Pencarian

Fix You 1

Fix You Karya Glitch Bagian 1


Fix You by : Glitch.7 105. Katsumi Hikari Fix You by : Glitch.7 FIX YOU I Sudut pandang seseorang dalam menyikapi setiap problematika hidup ini berbeda-beda. Usia seseorang bukanlah tolak-ukur bagi kedewasaan dirinya dalam berpikir. Pengalamanlah yang membuat kita bisa menyikapi setiap masalah hidup ini dengan hati yang ikhlas dan pikiran yang matang.
Tapi... Bagaimana jika sebuah pengalamanpun tidak cukup bagi diri seseorang untuk menerima kenyataan pahit dan masalah hidup ini "
Jawabannya jelas, Tuhanlah yang akan membantumu... Dengan cara yang berbeda, diluar nalar manusia. Sampai kapanpun, pola pikir kita sebagai mahluk ciptaannya tidak akan pernah bisa mengira-ngira apa yang akan Tuhan ubah dalam hidup kita.
Salah satu contohnya adalah lewat seseorang yang tidak pernah kita sangka sebelumnya. Quote: 2004.
Hai, perkenalkan aku Nindi Ramadani, aku adalah seorang gadis yang baru berumur 17 tahun dan akan bertambah 1 tahun dibulan juli nanti.
Aku adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Adikku yang pertama bernama Dian, dan yang terakhir seorang laki-laki bernama Boni. Perbedaan jarak umur diantara kami adalah 4 tahun.
Dian saat ini bersekolah disalah satu smp negeri dekat rumah, dia baru duduk dikelas 2 smp. Dan Boni masih duduk dibangku SD kelas 4.
Fix You by : Glitch.7 Ibu kandungku meninggal ketika aku masih berumur 10 tahun dan Boni baru berumur 2 tahun. Ayahku menikah lagi ditahun 1998 lalu, dengan seorang wanita yang sangat cantik, baik hati dan tidak memiliki anak dari pernikahan sebelumnya. Ya, ibu tiriku adalah seorang janda tanpa anak.
Kehidupan kami cukup harmonis setelah adanya Ibu tiri diantara kami. Tidak ada sesuatu yang buruk seperti apa yang selalu aku bayangkan sebelumnya. Sebagian dari kalian pasti tau, di jaman orba, banyak sekali sinetron yang menceritakan kisah seorang ibu tiri yang jahat kepada anak-anak tirinya. Tapi aku bersyukur, ternyata aku memiliki ibu tiri yang sangat penyayang kepada keluargaku.
Bukan maksud ingin menyombongkan diri, tapi kenyataannya perekonomian keluarga kami bisa dibilang lebih dari cukup.
=== Saat itu bulan januari 2004, dimana semester dua ajaran sekolah baru memasuki minggu pertama.
Pertama kalinya aku melihat seorang cowok yang cukup mempesona. Dia sedang berbicara dengan teman sekelasku didepan kelas. Aku cukup lama memperhatikannya, sampai akhirnya aku mencoba untuk melihat dirinya dari jarak yang lebih dekat.
Ah, aku ingat sekarang, dia adalah mantan pacar ketua osis tahun lalu, yang pindah sekolah secara tiba-tiba sebelum ujian tengah semester dimulai. Aku memang tidak sering memperhatikan mereka ketika disekolah, tapi beberapa kali aku sempat melihat mereka pulang bersama.
Setelah aku berada diambang pintu kelas, aku beranikan diri untuk bertanya kepada teman sekelasku yang bernama Bernat. Dan dari situlah aku mengenalnya dan berjabat tangan untuk pertama kalinya dengan seorang adik kelas.
Genggaman tangannya halus, tapi terasa sekali kalau dia mempunyai kepercayaan diri yang kuat. Reza Agatha namanya, seorang cowok kelas 1 sma, mantan pacar ketua osis dan adik kelasku itu...
Fix You by : Glitch.7 Adalah sosok yang selalu mempunyai masalah dengan wanita.
Pertemuan kedua kami tidak disengaja ketika dia datang kekelasku diwaktu istirahat. Aku lihat dirinya murung dan kebingungan mencari seseorang.
Dan saat itulah, pertama kalinya kami berbicara banyak di aula sekolah berdua. Dia menceritakan masalah hubungannya dengan tiga wanita yang sedang dekat dengan dirinya, aku cukup heran dan kaget sebenarnya mendengar apa yang dia ceritakan. Tapi.... Setelah aku memperhatikan dirinya lebih lama, aku sadar, bahwa ada daya tarik yang lain, dari cowok yang baru berumur 16 tahun itu.
Bukan karena wajahnya yang tampan, matanya yang sipit, kulitnya yang putih dan postur tubuhnya yang tinggi untuk ukuran anak sma kelas 1 itu yang membuat aku sempat tidak fokus dengan obrolan kami. Melainkan hal lain diluar fisik dan penampilannya, sesuatu dari dalam dirinya yang aku tidak tau apa saat itu yang membuat hatiku berdegup lebih cepat dari biasanya.
Mungkin hal itulah yang membuat ketiga wanita yang sedang dekat dengan dirinya itu jatuh hati. Ucapannya sopan, tidak ada kata atau kalimat yang merendahkan ketiga wanita yang sedang dia ceritakan.
Setelah aku mendengar dengan rinci semua permasalahannya itu, wajahnya kembali murung, dia menunjukkan perasaan bersalah dalam dirinya. Aku mencoba memberikan saran yang sangat hatihati dan mudah dicerna olehnya, agar dia bisa mengambil keputusan dari dalam hatinya.
Akhirnya, aku senang melihatnya kembali tersenyum dan sepertinya dia memahami apa yang aku ucapkan.
Aku berharap dia bisa melewati masalahnya dengan baik. Dengan hati yang yakin akan pilihannya. ====
Januari 2004... Fix You by : Glitch.7 "Hai Za, cari Bernat ?"
"Enggak kok, sengaja mau cari kamu kesini... Hehe.." "Ooh, ada apa Za " Ada masalah lagi sama hubungan kamu kah ?" "Sebaliknya malah, alhamdulilah udah beres ha ha ha..."
"Oh ya " Syukur kalo gitu... Aku ikut seneng, nah terus ada perlu apa ketemu aku ?" "Nanti pulang bareng ya, aku mau traktir Kakak nih... Ya sebagai ucapan terimakasih gitulah hehe..." "Hmmm... Gak usah sungkan kok, selama aku bisa bantu, pasti aku bantu..."
"Makasih Kak, Jadi gimana " Mau ?"
"Mmm.. Boleh, kebetulan hari ini gak dijemput..." "Eh " Dijemput " Sama cowok kakak ?"
"Hm " Oh enggak... Aha ha ha... Bukan cowok, maksudnya sama supirnya Mamah, hi hi hi..." "Ooh... Kirain dijemput sama pacarnya Kakak..."
"Aku belum punya cowok Za..." malu-malu gitu kamu Kak ngomongnya, cubit nih pipinya .........
Someplace Kami berdua berada disebuah rumah makan khas sunda, tadinya gw mau mengajaknya ke resto seafood, tapi karena diperjalanan dia bilang alergi dengan salah satu menu olahan laut, gak jadilah
Fix You by : Glitch.7 kami menyantap seafood. Dan akhirnya gw belokkan si Kiddo ketempat makan ini, sesuai permintaannya.
Nikmat dan enak juga masakan khas sunda di rumah makan ini, dan memang ternyata dia dan keluarganya sering makan bersama disini. Harganya pun cukup terjangkau. "Za, kamu tinggal dimana ?" tanyanya setelah selesai menyantap makanan "Di daerah xxx Kak... Gak jauh kok... Kalo Kakak ?"
"Di perumahan xxx... Deket jugakan " Hi hi hi..."
Ah " Perumahan yang dia sebutkan adalah nama perumahan dimana tempat Sherlin tinggal. "Hmmm.. Aku tau tuh, blok berapa Kak ?"
"Blok xxx no. xxx... Kamu punya temenkah disitu ?" "Bukan temen, tapi pacarku tinggal di blok xxx..." "Oh ya " Siapa namanya ?"
"Sherlin... Dia sekolah di SMKN xxx Kenal Kak ?"
"Hmm.. Kayaknya enggak deh, cuma kalo liat orangnya mungkin pernah liat, karena blok rumahnya sama blok rumahku cuma beda satu gang kan..."
Begitulah obrolan kami di siang yang mendung ini. Sekitar pukul 2 siang kami beranjak pergi dari rumah makan, tentunya setelah gw membayar menu yang kami pesan.
Kami berdua sudah berjalan melewati jalan protokol diatas si Kiddo. Hanya butuh waktu 15 menit
Fix You by : Glitch.7 kami sudah sampai dirumahnya.
Penuh dengan hiasan tanaman pekarangan rumah keluarganya. Gw parkirkan si Kiddo disamping pekarangan itu. Lalu dengan senang hati gw menerima ajakannya untuk bertamu.
Gw cukup terkejut ketika memasuki ruang tamu keluarga ini, tidak ada kursi atau sofa untuk duduk. Hanya karpet dan meja persegi cukup besar yang ada diruang tamu rumahnya ini. Meja persegi ditengah-tengah ruang tamunya ini tidak lebih dari dengkul gw tingginya, hanya setinggi bagian tulang kering kaki.
Gw masih berdiri dan memandang dinding-dinding ruang tamunya, cukup banyak hiasan dinding yang gw yakin bukan dari kebudayaan lokal.
Ada satu frame lukisan khas dari negeri matahari terbit terpajang ditengah dinding tembok. Disitu terlihat lukisan seorang wanita memakai kimono dan berlatar bunga sakura, disisi lain lukisannya terdapat sungai.
Gw dekati lukisan itu dan mata ini langsung mendapatkan apa yang gw ingin pastikan. Ya, ketemu... Tidak salah lagi, dipojok kanan bawah lukisan itu terukir tahun pembuatannya dan nama sang pelukis.
"1950 Wada Sanzo"
"Kak... Darimana kamu dapat lukisan ini ?" tanya gw sambil tetap memperhatikan lukisan
"Hm " Oh lukisan dari jepang itu, Mamahku yang bawa... Waktu pertama kalinya dia pindah kerumah ini..."
"Pindah ?" "Mmm... Mamah kandungku udah meninggal dari aku masih umur 10 tahun Za, 2 tahun kemudian Papah menikah lagi dengan seorang wanita dari Jepang... Dan beliaulah yang bawa lukisan ini ketika sudah resmi jadi istri Papah..."
Fix You by : Glitch.7 "Tahun berapa Papah kamu menikahi wanita jepang itu ?" "Enam tahun yang lalu... 1998 berarti Za.."
"........." "Za " Kamu kenapa ?" .........
