Pencarian

The Brethren 4

The Brethren Karya John Grisham Bagian 4


pengacara kecil. "Aku dapat teguran," kata Link ketika mereka memasuki ruangan. Spicer tidak
mengangkat kepala. Trevor menyerahkan dua lembar uang dua puluhan pada
Link, yang secepat kilat mengambilnya.
"Dari siapa"" tanya Trevor, membuka tas kerja. Spicer membaca surat kabar.
"Sipir." "Sialan, dia sudah mengurangi jumlah kunjunganku. Apa lagi maunya""
"Masa ka u tak mengerti"" kata Spicer, tanpa menurunkan surat kabar. "Link ini
gusar karena tak memperoleh sebanyak kita. Betul, Link""
"Tepat. Aku tak tahu permainan kotor macam apa yang kalian mainkan di sini,
tapi kalau aku memperketat pemeriksaanku, kalian akan kesulitan, kan""
"Bayaranmu lumayan," kata Trevor. Ttu katamu."
"Berapa yang kauinginkan"" tanya Spicer, menatapnya sekarang. Kg"*-"Seribu sebulan, tunai," sahut Link, memandang j Trevor. "Akan kuambil di
kantormu." "Seribu sebulan dan surat-surat takkan diperiksa," kata Spicer.
"Dan tidak memberitahu siapa-siapa." "Yep."
"Setuju. Sekarang pergi dari sini." Link tersenyum pada mereka berdua dan
meninggalkan ruangan. Dia mengambil posisi di depan pintu, dan karena disorot
kamera-kamera closed-circuit, kadang-kadang melihat ke balik jendela.
Di dalam, kegiatannya nyaris tidak berbeda. Pertukaran surat terjadi lebih dulu
dan hanya butuh sedetik. Dari map manila lusuh, selalu map yang sama, Joe
Roy Spicer mengeluarkan surat-surat dan menyerahkannya pada Trevor, yang
mengeluarkan surat-surat dari tas kerja dan memberikannya pada kliennya.
Ada enam surat yang harus diposkan. Kadang-kadang jumlahnya bisa sampai
sepuluh, jarang kurang dari lima. Meskipun Trevor tidak punya catatan, atau
fotokopi, atau dokumen dalam file yang dapat dijadikan bukti bahwa dia
memiliki hubungan dengan tipuan Majelis, dia tahu ada dua puluh atau tiga
puluh korban potensial yang sedang disiapkan. Dia mengenali beberapa nama
dan alamatnya. Tepatnya 21, menurut catatan teliti Spicer. Dua puluh satu prospek serius,
dengan delapan belas lagi calon cadangan. Hampir empat puluh sahabat pena
yang saat ini masih bersembunyi, beberapa takut pada bayangan sendiri, yang
makin lama makin berani, ada juga yang sampai nyaris merobohkan pintu
karena begitu ingin bertemu Ricky atau Percy.
Yang sulit adalah bersabar. Tipuan ini berhasil, uang berpindah tangan,
godaannya adalah memeras mereka secepat-cepatnya. Beech dan Yarber
ternyata pekerja keras, asyik menggarap surat-surat mereka! selama berjam-jam,
sementara Spicer mengatur operasi. Butuh disiplin untuk memancing sahabat
pena baru, yang berduit, lalu memikatnya dengan kata-kata manis untuk
memperoleh kepercayaannya.
"Bukankah sudah waktunya Jcita menghajar"" tanya Trevor.
Spicer sedang membuka surat-surat bara. "Jangan bilang kau bangkrut,"
katanya. "Kau memperoleh lebih banyak daripada kami."
"Uangku tersimpan seperti kau. Aku cuma ingin punya lebih banyak."
"Aku juga." Spicer memandang amplop dari Brant di Upper Darby, PA. "Ah,
pendatang baru," dia bergumam, lalu membukanya. Dia membacanya dengan
cepat, dan terkejut dengan nadanya. Tak ada ketakutan, tak ada kata-kata
mubazir, tak ada mencoba-coba. Pria ini siap beraksi.
"Di mana Palm Valley"" tanyanya.
"Sepuluh mil ke selatan pantai. Kenapa""
"Seperti apa tempat itu""
"Kawasan lapangan golf berpagar untuk pensiunan kaya, hampir semua dari
Utara." "Berapa harga rumah-rumahnya""
"Yah, aku belum pernah ke sana, oke" Pintu gerbangnya selalu dikunci, penjaga
di mana-mana seolah ada maling yang mau mencuri kereta golf mereka, tapi
-" "Berapa harga rumah-rumahnya""
"Tak kurang dari sejuta. Aku pernah melihat pasangan memasang iklan
penjualan rumahnya dengan harga tiga juta."
"Tunggu di sini," kata Spicer, mengumpulkan arsipnya dan berjalan ke pintu.
"Mau ke mana kau"" tanya Trevor.
"Perpustakaan. Setengah jam lagi aku kembali."
"Aku banyak pekerjaan."
"Tidak. Baca saja koran."
Spicer mengatakan sesuatu pada Link, yang mengawalnya melewati area
pengunjung dan keluar dari gedung administrasi. Dia berjalan cepat di halaman
rumput rapi. Matahari hangat, dan para tukang kebun bekerja supaya
memperoleh 50 sen per jam.
Begitu juga para petugas perpustakaan hukum. Beech dan Yarber sedang
bersembunyi di ruang rapat kecil mereka, beristirahat dari menulis surat
dengan bermain catur, ketika Spicer terburu-buru masuk, tidak biasanya
tersenyum. "Boys, kita akhirnya mendapat kakap," katanya, dan melemparkan
surat Brant ke meja. Beech membacakannya. "Palm Valley adalah salah satu
tempat main golf untuk orang kaya," Spicer menje
laskan dengan bangga. "Rumah-rumahnya
berharga sekitar tiga juta.
Bocah ini punya banyak uang dan tak suka menulis
surat." "Dia memang sepertinya tak sabaran," komentar Yarber.
"Kita harus bergerak cepat," kata Spicer. "Dia ingin turun tiga minggu lagi."
"Bagaimana potensi labanya"" tanya Beech. Dia sangat menyukai jargon
investor jutaan. "Paling tidak setengah juta," jawab Spicer. "Ayo kita tulis suratnya sekarang.
Trevor menunggu." Beech membuka salah satu dari banyak mapnya
dan membentangkan perlengkapannya; lembaran-lembaran kertas berwarna
pastel lembut. "Kurasa, aku akan memakai yang peach" katanya. "Oh, jelas,"
sambut Spicer. "Harus peach." Ricky menulis versi lebih singkat surat kontak j
pertama. Dua puluh delapan tahun, lulusan college, S dirawat di klinik
rehabilitasi tapi sebentar lagi dibebaskan, mungkin sepuluh hari lagi, sangat
kesepian, . ingin menjalin hubungan dengan seorang pria dewasa.
Menyenangkan sekali Brant akan tinggal di dekat sini, karena Ricky punya
saudara perempuan di Jacksonville dan akan tinggal bersama wanita itu. Tak
ada halangan, tak ada hambatan yang harus diatasi. Dia akan siap menyambut
Brant ketika Brant datang ke Selatan. Tapi dia ingin melihat fotonya dulu.
Apakah Brant betul-betul menikah" Apakah istrinya akan tinggal di Palm Valley
juga" Atau apakah istrinya akan tinggal di Pennsylvania" Bukankah akan asyik,
jika begitu" Mereka menyertakan foto berwarna yang sudah ratusan kali mereka gunakan.
Foto itu terbukti sukses.
Amplop peach itu dibawa Spicer ke ruang rapat pengacara tempat Trevor tidur.
"Poskan ini segera," bentak Spicer.
Mereka membicarakan taruhan basket-mereka selama sepuluh menit, lalu
berpisah tanpa bersalaman.
Dalam perjalanan pulang ke Jacksonville, Trevor menelepon bandarnya, bandar
baru, lebih besar, karena sekarang dia sudah mahir. Saluran digital memang
lebih aman, tapi teleponnya tidak. Agen Klockner dan tim operasinya
mendengarkan seperti biasa, dan melacak taruhan Trevor. Lumayan juga
perolehanny $4.500 selama dua minggu terakhir. Sebagai perbandingan, biro hukumnya
menghasilkan $800 selama periode yang sama.
Selain telepon, di Beetle itu juga ada empat mikrofon, sebagian besar tak
terlalu penting tapi tetap operasional. Dan di bawah setiap bumper dipasang
pemancar, keduanya dihubungkan dengan sistem listrik mobil dan diperiksa dua
malam sekali ketika Trevor sedang minum atau tidur. Alat penerima di ramah
sewaan seberang jalan melacak Beetle itu ke mana pun perginya. Sambil asyik
sendiri di sepanjang jalan raya, berbicara di telepon seperti orang penting,
menghambur-hamburkan uang bagai penjudi lihai Vegas, meneguk kopi
mendidih dari toserba, Trevor memancarkan lebih banyak sinyal daripada
sebagian besar jet pribadi.
7 Maret. Super Tuesday besar. Dengan penuh kemenangan Aaron Lake melintasi
panggung di ruang jamuan luas sebuah hotel di Manhattan, sementara ribuan
hadirin bersorak, rmisik menggelegar, dan balon-balon berhamburan dari atas.
Dia menguasai New York dengan 43 persen suara. Gubernur Tarry mendapat 29
persen, dan para peserta lain sisanya. Lake memeluk orang-orang yang belum
pernah ditemuinya dan melambai pada orang-orang yang takkan pernah
ditemuinya lagi, lalu menyampaikan pidato kemenangan yang menggelora
tanpa teks. Lalu dia pergi ke L.A. untuk merayakan kemenangan lain. Selama empat jam,
sambil terbang dalam jet Boeing barunya yang mampu mengangkut seratus
orang dan disewa satu juta sebulan dengan kecepatan
tanah - kilometer per jam, 11.400 meter di atas dia dan stamya memonitor hasil dari
dua belas neT" bagian yang berpatisipasi dalam Super Tuesday bes^ Di
sepanjang Pantai Timur, tempat jajak pendapat sudah ditutup " Lake menang
tipis di Maine dan Connecticut, namun menguasai New York, Massachusetts,
Maryland, dan Georgia. Dia kalah 800 suara di Rhode Island, dan memenangkan
Vermont dengan selisih seribu Ketika dia terbang di atas Missouri, CNN
menyatakan dia pemenang di negara bagian tersebut dengan keunggulan empat
persen dari Gubernur Tarry. Ohio juga seperti itu.
Ketika Lake sampai di California, kehebohan sudah berakhir. Dari 591 deleg
asi yang diperebutkan, dia memperoleh 390. Dia juga memantapkan momentum.
Dan yang paling penting, Aaron Lake sekarang menguasai uang. Gubernur Tarry
kalah telak, dan semua taruhan sekarang dipasang pada Lake.
Dua Puluh ENAM jam setelah menyatakan kemenangan di California, keesokan paginya
Lake disibukkan dengan serangkaian wawancara langsung. Dalam dua jam dia
harus meladeni delapan belas wawancara, kemudian terbang ke Washington.
Dia langsung mendatangi markas besar kampanyenya yang baru, di lantai dasar
gedung perkantoran besar di H Street, selemparan batu dari Gedung Putih. Dia
mengucapkan terima kasih pada para pegawainya, hampir tak ada yang
sukarelawan. Dia menerobos kerumunan, berjabat tangan, sambil terus
bertanya dalam hati, "Dari mana orang-orang ini datang""
Kita akan menang, katanya berulang-ulang, dan semua orang percaya. Kenapa
tidak" Dia rapat sejam dengan orang-orang topnya. Dia punya $65 juta, tanpa utang.
Tarry memiliki kurang dan satu juta dan terus berusaha menghitung jumlah
utangnya. Kampanye Tarry malahan gagal menepati " tenggat waktu
pengumpulan laporan federal, karena pembukuannya begitu semrawut. Semua
uang tunai telah lenyap. Sumbangan berhenti Lake memperoleh ] semuanya.
Nama ketiga calon presiden diperdebatkan penuh semangat. Tugas itu
mengasyikkan, karena berarti I nominasi sudah di tangan. Pilihan pertama
Lake, Senator Nance dari Michigan, menimbulkan keributan karena pernah
melakukan transaksi bisnis kotor. Partner-partneroya keturunan Italia, dari
Detroit, dan Lake bisa membayangkan pers menelanjangi Nance habis-habisan.
Sebuah komite dibentuk untuk mempelajari isu tersebut lebih jauh.
Dan sebuah komite lagi dibentuk untuk mulai merencanakan kehadiran Lake di
konvensi di Denver Lake menginginkan penulis pidato baru, sekarang, dan dia
ingin orang itu mengerjakan pidato penerimaan.
Dalam hati Lake takjub sendiri dengan pengeluarannya. Ketua kampanyenya
mendapat bayaran $150.000 untuk tahun ini, bukan untuk dua belas bulan,
melainkan sampai Natal saja. Ada ketua urusan keuangan, kebijaksanaan,
hubungan media, operasi, dan perencanaan strategis, masing-masing dikontrak
sebesar $120.000 untuk bekerja sepuluh bulan. Setiap ketua mempunyai dua
atau tiga bawahan langsung, orang-orang yang nyaris tak dikenal Lake, dan
mereka digaji $90.000 per orang. Kemudian ada para asisten kampanye, atau
CA, bukan sukarelawan seperti yang dimiliki kebanyakan kandidat, namun
pegawai tulen yang masing-masing dibayar $50.000 dolar dan mengurus kantor-kantornya. Jumlah mereka puluhan. Lalu puluhan asisten dan sekretaris,
hebatnya, tak ada yang digaji kurang dari $40.000.
Dan di atas semua penghamburan ini, Lake berkali-kali berkata pada dirinya
sendiri, kalau berhamil masuk Gedung Putih, aku akan harus menyediakan
pekerjaan untuk mereka di sana. Tanpa kecuali. Bocah-bocah yang sekarang
memakai lencana Lake berharap nanti akan punya izin masuk ke Sayap Barat
dan pekerjaan bergaji $80.000 setahun.
Itu cuma setetes air di lautan, katanya mengingatkan diri sendiri berulang kali.
Jangan pikirkan hal kecil ketika begitu banyak yang dipertaruhkan.
Hal-hal negatif disisihkan ke akhir pertemuan dan dibicarakan sebentar.
Seorang reporter Post menyelidiki karier bisnis Lake dulu. Tanpa berusaha
terlalu keras dia mengetahui soal GreenTree, pengembangan tanah yang gagal,
22 tahun lalu. Lake dan seorang partner membangkrutkan GreenTree, secara
legal merugikan para kreditor $800.000. Partnernya didakwa melakukan
penipuan kebangkrutan, tapi juri meloloskannya. Tidak ada yang menyalahkan
Lake, dan tujuh kali setelah itu rakyat Arizona memilihnya sebagai wakil
mereka di Kongres. "Aku akan menjawab pertanyaan apa pun mengenai GreenTree," kata Lake.
"Itu cuma transaksi bisnis jelek."
"Pers akan makin teliti," lata ketua hubungan media. "Anda orang baru dan
belum mselidiki cukup dalam. Sekarang waktunya mereka bersikap kejam."
"Sudah dimulai kok," kata Lake. "Tak ada yang perlu kusembunyikan."
Untuk makan malam dia dibawa ke Mortimer s, tempat kumpul-kumpul paling
penting saat ini, di Pennsylvania, tempat dia bertemu Elaine Tyner,
p engacara pengelola D-PAC. Sambil menikmati buah-1 buahan dan keju
cottage, wanita itu memaparkan \ keuangan PAC terbaru. Uang di tangan $29
juta, tidak ada utang signifikan, uang terus mengalir, ber-J datangan dari
segala arah, dari berbagai tempat di I dunia.
Menghabiskannya merupakan tantangan. Karena dianggap "uang lunak", atau
uang yang tidak bisa langsung dimanfaatkan kampanye Lake, uang tersebut
harus digunakan untuk hal-hal lain. Tyner punya beberapa target. Yang
pertama adalah seri iklan generik yang mirip dengan iklan-iklan kiamat buatan
Teddy. D-PAC sudah membeli waktu tayang prima untuk musim gugur. Yang
kedua, dan yang paling menyenangkan, adalah Senat dan Kongres. "Mereka
berbaris seperti semut," katanya geli. "Menakjubkan apa yang bisa diakibatkan
uang beberapa juta."
