Pencarian

Perintah Maut 14

Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 14


santen, dan gerak-gerik yang lebih banyak
membawakan sifat wanita daripada sifat pria.
Putusannya segera memberi vonis yang pasti :
Tong Jie Peng adalah gadis yang menyamar pria !
Co Hui Hee mengeluarkan Jarum Ular, sebagai
seorang yang egoistis, ia tidak akan membiarkan
pihak ketiga memasuki gelanggang asmaranya.
Hanya karena cintanya kepada Kang Han Cing,
Co Hui Hee berani melanggar perintah Ngo-hong
bun. Suatu bukti kalau cinta itu buta ! Buta
didalam segala2nya ! Co Hui Hee tidak berani sembarang bergerak,
diketahui kalau ilmu kepandaian Tong Jie Peng
tidak berada dibawah Toa sucienya, kalau ia tidak
berhasil, pasti diri sendirilah yang celaka.
Tong Jie peng berhasil memulihkan tenaga
didalam waktu yang sangat singkat, ia membuka
matanya kembali. Maka gagallah Co Hui Hee, tidak
mungkin membokongnya lagi. Jarum Ular tidak
berani dilepas. "Bagaimana keadaannya ?" Bertanya Co Hui
Hee. "Dia sudah lepas dari bahaya kematian," balas
Tong Jie Peng. "Sebentar lagi dia akan mencret2,
mengeluarkan semua racun yang berada didalamnya." 1211 "Oh, begitu cepat ?" Hampir Co Hui Hee
bersorak girang. "Cara ini lebih baik dari cara
Nenek Ular yang mau memandikan uap 7 hari 7
malam." "Kau tahu apa ?" Potong Tong Jie Peng.
"Memberi makan liur si Putih adalah kejadian yang
sangat terpaksa. Tidakkah terbayang olehmu
betapa banyak kerugian darah putih yang diderita
olehnya " Seumpamakan dua negara yang
berperang, berapa banyakkah serdadu yang
dikorbankan " Keadaan Kang Han Cing tidak beda
seperti seorang anak kecil yang baru merangkak,
didalam 10 hari dia tidak boleh menggunakan
tenaga, teristimewa tidak boleh bertempur dengan
orang. Akibatnya bisa runyam, dia akan lumpuh
seumur hidup." "Apa susahnya ?" Berkata Co Hui Hee. "Asal saja
tiga bulan setelah itu dia tidak menggunakan
tenaga murni menempur orang, penyakitnya bisa
sembuh seperti sedia kala, bukan ?"
"Ya. Begitulah."
"Baik. Akan kujaga baik2
menggunakan tenaga murni."
agar dia "Tidak semudah seperti apa yang
bayangkan. Apa kau kira suciemu membiarkannya begitu saja ?"
tidak kau itu Keringat dingin membasahi Co Hui Hee, kalau ia
membayangkan bagaimana pengejaran-pengejaran
Ngo hong bun itu. 1212 Suara bunyl kerukuk2 didalam perut Kang Han
Cing semakin keras. "Lekas ambil tempat untuk menadahi kotorannya." Teriak Tong jie Peng. "Dia segera
berak2." Co Hui Hee bekerja cepat, ia sudah mengambil
ember untuk menadahi kotoran besar Kang Han
Cing. Diletakkannya di depan si pemuda.
"Lekas copoti celananya," perintah Tong Jie
Peng. Co Hui Hee khusus dilahirkan bukan untuk
menjadi juru rawat, mendengar perintah konyol
tadi, wajahnya menjadi bersemu merah, bagaimanaa menyuruhnya membukakan celana
seorang laki2 yang baru dikenal" Menganggap hal
tadi sebagai olok2 sang sairu, ia bercemooh: "Apa
kau sendiri tidak bisa membukakannya ?"
Tong Jie Peng berkata dingin : "Aku harus
membangunkannya, dengan kedua tangan memayang, bagaimana bisa " Apa lagi mengingat
keadaan yang mendesak. Lekas ! Terlambat berarti
kesulitan." Malu atau tidak, Co Hui Hee harus menjalankan
perintah tadi, sesudah mempernahkan ember, ia
melocoti celana Kang Han Cing.
Broobooott"..Broobootttt?"
Ngejebrollah benda najis, baunya tidak keruan
macam. Tong Jie Peng sudah bekerja cepat, sebelum
benda2 najis itu keluar dari tempat asalnya, ia
1213 sudah memayang kedua ketiak Kang Han Cing, diurut2nya
sehingga mempercepat proses pembuangan air besar yang menuangkan semua
sisa racun di dalam perut si pemuda.
Sebentar kemudian Kang Han Cing selesai hajat,
Co Hui Hee memakaikan kembali celananya. Tong
Jie Peng merebahkan si pemuda.
Bau busuk benda najis memenuhi seluruh
ruangan, kalau kurang2 tahannya, mereka bisa
muntah2, kotoran yang mengandung unsur racun
itu segera dibuang keluar.
Co Hui Hee kembali sesudah Tong Jie Peng
membaringkan Kang Han Cing. Wajah si pemuda
pucat pasi, tidak ada tanda2 memiliki darah.
Co Hui Hee mengeluarkan Thian-kie-in-kang-tan
dan berkata : "Berikan makan obat ini."
Obat Thian-kie-in kang tan itu didapat dari
kantong baju Kang Han Cing, disaat si pemuda
tidak sadarkan diri karena terkena racun Jarum
Ular. Mengingat khasiatnya yang luar biasa,
diserahkannya kembali. Tong Jie Peng menerima obat dan bertanya,
"Obat apakah ini ?"
"Obat ciptaan guruku, namanya Thian-kie-inkang-tan, khusus untuk menyembuhkan orang
yang kekurangan tenaga dan kekurangan darah,
hanya tiga orang yang mendapatkannya, mereka
adalah Toa sucie, Jie sucie dan Sam sucie. Aku
dan Su sucie belum dapat."
1214 "Darimana obat ini?" Bertanya Tong Jie Peng
heran. Tentu saja tidak mengerti, bagaimana Co
Hui Hee bisa mendapatkan obat itu " Mengingat Go
Kiongcu Ngo hong-bun itu belum berhak
mendapatkan obat thian-kie in-kang-tan.
"Obat ini kudapat dari kantong baju Kang Han
Cing kemarin, tentunya didapat dari salah satu
sucie2ku." Thian-kie-in-kang-tan sudah masuk ke dalam
mulut Kang Han Cing. Tangan Tong Jie Peng belum
pernah lepas dari denyutan nadi si pemuda.
Beberapa saat kemudian, Tong Jie Peng
menoleh, memandang Co Hui Hee serta mengajukan pertanyaan : "Kau cinta kepadanya ?"
Wajah Co Hui Hee menjadi merah, ia balik
bertanya : "Apa kau juga tidak cinta kepadanya?"
Tong Jie Peng tertegun, nyatalah kalau
penyamarannya sudah diketahui orang. "Aku yang
bertanya kepadamu." Ia berkata.
"Apa bedanya ?" Berdengus Co Hui Hee dingin.
"Aku juga bisa mengajukan pertanyaan yang sama,
bukan ?" "Tidak perlu kau sangkal," berkata Tong Jie
Peng menghela napas. "Aku tahu, kau sudah jatuh
cinta kepadanya, tapi aku meminta kepastian,
bahwa kau betul cinta kepadanya"."
"Apa bedanya ?" Bertanya Co Hui Hee.
"Karena aku hendak memberitahu sesuatu yang
sangat menyedihkan".."
1215 "Apa ?" Co Hui Hee mementangkan kedua
matanya lebar2. "Dia masih tidak bisa ditolong ?"
"Bukan tidak bisa ditolong," berkata Tong Jie
Peng. "Tapi kekuatan tenaganya sudah hancur
luluh, ia akan menjadi seorang laki-laki jompo".."
"Ah"." "Karena itulah, aku meminta kepastianmu kalau
betul2 kau cinta, hendak kuserahkan dengan hati
lega." Hati Co Hui Hee berdengus : "Huh, kau hendak
menyerahkan seorang laki2 jompo kepadaku?"
Saking marahnya, ia berteriak : "Kalau kau mau
pergi, pergilah segera ! Jangan takut, kalau sampai
terjadi sesuatu apa, dimisalkan dia mati, akupun
sanggup mengebumikannya sendiri."
"Aku yakin kepada cintamu," berkata Tong Jie
Peng. "Maka kuserahkan kepadamu. Aku hendak
pulang ke pulau Tong-hay. Disana meminta obat
untuk memulihkan tenaganya yang sudah hilang."
"Masih ada obat yang bisa memulihkan
tenaganya ?" Berteriak Co Hui Hee girang.
"Tidak perlu diragukan. Obat itu pasti kubawa
datang. Tapi jarak terlalu jauh, walau menunggang
si Putih, paling cepat memakan waktu 2 hari.
Didalam waktu2 ini, kuharap kau bisa menjaganya
baik2. Jangan sampai ada gangguan dari luar yang
mengacaukan rencana."
Co Hui Hee sadar akan kesalahannya, maksud
Tong Jie Peng sudah disalah-terimakan. "Pasti
1216 tidak ada gangguan," ketenangannya." jawabnya. "Kujamin "Syukurlah. Yang kuragukan ialah : Mampukah
kau menangkis datangnya serangan2 dari pihak
Ngo hong bun itu" Terus terang saja, kalau aku
berada ditempat ini, walau Ngo-hong-bun mengerahkan seluruh kekuatannya, tidak mungkin
mereka bisa mengganggu ketenangan Kang Han
Cing. Tapi hanya kau seorang, kukira".kukira......"
"Mengapa kau tidak membawanya saja pulang
?" Bertanya Co Hui Hee. "Dengan menunggang
burung itu, kalian bersama-sama, bukankah lebih
baik ?" Kalau tadi Co Hui Hee cemburu, kini
cemburunya itu mulai mereda, mengingat kepentingan Kang Han Cing pribadi. Ia rela
menyerahkan Kang Han Cing dengan maksud agar
Tong Jie Peng membawanya menaiki burung
bangau raksasa, memulihkan tenaga si pemuda.
Tong Jie Peng bergoyang kepala, "Aku tidak bisa
membawanya menghadap kedua orang tuaku.
Mereka benci kepada pemuda Tionggoan." Katanya
lemah. Sekelumit tentang kedua orang tua Tong Jie
Peng : Mereka adalah Sepasang Dewa dari daerah
Tong-hay yang bernama Cung Cung dan Sun Hoa
yang ternama. Sebagai akhli waris Liu Ang Ciauw,
mereka memegang patuh pesan sang sucouw,
ternyata Liu Ang Ciauw pernah mengalami patah


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hati, cintanya kepada Lu Cu Kok kandas ditengah
jalan, karena itu melarikan diri kedaerah Tong hay
1217 dan memberikan pesanan-pesanan terakhir agar
mereka turut membenci pemuda Tiong-goan.
Apalagi mengawininya, inilah larangan terbesar.
Mengapa Tong Jie Peng tidak bisa membawa
Kang Han Cing ke pulaunya, itulah sebab dari
kasih cinta yang pernah terjalin diantara
leluhurnya. Tentang cerita Liu Ang Ciauw dan Lu Cu Kok,
para pembaca dipersilahkan memberi penilaian
dari cerita yang berjudul : ANAK PENDEKAR.
"Ilmu kepandaianmu memang cukup untuk
menjaga keamanannya," berkata Tong Jie Peng.
"Agar lebih aman lagi, kuingin turunkan semacam
ilmu pelajaran, maukah kau mempelajarinya ?"
"Cici." berkata Co Hui Hee terharu. "Kau baik
sekali." "Apa ?"!!" Tong Jie Peng mundur dua tindak.
Panggilan cicie itu berarti pecahnya penyamaran
Tong Jie Peng. "Cicie," berkata Co Hui Hee. "Tidak perlu
menyangkal lagi. Gerak-gerikmu tidak mungkin
bisa mengelabuiku, mungkinkah ada tangan pria
yang lebih halus dari tangan seorang wanita " Kau
adalah gadis yang menyamar. Mengapa harus
melakukan penyamaran ?"
Memandang beberapa saat, Tong Jie Peng harus
menyerah kalah. Dengan perlahan ia berkata :
"Tidak percuma kau menjadi Go kiongcu Ngo
hong bun. Matamu memang lihay. Ya ! tidak perlu
kusangkal, aku adalah wanita. Tapi hanya kau
1218 seorang yang tahu. Kuharap kau tidak membuka
rahasia ini kepada siapapun dan juga kepadanya."
"Apa sebelumnya Kang Jie kongcu juga tidak
tahu ?" bertanya Co Hui Hee.
"Dia tidak tahu, dan kuminta jangan kau
beritahu. Hubunganku dengannya hanya sebagai
saudara angkat, tidak bisa disamakan dengan
dirimu." "Cicie, kau baik sekali."
"Nah ! Perhatikan baik2 pelajaran ini." Berkata
Tong Jie Peng. Tangan kirinya diangkat, per-lahan2
mendorong kedepan. Mengetahui kalau dirinya akan mendapat
semacam ilmu luar biasa, Co Hui Hee
memperhatikan dengan seksama, memperhatikan
perubahan2 gerak Tong Jie Peng.
Tong Jie Peng sudah mengeluarkan pukulan,
tapi tidak meneruskannya, jari2 itu bergerak,
menukik ke pusat telapak, dikakukan sebentar,
dan mekar kelima penjuru.
Co Hui Hee mengasah otak mengilmiah
pelajaran inti yang tersembunyi didalam gerakan2
itu, tidak ada penemuan baru dan ia tidak berhasil
memahami keistimewaannya.
Tong jie Peng selesai memberi contoh gerakan,
kemudian memberi penjelasan :
"Untuk memahirkan ilmu ini dengan sempurna
harus mencatat dalam2 kata2 ini : yaitu 'Putaran
hawa lima kali dan pusatkan di telapak tangan,
disimpan dan dilepas menutup jalan darah lawan"."
1219 Sekali lagi diulangi pelajaran tadi.
Kini Co hui hee bisa menyelaminya dengan baik,
ia menerima pelajaran tadi dengan senang hati.
Dengan tidak bosan, Tong Jie Peng mengoreksi
kesalahan2, sesudah menganggap sempurna, ia
berkata : "Nah ! Cukup. Untuk memahirkannya dengan
lebih baik, tergantung dari kecerdikan dan
latihan2. Kalau untuk menghadapi jago kelas dua
saja, inipun sudah berlebih2an. Sekarang aku
hendak berangkat, jagalah dia baik2."
Ia bersiul memanggil burung bangaunya,
dengan menunggang binatang raksasa inilah, Tong
Jie Peng kembali ke daerah Tong hay, meminta
obat mujarab untuk menyembuhkan tenaga Kang
Han Cing yang sudah hancur tercerai-berai.
*** Bab 78 DIRUMAH ULAR...... Co Hui Hee sudah mempernahkan Kang Han
Cing, ia wajib menjaga ketenangan si pemuda,
selama kepergian Tong Jie Peng yang akan balik
kembali dengan membawa obat pengumpul
tenaganya. Sesudah memakan obat Thian-kie-in kang-tan,
keadaan Kang Han Cing agak mendingan, tertidur
nyenyak diatas pembaringan.
1220 Merasa dirinya yang terasing, Co Hui Hee berjalan2, menjelajahi rumah si Nenek Ular, dia sudah
biasa ditempat itu, kini menuju kearah dapur
dengan maksud untuk mencari makanan.
Hanya tersedia beberapa mangkuk sayur dan
yang sudah dingin, dilahapnya makanan2 itu
sebagai penangsal perut. Teringat keadaan Kang Han Cing, ia harus
membuat persediaan pula, mengambil beberapa
comot beras, dituang di periuk, membuat api, dan
siap menyediakan bubur sebagai persediaan sang
kekasih. Semua itu dilakukan dengan canggung, belum
pernah Co Hui Hee turun dapur, dan inilah untuk
pertama kalinya ia bekerja sebagai juru masak,
walau hanya memasak beberapa mangkuk bubur
saja. Tiba2 Co Hui Hee menemukan sesuatu
penemuan, pada lantai dapur yang ditumpuki
kayu2 itu terdapat sebuah papan besi. Ia bisa
melihat adanya besi tersebut, karena sudah
menggeser kayu2 yang menutupinya.
"Mungkinkah ruang dibawah tanah ?" Pikir si
gadis. Co Hui Hee menduduki kursi kelima dari partay
Ngo hong-bun, disana penuh dengan aneka macam
rahasia, menduga kepada ruang rahasia di bawah
tanah, segera ia mencari alat pengontrol. Alat itu
tidak sulit ditemukan, dua benda bulat tergantung
pada pojok dapur, sesudah benda bulat itu ditarik
maka terdengarlah suara gemeretek, papan besi
1221 tertarik secara otomatis, pintu ruang rahasia
terbuka ! Melongok kebawah, keadaan tempat itu sangat
gelap, betul2 ruangan rahasia yang berada di
bawah tanah ! Mengikuti kemauan Co Hui Hee, ia ingin
melongok ke tempat tersebut, kalau tidak ada
gangguan Kang Han Cing, dibatalkannya maksud
itu karena adanya si pemuda, cepat2 diselesaikannya masakan di dapur, untuk mengisi
perut Kang Han Cing, dan perutnya sendiri juga
tentunya. Tidak lama Co Hui Hee selesai memasak bubur,
dibawanya ke ruang dalam. Kang Han Cing belum
sadarkan diri. "Mengapa begitu lama?" pikir Co Hui Hee. Tentu
saja gadis ini tidak tahu kalau obat Thian-kie-inkang-tan tersedia untuk memulihkan tenaga yang
hilang, siapa yang sudah memakan obat ini, ada
beberapa waktu tertidur lelap. Maka khasiatnya
bekerja lebih sempurna. Seseorang membutuhkan waktu istirahat, tidur
adalah cara yang paling tepat. Bukan saja
memelihara badan, mengumpulkan potensi yang
sudah terbuang, juga memberi kesempatan bagi
anggota2 badan yang sudah bekerja satu harian
penuh. Satu hari diliwatkan"..
Cuaca gelap. 1222 Menungkuli Kang Han Cing yang belum bangun,
perut Co Hui Hee lapar kembali. Ia melahap bubur
bikinannya, sambil menunggui si pemuda. Ia tidak
berani menyalakan lampu, karena mereka belum
lepas dari bahaya. Juga tidak berani banyak
mengeluarkan suara, takut2 menimbulkan perhatian orang. Co Hui Hee mulai ngelenggut.
Terdengar bunyi hujan, tidak terlalu besar,
menetes dipinggiran rumah.
Bangunan didalam Lembah Ular yang terpencil,
keadaan sunyi dan sepi, didalam keadaan hujan
yang seperti itu, tampak sangat menakutkan.
Dibawah tetesan air hujan, ada 2 orang yang
sedang menuju ke tempat itu.
Terdengar seorang yang berjalan dibelakang
berkata : "Di tempat yang begini seram, walau memiliki
tanda jalan Ular, aku masih merasa tidak aman.
Tuhan seperti tidak memihak kita, air hujan
dituangnya pula. Bikin orang tambah segan saja.
Aku tidak percaya kalau Go kiongcu masih berani
menyembunyikan diri di sekitar daerah ini."
Kawannya berkata : "Seluruh tempat sudah
digeledah, tidak ada bekas tapaknya. Kecuali
tempat ini yang belum diperiksa."
"Mungkinkah Go Kiongcu tidak takut kepada
ular2 berbisa yang menempati lembah?" Bertanya
yang duluan. 1223 "Dia memiliki Jarum Ular, tentu saja tidak
takut." "Apa kau juga tidak takut ?"
"Aku tidak takut karena sudah diberi obat
penawar." "Kau tidak takut kepada Go Kiongcu ?"
"Takut apa " Inilah perintah sucie-sucienya."
"Apa yang bisa kita lakukan kalau berhasil
menemukannya ?" "Wah ! Hujan bertambah besar."
Seperti apa yang dikatakan, air hujan seperti
dituang dari langit, menyirami bumi. "Mari kita
mencari tempat berteduh." Berkata salah satu dari
orang itu. Mereka berlari2, akhirnya meneduh diemperan
Rumah Ular. "Basah kuyuplah ngedumel. kita berdua." Orang itu "Gara2 Go Kiongcu yang gila laki2," Berkata
kawannya. "Semua orang bawahanlah yang susah."
"Huh ! Kau bicara harus menjaga mulut, apa
akibatnya kalau sampai ke dalam telinganya?"
"Takut apa " Toa Kiongcu berada dibelakang
kita." "Apa kau tahu pasti " Mereka adalah saudara
seperguruan, kalau tertangkap, paling-paling
dimaki dengan beberapa kata. Tapi kalau mereka
tidak suka kepada kita, leher bisa copot, tahu?"
1224 "Ha, ha....." Terdengar orang itu tertawa. "Lo Lie,
lupa kepada pesan Toa Kiongcu " Kalau berhasil
menemukannya, tidak perlu sungkan2 lagi. Mati
atau hidup, kita diberi kekuasaan penuh. Apa saja
yang kita bawa lemparkan saja kepadanya."
Terdengar orang yang dipanggil Lo Lee menghela
napas, katanya : "Dengan ilmu kepandaian yang
kau miliki hendak melawan Go kiongcu " Kim Jie,
kau seperti sedang mengimpi."
Angin semakin keras, mereka berhimpit2an
kedinginan dengan baju yang sudah basah kuyup,
rasa dingin itu terasa sekali. Tanpa disadari, Kim
Jie dan Lo Lie bersandar pada pintu, maka"..gedubraaaakkkk?"terpentanglah pintu
itu, hampir2 keduanya jatuh.
"Eh," teriak Kim Jie. "Mengapa pintu rumah
Nenek Ular tidak dikunci ?"
"Kebetulan ! Mari kita istirahat di dalam."
Berkata Lo Lie. "Kau berani " Rumah


