Pencarian

Mockingjay 5

Mockingjay Buku Terakhir Trilogi The Hunger Games Karya Suzanne Collins Bagian 5


Melihat penyebab dilemaku saat ini dengan tenang sedang membangun tendanyadi perkemahan kami membuatku naik darah. Jam berapa aku mulai tugas jaga" Aku bertanya pada Jackson.
Jackson menyipitkan mataya memandangku tidak yakin, atau mungkin dia hanya berusaha memusatkan fokus memandangku. Aku tdak memasukkanmu ke dalam tugas jaga.
Kenapa tidak" tanyaku.
Aku tidak yakin kau bosa menembak Peeta, jika memang diperlukan, katanya.
Aku bicara dengan lantang supaya seluruh anggota pasukan bisa mendengarku dengan jelas. Aku takkan menembak Peeta. Dia sudah tiada. Johanna benar. Rasaya akan seperti menembak satu mutt dari Capitol. Menyenangkan rasanya bisa mengatakan sesuatu yang buruk tantang dirinya, lantang di depan umum, setelah rasa malu yang kurasakan sejak dia kembali.
Komentar semacam itu juga takkan membuat namamu disertakan, kata Jackson.
Masukkan dia ke tugas jaga, aku mendengar Boggs bicara di belakangku.
Jackson menggeleng dan membuat catatan. Tengah malam sampai jam empat pagi. Kau jaga bersamaku.
Peluit makan malam berbun
yi, aku dan Gale berbaris menuju kantin. Kau mau aku membunuhnya" tanyanya lugas.
Pasti itu akan membuat kita langsung dipulangkan, kataku. Meskipun aku marah, kekejian dalam tawaran Gale membuatku resah. Aku bisa menghadapinya.
Maksudmu sampai kau kabur" Kau dan peta kertasmu, mungkin sekalian Holo jika kau bisa mencurinya" Jadi Gale memperhatikan segala persiapanku. Kuharap gelagatku tidak sejelas ini di mata yang lain. Tapi tak ada seornag pun yang bisa membaca pikiranku seperti Gale. Kau tidak berencana meninggalkanku, kan" tanyanya.
Sampai saat ini, sebenarnya aku berencana begitu. Tapi adanya partner berburu yang bisa menjagaku sepertinya bukan ide yang buruk. Sebagai prajurit sejawatmu, aku harus menyarankan dengan serius agar kau tinggal bersama pasukanmu. Tapi aku tak bisa menghentikanmu kalau kau ingin ikut, kan"
Gale nyengir. Tidak bisa. Kecuali kau ingin aku memberi tahu seluruh pasukan angkatan darat.
Pasukan 451 dan kru televisi mengambil makan malam dari kantin dan berkumpul dalam lingkaran yang rapat untuk makan. Awalnya kupikir Peeta yang menyebabkan suasana makan malam jadi tidak nyaman, tapi setelah jam makan selesai, aku sadar bahwa beberapa tatapan sebal ditujukan kepadaku. Ini perubahan yang drastis, karena aku yakin ketika Peeta datang seluruh anggota tim mencemaskan kemungkinan bahaya yang bisa ditimbulkanya. Tapi baru pada saat aku menerima telepon dari Haymitch, aku mengerti.
Apa yang berusaha kaulakukan" Memancingnya agar menyerang" dia bertanya padaku.
Tentu saja tidak. Aku hanya ingin dia meninggalkanku, kataku.
Dia tidak bisa. Apalagi setelah yang dilakukan Capitol padanya, kata Hamitch. Dengar, Coin mungkin mengirim Peeta ke sana dengan harapan dia akan membunuhmu, tapi Peeta tidak tahu. Dia tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya. Jadi kau tidak bisa menyalahkannya...
Aku tidak menyalahkannya! sergahnya.
Ya, kau menyalahkannya! Kau menghukumnya berkali-kali atas segala hal yang ada di luar kendalinya. Dengar, aku tidak menyuruhmu untuk tidak perlu berjaga-jaga dengan senjata berisi peluru selama dua puluh empat jam penuh. Tapi kupikir sudah saatnya kau membalikkan skenario ini dalam otakmu. Jaika kau ditangkap Capitol, dan dibajak, lalu berusaha membunuh Peeta, apakah dia akan bersikap seperti ini padamu" tanya Haymitch.
Aku terdiam. Tidak. Dia takkan bersikap seperti ini padaku. Dia akan berusasa mengembalikan kewarasanku dengan cara apapun. Tidak menyingkirkanku, mengabaikanku, menyambutku denga skap bermusuhan setiap kali kami bertemu.
Kau dan aku, kita pernah punya perjanjian untuk berusaha menyelamatkannya. Ingat" tanya Haymitch. Karena aku tidak menjawab, dia memutuskan telepon setelah mengucapkannya dengan kasar, Cobalah dan ingat.
Hari musim gugur berubah dari sejuk menjadi dingin. Sebagian besar anggota pasukan meringkuk di dalam kantong tidur mereka. Sebagian lagi tidur di bawah langit terbuka, di dekat pemanas di bagian tengah perkemahan kami, sementara yang lain masuk ke dalam tenda-tenda mereka. Leeg 1 akhirnya tak sanggup menahan kesedihan karena kematian saudara perempuannya, da isaknya yang tertahan terdengar ke telinga kami menembus terpal tenda. Aku berimpitan di dalam tendaku, memikirkan kata-kata Haymitch. Dengan malu aku menyadari bahwa obsesiku untuk membunuh Snow membuatky mengabaikan masalah yang jauh lebih pelik. Yaitu berusaha menyelamatkan Peeta dari dunia bayangan tempatnya berlabuh setelah dibajak. Aku tidak tahu bagaimana menemukan sirinya, apalagi menuntunya keluar. Aku bahkan tak bisa membuat rencana. Semua ini membuat tugas untuk melewati arena yang penuh perangkap, menemukan lokasi Snow, dan menembak kepalanya seperti mainan anak-anak.
Pada tengah malan, aku merangkak keluar dari tenda dan duduk di dekat pemanas untuk berjaga bersama Jackson. Boggs menyuruh Peeta untuk tidur di tempat terbuka agar kami semua bisa mengawasinya. Dia belum tidur. Peeta sedang duduk sambil memeluk raselnya, kedua tangannya dengan kaku berusaha membuat sempul dengan tali yang pendek. Aku kenal tali itu. Itu tali yang dipinjamkan Finnick padaku
di bunker malam itu. Melihat tali itu ada di tagan Peeta, seakan aku bisa mendengar Finnick menggemakan ucapan Hatmitch di telepon tadi bahwa aku sudah membuang Peeta. Sekarang mungkin waktu yang tepat untuk memperbaikinya. Seandainya aku bisa memikirkan topik yang bisa kubicarakan. Tapi aku tidak bisa. Jadi aku tidak melakukannya. Maka kubiarkan saja suara napas para tentara mengisi keheningan malam.
Setelah kurang-lebih satu jam berlalu, Peeta bicara. Dua tahun belakangan ini pasti melelahkan buatmu. Kau berusaha memutuskan apakah mau membunuhku atau tidak. Bimbang dan ragu. Bimbang dan ragu.
Ucapannya terdengar tidak adil, dan dorongan pertama yang kurasakan adalah membalas ucapannya dengan kata-kata yang menyakitkan. Tapi aku mengingat lagi percakapanku dengan Haymitch dan berusaha melangkah dengan ragu mendekati Peeta. Aku tak pernah mau membunuhmu. Kecuali ketika kupikir kau membantu kawanan Karier yang mau membunuhku. Setelah itu, aku selalu menganggapmu sebagai... sekutu. Itu kata yang bagus dan aman. Tidak berisi kewajiban emosi, juga tidak terdengar sebagai ancaman.
Sekutu. Peeta mengucapkan kata itu perlahan-lahan, merasakannya. Teman. Kekasih. Pemenang. Musuh. Tunangan. Target. Mutt. Tetangga. Pemburu. Peserta. Sekutu. Akan kutambahkan ke daftar kata-kata yang kugunakan untuk menjelaskan siapa dirimu. Dia melambaikan tali di tengannya. Masalahnya adalah, aku tak tahu lagi mana yang sungguhan, dan mana yang bohongan.
Suara napas yang teratur mendadak terhenti, menyiratkan ada orang yang terbangun atau ada yang sebernarnya cuma pura-pura tidur. Perkiraanku adalah pura-pura tidur.
Suara Finnick terdengar dari salah satu onggokan didalam bayangan. Kalau begitu kau harus menanyakannya, Peeta. Itu yang dilakukan Annie.
Tanyakan ke sapa" tanya Peeta. Siapa yan bisa kupercayai"
Petama-tama, kau bisa memercayai kami. Kami pasukamu, kata Jackson.
Kalian penjagaku, seru Peeta,
Dua-duanya, kata Jackson. Tapi kau menyelamatkan banyak nyawa di Tiga Belas. Itu bukan sesuatu yang kami lupakan.
Dalam kesunyian yang terjadi selanjutnya, aku berusaha membayangkan jika diriku tidak mampu membedakan ilusi dari kenyataan. Tidak tahu apakah Prim dan ibuku mencintaiku. Bertanya-tanya apakah Snow musuhku. Apakah orang di seberang pemanas telah menyelamatkan atau mengorbankan diriku. Tanpa perlu berusaha keras membayangkannya, hidupku berubah menjadi mimpi buruk. Tiba-tiba aku ingin memberi tahu Peeta segala tentang dirinya, siapa aku, dan bagaimana kami bisa berada di sini. Tapi aku tidak tahu bagaimana memulainya. Tak berguna. Aku tak berguna.
Menjelang pukul empat pagi, Peeta menoleh ke arahku lagi. Warna kesukaanmu... hijau"
Betul. Lalu aku menambahkan. Dan warna kesukaanmu oranye.
Oranye" Peeta seolah tidak yakin.
Bukan oranye cerah. Tapi lembut. Seperti matahari terbenam, kataku. Paling tidak, itulah yang pernah kauceritakan padaku.
Oh. Peeta memejamkan mataya sejenak, mungkin berusaha membayangkan matahari terbenam itu, kemudian dia mengangguk. Teima kasih.
Tapi kata-kata terus mengalir keluar dari mulutku. Kau pelukis. Kau tukang roti. Kau suka tidur dengan jendela terbuka. Kau tak pernah minum teh dengan gula. Dan kau selalu mengikat tali sepatumu dua kali.
Lalu aku bergegas masuk ke dalam tendaku sebelum aku melakukan sesuatu yang bodoh seperti menangis.
Pada pagi hari, Gale, Finnick, dan aku keluar untuk menembaki kaca-kaca gedung untuk direkam. Pada saat kami kembali ke kemar, Peeta duduk di lingkaran bersama para prajurit dari 13, yang bersenjata namun mengobrol dengannya. Jackson menyusun permainan berjudul Nyata atau Tidak Nyata untuk membantu Peeta. Dia menyebutkan sesuatu yang menurutnya terjadi, lalu mereka memberitahunya apakah peristiwa itu benar atau hanya karangan, biasanya diikuti dengan penjelasan singkat.
Sebagian besar penduduk dari Dua Belas tewas dalam pengeboman.
Nyata. Tidak lebih dari sembilan ratus orang penduduk di sana yang berhasl lolos ke Tiga Belas hicup-hidup.
Pengeboman itu terjadi karena salahku.
Tidak nyata. Presiden Snow menghancurkan Dua Bela
s seperti yang dia lakukan pada Tiga Belas, untuk mengirim pesan pada para pemberontak.
Permainan ini sepertinya ide yang bagus sampai aku sadar bahwa aku satu-satunya yang bisa memberikan kepastian pada sebagian besar pertanyaan yang memberati hati Peeta. Jackson memisahkan kami dalam tugas jaga. Dia memasangkan aku, Gale dan Finnick masing-masing denga satu prajurit dari 13. Dengan demikian Peeta bisa selalu bersama seorang yang mengenalnya secara pribadi. Percakapannya tidak selalu lancar. Peeta menghabiskan waktu yang lama memikirkan indormasi sekecil apa pun, seperti di maa orang membeli sabun di distrik dulu. Gale banyak memberinya informasi tentang 12; Finnick menjadi pakar dalam Hunger Games Peeta, karena dia menjadi mentor dalam yang pertama dan peserta dalam yang kedua. Tapi karena kebingungungan terbesar Peeta berpusat pada diriku dan tidak semua bisa dijelaskan dengan mudah obrolan kami terasa berat dan menyakitkan, meskipun kami hanya membahas hal-hal yang paling sepele. Warna gaunku ketika kami di 7. Kegemaranku pada roti keju. Nama guru matematika kami saat kami masih kecil. Menyusun kembali kenangan Peeta terhadap diriku sangat menyiksa batinku. Mungkin pekerjaan yang mustahul setelah apa yang dilakukan Snow padanya. Tapi membantu Peeta mencoba mengingat rasanya benar bagiku.
Esok siangnya, kami diberitahu bahwa seluruh pasukan diperlukan untuk berperan dalam propo yang lumayan rumit. Peeta benar tentang satu hal: Coin dan Plutarch tidak senang dengan hasil rekaman yang mereka peroleh dari Pasukan Bintang. Sangat membosankan. Tidak menggugah perasaan. Jelas mereka seharusnya tidak membuat kami berpura-pura menembakkan senjata. Akan tetapi, ini bukan tentang membela diri kami sendiri, tapi tentang menghasil produk yang bisa digunakan. Jadi hari ini, satu blok khusus ditutup untuk pengambilan gambar. Di lokasi ini bahkan ada dua kapsul aktif. Satu kapsul menyemburkan tembakan senjata api. Satu lagi menjaring penyerang dan memerangkap mereka untuk diinterogasi atau dihukum mati, tergantung keinginan si penangkap. Tapi blok ini merupakan wilayah pemukiman yang tidak penting dan tidak memberikan efek apa pun jika dihancurkan
Kru televisi bermaksud menambah ketegangan dengan melepaskan bom asam dan menambah efek suara tembakan senapan. Kami mengenakan seragam pelindung yang berat, kru televisi juga memakainya, seakan kami bersiap menuju medan perang. Beberapa di antara kami yang memiliki senjata khusus diizinkan membawa senjata tersebut bersama dengan senapan-senapan kami. Boggs juga mengembalikan senapan Peeta, walaupun dia memberitahunya dengan suara keras bahwa senapan itu hanya berisi peluru kosong.
Peeta hanya mengangkat bahu. Aku juga bukan penembak ulung. Dia sepertinya sibuk memperhatikan Pollux, sampai ke titik yang agak mencemaskan, ketika dia akhirnya berhasil memecahkan teka-teklinya dan bertanya gelisah. Kau Avox ya" Aku tahu dari caramu menelan. Ada dua Avox di penjara bersamaku. Darius dan Lavinia, tapi para penjaga lebih sering memanggil mereka si rambut merah. Mereka pelayan kami di Pusat Latihan, jadi mereka ditangkap juga. Aku melihat mereka disiksa sampai mati. Yang perempuan lebih beruntung. Setruman listriknya terlalu besar dan jantungnya langsung berhenti. Sementara butuh waktu beberapa hari sebelum yang laki-laki tewas. Dia dipukuli, dimutilasi. Mereka terus-menerus menanyainya, tapi dia tidak isa bicara, dia cuma mengerang-erang seperti binatang. Mereka sebenarnya tidak butuh informasi darinya. Mereka hanya ingin aku melihatnya.
Peeta memandang wajah-wajah kami yang terperangah, seakan menunggu jawaban. Ketika tak ada yang menjawab, dia bertaya, Nyata atau tidak nyata" Tak ada seorang pun yang menjawab sehingga dia makin kesal. Nyata atau tidak nyata" tanyanya.
Nyata, sahut Boggs. Setidaknya, sepanjang yang kutahu... itu nyata.
Peeta menghembuskan napas. Kupikir juga begitu. Tak ada yang... bersnar dari ingatan itu. Dia menjauhi kelompok, menggumamkan sesuatu tentang jari kaki dan tangan.