Dia bercerita tentang pemilihan anggota Kongres di sebuah distrik di Northern
California tempat seorang anggota lama, veteran dua puluh tahun yang dikenal
dan dibenci Lake, mengawali tahun dengan keunggulan empat puluh poin atas
seorang penantang tak dikenal. Si penantang mengetahui soal D-PAC dan
menyerahkan jiwa-raganya pada Aaron Lake. "Kami bisa dibilang mengambil
alih kampanyenya," dia memberitahu. "Kami mengurus pidato, jajak pendapat,
membuat semua iklan cetak dan TV, kami bahkan menyewa staf baru untuknya.
Sejauh ini kami telah menghabiskan 1,5 juta, dan jagoan kami telah
mengurangi kekalahannya menjadi cuma sepuluh poin. Dan kami masih punya
waktu tujuh bulan." Secara keseluruhan, Tyner dan D-PAC ikut campur
dalam tiga puluh pemilihan anggota Kongres dan sepuluh anggota Senat. Tyner
mengharapkan bisa mengumpulkan $60 juta, dan di bulan November akan
sudah membelanjakan setiap sennya.
Area ketiga "fokus"-nya adalah memantau situasi negeri. D-PAC mengadakan
jajak pendapat terus-menerus, setiap hari, lima belas jam per hari. Jika buruh
di Pennsylvania barat resah karena suatu masalah, D-PAC pasti tahu. Jika kaum
wanita di Chicago dan sekitarnya menyukai atau tidak menyukai iklan Lake, D-PAC mengetahuinya sampai ke persentase-, nya. "Kami tahu segalanya,"
sesumbarnya. "Kami seperti kakak, selalu mengawasi."
Jajak pendapat memakan biaya kira-kira $60.000 sehari. Tak ada yang bisa
menyentuhnya. Untuk masalah-masalah penting, Lake unggul sembilan poin
dari Tarry di Texas, bahkan di Florida, negara bagian yang belum dikunjungi
Lake, dan sangat dekat dengan Indiana, negara bagian asal Tarry.
"Tarry capek," kata Tyner. "Semangatnya padam, karena tadinya dia menang
di New Hampshire dan uang mengucur. Lalu Anda mendadak muncul, wajah
bam, tanpa cacat, pesan baru, Anda mulai menang, dan tiba-tiba uang
mengikuti Anda. Tarry tak mampu mengumpulkan $50 di acara penjualan kue
gereja. Dia kehilangan orang-orang penting karena tak sanggup membayar
mereka, dan karena mereka mencium adanya pemenang baru."
Lake mengunyah sepotong nenas dan menikmati kata-kata itu. Bukan omongan


The Brethren Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baru; dia sudah mendengarnya dari orang-orangnya sendiri. Tapi ketika
diucapkan oleh orang yang sudah kenyang makan
asam-garam seperti Tyner, kata-kata tersebut terasa lebih meyakinkan.
"Bagaimana angka Wakil Presiden"" tanya Lake. Dia punya informasi sendiri,
tapi karena alasan tertentu lebih mempercayai Tyner.
"Dia akan mengumumkan pencalonannya," katanya, bukan informasi baru.
Tapi konvensi akan seru. Saat ini, Anda cuma ketinggalan beberapa poin untuk
pertanyaan penting: Siapa yang akan kaupilih November nanti"" "November
masih jauh." "Ya dan tidak."
"Banyak yang bisa berubah," komentar Lake, memikirkan Teddy, dan ingin tahu
krisis macam apa yang akan dieiptakannya untuk menakut-nakuti rakyat
Amerika. Makan malamnya tidak banyak. Dari Mortimer s, Lake diantar ke ruang jamuan
kecil di Hay-Adams Hotel. Dia makan malam dengan santai bersama teman-teman, 24 koleganya di Kongres. Cuma beberapa orang di antara mereka yang
mendukungnya ketika dia mulai mengikuti pemilihan, tapi sekarang mereka
semua berada di pihaknya. Kebanyakan punya penyelenggara jajak pendapat
sendiri. Dukungan telah mengalir.
Lake tidak pernah melihat teman-teman lamanya begitu gembira berada di
dekatnya. Surat itu dibuat di Dokumen oleh seorang wanita bernama Bruce, salah satu
dari tiga pemalsu paling andal CIA. Pada papan di atas meja kerja di lab
kecilnya terpampang surat-surat yang ditulis Ricky.
Contoh-contoh bagus, jauh melebihi yang dibutuhkannya. Dia tidak tahu siapa
Ricky, tapi tidak ragu bahwa tulisan tangan orang itu dibuat-buat. Tulisannya
cukup konsisten, contoh-contoh yang lebih bara jelas menunjukkan keluwesan
yang cuma bisa diperoleh karena sering melakukannya. Kosa katanya biasa-biasa saja, tapi dia lalu curiga Ricky berpura-pura. Straktur kalimatnya jarang
salah. Brace menduga usianya antara empat puluh dan enam puluh,
pendidikannya minimal college.
Tapi bukan tugasnya menebak hal-hal seperti itu, setidaknya dalam kasus ini.
Dengan pena dan kertas yang sama dengan Ricky, dia menulis surat singkat
manis pada Al. Teksnya disiapkan orang lain, dia tidak tahu siapa. Juga tidak
peduli. Bunyinya, "Hei, Al, ke mana saja kau" Kenapa belum kaubalas suratku" Jangan
lupa padaku, ya." Surat seperti itulah, tapi dengan kejutan kecil
menyenangkan. Karena tidak boleh memakai telepon, Ricky mengirimi Al kaset
berisi pesan singkat dari dalam klinik rehabilitasi.
Bruce menulis surat tersebut pada selembar kertas, lalu menggarap amplopnya
selama sejam. Cap pos yang distempelkannya dari Neptune Beach, Florida.
Dia tidak mengelem amplop itu. Proyek kecilnya diperiksa, lalu dibawa ke lab
lain. Kasetnya diisi suara seorang agen muda yang belajar drama di
Northwestern. Dengan suara lembut tanpa aksen dia berkata, "Hei, Al, ini
Ricky. Kuharap kau terkejut mendengar suaraku. Di sini mereka tak
mengizinkan kami menelepon, aku tak tahu alasannya, tapi entah mengapa
kami boleh mengirim dan menerima kaset
Aku tak sabar untuk keluar dari tempat ini." Lal dia berceloteh selama lima
menit tentang rehabilitasi nya serta betapa dia membenci pamannya dan orang
orang yang mengelola Aladdin North. Tapi dia mengakui bahwa mereka berhasil
menghilangkan kecanduannya. Dia yakin nantinya takkan sedemikian benci
pada tempat ini. Seluruh omongannya hanya ocehan. Rencana setelah dia bebas tidak
dibicarakan, tidak ada petunjuk tentang ke mana dia akan pergi atau apa yang
akan dilakukannya, cuma ucapan samar tentang mengunjungi Al kapan-kapan.
Mereka belum siap menangkap Al Konyers. Satu-satunya tujuan kaset itu adalah
untuk menyembunyikan di dalamnya pemancar yang cukup kuat untuk
membawa mereka ke arsip tersembunyi Lake. Alat penyadap kecil di dalam
amplop terlalu riskan. Al mungkin cukup pintar sehingga menemukannya.
Di Mailbox America di Chevy Chase, CIA sekarang mengontrol delapan kotak,
disewa setahun oleh delapan orang yang berlainan, masing-masing memiliki
akses 24 jam seperti Mr. Konyers. Mereka datang dan pergi setiap waktu,
mengecek kotak, mengambil surat yang mereka kirim untuk diri mereka
sendiri, sesekali memeriksa kotak Al kalau tidak ada yang melihat.
Karena lebih mengetahui jadwal orang itu daripada yang bersangkutan sendiri,
mereka sabar menunggu sampai dia selesai berkeliling. Mereka yakin Al akan
pergi diam-diam seperti dulu, berpakaian seperti pejoging, jadi mereka
menahan amplop berisi kaset itu sampai hampir pukul 22.00 suatu malam. Lalu
mereka meletakkannya di kotak posnya.
Empat jam kemudian, selusin agen mengawasi setiap gerakannya, Lake si
pejoging melompat dari taksi di depan Mailbox America, melesat ke dalam,
wajahnya tertutup ujung topi lari, pergi ke kotak posnya, mengambil surat, dan
bergegas kembali ke taksi.
Enam jam kemudian dia meninggalkan Georgetown untuk sarapan bersama di
Hilton, dan mereka menunggu. Dia berpidato di hadapan asosiasi kepala polisi
pada pukul 09.00, dan seribu kepala sekolah menengah pada pukul 11.00. Dia
makan siang dengan Juru Bicara Parlemen. Dia melayani wawancara
melelahkan pada pukul 15.00, lalu pulang untuk berkemas. Jadwalnya
mengharuskannya berangkat dari Reagan National Airport pukul 20.00 dan
terbang ke Dallas. Mereka membuntutinya ke bandara, mengawasi Boeing 707-nya tinggal landas,
lalu menghubungi Langley. Ketika dua agen Secret Service tiba untuk
memeriksa daerah sekitar townhouse Lak
e, CIA sudah di dalam. Pencarian berakhir di dapur sepuluh menit setelah dimulai. Reseptor kecil
menangkap sinyal dari kaset. Mereka menemukannya di tempat sampah,
bersama tempat susu ukuran setengah galon yang sudah kosong, dua bungkus
oatmeal, beberapa serbet kertas kotor, dan Washington Post edisi tadi pagi.
Pelayan datang dua kali seminggu. Lake membiarkan sampahnya untuk
dibereskan wanita itu. Mereka tidak bisa menemukan arsip Lake, karena dia memang tidak punya
arsip. Pintar, dia membuang barang bukti.
Teddy nyaris lega ketika diberitahu. Tim itu masih I di dalam tdwnhouse,
bersembunyi dan menunggu Secret Service pergi. Apa pun yang dilakukannya
dalam kehidupan rahasianya, Lake berusaha keras untuk tidak meninggalkan
jejak. Kaset itu mengguncang Aaron Lake. Membaca surat-surat Ricky dan memandang
wajah tampannya membuat hatinya bergetar. Pemuda itu jauh dan mereka
mungkin takkan pernah bertemu. Mereka bisa bersahabat pena, main kucing-kucingan dari jauh, dan bergerak pelan, setidaknya begitulah yang ada dalam
pikiran Lake awalnya. Tapi mendengar suara Ricky membuatnya semakin dekat, dan Lake panik. Apa
yang beberapa bulan lalu mlakukannya karena sekadar ingin tahu, sekarang
mengandung kemungkinan-kemungkinan mengerikan. Urusan ini terlalu riskan.
Lake gemetar memikirkan kemungkinan ketahuan.
Tapi rasanya itu tetap mustahil. Dia aman di balik kedok Al Konyers. Ricky
sama sekali tidak tahu. Dalam kaset itu dia cuma menyebut-nyebut Al. Kotak
pos melindunginya. Tapi dia harus menghentikannya. Paling tidak untuk
saat ini. Boeing penuh sesak dengan orang-orang Lake yang dibayar mahal. Tidak ada
pesawat yang cukup besar untuk memuat seluruh rombongannya. Kalau dia
menyewa 747, dalam dua hari pesawat itu akan penuh dengan CA, penasihat,
konsultan, dan ahli jajak pendapat, belum lagi regu pengawalnya dari Secret
Service yang jumlahnya makin membengkak.
Makin banyak pemilihan pendahuluan dimenangkannya, makin berat
pesawatnya. Mungkin dia perlu kalah di beberapa negara bagian, supaya bisa
membawa bagasi. Dalam kegelapan pesawat, Lake meneguk jus tomat dan memutuskan untuk
menulis surat terakhir kepada Ricky. Al akan mendoakan keberhasilannya, dan
menyudahi korespondensi mereka begitu saja. Apa yang bisa dilakukan anak
itu" Dia tergoda untuk menulis surat tersebut sekarang juga, duduk di kursi
empuknya, kaki terjulur ke atas. Tapi setiap saat asisten akan datang
membawa laporan yang harus segera didengar si kandidat. Dia tak punya
privasi. Dia tak punya waktu untuk berpikir, merenung, atau melamun. Semua
khayalan menyenangkan dibuyarkan jajak pendapat baru, berita paling akhir,
atau kebutuhan mendesak untuk mengambil keputusan.
Dia tentu akan bisa bersembunyi di Gedung Putih nanti. Banyak penyendiri
pernah tinggal di sana. Dua Puluh Satu KASUS hilangnya ponsel itu menarik perhatian para narapidana di Trumble
selama sebulan terakhir. Mr. T-Bone, anak jalanan kerempeng dari Miami yang
dihukum dua puluh tahun karena obat bius, memiliki telepon tersebut dengan
cara yang masih tidak jelas. Ponsel dilarang keras di Trumble, dan cara dia
memperolehnya menimbulkan lebih banyak gunjingan daripada kehidupan seks
T. Kait Beberapa orang yang pernah melihatnya menggambarkannya, bukan di
pengadilan, melainkan di sekitar kamp, cuma sebesar stopwatch. Mr. T-Bone
sering tampak bersembunyi di tempat gelap, berjongkok, membungkuk dalam-dalam, membelakangi dunia, bergumam ke telepon. Jelas dia masih memimpin
operasi jalanan di Miami.
Lalu benda itu lenyap. Mr. T-Bone mengumumkan bahwa dia mungkin akan
membunuh siapa pun yang mengambilnya, dan ketika ancaman kekerasan itu
tidak berhasil, dia menawarkan hadiah uang $1.000. Kecurigaan segera terarah
pada penjual obat bius muda lain, Zorro, dari daerah Atlanta yang sekeras
daerah asal Mr. T-Bone. Pembunuhan tampaknya akan terjadi, jadi para
penjaga dan petugas di depan turun tangan dan meyakinkan keduanya bahwa
mereka akan dipindahkan jika keadaan berkembang tak terkendali. Kekerasan
tidak ditolerir di Trumble. Hukumannya adalah pemindahan ke penjara
berpengamanan menengah di mana para narapidanan
ya akrab dengan kekerasan. Mr. T-Bone diberitahu seseorang tentang sidang mingguan yang diadakan
Majelis, lalu tak lama kemudian dia menemui T. Kari dan mengajukan tuntutan.
Dia menginginkan teleponnya kembali, plus ganti rugi sejuta dolar.
KeUta kasus tersebut akan disidangkan untuk pertama kalinya, asisten sipir
datang ke kafeteria untuk mengamati keadaan, dan sidang segera -ditunda
Majelis. Hal yang sama terjadi tepat sebelum sidang kedua. Tuduhan tentang
siapa yang memiliki atau tidak memiliki ponsel terlarang tidak boleh didengar
orang administrasi. Para penjaga yang mengawasi pertunjukan mingguan itu
takkan buka mulut. Hakim Spicer akhirnya meyakinkan konselor penjara bahwa ada urusan pribadi
yang harus dibereskan para penghuni sendiri, tanpa campur tangan dari bagian
depan. "Kami mencoba menyelesaikan suatu masalah kecil," bisiknya. "Dan
kami perlu melakukannya secara pribadi."
Permintaan itu sampai ke atas, dan pada tanggal sidang ketiga kafeteria
dipenuhi penonton, kebanyakan berharap akan melihat pertumpahan darah.
Satu-satunya petugas penjara yang ada di ruangan itu seorang penjaga, duduk
di belakang, setengah tidur.
Kedua pihak yang bertikai bukan baru sekali ini disidangkan, jadi tidak
mengejutkan ketika Mr. T-Bone dan Zorro bertindak sebagai pengacara untuk
diri mereka sendiri. Selama hampir sejam pertama Hakim Beech sibuk berusaha
menyuruh mereka memakai bahasa yang sopan. Akhirnya dia angkat tangan.
Penuntut melontarkan tuduhan-tuduhan liar, yang meski dibantu seribu agen
FBI sekalipun tidak j akan bisa dibuktikan. Bantahannya sama keras dan ]
sengitnya. Mr. T-Bone menang mutlak dengan dua affidavit, ditandatangani
para narapidana yang namanya diungkapkan hanya pada Majelis, yang berisi
pernyataan saksi mata yang pernah melihat Zorro berusaha bersembunyi ketika
bicara mengpnakan telepon mungil.