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sembarang rumah, tahu ?"
Nenek Ular bukan "Siapa tahu kalau Go Kiongcu bersembunyi di
tempat ini ?" Mereka memperhatikan isi rumah ular itu, dan
seperti apa yang mereka khawatirkan, Go Kiongcu
Ngo hong bun Co Hui Hee memang berada di
tempat itu ! "Hei !" Bentak Co Hui Hee heran. "Dua2nya
masuk kedalam." 1225 "Si".Siapa ?" Lo Lie bertanya dengan suara
gemetaran. "Sudah tidak mengenali suaraku lagi ?" Bentak
Co Hui Hee. "Kau.....Kau Go Kiongcu ?"
*** Jilid 23 "Huh !" Co Hui Hee berdengus. "Bukankah
kalian mendapat tugas untuk menemukan diriku"
Mengapa tidak berani masuk?"
"Hamba tidak berani," berkata Lo Lie.
"Mana hamba berani," berkata Kim Jie.
"Masuk !" perintahku." Bentak Co Hui Hee. "Inilah Lo Lie dan Kim Jie saling pandang, mereka tidak
berani membangkang perintah itu. Dengan penuh
kewaspadaan, mereka memasuki Rumah Ular,
memberi hormat kepada Go Kiongcunya.
"Apa yang tadi kalian perbincangkan ?" Bentak
Co Hui Hee galak. "Ti".. Tidak apa2."
"Bukankah kahan mendapat tugas
menemui diriku ?" Tanya lagi Co Hui Hee.
untuk "Hamba?"hamba?"?""
1226 "Betul atau tidak ?" Bentak dan potong sang Go
kiongcu. "Be"..Betul."
"Kemudian, apa pula tugas kalian, sesudah
berhasil ?" "Toa Kiongcu sekalian mengharapkan kembalinya Go Kiongcu," berkata Lo Lie.
"Apa hanya itu saja pesannya " Berkata Co Hui
Hee. "Apa bukan menyuruh kalian menghujani
senjata apa saja yang ada ?"
Lo Lie dan Kim Jie lompat mundur ke belakang,
dengan maksud meninggalkan tempat itu.
Cepat gerakan Lo Lie dan Kim Jie, lebih cepat
lagi adalah gerakan Co Hui Hee, sebelum kedua
orang bawahan itu bisa keluar dari ruangan tadi,
Co Hui Hee sudah menghadang mereka.
Saking nekadnya, Kim Jie dan Lo Lie
mengeluarkan senjata2 rahasia mereka, dilemparkannya ke arah Co Hui Hee. Terjadilah
hujan senjata ! Co Hui Hee menduduki urutan kelima di dalam
partay Ngo-hong-bun, tentu saja memiliki kesempurnaannya, dengan gerakan tangan yang
lincah, ia memukul pergi semua senjata itu. Disaat
Kim Jie dan Lo Lie masih mempertahankan
maksudnya yang mau melarikan diri dari tempat
itu, dua pisau terbang sudah bersarang pada paha
mereka, serentak jatuh jungkir baliklah kedua
orang itu. 1227 Mengetahui sulit menghindari diri dari kekejaman sang Go Kiongcu, Kim Jie menggigit
lidah, dengan maksud bunuh diri !
Gerakan Co Hui Hee lebih cepat lagi, plak".ia
menampar pipi orang itu dan sekalian menotok
jalan darahnya. "Mau bunuh diri ?" Ia berdengus. "Begitu enak,
hee ?" Sesudah itu dilemparkannya perintah : ia menoleh ke arah Lo Lie,
sebuah pisau dan memberi "Dia sudah tidak menghendaki lidahnya,
gunakanlah ini untuk mengorek bagian atas, biar
dia tahu rasa !" Lo Lie terbelalak di tempat, bagaimana Go
Kiongcu begitu kejam, menyuruhnya melukai lidah
teman sendiri. Co Hui Hee mengulangi perintah itu : "Hayo,
sebagai seorang anggota yang baik, laksanakanlah
perintah atasanmu !"
Mengetahui tidak bisa mengelakkan siksaan2nya, Kim Jie berteriak : "Lo Lie
laksanakanlah perintahnya."
Agaknya Lo Lie sudah bisa mengambil putusan,
memungut pisau yang dilemparkan dan berkata :
"Baik." Ia mendekati Kim Jie, se-olah2 sudah siap
melaksanakan perintah Go Kiongcu, mau mengorek lidah kawan sendiri, tapi secepat itu
1228 pisau diambleskan kedadanya sendiri, ia bunuh
diri ! Hal ini berada diluar dugaan Co Hui Hee, ia
sadar sesudah Lo Lie berkelojotan sekarat di tanah.
Semua kemarahan ditujukan kepada Kim Jie,
tubuhnya bergerak dan dengan kecepatan yang
susah diikuti dengan mata, membarengi jeritan
Kim Jie yang menyeramkan, batok kepala anak
buah Ngo hong bun itu sudah berada ditangan
sang Go Kiongcu ! Tetesan darah masih mengetel.
Sungguh suatu pemandangan yang paling sadis !
betul2 batok kepala copot dari tempatnya.
Baru saja Co Hui Hee menamatkan riwayat
hidup Kim Jie, telinganya yang lihay bisa
menangkap sesuatu yang kurang beres, secepatnya
melempar kepala sang korban, membalikkan
badan, didalam posisi yang siap tempur, ia
membentak : "Siapa yang bersembunyi di tempat
itu" Lekas keluar !"
Maka dari arah yang dibentak oleh Co Hui Hee
tadi, dari semak2 gelap bermunculan beberapa
orang, mereka dikepalai oleh huhuat kelas satu
Ngo hong bun Kwee In Su. "Huh !" dengus Co Hui Hee. "Apa maksud kalian
menyembunyikan diri ?"
Kwee In Su memberi hormat, dengan merendah
diri ia berkata : "Kami siap menyambut pulangnya
Go kiongcu." "Oh ! Begitu" bagaimana?" Kalau aku tidak mau, 1229 "Itulah tugas 7 bintang kejora," berkata Kwee In
Su sambil melirik ke arah orang2 yang berada di
belakang, mereka adalah 7 jago Perintah Maut,
dengan julukan 7 bintang kejora. Masing2 memiliki
ilmu kepandaian tinggi, teristimewa kalau bergerak
bersama, kekuatan 7 orang itu belum pernah
terpatahkan. Sesudah Perintah Maut melebur diri kedalam
Ngo hong bun, mereka turut serta. 7 bintang kejora
sudah mulai mengepung Co Hui Hee.
Co Hui Hee meneliti mereka, satu persatu
ditatapnya dalam2, kemudian memberi perintah :
"Bagus, Hok Goan, kedatangan kalian tepat pada
waktunya. Lekas tangkap Kwee In Su !"
Hok Goan adalah pemimpin/kepala dari 7
bintang kejora. Dan sekarang Co Hui Hee memberi
perintah kepada mereka untuk menangkap Kwee
In Su. Mendengar perintah tadi, nyali Kwee In Su
mengkeret keras, dia mengeluh celaka, mengingat
kalau 7 bintang kejora adalah bekas orang2 Co Hui
Hee juga. Tampak salah satu dari 7 bintang kejora
membungkukkan badan, inilah orang yang
bernama Hok Goan itu, ia berkata : "Harap Go
kiongcu maklum, orang harus kami tangkap
bukanlah Kwee In Su huhuat."
"Apa kalian ditugaskan untuk menangkap
diriku ?" bertanya Co Hui Hee dengan suara
dengusan. 1230 "Kami mendapat tugas untuk mengundang Go
kiongcu pulang," Kwee In Su menalangi menjawab.
"Eh, kalian berani membangkang kepada
perintahku?" Co Hui Hee menggertak 7 bintang
kejora. "Harap Go kiongcu maklum," berkata Hok Goan.
"Didalam tugas ini, Toa kiongcu sudah menyerahkan tugas kepada Kwee huhuat, kami
diwajibkan mendengar perintahnya."
"Harap Go kiongcu tidak menjadi gusar,"
berkata Kwee In Su. "Mereka juga mendapat tugas
untuk mengundang Go kiongcu pulang."
Dada Co Hui Hee turun naik karena kemarahan
yang meluap2. "Kwee In Su," ia membentak. "Apa
kau kira aku takut membunuh dirimu?"
Sret".. Co pedangnya. Hui Hee sudah mengeluarkan Kwee In Su mundur dua langkah, dengan
demikian ia sudah menyiapkan pertempuran,
menyeringai dan berkata :
"Go kiongcu, walau kau sudah berkhianat
kepada partay, kami masih menghormatimu
sebagai Go kiongcu, kalau saja bersedia pulang ke
markas, itulah yang kami harapkan. Tapi
sebaliknya"..hm"..hmm?""
Tanpa penerusannya, siapapun sudah maklum
apa lanjutan dari kata2 Kwee In Su tadi.
Sepasang biji mata Co Hui Hee ber-putar2,
pikirnya dalam2 : "Dengan kepandaian Kwee In Su,
tidak mungkin ia berani seperti ini. 1231 Mungkinkah".mungkinkah ada bala bantuan
dibelakang" Memancing aku keluar dari rumah ini"
Membiarkan 7 bintang kejora menggeledah isi
rumah?" "Kwee In Su, berani kau kurang ajar?" bentak
Co Hui Hee. "Apa kau tidak takut batok kepala
copot dari tempatnya?"
Kwee In Su mundur lagi tiga langkah, kini
sudah keluar dari rumah itu, ia berkata : "Go
kiongcu, kami semua mendapat tugas mengundang
kau pulang ke markas. Disaat Kim Jie dan Lo Lie
berhasil menemukan jejakmu sudah kulepas tanda


