Pencarian

Bayangan Maut 1

Bayangan Maut Karya Oey Yong Bagian 1


TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
B BA AY YA AN NG GA AN NM MA AU UT T Karya : OEY YONG Scan Djvu : Mukhdan, editor : Hendra
Final Edit & Ebook oleh : Mukhdan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://kang-zusi.info/
1 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
KOTA Siang-kie-kwan merupakan kota yang cukup ramai, juga di sana menjadi suatu
tempat pertemuan antara pedagang-pedagang yang ingin menuju ke Thibet atau ke Sinkiang, karena letak kota Siang-kie-kwan merupakan batas dari perjalanan Sin-kiang dengan
daerah perbatasan Tionggoan.
Itulah sebabnya mengapa kota Siang Kie-kwan menjadi kota yang cukup ramai.
Di kota tersebut hidup seorang Piauwsu yang berusia agak lanjut, sudah lima puluh tahun
lebih. Tetapi biarpun usianya telah tinggi, toch tetap saja Piauw-su tua ini masih
bersemangat dan mempunyai daya kerja yang tinggi, karena kepandaian ilmu silatnya cukup
sempurna. Cong piauw-tauw, kepala Piauwsu dari sebuah Piauwkok itu, bernama Cong Tay An. Dia
adalah murid dari perguruan Bu-tong Pay dari tingkatan yang keseratus tiga, maka dengan
sendirinya, kepandaiannya cukup tinggi. Waktu berusia dua puluh lima tahun, dia telah
mengembara didalam dunia persilatan, dan dia telah banyak melakukan perbuatanperbuatan mulia serta kebajikan, sehingga dengan cepat namanya telah dikenal oleh orangorang Bu lim, baik orang itu dari golongan Hekto (jalan hitam), atau juga dari jalan Pekto
(putih), tetap saja semua orang-orang itu akan mengindahkan Cong Tay An.
Ketika berusia empat puluh tahun, setelah berkeluarga, maka Cong Piauwsu jadi segan
untuk berkelana di dalam sungai telaga, maka dia bermaksud akan berusaha dengan suatu
usaha yang lebih tenang, dia mulai mencari kota yang akan didiaminya.
Akhirnya Cong Piauwsu memilih kota Siauw kie-kwan sebagai tempatnya menetap. Dengan
keluarganya dia berdiam di kota itu dengan tenang, dan mulai membuka sebuah Piauw-kok,
sebuah kantoran untuk pengiriman barang yang akan dikawal oleh orang-orangnya yang
bernaung dibawah bendera Siang-tiauw Piauwkok, dimana bendera itu melambangkan dua
pasang burung rajawali sedang beterbangan.
Usaha dari Cong Piauwsu ini berhasil, perusahaan Piauw-koknya maju dengan pesat. Semua
orang-orang mempercayai barang milik mereka untuk dikawal oleh perusahaan Siang Tiauw
Piauw Kok, karena setiap barang yang dikawal oleh Siang Tiauw Piauw Kok pasti akan
sampai di tempat yang dituju dengan selamat.
Nama Cong Piauwtauw telah tersebar luas didalam kalangan Bu-lim (rimba hijau) dan
kalangan Kang ouw (sungai telaga). Semua jago-jago didalam sungai telaga dan rimba
persilatan akan menaruh hormat dan segan kepada Piauw-su tua tetapi masih liehay itu.
Setiap kereta piauw yang dikawal oleh kibaran bendera Siang Tiauw Piauw-kok, biarpun
Cong Piauwsu tidak turut serta mengawal, tentu penjahat-penjahat tidak akan ada yang
berani mencoba-coba untuk mengganggu barang kawalan dari Siang Tiauw Piauw kok itu.
Perusahaan Piauwkok dari Siang Tiauw Piauw kok maju dengan pesat sekali, dan dari
barang seharga lima ratus tail sampai ke barang ribuan tail emas, pasti akan dipercayakan
kepada Siang Tiauw Piauw kok untuk dikawalnya....!
Sejak perusahaannya itu mengalami kemajuan yang pesat sekali, maka penghidupan Cong
Piauwsu jadi lebih senang.
Dia bersama isteri dan puterinya yang kala itu telah berusia enam belas tahun jadi bisa
melewati hari-hari penuh kebahagiaan.
Puteri Cong Piauwsu diberi nama Cong Ie Siang, seorang gadis yang manis, mempunyai
potongan wajah yang tirus, mempunyai sepasang alis yang disebut alis rembulan,
2 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
mempunyai hidung yang bangir dan mempunyai bibir yang disebut bibir delima merekah.
Puteri dari Cong Piauwsu tersebut sejak kecil sudah digembleng dan dididik oleh Cong
Piauw-tauw sendiri didalam segi ilmu silat, dan puteri dari Piauwsu tua Cong Tay An itu telah
mengalami kemajuan yang pesat sekali didalam bidang ilmu silat.
Selain gerakan Cong Ie Siang gesit dan lincah, juga baru jago-jago silat yang mempunyai
kepandaian biasa saja, tentu tidak akan bisa merubuhkan anak dara she Cong ini.
Juga, bukan hanya ilmu silat saja yang dipelajari oleh Cong Ie Siang, dia telah dipanggili
seorang guru sastra oleh Tay An, agar puterinya ini mengerti ilmu silat dan ilmu surat, yaitu
menjadi seorang yang Boen Boe Coan Chay.
Tetapi biarpun Cong Ie Siang telah mempunyai kepandaian ilmu silat dan surat yang tinggi,
toch sebagai seorang gadis, tetap dia membawa sikap yang sopan dan ramah kepada siapa
saja. Lebih-lebih kepada Piauwsu-piauwsu yang bekerja pada ayahnya, dia menghormati semua
Piauwsu-piauwsu itu, yang dianggap sebagai pamannya sendiri, malah gadis she Cong ini
sering minta diajari berbagai ilmu silat yang dimengerti oleh Piauwsu-piauwsu itu.
Disebabkan oleh sikapnya yang terbuka dan sifatnya yang baik, maka Piauwsu-piauwsu
yang bekerja pada Cong Piauw tauw sangat menyukai serta menyayangi Ie Siang. Sering
mereka mengajari satu dua jurus ilmu silat simpanan mereka, maka dengan sendirinya
kepandaian Ie Siang jadi mengalami kemajuan yang pesat sekali.
Cong Piauw-tauw dan istrinya jadi girang melihat kemajuan Ie Siang, mereka memang
mengharapi agar putri mereka ini menjadi seorang pendekar wanita kelaknya. Dengan
mempunyai kepandaian yang cukup tinggi begitu, maka tidak sembarangan orang yang
akan dapat menghina Ie Siang.
Namun, biar bagaimana dengan mempunyai kepandaian yang tinggi seperti apa yang
dimiliki oleh Ie Siang, maka akan menyebabkan jiwa gadis itu jadi pemberani.
Ie Siang tidak mudah takut kepada sesuatu, malah dia tidak pernah patah semangat setiap
menghadapi sesuatu hal dan persoalan, karena dia akan mengerjakannya terus sebelum
pekerjaannya itu selesai !
Juga kepada buaya-buaya darat kota Siang-kie kwan itu, Ie Siang tidak pernah jeri.
Pernah karena ada salah seorang buaya darat dari kota itu, karena melihat kecantikan yang
dimiliki oleh Ie Siang, berusaha akan menggodanya, maka dengan tidak banyak bicara lagi,
Ie Siang telah memberikan hadiah kepada orang itu tiga gaplokan, sehingga muka buaya
darat itu kontan jadi bengap.
Rupanya buaya darat itu tidak senang akan perlakuan yang diterimanya dari Ie Siang. Dia
memberitahukan kepada kawan-kawannya buaya-buaya darat lainnya.
Lalu beramai-ramai mereka memegat Ie Siang pula di suatu tempat yang sepi, mereka
memang telah merencanakan maksud jahat mereka.
Sebetulnya maksud jahat dari buaya-buaya darat itu telah dapat diendus oleh Cong Piauwtauw, tetapi Tay An sengaja tidak memberitahukan puterinya, dia hanya selalu berwaspada
mengawal secara diam-diam kalau memang puterinya itu akan keluar rumah untuk membeli
sesuatu. 3 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Sengaja Tay An melakukan hal itu, karena dia memang ingin melihat sampai dimana
kepandaian Ie Siang yang dipelajarinya selama ini. Nanti kalau memang ternyata Ie Siang
kewalahan menghadapi buaya-buaya darat tengik yang akan mengganggunya, barulah
Cong Piauw tauw yang akan turun tangan membereskannya.
Tetapi kenyataannya memang benar-benar menggembirakan hati Cong Piauwsu.
Waktu dikeroyok oleh buaya-buaya darat itu, ternyata Ie Siang telah berhasil memberi
hajaran yang keras kepada buaya-buaya darat itu sampai mereka jadi lari lintang-pukang
ketakutan ! Itulah hal yang menggembirakan hati Tay An. Hanya didalam pertempuran itu
dimana telah disaksikan olehTay An secara bersembunyi, dia melihat kepandaian puterinya
ini hampir mendekati kesempurnaan, hanya yang kurang pada diri Ie Siang ialah
pengalaman....! Sejak saat itulah tak ada seorang buaya daratpun di kota Siang Kie kwan tersebut yang
berani mengganggu diri Ie Siang lagi.
Tetapi dengan kemenangan yang diperolehnya itu menghadapi beberapa orang buaya
darat, tetap saja Ie Siang tidak jadi gede kepala.
Malah kepada orang-orang yang lebih tinggi tingkatannya tetap menghormatinya......!
Begitulah penghidupan keluarga Cong itu sangat bahagia sekali, begitu juga Cong Piauwtauw yang mempunyai puteri seperti Ie Siang, jadi bangga dan bahagia.............Tetapi
diluar dari kesadaran mereka itu, suatu malapetaka sedang mengincar keluarga Cong
tersebut, suatu badai dan topan akan mengamuk didalam keluarga Cong tersebut yang akan
menyebabkan cerita Cong Piauw tauw Cong Tay An menjadi suatu kisah yang panjang
sekali, diawali oleh puteri Piauwsu tersebut".
** PAGI ITU udara cerah sekali, burung-burung juga beriang hati berkicau bernyanyi.
Pada pagi secerah begitu, maka hati Cong Ie Siang, puteri dari Cong Piauw-tauw yang
lincah dan gesit ini sedang bergembira juga.
Diperintahkannya A Sam untuk menyiapkan kuda putihnya, kuda yang biasa dipakai sebagai
kuda tunggangannya. Juga Ie Siang telah membawa busurnya, dia bermaksud akan memburu di hutan yang ada
didekat kota Siang-kie-kwan itu, terletak disebelah pintu barat dari kota tersebut.
Waktu A Sam mempersiapkan kuda putihnya itu, Ie Siang telah melompat keatas kudanya,
dengan cepat dia membedal kudanya itu, yang berlari dengan cepat A Sam yang telah
membukakan pintu untuk keluar.
"Jangan lupa membawa burung belibis, Kouw-nio !" teriak A Sam waktu Ie Siang lewat
dengan kuda tunggangannya didekat dirinya.
"Jangan takut, Sampek !" sahut Ie Siang tertawa manis. "Aku akan membawakan kau
sepuluh ekor belibis yang besar-besar !"
Dan setelah berkata begitu, Ie Siang telah membedal kudanya berlari dengan cepat sekali.
A Sam tersenyum, dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Setidak-tidaknya dia mengagumi
akan kegesitan dan kepandaian silat yang dimiliki oleh nona majikannya itu. Tadi dia juga
4 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
memanggil Ie Siang dengan sebutan Kouw-nio, yang berarti nona dan A sam memang
paling menghormati nona majikannya yang tunggal ini, karena sifat dan sikap si-gadis
kepada A Sam sangat baik sekali. Malah Ie Siang tidak menganggap A Sam sebagai pesuruh
rumah tangga Cong itu, dia telah menganggap sebagai pamannya sendiri, sehingga dia
memanggil A Sam dengan sebutan Sampek-pek, atau Sampek saja, yang berarti paman
Sam. Dengan cepat kuda putih yang ditunggangi oleh Ie Siang telah berlari kearah pintu kota
sebelah barat. Selama kuda itu berlari didalam kota, maka banyak orang-orang kota yang memandang
kearah Ie Siang dengan pandangan matanya mengagumi.
Lebih-lebih anak-anak muda di kota itu, mereka semua tergoncang hatinya melihat
kecantikan gadis itu. Lebih-lebih melihat Ie Siang menunggangi kuda putihnya itu dengan
busur ditangan tampaknya sangat gagah sekali.
Dalam waktu yang sangat singkat sekali Ie Siang telah berada dipintu kota. Dia membedal
terus kuda putihnya itu kearah hutan yang terletak tak jauh dari kota Siang-kie kwan
tersebut. Waktu sampai ditepi hutan itu, Ie Siang melihat sekitar tempat tersebut sangat sepi sekali,
hanya terdengar suara binatang rimba yang sedang bernyanyi gembira. Burung-burung juga
sedang berkicauan dengan beterbangan, sehingga sangat menarik sekali pemandangan
yang indah itu. Ie Siang sendiri tak hentinya memuji keindahan alam disekitar rimba itu.
Sebagai seorang gadis, maka Ie Siang memandangi keindahan dan kelembutan. Maka dari
itu, ketenangan disekitar hutan itu menyebabkan si gadis seperti kesengsem menyaksikan
semua yang ada disekitarnya.
Sebentar-sebentar dia menggumam memuji akan keindahan alam itu, juga
menggoyang-goyangkan busurnya perlahan-lahan sambil menikmati keindahan itu.
dia Tak lama kemudian setelah duduk diatas pelana kudanya sesaat lamanya, si gadis she Cong
itu telah melompat turun dari kuda tunggangannya.
Dengan langkah yang perlahan-lahan dia menyusuri rerumputan yang bertumbuhan
disekitar tempat tersebut, gadis ini menuju kesebuah batu yang ada disitu, yang bulat besar
menonjol keatas. Ie Siang duduk diatas batu itu, dia menggoyang-goyangkan busurnya, kemudian dengan
suara yang perlahan tetapi merdu dia bersenandung :
Belibis terbang pulang kandang.
Ibu pulang memeluk anak, Ayah pulang membawa manjangan,
Keluarga bahagia dan riang,
Hanya pit dan pedang yang jalan terus,
keberanian, kegagahan dan keperkasaan,
Semua itu akan membawa kejayaan negara,
5 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Kelembutan, kasih sayang dan cinta,
akan membawa rumah tangga yang bahagia.......
Bersenandung sampai disitu, Ie Siang berhenti sesaat, dia memandang sekelilingnya
kemudian dia turun dari batu itu, berjalan perlahan-lahan. Rupanya dia sedang tenggelam
didalam keindahaan alam itu.
Lagu yang disenandungkannya tadi adalah lagu Po Siang Kiat Lie ciptaan dari pujangga
besar yang bernama Wang Tiang Sen.
Setelah agak lama juga Ie Siang berjalan perlahan-lahan begitu, tiba-tiba dia melihat seekor
burung belibis yang terbang diatas.
Maka dari itu, gesit sekali Ie Siang telah menarik busurnya, dipentang dan waktu busur itu
berbunyi ngejepret, tampak sebatang anak panah telah meluncur dengan cepat sekali
kearah belibis itu. Belibis itu sedang terbang asyik melayang-layang diudara, tiba-tiba sebatang anak panah
menancap menyambar tepat sekali batang lehernya, dengan hanya mengeluarkan
'kweeeekk', belibis itu ambruk jatuh kebumi !
Dengan ringan, dengan hanya beberapa kali lompatan, maka Ie Siang telah berada didekat
belibis itu. Gadis ini gembira melihat hasil buruannya yang pertama itu. Diambilnya belibis itu dan
diletakkan di atas batu yang tadi didudukinya.
Kemudian si-gadis memandang sekelilingnya lagi untuk melihat apakah ada belibis yang
lewat lagi terbang diatasnya.
Tetapi keadaan sangat sunyi sekali.
Sedang si gadis menunggu-nunggu terbangnya belibis lain, maka tampak seekor kelinci
keluar dari dalam hutan. Bulu kelinci itu putih mulus dan sangat menarik sekali.
Ie Siang jadi tertarik sekali.
Dia menjejakkan kakinya melompat ke arah kelinci tersebut, si gadis bermaksud akan
menangkap kelinci itu hidup-hidup, untuk dibawa pulang guna dijadikan permainannya.