Respons marah Zorro menggambarkan affidavit itu dalam bahasa yang belum
pernah didengar Majelis. Pukulan telak datang tiba-tiba. Mr. T-Bone, dalam tindakan yang pasti dikagumi
pengacara paling licin sekalipun, mengajukan dokumen. Catatan teleponnya
telah diselundupkan ke dalam penjara, dan dia menunjukkan bukti hitam di
atas putih pada pengadilan bahwa tepat 54 hubungan telepon telah dilakukan
ke nomor-nomor di Atlanta Tenggara. Para pendukungnya, jumlahnya memang
besar tapi kesetiaannya bisa lenyap dalam sekejap mata, melompat dan
bersorak sampai T. Kari menghantamkan palu plastiknya dan menyuruh mereka
diam. Zorro kesulitan menjawab, dan keraguannya menghabisinya. Dia diperintahkan
untuk menyerahkan telepon tersebut pada Majelis dalam 24 jam, dan
membayar $450 pada Mr. T-Bone untuk tagihan interlokal.
jika 24 jam berlalu tanpa telepon, masalah ini akan dilaporkan pada sipir,
bersama pemberitahuan dari Majelis bahwa Zorro memiliki ponsel ilegal.
Majelis lebih jauh memerintahkan keduanya saling menjaga jarak setidaknya 15
meter setiap saat, bahkan ketika makan.
T. Kari mengetuk-ngetukkan palu, dan kerumunan bubar dengan ribut. Dia
memanggil kasus berikut, satu lagi perselisihan judi yang sepele, dan menunggu
para penonton pergi. "Tenang!" teriaknya, dan suasana malahan semakin
gaduh. Majelis kembali membaca koran dan majalah mereka.
"Tenang!" T. Kari berteriak lagi, memukul-mukulkan palunya.
"Diam," seru Spicer pada T. Kari. "Kau lebih ribut dari mereka."
"Ini tugasku," T. Kari balas membentak, ikal-ikal wignya terpantul-pantul ke
segala arah. Begitu kafeteria kosong, yang tinggal hanya seorang narapidana. T, Kari
memandang berkeliling dan akhirnya bertanya padanya, "Kau Mr. Hooten""
"Bukan, Sir," jawab pemuda itu.
"Kau Mr. Jenkins""
"Bukan, Sir." "Kurasa juga begitu. Kasus Hooten melawan Jenkins dengan ini dibatalkan
karena kendalmadiran," kata T. Kari, dan dengan dramatis menulisnya di buku
catatan. "Siapa kau"" tanya Spicer pada pria muda itu, yang duduk sendirian dan
memandang sekitarnya seolah tidak yakin dia boleh berada di situ. Ketiga pria
bertoga hijau pucat itu sekarang menatapnya,
begitu juga badut berwig abu-abu, berpiama merah tua, dan bersepatu kamar
mandi warna lembayung muda tanpa kaus kaki itu. S
iapa orang-orang ini"
Pelan-pelan dia. bangun dan maju dengan takut-takut sampai berdiri di
hadapan ketiganya. "Aku butuh pertolongan," katanya, nyaris tak berani
bersuara. "Kau punya urusan dengan pengadilan"" geram T. Kari dari samping. Tidak,
Sir." "Kalau begitu kau harus-" "Tutup mulut!" tukas Spicer. "Sidang ditunda.
Pergi." T. Kari membanting buku catatan, menendang kursi lipat ke belakang, dan
bergegas keluar ruangan, sepatu mandinya meluncur di lantai, wignya
terpantul-pantul. Anak muda itu tampak hampir menangis. "Apa yang bisa kami lakukan
untukmu"" tanya Yarber.
Dia memegang kardus kecil, dan Majelis tahu dari pengalaman bahwa kotak itu
berisi surat-surat yang telah membawanya ke Trumble. "Aku butuh
pertolongan," ulangnya. "Aku masuk sini minggu lalu, T. dan teman sekamarku
bilang kalian bisa membantu permohonan bandingku."
"Kau tak punya pengacara"" tanya Beech. "Dulu punya. Dia tak begitu bagus.
Dia penyebab aku di sini" "Kenapa kau kemari"" tanya Spicer. "Aku tak tahu.
Aku betul-betul tak tahu." "Apakah kau disidangkan"" "Ya. Sidangnya lama."
"Dan kau dianggap bersalah oleh juri""
Aku dan beberapa lainnya. Mereka bilang kami bagian dari sebuah komplotan."
"Komplotan untuk melakukan apa"" "Impor kokain."
Narapidana obat bius lagi. Mereka tiba-tiba ingin segera kembali menulis surat.
"Berapa lama hukumanmu"" tanya Yarber.
"Empat puluh delapan tahun."
"Empat puluh delapan tahun! Berapa umurmu""
"Dua puluh tiga."
Acara menulis surat mendadak terlupakan. Mereka menatap wajah mudanya
yang sedih dan mencoba membayangkannya lima puluh tahun yang akan
datang. Dibebaskan pada usia 71; tak terbayangkan. Ketiga anggota Majelis
akan meninggalkan Trumble dalam usia yang lebih muda daripada anak ini.
"Ambil kursi," kata Yarber, dan bocah itu menarik kursi terdekat dan
meletakkannya di depan meja mereka. Bahkan Spicer sekalipun bersimpati
padanya. "Siapa namamu"" tanya Yarber. "Aku biasa dipanggil Buster." "Oke,
Buster, apa yang telah kaulakukan hingga dihukum 48 tahun""


The Brethren Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ceritanya bagai air bah. Sambil meletakkan kotak di lutut dan memandangi
lantai, dia mulai dengan mengatakan bahwa dia belum pernah berurusan
dengan hukum, begitu juga ayahnya. Mereka memiliki dok perahu kecil di
Pensacola. Mereka memancing, berlayar, dan mencintai laut, dan mengelola
dok itu merupakan kehidupan yang sempurna bagi mereka Mereka menjual
sebuah perahu memancing bekas, berukuran 15 meter, pada seorang pria dari
Fort Lauderdale, orang Amerika yang membayar tunai- J $95.000. Uang itu berasal
dari bank, atau setidaknya ; begitulah yang dikira Buster. Beberapa bulan
kemudian, orang tadi kembali untuk membeli perahu lagi, ukuran 11,4 meter
yang dibayarnya seharga $80.000. Membeli perahu dengan uang tunai tidak
aneh di Florida. Selanjutnya perahu ketiga dan keempat. Buster dan ayahnya
tahu tempat membeli perahu memancing bekas yang bagus, yang kemudian
mereka perbaiki dan renovasi. Mereka menikmati melakukan sendiri pekerjaan
itu. Setelah perahu kelima, polisi bagian narkotika datang. Mereka mengajukan
serentetan pertanyaan, mengancam, ingin melihat catatan. Ayah Buster mula-mula menolak, lalu mereka menyewa pengacara yang menyarankan mereka
untuk tidak bekerja sama. Tak terjadi apa-apa selama beberapa bulan.
Buster dan ayahnya ditangkap pukul 03.00 hari Minggu oleh segerombolan
tukang pukul yang memakai rompi dan membawa banyak sekali senjata. Mereka
diseret setengah telanjang dari rumah kecil mereka di dekat teluk, kilatan
lampu menyambar-nyambar tempat itu. Dakwaannya setebal 2,5 senti, 160
halaman, 81 dakwaan berkomplot menyelundupkan kokain. Di dalam kardus
ada salinannya. Buster dan ayahnya nyaris tidak disinggung-singgung dalam 160
halaman tersebut, tapi mereka tetap disebut terdakwa dan disatukan dengan
pria yang membeli perahu-perahu mereka dulu, bersama 25 orang lain yang
belum pernah mereka kenal. Sebelas orang Colombia. Tiga pengacara. Yang
lainnya dari South Florida.
Jaksa menawari mereka kesepakatan-masing-masing dua tahun sebagai
imbalan untuk pengakuan bersalah dan kerja sama melawan para terdakwa
lain. Mengaku bersalah melakuka
n apa" Mereka tidak berbuat salah. Mereka
hanya kenal salah satu dari 26 teman sekomplotan mereka. Mereka tidak
pernah melihat kokain. Ayah Buster menghipotekkan kembali ramah mereka untuk memperoleh
$20.000 agar dapat membayar pengacara, tapi pilihan mereka jelek. Di
persidangan, mereka waswas ketika didudukkan bersama orang-orang Colombia
dan penjual obat bius sungguhan. Mereka berkumpul di satu sisi ruang sidang,
semua anggota komplotan, duduk berkelompok seolah mereka tadinya
organisasi pengedar obat bius kelas kakap. Di sisi lain, dekat juri, duduk para
pengacara pemerintah, kumpulan bangsat bersetelan hitam, sibuk mencatat,
memelototi mereka seakan mereka penyiksa anak kecil. Juri juga melotot pada
mereka. Selama tujuh minggu persidangan, Buster dan ayahnya bisa dibilang tidak
dipedulikan. Nama mereka disebut tiga kali. Dakwaan utama pemerintah
terhadap mereka adalah bahwa mereka berkomplot dengan organisasi kelas
kakap untuk membawa obat bius dari Meksiko ke berbagai tempat di sepanjang
semenanjung Florida. Pengacara mereka, yang mengomel bayarannya kurang
untuk persidangan tujuh minggu, terbukti tak mampu menangkis dakwaan-dakwaan ngawur itu. Tapi para pengacara pemerintah juga tidak terlalu pintar
dan jauh lebih ingin menangkap orang-orang Colombia.
Tapi mereka tidak perlu membuktikan terlalu
banyak. Mereka telah memilih juri yang luar biasa. Setelah berunding delapan
hari, para anggota juri, yang jelas capek dan frustrasi, berpendapat bahwa
semua anggota komplotan bersalah untuk semua dakwaan. Sebulan setelah
mereka divonis, ayah Buster bunuh diri.
Ketika bercerita, anak itu tampak nyaris menangis. Tapi rahangnya menegang,
giginya mengertak, dan ia berkata, "Aku tak bersalah."
Jelas dia bukan narapidana pertama di Trumble yang menyatakan dirinya tidak
bersalah. Beech mengamati dan mendengarkan, lalu teringat pada seorang pria
muda yang dijatuhinya hukuman empat puluh tahun penjara karena
mengedarkan obat bius di Texas. Masa kecil terdakwa itu kacau, tidak
berpendidikan, catatan kejahatan remajanya panjang, pokoknya dia takkan
punya masa depan. Beech mengkhotbahinya dari tempat duduk hakim, tinggi
dan agung di atas, serta bangga pada diri sendiri karena telah menjatuhkan
hukuman seberat itu. Para pengedar obat bius sialan ini harus disingkirkan dari
jalanan! Orang liberal adalalT orang konservatif yang ditangkap. Setelah tiga tahun di
dalam penjara, Hatlee Beech gundah memikirkan banyak dari orang-orang yang
telah dipenjarakannya. Orang-orang yang jauh lebih bersalah daripada si Buster
ini. Anak-anak yang cuma iseng.
Finn Yarber melihat, mendengar, dan sangat kasihan pada pemuda itu. Semua
orang di Trumble punya kisah sedih, tapi setelah sebulan dia
mendengarkannya, hampir tak ada yang dipercayanya lagi. Tapi Buster bisa
dipercaya. Selama 48 tahun mendatang,
dia akan mengalah dan pasrah, semua atas tanggungan pembayar pajak. Makan
tiga kali sehari. Tempat tidur hangat di malam hari-$31.000 setahun adalah
perkiraan terakhir tentang biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk
seorang narapidana federal. Buang-buang uang saja. Setengah dari semua
penghuni Trumble mestinya tidak dipenjara. Mereka bukan orang-orang
berbahaya yang seharusnya dihukum dengan ganti rugi dalam jumlah besar dan
kerja sosial saja. Joe Roy Spicer mendengarkan kisah memelas Buster, dan memperhitungkan
manfaat bocah itu di masa yang akan datang. Ada dua kemungkinan. Pertama,
menurut pendapat Spicer, telepon kurang digunakan dalam tipuan Angola.
Majelis adalah pria-pria tua yang menulis surat sebagai pria-pria muda. Terlalu
riskan untuk menelepon Quince Garbe di Iowa, misalnya, dan berpura-pura jadi
Ricky, pemuda 28 tahun yang segar bugar. Tapi jika bocah seperti Buster
bekerja pada mereka, mereka dapat meyakinkan semua korban potensial. Di
Trumble banyak anak muda, dan Spicer sudah mempertimbangkan beberapa
orang. Tapi mereka kriminal, dan dia tidak mempercayai mereka. Buster baru
ditangkap dari jalanan, tampaknya tak bersalah, dan mendatangi mereka untuk
minta bantuan. Bocah ini bisa dimanipulasi.
Kemungkinan kedua adalah pengembangan yang
pertama. Kalau bergabung dalam komplotan mereka, Buster bisa dipakai ketika Joe Roy dibebaskan.
Tipuan ini terlalu menguntungkan untuk diakhiri begitu saja. Beech dan Yarber
jago menulis surat, tapi tidak punya otak bisnis. Mungkin Spicer bisa men didik si Buster muda ini untuk
menggantikannya dan untuk mengalihkan jatahnya ke luar. Siapa tahu.
"Kau punya uang"" tanya Spicer. "Tidak, Sir. Kami kehilangan segalanya."
"Tidak ada keluarga, paman, bibi, sepupu, teman yang bisa membantumu
membiayai proses hukum"" Tidak, Sir. Biaya apa""
"Kami biasanya meminta bayaran untuk menelaah kasus dan membantu
pengurangan hukuman."
"Aku betul-betul bangkrut."
"Kurasa kami bisa membantu," kata Beech. Spicer memang tidak pernah
menangani pengurangan hukuman. Orang itu tamat sekolah menengah saja
tidak. "Semacam kasus pro bono, begitu maksudmu"" tanya Yarber pada Beech.
"Pro apa"" tanya Spicer.
"Pro bono." "Apa itu""
"Penanganan kasus hukum secara gratis," Beech memberitahu.
"Penanganan kasus hukum secara gratis. Siapa yang melakukannya""
"Pengacara," Yarber menjelaskan. "Setiap pengacara diharap menyumbangkan
beberapa jam waktunya untuk membantu orang-orang yang tak mampu
membayarnya." "Itu bagian dari hukum publik Inggris Lama," Beech menambahkan, semakin
mengaburkan masalah. smi tak pernah terjadi, kan"" kata Spicer.
"Kami akan menelaah kasusmu," kata Yarber pada Buster. "Tapi jangan terlalu
berharap." "Terima kasih."
Mereka meninggalkan kafeteria berbondong-bondong, tiga mantan hakim
bermantel hijau seragam paduan suara diikuti seorang narapidana muda
ketakutan. Ketakutan tapi juga penasaran.
Dua Puluh Dua BALASAN Brant dari Upper Darby, Pa., bernada mendesak:
Dear Ricky: Wow! Bagus sekali fotomu! Aku akan turun lebih cepat Aku akan berada di sana
tanggal 20 April. Apakah kau sibuk" Kalau tidak, rumah bisa kita tempati
berdua saja, karena istriku akan tinggal di sini dua minggu lagi. Wanita yang
malang. Sudah 22 tahun kami menikah dan dia masih belum tahu.
Ini fotoku. Yang di belakang itu Lear Jet-ku, salah satu mainan favoritku. Kita
bisa terbang naik pesawat itu kalau kau mau.
Tolong balas suratku segera.
Salam, Brant Tetap belum ada nama belakang, tapi itu bukan masalah. Mereka pasti bisa
mengetahuinya sebentar lagi.
Spicer memeriksa stempel pos, dan sekilas berpikir
tentang betapa cepatnya surat itu sampai ke Jacksonville dari Philadelphia.
Tapi foto Brant menarik perhatiannya. Foto itu berukuran 10 kali 15 senti,
sangat mirip iklan cara cepat kaya di mana si bintang ditampilkan tersenyum
bangga, diapit jetnya, Rolls Royce-nya, dan mungkin istri terbarunya. Brant
berdiri di samping pesawat terbang, tersenyum, berpakaian rapi dengan celana
pendek tenis dan sweter, tanpa Rolls, tapi di sebelahnya ada wanita setengah
baya yang menarik. Inilah foto pertama, dalam koleksi mereka yang semakin banyak, di mana
sahabat pena mereka mengikutkan istrinya. Aneh, pikir Spicer, tapi Brant
memang menyebut-nyebut wanita itu dalam kedua suratnya. Tidak ada yang
bisa mengejutkannya lagi. Tipuan ini akan sukses untuk selamanya karena tak
habis-habisnya korban potensial yang bersedia mengabaikan risiko.
Brant sendiri fit dan kulitnya kecokelatan karena sinar matahari, rambut
pendek berwarna gelap dengan uban di sana-sini, dan kumis. Dia tidak terlalu
tampan, tapi Spicer tidak peduli.
