Pencarian

Kamar Gas 4

Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham Bagian 4


ruangannya dan menghadap ke pintu. Ia memakai T-shirt putih kumal dan
celana pendek baggy, pakaian yang biasa dipakai para narapidana di The Row,
sebab tempat itu begitu panas. Peraturan di situ mengharuskan pakaian terusan
merah dipakai di luar sel, tapi di dalam mereka memakai sesedikit mungkin
pakaian. "Hari ini akan panas," kata Packer, salam pagi yang biasa.
pifc* . Tunggu sampai Agustus," kata Sam, jawaban baku untuk salam pagi
tersebut "Kau baik-baik saja?" tanya Packer.
"Tak pernah sebaik ini."
"Pengacaramu mengatakan akan kembali han ini."
"Yeah. Itulah yang dia katakan. Kurasa aku butuh banyak pengacara, bukan,
Packer?" "Kelihatannya begitu." Packer menghirup sete-guk kopi dan memandang ke
ujung penjara itu. Jendela-jendela di belakangnya menghadap ke selatan, dan
secercah sinar menerobos masuk. "Sampai jumpa nanti, Sam," katanya dan
beranjak pergi, la memeriksa sel-sel lain dan menemukan semua anaknya.
Pintu berdetik di belakangnya ketika ia meninggalkan Tier A dan kembali ke
depan. Satu-satunya lampu dalam sel itu terletak di atas wastafel stainless steel -
terbuat dari stainless steel sehingga tak bisa dipecah-pecah dan dipakai sebagai
senjata atau alat bunuh diri. Di bawah wastafel itu ada toilet stainless steel.
www.ac-zzz.tk Sam menyalakan lampu dan menggosok gigi. Saat itu hampir pukul 05.30. Tidur
merupakan sesuatu yang sulit.
la menyalakan sebatang rokok dan duduk di tepi ranjang, mengamati kaki
dan menatap lantai beton bercat yang menahan panas di musim panas dan
dingin di musim dingin. Sepatu satu-satunya, sepasang sepatu mandi dari karet
yang dibencinya, terletak di bawah ranjang, la punya sepasang kaus kaki wol
yang dipakainya untuk tidur pada musim dingin. Asetnya yang lain terdiri atas
televisi hi-tam-putih, sebuah radio, mesin tik, enam T-shirt berlubang-lubang,
lima pasang celana pendek putih polos, sebuah sikat gigi, sisir, gunting kuku,
kipas angin putar, dan sebuah kalender dua belas bulan?Asetnya yang paling
berharga adalah koleksi buku. buku hukum yang ia kumpulkan dan hafalkan
selama bertahun-tahun. Buku-buku itu pun ditata rapi di atas rak kayu murahan
di seberang dipan-nya. Dalam sebuah kardus di lantai antara rak dan pintu ada
bertumpuk-tumpuk berkas, sejarah kronologis kasus State of Mississippi vs. Sam
Cayhall. Berkas itu pun sudah disimpan dalam ingatan.
Neracanya kurus dan pendek, dan di luar surat perintah hukuman mati tak
ada utang lain. Pada mulanya kemiskinan itu mengganggunya, namun
keprihatinan itu sudah disisihkannya bertahun-tahun yang lalu. Menurut
legenda keluarga, kakek buyutnya orang kaya raya dengan tanah luas dan
budak, tapi tak ada keluarga Cayhall modem yang semakmur itu. Ia pernah
mengenal para terpidana mati yang bersusah payah meributkan surat wasiat
mereka, seolah-olah ahli waris mereka akan bertikai memperebutkan televisi
tua dan majalah kotor mereka Ia mempertimbangkan membuat surat wasiat
sendiri dan mewariskan kaus kaki wol serta celana dalam kotornya kepada
Negara Bagian Mississippi, atau mungkin NAACP.
Di sebelah kanannya adalah J.B. Gullit, bocah kulit putih buta huruf yang
pernah memerkosa dan membunuh seorang ratu kecantikan. Tiga tahun
sebelumnya, Gullit sudah hampir dieksekusi sampai Sam campur tangan dengan
sebuah mosi yang bagus. Sam menunjuk beberapa persoalan yang tak
terpecahkan, dan menerangkan kepada Peng
242 www.ac-zzz.tk Fifth Circuit bahwa Gullit tak punya pengacara. Penundaan langsung
diberikan, dan Gullit jadi sahabatnya seumur hidup.
Di sebelah kirinya adalah Hank Henkshaw, pimpinan bereputasi dari
sekelompok penjahat yang sudah lama terlupakan, bernama Redneck Mafia.
Suatu malam Hank dan gengnya yang campur aduk membajak sebuah truk
trailer delapan belas roda, hanya merencanakan merampok muatannya.
Sopirnya mengeluarkan senjata dan terbunuh dalam tembak-menembak yang
terjadi. Keluarga Hank menyewa pengacara-pengacara pandai, jadi ia
diperkirakan tidak akan mati selama bertahun-tahun.
Tiga tetangga itu menyebut bagian kecil MSU itu sebagai Rhodesia.
Sam menjentikkan rokok ke dalam toilet dan berbaring di ranjang. Sehari
sebelum pengeboman Kramer ia mampir ke rumah Eddie di Clanton. Ia tak
ingat untuk apa, kecuali mengirimkan bayam segar dari kebunnya, dan ia
bermain dengan Alan kecil, sekarang Adam, selama beberapa menit di halaman
depan. Saat itu bulan April, udaranya hangat, ia ingat, dan cucunya
bertelanjang kaki. Ia ingat kaki kecil yang gemuk dengan Band-Aid membalut
satu jari. Ia tergores batu, Alan menjelaskan dengan sangat bangga. Bocah itu
sangat suka Band-Aid, selalu ada yang tertempel pada jari atau lutut. Evelyn
memegang bayam itu dan menggelengkan kepala ketika Alan memperlihai243X
kan sekotak penuh segala macam bahan perekat kepada kakeknya.
Itulah terakhir kali ia melihat Alan. Pengeboman itu terjadi keesokan
harinya, dan Sam menghabiskan sepuluh bulan berikutnya di penjara. Saat
sidang kedua selesai dan ia dibebaskan, Eddie dan keluarganya sudah pergi.
Ia?terlalu angkuh untuk mengejar mereka. Ada desas-desus dan gosip tentang
tempat mereka tinggal. Lee mengatakan mereka ada di California, tapi ia tak
bisa menemukan mereka. Bertahun-tahun kemudian ia bicara dengan Eddie dan
mengetahui tentang anak kedua, seorang gadis bernama Carmen.
Terdengar suara-suara di ujung penjara itu. Kemudian suara toilet diguyur,
kemudian radio. Penjara itu mulai terbangun. Sam menyisir rambutnya yang
www.ac-zzz.tk berminyak, menyalakan sebatang Montclair lagi, dan mengamati kalender pada
dinding. Hari ini tanggal 12 Juli. Ia punya waktu 27 hari.
Ia duduk di tepi ranjang dan kembali mengamati kakinya. J.B. Gullit
menyalakan televisi untuk mendengarkan siaran berita, dan sementara
mengepulkan asap rokok dan menggaruk perge-langan kaki ia mendengarkan
siaran stasiun NBC di Jackson. Sesudah rentetan berita tentang penembakan,
perampokan, dan pembunuhan lokal, pembawa berita menyampaikan kabar
hangat bahwa eksekusi akan terjadi di Parchman. Dengan penuh semangat ia
melaporkan bahwa Fifth Circuit telah
244 mencabut penundaan untuk Sam Cayhall, narapidana Parchman paling
tersohor, dan pelaksanaannya ditetapkan pada tanggal 8 Agustus. Pihak
berwenang yakin dalih pembelaan Cayhall sudah habis, kata suara itu, dan
eksekusi bisa terjadi. Sam menyalakan televisinya. Seperti biasa, suaranya mendahului gambarnya
sekitar sepuluh detik, dan ia mendengarkan sang Jaksa Agung sendiri
meramalkan keadilan bagi Mr. Cayhall, sesudah bertahun-tahun ini. Seraut
wajah berbintik-bintik muncul di layar, dengan kata-kata menyembur keluar,
kemudian muncul Roxburgh tersenyum dan mengernyit bersamaan, berpikir
serius sementara ia menguraikan dengan gembira untuk kamera, tentang
skenario menyeret Mr. Cayhall ke kamar gas. Kembali ke pembawa berita,
seorang pemuda lokal dengan kumis halus kekuning-kuningan meringkas kisah
itu dengan menguraikan kejahatan Sam yang mengerikan, sementara di atas
pundaknya, di latar belakang, ditayangkan ilustrasi kasar seorang anggota Klan
dengan topeng dan kerudung runcing. Sebuah senapan, salib yang berkobarkobar,
dan huruf KKK menutup uraian itu. Pembawa berita itu mengulangi
tanggalnya, 8 Agustus, seolah-olah pemirsa harus melingkari kalender mereka
dan menyusun rencana untuk libur bekerja. Kemudian mereka beralih ke
prakiraan cuaca, la mematikan televisi dan berjalan ke jeruji. "Apakah kau
mendengarnya, Sam?" Gullit berseru dari sebelah."Ya."
"Ini pasti akan jadi gila, Man." "Ya."
www.ac-zzz.tk "Lihat sisi terangnya, Man." "Apa?"
"Kau hanya akan mengalaminya selama empat
minggu." Gullit terkekeh ketika mengucapkan lelucon itu, tapi ia tidak lama
tertawa. Sam mencabut beberapa helai kertas dan duduk di tepi ranjang. Tak
ada kursi di sel itu. Ia membaca surat perjanjian Adam untuk mewakilinya,
sebuah dokumen dua halaman dengan tulisan sepanjang satu setengah
halaman. Pada garis tepinya, Sam telah menuliskan catatan-catatan yang rapi
dan tepat dengan pensil, dan ia telah menambahkan beberapa alinea di balik
lembaran-lembaran itu. Satu gagasan lain terlintas dalam pikiran, dan ia
menemukan tempat untuk menambahkannya. Dengan rokok di jari tangan
kanan, ia memegang dokumen itu dengan tangan kiri dan membacanya lagi.
Dan lagi. AJdiirnya Sam mengulurkan tangan ke rak dan dengan hati-hati menurunkan
mesin tik Royal portabel kuno miliknya. Ia menyeimbangkannya dengan
sempurna di atas lutut, menyelipkan sehelai kertas, dan mulai mengetik.
Pukul 06.10, pintu-pintu di ujung utara Tier A berdetak dan terbuka, dan
dua penjaga masuk ke gang. Yang satu mendorong kereta dorong dengan
246 empat belas nampan tertumpuk rapi di raknya. Mereka berhenti di sel
nomor satu dan menyorongkan nampan logam itu melalui lubang sempit di
pintu. Penghuni nomor satu adalah laki-laki Kuba kurus yang sedang menunggu
pada jeruji, dengan celana kolor melorot tanpa kemeja, la meraih nampan itu
bak pengungsi kelaparan, dan tanpa sepatah kata pun membawanya ke tepi
ranjang. Menu pagi ini dua telur goreng, empat potong roti putih panggang, seiris
gemuk daging babi asap, dua wadah kuras berisi selai anggur, sebotol kecil air
jeruk siap minum, dan satu cangkir sfyro-foam berisi kopi. Makanan itu hangat
dan mengenyangkan, serta telah disetujui pengadilan-pengadilan federal.
Mereka pindah ke sel berikutnya; sang narapidana sedang menunggu.
Mereka selalu menunggu, selalu berdiri di samping pintu, bagaikan anjing
kelaparan. www.ac-zzz.tk "Kau terlambat sebelas menit," kata narapidana itu pelan sambil mengambil
nampan. Dua penjaga itu tidak memandangnya. "Tuntut kami," yang satu
berkata. "Aku punya hak." "Hakmu itu gombal."
"Jangan bicara seperti itu padaku. Aku akan menuntutmu. Itu menghina."
-Penjaga-penjaga itu pindah ke sebelah tanpa
247memberikan tanggapan lebih jauh. Cuma sebagi^ dari ritual harian.
Sam tidak menunggu di pintu. Ia sibuk bekerja dalam kantor hukumnya
ketika makan pagi tiba. "Kurasa kau sedang mengetik," kata seorang penjaga ketika mereka berhenti
di depan sel nomor enam. Sam perlahan-lahan meletakkan mesin tik di ranjang.
"Surat cinta," katanya sambil berdiri. "Ah, apa pun yang kauketik, Sam,
sebaiknya kau bergegas. Koki sudah bicara tentang makanan terakhirmu."
"Katakan padanya aku ingin pizza microwave. Dia mungkin akan membuatkannya. Atau aku mungkin akan makan hot dog dan kacang saja." Sam
mengambil nampannya melalui lubang itu.
"Sekarang giliranmu, Sam. Orang terakhir ingin steak dan udang. Bisakah
kaubayangkan" Steak dan udang di tempat ini;" "Apakah dia mendapatkannya?"
Tidak. Dia kehilangan selera, dan sebagai gantinya mereka membuatnya
kenyang dengan Va-Inm."
"Bukan cara yang jelek untuk mati."
"Diam!" J.B. Gullit berseru dari sel sebelah. Penjaga-penjaga itu menggeser
kereta dorong beberapa meter dan berhenti di depan J .B, yang sedang
mencengkeram jeruji dengan dua belah tangan. Mereka menjaga jarak.
248 "Wah, wah, apakah kita tidak cekatan pagi ini?" salah satu berkata.
"Mengapa kalian bangsat-bangsat ini tidak menyajikan saja makanan tanpa
bicara" Maksudku, apa kalian pikir kami ingin bangun tiap pagi dan memulai
hari itu dengan mendengarkan komentar lucu kalian" Berikan saja makanan itu
padaku." "Wah, J.B. Kami sangat menyesal. Kami cuma menyangka kalian kesepian."
"Sangkaanmu keliru." J.B. mengambil nampan dan berbalik.
www.ac-zzz.tk "Mengharukan, mengharukan," kata seorang penjaga ketika mereka pindah
ke korban lain. Sam meletakkan makanannya di ranjang dan mencampurkan sebungkus gula
ke dalam kopinya. Kegiatan rutinnya tidak termasuk telur dan daging babi asap.
Ia akan menyimpan roti panggang dengan selai itu dan memakannya sepanjang
pagi. ia menghirup kopinya dengan hati-hati, menjatahnya sampai pukul 10.00,
saat baginya untuk berolahraga dan menikmati matahari.
Ia meletakkan mesin tik pada lutut dan mulai mengetik.
249 TIGA BELAS Surat perjanjian versi Sam selesai pukul 09.30. Ia bangga dengannya, salah
satu karya terbaiknya pada bulan-bulan terakhir ini. Ia mengunyah sepotong
roti bakar sambil memeriksa dokumen itu antuk terakhir kalinya. Ketikannya
rapi, tapi ketinggalan zaman - hasil mesin tik kuno. Bahasanya berlebihan dan
repetitif, berbunga-bunga dan penuh dengan kata-kata yang tak pernah
diucapkan orang awam. Sam nyaris fasih berbahasa hukum dan bisa
memperdebatkan pendiriannya sendiri dengan pengacara mana pun.
Pintu di ujung gang terempas membuka, lalu tertutup. Langkah-langkah
berat berdetak mantap, dan Packer muncul. "Pengacaramu ada di sini, Sam,"
katanya sambil melepaskan borgol dari ikat pinggang.
Sam berdiri dan menarik celana pendeknya. "Jam berapa sekarang?"
"Setengah sembilan lewat sedikit. Apa bedanya?"
"Aku seharusnya keluar pukul sepuluh."
"Kau mau keluar atau menemui pengacaramu?"
