Pencarian

Aku Kamu Dan Rahasia Kita 1

Aku..kamu..dan Rahasia Kita Karya Riri Bagian 1


?"Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART I Agustus 2015, sekitar 22.20 WITA Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin....
Aku terseok-seok menarik koper keluar melewati pintu kedatangan yang sudah ramai sesak oleh para penjemput. Ada yang berteriak-teriak, ada pula yang mengacung-ngacungkan selembar kertas bertuliskan nama. Aku mengedarkan pandangan, mencari wajah yang mungkin aku kenal. Tapi tak ada. Kemudian susah payah aku menerobos kerumunan orang itu untuk mencari tempat yang sepi. Kupilih tempat duduk depan minimarket untuk menunggu orang yang akan menjemputku.
Lima menit..sepuluh menit..lima belas menit..jemputanku belum datang juga. Kucoba menelepon penjemputku, tapi nada sibuk. Sial.
Aku lelah dan sedang malas untuk menunggu. Perjalanan Jakarta Banjarmasin memang tidak lama, tapi pesawatku adalah penerbangan terakhir. Dan menurutku, perjalanan malam selalu melelahkan. Ditambah dengan satu koper berukuran besar dan satu tas ransel yang cukup menguras tenaga.
Aku mengirimkan pesan singkat ke penjemputku dan mencoba sedikit lagi bersabar. Entah sudah berapa kali ku tolak tawaran supir-supir taksi. Huh, seandainya aku sudah tau alamat dimana aku akan tinggal, aku sudah pasti nekat memilih taksi.
banyak amat Neng bawaanya..pindahan" seseorang menyapaku dari belakang. Refleks aku menoleh dan memandang sebal ke bapak-bapak muda yang malah tersenyum nyengir.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Mas Adi!! Hampir sejam lho nungguin..Capek tau!! mana bawa barangbarang banyak gini sahutku sebal. Orang yang kupanggil Mas Adi hanya cengengesan sambil menarik koper dan menggendong ranselku. Ayo dah. Tuh mobilnya udah nunggu
Aku menyebrang mengikuti Mas Adi. Tampak mobil APV putih menunggu kami. Seorang pria menyambutku, mengambil alih tas dan koper di tangan mas Adi untuk dimasukkan ke dalam mobil. Aku duduk di tengah, sedang Mas Adi duduk di samping Pak Salim yang adalah supir pribadinya.
Welcome to Banjarmasin, cantikk.. kata Mas Adi jahil. Selamat tinggal disini sampai dua bulan ke depan sambungnya ceria. Aku diam saja, sibuk mengamati jalanan Banjarmasin di waktu malam.
Ini pengalaman pertamaku ke kota yang dijuluki seribu sungai ini. Pekerjaan sebagai internal auditor di salah satu perusahaan asing di Jakarta yang mempunyai banyak cabang di kota besar membuatku harus berkeliling mengunjungi cabang-cabang itu untuk melaksanakan tugasku.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART II Mas Adi adalah kepala cabang untuk kantor cabang Banjarmasin. Terkenal paling jahil se-kantor. Umurnya menjelang kepala 4, tapi dia dianugerahi muka yang terlihat seperti laki-laki umur 28tahunan. Mungkin karena pembawaannya riang dan humoris, membuatnya jadi awet muda. Waktu sama-sama di Jakarta, dia adalah seniorku satu divisi dan kami lumayan akrab sebagai partner kerja sampai akhirnya dia mendapat promosi jabatan jadi kepala cabang di daerah dan aku pindah ke bagian internal audit.
"Gimana kabar Jakarta" Kantor"" tanyanya membuka obrolan. "masih macet... kantor ya gitu2 aja sih." jawabku malas "Udah makan" mau makan dulu atau langsung balik"" tanyanya lagi. "Balik aja deh..udah kenyang makan angin tadi pas nunggu." Mas Adi tertawa, "yaelah cantik....gitu aja ngambek. Bukannya udah biasa NUNGGU"" Mas Adi memberikan penekanan yang disengaja di kata 'nunggu' sambil menoleh padaku. Aku membuang muka, kembali melihat jalanan malam. Mas Adi tersenyum.
"Pak Salim, langsung ke Pramuka aja pak..antar mba Riri dulu."
Aku sampai di depan rumah berlantai dua yang cukup besar. Ada di pojok sebuah komplek perumahan, sebelah kiri dibatasi oleh tembok tinggi yang mungkin batas komplek itu dengan rumah-rumah penduduk. sebelah kanan masih tanah kosong yang penuh oleh semak-semak dan di sebrang rumah masih kebun yang entah ditanami apa karena gelap.
"sepi amat" komentarku melihat sekeliling calon rumah kost-ku. "kalo mau rame, nginep aja di pasar." kata Mas Adi sekenanya. "ayo masuk" ajaknya membuka gerbang.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Gapapa nih kita maen buka gerbang gini aja" mereka udah tidur belum ya"" tanyaku was-was.
"bawel ya! yang pasti sih udah tidur kalo lu gak milih penerbangan malem trus harus namu ke rumah orang jam segini.." Aku diam. Tau sih kalo Mas Adi cuma becanda, tapi kesal sekali disalahkan. Kan gara2 dia telat jemput juga jadi tambah kemaleman gini..
Mas Adi mengetuk pintudan mengucap salam. Tak berapa lama pintu rumah dibuka oleh wanita separuh baya, kutaksir umurnya sekitar 60 tahunan. tersenyum ramah menyambut kami walapun tak bisa disembunyikan mata mengantuknya. "Ayo masuk dulu. Ndak enak ngobrol diluar." sambutnya setelah Mas Adi bersalaman dan aku sekalian memperkenalkan diri. dari logat bicaranya, aku tau kalo ibu kost-ku ini pasti orang Jawa.
"Maaf lho bu, jadi gak enak nih ganggu istirahatnya..ini Riri pesawatnya malam soalnya"kata Mas Adi sopan.
"Lhoo..ya ndak papa. Sampeyan juga sudah bilang kalo datangnya sekitar tengah malam, to"" jawabnya tersenyum
Kami tersenyum, benar-benar baik dan hangat ibu kost-ku ini. "Minum apa""
"eh gak usah repot2 Bu, langsung saja. sudah malam, gak enak lamalama." Mas Adi menolak basa-basi ibu kost.
"Woo..yasudah, mari saya antar ke kamar Mba Riri"
Kami bertiga beranjak dari ruang tamu. Mas Adi memanggil Pak Salim untuk ikut masuk membawakan barang-barangku.
Kami melewati garasi samping rumah. Garasi itu luas, cukup untuk 2 Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
mobil. Dan masuk melalui pintu kecil penghubung rumah dan ruang kost.
Begitu membuka pintu langsung tampak lorong panjang. di sebelah kanan adalah tembok rumah utama dan di sebelah kiri ada dua kamar kost. Kamar pertama sudah diisi, berarti kamarku adalah yang kedua.
Ibu kost membuka pintu kamar. Dan terlihat kamar berukuran 4x4 dengan perabot yang cukup lengkap.
"ini kamarnya ya Mba Riri. Sudah ada tempat tidur, meja kursi, lemari dan TV. AC juga yaa (menyalakan AC)."
berjalan ke pojok kamar membuka pintu kamar mandi. "ini mbak, kamar mandinya. Airnya bagus (membuka kran air, menutupnya lagi)." Keluar dari kamar mandi, Ibu kost-ku membuka gorden di sebelah kamar mandi. "Jendelanya bisa dibuka, tapi sebaiknya jangan. banyak nyamuk. sebelah kebun soalnya.
Pandangaku dan Mas Adi mengikuti setiap penjelasan Ibu Kost. Kemudian, beliau keluar kamar menunjukkan tempat lainnya. Setelah keluar dari kamar, berjalan ke ujung lorong dan ternyata ada taman cantik dan kolam ikan. di pojok kiri taman ada tempat untuk menjemur pakaian dan disebelah pojok kiri taman ada kandang burung, belum termasuk kandang yang digantung. disekitar taman ada beberapa kandang kucing dan kelinci. Bisa dipastikan pemilik rumah adalah penyayang binatang.
Ruang kost dan dapur rumah utama dihubungkan oleh semacam ruang santai yang menghadap ke taman. ada satu set meja kursi dari bambu disana. Cocok sekali untuk tempat santai sambil mendengar suara burung2 dan gemericik air dari pancuran kolam ikan itu.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Kalo mau nyuci, Mba Riri bisa pakai mesin cuci yang ada di depan dapur itu dan njemurnya disana (menunjuk tempat jemuran) Kalo mau masak mie atau buat apa ya pake aja dapurnya, sama sama saja, Mba. Cuma kalo malam selalu Ibu tutup pintu dapurnya." katanya menjelaskan lagi. Aku hanya bisa menjawab "iya" saja daritadi. "Ya sudah, ini kunci kamarnya dan ini kunci pintu depan situ. garasi dan gerbang ndak pernah dikunci. Tapi di selot saja kalo keluar masuk yaa. Semoga betah yaa Mba..kalo ada apa2, bilang saja. Ibu masuk dulu. "kata Ibu Kost ku.
"Kalau begitu sekalian saya pamit juga Bu, sudah malam." kata Mas Adi pamitan.
Pak Salim sudah selesai merapikan barang-barangku di kamar. Aku mengantar Mas Adi sampai depan.
"Rumah lu dimana Mas" Jauh gak darisini"" tanyaku
"Daerah veteran. deket kok dari sini. Kenapa" mau pindah aja ke rumah gue" Yuk..Lumayan lah gue jadi punya pembantu di rumah..hehe" Mas Adi kumat lagi jahilnya. Aku memukul kecil bahunya. "Ngelantur lu, Mas. Udah pulang gih sono!"
Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, aku dan Mas Adi memang akrab. Itu sebabnya untuk urusan diluar pekerjaan, kami memakai elugue.Dia sendiri yang meminta. "Gak usah formal-formal lah sama gue. Tau kok kapan harus serius kerja dan serius sosialisasi" katanya waktu itu.
Mobil Mas Adi pelan-pelan meninggalkan rumah. Aku menutup pintu gerbang, menutup garasi, mengunci pintu.
Malam pertama di Banjarmasin. Malam pertama aku lari dari semuanya, menghindari kenyataan. Semoga tenangnya Banjarmasin, kebaikan Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Mas Adi dan hangatnya Ibu Kost bisa menyembuhkan kesedihanku kedepannya..
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART III Keesokan paginya, aku dijemput oleh Pak Salim ke kantor. "Pak Adi sudah duluan saya antar, Mba" jawabnya saat kutanya kenapa gak bareng sama Mas Adi. Sekitar 20 menit perjalanan aku sampai juga di kantor. Kantorku ini terletak di sebuah ruko di pinggir jalan utama yang cukup strategis. Ada sekitar 10 ruko, dan kantorku ada di ruko paling ujung, nomer 10. bertetangga dengan coffe shop dan sebelahnya lagi RM.Padang. Ada minimarket dan ATM center juga. Perfect!! Mungkin karena di belakang ruko ini adalah salah satu komplek perumahan elite di Banjarmasin.
Aku masuk ke dalam kantor. Ternyata ruko itu cukup luas, tapi di sekat jadi 2 ruangan. Ruang depan lebih sempit. Hanya untuk counter transaksi seperti bank. cukup 2 counter saja. Ruang belakang lebih luas, karena disini semua pekerjaan operasional dilakukan. 4 meja kursi berhadapan , mesin fotocopy, white board dan peralatan kantor lainnya. Aku berkenalan dengan semua staff disana. Dipojok ruangan disekat lagi sebenarnya oleh kaca besar. Disinilah ruang kerja Mas Adi dan tempat brankas. Masuk ke ruang kerja Mas Adi seperti masuk ke akuarium karena sekelilingnya kaca. Di bagian luar belakang ruko kami ada kamar mandi dan Mas Adi membuat semacam pantry mini disana. Halaman belakang kantor terlihat luas hampir setengah lapangan bola yang ditutupi oleh tenda-tenda sarnafil. Beberapa mobil dan motor terparkir disana.
Perusahaan tempatku bekerja bergerak dibidang jual beli mobil dan motor bekas. Kami bekerja sama dengan beberapa vendor seperti showroom atau finance untuk menjualkan mobil/motornya.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku masuk ke ruangan Mas Adi. "Pagi Neng...gimana tidurnya semalem"" tanyanya riang. "Biasa aja.." jawabku datar menarik kursi di depan meja Mas Adi
"Udah sarapan"" Aku menggeleng.
"Oke, wait.. Ndriiii.." Mas Adi memanggil salah satu staffnya. Yang dipanggil Andri mendekat
"tolong beliin bubur ayam di sebrang situ ya.. 2 bungkus." katanya sambil menyerahkan uang.
"Gak ada OB"" tanyaku
Mas Adi menyalakan rokok. Padahal ruangan ini ada ACnya. Dasar kebiasaan!
"Gak ada. Mana ada cabang XXX (menyebut kantorku) punya OB" emang pusat mau bayarin gajinya" self service lah..apa2 sendiri. Irit! pemasukan dari cabang harus banyak, tp pengeluaran ke cabang harus dikit. Basi yah"!" katanya
Aku tersenyum maklum. Ku buka laptop untuk mulai bekerja. beberapa email masuk dan aku mulai sibuk membalas email. Mas Adi juga sepertinya sedang konsen mengerjakan pekerjaannya, entah apa.
Dua mangkuk bubur ayam diantar Andri ke ruangan Mas Adi. "seneng ada yang nemenin sarapan kaya gini." kata Mas Adi. "seneng juga ada temen sedaerah di tempat perantaun kaya gini." lanjutnya. "Kenapa sih Mas, lu pilih gue kesini" Jadwal ke Banjarmasin tu udah diatur loh..harusnya kan Jafar yang kesini.. kataku.
Internal auditor di kantor kami ada 3 orang. Jafar, Dimas dan aku sendiri. Ada 7 cabang, dan kami disebar untuk datang ke cabang2 itu. bisa cuma 2 minggu, bisa juga sampai 2 bulan seperti aku sekarang. "Gapapa sih..cuma kan gue udah tau lu kaya gimana. enak aja klo bisa kerja bareng sama orang yg udah qt tau cara kerjanya. cocok gitu jadinya...gue coba minta lu ke si Dimas, leader lu itu. dan si Jafarnya Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
juga malah seneng2 aja kok di gantiin." "Iya sih....."kataku menggantung.
"Yaudah siih...nikmatin aja. Itung2 nambah pengalaman lu nambah ngejelajah 1 kota lagi di Indonesia. Lagian bukannya lu lagi pengen pergi" pengen lupain semua" pengen ganti suasana" Anggap aja ini waktunya buka lembaran baru." katanya
"gitu kan"" tanyaku gak yakin. Gak yakin karena apa bisa aku buka lembaran baru..
"udah ah, sebel gue pagi2 udah melow. dasar anak muda! Pokoknya gue janji, lu pasti bisa buka lembaran baru disini. Banjarmasin nih gak se-garing yang lu kira. Pasti lu bakal kerasan dan gak bisa lupa..hehehe" katanya.
Aku menatap Mas Adi. Hhhh....manusia jahil ini. selalu bisa bikin orang tenang sama omongannya
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART IV Hari-hari di Banjarmasin disibukkan oleh setumpuk pekerjaan. Mengecek data ini itu, membuat laporan. Meneliti permasalahan apa saja yang ada, mecari solusi, membuat laporan lagi. Seperti itulah kirakira jobdesku. Aku mulai membaur dengan semua staff disini. Mulai kenal karakter tiap orang dan cara kerjanya gimana. Aku memutuskan untuk tidak lagi diantar jemput oleh Pak Salim. Ada motor operasional kantor yang hanya dipakai saat jam kerja saja oleh marketing kami untuk visit customer. Daripada nganggur, kan bisa aku pakai. Kalau ada waktu, aku ingin keliling sendiri pakai motor tanpa harus merepotkan Pak Salim untuk minta diantar kesana kemari.
Agustus minggu kedua, 2015
Pagi itu, aku tak tau apa yang sedang dibicarakan Mas Adi lewat telpon tapi dia terlihat serius dan tegang.
Ada apa" tanyaku setelah dia menutup telpon.
Gue harus balik, Ri. Anak gue masuk rumah sakit. Katanya pelan, berusaha tenang. Tapi aku tau, dia pasti panik.
Kenapa" Sakit apa" Mba Putri udah tau" Tanyaku, menyebut nama mantan istrinya. Mas Adi diam saja, menutup mukanya dengan kedua tangan.
