Pencarian

Pendekar Yang Berbudi 18

Pendekar Yang Berbudi Karya Okt Bagian 18


aku maka tak usah aku menentang janjiku. Adik Hui Sim juga tak akan membiarkan aku
mati konyol, tiba-tiba Pek Kong mendengar suatu suara dibelakangnya. Dengan sebat
ia berppaling. Lalu tampaklah olehnya Tong Thian Tok Liong muncul diiringi delapan
orang tua. Hiauw In terlihat sangat angkuh Mereka terpisah kira-kira tiga tombak.
Tong Thian Tok Liong tertawa dingin, ketika ia melihat sianak muda menoleh.
Dulu kau lolos dari dalam air! katanya dengann nyaring.
'Kini kau datang pula disini! Aku lihat, kau benar benar tidak menyayangi jiwamu!
Alis si anak muda berkerut. Wilayah Thian Liong Pangmu ini! katanya, sombong,
tuan mudamu dapat mendatanginya satu hari sepuluh kali pulang pergi
Tong Thian Tok Tiong tertawa lebar.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 746
yoza collection Sungguh jumawa! teriaknya, Baiklah sekarang ini aku si tua ingin kau rasakan
barisan rahasiaku yang diberi nama Su Ciang Tin!
Selesai bicara, Sian Hiauw In memberi isyarat dengan kedua belah tangannya, atas
mana kedelapan orang tua itu terus bergerak mengambil tempatnya masing-masing
untuk mengurung. Kembali Sian Hiauw In berkata: Kedelapan saudara bisa, silahkan kalian
mengeluarkan kepandaian kalian!
Pek Kong tertawa. Jikalau bukan orang-orang cacat tak akan kau dapat pergunakan mereka
sesukamu! katanya, mengejek si Naga Berbisa Menembusi Langit.
Tepat anak muda ini membuka mulutnya, bertepatan pula Tong Thian Tok Liong
berseru dan kedelapan orang tua itu mendadak menyerang kepadanya. Hebat serangan
itu. Pek Kong terkejut! Ia merasakan angin menyambarnya. Tidak ayal lagi, ia berkelit dengan menjejakkan
kakinya di tanah, mengapungkan tubuhnya guna menyelamatkan diri. Ia melompat
dengan tipu silat Burung Garuda Terbang ke Udara.
Turunlah! bentak Tong Thian Tok Liong sambil mengayunkan tangannya kearah
sianak muda, sehingga tampak suatu sinar hijau meluncur kekepala anak muda itu.
Pek Kong melihat serangan tiba, ia menghajarnya. Menyusul itu, tubuhnyapun turun
kembali ke dalam tin, barisan rahasianya Hiauw In itu.
Kedelapan orang tua itu menyerang pula, bergantian atau berbareng. Mereka tidak
bersuara namun serangan-serangan mereka berbahaya. Pek Kong nampak agak repot,
bahkan tubuhnya bagai terhuyung-huyung.
Tong Thian Tok Liong tertawa besar menyaksikan orang seperti mau roboh, katanya
dengan keras: Diatas langit ada-jala langit, dibawah ada jaring bumi, dan ditengah
tengah mu ada pojok empat persegi. Sebab itu, janganlah kau pikir kau akan lolos pula!
Belum tentu! Pek Kong menjawab dengan bentakannya.
Segera ia menghunus Kim Liong Kiam, pedang Naga Emasnya, sampai tampak
sinarnya yang kuning kekuningan berkilauan. Terus ia melakukan perlawanan dengan
mempergunakan ilmu silat Ngo Kim Kiam Hoat, Lima Hewan Dengan demikian, ia
melindungi dirinya dengan pedang di tangan kanan dan tangan kirinya terkepal atau
terbuka. Usaha pengurungan diri itu ketat sekali.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 747
yoza collection Segera juga tangan sembilan orang yang sedang bertempur itu sering bentrok satu
dengan lainnya, tiap-tiap kali terdengar suara bentrokan yang keras. Begitupun suara
beradunya senjata mereka.
Kedelapan orang tua itu bisu, namun ilmu silat mereka baik sekali - mereka sangat
teratur dan kuat. Mereka menyerang tak henti-hentinya, tak tampak keletihan pada
mereka. Jikalau yang satu tertolak mundur, yang lainnya menggantikannya maju, saling
ganti. Pek Kong menjadi penasaran, ia lalu bersiul, tenaganya dikerahkan, serangannya di
perhebat, cepat dan rapat. Sedangkan sinarnya pedang mulai berkilau-kilauan dan
terdengarlah suara anginnya yang keras. Hebat perlawanan si anak muda, begitupun
pengepungan delapan orang tua bisu itu.
Mereka tak mau walaupun lihay. Mereka bagaikan bersifat karet. Bila terdesak,
mereka mundur. Setelah itu, mereka maju kembali. Dengan demikian, teranglah mereka
tak mau mengalah. Pertempuran menjadi berlarut-larut
Hawa udara dipuncak itu dingin sekali, akan tetapi sembilan orang yang sedang
mengadu jiwa itu justeru mandi peluh.
Tong Thian Tok Liong berdiri menonton dengan merasa puas. Ia senantiasa nampak
tersenyum. Kadang-kadang ia mengangguk-angguk, perlahan-lahan. Matanya terus
menatapi dengan tajam. Ditangannya, ia mencekal sehelai jala bongtauw.
Segera Pek Kong mengerti bahwa pertempuran mereka tak dapat berjalan lebih
lama pula atau ia akan menghadapi ancaman bencana. Sebab itu, mendadak ia berseru,
terus ia menikam lurus sambil melompat.
Sudah dikatakan musuh bagaikan karet, musuh dapat maju dan mundur mengikuti
lawan Tetapi sekali ini, mereka kalah cepat dari si anak muda, yang gerakannyapun
tidak disangka-sangka sama sekali. Musuh terdepan di serang, dia kaget dan mundur
dalam sekejap. Namun dia mundur luar biasa cepatnya, sehingga dia membentur kawannya
dibelakang. Kawan itu tak sempat mundur pula, maka ia terpanggang oleh pedang si
anak muda! Tepat waktu itu, dari luar gelanggang pertempuran terdengarlah suara lembut
memanggil: Pek long! Pek Hong mengenali suara itu, iapun nampak sinar pedang berkelebatan, sehingga
musuh yang tinggal tujuh orang itu terserang dari depan dan belakang.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 748
yoza collection Adik, lekaslah serbu mereka! Pek Kong menyambuti nona kekasihnya itu dan ia
sendiri menjadi bersemangat. Ia mengetahui baik sekali bahwa ia sudah memperoleh
satu tenaga bantuan yang sangat berharga. Iapun segera menabas dengan satu
tabasan Hong Hang Pok Touw, Menerkam Kelinci sehingga ia membuat seorang
musuhnya lagi terbabat pinggangnya! Sedangkan dengan tangan kirinya, Buk! ia
menghajar dadanya seorang musuh lainnya dan musuh itu menjerit tertahan lalu
tubuhnya terlempar satu tombak lebih!
TONG THIAN TOK LIONG kaget sekali menyaksikan perubahan pertempuran
itu. Dengan demikian-- dengan robohnya tiga orang bisu pecahlah barisan
rahasianya.. Su Ciang Tin. Karena ia licik, lantas saja ia berpikir, kabur adalah
jalan yang paling selamat. Sebab itu, segera ia memutar tubuhnya dan
mengangkat kaki. Baru ketua Thian Liong Pang itu melangkah dua tindak atau suatu bayangan putih
sudah berkelebat dihadapannya dan Pek Kong berdiri menghadangnya.
Dimedan perang melarikan diri, apakah itu caranya satu pangcu" si anak muda
menyindir sambil tertawa Tong Thian Tok Liong menjadi nekad. Tahulah ia bahwa ia tak akan lolos kecuali ia
bertempur mati-matian. Karena ia berhati tabah, iapun tertawa dingin. Segera ia berkata
dengan nyaring : 'Bila kau benar-benar ingin kita berdua tak hidup bersama-sama pula,
sebutkanlah caramu! Pek Kong tersenyum, lalu parasnya berubah menjadi bengis
Hari ini janganlah dikawatirkan bahwa kau tak akan berpulang! katanya sengit.
Hanya tuan kecilmu ingin menanyakan dulu sesuatu kepadamu! Kau katakanlah dulu
hari itu siapa-siapakah yang sudah membunuh ayah bundaku" Berapa orangkah jumlah
mereka itu" Siapakah ayah bundamu" balik tanya Tong Thian Tok Liong. Apakah she dan nama
mereka" Pek Kong suka memberikan keterangannya.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 749
yoza collection Ayahku ialah Liong Houw Siang Hiap Honghu In Liong dari Kanglam! sahutnya.
Dan ibuku Tek sie Sam Tay Su Gie Pek Bwee Nio! Kau sudah mengetahui, akan tetapi
mengapa kau sengaja masih menanyakannya"
Inilah aneh! kata ketua Thian Liang Pang itu, yang juga mereka heran: Mengapa
kau bukan she Honghu akan tetapi she Pek"
Pek Kong hilang sabar! Kau mau bicara atau tidak" ditandaskannya dengan bengis tanpa menjawab
pertanyaan orang. Sebelum kau menjelaskannya, aku si tua tak dapat memberitahukan apapun
kepadamu Sian Hiauw In membangkang.
Baik! seru Pek Kong, yang terdesak. Baik, segera aku akan jelaskan padamu supaya
sebentar kau mati tanpa penasaran! Waktu yang lalu ketika ayahku binasa ditanganmu
- ibuku khawatir bahwa kelak aku dibikin celaka pula olehmu maka untuk sementara
ibuku menukar sheku dengan she keturunannya! Ibu berpendapat agar dengan
demikian dikemudian hari dapat menuntut balas !
Mendengar hal itu, Tong Thian Tok Liong membisu. Namun tak lama, segera ia
berkata dengan sungguh-sungguh: Wan yu tauw, Cay yu cu! Baiklah, aku sendiri yang
akan bertanggung jawab! Tak usah kau membongkar keakar-akarnya !
Kata-kata wan yu tauw, can yu cu itu berarti, dalam hal sakit hati, ada orang yang
menyebabkannya (si musuh), seperti siapa berhutang, mesti ada orang piutangnya.
Dengan demikian, Siang Hiauw In tak mau membuka rahasia kawan. Ia bersedia
menanggung sendiri kepemimpinannya itu !
Mau atau tidak, Pek Kong ragu-ragu. Meskipun bagaimana, orang adalah seorang
laki-laki sejati. Akan tetapi ia harus cepat-cepat mengambil keputusan.
Baiklah! katanya kemudian. Lebih dahulu tuan kecilmu akan membereskanmu!
Berkata demikian, ia bertindak menghampiri. Baru ia melangkah dua tindak, atau ia
dengar suatu jeritan hebat dibelakangnya dan ia lantas menoleh.
Justeru itu tiba-tiba saja Sian Hiauw In maju menyerang dengan dua buah
tangannya yang dahsyat ! Pek Kong merasakan ada angin menyambar kencang sekali. Sebelum ia sempat
melihat atau menangkis, dengan sebat ia lompat berkelit kesamping sejauh lima
tombak. Ketika ia menoleh, ia nampak Tong Thian Tok Liong lompat kearah gombolan
pohon-pohon. Pendekar Yang Berbudi - Halaman 750
yoza collection Kurang ajar! bentak si anak muda sambil lompat menyerang.
