Pencarian

Kamar Gas 7

Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham Bagian 7


satu di antara panel yang menyenangkan, tapi mereka telah terpilih sebagai
anggotanya dan tak seorang pun berani menolak. Semuanya demi biro
hukum ini. Bekerjasamalah!
Adam tiba di kantor pukul 07.30. Sudah sepuluh hari ia meninggalkannya,
paling lama selama ini. Emmitt Wycoff telah menyerahkan pekerjaan Adam
kepada associate muda lain. Tak pernah ada kekurangan pelonco di Kravitz Sc,
Bane. Pukul 08.00 ia bersembunyi di ruang konferensi sempit yang tak terpakai di
dekat perpustakaan lantai enam puluh. Ia gelisah, tapi berusaha keras
menyembunyikannya. Ia meneguk kopi dan membaca koran pagi. Parchman ada
www.ac-zzz.tk di dunia lain. Ia mempelajari daftar lima belas nama dalani Komite Personalia,
dan tak satu pun dikenalnya Sebelas orang asing yang akan mempermainkan
masa depannya selama satu jam mendatang, lalu cepat-cepat mengambil suara
dan beranjak pada urusan lain yang lebih penting. Wycoff muncul dan
mengucapkan halo beberapa menit sebelum pukul 08.00. Adam mengucapkan
terima kasih kepadanya untuk segalanya, minta maaf karena telah menimbulkan begitu banyak masalah, dan mendengarkan ketika Emmitt
menjanjikan hasil yang cepat dan memuaskan.
Garner Goodman membuka pintu pada pakai < 08 05 "Kelihatannya cukup
bagus," katanya, nya-ris berbisik. "Saat ini ada sebelas orang hadir. Kita
487 mendapatkan komitmen sedikitnya dari lima orang. Tiga di antara pemihak
Rosen ada di sini, tapi kelihatannya dia akan mendapatkan satu atau dua suara
abstain." "Apakah Rosen di sini?" tanya Adam, tahu jawabannya, tapi berharap
mungkin bangsat tua itu' mati dalam tidurnya
"Ya, tentu saja. Dan kupikir dia khawatir. Emmitt masih menelepon ke sana
kemari pukul sepuluh tadi malam. Kita sudah mendapatkan suara, dan Rosen
tahu itu." Goodman beranjak ke pintu dan menghilang.
Pada pukul 08.15, ketua membuka rapat dan mengumumkan kuorum.
Pemecatan Adam Hall adalah satu-satunya pokok bahasan dalam agenda,
sebenarnya satur-satunya alasan rapat istimewa ini diadakan. Emmitt Wycoff
yang pertama bicara, dan dalam sepuluh menit berhasil menceritakan dengan
bagus betapa hebatnya Adam. Ia berdiri di salah satu ujung meja di depan
sederet rak buku dan berbicara santai, seolah-olah mencoba membujuk suatu
dewan juri. Sedikitnya separo dari sebelas orang itu tak mendengarkan sepatah
kata pun. Mereka memeriksa dokumen dan berkutat dengan kalender.
Garner Goodman yang berikutnya berbicara. Dengan cepat ia menyampaikan ringkasan kasus Sam Cayhall dan memberikan penilaian jujur
bahwa dari segala sudiut, Sam kemungkinan besar akan dieksekusi tiga minggu
lagi. Kemudian ia www.ac-zzz.tk 488 membual tentang Adam, mengatakan ia mungkin keliru tidak mengungkapkan hubungannya dengan Sam, tapi peduli amat. Itu kejadian dulu,
sekarang adalah sekarang. Saat ini jauh lebih penting bila klienmu cuma punya
waktu tiga minggu untuk hidup.
Tak satu pun pertanyaan diajukan kepada Wycoff maupun Goodman.
Pertanyaan-pertanyaan itu jelas disimpan untuk Rosen.
Pengacara punya ingatan panjang. Kau bisa menggorok leher seseorang hari
ini, dan ia akan menunggu dengan sabar di tengah semak-semak selama
bertahun-tahun, sampai ia bisa membalas hal itu. Daniel Rosen punya banyak
jasa bertebaran di lorong-lorong Kravitz & Bane, dan sebagai pelaksana dia
sedang dalam proses mengumpulkannya. Ia telah menginjak orang, orangorangnya
sendiri, selama bertahun-tahun. Ia penganiaya pembohong, bajingan
keji. Pada hari-hari kejayaannya, ia adalah jantung dan jiwa biro hukum itu,
dan ia tahu itu. Tak seorang pun akan menantangnya. Ia mencerca
associateassociate muda dan menyiksa sesama partner. Ia kasar terhadap
komitekomite, tak mengindahkan kebijaksanaan firma, mencuri klien dari pengacara
lain di Kravitz & Bane, dan sekarang dalam masa surut kariernya ia sedang
menuai hasil perbuatannya.
Dua menit dalam presentasinya ia disela untuk pertama kalinya oleh seorang
partner muda yang suka bermotor dengan Emmitt Wycoff. Rosen se489
dang mondar-mandir, seolah-olah bermain dalam ruang sidang yang penuh
sesak di masa jayanya, ketika pertanyaan tersebut menghentikannya. Sebelum
ia bisa memikirkan jawaban sarkastis, pertanyaan lain menerpanya. Saat ia
bisa-memikirkan satu jawaban untuk salah satu dari dua pertanyaan pertama
itu, pertanyaan ketiga muncul entah dari mana. Pertempuran itu mulai.
Tiga interogator bekerja bagaikan regu bisbol yang efisien, dan jelas
mereka sudah berlatih sebelumnya. Secara bergiliran mereka menghujani
Rosen dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak kenal belas kasihan, dan dalam
semenit ia pun mengumpat dan melontarkan caci maki. Mereka secara
www.ac-zzz.tk keseluruhan bersikap tenang. Masing-masing punya buku tulis dengan sesuatu
apa yang tampak seperti daftar panjang berisi pertanyaan. "Di manakah
conflict of interest-nya, Mr. Rosen?" "Sudah tentu seorang pengacara bisa
mewakili seorang anggota keluarga, benar, Mr. Rosen?"
"Apakah dalam wawancara spesifik Mr. Hail ditanya apakah biro hukum ini
mewakili salah saru anggota keluarganya?"
"Apakah Anda keberatan terhadap publisitas, Mr. Rosen?"
"Mengapa Anda menganggap pub/isitas sebagai sesuatu yang negatif?"
"Apakah Anda akan mencoba membantu seorang anggota keluarga yang
sedang menunggu hukuman mati?"
"Bagaimana perasaan Anda tentang bukuman
mati, Mr. Rosen?" "Apakah Anda diam-diam menginginkan Sam Cayhall dieksekusi karena dia
membunuh orang Yahudi?"
"Menurut Anda, apakah Anda tidak menyergap Mr. Hall?"
Sungguh tak menyenangkan. Sebagian dari kemenangan terbesar di ruang
sidang dalam sejarah Chicago belakangan ini milik Daniel Rosen, tapi di sini ia
terpaksa menerima mulutnya ditendangi dalam suatu pertarungan tak
bermakna di depan sebuah komite. Bukan di hadapan dewan juri. Bukan di
hadapan hakim. Komite. * Gagasan untuk mundur tak pernah masuk dalam pikirannya. Ia terus
mendesak, makin keras dan makin menyengat. Bantahan dan jawabannya yang
kecut jadi makin pribadi, dan ia mengucapkan sesuatu yang keji tentang Adam.
Tindakannya keliru. Yang lain bergabung dalam percekcokan itu, dan
dengan cepat Rosen tercabik-cabik bagaikan mangsa yang terluka, cuma
beberapa langkah di depan kawanan serigala. Ketika jelas takkan pernah
mendapat suara mayoritas dalam komite itu, ia menurunkan suara dan
menenangkan sikap. Ia menutup pembicaraannya dengan kesimpulan tenang tentang pertimbangan etika dan usaha menghindari munculnya sesuatu yang tidak sah,
dogma yang dipelajari para pengacara di sekolah
www.ac-zzz.tk hukum dan saling dilontarkan ketika bertarung, tapi tak dihiraukan bila
dirasa perlu. Setelah selesai berbicara, Rosen menghambur keluar dari ruangan, dalam
hati mencatat siapa saja yang telah berani melecehkannya. Ia akan menulis
nama mereka dalam sebuah berkas begitu sampai ke meja kerja dan suatu
hari... nah. suatu han kelak ia akan melakukan pembalasan.
Kertas-kertas, buku catatan, dan peralatan elektronik menghilang dari meja
yang mendadak bersih. Yang ada hanya kopi dan cangkir-cangkir kosong Ketua
melakukan pengambilan suara. Rosen mendapat- lima. Adam mendapat enam.
Komite Personalia langsung bubar dan menghilang dengan tergesa-gesa.
"Enam lawan lima?" Adam mengulangi saat memandang wajah Goodman dan
Wycoff yang lega tapi tidak tersenyum.
"Kemenangan total, seperti biasa," Wycoff melucu.
"Bisa lebih buruk." kata Goodman. "Kau bisa saja dipecat."
"Mengapa aku tidak terlalu gembira" Maksudku, kurang satu suara saja dan
aku akan jadi sejarah."
Tidak begitu," Wycoff menjelaskan. "Penarikan suara itu sudah dihitung
sebelum rapat. Rosen mungkin mendapat dua suara tegas, dan yang lain tetap
memihaknya, sebab mereka tahu kau akan menang. Kau tidak tahu betapa
hebatnya persuasi yang berlangsung tadi malam. Ini akan menghabisi
Rosen. Dalam tiga bulan dia akan menyingkir."
"Mungkin lebih cepat," Goodman menambahkan. "Dia meriam yang tak
terkendali. Semua sudah muak dengannya."
Termasuk aku," kata Adam.
Wycoff melirik jam tangan. Saat itu pukul 08.45, dan ia harus hadir di
pengadilan pukul 09.00. "Dengar, Adam, aku harus bergegas," katanya sambil
mengancingkan jas. "Kapan kau akan kembali ke Memphis?"
"Hari ini, kurasa."
"Bisakah kita makan siang bersama" Aku ingin
bicara denganmu." Tentu."
www.ac-zzz.tk Ia membuka pintu dan berkata, "Bagus. Sekretarisku akan meneleponmu.
Aku harus bergegas. Sampai jumpa." Dan ia menghilang.
Goodman mendadak melirik jam tangan juga. Jamnya berjalan lebih lamban
daripada pengacara-pengacara asli di biro hukum tersebut, tapi ia pun punya
janji pertemuan yang harus ditepati. "Aku hams menemui seseorang di
kantorku. Aku akan ikut makan siang bersama kalian."
"Satu suara keparat," Adam mengulangi, menatap ke dinding.
"Sudahlah, Adam. Sebenarnya tidak setipis itu."
"Rasanya benar-benar tipis."
"Dengar, kita harus melewatkan beberapa jam bersama-sama sebelum kau
berangkat. Aku ingin 493 Adam duduk di atas meja, kan kepala
dengar tentang Sam, oke" Ma makan siang." Ia membuka pir
Mari kita mu* P"ntu dan rner
"^nggelen DUA PULUH LIMA Baker cooley dan pengacara-pengacara lain d! kantor Memphis mungkin tahu
sesuatu tentang pemecatan Adam yang mendadak dan pembatalannya yang
seketika, namun hal itu tidak kentara. Mereka memperlakukannya dengan cara
sama, yang berarti mereka sibuk dengan urusan sendiri dan menjauh dari
kantornya. Mereka tidak kasar kepadanya, sebab - bagaimanapun juga, ia dari
Chicago. Mereka tersenyum bila terpaksa, dan merelakan waktu beberapa saat
untuk percakapan singkat di gang bila Adam sedang berselera Namun mereka
pengacara corporate, dengan kemeja terkanji licin dan tangan lembut yang
tidak terbiasa dengan kotoran dan debu dalam pembelaan kasus pidana.
Mereka tidak pergi ke rumah tahanan atau penjara
atau berkotor-kotor mengunjungi klien. Mereka terutama bekerja di
belakang meja dan di sekeliling meja rapat dari kayu mahoni. Waktu mereka
dihabiskan untuk bicara dengan klien yang mampu membayar beberapa ratus
dolar sejam untuk men- www.ac-zzz.tk dapatkan nasihat, dan bila tidak bicara dengan klien, mereka bertelepon
atau makan siang bet- ? sama pengacara lain. bankir, dan eksekutif perusahaan
asuransi. Sudah cukup banyak berita di surat kabar untuk menimbulkan kegeraman di
kantor. Sebagian pengacara di sana malu melihat nama biro hukum mereka
dikaitkan dengan seorang tokoh macam Sam Cayhall. Sebagian besar di antara
mereka tidak tahu-menahu bahwa selama tujuh tahun ia telah diwakili kantor
Chicago. Sekarang teman-teman mengajukan pertanyaan. Beberapa pengacara
lain melontarkan jawaban lucu dan mengena. Para istri dicemoohkan dalam
jamuan minum teh di garden club. Para ipar mendadak tertarik pada karier
hukum mereka Sam Cayhall dan cucunya dengan cepat menjadi duri dalam daging bagi
kantor Memphis, tapi tak ada yang bisa dilakukan tentang hal itu.
Adam bisa merasakan hal ini. tapi tak memedulikannya Ini kantor sementara
cocok untuk tiga minggu, dan mudah-mudahan tidak sehari lebih lama. Jumat
pagi ia melangkah keluar dari lift, tidak menghiraukan resepsionis yang
mendadak sibuk mengatur majalah. Ia bicara dengan sekretarisnya seorang
wanita muda bernama Darlene, yang mengangsurkan pesan telepon dari Todd
Marks di Memphis Press. Ia membawa pesan telepon merah jambu itu ke kantornya dan melemparkannya ke keranjang sampah. Ia menggantungkan jasnya dan mulai menutupi
meja dengan kertas. Ada beberapa halaman catatan yang ia buat dalam penerbangan ke dan dari
Chicago, dan pleidoi-pleidoi yang mirip yang dipinjamnya dari berkas Goodman,
serta puluhan copy keputusan terakhir pengadilan federal.
Dengan cepat ia tenggelam dalam dunia teori dan strategi hukum. Chicago
jadi kenangan yang memudar.
Roflie Wedge memasuki gedung Brinkley Plaza melalui pintu depan ke Mali.
Ia sudah menunggu dengan sabar pada sebuah meja di kafe tepi jalan, sampai
Saab hitam itu muncul lalu berbelok ke tempat parkir di dekatnya. Ia memakai
kemeja putih dengan dasi, celana panjang katun keriput, dan pantofel santai,
www.ac-zzz.tk la meneguk es teh sambil mengawasi Adam berjalan menyusuri trotoar dan
memasuki gedung itu. Lobinya kosong ketika Wedge mengamati dengan cepat denah petunjuk
gedung itu. Kravitz & Bane menempati lantai tiga dan empat. Ada empat lift
yang serupa, dan ia masuk ke salah satu, menuju lantai delapan. Ia melangkah
ke dalam serambi sempit. Di sebelah kanan ada pintu* dengan nama perseroan
pengawas harta terpampang dalam huruf kuningan, dan di sebelah kiri ada
lorong yang berhubungan dengan pintu-pintu dari segala macam perusahaan. Di
samping pancuran air ada pintu ke tangga. Dengan santai ia turun
delapan tingkat, memeriksa pintu-pintu sambil berjalan. Tak seorang pun


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berpapasan dengannya di tangga itu. Ia masuk kembaJi ke lobi, lalu naik lift
lain. seorang diri, ke lantai tiga. Ia tersenyum kepada resepsionis yang masih
sibuk dengan majalah, dan akan menanyakan jalan ke perseroan pengurus
harta tadi ketika telepon berdering dan sekretaris itu sibuk dengannya. Satu set
pintu ganda kaca memisahkan tempat menerima tamu dari jalan masuk ke lift.