Mas Adi seorang single parents. Dia bercerai dengan istrinya entah karena apa dan anak mereka satu2nya ikut Mas Adi. Berhubung Mas Adi bekerja di luar kota dan belum memungkinkan membawa anaknya yang masih berumur 3 tahun, saat ini Raja nama anak itudiurus oleh orang tua Mas Adi. Sebulan bisa 1-2 kali Mas Adi pulang ke Jakarta saat weekend demi anak kesayangannya itu. Dibalik sikap jahil dan Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
konyolnya, Mas Adi salah satu contoh Bapak yang baik. Melihat Mas Adi keliatan panik, aku jadi double panik. Panik pertama ku karena aku ikut khawatir dengan kondisi Raja. Panik kedua karena gimana nih kantor kalo gak ada dia"
Gue harus pulang, Ri.. katanya lagi.
Oke..oke.. cepat-cepat aku membuka situs penjualan tiket online, memesan tiket penerbangan paling cepat untuk Mas Adi. Gue udah beli tiket yaa.. lu take off jam 2. Gue melirik jam, masih jam 10. Mending lu ngurus ijin ke pusat dulu, Mas. Ada yang perlu diambil di rumah gak" Biar bisa minta tolong Pak Salim ambilin. lanjutku. Mas Adi memanggil Ratna, staff admin disini tapi sudah seperti tangan kanan Mas Adi. Menjelaskan ini dan itu. Menitipkan ini dan itu. Kalo Mba Riri perlu data apa2, dibantu yaa.. Kalo mau nanya apa, tanya Mba Riri dulu aja sebelum tanya saya. Dia tau semua juga kok. Katanya pada Ratna.
Ya Mba Riri" anak-anak dibantu juga yaa.. katanya pada ku. Siap pak..Insya Allah disini pada bisa handle. Jawabku Setiap di depan staff atau orang lain, demi profesionalitas kami merubah bahasa elu-gue menjadi saya-Bapak atau saya-Mba.
Aku baru masuk kantor ketika Ratna menyambutku dengan muka tegang. Ini hari kedua tanpa Mas Adi di kantor.
"Customer yang di depan itu...marah-marah Mba." kata Ratna bisik-bisik sambil mengikutiku masuk ke ruangan Mas Adi.
"Kenapa"" "Infonya karena dia gak bisa ambil mobilnya di Finance XY." "Kok bisa" dia udah bayar ke kita kan""
"sudah sih.. coba Mba Riri bantu ngomong.." kata Ratna. Aku menghela napas. Urusan dengan customer selalu membuatku deg-Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
degan, apalagi kalo customernya sudah emosi. harus pintar-pintar cari cara buat menenangkan.
Aku menemui customer itu. Namanya Pak Wawan. Ku ajak bicara baikbaik ada apa sebenarnya. Ternyata Pak Wawan gak bisa ambil unit di finance XY padahal dia sudah melunasi pembayaran pembelian mobil itu di kantorku. "Saya sudah bawa kwitansi pelunasan dari sini lho Bu, tapi mereka tetap gak mau terima. Saya ini orang sibuk. Masa saya harus bolak balik" Gimana ini koordinasinya"" kata Pak Wawan berapiapi, khas customer komplain. "Informasi dari pihak sana-nya apa Pak"" tanyaku masih berusaha ramah walaupun agak takut juga. Bagaimanapun, berdebat dengan orang sebrang selalu menakutkan menurutku. mungkin karena perbedaan logat atau yang lainnya. "Katanya saya gak bawa surat kuasa dari XXX surat apa" Ini saya uda bawa kwitansi pembayaran atas nama saya sendiri lho Bu. Coba ibu bicara sendiri sama mereka. Jangan dipersulit gini.." kata Pak Wawan masih emosi. Aku berusaha menenangkan Pak Wawan, berjanji akan mengurus ini secepatnya. Sebelum jam makan siang, unit sudah bisa diambil. Aku sudah tau surat kuasa apa yang dimaksud.
Aku kembali masuk ke ruangan, bersama Ratna.
"Kita belum kirim surat pengambilan unit ke Finance XY"" tanyaku langsung.
"Ehh..itu...mmm, saya kurang tau Pak Adi sudah buat atau belum ke pihak XY." jawab Ratna.
"Kalo XY minta, berarti belum. Infonya Pak wawan kan pelunasan kemarin lusa. Pak Adi mungkin udah sibuk prepare pulang jadi gak sempet bikin pemberitahuan ke XY." Ratna manggut-manggut. "Kamu bikin ya. print out trus kirim ke saya. minta nomer telponnya pihak XY donk, saya mau konfirmasi dulu." lanjutku.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Ratna menyebutkan nomer itu dan aku langsung menelponnya dari HPku, bukan telpon kantor.
"Halo"" sapa si pengangkat telpon.
Pagi itu, untuk pertama kalinya aku mendengar suara kamu.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART V Minggu kedua Agustus, hari kedua tanpa Mas Adi di kantor. Hari pertama aku mendengar suaramu.
Pagi pak, dengan pak Didi" Saya Riri dari XXX (menyebut kantorku) Oooh, dari XXX. Ya gimana Mba"
Ini Pak, ada info kalo customer kami gak bisa ambil unit di XY........ Bukan gak bisa, Mba.. kamu tiba-tiba memotong dengan nada tegas. Aku kaget. Bukan karena nada suaramu berubah dari yang tadinya ramah, tapi karena kamu memotong pembicaraan. Gak sopan! Saat itu aku langsung hilang respect ke kamu.
kan prosedurnya bukan kaya gitu...harus ada surat kuasa dari XXX ke cutomer itu untuk ambil unit di kami kan" Saya kaget dong tau2 ada orang datang ke kantor saya mau ambil mobil. Saya tanya suratnya mana, malah marah2 gak jelas di kantor saya. Ngomong2 ini siapa sih" Pak Adi-nya mana"
Huh, songong banget sih kamu... waktu itu.
Saya Riri Pak, saya dari XXX Jakarta. Sementara lagi ada tugas aja di XXX Banjarmasin. Kebetulan pak Adi lagi ada keperluan di Jakarta dari dua hari kemarin. Maaf nih Pak, kalo kami belum sempat bikin suratnya. Kataku masih ramah dan sabar
mmm...kalo suratnya saya bikin sekarang, gapapa Pak" Tapi tanda tangannya saya atas nama pak Adi (") lanjutku
hmm..gitu ya" kamu terdengar ragu.
atau ini surat resmi sementara dari kami, pak. Nanti kalo pak Adi sudah kembali, langsung bikin surat lagi yang tanda tangan Pak Adi sebagai kepala cabang. Aku coba memberikan solusi.
yaaa..bolehlah. makasih Pak.. saya langsung bikin suratnya. Tapi, boleh ya Pak Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
dibantu segera pengeluaran unitnya" Soalnya customer saya udah keliatan gak sabar... kataku.
Oke..oke, bisa lah itu. Oke, sudah ya Mba. kamu terdengar malas berbicara, terburu-buru, entahlah. Pokoknya aku gak suka. Oh iya Pak Didi, terima kasih banyak yaaa..
Klik. Kamu menutup telpon. Duluan.
Kesan pertamaku tentang kamu..gak sopan, nyebelin, songong! Gak respect lah.
Sore di hari yang sama, pukul 17.00 lewat...
HP-ku berbunyi saat aku sedang serius mengecek data-data pekerjaan. 0812xxxxxx. Nomer tak dikenal.
Halo" sapaku Halo Mba Riri.... balas suara disebrang sana.
Yaaa...(") jawabku sambil berusaha mengingat-ingat ini suara siapa. Belum pulang, kah" si penelpon bertanya. Logat Banjarmasin. Siapa ya" Aku menebak dalam hati. Aku belum punya teman di Banjarmasin selain staff kantor. Dan mereka lagi ngumpul di kantor jadi ngapain telpon ke HP-ku" Apa customer XXX"
mmm...belum sih..... jawabanku menggantung. Ragu karena belum kenal suara siapa.
Aku dengar suara tertawa, kemudian... Didi, Mba... Finance XY.
Kamu! Mood-ku langsung turun. Malas bicara. Apa masalah pak Wawan belum selesai" Tapi bagaimanapun, Finance XY adalah vendor kantorku. Gak baik rasanya jutek sama vendor sendiri.
Oooh..iya Pak Didi. Gimana Pak" Ada yang bisa dibantu" tanyaku ramah dan terkesan resmi.
Gak Mba, report aja. Tentang Pak Wawan udah clear yaaaa.. kamu terdengar ramah
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Oh iya, pak. Terima kasih banyak sudah dibantu. Aku masih merasa harus tetap resmi.
Mba Riri, maaf ya kalo tadi saya buru-buru nutup telponnya. Saya ada telpon dari pusat soalnya. Maaf juga kalo saya kedengeran gak ramah pas ngomongin Pak Wawan. Kamu menjelaskan hal yang membuatku gak respect sama kamu.
Aku tersenyum. "Gak apa-apa, pak. Wajar. Kami juga salah soalnya memang gak ada pemberitahuan dari kami." kataku
Diam.... "Jadi Mba Riri lagi tugas disini, kah"" kamu bertanya lagi.
Itu hari pertama kita ngobrol. Ngobrol banyak hal. Rasanya ngobrol sama kamu yang sekarang lebih rileks daripada obrolan kita pagi. Kita sama-sama kaget saat tau ternyata sama-sama pernah kuliah di Bandung. Saling tukar cerita masa-masa hidup di Bandung. Sesekali tertawa, mengejek, bercanda. Tukar pengalaman sampai kamu akhirnya bisa kerja di Finance XY dan senasib seperti Mas Adi. Aku juga bercerita kenapa bisa sampai di Banjarmasin. Saling cerita hobby yang ternyata sama-sama suka travelling. Kita share pengalaman pernah pergi kemana saja. Kamu bertanya padaku udah kemana aja di Banjarmasin dan dengan jujur aku menjawab belum. Kamu berjanji akan mengajakku keliling Banjarmasin dan ke tempat-tempat seru. Aku mengiyakan. Kamu bertanya gimana makanan di Banjarmasin (karena untuk pendatang, pasti awalnya ngerasa aneh sama makanan disini). Aku bilang belum ketemu makanan yang pas dan kamu merekomendasikan beberapa tempat makan yang kira-kira cocok untukku. Kita sama-sama kaget saat tau kalo sama-sama tinggal di daerah Pramuka, hanya berbeda gang. Sama-sama sepakat kalo mall bukan tempat yang asyik. Berdebat kalo film horor bukan genre yang Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
bagus untuk di tonton dan aku meledeknya karena seumur itu masih suka film-film kartun. Dan aku kaget ternyata kamu berumur 37 tahun! 11 tahun lebih tua dari umurku...
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART VI Hari itu, pertama kali kita ngobrol dan gak tanggung-tanggung, hampir 3 jam!
Telpon terputus saat waktunya maghrib. maghrib dulu yaaa..Riri udah mau pulang" tanyamu
Maghrib di kantor. Belum sih..masih ada kerjaan. Jawabku Oooh, yaudah kalo gitu. Nanti saya telpon. Katamu. Waktu itu aku menganggap ucapanmu hanya basa-basi saja. Tapi ternyata setelah maghrib pun kamu meneleponku lagi. Dan aku malah senang. Oh iya, kamu mulai memanggilku Riri saja, tanpa embel2 Mba. Sebenernya itu permintaanku. Riri aja deh..saya ngerasa ikutan tua kalo dipanggil Mba. Kan yang tua tuh Pak Didi aja sebenernya, hehehe.. kataku.
Kamu juga meminta jangan dipanggil Bapak, tapi aku menolak dengan alasan gimanapun juga kamu udah Bapak-bapak. daripada saya panggil Om" aku bercanda. Kamu malah tertawa.
Gara-gara kamu aku jadi bawa kerjaan ke kost. Tapi aku gak merasa keberatan. Sampai di kost-pun kamu masih sempat2nya kirim WA.. udah sampe" WA dari kamu
udah. Balasku lagi ngapain" kamu membalas lagi lanjut ngerjain kerjaan.
gaji di XXX gede banger kali yaaa..sampe karyawannya rela bawa kerjaan ke rumah. Katamu
gara-gara sesorean tadi diajak ngobrol sama Om-om balasku Yee dasar..yaudah deh, met kerja yaaaa. Jangan malem2 Aku memutuskan untuk tidak membalas WA-mu. Fokus kerja demi deadline report.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Sejak hari itu, kita mulai sering berhubungan. Entah lewat telpon atau WA. Tapi selalu kamu duluan yang mulai. Jam istirahat, kirim WA buat ingetin makan atau sholat. Beberapa kali telpon ke kantor, awalnya memang nanya tentang kerjaan tapi bisa merembet ngobrol kemanamana kalo aku gak bikin alasan buat akhirin obrolan. Dan jam pulang, karena jam pulang-mu lebih dulu dari aku (jam kerjamu 8-5 sedangkan aku 9-6), jadi setiap setelah jam 5 kamu pasti meneleponku. Biasanya kamu selalu tanya dulu, Sibuk, Ri" dan kalo aku jawab gak sibuk..kita bisa ngobrol sampe magrib dan aku pamit pulang. Tapi kalo aku bilang sibuk, kamu paling cuma bilang oh gitu..yaudah, saya pulang duluan yaa. Hati-hati nanti pulangnya. Kabarin ya kalau udah di kost. Walaupun pas sampe di kost aku juga gak ngabarin kamu, kamu pasti kirim WA duluan.
udah di kost, Ri" Udah, Pak.
Udah makan belum" Belum. Diet, Pak..hehehe. Pak Didi udah makan" tanyaku via WA. Asli, ini basa-basi banget
Halah, diet apaaa... udah kurus gitu kok. Saya udah makan tadi. Masak sarden. Katamu
Aku sempet mikir, kok kamu bisa tau kalo aku kurus. Kita kan belum pernah ketemu. Foto di WA-ku juga foto pemandangan. Tau darimana saya kurus, Pak" akhirnya aku tanya juga. Liat-liat foto2 kamu di FB aja.. jawabmu
Jujur aku kaget. Gak nyangka aja kamu sampe segitunya kepoin FB aku. Aku yang awalnya gak terlalu kepo tentang kamu, jadi ikutan kepo juga. Aku liat profile pic WA kamu. Baru ngeh kalo Cuma gambar gitar. Yaaahh, agak kecewa juga sih.
Masak sarden" Waah..masak sendiri nih Pak" aku membalas WA-mu Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
dengan menanyakan topik lain.
Iya lah..maklum deh, jauh dari keluarga. Jadi apa2 nyiapin sendiri.
Sebenarnya waktu itu aku penasaran sekali dengan status kamu. Maksudku, apa kamu single atau sudah berkeluarga. Pengen sih nanya, tapi aku ngerasa gak enak sendiri. Terlalu privacy, menurutku.
Aku juga gak bisa asal nanya ke orang2. Staff kantor misalnya. Mungkin Ratna tau. Atau Erwin, staff marketing XXX pasti tau tentang kamu karena dia sering bolak balik ke kantor kamu. Tapi aku merasa gak bagus juga nanya ke mereka. Yang ada nanti mereka malah kepo, nanya2.
Kalo diliat dari umur kamu, harusnya sih kamu udah berkeluarga yaa..ada istri ada anak. Tapi kalo udah berkeluarga..bukannya GR ya, aku merasa kamu ada perhatian sama aku. Dan itu harusnya gak kamu lakukan, kan"
Tentang perhatian kamu ke aku, jujur...aku seneng banget. Emang sih kita kenal baru beberapa hari, tapi aku ngerasa kita bisa cepet akrab dan nyambung kalo ngobrol apa aja. Aku mulai nyaman sama kamu. di sisi lain, aku juga takut. Takut kalo aku terlanjur nyaman, takut kalo nantinya ada perasaan2 yang aneh2 ke kamu. Takut kalo kejadian itu terulang lagi...
Itu sebabnya, aku berusaha menanggapi semua cerita dan perhatian mu dengan biasa aja. Berusaha gak terus2an membalas WA atau mengangkat telpon kamu.
Tapi akhir-akhir ini aku malah refleks selalu membalas setiap pesanmu. Menyimak semua kegiatanmu, karena kamu selalu laporan ke aku tanpa aku minta. meeting dulu yaaaa dan nanti kalo udah selesai, Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
udah selesai nih meetingnya.. atau malam ini saya gak masak, beli baso deket rumah. dan kabar-kabar lain yang sifatnya macam laporan dan gak perlu balasan. Kalo udah gitu, aku cuma bisa balas ala kadarnya aja.
Aku juga mulai hafal jam-jam kamu pasti telpon. Jam 5 setelah kamu pulang kantor atau jam 9-an malam. Mendengarkan cerita kamu yang adaaaaa aja setiap harinya. Dan sialnya, aku mulai sibuk lirik lirik HP kalo jam-jam segitu kamu gak telpon atau bolak balik cek WA, kenapa gak ada notif WA dari kamu.
