Pencarian

Irama Pencabut Nyawa 2

Irama Pencabut Nyawa Karya Wen Wu Bagian 2


Kat Ju Hui mengangkat mukanya dan balas menatap orang yang menanyanya itu. "Betul!"
Sekonyong-konyong saja Su Lo-sat jadi pucat ketakutan. Mereka sungguh tidak menduga
orang yang dikerubuti oleh mereka tadi adalah murid Thiat-Cong-gin leng, si Tongkat besi
38 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
kerincingan perak yang berkepandaian lebih tinggi dari guru mereka sendiri.
Perlahan-lahan mereka melangkah mundur, mundur untuk kemudian membalikkan tubuh
mereka dengan serentak dan mabur!
Khouw Kiam Siu pun menelan ludahnya mengetahui murid siapa gadis itu sebenarnya.
"Kat siocia," katanya. "Apa kata surat gurumu itu?"
"Aku diperintahkan untuk mengurus suatu urusan oleh guruku. Aku harus segera
berangkat!" sahut Kat Ju Hui agak sedih.
"Baiklah, akupun tengah menjalankan permintaan seseorang untuk mengurus sesuatu....."
"Aku hanya khawatir, aaii....sudahlah......" Berkata begitu, Kat Ju Hui segera berjalan pergi.
Khouw Kiam Siu tidak mengatakan sesuatu. Ia mengalihkan pandangan ke timur, dimana
tampak sinar redup kekuningan.
"Hai! Seharusnya aku sudah tiba di kota tujuanku!" keluhnya perlahan. Ditanggalkan
bajunya yang sudah tersobek kuku Kwi-siu Po-po, kemudian sambil mengenakan baju Tjiu
Peng, ia meninggalkan tempat itu.
Dihari kedua, diwaktu senja baru ia tiba di kota Lam-ciang. Dengan bersembunyi-bunyi ia
berhasil menyelundup kedalam markas besar partai Hong-bie pang, tetapi seorang wanita
yang bertahi lalat dipelipis kirinya tidak berhasil ia jumpai.
Atas pengakuan seorang anggota partai itu yang dikompresnya mengatakan bahwa Cio Tin,
puteri pemimpin besar partai tersebut sudah lenyap pada 5 tahun yang lalu !
Dengan perasan sangat kecewa, ia lalu meninggalkan markas besar itu untuk lekas-lekas
memberi laporan tentang kegagalannya mencari Cio Tin.
Ketika sedang mendaki jalan pegunungan yang menuju ke puncak Kiat yun hong, ia
terpaksa harus mengelakkan diri dari orang-orang yang tengah berjalan turun dari atas
puncak itu. Mereka semua sangat lesu.
Hm, mereka sudah gagal lagi!" katanya dalam hati sambil bersembunyi dibalik sebuah batu
besar. Ia menunggu hingga orang-orang itu sudah tidak kelihatan lagi, baru ia melanjutkan
perjalanannya mendaki terus keatas. Ketika tiba di atas puncak, tiba-tiba ia merandek.
Dalam waktu satu minggu semenjak ia meninggalkan tempat itu, suatu perubahan sudah
terjadi! Tempat yang biasanya sepi dan tenang itu, kini sudah berserakan dengan mayat-mayat,
sedangkan Khouw Kie Cong tidak tampak sama sekali. Melihat keadaan disitu, tidak dapat
diragukan lagi bahwa suatu pertempuran telah terjadi!
Tiba-tiba......! "Siao-tee! Kau sudah kembali?"
Demikianlah terdengar suara Khouw Kie Cong menegur entah dari mana.
"Toako! Kau dimana?" seru Khouw Kiam Siu sambil celingukan mencari.
39 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Dibawah tanah! Di dalam kamar rahasia dibawah tanah!"
"Mengapa kau tidak keluar?"
"Aku takut melihat cahaya matahari!"
"Apakah kau yang membunuh mayat-mayat yang berserakan disini?"
"Ya! Mereka binasa kena pengaruh Irama Maut tingkat dua!"
"Bagaimana aku menjumpaimu?"
"Kau pergi ke batu gunung yang besar didekat bekas tempatku bersemayam. Pindahkan
batu besar itu dan kau akan melihat satu mulut goa. Dengan melalui lorong goa tersebut,
kau akan datang ke kamarku dibawah tanah ini!"
Khouw Kiam Siu yang masih merasa cemas akan keselamatan Toako-nya, lekas-lekas
menuruti petunjuk-petunjuk itu, dan betul saja ia akhirnya berada disatu kamar yang agak
gelap, ia berjalan keluar dari kamar itu, untuk masuk kekamar yang lain. Sekonyongkonyong ia kagum sekali menyaksikan suatu kamar batu dibawah tanah yang demikian
indah dan komplit dengan segala perabotan yang dibutuhkan.
Di atas meja batu tampak sebuah mutiara yang memancarkan sinar sehingga kamar itu jadi
terang benderang. Di atas sebuah pembaringan, tampak sesosok tubuh yang mengenakan pakaian serba
hitam, menutupi mukanya dengan selembar kain hitam pula dengan rambutnya yang
terurai, tengah rebah terlentang.
"Toa-ko!" panggilnya sambil lekas-lekas menghampiri.
"Siauw-tee, kau duduklah!" sahut Khouw Kie Cong seraya berbangkit dan duduk. Ia
mengawasi Siao-teenya yang sudah duduk menghadapi pembaringannya dan melanjutkan:
"Bagaimana, apakah benda itu......"
"Toa-ko!" Khouw Kiam Siu memotong. "Menurut salah seorang anggota partai Hong-biepang, Cio T?n katanya telah lenyap 5 tahun yang lalu entah kemana...."
"Ha"! Dia lenyap" Mengapa" Tidak...tidak mungkin..."
Tersayat hati Khouw Kiam Siu melihat sikap gugup Toako-nya itu. Ia dapat melihat jelas apa
yang tengah berlangsung dalam jantung kakak angkatnya itu.
"Kau pegang saja benda itu," kata lagi Khouw Kie Cong dengan suara agak gemetar.
"Serahkanlah kepada gadis itu jika dikemudian hari kau kebetulan menjumpainya. Ingat, ia
sangat cantik, berusia kira-kira 23 tahun lebih, bertahi lalat sebesar kacang kedele dipelipis
kirinya. Mungkin ia masih gadis dan mungkin juga ia sudah menikah. Namun, serahkanlah
benda itu padanya." "Baik, Toa-ko! Bolehkah aku menanyakan sesuatu?"
"Katakanlah!" "Apakah Toa-ko mencintai gadis itu?"
Khouw Kie Cong tertawa terkekeh sambil melepaskan pandangannya jauh kedepan.
40 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Aku tidak bermaksud memburukkan nama gadis itu, tetapi dengan sesungguhnya dialah
yang mengejar2 aku! Namun sayang, aku tidak bisa memenuhi dendam cintanya itu....."
"Mengapa?" "Dia menjumpai aku setelah hatiku dimiliki oleh gadis lain"."
"Lalu?" "Lalu ia bersumpah untuk tidak kawin dengan siapapun. Untuk membalas juga kasih
murninya yang tidak mungkin aku penuhi itu, akupun telah berjanji untuk menyelidiki
kematian ayah bundanya, aku berjanji akan menjumpainya jika aku sudah berhasil."
"Tetapi, bukankah Cio Tin puteri tunggal pemimpin besar partai Hong-bie-pang?"
"Yang aku maksud yalah ibu dan ayah angkatnya! Haaii....aku hanya bisa hidup 82 hari lagi
saja, maka dalam jangka waktu 10 hari yang mendatang ini, aku harus menyalurkan seluruh
tenaga saktiku padamu!"
"Usaha itu hanya mempercepat kematian Toako saja...."
"Siao-tee! Aku hanya dapat hidup 82 hari lagi saja, kelemahan tidak lagi berarti apa-apa
bagiku. Akhirnya, aku toch akan mati juga sekalipun tidak menyalurkan tenagaku. Lagipula,
jika kau menolak, kau hanya menjadi mangsa lawan-lawanku dan menyulitkan idaman
hatiku saja!" Khouw Kiam Siu terdiam seketika. Ia menginsyafi, betapa keras pun ia menolak, toakonya
itu pasti akan memaksanya juga. Maka dengan terpaksa ia lalu berkata:
"Demi kelancaran urusan yang harus aku selesaikan, aku terpaksa menerima juga tawaran
Toa-ko itu!" "Bagus! Nah, marilah dengar kisahku. Pernahkah kau mendengar nama Sam-kiat Sianseng
atau si Mahasiswa dengan tiga keistimewaan?"
"Belum." "Sam-kiat Sianseng adalah aku sendiri!"
"Ouww! Toa-ko sendiri" Apa itu tiga keistimewaan Toa-ko?"
"Aku memperoleh julukan itu karena Pedangku, Kim-ku dan Wajahku yang tampan!
Pedangku dapat berkelebat dengan pesat sekali. Kim-ku dapat mengeluarkan suara aneh
dan melenyapkan sukma pendengarnya. Sedangkan Wajahku yang tampan dapat membikin
banyak gadis tergila-gila padaku!"
"Mengapa Toa-ko kini menutupi wajah yang tampan itu?"
Dengan suara berat Khouw Kie Cong tertawa sejenak dan melanjutkan:
"Aku pernah menggemparkan kalangan persilatan dengan tiga keistimewaanku itu. Pada
suatu hari aku berkenalan dengan seorang gadis cantik jelita. Perkenalan itu berlanjut
menjadi cinta kasih yang mendalam sekali sehingga aku dan gadis itu bersumpah untuk
sehidup semati. Cintaku bergelora dan terciptalah sebuah lagu yang aku beri judul Kasih nan
Kokoh. Tiap malam, setelah suasana menjadi sunyi senyap, aku lalu mementil Kim-ku untuk
menghibur kekasihku dengan lagu itu, tetapi.... malapetaka dalam bentuk seorang pria tiba-
41 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
tiba menimpa!" "Pria itu memaksa ingin merebut gadis itu?"
"Betul! Tetapi cinta gadis itu demikian kokohnya sehingga betapapun kerasnya badai
mengamuk, gadis itu tetap menyintai Sam-kiat Sianseng!"
Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara tertawa seseorang dari luar kamar dibawah tanah
itu. "Siao-tee," bisik Khouw Kie Cong. "Kau tunggu disini, aku harus menyelidiki orang itu!"
Berkata begitu, ia segera meloncat dari pembaringannya dan memburu keluar. Tidak lama
kemudian ia sudah balik lagi dan berkata:
"Ini adalah untuk pertama kalinya seseorang berhasil mendaki puncak ini tanpa aku dapat
melihatnya! Orang itu betul-betul luar biasa ilmunya!"
"Mengapa Toa-ko tidak mengusir orang itu dengan suara Kim?"
"Aku kira Irama Maut tidak mungkin bisa berbuat banyak terhadap seseorang serupa dia itu!
Sudahlah, mari dengar kelanjutan dari pada kisahku tadi. Pada suatu hari"."
VI PADA suatu hari, Khouw Kie Cong telah diundang makan oleh Suheng gadis pujaan hatinya.
Di atas meja makan itu juga Khouw Kie Cong roboh tidak sadarkan dirinya. Ternyata ia telah
diberikan hidangan yang mengandung racun yang merusak tubuh dan nyawanya dengan
secara lambat. Pria keji itu tidak bertindak setengah-tengah. Diseretnya tubuh Khouw Kie Cong yang sudah
tidak berdaya itu, yang kemudian dilemparnya kedalam sebuah lembah yang dalam.....
Namun, ajal Khouw Kie Cong ternyata belum sampai, karena di dalam lembah itu, ia
beruntung menemui sejilid kitab sakti yang berjudul Hian-thian-kun keng, sebotol pil obat
mujizat dan sebuah Kim berikut kitab pelajaran untuk memainkan alat tetabuhan tersebut.
Sebotol pil obat telah habis dan berhasil menyembuhkan peracunan di dalam tubuhnya.
Dengan tekun dipelajarinya kitab Hian-thian-kun-keng sehingga ia akhirnya memiliki suatu
ilmu yang dahsyat sekali. Kitab pelajaran mementil Kim pun telah dipelajarinya dengan
seksama sehingga ia dapat memainkan alat tetabuhannya itu menurut kehendak hatinya,
yalah melenyapkan tenaga dan semangat atau menggembirakan, merayu atau menyayat
hati pendengarnya! Pil obat mujizat telah menyembuhkan peracunan dalam tubuhnya, tetapi obat itu tidak
berhasil memulihkan wajah yang kini tampak seperti iblis dan membangkitkan perasaan jijik
kepada yang melihatnya! Pada suatu hari, karena tidak berani menjumpai kekasihnya dengan wajahnya yang seperti
setan jahat itu, Khouw Kie Cong tanpa terasa berjalan ketempat dimana ia dan kekasihnya
itu sering menikmati kebahagiaan bersama.
Setibanya di tempat itu, ia jadi terkejut sekali dapat melihat dari seberang jurang, dengan
pandangan kosong, kekasihnya sedang berjalan menuju ketepi jurang itu. Cepat-cepat ia
mengeluarkan Kim-nya yang segera dipentilnya.
42 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Suatu lagu yang merayu terdengar, yalah lagu ciptaannya sendiri, Cinta nan Kokoh.
Si gadis tiba-tiba jadi sadar akan perbuatannya yang nekad itu. la menoleh jauh ke seberang
jurang. Air matanya jatuh berlinang, karena seketika ia mengetahui bahwa Khouw Kie Cong
atau Sam kiat Sianseng belum mati!
"Demikianlah," Khouw Kie Cong meneruskan dengan ucapannya sendiri. "Semenjak malam
itu, Kim-ku ini tidak pernah tidak terdengar, dan si gadis pun tidak pernah tidak muncul di
teras vilanya untuk mendengar rayuanku selama 10 tahun...."
Sambil menunjang dagu dengan kedua tangannya Khouw Kiam Siu mendengar terus kisah
yang menyedihkan itu. "Toa-ko," katanya. "apakah tidak ada obat untuk menolong wajahmu itu?"
"Mungkin ada, tetapi karena terikat disuatu tempat untuk memainkan alat tetabuhanku ini,
maka aku tidak lagi berkesempatan untuk mencari obat tersebut....."
"Tetapi, cara Toako membalas cinta gadis itu rasanya agak kurang bijaksana...."
"Mengapa kau mengatakan demikian?"
"Mengapa kau tidak segera menjumpai saja gadis itu?"
"Aku tidak bisa menjumpai gadis itu dengan wajahku yang sekarang ini!"
"Apakah wajah Toa-ko itu demikian jeleknya sehingga tampak betul-betul seperti setan?"
"Bahkan lebih dari itu!"
"Aku tidak percaya!"
Khouw Kie Cong tertawa berkakakan mendengar kata-kata Siao-teenya itu.
"Jadi kau mau membuktikan sendiri?" tanyanya.
"Ya!" "Baiklah! Aku harap saja kau tidak meloncat!" sahut Khouw Kie Cong dan betul-betul ia
segera menyingkap kain hitam yang menutupi mukanya itu. "Siao-tee, kau lihatlah !"
