Pencarian

Bulan Jatuh Dilereng Gunung 4

Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno Bagian 4


menuruti kehendaknya lalu dibunuh. Dan yang dibunuh bukan
pendekar-pendekar picisan.
Justru yang dipilih adalah para ketuanya. Paling tidak yang
termasuk tokohnya.Dia tidak Pandang bulu. Apakah mereka
dari golongan pihak raja, kepatihan atau antek-antek kompeni.
Kadang ia membunuh tokoh-tokoh kepercayaan Adipati
Cakraningrat, Jayaningrat, Citrasoma, Jayasentika atau
Tumenggung Puspanegara. Karena itu adalah wajar, bila dia
dimusuhi sekalian pendekar di seluruh dunia.
Demikianlah setelah puas mengaduk-aduk tanpa ampun, ia
bersembunyi di sebuah tempat terpencil di antara telaga yang
terlindung. Ia membuat daerah kekuasaan limabelas kilometer
keliling. Siapa saja yang berani memasuki wilayahnya, lantas
saja dibunuhnya. Dan di dunia ini hanya seorang saja yang
diperkenankan masuk. Dialah Sondong Landeyan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi Sondong Landeyan dulu hampir saja mengadu jiwa
dengannya. Sebab kecuali dirinya, dia membawa Pitrang,
Wigagu, Sukesi dan Puruhita. Untung pendekar edan itu bisa
dibuatnya yakin. Dia datang semata-mata demi Pitrang. Dan
ketiga muridnya ditinggalkan sebagai pengasuh si Pitrang.
- Baik. - ia memutuskan. - Bocah itu biar kumakannya di
sini. Kau boleh mampus dulu ! -
Sondong Landeyan yang mengenal watak dan perangai
paman-gurunya, tidak bersakit hati. Ia bahkan merasa
tenteram, karena Pitrang berada di sautu tempat yang asing
dan rahasia. Hanya saja, Sondong Landeyan tidak tahu,
bahwa para pendekar seluruh bumi Jawa sedang mencari
paman gurunya itu demi membalaskan dendam jiwa
pemimpin-pemimpinnya yang melayang tanpa sebab yang
jelas. Tetapi dua tahun berpisah dan anak satu-satunya ternyata
merupakan pengorbanan dan penderitaan sendiri. Akhirnya ia
menyuruh ketiga muridnya menjemput si Pitrang. Dan pada
hari itu juga, berangkatlah Wigagu, Sukesi dan Puruhita ke
Jalatunda Setelah bertemu dengan Ki Ageng Telaga Warih,
orang tua itu berkata diluar dugaan. Katanya :
- Kalian mau bawa anak ini pulang " -
- Ya. - sahut Wigagu bertiga .
- Kalau begitu antarkan aku dulu ke pulau Bawean. -
- Pulau Bawean" - mereka tercengang.
- Hm, apakah engkau mengharapkan aku mampus" -
bentak Telaga Warih. Dan tiba-tiba saja ia menghunus sebilah
pedang yang rnembersitkan cahaya menyilaukan. - Kau tahu
pedang apa ini" Inilah pedang Sangga Buwana. Karena
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang ini aku sudah membunuh ribuan orang. Sebaliknya
karena pedang ini Pula, manusia seluruh dunia akan mencari
dimana tempatku berada. Daripada aku mati di tangan
mereka, bukankah lebih baik aku menggorok leherku sendiri" -
- Ayah - Mendengat suara Pitrang yang menyebut dirinya ayah,
Telaga Warih tercengang. Seketika itu juga la meletakkan
pedang Sangga Buwana di atas meja batu. Lalu memeluk
Pitrang dengan erat . - Anakku ! Ya benar, kau menyebut aku ayahmu. Memang
aku ayahmu. - Dan ia membawa Pitrang berputar-putar seperti orang
menandak-nandak. Menyaksikan adegan itu, Wigagu, Sukesi
dan Puruhito saling pandang Namun mereka tidak berani
mengganggu. Memang siang-malam Pitrang berada di pelukan orang tua
itu. Lambat-laun, si anak bisa menyesuaikan diri dan
menganggap Ki Ageng Telaga Warih sebagai ayahnya pula.
Meskipun demikian, mengingat kesaktian orang tua itu, timbul
rasa cemas dalam hati Sukesi. Dengan memberanikan diri ia
berseru : - Eyang, jangan sampai melukai Pitrang -
- Nah, bagaimana" Kalian rnau mengantarkan aku ke
Bawean atau tidak " -
Tentu saja mereka tidak berani membantah. Dengan
berdiam diri, mereka mengikuti Ki Ageng Telaga Warih yang
melompat ke atas rakit. Pedang Sangga Buwana yang menjadi
perebutan orang berada di pinggangnya. Karena Ki Ageng
Telaga Warih seorang pendekar yang berperawakan tinggi
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
besar pedang itu menjadi penghias kegagahan tubuhnya yang
tepat. Perjalanan ke pulau Bawean tidak perlu diceritakan Setelah
tiba, orang aneh itu terbang tinggi di atas permukaan laut dan
mendarat di atas pantai bagaikan Dewa Maut. Lalu berseru :
- Siapa yang berani ikut mendarat, kubunuh berangkatlah
pulang ! - Pitrang menangis karena harus berpisah dengan orang tua
yang mempunyai tempat tersendiri di dalam hatinya. anak itu
berteriak-teriak : - Ayah .... Ayah .... Ayah -
Sementara itu rakit sudah terbawa arus makin lama makin
menjauhi pantai Bawean. Lambat-laun tubuh Ki Ageng Telaga
Warih yang menyoren pedang Sangga Buwana di pinggangnya
makin kecil dan kecil. Akhirnya lenyap dari penglihatan.
Tetapi Pitrang masih saja memusatkan penglihatannya ke
arah pantai. Air matanya meleleh tiada berkeputusan. Syukur,
di antara mereka terdapat seorang gadis yang memiliki naluri
seorang ibu. Dengan sabar dan telaten ia membujuk dan membesarkan
hati si bocah. Sewaktu matahari condong kebarat, Pitrang
tertidur oleh rasa capai di pangkuan Sukesi.
Berlayar di atas lautan yang luas, dengan sendirinya tidak
dapat memilih arah yang tepat. Apalagi di waktu malam hari
tiba. Mereka hanya memasang layar. Tujuannya ke seberang
pantai. Hanya itu saja. Tetapi bakal tiba di pantai mana,
mereka tidak tahu. Setelah berlayar dua hari lamanya, akhirnya mereka
memasuki suatu muara yang asing. Pada jaman itu, sungai
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berukuran sangat lebar. Kabarnya banyak perompak hidup di
perairan demikian Namun Wigagu bertiga adalah murid
Sondong Landeyan. Mereka tiada gentar menghadapi
golongan perompak demikian. Meskipun demikian, mereka
wajib berhati-hati dan waspada.
Sedang Wigagu dan Puruhita memusatkan perhatiannya
kepada arah perjalanan, Sukesi menggunakan kesempatan
untuk bergaul rapat dengan Pitrang. Di dalam hati sebenarnya
sudah lama timbul suatu pertanyaan, apa sebab gurunya
mengirimkan Pitrang menerima ajaran dasar kepada Ki Ageng
Telaga Warih. Padahal kepandaian gurunya belum tentu kalah
melawan kakek tua itu. Didorong oleh keinginan untuk
mengetahui, pelahan-lahan ia mulai mengorek pengalaman
Pitrang yang hidup selama dua tahun bersama Ki Ageng
Telaga Warih. - Sebenarnya engkau diajar apa oleh ayah....ayah-
angicatmu" - Sukesi minta keterangan.
Yang dimaksudkan dengan ayah-angkat adalah Ki Ageng
Telaga Warih . - Menghafal dan mendengarkan dongeng.- jawab Pitrang
sederhana. - Hanya itu saja " -
- Tetapi yang harus kuhafalkan sangat banyak. Macam
dongengnyapun aneka ragam.-
- Dongeng apa saja " -
- Dongeng manusia. Kata ayah-angkat, semua manusia itu
jahat. Maka wajib dibunuh.-
- Wajib dibunuh " - Sukesi tercengang dan hatinya tergetar.
Ia mencoba mau mengerti. Menegas :
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Yang wajib dibunuh tentunya manusia jahat bukan" -
- Ya - - Tetapi bagairnana caranya ayah-angkatmu membedakan
antara manusia jahat dan tidak " -
- Semua manusia jahat. - jawab Pitrang singkat
- Semua manusia jahat " - Sukesi menirukan ucapan Pitrang
sarnbil berpikir diarn-diam. - Apakah bibi ini manusia jahat
atau tidak " - - Tentu saja, tidak.- sahut Pitrang tertawa geli.-Bibi orang
baik.- - Dan Paman itu " Paman Wigagu dan paman Puruhita " -
- Mereka juga manusia baik. -
- Mengapa engkau bisa berkata bahwa rnereka berdua
orang baik " - - Bibi dan paman adalah manusia yang sudah kukenal.
Seperti A yah. Seperti ayah-angkat. Mereka semua orang baik.-
Sukesi memanggut-manggut. Tahulah dia, bahwa Ki Ageng
Telaga Warih mengajar Pitrang agar berwaspada terhadap
siapapun yang belum dikenaL akan tetapi ajaran demikian
amat berbahaya dan bisa rnembuat orang pendek akal.
Beberapa saat lamanya, Sukesi bermenung-menung. Lalu
mengalihkan.pembicaraan :
- Memang kebanyakan orang bisa jadi jahat. Sekarang apa
yang harus kau hafalkan selama dua tahun itu " -
- 0, banyak sekali. Banyak sekali. - sahut Pitrang.
- Apa saja " - Pitrang berpikir sebentar. Menjawab :
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Di antaranya tentang tenaga kosong dan tenaga kuat.
Terhadap semua orang, aku harus bersikap begini. Tenaganya
merintangi kulit dan buluku. Tetapi niatku sudah masuk
kedalam tulangnya. Dua tangan saling bertahan. Hawa
menembus. Yang di kiri berat, yang kanan kosong. Artinya
yang kanan sudah pergi. Yang kanan berat, yang kiri kosong.
Artinya yang kiri sudah pergi.-
Mendengar bunyi hafalan Pitrang, Sukesi terlongong-
longong. Aneh, tetapi menarik. la jadi bernafsu untuk ikut
menghafal lebih banyak lagi. Agar tidak kentara, pelahan-
lahan ia memperbaiki letak duduknya. Lalu dengan tersenyum
ia berkata lagi : - Apa lagi " - - Hati dan badan. Lebih dulu gunakanlah hati untuk
memerintah badan. Mengikuti orang lain berarti tidak
mengikuti kemauannya sendiri. Kelak, badan bisa mengikuti
kemauan hati. Tetapi kemauan hati yang tetap mengikuti
kemauan orang. Mengikuti kemauan sendiri berarti berhenti,
Mengikuti kemauan orang artinya hidup. Dengan mengikuti
kemauan orang itu, bisa mengukur besar kecil tenaga orang
itu. Juga bisa mengenal panjang dan pendeknya pernafasan
orang. Dengan begitu, kita bisa leluasa maju dan mundur -
Sukesi mengerutkan keningnya. Akhimya ia bergeleng
kepala. Berkata di dalam hati :
- Tidak benar Tidak tepat ! Guru sering berkata, bila
berhadapan dengan lawan, tempolah yang memegang
peranan. Kita harus mendahului lawan sebelum dikuasai
lawan. Kalau kita mengikuti kemauan lawan justru kita yang
menjadi bulan-bulanan. Tidak tepat -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selagi berpikir demikian, Pitrang tiba-tiba lari keburitan
rakit, karena kedua pamannya sedang sibuk menepikannya.
Sukesi melongokkan kepalanya. Sebuah perkampungan yang
agak ramai tersembul di antara pepohonan dan belukar.
Melihat tebingnya,agaknya menjadi tempat persinggahan
orang-orang yang berlayar masuk ke pedalaman.
- Mari kita mencari perbekalan - ajak Wigagu.
Semuanya mendarat dan dengan santai memasuki perkam-
pungan yang ternyata sibuk dikunjungi kaum pedagang. Dari
pembicaraan orang, perkampungan itu disebut Majawarna.
Kalau begitu hampir dekat Jalatunda, pikir Sukesi bertiga.
Sementara mereka masuk ke sebuah kedai, Pitrang ke luar
jalanan melihat lalu-lalang orang. Tiba-tiba ia tertarik kepada
seorang tua yang sedang bermain dua bilah pedang pendek di
tangannya. dua pedang pendek yang dilemparkan bergantian
di udara. Pitrang belum pernah melihat pertunju kan demikian.
Sampai umur tujuh tahun, la hidup di atas pegunungan dan di
pertapaan Ki Ageng Telaga Warih yang sunyi dan terasing dari
pergaulan. Setapak demi setapak, Pitrang mendekati. la heran bukan
main. Suatu kali orang itu melemparkan sebilah pedangnya
tinggi di udara dan dibiarkan turun amat derasnya. Sewaktu
hampir menancap di dadanya dengan tangkas ia menyongsongnya dengan pedangnya yang lain yang
ditegakkan di atas dadanya. Kedua pedang pendek itu saling
beradu ujung dan berdiri tegak seperti kena lem.
Pitrang ternganga-nganga.
- Kemari - orang itu melambaikan tangannya sambil tertawa
manis. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tanpa berpikir panjang lagi, Pitrang Iari menghampiri,
Orang itu kemudian membuka sebuah kantong seraya
berkata: - Di dalamnya terdapat bermacam-macam barang mainan.
Kau boleh mengambil, tetapi jangan terlalu banyak lho -
Melihat keramahan orang, Pitrang membungkuk dan
melongokkan kepalanya. Bertanya :
- Mainan apa sih " -
-Lihatlah sendiri Coba masukkan kepalamu Nah, kau bisa
melihat dengan jelas.- Pitrang melongokkan kepalanya lebih rendah lagi. Ternyata


