Pencarian

Boulevard Revenge 1

Boulevard Revenge Karya Crimson Azzalea Bagian 1


Boulevard Revenge Oleh CrimsonAzzalea Irina lulus dari pendidikannya dan meraih gelar dokter spesialis bedah Thoraks Kardiovaskular di umur yang relatif muda. Ia pun bergabung menjadi salah
satu dokter bedah jantung di Boulevard International Hospital. Rumah sakit berlambang daun maple ini adalah rumah sakit terkemuka di Jakarta. Banyak dokter
mengincar posisi di Boulevard terutama spesialis jantung yang merupakan bidang andalan disana. Tidak terkecuali Irina.
Alasan utama Irina bergabung di rumah sakit Boulevard adalah untuk membalaskan dendam atas kematian sang ayah yang merupakan korban malpraktek di rumah
sakit tersebut 10 tahun yang lalu. Namun rumah sakit yang penuh para dokter handal terpilih, bukanlah tempat yang mudah untuk diselidiki. berbagai macam
intrik dan kesulitan menghadangnya untuk mencapai keinginanya.
Bara. Anak bungsu pemilik rumah sakit Boulevard dan spesialis bedah jantung terhandal disana pun menjadi salah satu halangan untuk Irina. Pria yang dikenal
dengan sikap dingin dan sulit di dekati itu juga ternyata menyimpan rahasia pahit yang tidak diketahui oleh siapapun.
Berhasilkah Irina membalaskan dendamnya sedangkan sebagai dokter baru, dia harus memulainya dengan menjadi dokter asisten Bara" Akankah Bara mengetahui
motif pembalasan dendam Irina"
Warning Before Reading Sebelum membaca cerita ini, diperingatkan untuk beberapa hal terkait isi cerita.
DILARANG KERAS menjiplak, mengcopy, mengcapture, menyalin, meniru isi cerita ini tanpa seizin penulis!!!
_CrimsonAzzalea_ 01. Ice Prince And Fire Heart
Di sebuah kafe bernuansa classic tempo dulu dengan aroma cokelat dan kopi yang harum seorang wanita muda duduk di bangku kayu panjang berwarna cokelat,
tengah menunggu kedatangan seseorang.
Wanita berparas cantik. Kulitnya putih bersih, bermata bulat, hidungnya mancung, dengan rambut bob pendek warna kecokelatan. Meski tanpa polesan make up,
wajah mulusnya memancarkan kecantikan beraura melankolis.
Kemeja pink warna lembut dipadu dengan rok mini selutut warna pastel, wanita itu menunggu rekannya sambil menikmati segelas kopi panas.
Sambil memainkan kakinya yang menggunakan higheels setinggi 10 centi, wanita bertubuh kecil itu mendengarkan musik dari ipod putih kesayangannya. Headset
putih terpasang dikedua telinga. Mulut bersenandung ringan melantunkan lirik lagu yang sedang dinikmatinya.
Nama lengkap wanita itu, Irina Aruna Yasmine atau lebih akrab disapa Irina. Dokter muda bergelar spesialis bedah Thoraks Kardiovaskular. Umurnya 27 tahun.
Pembawaan tenang namun tegas dapat terlihat jelas di raut wajah khas wanita Sunda. Irina memiliki hobi membaca dan mendengarkan musik slow. Jangan sekali-kali
mengganggunya saat sedang membaca kalau tidak mau keki karena tidak diacuhkan olehnya.
Tak lama muncul wanita lain memasuki kafe. Kacamata cokelat. Highheels setinggi 7 centi. Kaus putih polos dipadu blezer hitam. Rok pendek warna putih gading
menjadi pilihan yang tepat pada tata busana wanita itu. Dengan langkah mantap berjalan menghampiri Irina dan duduk dikursi seberang.
"Hai, Rin. Sorry agak lama. Biasa tadi anakku agak rewel." Kata wanita berpostur kecil dengan rambut sebahu warna kemerahan itu. Melepas kacamatanya, memamerkan
kecantikan alami khas perempuan Jawa.
Wanita berhidung bangir diseberang Irina itu bernama Edelwiss Denfort. Akrab dipanggil Edel. Psikiater handal bernama asli Edelwiss Hanum Banowati sebelum
menikah dengan pria berdarah campuran Amerika. Salah satu dokter di rumah sakit swasta ternama dengan nama Boulevard International Hospital.
" Tidak apa-apa, Del. Vino bagaimana kabarnya?"tanya Irina melepas headset di kedua telinganya.
" Kamu belum pernah ketemu anakku, kan" Kamu tidak datang dipernikahanku. Tidak datang juga waktu anakku lahir. Kemana saja sih kamu?" keluh Edel.
Dokter Edel memiliki seorang anak laki - laki berumur 2 tahun bernama Alvino Logan Denfort. Dipanggil Vino.
" Maaf. Aku tidak mengabarimu. Aku fokus ambil spesialis. Kan kamu tahu aku ingin sekali jadi spesialis bedah jantunh. By the way, anakmu pasti cakep dan
bule kayak bapaknya, ya?"tanya Irina mengalihkan pembicaraan.
"Ya iyalah mirip suamiku. Kan dia bapaknya. Kalau tidak mirip bisa dipertanyakan dong" sahut Edel setengah tertawa.
Irina ikut tertawa mendengar candaan sahabatnya dari SMAnya itu.
"Kamu sungguh-sungguh mau gabung di rumah sakit tempatku sekarang?"tanya Edel.
"Iya serius. .siapa juga dokter yg gak mau gabung di rumah sakit tempatmu itu..rumah sakit ternama berstandart internasional. .Boulevard tempat paling
diincar oleh dokter - dokter spesialis bedah jantung Del. ."jawab Irina sambil meminum kopinya
Pelayan mengatarkan pesanan Edel dan pergi
"Kalau itu keputusanmu ya aku rasa dari segi kemampuan kemungkinan besar kamu bisa lolos. .kita lagi kekurangan spesialis bedah TKV perempuan loh. .bisa
jadi kesempatan emas buatmu"kata Edel sambil mengaduk cokelat panasnya
"Iya aku juga berharap banget sama kesempatan ini...kesukaanmu gak berubah ya". .cokelat"kata Irina heran melihat hobby sahabatnya itu
"Ini enak. .Bastian juga gak pernah protes selama gak over aja. .lagi pula makanan dan minuman manis itu bisa menstimulasi pikiran jadi bahagia. ."kata
Edel mulai mengeluarkan ilmu psikiaternya
"Iya. .iya. .bu psikiater. .suamimu juga dokter di rumah sakit yg sama kan?"tanya Irina
"Iya. .Bastian ahli bedah thoraks kardiovaskular. .ahli bedah TKV senior. .dia punya team bedah jantung sendiri yg dia pimpin"jawab Edel
Irina langsung tersedak mendengarnya
"Uhuukkk. .uhuuukkk. .ah. .li. .be. .dah. .TKV. .seni. .or. .?""Irina terbatuk - batuk
"Iya ahli bedah TKV senior. .kenapa memangnya?"tanya Edel bingung melihat keterkejutan Irina
"Gak apa - apa sih. .cuma canggung aja kali. .kalo masuk kerja ada yg kenal dan satu bidang pula. .nanti dikira KKN lagi. ."jawab Irina
"Kalaupun kamu mau KKN, suamiku bukan type yg bisa diajak kerjasama untuk hal yg satu itu. .orangnya terlalu jujur tapi tenang aja. .nanti kalau kamu memang
masuk, kamu bisa tanya - tanya dia untuk hal - hal yg kamu belum paham disana. ."ujar Edel
"Oke. .thanks ya. ."ujar Irina berterima kasih
Setelah berbincang cukup lama mereka meninggalkan kafe itu
"Oke. .see you next time di rumah sakit. . jadwal datang hari rabu depan kan?"tanya Edel
"Iya aku rabu datang interview dan beberapa tes. ."ujar Irina
"Kalau kamu diterima biasanya nanti di telp lagi. ."jawab Edel
"Gitu ya". .setelah tes rabu depan berarti aku tinggal tunggu telephone aja". ."kata Irina
"Iya. .tapi aku yakin. .besar kemungkinannya kamu diterima. .aku senang banget kita bisa satu tempat praktek. .aku pikir kamu gak akan pernah mau praktek
di rumah sakir tempatku. .karena ada kenangan tentang ayahmu. ."kata Edel dengan hati - hati membuka pembahasan tentang ayah Irina
"Ya gak lah. .itu kan udah lama banget. .aku sekarang dokter dan ahli bedah jadi harus profesional. .gak bisa mencampur adukkan masalah pribadi dan pekerjaan.
."jawab Irina "Bagus lah kalau memang sekarang kamu bisa menerima semuanya. .aku takut kamu masih dibayang - bayangi soal kematian ayahmu. .dengan kamu kerja di rumah
sakit ini pasti akan membuatmu teringat kembali. ."kata Edel dengan ekspresi prihatin
"Udah bisa aku atasi Del. .sekarang aku Irina yg baru jadi butuh juga suasana baru. .mungkin dengan aku disana akan ngebantu menghilangkan kenangan buruk
itu sekaligus nemuin apa yg jadi tujuanku. ."kata Irina tersenyum pada Edel
Edel menatap Irina dengan kasihan dan sedikit curiga tapi memutuskan untuk mengakhiri pembahasan itu
"Oke. .semoga kamu bisa segera menemukan apa yg kamu cari itu. .aku pamit dulu ya, Vino pasti sudah rewel nyariin mamanya. .bye. .see you Rin. .!!" Pamit
Edel menaiki mobilnya Mercedez benz putih Edel pergi meninggalkan Irina di samping BMW maroon miliknya
"Seandainya aku bisa kasih tahu kamu Del. .sampai detik ini aku masih menyimpan dendam pada rumah sakit itu. .aku gak bisa membiarkan pembunuh ayahku hidup
dengan bebas tanpa bertanggung jawab atas apa yg sudah diperbuatnya. .maafin aku Del. .aku manfaatin kamu untuk bisa masuk dan membalaskan dendamku. .maafin
aku" dalam hati Irina
Bangunan megah berwarna krem dengan lambang daun maple yang ramai orang - orang berlalu lalang, mulai yg berpakaian biasa, berpakaian pasien berwarna cokelat
krem dan berpakain putih yg merupakan seragam rumah sakit
Rumah sakit Internasional Boulevard yg megah dan bergaya modern dengan fasilitas kesehatan number one
Gedung steril dan bertenaga profesional handal merupakan rumah sakit terpercaya dan berkualitas internasional
Di salah satu ruang konferensi besar di divisi bedah jantung
Seluruh team dokter bedah jantung rumah sakit Boulevard sedang mengadakan rapat team bulanan
Boulevard memiliki 3 team bedah jantung thoraks kardiovaskular yg di pimpin oleh 3 dokter handal spesialis bedah thoraks kardiovaskular lulusan universitas
Harvard Diantara para dokter handal yang hadir diruangan itu, ada 3 dokter tampan yang terlihat outstanding baik dari segi tampilan juga kemampuan
Pertama Bara Darren Witchlock, anak bungsu pemilik rumah sakit Boulevard. Dokter tampan berumur 36 tahun, berwajah blasteran,berkulit putih, beralis tebal
dan bertubuh jangkung ini adalah dokter bedah utama team 1. Sifatnya dingin, kaku, sulit didekati dan terkenal sadis saat mengoreksi hal yang tidak disukainya.
Yang kedua Bastian Archard Denfort. Dokter tampan berumur 36 tahun, berwajah blasteran,berkulit putih, memiliki lesung pipi dan bertubuh jangkung dengan
wajah ramah ini adalah dokter bedah utama team 2. Sifatnya sopan, bertutur kata baik, tenang, ramah dan sabar. Berbeda dengan Bara yang sadis saat mengomentari
orang lain dan sulit bekerjasama, Bastian justru sangat mudah bekerjasama dengan orang lain dan bijaksana saat memberikan saran.
Yang terakhir adalah kakak kandung Bara bernama Braga Dereck Witchlock. Dokter tampan berumur 37 tahun, berwajah blasteran, berkulit kuning, bertubuh jangkung
dan berwajah tegas. Braga adalah orang yang ramah, perhatian dan penyabar, terutama pada Bara yang selalu diawasinya.
Ketiganya duduk bersebelahan di bangku paling depan bersama seorang wanita cantik blasteran bertubuh tinggi semampai disebelah Bara.
Wanita cantik disebelah Bara itu adalah Villan Cassandra Mogent, tunangan Bara sekaligus dokter anastesi team 1.
Di layar tertulis daftar pembagian team bedah jantung rumah sakit Boulevard :
=====================================
Team 1 - Primary Surgeon = Bara Darren Witchlock Sp.BTKV
- First Assistant = - Spesialis Anestesiology Kardiovaskular = Villan Cassandra Mogent Sp.An-KAKV
- Spesialis jantung dan pembuluh darah = Azka Praja Wira Sp.JP
- Perfusionist kardiovaskular = Genta Lubis
- Perawat bedah jantung = Anya Saskia
Team 2 - Primary Surgeon = Bastian Archard Denfort Sp.BTKV
- First Assistant = Takhrit Sinokh Sp.BTKV
- Spesialis Anestesiology kardiovaskuler = Bumi Alvaro Sp.An-KAKV
- Spesialis jantung dan pembuluh darah = Cello Isshiki Sp.JP
- Perfusionist kardiovaskular = Banyu Aksel
- Perawat bedah jantung = Lembayung Amira
Team 3 - Primary surgeon = Braga Dereck Witchlock Sp.BTKV
- First Assistant = Dastan Shahab Sp.BTKV
- Spesialis Anestesiology kardiovaskular = Cecillia Liu Sp.An-KAKV
- Spesialis jantung dan pembuluh darah = Atthar Al Khatiri Sp.JP
- Perfusionist kardiovaskular = Razo Zega
- Perawat bedah jantung = Kartika Anjani
====================================
*(Spesialis anestesiology kardiovaskular adalah dokter anastesi yang mengkhususkan pada bidang anastesi bedah jantung. Tugasnya melakukan pembiusan dan
memantau kondisi pasien dari alat monitoring pasien selama proses pembedahan dilakukan).
*(Perfusionist kardiovaskular = perawat khusus jantung yang hanya ada di operasi jantung, bertugas untuk menggunakan dan memantau alat pacu jantung dan
peralatan operasi jantung lainnya selama operasi jantung berlangsung).