Kenapa pria yang memiliki begitu banyak berbuat seceroboh ini" Karena dia
selalu mengambil risiko dan tidak pernah ketahuan. Karena begitulah cara
hidupnya. Dan setelah mereka menguras uangnya, Brant akan menahan diri
sebentar. Dia akan menghindari iklan baris, dan para kekasih anonim. Tapi tipe
agresif seperti Brant pasti akan segera kembali ke kebiasaan lamanya.
Spicer menduga keasyikan menemukan partner secara acak mengalahkan
risikonya. Dia masih gusar
dengan fakta bahwa dia, dari semua orang, tiap hari harus berusaha berpikir
seperti homo. Beech dan Yarber membaca surat itu dan memandangi fotonya. Ruang kecil
yang penuh sesak itu senyap. Mungkinkah ini "si kakap"
"Bayangkan berapa harga jet itu," kata Spicer, dan mereka bertiga tertawa.
Tawa gelisah, seolah merek
a tak yakin bisa mempercayainya.
"Beberapa juta," komentar Beech. Karena dia berasal dari Texas dan dulu
menikah dengan wanita kaya, kedua temannya berasumsi dia lebih tahu
tentang jet dibanding mereka. "Itu Lear kecil."
Spicer cukup puas dengan Cessna kecil, apa saja yang bisa membawanya tinggal
landas dan pergi. Yarber tidak menginginkan pesawat. Dia ingin tiket, kelas
satu, di mana dia disuguhi sampanye dan dua menu serta boleh memilih film.
Kelas satu di atas lautan, jauh dari negeri ini. "Ayo kita sikat dia," kata Yarber.
"Berapa"" tanya Beech, masih memandangi foto. "Paling tidak setengah juta,"
jawab Spicer. "Dan kalau itu kita dapatkan, kita minta lagi lebih banyak."
Mereka diam, masing-masing asyik mengkhayalkan bagiannya dari setengah juta
dolar itu. Jatah Trevor yang sepertiga mendadak terasa menyesakkan. Dia akan
mengambil $167.000 lebih dulu, menyisakan $111.000 untuk mereka masing-masing. Lumayan untuk narapidana, tapi mestinya jauh lebih banyak. Kenapa
pengacara itu memperoleh begitu banyak"
"Kita harus mengurangi bayaran Trevor," Spicer mengumumkan. "Sudah
beberapa lama masalah ini
kupikirkan. Mulai sekarang, uangnya akan dibagi empat. Jatahnya sama dengan
kita." "Dia takkan mau," tukas Yarber.
"Dia tak punya pilihan."
"Rencana Spicer tadi adil," kata Beech. "Kita yang bekerja, tapi kok dia
mendapat lebih banyak. Menurutku kita kurangi."
"Akan kulakukan Kamis ini."
Dua hari kemudian, Trevor tiba di Trumble pukul 16.00 lebih sedikit dengan
kepala pusing gara-gara mabuk, yang tidak hilang setelah makan siang dua jam
dan tidur satu jam. " Joe Roy tampak sangat kesal. Dia menyodorkan surat untuk dikirimkan, tapi
menahan sebuah amplop besar berwarna merah. "Kami siap menghajar orang
ini," katanya, mengetuk-ngetukkan amplop ke meja. "Siapa dia""
"Brant anu, dekat Philadelphia. Dia bersembunyi di balik kantor pos, jadi kau
perlu mengoreknya." "Berapa""
"Setengah juta dolar."
Mata merah Trevor membelalak dan bibir keringnya ternganga. Dia langsung
menghitung-$167.000 masuk kantongnya. Karier berlayarnya mendadak
semakin dekat. Mungkin tidak tepat satu juta dolar yang diperlukannya
sebelum dia membanting pintu kantor dan berangkat ke Karibia. Mungkin
setengahnya saja sudah cukup. Sekarang dia sudah begitu dekat.
"Kau bercanda," katanya, tahu pasti. Spicer tidak
main-main. Spicer tidak punya selera humor, dan jelas menganggap serius
uangnya. Tidak. Dan kami mengubah persentasemu."
"Enak saja. Kesepakatan ya kesepakatan."
"Kesepakatan selalu bisa diubah. Mulai sekarang jatahmu sama dengan kami.
Seperempat." Tak mau." "Kalau begitu kau dipecat" "Kau tak bisa memecatku." "Baru saja kulakukan.
Apa kaukira kami tak mampu menemukan pengacara busuk lain untuk
membawakan surat kami""
"Aku tahu terlalu banyak," kata Trevor, pipinya memerah dan lidahnya
mendadak terasa kering. "Jangan besar kepala. Kau tak seberharga itu."
"Sebaliknya. Aku tahu semua yang terjadi di sini." "Begitu juga kami, tolol.
Bedanya, kami sudah di dalam penjara. Kau yang akan paling rugi. Kalau
macam-macam denganku, kau akan jadi penghuni di sini juga."
Rasa sakit menghunjam kening Trevor dan dia memejamkan mata. Kondisinya
sedang tidak fit untuk berdebat. Kenapa dia sampai begitu malam kemarin di
Pete s" Dia harus waspada kalau menemui Spicer. Tapi sekarang dia malah
kecapekan dan setengah mabuk.
Kepalanya pusing dan dia merasa mungkin akan mual lagi. Dia menghitung
Mereka memperdebatkan perbedaan antara $167.000 dan $125.000. Terus
terang, dua-duanya bagus menurut Trevor. Dia tidak boleh mengambil risiko
dipecat, karena dia telah beberapa gelintir klien yang dimilikinya. Dia cuma
sebentar di kantor; tidak mau mes jawab telepon mereka. Dia telah
menemukan sumber uang yang jauh lebih kaya, jadi persetan teri-teri di
sepanjang pantai itu. Dan dia bukan tandingan Spicer. Pria itu tak punya nurani. Dia licik, kotor, dan
ingin menumpuk uang sebanyak-banyaknya.
"Beech dan Yarber menyetujui ini"" dia bertanya, tahu mereka pasti
mendukung, dan tahu kalaupun tidak, dia takkan mengetahui perbedaannya.
"Jelas. Mereka yang melakukan segalanya. Kenapa kau memp
eroleh lebih banyak daripada mereka""
Kedengarannya memang agak tidak adil. "Oke, oke," Trevor menyerah, masih
kesakitan. "Memang pantas kalian dipenjara."
"Kau terlalu banyak minum""
"Tidak! Kenapa kau bertanya""
"Aku kenal pemabuk. Banyak pemabuk. Kau kelihatan kacau."
"Terima kasih. Urus sendiri dirimu, jangan ikut campur."
"Setuju. Tapi tak ada yang mau punya pengacara pemabuk. Kau mengurus
semua uang kami, dalam kegiatan yang sangat ilegal. Salah ngomong sedikit
saja di bar, orang akan mulai bertanya-tanya."
"Aku bisa menjaga diri."
"Bagus. Awasi belakangmu juga. Kita memeras orang, menyakiti mereka. Kalau
aku di pihak sana, aku pasti tergoda untuk datang dan menyelidik sebelum
memuntahkan uangku."
"Mereka terlalu takut."


The Brethren Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Pokoknya tetaplah buka mata. Kau harus selalu awas dan waspada." "Terima
kasih banyak. Ada lagi"" "Yeah, aku punya beberapa pertandingan untukmu."
Beralih ke urusan penting. Spicer membentangkan surat kabar dan mereka
mulai memasang taruhan. Trevor membeli seperempat galon bir di toko di perbatasan Trumble, dan
meneguknya pelan-pelan sambil mengeloyor kembali ke Jacksonville. Dia
berusaha keras tidak memikirkan uang mereka, namun pikirannya tak
terkontrol. Di antara rekeningnya dan rekening mereka, tersimpan $250.000
lebih di luar negeri, uang yang bisa diambilnya kapan pun. Tambahkan
setengah juta, dan, yah, dia tak bisa menghentikan dirinya menghitung-
$750.000! Dia takkan pernah ketahuan mencuri uang kotor; itulah enaknya. Korban-korban Majelis tidak buka mulut karena malu. Mereka tidak melanggar hukum.
Mereka cuma takut. Di lain pihak, Mejelis melakukan kejahatan. Jadi, mereka
mau mengadu pada siapa, kalau uang mereka lenyap"
Dia harus berhenti memikirkan pikiran-pikiran seperti itu.
Tapi mana bisa mereka, Majelis, menangkapnya" Dia akan berada di perahu
layar yang terapung-apung di antara pulau-pulau yang tak pernah mereka
dengar. Dan ketika mereka akhirnya dibebaskan, apakah mereka akan punya
energi, uang, dan semangat untuk mencarinya" Tentu saja tidak. Mereka sudah
hia. Beech mungkin akan mati di Trumble.
"Stop," dia berteriak sendiri.
Dia berjalan ke Beach Java untuk minum triple-
shot latte, dan kembali ke kantor dengan tekad melakukan sesuatu yang
produktif. Dia membuka Internet dan menemukan nama beberapa detektif
swasta di Philadelphia. Sudah hampir pukul 18.00 waktu dia mulai menelepon.
Dua kali yang pertama dijawab mesin.
Telepon yang ketiga, ke kantor Ed Pagnozzi, dijawab detektif itu sendiri.
Trevor menjelaskan bahwa dia pengacara di Florida dan membutuhkan
penyelidikan cepat di Upper Darby. "Oke. Penyelidikan macam apa"" "Aku
berusaha melacak surat," kata Trevor cepat. Dia cukup sering melakukan ini
sehingga sudah lancar. "Kasus perceraian yang lumayan besar. Aku mewakili
istrinya, dan kurasa suaminya menyembunyikan uang. Begitulah, aku butuh
orang di sana untuk menyelidiki siapa yang menyewa satu kotak pos tertentu."
"Kau pasti bercanda." "Yah, tidak, aku cukup serius." "Kau mau aku
menyelidiki di kantor pos"" "Ini kan cuma kerja dasar detektif." "Dengar, pai,
aku sibuk sekali. Telepon saja orang lain." Pagnozzi menghilang, pergi
menangani urusan yang lebih penting. Trevor memakinya pelan dan menekan
nomor berikut. Dia mencoba dua detektif lagi, dan menutup telepon
ketika.mesin yang menjawab. Besok dia akan mencoba kembali.
Di seberang jalan, Klockner mendengarkan perbincangan singkat dengan
Pagnozzi tadi sekali lagi, lalu menghubungi Langley. Potongan terakhir teka-teki telah terungkap, dan Mr, Deville pasti ingin segera mengetahuinya.
Dengan mengandalkan kata-kata manis, kepandaian menulis, dan foto
memikat, tipuan ini tidaklah rumit. Mangsanya adalah nafsu manusia dan
imbalannya diperoleh dari perasaan takut. Mekanismenya terungkap karena
arsip Mr. Garbe, tipuan balasan Brant White, dan surat-surat lain yang telah
mereka cegat. Hanya satu pertanyaan yang belum terjawab: Karena nama alias yang
digunakan untuk menyewa kotak pos, bagaimana Majelis bisa mengetahui nama
asli korban-korbannya" Hubungan-hubungan telepon ke Philadelphia baru saja
memberikan jawabannya pada mereka.
Trevor menyewa detektif pribadi
setempat, jelas yang bisnisnya tidak seramai Mr. Pagnozzi.
Sudah hampir pukul 22,00 waktu Deville akhirnya diizinkan menemui Teddy.
Korea Utara telah menembak seorang tentara Amerika lagi di DMZ, zona
demiliterisasi, dan Teddy sibuk mengurus masalah itu sejak tengah hari. Dia
sedang makan keju dan biskuit serta meneguk Diet Coke ketika Deville masuk
bungker. Setelah brifihg kilat, Teddy berkata, "Sudah kukira."
Instingnya sangat tajam, terutama mengenai hal-hal yang telah terjadi.
"Tentu saja ini berarti pengacara itu bisa menyewa detektif setempat di sini
untuk mengungkap identitas asli Al Konyers," kata Deville.
"Tapi bagaimana caranya""
"Kami bisa menebak beberapa cara. Pertama pengintaian, sama seperti kita
mengetahui Lake pergi diam-diam ke kotaknya. Awasi kantor pos. Itu agak
riskan, karena kemungkinan besar akan ketahuan. Kedua, penyuapan. Lima
ratus dolar cukup untuk membuka mulut seorang pegawai pos. Ketiga, catatan
komputer. Ini bukan materi rahasia. Salah satu agen kita baru saja menyusupi
komputer kantor pos pusat di Evansville, Indiana, dan memperoleh daftar
semua penyewaan kotak. Caranya coba-coba, butuh waktu sekitar satu jam. Itu
teknologi tinggi. Teknologi rendahnya membobol kantor pos itu malam hari dan
menggeledahnya. "Dia bayar berapa untuk masalah ini""
"Entahlah, tapi kita akan segera mengetahuinya saat dia menyewa detektif."
"Dia harus diamankan."
"Dilenyapkan""
"Belum. Aku lebih suka membelinya dulu. Dia jendela kita. Kalau dia bekerja
pada kita, kita akan tahu semuanya dan menjauhkannya dari Konyers. Bikin
rencana." "Dan untuk melenyapkannya""
"Lanjutkan dan rencanakan, tapi kita tak buru-buru. Setidaknya belum."
Dua Puluh Tiga SELATAN ternyata memang menyukai Aaron Lake, yang suka pada senjata,
bom, omongan keras, dan kesiapan militer. Dia membanjiri Florida, Mississippi,
Tennessee, Oklahoma, dan Texas dengan iklan-iklan yang bahkan lebih berani
daripada yang pertama. Dan orang-orang Teddy membanjiri negara bagian-negara bagian yang sama dengan lebih banyak uang daripada yang pernah
berpindah tangan pada malam sebelum pemilihan.
Hasilnya adalah sapu bersih lagi, Lake mendapat 260 dari 312 delegasi yang
dipertaruhkan pada Super Tuesday kecil. Setelah suara dihitung pada tanggal
14 Maret, 1.301 dari total 2,066 delegasi telah memutuskan. Lake menang
mutlak atas Gubernur Tarry-801 lawan 390.
Perlombaan selesai, mencegah bencana yang tidak diduga.
Pekerjaan pertama Buster adalah memangkas rumput, dengan gaji awal dua
puluh sen per jam. Pilihan lain adalah mengepel lantai di kafeteria. Dia
memilih memangkas rumput karena menyukai sinar matahari dan bertekad kulitnya
tidak boleh jadi sepucat beberapa narapidana yang dilihatnya. Dia juga tidak
mau jadi gemuk seperti beberapa narapidana. Ini penjara, katanya dalam hati
berkali-kali, kok mereka bisa segemuk itu"
Dia bekerja keras di bawah sinar matahari terang benderang, mempertahankan
kecokelatan kulitnya, bertekad menjaga perutnya tetap datar, dan berusaha
tidak patah semangat. Tapi setelah sepuluh hari, Buster tahu dia takkan
sanggup bertahan sampai 48 tahun.
Empat puluh delapan tahun! Membayangkannya saja dia tidak kuat. Mana ada
yang kuat" Dia menangis selama dua hari pertama. Tiga belas bulan lalu, dia
dan ayahnya mengelola dok mereka, memperbaiki perahu-perahu, memancing
dua kali seminggu di Teluk.
Dia bekerja pelan di sekeliling tepi lapangan basket dari beton tempat
permainan kasar sedang berlangsung. Lalu ke lapangan pasir tempat mereka
kadang-kadang main voli. Di kejauhan, seseorang tengah berjalan sendirian di
trek, pria berpenampilan tua dengan rambut beruban diekor kuda dan tak
berkemeja. Pria itu rasanya tak asing lagi. Buster mengerjakan kedua sisi
trotoar, mendekati trek. Orang yang berjalan sendirian itu Finn Yarber, salah satu hakim yang berusaha
membantunya. Dia menyusuri trek oval itu dengan langkah mantap, kepala
tegak, punggung dan bahu kaku dan.lurus, memang tidak tampak atletis, tapi
lumayan untuk ukuran pria 60 tahun. Dia bertelanjang kaki dan punggung,
keringat mengalir di kulitnya yang licin.
Buster mematikan Weed Eater dan meletakkannya di tanah. Ketika Yarber
sudah dekat, dia melihat anak itu dan menyapa, "Halo, Buster. Apa kabar""
"Aku masih di sini," kata si pemuda. "Keberatan kalau aku berjalan
bersamamu"" "Sama sekali tidak," jawab Finn tanpa menghentikan langkahnya.