Sara merenungkan tawaran ini sambil mengenakan pakaian terusan merah
dan memasukkan kaki ke dalam sandal. Berpakaian adalah prosedur kilat di
penjara ini. "Bisakah aku melakukannya nanti?"
"Kita lihat nanti."
"Aku ingin jatah istirahatku di luar, kau tahu." "Aku tahu, Sam. Ayo pergi."
"Itu benar-benar penting bagiku." "Aku tahu, Sam. Itu benar-benar penting bagi
semua orang. Kita lihat saja nanti, oke?"
www.ac-zzz.tk Sam menyisir rambutnya dengan gerakan pelan hati-hati, lalu membasuh
tangan dengan air dingin. Packer menanti dengan sabar. Sam ingin mengatakan
sesuatu pada I.B. Gullit, sesuatu tentang suasana hatinya pagi ini, tapi Gullit
sudah tertidur kembali. Hampir semua di antara mereka tertidur. Kebanyakan
narapidana di penjara itu bangun selama makan pagi dan menonton televisi
satu-dua jam, lalu berbaring untuk tidur pagi. Meskipun penelitiannya sama
sekali tidak ilmiah, Packer memperkirakan mereka tidur lima belas sampai
enam belas jam sehari. Dan mereka bisa tidur di tengah udara panas, keringat,
hawa dingin, dan hiruk-pikuk keras suara televisi dan radio.
Kebisingan itu jauh berkurang pagi ini. Kipas angin berdengung dan
melolong, tapi tak ada teriakan balas-membalas, J^jjJ Sam mendekati jeruji,
memunggungi Packer, 251 250 dan mengulurkan dua belah tangan melalui lubang sempit di pintu. Packer
memasang borgol, dan Sam berjalan ke ranjang serta memungut dokumen tadi.
Packer mengangguk pada seorang penjaga di ujung lorong, pintu Sam terbuka
secara elektronis, lalu tertutup.
Dalam situasi ini rantai kaki bisa dipasang bisa tidak. Pada tahanan yang
lebih muda, yang banyak tingkah dan staminanya lebih baik, Packer mungkin
akan memakaikannya. Tapi ini cuma Sam, Ia orang tua. Seberapa jauh ia bisa
lari" Sejauh mana kerugian yang bisa ia timbulkan dengan kakinya"
Dengan lembut Packer meletakkan tangan pada biseps Sam yang kurus dan
membimbingnya menyusuri gang. Mereka berhenti di pintu, sederet jeruji lain,
menunggunya terbuka dan menutup, dan meninggalkan Tier A. Seorang penjaga
lain mengikuti di belakang ketika mereka tiba di pinta baja yang dibuka Packer
dengan anak kunci dari saku. Mereka berjalan melewatinya, dan di sana Adam


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

duduk sendiri, di balik kisi-kisi hijau.
Packer melepaskan borgol dan meninggalkan ruangan.
Pertama kali Adam membacanya perlahan-lahan. . Ketika membaca untuk
kedua kalinya, ia menulis beberapa catatan dan merasa geli oleh sebagian
www.ac-zzz.tk bahasanya. Ia pernah melihat karya yang lebih buruk dari-pengacara-pengacara
terlatih. Dan pernah melihat banyak karya yang lebih baik. Sam
252 menderita penyakit yang juga menimpa kebanyakan mahasiswa hukum
tahun pertama. Ia memakai enam kata saat satu kata sudah memadai. Bahasa
Latin-nya payah." Seluruh alinea itu tak berguna. Namun secara keseluruhan
bukan karya yang jelek untuk orang awam.
Surat perjanjian dua halaman itu sekarang jadi empat, diketik rapi dengan
garis tepi sempurna; hanya ada dua koreksi dan satu kata yang salah eja.
"Kau mengerjakannya cukup baik," kata Adam sambil meletakkan dokumen
itu pada counter. Sam mengepulkan rokok dan menatapnya melalui lubang.
"Pada dasarnya perjanjian ini sama dengan yang kuberikan padamu kemarin."
"Pada dasarnya sangat jauh berbeda," kata Sam, mengoreksinya.
Adam melirik catatannya, lalu berkata, "Kau tampaknya mengkhawatirkan
lima hal. Gubernur, buku, film, pemutusan perjanjian, dan siapa yang harus
menyaksikan eksekusi."
"Aku mengkhawatirkan banyak hal. Yang itu tadi kebetulan tak bisa
ditawar." "Kemarin aku sudah berjanji takkan berurusan dengan buku dan film."
"Bagus. Sesuai dengan ini." "Kalimat tentang pemberhentian ini boleh juga.
Kau ingin hak untuk memutuskan perwakilanku,
juga Kravitz & Bane, kapan saja dan karena alasan
apa saja, tanpa perselisihan."
253 "Dulu aku butuh waktu lama untuk memecat bangsat-bangsat Yahudi itu.
Aku tak mau mengalaminya lagi."
"Itu masuk akal."
"Aku tak peduli apakah kaupikir syarat ini masuk akal, oke" Itu tercantum
dalam perjanjian, dan tak bisa ditawar."
"Cukup adil. Dan kau tak mau berurusan dengan orang lain selain aku."
www.ac-zzz.tk "Benar. Tak seorang pun di Kravitz & Bane boleh menyentuh berkasku.
Tempat itu penuh sesak orang Yahudi, dan mereka tak boleh terlibat, oke" Juga
untuk negro dan perempuan."
"Dengar, Sam, bisakah kita tinggalkan dulu cercaan itu" Bagaimana kalau
kita sebut mereka orang kulit hitam?"
"Uups. Maaf. Bagaimana kalau kita melakukan yang benar dan menyebut
mereka Afro-Amerika, Yahudi-Amerika dan Perempuan-Amerika" Kau dan aku
akan jadi Irlandia-Amerika, juga Laki-laki-Kulit Putih-Amerika. Bila kau butuh
bantuan dari biro hukummu, cobalah memintanya dari orang Jerman-Amerika
atau Itali-Amerika. Karena kau di Chicago, mungkin memakai beberapa Polandia-
Amerika. Wah, itu menyenangkan, bukan" Kita akan benar-benar sopan
dan benar secara politis dan multikultural, bukan?" "Terserahlah."
"Aku sudah merasa lebih baik."
254 Adam membuat tanda centang di samping catatannya. "Aku setuju dengan
ini." "Sudah tentu kau akan setuju, kalau kau menginginkan ada perjanjian.
Sisihkan saja orang-orang minoritas dari hidupku."
"Kau mengasumsikan mereka ingin sekali melibatkan diri."
"Aku tidak mengasumsikan apa-apa. Aku punya waktu empat minggu untuk
hidup, dan aku lebih suka menghabiskan waktuku dengan orang-orang yang
kupercayai." Adam membaca kembali satu alinea di halaman tiga konsep Sam. Syarat di
situ memberi Sam wewenang penuh untuk memilih dua saksi pada eksekusinya.
"Aku tak mengerti klausul tentang saksi ini," kata Adam.
"Itu sangat sederhana. Kalau aku sampai ke titik itu, akan ada sekitar lima
belas saksi. Karena aku tamu kehormatan, aku harus memilih dua. Menurut
undang-undang, kalau kau punya kesempatan membacanya, harus ada
beberapa orang yang hadir. Sang Kepala Penjara, dia orang Lebanon-Amerika,
berwenang memilih sisanya. Mereka biasanya mengundi untuk memilih alapalap pers
mana yang diizinkan menyaksikannya."
www.ac-zzz.tk "Kalau begitu, mengapa kau ingin klausul ini?"
"Sebab si pengacara selalu jadi salah satu dari dua orang yang dipilih
terhukum. Yaitu aku."
"Dan kau tak ingin aku menyaksikan eksekusi?"
"Benar." 255 "Kau mengasumsikan aku ingin menyaksikan, nya?"
"Aku tak mengasumsikan apa pun. Itu cuma fakta. Para pengacara biasanya
tak sabar lagi ingin menyaksikan klien mereka yang malang digas begitu hal itu
tak terelakkan lagi. Kemudian mereka tak sabar ingin muncul di depan kamera
dan menangis, lalu bertele-tele mencerca ketidakadilan." "Dan kaupikir aku
akan melakukan hal itu?" Tidak. Kupikir kau takkan melakukannya." "Kalau
begitu, mengapa ada klausul ini?" Sam mencondongkan tubuh ke depan dan
menopangkan siku pada counter. Hidungnya dua setengah send dari kisi-kisi.
"Sebab kau takkan menyaksikan eksekusi, oke?"
"Janji," kata Adam tak acuh, dan membalik ke halaman berikutnya. "Kita
takkan sampai sejauh itu, Sam."
"Wah, wah. Itulah yang ingin kudengar." Tentu saja kita mungkin butuh
Gubernur." Sam mendengus muak dan duduk santai di kursinya, h menyilangkan
kaki kanan di atas lutut kiri dan memandang tajam pada Adam. "Perjanjian ini
-sangat jelas." Memang demikian. Hampir sehalaman penuh dicurahkan untuk melontarkan
serangan berbisa kepada David McAllister. Sam lupa pada hukum dan memakai
kata-kata seperti keji, egois, dan narsis-tik, dan lebih dari satu kali
menyebutkan keinginan tak terpuaskan untuk mendapatkan publisitas.
"Jadi, kau punya masalah dengan Gubernur," kata Adam. Sam mendengus.
"Kupikir ini bukan gagasan yang bagus, Sam."
"Aku sama sekali tak peduli apa pendapatmu."
"Gubernur bisa menyelamatkan nyawamu."
www.ac-zzz.tk "Oh, benar.. Dialah alasan satu-satunya aku ada di sini, di penjara untuk
terpidana mati, menunggu ajal, dalam kamar gas. Mengapa dia ingin
menyelamatkan nyawaku?"
"Aku tidak mengatakan dia ingin. Aku mengatakan dia bisa. Mari, biarkan
pilihan kita tetap terbuka."
Lama Sam tersenyum dibuat-buat, sambil menyalakan sebatang rokok. Ia
berkedip dan memutar mata seolah-olah bocah ini orang paling tolol yang
pernah dijumpainya dalam beberapa dasawarsa. Kemudian ia membungkuk ke
depan, bertelekan siku kiri, dan menuding Adam dengan satu jari kanan yang
bengkok. "Kalau kaupikir David McAllister akan memberiku pengampunan pada
saat terakhir, kau tolol. Akan kuberitahukan apa yang akan dilakukannya. Dia
akan memakaimu, dan aku, untuk menyedot segala publisitas yang ada. Dia
akan mengundangmu ke kantornya di gedung gubernuran, dan sebelum kau
sampai ke sana, dia akan memberi kisikan kepada media. Dia akan
mendengarkan dengan lagak tulus luar biasa Dia akan menyatakan keprihatinan
untuk mempertimbangkan apakah aku harus mati. Dia akan menjadwalkan pertemuan
lain, lebih dekat ke saat eksekusi. Sesudah kau pergi, dia
akan mengadakan beberapa wawancara dan mengungkapkan semua
yang baru saja kauceritakan padanya. Dia akan menguraikan kembali
pengeboman Kramer. Dia akan bicara tentang hak-hak sipil dan semua omong kosong negro radikal
itu. Bahkan mungkin dia akan menangis. Makin dekat aku ke kamar gas, akan
makin besar sirkus media massa itu. Dia akan mencoba setiap cara di dunia
untuk masuk ke tengahnya. Dia akan berunding denganmu tiap hari, kalau kita
mengizinkannya. Dia akan membawa kita di bawah sorotan." "Dia tak dapat
melakukan ini tanpa kita." "Dan dia akan melakukannya. Ingatlah kata-kataku,
Adam. Satu jam sebelum aku mari, dia akan mengadakan jumpa pers entah di
mana - barangkali di sini, mungkin di istana gubernur - dan dia akan berdiri di
bawah sorotan seratus kamera; menolak memberikan pengampunan. Dan mata
bangsat itu akan berkaca-kaca." 'Tak ada ruginya bicara dengannya." "Baik.
Bicaralah dengannya. Dan sesudah kau melakukannya, aku akan melaksanakan
www.ac-zzz.tk alinea dua dan kau akan kembali ke Chicago." "Dia mungkin menyukaiku. Kita
bisa berteman." "Oh, dia akan menyukaimu. Kau cucu Sam. Sungguh cerita
hebat! Makin banyak lagi reporter, kamera, wartawan, wawancara. Dia akan
senang berteman denganmu, supaya dia bisa menyeretmu
258 dalam sorotan. Persetan, kau mungkin bisa membuatnya terpilih kembali."
Adam membalik satu halaman lagi, membuat beberapa catatan lagi, dan
berdiam beberapa lama, berusaha menyingkir dari urusan tentang Gubernur.
"Di mana kau belajar menulis seperti ini?" tanyanya
"Di tempat yang sama kau mempelajarinya. Aku diajar oleh jiwa-jiwa
terpelajar yang juga memberikan kuliah padamu. Hakim-hakim mati. Hakim
agung terhormat. Pengacara-pengacara hebat. Profesor-profesor yang membosankan. Aku sudah - baca sampah serupa yang kaubaca."
"Tidak jelek," kata Adam, memeriksa satu alinea lain.'
"Aku senang kau berpendapat begitu."
"Setahuku kau cukup banyak praktek di sini."
"Praktek" Apa itu praktek" Mengapa pengacara berpraktek" Mengapa mereka
tidak bisa bekerja saja seperti orang lain" Apakah tukang pipa berpraktek"
Apakah sopir truk berpraktek" Tidak, mereka cuma bekerja. Tapi ahli hukum
tidak. Sama sekali tidak. Mereka istimewa, dan mereka berpraktek. Dengan
segala praktek itu, kau akan mengira mereka tahu apa yang mereka lakukan.
Kaupikir mereka akhirnya akan jadi pandai dalam suatu hal." "Ada yang
kausukai?" "Itu pertanyaan idiot." "Mengapa idiot?"
"Sebab kau duduk di sisi lain dinding ini. Kau bisa berjalan keluar dari pintu
itu dan pergi menaiki mobilmu. Dan malam ini kau bisa makan malam di
restoran bagus dan tidur di ranjang empuk. Kehidupan agak berbeda di sisi sini.
Aku diperlakukan seperti binatang. Aku punya sangkar, Aku punya vonis mad
yang mengizinkan Negara Bagian Mississippi membunuhku empat minggu lagi,
dan memang benar, Nak, sulit sekali mencintai dan mengasihi. Sulit menyukai
orang lain hari-hari ini. Itulah sebabnya pertanyaanmu tolol."
"Jadi, dulu kau penyayang dan penuh kasih sebelum tiba di sini?"
www.ac-zzz.tk Sam menatap melalui lubang dan mengepulkan rokok. "Pertanyaan tolol
lagi." "Kenapa?"
Tta tidak relevan, Pengacara. Kau ahli hukum, bukan psikolog."
"Aku cucumu. Karena itulah aku boleh mengajukan pertanyaan tentang
masa lalumu." "Tanyakanlah. Pertanyaan itu boleh tidak dijawab." "Mengapa tidak?"
"Masa lalu sudah lewat, Nak. Itu sejarah. Kita tak bisa mencabut apa yang
sudah terjadi. Juga tak bisa menerangkan semuanya."
"Tapi aku tak punya masa lalu."
"Kalau begitu, kau benar-benar orang yang beruntung."
"Aku tidak yakin."
"Dengar, kalau kau mengharapkan aku mengisi bagian-bagian yang senjang,
aku khawatir kau menemui orang yang salah."
"Oke. Siapa lagi yang harus kuajak bicara?"
"Entahlah. Itu tidak penting."
"Mungkin itu penting bagiku."