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak melihat esuatu. Selagi
ia hendak menarik kepalanya,
secepat kilat orang itu justru
menungkrap kepalanya Keruan saja Pitrang kaget
dan memekik-mekik. - Sst ! - dan orang itu membekap mulutnya. Pekikan Pitrang sebenarnya sangat Iemah oleh lalu-lalang orang. Akan
tetapi Wigagu, Sukesi dan
Puruhita kini adalah murid
Sondong Landeyan. Mereka sudah termasuk golongan ahli-ahli kelas satu yang memiliki pendengaran sangat tajam.
Dengan serentak mereka melesat keluar kedai dan melihat
Pitrang sudah ditawan orang itu.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Jangan begerak ! Berhenti ! Siapa yang berani maju
selangkah lagi, jiwa anak ini akan kucabut.- bentak orang itu
sambil mengancamkan sebilah pedang pendeknya di
punggung Pitrang. la merobek baju Pitrang di bagian
punggung dan menempelkan ujung pedangnya di atas
kulitnya. Sukesi marah bukan main. Tanpa memikir lagi, tangannya
bergerak hendak melepaskan panah jarumnya. Buru-buru
Wigagu membentak petahan :
- Jangan - Wigagu tahu, pedang orang itu bukan pedang biasa. Pasti
sudah dilumuri semacam racun yang mematikan. Andaikata
Sukesi berhasil melepaskan jarumnya tepat pada sasarannya,
orang itu masih sempat menggores kulit Pitrang. Mungkin dia
mati terbunuh oleh jarum Sukesi. Akan tetapi Pitrang akan
mengalami demikian pula. Sebab, orang itu tentunya tidak
membawa obat pemunah racunnya .
- Saudara Mengapa engkau menawan seorang anak yang
tidak berdosa " - ia minta keterangan dengan suara tenang.
- Mundurlah delapan langkah dulu, sebelum aku
menjawab.- sahut orang itu membentak.
Wigagu mengeluh di dalam hati. Mundur delapan langkah
berarti makin jauh jaraknya dari Pitrang yang tertungkrap
karung. Tetapi karena Pitrang menghadapi bahaya, tiada jalan
lain kecuali menuruti kehendak orang itu. Segera ia memberi
isyarat kepada Sukesi dan Puruhita untuk mundur delapan
langkah. Dan oleh isyarat itu, mereka mundur delapan langkah
dengan sekali gerak. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyaksikan kepandaian mereka, orang itu berubah wajah-
nya. Pikirnya di dalam hati : - Mereka bisa melesat mundur
dengan satu kali gerakan. Apalagi kalau maju ke depan. Oleh
pertimbangan itu ia membentak lagi :
- Mundur empat langkah Eh lima ! Eh, enam langkah lagi -
- Apakah tidak sepuluh langkah lagi" Puruhita mendongkol.
- Kalian bisa melompat dengan cukup menjejak tanah ke
belakang. Kalau maju, mungkin kalian bisa dua atau tiga kali
sejauh lompatan kalian ke belakang. - orang itu tertawa, -
Karena itu, meskipun kalian kini berada empatbelas langkah
jauhnya dari padaku, masih merupakan ancaman besar. -
Apa boleh buat. Memang masing-masing masih merasa
mampu melesat cepat sejauh duapuluh langkah ke depan.
Maka mereka terpaksa mundur lagi menuruti tuntutan orang
itu. - Nah, cukup bukan" -ujar Wigagu menahan diri,- Sekarang
bolehkan aku mengenal namamu"-
- Ah, aku ini hanya berpangkat perajurit saja. Perajurit
Cakraningrat. Namaku cukup kalian panggil Polan. -
Wigagu, Sukesi dan Puruhita mendongkol., Mereka tahu,
nama itu bukan namanya sendiri. tetapi kar?na dia sudah
memperkenalkan namanya, mereka memutuskan untuk
memanggil si polan saja. - Hai Polan ! - seru Sukesi dengan suara lantang. - Orang
Madura yang bernama Polan biasanya tukang potong babi.
Apakah kerjamu memang tukang potong babi " -
Jelas sekali, Sukesi sedang mengejeknya habis-habisan.
Siapapun tahu, orang Madura adalah rakyat pemeluk Agama
Islam yang baik. Dan siapapun tahu, babi adalah salah satu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jenis hewan yang diharamkan. Sekarang, Sukesi menuduhnya
sebagai tukang potong babi alias si jagal babi. Keruan saja,
wajahnya merah padam karena rasa gusarnya. Tetapi sebelum
ia sempat menyemprot, Sukesi berkata lantang lagi :
- Hai jagal babi Awas Sekali engkau mengganggu sehelai
rambut anakku, kau bakal kucincang hidup tidak matipun
tidak. Kau tahu siapa aku" Akulah anak tunggal Telaga Warih.-
Mendengar Sukesi menyebut diri sebagai puteri Ki Ageng
Telaga Warih, wajah Polan jadi pucat lesi. Beberapa saat
lamanya ia berkutat untuk menguasai keadaan hatinya. Lalu
berkata : - Siapa engkau " - - Sukesi.- - Hrn....kau puteri Telaga Warih " -
- Ya. Mengapa" - bentak Sukesi.
- Aku justru sedang berurusan dengan ayahmu.-
- Kau berani " - - Nyonya, sebenarnya tiada maksudku hendak mengganggumu. Apalagi engkau adalah puteri Ki Ageng
Telaga Warih. Aku akan segera membebaskan puteramu ini,
asal saja engkau berkenan menjawab pertanyaanku.-
- Pertanyaan apa" - - Kalau nyonya benar-benar putera Ki Ageng Telaga Warih,
tentunya pemah mendengar bahwa ayahmu pemah membunuh putera satu-satunya majikanku. Hal itu terjadi
gara-gara ayahmu menuduh Sang Adipati menyimpan pedang
Sangga Buwana Haria Giri. Tolonglah kasihanilah http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
majikanku.....harap ayahmu sudi datang ke kadipaten untuk
menebus dosanya. - Sukesi mengerutkan alisnya. Sesungguhnya ia tidak tahu,
bahwa Ki Ageng Telaga Warih membunuh putera Adipati
Cakraningrat. Sebaliknya juga bukan mustahil pendekar gila
itu membunuh siapapun yang dicurigai. Akan tetapi untuk
memohon kepada pendekar itu agar berkenan datang ke
kadipaten untuk menebus dosa samalah halnya bermimpi di
sianghari bolong. Maka dengan lantang ia menjawab :
- Meskipun aku ini puterinya, tetapi tidak mempunyai
kekuasaan untuk memerintah ayah sendiri. Pendek kata,.aku
tidak bisa. - - Kalau begitu, tolong kabarkan di mana ayahmu kini
berada. - Polan mau mengalah.
- Ayahku mempunyai kaki, tangan, otak dan hati.
Selamanya dia hidup merantau. Jangan lagi aku, setanpun
rasanya tidak sanggup mencarinya. - sahut Sukesi cepat.
Polan memanggut-manggut. Setelah menimbang-nimbang
sejenak berkatalah ia : - Baiklah....memang siapapun tidak dapat memaksa dia
untuk keluar dari persembunyiannya. Kalau begitu, tolonglah
kami agar engkau berkenan menghisap-hisap berita di mana
kiranya ayahmu kini berada. Tentunya tidak mungkin dalam
waktu yang singkat. Mungkin setahun atau dua tahun. Tetapi
aku berjanji, selama itu aku akan merawat puteramu dengan
baik-baik. - Dalam sekejap mata, berbagai bayangan berkelebat dalam
benak Sukesi. Muncullah bayangan. gurunya yang sangat
dihormati Gurunya yang hidup menderita karena ditinggat
pergi isterinya yang dicintainya. Kalau saja tidak demi anak
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
satu-satunya, barangkali gurunya sudah menghabisi hidupnya
sendiri. Dan anak satu-satunya itu, ditawan orang gara-gara
sepak-terjang Ageng Telaga Warih. Sebenarnya terhadap
pendekar gila itu, ia tidak menaruh sayang atau hormat
dengan hati tutus. Kalau saja tidak teringat bahwa gurunya
menghornat Ki Ageng Telaga Warih, mau rasanya membuka
rahasia di mana dia kini berada Tetapi apakah Wigagu dan
Puruhita menyetujui " Oleh pertimbangan itu dengan tak
setahunya sendiri ia mengerling kepada mereka.
- Saudara Polan. - ujar Wigagu dengan suara sabar. -
Sebenarnya kami kurang jelas alasanmu menawan anak itu. -
- Apanya yang kurang jelas " -
- Kalau tidak salah tangkap, engkau menawan anak itu
sebagai sandera, bukan " Sandera terhadap rasa balas
dendammu terhadap Ageng Telaga Warih karena pendekar itu
membunuh putera rnajikanmu. -
- Jelas - - Lalu apa hubungannya dengan kita " -
- Jelas.- - Yang pertama, nyonya itu mengaku terus terang sebagai
anak Telaga Warih. Yang kedua, bocah ini putera pendekar
Sondong Landeyan, bukan Bagaimana engkau tahu " -
- Di dunia ini banyak terdapat mata dan telinga. - jawab
Polan pendek. - Baiklah. - Wigagu Menyenak nafas. - Aku tahu kau
tentunya menyembunyikan teman-temanmu yang memberi
perintah atau memberi kisikan kepadamu. Memang benar,
anak itu adalah putera pendekar Sondong Landeyan. Mengapa
kau jadikan sandera " -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Siapapun tahu, Sondong Landeyan adalah murid Telaga
Warih.- - Salah. potong Wigagu cepat. -
- Salah" Mengapa bisa salah" -
- Sebab kami bertiga ini sebenarnya murid Sondong
Landeyan. - - Dan perempuan itu" -
- Sebenarnya dia bukan anak K Ageng Telaga Warih.-
- Lho. Polan terperanjat. -
- Kaulah yang kurang cermat Selama hidupnya, Ki Ageng
Telaga Warih tidak pernah berumah tangga. - Wigagu
menerangkan dengan suara tenang luar biasa. - Maka sampai
disini, engkau sudah membuat dua kesalahan. Yang pertama,
mengira Ki Ageng Telaga Warih mempunyai anak. Yang
kedua, menganggap Ki Ageng Telaga Warih adalah guru
Sondong Landeyan.- - Kalau bukan gurunya, mengapa selalu membawa-bawa
nama Sondong Landeyan" -
- Membawa-bawa bagaimana " -
- Selalu dia berkata, bahwa pedang Sangga Buwana adalah
milik Landeyan. Dan dia datang demi muridnya. Itulah
Sondong Landeyan. - - Mengapa engkau harus percaya " -
Di desak demikian Polan berbimbang-bimbang. Wajahnya
berubah-rubah. oleh rasa bimbangnya dengan tidak dikehendaki sendiri ancaman ujung pedangnya jadi merenggang. Pada saat itu, Pitrang yang tertungkrap karung
tidak menyia-nyiakan kesempatan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari dalam karung, ia dapat mengikuti pembicaraan mereka
dengan jelas. Otaknya cerdas pula. Mula-mula ia selalu merasa
kulitnya kena sentuh Benda tajam. Tiba-tiba sentuhan itu
merenggang. Secepat kilat ia menghantam punggung Polan,
lalu melompat lari sambil melepaskan karung yang
menungkrap kepalanya. Setelah kabur enam atau tujuh
langkah, ia berhenti menoleh. Aneh, Polan roboh di atas tanah
tak berkutik sama sekali.
Sementara itu, Sukesi, Wigagu dan Puruhita lari bagaikan
terbang menyongsong Pitrang. Terutama Sukesi. Dengan
penuh haru ia menyambar Pitrang dan didekapnya erat la
menciuminya oleh rasa girang yang meluap-luap, sedang
Wigagu dan Puruhita bersiaga untuk menghadapi segala
kemungkinan. Lama mereka berdua menunggu reaksi Polan. Manakala
melihat Polan tetap saja roboh tak berkutik, dengan
menghunus pedang mereka berdua menghampiri. Wigagu
memberanikan diri untuk memeriksanya dan melihat mulut
Polan menyemburkan darah terus-menerus. Wajahnya
berkerut-kerut menahan rasa sakit yang hebat.