Tong Thian Tok Liong berkelit. Karena diserang, tak dapat ia menyingkir lebih jauh.
Kini berdirilah ia didepan mulut sebuah terowongan. Ia terpisah dari si anak muda
sejauh dua tombak. Hm! Pek Kong mengejek. Semula aku kira kau gagah perkasa, tidak tahunya kau
menggunakan ketikamu untuk mengangkat kaki !
Sian Hiauw In menjadi marah sekali.
Sreett ia menghunus Gin Hee Kiam, pedang mustikanya. Pedang Mega Putih, terus
dengan pedang itu ia maju menerjang.
Pek Kong mengawasi dengan tajam pedang itu. Ia kenal itu adalah pedang Honghu
Pek Hee, kakaknya. Karena, ia tak mau menangkisnya Kim Liong Kiam, pedang Naga
Emas nya agar pedang itu tak menjadi rusak. Ia berkelit kesamping dengan satu
langkah Coa Yu Pou, Ular menggeleser.
Akan tetapi hebat benar Tong Thian Tok Liong! Serangan pedangnya gagal, segera
ia susul dengan tangan-kirinya, menyerang dengan bongtauw, jala perangkapnya yang
berkilauan, untuk menjala kepala lawannya itu, senjata yang luar biasa itu bercahaya
hijau berkilauan. Pek Kong terkejut! Syukur ia masih sempat melompat mundur.
Sementara itu disitu In So Ceng muncul bersama Siauw Couw Kun, yang ia berhasil
menolongnya. Sejak tadi Nona Stauw menonton saja. Pek Kong dikepung delapan jago
tua yang bisu itu. Sambil menonton, ia mengumpulkan tenaganya sebab tadi ia habis
ditawan dan di kurung musuh.
Kemudian secara tak sabar lagi dan maju membinasakan seorang musuh, disusul
oleh In So Ceng yang merobohkan seorang musuh lainnya. Setelah ilu, Berdua mereka
menyaksikan Pek Kong menghadapi Tong Thian Tok Liong.
Couw Kun tak puas menyaksikan si anak muda ragu-ragu menghadapi Sian Hiauw
In, maka, ia berseru kepada In So Ceng: Kakak! Silahkan kau layani mereka ini! Aku
sendiri, aku ingin melayani si tua she Sian itu! Tak dapat dibiarkan ia nanti lolos oleh
marusia tak berbudi itu! Dengan 'manusia tak berbudi, si nona mencaci Pek Kong
Hampir berbareng dengan itu terdengarlah suara angin Suara dari munculnya tiga
orang dari dalam Pat Kwa Tin, barisan rahasia tegi delapan. Dan Siauw Couw Kun
segera mengenali Thiar Hud Ciang, Hui Thian Houw melihat yang lainnya bagi Nona
Sianw masih tak apa-apa, akan tetapi melihat Hian Kie Siu su, marahnya tak terkirakan.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 751
yoza collection Segera ia teringat sakit hatinya yang ia telah ditawan. Inilah musuh besar nomor dua
disamping musuh ayahnya. Sambil menggerakkan pedangnya, ia maju kepada si penegak hukum Thian Liong
itu. Hian Kie Stusu melihat si nona, ia berani sekali.
, Anak Siauw, katanya, tertawa untuk menggoda, mari, aku tanggung huhoatmu
akan membuat kau puas dan nyaman sekali.
Kau serahkan jiwamu! bentaknya. Ia memutar pedangnya untuk menyerang huhoat yang sombong itu.
Dalam Thian Liong Pang, Su Toa Sat Chee membenci sekaligus merasa jeri terhadap
Pek Kong. Makanya, ketika Hian Kie Siusu menggodai Siauw Couw Kun, Thian Hui Ciang
berkata pada Hui Thian Houw: Marilah kita balaskan dulu sakit hati kedua kakak kita!
Sambil berkata demikian, ia menghampiri si pemuda.
Ketika itu Pek Kong masih tetap ragu-ragu. Ia tidak puas bahwa Siauw Couw Kun
mencacinya sebagai manusia yang tak berbudi. Ia teringat musuh ayah bunda dan
pamannya, dalam hai itu, ia harus binasakan Sian Hiauw In. Namun disana ada Sian
Hui Sim, putri dari ketua Thian Liong Pang . .
Justeru anak muda kita meragukannya, Thian Hud Ciang dan Hui Thian Houw datang
padanya. Mendadak timbul kemarahannya. Segera ia menyambut dengan tipu silat
Hong Ton w Pay Tian . Meluasnya usaha besar, sehingga angin pedangnya bersuara
keras. Aduh! teriak Hui Thian Kouw, pedangnya tersampok sehingga terpental ke udara,
sedangkan paha kanannya terbabat kutung.
Thian Hud Ciang kaget sekali, ia melompat m undur terus lari ke samping Sian
Hiauw In, serta berseru: Kak Hiauw In! Mana kepandaianmu Hang Liong Lie Kang"
Ilmu yang disebutkan itu berarti ilmu Menaklukkan Naga.
Tong Thian Tong Liong terkejut mendengar orang membuka rahasia tentang
kepandaian istimewanya itu.
Baiklah! sahutnya, karena terpaksa, lalu ia bertindak menghampiri Pek Kong.
Pedang di tangan kanan, bengtauw ditangan kirinya. Ia maju dengan perlahan karena
ia harus memusatkan pikirannya dan mengerahkan tenaga dalamnya. Karenanya,
sekarang ia bagaikan rubah. Rambut dan kumisnya berdiri, otot-otot di dahinya pada
menonjol keluar, dan sepasahg matanya terpentang lebar, sinarnya sangat bengis.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 752
yoza collection Kakinya, setiap tindakannya meninggalkan bekas dalamnya tiga dim. Rupanya inginkan
dengan hajaran saja, habislah musuhnya.
Dilain pihak, In So Ceng sudah turun tangan pula. Semula nona ini tidak mau
menyerang dengan hebat kepada kawanan Thian Liong Pang sebab ia pikir mereka itu
bukanlah musuhnya. Kalau tadi ia sudah turun tangan, itulah disebabkan keinginannya
membantui Pek Kong, supaya Siauw Couw Kun, adik seperguruannya berhasil akan
tetapi setelah Siauw Couw Kun menghadapi Hian Kie Su su, ia dirintangi oleh dua orang
tua bisu, hal itu membuatnya mendongkol.
Kalian tak tahu salatan! bentaknya sambil tangan kirinya--tangan kosong -digeraki
dengan tipu silat Mengubah Air Keruh Untuk Menjernihkannya sedangkan tangan
kanannya menggunakan pedangnya, sehingga sinarnya berkelebatan menyilaupan
mata. Hebat serangan nona In. Dua orang lawannya segera tertolak mundur sejauh
sepuluh tindak dan keduanya jatuh duduk ditanah sebab tak dapat mereka
mempertahankan kuda-kuda mereka.
Setelah merobohkan lawasnya, In So Ceng menoleh kearah Siauw Couw Kun.
Saudari seperguruan itu sedang melayani Hian Kie Siu su yang bandel. Ia tertawa
sendirinya, lalu berkata: Adik, untuk apa kau meladeninya'. Hajar saja padanya! Couw
Kun mendengar suara kakak seperguruan itu, ia tertawa.
Sebenarnya melayani Hian Kie Siu su, ia menang unggul, namun ia mau berlaku
hati-hati. Ia teringat selama di Ap Cui Kang, lawan itu dapat menyingkir diri secara
mengagumkan Sedangkan sekarang ia nampak dia bergaya sekali, sekarang ia
berpendapat mungkin orang menyimpan kepandaiannya.
Ya, kak, katanya, 'bila kakak tidak mengatakan, aku tentu akan terlibat terus! Lalu
ia bersilat dengan tipu Mendororg Gelombang, Menolak Ombak , membuat sinar
pedangnya bagaikan bergelombang dahsyat, memain diatas kepala lawannya itu,
Hian Kie Siu su amat licik, ia tidak mau melawan dengan keras. Segera ia berkelit
kesamping. Hanya, belum lagi ia berdiri tetap, ia sudah rasakan hawa dingin dibelakang
kepalanya. Tidak ragu-ragu ia menjejakkan kakinya di tanah loncat mencelat, akan tetapi
ia agak terlambat. Sewaktu tubuhnya mau bergerak melompat, punggungnya sudah
terhajar keras, sehingga ia rotoh, bertepatan dengan mana, sebuah kaki yang berat
terus menginjak punggungnya.
Sambil menginjak lawan, Couw Kun tertawa dingin dan berkata: Kiranya kau tidak


Pendekar Yang Berbudi Karya Okt di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dapat bertahan sekalipun dari satu hajaran! Ah, kantong nasi! Bukankah kita tak
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 753
yoza collection bermusuhan satu dengan yang lain" Mengapakah selama di Sip hong tin, kau sudah
menculik aku" Belum lagi Hian Kie Siu su memberikan jawabannya, atau Couw Kun sudah
mendengar seruan ln So Ceng. Adik, awas! Lekas-lekas ia menoleh. Disana tampak
mendatangi empat orang, dua diantaranya wanita berbaju merah, satu cantik satu jelek,
dan In So Ceng sedang menggempur seorang yang rambutnya terurai. Ia marah dengan
tiba-tiba. Sebab itu ia pun memperkuat injakannya.
Aduh! Hian Kie Siusu menjerit, terus ia rebah tengkurap, dari mulut, hidung, telinga
dan matanya keluar darah karena hebatnya injakan si nona, sehingga putuslah jiwanya
seketika juga! Pada saat itulah Pek Kong nampak Tong Thian Tok Lioog bertindak perlahan-lahan
menghampirinya. Ia mengawasi dengan tajam otaknya bekerja keras. Ia telah
menyiapkan Kim Liong Kiam, pedang Naga Emasnya, tapi ia ragu-ragu untuk
menggunakan terhadap sang lawan, yang menjadi ayah Hui Sim. Bila Sian Hiauw In
binasa ditangannya, dengan pedang itu, pedang pemberian si nona, bukankah nona itu
akan sangat bersusah hati" Karena itu, dengan sendirinya ia masukkan pedang itu
kembali ke dalam sarungnya.
Tepat sianak muda menyimpan pedangnya bertepatan pula Tong Thian Tok Liong
berseru dengan keras sekali, lalu dia melakukan penyerangan dengan kedua belah
lengannya. Lengan kanan dengan pedang Gin Hee Kian, lengan kiri dengan jala
bongtouw. 'Pek Kong berkata dalam hati. Rupanya dia sudah habis simpanan kepandaiannya
maka jadi nekad seperti itu . .
Karena berpikir demikian, ia segera berkelit acuh tak acuh. Ia menduga orang tak
mempunyai kepandaian istimewa. Tapi begitu tubuhnya bergerak, begitu lekas ia telah
merasakan ada tenaga besar sekali menarik tubuhnya menghampiri pedang lawan.