Tetapi kelinci tersebut gesit sekali, belum lagi tubuh Ie Siang dapat mendekatinya, dia telah
lari dengan cepat serta gesit sekali. Ie Siang melompat mengejar lagi.
Tetapi setiap kali Ie Siang hampir dapat mengejar dan menangkap kelinci itu, maka kelinci
tersebut telah lari lagi. Hal ini membuat si gadis jadi mendongkol dan penasaran, dia merasa
seperti dipermainkan oleh kelinci itu.
Maka dari itu, dia mengejar terus. Akhirnya tanpa disadarinya si gadis jadi mengejar kelinci
putih itu sampai memasuki hutan.
Tetapi disebabkan Ie Siang sedang penasaran dan mendongkol, maka tanpa memperdulikan
hutan itu lebat dan banyak sekali akar-akar pohon yang merintang dirinya, gadis tersebut
tidak mengenal lelah. Dengan cepat dia mengerahkan Gin-kangnya, entengi tubuhnya, dengan cepat dia mengejar
6 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
terus. Tetapi rupanya kelinci tersebut mengetahui bahwa dirinya sedang dikejar terus oleh Ie
Siang, maka dia telah melarikan dirinya lebih cepat. Seperti juga dia merasa bahwa dirinya
telah menjadi buruan Ie Siang.
Ie Siang semakin lama jadi semakin mendongkol, biar bagaimana dia sangat penasaran
sekali masih belum dapat mengejar dan menangkap kelinci tersebut.
Maka dari itu, dengan tidak mengenal lelah, dengan tak memperdulikan hutan itu banyak
akar pohon dan durinya, dia telah mengejarnya terus. Dan tanpa sesadarnya Ie Siang jadi
memasuki hutan itu lebih kedalam lagi.
Sebetulnya kalau memang Ie Siang menghendaki, dia bisa saja menggunakan panahnya
untuk memanah mati kelinci tersebut, namun gadis she Cong ini tidak tega untuk sampai
memanah mati binatang itu. Dia tertarik oleh kemulusan bulu putih dari kelinci itu dan dia
ingin sekali menangkapnya hidup-hidup.
Kelinci putih juga mengetahui dirinya masih dikejar terus. Dia melarikan diri dengan
menyelinap-linap didedaunan. Tetapi Ie Siang selalu dapat melihatnya dan selalu
mengejarnya terus. Hal ini membuat kelinci itu jadi ketakutan sekali, dan dia jadi semakin lari lebih cepat lagi.
Ie Siang benar-benar penasaran sekali, biasanya, biar bagaimana gesitnya binatang
buruannya, dia pasti akan dapat menangkapnya, tetapi kali ini kelinci tersebut seperti juga
sedang mempermainkan dirinya. Maka dari itu, Ie Siang jadi semakin tidak mau melepaskan
binatang buruannya ini.

Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setiap kelinci itu menyelinap diantara semak belukar, maka Ie Siang akan mengejar dan
mendobrak semak belukar itu, yang membuat kelinci putih itu jadi tambah ketakutan dan
dia melarikan dirinya lagi dengan cepat.
Ie Siang selalu hampir dapat menangkap kelinci itu, tetapi disebabkan kelinci putih itu
terlalu gesit, maka dengan sendirinya sergapannya selalu menemui tempat yang gagal dan
kelinci itu masih bisa berlari terus.
Ie Siang jadi semakin penasaran. Gadis ini jadi tambah mengerahkan Gin-kangnya untuk
mengejar terus. Kelinci berbulu putih itu semakin lama jadi berlari semakin masuk kedalam rimba.
Sebentar-sebentar dia mengeluarkan suaranya yang menandakan kelinci tersebut ketakutan
sekali. Ie Siang yang sudah penasaran jadi tak memperdulikan suara kelinci itu yang sedang
ketakutan pada dirinya, dia telah mengejarnya terus. Malah sering saking jengkel dan
penasaran, Ie Siang menjejakkan kakinya, sehingga dia mencelat lompat menubruk kelinci
tersebut. Kelinci itu juga kaget sekali ketika tahu-tahu tangan dari Ie Siang telah terjulur kearahnya,
dekat sekali. Kelinci itu merandek, dengan gerakannya itu yang sangat tiba-tiba, menyebabkan juluran
tangan dari Ie Siang jadi lewat dan tidak mengenai tempat yang dikehendakinya,
menanggap tempat kosong, dengan sendirinya dia jadi tambah penasaran.
7 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Sedangkan kelinci itu sudah berlari lagi..... berlari sampai masuk lebih kedalam hutan lagi.
Ie Siang jadi benar-benar jengkel, dan saking jengkelnya dia jadi telah mementang
busurnya. Ditariknya tali busur itu, dia bermaksud akan memanah kelinci itu.
Tetapi akhirnya Ie Siang batal memanah kelinci itu, karena dia merasa sayang.
Dengan cepat anak panah dimasukkan kembali kedalam sarungnya, dia segera menjejakkan
kakinya mengejar kelinci itu lagi.
Kelinci berbulu putih itu telah berlari jauh sekali.
Namun berkat dari ilmu entengi tubuh Ie Siang telah sempurna, maka dengan cepat dia
dapat mengejar lagi, sehingga jarak mereka jadi tidak begitu jauh.
Tadinya kelinci putih itu mungkin telah menduga bahwa dirinya tak dikejar lagi, tetapi begitu
melihat Ie Siang mengejar dirinya sudah dekat lagi, dia jadi ketakutan lagi, dan berlari
sekeras-kerasnya tanpa berani berhenti, dan tak hentinya mengeluarkan suara yang
menandakan dia ketakutan sekali.
Ie Siang masih perasaran, dia masih mengejar terus.
Si gadis penasaran sekali, dia beranggapan tak mungkin dia tidak bisa menangkap kelinci
tersebut. Maka dari itu, dengan mengerahkan Ginkangnya terus, dia melakukan pengejaran
tak hentinya kepada kelinci yang gesit dan lincah itu.
Lama kelamaan memang tenaga kelinci itu semakin berkurang, dan dengan sendirinya lari
kelinci itu tidak secepat apa yang tadi-tadi.
Ie Siang jadi girang, dia mengejar dengan mengempos semangatnya.
Kelinci itu berlari terus, dan akhirnya Ie Siang baru tersadar bahwa dia telah memasuki
hutan itu terlalu jauh, dan didepannya tampak sebuah lapangan rumput yang indah sekali,
ditengah-tengah lapangan rumput itu tampak sebuah empang yang tak begitu besar.
Ie Siang jadi heran melihat didalam hutan itu bisa terdapat sebuah empang. Malah keadaan
empang itu dan sekitarnya sangat menarik.
Si gadis melihat kelinci berbulu putih itu berlari terus kearah sebuah rumah yang ada ditepi
empang itu, yang pintu mukanya tidak tertutup.
Kelinci itu telah menerobos masuk ke dalam rumah tersebut.
Ie Siang jadi merandek, dia mengerutkan sepasang alisnya. Dia jadi berada didalam
keadaan yang serba salah, kalau memang dia menerobos masuk kedalam rumah itu, berarti
dia melanggar tuan rumah pemilik rumah tersebut dan dia bisa dimaki-maki tetapi kalau dia
tidak mengejar terus, tentu si kelinci akan berlari terus keluar dari pintu belakang dan
menghilang di tempat lain.
Kalau memang sampai kelinci berbulu putih itu tidak bisa ditangkapnya, berarti dia
kehilangan suatu benda yang sangat diinginkannya, dia merasa sayang kalau sampai kelinci
berbulu putih indah itu sampai terlolos dari tangannya.
Sedang si-gadis berdiri bimbang didepan rumah itu, tiba-tiba suara seorang wanita yang
nyaring melengking tinggi:
8 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Aduhh.... siapa yang telah mengejar-ngejar si-putihku ini ?" suara itu menggema keras
sekali. Ie Siang jadi terkejut. Kalau didengar dari perkataan orang itu maka kelinci putih tersebut kemungkinan besar
sekali adalah milik orang didalam rumah itu.
Si gadis jadi lebih tidak enak hati lagi, dan baru saja dia ingin memutar tubuhnya untuk
berlalu dengan cepat, agar tidak bertemu dengan pemilik kelinci tersebut, maka dari dalam
rumah itu telah keluar seorang gadis berusia diantara tujuh atau delapan belas tahun.
Melihat Ie Siang sedang memutar tubuhnya untuk berlalu, gadis itu mendengus:
"Hei.....mengapa kau ingin pergi begitu saja setelah meletihkan si putihku ini?" bentak gadis
itu sambil tangannya menggendong sikelinci berbulu putih itu.
Ie Siang tidak jadi untuk pergi, dia kembali menghadap kearah gadis yang baru keluar
rumah. Dengan cepat Ie Siang merangkapkan kedua tangannya menjura kepada gadis itu.
"Cie-cie......maafkanlah, adikmu ini tidak mengetahui bahwa kelinci itu adalah binatang
peliharaanmu !" kata Ie Siang dengan cepat. "Dan aku Cong Ie Siang dengan ini
menyatakan maafku yang sebesar-besarnya......!!"
Gadis yang menjadi penghuni rumah itu jadi tertawa dingin.
"Tak bisa orang akan begitu mudah untuk pergi dan meminta maaf semau hatinya setelah
membuat letih si putihku ini ! Biar bagaimana kau harus menerima perhitungan dariku !!"
kata gadis itu. "Aku mau memaafkan dan mengampuni dirimu, tetapi apakah si putihku ini
mau mengerti begitu saja ?"
Dan setelah berkata begitu, si-gadis menoleh kepada kelinci yang berada digendongannya
itu: "Putih.........apakah kau mau memaafkan anak kura-kura itu ?" tanya si gadis kepada
kelincinya, seperti juga binatang itu bisa bicara dan dapat menangkap perkataannya.
Kelinci yang berada didalam pelukan gadis itu mengeluarkan suara yang manja sekali. Dan
gadis itu telah tertawa lagi.
"Lihat! Si putihku tidak mau memaafkan dirimu ! Dia meminta agar aku mengadakan
perhitungan denganmu !" kata gadis itu.
Ie Siang jadi mendongkol melihat lagak orang, karena dia tahu, si gadis memang sedang
mencari-cari sebab. Kalau memang benar-benar dia mau menyudahi persoalan itu, tentu
bisa karena biar bagaimana pintar dan cerdiknya kelinci itu, dia tentu tidak akan mengerti
perkataan manusia. Tetapi biarpun mendongkol, toch Ie Siang masih menyabarkan dirinya, dia merangkapkan
kedua tangannya lagi memberi hormat kepada gadis itu.
"Ciecie...bisakah aku mengetahui she dan namamu yang mulia "!" tanya Ie Siang kemudian.
"Dan perlu kau ketahui bahwa kalau tadi aku bermaksud jahat, tentu kelinci putih itu telah
terbinasakan oleh anak panahku ini ! Maka dari itu, dapat Cie-cie mengerti, bahwa aku tidak
9 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
mempunyai sedikitpun maksud jahat kepada kelinci tersebut...!"
Gadis itu yang menggendong kelinci putihnya, telah mendengus tertawa dingin.
"Hmm...apakah kalau memang sampai terjadi kelinci putihku ini terpanah binasa oleh
panahmu, kau kira dapatkah kau bernapas terus sampai detik ini ?" katanya dengan suara
yang dingin. "Hmm....aku Lie Foen Lan, tak pernah memberi hati kepada orang yang telah
menghina binatang kesayanganku ini !"
Melihat gadis itu, yang mengaku bernama Lie Foen Lan selalu membawa sikap yang angkuh
dan sombong, maka dengan sendirinya lenyap perasaan sabar dari Ie Siang, dia pun jadi
mendongkol, karena Foen Lan, gadis itu, tidak mau memberi muka sedikit pun kepadanya.
"Baiklah !" kata Ie Siang kemudian dengan suara yang agak nyaring, "Kalau memang kau
tidak mau memaafkan diriku, lalu apa yang akan kau lakukan ?"
Mendengar pertanyaan Ie Siang, Foen Lan telah tertawa gelak-gelak dengan suara yang
nyaring sekali. "Kau masih menanyakan apa yang akan kulakukan untuk menghukum dirimu itu ?" tanya si
gadis she Lie itu dengan suara yang tawar. "Hmm.... kutungkan tangan kananmu !!"
Mendengar perkataan Foen Lan begitu, wajah Ie Siang jadi berobah.
Memotong tangan kanannya sendiri "! Hu, itulah suatu perbuatan yang benar-benar
melampaui batas ! Dengan sendirinya Ie Siang jadi mendongkol sekali.
"Orang she Lie !" bentak Ie Siang dengan gusar sekali. "Apakah kau tidak mempunyai
perikemanusiaan sedikitpun dan menjadi seorang iblis yang tak mempunyai perasaan
kemanusiaan sedikitpun " Hmm.... apakah dengan berlaku baik hati ini kau duga aku jeri
kepadamu !! Jangankan kelincimu yang liar berkeliaran dihutan, seumpamanya itu adalah
binatang peliharaan seorang raja, tentu aku tak dapat dipersalahkan, karena aku hanyalah
memburu binatang-binatang yang berkeliaran dihutan ini !"
Wajah Lie Foen Lan berobah dingin tak berperasaan. Sikapnya kaku sekali.
Perlahan-lahan dia menurunkan kelinci yang berada digendongannya, dia telah melangkah
turun ketanah dari atas rumahnya itu, dan berjalan menghampiri Ie Siang dengan langkah
yang perlahan sekali, selangkah demi selangkah, dengan wajah yang dingin sekali.
Ie Siang melihat cahaya mata dari Foen Lan memancar tajam sekali.
Maka dari itu, cepat-cepat Cong Ie Siang bersiap-siap, dia takut nanti orang she Lie itu akan
menyerang dirinya dengan tiba-tiba.
Selama orang melangkah menghampiri dirinya, Ie Siang melihat wajah Lie Foen Lan sangat
cantik sekali, mata, hidung, dan bibirnya merupakan seraut wajah yang benar-benar cantik
rupawan, dan juga langkah serta lenggangnya, sangat menarik benar.
Sebagai seorang gadis pula, maka sebetulnya Ie Siang agak mengiri melihat kecantikan
yang dimiliki oleh Foen Lan.
Pada saat itu Foen Lan telah melangkah dekat sekali, dia berhenti dengan tatapan mata
yang bersinar tajam sekali kepada Ie Siang.
10 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Kau harus membuntungi tanganmu sendiri !" kata gadis itu dengan suara yang tawar.
"Atau kalau memang kau tidak mau, maka tangan kananmu itu akan aku yang tabas putus
oleh senjataku !" Ie Siang juga mendongkol.
"Tak mudah apa yang kau inginkan itu !" kata Ie Siang. "Aku telah meminta maaf
kepadamu, dan sekarang kau mendesak aku begini macam, maka dari itu, hmmmm,
biarpun kau ingin memperlakukan aku tak adil, aku tetap akan mempertahankan keadilan
itu. Jangan harap kau bisa menghina diriku begitu macam !!"
Wajah Foen Lan jadi berobah mendengar perkataan Ie Siang, dengan tidak terduga dia
mengeluarkan seruan yang panjang, tahu-tahu tangannya telah terulurkan dengan cepat
sekali, juga tubuhnya agak doyong kekanan.
Dengan gerakan begitu, Foen Lan bermaksud akan meremas dada Ie Siang, dan dengan
mendoyongkan tubuhnya, dia bermaksud akan menggunakan kesempatan nanti Ie Siang
sedang menangkis remasan tangannya itu, dia akan menabaskan telapak tangannya untuk
mematahkan tangan gadis she Cong itu....!
Ie Siang juga melihat cara menyerang orang yang telengas sekali.
Biar bagaimana Ie Siang mempunyai kepandaian yang tinggi. Tadi dia berlaku lunak dan
mengalah, karena dia menganggap memang dirinya yang bersalah.
Namun, setelah orang memperlakukan dirinya kasar begitu, juga mengajukan permintaan
yang tidak-tidak, membuat hati Ie Siang jadi mendongkol dan penasaran.
Lebih-lebih sekarang dia melihat orang menyerang dirinya dengan telengas sekail, membuat
Ie siang jadi tambah mendongkol.
Dengan cepat Ie Siang mengayunkan tangan kanannya, ditangannya itu tergenggam
busurnya, maka busur itu yang akan dibenturkan dengan tangan Foen Lan.
Sebat sekali gerakan Ie Siang, sehingga orang she Lie itu juga jadi terkejut, karena dia tidak
menyangka bahwa Ie Siang mempunyai kepandaian yang cukup tinggi.