Aku menghampiri Gale, dahiku bersandari ke baju pelindung yang menutupi dadanya, mer
asakan lengannya memelukku makin erat. Akhirnya kami tahu nama gadis yang kami lihat ditangkap Capitol di hutan di 12, juga nasib sahabat Penjaga Perdamaian kami yang berusaha menjaga Gale tetap hidup. Ini bukan saat-saat mengenang masa lali yang menyenangkan. Mereka tewas karena aku. Aku menambahkan nama mereka dalam daftar nama korban yang tewas sejak di arena dan sekarang jumlahnya sudah ribuan orang. Ketika aku mendongak, aku melihat cerita tadi membuat Gale jadi berbeda. Ekspresinya menyatakan bahwa tak cukup banyak gunung yang diluluhlantakkan, tak cukup banyak kota yang dihacurkan. Ekspresinya menjanjikan kematian.
Dengan cerita Peeta yang mengerikan dan masih segar dalam ingatan, kami berjalan tegap melewati jalan-jalan yang kaca-kacanya sudah hancur sampai kami tiba ke sasaran kami, blok yang harus kami kuasai. Meskipun kecil, namun tujuan yang harus kami capai adalah nyata. Kami berkumpul mengelilingi Boggs untuk memperhatikan proyeksi Holo dari jalanan tersebut. Kapsul tembakan senjata terletak pada sepertiga bagian jalan, tepat di atas kerai apartemen. Kami bisa membuka kapsul itu dengan tembakan peluru. Kapsul jaring berada di ujung, nyaris di tikungan berikutnya. Untuk membukanya, perlu ada orang yang menyalakan sistem sensor tubuh di alat itu. Semua orang mengajukan diri kecuali Peeta, yang tampaknya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Aku tidak dipilih. Aku dikirim ke Messalla, yang memoles riasan di wajahku agar aku siap seandainya di-close up.
Pasukan berada di bawah arahan Boggs, lalu kami harus menunggu Cressida untuk menempatkan juru kamera di posisi yang tepat. Mereka berada di sebelah kiri, dengan Castor di depan dan Pollux di belakang agar mereka tidak saling merekam satu sama lain. Messalla menembakkan dua bom asap agar suasana perang lebih terasa. Karena ini gabungan misi dan syuting, aku hendak bertanya siapa yang memegang wewenang dalam hal ini, komandanku atau sutradaraku, ketika Cressida berteriak, Action!
Perlahan-lahan kami menyusuri jalan yang berkabut, mirip seperti salah satu latihan kami di Block. Semua orang paling tidak mendapat giliran untuk menghancurkan satu bagian jendela, tapi Gale ditugas untuk menyerang sasaran yang sesungguhnya. Ketika dia menembak kapsul, kami segera berlindung bersembunyi di balik pintu atau tiarap di atas aspal jalan yang cantik berwarna oranye muda dan pink sementara hujan peluru berseliweran di atas kepala kami. Tidak lama kemudian, Bohhs memerintahkan kami untuk bergerak maju.
Cressida menghentikan kami sebelum kami bangun, karena dia perlu rekaman close-up. Kami bergantian mengulang cara kami menghadapi peluru. Menjatuhkan diri ke tanah, meringis, menerjang masuk ke ruangan kecil. Kami tahu seharusnya kami bersikap serius, tapi semua ini terasa konyol. Terutama ketika aku tahu bahwa aku bukanlah aktor paling buruk dalam pasukan ini. sama sekali bukan. Kami tertawa terbahak-bahak melihat Mitchell berusaha menunjukkan ekspresi putus asa, dengan memperlihatkan gigi yang bergemertak dan hidung yang mendengus, sehingga Boggs harus menegur kami.
Jangan main-main, Empat-Lima-Satu. Katanya tegas. Tapi kami bisa melihatnya menahan senyum saat dia memeriksa ulang kapsul selanjutnya. Dia menempatkan Holo agar mendapatkan pencahayaan terbaik dalam udara yang berasap ini. Boggs masih menghadap kami ketika kaki kirinya menjejak mundur menginjak aspal oranye. Memicu bom yang meledakkan kedua kakinya.
BAB DUA PULUH DALAM sekejap, jendela-jendela dengan kaca patri pecah berhamburan, memperlihatkan dunia yang buruk di belakangnya. Tawa berubah jadi jeritan, darah menodai aspal jalan yang berwarna ceria, asap sungguhan memperkeruh efek khusus yang dibuat untuk tayangan televisi.
Ledakan kedua seakan membelah udara dan membuat telingaku berdenging. Tapi aku tidak tahu dari maa asal ledakan.
Aku tiba di tempat Boggs lebih dulu, berusaha memahami arti dari daging yang koyak dan kaki yang putus, seraya berusaha mencari sesuatu yang bisa menghentikan cairan merah mengalir dari tubuhnya. Homes mendorongku menjauh, lalu membuka peralatan P3K-nya. Boggs memegang pergelanga
n tanganku. Wajah pucatnya tampak sekarat dan tanda kehidupan makin pudar di sana. Tapi kata selanjutnya adalah perintah. Holo-nya.
Holo. Aku bergegas mencari, mengais-ngais onggokan batu yang licin kena darah, merinding beberapa kali ketika tanganku menyentuk potongan-potongan daging yang masih hangat. Kutemukan Holo yang terpental di tangga bersama dengan salah satu sepatu bot milik Boggs. Kuambil Holo itu, kubersihkan dengan tanganku, lalu kukembalikan ke komandanku.
Homes sudah membungkus paha kiri Boggs dengan semacam perban untuk menghentikan pendarahannya, tapi perban itu pun sudah basah kuyup kena darah. Dia berusaha memasang turniket di atas sisa lutut Boggs yang satu lagi. Sisa pasukan memasang formasi pelindung mengelilingi kami dan kr kamera. Finnick berusaha menghidupkan Messala, yang terlempar ke dinding akibat ledakan. Jackson berteriak ke alat komunikasi, tapi ak tahu sudah terlambat. Semasa kanak-kanak, aku memperhatikan ibuku bekerja, dan aku tahu jika genangan darah mencapai ukuran tertentu, artinya sudah tak ada cara lagi untuk menyelamatka pasien.
Aku berlutut di samping Boggs, bersiap-siap untuk mengulang peran yang kumainkan bersama Rue, dengan pecandu morfin dari 6, memberinya pegangan sebelum maut menjemputnya. Tapi kedua tanga Boggs sibuk dengan Holo-nya. Dia mengetikkan perintah, menekankan ibu jarinya ke layar untuk identifikasi sidik jari, mengucapkan deretan huruf dan angka untuk menanggapi perintah. Cahaya hijau melesat keluar dari Holo dan menyinari wajah Boggs. Dia berkata, Tidak layak menjadi komandan. Mentransfer izin akses keamanan utama Pasuka Empat-Lima-Satu kepada Prajurit Katniss Everdeen. Dia memutar Holo ke wajahku. Ucapkan namamu.
Katniss Everdeen, kataku ke cahaya hijau. Tiba-tiba, aku terperangkap ke dalam cahaya. Aku tidak bisa bergerak atau bahkan mengedipkan mata ketika gambar-gambar berkedip cepat di hadapanku. Mereka memindaiku" Merekamku" Membutakanku" Lalu cahaya tersebut lenyap, dan aku menggeleng-geleng untuk menjernihkan kepalaku. Apa yang kaulakukan"
Bersiap-siap mundur! teriak Jackson.
Di belakang Finnick menerikakkan sesuatu, menunjuk ujung blok yang jadi tempat masuk kami tadi. Benda hitam berminyak menyembur seperti air mancur di jalanan, mengalir seperti ombak di antara gedung-gedung, menciptakan dinding kegelapan yang tak bisa ditembus. Benda itu tidak jelas rupanya, antara cairan dan gas, tampak biata manusia dan bukan alami. Yang pasti benda itu mematikan. Kami tak mungkin kembali lewat jalam masuk tadi.
Terdengar bunyi tembakan yang memekakan telinga ketika Gale dan Leeg 1 mulai meledakkan jalan di sepanjang aspal menuju ujung blok ini. aku tak mengerti mengapa mereka melakukannya sampai bom lain yang berjarak sepuluh meter dari kami meledak, hingga jalanan berlubang. Kemudian aku sadar bahwa ini adalah usaha paling dasar untuk melakukan pembersihan ranjau. Homes dan aku mengangkat Boggs dan mulai menariknya pergi menyusul Gale. Rasa sakit menguasai Boggs dan dia mulai menjerit kesakitan dan aku ingin berhenti untuk mencari cara yang lebih baik, tapi kegelapan mulai naik hingga ke bagian atas gedung-gedung, makin besar hendak menggulung kami seperti ombak.
Aku tertarik ke belakang, peganganku pada Boggs terlepas, dan aku terbanting ke aspal. Peeta menindihku, hilang kesadaran, dan menggila, masuk ke alam ketika otaknya dibajak, pistolnya diacungkan ke arahku, berniat menghancurkan kepalaku. Aku berguling, mendengar benturan di jalan, dan dari sudut mataku kulihat dua tubuh bergumul ketika Mitchell menabrak Peeta dan menindihnya ke tanah. Tapi Peeta yang memang amat kuat dan sekarang digerakkan oleh kegilaan akibat racun tawon penjejak, menendang perut Mitchell dan membuatnya terlempar jauh.
Terdengar bunyi keras perangkap yang terbuka ketika kapsul terbuka. Empat kabel, yang menempel pada rel-rel di gedung-gedung, keluar dari aspal, menyeret naik jaring yang sudah membungkus tubuh Mitchell. Tak masuk akal bagiku ketika melihat betapa cepat tubujnya bersimpah darah, sampai kami melihat kawat berduri keluar dari kabel yang membungkus tubuh Mitchell
. Seketika aku tahu. Itu kawat yang menghiasi bagian atas pagar di sekeliling 12. Seraya berteriak pada Mitchell agar tidak bergerak, aku nyaris muntah mencium bau semacam ter yang angit dan menyengar. Ombak hitam itu sudah sampai puncaknya dan mulai turun.
Gale dan Leeg 1 menembak lubang kunci pintu depan gedung di sudut, lalu dia mulai menembaki kabel-kabel yang menahan jaring Mitchell. Yang lain berusaha menahan Peeta saat ini. aku berlari ke arah Boggs, dan bersama Homes menariknya masuk ke apartemen, melewati ruang tamu rumah seseorang yang bermotif beludru putih dan merah muda, di sepanjang lorong tergantung foto-foto keluarga, hingga kami masuk ke dapurnya yang berlantai marmer lalu menjatuhkan diri di sana. Castor dan Pollux membawa masuk Peeta yang meronta-ronta di antara mereka. Jackson akhirnya berhasil memborgolnya, tapi itu membuat Peeta berontak makin liar dan mereka terpaksa harus menguncinya di dalam lemari.
Di ruang tamu, pintu depan dibanting orang-orang berteriak. Langkah-langkah kaki mengentak keras di ruang depan sementara ombak hitam menggulung melewati gedung. Dari dapur, kami bisa mendengar jendela bergetar, bergemeretak. Bau tar yang menyengat menyerbak di udara. Finnick mengending Messala. Leeg 1 dan Cressida terhuyung-huyung masuk ke ruangan menyusul setelahnya, terbatuk-batuk.
Gale! aku menjerit. Dia ada di ruangan, membanting pintu dapur hingga tertutup di belakangnya, satu kata terucap dengan susah payah. Asap! Castor dan Pollux mengambil handuk-handuk, celemek-celemek untuk menutup celah-celah pintu dan kendela sementara Gale muntah-muntah di bak cuci piring berwarna kuning cerah.
Mitchell" tanya Homes. Leeg 1 hanya menggeleng.
Boggs menyodorkan Holo ke tanganku dengan paksa. Bibirnya bergerak, tapi aku tidak memahami ucapannya. Aku menunduk mendekatkan telingaku ke mulutnya agar bisa mendengar bisikan Boggs. Jangan percaya pada mereka. Jangan kembali. Bunuh Peeta. Lakukan yang menjadi alasanmu kemari.
Aku mundur agar bisa melihat wajahnya dengan jelas. Apa" Boggs" Boggs" matanya masih terbuka, tapi dia sudah tewas. Holo menempel di tanganku, melekat dengan darahnya.
Kaki Peeta menendang pintu lemari, membuat anggota pasukan lain yang terengah-engah segera menahan napas. Tapi saat kami mendengarkan, energi Peeta sepertinya mulai menyurut tendanga-tendangannya mulai berkurang dan menjadi hantaman-hantaman yang tak beraturan. Lalu sunyi. Aku penasaran apakah Peeta juga mati.
Dia tewas" tanya Finnick, memandang Boggs. Aku mengangguk. Kita harus pergi dari sini. Sekarang. Kita baru menyalakan sederet kapsul. Berani taruhan mereka juga merekam kita dengan kamera-kamera pengawas.
Pasti, kata Castor. Semua jalan penuh dengan kamera pengawas. Aku yakin mereka memicu ombak hitam tadi secara manual saat mereka melihat kita merekam untuk propo.
Alat komunikasi radio kita mati seketika. Mungkin ada semacam gelombang elektromagnetik. Tapi aku akan membawa kita kembali ke perkemahan. Berikan Holo padaku. Jackson mengulurkan tangan untuk mengambilnya, tapi aku mendekap Holo erat-erat.
Tidak. Boggs memberikannya padaku. Kataku.
Jangan konyol, bentak Jackson. Tentu saja, Jackson pikir Holo sekarang miliknya. Dia kan orang kedua dalam pasukan.
Dia benar, kata Homes. Boggs mentransfer izin kemanan utama pada Katniss saat dia sekarat. Aku saksinya.
Kenapa dia melakukannya" tanya Jackson.
Ya, kenapa" Kepalaku pening karena rentetan kejadian yang mengerikan selama lima menit terakhir tubuh Boggs termutilasi, sekarat, tewas, Peeta mengamuk, tubuh Mitchell yang berdaran di dalam jaring lalu ditelan ombak hitam jahat. Aku menoleh memandang Boggs, amat sangat berharap dia masih hidup. Mendadak aku yakin bahwa mungkin dia satu-satunya orang yang berada di pihakku. Kupikirkan lagi perintah-perintah terakhirnya...
Jangan percaya pada mereka. Jangan kembali. Bunuh Peeta. Lakukan yang menjadi alasanmu kemari.
Apa maksudnya" Jangan percaya pada siapa" Pada para pemberontak" Coin" Orang-orang yang memandangiku sekaang" Aku takkan kembali, tapi dia pasti tahu aku tak bisa menembakkan peluru
ke kepala Peeta. Mampukah aku" Haruskah aku" Apakah Boggs bisa menebak bahwa yang sesungguhnya ingin kulakukan adalah kabur dari pasukan dan membunuh Snow dengan tanganku sendiri"
Aku tidak bisa memikirkan semua ini sekarang, jadi kuputuskan untuk melaksanakan dua perintah pertamanya: jangan percaya siapa pun dan bergerak lebih jauh ke dalam Capitol.tapi bagaimana aku bisa memberikan alasan untuk ini" bagaimana membuat mereka mengizinkanku memegang Holo"
Karena aku dalam misi khusus Presiden Coin. Kurasa Boggs satu-satunya orang yang tahu tentang misi ini.
Namun Jackson tampak tidak yakin. Untuk melakukan apa"
Kenapa tidak mengatakan yang sejujurnya pada mereka" Misiku masuk akal dengan misi yang kubuat-buat. Tapi misiku harus terdengar seperti misi sunggugan, bukan balas dendam. Mebunuh Presiden Snow sebelumkorban perang membuat penduduk kita tak sanggup menanggungnya lagi.
Aku tak percaya padamu, kata Jackson. Sebagai komandanmu saat ini, kuperintahkan padamu untuk mentransfer izin akses keamanan utama padaku.
Tidak, jawabku. Itu artinya melanggar perintah langsung Presiden Coin.