"Untuk kedepannya diharapkan untuk masing - masing anggota team dapat tetap saling berkooperatif jika terjadi kondisi urgent yg membutuhkan tindakan cepat,
jika team lain kekurangan atau ada anggotanya yg sedang berhalangan, agar team lainnya dapat menutupinya dengan mengirimkan salah satu anggota sebagai
bantuannya"ujar seorang dokter berumur kira - kira 50 tahunan bertubuh tinggi besar memimpin jalannya rapat para dokter bedah jantung itu.
"Eh, Bum, semua anggota team kan memang selalu seperti itu kecuali team 1 yg selalu sulit menerima anggota lain"bisik seorang dokter muda bedah thoraks
kardiovaskular bermata sipit dengan nama Dr.Takhrit.S Sp.BTKV yang tersulam di saku jas putihnya
"Bara memang paling sulit menerima orang yg baru dikenalnya, big bos saja tidak bisa mengendalikan anak bungsunya yg satu itu apalagi kita. .awas kedengaran
Bara!"bisik dokter anastesi team 2 berwajah Jawa dengan nama Dr.Bumi.A Sp.An-KAKV di saku jas putihnya
"Eh. .kalian berdua, Bara gak akan menghiraukan kalian sekalipun dia dengar apa yg kalian bisik - bisik dari tadi. .yg bahaya itu. .Villan. .dia biasanya
lebih ribut mengurusi semua yg berhubungan dengan Bara. ."ujar dokter anastesi khusus team 3 bernama Dr.Cecillia.L Sp.An-KAKV sambil menunjuk ke arah wanita
berambut kemerahan di sebelah Bara
Rapat berlangsung sekitar 1 jam yang diakhiri dengan membahas operasi pasien jantung koroner yang akan dilakukan oleh team Braga.
Di lobby depan rumah sakit Boulevard yang megah, Irina datang untuk mulai kerja di hari pertamanya
berjalan dengan tenang memasuki rumah sakit dan bertanya pada bagian penerimaan
"Permisi. .ruang kepala divisi bedah jantung di sebelah mana ya?"tanya Irina
"Mbak datang untuk interview dan tes?"tanya bagian penerimaan
"Bukan, saya datang untuk bertemu dokter kepala"ujar Irina
"Mbak jalan terus ke arah sana lalu belok kanan di lorong yang ada tulisan dilarang masuk, nanti terus saja sampai ujung. .ada gedung khusus dokter divisi
bedah jantung disana silahkan bertanya pada penerima tamu lagi yg akan memandu. ."tutur penerima tamunya
"Oke. .makasih ya mbak. ."kata Irina kemudian mengikuti arahannya
Irina melihat gedung berwarna krem dengan kayu putih bertuliskan 'doctor only' lalu berjalan memasukinya
"Permisi mbak saya dr.Irina Aruna Yasmine. .saya datang untuk hari pertama bekerja disini"kata Irina menghampiri bagian penerimaan
"Oke. .maaf sebentar dr.Irina saya hubungi dokter kepala dulu"jawab bagian penerimaan menghubungi kepala dokter bedah jantung
"maaf menunggu. .dr.Irina anda bisa langsung masuk ke ruang dokter kepala bedah jantung. .ruangannya ada di lantai 5. .dari keluar lift ambil arah ke kiri
dan ruangannya paling ujung. .ada nama profesor Ilyas Gustav"tutur bagian penerimaan
"Oke makasih ya mbak"jawab Irina
Irina berjalan mengikuti arahan yg diberikan padanya sambil melihat segala fasilitas rumah sakit yg mewah dan luar biasa
"Rumah sakit sebagus dan bonafit ini menyimpan kebusukan dan sejarah pahit seperti yg terjadi pada ayahku. .mereka pasti menutupinya dengan uang dan kekuasaan
pemilik rumah sakit ini hingga semua bungkam atas kasus malpraktik yg terjadi pada ayah, kita lihat saja sampai kapan rumah sakit ini bisa berjaya" dalam
hati Irina "Ting!!"suara lift terbuka dilantai 3
Saat pintu terbuka tampak seorang laki - laki berumur sekitar awal 30 dengan postur tegap, tinggi sekitar 180 cm, berwajah tampan blasteran, beralis tebal
dan wajah dingin memasuki lift menggunakan jas putih khusus dokter dan kemeja biru langit dengan celana hitam panjang
Di saku jas putihnya tersulam nama Dr.Bara D.W Sp.BTKV
"Laki - laki ini bernama Bara sama dengan anak bungsu Gerard Isaac Witchlock, anak sulungnya bernama Braga seingatku. . .tidak banyak informasi tentang
anak bungsu Gerard yang bernama Bara itu jadi aku tidak tahu banyak tentangnya. . .apa benar dia Bara anak bungsu Gerard?" dalam hati Irina memperhatikan
dokter laki - laki bernama Bara itu
"Maaf nona kecil, saya tidak suka cara memandang anda. .bisa hentikan tatapan anda itu?"ujar Bara dengan nada dingin yg datar
"maaf saya tidak bermaksud kurang ajar, saya hanya memperhatikan bagaimana orang - orang yg bekerja disini. .maaf membuat anda tidak nyaman. .pak dokter"
ujar Irina sempat terkaget karena Bara ternyata sadar sedang diperhatikan
Irina memberi tekanan pada kata 'pak dokter' dengan nada sebal
"Sombong sekali laki - laki ini!!kenapa juga pakai acara ketahuan sih kalau aku memperhatikan dia...bodohnya!!" Rutuk Irina dalam hati
"Tiingg!!"suara lift terbuka di lantai 5 tujuan Irina
Irina hendak beranjak keluar lift tapi sudah keduluan oleh Bara yg berkaki jenjang
"Dokter menyebalkan itu ikut turun di lantai yg sama. .oke hari yg sangat menyebalkan!!aargh!!" Rutuk Irina dalam hati
Mengikuti arah yg sudah diberitahu sebelumnya, Irina sampai di depan pintu bertuliskan nama 'Prof.Dr.Ilyas Gustav Sp.BTKV M.Kes'
"Tok. .tok. .permisi"ujar Irina mengetuk pintu dengan sopan
"Masuk"jawaban dari dalam
Irina masuk ke ruangan dengan wangi lavender berwarna krem itu
Di dalam ada dua orang laki - laki yang menggunakan jas putih dokter sedang duduk di sofa berwarna cokelat susu, tampak seperti berada di tengah pembicaraan
Laki - laki yg satu sudah berumur sekitar 50 keatas dengan rambut klimis penuh uban dan berwajah hangat penuh senyum.
Menggunakan kacamata, menambah kesan bijaksana di wajahnya
Laki - laki satunya masih muda sekitar 30 awal dan bertubuh jangkung. Berwajah blasteran,potongan rambutnya rapi, berkulit putih, dengan wajah kalemnya
terlihat sekali kesan cerdas terpancar di wajah ganteng dan matanya yg lembut tapi dalam tidak terprediksi itu
Type laki - laki yang biasa digandrungi para kamu hawa pikir Irina
"Ah. .ini pasti dokter Irina ya. .silahkan masuk. ."ujar dokter yg lebih tua
Irina masuk dan langsung dipersilahkan duduk di sofa berseberangan dengan laki - laki yang lebih muda
Di saku jas putihnya tersulam nama Dr.Bastian A.D Sp.BTKV
"Dokter Irina Aruna Yasmine right" perkenalkan nama saya Ilyas Gustav, kepala dokter divisi bedah jantung di rumah sakit ini. .saya sudah dengar reputasi
dan referensi anda. .sangat mengesankan. .tidak menyangka orangnya ternyata secantik ini. ."ujar profesor Ilyas dengan ramah dan bersemangat sambil berjabat
tangan "Terima kasih profesor Ilyas atas pujiannya. .saya belum apa - apa dibanding dengan dokter. .perkenalkan saya Irina Aruna Yasmine. ."sapa Irina tersenyum
ramah "Hahaha. .jangan merendah dokter Irina. .oh. .ya. .perkenalkan ini salah satu dokter bedah terbaik kami. .dokter Bastian. .kalian akan berada di satu bidang.
."kata profesor Ilyas
"Perkenalkan nama saya dokter Bastian Archard Denfort. .nice to meet you"ujar dokter tampan bernama Bastian itu dengan senyum hangat memperlihatkan kedua
lesung pipinya dan berjabat tangan dengan Irina
"Nice to meet you too dokter Bastian. .mohon bantuan untuk kedepannya. ."jawab Irina yg langsung mengenali dokter Bastian sebagai suami sahabatnya Edel
dari marga di belakang namanya
"team bedah siapa yg menjadi team dokter Irina nanti kira - kira ya?"tanya profesor Ilyas pada dokter Bastian
"Dipertemuan terakhir, team dokter Bara yg masih bisa ditambah tenaga dokter. ."jawab Bastian
"Dokter Bara ya. .sepertinya kamu akan sedikit mendapat kesulitan di awal nanti"ujar profesor Ilyas dengan wajah khawatir
"Saya akan berusaha menyesuaikan secepatnya dokter, jangan khawatir saya cepat belajar"kata Irina meyakinkan profesor Ilyas
"Bukan masalah pekerjaannya yg saya khawatirkan. .emmm"kata profesor Ilyas beradu mata dengan Bastian bingung menjelaskan pada Irina
"Tok. .tok. ."suara ketukan di pintu
"Masuk. ."jawab profesor Ilyas
Masuk laki - laki bertubuh jangkung dengan wajah ganteng blasteran yg Irina kenali bernama Bara
"Ah. .dokter Bara. .masuk. .masuk. ."sapa profesor Ilyas
Bara menghampiri mereka dengan wajah tanpa ekspresi lalu duduk di sofa yg kosong
"Ada yg ingin anda bicarakan profesor Ilyas?"tanya Bara dengan nada dan wajah datar
"Perkenalkan ini dokter Irina Aruna Yasmine yg akan bergabung menjadi anggota team bedah kamu. .dia adalah dokter bedah TKV dengan referensi yg sangat
baik, kalian akan jadi team yg handal" kata profesor Ilyas riang
"Salam kenal. .saya Irina Aruna Yasmine. .mohon bantuannya"sapa Irina mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan
"Bara. ."jawab Bara dengan singkat tanpa menjabat balik uluran tangan Irina
Irina yg bingung dengan sikap dingin Bara menarik kembali tangannya
"Sebelumnya saya sudah bilang tidak butuh asisten bedah, profesor. .saya tidak suka ada campur tangan orang lain yg belum pasti kemampuannya dalam operasi
saya. .kan sudah ada Azka yg selalu membantu saya dalam operasi sebagai spesialis jantung dan pembuluh darah"ujar Bara tanpa memperdulikan Irina
Profesor Ilyas menjadi tidak enak hati dengan Irina atas penolakan Bara
Bastian sudah terbiasa dengan sikap Bara yg sulit diajak kerjasama
Irina jadi kesal karena dirinya tidak mendapat pengakuan Bara
"Dokter Irina hanya sementara jadi asisten kamu Bara, setelah di nilai mampu memimpin team bedah sendiri selanjutnya dia akan keluar dari team kamu seperti
dokter bedah TKV baru di team lainnya, tidak ada salahnya kan kamu berbagi ilmu dan pengalaman dengan dokter baru disini, saya jamin kemampuan dokter Irina
sangat baik dan tidak akan menyusahkan kamu"bujuk profesor Ilyas
Irina yang sudah sangat kesal tapi hanya bisa menahan kemarahannya
"sombong sekali laki - laki ini!!mentang - mentang senior dan lebih pengalaman. .dia bilang kemampuanku belum pasti?". .mimpi apa aku semalam sampai ketemu
orang kayak gini?" rutuk Irina dalam hati
"Tapi saya terbiasa bekerja sendiri profesor. .saya tidak butuh asisten, selama ini kerja saya tidak ada masalah tanpa asisten bedah jadi untuk apa saya
punya asisten"masukkan saja ke team lainnya?"keluh Bara
"Team lain sudah pas personilnya Bara, hanya team kamu yang sulit menerima anggota, jika ditambahkan ke team lainnya maka team lain akan kelebihan anggota
dan menyulitkan dalam proses operasi. .lagipula aku sudah punya Kiet yg harus aku ajari sebagai asistenku. .Braga punya Dastan yg juga sama seperti Kiet,
asisten bedah yg masih perlu dilatih. .kami berdua tidak mungkin diberikan lagi dokter bedah baru. .giliran kamu Bara"ujar Bastian
Bara langsung bungkam karena kata - kata Bastian yg tepat sasaran
"Oke. .berarti tidak ada masalah lagi kan untuk pembagian team, besok kalian sudah bisa mulai bekerja dalam satu team, hari ini dokter Irina bisa melihat
- lihat sekeliling rumah sakit supaya lebih mengenali tempat bekerja kita selanjutnya. . ruang kerjanya pribadinya nanti tolong diberitahu juga ya"ujar
profesor Ilyas menutup pembicaraan tentang pembagian team sebelum Bara mengajukan protes kembali
Dengan wajah datar Bara meninggalkan ruang profesor Ilyas dan sempat melirik tajam Irina
Irina balas menatap tajam Bara karena kesal atas penolakan Bara
"Maaf untuk sikap dokter Bara ya. .dia memang sedikit dingin dan antipati, type yg sulit di dekati juga sulit cocok dengan orang sekitarnya tapi dia sangat
baik dan sangat berdedikasi pada pekerjaannya sebagai dokter. .meskipun tidak pernah menunjukkan sikap care"tutur profesor Ilyas meminta maaf pada Irina
"Tidak apa - apa profesor, saya hanya jadi ragu bisa bekerja sama dengan dokter Bara. .sepertinya dia kurang menyukai kehadiran saya diteamnya"kata Irina
"Jangan khawatir. .Bara memang ketus dan dingin tapi dia bukan type yg suka membawa - bawa masalah pribadi dalam pekerjaan. ."kata Bastian menenangkan
Irina "Benar kata dokter Bastian. .lama - lama dokter Bara pasti akan menerima kamu dengan tangan terbuka. .untung ada kamu Bastian. .jika tidak saya sudah pasti
mati kutu tadi dengan penolakan Bara. .kamu memang yg paling bisa mengendalikan Bara selain Braga"jawab profesor Ilyas
"Bara sering bertingkah kekanak - kanakan dan seenaknya tapi dia bukan orang jahat, tolong di maklumi ya dokter Irina, bagaimana pun kalian akan jadi satu
team, satu team harus saling bertoleransi satu sama lainnya. ."kata Bastian
"saya akan berusaha membuktikan kemampuan saya pada anda semua dan dokter Bara agar mau mengakui saya. .terima kasih sebelumnya sudah membela dan mendukung
saya"jawab Irina Profesor Ilyas berjalan ke arah meja kerjanya dan mengambil sesuatu dari laci kerja
Sambil membawa jas putih ditangannya, profesor Ilyas menghampiri Irina
"Ini jas kerja anda dokter Irina. .selamat bergabung disini"ujar profesor Ilyas menyerahkan jas putih dokter ditangannya pada Irina
Irina menerima jas putih dokter dengan nama Dr.Irina A.Y Sp.BTKV tersulam di sakunya
"Terima kasih profesor atas arahan dan bantuannya. . ."ujar Irina sambil berjabat tangan dengan profesor Ilyas
Irina dan Bastian keluar dari ruangan profesoe Ilyas.