"Nindi... Baru pulang sayang ?" suara seorang wanita dengan aksen yang aneh langsung membuat gw menengok kebelakang
"Iya Mah, tadi aku makan dulu sama teman. Oh ya, kenalin Za, ini Mamahku..." "........." gw hanya bisa terpaku menatap wanita yang dipanggil Mamah oleh Nindi Reaksi wanita itupun terkejut menatap anak laki-laki yang sedang berdiri 5 meter didepannya ini. "Oo.. Ooda "!!!" ucapannya tercekat dengan kedua tangan yang menutup mulutnya itu ***
2006... Aku ingat dimana kamu bertemu dengan Mamahku... Rasanya aku ingin langsung memeluk kamu Za. Aku tidak pernah tau kenyataan pahit yang selama ini kamu simpan rapat-rapat dalam hati.
Maafin semua kesalahan yang pernah beliau lakukan, aku memohon dengan sangat... Apa yang harus aku perbuat lagi jika mencium kaki kamupun kata maaf dari hatimu belum keluar juga "
Aku tidak tau sesakit apa masa kecilmu dulu Za... Aku memang tidak mengerti dan mungkin tidak akan pernah bisa mengerti sakitnya. Tapi izinkan aku memperbaiki semuanya, semua yang sudah
Fix You by : Glitch.7 kamu terima, semua yang sudah beliau goreskan luka dihati kamu.
Kebahagiaan yang aku rasakan bersamanya memang tidak pernah kamu rasakan, aku sadar dan paham akan hal itu. Dan karena itulah aku rela memberikan nyawaku sebagai ganti kebahagian kamu yang hilang, dan kamu anggap "kami" lah yang merebutnya. Maafkan beliau dan kami.
Dan mulai sekarang, aku akan memperbaiki semuanya, berusaha menuntun kamu kembali pulang kerumah, memberikan apa yang selama ini harusnya kamu terima.
-Maaf dari Surga- When you try your best, but you don't succeed When you get what you want, but not what you need When you feel so tired, but you can't sleep Stuck in reverse
And the tears come streaming down your face When you lose something you can't replace When you love someone, but it goes to waste Could it be worse"
Lights will guide you home And ignite your bones And I will try to fix you
Tears stream down your face
When you lose something you cannot replace Tears stream down your face and I
Tears stream down your face
I promise you I will learn from my mistakes Tears stream down your face and I
Lights will guide you home And ignite your bones And I will try to fix you
Fix You by : Glitch.7 Fix You by : Glitch.7 106. Katsumi Hikari FIX YOU II
Ingatan atau kenangan yang tersimpan berawal dari indra penglihatan kita. Kemudian setiap adegan-adegan itu perlahan terkikis sedikit demi sedikit, hingga lupa bagian detailnya. Tapi diantara kita pasti pernah merekam satu adegan penting yang hingga akhir hayat tak akan terlupa setiap senti rinciannya. Entah adegan baik atau buruk yang menjelma menjadi sebuah kenangan manis atau pahit dan akhirnya tersimpan rapih dalam memori.
Quote: Gw tepis tangan Nindi yang ingin menahan gw pergi dari rumahnya, sampai depan Kiddo gw langsung memundurkan Kiddo hingga keluar pekarangannya. Nindi masih mencoba bertanya dan menahan gw.
"Zaa.. Tunggu! Kamu kenapa sih ?" ucap Nindi yang sekarang berada didepan motor menghalangi jalan
"Aku ada urusan lain.. Minggir Kak..." ucap gw, kemudian memakai helm dan menyalakan mesin Kiddo
"Enggak enggak... Kamu aneh, kenapa tiba-tiba gini "! Ada apa Za ?"
Trrreeeennggg!!! gw putar gas si Kiddo yang langsung membuat dirinya menutup kedua telinga, gw mundurkan sedikit Kiddo dan langsung memasukkan persneling, lalu mengambil sisi kanan
Fix You by : Glitch.7 didepannya.
Jauh gw tinggalkan dia yang masih berdiri didepan rumahnya itu. Rumah yang dia sebut sebagai pusat kebahagian nyata, untuknya, untuk keluarganya.
=== 10 minutes later... "Hei, kenapa sih " Daritadi mukanya kusut gitu..." ucapnya sambil memeluk lengan kiri gw "Huuftt... Aku lagi gak mood aja.."
"Gak mood kenapa " Ada masalah apa Za ?" "Kamu sayang sama aku Sher ?"
"Kamu ragu sama aku ?" posisi duduknya berubah, dia duduk memiringkan tubuh kearah gw "Bukan... Apa kamu... Mau denger cerita aku ?" ucap gw sambil menatap meja ruang tamu didepan "As always sayang, soal perempuan lain lagi ?" tanyanya sambil menggenggam tangan gw "Ya... Soal perempuan lain..." jawab gw menatap wajahnya kali ini
Gw lihat wajahnya tertunduk dan menghela napas, lalu kembali wajahnya menatap gw lagi sambil tersenyum... Senyum yang dipaksakan.
"Aku selalu berusaha nerima semua keputusan kamu... Sekarang siapa lagi yang dekat sama kamu Za ?" tanyanya dengan wajah sendu
"........." gw hanya tersenyum tipis menatap wajahnya
Fix You by : Glitch.7 Dia mengusap wajahnya sekali, lalu menatap langit-langit ruang tamunya ini. Menarik nafas perlahan kemudian menghembuskannya lewat mulut.
"Ini soal keluarga..." ucap gw yang kembali memalingkan muka darinya "Eh " Maksud kamu ?"
"Sebelum aku cerita, apa kamu tau kedua orangtua aku ?" tanya gw kembali melihat dirinya yang sedang keheranan
"Mm... Aku gak tau detailnya, tapi aku tau kalo... Kalo... Kalo orangtua kamu sudah pisah sejak kamu sd... Maaf ya Za..." jawabnya dengan ekspresi menyesal
"Ah kamu tau ternyata... Ngomong-ngomong kamu tau darimana " Aku gak pernah cerita kayaknya..." kali ini gw yang heran dengan dirinya yang mengetahui kedua orangtua gw sudah berpisah lama
"Kamu inget malam dimana aku kerumah kamu " Waktu itu kamu diminta Nenek beli makanan keluar rumahkan " Jadi tinggal aku dan Nenek yang waktu itu berdua diteras depan kamarmu... Disitulah Nenek cerita soal kedua orangtua kamu, beliau memang cuma cerita kalo Ayah dan Ibu kamu sudah pisah lama... Tapi beliau gak cerita soal hal lainnya"
"Mmm... Pantes waktu aku datang kalian langsung berhenti ngobrol ya, ternyata Nenek cerita soal itu... Oh ya, kenapa Nenek berani cerita ke kamu ?"
"Nah itu aku juga gak tau Za, gak lama kamu keluar rumah untuk beli makanan itu, Nenek langsung nanya aku, eh bukan... Bukan nanya, tapi minta. Ya, Nenek minta supaya aku jagain kamu... Terus baru Nenek cerita soal orangtua kamu yang udah pisah.. Itu aja..."
"Aneh... Kok bisa ya Nenek minta kamu jagain aku, jagain dari apa " Dan kenapa Nenek berani cerita soal orangtua aku..."
Fix You by : Glitch.7 "Aku juga heran Za, gak tau Nenek tiba-tiba minta gitu dan cerita soal keluarga kalian... Tapi dari situlah aku ngerasa punya tanggungjawab ke kamu karena permintaan Nenek..." "Dan salah satu alasan kamu sayang sama aku itu adalah ini ?"
"Iya Za... Salah satunya karena permintaan Nenek, aku sengaja selama ini gak cerita ke kamu karena Nenek yang minta jangan bilang ke kamu... Maafin aku ya Za... Dan alasan ini juga yang buat aku bertahan menunggu kamu dari Wulan..."
"Hmm... Maafin aku ya Sher, kamu harus terbebani sampai kayak gini... Seharusnya kamu gak perlu menunggu aku dan melupakan permintaan Nenek..."
"Za.. Jangan berpikir hanya karena permintaan Nenek, aku bisa nunggu kamu dan terbebani, enggak gitu Za... Jauh sebelum aku kenal Nenek dan keluarga kamu, aku udah suka dan sayang sama kamu... Permintaan Nenek hanya salah satu dorongan agar aku tetap bertahan menunggu kamu... Tanpa Nenek yang meminta aku jagain kamu pun, aku sayang sama kamu tulus..."
"Makasih sayang... Makasih banyak atas rasa sayang kamu ke aku selama ini.. Maafin aku yang baru bisa balas semua rasa itu sekarang..." ucap gw sambil mengelus rambutnya dan dibalas senyuman olehnya dan genggaman tangannya itu lembut gw rasakan.
Kemudian gw mengajaknya pindah keteras depan rumahnya. Sepertinya gw memang sudah mulai kecanduan nikotin, gw memintanya membuatkan secangkir kopi sebagai pasangan serasi sang racun, lalu setelah aroma kopi yang cukup menyengat terhirup dari meja teras ini, gw membakar sebatang nikotin, lalu menghembuskannya keatas, memejamkan mata sebentar.
Menunggu... Menunggu memori otak gw membangkitkan satu kenangan yang jauh sudah gw tinggalkan dan gw lupakan. Tak pernah terbayangkan sebelumnya gw harus mengambil kepingankepingan luka itu secepat ini.
Bertahun sudah mencoba melupakannya dan menepis bayangan wajahnya. Tapi hari ini... Hari ini
Fix You by : Glitch.7 dia tunjukkan lagi wajah yang selalu membuat diri ini terluka. Terluka dalam arti yang sebenarnya. Ya, luka fisik dan juga didalam hati.
Sherlin masih menunggu gw, dia masih terdiam menatap diri ini yang sudah menghisap dan menghembuskan asap nikotin untuk ketiga kalinya. Tak ada satu katapun dari mulutnya yang keluar.
Rintikan air hujan mulai turun membasahi jalanan dan pekarangan rumahnya didepan sana. Perlahan tapi pasti, deru suara air yang jatuh membasahi bumi ini terdengar semakin nyaring.
Tak terasa airmata yang gw tahanpun keluar dengan lembutnya, mengalir dari ujung mata turun kepipi hingga ke sisi dagu, lalu ada tangan halus yang gw rasakan menyeka airmata ini.
Mata gw masih terpejam ketika gw merasakan lembut kedua tangannya merangkul leher gw dan membenamkan wajah ini kepelukkannya. Dia berdiri didepan gw yang sedang duduk, memeluk gw hangat dan mengelus lembut kepala ini.
"Lepaskan semua beban yang ada dalam diri kamu sayang... Mungkin sekarang saatnya kamu harus membagi luka yang kamu tutupi selama ini..." suaranya lembut terdengar diantara derai hujan diluar sana.
