorita yang sejak tadi hanya duduk diam.
Walaupun Nathan mengucapkannya dengan keras, Alviorita tetap diam.
Gadis itu pura-pura tidak mendengar pertanyaan itu.
Elly juga menatap Alviorita yang tampak dingin. "Putri pasti mengerti
kalau aku ingin bersamamu."
Kata-kata yang diucapkan Elly seperti Alviorita tidak ada di tempat itu,
akhirnya membuat Alviorita berkata, "Putri siapapun yang kaumaksud pasti
akan merasa jengkel bila tamunya mengabaikannya."
Elly terkejut. "Maafkan saya, Putri. Saya tidak tahu Anda akan merasa
jengkel seperti itu."
Alviorita tersenyum geli mendengar suara Elly yang seperti anak kecil
yang merasa bersalah. "Engkau tidak akan pernah mengerti perasaan orang
lain, Lily. Sejak dulu aku telah mengatakan kepadamu engkau terlalu
kekanakkanakan untuk mengerti semua ini."
Kata 'sejak dulu' yang diucapkan Alviorita membuat Nathan was-was.
Nathan khawatir Elly telah mengatakan segalanya dan membuat ingatan
Alviorita pulih. Sebaliknya Elly merasa senang mendengar kata 'sejak dulu' itu. "Anda
telah mengingat kembali semuanya, Putri?"
Pertanyaan yang diucapkan dengan senang itu membuat Alviorita
tertegun. "Ingat?" katanya, "Tidak. Hingga detik inipun aku tidak ingat siapa
aku." "Tetapi Anda baru saja mengatakan..."
www.ac-zzz.tk "Sudahlah, Elly," sela Nathan, "Jangan kaupaksa Alviorita. Biarkan
ingatannya kembali dengan sendirinya walaupun membutuhkan waktu yang
lama." "Nathan benar, Lily. Tidak ada gunanya engkau memaksaku mengingat
semuanya karena aku sendiripun tidak dapat melakukannya."
"Tetapi, Putri..."
"Cukup, Lily," potong Alviorita tegas, "Jangan seperti anak kecil yang
keras kepala. Aku telah mengatakan kepadamu untuk tidak memaksaku."
"Baiklah, Putri. Saya minta maaf."
Alviorita tersenyum mendengar suara ketakutan Elly. "Tidak apa-apa,
Lily. Justru akulah yang harus minta maaf kepadamu."
Elly membalas senyuman Alviorita dan kembali sibuk dengan Nathan.
Alviorita tahu wanita itu akan terus seperti itu. Apapun yang dikatakan orang
lain serta apapun yang terjadi, ia akan tetap berusaha menarik perhatian
Nathan. Karena itulah Alviorita yakin hari ini wanita itu akan datang lagi. Untuk
menghindari pertemuan dengan Elly, hari ini Alviorita dan Nathan berniat
untuk pergi ke lapangan pagi-pagi sekali untuk menghindari Elly.
Tetapi kemarin malam Alviorita tidak dapat tidur. Alviorita terus
memikirkan perasaannya sepanjang hari itu dan berusaha menghubungkannya
dengan masa lalunya serta sikap Nathan yang seperti berusaha menghalangi
pulihnya ingatannya. Hingga larut malam Alviorita terus memikirkannya hingga
pagi ini ia tidak dapat bangun pagi seperti yang diharapkannya.
Ketika bangun tadi, matahari telah mucul dari balik gunung pertanda
siang semakin dekat. Memang tidak ada yang menyalahkan keterlambatan Alviorita itu tetapi
Alviorita menyalahkan dirinya sendiri.
Karena kesalahannya, ia dan Nathan tidak dapat pergi ke lapangan lebih
pagi dari biasanya. Dan karena kesalahannya pula, saat ini ia melihat kereta di
depan Castil Q`arde. Tanpa berusaha mengenali kereta itu, Alviorita bergegas mencari
Nathan. Alviorita tahu Nathan selalu menyibukkan diri di Ruang Kerjanya sambil
menanti dirinya. Langkah kaki Alviorita terhenti ketika ia tiba di depan pintu Ruang
Kerja. Samar-samar dari balik pintu yang tertutup itu terdengar suara yang
saling membentak. www.ac-zzz.tk Sebentar terdengar suara lantang yang dikenal baik oleh Alviorita.
Kemudian disusul bentakan yang Alviorita rasa akrab dengannya tetapi tidak
dapat diingatnya. Bila orang lain yang mendengar suara yang saling membantah ini,
mereka akan takut tetapi tidak bagi Alviorita. Alviorita merasa ia telah
terbiasa mendengar bentakan-bentakan seperti ini.
Walaupun telah terbiasa, Alviorita tidak berniat mendengar
pembicaraan itu maupun melihat siapakah yang sedang berbantah dengan
Nathan. Yang pasti bukan Duke maupun Duchess karena orang tua Nathan itu
sangat sabar. Kalaupun mereka marah, mereka tidak pernah sampai berkatakata
dengan lantang seperti ini seperti orang berteriak.
Alviorita membalikkan badannya.
"Bagaimanapun juga Alviorita harus kembali ke Istana hari ini."
Kata-kata yang diucapkan dengan lantang dan tegas itu membuat
Alviorita segera menghentikan langkahnya.
Alviorita tertegun. "Saya tidak akan menyerahkan Alviorita kepada Anda. Anda telah
berjanji membiarkan Alviorita tinggal di sini sampai ingatannya pulih. Dalam
perjanjian kita tidak dikatakan Alviorita tinggal di Istana Urza walaupun
ingatannya berlum pulih."
Untuk kedua kalinya sejak ia tinggal di Castil Q`arde, ia mendengar


Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kata 'Istana' yang dihubungkan dengan dirinya.
Kemarin Alviorita dapat menerima penjelasan dari Nathan ketika Elly
menghubungkan 'Istana' dengan dirinya. Tetapi kali ini lain. Dengan sahutan
dari Nathan itu, kata 'Elly selalu memanggilmu 'Putri' dan rumah seorang Putri
adalah Istana' sudah tidak berlaku lagi.
Alviorita yang semula tidak berniat mendengar pembicaraan itu
menjadi tertarik. Keingintahuannya lebih besar dari perasaan yang selalu
menghalangi dirinya mengingat semua masa lalunya.
"Kini semuanya tidak berlaku lagi. Alviorita harus kembali ke Istana."
"Saya tidak akan mengijinkan siapapun membawa Alviorita
meninggalkan Castil ini sebelum ingatannya pulih," kata Nathan tegas.
"Apakah engkau tidak mengerti sebanyak apa tugas yang telah
dilalaikannya?" "Saya mengerti banyaknya tugas yang telah terabaikan selama
Alviorita tinggal di sini. Tetapi Anda jangan lupa, Paduka, Anda sendiri yang
mengijinkan Alviorita tinggal di sini sampai ingatannya pulih."
www.ac-zzz.tk Kata 'Paduka' yang diucapkan Nathan kembali membuat Alviorita
bertanya-tanya. Apakah hubungan dirinya dengan kata 'Paduka' itu serta 'Istana'"
Alviorita terus mendengarkan baik-baik percakapan di balik pintu itu.
"Aku memang telah mengijinkannya tetapi kali ini masalahnya lain.
Terlalu banyak yang ditelantarkan Alviorita selama ia tinggal di sini. Dan
cukup lama ia tinggal di sini tetapi sampai sekarang ingatannya belum pulih."
"Saya akui Alviorita telah lama tinggal di sini. Saya juga mengakui
sampai sekarang ingatan Alviorita belum ada kemajuan yang berarti."
"Karena itulah aku harus membawanya kembali ke Istana," kata Raja
Phyllips lembut. "Tidak, saya tidak mengijinkannya."
Suasana yang mulai mereda kembali menjadi panas dan kemarahan
kedua orang itu siap meledak sewaktu-waktu.
"Aku akan tetap membawanya, Nathan. Engkau tahu engkau tidak dapat
mencegahku. Terlalu lama Alviorita tinggal di sini. Terlalu lama Alviorita
menelantarkan tugas-tugas kerajaannya."
"Saya mengakui bahwa hingga saat ini ingatan Alviorita belum pulih.
Dan kami semua telah berusaha."
"Apa yang kudengar dari Maryam tidak seperti itu. Kata Maryam
engkau seperti tidak menghendaki ingatan Alviorita segera pulih."
Nathan kembali membantah Raja. "Bila saya tidak menghendaki
pulihnya ingatan Alviorita, saya tidak akan mengijinkan Maryam membawa
Alviorita ke Istana."
Raja tidak percaya mendengar pengakuan itu. "Engkau telah membawa
Alviorita ke Istana?"
"Benar. Saya menyetujui usul Maryam untuk membawa Alviorita ke
Istana. Tetapi tetap saja Alviorita tidak dapat mengingat apapun. Alviorita
sendiri yang mengatakan kepada saya."
"Itu artinya usaha kalian kurang berhasil. Aku yakin bila aku yang
mencobanya, pasti lebih berhasil," ejek Raja.
Nathan tahu apa yang akan dilakukan Raja. "Dengan tugas-tugas
kerajaan?" Raja tersenyum senang. "Benar. Tugas-tugas itu pasti akan dapat
membuat Alviorita teringat akan kedudukannya serta tanggung jawab yang
menjadi bebannya." Nathan tidak ragu-ragu untuk mengatakan apa yang ada di benaknya.
www.ac-zzz.tk "Saya yakin cara Anda juga tidak akan berhasil. Justru saya merasa
cara Anda itu akan membuat Alviorita semakin tidak mau mengingat semua
masa lalunya." Kemurkaan Raja kembali muncul. "Apa maksudmu?"
"Alviorita berkata kepada saya kalau ada sesuatu dalam dirinya yang
menghalangi usahanya memulihkan ingatannya. Dan bila Anda melakukan itu,
saya yakin perasaan yang menghalangi Alviorita itu semakin besar dan
semakin kuat." "Perasaan apapun itu, itu bukan masalah bagiku. Kini yang menjadi
masalah bagiku adalah pulihnya ingatan Alviorita."
"Bila Anda memang memasalahkan pulihnya ingatan Alviorita itu, Anda
juga harus memikirkan perasaan yang menghalangi pulihnya ingatan Alviorita
itu." "Perasaan apakah itu?" tanya Raja Phyllips ingin tahu.
"Kebebasan," jawab Nathan tegas.
"Kebebasan?" ulang Raja, "Apa yang kaukatakan itu" Apakah engkau
pikir selama ini aku memenjarakan Alviorita?"
"Memenjarakan dalam arti sesungguhnya tidak," kata Nathan dingin.
"Jelaskan apa maksudmu menuduhku seperti itu?" kata Raja geram.
"Anda terlalu memaksa Alviorita untuk belajar dan melakukan semua
tugas kerajaan sejak ia masih kecil. Paksaan Anda itu memang berhasil
membuat Alviorita menjadi seorang Putri yang dikagumi banyak orang."
Tanpa menanti pendapat Raja, Nathan meneruskan,
"Paksaan itu juga membuat Alviorita semakin menginginkan kebebasan.