Baru sekarang ia terkejut dan insaf akan liehaynya Hang Liong Kie Kang . Sebab itu ia
segera menolong dirinya. Ia menjejakan kedua kakinya, tubuhnya mencelat kesamping,
Walaupun demikian, mukanya masih tersambar angin dingin, syukur tidak
membahayakan. Semula tertegun, lalu Tong Thian Tok Liong tertawa melihat lawan repot, terus ia
tertawa pula dan berkata kepada kawannya.
Saudara Ie Yang, kau lihat! Kau lihat, bagaimana kepandaianku yang istimewa ini"
Thian Hud Ciang merasa tidak puas. Walaupun ia menduga ketua itu dapat
mengalahkan lawan. Dengan dingin ia berkata: Tuan, kau sungguh hebat, kau dapat
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 754
yoza collection menyembunyikan kepandaianmu, hanya kasihanilah kami dari berempat saudara, kami
sudah kehilangan satu orang dan dua lainnya terluka! Tidakkah itu menyedihkan"
Tong Thian Tok Liong merasa agak cemas. Tak disangkanya orang akan
mengucapkan demikian. Ia menggunakan kepandaiannya dengan maksud supaya sang
kawan bertambah-tambah semangatnya. Lalu siapa tahu ia keliru menerka.
Kau tidak tahu, saudara Ie, katanya. 'Sebenarnya tidak ada pikiranku mendustai
kailan. Sekarang disilahkan saudara bekerja sama dengan Nona Cian Bin menghabiskan
mu uh, sebentar baru kau dengarkan penjelasanku.
Ie Yang tidak mengatakan sesuatu, hanya ia menoleh kepada Cian Bin Jin Yauw
untuk bertanya: Nona, bagaimanakah penjelasanmu" Orang yang ditanyakan tertawa,
ia menjawab dengan nyaring: Bila kalian mau turun tangan segeralah! Kalau tidak,
lekas-lekas kalian menutup diri, mundur dari sini! Jangan kita menantikan Leng In Ie su
tiba, sebab kita semua akan kehilangan muka!
Kata-kata wanita itu mempunyai dua arti, di satu pihak ia menjawab Thian Hud
Ciang Ie Yang, dilain pihak ia memberikan bisikan samar-samar kepada Pek Kong.
Kapan Ton Titian Tok. Liong mendengar suara wanita itu, ia tertawa gembira, sebab
semangatnya bangkit kembali. Segera ia berkata pada Ie Yang: Kak Ie, sebab kau curiga,
baiklah ! Kau lihat sendiri saja aku akan menggempurnya!
Mulai pula Sian Hiauw In dengan caranya yang tadi, bersiap sedia dengan
pengerahan tenaga dalamnya, yang membuat rambutnya berdiri, matanya terbuka
lebar, dan otot-otot didahinya nampak dengan jeias. Setindak demi setindak, ia maju
pula. Tepat saat itu ia terkejut mendengar jeritan yang menyayat hati dari Hian Kie Siu
su yang rebah dibawah telapak kaki Siauw Couw Kun! Ia terheran-heran !
Ketika itupun Cian Bin Jin Yauw mendadak memutar tubuhnya dan pergi.
Pek Kong berpaling mengawasi wanita itu, kearah tempat tujuannya.
Dari kedelapan orang tua bisu, semua sudah binasa atau terluka. Hian Kie Siu su
tampak rebah tengkurap tanpa berkutik lagi. Siauw Couw Kun sedang melayani Ban
Hoa Yam Yuw serta Pek Leng Coa Yauw, sedangkan In So Ceng membuat Say Tauw
Thay swee repot sekali karena dia sudah tak kuat melakukan pembalasan.
Segera Pek Kong berpikir tentang Couw Kun dan So Ceng: Mereka berkepandaian
cukup, akan tetapi bila mereka dikepung terus oleh musuh-musuh yang berdatangan,
itulah berbahaya. Bukankah dengan demikian aku seperti mencelakai mereka " Aku
harus bertindak cepat agar tak terjadi kegagalan yang membawa penyesalan di
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 755
yoza collection belakang hari! Andaikata aku tidak membinasakan Tong Thian Tok Liong, sedikitnya ia
harus dilukai sehingga habis kekuatannya!
Karena ini, si anak muda segera menghampiri Siauw Hiauw In. Ia berhati-hati sekali.
Tadi ia sudah memperoleh anggapan yang keliru tentang lawan itu. Diam-diam ia
mengerahkan tenaga dalamnya, kedua lengannya dibentangkan, lalu terus ia
menyerang lebih dahulu dengan tipu silat Harimau Terbang Menyeberangi Selokan.
Sian Hiauw In maju dengan hati puas. Tadi ia sudah membuat musuh repot, ia
sungguh mengandalkan pada 'Hang Liong Kie Karig , ilmu silatnya itu Ia pun percaya
bahwa ia akan memperoleh kemenangan tak sampai lima puluh jurus. Namun kini ia
yang salah menerka. Ia terkejut ketika ia merasakan totokan angin keras sekali. Segera
ia melompat mundur, membebaskan diri!
Hebat Pek Kong! Ia tidak mau memberi ketika pula.
Ia mendesak dengan satu gerak tangan yang diajukan dan diputar. Itulah jurus Engbu Kim Kauw , atau Burung Nori Menggenggam Kaitan . Dengan tangan kiri ia
menghadang Gin Hee Kiam, pedang lawan! dan tangan kanannya menyambar dalam
satu tabasan pinggiran telapak tangannya! Tidak ampun lagi, lengan Tong Thian Tok
Liong kena terhajar! Namun itulah belum semua. Pek Kong pun menghembuskan napasnya, meniup ke
muka lawan, membuat lawan kaget serta sukar bernapas.
Tong Thian Tok Liong terkejut sesudahnya terlambat Ia coba melompat mundur
tetapi tak ada gunanya. Pedangnya telah terkait dan harus dilepaskan, ia melompat
mundur. Baru saja ia menjejakkan kakinya dengan tetap, atau lengan kirinya terasa
terpegang terus lalu diputarkan ke belakang, sehingga ia tertelikung tanpa berdaya lagi.
Tanpa merasa ia menghela napas dalam-dalam.
Pek Kong sedang marah, betapa ia ingin mematahkan atau mengutungkan tangan
musuh ini, tiba-tiba ia mendengar helaan napas si lawan sehingga hatinya menjadi
lemah. Terus ia melepaskan cekalannya seria berkata: 'Dengan memandang muka Hui Sim
maka aku bersedia memberi ampun padamu! Pergilah! Lalu ia bertindak kepada Couw
Kun. berseru. Pek Kong mendengar itu, ia
menghentikan tidakannya dan menoleh. Sementara itu, ia melihat Ban Hoa Yam Yauvv
roboh ditanah dan Pek Leng Coa Yauw, yang bersenjatakan tongkat ular-ularan dengan
roman aneh, sedang terdesak hebat sehingga terancam. Semua itu menyatakan Couw
Kun sudah berhasil merebut kemenangan.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 756
yoza collection Mau apakah kau " tanya Siauw Hiauw In keren. Tong Thian Tok Liong juga mengerti
bahwa ia sudah tidak berdaya lagi, tapi ia tetap menunjukkan roman gusar, sedangkan
matanya melotot. Ada hubungan apakah diantara kau dengan anak perempuanku " katanya bengis.
Hui Sim dengan aku.. sahut si anak muda tetapi mendadak ia merubah sikapnya.
Sebab ia pikir, terhadap musuh ia tak usah ia melayani bicara. Maka ia terus
membentak. Pergilah kau! Diusir demikian, Sian Hiauw In tertawa terbahak-bahak. Ia mengangkat kepalanya,
dongak kelangit. Oh, Sian Hiauw In! keluhnya dengan suara keras, Sian Hiauw In, nama besarmu
telah di runtuhkan oleh puterimu sendiri! Sekarang mana ada mukamu untuk hidup
lebih lama pula" Terus ia menggerakkan sebelah tangannya, ingin menghajar batok kepalanya
sendiri. Mendadak muncul dua sosok tubuh bagai bayangan lompat melesat kepada ketua
Thian Liong Pang. Tanpa diduga semula telinga kirinya, juga mukanya menerima satu
tamparan, sehingga hijaran pada dirinya sendiri menjadi gagal. Pipinya lantas saja
menjadi merah! Mereka adalah Siauw Couw Kun dan In So Ceng yang datang memburu sebab
mereka mendengar keluhan si Naga Berbisa Menembusi Langit. Mereka meninggalkan
kedua wanita musuhnya dan datang memberikan hajaran, Couw Kun yang
melayangkan tangannya. Menyusul itu, sambil melirik bengis pada Pek Kong, Nona Siauw berkata dengan
lantang pula kepada Hiauw In: Lain orang mengijinkan kau membunuh diri, tetapi
nonamu tidak! Nonamu tak akan mengijinkan berpulang secara baik-baik.
Tong Thian Tok Liong mati kutunya. Nyata hilang sudah semangatnya, sehingga ia
nampak sungguh-sungguh pasrah. Ia menatapi si nona dengan roman muka lesu.
Lalu, kau ingin berbuat apakah terhadap diriku si orang tua" tanyanya.
Paling dulu aku ingin mencincang tubuhmu menjadi berlaksa potong, sahut Couw
Kun dengan sengit. Setelah itu aku akan menguntungi kepalamu untuk dipakai
menyembahyangi arwah ayahku!
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 757
yoza collection Tong Thian Tok Liong sudah menyerah ingin mati namun mendengar kata-kata
sinona, ia marah bukan main dan semangatnya bangkit pula. Dalam murkanya, ia
tertawa nyaring. Bagas! Bagus sekali! teriaknya. Asa! kau sanggup! Mari, cobalah
Nona Siauw tidak berkata-kata pula, ia meluncurkan sebelah tangannya. Ia
menyerang dengan tipu silat le Ttok Yang Ceng''-- Mengendap Keruh Menjadi Jernih.
PERISTIWA 30 TAHUN DAHULU DI LEMBAH ROH-ROH BERGELANDANGAN.
Bukan main kaget dan herannya Tong Thian Tok Liong Katanya dalam hati :
Sungguh luar biasa Ceng Khong Seng Nie si bhikshuni tua ! Dalam tempo yang pendek
sekali ia telah berhasil mendidik murid yang begini liehay! Karenanya, ia bersiap pula
untuk menyambut serangan lebih jauh.
Siauw Couw Kun pun mengerti bahwa ia sedang menghadapi lawan yang tangguh.
Bentrokan tadi membuatnya sadar untuk berlaku sabar, tetapi ia terdorong keras oleh
keinginannya menuntut balas. Maka ia maju pula.
Demikianlah kedua pihak mulai bertempur kembali, sekali ini terus saja mereka
bergulat hebat. Sian Hiauw In ingin melindungi dirinya, demi kebaikan namanya, dan
Couw Kun ingin melampiaskan sakit hatinya yang telah tersimpan lama. Maka masingmasing sudah mengeluarkan kepandaiannya. Sinar pedang mereka berkilauan tak henti
hentinya. Semua orang menonton. Lebih-lebih Pek Koag, yang menjadi bingung sekali. Ia
belum dapat mengambi keputusan bagaimana ia harus bertindak.