Senjata-senjata ditodongkan. Separuh pasukan di kubu Jackson, separuh lagi di kubuku. Bakal ada yang mati, lalu Cressida bicara. Betul itu sebabnya kami ada di sini. Plutaech ingin ini ditayangkan di telebisi. Dia pikir jika kita bisa merekam Mockingjay membunuh Snow, artinya kita bisa mengakhiri perang.
Perkataannya membuat Jackson tertegun. Lalu dia mengarahkan senjatanya ke lemari. Lalu kenapa dia ada di sini.
Aku kehabisan alasan. Aku tidak bisa memikirkan alasan yang waras bahwa Coin mengirim anak lelaki yang jiwanya tidak stabil, yang diprogram untuk membunuhku, bersama melakukan tugas yang mahapenting. Karena dua wawancara bersama Caesar Flickerman sesudah Hunger Games dilakukan di rumah pribadi Presiden Snow. Menurut Plutarch, Peeta bisa jadi penuntun kita menuju lokasi yang tak kita ketahui keberadaannya.
Aku ingin bertanya pada Cressida kenapa dia berbohong demi aku, kenapa dia mendukung kami untuk melaksaakan tugas buatanku sendiri. Tapi sekarang bukanlah saat yang tepat.
Kita harus pergi! kata Gale. Aku ikut Katniss. Kalau kau tidak mau, kembali saja ke perkemahan. Tapi kita harus segera bergerak.
Homes membuka lemari dan membopong Peeta yang tak sadarkan diri di bahunya. Siap.
Boggs" tanya Leeg 1.
Kita tidak bisa membawanya. Dia pasti mengerti, kata Finnick. Dia melepaskan senapan Boggs dari bahunya dan menyandang senjata itu di atas senjatanya sendiri. Jalanlah lebih dulu, Prajurit Everdeen.
Aku tidak tahu bagaimaa caranya jalan lebih dulu. Aku melihat Holo untuk mencari arah. Benda itu sudah aktif, tapi bagiku mati atau hidup sama saja. Tak ada waktu lagi bagiku untuk mengutak-atik tombolnya, untuk mempelajari cara kerja benda ini. aku tak tahu bagaimana cara menggunakannya. Aku tak tahu bagaimana cara memakainya. Boggs bilang kau akan membantuku, kataku pada Jackson. Dia bilang aku bisa mengandalkanmu.
Jackson mendengus, mengambil Holo dari tanganku, dan mengetikkan perintah. Muncul denah perempatan. Jika kita keluar dari pintu dapur, ada lapangan kecil di sana, lalu kita berada di bagian belakang unit apartemen lain. Kita melihat empat jalan yang bertemu di perempatan.
Aku berusaha menenangkan diri saat melihat semua jalan di perempatan di peta itu berkedip-kedip menunjukkan adanya kapsul jebakan. Dan itu Cuma kapsu yang diketahui Plutarch. Holo tidak menunjukkan bahwa blok yang baru kami lewati adalah ladang ranjau, dengan air mancur hitam, atau jaring dalam kapsul itu adalah kawat berduri. Selain itu, kami masih harus berhadapan denga Pasukan Perdamaian, apalagi sekarang mereka sudah mengetahui posisi kami. Aku mengigit bibirku, merasakan mata semua orang tertuju padaku. Pakai masker kalia. Kita akan keluar melalui jalan masuk.
Seketika terdengar bantahan sana-sini. Aku meninggikan suaraku. Jika ombak tadi sebegitu kuatnya, pasti dia sudah memicu dan menelan kapsul-kapsul jebakan di jalan.
Orang-orang berhenti bicara dan mempertimbangkannya. Pollux bicara dalam bahasa isyarat dengan s
audara lelakinya. Mungkin membuat kamera tidak berfingsi juga, Castor menerjemakan perkataannnya. Tutupi lensa-lensanya.
Gale mengangkat sepatu bot ke atas meja dan mepelajari cipratan ombak hitam yang mengenai bagian ujung sepatunya. Oa mengerik benda hitam itu dengan pisau dapur. Benda ini tidak bersifat korosif. Kurasa ombak tadi hendak membuat kita kehabisan udara atau meracuni kita.
Mungkin ini kesempatan terbaik kita, kata Leeg 1.
Masker-masker pun terpasang di wajah. Finnick memperbaiki letak masker di wajah Peeta yang menatap kosong. Cressida dan Leeg 1 membopong Messalla yang nyaris tak sadarkan diri.
Aku menunggu ada orang yang berjalan paling depan saat kuingat bahwa itu jadi tugasku sekarang. Kudorong pintu dapur hingga terbuka dengan mudah, lapisan tipis cairan hitam menyebar di ruang tamu hingga sepertiga bagian ruangan depan. Dengan ragu-ragu , aku menyentuh benda hitam itu dengan ujung sepatu botku, dan rasanya seperti menyentuh jel. Kuangkat kakiku dan benda itu terentang sedikit sebelum terlontar kembali ke tempatnya. Ini hal bagus pertama yang terjadi hari ini. jel terasa makin tebal ketika aku melewati ruang tamu. Aku membuka pintu depan, bersap-siap menghadapi tumpahan benda hitam itu, tapi ternyata dia tidak berubah bentuk.
Blok berwarna pink dan oranye itu seakan baru dicelupkan ke dalam cat hitam dan cat tersebut sedang mengering. Jalan-jalan beraspal, beraspal, gedung-gedung, bahkan atap-atap rumah terbungkus jel. Ada dua macam bentuk yang tampak di sana. Moncong senjata dan tangan manusia. Mitchell. Aku menunggu di trotoar, memandanginya sampai semua anggota pasukan bergabung denganku.
Jika ada yang merasa ingin kembali, untuk alasan apa pun, sekaranglah waktunya, kataku. Tak ada pertanyaan, tak ada sakit hati. Namun tak ada seorang pun yang sepertinya ingin mundur. Jadi aku mulai bergerak masuk ke Capitol, tahu bahwa kami tak punya banyak waktu. Jel ini terasa lebih dalam di tempat ini, tebalnya sekitar empat sampai enam inci, dan membuat bunyi menyedot setiap kali kami mengangkat kaki, tapi benda hitam itu masih menutupi jejak kami.
Ombak tadi pasti dahsyat sekali, dengan kekuatan yang amat besar di belakangnya, karena ombak itu mengenai beberapa blok yang ada di depan. Meskipun aku berjalan dengan hati-hati, naluriku ternyata benar. Ombak itu memicu kapsul-kapsul jebakan yang lain. Satu blok dipenuhi bangkai-bangkai tawon penjejak. Mereka pasti terlepas dan langsung tewas terkena gas beracun. Tidak jauh dari sana satu gedung apatemen roboh dan gundukan reruntuhannya terbungkus jel. Aku berlari cepat melewati perempatan, mengangkat satu tanganku agar yang lain menunggu sementara aku mengawas apakah ada masalah, tapi ombak itu sepertinya merusak kapsul-kapsul itu jauh lebih banyak daripada yang bisa dilakukan pasukan pemberontak mana pun.
Di blok kelima, aku tahu bahwa ombak sudah mereda di tempat ini. jel di sini hanya satu inci dalamnya, dan aku bisa melihat ujung atap berwarna biru cerah di seberang perempatan berikutnya. Cahaya sore hari mulai memudar, saat ini kami butuh tempat berlindung untuk menyusun rencana. Aku memilih apartemen yang terletak sepertiga jalan dari ujung blok sebrang. Homes membongkar kuncunya, dan aku memerintahkan yang lain untuk masuk ke apartemen. Aku berada di jalan selama semenit setelahnya, mengawasi jejak-jejak kaki kami memudar, lalu menutup pintu di belakangku.
Senter-senter yang terpasang di senapan kami menyinari ruang tamu besar dengan dinding-dinding kaca yang menyinari ruang tamu besar dengan dinding-dinding kaca yang memantulkan wajah kami setiap kali kami menoleh. Gale memeriksa jendela, tidak tampak tanda-tanda kerusakan di sana lalu melepaskan maskernya. Tidak apa-apa. Kau masih bisa mencium baunya, tapi tidak terlalu keras lagi.
Apartemen ini sepertinya dirancang sama seperti apartemen pertama yang kami masuki. Jel hitam membuat cahaya tidak bisa masuk dari pintu depan, tapi sedikit cahaya masih mengintip dari jendela-jendela bertirai di dapur. Di sepajang koridor, ada dua kamar tidur lengkap dengan kamar mandi. Tangga berbentuk melingk
ar di ruang tamu menuju ruang terbuka di lantai dua. Tidak ada jendela di lantai atas, tapi lampu-lampu menyala di sini, mungkin pemilih rumah terburu-buru mengungsi. Layar televis raksasa, kosong tapi berpendar lembut, ada di satu dinding. Kursi-kursi empuk dan sofa-sofa ada di sekeliling ruangan. Kami akan berkumpul di tempat ini, duduk bersandar di atas kursi-kursi nyaman berpelapis, berusaha menenangkan diri sejenak.
Jackson masih mengarahkan senjatanya ke Peeta walaupun dia masih tak sadarkan diri dan diborgol. Kemudia dia di dudukkan di sofa berwarna biru gelap oleh Homes. Apa yang harus kulakukan terhadap dirinya" Terhadap para anggota pasukan" Sejujurnya, terhadap semua orang, kecuali Gale dan Finnick. Karena aku lebih memilih mengejar Snow bersama mereka bardua daripada sendirian. Tapi aku tidak bisa menggiring sepuluh orang ke Capitol untuk melaksanakan misi pura-pura, bahkan jika aku bisa membaca Holo sekalipun. Apakah aku harus mengirim mereka pulang saat ada kesempatan, dan sanggupkah aku melakukannya" Atau apakah itu terlalu berbahaya" Berbahaya untuk mereka dan untuk mereka dan untuk misiku" Mungkin seharusnya aku tidak mendengarka Boggs, karena dia mungkin berada dalam kondisi delusi menjelang sekarat. Mungkin aku seharusnya jujur saja, tapi itu artinya Jackson akan mengambil alih dan kami akan kembali ke perkemahan. Di sana aku harus menghadapi Coin.
Tepat ketika kerumitan dari kekacauan yang kutimbulkan pada semua orang yang kuseret ke dalam masalah ini mulai membuat otakku penuh, rentetan ledakan di kejauhan membuat seisi ruangan bergetar.
Ledakan ini tidak dekat, Jackson menenangkan kami. Mungkin sekitar empat atau lima blok jauhnya.
Di tempat kita meninggalkan Boggs, kata Leeg 1.
Meski tak ada seorang pun yang bergerak mendekatinya, televisi mendadak menyala, mengeluarkan bunyi bip bernada tinggi, membuat separuh anggota pasukan langsung berdiri.
Tidak apa-apa! seru Cressida. Itu Cuma siaran darurat. Semua televisi di Capitol otomatis menyala jika ada siaran itu.
Lalu kami tampak di layar, tidak lama setelah bom meledakkan Boggs. Suara di latar belakang memberi tahu penonton apa yang mereka lihat ketika pasykan kami berusaha berkumpul kembali, bereaksi terhadap jel hitam yang memancur dari jalanan, kehilangan kendali terhadap situasi. Kami menonton kekacauan yang terjadi setelahnya sampai ombak hitam mengaburka kamera. Gambar terakhir yang kami lihat adalah Gale, sendirian di jalan, berusaha menembak kabel-kabel yang menahan tubuh Mitchell.
Reporter menyebut nama Gale, Finnick, Boggs, Peeta, Cressida, dan aku.
Tidak ada rekaman udara. Boggs pasti tidak salah tentang kapasitas pesawat ringan mereka, kata Castor. Aku tidak memerhatikan hal ini, tapi kurasa ini semacam hal yang ditangkap mata juru kamera.
Liputan itu berlajut dari lapangan di belakang apartemen tempat kami berlindung. Para Penjaga Perdamaian berbaris di atap di seberang tempat persembunyiankami yang lama. Peluru-peluru ditembakkan ke dalam barisan apartemen, menimbulkan ledakan demi ledakan yang kami dengar tadi, dan gedung tersebut roboh jadi puing-puing dan debu.
Sekaranglah kami menyaksikan siarang langsung. Reporter berdiri di atap bersama para Penjaga Perdamaian. Di belakang reporter itu, ada satu blok apartemen yang terbakar. Para pemadam kebakaran berusaha mengendalikan kobaran api denga slang air. Kami dinyatakan tewas.
Akhirnya, sedikit keberuntungan, kata Homes.
Kurasa dia benar. Dianggap tewas jelas lebih baik daripada kami dikejar Capitol. Tapi aku terus membayangkan bagaimana pengaruh ini di 13. Di sana, ibuku dan Prim, Hazelle da anak-anaknya, Annie, Haymitch, dan semua orang dari 13 berpikir bahwa mereka sudah melihat kami mati.
Ayahku. Dia baru saja kehilangan adik perempuanku dan sekarang... kata Leeg 1.
Kami menonton tayangan yang mereka putar terus-menerus. Bersukaria dalam kemenangan mereka, terutama kemenangan atas diriku. Tayangan berganti dengan potongan-potongan tentang kebangkitan Mockingjay untuk kekuatan pemberontakan kurasa mereka sudah menyiapkan bagian ini, karena potongan-potingan adegannya
tersusun rapi lalu mereka melakukan siaran langsung agar dua orang reporter bisa membicarakan ajalku yang mengerikan, yang memang layak kudapatkan. Selanjutnya, mereka berjanji bahwa Snow akan membuat pernyataan resmi. Layar pun kembali gelap.
Para pemberontak tidak berusaha memotong siaran tadi, hingga membuatku berpikir bahwa mereka yakin berita itu benar. Jika demikian, kami sekarang sendirian tanpa bantuan.
Jadi, sekarang setelah kita mati, apa langkah kita selanjutnya" tanya Gale.
Bukankah sudah jelas" tak ada seorang pun yang tahu bahwa Peeta sudah sadar. Aku tidak tahu sudah berapa lama dia menonton, tapi melihat penderitaan di wajahnya, krasa dia sudah sadar cukup lama dan sempat meligat apa yang terjadi di jalanan. Bagaimana dia mengamuk, berusaha menghantam kepalaku, lalu melempar Mitchell ke kapsul jebakan. Dengan susah payah dia menegakkan diri untuk duduk dan berbicara langsung pada Gale.
Langkah kita selanjutnya adalah... membunuhku.
BAB DUA PULUH SATU DALAM waktu kurang dari satu jam sudah ada dua permintaan untuk kematian Peeta.
Jangan konyol, kata Jackson.
Aku sudah membunuh anggota pasukan kita! pekik Peeta.
Kau mendorongnya menjauh. Bagaimana kau tahu dia akan memicu jaring tepat di tempat kau melemparnya" kata Finnick, berusaha menenangkannya.
Masa bodoh! Dia tewas, kan" Air mata mulai mengalir di wajah Peeta. Aku tidak tahu. Aku tak pernah melihat diriku seperti ini sebelumnya. Katniss benar. Aku ini moster. Aku ini mutt. Aku ini orang sudah diubah menjadi senjata oleh Snow!
Bukan salahmu, Peeta, kata Finnick.
Kalian tidak bisa membawaku ikut. Tinggal masalah waktu sebelum aku membunuh kalian. Peeta memandang ke sekeliling, melihat wajah-wajah kami yang kebingungan.
Mungkin kalian pikir lebih baik meninggalkan aku entah dimana. Membiarkanku mengadu nasibku sendiri. Tapi itu sama saja dengan menyerahkan ke tangan Capitol. Apakah kalian pikir kalian membantuku dengan mengirimku kembali ke Snow"
Peeta. Kembali ke tangan Snow. Disiksa dan dianiaya sampai tak ada setitik pun bagian dirinya yang lama yang bisa mucul lagi.
Entah kenapa, bait terakhir dari lagu Pohon Gantung terngiang dalam benakku. Tentang lelaki yang ingin kekasihnya mati daripada wanita itu hars menghadapi iblis yang menunggu kekasihnya di dunia.