Sampai suatu hari.... Kamu ganti profile picture WA kamu dengan foto anak kecil, mungkin sekitar 1 tahun. Laki-laki, gembul menggemaskan. Iseng-iseng aku nanya via WA..
lucunya...dedeknya siapa tuh" tanyaku J" Anak saya Ri...lagi kangen nih DEGGG!!
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART VII Anak"" Aku membaca sekali lagi pesan WA kamu. Agak kaget sih..Bener kan dugaan aku kalo kamu udah punya anak. Tapi...apa kamu kaya Mas Adi juga" Single parents gitu maksudnya. Aku ngerasa harus cari tau. Oh anaknya ya Pak...lucu. Namanya siapa"
Rendra. Belum setaun lho itu Ri...tapi dia udah gembul banget ya" Aku gak tau mau balas apa.
Istri saya pinter ngurus anak...
ISTRI!! Kamu gak sama kaya Mas Adi. Kamu masih beristri. Gak tau kenapa, tiba-tiba perasaanku jadi campur aduk. Sedih, kecewa, marah..walaupun kalo dipikir lagi, sebenarnya gak ada alasan aku untuk sedih kecewa atau marah. Siapa aku, coba" Tapi perhatian kamu selama ini" Sikap kamu ke aku selama ini, walaupun lewat telpon atau WA..itu beda. Bukan hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang pria beristri. Aku merasa dibohongi. Bolak-balik aku membodoh-bodohi diri sendiri. Bisa-bisanya aku kebawa suasana hubungan aku sama kamu. Bisa-bisanya aku menyalahartikan perhatian kamu. Bodoh!
Setelah WA terakhir kamu, mood aku langsung turun. Aku cuekin semua WA kamu dan gak angkat telpon2 kamu setelah jam 5. Sengaja kumatikan nada dering HP-ku. Aku menyibukkan diri ngerjain banyak kerjaan. Tapi tetep aja masih gak bisa konsen. Kepikiran kamu. Jam 6 pas, setelah magrib aku beres-beres buat pulang duluan. Staff kantor heran, soalnya jarang-jarang aku pulang ontime. Aku bilang aja kalo mendadak gak enak badan.
Sampai di kost, aku langsung rebahan. Capek! Tapi gak tau juga capek Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
kenapa. Ku ambil HP di tas dan kulihat ada 15 missed call dari kamu. Kubaca satu-satu notif WA dari kamu. Semuanya intinya sama, nanya aku dimana" Kenapa gak angkat tlp" Dimana" Ada apa" Kenapa" Hey" Bales Rii..Ada apa" Dll. Sampai di WA terakhir, Riri, saya khawatir!
Tak ada satu pesanpun yang aku balas. Aku menutup mata dengan lengan, menghela napas panjang.
Saya suka kamu, Pak.. kuucapkan itu dalam hati, lirih, sedih. Belum apa-apa aku merasa patah hati (lagi) karena kesalahan sendiri.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART VIII Keesokan harinya, aku bangun dengan perasaan yang lebih lega. Apapun yang terjadi kemarin, kemarin lah.. Hari ini dan besok harus dijalanin dengan semangat. Fokus kerja lagi, ngublak-ngublek data lagi, nge-audit lagi. Dan tentang kamu...aku memutuskan untuk menjaga jarak. Mau berusaha profesional aja, selayaknya partner kerja tanpa bumbu-bumbu perhatian dan obrolan2 akrab lainnya. Kejutan buatku karena pagi itu Mas Adi udah balik masuk kantor.
Mas Adi"! Kapan datang" tanyaku begitu masuk ruangannya. Semalem, dijemput pak Salim. jawabnya
Jam berapa" Kok gak kabar2"
Emang knp harus kabar2" Mau jemput"
Gak sih...tapi kan gue bisa bilangin Pak Salim kalo jemput lu-nya dimolorin sejam..ahaha kataku puas.
Oh ceritanya mau balas dendam" Yeee..dasar bocah! Mas Adi meledekku. Aku tertawa
Gimana kabar Raja" Sakit apa sih, Mas" aku ganti menanyakan kabar anaknya.
Paru-paru basah. Nama penyakitnya lupa gue. Tapi alhamdulillah udah baikan.
Mba Putri" aku menanyakan mantan istrinya. Ya barengan sama gue ngejagain si Raja di RS..
Wooo...pantes betah banget disana yaaa..ampe hampir 2 minggu gak ngantor ternyata reunian ama mantan. CLBK, gak" aku bertanya jahil CLBK..CLBK...apa sih lu" Mas Adi melempar gulungan kertas padaku. lagian 2minggu bolos juga tetep kerja gue...lu gak liat gue selalu respon2 email" lanjutnya.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Selama ada Riri...semua amaaaaan. Jawabku sombong. Kata Ratna sempet ada kasus sama Finance XY" Iya sih, tapi kan udah dibilang, selama ada Riri..semua aman dan beres. Jawabku.
Mendengar finance XY, aku mendadak inget sama kamu. Hhhh....langsung kubuang jauh2 pikiran tentang kamu.
Si Didi emang rese. Gue gak pernah cocok deh sama kacabnya XY itu. Senengnya ngeribetin masalah, padahal gue udah bilang loh kalo gue mau balik ke Jkt. Jadi harusnya dia tau klo gue gak bisa bikin info surat dulu. Masih kaku aja kaya ke sapa!
Yeeee...Mas Adi malah nyebutin nama kamu. Aku jadi inget kamu lagi. Tanpa sadar aku ngelirik HP. Gak ada notif WA dari kamu. Biasanya tiap pagi kamu selalu WA aku, semangat auditnya bu Riri!! selalu, setiap hari.
Malah ngelamun! Mas Adi mencubit tanganku. Aku meringis. Sakit tau! Ngelamunin apa sih, cantik"
Gak ada, sapa yang ngelamun" jawabku jutek.
hahaha..gak ngaku lagi. Jadi gimana" Udah sampe mana ngecek2nya" Selama gak ada gue, ada cerita kah" tanya Mas Adi. Gak ada.. so far so good. Jawab ku pendek. Aku mulai melanjutkan pekerjaanku.
Jam istirahat siang... Telpon di ruangan Mas Adi berdering. Mas Adi mengangkatnya, Ya Rat" Mba Riri" Dari" Oh..ya sambungin aja.. kata Mas Adi. Ri, telpon buat lu. Kata Mas Adi sambil menyerahkan telpon Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku semangat menerima gagang telpon sampai mas Adi bilang, dari Didi XY
Aku kaget. Kamu telpon ke kantor di saat yang gak tepat. Ada Mas Adi!! Aku sebenarnya malas menerima telpon dari kamu, tapi kalo aku nolak pasti Mas Adi curiga. Mas Adi melihat perubahanku dan dia memperhatikanku dengan pandangan menyelidik.
Riri" Kamu kenapa" Dari kemarin gak angkat telpon saya, gak balas WA saya. Ada apa Ri" kamu langsung memberondongku dengan pertanyaan.
Eh, iya pak..maaf. Iya,pak..nanti lah bisa dibicarakan ya Pak. Saya koordinasi dulu dengan Pak Adi.
Jawabku, gak nyambung. Aku melirik Mas Adi, tetap saja memperhatikanku.
Kamu sepertinya tau kalo saat itu aku sengaja gak nyambung. Mungkin kamu tau kalo sudah ada Pak Adi" Kamu hanya menjawab, oke...kabari saya.
Baik Pak, terima kasih. Selamat siang pak.. aku menutup telpon. Lega
Aku gak berani menatap Mas Adi sampai Mas Adi sendiri bertanya padaku,
Ada apa sama Didi" tanya Mas Adi.
Gak ada apa2. Ituu..nanya kerjaan. Apa sih, mau nego tentang pengadaan BPKB. Jawabku asal.
Memang benar sempat ada wacana itu, kalo kamu mau nego sama Mas Adi tentang pengadaan BPKB. Tapi itu dulu, saat kamu masih selalu mengawali obrolan dengan pekerjaan sampai akhirnya obrolan kita gak ada sangkut pautnya sama kerjaan.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Oooh..gitu. jawab Mas Adi, padahal pas telpon dia udah dikasih tau Ratna loh kalo gue udah ada. Tapi mau ngomongnya ama elu. celutuk Mas Adi.
Aku pura-pura gak mendengar apa yang barusan diomongin Mas Adi. Eh Mas, makan yuk..gue laper. Traktir ya" aku mengalihkan pembicaraan.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PARt IX Kejadian telpon dari kamu tadi siang pasti bikin Mas Adi curiga. Dan dia gak bakal percaya gitu aja dengan penjelasanku. Cepat atau lambat pasti Mas Adi bakalan tau. Sudah kubilang kan aku dan Mas Adi cukup akrab" Kami juga biasa saling berbagi cerita.
Sebenarnya aku sempat ingin curhat ke Mas Adi tentang kamu begitu Mas Adi balik ke Banjarmasin. Aku bukan tipe orang yang bisa menyimpan cerita sendiri. Tapi bukan juga orang yang gampang cerita ke sembarang orang. Harus yang benar-benar akrab. Memang gak selalu dapat solusi, malah seringnya solusi itu dari aku sendiri. Tapi paling tidak sudah didengarkan dan ditanggapi itu sudah cukup melegakan. Bukan berarti aku gak punya sahabat dekat sampai2 harus nunggu Mas Adi pulang, aku punya sahabat! Tapi mereka di Jakarta dan aku tidak suka curhat panjang lebar di telpon. Gak ada feel-nya.
Di sisi lain aku juga ragu, apa aku perlu curhat tentang kamu ke sahabatku atau Mas Adi" Apa jadinya kalo mereka tau kalo aku punya perasaan sama pria beristri"" Apalagi keliatannya Mas Adi gak cocok sama kamu. Dia pasti bakal marah kalo tau aku malah dekat sama kamu. Aku pusing!
Terdengar nada notif WA masuk. Aku melirik HP-ku, WA dari kamu. Ri... hanya itu.
Aku meletakkan HP itu lagi. Belum mau membalas WA kamu dan kembali mencoba fokus mengecek data2.
Jam 5 sore lebih... Nada dering HP-ku berbunyi. Telpon dari kamu. Gak aku angkat. Telpon Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
lagi, nada deringnya ku non-aktifkan sehingga cuma kedap-kedip screen Hpnya.
Telpon, Neng... Mas Adi mengingatkanku.
Biarin. Ga penting jawabku sambil sibuk mengetik laporan di laptopku. Sok gak peduli.
Siapa sih" Mas Adi gregetan mencoba merebut HP-ku. Aku kaget dan langsung memasukkan HP ke dalam tas. ih apaan sih lu, Mas" Kepo deh.. jawabku merengut. Mas Adi cuma nyengir.
Weekend akhir Agustus 2015...
J"Sabtu ditambah libur ditambah hujan itu adalah perpaduan yang sempurna. Seolah-olah alam semesta merestui umat manusia untuk melakukan hal2 non-produktif semacam tidur atau males2an
Biasanya kalo Mas Adi weekend di Banjarmasin, dia pasti udah ajak aku jalan-jalan. Bisa kulineran di sekitar Taman Siring Sungai Martapura atau car free day-an di sekitar Masjid Raya. Kadang nemenin dia berburu batu akik di Pasar Martapura. Tau kan kalo Martapura itu kota Intan" Banyak batu akik yang harganya selangit tapi di Martapura malah dijual kiloan atau bahkan di emperan" Jarak Banjarmasin-Martapura yang sekitar 1jam dan batu akik yang tiba-tiba nge-hits, bikin Mas Adi yang aku yakin dia pun gak terlalu paham soal batumendadak jadi kolektor batu akik. Setelah seharian dia muter-muter nyari batu dan aku hanya di upah satu atau dua buah aksesoris kalung, kami biasa duduk2 di alun2 Martapura sampai malam. Ngobrol, sama-sama kangen Jakarta.
Tapi kalo weekend pas Mas Adi pulang ke Jakarta ya begini, aku cuma semedi di kost. Paling duduk-duduk di teras belakang sambil baca novel atau ikutan ngasih makan ikan dan burung. Oh iya, aku udah pernah Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
cerita kan, kalo di rumah ini kamar kost nya cuma ada 2" Nah, penghuni kamar sebelahku namanya Kak Hesti, asli Surabaya. Karena pekerjaan juga jadi terdampar di Banjarmasin dan setiap minggu pasti pulang ke Surabaya. Aku jarang interaksi sama dia karena dia pulangnya selalu lebih malam dari aku. Tapi dia cukup baik dan ramah.
Ibu kost yang ternyata hobi masak, sering bikin masakan atau jajanan yang enak2 dan aku sama Kak Hesti pastinya ikut kebagian. Ibu kost-ku punya dua anak, laki-laki semua. Yang pertama polisi, sudah menikah dan tinggal di Palangkaraya. Yang kedua masih sekolah di IPDN, Jatinangor. Suaminya seorang polisi juga tapi dinasnya di palangkaraya dan hanya pulang setiap weekend. Ibu kost-ku sendiri bekerja sebagai guru SMK dekat komplek. Mungkin karena di rumah sepi, Ibu Kost-ku meminta keponakannya yang masih SMP dan SD (laki-laki semua) untuk menemani dia. Jadi praktis, sehari-hari di rumah cuma ada Ibu kost, keponakan2nya, asisten rumah tangga Ibu kost yang setiap sore pulang dan kami, 2 anak kost-nya.
J"Jam 10 aku baru bisa lepas dari lem tempat tidur. Itupun karena lapar. Hujan baru saja reda, tapi aku malas keluar buat cari makan. Untung aku masih ada stok mie instan, persediaan wajib anak kost
Aku keluar kamar. Berjalan ke arah dapur mau masak mie. Sampai di dapur tenyata ada Ibu kost lagi masak.
Oalaah..Mbak Riri. Baru bangun ta" sapanya ramah. Aku tersenyum, Enggak bu, cuma tidur-tiduran aja. Ikut bikin mie ya bu.. kataku.
Jangan bikin mie. Ini lho, Ibu habis bikin sop daging. Sini ikut makan aja..dingin gini enak makan yang hangat.
Rejeki anak sholehah!!! Aduh, gak usah Bu...malah ngrepotin. Saya mau bikin mie aja.. Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
sahutku basa-basi. halah, ngrepoti apaa... masak banyak ini lho. Udah sini makan! Ibu menyodorkan piring padaku.
J"Aku menerimanya dengan muka sungkan tapi hati senang Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART X Selepas dzuhur aku benar-benar mati gaya. Pengen keluar tapi bingung mau kemana, gak pengen keluar tapi bosen di kost sendirian. Nonton tv, males. Maen game/sosmed, males. Duduk2 di teras belakang juga males. Nah biasanya kalo lagi hilang arah dan tujuan gini, aku selalu punya tempat favorit. Toko buku!! Aku tipe orang yang betah lama-lama di toko buku. Bisa berjam-jam, banyak baca buku gratisan tapi cuma beli buku satu. Malah kadang gak beli buku sama sekali
Tapi gak tau kenapa, dari dulu...kalo ada apa2, ada yang gak enak gimana, aku pasti larinya ke toko buku dan setelah keluar dari sana pasti selalu ngerasa lebih baik. Toko buku jadi semacam tempat pelarian yang bikin aku tenang dan rileks.
Singkat cerita siang itu aku jadinya pergi ke Gramedia di daerah Veteran. Gak terlalu jauh dari kost. Tau ada gramed disini juga dari kamu. Aku inget banget, hal pertama yang aku tanya sama kamu tentang Banjarmasin adalah Gramed disini dimana" Dan kamu nanya tempat tinggal aku dimana. Saat itu kita sama2 kaget kalo tenyata sama2 tinggal di daerah Pramuka. Terus kamu kasih info kalo di Veteran ada Gramedia.
Hampir sebulan di Banjarmasin dan ini ke-3 kalinya aku ke toko buku. Aku lagi sibuk baca salah satu sinopsis novel saat HP-ku berbunyi. Dari kamu..
Gak tau kenapa, waktu itu akhirnya aku angkat telpon kamu
Ri..." sapamu langsung. Ya Pak" aku berusaha tenang Aku..Kamu..dan Rahasia Kita


Aku..kamu..dan Rahasia Kita Karya Riri di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lagi dimana" Aku terdiam sesaat. Apa aku harus bilang kalo aku ada di toko buku" Sebaiknya gak perlu. Tapi kalo bilang, emang kenapa" Halo Ri...kok diem"
eh iya Pak...ini lagi di gramed. Cari buku.. pada akhirnya aku mengaku.
di Veteran" tanyamu. Aku diam saja.
