Pencarian

Fix You 2

Fix You Karya Glitch Bagian 2


Spoiler for The Truth: "Gw akui perasaan gw sampai detik inipun masih emosi ketika harus mengingat ulang momen ini, suasana hati negatif yang gw rasakan menyeruak lagi. I'm so sorry for making this part to be true Hun...
==== Untuk Bunbun, Love you so much... Thanks for you're last night. Makasih udah ngasih saran untuk aku soal part ini. So Gais, gw bakal bikin Part Fix You kali ini menjadi dua bagian, A dan B. Sesuai dengan saran Sang Cinta Nyata gw.
Dan sepertinya nanti malam kamu harus buatkan lovely coffee lagi sayang. Love You and Renz..."
Fix You by : Glitch.7 111. Katsumi Hikari FIX YOU IV B
Spoiler for WARNIG! Only for Heatens:
Quote:Peringatan untuk part ini tidak main-main, karena apa yang tertuang dicerita ini akan berbeda dengan apa yang pernah saya ceritakan dari 110 part sebelumnya. Mohon jangan diteruskan membaca part ini jika pikiran kalian belum bisa memahami emosi yang tercipta karena Iblis yang merasuki manusia. Iman dan kepercayaan kepada Tuhan runtuh seketika pada saat dimulainya pembalasan dendam. Mohon maaf apabila ada dari readers mypi yang tidak terima. (Karakter asli yang ada dalam cerita kali ini beserta keluarganya sudah memberikan izin 100% kepada saya untuk merilis part Fix You IV B).
Sekali lagi, saya menceritakan pengalaman buruk yang tidak patut dicontoh. Tanggapi dengan pikiran positif dan jauhi segala tindakan yang dilakukan pada part ini!!! (Jika diperlukan, saya akan hapus part ini dalam waktu dekat.) Best Regards,
Agatha. Spoiler for FakDap: When we met, the pain stood still, it was us Then suddenly it's where you go
The system blew, I knew This side of me, I want a little more But inside it seems, I'm just a little boy Nothing else!
Spoiler for From Imoutosan: Spoiler for The Demons in My Head:
Fix You by : Glitch.7 Quote:Airmata yang terus keluar dari kedua mata indahnya itu mulai diseukanya. Kemudian gw berdiri lalu berjalan kearah lemari kecil dekat cermin, membuka kunci salah satu lacinya, lalu mengambil "satu benda" peninggalan Ny. Hikari. Gw genggam benda itu ditangan kanan, lalu membalikkan badan, melihat Nindi yang sedang menatap gw keheranan. "Ka.. Kamu mau apa Za "!" ucapannya terdengar panik ketika gw membuka kodachi dari sarungnya "Zaa... Kamu mau ngapain "!"
Gw berjalan mendekatinya, dengan kodachi yang berada ditangan kiri gw. Wajah Nindi terlihat ketakutan ketika gw sudah berdiri dihadapannya. Lalu gw memberikan kodachi yang sudah keluar dari sarungnya itu kepadanya.
"A.. Apa " Untuk apa ?"
"Pegang dulu Kak..."
Dengan sangat hati-hati dan terasa getaran tangan kananya menerima kodachi yang gw berikan. Lalu gw membuka seragam sekolah juga kaos dalam, akhirnya sekarang gw sudah bertelanjang dada didepannya.
"Za, kamu.. kamu mau apa sih " Aku takut..."
"Kak, kamu lihat pinggang ini..." ucap gw sambil membelakanginya, dan menunjukkan "ukiran indah" dari kodachi dipinggang gw kepadanya
"Eh " Itu.. bekas luka apa ?"
"Luka yang diukir oleh Nyonya Hikari, dengan menggunakan benda tajam yang kamu pegang sekarang..." Tllaaangng! Kodachi pada genggamannya terjatuh kelantai.
"Gak... Enggak mungkin Mamah sejahat itu Za... Enggak mungkin!" Kalimat yang keluar dari mulutnya itu sedikit tertahan karena kedua telapak tangannya menutupi mulutnya
"Kamu bawa kodachi itu pulang kerumah, kembalikan kepada pemiliknya yang telah pergi dari sini..."
[Don't go! It's a mighty long fall When you thought love was the top]
Matanya menatap tidak percaya kearah pinggang belakang ini, lalu ketika gw akan membalikkan badan lagi untuk menghadap kearahnya, Nindi langsung memegang lembut kedua sisi pinggang gw dari belakang.
Fix You by : Glitch.7 Posisi kedua lututnya bertumpu dilantai, gw yang masih berdiri membelakanginya menengokkan kepala kepadanya yang berada dibawah belakang. Dahi gw berkerut lalu mata ini menatapnya heran.
[Oh no it s a wake up call When your life went into shock]
Apa yang akan dilakukan Nindi " Dengan matanya yang sayu, kepalanya mulai mendekati pinggang gw. Kemudian... terasa, sangat terasa ciuman lembut bibirnya tepat menempel pada tubuh gw, lalu ciumannya bergerak mengikuti bekas luka yang memanjang horizontal dari sisi kiri ketengah pinggang.
Setelah itu, wajahnya menengadah menatap keatas, kearah gw dengan dagunya yang menempel dipinggang ini. Mata itu. Ya, mata itu terlihat seperti memohon maaf untuk apa yang telah gw terima selama ini dari Ibu tiri yang dicintainya.
[It seems like gravity keeps pulling us back down Don t go it s a mighty long fall
When you know time is up]
Gw balikkan badan kearahnya, dengan posisinya yang masih bertumpu dengan kedua lututnya itu, gw tundukkan kepala hingga wajah kami hanya menyisakkan jarak 10 centimeter, lalu tangan kanan gw membelai lembut rambut belakangnya itu.
Matanya masih menatap gw sayu, ketika tangan kanan ini memegang tengkuknya, dia balas dengan mengaitkan kedua tangannya kebelakang leher ini, so what's next "
We've kissing like an lovers never met before...
Masih saling membalas ciuman, tangan kiri gw mengambil kodachi disisi kiri yang berada dilantai. Gw genggam kodachi dengan tangan kiri. Ciuman kami belum terlepas ketika tangan kanan gw turun menelusuri punggungnya, dan sampailah tangan itu dipinggang belakangnya, gw tarik keatas seragam berikut kaosnya keatas, hingga punggungnya.
[Uso hitotsu ai wo futatsu
Sorede nantoka yarisugoshite kita deshou Dua kebohongan satu cinta
Karena itukah kenapa aku membiarkanya "]
Dalam ciuman kami yang belum berhenti, gw menatap wajahnya, lalu membiarkan tangan kiri yang menggenggam kodachi bergerak dan menempelkan ujung besi tajamnya kekulit pinggang belakang seorang gadis manis dihadapan gw.
Matanya terbuka, kami saling menatap, senyumnya memang tidak terlihat, tapi gerak bibirnya yang masih menempel dibibir ini bisa gw rasakan. Ya, dia tersenyum lalu menutup kembali matanya dengan kening yang berkerut.
"Ah.. Sssh..." suara lembutnya jelas gw dengar dari jarak wajah kami yang sangat dekat ketika tangan kiri ini mulai bergerak dari sisi kiri ke kanan pinggangnya itu.
Fix You by : Glitch.7 [Demo sore ja mou boku wo damasenai deshou Jya dousuru doushiyo
Tapi itu tak akan menipuku lagikan " Apa yang aku lakukan " Harus bagaimana "]
Kini telah terukir dengan indah satu garis luka tipis dari karya satu anak laki-laki Sang Ny. Hikari pada tubuh anak gadisnya yang lain itu.
"Eeuugghh... Sshh..." Wajahnya kini tertunduk, dengan keningnya bersandar pada dada gw. Gw lempar kodachi kearah pintu kamar, lalu gw pegang wajahnya dengan kedua tangan.
Gw tersenyum mentap wajahnya yang menyiratkan sakit dan perih karena "karya" yang sudah gw ukir tadi, matanya masih terpejam berkerut. Lalu gw cium keningnya, dan... seketika itu juga dia langsung memeluk gw, mendekap tubuh ini erat.
[Egaki tagari na mirai ni asu wa nai Isso douse itamunara itame tsudzukeyou Tsudzukeyou!
Bila masa depan yang kau bayangkan bukanlah hari esok Lebih baik kau terus berusaha menghadapi tantangan Terus berusaha!]
Gw lepaskan pelukkannya, lalu berdiri menatapnya yang sekarang sudah terduduk lemas dilantai kamar ini. Cukup jelas lantai putih dibelakangnya itu kini sedikit, ya sedikit dialiri aliran darah merah pekat.
[Get up get up get up get up
Time to make amends for what you've done Get up get up get up get up
Running with the demons in your head]
Gw ulurkan tangan kanan ketika wajahnya menengadah keatas menatap gw, ketika tangan kirinya akan menyambut uluran tangan gw, langsung gw tepis tangan itu dengan kasar, kemudian menunduk sedikit mendekatinya lagi. Kini tangan kanan gw menarik rambutnya kebelakang, agar wajahnya semakin menengadah menatap wajah ini.
Gw tatap lekat-lekat matanya, senyum tipis yang gw tunjukkan dibalas dengan ucapan maaf darinya. "Aa.. aaku... aku minta ma.. maaf Za.. mohon maafin Mamah.. hiks... hiks..." suaranya bergetar bercampur tangisan pelan
[Lets shout it out completely You never really wanna know
Fix You by : Glitch.7 Let s shout it out, we re screaming]
"Maaf " Aku gak butuh kata maaf..." ucap gw pelan
"Apa lagi... Apa lagi yang harus aku lakukan... hiks.. hiks... untuk buat kamu maafin dia " Hiks..."
"Mulai sekarang, aku akan kembalikan apa yang udah dia berikan selama ini... Aku gak butuh kasih sayang dan pelukkannya lagi Kak..." ucap gw dingin
"Jika nyawaku bisa menebus kesalahannya... hiks... aku rela Za... Hiks..."
"Noo... No.. Noo.. No", ucap gw dengan jari telunjuk yang gw goyangkan ke kiri dan ke kanan dihadapan wajahnya, "Too soon too gave her my attention, young girls...", kali ini ucapan gw diikuti dengan kedipan satu mata kiri dan senyuman manis untuknya "So what do you want ?" tanyanya dengan airmata yang mulai berhenti mengalir
"Perlahan tapi pasti sayangku... Ya perlahan, akan aku buat Nyonya Hikari mengingatku... Lewat kamu Kak... anak gadis kesayangannya..."