Suatu rasa yang seolah-olah segumpalan es menggelinding di punggung, dirasakan oleh
Khouw Kiam Siu. Diluar kehendaknya sendiri, mendadak kedua kakinya terangkat dan
melangkah mundur. Seumur hidupnya belum pernah ia melihat muka yang begitu jelek
serta seramnya, muka yang hanya ketinggalan kedua mata, dua lubang hidung dan satu
mulut dengan gigi2 menonjol keluar karena bibir yang menutupi itu semua sudah
membusuk untuk kemudian terlepas sama sekali dari tempatnya, sumbing!
"Toa-ko!" teriaknya dengan mata terbelalak.
Wajah Khouw Kie Cong yang seram itu sekonyong-konyong meringis, dari kedua kelopak
matanya tampak mengucur air dengan deras sekali. Kepalanya digelengkan dan tertutuplah
mukanya yang sudah tidak keruan itu.
"Bagaimana pendapatmu, apakah aku bisa menjumpai gadis itu dengan wajah serupa ini?"
tanyanya sedih. 43 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Tidak! Toa-ko tidak bisa menjumpai gadis itu!" sahut Khouw Kiam Siu yang masih
berdebar-debar. "Aku mengetahui bahwa cinta itu buta dan tidak menghiraukan paras cantik
atau wajah tampan, namun jika gadis itu melihat wajah Toa-ko ini, ia akan mati mendadak!"
"Hee, hee, hee! Kau sudah mengetahui kisahku dan melihat juga wajahku ini. Baiklah,
sekarang aku akan mulai mengajarimu ilmu-ilmu yang menjadi pusakaku. Kau berbakat dan
cerdas, maka dalam waktu 10 hari saja, kau mungkin akan berhasil menyelesaikan
pelajaran2 itu. Ayohlah, kita mengisi perut dulu!"
Berkata demikian, Khouw Kie Cong segera mengajak Khouw Kiam Siu ke ruangan belakang
untuk bersantap. Beberapa saat kemudian, mereka sudah kembali lagi kedalam kamar
semula. Khouw Kie Cong segera mengeluarkan Kim-nya seraya berkata:
"Pertama2 aku akan mengajarimu bagaimana mementil Kim Gaib ini. Adapun jenis irama
yang akan kau pelajari terdiri dari 3 bagian. Jenis pertama yalah merayu. Jenis kedua,
melenyapkan tenaga serta sukma dan jenis ketiga adalah jenis yang terdahsyat yalah,
mencabut nyawa!" "Mengapa sipemain Kim Gaib itu sendiri tidak turut terbawa oleh pengaruh Irama Maut yang
mematikan itu?" tanya Khouw Kiam Siu heran.
"Karena begitu kau mementil senar Kim Gaib ini, pada saat itu juga telinga maupun seluruh
urat syarafmu mulai dilatih untuk menerima kegaiban2 yang terkandung dalam suara yang
dipancarkan oleh pentilan-pentilanmu itu!" sahut Khouw Kie Cong sambil mengeluarkan dua
jilid kitab. Satu kitab pelajaran Kim dan satunya lagi kitab Hian-thian-kun-keng.
Demikianlah, mulai malam itu, Khouw Kiam Siu telah menerima pelajaran2 memainkan alat
tetabuhan yang aneh itu. Tiga hari telah lalu dan tehnik mementil Kim seluruhnya sudah
dikuasai dengan baik olehnya.
Dengan perasaan sangat puas, Khouw Kie Cong lalu mengajari ilmu-ilmu yang tertera dalam
kitab Hian-thian-kun-keng, dari ilmu bersilat dengan tangan kosong hingga ilmu bersilat
dengan menggunakan senjata tajam. Bagaimana menangkis serangan lawan dengan
serangan pula dan bagaimana setelah menyerang dan lekas-lekas mengambil langkah
seribu! Dan semua itu, karena sudah mempunyai suatu dasar kuat dari gemblengan2 keras si Kakek
cerdas, dapat dipahami oleh Khouw Kiam Siu dalam waktu enam hari saja.
Pada hari yang kesepuluh, Khouw Kiam Siu diberi istirahat. Tetapi keesokan harinya, ia
diperintahkan untuk rebah terlentang ditanah sambil mengangkat telapak tangannya keatas,
kemudian dengan gerakan yang indah sekali, Khouw Kie Cong mencelat keatas untuk
kemudian meletakkan kedua tangannya di atas telapak tangan Siaotee-nya itu. Dengan cara
seperti orang main akrobat itulah, Sam-kiat Sianseng menyalurkan seluruh tenaga saktinya.
Beberapa saat lagi telah lalu, kemudian tampak tubuh Khouw Kie Cong terkulai kedepan dan
roboh ditanah. Dengan susah payah ia lalu duduk bersila.
Khouw Kiam Siu dapat melihat itu semua, namun iapun harus lekas-lekas bersemedi untuk
membetulkan jalan napasnya yang juga memburu seperti Toakonya itu. Baru tidak lama
kemudian ia berkata: "Toa-ko, beritahukanlah tugas yang harus aku laksanakan?"
44 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Khouw Kie Cong menarik napas dalam2 yang lalu disemburkan lagi keluar dan berkata:
"Ya, sudah tiba saatnya untuk kau pergi melaksanakan urusanku itu. Pertama, kau harus
pergi mencari Cio Tin siocia dan serahkan bungkusanku," ia berhenti sebentar untuk
mengambil napas sambil mengawasi Khouw Kiam siu dan melanjutkan:
"Kedua, dalam waktu dua bulan ini, kau harus membawa batok kepala Tauw Kun kesini!"


Irama Pencabut Nyawa Karya Wen Wu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tauw Kun" Siapa dia itu?"
"Oh, aku lupa memberitahukan padamu tentang Tauw Kun kemarin. Dia adalah murid
pertama Thio Mo Lam, majikan puri Kiam Pao. Dia selalu berbuat sewenang2 dikalangan Bulim dan dia juga yang telah menganiayaku dengan racun sehingga aku kini betul-betul
bukan manusia lagi, setan!"
"Siapa nama gadis buah hati Toa-ko itu?"
"Gadis khayalanku itu bernama Thio Siok Ngo, puteri majikan Kiam Pao dan dia sudah tidak
beribu lagi!" "Baiklah, aku berjanji untuk melaksanakan dua urusan itu."
"Satu urusan lagi yang tidak kalah pentingnya dengan kedua urusan yang telah aku katakan
tadi." "Katakanlah, aku sudah berjanji, dan aku merasa yakin dapat memenuhi kehendak Toa-ko
itu." "Bagus! Nah, dengarlah baik-baik. Tugasmu yang ketiga adalah, kau harus menyamar
sebagai aku, mengambil alih kedudukanku, Khouw Kie Cong, dan menyintai terus Thio Siok
Ngo!" "Haa?"!" "Ya! Pendeknya kau harus menjelma sebagai aku dan menyintai Thio Siok Ngo seperti telah
aku lakukan dulu!" Bukan main tersentak hati Khouw Kiam Siu mendengar tugas yang ketiga itu. Ia sudah
diberitahukan bahwa Thio Siok Ngo adalah seorang gadis yang cantik jelita, tetapi, apakah
karena kecantikan gadis itu ia lalu bisa mencintai gadis itu"
"Tidak!" sahutnya tegas.
"Tidak apa"!"
"Aku, meskipun terpaksa, telah menerima juga seluruh tenaga sakti Toa-ko, itu saja sudah
merupakan suatu yang menindih berat di atas kedua bahuku, maka aku tidak dapat
melaksanakan urusan yang ketiga ini!"
"Mengapa"!"
"Toa-ko telah memberitahukan bahwa wajahku sama benar dengan wajah Toa-ko, tetapi,
lambat laun Thio siocia pasti akan mengetahui bahwa aku adalah Khouw Kie Cong
gadungan. Disamping itu semua, cinta itu suci, tidak dapat dipaksa, ditukar atau dijualbelikan!"
Khouw Kie Cong tidak lantas mengatakan apa", Ditatapnya Khouw Kiam Siu sejenak,
45 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
kemudian dengan tiba-tiba saja digerakkan tangannya untuk menghunus pisau belati
dipinggangnya dan berkata keras:
"Jadi kau tidak sudi menolong aku?"
"Toa-ko! Aku bukan tidak sudi menolong, tetapi ...."
"Siao-tee, tekadmu itu memaksa aku memperpendek umurku sendiri!" kata Khouw Kie Cong
getas. Serentak dengan itu, tangannya yang sudah menggenggam belati terangkat keatas. Tetapi
tiba-tiba ia roboh tertelentang diterkam oleh Khouw Kiam Siu yang berhasil menahan
turunnya belati itu. "Toa-ko! Jangan teruskan tekadmu ini!" teriaknya terkejut.
Terdengar isak tangis yang disusul dengan terlepasnya belati dari tangan Khouw Kie Cong.
"Siao-tee," katanya perlahan. "Katakanlah kau mau juga melakukan permintaanku tadi?"
"Aku .... aku akan melakukan itu..." sahut Khouw Kiam Siu terharu.
"Bagus! Aku akan mati dengan perasaan puas."
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"
"Pergilah ke puncak diseberang puncak Kiat-yung-hong ini untuk menjumpai Thio Siok Ngo.
Aturlah cerita demikian rupa sehingga ia percaya bahwa yang datang menjumpainya adalah
Khouw Kie Cong, kekasihnya! Dan setelah kau berhasil mengambil batok kepala Tauw Kun,
bawalah gadis she Thio itu keatas puncak ini. Aku.....aku ingin sekali melihat parasnya satu
kali saja lagi sebelum aku meninggal dunia...."
Dengan tubuhnya yang menggetar karena menahan sedihnya, Khouw Kie Cong lalu
menyerahkan Kim Gaib dan berkata lagi:
"Mulai saat ini, alat tetabuhanku ini menjadi milikmu! Berusahalah sedapat mungkin
sehingga kau betul-betul menjelma menjadi Khouw Kie Cong, atau Sam-kiat Sianseng."
Khouw Kiam Siu menerima Kim yang telah diangsurkan itu. Ia memberi hormat dan segera
meninggalkan tempat itu. Sambil menuruni jalan puncak itu, ia mengulangi pesan2 yang
baru saja diterimanya yalah:
1 Menyerahkan suatu benda kepada Cio Tin, puteri pemimpin besar partai Hong-bie-pang.
2. Mencintai Thio Siok Ngo, puteri si majikan puri Kiam Pao, kakak perempuan Thio Kun!
Dan mengajak si gadis she Thio ke puncak Kiat-yun hong.
3. Memenggal kepala Tauw Kun dan membawa juga batok kepala orang she Tauw itu ke
puncak yang sama. Pesan atau tugas No. 2 dan 3 harus sudah diselesaikan dalam waktu 2 bulan, karena Khouw
Kie Cong hanya masih bisa hidup tidak lebih daripada 70 hari lagi.
Kim Gaib yang dibawanya telah menyambung asmara sepasang merpati selama 10 tahun,
dan alat tetabuhan itu akan digunakan olehnya untuk menyamar sebagai Khouw Kie Cong
dan mencintai Thio Siok Ngo.
46 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Jika semua tiga tugas itu telah dikerjakan, maka dengan pedang buntung yang tergantung
dipinggangnya kini, ia akan pulang ke daerah Sie-thian-bok-san untuk mencari gurunya,
Gouw Wie To, yang telah berjanji untuk memberitahukan segala sesuatu tentang hal
ikhwalnya dan semua musuh-musuh besarnya.
Tanpa terasa, dengan cepat saja ia sudah tiba dikaki puncak. Seketika digerakkan kedua
kakinya untuk menuju langsung ke seberang puncak Kiat yun-hong, sambil mengasah
otaknya dan menyiapkan kata-kata yang sekiranya dapat meyakinkan Thio Siok Ngo bahwa
ia adalah Sam kiat Sianseng Khouw Kie Cong.
Bulan sabit yang seperti alis lentik seorang gadis cantik, tergantung dilangit biru yang
bertaburan beribu bintang dengan cahayanya yang redup.
Beberapa saat menjelang tengah malam, maka tibalah Khouw Kiam Siu di atas puncak yang
ditujunya itu. Dari kejauhan, di atas teras sebuah vila, samar-samar ia dapat melihat bahwa
seorang wanita yang mengenakan pakaian serba putih tengah berdiri menantikan sesuatu.
Ya.....ia memang sedang menantikan pentilan senar Kim Gaib yang akan membawakan lagu
Kasih nan Kokoh dari puncak diseberang!
"Mungkin dia inilah yang sedang aku cari..." katanya dalam hati dengan perasaan berdebar.
Untuk mengelakan perhatian orang, ia segera membelokkan langkahnya untuk menghampiri
gadis itu dari samping vila. Ternyata vila tersebut sangat besar serta indah. Taman bunga
berada disekitarnya dan teras dimana si gadis itu sedang berdiri menantikan rayuan Kim
Gaib adalah bagian belakang dari vila itu.
Dengan gaya yang indah sekali, tembok yang melingkari vila tersebut berhasil diloncatinya.
Begitu kedua kakinya menyentuh lantai dalam taman itu, ia segera menyelinap kebalik
sebuah pohon, darimana ia lalu memperhatikan gadis yang sedang berdiri menghadapi
puncak Kiat-yun-hong. "Hei! Siapa kau" Mengapa mencuri masuk kedalam taman ini"!"
Demikianlah terdengar suara teguran lantang dari belakangnya. Ia berbalik dan melihat
seorang nenek yang sudah berusia sangat lanjut tengah berdiri disitu. Karena gugupnya, ia
tiba-tiba membuka mulutnya dan balik menanya: "Siapa Po-po sendiri?"
"Hm".aku menanya kau sia...."
Si nenek tidak melanjutkan kata-katanya itu. Parasnya yang sudah keriput itu menunjukkan
dengan jelas sekali bahwa ia terkejut bukan main melihat wajah tamunya yang tidak
diundang itu. Beberapa saat kemudian, baru ia berkata lagi dengan suara menggetar:
"Setankah kau"!"
"Po-po keliru!" sahut Khouw Kiam Siu sambil berusaha menekan kecemasannya. "Aku Samkiat Sianseng Khouw Kie Cong!"
"HAAA!!!! Kau Khouw"."
Hanya kata-kata itu saja masih dapat keluar dari mulut nenek itu, yang tiba-tiba roboh
terjengkang kebelakang, pingsan!
Suara terbantingnya tubuh si nenek ternyata dapat didengar oleh si gadis. Ia menoleh
dan.... "Ibu! Mengapa kau?" teriaknya kaget sambil menghampiri nenek itu dan tidak
47 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
menghiraukan Khouw Kiam Siu sama sekali.
Mendadak rasa sangsi timbul dalam benak Khouw Kiam Siu mendengar gadis itu memanggil
ibu kepada nenek itu. Karena ia masih ingat benar Khouw Kie Cong mengatakan bahwa Thio
Siok Ngo sudah tidak beribu lagi.
Karena masih merasa ragu jika gadis itu adalah gadis yang sedang dicarinya, maka
dicobanya dengan membacakan sanjak dari lagu Kasih nan Kokoh:
Kasih kita yang suci murni,
Hanya berakhir bila kita mati,
Maka janganlah dikau bersedih hati,
Karena kita pasti bersatu pada suatu hari!
Gadis itu tiba-tiba mengangkat mukanya dan menatap wajah si pembaca sanjak itu.
Matanya terbuka lebar-lebar dan tidak berkesip!