Masih lama gak" kamu nanya lagi
Ini udah mau pulang kok, Pak..lagi antri bayar
Serius!! Waktu itu, alasan aku bilang gitu adalah biar kita cepet2 udahan telponnya. Biar kamu taunya, aku mau cepet pulang. karena gak tau kenapa, aku punya feeling kamu mau ajak ketemuan. Aku belum mau ketemuan sama kamu. Belum siap. Alasan belum siapnya kenapa, sampe sekarang juga aku gak tau. Takutnya kalo aku bilang masih lama di gramed, nanti kamu mau nyusulin aku. Emang sih feeling aku berlebihan cenderung GR, tapi itu yang aku rasain. Dan responnya malah..
Wait! Jangan pulang dulu. Saya lagi di Gatsu. Oke, otw kesitu.. klik. Telpon terputus
DAMN. Sekarang siapa coba sekarang yang panik" Kamu ada di gatsu, brarti udah deket ke toko buku ini. Dan aku masih belum antri di kasir. Daripada kamu datang trus aku gak keliatan beli buku kan keliatan bohongnya. Akhirnya dengan cepat aku ambil satu novel Tere Liye yang judulnya PULANG. Aku penggemar novel Tere Liye tapi belum rencana beli novelnya karena terakhir aku ke Gramed sini, aku udah beli novel Tere Liye tapi judulnya beda. Selesai membayar, aku menunggu dia Aku..Kamu..dan Rahasia Kita sambil duduk membaca2 novel lagi.
Perkara ketemuan, jujur dari pertama nyaman ngobrol sama kamu sampe akhirnya di Gramed ini..aku belum pernah ketemuan sama kamu. Awal2 ngobrol emang sempet penasaran kaya apa sih yang namanya Pak Didi itu" Tapi aku gak punya info apapun tentang kamu. Profil pic WA kamu, bukan foto kamu. Sempat penasaran cari FB kamu pake nama lengkap kamu, gak ada petunjuk apapun tentang kamu. Mau cari info sama anak kantor, gak enak. Pernah sekali nanya ke mereka, Pak Didi XY orangnya gimana sih" Dan tanggapan mereka ih jutek mbaaa...gak ramah. Makanya males deh klo udah harus ngurus unit sama dokumen ke finance XY. Begitu penilaian mereka tentang kamu. Jutek, dingin, gak ramah...malah kata Mas Adi kamu nyebelin.
Kenapa deskripsi itu gak ada di kamu yang aku kenal" Memang sih awal perkenalan kita lewat telpon karena kasus Pak Wawan itu sempet bikin aku punya penilaian yang sama kaya orang2. Inget kan betapa nyebelinnya kamu waktu pertama aku telpon" Tapi makin sering ngobrol sama kamu, kamu itu menyenangkan (dan super perhatian).
Awal2, pengen ngajak ketemu kamu duluan. Tapi aku masih terlalu jadul dengan punya pikiran masa cewek ngajak duluan" sedangkan kamu waktu itu gak pernah nyinggung2 soal ketemuan. Sepertinya kamu cukup nyaman dengan hubungan kita di telpon dan WA. Terus kamu mulai nyinggung2 ketemuan justru saat aku lagi numpuk2nya kerjaan atau karena Mas Adi udah balik ke Banjarmasin. Intinya belum nemu waktu yang pas aja. Sampai akhirnya aku tau kalo kamu adalah pria berkeluarga, membuatku yang (sayangnya) mulai suka dan terbiasa sama kamu, jadi merasa...sudah! sebaiknya tidak perlu bertemu.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
L"Tapi hari ini kita bakal ketemuan di Gramed. Aku aneh sama diriku sendiri. Kenapa aku gak berusaha melarang dia buat gak usah ke Gramed" Bisa aja kan aku WA dia, gak usah kesini. Aku udah otw balik atau kalimat lain semacam itu. Tapi ada sebagian perasaanku yang bilang, kapan lagi ketemu" Emang lu gak penasaran" yah semacam itu lah...dan sebagian perasaanku berbisik lebih gila, kamu gak kangen sama dia" Berapa hari ini lu ngehindarin dia lho.. dan sialnya aku membenarkan bisikan yang terakhir
Riri" sebuah suara laki-laki menyapaku
Aku menoleh. Suara itu..itu suara kamu. Aku berdiri, tersenyum. Hei, Pak Didi....Apakabar" balas menyapa, basa-basi.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XI Quote: "Baik..." kamu tersenyum, mengulurkan tangan. "Kita belum pernah kenalan langsung." katamu melanjutkan.
Aku tertawa dan menyambut uluran tanganmu, "Riri...." "Didi..."
Cuma berapa detik kita salaman. Tapi aku merasa ada yang aneh sama diri aku sendiri.
"Udah mau pulang"" kamu bertanya.
"Iya..udah ketemu buku yang dicari." aku menunjukkan novel yang - terpaksakubeli.
"Jangan balik dulu. Temenin makan yuk. Saya belum makan, males masak dan males makan sendiri."
"Tapi saya udah makan, Pak...." aku berusaha menolak. "Kan saya gak minta Riri makan. cuma nemenin makan, kan" Saya lagi pengen makan mie ayam. Mie ayam di KM.1"
Siaaaallll...Kenapa kamu nyebut mie ayam KM.1" Kamu tau kalo aku gak pernah bisa nolak makan disitu.
Aku penggila mie ayam dan pernah cerita ke kamu kalo aku masih belum nemu mie ayam yang cocok di Banjarmasin. Kamu Aku..Kamu..dan Rahasia Kita merekomendasikan Mie Ayam KM.1
FYI, di Banjarmasin cuma ada satu jalan utama, namanya Jl.Ahmad Yani. dari ujung Banjarmasin sampai ujung perbatasan Banjarbaru. cuma ada satu jalan. Jadi kalo ada yang nanya alamat 'tempatnya dimana"' jawabnya cukup 'KM 5 (dibaca:kilometer 5)" dan orang udah langsung bisa ngira2, 'oooh, disitu'
Setelah kamu ngasih info ada mie ayam enak di KM.1, malamnya aku langsung hunting itu sama Mas Adi. emang enak banget! Aku berapa kali cerita ke kamu kalo aku suka makan disitu dan kamu bilang 'ayo kapan2 kita makan bareng disitu' aku ringan mengiyakan. Paham, paling cuma basa-basi.
Sekarang kamu ngajak aku makan disitu. Susah buat nolaknya. Selain belum apa-apa udah kebayang wujud mie ayamnya, aku juga emang lapar. Dan kamu sepertinya bisa baca pikiranku.
Quote: "ayo sih ikut aja Ri..katanya hobby makan. masa diajak makan, gak mau"" kamu langsung menarik tanganku
Agak kaget ngeliat kamu menggandeng tanganku tapi aku malah diam aja ngikutin kamu dari belakang dan begitu sampai di parkiran motor..
Quote: "Parkir dimana" (aku menunjuk motorku) Ambil helmnya dulu aja trus kita boncengan." katamu.
"Eh, biar saya pake motor sendiri aja Pak. Jadi saya ikutin dari Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
belakang." "Ribet Riri...gak efektif. Lagian emang kenapa sih kalo kita boncengan" Ada masalah"" tanya mu.
'Ada pak...saya masih belum siap deket-deket sama kamu...' jawabanku itu cuma bisa kusampaikan dalam hati. "Gak ada sih...tapi itu nanti motor saya gimana"" aku malah balik nanya sama kamu.
"Ya gak gimana2. tinggal aja disini. Gramed kan masih lama tutupnya. Nanti bisa balik kesini lagi. katamu lagi.
"Ambil helmnya dulu yaaa...saya ambil motor trus saya tunggu di depan." kamu langsung ngeloyor pergi.
Dan sekarang aku sudah duduk dibelakangmu. Kamu menjalankan motor dengan kecepatan standar. Kita sama-sama diam. Aku memperhatikanmu dari belakang. Gak nyangka akhirnya bisa ketemu sama kamu. Hampir sebulan intens komunikasi dan baru sekarang bisa tatap muka. Kamu lebih tinggi dari aku. Waktu samasama berdiri tadi, aku cuma setinggi bahu kamu. Kamu kurus! Kulit kamu lebih putih dari aku. Rambut kamu pendek rapi dengan jambul kecilmu itu. Muka"Mmmm...biasa aja. bukan tipe muka yang diliat sekali langsung bikin wow Style kamu yang cuma pakai celana pendek dan kaos hitam yang ditumpuk jaket jeans bikin kamu keliatan muda. Gak bakal ada yang menyangka kamu berumur 37 tahun. Kamu sama kaya Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Mas Adi. Sama-sama awet muda. Satu lagi, aku suka wangi parfum kamu
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XII Mie Ayam KM.1 gak terlalu ramai siang itu. Kita memilih duduk di pojok belakang, deket kipas angin.
Kamu langsung pesan 1 porsi mie ayam. "Yakin gak mau pesen, Ri"" Aku nyengir dan kamu mencoret angka 1 dan menggantinya dengan 2 porsi mie ayam, 1 es teh manis dan 1 jus alpukat. "pasti milih ini kan"" katamu sambil nulis jus alpukat. Aku cuma bisa ngangguk malu. Aku ingat pernah juga cerita ke kamu kalo minuman favoritku adalah jus alpukat.
Sambil menunggu pesanan datang, kita masih saling diam. Kamu sibuk maen game di HP dan aku sok sibuk melihat tukang mie meracik mienya. Rasanya gak enak baru pertama ketemu tapi malah diem2an kaya gini. Aku coba membuka obrolan
Quote: "tumben sih Pak, gak masak"" tanyaku
"Lagi males, Ri..trus lagi pengen makan mie ayam juga. jawabmu masih sambil maen game di HP.
"Oooh...." dan kita diem2an lagi.
"Beli novel apa sekarang" Bukannya kemarin2 cerita kalo abis beli novel juga"" kamu gantian nanya. HPnya udah dimasukin ke tas. "Oh ini...judulnya PULANG. sinopsisnya bagus. Bikin pengen pulang...hehehe" jawabku
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Jiah, belum sebulan udah pengen pulang. Saya aja disini udah lama disini, biasa aja." komentarmu.
"Yaiyalah..secara udah betah.." kataku. "Eh, Pak Didi sebenernya orang mana sih"" lanjutku. Aku ingat kalo selama ini kamu gak pernah mau cerita aslinya darimana.
"dari pulau Jawa pokoknya.." jawabku. "orang Indonesia!" aku dan kamu mengucapkan itu bersamaan. Kamu selalu menjawab seperti itu setiap ku tanya asalnya mana. Kita tertawa
"Jakarta kok Riii...sama kaya kamu. Aku di Kebayoran Baru." jawabmu santai dan tertawa karena melihatku bengong. Astagaaa, jadi orang Kebayoran Baru. deket banget dari Slipi, rumahku.
"Abis lulus kuliah di Bandung sempet kerja di Bandung juga, trus kerja di finance XY sampai dimutasi ke cab.banjarmasin ini. Jadinya saya disini deh..Saya udah pernah cerita kan"" kamu menjelaskan. Aku mengangguk.
"Keluarga di Jakarta semua. Sebulan-dua bulan sekali balik, sekalian refreshing. Bisa stres kalo disini terus. Tau kan Banjarmasin gimana" Kalo balik ke Jakarta tuh berasa orang udik baru liat kota. suka adaaa Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
aja yang baru. Apalagi anak istri juga disana kan.." katamu
Demi mendengar 'anak-istri', antusiasku untuk mendengar ceritamu langsung hilang. Aku seperti disadarkan lagi kalo kamu sudah punya anak istri. Untung semua pesanan sudah datang. Aku makan mie ayam tanpa bicara apapun. Tapi lagi-lagi, sepertinya kamu bisa baca pikiranku.
Quote: "Nambah Ri"" tawarmu begitu melihat mangkok mie ayamku habis, bersih. Mangkokmu malah sisa setengah. gak dihabiskan. Aku menggeleng, "udah Pak.."
Kita diem2an lagi. Aku memainkan sedotan jus alpukatku "Ri, boleh nanya gak"" tanyamu tiba-tiba
"Basa-basi aja sih Pak" Emang kalo saya bilang gak boleh, Bapak gak jadi nanya""
"Kalo gak boleh ya berarti enggak. Jadi saya gak bakal nanya..Lagian saya gak suka basa-basi"jawabmu datar.
Aku merasa gak enak. Kamu terlihat serius "Mau nanya apa Pak""
"Belakangan ini Riri kenapa" Ada apa"" Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Cocok!! Aku sudah merasa kalo kamu pasti akan bahas hal ini. Aku bingung mau jawab apa. Gak mungkin aku bilang kalo aku mulai nyaman sama kamu. Aku betah ngobrol lama-lama sama kamu sampai tengah malam walaupun seringnya kamu yang banyak cerita. Aku mulai terbiasa sama WA dan telpon2 kamu. Aku suka perhatian kamu. Gak mungkin kan aku jelasin kaya gitu" Nanti dianggap GR. Bisa-bisa aku dibilang aneh. 'Kok bisa"' pasti itu respon kamu. Kamu pasti akan merasa aneh kenapa aku -yang bahkan belum pernah ketemubisa gampangnya nyaman sama kamu. Jangankan kamu, aku juga merasa aneh sama diri aku sendiri. Apalagi setelah aku tau kalo kamu sudah...
Quote: "Kok malah diem, Ri"" pertanyaanmu membuat lamunanku buyar. Kamu menatapku, menunggu jawaban.
Ditatap seperti itu, cepat-cepat ku alihkan pandangan. "Ehm..itu..soalnya..sibuk Pak. data-data yang harus di cek makin banyak. jadi makin banyak bikin report juga. Lagian udah ada Pak Adi. gak enak lah kalo keliatan telpon2an lama...hehe" jawabku beralasan sambil berusaha tersenyum."
"Bahkan waktu kamu udah di kost juga kamu gak mau angkat telpon saya" Kamu menghindar"" tanyamu lagi.
Aku menunduk, diam. "Kamu berubah sejak tau saya punya istri dan anak..." kata-katamu Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
membuatku ku kaget. "Enggak, Pak.. saya gak berubah." jawabku cepat. "saya cuma lagi banyak kerjaan aja. Sampai kost udah capek, pengennya cepet2 istirahat." sambungku lagi.
Kita diam lagi. "saya suka ngobrol sama kamu, Ri. Jujur saya gak punya temen disini. Ya temen ada sih..temen kantor, relasi kantor. Tapi yah, lingkupnya kerjaan. Buat temen yang bisa diajak ngobrol ringan, hampir gak ada. Diajak maen, apalagi. Paling futsal yaa. Udah pada berkeluarga juga siih. Apalagi saya juga ngerasa gak gampang deket sama orang. Saya ini sebenernya orangnya cerewet lho Ri, seneng ngobrol, seneng interaksi. Tapi ya gitu...gak ngerti saya juga. Kalo bosen, paling muter2 sendiri aja. Kalo di rumah, bikin kegiatan sendiri aja. masak...maen gitar..nonton DVD. Kalo masih gak ngaruh juga, balik deh ke Jakarta." kamu tersenyum kecil. Aku ikut tersenyum. "terus kenal Riri deh, yang menurut saya enak kalo diajak ngobrol dan saya jadi ngerasa 'ditemenin'.." katamu. Aku masih menyimak "Riri gak mau temenan sama saya" Malu ya temenan sama Bapak-Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
bapak"" tanyamu, mencoba bercanda.
Aku tersenyum. "akhirnya ngaku Bapak-bapak juga nih.." jawabku. "Saya gak masalah kok temenan sama siapa aja. Mau Bapak-bapak, kakek-kakek, atau siapa lah.. kalo emang bisa jadi temen. Kenapa engga" Hehehee...woles aja, Pak..." jawabku berusaha terdengar sesantai mungkin. Padahal rasanya perasaanku campur aduk. "Pulang yuk, Pak.. udah sore"
Perjalanan pulang, kita saling diam. Berkali-kali aku menghela napas panjang. Aku merasa bodoh! gampang sekali terbawa perasaan. Seharusnya aku jangan terlalu cuek tentang sosok kamu. Kalau aku tau tentang kamu di awal-awal, aku pasti gak bakal membiarkan rasa ini tumbuh. Sekarang aku mengerti. Kamu pasti kesepian. tinggal sendiri di tempat asing yang jauh dari keluarga dan saudara, gak ada teman bicara atau berbagi. Kemudian ketemu aku, yang sama-sama kesepian juga karena masih asing disini dan belum punya teman. Wajar kalo kita cocok, apalagi kita sama-sama perantauan dan punya banyak kesamaan lainnya. Kita saling nyaman, tapi kamu bisa membatasi diri karena kamu sudah berkeluarga. sedangkan aku lupa diri sampai akhirnya punya perasaan seperti ini. Sekarang aku mengerti, kamu hanya menganggapku sebagai teman yang menyenangkan, penyelamatmu dari sepinya perantauan. Bisa apa aku selain menerima"
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XIII Kamu mengantarku sampai depan pintu masuk parkir Gramedia. Aku mengucapakan terima kasih karena sudah ditraktir mie ayam. Saat aku keluar parkiran, ternyata kamu masih menunggu disana. Kamu memaksa mengantarku pulang. 'Biar sekalian tau kost nya dimana. Lagian se-arah juga' begitu alasanmu. Aku mulai menjalankan motor dan kamu mengikuti. Setelah sampai di daerah Pramuka, satu belokan sebelum belokan kost-ku, kamu membunyikan klakson. Aku melirikmu dari kaca spion dan melihat kamu menunjuk-nunjuk belokan itu. Aku belum mengerti maksudnya apa.
