Pencarian

Kisah Dunia Paralel 2

Kisah Dunia Paralel Karya Bois Bagian 2


Karena kemarahan ibuku itulah, aku pun segera keluar rumah demi untuk menghindari pertengkaran yang semakin memanas. Saat itu, dengan sebuah sekuter yang melayang, aku segera melaju keluar kompleks permukiman. Alamak& aku betul-betul pusing. Maklumlah, selama aku melaju di jalan umum, pemandangan yang kulihat adalah hal-hal yang mengundang birahi. Di sepanjang jalan, banyak sekali billboard ukuran besar yang memperlihatkan iklan yang bergambar porno. Duh, aku betul-betul pusing. Maklumlah, darah mudaku memang tidak mungkin bisa dibohongi untuk tidak bernafsu. Bahkan selama perjalanan aku betul-betul bergairah lantaran sering melihat orang tampak bermesraan tanpa malu-malu.
"Hah, pertunjukan apa itu" Tanyaku setelah melihat ada kerumunan orang yang menyaksikan pagelaran di atas panggung. Alamak& itu kan tarian striptease, kenapa tarian itu bisa disaksikan layaknya orang menyaksikan orkes dangdut.
Wedew& lama-lama aku bisa gila juga jika sampai tak mengikuti arus kesesatan di dunia ini. Bayangkan saja, orang bisa seenaknya bercumbu di pinggir jalan tanpa malu-malu dan juga tanpa alingaling. Dan hal seperti itu tentu saja membuat jantungku berdegup kencang, bahkan dengkulku pun sempat gemetar dan mau copot rasanya. Maklumlah, habis pengen sih. Sungguh apa yang kusaksikan di dunia ini sangat bertolak belakang dengan yang kusaksikan dunia 101, di sini dorongan untuk berbuat dosa begitu kuatnya. Tampaknya aku tidak sanggup lagi untuk terus berlama-lama di sini, sebab apa yang berlaku di sini hampir semuanya bertentangan dengan hati nuraniku. Jika aku melakukannya aku takut sekali mendapat murka Allah, namun jika tidak, tentu aku bisa menjadi gila. Jika aku terus berlama-lama di sini, rasanya tidak mungkin aku mampu bertahan. Di dunia 09 saja, yang kondisinya masih lebih baik dari ini, aku sudah sering pusing lantaran melihat banyak wanita seksi yang bertebaran di jalan umum. Apalagi di sini, yang kondisinya memang sangat mendukung. Bisabisa kelak aku pun akan berzinah dengan tanpa merasa berdosa sama sekali.
Karena itulah, aku pun segera pulang ke rumah lantaran tidak tahan lagi. Dan setibanya di rumah, aku langsung masuk kamar. Mulanya sih aku ingin menonton TV, tapi niat itu kubatalkan lantaran aku menduga kalau acaranya juga pasti tidak akan jauh berbeda dengan kebiasaan orang di negeri ini, yang telah begitu mudahnya menuruti nafsu birahi. Sungguh orang-orang di dunia ini adalah hewan paling cerdas yang pernah ada sepanjang sejarah. Ya, orang di negeri ini bukanlah manusia, sebab tidak mungkin ada manusia yang membiarkan dirinya terus dikuasai oleh hasrat primitifnya. Penampilan mereka boleh saja manusia, namun perangai dan jiwanya tetaplah hewan. Sungguh jiwa mereka tak ubahnya seperti jiwa sebuah bangsa pada zaman liar dan kehidupan bebas, layaknya pengembaraan kaum Ibrani pada waktu kenikmatan dan penyelenggaraan percintaan badaniah lebih penting dari rasa takut terhadap Tuhan.
Aku terus berada di kamar hingga akhirnya aku tertidur. Dalam tidurku aku bermimpi bertemu dengan seorang tua yang berjubah serba putih. Tidak salah lagi, beliau adalah orang yang sama saat memberitahuku perihal dunia 101. Saat itu beliau memberitahuku bahwa aku telah disasarkan lagi ke dunia paralel yang bernama dunia 100. Dia memberitahuku, bahwa dunia 100 pun sebetulnya juga penuh kedamaian, kemakmuran, dan kesejahteraan.
Sehingga penduduknya pun bisa hidup tentram, nyaman, dan lapang. Sebab, orang-orangnya adalah orang yang taat kepada aturan Tuhan. Agama Judatian adalah agama yang diridhai Allah di dunia 100, jadi tidak ada yang salah dengan apa yang mereka lakukan. Anak yang terlahir akibat dari hubungan insect sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kode genetika, namun justru sebaliknya, yaitu justru semakin menyempurnakan kode genetika.
Di dunia 100, status keturunan tidaklah penting, sebab selain tidak akan mempengaruhi kode genetika, juga tidak ada yang namanya warisan. Di dunia 100 tidak ada virus HIV, tidak ada penyakit kelamin, dan tidak ada istilah cemburu. Karena itulah, standard moral di duniamu tidaklah sama dengan di dunia 100. Perlu kamu ketahui, agama selain Judatian di dunia 100 adalah sesat. Dan agama Judatian itu adalah salah satu agama samawi yang sengaja dibawa oleh orangorang Yahudi Galed pada saat penyerbuan tentara Romawi ke Judaea lantaran ajaran mereka di nilai sesat. Bahkan orang-orang Yahudi Galed itu juga tidak dikehendaki kehadirannya belahan dunia mana pun, kecuali hanya di Indonesia yang saat itu orangorangnya adalah para penganut animisme. Dan sejak itulah, agama Judatian terus berkembang pesat hingga akhirnya menguasai dunia. Karena itulah Indonesia di dunia 100 tampak jauh lebih maju, sebab pemerintahan di negeri itu adalah orang-orang yang taat kepada perintah Tuhan. Nama Tuhan mereka di dunia 100 bukanlah Allah, melainkan Eloh yang artinya sama juga dengan Allah.
Begitulah Allah dengan kuasa-Nya bisa menjadikan dunia ciptaan-Nya seperti apa yang dikehendaki-Nya, sehingga apa yang menurutmu ideal di dunia 101 sama sekali tidak ideal di dunia 100. Dunia 100 adalah model kehidupan bersosial yang sempurna untuk dunia 08, dan dunia 101 adalah model kehidupan bersosial yang sempurna untuk dunia 09. Karena itulah di dunia 09, hanya Islam-lah agama yang diridhai Allah, yaitu satu-satunya agama yang ajarannya memang paling sempurna dan tidak akan bertolak belakang dengan sistem kehidupan bersosial yang sudah ditetapkan Tuhan. Karena itulah, jika kamu ingin kehidupan bersosial di duniamu tidak bertentangan dengan sistem Tuhan, maka usahakanlah untuk bisa mengikuti modelnya yang sempurna, yaitu dunia 101.
Begitulah mimpiku itu, hingga akhirnya aku bisa mengerti kenapa di duniaku sering sekali terjadi pertumpahan darah, sering sekali terjadi percekcokan sesama saudara, rupanya mereka saling mempertahankan idealismenya masing-masing yang menurut mereka sangat ideal jika diterapkan di dunia 09. Intinya adalah mereka memaksakan model kehidupan bersosial yang tercipta di benaknya masing-masing berdasarkan nafsunya, bukanlah berdasarkan model yang sebenarnya, yaitu dunia 101 yang cetak biru adalah sama-sama Al-Quran. Padahal Rasulullah sudah membuktikan model dunia 101, dan terbukti setelah itu kehidupan manusia pun menjadi jauh lebih baik. Namun sayangnya, kebanyakan orang sekarang sudah melupakan model yang sempurna itu. Sekarang ini mereka justru semakin mengarahkannya mengikuti model dunia 100, yang sistemnya jelas tidak mungkin ideal jika diterapkan untuk dunia 09. Dengan dalih demokrasi, dengan dalih HAM, dan dengan dalih ketidakcocokan zaman, mereka terus berusaha keras untuk menolak Sistem Kekhalifahan yang dengan Syariat Islam-nya justru bisa membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik. Sebab, sistem kekhalifahan dengan Syariat Islam-nya adalah model yang nyata dari cetak biru dunia 09, yaitu Al-Quran. Sebuah kitab suci yang telah disempurnakan agar manusia bisa menciptakan sistem kehidupan bersosial tanpa berdasarkan nafsunya, melainkan berdasarkan petunjuk-Nya.
Di pagi hari saat aku terbangun, aku betul-betul terkejut lantaran mengetahui bed cover-ku lagi-lagi merah jambu. Dan aku semakin terkejut ketika di sebelahku ada seorang gadis manis yang sedang terlelap. Li-lisa& Deg. Detak jantung seakan terhenti, saat itu aku baru menyadari kalau aku dan Lisa samasama tidak berbusana. Kuperhatikan keadaan di sekelilingku, dan ternyata aku sedang berada di kamar Lisa yang ada di dunia 09. O my God. Ti- Tidaaakkkk& .!!! Teriakku dalam hati.
Malam Pertama di Dunia 101
i pagi hari saat aku terbangun, aku betul-betul terkejut lantaran mengetahui bed cover-ku lagilagi merah jambu. Dan aku semakin terkejut ketika di sebelahku ada seorang gadis manis yang sedang terlelap. Li-lisa& Deg. Detak jantung seakan terhenti, saat itu aku baru menyadari kalau aku dan Lisa samasama tidak berbusana. Kuperhatikan keadaan di sekelilingku, dan ternyata aku bukan berada di kamar Lisa yang ada di dunia 100. A-apakah mungkin ini kamarnya Lisa di dunia 09. O my God. Ti- Tidaaakkkk& .!!! Teriakku dalam hati.
Saat itu di lantai, kulihat pakaianku dan pakaian Lisa tampak berserakan. Lantas dengan segera kuambil pakaianku dan langsung mengenakannya. "Duhai Allah& apa yang telah kuperbuat" Sungguh aku ini hamba-Mu yang sangat berdosa karena sudah melakukan itu. Duhai Allah& Ampunilah dosa-dosaku. Sungguh aku tidak sadar ketika melakukannya."
"Mau ke mana, Bang?" tanya Lisa tiba-tiba mengejutkanku. "Bang& aku masih mau bersamamu. Bukankah selepas sholat subuh Abang sudah berjanji mau terus menemaniku."
Hah, kenapa Lisa bicara begitu" Wah, ini pasti ada yang tidak beres. "Lis" Ngomong-ngomong, kenapa kamu memanggilku Abang. Bukankah biasanya kamu memanggilku Bois?" tanyaku penasaran dengan tanpa melihatnya sedikit pun.
"Abang& aku kan istrimu. Masa sih istri memanggil suami cuma menyebut nama, kan tidak sopan, Bang."
"Apa! Kamu istriku" Masa sih?"
"Lho& Abang gimana sih" Masa lupa sama istri sendiri."
Wew, tidak salah lagi. Pasti aku sudah disasarkan lagi ke dunia lain, entah dunia nomor berapa, sebab tidak mungkin Lisa sudah menjadi istriku, pikirku dengan hati yang begitu lega lantaran mengetahui kalau ternyata aku tidak berzina. Tapi, kenapa masih SMA kami sudah menikah. Ja-jangan-jangan karena kecelakaan. Ya sepertinya sih memang begitu. O ya, aku kan harus segera menjawab pertanyaan Lisa barusan. "Hehehe& ! bagaimana aktingku tadi, bagus tidak?" tanyaku seraya memandang ke arahnya, saat itu dia masih di tempat tidur dengan tubuh terbalut selimut.
"Huh, Abang mengagetkanku saja. Kupikir Abang sudah diganggu oleh Jin perempuan itu lagi," katanya mengomentari.
"Ji-Jin Perempuan" Lho kenapa kamu berpikiran begitu?" tanyaku tidak mengerti.