Maka dari itu, waktu dia melihat busur si gadis akan membentur tangannya dengan keras,
gadis she Lie itu jadi membatalkan serangannya, dia menarik pulang tangannya, dan
tubuhnya melangkah mundur satu langkah.
Melihat orang telah melangkah mundur, si gadis she Cong itu berkata guna mendinginkan
hati Foen Lan. Tetapi Foen Lan sendiri mundur kebelakang begitu bukan untuk berhenti
menyerang, dia malah telah melakukan serangan lagi dengan serangan yang berangkai dan
saling susul. Ie Siang sendiri jadi terkejut melihat orang menyerang dirinya begitu macam, cepat dan
bertenaga sekali serangan-serangan selanjutnya yang dilancarkan oleh Foen Lan.
Tetapi sebagai seorang gadis yang mempunyai kepandaian yang tinggi, Ie Siang tidak jeri.
Dia telah menggerakkan busurnya menggunakan ilmu silat warisan keluarga Cong. Busur itu
dianggap sebagai pedang, walaupun busur itu dari kayu belaka, toch kehebatan serangan Ie
Siang tidak berkurang...!
Busurnya itu berkelebat-kelebat dengan cepat dan bertenaga, kalau memang sampai tangan
Foen Lan kena tersabet oleh busur itu, sedikitnya tulang gadis itu akan patah remuk.
11 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Foen Lan jadi terkejut melihat cara pembelaan diri dari Ie Siang, dia sampai melompat
mundur dengan cepat dan dari bibirnya mengeluarkan seruan: "Ihhhh !"
Ie Siang berhenti menggerakkan busurnya dan memandang Foen Lan dengan bibir
tersenyum. Tetapi berbeda dengan Foen Lan, begitu dia dapat berdiri tetap, wajah gadis she Lie itu
telah berobah hebat, bengis dan memancarkan cahaya pembunuhan.
"Kau .... kau dari keluarga Cong Tay An, heh ?" bentak Foen Lan dengan suara yang bengis.
Ie Siang jadi terkejut nama ayahnya disebut Foen Lan, tetapi dia tidak bisa berpikir lamalama, dia telah mengangguk.
"Benar !" dia menyahuti dengan suara yang pasti.
Tetapi dengan tidak terduga, begitu mendengar bahwa Ie Siang memang benar-benar
keturunan keluarga Cong, wajah gadis she Lie itu jadi lebih menyeramkan, bengis sekali,
Foen Lan telah mencelat dan melakukan serangan yang gencar dan mematikan kearah Ie
Siang !! TETAPI IE SIANG tidak bisa berpikir lama-lama melihat perobahan gadis itu, karena
serangan dari Foen Lan telah tiba dengan secara beruntun.
Maka dari itu, dengan cepat sekali, Ie Siang juga menggerakkan busur yang ada
ditangannya, dia menggerak-gerakkan menuruti jurus dari ilmu silat turunan keluarga Cong.
Tampak kedua gadis itu jadi bertempur dengan seru.
Tetapi biar bagaimana tampak sekali Foen Lan selalu melancarkan serangan-serangan yang
mematikan, telengas sekali setiap serangan dari Foen Lan.
Sedangkan Ie Siang hanya selalu menangkis dan sekali-sekali membalas menyerang,
Tetapi karena dihati Ie Siang tidak bersemayam perasaan dendam atau sakit hati, dia
melancarkan serangan biasa saja, tidak dengan serangan yang mematikan.
Namun, karena Foen Lan menyerang dirinya berulang kali dengan serangan yang
mematikan, dan juga mendesak dirinya begitu hebat, menyebabkan Ie Siang jadi
mendongkol dan penasaran juga.
Maka dari itu, pada suatu kali, dengan tidak terduga, Ie Siang telah merobah cara
bertempurnya. Dia sudah tidak berlaku she-jie2 lagi, dengan cepat dia juga melancarkan
serangan yang berangkai. Sekali menggerakkan busurnya, dia telah menyerang sekaligus tiga jurusan, dada, pundak
dan perut dari Foen Lan. Rangsekan dari Ie Siang itu membuat Foen Lan melompat mundur merenggangkan diri.
Dan, dengan tidak terduga, Ie Siang telah melompat tak mau memberi kesempatan kepada
Foen Lan, dia telah melancarkan serangan busurnya itu dengan menggunakan jurus 'Sia Po
Tiang Kie' suatu jurus yang luar biasa cepatnya, dengan berkelebatnya busur panahnya itu,
menjurus kearah pangkal paha dari Foen Lan.
Kalau memang paha Foen Lan kena terserang oleh busur Ie Siang, maka dia akan terguling
12 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
rubuh, karena disitulah letak dari jalan darah 'Pian-tie-hiat', suatu jalan darah yang bisa
melumpuhkan. Tetapi Foen Lan gesit sekali, biarpun dia tadi belum bisa berdiri tetap, namun begitu dia
melihat datangnya serangan, toch dengan cepat dia dapat menggeser kakinya, kemudian
dengan cepat sekali, kaki kirinya itu telah terangkat naik akan mendupak kepada Ie Siang,
kearah perutnya. Ie Siang terpaksa menarik pulang busurnya, biar bagaimana dia tidak mau membiarkan
perutnya iyu menjadi sasaran dari dupakan kaki Foen Lan, biarpun toch akhirnya serangan
tusukan busur itu akan berhasil.
Keduanya jadi saling melompat mundur menjauhkan diri. Mereka jadi mengawasi dengan
tatapan mata yang tajam sekali. Keduanya bagaikan singa betina yang akan bertarung.
Kedua-duanya bersiap-siap dengan senjata mereka. Ditangan Foen Lan telah tergenggam
sebatang pedang pendek yang mengkeredep ditimpa cahaya matahari pagi.
Tahu-tahu, dengan tidak terduga, dengan mengeluarkan suara bentakan yang sangat keras
sekali, maka tubuh dari Foen Lan telah mencelat tinggi sekali.
Pedang pendek yang tercekal didalam tangannya itu juga telah berkelebat dengan cepat
mengarah kemuka Ie Siang.
Ie Siang juga melihat bahwa serangan yang dilancarkan oleh Foen Lan kali ini tidak bisa
dianggap enteng, karena serangan itu dapat menyebabkan kematian bagi dirinya!
Maka dari itu, sebat luar biasa, Ie Siang telah memutar busur yang ada ditangannya, dia
mengeluarkan seruan yang nyaring dan membalas menyerang ke arah pundak dari Foen
Lan. Busur dari Ie Siang meluncur cepat sekali, sehingga membuat Foen Lan jadi terkejut.
Dia kaget karena tahu-tahu busur dari Ie Siang telah berada didekat pundaknya, sehingga


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dia jadi agak gugup. Biar bagaimana tubuh dia sedang melambung tinggi begitu, maka
dengan sendirinya dia tidak leluasa untuk mengelakkan serangan itu.
Dengan cepat, untuk menghindarkan diri dari serangan busur Ie Siang, maka Foen Lan telah
menggerakkan pedang pendek di tangannya menarik mundur dan dipakai untuk menangkis
serangan busur Ie Siang. Busur dan pedang pendek itu saling bentur. Keras sekali suara
benturan itu. Tampak Ie Siang agak terhuyung mundur beberapa langkah, sedangkan tubuh Foen Lan
telah meluncur turun keatas tanah lagi.
Ringan sekali gerakan dari Foen Lan. Tetapi Foen Lan memang liehay, sedang Ie Siang
terhuyung mundur begitu dan belum dapat berdiri tetap, maka tahu-tahu, disaat kakinya
baru dapat menginjak tanah, maka tangan Foen Lan bergerak cepat terayun, tahu-tahu
pedang pendek yang ada ditangannya itu dilemparkan meluncur ke-arah Ie Siang,
menyambar kearah perut dari gadis she Cong tersebut.
Hal ini mengejutkan Ie Siang. Dia sedang terhuyung mundur dengan kaki yang tidak tetap,
tahu-tahu pedang pendek dari Foen Lan meluncur menyambar ke dirinya, maka dari itu, tak
ada jalan lain, dengan kecepatan yang luar biasa Ie Siang telah menggerakkan busurnya
untuk menangkis. 13 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Namun apa celakanya, busur itu jadi terbabat putus oleh pedang itu.
Dan pedang pendek tersebut telah meluncur terus dengan kecepatan yang luar biasa
menyambar kearah leher dari Ie Siang.
Hal ini jadi mengejutkan Ie Siang. Gadis she Cong ini jadi mengeluarkan seruan kaget yang
membikin hatinya tercekat, dia merasakan denyutan hatinya jadi keras sekali.
Untung saja Ie Siang liehay, maka dengan cepat dia membuang diri kebelakang dia
bergulingan ditanah, dengan cepat pedang itu menyambar diatas wajahnya hanya terpisah
beberapa dim saja. Sedikit saja dia terlambat, maka pisau itu akan menyambar dan mengenai tepat dirinya.
Untung saja Ie Siang masih dapat mengelakkan diri dari samberan pedang yang
ditimpukkan oleh Foen Lan, kalau tidak, wajah gadis she Cong itu pasti akan terluka oleh
pedang itu. Dengan sendirinya, maka Ie Siang jadi mengucurkan keringat dingin didahinya dan
ditubuhnya. Cepat-cepat dia telah melompat berdiri lagi.
Dengan cepat tangan Ie Siang telah bergerak menyambar ke sebatang ranting yang ada
didekatnya. Dengan ranting itu, yang diputar untuk melindungi dirinya, maka dia dapat bangkit tanpa
takut diserang oleh iawannya lagi.
Foen Lan yang melihat apa yang dilakukan oleh Ie Siang, dia telah tertawa mengejek.
Cong Ie Siang ketika merasakan bahwa Foen Lan tidak menyerang dirinya terus, dia jadi
berhenti memutar ranting itu.
Dengan mata yang memancarkan perasaan mendongkol dan gusar, Ie Siang memandang
kearah Foen Lan. Foen Lan juga sedang menatap Ie Siang dengan tatapan mata yang sama. Diapun
tampaknya gusar dan murka sekali kepada Ie Siang, karena dia masih belum dapat
merubuhkan lawannya itu. "Hmm..... apakah kau masih tidak mau menabas lenganmu sendiri ?" tegur Foen Lan
dengan suara yang dingin sekali kepada Ie Siang.
Ie Siang juga memang sedang mendongkol, maka dari itu tanpa menyahuti pertanyaan
Foen Lan, da telah melompat untuk menerjang menyerang Foen Lan lagi.
Sedangkan Foen Lan sendiri juga sudah tak mencekal senjata. Pedangnya yang tadi
ditimpukkan kepada Ie Siang, telah menancap dibatang pohon dalam sekali !
Waktu Ie Siang menerjang menyerang dirinya, maka cepat-cepat dia bergerak untuk
mengegoskan, kakinya digeser dan disaat kepalan tangan dari Ie Siang lewat disisi
pundaknya, maka dengan cepat Foen Lan mengulurkan tangannya akan mencengkeram
tangan Ie Siang. Melihat itu, Ie Siang jadi terkejut. Cepat-cepat dia membatalkan serangannya itu dengan
14 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
menarik tangannya, karena kalau memang sampai tangannya itu kena dicengkeram oleh
Foen Lan maka tangannya itu akan hancur remuk.
FOEN LAN ketawa mengejek. Dia mendengus dengan suara yang tawar, sedangkan
tangannya tak berhenti hanya sampai disitu.
Dia telah menyusuli dengan serangan yang lebih berbahaya lagi, tangannya itu telah
bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, sekali menyerang dia telah mengincar tiga
tempat yang berbahaya ditubuh Ie Siang.
Ketiga tempat ditubuh Ie Siang yang diincar oleh Foen Lan adalah jalan darah "Tiang pie
hiat', "Lan Tian Hiat', an jalan darah Po lie hiat", ketiga jalan darah itu adalah ketiga jalan
darah yang sangat penting ditubuh seorang wanita, karena sekali saja jalan darah Tiang pie
hiat' Ie Siang kena ditotok oleh Foen Lan, maka untuk seumur hidupnya dia akan menjadi
mandul tak bisa mempunyai anak, karena peranakannya akan rusak !
Ie Siang juga bukan seorang gadis yang lemah, maka dari itu, waktu dia melihat Foen Lan
menyerang dirinya begitu macam, dengan cepat dia telah menggerakkan tubuhnya. Kalau
untuk mengelakkan ketiga serangan itu, jelas dia tidak akan keburu, sebab tubuhnya
berada dekat sekali dengan Foen Lan, maka dari itu, dengan cepat dan nekad Ie Siang telah
menggerakkan tangan kirinya menotok mengincar kedua biji mata dari Foen Loan !
Melihat Ie siang menyerang dirinya dengan cara begitu, maka Foen Lan jadi terpaksa
melompat mundur untuk menyelamatkan kedua biji matanya itu, sebab sekali saja jari
tangan Ie Siang berhasil menotok kedua biji matanya, maka untuk seumur hidupnya Foen
Lan akan menjadi seorang gadis buta !
Itulah yang tidak diinginkan oleh Foen Lan. Maka dari itu, dengan cepat dia telah menarik
pulang tangannya, dia melompat mundur.
Dengan sendirinya ketiga serangannya pada ketiga jalan darah Ie Siang yang
membahayakan itu jadi batal, dan Ie Siang juga jadi selamat !
Kedua gadis ini jadi saling berpandangan lagi dengan sinar mata yang galak.
Lebih-lebih Foen Lan, dia jadi mendongkol dan penasaran sekali belum dapat menjatuhkan
Ie Siang. Biasanya, kalau memang dia menghadapi seorang lawannya, hanya didalam beberapa jurus
saja, maka dia sudah akan dapat merubuhkan lawannya itu.
Tetapi sekarang dia menghadapi Ie Siang dia merasakan kepandaian Ie Siang hampir
berimbang dan setaraf dengan dirinya.
"Bagaimana " Apakah kau masih mau mendesak diriku terus?" tanya Ie Siang sambil
tertawa mengejek. Foen Lan berobah wajahnya, tak sedap untuk dipandang.
Sebelum dia menyahuti, kelinci putih yang sejak tadi berdiam saja didekat rumah itu telah
berlari menghampiri Foen Lan.
Cepat-cepat Foen Lan menggerakkan tangannya menunjuk kearah rumah itu lagi, maka
kelinci itu jadi berlari balik kerumah lagi.
Kemudian Foen Lan baru menghadapi Ie Siang kembali.
15 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Mata Foen Lan memancar tajam.
"Hari ini, kalau memang aku tidak bisa membunuhmu maka aku tidak ingin menjadi orang !"
kata Foen Lan dengan suara yang nyaring.
Ie Siang ketawa dingin, wajahnya juga memperlihatkan sikap mengejek.
"Memang mudah untuk membunuh orang?" kata Ie Siang mengejek. "Kalau seekor babi
memang mudah untuk dibunuh, tetapi manusia, hmmm..... kau sendiri mungkin yang akan
terbunuh !" Mendengar perkataan Ie Siang itu, Foen Lan jadi tambah gusar, tubuhnya sampai menggigil
menahan perasaan murkanya itu.
"Kau....kau...." suara Foen Lan gemetar waktu dia berkata begitu.
Ie Siang ketawa mengejek lagi, sengaja dia ingin melihat kegusaran Foen Lan.
"Mengapa kau jadi seperti orang tolol ?" tanya Ie Siang dengan disertai oleh suara
tertawanya. "Mengapa dengan mendadak kau jadi berobah begitu seperti seekor babi yang
tolol dan dungu?" Kegusaran Foen Lan jadi meluap, dia mengeluarkan suara jeritan yang memekakkan anak
telinga, sambil menjerit begitu dia menubruk menerjang Ie Siang, karena dia gusar sekali
dirinya dikatakan sebagai seekor babi yang dungu !
Ie Siang melihat kekalapan orang, dia mengetahui Foen Lan tak bisa dibuat main-main, apa
lagi dia sekarang dalam keadaan kalap begitu.
Maka dengan cepat Ie Siang telah menggerakkan kedua tangannya, dengan cepat dia telah
menangkis tangan kiri Foen Lan dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kanan Foen
Lan ditangkis oleh tangan kirinya.
Membarengi dengan tangkisannya itu, maka dengan cepat Ie Siang telah menggerakkan
tangan kanannya, yang digerakkan menurun, dan tahu-tahu akan mencengkeram pundak
Foen Lan. Hal tersebut membuat Foen Lan jadi terkejut, karena dia tidak menyangka sedikitpun bahwa
Ie Siang dapat bergerak begitu cepat, hanya didalam waktu yang sangat singkat begitu,
dapat merobah serangan tangannya.
