Pencarian

Perintah Maut 13

Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 13


mengadakan penghadangan. "Eh, mau mengeroyok ?" Bertanya orang yang
baru datang. "Jangan cari setori, bocah,
lemparkan ke tengah sungai, tahu !"
akan kami "Kalau kalian mempunyai itu
silahkan." Orang itu menantang.
kemampuan, "Kunyuk kecil...." Tiba2 suara ini terhenti.
"Aaa".Kau memukul orang?"
"Tutup mulutmu yang kotor itu." Bentak orang
yang mencari Lie Siauw San. "Huh, mentang2 dari
Lembah Baru !" Terdengar suara2 senjata,
hampir terjadi pertempuran.
agaknya sudah "Biar kuhadapinya," berkata Kang Han Cing
berdiri dari tempat duduknya.
1117 "Tunggu dulu," berkata Goan Tian Hoat. "Jie
kongcu jangan menampilkan diri. Bisa menyolok
perhatian, biar aku saja."
"Betul." Lie Wie Neng setuju. "Saudara Goan
adalah orang tepat yang bisa menghadapi orang
itu. Jie kongcu belum waktunya keluar."
Goan Tian Hoat meninggalkan perahu, tampak
orang2nya sudah menghunus senjata, mengurung
seorang pemuda berbaju hijau.
"Tunggu dulu," teriak Goan Tian Hoat.
Para tukang perahu mengundurkan diri.
Si pemuda berbaju hijau menghadapi Goan Tian
Hoat dan berkata : "Huh, orang2mu ini terlalu
kurang ajar !" "Dengan masksud apa saudara mengganggu
perahu kami ?" Tegur Goan Tian Hoat.
"Aku hendak bicara dengan tuan Lie Siauw
San," Berkata pemuda berbaju hijau itu.
"Ada urusan apa ?" Bertanya Goan Tian Hoat.
"Baiklah, boleh juga kusampaikan kepadamu,
Goan congkoan, perjalanan yang kalian rahasiakan
ini tidak bisa mengelabui orang. Tolong kau
sampaikan kepadanya.."
Kemudian dengan suara yang perlahan, pemuda
berbaju hijau itu meneruskan kata-katanya:
"Tolong beritahu, mereka sudah mengumpulkan
banyak jago, membuat pengejaran. Rencana
serangan ditentukan malam ini, majikanku
1118 memberi anjuran, lebih baik Lie Siauw San kongcu
mengundurkan diri dari pertikaian ini."
"Siapakah yang saudara maksudkan dengan
mereka itu," bertanya Goan Tian Hoat, juga dengan
suara perlahan. "Bagaimana dengan rencana
pergerakannya ?" "Aku tidak bisa lama2 disini. Inilah perintah
majikanku." Kata si pemuda berbaju hijau.
"Pesanan sudah kusampaikan. Selamat tinggal."
Datangnya cepat, kepergian pemuda berbaju
hijau itupun cepat. Didalam sekejab mata, ia
sudah melenyapkan diri. Kembali kedalam perahu, Goan Tian Hoat
mendapat pertanyaan Lie Wie Neng : "Ada urusan
apa orang itu mencari Kang Jie kongcu ?"
"Ia membawa berita yang mengatakan Ngohong-bun
hendak melakukan penyergapan dimalam ini." Alis Lie Wie Neng terjengkit, "Musuh kita betul2
hebat," katanya. "Belum pernah kita menongolkan
kepala. Tokh bisa diketahui juga."
"Siapakah orang tadi ?" Bertanya Kang Han
Cing. "Dari bentuk tubuh, orang itu adalah samaran
dari wanita." jawab Goan Tian Hoat. "Katanya ia
hanya mendapat perintah majikannya, tentu salah
satu dari pimpinan Ngo-hong-bun."
Kang Han Cing segera teringat kepada kedua
pelayan Sam Kiongcu, dayang2 yang bernama A
1119 Wan dan Bu Lan itu, mungkin salah satu dari
mereka " Goan Tian Hoat sudah memanggil pengurus
perahu dan bertanya kepadanya : "Apa namanya
tempat ini ?" "Tong kee-pu." "Tempat-tempat mana lagi yang hendak kita
lalui ?" "Sesudah ini, rencana akan bermalam di Tonglu. Tong-lu adalah tempat yang agak sepi dari
keramaian." "Kecuali Tong lu, apa tidak ada tempat-tempat
sepi lainnya?" Bertanya Goan Tian Hoat.
"Daerah sepanjang Tong-lu adalah daerah
subur, di sepanjang pantai terdapat kota-kota
nelayan, diantaranya Tay-ya-bun agak sepian."
"Cukup. Kita bermalam ditempat itu saja."
Berkata Goan Tian Hoat. Ternyata, sebelum
keberangkatan mereka, telah terjadi persepakatan,
dan Tan Siauw Tian juga sudah memberitahu
kepada orang2nya, mereka langsung berada
dibawah perintah Goan Tian Hoat. Maka jago ini
mempunyai hak memberi putusan.
"Baik." Pengurus perahu mengundurkan diri.
Tidak lama, perjalanan dilanjutkan. Kini dua
perahu tidak terpisah lagi, perahu menuju kearah
Tong-lu. Deru ombak sungai yang terdampar membuat
irama perjalanan yang mengesankan.
1120 Lie Wie Neng dan Kang Han Cing tidak pernah
keluar dari perahu itu, sebagai akhli waris dari dua
pendekar ternama, Lie Wie Neng sudah mendapatkan semua ilmu kipas si Pendekar Kipas
Wasiat Sin Soan Cu, sedangkan Kang Han Cing
sudah mendapatkan ilmu pedang dari si Pendekar
Bambu Kuning Ciok-kiam Sianseng. Didalam alam
pikiran kedua jago ini tidak tercantum istilah kata2
'takut". Walau berada dibawah ancaman Ngo-hong-bun,
kedua jago itu masih bicara dengan tenang.
Tidak lama, pengurus perahu
ruangan, wajahnya pucat pasi.
memasuki "Ada apa ?" Tanya Lie Wie Neng.
"Ada sesuatu yang hendak hamba laporkan."
Berkata pengurus perahu itu.
"Katakanlah, ada apa ?" Tanya Lie Wie Neng
lagi. Goan Tian Hoat tertawa dan berkata
"Mungkinkah kita sudah dibuntuti musuh?"
: "Ya." Pengurus perahu itu menganggukkan
kepala. "Sesudah kita meninggalkan Tong-kee-pu,
jauh dibelakang kita kedapatan perahu tertutup
yang membayangi." "Belum lama, dua perahu balap sudah melewati
perahu kita, bukan ?" Potong Goan Tian Hoat.