"Yah, Abang. Kenapa bisa jadi pelupa gitu. Bukankah salah satu tujuan kita menikah karena hal itu, yaitu agar Abang tidak diganggu lagi oleh Jin perempuan yang naksir sama Abang. Makanya tadi aku sempat terkejut karena sikap Abang tadi sama persis dengan sikap Abang waktu itu, yaitu ketika Abang datang ke rumahku dan menanyakan perihal bros status," jelas Lisa panjang lebar. "O ya, Bang. Abang masih mengamalkan Surat Al-Jin ayat 21 kan"
Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatan pun kepadamu dan tidak (pula) suatu kemanfaatan."
Bang& Abang sudah tidak berkomunikasi dengan Jin perempuan itu lagi kan?" tanya Lisa penuh keingintahuan.
Setelah mendengar semua itu, akhirnya aku mengetahui kalau aku sedang berada di dunia 101. Dan aku baru tahu kalau aku yang di dunia ini ternyata bisa berkomunikasi dengan Jin. Hmm& Pantas saja waktu itu dia sempat dibawa pergi oleh Jin perempuan itu, dan akhirnya akulah yang terpaksa menggantikannya. Hmm& apakah kali ini juga karena itu, entahlah& "
"Bang, kok bengong sih" Tanya Lisa lagi membuyarkan pikiranku."
"E, i-iya& Sungguh aku tidak pernah berkomunikasi dengan Jin. Apalagi itu Jin perempuan, tidak akan pernah."
"Eng, baguslah kalau begitu. O ya, Bang& Abang masih mau terus menemaniku kan" Kalau begitu sini dong, Bang. Jangan berdiri saja di situ!"
Mengetahui itu, jantungku pun langsung berdegup kencang. Hmm& betul juga dia. Sekarang kan dia istriku, jadi tidak apa-apa jika kami berduaan di tempat tidur sambil& Entah kenapa tiba-tiba saja di hatiku ada perasaan tidak enak, sepertinya hati kecilku melarangku untuk melakukannya. Dan akhirnya aku pun sadar kalau hatiku nuraniku ternyata telah memperingatkan kalau Lisa bukanlah istriku, sebab aku di dunia ini hanya meminjam jasad suaminya. Wedew, kalau begitu bakal susah jadinya. Hmm& bagaimana ini. Terus terang aku begitu menginginkannya, lagi pula jika aku tak bertingkah sebagai suaminya, dia pasti bingung. Tapi jika aku mengabaikan peringatan itu, tentu aku bisa berdosa. Karena itulah aku pun buru-buru mencari alasan untuk menolaknya, "Tidak ah. Terus terang, aku tidak enak pada orang tuamu. Masa jam segini masih di kamar sih. Nanti mereka pikir kita ini pemalas."
"Mereka pasti maklum, Bang. Bukankah kita ini pengantin baru?"
O, jadi pengantin baru toh. Pantas habis sholat maunya langsung tidur lagi, dan pantas saja Lisa maunya di kamar melulu. "Bukan apa-apa, Lis. Selain itu sebetulnya aku sudah lapar, mau sarapan dulu. O ya, kamu mau sarapan apa" Biar aku yang buatkan ya?"
"Abang" Itu kan kewajibanku. Terus terang, aku tidak enak kalau Abang yang menyiapkan sarapan."
"Tidak apa-apa, Sayang& " Aku buatkan telur dadar saja ya. Udah ya, Sayang& sampai nanti di meja makan," pamitku seraya buru-buru melangkah ke dapur. Maklumlah, kalau tidak begitu aku pasti tidak tahan juga.
Wew, ternyata aku di dunia ini adalah pengantin baru. Sambil masak aku terus melamunkan Lisa, melamunkan malam pertama kami berdua. Wah, pastinya indah sekali. Jangankan malam pertama, tadi saja ketika bersamanya sudah begitu indah. Dia memanggilku Abang, dan malah ingin terus kutemani.
Wah, betul-betul membahagiakan. Sungguh betulbetul sulit dibayangkan betapa indahnya jika hal ini terjadi juga di duniaku.
"Bang! Telurnya hangus tuh," kata Lisa tiba-tiba memberitahuku.
"Ups!" ucapku seraya buru-buru mematikan kompor.
"Memangnya lagi mikirin apa sih, Bang" Kok telurnya sampai hangus begitu."
"Barusan Abang memikirkanmu, Lis& Abang teringat lagi dengan malam pertama kita."
"Ah, Abang& Aku jadi malu kalau abang mengingat soal itu."
"Ma-Malu& " Malu kenapa?"
"Sudah ah, aku tidak mau membicarakan hal itu. Sini, biar kini aku saja yang menyiapkan sarapan buatmu. Lebih baik, sekarang Abang duduk menunggu di meja makan!"
Saat itu aku menurut saja. Sungguh aku betulbetul bahagia jika mempunyai istri sepertinya. Hmm& apakah Lisa yang di duniaku juga sama seperti dia" Ya, semoga saja begitu.
Beberapa menit kemudian, kami sudah makan bersama sambil berbincang-bincang perihal bulan madu kami. Saat itu aku ingin sekali mengajak berbulan madu di Bali. Namun karena aku ingat dia bukan istriku, aku pun merasa tidak berhak. "Lis bagaimana kalau kita lupakan sejenak masalah itu. Eng.. bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan," kataku berusaha keras untuk melawan pikiran sesat yang tiba-tiba saja menyerangku.
"Enggak ah, Bang. Lisa lebih suka di rumah. Lagi pula, kita kan pengantin baru, Bang. Kata Ibu, tidak baik bagi pengantin baru keluar jalan-jalan sebelum merasakan indahnya malam pertama yang sesungguhnya."
"Ma-malam pertama yang sesungguhnya" Mamaksud kamu apa?"
"Ah, masa Abang pura-pura tidak tahu sih. Abang kan belum berhasil menyemai benih."
"Menyemai benih& " Lho untuk apa harus melakukan itu?"
"Bang& kalau Abang tidak menyemai benih, bagaimana mungkin kita bisa punya anak. Bukankah itu tujuan lainnya kita menikah, yaitu agar kita bisa segera dikarunia anak."
O, kini aku mengerti. Ternyata suaminya belumlah berhasil membelah duren. Ya, tidak salah lagi, pasti itu maksudnya dengan menyemai benih. Wah, payah juga si Bois di dunia ini, masa sih belum juga berhasil. Kalau begitu, biar aku saja yang melakukannya. Astagfirullah& ! Pasti barusan itu lintasan pikiran setan lagi. Tidak, aku tidak boleh melakukan itu. Tapi ini kesempatan emas, rugi kalau disia-siakan. Wah, gawat. Setan terus saja berusaha memperdayaku. Hmm& bagaimana ini" Kasihan juga Lisa. Jika tidak diperlakukan sebagaimanamestinya, tentu dia bisa kecewa. Hmm& Sepertinya aku memang harus membahagiakannya. Tapi& Tidak, itu tidak mungkin. Biarpun maksudnya baik, tapi kalau melanggar ajaran Al-Quran tentu aku bisa berdosa.
"Bang& kok bengong sih?" Tanya Lisa membuyarkan pikiranku.
"Eh, i-iya nih& barusan aku sedang memikirkan apa yang sebaiknya kulakukan."
"Mmm& Bagaimana kalau kita ke kamar lagi saja, Bang" Kita& "
"Tidak, tidak& Setelah aku pikir-pikir, sehabis sarapan yang enaknya itu minum kopi sambil baca koran. Ya tidak salah lagi, itulah yang akan kulakukan sekarang," kataku seraya beranjak bangun. "Mau kemana, Bang?"
"Buat kopi." "Jangan, Bang! Biar aku saja yang buatkan." "Benarkah" Kalau begitu Makasih ya. O ya, nanti tolong antar ke teras ya!"
"Iya, Bang" Ingin saat itu aku mengecup Lisa dan setelah itu baru melangkah pergi. Namun karena kutahu itu bisikan setan, lantas aku pun langsung mengambil koran dan bergegas ke teras. Saat itu, kulihat Tante Ida tampak sedang mengurusi tanaman hiasnya.
Beliau tampak mengenakan busana kurung ungu bermotif bunga. Wah, rajin juga beliau, pikirku kagum. Dia itu sama seperti ibuku yang juga mencintai tanaman hias.
"Selamat pagi, Tante!" ucapku kepada Beliau. "Wa allaikum salam, Nak. Ngomong-ngomong, kenapa kamu masih saja memanggilku dengan sebutan Tante" Bukankah aku ini sudah jadi ibumu, panggillah aku dengan sebutan Ibu, biar terdengarnya lebih enak!"
"Iya, Tante. Eh, Bu?"
"Nah gitu dong. O ya, ngomong-ngomong pengantin baru kok jam segini sudah keluar kamar?" "I ya Tante. Mau baca koran nih."
"Wah, ternyata kamu lebih suka baca koran ya?" tanya Tante Ida menyindir.
"Baca koran itu penting, Tante. Eh, Bu. Biar wawasanku bertambah."
"Ya, itu memang betul. O ya, ngomong-ngomong Lisa masih di kamar ya?"
"Tidak kok, Bu. Dia lagi membuatkan kopi untukku. Nah itu dia," kataku memberitahu. Saat itu Lisa langsung meletakkan kopi di meja teras dan duduk menemaniku.
"Lis, kamu sudah buatkan sarapan untuk suamimu?" tanya Tante Ida kepada Lisa.
"Sudah kok, Bu. Malah tadi kami sudah sarapan sama-sama."
"O, baguslah kalau begitu. O ya, kamu tidak lagi ngapa-ngapain kan, Sayang& ?"
"Tidak kok, Bu."
"Kalau begitu, sini bantu ibu mengurus tanaman!" "I ya, Bu."
Hmm& Ternyata enak juga ya menikah. Ada yang mau membuatkan sarapan dengan penuh cinta, membuatkan kopi dengan penuh cinta, pikirku seraya menyeruput kopi yang dibuat oleh Lisa tadi. Hmm& betul-betul nikmat sekali kopi yang dibuat dengan cinta ini. Bukan cuma rasa kopinya, namun yang lebih nikmat adalah cinta yang melekat di kopi, terasa betulbetul membahagiakan. Sungguh beda banget rasanya kalau kubuat sendiri atau dibuatkan sama pembantu.
Sementara itu, Lisa tampak masih asyik bersama Ibunya mengurus tanaman, sedangkan aku masih asyik membaca koran. Dan setelah semua berita menarik aku baca, lantas aku pun menjadi bingung. Maklum, biasanya jam segini aku kan masih sibuk belajar di kelas. Hmm& enaknya ngapain ya" tanyaku seraya berpikir keras.
"Kenapa tidak ajak Lisa saja ke kamar, kan enak tuh& " saran setan kembali menggodaku.
Wedew, bisa gila jika terus-terusan begini. Sungguh keinginan untuk selalu berdua di kamar dengan Lisa terus saja mengganggu pikiranku. Sampai-sampai pikiranku semakin ngeres karenanya, dan semakin lama semakin membuatku berani menghayalkan Lisa yang tidak-tidak. Ah, tapi biarlah. Masih mending aku cuma menghayal, daripada aku berbuat hal yang sesungguhnya.
Hmm& sebetulnya berdosa tidak ya kalau aku sampai melakukan hubungan intim dengan Lisa" Tanyaku pada diriku sendiri.
"Tidak. Kamu tidak akan berdosa. Sebab jika kamus sampai melakukannya, itu bukanlah kesalahanmu, melainkan kesalahan team alam bawah sadar yang telah menyasarkanmu ke dunia ini," kata hati kecilku.
Betul juga kata hatiku itu. Tapi, benarkah itu kata hatiku, jangan-jangan itu cuma bisikan setan.
"Tidak apa-apa, percayalah& ! Sebab, seandainya kamu tidak dikembalikan ke duniamu, tentu dia itu istrimu yang sah. Tidak mungkin kan kamu akan menikah dengannya di dunia ini dua kali, apa kata orang-orang nanti," kata hati kecilku lagi.