Apakah kau Akan datang ke pohon Memakai kalung dari tali, bersamaku bersebelahan.
Hal-hal aneh terjadi di disini
Kita takkan jadi orang asing
Jika kita bertemu tengah malam di pohon gantung.
Aku akan membunuhmu sebelum itu terjadi, kata Gale. Aku janji.
Peeta tampak ragu, seakan mempertimbangkan keandalan tawaran ini, lalu dia menggeleng. Tak ada gunanya. Bagaimana jika kau kebetulan tak ada untuk membunuhku" Aku ingin pil beracun seperti yang kalian punya.
Nightlock. Ada satu pil d perkemahan, disimpan di kantong khusus di bagian lengan baju Mockingjay-ku. Tapi ada satu lagi di kantong dada seragamku. Menarik juga jika dipikir-pikir bagwa mereka tidak memberikan pil itu pada Peeta. Mungkin Coin pikir dia akan menelannya sebelum dia punya kesempatan untuk membunuhku. Peeta tidak menjelaskan maksudnya, apakah dia ingin bunuh diri sekarang dengan pil itu, membebaskan kami dari keharusan membunuhnya, atau apakah dia baru akan bunuh diri jika Capitol menangkapnya lagi. Dalam konsidinya saat ini, kupikir dia akan memilih bunuh diri sekarang bukannya nanti. Memang hal itu akan membuat beberapa hal lebih mudah untuk kami. Kami tak perlu menembaknya. Pastinya ini akan memudahkan kami untuk tidak perlu menghadapi kumatnya keinginan Peeta untuk membunuhku.
Aku tidak tahu apakah ini semua gara-gara kapsul jebakan, atau ketakutan, atau melihat Boggs mati, tapi aku merasa arena ada di sekelilingku. Seakan aku tak pernah pergi dari arena. Sekali lagi aku bertarung bukan hanya demi keselamatanku sendiri tapi juga demi Peeta. Betapa memuaskan dan menghibur bagi Snow jika aku membunuhnya. Bahwa aku , dengan sisa kehidupan yang kumiliki menyebabkan kematia Peeta.
Ini bukan tentang dirimu, kataku. Kita sedang dalam misi. Dan kau diperlukan untuk menuntaskannya. Aku memandang si
sa anggota pasukan. Bisakah kita mendapat makanan di sini"
Selain perlengkapan P3K dan kamera, kami Cuma membawa seragam yang melekat dan senjata kami.
Setengah dari kami menjaga Peeta atau mengawasi siaran Snow, sementara yang lain mencari makanannya. Seperti ada ruang penyimpanan tersembunyi di belakang panel cermin di kamar tidur, atau betapa mudahnya mencongkel kasa ventilasi di ruang depan. Jadi walaupun lemari dapur kosong, kami berhasil menemukan tiga puluh kaleng makanan dan beberapa kotak kue.
Timbunan makanan ini membuat jijik pasukan yang dibesarkan di 13. Bukankan ini ilehal" tanya Leeg 1.
Sebaliknya, di Capiol kau akan dianggap bodoh jika tidak melakukannya, kata Messalla. Bahkan sebelum Quarter Quell, orang-orang mulai menyimpan persediaan makanan yang makin langka.
Sementara yang lain tidak punya makanan, kata Leeg 1
Betul, kata Messalla. itulah cara kerjanya di sini.
Untungnya begitu, atau kita takkan punya makanan malam ini, kata Gale. Ayo semuanya, ambil satu kaleng.
Beberapa anggota pasukan sepertinya enggan melakukan ini, tapi ini sama efektifnya dengan metode ransum. Suasana hatiku tidak mendukung untuk membagi semua makanan menjadi sebelas bagian yang sama rata, dengan memperhitungkan umur, berat badan, dan kekuatan fisik. Aku mencari-cari di tumpukan kaleng, dan hendak mengambil sup kental ikan cod, ketika Peeta mengulurkan kaleng untukku. Nih.
Aku mengambilnya, tanpa tahu apa yang kuambil. Di labelnya tertulis SUP DAGING DOMBA.
Kurapatkan bibirku erat-erat ketika mengingat hujan yang menetes di antara bebatuan, usaha-usahaku yang janggal untuk bermanis-manis pada Peeta, dan aroma makanan favoritku dari Capitol dalam udara dingin ini. sebagian ingatan itu pasti masih melekat dalam kepala Peeta. Betapa gembiranya, betapa laparnya, dan betapa dekatnya kami ketika keranjang piknik itu mendarat di luar gua kami. Terima kasih. Aku membuka penutupnya. Bahkan ada buah plum kering di dalamnya. Kutekuk penutupnya dan kugunakan sebagai sendok, lalu kusuapkan potongan daging ke mulutku. Sekarang tempat ini juga terasa seperti arena.
Kami mengedarkan kotak berisi kue yang tengahnya berisi krim lezat ketika TV mulai berbunyi bip. Lambang Panem muncul di layar dan tetap di sana ketika lagu kebangsaan diputar. Lalu mereka mulai menampilkan gambar-gambar para korban yang tewas, sama seperti mereka lakukan pada para peserta di arena. Mereka memulai dengan empat wajah kru TV, dilanjutkan dengan Boggs, Gale, Finnick, Peeta, dan aku. Kecuali Boggs, mereka tak mau repot-repot menampilkan wajah para prajurit dari 13. Entah karena mereka tidak tahu ataukarena mereka tahu para prajurit itu tidak berarti bagi penonton. Lalu dia muncul, duduk di balik mejanya, bendera terhampar di belakangnya, bunga mawar putih yang segar berkilau di kerah jasnya. Kurasa wajahnya baru dioperasi lagi, karena bibirnya tampak lebih tebal daripada biasanya. Dan tim periapannya seharusnya mengurangi perona wajahnya.
Snow memberi selamat pada pasukan Penjaga Perdamaian atas pekerjaan bagus mereka, menghormati mereka karena menyingkirkan musuh negara yang disebut Mockingjay. Denan kematianku, dia memperhitungkan perang yang berubah 180 derajat posisnya, karena para pemberontak yang sudah hancur semangatnya kini kehilangan panutan. Dan siapa sesungguhnya aku" Gadis miskin yang terganggu jiwanya yang memiliki sedikit bakat dengan busur dan panah. Bukan pemikir yang hebat, bukan otak dari pemberontakan, hanya wajah yang dipungut dari rakyat jelata karena aku menarik perhatian bangsa karena tingkahku di Hunger Games. Tapi aku diperlukan, amat sangat diperlukan, karena para pemberontak tidak punya pemimpin nyata di antara mereka.
Nun jauh di Distrik 13, Beetee menekan tombol, karena sekarang bukan Presiden Snow melainkan Presiden Coin yang memandang kami. Dia memperkenalkan dirinya pada Panem, menyebut dirinya sebagai pemimpin pemberontakan, lalu membacakan eulogi untukku. Memuji gadis yang selamat dari Seam dan Hunger Games, lalu mengubah negara budak menjadi pasukan pejuang kemerdekaan. Mati atau hidup, Katniss Everdeen akan
menjadi wajah bagi pemberontakan ini. jika tekadmu goyah, pikirkan sang Mockingjay, dan di dalam dirinya kau akan menemukan kekuatan yang kau butuhkan untuk menyingkirkan Panem dari para menjajahnya.
Aku tak tahu sebesaritu artiku baginya, kataku, yang membuat Gale tertawa dan tatapan penuh tanda tanya dari yang lain.
Berikutnya muncul fotoku yang sudah direkayasa hingga tampak amat cantik dan beringas dengan api berkobar di belakangku. Tak ada kata-kata. Tak ada slogan. Yang mereka perlukan hanya wajahku sekarang.
Beetee mengembalikan kendali pada Snow yang amat tenang. Aku punya firasat Presiden Snow menganggap saluran darurat tak bisa ditembus, dan bakal ada orang yang mati malam ini karena pemberontak berhasil merentasnya. Besok pagi, ketika kita mengeluarkan mayat Katniss Everdeen dari abu, kita akan lihat siapa sebenarnya Mockingjay. Gadis yang sudah tewas, yang tidak bisa menyelamatkan siapa pun, bahkan dirinya sendiri. Lambang negara, lagu kebangsaan, lalu gelap.
Tapi kau takkan bisa menemukan mayatnya, kata Finnick pada layar yang kosong, menyuarakan apa yang mungkin kami semua pikirkan. Masa kebebasan kami akan singkat. Setelah mereka menggali abu itu dan tidak menemukan sebelas mayat di sana, mereka akan tahu bahwa kami berhasil melarikan diri.
Paling tidak kita punya keunggulan dari mereka, kataku. Tiba-tiba, aku merasa amat lelah. Aku hanya ingin berbaring di sofa hijau empuk yang ada di dekatku lalu tidur. Aku ingin meringkuk di kursi nyaman yang terbuat dari bulu kelinci dan bulu angsa. Tapi aku malah mengeluarkan Holo dan berkeras meminta Jackson untuk mengajariku perintah-perintah dasarnya yang sebenarnya hanya memasukkan koordinat perempatan terdekat di peta agar aku bisa mengoprasikan benda ini sendiri. Ketika Holo memproyeksikan peta disekeliling kami, hatiku melecos. Pasti kami makin dekat dengan sasaran, karena jumlah kapsul makin banyak. Bagaimana kami bisa bergerak maju melewati lampu-lampu yang berkedip-kedip ini tanpa ketahuan" Kami tidak bisa melakukannya, kami terperangkap seperti burung di jaring. Kuputuskan untuk tidak bersikap sok jadi pemimpin dengan orang-orang ini. terutama saat mataku berkali-kali melirik sofa hijau itu. Jadi aku berkata, Ada ide"
Atap juga sama buruknya dengan jalanan, kata Leeg 1.
Kita mungkin masih punya kesempatan untuk mundur, kembali lewat jalan masuk, kata Homes. Tapi itu berarti misi kita gagal.
Aku dihantam rasa bersalah karena telah mengarang misi tersebut. Kita memang tak pernah diharapkan untuk terus maju. Kalian Cuma sial saja karena bersamaku.
Itu persoalan yang bisa kita bicarakan. Kami bersamamu sekarang, kata Jackson. Kita tidak bisa tinggal di sini. Kita tidak bisa bergerak naik. Kita tidak bisa bergerak menyamping. Kurasa kita hanya punya satu pilihan.
Bawah tanah, kata Gale. Bawah tanah. Aku membencinya. Seperti tambang dan terowongan da 13. Bawah tanah, di sana aku takut mati, yang sebenarnya konyol karena jika aku mati di atas tanah, selanjutnya mereka juga akan menguburku di bawah tanah.
Holo juga bisa menunjukkan kapsul-kapsul dalam gambar peta bawah tanah selain yang ada di jalanan,. Aku melihat jika kami melalui bawah tanah ada jaringan jalan yang terjalin dengan terowongan-terowongan yang berkelok dan berputar. Namun, kapsul-kapsul jebakan tidak sebanyak di atas.
Dua pintu di bawah kami, pipa vertikal menghubungkan deretan apartemen kami ke terowongan-terowongan. Untuk sampai ke pipa di apartemen, kami harus melewati lubang pemelihataan gedung yang sempit yang ada di sepanjang gedung. Kami bisa masuk ke lubang melalui ruang di bagian belakang lemari yang ada di lantai atas.
Baiklah. Mari kita atur seolah-olah kita tak pernah berada di tempat ini, kataku. Kami menghapus semua tada keberadaa kami. Membuang kaleng-kaleng kosong ke tempat sampah menyimpan kaleng yang masih ada isinya untuk persediaan makanan, membalik bantal-bantal sofa yang kena noda darah, membersihkan sisa-sisa jel dari lantai. Kami tidak memperbaiki kuci pintu depan, tapi kami mengunci selot kedua, sehingga paling tidak pintu tidak langsung terbuka j
ika disentuh. Akhirnya, ada Peeta yang harus kami hadapi. Dia duduk di sofa biru, tidak mau bergerak sama sekali. Aku tidak mau ikut. Aku bisa membocorka posisimu atau menyakiti orang lain.
Orang-orang Snow akan menemukanmu, kata Finnck.
Kalau begitu beri aku pilnya. Aku hanya akan menelannya jika perlu, kata Peeta.
Itu bukan pilihan. Ayo ikut, kata Jackson.
Atau apa" Kau mau menembakku" tanya Peeta.
Kami akan membuatmu pingsan lalu menyeretmu ikut kami, kata Homes. Dan itu akan memperlambat dan membahayakan kami.
Berhentilah jadi orang sok baik! Aku tidak peduli jika aku harus mati! Peeta menoleh memandangku dengan tatapan memohon sekarang. Katniss, tolong. Tidakkah kaulihat, aku tak ingin ikut dalam urusan ini"
Masalahnya adalah, aku memang melihatnya. Kenapa aku tidak bisa membiarkannya pergi" Berikan pil padanya, menarik pelatuk. Apakah aku peduli karena aku terlalu sayang pada Peeta atau aku tidak mau Snow menang" Apakah aku sudah membuat Peeta menjadi pion dalam permainan ini" terdengar menjijikkan, namun aku yakin diriku sanggup berbuat seperti itu. Jika memang benar, lebih baik aku membunuh Peeta di sini sekarang. Tapi dalam keadaan senang maupun susah, aku bukan orang uang didorong oleh kebaikan. Kita buang-buang waktu di sini. Kau mau ikut baik-baik atau kami hajar sampai pingsan"
Peeta membenamkan wajahnya ke dalam dua tangannya selama beberapa saat, lalu bangkit bergabung dengan kami.
Apakah aku perlu melepaskan ikatan tangannya" tanya Leeg 1.
Tidak! Peeta menggeram padanya, menarik borgolnya ke dada.
Tidak, kataku menimpali. Tapi aku ingin pegang kuncinya. Jackson menyerahkannya tanpa mengucap sepatah katapun. Aku memasukkan kunci itu ke kantong celanaku, kunci membentur mutiara di dalam kantong.
Setelah Homes mencungkil hingga terbuka pintu besi kecil menuju lubang pemeliharaan, kami menemukan masalah lain. Tidak mungkin kerang-kerang serangga itu bisa melewati jala sempit tersebut. Castor dan Pollux melepaskan kerang-kerang mereka dan mencopot kamera-kamera cadangan. Masing-masing kamera berukuran kotak sepatu dan mungkin bekerja sama bagusny. Messalla tidak tahu di mana kami bisa menyembunyika kerang-kerang besar itu, jadi akhirnya kami menyimpan ke dalam lemari. Meninggalkan jejak yang begitu mudah untuk diikuti membuatku frustasi, tapi apa lagi yang bisa kami lakukan"
Bahkan ketika kami masuk satu-satu, membawa ransel dan perlengkapan di sisi tubuh kami, lubang ini terasa sempit. Kami bergerak menyamping melewati apartemen pertama, dan masuk ke apartemen kedua. Dalam apartemen ini, salah satu kamar tidur memiliki pintu yang bertuliskan RUANG UTILITAS bukannya kamar mandi. Di belakang pintu ada kamar dengan jalan masuk menuju pipa
Messalla mengerutka dahi memandang penutup yang lebar melingkar, selama sesaat dia kembali ke dunia uang meriah. Ini sebabnya tak ada seorang pun yang mau untuk unit apartemen di tengah. Para pekerja datang dan pergi sesuka hati mereka dan tak ada kamar mandi kedua. Tapi biaya sewanya amat jauh lebih murah. Dia memperlihatkan ekspresi wajah Finnick yang terlihat geli, lalu menambahkan, Sudahlah, tak perlu dipikirkan.
Tutup pipa mudah dibuka. Tangga yang lebar dengan pijakan-pijaka berlapis karet sehingga kami bisa bergerak turun dengan mudah dan cepat menuju perut bumi. Kami berkumpul di kaki tangga, menunggu mata kami bisa menyesuaikan pandangan dalam cahaya yang minim. Kami menghirup udara yang merupaka campuran bahan-bahan kimia, jamur, dan selokan.