Saat itu... Ucapan kamu sukses membuat aku menjatuhkan sebatang racun dari sela jemari ini dan kedua tangankupun bereaksi menanggapi kasih sayang dalam pelukkan kamu. Ya, aku balas dengan erat pelukkanmu dengan diiringi derai airmata yang semakin tumpah membasahi pipi ini.
Dan inilah aku, lelaki rapuh yang mencoba kuat saat kenangan masa lalu menyeruak dan kembali menghantam dinding yang sudah aku bangun selama ini.
*** 198* Terlahir dari rahim seorang wanita berkebangsaan Jepang di sebuah kota yang oleh M.A.W.
Fix You by : Glitch.7 Brouwer disebut sebagai Kota yang diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum. Bayi laki-laki itu mengeluarkan tangisnya untuk pertama kali di dunia ini pada pukul 3 dini hari.
Sang Ayah yang baru bisa melihat dan memeluk anak satu-satunya itu ketika sudah 2 hari terlahir, langsung membawanya pindah keluar kota bersama sang istri tentunya.
Tinggal dirumah bersama kedua mertua tanpa sang suami membuat sang Ibu cukup kesepian. Walaupun kedua mertuanya baik dan menyayangi cucu mereka itu, tidak bisa membuat lengkung senyum terukir diwajahnya. Anak laki-laki yang ia lahirkan pun! Tidak membuat dirinya bahagia!. Lalu kebahagian seperti apa yang dicari seorang wanita jepang itu ".
Suami. Ya, sang suaminya lah yang bisa membuat dirinya bahagia saat itu. Sedangkan kenyataannya berkata lain, suami yang sangat dicintainya itu harus mencari nafkah diluar pulau sebulan setelah sang istri melahirkan anak pertama mereka.
Waktu demi waktu pun terus bergulir, anak laki-laki yang sudah menginjak 2 tahun itu tidak mendapatkan kasih sayang dari ibu yang telah melahirkannya. Beruntung sang anak masih bisa mendapatkan perhatian lebih dari Kakek dan Neneknya, kedua orangtua sang Ayah.
Selama itupula sang Ibu selalu memikirkan dan selalu menunggu kehadiran sang suami yang hanya bisa berkumpul 1 tahun dua kali.
Hingga saat itu tiba, dimana sang anak sudah tumbuh menjadi anak laki-laki yang mulai mengenyam pendidikan sekolah dasar.
Sifat atau perangai " Entahlah, yang jelas Sang Ibu mulai berkelakuan buruk kepada anak lakilakinya itu. Saat itu bapak mertuanya masih dinas sebagai salah satu anggota militer. Membuat sang Kakek tidak bisa selalu menjaga dan memperhatikan cucu semata wayangnya itu. Sang Nenek " Beruntung hanya beliau yang masih bisa menjaga dan mengobati luka yang diterima sang cucu. Dimulai dari sentilan, pukulan dipinggul, dan pecutan antena handy talkie sudah kenyang diterima
Fix You by : Glitch.7 sang anak. Lama-kelamaan Sang ibu semakin beringas.
Akhirnya bukan hanya tiga perlakuan buruk itu saja yang harus diterima, tapi satu kebengisan! Ya, kebengisan seorang wanita yang disebut ibu oleh anak kandungnya itu sudah diluar nalar manusia normal!.
*** Perempuan dihadapan gw ini mulai menangis, pelukkannya semakin erat, isakannya terdengar nyaring diantara derai hujan didepan. Airmata yang sudah mengering ini seolah-seolah berpindah kepadanya.
"Aku.. Hiks... Aku gak tau harus ngomong apa sama kamu sayang... Hiks... Aku gak mau bayangin sakitnya jadi kamu... Hiks... Terlalu perih hati ini mendegar cerita kamu tadi... Hiks..." ucapnya dengan wajah yang berada dibahu ini
"Sher... Itu semua gak ada apa-apanya dibanding..."
"Hiks... Belum cukupkah semua sakit itu kamu terima " Hiks... Hiks..." "........." gw hanya menggeleng sambil tersenyum pahit
"Za.. Sekuat apa kamu saat itu "... Hiks..." tanyanya yang sekarang sudah memundurkan tubuhnya dan menatap wajah gw
Gw memintanya untuk duduk dilantai teras, kemudian gw ikut duduk disebelahnya, menatap rerumputan pekarangan yang dibasahi oleh air hujan. Sherlin menatap gw dengan tangan kiri yang menggenggam tangan kanan gw.
Gw hela napas lalu kembali membakar sebatang nikotin untuk yang kedua kalinya. Kemudian gw minum seteguk kopi hitam dicangkir yang dia buatkan sebelumnya.
Fix You by : Glitch.7 "Sher... Beliau enggak pernah menganggap anak laki-lakinya ini sebagai buah hatinya..." "Ma.. Maksud kamu ?" ucapnya terkejut
"Entahlah Sher, penjelasan itu aku dengar dari orang yang aku percaya selama ini, yang menyayangi aku dengan sepenuh hati, yang merawat aku dengan baik... Apa ada alasan untuknya berbohong dan mengarang cerita " Sedangkan penjelasannya itu didukung dengan kenyataan yang aku terima dulu..."
"........" Sherlin mengelus lembut rambut belakang gw dan tersenyum
"Aku... Aku gak pernah diharapkan oleh Ibu... Dia hanya menginginkan anak perempuan... Mungkin itu alasan kuatnya selain cintanya yang hanya untuk sang suami..." ucap gw tertunduk dan menghisap nikotin, "Dalam sakitnya luka yang aku terima, aku akhirnya tau kalo beliau mempunyai kebencian terhadap seorang anak lelaki... Entah apa alasannya hingga membenci anak lelaki, mungkin pengalaman buruk pernah dia rasakan saat tinggal dinegara asalnya dulu, sebelum tinggal disini..."
"Jujur aku sebenernya gak percaya dengan apa yang kamu alami... Sebegitu burukkah masa kecil kamu Za ?"
Gw bangkit dari duduk melempar puntung rokok yang masih setengah terbakar. Gw buka sweater hitam yang gw kenakan, lalu satu demi satu kancing seragampun gw lepaskan dari kaitannya, hingga akhirnya gw hanya memakai kaos dalam.
"Za... Kamu mau apa ?" tanyanya bingung
Gw hanya bisa menyunggingkan senyuman kepadanya lalu berbalik membelakanginya. "Kamu buka kaos dalam aku, tarik keatas bagian bawahnya..." ucap gw yang membelakanginya Sherlin menghampiri gw yang berdiri membelakanginya, dia kembali mengambil posisi duduk,
Fix You by : Glitch.7 kemudian tangan kanannya menarik kaos dalam gw keatas.
"Kamu lihat pinggang itu...?" tanya gw sambil menengokkan kepala kebelakang dan mata gw melirik kearahnya yang sedang duduk dengan tangan kiri menutupi mulutnya, matanya tebelalak kaget dan ucapannya tercekat
"Ini... Ini kenapa Za ?" suaranya bergetar "Luka... Luka sayatan..."
"Sayatan macam apa yang bisa buat bekasnya dipinggang kamu sampai begini Za "!"
"Sayatan yang terukir "indah" itu dibuat oleh tangan seorang wanita cantik berhati "mulia" dengan menggunakan kodachi...".
Tears stream down your face
When you lose something you cannot replace
Fix You by : Glitch.7 About Missing Part Tuesday, February 14th, 2017.
Sebuah panggilan telpon dari wanita masa lalu... Spoiler for Calling:
Quote: "Hallo..."
"Kamu tuh apa-apaan nulis cerita dikaskus sampe kayak gitu "!" "What's you're problem old lady ?"
"Hsss... Aku lagi gak mau bercanda... Aku mau ketemu kamu besok!" "Telpon Bunbun dulu sana..."
"Udah! Aku udah beli tiket pesawat... Pokoknya aku mau ketemu besok!" "Dimana " Jam berapa ?"
"Di tempat kerja kamu, siang!"
"Besok aku off... Kerumah aja kalo gitu" "Ya jemput kalo gitu di bandara" "Bener udah nelpon Bunbun ?"
"Daripada kamu nanya terus, mending pulang kerja kamu tanya langsung sama bunbun..." "Ya udah okey... Tapi satu syarat..."
Fix You by : Glitch.7 "Kok aku yang dikasih syarat ?" "Missing Part mau aku rilis..." "Jangan kelewatan Gha!!!"
"Hey... Aku harus rilis karena point-nya disana..." "Aku gak setuju! Jangan berlebihan Agatha!" "Enggak, gak apa-apa kok..."
"JANGAN SAMPE AKU GAMPAR KAMU GHA!!!" "HEY!!! WATCH YOU'RE MOUTH OLD-LADY!!!" Tuut... Tut.. Tut... End of call.
10 minutes later... "Ayah... Kamu apa-apan sih sampai tengkar ditelpon sama ***** ?" "Dia nelpon kamu ?"
"Iya, baru aja... Sebelumnya dia nelpon juga katanya besok mau ketemu"
"Huufftt... Udahlah aku cape Bun, nanti aja kita bicarain lagi dirumah ya, ini aku udah mau pulang..." "Iya, tapi kamukan enggak perlu segitunya Yah ngebentak dia, kasihan dia nangis tadi"
"Ya udah-ya udah, besok aku minta maaf langsung ke dia... Sekalian aku peluk biar enggak marah lagi"
Fix You by : Glitch.7 "Jangan pulang kerumah!!!" "Oke aku nginep dihotel..." "Ayaaah!!!"
"Hehehe... Mau dibawain Japanese food ?" "Tempura jangan lupa..."
"Okaay...". Fix You by : Glitch.7 107. Katsumi Hikari Missing Part MAMA
Spoiler for Untuk Kalian dan Indra:
Karena kejadian inilah gw senang mendengar nyokap lo mau menerima lo kembali, sekalipun lo mantan pecandu dan berbuat salah, tapi nyokap lo selalu menerima lo dengan tangan terbuka dan kasih sayang. God Bless You and Her.
Spoiler for Mama this is For You:
Quote: Years of 2000. "Kuee... Bolu kukus... Bubuur sumsuum..." "Berapa bolunya nak ?"
"500 rupiah Bu... Mau yang warna apa Bu ?"
"Kamu mau yang mana Nak ?" tanya si ibu kepada anak gadis yang disampingnya "Merah sama coklat aja Mah..." jawab si anak
"Saya beli dua yang warna merah dan coklat..." "Oke.. Ini buu... Silahkan..."
Fix You by : Glitch.7 "Ini uangnya... Terimakasih ya" "Eh, bu.. Tunggu, ini kembaliannya..."
"Tidak papa, ambil saja untuk kamu.." jawabnya sambil tersenyum ramah
"Terimakasih banyak bu... Eh " Buu.. Buu... Tunggu sebentar... Buu... Yaah kemana lagi tu orang..." .......
"Oii da laku banyak Nang...?" tanya gw ketika menghampirinya "Zaa... Sini sini buruan, ayo ikut gw..." tangannya langsung menarik gw "Busyeet bentar Nang, ini kue pada jatohan oi, jangan larilah..."