Ya, itu memang betul. Bagaimana jika aku tidak dikembalikan.
"Eh, Bois. Dari mana kamu tahu kalau kamu tidak akan dikembalikan?" tanya hati kecilku tiba-tiba.
Wah, yang barusan bicara itu pastilah hati kecilku, sebab dia memang berkata jujur. Ya, dari mana aku bisa tahu. Kalau begitu, aku harus bisa bertahan sampai besok pagi. Mungkin besok pagi aku sudah dikembalikan lagi.
"Nah, begitu dong. Bertahanlah, jangan dengarkan segala bisikan setan yang menyesatkan!" Ya, kau benar hatiku kecilku.
Aku akan berusaha untuk menuruti segala nasihatmu. Entah kenapa, tiba-tiba saja aku ingin memotong rumput yang kulihat sudah agak panjang. Karena itulah aku pun segera beranjak bangun menghampiri Tante Ida.
"Bu, boleh aku memotong rumput yang sudah agak panjang itu?"
"Lho, kok pengantin baru malah mau motong rumput sih. Memangnya tidak ada lagi kegiatan yang lebih menyenangkan?" tanya Tante Ida lagi-lagi menyindir.
"Iya nih. Kayak tidak ada kegiatan lain saja yang lebih menyenangkan," komentar Lisa menimpali.
Aku paham betul apa maksud perkataan Lisa, tapi karena hal itu tidak memungkinkan terpaksa aku purapura tidak tahu. "Eng& sepertinya yang lebih menyenangkan itu justru memotong rumput, Bu. Ya& Itung-itung olah raga pagi," jawabku sekenanya.
Saat itu Lisa tampak melirik padaku, dari ekspresinya kutahu kalau dia agak kesal. Saat itu aku ingin tertawa, tapi kutahan lantaran takut dia malah akan bertanya-tanya.
"O ya, Bu. Ngomong-ngomong, gunting rumputnya di mana ya?" tanyaku lagi.
"Ada di gudang belakang, Nak."
Mengetahui itu, aku pun segera mengambilnya, dan tak lama kemudian aku sudah sibuk dengan kegiatan yang menurutku bisa mengalihkan pikiran kotorku. Sesekali kulihat Lisa yang tampak memperhatikanku, mungkin saat itu dalam hatinya dia berkata kalau aku adalah pria bodoh yang tak mau memanfaatkan indahnya masa pengantin baru. Beberapa menit kemudian, Tante Ida pamit untuk masak. Pada saat itu Lisa ikut masuk ke dalam, namun entah kenapa kemudian dia sudah keluar lagi dan langsung membaca koran di kursi teras.
Lama juga Lisa duduk membaca di tempat itu, sesekali kulihat dia tampak memperhatikanku. Saat itu, di wajahnya terlukis kejenuhan yang membuatku merasa betul-betul kasihan. Tapi, aku berusaha untuk tidak mempedulikannya. Entah kenapa tiba-tiba kulihat Lisa masuk ke dalam, dan tak lama kemudian dia sudah kembali dengan membawa tissue seraya menghampiriku.
"Bang, biar aku lap keringatnya ya," katanya seraya mengelap keringatku. Ternyata dia bukan hanya mengelap, namun membelaiku hingga jemarinya menyentuh tengkukku. Saat itu aku sempat merinding dibuatnya. Hmm& ini pasti pancingan, kataku berusaha untuk tidak terpengaruh.
"Lis, tolong ambilkan aku minum air bening dong!" pintaku agar dia bisa cepat pergi meninggalkanku. Dan usahaku itu ternyata berhasil, dia itu memang seorang istri yang patuh pada suami. Ketika dia pergi, aku pun buru-buru mengelap keringatku sendiri, kemudian segera duduk di kursi teras untuk beristirahat.
"Ini, Bang. Air minumnya," kata Lisa seraya menyodorkan gelas minum yang dibawanya padaku.
Saat itu aku langsung menyambutnya, "Terima kasih ya," ucapku seraya meneguknya hingga tak tersisa.
"Mau kuambilkan lagi, Bang?"
"Tidak usah, terima kasih. Aku sudah tidak haus lagi kok."
"Bang, Abang capek kan" Aku pijitin ya!" Walah, pijitin. Itu pasti cuma alasannya saja, padahal yang sebenarnya dia itu mau memancingku.
"Terima kasih, Sayang... Aku tidak mau merepotkanmu."
"Tidak apa-apa, Bang. Bukankah seorang istri itu wajib melayani suaminya."
"Iya itu memang betul. Tapi, bukankah kamu sendiri juga lelah karena tadi Membantu Ibu." "Tidak apa-apa, Bang. Percayalah."
Duh, aku betul-betul bingung mau cari alasan apalagi. Tapi untunglah, hari sudah menjelang siang dan tidak ada salahnya jika alasan kali ini adalah makan siang. Karena itulah, aku pun mengajak lisa makan bersama. Saat makan, aku sengaja makan dengan lambat hingga akhirnya kudengar di kejauhan azan Juhur berkumandang.
"Alhamdulillah, sudah Juhur rupanya. Lis, aku pergi ke masjid dulu ya. O ya, mungkin aku akan kembali setelah sholat Isya nanti," pamitku seraya buru-buru berkemas dan langsung bergegas ke masjid.
Dan setibanya di tempat tujuan, aku sempat terkejut lantaran melihat masjid tampak sudah membludak. Sungguh Mengagumkan& ternyata dihari biasa pun masjid telah dipenuhi oleh jamaah sampai tak ada bedanya dengan sholat jumat.
Usai sholat aku tidak langsung pulang. Maklum, aku takut jika Lisa terus memancingku. Karena itulah, untuk menghabiskan waktu, aku pun berzikir dan tidur hingga ashar tiba. Dan aku baru pulang setelah sholat isya sesuai janjiku pada Lisa.
Setibanya di rumah, aku langsung disambut dengan hidangan makan malam yang begitu mengudang selera. Saat itu kami sekeluarga makan bersama dengan penuh kehangatan. Usai makan Lisa kembali mengajakku ke kamar, namun aku menolak dengan alasan mau nonton acara kerohanian di TV. Setelah acara kerohanian usai kulanjutkan dengan menonton DVD resepsi pernikahan kami. Ternyata acara resepsi itu berbeda dengan yang biasa kulihat di dunia 09, tamu laki-laki dan perempuan tampak terpisah sehingga tidak mungkin ada kesempatan untuk bersentuhan.
Lama aku berada di depan TV hingga akhirnya aku benar-benar mengantuk. Saat itulah Lisa menganjurkan aku untuk segera tidur. Sungguh saat itu aku tidak tahu lagi alasan yang tepat untuk menolaknya. Selain itu, aku pun tidak tega jika sampai membuatnya sedih. Karenanyalah, akhirnya aku terpaksa menuruti anjuran Lisa tadi. Wew, berada satu kamar bersama gadis yang kucintai betul-betul membuat jantungku berdebar-debar. Entah kenapa aku yang semula mengantuk akhirnya malah segar kembali. Apa mungkin itu karena keinginanku yang begitu menggebu-gebu lantaran ingin mencumbui Lisa. Karena itulah, aku pun berusaha mengendalikannya dengan mengajak Lisa bicara. "Eh, Lis. Kamu tau kenapa aku belum juga berhasil menyemai benih?"
"Ya, tentu saja tau. Itu Karena kamu sayang padaku. Terus terang, aku begitu bangga padamu yang telah begitu sabarnya sehingga tidak segera melampiaskan nafsumu yang kutahu sudah begitu memuncak. Dan bukankah hal itu juga dianjurkan, yaitu sabar untuk menyemai benih hingga hari ke tujuh, sebab selain bisa menggantung rasa penasaran kita, hal itu juga tidak terlalu menyiksa diriku."
Saat itu aku betul-betul tidak mengerti dengan ucapannya, yaitu kenapa dianjurkan hingga hari ke tujuh, kenapa tidak langsung saja. Ya, saat itu aku betul-betul penasaran karena memang belum pernah mengalaminya. Lama juga kami berbincang-bincang hingga akhirnya kulihat Lisa menguap tak kuat menahan kantuk. "Lis, kalau kamu sudah mengantuk tidurlah& !" saranku kepadanya. Tampaknya saat itu Lisa memang betul-betul sudah mengantuk, dan dia pun memilih untuk langsung tidur tanpa minta yang macam-macam.
Sungguh malam itu adalah malam yang begitu berat buatku, bagaimana mungkin aku mampu bertahan tidak menjamahnya hingga pagi hari. Berkali-kali kulirik Lisa yang tidur di sisiku, dan berkalikali pula keinginan itu terus menggodaku, hingga akhirnya aku pun berniat untuk melakukannya. Sungguh kesempatan yang ada memang sulit untuk bisa menghalangiku. Sebab, saat itu aku betul-betul yakin dia tidak akan marah, dan aku yakin sekali dia justru akan bahagia. Aku sama sekali tidak takut jika dia sampai hamil, sebab hal itu memang wajar bagi orang yang sudah menikah. Ya, aku yakin sekali, tidak mungkin pula Lisa akan malu jika dia telah dihamili oleh suaminya sendiri. Karena itulah, aku pun siap untuk menjamahnya, menikmati malam pertama bersamanya, bersama gadis yang begitu kucintai. Persetan dengan perkara dosa, bukankah nanti aku bisa bertobat. Namun, belum sempat aku mendekap Lisa, Tiba-tiba @#%!*~!%# aku sudah tidak sadarkan diri. Dan ketika sadar, aku sempat terkejut lantaran sedang terbaring di rumah sakit. Kali ini bukan hanya kakiku yang digips, tapi juga kedua tanganku.
"Tante& ! Bois sudah sadar!" tiba-tiba kudengar suara Lisa yang terdengar begitu kegirangan.
"Benarkah" Tanya ibuku yang saat itu langsung menghampiriku.
"Is, ini berapa?" tanya beliau sama seperti waktu
itu. "Itu dua, Bu," jawabku pasti. "Kamu tahu siapa nama Ibu?"
"Tentu saja, Bu. Nama ibu Nur Hikmah kan?" "Kamu tau kenapa kamu bisa berada di sini?" "Tidak, Bu."
"Makanya lain kali jangan mabuk-mabukan. Eh Bois, kamu tuh masuk ke sini karena kecelakaan pada saat pulang dari pesta Valentine."
"Iya Bois. Kita mengalami kecelakaan sewaktu pulang pesta malam itu. Tapi untunglah kamu bisa selamat, dan aku pun tidak apa-apa. Tapi& tidak demikian halnya dengan si Rijal, saat itu dia langsung meninggal di tempat."
"Innalillahi& !" ucapku terkejut karena tidak menyangka temanku itu meninggal dengan cara yang demikian, sungguh mengenaskan. Saat itu aku langsung bersyukur karena Tuhan masih memberiku kesempatan. Hmm& mungkin Tuhan masih menyelamatkan aku karena mengetahui aku mabuk bukanlah karena kemauanku, namun karena dikerjai sama anak-anak. Hmm& kalau begitu, akan kugunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya."
Saat itu, seorang berjubah serba putih kembali datang menemuiku sambil geleng-geleng kepala, sepertinya beliau tampak begitu kecewa. "Nak Bois. Hampir saja kamu melakukan perbuatan Dosa. Kamu tidak sadar bagaimana jika suami Lisa yang sebenarnya tau kalau istrinya ternyata sudah tidak suci lagi, Hah" Bisa-bisa dia menceraikannya tahu. Dasar manusia ceroboh," kata orang tua itu memarahiku.
Saat itu aku hanya diam saja, dalam hati aku sempat menggerutu atas omelannya. Huh, siapa suruh aku disasarkan pada situasi yang sulit seperti itu. Aku kan sudah berusaha, dan ternyata usahaku gagal. Sebab, situasinya memang sulit kuhindari.