Dengan bantuan Bastian, Irina memulai perkenalan dengan tempat kerja barunya


Boulevard Revenge Karya Crimson Azzalea di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dimulai dari memperlihatkan ruang kerja pribadi Irina dilantai 3 berseberangan dengan ruang kerja pribadi Bara lalu lanjut berkeliling rumah sakit
"Jadi ada alasan khusus kenapa memilih untuk bergabung disini"aku sudah dengar beberapa hal tentang kamu dari Edel. ."ujar Bastian
"Oya"Edel cerita apa aja tentangku"jangan - jangan sampai hal - hal aneh dia ceritakan semua ya?"tanya Irina tertawa kecil mengingat kebiasaan sahabatnya
Edel "Kamu tahu sendiri Edel kalau sudah cerita tidak bisa diberhentikan sampai dia selesai. .kalau tidak didengarkan pasti merajuk. ."jawab Bastian tersenyum
mengingat tingkah laku istrinya
"Kamu benar. .Edel memang seperti itu. .sebagai suaminya kamu pasti paling paham semua tentang dia. .aku tidak punya alasan khusus kenapa ke rumah sakit
ini. .hanya alasan biasa misalnya menambah pengalaman dan sebagainya. .lagipula disini ada Edel jadi aku tidak akan kesepian. ."jawab Irina
"Begitu ya"semoga betah dan nyaman di rumah sakit ini. .semua staff disini baik dan mudah diajak kerjasama. .yah kecuali Bara. .tapi jangan khawatir lama
kelamaan kamu pasti akan terbiasa dan dia juga akan terbiasa dengan kamu. ."ujar Bastian
"Dokter Bara itu anak pemilik rumah sakit ini ya"inisial nama belakangnya W, kependekan dari Witchlock kan". ."tanya Irina mulai memancing informasi tentang
Bara "Iya. .Bara adalah putera bungsu pak Gerard pemilik rumah sakit ini. .kenapa"apa kamu tertarik pada Bara?"tanya Bastian tersenyum geli
"Oh. .tidak hanya penasaran saja kenapa nama keluarganya sama. .karena aku seteam dengannya akan lebih baik aku tahu sedikit banyak informasi tentang partnerku
nanti. .supaya gak salah bersikap. .anak pemilik rumah sakit. .wah. .aku harus hati - hati ya sepertinya. ."ujar Irina langsung memutar balikkan kata agar
tidak dicurigai Bastian "kamu tidak perlu secemas itu karena Bara. .tenang saja. .ayo kita ke tempat Edel. .dia pasti sudah menunggu - nunggu kamu. ."ajak Bastian
"Oke. .aku juga ingin tahu dimana ruangan Edel. ."ujar Irina
Mereka sampai di area divisi spesialis kejiwaan berwarna merah muda lembut
Karena mendapat informasi dari suster disana yg mengatakan Edel sedang kontrol ke salah satu kamar pasien, Bastian dan Irina menuju ke tempat Edel sedang
melakukan tindakan Dari salah satu ruang rawat yg terdiri dari 4 orang pasien terlihat Edel tengah menangani pasien perempuan bersama beberapa pemuda yg sepertinya para calon
dokter yang sedang koas Edel mengenakan kemeja polos berwarna pink muda yg tertutup jas putih dokter dengan nama Dr.Edelwiss H.B.D Sp.Kj tersulam di saku jas putih dokternya
Rambut Edel diikat buntut kuda rapi dengan poni yg menambah kesan anggun di wajah ayunya
Make up tipis yg digunakananya sangat pas di wajahnya, cukup membuat laki - laki yang melihatnya terpana
Pasien Edel, wanita berumur sekitar 28 tahun, jelas sekali terlihat tidak normal
Wanita itu menggendong sebuah boneka seperti menggendong seorang bayi sambil meninabobokannya
"Bagaimana update terakhir dari hasil terapy farmakologis (farmakologis adalah terapy menggunakan obat pada pasien) minggu lalu?"ujar Edel pada salah satu
dokter muda di sampingnya
"Setelah terapy terakhir, pasien masih menunjukkan penambahan episode (episode adalah istilah kedokteran untuk fase atau stadium bertambah buruknya kondisi
penyakit pasien) . .mulai berhalusinasi mendengar suara tangisan bayinya"jawab salah satu dokter muda laki - laki yang berwajah oriental
Edel menerima grafik history dan pantauan perkembangan pasien lalu mengamatinya dengan seksama
"Selamat siang ibu Murti. .bagaimana kabarnya hari ini?"tanya Edel pada pasien bernama Murti yang sedang meninabobokan boneka ditangannya sambil tersenyum
ramah Mendengar sapaan Edel, pasien yang menderita depresi itu menoleh menatap Edel
"Baik dokter. .sangat baik karena anak saya sangat patuh hari ini"ujar perempuan itu sambil tersenyum membicarakan anak yang sebenarnya tidak ada
"Bagus sekali ya jika si kecil patuh hari ini. .apa yang sedang dilakukannya sekarang?"tanya Edel seakan melihat halusinasi yang dialami Murti
"Tiara sedang menatap ibu dokter dan sepertinya dia suka pada ibu dokter. .lihat dia mengulurkan tangan kanannya pada anda. .anak yang pintar"ujar Murti
"Benarkah"hai. .Tiara. .saya dokter Edelwiss yang merawat ibu kamu. .jangan nakal ya. ."ujar Edel sambil memegang tangan boneka yang digendong Murti seakan
halusinasi Murti benar - benar terjadi
"Ooh. .kamu haus sayang"bisakah saya mendapatkan sebotol susu bayi dokter"untuk anak saya Tiara. ."pinta Murti
"Agung tolong ambilkan sebotol susu untuk anak ibu Murti. .jangan lupa yang hangat dan khusus bayi"kata Edel pada salah satu dokter muda dibelakangnya
sambil memberi kode dengan tanpa suara berbunyi 'kosong'
Dokter muda bernama Agung menyanggupi apa yang dipinta Edel lalu kembali membawa gelas kosong dan memberikannya pada Murti
"Silahkan bu. ."kata Agung
Murti menyodorkan botol susu kosong itu ke mulut boneka di tangannya seakan benar - benar sedang menyusui seorang bayi
Edel dan para dokter lainnya mengamati dengan seksama semua tindak tanduk Murti
Irina dan Bastian mengamati dari luar tingkah laku pasien itu
"Apakah panasnya cukup bu Murti?"tanya Edel mengajukan pertanyaan lagi
"Sangat pas dokter Edelwiss. .Tiara sangat lahap meminumnya"kata Murti
"Sisa tinggal berapa susunya sekarang bu?"tanya Edel lagi
"Sekarang tersisa setengah botol dokter. .Tiara sudah tertidur sangat lelap. .mungkin sudah kekenyangan. .terima kasih dokter"kata Murti
"Sama - sama bu Murti. .oke saya permisi dulu ya bu Murti. .jangan lupa untuk mengikuti pengobatan ibu selanjutnya. .supaya ibu lekas sembuh jadi tidak
perlu ada di rumah sakit ini lagi. .bye Tiara"ujar Edel pamit sambil mengusap kepala boneka di gendongan Murti seperti mengelus kepala bayi sungguhan
Edel memberikan kode pada perawat disebelahnya untuk mengurus Murti dan meninggalkan ruangan diikuti keempat dokter muda dibelakangnya
Di depan ruang rawat Murti, Edel menulis report hasil pengamatannya lalu memberikan report itu pada dokter muda bernama Agung tadi
"Naikkan dosisnya. .pasien mulai mengalami episode lain berupa halusinasi perasa. .siapkan juga untuk jadwal terapi setelah pantauan terakhir terapi farmakologis.
."kata Edel "Baik dokter Edel. ."jawab dokter Agung
"Maaf dokter. .kenapa mengikuti halusinasi pasien"akan lebih baik kita menyadarkan pasien bahwa itu adalah halusinasinya saja kan?"tanya salah satu dokter
muda lainnya Edel dan ketiga dokter lainnya menoleh pada dokter muda yang bertanya tadi dengan tatapan heran
"Kamu lulusan mana"apa kamu anak tingkat 1"tolong ajari lagi dia teori dasarnya. .aku tidak mau harus mengajari masalah dasar seperti tadi. ."ujar Edel
pada dokter Agung "Baik dokter. .ayo"ajak dokter Agung mengajak rekan - rekannya terutama yang tadi bertanya karena takut Edel akan semakin kesal
Bastian dan Irina menghampiri Edel yang sedang mendesah panjang dengan ekspresi lelah
"Sibuk mentatar dokter - dokter muda Del?"ujar Irina tersenyum geli melihat ekspresi kesal Edel
"Hay Rin. .kapan sampai"hay sayang"ujar Edel kaget melihat Irina dan maju mencium pipi Bastian
"Baru saja. .tadi ke ruangan pak Gustav dulu dan di pandu touring sekeliling rumah sakit sama Bastian. ."jawab Irina
"Kok kamu tahu aku disini?"tanya Edel pada Bastian
"Suster Monica yang memberitahu kamu sedang kontrol disini. .aku pamit ya ada jadwal operasi jam 3 nanti. ."kata Bastian pamit
"Oke. .thanks ya. ."ujar Irina
"Jangan lupa makan. .vitaminnya aku taruh di meja kamu. .buah hari ini kiwi dan strawberry ada di kulkas ruangan kamu. .harus habis"rentet Edel mendongak
mengingatkan Bastian Bastian tersenyum dengan kebawelan Edel dan mengiyakan dengan mengecup kepalanya kemudian beranjak pergi
"Untung suamimu type sabar ya. .tidak mengeluh dengan kebawelan kamu"kata Irina tersenyum melihat interaksi Edel dan Bastian
"Karena itulah kita bisa nikah. .ke ruang kerjaku yuk. ."ajak Edel
Ruang kerja Edel berada di lantai 2 gedung khusus dokter divisi kejiwaan, didepan pintunya tertulis nama Dr.Edelwiss Hanum Banowati Denfort Sp.Kj
Ruangan minimalis yang rapi dan bersih dengan warna pink lembut itu beraroma terapy
Edel mempersilahkan Irina duduk di sofa lalu memberikannya minum oranye juice
"Ruanganmu bagus ya. .sangat nyaman cocok untuk psikiatris handal sepertimu"puji Irina sambil mengamati seisi ruangan Edel
"Thanks. .ruanganmu juga pasti akan lebih bagus lagi. .divisi bedah jantung, terkenal paling terjamin di rumah sakit ini"ujar Edel duduk di sofa berseberangan
dengan Irina "Iya aku sudah melihatnya tadi bersama suamimu. .memang area khusus dokternya paling besar dari yang lainnya. .tapi yang aku kurang suka adalah kenapa
di divisiku itu sampai pembagian ruang kerja pribadi juga sesuai dengan team?"keluh Irina kesal mengingat sikap Bara
"Untuk memudahkan pastinya. .memang kenapa"kamu sepertinya sangat tidak suka dengan aturan pembagian team itu?"tanya Edel
"Kalau aku satu team dengan suamimu Bastian atau team lainnya, mungkin aku tidak akan ambil pusing dengan aturan itu. .kenyataannya aku satu team dengan
dokter berhati dingin tanpa ekspresi itu. ."ujar Irina
"Dokter berhati dingin tanpa ekspresi"pasti Bara yang kamu maksud ya?"ujar Edel
"That's right. .siapa lagi yang bermuka datar selain dia disini?"kata Irina dengan wajah kesal
"Hahaha. .kamu benar - benar bad luck bisa seteam dengan Bara. .posisimu pasti first assistant Bara kan?"tanya Edel mentertawakan nasib sial sahabatnya
itu "Benar sekali. . sepertinya aku memang punya luck yang jelek. .aku tidak bisa membayangkan bagaimana situasi di meja operasi nanti. .apa tidak bisa ditukar
ya"aku bisa satu team dengan Bastian atau Braga. ."kata Irina
"Mmm. .setahuku tidak ada first assitant yang mau masuk ke team Bara. .Bara dokter bedah TKV yang handal loh. .kamu bisa banyak belajar dari dia. .dia
lulusan Harvard sama seperti Bastian dan Braga. ."kata Edel mulai memotivasi Irina
"Lulusan Harvard tapi sikapnya itu yang sepertinya tidak bisa diajak kerjasama. .bagaimana dong ya?"ujar Irina
"kamu biasanya tidak peduli meskipun harus berurusan dengan orang seperti apapun"apa karena Bara anak pak Gerard pemilik rumah sakit?"tanya Edel
"Aku malas saja bekerjasama dengan orang type seperti dia. .kalau aku takut karena dia anak pemilik rumah sakit ini harusnya aku tadi tidak mengajukan
pertanyaan untuk pindah ke team Braga kan. ."kata Irina
"Tenang saja. .Bara tidak seburuk perkiraanmu. .Bara lebih handal dalam bidang bedah jantung dari Braga. .makanya dia jadi dokter utama team 1. .urutan
team merupakan urutan kemampuannya juga loh. .harusnya kamu bangga bisa masuk team 1 meskipun harus seteam dengan Bara. ."kata Edel
"Aku rasa mau tidak mau aku harus menahan emosiku saat berhadapan dengan Bara. .salah - salah aku bisa di report jelek ke ayahnya. ."keluh Irina
"Bara tidak akan pernah melaporkan siapapun atau apapun terutama pada pak Gerard. .hubungan mereka berdua sangat tidak akur"kata Edel
"Oh ya"tidak akur bagaimana?"tanya Irina mulai tertarik
"Bara dan pak Gerard sudah tidak bertegur sapa semenjak kematian ibunya Delilah. .Bara beranggapan penyebab kematian ibunya adalah pak Gerard. .Bara bahkan
tidak tinggal dirumah keluarga Witchlock. ."kata Edel
"Sampai segitunya ya"kenapa Bara beranggapan seperti itu tentang ayahnya sendiri?"tanya Irina
"Entah. .tidak ada yang tahu alasan sebenarnya. .kejadian itu sudah lama sekitar 10 tahun yang lalu"kata Edel
"10 tahun yang lalu?"ujar Irina terkejut
"Waktu kematian istri Gerard sama dengan tahun terjadinya malpraktik pada ayah. .apa itu ada sangkut pautnya"apa kebencian Bara juga ada kaitannya dengan
kasus ayahku". .sebaiknya aku bertahan seteam dengan laki - laki es itu. .sepertinya, Bara lebih tahu banyak dibanding Braga. .ini kesempatanku mengorek
kebusukan Gerard" dalam hati Irina dengan mata penuh dendam
"Rin". .Irina. .kenapa kamu"kok diam seperti itu?"tanya Edel mengibaskan tangannya di depan wajah Irina
"Eh. .sory Del. .kenapa tadi?"tanya Irina tersadar dari lamunannya
"Malah melamun sendiri. .apa kamu jadi teringat kematian ayahmu karena aku membahas masalah 10 tahun lalu tadi?"tanya Edel
"Gak kok. .aku cuma terpikir mungkin aku terlalu salah sangka pada Bara. .pasti ada alasan dibalik sikap dinginnya itu ya kan". ."kata Irina
"Iya aku juga merasa begitu. .sebentar. .kamu kenapa melamun memikirkan Bara"kamu tertarik pada Bara ya?"kata Edel dengan senyum jail
"Siapa yang tertarik pada laki - laki beku tanpa ekspresi seperti dia?". .gak akan!!. ."ujar Irina
"Kamu harus mengakui Bara itu ganteng kan"disamping sikapnya yang cool, wajah dan sosoknya keren kan?"kata Edel meledek Irina
"Keren apa"wajahnya saja tidak ada ekspresinya begitu. .menang berwajah blasteran saja makanya terkesan keren. .awas Bastian dengar nanti salah sangka