Pollux, yang pucat dan berkeringat, mengulurkan tangan dan berpegangan pada pergelangan tangan Castor. Seakan-akan dia bisa jatuh terguling jika tak ada orang yang memeganginya.
Adikku bekerja di bawah sini setelah dia menjadi Avox, kata Castor. Tentu saja. Siapa yang akan mereka suruh untuk merawat jalan-jalan lembap berbau busuk yang dilengkapi kapsul-kapsul jebakan" Butuh waktu lima tahun sebelum kami bisa membeli kebebasannya menuju atas tanah. Tak sekalipun dia melihat matahari selama itu.
Dalam kondisi yang lebih baik, pada hari yang tidak terlalu mengerikan dan lebih banyak istirahat, pa
sti ada seseorang yang tahu harus menjawab apa. Bukannya seperti sekarang ketika kami semua berdiri dan berusaha menyusun jawaban.
Akhirnya, Peeta memandang Pollux. Kalau begitu kau menjadi aset kami yang paling berharga. Castor tertawa dan Pollux berhasil tersenyum.
Kami baru setengah jalan melewati terowongan pertama ketika aku menyadari ada yang luar biasa dari obrolan tadi. Peeta terdengar seperti dirinya yang lama, orang selalu bisa memikirkan apa yang harus dikatakan saat semua orang sudah buntu. Ironis, memberi dukungan, agak lucu, tapi tidak mengejek siapa pun. Aku menoleh memandang Peeta ketika dia berjalan bersama para pengawalnya, Gale dan Jackson, matanya tertuju ke tanah, kedua bahunya agak bungkuk. Tidak bersemangat. Tapi selama sesaat tadi, Peeta sungguh-sungguh ada di sini.
Peeta benar. Pollux ternyata lebih berharga daripada sepuluh Holo. Ada jaringan terowongan-terowongan lebar yang sama alurnya dengan jalan utama di atas kami, sehingga kami tepat berada di jalan-jalan utama dan persimpangan-persimpangan. Jalan ini disebut jalan Transfer, karena truk-truk kecil digunakan untuk mengantar kiriman barang mengelilingi kota. Pada siang hari, banyak kapsul jebakan tidak diaktifkan, tapi pada malam hari seperti berjalan di padang ranjau. Namun, ratusan jalan tambahan, rel kereta api, dan pipa pembuangan membentuk jalan yang simpang siur di banyak level. Pollux mengetahui setiap detail yang akan membuat orang baru seperti kami terjeblos ke dalam malapetaka, seperti cabang-cabang mana yang mengharuskan kami memakai masker gas atau mana yang dipasangi ranjau, atau cabang mana yang ada tikus sebesar berang-berang. Dia memberi peringatan akan kedatangan semburan air yang membanjiri selokan secara berkala, mengantisipasi pergantian sif kerja para Avox, membawa kami menuju pipa lembab dan gelap untuk menghindari kereta-kereta barang yang lewat nyaris tanpa suara. yang terpenting, dia tahu benar letak kamera pengawas. Tidak banyak kamera di tempat yang suram dan kemal ini, kecuali di Transfer. Tapi kami menghindar kamera-kamera itu dengan baik.
Di bawah bimbingan Pollux, waktu perjalanan kami berlangsung singkat luar biasa singkat malah, jika dibadingkan dengan perjalanan di atas tanah. Setelah sekitar enam jam berjalan, kami semua kelelahan. Sekarang jam tiga pagi, menurutku kami masih punya waktu beberapa jam sebelum mereka menyadari bahwa kami hilang, mereka akan mencari di antara reruntuhan seluruh blok apartemen untuk mengantisipasi kami melarikan diri melewati lubang-lubang pemeliharaan, lalu perburuan pun dimulai.
Saat aku menyarankan agar kami beristirahat, tak ada seorang pun yang keberatan. Pollux menemukan ruangan kecil yang hangat berdengung dengan bunyi mesin, penuh dengan pengungkit dan tombol. Dia mengangkat jemarinya menandakan bahwa kami harus pergi dalam empat jam. Jackson menyusun jadwal jaga, dan karena aku tidak masuk sif pertama, aku menjejalkan diriku di antara Gale dan Leeg 1 lalu langsung tertidur.
Sepertinya baru semenit aku tertidur ketika Jackson mengguncang-guncang tubuhku untuk bangun, memberitahuku bahwa sudah saatnya aku berjaga. Sudah pukul enam, dan satu jam lagi kami harus bergerak. Jackson menyuruhku untuk makan makanan kaleng dan mengawasi Pollux, yang berkeras untuk berjaga sepanjang malam. Dia tidak bisa tidur di bawah sini. Kupaksa diriku untuk awas dan berjaga, makan sekaleng kentang dan buncis rebus, lalu duduk di seberang tembok menghadap pintu. Pollux sepertinya tidak tidur. Sepanjang malam dia mungkin sedang membayangkan lagi hidupnya yang terpenjara lima tahun di tempat ini. aku mengeluarkan Holo dan berhasil memasukkan koordinat kami dan memindai terowongan-terowongan. Sebagaimana yang sudah kami perkirakan, makin banyak kapsul jebakan ketika kami makin mendekati Capitol. Selama beberapa saat, aku dan Pollux menekan tombol-tombol di Holo, melihat di mana saja kapsul-kapsul jebakan berada. Saat kepalaku mulai pusing, kuserahkan Holo ke tangan Pollux lalu bersandar ke dinding. Aku memandangi para prajurit, kru, dan teman-teman yang sednag tidur, dan aku bertanya-tanya b
erapa dari kami yang bisa melihat matahari lagi"
Saat mataku memandang Peeta, dengan kepala yang terbaring tepat di kakiku, kulihat dia sudah bangun. Seandainya aku bisa membaca isi pikirannya, agar aku bisa masuk dan mengurai kekacauan dusta yang ditanam di sana. Kupikir saat ini aku bisa berpuas diri dengan apa yang bisa kucapai.
Kau sudah makan" tanyaku. Sedikit gelengan kepalaya menunjukkan bahwa dia belum makan, aku membuka sekaleng sup nasi dan ayam lalu kuberikan padanya, sengaja aku yang menyimpan tutup kalengnya untuk berjaga-jaga seandainya dia berniat mengiris nadinya atau apalah. Peeta duduk lalu memiringkan kaleng itu di atas mulutnya, menelan sup itu tanpa repot-repot mengunyahnya. Bagian dasar kaleng memantulkan cahaya dari mesn-mesin, dan aku teringat pada sesuatu yang menganggu pikiranku sejak kemarin. Peeta, saat kau bertanya tentang apa yang terjadi pada Darius dan Labinia, dan Boggs memberitahumu itu nyata, kau bilang menurutmu juga nyata. Karena tak ada yang berkilau. Apa maksudmu dengan kilau itu"
Oh, aku tidak tahu bagaimana menjelaskan secara tepat, dia menjelaska padaku. Pada awalnya, semua membingungkan. Sekarang aku bisa memilah beberapa hal. Menurutku ada pola yang mucul. Ingatan yang mereka ubah dengan racun dari tawon penjejaak punya semacam keanehan. Sepertinya ingatan itu terlalu menegangkan atau gambar-gambarnya tidak stabil. Kau ingat seperti apa rasanya saat kau disengat"
Pohon-pohon tumbang. Ada kupu-kupu besar yang berwarna. Aku jatuh ke lubang berisi gelembung-gelembung oranye. Kupikirkan lagi bayangan itu. Gelembung-gelembung oranye yang berkilau.
Betul. Ingatan tentang Darius dan Lavinia tidak seperti itu. Kurasa mereka belum meracuniku saat itu, kata Peeta.
Itu bagus, kan" tanyaku. Jika kau bisa membedakannya, kau tahu apa yang benar.
Ya. Dan jika aku bisa menumbuhkan sayap, aku bisa terbang. Akan tetapi manusia tidak bisa menumbuhkan sayap, kan" katanya. Nyata atau tidak nyata"
Nyata, kataku. Tapi manusia tidak butuh sayap untuk bertahan hidup.
Mockingjau perlu. Dia menghabiskan supnya dan mengembalikan kalengnya ke tanganku.
Di bawah cahaya lampu neon, lingkaran-lingkaran hitam di bawah matanya tampak seperti memar. Masih ada waktu. Sebaiknya kau tidur. Tanpa membantah, Peeta berbaring lagi, tapi dia Cuma memandang salah satu jarum jam yang bergerak dari satu sisi ke sis lain. Perlahan-lahan, seperti yang kulakukan terhadap binatang yang terluka, aku mengulurkan tangan dan membelai rambut dari dahinya. Peeta langsung tegang disentuh olehku, tapi tidak menari diri. Jadi aku terus mengelus bagian belakang rambutnya dengan lembut. Ini pertama kalinya aku menyentuhnya tanpa terpaksa sejak terakhir kali di arena.
Kau masih berusaha melindungiku. Nyata atau tidak nyata, bisiknya.
Nyata, jawabku. Jawabanku sepertinya butuh lebih banyak penjelasan. Karena itulah yang kita lakukan. Saling melindungi. Setelah sekitar satu menit, Peeta pun tertidur.
Tak lama sebelum pukul tujuh, aku dan Pollux bergerak membangunkan yang lain. Seperti biasa terdengar suara orang menguap dan mendesah yang biasanya terlontar saat bangun tidur. Tapi telingaku juga menangkap suara lain. Nyaris seperti desisan. Mungkin hanya uap yang keluar dari pipa atau bunyi desis kereta api di kejauhan...
Kusuruh pasukanku untuk diam agar aku bisa menyimaknya dengan lebih baik. Ya, ada bunyi desisan, tapi bukan bunyi satu desisan panjang. Lebih mirip bunyi embusan napas yang membentuk kata-kata. Satu kata. Bergema di sepanjang terowongan. Satu kata. Satu nama. Diulang berkali-kali.
Katniss. BAB DUA PULUH DUA MASA kebebasan kami sudah habis. Mungkin Snow menyuruh mereka menggali sepanjang malam. Paling tidak setelah api padam. Mereka menemukan sisa jasad Boggs, merasa tenang selama beberapa saat, lalu waktu berlalu tanpa hasil apa-apa, dan mereka mulai curiga. Setelah itu, mereka menyadari bahwa mereka sudah terpedaya. Dan Presiden Snow tidak bisa menerima dirinya jadi bodoh. Tidak jadi masalah apakah mereka berhasil menemukan jejak kami sampai ke apartemen kedua atau berasumsi kami lan
gsung bergerak ke bawah tanah. Sekarang mereka tahu kami ada di bawah sini dan mereka melepaskan sesuatu, mungkin segerombol mutt, yang bertekad menemukanku.
Katniss. Aku terlonjak ketika mendengar betapa dekatnya suara itu. Dengan panik aku mencari sumber suara, dengan busur dan panah terangkat, mencari sasaran tembak. Katniss. Bibir Peeta nyaris tidak bergerak, tapi tidak diragukan lagi, suara itu berasal dari bibirnya. Saat kukira dia sudah lebih baik saat kupikir lambat laun dia sudah kembali padaku, dia bersikap seperti ini, inilah bukti sedalam apa pengaruh racun Snow. Katniss. Peeta diprogram untuk menanggapi panggilan mendesis itu, bergabung dengan perburuan. Dia mulai terbangun. Tak ada pilihan lain. Kuarahkan aak panahku agar menembus otaknya. Dia nyaris takkan merasakan apa-apa. Tiba-tiba, Peeta duduk, matanya terbelalak, napasnya tersengal-sengal. Katniss! dia menoleh cepat memandangku tapi sepertinya tidak memperhatikan busur di tanganku, dan anak panah yang siap diluncurkan. Katniss! Cepat pergi dari sini!
Aku ragu. Suaranya tegang, tapi dia terdengar waras. Kenapa" Apa yang membuat suara itu"
Aku tidak tahu. Yang kutahu dia harus membunuhmu, kata Peeta. Lari! Keluar! Pergilah!
Setelah mencerna kebingunganku sendiri, aku memutuskan bahwa aku tidak perlu memanahnya. Kulonggarkan busur pananhku. Lalu aku memandangi wajah-wajah cemas di sekelilingku. Apa pun itu, dia mengejarku. Mungkin sekarang waktu yang baik untuk berpencar.
Tapi kami penjagamu, kata Jackson.


Mockingjay Buku Terakhir Trilogi The Hunger Games Karya Suzanne Collins di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dan kru televisimu, tambah Cressida.
Aku tak mau meninggalkanmu, kata Gale.
Aku memandangi kru televisi, yang hanya dipersenjatai kamera dan papan pencatat. Lalu ada Finnick dengan dua pistol dan satu trisula, kusarankan padanya agar memberikan satu pistolnya pada Castor. Aku mengeluarkan peluru kosong dari senjata Peeta, dan memasang peluru sungguhan di senjatanyam, dan mempersenjatai Pollux. Karena aku dan Gale masing-masing membawa busur dan paah, kami menyerahkan senjata kami pada Messalla dan Cressida. Tak ada waktu lagi untuk mengajari mereka menggunakan senjata selain bagaimana caranya membidik dan menarik pelatuk, tapi dalam ruangan sempit, mungkin itu saja sudah cukup. Ini lebih baik daripada tak punya perlindungan apa-apa. Sekarang satu-satunya orang yang tidak punya senjata adalah Peeta, tapi siapa pun yang membiskkan namaku berbarengandengan segerombola mutt sepertinya tidak perlu senjata.
Kami meninggalkan ruangan, hanya menyisakan bau tubuh kami. Tak mungkin kami membersihkannya saat ini. kurasa begitulah cara makhluk mendesis ini melacak jejak kami, karena kami tidak banyak meninggalkan jejak fisik. Indra penciuman mutt amat sangat tanjam, tapi mungkin waktu yang kami habiskan dengan merencah air di pipa-pipa pembuangan bisa membuat mereka bingung.
Di luar dengungan ruangan ini, suara desisan terdengar makin jelas. Tapi kami juga bisa mengira-ngira dengan lebih baik di mana lokasi mutt itu. Mereka berada di belakang kami, dengan jarak yang lumayan jauh. Snow mungkin melepas mereka di bawah tanah di dekat tempat mereka menemukan mayat Boggs. Secara teori, kami lebih unggul dari pada mereka, meskipun jelas mereka jauh lebih cepat daripada kami. Pikiranku melayang pada makhluk-makhluk mirip serigala di arena Hunger Games pertama, monyet-monyet di Quarter Quell, makhluk-makhluk ganjil yang kulihat di televisi selama bertahun-tahun, dan aku bertanya-tanya seperti apa bentuk mutt yang mengejar kami sekarang. Apa pun yang menurut Snow paling membuatku takut.
Aku dan Pollux menyusun rencana selanjutnya dalam perjalanan kami, dan karena memang kami bergerak menjauh dari suara desisan, aku tidak melihat perlunya kami mengubah rencana. Jika kami bergerak cepat, mungkin kami bisa tiba di istana Snow sebelum para mutt menyusul kami. Tapi kecepatan juga berarti kami lebih gegabah: sepatu bot kami menginjak asal-asalan sehingga menimbulkan cipratan, pistol yang menghatam pipa tanpa sengaja, bahkan perintah-perintahku kusampaikan dengan suara terlalu keras.
Kami baru melewati tiga blok lagi, melalui pipa banjir dan bagian dari re
l kereta yang tak terpakai ketika terdengar teriakan. Teriakan yang dalam dan berasal dari kerongkongan. Memantul di dinding terowongan.
Avox, kata Peeta cepat. Seperti itulah suara Darius ketika mereka menyiksanya.
Mutt pasti sudah menemukan mereka, kata Cressida.
Jadi mereka tidak hanya mengejar Katniss, kata Leeg 1.
Mereka mungkin akan membunuh siapa pun. Mereka takkan berhenti sampai menemukan dia, kata Gale. Gale sudah menghabiskan waktu berjam-jam belajar bersama Beetee, dan kemungkinan besar dia benar.