"Jadikan itu pelajaran buatmu, Bois!" anjur orang tua itu tiba-tiba. "Ingat! Jangan sekali-kali kamu tidur berdua dengan wanita yang bukan istrimu, sebab tanpa perlindungan Tuhan kamu tidak akan sanggup untuk menahannya. Ingat itu baik-baik, kamu tidak akan sanggup.
Al Israa' 32. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.
Bukhari dan Muslim. Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Nabi s.a.w bersabda: Allah s.w.t telah mencatat bahwa bani Adam cenderung terhadap perbuatan zina. Keinginan tersebut tidak dapat dielakkan lagi, di mana dia akan melakukan zina mata dalam bentuk pandangan, zina mulut dalam bentuk penuturan, zina perasaan yaitu bercita-cita dan berkeinginan mendapatkannya manakala kemaluanlah yang menentukannya berlaku atau tidak"
Setelah orang tua itu puas berkata-kata, akhirnya dia pun menghilang dari pandangan. Benar apa yang dikatakannya tadi, hal itu memang sulit. Sebab, dimana ada kesempatan, disitulah setan akan membisikan hal menyesatkan. Dan dimana manusia sudah membuka peluang, maka setan akan semakin mengusainya. Karena itu, waspadah& ! waspadalah& ! Jangan sampai manusia mendekati Zina, sebab hal itu adalah peluang setan untuk menjerumuskannya.
Hijab Ala Lisa ik& ! Tik& ! Tik& ! Bunyi gerimis di atas genteng. Dan tak lama kemudian, hujan pun turun dengan lebatnya. Pada saat itu aku betul-betul jengkel lantaran batal pergi ke Dunia Fantasi bersama Lisa. Saat dia memberitahuku lewat telepon, katanya percuma saja pergi ke Dufan kalau hujan melulu, soalnya banyak wahana yang tidak busa dioperasikan. Sial...! Sial& ! Sial& ! Dasar gadis bodoh, umpatku kesal.
Maklumlah, aku kan mengajaknya ke Dufan cuma alasan saja. Tujuan yang sebenarnya sih agar bisa berduaan dengannya. Hmm& pasti romantis juga kan kalau hujan-hujan berduaan naik arum jeram, terus habis itu makan soto sambil kedinginan berdua. Apalagi jika hujan sudah berhenti, bisa naik pontangpanting sambil dempet-dempetan, kan dingin-dingin empuk tuh. Setelah itu dilanjutkan dengan naik ombang-ombang yang juga bisa dingin-dingin empuk.
Wah, pasti deh akan menjadi kenangan indah yang tak terlupakan, sungguh sesuai sekali dengan iklannya. Dan Lisa pun pasti tidak bakal curiga kalau aku menikmati saat seperti itu, sebab mesin itu memang dirancang untuk bisa dempet-dempetan tanpa perlu khawatir dituduh melakukan pelecehan seksual. Kalaupun dia protes lantaran kena bagian yang sensitif, tinggal bilang saja itu bukanlah kemauanku tapi kemauannya mesin yang terus berputar tanpa mampu kulawan. Tapi kalau tidak, berarti dia juga suka, hehehe& ! Begitulah pikiran ngeresku kalau lagi kumat, ada saja niat untuk mencari kesenangan bersama gadis yang kucintai tanpa perlu takut dicurigai. Maklumlah, keinginan itu sulit sekali kulawan karena memang ada fasilitasnya.
Tapi& gara-gara hujan semuanya jadi kacau, dan itu karena pikiranku yang tidak sesuai dengan jalan pikiran Lisa. Coba kalau pikiran Lisa sama, pasti hujan justru akan membuatnya tambah semangat. Huh, sial...! sial& ! sial& ! Kenapa sih Tuhan menurunkan hujannya terlalu cepat, kenapa tidak setelah kami tiba di sana saja" Padahal, aku sudah bersusah payah agar Lisa mau kuajak pergi. Maklum, selama ini Lisa susah juga diajak pergi lantaran bokek melulu. Pingin juga sih aku yang menanggung semua biayanya, tapi karena aku juga bokek jadi susah deh. Padahal selama ini aku sudah bersusah payah untuk mengumpulkan dari sisa uang sakuku, dan ternyata hasilnya cuma cukup buat sendiri. Andai saja ibuku tidak pelit, mungkin tidak akan jadi susah begini.
Yup, ibuku selain galak, beliu itu juga pelit sekali. Katanya, kalau untuk urusan senang-senang harus usaha cari sendiri. Wedew, aku kan masih sekolah, masa sih harus dibebankan dengan urusan cari duit, bisa tidak konsen belajar dong. Hehehe& ! Begitulah biasanya aku mencoba memberi pengertian pada ibuku. Tapi, ternyata beliau tahu juga kalau itu cuma alasanku saja. Kata beliau, kalau di suruh cari duit alasannya itu deh, tapi kalau dilarang pacaran alasannya lain lagi. Eh, Bois& ! Jaman Ibu muda dulu tidak kayak kamu tahu, dasar anak manja dan pemalas. Huh, sebel banget kalau beliau bicara begitu, dan karena beliau sering ngatain aku manja dan pemalas, maka kini justru semakin menjadi-jadi. Kenapa sih beliau tidak bilang, dasar anak rajin dan mandiri. Biar aku kelak aku bisa betul-betul menjadi anak rajin dan mandiri.
Hmm& ngomong-ngomong, kenapa ya Tuhan menurunkan hujan terlalu cepat" Eng& apa itu karena niat mesumku yang memang tak dikehendaki oleh-Nya, sehingga untuk melindungiku dari perbuatan dosa maka diturunkanlah hujan. Yup, kenapa selama ini selalu seperti itu ya. Setiap kali aku mempunyai niat jelek, pasti ada saja yang menghalangiku. Hmm& apakah itu artinya doaku yang selalu memohon perlindungan-Nya telah dikabulkan" Ya aku yakin begitu, sebab selama ini aku memang selalu berdoa seperti itu, sebab aku tidak percaya dengan sistem yang terbukti tidak bisa melindungiku dari dosa. Aku lebih percaya kalau perlindungan Tuhanlah yang lebih mempuni. Hmm& jika benar demikian, Alhamdulillah& ternyata doaku untuk melindungi diri dari rusaknya sistem di negeri ini ternyata tidaklah siasia. Tapi& bagaimana jika doaku tak dikabulkan" Ah, aku tidak boleh berpikiran begitu. Pokoknya aku harus terus berprasangka baik pada Tuhan, kalau Tuhan itu sayang dan cinta padaku, dan doaku Insya Allah akan dikabulkan-Nya.
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Allah s.w.t berfirman: Aku adalah berdasarkan kepada sangkaan hambaKu terhadapKu. Aku bersamanya ketika dia mengingatiKu. Apabila dia mengingatiKu dalam dirinya, niscaya aku juga akan mengingatinya dalam diriKu. Apabila dia mengingatiKu dalam suatu kaum, niscaya Aku juga akan mengingatinya dalam suatu kaum yang lebih baik daripada mereka. Apabila dia mendekatiKu dalam jarak sejengkal, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sehasta. Apabila dia mendekatiKu sehasta, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sedepa. Apabila dia datang kepadaKu dalam keadaan berjalan seperti biasa, niscaya Aku akan datang kepadanya dalam keadaan berlari-lari kecil.
Yup, doa adalah pengakuanku akan kekuasaan Tuhan. Aku sebagai manusia yang lemah dan tak berdaya mutlak membutuhkan bantuan-Nya. Karenanyalah manusia dianjurkan untuk berdoa hanya kepada-Nya, dan memohon bantuan juga hanya kepada-Nya. Jika aku menghadapi segala masalah, maka aku harus berdoa. Mohon pada-Nya untuk diberi petunjuk dalam menyelesaikan segala masalah.
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Nabi s.a.w selalu memohon perlindungan dari suratan takdir yang buruk, dari ditimpa kecelakaan, dari kegairahan musuh dan dari terkena bala.
Yup, tidak diragukan lagi, Tuhan itu memang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Jika aku percaya akan keberadaan-Nya, tentu rugi sekali jika sampai meragukan segala pertolongan-Nya.
Bagaimanapun caranya, Insya Allah Tuhan akan menolongku dengan cara-Nya, dan pada waktu yang dikehendaki-Nya.
Begitulah aku selalu berusaha berprasangka baik atas segala peristiwa yang membuatku kesal, hingga akhirnya kesalku pun akan hilang dengan sendirinya. Bahkan bisa membuat rasa cintaku kepada Tuhan semakin tumbuh bersemi.
Seminggu kemudian, lagi-lagi aku mencoba mengajak Lisa pergi ke Dufan. Dan ternyata usahaku itu berhasil. Maklumlah, kali ini cuaca tampak cerah, dan kemungkinan turun hujan kecil sekali. Karena itulah, akhirnya kami pun sampai juga di Dufan. Duh, bahagianya. Sungguh saat itu aku sudah lupa dengan hujan tempo hari yang kupercaya telah melindungiku. Dan karenanyalah aku tidak menghiraukan dosa yang akan kuperbuat bersama gadis yang kucintai.
Hmm& kulihat Lisa tampak manis sekali. Sungguh tidak salah aku memilih. Sebab, dia itu memang laksana embun pagi yang menyejukkan, laksana oase di tengah sahara, laksana bintang di angkasa, dan laksana bulan dikala purnama. Wew, basi banget tidak sih karena lagi-lagi aku terpaksa bilang begitu" Selain itu, kini Lisa adalah gadis yang mulai mengerti soal hijab, bahkan dia hafal betul dengan ayat yang memerintahkan hijab.
Sungguh Lisa itu memang gadis yang cerdas, bahkan dengan pemikirannya yang moderat dia mampu mengartikan menutup aurat itu dengan seenae udele dewe. Katanya, apa yang kukenakan sudah menutup aurat kok. Buktinya seluruh tubuhku sudah tertutup rapat. Yup, memang sudah tertutup rapat. Sebab, saat itu dia itu mengenakan kaos lengan panjang ketat berlapis u can see, bawahnya adalah jeans ketat yang tampak seksi, dan rambutnya pun tertutup rapat oleh wig sebahu. Yup, sekilas dia memang betul, kalau konteksnya hanya soal menutup aurat memang tidak ada salahnya. Tapi kalau dihubungkan dengan sejarah turunnya ayat hijab kayaknya perlu dipikirkan lagi deh. Kenapa begitu" Sebab, aku cemburu juga kalau ada yang berani curicuri pandang menikmati keindahan tubuh Lisa yang memang aduhai. Jika kelak dia jadi istriku, akan aku suruh dia pakai gaun kurung bercadar. Enak saja orang mau melihat dia seenak mata keranjangnya, dia itu kan milikku, tidak ada orang yang boleh melihatnya selain aku.
Bukhari dan Muslim. Diriwayatkan daripada al- Mughirah bin Syukbah r.a katanya: Saad bin Ubadah telah berkata: Seandainya aku mendapati seorang lelaki bersama isteriku, maka tanpa maaf lagi, akan aku pancung dia dengan pedang. Setelah kata-kata Saad itu disampaikan kepada Rasulullah s.a.w, baginda pun bersabda: Apakah kamu merasa heran dengan kecemburuan Saad" Demi Allah! Aku lebih cemburu daripadanya, malahan Allah lebih lagi cemburunya daripadaku. Karena kecemburuan Allah itulah, maka Allah mengharamkan segala kejahatan yang ketara maupun yang terselubung. Tidak ada yang lebih cemburu selain daripada Allah. Tidak ada seorang pun yang lebih dicintai oleh Allah selain daripada orang yang mau mendengar peringatan. Oleh sebab itulah, Allah mengutus para Rasul untuk memberikan berita gembira dan memberikan peringatan serta tidak ada seorang pun yang lebih dicintai oleh Allah selain daripada orang yang selalu memujiNya. Oleh sebab itu juga, Allah telah menjanjikan Syurga.