"Eh, bagaimana Goan congkoan tahu ?"
1121 "Dari percikan2 air yang bertambah keras itu,
kecuali perahu2 balap, tidak mungkin ada lain
kemungkinan," berkata Goan Tian Hoat.
"Dugaan Goan congkoan tepat." berkata si
pengurus perahu. "Kita sudah berada di dalam
jepitan mereka. Mungkin".Mungkin belum sempat
kita tiba di Tay ya bun, mereka sudah turun
tangan." "Bagaimana ilmu kepandaian air dari 12 anak
buah perahumu ?" Tanya Goan Tian Hoat.
"Dua belas saudara2 itu adalah jago air pilihan,
rata2 memiliki ilmu kepandaian yang cukup baik."
Jawab sipengurus perahu. "Apa perahu2 kita siap anak panah ?" Tanya lagi
Goan Tian Hoat. "Enam belas gendewa sudah kita siapkan. Enam
diantaranya adalah gendewa2 panah otomatis, bisa
menyemburkan panah secara terus menerus tanpa
istirahat." "Bagus," berkata Goan Tian Hoat. "Siapkan
panah2 itu. Perhatikan gerakan musuh, kalau ada
tanda2 penyergapan, segera pinggirkan perahu ke
tepi, agar kita tidak jatuh kedalam kurungan
mereka." "Perjalanan masih diteruskan ?"
"Bergeraklah seperti biasa."
"Baik." Pengurus perahu itu mengundurkan diri.
Sesudah itu, Goan Tian Hoat memandang Kang
Han Cing. "Jie kongcu, kita membuat persiapan
1122 perang," katanya. Inilah penyerahan mandat, agar
Kang Han Cing mengatur siasat perang.
Dibidang politik, Goan Tian Hoat berkuasa,
untuk peperangan Kang Han Cing yang memegang
otak peranan. Memandang kedua rekan seperahu itu, dengan
wajah yang bersungguh, Kang Han Cing berkata :
"Jumlah orang kita terbatas, mereka tahu akan
hal ini, kalau musuh berani datang, pasti dengan
jumlah besar. Maksudku, kita harus bisa
mempertimbangkan posisi kekuatan kedua pihak."
"Saudara Kang bisa menduga, siapa2kah
kekuatan mereka ?" Bertanya Lie Wie Neng.
Kang Han Cing berkata : "Menurut apa yang kutahu, Ngo-hong-bun
berada dibawah pimpinan Toa Kiongcu, Jie
Kiongcu dan Sam Kiongcu. Mungkin juga
bertambah dua orang, Su kiongcu dan Go Kiongcu,
mereka sebagai pimpinan tertinggi. Sesudah itu,
huhuat2 kelas satu seperti Kwee In Su, Hui-keng
dan Hian-keng, dibawah mereka, masih ada 4
Lengcu Panji Berwarna, kecuali Lengcu Panji Hitam
yang mungkin sudah ganti orang, ketiga lengcu
lainnya memiliki ilmu silat cukup tinggi."
"Tentu Toa Kiongcu yang memiliki ilmu silat
tertinggi, bukan ?" "Mungkin," Kang Han Cing menganggukkan
kepala. "Dari ilmu kepandaian Jie Kiongcu yang
lebih sempurna kalau dibandingkan dengan Sam
kiongcu, dugaan itu memang cukup beralasan.
1123 Kalau aku bisa memenangkan Sam kiongcu,
agaknya tidak mudah mengalahkan Jie Kiongcu."
"Saudara Kang setuju dengan rencana Tan
tongcu yang menginstruksikan kita meninggalkan
perahu, mengelakkan peperangan langsung dengan
Ngo-hong bun " Membiarkan nona Cu seorang diri
yang menghadapi mereka ?" Bertanya Lie Wie
Neng. Ternyata kekuatan mereka hanya terdiri dari
jago2 muda, direncanakan juga untuk menumpas
kelenteng Sin-ko-sie, menggunakan siasat Berteriak di Timur, Menyerang di Lain Tempat,
memberangkatkan dua perahu meninggalkan
gedung keluarga Wie, se-olah2 mereka menuju
kearah Lembah Baru dengan rombongan itu.
Kenyataannya tidak, hanya Kang Han Cing, Lie Wie
Neng, Goan Tian Hoat dan Putri Beracun beserta
belasan orang2 Lembah Baru, tandu usungan
hanya buntelan kosong, Lie Kong Tie tidak berada
didalam perahu itu, dengan lain jalan, Lie Kong Tie
diberangkatkan ke Lembah Baru.
Tian-hung totiang dan Kakek Beracun Cu Hoay
Uh juga tidak berada ditempat itu, mereka
menyelinap dari perahu kedua, bersama2 dengan
Tan Siauw Tian, Kong Kun Bu, merencanakan
penggempuran ke kelenteng Sin-ko-sie. Ini
namanya berteriak di Timur Menyerang di Lain
Tempat. Kang Han Cing dkk hanya pancingan, tujuan
utama si Jaksa Bermata Satu Tan Siauw Tian
merusak kelenteng Sin-ko-sie.
1124 Balik mengikuti cerita Kang Han Cing, Goan
Tian Hoat dan Lie Wie Neng, mereka berada
diperahu pertama. Didalam perahu kedua, dimana
hanya Cu Liong Cu seorang saja.
Kalau Goan Tian Hoat bisa menyetujui siasat si


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jaksa Bermata Satu, Kang Han Cing dan Lie Wie
Neng kurang sependapat dengan rencana itu,
sebagai murid2 Pendekar Kipas Wasiat dan
Pendekar Bambu Kuning yang ternama, mereka
segan mengelakkan pertempuran. Takut dikatakan
sebagai pengecut, maka motto hidup 'Musuh tidak
menyerang, kitapun diam. Musuh menyerang, kita
lawan", mereka melakukan perjalanan itu.
Ceritanya, perahu sampai di Tay ya-bun. Daerah
pegunungan yang ber-semak2.
Mereka tiba didalam gelap, mengajak semua
tukang perahu beserta anak2 panah yang menjadi
perbekalan mereka, Kang Han Cing, Goan Tian
Hoat dan Lie Wie Neng meninggalkan perahu,
menyembunyikan diri dibalik semak2 itu, memperhatikan perahunya, bagaimana Ngo hongbun mengadakan penyerangan itu.
Dari perahu kedua tidak tampak gerakan,
kecuali para tukang perahu, tidak terlihat
bayangan Cu Liong Cu. Kakek Beracun Cu Hoay
Uh dan Tian-hung totiang tidak berada didalam
perahu, mereka mendapat tugas khusus untuk
menggempur kelenteng Sin-ko-sie yang berada
didalam kekosongan, meninggalkan perahu secara
diam2. 1125 Malam semakin pekat, angin berembus dingin,
mengalun air sungai yang mengalir deras.