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

- Puruhita - seru Wigagu. - Apakah mungkin pukulan
Pitrang yang tidak seberapa beratnya bisa melukainya begini
berat" Lihat ! - Puruhita menghampiri dan ikut memeriksa. Ia mencoba
mengangkat lengan Polan. Temyata sudah kaku seperti
terpantek sendi-sendinya Melihat betapa sengsara wajahnya,
Puruhita tak sampai hati. Segera ia menyarungkan pedangnya
dan mengurut-urut bagian lengan dan dadanya. Setelah itu ia
memijit-mijit batang lehernya, terutama bagian tengkuknya.
Diluar dugaan, Polan malahan rnemekik kesakitan :
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Aduuuuh..... Kalau mau kau bunuh, bunuhlah aku cepat
Jangan kau siksa aku dengan cam begini. Bunuhlah aku
Bunuhlah aku .... ! - dan seluruh tubuhnya tiba-tiba menggigil
dengan berceratukan. Puruhita terkejut bukan kepalang. Ia melemparkan pandang
kepada Wigagu. Setelah menyarungkan pedangnya, Wigagu
ikut memijit-mijit pula. Tetapi Polan makin mengerang-erang.
Mengapa bisa begitu" Tiba-tiba suatu ingatan menusuk
benaknya. Ia menoleh kepada sukesi. Berseru minta
keterangan : - Kesi A pakah engkau melukainya dengan jarum mustikamu
" - - Tidak.! -jawab Sukesi - Mungkin sekali ia sudah lama
mengidap penyakit dalam. -
-Tidak.... -tungkas Polan sambil menahan rasa sakitnya -
....anakrnu itulah yang menghantam punggungku. -
Mendengar keterangan Polan, Wigagu dan Puruhita saling
memandang dengan suatu tanda tanya besar. Sebaliknya"
Sukesi yang pernah mendengar tutur-kata Pitrang berkata di
dalam hati - Apakah ini salah satu ajaran Ki Ageng Telaga
Warih " Tetapi masa dua tahun, masakan sudah cukup untuk
menghayatinya" Ataukah karena Pitrang sesungguhnya
seorang anak yang terlalu cerdas" Kepalanya tertungkrap
karung. Meskipun demikian ia bisa memilih sasaran pukulan
dengan tepat Ah, bagus Bagus sekali Di dunia bakal muncul
seorang Sondong Landeyan yang kedua, Sukesi girang bukan
main. Hatinya penuh syukur dan syahdu. Dengan penuh
sayang ia berkata kepada Pitrang :
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Pitrang Benarkah engkau sendiri yang menghajarnya" Ah
ya....mernang benar, semua orang itu jahat, bukan" aka
tentunya engkau talu menghantamnya.-
Pitrang mengangguk. - Bagus ! -Sukesi bangga.
Wigagu yang tidak faham latar belakang permasalahannya
hanya tercengang mendengar pengakuan Pitrang. Segera ia
mendekati Sukesi untuk minta penjelasan. Katanya :
- Kau berkata tentang semua orang jahat kepada Pitrang.
Apa hubungannya dengan pengakuannya" -
Sukesi tersenyum makin bangga Sahutnya dengan setengah
berbisik : - Selama dua tahun, Pitrang diwajibkan menghafal
Menghafal ajaran ilmu sakti tinggi. Dan itulah buktinya. Jelas"-
- Oh. - Wigagu tercengang. - orang itu seperti tergempur
seluruh sendi tulangnya. Dia tidak dapat bergerak lagi.
Tentunya ada caranya untuk membebaskannya dari siksaan
demikian. - - Tanyakan sendiri - Wigagu menatap Pitrang yang berada dalam gendongan
Sukesi . Katanya dengan wajah bersemu merah :
- Pitrang Bagaimana caranya supaya orang itu terbebas dari
pukulanmu " - Wigagu merasa malu dalam hati. Ia sudah menjadi murid
Sondong Landeyan sekian tahun lamanya. Kalau dihitung
hampir enam tahun. Meskipun demikian, ia rnerasa tidak bisa
menolong seseorang yang terkena pukulan si bocah kemarin
sore yang baru belajar dua tahun kepada Ki Ageng Telaga
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Warih. Samar-samar ia kini menyadari apa sebab gurunya
mengirimkan Pitrang belajar ilmu dasar kepada orang tua itu.
Pitrang tidak menjawab. Sukesi lalu membantu Wigagu
dengan tertawa. Katanya :
- Pitrang, pamanmu menyuruh engkau menolong orang itu
agar tidak tersiksa. Tolonglah Orang itu sekarang sudah tahu
rasa betapa hebat pukulan sakti Ki Bagus Pitrang. -
- Ki Bagus Pitrang " - Wigagu tercengang mendengar
julukan itu. Menegas : - Kesi Kau menyebut dia dengan sebutan Ki Bagus " -
- Ya. Apakah salah" bukankah dia putera Ki Ageng Telaga
Warih" Anak Ki Ageng harus disebut Ki Bagus, dong. -
Wigagu tertawa. Memang Pitrang menyebut orang tua itu
dengan ayah. Tetapi kalau dengan serta-merta lantas disebut
sebagai Ki Bagus, bukankah harus seijin ayahnya "
- Aku tidak bisa.- ujar Pitrang. - Aku tidak bisa.-
- Mengapa tidak bisa, sayang" - bujuk Sukesi.
- Ayah hanya mengajar aku cara memukul orang. Tetapi
tidak mengajarkan cara menolong orang akibat kena pukulan.
- jawabnya. Setelah berpikir sejenak berkata lagi : - Ayah
menyuruh menghafal begini. Kalau mengenai pusatcakram
(baca urat syaraf) yang berada di punggung bagian atas,
orang itu akan mati. Kalau yang dipukul dadanya, orang itu
akan melontakkan darah sampai mati, Kalau yang dipukul
kempungan kanan, isi perutnya akan rontok. Kalau yang
dipukul Kempungan kiri, orang itu akan lumpuh dan lebih baik
tidak usah kawin lagi. - Mendengar bunyi hafalan itu, mau tak mau Wigagu dan
Sukesi terpaksa rnenahan rasa gelinya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebagai sepasang muda-mudi yang sudah cukup dewasa ia
faham akan makna tidak usah kawin lagi itu. Muka mereka
jadi merah dadu. Cepat-cepat Wigagu melanjutkan pertanyaannya : - Lalu masakan tidak ada cara pengobatannya" -
- A yah berkata, yang tahu tentang ilmu sakti itu di dunia ini
hanya dua orang. Aku dan engkau. Apa perlunya belajar cara
menolong" Apakah kau mau memberi kesempatan orang lain
untuk membalas dendam di kemudian hari" Itulah kata-kata
ayah. - Wigagu dan Sukesi tidak ragu-ragu lagi, bahwa itulah kata-
kata Ki Ageng Telaga Warih yang aseli. Mereka kenal betapa
kejam Ki Ageng Telaga Warih terhadap musuh-musuhnya.
Kalau mau membabat selalu membabat sampai ke akar-
akarnya. Tetapi membiarkan Polan begitu tersiksa, mereka tidak
sampai hati. Apalagi gurunya mengutamakan cinta-kasih
terhadap sesamanya. Buktinya, gurunya membiarkan isterinya
dilarikan orang karena menghargai makna cinta kasih.
Tiba-tiba Pitrang menangis sontak sambil berteriak :
- Mengapa aku disalahkan" Dia jahat! Aku ditungkrap
karung. Masakan aku tidak boleh memukulnya" -
Tangis Pitrang yang mendadak itu mengejutkan hati nurani
Sukesi. Dengan mendekapnya lebih erat lagi, ia membawanya
pergi naik rakit Sementara itu Polan berkata kepada Wigagu
dan Puruhita yang berdiri di dekatnya .
- Saudara, memang aku yang salah. memang aku bredosa ,
sebenarnya aku bukan Polan. Namaku Wirabrata, salah
seorang perwira bawahan Haria Giri Sengaja aku dikirimkan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemari dan mengaku sebagai perajurit Adipati Cakraningrat.
Sebenarnya sudah bertahun-tahun aku ditugaskan untuk
menculik Pitrang, Putera... putera. -
- Sekar Mulatsih, - Wigagu menimpali.
- Ya. Selain itu untuk mencari berita di mana Sangga
Buwana kini berada, Sebab pedang itu kena rebut Ki Ageng
Telaga Warih. maka sudah sepantasnya aku harus mati. Nah ,
tolong bunuh aku secepat-cepatiya. Aku tidak tahan lagi . -
- Tidak. - ujar Wigagu. - Meskipun engkau berpihak kepala
lawan guruku, tetapi engkau hanya suruhan saja, Dosamu
belum perlu dihukum mati . Maka, aku hanya..... -
- Kau biarkan aku menggeletak di sini " - Wirabrata
menggigil. Wigagu tidak menyahut. Ia mengeluarkan sebuah botol
kecil berisi ramuan obat. katanya :
- Obat ini pemberian guruku. Inilah sisa obat penawar yang
dulu pernah menolong jiwa Haria Giri Cobalah, barangkali bisa
mengurangi penderitaanmu.Tetapi kami harus segera berangkat Maafkan. - - Terima kasih. - sahut Wirabrata sambil menerima
angsuran obat pemunah peninggalan Surasekti bertiga. -
Hanya saja, berhati-hatilah Haria Giri nampak manis di luar.
Tetapi sesungguhnya, hati nya berbulu. Dia hidup serumah
dengan Sekar Mulatsih Tetapi disamping dia, isteri piaraannya
tidak terhitung lagi, Ringkasnya, Sekar Mulatsih kena dikelabui
rayuan gombalnya.- - Ya, perkara itu sudah kuketahui semenjak dulu. - potong
Wigagu. - Tetapi rnengapa ia masih bersedia diributkan agar
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menculik Pitrang" Apakah dia masih cukup memperhatikan
cinta-kasih bibi Sekar Mulatsih" -
Wirabrata menghela nafas. Menyahut :
- Tujuannya yang utarna adalah pedang Sangga Buwana.
Dengan menculik Pitrang, ia mungkin berharap memperoleh
atau memaksa pendekar Sondong Landeyan mendengarkan
tuntutannya agar merampaskan pedang Sangga Buwana
baginya.- - Ih - Wigagu menggigit bibirnya untuk menahan rasa
marahnya. Setelah menghirup nafas dua tiga kali, akhirnya ia
memohon diri. - Kudoakan agar obat itu menolong penderitaanmu. -
Sampai di rakit, Wigagu dan Puruhita masih mendengar
Sukesi membujuk Pitrang. Ujar gadis itu :
- Pitrang, kau benar. Aku dan kedua pamanmu tidak
menyalahkan. Bila aku diancam begitu, akupun akan
memukulnya pula. Lihat tuu...kedua pamanmu datang. Boleh
tanya sendiri.- - Benar. - Wigagu dan Puruhita menguatkan pendapat
Sukesi. Mereka kemudian melompat ke atas rakit dan membopong
(mendukuhg) Pitrang bergantian dengan rasa sayang .
- Paman sama sekali tidak menyalahkan engkau. Paman
justru bangga. Sebab andai kata paman diancam secara
begitu, juga akan berusaha menghajarnya. -
Setelah dibujuk bergantian, akhirnya sirnalah kesan merasa
salah dari wajahnya. Puruhita kemudian menarik tali
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penambatnya dan perjalanan dilanjutkan. Matahari belum
melampaui titik tengah Pemandangan seberang tebing
berkesan sejuk menyegarkan perasaan. Dalam suasana yang
tenang damai itu, tiba-tiba Pitrang berkata seperti hendak
menebus kesalahannya. Katanya :
- Menurut ayah, pukulan tadi adalah pukulan sakti yang
sudah hilang dari ingatan orang. Namanya Naga Banda.
Sebenarnya berjumlah enambelas. -
Begitu mendengar Pitrang menyebutkan nama pukulan
Naga Banda, wajah Sukesi bertiga berubah hebat Hampir
berbareng mereka. mendekati Pitrang. Naga Banda adalah
ilmu sakti andalan Bandung Bandawasa yang menurut
dongeng adalah tokoh yang membangun Candi Rara
Jonggrang. Dengan pukulan itu, Bandung Bandawasa berhasil
merobohkan leluhur Rara Jonggrang dan merajai kaum cerdik-
pandai. Raja Baka yang terkenal saktipun mati di tangannya
karena tidak tahan menerima gempuran pukulan Naga Banda.
Sayang pukulan itu tiada pewarisnya, karena Bandung
Bandawasa dikecewakan Rara Jonggrang. Menurut kisahnya,
untuk dapat mempersunting Rara Jonggrang, Bandung
Bandawasa harus sanggup menciptakan seribu buah arca
dalam satu malam. Dan arca sebanyak itu harus selesai
sebelum pagi hari tiba, Karena Bandung Bandawasa berpengaruh besar, ia dibantu
ribuan orang-orang pandai yang sudah mengikat diri menjadi
sahabatnya. Sebenarnya pada jam tiga malam arca ciptaannya
sudah berjumlah 999 buah. Jadi tinggal sebuah arca saja. Rara
Jonggrang kemudian membuat akal untuk menggagalkannya.
Seluruh dayangnya diperintahkan untuk menumbuk padi dari
berbagai arah. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena mendengar bunyi orang menumbuk padi, ayam-
ayarn jantan yang masih tertidur lelap terbangunkan. Binatang
piaraan itu lalu berkokok bersahut-sahutan. Bandung
Bandawasa harus berani rnenerima kekalahan itu, meskipun
tahu ia tertipu. Dengan membawa rasa kecewa dan dendam ia
meninggallan tempat setelah mengutuki Rara Jonggrang. Kena
kutukannya. Rara Jonggrang berubah menjadi sebuah arca
pelengkap arca yang sudah berjumlah 999 buah. la sendiri
juga menghilang dengan membawa ilmu sakti Naga Banda
tanpa pewarisnya. Mengingat dongeng ini, keterangan Pitrang
meragukan mereka bertiga Hati-hati Wigagu menegas :
- Apakah benar engkau memukul orang tali dengan ilmu
Naga Banda" - - Ya. Pitrang mengangguk. - Menurut ayah, pukulan itu


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bernama Naga Kuwera. Yalah gerakan naga yang menghantam lawan dengan ekornya. Ayah hanya mengenal
pukulan Naga Banda lima macam saja. -
Ketiga orang itu saling memandang. Keterangan Pitrang
terlalu lancar buat ukuran seorang anak seumur dia. Kalau
bukan uraian hafalan Ki Ageng Telaga Warih adalah mustahil.
Apalagi dia bisa membuktikan. Hanya dengan satu tepukan
saja, Wirabrata mungkin tidak tertolong lagi.
Antara ketiga orang itu adalah Sukesi yang merasa paling
bersyukur. Karena masa pergaulannya dengan Pitrang
semenjak bocah itu berumur satu tahun, ia merasakan suatu
keakraban yang lain. Terus terang saja ia menganggap Pitrang seperti anaknya
sendiri. Apakah karena diam-diam ia sudah memutuskan
bersedia menjadi pengganti Sekar Mulatsih bagi kebahagiaan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gurunya yang dihormatinya" Hal itu, hanya dia sendiri yang
bisa menjawab dan memutuskan.
Sukesi amat bangga, karena Pitrang yang baru berumur
tujuh tahun sudah dapat memperlihatkan ilmu kepandaian
yang tinggi. Oleh rasa girangnya, ia tidak begitu
memperhatikan kesan Wigagu dan Puruhita tentang keterangan Pitrang. - Kurasa, Haria Giri tidak hanya mengirimkan Wirabrata
seorang.- ia mengalihkan pembicaraan. - Bagaimana kalau kita
mengambil jalan pintas saja " -
- Benar. - Sahut Wigagu. - obat penawar yang kuberikan
Wirabrata adalah obat penawar racun. Sedangkan pukulan
Pitrang adalah pukulan sakti yang tiada cara penyembuhannya. Semuanya tergantung nasib belaka.
Mudah-mudahan jiwa Wirabrata tertolong. Andaikata tidak....
atau taruh kata bisa menolong sedikit saja, urusannya tentu
tidak akan berhenti sampai disitu saja. Teman-temannya pasti
akan mengejar kita. - Setelah berkata demikian kemudian ia
beralih kepada Pitrang. Dengan hati--hati dan suara lembut ia
berkata menasehati : - Pitrang, maukah engkau mendengarkan kata-kata
pamanmu "- Pitrang mengangguk. - Bagus Ilmu sakti Naga Banda itu hanya dua orang yang
tahu. Kau dan ayah-angkatmu , Bukankah begitu" -
Pitrang mengangguk lagi. - Ayahmu sendiri mengutamakan cinta-kasih terhadap
sesama hidup. Kecuali kalau orang itu memang terlalu jahat.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena itu, janganlah engkau menggunakan pukulan Naga
Banda lagi, ya ! - - Ya.- sahut Pitrang dengan suara pelahan. - Tetapi
menurut ayah, semua orang jahat. Kecuali paman Wigagu,
paman Puruhita, bibi Sukesi dan ayah. -
Wigagu berpaling kepada Sukesi. Cepat-cepat Sukesi
mengedipkan matanya agar menerima saja jawaban Pitrang.
Wigagu kemudian tersenyum dan mencium Pitrang. Mengslihkan pembicaraan :
- Kau masih ingat" Kita memasuki wilayah mana ini " -
Pitrang rnenjelajahkan pandang matanya. Lalu lari
keburitan. Setelah itu menjawab :
- Bukankah sudah memasuki wilayah Jalatunda" -
Pitrang berdiarn selama dua tahun di Jalatunda. Tentunya
dia tidak hanya mendekam di goa Ki Ageng Telaga Warih.
Bahkan seringkali ia dibawa berjalan berputar-putar mengenal
wilayahnya. Maka tidak mengherankan, bila ia dapat mengenal wilayah
Jalatunda dengan cepat. - Benar. - seru Wigagu gembira.- Kita tunggu sampai
malam hari tiba. Kemudian kita pulang melalui jalan darat.-
- Mengapa " - - Disini banyak berkeliaran orang-orang jahat. - Wigagu
menirukan istilah hafalan Pitrang.
Pitrang mengangguk. Dan mereka benar-benar menunggu
sampai matahari tenggelam di atas rakitnya. Karena tebing
seberang-menyeberang penuh dengan pepohonan lebat,
suasananya cepat sekali menjadi gelap.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tidak lama kemudian terdengar suara derap kuda melintasi
gili-gili. Dengan serentak Wigagu bertiga menjengukkan
kepalanya. Secara kebetulan rombongan penunggang kuda
sedang memasuki tikungan sehingga yang nampak hanya
bagian punggung .........
SAMPAI DI SINI, Gunacarita rnenghentikan ceritanya,
karena pagihari sudah tiba. Mereka sudah memasuki jalan
kota Ngawi. Menurut perjanjian, ia tidak boleh menyinggung-
nyinggung lagi perkara Sondong Landcyan dan keluarganya.
Karena itu tidak bisa, disalahkan bila ia menghentikan
rangkaian ceritanya di tengab jaIan.
- Busseettt - Lembu Tenar rnenggaruk-garuk kepalanya. -
Cerita kalau terpotong-potong malahan menyakitkan rasa -
- Aku bukankah sudah mengatakan bahwa cerita perkara
pendekar besar Sondong Landeyan tidak akan selesai selama
duapuluh hari " Mungkin bisa sampai satu bulan. - Gunacarita
tidak mau disalahkan . Bogel yang tidak pandai mernendam keadaan hatinya,
gelisah bukan main. Menuruti kata hati mau ia mengutuki
Gunacarita. Akan tetapi ia kalah perjanjian. Maka ia memaksa
diri untuk tertawa terbahak-bahak. Sebaliknya, Kartamita yang
pandai berpikir mempunyai perhatiannya sendiri. Katanya
menegas dengan suara berbisik :
- Jadi .... pedang Sangga Buwana berada di Langan Ki
Ageng Telaga Warih " -
- Begitulah menurut bunyi ceritanya -
- Apakah untuk selamanya" -
- Hai, kita sudah memasuki kota Ngawi. Hari sudah pagi.
Menurut perjanjian .... -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Samber geledek - maki Bogel.
- Sudahlah. - Kartamita yang bijaksana melerai. - Kalau
begitu, kini kita tinggal minta keterangan pengurus Rumah
Penginapan siapa yang menyuruh dia menyebarluaskan
perkara pedang Sangga Buwana yang berada di tangan Diah
Windu Rini. Hayo ! - Mereka perlu memperbaiki pakaiannya dulu. Karena tiada
lagi yang harus dibuatnya takut, mereka mulai memasang
rokok lintingan Sambil mengepulkan asap rokoknya, mereka
tidak berbicara lagi. - Hei - tiba-tiba Kartamita sep?rti diingatkan. - Apa yang
harus kita katakan, kalau pengurus Rumah Penginapan
bertanya dari mana kita datang " -
- A pa urusannya dengan dia" - ujar Bogel dengan suara tak
senang. - Memang dia tidak mempunyai urusan dengan kita. Tetapi
siapapun bukankah bisa bertanya demikian" -
Alasan Kartamita masuk akal. Lembu Tenar dan Gunacarita
memeras pikiran untuk memperoleh jawaban yang tepat.
Tetapi Bogel yang semberono menjawab seenaknya :
- Bilang saja, kita habis cari perempuan. -
Mau tak mau mereka tertawa juga. Tetapi jawaban
demikian paling mudah dan tidak berkepan jangan. Dugaan
akan memperoleh pertanyaan demikian ada benarnya. Tiba-
tiba pengurus Rumah Penginapan berlari-larian menyongsongnya sewaktu mereka memasuki halarnan Rumah
Penginapan . - Dari mana saja kalian" - seru pengurus Rumah
Penginapan. - http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Lihat kuda-kuda itu Kalian ditunggu tetamu semenjak
semalam.- - Semenjak semalam" - mereka menyahut dengan
berbareng. - Ya, semenjak semalam. -
- Siapa" - - Siapa lagi kalau bukan tetamu kita yang galak Diah Windu
Rini, tuanku Gemak Ideran dan Raden Ajeng Niken Anggana. -
pengurus Rumah Penginapan memberi keterangan.
- Haaaa " - - Kalian tak percaya " lihat sendiri ! -
Benar saja. Di serambi depan nampak tiga orang tetamu.
Yang dua orang duduk dengan tenang.
Yang seorang mondar-mandir dengan gelisah. Dialah Diah
Windu Rini. Dan yang duduk dengan tenang adalah Gemak
Ideran dan Niken Anggana.
0odwo0 http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
6. TABIR KEMELUT PENGURUS RUMAH PENGINAPAN buru-buru mendahulu
Gunacarita berempat untuk melaparkan kedatangan mereka
kepada Diah Windu Rini bertiga.
Kesempatan ini dipergunakan Kartamita untuk mengisiki
teman-temannya. Katanya dengan wajah bersungguh-
sungguh : - Janganlah kita meributkan hal-hal yang perlu mendapat
penjelasan dulu. Sekarang kita harus mengatur sikap. ltulah
yang penting Kita harus bersikap seakan-akan tidak pernah
melihat peristiwa semalam seperti kita putuskan.-
- Lalu....harus berkata apa" - potong Gunacarita dengan
gelisah. - Bagel ! Kali ini kau harus mengalah. - sahut Kartamita
berpaling kepada Bogel. - Yang paling aman dan yang paling
baik, bilang saja kita mengiringkan Guna mendalang di
Mantingan atau Paron atau ..... -
- Katakan saja yang pasti. Jadi kita bisa sama. - Bagel
mendesak. Kartamita berpikir sejenak sambil melangkahkan kaki
dengan santai lalu mernutuskan :
- Di Mantingan Lakonnya (cerita wayangnya) mengenai
Sondong Landeyan juga .... Jadi bila Guna disuruh
menceritakan kembali , bukankah tinggal mengulang saja " -
- Ya benar. - Lembu Tenar menguatkan dengan suara
berbisik pula. - Seterusnya, terserah kepada Guna . -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka tidak sempat berbicara berkepanjangan lagi.
Sebenarnya Gunacarita gelisah bukan main. Teringat
penglihatan semalam bulu kuduknya bergeridik. Mukanya
pucak Syukur, semalam dia tidak tidur. Adalah wajar,
seseorang yang tidak tidur semalam dan dalam kecapaian,
parasnya agak memucat dan kuyu. Akan tetapi sadar akan
bahaya yang mengancam, maka peringaran dan ki sikan
Kartamita dirasukkan benar-benar dalam hati. Pendek kata dia
harus rnenaksa dan bisa. memaksa dirinya sendiri agar bersi-
kap wajar saja. Bukankah dia bisa bersembunyi di dalam.
kekuyuannya" Dengan ramah Niken Anggana Gemak Ideran menyambut
kedatangan mereka. Hanya Diah Windu Rini seorang yang
masih saja membawa sikapnya yang tinggi hati dan garang .
- Parnan ! Ada yang menanggap, ya " - ujar Niken Anggana
dengan ramah sekali. - Eh ! - sahut Gunacarita. bersandiwara. Akan tetapi kata
sambutan Niken Anggana yang mula-mula, syukur seperti
sudah menolong mencarikan jalan rata. Sebagai dalang yang
pandai bercerita dan mencipta (sanggit) rangkaian adegan
agar menarik, ucapan Niken Anggana tidak beda seperti
seorang pengarang memperoleh ilham,. Terus saja ia bisa
menyarnbung dengan lancar :
-Nona seperti pandai meramal saja. Memang nasibku lagi
untung .. Tidak bermimpi tidak berdoa tiba-tiba ada yang
menanggap - -Dan paman-paman ini ikut juga " - Gagak Ideran
menyambung - Benar tuan muda. - sahut Lembu Tenar. - Karena
kebetulan sekali orang itu memilih atau apa namanya....
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pokoknya dia mau mendengarkan cerita perkara pendekar
Sondong Landeyan. Lalu kami minta ?gar Guna melanjutkan
saja cerita yang dulu. Karena Guna bersedia, kami bertiga
lantas saja ikut. -

Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

-Eh.. kalau begitu mendahului aku dong. -Niken Anggana
tertawa. - Kalau berkenan, biar Guna rnengulang, - usul Bogel -
Semalam sampai di mana ya" Oh ya, Pitrang sudah di jemput
pulang oleh Wigagu, Puruhita dan Sukesi. -
- Siapa Puruhita" - Niken Anggana bernafsu.
- Murid Sondong landeyan yang ketiga. -
- Maksudmu, Wigagu dan Sukesi diterima jadi murid
pendekar Sondong Landeyan" - N?ken Anggana menegas.
- Ya begitu cerita Guna. -Bogel dan Lembu Tenar menyahut
berbareng dengan tertawa.
- Niken ! - tiba-tiba Diah Windu Rini membentak. - Kita
sudah kehilangan waktu satu malarn demi engkau. Masih saja
belum bersedia berangkat" -
Selama itu, Kartamita berempat tidak berani mengerahkan
pandangnya kepada Diah Windu Rini. Tetapi karena Diah
Windu Rini mulai membuka mulutnya, mereka terpaksa beradu
pandang. Putri itu benar-ben?r sukar di ajak berdamai. Syukur, dia
berbicara kepada Niken Anggana. Dengan demikian, mereka
berkesempatan mengamat-amati puteri itu.
Niken ?nggana agaknya kalah wibawa daripada Diah Windu
Rini. la menoleh kepada Gemak Ideran untuk minta bantuan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan setengah tersenyum, Gemak Ideran berkata
kepada Niken Anggana : - Niken, bukankah besok kita masih dapat singgah kemari "
Kurasa, hari inipun paman Guna masih lelah, Lihatlah, d?a
masih kelihatan kuyu. Satu malam bercerita terus-menerus
bukan pekerjaan gampang. -
Niken Anggana mau mengerti. Setelah mengangguk ia
berdiri pelahan sambil mengeluarkan segenggam uang dari
sakunya. Katanya kepada gunacarita :
- Paman, besok sudah siap, kan" Hari ini....eh sampai
malam nanti, paman kularang menerima tanggapan. Nih,
sebagai ganti rugi. - Gunacarita berbimbang-bimbang. Kalau menerima, berarti
besok malam harus ikut serta ke rumah semalam. Tak
dikehendaki sendiri, seluruh tubuhnya dingin dan menggigil.
- Hai kenapa", - Niken Anggana heran. -Paman sakit" -
Pada saat itu, hati Gunacarita tak keruan ujung-pangkalnya.
Ia tidak tahu apa yang harus dilaku kan. Bahkan apa yang
harus diucapkannya saja, rasanya tidak sanggup. Memang
sikap Diah Windu Rini, Gemak Ideran dan Niken Anggana tidak
menunjukkan perbedaan sama sekali seperti tatkala ia
mengenal mereka bertiga. Mereka wajar saja. Kata-katanya
pun wajar. Tetapi bagaimana semalam itu" Apa yang terjadi semalam
itu" Jelas sekali, di rumah itu terjadi pembunuhan. jelas sekali,
Diah Windu Rini terbunuh mati. Masakan bisa salah melihat"
Bukankah Kartamita, Bogel dan lembu Tenar ikut menyaksikan
pula" http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Syukur, ketiga temannya menyadari apa makna penglihatannya semalam. Sedikit saja menimbulkan atau
membangkitkan rasa curiga Diah Windu Rini bertiga bisa
menerbitkan urusan panjang. Jiwa taruhannya.
Dalam hal ini naluri manusia ikut mencarikan jalan keluar.
Maka dalam keadaan terjepit, Bogel yang kasar itu bisa
berpikir baik. Serunya nyaring seperti biasanya :
- Tuuuh betul tidak peringatanku semalam. Kau nekad, sih.
Celana masih basah dipakainya juga. Sekarang kau rasakan
sendiri akibatnya,- - Memangnya kenapa" - Niken Anggana minta keterangan.
- Tetapi ..... aku orang kasar nona. A ku takut keteranganku
.... - - Berbicaralah - potong Niken Anggana.
- Eh begini.....cerita itu selesai pukul tiga pagi tadi. Selagi
berjaIan, perut Guna mules. Mungkin masuk angin. Selagi
kentut, isi perut Guna ikut ke luar sedikit. Lalu....lalu....dia
mencebur di sungai. Meneruskan berak sambil mencuci
celananya. Karena....karena.... -
- Sudah - bentak Diah Windu Rini.
- Nah apa kubilang. Aku memang orang kasar yang tidak
bisa memendam rasa hati.-
- Sudahlah. - tungkas Lembu Tenar. - nDoro Jeng sudah
melarang melanjutkan, ya sudah. Berhenti Mulutmu memang
mulut kerbau. - Lalu berkata kepada Gunacarita - Terima
pemberian nona Niken.- - Tetapi perutku" - Gunacarita ragu-ragu. Sebenarnya di
dalam hati benar-benar ia tidak berani menerima.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Biarlah aku yang mengeroki, asal jangan lupa upahnya.
Bukankah begitu, Raden" -
Gemak Ideran tertawa. la mengeluarkan uang setengah
rupiah dan diangsurkan kepadanya.
- Nih, aku yang mengupahimu. -
- Wadooo ... terima kasih, raden. - Lembu Tenar menerima
uang Gemak Ideran sambil membungkuk-bungkuk.
Diah Windu Rini memandang permasalahannya sudah
selesai. Segera ia memerintahkan Gemak Ideran dan Niken
Anggana meninggalkan Rumah Penginapan. Dan begitu
mereka bertiga menghilang dari halaman Rumah Penginapan,
Gunacarita berempat merasa bisa bernafas. namun bukan
berarti sudah selesai permasalahannya.
- Bagaimana" - ia setengah berbisik kepada Kartamita yang
dianggapnya pandai berpikir.
- Sst ! Yo masuk kamar ! Lembu Tenar, kau kerok dia -
Mereka mengerti apa arti kata-kata Kartamita. Maka mereka
berempat masuk ke dalam kamar Gunacarita. Karena alasan
mereka tepat, pengurus Rumah Penginapan tidak begitu
menaruh perhatian Bahkan ia mencoba mencarikan minyak
kelapa dan minyak Gandapura mempunyai sifat yang dapat
menghangatkan badan sehingga sering digunakan untak
meringankan orang terserang masuk angin .
- Terima kasih.. terima kasih. Seorang dalang dimana saja
sudah membawa obat penyakit harian.. - ujar Lembe Tenar
dengan tertawa ramah . Pintu kamar segera ditutup rapat Langsung saja mereka
menghempaskan diri di atas tempat tidur.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gunacarita kelihatan lelah sekali seperti seseorang yang
baru saja lari kencang ratusan meter jauhnya. Nafasnya
memburu dan seluruh tubuhnys m?nggigil
- Kang ! Tolonglah, kang ! Apa yang harus kulakuran" -
ujarnya setengah berbisik dengan suara gemetar - Kalau
bukan dia , apakah kita semalam melihat hantu " -
- Jangan kau bingung tak keruan-keruan ! - bentak
Kartamita dengan suara tertahan.
- Siapapun di antara kita ini tidak pandai menjawab. Yang
jelas, kita berempat memang menyaksikan peristiwa semalam.
Yang jclas, pagi ini kita berempat melihat Diah Windu Rini
hidup kembali dalam kcadaan segar-bugar. Sikapnya tidak
berubah seperti sewaktu menginap di sini dan sewaktu kita
lihat di rumah semalam. Maka yang paling baik, untuk
sementara jangan kita bicarakan dulu Kita sudah memutuskan
tidak menyinggung-nyinggung peristiwa semalam selama
berada di penginapan, bukan" -
- Benar. Tetapi besok pagi, mereka akan datang menjemput
aku. Lalu apa yang harus kulakukan" -
Kartamita, Lembu Tenar dan Boget menghela nafas. Mereka
tidak dapat menjawab dengan segera. Perjumpaannya dengan
Diah Windu Rini benar-benar berada diluar dugaan mereka.
Tadi-nya begitu tiba di penginapan, mereka akan segera tidur
melepaskan lelah dan rasa tegang .
Kini malah jadi bertambah. Seluruhh urat syaraf sampai ke
sendi-sendi tulang rnereka menjadi tegang rak keruan-keruan.
Selang seperempat jam berdiam diri, akhirnya Bogel tidak
betah, menutup mulutnya la mengaku orang kasar dan orang
yang tidak pandai memendam gejolak hati. Maka katanya
memecahkan kesunyian : http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Kartamita, kaw jangan ikut-ikutan rnembungkam mulut. Di
antara kita hanya engkau yang pandai berpikir Cobalah
berkata apa saja untuk menghilangkan siksa rasa ini. Ya, aku
benar-benar merasa tersiksa. aku ... aku .... -
- Bogel ! Kata-katamu terbalik.- potong Kartamita.
- Terbaik bagaimana - - Di antara kita bertiga engkaulah yang lebih akrab atau
mengenal Gunacarita Kita berdua, alcu -dan Lembu Tenar
adalah tetamu rumah penginapan yang kebetulan ikut
mendengarkan dia men dalang. bukan begitu " -
- Betul tetapi engkau jangan lepas tangan ! Entah setan,
entah Iblis, kita berempat mulai semalam satu kesatuan.
memang kita bertiga masing-masing mempunyai urusan.
Tetapi bisakah kita melarikan dirii begitu saja " Dalam
keadaan kepepet, bukankah Guna akan menyebut-nyebut
nama kita" - - Benar - Lembu Tenar menguatkan pendapat Bogel. -
Memang kita tidak bisa lepas tangan. Tetapi lantas bagaimana
" Bagaimana kalau kita membawa sikap seperti tadi" -
- Membawa sikap bagaimana" - Bogel menegas.
- Seolah-olah kita tidak melihat peristiwa apapun. -
Bogel mengerinyitkan dahinya. la sedang menguras pikiran
rnempertimbangkan saran Lembu Tenar. Tidak lama kemudian
ia menggelengkan kepalanya. Katanya :
- Tidak betul sama sekali. Tidak betul. Paling-paling curna
separoh.- - Mengapa cuma separoh" - Lembu Tenar minta kejelasan.
- Bukankah tiada seorangpun yang melihat kehadiran kita
berempat" - http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Benar. Tetapi ingat, Gunacarita bakal disuruh mendalang
selama satu bulan. Bagaimana kalau pada suatu kali dia
mengigau" Kau lihat sendiri bagaimana keadaan hatinya.
Sudah terkencing-kencing, kentut dan berak lagi. - Bogel
setengah mengutuk. - Ataukah kita biarkan dia bekerja
sendiri" - O0-OdwO-0O http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid IV - Jangan, kang! Jangan tinggalkan aku! - Gunacarita
terlompat dari duduknya. - Bagaimana mungkin" Kalau kita menungguimu sampai
satu bulan penuh.....ringkasnya sampai kau tammat mendalang, justru menimbulkan pertanyaan mereka. Mereka
tahu, kita hanya secara kebetulan saja berjumpa di sini. Lain
halnya, kalau kita bertiga ini menjadi wargamu. Umpamanya,
aku pengendang. Kang Kartamita tukang gong. Lembu Tenar
penabuh kenong kek slentem kek bonang kek......-
- Ya, masuk akal. Alasanmu masuk akal juga. - Lembu
Tenar memanggut-manggut - Hai Guna, bagaimana kalau kau
tolak saja"- - Apa alasanku" Akupun sudah menerima panjar. -
- Alasan kesehatan! - Lembu Tenar mencoba.
- Diah Windu Rini bukan manusia bodoh. Juga Gemak
Ideran dan Niken Anggana. Masakan harus masuk angin terus-
terusan" - ujar Bogel. Sebab kecuali penglihatannya peristiwa
semalam, dia-pun pernah merasakan terpukul kerikil sentilan
tangan Diah Windu Rini. Orang semacam dia tidak mudah
dapat dikelabui. Penglihatannya melebihi manusia lumrah.
Apalagi sikapnya tidak ber-sahabat. - Kartamita berbicaralah !-
Kartamita tidak segera menyahut. Beberapa waktu lamanya
ia tercenung-cenung. Tetapi karena merasa wajib berbicara,
akhirnya ia berkata pelahan :
- Aku mau berbicara, asal kata-kataku kalian jadikan
pegangan. Kalau cuma dijadikan bahan perdebatan saja, lebih
baik aku menutup mulut saja. -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Lo kita bukan mau debat! - bantah Bogel. - Kita bertukar
pikir demi kepentingan kita sendiri. Bukankah begitu" -
- Apakah kau kira kita berempat ini mempunyai otak" -
- Maksudmu" - Bogel penasaran.
- Kau berkata, aku ini pandai berpikir. -
- Yang pandai berpikir di antara kita bertiga - Bogel
membetulkan. - Baik. Jadi kalian bertiga menganggap aku pandai berpikir.
Apa ukuran kalian" Bukankah menurut ukuran kalian sendiri"
Terus terang saja, pikiranku ini kalau dibandingkan dengan
mereka bertiga bedanya seperti bumi dan langit. Ingat sajalah
peristiwa semalam , Apakah mereka yang terbunuh semalam
tidak mempunyai otak" Ooo otaknya melebihi diriku. Jadi tak
ada gunanya kita mengasah otak, bertukar pikiran seolah-olah
seorang sarjana lihay. Kurasa lebih baik jangan mencari akal
atau alasan yang bukan-bukan ! Apalagi mengada-ada. -
- Lalu" - mereka bertiga menungkas dengan berbareng.
- Kita jangan mendahului mereka. Kita tunggu saja. Sikap
kita seperti sebentar tadi. Baru kalau kita terpaksa menjawab,
kita menjawab dengan seadanya. -
- Kapan kita harus menjawab eh...maksudku harus
menjawab pertanyaannya" - Bogel minta penjelasan.
- Tentu saja kalau mereka mengadakan pertanyaan. -