"Ah, terus terang, aku tidak terlalu memikirkanmu saat ini. Percaya atau
tidak, aku jauh lebih mengkhawatirkan diriku. Aku dan masa depanku. Aku dan
leherku. Ada jam besar yang berdetak entah di mana, berdetak agak keras,
bukan begitu menurutmu" Karena alasan aneh, jangan kautanya aku mengapa,
tapi aku bisa mendengar benda terkutuk itu, dan aku benar-benar cemas. Aku
merasa sulit mengkhawatirkan masalah orang lain."
"Mengapa kau jadi anggota Klan?"
"Sebab ayahku bergabung dengan Klan."
"Mengapa dia jadi anggota Klan?"
"Sebab ayahnya bergabung dengan Klan."
"Hebat. Tiga generasi."
"Empat, kurasa. Kolonel Jacob Cayhall bertempur bersama Nathan Bedford
Forrest, dan menurut legenda keluarga, dia salah satu di antara anggota
pertama Klan. Dia kakek buyutku."
"Kau bangga dengan ini?"
www.ac-zzz.tk "Apakah itu pertanyaan?"
"Ya." "Itu tak ada hubungannya dengan kebanggaan." , Sam mengangguk pada
counter. "Apa kau akan menandatangani surat perjanjian itu?"
"Ya." "Kalau begitu, kerjakanlah." Adam membubuhkan tanda tangan di bawah
halaman belakang dan mengangsurkannya kepada Sam. "Kau mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang sangat rahasia. Sebagai pengacaraku, kau tak bisa
membocorkan sepatah kata pun."
"Aku mengerti hubungan ini."
Sam membubuhkan tanda tangannya di samping tanda tangan Adam,
kemudian mengamati kedua tanda tangan tersebut. "Kapan kau ganti nama
menjadi Hall?" "Sebulan sebelum ulang tahunku yang keempat. Itu urusan keluarga. Kami
semua ganti nama pada saat yang sama. Tentu saja aku tidak ingat."
"Mengapa dia masih memakai nama Hall" Mengapa tidak melepasnya sama
sekali dan memilih nama Miller, atau Green, atau entah apa?"
"Apakah itu pertanyaan?"
"Bukan." "Dia melarikan diri, Sam. Dan dia ingin membuang masa lalunya. Kurasa
empat generasi sudah cukup baginya." , j jH
Sam meletakkan surat perjanjian pada kursi di sampingnya dan secara
metodis menyalakan sebatang rokok lagi. Ia mengembuskannya ke langit-langit
dan menatap Adam. "Dengar, Adam," katanya perlahan-lahan, suaranya
mendadak jauh lebih lembut. "Sementara ini mari kita sisihkan urusan keluarga,
oke" Mungkin kita akan membicarakan262
nya nanti. Saat ini aku perlu tahu, apa yang akan terjadi padaku. Apa
peluangku, kau tahu" Hal-hal macam itu. Bagaimana kau menghentikan jam"
Apa yang selanjurnya akan kauajukan ke pengadilan'?"
fe www.ac-zzz.tk "Tergantung beberapa hal, Sam. Tergantung seberapa banyak yang
kauceritakan tentang pengeboman itu."
"Aku tak mengerti."
"Kalau ada fakta-fakta baru, kita mengajukannya. Selalu ada jalan,
percayalah padaku. Kita akan cari hakim yang mau mendengarkan." "Fakta baru
macam apa?" Adam membalik buku tulisnya ke halaman baru, dan menuliskan tanggal
saat itu di garis tepinya, "Siapa yang mengirim Pontiac hijau itu ke Cleveland
pada malam hari sebelum pengeboman?"
"Aku tidak tahu. Salah satu suruhan Dogan."
"Kau tak tahu namanya?"
"Tidak."' "Ayolah, Sam." "Sumpah. Aku tidak tahu siapa yang melakukannya Aku tak pernah melihat
orang itu. Mobil itu dikirim ke sebuah lapangan parkir. Aku menemukannya.
Aku diharapkan meninggalkannya di tempatku menemukannya. Aku tak pernah
melihat orang yang mengantarkannya."
"Mengapa dia tak pernah ditemukan dalam sidang-sidang itu?" " "Bagaimana
aku tahu" Dia cuma kaki tangan
263

Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tak berarti, kurasa. Mereka mengincarku. Mengapa repot-repot dengan
seorang pesuruh" Entahlah."
"Kramer adalah pengeboman nomor enam, benar?"
"Kurasa begitu." Sam kembali membungkuk ke depan dengan wajah nyaris
menyentuh kisi-kisi. Suaranya rendah, kata-katanya dipilih dengan hati-hati,
seolah-olah ada orang yang mungkin mendengarkan.
"Kaupikir begitu?"
"Itu sudah lama, oke?" Ia memejamkan mata dan berpikir sejenak. "Yeah,
nomor enam." "Kata FBI, ini yang keenam."
"Kalau begitu, persoalannya beres. Mereka selalu benar."
www.ac-zzz.tk "Apakah Pontiac hijau itu dipakai juga dalam salah satu atau semua
pengeboman sebelumnya?"
"Ya. Seingatku dalam beberapa kejadian. Kami memakai lebih dari satu
mobil." "Semua dipasok Dogan?"
"Ya. Dia dealer mobil."
"Aku tahu. Apakah orang yang sama mengirimkan Pontiac tersebut dalam
pengeboman terdahulu?"
"Aku tak pernah melihat atau berjumpa dengan siapa pun yang mengirimkan
mobil untuk pengeboman itu. Bukan begitu cara Dogan bekerja. Dia luar biasa
hati-hati, dan rencananya terperinci. Aku tak tahu pasti akan hal ini, tapi aku
yakin orang yang mengirimkan mobil-mobil itu tidak tahu-menahu siapa aku."
"Apakah mobil itu datang bersama dinamitnya?"
"Ya. Selalu. Dogan punya cukup senapan dan peledak untuk dipakai dalam
perang kecil. FBI juga tak pernah menemukan gudang amunisinya."
"Di mana kau belajar tentang peledak?"
"Di kamp latihan KKK dan buku panduan latihan dasar."
"Mungkin bakat turunan, bukan?"
"Bukan." "Aku serius; Bagaimana kau belajar memakai bahan^eledak?"
"Itu sangat sederhana dan mudah. Orang tolol mana pun bisa mempelajarinya dalam tiga puluh menit."
"Kalau begitu, dengan sedikit latihan kau jadi seorang ahli?"
"Latihan membantu. Itu tidak lebih sulit daripada menyalakan perasan.
Kaunyalakan korek, korek apa pun jadi, dan kautempelkan pada ujung sumbu
yang panjang, sampai sumbu itu menyala. Lalu kau lari mati-matian. Kalau kau
beruntung, dinamit itu takkan meledak sampai kira-kira lima belas menit."
"Dan ini kurang-lebih dipelajari oleh semua anggota Klan?"
"Hampir semua yang kukenal bisa menanganinya"
"Apa kau masih kenal dengan anggota Klan lainnya?"
"Tidak. Mereka sudah meninggalkanku."
www.ac-zzz.tk 264 Adam mengawasi wajahnya dengan cermat. Mata biru yang tajam itu tak
bergerak. Keriput pada wajahnya tak bergerak. Tak ada emosi, tak ada
perasaan, kesedihan, atau kemarahan. Sam membalas tatapan itu tanpa
berkedip. Adam kembali ke buku catatannya. "Pada tanggal 2 Maret 1967, Kuil Hirsch
di Jackson dibom. Apakah kau yang melakukannya?"
"Kau benar-benar to the point rupanya, ya?"
"Ini pertanyaan mudah." t
Sam memutar filter di antara bibirnya dan berpikir sejenak. "Mengapa ini
penting?" ' "Jawab saja pertanyaan ini," bentak Adam. "Sudah terlambat untuk
main-main." "Sebelumnya aku belum pernah ditanyai seperti itu,"
"Nah, kurasa hari ini hari besar bagimu. Jawaban sederhana ya atau tidak
sudah cukup." "Ya."
"Apakah kau memakai Pontiac hijau itu?" "Kurasa begitu." "Siapa yang
bersamamu?" "Apa yang membuatmu berpikir ada seseorang bersamaku?"
"Sebab seorang saksi mengatakan melihat sebuah Pontiac hijau melaju
kencang beberapa menit sebelum ledakan itu. Dan dia mengatakan ada dua
orang dalam mobil tersebut. Dia bahkan mengidentifikasikan kaulah pengemudinya." 266 "Ah, ya. Sobat kecil kita Bascar. Aku membaca tentang dirinya di surat
kabar." "Dia ada di sudut Jalan Fortification dan State ketika kau dan temanmu
lewat." ' "Tentu saja dia ada di sana. Dan dia baru saja meninggalkan bar pada
pukul tiga pagi, mabuk seperti kambing dan goblok luar biasa. Aku yakin kau
tahu Bascar tak pernah berhasil mendekati mang sidang, tak pernah
meletakkan tangan pada Injil dan bersumpah untuk menceritakan kebenaran,
tak pernah menghadapi pemeriksaan silang, tak pernah muncul ke depan
sampai aku ditahan di' Greenville dan separo isi dunia melihat foto Pontiac
www.ac-zzz.tk hijau itu. Identifikasi itu dia berikan hanya sesudah wajahku terpampang di
semua surat kabar." "Jadi, dia bohong?"
"Tidak, dia mungkin cuma bodoh. Perhatikanlah, Adam, aku tak pernah
dituduh melakukan pengeboman itu. Bascar tak pernah ditempatkan di bawah
tekanan. Dia tak pernah memberikan kesaksian di bawah sumpah. Aku yakin
ceritanya terungkap ketika seorang wartawan surat kabar Memphis menggaligali
cukup lama di berbagai bar. dan tempat pelacuran untuk menemukan
orang seperti Bascar."
"Mari kita coba begini. Apakah kau bersama seseorang atau tidak ketika kau
mengebom sinagoga Kuil Hirsch pada tanggal 2 Maret 1967?"
Tatapan mata Sam .turun beberapa senti di bawah lubang, lalu ke counter,
lalu ke lantai. Ia 267 mendorong tubuhnya menjauh sedikit dari partisi
dan bersantai di kursinya. Seperti sudah diduga bungkus biru rokok
Montclair dikeluarkan dari saku depan. Ia berlama-lama memilih sebatang, lalu
mengetukkan-ngetukkan filternya, lalu menyelipkannya sedemikian rupa di
antara bibirnya yang basah. Menggoreskan batang kotek api adalah upacara
singkat lain, tapi akhirnya selesai dan kabut asap biru membubung ke
langitlangit. Adam mengawasi dan menunggu sampai jelas takkan ada jawaban segera.
Penundaan itu sendiri merupakan pengakuan. Ia mengetuk-ngetukkan pena
pada buku tulis dengan gelisah. Ia bernapas cepat dan merasakan denyut
jantungnya meningkat. Perutnya yang kosong mendadak jadi resah, Mungkinkah
ini bisa menjadi pemecahan" Kalau benar ada kaki tangan, mungkin mereka
bekerja sebagai satu regu, dan mungkin Sam tidak benar-benar menanam
dinamit yang menewaskan keluarga Kramer. Mungkin fakta ini bisa diajukan
kepada seorang hakim yang bersimpati entah di ' mana, mau mendengarkan dan
memberikan penundaan eksekusi. Mungkin. Bisakah"
"Tidak," kata Sam pelan tapi tegas, sambil memandang Adam melalui lubang
partisi. "Aku tak mempercayaimu." ?
www.ac-zzz.tk "Tak pernah ada pembantu." "Aku tak percaya padamu, Sam." Sam
mengangkat pundak dengan tak acuh se268
olah-olah tak peduli. Ia menyilangkan kaki dan.
menangkupkan jari-jari tangan pada lutut.
Adam menghela napas dalam, menuliskan sesuatu seperti biasa seolah-olah
sudah memperkirakan jawaban ini, dan membalik kertas ke halaman baru.
"Pukul berapa kau tiba di Cleveland pada malam 20 April 1967?"
"Yang mana?" "Yang pertama."
"Aku meninggalkan Clanton sekitar pukul enam. " Bermobil dua jam menuju
Cleveland. Jadi, aku tiba di sana sekitar pukul delapan." "Ke mana kau pergi?"
"Ke pusat pertokoan." "Mengapa kau pergi ke sana?" "Untuk mengambil mobil."
"Pontiac hijau itu?"
"Ya. Tapi mobil itu tak ada di sana. Jadi, aku pergi ke Greenville untuk
melihat-lihat sedikit."
"Pernahkah kau ke sana sebelum itu?" j
"Ya. Beberapa minggu sebelumnya aku mengamati tempat itu. Aku bahkan
masuk ke dalam kantor Yahudi itu untuk melihat dengan jelas."
"Itu agak tolol, bukan" Maksudku, sekretarisnya mengidentifikasikanmu
dalam sidang sebagai orang yang datang menanyakan alamat dan ingin
memakai kamar kecil."
"Sangat tolol. Tapi aku tidak memperkirakan akan ditangkap. Dia seharusnya
tidak melihat wajahku lagi." Ia menggigit filter dan menyedot ke269
ras. "Langkah yang sangat buruk. Tentu saja sangat mudah duduk di sini
sekarang dan menebak-nebak kembali segala yang mungkin terjadi." "Berapa
lama kau tinggal di Greenville?" "Sekitar satu jam. Kemudian aku kembali ke
Cleveland untuk mengambil mobil. Dogan selalu punya rencana terperinci
dengan beberapa pilihan perubahan. Mobil itu diparkir di tempat B, dekat
pangkalan truk." www.ac-zzz.tk "Di mana kuncinya?" "Di bawah karpet." "Apa yang kaulakukan?" "Membawanya pergi. Ke luar kota, melewati ladang-ladang kapas. Aku
menemukan tempat yang sepi dan memarkir mobil itu. Kubuka bagasi untuk
memeriksa dinamit." "Berapa batang?"
"Lima belas, kurasa. Aku memakai antara dua belas sampai dua puluh,
tergantung bangunannya Dua puluh untuk sinagoga itu, sebab tempat itu baru
dan modem serta dibangun dengan beton dan batu. Tapi kantor Yahudi itu
bangunan kayu yang sudah tua, dan aku tahu. lima belas batang akan
meruntuhkannya." "Apa lagi yang ada dalam bagasi?"
"Barang-barang biasa. Satu kardus dinamit, dua tutup peledak, sumbu lima
belas menit." "Itu saja?" "Ya." "Kau pasti?" 270 "Tentu saja aku pasti."
"Bagaimana dengan alat pengatur waktu itu" Detonatornya?"
"Oh, yeah, aku lupa tentang itu. Alat itu ada di dalam kardus lain yang lebih
kecil." "Jelaskanlah." "Kenapa" Kau sudah membaca transkrip sidang-sidang itu. Pakar FBI sudah
bekerja sangat baik dalam merekonstruksi bom kecilku. Kau sudah baca ini,
bukan?" "Berkali-kali."
"Dan kau sudah menyaksikan foto-foto yang mereka pakai dalam sidang.
Gambar tentang pecahan dan kepingan pengatur waktu itu. Kau sudah lihat
semua ini, bukan?" "Aku sudah melihatnya. Dari mana Dogan mendapatkan jam itu?"
"Aku tak pernah tanya. Kau bisa membelinya di toko mana pun. Itu cuma
beker pegas murah an. Tak ada yang istimewa."
www.ac-zzz.tk "Apakah ini pekerjaan pertamamu dengan alat pengatur-waktu?"
"Kau sudah tahu. Bom-bom lainnya diledakkan dengan sumbu. Mengapa kau
menanyaiku dengan pertanyaan-pertanyaan ini?"
"Sebab aku ingin mendengar jawabanmu. Aku sudah membaca segalanya,
tapi aku ingin mendengarnya darimu. Mengapa kau ingin menunda bom untuk
Kramer?" "Sebab aku bosan menyalakan sumbu dan ber271
tari seperti orang gila. Aku ingin tenggang yang lebih panjang antara
memasang bom ^ merasakannya meledak."