Kang Han Cing dkk sudah mencari tempat
strategis, kalau sampai terjadi rencana Cu Liong
Cu mengalami kegagalan, mereka bisa memberi
bantuan didalam waktu yang sangat singkat.
Kedua perahu yang sudah dikosongkan di
ombang-ambingkan air. Lie Wie Neng memandang Goan Tian Hoat dan
mengajukan pertanyaan : "Mengapa tidak ada
gerakan ?" Bukan saja tidak ada gerakan dari pihak Ngohong-bun, juga tidak ada gerakan dari pihak si
Putri Beracun. "Mungkin belum waktunya." Jawab Goan Tian
Hoat. "Seharusnya Cu Liong Cu mengatur siasat
penting untuk menghadapi Ngo-hong-bun, mengapa harus menunggu kedatangan mereka "
Keburukah dia ?" "Kita lihat saja nanti."
Disaat kedua orang ini ber-cakap2, Kang Han
Cing tidak turut serta, pemuda ini sedang
memandang kearah jauh, pusat konsentrasinya
tercurah kesana. Lie Wie Neng menoleh dan mengajukan
pertanyaan : "Apa yang saudara Kang lihat ?"
"Mungkin perahu Ngo-hong-bun," jawab Kang
Han Cing tanpa mengalihkan pandangan incaran
1126 matanya kearah jauh. "Tiga perahu besar, tapi
kurang jelas." Betapa lihay mata Kang Han Cing, di tempat
yang begitu gelap, sejarak yang begitu jauh tentu
tidak bisa memberi gambaran yang lebih jelas.
Beberapa saat kemudian, Lie Wie Neng bertanya
lagi : "Bagaimana ?"
"Nah ! Betul2 perahu Ngo-hong-bun. Mereka
mulai mengepung dua perahu kita. Lihat, dua
puluhan orang sudah mulai berlompatan ditepi
pantai." "Sayang sekali Cu Liong Cu tidak ada
persiapan," berkata Lie Wie Neng. "Kalau tidak, kita
bisa menumpas 20 orang ini."
"Hanya jumlah ini yang datang " Kekuatan
kitapun sudah cukup, bukan ?"
"Ya. Semburan2 anak panah akan menyambut
mereka." Goan Tian Hoat turut bicara.
Kepala pimpinan tukang perahu sudah menyiapkan rombongan anak panah, menunggu
perintah Goan Tian Hoat, mereka sudah berada
didalam keadaan siap. Dari 3 perahu Ngo-hong-bun, 2 sudah
menggencet perahu2 Lembah Baru, masing2 dikiri
dan kanan. Sebuah perahu lagi adalah perahu inti,
disana tampak seorang bertopeng perunggu
sebagai pimpinan tinggi, itulah Sam Kiongcu Sun
Hui Eng ! 1127 Hati Kang Han Cing bergelora, teringat kembali
pertempuran di Yen-cu kie, dan terbayang pula
kebaikan2 gadis itu. Beberapa orang mendampingi Sam Kiongcu,
diantaranya terdapat si cantik jelita Co Hui Hee
yang pernah menyamar sebagai Kong Kun Bu
didalam gedung keluarga Wie.
Turut hadir pula dua hweeshio, mereka adalah
ketua kelenteng Sin-ko-sie, Hui-keng dan suteenya
yang bernama Hian-keng itu.
Dua dayang tidak pernah lepas dari sisi Sam
Kiongcu, itulah dua pengawal pribadinya, A Wan
dan Bu Lan. Dari rombongan Ngo-hong-bun yang turun
ketepi, tampak seorang komandan, itulah huhuat
kelas satu Kwee In Su. Dua puluh orang2 Kwee In Su sudah
mengurung 2 perahu Lembah Baru, keadaan itu
sangat menegangkan, dimalam gelap yang tidak
ada penerangan, menghadapi perahu2 diam tak
bergerak, tentu saja Kwee In Su ber-hati2, sesudah
betul memperketat kurungannya, Kwee In Su
menghadapi dua perahu Lembah Baru dan
berteriak : "Diminta perhatian kawan2 diatas perahu,
kalian sudah berada didalam kepungan kami,
siapa yang hendak menyerah, satu persatu
dipersilahkan turun ke darat."
Itulah anjuran Lembah Baru ! kepada anak buah perahu 1128 Tentu saja tidak mendapat
mengingat anak buah Lembah
meninggalkan perahu mereka.
penyahutan, baru sudah Kwee In Su berteriak lagi : "Atas perintah Sam
Kiongcu, aku minta menghadap Kang Jie kongcu
dan Lie kongcu." Tidak ada penyahutan. "Kang Han Cing, Lie Wie Neng." Tiba2 Kwee In
Su menambah keras suaranya. "Betul2 kalian
tidak mau keluar dari perahu " Hanya dua buah
perahu tertutup bisa menyembunyikan diri kalian
?" Betapa congkaknya manusia ini ! Lupa kalau
dirinya itu pernah dibebaskan, sesudah akal
bulusnya didalam gedung keluarga Wie ketahuan
orang. Dari tempat yang lebih tinggi, Kang Han Cing,
Lie Wie Neng dan Goan Tian Hoat memperhatikan
gerakan didalam perahu2 mereka, mereka heran
kepada Cu Liong Cu yang belum menampilkan diri.
Lie Wie Neng tidak sabaran. "Bagaimana kita
beri sedikit hajaran kepadanya ?" Ia memberi usul.
"Nona Cu masih berada didalam perahu,"
berkata Goan Tian Hoat tidak setuju. "Tunggulah
sebentar lagi." Sesudah beberapa kali Kwee In Su bekoar tanpa
balasan suara, memandang kepada anak buahnya,
hanya satu kali gerakan code tangan, ia memberi
perintah : "Geledah isi perahu !"
1129 Maka ber-lompat2anlah belasan orang, mereka
meluruk dan menggerebek perahu2 Lembah Baru.
Tentu saja pemeriksaan itu berjalan cepat,
mereka tidak menemukan seorangpun yang berada
ditempat itu. Seorang diantaranya memberi hormat kepada
Kwee huhuat, ia berkata :
"Laporan, tidak didalam perahu." seorangpun yang berada Kwee In Su tertegun. "Hanya dua perahu kosong
?" Ia curiga. Tampak orang yang baru melapor tadi hendak
menganggukkan kepala, tiba2 saja terjadi sesuatu,
entah bagaimana orang itu jatuh ngeloso, kelejetan
sebentar dan demikian ia terbaring ditepi pantai
sungai itu. Sepasang mata Kwee In Su menjadi liar,
memandang kelilingnya dan membentak : "Siapa
yang melepas senjata gelap ?"