Sekarang saat ingatan Alviorita hilang, keinginan itu semakin kuat dan
menghalangi pulihnya ingatan Alviorita. Bawah sadar Alviorita tahu bila
ingatannya pulih, semua kebebasan yang selama ini ia rasakan akan hilang."
"Kebebasan" Paksaan?" kata Raja, "Engkau benar-benar membuatku
ingin tertawa. Bagaimana mungkin Alviorita merasa seperti itu" Selama ini ia
berkelimpahan kemewahan di Istana bukan berkelimpahan penderitaan di
penjara." "Semua tugas-tugas kerajaan yang membelenggunya membuatnya
merasa hidup di dalam penjara yaitu sangkar emas yang Anda buat sejak
kematian Ratu." "Tugas-tugas kerajaan itu bukan penjara baginya tetapi suatu
kewajiban yang menjadi tugas Alviorita sejak ia lahir."
"Cara Anda menyuruh Alviorita melakukannya membuat semua itu
terasa penjara baginya."
www.ac-zzz.tk "Atas dasar apa engkau mengatakan itu?" kata Raja geram.
"Kalau Alviorita memang tidak merasa seperti itu, tidak mungkin
Alviorita tidak pernah memanfaatkan waktu luangnya untuk bersenang-senang
sewaktu ia masih tinggal di Istana."
"Alviorita memang seorang Putri yang baik. Ia tidak membuang
waktunya untuk bersenang-senang," kata Raja bangga.
"Bukan," sahut Nathan, "Alviorita tidak pernah bersenang-senang
karena ia selalu merasa ia tidak mempunyai waktu untuk bersenang-senang.
Anda telah memaksa Alviorita meninggalkan masa kanak-kanaknya sejak ia
masih kecil dan karena itu pula dalam hati Alviorita telah tertanam
kepercayaan itu." Kemudian Nathan menambahkan, "Juga tidak mungkin ia bersikap
seperti orang yang baru bebas dari sangkar emas selama ia tinggal di sini."
"Ia tidak mungkin bersikap seperti orang yang baru bebas dari penjara
selama ia tinggal di sini. Itu hanya perasaanmu saja," bantah Raja.
"Bukan hanya saya saja yang berkata seperti itu. Orang tua saya juga
semua orang di sini mengatakannya."
"Itu masalah kalian. Tidak mungkin kalian lebih mengenal Alviorita
daripada aku. Aku tahu putriku itu selalu merasa puas dengan apa yang selama
ini dijalaninya." "Kami memang tidak mengenal Alviorita sebaik Anda tetapi saya tahu
apa yang dirasakan Alviorita. Saya berani mengatakan saya lebih mengenal
Alviorita daripada siapapun termasuk Anda."
"Jangan lupa, Nathan. Aku adalah ayah Alviorita."
"Anda juga jangan lupa, Paduka. Saya adalah tunangan Alviorita."
Alviorita yang terus mendengar percakapan itu dari balik pintu,
terkejut. Ia tidak menduga selama ini Nathan yang dianggapnya sebagai
kawan masa kecil tak lain adalah tunangannya sendiri.
Alviorita menginginkan penjelasan dari Nathan saat ini juga. Ia tidak
dapat menanti lagi. Dengan tangan gemetar menahan perasaan, Alviorita
membuka pintu. Dua pria yang sejak tadi saling membantah dan membentak itu tidak
menyadari pintu yang dibuka perlahan-lahan oleh Alviorita itu.
"Engkau juga harus ingat Alviorita itu seorang Putri Mahkota."
Mata Alviorita tidak lepas dari kedua pria yang berdiri berhadapan di
depannya itu apalagi setelah kata terakhir yang diucapkan ayahnya.
Kata 'Putri Mahkota' itu membuat ribuan bayangan muncul dalam benak
Alviorita. www.ac-zzz.tk Setumpuk tugas. Sejumlah pengawal. Sejumlah pelayan. Dan yang seperti dikatakan Nathan, sangkar emas.
Alviorita tidak mau mempercayai semua itu dan berharap semua itu
salah. Tetapi Nathan berkata,
"Alviorita memang satu-satunya Putri Mahkota Kerajaan ini tetapi apa
yang dapat ia lakukan tanpa ingatannya?"
Alviorita masih belum dapat menguasai perasaannya setelah mendengar
kata 'Putri Mahkota' itu untuk kedua kalinya, ketika Raja berkata tajam,
"Bagus, engkau telah mengerti Alviorita satu-satunya penerusku. Jadi
sekarang engkau harus membiarkan aku membawa Alviorita kembali ke
Istana." Bayangkan kembali ke Istana yang menjadi sangkar emasnya membuat
Alviorita berkata lirih, "Tidak..."
Kedua pria itu terkejut dan memalingkan kepala kepada Alviorita yang
berdiri terpaku di ambang pintu.
Wajah Nathan memucat melihat Alviorita sedangkan Raja tampak
tenang. "Bagus, engkau telah mendengar semuanya. Kini engkau harus ikut aku
kembali ke Istana." "TIDAK!!!" teriak Alviorita.
Nathan cemas melihat Alviorita. Ia tidak dapat membayangkan apa
yang akan dilakukan gadis itu. Jelas Alviorita tidak dapat kabur dari
kenyataan yang telah terbuka ini.
"Alviorita...," kata Nathan cemas sambil mendekati Alviorita dengan
tangan terulur. Sebelum Nathan mendekat, Alviorita berteriak, "Tidak!"
Nathan mengulurkan tangannya tetapi Alviorita menepiskannya dan
berlari menjauh. "Alviorita ! " seru Nathan.
Alviorita terus berlari sambil menutup telinganya dengan kedua
tangannya. Alviorita tidak ingin mendengar apapun. Alviorita tidak ingin mendengar
suara Nathan yang telah membohonginya.
Nathan tidak tahu apa yang dirasakan Alviorita tetapi ia dapat
menduga gadis itu merasa dikhianati olehnya sekaligus terkejut dengan semua
kenyataan ini. www.ac-zzz.tk Kenyataan ini bagi orang lain mungkin terasa menyenangkan terutama
yang hanya memikirkan uang. Tetapi tidak bagi Alviorita.
Alviorita sudah tidak ingin tinggal di 'sangkar emas' Istana yang
bergelimangan kemewahan. Telah lama tinggal bersama Alviorita serta bermain-main bersama
gadis itu membuat Nathan tahu ia tidak akan dapat mengejar gadis itu.
Alviorita selalu berlari cepat dan secepat apapun ia mengejar, ia selalu tidak
dapat menangkap gadis itu.
Selain dapat berlari cepat, Alviorita juga pandai menghindar. Karena
itu walaupun Nathan dapat mengimbangi langkah kaki gadis itu, ia tetap tidak
dapat menangkap gadis itu.
Kali inipun Nathan tidak dapat menangkap Alviorita. Nathan hanya
berharap Alviorita segera berhenti sebelum gadis itu terjatuh.
Harapan Nathan tidak terkabul. Alviorita terus berlari sepanjang
lorong menuju Ruang Besar dan tanpa menghiraukan pelayan-pelayan yang
terkejut melihat mereka, ia terus berlari ke halaman Castil Q`arde.
Tidak seorangpun yang membantu Nathan walaupun mereka melihat
Nathan mengejar Alviorita dengan panik.
Semua orang di Castil Q`arde tahu Nathan dan Alviorita selalu
bersama. Mereka juga sering melihat Alviorita bercanda dengan Nathan
hingga mereka berkejar-kejaran seperti ini. Semua menganggap Nathan dan
Alviorita tengah bermain.
Nathan sendiri terlalu sibuk memusatkan perhatiannya pada Alviorita
daripada meminta bantuan orang lain.
Raja yang mengetahui apa yang tengah terjadi segera mengikuti
Nathan mengejar Alviorita sambil berteriak, "Cepat kejar Alviorita. Jangan
biarkan ia pergi lagi."
Semua orang hanya termangu tanpa mengerti apa yang terjadi.
"Cepat!" seru Raja melihat tidak seorangpun yang bergerak, "Apa yang
kalian tunggu" Alviorita kabur lagi?"
Duke yang mendengar keributan di luar Ruang Duduk tempatnya
berada, keluar. Duke terkejut melihat Alviorita berlari dan Nathan
mengikutinya dengan panik sementara Raja berteriak-teriak cemas.
Tanpa menanti apa-apa lagi, Duke segera berlari menyusul Nathan.
Melihat kecemasan Raja serta kepanikan Nathan, Duke mengerti Alviorita
benar-benar harus dihentikan.
Semua orang yang mendengar keributan di lantai dasar Castil Q`arde
segera muncul untuk mengetahui apa yang terjadi.
www.ac-zzz.tk Demikian pula Duchess. Duchess hanya dapat berdiri termangu di
tangga melihat semua orang kepanikan karena teriakan Raja.
Keributan yang terjadi itu terdengar hingga ke lantai tiga tempat
Maryam berada. Maryam yang sibuk di kamar Alviorita, tertarik mendengar
keributan itu dan segera ke bawah.
Walaupun tahu ia telah menimbulkan keributan, Alviorita tetap tidak
mempedulikan orang-orang yang panik. Alviorita hanya tahu ia harus berlari
sejauh mungkin dari kenyataan ini sebelum ia terperangkap di dalamnya.
Perasaan Alviorita campur aduk. Alviorita tidak mau menerima
kenyataan yang telah didengarnya itu tetapi hati kecilnya tahu semua itu
benar dan tidak dapat dihindari olehnya sekalipun ia berusaha melarikan diri
darinya. Perasaan marahnya kepada Nathan yang selama ini dipercayainya
membuat Alviorita menangis.
Tanpa disadari Alviorita, ia telah menyayangi Nathan melebihi
sebelumnya. Melebihi perasaan sayangnya saat ia melihat masa kecilnya dalam
mimpinya. Alviorita menyayangi Nathan bukan hanya sebagai teman tetapi
sebagai kakak yang sangat dekat dengannya.
Alviorita sangat mempercayai Nathan. Walaupun tahu Nathan
menyembunyikan sesuatu darinya, Alviorita tetap mempercayai pria itu.
Alviorita yakin Nathan sengaja menyembunyikannya untuk kebaikannya tetapi
kini semuanya terasa lain.
Alviorita tidak dapat mempercayai Nathan telah membohonginya
sejauh itu. Nathan telah menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya
bahkan berbohong ketika mengatakan mereka adalah teman.
Sekarang semuanya telah jelas. Hubungannya dengan Nathan bukan
sekadar teman tetapi tunangan.
Sejak memasuki Castil Q`arde, Alviorita hanya mengerti ia diterima
dengan baik di keluarga Kryntz karena ia adalah anak sahabat keluarga
mereka. Sekarang pengertian Alviorita telah berubah.
Semua orang sangat menghormatinya karena ia adalah Putri Mahkota
dan semua orang di Castil Q`arde menerimanya dengan baik selain karena ia
seorang Putri juga karena ia adalah tunangan Nathan.
"Alviorita, jangan berlari lagi," seru Nathan cemas, "Berhentilah. Aku
tahu apa yang kaurasakan. Aku akan menjelaskan semuanya."