[Tarikan tanganmu itu kawan, ah... Gw meneteskan airmata ketika part ini gw ketik Nang... Buruan baliklah, gw ama Bunbun kangen ama lo nih! Kangen sama masakan nyokap lo juga sob... Thanks buat obrolan kita tadi malem ditelpon Nang, karena itu gw bisa nginget momen ini.]
Unang masih menarik tangan kiri gw agar mengikutinya didepan yang sedang berlari kecil, menyeruak diramainya orang-orang di minggu pagi ini, taman kota.
"Hah...haah.. Haah..hah.. Haduuh gilee, cape gw... Lo ngejar siapa sih ?" tanya gw yang cukup ngosngosan dengan kedua tangan memegangi dengkul
"Za..." tangannya menepuk pundak gw
"Apaan " Ah cape gw..." ucap gw yang masih memegangi dengkul dengan kepala menatap rerumputan dibawah
"Zaa.. Ituu.. Disebelah tukang bubur.."
Fix You by : Glitch.7 "Apaan " Tukang doclang ?" tanya gw sambil melihat kearah samping tukang bubur yang berjarak 10 meter dari tempat gw dan Unang berada
"Ibu-ibu yang sama anak perempuan Za..." "Yang mana " Yang pake baju putih ?" "Iyaa.."
"Siapa emang ?"
"........." Unang tidak menjawab, dia hanya menengok kearah gw, "Tuuh Za.. Dia ngebalik... Liat tuh..." ucapnya lagi ketika menengok kearah depan.
Hati gw menclos... Melihat sosok yang dimaksud Unang sedang berjalan bersama seorang gadis yang tidak sebaya dengan gw dan Unang.
Unang mendorong tubuh gw agar menghampiri mereka, gw berjalan bersama Unang yang mengikuti dari sisi kiri belakang gw.
5 meter...

Fix You Karya Glitch di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

4 meter... 3 meter... 2 meter... 1 meter... "Bu..."
Sosok wanita cantik dengan kulitnya yang putih, rambutnya yang selalu digerai panjang sepunggung, matanya yang sipit, dan bibir tipisnya yang berwarna merah jambu, merona tanpa
Fix You by : Glitch.7 lipstik itu selalu terlihat sama dimata ini. Tidak ada yang berubah, sorot matanya selalu dingin menatap diri ini dari dulu.
"........." dia hanya menatap dingin, ya seperti dulu. Kemudian berlalu berjalan melewati gw "Buu.. Tunggu..."
Langkahnya mulai dipercepat, melewati kerumunan orang-orang disekitar kami dengan tangan kirinya yang memegang tangan seorang gadis disampingnya.
"Buu tunggu!" tangan gw menggapai pergelangan tangan kanannya yang memegang kantong plastik kecil berisi 2 kue bolu
"HEI!!" tangan kanannya itu ditarik, menepis tangan gw "Bu... Ibu mau kemana ?"
"KAMU SIAPA"!"
Gw hanya bisa terpaku mendengar ucapannya, gw bisa merasakan, dan masih gw rasakan sampai detik ini, mata dari orang-orang yang melihat kami, mata mereka yang menatap kami ditengah kerumunan pengunjung taman kota ini. Beberapa orang yang berhenti berjalan, bisikkan yang samar-samar dari mereka.
"Saya tidak ingin membeli kue yang kamu jual!" "Buu.. Ini aku.. Agatha.."
"Hei Nak, saya tidak kenal kamu... Kamu itu mau apa "!" "Aku mau ibu pulang"
"........." Fix You by : Glitch.7 "Mah.. Dia siapa ?" tanya anak gadis disampingnya, tapi pertanyaan gadis itu tidak digubrisnya
"Dengar ya Nak, saya tidak mengerti apa yang kamu ucapkan tadi" ucapnya datar lalu berbalik lagi dan berjalan
Gw berlari mengejarnya dan mendahuluinya, sekarang gw berada didepannya, menghalangi jalannya.
"Buu.. Ayo kita pulang..."
Wanita itu mendekat, menghampiri gw. Dia tersenyum, senyum yang selama ini tidak pernah gw lihat lagi dirumah selama 4 tahun terakhir.
She said, "You're not my son for what I've done..." bisikan lembut itu masih terngiang jelas diingatan dengan senyum yang sangat menawan.
......... PLAAKK!!! Bruuk... Terhempas tubuh ini jatuh bersama kue bolu yang gw pegang... Teriakkan dan suara orang-orang disekitar, samar-samar terdengar... Ucapan istigfar keluar dari mulut mereka yang melihat kejadian itu.
Unang berlari menghampiri gw, mencoba membantu gw berdiri. Unang... Ya, dia berteriak seperti orang kesetanan... "Perempuan Gila! Bang*at! Anj*ng!". Tapi makian Unang itu hanyalah angin lalu, karena Wanita dan anak gadisnya itu sudah tidak terlihat lagi diantara keramaian taman kota.
*** Unang. Fix You by : Glitch.7 2002 Akhir, Liburan semester 1. "Ayo Sob, ambil sendiri aja..."
"Iya Za, tuh ada ati ampela, ada sayur nangka, apalagi tuh... Oh ini, kamu suka teri kacang baladokan ?"
"Waduh makasih-makasih Budeh, makasih Sob... Saya ambil ini nih..." ucap gw sambil menyendok beberapa menu makanan diwarteg ini
"Makan dibelakang aja Sob..." "Oke Nang...".
Kami berdua makan dibelakang warung, duduk diatas bale bambu. Enaknya menu masakan ini membuat nyokapnya Unang membuka warung makan sederhana atau biasa disebut warteg (warung tegal) di dekat komplek perumahan kami. Nyokapnya yang biasa dipanggil Budeh oleh gw dan teman-teman lainnya, sudah berjualan sejak dari kami masih sd.
Rasa masakannya pas dilidah gw, seperti masakan rumah atau yang sering dimasak oleh Nenek. Pembeli yang datang setiap siang dan sore hari ke wartegnya adalah bukti bahwa masakannya banyak diminati oleh warga atau pegawai disekitar komplek.
Bokapnya Unang adalah seorang aparatur negara. Bekerja disalah satu polsek agak jauh dari komplek rumah kami, beliau tidak memiliki pangkat tinggi atau jabatan yang tinggi. Kehidupannya sederhana, maka dari itu, nyokapnya membuka warteg agar menambah perekonomian keluarganya.
Selain itu, nyokapnya juga sering membuat bolu kukus dan kue-kue jajanan pasar lainnya untuk dijual diwarung-warung atau menerima pesanan jika ada hajatan pernikahan dan pengajian warga.
Dulu, ketika gw masih SD, dari kelas 5 hingga kelas 6, gw bersama Unang sering berjualan kue yang dibuat oleh nyokapnya, dan kami jajakan di taman kota setiap hari minggu pagi. Lumayan keuntungan yang didapat. Setelah kami selesai berjualan dan menyetorkan hasilnya kepada
Fix You by : Glitch.7 nyokapnya, kami diberi upah 2500 rupiah. Dan upah itu kami belikan koin untuk bermain dingdong disalah satu pusat perbelanjaan, bersama teman lainnya. Dewa, Robi, Rekti dan Icol. ===
Rekti. 2002 Akhir, dilain Hari. "Sob, jadi gak anterin gw beli spokat... ?" tanya Rekti "Ayo, tapi gw ajak bokin ya... Hehe..."
"Iyalah.. Gw juga ama Desi kan..." "Oke deh..."
-Hari liburan tengah semester masa SMP dikelas 3 inilah yang gw skip di Bab I.-
Kami berempat sudah berada disalah satu Mall yang jaraknya cukup jauh dari kota, Mall ini terletak di kabupaten. Gw bersama Wulan mengendarai si Bandot, dan Rekti bersama Desi memakai motor milik Rekti.
Kami berjalan menuju salah satu store perlengkapan olahraga, Rekti memilah sepatu yang akan dia beli. Gw hanya melihat-lihat saja bersama Wulan dan Desi.
Setelah dirasa cocok dan menentukan pilihannya, Rekti membeli sepatu bermerk adidas warna biru. Kemudian tiba waktunya kami ditraktir makan siang oleh Rekti.
Sekarang kami berempat sudah berada disalah satu resto fastfood. Menyantap makanan ayam goreng crispy. Selesai menyantap makanan ini, Rekti mencuci tangan duluan, gw dan yang lainnya masih duduk santai dimeja resto.
Rekti berdiri agak jauh dari tempat kami duduk, karena posisi gw menghadap ketempat wastafel,
Fix You by : Glitch.7 dimana Rekti berdiri. Sedangkan Wulan dan Desi menghadap kearah gw, membelakangi Rekti dan wastafel.
Rekti mengangkat satu tangannya, memberi kode kepada gw agar menghampirinya tanpa perlu memberitahukan kepada Wulan dan Desi.
Gw beralasan akan ke toilet kepada dua gadis didepan gw ini, bangkit dari duduk kemudian berjalan menghampiri Rekti.
"Sob.. Sini buruan..." bisiknya setelah 2 meter berada didepannya "Ada apaan Ti ?" tanya gw bingung
Rekti menarik tangan gw keruang resto lainnya, karena memang resto ini cukup luas dan banyak meja makan yang tersedia. Ada satu bagian tempat makan didalam resto ini setelah wastafel. Dari sini kami bisa melihat ke kaca bening dari sisi wastafel, tembus ke bagian lain resto, dimana banyak meja makan untuk pengunjung lainnya.
Rekti merangkul pundak gw sambil menunjuk salah satu pengunjung dimeja makan. "Itu..." ucap Rekti
"........." Gw terdiam menatap kearah dua orang yang ditunjuk Rekti, kemudian gw hendak menghampiri mereka, tapi kemudian Rekti menahan pundak gw.
"Za, yakin mau nyamperin ?"
Gw tepis tangan Rekti dipundak ini lalu kembali berjalan menghampiri kedua orang itu.
Tanpa rasa sopan santun, gw langsung menarik bangku kosong dan duduk disamping wanita itu, didepannya duduk seorang pria paruh baya.
"Hei Dek, bangku dan meja lain masih banyak yang kosong, mau apa kamu duduk disamping istri saya ?"
Fix You by : Glitch.7 Gw tidak menggubris ucapan pria itu. Mata gw menatap lekat-lekat wanita yang berada disamping gw ini.
"Bu... Inget aku ?"
"........." wanita ini hanya menatap gw heran dan kaget
"Bu " Maksudnya " Kamu siapa dek ?" tanya pria didepan wanita ini dan masih gw hiraukan "Bu.. Kenapa pergi dari rumah ?"