Ia naik ke lantai empat dan menemukan satu set pintu yang sama, tapi tanpa
resepsionis. Pintu-pintu itu terkunci. Pada dinding di sebelah kanan ada panel
masuk berkode dengan sembilan tombol bernomor.
Ia mendengar suara-suara, dan melangkah ke ruang tangga. Pada pintu itu
tak ada kunci dari kedua sisinya. Ia menunggu sejenak, lalu melewati pintu itu
dan minum air lama-lama. Satu lift terbuka, seorang laki-laki muda bercelana
khaki dan berblazer biru melangkah keluar dengan kardus dijepit pada satu
tangan dan sebuah buku tebal di tangan kanan. Ia beranjak ke pintu Kravitz &
Bane. Ia bersenandung keras, tidak memperhatikan Wedge menyelinap di
belakangnya. Ia berhenti dan dengan hati-hati menyeimbangkan buku hukum
tadi di atas kardus, membebaskan tangan kanan untuk memencet kode. Tujuh,
tujuh, tiga. Panel itu berbunyi pada setiap nomor. Wedge cuma beberapa senti
di belakangnya, mengintip dari atas pundak dan mencatat kode itu.
Laki-laki muda itu cepat-cepat memegang buku, baru akan berbalik ketika
Wedge menubruknya www.ac-zzz.tk sedikit dan berkata, "Sialan! Maaf! Saya tidak..." Wedge mundur selangkah
dan memandang tulisan di atas pintu. "Ini bukan Riverbend Trust," katanya,
tercengang dan bingung. "Bukan. Ini Kravitz & Bane." "Lantai berapa ini?" tanya
Wedge. Sesuatu berdetak dan kunci pintu terbuka. "Empat. Riverbend Trust ada
di lantai delapan." "Maaf," Wedge berkata lagi, sekarang malu dan nyaris
mengundang kasihan. "Saya pasti keluar di lantai yang salah."
Laki-laki muda itu mengernyit dan menggelengkan kepala, lalu membuka
pintu. "Maaf," kata Wedge untuk ketiga kalinya sambil mundur. Pintu tertutup dan
bocah itu menghilang. Wedge naik lift ke lobi utama dan meninggalkan gedung
itu. Ia meninggalkan pusat kota, mengemudi ke timur dan utara selama sepuluh
menit, sampai ke bagian kota yang penuh dengan perumahan pemerintah. Ia
berhenti di jalan masuk di samping Auburn House dan dihentikan seorang
penjaga berseragam. Ia cuma berputar, katanya, tersesat lagi, dan ia sangat
menyesal. Sewaktu mundur ke jalan, ia melihat Jaguar merah anggur milik Lee
Booth diparkir di antara dua bangunan.
Ia menuju sungai, ke arah pusat kota lagi, dan dua puluh menit kemudian
parkir di sebuah guserambi-serambi kayu yang sebagiaa bergantung tiga meter di
udara, sementara tebing itu menurun curam di bawahnya. Ia berhenti di kondominium
ketujuh dan menyelinap cepat ke serambi.
Ia beristirahat sejenak di kursi anyaman dan bermain dengan kabel telepon
di luar, seolah-olah sedang melakukan servis rutin. Tak seorang pun
melihatnya. Keleluasaan pribadi amat penting bagi orang-orang kaya ini;
mereka membayar mahal, dan setiap teras kecil di sana ditutupi dari teras
sebelahnya dengan papan-papan dekoratif dan segala macam tanaman gantung.
Kemejanya sekarang sudah basah dan lengket ke punggung.
Pintu geser kaca yang menghubungkan serambi luar ke dapur terkunci,
tentu saja. Kuncinya cukup sederhana, menghambatnya selama hampir satu
menit. Ia mengoreknya tanpa meninggalkan kerusakan atau jejak, lalu melirik
www.ac-zzz.tk sekitarnya untuk memeriksa sekali lagi sebelum masuk. Ini bagian yang rumit.
Ia perkirakan di sana ada sistem pengamanan, mungkin sistem pengaman
dengan kontak pada setiap jendela dan pintu. Karena tak.ada seorang pun di
rumah, kemungkinan besar sistem itu diaktifkan. Pertanyaan rumitnya adalah
sehebat apa kebisingan yang timbul bila ia membuka pintu. Apakah tanda
bahaya tanpa suara, ataukah ia akan terperanjat dengan sirene melengking"
Ia menarik napas, lalu perlahan-lahan menggeser pintu itu terbuka. Tak ada
sirene menyambutnya. Ia memandang cepat pada monitor di atas jendela, lalu melangkah ke
dalam. Kontak itu langsung menyiagakan Willis, pe". jaga di gerbang, yang
mendengar bunyi "tit rit" riuh meskipun tidak keras dari layar monitornya, Ia
melihat lampu merah berkedip-kedip di Nomor 7, rumah Lee Booth, dan
menunggunya sampai berhenti. Mrs. Booth
tersandung alarmnya paling sedikit dua kali sebulan, dan itu adalah ratarata
bagi orang-orang yang dijaganya. Ia memeriksa clipboard dan melihat Mrs.
Booth pergi pada pukul 09.15. Namun ia kadang-kadang menerima penginap,
biasanya laki-laki, dan sekarang keponakannya tinggal bersamanya. Maka Willis
mengawasi lampu merah itu selama 45 detik sampai lampau berhenti berkedip
dan kembali pada posisi on permanen.
Ini luar biasa, tapi tak perlu panik. Orang-orang ini tinggal di balik
dindingdinding dan membayar penjaga-penjaga bersenjata 24 jam sehari, jadi
mereka tidak serius dengan sistem alarm mereka. Ia cepat-cepat memutar nomor Mrs.
Booth. Tak ada jawaban. Ia menekan satu tombol dan mengirimkan berita
rekaman ke 911, meminta bantuan po-lisi- Ia membuka laci kunci dan memilih
anak kunci Nomor 7, kemudian meninggalkan gardu jaga dan berjalan cepat
melintasi lapangan parkir, untuk melihat keadaao kondominium Mrs. Booth. Ia
membuka sarung pistol, sehingga ia ia bisa meraih revolvernya seandainya
diperlukan. RoUie Wedge melangkah ke dalam gardu jaga dan melihat laci kunci yang
terbuka. Ia mengambil satu set, bertanda untuk Unit 7, bersama sehelai kartu
www.ac-zzz.tk dengan kode alarm dan instruksi, dan dengan sengaja mengambil pula kunci
serta kartu untuk Nomor 8 dan 13, sekadar untuk membingungkan y/illis dan
polisi. DUA PULUH ENAM Mula-mula mereka pergi ke makam, untuk memberikan penghormatan
kepada yang telah meninggal. Makam itu meliputi dua bukit kecil di tepi
Clanton. yang satu ditaburi nisan dan monumen rumit, tempat para keluarga
terkemuka menguburkan anggota keluarga mereka selama beberapa waktu, dan
mengukir nama mereka pada batu granit tebal. Bukit kedua untuk makam yang
lebih baru. dan bersama lewatnya waktu di Mississippi, batu nisan pun jadi
lebih kecil. Pohon-pohon ek dan elm besar menaungi sebagian besar tempat
pemakaman itu. Rumputnya terpangkas pendek dan semak-semaknya rapi.
Bunga azalea tumbuh di tiap sudut Clanton memberi prioritas pada ke-
nangkenangannya. Hari itu hari Sabtu yang indah, tak berawan, dan angin berembus pelan
sejak malam, mengusir kelembapan. Hujan sudah berhenti beberapa lama, dan
punggung bukit tampak lebat menghijau dengan tanaman dan bunga liar. Lee
berlutut di 504 samping nisan ibunya dan meletakkan karangan bunga kecil di bawah
namanya. Ia memejamkan mata, sementara Adam berdiri di belakangnya,
menatap makam itu. Anna Gates Cayhall. 3 September 1922-18 September
1977. Ia berusia 55 tahun ketika meninggal, Adam menghitung; berarti dirinya
berusia tiga belas tahun waktu itu, masih hidup dalam ketidaktahuan yang
penuh kebahagiaan di suatu tempat di California Selatan.
Ia dimakamkan sendirian, di bawah nisan tunggal. Ini saja sudah
menimbulkan sejumlah masalah. Pasangan hidup biasanya dimakamkan
berdampingan, setidaknya di wilayah Selatan, dengan yang pertama menempati
tempat pertama di bawah nisan ganda. Setiap berziarah mengunjungi yang
meninggal, yang hidup akan melihat namanya sendiri sudah terukir dan
menunggu di sana. www.ac-zzz.tk "Ayah berumur 56 ketika Ibu meninggal," Lee menerangkan sambil
menggandeng tangan Adam dan beringsut menjauhi makam itu. "Aku ingin dia
menguburkan Ibu sedemikian rupa, sehingga suatu hari kelak dia bisa
bergabung, tapi dia menolak. Kurasa dia memperkirakan masih punya beberapa
tahun tersisa, dan dia mungkin akan menikah lagi."
"Kau pernah bercerita padaku dia tak menyukai Sam."
"Aku yakin dia mencintainya dengan caranya sendiri. Mereka hampir empat
puluh tahun bersama-sama. Namun mereka tak pernah dekat. Setelah lebih
dewasa, aku menyadari dia tak suka
505 berada di sekitar Sam. Kadang-kadang dia mengungkapkan perasaannya
padaku. Dia gadis desa sederhana yang menikah pada usia muda, punya anak,
tinggal di rumah bersama mereka, dan diharapkan mematuhi suaminya. Ini
bukan sesuatu yang luar biasa pada saat itu. Kupikir dia sangat tertekan."
"Mungkin dia tak ingin Sam berada di sampingnya selama-lamanya."
"Aku pernah memikirkan hal itu. Sebenarnya Eddie menginginkan mereka
terpisah dan dimakamkan di ujung berseberangan di pemakaman ini." "Sungguh
bagus gagasan Eddie." "Dia pun tidak bergurau." "Berapa banyak yang dia
ketahui tentang Sam dan Klan?"
"Aku tak tahu. Kami tak pernah membicarakan itu. Aku ingat dia sangat
terhina setelah penangkapan Sam. Dia bahkan tinggal bersama Eddie dan kalian
beberapa lama, sebab para reporter terus mengusiknya." "Dan dia tak pernah
menghadiri pengadilannya?" "Tidak. Sam tak ingin dia menyaksikannya. Dia
punya masalah tekanan darah tinggi, dan Sam memakai itu sebagai dalih untuk
menjauhkannya ' dari pengadilan."
Mereka berbalik dan berjalan menyusuri jalan sempit, melintasi bagian lama
pemakaman itu. Mereka bergandengan tangan dan melewati nisan-nisan. Lee
menunjuk ke sederet pepohonan di seberang jalan di bukit yang lain. "Di sanalah
orang-orang kulit hitam dimakamkan," katanya. "Di bawah pohon-pohon itu. Pemakaman itu sempit."
"Kau bercanda"*Bahkan sampai hari ini?" "Benar, kau tahu, taruh mereka di
www.ac-zzz.tk tempat mereka. Orang-orang ini tidak tahan dengan gagasan ada seorang negro
berbaring di antara nenek moyang mereka."
Adam menggelengkan kepala dengan tercengang. Mereka menaiki bukit dan
beristirahat di bawah pohon ek. Berderet-deret makam terbentang damai di
bawah mereka, kubah Gedung Pengadilan Ford County berkilauan di bawah
cahaya matahari beberapa blok dari sana.
"Ketika masih kecil, aku suka bermain-main di sini," katanya pelan. Ia
menunjuk ke kanan, ke utara. "Setiap tanggai 4 Juli, kota merayakannya
dengan pesta kembang api, dan tempat duduk terbaik adalah di pemakaman
ini. Ada sebuah taman di bawah sana, dan di sanalah mereka menembakkan
kembang api. Kami naik sepeda dan datang ke kota untuk menyaksikan pawai,
berenang di kolam kota, dan bermain dengan teman-teman kami. Dan tepat
setelah gelap, kami semua akan berkumpul di sini, di tengah orang-orang mati,
duduk di nisan-nisan ini untuk menyaksikan kembang api. Laki-laki dewasa
bergerombol di samping truk mereka, tempat bir dan wiski disembunyikan, dan
para perempuan berbaring di kasur serta merawat
bayi. Kami berlarian, bermain-main gembira, dan mengendarai sepeda ke
segala penjuru tempat ini." "Eddie?"
Tentu saja. Eddie adik yang" normal, kadang-kadang nakal luar biasa, tapi
benar-benar menyenangkan. Aku merindukannya, kau tahu. Aku sa-ngat
merindukannya. Hubungan kami selama bertahun-tahun tidak begitu dekat,
tapi bila kembali ke kota ini, aku memikirkan adikku." "Aku pun merindukannya." "Aku dan dia datang ke sini, tepat di tempat ini, pada malam
dia lulus sekolah menengah. Aku sudah dua tahun tinggal di Nashville, dan aku
kembali sebab dia ingin aku menyaksikannya luks. Kami membawa sebotol
anggur murahan, dan kurasa itulah pertama kau' dia minum minuman keras.
Aku takkan pernah melupakannya. Kami duduk di sini, di atas nisan Emil Jacob,
dan meneguk anggur sampai botol itu kosong." Tahun berapa itu?"
"1961, kurasa. Dia ingin bergabung dengan Angkatan Bersenjata, sehingga
bisa meninggalkan Clanton dan menyingkir dari Sam. Aku tak ingin adikku
masuk ketentaraan, dan kami membicarakannya sampai matahari muncul/
www.ac-zzz.tk "Dia bingung?" "Dia umur delapan belas, mungkin sebingung kebanyakan anak-anak yang
bani saja lulus sekolah menengah. Eddie ngeri kalau tetap tinggal di Clanton
akan terjadi sesuatu pada dirinya, cacat genetik
508 akan muncul pada dirinya lalu dia akan jadi seperti Sam. Satu Cayhail lagi
dengan kerudung. Dia setengah mati ingin lari dari tempat ini." "Tapi kau lari
begitu bisa." "Aku tahu, tapi aku lebih tangguh daripada Eddie, setidaknya pada
umur delapan belas tahun. Aku tak bisa melihatnya meninggalkan rumah
semuda itu. Jadi, kami meneguk anggur dan mencoba mendapatkan pegangan
hidup." "Apakah ayahku pernah mendapatkan pegangan hidup?" "*
"Aku menyangsikannya, Adam. Kami berdua disiksa ayah kami dan kebencian
keluarganya. Ada beberapa hal yang kuharap kau tak pernah tahu, kisah-kisah
yang kudoakan tetap tak pernah diceritakan. Kurasa aku berhasil menyingkirkannya, sedangkan Eddie tak bisa."
Ia kembali menggandeng tangan Adam. Mereka berjalan di bawah cahaya
matahari, menyusuri jalan setapak, menuju bagian baru pemakaman itu. Ia
berhenti dan menunjuk sederet nisan kecil. "Di sinilah kakek buyutmu, bersama
para bibi, paman, dan anggota Cayhail lain."