loh"kata Irina "Bastian bukan type pencemburu. .apalagi dengan Bara. .mereka sudah bersahabat dari saat masih kuliah di Harvard. ."kata Edel santai
"Kamu membicarakan Bara sampai segitunya. .jangan - jangan kamu yang menyimpan rasa pada Bara?"ujar Irina
"Buat apa suka pada Bara kalau aku punya Bastian". .my husband is so perfect so I don't need another man. ."ujar Edel dengan wajah bangga
"I See. .jadi sahabatku yang dulu tidak bisa percaya pada laki - laki ini sekarang sudah menemukan laki - laki yang bisa dipercayainya". .aku turut bahagia"ujar
Irina tersenyum tulus pada Edel
"Bisa dikatakan seperti itu. .buatku sekarang Bastian dan Vino adalah cahaya terang yang menyelamatkan aku dari kegelapan panjang. .aku harap kamu juga
bisa segera menemukan cahaya penyelamatmu Rin. ."kata Edel menatap Irina penuh simpati
"I hope so. . ."jawab Irina dengan singkat sambil tersenyum menyembunyikan kegetirannya mendengar kata - kata Edel
"Seandainya bisa sesimple itu. .aku tidak perlu susah payah hingga sekarang demi membalaskan dendamku pada Gerard dan rumah sakit terkutuk ini, Del. .aku
ingin seperti kamu, bisa mengesampingkan rasa sakit hati masa lalu dan menemukan cahaya penolong yang bisa membawa kita kembali hidup bukan seperti aku
sekarang. .tapi aku tidak bisa. .dendam ini tidak bisa aku hilangkan. .mungkin aku ini hidup tapi mati rasa, Del. ." dalam hati Irina sambil tersenyum
penuh kepedihan 02. Emergency Decision Cahaya matahari pagi yang hangat menyinari bangunan megah berwarna krem dengan halaman asri yang terhampar luas di pusat kota Jakarta
Suasana sibuk sudah terlihat dirumah sakit berlambang daun maple itu
Para staff profesional rumah sakit Boulevard dengan gesit dan cermat menangani setiap pasien yang membutuhkan pertolongan mereka
Di gedung khusus dokter divisi bedah jantung, Irina sedang sibuk merapikan dan menata kantor barunya di lantai 3
Kantor Irina adalah ruang kantor yang cukup luas berwarna krem, penataannya rapi dan selaras, meja kerja cukup besar dan sofa berwarna krem, rak buku dan
lemari berwarna krem melengkapi isi kantor pribadi Irina
Berseberangan dengan kantor Irina, adalah kantor pribadi Bara
Irina mengintip dari kaca kantornya untuk melihat kantor dengan nama 'Dr.Bara Darren Witchlock Sp.BTKV' di depan pintunya
Kantor bernuansa biru dan putih itu terlihat masih kosong, belum terlihat tanda - tanda kehadiran pemiliknya
"bagus. .kantorku berseberangan dengan kantor Bara. .kesempatanku mencaritahu apa kaitan Bara dan kematian ibunya dengan kasus ayahku semakin dipermudah
oleh tata letak kantor kami" dalam hati Irina memberi penilaian pada kantor Bara
Irina keluar dari ruangannya sambil melihat kanan kiri lorong
Berdiri di depan pintu kantor Bara dan mengintip ke dalam
" Laki - laki es itu kelihatannya belum datang. .memang team 1 tidak ada jadwal operasi di pagi ini. .kantornya saja terlihat sedingin ini apalagi pemiliknya.
.benar - benar pangeran dingin. ." dalam hati Irina
"Apa mengintip ruang pribadi orang lain adalah hobbymu?"ujar Bara yang muncul di belakang Irina
"Astaga!"ujar Irina menoleh dengan kaget ke arah Bara
"Sedang apa kamu dr.Irina?"tanya Bara dengan wajah tanpa ekspresi
"Aku. .aku mencari kamu tapi tadi aku lihat kantormu kosong. .maaf" kata Irina menyembunyikan kekagetannya
"Buat apa kamu mencariku?" tanya Bara
"Aku mau menanyakan apa hari ini team kita ada operasi atau tidak". .apa jadwal team 1 hari ini"aku belum tahu makanya aku mencarimu" kata Irina
"Bukankah kamu sudah diberikan jadwal operasi semua team bedah jantung kemarin oleh Bastian?" tanya Bara
"Iya tapi aku kan perlu juga memastikan tidak ada perubahan atau jadwal dadakan. .memangnya salah" kamu sepertinya mencurigaiku?" tanya Irina membalikkan
pertanyaan Bara "Siapapun yang mengintip ruangan pribadinya sambil mengendap - endap sepertimu pasti akan jadi curiga. .aku beritahu dr.Irina, disini bukan tempat untuk
main detektif - detektifan jadi aku harap kamu tidak mengusik privacy siapapun terutama aku. ." kata Bara sambil beranjak memasuki ruangannya
"Siapa yang berusaha mengusik privacy anda dokter Witchlock yang terhormat " ujar Irina memberikan penekanan pada kata dokter Witchlock
Mendengar ejekan Irina, Bara menghentikan langkahnya lalu berbalik menunduk menatap Irina dengan ekspresi dingin
"Satu lagi. .jangan pernah memanggilku dengan nama Witchlock. .paham" ancam Bara dengan suara mengancam yang dingin
Irina bergidik dengan ancaman Bara hanya bisa menatap heran sikap Bara
"Apa yang kamu lamunkan disitu dr.Irina" kamu mau mengetahui apa yang akan dilakukan team 1 hari ini atau tidak?" ujar Bara sambil beranjak memasuki ruangannya
"Iya. .balok es. ." ejek Irina dengan suara pelan lalu mengikuti Bara masuk ke ruangannya
Di ruangan Bara bernuansa biru dan putih, dinding bercat putih bersih, sofa berwarna biru gelap, interior berwarna putih dan biru, ada bunga berwarna biru
ditaruh di Vas putih dekat meja kerja Bara
Irina melihat sekeliling kantor Bara dengan ekspresi terkesan
"Silahkan duduk"kata Bara mempersilahkan Irina duduk di sofa biru
Irina duduk disofa yang dipersilahkan Bara
Bara membuka jas yang dikenakannya lalu menaruhnya dibelakang kursi kerjanya kemudian membuka rak buku dibelakang kursi kerjanya seperti mencari sesuatu
Irina memperhatikan Bara dari belakang
"Kalau bukan anak Gerard dan tidak sedingin itu,si pangeran es ini kuakui memang keren dengan tubuh jangkung dan proposional seperti itu, bahunya lebar
dan kakinya jenjang, perempuan mana yang tidak tertarik. .aku harus hati - hati. .jangan sampai aku melibatkan perasaan. .Bara adalah tiket ekspressku
untuk membalas dendam pada Gerard. ." dalam hati Irina
Bara berbalik memegang satu map berisi berkas pasien lalu duduk di meja kerjanya sambil membaca dan menulis tanpa memperdulikan Irina
Irina yang bingung harus melakukan apa jadi mulai gelisah
"Hei. .apa yang harus dilakukan hari ini?"tanya Irina mulai tidak sabar
Bara berhenti menulis lalu menatap Irina dengan ekspresi terganggu
"Anggota team lainnya akan datang kesini jadi tunggu saja sebentar. ."ujar Bara
"A. ."baru saja Irina ingin mengajukan pertanyaan lain Bara sudah memotongnya
"Dan . .jangan menggangguku lagi"ujar Bara sambil melanjutkan aktifitasnya
Irina benar - benar kesal dengan sikap Bara
"Laki - laki ini benar - benar menyebalkan! Kalau memang menyuruhku menunggu setidaknya dia kan bisa memberitahuku case pasien yang sedang ditangani team.
.benar - benar sombong sekali dia! Aarrgghh!!" keluh Irina dalam hati sambil mengepalkan tangannya dengan ekspresi sebal
"Tok. .tok. ."suara pintu di ketuk
"Masuk"jawab Bara singkat
"Cklekk. ."suara pintu terbuka masuk 2 orang laki - laki dan 2 orang perempuan
Perempuan pertama yang memimpin keempat orang yang baru datang itu , bertubuh semampai, wajahnya cantik blasteran, berhidung mancung dengan kulit putih
bersih, berambut kemerahan diikat rapi buntut kuda, mengenakan kemeja warna biru langit dibalik jas putihnya dan celana panjang hitam, sangat pas ditubuhnya
yang langsing, tersulam nama Dr.Villan.C.M Sp.An-KAKV
Dibelakangnya menyusul laki - laki bertubuh tinggi sekitar 170an, berwajah asli indonesia, berkulit kuning langsat, rambutnya rapi,wajahnya tampan khas
indonesia, hidungnya mancung, raut wajah ramah, mengenakan kemeja putih dibalik jas putihnya dan celana panjang hitam, nama Dr.Azka.P.W Sp.Jp tersulam
di sakunya Laki - laki satunya bertubuh besar dengan tinggi 180an dan berwajah batak, kulitnya sawo matang, rambutnya rapi, mengenakan baju serba putih seperti perawat
laki - laki dan ada nama Genta Lubis di sakunya
Yang terakhir perempuan bertubuh sedang, berwajah asli indonesia, berkulit kuning langsat,rambut tersemat rapi, bermata bulat dan mengenakan baju serba
putih perawat, dengan nama Anya Saskia di sakunya
Keempat orang itu masuk dan menghampiri Irina yang sedang duduk
"Hay. .dokter Irina. .perkenalkan namaku Azka Praja Wira. .panggil saja Azka. .dokter spesialis jantung team 1. .salam kenal"ujar Azka berjabat tangan
dengan Irina "Hay salam kenal dokter Azka. .saya Irina Aruna Yasmine. .panggil saja Irina. .mohon bantuannya"ujar Irina berjabat tangan dengan Azka
"Dokter Irina. .perkenalkan aku Villan Cassandra Mogent. .dokter anastesi team 1. .nice to meet you"ujar Villan berjabat tangan dengan Irina setelah Azka
"Nice to meet you too dokter Villan. ."ujar Irina berjabat tangan dengan Villan
"Dokter Irina selamat bergabung di team 1. .saya Genta Lubis. .perfusionist team 1. .saya siap mensupport dokter Irina"ujar Genta penuh semangat menjabat
tangan Irina "Terima kasih Genta. ."ujar Irina menjabat tangan besar Genta
"Dokter Irina. .saya Anya Saskia, suster bedah team 1. .jika butuh bantuan bisa langsung dengan saya. ."ujar suster berwajah lembut bernama Anya menjabat
tangan Irina "Terima kasih banyak suster Anya. ."ujar Irina berjabat tangan dengan Anya
"Akhirnya team 1 dapat tambahan anggota team juga. ."ujar Azka girang menatap Bara yang tetap dengan ekspresi datar
"Sudah kamu informasikan kita akan membantu team 3 menangani pasien jantung gawat darurat yang ditransfer dari rumah sakit cabang?"tanya Villan menghampiri
Bara dan merangkul bahu kirinya
"Belum. .akan lebih baik langsung dilaksanakan dilapangan saja. .tidak ada yang perlu dibicarakan juga. .sebaiknya kita semua bersiap di unit gawat darurat"ujar
Bara singkat lalu beranjak diikuti Villan
Irina melihatnya dengan terheran - heran interaksi Bara dan Villan
"Tidak usah heran dokter Irina. .mereka berdua itu sudah bertunangan jadi ya dibiasakan saja melihatnya"kata Azka mengerti dengan keheranan Irina
"Oya" mereka itu tunangan" tapi sepertinya ada yang janggal dengan interaksi keduanya. ."ujar Irina heran
"terlihat sekali ya". .dokter Bara seperti tidak perduli dengan dokter Villan kan?"kata Genta
"Hush. .jangan meracuni dokter Irina dengan gosip sesama team kita. .apalagi ini urusan pribadi. .sebaiknya jaga ucapanmu"ujar Anya pada Genta
"Aku tidak meracuni dokter Irina. .aku berniat baik memberikan informasi tentang team kita supaya dokter Irina tidak tercengang kaget"kata Genta
"Aku rasa kalau kalian berdua yang disebut bertunangan dokter Irina akan lebih percaya. .ya kan dokter Irina?"ujar Azka malah menggoda Genta dan Anya
Irina tersenyum setuju dengan pernyataan Azka tentang keduanya
"Apa kami berdua terlihat seperti itu dokter Azka?"tanya Anya terkejut
"Sangat terlihat suster Anya"ujar Azka
Genta dan Anya malah saling tatap dengan sebal membuat Irina tertawa melihat keduanya
"Ayo kita susul pasangan kaku itu ke UGD. .oiya. .maaf sebelumnya dokter Irina. .sepertinya dokter Bara tidak menjelaskan apa yang akan kita lakukan hari
ini. ."ujar Azka mengajak mereka menuju UGD menyusul Bara dan Villan
Diperjalanan Azka menjelaskan tugas yang akan mereka kerjakan hari itu pada Irina
Di unit gawat darurat Bara dan Villan sudah bersiap membaca detail pasien yang akan mereka terima dari bagian gawat darurat
Disebelah Bara dan Villan ada dokter lain bertubuh jangkung dengan wajah blasteran sedang berdiskusi dengan Bara, Irina bersama Azka menghampiri mereka
"Apa pasiennya sudah tiba". .hay dokter Braga"tanya Azka sambil menyapa laki - laki disebelah Bara
"Belum. .hampir tiba tapi ini data pasien yang akan kita terima. .di side A pasien yang akan diterima Team 1 yang side B akan diterima team 3. ."ujar Bara
memberikan tab berisi data pasien pada Azka
"ini dokter baru yang dikatakan profesor Ilyas ya". .perkenalkan saya Braga Dereck Witchlock. .dokter bedah utama team 3. .salam kenal dokter Irina"ujar
Braga berjabat tangan dengan Irina
"Salam kenal juga dokter Braga. .saya Irina Aruna Yasmine. .mohon bantuannya"jawab Irina berjabat tangan dengan Braga
"Jadi ini Braga anak sulung Gerard. .sangat berbeda dengan adiknya Bara. .wajahnya sangat hangat dan ramah meskipun mereka tidak bisa menutupi hubungan
darah keduanya dengan kemiripan wajah mereka. .aku harus bisa mendekati Braga disamping menyelidiki Bara. .siapa tahu dia mempunyai informasi lain yang
bisa aku gunakan untuk menjatuhkan Gerard"dalam hati Irina menatap Braga dengan tatapan misterius
"Kenapa team 2 tidak ikut?"tanya Azka sambil membaca data yang diberikan Bara berbagi dengan Irina
"Team 2 sedang ada 3 jadwal operasi rumit" jawab Braga
"Pasien gawat sebanyak ini ditransfer dari rumah sakit mana?" tanya Irina melihat data pasiennya
"Dari rumah sakit cabang Boulevard juga. .disana terkena musibah gempa besar jadi pasien gawat darurat jantungnya ditransfer kesini yang mempunyai team
bedah jantung paling banyak dan terbaik"jawab Braga menjelaskan pada Irina
"Catatan pasien yang diterima dari sana tidak cukup detail menjelaskan history pasien. .ini sama saja memindahkan pasien yang baru ke sini. .tidak ada
penjelasan penanganan apa saja yang sudah dilakukan pihak rumah sakit sana"ujar Irina


Boulevard Revenge Karya Crimson Azzalea di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Memang seperti itu rumah sakit cabang karena belum ada fasilitas dan SDM dokter yang cukup mampu menanganinya. .bukan hanya sekali ini pihak sana melakukannya.