Tetapi karena Foen Lan memang mempunyai kepandaian yang cukup tinggi, dengan cepat
dia menekuk kaki kanannya, sehingga tubuhnya agak condong kedepan dan dengan begitu
dia dapat mengelakkan cengkeraman tangan Ie Siang.
Namun Ie Siang memang mendongkol sekali.
Dia tidak mau menyudahi sampai disitu, karena Foen Lan tadi telah menyerang dirinya
dengan beruntun, maka dengan sendirinya, dia jadi ingin membalas serangan-serangan
Foen Lan tadi. Setiap kali dia menyerang dan dapat dielakkan oleh Foen Lan, maka kemendongkolannya itu
jadi tambah meluap. Dan sekarang disaat serangannya itu telah dapat dielakkan oleh Foen
Lan lagi, tetapi Ie Siang tidak berhenti hanya sampai disitu, dengan mengeluarkan suara
dengusan tertawa dingin, dengan cepat, dia telah merobah arah tangannya itu.
16 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Tanpa berhenti sedikitpun, tangan kanan dan kiri Ie Siang telah menyerang secara
beruntun, hebat sekali serangan yang dilancarkan oleh Ie Siang kali ini, karena dia telah
menggunakan jurus "Po Tie Kie Loen', yang disusul kemudian dengan "So Liang Pay Joe".
Foen Lan agak terdesak oleh kedua serangan tangan dari Ie Siang. Dia sampai melompat
mundur sampai mengeluarkan seruan tertahan.
Namun untuk kagetnya, Ie Siang tidak berhenti dan malah telah melancarkan serangan
lainnya. Kali ini Ie Siang telah mengeluarkan ilmu pukulan warisan keluarga Cong, dengan cepat Ie
Siang telah merangsek terus lawannya tersebut.
Hal ini sering menyebabkan Foen Lan jadi gugup, dia jadi main mundur dan selalu repot
mengelakkan diri dari setiap serangan Ie Siang.
Butir-butir keringat telah memenuhi kening dan tubuh Foen Lan. Begitu juga dengan diri Ie
Siang, butir-butir keringat telah memenuhi dirinya.
Mereka jadi bertempur dengan seru, dan kepandaian mereka berimbang benar. Kalau
memang dilihat sepintas lalu Foen Lan terdesak oleh Ie Siang, itu hanyalah disebabkan
karena Foen Lan kalah beberapa detik disoal waktu, setiap dia ingin melakukan serangan
kepada Ie Siang, maka gadis she Cong itu telah lebih dulu mendahuluinya !
Dikala kedua gadis itu sedang bertempur dengan serunya, maka tiba-tiba dari semak
belukar yang ada disebelah kanan dari rumah Foen Lan, muncul seorang lelaki tua yang
ditangannya mencekal kail ikan.
Dia melangkah dengan perlahan sekali juga matanya tak hentinya berkedip seperti orang
yang cacingan, dia memandang terus kearah pertempuran itu.
Ketika melihat lelaki tua itu, maka Foen Lan telah berteriak : "Thia.....ini adalah anak dari si
Cong keparat !" Lelaki tua itu tidak menyahuti, hanya matanya yang semakin berkedip.
Ie Siang terkejut waktu mendengar Foen Lan berteriak begitu, dia telah melancarkan satu
serangan yang sangat berbahaya sekali, sehingga memaksa Foen Lan untuk melompat
mundur. Dengan menggunakan kesempatan itu, maka Ie Siang telah memandang kearah lelaki tua
yang baru datang itu. Dilihatnya usia lelaki yang memegang pengail ikan itu berusia diantara enam puluh tahun,
wajahnya banyak keriput ketuaan, dan juga yang luar biasa sekali, kaki kanan lelaki itu
buntung sebatas lututnya, sehingga dia berdiri dengan kaki tunggalnya itu.
Dia bisa berdiri disebabkan tubuhnya itu menyender disebuah batang pohon Siong tua yang
terdapat disitu. Waktu melihat pancaran mata lelaki itu, yang dipanggil Thia (ayah) oleh Foen Lan, maka
hati Ie Siang jadi berdebar keras, karena cahaya mata lelaki tua itu sangat tajam sekali
memancarkan cahayanya yang menusuk ke ulu hati, mungkin pancaran matanya itu
membayangkan dendam dari suatu sakit hati yang sangat besar sekali.
Pada saat itu Foen Lan telah melompat kearah lelaki tua itu.
17 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Thia !" katanya dengan suara yang manja. "Dia adalah keturunan keluarga Cong bangsat
itu dan dia memang sangat kurang ajar sekali, telah berani menghina si putih dan putrimu
ini !" Lelaki tua tersebut mendengus, dia tidak menyahuti perkataan Foen Lan, hanya matanya
yang terus juga menatap kearah Ie siang dengan tajam sekali, dengan tak berhentinya
berkedip. "Sudah lama kau bertempur dengan dia ?" tanya si lelaki tua itu tanpa menoleh kepada
Foen Lan. Wajah Foen Lan jadi berubah merah.
"Anak memang tolol dan tidak punya guna!" kata Foen Lan sambil menundukkan kepalanya.
"Sehingga biarpun telah bertempur ratusan jurus dengan dia, tetap saja anak tidak bisa
merubuhkannya." Kembali lelaki itu mendengus.
"Hmm.......rupanya dia telah memperoleh didikan langsung dari Cong Tay An laknat itu !"
kata si-lelaki tua itu dengan suara yang tawar.
Sebetulnya Ie Siang menghormati setiap orang yang berusia lebih tua dari dia, begitu juga
terhadap lelaki ini, dia menaruh hormat, namun karena orang memaki ayahnya, yang
dikatakan sebagai Cong Tay An laknat, maka segera juga dihati si gadis she Cong ini jadi
timbul perasaan tidak senang dan tidak menyukai lelaki tua tersebut.
Dengan sendirinya Ie Siang jadi bersikap angkuh dan balas menatap lelaki tua itu dengan
mata yang mendelik ! Melihat sikap Ie Siang, maka lelaki tersebut telah tertawa gelak-gelak dengan suara yang
menyeramkan sekali, sehingga tubuh Ie Siang jadi agak menggigil.
"Benar ! Benar ! Sama dengan dia ! Sama dengan dia kalau sedang marah!" menggumam
lelaki tua itu dengan suara yang nyaring.
Ie Siang heran melihat sikap lelaki tersebut, dia jadi mengerutkan alisnya.
Dirinya dikatakan sama dengan seseorang, siapakah orang itu " Ayahnya "
Lama juga lelaki tua tersebut tertawa, sedangkan Foen Lan masih mengawasi Ie Siang
dengan mata yang mendelik galak sekali.
Setelah berhenti tertawa, lelaki tua tersebut telah menatap Ie Siang dengan cahaya mata
yang bengis lagi. "Kau ... oh, benar-benar kau sama dengan dia !" menggumam lelaki itu lagi, "Kau tidak
boleh dibiarkan hidup, karena akan menjadi bibit penyakit bagi lelaki lainnya yang akan
hidup merana seperti diriku ini!"
Dan setelah berkata begitu dengan mengeluarkan suara jeritan yang nyaring sekali,
menyerupai suara ratapan, lelaki tua tersebut telah melompat kearah Ie Siang.
Melihat orang melompat kearah dirinya dengan kecepatan yang luar biasa begitu, Ie Siang
cepat-cepat menggerakkan kedua kakinya untuk menggeser kedudukannya, agar dirinya
terhindar dari rabuhan si-kakek.
18 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Tetapi gerakan kakek itu gesit dan cepat sekali, biarpun Ie Siang telah bergerak bagaimana
cepatnya, toch akhirnya dia jadi kaget sendiri, hatinya terkesiap, mencelos dengan
sendirinya, karena tahu-tahu tangan kanannya telah kena dicekal oleh kakek itu, malah
jalan darah Pion-tie-hiatnya telah kena dicekal, yang menyebabkan si gadis jadi lumpuh
seketika tidak bisa bergerak.....
BEGITU tangan si gadis she Cong itu kena dicekalnya, maka dengan cepat dia telah
mencangkung tangan gadis itu, sehingga Ie Siang jadi menderita kesakitan yang sangat.
Biarpun dia telah meronta dengan sekuat tenaganya, tetapi dia tidak bisa melepaskan
cekalan tangan dari si kakek, karena setiap kali dia meronta, maka dia akan menderita
kesakitan yang lebih hebat lagi.
Kakek itu telah tertawa dengan suara yang keras sekali.
"Memang kau harus dimusnahkan !" kata kakek itu dengan suara yang nyaring sekali,
sambil berkata begitu dia memperkeraskan cekalannya. "Kalau tidak kau akan menjadi bibit
penyakit bagi anak-anak muda !"
Dan setelah berkata begitu, dia menelingkung lebih keatas, sehingga Ie Siang jadi
menderita lebih sakit lagi.
Sebetulnya gadis she Cong ini sudah tak kuat menahan perasaan sakit itu, dia hampir
menjerit. Baru saja dia mau menjerit kesakitan dia melihat Foen Lan sedang menatap dia dengan
pandangan yang sinis dan bibir tersenyum mengejek.
Dengan sendirinya, Cong Ie Siang merasa kalau memang dia menjerit, berarti dia akan
menderita malu. Ditahannya rasa sakit itu dengan menggigit bibirnya.
Dia sudah tak kuat menahan perasaan sakitnya tersebut dan air mata mengalir keluar dari
kelopak matanya. Tiba-tiba ketika melihat Ie Siang menangis si kakek jadi mengendurkan cekalannya.


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Eh.....mengapa...mengapa kau menangis ?" tanya si kakek dengan wajah memperlihatkan
rasa bingungnya. Ie Siang mendelik kepada kakek itu dengan penuh perasaan benci.
Tetapi sambil mendelik begitu, air matanya tetap menitik keluar saking kesakitan !
Melihat tatapan mata si-gadis, si-kakek jadi tambah gugup lagi.
"Oh....sama sekali ! Oh kau.......memang kau, sama sekali dengan dia.....!" kata si kakek
Mengumam. "Dia.....oh, dia telah menjelma lagi.....memang kau Soe Lian Ho !"
Mendengar nama Soe Lian Ho, Ie Siang jadi kaget juga, karena dia ingat bahwa nama itu
adalah nama ibunya. Dia jadi menatap si kakek terus.
Sedangkan si-kakek telah melepaskan cekalannya pada tangan Ie Siang, dia bergulingan
ditanah sambil menangis menggerung-gerung !
Bajunya jadi kotor oleh debu-debu yang menempel pada bajunya itu.
19 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Ie Siang jadi bingung melihat lagak kakek itu. Dia sampai mengawasi dengan bengong.
Sedangkan Foen Lan juga jadi heran melihat kakek yang menjadi ayahnya itu berbuat
begitu. Cepat-cepat dia menghampiri, dan memegang bahu ayahnya.
Kakek tersebut jadi berhenti bergulingan, tetapi dia masih menangis menggerung-gerung.
"Oh.....dia menjelma lagi ! Dia menjelma lagi !" kata kakek itu dengan suara yang
menyayatkan hati. "Kenapa kau, Thia !?" Foen Lan bingung, "Apakah... apakah dia telah melukaimu ?"
Yang dimaksud oleh Foen Lan dengan perkataan 'Dia' itu, ditujukan untuk Ie Siang.
Si kakek masih menangis menggerung-gerung.
"Dia menjelma lagi ! Oh...aku telah membuat dia jadi berduka dan menangis ! Oh, aku
berdosa ! Aku berdosa !!" jerit kakek itu seperti juga kalap.
Foen Lan masih berusaha untuk bertanya, tetapi tahu-tahu kakek itu telah melompat berdiri.
Dia berdiri sambil masih menangis. Ditatapnya Ie Siang dengan pandangan mata yang
jalang dan aneh sekali. Ie Siang tadinya begitu benci kepada kakek tersebut, tetapi setelah dia melihat kelakuan
kakek itu, yang seperti orang gila, dengan sendirinya dia jadi merasa kasihan.
Dengan cepat dia telah menghampiri. "Loopek.....kenapa kau ?" tanya Ie Siang sambil
menghapus air matanya sendiri.
Foen Lan waktu melihat Ie Siang menghampiri, dia telah memandang dengan sikap
bermusuhan, dan juga dia telah bersiap-siap untuk menerjang Ie Siang, karena dia berpikir
tentunya Ie Siang mau mencelakai ayahnya itu.
Kakek itu menghapus air matanya, dia menghela napas.
"Oh....ternyata bukan dia !" Kata kakek itu seperti menggumam. "Dia tidak mempunyai tahi
lalat seperti kau didekat bibir, tetapi....oh, mukamu...bagaikan pinang dibelah dua..mirip
sekali !" Dari setelah berkata begitu, wajah si kakek jadi berobah sabar. Berulang kali dia menghela
napas. Kemudian dengan dibantu olah kayu pengail ikannya itu, karena kakinya itu hanya kaki
tunggal, maka kakek itu menuju ke sebuah pohon.
"Foen Lan...kemari kau !" panggil kakek itu ketika dilihatnya Foen Lan berdiam diri saja.
Foea Lan cepat-cepat menghampirkan.
Kelinci putih peliharaan Foen Lan juga telah berlari menghampiri Foen Lan dengan manja.
Waktu Foen Lan sampai didekat ayahnya itu, si kakek telah menepuk-nepuk dekat
sampingnya. "Duduklah !" katanya.
20 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Foen Lan duduk disitu. Kemudian kakek itu menoleh kepada Ie Siang, yang kala itu sedang berdiri seperti orang
kesima memandangi si-kakek terus.
Kakek itu tersenyum dengan seulas senyum yang tawar, seperti juga dibalik senyumnya itu
terdapat suatu penderitaan.
"Anak....kemari kau !" panggil si-kakek dengan suara yang sabar sambil melambaikan
tangannya kepada Ie Siang.
Si gadis she Cong ini sebetulnya agak ngeri kepada kakek itu, tetapi entah kenapa, tanpa
disadarinya dia jadi menghampiri kakek itu.
Kakek itu menunjuk kesisi kanannya, sedangkan Foen Lan telah duduk disisi kirinya.
"Duduklah disini, nak!" kata si kakek. "Mungkin kau bingung melihat keadaanku !"
Ie Siang jadi duduk disebelah kakek itu.
"Sebetulnya, peristiwa ini telah tiga puluh tahun, dan kau nona tentu ingin mendengarnya
kisahku, bukan ?" kata si-kakek lagi dengan suara yang agak parau. "Aku akan
menceritakan seluruh dari pengalamanku itu..."
Ie Siang hanya mengangguk saja.
KAKEK ITU ternyata bernama Wang Sian, dia she Lie. Pada tiga puluh tahun yang lalu sikakek baru berusia diantara dua puluh tujuh atau dua puluh delapan tahun.
Dan pada usia semuda itu, Wang Sian baru lulus dari pintu perguruan Siauw Lim Sie.
Untuk menambah pengalamannya, maka Wang Sian bermaksud untuk mengembara guna
mengembangkan ilmunya untuk menolong si lemah dari gencatan si kuat tetapi jahat.
Sebagai seorang pemuda yang sedang bertenaga kuat dan mempunyai kepandaian yang
tinggi seperti Wang Sian, maka dengan sendirinya Wang Sian sering mau mencampuri
urusan orang lain. Kalau memang dia melihat ada sesuatu hal yang tidak adil, maka dengan sendirinya dia
akan turun tangan untuk menyelesaikan persoalan itu.
Dengan sendirinya, Wang Sian jadi sering bentrok dengan jago-jago didalam dunia
persilatan, didalam kalangan Bu Lim dan Kang-ouw. Juga dengan cepat nama Wang Sian
jadi tersebar dengan luas.
Hal itu disebabkan si anak muda she Lie ini selalu melakukan perbuatan-perbuatan
kebajikan, menolong orang yang sedang kesusahan.
Selama dua tahun Wang Sian telah merantau, berkelana didalam kalangan Kang-ouw,
sungai telaga itu. Dan selama itu dia telah melakukan perbuatan bajik yang tidak sedikit.
Dan pada suatu hari, ketika dia sedang berkeliaran disekitar daerah Kang lam, daerah yang
terkenal akan keindahannya, maka tanpa sengaja Wang Sian telah bertemu dengan seorang
gadis yang bernama Soe Lian Ho.
Begitu melihat gadis tersebut, begitu Wang Sian jatuh cinta.