Lalu gw memegang lengan kanannya dan membantunya berdiri. Gw papah dia ke kamar mandi, sampai didalam kamar mandi, gw minta dia membuka seragamnya. Gw keluar kamar mandi, mengambil peralatan medis seperti perban, betad*ne, alkohol 70%, gunting, kain yang sudah direndam air hangat dan plester.
Setelah itu gw kembali kedalam kamar mandi pribadi kamar gw. Gw lihat dirinya kini hanya menggunakan bra sebagai pakaian yang menutupi bagian atas tubuhnya, lalu rok sma yang masih dia kenakan cukup terkena noda darah dibagian belakang pinggangnya.
Dengan hati-hati gw membersihkan darah yang mulai mengering dan mulai mengobati luka yang gw goreskan secara horizontal sepanjang 10 centimeter dipinggangnya. Terdengar suaranya beberapa kali sedikit mengaduh ketika gw mengobati luka yang masih segar itu. Gw tidak menggoreskan sayatan yang sangat dalam pada saat menusuk tubuhnya ini, tidak, ya gw tidak sebengis Nyonya Hikari. Luka sayatan milik Kakak tiri gw ini hanyalah goresan tipis, jauh berbeda dengan sayatan yang gw terima sebanyak dua kali ditempat yang sama saat masih kecil dulu.
Setelah selesai mengobati dan menutup lukanya, gw berdiri dan memeluknya dari belakang, gw lingkarkan kedua tangan keperutnya, lalu dibalas dengan kedua tangannya menggenggam lembut tangan gw. Gw sandarkan kepala ini dipundaknya sehingga sisi wajah kami bersentuhan.
"Do you love me ?", tanyanya dengan nada yang pelan tapi bisa gw rasakan harapannya yang ingin terbalas "Only if you show me the way to gave her a pain...", jawab gw dengan tersenyum bahagia. [Don't go! It's a mighty long fall
Fix You by : Glitch.7 When you thought life was the top Oh no! It's a wake up call
When your life went into shock
It seems like gravity is pulling us back down Don't go! It's a mighty long fall
When you know time is up Don't go! Don't go!]
"Sampai kapan kamu akan membencinya Za ?" tanyanya
"It's just a beginning for my sweet revenge honey..." lalu setelah gw menjawab pertanyaannya itu, tangan kanannya dikaitkan kebelakang leher gw dan menariknya perlahan kearah wajahnya.
Then i kiss you're lips when you get my nape.
Lebih baik kalian menganggap part ini tidak masuk akal dan fiksi semata, maka kebingungan dan emosi yang terasa akan hilang. Tapi jika ada diantara kalian yang menganggap kegilaan dipart ini biasa saja dan wajar, selamat. We're same as that's level insanity.
Thanks for you're support Imoutosan, We miss Hakodate...
Agatha. Fix You by : Glitch.7 112. Katsumi Hikari THE WAY of FIX YOU
Quote: Gw lepas pagutan dibibirnya, tapi tangan kanannya yang melingkar kebelakang tengkuk itu menahan dorongan mundur gw.
"Don't stop... Please kiss me like you hatred My Mom...", ucapnya lirih
Cuupp... Kami pun kembali berciuman, sekarang posisi Nindi bersandar pada dinding kamar mandi, kami sudah saling berhadapan, kedua tangannya memegang pundak kiri dan kanan gw.
Semakin lama, pagutan bibir kami semakin out of control, karena suhu udara yang lembab dikamar mandi, dan kadar oksigen yang sulit dihirup, gw pun menariknya keluar, tanpa melepaskan pagutan, gw giring dia keatas kasur.
Nindi sudah terlentang diatas kasur, menatap gw yang berada diatasnya. Tatapan matanya nanar, lalu tangan kirinya menarik sabuk celana yang masih gw coba lepaskan. Ketika tubuh gw menindihnya, dan jarak wajah kami tinggal beberapa centi, suara dering hp miliknya berbunyi nyaring dari dalam saku rok
Fix You by : Glitch.7 yang masih dia kenakan. Gw mencoba bangun dari atas tubuhnya karena tersadar, bukan ini yang gw inginkan. Entah, kenapa jadi dirinya yang "gila" sekarang. Nindi tidak memperdulikan bunyi panggilan masuk dari hpnya itu. Tangannya mencoba meraih tengkuk gw agar kembali jatuh kepelukkannya.... Sayang, kesadaran diri gw sudah kembali, maka gw tepis tangannya itu.
Gw bangkit dari kasur lalu menuju kamar mandi dan menutup pintunya. Kali ini, gw memilih untuk menahan diri, kemudian berusaha menghilangkan emosi dan amarah dengan cara membasuh kepala dan tubuh ini lewat air dingin yang keluar dari shower.
=== Nindi sedang duduk diatas kasur sambil menonton Tv, sebelumnya dia sudah memakai kaos yang terlihat cukup kebesaran ditubuhnya. Gw memang sengaja meminjamkan dia kaos polos untuk dikenakan, karena seragam sekolahnya cukup kotor karena noda darah yang keluar dari pinggangnya tadi.
Sebelum maghrib menjelang, gw mengajaknya pulang. Nindi pun memakai sweater hijau toscanya untuk sedikit menahan cuaca dingin setelah hujan yang berhenti beberapa jam yang lalu.
Jalan raya yang basah kami lewati bersama si Kiddo. Gw pacu Kiddo dengan kecepatan sedang, 60km/jam. Sore ini cukup ramai pengendara motor yang keluar bersama pasangannya, mungkin karena hujan yang sudah berhenti.
Fix You by : Glitch.7 Ketika kami berdua berhenti disalah satu perempatan lampu lalu lintas, karena lampu warna merah yang menyala, Nindi mencolek bahu gw dari belakang.
"Hm ?" gw tengokkan kepala yang terlindungi helm fullface ini kebelakang
"Buka dulu..." nada suaranya terdengar kecil karena helm yang gw kenakan dan suara deru mesin kendaraan disekitar kami, lalu gw buka keatas kaca helm ini
"Kenapa ?" tanya gw
"Ke xxx dulu ya Za.." jawabnya menyebutkan salah satu rumah makan khas sunda
"Oh, yang kemarin kita makan sepulang sekolah itu ?"
Nindi hanya menjawab dengan anggukan kepala dan senyum manis yang menghiasi wajahnya kepada gw.
"Oke..." jawab gw kemudian menutup lagi kaca helm dan kembali menatap jalan raya didepan, selang beberapa detik lampu hijau menyala.
Kembali gw pacu si Kiddo dengan kecepatan sedang, baru saja gw masukkan persneling ke-gigi 2, ada tangan yang lembut melingkar dari arah belakang kepinggang gw dan saling mengait didepan perut ini.
Gw memang sedikit kaget dengan tingkah Nindi yang tiba-tiba ini. Sebelumnya, pada saat kami baru jalan dari rumah, jarak duduk diantara kami tidak sedekat ini, bahkan sekarang tubuhnya merapat kepunggung gw, sampai tangannya memeluk perut gw dari belakang. Tapi gw biarkan dirinya bertingkah sesuka hatinya,
Fix You by : Glitch.7 toh gw masih berpikir ini semua bukan hal yang aneh.
Sekarang kami sedang menyantap makanan khas sunda di resto yang sama seperti hari sebelumnya. Mungkin baru beberapa suap makanan yang masuk kedalam pencernaan gw, hp gw bergetar cukup lama didalam saku celana jeans yang gw kenakan.
Gw keluarkan hp didalam saku celana dengan sedikit "berusaha" karena harus menggunakan tangan kiri. Setelah berhasil mengambil hp 7650 itu, gw lihat panggilan telpon dari sebuah nama "Sekseh" dilayar hp. Kemudian gw angkat telponnya.
Percakapan via line : Sherlin : "Yank, lagi dimana " Udah selesai ngobrolnya sama Nindi ?"
Gw : "Hai, iya udah kok, cuma sekarang lagi makan dulu di xxx sama dia, habis ini langsung anter dia pulang, terus kerumah kamu"
Sherlin : "Iih malah makan berdua lagi, inikan malam minggu Yank, gak rela aku kalo sampe jam 7 kamu belum sampai rumahku pokoknya... Aku marah!"
Gw : " Ahahahahaha... Iya-iya Mba Yu kuu... Tenang aja, bentar lagi aku kesitu kok, sabar ya ha ha ha..."
Fix You by : Glitch.7 Sherlin : "Makanya cepetan, eh iya, aku titip martabak manis ya hehe... belinya yang didepan komplek itu... rasa kacang coklat keju... Nanti aku ganti uangnya Yank, he he he...."
Gw : "Oh oke sip, mau berapa bungkus ?"
Sherlin : "Satu aja, orang rumah udah pada makan soalnya... Ya udah deh, kamu buruan makannya yak, salamin ke Nindi... Love You..."
Gw : "Oke Mba Yu, iya bentar lagi kesitu kok, Love You too...".
Percakapan via telpon pun berakhir. Gw kembali melanjutkan makan dan menyampaikan salam Sherlin untuk Nindi.
"Kak, Sherlin titip salam untuk kamu tadi.."
"Hm " Oh ya makasih, nanti salamin kembali ya.. Kamu mau kerumahnya kan abis anter aku pulang ?"
"Iya Kak... Oke Nanti aku salamin balik..." jawab gw sambil tersenyum
Tiba-tiba, Nindi menaruh sendok yang sedang dipegangnya, lalu tangan kanannya itu memegang punggung tangan kiri gw
"Za..." ucapnya sambil menatap gw lekat-lekat
Fix You by : Glitch.7 "Heum " Kenapa ?" tanya gw yang agak bingung
"Mmm.. Bisa kita gak langsung pulang dulu ?"
Gw menghela napas, lalu menyudahi makanan yang belum habis, setengah porsi pun belum gw habiskan. Gw bangkit dari duduk, keluar bale lesehan ini dan menuju tempat cuci tangan dibagian lain rumah makan.
Setelah beres mencuci tangan, gw kembali ke bale lesehan dimana Nindi baru saja selesai menyantap makanan didepannya tadi. Kemudian gw duduk kembali disebrangnya. Mengeluarkan sebungkus rokok lalu mengambilnya sebatang dan membakarnya.
"Kenapa gak dihabisin Za makanannya " Gak enak ya ?"
Gw hanya menggelengkan kepala sambil menghembuskan asap kebawah meja.
"Udah selesaikan " Ayo kita pulang Kak..." ucap gw
"Za, kamu marah sama aku ?" kembali tangannya menggenggam tangan kiri gw yang berada diatas meja.
Kali ini gw balikkan telapak tangan kiri gw agar bisa membalas genggamannya, setelah itu langsung gw ajak dia keluar bale ini menuju kasir, membayar makanan kami berdua dan mengajak dia pulang.