Sang waktu berjalan terus. Malampun perlahan-lahan mulai berubah menjadi fajar
terang. In So Ceng melihat adik seperguruannya masih juga belum berhasil merobohkan
musuh, segera ia berkata kepada Pek Kong. Aku mengerti kau! Kau ingin membalas
budi, karenanya tidak dapat kau membinasakan Tong Thian Tok Liong! Baiklah, untukmu
cukup asalksn kau berjaga-jaga mengawasi musuh lainnya. Aku akan maju membantu
adik Couw Kun, membereskan musuhnya itu
Selagi berbicara, tanpa menanti jawaban si anak muda, ln So Ceng maju ke medan
pertempuran. Tanpa banyak bicara lagi ia lompat menyerang Tong Thian Tok Liong.
Dalam pertempuran seperti itu, sewaktu menghadapi orang jahat, ia memikirkan soal
lawan satu atau dua-tiga mengepung seorang musuh.
Melawan satu Siauw Couw Kun, Sian Hiauw In hanya dapat membuat mereka
berdua seimbang. Maka itu tidaklah mengherankan, ketika In So Ceng maju, dia lantas
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 758
yoza collection menjadi repot sekali. Nona inipun segera menyerang dengan hebat, sebab ia mau
menyelesaikan pertarungan selekas mungkin.
Bukan main repotnya Tong Thian Tok Liong. Jago tinggal jago, dia kewalahan sekali
Sia-sia saja dia mengeluarkan semua kepandaiannya. Sekali ini Hang Liong Kie Kang
tidak menemukan jalan keluar. Satu Siauw Couw Kun sudah berat apapula ditambah
dengan In So Ceng. Belum sampai puluhan jurus, satu kali ketua dari Thian Liong Pang sudah tertinju
punggungnya oleh Couw Kun. Ketika itu dia baru saja lolos dari serangan In So Ceng.
Demikian hebat serangan nona Siauw, sehingga lawannya roboh seketika. Begitu
jatuh lawan itu disusul dengan satu tendangan, yang membuatnya tengkurap menjadi
terlentang. Kata Couw Kun, menghina: Aku kira kau mempunyai kepandaian dapat menembusi
langit, tidak tahunya hanya ini saja-Ejekan itu didahului oleh tertawa dingin, sebagaimanapun dingin kata-katanya.
Sebelum nona Siauw bertindak lebih jauh, tiba-tiba ia melihat seorang yang
berpakaian serba putih, yang muncul dengan tiba-tiba, lari keras ke arah mereka.
Kak, tahan! seru orang itu. Janganlah kakak membunuhnya!
Couw Kun menoleh dengan cepat, ia melihat orang itu ialah Sian Hui Sim, puteri
ketua Thien Liong Pacg. Suara nona itu serak.
Hai, budak hina, Couw Kun membentak, marah, sebab hatinya sangat panas,
masihkah kau berani datang kesini untuk memintakan ampun! Aku katakan terus
terang padamu, sekalipun kau, aku tidak beri ampun!
Setelah berkata demikian. Nona Sian berpaling kepada Pek Kong, yang ia pelototi.
Hui Sim berlutut didepan Couw Kun Jikalau begitu, kak, kau bunuhlah aku, katanya.
Asalkan jiwa ayahku dapat ditolong, aku bersedia melakukan apa saja untukmu!. Biarlah
dilain penitisan aku balas budimu ini!
In So Cecg mengenali nona itu. Dialah yang memberi kisikan padanya selama ia
dan Pek Kong berada dalam rumah baru itu. Karenanya, iapun menjadi ragu-ragu. Lalu
ia menggeser tubuhnya kesisi si pemuda.
Couw Kun marah sekali, ia tak mau mendengar ratapan Hui Sim. Bahkan dalam
sengitnya, ia menampar pipi kiri kanan nona itu. yang tak menangkis atau berkelit. Maka
juga muka Nona Sian menjadi merah dan bengkak seketika.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 759
yoza collection Nona Sian terus memeluki kaki Couw Kun. Benar-benar ia bersedia menderita asal
ayahnya tertolong. Ia menangis sedih sekali sambil meraup ia memohon keampunan
Couw Kun. Hati Pek Kong keras tetapi sekali ini hatinya itu lumer. Tak sanggup ia mendengar
dan melihat dengan berdiam saja penderitaan nona yang menjadi penolong besar
baginya. Tanpa Hui Sim ia tak akan menjadi orang gagah seperti sekarang ini, atau
mungkin ia sudah mati tidak pada tempatnya.. .
Akhirnya, lompatlah Pek Kong kepada Couw Kun, tangan siapa ia pegang.
Aku minta, adikku, janganlah kau bunuh dia yang tidak bersalah atau berdosa . . Ia
mintakan keampunan bagi Hui Sim,
Couw Kun mengibaskan tangan si anak muda. Ia mundur dua tindak. Hm! ia
perdengarkan suara dinginnya. Kiranya kau menjadi si orang yang tak mengenal orang
tua dan sanak keluarga! bagaimana kau dapat mintakan ampun bagi musuh"
Bukan begitu, adik, Pek Kong membantah. Nona ini memang puterinya musuh kita
tetapi ia s Cis! Couw Kun meludahinya.
Tiba-tiba nona ini terkejut. Mendadak saja telinganya menangkap suara yang dingin,
sangat tak sedap didengarnya. Ia menoleh, akan melihat siapa memperdengarkan suara
seburuk itu. Disana, sejauh lima tombak berdiriiah di sebelah Thian Hud Ciang Ie Yang, seorang
tua dengan jubah rahib berwarna kuning. Ia itu bertubuh sangat kurus, sedang kulit
mukanya sudah penuh kerut-merut. Tapi ia berdiri tegak. Ie Yang disisinya menurunkan
kedua tangannya, sikapnya sangat menghormat.
Semua orang ini! katanya, matanya yang bersinar nampaknya bengis sekaii.
Apakah kau yang merobohkannya"
Pertanyaan itu ditujukan kepada Couw Kun.
Kau makhluk apa"' si nona balas bertanya, sengit. Mau apa kau usil urasanku"
Mungkin tak tahu aturan!' Ie Yang membentak si nona. Mengapa kau begitu kurang
ajar terhadap Locianpwee Leng In Ie-su" Apakah kau tahu bahwa loocianpwee adalah
orang terpandai dijaman ini"
Thian Hud Ciang menjadi berani. Ia lantas bertindak maju.
e Yang, kembali! parggil si orang tua, dengan nada suara tawar. Setelah itu, ia
menyerukan: Pergilah kau beritahukan semua orang! Katakan kepada mereka. Setiba
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 760
yoza collection Hong Hwee Hoat su dan Ciauw Hud serta Ku Sin kedua bhikshuni, semua harus datang
berkumpul disini!

Pendekar Yang Berbudi Karya Okt di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ya, sahut Ie Yang penuh hormat, setelah mana ia putar tubuhnya dan berJari pergi
menjalankan perintah guru besar itu.
Begitu orang berlalu, Leng In Ie su menghadapi Pek Kong.
Eh, bocah! tegurnya, mengapa kau berdiam saja "
Siauw Couw Kun tidak kenal Leng In Ie su, ia merasa tidak puas dengan lagak
sombong si rahib itu. Maka ia memperdengarkan suara dari hidungnya. Iapun ingin
maju menghampiri. Pek Kong menarik tangan nona itu dan ia menggantikan maju dua tindak.
Kau membutuhkan keteranga " kata si anak muda. Tong Thian Tok Liong Tian
Hiauw In dengan pihak kami keluarga Honghu bermusuhan turun temurun. Maka juga
Tutup bacotmu! bentak Leng In Ie su yang meneruskan dengan dingin: Apa yang
aku tanyakan ialah urusan sekarang ini dan di tempat ini ! Siapa ingin dengarkan
ocehanmu panjang lebar"
Pek Kong marah sekali. sahutnya, dengan sengaja bersikap sombong.
semua orang di sini akulah yang merobohkannya! Mereka semua sekawan kantong
nasi! Jikalau kau tidak puas, kau boleh sebutkan apa keinginanmu! Aku bersedia
menyambut semuanya! Tiba-tiba saja Leng In Ie su tertawa terbahak-bahak hebat, suaranya berkumandang
jauh sekali. Couw Kun dan So Ceng terperanjat. Mereka tidak menyangka orang dapat bersuara
begitu keras dan menyeramkan. Lekas-lekas mereka berdiam diri, memusatkan
pikirannya. Pek Kong tidak terkejut namun ia insaf betapa liehaynya tenaga dalam rahib itu.
Berhenti tertawa Leng In Ie su menengadah kelangit. Lalu seorang diri, ia berkata:
Penasaran diatas penasaran ! Permusuhan diatas permusuhan. Semua itu tak dapat
tidak harus diperhitungkan hari ini juga ! Ia berhenti berkata, terus ia menatapi anak
muda di depannya. Setelah itu, ia berkata pula: Couw-su kau mempunyai dua macam
aturan yang tak dapat diubah-ubah! Yang pertama aku tidak dapat bertempur dengan
anak muda! Yang kedua aku tak menghiraukan urusan turun temurun! Sebenarnya,
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 761
yoza collection makhluk cilik, dari siang-siang kau harus dibunuh mati, karena adanya aturan itu, aku
membiarkan kau bertingkah sombong seperti ini!
Hm! Pek Kong menyambut dengan ejekannya Ia tertawa tawar. Lalu ia berkata
pula. Tuan, janganlah kau bertingkah takabur semacam ini! Kau tunjuklah segala
caramu, aku akan melayanimu!
Leng In Ie su tetap membawa lagak jumawanya. Iapun selalu menyebut dirinya
dengan kakek guru kamu. Hari ini couwsu kamu hendak menyeleweng sedikit dari aturannya! demikian
katanya. Tetapi aku suka memberi kelonggaran padamu! Begini saja. Dapatkah kau
menentang aku sebanyak sepuluh jurus" Jikalau kau dapat, aku memberi ampun jiwamu
Lantas si rahib bertindak maju, langkah demi langnkah, perlahan sekali.
In So Ceng sementara itu ketahui suara keras dari Leng In Ie-su tadi, itulah Kim
Say Houw . Deruman Singa Emas. Maka ia ketahui pula, siapa tenaga dalamnya tidak
mahir sekali, tak dapat dia mengeluarkan suara sehebat itu. Karena ini khawatirkan Pek
Kong. Segera ia menggerakkan tubuhnya, maju disisi sianak muda, terus berdiri
didepannya. Sabar! serunya. Kita harus bicara dulu biar jelas, sesudah itu baru kita bertempur!
Si rahib menghentikan tindakan kakinya. Ia melirik tajam.
Kau siapa bentaknya. Disini mana ada tempat untuk kau bicara"
In So Ceng tertawa. Aku yang muda, In So Ceng, dan ini adik seperguruanku, Siauw Couw Kun adalah
murid-murid Ceng Khong Seng Nie, sahutnya sabar. Tadi tootiang menyebut-nyebut
tentang penasaran dan pembunuhan. Itulah kami tidak mengerti. Jikalau tidak salah,
disaat usia tootiang telah meningkat tinggi, kami masih sangat muda, 10 tahun atau
penasaran atau permusuhan apakah "
Ditanya begitu, Leng In Ie su melengak. Hanya selang sejenak, ia tertawa dingin.