Disaat yang sama, belasan orangnya yang baru
turun dari perahu mengalami kejadian yang
serupa, satu persatu berguguran jatuh, seperti
daun rontok, mereka berserakan dipasir putih itu.
"Mundur." Kwee In Su memberi perintah kepada
sisa2 orangnya. Secara serentak, 7 orang yang belum sempat
jatuh itu mengundurkan diri. Lagi2 terjadi
keanehan, kalau mereka tidak bergerak, masih
tidak mengapa, karena mereka tidak turut naik
keatas perahu, kini gerakan itu membawa
1130 malapetaka, seperti kawan2nya yang sudah
berserakan lebih dahulu, mereka pun mengalami
nasib yang sama, tidak ampun lagi menggeletak
pula orang2 Ngo hong bun ini.
Si Badan Besi Kwee In Su berubah menjadi
pucat, ia diam di tempat, tidak berani sembarang
bergerak lagi, takut kalau2 menyentuh sesuatu
yang bisa mengakibatkan maut bagi dirinya.
Perubahan itu tidak lepas dari mata Kang Han
Cing, dugaannya segera jatuh kepada buah tangan
si Putri Beracun Cu Liong Cu.
Juga tidak lepas dari pandangan pati2 Ngohong-bun diatas perahu, ketua kelenteng Sin-kosie Hui-keng menoleh dan memandang Sam
Kiongcu. "Ada sesuatu yang kurang beres,"
katanya. "Biar pinceng lihat."
Sam Kiongcu menganggukkan kepala perunggunya, menoleh kearah Co Hui Hee, berkata
: "Go sumoay boleh menyertainya."
Si Burung Kelima Co Hui Hee betul2 menduduki
kursi ke 5 dari Ngo-hong-bun, dia adalah Go
kiongcu ! Co Hui Hee, Hian-keng dan Hui-keng lompat
turun, mereka menghampiri Kwee In Su yang
masih ter-mangu2 dipantai.
"Kwee huhuat," pimpinan Ngo hong-bun kelima
ini bertanya. "Apa yang terjadi ?"
"Ada semacam senjata gelap yang mengandung
racun jahat menyerang kita." Kwee In Su memberi
laporan. 1131 Mata Hui-keng memandang kearah dua perahu
Lembah Baru yang dikosongkan, memandang ke
penutup perahu itu dan membentak : "Kecuali
Manusia Beracun siecu yang berada di tempat itu,
tidak mungkin ada orang kedua."
Betul saja. Dari arah yang diteliti oleh Hui-keng
itu, bergerak satu bayangan kecil, mengenakan
pakaian warna hitam dan juga menggunakan tutup
kerudung hitam, se-olah2 bayangan hantu, dengan
gerakannya yang menyeramkan datang mendekati
pantai. Itulah Putri Beracun Cu Liong Cu. Hian-keng
membentak : "Hei, kau yang mem-bunuh2i
orang2ku ini ?" "Tidak salah." Jawab Cu Liong Cu singkat,
suaranya sangat dingin. "Kemana pula kawan2mu
Bertanya Hui-keng. yang lainnya ?" "Sudah tidak ada." Jawaban ini lebih singkat
lagi.

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kemana mereka pergi ?" Tanya Hui-keng.
"Mana kutahu " Mereka mempunyai kaki2
sendiri, siapa yang tahu kemana kepergiannya ?"
Putri Beracun Cu Liong Cu belum melepas
kerudung mukanya. "Baiklah. Mari turut ke perahu kita." Berkata
Hui-keng. "Mengapa harus turut kalian ?" Tanya Cu Liong
Cu. 1132 "Mengapa tidak " Kau sudah membunuh
banyak orang Ngo-hong-bun, tentu saja harus
memberi pertanggung jawaban."
"Hanya melukai beberapa gelintir orang Ngohong-bun, kalian hendak menyerat diriku " Huh !
Tidak ubahnya seperti mengimpi pada siang hari
bolong !" "Eh, eh...." Hian-keng
"Berani kau".."
mendelikkan mata. Tangannya dijulurkan, dengan Jari Dinginnya
menyerang Cu Liong Cu. "Rebah kau !" Bentak Cu Liong Cu tanpa
bergeser dari tempatnya yang semula.
Jampi yang sangat manjur, tubuh Hian-keng
ber-goyang2, turut merebahkan diri, lagi-lagi
tambah satu korban keracunan.
"Hei," Go Kiongcu Co Hui Hee mengeluarkan
senjatanya, itulah kebutan yang terbuat dari bulu
sutra es, disentakkannya ke arah Cu Liong Cu.
Putri si Kakek Beracun sudah mewarisi semua
kepandaian orang tuanya, melebihi kehebatan Cu
Hoay Uh, entah dengan cara bagaimana, gadis
berkerudung hitam itu merobohkan Co Hui Hee.
Kejadian2 terlalu cepat diberitahukan, Kwee In
Su melompongkan mulut, semakin tidak berani
menggeser tempat. Rombongan penyergapan dan pencegatan perahu2 Lembah Baru itu dikepalai oleh Sam
Kiongcu, menyaksikan tidak seorangpun yang bisa
mengelakkan bekerjanya racun2 jahat, ia dipaksa
1133 turun tangan, tubuhnya melayang meninggalkan
perahu, menghadapi si gadis berkerudung hitam
itu. Cu Liong Cu membiarkan sang lawan mendekati
sehingga hadap-berhadapan. "Kukira aku sedang
berhadapan dengan Sam Kiongcu Ngo-hong-bun,
bukan ?" Berkata gadis ini.
"Tidak salah." Jawab Sun Hui Eng. "Dan kalau
dugaanku tidak salah, kau adalah putri si Manusia
Beracun Cu Hoay Uh kolot itu. Belum ada orang
kedua yang bisa menggunakan racun2 kelas tinggi
seperti apa yang kalian lakukan."
"Begitu ?" Balas tanya Cu Liong Cu, "Kalau ya,
bagaimana ?" "Serahkan obat penawar
Berkata Sam Kiongcu. racun kepadaku." "Ngo-hong-bun juga pandai ilmu racun2an,
bukan " Mengapa harus minta kepada orang ?"
"Kau tidak mau menyerahkan obat itu ?"