Alviorita tetap menutup telinganya tanpa berhenti.
Di belakang Nathan terdengar suara orang yang juga berteriak-teriak
memanggil namanya tetapi Alviorita tetap tidak mau berhenti.
www.ac-zzz.tk

Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Alviorita berlari semakin cepat ketika ia melihat pintu gerbang Castil
Q`arde seolah-olah pintu itu merupakan pintu gerbang kebebasannya.
Sebuah kereta yang melaju cepat, tiba-tiba memasuki gerbang.
Kusir kuda itu terkejut melihat Alviorita dan segera menghentikan
keretanya. Seperti kusir kuda itu, Alviorita juga terkejut. Alviorita berdiri
terpaku melihat kuda yang menarik kereta itu meringkik keras ketika kusir
kuda menarik tali kekangnya kuat-kuat.
Bersamaan dengan itu, pelayan yang juga mengejar Nathan berteriak
cemas bercampur ketakutan melihat jarak kuda itu yang sangat dekat dengan
Alviorita. Sementara para pelayan itu berdiri ketakutan membayangkan apa
yang akan terjadi, Nathan mempercepat langkahnya.
Perasaan terkejut bercampur marah dan sedih ketika mengetahui
kenyataan yang selama ini disembunyikan darinya, belum pulih ketika ia
menerima kejutan yang lain. Alviorita yang belum siap menghadapi perasaan
terkejut ini segera jatuh pingsan.
Nathan yang telah menduga apa yang akan terjadi segera menangkap
tubuh Alviorita sebelum gadis itu menyentuh tanah.
Nathan tahu Alviorita masih terlalu terkejut untuk menerima kejutan
yang lain. Gadis itu tidak akan mampu menerima kejutan yang lain saat kereta
kuda milik keluarga Kryntz tiba-tiba muncul di depannya.
Kusir kuda segera turun. "Ia baik-baik saja" Saya minta maaf. Saya
tidak menduga ia akan muncul tiba-tiba."
"Tidak apa-apa. Alviorita tidak tertabrak apapun. Ia hanya terkejut,"
kata Nathan tanpa melepaskan pandangannya dari wajah Alviorita yang
memucat. Nathan sudah berdiri dengan Alviorita dalam gendongannya sebelum
kusir kuda itu menawarkan bantuannya.
Seorang pria yang diikuti seorang anak kecil muncul dari dalam kereta.
Bersamaan dengan itu, Duke mendekat.
"Apa yang terjadi?" tanya Trent.
"Tidak ada apa-apa," jawab Nathan.
Jeffreye menengadahkan kepalanya dan berusaha melihat wajah gadis
yang dibopong pamannya. "Apa yang terjadi padanya?" tanya Trent lagi.
"Ia hanya terkejut karena kereta kuda yang melaju cepat," kata
Nathan. www.ac-zzz.tk "Jangan kausalahkan aku," kata Trent, "Jeffreye yang meminta kereta
melaju cepat. Katanya agar lekas sampai."
"Sudah, kalian jangan bertengkar," kata Duke yang mendengar
percakapan mereka, "Nathan, sebaiknya engkau membawa Alviorita ke
kamarnya." "Aku memang bermaksud membawa Alviorita kembali ke kamarnya agar
ia dapat berisitirahat."
Tanpa menghiraukan Trent yang jengkel karena Duke membelanya,
Nathan segera membawa Alviorita kembali ke Castil Q`arde.
Melihat Nathan mendekat, Maryam segera menghampiri mereka.
"Bagaimana keadaan Tuan Puteri" Ia tidak terkena apapun?"
Melihat Nathan mendekat, Maryam segera menghampiri mereka.
"Bagaimana keadaan Tuan Puteri" Ia tidak terkena apapun?"
"Jangan khawatir. Kereta kuda telah berhenti sebelum mereka
bertabrakan. Alviorita jatuh pingsan karena ia terlalu terkejut."
"Apa yang dapat saya lakukan?" tanya Maryam kebingungan.
"Sebaiknya engkau menyiapkan tempat tidur Alviorita agar aku dapat
segera membaringkan dia," kata Nathan.
"Baik, Tuan Muda."
Tak lama setelah Maryam berlalu, Duchess menghampiri.
Duchess berjalan di samping Nathan tanpa melepaskan pandangannya
kepada wajah pucat Alviorita. "Mama akan memanggil dokter."
"Kurasa tidak perlu, Mama. Alviorita hanya terkejut," kata Nathan.
"Tetapi wajahnya pucat, Nathan."
"Wajahnya pucat karena ia terlalu terkejut."
"Sebenarnya apa yang telah terjadi sehingga Alviorita...?"
Nathan diam saja. Ia tidak ingin memberitahu ibunya mengenai
pertengkarannya dengan Raja yang membuat Alviorita mengetahui apa yang
selama ini disembunyikannya dari gadis itu. Duchess akan sangat sedih bila ia
mengetahuinya. "Mama tidak memaksamu, Nathan. Kalau engkau memang tidak mau
mengatakannya tidak apa-apa," kata Duchess, "Sebaiknya engkau segera
membawa Alviorita ke kamarnya."
Tidak perlu disuruh dua kali, Nathan telah membawa Alviorita ke
kamarnya. Ketika membaringkan Alviorita di tempat tidur, Nathan melihat wajah
gadis itu tampak seperti sedang tersenyum bahagia.
www.ac-zzz.tk Kening Nathan berkerut melihat wajah bahagia Alviorita. Nathan tidak
mengerti mengapa gadis itu tampak bahagia saat ia baru saja mengetahui
semua yang selama ini disembunyikan darinya yang membuatnya sangat sedih.
Nathan tidak tahu apa yang dimimpikan gadis itu tetapi ia tahu
Alviorita memimpikan sesuatu yang sangat menyenangkan.
Saat itu Alviorita memang sedang bermimpi indah yang sangat
menyenangkan hatinya. Alviorita melihat Ratu bersamanya dan mengajak dirinya yang masih
kecil bermain bersama. Bermain bersama Ratu membuat Alviorita merasa
senang. Ratu mengajak Alviorita bermain segala macam permainan. Ratu juga
membawa Alviorita mengunjungi tempat-tempat yang indah.
Senakal apapun Alviorita, Ratu tetap bersikap sabar kepadanya. Ratu
juga tidak pernah memarahinya walaupun Alviorita sering melanggar
larangannya. Ratu hanya tersenyum dan menasehatinya dengan sabar bila
Alviorita melakukan kesalahan.
Alviorita sangat menyayangi Ratu Valensia yang sangat sabar itu.
Bersama Maryam, Ratu menjaga Alviorita bermain baik di dalam maupun di
luar Istana. Ratu menunjukkan banyak tempat indah kepada Alviorita. Hutan yang
hijau, sungai yang jernih, pantai yang berkilauan, semua ditunjukkan Ratu
kepada Alviorita. Alviorita kecil hanya tahu bermain tanpa mengetahi usaha ibunya
menjauhkah dirinya dari keinginan Raja.
Raja sangat menginginkan Alviorita menjadi Putri Mahkota yang baik
bagi Kerajaan Lyvion dan untuk itu Raja ingin Alviorita rajin belajar sejak
kecil. Keinginan Raja yang bertentangan dengan keinginan Ratu ini tidak
membuat mereka bertengkar. Dengan berbagai bujukan, Ratu berhasil
membuat Raja menunda keinginannya itu. Dan sementara itu Alviorita tetap
bermain sambil belajar bersama Ratu dan Maryam.
Alviorita kecil tidak menyadari kalau ia tidak hanya bermain dan
bersenang-senang saja. Ratu memang kelihatannya hanya mengajak Alviorita
bersenang-senang saja sepanjang hari. Namun sesungguhnya sambil bermain
dan berjalan-jalan itulah Ratu mengajari Alviorita.
Tanpa disadari Alviorita, Ratu memberikan banyak pelajaran
kepadanya. Alviorita kecil tidak pernah menyadari ia telah belajar banyak hal
dari Ratu. www.ac-zzz.tk Tetapi kebahagiaan Alviorita itu tidak bertahan lama. Saat Alviorita
dan Ratu sedang bercanda bersama, Ratu tiba-tiba berkata, "Waktuku sudah
habis. Aku harus segera pergi. Jagalah dirimu baik-baik, Alviorita dan turuti
semua kata-kata ayahmu serta Maryam."
Setelah berpesan pada Alviorita, dari punggung Ratu muncul sepasang
sayap putih seperti bulu burung dan Ratu Valensia perlahan-lahan naik ke
angkasa. "Mama... Mama..., jangan pergi. Jangan tinggalkan Alviorita," teriak
Alviorita panik. Ratu tersenyum, "Mama tidak akan meninggalkanmu, Alviorita. Mama
akan terus di sampingmu dan menjagamu."
"Mama! Mama!" Sekeras apapun Alviorita berteriak, Ratu tetap menjauh.
Alviorita tidak menyerah. Ia terus memanggil ibunya sampai ibunya
tidak tampak lagi. Saat itulah Alviorita samar-samar mendengar pesan ibunya
yang terakhir. "Jadilah Putri yang baik."
"Mama! Mama!" teriak Alviorita memanggil Ratu yang terus menjauh.
Alviorita menggapaikan tangannya berusaha menyentuh Ratu Valensia
tetap tangan Alviorita tidak cukup panjang untuk meraih Ratu yang terus naik
ke angkasa yang biru. Sebagai gantinya, seseorang memeluk Alviorita erat-erat sambil
berusaha menenangkan tangisnya.
"Tenanglah, Alviorita. Jangan menangis."
Alviorita terus menangis sambil memanggil Ratu dalam pelukan orang
itu. Nathan kebingungan. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk
menenangkan Alviorita. Saat Alviorita tiba-tiba berteriak memanggil Ratu sambil menangis,
Nathan tahu gadis itu memimpikan kepergian Ratu. Dulu saat Ratu meninggal,
tidak seorangpun yang dapat menenangkan tangis Alviorita kecil. Kini Nathan
ragu apakah dirinya mampu menenangkan Alviorita.
"Mama... jangan pergi..."
"Jangan menangis, Alviorita. Ratu tidak akan meninggalkanmu," kata
Nathan lembut. "Mama...," kata Alviorita sedih.
www.ac-zzz.tk "Ratu tidak akan meninggalkanmu, Alviorita. Walaupun Ratu tidak ada
di sisimu, ia terus menjagamu. Ratu terus menjagamu dari tempatnya berada,"
kata Nathan. Alviorita mengangkat kepalanya dari dada Nathan. Sesaat Alviorita
merasa silau oleh sinar matahari yang memenuhi ruangan tempatnya berada.
Di antara sinar matahari yang menyilaukan itu, Alviorita berusaha mengenali
wajah yang memandangnya. Wajah Nathan yang dihiasi senyum lembut membuat Alviorita
kebingungan. Nathan menyeka air mata yang membasahi wajah Alviorita sambil
meyakinkan gadis itu, "Di manapun Ratu berada, ia terus menjagamu."
Alviorita terus memandang kebingungan wajah Nathan. Alviorita
merasa ada yang salah tetapi kesedihan yang memenuhi pikiran Alviorita
membuat gadis itu berpikir lambat.