21 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Tetapi nyatanya Wang Sian tidak bertepuk sebelah tangan, cintanya itu disambut oleh Soe
Lian Ho, sehingga mereka jadi 'berpacaran'.
Namun, karena Wang Sian memang seorang kelana dari kalangan Kangouw, maka keluarga
Soe yang memang berasal dari keluarga terpelajar, telah mengatakan bahwa Wang Sian
adalah orang kasar dan tidak menyetujui hubungan antara Wang Sian dengan Soe Lian Ho.
Lebih-lebih ayah gadis itu, dia telah menentang keras atas hubungan puterinya dengan
Wang Sian. Dengan adanya pertentangan keluarga itu, hati Soe Lian Ho dan Wang Sian jadi berduka.
Mereka sering secara bersembunyi mengadakan pertemuan.
Tetapi lama kelamaan hal itu diendus oleh ayah Lian Ho, sehingga gadis she Soe itu
diperlakukan keras sekali oleh keluarganya.
Percintaan Wang Sian dengan Soe Lian Ho telah begitu mendalam, sehingga mereka tidak
bisa saling berpisah. Malah Soe Lian Ho telah mengajak pada Wang Sian untuk melarikan diri dan hidup
mengasingkan diri. Namun biarpun cinta Wang Sian sedalam lautan dan setinggi gunung,
toch dia masih memikirkan kepentingan dari Soe Lian Ho.
Dia menolak ajakan dari Soe Lian Ho untuk melarikan diri guna hidup mengasingkan diri.
Karena Wang Sian memikirkan kebaikan untuk gadis she Soe itu. Dengan melarikan diri
begitu, tentu Soe Lian Ho akan tidak diakui dalam keluarga Ho itu, akan dianggap sebagai
anak yang terbuang. Maka dari itu, biarpun Wang Sian sangat mencintai Soe Lian Ho, toch tetap saja dia telah
menolak ajakan dari gadis tersebut.
Wang Sian akhirnya mengambil keputusan untuk pergi berkelana satu atau dua tahun dulu
untuk menghibur diri, dia minta agar Soe Lian Ho menantikan dia sampai kembali, untuk
nantinya mereka hidup berumah tangga.
Selama itu, biarpun Soe Lian Ho berat sekali melepaskan Wang Sian, toch akhirnya dia
harus menguatkan hatinya untuk melepaskan sang kekasih untuk pergi berkelana.
Satu bulan telah berlalu, dua bulan telah lewat, begitulah seterusnya, Wang Sian telah
merantau. Dan selama berkelana begitu, sifat dari Wang Sian jadi agak berobah.
Jiwanya jadi lebih halus, dia tidak boleh tersinggung, karena kalau sampai tersinggung, pasti
dia akan menghajar orang yang tidak disenangi itu.
Setelah menjelang dua tahun, Wang Sian kembali ke kampung Soe Lian Ho, untuk
melakukan lamaran kepada kedua orang tua si gadis.
Dia sudah bertekad akan melamar gadis itu, biarpun dia mengetahui akan ditolak oleh
keluarga Soe itu. Kali ini, kalau memang dia melamar Lian Ho dan lamarannya itu ditolak, Wang Sian telah
bertekad akan mengajak gadis itu untuk minggat lari dari keluarganya.
Tetapi begitu sampai dikampung si-gadis, maka Wang Sian jadl kecewa, dia benar-benar
mengalami suatu hal yang tidak diduga.
22 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Ternyata Soe Lian Ho telah menikah !
Gadis she Soe itu telah dinikahkan dengan orang yang bernama Cong Tay An oleh
keluarganya. Maka dari itu, betapa gusar dan murkanya Wang Sian, juga dia berduka berbareng merana.
Tetapi, karena memang dia seorang kesatria sejati, seorang Ho-han yang menegakkan
keadilan didalam rimba persilatan, biar bagaimana dia tidak bisa mengambil tindakan semau
hatinya mengamuk-ngamuk tak keruan dikeluarga Soe itu.
Wang Sian hanya mencari Cong Tay An.
Dan mereka jadi bertempur dengan seru sekali, karena Cong Tay An itu adalah seorang ahli
silat juga. Dengan sendirinya, pertempuran itu disertai oleh perasaan yang mengganjel hati mereka,
maka kedua-duanya telah mengambil keputusan untuk merebut kemenangan.
Sampai akhirnya, ternyata Wang Sian lebih menang satu tingkat, dia dapat mendesak Cong
Tay An sedemikian rupa. Waktu pada suatu kali, disaat Tay An sudah tak berdaya sama sekali, dikala sekali tusuk
saja maka Wang Sian dapat membunuh orang she Cong yang telah menjadi suami dari Soe
Lian Ho tersebut, tahu-tahu Soe Lian Ho telah datang ketempat itu pada saatnya sambil
menjerit-jerit. Hati Wang Sian jadi tergoncang, dia jadi batal membunuh Tay An.
Dengan perasaan yang sakit sekali, dengan diiringi oleh linangan air mata dari Soe Lian Ho,
Wang Sian meninggalkan tempat tersebut.
Dia jadi mengembara lagi, dan dengan tekad yang bulat Wang Sian bermaksud tidak akan
menikah seumur hidupnya. Hanya, setelah berselang belasan tahun akhirnya Wang Sian menikah juga dengan seorang
gadis, untuk memperoleh turunan. Dan dia memperoleh seorang puteri yang diberi nama Lie
Foen Lan. Hanya, rasa dendamnya itu semakin lama jadi semakin menyala, sebab Wang Sian sampai
kehilangan kaki kirinya itu disebabkan oleh Cong Tay An, dulu waktu mereka sedang
melakukan pertempuran yang seru itu.... sehingga biar bagaimana sakit hati itu tidak dapat
dilupakan oleh Wang Sian.
Sekarang biarpun dia telah menjadi seorang kakek, tetapi rasa dendam itu masih tetap
bersemayam didalam hatinya. Malah semakin lama rasa sakit hatinya itu semakin lama jadi
semakin bergolak. Lebih-lebih disaat isterinya yang cukup disayanginya itu, ibu dari Foen Lan, telah meninggal
dunia disebabkan serangan dari suatu penyakit, maka rasa dendam kepada Cong Tay An
jadi semakin meluap. Sering juga Wang Sian menceritakan sakit hatinya kepada keluarga Cong Tay An itu kepada
puterinya tersebut, kepada Foen Lan. Dengan sendirinya perasaan dendam jadi timbul dihati
Foen Lan. 23 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Maka dari itu, dikala dia mengetahui bahwa Cong Ie Siang adalah puteri dari Cong Tay An,
maka dia jadi berobah beringas begitu.
Mereka ayah dan anak, Wang Sian dan Foen Lan, memang sengaja menempati rumah
didalam hutan itu, yang letaknya tidak berjauhan dengan rumah Cong Tay An yang telah
membuka sebuah Piauwkok, karena mereka bermaksud akan mengadakan pembalasan
dendam, dan tak diduga-duga mereka bisa menemui Cong Ie Siang.
Hanya tadi diwaktu Wang Sian ingin mematahkan tangan Ie Siang dan membunuh gadis itu,
dia melihat wajah si-gadis sama sekali mirip dengan wajah Soe Lian Ho, sehingga kembali
kenangan manis disaat dia berpacaran dengan Soe Lian Ho membayang diwajahnya, yang
menyebabkan dia menjadi menangis sambil bergulingan begitu.... dia jadi tidak tega untuk
membunuh gadis itu..... IE SIANG yang mendengar cerita dari si-kakek, Lie Wang Sian itu, jadi bengong. Hati sigadis jadi tercengang.
Begitu juga Foen Lan, dia jadi memandang dengan bengong ke tanah, dengan kepala
tertunduk. Biar bagaimana kedua gadis ini jadi merasa canggung dan tidak enak hati.
Lebih-lebih Ie Siang, dia jadi serba kikuk dilihatnya Wang Sian telah menghela napas
berulang kali. Namun, dikala kedua gadis itu sedang bengong begitu, tahu-tahu si kakek telah
mengeluarkan suara bentakan yang keras, dia telah menghajar batu yang ada didekatnya,
sehingga batu itu terhajar sempal dan jatuh berurukannya ketanah.
Wajah Wang Sian jadi berobah menyeramkan, dia memandang memandang Ie Siang
dengan mata yang menyala galak sekali.
Melihat perobahan wajah kakek itu, wajah Ie Siang jadi pucat.
Lebih-lebih tahu-tahu Wang Sian telah melompat dan mencengkeram pundak Ie Siang.
Sebetulnya waktu kakek itu akan melompat menubruk padanya, Ie Siang ingin
mengelakkannya, tetapi sudah tidak keburu.
Gerakan kakek itu sangat cepat sekali, sehingga dia tidak bisa mengegoskan cekalan kakek
itu pada pundaknya. Sakit sekali cengkeraman tangan kakek she Lie itu. Si-gadis sampai mengeluarkan seruan
kesakitan. Dia ingin meronta, tetapi tidak bisa.
"Kau".kau ?" tanyanya dengan suara yang gemetar ketakutan, karena dia merasa ngeri
melihat cahaya mata dari kakek tersebut yang memancar mengerikan.
Wajah si kakek tetap bengis sekali.
"Kau........kau adalah racun dunia !!" dan dia menarik cengkeraman tangannya itu.
Ie Siang merasa kesakitan sekali, dia sampai mengeluarkan suara mengaduh, dan karena
dia merasa tulang Pie-penya, tulang dipundaknya seperti terbetot, dengan sendirinya dia
jadi mengkeretkan pundaknya itu, yang menyebabkan cekalan si-kakek jadi hanya bisa
mencekal bajunya saja. 24 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Breettt!" baju itu tertarik koyak oleh cengkeraman tangan si-kakek.
Hal ini telah mengejutkan Ie Siang. Dia sampai menjerit, disamping kesakitan, dia juga malu
sekali. Foen Lan yang menyaksikan hal itu jadi berobah wajahnya, pucat sekali. Dia juga tidak bisa
mencegah perbuatan ayahnya itu.
Sedangkan Wang Sian setelah dapat menarik koyak baju si-gadis she Cong, dia telah
menghampiri Ie Siang dengan wajah yang tetap menyeramkan.
"Kau .... kau"." Ie Siang ketakutan sekali, karena dia melihat pancaran mata si-kakek yang
tetap mengerikan. Tetapi si kakek maju terus.
"Kau .... oh....jangan ganggu diriku !" kata Ie Siang ketakutan.
"Kau adalah racun....." si-kakek maju terus dengan wajah menyeramkan.
"Kau..." Ie Siang jadi mundur ketakutan sekali, dia mundur terus.
"Kau adalah racun..."
"Jangan dekati aku..."
"Kau harus dimusnahkan ! Kau harus dimusnahkan !" menggumam si-kakek dengan maju
terus, wajahnya tetap menyeramkan, kakek ini seperti telah terganggu syarafnya, sehingga
dia seperti juga orang gila.
"Jangan dekati aku...jangan dekati aku...!" menjerit Ie Siang ketakutan, dan dia memutar
tubuhnya, dan berlari sekuat tenaganya.
Si-kakek Wang Sian juga tidak mau melepaskan gadis itu. Dia telah melompat dengan gesit
sekali, dengan gerakan yang benar-benar cepat, dia telah menghadang gadis tersebut.
"Jangan lari !" bentak kakek she Lie ini dengan suara yang bengis.
Ie Siang jadi ketakutan sekali, dia tidak bisa bergerak untuk melarikan diri lagi karena
dirasakan kedua kakinya jadi menggigil saking ketakutannya.
"Kau harus dimusnahkan ! Kau harus dilenyapkan !" menggumam si-kakek she Lie tersebut
sambil maju perlahan-lahan mendekati Ie Siang.
Ie Siang jadi mundur selangkah demi selangkah kebelakang, wajah gadis ini jadi pucat
benar, bibirnya juga gemetar.
Foen Lan berdiam diri di tempatnya tidak bergerak, dia jadi seperti orang kesima.
Tiba-tiba Lie Wang Sian telah melompat dengan gerakan yang cepat luar biasa. Tahu-tahu
tangan si kakek telah terjulurkan mencengkeram kearah pundak Ie Siang lagi.
Tetapi Ie Siang dengan ketakutan telah berusaha mengelakkan serangan itu.
Namun kakek tersebut sangat gesit dan sebat sekali gerakannya, sehingga dengan cepat dia
telah dapat mencekal tangan Ie Siang, dia menelingkungnya dan akan mematahkan tangan
gadis yang tidak berdaya itu......dan waktu tangannya itu sedang ditelingkung tersebut, Ie
25 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siang jadi mengeluarkan suara jeritan, karena dia kesakitan sekali......Rupanya si kakek Lie
itu ingin membinasakan dan mematahkan tangan Ie Siang, dia ingin memusnahkan si gadis
seperti apa yang dikatakannya itu.....!
TETAPI DI SAAT TANGAN Wang Sian bergerak dengan gerakan yang cepat dan bertenaga,
tangannya itu mengandung tenaga Lweekang yang kuat dan akan dihajarkan ke batok
kepala Ie Siang, maka tahu-tahu terdengar suara orang membentak dengan suara yang
tawar : "Jangan menghina gadis itu !!"
Wang Sian jadi terperanjat, dia jadi seperti baru tersadar dari tidurnya, dengan cepat dia
melepaskan Ie Siang dan memutar tubuhnya.
Foen Lan juga mendengar bentakan orang itu, dia melihat kearah datangnya suara itu.
Ternyata dari dalam hutan, dari balik sebuah batang pohon, telah melangkah keluar seorang
pemuda berpakaian Siepe-chay, pelajar, sebagai sasterawan, dengan topi sasterawannya
yang berwarna merah muda, tengah berdiri dengan wajah yang dingin sekali.
Wang Sian telah menghadapi pelajar itu, yang diduga usianya baru berkisar di-antara dua
puluh tahun. "Siapa kau " Mau apa kau mencampuri urusan kami ?" bentak Wang Sian dengan suara
yang bengis. Si-pelajar membawa sikap yang tenang, dia sangat sabar sekali tampaknya. Kedua
tangannya dirangkapkan memberi hormat.
"Hak-seng she Lioe dan bernama Cin Yan !" kata si-anak muda dengan suara yang sabar.
"Sebetulnya ada urusan apakah yang menyebabkan Lo-cianpwee harus menyiksa Kouwnio
itu begitu macam ?" Dia membahasakan dirinya dengan sebutan Hak-seng yang berarti aku si murid, dan
membahasakan diri Wang Sian dengan sebutan Locianpwee, yang berarti panggilan
menghormat untuk orang yang lebih tua atau lebih tinggi tingkatannya. Juga dia
membahasakan diri Ie Siang dengan sebutan Kouwnio, yang berarti nona.
Wang Sian mendengus. "Hmmm...bocah she Lioe mau apa kau mencampuri urusan kami " Lebih baik kau cepatcepat menggelinding pergi !" bentak Wang Sian dengan murka.
Si pelajar tertawa lagi. "Nabi Kong Foe Cu pernah mengatakan janganlah menyakiti orang lain kalau memang kau
tidak ingin disakiti, maka dari itu, Hak seng minta, janganlah Lo-cian-pwee menyakiti
Kouwnio itu !" katanya sabar. "Biar nona itu telah melakukan suatu kesalahan yang besar,
toch masih bisa diselesaikan dengan cara baik-baik."
Kembali Wang Sian mengeluarkan suara bentakan murka, dia sampai berjingkrak saking
gusarnya. Dengan cepat si pelajar telah bersiap-siap, karena dia duga orang ingin menyerang.
Namun Wang Sian tidak menerjang, dia telah mendelik kepada pelajar itu.
"Kau adalah seorang pelajar, dengan sendirinya kau tidak akan mengerti urusan dunia
26 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
persilatan...!" bentak Wang Sian pula. "Mengingat kau hanyalah seorang bocah kutu buku,
maka mau aku memaafkan kelancangan mulutmu itu..! Hayo cepat-cepat menggelinding
enyah.......!!" Si pelajar, Lioe Cin Yan, telah tertawa dengan sabar.
"Benar, Hak seng adalah seorang bocah kutu buku !" kata si pelajar she Lioe ini. "Tetapi
karena Hak-seng sering membaca banyak buku-buku, maka Hak-seng sering membaca
bahwa kita tidak boleh terlalu jahat menghina sesama manusia .... lebih baik kita mengambil
jalan damai untuk menyelesaikan persoalan yang sedang Loocianpwee hadapi itu. Bukankah
penyair Say Ma Kie mengatakan"."