Kau menyebut-nyebut Ceng Khong Seng Nie! katanya, apakah kau menyangka
dengan demikian couwsu kamu lantas mau be
Muka So Ceng terasa panas, parasnya menjadi semu merah. Itulah kata-kata di luar
dugaannya. Sudah, kak! kata Couw Kun. Buat apa kita melayani rahib tua ini.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 762
yoza collection Lantas si nona lompat kepada Leng In Ie su, tangannya diluncurkan.
Kontan Couw Kun tertolak mundur dengan terhuyung-huyung sampai sepuluh
tindak, sehingga ia harus menegakkan tubuhnya, sekalian menenangkan hatinya.
So Ceng heran melihatnya.
Pek Kong terkejut, ia mengerti, tak dapat ia berdiam saja. Adik berdua, silahkan
mundur, katanya kemudian. Biarlah aku yang mencobanya.
Anak muda ini lantas bertindak maju lewat disisi kedua nona, akan menghampiri
jago tua itu. Ia tidak lantas menyerang seperti Couw Kun, hanya ia mengangkat tangan
untuk memberi hormat. Belum lagi si anak muda membuka mulutnya atau bertindak
lebih jauh, juga belum Leng In Ie su bergerak mendadak ada sesosok tubuh berpakaian
putih lompat maju untuk menghadang diantara mereka berdua Dialah Sian Hui Sim!
Couwsu, terima kasih yangn couwsu telah mendidik ayahku, kata si nona, hormat,
tetapi suaranya bernada sedih. Couwsu, ayahku telah menerima segala titah couwsu,
karena itu sekarang ini rusaklah nama dan penghidupannya. Walaupun demikian,
couwsu jang Dengan beberapa orang ini , Hui Sim maksudkan Pek Kong dan rombongannya.
Leng In Ie su menjadi marah. Budak hina, kau berani berlaku kurang ajar
didepanku! bentaknya, tangannya disampokkan,
Pek Kong kaget, apa pula ia melihat Hui Sim tidak mau berkelit atau menangkis
serangan itu. Nona itu berdiam sambil memejamkan mata. Maka sambil berseru, ia
melompat kepada si rahib yang mukanya ia tikam dengan Gin Hee Kiam, pedang
mustikanya itu! Leng In Ie su terkejut melihat sinar berkelebat, sinar putih perak. Ia mundur, dua
tindak sambil menyedot hawa dimulutnya, setelah itu sebelah tangannya diluncurkan
ke arah si anak muda. Gagal menyerang, Pek Kong menangkis dengan tangan kirinya.
Hebat kedua tangan beradu, suaranya nyaring. Sebagai akibat, sianak muda
terpental mundur setombak lebih dan jatuh duduk. Di lain pibak, Leng In Ie su terhuyung
mundur lima atau enam tindak, nampaknya ia seperti mendapat luka didalam.
So Ceng dan Couw Kun kaget, kedua-duanya melompat kepada sianak muda.
Bagaimana kau" tanya mereka berbareng.
Dada Pek Kong berombak sebab darahnya bergolak, akan tetapi mendengar suara
kedua nona itu, ia terhibur sehingga ia dapat tersenyum.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 763
yoza collection Tak berbahaya , sahutnya sabar. Untukku, asalkan kalian mengerti aku, aku sudah
puas, andaikata tubuhku hancur lebur, didunia bakal nanti akan aku tersenyum.
Couw Kun tertawa menyeringai, sebab ia berduka sekali Sudah, katanya, sudah
jangan kau bicara demikian! Paling benar mari kita lekas pergi dari sini!'
Pek Kong mengawasi. Kalau begitu, dapatkah kau melepaskan Nona Sian" tanyanya.
Couw Kun ragu-ragu sejenak, lantas ia menjawab: Sakit hati ayah membuat orang
tak dapat hidup bersama dikolong langit! Bagaimana dapat aku disuruh melepaskan
mereka ayah dan anak"
Pek Kong melengak. Lantas ia menghela napas dan wajahnya suram.
Bukankah peruntungan kita berdua sama saja" tanyanya berduka. Apakah kau
kira aku tidak ketahui tugas kewajiban seorang anak" Namun..
Mendadak si anak muda menghentikan kata-katanya. Pikirannya pepat sekali
sehingga ia tak dapat mencari alasan. Ketika iiu, tapun tengah terluka hebat didalam.
Kedukaan disebabkan jawaban si nona membuat hatinya pepat dan pikirannya kacau.
Lalu, mendadak saja, ia roboh tak sadarkan diri !
So Ceng kaget bukan main.
Pek long! panggilnya, menjerit.
Dalam bingungnya. Nona In ingat akan menguruti kekasih itu, untuk menolongnya
siuman Justeru itu, ia melihat Leng In Ie su bertindak menghampiri. Ia menjadi kaget sekali.
Adik, mari kita adu jiwa kita! ia meneriaki Couw Kun sambil melompat bangun, bahkan
berbareng bersama puterinya Sieuw Seng Houw, ia lantas menyerang rahib yang liehay
itu. Mereka sampai lupa bahwa kepandaian mereka masih jauh kalau dibandingkan dengau si imam. Leng In Ie su mengebutkan tangan bajunya.
Minggir! bentaknya. Kedua nona merasakan tolakan yang keras sekali, yang
membuat mereda terpental roboh setombak lebih jauhnya.
Leng In Ie su maju terus. Ia mau menghampiri Pek Kong untuk menghajarnya mati.
Tepat sedang gurunya Tong Thian Tok Liong mendekati bakal mangsanya,
mendadak ia dengar siulan nyaring sekali yang membuatnya terperanjat, maka ia
berhenti dan berpaling. Lantas ia melihat dua orang baru tiba. Cian Tok Seng Ciu
bersama Sin Ciuw Cui Kit! Ia heran atas tibanya mereka itu sehingga ia tertegun.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 764
yoza collection Sin Ciu Cui Kit lantas saja, tertawa terbahak-bahak.
Hai, hidung kerbau'.' katanya tertawa pula. Sudah berapa puluh tahun kita tak
bertemu satu dengan lain, apakah kau masih mengenali aku si pengemis tua"
Leng In Ie su nampak malu sekali Sin Ciu Cui Kit tersohor gagah perkasa dan
hatinya mulia, mana aku si imam melarat dapat melupakannya" sahutnya kemudian,
la memaksa dirinya tertawa sehingga tertawanya menjadi menyeringai.
Si pengemis pemabukan tertawa pula.
Eh, hidung kerbau, hari ini kau beda dari pada biasanya! katanya. Ia terus
seenaknya saja membahasakan orang si hidung kerbau.
Itu memang istilah umum mengejek atau menggoda seorang toosu atau toojin.
-rupanya kau telah melakukan sesuatu yang tak benar!
Apakah kau ingin aku mewakili kau memperbaikinya"
Berkata demikian, si pengemis lantas berpaling pada si ahli racun disisinya dan
sambil tersawa berkata: Eh, mahluk beracun bangkotan, ini si hidung kerbau mau minta
jasa kau karenanya baiklah kau saja yang bicara!
Cian Tok Seng Ciu mengangguk, terus ia memperlihatkan roman suram. Ia menoleh
kepada Leng In Ie su seraya terus berkata:
Eh. siluman tua, aku ingin bicara terus terang saja padamu! Jikalau kau memikirkan
yang tidak-tidak, yaitu kau mau menyapu dunia Rimba persilatan, supaya akhirnya kau
sendiri saja menjadi jago tunggalnya, kau merdeka! Asalkan saja kau tidak melanggar
aku si orang tua! Asalkan saja aku tidak terembet-embet, aku akan usulkan! Tapi
sekarang kau justeru telah menyinggung aku, maka tak dapat aku memberi ampun
Leng In Ie-su melengak. Ia heran sekali. Kau bicara apa ini" tanyanya Cian Tok
Seng Ciu menunjuk kepada Pek Kong.
Tahukah kau siapa anak muda itu" tanyanya- Bocah itu bernama Pek Kong! jawab
Leng In Ie su, 'Entah ada apa sangkut pautnya dia denganmu"
Si jago racun tertawa. Dialah murid! sahutnya nyaring. Kenapa kau si tua menghina si muda" Kenapa
kau tidak melukainya" Maka sekarang aku ingin tanya kau, perhitungan ini harus
dibereskan atau tidak" Dan, bagaimanakah caranya kau ingin membereskannya.
Kembali Leng In Ie su melenggak. Inilah dia tidak disangka, Hanya kemudian dia
tertawa lebar. Pendekar Yang Berbudi - Halaman 765
yoza collection ' Oh, tua bangka, kiranya kaulah gurunya" katanya. Baiklah! Dalam hal ini, aku minta
si kakak pemabukan suka memberikan penimbangannya yang mana adil! Muridmu ini
sudah mendatangi, dan menyerbu Kiu Kiong San, dia telah mencelakai belasan orang
muridku si rahib! Karena itu, apakah tak dapat dia diajar adat"
Tapi Ciau Tok Seng Ciu tak sabaran.
Siapa mau mengadu lidah denganmu" bentaknya. Dan Ia lantas mengangkat pipa
panjangnya. Tahan! ngat orang-orangnya si imam siluman tua ini
belum datang lengkap semuanya! Kalau kita turun tangan sekarang, mungkin orang
akan mengatakan kami yang banyak menghina yang sedikit! Lagi ada pepatah dari hal
sakit hati itu ada biang keladinya dan utang itu ada orang piutangnya. Maka, kalau
urusan hendak dibereskan, itu bukanlah tugasmu! Oleh karena pertunjukan sandiwara
ini akan segera dimulai, karena nyanyian harus dinyanyikan sampai habis, kita dapat
bersabar!. Sekarang ini paling benar kita menolong menyadarkan dahulu kedua orang
yang memegang peranan utama, supaya sebentar mereka dapat naik keatas
panggung! Cian Tok Seng Ciu mengibas dengan pipanya kepada si imam tua. Minggir!
bentaknya, Segera ia bertindak lebar menghampiri Pek Kong, kemulut siapa terus ia
memasukkan sebutir pil. kemudian ia duduk didepan pemuda itu untuk menyalurkan
tenaga dalamnya kepada tubuh orang, guna mengobati luka didalamnya itu. Sin Ciu Cui
Kit sebaliknya bertindak kearah Sian Hiauw In.
Melihat demikian, kedua-duanya Sian Hui Sim dan Siauw Couw Kun heran sehingga
mereka sama-sama melengak. Nona yang pertama kawatir ayahnya nanti dibikin
celaka, dan nona yang lainya takut musuhnya itu nanti dibebaskan.. . . Maka tanpa
berjanji pula, keduanya melompat maju menyusul si pengemis!
Sin Ciu Cui Kit melihat gerak-gerik kedua nona itu, ia tertawa.
Kalian berdua, janganlah kalian banyak mulut! tegurnya.
Aku si pengemis tua, pasti akan membuat kalian berdua puas! Aku tak akan
membiarkan ia mati karena tak diobati, aku juga tak akan membiarkan ia lolos dan
kabur dengan merdeka! Namun, dia.. kara Couw Kun bingung.
Tanpa menanti si nona bicara terus, si pengemis telah mencegahnya.
Tangannyapun di goyang-goyangkan.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 766
yoza collection Aku tahu kau ingin membalas sakit hati ayahmu! selanya Hanya pembalasan itu
harus dilakukan pada sipembunuh sebenarnya! Kau lihat saja bagaimana aku
mengaturnya, aku tangggung bagimu akan ada untungnya tetapi tidak ruginya!