Dan di sinilah aku berada, terulang lagi. Orang-orang mati karena aku. Teman-teman, sekutu, orang asng, yang kehilangan nyawa mereka karena Mockingjay. Biar aku pergi sendiri lebih dulu. Mengecoh mereka. Aku akan mentransfer Holo ini ke Jackson. Kalian semua bisa menyelesaika misi kita.
Tak ada seorang pun yang akan menyetujuinya! seru Jackson.
Kita buang-buang waktu di sini! kata Finnick.
Dengar, bisik Peeta. Teriakan-teriakan itu berhenti, dan dalam keheningan sesaat namaku pun kembali terdengar, kedekatan jaraknya terasa menakutkan. Suara itu ada di bawah dan belakang kami sekarang. Katniss.
Kutepuk bahu Pollux lalu kami mulai berlari. Masalahnya adalah, kami berencana untuk turun ke lantai bawah, tapi itu bukan pilihan lagi sekarang. Saat kami menuruni tangga, aku dan Pollux memindai Holo untuk melihat jalan yang mungkin kami lewati, dan mendadak aku mulai merasa ingin muntah.
Pasang masker! kata Jackson.
Kami tidak perlu memakai masker. Semua orang menghirup udara yang sama. Namun Cuma aku yang terpaksa mengeluarkan daging rebusku dari perut karena hanya aku satu-satunya yang bereaksi terhadap bau itu. Bau itu menyerbak dari tangga. Menembus selokan. Bunga mawar. Aku pun mulai bergetar.
Aku menjauh dari bau itu dan terjatuh tepat ke Transfer. Aku berada di jalan-jalan mulus berubin dengan warna-warna pastel, sama seperti jalanan di atas, tapi di sini dibatasi dinding-dinding bata, bukannya rumah-rumah seperti di atas. Ada jalan di mana kendaraan pengangkut kiriman bisa bergerak dengan mudah tanpa perlu menghadapi kemacetan di Capitol. Jalan ini kosong, hanyaada kami sekarang. Aku melepaskan anak panahku dan meledakka kapsul pertama dengan panah peledak, yang menghancurkan sarang tikus pemakan daging di dalamnya. Lalu aku berlari cepat ke persimpangan selanjutnya, yang kutahu di sana salah langkah berarti tanah yang kami pijak akan membelah, menelan kami ke dalam kapsul berlabel PENCACAH DAGING. Aku berteriak memberi peringatan pada yang lain yang belum kami ketahui isinya menanti di depan sana.
Kejadiannya berlangsung tanpa suara. aku takkan menyadarinya jika Finnick tidak menarikku agar berhenti. Katniss!
Aku berputar cepat, anak panah siap meluncur dari busur, tapi apa yang bisa kulakukan" Dua anak panah milik Gale sudah jatuh di samping cahaya keemasan yang terpancar dari langit-langit dan mentoyorot sampai ke lantai. Di dalam cahaya itu, Messalla diam tak bergerak seperti patung, berdiri dengan satu kaki, kepala mendongak, tertahan dalam sorotan cahaya. Aku tidak tahu apakah dia berteriak, meskipun mulutnya terbuka lebar. Kami memandanginya, merasa amat sangat tak berdaya, ketika daging tubuhnya meleleh seperti lilin.
Kita tidak bisa menolongnya! Peeta mulai mendorong orang-orang ke depan. Tidak bisa! hebatnya, dia satu-satunya orang yang masih bisa berpikir dan menyuruh kami bergerak. Aku tidak tahu kenapa dia masih bisa memegang kendali, padahal seharusnya dia sudah kumat dan menembak kepalaku, tapi itu bisa terjadi kapan saja. Ketika tangan Peeta mendorong punggungku, aku menoleh melihat Messalla yang sudah berubah menjadi makhluk mengerikan; kupaksa kakiku bergerak maju, cepat, sangking cepatnya aku nyaris tidak keburu mengerem ketika smapai di persimpangan berikut.
Tembakan senjata api membuat kami dihujani reruntuhan. Aku menoleh ke kanan dan kiri, mencari kapsul jebakan, sebelum aku memalingkan kepalaku dan melihat pasukan Penjaga Perdamaian menembaki Transfer agar jatuh menimpa kami. Dengan kapsul jebakan Pencacah Daging menghalangi jalan kami, yang bisa kami lakukan cuma
balas menembak. Jumlah mereka dua kali lebih banyak, tapi kami masih memliliki enam anggota asli Pasukan Bintang, yang tidak berusaha lari dan menembak pada saat bersamaan.
Ikan di dalam tong, pikirku, ketika melihat noda merah membasahi seragam putih mereka. Tiga perempat dari mereka jatuh dan tewas sementara lebih banyak lagi yang datang dari samping terowongan. Terowongan yang sama jadi tempatku berlindung untuk menjauhkan diri dari bau, dari...
Mereka bukanlah Penjaga Perdamaian.
Mereka berubuh putih, punya empat tungkai, ukurannya seperti manusia dewasa, tapi kemiripannya cuma sampai di sana. Mereka tidak telanjang, dengan ekor reptil panjang, punggung melengkung, dan kepala yang menjulur ke depan. Mereka mengerumuni para Penjaga Perdamaian, mengunyah leher mereka dalam keadaa hidup atau mati dan mengoyak kepala mereka yang memakai helm. Ternyata jadi orang yang merupakan keturunan Capitol pun tak ada gunanya di sini, sama seperti di 13. Sepertinya hanya butuh waktu beberapa detik bagi Penjaga Perdamaian untuk tewas dengan kepala putus. Mutt-mutt itu jatuh e perut mereka lalu merangkak mendekati kami.
Lewat sini! aku berteriak, menempel ke dinding dan langsung berbelok tajam ke kanan untuk menghindari kapsul jebakan. Ketika semua orang bergabung denganku, aku menembak kearah perempatan dan Pencacah Daging pun aktif. Gigi mesin raksasa muncul di jalanan dan mengunyah ubin di hadapannya hingga jadi debu. Pencacah Daging itu akan membuat mutt-mutt tadi tidak bisa mengikuti kami, tapi entahlah. Mutt serigala dan monyet yang pernah kuhadapi bisa melompat amat jauh tak terkira.
Desisan yang terdengar membakar telingaku dan bau amis bunga mawar membuat dinding-dinding ini berputar.
Aku menarik lengan Pollux. Lupakan misinya. Mana jalan tercepat menuju permukaan"
Tak ada waktu memeriksa Holo. Kami mengikuti Pollux sekitar sepuluh meter di sepanjang Transfer dan melewati ambang pintu. Aku menyadari lantai ubin berubah menjadi lantai beton, merangkak melewati pipa yang sempit dan bau hingga sampai ke birai yang lebarnya sekitar tiga puluh sentimeter. Kami berada di selokan utama. Satu meter di bawah kami, aroma beracun dari kotoran manusia, sampah, dan sisa aliran bahan kimia bergejolak di dekat kami. Ada api berkobar di sebagian permukaannya, sementara di bagian lain ada yang menyemburkan uap yang tampak mengerikan. Sekali lihat saja bisa dipastikan jika kau jatuh ke saa, kau takkan bisa keluar lagi. Kami bergerak secepat yang kami bisa di birai yang licin, lalu kami berhasil ke jembatan yang sempit dan menyeberanginya. Di ruangan sempit di ujung sana, Pollux memukul tangga lalu menunjuk celah di sana. Ini dia. Jalan keluar kami.
Aku menoleh ke pasukan kami dan aku menyadari ada yang tidak benar. Tunggu! Di mana Jackson dan Leeg Satu"
Mereka tinggal di Pencacah tadi untuk menahan mutt-mutt itu, kata Homes.
Apa" aku hendak berlari kembali ke jembatan, tidak rela meninggalkan satu orang pun untuk monster-monster itu, ketika dia menarikku kembali.
Jangan sia-siakan hidup mereka, Katniss. Sudah terlambat bagi mereka. Lihat! Homes mengedikkan kepalanya ke pipa, di sana mutt-mutt merayap menuju birai.
Mundur! teriak Gale. Dengan anak panah berujung bahan peledak, Gale merobek ujung jembatan hingga lepas dari fondasinya. Sisa jatuh ke gelembung-gelembung kotoran,tepat ketika mutt-mutt itu tiba di sana.
Untuk pertama kalinya, aku bisa melihat mereka dengan baik. Campuran manusia dan kadal dan apa entah apa lagi. Mereka berwarna putih, dengan kulit reptil yang kotor kena noda darah, tangan dan kaki bercakar, wajah mereka menunjukkan ekspres campur aduk. Mereka mendesiskan, memekikkan namuku sekarang, sementara tubuh mereka melengkung marah. Mereka mengibas-ngibaskan ekor dan cakar mereka, mencakari tubuh satu sama lain dengan mulut mereka yang berbusa, nyaris gila dengan keinginan mereka untuk membunuhku. Bauku pasti membuat mereka mual sebagaimaa bau mereka membuatku mual. Terlebih lagi, meskipun beracun, para mutt itu mulai melompat ke selokan busuk.di sepanjang tepi sungai, semua orang menembak. Aku mengambil anak p
anahku tanpa pilih-pilih, melepaskan panah biasa, api, dan peledak ke tubuh mutt-mutt itu. Mereka bisa mati, walaupun sulit dibunuh. Tak ada makhluk hidup yang bukan hasil rekayasa yang masih bisa tetap menerjang walaupun sudah ditembaki dengan dua lusin peluru. Ya, pada akhirnya kami bisa membunuh mereka, namun ternyata jumlah mereka sangat banyak, keluar tanpa henti dari pipa, bahkan tidak ragu-ragu mencemplungkan diri ke selokan.
Tapi bukan jumlah mereka yang membuat kedua tanganku gemetar.
Tidak ada mutt itu bagus. Mereka ada hanya untuk menghancurkanmu. Ada yang tujuannya menghabisi nyawamu, seperti monyet-monyet itu. Ada yang ingin mengacau pikiranmu, seperti tawon penjejak. Namun, yang kengeriannya tiada banding, yang paling menakutkan adalah menggabungkan kondisi psikologis paling kejam untuk membuat takut korbannya. Melihat mutt serigala dengan mata para peserta yang sudah tewas. Suara jabberjay yang menirukan jeritan Prim yang tersiksa. Bau bunga ,awar Snow yang bercampur dengan darah korban-korbannya. Yang tercium di sepanjang selokan. Bahkan bisa mengatasi bau busuk selokan ini. semua ini membuat jantungku berdebar tak keruan, tubuhku dingin, dan paru-paruku tak bisa menghirup udara. Seakan Snow menghebuska napasnya tepat di depan wajahku, mengatakan padaku bahwa sudah saatnya aku mati.
Yang lain berteriak padaku, tapi aku sepertinya tak menanggapi mereka. Tangan-tangan kuat mengangkatku ketika aku menghancurkan kepala mutt yang cakarnya menggores tumitku. Aku menabrak tangga. Ada tangan-tangan yang mendorongku menaiki anak tangga. Memerintahkanku untuk naik. Sendi-sendiku yang kaku mematuhinya. Gerakan ini perlahan-lahan membangun kesadaranku. Aku menyadari ada satu orang di atasku. Pollux. Peeta dan Cressida ada di bawahku. Kami sampai ke puncak tanggaberikutnya, kepalaku mulai jernih dan kenyataan yang terjadi saat ini menghantamku. Dengan panik aku mulai menarik orang-orang yang masih di tangga. Peeta. Cressida. Cuma ada mereka.
Apa yang telah kulakukan" Apakah aku sudah meninggalkan yang lainnya juga" Aku kembali ingin menuruni tangga ketuka sepatu botku menendang seseorang.
Naik! gale berteriak padaku. Aku kembali naik, membantu Gale ke atas, lalu mengintip ke dalam kegelapan, menunggu yang lain juga ikut naik. Tidak ada lagi. Gale memalingkan wajahku agar aku memandangnya, lalu dia menggeleng. Seragamnya robek. Ada luka menganga di lehernya.
Terdengar jeritan manusia di bawah sana. Ada yang masih hidup, aku memohon padanya.
Tidak, Katniss. Mereka tidak akan naik, kata Gale. Hanya ada mutt.
Aku tidak sanggup menerima perkataannya. Kusorotkan senter dari senapan Cressida ke lubang. Jauh di bawah sana, samar-samar aku bisa melihat Finnick, berusaha keras bertahan ketika tiga mutt menarik tubuhnya. Ada kejadian aneh, saat salah satu mutt menarik kepalanya lalu menggigit Finnick hingga tewas. Seakan-akan aku jadi Finnick, melihat kilasan-kilasan dalam hidupnya berlalu di depan mata. Tiang kapal, parasut perak, Mags tertawa, langit merah jambu, trisula Beetee, Annie dalam gaun pengantinnya, ombah memecah batu. Lalu semua berakhir.
Kuambil Holo dari ikat pinggangku dan terbata-bata mengucapkan nightlock, nightlock, nightlock. Mengeluarkannya. Aku membungkuk di dinding bersama yang lain ketika ledakan mengguncang permukaan tepat kami berdiri, lalu sepihan daging mutt dan manusia terlontar keluar dari pipa, menghujani kami.
Terdengar bunyi benturak keras ketika Pollux membanting penutup pipa dan menguncinya. Pollux, Gale, Cressida, Peeta, dan aku. Hanya kami yang tersisa. Setelah ini, akan muncul perasaat manusia. Sekarang kesadaranku terbatas pada naluri hewaniku untuk mempertahankan sisa pasukanku agar tetap hidup. Kita tidak bisa berhenti di sni.
Ada yang membawakan perban. Kami mengikat perban itu di leher Gale lalu membantunya berdiri. Hanya satu orang yang masih meringkuk di dinding. Peeta, panggilku. Tidak ada jawaban. Apakah dia pingsan" Aku berjongkok di depannya, menarik kedua tangannya yang menutupi wajahnya. Peeta" matanya seperti kolam hitam. Pupil kedua matanya membesar sehingga
selaput pelangi matanya yang berwarna biru tidak kelihatan. Otot-otot pergelangan tangannya sekeras besi.
Tinggalkan aku, bisiknya. Aku tidak bisa bertahan.
Ya. Kau bisa! kataku padanya.
Peeta menggeleng. Aku bisa lepas kendali. Aku akan gila. Seperti mereka.
Seperti mutt-mutt itu. Seperti binatang buas gila yang bertekad mengoyak tenggorokanku. Dan di sinilah kami berada, akhirnya, di tempat ini, dalam keadaan seperti ini, akhirnya aku harus membunuhnya. Dan Snow akan menang. Kebencian yang panas dan getir mengalir dalam tubuhku. Snow sudah menang terlalu banyak hari ini.
Mungkin ini tindakan untung-untungan, malah bisa jadi bunuh diri, tapi aku melakukan satu-satunya hal yang terpikir olehku. Aku mendekat dan mencium bibir Peeta. Tubuhnya mulai bergetar, tapi aku tidak melepaskan bibirku dari bibirnya sampai aku terpaksa harus melepaskannya agar bisa bernapas. Kdua tanganku menggegam pergelangan tangan Peeta. Jangan biarkan dia juga merengutmu dariku.
Napas Peeta terengah-engah ketika dia berjuang melawan mimpi buruk yang berkecamuk di kepalanya. Tidak. Aku tidak mau...
Kupegang erat kedua tangannya sampai terasa sakit. Tetaplah bersamaku.
Pupil matanya mengecil hingga terlalu tajam, kemudian membesar lagi dengan cepat, lalu matanya kembali tampak seperti normal. Selalu, gumamnya.