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penemuan, tidak lama lagi bantuan segera datang.
Walau hamba mengalami copot batok kepala, Go
kiongcu tidak luput dari pengejaran2."
Seperti apa yang dikatakan Kwee In Su, bantuan
untuk menangkap Co Hui Hee sudah berada di
tempat itu, kini menyembunyikan diri diatas
pohon, orang ini adalah Sam kiongcu Sun Hui Eng.
Mengikuti percakapan Co Hui Hee dan Kwee In
Su, Sun Hui Eng maklum kalau Kang Han Cing itu
berada pada sang sumoay. Kalau kejadian ini
dibiarkan ber-larut2 terus, lebih sulit lagi untuk
mengurusnya. Karena itulah tubuh Sun Hui Eng
bergerak, dengan pedang ditangan, membelah
Kwee In Su. Terdengar jeritan Kwee In Su, pedang
tadi telah membelahnya menjadi 2 bagian.
Sun Hui Eng tidak bekerja kepalang tanggung,
kalau Co Hui Hee berani berkhianat kepada partay,
mengapa ia tidak" Semuapun demi keselamatan
jiwa Kang Han Cing. Tidak menunggu sampai 7
1232 bintang kejora sadar, Sam kiongcu Ngo hong bun
itu mengeluarkan jarum rahasia, disebarkan
kepada orang2 disana. Terdengar 7 suara jeritan, tidak satupun dari 7
bintang kejora yang luput dari kematian, mereka
turut dikorbankan. Kejadian itu berada diluar dugaan Co Hui Hee.
"Kau".kau Sam sucie?" jeritnya dengan suara
tidak mengerti. Sun Hui Eng menghampiri sang sumoay,
dengan suara penuh getaran jiwa bertanya :
"Dimanakah dia ?"
Co Hui Hee menyimpan kembali pedang yang
sudah disiapkan, ia tidak perlu turun tangan
untuk membereskan Kwee In Su, karena Sam
kiongcu sudah menalanginya untuk berbuat
seperti itu. Mendapat pertanyaan yang tidak
keruan juntrungan, ia bertanya : "Siapa yang sucie
maksudkan ?" "Dimana Kang Han Cing ?" bertanya Sun Hui
Eng dengan suara yang lebih jelas. "Bukankah
kalian bersama2 ?" "Kang Han Cing" Oh ! dia tidak berada pada
diriku," berkata Co Hui Hee.
Sun Hui Eng menghela napas. "Menurut
keterangan Nenek ular, dia sudah terkena Jarum
Ularnya......" Ia berkata dengan suara sedih.
"Aku.....Aku tidak tahu." sangkal terus Co Hui
Hee. "Mana kutahu, ia sudah tidak berada
padaku." 1233 "Baiklah," berkata Sun Hui Eng. "Lebih baik kau
cepat2 meninggalkan tempat ini. Sangat berbahaya
bagimu." Co Hui Hee menggelengkan kepala. "Tidak !"
Katanya tegas. "Aku tidak mau melarikan diri.
Kalau Sam sucie juga mendapat tugas menangkap
diriku, tangkaplah !"
"Jangan kau memikir sejauh itu." berkata Sam
Kiongcu. "Kalau aku mempunyai maksud menangkap, mengapa harus membunuh Kwee In
Su dan 7 Bintang kejora " Dengarlah anjuranku,
cepat2 meninggalkan daerah berbahaya. Aku
hendak menolongmu." "Tidak," berkata Co Hui Hee. "Sudah kukata
'Tidak" tetap 'Tidak". Matipun aku tidak mau
meninggalkan tempat ini."
Sun Hui Eng melirik ke arah ruang dalam,
dengan berkerut alis berkata : "Go sumoay tidak
perlu bohong kepadaku. Tentunya kau sudah
sembunyikan Kang Han Cing ditempat ini maka
tidak mau pergi. Dimanakah dia berada ?"
"Dia.....Dia"..Dia sudah mati," Berkata Co Hui
Hee. Wajah Sun Hui Eng berubah pucat. "Betulkah
itu ?" Ia menjadi kepala berat.
"Ya. Dia sudah terkena Jarum Ular, seperti kau
tahu, bisa Jarum Ular tidak melebihi 24 jam. Kang
Han Cing sudah keracunan Jarum Ular lebih dari
24 jam. Dia tidak tahan".. Dan kini sudah"..Sudah mati."
1234 "Oh".." Air mata Sun Hui Eng tidak bisa
dibendung lagi, tetes demi tetes jatuh ditanah.
"Oh?"" Ia mengeluh. "Nasib.....Go sumoay,
percayalah kepadaku, dimana Kang Han Cing
berada " Aku hendak melihat wajahnya yang
terakhir." "Dia tidak disini."
"Go sumoay"..Begitu besar kecurigaanmu "
Melihat tanda pemberitahuan Kwee In Su tergesa2
aku lari kemari. Membunuh mereka, tidak segera
melapor kepada Toa sucie, tapi... Oh"..Dia sudah
mati"..Maksudku"...Maksudku melihat wajahnya
yang terakhir, sebelum kau mengebumikannya."
"Dia sudah berada didalam tanah," berkata Co
Hui Hee. "Dimana makamnya" Cobalah kau ajak aku,
agar aku bisa memberi penghormatan terakhir."
"Baiklah. Mari ikut." Berkata Co Hui Hee, ia
berjalan keluar, menuju kearah rimba.
Dengan badan limbung, Sam kiongcu mengikuti
di belakang Go kiongcu. "Kau tanam di dalam pohon2 ini?" tanyanya
semakin sedih. Tanpa menoleh ke belakang, Co Hui Hee berkata
: "Tidak lama lagi, kau bisa menjumpainya. Nah,
dibawah pohon itulah".."
Kedua pipi Co Hui Hee sudah basah dengan air
mata, sesudah mengucapkan kata2 tadi, tiba2 ia
menangis semakin keras, membalikkan badan dan
menubruk Sun Hui Eng. 1235 Keadaan Sun Hui Eng tidak kalah sedihnya,
mereka menangis bersama. Kalau tangisan Sam kiongcu keluar dari hati
yang setulusnya, tangisan Go kiongcu adalah
tangisan buatan, tiba2 saja ia menggerakkan
tangan, menotok jalan2 darah Sun Hui Eng.
Sun Hui Eng mana menduga, kalau maksud
baiknya mendapat balasan yang seperti itu, air
susu dibalas dengan air tuba ! didalam jarak yang
begitu dekat, tanpa bisa dielakkan, 8 jalan
darahnya sudah tertotok. Sun Hui Eng masih belum sadar, dengan alasan
apa sang sumoay kecil membokong dirinya" Dia
cinta kepada Kang Han Cing, juga cinta kepada Co
Hui Hee. Mendengar berita yang menyatakan Kang
Han Cing terluka, mengetahui kalau sang sumoay
membutuhkan pertolongan, ia rela berkhianat
kepada Ngo hong bun, membunuh 7 bintang
kejora. Dengan maksud menyerahkan Kang Han
Cing kepada adik seperguruannya. Dengan adanya
maksud baik ini, Sam kiongcu tidak menaruh syak
wasangka kepada Go kiongcu. Terjebloslah dia
kedalam kehancuran. Co Hui Hee membanggakan kelicikannya dan
berkata : "Sam sucie, tentu kau tidak mengerti
mengapa aku membalas kebaikanmu dengan cara
yang semacam ini bukan ?"
Bicara sampai disini, telinga Co Hui Hee yang
tajam dapat menangkap sesuatu, itulah suara
desiran angin gerakan kaki seorang akhli, disana
sudah bertambah seorang jago silat yang sedang
1236 menyembunyikan diri. Go kiongcu bisa menduga
siapa adanya jago itu. Tapi ia berpura2 tidak tahu,
ia meneruskan kata2nya : "Hal itu disebabkan karena"..kau, Sam sucie
telah berkhianat kepada partay. Hanya aku
seorang yang tahu rahasia ini, maka kau
menjatuhkan getah kejahatan kepada diriku,
membuat posisi kedudukanku terjepit. Jangan kira
tidak ada yang tahu, bagaimana cara2 pengkhianatan Sam sucie kepada partay. Saking
cintanya kepada Kang Han Cing, kau tidak
memberitahu sesuatu yang penting, hal ini
mengakibatkan kerugian partay. Seharusnya kau
memberitahu kepada Toa Sucie, kalau Lengcu
Panji Hitam Lauw Keng Sin yang belakangan itu
adalah Lengcu Panji Hitam palsu. Kau tahu kalau
samaran Kang Han Cing, mengapa tidak
memberitahu" Di Lam peng an, rencana Jie sucie
yang begitu bagus juga rusak dibawah tanganmu.
Kau membebaskan dirinya, membiarkan Jie sucie
sendiri menghadapi lawan. Sengaja memberi
kebebasan. Pada tubuh Kang Han Cing terdapat
obat Thian-kie-in-kang-tan, tentunya pemberianmu, bukan?"
Bicara sampai disini, Go Kiongcu Co Hui Hee
melebarkan telinga, betul saja, tidak terdengar
gesekan suara angin, suatu tanda kalau orang
yang baru datang menaruh minat besar kepada
kata2nya, maka ia meneruskan lagi :
"Sam sucie, betapa besar pengkhianatanmu ini
kepada partay, tapi Toa sucie dan Jie sucie
1237 menjatuhkan adilkah ?" surat penangkapan kepadaku, Tentu saja, betapa banyakpun keterangan Co
Hui Hee, tidak mungkin terjawab oleh Sun Hui
Eng, karena si pemimpin ketiga dari Ngo-hong-bun
sudah tertotok jalan darah.
Co Hui Hee masih meneruskan pembelaan
sepihaknya : "Tentunya kau yang meng-ojok2 Toa sucie atau
Jie sucie sehingga mereka salah paham. Maksudku
menahan Kang Han Cing untuk menghilangkan
racun Jarum Ular, sesudah itu pasti kuserahkan
kepada partay. Yah ! Fitnahmu memang hebat. Toa
sucie dan Jie sucie jatuh kedalam hasutanmu.
Apalagi sesudah matinya Kwee In Su dan 7 Bintang
Kejora, tentu mereka mendakwa aku lagi.
Siapapun tidak akan percaya, kalau Kwee In Su
dkk mati dibawah tanganmu. Hmm".. Siasat lihay
! Tipu luar biasa...! Disebabkan fakta2 inilah aku
akan". membunuhmu !"
Co Hui Hee mengayun pedang yang sudah
disiapkan, dengan tujuan membunuh Sun Hui
Eng. Sebutir batu kecil meluncur dengan kecepatan
kilat, traaannnggg?"membentur pedang Co Hui
Hee, menggagalkan usaha pembunuhan itu.
Disana sudah bertambah seorang manusia
bertopeng perak, itulah Jie kiongcu Ngo hong bun!
Co Hui Hee mundur dan berteriak terkejut : "Jie
sucie !" 1238 Tentu saja hanya pura2 ! kehadiran Jie sucie itu
sudah berada dibawah perhitungannya.
Dengan singkat Jie Kiongcu berkata : "Aku
sudah tahu. Kalian berdua ikut aku pulang. Biar
Toa sucie yang memberi putusan."
Pemimpin kedua dari partay Ngo hong-bun
mengajak kedua adik seperguruannya meninggalkan tempat itu. Mereka juga meninggalkan Kang Han Cing
didalam rumah Ular. *** Bab 79 MATAHARI PAGI bercahaya kembali, inilah hari
berikutnya sesudah kejadian2 dimalam hari.
Lembah Ular menjadi amis dengan aneka
bangkai, ribuan ular mati celentang, mereka
adalah korban2 bangau sakti dari Tong hay. Dan
diluar rumah Ular menggeletak 8 mayat manusia,
itulah mayat2 Kwee In Su beserta 7 Bintang Kejora


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Perintah Maut. Tidak ada yang mengurus bangkai2
itu, karena Lembah Ular memang tertutup untuk
umum. Sesudah Jie Kiongcu mengajak kedua adik
seperguruannya meninggalkan tempat itu, belum
ada pendatang2 baru. Sekarang seorang nenek berjalan datang, itulah
Nenek Ular yang baru balik kembali.
1239 Kehadiran si nenek disambut oleh 5 ekor ular
yang besar, mereka men-dongak2kan kepala, seolah2 memberi laporan tentang jalannya kejadian.
Prilakunya seperti orang yang sudah melakukan
kesalahan. Nenek Ular tertegun sebentar, kemudian bisa
mengerti dan menyelami laporan2 itu, dengan
tertawa berkata : "Orang2 yang kemarin malam datang bukan
orang luar. Mereka sudah minta izin permisiku.
Kalian tidak bersalah."
Kelima ular besar itu masih tetap bertiarap
ditanah. Nenek Ular menjadi heran. "Mungkinkah terjadi
sesuatu lagi " Ia bertanya.
Kelima ular angkluk2an, membenarkan pertanyaan itu. Wajah Nenek Ular yang menyeramkan berubah semakin seram. "Coba ajak
aku ke tempat kejadian." Ia berkata kepada ularularnya.
Kelima ekor ular menggelusur dengan cepat,
diikuti oleh majikan mereka.
Maka sadarlah Nenek Ular, kalau laporan
ular2nya adalah laporan tentang kejadian kembalinya Tong Jie Peng beserta si Putih yang
sudah menghancurkan barisan ular2nya. Ribuan
ular sudah terpatuk oleh paruh si Putih.
"Eh, dari mana munculnya burung pemakan
ular?" si nenek bergumam heran. Ia bisa
membedakan, kalau barisan ular itu hancur
1240 dibawah serangannya semacam burung. Inilah
kerusakan kedua, sesudah kerusakan dari si
Kakek Beracun Cu Hoay Uh.
Dengan penuh kemasgulan, nenek Ular kembali
ke tempat kediamannya. Disaat ia memasuki
dapur, lebih terkejut lagi, karena ruang rahasia
dibawah tanahnya sudah terbuka, ter-gesa2 ia
menyalakan lampu penerangan, turun memasuki
ruang rahasia yang gelap itu.
Dibawah ruang rahasia terdapat kolam, kini
tampak sesuatu yang bergelembung, seekor ular
besar sudah mengapung di permukaan kolam itu,
mati menjadi bangkai ! Mencelosnya hati si nenek tidak terkira, kalau
bisa terjadi keadaan seperti itu. Ular lindung yang
dipeliharanya sejak kecil, dipelihara selama 30
tahun, mendadak sontak disaat hampir selesai
jelmaannya, ular tersebut sudah dibunuh orang,
bagaimana ia tidak ber-jingkrak2 "
Memandang ke lain tempat, di tepi kolam
terdapat seorang anak muda yang bertiarap tidak
sadarkan diri, itulah Kang Han Cing !
Untuk jelasnya, bagaimana ular Lindung bisa
mati dan bagaimana Kang Han Cing memasuki
ruangan rahasia ini mari kita balik sebentar.
*** TERNYATA Kang Han Cing sadar sesudah Co
Hui Hee dibawa pergi oleh Jie Kiongcu. Perasaan
1241 nomor satu adalah perutnya yang keroncongan,
tentu saja terlalu lama tidak diisi, maka merasa
lapar. Langkah pertama diarahkan ke bagian dapur,
seperti apa yang sudah ditemukan Co Hui Hee,
Kang Han Cing juga melihat adanya ruang rahasia
dibawah tanah itu. Ia menuruni tangga gelap,
didalam keadaan yang belum sadar betul, kaki
Kang Han Cing jatuh kedalam kolam air.
Kang Han Cing memang tidak bisa berenang,
apa lagi belum sadar 100 persen, terasa sekali air
dingin yang meresap tulang, hampir2 membuat
ototnya menjadi kejang. Ia berusaha ber-ontak2
dengan maksud mencari tepian kolam itu.
Sedikit dari adanya kolam didalam ruang
rahasia Nenek Ular, adanya kolam ini untuk
memelihara sejenis ular campuran, namanya Ular
Lindung, sangat bermanfaat untuk menambah
tenaga dan menghidupkan kembali daging2 yang
rusak, Ular Lindung dipelihara untuk menyembuhkan penyakit lumpuh Nenek Goa Naga
Siluman, karena mengalami masuk api, terkena
pukulan Sepasang Dewa dari daerah Tong hay.
Ular lindung segera melilit Kang Han Cing yang
jatuh ke tempat kolam itu, sangkanya adalah
makanan yang disediakan oleh sang majikan.
Terjadi pergumulan diantara binatang air itu
dan Kang Han Cing, tentu saja kedudukan Kang
Han Cing semakin lemah, lilitan Ular lindung
semakin keras, hampir membuat si pemuda tidak
bisa bernapas. 1242 Putra Datuk Selatan memang luar biasa,
didalam keadaan krisis itu, tiba2 Kang Han Cing
menggunakan giginya, menggigit kepala Ular
lindung. Sesuatu yang kebetulan itu memang tidak
mudah terjadi, tapi bukan berarti mustahil, disini
timbul pula sesuatu proses kebetulan, gigitan Kang
Han Cing tepat berada di tempat 7 cun, tempat
yang menjadi kelemahan golongan binatang ular.
Terjadi berita yang bisa digembar-gemborkan
orang, manusia menggigit ular !
Ya ! Untuk menolong jiwanya dari ancaman
maut, apapun bisa digigit olehnya. Kini Kang Han
Cing menggigit apa saja yang berada didepannya,
demi mencari usaha untuk mencari kebebasan dari
ancaman maut. Kalau saja di-bagian2 lain, tidak mungkin Kang
Han Cing bisa berhasil. Ular Lindung adalah hasil
basteran Nenek Ular, hasil perkawinan seekor ular
dan lindung raksasa, tidak mudah mengerjakan
tugas yang semacam ini. Tokh Nenek Ular berhasil
juga. Dengan sabar ditungkulinya sehingga 30
tahun, dan hari2 itu adalah hari2 yang bersejarah
untuk mengambil penetapan itu.
Sisik2 tebal dan kuat dari Ular Lindung tidak
tergigit, bagian 7 cun yang lemah itu terkait gigitan
Kang Han Cing. Dasar nasib sang ular yang sudah
seharusnya menyumbang darah berkhasiat. Dasar
rejeki jago kita yang bagus maka bisa terjadi hal
itu. 1243 Menceritakan Kang Han Cing, terasa cairan
amis memasuki tenggorokannya. Terasa juga lilitan
Ular Lindung yang semakin keras. Terjadi
pergumulan yang lebih seru. Manusia kontra Ular
Lindung ! Kang Han Cing tidak berani mengendurkan
gigitannya, lepas berarti menyerah kepada gigitan
sang ular. Demikian ia menerima semburan darah
Ular Lindung yang amis, melalui kerongkongan
masuk kedalam perut, demikian sehingga darah itu
mengalir habis dari pemiliknya.
Lilitan Ular Lindung mulai mengendur, akhirnya
terlepas. Kang Han Cing bebas dari lilitan, tapi lain
bahaya mulai mengancam, itulah bahaya keracunan darah Ular Lindung yang mengamuk
didalam perputaran dirinya. Terasa kepala yang
memberat, matapun mulai ber-kunang2, Kang Han
Cing tidak bisa meneruskan pertahanannya, lagi2
ia jatuh pingsan ! Nenek Ular tiba terlambat beberapa jam dari
kejadian2 itu. Matanya menjadi liar, bagaimana ia memberi
langsung jawabnya kepada Nenek Goa Naga
Siluman " Mengingat pentingnya darah Ular
Lindung ! Timbul rasa bencinya kepada Kang Han Cing,
pemuda yang jatuh terhampar di tepian kolamnya
inilah yang mengacaukan hati-hati remaja Sun Hui
Eng dan Co Hui Hee, sesudah itu membunuh pula
1244 Ular Lindung yang disembunyikannya dibawah
tanah. Nenek Ular mengeluarkan pisau belati, dengan
maksud mau membunuh Kang Han Cing yang
sudah tidak berdaya. Tentu saja, didalam keadaan yang seperti itu,
tidak mungkin Kang Han Cing memberi perlawanan, baru saja sembuh dari keracunan
Jarum Ular, ditimpa lagi keracunan Ular Lindung,
bagaimana mungkin mempertahankan diri dari
tusukan belati Nenek Ular "
Beruntung Tuhan masih melindungi diri jago
kita. Sebelum pisau belati Nenek Ular tertancap
pada sasaran, tiba2 terpikir ide baru, betapa
pentingnya darah anak muda ini, mungkin bisa
menggantikan darah Ular Lindung. Diperiksanya
sebentar, dan betul saja, Kang Han Cing
membunuh mati Ular Lindung dengan cara
satu2nya, itulah menyedot darah ular via 7 cun
dari kepala sang binatang.
Sebagai seorang akhli obat2an, dan aneka
macam bisa racun, Nenek Ular berhasil mencari
jalan keluar dari kesulitan yang akan dihadapi.
Nenek Goa Naga Siluman membutuhkan darah
Ular Lindung yang berumur tiga puluh tahun.
Syarat itu sudah terpenuhi, bedanya Ular Lindung
berumur tiga puluh tahun sudah dibunuh oleh
Kang Han Cing. Darah ular itu sudah berada
didalam perut si pemuda, apa bedanya menyerahkan darah Kang Han Cing yang sudah
1245 bercampuran dengan darah Ular Lindung itu "
Satu penemuan baru ! Menyerahkan Kang Han Cing kepada Nenek Goa
Naga Siluman berarti memberi 2 macam darah luar
biasa, itulah darah Ular Lindung dan darah Kang
Han Cing yang terlatih sempurna. Perpaduan
darah itu akan lebih hebat dari satu macam darah
saja. Putusan Nenek Ular tidak akan tergoyah, dia
akan menyerahkan darah segar Kang Han Cing
kepada Nenek Goa Naga Siluman.
Sesudah itu, berhasil atau tidaknya dari
penyakit lumpuh si nenek, hal itu bisa diurus
kemudian hari. Nenek Ular bertepuk girang : "Sesudah
menyerahkan bocah ini kepada Sri Ratu, bebaslah
tugasku." Yang diartikan Sri Ratu oleh Nenek Ular adalah
guru Toa Kiongcu dkk yang mendapat julukan
Nenek Goa Naga Siluman itu.
Kini Nenek Ular mengasah otak, bagaimana
membawa Kang Han Cing meninggalkan Lembah
Ular, mengingat semakin meningkatnya jumlah
jago-jago Lembah Baru yang sedang berkeliaran
disekitar tempat tinggalnya.
Kesulitan inipun bisa dipecahkan segera. Dasar
Nenek Ular yang banyak akal. Caranya lain dari
pada yang lain. Bagaimanakah Nenek Ular