"Tidak." "Baiklah," kata Sam Kiongcu, "Coba
gerakkan kedua tanganmu itu keatas."
kau Tiba2 Cu Liong Cu berteriak : "Aaaa"..Kau
membokong ?" "Itulah ilmu jarum Bu-siang Sin-ciam. Sepandai2nya tupai melompat, satu haripun jatuh
juga. Bagaimana akhirnya kau menggunakan
racun, sesudah jalan darahmu tertutup oleh jarum
1134 Bu siang Sin ciam, mungkinkah kau bisa menabur
racun lagi?" "Bah ! Tidak tahu malu. Membokong orang
secara gelap." Dari balik tutup kerudungnya, Cu
Liong Cu berdengus. "Apa kau sudah tahu malu ?" Balik cemooh Sam
Kiongcu. "Siapa yang begitu banyak meracuni
orang dengan terang2an. Apa kau juga tidak
menggelap ?" Sesudah itu Sam Kiongcu menoleh kebelakang,
di sana sudah turut serta 2 pelayan setianya, A
Wan dan Bu Lan, kepada ke 2 pengawal pribadi ini,
ia berkata : "Ringkus gadis berbaju hitam itu. Tapi awas !
Jangan sentuh kulit atau tubuhnya. Gunakanlah
sesuatu untuk menghindarkan sentuhan badan."
A Wan dan Bu Lan membuat persiapan2,
mereka harus mencari kain terpal, agar bisa
mengelakkan sentuhan tubuh dengan kulit si gadis
berbaju hitam yang serba beracun itu.
Keadaan Cu Liong Cu berbahaya !
Tiba2 satu bayangan menyelak turun, itulah
Kang Han Cing yang keluar dari tempat
persembunyiannya. "Tunggu dulu !" Teriaknya lantang.
Kehadiran Kang Han Cing disertai oleh dua
bayangan lain, itulah Lie Wie Neng dan Goan Tian
Hoat. Tiga pendekar muda kita siap menghadapi
rintangan2 Ngo hong-bun. 1135 Dari sepasang lubang topeng perunggunya, Sam
Kiongcu memancarkan sinar mata bercahaya,
ditatapnya Kang Han Cing sehingga beberapa saat.
Kang Han Cing maju tiga langkah.
Dua pasang mata beradu dekat2, tidak jelas
bagaimana perubahan wajah Sam Kiongcu yang
tertutup oleh topeng perunggu itu. Hanya tampak
getaran badannya, perasaan terangsang, karena
berhasil menjumpai si jantung hati, perasaan
penyesalan, karena si "dia" tidak menurut kehendak
hatinya, dan perasaan malu, aneka macam
perasaan itu berkecamuk menjadi satu.
Didepan orang2 bawahan dan sumoaynya,
kewibawaan seorang pemimpin harus dipegang
kuat2, dengan dingin Sam Kiongcu berkata : "Jie
kongcu, kau masih berada di tempat ini?"
Kata2 yang tersembunyi sangat jelas dan mudah
dimengerti ! Itulah teguran, mengapa kau tidak
mendengar bujukanku dan memisahkan diri
dengan orang2 Lembah Baru "
Kang Han Cing mengangkat tangan memberi
hormat, ia berkata : "Sam Kiongcu, tentunya kau
hendak menghadang perjalanan kami yang
mengantar Lie Kong Tie tayhiap, bukan ?"
Sambil bicara Kang Han Cing mengeluarkan
suara tekanan tinggi : "Terima kasih kepada
pemberian obat Sam Kiongcu. Lebih berterimakasih lagi pemberitahuan tentang penyergapan ini." 1136 Dua orang yang bersatu hati bertemu didalam
suasana panas permusuhan. Dari balik topeng
perunggunya, Sam Kiongcu juga menyalurkan
suara rahasianya : "Mengapa kau tidak mendengar
nasihatku ?" Lain disuara gelap, lain pula didepan umum,
dengan suara kaku, ia berkata : "Dimana kalian
sembunyikan Lie Kong Tie itu ?"
"Tentu saja tidak berada disini," Jawab Kang
Han Cing dengan suara resmi.
Dan dengan saluran2 gelombang tertentu, ia
bicara pribadi : "Mengapa Sam Kiongcu tidak mau
meninggalkan Ngo hong-bun ?"
Disaat ini Lie Wie Neng turut bicara : "Bedebah,
hendak kalian apakan pula ayahku ?"
"Lie kongcukah ?" Bertanya Sam Kiongcu Sun
Hui Eng. "Huh !" Dengus Lie Wie Neng. "Sesudah
meracuni ayahku, kalian masih belum puas ?"
"Maksud Lie kongcu ?"
"Se-pandai2nya Sam kiongcu, tokh kehabisan
anak buah juga. Menyerahlah !"
Menunjuk kearah Cu Liong Cu yang sudah
tertotok, Sam Kiongcu berkata : "Putri Manusia
Beracun sudah berada di pihakku, apa yang kalian
bisa lakukan ?" Disaat itu, A Wan dan Bu Lan sudah
mengancam Cu Liong Cu, dua batang pedang
terarah selalu, maksudnya jelas, kalau kompromi
1137 tidak dapat diselesaikan, si Putri Beracun adalah
sandera. "Saudara Lie, tunggu dulu," Cegah Kang Han
Cing sebagai juru pemisah.
Sesudah itu, dihadapinya Sam Kiongcu dan
berkata : "Sam Kiongcu, bisakah kau membebaskan nona Cu ?"
"Dan bagaimana keadaannya dengan begitu
banyak orang2ku yang terkena bisa racunnya ?"
Tanya Sam kiongcu. "Sesudah kau membebaskan nona Cu Liong Cu,
kita bisa membujuknya untuk memberi pengobatan," Jawab Kang Han Cing.
"Apa kau berani jamin, dia mau memberi obat
penawar racun ?" Sebelum Kang Han Cing memberi jawaban, Lie
Wie Neng berteriak : "Saudara Kang, jangan tolol. Kita hanya minta
satu orang. Satu tukar satu. Hanya satu yang bisa
disembuhkan." Kang Han Cing membisiki sesuatu ditelinga Lie
Wie Neng : "Bagaimana kita memberi pertanggung
jawabannya kepada Cu Hoay Uh cianpwe " Kalau
sampai terjadi putrinya jatuh kedalam tangan Ngohong-bun ?"