Hui Sim mendengarkan kata-kata si pengemis, diam-diam ia mendapat harapan,
Couw Kun sebaliknya. Nona itu tetap heran dan bersangsi. Tetapi ia mengerti, tak
dapat ia menantang pengemis itu, terpaksa ia menyabarkan diri akan menanti.
Lewat sesaat, tiba-tiba terdengarlah tertawa nyaring dari Leng In Ie su, yang terus
berrkata: Pengemis tua, kau benar-benar luas penglihatanmu! Hanya sayang untukmu,
kau sudah melewatkan saat yang baik! Aku maksudkan saat yang dapat kau mencelakai
aku si rahib melarat! Nah, sekarang tibalah waktunya aku membalas menghormati
kalian berdua! Berkata demikian, si imam menoleh, maka In So Ceng, yang sejak tadi terdiam saja,
sudah lantas menoleh pula kearah imam itu berpaling. Maka dari atas bukit terlihatlah
lari mendatangi serombongan dari banyak orang. Yang terdepan ialah Hong Hwee
Hoatsu bersama kedua bhikshuni Ciauw Hud dan Ku Sin. lalu Thian Lay Mo Lie serta Ie
Yang dan lainnya. Kemudian nona ini menoleh ke arah Sin Ciu Cui Kit. Maka ia melihat
pengemis iiu tetap lagi mengobati Tong Thian Tok Liong. Dia itu seperti juga tak
menghiraukan segala sesuatu disekitarnya.
Sian Hui Sim pun terdiam saja, ia nampak sangat berduka.
Pek Kong juga duduk diam saja, matanya dipejamkan. Ia sedang mengumpulkan
tenaga dalamnya Cian Tok Seng Ciu, yang menolongnya, tampak asap mengepul keluar
dari embun-embunannya. Terang si ahli racun sedang berada disaat yang genting
untuk menolongi sia anak muda.
Sementara itu, Leng In Ie su mulai bertindak pula. Tetap ia berjalan langkah demi
langkah. Mau atau tidak, Nona In bingung. Bersama-sama Couw Kun, ia berdiri berendeng
didepan Pek Kong, untuk menghadang rahib musuh itu.
Eh, budak! si rahib lantas membentak, bengis, masih kamu tidak mau minggir"
Kedua nona itu bingung bukan kepalang. Mereka tahu bahwa mereka tidak dapat
melawan, tetapi mereka juga tidak mau menyingkir. Pek Kong harus dilindungi. Mereka
mengerahkan tenaga dalam mereka, mendadak mereka menyerang si rahib !
Leng In Ie su mengibaskan tangannya terhadap serangan dahsyat nona-nona itu.
Sambil mengibas ia menjejakkan kakinya ditanah untuk mengapungkan dirinya,
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 767
yoza collection berjumpalitan diatas muka bumi, maka juga, membarengi turunnya tubuhnya, terus ia
menyerang kearah Cian Tok Seng Ciu! Ia menggunakan kedua belah tangannya !
Itulah saat sangat berbahagia bagi Cian Tok Seng Ciu dan Pek Kong, sebab
keduanya sedang memusatkan semangatnya pada masing-masing dirinya.
Jangankan mereka tidak tahu akan ancaman serangan itu, sekalipun mereka tahu,
tidak dapat mereka membela diri.
Sekonyong-konyong suatu sinar hijau menyambar kearah Leng In Ie su, melihat itu
si rahib kaget bukan main, maka juga batallah ia mewujudkan penyerangannya. Ia
membuang diri dengan berjumpalitan pula, sehingga ia menaruh kaki ditanah sejauh
tiga tombak Berbareng dengan itu terdengarlah tertawa riang gemoira dari Sin Ciu Cui Kit,


Pendekar Yang Berbudi Karya Okt di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tangan kanannya mencekal lengan Tong Thian Tok Liong, tangan kirinya memegangi
cupu-cupunya yang terisi arak. Ia tertawa lebar sambil terus berkata gembira-ria: Eh,
hidung kerbau, sungguh menggirangkan akan melihat kau memperlihatkan kepandaian
istimewamu kepamdaian terbang diudaru! Sungguh itu hebat luar biasa! Sebab itu
hidung kerbau, secara istimewa aku menyuguhkan arak padamu! Kenapa kau sungkansungkan menerimanya" Mengapa kau tidak risau memberi muka padaku" Apakah kau
menghendaki arak dendaan"
Leng In le su tidak segera menjawab ejekan itu, hanya terus ia melihat kesekitarnya,
sehingga ia mendapatkan kawan-kawannya sudah hadir semua. Hal itu membuatnya
girang, karena hatinya bagaikan tambah besar.
Disini ada dua pendeta berilmu dari Thian tok serta dua orang bhikshuni kenamaan dari Thian hong
maka mereka itu dapat menjadi saksi-saksi hidup! Mari kita bertempur satu lawan satu,
dengan jalan itu kita boleh mengambil keputusan siapa jantan siapa betina!
Tian hong ialah Arabia, dan Thian tiok nama kuno dari India.
Sin Cu Cui Kit tertawa menyambut tantangan temberang itu. Ia selalu gembira dan
tak mudah gusar. Kalian sudah berkumpul semua: si biku, si bhikshuni, si rahib! demikian sahutnya.
Kau, hidung kerbau, kau agaknya berniat pergi naik kenirwana, untuk itu kau minta
aku suka memimpin upacara sembahyangnya! Apakah kau tidak keliru mencari
sipenghulu" Leng In Ie su marah sekali-
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 768
yoza collection Kalau kau tetap masih ngaco belo! bentaknya, maka janganlah kau nanti sesalkan
pintoo tidak menghiraukan lagi aturan kaum Kang Ouw!
Belum lagi si pengemis menjawab, Hong Hwee Hoat sesudah membuka suara untuk
kawannya itu: Untuk menghadapi segala pengemis melarat, mengapa harus pakai
banyak aturan sopan santun lagi" katanya, dingin. Too heng kau menjadi tuan rumah
disini, jikalau kau tidak mau turun tangan lebih dulu, baiklah kau membiarkan aku si
pendeta yang me wakilimu!
Lagi Sin Cui Kin tertawa lebar.
Bagus! Memang si kepala katanya. Hanya, sebelum pertempuran dimulai, ada sesuatu yang harus dibicarakan dan dijelaskan terlebih dulu.
Itulah tentang satu permusuhan.
tanya Leng Ia Ie su membentak. Atau mendadak ia
teringat sesuatu, maka ia meneruskan dengan sabar- Sekarang ini kau merdekakan
dulu muridku, baru kita bicara tentang perselisihan itu..
Sin Ciu Cui Kit menoleh tepat ke arah Cian Tok Seng Ciu dan Pek Kong, ia
mengangguk-angguk dengan puas. Ia melihat dua orang itu sedang beristirahat. Maka
ia tertawa dan berkata: 'Sekarang marilah kita bicara! Aku maksudkan itu urusan utang
lama- utang dari tiga puluh tahun yang telah lampau! Kalau sekarang kita bicarakan
itu, mungkin kita memerlukan waktu yang lama. Nah, tuan, mengapa kau tidak mau
menjelaskan saja urusan dipuncak Bek Hie Hong itu! Kau bicaralah biar rapih.
Leng In Ie su melongo. Hanya sejenak, terus ia tampaknya tenang.
Urusan di Bek Hie Hong itu urusan apakah" tanyanya dengan sabar.
Hm! sipengemis pemabukan memperdengarkan ejekan Aku maksudkan perkara
darah dan Tek sie Sim Tay Su Gie dari Kanglam serta kemudian kematian Liong Houw
Siang Hiap! Bukankah itu semua perbuatanmu, tuan yang baik"
Tiba-tiba saja, Leng In Ie su menjadi marah sekali. Ia malu sendirinya.
Pengemis buruk, kaucari ajalmu! katanya serta terus menyerang dengan sebelah
tangan karena hawa amarahnya tak dapat dikendalikan pula.
Sin Ciu Cui Kit terkejut. Ia tidak menyangka bahwa orang demikian mendadak naik
darah. Dengan sebat ia berkelit kesamping tangannya yang memegang poci arak
diajukan, maksudnya untuk menjaga diri.
Kembali diluar dugaan! Gagal serangannya yang pertama itu, Leng In Ie su
mengulanginya secara berantai, sehingga bukan beberapa kali akan tetapi belasan kali
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 769
yoza collection tangannya diluncurkan dan disampokkan pulang pergi! Dengan desakannya ini, ia maju
kepada Tong Thian Tok Liong, yang ia mau rampas dan tolongi. Ia dapat maju sebab
orang yang diserangnya tidak nekad melawan dan mencegah rangsakannya.
Melibat suasana Cian Tok Seng Cui ingin maju, untuk membantu kawannya, atau ia
segera dihadang oleh Hong Hwee Hoatsu, yag dengan satu gerakan sebat sudah
berkelebat kehadapan orang. Dia bergerak gesit bagaikan satu bayangan merah.
Leng In Ie - su tidak setuju Hong Hwee Hoatsu maju. Sebab maksudnya hanya untuk
merampas muridnya, dan ia telah berhasil.
Hoatsu, silahkan mundur. ! ia teriaki kawannya.
Ketika itu Sin Ciu Cui Kit baru sadar akan maksud orang, bukan ia marah bahkan ia
tertawa, Oh, hidung kerbau, kau benar-benar liehay , katanya.
Leng In Ie-su pun tertawa. Katanya: Pintoo minta kau merdekakan dulu muridku,
kau tidak menghiraukan itu! Karena itu terpaksa pintoo menggunakan tipu daya yang
tak terhormat ini! Tadi kau sebutkan suatu perkara coba kau katakan, siapakah saksinya
atau ada benda apakah sebagai buktinya" Kau jelaskanlah itu! Janganlah ciptakan yang
tidak-tidak jangan kau rnenghasut-hasut saja. Ingatlah, dengan berbuat curang, jangan
kau harap kelak dapat berlalu dari Kiu Kiong San ini!
Untuk kesekian kalinya, si pengemis tertawa terbahak-bahak.
Kalau si pengemis tua dapat mendatangi suatu tempat, pasti iapun akan dapat
berlalu dari tempat, itu, katanya dengan nyaring. Aku tidak percaya kepada terompet
yang kau tiup nyaring ini, lalu ia berpaling kepada Cian Tok Seng Ciu untuk
menambahkan : Hai, racun bangkotan, bagaimanakah kini " Saksi mulut hidup sudah
dirampas orang, sebaliknya kemenakan-muridmu yang menjadi mustikamu, ia belum
juga tampak datang. Kau dengar sendiri, rahib siluman ini menghendaki bukti manusia
dan benda. Cian Tok Seng Ciu menanduk, akan melihat bayangannya sendiri ditanah. Itulah
sudah tengah hari tepat, sebab sang waktu berjalan tanpa terasa.
Seterusnya siang-siang ia sudah mesti tiba disini, sahut kemudian si ahli racun,
Nanii aku coba memanggilnya.