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

- Ya tentu saja. Maksudku berapa hari lagi" - Bogel
mendongkol. - Begini. - Kartamita menyatakan pikirannya. - Memang
betul, kita bertiga paling-paling hanya bisa ikut mengiringkan
gunacarita tiga hari lamanya. Setelah itu kita harus pergi.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebelum pergi, kita harus berusaha menawan hati mereka.
Maksudku kita harus begitu bisa merendah hati dan
mengambil hati. Terlebih-lebih terhadap Diah Windu Rini yang
garang. Pada saat itulah, kita mohon petunjuknya. -
- Maksudmu menceritakan apa yang sudah kita lihat" -
Lembu Tenar menegas. - Bila keadaan berubah begitu rupa, sehingga membuat kita
harus memberi keterangan. Bukankah tadi kukatakan, kita
jangan mendahului" -
- Oh, mengerti aku. Ringkasnya, janganlah kita yang
menjadi prakarsanya" -
- He-e. - jawab Kartamita singkat. - Bagaimana" -
- Lo mengapa bertanya" - Bogel menyemprot - Katanya,
kita tidak boleh main debat atau bertukar pikir" -
Kartamita tertawa pelahan. Sahutnya :
- Alhamdulillah....syukur engkau sudah mau menerima kata-
kataku, Kalau begitu, sudah kita setujui bersama sebagai
pegangan, bukan" - - Ya - mereka menjawab dengan bersemangat .
- Bagus ! Kalau begitu, sianghari ini aku minta kalian sudi
berkorban tidak memejamkan mata ! -
- Kenapa" - - Masalah pedang Sangga Buwana masih perlu dijelaskan
lagi. Ingat, semalam mereka saling bunuh-membunuh
masalah pedang Sangga Buwana. Atau paling tidak ada
kaitannya dengan masalah pedang Sangga Buwana. Maka aku
minta ki dalang melanjutkan ceritanya yang terputus di tengah
jalan. Bagaimana ki dalang" -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Aku sih tidak keberatan. Mau tidurpun, juga tidak bisa.
Hanya saja, menurut katamu cerita perkara Sondong
Landeyan harus habis sampai di sini. Bukankah begitu" -
- Tetapi ternyata cerita itu sendiri belum habis. Lagipula kita
bertemu dengan masalah yang pelik. Yalah munculnya Diah
Windu Rini dalam keadaan segar-bugar. Eh, siapa tahu
barangkali dengan mendengarkan cerita sambungnya kita
memperoleh penerangan baru. -
- Kalau begitu biar aku ke luar dulu pesan makan minum. -
ujar Bogel. - Kali ini kau yang membayar, Guna ! Di antara kita
berempat engkaulah yang paling mempunyai uang banyak. -
Gunacarita sudah merasa terhibur hatinya, karena ketiga
temannya bersedia menyertainya bila esok pagi Niken
Anggana menjemputnya. Maka dengan serta-merta ia
mengeluarkan uang panjarnya. Katanya pula:
- Demi Tuhan, sekarang tidak lagi aku memikirkan perkara
jumlah uang. Kita bagi rata saja, asalkan kalian mau
menyertaiku sampai tugasku selesai. -
Bogel dan Lembu Tenar tertawa gelak. Sambil memungut
beberapa renceng uang logam, ia berkata :
- Kau mau baik hati" Baiklah, pemberianmu kuterima.
Tetapi yang menjadi hakmu adalah hakmu. Selamat saja,
belum tentu.- Setelah berkata begitu, Bogel keluar kamar sedang
Gunacarita tercenung longong mendengar bunyi ucapannya.
Kartamita dan Lembu Tenar sama sekali tidak berusaha
membesarkan atau menghibur hatinya. Mungkin, karena
ucapan Bogel ada benarnya. Itulah sebabnya, di dalam lubuk
hati, Gunacarita cemas bukan main.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tidak lama kemudian dua orang pelayan memasuki kamar
membawakan pesanan Bogel. Melihat mereka pada berkumpul
di dalam satu kamar, salah seorang pelayan berseru minta
keterangan : - Mau pesta di sini, ya" -
- Apa tidak boleh" - sahut Lembu Tenar.
- Boleh, boleh. Cuma saja harus ditambah meja satu lagi. -
ujar pelayan itu. Dan bergegas ia ke luar kamar dan balik
dengan membawa sebuah meja tambahan. Setelah rapih,
Bogel datang. Pintu kamar ditutupnya rapih dulu, barulah ia
duduk di atas kursi. Katanya .
- Sudah beres. Sudah kubayar lunas. Nah, Guna ! Kau
mulailah bercerita! Kita sudah sampai pada adegan Wigagu,
Sukesi dan Puruhita membawa Pitrang pulang kampung, kan"
Mulailah! Eh, setidak-tidaknya kalau esok pagi harus mati
paling tidak sudah per-nah mendengar cerita sambungnya. -
- Kang Bogel, janganlah berkata begitu ! Rasa hatiku jadi
tidak enak. - Gunacarita memohon.
Bogel tertawa terbahak-bahak. Untung, Gunacarita seorang
dalang. Dalam keadaan hati betapapun, masih bisa ia
bercerita. Maka pelahan-lahan ia berkata melanjutkan
Ceritanya : 0odwo0 WIGAGU SEKARANG, bukan Wigagu enam tahun yang lalu.
Semenjak menjadi murid Sondong Landeyan, ia sudah
termasuk golongan pendekar kelas utama. Bahkan disegani
orang. Apa-lagi, semenjak dulu ia seorang pemuda yang
berani dan pandai berpikir.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan tetapi melihat rombongan orang berkuda yang
melintasi gili-gili di seberang sungai, wajahnya kelihatan
tegang. Sukesi yang lebih mengenal dirinya daripada Puruhita,
tahu bahwa kakak-seperguruannya itu menaruh curiga
terhadap kesan penglihatannya. Katanya kepada Puruhita :
- Puruhita, menilik gerak-gerik mereka pasti bukan
rombongan manusia biasa. Mereka terlalu gesit Kurasa lebih
baik kita jangan mengambil jalan pintas dulu. Mari kita
berangkat! - Katanya. Puruhita segera mengayuh rakitnya yang segera dibantu
Wigagu. Hanya Sukesi yang tidak bekerja, karena bertugas
menjaga Pitrang. Sepanjang perjalanan mereka membisu,
kecuali Sukesi yang terpaksa sekali-kali melayani Pitrang yang
berbicara tidak berkepu...
ada kalimat tak tercetak di buku aslinya (dewikz)
...penanganan Ki Ageng Telaga Warih. la seumpama seekor
burung kini terlepas dari sangkarnya.
Karena itu, semua penglihatan adalah sesuatu yang baru
baginya Tetapi setelah matahari mulai menghilang dari udara,
ia mulai kecapaian sendiri. Tiada lagi yang dapat dilihatnya,
selain kegelapan tirai petang hari.
Anehnya pula, selama itu tidak pemah ia membicarakan
pengalamannya hidup bersama Ki Ageng Telaga Warih. Sukesi
diam-diam membatin: -Anak ini pandai menyimpan sesuatu yang harus
disimpannya rapat - Tak terasa ia mengamat-amati bocah itu.
la berperawakan langsing berisi. Tentunya kelak akan tumbuh
menjadi seorang pemuda yang langsing kekar dan berwajah
cakap. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selain itu, pasti pula berotak cerdas dan pandai
menyesuaikan diri. Memikir demikian, entah apa sebabnya, ia
bersyukur di dalam lubuk hatinya Setelah malam hari tiba,
Puruhita tidak sabar lagi. Rakit berjalan terlalu perlahan bila
dibandingkan berjalan kaki Apalagi dengan berkuda. Karena
itu ia mencoba mengajukan usul:
- Kakak ! Bagaimana kalau esok
pagi kita membeli kuda" -
- Hm,membeli kuda" Di mana"
- sahut Wigagu. - Lagipula, lebih
baik kita berada di atas perahu
Meskipun lambat dua tiga hari,
tetapi selamat Lihatlah ! Pada
waktu ini entah berapa golongan
orang yang ingin menyelidiki di
mana Ki Ageng Telaga Warih ber-
sembunyi. - - Benar. Tetapi bagaimana
kalau mereka justru akan menimpa-kan kesalahan Ki Ageng Telaga Warih kepada guru"
Pada waktu ini, guru sedang bersemadi. Hanya beberapa adal
yang melayani.- Selagi Wigagu hendak menjawab, kembali lagi mereka
mendengar derap kaki kuda di gili-gili. Berbareng mereka
melongok. Secara kebetulan lagi, mereka melihat dua
penunggang kuda sedang membelokkan tunggangannya ke
arah seberang Dengan begitu, mereka tidak dapat melihat
wajah kedua orang itu. Tetapi jelas, mereka gesit, tangkas dan
lincah. Pasti kedua orang itu bukan sem-barangan orang.
Wigagu mengerling kepada Puruhita. Katanya berbisik :
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Kurasa esok pagi kita bakal melihat suatu peristiwa. Aku
akan mendarat dulu mencari tiga atau empat orang yang bisa
mengayuh perahu. Dengan begitu, kita tidak kehilangan
tenaga. - Rakit kemudian di ketepikan. Wigagu melompat ke darat,
Hanya beberapa detik saja, tubuhnya sudah menghilang di
kegelapan malam. Satu jam kemudian, ia sudah balik kembali
dengan mem-bawa empat orang. la bersikap royal, sehingga
empat orang kampung itu meliur begitu melihat jumlah uang.
Meskipun capai setelah bekerja satu hari, tetapi jumlah
uang itu berarti dapat dinikmati untuk beberapa minggu
lamanya. Bahkan kalau berhemat, bisa untuk menghidupi
keluarga satu bulan lebih. Maka dengan girang dan
bersemangat mereka mengikuti Wigagu.
Malam itu, rembulan bersinar semarak di angkasa raya,
Pitrang sudah tertidur nyenyak. Sukesi dapat mengawani
Wigagu dan Puruhita berbicara dengan hati lapang. Pada saat
itu, ia masih sempat mendengar Puruhita minta pendapat
Wigagu tentang Polan alias Wirabrata. Ujarnya :
- Dia menyebut-nyebut tentang tingkah-laku dan perangai
Haria Giri. Kaupun tahu, dia sudah jadi perwira laskar
Kapatihan. Bagaimana menurut pendapatmu" -
- Tentang dia menjadi laskar Patih Danureja, aku sendiri
belum jelas. Hatinya susah diterka. Bukan mustahil dia
menjabat kedua-duanya. Sebelah kaki bernaung di bawah
kekuasaan Sri Baginda dan yang lain menginjak halaman
kepatihan. Kau tahu maksudku"-
- Ya. Katakan saja ular berkepala dua. - sahut Puruhita. -
Sebenarnya bagaimana kepandaiannya bila dibandingkan
dengan guru"- http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Dia" Hm. -Wigagu mendengus. - Empat orang Haria Giri
belum dapat membandingi kepandaian guru. Percayalah ! -
- Kalau begitu, apa sebab guru bersemadi" Apakah guru
akan menjadi seorang pendeta" -
- Seorang pendeta" - sahut Wigagu dengan nada tinggi. -
Guru memang seorang pendiam. Sepintas lalu pantas menjadi
seorang pendeta. Tetapi guru bersemadi bukan untuk
memperdalam soal keagamaan. Sebaliknya sedang merenungkan pendalaman Ilmu Sakti. -
- Ilmu Sakti" - Puruhita berseru heran. - Ilmu Sakti apa lagi
yang sedang dipelajari guru. Kepandaian guru sudah susah
diukur. Sekarang hendak memperdalam. Ilmu Sakti apa lagi" -
- Sekiranya guru sudah merasa sempurna, tentunya
puteranya tidak akan dikirimkan kepada Ki Ageng Telaga
Warih. - Wigagu mengesankan.
- Puruhita, di dunia ini banyak aneka ragam dan macam
ilmu sakti yang tidak terhitung jumlahnya. Guru pernah
terkena racun Surasekti bertiga yang hampir saja merenggut
jiwa. Artinya, dalam hal ilmu menolak dan menawarkan racun,
guru masih perlu belajar. Haria Giri menipu guru mentah-
mentah di depan hidungnya. Artinya, guru masih perlu belajar
mengenal watak dan perangai manusia. Guru kehilangan bibi
padahal bibi sudah melahirkan Pitrang. Artinya, guru
menyadari kekurangannya. Karena itu makna bersemadi,
banyak artinya. - Diingatkan akan peristiwa yang pemah menimpa gurunya,
Sukesi menundukkan kepalanya.
Sedang Puruhita merasa hatinya seperti terbakar. Ingin ia
menuntut dendam gurunya terhadap manusia yang kebetulan
bernama Haria Giri. Memang selama hidupnya, belum pernah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ia melihat apa lagi bertatap muka dengan Haria Giri. Akan
tetapi menilik ucapan kakak-seperguruannya yang menyatakan empat Haria Giri bukan tandingan gurunya,
rasanya ia merasa dirinya sanggup berlawan-lawanan
mengadu kepandaian. Wigagu tidak sempat melanjutkan kata-katanya, karena
untuk ketiga kalinya ia mendengar suara derap kuda lagi. Di
tengah malam yang sunyi, suara derapnya terdengar jelas
sekali. Jumlahnya kali ini empat ekor. Wigagu, Sukesi dan Puruhita
saling pandang. Mereka tahu, ke empat penunggang kuda
yang berjalan secepat kilat di tengah malam buta, tentunya
para pendekar yang berkepandaian tinggi. Meskipun mereka
bertiga berupaya agar tidak sampai bentrok, namun bukan