Tentu saja. Lie Wie Neng pernah melepas janji
kepada Cu Hoay Uh, ia tidak akan melupakan budi
kakek itu, mengingat pertolongan yang pernah
diberikan untuk menyembuhkan racun2 Lie Kong
Tie. Kini Cu Liong Cu jatuh kedalam tangan orang,
1138 bagaimana kalau pihak Ngo-hong-bun ngotot tidak
mau melepaskannya " "Bagaimana ?" Tanya Sam Kiongcu menjadi
tidak sabaran. "Apa kalian belum selesai berunding
?" Kang Han Cing segera bicara : "Baiklah. Kalau
Sam Kiongcu bersedia melepas nona Cu Liong Cu,
aku berjanji untuk menyembuhkan racun orang2
itu." "Baik. Aku percaya kepadamu." Sam Kiongcu
Sun Hui Eng bersedia melepas Cu Liong Cu,
dengan syarat menyembuhkan keracunan orang2nya. "Sam Kiongcu," tiba2 si Badan Besi Kwee In Su
nyeletuk. "Ada apa ?" Sun Hui Eng menjadi tidak puas
atas cegahan itu. "Obat penawar racun sudah tentu berada
didalam badannya." Sambil menunjuk Cu Liong
Cu. Kwee In Su tidak setuju melepaskan si Putri
Beracun, karena itu ia berusaha mencegah.
"Sesudah dia jatuh kedalam tangan kita, mengapa
harus menyerahkan kepada orang2nya " Apa lagi
kalau mereka menelan kembali janji dan....."
"Cukup," potong Sam Kiongcu. "Kang Jie kongcu
bukan orang tidak bisa dipercaya. A Wan bebaskan
dan cabut jarum Bu-siang Sin-ciam !"
A Wan mengeluarkan sebuah besi sembrani,
didekatinya kearah kedua lengan Cu Liong Cu,
1139

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

maka tersedot keluarlah dua jarum bu siang Sinciam itu.
Sam Kiongcu tidak banyak bicara lagi, dari jarak
jauh ia menotok hidup jalan darah Cu Liong Cu.
Si Putri Beracun berhasil mendapat kembali
kebebasannya, dari balik kerudung hitam, ia
mengeluarkan dengusan, membalikkan badan
berjalan pergi. "Nona Cu, tunggu dulu," Teriak Kang Han Cing.
Cu Liong Cu menghentikan langkahnya, tanpa
membalik badan, ia bertanya : "Ada apa ?"
"Nona sudah terkena jarum Bu-siang Sin-ciam
Ngo-hong-bun, karena itu".."
Cu Liong Cu berbalik, dari sepasang lubang
tutup kerudungnya, ia bertanya : "Kau yang
menolong diriku ?" "Bukan. Tapi sudah kujanjikan Sam Kiongcu
untuk mengobati orang2nya yang terkena racun2
itu." "Kau mempunyai obat penawarnya ?" Tanya Cu
Liong Cu. "Nona, kalau tidak kujanjikan seperti itu,
mereka tidak mau memberi kebebasan, sedangkan
kau berada didalam tangan mereka, bagaimana
aku".aku?""
"Kalau aku tidak mau menyerahkan obat
penawar racun itu, bagaimana?" Potong Cu Liong
Cu. "Dan lagi, siapa yang menyuruhmu memberi
jaminan " Kau sudah membuyarkan rencana Tan
1140 tongcu yang hendak meringkus mereka semua ini,
tahu ?" Kang Han Cing memandang si gadis berkerudung hitam dengan mulut terbelalak.
"Bagaimana ?" Bertanya Cu Liong Cu.
Apa yang bisa dilakukan oleh Kang Han Cing "
Merebut obat penawar racun dari tangan Cu Liong
Cu " Tentu tidak mungkin. Bukan tidak mungkin
karena ia tidak mempunyai kemampuan untuk
meringkusnya, tetapi tidak mungkin karena
mengingat jasa-jasa ayah putri berkerudung ini
kepada rimba persilatan pada umumnya.
Menyaksikan keadaan Kang Han Cing yang
seperti itu, akhirnya Cu Liong Cu mau juga
mengalah. "Baiklah," katanya. "Demi nama baik
Kang Jie kongcu, aku bersedia menyerahkan obat
penawar racun itu." "Terima kasih"..Terima kasih....." Berkata Kang
Han Cing girang. "Tunggu dulu, jangan terlalu cepat menjadi
girang." Berkata Cu Liong Cu.
?"".." Kang Han Cing memandang dengan
sikap bingung. "Demi janjimu kepada orang, aku harus
menyerahkan obat ini. Dan bukan kepada mereka."
Kang Han Cing menyengir, yang membutuhkan
obat penawar racun itu adalah orang2 Sam
Kiongcu, bagaimana harus diserahkan kepada
dirinya. 1141 "Maksud nona, bagaimana menyerahkan kepada
mereka ?" Memang bingung untuk menghadapi
seorang gadis yang seperti Cu Liong Cu.
"Begitu sayangnya ?" Tanya Cu Liong Cu. "Boleh
juga menyerahkan obat dengan syarat2 tertentu."
"Syarat apakah itu ?"
"Kau harus bisa menyuruh Sam Kiongcu
membuka tutup topeng perunggunya yang
menakutkan itu." "Mungkin"..Mungkin".."
"Mungkin apa lagi. Kalau ia tidak bersedia
membuka topeng perunggu, apa salah kalau aku
menahan obat penawar racun ?"
"Baik, akan kucoba." Berkata Kang Han Cing. Ia
segera menghampiri Sam Kiongcu.
Cu Liong Cu mengikuti dibelakang Kang Han
Cing. Terjadi lagi pertengkaran kecil, hanya kata2
mereka dipercakap dengan perlahan, tidak
terdengar oleh lain orang.
Menyaksikan keadaan yang seperti itu, Lie Wie
Neng menghela napas. "Saudara Goan," katanya.
"Dugaanmu selalu tepat."
"Hanya satu kebetulan," Berkata Goan Tian
Hoat tertawa. Di tempat lain Sam Kiongcu merasa disakitkan.
Betapa tidak, menyaksikan keadaan Kang Han
Cing yang mengobrol uplek dengan seorang gadis
lain. 1142 "Bagaimana ?" Teriaknya. "Apa kalian belum
selesai berunding ?"
"Nona Cu sudah bersedia menyerahkan obat
penawar racun," Jawab Kang Han Cing.
"Mana obat itu ?"
"Obat sudah diserahkan kepadaku."
"Nah, boleh kau keluarkan bukan ?"
"Nona Cu mengajukan syarat lain." Berkata
Kang Han Cing, apa boleh buat.
"Kalau aku tidak bisa memenuhi syarat itu
tentunya dia tidak mau menyerahkan obat
penawar racun, bukan ?" Tanya Sam Kiongcu.
"Begitulah pesan nona Cu."
"Apa syarat yang diajukan olehnya ?" Tanya
Sam Kiongcu. "Bisakah Sam Kiongcu
perunggumu didepannya ?"
membuka topeng "Hendak melihat wajah orang?" Tanya Sam
Kiongcu. "Apa kau sudah janjikan aku bersedia
membuka topeng didepannya ?"