Akhirnya sampai juga di rumah kost-ku. Setelah memasukkan motor ke garasi, aku kembali keluar. Masih ada kamu.
Quote: "Mampir, Pak"" tawarku basa-basi. Asli basa basi! "Kapan2 aja Ri..udah mau magrib."katamu. "Deket juga ya. Belokan tadi yang saya tunjuk2 itu arah ke rumah saya.." kamu menjelaskan. "Oooh..gitu."
"Kamu udah pernah keliling daerah sini"" Aku menggeleng. "Itu satu gang di depan sini, ada warung makan enak. Namanya kantin Mama Azka. Kamu pasti cocok makan disitu. Terus di belakang komplek ada pasar buah lho Ri. Sekali-kali beli buah donk..jangan beli buku terus." katamu.
Aku cuma nyengir, "ya deh nanti dicoba makan di Mama Azka." Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Ajak-ajak yaaa.." kamu menyahut. "Yaudah, saya pulang dulu. Makasih ya Ri..buat hari ini." katamu sambil tersenyum.
September 2015.... Setelah pertemuan pertama itu, aku merasa hubungan kita kembali seperti sebelumnya. Malah semakin dekat. Yah, aku berusaha menyingkirkan jauh-jauh perasaanku ke kamu dan menganggapmu sebagai teman juga. Setiap aku mulai terbawa perasaan, aku selalu ingat bahwa kamu sudah memiliki keluarga dan kamu hanya perlu teman cerita. WA setiap pagi-mu masih selalu ada. Telpon setiap jam 5 sore-mu masih terus dilakukan. Hanya saja sekarang tidak bisa telpon lama2. Paling kamu cuma bilang, 'saya pulang ya Ri.. kabarin kalo kamu udah pulang juga'. Kamu juga kularang untuk telpon2 lagi ke kantor kalo cuma sekedar ngobrol. Alasannya apa lagi kalo bukan takut ketahuan Mas Adi"
Aku memang menyembunyikan hubungan kita ke semua orang. Bahkan sahabat2ku di Jakarta pun gak ada satupun yang tau. Apalagi orang2 kantor, sedikitpun jangan sampai tau.
Quote: "Kenapa sih"" tanyamu saat malam itu kita janjian makan malem bareng di warung lesehan 'nasi kucing' di KM5.
"Gapapa kok.." jawabku sambil menyeruput susu jahe hangat. "Malu punya temen kaya saya""
"Apaan sih Pak" Mulai deh sensi-nya.. Ya masa saya harus cerita2, eh saya temenan sama Pak Didi lhooo..kacabnya XY itu. so what" Ya Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
saya sih, kalo mereka2 tau ya gapapa. Tapi kan bukan gara2 saya harus ngasih tau juga..."jawabku manyun.
Kamu tertawa, "Riri..Riri...sekarang siapa yang keliatan sensi""
Sebenernya aku juga bingung kenapa aku gak mau orang-orang tau tentang hubungan kita. Bisa jadi karena aku gak enak karena kamu kacab dari seorang vendor besar kantorku. Bisa juga karena aku malu dilihat orang kalo aku bisa segitu akrabnya sama kamu pria berkeluarga. Takutnya mereka berpikiran macam-macam. Padahal belum tentu kan" Toh kamu juga sepertinya tidak pernah berpikiran macam-macam denganku. Kamu betul2 terlihat seperti teman yang baik tapi super perhatian. Bukan tipe pria yang cari perhatian dan menyembunyikan sesuatu. Kamu apa adanya. Sesekali bercerita tentang anakmu, tingkah lakunya dan betapa kamu merindukan dia. Tapi kamu jarang bercerita tentang istrimu. Sesekali saja, selingan saat kamu sedang menceritakan anakmu. Bagus lah, karena entah kenapa setiap kamu menceritakan istrimu, ada sedikit rasa cemburu disana. Astagaaa..aku belum benar-benar bisa menganggapmu sebagai teman (juga)
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XIV Sabtu pagi dan aku seperti biasa, berencana buat malas2an dan baru bangun nanti siang. Tiba-tiba ada yang mengetuk2 pintu kamarku. Aku pikir Ibu Kost karena kalo weekend gini, Ibu Kost suka nawarin makanan buatannya. Kalaupun bukan Ibu Kost, paling2 Mas Adi yang akan mengajakku kemana lah..weekend ini dia gak balik ke Jakarta soalnya.
Tapi setelah kubuka pintu, ternyata kamu. Aku kaget kenapa pagi2 begini kamu udah ada di kost-ku. Apalagi semalam gak ada janjian buat ketemu.
Quote: "Tau darimana kamar saya disini"" aku melongokan kepala dari balik pintu.
"Itu bukan sambutan yang ramah, Ri. Saya tanya sama Ibu2 yang lagi nyapu di teras depan.
By the way, tamu nih..gak boleh masuk""
Aku ragu mempersilakanmu masuk atau gak. Aku belum pernah bawa laki-laki masuk kamar selama kost di Banjarmasin. Boleh apa gak sih sama Ibu Kost" Eh tapi aku sering dengar kalo Kak hesty tetangga kamarkusering bawa teman2nya ke kost waktu pulang kerja. Ada lakinya juga. Kadang2 Kak Hesty juga bawa pacarnya masuk kamar. Berarti gak papa kan" Kan gak ngapa2in juga. Lha emang mau ngapain sih Ri" Aku berpikir bodoh.
Ku buka pintu kamar, mempersilakanmu masuk. Kamu mengamati seluruh kamarku yang memang rapi. Melihat koleksi buku dan kalungku.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku membuntutimu Quote: "Banyak juga kalungnya. Martapura punya"" tanyamu. "Yah begitulah..." jawabku
"Sering ke Martapura gitu""
"Iya, kalo Mas Adi gak balik ke Jkt, pasti dia ngajak maen. Biasanya maen ke Martapura. dia kan gila batu akik."
"Saya gak ngerti lho kenapa orang bisa sampe segitunya sama batu. Saya bukan penggemar batu akik" sahutmu.
"saya juga.. tapi kalo batunya buat kalung2 gini sih suka, hehe" " Terus maen kemana lagi sama Mas Adi""
"Hmmm...paling makan aja dimana gitu. Kalo keluar ya cuma car free day atau ke Martapura."
"Muter2 Banjarmasin"" tanyamu. "Udah, sendiri aja pake motor."
"Maksudnya ke tempat2 serunya Banjarmasin.." "Oh belum sih kalo itu.." jawabku
"Pasar terapung, pernah""
"Nanti kita kesana, kalo gitu." sahutmu.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Quote: "Pagi2 gini ngapain sih kesini"" tanyaku pada akhirnya. Aku duduk di pinggir tempat tidur, Kamu duduk di kursi, di sebrangku. "Sarapan bareng lah.. Saya bikin bubur Manado nih. Iseng aja sih, coba2. Makan yuk..mumpung masih panas."
"Waah, serius nih bikin" Bukan beli"" aku antusias membuka plastik dan mengeluarkan satu kotak makan.
"Bikin dooong. makanya, cobain deh" "Makan di teras belakang aja yuk. Lebih adem.." "Disini kan adem juga Ri" Emang ada apa di teras belakang"" "Yeee..disini ademnya AC. kalo dibelakang seru, berasa piknik" aku tersenyum karena kamu keliatan penasaran.
Quote: "Eh, enak disini.Ngadep ke taman sama kolam air mancur. Pantes dari tadi ada suara burung2." komentarmu saat kita udah di teras belakang.
"Gapapa nih duduk2 disini"" kamu bertanya agak ragu. "Gapapa.. duduk aja. Saya ke dapur dulu ambil piring sama minum yaa."
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku pergi ke dapur untuk mengambil peralatan makan dan satu botol air minum. Karena di dapur ada Ibu Kost, sekalian kuperkenalkan kamu padanya. Ibu kost bertanya standar tentang kamu. Nama kamu, tinggal dimana, teman kerja-ku kah dan kamu mengiyakannya. Kita menawari Ibu Kost makan bubur sama2. Ibu kost menolak ramah, bilang kalau dia sudah sarapan duluan. Malah gantian dia menawarkan kerupuk dan gorengan. Aku sudah berusaha menolak, tapi Ibu kost-ku yang baik hati itu langsung meletakkan sepiring bakwan dan sekaleng krupuk di meja bambunya.
Aku duduk disebelahmu. Menyiapkan makanan. Membagi bubur di kotak makan menjadi dua piring. Mengambilkan sendok. Kutawari kamu mau bakwan atau kerupuk dan kamu memilih kerupuk. Aku menyerahkan piring ke kamu, menuangkan air putih ke gelasmu. Setelah itu, baru aku mengambil makananku sendiri.
Quote: "Makasih, Ri..." katamu
"Buat"" tanyaku. sudah mulai makan "udah nemenin makan" kamu menjawab.
"saya yang makasih. Udah dibawain makanan."kata ku. "ngomong2, ini enak Pak.. serius! Percaya deh kalo emang hobby masak" komentarku jujur
"siapa dulu dong chef-nyaaa.." katamu sambil tertawa Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XV Setelah makan bubur, kamu mengeluarkan bungkusan lagi dari dalam tasmu. ternyata isinya buah jeruk.
Aku tau kamu suka banget makan buah2an dan buah favoritmu adalah jeruk. Hampir setiap makan, pasti harus ada pencuci mulutnya. Memang gak harus jeruk, tapi sebisa mungkin ya jeruk. Makanya di rumah kamu, selalu ada persediaan buah2an. Di kantor juga sama, cemilannya buah2an. Kamu menasihatiku supaya banyak makan buah biar lebih sehat, aku cuma bisa mengiyakan. Aku gak terlalu suka buah. Maksudnya, kalo ada ya dimakan. Kalo gak ada ya biasa aja.
Menjelang siang kamu pamitan mau pulang.
Sampai di kamar kost, aku melihat layar HP. Ada 3 missed call dari Mas Adi. Aku meneleponnya balik
Quote: "Perawan macam apa lu jam segini baru bangun"" cerocos Mas Adi begitu aku meneleponnya, bahkan aku belum sempat bilang Halo.
"Hadeeeh, ni Bapak tengil satu emang bener2 sotoy ya. Siapa juga yang baru bangun"" sahutku.
"Elu laaah.. lagi apa sih gak angkat telpon gue"" tanya mas Adi "Ngadem di teras belakang.. ada apaan dah telpon2" Kangen"" "Iya kangen! Hahaha... tadinya mau nyamper sarapan. Udah nyarap belum lu""
"Udahh..." "Lha tumben, sarapan apa"" "bubur..."
"Eh tumben lagi, sejak kapan lu doyan bubur" Lu sakit Neng" Lu cuma mau makan bubur kalo sakit doank loh.."
"Bawel lu. gue dibawain bubur sama..." Ups, aku hampir keceplosan nyebut nama kamu.
"sama siapa" paling2 sama ibu kost lu. Kebiasaan luuu..." Hufh, syukurlah kalo Mas Adi mengira itu dari Ibu kost
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku masih telpon2an sama Mas Adi. Dia mengajakku untuk menemaninya nonton pameran komputer nanti sore. Aku gak terlalu tertarik datang ke pameran2 seperti itu. Jadi aku gak langsung setuju ajakannya. Liat nantilah, kataku.
Tepat setelah aku selesai telponan sama Mas Adi, ada notif WA dari kamu. Quote: "Nanti malam ada acara"" tanyamu
"kenapa gitu""
"Udah pernah makan Lontong Orari belum" Salah satu kuliner top sini loh.."
"Belum..." "Oke, malem ini kita kesana yaaa. Abis magrib saya jemput" katamu.
Entahlah, tapi ini salah satu yang kusukai dari kamu. Aku suka laki-laki yang bisa ambil keputusan. Jelas maunya apa, maunya kaya gimana. Bukan laki-laki yang selalu bilang 'terserah kamu'. Ini bukan berarti aku suka di perintah atau di atur2. Aku juga punya pendapat sendiri dan kalo gak sepakat, aku bisa nolak ke kamu dan kamu juga bisa mengerti. Tapi seperti yang udah pernah aku bilang, kamu selalu seperti bisa baca pikiran aku. Jadi tanpa harus bilang ini itu, kamu udah tau mau ambil keputusan apa buat aku. Dan itu membuatku nyaman.
Malamnya aku dijemput kamu di kost dan kita pergi ke salah satu tempat kuliner favoritnya Banjarmasin di daerah Kampung Melayu. Namanya Lontong Orari (silakan browsing). Tentang Mas Adi, aku beralasan malas ikut ke pameran karena mau nonton dvd korea. Mas Adi mrepet panjang lebar tapi aku gak ambil pusing.
Sampai di tempat makan, aku mencari tempat duduk di pojok belakang. Kamu menjelaskan menu2 yang ada di daftar menu dan memesankan 1 porsi lontong orari untukku. Di tengah obrolan, kamu bertanya rencanaku besok hari minggu. aku jawab belum ada rencana. Dan kamu mengajakku ke pasar terapung. Aku langsung antusias mengiyakan. Itu yang aku ingin dari dulu dan Mas Adi belum sempat mengajakku kesana. Berhubung kalo ke pasar terapung harus pagi2, jadi kamu akan menjemputku abis Subuh.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Kamu menjelaskan suasana pasar terapung, rencana selanjutnya ke Pulau Kembang. Aku hanya manggut2 mengiyakan. Denger mau ke pasar terapung aja udah seneng, apalagi ini mau sekalian diajak ke Pulau Kembang. Aku gak sabar nunggu besok.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XVI Besoknya, hari minggu habis subuh kamu menjemputku di depan kost untuk pergi ke Pasar Terapung. Kamu memarkirkan mobilmu di pelataran sebuah masjid dan kita berjalan ke sebrang Masjid itu. Disana udah menunggu perahu-perahu yang akan membawa penumpang ke Pasar Terapung. Setelah deal harga sewa perahu, kita siap berangkat ke Pasar Terapung. Melewati Sugai Barito dan di kanan kiri masih banyak berjejer rumah2 kayu khas Kalimantan, beberapa perahu kecil melewati perahu kita, membuatku antusias untuk selalu memotret setiap hal. Sampai akhirnya kita sampai di muara sungai yang luas, sudah tidak ada rumah di kanan kirinya tapi berjejer dengan perahu2 kecil yang sedang melakukan transaksi jual beli selayaknya pasar tradisional. Hanya bedanya, ini ada diatas sungai. Selain perahu2 penjual yang berisi barang dagangan macam sayuran atau buah2an ada juga perahu yang menjual menu sarapan seperti nasi kuning, nasi goreng, dll. Kamu menjelaskan padaku bahwa pasar ini hanya sampai sekitar pukul 7 pagi dan dulunya lebih ramai dari ini. Kamu menjelaskan juga bahwa salah satu yang unik dari pasar ini karena masih ada transaksi barter antar pedagang/pembelinya walaupun sudah mulai jarang. Aku menyimak penjelasanmu sambil masih sibuk mengambil foto. Kamu belanja buah2an disana. Mangga, pepaya dan tidak lupa buah favoritmu, jeruk.
Kita sarapan di atas perahu dengan memesan nasi kuning. Selesai sarapan, perahu yang kita sewa melanjutkan perjalanan ke Pulau Kembang. Tidak terlalu jauh dari pasar terapung, tapi akses kesana memang tetap harus menggunakan perahu.
Awalnya aku mengira kalau Pulau Kembang itu adalah Pulau indah yang banyak bunga2. Ternyata dugaanku salah. Pulau Kembang lebih cocok disebut Pulau Monyet karena banyak sekali monyet2 liar yang Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
dilepas begitu saja disana. Sebelum masuk ke Pulau Kembang, kita membayar tiket masuk seharga 10ribu dan ditawari untuk membeli kacang. Kamu membeli kacang 5 bungkus. Para guide yang semuanya ibu2 menawarkan diri untuk menjadi guide dengan rayuan mereka bisa mengusir monyet2 itu kalau mulai nakal dan membantu mengambil foto.