Adam menghitung semuanya. Delapan. Ia membaca nama-nama dan
tanggalnya, dan mengucapkan dengan keras puisi serta ayat Kitab Suci serta
kata-kata perpisahan yang terpahat pada granit, r
"Ada banyak lainnya di desa," kata Lee. "Kebanyakan marga Cayhail berasal
dari sekitar Ka-raway, lima belas mil dari sini. Mereka orang509
orang desa, dan dikubur di belakang gereja-gereja desa."
"Apakah kau datang ke sini menghadiri semua pemakaman ini?"
"Beberapa di antaranya. Keluarga ini tak punya hubungan erat, Adam.
Sebagian dari orang-orang ini sudah mati bertahun-tahun sebelum aku tahu."
"Mengapa ibumu tidak dimakamkan di sini?" "Sebab dia tidak menginginkannya.
www.ac-zzz.tk Dia tahu akan meninggal, dan dia memilih tempat. Dia tak pernah menganggap
dirinya seorang Cayhail. Dia menganggap dirinya marga Gates." "Wanita cerdik."
Lee mencabut segenggam rumput liar dari makam neneknya dan
menggosokkan jari pada nama
Lydia Newsome Cayhail, yang meninggal pada tahun 1961 pada usia 72
tahun. "Aku ingat betul padanya," kata Lee, berlutut di rumput "Seorang wanita
Kristen yang baik. Dia akan berbalik dalam kuburnya bila tahu putra ketiganya
sedang menanti hukuman mati."
"Bagaimana dengannya?" tanya Adam, menunjuk suami Lydia, Nathaniel
Lucas Cayhail, yang meninggal tahun 1952 pada usia 64 tahun. Kemesraan
meninggalkan wajah Lee. "Dia laki-laki tua yang jahat," katanya. "Aku yakin dia
akan bangga dengan Sam. Nat, begitulah dia biasa dipanggil, terbunuh dalam
upacara pemakaman." "Upacara pemakaman?"
"Ya. Secara tradisi, pemakaman merupakan pe510
ristiwa sosial di sini. Upacara itu didahului dengan berjaga, dengan banyak
kunjungan dan makan-makan. Dan minum-minum. Di pedesaan Selatan
kehidupan amat berat, dan kerap kali pemakaman berubah menjadi
perkelahian mabuk-mabukan. Net sangat kasar, dan dia berkelahi dengan orang


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang salah, tepat sesudah upacara pemakaman. Mereka memukulinya sampai
mati dengan sepotong kayu."
"Di mana Sam saat itu?"
"Tepat di tengahnya. Dia pun dipukuli, tapi selamat. Aku masih kecil, dan
aku ingat pemakaman Nat. Sam ada di rumah sakit dan tak bisa hadir."
"Apakah dia balas dendam?" "Tentu saja." "Bagaimana?"
"Tak ada bukti apa pun, tapi beberapa tahun
kemudian dua laki-laki yang memukuli Nat dibebaskan dari penjara. Mereka
muncul sebentar di sini, lalu menghilang. Satu mayat ditemukan berbulanbulan
kemudian, di daerah sebelah di Milburn County. Dianiaya, tentu saja.
Laki-laki lainnya tak pernah ditemukan. Polisi menanyai Sam dan
saudarasaudaranya, tapi tak ada bukti apa pun." "Menurutmu dia yang
melakukannya?" www.ac-zzz.tk "Pasti dia. Tak seorang pun pernah mengganggu keluarga Cayhail waktu itu.
Mereka dikenal separo gila dan luar biasa keji." |S|
Mereka meninggalkan makam keluarga dan terus menyusuri jalan setapak.
"Jadi, Adam, per511 tanyaan bagi kita adalah, di mana kita akan menguburkan Sam?"
"Kurasa kita harus menguburkannya di sana, bersama orang-orang kulit
hitam. Itu cocok baginya."
"Kaupikir mereka menghendakinya?"
"Poin bagus." "Serius." "Aku dan Sam belum lagi sampai ke titik itu."
"Kaupikir dia ingin dimakamkan di sini" D! Ford County?"
"Entahlah. Kami belum membicarakannya, karena alasan yang jelas. Masih
ada harapan." "Berapa banyak?" "
"Setitik. Cukup untuk terus berjuang."
Mereka meninggalkan tempat pemakaman dengan berjalan kaki, menyusuri
jalan yang tenang dengan trotoar usang dan pohon-pohon ek tua. Rumah-rumah
di sana sudah tua dan dicat indah, dengan teras-teras panjang dan kucingkucing
berbaring di tangga depan. Anak-anak berpacu dengan sepeda dan
skateboard, dan orang-orang tua berayun-ayun di ayunan teras sambil berkipaskj-
pas pelan. "Ini tempatku dulu bermain, Adam," kata Lee ketika mereka
berjalan-jalan tanpa tujuan. Tangannya disisipkan dalam-dalam ke saku celana
denim, matanya basah dengan kenangan yang menyedihkan sekaligus menyenangkan. Ia memandang setiap rumah, seolah-olah ia pernah ke sana
sebagai kanak-kanak dan bisa mengingat gadisgadis kecil yang pernah jadi
temannya. Ia bisa mendengar suara terkekeh
dan tertawa, permainan-permainan konyol dan perselisihan serius di antara
bocah-bocah sepuluh tahun. "Apakah itu saat-saat yang bahagia?" tanya
Adam. www.ac-zzz.tk "Entahlah. Kami tak pernah tinggal di kota, jadi kami dikenal sebagai bocahbocah
desa. Aku selalu menginginkan salah satu dari rumah-rumah ini, dengan
teman-teman di sekitarnya dan toko-toko beberapa blok dari sana. Anak-anak
kota menganggap diri mereka sedikit lebih baik dari kami, tapi itu bukan
masalah besar. Teman-teman terdekatku tinggal di sini, dan aku menghabiskan
banyak waktu bermain di jalan-jalan ini, memanjat pohon-pohon ini. Itu saat
yang indah, kurasa. Kenangan dari rumah di desa tidak menyenangkan."
"Karena Sam?" Seorang wanita tua memakai gaun berbunga-bunga dan topi jerami lebar
sedang menyapu tangga depannya ketika mereka mendekati. Ia melirik mereka,
kemudian diam membeku dan menatap. Lee memperlambat langkah dan
berhenti dekat jalan masuk ke rumah. Ia memandang wanita tua itu, dan
wanita tua itu memandang Lee. "Selamat pagi, Mrs. Langston," kata Lee dengan
suara ramah. Mrs. Langston mencengkeram gagang sapu dan menegakkan punggung, dan
tampak puas menatap saja.
513 "Aku Lee Cayhail. Kau ingat aku," kata Lee lagi.
Ketika nama Cayhail hanyut melintasi halaman rumput sempit itu, Adam
mendapati dirinya melihat sekeliling, kalau-kalau ada orang lain yang
mendengarnya, la siap malu bila nama itu jatuh ke telinga lain. Entah Mrs.
Langston ingat atau tidak pada Lee. Ia mengangguk sopan, cuma gerakan naikturun
yang cepat, agak canggung, seolah-olah mengatakan, "Selamat pagimu.
Sekarang pergilah." "Senang bertemu denganmu lagi," kata Lee, dan mulai berjalan pergi. Mrs.
Langston terburu-buru menaiki tangga dan menghilang ke dalam. "Aku
berpacaran dengan anaknya di sekolah menengah," kata Lee sambil menggelengkan kepala tak percaya.
"Dia tercengang melihatmu." "Dia selalu agak aneh," kata Lee, tidak begitu
yakin. "Atau mungkin dia takut bicara dengan seorang Cayhail. Takut akan apa
yang mungkin dikatakan tetangga."
www.ac-zzz.tk "Kurasa paling baik kita bepergian secara incognito sepanjang hari ini.
Bagaimana?" "Janji.*
Mereka melewati orang-orang lain yang sedang mengurus rumpun bunga dan
menunggu tukang pos, tapi mereka tak mengucapkan apa pun. Lee menutupi
mata dengan kacamata hitam. Mereka berkelok-kelok menyusuri daerah itu ke
arah alun-alun, bercakap-cakap tentang teman-teman lama
514 Lee dan di mana mereka sekarang. Ia tetap berhubungan dengan dua di
antara mereka, satu di Clanton dan satu di Texas. Mereka menghindari percakapan tentang sejarah
keluarga, sampai berada di sebuah jalan dengan rumah-rumah kayu yang lebih
kecil berimpitan. Mereka berhenti di sudut, dan Lee mengangguk pada sesuatu
di ujung jalan. "Kaulihat rumah ketiga di sebelah kanan, yang
kecil cokelat di sana?" "Ya."
"Di sanalah kau dulu tinggal. Kita bisa berjalan ke sana, tapi kulihat ada
orang mondar-mandir di sana." Dua anak kecil bermain-main dengan senapan mainan di halaman depan dan
seseorang sedang berayun-ayun di teras depan yang sempit. Rumah itu persegi,
kecil, rapi, sempurna untuk pasangan muda dengan bayi.
Adam hampir berumur tiga tahun ketika Eddie dan Evelyn menghilang.
Ketika berdiri di sudut, ia berusaha keras mengingat sesuatu tentang rumah ini,
tapi tak dapat. "Waktu itu catnya putih, dan tentu saja pepohonannya lebih kecil. Eddie
menyewanya dari agen real estate lokal." "Apakah rumah itu nyaman?" "Cukup
nyaman. Mereka belum lama menikah. Mereka cuma bocah-bocah dengan bayi
yang baru lahir. Eddie bekerja di toko suku cadang mobil,
515 kemudian di departemen jalan raya negara bagian.
Lalu dia mengambil pekerjaan lain." ** "Kedengaran biasa."
www.ac-zzz.tk "Evelyn bekerja paro waktu di toko permata di alun-alun. Kurasa mereka
bahagia. Evelyn tidak berasal dari sini, kau tahu, jadi dia tidak kenal banyak
orang. Mereka menyendiri."
Mereka berjalan melewati rumah itu. Salah satu dari anak-anak tersebut
mengarahkan senapan mesin oranye ke arah Adam. Tak ada kenangan apa pun
tentang tempat tersebut untuk diingat saat itu. Ia tersenyum pada anak kecil
itu dan berpaling. ; Mereka kemudian sampai di jalan lain dengan alun-alun
kelihatan. Lee mendadak jadi pemandu wisata dan sejarawan. Kaum Yankee pernah
membakar Clanton pada tahun 1863, bajingan-bajingan itu, dan se-' sudah
perang, Jenderal Clanton, seorang pahlawan Konfederat yang keluarganya
memiliki county ini, kembali dengan satu kaki, kaki satunya lagi hilang di
medan pertempuran di Shiloh. Ia merancang gedung pengadilan baru dan jalanjalan
di sekelilingnya Gambar aslinya tertempel pada dinding lantai atas
gedung pengadilan. Ia ingin banyak peneduh, maka ia menanam pohon ek
dalam barisan sempurna di sekeliling gedung pengadilan. Ia orang yang punya
visi dan dapat melihat kota kecil itu bangkit dari abu dan menjadi makmur,
maka ia merancang jalan-jalannya dalam bentuk persegi sempurna di sekeliling
gedung pengadilan. Mereka telah berjalan melewati makam orang besar tersebut beberapa saat
yang lalu, kata Lee, dan ia akan menunjukkannya pada Adam nanti.
Ada sebuah pusat perbelanjaan yang kembang-kempis di utara kota dan
sederet supermarket discount di sebelah timur, namun penduduk Ford County
masih menikmati berbelanja di sekeliling alun-alun di pagi hari Sabtu, kata Lee
ketika mereka berjalan menyusuri trotoar di sebelah Washington Street; Lalu
lintas lamban dan para pejalan kaki lebih lamban lagi. Gedung-gedung di sana
sudah tua dan saling menempel, penuh dengan pengacara dan agen asuransi,
bank-bank dan kafe, toko-toko peralatan dan pakaian. Trotoarnya ditutupi
payung-payung besar, awning, serta beranda kantor dan toko-toko. Kipas angin
yang ber-keriat-keriut tergantung rendah dan berputar malas. Mereka berhenti
di depan sebuah apotek tua dan Lee melepaskan kacamata hitamnya. "Ini
www.ac-zzz.tk tempat bersantai," ia menerangkan. "Ada mesin soda di belakang, dengan
sebuah jukebox dan rak-rak buku komik. Dengan seperempat dolar kau bisa
membeli cherry sundae banyak-banyak, dan butuh waktu berjam-jam untuk
memakannya. Butuh waktu lebih lama lagi kalau bocah-bocah ada di sini."
Seperti adegan di film, pikir Adam. Mereka berhenti di depan sebuah toko
perkakas, dan entah kenapa memeriksa sekop, bajak, dan garu yang bersandar
pada jendela. Lee memandang pintu ganda yang sudah usang, terbuka dan
diganjal 517 dengan bata, dan memikirkan sesuatu dari masa
kecilnya. Tapi ia menyimpannya untuk diri sendiri.
Mereka menyeberangi jalan, bergandengan tangan, melewati sekelompok
orang tua yang sedang meraut kayu dan mengunyah tembakau di sekeliling
monumen peringatan perang. Lee mengangguk pada sebuah patung dan dengan
pelan memberi-tahu Adam bahwa inilah Jenderal Clanton, dengan dua kaki.
Gedung pengadilan buka pada hari Sabtu. Mereka membeli cola dari sebuah
mesin di luar dan meneguknya di gazebo di halaman depan. Lee menceritakan
kisah pengadilan paling terkenal dalam sejarah Ford County, sidang pembunuhan Cari Lee Hailey pada tahun 1984. Ia laki-laki kulit hitam yang
menembak dan membunuh dua redneck kulit putih yang telah memerkosa anak
perempuan kecilnya. Ada pawai-pawai dan protes oleh orang-orang kulit hitam
di satu sisi dan para anggota Klan di sisi lain, dan pasukan National Guard
benar-benar berkemah di sini, di sekeliling gedung pengadilan, untuk menjaga
keamanan. Lee datang dari Memphis untuk menyaksikan keramaian itu. Cari
Lee divonis bebas oleh dewan juri yang semuanya kulit putih.
Adam ingat sidang pengadilan itu. Waktu itu ia masih mahasiswa junior di
Pepperdine, dan mengikuti kasus tersebut di surat kabar, sebab sidang itu
terjadi di kota kelahirannya.
Ketika Lee masih kanak-kanak, hiburan sangat langka, dan sidang
pengadilan selalu dikunjungi
518 www.ac-zzz.tk orang. Suatu ketika Sam pernah membawanya bersama Eddie ke sini, untuk
menyaksikan pengadilan seorang laki-laki yang dituduh membunuh anjing
pemburu. Ia dinyatakan bersalah dan melewatkan
satu tahun dalam penjara. County itu terbelah - orang-orang kota
menentang pidana atas kejahatan yang begitu sepele, sementara orang-orang
county memberikan nilai lebih tinggi pada anjing beagle yang bagus. Sam
sangat senang melihat laki-laki itu dikirim ke penjara.
Lee ingin memperlihatkan sesuatu kepadanya. Mereka berjalan mengitari
gedung pengadilan, ke pintu belakang tempat dua pancuran air minum berdiri
terpisah sejauh tiga meter. Tak satu pun pernah dipakai selama bertahuntahun.
