Pencarian

Looking For Someone Like 3

Looking For Someone Like You Karya Andyanstefi Bagian 3


"yaudah nanti sore aku kesana yang"
"tapi bener ya" ujar clara lagi
"beneran ga percayaan banget sih"
"yaudah nanti sore aku kesana"
"yaudah dah dulu ya, masih beres beres nih, selamat menikmati hadiahnya hehehe"
"ishh udah kaya makan aja, boleh tau ga hadianya apaan yang"
"ga ah rahasia, pokoknya kamu bakalan suka deh"
"ah main rahasian kan"
"hahaha, biarin biar penasaran"
"yaudah deh love you muachh"
"love you too" "ihh muachnya mana"
"nanti aja kalau kita ketemu hahaha"
"dasar yaudah ya sayang dah love you"
dan klik telepon diputus.
hahaha pasti dia bakal kaget kalau gw dikosan. tapi dia datang jam berapa ya. waduh masa gw mendekam ngumpet dikamar seharian. Bisa mati kebosanan. gw harus mikirin srategi biar ini jadi surprise. tapi gimana caranya ya.. ahh gw tau...
gw lalu menuju ke lantai bawah menemui sang master penjiplak dvd porno bajakan bang anton karena posisi kamarnya yang pas disamping tangga.
Quote: "bang bang bisa tolongin gw ga"" tanya gw
"apaan lagi fimnya kurang"" ujar banganton
"yaelah bukan, gw minta tolong kalau lu liat cewe gw kesini lu telepon ato sms gw ya" ujar gw
"cewe lu yang mana yang sama hendro itu"" tanya dia
"oh iya gw lupa, nih bang fotonya" ujar gw sambil menunjukan foto clara di hp gw
"ok ok tapi kayanya bakalan susah nih" ujar dia
"ah kampret pake kode kodean, iye iye gw beliin makan malam asal bener, awas aja kalau gagal" ujar gw
"emang kenapa sih, lu mau selingkuh ye, buset masih kecil" ujar dia lagi
"yaelah bang kaga, biasa kejutan gitu" ujar gw
"iya aja dah" ujar dia
"makanya pacaran bang" ujar gw
"kampret ga gw bantuin nih" ujar bang anton kesal
"hahaha maaf maaf piss" ujar gw
"yaudah gw keatas lagi bang, awas jangan lupa ye." ujar gw
"santai, " ujar dia.
Rencana a sudah siap saatnya memersiapkan rencana b
gagal rencana pertama aman sekarang saatnya mempersiapkan rencana cadangan. gw beranjak ke kamar bang hari.
gw ketok ketok ternyata ga dibuka buka.gw coba ketuk pintunya lebih keras lagi tapi masih tidak ada jawaban. yah rencana cadangan gw gagal nih ..terpaksa gw bergantung ke rencana pertama.
akhirnya gw dikamar berdiam diri, nonton tv, nyanyi nyanyi ga jelas sambil menunggu clara datang.sesekali melihat jam dan hp untuk berjaga jaga. Lampu sengja g matikan. saat sedang main hp dan nonton tv dalam kegelapan. gw melihat bayangan dikusen pintu yang terpantul oleh matahari.
anjrit rencana pertama gagal. gw langsung matiin tv dan lari kekamar mandi buat bersembunyi. untungnya lampu kamar mati. sialan ini bang anton . pasti dia lupa ngasih tau gw. sial sungguh sial. Untungny gw masih sempat untuk melarikan diri ke kamar mandi. dari kamar mandi gw sedikit mengintip lewat pintu yang terbuka. clara pun masuk dan menyalakan lampu. dia berkeliling mencari kado yang gw maksud. gw masih mengintip dari kamar mandi menunggu dia lengah. saat dia mengobrak isi lemari buku gw dan membelakangi gw, gw pun berjinjit berusaha tidak mengeluarkan suara sedikitpun dan menghampiri clara. gw berdiri dibelakang clara. saat clara hendak berdiri dan
hupp gw memeluk clara dari belakang.
"ahhh" plak clara reflek memukul gw dengan novel yang dia pegang. cudkup tebal saat itu
"aduuh" ujar gw
"eh kamu yang maaf maaf" ujar clara sambil mengelus elus jidat gw "aduuhh, kasar banget sih kamu" ujar gw
"ih kan kaget" ujar clara
"kaget sih kaget tapi ga pake mukul lah " ujar gw lagi sambil mengelus elus jidat gw
"maaf deh yang hehehe, mana mana yang sakit" ujar clara "nih" tunjuk gw dibibir
"disembuhin pake ini ya" ujar clara dengan mata melotot dan mengangkat novel itu
"hehehe becanda" ujar gw
"kok kamu udah pulang sih" ujar clara
"niatnya mah surprise gitu gatau nya malah benjol" ujar gw "lagi ah aku kan kaget dipeluk dari belakang" ujar clara "yaudah ulang" ujar gw
"maksudnya" tanya clara
gw ga menjawab pertanyaan clara gw langsung membalikan badan clara dan memeluk dia dari belakang lalu menyenderkan kepala gw dibahunya.
"Sssst udah diem ga usah komen" ujar gw saat dia hendak bersuara "kangen ya" ujar clara
"engga tuh" ujar gw
"Kangen banget" tambah gw lagi.
gw tengok ke wajahnya. rona merah kembali terpancar dipipinya. dari jarak ini gw bisa mencium dengan jelas aroma tubuhnya yang mempesona. ahh gw makin tergila gila dengan dia. irma" dia mendadak menghilang dari pikiran gw
"udah ah" ujar clara sambil mencoba melepas pelukan gw dipinggangnya
"ga mau masih kangen haha" ujar gw "udah ah yang" ujar clara
gw langsung membalik badan clara dengan cepat untuk menghadap ke gw baru saja dia hendak mengeluarkan suara dengan tiba tiba.... kentang..
kangen gw langsung membalik badan clara dengan cepat menghadap gw baru saja dia hendak mengeluarkan suara gw melumat bibirnya "ahhh rese" ujar clara
"hahaha" tawa gw langsung menjauh karena melihat dia mengayun ayunkan buku
"ahh kamu rese ahh" ujar clara
"Ahhh, rese" ujar clara sambil mengejar gw
"Ayo kalau bisa hahaha" ujar gw sambil mengelilingi ruangan 4 x 6 ini.
Ternyata ruangan sekecil ini membatasi gerak gw untuk menghindar dari amukan buku clara. Kali ini dia kembali ke rak buku menukar novel dengan kamus bahasa inggris.
"Eh eh" ujar gw panik melihat ketebalan kamus itu "Ayoloh mau kabur kemana sayang" ujar clara
gw masih menghindari pukulan pukulan clara. Gw ancang ancang saat clara mendekat dan hap gw tangkap kedua tangannya. Gw rebut kamus dari tangannya, gw dekap tubuhnya, kemudian menjatuhkan diri kekasur dengan membawa clara
"Hahaha, cape yang" ujar gw "Iya nih, abisnya kamu rese ah" ujar clara "tapi suka kan" ujar gw sambil mendelikkan mata "Apaan sih" ujar clara
clara kemudian menunduk menyembunyikan wajahnya yang kini merah semua di dada gw
"ih mukanya kaya kepiting rebus" ujar gw "apaan sih ah" ujar clara memukul manja "kangen tau ga aku sama kamu" ujar gw
"sama aku juga tapi kok kamu balik"" tanya clara heran "pindahnya kebekasi, jauh banget kalau berangkat darisana" ujar gw "oh kapan kapan aku main dong kerumah kamu" ujar clara "ga usah ah ribet" ujar gw
"Pokoknya harus" paksa clara "iya iya" ujar gw enteng "Udah ah lepas" ujar clara
"Ga ah lagi enak" ujar gw yang memang keenakan dalam posisi seperti ini
Nyuut sebuah cubitan mendarat dihidung gw
"Mulai deh, mesumnya keluar" ujar clara kemudian menyingkir kesamping gw
"Bentar lagi valentine loh" ujar clara "Trus"" Ujar gw.
"Ah masa ga tau sih yang" ujar clara "coklat gitu" tanya gw
"Ah gamau ah kalau coklat" ujar clara
"Trus apaan, cinta, kasih sayang, rindu", semua sudah kuberikan padamu, hahaha" gombal gw
"Gombal gembel hahaha" ujar clara "Kalau tukeran kado gimana"" Tambah clara "Eh ka...."
Belum sempat gw bicara omongan gw langsing diputus clara "Iya iya tukeran kado fix" ujar clara lagi
Kalau gitu ngpain nanya kampret
akhirnya gw habiskan waktu seharian dengan melepas rindu bersama clara. bercanda bernyanyi dan tertawa bersama.
hadiah vs kenangan menjelang valentine, gw bingung karena ini merupakan valentine gw yang pertama, apalagi clara memaksa gw buat tuker tukeran kado. gw bingung harus membeli apa buat clara. gw sama sekali belum pernah kekamarnya. jadi gw ga tau apa kesukaan dia.
gw pun inisiatif buat minta hendro nemenin gw nyari hadiah.. "bro temenin gw nyari hadiah valentine nyok"
"walah, gw juga tuh, ayok dah mau nyari dimana" "dimall** aja" ajak gw
"yaudah kapan kapan"" "selasa aja pulang sskolah"
"yo dah, berangkat dari kosan lu ya, satu motor aja ribet nyet" "yaudah gampang"
"yo yo nanti ngobrol lagi disekolah"
akhirnya hari selasa pun tiba. gw sms clara jauh sebelum jam pulang biar dia ga nungguin gw dan bisa minta jemput ayahnya. Clara merupakan anak piatu. Ibunya meninggal karena kecelakaan ketika clara berumur 13 tahun.
"jadi ga nyet" ujar gw ke hendro "jadi lah ayo dah balik ke kosan lu" ujar hendro
gw dan hendro pun balik kekosan gw . setelah meletakkan motornya, gw dan hendro pun berangkat menggunakan motor gw. ga butuh waktu lama sampailah kami di sebuah mall. setelah berkeliling akhirnya kami memilih ke toko boneka dulu.
"emang lu punya duit dro" tanya hendro
"gampang gw udah ngumpulin jauh jauh hari, nih juga pasti gara gara cewelu, soraya mana mau kaya ginian lah dia mah ga ada cewek ceweknya" ujar hendro
"oh yaudah" ujar gw
"lagian juga kalau kurang kan ada lu iya ga iya ga"" ujar hendro sambil memainkan mata
"asem" ujar gw lalu masuk ke toko boneka
saat melewati tokoh boneka langkah gw terhenti diboneka teddybear warna putih. ahhh ini kan kesukaan irma. Serpihan serpihan kenangan kini terukir kembali. Shit kenapa gw kepikiran irma lagi ya.. apa kabar ya dia sekarang pasti tambah cantik dan dewasa. ah bodolah gw ga mau lagi mikirin dia.
akhirnya gw meninggalkan stand teddy bear dan menuju ke stand boneka sapi. ahh sepertinya ini lucu.. akhirnya gw menjatuhkan pilihan di boneka sapi.
Gw lalu menuju kasir untuk membayar.
"Ini aja mas" tanya mba kasir "Iya mba, eh eh tunggu" ujar gw
Tanpa bisa dikontrol gw langsung berlari menuju stand teddy bear tadi.memandang kearah kumpulan boneka. lalu memilih 2 boneka kecil teddy bear sebagai gantungan kunci. Gw pun kembali kekasir untuk membayar.
Hadiah setelah membayar gw baru sadar kenapa gw beli boneka ini. sepertinya gw belum benar benar bisa lepas dari irma.
gw pun meninggalkan kasir lalu mencari hendro gw lihat hendro sepertinya dia kebingungan cari hadiah buat cewek tomboi macam soraya
"gimana nemu ga"" tanya gw
"kayanya dia ga pernah megang boneka deh" ujar hendro "lah terus"" tanya gw
"bentar bentar gw mikir dulu" ujar hendro
ada sekitar 5 menit gw menunggu hendro berpikir hadiah apa yang bagus buat soraya.
"nah gw tau" ujar hendro
"apaan" tanya gw penasaran hadiah macam oa yang bkal dibeli hendro
"yang jual kotak musik disini dimana ya"" ujar hendro
salut gw sama temen gw yang satu ini. pemikirannya selalu berbeda dengan orang kebanyakan. biasanya mereka ngasih boneka atau coklat macam gw juga. dia malah lebih milih kotak musik. akhirnya kita pun nanya ke petugas apa disini ada yang jual sejenis kotak musik, mba kasirnya jug ga tau akhirnya kami memutuskan buat mencari ditempat lain . gw cek didompet uang tinggal 300 ribu dan ini masih pertengahan . wah harus harus hemat nih. gw saat itu dijatah 700 ribu perbulan. dan selama ini uang segitu masih bisa dibilang cukup buat gw.
akhirnya kami berkeliling dari kios ke kios untuk nyari kotak musik dan akhirnya ketemu disalah satu mall dikios perlengapan mainan anak. kotak musik dengan dominan warna emas dan replika 2 orng berdansa saat dibuka memainkan lagu yang indah. ah ingin rasanya gw bertukar dengan hendro.
ketika membayar ternyata uang hendro pas. aman akhirnya gw ga perlu nombokin. gw ga pernah keberatan kalau hendro minjam uang ke gw. menurut gw sahabat macam hendro lebih berharga dari uang.. "tukeran yok" ajak gw
"nyesel gw beli boneka kenapa ga kepikiran ya buat nyari yang beda" tambah gw
"itulah bedanya gw. lu sama gw cuma beda disini nih" ujar hendro sambil menunjuk kepalanya
"tae" ujar gw lalu menggeplak kepalanya. "lu beli 3 biji banyak amat" ujar hendro "biarin ah biar puas" ujar gw
"terserah lu dah" ujar hendro "ngasihnya gimana ya biar surprise"" tanya gw
"hmm iya ya kalau ngasihnya kaya biasa mah ga enak banget" ujar hendro
akhirnya gw dan hendro kembali berpikir bagaimana caranya biar hadiah yang tidak seberapa ini terasa istimewa dan tak terlupakan karena momennya. saling sanggah dan saling mengemukakan pendapat terjadi, setelah menimbang nimbang akhirnya keluar satu ude terbaik. tentunya dengan bumbu keisengan didalamnya valentine 1 (soraya)
14 februari 2007 hari ini serasa ada yang berbeda. dikelas aku tidak melihat andry sama sekali, begitupula dengan pacar ku hendro. sebenarnya apa sih yang mereka lakukan. aku memang tidak pernah habis pikir dengan kelakuan mereka, dengan keisengan keisengan mereka, dan dengan persahabatan mereka. tapi kali ini aku benar benar tidak tahu mereka ada dimana
Berulang kali aku coba untuk menghubungi hendro tapi tak ada satupun jawaban yang kuterima. selalu kotak suara yang kudapatkan. apa ini ada hubungannya dengan ide yang kucetuskan atas usul clara untuk melakukan tukar kado". sebenarnya bagiku valentine adalah hal yang biasa sama seperti hari hari lainnya. cuma untuk kali ini aku ingin mencoba hal baru, atas usul clara tentunya.