Sekita 10 menit gw hentikan Kiddo di persimpangan jalan blok komplek perumahan Nindi dan Sherlin. Mungkin dari persimpangan ini, rumah Nindi berada 5 rumah didepan sana. Nindi turun dari motor lalu berdiri disamping kanan gw.
Fix You by : Glitch.7 "Maaf kalo tadi udah buat kamu bad mood, aku gak maksud maksa kamu buat jalan sama aku dari tempat makan tadi..." ucapnya sambil memegang lengan kanan gw yang berada di tangki si Kiddo
Gw buka helm fullface dan menaruhnya diatas tangki, baru saja gw hendak merapikan rambut bagian depan, gw kalah cepat dengan Nindi, yang langsung menyisir rambut gw ini dengan jemarinya yang lentik itu.
"Rambut kamu gak kena razia disekolah ya Za " Bisa bebas sampai panjang gini..." tanyanya yang masih merapikan rambut depan gw
"Pertama, jelas kamu tau kalo aku harus kerumah Sherlin sekarang, tapi kamu malah ngajakin aku pergi abis dari tempat makan, kedua... Beruntung mungkin aku di sekolah, rambutku selamat dari gunting Pak Dedi..." jawab gw sambil menghentikan tangannya yang masih mencoba merapikan rambut gw
"Za... Maafin aku..."
"Enggak apa-apa... Ya udah kamu pulang dulu Kak, nanti dicariin lagi..." ucap gw sambil tersenyum
"Iya, makasih udah anter aku pulang ya Za.. Mmm.. Selamat malam mingguan ama Sherlin... Hihihi..."
Cuuppp... Nindi mengecup pipi kiri gw lalu berjalan pergi kedepan sana, kearah rumahnya. Ketika dia baru berjalan sekitar 15 meter, Nindi berhenti berjalan lalu membalikkan badan kearah gw yang masih melihatnya dari
Fix You by : Glitch.7 atas si Kiddo. Bibirnya tersenyum lalu melambaikan tangan, tidak lama dia kembali berjalan lagi.
Semakin dia jauh berjalan kearah rumahnya itu, gw menyunggingkan senyum bahagia dan berucap dalam hati.
"Kak, kamu adalah kunci bagiku untuk menunjukkan kepadanya bahwa neraka dunia itu ada".
Lalu dengan suara deru mesin yang cumiakkan telinga, gw kembali kedepan komplek perumahan ini.
=== 20 menit kemudian... "Huuh lama banget sih... Kemana dulu Mas ?"
"Maaf Mba Yu Ku, tadi abis makan langsung anter Nindi pulang kok, lamanya karena antri beli martabak pesenan kamu nih"
"Huu.. Kirain jalan-jalan dulu, ya udah bentar ya, aku ambil piring dulu"
Sherlin kembali masuk kedalam rumah membawa sekotak martabak pesanannya tadi, tidak lama keluarlah Papahnya Sherlin, gw berdiri dari bangku teras rumahnya ini lalu menyalami Papahnya. Kami berdua mengobrol diteras rumah ini, biasalah obrolan basa-basi antara orangtua dan pacar anaknya. Gak ada yang penting pada percakapan kami malam ini.
Fix You by : Glitch.7 Skip... Gw dan Sherlin sudah berada di dalam mobil bal*no miliknya, kali ini gw yang menyetir, dia duduk disamping sambil mencoba mencari siaran radio yang menarik untuk didengar. Kami berdua berencana malam mingguan kedaerah atas, tempat yang dingin.
Sudah menjadi resiko jika keluar pada saat malam minggu seperti ini pasti jalanan penuh sesak dengan kendaraan bermotor, tak terkecuali malam ini, kami berdua sudah terjebak macet selama 30 menit, sedangkan tempat tujuan kami masih jauh.
Sherlin dengan setianya selalu menghibur gw yang sedang emosi karena terjebak macet dijalan menanjak ini. Walaupun rem tangan sangat membantu, tapi rasa kesal gw tidak bisa surut jika sekalinya antrian kendaraan ini hanya bisa maju sekitar 5 meter dalam 20 menit sekali.
"Ck.. Haahh.." gw menghela napas kasar
"Sabar sayang, bentar lagi juga lancar pasti, nih Aaa lagi..." ucap Sherlin sambil menyuapi gw makanan ringan
"Hmm.. kata aku juga apa, mending pake motor kalo mau kesini..."
"Iih Kamu tuh gak liat apa tuh... liat kaca tuh... Gerimiskan " Kalo pake mobilkan gak keujanan Mas..." ucapnya dengan bibir yang manyun seperti biasa
Fix You by : Glitch.7 "Ya ya ya yaaa..." jawab gw sambil membuang muka kearah kanan
.... "Mas, tadi gimana obrolan kamu dengan Nindi " Gak sampe bertengkarkan ?" tanyanya membuka obrolan yang lebih serius
Jalanan raya yang menanjak ini sepertinya benar-benar padat merayap, terlalu banyak plat nomor kendaraan dari kota tetangga yang berwisata malam kesini. Karena gw yakin antrian kendaraan ini belum akan surut, gw pun memilih menanggapi pertanyaan sang kekasih hati yang berada disamping ini.
Siang tadi, gw dan Nindi kembali pulang bersama dari tempat billiard, tentunya Sherlin sudah mengizinkan karena dia mengetahui dari ucapan gw ditempat billiard sebelum pulang, bahwa Nindi adalah Kakak tiri gw. Sherlin percaya " Tentu saja tidak langsung percaya, gw menjelaskan inti dari maksud Nindi kepada Sherlin yang ingin berbicara berdua dengan gw siang itu.
Gw mengatakan bahwa Ibu yang sudah pergi dari rumah sejak gw masih sd itu sekarang ada dirumah Nindi, Sherlin tentu saja kaget, siang tadi gw dan Sherlin memang sempat berbicara berdua didalam mobilnya di area parkir tempat billiard. Tidak lama, barulah gw meminta izin kepada Sherlin untuk membawa Nindi kerumah gw, awalnya gw mengajak Sherlin untuk sekalian mendengarkan apa yang akan Nindi dan gw bicarakan, tapi Sherlin beranggapan bahwa ini sudah diluar urusannya sebagai pacar gw. Maka dia memilih untuk menunggu dirumahnya selagi gw dan Nindi membahas masalah ini dirumah gw tadi sore.
Fix You by : Glitch.7 Sekarang, gw mulai menceritakan apa yang gw dan Nindi bicarakan diteras rumah tadi sore kepada Sherlin. Gw tidak bodoh sampai harus menceritakan soal kejadian didalam kamar. Soal sayatan, ciuman dan nyaris saja gw meniduri Kakak tiri gw tadi itu tidak gw ceritakan kepada Sherlin.
Sherlin cukup kaget ketika cerita gw sampai pada saat Nindi melihat album foto milik gw yang menunjukkan bahwa faktanya adalah Ibu kandung gw adalah Ibu tirinya Nindi sekarang.
Kemudian cerita gw berlanjut ketika Nindi tidak terima saat gw menghakimi Ibu tirinya itu setelah gw mendengar kasih sayang yang tulus yang diberikan kepada Nindi dan keluarganya selama ini. Saat gw menceritakan lagi kepada Sherlin dimana gw dan Nindi beradu argumen, emosi gw kembali meluap, genggaman tangan gw kuat mencengkram stir kemudi mobil ini.
"Sayang, hey... hey... ssstt.. sabar.. udah, udah yaa.." ucapnya menarik lembut tangan gw dari kemudi lalu mengusap dada gw
"Huuuftt.." gw menghela napas sambil memejamkan mata
"Mas, udah ya, gak usah cerita lagi, aku udah paham sekarang, maafin aku udah minta kamu mengulang cerita kejadian sore tadi sama Nindi..."
"Aku gak terima Sher... Aku gak terima, kasih sayang itu milik aku... Mereka udah ngerebutnya dari aku!" ucap gw akhirnya dengan nada tinggi diakhir kalimat
Fix You by : Glitch.7 "Aku ngerti, aku paham, sekarang udah gak usah kita bahas lagi ya sayang... udah ya..." tangannya kini lembut mengusap pipi gw
"Aku gak akan merebut kasih sayang yang Ibu berikan kepada mereka, dan aku tau sekalipun aku merebutnya, itu semua udah terlambat, mereka udah lama menerima kasih sayang Ibu, jadi percuma sekarang aku meminta kasih sayangnya" mata ini menatap jalan dan mobil didepan, tapi terlihat jelas memancarkan kebencian gw selama ini
"Oke, kalo kamu udah tau itu semua percuma, sekarang kamu coba melupakan dendam dan emosi kamu sayang... Bukan aku sok tau atau apa, tapi emosi dan dendam itu bisa membuat kamu jadi lepas kendali, logika kamu bisa hilang... Dan aku gak mau sampai harus ngeliat orang yang aku sayangi selama ini jadi hancur..."
Gw menundukkan kepala, tangannya mengusap rambut belakang gw, lalu gw tersenyum dan menolehkan wajah kepada Sang kekasih hati ini, dengan tersenyum penuh arti kepadanya, gw mengatakan hal yang membuatnya terkejut.
"I have been destroyed. So this time... I will show them hell of the world"
Fix You by : Glitch.7 113. Katsumi Hikari V for VENDETTA I Sebuah tindakan yang baik dan buruk pasti ada balasannya, entah dengan cara apa balasan itu datang menghampiri Sang Penuai...
Yang jelas, dari situlah kita bisa petik hikmahnya, sekecil apapun itu. Dan pada akhirnya, semoga kita selalu dimaafkan oleh Sang Pencipta.
Quote: Malam minggu bersama Sherlin kedaerah atas gagal total, gw memilih memutar balik pulang kembali ke kota. Sherlin mengerti kekesalan gw hari ini, dia setuju untuk menghabiskan malam minggu kali ini disebuah kedai kopi.
Pukul 21.00 wib, kami berdua sudah berada disalah satu kedai kopi sederhana. Tidak terlalu ramai ditempat santai ini, hanya ada beberapa pasangan yang mengisi meja kayu seperti kami.
Secangkir coffee latte panas sudah berada didepan gw, dan segelas lemon tea hangat untuk Sherlin. Kami duduk berhadapan, dibatasi meja kayu kecil di kedai ini.
"Sayang, kamu gak seriuskan dengan ucapan kamu dimobil tadi ?" tanyanya sambil menghirup asap yang keluar dari gelas berisi lemon tea pesanannya itu
"Gak ada yang perlu ditakutkan sayang, udahlah kamu gak usah mikirin hal tadi, biar ini jadi urusan aku.. Aku janji gak akan ada apa-apa..." jawab gw sambil memulai membakar sebatang rokok
"Tapi aku ta..."