Yang satu untuk orang kulit putih, yang lain untuk orang kulit hitam. Ia
teringat pada kisah Rosia Alfie Gatewood, yang .dikenal sebagai Miss Allie,
orang kulit hitam pertama yang minum dari pancuran untuk orang kulit putih
dan lolos tanpa cedera. Tak lama setelah itu pipa airnya diputus, f
Mereka mendapatkan meja di sebuah kafe yang penuh sesak dan terkenal
dengan nama The Tea Shoppe, di sisi barat alun-alun. Lee terus bercerita,
semuanya menyenangkan dan sebagian besar lucu, sementara mereka makan
BLT dan kentang goreng. Ia terus memakai kacamata hitam, dan Adam
melihatnya mengawasi orang-orang.
Mereka meninggalkan Clanton sesudah makan
siang, dan kemudian setelah berjalan-jalan santai, kembali ke tempat
pemakaman. Adam mengemudi dan Lee menunjuk ke sana-sini, sampai mereka
berada di jalan county yang menerobos sejumlah tanah pertanian kecil dan rapi
dengan sapi-sapi merumput di punggung bukit. Sekali-sekali mereka melewati
kumpulan hunian orang kulit putih miskin - trailer-trailer doublew'ide bobrok
dengan mobil-mobil butut berserakan - dan rumah-rumah bobrok yang masih
dihuni orang-orang kulit hitam. Namun sebagian besar pemandangan daerah
pedesaan yang berbukit-bukit itu indah; hari itu pun indah.
Lee menunjuk lagi, dan mereka berbelok ke jalan batu yang lebih sempit
dan lebih dalam, ke pedusunan. Akhirnya mereka berhenti di depan sebuah
rumah kayu bercat putih yang tak dihuni, dengan rumput liar mencuat dari
www.ac-zzz.tk teras dan tanaman rambat menyerbu sampai ke jendela-jendela. Letaknya lima
puluh meter dari jalan. Jalan masuk berkerikil ke rumah itu berlubang-lubang
dan rak dapat dilewati. Halaman depannya penuh ditumbuhi rumput
Johnsongrass dan zonthium. Kotak suratnya nyaris tak terlihat dalam selokan di
samping jalan. "Inilah tanah keluarga Cayhail," Lee bergumam. Mereka duduk lama di
dalam mobil, memandang rumah kecil yang menyedihkan itu.
"Apa yang terjadi pada rumah ini?" tanya Adam akhirnya.
"Oh, rumah ini dulu bagus. Tapi tak punya banyak peluang. Orang-orangnya
sungguh mengecewakan." Ia perlahan-lahan melepaskan kacamata hitam dan
menyeka mata. "Delapan belas tahun aku tinggal di sini, dan aku tak sabar
meninggalkannya." "Mengapa rumah ini tak dihuni?" Lee menarik napas dalam, berusaha
menyusun kisahnya. "Kurasa rumah ini sudah lunas bertahun-tahun yang lalu,
tapi Daddy menggadaikannya untuk membayar pengacara dalam sidangnya yang
terakhir. Sudah tentu dia tak pernah pulang lagi, dan pada suatu titik bank
menyitanya. Tanah di sekitarnya ada delapan puluh ekar, dan segalanya hilang.
Aku tak pernah kembali ke sini sejak penyitaan itu. Aku minta Phelps agar
membelinya, dan dia bilang tidak. Aku tak bisa menyalahkannya. Aku sendiri
tidak benar-benar ingin memilikinya Kelak aku mendengar dari beberapa teman
di sini rumah ini disewakan beberapa kali, dan kurasa akhirnya tidak dihuni.
Aku tidak tahu rumah ini masih berdiri." "Bagaimana dengan barang-barang
pribadi?" "Sehari sebelum penyitaan, bank mengizinkan aku masuk dan
mengemasi segala yang kuinginkan. Aku menyimpan beberapa barang - album
foto, tanda mata, buku tahunan, Injil, dan beberapa barang berharga milik Ibu.
Barang-barang itu disimpan di Memphis." "Aku ingin melihatnya."


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"01 "Mebelnya tidak cukup berharga untuk disimpan, bukan perabot yang bagus.
Ibuku sudah meninggal, adikku baru saja bunuh diri, ayahku baru saja dikirim
ke death row, dan aku tidak berselera menyimpan banyak barang kenangan.
Sungguh pengalaman mengerikan, masuk ke rumah kecil yang kotor itu dan
www.ac-zzz.tk mencoba menyelamatkan barang-barang yang suatu hari kelak mungkin akan
menghadirkan senyum. Aduh, aku ingin membakar segalanya. Nyaris saja aku
melakukannya." "Kau tidak serius."
"Tentu saja aku serius. Sesudah beberapa jam di sini, kuputuskan membakar
saja rumah terkutuk ini serta segala isinya. Sering terjadi, bukan" Aku
menemukan sebuah lentera tua dengan minyak tanah di dalamnya. Aku duduk
di meja dapur dan bicara padanya sambil mengemasi barang-barang. Saat itu
tentu mudah melakukannya." "Mengapa kau tidak melakukannya?" "Entahlah.
Kalau saja aku punya nyali untuk melakukannya. Tapi aku khawatir tentang
bank dan penyitaan itu, dan... pembakaran merupakan tindak kejahatan,
bukan" Aku ingat tertawa dengan bayangan akan masuk penjara, tempat aku
akan tinggal bersama Sam. Itulah sebabnya aku tidak menyalakan korek api.
Aku takut akan terlibat kesulitan dan masuk penjara."
Mobil itu panas sekarang, dan Adam membuka pintunya. "Aku ingin melihatlihat,"
katanya sambil keluar. Mereka berhati-hati memilih jalan pada
jalan pasir itu, melangkahi hibuang-Iubang selebar satu meter. Mereka
berhenti di depan teras dan memandang papan-papan yang membusuk.
"Aku takkan masuk ke sana," kata Lee tegas, menarik tangannya dari
pegangan Adam. Adam mengamati teras yang lapuk dan memutuskan tidak
menginjaknya. Ia berjalan menyusuri bagian depan ramah, melihat jendelajendela
pecah dengan tanaman rambat menghilang ke dalam. Ia menyusuri
jalan masuk itu mengitari rumah; Lee membuntuti.
Halaman belakangnya diteduhi pohon-pohon ek dan maple tua, serta pada
bagian-bagian yang tidak terkena sinar matahari tanahnya gundul. Halaman itu
membentang sejauh seperdelapan mil dan menanjak sedikit sampai berhenti
pada semak belukar. Tempat itu dikelilingi hutan di kejauhan.
Lee kembali menggandeng tangannya, dan mereka berjalan ke sebatang
pohon di samping gudang kayu, yang entah karena apa, kondisinya lebih baik
daripada rumahnya. "Ini pohonku," kata Lee, menengadah memandang
cabangcabangnya. "Pohon kemiriku." Suaranya sedikit bergetar. "Pohon yang
bagus." www.ac-zzz.tk "Bagus untuk dipanjat. Aku melewatkan berjam-jam di sini, duduk di
cabang-cabang itu, mengayun-ayunkan kaki dan menyandarkan dagu pada salah
satu cabang. Di musim semi dan panas aku suka memanjat sampai separonya,
dan tak seorang pun bisa melihatku. Aku punya dunia kecil sendiri di atas sana."
Tiba-tiba ia memejamkan mata dan menutupi mulut dengan satu tangan.
Pundaknya gemetar. Adam memeluknya dengan satu tangan dan mencoba
memikirkan sesuatu untuk diucapkan.
"Di sinilah peristiwa itu terjadi," katanya setelah beberapa saat. Ia
menggigit bibir dan menahan air mata. Adam tak mengucapkan apa-apa.'
"Kau pernah menanyaiku tentang suatu kejadian," katanya dengan gigi
dikertakkan sambil menyeka pipi dengan punggung tangan. "Kisah Daddy
membunuh seorang kulit hitam." Ia mengangguk ke arah rumah. Tangannya
gemetar, maka ia menyisipkannya ke dalam saku.
Satu menit berlalu sementara mereka menatap ramah itu, tak seorang pun
ingin bicara. Pintu belakang satu-satunya terbuka menuju teras sempit persegi,
dengan susuran jerjak di sekelilingnya. Angin lembut mengusik dedaunan di
atas mereka dan menimbulkan satu-satunya suara.
Ia menghela napas dalam, lalu berkata, "Namanya Joe Lincoln. Dia tinggal di
ujung jalan sana, bersama keluarganya." Ia mengangguk ke jejak jalan setapak
yang membentang di tepi ladang, lalu menghilang ke dalam hutan. "Dia punya
sekitar selusin anak." "Quince Lincoln?" tanya Adam. "Yeah. Bagaimana kau tahu
tentang dia?" "Sam menyebut namanya ketika kami bicara tentang Eddie.
Katanya Quince dan Eddie sahabat baik ketika mereka masih anak-anak."
"Dia tidak bicara tentang ayah Quince, bukan?" "Tidak."
"Sudah kuduga. Joe bekerja pada kami di tanah pertanian ini, dan
keluarganya tinggal di ramah bobrok yang juga milik kami. Dia orang baik
dengan keluarga besar. Seperti kebanyakan orang kulit hitam miskin saat itu,
mereka sekadar bertahan hidup. Aku kenal beberapa anaknya, tapi kami tidak
bersahabat seperti Quince dan Eddie. Suatu hari bocah-bocah itu bermain di
halaman belakang ini. Saat itu musim panas dan kami tidak bersekolah. Mereka
bertengkar tentang mainan kecil prajurit Konfederasi, dan Eddie menuduh
www.ac-zzz.tk Quince mencurinya. Urusan biasa pada anak-anak, kau tahu. Kurasa mereka
umur delapan atau sembilan tahun. Daddy kebetulan lewat di sana. Eddie
berlari padanya dan menceritakan Quince mencuri mainannya. Quince
menyangkalnya. Dua anak itu benar-benar marah dan nyaris menangis. Sam,
seperti biasa, jadi sangat gusar dan mengumpat Quince, menyebutnya dengan
segala macam cacian seperti 'negro maling kecil' dan 'negro haram jadah'. Sam
meminta prajurit mainan itu dan Quince mulai menangis. Dia teras mengatakan
tidak mengambilnya, sedangkan Eddie teras mengatakan dia mengambilnya.
Sam mencengkeram bocah itu, mengguncangnya keras-keras, dan mulai
memukuli pantarnya. Sam berteriak-teriak, menjerit, dan mengumpat. Quince
menangis dan meminta ampun. Mereka berputar-putar di halaman
525 beberapa kali, dengan Sam mengguncang-guncang dan memukulinya.
Quince akhirnya lepas dan berlari pulang. Eddie berlari ke dalam rumah, Daddy
mengikutinya ke dalam. Tak lama kemudian, Sam keluar lagi, membawa
tongkat, yang dia letakkan dengan hati-hati di teras. Kemudian dia duduk di
tangga, menunggu dengan sabar. Dia merokok dan mengawasi jalan setapak.
Rumah keluarga Lincoln tidak jauh, dan seperti sudah diduga, dalam beberapa
menit Joe berlari-lari keluar dari pepohonan, diikuti Quince tepat di
belakangnya. Sampai di dekat.ramah, dia melihat Daddy sedang menunggunya.
Dia memperlambat langkah dan berjalan. Daddy berseru, 'Eddie.' Ke sini.' Lihat
aku menghajar negro ini.'"'
Lee mulai berjalan sangat perlahan-lahan ke rumah, lalu berhenti beberapa
meter dari teras. "Ke-s\ tika Joe sampai kira-kira di sini, dia berhenti dan
memandang Sam. Dia mengucapkan sesuatu seper-. ti, 'Quince bilang Anda
memukulnya, Mr. Sam.' Ayahku menjawab, 'Quince adalah negro kecil pencuri,
Joe. Kau harus mengajari anakmu untuk tidak mencuri.' Mereka mulai
bertengkar, dan jelas akan terjadi perkelahian. Sam mendadak melompat dari
teras dan melontarkan pukulan pertama. Mereka jatuh ke tanah, kurang-lebih
di sini, dan berkelahi bagaikan kucing. Joe beberapa tahun lebih muda dan
www.ac-zzz.tk lebih kuat, tapi Daddy begitu kejam dan marah, sehingga perkelahian itu cukup
seimbang. Mereka saling memukul wajah, mengumpat,
dan menendang seperti sepasang binatang." Lee menghentikan narasi itu
dan memandang sekeliling halaman, lalu menunjuk ke pintu belakang. "Pada
suatu titik, Eddie melangkah ke teras menyaksikannya, Quince sedang berdiri
beberapa meter darinya, berteriak pada ayahnya. Sam berlari cepat ke teras
dan meraih tongkat, lalu urusan jadi tak terkendali. Dia memukul wajah dan
kepala Joe sampai Joe jatuh berlutut, lalu dia menusuk perutnya sampai Joe
nyaris tak dapat bergerak. Joe memandang Quince dan berteriak kepadanya
agar lari mengambil senapan. Quince kabur. Sam berhenti memukuli dan
menoleh pada Eddie. 'Pergi ambil senapanku!' katanya. Eddie membeku dan
Daddy berteriak lagi kepadanya. Joe tergeletak di tanah, tengkurap, mencoba
mengumpulkan kekuatan. Ketika dia baru akan berdiri, Sam memukulnya lagi
dan menjatuhkannya. Eddie masuk ke dalam dan Sam berjalan ke teras. Eddie
kembali dalam beberapa detik dengan senapan, dan Daddy menyuruhnya
masuk. Pintu ditutup."
Lee berjalan ke teras dan duduk di tepinya. Ia membenamkan wajah dalam
tangannya dan menangis lama. Adam berdiri beberapa meter darinya, menatap
tanah, mendengarkan suara isakan. Ketika Lee akhirnya memandangnya,
matanya berkaca-kaca, maskaranya luntur, hidungnya basah. Ja menyeka
wajah dengan tangan, lalu menggosokkan tangannya pada jeans. "Maaf,"
bisiknya. "Tolong selesaikan," kata Adam cepat.
Lee menarik napas dalam sejenak, lalu kembali menyeka mata. "Joe ada di
sana," katanya, menuding ke suatu titik di rerumputan tak jauh dari Adam. "Dia
berhasil berdiri, lalu berbalik dan melihat Daddy dengan senjata. Dia melibat
sekeliling, ke arah rumahnya, tapi tak ada tanda-tanda Quince dan senapannya.
Dia berbalik kembali pada Daddy yang berdiri tepat di sini, di tepi teras.
Kemudian ayahku tersayang mengangkat senapan perlahan-lahan, sangsi
sejenak, memandang sekeliling untuk memastikan tak ada orang lain yang
melihat, lalu menarik pelatuk. Begitu saja, Joe terjengkang keras dan tak
bergerak lagi." www.ac-zzz.tk "Kau melihat ini terjadi, bukan?" --"Ya." "Di mana kau?"
"Di sana." Lee mengangguk, tapi tak menunjuk,1 "Di pohon kemiriku.
Tersembunyi dari dunia." "Sam tak bisa melihatmu?" Tak seorang pun bisa
melihatku. Aku menyaksikan semuanya." Ia kembali menutupi mata dan
berusaha menahan air mata. Adam bergeser ke teras dan duduk di sebelahnya.