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membawa Kang Han Cing meninggalkan Lembah
Ular yang sudah terjaring oleh jago2 Lembah Baru
1246 " Mari kita selanjutnya. mengikuti cerita pada bagian *** Bab 80 SEORANG NENEK buruk dengan kerudung
kepala berwarna hitam, memayang seorang gadis
dengan wajah tertunduk, mereka meninggalkan
Lembah Ular. Para pembaca bisa menduga, siapa adanya
kedua orang itu, mereka adalah si Nenek Ular dan
Kang Han Cing. Ternyata si nenek pandai mencari
akal, untuk mengelakkan kerewelan2 orang2 dari
Lembah Baru yang sedang disebar untuk mencari
jejak Kang Han Cing dan Cu Liong Cu, agar bisa
tiba di tempat tujuan dengan aman, si nenek
meriasi jago kita, dipoles dan didandani,
terciptalah 'perawan kesiangan', wajah si pemuda
memiliki type halus, tidak sukar menjadikannya
sebagai seorang wadam. Karena Kang Han Cing
masih berada didalam keadaan tidak sadar, ia
harus memayang dan menjinjingnya.
Tidak ada cerita yang perlu diceritakan sehingga
mereka tiba dikota Yen-ciu.
Agaknya Nenek Ular juga kewalahan karena
harus memayang dan menentengnya terus
menerus, yang lebih berat lagi adalah, perjalanan
itu tidak boleh menarik perhatian umum, tepatnya
ialah, harus tampak wajar ! Dan ini membawa
banyak beban untuknya. 1247 Tiba dikota Yen-ciu, sang nenek mencari sebuah
rumah makan untuk mengisi perut, begitu
memasuki rumah makan itu, tampak suasana lain
dari pada yang lain, banyak jago-jago rimba
persilatan yang bermata tajam. Memilih tempat
dipojok, Nenek Ular memesan makanan.
Tidak jauh dari tempat si nenek bersama-sama
Kang Han Cing terdapat lain tamu, itulah seorang
tosu tua berjubah biru, kalau ada yang
mengenalinya, sekali sebut terciptalah nama sang
tosu, siapa lagi kalau bukan ketua kelenteng Pek
yun koan Tian hung Totiang !
Tian-hung Totiang duduk seorang diri, seperti
juga Cu Hoay Uh, Tian-hung Totiang berada di
tempat ini karena mencari jejak Cu Liong Cu, ia
tidak berhasil, kini sedang duduk terpekur
memikirkan, dimanakah lenyapnya si Putri
Beracun " Kesepian Tian hung Totiang tidak berlangsung
lama, karena masuknya seorang pemuda berbaju
biru, inilah putra Datuk Utara, namanya Lie Wie
Neng ! Lie Wie Neng segera berhasil menemukan Tian
hung Totiang, menghampiri dan memberi hormat.
Tian-hung Totiang bangkit dan menyambut
kedatangan Lie Wie Neng. "Bagaimanakah, apa ada
berita baru ?" Ia bertanya.
Lie Wie Neng menggelengkan kepala, inilah
suatu tanda kalau rombongannya juga tidak
berhasil menemukan jejak orang yang dicari.
1248 Seorang pelayan rumah makan menghampiri
mereka, menanyakan pesanan makanan.
"Tolong sediakan makanan untuk 7 orang."
Berkata Lie Wie Neng. "Tidak lama lagi merekapun
tiba." Ternyata pencarian Cu Liong Cu memakan
banyak tenaga, bagi jago2 istimewa seperti Kang
Han Cing, Cu Hoay Uh dan Tian hung totiang,
cukuplah berjalan seorang diri, bagi mereka yang
kurang kuat, dibantu oleh beberapa orang, Lie Wie
Neng dikawal oleh 2 jago dari Yen-san dan 4
Jendral Keluarga Lie. Dua jagoan dari gunung Yensan adalah Khong Bun Hai dan Yo Su Kiat. Empat
Jendral Keluarga Lie adalah Lie Cun, Lie Hee, Lie
Ciu dan Lie long. Dua jago dari gunung Yen-san dan empat
Jendral Keluarga Lie adalah tokoh2 silat dari
Datuk Utara, sekarang mendapat tugas mengawal
ketua muda mereka. Seperti apa yang Lie Wie Neng katakan, begitu
meja dan makanan siap, anak buah jago2 Datuk
Utara itupun sudah tiba, semua memberi hormat
kepada Tian hung Totiang dan Lie Wie Neng.
"Bagaimana hasil penyelidikan
Bertanya Tian-hung Totiang.
kalian ?" "Tidak ada tanda2 sama sekali." jawab Khong
Bun Hui. "Juga Cu Hoay Uh cianpwe, mengikuti
jejak Kang Han Cing, juga turut lenyap, tidak ada
kabar berita lagi." 1249 "Mungkinkah Kang han cing dan kakek Beracun
bisa jatuh kedalam tangan mereka ?" Tian hung
Totiang berkerut alis. Dugaan si ketua kelenteng Pek-yun-koan tidak
meleset jauh, itu waktu Cu Hoay Uh masih berada
dimarkas Ngo hong-bun, Kang Han Cing berada
ditangan Nenek Ular. Bagaimana kekuatan Cu Hoay Oh " Bagi para
pembaca yang belum mengenal asal usul si Kakek
Beracun, dipersilahkan mencari buku dengan judul
Manusia Beracun. Lie Wie Neng menenggak air minumnya,
menyetujui pendapat Tian-hung Totiang, ia turut
membuka suara : (Bersambung 24) *** Jilid 24 "KEKUATAN NGO HONG BUN memang tidak
boleh dipandang ringan, sampaipun saudara Kang
Han Cing turut lenyap, inilah suatu bukti kalau
mereka mempunyai jago2 yang kuat."
Mereka mempersoalkan urusan Kang Han Cing,
tidak seorangpun yang tahu kalau lakon
pembicaraan mereka itu sudah berada didalam
satu rumah makan yang sama, hanya terpaut
beberapa meja saja. 1250 Nenek Ular turut mengikuti pembicaraan
mereka, duduk dengan hati berdebar2, sangat
gelisah, takut2 kalau penyamaran Kang Han Cing
bisa diketahui orang. Hatinya mengucapkan seribu
doa, mengharapkan orang2 itu cepat pergi. Dan hal
ini tidak mungkin, karena orang2 dari Lembah
Baru menggunakan rumah makan tersebut sebagai
tempat yang ditunjuk untuk berkumpul dan tukar
menukar berita. Ternyata rencana Tan Siauw Tian tidak berhasil
seratus persen, menggunakan siasat "Memancing
Macan Meninggalkan Sarangnya" menggunakan 2
perahu sebagai umpan, para jago Lembah Baru
berhasil mengubrak-abrik Goa Sarang Tawon,
mereka mendapat gambaran yang cukup jelas.
Kang Han Cing sudah memberitahu dimana kira2
letak Goa Sarang Tawon itu, maka markas cabang
Ngo-hong-bun yang bisa tembus ke kelenteng Sinko-sie berhasil dihancurkan. Disini mereka
berhasil. Dilain pihak, mereka kehilangan Cu Liong Cu
dan Kang Han Cing yang ditugaskan sebagai
umpan. Dan disini mereka mengalami kegagalan !
Tidak seberapa lama, datang pula belasan
orang, mereka adalah Tan Siauw Tian, Kong Kun
Bu dkk. Tentu saja, Kong Kun Bu yang sekarang
adalah Kong Kun Bu asli karena Kong Kun Bu
penyamaran Co Hui Hee sudah pecah sama sekali.
Seperti juga Tian hung Totiang dan Lie Wie
Neng, kedatangan Tan Siauw Tian dkk tidak
banyak menolong, mereka datang dengan tangan
kosong. Tidak seorangpun yang berhasil 1251 menemukan jejak2 Cu Liong Cu, Kang Han Cing
dan Cu Hoay Uh. Kedatangan jago2 Lembah Baru itu membuat
pemilik rumah makan ketakutan setengah mati,
mengetahui kalau resiko dari hadirnya jago-jago
rimba persilatan itu bisa membahayakan usahanya, mereka melayani dengan lebih berhati2.
Yang lebih kejepit adalah Nenek Ular, seperti
menduduki kursi berduri, ia sedang mencari jalan
untuk meninggalkan tempat tersebut.
Tentu saja ia tidak berani lengah, mengingat
bahwa lawannya berupa jago-jago istimewa.
Rumah makan itu semakin meriah dengan
kedatangan Goan Tian Hoat, sebagai jago cerdik
pandai, Goan Tian Hoat membawa berita baru.
Tukang jual teh kedapatan mati, walau pihak Ngo
hong-bun sudah menggunakan air keras melenyapkan bukti2, dengan ketelitian Goan Tian
Hoat, ia berhasil menemukan bekas2nya. Sesudah
membikin penyelidikan di sekitar daerah itu, maka
kematian tukang jual teh itu tidak bisa disangsikan
lagi. Bukan itu saja yang dibawa oleh Goan Tian
Hoat, jago Hay yang-pay kita mengeluarkan dua
macam tanda bukti, itulah kerudung hitam Cu
Liong Cu dan Jarum Ular. Diperlihatkannya
kepada semua orang. Kerudung hitam tipis adalah milik Cu Liong Cu,
semua orang tidak menyangsikan lagi. Dan
semuapun bisa membuktikan kebenaran itu.
1252 Tian-hung Totiang berkerut alis. "Rasa2nya, Cu
Liong Cu sudah jatuh kedalam tangan Ngo hongbun. Entah bagaimana keadaan Kang Han Cing
dan Cu Hoay Uh?" Ia mengutarakan perasaannya.
"Mungkinkah berhasil menolong si Putri Beracun
?" Menunjuk ke arah Jarum Ular Goan Tian Hoat
berkata : "Jarum ini kedapatan tidak jauh dari
kerudung tipis, mungkinkah benda milik Cu Liong
Cu juga ?" Tan Siauw Tian memeriksa dengan teliti,
menoleh kearah Tian hung Totiang dan mengajukan pertanyaan : "Perut jarum ini tidak
berisi, sudah kosong, tentunya ada sesuatu yang
disempurnakan dari tempat asalnya. Kukira bukan
milik Cu Liong Cu. Bagaimana pendapat Totiang?"
Tian-hung Totiang juga seorang akhli tabib, ia
memeriksa beberapa saat dan berkata : "Tepat ! Isi
jarum adalah semacam racun ular yang luar biasa
sekali. Kukira bukan milik si Putri Beracun."
Kong Kun Bu berkata : "Cu Hoay Uh cianpwe
ayah dan anak perempuannya tidak memelihara
ular. Pasti bukan milik mereka."
"Aaaa?"" Tiba2 Tian-hung Totiang bertepuk
kepala. "Adanya benda ini mengingatkan aku
kepada seseorang." "Tentunya seorang jago silat tua." Berkata Goan
Tian Hoat. "Siapakah orang itu ?"
"Nenek Ular." Berkata Tian-hung Totiang.
1253 "Nenek Ular ?" Lie Wie Neng belum pernah
dengar nama ini. "Ya." Tian-hung Totiang menganggukkan kepala.
"Nenek Goa Naga Siluman mempunyai seorang
dayang kepercayaannya yang bernama Nenek Ular,
demikian semua orang menyebutnya seperti itu,
karena tidak ada yang tahu siapa nama aslinya.
Nenek tua inilah yang memiliki ilmu kepandaian
silat tinggi, dan khususnya obat2an dan racun2
dari segala macam ular."
"Bagaimanakah ciri2 Nenek Ular ?"
"Ia suka mengenakan pakaian warna hitam,
berkerudung kepala hitam, istimewa mengenakan
gelang tangan jambrut, bukan jambrut biasa, kalau
orang begitu saja ingin kepada gelang jambrutnya