"Pukul berapa kau memasangnya?" "Sekitar pukul empat pagi." "Pukul berapa
bom itu seharusnya meledak?" "Sekitar pukul lima." "Apa yang tidak beres?"
"Bom itu tidak meledak pukul lima. Malah meledak beberapa menit sebelum
pukul delapan. Saat itu sudah ada orang dalam gedung, dan beberapa di antara
mereka tewas. Itulah sebabnya aku duduk di sini dalam pakaian monyet merah
ini sambi! menduga-duga bagaimana bau gas itu."
"Dogan memberikan kesaksian bahwa pemilihan Marvin Kramer sebagai
sasaran adalah kerja sama antara kalian berdua; Kramer sudah dua tahun
masuk dalam daftar sasaran Klan; pemakaian alat pengatur waktu itu
kausarankan sebagai cara untuk membunuh Kramer, sebab kerja rutinnya bisa
diperkirakan; kau bertindak sendirian."
Sam mendengarkan dengan sabar sambil menge-pul-ngepulkan rokok.
Matanya menyipit menjadi garis tipis dan ia mengangguk ke lantai. Kemudian ia
nyaris tersenyum. "Ah, aku khawatir Dogan gila, bukan begitu" FBI bertahuntahun
menguntitnya, dan akhirnya dia menyerah. Dia bukan laki-laki yang kuat,
kau tahu." Ia menghela napas dalam dan memandang Adam. "Tapi sebagian
omongannya benar. Tidak banyak, tapi sebagian."
"Apa kau berniat membunuhnya?"
"Tidak. Kami tidak membunuh orang. Cuma meledakkan bangunan."
"Bagaimana dengan rumah Pinder di Vicksburg" Apakah itu salah satu
perbuatanmu?" Sam mengangguk perlahan-lahan.
www.ac-zzz.tk "Bom itu meledak pukul empat pagi, ketika seluruh keluarga Pinder sedang
tertidur lelap. Enam orang. Ajaibnya cuma satu orang menderita luka kecil."
"Itu bukan mukjizat. Bom itu diletakkan dalam garasi. Seandainya ingin
membunuh orang, aku tentu meletakkannya di samping jendela kamar tidur."
"Separo rumah itu runtuh." "Yeah, dan aku mestinya bisa memakai beker
dan membunuh segerombolan Yahudi saat mereka sedang makan kue bagel."
"Mengapa kau tidak melakukannya?" "Seperti sudah kukatakan, kami tidak
mencoba membunuh orang." "Apa yang kalian coba lakukan?" "Mengintimidasi.
Melakukan pembalasan. Mencegah Yahudi-Yahudi terkutuk itu membiayai
gerakan hak-hak sipil. Kami berusaha menempatkan orang-orang Afrika itu
tetap di tempat mereka - di sekolah dan gereja mereka, serta pemukiman dan
WC mereka sendiri, terpisah dari wanita dan anak-anak kami. Yahudi macam
Marvin Kramer mengupayakan masyarakat antarras dan menghasut
272 orang-orang Afrika itu. Haram jadah itu perlu diberi pelajaran."
"Kalian benar-benar memberi pelajaran kepadanya, bukan?" f
"Dia mendapatkan yang pantas. Aku menyesal tentang anak-anak itu."
"Perasaan belas kasihmu mengagumkan."
"Dengar, Adam, dan dengarkan baik-baik. Aku tidak berniat melukai siapa
pun. Bom itu dirancang untuk meledak pukul lima pagi, tiga jam sebelum dia
biasanya tiba untuk bekerja. Alasan satu-satunya anak-anaknya ada di sana
adalah karena istrinya sakit flu."
"Tapi kau tidak menyesal Marvin kehilangan dua kaki?"
"Tidak." "Tak ada penyesalan saat dia bunuh diri?" -"Dia yang menarik pelatuk, bukan


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku." "Kau orang sakit, Sam."
"Yeah, dan akan lebih sakit lagi saat aku menghirup gas."
Adam menggelengkan kepala dengan muak, tapi ia menahan lidah. Mereka
bisa berdebat tentang ras dan kebencian nanti. Bukan berarti ia saat ini,
mengharapkan akan mendapatkan kemajuan dalam topik ini dengan Sam.
www.ac-zzz.tk Namun ia bertekad mencoba. Tapi sekarang mereka perlu membicarakan faktafakta.
"Sesudah memeriksa dinamit itu, apa yang kaulakukan?"
274 "Kembali ke pangkalan truk. Minum kopi." "Kenapa?"
"Mungkin aku haus."
"Lucu sekali, Sam. Cobalah jawab pertanyaan-pertanyaan ini." "Aku
menunggu." "Menunggu apa?"
"Aku perlu menunggu beberapa jam. Saat itu baru sekitar tengah malam,
dan aku ingin menghabiskan waktu sependek mungkin di Greenville. Jadi, aku
menghabiskan waktu di Cleveland."
"Apakah kau bicara dengan seseorang di kafe itu?" Tidak."
"Apakah tempat itu penuh?" "Aku benar-benar tidak ingat." "Apakah kau
duduk seorang diri?" "Ya."
"Di depan meja?"
"Ya" Sam melontarkan senyum sekilas sebab tahu apa yang akan muncul.
"Seorang sopir truk bernama Torryny rarris mengatakan melihat seorang
laki-laki yang sangat mirip denganmu di pangkalan truk malam itu, dan laki-laki
itu lama minum kopi dengan laki-laki lain yang lebih muda." "
"Aku tak pernah bertemu dengan Mr. Farris, tapi aku yakin sesudah tenggang
tiga tahun, dia tidak lagi mengingat jelas. Seingatku tak pernah ada sepatah
kata pun kepada orang lain, sampai
275 wartawan menyorotnya dan namanya tercantum di surat kabar. Sungguh
mencengangkan bagaimana saksi-saksi misterius ini muncul sesudah sidangsidang
itu." "Mengapa Farris tidak memberikan kesaksian dalam sidang terakhirmu?"
"Jangan tanya aku. Kukira itu karena dia tak punya apa pun untuk
diceritakan. Fakta aku minum kopi sendiri atau dengan orang lain tujuh jam
sebelum pengeboman itu hampir tidak relevan. Plus, acara minum kopi itu
www.ac-zzz.tk terjadi di Cleveland, dan tak ada kaitan dengan apakah aku melakukan
kejahatan atau tidak."
"Jadi, Farris bohong?"
"Aku tidak tahu apa yang dikerjakan Farris. Aku sama sekali tak peduli. Aku
sendirian. Itu saja yang penting."
"Pukul berapa kau meninggalkan Cleveland?"
"Sekitar pukul tiga, kurasa."
"Dan kau pergi langsung ke Greenville?"
"Ya. Dan aku melewati rumah Kramer, melihat si penjaga duduk di teras,
melewati kantornya, putar-putar lagi, dan sekitar pukul empat aku parkir di
belakang kantornya, menyelinap lewat pintu belakang, menempatkan bom
dalam lemari di gang, berjalan kembali ke mobilku, dan berlalu."
"Pukul berapa kau meninggalkan Greenville?"
"Tadinya aku merencanakan pergi sesudah bom itu meledak. Tapi, seperti
kauketahui, bara be276 ^rapa bulan kemudian aku bisa benar-benar keluar dari kota itu."
.'Ke mana kau pergi setelah kau meninggalkan kantor Kramer?"
"Aku menemukan kedai kopi kecil di tepi jalan, kira-kira setengah mil dari
kantor Kramer." "Mengapa kau pergi ke sana?" "Untuk minum kopi." "Pukul
berapa saat itu?" "Aku tidak tahu. Sekitar setengah lima." "Apakah tempat itu
penuh?" "Ada beberapa orang. Itu cuma kedai biasa yang buka sepanjang
malam,. dengan koki gemuk memakai T-shirt kotor dan seorang pelayan yang
mendecak-decakkan permen karet." "Apakah kau bicara dengan seseorang?"
"Aku bicara dengan pelayan ketika memesan kopi. Mungkin aku makan donat."
"Dan kau cuma menikmati kopi, sibuk dengan urusan sendiri, menunggu bom
itu meledak?" "Yeah. Aku selalu suka mendengarkan bom meledak dan menyaksikan orangorang
bereaksi." "Jadi, sebelum itu kau pernah melakukannya?" "Beberapa kali.
Pada bulan Februari tahun itu, aku mengebom kantor real estate di Jackson.
Orang-orang Yahudi itu menjual rumah kepada orang negro di wilayah orang
www.ac-zzz.tk kulit putih. Aku baru saja duduk di suatu kedai, tak sampai tiga blok dari sana
ketika bom meledak. Waktu itu aku memakai sumbu, jadi aku harus bergegas.
277 parkir cepat-cepat, dan mencari meja. Pelayan bara saja meletakkan kopiku
ketika bumi bergetar dan semua orang diam membeku. Aku menyukai itu. Saat
itu pukul empat pagi dan tempat itu penuh dengan sopir truk dan pengirim
barang, bahkan ada beberapa polisi di sudut. Tentu saja mereka lari ke mobil
dan ngebut dengan lampu berkere-dapan. Mejaku bergetar begitu keras,
sampai kopi itu tumpah dari cangkir."
"Dan itu membuat hatimu begitu tergetar?"
"Ya benar. Tapi pekerjaan-pekerjaan yang lain itu terlalu riskan. Aku tak
punya waktu untuk menemukan kafe atau kedai, jadi aku cuma bermobil putarputar
selama beberapa menit, menunggu keramaian. Aku memeriksa jam
dengan hati-hati, jadi aku selalu tahu kapan boni itu akan meledak. Kalau aku
ada di dalam mobil, aku suka berada di tepi kota, kau tahu." Sam berhenti dan
menyedot rokoknya panjang-panjang. Ucapannya lambat dan hati-hati.
Matanya menari-nari sedikit ketika ia bicara tentang petualangannya namun
kata-katanya terkendali. "Aku menyaksikan pengeboman Pinder," ia menambahkan. "Dan bagaimana kau melakukannya?"
"Mereka tinggal di sebuah rumah besar di tepi kota, banyak pepohonan,
seperti di lembah. Aku parkir di sisi bukit sekitar satu mil dari sana, dan
duduk di bawah pohon ketika bom itu meledak."
"Sungguh damai."
"Memang benar. Bulan purnama, malam yang
278 sejuk. Aku bisa melihat jelas ke jalan itu dan hampir semua atap ramahnya.
Suasana begitu tenang dan damai, semua orang tertidur, lalu... glaar, atap itu
terempas sampai ke neraka dan kembali lagi."
"Apa dosa Mr. Pinder"'
www.ac-zzz.tk "Cuma seperti umumnya Yahudi. Mencintai orang negro. Selalu memeluk
orang-orang Afrika radikal bila mereka datang dari Utara dan mengagi-tasi
semua orang. Dia suka berpawai dan melakukan pemboikotan bersama orangorang
Afrika. Kami curiga dia mendanai banyak kegiatan mereka."
Adam membuat catatan dan berusaha menyerap semua ini. Hal ini sulit
dicerna karena nyaris mustahil dipercaya. Barangkali hukuman mati sebenarnya
bukan gagasan yang buruk. "Kembali ke Greenville. Di mana letak kedai kopi
ini?" "Tidak ingat." "Apa namanya?"
Ttu kejadian 23 tahun yang lalu. Dan itu bukan tempat.yang ingin
kaukenang." "Apakah letaknya di Highway 82?" "Kurasa begitu. Apa yang akan
kaulakukan" Menghabiskan waktumu untuk mencari-cari si koki gemuk dan si
pelayan jembel" Apakah kau meragukan ceritaku?" "Ya Aku meragukan
ceritamu." "Mengapa?"
"Sebab kau tak bisa menceritakan di mana kau belajar membuat bom
dengan timing detonator."
279 "Di garasi di belakang rumahku." "Di Clanton?"
"Di luar Clanton. Itu tidak sulit." "Siapa yang mengajarimu?" "tf
"Aku belajar sendiri. Aku punya gambar, buklet kecil dengan diagram dan
sebagainya. Langkah pertama, kedua, ketiga. Bukan sesuatu yang luar biasa."
. - "Berapa kali kau berlatih dengan alat macam itu sebelum Kramer?"
"Sekali." "Di mana" Kapan?"
"Di dalam hutan tak jauh dari rumahku. Aku bawa dua batang dan peralatan
yang diperlukan, dan aku pergi ke sungai kecil jauh di tengah hutan. Bom itu
bekerja sempurna" "Tentu saja Kau belajar dan melakukan semua penelitian ini di garasimu?"
"Itulah yang kukatakan." "Laboratorium kecil milikmu sendiri?" "Sebut apa saja
semaumu." "Nah, FBI melakukan penggeledahan teliti di rumah, garasi, dan
tanahmu ketika kau ditahan. Mereka tak menemukan sedikit pun bukti adanya
bahan peledak." www.ac-zzz.tk "Mungkin mereka tolol. Mungkin aku benar-benar hati-hati dan tak
meninggalkan jejak."
"Atau mungkin bom itu dipasang orang yang berpengalaman memakai
peledak." "Tidak. Maaf."
280 "Berapa lama kau tinggal di coffee shop di Greenville?"
"Lama sekali. Pukul lima lewat dengan cepat. Lalu sekonyong- konyong
sudah hampir pukul enam. Aku pergi beberapa menit sebelum pukul enam dan
bermobil melewati kantor Kramer. Tempat itu tampak baik-baik saja. Beberapa
orang yang suka bangun pagi sudah keluar dan berkeliaran, dan aku tak ingin
terlihat. Aku menyeberangi sungai dan menuju Lake Village, Arkansas, lalu
kembali ke Greenville. Saat itu sudah pukul tujuh, matahari sudah naik, dan
orang-orang sudah berkeliaran. Tak ada ledakan. Mobil kuparkir di jalan kecil,
dan aku berjalan-jalan sebentar. Benda terkutuk itu tak mau meledak. Aku tak
bisa masuk mengambilnya, kau tahu. Aku berjalan dan berjalan, mendengarkan
mati-matian, berharap tanah berguncang. Tak ada yang terjadi." "
"Apakah kau melihat Marvin Kramer dan anak-anaknya masuk ke dalam
gedung itu?" "Tidak. Aku berbelok di sudut dan melihat mobilnya diparkir, dan kupikir
terkutuk benar urusan itu. Pikiranku jadi kosong. Aku tak dapat berpikir. Tapi
kemudian kupikir, peduli - amat, dia cuma seorang Yahudi dan sudah
melakukan banyak perbuatan busuk. Kemudian aku memikirkan sekretaris dan
orang-orang lain yang akan bekerja di dalam sana, jadi aku berjalan
mengelilingi blok itu lagi. Aku ingat melihat jam tangan pada pukul 07.40, lalu
terlintas dalam pikiranku mungkin aku
harus menelepon gelap ke kantor itu dan menceritakan kepada Kramer ada
bom dalam lemari. Kalau tak mempercayaiku dia bisa pergi melihat-nya. lalu
kabur." "Mengapa kau tidak melakukannya?" "Aku tak punya uang receh. Semua
uang kera-bahanku kutinggalkan sebagai tip untuk pelayan itu. Aku tak ingin
masuk ke toko. tukar uang kecil. Aku benar-benar gelisah. Tanganku gemetar,
dan aku tak ingin bertindak mencurigakan di depan siapa pun. Aku orang asing,
www.ac-zzz.tk benar" Bomkulah yang ada di dalam sana. benar" Aku berada di kota kecil
tempat semua orang saling kenal, dan mereka pasti ingat orang asing bila ada
tindak kejahatan. Aku ingat berjalan menyusuri trotoar, tepat d; seberang
kantor Kramer. Di depan tukang pangkas ada rak surat kabar, dan laki-laki itu
sedang merogoh-rogoh saku mencari uang receh. Aku nyaris minta uang kecil
agar bisa menelepon cepat-cepat, tapi aku terlalu gelisah."