Yup, begitu juga aku. Jangankan ada orang yang sampai berduaan dengan istriku kelak, jika ada orang yang berani memandanginya sudah pasti aku akan sangat cemburu. Karena itulah, daripada aku menghajar orang karena melihat istriku dengan seenak mata keranjangnya, lebih baik aku tutupi dia agar tidak terlihat lagi, dan Allah pulalah yang mengajarkan aku soal itu, yaitu melalui ayat hijab yang diturunkan karena Allah tahu Baginda Rasulullah pernah sangat cemburu dan terganggu karena istrinya telah digoda orang.
Tidak salah lagi, memerintahkan istri menutup diri itu jelas jauh lebih baik daripada aku khilaf menghajar orang atau sampai membunuhnya lantaran kelancangannya. Namun, apakah kelak Lisa mau menuruti keinginanku itu. Maklumlah, menurut pandangan umum hal seperti itu tidaklah lazim. Sebab, jarang ada orang yang mempunyai rasa cemburu seperti Rasulullah, sehingga dengan entengnya dia membiarkan saja istrinya dipandangi orang. Terus terang, aku sendiri suka memandangi wanita cantik, namun di sisi lain aku cemburu jika Lisa sampai dipandangi orang. Tampaknya, memang hanya hijab sajalah jalan penyelesaian yang terbaik. Jika apa yang pernah kulihat di dunia 101 terjadi juga di duniaku, tentu aku tidak mungkin bisa melihat wanita dengan seenak mata keranjangku, dan orang juga tidak bisa seenaknya melihat orang yang kucintai dengan seenak mata keranjangnya, dan itulah keadilan yang nyata.
"Bois! Kita naik kicir-kicir dulu yuk!" ajak Lisa tibatiba membuyarkan pikiranku.
Saat itu aku menurut saja, mengikutinya sambil terus memperhatikan setiap lekuk tubuhnya yang sedang mengekspresikan kegairahannya lantaran ingin naik Kicir-Kicir. Sungguh Hijab ala Lisa saat itu tak mampu lagi meredam pikiran sesatku dan juga niat jahatku. Bagiku, Lisa itu adalah perhiasan dunia yang mampu menyenangkan hatiku, yang selalu membuatku bukan hanya sekedar ingin bicara saja, namun lebih dari itu. Pokoknya yang ada dipikiranku hanya soal kesenangan. Jangankan bisa berduaan di atas wahana, berdiri di sampingnya saja sudah begitu menyenangkan. Apalagi jika niat jahatku untuk bisa berdempetan saat naik pontang-panting nanti terkabulkan, tentu aku akan bahagia banget. Walaupun aku tahu itu dosa, tapi apa boleh buat, tahi kambing bulat-bulat, kalo dosa tentu bisa terhapus dengan sholat. Maklumlah, sebab kata guru ngajiku memang begitu, dosa seperti itu bisa terhapuskan hanya dengan sholat lima waktu. Enak banget kan"
Gampang banget gitu lho. Habis mau gimana lagi, soalnya terpaksa banget. Soalnya imanku memang belum sempurna sih. Entah kenapa, tiba-tiba saja hati nuraniku berkata, enak saja mengkambing hitamkan iman, dan enak saja dosa bisa dihapus dengan sholat lima waktu. Eh, Bois. Memang betul kalau sholat lima waktu bisa menggugurkan dosa-dosa kecil, tapi apakah sholatmu sudah bagus sehingga layak menghapus dosa-dasamu. Pikir-pikir lagi deh sebelum menyimpulkan, sebab jika sholatmu ternyata hanya sebatas menggugurkan kewajiban baru nyaho. Ketahuilah& ! yang terbaik adalah meninggalkan segala bentuk dosa kecil, dan jangan pernah mengandalkan sholat sebagai penghapus dosa. Jika kamu mengabaikan peringatanku ini, maka tidak mustahil kamu akan terus berani melakukan dosa kecil. Camkan itu baik-baik, Bois!
Wedew, kalo gitu jadi susah dunk. Tahu tidak sih, kalau aku itu betul-betul kepepet. Duh, kalau boleh sih aku ingin segera menikahi Lisa. Tapi, kalau di dunia ini kayaknya susah. Apa kata orang-orang nanti, masih sekolah kok sudah menikah. Maklum, menurut sudut pandang umum menikah muda itu membawa bencana. Idealnya menikah itu harus sudah siap lahir batin, alias sudah mapan dan siap mental. Intinya adalah, dosa berzinah lebih kecil ketimbang dosa karena menikah tanpa persiapan. Padahal, kata guru ngajiku menikah itu hukumnya wajib bagi orang yang suka berpikiran ngeres kayak aku, sebab dikhawatirkan orang seperti aku mudah digoda oleh setan.
Yup, sungguh susah sekali jadi orang seperti aku. Jangankan mau menikah, mau pacaran saja ibuku selalu bilang, ingat ya& ! Jangan berani pacaran dulu sebelum kamu mampu cari duit! Pokoknya kamu harus konsen sama belajar, biar kelak bisa jadi orang kaya! Nah lho& jika kenyataannya seperti itu, bagaimana mungkin aku berani minta kawin. Bisabisa aku bakal disemprot habis-habisan. Lagi pula, apa kata ibunya Lisa. Beliau tentu tidak akan setuju karena takut anak kesayangannya bakal hidup sengsara.
Yup, tampaknya beliau lebih mengkhawatirkan itu ketimbang anaknya dinikmati olehku diluar nikah. Maklumlah, jika setan sudah berhasil memperdayaku, tentu bisa menikmati Lisa bukanlah perkara sulit. Sebab, tips and trick memang mudah sekali kudapat. Dan itu karena adanya kecanggihan informatika yang memang mudah diakses oleh siapa saja.
Tak lama kemudian, kami sudah ikut mengantri wahana kicir-kicir. Sebuah wahana favorit Lisa yang selalu menjadi tujuan pertama ketika dia berkunjung ke Dufan. Kalau wahana favoritku sih pontangpanting, sebab kalo berduaan sama cewek bisa dobel senangnya. Dan setelah agak lama mengantri, akhirnya tiba juga giliran kami. Beberapa menit kemudian, Emaakkkk!!! Begitulah aku setiap kali naik kicir-kicir, habis seru banget sih. Puntir sana-puntir sini, sungguh menyenangkan. Namun tiba-tiba @#%!*~!%# aku sudah tidak sadarkan diri. Dan ketika sadar, aku sempat terkejut lantaran di sekelilingku ada banyak orang yang menontonku. Dan aku semakin tambah terkejut ketika melihat seorang gadis bercadar yang sedang berlutut di sisiku adalah Lisa. Yup, tidak salah lagi, sebab aku hafal betul bola matanya dan juga karakter busananya. O my God, ternyata aku sudah disasarkan lagi ke dunia 101.
"Bang! Abang tidak apa-apa?" tanya Lisa mengkhawatirkanku.
"Tidak, Sayang& aku tidak apa-apa kok," jelasku meredam kekhawatirannya.
"Alhamdulillah& Syukurlah kalau begitu. Eng& sebaiknya kita batalkan saja naik pontang-pantingnya ya, Bang. Terus terang, aku khawatir kalau Abang akan pingsan lagi."
"Tidak Lis. Aku mau naik itu. Percayalah& aku tidak akan pingsan. Wahana Itu kan beda banget dengan kicir-kicir," jelasku memberi alasan. "Ya sudah kalau begitu, yuk kita ke sana!" Lantas dengan bersemangat, aku pun segera melangkah bersama Lisa menuju pontang-panting. Dan setibanya di tempat antrian aku sama sekali tidak menyangka kalau setiap pengunjung diharuskan memperlihatkan KRK dan Surat Nikah-nya. Dan karena saat itu aku dan Lisa adalah suami istri, maka kami pun diizinkan masuk. Ketika aku naik wahana itu bersama Lisa, entah kenapa tiba-tiba aku merasa begitu bersalah. Yup, aku benar-benar merasa bersalah karena sudah berdempetan dengan istri orang, dan aku memang layak dipancung oleh suaminya yang sah.
Sungguh aku malu banget pada diriku sendiri, dan juga malu pada hijab yang dikenakan Lisa. Seolah saat itu Hijab Lisa itu berkata, Eh, dasar mata keranjang, otak mesum. Apa lagi kini alasanmu untuk berani mendekati istri orang, hah" Sungguh kelancanganmu itu tidak termaafkan, Lisa kan sudah berbusana dengan begitu sopan, lantas kenapa pula kamu masih berani mengganggunya"
Begitulah& sampai-sampai aku tidak mampu lagi untuk menikmati saat berdempetan bersama Lisa. Jangankan bisa menikmati, merasa sedikit senang karena naik wahana itu saja sudah tidak bisa. Sungguh kesenangan yang kuharapkan ternyata telah berubah menjadi penderitaan karena merasa sangat berdosa. Entah kenapa, setiap kali aku berada di dunia 101 ini aku selalu merasa begitu. Di dunia 101 seolah imanku sempurna, seolah memang terus berada di level yang ideal. Yup, iman yang kurasakan tampaknya sama persis ketika aku sedang berada di majelis ilmu di dunia 09, yaitu dimana tempatku biasa mengaji. Entahlah& aku juga heran kenapa bisa begitu. Setiap kali berada di pengajian, Imanku memang terasa begitu kuatnya, seolah aku tidak mungkin bisa terpengaruh oleh hal-hal yang bisa menyebabkan dosa. Tapi ketika sudah di luar, semua seolah terlupakan, dan rasa takutku terhadap dosa pun tampaknya sudah tidak berpengaruh banyak.
Hmm& kini aku mengerti. Kenapa guru ngajiku selalu berpesan untuk tidak malas menghadiri pengajian, sebab selain aku bisa mendapat ilmu, kepekaan hatiku pun akan terus di-charger layaknya HP yang terus bisa berfungsi selama baterainya rajin diisi. Yup, terbukti kalau untuk dosa besar aku memang masih takut untuk melakukannya. Tapi, kenapa waktu itu aku masih berani juga mau meniduri Lisa. Ah, kalau itu sih lain lagi ceritanya. Saat itu suasananya memang betul-betul sulit, sebab aku memang telah berani membuka peluang kepada setan lantaran terpaksa, sungguh malam itu memang bagai buah simalakama. O my God, tampaknya malam nanti aku pun akan kembali berada di situasi yang sama.
"Bang, kenapa sih dari tadi abang diam saja" Memangnya Abang mau pingsan lagi ya?" tanya Lisa tiba-tiba membuyarkan pikiranku.
"Ti-tidak Lis. Aku cuma bosan saja berada di atas permainan ini, seolah permainan ini tidak lagi menyenangkan buatku."
"O, begitu ya" Lantas bagaimana dengan ombang-ombang?"
"Tampak akan sama juga. Eng& bagaimana kalau habis ini kita naik kicir-kicir lagi saja," usulku dengan harapan aku akan pingsan lagi, mungkin ketika sadar sudah kembali lagi ke duniaku 09.
"Jangan, Bang! Aku khawatir abang akan pingsan lagi," larang Lisa khawatir.
"Tidak akan, Lis. Permainan itu kan menyenangkan. Mungkin tadi aku pingsan karena adanya faktor X. Dan mustahil rasanya kalau faktor X itu sampai menimpaku dua kali."
"Ah, bicara Abang seperti ilmuwan saja, pakai bawa-bawa faktor X segala."
"Ya, sebab hanya dengan begitu kamu bisa mengerti."
"Baiklah& kita akan naik kicir-kicir lagi. Tapi& bagaimana kalau nanti faktor X itu kembali menimpa Abang."
"Lis& kalau hal itu kembali menimpaku, kamu tidak perlu khawatir...! Bukankah tadi aku cuma pingsan."
"Iya sih. Tapi biar gimana juga, aku tetap saja khawatir."