"Saya gak kenal kamu..." ucapnya dingin dan merapikan tas yang ada dimeja makan "Buu tunggu..." gw pegang tangan yang menggenggam tasnya itu "Heii lepas!!" teriak wanita ini
"Heii dek, jaga sopan santun kamu!" pria didepannya ini mencoba menarik tangan gw yang sedang menggenggam tangan wanita yang dia sebut istrinya.
Emosi gw meluap seketika, tanpa bisa berpikir jernih lagi, gw ambil garpu yang ada dipiring bekas wanita itu dengan tangan kiri, lalu gw tusukkan garpu ini kepunggung tangan pria itu. "Aaarrhhhh... Sialaan!!!" teriak pria paruh baya yang kesakitan
"MALIIIING!!!" teriakan keras wanita itu langsung mengundang pengunjung lain yang ada didekat kami berhamburan mendekat
"Kenapa Bu " Ada apa ?" Pertanyaan-pertanyaan itu terlontar dari banyaknya pengunjung resto yang sudah berada didekat kami
"Dia! Anak ini mau ambil tas saya, tangan suami saya ditusuk dengan garpu! Lihat... Itu lihat!" ucap wanita itu lagi
Fix You by : Glitch.7 "Bukan! Laki-laki ini yang mengambil Ibu saya! Dia yang merebut Ibu saya!" teriak gw penuh emosi
PLAAKK!!! tamparan keras itu tepat mengenai pipi kanan gw. Wanita itu melotot penuh emosi setelah memberikan tamparannya.
"SAYA TIDAK PERNAH MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI SEPERTI KAMU!!!"
Saat itu, ingin rasanya aku mengucapkan, "You should've raised a baby girl, I should've been a better son. And I could have been a better son.!!!" Ya, seperti lirik lagu diatas. Seharusnya aku mengucapkan itu.
......... 30 menit setelahnya gw sudah berada dipos keamanan bersama Rekti, Wulan dan Desi. Dimintai keterangan dan dituntut ke kepolisian oleh Pria paruh baya tadi. Semua sangkalan dan pembelaan Rekti tidak ada yang didengar. Bukti luka yang diterima si pria paruh baya dan beberapa saksi lainnya semakin membuat gw terpojok.
Akhirnya gw dibawa kekantor polisi. Disana gw menunggu disalah satu ruangan. Menunggu untuk dimintai keterangan.
"Loch " Reza " Reza cucunya Ibu xxx kan kamu ?" ucap seorang pria yang berpangkat komandan polisi dikantor ini
"Eh " Ii.. Iyaa Om..."
"Loch, ada apa Tole kamu sampai berurusan kesini ?" "Huuufttt.." gw menghela napas
Gw ceritakan kejadian yang sebenarnya. Rekti ikut masuk kedalam ruangan bersama gw. Wulan dan Desi juga si Pria paruh baya menunggu diruangan lain. Sedangkan wanita itu... Entah dia sudah tidak ada dari pandangan gw ketika beranjak dari pos keamanan mall.
Fix You by : Glitch.7 Sebenarnya bukan rahasia umum kalau keluarga gw berantakan dilingkungan rumah Nenek. Tetangga memang tau kejadian perginya Ibu. Maka dari itu, Komandan polisi didepan gw ini percaya dengan apa yang gw ceritakan soal kejadian di resto mall tadi.
"Hmm... Saya ini loch ndak habis pikir sama pengalaman mu itu Za... Yowes, sekarang gini ae, kamu tunggu disini saja sama si Rekti, biar Om yang menemui Bapak tadi..." ucapnya
Beberapa menit kemudian, Beliau kembali ke ruangan ini sendirian lagi. Dia bilang merekayasa kasus ini, membuat tuntutan si Pria paruh baya dikabulkan. Tapi setelah si Pria paruh baya itu pergi, gw dilepaskan.
Ya, sang Komandan ini yang sekaligus ketua RW dilingkungan rumah Nenek melepaskan gw. Gw bersyukur masih bisa ditolong olehnya. Dan pastinya gw mengucapkan terimakasih banyak kepadanya, kepada Komandan yang memiliki salah satu anak gadis yang bernama Siska.
Beliau sempat memberikan fotocopy KTP si pria paruh baya tadi. Bermaksud untuk membantu gw, karena mungkin gw ingin mencari wanita itu. Wanita yang disebut istri oleh si pria paruh baya.
Ketika gw sudah keluar ruangan bersama Rekti, gw melihat Wulan yang sudah memerah matanya, dia langsung berlari kearah gw dan memeluk gw.
Wulan dan Desi tidak pernah tau kejadian sebenarnya di meja resto itu. Mereka hanya diberitahukan oleh Rekti kalau gw adu mulut dengan si Pria paruh baya sampai gw emosi menusuk lengan pria itu.
Gw balas pelukkannya dan mengatakan kalau semuanya baik-baik saja, tidak perlu ada yang dikhawatirkan, gw mengajaknya pulang.
Saat berada diparkiran motor, gw remas kertas fotocopyan ini, dan melemparkannya ke selokkan. Rekti yang melihat itu langsung menghampiri gw sebelum naik ke si Bandot. "Yakin lo gak mau tau rumahnya ?" tanya Rekti setelah menarik gw menjauh dari Wulan
Fix You by : Glitch.7 "Gw udah coba dua kali, dulu waktu sama Unang... Sekarang, hari ini sama lo... Dan hanya Penolakkan yang gw terima darinya... Gak ada lagi anak laki-laki ini dihatinya Ti... Gak ada... Dan gak akan pernah ada".
Mama, we all go to hell. I'm writing this letter and wishing you well, Mama, we all go to hell.
Stop asking me questions, I'd hate to see you cry, Mama, we're all gonna die.
We're damned after all. Through fortune and flame we fall.
And if you can stay then I'll show you the way, To return from the ashes you call.
We all carry on So raise your glass high For tomorrow we die,
And return from the ashes you call.
Fix You by : Glitch.7 108. Katsumi Hikari FIX YOU III
Back to January 2004. Hujan sepertinya belum akan reda mengguyur kota ini. Kami berdua masih berada diteras rumahnya.
Sherlin masih menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Luka sayatan dipinggang belakang gw itu dibelainya halus, airmatanya mengalir membasahi pipinya (lagi). Kemudian gw kembali duduk disampingnya, memakai kembali seragam sekolah dan sweater yang gw lepas sebelumnya.
Tangan kirinya dikaitkan ketangan kanan gw, kepalanya disandarkan dibahu ini. Tak ada suara yang terucap diantara kami. Hanya suara deru air hujan yang terdengar nyaring didepan sana sebagai pemecah kesunyian sore ini.
Cukup lama kami terdiam, lalu Sherlin bangkit dari duduknya, menarik tangan gw pelan agar mengikutinya masuk kembali kedalam rumah. Gw ikuti langkah kakinya berjalan didepan dengan tangan kami saling berpegangan.
Kami berdua sudah berada didalam kamarnya, Sherlin menutup pintu kamar dan menguncinya, lalu melangkah kearah pemutar musik dikamarnya ini. Gw duduk diatas kasurnya, menyenderkan punggung kedinding kamar disamping kasur.
Fix You by : Glitch.7 Mengalunlah lagu yang dinyanyikan oleh solois Enrique Iglesias itu dari player musik kamarnya ini. Sherlin tersenyum kearah gw, dia naik keatas kasur dan duduk disamping gw, ikut bersandar pada dinding tembok kamarnya ini.
Wajahnya tertunduk, rambut panjang yang kecoklatannya itu menutupi sisi wajahnya. Kemudian dia mulai mengucapkan kalimat-kalimat yang indah.
"Aku tau, sampai airmata ini mengering, bahkan mungkin hingga berganti darah... Aku gak akan pernah bisa menyembuhkan luka dihati kamu, merasakan sakit yang begitu dalam yang ada dihati kamupun aku gak akan pernah tau... Tapi Sayangku, izinkan aku mencoba, mencoba untuk mengurangi sakitnya, menutupi lukanya dan mengikis dendam dihati kamu..." ucapnya yang kali ini menatap kearah gw dengan senyuman indah... sangat indah, hingga gw bisa merasakan ketulusan ucapannya itu, dari gadis cantik disamping gw ini.
Gw balas senyumannya itu, lalu tangan kirinya memegang wajah gw.
"Aku memang gak ada hak untuk meminta kamu memaafkannya, tapi... semoga hati kecilmu kelak bisa terbuka dengan sendirinya, dan aku hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk kamu dan Ibu kamu..." senyumannya itu terus menghiasi wajahnya yang cantik. "Aku akan selalu ada untuk kamu, memeluk kamu disaat kamu terluka, menghapus airmata kamu disaat bersedih dan berjalan disisi kamu untuk melewati hari-hari yang keras nanti..." kali ini, ucapannya itu langsung gw sambut dengan pelukan hangat, gw dekap tubuhnya
"Makasih sayang, terimakasih banyak... Semoga... Ya, semoga aku bisa melalui semua ini dengan kuat... Terimakasih untuk kamu yang akan selalu ada disisi aku" kalimat yang keluar dari mulut ini dibalas dengan usapan lembutnya dipunggung gw.
Dia lepaskan pelukkan gw, matanya menatap wajah ini lalu menarik lembut kepala gw dan mengecup kening gw.
"Kesabaran dan Keikhlasan kamu pasti berbuah manis... Yakinlah Tuhan selalu mendekap umatnya yang selalu menerima ujian dan cobaan-NYA dengan kasih sayang"
Fix You by : Glitch.7 ucapan Sherlin itu langsung membuat gw menitikkan airmata, airmata bahagia, gw rasakan untuk kesekian kalinya "ada tangan-tangan" yang menopang gw ketika terjatuh karena menerima kerasnya hantaman kehidupan ini.
Sekarang Sherlin sudah menyeka airmata gw, senyuman ini untuk dirinya yang selalu ada disaat rapuh.
Cuupp... kecupan dibibir ini terasa hangat
"Kamu adalah lelaki terkuat yang aku kenal selama ini... Aku yakin setiap langkah kamu menuju masa depan akan diiringi dengan hati yang semakin lapang dan lebih dewasa..." "Makasih sayang, ucapan kamu itu adalah do'a bagi aku... I Love You Sher..." "Love You too Sayaang".
Gw mencium bibirnya dengan perasaan yang berbeda, bukan dengan nafsu atau sekedar meluapkan kebahagian. Tapi perasaan inilah mungkin yang benar-benar disebut Cinta.
Pilihan ini tidak salah, hati ini benar telah memilihnya. You always be mine and i'm always be you're Man... I hope
*** Sebuah kisah dibulan Januari 2004 ini, akan menuntunku kepada-mu... Kepada Dia yang pernah hilang... Kepada Dia yang akan pergi untuk selamanya. Dan semoga Tuhan selalu memaafkan semua kesalahan kami.