Fix You by : Glitch.7 "Ssst... Udah jangan bahas itu mulu Sher! Gak baik untuk kamu..." potong gw kepadanya "Heummm... Ya udah, tapi janji sama aku... Kamu gak akan berlebihan..." "Iya..."
"Janji dulu!" "Iya janji..."
"Awas kalo berlebihan!" ucapnya sambil melotot menatap gw Gw hanya tersenyum menanggapi ucapannya itu. "Aku janji akan buat ini terasa perih untuk mereka." In my heart ***
Tiga minggu berlalu begitu cepat dengan biasa saja setelah minggu pertama diawal januari lalu gw lewati dengan berbagai macam masalah.
Sekarang sudah masuk bulan februari 2004. Kedekatan gw dengan kakak kelas yang berparas manis pun semakin akrab. Semua berjalan normal tanpa sedikitpun kami membicarakan Ny. Hikari lagi. Gw tidak ingin tau, apakah dia cerita kepada ibu tirinya itu soal kejadian lalu. Lebih baik gw tidak menanyakannya, karena "normalitas" inilah yang memang ingin gw bangun dengannya.
Hari ini gw akan pulang sekolah bersamanya lagi, kami berdua naik diatas si Kiddo, pelukkan tangannya dari belakang yang melingkar diperut gw sudah menjadi kebiasaannya selama tiga kali kami pulang sekolah bersama dalam satu bulan terakhir.
=== "Za, bisa anter aku ke mall xxx dulu gak ?" tanyanya ketika kami sedang dalam antrian motor, disalah satu pom bensin
Fix You by : Glitch.7 "Mau beli apa Kak ?"
"Mmm.. Belum tau sih mau beli apa. Adikku ulang tahun minggu depan, jadi aku mau cari-cari kado yang cocok untuk dia..."
"Oh ya " Adik kamu yang mana Kak yang ulang tahun ?" "Yang perempuan, Dian..."
"Ooh, ya udah oke..."
Selesai mengisi bahan bakar untuk si Kiddo, kamipun melanjutkan perjalanan ke mall yang dituju. Hanya butuh waktu 10 menit kami sudah sampai di parkiran motor mall ini. Kemudian kami berdua berjalan masuk ke lift dan menuju gerai-gerai pernak-pernik perempuan.
"Ini bagus gak Za ?" tanyanya sambil menunjukkan sebuah jam tangan berbentuk hello kitty "Hm " Dia kelas berapa sih ?" tanya gw balik
"Dian " Kelas 2 smp... Kenapa ?"
"Masa dikasih kado jam tangan kayak gitu, gak kekanak-kanakan ?"
"Iya juga ya.. Hmm.. Tapi dia suka sama pernak-pernik hello kitty, kalo boneka udah banyak Za..." "Yang lain aja Kak... Baju atau tas mungkin" jawab gw memberi saran
"Boleh juga saran kamu Za... Ya udah deh, yuk kita cari ke toko lain"
Kami berdua kembali mengitari mall ini, beberapa kali masuk-keluar toko pakaian perempuan, tapi Nindi masih belum mendapatkan apa yang dia cari untuk adik perempuannya. Ketika gw masih menunggu Nindi memilih barang-barang disalah satu toko, gw meminjam hp nya untuk sms Sherlin karena pulsa gw habis. Setengah jam kemudian akhirnya Nindi memilih untuk membeli kaos bergambar hello kitty dengan warna
Fix You by : Glitch.7 dasar putih sebagai kado ulang tahun adiknya, dan satu tas berlogo adid*s. Beres membeli kado, kami pun kembali ke area parkir motor mall di basement, lalu seperti biasa, gw antar dia pulang sampai persimpangan blok komplek rumahnya.
===

Fix You Karya Glitch di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jam 5 sore gw sudah berada dirumah, duduk diteras depan kamar setelah membersihkan tubuh. Gw keluarkan hp 8210 lalu melihat satu kontak yang baru saja gw dapatkan tadi siang.
Gw ketik sebuah sms, lalu gw kirimkan kepada nomor baru itu, tidak butuh waktu lama, sms gw dibalasnya, lalu kami pun berbalas sms.
Isi sms : Gw : Pan, gw udah dapat info toko yang jual boneka hello kitty ori nih... Lo jadi pesen gak " From Unknown : ini sapa yach "
Gw : Siapa " Ini gw Eza. Lo gak save no.hp gw sob "
From Unknown : Kyknya slah smbung dech, gw gk knal yg nmnya eza... -_- Gw : Ah masa sih " Ini bukannya nomor Topan "
From Unknown : Bukan. Gw cewek...
Gw : Oh, yaudah maaf kalo gitu, gw salah nomor berarti. ===
Gw taruh hp diatas meja teras, gw bakar rokok lalu menghisapnya sekali, kemudian gw teguk sedikit kopi hitam sebagai teman sang racun.
Tidak butuh waktu lama, hp gw kembali berbunyi 2x tanda ada pesan masuk.
Fix You by : Glitch.7 Isi sms : From Unknown : Eh sorry, tdi lo blng tau toko yg jual boneka hello kitty yang ori yach " Mm.. Gw blh tau juga gak "
Gw : Boleh kok, suka hello kitty juga "
From Unknown : Bangeeett, hehehe... Emng daerah mna tokonya " Gw : Bandung...
From Unknown : Yaaaah... Jaauuuh, gw kira di xxx, hmm... Gw : Oh emang lo tinggal di xxx "
From Unknown : Iya, gw tinggal di xxx, makanya tdi gw kira disini juga tokonya... Huu.. Oh ya, lo org bandung yach "
Gw : Enggak, gw juga sama tinggal di xxx, cuma sodara gw ada di Bandung, jadi biasa suka nitip beli boneka juga ke dia
From Unknown : Ooh gitu... Eh kalo gw nitip boleh gk " Kebetulan gw minggu depan ultah nih, kalo boneka ori gtu kn disini gk da yg jual...
Gw : Oh ya " Minggu depan ultah " Kalo gitu nanti gw beliin satu, yang gw yakin beda dari boneka Hello Kitty yang pernah lo liat...
From Unknown : Eh beneran " Serius nih " Kitakan blom knal, masa lo udh mau beliin gw boneka " Gw : Bener, Anggap aja sebagai kado ultah lo dan juga sebagai tanda perkenalan kita... From Unknown : Iiih, lo baik bgt sih, mmm.. Tpi gw gk enak nih... Ya udah dh, kalo gtu knalin, nama gw Dian.
Gw tersenyum melihat smsnya kali ini, lalu gw biarkan smsnya tadi beberapa menit. Tidak lama hp gw berdering, sekarang bukan lagi tanda sms masuk, tapi dering panggilan dari kontak yang gw save dengan
Fix You by : Glitch.7 nama Hell-Kit.
Hanya sekitar 5 menit kami mengobrol ditelpon, yang intinya, malam minggu ini gw iyakan ajakannya bertemu disalah satu Mall. Setelah itu gw masuk kembali kedalam kamar dan membuka laci lemari kecil. Gw ambil barang milik Sang Nyonya, gw keluarkan dari sarungnya. Gw ambil tisu dan membersihkan besi tajam itu.
Dan masih sambil membersihkan kodachi, gw tersenyum dan berucap dalam hati... "One more scar Mom... And we can met again".
*** 5 days later... Saturday night.
Gw sedang berjalan didalam sebuah mall, menuju salah satu resto yang menunya khusus menyajikan masakan jepang. Gw masuk kedalam resto dan mencari meja no. 10 dibagian luar, yang menghadap ke parkiran mobil.
"Hai... Dian ya ?" ucap gw ketika sudah berdiri disamping seorang gadis yang memakai kaos berwarna krem ditambah cardigans putih dan celana long-jeans hitam
"Eh.. Ii.. Iiyaa.. Mmm.. Lo.. Lo Eza ?" tanyanya kikuk ketika melihat gw "Iya, boleh duduk ?" ucap gw sopan dan tersenyum
"Ooh iya iya, duh maaf ya..."
Gw duduk didepannya dengan meja makan resto sebagai pembatas kami. Gw masih tersenyum melihat wajahnya yang terlihat jelas malu dan dirinya salah tingkah.
"Mm.. Maaf ya, gw kira, eh.. aku kira kamu seumuran sama aku Kak..." "Hm " Ahahahaha... Emangnya aku keliatan udah tua ya ?"
"Eh enggak, enggak gituu maksud aku, aku pikir Kakak masih smp kayak aku, kakak juga gak bilang sih di sms selama ini, kalo ternyata Kakak udah dewasa... Aku kan jadi gak enak udah gak sopan" jawabnya sambil
Fix You by : Glitch.7 malu-malu "Hahaha... Enggak apa-apa kok, santai aja, mau manggil gw-lo juga gak masalah... Eh iya, sorry ya nunggu duluan, tadi dijalan macet soalnya"
"Iih tetep aja gak enak, aku manggil kamu Kakak aja ya.. Oh gak kok, aku juga baru aja 5 menit disini... Eh iya mau pesen makan sekarang ?"
"Oh gitu, yaudah deh, boleh.. Samain aja menunya sama kamu lah, aku belum pernah makan disini soalnya, hahaha..."
"Okey... Pasti ketagihan dan pingin balik lagi kesini nanti kalo udah nyobain menu favorit aku... Hihihi..." ucapnya kali ini dengan gaya khas gadis smp yang polos.
Tidak lama setelah Dian mengisi buku pesanan, makanan pilihannya pun datang dan disajikan didepan kami. Kami berdua menyantap dengan santai makanan yang difavoritkan olehnya. Sesekali kami bercanda dan mengobrol disela-sela makan malam ini.
"Mmm.. Kakak kelas 1 sma, kirain udah kelas 3, abisnya tinggi banget, hihihi..."
"Hahaha... Turunan mungkin, Ayahku juga tinggi soalnya, kamu sendiri juga gak keliatan kayak anak kelas 2 smp..."
Postur tubuh Dian memang cukup tinggi dan "berisi", jika orang lain melihatnya mengenakan pakaian casual seperti sekarang, gw yakin tidak akan ada yang menyangka bahwa gadis manis dan imut ini masih berstatus pelajar smp.
Mulustrasi " Putri Titian, hampir mirip. Dengan gaya potongan rambut yang benar-benar pendek. Hanya postur tubuhnya berbeda.
Fix You by : Glitch.7 *Hampir mirip dengan Dian, sekitar 80% mungkin tingkat kemiripan wajahnya.
"Iya sih, kata temen-temen sekolahku juga katanya aku tinggi. Oh ya, orangtua Kakak bukan asli indonesia ya " Mmm.. Maaf ya Kak, soalnya kok kulit putihnya sama wajah kakak oriental gitu..."