Khouw Kiam Siu masih belum merasa yakin. Seketika ditekuk kedua lututnya dan duduk
bersila sambil meletakkan Kim Gaibnya di atas pangkuannya dan terdengarlah rayuan Kasih
nan Kokoh, yang tiap-tiap jam 12 tengah malam terpancarlah dari puncak Kiat-yun hong,
selama 10 tahun tanpa kecuali cuaca baik ataupun badai mengamuk!
"Cong Ko....." ratap gadis itu penuh haru. "Akhir....akhirnya kau datang juga....."
Jantung Khouw Kiam Siu memukul dengan keras sekali. Ia harus mengakui bahwa memang
gadis itu, yang bukan lain daripada Thio Siok Ngo, cantik luar biasa.
"....Tidak...tidak!" Thio Siok Ngo berteriak sambil mengawasi dengan pandangannya yang
liar. "Tidak! aku ..... aku tengah bermimpi!"
"Ngo Moy, kau tidak bermimpi. Aku ....Sam-kiat Sianseng Khouw Kie Cong.....telah
datang....." sahut Khouw Kiam Siu yang sudah mulai menjalankan perannya. Jantungnya
seolah-olah ingin meledak ketika melihat gadis buah hati Toako-nya itu berjalan
menghampirinya. Thio Siok Ngo tidak mendekati terus. Ia berdiri lebih kurang 2 meter dihadapan Khouw Kiam
Siu sambil menggigit jarinya sendiri untuk membuktikan bahwa ia betul-betul tidak sedang
bermimpi. Teriakan tertahan terdengar dan tampak parasnya tiba-tiba terhias oeh suatu
rasa yang meluap2. "Aku tidak bermimpi!" teriaknya keras. "Cong Ko, aku sudah menanti 10 tahun dan akhirnya
kau datang juga!" "Anak, jangan terlalu dekat padanya! Dia....dia bukan manusia tetapi setan!" tiba-tiba
terdengar suara si nenek yang sudah siuman dan tengah berdiri dibelakang Thio Siok Ngo.
"Tidak, dia ini bukan setan!" bantah si gadis. "Lagipula, aku".aku masih tetap menyintainya
sekalipun dia kini sudah menjadi setan!"
Si nenek menarik tangan Thio Siok Ngo dan membuat dirinya tampil kemuka seraya
berkata: "Hei, kau! Waktu masih hidup kau mencintai gadis ini, sekarang kau sudah jadi setan, maka
48 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
janganlah mengganggunya lagi! Kau telah mengubur kebahagiaannya dan aku hanya minta
kau memain terus Kim itu. Anak, ayoh kita masuk!"
"Tidak! Aku minta ibu jangan mencegah kebahagiaanku. Ibu masuklah kedalam vila dan
biarkan aku seorang diri disini!"
Aneh, si nenek yang tadinya demikian galak, tiba-tiba menuruti saja permintaan gadis itu.
Dengan muka masam ia segera berjalan masuk kedalam vila.
"Ngo Moy," kata Khouw Kiam Siu melihat si nenek sudah pergi. "Apakah dia itu ibumu?"
Thio Siok Ngo bersenyum manis.
"Ya...." sahut lembut, "boleh juga dikatakan demikian. Selama 10 tahun ia selalu
mendampingi aku. Ia bernama Tian Giok Siu, pengasuh dan 'ibuku" juga....." lalu ia berjalan
mendekati dan merangkul Khouw Kiam Siu yang terpaksa harus balas merangkul juga demi
perannya sebagai Khouw Kie Cong!
"Cong Ko, aku telah menantikanmu selama 10 tahun. Keadaanku tidak berubah, aku masih
mencintaimu," kata lagi si gadis dengan merdu dan merayu.
Khouw Kiam Siu tidak mengatakan apa-apa. Suatu perasaan yang entah perasaan apa
tengah berkecamuk hebat dalam pembuluh darahnya.
"Aku ingin menyertaimu, sekalipun kau sudah menjadi setan!"
"Ngo Moy, aku bukan setan. Aku masih hidup seperti kau sendiri!"
"Tidak, kau berdusta!"
"Mengapa kau mengatakan demikian?"
"Mukamu, mukamu tidak rusak....."
"Semula memang mukaku rusak, tetapi aku beruntung telah memperoleh suatu obat mujizat
sehingga wajahku pulih sebagaimana biasa....kau tidak bermimpi, ini semua adalah
kenyataan!" Thio Siok Ngo melepaskan tusuk kondenya sambil mengajak Khouw Kiam Siu duduk
dibawah teras dan berkata lagi:
"Cong Ko, masih ingatkah kau akan tusuk konde ini?"
"Aku.....aku masih ingat....."
"Selama 10 tahun tusuk konde pemberianmu ini tidak pernah terlepas dariku. Diwaktu
malam kau menghibur aku dengan Kim Gaibmu, sedangkan diwaktu siang hari tusuk konde
inilah yang menyertai aku. Aku hidup dalam kenangan, dengan harapan pada suatu waktu
kita bisa berjumpa lagi dan ternyata idam2an hatiku itu terpenuhi kini."
Berkata begitu, Thio Siok Ngo lalu meneliti wajah Khouw Kiam Siu sambi mengusap2 pipi
pemuda itu, seolah-olah ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak bermimpi.
"Haaai...." tiba-tiba serunya. "Tuhan itu memang adil. Dia telah mendengar doaku dan
mengabulkanNya. Dia telah mengembalikan kau padaku!"
"Ngo Moy. Tuhan itu selalu adil...."
49 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Aku mengharap kau tidak meninggalkan aku lagi."
"Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu lagi...."
"Tetapi, keberuntungan ini terjadi dengan mendadak sekali... aku mencurigai jika semua ini
betul-betul kenyataan! Aku merasa khawatir jika kau mendadak lenyap lagi...tanpa kau,
penghidupan ini tiada artinya!"
Kegelisahan terhias diwajah Khouw Kiam Siu. Ia mengetahui betul bahwa ia sedang menipu
seorang gadis yang suci murni. Hati nuraninya tidak mengijinkannya untuk terus bersikap
pura2 seperti itu, namun jika ia mengatakan siapa dia sebenarnya, bukankah itu hanya
membikin rencana Khouw Kie Cong berantakan saja"
"Cong Ko," kata lagi Thio Siok Ngo. "Selama 10 tahun ini kau telah bersikap kejam sekali
terhadapku....." "Kejam?" "Ya... tiap-tiap malam kau hanya merayuku dengan lagumu, Kasih nan Kokoh saja tanpa
memperlihatkan dirimu selama 10 tahun dan membuat aku hidup dalam khayalanku
sendiri.... apakah itu tidak kejam?"
"Ngo Moy, kau salah paham. Aku tidak menjumpaimu karena harus berlatih ilmu silat dan
berusaha memulihkan wajahku agar aku dapat lekas-lekas menjumpaimu lagi....."
Thio Siok Ngo tiba-tiba merangkul lagi pemuda itu. Dengan suara agak menyesal ia lalu
berkata: "O....aku salah paham. Tidak pernah terpikir olehku bahwa kau harus melakukan itu semua
demi kepentingan kita bersama!"
DENGAN perasaan berat dan agak berdosa Khouw Kiam Siu harus mandah saja dilanda
'lahar letusan gunung asmara' yang tiba-tiba meledak itu...
"Ngo Moy," katanya gugup. "Aku harus meninggalkanmu untuk sementara waktu."
"Meninggalkan aku"!" tanya Thio Siok Ngo terkejut.
"Ya, kita terpaksa harus berpisah untuk waktu yang singkat."
"Hendak kemanakah Cong Ko?"
"Aku telah menyanggupi untuk menyelesaikan suatu urusan atas nama seseorang."
"Atas nama siapa?"
"Penolongku. Seorang yang telah berhasil memulihkan wajahku yang asli ini..."
"Bolehkah aku mengetahui urusan yang harus diselesaikan itu?"
"Aku akan memberitahukan kelak dikemudian hari."
"Tetapi, mungkin kau takkan kembali...."
"Aku pasti kembali. Mungkin sebelum dua bulan aku sudah berada disini lagi."
"Tidak, aku tetap masih merasa khawatir. Aku mau ikut!"
50 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Ngo Moy, urusan ini adalah urusan yang sangat rahasia."
"Berbahayakah?"
Khouw Kiam Siu berpikir sejenak. Ia mengetahui bahwa Thio Siok Ngo sangat khawatir akan
keselamatan dirinya. Maka ia lalu berkata untuk membesarkan hati gadis itu: "Tidak, tidak
membahayakan sama sekali."
Thio Siok Ngo melepaskan pelukannya sambil menatap wajah "kekasihnya' itu. Sinar
matanya demikian tajam sehingga tampak ia seolah-olah ingin merekam wajah itu kedalam
otaknya. "Kau pergilah, Cong Ko," bisiknya parau. "Dan jangan kau mengingkari janjimu sendiri!"
"Aku pasti kembali!"
Berkata demikian, Khouw Kiam Siu segera menjejak kakinya dan terapunglah tubuhnya
melalui tembok taman itu. Tetapi baru saja ia hendak berjalan keluar, tiba-tiba tampak si
nenek mendatangi seraya berkata:
"Hei, kau! Nanti dulu!"
Khouw Kiam Siu lekas-lekas memberi hormat dan berkata: "Po-po, kita sudah berjumpa
lagi." "Siapa kau sebenarnya"!" tanya nenek itu ketus.
"Aku Khouw Kie Cong alias Sam kiat Sianseng."
"Kau berdusta!"
"Mengapa Po-po mengatakan demikian?"


Irama Pencabut Nyawa Karya Wen Wu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sekalipun wajahmu sama benar dengan wajah Khouw Kie Cong, tetapi aku dapat melihat
bahwa dia lebih tua beberapa tahun darimu! Disamping itu dia sudah diberi makanan
beracun sehingga mukanya jadi jelek sekali dan dilemparkan kedalam jurang dan....
sebelum itu, mukanya pun telah disayat goresan-goresan pedang maka dia kini pasti lebih
banyak mirip setan daripada seorang pemuda ganteng sepertimu!"
"Betul! Memang wajahku semula jelek sekali, tetapi....."
"Cukup! Jika kau berkeras ingin juga memaksa aku mempercayai kata-katamu itu, baik aku
akan percaya juga. Tetapi ....jawablah terlebih dulu satu pertanyaanku!"
"Po-po katakanlah!"
"Mengapa kau tidak mengetahui aku ini siapa tatkala kau menjumpai aku ditaman tadi?"
Khouw Kiam Siu jadi kelabakan ditanya demikian. "Celaka!" katanya dalam hati. "Nenek ini
ternyata tahu segala2nya."
"Ayohlah, jawab pertanyaanku itu!" si nenek mendesak.
Khouw Kiam Siu masih terbengong dan tidak bisa menjawab.
"Ya, kau sudah berhasil menipu Siok Ngo, tetapi janganlah kau mau juga menipu aku!
Cobalah ceritakan padaku siapa kau sebenarnya dan mengapa kau menyamar sebagai
51 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Khouw Kie Cong?" "Aku akan menjawab pertanyaan Po-po itu. Tetapi apakah Popo menyayang Siok Ngo?"
akhirnya Khouw Kiam Siu berkata.
"Hii, hii, hii! Kau betul-betul seorang pemuda yang keras kepala. Tentu saja aku menyayang
gadis itu. Bahkan aku perlakukan dia sebagai puteri kandungku sendiri! Aku sebetulnya
bermaksud membuka kedokmu tadi, tetapi....jika aku teruskan juga tekadku aku hanya
menghancurkan hati gadis itu saja."
"Baik, aku mengaku, aku memang bukan Khouw Kie Cong! Aku Khouw Kiam Siu telah
menyamar atas permintaan Khouw Kie Cong sendiri!"
"Dia .... masih hidup?"
"Ya. Jika tidak, mana mungkin rayuan2 senar Kim masih bisa terdengar hingga saat ini?"
"Mengapa dia tidak datang sendiri?"
"Dia tidak berani menjumpai Siok Ngo dengan wajahnya yang sudah tidak keruan itu."
"Mengapa?" "Dia khawatir cinta Siok Ngo akan membuyar melihat wajahnya yang seperti setan jahat
itu." "O....dia keliru! Siok Ngo mencintainya tanpa menghiraukan apakah ia tampan atau jelek!"
"Tetapi, selain wajahnya jelek sekali, Khouw Kie Cong pun hanya bisa hidup 70 hari lagi
saja!" "Aku kurang paham akan ucapanmu itu."
"10 tahun yang lalu, Khouw Kie Cong telah diberi hidangan beracun yang bekerja secara
lambat. Meskipun ia telah memperoleh suatu mujizat, namun ia tidak mampu memunahkan
racun yang dahsyat itu.....maka ia telah mengatur segala sesuatu demi kebahagiaan Siok
Ngo. Dia telah meminta padaku untuk menyamar sebagai dirinya dan menyintai terus Siok
Ngo." "Ehm......memang wajahmu mirip benar dengan wajah Khouw Kie Cong. Pernah apakah kau
dengan dia itu?" "Dia Toako-ku."
"Kakak sekandung"!"
"Bukan. Kita sudah mengangkat saudara...."
Si nenek, Tian Giok Siu, mengangguk-anggukkan kepalanya. Sikap maupun nada suaranya
yang kaku tiba-tiba berubah lunak setelah mendengar keterangan Khouw Kiam Siu itu.
"Hendak kemanakah kau sekarang?" tanyanya kemudian.
"Aku minta Po-po tidak membuka rahasiaku ini kepada siapapun. Aku harus menjumpai
seseorang untuk menyelesaikan permintaan Toako-ku itu, dan berusaha agar dapat kembali
lagi kesini selekas mungkin."
52 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Urusan apa yang harus kau selesaikan itu?"
Khouw Kiam Siu berpikir sebentar. Ketika merasa tidak salahnya untuk memberitahukan
juga pada Tian Giok Siu akan tugas yang harus diselesaikannya itu, ia lalu berkata:
"Aku harus pergi ke puri Kiam Pao untuk membunuh Tauw Kun dan membawa batok
kepalanya orang she Tauw itu kehadapan Khouw Kie Cong!"
"Aaai....tugasmu itu sangat berbahaya dan tidak mungkin dilakukan!" seru Tian Giok Siu
terperanjat. "Mengapa tidak mungkin?"
"Puri Kiam Pao dijaga oleh banyak orang yang berkepandaian tinggi sekali. Tahukah kau
betapa hebat kepandaian Thio Mo Lam, si majikan puri tersebut?"
Khouw Kiam Siu menggeleng kepalanya.
"Tidak, dan aku tidak perduli!" sahutnya tegas.
"Haai....Thio Mo Lam adalah seorang ahli pedang yang tiada taranya. Sedangkan Tauw Kun,
murid kesayangannya telah berhasil memiliki kira-kira 80% ilmu-ilmu gurunya. Aku bukan
menakut2i, tetapi mungkin kau akan gagal dalam tugasmu ini...."
Khouw Kiam Siu diam-diam mengertak giginya. Tetapi tanpa gentar ia lalu menanya lagi:
"Bagaimana dengan kepandaian Thio Kun?"
"Akh! bocah she Thio itu hanya seorang jago kodian. Dibandingkan dengan Tauw Kun,
kepandaiannya kalah jauh!"
"Terima kasih, Po-po," kata Khouw Kiam Siu sambil memberi hormat.
"Apakah kau hendak meneruskan juga tekadmu itu?" tanya Thian Giok Siu cemas.