.bahkan untuk pasien - pasien kelas berat juga selalu dioper ke sini. .makanya kita dibuat 3 team bedah jantung untuk bisa mengatasinya. ."kata Azka
Irina tidak habis pikir dengan kinerja rumah sakit cabang bahkan rumah sakit cabang Boulevard juga mengalami masalah yang sama dengan rumah sakit cabang
biasa lainnya "Pasien tiba. .Villan stay ready disini dan bersiap untuk pasien yang perlu operasi. .di data pasien nomor 4 mengidap Kardiomiopati (penyakit karena adanya
kerusakan atau gangguan pada otot jantung sehingga dinding - dinding jantung menjadi tidak bergerak secara sempurna ketika memompa darah dan menyedot darah)
besar kemungkinan mengalami episode lain saat bencana. .ayo"ajak Bara memberi perintah pada Villan untuk tetap di ruang gawat darurat lalu mengajak yang
lainnya menghampiri pasien yang diturunkan dari mobil ambulans dan dibawa memasuki unit gawat darurat
"Siap. . ."jawab Villan menghubungi bagian ruang operasi untuk membuat persiapan
"Cecillia bersiap untuk kemungkinan operasi pasien nomor 7. .menurut data menderita CAD (Coronary Artery Disease atau disebut penyakit jantung koroner
adalah penyempitan atau penyumbatan arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung sehingga aliran darah melambat menyebabkan jantung tidak mendapat cukup
oksigen dan zat nutrisi). .kemungkinan bisa mengalami episode lanjutan saat bencana terjadi. .aku akan cek kondisinya dulu"ujar Braga pada dokter anastesi
berwajah oriental "Baik. ."ajak Cecillia menghubungi bagian ruang operasi seperti yang dilakukan Villan
"Dastan. .Atthar!!"teriak Braga memanggil dua dokter laki - laki yang sedang membaca data pasien tidak jauh dari mereka dan berlari menghampiri ke luar
ruang gawat darurat Irina dan Azka mengikuti Bara, begitupun Genta dan Anya yang sudah menghampiri ambulans terlebih dahulu untuk membantu menuruni pasien
Team ambulans dengan gesit dan terampil menurunkan pasien dan dibantu tema medis membawa masuk pasien
Bara menghampiri pasien pertama dan melihat nama pada gelang pasien yang bernomor 4 lalu langsung mengidentifikasi kondisi pasien
Menggunakan stetoskop memeriksa denyut jantung, denyut nadi dan memeriksa suhu tubuh juga kondisi kaki pasien
"Heart failure (gagal jantung adalah kondisi dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke seluruh bagian tubuh secara efektif akibatnya darah bisa
masuk ke paru - paru atau bagian tubuh lainnya). .CPR (resusitasi kardiopulmoner adalah metode darurat untuk menyelamatkan jiwa berupa respirasi atau pernapasan
buatan dan kompresi dada yang digunakan untuk merestart jantung dan paru - paru). .pantau kondisi dan bersiap untuk operasi"ujar Bara memberikan komando
pada Irina "Siap. ."ujar Irina langsung mengambil alih pasien dengan memberikan CPR setelah pasien dibawa masuk ke ruang UGD sesuai arahan Bara.
Bara menghampiri pasien yang sedang diperiksa Azka untuk mengetahui kondisinya
"Fibrilasi Atrial (gangguan ritme listrik jantung yang menyebabkan kontraksi otot jantung tidak beraturan dan memompa darah secara tidak efisien). .bawa
ke dalam untuk di defibrilasi (proses pertolongan dimana sentakan listrik dikirimkan ke jantung untuk memperbaiki irama jantung) "ujar Azka memberikan
diagnosanya dan mengikuti pasien ke dalam ruang gawat darurat
"Dokter Bara!!"teriak Genta memanggil Bara disebelah pasien berikutnya
Bara berlari menghampiri Genta dan pasien berikutnya
Di sisi lainnya Braga dan teamnya juga sibuk memantau kondisi pasien transfer untuk mengecek kondisi pasca bencana gempa
Pasien transfer berjumlah 12 sehingga cukup membuat sibuk kedua team bedah jantung karena beberapa kondisi pasien memburuk akibat bencana gempa tersebut
Irina masih menangani pasien nomor 4 yang mengidap Kardiomiopati kemudian didiagnosa mengalami gagal jantung oleh Bara
"Siapkan defibrilator (alat sentakan listrik yang digunakan untuk proses perbaikan irama jantung) !"teriak Irina pada suster di ruang gawat darurat setelah
selesai memberikan CPR Suster menyiapkan mesin Defibrilator dan membantu Irina memasangkannya pada pasien
"Mulai dengan 200 mV. .shock!"perintah Irina sambil mengarahkan pedal kejutan listrik Defibrilator ke dada pasien
Suster memutar tombol alat defibrilator sesuai perintah Irina
"Sekali lagi. .shock!"perintah Irina lagi mengejutkan dada pasien lagi dengan defibrillator
Suster sekali lagi mematuhi perintah Irina untuk mengaktifkan defibrilator
Setelah memberikan dua kali kejutan listrik pada pasien Irina mengecek denyut jantung di dada pasien
"Denyut jantungnya kembali. .segera siapkan untuk operasi CABG (Coronary Artery Bypass Grafting adalah operasi jantung untuk membuat jalan pintas pada
pembuluh darah yang tersumbat dengan pembuluh darah lain yang diambil dari bagian tubuh pasien lainnya, biasanya diambil dari pembuluh darah di kaki, lengan
bawah, atau payudara) "perintah Irina pada suster
"Baik dokter"ujar suster mematuhi perintah Irina dan membawa pasien ke ruang operasi
Irina bersiap menyusul tapi ditahan oleh Villan yang sejak tadi bersiaga jika terjadi operasi langsung menghampiri mendengar perintah operasi dari Irina
"Bawa ke ruang operasi 1 yang sudah aku minta siapkan sebelumnya. . dokter Bara akan melakukan operasinya"ujar Villan pada suster yang diperintah Irina
tadi "Baik dokter Villan"jawab suster itu membawa pasien ke ruang operasi ditemani 2 suster lainnya
"Dokter Irina, sebaiknya kamu memberitahu Bara karena Bara tidak suka dokter baru apalagi asisten bedahnya melakukan operasi tanpa ijinnya. .aku akan melakukan
anastesi lebih dulu sambil menunggu Bara dan yang lain"kata Villan pada Irina lalu beranjak pergi menyusul pasien tadi
"Aku sebenarnya bisa melakukan operasi itu sendiri tapi prosedurnya Bara dokter bedah utamanya. .benar - benar menyebalkan. .hish!"ujar Irina kesal bergegas
mencari Bara Irina menemukan Bara yang sedang memberikan pertolongan pertama pada pasien lainnya di sebelahnya Azka yang juga tidak kalah sibuk dengan Bara
"Dokter Bara. .pasien nomor 4 sudah dibawa ke ruang operasi untuk operasi CABG. .kondisi denyut jantung sudah kembali setelah CPR dan Defibrilasi" lapor
Irina menghampiri Bara "Sesuai perkiraanku. ."ujar Bara lalu mempercepat proses defibrilasi yang sedang dilakukannya pada pasien
"Mulai 200mV. .shock!"ujar Bara melakukan defibrilasi pada pasien
Setelah melakukan 2x defibrilasi, Bara mengecek denyut jantung pasien
"Ritme jantungnya sudah kembali normal. .bawa ke ruang rawat dan berikan obat anti arritmia. .ini dosis dan obatnya. .pastikan kondisi stabil dan pantau
terus ritme jantungnya. .jika terjadi sekali lagi kondisi tadi segera hubungi aku untuk dilakukan operasi"perintah Bara menulis nama obat dan dosisnya
di papan catatan pasien dan memberikannya pada suster
"Baik dokter Bara"ujar suster membawa pasien sesuai perintah Bara
"Azka. .bagaimana kondisi disini?"tanya Bara menghampiri Azka
"Disini ok. .pasien nomor 1 dan 2 sudah stabil dan tidak memerlukan operasi. ."jawab Azka
"Oke. .pasien 3, 5 dan 6 juga sudah stabil bisa kita lakukan operasi setelah pantauan farmakologi terlebih dahulu. .pasien nomor 4 masuk ruang operasi.
.siap CABG"ujar Bara kemudian beranjak pergi menuju ruang operasi
"Siap. .suster tolong bawa pasien ke ruang rawat berikan obat sesuai dosis yang sudah aku catat disana" pinta Azka kemudian meninggalkan ruang gawat darurat
menyusul Bara Irina menyusul Azka dan Bara tapi berhenti saat melihat salah satu anggota team 3 seperti sedang kebingungan menangani pasien
Sempat ingin bersikap masa bodoh karena malas kena bentak Bara jika terlambat menyusul ke ruang operasi tapi tidak jadi dan berbalik lagi
"Sudah dua kali kena bentak dalam sehari oleh si balok es itu sekarang malah sok pahlawan membantu team lain. .this is your bad day Irina. .aargh!" ujar
Irina lalu menghampiri anggota team 3 yang sedang berusaha menangani pasien
"Ada yang bisa dibantu dokter?"tanya Irina
"Ah. .dokter. .Irina. .bedah TKV. .kebetulan. .pasien mengalami kondisi yang tidak normal. .ini. .um"ujar dokter dengan nama Dr.Atthar A.K Sp.Jp sedikit
gugup dan bingung "Maaf biar aku cek dokter Atthar. .permisi"ujar Irina tidak sabar mendengar penjelasan Atthar yang gugup
Irina melakukan pengecekkan menggunakan stetoskopnya mendengar denyut jantung pasien kemudian melihat data pasien untuk memeriksa laporan kondisinya
"Sudah dilakukan defibrilasi?"tanya Irina pada Atthar
"Sudah tapi kondisi ritmenya masih bermasalah hanya kembali normal sementara tapi saat aku pergi menangani pasien lainnya sekitar 10 menit, ritmen jantungnya
kembali bermasalah"ujar Atthar
"Oke. .suster defibrilasi sekali lagi"perintah Irina
Setelah melakukan 2x defibrilasi, Irina mengecek ritme jantung pasien sambil menunggu sekitar 5 menit
"Ini gagal jantung. .bersiap operasi CABG "ujar Irina
"Tapi siapa yang akan melakukan operasinya?"tanya Atthar
"Hah"dokter Braga sebagai dokter bedah utama teammu kan?"ujar Irina bingung dengan pertanyaan Atthar
"Dokter Braga sedang melakukan operasi pada pasien gagal jantung. .hanya ada aku disini untuk memantau kondisi pasien lainnya"ujar Atthar
"First assitant bedahnya saja kalau begitu"ujar Irina memberi masukan
"Tidak bisa. .Dokter Dastan juga sedang melakukan operasi pemasangan ICD (Implantable Cardioverter Defibrillator adalah alat pacu jantung berupa perangkat
kecil yang diletakkan dibawah kulit di dada atau perut untuk memantau detak jantung secara terus menerus dan mengirimkan kejutan listrik untuk memulihkan
detak jantung normal) pada pasien lainnya"ujar Atthar
"Aku tidak bisa melakukannya karena aku first asisstant dokter Bara. .dia tidak mengijinkan first assistant baru melakukan operasi sendiri tanpa ijinnya"ujar
Irina kesal mengingat kata - kata Villan
"Tapi bagaimana dengan pasiennya" aku bukan dokter bedah jantung. ."tanya Atthar ngeri
Irina menatap wajah Atthar yang ketakutan dan melihat wajah pasien yang membutuhkan pertolongan segera dengan bimbang
"Ah. .masa bodohlah dengan dokter dingin itu. .dia sendiri yang waktu itu bilang tidak butuh asisten jadi dia pasti tidak butuh kehadiranku di operasinya.