"Emang keliatan banget ya " Ha ha... Ya begitulah... Bisa tebak kira-kira ?" "Mm.. Kakak enggak keliatan chinese sih, korea tapi... Aah.. Jepang ya ?" ucapnya antusias "Wah hebat... Bisa tepat gitu kamu nebaknya, ha ha..."
"Berarti sama dong sama Mamahku... Dia juga asli jepang loch..." kali ini Dian berucap sambil menyendok suapan terakhir makanannya
Fix You by : Glitch.7 "Oh ya " Kok kamu gak mirip orang jepang ?" tanya gw sambil tersenyum
"Mamah tiriku sih, bukan mamah kandungku... Kalo mamah kandungku udah meninggal..." jawabnya setelah menelan makanan yang dia kunyah
"Ooh, maaf ya, Kakak gak maksud untuk ngingetin kesitu...
"Enggak apa-apa kok, lagian udah lama banget itu... Hehehe... Mmm.. Dari sini gak langsung pulang kan Kak ?" tanyanya lagi sambil tersipu
"Loch emang gak dicariin nanti " Pulang malam-malam..." tanya gw heran
"Aku udah bilang ke orangtua kok, asal gak lebih dari jam 9 malam..." jawabnya sambil tersenyum.
Selesai acara makan malam dan perkenalan yang cukup menggelikan, gw ajak dia pergi dari resto didalam mall ini. Awalnya memang dia yang meminta jalan-jalan, tapi ketika gw tanya ingin jalan kemana, dia malah kebingungan sendiri.
Akhirnya kami berdua sudah berada diatas si Kiddo, gw ajak dia kesalah satu tempat nongkrong ditengah kota, banyak sekali disini remaja-remaja yang duduk didekat kolam dan taman disekitarnya. Gw sebenarnya gak suka dengan keramaian, tapi kali ini gw benar-benar gak ada ide untuk mengajaknya ketempat lain. Bisa saja gw ajak Dian ke taman kota, cuma gw rasa taman kota bukan tempat yang baik di malam hari. Karena memang banyak pasangan mesum disana yang mencuri kesempatan dalam kegelapan.
Gw memesan dua gelas bansus, kami duduk didekat kolam ini. Malam ini, pertama kalinya gw melihat adik Nindi, adik tiri gw juga. Tapi gw yakin dia belum tau mengenai kenyataan yang sebenarnya. "Makasih Kak..." ucapnya sambil menerima gelas berisi bansus
Gw duduk disebelahnya, menaruh bansus disisi kiri lalu mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusnya, gw bakar racun itu lalu menghisapnya.
"Mmm.. Kak, malam minggu gini gak main sama pacarnya ?" tanyanya dengan wajah yang... Ah, gw ingin sekali tertawa ketika melihat wajahnya itu, pertanyaan dari seorang gadis polos dengan wajah yang cemas... Ya cemas
Fix You by : Glitch.7 "Hmm, pacar ya "... Kalo aku main sama pacarku, gak mungkin sekarang jalan sama kamu kan ?" jawab gw sambil tersenyum dan menatap matanya lekat-lekat
"Jadi, Kakak udah punya pacar atau belum sih ?"
Hahaha... Asli ini gadis polos imut banget, pipinya dikembungkan ketika bertanya tadi.
"Kalo udah kenapa "... .... .... .... Dan... Kalo belum juga kenapa ?" pertanyaan gw itu sengaja gw beri jeda beberapa detik
"Yaa.. Mmm.. Kalo udah sih yaa.. Sedih deh aku.. Tapi kalo belum, hihihi... Boleh daftar jadi pacarnya gak ?" Dian, kamu itu polos banget, mungkin kamu lagi ngerasain yang namanya terhipnotis lawan jenis.
"Ha ha ha... Kamu ini kecil-kecil bisa gombal ya... Ha ha... Ada-ada aja mau daftar segala" jawab gw benarbenar tertawa mendengar ucapannya tadi
"Iiih nyebeliin.. Aku itu udah gede tau Kak, aku udah abg... Huuh.. Malah ketawa lagi... Bete ah!" Wajahnya langsung berpaling kesisi lain dan sempat gw lihat kedua pipinya kembali dikembungkan Gw pegang tangan kanannya, lalu gw colek dagunya dengan jari tangan kiri. "Hei, aku udah punya pacar..." jawab gw sambil tersenyum
"Bo'ong!" jawabnya dengan wajah yang masih cemberut dan masih berpaling
"Loch kok bohong " Aku jujur udah punya pacar... Emang kalo aku bilang belum punya pacar kamu percaya ?" tanya gw geli
"Yaa... Enggak juga sih... Jadi yang bener yang mana ?" Kali ini wajahnya sudah berpaling lagi kearah gw Gw hanya tersenyum dan menatap matanya dalam-dalam.
"Eeuu.. Kak, jangan liatin aku kaya gituu, aku malu tau..." ucapnya sambil tertunduk dan tersipu malu
Entah dia yang terlalu polos atau memang berusaha membohongi dirinya, Pertanyaan yang tak penting soal status gw tadi tak pernah benar-benar terjawab.
Fix You by : Glitch.7 Sekarang kami membicarakan hal lain seputar sekolahnya, antusiasme seorang gadis muda nan imut itu sungguh menggelikan, bagaimana tidak " Dia membahas soal banyaknya cowok yang mendekatinya disekolah. Sampai akhirnya dia bosan bercerita dan kesal karena tanggapan gw yang tidak terpancing oleh ceritanya itu.
"Kak, kamu gak mau tau gitu aku udah punya cowok atau belum?" tanyanya dengan wajah cemberut
"Haha.. Kamu ini lucu, gini loch dik dian... Jawabannya cuma dua, pertama kamu benar-benar single karena berani ketemu sama cowok yang belum pernah kamu kenal, di malam minggu pula... Kedua, kamu lagi ada masalah dengan cowokmu..." jawab gw menahan tawa
"Hmm.. Tau aja sih.. Huh nyebelin.. Iya aku baru putus minggu lalu Kak sama pacarku, eh sekarang udah mantan sih... Abisnya dia selingkuh..." jawabnya dengan wajah kesal
"Oh ya " Tega banget mantan kamu, menyianyiakan dewi surga yang tersesat di bumi ini..."
"Iiih... Kakak malah ngegombal sih.. Huuh..." ucapanya sambil tersipu (lagi).
"Mmm.. Kak, maafin aku ya.. Aku... Aku suka sama Kakak... Mm.. Mungkin ini aneh, kita baru ketemu hari ini dan aku yang malah nyatain duluan, tapi aku tau kok Kakak orang baik dari sms-sms Kakak selama ini... Sekarang, pas aku udah ketemu Kakak, aku jadi bener-bener yakin sama perasaan aku..." omongannya ini benar-benar terasa nyata, nyata " Ya, gw memang sudah memperkirakan hal ini akan terjadi dari beberapa hari lalu.
Dari awal gw sms Dian dan dalam beberapa hari berikutnya hingga pertemuan kami malam ini, gw tau dia ada rasa suka. Kepedean " Gak penting. Karena sms dia selama 5 hari kebelakang sudah lebih dari cukup untuk membuktikan kalo dugaan gw benar.
Smsnya dihari kedua setelah sms "nyasar" yang gw kirimkan dengan sengaja, berbuah perhatian yang berlebihan. Dari mulai menanyakan sudah makan apa belum, jangan lupa bawa jas hujan jika cuaca mendung, membangunkan gw dipagi hari untuk berangkat sekolah dan terakhir, selalu mengetikkan kata "miss you" sebelum gw tidur ketika mengakhiri smsnya dimalam hari.
"Aku udah punya pacar dek, maaf ya..." Jawab gw sambil tersenyum
Dian langsung menunduk, wajahnya sedih. Mungkin ini penolakkan yang pertama kali dia rasakan dari
Fix You by : Glitch.7 seorang cowok. "Aku.. Aku belum pernah nyatain perasaanku duluan selama ini Kak... Dan sekarang, aku juga harus ngerasain ditolak untuk pertama kalinya dari orang yang aku suka"
Gw tidak tau dia menangis atau tidak, karena rambutnya menghalangi pandangan gw yang duduk disampingnya ini.
"Pulang yuk, udah hampir jam 9, nanti kamu dimarahin..." ucap gw sambil berdiri dan mengulurkan tangan kiri kepadanya
"Hiks... Hiks.." oke dia menangis ternyata, jelas terlihat sekarang, karena wajahnya yang sudah mengarah kepada gw yang sedang berdiri menunggu sambutan tangannya
"Maaf dek, sekarang kita pulang ya..." ucap gw lagi kali ini sambil menyeuka airmatanya ===
Sepanjang perjalanan pulang, dia memeluk tubuh gw dari belakang, menempelkan kepalanya kepunggung gw. Sekitar 15 menit kami sudah sampai didepan rumahnya. Ya, kali ini gw berhenti tepat disebrang rumahnya, tidak seperti ketika mengantar sang kakak yang selalu gw antar sampai persimpangan blok perumahan ini.
Dian turun dari motor lalu berdiri disamping gw. Gw lepaskan helm fullface ini. "Kak, mau mampir dulu ?"
"Enggak dek, maaf ya, gak enak udah malam, mungkin lain kali Kakak mampir" jawab gw sambil tersenyum
"Mmm.. Kak, soal omongan aku tadi... Mmm.. Apa... Apa gak ada kesempatan untuk aku Kak ?" tanyanya dengan wajah yang mengiba
"Hmm... Kamu serius sama omongan kamu ini dek ?" gw balik bertanya Dian menganggukkan kepala dengan cepat
"Kamu siap gitu kalo harus sakit hati ?" tanya gw lagi sambil tersenyum
Fix You by : Glitch.7 Kali ini Dian menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, yang langsung membuat gw tertawa. "Iih malah ketawa... Aku serius Kak, ya tapi aku juga gak mau sakit hati..."
"Ya kalo gitu gak usah memaksa dek.."
Posisi gw memang menyamping dari arah rumahnya, duduk diatas motor dengan Dian yang berdiri membelakangi rumahnya itu, tapi gw bisa melihat ketika dari arah pintu rumahnya terbuka, dan muncullah seorang wanita melihat kearah kami.
"Kamu sayang sama aku dek ?" tanya gw kepadanya "Iya Kak... Aku suka dan sayang sama Kakak..." "May i kiss you ?"
"Eh ?" Tanpa perlu gw dengar jawabannya, gw lingkarkan tangan kearah pinggang belakangnya dan menarik tubuhnya agar mendekat kepada gw yang duduk diatas si Kiddo, lalu gw miringkan wajah kesisi kiri... Dan langsung gw cium bibirnya.