Kita dipandu oleh ibu2 guide mulai masuk ke dalam Pulau Kembang. Monyet2 berkeliaran nakal. Mendekat, menarik-narik, dan sebagainya. Aku sempat ketakutan dan terus memeluk tas. Kamu menggandeng tanganku dan ibu2 guide itu berjalan di depan kita, mengusir monyet2 itu dengan memberi makan kacang yang sudah kami beli. Kita melewati jalan setapak yang kanan kirinya adalah hutan. Ibu2 guide menjelaskan asal-usul Pulau Kembang dan alasan kenapa banyak sekali monyet di pulau kecil ini. Sekitar 1 jam berjalan-jalan dan beristirahat di Pulau Kembang, saatnya pulang.
Sebelum kembali ke tempat pertama kita naik perahu, kamu meminta ke pemilik perahu untuk berhenti sebentar di Makam Sultan Suriansyah, salah satu tempat wisata juga. Kita masuk kesana, hanya untuk melihat2. Tidak ikut berdoa seperti orang2 lain yang biasanya datang kesana untuk berziarah. Kamu menjelaskan bahwa ini adalah makam raja pertama yang memeluk Islam di Banjarmasin ini. Disebelah kanan makam ada museum mini yang berisi foto2 dan silsilah kerajaan Banjar. Kita masuk ke museum itu untuk melihat2.
Akhirnya perahu yang kita sewa mengantarkan kita kembali ke tempat semula. Kamu membayar sewa perahu dan kembali ke pelataran masjid tempat kamu memarkir mobil. Tapi kita gak langsung masuk ke mobil. Kamu menjelaskan kalo masjid ini namanya Masjid Sultan Suriansyah, salah satu masjid tertua di Banjarmasin. Lebih dikenal dengan nama Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Masjid Kuin. (awalnya aku kira pengejaan Kuin adalah 'Queen'. Tapi ternyata benar2 'Ku-in' karena memang terletak di Jalan Kuin). Bangunan masjid mirip rumah khas Kalimantan, dinding dan lantainya dari kayu yang membuat masjid ini lebih adem. Aku mengusulkan untuk sholat Dzuhur di masjid ini dan kamu setuju. Akhirnya kita duduk2 di pelatan masjid sambil ngobrol2 menunggu waktu dzuhur.
Quote: "Mau kemana lagi Ri"" tanyamu ketika kita sudah di mobil bersiap2 pulang.
"Terserah. Ada tempat seru lagi buat didatengin"" aku balik nanya. "Ke rumah saya aja" Kita rujakan" Udah belanja buah2an juga kan"" usulmu.
Aku terdiam. Sebenarnya aku masih agak gimana gitu buat maen ke rumah kamu. Bukan sekali ini kamu ngajak maen ke rumah. Tapi aku selalu menolak. Gak enak aja.. gimana kalo ada yang liat" Tetangga kamu misalnya.. Lihat ada perempuan masuk ke rumah laki2 berkeluarga yang tinggal sendiri.
Tapi aku juga pengen maen ke rumah kamu. Pengen tau aja sih.. toh gak ngapa2in juga kan" Lha emang mau ngapain sih Ri" Lagi2 aku berpikiran bodoh.
"malah ngelamun"" kamu menepuk pipiku.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Engga kok Pak.." aku mengelak
"Jadi gimana" ke rumah" Rujakan"" tawarmu. Aku mengangguk.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XVII Akhirnya kita sampai di rumah kamu, yang sebenarnya deket kost-anku juga.
Kamu mempersilakanku masuk dan meninggalkanku di ruang tamu, tapi aku membuntutimu ke dapur. Rumah kamu cukup besar. Ada ruang tamu, ruang TV yang gabung dengan ruang makan, dua kamar tidur, kamar mandi dan dapur.
Quote: "Ada yang bisa dibantu gak"" tanyaku.
"bantuin ngabisin aja.." jawabmu sambil mulai menyiapkan bumbu2 rujak.
"oh itu sih udah pasti...hehehe" jawabku. "Saya bantu ngupas buah aja yaaa" tawarku sambil mengambil pisau dan buah mangga.
Setelah rujak dan buah2annya siap, kita pindah ke ruang TV untuk makan rujak disana. Kita makan rujak sambil nonton TV dan ngobrol apa saja. Pada dasarnya kamu memang hobby bicara, hobby bercerita. Bersama kamu seperti gak ada habis2nya bahan cerita dan kamu gak pernah keberatan dengan sikapku yang lebih banyak sebagai pendengar.
Tapi walaupun begitu, aku senang bisa jadi pendengar kamu. Kadang2 berdebat sama kamu, walaupun berdebat hal2 yang gak penting sama sekali. Semakin hari sebenarnya aku semakin suka sama kamu. Mungkin udah sampai di tahap sayang. aku sayang sama kamu, Pak. Dengan semua perhatianmu, cara kamu memperlakukanku, semua sifat2 dan kebiasaan kamu yang mulai kukenali satu2, cara kamu Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
memandang hidup, pengalaman2 kamu sampai kamu bisa ada di titik ini, semua nya bikin aku kagum. Belum lagi aku suka cara kamu berpakaian, wangi parfum-mu yang sekarang menjadi wangi favoritku dan hobby memasakmu yang menurutku keren..itu semua semakin membuat perasaanku semakin jelas.
Aku dilema! Bagaimanapun aku harus sadar. Status kamu sudah mempunyai istri dan anak. Kamu adalah seorang suami dari perempuan dan ayah dari anak yang jauh di Jakarta sana. Kamu hanya seorang laki2 yang hobby bercerita, tidak biasa dalam kesendirian, kemudian terlempar di perantauan karena tanggung jawab pekerjaan dan kesepian. Lalu muncul lah aku, seseorang yang -kebetulanpunya banyak kesamaan dan tiba2 kita sudah berteman baik lah.. Ya, kita hanya teman. seperti yang berulang kali kamu bilang. Minggu ketiga, September 2015
Kita semakin akrab. Hampir setiap hari kita bertemu. Seringnya saat malam, pulang kantor. Kamu yang jam pulangnya lebih ontime, selalu menungguku untuk makan malam bersama. Kadang2 kita makan malam di 'Mama Azka'. Tempat makan di dekat komplek-ku yang pernah kamu ceritakan dan sekarang jadi tempat favoritku karena masakannya enak2 dan murah. Atau kadang kamu menungguku di kost dengan membawa makan malam hasil masakanmu. Iya, di kost-ku! kamu sudah akrab dengan ibu kost dan kedua keponakannya. Sambil menungguku pulang, kamu kadang mengobrol dengan Ibu kost-ku atau sekedar duduk2 sendiri di teras belakang sambil main game di HPmu. Ibu kost-ku juga senang kenal sama kamu karena selain kamu sopan dan bisa diajak ngobrol banyak hal, ada satu orang lagi yang akhirnya bisa dipaksa untuk Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
mencicipi makanan buatannya. Apalagi kamu dan Ibu kost sama2 hobby masak, jadi bisa sharing soal masakan dan aku hanya mendengarkan. Weekend kemarin kamu dan Ibu kost membuat pisang goreng dan puding sama-sama. Lagi-lagi aku hanya bisa membantu menghabiskan bersama keponakan2nya.
Ibu kost taunya kita pacaran. Saat beliau mengkonfirm itu, kamu hanya senyum2 dan bercanda mengiyakan. Tahukah kamu, saat kamu mengiyakan, walau aku tau itu hanya bercanda.. diam2 aku mengaminkan. Aku berharap Ibu kost jangan sampai tau tentang status kamu. Aku takut Ibu kost mikir yang engga2 tentang kamu.
Aku sadar, gimanapun aku berusaha menutupi hubungan kita, pasti nanti bakal ketahuan juga. Dan aku merasa Mas Adi mulai curiga. Mungkin karena dia melihat akhir2 ini aku terlihat 'sibuk sendiri'. Biasanya aku cerewet sekali bertanya, weekend ini balik ke Jakarta atau gak" Kalau engga, ayo maen kemana kita.. atau dulu sering sekali malak Mas Adi untuk traktir makan malam sepulang kerja. Tapi sejak dekat sama kamu, aku hampir cuek sama Mas Adi. Aku udah gak peduli Mas Adi mau ajak maen keliling Banjarmasin atau engga. Aku juga udah gak betah lama-lama lembur di kantor karena aku tau kamu sedang menungguku di kost atau janjian ketemuan di suatu tempat untuk makan malam bersama.
Sampai suatu ketika.... Quote: "Besok gue ada meeting sama vendor. Makan siang sih..itung2 entertain lah. Ikut yuk Neng.."ajak Mas Adi
"Lha tumben ngajak gue" Kemarin meeting sama orang finance ZZZ gak ajak gue." sahutku
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"kemarin kan meetingnya sama cewek semua. Kalo lu ikut ntar lu rame sendiri lagi sama tu cewek2 dan gue cengo." kata Mas Adi. "Alasan doank lu. Bilang aja biar gak diganggu nge-modus" ejek-ku. "btw, ama vendor mana besok"" aku bertanya
"Finance XY" jawab Mas Adi pendek.
Finance XY" Itu kan kantor kamu.. Jadi meeting besok Mas Adi mau ketemu kamu dan ajak aku" Duh, Mas Adi kan taunya aku dan kamu gak saling kenal apalagi dekat. Gimana aku harus bersikap besok" "Besok jam berapa, Mas"" tanyaku. Aku ingin menolak ikut acara besok
"Setau gue sih jam makan siang tuh jam 12-an yaaa.." kata Mas Adi. "Mas, gue makan di kantor aja deh.. masih banyak data yang harus gue cek ternyata nih." kata ku beralasan.
"Alasan doank lu..Pokoknya lu kudu ikut!" kata Mas Adi dan langsung konsen kerja lagi.
Aku merasa pusing. Sepertinya aku harus tetap bersandiwara untuk gak kenal sama kamu.
Quote: "Pak Didi, besok ada janji ketemu sama Mas Adi"" aku mengirim Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
pesan via WA "Iya... baru tadi pagi di konfirm. kenapa Ri"" balasmu "Saya diajak ikut, Pak.."
"Wah, bagus dong..bakalan seru nanti" "Tolong jangan keliatan kalo kita kenal ya Pak" Kamu gak langsung balas. Sekitar 15 menit kemudian.. "Oke , Ri.. tenang aja." hanya begitu saja balasanmu. Aku agak lega. Terima kasih, pak..sudah mengerti tanpa harus bertanya.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XVIII Singkat cerita, keesokan harinya aku ikut Mas Adi untuk makan siang bareng kamu. Makan siang sambil berbicara tentang pekerjaan biasa dilakukan oleh kantorku dengan beberapa vendornya. Entertain, kami menyebutnya seperti itu.
Jam setengah 12 siang, aku dan Mas Adi sampai di Restoran Pondok Tepi Sawah, Banjarmasin. Ternyata Mas Adi sudah reservasi tempat. Sebuah saung lesehan yang menghadap ke kolam yang cukup luas. Kamu belum datang, tapi aku sudah merasa gelisah dari awal berangkat.
Jam 12 lewat beberapa menit, kamu datang juga. Bersama seorang perempuan, orang finance XY juga. Mas Adi menyambut kalian dengan ramah.
Quote: "Maaf nih agak telat, pak Adi.." katamu sambil menyalami Mas Adi. Perempuan yang bersamamu juga menyalami Mas Adi dan menyalamiku.
"Gapapa Pak Didi...belum lama juga kok. Ayo2 pesan makanan dulu." kata Mas Adi.
"Oia Pak Didi, kenalin nih..orang XXX juga.. Mba Riri namanya." kata Mas Adi lagi memperkenalkanku.
Kamu menyalamiku, "Oh ini yang namanya Mba Riri...yang ngurusin kasus Pak Wawan itu ya"" katamu ramah.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Iya, Pak.." jawabku. gugup.
"Gimana Banjarmasin" Udah betah belum"hehe.." kamu berbasabasi.
"Ya begitulah, Pak..di betah2", jawabku berusaha rileks. "Pak Adi bilang bawa temen kantor juga, perempuan. Makanya saya ajak Siska. Ini Admin saya, Mba Riri.." kamu menjelaskan. Perempuan yang bernama Siska itu tersenyum dan aku mengangguk sopan ke Siska
Kamu dan Mas Adi terlihat seru mengobrol tentang pekerjaan. Saling sharing tentang permasalahan umum masing2 pekerjaan kalian. Dan aku" Masih seperti biasa. Hanya sebagai pendengar sambil memakan makanan yang disajikan. Sesekali mengobrol dengan Siska, bertanya hal2 standar dan selebihnya diam. Aku berusaha sehati-hati mungkin dan gak berani melihat langsung ke kamu. Takutnya ada hal2 diluar dugaan dan nanti menimbulkan kecurigaan Mas Adi.
Quote: "Minggu depan kan Idul Adha tuh..lebaran dimana Pak"" Mas Adi tiba2 bertanya padamu.
Oia, minggu depan kan Idul Adha. Aku juga baru ingat. "Sepertinya pulang ke Jakarta. Mumpung long weekend kan Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Pak..lumayan buat mudik. hehe.." jawabmu. Jadi kamu pulang ke Jakarta.....aku mendadak sedih
"Iya sih..lebaran kan kamis ya" Jumat tinggal ambil cuti, sabtu minggu libur. Enak tuh kangen2an sama anak istri..hehehe" sahut Mas Adi Kamu hanya tertawa, "Nah makanya...saya udah urus cuti tuh hari Jumatnya.. Pak Adi mudik juga" kamu balik tanya
"Mudik lah, Pak...cuma saya lupa tuh urus cuti, hehehe" jawab Mas Adi.
Yaaah, jadi Mas Adi balik juga" Trus aku lebaran disini sama siapa" Aku makin menunduk sedih
"Kalo Mba Riri balik juga"" kamu tiba2 menatapku, bertanya. Aku menatapmu sekilas, "Disini kayaknya Pak..." jawabku "Kalo udah instruksi dari kantor dari tgl sekian sampe sekian ya harus segitu Pak Didi..kecuali Mba Riri mau pulang pake ongkos sendiri "kata Mas Adi.
"Main ke rumah saya saja Mba Riri...lebaran di rumah saya" tiba2 Siska ikut berbicara.
Aku hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Sekilas menatapmu lagi, dan ternyata kamu juga lagi menatapku..tersenyum penuh arti.
Akhirnya acara makan siang selesai juga dan kita saling pamitan. Di perjalanan pulang, Mas Adi menyertir mobil dan lebih banyak diam. Aku sibuk menduga2, apa tadi ada hal mencurigakan atau apa Mas Adi tau sesuatu" Tapi semoga gak ada kejadian yang bikin Mas Adi berpikir yang engga2.
Tiba2 Mas Adi membelokkan mobilnya. Berlawanan dengan arah kantor.
Quote: "Mas" mau kemana"" aku bertanya "gue mendadak pengen ngopi" jawab Mas Adi.
Ngopi..biasanya kalo Mas Adi ngajak ngopi, itu artinya dia lagi pengen ngobrol atau curhat atau....tiba2 aku merasa gak enak hati. "Ada apa Mas" kantor gimana"" tanyaku. Rasanya aku ingin balik ke kantor.
"Ada Ratna. Lagian Jumat gini suka sepi gak banyak kerjaan." jawab Mas Adi.
Mas Adi mengajakku ke sebuah coffe shop di daerah Kayu Tangi. Memesan kopi favoritnya, begitu juga denganku.
Siang2 menjelang sore seperti ini, coffe shop belum begitu ramai. Aku Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
dan Mas Adi masih saling diam, sampai akhirnya..
Quote: "ada yang mau lu ceritain gak Neng"" tanya Mas Adi to the point. "Lah" kan elu yang ngajak ngopi..biasanya kan yang ngajak tu yang punya hajat.." aku mencoba bercanda
Mas Adi tersenyum. "gue gak pengen cerita. gue cuma lagi pengen nanya.." kata Mas Adi. "Yaudah, nanya apaan""
"Astagaa...lha tadi kan gue nanya. idih, cantik2 lemot lu..hehe" "Gak..gak ada yang mau gue ceritain." jawabku datar. "Hmmm...kalo gitu, gue ganti pertanyaan deh. Mau sampe kapan lu nyembunyi-in hubungan lu sama Didi dari gue""
DEGG!! Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XIX Quote: "Hmmm..Kalo gitu gue ganti pertanyaan deh. Mau sampe kapan lu nyembunyi-in hubungan lu sama Didi dari gue"" tanya Mas Adi dengan nada menyelidik.