"Mengapa kau gelisah. Sam" Kau baru saja mengatakan tak peduli kalau
Kramer sampai ter-luka Itu pengebomanmu yang keenam, benar?"
"Yeah. tapi yang lainnya mudah. Nyalakan sumbu, keluar dari pintu, dan
tunggu beberapa menit, Aku terus memikirkan sekretaris kecil yang manis di
kantor Kramer, sekretaris yang menunjukkan kamar kecil kepadaku. Sekretaris
yang memberikan kesaksian dalam sidang. Dan aku terus memikirkan orangorang lain
yang bekerja di kantor282
nya, "bab ketika aku masuk ke sana hari itu. aku melihat orang di manamana. Saat
itu hampir pukul delapan, dan aku tahu tempat itu akan buka
beberapa menit lagi. Aku tahu banyak orang akan terbunuh. Pikiranku berhenti
bekerja. Aku ingat berdiri di samping gardu telepon satu blok dari sana,
menatap jam tangan, lalu menatap telepon, mengatakan pada diriku sendiri
harus menelepon. Akhirnya aku melangkah ke dalam dan mencari nomornya,
tapi begitu menutup buku aku melupakannya. Aku mencarinya lagi dan mulai
memutar nomornya ketika teringat tak punya uang receh. Jadi, kuputuskan
masuk ke tempat pangkas rambut dan tukar uang receh. Kakiku berat dan aku
berkeringat habis-habisan. Aku berjalan ke tempat pangkas, berhenti di depan
jendela kaca, dan melihat ke dalam. Tempat itu penuh. Mereka antre di depan
dinding, bercakap-cakap dan membaca koran, dan di sana ada sederet kursi,
semua terisi laki-laki yang bicara berbarengan. Aku ingat beberapa di antara
mereka memandangku, lalu satu atau dua lagi mulai menatap, maka aku
berlalu." "Ke mana kau pergi?"
"Aku tidak pasti. Ada sebuah kantor di samping kantor Kramer, dan aku
ingat melihat sebuah mobil parkir di depannya. Kupikir mungkin itu sekretaris
www.ac-zzz.tk atau seseorang yang akan masuk ke kantor Kramer, dan kurasa aku sedang
berjalan ke arah mobil itu ketika bom meledak."
"Jadi, kau ada di seberang jalan?"
283 -Kurasa begitu. Aku ingat terguling ke ". bertumpu tangan dan lutut,
sementara kaca* d reruntuhan berjatuhan di sekelilingku. Tapi ak tidak ingat
banyak sesudah itu."
Pintu diketuk pelan dari luar, lalu Sersan pack muncul dengan cangkir
styrofoam besar, kertas lap, sebatang pengaduk, dm susu bubuk. "Kupikir kau
mungkin perlu kopi. Maaf menyela." Ia m. letakkan cangkir dan perlengkapan
lainnya pada counter. "Terima kasih," kata Adam.
Packer cepat-cepat berbal ik dan beranjak ke pintu.
"Aku mau dua sendok gula dan sesendok susu," kata Sam dari sisi seberang.
"Ya Sir," tukas Packer tanpa mengendurkan langkah. Ia menghilang. "Bagus
sekali pelayanan di sini," kata Adam. "Hebat, hebat sekali."
284 EMPAT BELAS Sam tentu saja, tidak diberi kopi. Ia langsung tahu "g hal ini, tapi Adam
tidak. Jadt sesudah menunggu beberapa menit, Sam berkata. Minumlah,? fa
sendiri menyalakan rokok lagi dan mondar-mandir sedikit di belakang kursi,
sementara Adam mengaduk gula dengan pengaduk plastik. Saat itu hampir
pukul 11.00, dan Sam sudah ketinggalan jam istirahatnya. Ia sama sekali tak
yakin Packer akan memberi waktu sebagai penggantinya Ia mondar-mandir dan
berjongkok beberapa kali, membungkuk setengah lusin kali, membunyikan lutut
dan sendi-sendi ketika bangkit dan me-"nduk goyah. Pada beberapa bulan
pertamanya di The Row, ia cukup berdisiplin berlatih. Pada suatu "*> ia bisa
melakukan push-up dan sit-up seratus J* ?ap hari di selnya. Bobotnya turun
sampai Alapan puluh kilogram dan diet rendah lemak itu "tunjukkan hasil.
Perutnya rata dan keras. Berperaan ia sesehat itu.
3pi tak lama sesudahnya datang kesadaran
285 www.ac-zzz.tk bahwa The Row merupakan rumah terakhirnya, dan suatu hari negara akan
membunuhnya di sini. Apa manfaat kesehatan yang baik dan otot biseps yang
keras bila ia dikurung 23 jam sehari, menunggu ajal" Latihan itu perlahan-lahan
berhenti. Kebiasaan merokok makin hebat. Di antara rekan-rekannya, Sam
dianggap beruntung, terutama karena punya uang di luar. Seorang adik lakilaki,
Donnie. tinggal di North Carolina dan sekali sebulan mengirimi Sam satu
kotak yang dikemas rapi, berisi sepuluh kardus rokok Montclair. Sam rata-rata
mengisap tiga sampai empat bungkus sehari. Ia ingin bunuh diri sebelum negara
melakukannya. Dan ia lebih suka mati karena penyakit berkepanjangan,
penyakit yang menuntut perawatan mahal yang secara hukum harus diberikan
Negara Bagian Mississippi.
Namun tampaknya ia akan kalah dalam pacuan itu.
Hakim federal yang memegang kembali kendali atas Parchman melalui suatu
sidang hak-hak narapidana telah mengeluarkan perintah menyeluruh untuk
menyempurnakan prosedur koreksi mendasar. Dengan cermat ia mendefinisikan
hak-hak narapidana. Dan ia mencantumkan perincian-perin-cian kecil, misalnya
luas setiap sel di The Row dan jumlah uang yang boleh dimiliki masing-masing
narapidana. Dua puluh dolar adalah jumlah maksimum. Uang itu diberi istilah


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"dust" yang berarti debu, dan selalu berasal dari luar. Para
terpidana mati tidak diperbolehkan bekerja dan mendapatkan bayaran.
Mereka yang beruntung, menerima beberapa dolar sebulan dari kerabat dan
sahabat. Mereka bisa membelanjakannya di kantin yang terletak di tengah MSU.
Minuman ringan disebut sebagai bottle-up. Permen dan makanan kecil adalah
zu-zu dan wham-wham. Rokok asli dalam bungkus adalah tight-leg dan ready
roll. Mayoritas narapidana tidak menerima apa-apa dari luar. Mereka berdagang,
tukar-menukar, melakukan barter, dan mengumpulkan cukup koin untuk
membeli daun tembakau lembaran yang mereka gulung dengan kertas tipis dan
diisap perlahan-lahan. Sam benar-benar beruntung.
Ia duduk dan menyalakan satu lagi.
www.ac-zzz.tk "Mengapa kau tidak memberikan kesaksian dalam sidang?" pengacaranya
bertanya dari balik kisi-kisi.
"Sidang yang mana?"
"Poin bagus. Dua sidang pertama."
"Aku tak perlu melakukannya. Brazelton memilih juri yang baik, semua kulit
putih, orang-orang baik yang bersimpati dan memahami segala persoalan. Aku
tahu takkan dipidana orang-orang itu. Tak ada gunanya memberikan kesaksian."
"Dan sidang terakhir?"
"Itu sedikit lebih rumit. Aku dan Keyes membahasnya beberapa kali. Pada
mulanya dia berpendapat itu mungkin membantu, sebab aku bisa menjelaskan
kepada juri, apa niatku. Mestinya tak ada
vang terluka. dan seterusnya. Bom itu dimaksudkan meledak pukul lima pagi. Tapi
kami tahu pemeriksa.'.:; silangnya akan
brutal. Hakim sudah memuluskan pengeboman yang lain bisa dibicarakan untuk
menunjukkan fakta-fakta tertentu. Aku akan dipaksa mengakui benar-benar
memasang bom itu. lima belas batang seluruhnya yang tentu saja lebih dari
cukup untuk membunuh orang.*
"Jadi, kenapa kau tidak memberikan kesaksian?"
"Dogan Bangsat pembohong itu mengatakan pada Juri bahwa rencana kami
adalah membunuh Yahudi itu. Dia saksi yang sangat efektif. Maksudku, coba
kaupikir. inilah mantan imperial Wizzard Ku Khu Klan di Mississippi,
memberikan kesaksian memberatkan bagi Jaksa Penuntut terhadap salah satu
anak buahnya sendui. Kesaksian itu kuat Juri menelannya begitu saja."
"Mengapa Dogan bohong?"
"Jerry Dogan jadi gila, Adam. Maksudku, benar-benar gila Lima belas tahun
FBI memburunya, menyadap teleponnya, menguntit istrinya ke seluruh penjuru
kota. menakut-nakuti saruk saudaranya, mengancam anak-anaknya, mengetuk
pintunya setiap saat di waktu malam. Hidupnya menyedihkan. Selalu ada orang
yang mengawasi dan mendengarkan Lalu dia ceroboh dan IRS ikut campur.
Mereka, bersama FBI. mengatakan padanya bahwa dia menghadapi tiga puluh
www.ac-zzz.tk tahun penjara Dogan tak kuat menahan tekanan. Sesudah sidangku, kudengar
dia dikirim ke rumah sakit
288 beberapa lama. Kau tahu. ke rumah sakit gila. Dia dirawat, pulang, dan tak
lama kemudian mati." "Dogan sudah mati?"
Sejenak Sam berhenti menyedot rokoknya, Asap bocor dari mulut dan
bergulung ke atas. melewati hidung dan depan matanya yang saat itu sedang
menatap tercengang mata cucunya melalui lubang. "Kau tidak tahu tentang
Dogan?" ia bertanya.
Ingatan Adam terbang mencari artikel dan berita tak terhitung jumlahnya
yang pernah ia kumpulkan dan susun menurut indeks. Ia menggelengkan
kepala. "Tidak. Apa yang terjadi pada Dogan?"
"Kupikir kau tahu segalanya." kata Sam. "Kupikir kau menghafalkan
segalanya tentang diriku."
"Aku tahu banyak tentang kau, Sam Tapi aku sama sekali tak peduli dengan
Jeremiah Dogan." "Dia hangus dalam kebakaran rumah. Dia dan istrinya. Suatu malam mereka
sedang tidur ketika pipa gas entah bagaimana bocor mengeluarkan gas propan.
Para tetangga mengatakan kejadian itu seperti ledakan bom," "Kapan hal ini
terjadi?" "Tepat setahun setelah dia memberikan kesaksian memberatkanku."
Adam mencoba mencatat ini, tapi penanya tak mau bergerak. Ia mengamati
wajah Sam, mencari tanda-tanda tertentu. "Tepat setahun?"
"Ya." "Itu kebetulan yang bagus."
"Aku ada di dalam sini, tentunya, tapi aku
mendengar kabar itu sepotong-sepotong. Polisi mc. ngatakan itu kecelakaan. Bahkan kurasa ada gu. gatan yang diajukan terhadap perusahaan
gas." "Jadi, kau tidak berpendapat dia dibunuh?" "Tentu saja aku berpendapat
dia dibunuh." "Oke. Siapa yang melakukannya?" "Sebenarnya FBI pernah datang
ke sini dan mengajukan beberapa pertanyaan kepadaku. Bisakah ini www.ac-zzz.tk kaupercaya" FBI mengendus-endus di sini. Beberapa bocah dari Utara. Tak
sabar ingin mengunjungi death row untuk melambaikan lencana mereka dan
menemui teroris Klan asli yang masih hidup. Mereka begitu ketakutan melihat
bayangannya sendiri. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan tolol selama
satu jam, kemudian berlalu, Aku tak pernah dengar apa-apa lagi dari mereka."
"Siapa yang mau membunuh Dogan?" Sam menggigit filter dan menyedot asap
terakhir semulut penuh dari rokok itu. Lalu ia menghunjamkannya ke asbak
sambil mengembuskan asap ke kisi-kisi. Adam mengusir asap itu dengan
gerakan yang sengaja dilebih-lebihkan, tapi Sam tak menghiraukannya. "Banyak
orang," gumamnya. Adam menulis catatan di pinggir halaman untuk bicara tentang Dogan nanti.
Ia akan melakukan riset lebih dulu, lalu mengangkatnya lagi dalam percakapan
kelak. "Hanya sebagai argumentasi," katanya sambil masih menulis, "rasanya kau
seharusnya memberikan kesaksian untuk melawan Dogan."
290 "Aku nyaris melakukannya," kata Sam dengan sedikit nada menyesal. "Pada
malam sebelum sidang terakhir, aku, Keyes, dan associate-nya, aku lupa
namanya, tidak tidur sampai tengah malam, berunding apakah aku harus
bersaksi atau tidak. Tapi coba pikir, Adam, aku akan dipaksa mengaku
memasang bom itu, bom itu memakai pengatur waktu yang disetel untuk
meledak sesudahnya aku terlibat dalam pengeboman lain, dan aku ada di
seberang jalan ketika bangunan itu meledak. Plus, Penuntut sudah membuktikan dengan jelas Marvin Kramer adalah salah satu sasaran. Maksudku,
terkutuklah, mereka memutar rekaman hasil sadapan telepon FBI di depan Juri.
Kau seharusnya mendengarkannya. Mereka memasang speaker-speaker besar
dalam mang sidang, dan meletakkan tape player di meja di depan Juri,
sepertinya benda itu bom hidup. Dan terdengarlah suara Dogan bicara dengan
Wayne Graves di telepon. Suaranya parau, tapi terdengar sangat jelas, bicara
tentang pengeboman Marvin Kramer karena ini dan itu, serta membual
bagaimana dia akan mengirim 'kelompoknya', begitulah dia menyebutku, ke
www.ac-zzz.tk Greenville untuk menangani urusan itu. Suara dari tape itu bagaikan setan dari
neraka dan Juri mendengarkan setiap patah kata Sangat efektif. Kemudian
masih ada kesaksian Dogan sendiri. Aku tentu akan kelihatan konyol saat itu,
bila mencoba memberi kesaksian dan meyakinkan Juri bahwa aku bukan orang
buruk. McAllister tentu akan menelanku hi291
dup-hidup. Jadi. kami putuskan aku takkan bersaksi. Kalau dilihat kembali,
keputusan itu merupakan langkah jelek. Seharusnya aku bicara."
"Tapi berdasarkan nasihat pengacaramu kau tak melakukannya?"
"Dengar, Adam, kalau kau berpikir untuk menyerang Keyes atas dasar
pemberian nasihat hukum yang tidak efektif, lupakan saja. Aku membayar
mahal kepada Keyes, menggadaikan semua yang kumiliki, dan dia bekerja baik.
Dulu Goodman dan Tyner pernah mempertimbangkan memburu Keyes, tapi
mereka tak menemukan apa pun yang keliru dengan pembelaannya Lupakan
saja" Berkas Cayhall di Kravitz & Bane sedikitnya punya hasil riset dan catatan
setebal lima senti mengenai pembelaan yang dilakukan Benjamin Keyes.
Nasihat hukum yang tidak efektif oleh pembela merupakan argumentasi bagus
dalam pengajuan banding vonis mati, tapi hal itu tak pernah dipakai dalam
kasus Sam. Goodman dan Tyner sudah membahasnya panjang-lebar, bertukar
memo bolak-balik antara kantor mereka di lantai 61 dan 66 di Chicago. Memo
terakhir menyatakan Keyes bekerja begitu baik dalam sidang, sehingga, tak ada
apa pun yang bisa diserang.