Ketika Alviorita menyadarinya, ia berkata heran, "Mengapa engkau ada
di sini?" Alviorita yang merasa dirinya berada di Istana Urza merasa heran
melihat Nathan di kamarnya. Sambil terus melihat Nathan, Alviorita
bertanya-tanya sendiri. Nathan tidak mengijinkan Alviorita berpikir lebih jauh lagi. Nathan
membaringkan kembali tubuh Alviorita di atas tempat tidur.
"Sebaiknya engkau berisitrahat lagi. Engkau masih terlihat lemah."
Melihat mata hijau itu tetap keheranan memandang dirinya, Nathan
berkata, "Tidurlah, Alviorita. Engkau tidak akan mengerti kalau engkau tidak
tidur." Nathan mengawasi Alviorita yang memandang sekelilingnya dengan
kebingungan. "Ruangan ini terlalu terang untukmu?" tanya Nathan, "Aku akan
menutup tirainya." Nathan beranjak dari sisi Alviorita untuk menutup tirai. Ruangan itu
masih terlihat terang walaupun tirai telah tertutup rapat.
"Ruangan ini tidak dapat lebih gelap lagi dari ini, Alviorita. Saat tengah
hari seperti ini, sinar matahari memang sangat kuat tetapi aku yakin engkau
dapat tidur nyenyak."
Alviorita masih memandang kebingungan sekelilingnya.
Melihatnya, Nathan berkata, "Ayolah, Alviorita jangan nakal. Tutuplah
matamu dan tidurlah lagi. Engkau masih lemah dan membutuhkan banyak
istrirahat." www.ac-zzz.tk Nathan mendekati Alviorita dan melihat kecemasan bercampur
kesedihan di mata gadis itu. Nathan meraih tangan Alviorita dan berkata
lembut, "Jangan khawatir, aku akan terus menjagamu di sini. Engkau tidak
akan bermimpi buruk lagi selama aku ada di sisimu."
Nathan membungkuk dan mencium dahi Alviorita. Nathan tersenyum
melihat wajah terkejut Alviorita. "Selamat tidur."
Alviorita membalas senyuman Nathan kem u dian memejamkan
matanya. Nathan tersenyum melihat Alviorita kembali tertidur dengan senyum
manis menghiasi wajahnya.
Sikap Alviorita sesaat lalu yang tampak lain dari biasanya membuat
Nathan heran. Kesedihan yang meliputi perasaan dan juga pikiran Alviorita dapat
membuat sikap gadis itu berubah total. Gadis yang biasanya selalu cepat
menanggapi segala sesuatu jadi tampak pendiam dengan segala
kebingungannya. Kesedihan Alviorita membuat Nathan tahu apa yang dimimpikan gadis
itu. Nathan kembali duduk di kursi yang telah diletakkannya di samping
tempat tidur Alviorita. Nathan membiarkan Alviorita kembali bertemu Ratu
di alam mimpinya. "Apa yang terjadi?"
Nathan yang tengah memandangi wajah Alviorita terkejut mendengar
pertanyaan itu. Nathan masih terkejut ketika ia memalingkan kepalanya.
"Alviorita hanya bermimpi buruk, Paduka."
"Untunglah. Mendengar teriakannya tadi, kukira sesuatu telah terjadi,"
kata Raja lega. "Jangan khawatir, Paduka. Selama saya berada di sini, Alviorita akan
baik-baik saja." "Aku percaya kepadamu, Nathan, seperti Valensia mempercayaimu."
Raja Phyllips menarik kursi ke samping tempat tidur Alviorita. "Engkau
tidak keberatan aku menemanimu, bukan?"
"Sama sekali tidak," sahut Nathan.
"Mengapa Alviorita tadi berteriak seperti itu dan mengejutkan semua
orang yang mendengarnya?" tanya Raja.
"Saya menduga Alviorita bermimpi bertemu Ratu tetapi Ratu kemudian
meninggalkannya." "Ya, aku mengerti. Alviorita sangat mencintai Valensia. Dulu waktu
Valensia meninggal Alviorita terus menangis sepanjang hari tanpa ada yang
www.ac-zzz.tk dapat menghentikannya hingga ia jatuh sakit," Raja Phyllips menatap Nathan
sambil menghela napas. "Seharusnya dulu aku memanggilmu untuk menenangkannya seperti
engkau menenangkannya saat ini, sehingga ia tidak sampai jatuh sakit. Tetapi
waktu itu aku sendiri terlalu sedih untuk memikirkannya."
"Jangan Anda pikirkan, Paduka. Saat itupun saya tidak yakin akan
mampu menghibur Alviorita. Alviorita sangat sulit dijauhkan dari Ratu.
Walaupun saya yang mengajaknya, Alviorita tidak mau meninggalkan Ratu
kecuali Ratu yang menyuruhnya."
"Alviorita sangat mencintai Ratu bahkan kata Maryam hingga kini ia
masih mengingat wajah Ratu dengan baik."
Raja memperhatikan wajah Alviorita yang tampak tenang dalam
tidurnya. Seperti halnya Nathan, Raja ingin mengetahui apa yang sedang
dimimpikan gadis itu. Gadis itu tampak begitu tenang dengan seulas senyum
yang menghiasi wajah cantiknya.
Tidak lama setelah Alviorita memasuki dunia mimpinya, Alviorita
melihat Raja menghampirinya dan memaksanya memasuki ruangan yang
sebelumnya belum pernah dimasukinya.
Di ruangan itu, Alviorita merasa dikurung dengan guru privat yang


Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

senantiasa mengawasinya dengan ketat. Setiap hari setumpuk pelajaran
disodorkan kepadanya. Alviorita membenci semuanya. Alviorita juga membenci Maryam yang
semula selalu menemaninya bermain kini tidak pernah mau diajak bermain oleh
Alviorita. Maryam hanya ingin Alviorita belajar, belajar dan belajar seperti
keinginan Raja. Sejak kepergian Ratu, dunia Alviorita berubah dari dunia yang penuh
kegembiraan menjadi dunia yang penuh keseriusan.
Hanya demi pesan ibunya, Alviorita menjalani apa yang diinginkan Raja
terhadapnya. Bertahun-tahun dilewati Alviorita dengan penuh kejenuhan dan
keinginan untuk bebas. Alviorita terus menekan keinginannya sendiri hingga saat Raja
memberitahu sebuah kenyataan yang sangat mengejutkan Alviorita.
Bahwa dia mempunyai tunangan sejak kecil, Alviorita tidak pernah tahu
bahkan tidak pernah menduganya.
Kenyataan itu sangat bertentangan dengan apa yang diinginkan
Alviorita. www.ac-zzz.tk Sejak kecil Alviorita berangan-angan menikah dengan seorang
Pangeran. Keinginannya ini disebabkan oleh dongeng-dongeng yang sering
diceritakan Ratu kepada Alviorita.
Kepada Ratu, Alviorita kecil pernah berkata, "Aku ingin menikah
dengan seorang Pangeran agar dapat menjadi Putri."
Ratu Valensia tersenyum geli. "Engkau lupa, Alviorita" Engkau seorang
Putri. Pangeran mana yang akan menjadikan engkau seorang Putri?"
Menyadari apa yang dikatakan Ratu benar, Alviorita sedih.
"Jangan sedih, Alviorita," hibur Ratu, "Engkau akan menemukan
Pangeranmu. Mama yakin ada Pangeran untukmu di dunia ini."
"Sungguh?" tanya Alviorita senang, "Di mana" Aku ingin menemuinya."
"Jangan terburu-buru, Alviorita. Pangeranmu pasti ada di suatu tempat
dan suatu hari nanti engkau akan menemukannya."
Apa yang dikatakan Ratu tetap menjadi keyakinan Alviorita selama
bertahun-tahun walaupun semakin hari Alviorita menyadari mimpinya itu tidak
akan pernah terwujud. Alviorita tidak pernah berusaha menghapus keyakinan itu dari
benaknya. Alviorita terus membiarkan keyakinan itu ada di dalam dirinya dan
menjadi secercah harapan di antara kenyataan yang ada.
Dan saat Raja mengatakan kepadanya tentang keberadaan tunangannya
itu, secercah harapan itu mulai menghilang.
Alviorita tidak mengijinkan hal itu terjadi.
Dengan segala keteguhan hatinya yang menginginkan kebebasan,
Alviorita memilih meninggalkan Istana. Walaupun tahu orang-orang di Istana
mencemaskannya, Alviorita tetap tidak mau memberitahukan keadaannya
kepada Istana Urza. Alviorita membiarkan kecemasan itu terus ada di hati orang-orang di
sekitarnya sementara ia terus melangkahkan kaki menuju sinar lain yang
muncul. Sinar menuju kebebasan yang selama ini dicarinya. Bebas dari belajar,
dari pengawal dan yang terutama bebas dari tunangannya.
Alviorita terus berjalan ke dalam sinar yang seakan tak berujung di
depannya. Alviorita membuka matanya. Samar-samar ia mendengar seseorang
berkata, "Ia bangun."
Alviorita memalingkan kepalanya ke arah datangnya suara itu.
Sesaat Alviorita tidak dapat mengenali wajah itu. Ketika Alviorita
mengenali wajah itu, berbagai ingatannya muncul kembali. Alviorita ingat ia
www.ac-zzz.tk kini berada di Castil tunangannya dan wajah di hadapannya itu adalah wajah
sang tunangan, Nathan. Ketika melihat wajah Nathan yang tersenyum senang melihatnya,
kemarahan Alviorita sebelum ia jatuh pingsan muncul lagi.
Nathan terkejut melihat sinar mata Alviorita yang berubah menjadi
penuh kemarahan. "Mengapa engkau membohongiku?" tanya Alviorita tajam.
"Membohongimu?" tanya Nathan tak mengerti.
"Jangan membohongiku lagi, Nathan. Aku tahu engkau membawaku ke
sini dari Synghz dan sejak itu engkau membohongiku."
Nathan mengerti apa yang dikatakan Alviorita dan ia mencoba memberi
pengertian. "Aku tidak pernah membohongimu, Alviorita."
"Engkau menipuku, Nathan," kata Alviorita tajam bercampur sedih,
"Engkau menyembunyikan semua kenyataan dariku. Engkau membuat aku
mempercayai segala yang engkau katakan dan aku dengan begitu bodohnya
mempercayai segala yang kaukatakan."
"Aku tidak bermaksud menyembunyikannya darimu," kata Nathan
menyesal. "Kalau engkau memang tidak bermaksud seperti itu, mengapa engkau
tidak mengatakan yang sebenarnya kepadaku" Mengapa engkau
menyembunyikan kenyataan kalau engkau adalah tunanganku?"
Kemarahan bercampur kesedihan karena telah ditipu oleh orang yang
dipercayai, membuat Alviorita ingin menangis.
"Aku memang bersalah, Alviorita. Tetapi sebelum engkau marah,
dengarkan dulu penjelasanku."
"Penjelasan apa?" tanya Alviorita tajam, "Apa yang dapat dijelaskan
oleh pembohong sepertimu!?"