"Aku harus pergi juga. Sampai kita jumpa lagi, Po-po!" Setelah memberi hormat lagi, Khouw
Kiam Siu segera meloncat pergi. Ditengah perjalanannya menuruni puncak itu, baru ia
mengetahui bahwa puncak tersebut adalah puncak Thian-tai hong.
Tiba-tiba saja ia jadi teringat akan batu mujizat Ban-lian Ciok tam yang katanya dapat
memunahkan segala jenis racun hebat. Menurut keterangan Sin Soan Tju, batu tersebut
telah dicuri oleh Bian-san ji-kwi.
"Mungkin batu mujijat itu dapat memunahkan juga rangsangan racun dalam tubuh Toakoku...." pikirnya.
Berpikir demikian, seketika ia memburu kearah jurang dikaki lereng puncak Kiat-yun-hong.
Tetapi setibanya disana ia hanya menjumpai kedua mayat yang sudah mulai membusuk,
tanpa melihat batu mujizat yang dimaksud oleh Sin Soan Tju.
Dengan kecewa didaki lagi jurang itu dan tiba ditengah puncak Kiat-yun-hong pada waktu
fajar menyingsing. Sekonyong-konyong kupingnya mendengar suara apa-apa dibawah
puncak itu. "Hm....mereka lagi-lagi sudah mendaki puncak ini untuk menyelidiki teka-teki tentang Irama
Maut!" katanya dalam hati sambil mengawasi ke bawah.
53 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Betul saja, tampak olehnya beberapa orang sedang berusaha naik keatas, ia segera
membatalkan maksudnya untuk turun dan menantikan rombongan itu dengan maksud
mengusir orang-orang itu agar tidak mengganggu Khouw Kie Cong yang sudah tidak
berdaya karena telah menyalurkan seluruh tenaga dalamnya kepadanya.
Dengan cepat saja beberapa belas orang itu sudah berdiri berhadapan dengan Khouw Kiam
Siu. Mereka semua tercengang melihat seorang pemuda tampan dengan Kim Gaib
terpancang di-punggungnya sedang berdiri disitu.
"Dia ini adalah Khouw Kiam Siu," bisik salah seorang kepada kawan2nya. "Ahliwaris si
pemilik Kim Gaib!" "Aneh! Mengapa dia membawa alat tetabuhan itu?" kata seorang yang lainnya.
Tiba-tiba seorang yang berambut merah dari rombongan itu, tampil kemuka dan menanya:
"Apakah kau ahliwaris si pemillk Kim Gaib?"
Khouw Kiam Siu bersikap tenang sekali.
"Aku adalah si pemilik Kim Gaib sendiri!" sahutnya kaku.
"Ha, ha, ha! Kau berdusta, bocah!"
"Dapatkah membuktikan bahwa aku berdusta?"
"Irama Maut telah membingungkan dunia persilatan selama 10 tahun!"
"Lalu"!" Merah padam muka orang itu diejek demikian. Namun, tidak berani ia sembarang bertindak
melihat kenyataan Kim Gaib terpancang di punggung pemuda itu.
"Kau hanya berusia paling banter 18 tahun dan kau pasti bukan sipemilik alat tetabuhan
yang gaib itu!" katanya sengit.
"Kau tidak percaya" Apakah perlu akan membuktikan dengan suara Kim ini"!" bentak Khouw
Kiam Siu sambil berusaha terus meyakinkan orang itu bahwa memang dialah sipemilik Kim
Gaib itu. Orang-orang yang berada disitu belum mengetahui siapa sebenarnya Khouw Kiam Siu dan
merekapun belum pernah melihat si pemilik Kim Gaib. Mereka agaknya merasa gentar juga
mendengar ancaman itu, tetapi tiba-tiba satu suara lantang terdengar mengejek:
"Bocah! Kau buktikanlah kata-katamu tadi itu!"
Khouw Kiam Siu mengalihkan pandangannya kepada orang yang mengejek itu. Tiba-tiba
wajahnya tampak beringas. Karena orang itu ternyata adalah Thio Kun!
"Aku memang sedang mencarimu, anjing!" bentak Thio Kun.
Orang-orang yang sudah berada disitu terlebih dulu pun terperanjat melihat kedatangan si
majikan muda dari puri Kiam Pao itu. Serta merta mereka membuyar dan memberikan
lowongan agar Thio Kun dapat tampil kemuka.
"Bocah! Sudah beberapa hari aku gagal mencarimu, sekarang kau membawa-bawa Kim
hitam itu dan bermaksud menyamar sebagai si pemilik Kim Gaib. Kali ini Cui-hun-tjeng-lie
54 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
tidak berada disini dan kau pasti akan kuganyang! Ha, ha, ha," Thio Kun melontarkan
ejekannya sambil tertawa terbahak-bahak.
Bersamaan dengan itu, dua orang tiba-tiba memberi hormat kepada Thio Kun seraya
berkata: "Siao Po-cu! Perkenankanlah kami yang menghajar anjing kecil ini!"
Thio Kun dengan lagaknya yang dibuat-buat masih tertawa terus. "Berhati-hatilah," katanya.
"Agar anjing itu tidak terlepas lagi !"
Mendengar ucapan yang merupakan tanda persetujuan itu, kedua orang itu segera berjalan
menghampiri Khouw Kiam Su dan tanpa memberi peringatan apa-apa lagi mereka
sekonyong-konyong menyerang dengan serentak!
Khouw Kiam Siu yang bukan Khouw Kiam Siu seperti beberapa puluh hari yang lalu, dengan
tenang saja menantikan kedua serangan itu. Ia tidak tampak berusaha mengegos atau
mengelakkan. Ditarik kedua tangannya kebelakang dan menyerang kedua tinju yang sudah
hampir tiba didadanya itu. "Blukk....krakk!!"
"Aaaai!!" seru semua orang yang berada disitu terhitung juga Thio Kun. Mereka sungguh
tidak menyangka kedua jago dari puri Kiam Pao itu dibikin patah lengan2 mereka dalam
hanya satu gebrakan saja.
Lebih2 Thio Kun yang sudah pernah menggampar dan mempermainkan Khouw Kiam Siu.
"Apakah aku tidak salah melihat"!" tanyanya dalam hati terkesiap.
Empat orang jago dari puri Kiam Pao segera menyerang lagi, tetapi mereka pun terpaksa
meninggalkan gelanggang pertempuran itu dalam keadaan patah tulang lengan mereka!
Thio Kun jadi gusar sekali. Dihunus pedangnya dan membentak :
"Kalian mundur!" lalu sambil mengebas2kan pedangnya, tiba-tiba ia menusuk.
"Thio Kun! Sudah tiba saatnya untuk kau membayar hutang2mu!" teriak Khouw Kiam Siu
tanpa memindahkan kakinya. Tangan kanannya menjurus kearah tangan kirinya, lalu
membal ke kanan lagi dan membentur lengan lawannya untuk langsung menjurus keatas
dan....."Plakk".plokk !!"
Serentak dengan terdengar suara tamparan itu, tampak Thio Kun terdorong kebelakang dan
belum lagi keseimbangan badannya pulih, dua suara tamparan lagi-lagi sudah terdengar dan
membuat hidung serta mulutnya mengeluarkan darah. Kejadian itu terjadi cepat serta diluar
dugaan sama sekali, sehingga pedang yang berada dalam genggamannya tidak berarti apaapa!
Khouw Kiam Siu tidak mau memberi kesempatan. Diayun tinjunya dalam jurus Liong-paohouw-kie atau Naga meloncat,harimau menerkam.
Meskipun merasa kepalanya pusing, dan mukanya bengkak, namun Thio Kun masih dapat
melihat tinju lawannya yang sedang meluncur dengan cepat itu. Lekas-lekas ia mengelak
kesamping sambil menabaskan pedangnya. Justru pergerakkannya itu membuat tinju
Khouw Kiam Siu langsung menghajar lengan kanannya itu sehingga pedangnya terpental
jatuh! "Thio Kun!" bentak Khouw Kiam Siu sengit. "Hutang sudah dibayar berikut bunganya. Dan
55 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
sekarang sudah tiba saatnya untuk kau 'pulang' !"
"Bocah! Meskipun kau berhasil membunuh aku, tetapi kau takkan hidup lama!" teriak Thio
Kun, sekalipun mulutnya mengatakan demikian, namun diam-diam ia merasa heran sekali,
dengan tiba-tiba saja lawannya itu jadi demikian tangkasnya.
"Lain orang mungkin takut pada puri Kiam Pao, tetapi camkanlah, bahwa aku, pemilik Kim
Gaib, tidak gentar sedikit pun! Aku bahkan akan segera pergi ke puri tersebut untuk
memenggal kepala seseorang!" Khouw Kiam Siu mengancam.
Thio Kun masih penasaran sekali mukanya berulangkali telah terkena tamparan. Iapun
merasa malu dipermainkan dihadapan orang-orang yang hendak menyelidiki tentang Irama
Maut itu. Secepat kilat ia menyerang dengan kedua tangannya.
Khouw Kiam Siu menggeser kaki kanannya ke kanan sambil menyeret kaki kirinya.
Berbareng dengan itu, kedua tangannya bergerak memutar untuk kemudian menjambret
tangan kiri lawannya. Satu tendangan dilepaskan yang dengan tepat mengenai bawah
ketiak Thio Kun. Maka tidak ampun lagi, tubuh si pemuda she Thio yang tinggi besar itu
terangkat untuk kemudian terbanting dengan keras sekali dan bergelimpangan ditanah.
Khouw Kiam Siu sudah siap menyerang lagi, ketika tiba-tiba ia merandek mengingat bahwa
lawannya itu adalah adik Thio Siok Ngo.
Dalam keadaan yang sudah tidak keruan, Thio Kun perlahan-lahan berbangkit.
"Aku belum kau kalahkan!" teriaknya kalap. "Ayoh, kita lanjutkan pertarungan ini!"
"Pergi!" bentak Khouw Kiam Siu beringas. "Aku tidak terkebur, tetapi aku merasa yakin betul
dapat membunuhmu jika aku mau!"
"Kau takut melanjutkan pertarungan yang belum memutuskan ini"!"
"Pergi!" Thio Kun melirik kearah orang-orang yang berada disitu, dan ia dapat melihat bahwa
mereka semua seolah-olah menganjurkan agar ia menuruti saja permintaan Khouw Kiam Siu
itu. "Tiada gunanya aku berlagak garang," katanya dalam hati. "Mereka semua sudah melihat
bahwa aku memang bukan tandingan anjing ingusan ini!"
Berpikir demikian, ia segera menatap Khouw Kiam Siu dan mengancam:
"Hei, kau, ingatlah baik-baik! Kau sudah menanam bibit permusuhan dengan pihak puri
Kiam Pao. Pada suatu waktu kau akan menerima buah daripada apa yang kau tanam itu!"
lalu ia meninggalkan tempat itu diikuti oleh beberapa orangnya yang sudah terluka maupun
yang masih sebat. "Aku minta kalian pun enyah dari sini!" kata Khouw Kiam Siu kepada orang-orang yang
masih berada disitu. "Apakah kau betul-betul sipemilik Kim Gaib?" tanya salah seorang yang masih membandel.
Khouw Kiam Siu belum menyahut ketika tampak dari kejauhan mendatangi beberapa puluh
orang yang mengenakan pakaian dengan tanda sebilah pedang tersulam didada pakaian
mereka masing-masing. Tatkala sudah berada dekat, orang yang jadi pemimpin dari pada
56 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
rombongan itu segera menanya dengan suara keras:
"Apakah kau yang telah melukai Thio Kun, majikan muda dari puri Kiam Pao?"
"Masih bagus jahanam itu tidak kubunuh!" sahut Khouw Kiam Siu ketus. "Siapa kalian?"
"Kami" Ha, ha, ha! Aku Gouw Kang, si Iblis kilat. Dan aku adalah kepala daripada
ketigapuluh lima (sambil menunjuk orang-orang-nya) orang-orang ini yang terkenal dengan
nama Sa-cap-lak-thiankong atau Ketigapuluh enam orang-orang sakti dari puri Kiam Pao!"
"Dan kedatangan kalian disini yalah untuk membikin perhitungan, bukankah?"
"Betul!" "Dan sebagai biang-keladinya, kau tentu mengetahui bagaimana harus membereskan atau
menyelesaikan urusan majikan mudamu ini, bukan"!"
Bukan main gusar Gouw Kang dikatakan sebagai biang-keladi.
"Tentu!" sahutnya keras. "Kau hanya diberikan dua pilihan: mengikut kami untuk diadili
dipuri Kiam Pao, atau mati konyol di atas puncak ini! Ayoh, pilihlah!"
"Aku disuruh memilih" Kau betul-betul terlalu!"
"Bocah! Aku, Gouw Kang tidak sudi...."
Kata-kata itu belum selesai ketika tampak Gouw Kang menggerakkan tangannya untuk
menangkis, tetapi sekonyong-konyong ia terdorong ke-samping sambil memegang pipinya
yang sudah tertera ditelapak tangan!
"Kau berani menyerang secara curang"!" bentaknya kalap sambil menghunus pedangnya
dan menusuk dengan hebat sekali.
Khouw Kiam Siu menjejak kedua kakinya dan mencelat jauh kebelakang sambil melepaskan
Kim Gaib yang terpancang di punggungnya. Cepat ia duduk bersila dan.....
"Tiiinggg!!--Trang--Ting--Trang--Tiingg!!"
Demikianlah, suara pentilan Kim Gaib terdengar dan membuat semua orang yang berada
disitu terpaku. Perlahan-lahan tetapi tetap, Irama Maut meninggi dan membisingkan serta
memekakkan telinga. Mereka seolah-olah merasa suatu benda yang runcing menembus ke
dalam otak mereka. Setelah melengking tinggi, dengan tiba-tiba saja irama yang menghalau sukma itu berhenti.
"Terjang...." seru Gouw Kang dengan suaranya yang tidak lagi segarang sebelum ia
mendengar Irama Maut. Serentak dengan terdengarnya komando itu, ketiga puluh lima kawan2 Gouw Kang
menerkam Khouw Kiam Siu yang masih dalam keadaan bersila, tetapi tiba-tiba mereka
sendiri yang terpental balik ketika tinju-tinju mereka mengenai sasarannya, tanpa yang diserang menangkis ataupun melawan! Ternyata semangat serta tenaga mereka sudah lenyap
dan tidak lagi mampu bertempur!
Sementara Khouw Kiam Siu sibuk melayani orang-orang dari puri Kiam Pao itu, beberapa
belas orang yang tiba disitu terlebih dulu diam-diam sudah membuyar dan mendaki terus


Irama Pencabut Nyawa Karya Wen Wu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keatas. Mereka masih belum yakin jika sipemuda she Khouw yang masih muda belia itu
57 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
adalah sipemilik Kim Gaib dari puncak Kiat-yun hong.
Gouw Kang menghunus pedangnya sambil memberi isyarat agar orang-orangnya ikut
menyerang, namun sebelum mereka bergerak Irama Maut sudah terdengar lagi dan
membuat mereka mundur dan orang-orang yang sudah mulai mendaki keatas turun lagi ke
tempat semula. Alunan senar Kim tiba-tiba berhenti dan tampak Gouw Kang mengerahkan seluruh
tenaganya. Satu pekikan lantang terdengar yang dibarengi dengan terayun pedangnya.