Mereka berjalan 200 meter sebelum Buster punya nyali untuk bertanya, "Jadi,
bagaimana dengan pengurangan hukumanku""
"Hakim Beech sedang mempelajarinya. Proses hukumnya kelihatannya mulus,
bukan kabar baik. Banyak yang masuk sini dengan proses hukum cacat,
biasanya kami dapat mengajukan beberapa mosi dan mengurangi beberapa
tahun. Sedangkan kau tidak. Maaf."
"Tak apa-apa. Apa artinya beberapa tahun kalau kau dihukum 48 tahun" 28, 38,
48, apa bedanya""
"Kau masih punya kesempatan pengurangan hukuman. Ada kemungkinan
putusannya bisa diubah."
"Kesempatan kecil."
"Kau tak boleh berhenti berharap, Buster," tegur Yarber, suaranya sama sekali
tidak terdengar meyakinkan. Mempertahankan harapan berarti
mempertahankan kepercayaan pada sistem. Yarber jelas tidak mempercayai
sistem sedikit pun. Dia telah dijebak dan dilindas hukum yang pernah
dibelanya. Tapi setidaknya Yarber punya beberapa musuh, dan hampir bisa memahami
mengapa mereka mengincarnya.
Si anak malang ini tidak berbuat salah. Yarber
sudah membaca cukup banyak arsipnya, sehingga percaya Buster betul-betul
tidak bersalah, satu lagi korban jaksa yang terlalu bersemangat.
Tampaknya, paling tidak dari catatan, ayah anak ini mungkin menyembunyikan
uang, tapi jumlahnya tidak banyak. Tidak sebanding dengan tuduhan konspirasi
setebal 160 halaman. Harapan. Memikirkan kata itu saja membuat dia merasa seperti hipokrit.
Pengadilan banding sekarang penuh dengan petugas penegak hukum tipe sayap
kanan, dan jarang kasus obat bius disidangkan lagi. Mereka akan menolak
mentah-mentah permohonan bocah ini, dan berpendapat bahwa mereka
membuat jalanan lebih aman.
Yang paling pengecut adalah hakim yang memimpin persidangan. Jaksa
memang bertugas mendakwa siapa saja, tapi hakim mestinya memilah-milah
para terdakwa. Buster dan ayahnya seharusnya dipisahkan dari orang-orang
Colombia dan komplotan mereka, dan dibebaskan sebelum persidangan
dimulai. Sekarang yang satu telah meninggal. Yang satu lagi hancur. Dan tak seorang
pun dalam sistem pidana federal memedulikannya. Itu cuma salah satu
konspirasi obat bius. Di belokan pertama trek oval, Yarber mengurangi kecepatan lalu berhenti. Dia
memandang ke kejauhan, melewati lapangan rumput ke tepi batas pepohonan.
Buster melihat ke sana juga. Selama sepuluh hari ini dia mencari batas
Trumble, dan melihat apa yang tidak ada-pagar, kawat duri, menara penjaga.
"Orang terakhir yang meninggalkan tempat ini," kata Yarber, menerawang,
"pergi dengan menerobos
pohon-pohon itu. Hutannya lebat beberapa mil, lalu kau akan menjumpai jalan
desa." "Siapa dia""
"Namanya Tommy Adkins. Dia bankir di North Carolina yang tertangkap basah."
"Dia kenapa""
"Dia jadi sinting dan suatu hari pergi begitu saja. Orang baru tahu enam jam
setelah dia menghilang. Sebulan kemudian mereka menemukannya di kamar
motel di Cocoa Beach, bukan polisi melainkan pelayan. Dia bergelung bagai
janin di lantai, telanjang, mengisap jempol, akal sehatnya betul-betul lenyap.
Mereka memasukkannya ke rumah sakit jiwa." "Enam jam, heh""
"Yeah, terjadi kira-kira setahun sekali. Salah satu penghuni pergi begitu
sajaTLalu polisi di kota asalnya diberitahu, namanya dimasukkan dalam
komputer nasional, tindakan biasa."
"Berapa yang tertangkap""
"Hampir semuanya."
"Hampir." "Yeah, tapi mereka tertangkap karena melakukan hal-hal tolol. Mabuk di bar.
Mengemudikan mobil tanpa lampu belakang. Menemui pacar mereka."
"Jadi kalau pintar, orang bisa melakukannya""
Tentu. Perencanaan cermat, sejumlah uang, pasti gampang."
Mereka mulai berjalan lagi, sedikit lebih pelan. "Mr. Yarber," kata Buster,
"kalau dihukum 48 tahun, apakah kau akan kabur""
"Ya." "Tapi aku tak punya uang."
"Aku punya." "Kalau begitu kau akan membantuku."
"Sabar. Tenang saja dulu. Tenangkan diri. Kau agak lebih ketat diawasi karena
kau orang baru, tapi lama-lama
kau akan dilupakan."
Buster tersenyum. Hukumannya baru saja berkurang banyak. "
"Kau tahu apa yang terjadi kalau kau tertangkap"" tanya Yarber.
Yeah, mereka menambahkan beberapa tahun Masa bodoh. Mungkin aku akan
mendapat 58 tahun. Tidak, Sir, kalau tertangkap, aku akan bunuh diri."
"Aku juga akan berbuat begitu. Kau hams siap meninggalkan negara ini."
"Dan pergi ke mana""
"Ke suatu tempat di mana kau tampak seperti penduduk setempat, dan di
mana tak ada perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat."
"Misalnya""
"Argentina atau Chili. Kau bisa bahasa Spanyol"" "Tidak."
"Mulailah belajar. Kau tahu, di sini ada kursus bahasa Spanyol. Bocah-bocah
Miami yang mengajarkannya."
Mereka berjalan satu putaran, sementara Buster merenungkan kembali masa
depannya. Kakinya terasa lebih ringan, bahunya lebih tegak, dan dia tidak bisa
menghentikan seringainya.
"Kenapa kau membantuku"" tanyanya.
"Karena kau berumur 23 tahun. Terlalu muda dan terlalu bersih. Kau jadi
korban sistem, Buster. Kau berhak melawan. Kau punya pacar""
"Begitulah." "Lupakan dia. Dia cuma akan bikin masalah. Lagi pula, kaupikir dia mau
menunggu selama 48 tahun"" "Dia bilang mau."
"Dia bohong. Pasti dia sudah mencari yang baru. Lupakan dia, kecuali kalau kau
mau tertangkap." Yeah, mungkin Yarber benar, pikir Buster. Dia belum menerima surat dari gadis
itu, dan walaupun pacarnya itu tinggal cuma beberapa jam dari sini, dia belum
datang ke Trumble. Mereka dua kali bicara di telepon, dan yang dipedulikannya
cuma apakah Buster dipukuli. "Punya anak"" tanya Yarber. "Tidak. Setahuku
tidak." "Bagaimana dengan ibumu"" "Dia meninggal waktu aku masih sangat
kecil. Ayah yang membesarkanku. Kami cuma berdua." "Kalau begitu kau calon
sempurna untuk kabur." "Aku ingin pergi sekarang." "Bersabarlah. Ayo kita
rencanakan masak-masak." Satu putaran lagi, dan Buster ingin lari. Dia tidak
bisa mengingat hal-hal di Pensacola yang akan dirindukannya. Dia mendapat
nilai A dan B untuk pelajaran bahasa Spanyol di sekolah menengah, dan
meskipun sekarang tidak bisa lagi mengingatnya sepotong pun, dulu dia tidak
perlu bersusah payah ketika mempelajarinya. Dia cepat memahaminya. Dia
akan ikut kursus dan bergaul dengan orang-orang Latin itu.
Makin lama dia berjalan, dia makin ingin hukumannya dipastikan. Lebih cepat
lebih baik. Kalau gkan lagi, padahal dia tak yakin pada juri berikutnya. Buster ingin berlari, mulai dari
lapangan rumput, sampai batas pepohonan, menerobos hutan menuju jalan desa di mana dia
tidak tahu pasti tentang tindakannya selanjutnya. Tapi kalau seorang bankir
sinting bisa kabur dan mencapai Cocoa Beach, dia juga bisa.
"Kenapa kau belum kabur"" dia bertanya pada Yarber.
"Aku sudah memikirkannya. Tapi lima tahun lagi mereka akan membebaskanku.
Aku sanggup menunggu selama itu. Saat itu aku akan berusia 65, sehat
walafiat, dengan harapan hidup enam belas tahun. Karena itulah aku bertahan,
Buster, enam belas tahun terakhir itu. Aku tak mau waswas terus." "Kau akan
pergi ke mana"" "Belum tahu. Mungkin desa kecil di pedalaman Italia. Mungkin
pegunungan di Peru. Aku bisa memilih berbagai tempat di seluruh dunia, dan
setiap hari aku berjam-jam mengkhayalkannya." "Jadi kau punya banyak
uang"" "Tidak, tapi sebentar lagi ya." Itu menimbulkan beberapa pertanyaan,
tapi Buster diam saja. Dia mulai belajar bahwa di penjara dia harus menyimpan
sebagian besar pertanyaannya.
Setelah lelah berjalan, Buster berhenti di dekat Weed Eater-nya. "Terima
kasih, Mr. Yarber," katanya. "Sama-sama. Jangan bercerita pada siapa-siapa."


The Brethren Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tentu. Aku selalu siap."
Finn pergi, berjalan satu putaran lagi; celana pendeknya sekarang basah kuyup
dengan keringat, 293 ekor kuda abu-abunya terkulai karena lemba mengamatinya pergi, kemudian
memandang ke seberang lapangan rumput ke pepohonan
Saat itu, dia bisa melihat samnai k* \ Selatan. " An*4i
Dua Puluh Empat SELAMA dua bulan yang panjang dan keras, Aaron Lake dan Gubernur Tarry
bertarung sengit di 26 negara bagian memperebutkan 25 juta suara. Mereka
memaksa diri. mereka banting tulang dengan kerja delapan belas jam sehari,
jadwal gila-gilaan, bepergian tanpa hent
i, kesintingan khas pemilihan presiden.
Tapi mereka berusaha sama kerasnya untuk menghindari debat langsung. Tarry
tidak ingin melakukannya di pemilihan awal, karena dia calon terdepan. Dia
memiliki organisasi, uang, jajak pendapat. Kenapa melegitimasi lawan" Lake
tidak ingin berdebat karena dia pendatang baru dalam kancah nasional, pemula
dalam kampanye tingkat tinggi, lagi pula lebih mudah bersembunyi di balik teks
dan kamera bersahabat serta membuat iklan kapan pun dibutuhkan. Risiko-risiko debat langsung terlalu tinggi. Teddy juga tidak menyukainya. Tapi
kampanye berubah. Calon terdepan memudar, isu-isu kecil jadi besar, pers
dapat menc.ptakan krisis hanya karena bosan.
Tarry memutuskan dia membutuhkan perdebatan karena bangkrut, dan kalah
dalam berbagai pemilihan -pendahuluan. "Aaron Lake berusaha membeli
pemilihan ini," katanya berulang kali. "Dan saya ingin mengkonfrontasinya,
satu lawan satu." Kedengarannya bagus, dan pers langsung menyambarnya.
"Dia lari dari perdebatan," seru Tarry, dan gerombolan nyamuk pers melahap
itu juga. "Gubernur sudah menghindari perdebatan sejak Michigan," adalah respons
standar Lake. Jadi, selama tiga minggu mereka bermain kucing-kucingan sampai para
pegawai mereka selesai membereskan urusan detailnya.
Lake sebetulnya enggan, tapi juga membutuhkan forum. Meskipun dari minggu
ke minggu terus menang, dia berhadapan dengan lawan yang sudah lama
memudar. Jajak pendapatnya dan jajak pendapat D-PAC menunjukkan banyak
pemilih tertarik padanya, tapi kebanyakan karena dia baru dan tampan serta
tampaknya pantas dipilih.
Tanpa diketahui orang luar, jajak pendapat juga menunjukkan hal-hal yang
sangat samar. Yang pertama adalah kampanye Lake yang cuma mengangkat
satu isu. Anggaran militer memikat para pemilih cuma beberapa lama, dan ada
pertanyaan besar, dalam jajak pendapat, tentang bagaimana posisi Lake dalam
isu-isu lain. Kedua, Lake masih lima poin di bawah Wakil Presiden dalam pertarungan
hipotetis November. Para pemilih memang bosan dengan Wakil Presiden,
namun setidaknya mereka tahu siapa dia. Lake masih merupakan misteri bagi
banyak orang. Juga, keduanya
akan harus berdebat beberapa kali sebelum November. Lake, yang sudah
memperoleh nominasi, memerlukan pengalaman itu.
Tarry tidak membantu dengan pertanyaan terus-menerusnya, "Siapa Aaron
Lake"" Dengan sisa dananya yang hanya sedikit, dia menyetujui pembuatan
stiker bumper bertuliskan pertanyaan yang sekarang terkenal-Siapa, Aaron
Lake" (Teddy juga menanyakan hal itu dalam hati hampir setiap jam, tapi
karena alasan yang berbeda.)
Lokasi perdebatan adalah di Pennsylvania, di college Lutheran kecil dengan
auditorium nyaman, akustik dan cahaya bagus, penonton yang tidak macam-macam. Detail-detail paling kecil sekalipun diributkan kedua belah pihak, tapi
karena sekarang mereka sama-sama membutuhkan perdebatan, akhirnya
tercapai kesepakatan. Format persisnya nyaris menyebabkan adu tinju, tapi
setelah dirundingkan, semua puas. Media mengutus tiga reporter di panggung
untuk mengajukan berbagai pertanyaan langsung dalam satu segmen. Para
penonton memperoleh dua puluh menit untuk menanyakan berbagai hal, tanpa
sensor. Tarry, pengacara, menginginkan lima menit untuk pidato pembukaan
dan sepuluh menit untuk pernyataan penutup. Lake menginginkan tiga puluh
menit perdebatan satu lawan satu dengan Tarry, tanpa batas, tanpa penengah,
hanya mereka berdua yang bertarung habis-habisan tanpa peraturan. Ini
menggentarkan kubu Tarry, dan nyaris membuyarkan kesepakatan.
Moderatornya seorang tokoh radio pemerintah sepat, dan ketika dia berkata,
"Selamat pagi, dan selamat datang ke debat pertama dan satu-satunya antara Gubernur Wendell
Tarry dan Congressman Aaron Lake," sekitar 18 juta orang menonton.
Tarry memakai setelan biru laut pilihan istrinya, dengan kemeja biru dan dasi
merah-biru standar. Lake mengenakan setelan cokelat muda menawan, kemeja
putih berkerah lebar, serta dasi merah, merah tua, dan enam warna lain.
Seluruht penampilannya diatur oleh konsultan mode, dan dibuat serasi dengan
warna panggung. Rambut Lake dicat. Giginya diputihkan. Dia menghabi
skan waktu empat jam untuk mencokelatkan kulit Dia tampak langsing dan segar,
serta tak sabar untuk tampil di panggung.
Gubernur Tarry sendiri pria yang tampan. Meskipun dia hanya empat tahun
lebih tua daripada Lake, kampanye telah menguras tenaganya. Matanya lelah
dan merah. Berat badannya naik beberapa kilo, terutama di wajah. Ketika dia
memulai pidato pembukaannya, butir-butir keringat bermunculan di kening dan
berkilat terkena cahaya. Orang-orang mengatakan kerugian Tarry lebih banyak karena dia sudah
kehilangan begitu banyak. Di awal Januari, peramal-peramal yang seakurat
majalah Time menyatakan dia pasti akan dicalonkan. Dia sudah berusaha
selama tiga tahun. Kampanyenya dibangun dari bawah. Semua kapten polisi
dan pekerja jajak pendapat di Iowa dan New Hampshire pernah minum kopi
dengannya. Organisasinya tanpa cacat.
Lalu datang Lake dengan iklan-iklan lihai dan pesona isu tunggalnya.
Tarry sangat membutuhkan penampilan luar biasa dirinya sendiri, atau
kekacauan total Lake. Dia tidak memperoleh keduanya. Berdasarkan undian dengan koin, dia terpilih
untuk tampil lebih dulu. Pidato pembukaannya buruk sementara dia berjalan di
panggung dengan kaku, berusaha keras tampak rileks tapi melupakan
catatannya. Dia memang pernah jadi pengacara, tapi spesialisasinya sekuritas.
Seiring lupanya dia pada satu demi satu poin-poinnya, dia kembali ke tema
umumnya-Mr. Lake ini berusaha membeli pemilihan karena tak tahu apa-apa.