"Kalau begitu, serahkanlah semuanya pada Tuhan& ! Mungkin dengan begitu, kamu bisa lebih tenang."
Saat itu Lisa sudah tidak berkata-kata lagi, tampak dia memang paham betul dengan perkataanku tadi.
Akhirnya aku dan Lisa kembali naik kicir-kicir, namun sayangnya harapanku agar pingsan lagi ternyata tidak terwujud. Alhasil, aku pun jadi terus kepikiran soal malam nanti.
"Bang, kita sholat ashar yuk! Setelah itu kita baru pulang," ajak Lisa kepadaku.
Saat itu aku menurut saja, dan usai sholat kami pun langsung pulang dengan naik angkutan umum. Dulu waktu pertama kali ke dunia 101, aku tidak sempat memperhatikan soal angkutan umum ini lebih detail, dan saat pulang dari Dufan itulah aku betulbetul tahu bagaimana angkutan umum di dunia 101. Jika di lihat sepintas tampaknya sama, namun ternyata jauh berbeda. Setiap angkutan umum, pada kaca depannya terdapat sticker warna yang menandakan status guna kendaraan. SGK yang aku tumpangi berwarna kuning. Menandakan kalau anggutan umum itu khusus untuk keluarga. Warna biru khusus untuk pria, dan warna merah muda khusus untuk wanita. Wow, mengagumkan. Jika begitu, tentu tidak akan terjadi yang namanya pelecehan seksual.
Begitu pun dengan angkutan masal. Kereta listrik yang aku tumpangi saat itu pada setiap gerbongnya tampak berbeda warna, yaitu biru, merah muda, dan kuning. Begitu seterusnya selang-seling hingga sampai ke gerbong belakang. Dan di dalam gerbong kuning yang aku tumpangi, setiap kursinya tampak terpisah dan hanya muat untuk sepasang suami istri. Di dalam gerbong itu, juga ada anak-anak, dan mereka semua belumlah baliq. Sedangkan di gerbong warna biru dan merah muda aku sempat melihat kalau isinya juga ada anak-anak dan orang dewasa. Seorang ayah yang sedang bersama putranya saja misalnya, atau seorang ibu yang ditemani oleh teman wanitanya saja misalnya, masing-masing berada di gerbong khusus pria dan wanita tanpa merasa takut melecehkan maupun dilecehkan. Sungguh mengagumkan, bisa saja pemerintah dunia 101 ini mengaturnya sampai seperti itu.
Hmm& apa karena negeri ini sudah makmur sehingga hal seperti itu bisa terealisasi dengan baik. Yup, tampaknya memang begitu. Kalau di negeriku di dunia 09 tampaknya mustahil, sebab jumlah armada dan penumpang memang masih tidak seimbang. Akibatnya pun terjadilah yang namanya berdesakan dan pelecehan. Terus terang, aku sempat cemburu juga ketika naik kereta di dunia 09 bersama Lisa disaat berangkat. Saat itu Lisa sempat dipepet oleh seorang cowok ganteng yang berdiri di belakangnya. Dan orang itu tampaknya begitu menikmati. Wew, ingin saat itu aku hajar dia karena sudah begitu berani menikmati gadis yang kucintai. Tapi, saat itu tidak mungkin bisa melakukannya. Sebab aku tahu, pada mulanya dia memang tak bermaksud memepet Lisa, namun karena keadaanlah yang membuatnya jadi demikian. Sungguh saat itu aku cuma bisa pasrah, betul-betul dongkol rasanya lantaran tidak bisa menghajar orang itu. Pokoknya betul-betul dongkol dan sebel banget, sungguh aku cemburu& cemburu& cemburu&
Setibanya di rumah, aku langsung duduk termenung. Maklumlah, aku betul-betul pusing memikirkan perasaan Lisa yang tampak sedih lantaran tidak diperlakukan sebagaimana mestinya. Aku tau dia begitu ingin kubelai dan kucium, begitupun sebaliknya. Tapi sayangnya, saat itu dia bukanlah istriku. Dan aku tidak mau memberi peluang lagi kepada setan untuk menjerumuskanku.
Duh, aku betul-betul pusing. Keadaan ini memang sulit, jika kunekad melakukannya aku merasa tidak nyaman, dan jika tidak akibatnya sama juga. Begitulah susahnya jika bersama gadis yang kucintai namun tak hak untuk kujamah, sungguh bagai buah simalakama. Untungnya jika tidak sedang di kamar, hijab Lisa di dunia ini cukup andal guna meredam keinginanku. Namun jika kamar, seperti malam itu misalnya, busananya sungguh mengundang selera. Karena itulah, aku pun harus bisa lebih waspada untuk selalu menolak ajakannya yang maunya berada di kamar melulu. Jika aku sampai menurut, aku yakin setelah berada di kamar dia segera mengganti busananya.
Maklumlah, hal itu memang sangat dianjurkan agama, sebab seorang istri memang harus tampak mengundang gairah untuk suaminya. Ya hanya untuk suaminya, bukan untuk aku yang cuma meminjam jasad suaminya. Apalagi setelah kutahu Lisa sudah bisa menikmati saat menyemai benih, tentu dia akan lebih keras lagi untuk memancingku.
"O ya, Bang. Bukankah Abang belum pernah melihat aku mengenakan lingerie hadiah dari sepupuku itu. Kalau begitu, kita ke kamar yuk, Bang! Pantas tidak ya aku mengenakannya?"
Wedew, lagi-lagi dia punya alasan untuk memancingku. Hmm& Lisa dengan lingerie, pasti hot banget deh. Ups! Lintasan pikiran sesat kembali mulai menyerangku. Duh aduh biyung, kepala pusing tujuh keliling juga deh kalau begini terus. "Lis, kayaknya malam ini aku ingin itikaf di masjid deh. Kamu tidak keberatan kan?"
"Bang, bukankah aku mencintaimu atas dasar cintaku kepada Allah. Dan jika tujuanmu memang karena mencintai Allah, maka aku pun tentu akan bahagia sekali."
"Terima kasih, Sayang& Kalau begitu, aku berangkat sekarang saja. Dan soal lingerie itu, lain kali saja ya."
Saat itu kulihat Lisa tersenyum padaku, sungguh dia itu memang istri yang memang mencintai suaminya atas dasar cintanya kepada Tuhan. Saat itu di wajahnya memang tak ada sedikitpun terpancar kekecewaan, tapi malah justru sebaliknya.
Malam itu aku terus berada di masjid memohon ampun kepada Tuhan, memohon pula agar aku bisa segera dikembalikan ke duniaku. Andai saja ada kepastian mengenai statusku di dunia 101 ini, tentu aku lebih senang untuk bisa terus berada di dunia yang nyaman ini. Tapi sepertinya itu tidak mungkin, sebab jasad ini sudah ada yang punya. Hmm& sebenarnya apa yang telah terjadi dengan Bois di dunia ini, kenapa ya dia selalu pergi meninggalkan jasadnya. Ah, sudahlah aku tidak mau pusing memikirkan hal itu, sebab semua itu memang merupakan rahasia Illahi.
Pagi harinya saat aku terbangun, ternyata doaku telah dikabulkan. Ya, aku yakin betul karena lagi-lagi aku sudah berada di rumah sakit. Pada saat itu di sebelahku, kulihat seorang gadis dengan hijab ala Lisa tampak tertidur pulas di atas kursi. Tidak salah lagi, dia itu memang Lisa gadis cerdas yang berhijab dengan seenae udele dewe. Tapi tak mengapa, sepertinya aku memang harus bersabar untuk bisa menyuruhnya berhijab dengan sempurna, yaitu setelah nanti dia resmi menjadi istriku. Lagi pula, aku maklum kenapa dia berlaku seperti itu, sebab dia itu memang masih belum mengerti. Perlu kesabaran untuk bisa membentuknya menjadi istri yang shalehah sesuai dengan keinginanku yang atas dasar keinginan Allah. Sebab dia itu wanita yang bagaikan tulang rusuk. Jika aku paksa untuk meluruskannya, maka kemungkinannya justru akan patah.
Bukhari dan Muslim. Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Sesungguhnya wanita itu seperti tulang rusuk. Jika kamu coba untuk meluruskannya, ia akan patah. Tetapi kalau kamu biarkan saja, maka kamu akan dapat menikmatinya dengan tetap dalam keadaan bengkok.
Ya, aku memang harus bersabar. Bukan hanya soal meluruskan tabiatnya yang mungkin tidak berkenan, tapi juga soal kebiasan berbusananya yang kuanggap menyimpang. Lagi pula, jika kelak Lisa sudah bisa memahami perihal kecemburuanku, Insya Allah dia mau berhijab dengan sempurna. Sebab dengan begitu, itu artinya dia telah betul-betul mencintaiku atas dasar cintanya kepada Tuhan. Tidak mungkin kan seorang istri yang mengaku cinta tega menyiksa perasaan suaminya yang senantiasa dirundung cemburu lantaran cintanya kepada Tuhan. Terus terang, aku sudah semakin yakin kalau Lisa memang mencintaiku, sebab dia itu selalu setia menemaniku saat kuterbaring sakit. Segala perhatiannya dan ketulusannya memang telah mencerminkan hal itu. Dan karena itulah aku percaya, jika kelak Lisa menjadi istriku, Insya Allah dia pun akan mencintaiku karena dasar cintanya kepada Tuhan.
Seperti biasa, setelah aku sadar orang tua berjubah putih kembali datang menemuiku. Saat itu beliau datang dengan tersenyum ramah padaku, mungkin beliau senang karena aku sudah mau menuruti nasihatnya waktu itu. Lantas dengan nada lembut beliau menceritakan perihal keberadaanku di rumah sakit. Kata beliau, saat itu aku sedang dalam masa percobaan pemindahan roh terencana, yaitu memindahkan roh dengan sengaja tanpa perlu menunggu terjadinya kecelakaan. Salah satunya adalah dengan membuat koma pada saat manusia bermain-main dengan gaya grafitasi. Seperti kicir-kicir yang kutumpangi itu misalnya, yang memang dirancang untuk bisa merasakan G positif dan negatif sehingga terpaculah yang namanya andrenalin. Tingkat ketahanan manusia dalam menerima itu bisa berbeda-beda, yaitu sangat tergantung pada kondisi fisiknya. Seorang yang sakit jantung misalnya, dia bisa langsung meninggal jika menaiki permainan yang ekstrim begitu. Karena itulah, jika manusia koma pada saat naik permainan seperti itu bisa dianggap wajar lantaran adanya perbedaan daya tahan jantung itu tadi. Dan tidak seorang pun yang bisa mengetahui keadaan jantungnya sendiri, kecuali dia rajin memeriksakannya ke dokter. Bukankah jantung itu alat pemompa darah, dan jika pasokan darah ke otak sampai terganggu maka apapun bisa saja terjadi. Dari hanya pingsan, koma, bahkan hingga kematian. Itu baru gangguan jantung, belum ditambah lagi dengan gangguan paru-paru, yang fungsinya adalah memasok oksigen ke otak. Jika itu sampai terganggu juga, maka tinggal menunggu saat kematian saja.
"Bois! Kamu sudah sadar?" tanya Lisa tiba-tiba. Saat itu kulihat dia mengucek kedua matanya, menghilangkan belek yang mengaburkan pandangan.
"Lis, kenapa aku bisa sampai berada di sini?" tanyaku pura-pura bego.
"Bois, kamu tuh koma saat naik kicir-kicir. Dokter bilang, semua itu dampak dari penyakit lemah jantung kamu dan juga gangguan pernafasanmu."
"Apa" Aku komplikasi jantung dan paru-paru. Masa sih?"
"Itu betul. Kata dokter, penyebab penyakitmu karena kamu kebanyakan merokok."
"Tapi Lis, selama ini aku merasa sehat-sehat saja kok."