Lee berdeham dan berpaling. "Dia melihat Joe selama semenit, siap
menembak lagi bila diper- ' lukan. Namun Joe tak pernah bergerak. Dia sudah
mati. Ada darah di rumput di sekitar kepalanya, dan aku bisa melihatnya dari
pohon. Aku ingat mencengkeramkan kuku jari ke kulit pohon agar tidak
terjatuh, dan aku ingat ingin menangis, tapi
terlalu ketakutan. Aku tak ingin dia mendengarku. Quince muncul sesudah
beberapa menit. Dia mendengar tembakan itu dan menangis saat aku
melihatnya. Dia berlari seperti orang gila dan menangis. Ketika melihat
ayahnya di tanah, dia mulai menjerit seperti yang bakal dilakukan bocah mana
pun. Ayahku mengangkat senjata lagi, dan selama sedetik aku yakin dia akan
menembak bocah itu. Namun Quince melemparkan senapan Joe ke tanah dan
berlari menghampiri ayahnya. Dia melolong dan menangis keras. Dia memakai
kemeja berwarna terang, dan dengan cepat kemeja itu tertutup darah. Sam
bergeser ke samping dan mengambil senapan Joe, lalu masuk ke dalam dengan
kedua senapan." Lee bangkit perlahan-lahan dan mengambil beberapa langkah terukur.
"Quince dan Joe ada tepat di sini," katanya, memberi tanda dengan tumit.
"Quince menyangga kepala ayahnya di samping
perut, darah ada di mana-mana, dan dia mengeluarkan lolongan aneh,
seperti lengking binatang yang sedang sekarat." Ia berbalik dan memandang
pohonnya. "Dan aku ada di sana, duduk di atas bagaikan burung kecil, menangis
juga. Aku sangat membenci ayahku saat itu." "Di mana Eddie?"
"Di dalam rumah, dalam kamarnya yang terkunci." Ia menunjuk ke sebuah
jendela dengan daun-daun pecah dan tak beitirai. "Itulah kamarnya. Kelak dia
bercerita padaku dia melihat ke luar
529 www.ac-zzz.tk ketika'mendengar tembakan, dan dia melibat Quince memeluk ayahnya.
Dalam beberapa menit, Ruby Lincoln berlari mendatangi, diiringi anal" anak di
belakangnya Mereka semua tersungkur di sekeliling Quince dan Joe. Oh, Tuhan,
sungguh mengerikan. Mereka menjerit dan menangis, berteriak pada Joe agar
bangun, agar jangan meninggalkan mereka
"Sam masuk ke dalam dan memanggil ambulans. Dia juga menelepon salah
satu saudaranya, Albert, dan beberapa tetangga. Tak lama kemudian orang
sudah berkerumun di halaman belakang. Sam dan gerombolannya berdiri di
teras dengan senapan mereka, menyaksikan orang-orang yang sedang
berdukacita, yang menyeret mayat ini ke bawah pohon di sana." Ia menuding ke
sebatang pohon ek besar. "Ambulans tiba tak lama kemudian dan membawa
jenazah itu. Ruby dan anak-anaknya berjalan kembali ke rumah mereka,
ayahku dan teman-temannya tertawa-tawa di teras." "Berapa lama kau tinggal
di pohon itu?" "Entahlah. Begitu semua orang pergi, aku turun dan berlari ke
hutan. Aku dan Eddie punya tempat favorit di tepi sungai kecil, dan aku tahu
dia akan datang mencariku.-Dia benar datang. Dia ketakutan dan kehabisan
napas. Dia menceritakan segalanya tentang penembakan itu padaku. Kukatakan
padanya aku sudah melihatnya. Pada matanya dia tak mempercayaiku, tapi
kuceritakan detailnya. Kami berdua ketakutan setengah mati. Dia merogoh ke
dalam saku dan mencabut sesuatu. Ternyata mainan
prajurit Konfederasi yang menyebabkan dia dan Quince berkelahi. Dia
menemukannya di bawah ranjang, maka langsung memutuskan di tempat
semua ini kesalahannya. Kami bersumpah untuk menyimpan rahasia. Dia
berjanji takkan bercerita pada siapa pun bahwa aku menyaksikan pembunuhan
itu, dan aku berjanji takkan bercerita pada siapa pun bahwa dia menemukan
prajurit mainan itu. Dia melemparkannya ke dalam sungai."
"Apakah kalian pernah bercerita?"
Lee menggelengkan kepala lama-lama.
"Sam tak pernah tahu kau ada di pohon itu"* tanya Adam.
"Tidak. Aku tak pernah menceritakannya pada ibuku. Sekali-sekali aku dan
Eddie membicarakannya selama bertahun-tahun itu, dan dengan lewatnya
www.ac-zzz.tk waktu, kami seperti menguburkannya Ketika kami kembali ke rumah, orangtua
kami sedang bertengkar hebat. Ibu histeris, Sam bermata liar dan gila. Kurasa
dia memukul Ibu beberapa kali. Ibu menarik kami dan menyuruh kami masuk ke
mobil. Sewaktu kami mundur di jalan masuk, sheriff datang. Kami berputarputar
sebentar, Ibu di jok depan, sedangkan aku dan Eddie di belakang. Kami
berdua terlalu takut untuk bicara. Sam tak tahu apa yang harus dikatakan.
Kami kira dia akan dibawa ke penjara, tam* ketika kami parkir di jalan masuk,
dia sedang duduk di tetas depan, seolah-olah tak ada apa pun yang terjadi."
"Apa yang dilakukan sheriff!''
"Tidak ada, sunggguh. Dia dan Sam bicara sebentar. Sam memperlihatkan
senapan Joe kepadanya dan menjelaskan kejadian itu sekadar masalah bela
diri. Cuma satu negro lain binasa."
"Dia tidak ditahan?"
'Tidak, Adam. Ini Mississippi pada awal dasawarsa lima puluhan. Aku yakin
sheriff itu tertawa mendengarnya, menepuk punggung Sam, dan menyuruhnya
menjadi anak baik, lalu pergi. Dia bahkan membiarkan Sam menyimpan
senapan Joe." "Luar biasa." "Kami berharap dia akan masuk penjara beberapa tahun."
"Apa yang dilakukan keluarga Lincoln?"
"Apa yang bisa mereka perbuat" Siapa yang bakal mendengarkan mereka"
Sam melarang Eddie menemui Quince, dan untuk memastikan anak-anak itu
tidak berkumpul lagi, dia mengusir mereka keluar dari rumah mereka."
"Astaga!" "Dia memberi mereka waktu satu minggu untuk keluar, dan sheriff datang
menunaikan tugas tersumpahnya dengan memaksa mereka keluar dari rumah.
Pengusiran itu legal dan sah, demikian Sam meyakinkan Ibu. Kupikir Ibu akan
meninggalkan Sam. Aku berharap dia melakukannya.'' j
"Apakah Eddie pernah menemui Quince?"
"Bertahun-tahun kemudian. Ketika Eddie mulai bisa mengemudikan mobil,
dia mulai mencari ke- www.ac-zzz.tk luarga Lincoln. Mereka pindah ke pemukiman kecil di sisi lain kota Clanton,
dan Eddie menemukan mereka di sana. Dia minta maaf dan beratus kali
mengatakan menyesal. Namun mereka tak pernah bersahabat lagi. Ruby
memintanya menyingkir. Dia bercerita padaku bahwa mereka tinggal di gubuk
bobrok tanpa listrik."
Lee berjalan ke pohon kemirinya dan duduk bersandar ke batangnya. Adam
mengikuti dan bersandar di sana. la memandang Lee, membayangkan tahuntahun yang
dilaluinya dengan memikul beban tersebut. Dan ia memikirkan
ayahnya, ten-tang kepedihan dan penderitaannya, tentang luka yang tak
terhapuskan sampai kematiannya. Adam sekarang mendapatkan petunjuk
pertama penyebab kehancuran ayahnya, dan bertanya-tanya dalam hati,
apakah kepingan-kepingan ini suatu hari nanti akan tersusun utuh. Ia
memikirkan Sam, dan ketika melirik ke teras, ia bisa membayangkan seorang
laki-laki yang lebih muda dengan senapan dan kebencian di wajahnya. Lee
terisak-isak pelan. "Apa yang dilakukan Sam sesudahnya?" . Lee bergulat mengendalikan diri.
"Rumah ini begitu sunyi selama seminggu, mungkin sebulan, entahlah. Tapi
rasanya baru bertahun-tahun kemudian kami bercakap-cakap saat makan
malam. Eddie bermain dalam kamarnya, dengan pintu terkunci. Aku
mendengarnya menangis di waktu ma-lam, dan dia mengatakan padaku berkalikali,
betapa benci dia pada ayahnya. Dia menginginkannya mati. Dia ingin lari dari


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rumah. Dia menyalahkan diri sendiri antuk
segala hal. Ibu jadi prihatin dan menghabiskan banyak waktu bersamanya
Sedangkan aku, mereka pikir aku sedang bermain-main di hutan ketika hal itu
terjadi Tak lama setelah aku dan PheJps menikah, aku diam-diam menemui
psikiater. Aku berusaha menanggulanginya dengan terapi, dan aku ingin Eddie
berbuat sama. Tapi dia tak mau. Terakhir kali aku bicara dengan Eddie sebelum
dia meninggal, dia menyebut-nyebut pembunuhan itu. Dia tak pernah
bisa mengatasinya." "Dan kau'bisa mengatasinya?" "Aku tidak berkata begitu.
Terapi menolong, tapi aku masih bertanya-tanya, apa yang mungkin terjadi
www.ac-zzz.tk seandainya aku berteriak pada Daddy sebelum dia menarik pelatuk. Apakah dia
tetap akan membunuh Joe sementara putrinya menyaksikan" Kurasa tidak."
"Sudahlah, Lee. Itu sudah empat puluh tahun yang lalu. Kau tak dapat
menyalahkan diri sendiri."
"Eddie menyalahkan aku. Dia menyalahkan diri sendiri, dan kami saling
menyalahkan sampai dewasa. Kami masih kanak-kanak ketika itu terjadi, dan
kami tak dapat berlari pada orangtua kami. Kami tak berdaya."
Adam ingin mengajukan seratus pertanyaan tentang pembunuhan Joe
Lincoln. Persoalan ini tampaknya tak mungkin diungkit lagi dengan Lee, dan
ia ingin tahu segala yang terjadi, setiap detail kecil. Di mana Joe
dikuburkan" Apa yang terjadi pada senapannya" Apakah penembakan itu
dilaporkan di surat kabar lokal" Apakah kasus itu diajukan pada grand jury!
Apakah Sam pernah menyebutnya di depan anak-anaknya" Di mana ibu mereka
saat terjadi perkelahian" Apakah dia mendengar pertengkaran dan tembakan
itu" Apa yang terjadi pada keluarga Joe" Apakah mereka masih tinggal di Ford
County" "Mari kita bakar rumah ini, Adam," kata Lee tegas sambil menyeka wajah
dan menatapnya tajam. "Kau tidak serius."
"Ya, aku serius! Mari kita bakar seluruh tempat terkutuk ini, rumahnya,
gudangnya, pohon ini, rumput dan ilalangnya. Tidak sulit. Cuma beberapa
korek di sana dan di sini. Ayolah." "Tidak, Lee." "Ayolah."
Adam membungkuk pelan dan menggandeng lengannya. "Mari kita pergi,
Lee. Aku sudah mendengar cukup untuk satu hari."
Lee tidak menolak. Ia pun sudah menderita cukup untuk sehari. Adam
membantunya melewati ilalang, mengelilingi ramah, melewati reruntuhan
jalan masuk, dan kembali ke mobil.
Mereka meninggalkan rumah Cayhail tanpa se-patah kata pun. Jalan
berubah menjadi jalan batu, lalu berhenti pada persimpangan jalan raya Lee
menunjuk ke kiri, lalu memejamkan mata, seakanakan mencoba tidur. Merek? m ,
berhenti di toko keci, www.ac-zzz.tk mengatakan butuh cola dan L ^ ^gs > belinya sendiri. Ia kemb^ ^
kotak bir isi enam botol dan T* den^* botol pada Adam. "Apa iai^"^
- uoioi a an menawai botol pada Adam. "Apa ini?" tanya Adam
"Cuma beberapa," kata Lee. "Sarafku tegang Jangan biarkan aku minum
lebih dari dua botol oke" Cuma dua." "Kurasa kau tidak seharusnya minum,
Lee." "Aku baik-baik saja," ia bersikeras sambil mengernyit, lalu minum.
Adam tak ingin minum dan memacu mobil meninggalkan toko itu. Lee
mengeringkan dua botol dalam lima belas menit, lalu tertidur. Adam
memindahkan kotak bir ke jok belakang dan memusatkan perhatian pada jalan.
Sekonyong-konyong ia ingin meninggalkan Mississippi dan merindukan
lampu-lampu di Memphis. DUA PULUH TUJUH Tepat seminggu sebelumnya ia terbangun dengan sakit kepala hebat dan
perut lemah, serta dipaksa menghadapi babi asin berlemak dan telur berminyak
sajian Irene Lettner. Dan dalam tujuh hari terakhir ia sudah ke ruang sidang
Hakim Slattery, pergi ke Chicago, Greenville, Ford County, dan Parchman. Ia
sudah berjumpa dengan Gubernur dan Jaksa Agung. Ia sudah bicara dengan
kliennya selama enam hari.
Persetan dengan kliennya. Adam duduk di beranda, menyaksikan lalu lintas
sungai dan menghirup kopi tanpa kafein sampai pukul 02.00. Ia menepuki
nyamuk dan bergulat dengan bayangan Quince Lincoln memeluk tubuh
ayahnya, sementara Sam Cayhail berdiri di teras dan mengagumi hasil
kerjanya. Ia bisa mendengar suara tawa tertahan Sam dan teman-temannya di
teras sempit itu, sementara Ruby Lincoln dan anak-anaknya mengelilingi mayat
dan akhirnya menyeretnya melintasi halaman, ke bawah naungan pohon. Ia bisa
J melihat Sam di halaman depan dengan dua senapan, memberikan
penjelasan kepada sheriff bagaimana negro gila itu akan membunuhnya, dan
bagaimana ia bertindak sepantasnya untuk tujuan bela diri. Sang sheriff sudah
tentu tahu maksud Sam dengan cepat. Ia bisa mendengar bisikan anak-anak
yang tersiksa itu, Eddie dan Lee, saat mereka menyalahkan diri sendiri dan
www.ac-zzz.tk bergulat dengan perbuatan Sam yang mengerikan. Dan ia mengutuk masyarakat
yang bersedia mengabaikan kekerasan terhadap golongan tersisih.
Ia tidur dengan resah, dan pada suatu titik 'm I duduk di tepi ranjang, dan
mengatakan pada dirinya Sam bisa mencari pengacara lain, hukuman mati
sebenarnya cocok bagi sejumlah orang, termasuk kakeknya, dan ia akan
langsung kembali ke Chicago untuk ganti nama lagi. Namun impian itu pergi,
dan ketika ia terbangun untuk terakhir kali, sinar matahari sudah merembes
melalui tirai, melontarkan garis-garis rapi di seberang ranjangnya.
| Ia merenung memandangi langit-langit dan panel-panel sepanjang dinding selama
setengah jam, sambil mengingat perjalanan ke Clanton. la berharap hari ini
akan menjadi hari Minggu santai dengan surat kabar tebal dan kopi kental. Ia
akan pergi ke kantor nanti siang. Kliennya punya waktu tujuh belas hari.
Lee menghabiskan bir ketiga setelah mereka tiba di kondominium,
kemudian tidur. Adam mengawasinya dengan hati-hati, separo bersiaga
kalau-kalau bibinya pesta minum gila-gilaan atau pingsan mendadak karena
alkohol. Tapi Lee sangat tenang dan terkendali, dan Adam tidak mendengar
apa pun sepanjang malam. Ia mandi, tidak bercukur, dan berjalan ke dapur, tempat sisa kopi kental
pertama sudah menunggu. Lee ternyata sudah beberapa lama bangun. Adam
memanggilnya, lalu berjalan ke kamar tidurnya. Ia cepat-cepat memeriksa
serambi, lalu menjelajahi kondominium itu. Lee tak ada di sana. Koran Minggu
tertumpuk rapi di meja kopi di ruang duduk.