"Belum." "Syukurlah," berkata Sam Kiongcu. "Sebelumnya tidak ada syarat embel2 lain, bukan "
Kau yang berjanji, menjamin penyerahan obat
penawar racun sesudah membebaskan dirinya.
Karena itu tuntutanku adalah tuntutan wajib. Apa
lagi kau tidak pernah berjanji kepadanya kalau aku
bersedia membuka topeng didepannya. Maka tanpa
1143 pembukaan topeng itupun dia harus menyerahkan
obat." Terus menerus Kang Han Cing menghadapi
problem, berkerut alis dalam2, bagaimanakah dia
hari ini " Dari kedua gadis yang tidak sepaham itu
mendapat banyak kesulitan.
"Tapi"..Tapi?"" Susah memberi penjelasan
yang lebih mendalam. "Apa lagi yang menyusahkan Jie kongcu ?"
Tanya Sam Kiongcu. "Inilah permintaan nona Cu,
dipenuhi, mungkin"..Mungkin?""
kalau tidak "Dia tidak mau menyerahkan obat penawar
racun itu ?" "Begitulah." "Begitu tunduk kepadanya ?" Berkata Sam
Kiongcu. "Baiklah, tolong juga sampaikan salamku.
Lain kali, kalau saja ia jatuh kedalam tanganku,
akan kusayati wajahnya yang ditutup itu."
Di pihak lain, Cu Liong Cu juga berteriak :
"Jie kongcu, sampaikan juga salamku, lain kali,
tanpa kehadiranmu. Matipun jangan harap bisa
meminta sesuatu dariku."
Sebetulnya, jarak kedua gadis cukup dekat,
tanpa orang ketigapun bisa didengar oleh pihak
lainnya. Tokh mereka memviakan Kang Han Cing
sebagai juru bicara. 1144 Menonton jalannya cerita, Goan Tian Hoat
menoleh kearah Lie Wie Neng dengan mesem
meng-geleng2kan kepala. Sam Kiongcu sudah menyodorkan tangan
meminta obat penawar racun yang sudah
dijanjikan. "Boleh kau serahkan, bukan ?"
Katanya. "Demi kepentinganmulah, acc."
Kang Han Cing mengeluarkan obat penawar
racun, siap diserahkan kepada Sun Hui Eng. Tiba2
terdengar teriakan Cu Liong Cu :
"Tunggu dulu, begitu percaya kepadanya "
Kalau dia tidak mau membuka topeng perunggunya sesudah menerima obat itu, bagaimana ?" "Kukira hal itu tidak mungkin terjadi," Berkata
Kang Han Cing. "Kau berani memberi jaminan ?" Tanya Cu Liong
Cu. Ia bersitegang mau melihat wajah asli Sam
kiongcu yang tersembunyi dibalik topeng perunggu, sebelum obat penawar racun diserahkan
kepadanya. "Orang sudah membebaskan nona, hanya
percaya kepada diriku. Suatu bukti kalau ia tidak
menelan janji. Baik. Kuberikan jaminan itu."
Sam Kiongcu tertawa puas, katanya : "Baiklah.
Mendengar kata2mu yang memang cukup manis,
aku bersedia mengalah."
Sesudah itu Sam Kiongcu mencopot topeng
perunggunya. Bercahayalah seketika atas pimpinan Ngo-hong-bun itu. Walau di malam
1145 gelap, alam tidak akan menyembunyikan umatnya
yang cantik. "Betul2 seorang perempuan." Bergumam Cu
Liong Cu. Kalau tadinya ia hanya menduga, kini
kepastian itu ada. Pantas saja Kang Han Cing
sangat jinak kepadanya. Sam Kiongcu menyingkap rambutnya yang
halus terurai, dikenakan lagi topeng perunggu
penutup wajah itu. "Ya, aku seorang wanita, ada
hubungan apa dengan dirimu ?" Tanyanya
mengejek. "Pantas dia lulut sekali." Berkata Cu Liong Cu,
membanting kaki sebentar, ia meninggalkan
tempat itu. Kang Han Cing tidak menduga sampai disitu,
memandang arah lenyapnya si Putri Beracun,
tanpa pengejaran. Goan Tian Hoat dan Lie Wie Neng juga tidak bisa
mencegah kepergian gadis dingin itu.
Sun Hui Eng memandang Kang Han Cing dan
berkata : "Se-olah2 aku ini tidak boleh menjadi
wanita ! Apa dia sendiri saja yang boleh ?"
Singkatnya, sesudah Kang Han Cing menyerahkan obat penawar racun, A Wan dan Bu
Lan menyembuhkan orang2 Ngo-hong bun, satu
persatu mulai sadarkan diri.
Yang paling penasaran adalah Go Kiongcu Co
Hui Hee, begitu melihat adanya Kang Han Cing
ditempat itu, tanpa mengucapkan ba dan bu, ia
menyodok kearah tulang pinggang.
1146 Kang Han Cing sedang membelakangi orang,
tokh mempunyai panca-indra yang lihay, secepat
itu ia melejit kesamping.
Co Hui Hee memungut kebutannya, satu kali
lagi serangan diteruskan.
"Sumoay !" Bentak Sam Kiongcu.
Tanpa bentakan itu, Kang Han Cing masih bisa
mempertahankan diri. Biar bagaimanapun, ia lebih
unggul dari Co Hui Hee. Mengingat kejadian
digedung keluarga Wie, Co Hui Hee mendapat malu
atas perbuatannya, Kang Han Cing harus


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengalah sedikit. Karena itu, ia hanya mengelak
tanpa membalas atau membuat serangan balasan.
Dibentak oleh sucienya, dan ia tahu sulit
memenangkan ilmu kepandaian Kang Han Cing, Co
Hui Hee menunggu kesempatan yang lebih baik.
Pertempuran terhenti. Di pihak lain, Hian-keng dan Hui keng sudah
berhadapan dengan Goan Tian Hoat dan Lie Wie
Neng. Sudah menjadi kebiasaan Hian-keng
membokong orang, walau di mulut dipasang lidah
manis, bertanya kepada Lie Wie Neng :
"Dimanakah gadis berbaju dan berkerudung hitam
tadi ?" Secara menggelap, tangannya mengirim
satu serangan dingin. Lie Wie Neng bukan putra datuk biasa, segera
sadar akan adanya ancaman itu, tangannya
dibalikkan, dengan mulut membentak, menggempur datangnya hawa dingin.
1147 "Kurang ajar ?"
"Membokong orang ?"
Bentak Lie Wie Neng. "Dimana gadis berkerudung hitam itu ?" Tanya
lagi Hian keng. "Mana kutahu !" Jawab Lie Wie Neng.