"Kata dokter, kalau masih stadium awal memang belum terasa. Tapi kalau sudah parah, barulah kamu merasakannya."
"Wedew, gawat juga kalau begitu," komentarku pura-pura khawatir. Maklumlah, saat itu aku memang tidak percaya dengan kata-kata dokter, sebab aku yakin kalau analisa dokter itu adalah akibat dari trick team alam bawah sadar.
"Apa yang dikatakan Lisa tadi memang betul, Nak Bois," jelas orang tua berjubah putih tiba-tiba. Kemudian orang tua itu segera melanjutkan, "Perlu kamu ketahui, Bois. Selama ini kamu memang sudah dikondisikan untuk mempunyai kedua penyakit itu. Tapi kamu tidak perlu khawatir, kamu tidak akan dipanggil Tuhan sebelum misimu tuntas."
"Mi-misi& " Misi apa?" tanyaku spontan seakan lupa kalau aku sedang bicara dengan orang yang tak mungkin dilihat Lisa. Dan akibatnya Lisa pun langsung bertanya padaku, "Kamu bicara dengan siapa, Bois?" tanyanya dengan alis yang tampak merapat.
Saat itu aku langsung berusaha berkelit, dan akhirnya dia pun bisa mengerti. Tak lama kemudian, orang tua berjubah putih segera menjawab pertanyaanku. Katanya, misiku adalah menyampaikan apa yang kulihat di dunia 101 dengan cara yang paling masuk akal sehingga tidak dicap sebagai orang gila.
Pokoknya aku diharuskan berjuang menyampaikannya dengan sekuat kemampuanku sambil menunggu kemunculan seorang pemimpin akhir zaman yang akan melakukan revolusi damai guna merubah segalanya. Dialah Al-Mahdi (pemberi petunjuk ke arah kebenaran) sang Khalifah yang akan memimpin umat manusia berdasarkan hukum Allah, seorang pemimpin yang memahami dunia ini hanyalah permainan. Karenanyalah dia tak berambisi untuk menumpuk harta, apalagi sampai gila kuasa. Ambisinya hanya satu, yaitu ridha Allah SWT semata. Tugas pertamanya adalah dikobarkannya perang pemikiran di dalam dunia Islam dan mengembalikan umat Muslim yang telah jauh dari intisari Islam sejati, menuju iman dan akhlak yang sesungguhnya. Dalam hal ini, Al-Mahdi mempunyai tiga tugas dasar:
1. Menghancurkan seluruh sistem filsafat yang mengingkari keberadaan Allah dan mendukung ateisme dengan dalil.
2. Memerangi takhayul dengan membebaskan Islam dari penindasan orang-orang munafik yang telah menyimpangkan agama dengan dalil, dan kemudian mengungkap dan melaksanakan akhlak Islam sejati yang berdasarkan aturan Al Qur'an.
3. Memperkuat seluruh dunia Islam dengan dalil, baik secara politik maupun sosial, dan kemudian mengembangkan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan serta memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan.
Pada waktu yang bersamaan Nabi 'Isa AS akan turun ke bumi dan menyeru kepada seluruh pemeluk Kristen dan Yahudi untuk meninggalkan berbagai kepercayaan takhayul yang diyakini oleh mereka pada saat ini dan hidup menurut Al Qur'an. Ketika pemeluk Kristen telah mendengarkannya, umat Islam dan Kristen akan bersama di bawah satu keimanan dan dunia ini akan mengalami zaman perdamaian, keamanan, kebahagian, dan kesejahteraan terbesar yang dikenal sebagai Masa Keemasan.
Wedew, masa musti aku sih. Kenapa tidak orang lain saja" Tidak kebayang deh bagaimana susahnya. Sebab, apa yang kulihat di dunia 101 adalah hal yang hampir mustahil untuk bisa diterapkan di duniaku. Seperti masalah cadar itu saja misalnya. Waktu itu aku sempat bicara pada temanku kalau kelak aku akan menyuruh istriku untuk memakai cadar demi untuk mengamalkan ilmu yang kudapat. Tapi apa katanya. Walah, kamu itu ada-ada saja, Bois. Kalau kamu menyuruh istrimu seperti itu, kamu bakal ditertawakan dan dianggap aneh. Apalagi jika kamu memelihara jengkot dan memotong kumis, kamu bakal diikutin intel siang-malam.
Wedew, ciut juga nyaliku kalau yang dikatakan temanku benar. Ya, apa yang dikatakannya itu memang masuk akal juga. Sebab, orang seperti itu memang selalu diidentikkan dengan teroris, dan hal itu karena adanya konspirasi tingkat tinggi dari musuhmusuh Islam. Wew, gawat juga kalau begitu. Kalau aku yang bukan teroris lantas dicurigai dan kemudian diintimidasi, bisa-bisa aku bakal tertekan juga.
"Kamu tidak perlu khawatir, Bois. Bukankah hal seperti itu biasa pada setiap perjuangan. Bukankah kamu sudah mengetahui kalau kehidupanmu hanyalah sebuah permainan. Jadi, mainkanlah dengan sebaik-baiknya tanpa perlu takut akan kematian. Jika kamu mati di Jalan Allah, Insya Allah matimu adalah syahid fisabilillah. Perlu kamu ketahui, sebetulnya bukan kamu saja yang mendapat misi itu, melainkan semua orang yang mengaku muslim. Hanya saja, tingkatan levelnya yang berbeda-beda, tergantung dari keuletan, kerendahan hati, keikhlasan, keberanian, dan kejujurannya dalam mengungkap setiap kebenaran. Dan levelmu dalam misi ini terbilang masih ringan, jadi jangan terlalu khawatir kalau kamu tidak akan sanggup," jelas orang tua itu berusaha membuat nyaliku kembali berkobar.
Ya, betul apa yang dikatakan orang tua itu. Karenanyalah, untuk sementara aku akan berusaha untuk bisa merubah hijab ala Lisa menjadi hijab yang sempurna. Ya, aku memang harus memulai dengan istriku sendiri, kemudian jika aku sudah mampu mengamalkannya barulah aku mengajak temantemanku untuk mengikuti jejakku. Sebab, tanpa mencontohkan itu rasanya mustahil mereka mau mempercayaiku.
"Kamu benar, Nak Bois. Hal itulah yang lebih utama. Ketahuilah& ! Agar kita bisa membuka pintu Ilahi dan mendapatkan cinta Tuhan, kita harus mempunyai kunci untuk membukanya yaitu Bening hati Untuk mencapai bening hati di perlukan kunci lain yang memungkinkan hati kita menjadi bening, yaitu memelihara pandangan . Salah satu yang membuat hati ini semakin membusuk, kotor, dan keras membatu adalah tidak pandainya kita menjaga pandangan. Barang siapa yang di dunia ini tidak mahir menjaga pandangan, gemar melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah, maka jangan terlalu berharap dapat memiliki hati yang bersih. Sahabat Rasulullah pernah berkata, "Lebih baik aku berjalan di belakang singa dari pada aku berjalan di belakang wanita." Orang-orang yang sengaja mengobral pandangannya terhadap hal-hal yang tidak hak bagi dirinya, tidak usah heran kalau hatinya lambat laun akan semakin keras membatu dan nikmat iman pun akan semakin hilang manisnya.
Dengan tidak pandainya menjaga pandangan dari lawan jenis, memicu seseorang untuk selalu melihat aksesoris duniawi. Wanita berhias untuk menarik perhatian pria. Pria mencari uang untuk menghiasi wanita. Bagaimanapun caranya, halal atau haram. Inilah sifat dasar alami manusia sebagai mahluk sosial, dan dengan segala mata rantainya menciptakan kerumitan di muka bumi ini. Bila dilakukan dengan benar maka akan menciptakan mata rantai kebaikan, dan begitu pun sebaliknya. Seperti burung gagak yang selalu membawakan segala pernak-pernik untuk pasangannya dengan cara mencuri dari mana saja. Burung gereja yang berkelahi sampai mati untuk mendapatkan pasangan, dan masih banyak lagi.
Untuk bisa membuka pintu Illahi maka seseorang baru bisa memulai untuk membeningkan hati. Selama pandangan belum bisa terjaga dari hal-hal keduniawian maka akan sangat sulit untuk dapat membeningkan hati, dan secara otomatis sulit pula membuka pintu Illahi yang bisa membuat kita hidup tentram, nyaman, dan lapang karena mendapatkan nikmat sebagai bukti cinta Tuhan kepada hamba-Nya.
Pokoknya selama kondisi lingkungan didominasi oleh kemungkaran dan kemaksiatan, maka akan sulit bagi manusia untuk menjaga pandangan dari hal-hal keduniawian. Dan karena itulah, manusia pun akan sulit untuk bisa mencapai bening hati. Hanya segelintir orang saja yang bisa melakukan itu, dan mereka adalah orang-orang yang istiqamah. Maka jangan heran kalau umat Islam bagaikan buih di lautan, jumlahnya banyak tapi tidak mampu berbuat apa-apa, hanya terombang-ambing mengikuti arus gelombang yang besar.
Dan untuk mencapai bening hati diperlukanlah suatu kondisi yang bisa memungkinkan manusia bisa menjaga pandangan dari hal-hal keduniawian, yaitu dengan dibuatnya undang-undang yang mengatur tentang hal tersebut. Selama hal ini belum dibenahi, maka rasanya semua itu hanyalah mimpi. Karena itulah, segala hal yang bersifat glamour dan berbau hasrat seksual tidak seharusnya diperlihatkan di muka umum. Setiap wanita diwajibkan berhijab, tak terkecuali Non Muslim juga harus mentaati peraturan demi untuk menghormati hak-hak muslim yang ingin menjaga pandangan. Begitulah konsep dasar yang diterapkan pada dunia 101.
Menurut pandangan orang Islam di dunia 101, busana seorang muslim dan muslimah harus mempunyai sifat bersih dan melindungi, menutup aurat dan tidak menampilkan bentuk tubuh, halal dan indah. Bersih dan melindungi artinya tidak terkena najis dan bisa melindungi tubuh dari hal-hal yang bisa mengakibatkan tubuh terkena penyakit. Halal artinya terbuat dari bahan yang halal, untuk busana pria tidak boleh menggunakan bahan yang terbuat dari sutra kecuali untuk pria yang berpenyakit kulit, dan terakhir indah, indah yang dimaksud adalah keindahan bentuk, corak dan warna. Bentuknya tidak menampilkan bentuk tubuh, bentuknya indah tapi tidak membuat orang yang melihatnya menjadi terangsang. Coraknya pun tidak menampilkan objek-objek yang menyerupai manusia, dan warnanya tidak mencolok mata. Sehingga tidak menjadikan pemakainya sombong dan angkuh.
Tetapi di duniamu 09, masyarakat banyak yang salah persepsi tentang busana muslim ini. Banyak para perancang busana yang melupakan aturanaturan yang semestinya tidak boleh dilupakan. Banyak sekali wanita yang menggunakan busana yang dibilang busana muslim tapi kenyataannya tidak. Busana yang mereka kenakan masih menampilkan bentuk-bentuk tubuh (masih memperlihatkan bentuk pinggang, pinggul dan dada). Biarpun menutup aurat, jika bentuknya tetap terlihat sama saja bohong. Karena mata pria masih bisa menduga dan membaca apa yang tersembunyi di balik itu, bahkan bisa dengan mudah mengukurnya, dan dari ukuran yang sesuai seleranya seorang lelaki menjadi bergairah. Intinya biar bagaimanapun juga busana muslim harus mengikuti aturan-aturan yang ada, dan selama aturan itu tidak diikuti busana tersebut bukanlah busana muslim.