Apa mungkin mereka tidak menemukan kado yang pas sehingga mereka takut untuk menampakkan diri". kucoba lagi menghubungi hendro. sudah 11 kali panggilan dan 18 sms kukirim tapi semua tak ada hasil. begitu pula dengan andry. sudah 8 telepon dan 9 sms hasilnya pun sama. kringg kring kringg
bel masuk berbunyi. di jam pelajaran pikiran ku pun bercabang. aku sama sekali tak bisa fokus dengan pelajaran. saat jam istirahat aku mencoba mewawancarai setiap anak guna mencari sedikit celah untuk mengetahui keberadaan mereka. hasilnya pun nihil. untuk anak kelasku mungkin wajar tidak mengetahui andry mengingat dia jarang sekali bergaul. setiap hari rutinitasnya pun sama hanya sekedar menyapa, belajar, kantin, perpus, begitu setiap hari. wajar saja kalau mereka acuh terhadap apa yang terjadi dengan andry.
berbeda dengan hendro yang periang dan banyak teman. masa tidak ada satupun juga informasi mengenai dia. kucoba hubungi clara barangkali dia tahu mengenai hal ini
Quote: "halo clara" sapaku memulai perbincangan
"ada apa ya" tanyanya
"kamu dapat sms atau telepon dari andry dan hendro ga, seharian ini mereka ga masuk tau "
"baru juga aku pengen tanya kekamu, aku juga nyoba sms dan telepon andry tapi ga ada yang dijawab"
"apa gara gara ide kamu""
"mana mungkin, meskipun ini semua gara gara ide aku masa mereka sampai kabur sih" ujar clara tak percaya
"siapa tahu mereka malu, karena tidak menemukan hadiah untuk
kita" ujar ku "entahlah, gimana kalau sepulang sekolah kita cek kekosan andry" usul clara
"yasudah nanti sore kita berangkat bareng dari rumah aja ya, jangan pulang sekolah langsung kesana" ujar ku
"yaudah deh, bye bye, "
"bye" ujar ku menutup percakapan via telepon yang tak menghasilkan apa apa
sebenarnya apa yang mereka lakukan sih", apa ini salah satu keisengan mereka, atau mereka sengaja ingin membuat kejutan". kalaupun benar ini sungguh sungguh tidak lucu. mereka pikir aku dan clara tidak khawatir dengan mereka. mudah mudahan mereka benar benar ada dikosan..
sepulang sekolah aku langsung berganti pakaian dan berpamitan dengan orangtua untuk bermain. mereka menanyakan keberadaan hendro yang tak terlihat mengantarku pulang. aku tak bisa menjawab pertanyaan mereka. akhirnya ku jawab saja hendro sedang sakit. keluar rumah ku giring motorku kerumah clara. ah sudah lama sekali motor ini tak aku gunakan hahaha. mengingat hendro selalu setia menjemput dan mengantar ku hahaha. hendro memang tak bisa ditebak. dia selalu punya berbagai cara untuk membuatku jatuh cinta. setiap aku ngambek dia selalu punya cara untuk memnbuatku baik kembali.
seperti saat itu, andry dan hendro bersekongkol mengerjai ku lewat telepon. sumpah ku setengah mati kesalnya dengan mereka. akhirnya aku uring uringan dikamar melampiaskan kekesalanku dengan mereka. hingga malam hari tiba tiba hendro datang kerumah dengan membawa seikat bunga dan sebatang coklat sambil meminta maaf. dan perlakuannya berhasil membuatku luluh. ahh hendro kau sungguh mempesona bahkan sejak
pandangan pertama waktu mos saat itu. hehehe
akhirnya aku dan clara berangkat menuju kosan andry. kutanya beberapa penghuni bawah mereka hanya bilang tak tahu. kami lalu menuju lantai atas.
Quote: "kayanya mereka ga ada deh ra" ujar ku saat melihat kamar yang gelap
"coba liat diatas kusen deh, biasanya kan andry naro kuncinya disitu"
kemudian kuperiksa kusen diatas pintu. kuraba raba tapi aku tidak menemukan apapun hanya segumpal debu yang kini mengotori tangan ku. kukibaskan kedua telapak tangan ku untuk menyingkirkan debu itu
Quote: "ga ada ra, terus gimana dong, ahh mereka kebiasaan kaya gini, awas aja kalau ketemu gw bejek bejek" ujar ku kesal
"iya nih, gw kan jadi khawatir sama mereka" ujar clara
"eh ra coba cari bangku deh kayanya bisa ngintip tuh dari atas, kali aja mereka ngumpet didalam" ujar ku menyuruh clara
"coba intip dari lubang kunci dulu" ujar clara
kudekatkan wajahku kelubang kunci, semua gelap aku tak meihat apapun.
Quote: "kosong ra"
"ah coba aku yang lihat" ujar clara tak percaya
"iya kosong nih" ujar clara
"terus gimana dong" tanya ku
"pulang aja deh" ujar clara
"yaudah yuk awas aja kalau ketemu" ujar ku
akhirnya kami pulang dengan tangan kosong. pikiran ku selama dirumah masih soal andry dan hendro. jam 8 malam secara tiba tiba sms masuk ke handphone ku
valentine 2 (soraya) akhirnya kami pun sampai dirumah. jam 8 malam saat sedang merenung diatas tempat tidur secara tiba tiba sebuah sms masuk ke handphone ku
"ke kosan andry aku tunggu bi" itu sms yang kuterima
apa apaan ini maksudnya. padahal jam 5 barusan ku kesana tapi mereka tidak ada dan sekarang mereka menyuruh aku untuk datang kesana lagi. sebenarnya ada apa sih. ku coba sms clara apa dia juga menerima pesan yang sama
Quote: "ra kamu disms andry ga""
"iya dinyuruh ke kosan segera katanya"
"kok sama sih ah pasti mereka iseng nih sok kasih lejutan"
"terus kamu mau kesana"
"yaudah mau gimana lagi"
"yaudah aku siap siap dulu ya"
"aku juga deh nanti kamu kerumah aku aja"
akhirnya aku pun bersiap siap terlebih dahulu. kemudian clara menyambangi rumahku dan kita berangkat bareng ke kosan hendro. sampai dikosan hal yang sama seperti tadi siang malah yang kami dapati. gelap dan tak berpenghuni.
Quote: "ah tuhkan pasti mereka ngerjain kita deh"
"awas aja kalau ketemu" ujar clara sambil mengepal ngepalkan tangannya pertanda dia sudah sangat kesal
namun secara hampir bersamaan sms kembali masuk ke handphone ku dan clara.
"udah nyampe ya hehehe sekarang kebelakang kos kosan gih" begitu sms yang clara dan aku terima
Quote: "pasti mereka ngeliat kita kesini, buktinya mereka tau kita udah myampe" ujar ku
"yaudah kebelakang yuk, emang dibelakang ada apaan sih" tanya clara
"oh iya kamu belum pernah kebelakang ya, dibelakang itu ada taman" ujar kuenjelaskan
"terus lewat mana" tanya clara
"dibawah tangga ada pintu"
"sebenarnya ada apaan sih mereka" tanya clara
"awas aja kalau cuma iseng doang" ujar clara kesal
"udah ayo turun" ajak ku
akhirnya kami pun turun sampai dibawah tangga ternyata pintu akses kebelakang terkunci. kucoba sms dan telepon hendro dan andry tapi tak ada jawaban. sial. selang beerapa lama sms kembali datang. lama kami berdiri didepan pintu yang terkunci bingung mau berbuat apa lalu sms kembali masuk.
"butuh kunci ya hehehe , coba tengok dibawah pot bunga disamping tangga" isi sms tersebut di hp ku dan clara
clara lalu segera menuju pot bunga dan menemukan kunci lalu dia menuju pintu dan krekk pintu terbuka. saat pintu terbuka kelap kelip lampu berwarna warni langsung menerobos pintu. saking terpesonanya kami berdua sampai diam tak bergerak memandang lampu lampu tersebut.
Quote: "hayo ngapain bengong , sini sini" ujar seseorang yang menyadarkan lamunanku dan tetnyata itu hendro
"hubbi" teriak ku dan langsung lari menghampirinya untuk melampiaskan kekesalanku.
"jahat tau ga kamu jahat" ujar ku dan tanpa sadar air mataku meleleh dan mengalir dengan bebas
"kamu jahat bi, bikin aku khawatir" ujar ku dalam tangis
hendro pun mengusap pipiku dan menghapus airmataku dengan
jarinya "cup cup cup jangan nangis dong, maap deh maap" ujar hendro
kulihat andry dia mengaduh aduh karena sekujur tubuhnya dicubiti clara yang sedang kesal. kulihat clara juga sama dia berlinang air mata sambil memukuli andry. aku jadi tersenyum melihat ekspresi andry yang kesakitan
Quote: "ampun yang ampun, aduh" teriak andry kesakitan
"biarin biarin siapa suruh iseng ngerjain aku, biar tau rasa" ujar clara
"aduh ampun ampun" ujar andry
"hahaha" tawaku melihat kelakuan mereka sepertinya lucu kalau hendro juga merasakan hal yang sama hehehe
valentine 3 (soraya) ah sepertinya lucu kalau hendro merasakan hal yang sama heheh
akhirnya aku menghampiri hendro dan memukuli serta mencubiti badannya untuk melampiaskan kekesalanku
" aduh aduh udah dong bi, sakit nih aduh" ujar hendro "biar kalian tau rasa, iseng mulu sih" ujar ku
akhirnya tercipta pemandangan dua kaum adam yang disiksa oleh dua insan kaum hawa. kami menghentikan hukuman kami dan tertawa puas setelah balas dendam. kemudian tangan ku ditarik hendro kearah meja panjang yang sudah dihiasi lilin kecil disekelilingnya. menciptakan nuansa romantis yang indah apalagi ditambah kerlap kerlip lampu berbentuk hati ditembok depan meja tersebut. ah sungguh romantis saat itu
aku dan clara pun dituntun kearah meja tersebut, hendro mempersilahkan ku duduk bak seorang pelayan direstoran. begitupula dengan andry memperlakukan clara. mereka membuka tudung saji dan kini dihadapan kami terpampang berbagai makanan. ada nasi goreng, telur dan ayam. tidak istimewa memang makanannya tapi nuansa dan perlakuan mereka yang istimewa.
setelah acara makan selesai hendro dan andry memberikan kado. sial aku lupa membawa kado. harusnya kan acara bertukar kado. aku melirik clara dan dia juga sama . tapi tak apalah kan kami juga disuruh secara tiba tiba kesini. hendro memberikanku kado bungkusan kecil dan andry memberikan clara kado bungkusan yang lebih besar. ada rasa iri saat melihat hadiah clara. senyum terpancar diwajah clara satelah melihat hadiah tersebut. dengan berat hati akupun memberikan senyum terbaikku ke hendro. aku tidak mau membuat dia kecewa karena aku tau kondisi keuangan hendro.
dengan tergesa gesa clara membuka hadiahnya. dan isinya sebuah boneka sapi dan sebuah boneka teddy bear kecil jenis gantungan kunci. sungguh bukan main senangnya clara menerima hadiah itu. dia langsung memeluk andry dengan kuat.
karena penasaran aku pun membuka kado kecilku ini. aku harap kado kecil ini punya arti yang besar. kertas kado pun terbuka dan menunjukan kotak kecil berwarna emas. kutekan tombol dibagian depan kotak tersebut dan kotak terbuka. munculah suara piano dari dalam kotak dan dua boneka yang sedang menari. tanpa sadar air mataku menetes. hendro tahu betul kalau aku tidak suka dengan boneka.
aku tak sanggup lagi menahan tangisku. aku pun menangis didepan hendro kekasihku. melihatku yang menangis hendro memegang kedua tanganku. "kenapa hadiahnya jelek ya" ujar hendro
"maaf ya" ujar hendro kembali
"engga kok ga jelek hubbi" ujar ku dan langsung memeluk hendro dan mencium pipinya.
"makasih ya bi, ini kado paling indah yang aku dapat" ujar ku lalu kembali memeluknya
"sama sama, syukur deh kalau kamu suka" ujar hendro dan langsung melepas pelukanku dan mencium keningku.
"terus hadiah buat kami mana" ujar andry "hehehe" aku dan clara hanya bisa tersenyum pahit "yah masa kalian doang sih" ujar hendro
"katinggalan bi, lagian mana kami tau sih kalau kamu pengen bikin kejutan" ujar ku
"iya lagian pake ngilang seharian, jadi mana kepikiran buat bawa kadonya" tambah clara
" yaudah besok ya" ujar andry "iya deh" ujar clara
akhirnya acara malam ini selesai. kami pun berpelukan kembali . jam sepuluh malam akhirnya kami pun memutuskan buat pulang. andry membonceng clara dan hendro membonceng aku dengan motorku. kami diantar sampai rumah. hendro tak lupa pula meminta maaf karena aku pulang larut ke orangtuaku. uhhh calon suami yang baik banget sih kamu bi. hendro pun pulang kekosan bareng andry. sungguh malam yang indah.
behind the scene the valentine 1
kembali kesaat hendro dan gw setelah membeli kado dan berembug buat menentukan bagaimana caranya memberikan kado ini secara istimewa
"kalau makan malam gimana" usul hendro
"ah ga seru biasa"
"hmm, kalau kaya kejutan kejutan gitu gimana" usul gw
"boleh sih" ujar hendro
"tapi model kejutannya gimana" tanya hendro lagi
"kalau kita ngumpet gitu, ngilang kemana kek" usul gw
"nah bisa tuh, kalau perlu matiin hp" ujar hendro
"tapi kan jumat masuk nyet" ujar hendro
"iya ya , yaudah bolos ajalah" ujar gw
"kaga lah, masa bolos, kalo kabur dijam terakhir gimana" ujar hendro
"itu malah bahaya nyet, kalau tuh guru sensi, lu dijam pertama ada dijam dia ilang, malah lebih parah lu dihukum, trus kalau soraya nanya gimana pas disekolah, udah bolos aja" ujar gw
"trus orangtua lu" ujar hendro yang mengerti akan keadaan gw
"udah gampang" ujar gw
"ngumpet dimana dong, pas hari itu" tanya gw
"kalau dikosan lu nanti ketahuan ya, dirumah gw apalagi. soraya sama clara kan ga tau nanti bingung ngajak mereka kesono" ujar hendro
akhirnya kami berpikir lama menentukan dimanakah tempat eksekusi yang tepat untuk valentine yang tinggal 3 hari lagi..
"kalau taman belakang kosan gw gimana kan jarang dipake tuh sama anak anak" usul gw
ya dibelakang kos kosan ada semacam tanah lapang kecil yang
dijadikan taman, biasanya taman ini dipakai untuk acara kekeluargaan antar penghuni kos, entah 17 belasan, atau tahun baru biasanya taman ini baru kepake.
"oh iya boleh boleh" ujar hendro
"nah kita disitu biki acara makan aja gimana kaya usul lu" ujar gw
"pake lampu lampu kayanya seru" ujar hendro sambil menengadahkan kepalanya keatas seperti sedang membayangkan sesuatu
"pake lilin" ujar gw sambil ikut membayangkan kejadian yang akan terjadi
"pake kode kodean kaya petunjuk gitu kayanya enak deh" usul hendro lagi
"dekorasi bentuk lope lope kayanya mantap tuh"
"hahah " tawa w dan hendro
"mantap, tos dulu lah" ujar gw
akhirnya kami pun toss pertanda puas akan rencana kami. ya baru sekedar rencana.
"nanti gw urus lampunya deh, kayanya seru tuh kalau lampunya benntuk hati trus kaya kelap kelip gitu, gw kemarin ngeliat anak elektro lagi belajar gituan soalnya" usul gw


Looking For Someone Like You Karya Andyanstefi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"iya iya, nanti gw bikin dekorasinya lah" ujar hendro
"eh tapi nanti makan apaan"" tanya hendro
"oh iya, apaan yak hahaha" tawa gw
"nah itu yang bikin bingung hahaha, masa nasi warteg" ujar hendro "eh boleh juga tuh" ujar gw setelah mendengar kata warteg
"maksudnya" usul hendro
"kita mesen aja makanan yang biasa biasa aja deh ga usah kaya restoran mang lu punya duit hahaha" ujar gw
"ya kaga hahaha"
"nah makanya itu yang simple simple aja" ujar gw
"boleh deh" "yaudah ayo dah kekosan gw dulu minjem kunci tuh taman, nanti gembok aja biar ga ada yang masuk, tinggal 3 hari lagi nih buat dekorasi" ujar gw
akhirnya kami sampai dikosan. setelah meletakkan motor kami mampir dulu untuk meminjam kunci taman tersebut. sebenarnya tidak dikunci cuma untuk menjaga privasi kami saja ketika dekorasi. setelah perundingan dan janji janji manis untuk menjaga taman gw lontarkan ke aki aki tersebut kunci pun ada ditangan.
kami langsung menuju taman untuk membersihkan daun daun yang berguguran dan sampah sampah yang berserakan.
"kayanya dirumah gw punya deh lampu kaya gitu bekas pohon natal" ujar gw sambil coba mengingat ingat .
"coba cek aja sono, kali aja masih ada, yaudah gw beli karton dulu deh" ujar hendro lalu keluar membeli karton.
gw ambil motor gw lalu pulang kerumah. kali ini gw punya akses lebih mudah seelah gencatan senjata dengan ibu gw hahaha.