Seperti biasanya, Nathan tidak dapat terus berkepala dingin
menghadapi Alviorita. "Dengarkan apa yang akan kukatakan, Alviorita!"
"Apa yang dapat dikatakan oleh pembohong sepertimu selain
kebohongan," kata Alviorita tajam.
Nathan yang ingin membantah Alviorita, terpana melihat air mata
Alviorita yang tiba-tiba mengalir.
"Engkau tidak mengerti apa yang kurasakan, Nathan. Aku sangat
mempercayaimu tetapi engkau telah menyembunyikan kebenaran itu dariku.
Engkau membuatku sangat marah sekaligus sedih kepada diriku yang telah
mempercayaimu dan kepada dirimu yang telah menyalahgunakan
kepercayaanku." www.ac-zzz.tk "Maafkan aku, Alviorita," kata Nathan menyesal sambil meraih tubuh
Alviorita. Alviorita menepis tangan Nathan. "Jangan menyentuhku, Nathan. Aku
tidak ingin disentuh oleh pembohong sepertimu."
Nathan menarik tubuh Alviorita dan mengabaikan usaha gadis itu untuk
melepaskan diri dari pelukannya. "Dengarkan aku, Alviorita. Aku tidak pernah
merasa senang atas perbuatanku itu. Aku tahu aku tidak boleh
menyembunyikan kenyataan ini darimu tetapi aku harus melakukannya."
Alviorita meronta-ronta dalam pelukan Nathan. Kedua tangannya yang
mengepal terus memukul dada Nathan. "Aku membencimu," katanya di selasela air
matanya yang terus mengalir.
Nathan mengabaikan tingkah Alviorita. "Diamlah, Alviorita, dan
dengarkan apa yang akan kukatakan," kata Nathan sambil mempererat
pelukannya. Kedua tangan Nathan yang semakin erat memeluknya, membuat
Alviorita semakin sulit melepaskan diri. Tetapi gadis itu tetap meronta-ronta
berusaha melepaskan diri dari pelukan Nathan.
"Aku membencimu," kata Alviorita terisak-isak sambil terus memukuli
dada Nathan. Mendengar kalimat yang diucapkan berulang-ulang itu, Nathan tahu ia
tidak akan dapat membuat Alviorita diam, maka ia memutuskan untuk
mengatakannya sekarang tanpa menanti Alviorita diam.
"Aku terpaksa melakukannya, Alviorita. Aku terpaksa menyembunyikan
kenyataan ini darimu," kata Nathan.
Tanpa menghentikan perlawanannya, Alviorita bertanya tajam,
"Terpaksa" Jangan membohongiku, Alviorita. Aku tahu tidak ada yang dapat
memaksamu." "Ada, Alviorita. Ada yang dapat memaksaku melakukan apa yang tidak
ingin kulakukan. Dan orang itu adalah kau."
Kalimat terakhir itu membuat Alviorita terpana.
"Aku?" tanya Alviorita setelah terdiam cukup lama.
"Ya, engkau satu-satunya orang yang mampu memaksaku," ulang Nathan
tegas. "Mengapa?" tanya Alviorita tak mengerti, "Mengapa aku membuatmu
terpaksa membohongiku?"
"Apakah engkau akan percaya kalau saat itu aku mengatakan aku adalah
tunanganmu" Apakah engkau mau ikut denganku bila aku mengatakan hal
www.ac-zzz.tk itu" A pakah keluarga Rpiayh akan mempercayaiku bila aku mengatakannya"
Siapa yang saat itu akan mempercayaiku?"
Alviorita semakin terdiam mendengar kata-kata tajam itu.
"Aku yang tidak dikenal tiba-tiba muncul dan mengaku sebagai
tunanganmu yang saat itu kehilangan ingatan. Tidak akan ada yang
mempercayaiku. Mereka hanya akan menduga aku berbohong untuk
mendapatkanmu, si cantik yang misterius."
Alviorita memikirkan kata demi kata yang diucapkan Nathan dengan
tajam itu. Alviorita tahu Nathan benar. Bila saat itu Nathan tiba-tiba muncul dan
mengaku sebagai tunangannya, ia pasti tidak akan mempercayainya. Demikian
pula keluarga Rpiayh. Lebih mudah menganggap Nathan sebagai seorang
penipu daripada mempercayai kata-katanya.
"Maafkan aku," kata Alviorita lirih.
"Semuanya bukan salahmu, Alviorita," kata Nathan lembut, "Aku
terpaksa membohongimu juga karena aku tidak ingin engkau terbebani oleh
pertunangan yang tidak kausukai ini selama engkau dalam masa penyembuhan."
"Maafkan aku, Nathan. Aku telah menuduhmu sekejam itu," kata
Alviorita sedih. "Jangan sedih, Alviorita. Aku memang kejam. Aku telah menipumu yang
telah mempercayaiku."
"Tetapi engkau melakukannya untuk kebaikanku," sahut Alviorita.
"Tidak apa-apa, Alviorita. Engkau tidak tahu apa-apa saat itu. Sekarang
setelah engkau mengetahui alasanku menyembunyikan kebenaran ini darimu,
engkau tidak boleh menuduhku lagi."
"Tapi..." Nathan meletakkan jarinya di mulut Alviorita. "Sudahlah, Alviorita.
Engkau tahu kita mudah bertengkar hanya karena masalah kecil seperti ini.
Daripada kita bertengkar lebih baik kita lupakan saja masalah ini. Dan
sekarang kita pikirkan dirimu."
"Aku?" tanya Alviorita tak mengerti.
Nathan tersenyum. "Engkau tahu, Alviorita, engkau telah tidur
sepanjang hari. Engkau pasti haus sekarang apalagi setelah mengeluarkan air
mata." Dengan satu tangannya, Nathan meraih segelas air di meja di samping
tempat tidur. "Untung tadi Maryam meletakkan segelas air di sini," kata
Nathan, "Sekarang minumlah."
Nathan menyodorkan mulut gelas itu di bibir Alviorita.
www.ac-zzz.tk "Sekarang engkau harus beristirahat," kata Nathan setelah
meletakkan kembali gelas itu di meja.
"Tidur lagi?" tanya Alviorita manja.
Nathan tersenyum lembut. "Benar. Engkau pasti sangat lelah setelah
mendapat banyak kejutan hari ini."
"Aku tidak lelah, Nathan."
"Tubuhmu memang tidak lelah, Alviorita tetapi jiwamu lelah. Engkau
mendapat banyak kejutan hari ini, Alviorita, dan saat ini yang terbaik
untukmu adalah tidur," kata Nathan. "Jangan membantah," tambahnya.
Alviorita menurut. Nathan membungkukkan badannya dan mencium dahi Alviorita.
"Selamat tidur."
"Engkau akan ke mana?" tanya Alviorita ketika melihat Nathan
menjauhinya. "Menemui ayahmu," jawab Nathan, "Aku yakin ia kesal kepadaku yang
telah merebut perhatianmu darinya sehingga ia meninggalkan ruangan ini."
"Tadi Papa ada di sini?" tanya Alviorita tak percaya.
"Tadi engkau tidak melihat ayahmu" Ayahmu duduk di sampingmu
seperti aku." "Tidak, aku tidak melihatnya. Aku hanya melihatmu."
"Pantas saja ayahmu meninggalkan kita," gumam Nathan, "Aku senang
engkau hanya memperhatikan aku."
"Apa?" "Tidak apa-apa," jawab Nathan, "Aku akan menemui ayahmu sekarang."
Alviorita bertanya manja, "Lalu aku?"
Nathan tersenyum geli. "Rupanya kucing liar ini benar-benar menjadi
manja. Aku akan segera menemanimu, Little Pussycat."
"Aku telah menemukan sifat manja kucing, the Devil Dog," kata
Alviorita sambil tersenyum, "Aku menunggumu."
Tanpa menanti Alviorita tertidur, Nathan segera mencari Raja.
Nathan segera menuju Ruang Kerja. Nathan tahu ia akan menemukan
Raja di sana. Di Ruang Kerja itulah tadi Raja berbincang dengan orang tuanya.
Ketika menuruni tangga, Nathan bertemu Maryam. Untuk meyakinkan
dirinya, Nathan bertanya, "Di mana Paduka berada?"
"Saya melihat Paduka berjalan ke Ruang Kerja beberapa saat yang
lalu," jawab Maryam.
"Terima kasih, Maryam."
"Tuan Muda," panggil Maryam.
www.ac-zzz.tk Nathan yang hendak melanjutkan perjalanannya berhenti dan
membalikkan badan ke Maryam yang terlihat cemas.
"Bagaimana keadaan Tuan Puteri" Apakah ia baik-baik saja?" tanya
Maryam cemas. "Jangan khawatir, Maryam. Alviorita baik-baik saja. Sekarang ia
sedang tertidur," jawab Nathan.
Nathan tahu wanita tua itu mengkhawatirkan teriakan Alviorita tadi.
"Jangan khawatir. Alviorita tadi hanya bermimpi buruk. Sekarang ia dapat
tidur nyenyak lagi."
"Apakah saya boleh melihat Tuan Puteri?"
"Tentu saja, Maryam. Mengapa aku harus melarangmu?" jawab Nathan,
"Aku senang sekali engkau mau menjaga Alviorita sementara aku berbicara
dengan Raja." "Terima kasih, Tuan Muda," kata Maryam senang.
"Aku juga berterima kasih kepadamu, Maryam," kata Nathan,
"Sekarang segera temui Alviorita dan aku akan segera menemui Raja."
Maryam membungkukan badannya kemudian bergegas ke kamar
Alviorita. Nathan tersenyum geli melihat wanita tua itu berlari-lari kecil menuju
kamar Alviorita. Wanita itu seperti takut tidak dapat bertemu Alviorita.
16 Nathan kembali melanjutkan perjalanannya ke Ruang Kerja sambil
berpikir apa yang akan dikatakannya kepada Raja. Nathan tahu mula-mula ia
harus meminta maaf pada Raja Phyllips atas kejadian yang baru saja terjadi
setelah itu ia dapat menceritakan apa yang ada di benaknya sejak ia
menenangkan Alviorita yang menangis karena mimpi buruk.
Sejak awal Nathan tahu apa yang dikatakan Raja memang benar.
Alviorita sangat mencintai Ratu Valensia bahkan lebih mencintainya daripada
Raja Phyllips. Nathan masih ingat Alviorita sangat senang berada di sisi Ratu. Bila ia
telah berada di sisi Ratu, sulit sekali menyuruhnya pergi dari sisi Ratu kecuali
Ratu sendiri yang menyuruhnya.
Dalam tiap kunjungannya ke Castil Q`arde, Ratu selalu menyuruh
Nathan mengajak Alviorita bermain bersama. Nathan sangat menyenangi
www.ac-zzz.tk permintaan Ratu itu tetapi Alviorita sendiri sukar dipisahkan dari Ratu
sehingga akhirnya Ratu ganti menyuruh Alviorita mengajak Nathan bermain
bersama. Bila sudah demikian, Alviorita mau berpisah dengan Ratu.


Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hanya perkataan Ratu yang dituruti Alviorita.