Berkas itu juga mencantumkan surat tiga halaman dari Sam yang secara
tegas melarang serangan apa pun terhadap Keyes. Ia takkan menandatangani
petisi apa pun dalam hal itu, demikian janjinya.
Akan tetapi memo terakhir itu ditulis tujuh tabun yang lalu, ketika
kematian merupakan kemungkinan kecil. Segalanya berbeda sekarang. Segala
persoalan harus dibangkitkan kembali atau bahkan dikarang. Sudah saatnya
mencari pegangan pada gelagah sekalipun. "Di mana Keyes sekarang?" tanya
Adam. Terakhir kali kudengar dia bekerja di Washington. Dia menulis surat
www.ac-zzz.tk padaku lima tahun yang lalu. Katanya dia tidak lagi berpraktek. Dia sangat
terpukul ketika kami kalah. Kurasa tak satu pun di antara kami menduganya,"
"Kau tak menduga akan divonis bersalah?" Tidak. Sudah dua kali aku menang,
kau tahu. Dan dalam dewan juri terakhir ada delapan orang kulit putih, atau
seharusnya kusebut orang Anglo-Amerika. Betapapun buruknya sidang itu,
kurasa aku tak pernah menyangka mereka akan menjatuhkan vonis bersalah
padaku." "Bagaimana dengan Keyes?" "Oh, dia khawatir. Tentu saja kita tidak
memandang enteng. Berbulan-bulan kami habiskan untuk menyusun persiapan
sidang itu. Dia mengabaikan kliennya yang lain, bahkan keluarganya sendiri,
selama berminggu-minggu sementara kami bersiap. McAllister rasanya muncul
di surat kabar setiap hari, dan makin banyak dia bicara, makin keras kami
bekerja. Mereka mengeluarkan daftar yang potensial akan menjadi anggota
juri, dan kami menghabiskan waktu berhari-hari untuk memeriksa
292 293 orang-orang itu. Persiapan prasidangnya tak tercela. Kami tidak naif."
"Lee mengatakan kau pernah mempertimbangkan menghilang."
"Oh, dia cerita?" "Yeah, kemarin malam." Sam mengetukkan rokok
berikutnya pada counter, dan mengamatinya sejenak, seakan-akan itu rokoknya
yang terakhir. "Yeah, aku pernah mempertimbangkannya. Hampir tiga belas
tahun berlalu sebelum McAllister memburuku. Aku orang bebas. Persetan! Aku
47 tahun ketika sidang kedua berakhir dan aku pulang. Empat puluh tujuh
tahun, dan aku sudah dibebaskan dua dewan juri. Semua ini sudah di
belakangku. Aku bahagia. Hidupku normal. Aku bertani dan mengelola
penggergajian, minum kopi di kota dan memberikan suara pada setiap pemilu.
FBI mengawasiku beberapa bulan, tapi kurasa mereka yakin aku sudah berhenti
melakukan pengeboman. Dari waktu ke waktu, reporter dan wartawan usil
muncul di Clanton dan mengajukan berbagai pertanyaan, tapi tak seorang pun
bicara pada mereka. Mereka selalu berasal dari Utara, tolol setengah mati,
kasar dan tak tahu diri, serta mereka tak pernah tinggal lama. Suatu hari satu
orang datang ke rumah dan tak mau pergi. Bukannya mengambil senapan,
www.ac-zzz.tk kulepaskan anjing-anjing mengejarnya dan mereka menggigit pantatnya. Dia
tak pernah kembali." Ia terkekeh sendiri dan menyalakan rokok. "Dalam
294 minfi yang paling gila sekalipun tak pernah kubayangkan hal ini. Seandainya
aku punya pra-sangka sedikit saja dugaan paling samar sekalipun bahwa ini
akan terjadi padaku, aku tentu sudah pergi bertahun-tahun yang lalu. Aku
sepenuhnya bebas, kau mengerti" Tak ada pembatasan. Aku bisa pergi ke
Amerika Selatan, ganti nama, menghilang dua atau tiga kali, lalu menetap di
suatu tempat seperti Sao Paulo atau Rio." "Seperti Mengele.'"
"Seperti itulah. Mereka tak pernah menangkapnya, kau tahu. Mereka tak
pernah menangkap orang-orang itu. Saat ini mungkin aku akan tinggal di rumah
mungil yang nyaman, bicara bahasa Portugis, dan menertawakan orang-orang
goblok seperti David McAllister." Sam menggelengkan kepala dan memejamkan
mata membayangkan apa yang mungkin terjadi.
"Mengapa kau tidak kabur ketika McAllister mulai ribut-ribut?"
"Sebab aku tolol. Itu terjadi perlahan-lahan. Seperti mimpi burak yang
muncul dalam potongan-potongan kecil. Pertama McAllister terpilih dengan
segala janji-janjinya itu. Kemudian, setelah beberapa bulan, Dogan tertangkap
IRS. Aku mulai mendengar desas-desus dan membaca sedikit di surat kabar.
Tapi aku menolak mempercayai ini bisa terjadi. Sebelum aku menyadari, FBI
sudah menguntitku dan aku tak bisa lari." Adam melihat jam tangan dan
mendadak letih. Sudah dua jam lebih mereka bicara, ia butuh udara segar dan sinar
matahari. Kepalanya sakit karena asap rokok, dan ruangan itu semakin panas.
Ia memutar tutup pulpen dan memasukkan buku ke dalam tasnya. "Sebaiknya
aku pergi," katanya ke kisi-kisi. "Aku mungkin akan kembali besok, untuk bicara
lagi." '"Aku akan di sini."
"Lucas Mann sudah memberiku lampu hijau untuk berkunjung setiap saat
aku mau." "Hebat sekali dia, bukan?"
"Dia oke. Cuma melaksanakan tugas."
www.ac-zzz.tk "Begitu juga Naifeh, Nugent, dan semua orang putih itu."
"Orang-orang putih?"
"Yeah, itu sebutan slang untuk pihak berwenang. Tak seorang pun benarbenar ingin
membunuhku. Mereka cuma melaksanakan tugas. Ada setan kecil
berjari sembilan yang jadi algojo resmi - orang yang mencampur gas dan
memasang canister. Tanya apa -yang dilakukannya ketika mereka mengikatku,
dan dia akan mengatakan, 'Cuma melaksanakan tugas.' Pendeta penjara, dokter
penjara, dan psikiater penjara, bersama para penjaga yang akan menggiringku
masuk dan petugas kesehatan yang membawaku keluar, nah, mereka orangorang baik,
tak ada dendam apa pun padaku, tapi mereka cuma melaksanakan
tugas." "Takkan terjadi sejauh itu, Sam." "Apakah itu janji?"
296 "Bukan. Tapi berpikirlah positif."
"Yeah, berpikir positif benar-benar populer di sini. Aku dan rekan-rekan di
sini sangat gemar dengan acara ceramah motivasi serta program wisata dan
belanja di rumah. Orang-orang Afrika lebih suka 'Soul Train'."
"Lee mengkhawatirkanmu, Sam. Dia ingin aku mengatakan padamu bahwa
dia memikirkanmu dan berdoa untukmu."
Sam menggigit bibir bawah dan memandang lantai. Ia mengangguk pelan,
tidak mengucapkan apa pun.
"Aku akan tinggal bersamanya selama satu-dua bulan."
"Dia masih menikah dengan laki-laki itu?" "Kurang-lebih. Dia ingin
melihatmu." "Tidak."
"Mengapa tidak?"
Dengan hati-hati Sam bangkit dari kursi dan mengetuk pintu di belakangnya.
Ia menoleh dan memandang Adam dari balik kisi-kisi. Mereka saling pandang,
sampai seorang penjaga membuka pintu dan membawa Sam pergi.
297

Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

LIMA BELAS "Anak itu pulang sejam yang lalu, dengan otorisasi, meskipun aku belum
melihatnya dalam bentuk tertulis," Lucas Mann menjelaskan kepada Phillip
www.ac-zzz.tk Naifeh yang sedang berdiri di depan jendela, menyaksikan gerombolan
narapidana pembersih sampah di sepanjang jalan raya. Naifeh sakit kepala,
sakit punggung, dan sedang di tengah hari yang menyebalkan, termasuk tiga
telepon pagi-pagi dari Gubernur dan dua dari Roxburgh, jaksa agung. Sudah
tentu Sam-lah alasan telepon-telepon itu.
"Jadi, dia sudah mendapat pengacara," kata Naifeh sambil memijat pelan
bagian belakang pinggangnya dengan tinja.
"Yeah, dan aku benar-benar menyukai anak ini. Dia mampir ketika hendak
pulang dan tampangnya seperti baru saja ditabrak truk. Kurasa dia baru saja
berdebat keras dengan kakeknya tentang hal ini."
"Akan jadi lebih buruk bagi si kakek." "Akan jadi lebih buruk bagi kita
semua." 298 "Tahukah kau apa yang ditanyakan Gubernur padaku" Dia ingin tahu apakah
bisa mendapat satu copy buku panduan kita tentang pelaksanaan eksekusi. Aku
bilang tidak, dia tak bisa mendapatkan
sam copy. Dia mengatakan dia gubernur negara bagian ini dan merasa
sepantasnya punya satu copy. Kucoba menjelaskan sebenarnya tidak ada buku
pedoman macam itu, cuma lembaran-lembaran lepas dengan binder hitam yang
terus direvisi habis-habisan riap kali kita me n gegas seseorang. Dia ingin
tahu, apa sebutan buku itu. Kukatakan buku itu tidak disebut apa-apa, sebenarnya
tak ada nama resmi, sebab syukurlah buku itu tidak begitu banyak dipakai. Tapi
sesudah memikirkannya lagi, aku sendiri menyebutnya buku hitam kecil. Dia
mendesak lebih keras, aku jadi tambah marah. Kami memutuskan hubungan,
dan lima belas menit kemudian pengacaranya, si bongkok kerdil dengan
kacamata menjepit Jtidungnya..." "Larramore."
"Larramore meneleponku dan mengatakan menurut bagian ini dan itu dalam
buku undang-undang, dia dan Gubernur punya hak memiliki copy buku pedoman
itu. Aku menyuruhnya menunggu, mencari peraturan itu, membiarkannya
sepuluh menit, kemudian kami membaca undang-undang itu bersama-sama,
dan tentu saja seperti biasa, dia bohong dan menggertak dan menyangka aku
www.ac-zzz.tk tolol. Tak ada kalimat macam itu dalam buku undang-undang milikku. Aku
memutuskan sambungan telepon. Sepuluh menit kemudian Gubernur menelepon kembali,
bermanismanis menyuruhku melupakan buka hitam kecil itu, dia sangat prihatin
dengan hak konstitusional Sam dan sebagainya, dan cuma ingin aku terus mengabarinya
begitu ada perubahan. Sungguh perayu hebat." Naifeh menggeser badannya dan
mengganti tinju untuk memijat punggung sambil menatap ke jendela.
"Setengah jam kemudian Roxburgh menelepon, dan coba tebak apa yang
ingin dia ketahui" Dia ingin tahu apakah aku sudah bicara dengan Gubernur.
Kaulihat, Roxburgh menyangka dia dan aku benar-benar sahabat karib, teman
politik lama, kau tahu, dan karena itu kami bisa saling percaya. Dia
mengatakan padaku - tentu saja secara konfiden-sial, antara sahabat dan
sahabat - bahwa menurutnya Gubernur mungkin akan mencoba mengeksploitasi
eksekusi ini antuk kepentingan politiknya sendiri." **
"Omong kosong!" Lucas mencemooh.
"Yeah, kukatakan pada Roxburgh aku tak bisa percaya dia punya pikiran
macam itu terhadap gubernur kita. Aku begitu serius, dan dia pun jadi begitu
serius. Kami saling berjanji akan mengawasi Gubernur baik-baik. Kalau melihat
tanda-tanda dia mencoba memanipulasi situasi, kami akan saling menelepon
secepatnya. Roxburgh mengatakan ada beberapa hal yang bisa dia kerjakan
untuk menetralisir Gubernur bila keluar jalur. Aku
tak berani menanyakan apa atau bagaimana, tapi dia tampaknya yakin pada
dirinya sendiri." "Jadi, siapa yang lebih tolol?"
"Mungkin Roxburgh. Tapi itu percakapan yang sulit." Naifeh meregangkan
tubuh dengan hati-hati dan berjalan kembali ke meja. Sepatunya lepas dan
ujung kemejanya keluar. Ia jelas kesakitan. "Mereka berdua punya nafsu yang
tak terpuaskan untuk mendapatkan publisitas. Mereka seperti dua bocah kecil
yang ketakutan setengah mati kalau-kalau yang satu akan memperoleh permen
lebih besar. Aku benci mereka berdua."
"Semua orang benci mereka, kecuali para pemilih.1'
www.ac-zzz.tk Terdengar ketukan tajam pada pintu, tiga kali gedoran mantap dilakukan
dengan interval yang tepat. "Ini pasti Nugent;" kata Naifeh, rasa sakitnya
mendadak menghebat. "Masuk."
Pintu terbuka cepat dan Kolonel Purnawirawan George Nugent berjalan
tegap ke dalam ruangan, hanya berhenti sebentar untuk menutup pintu,- dan
bergerak resmi ke arah Lucas Mann yang tidak berdiri tapi tetap berjabatan
tangan. "Mr. Mann," Nugent menyapanya singkat, lalu melangkah ke depan dan
menjabat tangan Naifeh di seberang meja.
"Duduklah, George," kata Naifeh, melambai ke kursi kosong di samping
Mann. Naifeh ingin memerintahkannya menghentikan sikap kaku militernya,
tapi tahu itu tak ada gunanya.
"Ya, Sir," jawab Nugent sambil duduk di kursi, tanpa membungkukkan
punggung. Meskipun di Parchman seragam hanya dipakai penjaga dan
narapidana, Nugent menciptakan seragam sendiri untuknya. Kemeja dan
celananya hijau tua, dibuat dengan ukuran sempurna dan disetrika sempurna
dengan lipatan yang tepat, dan pakaian itu secara ajaib melewatkan setiap hari
tanpa kusut sedikit pun. Celana itu berhenti beberapa senti di atas mata kaki
dan menghilang ke dalam sepasang sepatu lars tempur hitam dari kulit yang
disemir dan digosok sedikitnya dua kali sehari agar tetap mengilat. Sekali
pernah terdengar desas-desus bahwa seorang sekretaris atau mungkin
narapidana memergoki segumpal lumpur pada salah satu solnya, namun desasdesus
itu tak pernah dikonfirmasikan.
Kancing teratas dibiarkan terbuka, membentuk segitiga sempurna yang
memperlihatkan kaus abu-abu. Saku dan lengan kemejanya polos dan tak
berhias apa pun, bebas dari medali dan pita-pita-nya, dan Naifeh sudah lama
curiga bahwa ini menimbulkan perasaan terhina yang tidak kecil bagi sang
Kolonel. Potongan rambutnya benar-benar gaya militer, dengan kulit' kepala
bersih di atas telinga dan lapisan rambut tipis di bagian atas. Nugent berumur
52 tahun, sudah mengabdi bagi negaranya selama 34 tahun, pertama sebagai
prajurit satu di Korea dan kemudian sebagai kapten di Vietnam, tempat ia
bertempur dari belakang www.ac-zzz.tk meja Ia terluka dalam kecelakaan jip dan dikirim pulang dengan satu pita
penghargaan lagi. Sekarang sudah dua tahun Nugent mengabdi tanpa cela sebagai asisten
superintenden, seorang bawahan Naifeh yang terpercaya, loyal, dan andal. Ia
mencintai detail, peraturan, dan undang-undang. Ia melahap buku-buku
panduan, dan secara konstan menulis prosedur-prosedur baru, petunjukpetunjuk,
dan modifikasi-modifikasi untuk dipertimbangkan Kepala Penjara.