Ia membuat kopi baru dan roti panggang, dan menikmati makan pagi di
serambi. Saat itu hampir pukul 09.30, dan syukurlah langit tidak berawan dan
suhu tidak mencekik. Hari Minggu yang bagus untuk bekerja di kantor. Ia
membaca koran, mulai dengan bagian depan.
Mungkin Lee pergi ke toko atau entah apa. Mungkin ia pergi ke gereja.
Mereka belum sampai pada tahap saling meninggalkan catatan. Tapi tak pernah
ada pembicaraan bahwa Lee akan pergi ke suatu tempat pagi ini.
Adam baru makan sepotong roti panggang dengan selai strawberry ketika
seleranya mendadak lenyap. Pada halaman depan, bagian Metro www.ac-zzz.tk mencantumkan kisah Sam Cayhail, dengan foto sama Sepuluh tahun yang lalu.
Artikel itu merupakan ringkasan pendek tentang perkembangan minggu terakhir
ini, lengkap dengan diagram kronologis
yang mencantumkan tanggal- tanggal penting dalam sejarah kasus tersebut.
Satu tanda tanya yang lucu dibiarkan tergantung pada tanggal 8 Agustus 1990.
Apakah akan terjadi eksekusi pada saat itu" Rupanya jelas Todd Marks diberi
ruang kolom tak terbatas oleh editor, sebab kisah itu nyaris tak memuat apa
pun yang baru. Bagian yang merisaukan adalah beberapa kutipan dari dosen
hukum di Ole Miss, pakar dalam masalah konstitusional yang sudah menangani
banyak kasus hukuman mari. Profesor pintar itu sangat murah hati dalam
memberikan pendapat, dan inti uraiannya menyatakan kasus Sam sudah cukup
matang. Ia sudah mempelajari berkasnya cukup lama, bahkan sudah
mengikutinya selama bertahun-tahun, dan berpendapat bahwa pada dasarnya
tak ada hal lain yang bisa dilakukan Sam. Ia menjelaskan bahwa dalam banyak
kasus hukuman mati, mukjizat kadang-kadang bisa terjadi pada detik terakhir,
sebab biasanya si narapidana mendapatkan pembelaan pengacara yang kurang
bagus, bahkan selama pengajuan bandingnya. Dalam kasus-kasus itu, pakar
seperti dainya kerap kali bisa menarik kelinci dari topi, seperti tukang sulap,
sebab mereka begitu cemerlang dan dapat menggali persoalan-persoalan yang
diabaikan pengacara yang kurang pandai. Tapi, patut disesalkan, kasus Sam
berbeda, sebab ia telah diwakili secara kompeten oleh pengacara-pengacara
yang sangat cakap dari Chicago. Pengajuan banding Sam telah ditangani dengan
terampil, dan sekarang kesempatan mengajukan dalih sudah habis. Sang
profesor, jelas seorang penjudi, memberikan peluang lima banding satu bahwa
eksekusi itu akan terlaksana pada tanggal 8 Agustus. Dan untuk semua ini,
segala pendapat dan ramalannya, ia menampangkan fotonya di surat kabar.
Adam mendadak gelisah. Ia sudah membaca berpuluh-puluh kasus hukuman
mati. Pada detik terakhir pengacara-pengacaranya meraih tali yang sebelumnya
tak pernah dipegang, dan meyakinkan para hakim agar mendengarkan
argumentasi baru. Tradisi perkara besar penuh dengan kisah masalah hukum
laten yang tak ditemukan dan tak tergali, sampai seorang pengacara yang
www.ac-zzz.tk berbeda dengan mata segar memasuki arena dan berhasil mendapatkan
penundaan. Namun profesor hukum itu benar. Sam beruntung. Meskipun Sam
tidak menyukai pengacara-pengacara di Kravitz & Bane, mereka telah
memberikan karya pembelaan yang luar biasa. Sekarang tak ada lagi yang
tersisa kecuali setumpuk mosi putus asa, yang dikenal sebagai banding
gangplank. Ia melemparkan koran itu ke dek kayu dan pergi ke dalam mengambil kopi
lagi. Pintu sorong berbunyi, suara baru dari sistem pengaman baru yang
dipasang Jumat lalu, setelah yang lama tak berfungsi dan sejumlah kunci hilang
secara misterius. Tak ada bukti telah terjadi pembongkaran. Keamanan dijaga
ketat di kompleks itu. Dan Willis tak tahu pasti berapa set anak kunci yang
disimpannya untuk masingmasing unit. Kepolisian Memphis memutuskan bahwa pintu
sorong itu dibiarkan tak terkunci, dan entah bagaimana tergeser
membuka. Adam dan Lee tidak mengkhawatirkan
hal itu. Karena kurang hati-hati, ia menyenggol gelas di samping tempat cuci. Gelas
itu hancur berkeping-keping ketika menerpa lantai. Kepingan-kepingan kaca
bertebaran di sekitar kakinya yang telanjang, dan ia berjingkat hati-hati ke
kamar sepen untuk mengambil sapu dan pengki. Dengan hati-hati ia menyapu
pecahan gelas itu menjadi tumpukan rapi, tanpa mengucurkan darah, lalu
membuangnya ke keranjang sampah di bawah wastafel. Sesuatu menarik
perhatiannya. Perlahan-lahan ia meraih ke dalam kantong sampah dari plastik
hitam itu, dan meraba-raba ampas kopi hangat serta pecahan gelas, sampai ia
menemukan sebuah botol dan mencabutnya ke luar. Ternyata botol vodka
kosong. Ia mengerik ampas kopi dari botol itu dan mengamati labelnya. Keranjang
sampah itu kecil dan biasanya dikosongkan dua hari sekali, kadang-kadang
sekali tiap hari. Sekarang keranjang itu setengah penuh. Botol itu belum lama
di sana. Ia membuka lemari es dan mencari tiga botol bit yang tersisa dari
enam botol kemarin. Lee minum dua dalam perjalanan kembali ke Memphis,
www.ac-zzz.tk lalu satu lagi di kondominium. Adam tak ingat di mana botol-botol itu
disimpan, tapi semuanya tak
ada dalam lemari es. Tidak pula dalam keranjang sampah di dapur, ruang
duduk, kamar mandi, atau kamar tidur. Semakin mencari, semakin' kuat
tekadnya untuk menemukan botol-botol tersebut. Ia memeriksa kamar sepen,
lemari tempat menyimpan sapu, lemari tempat menyimpan seprai, lemari
dapur. Ia menggeledah lemari dan laci-laci Lee, dan merasa dirinya seperti
pencuri dan penipu, tapi teras menggeledah, sebab ia ketakutan.
Botol-botol itu ada di bawah ranjangnya, kosong tentu saja, dan
disembunyikan dengan hati-hati dalam kotak sepatu Nike lama. Tiga botol
Heineken kosong disusun rapi jadi .satu, seolah-olah mereka akan dikirim ke
suatu tempat sebagai hadiah. Ia duduk di lantai dan memeriksanya. Botol-botol
itu masih segar, dengan beberapa tetes bir masih merembes di sekitar
dasarnya. Ia menduga berat badan Lee sekitar 65 kilogram, dan tingginya sekitar 170
sentimeter. Ia ramping tapi tidak terlalu kurus. Tubuhnya tak dapat menahan
terlalu banyak minuman keras. Ia tidur cepat, sekitar pukul 21.00, kemudian
pada suatu ketika menyelinap di kondominium itu untuk mengambil bir dan
vodka. Adam bersandar ke dinding, pikirannya ke mana-mana, Lee telah
memikirkan tempat penyembunyian botol-botol hijau itu, namun tahu akan
tertangkap. Ia tahu Adam nanti akan mencarinya. Mengapa ia tidak lebih hatihati
dengan botol vodka kosong itu" Mengapa
botol itu disembunyikan di tempat sampah, dan botol-botol bir diselipkan di
bawah ranjang" Kemudian Adam menyadari sedang mengikuti jalan pikiran yang rasional,
bukan pikiran yang mabuk. Ia memejamkan mata dan mengetukkan belakang
kepala pada dinding. Ia telah membawa Lee ke Ford County; mereka melihat
makam-makam dan menghidupkan kembali suatu mimpi buruk, dan Lee- harus
memakai kacamata hitam untuk menyembunyikan wajah. Sekarang sudah dua
minggu ia menuntut berbagai rahasia keluarga, dan kemarin beberapa kali ia
pedih mendengar beberapa fakta. Ia perlu tahu, katanya pada diri sendiri.
www.ac-zzz.tk Tidak jelas mengapa, tapi ia merasa harus tahu mengapa keluarganya begitu
aneh, kejam, dan penuh kebencian.
Dan sekarang, untuk pertama kali disadarinya hal ini mungkin jauh lebih
rumit daripada kisah keluarga biasa. Mungkin ini menyakitkan bagi setiap orang
yang terlibat. Mungkin minatnya pada rahasia-rahasia keluarga tidak sepenting
stabilitas Lee, Ia mendorong kotak .sepatu itu ke posisi semula, lalu
melemparkan botol vodka tadi ke keranjang sampah untuk kedua kalinya. Ia
cepat-cepat berpakaian dan meninggalkan kondominium itu. ia menanyakan
Lee kepada penjaga gerbang. Menurut catatan pada clipboard-nya, Lee pergi
hampir dua jam yang lalu, pukul 08.10.
Sudah menjadi kebiasaan para pengacara di
Kravitz & Bane Chicago menghabiskan hari Minggu di kantor, tapi jelas
praktek seperti itu tak disukai di Memphis. Seluruh kantor itu sepenuhnya untuk
Adam, tapi ia tetap mengunci pintunya, dan dengan segera tenggelam dalam
praktek dunia hukum habeas corpus federal yang keruh.
Namun pikirannya sulit dipusatkan. Ia mengkhawatirkan Lee dan membenci
Sam. Akan sulit untuk memandangnya lagi, mungkin besok, melalui kisi-kisi besi
di The Row. Sam rapuh, pucat, dan penuh kerut-merut. Dari segala segi, ia
berhak mendapatkan simpati orang. Pembicaraan terakhir mereka adalah
tentang Eddie, dan sesudahnya Sam memintanya agar meninggalkan urusan
keluarga di luar The Row. Saat ini sudah cukup banyak yang mengisi pikirannya.
Tidaklah adil menyiksa seorang terhukum dengan dosa-dosa lamanya.
Adam bukan penulis biografi, bukan pula sejarawan. Ia tak pernah dididik
dalam sosiologi atau psikiatri, dan - terus terang - pada saat ini, ia cukup
khawatir dengan ekspedisi lebih lanjut ke dalam sejarah remang-remang
keluarga Cayhall. Ia hanya pengacara yang masih agak hijau, tapi bagaimanapun juga dibutuhkan kliennya.
Sudah tiba saatnya untuk praktek hukum dan melupakan kisah sejarah.
Pukul 11.30 ia menelepon nomor Lee dan mendengarkan telepon berdering.
Ia meninggalkan pesan pada alat perekam, memberitahukan di mana ia berada
dan meminta Lec menelepon kembali. Ia


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

www.ac-zzz.tk menelepon lagi pada 13.00, dan 14.00. Tak ada jawaban. Ia sedang
menyiapkan surat pembelaan ketika telepon berdering.
Bukan suara Lee yang menyenangkan yang didengarnya, melainkan katakata pendek
Hakim F. JFTynn Slattery. "Ya, Mr. Hall, Hakim Slattery di sini.
Saya sudah mempertimbangkan masalah ini dengan hati-hati, dan saya menolak
memberikan segala keringanan, termasuk permohonan Anda akan penundaan
eksekusi," kata sang Hakim, nyaris dengan nada riang. "Ada banyak alasan, tapi
kita takkan membahasnya. Panitera saya akan mengirimkan keputusan saya
dengan fax sekarang juga, jadi Anda akan mendapatkannya sebentar lagi." "Ya.
Sir," kata Adam. "Anda perlu mengajukan dalih lain secepat mungkin, Anda tahu. Saya
sarankan Anda melakukannya besok pagi."
"Saya sedang menggarapnya sekarang, Yang Mulia. Sebenarnya sudah hampir
selesai." "Bagus. Jadi, Anda sudah memperkirakan hal ini?"
"Ya, Sir. Saya mulai menggarap dalih lain segera setelah meninggalkan
kantor Anda pada hari Selasa." Rasanya sangat menggoda untuk mengejek
Slattery satu atau dua kali. Lagi pula ia berada dua ratus mil dari sana. Namun
orang ini hakim federal. Adam menyadari benar bahwa suatu hari, dalam waktu
dekat ini, ia mungkin membutuhkan hakim itu lagi.
"Selamat siang, Mr. Hall." Slattery menggantung telepon.
Adam berjalan mengelilingi meja selusin kali, lalu menyaksikan cahaya
menghujani Mali di bawah. Diam-diam ia menyumpahi hakim-hakim federal
pada umumnya dan Slattery pada khususnya, lalu kembali ke komputer,
menatap layarnya, dan menunggu inspirasi.
Ia mengetik dan membaca, meriset dan mencetak, -melihat-lihat ke luar
jendela, serta memimpikan terjadinya mukjizat sampai hari gelap. Ia
menghabiskan waktu beberapa jam dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan
remeh, dan salah satu alasan ia bekerja sampai pukul 20.00 adalah memberikan
banyak kesempatan kepada Lee untuk kembali ke kondominium. Tak ada tandatanda
dari Lee. Satpam menga-: takan ia belum kembali. Tak ada pesan lain
www.ac-zzz.tk dalam mesin perekam, kecuali darinya tadi. Sebagai santap malam, ia makan
popcorn microwave dan menonton dua film video. Gagasan menelepon Phelps
Booth begitu menjijikkan, sampai ia nyaris menggigil memikirkannya.
Ia pikir-pikir akan tidur di sofa di ruang duduk, agar bisa mendengar bila Lee
pulang, tapi setelah film terakhir ia kembali ke kamarnya di lantai atas dan
menutup pintu. DUA PULUH DELAPAN Penjelasan tentang hilangnya Lee kemarin muncul dengan lambat, tapi
kedengaran masuk akal pada saat ia menceritakannya. Ia berada di rumah sakit
sehari penuh bersama salah satu anak asuhnya dari Auburn House, katanya
sambil bergerak perlahan-lahan sekeliling dapur. Gadis kecil yang malang itu
baru tiga belas tahun, bayi pertama, tapi pasti akan ada lainnya, dan ia harus
melahirkan sebulan' *?' lebih awal. Ibunya ada di penjara, bibinya pergi
menjual obat bius, dan ia tak punya siapa pun-untuk mengadu. Lee terus
memegangi tangannya selama persalinan yang rumit. Gadis itu baik-baik saja
dan bayinya sehat, dan sekarang ada satu lagi anak yang tak diinginkan di
ghetto Memphis. Suara Lee parau, matanya sembap dan merah. Ia mengatakan kembali
beberapa menit setelah pukul 01.00, dan seharusnya menelepon lebih pagi,
tapi mereka berada enam jam di dalam kamar pasien dan dua jam lagi di
kamar bersalin. Rumah Sakit St. Peter's Charity seperti kebun binatang,
548 terutama pada bagian bersalinnya, dan... yah, ia tak berhasil mendapatkan
telepon. Adam duduk di depan meja dengan piama, menghirup kopi, dan mengamati
surat kabar ketika Lee bicara. Ia tidak meminta penjelasan itu. Ia mencoba
sebaik mungkin berlagak tidak khawatir. Lee bersikeras akan menyiapkan
makan pagi: telur goreng dan biskuit kalengan. Ia menyibukkan diri di dalam
dapur sambil bicara dan menghindari kontak mata.