Anehnya, bila Alviorita sudah bersama Nathan entah itu bermain
ataupun berjalan-jalan, Alviorita menurut saja walaupun mereka baru
bertemu Ratu pada malam hari. Sepanjang hari Alviorita juga tidak merengek
minta bertemu Ratu. Alviorita selalu menyukai kepergiannya bersama Nathan. Selain Ratu,
orang yang selalu membuat Alviorita senang adalah Nathan. Nathan mengajak
Alviorita berjalan-jalan ke berbagai tempat. Di antara tempat-tempat itu
hanya satu yang disukai Alviorita, yaitu lapangan rumput di Chymnt. Di
lapangan itu, Alviorita bermain bersama Nathan dan di sana pula Nathan
mengajari Alviorita memanjat pohon untuk menghindari Trent.
Sebenarnya Ratu juga menyuruh Alviorita bermain bersama Trent,
tetapi Alviorita sendiri yang tidak mau bermain bersama Trent. Sejak awal
perkenalan mereka, Alviorita sudah tidak menyukai Trent yang menurutnya
sombong dan keras kepala itu.
Ratu mengetahui ketidaksenangan Alviorita terhadap Trent dan ia telah
berulang kali menasehati Alviorita. Walaupun biasanya Alviorita selalu
menuruti Ratu, kali ini gadis itu tidak menurut. Alviorita tetap tidak
menyukai Trent. Tiap kali melihat Trent, Alviorita selalu menghindar dulu
sebelum mereka bertemu. Lain halnya dengan Trent yang menyukai Alviorita sejak berkenalan
dengan gadis manis itu. Trent tidak berputus asa walaupun Alviorita selalu
menghindarinya. Sebisa mungkin Trent berusaha selalu berada di dekat
Alviorita seperti kakaknya.
Melihat kakaknya, Nathan selalu bersama Alviorita, Trent merasa iri.
Kakaknya yang biasanya selalu sibuk belajar, dengan mudahnya membuat
Alviorita menyukainya bahkan sampai membuat Alviorita mau berpisah dengan
Ratu sepanjang hari hanya untuk bermain bersamanya.
Bersama Nathan pula Alviorita selalu menghindari Trent. Biasanya
mereka dapat menghindari Trent dengan cepat dan mudah namun pada hari
itu, di mana Nathan mengajari Alviorita cara memanjat pohon, mereka tidak
dapat menghindari Trent dengan cepat, mudah dan aman.
Trent tiba-tiba muncul dari balik pohon. Alviorita yang sibuk bermain
dengan rerumputan, tidak menyadari kedatangan Trent. Demikian pula
Nathan yang bersandar pada sebatang pohon sambil mengawasi Alviorita.
www.ac-zzz.tk Ketika Nathan menyadari kedatangan Trent, jarak mereka sudah
sangat dekat. Nathan tahu ia dapat menyuruh Trent pergi, tetapi itu hanya
akan menimbulkan pertengkaran di antara mereka selain itu Alviorita tidak
pernah mau berdekatan dengan Trent apalagi berbicara dengannya.
Hanya satu yang ada di pikiran Nathan saat itu yaitu memanjat pohon
yang berada tepat di belakangnya. Hanya itu yang dapat dilakukan. Trent
tidak dapat memanjat pohon dan ia juga tidak tahu kalau kakaknya dapat
melakukannya. Sementara Trent yang berada di belakang Alviorita terus mendekat,
Nathan mencoba mengajak gadis itu tanpa membuatnya panik.
"Alviorita!" panggil Nathan.
Alviorita menengadahkan kepalanya dari rerumputan.
Nathan mendekati Alviorita. Dengan memunggungi Trent, ia menarik
tubuh Alviorita hingga gadis kecil itu berdiri sambil berkata, "Aku ingin
menunjukkan sesuatu kepadamu."
"Di mana?" tanya Alviorita.
"Ikutlah denganku," ajak Nathan.
Alviorita terua mencoba menebak benda yang ingin ditunjukkan Nathan
kepadanya sambil memperhatikan sekelilingnya. Dan ketika mereka di bawah
pohon, Alviorita bertanya, "Di mana?"
"Di atas pohon ini," jawab Nathan.
Alviorita menengadahkan kepalanya ke puncak pohon yang tinggi lalu
bertanya, "Bagaimana kita bisa tiba di sana?"
"Kita harus memanjat pohon ini."
"Aku tidak bisa memanjat."
Nathan terkejut. Ia baru menyadari ia lupa memperhitungkan hal ini.
Sejak tadi yang dipikirkannya hanya bagaimana menghindari Trent tanpa
membuat Alviorita tahu kedatangan pemuda itu. Sekarangpun sudah terlalu
terlambat untuk mundur. Akhirnya Nathan mengajari Alviorita memanjat pohon.
Alviorita cepat mengerti. Dan tanpa banyak menyusahkan Nathan,
gadis kecil itu cepat belajar bagaimana memanjat selincah Nathan.
Trent tentu saja jengkel sekaligus terkejut melihatnya. Ia tidak
pernah menduga hal ini. Ia juga terlalu jengkel untuk mengatakan hal ini
kepada orang tuanya maupun Ratu.
Tidak seorangpun menduga Nathan yang rajin belajar ternyata dapat
berbuat seperti itu. tidak ada yang tahu dari mana Nathan belajar memanjat.
Hanya Nathan sendiri yang tahu ia belajar sendiri.
www.ac-zzz.tk Melihat rasa sayang Alviorita yang sangat besar kepada Ratu, Nathan
menduga Alviorita tetap bertahan dengan kedudukannya serta kesibukannya
sebagai Putri Mahkota karena permintaan Ratu.
Tapi kesabaran manusia ada batasnya. Demikian pula Alviorita.
Ketika Raja Phyllips mengatakan pertunangannya dengan Nathan itulah,
kesabaran Alviorita habis. Alviorita memilih lebih baik meninggalkan Istana
daripada menikah dengan pria pilihan orang tuanya.
Kejadian yang baru saja terjadi di kamar Alviorita, membuat Nathan
mengetahui apa yang selama ini tidak pernah terpikirkan olehnya. Nathan
selalu menganggap Alviorita sudah tidak tahan lagi terus terkurung dalam
Istana sehingga ia kabur dan pertunangan itu merupakan alasannya untuk
kabur. Tidak pernah terpikirkan olehnya Alviorita lebih tidak menyukai
pertunangannya dengan dirinya daripada kedudukannya sebagai Putri
Mahkota. Duchess memang benar. Alviorita adalah putri yang hebat. Walaupun
hatinya terus memberontak, tetapi Alviorita tetap bertahan di Istana dengan
segala kesibukannya. Alviorita tahu semua yang dilakukan ayahnya adalah
untuk dirinya dan kelak untuk Kerajaan Lyvion.
Menyakitkan memang mengetahui Alviorita tidak menyukai pertunangan
ini bahkan setelah semua yang telah terjadi sejak ia kabur dari Istana Urza.
Tpi Nathan adalah bodoh bila ia tidak tahu apa yang paling diinginkan gadis
yang dicintainya itu. Mengenai pertunangan ini, Raja Phyllips mungkin masih dapat
mengambil kebijaksanaan. Tapi tidak demikian halnya dengan kedudukan
Alviorita. Gelar Putri Mahkota itu tidak akan dapat dihilangkan dari Alviorita.
Hanya gadis itulah satu-satunya penerus Raja.
Raja memang dapat menunjuk orang lain yang masih mempunyai
hubungan saudara dengannya untuk menggantikannya. Tapi seluruh penduduk
Kerajaan Lyvion tidak akan menerimanya.
Sejak kerajaan ini berdiri hingga sekarang, penerus Raja yang
berkuasa tidak pernah berasal dari keluarga selain keturunannya sendiri.
Walaupun tidak ada peraturan yang melarang Raja memilih penerus di luar
keturunannya, penduduk Kerajaan Lyvion pasti akan menolak hal yang tidak
pernah terjadi itu. Bagi rakyat Kerajaan Lyvion, apa yang pernah terjadi di masa lalu
khususnya mengenai pewarisan Tahta, adalah peraturan.
www.ac-zzz.tk Tidak ada pemecahan dalam masalah ini. papun yang terjadi Alviorita
tetap seorang Putri Mahkota. Mau tidak mau Alviorita harus belajar
memerintah negeri yang luas ini.
Alviorita selama ini telah menerima situasinya tanpa pernah mengeluh.
Nathan tahu gadis itu akan tetap begitu demi Kerajaan Lyvion walaupun
hatinya selalu memberontak.
Namun segalanya tidak berjalan seperti harapan Nathan. Raja sudah
tidak ada di Ruang Kerja ketika Nathan tiba. Yang ada di sana hanya Duchess
dan Trent. "Di mana Raja Phyllips?" tanya Nathan.
"Ia baru saja pergi ke Ruang Duduk bersama ayahmu," jawab Duchess.
"Hati-hati, Nathan," Trent memperingati, "Tampaknya Raja marah
kepadamu. Entah apa yang kaulakukan pada Alviorita sehingga Raja marah.
Yang pasti tindakanmu itu dapat membahayakan keluarga kita sedangkan aku
tidak mau terkena akibat perbuatanmu itu."
"Trent!" sela Duchess menghentikan peringatan bernada mengejek
Trent, "Jangan kaudengarkan adikmu, Nathan."
"Jangan khawatir, Mama. Aku tidak akan melakukannya," kata Nathan,
"Sekarang aku akan menemui Paduka Raja."
Melihat Nathan bergegas pergi, Duchess cepat-cepat berseru,
"Nathan!" Nathan membalikkan badannya dan bertanya bingung, "Ada apa,
Mama?" "Sebenarnya apa yang telah terjadi" Mengapa Paduka tampak seperti
orang bingung?" tanya Duchess, "Tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Putri,
bukan?" Nathan mendekati Duchess yang duduk di depan meja. "Jangan
khawatir, Mama. Alviorita baik-bik saja. Ia sudah bangun tapi aku
menyuruhnya tidur lagi. Aku khawatir ia masih terlalu terkejut."
"Aku yakin Putri sangat terkejut dengan kejadian yang baru saja
menimpanya," kata Duchess menyetujui.
"Mungkin karena terkejut itulah, ingatan Alviorita pulih."
"Sungguh?" tanya Duchess tak percaya.
Sesaat Nathan tampak ragu-ragu. "Aku tidak tahu pasti, Mama. Tapi
aku yakin Alviorita telah mengingat semuanya."
Duchess memandang lekat-lekat wajah Nathan. "Kuharap engkau benar,
Nathan." www.ac-zzz.tk "Sekarang temuilah Paduka dan selesaikan masalah kalian," kata
Duchess, "Aku tidak tahu apa yang membuat Paduka tampak bingung tapi aku
tahu engkau dapat menyelesaikannya."
"Aku pasti akan melakukannya, Mama," kata Nathan dengan pasti, "Aku
akan." Nathan bergegas meninggalkan Ruang Kerja diiringi senyum bangga
Duchess. Duchess tahu putra tertuanya akan menyelesaikan masalahnya dengan
Raja. Duchess tahu Nathan bisa. Sejak kecil Nathan pandai menghadapai
masalah apapun mulai dari yang mudah sampai yang paling sulit sekalipun
dapat ia tangani. Dibandingkan adiknya, Trent, Nathan lebih dapat diandalkan.