"bi, tau ga mama nyimpen dimana tuh lampu lampu pohon natal" ujar gw
"ehmm kayanya bibi tau deh, sini dry" ujar bi sum lalu mengantar gw ke arah gudang, dan benar saja ternyata ada disana
"wah beneran ada, yaudah ini saya bawa yah bi, makasih bi" ujar gw lalu menyalim tangannya
"buat apaan dry" tanya bi sum
"biasa bi buat acara yaudah andry pamit dulu" ujar gw lalu keluar rumah
gw ambil motor gw lalu pulang ke kosan, saat dikosan ternyata hendro belum mulai. sialan nih anak satu.
"yaelah gw udah bolak balik lu belum mulai juga" ujar gw
"ya bareng lah hahahaha" ujar hendro tanpa dosa
"kampret, gw cape cape dari rumah kesini lu belum mulai ternyata" ujar gw kesal
"santai santai cepat darah tinggi lu marah marah terus" ujar hendro
"tuh liat" tunjuk hendro ke pojok taman dan ternyata disana sudah banyak bentuk bentuk kertas, mulai dari hati, bintang bintang, dan orang orangan yang saling bergandengan
"jago juga lu" ujar gw keheranan
"siapa dulu gw gitu, yah lu mah payah" ujar hendro
"terserah lu" ujar gw sewot sambil menggeplak kepalanya
akhirnya kami mulai mendekorasi hendro mulai menempelkan kertas kertas tersebut ke tali dan gw memulai dengan mencari kabel roll untuk power listrik nantinya. selanjutnya kami berdua mulai menempelkan dekorasi lampu dan hiasan kertas tersebut ke sepanjang dinding.
"lu kan yang nanya ke orang elektro, gw kan ga kenal, kalau lu kan masih satu pemahaman lah" ujar hendro ke gw
"gampang besok gw samperin orangnya" ujar gw.
Keesokan harinya.. behind the scene the valentine 2
rabu, 12 februari 2008 hari ini wacana gw meminta salah satu anak elektronika buat mengajari gw buat membuat lampu yang berganti ganti warna. entah apa namanya untuk jenis lampu itu.
ada satu kenalan gw anak elektro, kenalan soraya sebenarnya, sebut saja kinan. perempuan berkacamata rambut panjang tapi tipisdan sedikit bergelombang. wajahnya tidak cantik tapi cukuo dibilang manis.
"eh kinan tunggu" ujar gw
"ada apaan, hmm andry yah" tanya kinan
"iya gw andry yang waktu itu dikenalin soraya, gw mau nanya nih, lu belajar ga yang bikin bikin lampu ganti ganti warna gitu" tanya gw to the point
"belajar sih emang kenapa" ujar kinan
"ada deh, lu ada modulnya ga" tanya gw
"oh ada dibengekel ayo deh ikut gw" ujar kinan
"eh eh gw tunggu disini aja deh" ujar gw malu
"mau ga kalau ga mau yaudah" ujar kinan
"yaelah ayo dah" ujar gw
akhirnya gw mengikuti kinan sampai kedalam kelas dibengkelnya, sorak sorai dan ciye ciye pun bersahutan, kampret. setelah mendapatkan modulnya gw pun kembali kekelas. sampai dikelas ketika hendak membuka buku soraya masuk, ah sial kayanya gw harus cari tempat aman.
akhirnya gw meninggalkan kelas lalu menuju ketoilet, gw pasang headset untuk mendengarkan lagu, lalu gw kunci pintu. didalam wc ini diatas wc jongkok, gw baca buku tersebut tapi gw ga paham sama sekali asli. banyak istilah istilah yang ga gw mengerti. asem percuma gw minjem nih buku kalau ga tau apa apa soal dasarnya. karena frustasi gw pun kembaliin tuh buku ke kinan
"ada yang udah jadi ga"" tanya gw
"sumpah gw ga ngerti sama sekali" tambah gw
"anak anak aja lagi pada bikin lu enak enakan minta jadi" ujar kinan sewot
"oh maaf maaf gw ga tau, yaudah thanks ya" ujar hw
"iya" gw pun kekelas hendro diotomotif
"gimana dry dapet ga" ujar hendro waktu melihat gw
"sumpah kaga ngerti sama sekali gw bacaannya mana solder solderan kayanya tuh" ujar gw
"lah terus gimana"" tanya hendro
"ya paling nanti coba gw cari lagi lampu model kemarin" ujar gw
"mudah mudahan ada deh" ujar hendro
"kayanya harus hati hati nih, ada soraya lu juga jangan bocorin nyet, biasa biasa aja" ujar gw
"lah iya lah monyong sia sia nanti semuanya" ujar hendro.
"yaudah gw balik kekelas aja" ujar gw
gw pun kembali kekelas dan mengikuti pelajaran pulang sekolah gw menjemput clara
"jalan dulu yuk yang" ujar clara
"aduh ga bisa yang, aku harus kerja kelompok" ujar gw berbohong
"yah yaudah deh" ujar clara langsung pasang tampang cemberut
"yah ngambek kan nanti malam deh ya" ujar gw
"beneran ya" ujar clara
"kalau ga sibuk hahaha" tawa gw
"tuh kan " helm gw dikeplak
akhirnya gw mengantar clara kerumahnya lalu kembali kekosan sampai dikosan tetnyata dia sudah ada ditaman terlebih dahulu dan sedang menyusun meja dan kursi
"lu dapet meja ma bangku dari mana nyet" ujar gw
"adalah santai aja mah sama gw" ujar hendro
"terserah lu dah, trus mau gitu doang ga ada tutupnya sama sekali polos gitu"" tanya gw
"nah itu gw bingung, mau minjam taplak dimana" ujar hendro
"coba ke mba santi belom" tanya gw
"ini meja dari dia monyong" ujar hendro
"ga ada gitu taplaknya" tanya gw
"ga ada, lu cari kerumahlu gih" suruh hendro
"asemmm, yo yo nanti gw cari kerumah"
"akhirnya gw kembali kerumah dan mengambil beberapa taplak meja untuk menutupi kursi plastik itu juga. ga etis banget kayanya kalau adegan romantis keliatan kursi plastik.
"nih ujar gw memberikan satu taplak meja besar dan 4 taplak meja yang agak kecil dengan motif yang sama"
"nah mantep, rumah lu udah kaya matrial apa aja ada" ujar hendro
"ta*" ujar gw akhirnya pekerjaan hari ini selesai tapi gw lupa sesuatu. damn kenapa gw ga sekalian nyari lampu. ah sudahlah besok juga bisa kami kunci taman dan kembali ke rutinitas kami pacaran hahaha.
behind the scene the valentine 3
kamis, 13 februari 2008 1 hari sebelum eksekusi, sejauh ini semua aman rahasia terjaga dengan sempurna. mungkin sudah saatnya menjalankan misi intelegensia..
disela sela istirahat dengan cepat gw menghilang dari soraya. gw sama hendro sudah janjian diaula untuk melaksanakan hal selanjutnya.
"gimana nyet abis ini kita mau ngapain" tanya gw
"kan kemarin gw bilang mau bikin kaya petunjuk petunjuk, bagusnya gimana" ujar hendro
"hmm kalau model panah panah gitu" usul gw
"Yaelah udah kaya anak pramuka main panah panahan" bantah hendro
"monyong bisanya ngebantah doang lu, usul juga dong" ujar gw
"hahaha" tawa hendro
"yaudah ambil gampangnya aja dah, lewat sms" ujar gw
"nah kn besok kita matiin hp seharian tuh, nah kita nyalain kalau pas kita sms, trus abis itu kita matiin lagi, pasti keselnya keubun ubun tuh hahahaha" ujar gw
"hahaha parah banget pasti tuh, mantap" ujar gw
"tapi kalau pas kita kerja kepergok gimana" ujar hendro
"hmm. minta bantuan aja sama anak kos, yah paling dengan modal bayarin makan malam aman lah semuanya" ujar gw
"makanannya gimana" tanya gw
"kemarin gw nanya nanya nanya tuh dah dapet sih, ketukang nasi goreng gitu, trus palingan kita tinggal beli telur ceplok, sama ayam" ujar hendro
"berarti besok malam ya ngambilnya" tanya gw
"iya" kringgg kringgg kringg bel masuk pun berbunyi akhirnya kami kembali kekelas masing masing
. ketika didalam kelas soraya memandang gw dengn mata yang tajam penuh curiga
"abis darimana sih, kok gw cariin ga ada, pacar gw kemana, ikut lu" tanyanya bertubi tubi
damn soraya udah mulai curiga. tenang tenang rileks.
"oh tadi gw main bola" ujar gw
"kok ga keringetan" ujar soraya
damn dia benar banget kok gw ga keringetan ya. asem keringat gw mulai keluar pertanda gw gugup. rileks rileks. ok
"oh tadi ngantri sama anak kelas 3, baru juga main bentar eh udah bel" ujar gw
"oh" ujar soraya sepertinya dia puas dengan jawaban yang gw berikan
oh terimakasih otak kau sangat hebat kali ini. soraya kau sudah salah menilaiku hahahaha.
sedikit demi sedikit sdah mulai ada kecurigaan dari soraya. mulai sekarang gw harus lebih berhati hati. tapi buat apa berhati hati besok udah eksekusi hahaha. pulang sekolah seperti biasa rutinitas jemput clara dan pulang. sempet ada kecurigaan juga dari clara mengingat dia tahu betul gw paling ga suka kerja kelompok. untungnya dia percaya aja hahaha. gw pun kembali kekosan dan sudah ada hendro disana
"gimana dro udah aman" ujar gw
"gw udah bilang keanak bawah sama atas kalau ada soraya atau clara besok sms ke gw" ujar hendro
"berarti tinggal lampu lopenya ya" ujar gw.
"iya, sama rapi rapi dikit paling" ujar hendro
"gimana ada ga lampunya" tany hendro
"tante gw punya sih" ujar gw
"mantap, yaudah sono ambil" usir hendro
"perasaan gw mulu ya" ujar gw
"lu kan emang bakat jadi kurir" ujar hendro
"Kampret " ujar gw sambil melempar sendal
"dah sono pergi gw mau rapih rapih" ujar hendro
"awas aja kalau gw pulang belum rapih" ujar hendro
"aman" ujar hendro
gw pun menuju kerumah tante gw didaerah penggilingan. sampai disana lampu pun dapat. saatnya kembali kemarkas.
"nih lampunya, pakunya masih ada ga" tanya gw
"nih" ujar hendro
akhirnya kami pun membentuk lampu tersebut menjadi bentuk hati
dengan bantuan paku dan tali. hari ketiga selesai status 80% besok adalah eksekusi. semoga semua aman.
final day valentine 1 hari ini adalah hari penentuan dari apa yang sudah kami kerjakan. pagi hari diawali dengan masuknya sms clara.
"selamat pagi sayang, selamat belajar ya"
gw ga menjawab sama sekali pesan tersebut, gw langsung sms hendro
"jadi ga bro cabutnya"
"jadi lah" "yaudah gw tunggu dikosan"
"yo udah kangen lu ya"
"monyong najis gw kangen sama lu"
"ah kamu malu malu"
"pret ah dah lama lu"
"oke kk" akhirnya gw kembali menonton tv satu sms lagi masuk ke hp gw
"kok kami ga bales yang, kamu ga papakan"
hahaha, dia khawatir ternyata. tangan ini sudah gatal pengen bales sms clara tapi gw tahan demi kesuksesan acara kali ini. "yang"
"kok ga bales" "bales dong" aduh gw jadi merasa berdosa udah bikin clara khawatir sama gw. yaudahlah nanti aja belakangan urusan dosa.
selang 30 menit hendro pun tiba. kami langsung menghubungi anak atas dan anak bawah buat kerjasama. sekarang tinggal sedikit rapi rapi.
"gimana kalau kita taruhan" ujar hendro
"ayo, taruhan apa"" tanya gw
"siapa yang paling banyak ditelepon sama disms" ujar hendro
"hahaha, boleh kita liat pacar siapa yang paling sayang hahaha" ujar gw
"hukumannya push up aja dah" ujar hendro
"oke buat telepon 50 kali buat sms 20 kali gimana" usul gw
"oke deal" "deal" ya itulah sedikit pertaruhan kami. pacar siapa diantara kami yang paling khawatir saat kami bersembunyi.
jam 6.10 sma masuk ke hp gw
"1 0 " ujar gw "santai bentar lagi bebi gw beraksi"
dan benar saja soraya melakukan banyak panggilan dan sms ke hendro . gw hanya mendapat 4 panggilan dari clara
"9 4, buat telepon" ujar hendro
"6 3 buat sms" ujar hendro puas karena mengungguli 2 dikeduanya
"anjrit" ujar gw
"hahaha, siap siap lu push up 70 kli" ujar hendro
"batas waktunya sampai kapan nih" ujar gw
"emmm sampai jam 8 gimana" ujar hendro
"deal" "deal" ujar gw bersalaman
hingga jam 7 skor sementara unggul gw ditelepon dengan jumlah 9 dari soraya dan 8 dari clara hahaha
skor untuk telepon sementara 11-17 untuk keunggulan gw skor untuk sms sementara 18-15 untuk keunggulan hendro
"hahaha telepon menang gw nih bodo amat sms gw kalah hahaha" ujar gw
"ah curang lu kan itu ada yang dari soraya juga" ujar hendro tak terima
"bodo amat, kan taruhannya banyak banyakan telepon masuk hahaha"
"iye dah,masih lama tenang" ujar hendro
jam 5 sore gw keluar dari persembunyian sementara buat ngambil minum dikosan. baru saja menaiki tangga tiba yiba gw melihat..
final day the valentine 2
jam 5 sore gw keluar dari persembunyian sementara buat ngambil minum dikosan. baru saja menaiki tangga gw melihat motor soraya. ah shit gw langsung lari menuju kamar gw dan bersembuunyi dibalik pintu. beberapa saat gw bisa dengar percakapan mereka. gw langsung silent hp gw takut mereka nelpon. gw bisa dengar kemarahan dan kekesalan mereka hahaha. gw bisa dengar saat mereka coba mengintip kedalam kamar gw bahkan merogoh kusen atas tempat gw menyimpan kunci. maafkan kakanda adinda clara sudah berbuat begini hahaha.
mereka pun pulang dengan putus asa. gw coba cek hp gw ada sms dari hendro
"nyet kata bang anton clara dateng, lu dimana buruan ngumpet"
"ampir ketahuan gw nyet untung langsung masuk kamar, ntar gw sms bang nton dulu udah aman belum" ujar gw
"bang aman""
"sip aman terkendali, tuh cewe dah pulang"
akhirnya gw keluar dari kamar membawa botrol berisi air mineral dan kembali ketempat rahasia.
"Hampir gw nyong hahaha" ujar gw
"asli goblok banget lah lu" ujar hendro
"mana gw tau monyong kalau mereka datang hahaha"
"eh makanannya daerah mana" tanya gw
"oh deket situ depan ga ada 15 menit" ujar hendro
"yaudah sono beli gantian nyet dari kemarin gw mulu" ujar gw
"iye iye" ujar hendro langsung cabut
akhirnya hendro pun beli makanan selang 30 menit hendro pun kembali sambil membawa kantong kresek besar. gw pun mengambil rice cooker, piring, sendok, gelas, dan teko berisi teh ke taman. gw masukan semua makanan ke rice cooker agar terus hangat..
jam 8 tiba saatnya eksekusi tapi sebelum itu saatnya menghitung hasil hahaha
. dan gw menang telak soal telepon dari hendro dan hendro menang di sms
total skor telepon 18 25 buat gw dengan 12 telepon dari soraya termasuk didalamnya hahaha
total sms gw kalah 25 22.