I can be you're hero baby I can kiss away the pain I will stand by you forever You can take my breath away
Fix You by : Glitch.7 Would you swear that you'll always be mine"
Fix You by : Glitch.7 109. NYODOK Spoiler for About this Part:
Part kali ini masih lanjutan dari part sebelumnya, kejadiannya satu hari setelah part 108, hanya sengaja Gak gw masukkan kedalam Part Khusus Katsumi Hikari / FIX YOU,karena intisari cerita disini berbeda dengan tema cerita Part Khusus yang masih on going itu. Tapi Part inipun gak bisa gw skip, karena setelah part 109 ini, bakal ngelanjutin Part Khusus Fix You sebelumnya. Anggaplah part ini sebagai mood penghilang Baper part Khusus itu. Paham gak paham baca aja ya Gaiis...
Hujan yang sudah reda akhirnya bisa membuat gw pulang dari rumah sang kekasih. Gw sudah berada dikamar sekarang, melentangkan tubuh diatas kasur dengan hp ditangan. Gw cek ada 10 panggilan tak terjawab dari nomor yang gak tersimpan dikontak dan beberapa sms masuk dari nomor tersebut.
Quote: Isi Sms : From 0812xxx : Kamu kenapa sih " Kok langsung pergi gitu aja " Apa aku punya salah sama kamu ".
From 0812xxx : Za, kenapa gak diangkat telponnya " Ini aku Nindi, aku dapat no.hp kamu dari Bernat.
From 0812xxx : Za, aku tanya ke Mamah, kenapa dia bisa tau nama kamu, tapi Mamah gak jawab pertanyaan aku. Sebenernya ada apa sih Za " Please angkat telpon aku.
From 0812xxx : Ya udah kalo kamu gak mau angkat telpon aku dan bales sms aku, tapi besok aku perlu penjelasan kamu disekolah... Maafin aku kalo ada salah. Sampai ketemu besok ya.
Gw menghela napas setelah membaca isi sms dari Nindi, enggak ada yang gw balas smsnya satupun. Lalu gw simpan nomornya kekontak dihp. Kemudian gw taruh hp nukie 8210 itu diatas meja kecil samping kasur, lalu mengambil hp lainnya, nukie 7650. Gw cek sms dari si kekasih
Fix You by : Glitch.7 hati, "Udah sampai rumah sayang " Kalo udah sampai, jangan lupa mandi dan ambil air wudhu ya, sekarangkan udah Maghrib ".
kemudian gw bangkit dari kasur lalu menuju kamar mandi setelah membalas sms sang kekasih hati. ketika baru membuka pintu kamar mandi, Nenek gw membuka pintu kamar.
"Za, udah maghrib, ayo shalat dulu..." ucapnya yang masih memegang daun pintu dan tersenyum kearah gw
"Iya Nek, ini baru mau ambil wudhu... Nenek sudah shalat ?"
"Sudah... Oh ya, kalo sudah selesai nanti makan bareng ya Za dimeja makan... Kamu akhir-akhir ini jarang makan dirumah..."
"Eh " Oh, iya iya Nek, maaf... kemarin-kemarin Eza emang sering makan diluar hehe... oke nanti habis shalat langsung keruang makan..."
Ah benar juga apa yang dikatakan Nenek, gw udah jarang makan bersama dirumah akhir-akhir ini. Pasti Nenek kesepian, ah sebegitu tegakah gw lupa dengan dirinya " Enggak, gw gak mau menjadi seperti Ny. Hikari yang tak punya hati. Gw adalah bagian dari keluarga ini, bukan dirinya (lagi).
Selesai beribadah, gw langsung menuju ruang makan, duduk bersebelahan dengan Nenek. Yes, menu masakan Nenek inilah yang gw harapkan... teri-kacang balado dengan sayur asem. Gw adalah anak kampung, bukan orang kaya yang biasa menyantap daging setiap hari. Nikmatnya masakan kampung ini gak akan bisa dibandingkan dengan satu porsi Tenderloin Steak sekalipun. Setidaknya itu menurut gw.
Kami berdua menyantap makanan ini dengan nikmatnya, tidak ada satu kalimatpun yang terucap ketika kami sedang makan. Nenek seperti Echa, pantang baginya makan sambil berbicara kecuali ada tamu atau hal lain yang membuatnya harus menghentikan suapan makanan ditangannya.
Selesai menyantap masakannya yang membuat gw sampai menambah nasi satu kali tadi, gw merapikan dua piring kotor diatas meja makan ini lalu membawanya kedapur, lalu mencucinya.
Fix You by : Glitch.7 Sambil masih menyabuni piring kotor ini, Nenek menghampiri gw kedapur lalu berdiri disamping gw. "Za.. Kamu sama Sherlin pacaran ?" tanyanya langsung tanpa basa-basi
"Eh " Ehm... Mmm.. Kita deket aja sih Nek... Hehe..." nyaris saja piring digenggaman tangan gw ini terjatuh karena mendengar pertanyaan Nenek yang to the point itu
"Deket gimana Za " Sherlin itukan suka sama kamu sudah lama... Nenek tau loch..." ucapnya sambil merapikan piring yang sudah gw cuci bersih dan menaruhnya ke rak piring
"Masa sih " Nenek ini, kayak ngerti aja urusan anak abg... ha ha ha.." gw mencoba berdalih sambil berjalan kearah ruang makan lagi dan mengambil minum dikulkas dekat kamar Nenek
"Loch, kamu jangan salah, memangnya Nenek enggak pernah muda apa " Dulu, Kakekmu yang mengejar-ngejar Nenekmu ini" ucapnya lagi yang sekarang sudah duduk disalah satu bangku meja makan
"Waduh " Hahaa.. kembang desa kayaknya dulu nih Nenek... hihihi... Tapi beda Nek sama Eza, bukan Eza yang ngejar-ngejar Sherlin, tapi Sherlin yang mepetin Eza terus loch, hahaha..." bablas juga nih mulut akhirnya
"Nah kan bener... Sherlin suka sama kamu..." "Eh "...." gw akhirnya sadar udah kena jebmen
"Terus, sekarang kalian sudah pacaran belum ?" tanyanya lagi
Gw meminum air yang sudah terisi penuh digelas yang gw genggam, setelah itu sambil berjalan kearah kamar gw pun tersenyum geli dan malu.
"Ya begitulaah Nek..." ucapan gw itu dibalas tawa lucu oleh Nenek, entahlah bagaimana ekspresinya, karena gw sudah berada dikamar.
And it's time to sleep...
Fix You by : Glitch.7 === Keesokan harinya, kegiatan di sekolah gw lalui seperti biasa, seolah-olah tak ada kejadian yang mengganggu pikiran gw. Sampai akhirnya bel pulang sekolah berbunyi, gw sedang merapikan buku kedalam tas lalu memakai sweater.
"Sob, nyodok yuk..." ucap Topan kepada gw yang masih merapikan sweater "Dimana ?"
"Tuh deket smkn xxx..." jawabnya "Lah emang ada tempat nyodok disitu ?"
"Ada, deket jalan gedenya, sebelum kearah sekolah smkn nya sob..." kali ini pertanyaan gw dijawab oleh Gusmen dari arah belakang
Gw tau smk negeri yang disebutkan Topan tadi adalah smkn dimana Sherlin sekolah. Tapi gw gak tau kalo didekat sekolahnya itu ada tempat nyodok.
"Sekarang apa balik dulu ?" tanya gw lagi
"Langsung aja sekarang, pada pake jaket ini kita..." kali ini si Sandhi yang menjawab
"Okelah yuk..." jawab gw sambil bangkit dari duduk dan mengikuti ketiga sahabat gw yang sudah berjalan kearah pintu kelas.
Sambil berjalan melewati kordior kelas lain, gw menelpon Sherlin yang langsung diangkatnya.
Quote: Percakapan via line :
Gw : "Hallo Yank, udah pulangkah ?"
Fix You by : Glitch.7 Sherlin : "Ini baru beresin tas, kenapa Yank ?"
Gw : "Oh, gk apa-apa sih. Gini Yank, aku mau main ke deket sekolahan kamu sekarang, berempat sama temen kelasan aku mau nyodok... Kalo kamu gak ada acara pulang sekolah ini, ketemuan disitu ya, gimana ?"
Sherlin : "Oh tempat nyodok yang didepan jalan raya itukan, oke deh, nanti aku kesitu sayang...".
Setelah menelpon Sherlin sambil berjalan kearah parkiran motor, gw dan ketiga sahabat kelasan sudah berada dilapangan basket gedung dua. Sandhi sudah bersama Topan dimotor Sandhi, kemudian Gusmen naik kemotornya sendiri, dan ketika gw sudah duduk diatas si Kiddo, ada suara gadis yang memanggil gw.
Gw menoleh kearah suara itu, ada seorang gadis cantik memakai sweater tipis berwarna hijau tosca dengan tas selempang berwarna putih, lalu rambut pendek selehernya itu berayun kekanan dan kekiri mengikuti gerak langkah kakinya yang berlari kecil ditengah lapangan basket menuju kearah parkiran motor ini.
"Za... kamu kenapa sih enggak mau bales sms aku ?" tanyanya langsung ketika sudah berada didepan si Kiddo dengan nafasnya yang sedikit terengah-engah.
"Enggak apa-apa, lagi habis pulsa kemarin, maaf ya..." jawab gw berbohong "Tapi telpon aku juga gak diangkat sama kamu..."
"Kalo itu aku lagi gak bawa hape kayaknya, atau lagi tidur..." jawab gw lalu memakai helm dan mengaitkan pengamannya
Dia langsung menahan tangan kiri gw yang hendak menarik tuas kopling.
Fix You by : Glitch.7 "Aku kan udah sms kamu, kalo hari ini kita perlu bicara... Sekarang kamu mau main pergi lagi kayak kemarin ?"
"Duuhh... Maaf aku lupa, ini temen-temen aku ngajakin main... udah janji soalnya dari kemarenkemaren" jawab gw beralasan
"Ya udah kalo gitu aku ikut"
"Eh " Gak bisa, ini acaranya khusus untuk anak cowok..." "Enggak apa-apa, aku gak akan ganggu kok..."
Gila, masih belum bisa pergi juga gw sama tiga sahabat kelasan dari parkiran motor ini. Ketika gw masih diam memikirkan alasan apalagi yang bisa membuat dirinya pergi dan tidak ingin ikut, mata gw melirik kearah Topan yang duduk dijok belakang motor Sandhi. Dia sedang memegang hpnya, sepertinya mengetik sms, tidak lama kemudian matanya melirik ke gw lalu dagunya menunjuk kantung saku celana gw.
Gw rasakan hp gw bergetar, lalu gw ambil hp 8210 dari saku celana bagian kanan, membuka kuncinya dan melihat isi sms yang baru masuk ini.