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu, maka mereka akan segera celaka, gelang
"jambrut" itu adalah sepasang ular beracun, setiap
waktu bisa memagut orang."
"Oh ! Dimanakah si Nenek Ular ?"
"Tempatnya sudah tidak jauh dari kita," berkata
Tian hung Totiang. Semua mata terarah 'perawan kesiangan'nya ! kepada nenek dan Dan Nenek Ular sudah siap melepaskan
ular2nya, kalau perlu mengadakan perlawanan
kelas berat. Tian hung Totiang meneruskan cerita : "Kini
Nenek Ular menempati Lembah Ular yang tidak
jauh dari tempat ini."
1254 Dan tokoh bersangkutan yang namanya baru
disebut mengeluarkan napas lega.
"Kalau betul senjata rahasia ini berasal dari
Nenek Ular, tentunya Cu Liong Cu berada di
tempat itu. Mari kita segera mendatangi Lembah
Ular," Tan Siauw Tian memberi usul.
Itu waktu, Nenek Ular berhasil memanggil
pelayan rumah makan, dan mengatakan kepada
pelayan itu, kalau anak perawannya "sakit keras",
minta tolong dipanggilkan sebuah kereta. Pelayan
rumah makan membutuhkan tip dan persenan,
tanpa perintah kedua segera melaksanakan
permintaannya. Terdengar suara gelinding kereta
yang menuju ke arah rumah makan itu.
"Popo, kereta sudah siap !" Muncul pelayan itu
dan meneriakinya. Maka nenek ini memayang anak 'perempuannya", dengan mulut penuh kesayangan
berkata : "Oh, anakku sayang, biar ibumu yang
menggendong. Kita segera sampai dirumah. Kereta
sudah datang." Kedua orang itu meninggalkan rumah makan,
berjalan didepan hidung-hidungnya para jago-jago
Lembah Baru. Tidak seorangpun yang tahu kalau
mereka adalah Nenek Ular dan Kang Han Cing.
*** 1255 Bab 81 SEBUAH KERETA meninggalkan kota Yen-ciu,
mereka membawa seorang nenek dan seorang
banci, dengan arah tujuan kota Heng-ciu, seperti
apa yang sudah dipesankan oleh sipelayan rumah
makan. Kini kota Heng-ciu sudah berada didepan mata,
kusir kereta semakin bersemangat, tidak lama lagi
ia menerima uang sewa dan selesailah tugas itu.
"Lo-popo," katanya. "Didepan adalah kota Hengciu, dimana kalian akan turun ?"
"Terus?"Terus jalan," Berkata Nenek Ular.
Kereta memasuki pintu Utara, melewati jalan2
yang penuh sesak, dan akhirnya tiba dipintu
Selatan. "Lo-popo." berkata lagi sang kusir. "Sudah
berada diujung pintu."
"Terus"..Terus?"!"
"Terus lagi sudah bukan kota Heng-ciu."
"Ya ! Tentu saja."
"Uang sewa kereta dijanjikan hanya sampai kota
Heng ciu." Sang kusir keberatan.
"Terus. Akan kuberi tambahan," berkata Nenek
Ular. Maka kereta pun keluar kembali, meninggalkan
pintu Selatan kota Heng ciu.
1256 Kusir kereta hanya bisa mengomel didalam hati,
mendapat janji uang tambahan itu, rasa
dongkolnya hanya bisa disimpan begitu saja.
Kereta itu masih diteruskan kedepan, sehingga
memasuki daerah pegunungan.
"Kemana nih ?" Ia bertanya lagi.
"Terus lurus !" Perintah sang nenek.
"Maju lagi adalah daerah pegunungan."
"Apa kita orang dilarang menetap didaerah
pegunungan ?" Bentak si nenek.
"Oh"..Oh......Bukan itu yang dimaksudkan,"
cepat2 sang kusir memberi koreksi. "Daerah
pegunungan susah dilalui kereta."
"Apa sudah tidak bisa dilalui lagi ?"
"Sekarang masih bisa. Tapi hanya kurang lebih
10 lie, sesudah itu, kereta tidak bisa menanjak
keatas." "Cukup. Sekarang teruskan saja perjalanan."
Kereta masih terus maju kedepan, semakin
lama semakin lambat, jalanpun menjadi kecil,
akhirnya tidak bisa diteruskan karena menanjak
keatas. Terpaksa kereta dihentikan.
"Apa sudah tidak bisa
Bertanya sang nenek rewel.
diteruskan lagi ?" "Lo-popo, hanya bisa sampai disini saja,"
berkata sang kusir. "Betul2 tidak bisa terus lagi."
"Baiklah." Nenek Ular keluar dari kereta itu.
"Kau tahu tempat apakah ini ?"
1257 "Siok-sek po," sang kusir membanggakan
pengetahuannya. "Sesudah melewati Siok sek po,
didepan adalah On-leng."
"Dan sesudah itu ?"
"Puncak yang menjulang tinggi itu adalah
puncak gunung Tulang ikan. Eh, mungkinkah lopopo belum pernah ke tempat ini?" kusir kereta
memandang sang nenek dengan perasaan heran.
"Siapa bilang aku belum pernah ke tempat ini?"
berkata Nenek Ular. "Aku hanya hendak menguji
pengalamanmu selama menjadi kusir kereta.
Kalau2 kau tidak bisa menyebut nama tempat."
Sang kusir tertawa. "Ha, ha".." Dia belum sadar
kalau maut sudah mengintai sangat dekat. "Bagi
kita orang yang harus bernapas diatas kereta,
sedikit banyak harus mempunyai pengetahuan
yang semacam ini. Bagaimanapun harus bisa
nama2 tempat yang belum dan mau dilalui.
Tempat ini memang sangat sepi. Baru kali ini aku
melakukan perjalanan, tapi ti"."
"Dan inipun untuk terakhir kalinya," sambung
si nenek. Dikala sang kusir memandang dengan perasaan
penuh tanda tanya, nenek Ular memamerkan
"gelang jambrutnya', maka sepasang gelang hidup
itu meletik, memberi pagutan maut. Seperti apa
yang dicetuskan oleh sang nenek, perjalanan kusir
kereta ke tempat itu adalah perjalanannya yang
terakhir, kini arwah sang kusir melayang-layang ke
akherat. 1258 Dengan menyeringai seram, Nenek Ular berkata
: "Siapa suruh kau bisa menyebut nama gunung
Tulang Ikan " Demi keamananku dan keamanan
Sri Ratu sekalian. Apa boleh buat."
Jelaslah sudah, kemana Kang Han Cing mau
dibawa. Tentu saja kearah gunung Tulang Ikan,
ditempat inilah Sri Ratu Goa Naga Siluman
mengasing dan menyembunyikan diri, memelihara
kesehatan badannya. Mengapa golongan Perintah Maut mau melebur
diri kedalam partay Ngo-hong-bun" Karena
dibelakang Ngo hong-bun berdiri seorang tokoh
kuat, Nenek Goa Naga Siluman yang ditakuti dan
disegani. Dan dimanakah sarang pusat partay Ngo hong
bun " Tentu saja dipuncak gunung Tulang Ikan itu !
Nenek Ular menenteng Kang Han Cing menuju
kearah gunung Tulang Ikan.
Sesampainya digunung Tulang Ikan, sang nenek
disambut oleh Kepala Keamanannya yang bernama
Pang Khong Goan, memandang ke arah Kang Han
Cing yang masih berada dipunggung sang nenek,
Pang Khong Goan bertanya : "Coa Khu Po,
siapakah yang kau bawa itu ?"
Nama Nenek Ular Co Khu Po !
"Seseorang yang diingini oleh Sri Ratu." Jawab
sang nenek. 1259 "Apa kau tidak mau minum teh ditempatku
dahulu ?" Bertanya Kepala Keamanan Pang Khong
Goan. Sebagai seorang kepala keamanan seharusnya
Pang Khong Goan memiliki kedudukan yang lebih
tinggi, apa mau Nenek Ular menjadi dayang Nenek
Goa Naga Siluman, karena itulah menyulitkan
kedudukannya. Ia tidak berani mencegah, maka
dengan mengajaknya minum teh, ia bisa
memberitahu kalau nenek itu ada membawa
seseorang. Nenek Ular bisa menangkap arti yang
disembunyikan oleh Pang Khong Goan, dengan
sungguh2 ia berkata : "Apa kau tahu, siapa orang
ini " Dia adalah orang yang ditunjuk oleh Sri Ratu,
harus diantar segera !"
"Siapakah dan bagaimana asal usulnya
sehingga Sri Ratu begitu tertarik ?" Tanya Pang
Khong Goan. "Huh !" Dengus sang nenek, "Terang2an saja
kau hendak mempersulit diriku. Lihat !" Sang
nenek mengeluarkan tanda pengenal kebebasan
jalan Ngo-hong-bun, tanda itu berupa tulang ikan
yang terbuat dari batu kumala, khusus disediakan
kepada mereka yang mendapat perintah langsung
dari Nenek Goa Naga Siluman.
Melihat adanya tanda bebas jalan itu, Pang
Khong Goan tidak berani mempersulit lagi,
dipersilahkannya Nenek Ular membawa Kang Han
Cing melewati pos penjagaan.
1260 Nenek Ular tidak banyak bicara, menenteng
Kang Han Cing, ia memasuki lorong rahasia, lorong
itu berada di perut gunung, kurang lebih satu lie,
menembus di bagian lain, cahaya matahari seperti
biasa, disinilah yang bernama Istana Naga, tempat
persembunyian Nenek Goa Naga Siluman yang
dirahasiakan. Kalau didepan, si nenek mendapat pencegatan
Pang Khong Goan, disini terjaga oleh seorang
nenek gemuk, kedudukannya sama2 dengan Nenek
Ular, namanya Kui Ku Po dengan nama julukan
Nenek Bunga, dia adalah kepala barisan pengawal
istana Naga. Kui Ku Po memperhatikan orang yang digendong
oleh Nenek Ular, menyipitkan mata dan mengajukan pertanyaan : "Coe Khu Po, siapa yang
dibawa ?" "Tokoh penting."
"Tokoh penting ?"
"Ya ! Darah orang ini sangat dibutuhkan Sri
Ratu." "Sri Ratu membutuhkan darah orang ini"
Mengapa aku tidak pernah tahu menahu ?"
Sebagai tangan kanan Nenek Goa Naga Siluman,
Kui Ku Po harus serba tahu, hanya ia belum
pernah tahu tentang adanya kebutuhan darah
orang dari majikannya, karena itu wajib
mengajukan pertanyaan. 1261 "Darah orang ini bisa digunakan untuk
menyembuhkan tangan kanan Sri Ratu," Coa Khu
Po memberi keterangan. "Oooo".Begitu ! Baiklah, tinggalkan saja dia
disini." Berkata Kui Ku Po. Maksudnya meminta
Kang Han Cing. "Sri Ratu sangat".."
"Sri Ratu sedang bersemedhi. Tidak boleh
mendapat gangguan." Kui Ku Po memberi
keterangan. "Hanya pada saat tertentu saja beliau
bersedia menemui orang."
"Oh," berkata Coa Khu Po. "Tidak mengapa. Biar
menunggu saat itu saja."
Kui Ku Po bertepuk tangan, maka dari istana
Naga keluar 2 dayang pelayan, kepada dayang
inilah, ia berkata : "Bawa orang ini ke kamar
dibawah tanah !" Kedua dayang itu saling pandang sebentar, yang
dikanan mewakili kawannya berkata : "Lapor


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepada Kui congkoan, ruang dibawah tanah hanya
ada 2 buah kamar. Dan kedua2nya itu sudah
penuh..." "Aku tahu," Kui Ku Po tidak puas. "Dijadikan
satu saja dikamar nomor 2."
Kedua dayang itu membungkukkan badan,
menghampiri Nenek Ular, meminta Kang Han Cing
dari gendongannya. Nenek Ular masih ragu2, memandang Kui Ku Po
dan berkata : "Cicie Kui, orang yang kubawa ini
bukan manusia biasa. Ada baiknya kalau berhati1262
hati. Apa tidak bisa memisahkannya disatu kamar
tersendiri ?" Kui Ku Po tertawa. "Istana Naga disediakan
untuk Sri Ratu istirahat. Tentu saja tidak
menyediakan kamar tahanan. 2 buah kamar
dibawah tanah itupun berada didalam keadaan
darurat, sedianya hendak dihadapkan kepada Sri
Ratu, berhubung Sri Ratu masih berada di dalam
keadaan bersemedhi itu, maka sementara digunakan sebagai kamar darurat. Seseorang yang
sudah berada didalam Istana Naga, apa masih
diragukan bisa melarikan diri ?"
"Tapi......Tapi"..."
Wajah Kui Ku Po berubah dengan tidak senang,
berkata : "Apa kau tidak percaya kepadaku?"
"Bukan tidak percaya," Nenek Ular Coa Khu Po
masih belum mau menyerahkan Kang Han Cing
kepada 2 dayang yang sudah menyodorkan tangan
itu. "Tapi?".Tapi?".."
"Hmm"..." Kui Ku Po mengeluarkan suara
dengusan dari hidung. "Takut kehilangan bagian
pahala " Baiklah. Pegangi sendiri orang tawananmu itu. Tunggu saja sampai tengah
malam. Mungkin Sri Ratu bisa menyelesaikan
penyemedhiannya." Sesudah itu, Kui Ku Po membalikkan badan,
siap meninggalkan Nenek Ular.
Cepat2 Nenek Ular berteriak : "Kui cicie, jangan
marah. Baiklah." 1263 Sambil menyerahkan Kang Han Cing kepada
dayang istana. Kedua dayang itu mengambil orang
yang diserahkan dan berjalan pergi.
*** DISEBUAH kamar berdinding hitam yang sangat
gelap, dikamar inilah Kang Han Cing mendapat
tahanan sementara, sambil menunggu vonis Sri
Ratu Naga Siluman, sesudah nenek itu selesai
menekunkan pelajaran semedhinya.
Baru sekarang si pemuda sadar dari "istirahat
jangka panjangnya". Istirahat jangka panjang
adalah reaksi dari minum mabuk-mabukan dari
sedotan darah Ular Lindung yang tidak disengaja,
hasil perpaduan dari obat Thian-kie-in-kang-tan.
Dimisalkan orang lain yang menyedot darah Ular
Lindung itu, tidak bisa disangsikan lagi, orang
tersebut akan mati kembung di tempat !
Memang Kang Han Cing luar biasa, ia mendapat
obat Thian-kie-in-kang-tan, dengan pemakanan
obat ini, ia berhasil menghindarkan dari mati
kembung darah ular. Obat Thian-kie-in-kang tan membantu darah
Kang Han Cing menerima aliran darah Ular
Lindung, disebarkan ke sekujur badan, dan hasil
itu memang luar biasa. Didalam kamar gelap itu bukan hanya Kang
Han Cing seorang, karena ia mendapat dandanan
wanita, Coa Khu Po tidak menerangkan jenis
kelaminnya, hal ini menjadikan Kui Ku Po salah
1264 paham, sangkanya orang yang digendong Coa Khu
Po itu wanita biasa, dan didalam Istana Naga tidak
tersedia kamar lainnya, maka disatukan sekamar
dengan salah satu lakon dari dalam cerita ini " Sun
Hui Eng ! Adanya Sun Hui Eng di tempat itu berstatus
sebagai orang tawanan, bersama2 Co Hui Hee
menunggu keputusan guru mereka, si Nenek Goa
Naga Siluman. Masing2 terpisah disatu kamar.
Dan kamar yang ditambah Kang Han Cing adalah
kamar Sun Hui Eng. Sesudah Kang Han Cing sadar, orang yang
pertama ditemukannya adalah Sun Hui Eng, itu
waktu Sun Hui Eng sedang membelakanginya,
tidak tampak wajah, hal ini membuat si pemuda
mengajukan pertanyaan : "Eh, dimana aku berada"
Siapakah nona?" tentu saja Kang Han Cing
berbicara dengan suara asli.
Sun Hui Eng terkejut, kalau tadi ia menyangka
kepada kawan sejenis, kini dugaan itu keliru. Dan
rasa kagetnya itu bertambah, takutnyapun timbul
berbareng, masakan dia disatukan dengan laki2
"asing" " "Hai !" ia berbalik cepat. "Kau laki-laki?"
Mereka saling tatap dan Kang Han Cing
mengenali kepada Sam kiongcu Ngo hong bun Sun
Hui Eng. "Sam kiongcu ?" rasa heran dan tidak mengerti
bercampur aduk menjadi satu.
1265 Sun Hui Eng memperhatikan "wajah" yang bisa
menyebut lengkap kedudukannya itu, tentu saja ia
tidak bisa mengenali, mengingat dandanan Kang
Han Cing yang begitu molek. "Kau kenal diriku?" ia
bertanya heran. "Sam kiongcu lupa kepadaku ?" bertanya Kang
Han Cing. Pemuda ini juga heran, bagaimana Sun
Hui Eng secepat itu tidak lagi kenal kepadanya"
Hal ini bisa dimaklumi, karena Kang Han Cing
tidak tahu kalau Nenek Ular Coa Khu Po sudah
mengubahnya menjadi seorang "perawan kesiangan" yang mengenakan pakaian wanita.
"Kau".."! kau?"." Sun Hui Eng mengenali
suara Kang Han Cing, tapi suara itu dianggap
keluar bukan dari mulut asli Kang Han Cing,
keluar dari mulut seorang "gadis" yang tidak
dikenal. Terbayang khayalan yang bukan2.
Mungkinkah orang "kemasukan" " kemasukan roh
Kang Han Cing yang sudah mati terkena Jarum
Ular" "Oh !" Sun Hui Eng menutup wajahnya dan
menangis sesenggukan. "Betul2 kau mati penasaran. Sukmamu belum rela pergi dari".oh".."
"Apa " mati penasaran ?" Kang Han Cing baru
sempat memperhatikan pakaiannya. "Eh, siapa
yang menggantikan pakaianku ?"
"Jie kongcu," sambat Sun Hui Eng. "Hidupkupun tidak lama lagi. Oh.....Bawalah aku
turut serta".Pergi ke tempat duniamu yang sudah
abadi itu".." 1266 "Sam Kiongcu." berkata Kang Han Cing. "Aku
belum mati." "Belum mati " Bagaimana suaramu bisa masuk
ke orang lain ?" Sesudah berkutet beberapa waktu, Sun Hui Eng
bisa diberi mengerti, kalau "perawan kesiangan"
yang berada di satu kamar dengannya itu betul2
Kang Han Cing asli. Mereka saling tukar pengalaman, mengertilah
sudah, apa saja yang sudah menimpa diri mereka.
Kang Han Cing menceritakan pengalamannya
yang seperti terjadi di dalam dongeng seribu satu
malam itu. "Kalau begitu, ular didalam ruang bawah tanah
Coa Khu Po yang menolong dirimu ?"
"Kira2 demikianlah."
"Siapa yang menggantikan pakaianmu seperti
ini ?" Bertanya Sun Hui Eng.
"Mana kutahu. Baru saja aku sadar sekarang."
"Oh?"" "Eh, dimanakah kita berada sekarang ?"
"Istana Naga." "Istana Naga ?"
"Istana Naga adalah tempat guruku," Sun Hui
Eng memberi keterangan. "Goa Naga Siluman " Oh?"kau ditawan oleh
gurumu?" bertanya Kang Han Cing.
1267 "Aku ditipu mentah2 oleh Co Hui Hee." Sun Hui
Eng memberi keterangan. "Tapi belum bertemu
dengan guruku." "Siapa yang menawanmu ditempat ini ?"
"Jie sucie." "Apa gurumu bisa percaya kepada keterangan
Jie suciemu ?" "Go sumoay Co Hui Hee bisa memberikan
kesaksian2nya." Sun Hui Eng menangis, kalau
memikirkan nasib mereka. Sedari adanya sejarah,
belum pernah ada tawanan Istana Naga yang lolos
dari kematian. "Sudahlah. Jangan menangis lagi." Kang Han
Cing meng-elus2 gadis itu.
"Seharusnya aku gembira karena kau masih
segar bugar. Tapi"..tapi kau jatuh ke tangan Ngo
hong bun, agaknya kita sudah ditakdirkan mati
bersama." "Jangan menangis," Kang Han Cing meng-elus2.
"Biar kudebat gurumu nanti."
Cepat2 Sun Hui Eng menjulurkan tangannya
yang halus, ditempatkan ke mulut si pemuda,
dengan perlahan berkata : "Jangan bicara seperti
itu".." Terasa satu rangsangan yang hebat, Kang Han
Cing bertahan sekeras mungkin, ia berkata :
"Mengapa ?" "Suhu tidak suka orang mendebatnya." Sun Hui
Eng memberi keterangan. "Masih lumayan kalau
1268 kita mau menyerah. Tapi jangan sekali2
menentang kemauannya, apa lagi mendebat, hal
itu akan menimbulkan sesuatu yang lebih buruk."
"Apa tidak lebih baik, kalau kita melarikan diri
?" Kang Han Cing memberi usul.
"Tidak semudah itu. Istana Naga bukan
sembarang tempat. Tidak ada kesempatan untuk
melarikan diri." "Kau rela mempasrahkan diri di tempat ini ?"
Tanya Kang Han Cing. "Oh".." Si gadis menubruk dan memeluk Kang
Han Cing, menangis ter-isak2.
"Kita akan berusaha melarikan diri dari tempat
ini." Putusan Kang Han Cing tidak bisa tergoyah.
Pendirian seorang manusia akan lebih kuat
bilamana mendapat dukungan dari orang yang
dipercaya, terutama dukungan seorang kekasih.
Begitu juga keadaan Sun Hui Eng, biarpun ia tidak
mempunyai pegangan kuat bisa melarikan diri dari
Istana Naga, ia tidak mau membantah kekasih itu,
dari pada mati konyol mempasrahkan diri, lebih
baik mencobanya sekali, siapa tahu kalau berhasil
" Memang demikianlah maksud tujuan dari si
empunya cerita. Kang Han Cing berhasil menyeret
Sun Hui Eng, melarikan diri dari kamar tahanan.
Kamar tempat mengurung mereka bukanlah
kamar tahanan khusus, pada tubuh Kang Han
Cing masih terselip pedang lemas pemberian nenek
Wie Tay Kun, si Nenek Ular hanya menggantikan
1269 pakaian luarnya, tidak mencopot bulat, karena itu
pedang lemas bisa dipertahankan.
Singkatnya, mereka berhasil membongkar