"siap siap push up bro" ujar gw
"iye iye curang lu itu soraya ada dilu juga" ujar hendro
"bodo amat hahaha" ujar gw
saatnya eksekusi gw dan hendro mengirim sms secara bersamaan
"ke kosan aku sekarang yang, aku tunggu" setelah itu kami mematikan hp kami.
jam 8.30 kami nyalain hp lagi. selang 15 menit sms dari bang nton masuk
"noh udah pada datang"
Kami sengaja tidak langsung sms lagi. Kami tunggu agak lama hahaha biarin mereka bingung. akhirnya kami sms lagi secara bersamaan
"udah nyampe ya hehehe, kebelakang kos kosan sekarang gih"
hahaha gw membayangkan ekspresi marah mereka pasti udah nyampe ubun ubun tuh emosi hahaha
beberapa saat kemudian engsel pintu taman pun bergerak gerak. saat itu gw kunci dari dalam dan gw taro duplicatnya dibawah pot bunga. kami sms lagi secara bersamaan
"butuh kunci ya hehehe, coba tengok dibawah pot bunga disamping tangga"
akhirnya pintu pun terbuka dan mereka terbengong melihat isi dan keadaan taman. mereka masih bengong hingga hendro menyadarkan soraya. Dan "hubbi" teriak soraya. air mata terlihat dikedua sudut matanya. clara pun berlari menghampiri gw dan melampiaskan kekesalannya ke gw hahaha. soraya yang melihat clara pun melakukan hal yang sama ke hendro. acara selanjutnya adalah makan makan dan tukar kado. bukan main senangnya mereka akan kejutan sederhana kami. acara selesai dengan berpelukan dan kami kaum adam mengantar kaum hawa untuk pulang.
saat kembali kekosan saatnya penghukuman "ayo lu push up duluan 50kali" suruh gw "iye iye" ujar hendro dan langsung turun kebawah untuk push up
"1 , 1 , 1 , 2, 2 " ujar gw menghitung asal
"yang bener itungnya monyet" ujar hendro keael"
"oh iya, hahaha yaudah ulang" ujar gw
"enak aja ulang udah 5 tadi" ujar hendro
"kan tadi ga cih haahaha" tawa gw puas
"bodo dari 5, itung yang bener" ujar hendro aewot
sekarang giliran gw yang pushup 20 kali. aman 20 kali doang hahaha. besok saatnya kami menerima hadiah balasan kami..
sweet revenge 1 keesokan harinya adalah hari dimana hadiah kami akan diberikan oleh soraya dan clara. bisa bisanya mereka lupa akan hadiah kami. emang kami tidak penasaran dengan hadiah kami..
gw masih berkhayal apa hadiah yang bakal gw terima. kali ini sehabis pulang sekolah tidak seperti biasanya soraya dan clara mengajak kami nonton. ya gw dan hendro hanya bisa menuruti kemauan mereka berdua daripada kami ga dapat hadiah kami.
anehnya lagi mereka tidak mau kami antar menuju lokasi, mereka beralasan kalau mereka sedang mempersiapkan surprise yang indah buat kami. entahlah apa surprisenya.
"sebenarnya ada apaan sih dro, pada ga mau bareng" ujar gw
"tau ikutin aja lah daripada rugi bandar kita hahaha"
"iya juga sih hahaha" ujar gw
"lama amat sih katanya jam 5" ujar gw sambil melihat jam yang sudah menunjukan jam setengah 6 sore
"apa mereka mau ngebales kita ya hahaha" ujar hendro
"bisa jadi nih hahaha, mau macem macem mereka" ujar gw
"yaudah tunggu aja dulu" ujar hendro
ya akhirnya kami melanjutkan penantian kami. detik demi detik menit demi menit pun terlewati, hingga akhirnya jam 6.10 ada sms masuk ke hp kami
"lama nunggu ya , kekosan kamu gih yang" sms clara
gw lihat hendro dan dia mengangguk menandakan kita sama sama dikerjain. asem
lagipula gimana caranya clara masuk ya", kan dia ga punya kunci. akhirnya gw cek tas gw dan benar saja kunci primary gw hilang. sialan pasti pas dia ngobrak abrik tas gw nih.
"konci kosan gw ilang bro hahaha" ujar gw
"hahaha, mau ngebalas jadinya mereka, yaudah turutin aja" ujar endro
"kalau kita kerjain balik gimana" ujar gw
"gimana caranya" tanya hendro
"ga usah turutin gimana" ujar gw
"boleh boleh trus nongkrong dimana" ujar hendro
"sekarang ikutin aja mereka kekosan gw dulu, gw masih nyimpen kunci cadangan" ujar gw
"jadi kalau mereka iseng lagi yaudah nongkrong dikosan hahaha" tambah gw
"hahaha, yaudah ayo" ujar hendro
kami pun pulng kekosan gw, dan benar saja disini sepi. hahaha kalian masih newbie dalam hal jahil. kami yang sudah expert ga bakal hanyut dalam trik kaya gini. rasakan balas dendam kami hahaha.
"noh bener kan kaga ada hahaha" ujar gw
"hahaha" tawa hendro
"trus mana kuncinya" tanya hendro lagi
"bentar" ujar gw


Looking For Someone Like You Karya Andyanstefi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sweet revenge 2 "Bentar" ujar gw
gw pun menuju jendela gw. mereka belum tau aja kalau jendela gw bisa diakali karena hanya pake engsel kayu. engsel besinya sudah rusak jadi gw ganti dengan engsel kayu yang sistemnya cuma diputar. dengan bantuan lidi gw putar engsel itu dan klik jendela kebuka.
"mana kuncinya" ujar hendro saat melihat jendela kebuka
"yah ini, kunci cadangan gw" ujar gw
"haahaha" tawa gw
"kampret macam maling aja gw masuk lewat jendela" ujar hendro
"yaelah ribet amat lu udah masuk" ujar gw
akhirnya kami masuk lewat jendela bak seorang maling. didalam kos kosan kami pun lebih memilih buat tidur untuk mengatasi kebosanan . Namun tiba tiba gw terbangun saat merasa ada yng mengusap usap wajah kami.
gw coba buka mata gw perlahan, perlahan lahan bayngan itu makin jelas. gw ngeliat clara yang tertawa. lama gw baru sadar kalau yang ada didepan adalah clara.
"eh kamu yang" ujar gw
"ssst "ujar clara sambil menunjuk hendro yang wajahnya sedang dicoret
gw menutup mulut menahan tawa gw hingga tiba tiba clara menarik gw keluar.
"ayo ikut katanya mau surprise" ujar clara sambil berbisik
gw jawab dengan anggukan kepala. akhirnya gw mengikuti clara keluar rumah.
"eh tunggu bentar" ujar gw saat sudah keluar dari pintu.
"eh mau kemana"" tanya clara
"mau cuci muka yang" ujar gw
"udah ga usah yang udah ayo" ujar clara dan langsung menarik gw
akhirnya gw mengikuti clara mirip seeokor kambing. tangan gw ditarik tarik oleh clara. gw pun menurut saja saat melewati kos kosan anak bawah gw liat beberapa anak tertawa. ada apasih sebenarnya.
"kenapa sih yang ada yang aneh" tanya gw
"engga ah, gila kali mereka yang" ujar clara
akhirnya gw mengacuhkan mereka semua yang tertawa. gw tetap berjalan mengikuti clara. kami berjalan keluar gerbang, lalu kearah kanan
"sebenarnya mau kemana sih" tanya gw
"udah ikut aja yang" ujar clara
"kanapa sih pada ketawa ada yang aneh ya"" tanya gw bingung "apa ada iler" tanya gw dan bersaha mengelap muka
"eh engga engga, ga ada kok jangan dilap" ujar clara
"what"" ujar gw.. .
gw mencerna kata kata clara yang melarang gw buat mengelap muka. lalu pikiran gw melayang kembali kekosan saat melihat hendro yang wajahnya dicoret coret. apa wajah gw juga. gw lepaskan tangan clara secara kasar lalu gw pakai baju gw buat mengelap muka dan benar saja noda lipstik dimana mana. anj*ng bukan main kesalnya gw dipermalukan kaya gini.
amarah membangkitkan luka
gw mencerna kata kata clara yang melarang gw buat mengelap muka. lalu pikiran gw melayang kembali kekosan saat melihat hendro yang wajahnya dicoret coret. apa wajah gw juga. gw lepaskan tangan clara secara kasar lalu gw pakai baju gw buat mengelap muka dan benar saja noda listrik dimana mana. anj*ing bukan main kesalnya gw dipermalukan kaya gini.. gw coba kendalikan emosi gw. gw lanjutkan mengelap wajah gw.
"hahahah, sini yang ku bantu" ujar clara sambil mencoba mengelap wajah gw dengan tisunya
"ga perlu" ucap gw kasar sambil menepis tngannya
seketika raut wajah clara berubah ada sedikit rasa takut dimatanya.
"maaf" ujar clara
gw ga menghiraukan clara gw berjalan menjauh untuk kembali kekosan. gw ga terima dipermalukan macam gini.
"yang tunggu , maaf" ujar clara dengan suara lirih seperti menangis
gw tetap menghiraukan clara yang memohon mohon dan tetap melanjutkan langkah kaki gw ke kosan. saat didepan kosan gw lihat hendro digiring soraya kearah yang berbeda dengan gw kesebelah kiri
"dro jangan mau, tuh cewe brengsek ngerjain lu" teriak gw dari jauh
"liat mukalu banyak lipstick" ujar gw dan langsung masuk kekosan
clara masih mengikuti gw dibelakang sambil menunduk. gw menaiki tangga dan menuju kamar sampai dikamar clara memegang tangan gw.
"maafin aku yang kalau kelewatan" ujar clara bulir bulir airmata gw lihat dikedua sudut matanya
"mending kamu pulang" ujar gw melepas tangannya dan langsung mendobrak pintu dengan keras
"yang maafin aku" ujar clara sambil mengetuk pintu berkali kali
gw langsung kekamar mandi lalu cuci muka. brengs*k bisa bisanya gw dipermalukan oleh perempuan. biarin aja dia memohon maaf biar tau rasa. gw lalu menutup telinga gw dengan bantal dan mencoba buat tidur. akhirnya suara ketukan pintu pun tak terdengar lagi.
akhirnya berenti juga tuh cewe. gampang banget nyerahnya buat minta maaf. beberapa saat kemudian gw dengar ketukan pintu lagi.
"dry bukain pintu dong maafin clara" ujar suara perempuan lain yang sepertinya soraya dan samar samar suara tangisan..
"kita emang kelewatan, maaf ya" ujar soraya
gw ga menghiraukan kembali ucapan soraya kemudian suara soraya hilang. lama gw termenung apa gw kelewatan kalau hanya segini gw marah. ahhhhhh ucap gw sambil mengacak acak rambut gw dan memukul mukul tembok. Makin keras gw pukul pukul tembok itu. Ingin rasanya gw alihkan sakit dihati gw ke tubuh laknat ini.
"aahhhhhha anj*ng" ujar gw sambil menjambak rambut gw.
suara suara itupun kembali muncul
"hahaha, lu emang pantas dipermalukan"
"lu cuma sekedar anak haram"
"ini emang pantas buat lu"
"aaahhh berhenti, berhentiii" ujar gw
"berhenti". "dasar anak haram, pantas lu dapat ini semua"
"berhenti" gw terus menerus berteriak sambil mencoba mencapai tas sekolah gw tapi rasanya kepala ini sakit sekali..
"ahh berhenti" ujar gw
"dry dry lu kenapa dry" ujar hendro dari luar
"lu kumat lagi dry" ujar hendro sambil menggedor gedor pintu.
"Dry dry" ujar hendro panik
kemudian hendro masuk melalui jendela dan mengambil obat gw dan memberikan obatnya ke gw
"minum dry, nih minum" ujar hendro
gw ambil obat tersebut dan langsung gw telan. butuh sekitar 5-10 menit obat itu untuk bereaksi. kemudian suara itu perlahan mulai hilang. badan gw rileks. gw ambil minum dan gw teguk. gw harus banyak banyak minum buat mencegah dehidrasi.
Gw coba nenangin diri sebentar. Dan mengendalikan emosi gw. Gw ngerasa gw udah kelewatan terhadap clara tapi disatu sisi gw ngerasa dia pantas akan hal itu.
"clara mana" ujar gw
"udah pulang, ah parah lu" ujar hendro
"mereka kelewatan dro" ujar gw
"biasa aja tapi, lu sampe marah gitu, lu juga kan yang kena" ujar hendro
"lu minta maaf deh" ujar hendro lagi
"clara kayanya bersalah banget, dia pulang sama soraya sampai nangis nangis tuh, tega lu" ujar hendro.
"nanti deh" ujar gw lalu minum kembali.
jam 8 hendro pun beranjak dari kosan gw dan gw dikamar masih merenungi ucapan hendro untuk meminta maaf. kayanya gw emang bener bener kelewatan kali ya marahnya. jam 9 malam gw lalu keluar rumah dan cabut kerumah clara
tok tok tok gw mengetuk pintu rumah clara
"eh nak andry,, clara kenapa ya kok nangis gitu pulangnya" ucap ayah clara dengan lembut tapi Dengan tatapan matanya yang begitu tajam
gw ga berani menatap mata ayah clara
"tadi cuma berantem kecil kok pa, saya bisa ketemu clara, saya mau minta maaf" ujar gw
"tunggu disini" ujar ayahnya clara dan langsung masuk kerumah
Penyesalan (clara) aku benar benar ga nyangka kalau andry bakal semarah itu sama aku. saat dia marah aku langsung diam. beneran aku takut melihat matanya saat marah.
"maaf" ujar ku cuma itu kata yang keluar dari mulutku, tanpa terasa aku mengangis, aku menyesal banget udah ngelakuin ini sama andry. setelah dipikir pikir apa yang aku lakuin emang sangat parah, aku udah malu maluin andry didepan orang banyak.
andry tetap ga menghiraukan ucapanku, dia malah terus menjauh, aku berusah buat ngejar andry, aku mengekor dibelakangnya
"maaf yang aku salah" ujar ku kembali
aku menangis saat mengicapkan itu. aku menyesal sangat menyesal dengan apa yang kulakukan kali ini. aku terus mengikuti andry, sambil terus menerus meminta maaf walaupun andry ga menanggapi aku. sampai dikosan kami papasan sama soraya.
andry langsing memberitahu hendro kalau dia dikerjain lalu berjalan lagi masuk kekosan. saat di ingin menutup pintu aku tarik tangannya.
aku bener bener nyesel udah ngelakuin ini sama dia.
"yang maaf" ujar ku
"maafin aku" tambah ku lagi sambil menarik tangannya
"mending kamu pulang" ujar andry sambil menarik tangannya dengan kasar lalu mendobrak pintu didepan wajahku
hati ku langsing mencelos saat mendengar ucapan andry. aku menangis sejadi jadinya. aku langsung terduduk lemas tak berdaya. aku bodoh benar benar bodoh. kenapa aku bisa ngelakuin ini. maaf , maaf cuma itu yang aku inginkan saat ini
"maafin aku yang" ujar ku sambil menggedor pintu berkali kali
"maaf" "plis maafin aku"
"aku tau aku salah"
"maaf" aku menangis sejadi kadinya. apa segitu parahnya tindakan aku sampai dia marah seperti itu. aku menangis didepan pintu dengan posisi terduduk, aku menyerah, aku menyerah. lalu kulihat hendro dan soraya menghampiri aku yang sedang menangis
"udah ra, yang sabar ya"
"aku salah, aku minta maaf aku cuma mau dimaafin ya" ujar ku sambil memeluk clara
"aku coba ya" ujar soraya melepas pelukan lalu menghampiri pintu
"andry, plis maafin clara"
"plis dry buka pintu , maafin clara ya" ujar soraya lagi
"aku tau aku sama clara salah, dry plis" ujar soraya
"udah bi, mending kamu bawa pulang clara, kasian dia, nanti aku aja bi yang minta maaf" ujar hendro
"nih kmu pake motor ku aja nanti aku kerumah kamu" kata hendro lagi
"ayo, ra nanti andry aja yang minta maaf" ujar soraya
"aku ga mau aku mau minta maaf" ucapku dalam tangis
"udah ra , besok bisa kok" kata soraya menghiburku, lalu membawa aku ke motor hendro
diatas motor aku menangis dipunggung clara. aku benar benar menyesal. aku marah sama diriku sendiri. akhirnya aku diantar sampai rumah oleh clara
"udah ya nanti besok kita minta maaf lagi, sekarang ga usah dipikirin" hibur clara
aku cuma menjawab dengan anggukan kecil lalu masuk kerumah.
saat aku masuk rumah ada ayah yang lagi duduk disofa sambil menonton tivi. dia seperti keheranan melihat mataku dan penampilan ku yang muram karena habis menangis.