Quote: isi sms : From Topan :"Za, kalo lo mau pergi berdua ama tuh cewek gak apa2 sob, gw bertiga aja yang maen, tapi kalo emang lo gak mau ngajak dia, jujur aja bilang kita mau nyodok, gw yakin dia gak bakal mau ikut".
Ah bener juga kata si Topan, gak mungkinlah gadis rumahan kayak dia mau diajak ketempat nyodok gitu.
"Za... kok diem " Gimana " Aku boleh ikutkan " Aku janji gak akan gangguin kok" tanyanya lagi yang masih menunggu jawaban gw
Fix You by : Glitch.7 "Oke Kak, ayo naik..." ucap gw dengan mantap
Kemudian dia melepaskan pegangan tangannya dari pergelangan tangan kiri gw, lalu berjalan kesamping menuju jok belakang, tapi sebelum dirinya naik ke jok belakang si Kiddo, dia kembali bertanya.
"Eh bentar, emang kalian mau kemana sih " Kok khusus cowok kata kamu..." tanyanya menatap gw
Dengan senyuman kemenangan yang mungkin sedikit terlihat olehnya dari luar helm yang gw kenakan ini, gw pun menjawab dengan mantap.
"Nyodok" "Ooh... yuuk..." kemudian tangan kirinya memegang pundak kiri gw dan naiklah dia kejok belakang
"Eh " Bentar... bentar bentar, yakin kamu mau ikut ?" tanya gw yang sedikit menolehkan kepala kebelakang, dimana dia sudah duduk diatas si Kiddo
"Yakinlah, emang kenapa sih ?"
"Emang kamu tau nyodok itu apa ?"
"Main Billiard kan.." jawabnya dengan penuh keyakinan
Asssyuuuuu, beneran tau nih gadis manis atu. Wah salah dah si Topan ngasih saran ke gw tadi. Gak asyik kalo gini, masa beneran ikut dia ". Ck, ah gw niatnya ngehindarin masalah masa lalu, malah dia ikut sama gw hari ini.
Ya mau gak mau kali ini gw mengalah, membiarkannya ikut bersama gw dan ketiga sahabat kelasan menuju tempat nyodok didekat sekolah Sherlin.
15 menit kami sudah sampai diparkiran tempat billiard ini. Gw lihat kesisi area parkiran mobil ternyata sudah terparkir mobil sedan bal*no milik Sherlin. Gw telpon dia untuk menanyakan apakah sudah didalam atau masih dimobil, ternyata dia sudah berada didalam bersama Ben cs di meja no.
Fix You by : Glitch.7 7. Kami berlima masuk kedalam tempat cabang olahraga yang masuk dikategori konsentrasi itu. Gw berjalan duluan mencari meja no. 7, dimana Sherlin dan Ben cs berada. Cukup ramai rupanya yang main disini, dari 15 meja billiard yang tersedia, hanya sisa 4 yang masih kosong. Banyak juga anak sekolah sma seperti kami yang ada disini, rata-rata memang laki-laki, tapi ada sedikit beberapa perempuan sma juga yang main. Tentunya mereka semua memakai jaket atau sweater untuk menutupi seragam sekolah mereka, bahkan ada yang sudah berganti kaos santai tapi celana yang mereka kenakan tetap abu-abu.
Kemudian gw melihat angka 7 yang menyala, karena terbuat dari lampu neon dan menggantung diatas meja billiard. Posisi meja 7 itu ada disisi pinggir, dekat dengan kaca jendela yang gelap, sehingga dari parkiran mobil diluar sana tidak dapat melihat kedalam sini.
Gw dan yang lainnya berjalan menuju ke meja no. 7 itu. Gw lihat Sherlin sedang duduk disofa yang membelakangi jendela gelap dan menghadap ke meja billiard no. 7 didepannya. Dimeja billiard itu sedang bermain 4 laki-laki yang sudah gw anggap sebagai kakak dan saudara-saudara gw sendiri, Ben, Ucok, Farid dan Agil.
"Yooii si Eza itsin da hozz broo... Yo whats up mamen ?" teriak Agil ketika gw sudah berada disampingnya dan mengangkat satu tangannya
Plok! high five "Alhamdulilah damang kang hehehe..." (Alhamdulilah baik Kak) jawab gw dengan bahasa sunda
Kemudian gw ber-high five dengan ketiga saudara gw lainnya. Diikuti dengan Gusmen cs dan juga Nindi yang gw kenalkan kepada mereka.
Gw biarkan Gusmen cs bertegur sapa, saling mengenal dan akhirnya pdkt lah mereka dengan Ben cs, enggak sih, tapi terserah mereka juga sih, kalo udah saling sayang dan cinta, urusan kelamin nomor dua ye kan " Oke gw ngawur, gw bukan kaum lengkung warna-warni. Tapi entah dengan mereka orang, huahahaha.
Fix You by : Glitch.7 Gw mendekati sang kekasih hati yang duduk sambil memainkan hpnya, wajahnya cemberut ketika gw menyapanya.
"Duileeh... Itu bibir minta digigit apa " Cemberut mulu Mba Yu..." goda gw sambil duduk disampingnya
"Tau ah... sebeell!!!" matanya masih menatap layar hp dengan bibir yang semakin manyun
"Kenapa sih Mba Yu kuu ini " Mas mu ini loch wes datang..." gw goda dia dengan logat jawa (sorry bukan rasis ya)


Fix You Karya Glitch di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apaan! Yang disapa malah temenku duluan, bukan pacarnya dulu yang disamperin.. huh..!" jawabnya masih dengan bibirnya yang dimanyunkan
"Yaa kan gak enak udah lama gak ketemu mereka Mba.. kalo Mba kan bisa Mas samperin tiap hari juga, hehehe..." ucap gw sambil mencolek hidung mancungnya itu
"Terus ngapain pake acara ngebonceng cewek ?" haduh kali ini wajahnya jadi serius, lagian tau aja lagi nih si sekseh gw ama Nindi naek si kiddo
Quote: FYI : Soal curhat gw dirumah Sherlin tentang perginya Sang Nyonya dan perlakuannya yang mengukir pinggang gw itulah yang hanya dia ketahui.
Perihal kejadian sebelumnya, ketika gw makan siang dengan Nindi dan dari rumahnya Nindi tidak gw ceritakan kepadanya, jadi dia tidak tau kalau gw kerumahnya sore itu setelah dari rumah Nindi.
"Dia Kakak kelas aku, temen kok, pingin ikut kesini..." jawab gw sambil menatap Nindi yang berada disebelah Sandhi
"Iya tapi ngapain dia satu motor sama kamu, kan yang itu tuh juga sendirian dimotor..." ucapnya sambil menunjuk Gusmen dengan dagunya
"Dia gak deket sama yang lain, baru kenal hari ini sama temen-temen sekelas aku..." salah deh gw jawab gini
Fix You by : Glitch.7 "Ooooh... Jadi emang deketnya sama kamu ya Maasss.... Baguss yaa..." ucapannya itu diiringi dengan mata yang menyelidik sambil memandang gw dan kedua tangannya dilipat kedepan dadanya
"Ya ampun Mba Yuu Kuuu... suwer tekewer-kewer deh, gak ada apa-apa sama diaa... cuma temen aja, gak lebih kok..."
ucap gw dengan jari telunjuk dan tengah diangkat, bermaksud membentuk simbol sumpah, suwer atau apalah, ribeut lah... cape lah, ngetik molo... istirahat bentar lah... oke lah ya " Sip. Gw terusin nanti, karena setelah part ini akan ada sedikit kejutan, ya sedikit maybe...
Fix You by : Glitch.7 110. Katsumi Hikari FIX YOU IV A
Cinta antara manusia yang sebenarnya adalah rasa kasih sayang dan melindungi Keluarga, Keluarga dan Keluarga. Seenggaknya itu pandangan gw.
Cinta masa sma antara cowok dan cewek urutan kesekian, karena perasaan seseorang yang sedang dalam masa puberitas menjadikannya labil.
Cinta kepada Tuhan tidak perlu dipertanyakan, itu adalah hal yang wajib bagi kita. Sebagai salah satu karya Agung-NYA.
Dan bagaimana cintamu kepada keluargamu saat masa labil itu sedang dijalani " Don't worries about that, You can find the way to get that.
Quote: 3 hours later after 109...
"Aku mau tanya, kenapa kamu kemarin langsung pergi setelah liat Mamahku ?"
"Gak apa-apa Kak... Aku cuma kelupaan aja, kalo ada janji sama Sherlin, makanya aku langsung pergi..."
Nindi menghela napas pelan, lalu meminum teh manis hangat yang gw buat sebelumnya didapur
"Za, kita bukan anak kecil lagi, perubahan raut wajah kamu dan sikap kamu kemarin itu jelas banget nunjukin kalo ada sesuatu yang kamu sembunyiin antara kamu dan Mamahku... Begitupun Mamah... Sikapnya berubah saat kamu pulang kemarin..." ucapnya setelah meneguk teh manis hangat "........." Gw hanya bisa diam dan menatap ke jalanan didepan teras kamar ini
Fix You by : Glitch.7 "Aku bukan mau ikut campur, tapi kalo memang ada sesuatu yang menyangkut keluarga aku dan kamu... Aku harus tau... Aku adalah anak tertua dikeluarga Za, kamu pahamkan maksud aku ?"
"Kak, sebaiknya kamu simpan rasa penasaran kamu... Karena aku yakin kamu akan menyesal kalau tau hal yang sebenarnya..."
"Oke, berarti benar dugaan aku, kamu dan Mamahku nyembunyiin sesuatu dari aku dan keluargaku... Jawaban kamu tadi udah cukup membuktikannya" ucapannya kali ini diiringi dengan senyuman manis seperti biasanya
Gw menghela napas, mengusap wajah lalu menatap lekat kearah matanya
"Tell me the stories about you're step mother..." permintaan gw itu langsung merubah posisi duduknya
Nindi menaruh cangkir teh yang masih digenggamnya tadi, lalu merubah posisi duduknya, menyamping kearah gw lalu tersenyum.
And the stories will tell...
=== "Katsumi Hikari, nama dari seorang wanita asal Jepang yang menjadi ibu tiriku ditahun 1998, adalah sosok yang sangat mengagumkan. Dia adalah seorang wanita yang sangat menyayangi suaminya, Papahku. Beliau menerima pinangan Papahku ketika negara ini sedang mengalami krisis ekonomi yang dahsyat, hingga sejarah dunia mencatat masa keterpurukkan itu.
Setelah Papah resmi menjadi suami Beliau, dan aku menjadi anak tirinya yang tertua ditambah dua orang adik kandungku yang lain, kehidupan kami pun kembali penuh dengan canda-tawa keceriaan.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa Ny. Hikari adalah seorang japanese women yang bisa berbahasa indonesia dengan sangat lancar dan baik, walaupun aksen jepangnya tetap tidak bisa hilang.