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kamar itu. Tentu saja disaat diluar tidak ada
orang. Memang ! kamar mereka tidak terjaga,
penjagaan Istana Naga sudah cukup kuat, belum
pernah ada orang yang ditawan disitu, dan juga
belum pernah ada yang melarikan diri dari Istana
Naga. "Pinjamkan pedang itu kepadaku." Sun Hui Eng
menyodorkan tangan. Kang Han Cing menyerahkan pedang Kim liongkiam.
Sesudah menerima pedang itu, Sun Hui Eng
berkata : "Kau lari kearah kanan, ingat, begitu ada
tikungan, belok kanan. Ingat betul2 kanan.
Sesudah menemukan tangga batu, kau harus
menaikinya dengan kecepatan kilat, lompat keluar
dan menyembunyikan diri di semak2, sebelah
kanan ! Tunggu aku di tempat itu."
"Kau tidak turut serta ?" Bertanya Kang Han
Cing heran. "Kalau mau melarikan diri jangan kepalang
tanggung. Aku mau menolong Cu Hoay Uh dan Cu
Liong Cu." Ternyata Kakek dan Putri Beracun juga berada
di tempat itu, tertawan oleh pihak Ngo-hong-bun.
1270 "Kalau mau menolong orang, mengapa kita tidak
menolong ber-sama2 ?" bertanya Kang Han Cing.
"Disini masih banyak dayang2 istana, kalau
denganku seorang, mereka belum tentu berteriak.
Lain lagi kalau melihat kau turut serta
dibelakangku. Mereka bisa mengacaukan rencana."
"Baiklah." "Ingat ! Kalau ada tikungan, harus mengambil
arah yang dikanan, tahu ?"
"Nngg".." Mereka segera berpisah, Kang Han Cing
melarikan diri kearah kanan, dan Sun Hui Eng
masih berusaha menolong Cu Hoay Uh dan Cu
Liong Cu. *** Bab 82 MENGIKUTI PERJALANAN Kang Han Cing.
Ia kurang paham seluk-beluk keadaan Istana
Naga, karena itu lebih berhati2. Mengayun langkah
demi langkah, sesudah betul2 tahu tidak ada orang
didepannya. Seperti apa yang Sun Hui Eng pesan, setiap ada
tikungan, ia mengambil arah yang sebelah kanan,
inilah jalan keluar dari Istana Naga.
Belasan tikungan sudah dilewatkan, tapi masih
juga belum menemukan undakan tangga batu.
1271 Suatu bukti betapa luas dan misteriusnya Istana
Naga itu. Kang Han Cing berpikir : "Mungkinkah salah
jalan ?" Disaat itu terdengar suara derap langkah kaki
yang sedang mendatangi kearahnya, cepat2 Kang
Han Cing menyembunyikan diri di tikungan
sebelah kiri. Dua dayang istana berjalan sambil mengobrol,
mereka tidak menduga kalau ada orang mau
melarikan diri. Karena munculnya dua dayang istana itu yang
menyesatkan arah Kang Han Cing, untuk
menyelamatkan dirinya, si pemuda lari ke arah
lorong yang sudah ditempuh. Itulah jalan kiri !
Berjalan lurus ke depan, Kang Han Cing
menemukan jalan bercabang, satu ke kanan dan
satu ke kiri. Kalau tadi ia lengah dan mengambil
jalan salah, kini teringat kembali pesan Sun Hui
Eng, ia menempuh yang kanan.
Lorong itu menemukan ujungnya, terhias oleh
gantungan2 permata, sangat indah dan menarik.
Menyangka kepada jalan keluar, secepat kilat Kang
Han Cing menerobos tempat tersebut.
"Eh, anak perawan siapa yang masuk ke dalam
Istana Naga ?" terdengar satu suara.
Kang Han Cing salah jalan, bukannya keluar
dari istana, tapi salah masuk ke kamar terhias
bagus itu. Kini didepannya duduk bersila seorang
nenek, wajahnya sangat buruk, hidungnya
1272 mancung lurus, dengan mata mencelong ke dalam.
Nenek inilah yang mengajukan pertanyaan.
"Cianpwe yang bertanya?"
memandang nenek itu. Kang Han Cing "Hei, anak perjaka " Mengapa kau mengenakan
pakaian perempuan?" "Ada hubungan apa denganmu ?" balik tanya
Kang Han Cing. "Ha, ha"." Nenek itu tertawa. "Puluhan tahun
ini, kau yang pertama kali berani menentang
kata2ku." "Mengapa tidak berani?" tantang terus Kang
Han Cing. "Kita sama2 tidak tahu menahu,
bukan?" "Eh, sesudah menemuiku, kau tidak tahu siapa
diriku ?" "Kau?"kau Nenek Goa Naga Siluman ?"
"Bedebah !" sepasang sinar mata nenek itu
menjadi liar, sebentar kemudian redup kembali.
Dengan tenang berkata : "Gunakanlah istilah yang
lebih sopan, kalau kau minta dirimu lebih
dihormati orang." Secara tidak terduga, Kang Han Cing sudah
menerobos masuk ke dalam kamar semedhi si
Nenek Goa Naga Siluman. "Hei, siapa namamu?" bertanya si nenek.
"Boanpwe Kang Han Cing."
"Kang Han Cing ?"
1273 "Ya ! Mengapa ?"
"Hmm".menurut keterangan Sin Hui Siang,
seorang pemuda bernama Kang Han Cing memelet
Co Hui Hee dan Sun Hui Eng secara serentak. Kau
itukah orangnya?" "Boanpwe memang Kang Han Cing. Tapi tentang
cerita itu bukanlah cerita yang sebenarnya."
"Huh ! A Pie !" si nenek memanggil keluar.
"Siap !" seorang dayang perempuan berlari
masuk. Inilah yang bernama A Pie. "Sri Ratu ada
perintah baru ?" "Pergi ambil air sebaskom, suruh orang ini
membersihkan wajahnya yang celomotan itu,"
perintah Nenek Goa Naga Siluman.
"Siap," dayang istana yang bernama A Pie
mengundurkan diri. Tidak lama kemudian ia sudah
balik kembali dengan menenteng ember untuk cuci
muka yang sudah terisi air, disodorkannya ke
depan Kang Han Cing. Bukan maksud tujuan Kang Han Cing
menyembunyikan diri dibalik wajah belepotan
bedak itu, hal mana terjadi karena pandainya si
Nenek Ular membawa orang. Sesudah menemukan
air dan mendapat kesempatan itu, Kang Han Cing
membersihkan wajahnya. Terpeta kembalilah
sebuah wajah pemuda yang tampan, walau masih
mengenakan pakaian wanita, wajah itu tidak
menghilangkan cahaya sang putra Datuk Selatan.
Tampak sekilas senyuman di bibir Nenek Goa
Naga Siluman, menganggukkan kepala memberi
1274 pujian : "Betul2 pemuda ganteng. Pantas saja
kalau Co Hui Hee dan Sun Hui Eng bisa jatuh
cinta. Eh, siapakah yang memberi pelajaran ilmu
silat kepadamu" Kulihat kau memiliki kekuatan
yang luar biasa." "Suhu boanpwe Ciok-kiam Sianseng !" jawab
Kang Han Cing. "Pendekar Bambu Kuning Ciok-kiam Sianseng
?" Ulang Nenek Goa Naga Siluman kurang yakin
kepada keterangan itu. "Aku tidak percaya.
Bagaimanapun si Ciok-kiam Sianseng tidak akan
bisa mendidik seorang murid yang seperti dirimu."
"Mengapa tidak bisa" Apa sebelumnya ada yang
percaya kalau guru cianpwe berhasil menciptakan
tokoh tenar seperti cianpwe?"
"Ha, ha?"kau adalah jago pertama yang berani
menentang diriku," berkata Nenek Goa Naga
Siluman. Kemudian menoleh kearah A Pie. "A Pie,"
perintahnya. "Sediakan seperangkat pakaian laki2,
suruh dia ganti pakaian."
"Mari ikut aku," berkata A Pie.
Kang Han Cing turut kepada A Pie, ia
mengundurkan diri, sebelum itu ia memberi
hormat kepada Nenek Goa Naga Siluman dan
berkata : "Banyak terima kasih atas perhatian dan
kasih cianpwe." Di dalam masih mengenakan pakaian perempuan, agaknya kelakuan Kang Han Cing itu
sangat lucu, Nenek Goa Naga Siluman tertawa
1275 kecil. "Semua orang takut kepadaku, hanya kau
seorang yang tidak, mengapa?" ia bertanya.
"Mengapa harus takut?" berkata Kang Han Cing.
"Didalam anggapan boanpwe, tidak ada sesuatu
dari tingkat cianpwe yang menakutkan. Cianpwe
cukup ramah dan bijaksana."
"Ha, ha"..lekas kau turut A Pie untuk ganti
pakaian," Nenek Goa Naga Siluman bangga karena
mendapat pujian yang seperti itu.
Kang Han Cing mengundurkan diri. A Pie sudah
menyerahkan kepadanya seperangkat pakaian pria
dan membiarkan si pemuda ganti pakaian.
Sesudah merapikan diri, Kang Han Cing
dipersilahkan menghadap Nenek Goa Naga
Siluman yang ke 2 kalinya.
Seorang dayang perempuan lain sudah berada
di tempat itu dan sedang memberi laporan : "Lapor
kepada Sri Ratu, diluar sudah menunggu Coa Khu
Po yang hendak minta bertemu."
Hati Kang Han Cing mencelos, kalau sampai
Nenek Ular menghadap Nenek Goa Naga Siluman,
bisakah ia menghindari diri dari kesulitan2 itu "
Ternyata rasa takut Kang Han Cing itu bisa
mereda sesudah mendengar putusan Nenek Goa
Naga Siluman yang menolak permintaan bertemunya sang dayang lama, katanya : "Katakan
kepada Coa Khu Po, aku masih ada tamu.
Tunggulah sebentar."
Dayang istana itu mengundurkan diri.
1276 Nenek Goa Naga Siluman menggapaikan tangan,
ia menggunakan tangan kiri karena tangan
kanannya sudah Masuk Api, karena terluka
dibawah tangan kedua orang tua Tong Jie Peng.
"Anak muda," katanya. "Duduk disini. Banyak
yang hendak kutanyakan kepadamu."
Kang Han Cing duduk di tempat yang sudah
ditunjuk. "Anak muda," bertanya lagi Nenek Goa Naga
Siluman. "Berapa umurmu?"
"Boanpwe 19 tahun."
"Hee".Co Hui Hee berumur 20, lebih besar 1
tahun. Dan Sun Hui Eng 18, satu tahun lebih kecil
dari umurmu." Kang Han Cing sulit mengelakkan persoalan
yang menyangkut kedua murid nenek itu, ia
bungkam. Nenek Goa Naga Siluman bertanya lagi :
"Bagaimana keadaan rumah tanggamu" Siapa2
saja yang masih ada" Berapa saudara?"
"Boanpwe hanya mempunyai seorang saudara
tua." "Ouw".saudaramu sudah beristri?"
"Belum." "Dan kau?" "Umur boanpwe masih mengikuti persoalan itu."
terlalu kecil untuk "Ouw"..apa sudah ada tunangan."
1277 "Belum." "He, he"..syukurlah".syukurlah".." nenek ini
tertawa terkekeh. "Eh, apa kau bersedia belajar