Sang Kepala Penjara sangat membencinya, tapi bagaimanapun ia dibutuhkan.
Bukan rahasia lagi bahwa sang Kolonel menginginkan jabatan Naifeh dalam dua
tahun lagi. "George, aku dan Lucas merundingkan urusan Cayhall. Aku tak tahu berapa
banyak yang kauketahui tentang pengajuan bandingnya, tapi Pengadilan Fifth
Circuit sudah mencabut penundaan dan kita menghadapi eksekusi dalam empat
minggu." "Ya, Sir," tukas Nugent, menyerap dan menganalisis setiap patah kata. "Saya
membaca tentang hal itu di koran hari ini."
"Bagus. Eksekusi ini akan terlaksana, kau tahu. Benar, Lucas?"
"Ada peluang besar. Lebih dari lima puluh-lima puluh," Lucas berkata tanpa
memandang Nugent. "Sudah berapa lama kau bekerja di sini, George?"
"Dua tahun satu bulan."
Sang Kepala Penjara menghitung sesuatu sambit menggosok pelipis. "Kau
tidak menyaksikan eksekusi Parris?"
"Ya, Sir. Ketinggalan beberapa rainggu," ja menjawab dengan sedikit nada
kecewa. "Jadi, kau belum pernah menyaksikan satu pun?" "Belum, Sir."
"Ah, itu mengerikan, George. Mengerikan. Bagian terburuk dalam pekerjaan
ini. Terus terang, aku sama sekali tak sanggup. Aku berharap akan pensiun
sebelum kita memakai kamar gas lagi, tapi sekarang tampaknya meragukan.
Aku butuh bantuan.'' \ www.ac-zzz.tk Punggung Nugent, meskipun tampak sudah kaku menyakitkan, serasa lebih
tegak lagi. Ia mengangguk cepat-cepat, matanya menari-nari ke segala
penjuru. Naifeh pelan-pelan duduk di kursi, meringis ketika ia turun pada kulit yang
halus. "Karena aku tidak sanggup, George, aku dan Lucas berpikir mungkin kau
akan melaksanakan tugas ini dengan baik."
Sang Kolonel tak dapat menahan senyum. Tapi senyuman itu cepat-cepat
menghilang dan digantikan dengan roman yang sangat serius. "Saya yakin bisa
menanganinya. Sir." "Aku pun yakin kau bisa." Naifeh menunjuk ke binder hitam di sudut meja
kerjanya. "Kita punya semacam buku panduan. Itu dia, kumpulan kebijaksanaan
yang didapat dari dua lusin kunjungan ke kamar gas selama tiga puluh tahun
terakhir." Mata Nugent menyipit dan terpusat pada buku hitam itu. Diperhatikannya
bahwa halaman-hala304 mannya tidak semuanya rata dan seragam, segala macam kertas dilipat dan
dijejalkan sembarangan dalam teks itu, binder-nya sendiri sudah usang dan
jorok. Ia memutuskan dalam beberapa jam buku panduan itu akan berubah
menjadi buku yang layak diterbitkan. Itu akan menjadi tugas pertamanya.
Pekerjaan tulis-menulisnya takkan tercela.
'Bagaimana kalau kau membacanya malam ini dan kita bertemu lagi besok?"
"Ya, Sir," katanya puas. .
"Jangan katakan apa pun pada orang lain sampai kita membicarakannya
lagi, mengerti?" "Ya, Sir." Nugent mengangguk sopan pada Lucas Mann dan meninggalkan kantor itu
sambil memeluk buku hitam tersebut, seperti anak kecil dengan mainan baru.
Pintu tertutup di belakangnya. "Dia gila" kata Lucas. "Aku tahu. Kita akan
mengawasinya." "Kita sebaiknya mengawasinya. Dia bahkan begitu bersemangat, sehingga mungkin akan mencoba mengegas Sam akhir pekan ini."
www.ac-zzz.tk Naifeh membuka laci meja dan mengeluarkan sebotol pil. Ia menelan dua
butir tanpa bantuan air. "Aku mau pulang, Lucas. Aku perlu berbaring. Mungkin
aku akan mati sebelum Sam." "Sebaiknya kau bergegas."
Percakapan telepon dengan E. Gamer Goodman berlangsung singkat. Adam
menerangkan dengan 305 sedikit nada bangga bahwa ia dan Sam sudah punya perjanjian tertulis untuk
mewakilinya, dan mereka sudah menghabiskan empat jam bersama-sama,
meskipun tak banyak yang dicapai. Goodman menginginkan satu copy surat
perjanjian itu, dan Adam menerangkan bahwa saat itu belum ada copy, aslinya
disimpan rapi dalam sel di death row, dan hanya akan ada copy kalau klien
setuju demikian. Goodman berjanji akan mempelajari kembali berkas'itu dan mulai bekerja.
Adam memberikan nomor telepon Lee dan berjanji akan melapor tiap hari. Ia
memutuskan sambungan dan menatap dua pesan telepon yang mengerikan di
samping komputernya. Keduanya dari wartawan, satu dari sebuah, koran
Memphis dan satu dari stasiun televisi di Jackson, Mississippi.
Baker Cooley sudah bicara dengan dua wartawan itu. Bahkan satu kru TV
dari Jackson sudah menghadap resepsionis biro hukum itu dan bara pergi
sesudah Cooley melontarkan ancaman. Semua perhatian ini mengacaukan
kegiatan rutin yang membosankan di cabang Kravitz & Bane Memphis. Cooley
tak menyukai hal ini. Partner-partner lain tak banyak bicara pada Adam. Para
sekretaris secara profesional bersikap sopan, tapi jelas ingin menjauhi
kantornya. Wartawan sudah tahu, Cooley memperingatkannya dengan cemas. Mereka
tahu tentang Sam dan Adam, tentang hubungan cucu-kakek, dan meski306
pun ia tak yakin bagaimana mereka tahu, hal itu pasti bukan berasal
darinya. Ia tak pernah bercerita kepada satu jiwa pun, sampai kabar sudah
keluar dan ia terpaksa mengumpulkan para partner dan associate tepat
sebelum makan siang dan menyampaikan berita itu.
www.ac-zzz.tk Saat itu hampir pukul 17.00. Adam duduk di depan meja kerja dengan pintu
tertutup, mendengarkan suara-suara dalam gang ketika para pekerja,
paralegal, dan staf gajian lain bersiap-siap pulang. Ia memutuskan tidak bicara
dengan reporter TV. Ia memutar nomor Todd Marks di Memphis Press. Suara
rekaman membimbingnya dalam keajaiban pos suara. Setelah beberapa menit,
Mr. Marks mengangkat sambungannya yang bernomor lima angka dan bicara
dengan tergesa-gesa, "Todd Marks." Suaranya terdengar seperti remaja.
"Ini Adam Hall, dari Kravitz & Bane. Saya menerima pesan untuk menelepon
Anda." "Ya Mr. Hall," sembur Marks tak terkendali, langsung bersikap ramah dan
tidak lagi terburu-buru. "Terima kasih atas teleponnya. Saya., uh... well...
kami... uh... mendengar kabar angin Anda menangani kasus Cayhall, dan...
uh... saya mencoba menelusurinya."
"Saya mewakili Mr. Cayhall," kata Adam dengan kata-kata terkendali.
"Ya... well... itulah yang kami dengar. Dan... uh... Anda dari Chicago?"
"Saya dari Chicago."
307 "Begitu. Bagaimana... uh... Anda mendapatkan kasus ini?"
"Biro hukum saya sudah tujuh tahun mewakili Sam Cayhall."
"Ya, benar. Tapi bukankah dia baru-baru ini memutuskan jasa pelayanan
Anda?" "Benar. Dan sekarang dia memakai lagi biro hukum kami." Adam bisa
mendengar tombol keyboard berdetak-detak ketika Marks mengumpulkan katakatanya
ke dalam komputer. "Begini. Kami mendengar kabar angin, cuma kabar angin, saya rasa, bahwa
Sam Cayhall adalah kakek Anda." "Dari mana Anda dengar ini?" "Ah, Anda tahu,
kami punya narasumber, dan kami harus melindungi mereka Saya tak bisa
mengatakan dari mana kabar itu berasal, Anda tahu."
"Yeah, saya tahu." Adam menghela napas dalam dan membiarkan Marks
menunggu semenit. "Di mana Anda sekarang?" "Di kantor."
"Di mana" Saya tidak kenal kota ini."
www.ac-zzz.tk "Di mana Anda?" Marks bertanya
"Pusat kota Di kantor kami."
"Saya tidak jauh. Saya bisa ke sana dalam sepuluh menit."
"Tidak, jangan di sini. Mari kita bertemu di tempat lain. Di bar kecil yang
tenang di mana saja"
"Baiklah. Hotel Peabody terletak di Jalan Union,
308 tiga blok dari kantor Anda. Di samping lobinya ada bar yang nyaman
bernama Mallards." "Saya akan ke sana* dalam lima belas menit. Cuma Anda dan saya, oke?"
"Pasti." Adam meletakkan gagang telepon. Surat perjanjian dengan Sam

Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mencantumkan syarat yang tak jelas dan kendur, berusaha mencegah
pengacaranya bicara dengan pers. Kalimat itu punya kelemahan yang bisa
dilanggar pengacara mana pun, tapi Adam tak berniat mempersoalkan urusan
itu. Sesudah dua kali berkunjung, kakeknya masih tetap merupakan misteri. Ia
tak suka pengacara dan siap memecat satu lagi begitu saja, sekalipun itu
cucunya sendiri. Mallards dengan cepat dipenuhi profesional-profesional muda yang letih dan
butuh beberapa teguk minuman keras untuk pulang ke pinggir kota. Tak banyak
orang yang benar-benar tinggal di pusat kota Memphis, maka para bankir dan
broker bertemu di sini dan bar lain yang tak terhitung jumlahnya meneguk bir
dalam botol hijau dan menghirup vodka Swedia. Mereka berjajar mengelilingi
bar dan berkumpul sekeliling meja kecil untuk membahas arah perubahan pasar
dan berdebat tentang masa depan terbaik. Bar itu tempat yang gaya dengan
dinding bata asli dan lantai dari kayu keras asli. Sebuah meja di samping pintu
me309 nyangga nampan berisi sayap dan hati ayam di-bungkus irisan babi asin.
Adam melihat seorang laki-laki muda bercelana jeans memegang buku
catatan. Ia memperkenalkan
www.ac-zzz.tk diri dan mereka menuju meja di sudut. Todd tak lebih dari 25 tahun. Ia
memakai kacamata berbingkai kawat, rambutnya sampai ke pundak, sikapnya
ramah dan sedikit resah. Mereka memesan Heineken.
Buku catatan itu diletakkan di meja, siap beraksi, dan Adam memutuskan
memegang kendali. "Ada beberapa persyaratan pokok," katanya "Pertama,
segala yang saya katakan adalah off the record. Anda tak bisa mengutip
perkataan saya tentang segala hal. Setuju?"
Marks mengangkat pundak, seolah-olah ini bukan masalah, tapi bukan yang
dikehendakinya "Oke," katanya.
"Saya rasa Anda menyebutnya deep background, atau semacam itu."
"Begitulah." "Saya akan menjawab beberapa pertanyaan Anda, tapi tidak banyak. Saya
ada di sini sebab ingin Anda mendapatkan yang benar, oke?"
"Cukup adil. Apakah Sam Cayhall kakek Anda?"
"Sam Cayhall adalah klien saya, dan dia menginstruksikan agar saya tidak
bicara kepada pers. Itu sebabnya Anda tak bisa mengutip apa yang saya
katakan. Saya di sini untuk mengonfirmasikan atau menyangkal. Itu saja."
310 "Oke. Tapi apakah dia kakek Anda?" "Ya"
Marks menarik napas dalam dan melahap fakta luar biasa yang tak diragukan
lagi akan mengarah pada berita luar biasa. Ia sudah bisa melihat kepala
beritanya. Kemudian disadarinya bahwa ia harus mengajukan pertanyaan lagi. Dengan
hati-hati ia mengambil pena dari saku. "Siapa ayah Anda?" "Ayah saya sudah
meninggal." Mereka lama terdiam. "Oke. Jadi, Sam adalah ayah ibu Anda."
"Bukan. Sam adalah ayah dari ayah saya." "Baiklah. Mengapa Anda punya nama
keluarga yang berbeda?" "Sebab ayah saya ganti nama." "Mengapa?"
"Saya tak ingin menjawab yang itu. Saya tak ingin mengupas latar belakang
keluarga terlalu banyak."
"Apakah Anda besar di Clanton?"
www.ac-zzz.tk "Tidak. Saya lahir di sana, tapi meninggalkannya ketika saya berumur tiga
tahun. Orangtua saya pindah ke California. Di sanalah saya dibesarkan."
"Jadi, Anda tidak berkumpul dengan Sam Cayhall?" "Tidak."
"Apakah Anda mengenalnya?"
"Saya bertemu dengannya kemarin."
Marks mempertimbangkan pertanyaan selanjut311
nya, dan syukurlah bir tiba. Mereka meneguknya bersama-sama dan tak
mengucapkan apa-apa. Ia menatap buku catatan, menuliskan sesuatu, lalu bertanya "Sudah berapa
lama Anda bekerja di Kravitz & Bane?"
"Hampir satu tahun."
"Berapa lama Anda menangani kasus Cayhall?" - "Satu setengah hari."
Ia minum panjang-panjang dan mengawasi Adam, seolah-olah mengharapkan penjelasan. "Dengar... uh... Mr. Hall..."
"Panggil saja Adam." . "Baiklah, Adam. Rasanya ada banyak kesenjangan di
sari. Bisakah kau membantuku sedikit?"
"Tidak." "Baiklah. Aku membaca bahwa Cayhall memecat Kravitz & Bane baru-baru
ini. Apakah kau menangani kasus tersebut ketika hal ini terjadi?"
"Baru saja kukatakan padamu bahwa baru satu setengah hari aku menangani
kasus ini." "Kapan pertama kali kau pergi ke death row"'
"Kemarin." "Apakah dia tahu kau akan datang?" "Aku tidak mau menjawab itu." "Kenapa
tidak?" "Ini masalah yang sangat konfidensial. Aku tak ingin membicarakan
kunjunganku ke death row. Aku hanya akan mengonfirmasikan atau menyangkal
hal-hal yang bisa kauverifikasi di tempat lain."
"Apakah Sam punya anak lain?"
312 www.ac-zzz.tk "Aku tak akan membicarakan keluarga. Aku yakin surat kabarmu sudah
pernah meliput hal W "Tapi itu sudah lama."
"Kalau begitu, carilah lagi."
Sekali lagi'ia meneguk minuman lama-lama dan memandang buku catatan
lama-lama. "Bagaimanakah peluang eksekusi ini akan dilaksanakan pada tanggal
8 Agustus?" "Itu sangat sulit dikatakan. Aku tak ingin berspekulasi."
"Tapi semua dalih pembelaan sudah habis, bukan?"
"Mungkin. Katakan saja aku mendapatkan pekerjaan yang memang
dirancang untukku." "Bisakah Gubernur memberikan pengampunan?" "Ya"
"Apakah itu suatu kemungkinan?" "Sangat kecil. Kau harus bertanya
padanya." "Apakah klienmu akan memberikan wawancara sebelum eksekusi?"
"Aku meragukannya."
Adam melirik jam tangan, seolah-olah mendadak harus mengejar pesawat
terbang. "Ada yang lainnya?" ia bertanya, lalu menghabiskan bir,
Marks menjejalkan pena ke dalam saku kemeja. "Bisakah kita bicara lagi?"