DEGG!! Mas Adi...tau tentang kita"" Kok bisa" Tau darimana" Aku hanya bisa membalas pertanyaaannya dalam hati.
Enggak! Mas Adi gak boleh sampai tau. Dia pasti bakalan marah besar kalo sampe tau aku dekat sama kamu. Apalagi kalo tau aku ada perasaan segala./I]
"Hubungan apa sih maksud lu" Perasaan gak ada aja..." kataku berusaha mengelak.
"Kayaknya kita temenan udah lama ya Neng..gak cuma urusan kerjaan aja. Tapi semua2nya..
Jadi gue udah tau lu orangnya gimana dan gimana lu bersikap. Lu tau kan gue udah anggap lu kaya adek gue sendiri" Kenapa sih lu nutupin Aku..Kamu..dan Rahasia Kita


Aku..kamu..dan Rahasia Kita Karya Riri di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini dari gue"" tanya Mas Adi.
"Nutupin apa sih Mas" Gak...gak ada." jawabku.
"Riri, drama lu berdua di tempat makan tadi tu basi, tau gak"!" Mas Adi agak emosi. Lupa kalo sekarang dia ada di tempat umum. Tapi kemudian sadar, dan kembali bicara dengan nada biasa tapi penuh penekanan.
"Sejak kapan lu deket sama Didi itu"" tanya Mas Adi lagi.
Aku diam menunduk. Gak tau harus gimana dan darimana menjelaskannya.
"Heh, Neng..gue lagi nanya nih.." kata Mas Adi.
[I]Aku menghela napas panjang, mengumpulkan keberanian. Toh sebenarnya juga aku udah lama ingin cerita ke orang. Butuh curhat. Tapi terlalu malu untuk bercerita dan takut akan anggapan2 yang engga2.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Maaf Mas Adi, gue gak jujur sama lu...
Iya gue akui, kalo udah ketemu dan kenal sama Pak Didi sebelum makan siang tadi. Abis kelar urusan Pak Wawan yang dulu itu, gue emang lanjut komunikasi sama dia...jadi kaya temen gitu, Mas..."
"Sering ketemu"" Mas Adi memotong penjelasanku.
"Enggak kok..."jawabku.
"sejauh apa lu ama dia"" Mas Adi bertanya lagi.
"Temen makan bakso, aja.." jawabku
Temen makan bakso, adalah istilah aku dan Mas Adi untuk menjelaskan kalo orang yang lagi dimaksud itu gak terlalu deket atau akrab. Semacam teman numpang lewat. Nothing special.
"yakin"" Mas Adi bertanya lagi.
"Iya..." aku menjawab sambil memainkan sendok cappucino-ku.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Temen makan bakso-nya bisa sampe sering maen ke kost ya" Sering jalan bareng juga.. Jangan2 foto BB lu waktu di Pasar terapung sama Pulau Kembang juga bareng sama dia, lagi"" Mas Adi bertanya menyindir.
Mungkin Mas Adi melihat muka kagetku. Dan dia malah tersenyum. "Kaget gue bisa tau itu"Hehehe.... Inget gak, waktu libur trus gue telpon lu tapi lu gak angkat2 dan akhirnya lu balik nelpon gue" Lu blang udah sarapan bubur Manado" Itu waktu gue telpon lu, posisinya gue ada di depan kost lu, neng..dan gue liat mobil si Didi ada disitu." kata Mas Adi.
"Pernah gue sama pak Salim, liat lu sama Didi pake motor masuk ke Chrystal Bakery. Dan akhir2 ini lu pulang kerja cepet2 karena dia kan" Lu juga udah gak ngeribetin gue lagi dengan ngintilin gue kesanakemari. Gue malah jadi curiga, jadi gue kepoin aja Ibu Kost lu dan emang bener dugaan gue. Dan biar gue tambah yakin, gue atur lah acara makan siang tadi.."
lanjut Mas Adi, menjelaskan panjang lebar.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku cuma bisa diam. Kaget, Mas Adi udah tau kedekatanku sama kamu. Aku juga gak menyangka dia sampe cari info ke Ibu Kost apalagi mengatur acara makan siang ini. Jadi makan siang tadi itu untuk pembuktiannya"
Quote: "Kalo udah se-akrab itu, bukan temen makan bakso namanya, Ri...." kata Mas Adi.
Aku masih diam. Gak tau harus bilang apa. Terlalu banyak hal yang mengagetkan hari ini..
"Maafin gue, Mas.. gue emang nutupin ini dari lu. tapi gue gak bermaksud nutupin ini. Gue cuma belum tau kapan waktunya gue harus cerita ke lu." jawab gue pada akhirnya, setelah terdiam lama.
"Gue paham kenapa lu nutupin kedekatan lu sama dia. Tapi..ini gue ngomong sebagai abang lu ya! Jangan terlalu dekat sama dia, Ri. Bukannya apa2...Bukannya gue batesin pergaulan lu juga. Tapi ini demi kebaikan lu, Ri. Lu harus inget dia siapa elu siapa. Dia udah punya anak ama bini, Ri.. Bininya masih ada. Tinggal di Jakarta, Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
anaknya juga masih kecil banget. Lu gak pantes runtang runtung kesana kemari berduaan sama suami orang. Apa kata orang kalo tau itu" Apa kata Ibu Kost lu kalo tau itu"" kata Mas Adi.
"Tapi gue cuma temenan, Mas" gue gak ada apa2 juga sama dia..." sahutku
"Sekarang sih iya temenan, bisa bilang gak ada apa2, tapi nanti" Siapa yang tau coba" Inget Ri...hati lu tuh masih rapuh banget. Lu lagi down banget. Itu sebenernya alasan gue kenapa milih elu yang datang ke Banjarmasin. Supaya lu bisa refresh, ganti suasana. Gue mendukung usaha lu untuk kabur sebentar dari Jakarta, gue ajak lu kesini.. Ngarepnya gue sih dengan elu pindah kesini, walopun sementara, elu bisa ngobatin semua kenangan gak enak yang kemarin lu alami disana. Disini tuh waktunya lu mencintai diri sendiri, Ri.. jadi jangan sampe lu malah terjebak lagi." Mas Adi menasihatiku
Dan tiba2 aku teringat, alasanku kenapa akhirnya aku mengiyakan tawaran Mas Adi untuk audit cabang Banjarmasin.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Flashback Waktu itu..sebelum Agustus 2015....
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XX Flashback Waktu itu...sebelum Agustus 2015
Quote: Rencananya sebelum ramadhan 2015 aku sudah berubah status menjadi seorang istri kalau saja mantanku -yang pada saat itu adalah pacarkutidak tiba-tiba mendadak pergi entah kemana dan kemudian memutuskan hubungan lewat sms tanpa alasan yang kuketahui. Aku mencarinya hampir seperti orang gila. Mencari ke kost-nya yang ada di Bandung -kami menjalani hubungan LDR karena pekerjaan dia ada di Bandung-, bertanya ke teman2ya yang ku kenal, bahkan aku mencarinya ke kantor. Sia-sia! Dia seperti menghilang atau sebenarnya ada, tapi tidak mau ditemui. Terakhir, aku menyusulnya ke Semarang, dimana orang tua dan keluarga besarnya tinggal untuk mencari dia, tapi tetap saja aku tidak bisa menemukan mantanku itu. Aku hanya bertemu dengan ibunya dan beliau cuma bilang, 'maaf ya Nduk...tolong banget sampaikan juga permintaan maaf kami ke keluarga besarmu. Semoga Riri selalu bahagia kedepannya. Maafkan kami ya Nduk..'
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Berkali-kali aku bertanya ada apa"kenapa" tapi tetap sampai sekarang gak ada jawabannya. Malah setelah lebaran aku mendengar kabar kalau mantanku itu menikah dengan perempuan lain, dengan teman kerjanya, begitu yang ku dengar.
Aku berusaha tegar dan menerima kenyataan, tapi ternyata itu gak gampang. Kejadian ini berimbas ke semuanya. Pekerjaan, pergaulan dan keluarga. Keluargaku marah besar, menganggap mantanku itu pengecut dan bajingan. Susah payah aku menenangkan mereka. Aku harus terlihat ikhlas dan baik-baik saja supaya keluargaku bisa tenang. Tapi itu melelahkan.
Hatiku juga hancur. Bagaimanapun juga, hampir 7 tahun aku berhubungan dengan mantanku itu dan menurutku semuanya lancar2 saja. Kami sudah banyak merencanakan kehidupan bersama kedepannya. Aku sabar menunggu dia sampai dia siap menikah denganku. Sama sekali gak ada bayangan atau pernah kepikiran bakal seperti ini jadinya. Semuanya serba tiba2, serba mendadak dan aku gak siap.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku beruntung mempunyai sahabat2 yang selalu support dan menghiburku dan salah satunya Mas Adi. Tapi tetap saja, saat sendirian, aku merasa galau lagi. Aku mendadak jenuh dengan Jakarta. Hampir setiap sudutnya, jalanannya, atau apapun yang aku kerjakan..semuanya mengingatkanku pada mantanku itu. Aku gak bisa kalo terus2an kaya gini. Aku harus bisa menyingkir sejenak dari Jakarta. Dan saat aku curhat ke Mas Adi, saat itu Mas Adi bilang akan membantuku.
Ternyata undangannya ke Banjarmasin selama dua bulan adalah rencananya untuk membantuku.
Quote: "Ngelamun lagi lu Ri"" Mas Adi mencipratkan air kopi dari sedotan ke mukaku. Membuyarkan lamunan flashback-ku.
"Apaan sih lu, Mas" kotor tau.." kataku sebal.
"Ya abis...lagi diomongin malah ngelamun. Lu dengerin ceramah gue gak"" tanyanya
"Iya denger...udah yuk, balik...udah sore. Banyak kerjaan nih gue di Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
kantor." ajakku. "Iya..iya.." kata Mas Adi.
Saat kami baru masuk mobil, sebelum Mas Adi menjalankan mobil..dia bertanya padaku,
"Ri, lu gak jatuh cinta sama Didi kan""
Glek! Aku menelan ludah. Harus jawab apa"
"enggak lah Mas.. ya kali gue ada perasaan sama suami orang..." jawabku berusaha tenang.
Mas Adi menatapku. Aku menatapnya balik.
"Good. Gue pegang omongan lu. Tadinya gue kira lu ada perasaan ama dia." kata Mas Adi.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXI Sepanjang perjalanan pulang ke kantor, aku lebih banyak diam. Betul2 memikirkan omongan Mas Adi.
Mas Adi benar, aku gak boleh kebawa perasaan tentang kamu. Aku harus sadar diri dan tau diri juga menyikapi semua sikap kamu ke aku. Seperti yang kamu bilang berkali-kali, kamu hanya menganggapku sebagai teman. Mas Adi juga bilang kalau aku hanya sebagai tempat kamu berbagi cerita karena dia sendirian di perantauan ini. Dan Mas Adi terus mengingatkanku bahwa kenapa aku begitu terbuka dengan sikap kamu adalah karena aku-pun sebetulnya perlu teman bicara. Aku datang ke Banjarmasin dengan perasaan galau dan labil, kemudian muncul laki-laki yang sama2 perlu teman bicara dan kebetulan cocok, jadilah berlanjut menjadi akrab seperti ini. Menurut Mas Adi, aku dan kamu anggaplah sedang mengalami cinlok. Seandainya kamu belum berkeluarga, mungkin gak bakal se-rumit ini dan Mas Adi bisa jadi gak menganggap ini hal yang serius.
Aku galau lagi. Sekarang Mas Adi sudah tau kalau kita sudah berteman akrab dan dia gak suka. Apalagi kalau Mas Adi sampai tau kalau aku ada rasa sama kamu" Pasti dia bakal marah.
Quote: "Jadi makan siang kemarin itu setting-an Pak Adi"" tanyamu saat weekend maein ke kost-ku.
"Iya.. jadi Mas Adi udah tau sebenernya kalo kita temenan." jawabku sambil memotong kecil2 blackforest yang kamu bawa. Memindahkan Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
ke piring kecil, dan kuberikan piringnya ke kamu.
Siang itu kamu maen ke kost-ku membawa blackforest kesukaanku yang kamu beli di Chrystal Bakery. Dan sejak itu kamu yang katanya gak terlalu suka cake apalagi yang manis2 begitu, jadi ikutan suka juga.
Aku memutuskan untuk menceritakan makan siang settingan itu ke kamu. Gak ada maksud apa2 sih, cuma pengen cerita aja.
"Bagus dong..jadi kalo kapan2 ketemu lagi, buat makan siang atau maen bareng kan udah seru gak mesti jaim2 lagi" katamu ringan.
Aku diam saja. Sebenenya berharap jangan sampai ada ketemu2 lagi itu.
"Pak, mau nanya boleh gak"" aku merasa perlu bertanya sesuatu. "Basa-basi aja sih Ri" Emang kalo saya bilang gak boleh, kamu gak jadi tanya""
"Kalo gak boleh ya berarti engga. Jadi saya gak bakal nanya..Lagian Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
saya gak suka basa-basi." jawabku berusaha datar tapi sebenarnya menahan tawa.
Kamu terlihat bingung, "kayaknya kita pernah ngucapain persis kaya gini sebelumnya, ya"" katamu
Dan kita sama2 tertawa, "Iya..dulu waktu pertama2 ketemu. cuma kebalik aja siapa yang nanya siapa yang jawab." kata ku.
"Mau nanya apa Ri""
"Hmm...emang bapak gak papa gitu kalo maen sama saya" Ehm..maksudnya gini, kalau misalnya kita lagi maen keluar kemana gitu..muter2, atau makan dimana gitu...emang gak papa gitu"" tanyaku hati2
"Gak papa lah..Emang kenapa""
"Oh itu...misalnya nih ya, misalnya ketemu temen Bapak gitu di jalan...atau yang orang kenal sama Bapak....emang Bapak gak takut kalo orang itu jadi mikir aneh2 ke Bapak""
"Mikir aneh2 gimana sih Ri" Ini apa sih maksudnya" Tumben kamu muter2 ngomongnya..."
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Ya kan Bapak disini banyak yang kenal..rekanan kerja mungkin banyak juga. Secara, siapa sih yang gak tau Finance XY" Siapa juga yang gak kenal sama kacabnya... disini sendirian padahal udah berkeluarga. Tapi tau2 maen2 kemana2 sama saya gitu..kan nanti dikira gimana2, gimana"" tanyaku. Aku pun menyadari kalau omongan aku ini gak jelas dan gak tau deh kamu bisa nangkep maksud aku atau engga.
Kamu diam. Mungkin coba mencerna arah omonganku.
"Hmmmm...gak papa sih. Kalo dari saya, gak masalah. Toh saya juga ngerasa gak ngelakuin yang aneh2 yang bikin mereka mikir aneh2. Terus mau mikir aneh apa sih Ri... temenan ya apa salahnya" Ya emang adanya begitu, kalo ada yang tanya ya jawab aja begitu." jawabmu.
Gantian aku yang diam. Dalam hati menggarisbawahi kata 'temenan'
"Lagian siapa juga sih yang mau nanya2" Gak ada yang tau juga..
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Kita jarang maen ke tempat2 rame. Emang kamu mau diajak ke mall" Nonton" Selama ini gak pernah mau bareng saya kan" Makan di tempat rame aja milihnya selalu pojok belakang. Jalan2 keluar paling cari makan sebentar, pulang ke kost kamu lagi. Diajak maen ke rumah saya lagi, gak mau. Diajak lari pagi sama temen2 saya, gak mau. Gitu aja terus..Saya pikir kamu yang malu jalan sama saya." kamu melanjutkan, terdengar agak emosi.
Aku masih diam. Gak tau mau jawab atau gimana
menjelaskan. Seandainya kamu tau, Pak... aku gak mau terlihat selalu kemana2 sama kamu karena aku menjaga nama baik kamu. Aku gak mau orang2 mikir yang engga2 ke kamu..
"Saya minta maaf, Pak.." kataku pada akhirnya. Aku kehabisan katakata.
Kamu menghela nafas, kemudian mengusap kepalaku lembut, "jangan nanya yang gak jelas, jangan mikir yang aneh2. Saya gak suka." katamu.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku hanya bisa mengangguk.