"Siapa nama bocah itu?" tanya Adam serius, seolah-olah ia benar-benar
prihatin mendengar cerita Lee.
www.ac-zzz.tk "Uh, Natasha. Natasha Perkins."
"Dan dia baru tiga belas tahun?"
"Ya. Ibunya 29 tahun. Bisakah kau percaya" Seorang nenek umur 29 tahun."
Adam menggelengkan kepala tercengang. Ia kebetulan sedang melihat
bagian kecil Memphis Press yang memuat catatan penting di county itu. Akte
perkawinan. Perkara perceraian. Kelahiran. Penahanan. Kematian. Ia memeriksa daftar kelahiran kemarin, seolah-olah sedang memeriksa angkaangka, dan
tidak menemukan catatan tentang ibu baru bernama Natasha
Perkins. Lee menyelesaikan pergulatannya dengan biskuit kalengan. Ia meletakkannya di piring kecil bersama telur dan menyajikannya, lalu duduk di
ujung lain meja itu, sejauh mungkin dari Adam. "Bon appetit," katanya dengan
senyum dipaksakan. 549 Masakannya sudah merupakan sumber humor yang kaya.
Adam tersenyum, seolah-olah segalanya baik-baik saja. Mereka butuh humor
saat ini, tapi tak dapat bercanda. "Cubs kalah lagi," katanya sambil, menggigit
sepotong telur dan melirik koran yang terlipat itu.
"Cubs selalu kalah, kan?"
"Tidak selalu. Kau mengikuti bisbol?"
"Aku benci bisbol. Phelps membuatku membenci setiap olahraga yang
pernah dikenal manusia."
Adam menyeringai dan membaca koran. Beberapa menit mereka makan
tanpa bicara, dan keheningan itu jadi berat. Lee memencet tombol remote
control; televisi di atas counter menyala dan menimbulkan kebisingan. Mereka
berdua mendadak tertarik pada prakiraan cuaca yang kembali panas dan
kering. Lee memain-mainkan makanannya, mengorek-ngorek biskuit yang
separo terpanggang dan mendorong telur di sekitar piringnya. Adam curiga saat
ini perut Lee sedang lemah.
Ia menghabiskan sarapan cepat-cepat dan membawa piringnya ke bak cuci
dapur, lalu duduk kembali di depan meja menyelesaikan membaca surat kabar.
www.ac-zzz.tk Lee menatap televisi, apa saja untuk menghindari kontak mata dengan
keponakannya. "Aku mungkin akan pergi menemui Sam hari ini," kata Adam. "Sudah
seminggu aku tidak menjenguknya."
Tatapan mata Lee jatuh pada suatu titik di
tengah meja. "Seandainya saja kita tidak pergi ke Clanton Sabtu kemarin."
"Aku tahu." "Itu bukan gagasan yang bagus."
"Maaf, Lee. Aku bersikeras pergi, dan itu bukan gagasan yang bagus. Selama
ini aku telah mendesakmu dengan banyak hal, dan mungkin aku keliru."
"Itu tidak adil...."
"Aku tahu ini tidak adil. Sekarang kusadari bahwa mengungkapkan sejarah
keluarga ini bukan urusan sederhana."
"Itu tidak adil baginya, Adam. Rasanya kejam menghadapkannya dengan halhal ini
saat dia cuma punya waktu dua minggu untuk hidup."
"Kau benar. Dan salah membuatmu membayangkannya kembali."
"Aku akan baik-baik saja." Ia mengucapkan ini seolah-olah ia sama sekali
kurang baik sekarang, tapi mungkin ada sekeping harapan di masa depan.
"Maaf, Lee. Aku sungguh menyesal." "Tak apa. Apa yang akan kaulakukan
dengan Sam hari ini?"
"Bicara, kebanyakan. Pengadilan federal lokal menolak permohonan kami
kemarin, jadi kami akan mengajukan dalih lain pagi ini. Sam suka
membicarakan strategi hukum." "Katakan padanya aku memikirkannya." ' "Akan
kusampaikan." la mendorong piringnya dan memegang cangkirnya dengari dua tangan. "Dan tanya
dia apakah ingin aku datang
menengoknya." "Kau benar-benar ingin melakukannya?" tanya Adam, tak mampu menyembunyikan perasaan kagetnya.
"Aku merasa harus melakukannya. Sudah bertahun-tahun aku tak pernah
melihatnya." "Akan kutanya dia."
www.ac-zzz.tk "Dan jangan sebut-sebut Joe Lincoln, oke, Adam" Tak pernah kuceritakan
pada Daddy apa yang kusaksikan."
"Kau dan Sam tak pernah bicara tentang pembunuhan itu?" "Tak pernah. Peristiwa
itu diketahui luas dalam masyarakat Aku dan Eddie
tumbuh dewasa dengannya dan membawanya sebagai beban, tapi - terus
terang, Adam, kejadian itu bukan urusan besar bagi para tetangga. Ayahku
membunuh orang kulit hitam. Itu tahun 1950, dan terjadi di Mississippi.
Peristiwa itu tak pernah dibicarakan dalam ramah kami."
"Jadi, Sam berhasil sampai ke kuburnya tanpa dihadapkan pada pembunuhan itu?" "Apa yang kaudapat dengan menghadapkannya pada pembunuhan tersebut"
Itu sudah empat puluh tahun yang lalu."
"Entahlah. Mungkin dia akan mengatakan menyesal."
"Kepadamu" Dia minta maaf padamu, dan itu membuat segalanya beres"
Aduh, Adam, kau masih muda dan tak mengerti. Biarkan saja urusan ini. Jangan
sakiti lagi orang tua itu. Saat ini, kaulah satu-satunya .titik cerah dalam hidupnya yang
menyedihkan." "Oke, oke."
"Kau tak berhak menyergapnya dengan kisah Joe Lincoln."
"Kau benar. Aku takkan melakukannya. Janji."
Ia menatap Adam dengan mata merah, sampai Adam memandang ke
televisi, lalu cepat-cepat minta diri dan menghilang lewat ruang duduk. Adam
mendengar pintu kamar mandi ditutup dan dikunci. Ia berjalan melintasi karpet
dan berdiri di gang, mendengarkan sementara Lee muntah-muntah. Toilet
diguyur, dan Adam lari ke atas, ke kamarnya, untuk mandi dan berganti
pakaian. Pukul 10.00, Adam telah menyempurnakan dalih pembelaan kepada
Pengadilan Banding Fifth Circuit di New Orleans. Hakim Slattery sudah
mengirim satu copy keputusannya dengan fax kepada panitera di Pengadilan
Fifth Circuit, dan Adam mengirimkan pembelaannya dengan fax segera setelah
tiba di kantor. Aslinya ia kirimkan dengan Federal Express.
www.ac-zzz.tk Ia juga bercakap-cakap untuk pertama kalinya dengan Death Clerk, pegawai
penuh Mahkamah Agung AS yang tidak mengerjakan apa pun selain memantau
dalih-dalih pembelaan terakhir dari semua terpidana mati. Death Clerk kerap
kali bekerja 24 jam sehari, bila eksekusi sudah hampir tiba saatnya. E. Garner
Goodman telah menjelaskan secara ringkas pada Adam. tentang akal bulus
Death Clerk dan kantornya, lalu dengan enggan Adam menelepon untuk
pertama kalinya. Nama panitera itu Richard Olander, jenis orang yang efisien dan kedengaran
agak letih pada pagi hari Senin. "Kami sudah menunggu ini," katanya pada
Adam, seolah-olah urusan terkutuk ini seharusnya sudah diajukan beberapa
saat yang lalu, Ja menanyai Adam, apakah ini eksekusinya yang pertama
"Saya khawatir begitulah," kata Adam. "Dan saya harap ini yang terakhir."
"Ah, Anda jelas telah memilih seorang pecundang," Mr. Olander berkata,
lalu menjelaskan dengan detail berkepanjangan bagaimana pengadilan mengharapkan dalih-dalih pembelaan terakhir ini ditangani. Setiap pengajuan
apa pun mulai saat ini sampai selanjutnya, sampai akhir, tak peduli di mana
dalih itu diajukan atau apa isinya, harus juga diajukan ke kantornya secara
bersamaan, ia menguraikan dengan datar, seolah-olah membaca dari buku
teks. Bahkan ia akan langsung mem-fox-kan kepada Adam copy keputusan
Mahkamah, yang semuanya harus diikuti dengan cermat sampai akhir.
Kantornya selalu siap, 24 jam sehari, demikian ia mengulangi lebih dari sekali,
dan yang sangat penting adalah mereka menerima copy dari segalanya. Itu
tentunya bila Adam ingin kliennya
mendapatkan sidang pemeriksaan yang adil oleh Mahkamah. Bila Adam tak
peduli, nah, ikuti saja peraturan-peraturan dengan ceroboh dan kliennya akan
menerima akibatnya. Adam berjanji akan mengikuti peraturan. Mahkamah Agung jadi sangat letih
dengan klaim yang tak ada habisnya dalam kasus-kasus hukuman mati, dan
ingin mengumpulkan semua mosi dan dalih pembelaan untuk mempercepat
urusan. Dalih pembelaan Adam untuk Pengadilan Fifth Circuit akan diamati
www.ac-zzz.tk dengan teliti oleh para hakim agung dan panitera mereka, jauh sebelum
Mahkamah benar-benar menerima kasus tersebut dari New Orleans. Hal yang
sama juga berlaku bagi semua pembelaan detik terakhir. Dengan demikian,
Mahkamah bisa langsung memberikan keringanan, atau menolaknya dengan
cepat. Begitu efisien dan cepat kerja Death Clerk, sampai baru-baru ini Mahkamah
dipermalukan dengan menolak suatu dalih pembelaan sebelum dalih tersebut
diajukan secara resmi. Kemudian Mr. Olander menjelaskan kantornya punya
checklist dari setiap mosi dan dalih pembelaan menit terakhir yang mungkin
diajukan, dan ia bersama stafnya yang cakap memantau setiap kasus, untuk
melihat apakah semua pembelaan yang mungkin diajukan telah diajukan. Dan
bila seorang peng- ^ acara di suatu tempat melewatkan suatu pokok yang
potensial, mereka akan memberi tahu pengacara itu bahwa ia harus meneliti
klaim yang terlupakan tersebut. Apakah Adam menginginkan copy checklist mereka"
Tidak, Adam menerangkan sudah punya satu copy. E. Garner Goodman telah
menulis buku tentang banding gangplank.
Baik, kata Mr. Olander. Mr. Cayhall punya waktu enam belas hari, dan -
sudah tentu - banyak hal bisa terjadi dalam enam belas hari. Tapi, -menurut
pendapatnya, kepentingan hukum Mr. Cayhall telah diwakili dengan baik, dan
urusan itu telah diperiksa dengan cermat. Ia akan terkejut, demikian ia
berkomentar, kalau ada penundaan lebih lanjut. Terima kasih atas komentar
itu, pikir Adam. Mr. Olander dan stafnya sedang mengawasi suatu kasus di
Texas dengan ketat, ia menjelaskan. Eksekusinya ditetapkan sehari sebelum
eksekusi j Sam, tapi, menurut pendapatnya, kemungkinan besar akan ada
penundaan. Florida punya satu yang dijadwalkan akan dilaksanakan dua hari
sesudah eksekusi Mr. Cayhall, Georgia punya dua yang dijadwalkan seminggu


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sesudahnya, tapi, nah, siapa tahu. Ia dan seseorang dalam stafnya akan berada
di tempat setiap saat, dan ia sendiri akan berada di samping telepon selama
dua belas jam terakhir sebelum eksekusi.
www.ac-zzz.tk Teleponlah kapan saja, katanya, lalu mengakhiri percakapan dengan janji
tegas akan membuat segalanya semudah mungkin bagi Adam dan klien-Adam membanting
telepon dan berputar-putar
sekeliling kantornya. Pintunya terkunci, seperti biasa, dan gang di luar sibuk
dengan gosip Senin pagi yang penuh semangat Wajahnya kemarin muncul lagi di
surat kabar, dan ia tak ingin dilihat Ia menelepon Auburn House dan minta
bicara dengan Lee Booth, tapi Lee tidak masuk. Ia menelepon kondominiumnya. Tak ada jawaban. Ia menelepon Parchman dan memberi tahu
petugas di gerbang depan untuk menunggunya sekitar pukul 13.00.
Ia pergi ke komputernya dan menemukan salah satu proyek terakhirnya -
sejarah kronologis singkat dari kasus Sam.
Dewan Juri Lakehead County memutuskan Sam bersalah pada tanggal 12
Februari 1981, dan dua hari kemudian menyampaikan vonis hukuman mati
kepadanya. Ia langsung naik banding ke Mahkamah Agung Mississippi,
mengajukan segala macam keberatan terhadap sidang pengadilan dan
tuntutannya, tapi sama sekali mengecualikan fakta bahwa sidang itu terjadi
hampir empat belas tahun setelah pengeboman. Pengacaranya, Benjamin
Keyes, berdebat dengan penuh semangat bahwa 'Sam tidak mendapatkan
sidang secepatnya, dan mengalami risiko berganda karena diadili tiga kali atas
tindak kejahatan yang sama. Keyes mengajukan argumentasi' yang sangat kuat.
Mahkamah Agung Mississippi dengan pahit terbelah pend
nya tentang masalah ini, dan pada tanggal 23 Jujj 1982 menurunkan
keputusan kontroversial yang mengukuhkan vonis Sam. Lima hakim tinggi
memberikan suara untuk mengukuhkan, tiga menolak, dan satu abstain.
Keyes kemudian mengajukan petisi peninjauan kembali kepada Mahkamah
Agung AS, yang meminta Mahkamah untuk meninjau kembali kasus Sam.
Biasanya Mahkamah Agung jarang memberikan peninjauan ulang pada suatu
kasus, karenanya menjadi suatu kejutan ketika pada tanggal 4 Maret 1984
Mahkamah setuju melakukan peninjauan kembali atas vonis Sam.
Mahkamah Agung AS juga terpecah nyaris sama hebatnya dengan Mahkamah
Mississippi tentang masalah tuntutan berganda, namun mereka* sampat pada
www.ac-zzz.tk kesimpulan yang sama. Dua juri Sam yang pertama sama sekali macet, tak
dapat mengambil keputusan, digantung oleh permainan Clovis Brazelton.
Dengan demikian, Sam tidak dilindungi oleh klausa tuntutan ganda dari
Amandemen Kelima Ia tak pernah dinyatakan bebas o/eh satu pun di antara
dua dewan juri pertama. Masing-masing tak dapat mencapai keputusan bulat,
jadi tuntutan ulang merupakan sesuatu yang konstitusional. Pada tanggal 21
September 1983, Mahkamah Agung AS memutuskan dengan enam suara banding
tiga bahwa vonis Sam harus dikukuhkan. Keyes langsung mengajukan beberapa
mosi, meminta sidang pemeriksaan ulang, tapi sia-sia.