Belum lagi Lioe Cin Yan menyelesaikan perkataannya itu, tampak Wang Sian telah melompat
berjingkrak saking gusarnya.
"Jangan kau membawa-bawa penyair busuk didepanku!" bentak Wang Sian seperti kalap.
"Aku bukan ingin kau beri ceramah kepadaku, maka cepatlah kau menggelinding pergi !
Kalau memang kau masih tetap tidak mau pergi, jangan sampai tunggu kesabaranku
lenyap...... nanti aku tidak akan menanggung keselamatan jiwamu itu !!"
Si pelajar tetap membawa sikapnya yang sabar dan tenang sekali.
Biarpun dia adalah seorang pelajar yang tampaknya tubuh si anak muda sangat lemah, toch
tidak tampak sedikitpun di wajahnya perasaan jeri terhadap sikap berangasan dari Wang
Sian. "Memang benar Loocianpwee !!" kata Cin Yan dengan suara yang tetap sabar. "Seseorang
itu mempunyai kesabaran, namun kesabaran itu kadang-kadang akan lenyap kalau memang
orang yang dihadapinya berkepala batu... Memang benar perkataan Locianpwe ! Kita
memang harus cepat-cepat pergi sebelum orang yang akan marah itu meletus kemurkaan
hatinya...." Dan sehabis berkata begitu, Cin Yan telah menoleh kepada Ie Siang, yang kala itu sedang
mengurut-urut tangannya, karena dia merasa kesakitan sekali pada tangannya itu.
"Kouwnio......mari kita cepat-cepat pergi sebelum kemarahan Loocianpwee itu meletus !"
kata Cin Yan sambil menghampiri Ie Siang, yang tangan siapa dia cekal dan ditarik untuk
diajak pergi. Hal ini menyebabkan Wang Sian jadi murka benar. Dia jadi merasa bahwa pemuda pelajar
ini sedang mempermainkan dirinya.
Dengan mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, dia telah melompat sambil
mengulurkan tangannya akan mencengkeram pundak Cin Yan. Angin serangan kedua
tangan Wang Sian telah menyambar terlebih dahulu disaat kedua tangan itu belum lagi
mengenai sasarannya. Tampaknya cengkeraman kakek itu akan mengenai sasarannya, Ie Siang yang melihatnya
jadi menjerit, karena tampak anak muda itu berdiam diri saja.
Tetapi disaat Wang Sian hampir mengenai baju Cin Yan, tampak anak muda itu memutar
tubuhnya, dia menggerakkan tanganyaa sedikit, lalu terdengar suara "plakkkk !" tampak
tubuh Wang Sian jadi terpental dan ambruk ditanah dengan keras !!
Ternyata tadi Cin Yan telah menangkis serangan Wang Sian dengan tenaga dalam yang
terkumpul berapa bagian ditelapak tangannya.
27 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Maka dari itu, disaat dia menangkis, disaat dia memukul tangan dari Wang Sian, tubuh
Wang Sian jadi melayang-layang seperti juga layang-layang putus.
Dan dengan ambruknya yang begitu keras, maka dengan sendirinya Wang Sian merasakan
tubuhnya sakit sekali. Tetapi sebagai seorang jago, biarpun kakinya itu bercacad, toch dia bisa bergerak cepat
sekali. Begitu tubuhnya ambruk, begitu Wang Sian telah melompat pula berdiri dengan kaki
tunggalnya ! Foen Lan jadi menjerit keras melihat ayahnya yang ambruk dan terpental dengan cara
begitu. Cepat-cepat si gadis mengejarnya, tetapi belum lagi dia sampai, Wang Sian telah melompat
berdiri. "Thia ..... kau tidak apa-apa ?" tanya Foen Lan dengan suara yang mengandung kekuatiran
yang sangat. Wang Siang sedang murka, dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kemudian dia menyuruh puterinya itu menyingkir, dia memerintahkannya itu dengan hanya
memberi isyarat tangannya belaka.
Dengan penuh kekuatiran sekali, Foen Lan telah menepi lagi.
Sedangkan Wang Sian telah menghadapi Cin Yan dengan wajah yang menyeramkan.
"Bocah ! Rupanya kau memang sengaja ingin mencari soal dengan diriku, heh?" bentak
Wang Sian dengan suara yang keras mengguntur. "Sekarang, biarpun kau berlutut
mengangguk-anggukkan kepalamu memohon ampun, tak nantinya aku akan mengampuni
jiwa anjingmu !!" Mendengar perkataan Wang Sian, Cin Yan tertawa kecil.
Sikap anak muda ini sabar sekali, juga dia memang membawa sikap yang tenang luar biasa.
"Lalu apa yang akan dilakukan oleh Loo-cianpwee kalau memang sekarang Boanpwee ingin
pergi meninggalkan tempat yang mengerikan ini?" tanya Cin Yan.
Wang Sian ketawa tawar. "Boleh kau pergi, tetapi jiwamu harus dititipkan padaku !!" bentak Wang Sian dengan suara
yang mengguntur. Dan membarengi dengan bentakannya itu, yang berarti Cin Yan harus
terbinasa ditangan si-kakek Wang Sian, maka tampak Wang Sian telah melompat tinggi.
Sedang melompat begitu, kedua tangannya bergerak akan menghajar Cin Yan.
Kali ini Wang Sian membawa sikap yang agak hati-hati, karena dia takut mengalami hal
seperti tadi. Maka dari itu, sambil menyerang, dia juga menghantam dengan serangan yang benar-benar
melumpuhkan. Kalau memang Cin Yan kena dihajar oleh Wang Sian untuk kali ini, maka berarti dia akan
28 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
menemui kebinasaan ditangan dari kakek tersebut, sebab Wang Sian telah menggunakan
tipu serangan dari 'Tat Sie Pay Cu', yang disusul pula kemudian dengan jurus 'Siu Mo Lay
Tie', yang disusul lagi dengan tendangan kaki tunggalnya itu dengan jurus "Kim Kee Pat Ciu'
yang mengincer dada Cin Yan.
Melihat dirinya diserang tiga jurusan begitu oleh Wang Sian, dengan sendirinya Cin Yan jadi
menaruh perhatian juga. Sebab kalau memang dia lengah sedikit saja, berarti dia harus menghadapi kecelakaan
dirinya. Dan hal itu akan membawa kerugian bagi dirinya. Maka dari itu, mau tak mau dia
harus tetap waspada. Walaupun disisi tubuhnya berdiri Ie Siang, si-gadis yang cantik itu, toch tetap dia harus
menggerakkan tubuhnya untuk mengelakkan serangan dari Wang Sian.
Tetapi Cin Yan bergerak mengelakkan serangan Wang Sian bukan untuk menyingkir,
melainkan dia hanya menggerakkan tubuh dan kemudian dengan setengah berputar,
dengan menggerakkan tangan kirinya, tahu-tahu dia telah berhasil mencengkeram pundak
Wang Sian, dan dengan disertai oleh bentakan : "Pergi !!"
Tampak tubuh Wang Sian telah terlambung tinggi sekali, terlempar jauh dan lalu ambruk
sekali lagi diatas tanah ! Inilah hebat !
Kalau memang tadi Cin Yan melemparkan tubuh Wang Sian kearah batu-batu gunung
dengan mengerahkan tenaga Lwee-kangnya, tentu dia akan terbanting binasa.
Untung saja Cin Yan hanya melemparnya dengan menggunakan satu bagian tenaga
dalamnya, sehingga biarpun dia terbanting keras, tetap saja tidak membawa bahaya untuk
dirinya, tidak sampai dia menemui kebinasaan.
Biarpun begitu, namun tetap saja bantingan dari Cin Yan membawa perasaan sakit yang
luar biasa pada tubuh Wang Sian. Juga dia merasakan tulang tangannya seperti mau patah !
Cin Yan masih berdiri di tempatnya dengan tenang, dia masih berdiri disisi Ie Siang. Malah
anak muda ini telah menoleh kepada Ie Siang, katanya : "Lihatlah, saking gusar dan
murkanya Loocianpwee itu kepada kita, maka dia sampai membanting-banting dirinya !!"
Foen Lan yang mendengar perkataan Cin Yan yang menyerupai ejekan bagi dirinya itu, bagi
ayahnya juga, menyebabkan dia jadi gusar sekali.
Setelah melihat Wang Sian, ayahnya itu, dapat bangkit dengan tidak kurang apa-apa, tanpa
mengatakan apapun, maka Foen Lan telah melompat menyerang Cin Yan.
Dia menyerang dengan menggunakan ikat pinggangnya, kain yang lemas itu jadi menarinari dan cepat sekali berobah sifatnya, terkadang lembek, dan dalam waktu yang singkat,
disaat yang sangat pendek sekali dimana ikat pinggang itu hampir mengenai sasarannya,
maka ujung ikat pinggang itu jadi keras bagaikan baja.
Itulah yang hebat, kalau memang orang tidak mengetahui, maka akan menduga bahwa
orang yang menyerang dengan menggunakan ikat pinggang itu pasti akan menggunakan
tenaga Lwee-keeh, tenaga lembek, tak tahunya ujung ikat pinggang itu akan berobah
menjadi keras, karena disalurkan tenaga keras, yaitu Gwaa-khe.
Maka dari itu, Cin Yan juga memang telah menduga sebelumnya bahwa dia memang harus
berhati-hati menghadapi gadis itu, sebab dia memang telah melihat, bahwa biarpun
kepandaian dari Foen Lan tidak setinggi dan sesempurna ayah si gadis, toch Foen Lan tetap
29 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
mempunyai kepandaian yang tinggi. Dan malah, siapa yang lengah disebabkan kecantikan si
gadis, maka dia pasti akan rubuh ditangan gadis tersebut.
Selendang dari ikat pinggang si-gadis itu menyambar dengan cepat sekali kearah Cin Yan.
Si pemuda tak bisa berpikir lama-lama, dia sudah harus merobah kedudukan kakinya, dia
harus cepat-cepat dapat mengelakkan serangan pertama dari ujung kain ikat pinggang Foen
Lan yang telah menyambar disertai oleh tenaga serangannya yang besar sekali.
Begitu si-pemuda Cin Yan dapat meloloskan dirinya dari serangan itu, maka dengan cepat
ujung kain ikat pinggang dari Foen Lan telah berobah arah lagi telah menyambar dengan
cepat kearah pinggang Cin Yan.
Hal ini benar-benar mengejutkan si-pemuda.
Tetapi biarpun kaget, tetapi Cin Yan tidak gugup dibuatnya. Apa lagi waktu dia melihat
ujung dari ikat pinggang si-gadis telah menyambar juga kearah dada dari Ie Siang, si gadis
yang masih berdiri di sisinya.
Sambaran ujung dari ikat pinggang itu benar-benar kuat dan mengandung tenaga Lweekang yang kuat sekali, sekali saja orang terkena dari totokan ujung ikat pinggang itu, pasti
korban dari totokan ikat pinggang itu akan mengalami cidera. Umpamanya samberan ujung
ikat pinggang dari Foen Lan berhasil menotok dada dari Ie Siang, berarti si gadis she Cong
tersebut akan menderita sekali pada dadanya itu.
Untung saja Cin Yan dapat bergerak cepat. Dengan memiringkan tubuhnya ke kanan,
dengan mengulurkan tangannya, yang jari telunjuk dan jari tengahnya itu terpentang, dia
telah berhasil menjepit ujung ikat pinggang dari Foen Lan yang sedang menyambar itu.
Kemudian pemuda ini telah menyalurkan tenaga Lwee-kangnya ke ujung jari tangannya. Dia
menjepit ujung ikat pinggang itu sampai tak bisa bergerak lagi.
Biarpun Foen Lan telah mengerahkan tenaga dalamnya untuk menarik pulang ikat
pinggangnya itu, toch tetap saja ikat pinggangnya itu kena dijepit oleh jari-jari tangan dari
Cin Yan. Wajah Foen Lan jadi berobah merah padam, dia gusar dan murka bukan main. Sebagai
seorang gadis yang baru berusia diantara tujuh atau delapan belasan, maka dengan
sendirinya Foen Lan sangat besar ambekannya.
Dengan mengeluarkan bentakan. "Lepas....!" dia mengerahkan tenaga dalamnya, sambil
membetot keras sekali. Tetapi ujung tali ikat pinggangnya itu tetap saja tidak dapat ditariknya terlepas.
Hal ini menambah kegusaran dari Foen Lan, lebih-lebih dia melihat, betapa Cin Yan berdiri
tegak sedang memandang dirinya dengan bibir tersenyum. Hal itu dirasakan oleh Foen Lan
seperti juga mengejek dirinya, dan hati si gadis jadi sakit sekali.
Maka dari itu, dengan mengeluarkan suara bentakan penasaran dia melompat menerjang
kearah Cin Yan ! Tetapi biarpun kali ini dia menyerang dengan hebat, namun hati si gadis sudah goyah
dengan sendirinya, serangannya itu jadi melayang tak menentu.
Biarpun dia menggunakan jurus dari 'Siang Pie Tie Lu', suatu serangan yang sangat
30 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
membahayakan jiwa si lawan, toch tetap saja gerakan yang seharusnya cepat dan gesit itu
jadi agak lamban. Cin Yan telah melihat bahwa si gadis telah menggunakan jurus 'Siang Pie Tie Lu' serangan
yang berbahaya, tetapi dengan tidak memandang sebelah mata, maka Cin Yan telah
menggerakkan tangan kirinya, tahu-tahu dia telah menyentil dengan jari telunjuknya, dan
'takkkk' tangan si-gadis kena disentilnya oleh jari Cin Yan.
Si gadis kaget sekali, dia merasakan tangannya yang kena disentil itu sangat sakit sekali.
Hampir saja pegangannya pada ikat pinggangnya itu terlepas. Cepat-cepat si gadis
mencekalnya lebih keras. Tetapi si pemuda Cin Yan telah menggentakkan tangannya sambil membentak : "Lepas !!"
dan ikat pinggang dari si gadis telah ditariknya, dengan mudah ikat pinggang itu telah dapat
direbutnya, karena Foen Lan tidak bisa mencekal terus ujung yang satunya dari ikat
pinggangnya itu, dia merasakan tarikan dari Cin Yan sangat kuat sekali, sehingga telapak
tangannya dirasakan pedih dan nyeri !
PADA SAAT itu Wang Sian telah melompat dengan sengit dan gusar, dia berdiri dengan
kaki tunggalnya, kemudian dengan mata mendelik dia mengawasi kearah Cin Yan.
Waktu dia melihat keadaan Foen Lan, maka dengan sendirinya wajah Wang Sian jadi
berobah, dia menguatirkan keselamatan dari puterinya tersebut.
Maka dari itu, tanpa mengingat bahwa kepandaiannya itu masih berada disebelah bawah
dari Cin Yan, Wang Sian telah menerjang lagi kearah pemuda itu, guna memberikan
pertolongan kepada puterinya.
Belum lagi dia sampai di tempat pertempuran tersebut, masih terpisah beberapa kaki
jauhnya, toch kedua tangannya telah bergerak menghajar kearah Cin Yan !
Angin serangan dari kedua tinju Wang Sian itu menyambar kuat sekali kepada Cin Yan,
karena Wang Sian menyerang dengan menggunakan tenaga Lweekangnya.
Cin Yan pada saat itu sedang menggentak dan menarik ikat pinggang dari Foen Lan, atau
mendadak dia melihat Wang Sian menyerbu kepadanya, menyerang dengan mengerahkan
seluruh tenaga Lweekangnya, maka dari itu, Cin Yan jadi agak terkejut juga.
Dengan cepat Cin Yan menambah tenaga tarikan dari ikat pinggang si gadis, sehingga tanpa
bisa dipertahankan lagi oleh Foen Lan, ikat pinggangnya itu telah berhasil direbut oleh Cin
Yan. Dan, menggunakan waktu hanya beberapa detik itu, Cin Yan telah melompat keatas, dan
waktu dia melompat begitu, dengan tubuh yang terapung, dia telah menggerakkan
tangannya yang mencekal ikat pinggang yang boleh direbutnya dari Foen Lan, maka ikat
pinggang itu menyambar dengan cepat kepada Wang Sian. Malah ikat pinggang itu berada
ditangan Cin Yan jadi berobah menjadi senjata yang hebat sekali.
Karena Cin Yan mempunyai Lwee-kang yang cukup kuat, lebih tinggi beberapa tingkat dari
Foen Lan, maka dari itu ikat pinggang yang ada ditangan Cin Yan jadi berobah menjadi
senjata yang benar-benar ampuh !