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

silat dariku ?" "Boanpwe sudah mempunyai guru," jawab Kang
Han Cing. "Tidak baik merubah pintu perguruan.
Atas kebaikan hati cianpwe itu boanpwe hanya
bisa mengucapkan terima kasih."
"he, he".memang murid berbakti. Aku tidak
memaksa untuk mengganti pintu perguruan,
maksudku untuk memberi petunjuk2 penting,
mengingat bakat2mu yang memang luar biasa,
kalau saja bersedia menetap di tempat ini 2 atau 3
bulan, pasti akan tercipta seorang anak muda
tanpa tandingan yang pertama."
"Sebetulnya tidak baik menolak kebaikan hati
cianpwe, tapi".."
"Eh, Co Hui Hee dan Sun Hui Eng mempunyai
kecantikan yang hampir sama, siapa diantara
kedua muridku itu yang lebih mencocoki
seleramu?" "Cianpwe salah paham. Sebetulnya perkenalan
boanpwe dengan mereka hanya berjalan"."
"Ha, ha?"sudahlah"..! aku tahu. Memang
jamak kalau lelaki mata keranjang. Yang ini cinta,
yang itu sayang. Begini saja kuatur, tinggallah
untuk beberapa waktu, per-lahan2, kau bisa
memilih satu diantara kedua muridku itu."
"Cianpwe?""
1278 "Tidak perlu diragukan. Mereka mendapatkan
didikan langsung dariku. Mungkin seimbang
dengan ilmu yang kau miliki. Agar tidak dikatakan
aku berat sebelah. Begini saja kuatur. Tidak salah
lagi, pilihan mereka tidak salah. Aku bukan ibu
kandung mereka, tapi semua kudidik sedari kecil.
Hubungan kami lebih erat dari ibu dan anak,
anggap saja aku sebagai mertua sendiri. Ha, ha,
ha, ha?"." "Cianpwe?""
"Nah ! kukira cukup sampai disini. Aku hendak
menemui Coa Khu Po. Kau boleh mengundurkan
diri." "Terima kasih." Kang Han Cing memberi hormat
dan meninggalkan tempat itu.
"Tunggu dulu !" tiba2 Nenek Goa Naga Siluman
berteriak. Kang Han Cing hendak cepat2 meninggalkan
tempat itu, ingin sekali tidak menggubris panggilan
tadi, tapi ia tahu sampai dimana ilmu kepandaian
sang Sri Ratu, tindakan itu adalah tindakan
berbahaya. Maka dengan amat terpaksa ia balik
kembali. Nenek Goa Naga Siluman mengeluarkan
sesuatu, diserahkannya kepada Kang Han Cing
dan berkata : "Istana Naga tidak bisa disamakan
dengan tempat biasa. Peganglah ini, agar kau
bebas dari gangguan2 mereka."
1279 Itulah tanda bebas jalan untuk seluruh Istana
Naga, ukiran tulang ikan yang terbuat dari pada
batu kumala. Kang Han Cing menerima hadiah itu,
membungkukkan badan dan memberi hormat,
demikian ia mengundurkan diri, tidak lupa
mengucapkan terima kasihnya.
Nenek Goa Siluman tersenyum puas dan
mengoceh seorang diri : "Sungguh anak muda yang
tahu diri. Jarang sekali ada pemuda yang hormat
seperti ini." Lebih daripada jarang, hanya Kang Han Cing
seorang yang bisa menemukan pengalaman2
seperti tadi. Bagaikan orang yang bebas dari vonis
hukuman, Kang Han Cing keluar dari kamar
semedhi Nenek Goa Naga Siluman. Ia tidak berani
melarikan diri, karena mengingat bahaya yang
masih mengancam. Berjalan beberapa waktu,
memilih lorong2 yang tepat, sesudah jauh, baru ia
mengayun langkahnya cepat2. Kali ini ia tidak
banyak mendapat kesusahan, menemukan jalan
yang benar dan keluar dari lorong tangga undakan
batu. Keluar dari goa rahasia, waktu sudah malam,
disana disambut oleh Sun Hui Eng. Dengan
kecemasan yang tidak terhingga, si gadis menegur :
"Mengapa lama sekali?"
"Aku ditahan oleh gurumu." Kang Han Cing
memberi keterangan. 1280 "Heh "!!" Sun Hui Eng memperhatikan pakaian
Kang Han Cing yang sudah ganti pakaian pria,
hatinya penuh tanda tanya.
Secara singkat diceritakan pengalamannya yang
sesat jalan itu. Dan kini mereka meneruskan
pelariannya. Jumlah mereka 4 orang, Sun Hui Eng
berhasil melepas Cu Hoay Uh dan Cu Liong Cu.
Keluar dari istana, mereka berlari2 diantara
semak2, dengan adanya Sun Hui Eng sebagai
petunjuk jalan, mereka tidak banyak mengalami
kesulitan. Dikala hendak melewati pos penjagaan
si Kepala Keamanan Pang Khong Goan, dengan
tenang Sun Hui Eng mendekati tempat itu.
"Siapa?" terdengar suara bentakan Pang Khong
Goan. "Paman Pang, aku !" sahut Sun Hui Eng.
"Oh ! Sam kiongcu, mau kemana ?" bertanya si
Kepala Keamanan Tulang Ikan.
"Suhu memberi sesuatu tugas, tolong paman
Pang buka pintu." "Dan mereka ?" "Mereka bekas anak buah Perintah Maut, tentu
saja turut serta." "Sam kiongcu jangan menjadi gusar. Tunggulah
sebentar. Biar kuhubungi Kepala Istana Kui Ku
Po." "Mengapa harus menunggu Kui Ku Po" Tugas
ini sangat penting, tahu?"
1281 "Eh, tidak percaya" Hayo ikut kepada suhuku."
Sun Hui Eng mulai cemas, ia berlagak galak.
Disebutnya tanda Tulang Ikan membuat hati
Kang Han Cing tergerak, ia turut bicara : "Sam
kiongcu, apa perlu memperlihatkan tanda Tulang
Ikan?" Sun Hui Eng tidak menyangka kalau Kang Han
Cing memiliki pas jalan Istana Naga, sangkanya
hanya gertak sambel saja, karena itu ia berkata :
"Tugas kita harus dirahasiakan. Mengapa harus
memperlihatkan tanda Tulang Ikan?"
"Paman Pang bukan orang luar." Berkata Kang
Han Cing. "Tidak ada salahnya kalau memperlihatkan tanda Tulang Ikan kepadanya.
Nah! Tanda Tulang Ikan berada disini, lekas buka
pintu !" Betul2 Kang Han Cing memperlihatkan tanda
Tulang Ikan yang didapat dari Nenek Goa Naga
Siluman. Mengenali kepada tanda kebesaran itu, Pang
Khong Goan memberi perintah kepada orang2nya
untuk membuka pintu gerbang.
Disaat ini terdengar suara lonceng bahaya
dibunyikan ! Dua orang berbaju hitam yang membuka pintu
gerbang menjadi ragu2, sebelum mereka sempat
menutup pintu kembali, Sun Hui Eng dkk sudah
bergerak cepat mencelat dari sela2 pintu gerbang
itu. 1282 Pang Khong Goan menerima code tanda bahaya,
wajahnya berubah, melihat kelakuan Sun Hui Eng
dkk yang mencurigakan, ia turut mengejar.
"Sam kiongcu," teriaknya. "Tunggu dulu !"
Cu Hoay Uh berada di paling belakang,
mengetahui datangnya bahaya pengejaran, ia
mengebutkan lengan baju. "Tidak perlu menyusahkan diri," katanya. "Kami bisa berjalan
sendiri." Sepintas lalu kebutan Cu Hoay Uh itu hanya
kebutan biasa saja, kenyataannya mengandung
satu kekuatan besar yang tidak tampak.
Menyerang Pang Khong Goan.
Sebagai Kepala Keamanan Gunung Tulang Ikan,
Pang Khong Goan tidak mudah ditipu mentah2, ia
bisa melihat gelagat yang kurang baik, cepat2
mengerahkan tenaga dalam, memukul kebutan si
Kakek Beracun. Terjadi benturan tenaga, tubuh Pang Khong
Goan terpental balik. Disaat itu, ia melihat
orang2nya yang hendak mengejar, maka berteriak
memberi peringatan : "Awas, pukulannya yang
beracun!" Ternyata Cu Hoay Uh memberi sedikit
permainannya, membuat Pang Khong Goan
keracunan, karena itu si Kepala Keamanan tidak
bisa meneruskan pengejarannya, ia harus duduk
bersila, mendesak keluar benih2 racun yang
memasuki tubuhnya. 1283 Cu Hoay Uh, Cu Liong Cu, Kang Han Cing dan
Sun Hui Eng melarikan diri. Mereka di-kejar2 oleh
16 orang Pang Khong Goan. Beruntung mendapat
peringatan si Kepala Keamanan, 16 pengawal
keamanan itu tidak berani mengejar terlalu dekat,
takut kalau kena racun lagi.
Keadaan yang seperti inipun sudah sangat
menyulitkan Sun Hui Eng dkk, mereka tidak bisa
membebaskan diri dari pengejaran orang2 itu.
Sun Hui Eng memandang Kang Han Cing
bertiga. "Kalian lari dahulu, biar kuhadapi mereka
itu." Katanya sambil menunggu para pengejar2nya.
16 orang pengawal keamanan mengurung gadis
itu. Sun Hui Eng memperhatikan mereka, satu
persatu ditatapnya dalam2, kemudian memandang
seorang yang menjadi pemimpinnya seraya
membentak : "An Kie To, apa maumu?"
"Hamba hanya mendapat perintah," jawab orang
yang dipanggil An Kie To itu.
"Kau berani?" bentak Sun Hui Eng.
"Sam kiongcu, kembalilah ber-sama2 kami,"
berkata An Kie To merendah.
"Tutup mulut !" bentak Sun Hui Eng. "Seperti
inikah kau bicara denganku ?"
"Sam kiongcu?""
Sedang mereka adu mulut tidak ada habisnya,
dari jauh terdengar satu suara teriakan nyaring:
"Tangkap! Tangkap Sam kiongcu yang mau kawin
lari !" 1284 Itulah suara Go kiongcu Co Hui Hee !
Wajah Sun Hui Eng berubah, meninggalkan
rombongan An Kie To, mengejar ke arah larinya
Kang Han Cing. Sebentar kemudian mereka
berkumpul kembali. Tetap dikejar oleh 16 orang
anak buah Pang Khong Goan.
Dengan adanya pembuntutan2 yang seperti itu,
tentu saja sangat memudahkan pengejaran pihak
Ngo hong bun. Sebentar kemudian, Co Hui Hee
berhasil menyusul tiba, dengan disertai oleh
seorang nenek gemuk, inilah kepala istana Naga
Kui Ku Po. Dibelakang mereka turut juga si Nenek
Ular Coa Khu Po. "Tangkap perawan lari ! Tangkap perawan
melarikan laki2 !" teriak Co Hui Hee tidak berhenti.
Sun Hui Eng mendelikkan mata. "Go sumoay,"
tegurnya. "Apa kau tidak bisa menggunakan mulut
yang lebih bersih?" "Mau apa?" rasa cemburu Co Hui Hee
bertambah besar, manakala melihat Kang Han
Cing yang mendampingi dan merapat disebelah
sang sucie. "Go kiongcu," mengetengahi nenek bunga Kui
Ku Po. "Sam kiongcu, kalian tidak usah bertengkar
mulut. Sri Ratu sudah tahu urusan ini, lebih baik
kalian balik kembali. Biar Sri Ratu yang memberi
putusan." "Aku tidak mau kembali," teriak Sun Hui Eng.
"Sam kiongcu?"."
1285 "Bibi Kui Ku Po," berkata Sun Hui Eng dengan
airmata bercucuran. "Baiklah. Aku bersedia
kembali, asalkan kalian bersedia membebaskan
mereka." "Itu tidak mungkin." Kui Ku Po menolak.


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Perintah Sri Ratu belum pernah dibantah ! Orang
yang dikehendaki adalah pemuda she Kang itu."
"Aku disini," teriak Kang Han Cing. "Mau apa?"
"Han Cing," Sun Hui Eng menubruk dan
mendekap dada si pemuda. "Jangan kau turut
campur. Pergilah segera. Biar aku turut dengannya. Didepan suhu, ia bisa membela diriku.
Legakanlah hatimu." Melihat mereka bermesra-mesraan, Co Hui Hee
meludah : "Cih ! tidak tahu malu. Pacar2anpun
harus memilih tempat dahulu."
Kakek Beracun Cu Hoay Uh tampil kedepan, ia
berteriak keras : "Cukup ! siapapun tidak perlu
berdebat. Apa yang kalian kehendaki" Aku Kakek
Beracun tidak akan tinggal diam."
"Cu Hoay Uh !" bentak Kui Ku Po. "Bukankah
kau hendak menemui Sri Ratu" Kini beliau sudah
selesai bersemedhi, mengapa kau sudah tidak ingin
menemuinya lagi?" "Tidak perlu," Cu Hoay Uh sudah siap sedia.
"Aku sudah berhasil menemukan putriku, kini
hendak pulang dahulu."
Memandang kearah Kang Han Cing dan Sun Hui
Eng, si kakek berkata : "Mari kita pulang. Siapa
1286 yang berani menghadang peryalanan, dia akan
belajar dengan permainan2 racunku."
"Masih mau lari?" Co Hui
diantara rombongan orang2 itu.
Hee menyelak "Go kiongcu," Cu Hoay Uh memberi peringatan.
"Kalian saudara seperguruan janganlah berlaku
kelewatan." "Huh ! Siapa yang sudi menjadi saudara
seperguruannya orang yang sudah gila laki?"
"Go sumoay".."
"Apa " Apa salah ?"
Lagi2 Cu Hoay Uh menyelak ditengah,
mendorong Sun Hui Eng dan berkata :
"Berangkatlah dahulu."
Dihadapinya Co Hui Hee dan berkata : "Go
kiongcu, jangan katakan aku tidak mengenal budi."
Lagi2 ia mengibaskan lengannya, memaksa Co
Hui Hee pergi dari tengah jalan.
Satu kali letikan badan, Co Hui Hee belum mau
menyerah, itu waktu Sun Hui Eng dan Cu Liong
Cu sudah lari jauh, para anak buah Pang Khong
Goan hanya berdiri mematung, tidak membuat
pencegatan. Hal ini membuat ia naik darah dan
memaki kepada orang2 itu : "Hei, apa kalian sudah
menjadi mayat hidup" Mengapa tidak berusaha
menahan larinya mereka?"
Cu Liong Cu tersenyum kecil. "Tepat !"
sambungnya. "Mereka sudah menjadi mayat2, tapi
1287 bukan mayat hidup. Mereka sudah menjadi mayat
mati." Satu kali sapuan tangan, 8 pengawal keamanan
Gunung Tulang Ikan jatuh roboh. Mereka terkena
racun si gadis. Di pihak lain, Nenek Ular Coa Khu Po menerjang
Kang Han Cing. "Kembalikan Ular Lindungku !"
teriaknya penasaran. Benturan tidak bisa dielakkan, tubuh Coa Khu
Po terbanting jatuh, manakala membentur
kekuatan Kang Han Cing yang luar biasa.
Kang Han Cing tertawa mengejek, memperhatikan keadaan nenek itu, ia masih siap
menerima serangan2 berikutnya.
Coa Khu Po berusaha bangkit kembali, sepasang
matanya yang sipit dikernyitkan, dengan kebencian
yang tidak terhingga, ia bekoar : "Kau berani, he"
Nah, rasakan kehebatan si Nenek Ular."
Ia sudah mencopot sepasang jambrut"nya, dilempar kearah si pemuda.
"Gelang Sun Hui Eng berteriak : "Han Cing, awas ular
beracun!" Sudah terlambat ! kedua ular itu melingkar
seperti gelang, dari kiri dan kanan, meluncur ke
arah si pemuda. Kang Han Cing masih
menganggap sebagai senjata rahasia biasa, dengan
satu kali sawut, kedua "Gelang" itu sudah berada
didalam genggamannya. Semua orang akan tertipu, Kang Han Cing tidak
terkecuali ! Begitu miripnya ular jambrut itu tidak
1288 seorangpun yang akan menduga, termasuk
pemuda kita, terpeganglah segera. Kini dua ekor
ular itu menggunakan taringnya, menggigit
pergelangan tangan Kang Han Cing, menyantel dan
menggantung. Tradisi lamanya, orang yang terpagut ular
jambrut terkena keracunan, ular itu tidak akan
lepas sebelum orang yang digigit mati biru.
Menyimpang dari tradisi2 itu, sepasang ular
jambrut yang memagut pergelangan tangan Kang
Han Cing kelojotan, bagaikan menggigit besi panas,
cepat2 melepaskan taring mereka.
Terlalu lambat untuk diceritakan, disaat Kang
Han Cing terjengkit karena gigitan ular2 itu, ia
sadar kalau dirinya sudah tertipu, secepat itu
mengeraskan pegangannya, ditariknya kekiri dan
kekanan, kedua ekor ular itu terpotong menjadi
empat bagian. Dilemparkannya bangkai2 ular dan
berteriak : "Nenek jahat, hayo ! senjata aneh apa
lagi yang kau miliki" Keluarkan semua!"
Mulut Coa Khu Po melompong lebar2
menyaksikan keadaan itu, hatinya terasa menjadi
sedih, mengingat kedua ular kesayangannya itu
dipotongi orang. Sepasang matanya menjadi liar,
dengan geram berteriak : "Aaaa?"aku lupa kalau
kau sudah minum darah Ular Lindung."
"Apa" Aku minum darah ular?"
"Belagak tolol ! Ular Lindung yang sudah
kutungkuli selama 30 tahun di dalam kolam
rahasia menjadi korbanmu. Huh ! Lekas kembali
menemui Sri Ratu." 1289 Co Hui Hee pernah melihat adanya ruang
rahasia di bawah tanah dari bangunan ular. Itu
waktu ia tidak sempat mendapat keterangan yang
lebih jelas, dengan heran ia mengajukan
pertanyaan : "Eh, bibi ular, kau memelihara Ular
Lindung dibawah ruang rahasia" Apakah kegunaan
Ular Lindung itu?" "Untuk menyembuhkan dan mengembalikan
lengan kanan suhumu," berkata Coa Khu Po. "Tapi
dicolong oleh anak muda ini, menjengkelkan
tidak?" Dihadapinya lagi Kang Han Cing dan membentak : "Hayo ! Lekas kembalikan darah Ular
Lindung itu. Kau boleh memberi keterangan
kepada Sri Ratu." Kang Han Cing baru mengerti apa yang telah
menimpa dirinya, sehingga merasakan sesuatu
yang lain, pantas saja tenaganya bertambah,
ternyata ia sudah meminum darah Ular Lindung,
sambil tertawa ia berkata : "Baru saja aku dari
Nenek Goa Naga Siluman."
"Huh ! Jangan kurang ajar."
"Apa yang kurang ajar" Aku memang sudah
bertemu dengan Nenek Goa Naga Siluman."
"Sri Ratu ! Gitu !"
"Baik. Aku sudah menemui Sri Ratu," berkata
Kang Han Cing. "Dan diapun menghadiahkan
tanda bebas jalan Tulang Ikan yang terbuat dari
batu kemala." 1290 "Itu waktu beliau tidak tahu kalau kau sudah
merampas darah Ular Lindungnya."
"Sesudah tahu, bagaimana?"
"Minta ganti rugi."
"Bagaimana harus memberi ganti kerugiannya?"
"Serahkan darahmu !"
"Mana bisa" Aku mati, bukan?"
"Jangan banyak rewel. Lekas ikut pulang ke
Istana Naga !" "Silahkan coba bila kau mampu mengalahkan
diriku." Berkata Kang Han Cing menantang.
Coa Khu Po sudah mengeluarkan ban pinggang,
juga berupa ular beracun yang mempunyai kulit
keras, kebal senjata, dilayangkannya ke arah si
pemuda, dengan satu gerakan silat.
Kang Han Cing sudah mengeluarkan pedang
lemas, dipapaskan kearah datangnya serangan itu.
Passs?"ular kuat Coa Khu Po terpapas putus.
Mata si Nenek Ular semakin liar. Kui Ku Po
berteriak : "Cicie, serahkan kepadaku."
Didalam keadaan seperti itu, permainan Coa
Khu Po sudah kehabisan. Ia menang di bidang
racun2an, teristimewa meminta bantuan ular2nya,
kini ular beracun tidak mempan, karena Kang Han
Cing sudah meminum darah Ular Lindung. Ular
kuat yang digunakan sebagai senjatanya tidak
guna, karena Kang Han Cing mempunyai pedang
pusaka, kecuali menyerahkan sang lawan kepada
1291 Kui Ku Po, memang tidak ada jalan lain. Karena itu
ia mengundurkan diri. Kui Ku Po menggantikan kedudukan Coa Khu
Po, menghadapi Kang Han Cing yang selalu siap
tempur. Ilmu kebanggaan Kui Ku Po bernama Ilmu
Pukulan Angin Kiu-coan-ciang, istimewanya bisa
menggempur lebih dari satu kali, mudah
menghancurkan isi dalam lawan. Kini digunakan
memukul si pemuda. Kang Han Cing menyimpan kembali pedang
pusaka, dilipat dipinggang. Menghadapi Kui Ku Po
yang bertangan kosong, ia juga siap dengan telapak
tangannya. Terdengar beradunya kedua pukulan,
masing2 tidak dapat mempertahankan kedudukan
semula. Kui Ku Po menatap lawannya beberapa saat, ia
mendapatkan anak muda itu tidak menderita
kerugian sesuatu apa. "Bagus," geramnya. "Terima
lagi sekali pukulanku ini."
Tubuhnya berputar sebentar, dan Kui Ku Po
melaksanakan ancamannya. Kang Han Cing memanjangkan tangan, dengan
jurus Pendekar Bambu Kuning yang bernama
Ciang-liong-cut-hay, siap menerima pukulan Kui
Ku Po. Pukulan kedua Kui Ku Po yang sudah mendapat
persiapan matang, kekuatannya bisa membelah
perut gajah. Didalam anggapannya, pukulan ini
bisa menghancurkan Kang Han Cing, se-tidak2nya
membuat pemuda itu jatuh ngeloso.
1292 Mengingat rahasia simpanan pukulan angin
Kiu-coan-ciang, anggapan Kui Ku Po memang
masuk diakal. Mana disangka kalau Kang Han
Cing menghadapinya dengan tipu Ciang-liong-cuthay, perlawanan yang menjadi momok dari segala
macam pukulan magic hitam.
Sebelumnya Kang Han Cing sudah menyedot
napasnya dalam2, maka sesudah terdengar bunyi
benturan tenaga, kedudukannya tidak tergoyah
lagi. Hal ini membuat Kui Ku Po meng-garuk2
kepala, kalau didalam tahap pertama ia berhasil
menggeser kedudukan bhesi si pemuda, mengapa
pukulan kedua ini tidak membawa hasil yang
diharapkan" Sedang ia tahu betul kalau pukulan
tenaga kedua tadi dikerahkan lebih besar dari
tenaga pukulan pertama. Mungkinkah bisa terjadi
sesuatu, didalam sekejap mata Kang Han Cing
menerima tambahan tenaga baru"
Kui Ku Po mana bisa mengerti, apa hasil
ramuan darah Ular Lindung yang mendapat
bantuan obat Thian-kie-in-kang-tan, semakin
besar datangnya serangan semakin besar pula
tenaga simpanan yang berada di dalam gudang