.pasien ini lebih butuh aku dibanding dokter beku itu. .urusan kena marah itu urusan nanti" dalam hati Irina
"Ayo bawa ke ruang operasi. .suster segera siapkan ruang operasi. .aku yang akan melakukan operasinya"ujar Irina
"Baik dokter"ujar suster membawa pasien sesuai arahan Irina
"Terima kasih dokter Irina. ."ujar Atthar
"Sudah bicaranya. .ayo kita lakukan operasinya. .aku butuh dokter anastesi. .bagaimana?"tanya Irina sambil menuju ruang operasi bersama Atthar
"Aku akan coba hubungi dokter anastesi team dokter lain selain team bedah jantung. ."ujar Atthar
Di ruang operasi, Irina yang sudah mengganti pakaian dengan pakaian dokter khusus proses bedah berwarna biru memasuki ruang bedah setelah mencuci kedua
tangannya hingga ke siku dan menggunakan masker juga topi bedah untuk menutupi rambutnya
Suster segera membantu memakaikan mantel bedah berwarna serupa dan memasangkan kedua sarung tangan bedah pada Irina
Atthar dan dokter anastesi sudah bersiap disana melakukan anastesi lebih dulu
"Saya dokter Risa, anastesi dokter bedah syaraf yang dimintai tolong oleh dokter Atthar. .salam kenal dokter Irina"ujar dokter anastesi bertubuh sedang
di seberang Irina "Terima kasih atas kesediaannya dokter Risa. ."ujar Irina
"Pasien siap operasi dokter Irina"ujar dokter Risa sambil memantau kondisi pasien melalui alat pemantau kondisi pasien
"Oke ayo kita mulai operasi CABG ini. .dokter Atthar tolong bantu saya"ujar Irina
"Baik dokter Irina" ujar Atthar sedikit gugup
Irina melakukan operasinya dengan lancar dan teliti
Di ruang operasi team 1 "Kemana dokter Irina?"tanya Bara sambil melakukan operasinya tanpa kehadiran Irina
"Tadi sewaktu aku kesini, dokter Irina mengikuti dibelakangku tapi saat sampai disini aku tidak melihatnya lagi. .mungkin membantu penanganan di UGD dulu.
.sebentar lagi mungkin akan segera kesini. ."ujar Azka menutupi kesalahan Irina
Di ruang operasi lainnya, team 2 baru selesai melakukan 3 operasi rumit
"Selamat atas operasi yang sukses dokter Bastian. ."ujat anggota team 2 memberikan applause pada Bastian yang baru selesai melakukan operasi terakhir di
hari itu "Terima kasih atas bantuannya. .ayo kita istirahat dulu. .hari ini cukup melelahkan bukan?"ujar Bastian dengan ramah mengajak anggota teamnya untuk beristirahat
setelah pasien dibawa suster ke ruang pemulihan
Saat di lorong unit operasi, Bastian berpapasan dengan Bara yang juga baru selesai melakukan operasi di ruang lainnya dan saling bertatap mengisyaratkan
tanda saling memberi selamat
Dari ruang di tengah antara ruang operasi Bastian dan Bara, Irina keluar bersama Atthar dan suster yang sedang membawa pasien selesai operasi
Bastian terkejut karena tahu Bara tidak suka jika first assistantnya melakukan operasi sendiri tanpa ijin dan panduannya
"Itu dokter bedah jantung yang baru kan" dokter Irina. .bukankah dia asisten dokter Bara" kenapa melakukan operasi sendiri tanpa dokter Bara" wah. .cari
mati dia. ."ujar dokter disebelah Bastian dengan nama Dr.Takhrit.S Sp.BTKV di sakunya
"Lihat saja tatapan dokter Bara sekarang. .seperti siap menelannya hidup - hidup. .dokter Atthar juga sedang apa ikut dalam operasi bunuh diri itu" dia
kan anggota team 3?" ujar dokter lain dengan nama Dr.Bumi.A Sp.An-KAKV di sakunya
"Ssst. .jangan memanas - manasi keadaan kalau tidak bisa membantu. .kasian dokter Irina. .bagaimana pun tindakannya tidak bisa dikatakan salah kalau bisa
menyelamatkan pasien"ujar dokter wanita di sebelah Bumi dengan nama Dr.Cello.I Sp.Jp di saku bajunya
Pasien Irina dibawa ke ruang pemulihan melewati Bara, Villan dan Azka yang menatap Irina juga Atthar
Villan dan Azka menatap Bara lalu Irina dengan cemas
Atthar dan Risa ketakutan melihat tatapan Bara yang tajam
Irina justru tidak bergeming sedikitpun dengan tatapan Bara dan balik menatap Bara
"Maaf dokter Irina. .dokter Atthar saya permisi. ."ujar dokter Risa bergegas pergi karena ngeri melihat tatapan mata Bara
"Psst. .dokter Atthar kesini. ."panggil Takhrit pada Atthar
Bara langsung menghampiri Irina tanpa basa basi dan berdiri dihadapannya
"Apa" mau marah" silahkan. .pasien itu gawat darurat mau bagaimana lagi" aku tidak mungkin membiarkannya begitu saja kan" dia bisa expire (istilah kedokteran
untuk kata meninggal) kalau menunggu yang lainnya . ." Ujar Irina tanpa takut sedikit pun
Braga baru muncul bersama Dastan yang juga baru muncul selesai operasi menatap pemandangan ditengah lorong unit operasi
"Ada apa ini?"tanya Braga menghampiri Bastian
"Dokter Irina, first assistant Bara melakukan operasi sendiri tanpa Bara. ."jawab Bastian sambil menghela napas
"Gawat. .Bara benci sekali tindakan seperti itu dari first assistantnya"ujar Braga melihat ke arah Bara dan Irina yang sedang perang saling menatap di
tengah lorong "Lebih baik anda tanyakan pada anggota team anda ini dokter Braga"ujar Takhrit menepuk bahu Atthar yg ketakutan
"Atthar. .bagaimana kejadiannya" Apa kamu terlibat?"tanya Braga pada Atthar
"Begini dokter Braga. ."ujar Atthar menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada mereka
Bara hanya menatap tajam Irina lalu menarik tangan Irina keluar dari unit operasi
"Hey. .dokter Bara. .lepaskan"ujar Irina berusaha melepaskan cengkraman Bara
Azka segera menyingkir memberikan jalan karena ngeri melihat tatapan Bara
"Bara. .kamu mau kemana". .Bara?""panggil Villan mengikuti Bara
"Eeh. .dokter Villan jangan. .nanti tambah marah" ujar Azka menahan Villan
"Aku berniat menenangkan Bara bukan membuatnya tambah marah. .aku berusaha menolong dokter Irina kok. ."ujar Villan protes
"Sejak kapan dokter Bara mendengarkan kata - katamu" biasanya justru semakin kesal. .sudahlah jangan diganggu dulu. .kelihatannya dokter Irina lebih berani
pada dokter Bara daripada kita"kata Azka to the point
"Jangan sok tahu!"ujar Villan kesal dengan kata - kata Azka melepaskan tangan Azka dan bersiap mengejar Bara
"Dikasih tahu malah seperti itu. .kata - kataku benar kan?"ujar Azka
Bastian dan Braga segera menyusul Bara dan Irina juga
Braga menahan Villan untuk tidak mengejar Bara
"Jangan dikejar. .biar kami berdua yang menahan Bara. .kamu pantau kondisi pasien saja yang baru selesai operasi. ."kata Braga pada Villan
"Tapi. ."protes Villan
"Bara tidak bisa kamu tenangkan saat ini, Villan. .akan lebih baik kami sesama laki - laki yang menenangkan Bara"ujar Bastian
Villan mau tidak mau mematuhi apa kata Bastian dan Braga
Bara menarik Irina menuju ruang kerja pribadinya berseberangan dengan ruang kerja pribadi Irina lalu menguncinya dari dalam
"Aaw. .sakit. .kenapa sih kamu" Aku tidak melakukan kesalahan apapun!"ujar Irina kesal sambil mengusap tangannya yang sakit
"Tidak berbuat salah katamu" kamu itu baru 2 tahun jadi dokter bedah jantung. .disini kamu masih baru. .yang kamu lakukan tadi bisa berakibat fatal! Apa
kamu tidak berpikir sampai kesitu?""ujar Bara
"Menurut aturan kedokteran dan aturan rumah sakit, apa yang aku lakukan tidak salah sama sekali! Aku memang baru dan pengalamanku masih sedikit dibandingkan
kamu. .tapi aku tahu betul pasien mana yang membutuhkan pertolonganku dan aku mampu melakukannya! Yang harusnya berpikir itu kamu. .apa yang ada di kepalamu
hanya kecurigaaan dan meremehkan kemampuan orang lain" pasien itu bisa mati jika tidak aku tolong! keselamatan pasien lebih penting dari egomu yang sebesar
jagat itu!"ujar Irina
"Apa kamu bilang" karena egoku" bukan egomu yang membuatmu melakukannya tanpa menginformasikan terlebih dahulu pada team yang seharusnya kamu bantu dalam
operasi" Kamu bicara soal keselamatan pasien yang utama sedangkan kamu sendiri meninggalkan pasien yang sudah kamu kirim ke ruang operasi tanpa pemberitahuan
lebih lanjut. .itu yang kamu bilang demi keselamatan pasien?"dimana akal sehatmu dokter Irina?""ujar Bara
"Untuk yang satu itu aku memang salah dan aku minta maaf. .seingatku kamu pernah mengatakan tidak butuh bantuanku dalam proses operasi. .jadi aku pikir
kamu sudah lebih dari mampu menghandle pasien itu tanpa aku. .bukankah itu yg kamu mau dokter Bara?"ujar Irina dengan nada menantang
Bara maju dan menatap Irina tepat di depan wajahnya
"Kamu ternyata sangat arogan dan tidak bisa diberitahu ya dokter Irina. .aku beritahu satu hal. . sebagai dokter keselamatan pasien adalah hal utama tapi
kamu juga harus bisa membaca resiko atas tindakan yang akan kamu lakukan. .nyawa bukan sesuatu yang bisa kamu anggap remeh sesimple cara berpikir anda
dokter Irina. .mulai kedepannya jangan pernah melakukan operasi sendiri tanpa pemberitahuan dokter Irina. ."ujar Bara lalu berbalik hendak meninggalkan
Irina "Berhenti. .tahu apa kamu tentang harga nyawa seorang pasien?"ujar Irina dengan suara bergetar
Bara berbalik dan menatap Irina yang berwajah penuh emosi dan mata berkaca - kaca
"Kamu tidak akan pernah tahu rasanya melihat korban malpraktek yang tidak mendapat pertolongan apa - apa dari rumah sakit. .mereka hanya bisanya mengarang
cerita untuk menutupi kejadian itu. .menawarkan uang kompensasi sebagai tutup mulut dan memperlakukan pasiennya seakan nyawa tidak berharga sama sekali.
.itu yang kamu bilang tidak dianggap remeh" Nyawa manusia tidak berharga sama sekali dibanding nama baik rumah sakit!. .aku tahu. .sangat tahu dokter Bara.
.jangan sekali - kali kamu bicara seakan - akan aku tidak tahu bagaimana berharganya nyawa pasien!. .rumah sakit ini yang seharusnya belajar lebih menghargai
nyawa pasien disamping nama baiknya dimata masyarakat!" ujar Irina penuh emosi lalu meninggalkan kantor Bara
Bara menatap Irina dengan ekspresi kaget bercampur bingung
Saat membuka pintu Irina berpapasan dengan Bastian dan Braga yang mendengar semua pembicaraan mereka
"Dokter Irina. .tunggu"panggil Braga mengejar Irina
Bastian masuk menghampiri Bara di ruangannya
"Bara. .sepertinya kata - katamu sedikit keterlaluan. .sampai kapan kamu mau bertahan dengan aturan pribadimu itu". .tindakan dokter Irina tidak menyalahi
aturan sama sekali. .tidak ada aturan first assistant hanya boleh bertindak dibawah aturan dokter bedah utama apalagi dikondisi emergency seperti tadi.
.dokter Irina cukup kompeten menghandle operasi sendiri tanpa kamu"ujar Bastian
"Tapi dia bisa saja melakukan kesalahan dan berakibat fatal. .kamu tahu first assistant adalah dokter bedah yang jam terbangnya masih dibawah 5 tahun.
.bisa saja melakukan kesalahan. ."ujar Bara lalu dipotong Bastian
"Seperti kamu". .itu yang kamu takutkan". .kamu takut dia melakukan kesalahan seperti yang kamu lakukan 10 tahun yang lalu?"ujar Bastian
Bara terdiam mendengar penuturan Bastian tentang kesalahan yang pernah dilakukannya 10 tahun lalu
"Sampai kapan kamu mau tenggelam dalam ketakutanmu itu Bara. .setiap dokter pernah melakukan kesalahan. .nyawa manusia memang bukan mainan tapi kita juga
bukan Tuhan yang bisa memprediksi semuanya dan mengatur semuanya sesempurna mungkin. .berhasil atau tidaknya bukan hanya ditentukan dari tangan dingin
seorang, dokter Bara. .ada campur tangan Tuhan dalam proses dan keputusannya. .berhentilah menyalahkan dirimu sendiri atas kesalahan itu. .move on untuk
memperbaiki semuanya. .jangan bersikap seakan - akan setiap dokter bedah baru akan melakukan kesalahan tanpa campur tangan kita yang senior. .kamu harus
ingat tidak akan pernah ada senior jika tidak pernah melewati masa junior. .mereka harus belajar dan mandiri bukan hanya jadi boneka kita. ."kata Bastian
"Aku tahu mereka harus belajar untuk bisa jadi senior oleh karena itu aku tidak melepaskan mereka untuk melakukannya sendiri. .belajar butuh panduan, Bastian.