Dengan adanya dukungan dari ibunya, Nathan semakin yakin ia dapat
membuat Raja memikirkan kembali pertunangan yang tidak disukai Alviorita
ini. Mengenai cintanya pada Alviorita, Nathan tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Kejadian selama ini cukup menjelaskan Alviorita tidak memiliki
perasaan apapun terhadap Nathan. Bahkan mungkin Alviorita benar-benar
membenci dirinya seperti yang baru saja dikatakannya.
Apa yang harus dilakukan Nathan saat ini bukan mempertahankan
posisinya sebagai tunangan gadis itu melainkan melepaskan posisi itu agar
gadis yang dicintainya bahagia.
Saat ini kebahagiaan Alvioritalah yang paling penting bagi Nathan.
Sebelum menghadapi Raja Phyllips yang telah dikenal Nathan sebagai
seorang Raja yang keras kepala dan pemarah, Nathan mempersiapkan dirinya
matang-matang. Nathan tidak ingin terjadi pertengkaran seru seperti pagi tadi. Kali ini
semuanya harus dilakukan dengan kepala dingin agar hasilnya seperti yang
diharapkan Nathan. "Akhirnya engkau muncul juga," kata Raja ketika melihat Nathan
muncul dari balik pintu. "Saya..." "Aku tahu apa yang akan kaubicarakan," potong Raja Phyllips, "Aku dan
ayahmu telah membicarakannya. Sejak tadi aku juga telah memikirkannya."
"Paduka, saya minta maaf atas kejadian tadi. Saya sama sekali tidak
bermaksud merebut perhatian Alviorita dari Anda sehingga Anda
meninggalkan kami." Nathan cepat-cepat menyelesaikan kalimatnya sebelum
Raja memotong perkataannya lagi.
www.ac-zzz.tk "Jangan khawatir, Nathan. Aku mengerti," kata Raja, "Alviorita lebih
menunjukkan kemarahannya atas pertunangan ini kepadamu daripada
kepadaku. Ia terlalu marah kepadaku hingga ia tidak sanggup lagi
menunjukkan kemarahannya kepadaku."
Raja tampak termenung. Baik Duke maupun Nathan tidak ada yang berani mengusik
ketermenungan Raja itu. Mereka membiarkan Raja sibuk dengan pikirannya
sendiri. "Aku adalah Raja yang bodoh bila aku tidak membatalkan pertunangan
ini," kata Raja pada akhirnya, "Aku tahu engkau akan sedih, Valensia, tapi
apalagi yang dapat kulakukan. Bila setelah semua yang terjadi akhir-akhir ini,
aku masih memaksa Alviorita menikah dengan Nathan, aku benar-benar Raja
yang bodoh." "Maksud Anda, Paduka?" tanya Nathan tak mempercayai apa yang
didengarnya. "Aku tahu kalian berdua tidak menyukai pertunangan ini dan aku
memutuskan unutk menghapus pertunangan kalian, Nathan," kata Raja tegas.
"Walaupun dengan terpaksa," tambahnya pula.
Nathan tidak percaya mendengarnya. Tadinya ia menduga
pembicaraannya dengan Raja akan berjalan dengan sulit tetapi ternyata
dugaannya meleset jauh dari kenyataan. Bahkan sebelum ia mengutarakan
keinginannya, Raja telah mengatakan keputusannya.
Nathan merasa lega sekaligus sedih.
Di saat Nathan merasa seperti ini, Alviorita sedang kebingungan
menghadapi perasaannya yang campur aduk.
Alviorita tahu saat Maryam datang tadi tetapi ia tidak berminat
berbicara dengan wanita itu. Alviorita membiarkan wanita tua itu menduga
dirinya sedang tertidur. Sekarang Alviorita benar-benar bingung dengan perasaannya sendiri.
Alviorita tahu seharusnya ia merasa khawatir menghadapi 'peperangan'
yang tak lama lagi akan terjadi dengan ayahnya ini. Alviorita tahu 'perisai'nya
masih belum cukup untuk menghadapi 'pedang' ayahnya tetapi ia sama sekali
tidak merasa khawatir. Sebaliknya ia merasa tenang seakan-akan 'peperangan' memperebutkan
kebebasan Alviorita dalam kehidupan pribadinya itu tidak akan pernah
muncul. Padahal 'pertempuran' itu dapat dikatakan sudah berada di depan
mata. Dan beberapa saat lagi akan meledak dengan serunya.
www.ac-zzz.tk 'Peperangan' yang semula direncanakan Alviorita berlangsung di Istana
Urza mungkin terpaksa dilangsungkan di tempat ini sesegera mungkin.
Dengan 'perisai'nya yang masih belum cukup banyak dan cukup kuat
untuk menghadapi 'pedang' ayahnya, Alviorita harus menghadapi 'pertempuran'
ini. Seharusnya Alviorita mencemaskan kemungkinan menangnya dalam
'pertempuran' ini. Tetapi kenyataan berkata lain.
Alviorita sama sekali tidak peduli dengan 'pertempuran' bahkan
kemarahannya kepada ayahnya seakan-akan berkurang seiring dengan
membesarnya kemarahannya kepada Nathan.
Alviorita merasa dirinya jauh lebih jengkel kepada Nathan daripada
ayahnya walaupun kesalahan ayahnya kepada dirinya jauh lebih besar daripada
kesalahan Nathan. Bahkan Alviorita sudah tidak lagi memikirkan
kejengkelannya kepada Raja.
Saat ini yang menjadi pikiran Alviorita adalah: mengapa ia dapat
semarah itu kepada Nathan yang tidak melakukan kesalahan besar
kepadanya" Satu-satunya kesalahan yang diperbuat Nathan terhadapnya adalah
menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya tentang dirinya juga hubungan
antara dirinya dengan Nathan selama ia kehilangan ingatan.
Dibandingkan apa yang telah dilakukan Raja kepadanya, memaksanya
belajar juga memaksanya menikah dengan Nathan, kesalahan Nathan lebih
kecil. Tapi kemarahan Alviorita kepada Nathan lebih besar dibandingkan


Pelarian Karya Alviorita di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepada Raja. "Mengapa aku dapat sedemikian marah kepada Nathan hanya karena
kebohongannya?" tanya Alviorita berulang-ulang kepada dirinya.
Alviorita mencoba menemukan jawabannya dengan mengingat kembali
kejadian sebelum ia jatuh pingsan. Alviorita ingat ia sangat kecewa sekaligus
sedih ketika mengetahui Nathan telah membohonginya. Saat itu pula ia
menyadari ia telah menyayangi Nathan lebih dari teman.
Tanpa disadari Alviorita, ia semakin hari semakin menyayangi Nathan.
Walaupun mereka sering bertengkar tetapi Alviorita tidak pernah merasa
bosan berada di dekat pria itu. Bahkan Alviorita menyukai setiap
pertengkaran mereka. Bagi Alviorita, Nathan adalah pria yang sangat menyenangkan untuk
diajak bertengkar. Mereka senantiasa bertengkar bersama tetapi juga saling
menggoda. www.ac-zzz.tk Entah dari mana munculnya kesadaran itu tetapi tiba-tiba saja
Alviorita menyadari suatu hal. Akhir-akhir ini ia semakin manja kepada
Nathan dan ingin pria itu selalu menemaninya.
Bagi Alviorita yang belum pernah mengenal kata 'jatuh cinta', semua ini
sangat membingungkan. Alviorita tidak tahu apakah ia benar-benar mencintai
Nathan atau hanya sekedar menyayanginya sebagai kakak.
Sejak Alviorita mengingat kenangan masa kecilnya bersama Ratu di
Castil Q`arde, Alviorita menyadari Nathan adalah sosok seorang kakak yang
baik. Nathan selalu menjaganya dengan baik seperti seorang kakak yang
sangat menyayangi adiknya walaupun mereka tidak mempunyai hubungan
darah. Sebagai kakak pula Nathan selalu menemaninya bermain.
Bahkan saat mereka bertemu kembali setelah sekian tahu tidak
berjumpa, Nathan tetap menunjukkan sosoknya sebagai seorang kakak yang
penuh perhatian. Nathan memang mencurigai Alviorita saat gadis itu pertama kali tiba di
Castil Q`arde tetapi Nathan tetap menunjukkan perhatiannya kepada gadis
itu. Di balik semua pertengkaran mereka, Nathan masih memperhatikan
Alviorita. Alviorita tidak tahu apakah ia benar-benar jatuh cinta kepada Nathan
atau sekadar sangat mencintainya sebagai seorang kakak yang penuh
perhatian. Kedua-duanya sangat mungkin. Tidak ada yang melebihi kemungkinan
yang lain. Kedua-duanya sama-sama kuat.
Perasaannya yang membingungkan ditambah perasaan terkejutnya yang
masih belum pulih benar, membuat Alviorita merasa pusing.
Semakin Alviorita mencoba menjawab pertanyaan yang terus muncul di
hatinya, semakin pusing pula kepalanya.
Kesal dengan keadaannya yang masih lemah seperti perkataan Nathan,
Alviorita memutuskan untuk berisitirahat.
Alviorita beruntung perasaannya yang kacau balau tidak membuatnya
kesulitan tidur. Dalam waktu singkat, Alviorita telah tertidur nyenyak.
Ketika membuka matanya kembali, Alviorita mendapati dirinya tengah
berada di ruang yang gelap.
Perasaan takut menyelimuti dirinya. Alviorita merasa ruangan yang
gelap itu ingin menerkamnya. Di tengah-tengah ketakutannya itu Alviorita
berharap Nathan berada di sisinya dan menjaganya seperti yang selalu
dilakukannya. www.ac-zzz.tk Mungkin karena sang Takdir mendengar harapan Alviorita, sesaat
kemudian terdengar suara pintu dibuka perlahan.
Alviorita tidak tahu siapa itu tetapi hatinya merasa yakin orang yang
datang itu adalah Nathan.
"Nathan," panggil Alviorita perlahan.
Menyadari Alviorita telah bangun, pria itu cepat-cepat mendekat.
"Jangan takut, Alviorita. Aku ada di sini," kata Nathan sambil meraih
Alviorita dalam pelukannya.
Alviorita tersenyum lega merasakan rasa aman yang yang diberikan
Nathan kepadanya. "Aku sudah tidak takut lagi. Aku tahu engkau akan datang
dan menjagaku." "Aku tidak menduga engkau akan bangun secepat ini," gumam Nathan,
"Kalau aku tahu, aku pasti akan segera datang dan menemanimu."
"Kegelapan ini membuat aku merasa seperti tertelan ke dalamnya."
"Jangan takut lagi, Alviorita. Aku sudah ada di sini," kata Nathan
sambiil mempererat pelukannya untuk meyakinkan Alviorita, "Aku tidak akan
membiarkan mereka menelanmu."
"Aku tahu, Nathan," Alviorita menyandarkan kepalanya di dada Nathan,
"Sebelum engkau datang tadi, aku berharap engkau ada di sisiku."