Khouw Kiam Siu berbangkit dan mundur sambil menggantung alat tetabuhannya di
punggungnya. Seperti seekor belut, kepalanya menundukkan dan berhasil mengelakkan
sabetan pedang lawannya itu. Secepat kilat tinju kirinya dilepaskan kemuka dan.....
"Aaaah!!" jerit Gouw Kang sambil tersipu2 berusaha menahan terjangan tenaga yang
dahsyat itu. Tetapi gerakan kakinya yang sudah kalut tidak terkendalikan lagi. Diluar
kehendaknya sendiri, kaki kirinya, entah bagaimana, telah menggait kaki kanannya sehingga
ia roboh bergelimpangan dan tergelincir kedalam jurang yang telah mengambil jiwa Biansan ji-kwi beberapa hari yang lalu!
Khouw Kiam Siu yang tidak sudi sembarang membunuh orang, lekas-lekas mementil lagi
Kim Gaibnya. Kesepuluh jarinya bergerak-gerak dengan hebat sekali sehingga syaraf orangorang yang berkepala batu itu lagi-lagi menjadi kacau.
Ada sementara mereka yang muntahkan darah, sedangkan yang ilmu tenaga dalamnya
setingkat lebih tinggi, cepat-cepat duduk bersila dan bersemedi. Namun pada saat itu juga
tenaga dan semangat mereka sudah betul-betul lenyap. Mereka mungkin tidak lagi akan
bisa menuruni puncak itu jika serangan suara yang aneh itu tidak segera berhenti.
"Anak, cukuplah sudah! Mengapa kau agaknya ingin juga membunuh orang-orang itu"!"
Demikianlah, satu suara teguran yang tidak terlalu keras terdengar - - Satu suara bernada
lembut tetapi mengandung suatu pengaruh gaib!
Khouw Kiam Siu menoleh kekiri, dimana tampak punggung seorang yang berambut putih
tengah duduk menghadapi sebuah batu besar. Orang itu duduk bersila dalam posisi yang
sama seperti ia sendiri sehingga ia tidak bisa melihat wajahnya.
Tanpa membalikkan tubuhnya, orang itu tiba-tiba berkata lagi:
"Hei, kamu! Apakah kalian ingin menunggu kematian" Ayohlah, lekas turun dari puncak ini!"
Bukan main girang orang-orang itu. Mereka mengetahui bahwa ucapan itu ditujukan pada
mereka, maka dengan susah payah mereka lekas-lekas berbangkit dan tanpa mengatakan
apa-apa segera berjalan turun dari puncak itu.
Khouw Kiam Siu tidak mencegah. Karena itulah yang memang diharap olehnya, yalah
mengusir orang-orang itu turun dan jangan mengganggu Khouw Kie Cong di atas puncak
Kiat-yun-hong. Sesaat kemudian, orang yang berambut putih itu, perlahan-lahan berbalik. Ternyata ia
adalah seorang kakek yang berwajah segar dengan alisnya yang tebal serta sudah berwarna
putih seluruhnya. Sorot kedua matanya sekalipun tampak redup, namun dapat dilihat jelas,
dibalik keredupan itu, suatu sinar yang tajam sekali sebentar-sebentar berkelebat kearah
alat tetabuhan di punggung Khouw Kiam Siu.
58 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Anak," katanya agak kaku. "Kau kini sudah menjadi pemilik Kim Gaib?"
"Apa maksud Locianpwee?" tanya Khouw Kiam Siu curiga.
"Hm...kau sudah memperoleh tenaga sakti dan juga Kim Gaib itu. Dengan demikian
bukankah kau kini sudah menjadi si-pemilik alat tetabuhan yang mujizat itu?"
Khouw Kiam Siu mengerutkan keningnya. Ia betul-betul tidak mengerti jika kakek itu bisa
mengetahui bahwa Khouw Kie Cong telah menyalurkan tenaga sakti pada dirinya. Siapakah
gerangan kakek ini" Mengapa ia tiba-tiba muncul di atas puncak itu"
Dari apa yang dilihatnya, ia merasa yakin kakek itu berilmu tinggi sekali, namun ingin ia juga
mengetahui tindak-tanduk serta maksud kehadiran kakek itu disitu. Dengan sikap yang
tenang sekali ia lalu menanya:
"Bolehkah aku mengetahui siapa sebenarnya Locianpwee?"
"Tidak perlu kau ketahui hal itu!"
"Apa maksudmu datang di atas puncak ini?"
"Untuk menjumpaimu!"
"Mencari aku"!"
"Kedatanganku disini untuk meminta kau mengurus suatu urusan....."
?"........?"?""
"Aku minta kau lekas-lekas pergi keatas puncak Sauw-sit hong yang letaknya dipegunungan
Hiong-san!" "Untuk apa"!"
"Mencegah suatu pembunuhan besar2an terhadap orang-orang partai Siauw lim yang
dilakukan oleh seorang gadis!"
Khouw Kiam Siu cepat berbangkit sambil memandangi kakek aneh itu.
"Mengapa justru aku yang diminta untuk menumpas perbuatan gadis itu?" tanyanya
kemudian. "Karena kau adalah orang satu-satunya yang dapat melakukan itu!"
"Siapa gadis itu?"
"Kau tidak perlu mengetahui itu. Tugasmu adalah pergi ke kuil Siauw-lim-sie dan mencegah
pembunuhan itu!" "Mengapa kau sendiri tidak berusaha mencegahnya?"
"Jika bisa, aku tentu tidak mungkin datang disini dan meminta bantuanmu......"
Khouw Kiam Siu tidak lantas berkata-kata lagi. Diasah otaknya untuk menebak apa maksud
sebenarnya permintaan kakek itu.
"Hei, sudikah kau menolong?" tanya kakek itu akhirnya dengan agak jengkel.
59 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Aku tentu akan menolong. Tetapi...."
"Tetapi apa"!"
"Tetapi aku tidak pernah menolong orang tanpa mengetahui siapa orang yang meminta
pertolongan itu! Disamping itu...kau-pun harus memberitahukan bagaimana kau mengetahui
aku telah menerima tenaga sakti dan Kim Gaib yang terpancang di punggungku ini!"
"Hah! Kau betul-betul congkak! Ilmu yang kau miliki kini dapat menggempur banyak orang,
tetapi untuk mengalahkan aku, situa bangka, apa yang kau miliki itu belum lagi cukup!"
"Baiklah jika demikian, akupun tidak sudi membantu!"
"Aku akan memberitahukan itu semua kelak!"
"Tidak! Aku hendak mengetahui sekarang juga!"
Berkata begitu, Khouw Kiam Siu segera mengangkat kakinya dan berjalan pergi.
"Berhenti!" teriak si kakek lantang.
Khouw Kiam Siu tidak menghiraukan. Ia berjalan terus dan terus ....namun, ia terkejut sekali
ketika melihat ke bawah. Ternyata langkah-langkah kakinya tidak pernah menggeser atau
berpindah sedikitpun dari tempatnya berdiri semula!
Belum lagi ia menoleh, si kakek sudah berkata lagi: "Aku minta kau membantu aku dan aku
takkan berhenti mendesak sebelum aku berhasil! Jika perlu, akupun dapat
menaklukkanmu!" Khouw Kiam Siu jadi penasaran sekali. Dicobanya untuk meloncat keatas dengan ilmu
meringankan tubuh Hui-mo-hoan-eng atau Iblis terbang tanpa meninggalkan bekas. Tetapi
ketika tubuhnya turun lagi kebawah, ia masih tetap berdiri di-situ2 juga!
Semenjak turun dari puncak Kiat yun-hong, belum pernah ia dipermainkan oleh siapapun.
Karena penasarannya, ia lalu melepaskan Kim Gaibnya dan bermaksud melumpuhkan syaraf
kakek itu dengan Irama Maut. Tetapi.....
"Hee, hee, hee! Aku tidak mungkin dilumpuhkan oleh senjatamu yang memang sangat
dahsyat itu, Irama Maut akan merupakan Irama Lenso bagiku! Hee, hee, hee!" kata kakek
itu tenang. Khouw Kiam Siu berbalik. Ditatapnya kakek itu sejenak.
"Beranikah kau bertaruh?" tanyanya jengkel.
"Bertaruh" Mengapa harus bertaruh segala" Haa, haa, haa!"
"Jika kau terbukti betul tidak bisa dipengaruhi oleh suara gaib yang keluar dari alat
tetabuhanku ini...."
"Baru kau sudi membantu aku?" si kakek memotong.
Khouw Kiam Siu mengawasi tajam. Ia merasa yakin betul bahwa kakek itu pasti akan kalah
dalam pertaruhan itu. "Ya!" sahutnya pasti.
60 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Ya, jika kau mendesak untuk bertaruh, baiklah!"
"Bersiaplah untuk menerima 'Irama Lenso' yang segera akan kubawakan ini!"
"Aku sudah siap!"
Khouw Kiam Siu tidak menunggu lagi. Ia segera duduk bersila dan mementil senar Kim
Gaibnya dengan hebat sekali. Irama yang merayu terdengar yang segera disusul dengan
irama yang melenyapkan tenaga serta semangat.
Si kakek memiringkan kepalanya. Matanya menjilak kelangit sambil mencebirkan bibirnya
dan mengangguk-angguk. "Ehm....baik sekali!" katanya tenang. "Ternyata kau sudah mahir betul memainkan alat
tetabuhan yang gaib itu!"
Khouw Kiam Siu tidak jadi putus asa melihat kegagalan serangan-serangan itu. Dikerahkan
seluruh tenaganya dan mementil sebuah irama yang terdahsyat, yalah irama yang menurut
Khouw Kie Cong, bisa mematikan seseorang!
Tetapi, si kakek masih tetap duduk bersila dan tidak tampak ia sudah terpengaruh
sedikitpun oleh suara2 yang terpancarkan oleh Kim Gaibnya itu!
Pentilan senar Kim Gaib tiba-tiba berhenti yang dibarengi dengan terdengarnya suara
Khouw Kiam Siu dengan nada kecewa: "Baiklah ! Aku mengaku kalah dalam pertaruhan ini!"
"Hee, hee hee! Anak, aku sungguh merasa kagum dengan watakmu yang luhur itu! Kau
berangkatlah sekarang juga ke puncak Sauw-sit-hong untuk menolong kaum beragama
dikuil Siauw lim-sie!"
"Aku ingin mengajukan satu permintaan sebelum berangkat"
"Kau tentu khawatir akan keselamatan sipemilik Kim Gaib di atas puncak ini bukan?"
Khouw Kiam Siu mengangguk.
"Jangan khawatir. Mulai saat ini, takkan ada satupun orang yang dapat mengganggu puncak
Kiat yun-hong ini. Maka kau pergilah dengan tenang!"
"Locianpwee akan berdiam disini selama kepergianku ke kuil Siauw-lim-sie?"
"Ya!" "Baiklah, sampai kita jumpa lagi!"
DEMIKIANLAH, sekalipun Khouw Kiam Siu merasa cukup tenang meninggalkan tempat
bersemayam Toako-nya itu, namun dalam otaknya penuh pertanyaan-pertanyaan yang
belum terjawabkan. Siapa gerangan kakek itu yang mengetahui bahwa ia (Khouw Kiam Siu) telah menerima
tenaga sakti dari Khouw Kie Cong"
Dan Kakek itu adalah orang pertama yang tidak terpengaruh oleh Irama Maut. Kenyataan ini
menunjukkan jelas sekali bahwa kakek itu memiliki ilmu yang lihay, ya, mungkin lebih lihay
dari pada Khouw Kie Cong sendiri!
61 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Dalam waktu tidak lebih dari dua bulan, ia harus sudah menyelesaikan tugasnya memenggal
kepala Tauw Kun dan membawa Thio Siok Ngo ke atas puncak Kiat yun hong, tetapi karena
telah kalah bertaruh, kini ia harus pergi ke puncak Siauw-sit-hong untuk mencegah seorang
gadis membunuhi orang-orang dari partai Siauw lim.
Mengapa partai Siauw-lim yang terkenal telah 'menciptakan' banyak orang-orang lihay tidak
mampu menghadapi gadis itu"
Mengapa si kakek sendiri yang sudah pasti memiliki ilmu yang lihay, juga tidak bisa
mencegah perbuatan gadis itu"
Dengan pertanyaan-pertanyaan itu simpang siur dalam otaknya, Khouw Kiam Siu segera
mempercepat langkah-langkahnya dan tiba disuatu kota kecil didaerah pegunungan Hiongsan pada hari itu juga.
Tiba-tiba dari jurusan yang bertentangan di atas jalan yang sedang ditempuhnya, ia melihat
Cui-hun-tjenglie sedang berlari-lari mendatangi.
"Khouw Kiam Siu!" seru gadis itu. "Hendak kemana kau?"
"Aku harus menyelesaikan suatu urusan penting," sahut Khouw Kiam Siu sambil mengawasi
gadis itu yang tampaknya lain daripada biasa.
"Tahukah kau bahwa puri Kiam Pao telah mengerahkan semua orang-orangnya untuk
mengepungmu?" "Bagus!" "Bagus"! Jangan kau menganggap remeh kekuatan puri Kiam Pao. Mereka sangat keji,
mungkin banyak partai2 silat akan dipaksa untuk mengganyangmu!"
"Aku tidak gentar! Dan terima kasih atas peringatanmu ini."
"Baiklah. Tetapi...masih ingatkah bahwa kau pernah mengatakan bila kita berjumpa lagi,
kau akan menyanggupi untuk melakukan suatu urusan untukku......"
"Aku masih ingat, dan aku takkan melupakan janjiku itu."
Kat Ju Hui bersenyum manis mendengar ucapan itu.
"Dan kita sudah berjumpa lagi kini...." katanya kemudian. "Kau tentu akan menepati janjimu
itu bukan?" "Sekarang"!"
"Ya!" "Tetapi, aku harus......"
"Apakah kau bermaksud mengingkari janjimu itu?"
"Tidak! Aku takkan menarik pulang apa yang telah kukatakan! Tetapi, dapatkah aku
tangguhkan janjiku itu untuk sementara waktu?"
"Tidak!" Khouw Kiam Siu terpaksa harus menelan ludahnya. Ia merasa agak menyesal telah
62 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
mengucapkan janji kepada gadis cantik itu. Ia harus menyelesaikan empat tugas dalam
waktu yang singkat dan kini agaknya si gadis pun bermaksud menambah tugasnya itu.
"Jangan kau khawatir permintaanku ini akan menerbengkalaikan urusan-urusanmu sendiri,"
kata lagi Kat Ju Hui melihat keraguan pemuda itu. "Kau hanya perlu mengangguk dan
selesai!" "Aku hanya perlu mengangguk dan selesai"!" tanya Khouw Kiam Siu bingung.
"Ya!" "Baiklah! Apa yang harus aku lakukan?"
"Aku hanya minta kau MENCINTAI aku!"
Kata-kata lembut yang mengandung arti tidak kalah lembutnya itu ternyata tidak lembut
sama sekali bagi telinga Khouw Kiam Siu!
"Aku.....aku menyanggupi untuk melakukan urusan lain," sahutnya gugup. "Bukan urusan
cinta......" "Kau pernah berjanji, dan janjimu itu meliputi SEGALA BIDANG urusan!"
"Tetapi, urusan cinta....."
"Urusan cinta mengapa"!"