Suasana panas segera berkembang. Lake tersenyum tenang; anjing
menggonggong kafilah berlalu.
Pembukaan Tarry yang lemah membangkitkan keberanian Lake, menimbulkan
rasa percaya dirinya, dan meyakiakannya untuk tetap berdiri di belakang
podium yang aman dan tempat catatannya berada. Dia mulai dengan
mengatakan bahwa dia di sini bukan untuk mengejek, dia menghormati
Gubernur Tarry, tapi mereka telah mendengarnya bicara selama lima menit dan
tujuh belas detik dan omongannya tidak ada yang positif.
Dia lalu mengabaikan lawannya, dan secara singkat membahas tiga isu yang
harus dibicarakan. Pengurangan pajak, perbaikan kesejahteraan, dan defisit
perdagangan. Tak satu patah kata pun tentang per-, tahanan.
Pertanyaan pertama dari panel reporter ditujukan pada Lake, dan berhubungan
dengan surplus anggaran. Akan diapakan uang itu" Pertanyaan itu tidak
berbahaya, dilontarkan oleh seorang reporter yang bersahabat, dan Lake
menerkamnya. Menyelamatkan Jaminan Sosial, jawabnya, lalu dengan
pengetahuan mengesankan tentang masalah finansial dia memberitahukan
secara mendetail bagaimana uang itu akan digunakan. Dia membeberkan
berbagai angka, persentase, dan proyeksi, semuanya tanpa teks.
Jawaban Gubernur Tarry cuma memotong pajak. Kembalikan uang itu pada
orang-orang yang memperolehnya.
Beberapa poin dimenangkan dalam tahap tanya-jawab itu. Kedua kandidat
telah mempersiapkan diri dengan baik. Yang mengejutkan adalah bahwa Lake,
orang -yang ingin menguasai Pentagon, ternyata sangat mahir dalam semua isu
lain. Perdebatan berkembang jadi biasa. Pertanyaan-pertanyaan dari para penonton
sudah bisa ditebak. Gairah mulai timbul ketika para kandidat diizinkan saling
bertanya. Tarry memulai, dan seperti sudah diduga, bertanya pada Lake
apakah dia berusaha membeli pemilihan.
"Anda tidak memedulikan uang waktu uang Anda lebih banyak daripada siapa
pun," balas Lake, dan hadirin jadi bergairah.
"Saya tidak punya $50 juta," kata Tarry. "Saya juga tidak," tukas Lake. "Uang
itu lebih mendekati 60 juta, dan datang lebih cepat daripada yang bisa kami
hitung. Berasal dari para pekerja dan orang-orang berpenghasilan menengah.
Delapan puluh satu persen dari para penyumbang kami adalah orang-orang yang
mendapat kurang dari $40.000 setahun. Ada masalah dengan orang-orang
tersebut, Gubernur Tarry""
"Mestinya ada batas mengenai jamlah yang boleh dibelanjakan kandidat."
"Saya setuju. Dan saya mendukung pembatasan
delapan kali di Kongres. Di lain pihak, Anda tak pernah menyinggung-nyinggung
tentang pembatasan sampai Anda kehabisan uang."
Gubernur Tarry memandang kamera dengan ekspresi Quayle, tatapan bengong
kijang menjelang tertabrak mobil. Beberapa
orang Lake di antara hadirin
tertawa cukup keras supaya terdengar.
Butir-butir keringat kembali tampak di kening sang gubernur ketika dia
membalik-balik kartu-kartu sontekannya yang terlalu besar. Sebetulnya saat ini
dia sudah bukan gubernur lagi, tapi dia masih menyukai gelar itu. Sembilan
tahun yang lalu, para pemilih di Indiana menendangnya, hanya setelah satu kali
masa tugas. Lake menyimpan amunisi ini.
Tarry lalu bertanya mengapa Lake mendukung 54 pajak baru selama empat
belas tahun bertugas di Kongres.
"Seingat saya tak sampai 54," kata Lake. "Tapi banyak di antaranya adalah
pajak-pajak untuk tembakau, alkohol, dan perjudian. Saya juga menentang
kenaikan pajak penghasilan perorangan, pajak penghasilan korporasi, pajak
pendapatan pendahuluan federal, dan pajak Jaminan Sosial. Saya tak malu
dengan catatan itu. Dan bicara tentang pajak, Gubernur, selama empat tahun
masa tugas Anda di Indiana, bagaimana Anda menjelaskan fakta bahwa tingkat
pajak perorangan naik rata-rata enam persen""
Karena tidak segera dijawab, Lake menerjang terus. "Anda ingin memotong
belanja federal, tapi selama empat tahun Anda di Indiana, pembelanjaan
negara bagian naik delapan belas persen. Anda ingin memotong pajak
penghasilan korporasi, namun selama
empat tahun Anda di Indiana, pajak penghasilan korporasi naik tiga persen.
Anda ingin tunjangan sosial tak diperlukan lagi, tapi waktu Anda jadi gubernur,
jumlah penerima tunjangan itu di Indiana malah bertambah 40.000 orang.
Bagaimana Anda menjelaskan ini""
Setiap hantaman dari Indiana mengenai sasaran, dan Tarry tak berdaya. "Saya
tidak setuju dengan angka-angka Anda, Sir," katanya dengan susah payah.
"Kami menciptakan pekerjaan di Indiana."
"Betulkah"" kata Lake sinis. Dia menarik selembar kertas dari podiumnya
seakan itu dakwaan federal terhadap Gubernur Tarry. "Mungkin benar, tapi
selama empat tahun masa tugas Anda, ada hampir 60.000 pengangguran," dia
berkata tanpa melihat kertas tadi.
Tarry memang gagal sebagai gubernur, tapi keadaan ekonomi saat itu memang
jelek. Dia sudah pernah menjelaskan semua ini dan dengan senang hati akan
melakukannya lagi, tapi, ya ampun, waktunya di televisi nasional tinggal empat
menit. Dia jelas tidak boleh menyia-nyiakannya dengan membahas masa tahi.
"Perdebatan ini bukan tentang Indiana," katanya, dia berhasil tersenyum.
"Perdebatan ini menyangkut kelima puluh negara bagian. Menyangkut para
pekerja di seluruh negeri yang akan diharapkan membayar lebih banyak pajak
untuk membiayai berbagai proyek pertahanan mahal Anda, Mr. Lake. Anda tak
mungkin serius dalam hai melipatgandakan anggaran Pentagon."
Lake menatap tajam lawannya. "Saya sangat serius. Dan jika Anda
menginginkan militer yang kuat, Anda akan serius juga." Dia kemudian
menyemburkan serentetan statistik yang bagai tak ada habis-habisnya, semuanya berhubungan.
Hal itu merupakan bukti nyata tentang ketidaksiapan militer kita, dan akhirnya
angkatan bersenjata kita akan didesak keras untuk menyerbu Bermuda, katanya
mengakhiri. Tapi Tarry punya hasil penyelidikan yang menunjukkan sebaliknya, manuskrip
tebal dengan kertas mengilap bikinan kelompok pemikir beranggotakan para
mantan laksamana. Dia melambaikannya supaya tampak di kamera dan
membantah bahwa peningkatan seperti itu tidak diperlukan. Dunia dalam
keadaan damai, dengan perkecualian beberapa perang saudara dan regional,
perselisihan yang tidak melibatkan kepentingan nasional kita, dan Amerika
Serikat jelas satu-satunya negara adikuasa yang masih tersisa. Perang dingin
tinggal sejarah. Cina masih butuh waktu berpuluh-puluh tahun lagi untuk
mampu menyamai kita. Kenapa membebani pembayar pajak dengan puluhan
miliar untuk piranti keras baru"
Mereka berdebat beberapa lama tentang cara membayarnya, dan Tarry
memperoleh kemenangan kecil. Tapi mereka membahas bidang Lake, dan
seiring dengan berjalannya perdebatan, terbukti bahwa Lake tahu jauh lebih
banyak daripada sang gubernur.
Lake menyimpan senjata pamungkasnya untuk saat terakhir. Dalam pidato
penutupan sepanjang sepuluh menit, dia kembali ke Indiana dan melanjutkan
membeberkan daftar kegagalan Tarry d
i sana selama masa tugas tunggalnya.
Temanya sederhana, dan sangat efektif: Kalau mengurus Indiana saja tidak
mampu, bagaimana dia mampu mengurus seluruh negeri" "Saya tidak
mencemooh rakyat Indiana," kata Lake.
"Mereka sebetulnya malah bijaksana dengan mengembalikan Mr. Tarry ke
kehidupan pribadi setelah hanya satu kali masa tugas. Mereka tahu dia tidak
mampu. Itu sebabnya hanya 38 persen yang mendukungnya ketika dia meminta
empat tahun lagi. Tiga puluh delapan persen! Kita harus mempercayai rakyat
Indiana. Mereka kenal orang ini. Mereka sudah melihatnya memerintah. Mereka
melakukan kesalahan, dan mereka menyingkirkannya. Akan menyedihkan jika
seluruh negeri sekarang melakukan kesalahan yang sama."
Jajak pendapat langsung menyatakan Lake menang mutlak. D-PAC menelepon
seribu pemilih segera setelah perdebatan Hampir 70 persen berpendapat Lake
yang paling baik di antara mereka berdua.
Pada penerbangan larut malam dari Pittsburgh ke Wichita, beberapa botol
sampanye dibuka di Air Lake dan pesta kecil dimulai. Hasil berbagai jajak
pendapat perdebatan itu mengalir masuk, makin lama makin bagus, dan
suasana kemenangan terasa di mana-mana.
Lake tidak melarang alkohol di Boeing-nya, tapi tidak menyukainya. Kalaupun
ada anggota stafnya yang minum, itu selalu dilakukan dengan cepat-cepat dan
sembunyi-sembunyi. Tapi kadang-kadang ada saat-saat yang perlu dirayakan.
Dia menikmati dua gelas sampanye. Hanya orang-orang terdekatnya yang hadir.
Dia mengucapkan terima kasih dan memberi selamat pada mereka. Sekadar
untuk bersenang-senang, mereka menonton cuplikan-cuplikan perdebatan itu
sambil membuka sebotol lagi. Mereka
menghentikan gambar video setiap kali Gubernur Tarry tampak sangat
kebingungan, dan tawa mereka semakin keras.
Tapi pesta itu singkat saja; kelelahan melanda mereka. Berminggu-minggu
orang-orang itu tidur lima jam semalam. Kebanyakan bahkan tidur kurang dari
itu pada malam sebelum perdebatan. Lake sendiri kehabisan tenaga. Dia
menghabiskan gelas ketiga, sudah bertahun-tahun dia tidak minum sebanyak
itu, dan beristirahat di kursi kulit besar berselimut quilt tebal. Tubuh-tubuh
bergeletakan di mana-mana dalam kegelapan kabin.
Dia tidak bisa tidur; dia memang jarang bisa tidur di pesawat. Terlalu banyak
yang harus dipikirkan dan dicemaskan. Mustahil tidak menikmati kemenangan
dalam perdebatan tadi, dan sambil berbaring gelisah di balik quilt, Lake
mengulangi kalimat-kalimat terbaiknya malam ini. Tadi dia brilian, sesuatu
yang tak pernah diakuinya pada siapa pun.
Nominasi ini miliknya. Dia akan jadi bintang di konvensi, kemudian selama
empat bulan dia dan Wakil Presiden akan bertarung dalam tradisi Amerika yang
teragung. Dinyalakannya lampu baca kecil di atasnya. Seseorang membaca di ujung
lorong, dekat dek penerbangan. Penderita insomnia juga, satu-satunya orang
lain yang lampunya menyala. Yang lain-lain mendengkur di balik selimut, tidur
orang-orang muda tangkas yang bekerja penuh semangat.
Lake membuka tas kerja dan mengeluarkan map kulit kecil berisi kartu-kartu
korespondensi pribadinya. Ukurannya 10 kali 15 senti, tebal, berwarna off-
white, dan bertulisan "Aaron Lake" di puncak dengan huruf Old English hitam


The Brethren Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tipis. Dengan pena Montblanc antik dan besar, Lake menulis surat singkat
kepada teman sekamarnya ketika kuliah, sekarang profesor Latin di college
kecil di Texas. Dia menulis ucapan terima kasih kepada moderator debat, dan
satu lagi kepada koordinator Oregon-nya. Lake sangat menyukai novel-novel
karangan Clancy. Dia baru saja selesai membaca yang terbaru, yang paling
tebal, dan dia mengirimkan surat pujian pada penulis itu.
Kadang-kadang suratnya panjang. Karena alasan ini, dia punya kartu-kartu
kosong, sama ukuran dan warnanya, tapi tak bernama. Dia memandang
berkeliling untuk memastikan semua orang pulas, dan cepat-cepat menulis:
dear Ricky: Kurasa sebaiknya kita akhiri surat-menyurat kita. Kuharap kau berhasil dengan
rehabilitasimu. Salam, Al Dituliskannya alamat yang dituju pada amplop polos. Dia hafal alamat Aladdin
North itu. Lalu dia kembali ke kartu-kartu bernama dan menulis serangkaian
surat terima kasih kepada para penyumbang besar. Dia menulis dua puluh surat
sebelum keletihan akhirnya menang. Dengan kartu-kartu masih di hadapannya,
dan lampu baca masih menyala, dia menyerah, dan beberapa menit kemudian
tertidur. Dia pulas tak sampai sejam ketika suara-suara panik membangunkannya. Semua
lampu menyala, orang-orang bergerak kian-kemari, dan ada asap di
dalam kabin. Semacam alarm berdering keras dari kokpit, dan begitu
kesadarannya pulih Lake menyadari hidung Boeing miring ke bawah. Kepanikan
segera melanda ketika masker-masker udara berjatuhan. Setelah bertahun-tahun dia hanya setengah memperhatikan pramugari mendemonstrasikan cara
pemakaiannya sebelum tinggal landas, masker-masker sialan itu akhirnya betul-betul akan digunakannya. Lake memasang maskernya dan menarik napas kuat-kuat.
Pilot mengumumkan mereka akan mendarat darurat di St. Louis. Lampu
berkedip-kedip, dan seseorang menjerit. Lake ingin berjalan di kabin dan
menenangkan semua orang, tapi maskernya tidak bisa dibawa-bawa. Di area di
belakangnya duduk dua puluh reporter dan kira-kira sebanyak itu juga orang-orang Secret Service.
Mungkin masker udara di belakang sana macet, pikirnya, lalu merasa bersalah.
Asap makin tebal, dan lampu-lampu meredup. Setelah dilanda panik, Lake
berhasil berpikir rasional, meskipun cuma sesaat. Cepat-cepat dikumpulkannya
kartu-kartu korespondensinya beserta amplopnya. Yang untuk Ricky cuma
diperhatikannya sekilas, sekadar untuk dimasukkan ke amplop bertujuan
Aladdin North. Dilemnya amplop itu, dan dijejalkannya mapnya ke tas kerja.
Lampu berkedip-kedip lagi, lalu padam.
Asap memedihkan mata dan memanaskan wajah mereka. Pesawat menukik
dengan kecepatan tinggi. Lonceng peringatan dan sirene melengking dari dek
penerbangan. Ini tak mungkin terjadi, kata Lake dalam hati
sambil mencengkeram sandaran lengan. Aku akan terpilih sebagai presiden
Amerika Serikat. Dia teringat Rocky Marciano, Buddy Holly, Otis Redding,
Thurman Munson, Senator Tower dari Texas, Mickey Leland dari Houston,
temannya. Serta JFK, Jr., dan Ron Brown.
Udara mendadak terasa dingin dan asap menipis .3 dengan cepat. Mereka
berada di ketinggian kurang dari 3.000 meter, dan pilot entah bagaimana
berhasil menjernihkan udara kabin. Pesawat mendatar dan dari jendela
mereka dapat melihat lampu-lampu di darat.
Tolong tetap memakai masker oksigen," kata pilot dalam kegelapan. "Kita
akan mendarat beberapa menit lagi. Pendaratan akan mulus."
Mulus" Dia pasti bercanda, pikir Lake. Dia ingin pergi ke toilet
Perasaan lega tapi sangsi meliputi pesawat. Tepat sebelum roda pesawat
menyentuh landasan, Lake melihat kilatan lampu seratus kendaraan gawat
darurat. Mereka tersentak sedikit, pendaratan biasa, dan setelah mereka
berhenti pintu-pintu darurat membuka di ujung landasan.