"kamu kenapa, siapa yang bikin kamu nangis gini" ucap ayah marah
"ayah" teriakku lalu langsung menghampiri ayah dan memeluknya
"aku salah yah aku salah" ujar ku
"salah kenapa, coba cerita dulu siapa yang giniin kamu biar ayah samperin" ujar ayah
akhirnya aku menceritakan kejadiannya ke ayah. dirumah sekarang cuma ayah yang aku punya.
"yah kalau gitu kamu yang salah, becandanya kelewatan" ujar ayah
"ayah kok malah nyalahin clara sih aahh" ujar ku manj
"emang kenyatanya, yaudah kamu istirahat gih besok aja minta maafnya," ujar ayah sambil mengelus rambutku
"iya" ujar ku aku lalu masuk kekamar dikamar aku kembali menangis. aku gunakan bantal untuk meredam suaraku biar ga ketahuan sama ayah. sampai tiba tiba ayah mengetuk pintu kamarku
"ra, itu ada andry loh" ujar ayah
"ra, itu ada andry diluar" ujar ayah lagi
apa andry"" aku langsung bangkit dari tempat tidur dan berlari kearah luar rumah. aku lewati ayah begitu saja dan dia nya menggeleng. sampai didepan pintu ternyata memang sudah ada andry. Dia tersenyum memandangku.ingin rasanya berucap tapi tiba tiba lidah ini menjadi kelu.
kumaafkan kau ayah clara kemudian masuk kedalam untuk memanggil clara. gw pun merebahkan diri gw dibangku yang ada diteras rumah. sampai tiba tiba gw mendengar suara langkah kaki yang seperti berlari. gw langsung bangkit berdiri untuk mencari tahu suara siapa itu. Dan ternyata itu clara. gw langsung memberikan senyum termanis gw buat dia. dia terdiam dalam bisu tanpa mengelurkan suara. gw melihat matanya sembab seperti habis menangis. ya Tuhan apa aku kelewatan sehingga membuat orang yang aku sayangi menangis seharian. gw hampiri dia. gw hapus airmatanya yang membasahi pipi
"maaf" ucap dia dan langsung memeluk gw
"cupcup, udah ah nangisnya jelek tau" ujar gw
"jadi aku dimaafin" ujar clara sambil menengadahkan wajahnya keatas melihat wajah gw
gw jawab dengan anggukan itu
"maaf yang" ujar clara
"udah ah minta maaf terus, senyum dong" ujar gw
dia pun menuruti permintaan gw lalu tersenyum. gw tarik tangannya menuju kursi. kami lalu duduk disana. dia tetap memegang tangan gw seakan ga mau melepas gw pergi.
"aku kelewatan tadi ya" tanya clara
"ya coba aja bayangin ada badut ancol jalan jalan" ujar ku sambil tersenyum seketika wajah clara kembali muram setelah gw mengucap hal tersebut
"eh eh udah udah lupain aja" ujar ku sebelum masalah ini kembali tambah pelik
"trus hadiah ku mana" ujar ku mengalihkan perhatian
"eh, ada dirumah soraya yang" ujar clara
"yaudah besok aja" ujar ku
"sekarang aja yuk" ujar clara
"yaudah, tunggu bentar ya aku pamit ke ayah dulu"
"ayah, clara kerumah soraya ya" teriak clara
"wah wah udah baikan nih, dasar anak muda" ujar ayah clara sambil tersenyum lalu menghampiri kami
"hehehe" ujar ku sambil menggaruk garuk kepala yang sebenarnya ga gatel
"ah ayah udah ah, sono balik lagi nonton tv" ujar clara malu
"tadi aja sampe nangis nangis eh giliran udah baikan ayah dilupain hahaha" ujar ayah clara sambil berlalu masuk kembali kedalam rumah
"beneran" ujar gw keheranan setelah mendapat info macam itu
"heeh" ujar clara sambil mengangguk
"aduh maaf ya yang," ujar ku
"yaudah ah, katanya mau hadiah kamu, yuk kerumah soraya"ujar clara
"eh malam malam gini" tanya gw
"iya, orangtuanya kan lagi diluar kota" ujar clara
"oh" jawab gw kemudian gw pun mengikuti clara kerumah soraya. clara mengetuk pintunya tapi lama sekali terbuka. gw yang ga sabaran pun mengetuk pintunya lagi tapi lebih keras sembari berteriak.. kali ini sepertinya berhasil tapi yang keluar bukan soraya melainkan orang lain
"Lo" ujar gw seperti sedia kala "lo" ujar gw "kenapa" tanya hendro
"lu ngapain disini" tanya gw
"lah ini rumah cewe gw" ujar hendro
"oh iya hehehe" ujar gw malu
"trus rambut lu kenapa acak acakan"" tanya gw
"eh" ujar hendro sambil memperbaiki rambutnya.
"wah wah ga beres ini mah, ayo abis ngapain loh" ujar gw
"kaga kaga" ujar hendro
"coba coba gw mau lihat " ujar gw sambil mengintip kedalam rumah
"ih hendro abis mesum ya sama soraya" ujar clara
"siapa bi" teriak soraya dari dalam
"ini clara sama andry bi" ujar hendro
clara pun langsung berlari menerobos hendro dan masuk kedalam, mungkin dia penasaran sama apa yang dilakukan mereka berdua. padahal mah nanti juga kalau mau kan bisa gw contohin hahahaha. gw pun mengikuti clara masuk kedalam. sampai didalam soraya langsung panik merapikan baju dan rambutmya saat melihat gw dan clara.
"ih soraya abis mesum ya" ujar clara sambil menunjuk soraya
"eh engga engga" ujar soraya panik
"iya dah percaya aja, mau ngapain lagi kalau dirumah berduaan, trus rambut ama baju acak acakan" cecar gw
"mau tau aja lu urusan rumah tangga orang" ujar hendro
"hadiah aku mana ya" tanya clara
"tuh dikamar aku" ujar soraa
"eh eh jangan masuk, biar aku aja sendiri yang ambil" cegah soraya langsung
"engga ah ku mau ambil sendiri" ujar clara iseng
akhirnya adegan hambat menghambat pun terjadi gw cuma ketawa melihat kelakuan clara. sumpah absurd abis ngeliat cara dia ngintip ngintip kedalam lewat celah celah badan soraya yang mencegah dia masuk kedalam.
"ih kamarnya abis kena gempa kayanya tuh" cecar clara
"ah clara rese ah, udah sono biar aku yang ambil" ujar soraya lalu menutup pintu lalu keluar kembali membawa bungkusan
"nih kado kamu" ujar soraya
"yaudah makasih ya" ujar clara
"nih yang" ujar clara
"apaan nih" tanya gw
"buka dong" ujar clara
gw pun membuka kado clara dan ternyata isinya adalah kaos dan topi. selain itu ada pula kumpulan foto foto yang sudah diambil clara.
"waduh yang makasih ya" ujar gw sambil memeluk clara
"yaudah pulang yuk" ajak gw
"ayo deh, aku pulang dulu yah ya" ujar clara
"iya dah" ujar soraya
"lu balik ga nyet" tanya gw
"oh iya sini dulu lu" ujar hendro
"apaan lagi" tanya gw lalu mendekatkan kuping karena hendro mau bisikin sesuatu
"nanti kalo bokap gw tanya bilang nginep ditempat lu ya" ujar hendro berbisik
"anjrit lu, lu nginep disini" tanya gw setengah berteriak
"ih hendro ngapain nginep sama soraya hayo" ujar clara
"yaelah udah inget ye" ujar henddo
"iyadah, jagain tuh anak orang jangan dirusak" ujar gw karena gw tau hendro ga mungkin macam macam
"iye, santai" ujar hendro sambil tersenyum
gw dan clara pun akhirnya keluar dari rumah soraya. menginggalkan soraya dan hendro didalamnya. dijalan pertanyaan aneh dari clara pun keluar
"eh yang kira kira ngapain ya soraya nanti didalam" tanya dia
"mau tau ayo aku contohin" ujar gw
nyuut sebuah cubitan mendarat dipinggang gw keras sekali
"aduuuhhh" teriak gw
"mesum terus kamu mah" ujar clara
"hahaha, santai aja yang aku tau kok hendro ga bakalan macam macam. dia palingan cuma nemenin soraya doang kan kamu bilang orang tua soraya keluar kota" ujar gw
"ooo" ujar clara ber oh panjang
"gw membuka kaos gw dan melihat bekas luka cubitan disana "aduhh sampe merah gini yang" ujar gw
"biarin hehehe" ujar clara
akhirnya kami sampai dirumah clara. sebelum pulang gw sempatkan pamit ke ayah clara
"jangan berantem berantem lagi ya, yang repot nanti om kalau clara nangis" ujar ayah
"ayah" teriak clara dengan wajah melotot
"hahaha" tawa gw dan ayah clara
"yaudah om permisi" ujar gw sambil menyalim tangannya
"yaudah hati hati dijalan" ujar ayah clara
clara pun mengantar gw sampai pintu
"makasih ya kamu mau maafin aku" ujar clara
cupp clara mencium pipi gw
"yaudah aku pulang ya" ujar gw
"ya" ujar clara
gw pun pulang kerumah dengan hati yang plong karena masalah kini telah kelar. entah masalah apalagi yang akan menguji hubungan kami kedepannya
penyesalan seorang ibu 1(hendro)
april 2008 mendekati penghujung kelas 2. hari ini gw mulai disibukkan dengan tugas tugas. sialan memang makin banyak aja tugas yang diberikan padahal sebulan lagi ulangan akhir. saat disekolah entah kenapa pikiran gw ga tenang. gw ga tau apa yang terjadi sama gw. sampai akhirnya jam pulang pun tiba.
saat hendak mengeluarkan motor kharisma gw, tiba-tiba telepon dari ayah gw masuk
"dro nanti langsung pulang jangan main dulu"
"ada apaan yah" tanya gw
"nanti aja dirumah buru" ujar ayah lalu memutuskan telepon
"siapa nyet"" tanya andry
"tau bokap gw nyuruh gw balik cepet" ujar hendro
"yaudah sono kali penting, eh gw ikut deh udah lama ga main
kerumah lu" ujar andry
"clara gimana bego" tanya hendro
"oh iya nanti deh gw nyusul" ujar andry
akhirnya gw dan andry mengeluarkan motor keluar gerbang. oh shit men gw lupa ama soraya.
"aduh bi maaf maaf, aku disuruh balik cepat nih" ujar gw saat melihat soraya sudah menunggu digerbang
"yah terus aku gimana, kok ga ngasih tau sih" ujar soraya
"ini aja mendadak bi" ujar gw
"yaudah aku antar kamu dulu bi, ayo,buru" ujar gw lagi
"beneran nanti kamu telat lagi" ujar soraya.
"gw duluan coy" ujar andry langsung melaju meninggalkan gw
"yo, udah gapapa naik ayo, lama nih" ujar gw ke soraya
"sabar dong bi" ujar soraya lalu naik kemotor gw
akhirnya gw mengantar soraya dulu kerumahnya dan tanpa berlama lama gw langsung balik kerumah. pikiran gw ga tenang selama perjalanan. gw bener bener ga tau sebenarnya ada apa. kenapa ayah buru buru banget. apa sesuatu terjadi dirumah". amit amit mudah mudahan ga terjadi sesuatu.
sampai dirumah gw parkir motor didepan rumah, lepas helm dan langsung masuk kerumah. baru saja hendak masuk gw berpapasan dengan seorang wanita paruh baya yang membawa 2 anak kecil, 1 anak berada digendongannya. mata kami saling beradu. gw sedikit hapal wajah ini. wajah yang selalu gw nantikan seumur hidup gw. orang yang telah melahirkan gw.
"ibu" ujar gw pelan sambil terpaku dan menjatuhkan helm gw ketanah saking tak percaya kalau ibu gw nyata
"hendro"ujar ibu dan langsung menghampiri gw dan memeluk gw


Looking For Someone Like You Karya Andyanstefi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"ibu kangen banget sama kamu" ujar ibu
"kenapa baru sekarang" ujar gw
gw benar benar tak percaya dia bisa bisanya bilang kangen. dia meninggalkan gw sendiri dengan ayah. bersusah payah kerja keras buat hidup dan sekarang dia bilang kangen". 17 tahun gw sudah hidup dan menderita tanpa kasih sayang ibu.
"kenapa baru sekarang ibu ngomong kangen hah" ujar gw setengah berteriak didalam pelukannya
air mata gw menetes dengan derasnya. gw rindu saat ini. selama ini gw hanya mengagumi dirinya lewat foto saja. selama ini gw hanya merasakannnya dari jauh saja. dan sekarang gw bisa menyentuh dirinya yang nyata
"maafin ibu nak" ujar ibu
"kamu udah pulang, udah ayo masuk dulu, kita ngobrol didalam" ujar ayah
gw pun masuk kedalam rumah lalu mengganti baju terlebih dahulu.
"untung kamu masih ketemu dro" ujar ayah
"maafin ibu nak" ujar ibu
"kenapa baru sekarang kenapa" teriak gw .
"sekarang ayah mau cerita semuanya, kamu dengerin baik baik" ujar ayah
"sebenarnya ayah dan ibu sudah cerai sejak kamu 3 tahun, wanita sialan ini selingkuh dengan pria bajingan karena ga kuat hidup miskin dan ayah ceraikan dia" ujar ayah
deg jantung gw serasa berhenti berdetak mendengar ucapan ayah. ternyata ibu yang selama ini gw kagumi tidak lah lebih dari seorang wanita jalang.
"apa benar" teriak gw
"iya" ujar ayah.
"biar wanita ini yang jawab yah" ujar gw ke ayah
"apa benar" teriak gw lagi
penyesalan seorang ibu 2 (hendro) "apa benar" teriak gw lagi
ibu hanya menundukkan kepala. kedua bahunya bergetar pertanda dia menangis. huh airmata buaya. gw lihat kedua anaknya berusaha menghiburnya
"ibu jangan nangis bu" ujar anak pertama
"ibu kok nangis" ujar anak kedua
"dengan ini jelas, udah ga ada lagi yang perlu diomongin" ujar gw lalu berjalan kebelakang
sial jadi selama ini ayah memyembunyikan semuanya. dia berbohong soal ibu yang bekerja diarab saudi. tapi ayah ga salah sebenarnya dialah sebenarnya yang seorang pahlawan. menghidupi gw dari gw kecil . dia adalah ayah gw sekaligus merangkap ibu gw. gw ga butuh seorang ibu, gw sudah punya ayah.
"nak kedepan dulu yuk, gitu gitu dia ibu kamu" ujar ayah
"gw ga perlu ibu yah, udah ada ayah kok" ujar gw dalam tangis
"ga boleh gitu ah, yok kedepan" ujar ayah
gw pun menuruti ayah lalu kembali kedalam. gw lalu kembali duduk dikursi. gw sudah malas sekali berhubungan dengan orang ini. Tiba tiba seseorang datang.
"misi pa" ujar andry
"eh andry, masuk masuk" ujar ayah
gw lihat andry seperti kebingungan melihat situasi yang sedang serius ini.