Aku membantu Peeta berdiri, lalu bertanya pada Pollux, Masih berapa jauh lagi kita sampai ke jalan" dia menunjuk, menyatakan permukaan ada tepat di atas kami. Aku naik ke hingga anak tangga terakhir, lalu tiba di ruang utilitas di rumah seseorang. Aku berdiri ketika ada wanita yang membuka pintul. Dia memakai jubah sutra berwarna biru terang dengan bordir burung-burung langka. Rambutnya yang berwarna magenta menggelembung separti awan dan berhiaskan kupu-kupu yang disepuh. Lemak dari sosis di tangannya yang baru dimakan setengah mengotori lipstiknya. Raut wajahnya menunjukkan bahwa dia mengenaliku. Wanita itu membuka mulut untuk minta tolong.
Tanpa ragu, aku menembaknya tepat di jantung.
BAB DUA PULUH TIGA SIAPA yang akan dipanggil oleh wanita itu untuk minta tolong masih jadi misteri, karena setelah kami memeriksa apartemennya, dia tinggal sendirian. Mungkin teriakannya ditujukan untuk tetangga terdekatnya, atau hanya karena ketakutan. Bagaimanapun, tak ada seorang pun yang mendengarnya.
Apartemen ini akan jadi tempat yang berkela bagi kami untuk beristirahat sejenak, tapi istirahat adalah kemewahan yang tak bis akami dapatkan sekarang. Menurutmu berapa lama lagi mereka tahu bahwa di antara kita ada yang selamat, tanyaku.
Menurutku bisa kapan saja, jawab Gale. Mereka tahu kita menuju jalan raya. Mungkin ledakan tadi akan membuat mereka menunggu selama beberapa saat, selanjutnya mereka akan mulai mencari jalan keluar kita.
Aku berjalan ke jendela yang memperhatikan pemandangan jalanan di luar sana, dan saat aku mengintip melalui tirai jendela, aku tidak melihat para Penjaga Perdamaian tapi kerumunan orang yang lalu-lalang dengan kesibukan masing-masing. Selama perjalanan kami di bawah tanah, ternyata kami sudah jauh meninggalkan zona evakuasi dan muncul di wilayah sibuk Capitol. Kerumunan orang ini memberi kami kemungkinan untuk meloloskan diri. Aku tidak punya Holo, tapi aku punya Cressida. Dia menghampiriku di jendela, memastikan bahwa dia mengetahui di mana kami berada, dan memberiku kabar bagus bahwa tidak banyak penghalan menuju istana presiden.
Saat melihat anggota pasukanku, aku tahu kami tidak bisa melakukan serangan gerilya pada Snow. Darah masih keluar dari luka di leher Gale, yang bahkan belum sempat kami bersihkan. Peeta duduk di kursi beludru sambil menggigit bantal kuat-kuat, entah sedang melawan kegilaannya atau menahan agar tidak menjerit. Pollux menangis di dekat rak di atas perapian yang berupa hiasan. Cressida berdiri dengan tekad bulat di sampingku, tapi dia terlihat amat pucat hingga bibirnya pun memutih. Aku dialiri kebencian. Saat energi itu surut, aku akan jadi tak berguna.
Mari kita periksa isi lemarinya, kataku.
Di salah satu kamar tidur kami menemukan ratusan pakaian wanita, jaket, sepati
, rambu palsu, dan riasan yang cukup untuk mengecat rumah. Di kamar tidur di ujung koridor, ada banyak pilihan juga untuk laki-laki. Mungkin barang-barang ini milik suaminya. Mungkin kekasihnya yang cukup beruntung tidak ada di rumah pagi ini.
Aku memanggil yang lain agar berganti pakaian. Ketika melihat pergelangan tangan Peeta yang berdarah, aku merogoh kantongku mencari kunci borgol, tapi dia menarik tangannya menjauh dariku.
Jangan, katanya. Jangan. Borgol ini menahanku tetap waras.
Kau mungkin butuh kedua tanganmu, kata Gale.
Saat aku mulai tidak bisa menguasai diriku, aku mengiris pergelangan tanganku ke borgol ini, rasa sakiy membantuku untuk bisa fokus, kata Peeta. Kubiarkan borgol itu di tangan Peeta.
Untungnya cuaca dingin, jadi kami bisa menutupi sebagian besar seragam dan senjata kami di balik jas dan jaket yang berlapis-lapis. Kami menggantung sepatu bot kami di leher setelah mengikat kedua talinya lali menyembunyikannya, dan memakai sepatu konyol sebagai gantinya. Tentu saja tatangan sebenarnya adalah wajah kami. Cressida dan Pollux mungkin saja dikenali oleh kenalan mereka. Wajah Gale mungkin tidak asing bagi mereka yang melihatnya di propo dan berita, sementara aku dan Peeta dikenal oleh semua penduduk Panem. Dengan tergesa-gesa kami membantu satu sama lain memakai riasan tebal, memakai rambut palsu dan kacamata hitam. Cressida membungkuskan selendang ke mulut dan wajah aku dan Peeta.
Aku bisa merasakan detik-detik berlalu, tapi aku berhenti sebentar untuk menyimpan makanan dan persediaan P3K ke dalam kantong-kantongku. Tetap bersama, kataku di pintu depan. Lalu kami berbaris menuju jalanan. Serpihan-serpihan salju mulai turun. Orang-orang yang gelisah berada di sekitar kami, berbicara tentang pemberontakan, kelaparan, dan aku dengan aksen Capitol mereka yang kental. Kami menyebrang jalan, melewati beberapa apartemen. Tepat ketika kami berbelok di tikungan, lebih dari tiga puluh orang Penjaga Perdamaian berjalan melewati kami. Kami segera menepi, sebagaimana yang dilakukan penduduk sungguhan, kami menunggu sampai kerumunan orang kembali ke jumlah normal kemudian melanjutka perjalanan. Cressida, bisikku. Kau bisa pikirkan sebaiknya ke mana kita pergi"
Aku sedang memikirkannya, jawab Cressida.
Kami berjalan melewati satu blok lagi ketika sirine berbunyi. Melalui jendela apartemen, aku bisa melihat laporan khusus dan kilasan foto-foto kami. Mereka belum bisa memastikan siapa saja orang di pasukan kami yang tewas, karena aku melihat Castor dan Finnick di antara foto-foto tadi. Sebentar lagi orang yang berlalu lalang pun akan sama berbahayanya dengan para Penjaga Perdamaian. Cressida"
Ada satu tempat. Bukan tempat yang ideal sebenarnya. Tapi kita bisa mencobanya, kata Cressida. Kami mengikutinya sepanjang beberapa blok dan berbelok menuju gerbang yang tampaknya seperti kediaman pribadi. Namun jalan yang kami lewati sepertinya jalan pintas, karena setelah berjalan melewati taman yang terpangkas rapi, kami keluar lewat gerbang lain menuju jalan kecil di belakang yang menghubungkan dua jalan utama. Ada beberapa toko yang menonjol yang membeli barang-barang bekas, dan satunya yang menjual perhiasan palsu. Hanya ada beberapa orang di sana, dan mereka tidak memperhatikan kami. Cressida mulai mengoceh dengan suara bernada tinggi tentang pakaian dalam dari bulu, dan betapa pentingnya pakaian semacam itu pada bulan-bulan musm dingin. Tunggu sampai kaulihat harga-harhanya! Percayalah padaku, harganya setengah dari yang kaubayar di jalan utama!
Kami berhenti di depan toko yang kotor, yang penuh dengan manekin yang memakai pakaian dalam bulu. Tempat itu sepertinya tutup, tapi Cressida mendorong pintu depan hingga terbuka, dan membuat genta berbunyi. Di dalam toko yang sempit dan remang-remang itu berderet rak-rak barang, bau kulit menyerbu hidungku. Kondisi bisnis pasti tidak bagus, karena kami satu-satunya pelanggan. Cressida langsung menghampiri seseorang yang duduk membungkuk di belakang. Aku mengikutinya, sambil jemariku menyusuri kain-kain halus yang kami lewati.
Duduk di balik konter, orang pal
ing aneh yang pernah kulihat. Dia seperti contoh operasi plastik yang gagal, karena aku yakin di Capitol sekalipun keanehan seperti ini tak bisa dibilang menarik. Kulitnya ditarik hingga amat ketat dan ditato dengan loreng-loreng berwarna hitam dan emas. Hidungnya dipangkas rata hingga nyaris tak kelihatan. Aku pernah melihat ada orang yang berkumis kucing, tapi tak sepanjang kumis orang ini. hasilnya adalah topeng wajah separo kucing yang seram, yang kini menyipitkan matanya memandang kami curiga.
Cressida melepas wignya, memperlihatkan tato sulurnya. Tigris, panggilnya. Kami butuh bantuan.
Tigris. Jauh di dalam benakku, aku mengenali nama itu. Dia orang lama versi dirinya yang lebih muda dan tidak separah ini dalam sejarah awal Hunger Games yang bisa kuingat. Seingatku dia penata gaya. Aku tidak ingat distrik yang dipegangnya. Bukan 12, pastinya. Dia pasti terlalu sering melakukan operasi hingga melewati batas dan dipecat.
Jadi, seperti inilah hidup para penata gaya yang sudah lewat masa jayanya. Menjadi penjaga toko pakaian dalam sambil menunggu ajal menjemput. Jauh dari sorotan publik.
Aku memandang wajahnya, penasaran apakah orangtuanya benar-benar menamainya Tigris, yang membuatnya terispirasi untuk memutilasi wajahnya, atau apakah dia memilih gayanya dan mengubah namanya agar sesuai dengan loreng-lorengnya.
Plutarch bilang kau bisa dipercaya, imbuh Cressida.
Bagus, dia salah satu orang Plutarch. Jadi jika dia tidak melapor pada Capitol, langkah wanita itu selanjutnya adalah melaporkan keberadaan kami ke Plutarch, yang akan sampai ke Coin. Toko Tigris ini bukanlah tempat yang ideal, tapi Cuma ini yang kami miliki. Itu pun seadainya dia mau membantu kami. Dia mengintip di atara telebisi lama dia atas meja konternya, seakan dia berusaha mengenali kami. Untuk membantunya, kutarik selendangku, kulepas wigku, dan aku mendekat agar cahaya dari jeldela bisa menyoroti wajahku.
Tigris menggeram pelan, bukan geraman seperti yang dilakukan Buttercup ketika menyambutku. Dia meluncur turun dari bangkunya. Ada bunyi benda digeser, lalu tangannya muncul dan melambai agar kami mendekat. Cressida memandangku, seakan bertanya Apakah kau yakin" Tapi pilihan apa lagi yang kami punya" Kembali ke jalan dalam kondisi seperti ini pasti akan membuat kami ditangkap atau dibunuh. Aku mendorong pakaian-pakaian bulu itu dan melihat Tigris sudah melepas pael di dasar dinding. Di belakangnya ada puncak anak tangga. Dia menyuruhku masuk.
Segalanya dalam situasi ini menjeritkan kata perangkap. Sejenak aku merasa panik, lalu aku menoleh memandang Tigris, dan melihat ke matanya yang kuning-kecoklatan. Kenapa dia melakukan ini" dia bukanlah Cinna, bukan jenis orang yang mau mengorbankan dirinya demi orang lain. Orang ini menjadi bagian dari kerendahan Capitol. Wanita ini adalah salah satu bintang Capitol sampai... sampai dia tidak menjadi bintang lagi. Jadi itu alasannya" Perasaan getir" Kebencian" Balas dendam" Sesungguhnya aku merasa tenang saat memikirkannya. Kebutuhan untuk membalas dendam bisa bertahan lama dan panjang. Terutama jika setiap kali kita memandang cermin perasaan itu jadi makin kuat.
Apakah Snow melarangmu ikut Hunger Games" tanyaku. Dia Cuma balas memandangku. Ekor macannya mengibas tidak senang. Karena aku akan membunuhnya. Bibirnya bergerak membentuk sesuatu yang kuanggap sebagai senyum. Aku merangkak ke tangga setelah memastikan bahwa ini bukalah tindakan konyol yang gila.
Separo jalan menuruni tangga, ada cincin penarik yang tergantung tepat di depanku dan aku menariknya, membuat ruang persembunyian ini diterangi cahaya lampu bohlam. Ini adalah gudang bawah tanah kecil tanpa jendela atau pintu. Ruangan ini lebar tapi beratap pendek. Mungkin ini hanya bagian di antara dua ruang bawah tanah. Keberadaan tempat ini bisa tak ketahuan kecuali kau punya mata yang awas terhadap dimensi dan ukuran. Tempat ini dingin dan lembap, dengan tumpukan kulit bulu yang sepertinya tak pernah kena cahaya selama bertahun-tahun. Kecuali Tigris yang mengkhianati kami, aku tak yakin ada seorang pun yang bisa menemukan kami di sini. Pada saat
kami tiba di lantai beton, teman-temanku berada di anak tangga. Panel dinding kembali ke tempatnya. Aku mendengar rak pakaian dalam diatur posisinya di atas roda yang berderit. Tigris kembali meringkuk di bangkunya. Kami ditelan di dalam perut tokonya.
Kami bersembunyi tepat pada waktunya, karena Gale tampak nyaris pingsan. Kami membuat alas dari kulit bulu, melepas senjata-senjata yang disandang Gale, dan membantunya berbaring terlentang. Di ujung gudang bawah tanah, ada keran yang letaknya sekitar tiga puluh sentimeter dari lantai dengan pipa air di bawahnya. Kuputar kerannya, dan setelah bunyi berdesis dan cairan karat, air jernih mulai mengalir keluar dari keran. Kami membersihkan luka di leher Gale dan aku sadar bahwa perban tak cukup untuk luka ini. lukanya butuh dijahit. Ada jarum dari benang steril di kotak P3K, tapi kami tidak punya dokter. Terlintas dalam benarkku untuk meminta bantuan Tigris. Sebagai penata gaya, dia pasti tahu cara menggunakan jarum. Tapi itu berarti tak ada orang yang menjaga toko, dan dia sudah berbuat banyak untuk kami. Mungkin aku orang yang paling bisa melakukan pekerjaan ini, aku mengatupkan gigiku rapat-rapat, dan membuat jahitan bergerigi di leher Gale. Jahitannya tidak indah tapi fungsinya yang penting. Aku mengoles lukanya dengan obat lalu membungkusnya. Kuberi Gale beberapa butir obat penghilang sakit. Kau bisa istirahat sekarang. Di sini aman, kataku padanya. Dan Gale pun langsung tertidur.
Sementara Cressida dan Pollux membuat rajang bulu bagi kami, aku merawat luka di pergelangan tangan Peeta. Kubasuh darah dari lukanya perlaha-lahan, kuoleskan antiseptik, dan kuperban lukanya di bawah borgol. Kau harus menjaganya tetap bersih, kalau tidak infeksi bisa menyebar dan...
Aku tahu seperti apa keracunan darah, Katniss, kata Peeta. Walaupun ibuku bukan ahli obat-obatan.
Pikiranku melesat menembus waktu, pada luka yang lain, pada perban yang berbeda. Kau mengucapkan kata-kata yang sama padaku di Hunger Games pertama. Nyata atau tidak nyata"
Nyata, kata Peeta. Dan kau mempertaruhkan hidupmu untuk mendapatkan obat yang menyelamatkanku"
Nyata. Aku mengangkat bahu. Kaulah alasan aku bisa tetap hidup untuk melakukannya.
Benarkah" Komentarku terakhir membuat Peeta bingung. Ingatan yang bersinar dalam otak Peeta pasti berjuang mendapatkan perhatian Peeta, karena tubuhnya jadi kaku dan pergelangan tangannya yang baru diperban terlihat tegang menempel di borgol. Kemudian seluruh energi tersedot dari tubuhnya. Aku capek sekali, Katniss.
Tidurlah, kataku. Dia tidak mau tidur sebelum aku mengatur borgolnya dan membelenggunya ke salah satu pegangan tangga. Pasti posisinya tidak nyaman, berbaring dengan kedua lengan di atas kepala. Tapi beberapa menit kemudian, Peeta juga tertidur.