Gw tau Dian kaget dengan perlakuan gw yang tiba-tiba itu, tapi gw juga tau kalo dia tidak menolak sama sekali, karena gw mulai merasakan bibirnya membalas pagutan gw.
Posisi wajah gw masih miring ke kiri, sehingga dengan mata yang tidak gw pejamkan ini, gw bisa melihat dengan jelas wanita disebrang sana berjalan cepat kearah pagar rumah dan berhenti tepat didepan pagarnya.
Pagutan bibir gw ini membuat Dian melingkarkan kedua tangannya ketengkuk gw, kakinya berjinjit agar pagutan kami tidak mengendur. Gw cengkram pinggangnya agar tubuh kami semakin merapat.
Gw masih melihat dengan jelas, sosok wanita itu sedang memicingkan mata kearah kami berdua. Tidak lama... Dia berteriak cukup keras.
"DIAN!!!" Fix You by : Glitch.7 Suara wanita itu langsung mengagetkan gadis imut yang sedang menikmati indahnya ciuman dibibir ini. "MA... MAMAH "!" ucap Dian kaget ketika membalikkan badan kearah rumahnya
Gw turun dari motor, berdiri tepat dibelakang Dian, gw peluk dirinya dari belakang, gw lingkarkan kedua tangan keperutnya, lalu wajah ini gw sandarkan dibahu Dian.
Dengan tersenyum puas kearah wanita yang dipanggil Mamah oleh Dian itu, gw mengucapkan salam pembuka untuk "awal pembalasan yang indah" ini.
"Selamat malam Nyonya Hikari..."
Ucap gw kemudian mencium pipi kiri Dian.
Fix You by : Glitch.7 115. Katsumi Hikari FINAL FIX YOU
Quote: 2006 August. Dini hari, sekitar pukul 2 pagi. Gw memacu si kiddo dengan kecepatan tinggi, mungkin sekitar 100km/jam, jalan raya yang lenggang membuat gw semakin tidak mengkhawatirkan keselamatan dalam berkendara.
Hingga akhirnya gw sudah tiba dirumah, gw parkirkan si Kiddo kedalam teras. Gw buka kunci kamar depan lalu berganti pakaian yang lebih layak. Setelah selesai berganti pakaian, gw menuju kamar Nenek, gw melihat beliau sedang berdo'a setelah shalat sunnah.
Gw mendekatinya setelah mengucapkan salam, lalu mencium tangannya, gw peluk dirinya dan menyenderkan kepala dibahunya.
"Eza minta maaf... hiks... hiks..." ucap gw yang sudah tidak bisa membendung airmata
"Sudah, sudah... Nenek sayang kamu Za, kamu enggak perlu minta maaf sama Nenek, semuanya sudah terjadi, sudah begini adanya... Tinggal kita terima dengan lapang dada ya Nak.." ucap Beliau sambil mengelus lembut rambut gw
"Nek.." kali ini gw memundurkan wajah dan menatap wajah Nenek yang masih dibalut mukkena. "Eza minta maaf untuk semua kesalahan dia, Nenek mau kan maafin dia ?" tanya gw dengan linangan airmata diwajah
".... Iya sayang, Nenek sudah memaafkannya, kamu yang sabar ya Nak, kamu yang kuat, kamu pasti bisa... hiks... hiks..."
Fix You by : Glitch.7 Akhirnya, airmata Nenek pun tidak bisa dia tahan lagi. Kali ini dia menangis sambil menatap gw, lalu mencium kening gw.
"Tuuh, mobilnya sudah datang, kamu berangkat sekarangkan " Hati-hati dijalan ya Za..." ucap Nenek ketika mendengar deru mesin mobil dari depan rumah
"Iya , Nek, Do'a kan ya Nek, Eza minta Do'a nya untuk kebaikan dirinya dan semuanya..." ucap gw sambil bangkit lalu mencium tangannya dan mencium keningnya.
Gw pamit setelah mengucapkan salam kepada Nenek, lalu gw bergegas keluar rumah dan menuju mobil yang sudah menunggu di halaman depan rumah ini.
Gw buka pintu samping kemudi, dan langsung duduk lalu memasang safety-belt ketika pintu gw tutup. Mobilpun langsung berjalan meninggalkan rumah Nenek dan komplek perumahan militer ini. Jalanan masih lenggang dipagi yang gelap ini, sekarang mobil sudah memasuki jalan tol. Quote: "Matiin AC-nya ya ?" tanya gw meminta izin
"Hm " Ah kamu pasti mau ngerokok deh..." jawabnya dengan wajah yang masih terlihat ngantuk "Ya namanya juga orang panik, maunya ngerokok terus... Udah ah aku matiin AC-nya ya..."
Gw matikan AC mobil, lalu membuka setengah kaca dikiri gw ini. Kemudian barulah gw membakar sebatang rokok.
"Hooaammm... Tolong ambilin minuman kaleng itu dong..." pintanya sambil menunjuk kebangku belakang mobil
"Wow, ini mau piknik "! Ckckck..." ucap gw yang kaget setelah menengok ke jok belakang
Gw lihat dua kantung plastik putih dengan ukuran yang lumayan besar, penuh terisi dengan cemilan seperti makanan kering dan beberapa kaleng minuman dan beberapa botol air mineral.
"Berisiik... Nanti kalo kamu minta awas aja ya!" jawabnya cemberut
"Diih pelit amat Non... Nih udah aku bukain, awas tumpah..." ucap gw kali ini sambil menyodorkan coffee
Fix You by : Glitch.7 kalengan yang sudah gw buka untuknya.
"Hihihi... abisnya sok-sok an gak mau dibawain makanan, padahal butuh jugakan...". Ucapnya sambil menerima minuman kaleng dengan tangan kirinya lalu memeletkan lidah diakhir ucapannya.
Gw sangat berterimakasih kepadanya yang mau menolong gw untuk mengantar dan menemani di pagi buta ini. Entahlah kalo tidak ada dirinya, gw harus meminta tolong kepada siapa lagi, teman-teman rumah sedang berlibur, begitupun teman satu sekolah gw yang baru saja kami merayakan kelulusan beberapa waktu lalu.
Sang Kekasih " Dia sedang berada di luar kota karena melanjutkan studinya. Lagipula mana tega gw memintanya datang jauh-jauh.
Sudah setengah perjalanan dijalan tol ini, Gw menawarkan diri untuk bergantian mengemudikan mobilnya, tapi dia menolak dengan halus. Akhirnya karena gw cukup mengantuk karena sebelumnya gw habis dari daerah atas bersama si Kiddo, gw pun meminta izin kepadanya untuk mengistirahatkan tubuh juga mata ini barang sejenak.
Gw lupa berapa lama tertidur selama perjalanan, yang jelas gw sudah dibangunkan oleh teman wanita baru gw ini ketika sudah berada di parkiran sebuah rumah sakit di ibu kota.
Quote: "Za, ayo bangun... udah sampai nih..."
"Heum " Hooaamm... euughh..." gw mereganggkan otot tubuh sambil mengerjapkan mata "Hey, ayo... Lagi genting gini juga... Kita ke ruangan apa dan kamar nomor berapa ?" "Bentar-bentar, aku telpon Nindi dulu...".
Gw menelpon Nindi yang langsung diangkatnya ketika nada sambung baru berbunyi dua kali. Gw menanyakan ruangan dan nomor kamar tempat dia berada. Setelah mendengarkan informasi yang Nindi berikan, gw dan teman wanita yang bersama gw ini langsung keluar dari mobil lalu berlari kecil menuju kedalam rumah sakit yang besar itu.
Gw berjalan berdua dikoridor rumah sakit ini setelah keluar dar lift. Kemudian gw melihat Dian yang sedang duduk membelakangi disalah satu bangku ruang tunggu luar ruangan.
Quote: "Dian..." ucap gw ketika sudah berada tepat dibelakangnya
Fix You by : Glitch.7 Dian yang sudah beranjak dewasa dari pertama kali kami bertemu 2 tahun lalu itu menengok kebelakang. "Kak Eza "!" ucapnya terkejut melihat gw, lalu gw melangkah lagi dan berdiri didepannya
"Kak..." Dian langsung bangkit dari duduknya dan memeluk tubuh gw, dia sandarkan kepalanya ke dada gw lalu mulai menangis
Gw balas pelukkan adik tiri gw ini lalu mengusap lembut rambutnya yang sekarang dibiarkan tergerai panjang hingga sepunggung.
"Maafin Kakak ya Yan.." ucap gw dengan tulus
Dian hanya mengangguk dengan kepala yang masih berada di dada gw.
"Yan, Kak Nindi mana ?" tanya gw sambil melepas pelukkannya dan memegang kedua bahunya "Lagi beli minum tadi Kak.." jawab Dian
"Ah itu dia..." ucap gw yang melihat seorang gadis cantik dengan wajah yang terlihat lelah sedang berjalan kearah kami.
Gw pun menghampiri Nindi, dan inilah pertama kalinya kami bertemu lagi setelah terakhir kali melihatnya lulus dari sekolah 2 tahun lalu.
Jarak kami hanya 2 meter dan saling berhadapan, gw lihat dirinya yang sudah mulai mengeluarkan butiran air dikedua sudut matanya itu. Tidak lama, Nindi langsung melepaskan kantung plastik berisi air mineral botol dari genggaman tangannya dan dengan cepat kakinya melangkah lalu memeluk gw.
Gw balas pelukkannya dan mengusap punggungnya, tidak ada kata yang terucap diantara kami kecuali suara tangisnya yang mulai terisak dibahu gw.
Cukup lama kami berpelukkan sampai akhirnya suara tangisannya reda dan memundurkan tubuhnya. Kedua tangannya memegang wajah gw lalu tersenyum.
Quote: "Kamu sehatkan ?" tanyanya
Fix You by : Glitch.7 "Iya, alhamdulilah aku sehat... Dan kamu kayaknya lagi kurang sehat Kak.." jawab gw Nindi hanya tersenyum sambil mengusap airmata dipipinya.
"Za, kita perlu bicara berdua..." ucap Nindi
"Oke, mau ngobrol diluar ?"
Nindi hanya mengangguk "Oh, sebentar Kak, kenalin ini teman aku..." ucap gw menahan genggaman tangannya.
Teman wanita gw yang sangat cantik itupun berkenalan dengan kakak tiri dan adik tiri gw. Setelah itu, gw izin kepada teman wanita gw untuk keluar sebentar dengan Nindi. Dian pun menjadi teman ngobrol dirinya yang gw tinggal sementara.