"aku nunggu dibelakang aja deh pa" ujar andry langsung menuju kebelakang rumah
"terus ada apa lagi" ujar gw
"ibu cuma mau tau keadaan kamu doang" ujar ibu
"buat apa" ujar gw sinis
"ibu tau ibu salah udah nelantarin kamu, tapi tetap aku ibu kamu dro,
ibu kangen sama kamu" ujar ibu
"kalau kangen selama ini kemana, 17 tahun masa ga bisa sekali aja nengok" ujar gw masih sinis
"suami ibu ga ngijinin nak" ujar ibu
"terus kemana laki bajingan itu yang ngerebut ibu dari ayah" tanya gw
"hendro" teriak ayah
"biar, biar dia tau kalau gw ga butuh dia" ujar gw
"seenaknya dia dateng lagi setelah 17 tahun" ujar gw
"maafin ibu" ujar ibu tangisnya makin jelas sekarang
"suami ibu sekarang sudah meninggal makanya baru sekarang ibu bisa nengokin kamu" ujar ibu
"hubungannya sama gw apa, lu mau gw biayain hidup ade ade tiri gw hah" ujar gw
kali ini gw pakai lu gw karena gw ngerasa wanita ini sudah tidak pantas dipanggil sebagai ibu.
plakk sebuah tamparan mendarat dipipi gw oleh ayah
"jaga bicara lu" ujar ayah
"biar biar dia tau yah " ujar gw lagi
plakk ayah menampar gw lagi
"yang hormat dia ibu kamu" ujar ayah
"sekarang mau lu apa" tanya gw
"ibu cuma mau ngeliat kamu doang dro" ujar ibu
"sekarang udah liat kan mau apalagi hah" tetiak gw
"dah mending sekarang kamu pulang sri" ujar ayah
"boleh ibu peluk kamu nak" tanya ibu
"ya" ujar gw sambil memalingkan wajah
ibu pun menghampiri gw lalu memeluk gw dengan erat tangisnya tumpah dibaju gw. dia menciumi semua bagian wajah gw, kening ,pipi, mata. dia seperti rindu sekali sama gw. tanpa bisa gw tahan airmata gw pun keluar. menangislah gw didalam pelukannya yang hangat. gw rindu dipeluk seperti ini. gw ingin merasakan seperti yang orang lain rasakan yaitu mendapatkan kasih sayang dari ibu.
"ibu boleh nengokin kamu lagi kapan kapan" tanya ibu
"ya" jawab gw singkat
ibu pun melepas pelukannya dan menghampiri ayah gw.
"maaf ya" ujar ibu sembari menjabat tangan ayah gw
"ya" ujar ayah singkat
ibu pun langsung meluk ayah. ayah ga membalas pelukan ibu karena ayah tau dia bukan istrinya lagi.
"dah ga perlu meluk meluk" ujar ayah mendorong tubuh ibu
"ini alamat ibu nak kapan kapan mampir ya ke rumah ibu" ujar ibu ke gw sambil menyerahkan secarik kertas
"yaudah ibu pulang ya" ujar ibu lalu melangkah keluar membawa serta kedua anaknya.
mungkin ini karma. ibu meninggalkan ayah sendiri untuk mengurus gw dan sekarang dia harus mengurus dua orang anak sendirian.Tuhan memang adil. selepas kepulangan ibu gw pun menghampiri andry yang ada dibelakang rumah
"sorry lama" ujar gw
"nyokap lu tuh"" tanya andry
"yap" ujar gw "yang sabar ye" ujar andry sambil mengelus elus pundak gw
"lu masih sedikit beruntung nyet, lu masih punya ayah lu yang sayang sama lu" ujar andry lagi
"gw bahkan ga tau siapa orangtua asli gw" ujar andry lagi
"lu ga mau nyari apa" tanya gw
"buat apa gw nyari orang yang udah ngebuang gw" ujar andry
"mereka aja udah ngebuang gw berarti gw dianggap cuma sampah sama mereka, sayangnya lagi gw dipungut sama keluarga yang sampah juga" ujar andry
"ga semuanya monyong" ujar gw menggeplak kepala andry
"lu ga inget ka ryn, nyokap lu" ujar gw
"oh iya hahaha" ujar andry
"bego lu hahaha" ujar gw
"berarti nyokap lu ngurus tuh 2 anak sendirian dong" tanya andry
"wah nguping lu ye" ujar gw
"kaga sengaja hehehe," ujar gw
"monyong lu, bisa jadi itu karma sih . nyokap gw ninggalin bokap buat cowo yang lebih kaya sekarang dia harus ngurus dua anaknya sendirian kaya bokap gw " ujar gw
"iya juga sih, lu ga kasian" ujar andry
"nanti aja dah gw pikirin asli mumet gw sekarang" ujar gw
"gw cuma kasian aja ,gitu gitu nyokap kandung lu, walaupun dia tega ninggalin lu seenggaknya lu tunjukin ke dia kalau lu anak yg punya tanggung jawab" ujar andry
"omonganlu berat banget nyet puyeng gw" ujar gw
"bodolah, terserah lu " ujar andry kesel
seenggaknya sekarang gw ga penasaran lagi akan sosok ibu gw, benar kata andry seburuk apapun dia, dia tetaplah ibu gw. gw merogoh saku gw melihat kearah kertas yang diberikan oleh ibu lepada gw. disana tertera sebuah alamat. sepertinya gw harus berkunjung nih.
ayam kecap kasih sayang mungkin inilah yang membuat gw dan hendro serasa saling mengerti. kami sama sama terbuang, sayangnya hendro sedikit lebih beruntung dibandingkan dengan gw.
sehabis dari rumah hendro gw memutuskan buat kerumah sebentar entah kenapa gw ingin sekali melihat wajah ibu gw. sampai disana ibu gw masih belum pulang, begitu pula ayah gw. gw cuma melihat ka ryn yang sedang sibuk didepan komputernya. nasib anak kuliah hahaha. "sibuk nih ye" ujar gw
"andryy" teriak ka ryn kaget "yaelah biasa aja kali" ujar gw
"mau ngapain lu dek, minta duit ya" ujar ka ryn
"sembarangan kapan sih gw minta nambah duit, emang gw kaya lu yang kerjaannya main terus" ujar gw
"bang dion kemana, tumben ga bareng" tanya gw "lagi kerja dia" ujar ka ryn
"kasian yang ditinggal, mana banyak tugas lagi hahaha" ujar gw "Rese lu" ujar ka ryn
"ricky ma donny kemana" tanya gw
"tau tuh palingan ke warnet udah mulai tuh mereka main main game online" ujar ka ryn
"aduh lu larang deh ka, daripada ketagihan bego lagi, apalagi si donni tuh 2kali ga naek" ujar gw
"susah diatur tuh anak dua, rese banget dirumah, oh iya lu mau ngapain de" tnya ka ryn
"mumpung dari rumah hendro mampir bentar, lagian kangen gw" ujar gw
"tumben" ujar ka ryn
"emang ga boleh gitu kangen" ujar gw "ya boleh sih heran aja" ujar ka ryn
"kaga tadi ibunya hendro dateng makanya gw kangen sama mama" ujar gw
"beneran" tanya ka ryn
akhirnya gw ceritain semuanya ke ka ryn perihal ibu hendro
"kasian yah hendro" ujar ka ryn
"yups, tapi lebih baik lah daripada gw" ujar gw gw langsung pergi dari tempat ka ryn, karena gw tau pasti kata kata gw barusan bakalan berdampak banyak kedia sebagai saksi kehidupan gw. gw menuju ke dapur untuk mengambil minum. kurang lebih sejam gw nunggu akhirnya ibu gw datang
"ma" ujar gw dan langsung menghampiri ibu gw ketika dia ada didepan pintu
"eh apaan ini" ujar ibu gw kaget
"kamu kenapa dry" tanya ibu gw keheranan "gapapa cuma kangen aja" ujar gw "kaget tau ga mama, tau tau meluk" ujar ibu "hehehe" ujar gw dan langsung melepas pelukan gw "yaudah andry balik kekosan ya" ujar gw "buru buru amat katanya kangen" ujar ibu "kan udah ketemu" ujar gw
"Nanti dulu deh, kamu makan dulu mama masakin" ujar ibu gw "beneran" ujar gw
"iya tunggu ya" ujar ibu gw dan langsung kedapur ah baru kali ini ibu gw masakin makanan buat gw. akhirnya gw mengurungkan niat gw buat balik ke kosan. setengah jam gw menunggu akhirnya masakan pun jadi. ibu gw memasak menu ayam kecap kali ini. gw pun memakan makanan itu. ibu gw melihat gw makan dengan lahapnya. dia terus menatap gw yang sedang makan. sekilas gw menatapnya balik gw melihat matanya berkaca kaca. gw teruskan makan gw.
"ih kok andry doang yang dimasakin sih ma" ujar ka ryn
"nih masih ada, rewel amat lu ka" ujar gw kesal acara makan gw terganggu
"yes" ujar ka ryn dan dia langsung mengambil piring dan nasi
saat dia hendak mengambil ayam yang tinggal satu gw langsung serobot ayam itu.
"noh lu kuahnya aja ka, hahaha" ujar gw "andry, ma andry tuh rese" ujar ka ryn "hahaha" tawa ibu gw
sudah berapa lama gw ga pernah melihatnya tertawa lepas seperti ini. gw bakal merindukan momen seperti ini. momen dimana rasa kasih sayang ibu gw dengan sangat jelas bisa gw rasakan. "siniin ah ayamnya" ujar ka ryn
"iya iya" ujar gw
gw lalu mengelupas kulit ayamnya dan memberikan kulit tersebut ke ka ryn
"nih lu kan suka kulit, tuh gw kasih hahaha" ujar gw "rese lu de, siniin" ujar ka ryn merampas ayam dari piring gw "hahaha" tawa gw dan ibu gw.
sedang asik asiknya bercanda ayah gw pun pulang. suasana berubah total menjadi mencekam. gw habiskan nasi gw. dia melihat gw dengan tatapan heran melihat gw bercanda dengan ibu gw. gw tetap melanjutkan acara makan . kali ini tak ada lagi bercanda sekarang acara makan bak seperti rapat. diam dan kaku. setelah makan gw pun pamit pulang kekosan..
ujian kenaikan kelas juni 2007
sekarang ujian kenaikan kelas. ga ada yang istimewa ketika ujian. hanya sekedar kode kodean antar siswa. dikelas ini pun gw melihat banyak sosok sosok munafik. saat mereka butuh gw mereka berusaha mati matian untuk mendekati gw.
huh, munafik kemana aja kalian kenapa ketika ujian kalian baru mencari gw. tapi gw ga mau dianggap sombong. sebisa mungkin gw jawab semua pertanyaan mereka, walau kadang kadang beberapa orang yang gw benci gw berikan jawaban palsu. memasuki hari ketiga ujian ga ada yang istimewa lagi. yang aneh ada sms masuk dari clara yang sedang melaksanakan ujian juga
"yang bantuin aku dong"
secara diam diam gw balas pesan clara "bantuin apa"
"matematika yang "tapi kan beda yang" ujar gw
"emang kamu yang diujiin apaan yang" "aku kelas dua paling sin cos tan yang" "yah terus aku gimana dong"
"tanya teman kamu gitu, lagian kok ga belajar sih" "ketiduran yang"
"selamat mencontek hehehe" "ah ayang mah jahat ih"
"lah aku ga tau pelajaran kamu" "cari kek diinternet"
"lah kenapa ga kamu aja yang nyari" "oh iya ya hehehe, tapi kamu bantuin juga ah" "yah emang aku ga ujian juga"
"yah yaudah deh"
"yaudah kmu kirimin contoh soalnya nanti aku coba cari" "yey makasih ya yang"
"iya iya" yah begitulah akhirnya gw membantu mengerjakan soal clara. hari hari berikutnya pun juga sama mulai bahasa inggris yang agak mudah dan bahasa indonesia yang dia menulis soalnya sampai panjang lebar "idih soalnya panjang banget yang" ujar gw
"emang gitu ih bantuin"
"iya iya panjang ini soalnya kamu ga cape ngetiknya"
"ah bahas itunya nanti aja deh yang cepet bantu mau habis nih jamnya"
"ah lamain ah hahaha" "cepetan ga bercanda" "iya iya" ujar gw
yap sekarang setiap ujian konsentrasi gw terpecah belah selain harus berkonsentrasi ke soal didepan gw gw juga harus memikirkan soal clara juga. nih anak satu emang kayanya susah dalam belajar. untungnya selama itu pula gw ga pernah ketauan sama sekali atau kepergok sedang smsan .
hari penentuan pun tiba. seperti sebelum sebelumnya ayah gw yang selalu mengambil raport dan gw selalu tak pernah hAdir di acara tersebut kecuali ada acara dari sekolah yang mengharuskan gw buat hadir. semenjak stm juga sudah ga berlaku sistem peringkat jadi berkurang satu kekhawatiran gw.
setelah mengambil rapot kebiasaan gw selanjutnya adalah gw kerumah untuk melihat nilai rapot sekaligus mengambil rapot tersebut yang sudah ditandatangani untuk dikembalikan kembali. dan hasilnya gw naik kekelas 3. kini ada ujian berat bagi gw yaitu ujian nasional. gw harus lebih giat lagi dalam belajar. ga bisa gw bayangkan hukuman apa yang akan gw dapat jika gw tidak lulus. gw pun sms clara perihal kenaikan gw
"gimana yang naik ga", pasti tinggal ya" "ah doanya kamu mah jelek yang" ujar clara "lah lagian ujian sampai nanya ke aku, belajar dong" "males yang"
"tuhkan jangan males dong, bentar lagi un loh" "iya deh nanti aku usahain"
"nah gitu dong, kalau perlu nanti kita belajar bareng" "boleh, kamu naik ga"
"naik dong" "aku juga dong, tapi matematika aku pas pasan tau" "lah kamu nanyanya ke aku ya maaf kalau salah hahaha" "biarin deh yang penting naik hahaha"
"hadehhh hahaa"
kejadian tak terduga memasuki kelas 3 semua orang kini punya kesibukan masing masing untuk persiapan ujian nasional. tapi ga buat gw. gw ga ikutan apa yang dinamakan bimbel. cukup belajar dikosan aja. tapi sialnya clara mengikuti bimbel semenjak kelas 3 . 2 minggu sekali. ya itu keputusan ayahmya mau gimana lagi. gw sih senang aja ngeliat dia pinter dan ga perlu nanya nanya ke gw lagi nantinya kalau ulangan hahaha.
begitupula dengan soraya yang mengambil bimble yang sama dengan clara. akhirnya kami para adam hanya ditemani secangkir kopi disaat mereka kursus. ya nasib.
jadwal bimbel soraya dan clara yaitu senin dan kamis. jadi setiap senin dan kamis gw cuma berdiam diri dikamar dan bersms ria dengan clara.
sebulan setelah kelas 3 tepatnya bulan agustus 2008, gw ngerasa clara makin sibuk saja dengan bimbelnya. gw sih ga mau nuntut segala macam itu semua buat kebaikan dia juga. sabtu dan minggu pun dia terkadang banyak tugas barang temannya. yah sedikit berkurang lah waktu dia buat gw. gw sih mencoba buat bertahan aja.
lagipula ada satu keanehan lagi dalam diri gw semenjak valentine dulu. entah kenapa peraaaan gw terhadap soraya kembali lagi setelah melihat dia yang begitu menyayangi hendro. begitu mengerti keadaan hendro. bahkan gw ga pernah mendengar dia mengeluh sama hendro. berbeda dengan clara kadang baju ga sama waktu jalan aja bisa jadi masalah.
sosok soraya berhasil kembali menarik perasaan gw yang sudah lama gw pendam dan gw kubur dalam dalam dihati gw. gw ga boleh seperti ini, apa gw tega sama sahabat gw sendiri. gw harus memendam perasaan ini. sejak gw ngerasa punya rasa lebih sama soraya gw mulai menjaga jarak agar gw ga semakin terjerumus kedalam rasa tersebut
beruntungnya lagi kesibukan soraya secara ga langsung juga membantu usaha gw buat menjauh dari dia. untungnya ga ada kecurigaan dari hendro.hari demi hari, bulan demi bulan gw jalani hanya dengan belajar sesekali jalan dengan clara untuk sekedar refresing. hingga tiba tiba bulan november 2008 ada kabar buruk terhadap keluaga gw.
saat itu gw sedang berjalan jalan dengan clara. saat itu kami sedang menikmati makan di kfc .