24 September 2015, Hari Raya Idul Adha..
Aku mengasihani diri sendiri. Lebaran sendirian di kota orang, apalagi tanpa keluarga atau teman2. Ditambah badanku yang sepertinya drop. Mungkin karena kelelahan atau memang cuaca Banjarmasin lagi jelek. Mas Adi pulang ke Jakarta. Kamu juga sepertinya pulang ke Jakarta. Dari kemarin belum ada kabar dari kamu, baik telpon ataupun WA. Aku pikir karena kamu mau cuti panjang jadi kamu pasti sibuk pekerjaan. Belum lagi ini pas dengan akhir bulan, closing
Aku memaksakan diri untuk ikut sholat Ied bersama keluarga Ibu Kost di masjid terdekat. Padahal jauh2 hari aku sudah berencana sholat Ied di masjid raya, tapi memang kondisi badan tidak memungkinkan.
Setelah sholat Ied, aku diajak Ibu kost sama2 makan ketupat dan opor ayam, tapi aku sungguh2 ingin istirahat. Lagipula tidak enak menggangu acara keluarga Ibu Kost-ku. Aku hanya ingin cepat2 tidur, badanku sepertinya demam. Baru mencoba untuk tidur, pintu kost-ku di ketuk2 dan ternyata Ibu Kost-ku membawakanku makanan dan menawarkan untuk mengantar priksa ke dokter. Aku menolak secara halus dan bilang kalo aku hanya butuh istirahat sebentar. Kemudian ibu Kost-ku memberi obat semacam penurun demam. 'Makan dulu ya Mba Riri, abis itu istirahat. Kalo sore belum enakan, nanti Ibu antar periksa yaaa..harus mau lho.' begitu kata Ibu Kost-ku. Aku hanya mengangguk dan berterima kasih.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku menutup pintu kamar dan langsung kembali ke tempat tidur. Sama sekali tidak ada selera makan, padahal opor dan sambal masakan Ibu Kost terlihat menggoda. Baru memejamkan mata sebentar, pintu kostku di ketuk2 lagi. Pelan2 aku berjalan ke arah pintu dan membukanya sedikit.
Quote: "Pagi bu Riri... selamat lebaran Idul Adha.."
Kamu....."" Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXII Quote: Aku gak bisa menyembunyikan rasa kagetku. "Pak Didi" Ngapain disini"" tanyaku
Kamu tersenyum, "itu bukan sambutan yang bagus, Ri.. boleh masuk dulu gak" panas niih.."kata mu.
Aku membukakan pintu lebih lebar, kamu masuk dan melihat ada ketupat dan opor di meja. Aku duduk di pinggir tempat tidur dengan muka penuh pertanyaan.
"Waah..udah ada makanan. Dari Ibu kost" Yah...sia2 dong saya bawa bubur Manado kesini" katamu sambil menarik kursi dan duduk menghadapku.
"Kok Bapak disini" Bukannya mau balik lebaran di Jakarta"" tanyaku penasaran.
"Kamu pucat, Ri" Sakit ya"" kamu malah balik bertanya sambil menempelkan punggung tanganmu bergantian ke kening dan leherku.
"Panas banget. Kamu demam ya"" lanjutmu lagi.
Aku menyingkirkan tanganmu dari keningku.
"Enggak, cuma gak enak bada aja sedikit." jawabku. "Bapak kenapa bisa ada disini"" aku masih penasaran.
"Udah periksa" Ada obat gak" Pasti belum makan deh..masih utuh gitu makanannya. Mau makan bubur. Ri" Saya siapin yaa.. kamu tiduran aja." katamu tanpa menjawab pertanyaanku.
Sempat terdengar percakapanmu dengan Ibu Kost di dapur. Saling basabasi, saling ramah tamah. Kepalaku semakin pusing dan memang badanku terasa panas dingin. Aku langsung tiduran dan menyelimuti badanku Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
dengan selimut tebal. Kukecilkan AC supaya gak terlalu dingin. Kamu datang membawa peralatan makan dan sebotol air minum hangat.
Quote: "Mau makan ketupatnya Ibu atau bubur"" tanyamu "Bubur aja..tapi pake opornya Ibu." jawabku.
Kamu segera membuka bubur yang kamu bawa dan memindahkan ke piring, lalu menuangkan opor ayam diatasnya.
Aku merubah posisi dari tiduran menjadi duduk agak menyender ke tempat tidur. Kamu menarik kursi ke arah tempat tidur supaya duduk lebih dekat denganku.
"sini saya suapin" katamu sambil menyendokkan bubur dan mengarahkan ke mulutku. Aku membuka mulut. Mata kita saling beradu, tapi cuma sesaat untuk kemudian saling mengalihkan pandangan. Saya grogi.
"Saya bisa makan sendiri, Pak. Sini piringnya." aku merebut piring dari tangannya. Ada perasaan aneh saat disuapi tadi. "Bisa, gapapa"" tanyamu
"Bisa.. bapak udah makan""
"belum, tapi gampanglah. Kamu makan dulu yang banyak" jawabmu.
Aku mulai makan pelan2. Pusing sekali sebetulnya, ingin cepat2 tiduran dan istirahat. Tapi aku gak enak sama kamu yang udah capek2 bawa bubur kesini. Lagipula di sisi lain, aku sangat senang kamu ternyata ada disini, lebaran disini bersamaku.
"Kok gak ngabarin kalo lagi gak enak badan"" tanyamu di sela2 makanku.
"Gapapa, baru berasanya juga tadi pagi2. Pas mau sholat Ied udah Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
mulai kliyengan." "Sholat dimana jadinya" Jadi di mesjid raya""
Aku menggeleng, "deket sini. bareng2 sama Ibu Kost." jawabku
"Bapak kenapa disini" Bukannya mau balik ke Jakarta"" sekali lagi aku menanyakannya.
"Tadinya iya, tapi dua hari kemarin dikasih tau klo Senin besok ada kunjungan ke Surabaya sampe Rabu. Terus Kamis jumatnya ada meeting kan di pusat. Jadi saya pikir mending pulangnya sekalian aja weekend depan." katamu menjelaskan.
"Ooh gituuu, yah tiketnya pesawatnya hangus dong. Sayang banget. Mana besok udah terlanjur cuti kan" " komentarku.
"Hehehe... yaudah sih biarin. Batal balik juga saya jadi bisa nemenin kamu disini. Kalau saya jadi balik, kamu sakit gini gak ada yang nemenin kan""
Aku diam saja. Rasanya nyaman sekali ada kamu disini menemaniku saat sakit.
"Lagi dong makannya Ri, biar cepet sembuh." katamu begitu melihat aku menyudahi makan dan masih tersisa setengah di piring. "Udah ah. Enek Pak.." jawabku
"yaudah sini.." kamu mengambil piring di tanganku dan memindahkannya ke meja. menuangkan air putih di gelas dan membuka pil obat penurun panas dari Ibu Kost.
"Minum ini dulu Ri. Nanti kalo masih gak enakan, kita periksa ya." katamu.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku hanya mengangguk. Ku minum obat penurun panas itu dan mulai posisi tidur. Kamu membantu merapikan selimutku. "Pak, makasih yaaa udah ada disini." kataku tiba2.
Kamu mengangguk, tersenyum. "Dari senin kita gak bakal ketemu, Ri..sampe seminggu lagi. Makanya saya sampe Minggu free buat kamu. hehehe" sahutmu.
Kita ngobrol banyak tapi seperti biasa, yang dimaksud ngobrol diantara kita adalah kamu yang berbicara dan aku yang hanya mendengarkan, sesekali menanggapi. Entah berapa lama sampai akhirnya aku merasa mengantuk sekali dan tertidur. Mungkin pengaruh minum obat barusan. Tapi tiba2 aku tersadar saat kamu merapihkan selimutku -hanya saja aku masih memejamkan mata, pura2 tertidurkemudian kamu mengusap2 kepalaku dan tiba2 kamu mencium keningku. Lalu pelan2 pergi keluar, menutup pintu kamar dengan sangat hati2.
Aku membuka mata, menyentuh bekas ciumanmu di keningku tadi. Belum ada 5 menit, ada WA masuk. dari kamu..
'aku pulang dulu. Nanti malam kesitu lagi. Cepet sembuh, Riri...' Hhhhh...Aku sayang kamu, Pak....
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXIII Malamnya kamu balik lagi ke kost-ku, membawa makanan dan buah jeruk. Seperti dokter yang baru periksa pasiennya, begitu datang kamu langsung meraba kening dan leherku, bertanya gimana keadaanku" masih pusing gak" Mana yang sakit" Udah makan belum" Blablabla...cerewet sekali. Tapi aku suka. Aku suka diperhatikan seperti itu. Entahlah, mungkin karena perasaanku lagi seneng karena kamu ada disini atau karena pengaruh obat yang emang manjur tadi, setelah seharian ini istirahat, badanku terasa membaik.
Quote: "Besok ngantor gak Ri"" tanyamu sambil mengupaskan jeruk untukku.
"Ngantor lah Pak.."
"Gapapa" Yakin udah enakan""
"iyaa..udah sehat kok. Pak Didi besok jadi cuti"" "Jadi lah..udah ngajuin dari jauh hari juga..." "Terus besok acaranya apa""
"Paling di rumah aja kayaknya....belum tau juga sih." "Aduh kasiaaan, sendirian di rumah aja.."
"Hehehehe, udah biasa kok sendirian. Cuma sejak kenal sama Riri aja saya jadi suka kelayapan"
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku termenung. Tiba2 teringat kejadian tadi siang. Kamu mencium keningku sebelum kamu pulang. Buatku itu sangat berkesan, tapi sepertinya kamu gak anggap itu spesial karena saat ketemu sekarang ini, kamu terlihat biasa aja. Duh, apa memang aku-nya yang terlalu bawa perasaan"
Setelah makan di teras belakang dan ngobrol2 sebentar, kamu pamit pulang. Aku bemaksud antar kamu sampai depan gerbang, tapi kamu cegah.
Quote: "gak usah. Istirahat aja sana.."katamu. "Yaudah kalo gitu, makasih ya Pak..." sahutku "Besok saya anter ke kantor ya Ri..."
"Eh" gak usah Pak...saya bisa pake motor kok."
"Kamu tuh abis sakit, belum bener2 fit malah mau motor2an. Jam 8nan saya tunggu di depan yaa. Bye Ri, balik dulu."
Kalau begini terus caranya, gimana aku bisa 'netral' ke kamu" Kamu terus2an membuatku nyaman dan senang. Kamu selalu bisa mengerti yang aku mau dan bisa kasih keputusan yang tepat buat aku. Kamu yang dewasa, kamu yang mapan, kamu yang perhatian dan pengertian....seandainya kamu belum berkeluarga, aku gak bakal segak enak gini punya perasaan ke kamu-nya.
Keesokan harinya, benar saja. Kamu sudah menunggu-ku di dalam mobil dari jam 8. Sengaja pagi2 lebih pagi biar bisa sarapan dulu, begitu Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
katamu. Untung Mas Adi cuti Jumat ini karena dia lebaran di Jakarta. Jadi gak bakal ketauan kalo aku di anter sama kamu ke kantor. Anak2 kantor juga mudah2an gak pada tau.
Ngomong2 tentang Mas Adi, malam setelah kamu pulang dai kost, dia meneleponku. Menanyakan kabarku lebaran sendirian di Banjarmasin. Aku hanya jawab seperlunya, gak pergi kemana2 dan di kost aja bareng Ibu Kost. Aku gak cerita ke dia kalau aku sakit, apalagi sampe cerita kalo aku ditemani sama kamu. Bisa2 dia ceramah panjang lebar di telpon. Biarlah, lebih baik Mas Adi gak perlu tau tentang ini. Duh Mas Adi..maafkan lagi2 aku bohong.
Kamu mengantarku sampai persis depan kantor dan baru pergi setelah aku masuk ke dalam kantor. Ratna yang pertama bertanya kalau aku diantar siapa karena dia gak melihat motor atau helm-ku. Aku hanya menjawab teman deket kost-an dan dia gak komentar lagi. Seharian itu aku berusaha fokus kerja walaupun dengan kepala masih sedikit pusing. Saat jam istirahat, kamu mengingatkanku untuk makan siang dan ngobrol sebentar tentang betapa suntuknya kamu cuti tapi gak kemana2. Sekitar jam setengah 6 sore, tiba2 kamu meneleponku
Quote: "Saya nanti magrib di mesjid deket ruko kantor kamu ya Ri..sekalian jemput kamu. Gak lembur kan""
"Kalo udah tau bakal di jemput gini, mana bisa konsen lembur Pak"" Kamu tertawa, "yaudah, kabarin yaaa kalo udah beres" Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXIV Oktober 2015, Weekend Pertama
Tepat satu minggu kita gak ketemu. Seperti yang kamu sudah bilang, dari tanggal 28 September 4 Oktober kamu ada di luar Banjarmasin. Tiga hari di Surabaya dan sisanya di Jakarta, urusan pekerjaan dan kangen2an sama keluarga. Hmm...selama kamu di Jakarta, kamu belum pernah sekalipun ngabarin aku. Padahal waktu di Surabaya, sesibuk apapun kamu selalu ada kabar. Aku cukup tau diri dan mengerti kalau kamu pasti sedang quality time bersama keluarga kamu. Aku gak mungkin ganggu.
Kadang aku memaki diriku sendiri. Kenapa aku jadi seperti ketergantungan sama kamu" Apa-apa pengennya sama kamu. Kenapa aku lemah banget kalo tentang kamu" Aku juga sebenarnya berusaha untuk mengerem semua perasaanku ke kamu. Tapi aku gak bisa. Kamu terlalu semuanya buat aku. Kamu sempurna untukku dengan segala baik buruknya kamu. Tapi semakin aku menahan atau menghindar, perasaanku justru semakin gak tenang dan gak nyaman. Sayangnya, sampai sekarang kamu hanya menganggapku teman. Yah, teman seperantauan yang gak ada istimewa2nya. Tapi apa maksud ciuman kamu di keningku saat aku sakit dulu" Sisi hatiku berkata bahwa sebenarnya kamu mungkin sayang sama aku dan sisi hatiku yang lain langsung membantahnya, bisa saja itu hanya bentuk perhatian ke teman yang senasib, seperantauan dan gak ada siapa2, lagi sakit pula!
Jujur aku kangen sama kamu. Aku sudah terbiasa bareng kamu, hampir setiap malam ketemu kamu. Setiap weekend selalu pergi sama kamu. Setiap hari ada kabar dari kamu, denger suara kamu. Kalau hari kerja, Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
aku masih bisa mengalihkan ke pekerjaan. Tapi kalau weekend kaya gini" Aku merasa kesepian.
Tiba2 aku teringat Mas Adi. Weekend ini dia gak pulang ke Jakarta karena seminggu sebelumnya, saat Idul Adha dia sudah pulang. Aku langsung menghubungi Mas Adi,
Quote: "Halo cantik..." sapa Mas Adi begitu mengangkat telpon. "Mas lagi dimana" Ajakin gue jalan dong. Suntuk nih.." kataku to the point
"Astagaaa, cewek jaman sekarang yee. Nodong ngajak jalan duluan" Hahahaha " jawab Mas Adi jahil.
"Ya kalo gak mau juga gapapa.." sahutku jutek.
"Eh Neng, emang gue bilang gak mau" Masalah kali kuping lu. Gue di rumah, mandi dulu biar makin ganteng,hehe " kata Mas Adi "Isssh...cepetan ah gue tunggu."
Sejam kemudian, Mas Adi datang ke kost-ku. Aku sudah menunggunya di depan rumah jadi saat dia datang kami langsung berangkat. Mobil mengarah ke daerah Landasan Ulin untuk makan siang. Kemudian Mas Adi memarkirkan mobil di salah satu tempat makan favoritnya, Waroeng Bambu. Aku pernah satu kali kesini, sama kamu. Mas Adi memesan ikan patin bakar sedangkan aku pesan soto Banjar. Sambil menunggu pesanan datang, kami ngobrol2 ringan.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Quote: "tumben telpon gue duluan" Temen makan bakso lu mana"" tanya Mas Adi.
"Apaan sih lu, Mas" Mana gue tau...kan gue bukan emaknya." jawabku. "Emang lu udah ada acara gitu tadinya"" aku balik nanya "Gak sih..emang gue udah rencana ajak lu keluar. Tapi rencananya rada siangan gitu lah. Tadi gue baru pulang banget dari car free dayan bareng Pa Salim."
"Yaaah...kok CFD-an gak ajak gue""
"sejak kapan lu minat CFD-an" kalo gue ajak suka males2an. Alasan lu pasti 'aduh Mas..minggu2 gini ngapain sih kudu bangun pagi juga, apalagi buat olahraga"' hahaha..dasar cewek males!" Aku tertawa mendengar Mas Adi menirukan suaraku, "Ya paling gak kan kalo lu olahraga, gue-nya bisa jajan2"
The Last Empress 3 Siluman Ular Putih 23 Warisan Agung Api Di Bukit Menoreh 2
^