Maka ia lantas berdiri tegak, napasnya di kendalikan. Tiba tiba saja ia bersiul nyaring
dan panjang Begitu siulannya berhenti, mendadak bayangan orang yang mendatangi,
menyusuli suara sambutan buat siulan panggilan itu.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 770
yoza collection Itulah tibanya sesosok tubuh tinggi besar yang datang pesat bagaikan bintang jatuh.
Dalam sekejap ia sudah berdiri dihadapan si ahli racun, untuk memberi hormatnya.
Kiranya dialah Pek Gan Kwie Leng Sie Cay si Iblis Bermata Biru.
Mana orang-orang yang kau undang" tegur Cian Tok Seng Ciu kepada si Iblis.
Kenapa mereka masih belum juga datang"
Leng Sie Cay menjawab dengan hormat: Mereka menyusul belakangan, mereka
akan segera tiba. Hanya diantaranya tak aku tampak Hong Hweeshio.. .
Sudali, jangan bicara saja! Sin Ciu Cui Kit menyelak. Sekarang segeralah kau
berikan keterangan, atau kesaksianmu! Tempo hari kau adalah salah seorang yang turut
dalam rombongan orang-orang yang mencelakai Tek sie Sam Tay Su Gie serta Liong
Houw Siang Hiap! Sekarang kau jelaskan, diantara kalian, siapakah yang menjadi kepala
atau biang keladinya" Dan bagaimana duduknya perkara, lekaslah kau ceritakan disini!
Kau harus beberkan itu dihadapan orang banyak!
Leng In Ie su tertawa. Eh, pengemis kerbau! katanya, dingin. Pek Gan Kwie bersamamu si pengemis tua
dan kerbau sama juga seekor sapi bau yang sudah dicampur aduk menjadi satu, ia tak
dapat di terima menjadi seorang saksi!
Sin Ciu Cui Kit melengak sehingga ia tak dapat dengan segera membuka mulutnya.
Waktu orang berdiam itu, sekonyong-konyong tampaklah melesat naik sebatang
panah api meluncur dari bawah keatas puncak, tiba di atas, lantas panah api itu
bersuara nyaring dan pecah sehingga lelatu apinya buyar bagaikan hujan berwarna
biru. Melihat itu, Leng In Ie su melengak. Tapi, walaupun demikian, ia tokh mengawasi
kearah jauh. Menyusul pertanda panah api itu maka segera juga tampak mendatanginya Pee Bie
Loo-loo bersama Bwee Hong Soat Lie, Cu Hang Su thay, Sun Yang Cinjin, Siangkoan Sun
Siu, Honghu Pek Hee, Pui Hui, Kat In Tong, Lui Hong Lim dan Ouw Yam Nio berjumlah
sepuluh orang, Dalam hati, Leng In Ie su terkejut. Lawan mendapat tambahan tenaga kuat. Hanya
sebentar, ia pun tertawa.
Sungguh rapat yang ramai, rapat yang ramai! - serunya. Semua orang yang
menganggap dirinya luar biasa, segala hiap su, segala lie-hiap, semua lengkap hadir
disini ! Pin too telah mengundang beberapa orang sahabatku, kami justeru memikirkan
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 771
yoza collection untuk main-main dengan kalian, kau datang untukku, kau mestinya sudah harus siap
saja, karena itu, mengapa kau tidak mau segera menjelaskan keinginan atau
rencanamu" Kedua pihak sudah saling memandang mereka saling kira mengira, maka itu
mereka mengerti, segera bentrokan akan terjadi, kesudahannya akan hebat sekali.
Mereka sama- sama berdiam, sama-sama mengincar siapa yang bakal jadi lawannya
Sin Ciu Cui Kit merasa tidak puas Pihak sana tetap menyangkal kesalahannya.
Eh, hidung kerbau! tegurnya kemudian Kau nampaknya gagah akan tetapi
mengapa kau tidak berani mengakui bahwa pihakmu sudah mencelakai Keluarga Tek"
Sudah, pengemis buruk! Leng In Ie su membentak. Ia berkelit diri dari pertanyaan
orang. Kau datang bersama kawan-kawanmu mencari gara-gara, kau rupanya
kekurangan alasan maka kau bersikap begini! Inikah cara seorang-orang yang
menganggap dirinya pandai luar biasa"
Stn Ciu Cui Kit gusar sekali.
Begitu saja! bentaknya singkat: Marilah kita sipeagemis tua, denganmu, hidung
kerbau mencoba-coba mengadu jiwa kita!
Belum lagi Leng In Ie su rnenjawab, menerima atau menolak tantangan itu,
mendadak terdengar satu suara nyaring Eh. setan arak, tunggu dulu! Paling benar kau
lihat dulu pertunjukan sulapku si pendeta edan!
Suara itu disusul dengan munculnya seorang pendeta, yang bukan lain dari pada
Hong Hwee shio, yang dikatakan Leng Sie Cay tadi bahwa dia tak melihatnya. Ia datang
bersama Ong Pek Coan serta bahunya memanggul sebuah karung goni yang besar.
Anehnya ia muncul dari dalam barisan rahasia Pat Kwa Tin.
Segera juga pendeta angin-anginan itu tertawa dan berkat
meminta saksi. ingin aku ketahui, saksi ini dia
Ia segera menurunkan karung goni yang besar itu, untuk membuka ikatan pada mulut karung
setelah karung ditunggingkan, melojor keluar sesosok tubuh yang pakaiannya indah
sebab itulah pakaian sulam sedangkan orang itu, sebelah lengannya kutung!
Melihat orang yang dijadikan saksi atau bukti manusia itu, mulanya Leng In Ie su
melengak, lewat sejenak, terus ia tertawa dingin. Hm! Hm! tak hentinya. Lalu katanya.
Ciauw Bin Siu-su To Ya menjadi sahabat karibku sekian tahun, dengan dia pintoo
hidup senang dan susah bersama, sebab itu dia mau diakui atau tidak, dia boleh
dianggap saksi bukti! Pendekar Yang Berbudi - Halaman 772
yoza collection Ketika itu Ciauw Bin Siu-su bermuka ke biru-biruan, sepasang bibirnya pucat pasi,
ke dua matanya terbuka namun mata itu bersinar bodoh. Ia pula sedang tak sadarkan
diri. Setelah mengeluarkan orang dari dalam karungnya, Hong Hwee shio menepuk.
Tepuknya, membuat orang siuman serta disuruh duduk, kemudian ia menghadapi
seorang biku dan dua orang bikuni dipihak lawan, segera ia berkata kepada mereka itu:
Ketiga para suci, jikalau kalian ingin menguji ilmu silat dari Tionggoan, pasti kalian tak
akan dibikin hilang pengharapan! Hanya pada saat ini, aku minta supaya aku si edan
dapat diberi kesempatan akan membereskan dahulu urusannya si hidung kerbau!
Tanpa menanti pihak sana mengatakan sesuatu, pendeta ini lantas menghalangi
Ciauw Bin Siu-su untuk berkata kepadanya dengan bengis:
Sekarang kau bicaralah! Untukmu, duri sudah menusuk tulang, lebih baik kau mati
daripada hidup! Tapi, jikalau kau masih ingin minta aku mengobatimu, silahkan kau
menjelaskan segala sesuatu yang tadi kau ceriterakan padaku! Kau jelaskanlah semua
didepan orang banyak ini!
Ciauw Bin Siu su menyeringai. Bagaikan tenaganya sudah habis, ia membuka
mulutnya, sehingga terdengarlah suaranya seperti orang merintih. Pada tiga puluh
tahun yang lalu, Tek Hiong kakak dan buyut telah mengepalai orang-orangnya
melakukan pertempuran dengan Leng In Cianpwee bersama kami sekalian. Tempat
pertempuran ialah Bong Hun Kok, lembah Roh roh Gentayangan. Kesudahnnya ialah
kami kabur melarikan diri, Leng In Cianpwee mendendam sakit hati karenanya.
Kemudian Leng In Cianpwee membujuk Siaw Hiauw In mendurhakai pada gurunya, ia
terima dia menjadi muridnya. Lalu dipuncak Bek Hie Hong dipasang perangkap.
Menggunakan saatnya Keluarga Tek kakek dan cucunya masuk kedalam gua batu
maka jarum beracun Cian Tok Bonghongciam, yang sengaja dipinjam dari Pek Gan Kwie,
digunakan untuk menyerang dengan membokong, dan dilakukan sendiri lieh Leng In
Cianpwee. Kemudian lagi Hongbu In Liong suami istri datang menuntut balas. Yang pria
binasa diujung banyak pedang, yang wanita binasa diujung senjata rahasiaku. Masih
ada seorang lagi. yaitu Siauw Seng Houw. Ia itu dicelakai oleh Hian Kie Siu su. Demikian
singkatnya peristiwa iiu.
Muka Leng In Ie su menjadi pucat pasi dan merah padam, ia malu, penasaran dan
marah. Akhirnya ia berteriak:
k dapat diterima sebab pengakuan diberikan dibawah ancaman
Justeru rahib tua itu berteriak, mendadak P
Bagus, ya! Kiranya kau si hidung kerbau yang bernyali besar seperti mau membungkus langit,
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 773
yoza collection Cara bagaimanakah kau berani menurunkan tangan jahat terhadap Tek Hiong" Maka
sekarang kami ingin mengajar kau supaya kau kenal akan keadilan.
Setelah berkata demikian, Ciauw Hud menarik tangan Tay Pie Ku Sm.
Tunggu sebentar! cegah Hong Hweeshio. Kalian janganlah turun tangan duiu! Di
Hee maju kedepan, diikuti oleh Siauw Couw Kun.
Ku Sin berseru: Oh! tertahan, lantas bersama Ciauw Hud ia bertindak menghampiri
Sin Cui Cui Kit. Pek Kong segera menuding Leng In Ie su:
Rahib jahanam, serahkan jiwamu ! ia membentak.
Mata si rahib berputar, ia insyaf akan suasana buruk untuk pihaknya. Namun ia
cerdik dan licik sekali. Tuan, apakah kata-katamu dapat dianggap sah" ia tanya Hong
Hwee shio seraya menoleh kepadanya.
Pasti! sahut pendeta itu. Aku si pendeta tak pernah aku main gila
Bukankah sakit hati harus dibalas oleh orang yang dipersakiti seperti juga utang
mesti ditagih oleh yang menghutangkannya itu" tanya pula si imam.
Ya, itu benar, sahut Hong Hweeshio sejujurnya.
Bukankah permusuhan sakit hati Keluarga Tek harus diputuskan juga oleh turunan
keluarga itu" tanya lagi Leng In le su. Benar, bukan"
Benar! pendeta itu memastikan pula. Pertanyaan beralasan dijawab dengan alasan
yang sama. Leng In Ie - su tertawa. Ia telah memperoleh alasannya. Kejujurannya
sipendeta sudah dipermainkannya.
Jikalau demikian halnya. ia berkata pula, maka ingin aku minta supaya kalian
jangan menyeleweng dari kata-kata kalian ini! Mendengar demikian, Pek Kong menjadi
sangat gusar. Rahib jahanam, kau terlalu! dampratnya. Bagaimana kau berani
mempermainkan orang secara begini" Baiklah, dengan sepasang tanganku dan sebilah
pedangku, hendak tuan kecilmu merampas jiwamu!