"Jika karena janji aku lalu terpaksa harus mencintaimu, maka cintaku terhadapmu
merupakan suatu TUGAS! Kau tentu mengetahui bahwa Cinta dan Tugas itu sangat
berlainan fungsinya, maka jika kau mendesak terus aku yakin kita akan menderita kelak!"
Mata Kat Ju Hui tiba-tiba jadi merah, sejenak kemudian ia sudah menangis sedih
mengetahui pemuda itu tidak mencintai dirinya. Sekonyong-konyong terdengar giginya
berkertak dan berkata: "Baik, aku akan minta kau melakukan urusan lain dan jangan kau menolak lagi kali ini!"
"Terima kasih, siocia. Aku pasti akan memenuhi permintaanmu, sekalipun aku harus
menerjang lautan api!"
"Betul! Kau harus menerjang lautan api!"
"Aku...aku tidak mengerti!"
"Aku minta kau MEMBUNUH DIRIMU!!"
Bukan main kaget Khouw Kiam Siu mendengar permintaan yang betul-betul tidak pernah
diduganya itu. Sebagai seorang yang berwatak congkak, ia tidak mau menolak permintaan
yang agak miring itu. Tetapi jika ia mati, bukankah tugas2 yang harus dilaksanakan akan
berantakan" Siapa yang harus memenggal kepala Tauw Kun" Siapa yang harus mencintai terus Thio Siok
Ngo" Siapa yang akan membalaskan dendam ayah bundanya"
"Mungkin kau juga tidak bisa memenuhi permintaanku ini, bukan?" kata Kat Ju Hui dengan
suara agak mengejek. 63 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Aku akan melaksanakan permintaanmu itu!" sahut Khouw Kiam Siu sengit. "Tetapi, karena
aku masih sibuk dengan urusan-urusanku sendiri, maka aku baru bisa membunuh diri
setelah urusan-urusanku itu selesai!"
"Kapan"!" "Setengah tahun lagi!"
"Jika dalam waktu setengah tahun urusan-urusanmu belum selesai, bagaimana?"
"Setengah tahun adalah jangka waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan urusanurusanku. Aku berani menjamin setelah lewat waktu itu, aku sudah memenggal kepalaku
sendiri!" "Baik! Kita lihat saja bahwa kau tidak omong besar!"
"Tetapi, mengapa kau menghendaki jiwaku?"
"Aku sangat membencimu!"
"Mengapa kau membenci aku" Apakah aku sudah melakukan suatu kesalahan besar"!"
"Aku membencimu karena aku sangat membencimu!"
Khouw Kiam Siu tiba-tiba jadi beringas. Hatinya berteriak-teriak memerintahkan padanya
agar membunuh gadis yang berhati seperti ular berbisa itu, namun tidak dapat ia terima
jeritan hati nuraninya, karena mengetahui bahwa gadis itu jadi nekad dan agak kurang
waras pikirannya disebabkan kasihnya yang tak sampai!
"Kat Ju Hui!" teriaknya lantang. "Ketahuilah bahwa aku tidak membencimu! Nah, sampai
kau melihat mayatku setengah tahun lagi!"


Irama Pencabut Nyawa Karya Wen Wu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Berkata begitu, ia segera berjalan pergi, meninggalkan Kat Ju Hui yang berdiri terpaku
dengan air mata mengucur deras...Kat Ju Hui pun sudah ingin berlalu, ketika seorang yang
bersenjata kipas besi tiba-tiba muncul disitu dan berkata dengan suaranya yang mengejek:
"Kat siocia, sia2 saja kau mengucurkan air-matamu. Pemuda itu adalah Khouw Kiam Siu,
sipemilik Kim Gaib, yang baru saja memperoleh ketenaran dikalangan Kang-ouw. Dia sangat
keras kepala dan tampaknya tidak menghargai cintamu itu..."
"Gak Cun!" bentak Kat Ju Hui ketika mengenali orang itu. "Apa maksud kata-katamu itu?"
"Memperingati kau. Bahwa kau bukan saja cantik jelita, tetapi kaupun memiliki ilmu yang
tinggi sekali. Aku kira pemuda itu tidak pantas menerima cintamu!"
"Jadi kau bermaksud mengatakan bahwa kaulah yang paling pantas untuk menerima
cintaku"!" "Hee, hee hee, kau keliru! Aku hanya pantas menjadi budakmu bukan kekasihmu, hee, hee,
hee. . . . aku tadi mendengar bahwa kau hendak mengambil jiwa bocah itu, dapatkah aku
menolong dalam hal ini?"
"Pergi! Aku tidak memerlukan bantuanmu!"
"Kat siocia, aku bermaksud luhur. Aku ingin sekali membantu, selain itu, cinta tidak dapat
dipaksa . . . . " 64 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Kat Ju Hui jadi murka sekali. Dikeluarkan sebatang jarum beracunnya, Cui-hun-gin tin yang
segera dilontarkan kearah orang yang mengejeknya itu.
Gak Cun meloncat jauh kebelakang sambil mengebas kipas besinya, setelah itu, ia lalu
berjalan pergi sambil tertawa terkekeh.
Kat Ju Hui melepaskan pandangannya jauh kedepan, samar-samar ia masih melihat Khouw
Kiam Siu tengah berlari-lari dengan pesat sekali.
"Jika aku tidak bisa merebut cintanya," katanya seorang diri. "Akan kubunuh dia!" lalu iapun
berjalan pergi dari tempat itu.
Marilah kita turut serta dengan Khouw Kiam Siu yang tengah menuju ke puncak Sauw-sithong.
Disepanjang perjalanannya itu, sipemuda she Khouw kerap kali menjumpai orang-orang dari
puri Kiam Pao. Karena harus lekas-lekas pergi ke kuil Siauw-lim sie, maka ia selalu berusaha
mengelakkan diri agar tidak berjumpa dengan orang-orang itu.
Dengan ilmu meringankan tubuhnya, dalam waktu singkat saja ia sudah tiba di atas puncak
yang dimaksud, dimana ia melihat banyak mayat hweeshio-hweeshio berserakan disitu.
Dari kejauhan ia sudah dapat melihat seorang gadis yang berpakaian serba hitam dan
menutupi mukanya dengan selembar kain hitam juga, tengah memimpin tiga orang gadis
menuju kedalam kuil Siauw lim-sie.
Sambil berindap2 ia mendekati kuil tersebut dan menyelinap kedalam. Ternyata disitu si
gadis sedang bertarung melawan tiga orang hweeshio yang dikenalinya sebagai Ngo Pun,
Ngo Seng dan Ngo Tan Taysu. Ketiga hweeshio itu merupakan tokoh2 persilatan yang
sangat dimalui dikalangan Kang-ouw, namun mereka masih tidak mampu mendesak lawan
mereka itu. Tidak lama kemudian, tampak Ngo Tan Taysu muntahkan darah dan terpaksa lekas-lekas
meloncat mundur dan hampir pada saat yang sama Ngo Seng Taysu pun terhuyung untuk
kemudian roboh terpukul dadanya.
Maka hanya tinggal Ngo Pun Taysu saja seorang yang masih dapat bertahan melawan itu.
Sedangkan beberapa puluh hweeshio-hweeshio atas perintah Ngo Pun Taysu yang telah
memerintahkan agar mereka jangan sembarang bergerak, tidak berani membantu.
Tiba-tiba Ngo Pun juga meloncat mundur sambil memegangi dadanya dan mengawasi gadis
itu yang sudah menghentikan serangannya.
Serentak dengan itu, dari depan kuil berjalan masuk seorang hweeeshio yang bertubuh
tinggi besar. Begitu berada di-tengah-tengah ruangan, ia segera berkata:
"Siocia, kau telah membunuh banyak orang-orangku, apakah kau tidak takut akan hukuman
Tuhan?" "Goan Tjeng Taysu!" bentak gadis itu. "Jika kau tidak menjelaskan tentang jejak Goan Tong
Taysu, aku akan menyapu bersih orang-orang dari partai Siauw-lim ini tanpa menghiraukan
peraturan Bu-lim lagi!"
"Aku telah memberitahukan padamu bahwa Goan Tong Taysu, Suteeku, telah berhubungan
dengan Sauw hun Mo-kie, dengan demikian dia sudah melanggar peraturan yang berlaku
dalam kuil Siauw-lim-sie ini dan terpaksa harus diusir keluar dari sini 15 tahun yang lalu!"
65 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Kau berdusta!"
"O-mi-to-hud! Mengapa kau mengatakan aku berdusta?"
"Hubungan antara Goan Tong Taysu dan Sauw-hun Mo-kie terjadi pada waktu ia belum
menjadi hweeshio. Mengapa kau menghukumnya juga" Bukankah perbuatanmu itu terlalu
kejam?" "Tetapi dia tetap berdosa dan bersalah!"
"Baiklah, jika kau tetap mau menganggapnya bersalah! Tetapi, katakanlah berada dimana
dia sekarang?" "Aku tidak bisa memberitahukan hal itu!"
"Karena kau telah menghukum mati hweeshio yang bernasib malang itu, bukan?"
"Siocia! Jangan kau sembarangan menarik kesimpulan!"
"Jika kau tidak mau memberitahukan tentang jejak Goan Tong Taysu, maka aku akan
menghancur leburkan kuilmu ini!"
"Apa hubunganmu dengan Sauw-hun Mo-kie dan Goan Tong Taysu?"
"Tidak perlu kau ketahui hal itu!"
"Baiklah, aku hanya minta kau pergi saja sekarang!"
"Aku akan pergi dari sini setelah mengetahui jejak Goan Tong Taysu atau memenggal
kepalamu!" Goan Tjeng Taysu sebagai pemimpin besar kuil itu tidak dapat menerima diperlakukan
demikian hinanya. "O-mi-to-hut !" serunya sambil berusaha menekan hawa amarahnya.
Si gadis sudah siap untuk menyerang pemimpin kuil itu, ketika tiba-tiba Khouw Kiam Siu
meloncat keluar dari tempat sembunyinya dan berdiri didepan Goan Tjeng Taysu sambil
mengawasi gadis berpakaian hitam itu.
"Cui-beng Lo-sat!" serunya lantang. "Kita sudah berjumpa lagi!"
Gadis itu tampak terkejut mendengar sebutan nama julukan itu. Ia segera dapat mengenali
pemuda yang menegurnya itu.
"Bukankah kau yang beberapa hari yang lalu berada bersama-sama Cui-hun-tjeng lie?"
tanyanya. "Betul!" "Siapa kau sebenarnya?"
"Aku pemilik Kim Gaib dari puncak Kiat yun-hong !"
Pengakuan Khouw Kiam Siu itu bukan saja mengejutkan gadis itu yang bukan lain daripada
Cui-beng Lo-sat, tetapi Ngo Tan, Ngo Seng, Ngo Pun dan Goan Tjeng Taysu pun kaget
sekali. 66 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Apa maksudmu datang disini?" tanya lagi Cui-beng Lo-sat.
"Untuk minta kau jangan melakukan pembunuhan2 lagi di kuil ini!"
"Mengapa"!"
"Perbuatanmu itu terlalu kejam!"
"Hm....rupanya kau dan hweeshio-hweeshio gundul disini mempunyai hubungan yang akrab
sekali?" "Siohiap, terima kasih atas maksudmu yang baik ini," tiba-tiba Goan Tjeng Taysu turut
berbicara. "Tetapi, kami dari partai Siauw lim dapat membela keselamatan kami sendiri!"
"Taysu, jangan salah paham," sahut Khouw Kiam Siu sambil menoleh kepada pemimpin
besar kuil Siauw-lim-sie. "Aku datang bukan bermaksud menolong."
"Jika demikian, kau tentu datang dengan maksud tertentu."
"Tidak, aku tidak mempunyai maksud apapun. Aku datang atas permintaan seseorang."
"Siapa orang itu?"
"Aku belum dapat memberitahukan siapa orang itu." kata Khouw Kiam Siu sambil
melanjutkan kepada Cui-beng Lo-sat. "Siocia, aku minta kau segera meninggalkan tempat
ini!" "Kau mengusir aku"!"
"Jika perlu aku terpaksa harus menggunakan kekerasan!"
"Pergunakanlah kekerasanmu itu!"
"Siocia! Aku tidak bermusuhan denganmu, dan jika kau menerima juga tantanganku tadi,
aku minta kau mengikuti jejakku!"
Berkata demikian, Khouw Kiam Siu segera berjalan keluar dari ruangan dalam kuil itu untuk
mencari tempat mengadu silat.
"Kau tunggu saja disini," kata Cui-beng Lo-sat kepada Goan Tjeng Taysu. "Aku akan segera
balik lagi untuk membereskan urusan kita ini!" lalu ia mengikuti Khouw Kiam Siu sambil
mengajak juga ketiga kawannya.
Khouw Kiam Siu mengajak keempat gadis itu keatas satu lapangan rumput yang luas
dimana tidak tampak lain orang kecuali mereka berlima. Setelah meneliti keadaan
disekelilingnya, ia lalu berkata:
"Kita akan bertarung secara bersyarat. Yaitu, siapa saja yang kalah harus segera
meninggalkan tempat ini, bagaimana?"
"Bagaimana kemenangan atau kekalahan akan ditentukan?"
"Kau atau aku akan menyerang sebanyak tiga kali. Pihak yang bertahan akan terhitung
kalah jika tidak mampu mengelakkan serangan-serangan yang dimaksud."
Cui-beng Lo-sat berpikir sejenak.
67 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Jadi!" sahutnya tegas. "Dan kau dapat mulai menyerang !"
"Aku kira tindakan siocia itu kurang adil. Bagaimana jika diadakan undian terlebih dulu?"
"Tidak! Kau boleh segera menyerang, dan jika aku berhasil mengelakkan seranganseranganmu itu, kau bukan saja harus meninggalkan tempat ini, tetapi kau pun harus
memberitahukan padaku teka-teki tentang Kim Gaib serta alasanmu mencegah aku menggempur hweeshio-hweeshio disini!"
"Baik !" "Mulailah!" Khouw Kiam Siu tidak sungkan-sungkan lagi. Tinju kanannya segera diayun dalam jurus Siegu-ciong-su atau Badak menyeruduk pohon.
Cui-beng Lo-sat melepaskan suara tertawanya yang merdu. Kemudian dengan lincah sekali
digerakkan tubuhnya yang berbentuk indah itu dan berhasil mengelakkan serangan pertama
itu. Khouw Kiam Siu terpesona untuk beberapa detik.. Ia merasa agak heran melihat potongan
tubuh gadis itu, karena waktu pertama kali berjumpa dengan keempat Su Lo-sat itu, Cuibeng Lo-sat tidak menutupi mukanya dengan selembar kain hitam. Lagipula, gadis yang
mengaku bernama Cui-beng Lo sat pada waktu lalu tidak berpotongan semanis Cui-beng Losat yang dilihatnya sekarang ini!
"Ayoh, kirim seranganmu yang kedua!" tantang si gadis.
Khouw Kiam Siu segera menyerang lagi. Kali ini jurus yang dipergunakannya adalah jurus
Tui-san-to-hai atau merobohkan gunung menerbalikkan lautan.
Cui-beng Lo sat menangkis dan berhasil mengelakkan tinju lawannya, namun benturan
tangkisannya itu membuatnya terhuyung2 dan justru dalam posisi yang agak krisis itu, tibatiba Khouw Kiam Siu sudah menyerang lagi dengan jurus Mo-ciang-sauw-cai atau Tinju iblis
menyapu bahaya. Cepat-cepat diangkat tangannya untuk menangkis, tetapi .....