Sekarang, gw dan Nindi berada disalah satu warung kopi diluar rumah sakit, tepatnya kami berada disebrang rumah sakit ini.
Gw memesan kopi hitam panas dan Nindi memesan teh manis hangat, lalu gw membakar sebatang rokok sambil menunggu kopi pesanan datang. Nindi menatap gw dengan tersenyum, lalu dia mulai membuka obrolan.
Quote: "Za, kamu udah luluskan sekarang ?"
"Iya, alhamdulilah semua teman seangkatan aku lulus tahun ini" "Syukur deh... Mau melanjutkan kemana Za ?"
"Heum... Aku belum tau mau kuliah atau ngikutin jejak almarhum kakek... atau mungkin melanglang buana seperti Ayahku..."
"Hm " Memang ayahmu dimana ?"
"Sekarang di New Zealand... dia memang kerjanya pindah negara tiga tahun sekali..." "Apa gak sebaiknya kuliah dulu Za " Baru kamu ikut Ayahmu..."
Fix You by : Glitch.7 "I don't know Kak, maybe i have to take a holiday rite now... Ha ha ha..." "Iih dasar ya, kamu kan sekarang juga lagi liburan..." ucapnya sambil tersenyum
Tidak lama kemudian minuman kami pun datang. Nindi langsung memegang gelas dengan kedua tangannya dan meniup teh manis hangatnya itu. Ada jeda diantara kami, saling terdiam. Kemudian gw memulai obrolan. "Kak, kamu sekarang kuliah dimana ?"
"Aku kuliah disini (Jakarta), di xxx... ambil FMIPA" "What a smart girl "! Hebat... ha ha ha..."
"Kamu kuliah dikampus ku aja Za, banyak kok jurusan lainnya..." ucapnya sambil tersenyum manis
"Hmmm.. Enggaklah, nanti malah ada cerita cintaku dikampus biru versi kakak-adik lagi..." jawab gw sambil tersenyum jahil
"Aha ha ha ha... Ada-ada aja kamu... Oh ya, itu temen wanita kamu tadi teman sekolah " kayaknya aku pernah lihat dan kenal dia deh..."
"Hm " Ooh.. maksud kamu xxx, dia diatas aku umurnya, seumuran sama kakak, udah kuliah juga... Harusnya Kakak memang kenal dia ha ha ha... Dan aku beruntung hari ini dia bisa nolongin aku..."
Kemudian kami pun membicarakan soal teman wanita gw itu, beberapa hal cukup membuat Nindi terkejut. Hingga kami kehabisan bahan obrolan, cukup lama kami terdiam, gw sibuk dengan racun nikotin yang gw hembuskan, Nindi entah sedang sms-an dengan siapa.
Setelah kopi gw habis, gw berinisiatif masuk ke obrolan inti pertemuan kami hari ini.
Gw beranikan diri dengan menanyakan kabar Papahnya, dan alhamdulilah, dari raut wajahnya, dia tidak menyiratkan kebencian atau amarah kepada gw.
Quote: "Tapi kamu emang jahat banget waktu itu Zaa..." ucapnya sambil tersenyum "Eh " Eeuuu... Iya aku akui waktu itu lost control Kak, I don't know who I'm... And i'm so sorry about that...
Fix You by : Glitch.7 Maaf banget asli Kak, maafin aku..."
"Udah udah, gak usah bahas yang itu... Gak apa-apa... Hmm... Sekarang yang perlu kamu tau kondisi Mamah..." ucapnya sambil memegang bahu kanan gw.
Nindi menceritakan keadaan Ny. Hikari yang setiap hari semakin memburuk kondisi kesehatannya. Selepas Nindi lulus sma 2 tahun lalu, mereka sekeluarga pindah ke ibu kota, dan semenjak kejadian "chaos" diantara kami itu pula Ny. Hikari menjadi sakit-sakitan.
Awalnya mungkin mereka mengira hanyalah sakit biasa, seperti demam dan pusing. Dari mulai diberikan obat warung sampai berobat ke dokter umum, kondisi Ny. Hikari tidak menunjukkan perkembangan yang baik, semakin kesini, kondisi kesehatannya semakin menurun.
Keluarga Nindi akhirnya menerima saran dari salah satu dokter untuk medical-check up secara keseluruhan kondisi Ny. Hikari, karena pusing dikepalanya semakin parah dan terkadang sering mimisan/keluar darah dari hidung. Dan hasilnya... Diluar dugaan, beliau didiagnosa memiliki penyakit kanker otak yang sudah masuk ke stadium 3.
Semuanya menjadi terasa berat dan sulit ketika mereka sudah pindah. Bukan soal masalah ekonomi, tapi.... Keinginan Sang Nyonya yang ingin bertemu dengan anak kandungnya.
Nindi dan kedua adiknya selalu membujuk sang Papah agar bisa mempertemukan Ibu tiri mereka itu dengan anak kandungnya. Tapi usaha mereka yang merayu kepala keluarga tidak pernah diindahkan, selalu ditepis dan ditolak mentah-mentah.
Nindi mengerti kebencian dan amarah Papahnya terhadap anak kandung ibu tirinya itu. Tidak mudah bagi Papahnya untuk memaafkan si anak kandung sang Nyonya.
Waktu terus bergulir, kondisi kesehatan Ny. Hikari semakin memburuk, dirinya tidak bisa lagi beraktifitas secara normal. Semua cara pengobatan telah ditempuh oleh keluarga Nindi. Dan sampai akhirnya hari ini tiba, dimana kondisinya benar-benar kritis.
Sekarang gw dan Nindi sudah berada didalam rumah sakit lagi, bersama teman wanita gw dan Dian. Mereka bertiga duduk bersebelahan di bangku ruang tunggu, sedangkan gw duduk dilantai sebelah pintu ruangan.
Seorang perawat keluar dari pintu ruangan disebelah gw, dia memegang beberapa lembar kertas yang dipeluk kedadanya, lalu berlari kecil kearah ruangan lainnya.
Fix You by : Glitch.7 Kami berempat yang melihat perawat itu terburu-buru langsung berpikiran satu hal yang sama, ada sesuatu yang buruk terjadikah dengan seorang wanita yang sedang dirawat didalam ruangan didepan kami ini "
Nindi dan Dian terlihat panik ketika satu perawat itu kembali bersama perawat atau dokter " Entahlah yang jelas dia kembali bersama satu orang laki-laki disampingnya.
Nindi menahan mereka berdua ketika akan masuk kedalam ruangan, Nindi menanyakan ada apa sebenarnya, tapi perawat wanita hanya menjawab dengan kalimat-kalimat yang tidak bisa menjelaskan kondisi sebenarnya. Ya, dia hanya menjawab tunggu, berdo'a dan tim dokter akan mengusahakan yang tebaik untuk orang yang kami cintai didalam sana.
Pintu ruangan kembali tertutup, kaca pintu yang tidak bisa memperlihatkan keadan didalam ruangan dan suara gaduh dari dalam sana semakin membuat kami berempat panik. Tidak lama, pintu ruangan kembali terbuka lebar, sekarang dua pintu itu terbuka lebar, tidak seperti pada saat si perawat keluar tadi.
Nindi dihampiri oleh seorang pria, mungkin itu dokter yang bertanggunjawab. Gw ikut mendengarkan percakapan mereka berdua, Nindi langsung menengok kearah gw dengan menitikkan airmata setelah apa yang disampaikan dokter kepadanya itu membuatnya terkejut, tidak terkecuali gw. Quote: "Kak, udah sekarang telpon Papah kamu, kita gak bisa nunggu lama-lama..." "Ah " Ii.. Iya Za.."
Nindi menelpon Papahnya, berbicara dengan cukup panik lalu menutup telponnya setelah mendapat persetujuan.
Nindi menandatangani sebuah dokumen yang diberikan oleh dokter tersebut. Kemudian ketika dokter itu hendak pergi, gw menahan tangannya.
"Dok, sebelum operasinya dilakukan, saya minta bertemu dengan ibu saya sebentar Dok..." ucap gw dengan tangan yang masih menahan lengannya
"Maaf mas, tidak bisa, beliau harus segera dipindahkan ke ruang operasi..."
"Tapi operasi membutuhkan persiapan kan Dok " Saya hanya ingin menemuinya sebentar, tidak lama Dok..."
Fix You by : Glitch.7 "Maaf mas, tidak bisa, kami akan mengusahakan yang terbaik, jika nanti operasinya sudah selesai, baru pihak keluarga bisa menemuinya.." ucap sang Dokter sambil menepis cengkraman gw dari lengannya. Gw tarik lagi lengannya dengan sedikit kasar agar dia kembali berbalik menghadap gw.
"Dok! Ucapan anda tadi tidak bisa menjamin operasinya akan berhasil! Apa anda bisa memberikan saya jaminan bahwa saya bisa bertemu ibu saya dalam keadaan hidup setelah operasinya selesai "!!" nada bicara gw mulai meninggi
"Saya mengerti, tapi itu diluar kuasa saya. Saya hanya manusia biasa seperti anda mas, tapi saya akan berusaha bersama tim dokter lainnya untuk memberikan yang terbaik kepada Ibu anda... Yang perlu anda lakukan adalah berdo'a kepada Tuhan.." ucap sang Dokter
"Saya juga mengerti Dok, pasti kami akan berdo'a kepada Tuhan, tapi sekarang, saya hanya meminta waktu 5 menit, bahkan kurang mungkin untuk bertemu Ibu kandung saya Dok! Setelah itu saya tidak akan mengganggu prosedur rumah sakit ini... Saya mohon"
Dokter dihadapan gw ini pun menghela napas, berpikir sejenak, lalu menganggukkan kepalanya kepada gw.
"Tapi, hanya anda yang boleh masuk kedalam, setelah itu, pasien akan langsung dipindahkan ke ruang operasi, ingat, tidak lebih dari 5 menit." ucapnya lagi.
Gw mengucapkan terimakasih kepada Dokter dihadapan gw, kemudian gw menengok kearah Nindi, dia tersenyum sambil menganggukkan kepala kepada gw lalu menyeuka airmatanya.
Gw masuk sendirian kedalam ruangan didepan, gw memakai baju hijau yang tergantung didekat pintu, gw cuci tangan dengan cairan pembersih tangan yang tersedia di dekat pintu kedua. Ya, ternyata setelah pintu ruangan yang gw masuki tadi, masih ada satu lagi pintu untuk menuju kedalam ruang rawat ini.
Setelah membuka sepatu, gw membuka daun pintu lalu melangkah masuk, gw melihat ada dua orang perawat yang sedang membereskan beberapa peralatan rumah sakit. Mereka berdua sempat terkejut melihat kehadiran gw didalam sini. Tapi kemudian kedua perawat itu keluar ruangan setelah Dokter yang berada dibelakang gw memberikan kode kepada mereka.