Begitu ia berhenti berkata, Pek Kong mengembalikan pedang Gin Hee Kiam pada
Pek Hee, kakaknya, dan ia sendiri mengeluarkan pedang Kim Hee Kiam. Sambil berbuat
demikian ia menantang. Mari!
Leng In Ie su tertawa pula.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 774
yoza collection Ia senang dapat mengakali Hong Hweshio dan berhasil memancing kemarahan
Keluarga Honghu atau Tek.
Bocah cilik, kau benar laki-laki sejati ! katanya dingin. Ia memuji tetapi sebenarnya
ia mengejek dan memandang amat hina.
Dasar licik dan curang, begitu mulutnya tertutup, begitu Leng In Ie su melompat
maju sambil menggerakan tangannya, menyerang si anak muda selagi orang belum
siap sedia! Lagi pula hebat gerakkan tangannya itu, karena ia mengerahkan tenaga
untuk dapat menghajar lawannya mati.. .''
Bagus, seru Pek Kong, yang tidak takut dan pun tidak kaget karena orang bergerak
bagaikan kilas. Marilah! Anak muda ini ternyata dapat bersiap sembarang waktu. Lantas ia menggunakan
ilmu silat Ngo Kim Kie Kang Lima Hewan jurus Tok Kang Capshasie, atau jurus Tok
Kang, Ilmu Berbisa. Tak berhasil Leng Ia Ie su dengan serangan pembokongannya itu sebab si anak
muda dapat berkelit, maka setelah kegagalannya, ia harus menyerang pula. Selanjutnya,


Pendekar Yang Berbudi Karya Okt di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia dilayani oleh Pek Kong.
Ia gesit, si anak muda lincah. Tak percuma Pek Kong mempelajari Ngo Kim Kianhoat Sekarang ini ia dapat bersilat dengan sempurna dengan ilmu silatnya itu, apa pula
ia kini lagi berkelahi dengan mati-matian Ia membuat si rahib bagai terkurung sinar
pedangnya. Leng In Ie su repot juga walaupun ia menang latihan tenaga dalamnya serta
pengalaman, melayani lawan muda yang liehay itu, ia terpaksa menggunakan Tiat Kut
Sip San atau Kipas Tulang Besi , yang banyak tahun ia tak pernah gunakan. Ia kalah
pandai dalam ilmu silat, maka ia harus menang diatas angin.
Honghu Pek He tidak maju membantu adi nya, ia justeru mengawasi dengan bengis
pada Sian Hiauw In. Jikalau Tong Thian Tok Liong tidak mengkhianati perguruannya tak
akan terjadi peristiwa hebat terhadap keluarganya itu. maka ia menganggap si orang
she Sian, adalah musuh besarnya. Demikianlah sambil menantang, ia lantas maju pada
Tong Thian Tok Liong untuk mulai menyerang.
Siauw Couw Kun pun membenci musuh itu, ia turut maju, akan tetapi ia disambut
oleh Thian Hud Ciang Ie Yang, yang menampaknya sambil tertawa lantang.
Dengan demikian maka pertempuran terjadi dalam tiga rombongan, dan
pertempuran itu dengan cepat sekali menjadi sangat seru. Ketiga muda-mudi itu tengah
menghadapi musuh-musuh besarnya yang mereka sangat benci.
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 775
yoza collection Orang-orang lainnya menonton sambil berjaga-jaga, lebih-lebih pihaknya Sin Ciu Cui
Kit, sebab mereka ini harus memperhatikan Pek Kong yang lagi menghadapi seorang
jago tua kawakan. Tengah pertempuran berlangsung sangat dahsyat itu, sekonyong-konyong orang
mendengar Pek Kong berseru nyaring, disusul dengan jeritan Leng In Ie-su, disusul pula
dengan terpentalnya sesosok tubuh yang berjubah suci, yang membal tinggi untuk terus
jatuh, atau turun kembali!
Tong Thian Tok Liong kaget tak terkirakan mendengar suara gurunya itu. Ketika itu
ia justeru lagi repot melayani Honghu Pek Hee yang mendesak sangat kepadanya. Ia
repot sebab pedang si nona lihay sekali. Justeru itu, tubuh orang jatuh kearahnya. Tanpa
ragu-ragu pula, ia menyambuti dengan tinjunya. Ia mengira itulah Pek Kong yang roboh.
Leng In Ie su terpental dan ia tak segera di binasakan. Ia hanya tertikam satu kali
oleh Pek Kong, yang meneruskan memberi hadiah satu tinju. Itulah yang menyebabkan
tubuhnya seperti terbang. Selama terpental itu, di samping nyeri, ia merasakan
kepalanya pusing. Maka itu, ia tidak melihat nyata sanggahan Tong Thian Tok Liong,
muridnya itu, bahkan dengan sekuat tenaganya, ia menyerang dengan kipas besinya
yang lihay itu. Sian Hiauw In roboh tanpa menjerit pula. Ia terkena pada batok kepalanya sehingga
polonya hancur. Maka ia roboh dengan mandi darah. Disaat terakhir itu, Hiauw Inpun
menyerang hebat, maka tangannya yang tajam telah menembusi perut gurunya
sehingga usus si guru menjadi budal-badel dan darahnya muncrat berhamburan.
Sian Hui Sim menonton dengan pikiran bingung, ia tidak menyangka bahwa
ayahnya bakal binasa secara demikian, sebab melihat ayahnya dapat melayani dengan
baik pada Pek Hee. Dengan hati remuk, ia lompat pada tubuh ayahnya, untuk lantas
memeluknya sambil menangis menggerung-gerung Biar bagaimana, ia sangat
menyintai ayahnya itu. Pertempuran diantara Thian Hud Ciang It Yang dengan Siauw Couw Kun tidak
berjalan lama. Walaupun orang jahat itu lihay, dia masih kalah jauh dari si nona. Maka
juga, justeru Leng In Ie su menerima nasibnya dan Tong Thian Tok Liong menerima
bagiannya, diapun lantas roboh binasa diujung pedangnya si nona.
Siauw Couw Kun berpaling melihat Sian Hui Sim menangisi Tong Thian Tok Liong.
Buatnya, Sian Hiauw In adalah musuh besarnya Maka itu, dalam marahnya, ia
menumplaki hawa amarahnya terhadap sinona, putri musuhnya itu. Ia berlompat
menghampiri sambil membentak: Eh, perempuan hina dina, kau bangunlah! Mari kau
menempur nonamu. Pendekar Yang Berbudi - Halaman 776
yoza collection Puterinya Seng Houw masih tak mau menyerang secara membabi buta, ia
menantang dulu., Sian Hui Sim mengangkat kepalanya, menoleh kepada Nona Siauw, lantas ia kata
sedih: Kakak, buatku, hidup tak sama dengan mati, oleh karena itu, kau bunuhlah aku!..
Couw Kun tertawa dingin, lantas dia mengangkat pedangnya. Benar-benar dia
hendak membinasakan anak musuhnya itu.
Tahan! tiba tiba terdengar satu suara cegahan, lalu tampak Pek Kong berlompat
datang, untuk segera dia memondong Hui Sim.
Adik Couw, katanya pada Couw Kun, dengan memandang muka kakakmu ini, aku
mohon sukalah kau memberi ampun pada Hui
Matanya Couw Kun terbuka lebar dan berputar.
Siapa mau berkakak beradik denganmu! bentaknya bengis. Jikalau kau tidak
lepaskan perempuan hina dina itu, jangan kau katakan nonamu tidak mengenal
kasihan! Honghu Pek Heepun menghampiri Pek Kong.
Adik, dia membujuki, kau turunkanlah dia! Janganlah karena anaknya musuh kau
sampai melupakan budinya Paman Houwmu itu!
Pek Kong melengak lalu dia mengawasi Couw Kun dan kakaknya bergantian. Hanya
sekilas-lalu itu, mendadak ia memondong Hui Sim buat diajak berlari pergi. Dan ia lari
cepat bagaikan terbang karena ia menggunakan ilmu meringankan tubuh yang sudah
sangat sempurna. Couw Kun dan Pek Hee kaget bukan main, juga yang iainnya, seperti In So Ceng.
Ouw Yam Nie, Pui Hui, Kat In Tong dan Liu Hong Lim. Mereka sampai menjerit keras !
Sin Ciu Cui Kit dan yang lainnya juga tak kurang herannya, sebab mereka tidak
menyangka anak muda itu menjadi demikian nekad.
Si nona-nona, habis melengak, pun lantas lari menyusul !
In So Ceng adalah nona yang dapat lari keras melebihi yang lainnya, ia hampir
dapat menyandak Pek Kong sesudahnya mereka berlari-lari keras bagaikan orang
bermain kejar-kejaran. Sia sia belaka berulang-ulang ia memanggil namanya Pek Kong
untuk minta anak muda itu berhenti berlari. Si anak muda tidak menghiraukannya, dia
lari terus ! Pendekar Yang Berbudi - Halaman 777
yoza collection Hanya sebentar, tibalah mereka ditepi jurang. Sempat In So Ceng melihat Pek Kong
membawa tubuhnya Hui Sim terjun kedalam jurang itu, dimana tampak airnya
berkumpul menjadi sebuah muara yang mirip gelombang dahsyat.
Pek long' Nona In berseru sedih, sebab hatinya mencelos. Tanpa memikir panjang
lagi, ia lompat membuang dirinya kedalam jurang itu, guna menyusul si anak muda,
kekasih yang ia sangat hormat dan cintai . .
Kapan Pek Hee semua, wanita dan pria, tiba ditepi jurang itu, mereka masih sempat
melihat tubuh tiga orang yang terombang ambing dan tergulung ombak curug dahsyat
itu. Hingga semua pada melongo, la!u menangis dan menghela napas tak hentinya
PENUTUP : Tiga tahun kemudian maka dijurang itu tampak seorang bikuni muda biasa mundar
mandir ditepinya. Di dalam jubah suci, dia tampak tetap cantik, cuma wajahnya sangat
lesu, gerak-geriknya sangat pendiam.
Tak ada orang yang kenal bikuni muda ini tetapi ada yang mengatakan dialah Siauw
Couw Kun, puterinya almarhum Siauw Seng Hoauw. Karena nona itu, dalam penderitaan
hatinya, telah mencucikan diri guna menebus penyesalannya, lantaran ia merasa terlalu
mementingkan urusan pribadinya, hingga, terhadap permohonannya Pek Kong, ia bersi
keras hati bagaikan baja..
Sementara itu, jauh dilain bagian dari jurang itu, di suatu bagian gunung yang
sangat sunyi, yang tak sembarang orang dapat mendatanginya, disana terdapat sebuah
rumah gubuk didalam mana ada tinggal tiga orang muda, seorang pria dan dua orang
wanita. Si pria tampan, si wanita cantik-cantik. Hanyalah mereka itu hidup sederhana,
Important Note : - Pendekar Yang Berbudi arangan , Saduran : O.K.T
Penerbit : U.P. Sastra Kumala Jakarta, 1979
- Original DJVU (dejavu format) source : Dewi KZ & Aditya Indra Jaya (Tirai Kasih Website)
- Plain text converted, Edited & Ebook (PDF Format) : yoza
Pendekar Yang Berbudi - Halaman 778
Kucing Suruhan 2 Pendekar Rajawali Sakti 116 Datuk Muka Hitam Raja Naga 7 Bintang 5
^