"gimana yang mau kemana lagi nih" ujar gw yang sedang kebosanan "hmm jalan ke kotu yu" ujar clara
"boleh deh aku juga lagi bosen nih dikosan yang" ujar gw "yaudah yuk" ujar clara sambil menaiki motor gw
ditengah perjalanan gw ngerasa handphone gw bergetar. gw hiraukan handphone gw. paling sms ga jelas pikir gw. namun ternyata salah getar hp gw lama sekali matinya. gw masih belum menghiraukan hp. hingga hp gw bergetar berkali kali gw baru memberhentikan motor gw. "kenapa yang"ujar clara yang heran gw berhenti mendadak "ada telepon penting kayanya dari tadi getar getar terus" ujar gw sambil mengeluarkan handphone dari kantong
"yaudah angkat dulu gih, dari siapa yang" tanya clara "dari mama yang" ujar gw
"yaudah telepon balik aja kayanya penting" usul clara "iya" ujar gw
lalu sambungan pun terhubung
"halo, ma" "andry darimana sih kok ga diangkat angkat" suara ibu gw panik "lagi dijalan tadi ada apa ma"
"bapa kecelakaan cepetan kamu kesini" "loh kok bisa"
"tadi pagi ayah telat terus nakk ojeg nah pulangnya bapa ga taunya kecelakaan ini"
"dirumah sakit mana kirimin lewat sms aja ma alamat sama kamarnya"
"yaudah nanti mama kirimin" gw pu memutuskan telepon
"kenapa yang" tanya clara "bapaku kecelakaan yang" ujar ku
"sekarang aku mau kerumah sakit dulu"tambah gw "aku ikut ya" ujar clata
"eh eh jangan deh udah malam ini nanti kamu dicariin ayah lagi, kamu pulang aja ya, besok pagi baru kita kesana lagi"
"yaudah deh, kamu hati hati ya nanti gausah panik pelan pelan aja bawa motornya" ujar clara
gw pun putar balik lalu kerumah clara dari rumah clara gw cek hp ada sms masuk tertera disitu nama rumah sakit dan nomor kamarnya gw langsung tancap gas kesana.
yang gw khawatirkan cuma ibu gw. gw kesana cuma buat nenangin ibu gw doang. persetan dengan ayah gw yang kecelakaan. bodo amat dia mati sekalipun. gw bawa motor gw dengan tergesa gesa lalu gw langsung menuju nomor kamar tempat ayah gw dirawat...
terlalu naif "Bapa dimana ma" tanya gw
"Bapa masih didalam, masih koma" ujar ibu
"yaudah mama tenang ya, ka ryn belum dateng" tanya gw "lagi dijalan kayany ka ryn sama dion hiks" ujar ibu sambil terisak "yaudah mama tenangin diri dulu ya" ujar gw
tak lama kemudian keluarlah dokter dari kamar ayah gw. "dengan keluarga pak p"" tanya dokter
"iya saya istrinya dok"
"bapak mengalami trauma dikepala dan kekurangan banyak darah, golongan darah bapak A , apa ada yang punya golongan sama" tanya dokter itu lagi
"saya istrinya bisa dok tolong cek darah saya" ujar ibu "yaudah ibu sekarang ikut saya" ujar dokter
AKhirnya ibu pun mengikuti dokter itu ke lab untuk cek darah tak berselang lama ka ryn dateng bersama ka dion
"bapak dimana dek"" Tanya ka ryn
"didalem udah ga usah panik ya"ujar gw
"gimana ga panik lu itu yang ga panik lu benci sama dia" ujar ka ryn
"terserah, dia kurang darah lu kalau mau donor sono kebagian lab" ujar gw
"Lu ga mau ikut" tanya ka ryn
"Iya dek ikut aja siapa tau cocok" timpal bang dion "Ga deh bang makasih" ujar gw sambil menunduk
"dasar anak ga tau diri tau ga lu" ujar ka ryn dan langsing mengajak ka dion untuk ke lab
"Gw kira lu baik ternyata sama aja" ujar ka ryn lagi sembari berjalan menjauh
"hahahaha" gw tertawa atas ucapan ka ryn
Ucapan ka ryn barusan begitu menusuk. Dalam dan tepat mengenai hati gw
memang benar apa yang dia bilang gw anak ga tau diri. ya gw memang ga tau diri. tapi buat apa gw nolong dia yang udah nyiksa gw. toh gw bukanlah anak dia buat apa gw susah payah menolong dia dengan memberikan darah gw, belum tentu sama. yang kandung aja bisa beda apalagi yang angkat macam gw.
beberapa saat kemudian ibu gw beserta ka ryn dan bang dion muncul.
gw hanya bisa diam melihat mereka dengan wajah lesu. dibelakang mereka ada seorang dokter yang sepertinya sedang mengurus ayah. dokter itu kemudian menghampiri gw.
"adik anaknya juga kan"" tanya dokter itu "oh engga dok saya cuma anak angkat" jelas gw
"ga mau tes dulu dek, soalnya ini darurat kita kehabisan stok untuk golongan darah A+" ujar dokter
"sedangkan ibumu dan kaka mu golongannya O dan dion B jadi ga bisa, adek mau coba cek" tanya dokter itu lagi
"yng kandung aja belum tentu cocok dok , apalagi yang angkat macam saya" ujar gw
"oh yasudah, kalau berubah pikiran nanti ke lab ya" ujar dokter itu lalupergi meninggalkan gw.
"Buat ibu,mba dan masnya sabar ya kami berusaha dulu untuk cari donor" ujar dokter tersebut lalu pergi
apa gw salah melakukan ini. apa gw salah ga ingin membantu ayah gw. anggap saja ini balas dendam gw buat dia. gw pandangi ibu gw diwajahnya tersirat rasa khawatir, gw lihat ka ryn dan bang dion pun sama. shit gw benci ada diposisi ini. kenapa jadi gw yang sepertinya salah. bukannya gw orang asing dikeluarga ini.
"plis dek, tolong bapak, kali aja cocok" ujar ka ryn memohon gw cuma diam mendengar dia yang memohon gw benar benar bingung mauenanggapi apa.
"coba nak, ibu mohon, bapa lagi kritis" ujar ibu "udah ah, gw mau kekamar mandi" ujar gw
gw pun melangkahkan kaki gw kekamar mandi. disepanjang jalan gw berpikir apa gw coba aja untuk tes siapa tau cocok. hanya saja concern gw bukan buat nyelamatin ayah gw. gw cuma ga mau ngeliat ibu dan ka ryn sedih. akhirnya gw membulatkan tekad. gw tanya ke petugas yang terdekat kemana lab buat cek darah. setelah menikuti arah yang ditunjukan akhirnya ketemu dengan dokter yang tadi.
"eh kamu yang tadi ya,siapa namanya udah berubah pikiran" ujar dokter tersebut seperti menyindir
"iya dok, boleh dicek darah saya siapa tau cocok" "oh ya, silahkan duduk disini"
akhirnya gw menjalankan prosedur untuk pengetesan darah dan ternyata cocok. mulailah proses transfusi darah. setlah semua proses kelar. gw disarankan beristirahat sejenak. Badan gw lemas setelah proses ini.yang gw heran kenapa ibu gw dan ka ryn yang golongan O ga bisa mendonorkan darah"
Karena penasaran gw pun bertanya ke dokter
"Dok, bukannya golongan O bisa transfer ke semua ya, kok ibu sama kk saya ga bisa"" Tanya gw
"Oh selain golongan ada juga rhesus dek, tandanya plus atau min , nah ibu sama kaka kamu O+, yang universal itu O-" jelas dokter "Kalau saya gimana dok" ujar gw
"Oh kalau kamu cocok kamu juga A" ujar dokter tersebut lagi "Oh iya dok itu cukup" tanya gw menunjuk 2 kantong darah "Oh sepertinya cukup" ujar dokter
"Boleh saya minta satu hal dok" ujar gw "Ya silahkan" ujar dokter
"Jangan kasih tau keluarga saya ya" ujar dokter "Oke kalau begitu dek" ujar dokter itu lalu kemudian pergi Ego gw akhirnya tunduk menyerah kepada rasa iba.
terbongkar akhirnya gw keluar ruangan dengan menutupi plester bekas luka transfusi dengan menyilangkan kedua tangan. sepertinya dokter itu berhasil mengelabui keluarga gw. saat gw menghampiri keluarga gw tatapan aneh mereka semua tertuju ke gw
"abis darimana lu de" tanya ka ryn dengan heran
"toilet, mang kenapa sih udah gw bilang gw ga mau" ujar gw masih menyilangkan tangan
"udah ada yang donor darah, toilet kok lama banget" ujar ka ryn "namanya mules ya lama" ujar gw
"terus tangan lu kenapa" ka ryn masih berusaha memojokkan gw "kaga kenapa napa" ujar gw
ka ryn langsung menghampiri gw dan melepaskan tangan gw yang gw silangkan di depan dada dengan paksa
"lu yang donor dek" ujar ka ryn sambil berkaca kaca matanya "apaan sih" ujar gw masih kekeuh ga mau ngaku
"makasih dek, makasih" ujar ka ryn dan langsung memeluk gw sambil nangis
"udah udah ah" ujar gw sambil melepas pelukannya "makasih nak makasih" ujar ibu gw sambil langsung memeluk kaki gw
"udah ma , ma, udah, apaan sih sujud sujud" ujar gw sambil menarik ibu gw untuk berdiri
"makasih nak, makasih" ujar gw masih menangis sambil memeluk kaki gw
gw langsung melepas kaki gw dan ikut turun kelantai memeluk ibu gw yang sedang terduduk sambil menangis.
"maafin andry ya ma" ujar gw
"iya makasih ya nak" ujar andry
"kamu udah banyak disiksa kamu masih mau bantu bapa makasih, makasih" ujar ibu gw sambil memeluk gw
bang dion dan ka ryn pun menghampiri gw dan bang dion menepuk nepuk pundak gw..
"maafin bapa ya dek biar bapa lewatin masa kritis" ujar ka ryn lalu ikut turun memeluk ibu dan gw
"iya" ujar gw jujur untuk memaafkan ayah gw merupakan hal yang sulit . gw jawab iya hanya sekedar agar mereka tidak stress dan terbebani lagi. gw mau mendonorkan darah gw pun karena ibu dan kk gw bukan karena niat gw untuk menolong. masih sulit buat gw untuk memaafkan segala kenangan buruk masa kecil gw.
"maafin kaka ya soal yang tadi" ujar ka ryn "oh ga papa ka ryn ga salah kok" ujar gw "kamu emang baik dek" ujar ka ryn
"apaan sih udah ah gw mau beli minum dulu" ujar gw lalu pergi meninggalkan mereka.
di jalan akhirnya gw menumpahkan airmata gw. gw benar benar bingung dengan keadaan ini. apa lebih baik gw maafin ayah gw. tapi susah benar benar susah. gw pun keluar lalu membeli susu lalu balik ke ruang operasi.
saat gw ke ruang operasi ternyata cuma ada bang dion. Kemana yang lainnya
hiburan dikala sedih saat gw ke ruang operasi ternyata cuma ada bang dion. "kemana bang semuanya" tanya gw


Looking For Someone Like You Karya Andyanstefi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"tadi bapak lu udah lewatin krisis, sekarang mereka didalam, paling bentar lagi pindah kamar" ujar bang dion
"oh" ujar gw sambil meminum susu gw "lu ga kedalam" tanya bang dion "ga ah" ujar gw
"sebenarnya lu sama bapa lu kenapa sih" tanya bang dion penasaran "ga perlu tau lu, intinya gw cuma anak angkat doang disini" ujar gw "darah aja kebetulan sama" ujar gw
"yakin cuma anak angkat, darah kok bisa sama" ujar bang dion
"yaelah, dia yang bilang sendiri, nyokap bokap gw yang ngaku" ujar gw
"oh, terus orangtua lu" tanya dia "ga tau dan ga mau tau" ujar gw "kenapa"" ujar bang dion "banyak nanya lu bang kaya wartawan" ujar gw "hehehe, kan pengen tau dong" uar bang dion
"buat apa gw nyari orang yang buang gw, kalau udah dibuang ya berarti sama aja kaya gw udah dianggap sampah sama orangtua gw" ujar gw
"trus bapa sama mama nemu lu dimana" tanya bang dion
"wah bener bener rese lu bang bahasa lu ga enak banget nemu, dikira duit jatoh apa" ujar gw
"daripada mungut, lu kaya sampah beneran" ujar bang dion
"hahaha, iya juga ya, ga tau gw ,orang tua gw dapet gw darimana panti mungkin" ujar gw
"oh yaudah" "ga mau nanya lagi" tanya gw nyindir "dah cukup hahaha"
"ok hahaha" bang dion sepertinya asik orangnya gampang banget nyambung ngobrol sama dia. lagipula cocok kayanya sama ka ryn yang rada manja. kaka gw yang satu ini mudah mudahan ga nyusahin dia. "ka ryn gimana orangnya" tanya gw
"manja dia" ujar bang dion
"lah emang, tapi baik kok, dari kecil cuma dia yang sayang sama gw" "lah emang dari kecil lu kenapa"" tanya bang dion
"eh engga engga" ujar gw ah shit keceplosan. "oh, ya kaka lu emang gitu ya, cerewet"" ujar bang dion "semua cewe cerewet kali bang" ujar gw
"wah udah punya cewe berarti nih" "ada lah" ujar gw
"cantik ga" tanya bang dion "cantik lah, mau liat"" ujar gw
"mana mana , cantikan mana sama kaka lu" ujar bang dion "nih, jelas cantikan cewe gw" ujar gw sambil menyodorkan hp gw "bisa aja lu nyari cewe" ujar bang dion
"gw gitu, eh itu ka ryn mau keluar kayanya" ujar gw "gimana ka"" tanta gw
"udah normal cuma kakinya patah" ujar ka ryn "bisa sembuh lagi kan" tanya gw
ka ryn hanya menggeleng "yang penting udah normal" ujar gw "yaudah gw ke depan dulu ya" ujar gw
"oh iya kak, sini deh" ujar gw meminta dia mendetkan kupingnya "apaan" tanya ka ryn
"ssst, tadi bang dion bilang lu cerewet trus dia kan liat cewe gw eh dia bilang lu jelek masa" ujar gw
"dionnn" ujar ka ryn sambil berkecak pinggang
"hahaha, yang sabar ya bang" ujar gw menepuk pundaknya sambil berlalu kedepan
"eh apa apaan ini" tanya bang dion keheranan
"jadi gitu ya kalau dibelakang aku" ujar ka ryn sambil menjewer bang dion
"aduh duh kenapa dek" ujar bang dion
"hahaha" ujar gw melihat bang dion dicubiti dan dijewer lumayanlah sedikit hiburan disuasana seperti ini hahaha.
hiburan dalam sepi gw pun keluar dari rumah sakit untuk mencari cemilan . akhirnya gw memutuskan buat beli sate padang. lama gw diluar hanya memandang kendaraan kendaraan yang lewat silih berganti sambil menikmati aroma sate yang sedang dibakar. setelah matang gw makan sate ini. ah nikmat. pikiran gw kembali melayang ke ucapan ka ryn yang bilang kalau ayah gw kemungkinan bakal cacat kakinya. bagaimana dia kerja kalau kakinya patah. apa gw juga harus kerja" . shit.. nanti sajalah gw pikirin masalah ini.
gw pun masuk ke dalam setelah mengecek hp bahwa ayah sudah sadar dan sekarang dipindahin ke kamar rawat. gw mengurungkan niat gw untuk masuk. pasti dia sedang terjaga saat ini. gw pun sms kaka gw kalau ayah tidur baru gw mau masuk. selang sejam gw masuk kedalam tapi gw menunggu diluar ruangan duduk dilantai.
jam menunjukkan jam 11 malam nyokap ka ryn dan bang dion akhirnya pulang. awalnya ibu gw berniat untuk berjaga malam ini tapi gw tolak. dan akhirnya gw mengalah untuk berjaga. gw tidur disofa. pagi menjelang gw pun terbangun sekitar jam 7 ah sudahlah ga usah sekolah. gw sms clara kalau gw sekarang ga sekolah
"yang aku ga sekolah hari ini masih di rs" "oh kamu jaga diri ya, ga usah panik"
"iya, ini ayah aku udah siuman sekarang tinggal pemulihan" "aku boleh ikut kesana ga yang"
"hmmm gausah deh yang" "yah kok, yaudah deh"
"dah belajar yang rajin ya hahaha" "enaknya yang bolos hari ini huh" "yaudah ya"
"iya take care yang dagh"
lalu kemudian ayah gw terlihat bangun. terlihat dia seperti ingin mengambil sesuatu
"mau ngapain"" tanya gw
"ambilin minum tuh" suruh ayah gw "tunggu"
gw pun menghampiri gelas diatas meja dan memberikannya ke ayah gw
"nih" ayah gw mengambil gelasnya dan memberikannya lagi ke gw. gw letakkan gelas itu kemeja
"makasih" "iya" gw pun kembali ke sofa bermain dengan hp gw hanya untuk membunuh rasa bosan. tak lama ibu gw pun datang sepertinya dia bolos juga.