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

urat. Dengan cara pukulan Kui Ku Po yang
menggunakan tenaga secara bertahap, secara tidak
langsung membangkitkan tenaga listrik raksasa
Kang Han Cing yang tersimpan.
Kalau gebrakan pertama menghasilkan kesudahan remis, gebrakan2 berikutnya tidak
menguntungkan Kui Ku Po, semakin lama tampak
Kang Han Cing yang semakin gagah, tentu saja
1293 kebalikan dari pada itu, si Nenek Bunga yang
menyadi payah. Beberapa kali lagi benturan, tubuh Nenek
Bunga Kui Ku Po terpental ke belakang, tentu saja
ia tidak tahan menerima kekuatan Kang Han Cing
yang sudah bertambah berlipat ganda.
Co Hui Hee turun ke gelanggang, dihadapinya
Kang Han Cing dengan tipu2 Tiga Pukulan Burung
Maut. Ganti lawan ! Kini Kang Han Cing menghadapi
Co Hui Hee ! Menghadapi permainan2 ini, Kang Han Cing
sudah apal, maka pertempuran berjalan seimbang.
Dilain pihak, Pang Khong Goan sedang
menempur Kakek Beracun Cu Hoay Uh, ia
mengejek sang lawan, dikatakan hanya pandai
menggunakan racun2an dan tidak mempunyai
kepandaian asli. Hal ini membuat Cu Hoay Uh naik
darah, diterimanya tantangan perang tanpa
racun2an, dan ternyata mereka sama kuat, sama
ulet. Cu Hoay Uh berjanji didalam 100 gebrakan, ia
tidak akan menggunakan racun dan pasti bisa
mengalahkan Pang Khong Goan.
Pang Khong Goan juga berjanji didalam waktu
100 jurus itu, ia akan mengalahkan si Kakek
Beracun tanpa bantuan orang. Ia rela menyerahkan batok kepala, kalau tidak bisa
melaksanakan janji itu. Demikian pertempuran berjalan sengit.
1294 Cu Liong Cu berhasil mengajak Sun Hui Eng
menerobos kurungannya orang2 Istana Naga. Tapi
mereka masih mengkhawatirkan keselamatan Kang
Han Cing. Kalau Kang Han Cing bisa mengalahkan Coa
Khu Po dan Kui Ku Po, mengapa tidak bisa
mengalahkan Co Hui Hee" Ya ! seharusnya Co Hui
Hee tidak bisa berbuat banyak, mengingat ilmu
kepandaian Go kiongcu yang masih berada
dibawah jago muda kita. Lain lagi kesudahannya,
sesudah Tong Jie Peng memberi ilmu pelajaran
hebat dari pulau Tong-hay, kini kita lihat si gadis
menggerakkan jari2nya, dengan cara2 yang belum
lama dipelajari, tanpa bisa dielakkan, tubuh Kang
Han Cing terpental jauh, dengan sebelah tangan
mati sebelah. "Aaaa".." Co Hui Hee mengeluarkan jeritan
tertahan. Cepat2 ia menubruk kearah pemuda
yang dicintainya. Disaat yang sama melihat Co Hui Hee berhasil
merobohkan Kang Han Cing, kedua nenek tua, Coa
Khu Po dan Kui Ku Po menubruk ke arah si
pemuda. Cu Liong Cu tidak mau ketinggalan, mengikuti
jejak Sun Hui Eng, juga siap membantu Kang Han
Cing. Yang datang paling dahulu adalah Coa Khu Po
dan Kui Ku Po, mereka menerkam Kang Han Cing.
Jago muda kita sudah tidak bisa menggerakkan
tangan kanan, tapi sebelah tangan pun cukup
mengelakkan sergapan kedua nenek tua itu, satu
1295 persatu dibuat terpental jauh. Ber-sama2 dengan
Cu Liong Cu dan Sun Hui Eng, dibawah apitannya
kedua gadis itu, mereka melarikan diri.
"Ayah !" Cu Liong Cu meneriaki si Kakek
Beracun. "Lekas selesaikan pertempuran itu."
Tentu saja kalau Cu Hoay Uh mau, ia bisa
cepat2 melepaskan gas beracun untuk menyelesaikan pertempurannya dengan Pang
Khong Goan, tapi itu melanggar peraturan dan
menyimpang dari janjinya yang masih mampu
mengalahkan lawan tanpa bantuan racun2an.
"Sebentar lagi," ia meneriaki putrinya.
"Keadaan Jie kongcu sudah tidak mengijinkan
kita lama2 berada di tempat ini." Berkata Cu Liong
Cu. Ya ! Kang Han Cing sudah kehilangan kekuatan
tempurnya ! Cu Hoay Uh menahan satu serangan Pang
Khong Goan, sesudah itu ia berteriak : "Tahan !"
"Masih ada tiga jurus lagi !" berkata Kepala
Keamanan Gunung Tulang Ikan yang masih
penasaran. "Tidak mungkin."
Mungkin atau tidak, si Kakek Beracun sudah
bertekad meninggalkan lawannya, karena itu tanpa
memperdulikan janjinya yang bersedia melayani
sampai 100 jurus, tubuh Cu Hoay Uh melejit,
meninggalkan lawannya, siap menggabungkan diri
bersama2 Sun Hui Eng dkk.
1296 "Jangan lari !" Pang Khong Goan berteriak dan
mengejar. "Lanjutkan dahulu sisa 3 jurus yang
belum selesai itu." Ternyata mereka sudah bergebrak sebanyak 97
ronde. "Sisa tiga jurus ini biar dilanjutkan lain kali
saja." Cu Hoay Uh tertawa dan tetap berlari.
"Tidak mungkin," Pang Khong Goan tidak
setuju, dengan tinjunya yang keras, ia mengejar
dan mengirim pukulan. "Ha, ha?"" Cu Hoay Uh tertawa. Tangannya
terayun ke belakang, dari sana mengepul asap
berwarna hitam, sebentar kemudian asap itu
berkembang biak, menutup semua pemandangan.
Pang Khong Goan dkk menahan kaki mereka,
mana mungkin kalau asap hitam si Kakek Beracun
tidak disertai kombinasi istimewa" Terhentilah
pengejaran itu. Tidak henti2nya Cu Hoay Uh melepas asap
hitam, menggabungkan diri dengan Cu Liong Cu,
Sun Hui Eng dan Kang Han Cing, mereka
meninggalkan gunung Tulang Ikan.
Asap yang dilepas oleh si Kakek Beracun mana
mungkin bisa disamakan dengan asap biasa ! tidak
seorangpun dari pihak Ngo hong bun yang berani
mengejar. Dengan cara demikian, Kang Han Cing
dkk bebas meninggalkan Istana Naga.
(Bersambung 25) *** 1297 Jilid 25 ORANG PERTAMA yang menemukan rombongan
Kang Han Cing dkk adalah Lie Wie Neng dan Goan
Tian Hoat, dapat dibayangkan, betapa girangnya
mereka, karena bukan Kang Han Cing seorang saja
yang ditemukan, Cu Liong Cu dan Cu Hoay Uh
yang tidak ada berita itupun tidak mengalami
sesuatu apa. Lie Wie Neng dan Goan Tian Hoat memandang
kearah Sun Hui Eng, mereka tidak kenal kepada
Sam Kiongcu dari Ngo hong-bun itu.
Keadaan Kang Han Cing menjadi payah sekali,
sebelah tangannya praktis sudah tidak bisa
digunakan. Lebih dari pada itu, sedikit sentuhan
ditempat lainpun bisa menyeret urat2 nadi yang
menghubungkan ke tempat itu, rasa sakitnya tidak
kepalang. Ini akibat pukulan Go Kiongcu Co Hui
Hee. Ya ! Pukulan istimewa dari Tong-hay yang
disediakan untuk membela Kang Han Cing
membawa akibat yang sangat bertentangan.
Pukulan hadiah Tong Jie Peng ini pula yang
menyiksa Kang Han Cing. Pukulan istimewa daerah Tong-hay memang
bukan pukulan biasa, siapa yang terkena pukulan
itu, daging2nya akan berkerinyut sedikit demi
sedikit, proses ini bisa berlangsung sehingga
puluhan tahun, Nenek Goa Naga Siluman adalah
suatu bukti. 1298 Nenek Goa Naga Siluman mengasingkan diri
dari rimba persilatan, bersembunyi didalam Istana
Naganya yang dirahasiakan, karena ia sedang
berkutat dengan siksaan2 sakit Ngo-hang-ciatmek-ciang.
Pukulan Ngo hang-ciat-mek ciang adalah nama
pukulan Tong hay itu ! Nenek Goa Naga Siluman
terkena pukulan tersebut dari kedua orang tua
Tong Jie Peng. Dan kini Kang Han Cing terkena pukulan itu
dari tangan Co Hui Hee. Suatu hal yang tidak
pernah dibayangkan oleh Tong Jie Peng.
Mengingat keadaan Nenek Goa Naga Siluman
yang tidak bisa memadai rasa sakit itu, bagaimana
Kakek Beracun bisa menyembuhkannya"
Putusan mereka, segera mengajak Kang Han
Cing ke Lembah Baru ! Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan
kendaraan perahu. Per-tama2 tangan Kang Han Cing yang terkena
pukulan membengkak, kemudian menyusut,
semakin lama semakin kecil. Hal ini mengherankan
semua orang. "Pukulan apakah ini?" semua orang hanya bisa
ber-tanya2. Kakek Beracun Cu Hoay Uh memeriksa
beberapa saat dan berkata : "Dia seperti terkena
semacam pukulan yang bernama in-khiu-pit-hiat."
"Pukulan jahat in-khiu-pit-hiat?" bertanya Lie
Wie Neng. "Pukulan dari manakah itu?"
1299 "Pukulan in-khiu-pit-hiat adalah semacam
pukulan beracun, bedanya, racun pukulan ini
tidak seperti racun2 biasa. Menyerang secara perlahan2, menyusutkan daging dan tulang2,
sehingga saat ini belum ada cara menyembuhkannya." Cu Hoay Uh memberi
keterangan. "Kalau tahu Co Hui Hee begitu jahat, kita racuni
saja." Berkata Cu Liong Cu dengan hati panas. Ia
menoleh kearah Sun Hui Eng dan bertanya, "Eh,
kalian sebagai satu pintu perguruan, tentunya
tahu bagaimana cara untuk menyembuhkan orang
yang terkena pukulan in-khiu-pit-hiat ?"
Sun Hui Eng berkerut alis dalam2. "Suhu tidak
bisa ilmu in-khiu-pit-hiat." Ia memberi keterangan.
"Heran ! dari mana Co Hui Hee mendapatkan
pelajaran itu ?" Goan Tian Hoat memandang Cu Hoay Uh. "Cu
cianpwe," katanya. "Menurut cianpwe, tokoh dari
aliran mana lagi yang masih memiliki ilmu
kepandaian in-khiu-pit-hiat?"
Mereka salah sangka, ilmu Ngo-hang-ciat-mekciang dari Tong-hay dianggap ilmu in-khiu-pit-hiat.
Tentu saja Cu Hoay Uh tidak bisa memberi
keterangan yang memuaskan, katanya : "Ilmu inkhiu-pit-hiat boleh dikata sudah lenyap dari rimba
persilatan. Bukan saja karena kesesatannya, juga
karena tidak mudah melatih ilmu tersebut. Maka
dikalangan tokoh2 silat yang sekarang rata2 sudah
tidak mengenal ilmu sesat itu."
"Ya ! Dia sendiripun tidak mengenal !
1300 Sun Hui Eng berkata : "Menurut Toa sucie,
sebelah tangan suhu juga rusak terkena pukulan
Sepasang Dewa dari daerah Tong-hay. Mungkinkah
ilmu in-khiu-pit-hiat yang dimaksudkan?"
Tiga puluh tahun yang lalu, Nenek Goa Naga
Siluman kalah dibawah tangan Sepasang Dewa
dari Tong-hay hanya tidak ada yang tahu, kalau
sebelah tangan si nenek sudah rusak karenanya.
Dari keterangan Sun Hui Eng, mereka baru sadar
mengapa Nenek Goa Naga Siluman tidak pernah
menampilkan diri dimuka rimba persilatan,
ternyata sudah rusak tangan.
"Kalau begitu, tidak ada orang yang bisa


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menolong luka saudara Kang?" bertanya Lie Wie
Neng. "Nasib seseorang berada di tangan Tuhan."
Berkata Kang Han Cing. "Walau luka ini tidak bisa
disembuhkan, aku tidak akan banyak pikiran."
Sedikit gerakan Kang Han Cing menggeser urat2
besarnya, terasa sakit yang tidak terhingga, ia
meringis sakit. "Jie kongcu luka dibawah tangan Go sumoay,
tentunya ia bisa menyembuhkannya, mengapa kita
tidak balik mencarinya saja?" Sun Hui Eng
memberi usul. "Didalam Lembah Baru sedang berkumpul jago2
pandai." Berkata Cu Hoay Uh. "Masakan tidak satu
diantara mereka yang mengetahui cara2 pengobatan in-khiu-pit-hiat?"
1301 Menoleh kearah Lie Wie Neng dan berkata :
"Ciok-kiam sianseng berpengalaman luas, mungkin
bisa menyembuhkan penyakit Jie kongcu. Sayang
sekali gurumu itu belum tiba di Lembah Baru."
Sepasang mata Lie Wie Neng bercahaya terang,
katanya : "Kalau suhu betul2 bisa, syukur saja.
Begitu mendengar berita tentang kita, pasti menuju
ke Lembah Baru." Perjalanan dilanjutkan. Hari berikutnya, disaat perahu menepi,
beberapa orang berpakaian ringkas menyambut
mereka, tersedia juga kuda2 pilihan yang
dikosongkan, khususnya untuk rombongan yang
hendak menuju kearah Lembah Baru itu.
Ternyata pihak Lembah Baru telah mendapat
berita dari penemuannya Kang Han Cing dkk,
mereka adalah orang2 bawahan.
Salah seorang yang menjadi pemimpin rombongan itu memberi hormat dan berkata :
"Hamba sekalian ditugaskan untuk membawa
kuda. Harap cuwie sekalian bisa menerima
tunggangan2 ini agar lebih cepat tiba di Lembah
Baru." Cu Hoay Uh mewakili rombongannya menerima
kuda2 itu, masing2 seekor, dari Lie Wie Neng,
Petir Di Mahameru Empat 1 Pendekar Rajawali Sakti 195 Petaka Gelang Kencana I Let You Go 2
^