Sam menyewa Keyes untuk mewakilinya selama sidang pengadilan dan
sidang banding di Mahkamah Agung Mississippi, bila diperlukan. Pada saat
Mahkamah Agung AS mengukuhkan vonisnya, Keyes sudah bekerja tanpa
bayaran. Kontraknya untuk mewakili kepentingan hukum Sam sudah habis, dan
ia menulis surat panjang kepada Sam, menerangkan sekarang tiba saatnya bagi
Sam untuk mengambil cara lain. Sam memahami hal ini.
Keyes juga menulis surat kepada seorang rekan pengacara ACLU di
Washington, yang kemudian menulis surat kepada sahabatnya, E. Garner
Goodman, di Kravitz & Bane Chicago. Surat tersebut mendarat di meja kerja
Goodman pada saat yang amat tepat. Sam sedang kehabisan waktu dan putus
asa. Goodman sedang mencari proyek pro bono. Mereka bertukar surat, dan
pada tanggai 18 Desember 1983, Wallace Tyner, seorang partner di bagian
pembelaan kejahatan kerah putih di Kravitz & Bane mengajukan petisi untuk
mendapatkan keringanan vonis dari Mahkamah Agung Mississippi.
Tyner menyatakan banyaknya kesalahan dalam sidang Sam, termasuk
diterimanya foto-foto mayat John dan Josh Kramer yang penuh darah sebagai
bukti, Ia menyerang pemilihan anggota juri dan IMnuduh McAllister secara
sistematis memilih orang-orang kulit hitam di atas orang kulit putih. Ia
menyatakan sidang yang adil tak mungkin terlaksana, sebab lingkungan sosial
pada tahun 1981 sudah jauh berbeda dari tahan 1967. Ia berdalih
tempat pengadilan yang dipilih Hakim tidak adil. Ia mengangkat lagi
masalah tuntutan ganda dan pengadilan secepatnya. Secara keseluruhan,
www.ac-zzz.tk Wallace Tyner dan Garner Goodman mengangkat delapan pokok masalah yang
terpisah dalam petisi tersebut. Tetapi mereka tidak mempersoalkan Sam telah
dirugikan dengan pembelaan yang tidak efektif - klaim utama dari semua
terpidana mati. Mereka ingin, melakukannya, tapi Sam tak mengizinkan. Pada
mulanya ia menolak menandatangani petisi tersebut, sebab petisi itu
menyerang Benjamin Keyes, pengacara yang sangat disukai Sam.
Pada tanggal 1 Juni 1985, Mahkamah Agung Mississippi menolak semua
keringanan pascavonis yang diminta. Tyner kembali mengajukan permohonan
peninjauan ulang kepada Mahkamah Agung AS, tapi ditolak. Ia kemudian
mengajukan petisi . Sam pertama mengenai writ of habeas corpus - agar
narapidana dihadapkan ke sidang dalam jangka waktu 24 jam setelah ditahan,
untuk menghin-dari penahanan ilegal - serta memohon penundaan eksekusi di
Pengadilan Federal Mississippi. Seperti biasanya, petisi itu cukup tebal dan
berisi setiap pokok persoalan yang sudah diangkat di pengadilan negara bagian.
Dua tahun kemudian, pada tanggal 3 Mei 1987, pengadilan distrik menolak
segala keringanan, dan Tyner naik banding ke Pengadilan Fifth Circuit di New
Orleans, yang pada gilirannya mengukuhkan penolakan pengadilan di bawahnya. Pada tanggal 20 Maret 1988, Tyner mengajukan petisi untuk sidang pemeriksaan ulang
dengan Pengadilan Fifth Circuit, yang juga ditolak. Pada tanggal 3 September 1989, Tyner dan
Goodman kembali berpaling pada Mahkamah Agung dan memohon agar
Mahkamah memerintahkan peninjauan kembali keputusan pengadilan di
bawahnya. Seminggu kemudian Sam menulis surat pertama di antara banyak
lainnya kepada Goodman dan Tyner, berisi' ancaman memecat mereka.
Mahkamah Agung AS memberi Sam penundaan terakhir pada tanggal 14 Mei
1989, sesuai dengan keputusan Mahkamah yang memberikan peninjauan ulang
kepada sebuah kasus dari Florida. Tyner berdebat dengan sukses bahwa kasus
Florida tersebut menimbulkan persoalan serupa, dan Mahkamah Agung
memberikan penundaan pada beberapa lusin kasus hukuman mati lain di.
seluruh negeri. www.ac-zzz.tk Tak ada apa pun yang diajukan dalam kasus Sam, sementara Mahkamah
Agung menunda ke-putusan dan berdebat tentang kasus Florida itu. Akan tetapi
Sam memulai usahanya sendiri untuk melepaskan diri dari Kravitz & Bane. Ia
mengajukan sendiri beberapa mosi konyol, yang semuanya dengan cepat
ditolak. Tapi ia berhasil mendapatkan surat keputusan dari Pengadilan Fifth
Circuit yang pengacaranya. secara efektif Pada tanggal menghentikan 29 Juni pelayanan 1990, pro Pengadilan bono Fifth dari Circuit mengizinkannya mengurus kepentingan hukumnya se h-Garner Goodman menutup berkas
Sam dan Berkas itu tidak ditutup lama. ^ayha|f
Pada tanggal 9 Mi 1990, Mahkamah a mencabut penundaan eksekusi Sam
Pan gUn? 10 Juli 1990, Pengadilan Fifth Circuit penundaan eksekusi Sam, dan
pada h but sama Mahkamah Agung Mississippi meniaril ^g -ggal 8 Agustus,
empat mingg^ bagai han eksekusi. ' SeSetelah sembilan tahun peperangan
pengadilan -sekarang punya waktu
enam belas^n^ pUA PULUH SEMBILAN The row sunyi sepi, sementara satu hari lagi berjalan lamban menjelang
siang. Berbagai kipas angin berdengung dan berderak dalam sel-sel sempit,
dengan penuh semangat mencoba mendorong udara yang makin lama makin
pengap. Berita pagi di televisi diisi dengan laporan-laporan seru bahwa Sam Cayhall
telah kalah dalam pertempuran hukumnya yang terbaru. Keputusan Slattery
dikumandangkan ke seluruh penjuru negara bagian, seolah-olah itu paku
terakhir pada peti mati. Stasiun Jackson meneruskan hitungan mundurnya -
tinggal enam belas hari tersisa. Hari keenam belas! Demikian tertulis dalam
huruf tebal di bawah foto tua Sam yang sama. Para reporter dengan mata
berbinar, makeup tebal, dan tanpa pengetahuan apa pun tentang hukum,
menyemburkan kata-kata ke arah kamera dengan ramalan yang tak kenal
takut. "Menurut sumber-sumber kami, upaya hukum Sam Cayhall akhirnya
habis. Banyak orang percaya eksekusinya akan teriak-
www.ac-zzz.tk sana, seperti dijadwalkan, pada tanggal 8 Agustus." Kemudian diteruskan
dengan berita olahraga dan prakiraan cuaca.
Di The Row, percakapan lebih jarang terjadi, teriakan ke sana-sini makin
berkurang, layang-layang lebih sedikit dikirimkan di antara sel-sel. Akan
terjadi eksekusi. Sersan Packer tersenyum sendiri ketika berlenggang di Tier A. Suara
umpatan dan omelan yang sudah menjadi bagian pekerjaan hariannya nyaris
lenyap. Sekarang para narapidana itu prihatin memikirkan dalih pembelaan
banding dan pengacara mereka. Permintaan paling umum dalam dua minggu
terakhir ini adalah memakai telepon untuk menelepon pengacara.
Packer tidak antusias ingin menyaksikan eksekusi lain, tapi ia benar-benar
menikmati ketenangan itu. Dan ia tahu itu cuma sementara. Apabila Sam
menerima keputusan penundaan eksekusi besok, kebisingan akan langsung
meningkat. Ia berhenti di depan sel Sam. "Jam istirahat di luar, Sam."
Sam sedang duduk di ranjangnya, mengetik dan merokok seperti biasa.
"Pukul berapa ini?" ia bertanya, meletakkan mesin tik di sebelahnya dan
berdiri. "Sebelas." Sam berbalik memunggungi Packer dan mengulurkan pergelangan melalui
lubang di pintunya. Packer dengan hati-hati memborgolnya. *Kau keluar sendiri?" tanyanya. Sam
berbalik dengan tangan di belakangnya.
"Tidak. Henshaw ingin keluar juga."
"Aku akan menjemputnya," kata Packer sambil mengangguk pada Sam, lalu
mengangguk ke ujung tier. Pintu terbuka, dan Sam perlahan-lahan mengikutinya melewati sel-sel lain. Setiap narapidana bersandar pada jeruji
dengan tangan dan lengan bergelantungan ke luar, masing-masing mengawasi
Sam dengan cermat ketika ia berjalan lewat.
Mereka berjalan melewati jeruji-jeruji dan lorong-lorong lagi, dan Packer
membuka kunci sebuah pintu besi yang tak dicat. Sam benci bagian ini dalam
www.ac-zzz.tk istirahat keluarnya. Ia melangkah ke rumput dan memejamkan mata rapatrapat
ketika Packer membuka borgol, lalu membuka mata perlahan-lahan
sampai pandangannya terfokus dan bisa menyesuaikan diri dengan kilau
matahari yang menyakitkan.
Packer menghilang ke dalam tanpa sepatah kata pun. Sam berdiri di titik
yang sama selama satu menit penuh, sementara cahaya berkilat terang dan
kepalanya berdenyut-denyut. Hawa panas tidak mengganggunya, sebab ia
sudah terbiasa, namun cahaya matahari menghunjam bagaikan laser dan
menimbulkan sakit kepala hebat tiap kali ia diizinkan keluar dari selnya. Ia
sebenarnya bisa dengan mudah membeli kacamata hitam, mirip dengan
kacamata Packer, tapi tentunya itu terlalu
berlebihan. Kacamata hitam tidak termasuk dalam
daftar barang-barang yang boleh dimiliki narapidana di sana.
Ia berjalan goyah di rumput yang terpangkas pendek, memandang ke
ladang-ladang kapas di balik pagar. Halaman rekreasi itu tak lebih dari
lapangan tanah dan rumput berpagar, dengan dua bangku kayu dan sebuah ring
bola basket untuk orang-orang Afrika. Tempat itu oleh para penjaga dan
narapidana disebut kandang banteng. Sam sudah beribu kali melangkah di sana,
dan sudah membandingkan pengukurannya dengan narapida-na-narapidana
lain. Lapangan itu panjangnya lima belas meter dan lebarnya sebelas meter.
Pagarnya setinggi tiga meter dan dimahkotai kawat duri setinggi 45 senti. Di
balik pagar terbentang lapangan rumput sejauh kurang-lebih tiga puluh meter
ke pagar utama, yang diawasi para penjaga di menara.
Sam berjalan mengikuti garis lurus di samping pagar, lalu berbalik sembilan
puluh derajat dan meneruskan kegiatan rutinnya, menghitung setiap langkah
sepanjang jalan. Lima belas kali sebelas meter. Selnya berukuran hampir dua
kali tiga meter. The Twig, perpustakaan hukum, berukuran lima setengah kali
empat setengah meter. Bagian dalam ruangan pengunjung adalah dua kali
sembilan meter. Ia pernah diberitahu bahwa kamar gas berukuran empat
setengah kali tiga setengah meter,
dan biliknya sendiri hanya berupa kubus selebar satu seperempat meter.
www.ac-zzz.tk Selama tahun pertama pengurungannya, ia berlari mengelilingi lapangan itu
di tepinya, mencoba mengeluarkan keringat dan melatih jantungnya. Ia juga
melemparkan bola ke ring bola basket, tapi berhenti setelah berhari-hari tidak
berhasil memasukkan bola. Akhirnya ia berhenti berlatih dan selama bertahuntahun
memakai satu jam istirahat ini tanpa berbuat apa-apa, kecuali
menikmati kebebasan dari selnya. Suatu ketika ia jatuh dalam kebiasaan
berdiri di depan pagar dan menatap pepohonan di seberang ladang. Di situ ia
membayangkan segala hal. Kebebasan. Jalan raya. Memancing. Makanan. Seks
sekali-sekali. Ia hampir bisa membayangkan tanah pertaniannya yang kecil di
Ford County tak jauh di sebelah sana, di antara dua petak hutan. Ia
memimpikan Brazil, Argentina, atau tempat persembunyian sunyi lain. tempat


Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia seharusnya hidup dengan nama baru.
Dan kemudian ia berhenti bermimpi. Ia berhenti menatap ke balik pagar
seolah-olah suatu mukjizat akan membawanya pergi. Ia berjalan dan merokok,
hampir selalu sendirian. Kegiatan utamanya adalah bermain checker.
Pintu kembali terbuka dan Hank Henshaw berjalan melewatinya. Packer
membuka borgolnya sementara ia menyipitkan mata dan melihat ke tanah. Ia
menggosok pergelangan begitu dibebaskan, lalu meregangkan punggung dan
kaki. Packer berjalan fce salah satu bangku dan meletakkan kardus tua di atasnya.
Dua narapidana itu mengawasi Packer sampai meninggalkan halaman
tersebut, lalu mereka berjalan ke bangku dan mengambil posisi masing-masing,
menunggangi papan kayu dengan kardus di antara mereka. Sam dengan hatihati
meletakkan papan checker di atas bangku, sementara Henshaw
menghitung buah checker. "Giliranku main merah," kata Sam. "Yang lalu kau
main merah," kata Henshaw, menatapnya. "Yang lalu aku main hitam." "Tidak,
terakhir aku main hitam. Sekarang giliranku main merah."
"Dengar, Hank. Aku cuma punya enam belas hari, dan kalau aku ingin main
merah, aku harus main merah.*
Henshaw mengangkat pundak dan menyerah. Mereka mengatur buah
checker dengan sangat rapi.
www.ac-zzz.tk "Kurasa kau yang pertama melangkah," kata Henshaw.
"Tentu." Sam menggeser sebuah biji checker ke petak kosong, dan
pertandingan itu mulai. Matahari tengah hari memanggang tanah di sekeliling
mereka, dan dalam beberapa menit pakaian terusan merah mereka sudah
melekat pada punggung. Mereka berdua memakai sepatu mandi karet tanpa
kaus kaki. Hank Henshaw berumur 41 tahun, sekarang sudah tujuh tahun jadi penghuni The Row,
tapi diperkirakan takkan pernah
melihat kamar gas. Ada dua kekeliruan penting terjadi dalam sidang, dan
Henshaw punya cukup peluang untuk mendapatkan pembatalan vonis dan
dibebaskan dari The Row. "Kabar buruk kemarin," katanya, sementara Sam
memikirkan langkah selanjurnya.
"Ya, segalanya tampak agak suram, bukan begitu menurutmu?"
"Yeah. Apa kata pengacaramu?" Tak satu pun di antara mereka mengangkat
wajah dari papan checker.
"Dia mengatakan kita punya peluang bertempur."
"Apa artinya?"- tanya Henshaw sambil melangkah.
"Kupikir itu berarti mereka akan mengegas aku,
tapi aku akan mengelak." "Apakah bocah itu tahu apa yang dia lakukan?"
"Oh, yeah. Dia cerdas. Sudah keturunan, km. tahu."
"Tapi dia masih begitu muda." "Dia bocah yang pandai. Pendidikannya hebat.
Nomor dua di kelasnya di Michigan, kau tahu.
Si Pemanah Gadis 8 Tragedi Tiga Babak Three Act Tragedy Karya Agatha Christie Setan Haus Darah 1
^