"dah kamu pulang nak, sekarang mama yang jagain bapa" ujar ibu gw "kasian kamu semalaman" ujar ibu gw lagi
"yaudah andry pulang ya!"ujar gw lalu beranjak tanpa pamit ke ayah gw
gw pun kembali kerumah sampai rumah ada motor bang dion sepertinya mau menjemput ka ryn untuk berangkat kuliah "wah sialan lu kemarin" ujar bang dion begitu melihat gw "hahaha, sedikit hiburan bang hahaha" ujar gw "hiburan sih hiburan, tapi gw jadi korban" "hahaha, ka ryn mana"" tanya gw
"noh dandan, kebiasaan kalau dandan lama" "APA, KA RYN KALAU DANDAN LAMA"" teriak gw "eh pelan pelan goblok"
"APA DANDAN LAMA TAPI HASILNYA BIASA AJA" teriak gw lagi berharap ka ryn dengar
"apaan yang kamu bilang" ujar ka ryn begitu keluar dari kamar "hahaha" ujar gw
"boong dia dek, jangan percayalah" ujar bang dion membela diri "oh jadi nyalahin ade aku, gitu"" ujar ka ryn
"hajar aja ka, masa katanya dandan lama juga percuma" ujar gw memgompori
"wah sialan lu dry" ujar bang dion
"udah ayo" ujar ka ryn sambil menarik tangan bang dion "gw berangkat dulu dek" ujar ka tyn
"yo, ada makanan ga nih" tanya gw "tuh tadi bu sum udah masak" ujar ka ryn "dah sono cabut lama amat" ujar gw
akhirnya gw kedapur untuk makan setelah makan sedikit leha leha disofa sambil menonton tv. Pikiran gw kembali melayang ke perihal cacatnya bokap gw..
DAMN. penyair di bus kota seminggu sudah ayah gw dirumah sakit hanya untuk pemulihan. dan masalah berikutnya pun datang. kaki sebelah kanan yang patah dan tak bisa sembuh kembali menjadi masalah buat ayah gw dalam bekerja dan terpaksa dia mengundurkan diri. dan sekarang hanya ibu saja ysng bekerja dengan bantuan tabungan ayah dan uang pensiun atau tanda jasa yang diberikan oleh perusahaan ayah gw.
gw dan ka ryn yang beranjak dewasa sudah cukup mengerti kalau uang tabungan tersebut tidak akan bertahan lama. akhirnya ka ryn memutuskan untuk bekerja part time di sebuah cafe dengan bantuan bng dion pula tentunya.
sedangkan gw, masih bingung mau mengerjakan apa. rasanya tak tega melihat ibu gw memikul beban sebagai pencari nafkah. akhirnya gw memutuskan buat mengamen siapa tau hendro masih punya celah buat gw memasuki dunia tarik suara. didalam bis tentunya. "dro, lu masih ngamen kan"" tanya gw
"waduh sesekali doang sekarang mah, sekarang gw lebih banyak bantu bokap" ujar hendro
"lu ada kenalan ga, gw pengen ngamen deh" ujar gw "beneran dry" timpal soraya
"beneran, bokap gw kecelakaan kakinya patah sekarang ga kerja ya buat jaga jaga kalau tabungan bokap gw sewaktu waktu habis" ujar gw
"yaudah nanti gw tanyain deh" ujar hendro "kamu yang sabar ya dry " ujar soraya "makasih ya" ujar gw
"nanti aku cariin deh kerja buat kamu" ujar soraya "wah makasih banget ya udah mau bantuin gw" ujar gw "santai aja kali nyet kaya sama siapa aja lu" ujar hendro. "hehehe" ujar gw
sepulang sekolah gw jemput clara dulu kemudian nongkrong dulu disalah satu warung kopi.
"yang nanti kayanya aku harus kerja deh" ujar gw "yah kenapa yang" tanya clara
"ayah aku kakinya patah jadi mau ga mau aku harus kerja yang, ngandelin tabungan ayah doang nanti takutnya suatu saat habis" ujar gw
"ya aku dukung deh" ujar clara sambil tersenyum "makasih ya yang" ujar gw
"kamu kalau butuh bantuan bilang aku ya" ujar clara "iya, makasih ya" ujar gw sambil mengelus rambutnya "sama sama sayang, yaudah yuk balik" ujar clara "yu"
akhirnya gw mengantar clara pulang kerumahnya lalu blik kekosan. sampai dikosan hendro sms kalau mau ngamen besok minggu ikut dia. hari yang ditunggu tunggu pun tiba. gw sama hendro berangkat menggunakan angkutan umum dan hendro membawa gitar kecil, nah gw". gw ga bisa main alat musik apapun himana caranya gw main make kecrekan". Udah kaya banci..
"nih dry namanya botak" ujar hendro memperkenalkan gw dengan temannya yang memang botak tapi ga licin hanya rambut tipis.
"anak anak sini biasa manggil gw botak" ujar botak sambil mengulurkan tangan
"andry" ujar gw menyambut tangannya
"nah dry nanti lu ikut dia aja yah lu nyanyibl dia yang gitarin dia ga pede soalnya sendirian, payah lu tak" ujar hendro
"maklum suara gw terlalu merdu, jadi ga enak aja kalau yang laen ngiri" ujar botak
"iye saking merdunya, lu mulai nyanyi metromini langsung miring" ujar hendro
"taelah, lu bisa lagu apaan dry" tanya botak "apaan ya, peterpan, padi, dewa" ujar gw "boleh boleh, mulai aja nyok" ujar botak
"nah no mobilnya, ayo lu belajar ngejar dulu" ujar botak "eh eh tunggu gimana naiknya bego" ujar gw
saat itu gw botak dan hendro mau naik ke bis akap yang sedang melaju, hendro dan botak begitu mudahnya buat naik, dan gw yang masih baru didunia ngamen kesilitan buat naik
"ayo, dry ah payah" ujar hendro
"ya bantuin teman lu bego" ujar botak
"tae emang lu dro, bukan bantuin gw" ujar gw masih mengejar bis yang melaju
"cepetan larinya" ujar botak
g pun mempercepat lari gw hingga sejajar dengan bis itu "nah loncat" ujar hendro
plak gw pun meloncat dan..
hidup dijalanan ayo cepetan loncat ujar botak Gw pun meloncat dan meleset
anjrit bantuin bego ujar gw masih berusaha menyejajarkan langkah gw dengan bis
lama lu nyet ujar hendro
Gw usaha lebih keras lagi dan hap gw berhasil, berkat bantuan hendro dan botak yang menarik tangan gw.
gimana enak kan" tanya botak
hahaha, cape bro ujar hendro
anjrit lu pada, bukannya bantuin ujar gw dah ambil nafas dulu, mulai kita sip sip bentar
Gw pun mengambil nafas terlebih dahulu kemudian bernyanyi, masih ingat betul lagu yang nyanyikan saat itu peterpan ada apa denganmu. Diiringi oleh botak dan tepuk tangan berirama dari gw dan hendro menghasilkan seni yang lumayan ancur hahaha. Setelah bernyanyi saatnya mengais hasil.
8.500 rupiah kami dapatkan. Pengalaman pertama gw mengamen dapet 8500. Kami menunggu turun saat bis mau memasuki tol lalu cari bis yang lawan arah keluar dari tol untuk kembali ke tempat awal kami.
lumayan lu pertama kali 8.500, kadang mah Cuma dapet 1000 2000 ujar hendro
lainlah yang suaranya bagus ucap gw sesumbar anjritlah sok banget gayalu jing ujar botak
oh iya lu harus lapor dulu ke bang apoy, nanti deh bareng gw, dia yang megang sini lu juga harus nyetor ya kaya pajak gitu ke dia berapa " tanya gw
5000 ajah udah kita kan bertiga bilang aja gitu ujar botak oh yaudah gampang mah ujar gw
trus sekarang kemana nih kita tanya gw kebang apoy dulu tak yok ujar hendro
Lalu gw dibawa botak ke bang apoy, dengan rambut potongan mohawk, celana levis model pensil dengan ornament punk, tindikan dikuping sebesar uang gopean ya menunjukan kalau dia punya kuasa.
bang ada anak baru temennya hendro ujar botak wah anj*ng lu dro udah jarang lu main kesini ujar bang apoy sibuk bang bantuin bokap gw ujar hendro tuh temen lu kenalin diri siapa lu ujar bang apoy andry , bang ujar gw
baju lu bagus amat mau ngamen apa kondangan, pake yang belel lah, trus lu ngamen kenapa kayanya anak orang kaya lu ujar bang apoy
bangkrut bang jawab gw singkat oh, udah tau kan peraturannya
udah bang setor 5rebu kan keabang ujar gw lah kaga kaga enak banget lu, 10 dah ujar bang apoy udeh bang kasian, dia ga bisa gitaran, ngamen sama gw dia yaudah gini 7500 lu ma botak
yaudah bang ujar gw pasrah
nah gitu kan aman, lu kalo ada apa apa bilang ke gw ye ujar bang apoy
iya bang ujar gw dah kaga nyari duit lu tanya bang apoy oh iya bang duluan ujar hendro
eh ngeroko ga lu, apa minum nih ujar bang apoy menyodorkan gw minuman sedikit bening seperti ciu
kaga bang makasih ujar gw oh oke oke ujar bang apoy
Gw pun kembali bernyanyi sepanjang jalan bersama hendro dan botak hingga jam 8 malam. Total yang kami kumpulkan saat itu kurang lebih 73500. Setelah dipotong 15 ribu untuk disetor hasil pun Dibagi 2.masing masing kami mendapatkan 29000.
lumayan tuh buat hari ini segini ujar botak mang paling parah dapet berapa tanya gw
yah palingan 15 rebu gw sehari dipotong makan tapi, inikan gara gara berdua ujar botak
ohh, nanti gw sendiri aja dah, pake krecekan, gaenak hasil lu kurang ujar gw
santai aja kali nyet, kalau kurang bocah bocah juga saling bagi biasanya kalau ada yang dapet gede ujar hendro
Sekilas gw membayangkan hidup dijalanan ga seburuk apa yang gw kira, solidaritas, dan persaudaraan begitu kerasa disini. Ga ada batasan ga ada aturan, Cuma cukup setia kawan. Lu senang semua senang lu sedih, semua pasti cari cara buat bantu lu.
tak setuju masih ada orang yang belum tau perihal pekerjaan gw yaitu clara dan semua keluarga gw. gw memutuskan untuk memberitahukan hal ini ke clara.
"yang aku ngamen dulu deh kayanya" sms gw to the point "maksudnya"
"iya aku ngamen sekarang"
"kok ngamen sih jangan jangan yang"
"loh kenapa" kamu katanya support aku masa sekarang kamu berubah pikiran"
"aku support kamu tapi masa ngamen yang"
"terus apaan lagi, kamu jangan protes aja lah tanpa ngasih solusi" "tapi ah kamu mah susah dibilangin udah aku mau tidur" "kamu jangan begitu donk"
dan sms gw pun tak dibalas.gw coba sms clara lagi "kamu kenapa ga bolehin aku ngamen"
"kamu malu" "kenapa" "terserah kamu lah"
semua sms gw ga dibales sama sekali oleh clara. bodo amatan lah pikir gw. yang gw pikirin sekarang gimana caranya gw nabung buat persiapan. gw telepon ka ryn perihal hal ini berharap dia mendukung gw.
"ka gw kayanya bagusan ngamen aja deh" sms gw "kok ngamen sih kan ada yang lain"
"yah enakan gini kak, cuma modal nyanyi ama jalan kaki" "kalau lu kenapa napa gimana"
"yah ngga lah, mudah mudahan lancar" "yaudah tapi lu hati hati ya de"
"iya, mama sama bapa udah tau kita kerja" "kalo lu belum cuma gw doang"
"yaudah jangan dikasih tau ya" "ya, hati hati loh jalanan keras" "ya iya keras kalo lembek ya kasur" "idih bukan itu maksudnya hidup dijalanan" "oh makanya yang jelas hahaha"
"ga jelas lu , udah ah ganggu gw pacaran aja"
"ceileh gaya lu selangit, oh iya cewe gw masa marah marah pas tau gw ngamen harusnya kan dukung"
"yah dia curhat, malu kali dia dek" "nah gw mikirnya juga gitu"
"lagian mah kalo dia sayang de harusnya dia support lu, ini malah gedein gengsi udah cari yang laen"
"lu kira gampang nyari cewe ka" "iya sih susah orang lu nya jelek hahaha" "asemm percuma gw curhat sama lu kak" "yah ngambek ade gw 1 ini cup cup cup" "bodo lah"
"coba besok ajak ngomong dek kalau emang dia ga mau dukung yaudah diemin aja nanti dia juga yang nyesel, cewe mah kalau emang beneran sayang pasti susah deh lupain mantannya"
"pengalaman ya sama mantan"
"nah itu tau hahaha, bang dion dulu sempet kok kaya gitu, gw kan ngambek tuh, eh dia malah diemin ujung ujungnya cewe pasti kesel, trus cewe sendiri deh yang nyariin"
"Malu malu gitu ya buat ngaku" "Iya hahaha"
"ga salah gw curhat sama lu ka mantap"
"gw kan juga cewe kale... , kalo dia ngambek diemin aja de"
"yaudah liat besok deh ka, dah ah ngantuk gw smsan sama lu, lu kasih obat tidur ya sms lu"
"terserah ga jelas lu dah tidur udah malem"
"ayo mau ngapain lu malem malem, pacaran yang sehat lah jangan macem macem "
"iya, kok jadi lu sih yg bawel" "hahaha, dah ah gw ngantuk"
akhirnya gw hentikan sesi curhat dengan ka ryn. ternyAta ga percuma gw punya kaka cewe cantik plus penyayang..
keesokan harinya gw memutuskan buat membicarakan hal ini dengan clara gw pengen clearin semuanya
putus Pulang sekolah gw langsung bergegas ke sekolah clara. Gw pengen masalah ini clear sekarang juga. Gw pacu motor ge kesekolahnya sampai disekolahnya gw melihat clara sedang dengan temannya menunggu angkutan umum.
Quote: "Ayo" ajak gw ke clara mengabaikan teman temannya
"Aku naik angkot aja" ujar clara
"Udah ayo" ajak gw
Alhirnya dengan sedikit paksaan gw berhasil membawa clara. Gw bawa motor gw kekosan gw dulu.
Quote: "ayo masuk, aku pengen semuanya kelar" ujar gw
Lalu setelah duduk gw pun memulai percakapan
Quote: "aku pengen tanya sama kamu kenapa kamu ga bolehin aku ngamen" tanya gw
"......." "Ayo jawab, kamu jangan ngelarang tanpa ngasih solusi dong"
"......" "Kamu malu punya pacar pengamen hah"" Tanya gw dengan sedikit mengeraskan suara
"......." "Kamu jangn diem aja donk seenggaknya kasih aku alasan"
"iya aku malu puas"
"Aku malu punya pacar pengamen, sekarang mau kamu gimana" ujar clara
"Yaudah kita udahan aja, toh kamu malu punya pacar kaya aku, dah beres semuanya, ayo pulang, makasih buat semuanya" ujar gw
Gw pun menarik tangan clara untuk gw antar pulang. Sampai dirumah clara pun tak ada lagi kata yang terucap. Bodo amat lah. Gw lalu kembali kekosan bersiap buat ngamen lagi.
diarea ngamen gw menyapa anak anak yang ada disana ada sekitar 15 orang lalu ngamen sama botak.sepanjang ngamen gw nonaktifkan hp gw. Ga enak aja masa lagi ngamen orang ngeliat gw jawab hp.
Sampai dirumah gw buka hp gw ada banyak misscall dari soraya. Gw hubungi soraya takutnya ada hal penting.
Quote: "halo ya, ada apa"
"Kamu beneran putus sama clara"
"Iya, emang kenapa"
"Tadi clara nangis nangis tau cerita sama aku"
"Yah mau gimana lagi ya, dia malu punya pacar pengamen yudah daripada dia malu mending udahan aja"
"Emang ga bisa apa cari kerjaan lain""
Ratu Pemikat 3 Rahasia Kampung Garuda Karya Khu Lung Bulan Jatuh Dilereng Gunung 4
^