Hari demi hari keluarga kami semakin harmonis, Ny. Hikari menjadi seorang ibu rumah tangga yang bertanggungjawab kepada suami dan ketiga anak tirinya ini.
Jika dalam sebuah keluarga ada permasalahan, itu adalah hal wajar, kamipun mengalaminya, suatu hari pernah Papah dan Ny. Hikari bertengkar karena silang pendapat, tapi dimataku, pertengkaran
Fix You by : Glitch.7 mereka masih dalam tahap wajar, hanya adu argumen biasa tanpa melibatkan fisik ataupun melibatkan benda yang kadang menjadi luapan emosi. Tidak ada suatu kekerasan dalam rumah tangga mereka.
Aku dan kedua adikku pun pernah kena omel Ny. Hikari, dimarahi dan diceramahi karena kenakalan kami masing-masing, setelah itu, dia pasti akan memeluk kami dengan hangat dan meminta maaf. Tidak pernah sekalipun Ny. Hikari "main" fisik kepada kami bertiga, anak tirinya.
Ny. Hikari selalu bisa menempatkan diri ketika anak-anaknya mengalami masalah diluar rumah. Beliau bisa menjadi Ibu, Kakak dan Sahabat bagiku, tergantung permasalahan apa yang sedang aku hadapi, dan karena itulah aku sangat dekat dengan dirinya.
Bagiku, Ny. Hikari adalah representasi nyata dari sebuah rasa sayang dan cinta yang tulus". Nindi **0104 -
=== Warna abu-abu yang pekat menghiasi langit sore, sepertinya Januari 2004 ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, menjadi musim hujan terlama... Ya, setidaknya itu yang akan gw rasakan, rintikan air dari langit membasahi tanah di bumi ini lalu berganti menjadi rintikan air dari beberapa pasang mata yang akan membasahi wajah kami nanti.
"Enggak ada yang bisa aku ungkapkan lagi untuk menceritakan ketulusannya sebagai seorang Ibu tiri, dan aku sebenarnya enggak suka dengan sebutan ibu tiri untuknya, terasa kasar dan tidak sesuai dengan kasih sayangnya yang sangat tulus... Cukup aku sebut dia Mamah..." Nindi pun mengakhiri ceritanya tentang "Sang Mamah"
"Ironis..." Ucap gw dingin sambil menatap rintikan hujan yang mulai turun membasahi jalanan depan rumah. "... Ironis " maksud kamu ?" tanyanya heran
"Ketika kasih sayang itu diletakkan tidak pada tempat yang seharusnya" nada suara gw tetap masih dingin layaknya cuaca disore hari ini
"Mmm.... Za, aku.. Aku boleh tanya ?"
Fix You by : Glitch.7 "Hm ?" tanggapan diri ini acuh dengan melirikkan mata kepadanya
"Aku udah memikirkan ini dari semalam, rasa penasaran ini gak bisa aku tahan lagi... Kamu... kamu itu mirip dengan Mamah Za, apa.. apakah Mamahmu juga dari Jepang ?"
Gw hanya bisa tersenyum mendengar pertanyaannya itu. Gw bangkit dari duduk lalu berjalan masuk kedalam kamar, membiarkannya menunggu disofa teras.
Sebuah album foto yang gw ambil dari lemari pakaian membuat perasaan didalam hati berkecamuk. Udah gak gw pedulikan lagi diri ini ketika harus membuka memori dalam sebuah kertas licin yang memperlihatkan berbagai momen masa kecil gw.
Genggaman tangan kanan gw kuat meremas cover album foto, lalu gw kembali kedepan teras, untuk menunjukkan "puing-puing" masa yang indah dulu kepada gadis manis didepan gw ini.
"Ini... ini album foto siapa Za ?" tanyanya ketika tangan lembutnya menerima album foto yang gw berikan
"Buka dan lihat aja... Dan aku minta, jangan mengatakan apapun sampai kamu menutup kembali album itu" jawab gw yang sudah kembali duduk disampingnya
"O.. oke.." jawabnya agak terbata
Sebelum Nindi mulai membuka album itu, gw mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celana, mengambil sebatang rokok, lalu mulai membakar dan menghisapnya, tindakan gw ini langsung membuat Nindi menahan jemarinya untuk membuka album diatas pahanya itu. "Kamu ngerokok "!" sangat terasa sekali nada suaranya berbeda dari sebelumnya Fuuuufffhh...
"Lebih baik kamu gak buka album itu, karena sekarang kita berdua akan saling beradu argumen soal kesehatan..." jawab gw setelah menghembuskan asap nikotin dari mulut dengan mata yang memandang dirinya lekat-lekat
Terlihat jelas dirinya hanya memberikan gesture menelan ludah lalu wajahnya kembali menatap album foto yang mulai dibukanya.
Fix You by : Glitch.7 Ekpresi wajahnya mulai berubah, dari tersenyum ketika melihat foto yang menunjukkan bayi laki-laki sedang digantikan selimut, kemudian alisnya berkerut pada saat salah satu foto menunjukkan seorang wanita cantik dengan wajah asia yang sedang menggendong si bayi laki-laki.
Dan airmata mulai keluar membasahi wajahnya sebelum menutup lembar terakhir kenangan foto digenggamannya itu, menunjukkan sebuah judul yang dibuat oleh tulisan tangan, "Hikari Katsumi and Me".
Ditaruhnya album kenangan tersebut dimeja teras. Lalu tubuhnya langsung memeluk tubuh ini. Kepalanya disandarkan kebahu kanan gw. Dan dekapan tangannya kuat dibelakang punggung.
Sekarang semakin terasa airmatanya mulai tembus membasahi seragam sekolah dan menempel kekulit bahu gw.
Tak ada sedikitpun kata yang terucap diantara kami selain deru hujan diluar sana, dan suara tangisnya itu berlomba memecah kesunyian di depan teras ini.
Entah sudah berapa lama dirinya mendekap tubuh gw, tanpa gw balas pelukkannya itu. Suara tangisannya mulai mereda, lalu tubuhnya mulai mundur dan dekapan tangannya dipunggung ini pun melonggar.
"Jadi... sekarang kita adalah saudara tiri" ucap Nindi dengan sedikit isakan yang masih terdengar. "Kamu, mau ketemu Mamah Za ?" lanjutnya
"Heum " Ha ha ha ha... Ha ha ha ha..." Gw tertawa lepas, yang langsung membuatnya bingung dan keheranan. "You don't know about her... Nothing gonna change for me... Even when you know, You can't change the truth...". Ucap gw pada akhirnya sambil berdiri lalu mengambil album yang berada dimeja.
Gw kembalikan album itu ketempat dimana gw selalu menyembunyikannya selama ini, menumpuknya dibawah album lain dan pakaian didalam lemari.
"Za, sekarang giliran kamu yang harus cerita tentang kebenarannya... Apapun yang keluar dari mulut kamu, aku siap mendengarnya Za..." ucap Nindi yang berada diambang pintu antara teras dan kamar gw
Gw menghela napas, mendekati tepian kasur tanpa dipan, lalu duduk dan melipat kaki bersila. Nindi masuk kedalam kamar, duduk tepat disamping gw. Gw tatap wajahnya lalu menyunggingkan ujung bibir sisi kiri keatas.
Fix You by : Glitch.7 "Let's see what do you do after this Kak..." setelah ucapan itu, gw langsung memandang kedepan, kedinding kamar lalu mulai menceritakan "kisah indah" masa kecil bersama Ny. Hikari.
Sekarang, cerita yang sama gw ulang ketika bersama Sherlin kemarin sore diteras rumahnya. Saat ini Nindi lah yang mendengarkan dengan seksama setiap detail indahnya masa kecil gw. Hingga akhirnya cerita ini sampai pada kejadian di taman kota empat tahun lalu.
"Kamu tau Kak, ketika aku melihatnya dirumahmu kemarin, aku yakin, gadis belia yang empat tahun lalu dibelikan kue bolu oleh dirinya itu pasti kamu..."
"Za... Aku..." "Sstt.. Aku belum selesai Kak..." potong gw sambil tersenyum kearahnya, lalu kembali gw melanjutkan cerita saat bersama Rekti dua tahun lalu disalah satu resto.
Kali ini dirinya benar-benar tidak percaya sampai memegang tangan kanan gw yang terkepal diatas kasur.
"Enggak mungkin Za, gak mungkin begitu teganya Mamah memperlakukan kamu" nada bicaranya sangat terasa menahan emosi
"Kalo begitu, bisa kamu jelaskan kenapa Mamah kamu begitu "sayangnya" sampai menampar seorang bocah laki-laki yang masih sd ditengah-tengah keramaian taman kota empat tahun lalu " Heum "!! Apa kamu mau bilang enggak melihat kejadian itu Kak " Atau lupa ?" nada gw mulai meninggi, "Gadis belia disampingnya itu jelas melihat seorang bocah jatuh ke rerumputan karena tangan dari seorang wanita yang kamu sebut sebagai simbol kasih sayang!!"
Apalagi yang bisa gw pertahankan ketika harus menceritakan kepada orang yang dengan enaknya menerima kasih sayang dari seseorang yang seharusnya menjadi milik gw!!! Maka hanya emosi lah yang bisa diluapkan...
"Hiks... hiks..." kembali tangisan menghiasi wajahnya itu
"Dua kali Kak!! Dua kali aku menerima penolakan darinya!! Dua tahun lalu adalah penolakannya yang kedua!! Penolakkan yang bukan sekedar rasa cinta omong kosong anak SMA kepada pasangannya!!! Lebih dari sekedar itu!! Rasa cinta seorang anak kepada ibunya yang menuntut kasih sayang yang udah lama hilang!! Dan selalu ditolak mentah-mentah oleh seorang wanita!! Wanita yang ternyata Ibu kandungnya sendiri!!! What a fakin' romance, Hah"!!!"
Fix You by : Glitch.7 "Kamu tau "! Bertahun aku menerima semua rasa kasih sayangnya! Rasa kasih sayang dari Mamah kamu itu! Rasa kasih sayang yang sangat berbeda dengan kenyataan yang kamu terima selama ini!!!" tidak sedikitpun gw menurunkan nada suara yang keluar dari mulut ini
"You never know about the truth!, Karena hati kamu akan menyangkalnya! Karena mata dan kenyataan yang kamu terima sangat indah! Apa yang dia berikan untuk kamu dan keluargamu selama ini sangat berbeda dengan apa yang aku terima!!"
"Cukup Za... CUKUP!!!" akhirnya, dia, gadis manis yang berada disamping gw dengan mata yang sudah memerah dan linangan air yang membasahi wajahnya tidak bisa lagi menahan emosinya. Ya, emosi dari seorang anak yang tidak terima Ibu tirinya dihakimi oleh anak kandungnya sendiri.
Kisah Pendekar Bongkok 1 Pendekar Rajawali Sakti 117 Memburu Pengkhianat Anak Naga 6
^