Sekarang, disini... Didalam ruangan yang dingin dan cukup luas ini hanya ada anak lelaki bersama Ibu kandungnya. Ibu yang sedang terbaring diatas ranjang besar dengan roda disetiap kaki ranjang.
Fix You by : Glitch.7 Gw mendekatinya, berjalan perlahan hingga berdiri tepat disisi kiri.
Alat bantu pernapasan menutupi mulutnya, elektrokardiograf berada di dinding atas sisi ranjang, dan selang yang tertancap dipunggung tanganya itu membuatnya sangat terlihat lemah diatas ranjang rumah sakit ini.
Matanya terpejam, "mahkota" yang indah selama ini hilang, sekarang sudah tidak ada lagi mahkota panjang hitam sepunggung. Kini kepala yang tidak memiliki mahkota itu hanya terbalut "non woven cap".
Gw cium punggung tangannya, lalu gw tempelkan punggung tangannya itu kepipi gw. Helaan napas gw pelan, mata gw terpejam. Kembali gw menarik napas perlahan, tapi sial... Terasa sesak dada ini yang menyebabkan tarikan napas gw bergetar dan tidak normal.
Quote:

Fix You Karya Glitch di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Quote: MY LAST 5 MINUTES "Bu, ini aku Oda... Anak yang selalu kamu benci selama ini... Apa Ibu bisa mendengarkanku Bu "
Bu... Apa yang ibu rasakan ketika setiap perihku terasa sampai kedalam hati ini "
Sekarang, Ibu sedang berjuang untuk bertahan hidup kan " Atau Ibu menyerah " Samakah perihnya seperti yang aku rasakan dulu Bu "
Setiap goresan luka yang Ibu goreskan membuat hati ini sakit sekali... Kenangan pahit itu sulit untuk aku lupakan, semakin aku menepisnya, semakin kuat bayangan Ibu hadir dibenakku... Dan kenapa kenangan manis yang kau buat dulu tidak bisa meruntuhkan perih dihatiku Bu " Kenangan manis yang sedikit itu terekam dan tersimpan dalam album foto dilemari coklat kamarku Bu...
Kenangan manis yang menunjukkan dirimu ketika aku berada dipangkuanmu, dipelukkanmu, dan digendonganmu Bu...
Momen indah ketika tanganmu menggenggam erat tangan kecilku dulu... Ya itulah saat engkau mengajariku berjalan diteras rumah... Kamu ingatkan Bu " Foto itu masih tersimpan Bu...
Fix You by : Glitch.7 Bu, aku bersungguh-sungguh jika Ibu diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk kembali melihat matahari pagi ini, aku akan mencium kakimu, dan bersamaan dengan itu, aku harap maafmu untukku masih kau berikan Bu...
Tak perlu lagi kau risaukan pikiranmu yang menerka-nerka apakah aku akan memaafkanmu Bu... Karena sekarang, aku sudah memaafkanmu Bu... Aku sudah memaafkanmu...
Tuhan selalu tau apa yang terbaik untuk kita, aku yakin itu... Dan Ibu juga yakin kepada-NYA kan " Ah, aku tau Ibu yakin dan percaya..."
Gw pindahkan tangannya kepipi kiri, agar gw bisa merasakan hangat lembut telapak tangan kanannya itu (lagi).
"Bu, Sayangmu kepadaku mungkin pernah hilang, tapi aku yakin, setelah apa yang kita lalui, rasa sayangmu kembali lagi... Iya kan " Sekalipun ternyata rasa itu tidak kembali, aku harap kau berbohong, bohongilah diri ini sekali lagi, agar aku bisa merasakan kasih sayangmu Bu..."
Selesai sudah apa yang gw ingin ungkapkan didalam hati tadi kepadanya. Gw cium telapak tangannya dengan mata yang terpejam tepat ketika jemarinya bergerak perlahan menggaruk pipi gw. Gw lihat matanya mengeluarkan air yang jatuh ke pipinya, lalu darah pekat keluar dari hidungnya.
Dengan diiringi Do'a dalam hati seorang anak lelakinya ini, gw kembali mencium telapak tangannya, dengan lebih dalam dan mata yang berkerut menahan tangis.
Tangispun pecah bersamaan dengan bunyi yang berasal dari alat ekg yang sudah menunjukkan flat line. "Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un". Dan kalimat terakhir itulah yang terucap dalam hati ini.
Pemandangan sibuk dari beberapa orang yang masuk kedalam ruangan ini langsung membuat gw kembali tersadar, perlahan gw membalikkan badan, berjalan keluar ruangan ini sambil tertunduk.
Teman wanita gw, Nindi, Dian, dan sang Papah berada diluar ruangan dengan wajah yang sangat cemas setelah tim dokter berlarian masuk kedalam tadi.
Fix You by : Glitch.7 Tak perlu lagi mereka semua mengucapkan kalimat tanya apa yang terjadi dengan wanita jepang didalam sana.
Perlahan gw tatap mata Nindi lekat-lekat dengan airmata yang masih mengalir dipipi ini, tangan kanannya menutup mulutnya yang terbuka. Papahnya yang juga mengerti apa maksud dari tatapan gw itu langsung memeluk Dian yang berada disampingnya.
Nindi terjatuh, terduduk dilantai rumah sakit ini. Teman wanita gw langsung duduk disampingnya dan memeluknya. Disandarkan kepala Nindi kebahu teman wanita gw itu.
Gw menghela napas lalu berjalan ke ruangan lain rumah sakit ini...
Sampai di meja resepsionis, gw menanyakan letak musholla didalam rumah sakit. Setelah dijelaskan, gw pun menuju musholla.
Sesampainya disana gw buka sweater dan sepatu. Gw buka keran air untuk mengambil wudhu.
Sekarang gw berada didalam musholla, menunggu selesainya seorang lekaki yang mengumandangkan adzan subuh.
Setelah itu, gw bersama beberapa lelaki lainnya ikut shalat berjamaah dengan dipimpin seorang imam didepan sana.
Selesai menunaikan shalat subuh, gw berdo'a, memohon kepada Sang Pemilik alam semesta ini agar dosadosa Ibu dimaafkan dan amal ibadahnya diterima.
Gw usap airmata ini, ketika seorang bapak-bapak melihat gw masih duduk didalam musholla.
Quote: "Tabahkan hatimu Nak, Ikhlaskan kepergiannya, jangan kau buat dirinya semakin sulit meninggalkan dunia ini... Segala apa yang terjadi sudah menjadi suratan yang sebelumnya kita pilih ketika berada diantara persimpangan jalan." ucap seorang bapak yang tidak gw kenal ini.
"Tidak ada yang bisa menolong ketika kita sudah berpulang kepada-NYA, kecuali Do'a dari anak yang soleh... Do'a kan dirinya dan maafkanlah.... Semoga kelak engkau menjadi seorang lelaki yang soleh Nak..." lanjutnya sambil menepuk pundak gw lalu berdiri dan meninggalkan musholla ini.
Fix You by : Glitch.7 Gw masih termenung didalam sini, memikirkan ucapannya tadi. Entahlah, gw tidak perlu mempersoalkan siapa sosok bapak-bapak itu, yang jelas apa yang dia sampaikan kepada gw adalah kebenaran.
Quote: *** 1 hari kemudian gw sudah berada disalah satu bandara, bersama Sherlin, Om gw beserta Istrinya, Nindi, Dian, Boni, dan Papahnya Nindi. Kami semua mengantarkan jenazah untuk diterbangkan ke Hokkaido- Jepang.
Sesuai permintaan almarhumah didalam surat yang dia tulis sendiri 2 bulan lalu yang dititipakan kepada Nindi. Dan ketika beliau meninggal kemarin, surat itu diserahkan kepada gw, agar gw bisa mengambil keputusan sesuai hari ini.
Spoiler for Letter from Heaven:
Teruntuk anak lelakiku, **oda Agathadera.
Aku tidak pernah bisa merangkai kata yang manis untukmu, seperti perlakuanku selama ini.
Apapun yang aku tulis didalam surat ini mungkin sudah tidak ada artinya lagi dimatamu sayang... Tapi inilah yang bisa aku lakukan untuk menyatakan kasih sayang terakhir untuk dirimu.
Permohonan maaf bukanlah hal yang mudah diterima setelah apa yang sudah aku lakukan selama ini kepadamu Nak...
Tapi bisakah kau berikan sedikit saja maaf itu untukku " Karena aku akan lega dan hilang untuk selamanya.
Ketika kamu membaca surat ini, aku yakin hubungan kamu dan keluargaku yang baru sudah membaik, maafkanlah mereka Nak, biarlah aku yang menanggung dosanya.
Aku sangat senang dan bahagia ketika melihatmu dimalam itu, ketika kamu memeluk adik tirimu. Tapi kamu juga tau, aku harus membohongi diriku sendiri dengan bersikap kasar lagi seperti dulu kepadamu.
Fix You by : Glitch.7 Kamu telah tumbuh menjadi anak yang baik dan tampan, aku bahagia melihatnya, aku berpikir siapakah gadis yang kamu pacari waktu itu " Nindi atau Dian " Tidak mungkin diriku menanyakan hal ini kepada keduanya. Tapi, jauh dilubuk hatiku, aku berharap kamu bisa menikah dengan Nindi kelak.
Maafkan Ibumu yang hina ini. Aku sadar tidak pantas meminta apapun darimu setelah apa yang sudah terjadi. Kamu bebas memilih jalan hidupmu.
Permintaan terakhirku, jika Ibumu ini meninggal, katakanlah kepada keluargaku, bahwa aku ingin dimakamkan ditanah kelahiranku, Hokkaido. Dan jika engkau mengizinkan, beritahukan kepada semuanya, dan aku yakin, mereka akan mengizinkan juga sesuai dengan apa yang kamu putuskan. Tapi jika kamu tidak ingin aku dimakamkan disana, makamkan aku di kota kelahiranmu dulu Nak.
Mungkin, apa yang sudah aku titipkan kepada Nindi bukanlah sesuatu yang kamu harapkan, tapi setidaknya, dengan jumlah sebesar itu, aku harap bisa digunakan untuk melanjutkan pendidikanmu di perguruan tinggi nanti.
Maaf... Maaf... Maaf... Maaf... Maaf... Maaf dari Surga.
Hikari Katsumi. *ps : bakarlah surat ini ketika kamu sudah memiliki anak.
-The end of Fix You- Tiga Makam Setan 2 Gento Guyon 14 Kemelut Iblis Mushasi 14
^