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berarti takut menghadapi macam marabahaya apapun.
Apalagi Puruhita sedang terbakar hatinya. kalau bisa, ingin
ia melampiaskan perasaan hatinya terhadap mereka .
Rupanya, Wigagu mengerti perasaan Puruhita setelah
mendengar tutur katanya mengenai gurunya. Buru-buru ia
menyabarkan. Ujarnya dengan setengah berbisik :
- Kita tunggu saja sampai esok hari. Semuanya akan jadi
lebih jelas. Pada saat ini, janganlah kita bertindak ceroboh.
Sebab siapa mereka, masih gelap bagi kita. -
Puruhita mau mengerti. la mengangguk, akan tetapi
keadaan hatinya membuat ia gelisah diluar kehendaknya
sendiri. Wigagu memeluknya, lalu berkata :
- Di bumi Nusantara ini, barangkali kepandaian guru kini
tanpa tanding. Namun nasib guru terlalu buruk. Di dunia
inipun hanya dua orang yang sangat dicintainya sampai ke
dalam lubuk hatinya. Yang pertama bibi Sekar Mulatsih. Yang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua, tentu saja Pitrang. Kuharapkan, moga-moga Pitrang
menempati keadaan hati guru tiga-perempat bagian. Tetapi
soal ilmu kepandaian guru yang sedang diperdalam itu, guru
pernah berkata begini kepadaku. Apakah guru berhasil
mencapai tingkatan yang dikehendaki, bukan masalah yang
penting. Di dalam percaturan hidup ini, soal cemerlang atau
suramnya kepandaian seseorang juga bukan merupakan
tujuan utama bagi seorang pendekar seperti kita ini. Menurut
guru, kewajiban kita adalah masalah panggilan tanah air. Guru
mati-matian menyelami kedalaman dan keluasan ilmu kepan-
daian supaya kelak bisa diwariskan kepada kita semua. Tujuan
guru, agar kita semua kelak ada gunanya hidup di dunia ini.
Kewibawaan tanah air sedang dirongrong dari berbagai
penjuru. Kecuali Patih Danurejo yang menghen daki
kekuasaan lebih luas lagi, yang terutama adalah kompeni
Belanda. Kita dikehendaki guru agar kelak bisa mempersatukan kaum pecinta tanah air untuk bersatu-padu
melawan Kompeni Belanda. Itulah cita-cita guru. Karena itu,
janganlah kita sampai tersesat Ibarat hendak membangun
gedung besar jangan terpeleset oleh kerikil kecil. Kalau tujuan
hidup kita hanya untuk menuntut dendam, hanya untuk
membalaskan nasib buruk yang menimpa guru, berarti
mengkhianati jerih payah guru sendiri. Kau mengerti,
Puruhita" - Mendengar kata-kata Wigagu, Sukesi kagum bukan main. la
mengenal Wigagu bertahun - tahun lamanya. Selamanya ia
menganggapnya sebagai seorang pemuda yang ketus, meski
pun setelah menjadi murid Sondong Landeyan berubah
perangainya. Tetapi bahwasanya bisa berkata begitu matang
dan pasti, baru kali ini ia mendengar. Tak pernah terbayang
dalam benaknya, bahwa Wigagu bisa memiliki penglihatan
begitu luas dan mantap. Seketika itu juga, ia menaruh hormat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedalam-dalamnya. Dan inilah perasaan hormatnya untuk
yang pertama kalinya. Puruhita lain pula kesannya. la jadi malu sendiri dan merasa
bertambah kecil bila dibandingkan dengan peribadi kakaknya
se-perguruan itu. Padahal yang tahu apa yang berkecamuk
dalam ha-tinya, hanya ia sendiri. Akan tetapi Wigagu dapat
menebak dengan tepat la tidak tahu, bahwa Wigagu dulu juga
mengalami demikian. Bahkan pernah sampai bertempur
melawan Haria Giri. Keesokan harinya mereka mendarat Itulah dusun persinggahan yang sebenarnya sudah boleh dikatakan
termasuk wilayah per-tapaan gurunya. Sebab letaknya berada
di kaki Gunung Lawu. Kuda mereka dulu dititipkan di dusun Jagaraga yang
terletak sejauh dua dusun lagi. Hati mereka girang, karena
sebentar lagi akan bertemu dengan gurunya. Dan setelah
mengucapkan selamat tinggal kepada keempat pengayuh
rakitnya, segera mereka melanjutkar perjalanan.
Di sebuah kedai mereka berhenti untuk makan pagi. Mereka
perlu menambah tenaga, apalagi bagi pitrang. Seperti yang
dilakukan di manapun saja, mereka memeriksa keadaan kedai
itu. Ruangnya cukup luas. Ya, seperti dulu tatkala mereka
singgah di situ. Tetapi kali ini ada bedanya. Banyak terdapat
wajah-wajah baru yang jelas bukan orang-orang dusun.
Bahkan di antara mereka terdapat seorang Cina yang
mengenakan jubah pendeta.
Aneh, dari mana datangnya pendeta Cina ini" Untuk apa ia
singgah di sini" Apakah hanya secara kebetulan saja lewat di
dusun persinggahan, kemudian perlu mengisi perut seperti
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirinya" Tetapi dusun persinggahan ini bukan merupakan
dusun penghubungyang memiliki lalu-lintas perdagangan yang
berarti. Ataukah karena dia seorang pendeta mempunyai
perhatian terhadap suasana pegunungan yang sunyi sepi"
Berbagai pertanyaan itu merumun di dalam otak Wigagu
bertiga. Hanya Pitrang seorang yang tidak pedulian. Anak itu
gelisan, karena pesanan makan dan minum baginya belum
disediakan. Dan manakala pelayan sudah mengantarkan sepiring nasi
dan lauk-pauk, terus saja ia melahapnya dengan bernafsu. la
tidak mengiiiraukanapakah kedua pamannya dan Sukesi sudah
menda-pat bagiannya. Sementara itu, pendeta Cina itu berdiri dari tempat
duduknya. Dua orang penterjemahnya membereskan pembayaran. Kemudian dengan diiringkan enam orang
pengikut, ia meninggalkan kedai menuju ke barat.
- Hai! Apakah benar dugaanku" - Wigagu terkejut di dalam
hati. -Benarkah mereka hendak mendaki pertapaan gurunya" -
Sukesi dan Puruhita secara kebetulah berpikir demikian
pula. Itulah sebabnya, begitu selesai makan dan minum
bergegas mereka meninggalkan kedai dan mengambil jalan
pintas. - Sukesi, engkau memperhatikan pendeta Cina tadi atau
tidak" - Wigagu bertanya.
Sukesi mengangguk. Puruhita demikian pula.
- Apa pendapatmu" - - Aku hanya merasa heran. - jawab Sukesi pendek dan
terlalu sederhana. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Apakah engkau tidak memperhatikan pengikut-pengikut-
nya"- - Ya. Tetapi mengapa" -
- Pastilah mereka bukan cantrik-cantriknya, Mereka
mengenakan pakaian ringkas dan singsat. Artinya, paling tidak
mereka pandai berkelahi, kalau bukan perajurit -
- Benar. - Puruhita ikut menimbrung. - Menurut pendapat
kakak, perajurit dari mana" -
- Belum dapat kujawab dengan pasti. Di tanah air ini hanya
terdapat tiga macam perajurit resmi. Perajurit kerajaan,
perajurit kapatihan dan kompeni Belanda beserta antek-
anteknya. - - Kalau kompeni Belanda mempunyai antek-anteknya,
apakah orang-orang Cina yang kaya raya tidak bisa membuat
tentara" - Tanda-tanda akan pecahnya perang Cina yang menyerbu
Kartasura pada jaman Paku Buwana II.
- Untuk apa" - - Paling tidak untuk melindungi kekayaannya sebagai
tukang-tukang pukul. Atau untuk meluaskan wflayah
perdagangannya. -ujar Puruhita.
Wigagu memanggut-manggut Tetapi suatu ingatan membuat ia menyebut cepat:
-Tidak mudah.Sebab mereka akan berhadapan dengan
peraturan negeri yang dikuasai Raja dan V.O.C (kompeni
Belanda). - Alasan Wigagu masuk akal. Justru demikian, mereka jadi
bingung sendiri karena tidak mampu menjawab teka-teki
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
munculnya seorang Cina berpakaian pendeta di sebuah dusun
yang sunyi. Sementara itu, waktu berjalan terus. Matahari terus
merangkak-rangkak makin menengah. Pitrang tidak mau
digendong atau dipapah. la ingin berjalan sendiri. Agaknya
demikianlah perintah Ki Ageng Telaga Warih kepadanya,
sehingga ia tidak berani melanggar. Atau berjalan kaki
mendaki tebing merupakan dasar ajaran baginya.
Dataran yang dilalui sudah tidak rata lagi. Kecuali belasan
bu-kit yang ditutupi ilalang, hutan raya yang lebat luar biasa
meng-hadang di depan. Inilah risikonya seseorang yang ingin
mengambil jalan pintas. Maksud Wigagu tadinya ingin cepat
sampai ke tujuan. Tetapi ia sama sekali tidak mengira, bahwa
Pitrang tidak mau didukung, digendong maupun dipapah.
Dengan demikian perjalanan jadi sangat lambat.
Tiba-tiba Wigagu yang memiliki pendengaran luar biasa
tajam, menghentikan langkahnya. Berseru kepada Sukesi:
- Kau lindungi Pitrang ! Di antara pohon-pohon, belukar dan
alang-alang terdapat belasan orang bersembunyi. -
Sukesi mengenal tabiat Wigagu. Kecuali hatinya penuh
curiga, ia berwaspada juga. Sambil menghampiri Pitrang ia
menebarkan penglihatannya. Puruhita demikian pula. Tetapi
mereka berdua tidak melihat suatu apapun.
- Mohon maaf! Kami anak murid Sondong Landeyan akan
melalui jalan ini. - Numpang lewat......- sekonyong-konyong
Wigagu berseru dengan suara nyaring luar biasa.
Namun tiada jawab sama sekali. Apalagi muncul sesosok
bayangan atau binatang kecilpun. Diam-diam Sukesi
tersenyum di dalam hati. la jadi ingat perangai Wigagu tujuh
tahun yang lalu. Perangai angin-anginan yang tak keruan-
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keruan. Sebaliknya Puruhita yang percaya akan kepandaian
kakak-seperguruannya itu menja-di tegang.
Karena tiada jawaban, maka Wigagu melangkahkan kakinya
kembali seraya berseru untuk yang kedua kalinya :
- Maaf.....kami akan melanjutkan perjalanan. -
Tetapi baru melangkahkan kaki sejauh seratus langkah,
mendadak belasan orang berseragam hijau muncul dari
seberang-menyeberang jalan. Di antara alang-alang dan dari
balik pepohonan nampak pula puluhan orang yang
berseragam hitam muncul bagaikan iblis. Sekarang, Sukesi
baru mengakui kelebihan Wigagu.
Belasan orang berseragam hijau itu berdiri membuat garis
setengah lingkaran. Kemudian belasan orang yang mengenakan pakaian hitam menyusul membuat bentuk
lingkaran pula seperti ber-sambung. Mereka bersenjata
pedang dan belati. Tiada yang mem-bawa senjata berat
seperti golok, rantai, penggadaatau cempuling.
Wigagu berdiri tegak dengan sikap tenang luar biasa.
Dengan pandang mata berkilat-kilat ia menyapu belasan orang
yang menghadangnya. Selagi ia hendak berkata lagi,
mendadak seseorang yang berdiri di tengah lingkaran
mengibaskan tangan kanannya.
Dan barisan lingkaran itu memecah diri menjadi dua
lingkaran mirip angka delapan. Akan tetapi ujungnya terbuka
seperti membuka jalan. Mereka berdiri dengan setengah
membungkuk, sedang ujung pedangnya menuding ke bawah.
Inilah tanda penghormatan bagi Wigagu.
Buru-buru Wigagu membalas hormat mereka dengan
membungkuk pula Kemudian dengan sopan ia melangkahkan
kakinya yang diikuti Puruhita dari belakang. Tetapi sewaktu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka berdua telah lewat, tiba-tiba barisan menutup rapat
kembali. Kini mengepung Sukesi dan Pitrang dengan lebih
ketat. Mengapa" Wigagu tertawa panjang. serunya :
- Tuan-tuan, sebenarnya kalian menghendaki siapa" -
- Apakah aku" - sambung Sukesi.
Pemimpin rombongan kelihatan berbimbang-bimbang.
Sejenak kemudian dengan gerakan tangannya, barisannya
yang bergerak mengurung membuka jalan.
- Pitrang ! Kau berjalan dulu ! -
Pitrang tidak mengerti makna semuanya itu. Hanya saja,
dengan wajah penuh pertanyaan ia mengawaskan belasan
orang yang mengurungnya. Belasan orang yang menutupi
separoh wajahnya dengan sehelai kain berwarna hitam.
Tetapi selagi melangkah empatkali, kembali lagi mereka
mengurung rapat. Sukesi menarik Pitrang mundur selangkah
dengan terkejut. Sekarang tahulah ia, bahwa Pitrang yang
diincar. Berarti ada sangkut-pautnya dengan kedudukan