Dengan cepat ikat pinggang Foen Lan yang boleh direbutnya itu, telah berobah keras dan
mengincar setiap jalan darah dari Wang Sian, berliuk-liuk dengan lemas, tetapi mengandung
tenaga keras. Itulah yang disebut diduga lembek, tak tahunya keras, diduga keras, tak
31

Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
tahunya lunak. Wang Sian sedang melompat tinggi, sedang mencelat begitu, maka ketika dia melihat sianak muda menyerang dirinya begitu rupa, dia jadi kaget sendirinya.
Wang Sian sampai mengeluarkan seruan tertahan. Tetapi sebagai seorang jago yang
mempunyai kepandaian cukup tinggi, dia tidak menjadi gugup melihat ikat pinggang dari
puterinya yang sekarang berada ditangan Cin Yan tengah menyambar dirinya.
Dengan cepat dia menggerakkan tangannya yang memegang tongkatnya, dia menggunakan
tongkat untuk kakinya itu menangkis ikat pinggang yang tengah menyambar.
Sambil menangkis begitu, Wang Sian telah menyalurkan tenaga dalamnya ke tongkatnya,
sehingga biarpun tongkat itu terbuat dari kayu cendana, toch tongkat tersebut telah
berobah keras sekali melebihi besi. Dan tongkat serta ikat pinggang itu jadi saling bentur
dengan keras. "Takkkk !!" terdengar benturan itu keras sekali seperti juga dua benda logam yang saling
bentur. Tampak Wang Sian menggunakan ketika itu untuk meminjam tenaga guna mencelat
beberapa tombak jauhnya. Dia telah menggunakan kesempatan dikala tenaga benturan itu
sedang terjadi, maka dengan menggunakan tenaga benturan itu dia telah mencelat sejauh
itu guna untuk menjauhkan diri dari Cin Yan.
Sedangkan Cin Yan sendiri terhuyung satu langkah, namun pemuda ini dengan cepat dapat
menguasai dirinya, dia telah dapat berdiri tetap lagi, dengan cepat dia telah memandang
kearah Wang Sian yang kala itu masih melayang ditengah udara, maka sambil
menggerakkan tangannya yang mencekal ikat pinggang itu, dan sambil tertawa dingin, Cin
Yan menggerakkan ikat pinggang itu, menyerang kearah Wang Sian lagi.
Ujung dari ikat pinggang itu menyambar dengan cepat kepada Wang Sian.
Bagaikan seekor ular yang lemas, ujung dari ikat pinggang itu menyambar berliuk-liuk
kearah Wang Sian, mengincar jalan darah Tay hong hiatnya dari Wang Sian.
Foen Lan yang kala itu telah berdiri tetap, dia melihat keadaan ayahnya, dengan cepat dia
telah menerjang kepada Cin Yan sambil mengeluarkan suara bentakan yang keras.
Dia bermaksud untuk menyerang Cin Yan guna mengalihkan perhatian dari Cin Yan
terhadap diri ayahnya. Tetapi Cin Yan kosen sekali, waktu dirinya diserang oleh Foen Lan, dia hanya menjejakkan
kakinya, tubuhnya mencelat menjauhi diri si gadis, tetapi ujung ikat pinggang ditangannya
itu tetap telah menyambar terus kearah Wang Sian !
Wang Sian mengeluarkan seruan keras, dia telah nekad dan bermaksud untuk mengadu
jiwa. Disaat tubuhnya sedang melayang begitu, dia telah memindahkan tongkat kayu cendananya
itu dari tangan kiri ke tangan kanan, kemudian dengan cepat dia telah merabuh ikat
pinggang itu dengan tangan kirinya, dibetotnya sehingga tubuhnya jadi melayang cepat
kearah Cin Yan, dan disaat tubuhnya tengah melayang begitu, disaat jarak mereka terpisah
tak begitu jauh lagi, Wang Sian menyerang dengan tongkat kayu cendana yang ada
ditangan kanannya kearah kepala Cin Yan, dia bermaksud akan mengemplang kepala anak
muda itu sampai hancur remuk.
32 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Cin Yan sendiri terkejut, karena dia melihat betapa Wang Sian telah nekad benar. Maka
dengan cepat dia berkelit kesamping.
Tetapi malang, disisinya itu ada sebuah batu, yang terpinjak olehnya, sehingga si anak
muda jadi terpeleset dan tubuhnya terhuyung.
Sedangkan Wang Sian telah menyambar datang mendekati, dan kakek itu telah menyerang
dengan menggunakan tongkat kayu cendana itu lagi.
Hebat serangan kayu cendana si kakek ini, karena dia menyerang dengan mengerahkan
delapan bagian tenaga dalamnya.
Maka dari itu dapat dibayangkan betapa keras dan hebatnya kayu cendana dari tongkat si
kakek itu yang menyambar kearah kepala Cin Yan. Angin serangan itu juga berkesiuran
dengan keras sekali. Cin Yan cepat-cepat membuang dirinya ke tanah, dia bergulingan.
Tetapi tongkat si kakek itu, yang menerjang kearahnya, menyambar lewat dua inchie dari
atas kepalanya, terasa beberapa helai rambutnya keserempet oleh tongkat itu.
Untung saja kepalanya itu masih bisa diselamatkan dari hajaran tongkat kayu cendana si
kakek berkaki tunggal yang telah nekad itu. Kalau tidak tentu kepala dari Cin Yan akan
remuk terhajar tongkat si kakek.
Begitu terlolos dari bahaya kematian akibat kemplangan tongkat si kakek, Cin Yan dengan
cepat telah melompat berdiri.
Waktu dia berdiri begitu, sikapnya masih tetap tenang sekali, dia hanya memandang kearah
si-kakek Wang Sian dengan bibir tersenyum mengejek.
Sedangkan Wang Sian juga telah tiba ditanah dengan selamat.
Dia juga mengawasi kearah Cin Yan dengan mata yang mendelik besar, mungkin hal itu
disebabkan dia terlalu murka terhadap anak muda tersebut.
Cong Ie Siang mengawasi dari tepian kalangan pertempuran, dengan hati yang kebat-kebit.
Dia jadi menguatirkan keselamatan anak muda yang simpatik dan telah menolong dirinya
itu. Foen Lan tengah mengawasi Ie Siang dengan mata yang mendelik.
Didalam anggapan Foen Lan pertempuran ini adalah disebabkan oleh Ie Siang, maka dia
mendongkol bukan main kepada anak gadis she Cong ini.
Lebih-lebih dia memang teringat bahwa Ie Siang adalah puteri dari musuh ayahnya, maka
dengan sendirinya dia juga jadi sengit kepada gadis itu.
Keempat orang ini jadi saling mengawasi dengan pandangan mata bermusuhan.
Suasana disekitar tempat tersebut, didalam hutan ini jadi sunyi sekali.
Tetapi sedang keempat orang ini saling mengawasi begitu dengan perasaan bermusuhan
dan dalam keadaan siap siaga, maka didalam kesunyian tersebut tiba-tiba melengking suara
jeritan yang menyeramkan.
Keempat orarg didalam hutan ini jadi saling memandang dengan mata yang berkilat tajam
33 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
kearah sekeliling mereka untuk melihat suara apa dari jeritan yang melengking tinggi
menyeramkan itu. Keadaan disekitar tempat tersebut jadi sepi sekali, sunyi benar, juga sekarang jadi
menyeramkan sekali. Malah perlahan-lahan, sambil memandang terus kearah sekitarnya, Foen Lan telah beringsut
menghampiri ayahnya. Akhirnya dia berdiri disisi Wang Sian.
Sedangkan Ie Siang juga perlahan-lahan ingin menghampiri pemuda Cin Yan itu, namun
akhirnya dia teringat, biarpun orang telah menolong dirinya, toch tetap saja dia belum
mengenalnya, maka dengan sendirinya dia jadi malu.
Dan biarpun dia agak ngeri mendengar suara jeritan yang keras melengking, toch si gadis
akhirnya menahan langkah kakinya, dia berdiam saja di tempatnya.
Hanya Cin Yan yang tampaknya tenang sekali, dia seperti juga tidak mendengar suara
apapun. Dia hanya memandang Wang Sian, Foen Lan dan Ie Siang bergantian. Dia
memperlihatkan senyumnya yang manis.
Suara jeritan yang melengking menyeramkan itu masih terdengar terus memekakkan anak
telinga. Malah tak lama kemudian, tampak sesosok bayangan abu-abu yang muncul dari
dalam hutan itu yang berkelebat dengan cepat sekali dan berhenti ketika tiba didepan dari
keempat orang itu. Begitu melihat bentuk dari sosok abu-abu yang berkelebat dengan gesit itu, Wang Sian, Cin
Yan, Foen Lan dan Ie Siang jadi mengeluarkan seruan tertahan, wajah mereka jadi berubah
menjadi pucat, dan masing-masing jadi melompat mundur dengan hati yang kebat-kebit !
Makluk yang ada didepan mereka ini sangat luar biasa sekali !!
MENGAPA Wang Sian, Cin Yan, Foen Lan dan Ie Siang jadi begitu terkejut melihat makluk
yang baru muncul dihadapan mereka itu "
Ternyata makluk itu menyerupai seorang manusia, hanya wajah dan tangan kakinya itu
menyeramkan sekali. Biarpun berpakaian tetapi makluk itu tidak menyerupai manusia.
Padahal makluk itu memang seorang manusia, namun disebabkan mukanya sangat jelek
sekali, rusak oleh kecelakaan kebakar, serta tangan kakinya juga yang telah luka-luka
kebakar, orang tersebut jadi menyerupai makhluk yang menyeramkan sekali.
Biarpun luka kebakar dari orang itu telah sembuh, toch bekas yang ditinggalkan itu tetap
saja menyebabkan wajahnya jadi menyeramkan sekali.
Dia sebetulnya adalah seorang jago kosen yang bernama Thian Lian Kie, dia bergelar Siang
tauw Sin mo, Iblis kepala dua, yang mempunyai kepandaian sangat tinggi sekali. Dia juga
sangat ditakuti oleh jago-jago didalam dunia persilatan, dan dia sangat dihormati lawan atau
kawan. Pada suatu hari Thian Lian Kie ini telah mengalami suatu kecelakaan, minyak yang dimasak
didalam kuali yang besar untuk menempa golok pusaka yang akan dibikin oleh seorang ahli
pembuat senjata, telah tumpah meluberi tubuhnya, untung saja Thian Lian Kie mempunyai
tenaga Lwee-kang yang sempurna sekali, sehingga dia tidak sampai binasa disebabkan
minyak panas itu. Tetapi disebabkan tubuhnya dari wajah sampai keujung kakinya telah disiram oleh minyak
34 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
panas itu, maka dengan sendirinya untuk seterusnya dia menjadi orang yang bercacad.
Sejak dari saat itulah maka dia telah berobah sikapnya menjadi bengis.
Karena disebabkan cacad pada dirinya itu, maka dia jadi benci kepada setiap manusia yang
sempurna jasmaniahnya. Dia selalu terlalu telengas, kalau memang tidak membikin orang
itu cacad, tentu dia akan membunuhnya ! Itulah akhirnya orang memberikan gelaran
kepadanya 'Siang-tauw-sin mo" iblis berkepala dua.
Entah kenapa, hari ini iblis tersebut bisa muncul di tempat tersebut.
Sedangkan Wang Sian yang melihat si iblis, dia telah cepat-cepat memberi hormat.
"Wang Sian menghunjuk hormat kepada Thian Tay-hiap !" kata Wang Sian dengan suara
yang menghormat, karena dia memang mengetahui bahwa iblis itu sangat telengas sekali,
maka dia telah membawa sikap yang menghormat begitu. Dia juga memanggil si iblis
dengan sebutan Tay hiap, yang berarti pendekar besar, bukan memanggil dengan sebutan
Siang tauw-sin-mo. Si iblis mengawasi Wang Sian dengan sinar matanya yang tajam sekali. Dia mendengus
berulang kali. Tahu-tahu tubuhnya mencelat kepada Wang Sian, tangannya telah bergerak dengan cepat
sekali, sambil bergerak begitu, dia telah mengeluarkan suara bentakan yang keras luar
biasa, dan tangannya itu telah bergerak menghajar Wang Sian.
Wang Sian dan yang lain-lainnya jadi terkejut sekali. Lebih-lebih Wang Sian, dia sampai
mengeluarkan seruan tertahan.
Wang Sian kaget bukan main, karena dia tidak menduga bahwa dirinya akan diserang
begitu macam oleh si iblis tersebut, padahal dia telah berlaku hormat sekali.
Dengan cepat-cepat dan gugup sekali, Wang Sian telah menggerakkan tangannya untuk
menangkis. Tetapi Wang Sian kecele, dia menangkis tempat kosong, sebab si iblis telah menarik pulang
tangannya itu, telah menyerang dadanya Wang Sian.
Ternyata serangannya yang pertama tadi itu hanyalah satu serangan tipu belaka, dan
serangan yang keduanya inilah serangan yang sesungguhnya !
"Dukkkkk !" Suara dada Wang Sian kena dihajar oleh tangan si-iblis sangat keras sekali.
Tadi Wang Sian sudah berusaha untuk mengelakkannya, tetapi dia gagal, sebab tangan si
iblis telah bergerak dengan kecepatan yang luar biasa sekali, sehingga dada Wang Sian jadi
kena dihajarnya dengan telak sekali.
Tubuh Wang Sian terpental dan ambruk ditanah dengan mengeluarkan suara "ngeekk'' yang
keras sekali, lalu pingsan tak sadarkan diri !
Foen Lan mengeluarkan suara jeritan yang keras sambil berlari menubruk tubuh ayahnya.
Gadis ini kaget sekali melihat keadaan ayahnya tersebut. Dia menggoncang-goncangkan
tubuh Wang Sian sambil memanggil :
35 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Thia...! Oh, Thia....!" panggilnya dengan suara tersendat. "Oh...kau... kau dicelakai iblis
jahat itu...Thia !" Si-iblis berkepala dua itu telah tertawa gelak-gelak.
Dan tahu-tahu sambil tertawa begitu tubuhnya telah mencelat kearah Cin Yan.
Bukan hanya mencelat belaka kearah Cin Yan, iblis itu telah mengulurkan tangannya untuk
mencengkeram kepala dari pemuda tersebut.
Semua orang terkejut sekali.
Lebih-lebih Cin Yan, dia sampai mengeluarkan seruan tertahan dan kaget, karena gerakan
dari si iblis sangat gesit dan lincah serta cepat sekali.
Malah gerakan tangannya yang akan mencengkeram kepala Cin Yan itu, biarpun tangannya
itu belum sampai mencengkeram kepala si pemuda, angin serangan dari tangan si iblis telah
menyambar terasa keras sekali oleh Cin Yan.
Maka si anak muda ini tidak berani berlaku ceroboh dan ayal, dengan cepat dia telah
menggeser kaki kirinya setengah lingkaran kedepan, kemudian dia menekuk kaki kanannya
sedikit, lalu dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras dan sambil mengerahkan
tenaga Lweekangnya lima bagian pada lengan kanannya, dia telah menangkis serangan si
iblis. "Dakkkk !!" Tangan si iblis dan tangan Cin Yan saling bentur dengan keras.
Memekakkan anak telinga sekali suara benturan dari kedua tangan jago-jago tersebut.
Tetapi hebat pula akibat dari peristiwa tersebut.
Tubuh si iblis tidak mengalami suatu perobahan, dia telah meluncur terus dan turun hinggap
ditanah dengan selamat dan tak kurang sesuatu apapun.
Hanya bagi Cin Yan, akibatnya bagi diri anak muda ini sangat hebat sekali !
Dengan mengeluarkan jeritan kaget, tubuh Cin Yan telah terpental keatas beberapa tombak,
lalu ambruk dibumi dengan menimbulkan suara gedubrakan yang keras. Debu jadi
beterbangan disekitar tubuh Cin Yan.
Hebat sekali Iblis itu, Cin Yan yang mempunyai kepandaian begitu tinggi masih dapat
dirubuhkannya dengan hanya sekali serangan begitu saja.
Sedangkan Cin Yan sendiri, biarpun dia rubuh dengan terbanting keras begitu, toch dia tidak
menderita cidera sedikitpun, dengan cepat dia telah melompat berdiri lagi.
Tetapi waktu dia terbanting begitu, Ie Siang telah menjerit dengan penuh kekuatiran.
DAN CIN YAN jadi kaget waktu dia sudah dapat berdiri, dia mendengar Ie Siang menjerit
dengan suara yang keras sekali.