Menurut pandangan orang Islam di dunia 101, tayangan atau tampilan di media juga diatur agar tidak semena-mena menampilkan sesuatu yang dapat merusak pandangan. Misalnya tayangan film atau sinetron yang selalu menampilkan bentuk tubuh seksi wanita. Iklan-iklan yang memikat dengan menjual keindahan tubuh wanita dan acara-acara yang tidak Islami lainnya di televisi, gambar-gambar fulgar di media cetak, dll. Bukan itu saja, orang Islam di dunia 101 juga mengatur tentang seni, olah raga, pendidikan dan pekerjaan yang Islami. Dengan begitu, maka hidup akan menjadi nyaman, tentram dan lapang. Sehingga orang-orang bisa mengekspresikan dirinya dengan karya-karya yang indah dan semakin menambah kedekatan diri kepada Tuhannya. Tidak seperti kehidupan di duniamu, banyak orang yang hidup bagaikan robot yang sudah terprogram. Banyak orang yang bekerja membanting tulang mati-matian hanya untuk mencari makan dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, sehingga mereka tidak sempat untuknya mengekspresikan diri dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhannya. Orang yang kelebihan uang justru menumpuk uangnya di bankbank, dan dia tidak mempunyai waktu untuk mengekspresikan diri dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhannya. Waktunya banyak digunakan untuk memikirkan uangnya siang dan malam, digunakan untuk apa dan apa proyek selanjutnya. Jika hati orang sudah bening tentunya tidak akan seperti itu. Orang tidak perlu lagi mencari uang sampai membanting tulang mati-matian, karena semua sudah merasa terkecukupi, dan sisa waktunya digunakan untuk mengekspresikan diri serta mendekatkan diri kepada Tuhannya. Orang yang kelebihan uang akan membantu sesama yang memang sangat membutuhkan, dan dia tidak terlalu dipusingkan dengan uang-uangnya itu sehingga waktunya bisa gunakan untuk mengekspresikan diri dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhannya. Intinya adalah orang tidak lagi terobsesi untuk mengejar dunia guna mencari uang dan menumpuk kekayaan, tetapi mencari uang justru untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya. Itulah orang-orang yang sudah memahami arti kehidupan semu yang memang cuma permainan, mereka begitu keranjingan mengejar point pahala sebanyak-banyaknya demi untuk meningkatkan level karakternya, layaknya gamer sejati di duniamu 09 yang rela mengorbankan waktu, uang, dan tenaga, demi untuk memainkan game on line yang dicintainya.
Karena itulah, misi pertamamu adalah menyampaikan perihal hijab agar orang lebih mudah untuk mencapai bening hati. Sebab tanpa itu, orang akan sulit menjaga pandangan dan akhirnya termotifasi untuk mengejar dunia ketimbang akhirat. Mencari uang untuk hidup glamor, foya-foya, judi, dan wanita. Jika wanita berhijab maka tidak perlu lagi ada yang dipamerkan. Wanita yang dikaruniakan wajah cantik dan tubuh yang indah, tidak lagi sombong karena tidak bisa memamerkannya. Wanita kurang cantik dengan tubuh yang tidak proporsional tidak menjadi minder dengan segala kekurangannya.
Wanita kaya tidak lagi bisa memamerkan perhiasan mahalnya, dan yang miskin tidak akan iri karena tak mungkin melihatnya. Sebab, semua keindahan yang wanita miliki adalah untuk kesenangan suaminya. Itulah kenapa wanita disebut perhiasan dunia yang begitu indah dipandang mata, sebab ia memang mempunyai kecendrungan untuk terlihat cantik, karenanyalah ia pun suka menghiasi diri dengan perhiasan, membaui tubuhnya dengan wewangian, dan juga menghiasi rumahnya dengan segala keindahan seni. Sebab, Allah dengan kasih sayang- Nya memang telah mengaruniakan kecendrungan itu agar wanita tampak indah di mata suaminya, dan suaminya pun akan merasa nyaman menempati rumah yang ditata olehnya. Itulah salah satu hakikat diciptakannya wanita, yaitu untuk membahagiakan pendamping hidupnya.
Di dunia 101, wanita berhias dan menjaga kebugaran tubuh hanya untuk suaminya, dan wanita menata rumah pun tanpa melanggar aturan agama. Seperti tidak mau menghiasi rumahnya dengan patung atau lukisan manusia misalnya. Sebab, orang di dunia 101 percaya kalau patung dan lukisan manusia atau yang menyerupainya merupakan tempat berkumpulnya jin-jin jahat yang bisa menjerumuskan manusia kepada hal-hal yang menyesatkan. Karenanyalah, jika manusia menghiasi rumah dengan itu berarti secara tidak langsung dia sudah berinteraksi dengan jin, yaitu dengan mengundangnya dan menyediakan tempat tinggal.
Perlu kamu ketahui, Nak Bois. Seni dalam pandangan orang Islam di dunia 101 adalah sesuatu yang bisa membuat hati tentram dan damai dalam upaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Di luar itu menurut pandangan orang Islam di dunia 101 bukanlah seni melainkan sesuatu yang bisa merusak nikmat iman, sesuatu yang bisa membuat kita menjadi resah dan gelisah.
Seni lukis dalam pandangan orang Islam di dunia 101 adalah seni yang tidak boleh menampilkan objekobjek manusia atau yang menyerupainya. Karena objek manusia tersebut merupakan sesuatu yang bisa membuat fitnah dan merusak akidah. Seperti yang sudah kujelaskan tadi, kalau di setiap lukisan yang menampilkan objek-objek tersebut juga dapat menjadi tempat berkumpulnya jin-jin jahat yang bisa menyesatkan setiap orang yang melihatnya. Seni lukis dalam pandangan Islam hanya memperbolehkan menampilkan objek-objek selain dari yang sudah aku sebutkan tadi. Contohnya Tumbuhan dan bendabenda mati yang tidak menyerupai manusia. Pemandangan alam, dll.
Seni Patung dalam pandangan orang Islam di dunia 101 sama dengan seni lukis, semuanya harus menampilkan bentuk-bentuk yang bukan manusia atau yang menyerupainya.
Seni suara dalam pandangan orang Islam di dunia 101 adalah seni yang memperdengarkan suara merdu dan isinya untuk menambah kedekatan kepada Tuhan. Wanita tidak diperkenankan untuk seni suara (kecuali untuk diri sendiri maupun sesama jenis), karena suara wanita bisa menimbulkan fitnah. Jangankan menyanyi, bicara dengan lelaki saja harus berhati-hati. Al-Quran memberikan wejangan kepada istri-istri Nabi dengan wejangan berikut ini,
...Janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya (Al-Ahzab: 32).
Maksud kalimat tunduk ketika berbicara adalah perkataan itu dibuat-buat, manja, atau dilembutkan ketika berbicara kepada lelaki yang bukan muhrimnya. Apalagi jika kata yang dilembut-lembutkan itu disertai nada suara, irama, dan gaya yang memikat perhatian lawan bicaranya.
Seni tari dalam pandangan orang Islam di dunia 101 adalah seni yang menampilkan gerak indah, namun tidak memicu syahwat. Jika dapat menimbulkan syahwat, hanya boleh diperlihatkan dengan lawan jenis di ruangan yang tertutup dan harus seorang istri kepada suami atau sebaliknya. Begitulah, Nak Bois. Sedikit ilmu tentang seni dari dunia 101 yang bisa aku kemukakan padamu.
Untuk bisa menghiasi rumah dengan indah, orang di dunia 101 selalu menggunakan cara yang halal lagi berkah. Dan semua itu bisa terjadi karena adanya kesadaran peran masing-masing. Seorang suami merasa nyaman dan begitu bersemangat membanting tulang guna mencari nafkah, dan itu semua karena istrinya tercinta selalu melayaninya dengan penuh cinta setiap kali dia pulang kerja. Jika sudah begitu, hilang semua rasa penat, terhibur akan kasih sayang seorang istri yang dirasakan betul-betul mencintainya. Dan di tempat pekerjaan tak ada campur-baur antara laki-laki dan perempuan. Dengan begitu, istri di rumah merasa tentram lantaran tak ada kesempatan bagi suami untuk selingkuh. Maklumlah, di dunia 101 pria dan wanita yang masih sendiri memang masih di izinkan bekerja, namun dengan syarat wanita pekerja harus mengenakan bros pekerja. Fungsinya adalah bahwa wanita pengena bros pekerja tidak wajib pergi dengan didampingi oleh muhrimnya, namun dia tidak boleh berinteraksi dengan laki-laki. Jika ada seorang wanita pengena bros pekerja yang sampai terlihat berduaan dengan seorang lelaki maka ia bisa di tangkap. Karenanyalah, di setiap tempat usaha di dunia 101 selalu pekerjanya adalah perempuan semua atau lelaki semua. Karenanyalah, kesetaraan gender di dunia 101 bisa terbina dengan baik tanpa pernah melanggar aturan agama. Dan hal seperti itu tidaklah menyebabkan penyimpangan seksual, sebab pria dan wanita tetap masih bisa berinteraksi sebagaimana mestinya. Bukankah waktu pertama kali berada di dunia 101, kamu pun bisa melihat wajah wanita walau cuma sesaat, dan bahkan saat itu kamu juga bisa ngobrol sambil minum es kelapa muda dengan teman perempuanmu tanpa perlu khawatir ditangkap aparat. Sebab, saat itu kalian memang tidak melanggar peraturan lantaran saat itu Lina sudah didampingi oleh teman wanitanya.
Nah, Nak Bois. Begitulah sekilas kehidupan orang-orang di dunia 101 yang sangat beradab. Mereka jelas manusia karena memang mampu hidup dengan menggunakan aturan Tuhan," jelas orang tua berjubah putih itu panjang lebar.
Ya, setelah mendengarkan penuturan orang tua itu jelas sekali kalau menjaga pandangan untuk membeningkan hati-lah yang lebih diutamakan, karena setelah hati bening tentu mereka akan bisa menerimanya, dan jika hati sudah bening orang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak, dan secara otomatis orang pun enggan melakukan tindakan melanggar hukum, dan akhirnya hukum yang semula dianggap agak merepotkan itu sama sekali tidaklah lagi merepotkan. Kalau begitu, hijab ala Lisa memang sudah sepantasnya di musiumkan. Dan kewajibanku adalah menyampaikan kebenaran ini kepada Lisa agar dia tidak lagi keliru. Terus terang, aku sangat khawatir jika sampai ide penggunaan wig itu menjadi trend. Ya, kewajibanku saat ini hanyalah menyampaikannya. Terus terang, aku memang belum berhak untuk memintanya begini dan begitu. Sebab jika aku sampai melakukannya dia pasti akan bilang, Huh! Memangnya kamu siapa, beraninya menyuruhnyuruh aku. Pacar bukan, istri apa lagi. Bila kamu berani nyuruh aku lagi, mending kita tidak usah berteman saja. Nah lho& jika Lisa sudah ngambek begitu bisa repot juga kan. Bisa-bisa kelak aku malah tidak bisa menikahinya.
Duhai Allah& berilah hidayah kepada gadis yang kucintai itu, dan dengan kecerdasannya semoga ia mampu menjadikan gaun kurung bercadar menjadi trend abad ini. Amin&
Assalam& . Mohon maaf jika pada tulisan ini terdapat kesalahan di sana-sini, sebab saya hanyalah manusia yang tak luput dari salah dan dosa. Saya menyadari kalau segala kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, dan segala kesalahan tentulah berasal dari saya. Karenanyalah, jika saya telah melakukan kekhilafan karena kurangnya ilmu, mohon kiranya teman-teman mau memberikan nasihat dan meluruskannya. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih banyak.
Akhir kata, semoga cerita ini bisa bermanfaat buat saya sendiri dan juga buat para pembaca. Amin& Kritik dan saran bisa anda sampaikan melalui e-mail bangbois@yahoo.com
Wassalam& Peace V ^_^ [ Cerita ini ditulis tahun 2007 ]
Macan Tutul Di Salju 3 Putri Bong Mini 05 Darah Para Tumbal Panji Sakti ( Jit Goat Seng Sim Ki) 9
^