"Duk!!" Demikianlah, suara yang tidak terlalu keras terdengar dan tampak tubuh Cui-beng Lo sat
yang tengah terhuyung2 terputar. Meskipun tidak roboh, namun pundak kanannya
dirasakan sakit sekali. "Siocia! Kau harus segera meninggalkan puncak Sauw-sit-hong ini!" seru Khouw Kiam Siu.
"Ya, tetapi aku akan kembali!" sahut Cui-beng Lo-sat agak tertahan.
"Kau masih hendak membunuh orang-orang dari partai Siauw-lim?"
"Tentu!" "Mengapa kau demikian membenci pihak Siauw-lim ini?"
"Aku takkan berhenti berusaha menghukum orang-orang yang membunuh ayah..." Cui-beng
Lo-sat tidak melanjutkan kata-katanya itu. Karena bahna gusarnya ucapan yang tidak
seharusnya dikatakan itu terlepas juga dari mulutnya.
Khouw Kiam Siu pun tiba-tiba merandek. Sungguh tidak pernah diduganya bahwa Goan
68 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Tong Taysu dan Sauw-hun Mo-kie adalah ayah bunda gadis yang berkerudung selembar
kain hitam ini. "Tidak heran jika gadis itu demikian 'ngotot' ingin mengetahui jejak Goan Tong Taysu,"
pikirnya. "Aku sudah terlanjur mengatakan bahwa Goan Tong Taysu adalah ayahku," kata Cui-beng
Lo-sat. "Dengan demikian kau tentu mengetahui siapa ibuku! Dan aku sendiri bernama Ma
Kang Lian !" "Maaf, Ma siocia, karena harus memenuhi permintaan seseorang, aku terpaksa harus
berusaha mencegah tekadmu menggempur orang-orang Siauw-lim disini. Jika kau mau juga
kembali disini, aku minta kau baru kembali setelah lewat tiga bulan."
"Mengapa setelah lewat tiga bulan?"
"Mungkin sebelum jangka waktu yang cukup lama itu tiba, kau sudah mengetahui jejak
ayahmu." "Jadi kau berkesimpulan ayahku belum dibunuh?"
"Betul." "Siapakah orang yang telah memerintahkan agar kau datang disini?"
"Seorang kakek yang berambut putih dan berwatak ganjil."
"Siapa nama kakek itu?"
"Entah." "Aneh! Tanpa mengenal kakek itu kau sudi juga membantunya?"
"Karena kalah dalam suatu pertaruhan!"
Ma Kang Lian tertawa cekikikan. Geli rasa hatinya mendengar pengakuan itu.
"Kau rupanya dilahirkan sebagai seorang tukang bertaruh ya" Bagus saja kau keluar sebagai
pemenang dalam pertaruhanmu dengan aku tadi, jika tidak, matilah kau! Tetapi, ada
dimanakah kakek itu sekarang?"
"Paling akhir ia berada di atas puncak Kiat yun-hong."
"Aku berharap dapat mencari kakek itu menanyakan namanya. Sekarang aku telah kau
kalahkan, dan aku tidak mau dianggap sebagai pecundang!"
"Habis"!" "Aku minta kau menganggap aku sebagai sahabatmu! Terlalu tinggikah permintaanku ini?"
Khouw Kiam Siu tidak bisa lantas menyahut. Setelah berpikir sejurus baru ia berkata lagi:
"Aku merasa gembira sekali bersahabat denganmu. Tetapi mengapa waktu pertama kali aku
jumpaimu dikota Lam-ciang kau tidak pernah menutupi mukamu?"
"Karena orang yang mengaku sebagai Cui-beng Lo-sat itu bukan aku sendiri, ia adalah adik
seperguruanku yang kini berada dirumahku!"
69 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"O...begitu" Tetapi, bolehkah aku melihat parasmu kini?"
"Aku telah bersumpah untuk tidak membuka kerudung mukaku ini sebelum aku menjumpai
seseorang....." "Siapa orang itu?"
"Tunanganku yang tidak kukenal sama sekali!"
"Bagaimana ini mungkin?"
Agar Khouw Kiam Siu tidak menjadi bingung, Ma Kang Lian lalu bercerita bahwa ketika ia
berusia 3 tahun, ibunya, Sauw-hun Mo-kie, telah mengikat tali pernikahannya dengan
seorang anak laki2. Anak laki2 itu lalu mengikuti ayah bundanya sendiri berkelana dikalangan Kang-ouw dan
mulai saat itu, tiada satupun orang mengetahui kemana perginya mereka itu.
"Semenjak aku berusia 14 tahun," Ma Kang Lian meneruskan dengan kata-katanya sendiri.
"Aku lalu menutupi mukaku dengan selembar kain hitam, dan bersumpah untuk tidak
melepaskan kain ini sebelum aku menjumpai tunanganku itu....."
Khouw Kiam Siu merasa kagum akan kesetiaan gadis itu.
"Tetapi siapakah, menurut perkiraanmu, kakek yang berusaha mencegah aku membikin
pembalasan terhadap pihak Siauw-lim ini?" tanya Ma Kang Lian dengan agak penasaran.
"Menurut pendapatku, kakek gaib itu tentu mempunyai alasan tertentu. Mungkin ia
berhubungan erat dengan partai Siauw-lim atau kau ataupun aku sendiri. Maka sebelum kau
mencari kakek itu, ada baiknya jika hal ini diselidiki lebih dulu."
"Baiklah, sampai juga lagi!"
Begitulah, tanpa pamitan lagi dari Goan Tjeng Taysu, Ma Kang Lian segera mengajak ketiga
kawannya berialu dari tempat itu.
KHOUW KIAM SIU berjalan masuk kedalam kuil, tidak lama kemudian, dengan wajah
berseri-seri, ia meninggalkan puncak Sauw-sit-hong itu. Ketika tiba dikaki gunung, ia melihat
seorang pemuda sedang berdiri sambil bersenyum agak mengejek.
"Hei, apakah kau sipemilik Kim Gaib?" tanya pemuda itu.
Khouw Kiam Siu tidak menyahut. Ditatapnya pemuda itu dengan tajam sekali.
"Aku bernama Gak Cun, alias si Kelana! Dan aku merasa beruntung dapat menjumpaimu
disini!" kata lagi pemuda itu, yang memang bernama Gak Cun.
Khouw Kiam Siu mempunyai banyak urusan yang belum diselesaikan dan ia tidak sudi
melayani pemuda itu bercakap2 tidak keruan. Tanpa mengatakan apa-apa, ia segera
berjalan pergi. "Hei, nanti dulu!" seru Gak Cun sambil meloncat menghadang.
( Bersambung ) 70 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Apa yang kau kehendaki"!" tanya Khouw Kiam Siu jengkel.
"Hee, hee, hee! Aku tahu kau sangat membenci Kat Ju Hui yang telah menuntut suatu
permintaan yang bukan2!"
"Dari siapa kau ketahui hal itu?"
"Dari Kat siocia sendiri! Tetapi"mengapa kau menyanggupi saja permintaannya yang kejam
itu?" "Aku mempunyai alasanku sendiri dan tidak usah kau turut campur dalam urusan pribadiku


Irama Pencabut Nyawa Karya Wen Wu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini!" Gak Cun tidak jadi tersinggung mendengar kata-kata ketus itu. Ia bahkan bersenyum lebar
dan melanjutkan berkata: "Tetapi, menurut hematku, Kat siocia tidak sungguh-sungguh menghendaki permintaannya
itu, malah aku dapat melihatnya bahwa ia sangat menyintaimu!"
"Hanya ini sajakah yang ingin kau katakan?"
"Terus terang saja, Kat siocia adalah gadis idaman hatiku! Iapun mengetahui bahwa Thio
Kun, kemenakannya, sangat mencintai dirinya, tetapi heran, pilihan hatinya justru jatuh
padamu. Kau yang tidak MAU membalas cintanya!"
"Mengapa kau memberitahukan ini semua?"
"Karena aku ingin bersahabat denganmu. Dan agar pergaulan kita ini dapat berjalan lebih
lancar, aku akan mulai terlebih dulu. Aku telah memperoleh kabar bahwa puri Kiam Pao
telah mengeluarkan perintah kepada seluruh anggota-anggotanya untuk mengganyang Kat
siocia dan kau!" "Mengapa gadis itupun ingin diganyang?"
"Katanya dia telah berkhianat terhadap puri Kiam Pao dan menurut peraturan puri itu, gadis
itu harus ditangkap untuk kemudian digores mukanya dengan ujung pedang!"
Mendengar keterangan itu, seketika Khouw Kiam Siu jadi teringat akan kakak angkatnya,
Khouw Kie Cong, yang telah diloloh dengan arak beracun dan dirusak mukanya oleh orangorang puri Kiam Pao yang dikepalai oleh Tauw Kun.
"Selain itu," kata lagi Gak Cun. "Puri Kiam Pao pun telah membentuk sebuah resimen yang
terdiri dari 72 jago-jago kawakan dari lain partai yang telah dipaksa untuk melaksanakan
perintah2 dari ketua puri tersebut. Resimen ini diberi nama Cit cap ji-tee-kiat atau Resimen
72 iblis tanah!" "Tetapi, jika resimen itu harus berhadapan dengan Kat siocia, aku kira mereka akan
kewalahan juga....."
"Oh, tidak! Murid pertama Thio Mo Lam pemimpin puri Kiam Pao, memiliki kepandaian jauh
lebih tinggi daripada kepandaian Kat siocia......"
"Sekalipun demikian, apakah pihak puri Kiam Pao tidak gentar akan guru gadis itu?"
"Kau maksud Thian Cong-gin-leng" Ho......ho! Si Tongkat besi kerincingan perak itu tidak
71 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
mampu menggempur Thio Mo Lam!"
Bercekat hati Khouw Kiam Siu mengetahui guru orang yang harus dipenggal kepalanya
demikian lihaynya. Tetapi, untuk membalas budi Khouw Kie Cong, sekalipun harus mati
tanpa kepala pun, ia rela.....
"Dimana letak puri Kiam Pao itu?" tanyanya.
"Kau ingin kesana?"
"Ya!" "Bagaimana jika kita pergi bersama?"
"Kau tentu tidak bermaksud untuk membantu aku, bukan?"
Gak Cun bersenyum. Kemudaan secara blak2an ia lalu berkata:
"Sungguhpun aku mengetahui bahwa Kat siocia tidak sudi membalas cintaku, namun aku
sendiri sangai mencintainya! Dan mengetahui dia kini berada dalam bahaya, aku tidak bisa
berpeluk tangan saja. Aku harus menolong!"
"Bagus! Aku senang sekali dengan sikapmu yang polos itu! Marilah kita berangkat."
Demikianlah, kedua orang muda itu dengan lekas saja sudah menjadi sahabat2. Mereka
berlari-lari tanpa bercakap2 lagi. Tidak lama kemudian, disuatu jalan umum, mereka
menjumpai serombongan yang mengenakan seragam dengan gambar seekor kelabang
merah tersulam didada pakaian mereka masing-masing dan dipimpin oleh seorang yang
bertubuh tinggi besar. Khouw Kiam Siu dan Gak Cun berdiri ditepi jalan sambil menunggu berlalunya rombongan
itu. Tetapi, si pemimpin rombongan mendadak berhenti dan mengawasi Khouw Kiam Siu
dengan tajam sekali. "Orang itu adalah Thio Pa Thian," bisik Gak Cun. "Dia adalah pemimpin besar partai Citgouw-pang dan terkenal sebagai si Gaitan beracun!"
Khouw Kiam Siu belum menyahut, ketika Tio Pa Thian mengeluarkan sebuah bendera yang
segera dibentangkan dan tampaklah tiga huruf yang berbunyi:
"Kim Kiam Leng" yang berarti sipembawa bendera tengah menjalankan perintah puri Kiam
Pao. "Hei, apakah kau sipemilik Kim Gaib?" tanya Tio Pa Thian dengan sikap sangat congkak.
"Benda yang tergantung di punggungku ini sudah memberitahukan siapa aku sebenarnya!"
sahut Khouw Kiam Siu tenang. "Katakanlah, apa yang kau kehendaki!"
"Ha, ha, ha! Dua tawaran diajukan oleh puri Kiam Pao. Yalah, kau mengikut aku ke puri
tersebut atau mati dalam tanganku!"
"Bagus! Aku justru hendak berkunjung ke puri jahanam itu untuk menggores muka Thio Mo
Lam, majikanmu!" Tio Pa Thian segera menggulung benderanya. Ditatapinya pemuda she Khouw itu sejurus.
Kemudian ia mengangkat tangannya memberi isyarat kepada 10 orang-orangnya, yang
segera tampil kemuka. 72 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Biarlah aku saja yang menggempur orang-orang ini!" bisik Gak Cun.
"Kau mundurlah, ini urusanku !" sahut Khouw Kiam Siu.
Kesepuluh orang itu segera membuyar untuk kemudian menyerang dari segala penjuru.
Khouw Kiam Siu tidak berpindah dari tempat berdirinya. Tampak kedua tangannya bergerak
dan berhasil merobohkan empat lawannya. Sedangkan enam orang sisanya terdorong
mundur. Tio Pa Thian jadi sengit sekali. Sambil memerintahkan kesepuluh orangnya itu mundur, ia
segera menghunus gaitan bajanya dan membentak:
"Jika aku tidak mampu menangkapmu hidup-hidup, aku akan membawa mayatmu ke puri
Kiam Pao!" "Awas! Gaitannya beracun!" Gak Cun memberi peringatan kepada kawannya.
Dengan tenang saja Khouw Kiam Siu meloncat mundur jauh ke belakang mengelakkan
sabetan senjata Tio Pa Thian yang sekonyong-konyong sudah menyerang. Tiba-tiba
hidungnya mengendus suatu hawa yang memuakkan sekali. Seketika kepalanya dirasakan
pusing dan belum lagi keburu terpikir olehnya hawa apa yang telah merangsang hidungnya
itu, tiba-tiba ia sudah roboh!
Tio Pa Thian sudah siap untuk memerintahkan orang-orangnya menyergap Khouw Kiam Siu,
ketika tiba-tiba terdengar ia membentak:
"Gak Cun! Apa maksudmu?"
Gak Cun mengebas2kan kipas bajanya sambil berdiri didepan Khouw Kiam Siu yang sudah
pingsan. "Dia sahabatku!" sahutnya tenang.
"Gak Cun! Karena aku masih memandang gurumu, maka aku minta kau berlalu saja dari
sini!" Gak Cun tidak menyahut. Tampak jelas sekali bahwa ia sudah mulai merasa gentar
mendengar gurunya disebut2.
"Gak Cun! Jika kau masih membangkang, aku terpaksa harus menggempurmu juga!
Ayohlah, enyah dari sini!"
Dan sungguh diluar dugaan siapapun, Gak Cun yang tampaknya demikian gagah dan
garang, begitu mendengar peringatan Tio Pa Thian itu, segera berjalan pergi tanpa
menghiraukan lagi kawannya yang sudah menggeletak ditanah!
Tio Pa Thian bersenyum lebar. Dalam pikiran sudah terbayang betapa girang Thio Mo Lam
akan dibuatnya kelak dengan tertangkapnya sipemilik Kim Gaib ini. Tetapi, sekejap saja
senyumnya sudah menghilang. Matanya dengan tajam mengawasi kesuatu arah tertentu
dimana tampak seorang gadis yang berpakaian serba hitam dan menutupi mukanya dengan
selembar kain hitam pula, tengah berdiri disitu sambil mengawasi padanya.