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gurunya. Tetapi apa sebab mereka tadi membiarkan Wigagu dan
Puruhita melintasi kurungan setelah menyebut-nyebut nama
gurunya" Apakah karena Pitrang diasuh Ki Ageng Telaga
Warih selama dua tahun" Itupun agak meragukan. Sebab, dari
mana mereka tahu bahwa Pitrang di rumah pertapaan Ki
Ageng Telaga Warih" - Ih! Jangan-jangan orang-orang ini ada hubungannya
dengan Wirabrata. - Pikir Sukesi. - Siapa lagi yang
mengirimkan kabar, kalau bukan orang itu" -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Untuk meyakinkan din, Sukesi membimbing Pitrang maju
berjalan. Lima orang melesat menghampiri dengan gerakan
kilat Mereka mengikuti langkah Sukesi dengan pedang yang
berjarak kira-kira satu setengah kaki.
Wigagu yang berada di luar kurungan dengan cepat dapat
membaca keadaan. Dengan sekali menjejakkan kakinya,
tubuhnya melesat bagaikan burung terbang dan balik kembali
ke dalam kurungan. Secepat kilat kedua tangannya bergerak
menepuk pedang mereka yang runtuh bergemelontang di atas
tanah berbatu. Setelah itu, tangan kirinya menyambar pergelangan tangan
barisan yang berseragam hijau. Begitu tersentuh, ia
terperanjat. Itulah pergelangan tangan wanita yang halus
lembut. Cepat-cepat ia melepaskan genggamannya. Tetapi
karena sudah terlanjur memukulnya dengan tenaga sakti,
mereka yang tersentuh pergelangan tangannya kehilangan
tenaganya. Dan pedang mereka jatuh di atas rerumputan.
Menyaksikan kegesitan Wigagu dan robohnya sepuluh
orang dalam dua gebrakan saja, lainnya melompat mundur.
Sekonyong-konyong dua orang yang mengenakan topeng
menyerang berbareng dan kiri dan kanan.
Wigagu menunggu sampai ujung pedang mereka nyaris
menikam dadanya. Pada saatnya yang tepat, ia mengelak
dengan sedikit menarik dadanya ke belakang. Kedua tangan-
nya bergerak menyentil ujung pedang mereka berdua.
Tring ! Sentilan itu nampaknya tidak bertenaga. Akan tetapi
Wigagu kini sudah menjadi murid Sondong Landeyan yang
tertua. Meskipun belum mewarisi seperempat bagian
kepandaian gurunya, namun ilmu saktinya sudah susah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dilawan Kedua orang itu merasa terpukul suatu pukulan
dahsyat yang meresap sampai ke tulang sumsum. Mereka
memekik pelahan. Yang seorang terhuyung mundur dan yang
lain nyaris kehilangan pedangnya. Lalu merintih kesakitan,
karena tiba-tiba ia melontakkan darah segar.
Inilah untuk yang pertama kalinya, penghadang Wigagu
berempat ada yang mengeluarkan suaranya. Yang mengherankan, suara erang dan suara kaget mereka adalah
suara wanita. Siapakah mereka ini" Wigagu menyiratkan
pandangnya. Kini memperhatikan perawakan tubuh mereka. Ternyata
rata-rata tinggi semampai dan berkesan luwes. Sebaliknya,
menyaksikan kepandaian Wigagu, pimimpinnya segera
memberi aba-aba agar mundur. Dengan sekali gerakan,
mereka berbareng memutar tubuhnya. Lalu melarikan diri
dengan gerakan lemah gemulai.
- Maaf! Mohon maaf! Kami tidak sengaja melukai anak
laskar Kapatihan. - - Hm. - Terdengar pemimpinnya mendengus. Lalu tertawa
pelahan. Setelah itu menghilang di balik pepohonan ke jurusan
barat Anak-buahnya mengikuti arah larinya dengan tertib,
sambil memapah seorang temannya yang sebentar tadi
melontakkan darah. Sukesi tertawa pelahan. Serunya :
- Laskar kepatihan berada di lereng Gunung Lawu" -
- Hm. - Wigagu mendengus. - Mari kita mengikuti arah
larinya. Setelah itu berkata setengah membujuk kepada Pitrang : -
Kau mau kita dukung, bukan" -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Ya, supaya cepat sampai ke rumah. - Sukesi membantu.
- Kalau tidak, nanti kita ketemu penyamun lagi. - ujar
Puruhita. Pitrang berbimbang-bimbang sejenak. Akhirnya ia menganguk. Terus saja Puruhita menyambarnya dan
dibawanya berjalan cepat mengikuti Wigagu dan Sukesi yang
mendahului. - Wigagu! Apakah mereka laskar kepatihan" - Sukesi minta
ke-terangan. - Bukan. - jawab Wigagu. - Bukan" - Sukesi menegas dengan heran.
Dengan setengah menyenak nafas, Wigagu berkata :
- Masih ingatkah engkau gerakan pedang mereka" Itulah
jurus mula-mula ajaran guru sebagai peringatan sewaktu guru
dulu masih menjadi salah seorang pengawal andalan raja. -
- Ah ! Maksudmu jurus Kasunanan" -
-Ya. - - Kalau begitu mereka berada di bawah pimpinan siapa"
Apakah termasuk laskar pengawal Sri Baginda" -
- Jelas tidak. Mungkin sekali laskar Ratu Paku Buwana. -
- Apakah alasanmu" -
- Menurut kabar, Ratu Paku Buwana termasuk salah
seorang yang dicurigai melawan kebijaksanaannya, meskipun
permaisuri sendiri. - ujar Wigagu.
Sukesi terdiam. Setelah berpikir sejenak, ia berkata :
- Kalau begitu rasa curiga Sri Baginda tidak terlalu salah.
Bukti-nya sekarang ini. Laskar itu mewujudkan kekuatan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nyata. Apakah Ratu Paku Buwana benar-benar hendak
melawan Sri Baginda dengan kekuatan yang nyata " -
- Dalam hal ini, tak dapat aku menjawab.- sahut Wigagu.-
Tetapi mengingat mereka mengenakan topeng, seyogyanya
kita rahasiakan pertemuan kita sebentar tadi. Merekapun
nampaknya tidak benar-benar bermaksud buruk terhadap
kita.- Sukesi setuju dengan sikap yang diambil Wigagu. Namun
sebagai seorang wanita, naluri perasaannya lebih halus
daripada pria. la merasakan sesuatu yang ganjil dan
menggelisahkan. Hanya apa itu, ia sendiri tidak dapat
menjawab. Lewat tengah hari mereka tiba di desa Jagaraga tempat
mereka menitipkan kuda. Begitu melihat kuda, Pitrang
berseru-seru girang: - Kuda ! Kuda ! - Semenjak kanak kanak Pitrang sering diajak ayahnya
menunggang kuda. Tidak mengherankan perasaannya dekat
dengan binatang itu. Sekarang ia mengenal ketiga ekor
tunggangan Wigagu, Sukesi dan Puruhita. Tidak mengherankan, ia merasa seperti ber-temu dengan sahabat
lama yang sudah cukup lama berpisah.
- Kesi! Puruhita! Mereka sudah mengenal kita. Sebaliknya
kita belum mengenal mereka dengan jelas. Kurasa
menumpang perahu atau menunggang kuda tiada bedanya.
Kita harus berhati-hati dan berwaspada. Yang penting, kita
sekarang harus secepat-cepat-nya sampai di rumah. - Kata
Wigagu. - Entah apa sebabnya, aku merasa seperti
menghadapi gelombang bahaya. meskipun demikian, kalau
tidak terpaksa janganlah kita menurunkan tangan berat . -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Benar. - sahut Sukesi. - Tujuan mereka tadi sudah jelas.
Yalah mengincar Pitrang. Dalam hal ini, biarlah aku dulu yang
maju. Kalau kalah, barulah engkau. -
- Jangan tergesa-gesa! - tungkas Puruhita. - Ayunda tetap
menjaga Pitrang. Biar aku yang membuka jalan. -
Setelah berkata demikian, Puruhita melompat ke atas
kudanya dan melaju ke depan. Pitrangpun segera naik ke atas
punggung di-sertai Sukesi. Agar Pitrang dapat menikmati
penglihatan, Sukesi melarikan kudanya dengan santai. Wigagu
mendampingi agak di belakang untuk menjaga segala
kemungkinan. Pertapaan Sondong Landeyan bernama Wukir Bayi. Berada
di atas bukit pinggang Gunung Lawu yang diapit tebing
gunung yang menjulang tinggi. Pertapaan Wukir Bayi berhawa
sejuk segar. Mungkin selain berada di atas ketinggian,
sekitarnya dilindungi pohon lebat Akan tetapi terdapat pula
beberapa hektar sawah dan ladang yang menjadi sumber
pencaharian penduduk dan warga pertapa Sondong Landeyan.
Sebenarnya letaknya tidak begitu jauh dari Jagaraga
Seumpama memiliki jalan rata bisa tiba dalam waktu satu hari
saja. Tetapi oleh keadaan alam yang masih buas, orang
membutuhkan dua hari perjalanan. Karena itu, Wigagu bertiga
dengan Pitrang terpaksa menginap di sebuah rumah
persinggahan. Malam itu mereka bisa tidur dengan nyenyak Waktu
fajarhari mereka meneruskan perjalanan. Sekarang mereka
sudah berada di wilayah Wukir Bayi. Tiba-tiba mereka
berpapasan dengan belasan orang yang mengenakan pakaian
seragam Laskar Kerajaan. Salah seorang berteriak kepada
mereka : http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Balik ! Balik ! Di depan ada perampok yang sedang
menganiaya penduduk ! - - Berapa orang" - tanya Puruhita.
- Belasan orang. - jawab perajurit itu sambil terus
mengaburkan kudanya yang segera diikuti teman-temannya.
Wigagu tercengang. Pikirnya: - Selama aku berada di atas
gunung ini, belum pernah mendengar kabar tentang perampok
yang merusak penduduk. - Setelah berpikir demikian ia
berkata kepada kedua saudara-seperguruannya:
- Aneh ! Benar-benar aneh ! Taruhkata memang ada
perampok, tetapi mengapa mereka justru melarikan diri"
Bukankah mereka perajurit-perajurit Kerajaan yang berkewajiban melindungi rakyat" -
- Wigagu ! Rasanya ada yang tidak beres. Mari kita lihat! -
Ketiga-tiganya melarikan kudanya secepat kilat. Benar saja.
Mereka melihat dan mendengar penduduk memekik-mekik
ketakutan Bahkan ada di antara mereka yang menggeletak
berlumuran darah di atas tanah. Belasan orang bersenjata
kelewang (semacam sabel atau pedang lengkung) menganiaya
penduduk dengan seenaknya sendiri.
Mereka berpakaian seragam kompeni. Tetapi rata-rata
berkulit hitam. Hanya seorang saja yang berkulit putih. Pasti
dia komandannya. (pada jaman itu V.O.C menggunakan
tenaga bumi-putera dari Ambon, Bugis dan sekitarnya. Tetapi
keba-nyakan mereka adalah orang-orang hukuman yang
dipaksa menjadi serdadu). Dengan tertawa ia melepaskan
tembakan. Hanya satu kali saja, lantaran dia harus mengisi
bubuk mesiunya yang memerlukan waktu.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wigagu paling benci terhadap Kompeni Belanda. Apalagi
sampai menganiaya penduduk yang tidak berdosa. Kesempatan itu tidak ia sia-siakan. Senyampang Belanda itu
masih perlu mengisi bubuk mesiunya, terus saja ia menerjang.
la melesat terbang dari punggung kudanya dan menghantamkan pukulannya dengan sekuat tenaga .
Serangan itu sama sekali berada diluar dugaan Kompeni
Belanda itu. Dalam terkejutnya ia melintangkan senapannya
sebagai alat penangkis. Mana mungkin ia sanggup melawan
gempuran Wigagu. Pukulan Wigagu yang dahsyat tiba-tiba
berbelok arah menyodok kempungannya, Dan serdadu
Belanda itu roboh terkapar di atas tanah dengan melontakkan
darah segar . Puruhita tidak mau ketinggalan. la ikut menyerang dan
melompat dari kudanya. Sebelum kedua kakinya meninjak
tanah, tangannya menghantam seorang serdadu yang hendak
menendang seorang anak kecil. Tak sempat mengeluarkan
suara, serdadu itu roboh. Kawannya berteriak marah dan
menikam punggung Puruhita dengan tombak pendek.
Puruhita memutar badannya dan ujung tombak hanya
terpisah satu dim saja dari dadanya. Sambil tersenyum ia
menangkap ujung tombak dan didorongnya balik. Gagang
tombak tersodok dengan keras menembus dada serdadu itu


Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sendiri. Tak ampun lagi ia mati tertembus oleh senjatanya
sendiri. Melihat kepandaian Wigagu dan Puruhita, serdadu-serdadu
yang lain memekik-mekik sambil mengurung rapat Sukesi
buru-buru melompat dari kudanya sambil menghunus
pedangnya. Dengan gerakan kilat ia menabas beberapa orang yang
sedang mengurung. karena perhatian mereka tertuju kepada
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wigagu dan Puruhita, mereka tidak menyadari bahaya yang
sedang mengancam punggungnya. Tahu-tahu, cres, cres,
cres! Masing-masing kebagian tikaman telak dan mati
terjengkang tanpa dapat berbuat sesuatu.
- Hoeee.....! - teriak yang lain.
Mereka tidak mengira, bahwa seorang perempuan bisa
mempunyai kepandaian berkelahi di atas kepandaiannya
sendiri. Terus saja mereka melarikan diri dengan bertebaran.
Sambil melarikan diri, masih saja mereka sempat melampiaskan kemendongkolannya kepada penduduk. Mereka
benar-benar kejam yang mengingatkan orang kepada
kawanan pembunuh bayaran.
- Jangan biarkan mereka lari ! - Teriak Wigagu.
Setelah berteriak demikian, Wigagu melompat mengejar.
Puruhita dan Sukesi tidak mau ketinggalan. Karena serdadu-
serdadu itu menggunakan akal lari bertebaran, terpaksalah
Wigagu, Puruhita dan Sukesi membagi diri pula. Masing-
masing kini berlomba siapa yang dapat menghabiskan
lawannya terlebih dahulu. Ternyata ketiga-tiganya hampir
sama. ketiga-tiganya dapat menghabiskan sisa-sisa serdadu
yang melarikan diri. Setelah itu, mereka balik kembali ke
tempatnya semula. - Kalau dibiarkan lari, mereka dapat memanggil teman-
temannya. - ujar Wigagu. - Aku percaya, tidak jauh dari sini
pasti terdapat induk pasukannya. -
- Tetapi mengapa mereka berkeliaran di sini" - Sukesi minta
pendapatnya. - Sukesi, kau sendiri bukan seorang yang bodoh. Justru
kerapkali aku kalah pandai dalam hal mengamati suasana.
Bagaimana menurut pendapatmu" - Wigagu balik bertanya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Sebentar tadi kita berpapasan dengan belasan perajurit
Kerajaan yang melarikan diri. Kita sudah mencoba kepandaian
Kompeni. Mereka terdiri dari serdadu-serdadu bayaran yang
tidak seberapa tinggi kepandaiannya. Mengapa perajurit
Kerajaan sampai melarikan diri" Benar-benarkah mereka takut
atau merasa tidak kuat melawan serdadu-serdadu bayaran
Kompeni" Terus terang saja, di balik peristiwa ini pasti
bersembunyi sesuatu yang masih gelap bagi kita. Tetapi yang
mengherankan lagi, mengapa mereka justru berkeliaran di
sekitar pertapaan Wukir Bayi. Apakah ada hubungannya
dengan guru" - Selagi Wigagu hendak mengemukan pendapatnya, tiba-tiba
terdengar suara dor ! Dan Wigagu mengaduh dan terhuyung.
Sukesi dan Puruhita terperanjat bukan main. Siapayang
menembak" Ternyata orang Belanda yang tadi kena gempur
Wigagu. Rupanya ia hanya luka parah. Karena ingin
membalas, dengan sekuat tenaga ia berusaha mengisi
senapannya dengan bubuk mesiu.
Setelah berkutat sekian lamanya, ia berhasil. Lalu
menunggu kesempatan. Kebetulan sekali Wigagu bertiga
sedang berjalan balik ke tempat-nya semula. Pada saat itu, ia
melepaskan pelatuknya dan tepat mengenai pangkal lengan
Wigagu. Keruan saja, Sukesi dan Puruhita marah bukan kepalang.
Dengan berbareng mereka melompat dan menerjang serdadu
Belanda itu tanpa ampun lagi. Sebentar saja Belanda itu mati
terajang-rajang. Memang ia sudah terluka parah. Kalau masih
sampai bisa mengisi bubuk mesiu sudah merupakan suatu
karunia, kalau tidak boleh dikatakan secara kebetulan saja.
Sebaliknya Sukesi dan Puruhita tersulut rasa marah tak
terkendalikan lagi. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak mengherankan tabasan pedangnya kejam luar biasa .
Melihat paras muka Wigagu tidak berubah, Sukesi dan
Puruhita lega luar biasa. Artinya, Wigagu tidak sampai
menderita luka yang mencemaskan. Ternyata mesiu senapan
itu hanya melukai pangkal lengan saja, kira-kira seperempat
dim dalamnya, Dengan cekatan pendekar itu menolong diri. la
menyobek lengan bajunya dan dijadikan sebagai pembalut .
- Puruhita ! - ujar Sukesi dengan suara panas. - Mereka
sudah menyalahi kita. Mari kita cari di mana beradanya induk
pasukan-nya. - - Hai Kesi! - Seru Wigagu. - Balik ! Kita laporkan peristiwa
ini kepada guru untuk mohon petunjuknya. -
Sukesi dan Puruhita mengurungkan niatnya. Mereka
menghampiri Wigagu Tiba-tiba Pitrang yang masih bercokol di
atas kudanya berteriak : - Aku mempunyai obat luka dari ayah-angkat -
Sukesi berpaling kepadanya. Ah, ia merasa salah. mengapa
ia meninggalkan si bocah seorang diri" Untung tidak terjadi
sesuatu. Maka dengan setengah lari, ia menghampiri seraya
berkata : - Pitrang ! Kau takut" -
- Takut apa" - jawab Pitrang ketus. - Mereka pantas
dibunuh, karena mereka menyiksa dan membunuh orang
pula.- Sukesi tertawa dan memeluknya. Katanya :
- Pitrang, kau benar ! Pendapatmu bagus sekali. Akan tetapi
kau kelak tidak boleh membunuh orang yang tidak bersalah,
bukan"- - Belum tentu. - http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Belum tentu bagaimana" -
- Menurut ayah angkat, kita sukar membedakan antara
manusia baik dan buruk. Belum tentu orang berwajah manis,
baik pula hatinya. - Sukesi tertegun sejenak. Kalimat ini pasti kalimat hafalan
yang dijejalkan ke dalam ingatan Pitrang oleh Ki Ageng Telaga
Warih yang terkenal kejam dan tak pernah memberi ampun.
Segera ia mengalihkan pembicaraan:
- Kau mempunyai obat luka luar" -
- Nih. - sahut Pitrang sambil merogoh saku celananya.
- Tak usah. - Sukesi tersenyum. - Pamanmu sudah
membekal obat luka sendiri. Ayo turun ! -
Sukesi menolong menurunkan Pitrang dari atas punggung
kuda. Akan tetapi Pitrang menolak.
Anak itu turun sendiri memberosot kebawah melalui pelana.
Sukesi membiarkan saja sampai kedua kakinya menginjak
tanah, lalu dibimbingnya menghampiri Wigagu.
- Paman! Tadi aku melihat Belanda itu masih dapat
bergerak. - ujar si kecil. - Kalau aku mempunyai panah, tentu
sudah kupanah mati. - Wigagu tersenyum. Sahutnya dengan suara ramah :
- Paman sendiri yang kurang berwaspada. Karena itu, kau
kelak harus selalu berwaspada dan berhati-hati terhadap
musuh. Jangan terlalu percaya kepada diri sendiri. Lihatlah
pengalaman paman ini. Paman terlalu percaya pada kekuatan
sendiri. Paman kira satu kali hantam, dia sudah mati. Ternyata
tidak begitu, bukan" Nah, ingat-ingatlah peristiwa ini! -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kata-kata Wigagu kelak selalu mengilhami Pitrang di
kemudian hari. Apalagi diperkuat dengan intipati ajaran Ki
Ageng Telaga Warih yang besar rasa curiganya terhadap siapa
saja. Dalam pada itu, Wigagu membiarkan Pitrang melihat
lukanya. Katanya lagi : - Paman ! Mengapa serdadu-serdadu itu membunuh
penduduk " Kita tidak boleh sembarangan membunuh orang,
bukan " - - Tentu saja, tidak boleh. - jawab Wigagu. - Apakah
eyang..... maksudku ayah-angkatmu menganjurkan agar
engkau kelak membunuh orang dengan sembarangan saja " -
Pitrang tidak segera menjawab. Setelah berdiam sejenak,
menjawab: - Selama dia bukan musuhku. -
- Dan siapakah yang kau anggap musuh" - Wigagu
menguji. la khawatir kalau-kalau jiwa anak itu rusak oleh
ajaran Ki A geng Telaga Warih.
- Yang mendahului menjahati aku. -
Dengan rasa kasih sayang, Wigagu menatap wajah Pitrang.
kemudian ia tersenyum manis. Katanya sambil mencubit
pipinya : - Benar. Tetapi harus diselidiki dulu, bukan" Kau tadi
berkata, membedakan antara yang baik dan buruk susah
sekali. - - Dari mana paman tahu" - anak itu heran.
- Kudengar kau tadi berkata begitu kepada bibimu Sukesi. -
Sahut Wigagu. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pitrang makin heran. Menurut ukurannya, ia berada cukup
jauh jaraknya antara dirinya dan pamannya Wigagu. Meskipun
demikian pamannya Wigagu dapat menangkap percakapannya
dengan bibi Sukesi dengan jelas dan tidak salah sama sekali.
Hm......apakah pamannya Wigagu memiliki telinga malaikat "
Karena Wigagu terluka, perjalanan kini dilakukan agak
pelahan-lahan. Hal itu menambah kegembiraan Pitrang. Ia
mempunyai kesempatan untuk mereguk semua penglihatan
yang pernah ditinggalkan selama dua tahun.
Tetapi bagi Wigagu sendiri, sebenarnya lukanya tidak
berarti. Seumpama harus bertempur, ia masih dapat
menggunakan tangan kirinya sama baiknya dengan tangan
kanannya. Kalau kini ia menyetujui melanjutkan perjalanan
agak pelahan-lahan karena mempunyai maksud dapat
memikirkan peristiwa yang dijumpai lebih mendalam.
Itulah sebabnya, sepanjang jalan sama sekali ia tidak
berbicara. Wajahnya berkerut-kerut seolah-olah sedang
menanggung beban pikiran yang berat .
- Apakah lukamu tidak mengganggu" - tiba-tiba Sukesi
minta keterangan. Wigagu tersenyum. la mengenal Sukesi semenjak delapan
atau sembilan tahun yang lalu sewaktu berkenalan di Blitar.
Kemudian bersama-sama menjadi murid Sondong Landeyan.
lapun mengenal watak dan perangainya. Pertanyaan itu,
sebenarnya mempunyai maksud yang mendalam. la tahu,
Sukesi sedang memikirkan keadaan gurunya.
Gadis itu takut, kalau-kalau gurunya disateroni orang,
mengingat banyaknya macam laskar dan gerombolan orang
yang mencurigakan. Lebih-lebih seorang Cina yang menge-
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nakan pakaian pendeta. la merasa pasti, bahwa dia bukan
seorang pendeta benar-benar.
- Bawalah Puruhita menyertaimu mendahului perjalanan. -
sahutnya. Tebakan Wigagu ternyata tepat. Karena sudah merasa
memperoleh ijin, Sukesi melarikan kudanya agak cepat
Puruhita segera mengikuti dari belakang. Untuk sementara
nampaknya tiada rintangan apapun.
Tetapi sekonyong-konyong dari tikungan jalan muncul
delapan orang penunggang kuda menghalang jalan. Delapan
orang penunggang kuda! Apakah bukan penunggang-penung-
gang kuda yang beberapa hari yang lalu melarikan kudanya di
atas gili-gili" - Ayunda Sukesi! Bagaimana" - Puruhita minta pertimbangan. - Hm.- Sukesi menarik kendali kudanya. - Biarkan saja. Biar
mereka tahu bagaimana mutu anak-murid Sondong Landeyan.- - Kita terjang" - - Terjang ! - - Tetapi bagaimana dengan Pitrang" -
- Pitrang ! Kau takut" - Sukesi berkata kepada Pitrang.
- Takut apa" - - Lihatlah ! Delapan orang menghadang kita di tengah
jalan.- - Bibi berani melawan mereka" -
- Tentu saja. Apalagi ada paman Puruhita. -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Kalau begitu, aku akan tinggal di atas kuda menyaksikan
perkelahian. Kata ayah-angkat, banyak menonton orang
berkelahi dapat menambah pengetahuan. - jawab Pitrang
menghafal ajaran Ki Ageng Telaga Warih.
Sukesi tertawa pelahan. Selagi demikian, enam orang
berkuda muncul dari balik tikungan yang berada di
belakangnya. Mereka mengikuti dengan wajah seram. Pitrang
menoleh : - Bibi ! - ia berseru.

Bulan Jatuh Di Lereng Gunung Karya Herman Pratikno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

- Jangan takut! Mereka cuma ingin menjadi budak-budak
kita. - Sukesi membesarkan hati.
Setelah membesarkan hati Pitrang, ia mengendorkan
kendali dan kudanya mulai melangkah lagi setapak demi
setapak. Karena jalan makin mendaki, maka seringkali
kudanya terantuk batu-batu yang mencongak di tengah jalan.
hampir berbareng dengan gerakan maju dari kanan-kiri
gundukan ketinggian bermunculan lagi belasan orang berkuda.
Yang sebelah kanan dipimpin oleh seorang laki-laki
berperawakan pendek kecil berjenggot panjang. Usianya kira-
kira mendekati enampuluh tahunan, menilik seba-gian besar
rambut, jenggot dan misainya memutih bagaikan perak.
Sedang yang datang dari sebelah kiri dipimpin oleh seorang
wanita yang nampak garang berwibawa.
Puruhita jadi naik darah. pikirnya, mereka benar-benar
merendahkan martabat pertapaan Wukir Bayi sampai berani
berkurang ajar di dalam wilayahnya. Terus saja ia melesat
mendahului. Setelah membungkuk hormat ia berseru dengan
suara nyaring lantang: - Kami anak murid Sondong Landeyan numpang lewat
Sudikah tuan-tuan membuka jalan" -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Delapan orang penunggang kuda yang menghalangkan
kuda mereka di tengah jalan, dipimpin oleh seorang laki-laki
tua. Orang itu tersenyum. Sahutnya :
- Kau tinggalkan anak itu ! Dan kami akan membuka jalan. -
- Hm. - Puruhita mendengus.
- Kami tahu, kakakmu seperguruan menderita luka kena
tembak. - ujar orang tua itu. - Dengan seorang diri, kau bukan
lawan kami. Meskipun saudaramu seperguruan ikut membantu, kami kira tiada gunanya. Lihatlah, kami berjumlah
delapan orang. - Sukesi melompat dari kudanya begitu mendengar ucapan
orang tua itu. Dengan cermat ia mengamat-amati senjata orang itu yang
tergantung di kedua sisi pinggangnya. Bentuknya panjang
semacam tongkat akan tetapi berujung tajam. Selama
hidupnya, belum pernah ia menyaksikan seseorang membawa-
bawa senjata demikian. Tiba-tiba teringatlah dia akan tutur-kata gurunya, bahwa
seorang bernama Tunggul Lawe pernah berkelana sampai ke
Korea, la sendiri sebenarnya anak keturunan seorang
pedagang besar dari Pekalongan. Karena lidahnya tidak dapat
menyebut huruf 'r', maka senjatanya itu disebut dengan nama
Kolin. Teringat akan tutur-kata itu sukesi makin heran di
dalam hatinya. Mengapa Tunggul Lawe (tentunya nama aliasnya) sampai
berkeliaran di atas pertapaan Wukir Bayi. Teringat pula akan
hadirnya seorang pendeta Cina dua hari yang lalu, rasa
curiganya kian menjadi-jadi. Tetapi dasar seorang wanita, ia
pandai menyimpan keadaan hatinya. Maka dengan tersenyum
ia berkata : http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- A h, rupanya tuanku Tunggul Lawe berkenan mengunjungi
kami. Selamat datang, tuan. -
Mendengar ucapan Sukesi, Tunggul Lawe terperanjat bukan
main sampai wajahnya pucat. Sudah beberapa tahun lamanya
ia menyematkan nama Jawa. Maksudnya hendak merahasiakan siapa dirinya. Juga beradanya di atas Gunung
Lawu lebih-lebih lagi. Mengapa dengan sekali pandang, gadis
itu sudah mengenal siapa dirinya"
- Ah, benar-benar hebat perguruan Sondong Landeyan.
jangan lagi dia, sedang muridnya berpengetahuan luas. -
sahutnya dengan wajah berubah-rubah. - Kalau begitu, nona
tahu pula nama senjataku. -
- Tentu saja. bukankah bernama Kolin" -jawab Sukesi
dengan suara datar. Karena kena ditebak tepat, Tunggul Lawe tidak perlu
bermain rahasia lagi, Dengan serentak ia mencabut senjata
andalannya dan di genggamnya dengan kedua tangannya.
- Bagus ! Bagus ! - serunya setengah mendongkol.
- Tuanku Tunggul Lawe! Perguruan Wukir Bayi belum
pernah bermusuhan dengan kaummu. Bahkan berhubungan
mengenai apapun, tidak. Mengapa tuanku tiba-tiba bersikap
memusuhi kami"- - Memusuhi" Oh, tidak. - sahut Tunggul Lawe dengan cepat
-Kami hanya ingin mengajukan satu pertanyaan saja. kalian
adalah anak-murid Sondong Landeyan. Tentunya jujur dan
tulus hati seperti gurumu. Gurumu sudah merelakan isterinya
dibawa lari orang. Tetapi mengapa hanya setengah hati"
Bukankah namanya munafik" -
- Setengah hati bagaimana" -
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
- Mengapa anaknya mau dikangkangi sendiri" Karena itu
tinggalkan anak itu untuk bisa kubawa kepada ibunya. Kalau
tidak, terpaksa kau berkenalan dengan senjata Kolin. -
Kepala Sukesi seperti disambar geledek begitu mendengar
ucapan Tunggul Lawe. Kali ini, tidak dapat lagi ia menahan
diri. Terus saja ia mencabut pedangnya dan melompat maju :
- Hm.....manusia pasaran yang bermulut kotor. Coba, aku
ingin mencoba apa sih hebatnya senjata andalanmu itu. -
Dimaki demikian di depan anak-buahnya, Tunggul Lawe
naik pitam. Memang semenjak semula ia bertujuan hendak
main paksa. Sekarang ia merasa ditantang. Lantas saja ia
tertawa terbahak-bahak lantaran mendongkol. Serunya :
- Perempuan budak ! Kau mencari mampusmu sendiri.
Otak-mu tumpul. Kau Cuma tiga orang. Kami delapan orang.
Apalagi temanmu yang satu sudah luka. Maka kesempatan
yang baik ini tidak akan kami sia-siakan untuk menahan kalian
semua. - - Kau akan menahan kami bertiga" Jangan mimpi. Mari kita
mengadu kepandaian. Bagaimana kalau kau kalah" -
- Aku kalah" bukankah sudah kukatakan, kami berjumlah
delapan" Maka kau akan menghadapi tenaga gabungan kami
berde-lapan. - - Main kerubut, ya" - bentak Puruhita dengan nada
mengejek. - Puruhita, kau simpan dulu tenagamu. Menghadapi tua
bangka ini, kurasa tidak perlu aku mendapat bantuan. -
Sukesi memang seorang gadis yang berhati sekeras baja.
Baik ucapan, pendirian maupun tindakannya tegas semenjak
masih kanak-kanak. Barangkali, karena dia kelahiran Jawa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Timur. Biasanya puteri Jawa Timur layak disebut Srikandi
dalam cerita wayang. Pada saat itu, ia sudah memutuskan
hendak menangkap Tunggul Lawe hidup-hidup agar dapat
dijadikan sandera untuk mengundurkan teman-temannya dari
wilayah Wukir Bayi. Sementara itu, Tunggul Lawe sudah maju menggempur.
Gesit gerakannya dan ujung senjatanya yang tajam bagaikan
bayonet mengarah ke tempat-tempat yang membahayakan.
Tetapi dengan tenang dan mantap Sukesi menangkis dengan
menggunakan tenaga dua bagian saja. Maksudnya, memang
hendak memancing kelengahan lawan.
Perhitungannya ternyata tepat Tunggul Lawe biasa
disanjung puji oleh bawahannya. Tak mengherankan ia
sombong, angkuh dan memandang enteng siapa saja.
Sekarang gempurannya ternyata berhasil. Pedang Sukesi
hampir terpental dari genggamannya. Keruan saja ia girang
bukan main. Segera ia bertekad hendak merobohkan Sukesi secepat
mungkin di depan hidung anak-buahnya. Maka dengan
mengangkat kepalanya ia berseru :
- Kalian jangan bergerak dari tempat! Aku akan
merobohkan perempuan ini dalam dua tiga gebrakan saja.
Lihatlah ! - Teman-temannya entah anak buahnya, diam-diam heran di
dalam hati. Pendekar Sondong Landeyan terkenal di seluruh
pelosok tanah air. Namanya menggetarkan jagad. Tetapi apa
sebab murid-muridnya nampaknya tidak becus" Hanya dengan
sekali gebrakan saja, pedangnya nyaris terpental dan
genggaman. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka tidak tahu, bahwa Sukesi sedang melakukan siasat
mengamat-amati gerakan Tunggul Lawe. la seorang ahli
pedang, namun selama hidupnya belum pernah bertempur
melawan seseorang yang menggunakan senjata dua tingkat
yang dapat dipergunakan dengan berbareng. Maka terus-
menerus ia hanya mengadakan pembelaan diri sambil
memasang mata. Gerakan Tunggul Lawe memang gesit. Serangannya
berbahaya. Namun arah bidikannya susah ditebak. Namun
setelah bertempur kurang lebih sepuluh jurus, mulailah ia bisa
meraba tipu-tipu muslihatnya. Ternyata tangan kiri dan tangan
Sepasang Pedang Iblis 26 Wiro Sableng 060 Serikat Candu Iblis Menuntut Balas 7
^