Cressida dan Pollux sudah membuat tempat tidur untuk kami, menyusun persediaan makanan dan medis, dan bertanya padaku soal giliran jaga. Kulihat wajah pucat Gale, ketegangan Peeta. Pollux tidak tidur selama berhari-hari, aku dan Cressida hanya sempat tidur selama beberapa jam. Jika ada pasukan Penjaga Perdamaian datang lewat pintu itu, kami bakal terjebak seperti tikus di gudang. Hidup kami sepenuhnya berada di tangan wanita-macan yang sudah uzur itu, dengan harapan semoga dia berhasrat melihat Snow tewas.
Sejujurnya menurutku tak ada gunanya bergiliran jaga. Lebih baik kita semua tidur, kataku. Mereka mengangguk pasrah, dan kami semua berbaring di kulit bulu. Api dalam diriku padam, membawa serta kekuatanku. Aku menyerah pada bulu yang halus dan berjamur lalu hanyut dalam alam mimpi.
Aku Cuma punya satu mimpi yang kuingat. Mimpi yang panjang dan melelahka, di dalam mimpi itu aku berusaha ke Distrik 12. Rumahku utuh, para penduduk hidup di sana. Effie Trinket, yang tampak mencolok dengan wig pink cerah dan busana yang dijahit khusus untuknya, ikut bersaaku. Aku terus-menerus berusaha menyingkirkan Effie di beberapa tempat, tapi dia terus muncul di sampingku, berkeras mengatakan bahwa sebagai pendampingku dia bertanggung jawab memastikan aku sesuai jadwal. Akan tetapi jadwal kami terus-menerus ber
ubah, terhambat karena kurang cap dari petugas atau tertinda karena hak sepatu Effie patah. Berhari-hari kami tidur di bangku emperan stasiun kelabu di Distrik 8, menunggu kereta yang tak pernah datang. Saat aku terbangun, entah bagaimana aku merasa jauh lebih lelah dibanding mimpi burukku yang biasa, yang penuh darah dan kengerian.
Cressida, satu-satunya orang yang sudah bangun, memberi tahuku bahwa sekarang sudah sore hari menjelang malam. Aku makan sekaleng daging rebus dan menelanya dengan banyak air. Kemudian aku bersandar di dinding ruang bawah tanah, mengingat kembali kejadian-kejadian pada hari terakhir. Bergerak dari satu kematian ke kematian lain. Jemariku menghitung mereka yang tewas. Satu, dua Mitchell dan Boggs tewas di blok. Tiga Messalla meleleh kena kapsul. Empat, lima Leeg 1 dan Jackson yang mengorbankan diri mereka di Pencacah Daging. Enam, tujuh, delapan Castor, Homes, dan Finnick yang dimutilasi para mutt kadal berbau bunga mawar. Delapan orang teas dalam dua puluh empat jam. Aku tahu semua itu terjadi, namun seakan tidak nyata. Castor pasti masih tidur di tumpukan bulu itu, Finnick akan turun dari tangga itu tak lama lagi, Boggs akan memberitahuku rencana pelarian kami.
Meyakini bahwa mereka tewas artinya menerima kenyataan bahwa aku telah membunuh mereka. Oke, mungkin bukan Mitchell dan Boggs mereka tewas karena tugas yang sesunggugnya. Tapi yang lain kehilangan nyawa karena membelaku dalam misi karanganku. Rencanaku untuk membunuh Snow tampak bodoh sekarang. Sangking bodohnya hingga aku Cuma bisa duduk gemetar di ruang bawah tanah ini, menghitung kekalahan kami, mengelus hiasan di sepatu bot perak selutut yang kucuri dari rumah wanita tadi. Oh yeah aku lupa tentang dia. Aku juga membunuhnya. Aku menghabisi nyawa penduduk tak bersalah.
Kurasa sudah waktunya aku menyerahkan diri.
Saat semua orang akhirnya bangun, aku pun mengaku. Bagaimana aku berbohong tentang misi kami, bagaimana aku menempatkan semua orang dalam bahaya demi membalaskan dendamku. Ada jeda yang terisi keheningan panjang setelah aku selesai bercerita. Kemudian Gale berkata, Katniss, kami semua tahu kau bohong tentang Coin yang mengirimmu untuk membunuh Snow.
Mungkin kau tahu. Tapi para tentara dari Tiga Belas tidak tahu, sahutku.
Kau benar-benar berpikir Jackson percaya kau mendapat perintah dari Coin" tanya Crssida. Tentu saja dia tidak percaya. Tapi dia percaya pada Boggs, dan Boggs jelas inginkau meneruskan niatmu.
Aku tak pernah memberitahu Boggs apa yang kurencanakan, kataku.
Kau memberitahu semua orang di Ruang Komando! seru Gale. Itu salah satu syaratmu ketika mau menjadi Mockingjay. Aku membunuh Snow.
Dua hal itu sepertinya tidak berkaitan. Bernegosiasi dengan Coin agar mendapat hak istimewa untuk membunuh Snow setelah perang ini usai dan perjalanan tanpa izin menembus Capitol. Tapi bukan seperti ini, kataku. Ini kacau total.
Kurasa ini bisa dianggap misi yang amat berhasil, kata Gale. Kita berhasil menyusup ke markas musuh, menunjukkan bahwa pertahanan Capitol bisa ditembus. Kita bahkan masuk berita di Capitol. Kita membuat seantero kota kebingungan berusaha mencari kita.
Percayalah padaku, Plutarch pasti girang, imbuh Cressida.
Itu karena Plutarch tak peduli siapa yang mati, kataku. Selama permainannya sukses.
Cressida dan Gale bergantian berusaha meyakinkanku. Pollux mengangguk menyetujui pendapat mereka untuk memberi dukungan. Hanya Peeta yang tidak memberikan pendapat.
Bagaimana menurutmu, Peeta" Akhirnya aku bertanya padanya.
Menurutku, kau masih sadar. Tentang pengaruh yang kau miliki. Dia mendorong borgolnya ke atas tiang dan mengangkat tubuhnya agar bisa duduk. Tak satu pun anggota tim kita yang jadi korban adalah orang bodoh. Mereka tahu apa yang mereka lakukan. Mereka mengikutimu karena mereka percaya kau benar-benar bisa membunuh Snow.
Aku tak tahu kenapa suara Peeta bisa menyentuhku dengan cara yang tak bisa dilakukan orang lain. Tapi jika dia benar, dan kurasa dia benar, aku berutang pada yang ain, dan utangku hanya bisa dibayar dengan satu cara. Kukeluarkan peta kertaksu dari
saku seragam dan kubuka peta itu di lantai dengan tekad baru. Di mana kita, Cressida"
Toko milik Tigris ini berjarak lima blok dari Bundaran Kota dan mansion Snow. Kami bisa dengan mudah berjalan kaki melewati wilayah yang kapsulnya tidak diaktiifkan demi keamanan penduduk. Mungkin dengan bantuan persediaan bulu milik Tigris kami bisa punya penyamaran yang bisa membawa kami dengan aman ke sana. Tapi selanjutnya apa" Masion itu pasti dijaga ketat, lengkap dengan dengan kapsul-kapsul yang bisa dinyalakan dengan sekali menjentikkan tombol.
Kita perlu membuat Snow berada di tempat terbuka, kata Gale padaku. Lalu salah satu dari kita bisa menghabisinya.
Apakah dia masih tampil di depan umum" tanya Peeta.
Kurasa tidak, kata Cressida. Paling tidak, dalam pidato-pidato terakhirnya dia berada di dalam mansion. Bahkan sebelum para pemberontak tiba di sini. Aku membauangkan Snow semakin waspada setelah Finnick menyiarkan kejahatan-kejahatannya.
Benar sekali. Bukan hanya orang macam Tigris di Capitol yang membenci Snow sekarang, tapi banyak orang yang mengetahui apa yang dilakukannya terhadap teman-teman dan keluarga mereka. Pasti butuh mukjizat untuk menggiringnya keluar. Sesuatu seperti...
Aku yakin dia pasti mau keluar demi aku, kataku. Jika aku tertangkap. Dia pasti mau itu diberitakan seluasnya pada publik. Dia ingin mengeksekusiku di tangga depan istananya. Aku diam sejenak agar kata-kataku bisa terserap. Lalu Gale bisa menembaknya dari penonton.
Tidak. Peeta menggelengkan kepalanya. Terlalu banyak akhir yang tak bisa ditebak dalam rencana itu. Snow mungkin saja memutuskan untuk menahanmu dan menyiksamu agar bisa memperoleh informasi darimu. Atau mengeksekusimu di depan umum tanpa menghadirinya. Atau membunuhmu di dalam mansion dan memamerkan jasadmu di depan umum.
Gale" tanyaku. Sepertinya rencanamu untuk langsung menghadapinya terlalu ekstrem, katanya Mungkin jika semua rencana lain gagal. Mari kita pikirkan lagi.
Dalam keheningan yang terjadi selanjutnya, kami mendengar langkah kaki Tigris yang bergerak lebiy di atas sana. Pasti sekarang jam tutup toko. Mungkin dia sedang mengunci toko, menutup tirai jendela. Beberapa menit kemudian, papan di puncak tangga terbuka.
Ayo naik, katanya dengan suara berat. Aku sudah menyiapkan makanan untuk kalian. Ini pertama kalinya dia bicara sejak kami tiba disini. Entah itu suara alaminya atau hasil dari bertahun-tahun latihan, aku tidak tahu, tapi ada sesuatu dalam cara bicaranya yang memberi kesan seperti dengkuran kucing.
Ketika kami menaiki tangga, Cressida bertanya, Apakah kau menghubungi Plitarch, Tigris"
Tidak perlu. Tigris mengangkat bahu. Dia pasti tahu kau berada di rumah aman. Jangan kuatir.
Kuatir" Aku merasa amat sangat lega mengetahui berita yang batal kudengar dan bakal kuabaikan yaitu perintah langsung dari 13. Atau mengarang pembelaan diri atas keputusan-keputusan yang kubuat selama beberapa hari terakhir.
Di dalam toko, di atas meja konter ada beberapa bongkah roti basi, seiris keju berjamur, dan setengah botol mustar. Makaan ini mengingaykanku bahwa tidak semua orang di Capitol bisa makan kenyang belakangan ini. Aku merasa wajib memberitahu Tigris tentang sisa persediaan makana kami, tapi dia hanya melambaikan tangan tidak memedulikan keberatanku. Aku makan sedikit sekali, sahutnya. Dan, Cuma daging mentah. Pernyataan ini sepertinya membuat Tigris berlebihan mendalami karakternya, tapi aku tidak mempertanyakannya. Aku hanya membuang jamur dari keju dan membagikan makanan di antara kami. Sambil makan, kami menonton liputan berita terbaru dari Capitol. Pemerintah memperkecil jumlah pemberontak yang selamat hingga tinggal kami berlima. Bayaran besar ditawarkan kepada mereka yang bisa memberikan informasi yang bisa membuat kami tertangkap. Mereka menekankan betapa berbahayanya kami. Menunjukkan rekaman kami sedang adu tembak dengan Penjaga Perdamaian, meskipun tidak menampilkan mutt-mutt yang mencabik-cabik kepala mereka, mereka juga menunjukkan penghormatan terakhir pada wanita yang terbaring di tempat kami meninggalkannya, dengan
panahku tang masug tertancap di dadanya. Ada orang yang merias wajahnya agar bagus tampil di depan kamera.
Para pemberontak membiarkan siaran itu berlangsung tanpa terputus. Apakah para pemberontak sudah membuat pernyataan hari ini" aku bertanya pada Tigris. Wanita itu menggeleng. Aku yakin Coin tahu apa yang harus dilakukannya denganku sekarang, setelah tahu aku masih hidup.
Tigris tergelak kecil dengan suaranya yang serak. Tak ada seorang pun yang tahu harus berbuat apa padamu, Nak. Kemudian dia menyuruhku mengambil celana ketat berbahan bulu meskipun aku tak sanggup membayarnya. Ini jenis hadiah yang harus kuterima. Lagi pula, di bawah tanah itu dingin sekali.
Di bawah tanah setelah kami makan malam, kami melanjutkan diskusi tukar pikiran menyusun rencana. Tak ada rencana bagus yang berhasil kami susun, tapi kami sependapat bahwa kami tak bisa lagi pergi berombongan berlima dan kami harus berusaha menyusup ke istana presiden sebelum menjadikan diriku sebagai umpan. Aku menyetujui rencana kedua. Untuk menghindari perdebatan. Kalau aku memutuskan untuk menyerahkan diri, aku tak butuh izin atau dukungan orang lain.
Kami mengganti perban, memborgol Peeta kembali ke tiang, lalu bersap tidur. Beberapa jam kemudian, aku terbangun dan menyadari ada yang sedang mengobrol dengan suara pelan. Peeta dan Gale. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menguping.
Terima kasih airnya, kata Peeta.
Sama-sama, sahut Gale. Lagi pula, aku terbangun sepuluh kali malam ini.
Untuk memastikan Katniss masih di sini" tanya Peeta.
Semacam itulah, Gale mengakui.
Ada jeda panjang sebelum Peeta bicara lagi. Lucu juga apa yang dikatakan Tigris tadi. Tentang tak ada seorang pun tahu apa yang harus dilakukan terhadapnya.
Yah, kita tak pernah tahu, kata Gale.
Mereka berdua tertawa. Aneh rasanya mendengar mereka bicara seperti ini. Nyaris seperti sahabat. Padahal sebenarnya tidak. Tak pernah jadi sahabat. Walaupun mereka juga tidak bisa dibilang bermusuhan.
Dia mencintaimu, kau tahu tidak" kata Peeta. Tapa perlu dia bilang, aku tahu setelah mereka mencambukmu.
Aku tidak percaya, sahut Gale. Caranya menciummu di Quarter Quell... yah, dia tak pernah menciumku seperti itu.
Itu cuma bagian dari pertunjukkan, kata Peeta, meskipun ada nada ragu dalam suaranya.
Tidak, kay sudah memenangkan hatinya. Menyerahkan segalanya demi dia. Mungkin itu satu-satunya cara untuk meyakinkan dia bahwa kau mencintainya. Ada jeda panjang. Seharusnya aku mengajukan diri menggantikan posisimu pada Hunger Games pertama. Melindunginya pada saat itu.
Kau tidak bisa melakukannya, kata Peeta. Dia takkan pernah memaafkanmu. Kau harus mengurus keluarganya. Baginya, keluarga lebih penting daripada hidupnya.
Sebentar lagi takkan jadi masalah. Kurasa kecil kemungkinan kita bertiga masih hidup saat perang berakhir. Dan jika kita bertiga masih hidup, kurasa itu maslah Katniss. Siapa yang ingin dipilihnya. Gale menguap. Sebaiknya kita tidur.
Yeah. Aku mendengar borgol Peeta merosot turun di tiang. Aku merasa penasaran bagaimana dia akan memutuskannya.
Oh, kalau itu aku tahu caranya. Samar-samar aku bisa mendengar kata-kata Gale terakhir dai balik lapisan bulu. Katniss akan memilih orang yang menurutnya tanpa keberadaan pria itu tak sanggup membuatnya bertahan hidup.
BAB DUA PULUH EMPAT AKU merinding. Benarkah aku sedingin dan seperhitungan itu" Gale tidak berkata, Katniss akan memilih orang yang akan membuatnya patah hati jika dia melepaskannya, atau bahkan siapa pun yang membuatnya tak bisa hidup tanpa keberadaan pria itu. Pernyataan semacam itu akan menyiratkan anggapan bahwa aku terdorong oleh semacam keinginan. Tapi sahabat baikku menebak bahwa aku akan memilih seseorang yang menurutku tanpa keberadaan pria itu tidak sanggup membuatku bertahan hidup. Tak ada petunjuk bahwa cinta, atau hasrat, atau bahkan kecocokan yang akan memengaruhiku. Aku hanya melakukan perhitungan tanpa perasaan tentang apa yang bisa diberikan oleh calon pasanganku. Seakan pada akhirnya, pertanyaan yang harus dijawab adalah apalah tukang roti atau pemburu yang
Durjana Dan Ksatria 13 Fear Street - Tukar Tubuh Switched Setan Harpa 2
^