.aku hanya ingin melindungi mereka supaya tidak melakukan kesalahan seperti yang pernah aku lakukan"ujar Bara
"Tapi cara belajar yang kamu maksud mengekang mereka untuk bisa maju, Bara. .mereka bukan anak kecil yang harus kamu suapi. .kamu bukan bermaksud melindungi
mereka tapi kamu melindungi dirimu sendiri. .jangan menyamaratakan setiap orang. .kamu harus bisa melihat kenyataannya lain dan kamu harus mau percaya
pada orang lain lagi, Bara. ."ujar Bastian
Bara menatap Bastian dengan tatapan bimbang dan ragu
"Kamu juga harus belajar percaya pada teammu sendiri. .jangan menghandle semuanya sendirian. .kamu bukan Tuhan. .suatu saat kamu juga bisa melakukan kesalahan
yang sama lagi jika terus bertahan dengan cara berpikirmu sekarang, Bara. .sehebat apapun keahlian dan kemampuanmu akan ada saatnya kita tidak mampu menghandlenya
sendiri. .belajarlah membaginya pada orang yang bisa kamu percayai. .terutama rekan satu teammu sekarang. .mereka sangat kompeten dan memerlukan kepercayaan
penuh kamu, Bara. ."ujar Bastian
Bara menatap Bastian dengan tatapan dalam yang tidak terprediksi
"Tunggu dokter Irina!" Panggil Braga berhasil menarik dan menahan Irina
Irina berhenti dan menatap Braga sambil menahan emosinya
"Ada apa dokter Braga?"tanya Irina
"Aku mau minta maaf atas perkataan dan tindakan Bara. .dia memang seperti itu. .aku sebagai kakaknya minta maaf sedalam - dalamnya pada kamu"kata Braga
"Tidak usah minta maaf dokter Braga. .ini bukan kesalahan anda" kata Irina
"Bagaimanapun juga kejadian ini juga tanggung jawab aku dokter Irina. .pasien itu adalah pasien team 3, sudah seharusnya di handle oleh team 3. .karena
kebaikan dan kepedulian kamu jadi pasien juga team kami bisa selamat. .terima kasih banyak dokter Irina"jawab Braga
"Sama - sama dokter Braga. .sudah seharusnya hal itu dilakukan oleh seorang dokter. .tapi sepertinya dokter Bara punya pandangan lain tentang kondisi tadi"
kata Irina "Jangan khawatir dokter Irina. .Bara hanya kesal karena keinginannya tidak diikuti dan ada yang berani melawan kehendakknya makanya dia bersikap seperti
itu. .dalam hatinya pasti dia setuju dengan apa yang kamu lakukan. .hanya sikap dinginnya saja makanya tidak terlihat" kata Braga
"Terima kasih sudah menghibur dan mendukung saya dokter Braga"kata Irina tersenyum pada Braga
"Sama - sama dokter Irina. .aku akan bicara dulu dengan Bara agar tidak ada kesalahpahaman lagi kedepannya. .sebaiknya jangan dipikirkan lagi ya dokter
Irina. .oiya. .jika ada kesulitan atau bermasalah dengan Bara, kamu bisa menghubungi dan bicara padaku. ."ujar Braga pada Irina
"Terima kasih banyak dokter Braga. .maaf merepotkan anda. .saya akan coba menghubungi anda jika ada kesulitan. .bisa saya tahu nomor handphone anda" siapa
tahu ada kesulitan yang bisa saya tanyakan pada anda. .dan panggil saja saya Irina. .kita kan rekan kerja sekarang" jawab Irina
"Ooh. .tentu saja. .ini kartu namaku. .jangan sungkan menghubungiku ya, Irina. .sebaiknya kamu panggil aku Braga saja kita kan rekan kerja" jawab Braga
memberikan kartu namanya pada Irina
"Terima kasih Braga atas bantuannya. ."jawab Irina tersenyum pada Braga
"Oke. .see you Irina. .aku permisi dulu"ujar Braga beranjak pergi menuju kantor Bara
"Iya. .Braga. ."ujar Irina menatap punggung Braga dengan tatapan misterius yang dalam
"Satu ikan sudah memakan umpanku. .selanjutnya akan lebih mudah mendekati Braga dan mengorek informasi darinya. .aku tinggal mencari cara mendapatkan kepercayaan
Bara. ." dalam hati Irina
03. Unpredictable Meeting
Sorenya Irina menuju kantor Edel untuk menenangkan pikirannya yang kesal karena Bara
Saat hendak mengetuk pintu kantor Edel terdengar suara dari dalam kantornya
"Aku tidak butuh psikiater!!"suara seorang wanita
"Siapa itu" Suaranya luar biasa banget terdengar sampai keluar ruangan. ."ujar Irina terkejut
"Braakkk!!" Sekonyong - konyongnya pintu terbuka hampir mengenai hidung Irina
Keluar wanita cantik berpenampilan sempurna dan modis dengan ekspresi marah
"Aku sehat dan normal!! Ghani !! Jangan sekali - kali membawaku atau menghubungi psikiater lagi!! Aku tidak gila!!" Teriak wanita cantik berkulit putih
bersih itu pada laki - laki di belakangnya lalu pergi dengan memakai kacamata hitamnya dan topi untuk menutupi wajahnya


Boulevard Revenge Karya Crimson Azzalea di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Brenda!! Maaf dokter Edelwiss saya akan hubungi lagi nanti. .saya permisi dulu. .sekali lagi maafkan kami. ." ujar laki - laki bernama Ghani pada Edel
yang berada di dalam kantor lalu mengejar wanita itu
Irina tercengang menyaksikan peristiwa aneh dihadapannya lalu masuk ke kantor Edel dan menutup pintunya
"Kenapa itu" Heboh sekali. ." tanya Irina terheran - heran
"Biasa. .pasien tidak semuanya sadar bahwa dirinya bermasalah dan butuh bantuan terutama pasien kejiwaan. ." jawab Edel sambil mengusap belakang lehernya
dengan ekspresi lelah "Hampir semua pasien kejiwaan sepertinya memang begitu ya. .melihatmu aku jadi bersyukur tidak mengambil spesialis dibidang kejiwaan. .aku bisa ikut sakit
jiwa melihatnya. .tapi wanita tadi terlihat familiar. .aku tidak ingat pernah melihat dimana. .siapa dia?" tanya Irina penasaran
"model sekaligus artis yang sedang naik daun itu loh. .yang namanya Brenda Evelinn. ." kata Edel
"Ooh. .iya. .aku baru sadar dia Brenda Evelinn, model sekaligus artis papan atas itu ya. .tapi ada yang sedikit berbeda sepertinya?" kata Irina
"Pasti berbeda. .dia pengidap Anoreksia Nervosa (Anoreksia Nervosa adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat
badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang) " ujar Edel
"Pantas mukanya seperti mayat hidup begitu. .kenapa dia menolak untuk diobati?" tanya Irina
"Dia tidak merasa ada yang salah pada dirinya sedangkan managernya sudah sangat ketakutan melihat obsesinya pada penurunan berat badan yang seharusnya
sudah tidak perlu. .jangankan untuk memulai terapy dan pengobatan, diajak bicara saja dia sudah emosi. .penderita Anoreksia Nervosa memang rata - rata
sulit diyakinkan karena pada pandangan mereka, tubuhnya masih terlihat kelebihan berat badan" tutur Edel
"I see. .akan sangat berbahaya jika tidak segera sadar dan diobati. ." ujar Irina
"Ya. .dengan cara dan pola makan seperti itu dia bisa kekurangan gizi dan merusak organ dalam tubuhnya" ujar Edel setuju
"Bahkan yang terparah bisa mengalami henti jantung mendadak. .urusannya jadi lain kalau sudah seperti itu" ujar Irina
"By the way. .ada apa kamu mengunjungi kantorku" Kamu sudah pasti kesini bukan untuk konsultasi masalah kejiwaan kan?" tanya Edel
"Enak saja. .aku sangat waras dan tidak perlu di terapy kejiwaan" ujar Irina
"Ooh. .mana ada dokter bedah jantung yang tidak sakit jiwa" melakukan operasi beresiko tinggi selama berjam - jam. ." ujar Edel dengan nada bercanda
"Kalau begitu suamimu juga termasuk pasien sakit jiwa dong?" ujar Irina
"Kalau dia sudah aku terapy secara private. .terapy spesial" ujar Edel dengan ekspresi jail
"Hey. .jangan membahas masalah pribadi kalian padaku dong. .aku belum menikah!" ujar Irina terkejut
Edel tertawa melihat ekspresi malu Irina
"Oke. .jadi ada apa Dokter Irina Aruna Yasmine Sp.BTKV dengan sangat berbaik hati mau mengunjungi kantorku?" tanya Edel
"This is my bad day, you know". . .pagi - pagi sudah kena bentak balok es itu 2x dan kamu tahu" Siang ini saat tugas di UGD menerima pasien jantung transfer
dari cabang, dia menyalahkanku habis - habisan karena melakukan operasi pada pasien team 3 tanpa ijin dan pengawasan darinya. .hanya aku satu - satunya
first assistant dokter bedah TKV yang tidak diijinkan untuk melakukan operasi sendiri tanpa didampingi dokter bedah utama senior. . memangnya aku dokter
koas?" rentet Irina kesal
"Tiada hari tanpa curahan hati tentang Bara sepertinya ya" dari awal kamu ditetapkan jadi first assistant Bara, itu sudah merupakan bad luck jadi terima
saja nasib sialmu itu dengan ikhlas. ." goda Edel
"Ah. .kamu malah meledek bukannya kasih saran atau sekedar menghiburku. .dia benar - benar menyebalkan Del!. .rasanya kalau bukan anak pemilik rumah sakit
mau aku patahkan hidung mancungnya itu!" ujar Irina kesal setengah mati
"Memang kamu sampai memukul hidungnya" Tubuh Bara itu sangat jangkung sama seperti Bastian, mereka seperti orang yang meminum minyak dan bisa sukses memuai
jadi setinggi itu. .setiap pagi untuk memakaikan dasi Bastian saja aku selalu minta dia menunduk sedikit supaya aku bisa memakaikan dasinya dengan mudah"
ujar Edel "Benar juga sih. .saat berbicara padaku saja dia menunduk hingga hampir 20 centi. .yang jelas dia sangat menyebalkan! berbeda sekali dengan kakaknya. .bagaimana
bisa kakak adik kandung sangat bertolak belakang seperti itu?" tanya Irina
"Oh. .kamu sudah bertemu dengan Braga" bagaimana menurutmu dia?" tanya Edel mulai tertarik
"Bagaimana" menurutku dia baik, care dan sangat kompeten. .kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Irina
"Hmm. .baik, care dan berkompeten. .kalau secara fisik menurutmu Braga ordinary, extra ordinary atau outstanding?" tanya Edel lagi
"Fisik"hmm. .sudah pasti extra ordinary kan" wajahnya blasteran, posturnya sangat tinggi dan tegap seperti adiknya. .tidak mungkin ada yang mengatakan
dia ordinary kan?" ujar Irina
"Seperti adiknya" kamu sepertinya selalu membandingkan Braga dengan Bara ya" Apa Bara yang sekarang jadi role modelmu untuk standart laki - laki keren?"
goda Edel "Apa?" dokter berhati dingin itu jadi role modelku untuk laki - laki keren?" yang benar saja Del. .apa tidak ada contoh yang lain selain dia" mengingatnya
saja aku sudah kesal. .lagipula dia sudah punya tunangan. .buat apa aku melirik laki - laki yang sudah terikat seperti itu. .buang jauh - jauh pikiranmu
itu" ujar Irina "Tapi menurut pandanganmu sebagai wanita kamu harus mengakui dia outstanding kan sebagai laki - laki" matamu tentunya masih normal dong. ." tanya Edel
"Ya. .dari segi tampilan memang dia outstanding tapi sikapnya itu Del. .benar - benar menyebalkan" kata Irina
"Tuh kan. .kamu memberikan nilai extra ordinary untuk Braga tapi menyebut Bara outstanding. .dengan kata lain kamu mengakui bahwa kamu lebih tertarik pada
Bara dibanding Braga" ujar Edel
"Hey. .itu tadi kan kamu yang mengarahkan pertanyaannya ke situ" ujar Irina
"Aku hanya mengarahkan tapi kamu yang mengiyakan. .kalau memang itu bukan penilaian jujurmu dari hati, harusnya kamu membantah penyataanku tadi. ." ujar
Edel "Dasar psikiater ulung. .bisa saja kamu mengorek informasi dari orang lain. .lama - lama keahlianmu itu jadi berbahaya juga ya. ." keluh Irina yang terkena
jebakan Edel "Hahaha. .memang itu pekerjaanku. .mengorek informasi dari pasien sakit jiwa saja aku mampu apalagi mengorek informasi dari orang waras. ." ujar Edel tertawa
melihat ekspresi Irina "Oh. .ya. .apa yang terjadi antara kamu dan Bara setelah dia menyalahkanmu habis - habisan?" tanya Edel
Irina menceritakan semua kejadian yang dialaminya dari awal hingga pertengkarannya dengan Bara pada Edel
"Dilihat dari situasinya memang kamu tidak salah. ." kata Edel memberikan penilaian
"Benar kan" aku juga merasa tidak salah. .apa yang aku lakukan adalah tindakan penyelamatan sebagai seorang dokter. .tapi balok es itu tidak mau mengerti.