"Hm! Aku tidak sangka kau rela menjadi anjing Thio Mo Lam!" bentak gadis itu getas.
"Kau mencari mati!" teriak Tio Pa Thian beringas.
"Dan sebelum aku mati, kau terlebih dulu harus merasakan Tok-beng-tin dulu!" sahut si
73 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
gadis sambil mengangkat tangannya dan meluncurlah beberapa batang jarum yang
dimaksud itu. Dengan tersipu2 tampak Tio Pa Thian melemparkan dirinya dan bergulingan ditanah, namun
dengan gerakan lincah sekali, ia sudah berdiri lagi seraya berkata:
"Siocia, apa hubunganmu dengan Sauw-hun Mo kie?"
"Tidak perlu kau ketahui hal itu!"
"Apa maksud kedatanganmu disini?"
"Menolong orang yang baru saja kau tipu dengan keji!"
"Tidak bisa! Aku harus membawa anjing ini ke puri Kiam Pao!"
"Hm! Aku bukan saja ingin membawa pemuda itu, tetapi akupun akan memaksa kau
memberikan obat pemunah racun kelabang merah gaitan bajamu !"
Tio Pa Thian lagi-lagi mengeluarkan bendera Kim Kiam Leng dan berkata:
"Siocia, tahukah kau lambang apa ini?"
"Aku sudah mengatakan bahwa kau adalah anjing Thio Mo Lam!" ejek gadis itu.
"Melihat senjata rahasiamu, aku merasa yakin kau sedikitnya mempunyai hubungan dengan
Sauw-hun Mokie. Aku sangat menghormati Sauw-hun Mo-kie, tetapi jika kau tidak lekaslekas berlalu dari sini, kau akan mengalami nasib yang sama seperti anjing ini!"
Sementara itu, empat orang gadis lainnya yang juga berpakaian serba hitam sudah berdiri
dibelakang gadis yang mengerudungi mukanya dengan kain hitam itu.
"Cui-beng Lo sat dan keempat Su Lo sat!" kata Tio Pa Thian dalam hati. "Mengapa mereka
mau membela pemuda ini?"
Dengan sikap acuh tak acuh, gadis berkerudung hitam itu yang memang bukan lain
daripada Cui-beng Lo sat Ma Kang Lian segera berseru kepada keempat kawannya itu!
"Bawa pemuda itu!"
"Jangan bergerak!" bentak Tio Pa Thian sambil mengancam keempat gadis itu yang sudah
mendekati Khouw Kiam Siu. "Satu langkah lagi, kalian akan kutabas dengan gaitanku ini!"
Serentak dengan itu, orang-orang Tio Pa Thian segera menyerang kelima gadis itu. Satu
pertempuran pincang segera terjadi.
Cui-beng Lo-sat terpaksa harus melayani orang-orang itu seraya sebentar melirik kearah Tio
Pa Thian yang perlahan-lahan sedang mendekati Khouw Kiam Siu sambil memperlihatkan
senyum iblisnya. Ia melepaskan dua jotosan Bo-im-sia-hong-ciang dan berhasil membuat
lowongan untuk meloncat menolong Khouw Kiam Siu.
Justru pada saat itu, tampak Tio Pa Thian yang sudah siap mengayun senjata itu, tiba-tiba
menjerit tertahan dan roboh tersungkur, dengan beberapa batang jarum beracun tertancap
di punggungnya! Melihat pemimpin mereka sudah tidak berdaya, orang-orang Cit-gouw-pang tidak menunggu
lagi. Mereka segera menghentikan perlawanan dan kabur tunggang langgang tanpa
74 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
menghiraukan Tio Pa Thian lagi.
Cui beng lo-sat memperhatikan jarum2 yang tertanam di punggung si orang she Tio,
bersamaan dengan itu, ia melihat seorang gadis sedang berjalan mendekati dengan
parasnya yang gelisah. "Apakah kau Kat Ju Hui siocia?" tanyanya.
"Betul! Siapa yang melukai pemuda itu?"
"Dia terkena racun kelabang merah dari gaitan baja Tio Pa Thian!"
"Apakah kau sendiri yang terkenal dengan nama julukan Cui beng Lo-sat ?"
"Tidak salah, siocia! Beberapa waktu yang lalu kau sudah bertemu dengan keempat
kawanku, dengan itu pula berarti kita sudah bersahabat!"
Kat Ju Hui lalu mendekati Khouw Kiam Siu dan memeriksa.
"Celaka!" serunya tanpa terasa. "Dia pasti akan mati dalam waktu beberapa jam lagi!" lalu
sambil menoleh kepada Cui-beng Losat, ia melanjutkan:
"Siocia, mengapa kau mau juga menolong pemuda ini?"
"Dia adalah sahabatku. Sahabat dalam arti yang sejati! Kau tidak usah merasa khawatir aku
akan merebut pemuda itu. Yang perlu diperbincangkan yalah bagaimana menolong
jiwanya!" sahut Cui-beng Lo-sat sungguh-sungguh.
"Dapatkah siocia menolong jiwanya?" tanya Kat Ju Hui agak jengah.
Cui-beng Lo-sat menghampiri Tio Pa Thian. Sekilas saja ia sudah melihat bahwa orang she
Tio itu sudah tidak bernyawa lagi! Ia merogoh dan mengeluarkan sebuah botol kecil dari
saku mayat itu yang segera diserahkan kepada Kat Ju Hui.
"Kau tolonglah kekasihmu itu!" katanya tegas.
Dengan parasnya yang tiba-tiba jadi merah, Kat Ju Hui menerima botol itu yang lalu
dikeluarkan isinya untuk kemudian dijejal kedalam mulut Khouw Kiam Siu.
"Aku kira kau keliru jika mengatakan aku mencintai pemuda itu!" katanya kemudian.
"Aku keliru"!"
"Ya! Aku sangat membenci pemuda itu!"
"Dan karena benci, kau lalu menolongnya"!"
"Aku tidak mau dia mati dibunuh orang lain, karena aku akan membunuhnya setengah
tahun lagi!" "Mengapa harus menunggu demikian lama"''
"Aku mempunyai alasan tertentu."
Cui beng Lo sat tertawa terbahak-bahak.
"Sikap dan sorot matamu menunjukkan dengan jelas betapa bergelora cintamu terhadap
pemuda itu. Maka jika kau mengatakan membencinya, kau bukan saja berdusta, tetapi
75 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
kaupun menipu dirimu sendiri!" katanya sambil tertawa terus.
Paras Kat Ju Hui tampak merah sekali. Untuk mengurangkan rasa jengahnya itu, lekas-lekas
dibelokkan bicaranya dan berkata: "Jika aku tidak salah menebak, kau adalah puteri Sauwhun Mo kie, bukankah?"
"Betul, aku adalah puteri Sauw hun Mo-kie." Berbareng dengan selesainya kata-kata itu,
serombongan orang yang dipimpin oleh seorang yang berusia setengah abad tahu2 sudah
datang disitu. Dialah Tauw Kun, murid kesayangan Thio Mo Lam dari puri Kiam Pao.
"Haa... aku memang sedang mencarimu, gadis tidak mengenal budi!" bentaknya kepada Kat
Ju Hui. "Ayohlah bersiap untuk menghadap kepada Pao-cu !"
"Kau bermimpi jika berharap aku akan menuruti saja kehendak gurumu itu!" Kat Ju Hui
balas membentak. Tauw Kun mendekati sambil menghunus pedangnya. "Kat Ju Hui! Aku terpaksa harus
menggunakan senjataku ini jika kau masih mau membangkang!" ancamnya.
Kat Ju Hui tidak menyahut, dengan tajam diperhatikan tiap gerak lawannya itu. Mendadak
tampak tubuhnya mencelat sambil melontarkan senjata rahasianya.
Terdengar Tauw Kun mendengus penuh ejek. Pedangnya dibaling2kan dengan hebat sekali
dan berhasil merobohkan jarum2 beracun itu. Lalu sambil memekik lantang, ia balas
menyerang. Kat Ju Hui tidak berani menangkis sabetan2 pedang lawannya. Ia meloncat-loncat dan
mengeluarkan lagi jarum2nya. Namun tiba-tiba tampak senjata-senjata rahasianya terlepas,
dia sendiri melangkah mundur dengan tangan kanannya yang sudah mengucurkan darah
terkena goresan ujung pedang Tauw Kun!
Sementara pertarungan singkat itu terjadi, tanpa ada yang memperhatikan, Khouw Kiam Siu
yang sudah diberi obat Tio Pa Thian, tampak siuman. Ia menjadi heran melihat disekeliling
tempat itu sudah dikurung oleh orang banyak.
la menjadi tambah heran ketika melihat Cui-beng Lo-sat dan keempat kawannya, sedang
mengawasi ke gelanggang pertarungan dimana tampak Kat Ju Hui sedang meringis-ringis
dengan tangan mengeluarkan darah.
"Tauw Kun!" tiba-tiba Kat Ju Hui membentak. "Kau sudah berhasil menggores sedikit
lenganku dan itu tidak menunjukkan bahwa kau sudah menang!"
Disebutnya nama itu membuat Khouw Kiam Siu tiba-tiba meloncat bangun sambil
mengawasi Kat Ju Hui dan Tauw Kun. Tanpa menghiraukan pertarungan yang sudah hampir
dimulai itu, ia segera berjalan menghampiri dengan wajahnya yang beringas.
Suasana disitu sekonjong2 berubah. Kat Ju Hui menoleh dan bersenyum melihat pemuda
pujaan hatinya itu sudah sembuh. Namun Khouw Kiam Siu bersikap sangat dingin, seluruh
pikirannya sedang dicurahkan kepada orang yang sedang berdiri tidak jauh dari gadis itu.
"Hei! Apakah kau si jahanam yang bernama Tauw Kun"!" bentaknya seram.
Tersentak juga hati Tauw Kun ditegur demikian kerasnya. "Betul!" sahutnya kemudian.
"Siapa kau sendiri?"
"Kenalkah kau dengan seseorang yang berjulukan Sam-kiat Sianseng?"
76 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Wajah Tauw Kun tidak tampak berubah mendengar nama julukan itu. Namun diam-diam ia
sudah bersiap-siap untuk menghadapi segala kemungkinan.
"Apa maksudmu menanyakan orang itu?" sahutnya sambil berusaha menenangkan dirinya.
"Sam-kiat Sianseng meminta kepalamu sebagai 'sesajen' !"
Betapapun tabah hatinya, tetapi ketika mendengar orang yang telah disingkirkannya itu
telah mengutus seseorang untuk menagih batok kepalanya, Tauw Kun toch merasa gentar
juga. "Apa hubunganmu dengan orang itu?" tanyanya agak gugup.
"Yang perlu kau ketahui bukan hubunganku dengan Sam-kiat Sianseng, tetapi ketahuilah
bahwa dia masih hidup dan menuntut kerugian atas perbuatanmu yang keji terhadap
dirinya!" Tauw Kun mengawasi wajah Khouw Kiam Siu. Suatu wajah yang mirip benar dergan wajah
orang yang telah dianiayanya 10 tahun yang lalu. Tanpa terasa tangannya yang mencekal
sebilah pedang terangkat dan dengan tiba-tiba saja ia melancarkan serangan-serangan yang
bertubi2. Khouw Kiam Siu bergerak-gerak mengegoskan tusukan-tusukan pedang itu yang seperti
naga mengamuk disamudera bebas itu sambil balas menyerang dengan tinjunya.
Tauw Kun merangsek terus, tetapi setelah beberapa jurus lewat dan ia masih belum berhasil
membunuh atau melukai lawannya itu, tiba-tiba saja ia meloncat mundur sambil
mengeluarkan sebuah bendera segitiga dan berseru kepada orang-orangnya:
"SERBU!!" Serentak dengan komando itu, orang-orang yang dipimpin oleh Tauw Kun, yang ternyata
bukan lain daripada Resimen 72 iblis-iblis tanah, segera mengurung Cui-beng Lo-sat beserta
keempat kawannya, Kat Ju Hui dan Khouw Kiam Siu.


Irama Pencabut Nyawa Karya Wen Wu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ketujuh puluh dua orang itu belum mulai menyerang. Mereka mengawasi tangan Tauw Kun
yang sudah mengangkat bendera segitiga keatas. Sejurus kemudian tampak bendera itu
dikebut kebawah dan seperti meletusnya gunung berapi, mereka sekaligus menerkam.
Cui-beng Lo-sat dan Kat Ju Hui berlaku cerdik. Mereka mengeluarkan senjata rahasia
mereka yang bentuknya hampir mirip satu sama lain, yang segera disebarkan dan
berbareng dengan itu, jeritan2 tertahan terdengar.
Khouw Kiam Siu menyabet dan menusuk dengan telapak serta jari tangannya dan ketika
keempat Su Losat pun turut menyerang, maka dalam waktu singkat saja, tidak kurang
daripada tiga puluh iblis tanah itu sudah menggeletak tidak berkutik! Sedangkan sisanya,
boleh dikatakan sebagian besar sudah terluka parah dan tidak lagi mampu mengadakan
serangan ulangan! Bukan main terkejut Tauw Kun. Tetapi sebagai murid pertama Thio Mo Lam ia tidak sudi
meninggalkan tempat itu begitu saja. Ia bertekad melawan hingga titik darah yang terakhir!
Khouw Kiam Siu menggerak-gerakkan tangannya memberi isyarat agar Kat Ju Hui, Cui-beng
Losat dan keempat kawannya tidak membantu. Setelah itu, ia lalu melangkah maju
menghampiri Tauw Kun dan menantang:
77 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Jahanam! Kini hanya kau seorang diri saja yang menghadapi aku! Ayohlah!"
Tauw Kun mengerahkan tenaganya dan mencelat. Justru dalam keadaan terapung diudara
itulah, ia menyerang dengan ganas.
Khouw Kiam Siu meloncat mundur dan melepaskan Kim Gaib dari punggungnya, alat
tetabuhan yang terbuat daripada baja tipis itu, ternyata dapat digunakan juga sebagai
senjata. Maka sekejap saja pertarungan sengit sudah terjadi. Berkerincingnya senar Kim sebentarsebentar terdengar terkena sabetan2 pedang. Suatu ketika tampak Khouw Kiam Siu
mengegos, serentak dengan itu ia menyapu dada Tauw Kun yang belum keburu menarik
pulang pedangnya. Tauw Kun meringis kesakitan dan berusaha menahan jeritannya, namun sesuatu yang agak
amis tiba-tiba menyembur keluar dari mulutnya! Sejurus kemudian, iapun roboh
terjengkang! Khouw Kiam Siu lekas-lekas menggantung lagi Kim Gaib di punggungnya, sebagai gantinya
ia memungut pedang yang menggeletak ditanah dan menghampiri Tauw Kun yang belum
bisa bangkit. "Tauw Kun, apa yang masih hendak kau katakan sebelum aku menjalankan permintaan
Sam-kiat Sian-seng?"
"Bocah! Mungkin kau akan berhasil membunuh aku hari ini, tetapi kau takkan luput dari
kejaran pihak Kiam Pao!" sahut Tauw Kun beringas.
Midnight Sun 4 Pendekar Rajawali Sakti 3 Sepasang Walet Merah Mustika Naga Hijau 1
^