Orang-orang bergegas turun dengan teratur, dan dalam beberapa menit mereka
disambut regu penolong dan segera dibawa ke ambulans. Api, dalam area
bagasi Boeing, tenis meluas ketika mereka mendarat. Ketika Lake berlari dari
pesawat, pemadam kebakaran bergegas mendatangi Boeing itu. Asap mengepul
dari bawah sayap. Cuma kurang beberapa menit, kata Lake dalam hati, dan kami bakal mati.
"Nyaris saja, Sir," kata seorang paramedis ketika mereka berlari menjauh. Lake
mencengkeram tas kerjanya, yang berisi surat-surat kecilnya, dan untuk
pertama kalinya gemetar ketakutan.
Kecelakaan tersebut, dan serbuan nonstop media yang tidak bisa dihindari
setelannya, mungkin tidak terlalu menaikkan popularitas Lake. Tapi
publisitasnya jelas tidak merugikan. Dia muncul di semua warta berita pagi,
sesaat berbicara tentang kemenangan mutlaknya atas Gubernur Tarry dalam
perdebatan, dan di saat berikutnya menceritakan secara mendetail
penerbangan yang nyaris merupakan penerbangan terakhirnya.
"Saya rasa untuk sementara saya mau naik bus saja," katanya sambil tertawa.
Dia menggunakan humor sebisa mungkin, dan bersikap seolah kecelakaan itu
bukan apa-apa. Para anggota stafnya punya cerita berbeda, tentang menghirup
oksigen dalam gelap sementara asap semakin tebal dan panas. Dan para
reporter yang ikut dalam pesawat merupakan sumber infor
masi yang penuh semangat, menceritakan teror tersebut dengan terperinci.
Teddy Maynard menonton semua itu dari bungkernya. Tiga orangnya berada di
pesawat itu, dan yang satu telah meneleponnya dari rumah sakit di St. Louis.
Peristiwa itu membingungkan. Di satu pihak, dia masih percaya akan
pentingnya Lake memperoleh kursi kepresidenan. Keamanan negara tergantung
pada hal itu. , , Di pihak lain, kecelakaan akan merupakan bencana. Lake dan kehidupan
gandanya akan lenyap. Masalah besar terhapus. Gubernur Tarry telah belajar
dari tangan pertama mengenai pengaruh uang tanpa batas Teddy dapat
membuat kesepakatan dengannya tepat pada waktunya untuk menang pada
bulan November. Tapi Lake masih hidup, bahkan semakin kuat Wajahnya yang kecokelatan
terpampang di halaman depan semua surat kabar dan disorot kamera dari jarak
dekat. Kampanyenya berkembang jauh lebih cepat daripada yang dibayangkan
Teddy. Jadi mengapa suasana di bungker begitu tegang" Kenapa Teddy tidak
bergembira" Karena masih ada masalah Majelis yang perlu dibereskan. Dan dia tidak bisa
mulai membunuhi orang-orang begitu saja.
Dua Puluh Lima TIM di Dokumen menggunakan laptop yang sama dengan yang mereka pakai
untuk menulis surat terakhir pada Ricky dulu. Surat ini dibuat Deville sendiri,
dan disetujui Mr. Maynard. Isinya:
Dear Ricky: Kabar baik mengenai pembebasanmu ke rumah pemasyarakatan di Baltimore.
Beri aku beberapa hari dan kurasa aku akan bisa menyediakan pekerjaan tetap
untukmu di sana. Cuma sebagai pegawai administrasi, gajinya tidak banyak,
tapi merupakan awal yang bagus.
Kusarankan hubungan kita berkembang lebih lambat dari yang kauinginkan.
Mungkin "akan siang dulu, lalu kita lihat saja bagaimana nanti. Aku bukan tipe
yang terburu-buru. Kuharap kau baik-baik saja. Aku akan me-nyuratimu minggu depan untuk
memberitahukan detail-detail pekerjaan tersebut. Tunggu saja.^
Cuma "Al" yang ditulis tangan, seperti sebelumnya. Stempel pos D.C. dicapkan,
surat itu diterbangkan dan diantarkan langsung kepada Klockner di Neptune
Beach. Trevor kebetulan berada di Fort Lauderdale, tumben-tumbennya mengurus
masalah hukum, jadi surat tersebut tersimpan di kotak Aladdin North selama
dua hari. Ketika pulang dengan kecapekan, dia mampir sebentar di kantornya
hanya untuk bertengkar hebat dengan Jan, lalu bergegas keluar, naik mobil
lagi, dan langsung pergi ke kantor pos. Dia senang waktu melihat kotak posnya
penuh. Dia mencampakkan surat-surat sampah, kemudian mengemudi setengah
kilo ke kantor pos Atlantic Beach dan mengecek kotak pos untuk Laurel Ridge,
spa rehabilitasi mahal Percy.
Setelah mengambil semua surat, Trevor pergi ke Trumble, sehingga Klockner
sangat kecewa. Dia menelepon satu kali dalam perjalanan, ke bandarnya. Dia
kalah taruhan $2.500 dalam tiga hari gara-gara pertandingan hoki, olahraga
yang tidak dikenal Spicer dan karenanya dia tidak mau memasang taruhan pada
olahraga itu. Trevor memilih olahraga-olahraga favoritnya sendiri, dengan hasil
yang bisa ditebak. Spifer tidak menjawab panggilan lewat pengeras suara di halaman Trumble,
jadi Beech menemui Trevor di ruang pertemuan pengacara. Mereka melakukan
pertukaran yang biasa-delapan surat keluar, empat belas surat masuk.
"Bagaimana dengan Brant di Upper Darby"" tanya Beech, memeriksa amplop-amplop. "Memangnya kenapa"**
"Siapa dia" Kami siap melabraknya."
"Aku masih menyelidikinya. Aku ke luar kota beberapa hari." wjjjN
"Bereskan, oke" Orang ini bisa jadi mangsa paling besar."
"Akan kulakukan besok."
Beech tidak suka bertaruh dan tidak ingin main kartu. Trevor pergi dua puluh
menit kemudian. Lama setelah saat makan malam, dan lama setelah jam tutup perpustakaan,
Majelis tetap berkurung di kamar kecil mereka, tidak banyak bicara, tidak mau
berpandangan, masing-masing menatap dinding, tenggelam dalam pikiran
masing-masing. Di meja tergeletak tiga surat. Satu dari laptop Al, dengan cap pos D.C. dua hari
lalu. Yang satu lagi surat bertulisan tangan Al yang mengakhiri
korespondensinya dengan Ricky, cap posnya dari Salt Lake City, tiga hari lalu.
Keduanya berbeda 180 derajat, dan jelas ditulis oleh orang yang berlaina
n. Ada yang mengutak-atik surat mereka.
Surat ketiga membuat mereka terpaku. Mereka membacanya berulang kali,
sendiri-sendiri, bersama-sama, dalam kesunyian, serentak. Mereka memegang
ujungnya, mengarahkannya ke cahaya, bahkan membaurnya. Tercium bau asap
sangat samar, sama dengan amplopnya dan surat lain dari Al kepada Ricky.
Ditulis tangan dengan tinta, surat itu bertanggal 18 April, pukul 01.20, dan
ditujukan kepada seorang wanita bernama Carol.
Dear Carol: Malam yang luar biasa! Perdebatan tadi sukses besar, sebagian berkat kau dan
para sukarelawan Pennsylvania. Terima kasih banyak! Ayo kita ^ bekerja lebih
keras dan memenangkan hal ini. i Kita unggul di Pennsylvania, mari kita
pertahankan. Sampai ketemu minggu depan.
Surat itu ditandatangani oleh Aaron Lake. Di bagian atas kartu itu tertulis
namanya. Tulisan tangannya sama dengan surat kaku yang dikirimkan Al pada
Ricky. Amplopnya dialamatkan kepada Ricky di Aladdin North. Ketika membukanya
Beech tidak melihat kartu kedua yang terselip di balik yang pertama. Lalu kartu
itu terjatuh ke meja, dan ketika mengambilnya dia melihat nama Aaron Lake
tertulis dengan tinta hitam.
Itu terjadi sekitar pukul 16.00, tidak lama setelah Trevor pergi. Selama lebih-kurang lima jam mereka mempelajari surat itu, dan sekarang mereka hampir
yakin bahwa (a) surat laptop itu palsu, tanda tangan "AT -nya dibuat oleh
orang yang cukup pandai memalsukannya; (b) tanda tangan "Al" palsu itu mirip
sekali dengan "Al" asli, jadi si pemalsu suatu saat memperoleh akses ke
korespondensi Ricky dengan Al; (c) surat-surat kepada Ricky dan Carol ditulis
tangan oleh Aaron Lake; dan (d) yang untuk Carol jelas dikhimkan pada mereka
tanpa sengaja. Di atas segalanya, Al Konyers ternyata sebetulnya Aaron Lake.
Tipuan kecil mereka telah menjaring politisi paling terkenal di negeri ini.
Bukti-bukti lain yang kurang penting juga mengarah pada Lake. Kedoknya
adalah perusahaan jasa kotak pos di area D.C, tempat di mana Congressman
Lake menghabiskan sebagian besar waktunya. Karena merupakan pejabat hasil
pemilu yang terkenal, yang nasibnya tergantung suara para pemilih, dia tentu
bersembunyi di balik nama alias. Dan dia menggunakan mesin dengan printer
untuk menutupi tulisan tangannya. Al tidak mengirimkan foto, satu tanda lagi
bahwa banyak yang harus disembunyikannya.
Mereka mengecek surat kabar beberapa hari terakhir di perpustakaan untuk
memastikan masalah tanggal. Surat bertulisan tangan itu diposkan dari St.
Louis sehari setelah perdebatan, ketika Lake di sana karena pesawatnya
terbakar. Lake tampaknya memang cocok kalau mengakhiri surat-menyuratnya sekarang.
Dia memulai korespondensinya sebelum ikut pencalonan. Dalam tiga bulan dia
menguasai negeri ini dan jadi sangat terkenal. Sekarang, kerugiannya akan
sangat besar. Perlahan-lahan, tanpa memedulikan waktu, mereka menyusun kisah Aaron Lake
mereka. Dan ketika kisah itu tampak sempurna, mereka berusaha mencari
kekurangannya. Kemungkinan terburuk diungkapkan oleh Finn Yarber.
Bagaimana kalau seseorang dalam staf Lake punya akses ke kertas suratnya"
tanyanya. Bukan pertanyaan yang jelek, dan mereka membahasnya selama satu
jam. Bukankah Al Konyers bisa saja melakukan hal itu untuk menyembunyikan
dirinya" Bagaimana kalau dia tinggal di daerah D.C. dan bekerja pada Lake"
Bagaimana kalau Lake, orang yang sangat sibuk,
mempercayai si asisten ini untuk menuliskan surat-i surat pribadinya" Seingat
Yarber, waktu masih menjadi hakim tinggi dulu, dia tidak pernah memberikan |
wewenang seperti itu pada asistennya. Beech tak 3 pernah membiarkan orang
lain menuliskan surat pribadinya. Spicer tidak pernah menggunakan omong
kosong itu. Itulah gunanya telepon.
Tapi Yarber dan Beech kan tidak pernah mengetahui hebatnya tekanan dan
ketegangan kampanye kepresidenan. Dulu mereka memang sibuk, kenang
mereka sedih, tapi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Lake.
Anggaplah pelakunya asisten Lake. Sejauh ini dia punya kedok sempurna,
karena hampir tidak ada yang diungkapkannya pada mereka. Tidak ada foto.
Hanya detail sangat samar tentang karier dan keluarga. Dia menyukai film lama
dan makanan Cina, hanya itulah yang berhasil mereka korek. Konyers
tercantum dalam daftar sahabat pena yang segera akan mereka singkirkan
karena dia terlalu penakut. Kalau begitu, mengapa dia mengakhiri hubungan
saat ini" Tak ada jawaban yang meyakinkan. Dan argumen itu memang lemah.
Beech dan Yarber menyimpulkan bahwa orang dalam posisi Lake, yang
berpeluang besar menjadi presiden Amerika Serikat, tidak mungkin
membiarkan orang lain menuliskan dan menandatangani surat pribadinya. Lake
memiliki seratus anggota staf untuk mengetik surat dan memo, semua bisa
ditandatanganinya dengan cepat
Spicer mengajukan pertanyaan yang lebih serius. Mengapa Lake mengambil
risiko dengan menulis tangan suratnya" Surat-surat sebelumnya diketik pada
kertas putih polos, dan dikirim dalam amplop putih polos. Mereka bisa melihat
dia pengecut dari alat tulis pilihannya, dan Lake sama takutnya dengan orang-orang yang menjawab iklan mereka. Kampanyenya, karena kaya, memiliki
banyak pengolah kata, mesin tik, dan laptop, pasti yang paling mutakhir.
Untuk menemukan jawaban, mereka kembali ke bukti kecil yang mereka
punyai. Surat kepada Carol ditulis pukul 01.20. Menurut sebuah surat kabar,
pendaratan darurat terjadi sekitar pukul 02.15, tak sampai sejam kemudian.
"Dia menulisnya di pesawat," kata Yarber. "Malam sudah larut, pesawat penuh
orang, hampir enam puluh menurut surat kabar, orang-orang ini kecapekan,
dan mungkin dia tak bisa memperoleh komputer."
"Kalau begitu, kenapa tak menunggu"" tanya Spicer. Dia sudah terbukti jago
mengajukan pertanyaan yang tidak bisa dijawab siapa pun, terutama dirinya
sendiri. "Dia melakukan kesalahan. Dikiranya dia pintar, dan mungkin memang benar.
Entah bagaimana surat-suratnya tercampur aduk."
"Lihat secara keseluruhan," kata Beech. "Nominasi telah di tangan. Dia baru
saja membabat satu-satunya lawannya, di hadapan penonton nasional, dan
akhirnya dia yakin namanya akan tercantum pada kertas pemilu November
nanti. Tapi dia punya rahasia ini. Dia punya Ricky, dan sudah berminggu-minggu
memikirkan apa yang akan dilakukannya dengan Ricky. Bocah itu akan
dibebaskan, dia ingin bertemu, dsb. Lake merasakan tekanan dari kedua pihak
-dari Ricky, dan dari kesadaran bahwa dia mungkin saja terpilih sebagai
presiden. Dia menulis surat yang nyaris tak mungkin ketahuan, lalu pesawatnya
terbakar. Dia melakukan kesalahan kecil, tapi kesalahan itu berubah jadi
besar." "Dan dia tak mengetahuinya," tambah Yarber. "Belum."
Teori Beech masuk akal. Mereka merenungkannya dalam keheningan yang
menyesakkan di ruangan kecil mereka. Kehebatan penemuan mereka membuat
mulut dan pikiran mereka terasa beku. Berjam-jam berlalu, dan pelan-pelan
mereka menerimanya. Untuk pertanyaan besar berikutnya, mereka berhadapan dengan realitas


The Brethren Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menggelisahkan bahwa ada orang yang mengutak-atik surat mereka. Siapa" Dan
kenapa ada yang ingin berbuat begitu" Bagaimana surat-surat itu dicegat" Teka-teki itu rasanya tak bisa dipecahkan.
Sekali lagi, mereka membicarakan skenario bahwa pelakunya adalah orang yang
sangat dekat dengan Lake, mungkin asisten dengan akses yang tanpa sengaja
menemukan surat-surat tersebut. Dan mungkin dia berusaha melindungi Lake
dari Ricky dengan mengambil alih korespondensi mereka, bertujuan dengan
satu cara, suatu hari nanti mengakhiri hubungan tersebut.
Tapi terlalu banyak hal yang tidak diketahui untuk membangun bukti. Mereka
menggaruk kepala dan menggigit kuku, lalu akhirnya mengakui mereka harus
membawanya tidur. Mereka tidak bisa merencanakan tindakan selanjutnya,
karena situasi di hadapan mereka mengandung lebih banyak pertanyaan
daripada jawaban. Mereka tak bisa tidur. Dengan mata merah dan
wajah kuyu mereka berkumpul kembali pukul 06.00 lebih sedikit, ditemani kopi
pahit yang mengepul-ngepul dari cangkir Styrofoam. Mereka mengunci pintu,
mengeluarkan surat-surat, meletakkannya persis di tempatnya kemarin, dan
mulai berpikir. "Kurasa kita harus menyelidiki kotak pos di Chevy Chase itu," kata Spicer.
"Penyelidikannya gampang, aman, biasanya cepat. Trevor bisa melakukannya
hampir di semua tempat. Kalau kita tahu siapa penyewany
a, banyak pertanyaan akan terjawab."