." ujar Irina kesal "Sebaiknya kamu berpikir positif dari sisi pandang Bara juga Rin. .dia sebagai dokter bedah utama yang bertanggung jawab pada teamnya juga perlu kamu beritahu
tentang tindakan yang akan kamu lakukan. .apalagi saat itu harusnya kamu bertugas sebagai asistennya dalam operasi yang kamu setting" jawab Edel memberikan
pandangan dua sisi "Ya aku sudah minta maaf untuk yang satu itu tapi dia sepertinya tidak perduli. .yang ada dipikirannya bahwa apa yang aku lakukan itu semuanya salah. ."kata
Irina "Sifat Bara memang seperti itu. mungkin saja dia sebenarnya tidak menyalahkan tindakanmu sepenuhnya tapi terkesannya seperti itu. .kalian kan satu team
tidak baik jika ada perang dingin diantara dokter bedah utama dan asistennya. .bagaimana kalian akan bisa berhasil bekerjasama dengan baik dalam operasi
jika kalian saja tidak bisa bekerjasama dalam berkomunikasi. .itu basicnya dalam team work kan?" kata Edel menasihati Irina
"Menurutmu aku harus minta maaf begitu" Oke aku salah tidak menginfokan tindakanku tapi dia kan juga salah sudah menuduhku yang tidak - tidak. .kalau harus
minta maaf ya dia juga harus minta maaf sudah mengataiku seperti itu" ujar Irina keukeuh
"Kalau tidak ada yang mau mengalah, masalah kalian tidak akan pernah selesai Rin. .bukan masalah siapa yang salah tapi siapa yang mau memulai memperbaiki
hubungan kalian". ." kata Edel
"Kenapa aku bisa satu team dengan makhluk aneh itu. .aduh. ." keluh Irina sambil memegang kepalanya
"Makhluk aneh yang ganteng itu mungkin maksudmu?" goda Edel
"Ahh. .sudahlah! kamu membahas masalah ketampanannya terus. .memang kamu bermaksud menjodohkanku dengan dia ya?" tanya Irina
"Bisa jadi. .bisa juga tidak. .aku kan hanya mengatakan apa yg ada dipikiranmu tentang Bara" ujar Edel
"Kan sudah aku bilang, dia sudah punya tunangan. .lupakan saja niatmu itu" ujar Irina
"Oke bukan Bara. .bagaimana kalau Braga" kakaknya tidak kalah keren dari adiknya kan?" ujar Edel
"Braga" well. .dia keren tapi aku kan baru bertemu satu kali jadi aku tidak bisa memberikan pandangan apapun tentang dia. .sudahlah jangan membahas tentang
kisah cintaku lagi. .aku kembali ke kantorku saja. .thanks ya Del. .bye" ujar Irina pamit dari kantor Edel
"Oke. .see you" jawab Edel sambil tertawa geli melihat Irina yang menghindari pembicaraan terkait percintaan
Sepeninggalan Irina, Bastian sudah sejak tadi menunggu di dekat pintu kantor Edel
Bastian masuk ke kantor Edel tanpa mengetuk, Edel yang sedang membuka berkas artis bernama Brenda tadi langsung menoleh
"Hay honey. .operasimu sudah selesai semua?" tanya Edel begitu melihat Bastian memasuki kantornya
"Hay. .sudah dari beberapa jam lalu. .apa Dr.Irina kesini untuk meluapkan kekesalannya pada Bara?" tanya Bastian mencium kepala Edel dam duduk di meja
kerja Edel bersebelahan dengan Edel yang duduk di kursi meja kerjanya
"Iya. .aku sudah mendengar semuanya dari Irina. .sudah kuduga akan ada kejadian seperti ini antara mereka berdua. .memangnya benar tidak bisa ditukar ya
untuk anggota team?" tanya Edel
"Sebenarnya bisa saja kalau aku dan Braga bersedia. ." jawab Bastian
"Lalu kenapa kamu membiarkan Irina masuk team Bara?" tanya Edel
"Dengan memindahkan Dr.Irina ke teamku atau Braga sama saja menukarnya dengan Kiet atau Dastan. .keduanya pasti akan protes dan tidak setuju. .lagipula
aku melihat Dr.Irina bisa menjadi lawan seimbang Bara dalam hal keras kepala. ." jawab Bastian
"Kamu bermaksud mempertahankan Irina di team Bara untuk bisa membantu merubah sikap dingin Bara?" tanya Edel
"Bisa dikatakan seperti itu. . ." jawab Bastian
"Apa kamu tidak terlalu optimis" kamu lebih mengenal Bara dari siapapun disini. .bahkan mungkin dari ayahnya dan Braga. .kamu yakin ini akan berhasil?"
tanya Edel ragu "Kamu juga yang paling mengenal Dr.Irina. .pastinya kamu juga tahu kemampuannya seperti apa. .aku yakin Dr.Irina bisa membuka mata Bara dari sikap sulit
percayanya selama ini. ." jawab Bastian
"I hope so. .meskipun aku belum pernah melihat Bara sebelum berubah jadi seperti sekarang tapi aku bisa melihat seperti apa Bara yang sebenarnya saat dia
berinteraksi denganmu dan Vino. .sepertinya dia adalah orang yang baik dan hangat?" tutur Edel
"Bara adalah orang yang baik, perhatian dan jujur. .dia juga adalah anak yang patuh dan berkemauan keras. .hobbynya menolong orang lain. .dia bahkan lebih
baik dan care dari Braga menurutku" jawab Bastian
"kejadian seperti apa persisnya yang telah membuat Bara berubah jadi seperti sekarang?" tanya Edel penasaran
"Ini adalah rahasia besar yang tidak boleh bocor. .10 tahun lalu, Bara pernah melakukan malpraktek pada salah satu pasien bernama Arya Wiguna. .kejadian
itu saat dia masih menjabat sebagai first assistant salah satu dokter bedah utama. .karena kondisi darurat sehingga memaksanya untuk melakukan operasi
tanpa pengawasan langsung dari dokter bedah utama senior. ." jawab Bastian
Edel yang mendengarkan sambil merapikan berkas di rak dekat meja kerjanya, langsung berhenti dengan terkejut mendengar cerita Bastian dan memandang suaminya
dengan ekspresi shock "Arya Wiguna" malpraktek 10 tahun lalu" Case apa yang ditanganinya saat itu?" tanya Edel kaget
"Bara melakukan kesalahan pada saat operasi transplantasi jantung ( transplantasi jantung atau pencangkokkan jantung adalah prosedur mengganti jantung
yang gagal berfungsi dengan jantung lain dari donor yang memenuhi persyaratan ) sehingga menyebabkan pasien mengalami kerusakan otak pasca operasi" tutur
Bastian Edel terpana dengan wajah penuh kekagetan bercampur tidak percaya
"Kenapa kamu sangat terkejut begitu" ada apa" kamu kenal pasien bernama Arya Wiguna itu?" tanya Bastian heran melihat ekspresi shock istrinya
"Hah". .gak. .aku gak kenal. . cuma kaget aja. .dokter seperfect Bara ternyata pernah mengalami kejadian seperti itu. .bukankah dulu kamu pernah bilang
yang menyebabkan sikap Bara berubah adalah kematian ibunya?" tanya balik Edel mengalihkan kecurigaan Bastian
"Iya karena setelah kasus malpraktek itu anak pasien balas dendam dengan menculik bu Delilah istri pak Gerard untuk mengancam pak Gerard agar mau membuka
masalah malpraktek yang dilakukan Bara pada media sekaligus minta maaf secara langsung dihadapan publik. .tapi pak Gerard terlalu membela nama baik rumah
sakit sehingga bukannya menuruti kemauan anak pasien itu, tapi justru melaporkannya ke polisi yang berujung dengan kematian bu Delilah. .sejak saat itu
Bara sangat membenci pak Gerard karena lebih mementingkan nama baik rumah sakit hingga tidak mengijinkannya mengakui semua kesalahan dan menyelamatkan
ibunya. ." tutur Bastian
Fakta ini mengkonfirmasi apa yang menjadi dugaan Edel saat pertama mendengar kata 10 tahun yang lalu
"Arya Wiguna nama ayah Irina. .malpraktek". .apa itu penyebab perubahan sikap Irina menjadi sangat tertutup untuk masalah kematian ayahnya". .apa karena
itu Irina menjadi sangat berambisi menjadi dokter bedah jantung". .apa itu alasan Irina memasuki rumah sakit tempat ayahnya meninggal". .Irina gak mungkin
jadi seorang pembunuh hanya karena sakit hati. .ini gak mungkin. .bisa saja ada lebih dari 1 pasien bernama Arya Wiguna yang meninggal saat operasi transplantasi
jantung juga . .aku harus cari tahu" dalam hati Edel menepis sendiri kenyataan yang baru saja didengarnya
"Kamu kenapa" apa yang kamu khawatirkan" apa ada kaitannya dengan kasus Bara yang aku ceritakan tadi?" tanya Bastian bingung melihat ekspresi Edel yang
diluar dugaan sambil menghampirinya
"Ooh. .gak. .aku shock saja ternyata ada kejadian seperti itu di rumah sakit ini. .apalagi Bara yang melakukannya. .sudah yuk kita pulang saja nanti Vino
rewel. . Jam praktekku dan kamu sudah habis kan. ." ajak Edel sambil membereskan tasnya
Bastian menatap Edel dengan curiga lalu menarik tangan Edel dan memeluknya dengan erat
"Bas?" tanya Edel terkejut tiba - tiba ditarik kepelukan Bastian
Dengan ekspresi berpikir, Bastian memeluk Edel dan bertanya lagi
"Tidak ada yang mau kamu ceritakan atau tanyakan padaku?" tanya Bastian
"Tidak ada. .ayo kita pulang. .Vino pasti sudah menunggu. ." jawab Edel balas memeluk Bastian
"Oke. ." ujar Bastian menghela napas dan melepaskan pelukannya pada Edel
Edel merapikan tasnya lalu membawanya untuk bergegas pulang bersama Bastian
"Kamu berbohong padaku Del. . mulutmu bisa membohongi aku tapi debaran jantungmu tidak bisa menyembunyikan apapun dariku. .apa yang kamu sembunyikan?"
dalam hati Bastian sambil menatap dan berjalan pulang bersama Edel
Irina yang sudah kembali ke ruangannya langsung duduk di kursi kerjanya sambil menghela napas dan memijat dahinya dengan ekspresi lelah
Saat menoleh ke arah kantor Bara, dia melihat Bara sedang menulis di buku catatan yang pernah dia lihat sebelumnya
Irina teringat kata - kata Edel tentang dirinya dan Bara yang harus sama - sama belajar saling bekerjasama
"Meskipun sikapnya sangat menyebalkan, Edel benar . .aku dan Bara harus bisa saling kerjasama. .aku juga harus bisa mendapat kepercayaannya untuk bisa
mengorek informasi tentang Gerard darinya. .Braga mungkin lebih mudah didekati tapi Bara lain lagi. .jalan satu - satunya untuk bisa membuka mulut Bara
adalah dengan mendapat kepercayaannya secara utuh. .aku harus menahan egoku sedikit lebih banyak saat menghadapi Bara" dalam hati Irina sambil melihat
Bara dari jendela kantornya
Bara berhenti menulis dan menoleh ke arah Irina yang sedang menatapnya
Teringat oleh kata - kata Bastian dan Braga tentang dirinya yang harus bisa percaya dengan orang lain terutama teamnya sendiri
Keduanya saling bertatapan dengan pikiran masing - masing
Beberapa saat kemudian Irina dan Bara beranjak untuk pulang
Secara bersamaan berdiri dan menghampiri pintu kantor masing - masing dan keluar untuk pulang
Di depan pintu keduanya berpapasan dengan ekspresi acuh dan berjalan menelusuri lorong menuju lift tanpa bicara
Irina bingung bagaimana caranya memulai pembicaraan dengan Bara untuk memperbaiki hubungannya dengan Bara
Bara berjalan dengan ekspresi datar di depan Irina
"Bagaimana caranya mulai bicara dengan balok es ini". .marah padanya lebih mudah daripada bicara baik - baik. .aku coba minta maaf saja dululah. .semoga
ada keajaiban. .muka datarnya tersenyum sedikit misalnya. .membayangkannya saja sudah mustahil. .gak mungkin Irina!. ." dalam hati Irina sambil berjalan
dibelakang Bara Karena sibuk dengan pikirannya sendiri, Irina tidak memperhatikan bahwa Bara berhenti berjalan hingga membuatnya menabrak punggung Bara
"Aaw!. .hey. .kalau mau berhenti tiba - tiba bilang dong!" ujar Irina sambil memegangi hidungnya yang menabrak punggung Bara
Bara berbalik dengan ekspresi datar, menatap Irina yang memegangi hidungnya dengan ekspresi kesal
"Kamu yang tidak fokus saat berjalan bukan aku yang tidak bilang - bilang. .ini, pelajari semua data yang tertulis disitu" ujar Bara sambil menyerahkan
berkas berbentuk buku bersampul biru dengan inisial B.D.W di bagian bawah kanan sampulnya pada Irina
Irina menerimanya dengan ekpsresi bingung dan membukanya
"Ini data pasien yang akan ditangani team 1?" tanya Irina
"Bukan. .itu berisi case yang pernah aku tangani. .disana juga ada data pasien yang saat ini masih ditangani team 1. .yang belum diberi cap closed, masih
ditangani team 1. .pelajari dan tanyakan jika ada yang belum kamu pahami. ." ujar Bara lalu berbalik
Irina menatap Bara dengan tatapan heran bercampur tidak percaya
"Satu lagi. .aku tidak meremehkan kemampuanmu jadi jangan mengacau lagi" ujar Bara lagi berbalik menatap Irina dan melanjutkan perjalanan pulangnya meninggalkan
Irina yang masih terpaku kaget
"Dia habis makan apa bisa jadi seperti itu". . kepalanya habis terbentur aku rasa. .tetap saja ada sisi menyebalkannya. .dia sebut aku tukang meracau.
.benar - benar!!. .iish. .sabar. .sabar Irina. .ini salah satu pertanda baik bahwa Bara mulai mempercayaiku. ." ujar Irina berjalan pulang
Tanpa diketahui keduanya, Villan mengawasi mereka sejak tadi dengan ekspresi curiga
"Kamu bahkan tidak pernah mengijinkan aku menyentuh buku catatan pribadimu itu .aku harap ini hanya wujud kepercayaan sesama dokter bedah satu team yang
sewajarnya. .Bara" dalam hati Villan
Sudah 2 bulan semenjak Irina bergabung di rumah sakit Boulevard
Semua berjalan dengan lancar dan baik bagi rumah sakit dan divisi bedah jantung
Pengaruh dari kehadiran Irina di divisi bedah jantung, membuat ketiga team bedah jantung rumah sakit Boulevard semakin solid dan tangguh
Di pagi hari itu team 1 sudah disibukkan dengan beberapa operasi kompleks
Kesibukkan team 1 justru membuat Irina dan Bara mengesampingkan dulu urusan pribadi mereka dengan urusan pekerjaan
Keduanya berdiskusi dan bekerjasama dengan baik selayaknya dokter bedah utama dan first assistant di rapat team bedah sebelum operasi dan saat di ruang
operasi Irina mampu mensupport Bara saat melakukan operasi dan berbagi tugas dengan baik
Tidak terlihat pernah terjadi perang terbuka antara Irina dan Bara jika melihat kerjasama keduanya saat melakukan operasi dan berdiskusi masalah penanganan
pasien Tentu saja hal ini bisa terlihat jelas oleh team lainnya terutama anggota lain team 1
Team lainnya juga ikut lega melihat masalah kemarin tidak berlarut - larut dan lega melihat Bara mulai open membagi tanggung jawab juga mau bekerja sama
dengan Irina Bagi Villan hal ini justru terlihat seperti pisau bermata dua, disatu sisi dirinya lega karena kerjasama teamnya bisa berjalan baik tapi disisi lain perubahan
sikap Bara pada Irina terasa mengganjal dihatinya
Jumlah pasien jantung yang mulai meningkat menambah kesibukan semua team bedah jantung
Ketiga team bisa menghabiskan waktu berjam - jam di ruang operasi dan diskusi terbuka antar team membahas penanganan dan kondisi pasien
Saat makan siang di kantin khusus dokter dan staff rumah sakit
Team 1 baru memasuki kantin usai rapat sebelum operasi yang akan mereka lakukan sore hari
Misteri Rumah Berdarah 3 Pendekar Rajawali Sakti 207 Kekasih Sang Pendekar Samurai Pengembara 5 1
^