"Tergantung." "Tergantung apa?"
"Tergantung bagaimana caramu menangani ini.
313 Kalau kau menyeret-nyeret urusan keluarga, j kan saja." ^
*Pasti ada yang disembunyikan." "No comment" Adam berdiri dan menaw
jabat tangan. "Senang berjumpa denganmu," ^ nya ketika mereka bersalaman.
' ata" Terima kasih. Aku akan meneleponmu " Adam berjalan cepat-cepat
melewati oran nyak di bar dan menghilang lewat lobi hotel *
314 ENAM BELAS Dari semua peraturan konyol dan rewel yang dikenakan pada penghuni The
Row, satu yang paling menjengkelkan Sam adalah peraturan satu setengah
www.ac-zzz.tk senti. Peraturan hasil pemikiran cemerlang ini membatasi banyaknya dokumen
hukum yang bisa dimiliki penghuni penjara di dalam selnya. Dokumen-dokumen
itu tak boleh lebih tebal dari satu setengah senti bila ditumpuk dan ditekan
rapat. Berkas Sam tak jauh berbeda dari milik narapidana lain, dan sesudah
sembilan tahun perang hukum, berkas itu sudah mengisi penuh sebuah kardus
besar. Bagaimana caranya bisa melakukan riset dan penelitian dan bersiap
dengan adanya pembatasan-pembatasan seperti peraturan satu setengah senti
itu" Beberapa kali Packer pernah memasuki selnya dengan penggaris yang
dilambai-lambaikannya seperti pemimpin band dan dengan hati-hati menempelkannya pada dokumen-dokumen itu. Tiap kali Sam selalu melewati
batas; sekali pernah tertang315
dengan dokumen, yang menurut penilaian Packer, setebal enam setengah
senti. Dan tiap kali Packer menulis RVR - rules violation report atau laporan
pelanggaran peraturan - lebih banyak lagi dokumen yang masuk dalam berkas
penjara Sam. Sam kerap kali bertanya-tanya dalam hati, apakah berkasnya di
gedung administrasi utama lebih tebal dari satu setengah senti. Ia berharap
demikian. Dan siapa yang peduli" Mereka sudah sembilan setengah tahun
mengurungnya dalam sangkar dengan satu tujuan untuk mempertahankan
nyawanya, sehingga suatu hari mereka bisa mengambilnya. Apa lagi yang bisa
mereka lakukan terhadapnya"
Tiap kali Packer memberinya waktu 24 jam antuk menipiskan berkasnya.
Sam biasanya mengeposkan beberapa senti kepada saudaranya di North
Carolina. Beberapa kali ia pernah dengan enggan mengirimkan satu atau dua
senti kepada E. Gamer Goodman.
Pada saat ini dokumennya sekitar tiga setengah senti lebih. Dan ia
menyembunyikan sebuah berkas tipis tentang kasus-kasus terbaru yang
diputuskan Mahkamah Agung di bawah kasurnya. Dan ia punya setengah senti di
sel sebelah, tempat Hank Henshaw mengawasinya di atas rak buku. Dan ia
punya hampir satu senti di sel sebelah lagi, di atas tumpukan dokumen J.B.
www.ac-zzz.tk Gullit. Sam memeriksa semua dokumen dan surat untuk Henshaw dan Gullit.
Henshaw punya pengacara yang baik, yang dibeli dengan uang keluarga. Gullit
mendapatkan 316 pengacara tolol dari sebuah biro hukum besar di D.C. yang tak pernah
melihat ruang sidang. Peraturan tiga buku adalah pembatasan membingungkan lain yang
menentukan apa yang bisa disimpan narapidana dalam sel mereka. Peraturan
itu menyebutkan seorang terpidana mati boleh memiliki tak lebih dari tiga
buku. Sam punya lima belas, enam di dalam selnya, dan sembilan bertebaran di
antara klien-kliennya di The Row. Ia tak punya waktu untuk membaca fiksi.
Koleksinya terbatas pada buku-buku hukum tentang hukuman mati dan
Amandemen Kedelapan. Ia sudah menghabiskan makan malam yang terdiri atas babi rebus, kacang
pinto, dan roti jagung, dan ia sedang membaca kasus dari Pengadilan Ninth
Circuit di California tentang narapidana yang begitu tenang menghadapi
kematiannya, sam- " pai para pengacaranya memutuskan ia pasti gila. Lalu
mereka mengajukan serangkaian mosi, menyatakan klien mereka benar-benar
terlalu gila untuk dieksekusi. Pengadilan Ninth Circuit dipenuhi orang-orang
California liberal yang menentang hukuman mati, dan mereka melompat pada
argumentasi baru ini. Eksekusi ditunda. Sam suka kasus ini. Ia berkali-kali
berangan-angan dirinya diawasi Pengadilan Ninth Circuit, bukannya Pengadilan
Fifth Circuit. Gullit di sel sebelah berkata, "Ada layang-layang, Sam," dan Sam pun
berjalan ke jeruji. Menerbangkan layang-layang adalah metode korespondensi
satu-satunya bagi para penghuni penjara yang terpisah beberapa sel. Gullit
mengangsurkan catatan tersebut kepadanya. Itu dari Preacher Boy, bocah kulit
putih yang menyedihkan, tujuh sel dari sana. Pada umur empat belas ia jadi
pengkhotbah kampung, pengutuk maksiat, namun karier itu terpotong pendek
dan mungkin tertunda selamanya ketika ia dijatuhi vonis bersalah melakukan
pemerkosaan dan pembunuhan terhadap istri seorang diaken. Umurnya
www.ac-zzz.tk sekarang 24 tahun, penghuni The Row selama tiga tahun, dan baru-baru ini
kembali taat pada ajaran gereja. Catatan itu berbunyi demikian:
Dear Sam, Aku di sini saat ini, mendoakan dirimu. Aku benar-benar percaya Tuhan
akan campur tangan dalam urusan ini dan menghentikannya. Tapi bila tidak,
aku memohon pada-Nya untuk mengambilmu dengan cepat, tanpa sakit atau
apa pun, dan membawamu pulang.
Salam kasih, Randy. Sungguh hebat, pikir Sam. Mereka sudah berdoa agar aku pergi dengan
cepat, tanpa sakit atau apa pun. Ia duduk di tepi ranjang dan menuliskan pesan
pendek pada secarik kertas.
Dear Randy, Terima kasih atas doamu. Aku membutuhkannya. Aku juga butuh salah
satu bukuku. Judulnya Bronsterin's Death Penalty
Review. Warnanya hijau. Kirimkanlah ke sini.
Sam. Ia menyerahkannya kepada J.B. dan menunggu dengan tangan terulur di
antara jeruji ketika layang-layang itu berjalan sepanjang lorong. Saat itu
hampir pukul 20.00, masih panas dan gerah, tapi di luar hari mulai gelap.
Malam akan menurunkan suhu sampai sedikit di bawah delapan puluh derajat,
dan dengan kipas angin berputar menderu, mereka bisa tahan di dalam sel-sel
itu. Sam menerima beberapa layang-layang sepanjang hari
itu. Semua menyatakan simpati dan harapan. Semua menawarkan bantuan apa pun yang
tersedia. Musik lebih tenang, dan teriakan yang .meledak sekali-sekali bila hak
seseorang dilanggar tak pernah terjadi. The Row pun lebih damai selama dua
hari ini. Televisi berbunyi sepanjang hari sampai malam, tapi suaranya
dikecilkan. Tie* A secara mencolok terasa tenang.
"Aku dapat pengacara baru," kata Sam pelan, sambil membungkuk
bertelekan siku dengan tangan tergantung ke gang. Ia tidak memakai apa-apa
kecuali celana kolor. Ia bisa melihat telapak dan pergelangan tangan Gullit,
www.ac-zzz.tk tapi tak pernah bisa melihat wajahnya bila mereka bicara dalam sel masingmasing.
Tiap hari, sewaktu digiring keluar
untuk berolah raga selama satu jam, Sam berjalan perlahan-lahan di lorong
penjara itu dan menatap mata rekan-rekannya. Mereka balas menatapnya Ia
mengingat-ingat wajah mereka dan mengenali suara mereka. Sebab rasanya
kejam hidup bersebelahan dengan seseorang selama bertahun-tahun dan
bercakap-cakap panjang tentang hidup dan mati, tapi cuma melihat tangannya.
"Itu bagus, Sam. Aku senang mendengarnya."
"Yeah. Anak itu cukup cerdas, kurasa."
"Siapa dia?" Gullit menangkupkan tangan. Kedua tangan itu tak bergerak.
"Cucuku," Sam berkata pelan, sekadar cukup didengar Gullit. Ia bisa
dipercaya untuk memegang rahasia.
Jemari Gullit bergerak sedikit ketika ia merenungkan ucapan ini. "Cucumu?"
"Ya Dari Chicago. Biro hukum besar. Menurutnya kita mungkin punya
peluang." "Kau tak pernah cerita kau punya cucu."
"Dua puluh tahun aku tak pernah melihatnya. Muncul kemarin dan
mengatakan padaku dia pengacara dan ingin menangani kasusku." "Di mana saja dia
selama sepuluh terakhir ini?"
"Tumbuh dewasa, kurasa. Dia cuma anak-anak. Dua puluh enam, kurasa."
"Kau akan membiarkan seorang anak umur 26 tahun menangani kasusmu?"
Ucapan ini sedikit mengesalkan Sam. "Aku tak punya banyak pilihan saat
ini." 320 "Aduh, Sam, kau lebih banyak tahu tentang urusan hukum daripada dia."
"Aku tahu, tapi rasanya menyenangkan punya pengacara asli di luar sana,


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengetik mosi dan pembelaan dengan komputer asli dan mengajukannya ke
pengadilan, kau tahu. Rasanya menyenangkan punya seseorang yang bisa lari ke
pengadilan dan berdebat dengan para hakim, seseorang yang bisa bertarung
dengan negara bagian pada kedudukan setara."
www.ac-zzz.tk Ini rupanya memuaskan Gullit, sebab selama beberapa menit ia tidak
bicara. Tangannya diam, tapi kemudian ia mulai menggosok-gosokkan ujung
jari. Ini berarti ada sesuatu yang mengusiknya. Sam menunggu.
"Selama ini aku memikirkan sesuatu, Sam. Sepanjang hari hal ini
mengusikku." "Apa itu?"
"Nah, selama tiga tahun ini kau ada di sana dan aku di sini, kau tahu, dan
kaulah sahabatku yang pating baik di dunia. Kau satu-satunya yang bisa
kupercaya, kau tahu. Entah apa yang akan kulakukan bila mereka menggiringmu di sepanjang gang dan menuju kamar gas. Maksudku, biasanya
ada kau untuk memeriksa urusan hukumku, urusan yang tak pernah kumengerti.
Kau selalu memberiku nasihat yang bagus dan memberitahukan apa yang hams
kulakukan. Aku tak bisa mempercayai pengacaraku di D.C. Dia tidak menelepon
atau menyuratiku, dan aku tak tahu apa yang
321 terjadi dengan kasusku. Maksudku, aku tak tahu apakah waktuku tinggal
setahun atau lima tahun lagi. dan itu saja sudah cukup membuatku giia_ Kalau bukan karena kau,
aku tentu sudah gila sekarang. Dan bagaimana kalau kau tak berhasil?" Sekarang
tangannya melompat dan menjulur dengan segala macam intensitas. Katakatanya
berhenti dan gerakan tangannya pun reda.
Sam menyalakan rokok dan menawarkan sebatang kepada Gullit, satusatunya orang di
penjara itu dengan siapa ia mau berbagi. Hank Henshaw, di
sebelah kirinya tidak merokok. Mereka merokok sejenak, masing-masing
mengembuskan awan asap ke deretan jendela di bagian atas gang.
Akhirnya Sam berkata, "Aku takkan ke mana-mana J.B. Pengacaraku
mengatakan kita punya peluang besar."
"Kau mempercayainya?"
"Kurasa begitu. Dia bocah yang cerdas." .
"Tentu aneh punya cucu yang jadi pengacaramu. Aku tak dapat
membayangkannya." Gullit berumur 31 tahun, sudah menikah, tanpa anak, dan
sering mengeluh tentang simpanan istrinya atau pacar dunia bebasnya Ia
www.ac-zzz.tk seorang wanita kejam yang tak pernah datang menjenguk, dan suatu ketika
pernah menulis sepucuk surat pendek dengan kabar baik bahwa ia hamil. Dua
hari Gullit bersungut murung, sebelum mengaku kepada Sam bahwa selama
bertahun-tahun ia sendiri telah memukuli istrinya dan menyeleweng dengan
perempuan lain. 322 Sebulan kemudian istrinya menulis lagi dan mengatakan menyesal. Seorang
teman meminjaminya uang untuk aborsi, ia menerangkan, dan ia tidak
menginginkan cerai. Gullit tak bisa lebih bahagia lap.
"Agak aneh, kurasa," kata Sam. "Dia sama sekali tidak mirip denganku, tapi
mirip ibunya" "Jadi, bocah itu datang begitu saja dan mengatakan dia cucumu yang lama
hilang?" "Tidak. Tidak pada mulanya. Kami bicara beberapa lama dan suaranya
seperti sudah kukenal. Kedengaran seperti suara ayahnya."
"Ayahnya putramu, benar?"
"Yeah. Dia sudah mati."
"Anakmu sudah mati?"
"Yeah." Buku hijau itu akhirnya tiba dari Preacher Boy dengan satu catatan lain
tentang mimpi luar biasa yang ia alami dua malam yang lalu. Baru-baru ini ia
mendapat anugerah spiritual yang langka untuk menafsirkan mimpi, dan tak
sabar lagi untuk berbagi dengan Sam. Mimpi itu masih muncul, dan begitu
selesai menyusunnya ia akan menguraikannya menafsirkannya dan mengilustrasikannya untuk Sam. Itu kabar bagus, ia sudah tahu begitu banyak.
Setidaknya ia sudah berhenti bernyanyi, kata Sam pada diri sendiri ketika ia
menyelesaikan catatan itu dan duduk di ranjang. Preacher Boy dulu seorang
penyanyi gereja dan juga penulis
323 agu, dan secara periodik mendapati dirinya kerasukan roh, sehingga merayu
seluruh penjara itu dengan lagu berkekuatan penuh pada segala jam, siang dan
www.ac-zzz.tk malam. Ia penyanyi tenor yang tak terlatih dengan suara sumbang, tapi
volumenya luar biasa. Keluhan pun berdatangan dengan cepat dan hebat ketika
ia melolongkan lagu barunya ke gang. Packer sendiri biasanya turun tangan
untuk menghentikan keributan itu. Sam bahkan mengancam bertindak secara
hukum dan mempercepat eksekusi bocah itu bila lolongan kucing kawin itu
tidak berhenti, suatu langkah sadis yang kelak ia sesah. Bocah malang itu cuma
gila, dan seandainya Sam hidup cukup lama, ia merencanakan akan memakai
strategi kegilaan yang pernah dibacanya dari kasus California itu.
Ia berbaring di ranjang dan mulai membaca Kipas angin mengembus
halaman buku dan me-nyirkulasikan udara yang lengket, tapi dalam beberapa
menit seprai di bawahnya sudah basah. Ia tidur dalam kelembapan sampai pagi
sebelum fajar, ketika The Row terasa nyaris sejuk dan seprai nyaris kering.
324 TUJUH BELAS Auburn house tak pernah menjadi rumah atau tempat tinggal, tapi selama
Hati Yang Terberkahi 18 Pendekar Rajawali Sakti 46 Misteri Peramal Tua Pendekar Pemanah Rajawali 11
^