"Sulit dipercaya orang seperti Aaron Lake menyewa kotak pos supaya bisa
menyembunyikan surat-surat seperti ini," komentar Beech.
"Bukan Aaron Lake yang sama," kata Yarber. "Waktu menyewa kotak pos itu
dan mulai menulis pada Ricky, dia cuma anggota Kongres biasa, satu dari 435
anggota. Orang tak pernah mendengar tentang dia. Sekarang, situasi berubah
drastis." "Dan itulah sebabnya dia berusaha mengakhiri hubungan," kata Spicer. "Situasi
sangat berbeda sekarang. Kerugiannya jadi jauh lebih besar."
Langkah pertama adalah menyuruh Trevor menyelidiki kotak pos di Chevy
Chase tersebut. Langkah kedua tidak sejelas itu. Mereka khawatir dan berasumsi bahwa Lake
adalah Al dan Al adalah Lake, mungkin menyadari surat-suratnya kacau-balaik
Dia memiliki puluhan juta dolar (fakta yang jelas tidak lolos dari pengamatan
mereka), dan dia dengan mudah bisa menggunakan sebagian uang itu untuk
melacak Ricky. Mengingat luar biasanya taruhannya, jika menyadari
kesalahannya, Lake akan melakukan hampir segalanya untuk membungkam
Ricky. Jadi mereka berdebat apakah akan mengiriminya surat, berisi permohonan
Ricky supaya Al tidak meninggalkannya begitu saja. Ricky membutuhkan
persahabatannya, tidak lebih, dst. Tujuannya adalah memberi kesan bahwa
semuanya baik-baik saja, tidak ada yang tak beres. Mereka berharap Lake akan
membacanya dan menggaruk kepala, serta bertanya-tanya dalam hati ke mana
persisnya kartu sialan untuk Carol itu tersesat.
Mereka memutuskan surat seperti itu tidak bijaksana, sebab orang lain juga
membaca surat-surat mereka. Sampai tahu siapa dia, mereka tidak boleh
mengambil risiko dengan mengontak Al lagi.
Mereka menghabiskan kopi dan berjalan ke kafetaria. Mereka makan sendirian,
sereal, buah-buahan, dan yoghurt-makanan sehat, karena sekarang mereka
akan hidup lagi di dunia luar. Bersama-sama mereka berjalan kaki empat
putaran tanpa merokok, dengan langkah santai, kemudian kembali ke ruangan
mereka untuk melewatkan pagi hari dengan berpikir keras.
Lake yang malang. Dia tergesa-gesa dari satu negara bagian ke negara bagian
berikut, dibuntuti lima puluh orang, terlambat untuk tiga janji temu sekaligus,
selusin ajudan berbisik di kedua telinganya. Dia tidak punya waktu untuk
memikirkan dirinya sendiri.
Dan Majelis punya waktu seharian, berjam-jam, untuk berpikir dan menyusun
rencana. Pertarungan yang tidak seimbang.
Dua Puluh Enam ADA dua jenis telepon di Trumble; aman dan tidak aman. Dalam teori, semua
telepon yang dilakukan di saluran tidak aman direkam dan dianalisis kurcaci-kurcaci dalam bilik di suatu tempat yang tugasnya hanya mendengarkan jutaan
jam obrolan yang tak tentu juntrungannya. Dalam kenyataan, sekitar setengah
telepon betul-betul direkam, secara acak, dan hanya kira-kira lima persen
didengarkan orang yang bekerja di penjara. Pemerintah federal sekalipun tidak
mampu menyewa cukup banyak kurcaci untuk mendengarkan semua
percakapan tersebut. Para penjual obat bius sudah lama diketahui mengarahkan geng mereka dari
saluran tidak aman. Bos-bos mafia sudah lama diketahui memerintahkan
pembunuhan rival-rival mereka. Kemungkinan ketahuan sangat kecil.
Saluran aman jumlahnya lebih sedikit, dan menurut hukum tidak boleh disadap.
Saluran aman hanya untuk menghubungi pengacara, dan selalu dikawal
penjaga. Ketika akhirnya tiba giliran Spicer untuk menggunakan saluran aman, penjaga
telah menjauh. "Kantor pengacara," terdengar sapaan kasar dari dunia bebas.
"Ya, ini Joe Roy Spicer, menelepon dari penjara Trumble, dan aku perlu bicara
dengan Trevor." "Dia sedang tidur."
Saat itu pukul 13.30. "Kalau begitu bangunkan bangsat itu," geram Spicer.
Tunggu sebentar." "Kau bisa bergegas" Aku menggunakan telepon penjara."
Joe Roy memandang sekilas sekelilingnya dan bertanya-tanya dalam hati,
bukan baru sekali ini, pengacara macam apa yang mereka miliki.
"Kenapa kau menelepon"" adalah kata-kata pertama Trevor.
"Diam. Angkat pantatmu dan segera bekerja. Ada urusan yang kami ingin cepat
dibereskan." Saat itu, rumah sewaan di seberang kantor Trevor sudah sibuk. Ini telepon
pertama dari Trumble. "Urusan a pa"" "Kami ingin sebuah kotak pos diperiksa. Dengan cepat. Dan kami ingin kau
mengawasi penyelidikannya. Jangan pergi sebelum selesai."
"Kenapa aku""
Tokoknya lakukan saja, oke" Ini mungkin yang paling besar." "Di mana""
"Chevy Chase, Maryland. Catat ini. Al Konyers, Kotak 455, Mailbox America,
Western Avenue 39380, Chevy Chase. Kau harus sangat berhati-hati, sebab
orang ini mungkin punya beberapa teman, dan kemungkinan besar orang lain
sudah mengawasi kotak itu. Ambil uang kontan dan sewa beberapa detektif
andal." "Aku sedang sibuk sekali."
"Yeah, sori aku membangunkanmu. Lakukan sekarang, Trevor. Berangkat hari
ini. Dan jangan pulang sampai kau tahu siapa penyewa kotak itu."
"Baik, baik." Spicer menutup telepon, dan Trevor menaikkan kakinya ke meja lagi dan
tampak kembali tidur. Tapi dia sebetulnya sedang berpikir. Sesaat kemudian
dia berteriak menyuruh Jan mencari tahu soal penerbangan-penerbangan ke
Washington. Selama empat belas tahun jadi penyelia lapangan, Klockner belum pernah
melihat begitu banyak orang mengawasi satu orang yang melakukan begitu
sedikit. Dia menelepon Deville di Langley, dan rumah sewaan itu pun sibuk.
Sekarang waktunya Wes dan Chap beraksi.
Wes menyeberangi jalan, lalu melewati pintu yang berderit dan kusam masuk
ke kantor Mr. L. Trevor Carson, pengacara dan konsultan hukum. Wes
mengenakan celana khaki dan kaus rajut lengan panjang, sepatu loafer, tanpa
kaus kaki. Sambil tersenyum hambar padanya Jan tidak bisa menebak apakah
dia penduduk setempat atau turis. "Ada yang bisa saya bantu"" tanya Jan. -V"^
"Saya betul-betul harus bertemu dengan Mr. Carson," sahut Wes dengan nada
putus asa. "Anda sudah membuat janji"" Jan bertanya, seolah
bosnya begitu sibuk sampai dia tidak dapat mengingat pertemuan-pertemuannya.
"Yah, belum, ini semacam keadaan darurat."
"Dia sibuk sekali," kata Jan, dan Wes nyaris bisa mendengar tawa dari rumah
sewaan di seberang. Tolonglah, saya harus bicara dengannya."
Jan membelalak dan bergeming. "Apa sih masalahnya""
"Saya baru saja memakamkan istri saya," kata Wes, hampir menangis, dan Jan
akhirnya melunak sedikit "Saya turut berduka," kata Jan. Pria malang.
"Dia tewas dalam kecelakaan mobil di 1-95, di utara Jacksonville."
Sekarang Jan berdiri dan menyesal tadi tidak menyeduh kopi baru. "Saya
sangat prihatin," katanya. "Kapan kejadiannya""
"Dua belas hari yang lalu. Seorang teman merekomendasikan Mr. Carson."
Bukan teman yang baik, Jan ingin berkomentar. "Anda mau minum kopi"" dia
menawarkan, menutup botol cat kukunya. Dua belas hari yang lalu, pikirnya.
Seperti layaknya sekretaris pengacara yang baik, dia membaca berita
kecelakaan di surat kabar dengan cermat Siapa tahu, mereka bisa saja
mendatanginya. Tapi kantor Trevor tak pernah didatangi. Sampai saat ini.
Tidak, terima kasih," kata Wes. "Dia ditabrak truk Texaco. Sopirnya mabuk."
"Ya Tuhan!" Jan berseru, membekap mulutnya. Trevor sekalipun mampu
menangani yang satu ini. Uang dalam jumlah luar biasa, bayaran besar,
tepat di area penerimaan tamu ini, namun si tolol di belakang sana
mendengkur terus. "Dia sedang mengurus deposisi," katanya. "Saya lihat dulu apakah dia bisa
ditemui. Silakan duduk." Ingin rasanya Jan mengunci pintu depan supaya pria
itu tidak kabur. "Nama saya Yates. Yates Newman," Wes memberitahu, berusaha membantu.
"Oh ya," kata Jan, buru-buru menyusuri koridor. Dia mengetuk pintu Trevor
dengan sopan, lalu melangkah masuk. "Bangun, goblok!" desisnya dari balik
gigi terkatup, tapi cukup keras hingga Wes di depan bisa mendengarnya.
"Ada apa"" tanya Trevor, berdiri, siap berkelahi. Dia ternyata tidak tidur. Dia
sedang membaca People lama.
"Kejutan! Kau punya klien." "Siapa""
"Pria yang istrinya ditabrak truk Texaco dua belas hari yang lalu. Dia ingin
menemuimu sekarang juga." "Dia di sini""
"Yep. Sulit dipercaya, ya" Tiga ribu pengacara di Jacksonville dan orang malang
ini jatuh dari langit. Katanya temannya merekomendasikanmu."
"Kau bilang apa padanya""
"Kubilang dia sebaiknya mencari teman baru."
"Tidak, aku serius, apa yang kaukatakan padanya""
"Kau sedang mengurus deposisi."
"Sudah delapan tahun aku
tak mengurus deposisi. Usir dia."
"Tenang. Aku akan membuatkannya kopi. Bersikaplah seolah kau sedang
membereskan urusan penting di belakang sini. Bagaimana kalau kaubereskan tempat ini""
"Kaupastikan saja dia tak pergi." "Sopir Texaco itu mabuk," katanya, membuka
pintu. "Jangan sampai ini lepas."
Trevor terpana, ternganga, matanya menerawang, otaknya yang tadinya pulas
tiba-tiba bangun. Sepertiga dari $2 juta, $4 juta, sialan, bahkan $10 juta jika
sopir itu benar-benar mabuk dan tuntutan ganti rugi berhasil. Dia ingin
merapikan paling tidak mejanya, tapi tak sanggup bergerak.
Wes menatap ke luar jendela depan, memandang rumah sewaan tempat
teman-temannya memandanginya Dia membelakangi keributan di ujung
koridor, sebab berjuang menahan tawa. Terdengar langkah kaki, lalu Jan
berkata, "Mr. Carson akan menemui Anda sebentar lagi."
Terima kasih," kata Wes pelan, tanpa berbalik. Pria malang ini masih berduka,
pikir Jan, lalu pergi ke dapur yang kotor untuk menyeduh kopi.
Deposisi selesai dalam sekejap mata, dan para partisipan lainnya lenyap tanpa
jejak. Wes mengikuti sekretaris itu menyusuri koridor menuju kantor Mr.
Carson yang berantakan. Mereka berkenalan. Jan menghidangkan kopi yang
baru dibuat, dan setelah dia pergi, Wes mengajukan pertanyaan yang tidak
lazim. "Di sekitar sini ada tempat untuk membeli latte pekat""
"Wah, tentu saja, ada," sahut Trevor dari seberang meja. "Ada tempat
bernama Beach Java beberapa blok dari sini."
"Bisa Anda menyuruhnya membelikan latte untuk saya"" Jelas. Apa saja! "Ya,
tentu. Tali atau grandel" "Tali."
Trevor melompat keluar dari ruangannya, dan beberapa detik kemudian Jan
menyerbu pintu depan dan berlari di jalan. Setelah wanita itu tidak kelihatan,
Chap meninggalkan rumah sewaan dan berjalan ke kantor Trevor. Pintu depan
dikunci, jadi dia membukanya dengan anak kuncinya sendiri. Di dalam,
dipasangnya rantai pintu, jadi Jan yang malang akan tertahan di teras sambil
membawa secangkir latte mendidih.
Chap berjalan tanpa suara ke ujung koridor dan tiba-tiba memasuki ruangan
pengacara itu. "Maaf," kata Trevor.
"Tidak apa-apa," kata Wes. "Dia bersamaku." Chap menutup dan mengunci
pintu, lalu mencabut pistol 9 milimeter dari jaket dan nyaris mengacungkannya
ke arah Trevor, yang matanya melotot dan jantungnya serasa berhenti
berdetak. "Apa-" susah payah dia berkata dengan suara melengking.
"Tutup mulut, oke"" kata Chap, menyerahkan pistol pada Wes, yang sudah
duduk. Mata liar Trevor mengikutinya, lalu pistol itu tidak kelihatan lagi. Apa
yang telah kulakukan" Siapa kedua tukang pukul ini" Semua utang judiku sudah
lunas. Dengan senang hati dia menutup mulut. Apa pun keinginan mereka.
Chap bersandar pada dinding, sangat dekat dengan
Trevor, seolah setiap saat akan menerkam. "Kami punya klien," katanya. "Pria
kaya, yang tersangkut dalam tipuan kecilmu bersama Ricky."
"Oh, Tuhanku," gumam Trevor. Mimpinya yang paling buruk.
"Idenya memang bagus," ujar Wes. "Memeras pria-pria homo kaya yang masih
menyembunyikan jati dirinya. Mereka tak bisa protes. Ricky sudah di penjara,
jadi apa ruginya buat dia""
"Hampir sempurna," sambut Chap. "Sampai kau menangkap ikan yang salah,
dan itulah yang telah kaulakukan." ijJjB
"Itu bukan tipuanku," kata Trevor, suaranya masih dua oktaf di atas normal,
matanya masih mencari-cari pistol tadi.
Ta, tapi tipuan itu takkan berhasil tanpa kau, kan"" tanya Wes. "Harus ada
pengacara busuk di luar untuk membawakan surat-surat itu. Dan Ricky
membutuhkan orang untuk mengurus uang dan menyelidiki sedikit" "Kalian
bukan polisi, kan"" tanya Trevor. "Bukan. Kami tukang pukul pribadi," jawab
Chap. "Karena kalau kalian polisi, aku tak yakin apakah mau bicara lebih
banyak." "Kami bukan polisi, oke"" Trevor bernapas dan berpikir lagi, proses
bernapasnya lebih cepat daripada proses berpikirnya, namun akal sehatnya
muncul. "Kurasa aku akan merekam ini," katanya. "Untuk jaga-jaga seandainya
kalian polisi." "Kubilang kami bukan polisi." "Aku tak mempercayai polisi,
apalagi FBI. FBI masuk begitu saja seperti kalian berdua, mengacung-acungkan
senjata, dan bersumpah mereka bukan FBI. Pokok
nya aku tak suka polisi. Kurasa aku akan merekam pembicaraan ini."
Jangan khawatir, pai, mereka ingin mengatakannya. Semua ini direkam,
langsung dan dengan film berwarna digital high-density dari kamera mungil di
langit-langit beberapa kaki di belakang tempat mereka duduk. Dan ada
beberapa mikrofon di seluruh penjuru meja kerja Trevor yang berantakan,
sehingga ketika dia mendengkur atau bersendawa atau bahkan mengertakkan
buku-buku jarinya seseorang di seberang jalan mendengarnya.
Pistol tadi muncul kembali. Wes memegangnya dengan dua tangan dan
memeriksanya dengan teliti.
"Kau tak boleh merekam apa pun," kata Chap. "Seperti kataku, kami orang-orang swasta. Dan kami mengambil alih keadaan sekarang." Dia maju
selangkah. Trevor memandanginya, sambil mengawasi Wes yang memegang
pistol. "Kami datang dengan damai," kata Chap. "Kami punya uang untukmu,"
kata Wes, dan menyingkirkan benda sialan itu. "Uang untuk apa"" tanya
Balada Padang Pasir 11 Rare Beast Edgar And Ellen Karya Charles Ogden Anak Pendekar 20
^