Dilihatnya si-iblis berkepala dua itu telah melompat kearah Ie Siang sambil mengeluarkan
suara tertawa keras, tangannya terjulur akan mencengkeram kepala Ie Siang.
Cin Yan sampai mengeluarkan seruan kaget lagi, tanpa memperdulikan keadaan
sekelilingnya lagi, maka Cin Yan telah menjejakkan kakinya, dia melompat kearah si gadis
36 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
untuk memberikan bantuan.
Tetapi hati pemuda ini jadi mencelos waktu dilihatnya tangan si gadis she Cong itu telah
kena dicengkeram oleh si iblis, sedangkan tubuh Cin Yan masih terpisah beberapa tombak
jauhnya. Saking paniknya, Cin Yan tanpa pikir lagi telah melepaskan kancing bajunya, dia telah
melemparkannya ke arah jalan darah Tiong-pit-hiatnya dari si iblis, yang terletak dibagian
punggung, dan kancing itu meluncur dengan disertai oleh tenaga Lwee-kang yang kuat
sekali. Si iblis memang telah dapat mencengkeram tangan Ie Siang. Tetapi waktu dia mau
meremas tangan itu untuk meremas hancur tulang Ie Siang, maka tiba-tiba dia merasakan
angin serangan yang kuat sekali menyambar dipunggungnya, malah mengincar jalan
darahTiong pit-hiatnya, dan jalan darah itu kalau sampai kena diserang oleh kancing itu,
pasti akan membawa akibat yang jelek bagi si iblis, kalau tidak dia menjadi seorang yang
lumpuh bercacad, tentu dia akan binasa!
Maka dari itu, akhirnya terpaksa si iblis Thian Lian Kie melepaskan cekalan tangannya itu,
dia kemudian menyampok dengan ujung lengan jubahnya kearah belakang sebelum
tubuhnya itu berbalik. Angin dari sampokan ujung lengan jubahnya itu keras sekali, sehingga kancing yang sedang
meluncur menyambar kearahnya itu terpukul miring kearah lain.
Dan disaat itulah si-iblis sudah membalikkan tubuhnya, dan pada saat itu Cin Yan memang
sudah meluncur dekat sekali dengan si-iblis.
Dengan sengit si iblis Thian Lian Kie mengangkat tangannya sambil diangsurkan memukul
kearah Cin Yan sambil membentak : "Rubuh kau !"
Cin Yan sedang meluncur kearah si-iblis dengan kecepatan yang luar biasa. Seketika itu juga
dia melihat betapa si-iblis menyerang dirinya dengan hebat malah dia merasakan tenaga
serangan si-iblis yang menyambar dirinya itu sangat kuat sekali.
Hati si-anak muda jadi mencelos juga, tetapi sebagai seorang yang mempunyai kepandaian
sangat tinggi sekali, dia tidak menjadi gugup karenanya.
Dengan cepat dia telah menggerakkan kedua tangannya yang dirangkapkan dan
didorongkan kedepan. Seketika itu juga kedua tenaga raksasa dari Lweekang kedua jago ini jadi bentrok dan
menimbulkan suara yang keras sekali !
Apa yang tampak selanjutnya jadi aneh dan luar biasa sekali.
Tubuh Cin Yan jadi tetap terapung diudara tidak dapat bergerak, seperti juga dirinya
terpancang diam saja, karena dia sedang berusaha mengerahkan tenaga Lweekangnya
untuk menindih Lwee-kang dari si-iblis.
Dan si iblis juga tidak berani bergerak.
Kalau memang salah seorang diantara mereka itu ada yang bergerak sedikit saja, maka
mereka akan mengalami cidera.
Dengan sendirinya hal itu akan membawa suatu malapetaka yang berat bagi diri kedua jago
37 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
yang mempunyai kepandaian tinggi dan kosen ini.


Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kalau dilihat dari luar, maka tampak kepandaian si iblis yang lebih tinggi dari kepandaian Cin
Yan, namun sebenarnya kepandaian mereka berimbang, hanya disebabkan usia dari si-iblis
Thian Lian Kie itu telah lanjut, sehingga tenaganya jadi berkurang disebabkan usia tuanya,
maka dengan sendirinya perlahan-lahan Cin Yan jadi menang diatas angin.
Malah semakin lama napas dari Thian Lian Kie jadi terengah memburu keras.
Lama juga mereka saling mengerahkan tenaga dalam mereka itu, untuk saling menindih
lawan mereka. Mungkin telah sampai sepasangan satu hio, dan Ie Siang serta Foen Lan
memandangi terus pertandingan yang ganjil itu dengan mata yang tak berkedip dan hati
yang agak berdebar. Sedangkan tubuh Cin Yan masih terapung ditengah udara disebabkan tertahan oleh desakan
dari tenaga Lweekang si iblis.
Keringat telah membasahi kening dan punggung dari Cin Yan dan Thian Lian Kie.
Wang Sian telah siuman dari pingsannya, dia berdiri perlahan-lahan dengan dibantu oleh
tongkatnya. Kemudian dia juga memandang kearah pertempuran, dimana Cin Yan dan si iblis Thian Lian
Kie sedang mengadu tenaga dalam mereka.
Wang Sian mengerutkan sepasang alisnya, dia merasakan dadanya yang tadi terpukul oleh
si iblis sangat sakit sekali, mungkin juga dia terluka didalam.
Si kakek ini menarik napas u untuk merasakan apakah dia itu terluka didalam akibat pukulan
dari iblis Thian Lian Kie.
Dirasakan didadanya bagian kiri agak sakit, seperti ditusuk jarum. Seketika itu juga Wang
Sian mengetahui bahwa dengan terasanya perasaan itu, berarti dirinya telah terluka oleh
pukulan dari si-iblis. Seketika itu juga Wang Sian cepat-cepat mengatur jalan pernapasannya. Dia berusaha
mengembalikan kesehatan dirinya. Tenaga Lwee-kangnya dikerahkan kearah dadanya,
dikumpulkan disitu. Dia menarik dan membuang napas satu-satu dengan teratur, menurut
dari pelajaran Lwee-kang dari Siang Kie Cin Keng dari perguruan silat Thian-san, yaitu
Thian-san-pay. Lama kelamaan perasaan sakit didadanya itu berangsur-angsur lenyap.
Hati si-kakek Wang Sian jadi lengah. Dengan sendirinya dia bersyukur bahwa tadi dia
terpukul oleh si iblis tidak sampai binasa, karena dia mengetahui bahwa setiap kali si-Iblis
memukul dengan disertai tenaga Lwee-kangnya, tentu lawannya akan menemui
kebinasaannya. Maka dari itu, dia boleh dikatakan masih beruntung tidak sampai binasa
terpukul oleh tangan si-iblis.
Kalau memang sampai dirinya itu kena dihajar binasa, tentu dengan sendirinya dia tidak
akan dapat memberikan perlindungan kepada Foen Lan, puterinya itu.
Sedang si kakek Wang Sian berpikir begitu, maka Cin Yan yang sedang mati-matian
mengerahkan tenaga dalamnya, Lweekangnya, untuk melawan serangan Lwee-kang dari siiblis Thian Lian Kie, telah berkuatir juga tidak akan dapat menggempur dari serangan Lwee
kang si iblis yang bisa menyebabkan terbinasanya diri si-pemuda dan dia akan terbinasa
dengan isi perutnya yang hancur.
38 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Si-iblis sendiri juga jadi kagum dan kaget melihat anak muda yang baru berusia diantara
dua puluhan ini dapat mengimbangi tenaga Lweekangnya ! Biar bagaimana dia kagum juga
akan ketangguhan dari Cin Yan.
Hanya yang membuatnya dia mendongkol, biar sudah melakukan serangan-serangan yang
hebat dengan mengerahkan hampir seluruh tenaga dalamnya, toch tetap saja dia tidak bisa
merubuhkan diri si anak muda yang menjadi lawannya itu.
Keduanya jadi terus juga berkutetan begitu.
Wang Sian jadi berpikir, kalau memang dia menerjang menyerang si-iblis untuk membantui
Cin Yan, berarti si-iblis akan dapat dipukul rubuh, karena si-iblis sedang mencurahkan
seluruh tenaga dalamnya untuk menggempur Cin Yan.
Tetapi kalau memang hal itu terjadi, itulah hanya suatu perbuatan seorang pengecut yang
akan memalukan. Maka dari itu, biarpun Wang Sian melihat ada kesempatan untuk dirinya membokong si iblis,
toch tetap dia tidak melakukan hal itu.
Sedangkan Ie Siang dan Foen Lan juga melihat kesempatan tersebut. Tetapi mereka berdua
tidak mau melakukan perbuatan pengecut dan rendah itu. Ketiga orang ini jadi hanya
mengawasi saja. Hati mereka jadi kebat-kebit.
Cin Yan masih tetap terapung tubuhnya diudara, karena tubuhnya itu seperti juga tertahan
oleh tenaga Lweekangnya si-orang she Thian, si iblis itu.
Satu kali, mungkin saking murka dan mendongkolnya, si-iblis Thian Lian Kie telah menarik
napasnya dalam-dalam, dia telah mengempos semangatnya, yang disalurkan seluruh tenaga
dalamnya itu kepada kedua lengannya, dia berteriak dengan suara yang mengguntur sambil
mendorong dengan kedua tangannya, "Rubuh...!!" bentaknya.
Cin Yan merasakan gelombang dari tenaga dorongan si iblis kuat sekali, bergelombang
begitu hebat. Dan, biar dia telah berusaha mempertahankan tenaga serangan itu dengan mengerahkan
hampir seluruh tenaganya, tetapi karena dia kalah di segi waktu, karena si iblis terlebih
dahulu merangseknya, dengan cepat dirinya kena terdorong dengan keras.
Tetapi waktu tubuhnya belum terpental, Cin Yan telah merabuh kearah wajah si-iblis dengan
menggunakan kedua tangannya itu.
Setelah itu sipemuda yang bernama Cin Yan itu tak sadarkan diri lagi, karena dirinya
terlempar dengan keras sekali, ambruk ditanah dengan keras, gedebukan dan debu-debu
bertebaran. Juga Cin Yan waktu ambruk itu telah mengeluarkan suara jeritan yang keras sekali. Tetapi
karena dia telah mengerahkan tenaga Lwee-kangnya yang luar biasa, sehingga tubuhnya
jadi terlindung oleh tenaga Lweekang itu, dia jadi terbanting tanpa menderita luka apa-apa.
Dengan cepat Cin Yan telah melompat berdiri lagi. Napasnya agak memburu.
Dia memandang kearah si iblis Thian Lian Kie. Dilihatnya si-Iblis sedang terengah-engah
berdiri di tempatnya, karena tadi rupanya dia telah terlalu banyak mengerahkan tenaga
dalamnya untuk menggempur Cin Yan.
Kesudahannya kedua orang itu jadi saling pandang. Wang Sian melihat hal tersebut telah
39 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
menghampiri si iblis. "Thian Tayhiap ....... sebetulnya diantara kami dengan kau tidak ada sangkutan persoalan
apapun, mengapa tak hujan tak angin tahu-tahu Thian Tay-hiap telah menyerang kami
semuanya dengan serangan-serangan yang mematikan ?" tegur Wang Sian dengan suara
yang tawar. Biarpun dia memanggil si iblis dengan sebutan tayhiap, toch sikap dan katakata telah menunjukkan bahwa dia telah tak memandang si iblis. "Maka dari itu, mengingat
bahwa Thian Tayhiap adalah pendekar besar yang mempunyai nama yang besar dan
dihormati oleh seluruh jago-jago di daratan Tionggoan ini, kuminta agar Tay biap tidak
mengganggu kami !" Si iblis telah mendengus, dengan tidak terduga dia telah tertawa dengan suara yang sangat
keras sekali. "Kalian mengatakan bahwa diri kalian ini tidak mempunyai kesalahan apapun kepadaku ?"
bentak si iblis dengan suara aseran. "Hmmmm". dengan mata kalian yang kurang ajar
begitu, yang telah memandang begitu hina pada diriku yang cacad begini, yang dengan
pura-pura takut telah mundur ketakutan waktu aku sampai disini, apakah itu bukannya
suatu kesalahan yang harus ditebus dengan kematian ?"
Wang Sian dan yang lainnya baru mengerti, mengapa datang-datang tak keruan
juntrungannya, si-iblis telah menyerang mereka dengan serangan-serangan yang
mematikan dan berbahaya sekali, seperti juga orang kalap.
Ternyata rupanya si-iblis itu tersinggung oleh rasa kaget dari Wang Sian, Foen Lan, Cin Yan
dan Ie Siang. Waktu dia datang, keempat orang tersebut kaget serta melompat mundur
melihat wajah dan keadaan si iblis yang sangat menakutkan sekali.
Rupanya hal itulah yang telah menyebabkan si-iblis menganggap mereka sebagai musuhmusuh besar yang harus dibunuh !
Setelah paham bahwa si-iblis ini ternyata salah paham terhadap mereka berempat, cepatcepat Wang Sian telah merangkapkan kedua tangannya, dia memberi hormat kepada si iblis.
"Kalau memang tadi kami telah memperlihatkan sikap yang kurang hormat kepada Thian
Tayhiap, maka dengan ini kami meminta maaf yang sebesar-besarnya... agar Thian Tayhiap
mau memaafkan kami !" kata Wang Sian sambil memperlihatkan wajah yang ramah.
Tetapi rupanya si-iblis memang telah gusar sekali, dia sangat penasaran tidak bisa
merubuhkan dan membinasakan diri Cin Yan. Setidak-tidaknya dia merasa mendongkol tidak
bisa melukai Cin Yan. Malah tadi waktu si-anak muda hampir terpental oleh dorongan kedua tangannya itu si iblis
merasakan tangan anak muda itu berusaha merabuh mukanya untuk mencokel biji
matanya, maka dari itu, dia jadi gusar dan bermaksud untuk membunuh Cin Yan.
Sebab kalau memang tadi tangan si-anak muda itu berhasil merabuh mukanya atau
menotok kedua biji matanya, berarti si-iblis akan menjadi buta tanpa adanya penglihatan.
Dia jadi mendelik kepada Cin Yan. Dilihatnya anak muda itu telah berdiri lagi, malah sikap
anak itu acuh tak acuh kepada sekelilingnya, dia sedang membersihkan bajunya dari
kotoran debu-debu yang melekat pada bajunya tersebut.
Kegusaran si iblis jadi tambah besar lagi, dia jadi tambah gusar dan ingin sekali membunuh
Cin Yan. 40 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Dengan berulang kali dia mengeluarkan suara dengusan, si iblis telah melangkah
menghampiri kearah Cin Yan dengan selangkah demi selangkah. Sikapnya sangat
mengancam sekali. Cin Yan juga mengetahui si iblis yang sedang menghampiri dirinya, namun dia membawa
sikap seperti juga dia tidak menaruh perhatian kepada si-iblis. Dia juga seperti tidak
memperdulikan sikap mengancam dari si-iblis. Cin Yan hanya melirik sedikit saja.
Wang Sian, Foen Lan dan Ie Siang seperti tidak diacuhkan oleh si iblis.
Dan ketiga orang ini mementang mata lebar-lebar, karena mereka mengetahui bahwa Cin
Yan akan menghadapi ancaman bahaya yang sangat besar sekali.
Wajah si iblis yang jadi tambah menyeramkan disebabkan rasa gusar dan murkanya itu,
dengan sendirinya membuat ketiga hati orang yang menyaksikan hal itu, seperti Wang Sian,
Ie Siang dan Foen Lan, jadi kebat-kebit hatinya, berdebar keras. Juga si-iblis tampaknya
telah bernafsu sekali ingin menyerang Cin Yan.
Waktu dia telah melangkah lebih dekat kepada Cin Yan, si-iblis menahan langkah kakinya,
dia mengawasi Cin Yan sesaat dengan mata yang berkilat tajam sekali.
"Hei bocah...kau mempunyai kepandaian yang agak lumayan !! Katakan siapa gurumu !?"
bentak si-iblis Thian Lian Kie dengan suara yang sangat menyeramkan sekali.
Cin Yan berhenti membersihkan bajunya dari debu-debu yang melekat pada bajunya itu, dia
melirik dan akhirnya dia memperlihatkan senyumnya yang manis itu.
"Kau bertanya siapa guruku?" tanya Cin Yan dengan suara yang acuh tak acuh tawar sekali,
Percobaan Test 2 Boma Gendeng 7 Bonek Candi Sewu Cinta Nasi Lemak 2
^