Nathan tahu Alviorita masih merasakan sisa-sisa ketakutannya
sebelum ia datang. Untuk membuat gadis itu melupakan ketakutannya, ia
berkata, "Kucing satu ini memang aneh. Biasanya kucing tidak kenal takut
berada di ruang gelap tapi kucing satu ini takut berada di ruang gelap."
"Nathan!" Nathan tersenyum melihat mata hijau Alviorita kembali bersinar
marah. Mata hijau itu benar-benar seperti mata kucing yang bersinar dalam
kegelapan. Alviorita tidak dapat melihat jelas wajah Nathan di kegelapan seperti
ini tetapi ia dapat merasakan senyum Nathan. Alviorita tersenyum, "Bukankah
engkau sebagai the Devil Dog yang selalu ingin menjaga dan mengawasiku,
harus menjagaku dari kegelapan?"
"Tentu saja. Aku harus menjagamu dari segala hal yang dapat membuat
keselamatanmu terancam juga dari segala hal yang dapat melukaimu," kata
Nathan, "Karena itu sekarang juga aku akan mencari lilin untuk menerangi
ruangan ini." "Nathan," kata Alviorita cemas.
Nathan turut cemas mendengarnya. "Ada apa, Alviorita?"
"Jangan tinggalkan aku," kata Alviorita manja, "Aku takut."
www.ac-zzz.tk Nathan berusaha meyakinkan Alviorita. "Jangan takut, Alviorita. Aku
tidak akan lama. Aku hanya akan mengambil lilin kemudian segera kembali ke
sisimu." "Nathan," rengek Alviorita sambil menarik tangan Nathan yang
beranjak dari tubuhnya. Nathan yang baru saja beranjak dari tepi tempat tidur Alviorita,
kembali duduk. Nathan membiarkan Alviorita menyandarkan kepalanya di
dadanya. "Kalau aku tidak mengambil sesuatu untuk menerangi ruangan ini,
Alviorita, engkau akan terus ketakutan."
"Selama engkau ada di sini, aku tidak akan takut," kata Alviorita
meyakinkan Nathan. "Jangan manja, Alviorita," kata Nathan lembut, "Aku hanya akan pergi
sebentar. Aku janji aku tidak akan lama."
"Tapi..." Untuk kesekian kalinya Nathan meyakinkan Alviorita. "Jangan manja,
Alviorita. Aku tidak akan lama."
"Kalau aku jadi engkau, Nathan, aku tidak akan melarangnya."
Keduanya terkejut mendengar suara Raja yang tiba-tiba itu.
Bersamaan dengan munculnya Raja, tampak sinar terang.
"Aku iri mendengar Alviorita berkata sedemikian manjanya kepadamu,
Nathan," kata Raja, "Ia tidak pernah bermanja-manja kepadaku walau hanya
sekali." Alviorita diam saja melihat kedatangan ayahnya yang tidak terduga itu.
Alviorita tiba-tiba merasa saat perang antara dirinya dengan ayahnya telah
tiba. Raja terkejut melihat Nathan dan Alviorita saling berpelukan. "Aku
tidak menganggu kalian, bukan?"
Suara cemas Raja membuat Nathan menyadari tangannya yang
memeluk erat pundak Alviorita. Walaupun begitu baik Alviorita maupun
Nathan tidak berniat melepaskan diri.
"Tidak," Nathan cepat-cepat berkata, "Anda sama sekali tidak
menganggu kami." "Untunglah," kata Raja lega, "Tadinya aku berpikir aku telah menganggu
kalian." Alviorita sudah tidak peduli apapun. Bagi Alviorita bila memang
sekarang saatnya perang itu pecah, biarlah itu terjadi. Walaupun 'perang' itu
terjadi di hadapan Nathan, Alviorita sudah tidak peduli lagi.
www.ac-zzz.tk Sejak tadi siang Alviorita tahu saat ini akan tiba.
"Sudahkah engkau memberitahu Alviorita, Nathan?"
Alviorita tidak tahu apa yang dimaksudkan ayahnya. Dari nada bicara
ayahnya, Alviorita dapat merasakah hal itu sangat penting. Pikiran itu
membuat Alviorita menduga ayahnya telah membuat keputusan mengenai
pertunangan antara dirinya dengan Nathan.
"Belum." "Mengapa engkau tidak memberitahunya, Nathan" Bukankah hal ini
yang paling kalian harapankan?" kata Raja tidak mengerti, "Baiklah, aku yang
akan mengatakannya."
Alviorita mempersiapkan dirinya menghadapi perang yang telah
dipersiapkannya sejak lama ini setelah ayahnya mengumumkan keputusannya.
"Sekarang engkau tidak perlu kabur lagi, Alviorita. Aku telah
memutuskan untuk membatalkan pertunangan ini."
Alviorita sangat terkejut mendengar keputusan yang meleset jauh dari
dugaannya itu. "Mengapa, Alviorita?" tanya Raja bingung, "Mengapa engkau terkejut
seperti itu" Bukankah ini yang paling kauinginkan ketika engkau meninggalkan
Istana?" Tiba-tiba saja perasaan sedih memenuhi hati Alviorita dan membuat
Alviorita bingung. Alviorita tahu ayahnya benar. Sejak awal kepergiannya dari
Istana, ia menginginkan hal ini. Tapi saat keinginannya terkabul, hatinya
bukannya merasa senang tetapi merasa sedih.
Perasaan sedih membayangkan hubungannya dengan Nathan yang
kembali menjadi teman, membuat Alviorita menyadari hal yang lain.
Alviorita tahu ia tidak akan sesedih ini bila ia tidak benar-benar jatuh
cinta pada Nathan. Bila ia hanya menyayangi Nathan sebatas kakak, ia tidak
akan sedih membayangkan dirinya dan Nathan kini bukan tunangan lagi
melainkan teman. Sedangkan Alviorita tahu Nathan hanya mencintainya
sebatas adik. Selama ini Nathan selalu menjaganya dengan penuh perhatian seperti
ketika mereka masih kecil. Dan ketika masih kecil, Nathan pernah
mengatakan kepada Alviorita bahwa ia akan menjadi kakak bagi gadis yang
tidak mempunyai kakak maupun adik itu.
Nathan dapat merasakan tubuh Alviorita yang tiba-tiba menjadi tegang
setelah mendengar keputusan ayahnya. Nathan tahu Alviorita bukan tegang
karena terkejut tetapi karena sebab lain.
www.ac-zzz.tk Nathan tidak pasti apa sebabnya tetapi ia tahu hanya inilah satusatunya
kesempatan yang dimilikinya bila ia ingin mendapatkan Alviorita.
Tubuh Alviorita yang tiba-tiba menegang kemudian sedikit bergetar ini
sudah cukup memberikan bukti kepada Nathan bahwa gadis itu memiliki
perasaan yang lebih kepadanya. Walaupun Nathan yakin akan hal itu, Nathan
tidak berani meyakinkan dirinya bahwa itu adalah cinta.
Dengan berbekal keyakinannya itu, Nathan berkata, "Sekarang setelah
pertunangan yang tidak kita sukai ini dihapus, aku ingin bertanya kepadamu,
Alviorita. Maukah engkau menjadi istriku?"
Baik Raja maupun Alviorita sama-sama terkejut.
Raja tidak mengerti mengapa Nathan, yang kata Duke, sangat tidak
menyukai pertunangannya dengan Alviorita, malah melamar Alviorita.
Alviorita menatap lekat-lekat wajah Nathan.
Nathan tersenyum dan mengulangi pertanyaannya, "Maukah engkau
menjadi istriku?" Alviorita merasa sangat bahagia mendengar pertanyaan itu hingga
tidak tahu harus berbuat apa untuk menyatakan jawabannya.
Senyum bahagia di wajah Alviorita sudah memberikan jawaban kepada
Nathan. Nathan memeluk Alviorita erat-erat sebagai balasannya. "Aku
mencintaimu, Alviorita. Aku sangat mencintaimu hingga aku rela memutuskan
pertunangan yang tidak kausukai ini."
"Mengapa engkau tiba-tiba melamarku setelah Papa mengatakan ia
memutuskan pertunangan kita?" tanya Alviorita ingin tahu.
"Karena tiba-tiba saja aku merasa yakin engkau juga tidak senang
pertunangan kita putus."
"Bagaimana kalau aku tidak mau menerima lamaranmu?" tanya Alviorita
manja. "Aku tahu engkau pasti akan menerimanya."
"Tapi aku belum menjawabnya."
"Jangan memulai pertengkaran lagi, Alviorita," keluh Nathan, "Katakan
saja jawabanmu yang kuterima dari wajahmu yang berseri-seri itu."
Alviorita tersenyum bahagia, "Aku mencintaimu, Nathan. Dan aku
bersedia menjadi istrimu. Aku akan selalu berada di sisimu."
Sebagai balasannya, Nathan mencium Alviorita dengan sangat mesra.
Melihat kedua orang itu kembali sibuk dengan urusan mereka sendiri,
Raja Phyllips mengundurkan diri dari ruangan itu dengan seribu satu
pertanyaan. Dengan segala kebingungan yang memenuhi pikirannya, Raja
www.ac-zzz.tk menemui keluarga Kryntz untuk menyampaikan berita yang menggembirakan
ini. Raja tahu selain Duke dan Duchess of Kryntz, Ratu yang berada di
surga pun juga akan merasa bahagia.
"Aku benar-benar tidak mengerti apa yang diinginkan kedua anak ini,"
keluh Raja saat mereka semua duduk di Ruang Duduk setelah makan malam.
Nathan dan Alviorita hanya tersenyum melihat kejengkelan Raja
Phyllips. "Pertama mereka ingin pertunangan mereka dihapus lalu kini mereka
ingin segera menikah," tambah Raja.
"Sebenarnya apa yang kalian inginkan" Kalian benar-benar membuatku
bingung. Kalau pada akhirnya kalian akan menikah juga, mengapa sejak awal
kalian menolak pertunangan ini" Bukankah akhirnya juga sama saja?"
"Mungkin mereka berdua tidak ingin menikah karena rencana orang
tuanya, Paduka," kata Duchess.
"Kisah cinta mereka ini benar-benar unik, jauh lebih unik dari kisah
kita sendiri, Ellena," kata Duke.
Kembali Nathan dan Alviorita tersenyum mendengar komentar orang
tua mereka. Hanya mereka berdua yang tahu mengapa kisah cinta mereka ini
begitu unik. Mereka berdua telah saling mengejar dan saling menemukan dan kini
setelah mereka benar-benar bersatu, mereka tidak akan terpisah lagi.
Mereka masing-masing telah menemukan kembali orang yang paling mereka
cintai di dunia ini. Dan dalam dunia mereka hanya ada cinta mereka yang
begitu indah dan uniknya.
Alviorita tidak perlu kabur lagi untuk menemukan Pangerannya sebab
Pangerannya itu telah berada di sisinya dan akan selalu berada di sisinya.
tamat Pedang Golok Yang Menggetarkan 22 Pendekar Mabuk 048 Manusia Pemusnah Raga Bunuh Pendekar Rajawali 1
^