"Bukankah satu rombongan dengan kalian ?"
"Memang satu rombongan..!"
Disaat ini, lagi2 serangan gelap Hian-keng
menjulur datang. "Hei, orang macam apakah kau ini ?" Teriak Lie
Wie Neng sambil menangkis datangnya serangan
berjalur dingin itu. Terjadilah pertempuran ! Hui-keng menerjang hendak menerjang Goan
Tian Hoat. Baru saja Sam kiongcu Sun Hui Eng berhasil
melerai pertengkaran Co Hui Hee dan Kang Han
Cing, didengar lagi suara pertempuran, cepat2 ia
memanggil kedua huhuatnya : "Jiwie huhuat".!"
"Inilah putra Datuk Utara Lie Wie Neng..."
Jawab Hian-keng. "Bisakah kalian menghentikan pertempuran ?"
Berkata Sun Hui Eng. "Sam Kiongcu ada petunjuk ?" Tanya Hian keng
dan Hui keng. "Hentikan pertempuran !" Inilah perintah. Sun
Hui Eng harus menggunakan kekuasaannya.
1148 Hian-keng dan Hui-keng mengundurkan diri,
mereka tidak dikejar oleh kedua lawannya.
Sun Hui Eng memandang kepada orang2nya
dan melanjutkan komando perintah : "Hentikan
semua pertempuran !"
Hian-keng, Hui keng dan Kwee In Su dkk yang
sudah siap menarik kembali semua persiapan itu,
mereka taat kepada perintah.
"Sam Kiongcu...."
penjelasan. Berkata Hian-keng minta Sun Hui Eng berkata : "Kalian sudah terkena serangan racun jahat,
kalau bukannya Kang Jie kongcu yang murah hati
dan memberi obat penawar racun, kita terjungkel
habis2an ditempat ini. Gerakan pasukan ketiga
ditunda, semua kembali ke kapal !"
Hui-keng tertegun atas kejadian itu, ia berkata :
"Sam Kiongcu, bagaimana kita memberi tanggung
jawab kepada Jie Kiongcu yang mengharuskan
meringkus dirinya ?"
Ia menunjuk Kang Han Cing.
Putra Datuk Selatan Kang Han Cing tertawa
panjang, ia mengirim tantangan, katanya : "Hendak
kulihat bagaimana kalian hendak meringkus diriku
?" Sam Kiongcu menoleh ke arah Kang Han Cing,
dari sepasang lubang topeng perunggunya ia
memancarkan sinar malu penuh penyesalan, seolah2 mengandung arti : Tidak bisakah kau
mengalah sedikit " 1149 Sesudah itu, dihadapi pula Hui keng dkk dan
berkata : "Semua tanggung jawab dari hasil gerakan ini
berada diatas kedua pundakku. Sesudah mana
menerima pemberian hadiah orang, tidak patut
berkeras kepala. Kwee huhuat, kibarkan bendera
keberangkatan, pulang !"
Kata2 terakhir ditujukan kepada si Badan Besi
Kwee In Su. Kwee In Su segera pengunduran pasukan. mengibarkan bendera "Kembali ke kapal dan".Berangkat !"
Mereka bergerak teratur dengan arah perahuperahu besar Ngo hong-bun.
Tiba2..... "Hmm...." Satu suara berkumandang, memasuki
telinga semua orang. Disana bertambah sesosok
tubuh berselubung, dengan kepala terperongsong
topeng perak, itulah Jie Kiongcu Ngo-hong-bun.
Kang Han Cing bersua dengan orang ini,
mendekati Goan Tian Hoat dan Lie Wie Neng, ia
berkata perlahan : "Itulah Jie Kiongcu."
Turut dibelakang Jie Kiongcu adalah tiga
bayangan yang berlainan warna, mereka adalah
Lengcu Panji Putih, Lengcu Panji hijau dan Lengcu
Panji Merah. Hui-keng dan Hian keng menduduki huhuat
kelas satu, tokh mereka harus taat kepada
perintah ketiga pimpinan Ngo hong-bun. Mereka
1150 tidak berani membantah Sam Kiongcu, karena itu,
kedatangan Jie Kiongcu tepat memasuki lubuk
hatinya, hanya Jie Kiongcu atau Toa Kiongcu yang
bisa merobah pendirian Sam Kiongcu, karena itu
mereka bergembira hati. "O-mi-to hud," kata Hui keng. "Kedatangan Jie
Kiongcu tepat pada waktunya."
Sun Hui Eng memberi hormat kepada saudara
seperguruan itu. "Sucie." Panggilnya perlahan.
"Kau juga datang ?"
"Rasa khawatirku tidak bisa dilenyapkan."
berkata Jie Kiongcu. "Karena itu aku menyusul
kemari." Menoleh ke arah tiga jago muda, Jie Kiongcu
berkata : "Selamat bertemu, kukira aku sedang berhadapan dengan Lie Wie Neng kongcu dari
Datuk Utara dan Pendekar Cendikiawan Goan Tian
Hoat." "Dugaan yang tepat," berkata Lie Wie Neng. Ia
hendak menjajal ilmu kepandaian Jie Kiongcu Ngohong-bun itu, mengingat Kang Han Cing pernah
menggembar-gemborkan ilmu kepandaiannya. "Apa
kau juga hendak turut berperang?" Tanyanya
penuh tantangan. "Boleh juga turut didalam arena pertandingan,"
berkata Jie Kiongcu. Kemudian dihadapi Goan Tian
Hoat. "Kudengar kau pandai berdiplomasi, maka
sampai bisa tercipta Perserikatan 4 Datuk
1151 Persilatan." Katanya dengan sikap angkuh. "Suatu
kejadian yang sangat merugikan Ngo hong bun."
"Adanya Ngo-hong-bun adalah kejadian yang
mengganggu ketenangan rimba persilatan," Berkata Goan Tian Hoat. "Ya...Ya....Memang kita menganut idiologi yang
tidak sama. Masing-masing menganggap mengganggu ketenangannya," berkata Jie Kiongcu,
"Eh, mengapa tidak tampak si Manusia Beracun
dan si hidung kerbau dari kelenteng Pek-yun-koan
?" "Ha, ha, ha, ha".. Cu Hoay Uh cianpwe dan
Tian-hung totiang yang kau maksudkan " Nah !
Akhirnya kau tokh kalah perhitungan."
"Kalah mengerti. perhitungan ?" Jie Kiongcu tidak "Cu Hoay Uh cianpwe dan Tian-hung-totiang
sudah tidak berada ditempat ini." berkata Kang
Han Cing. "Aaa......" Teriak Jie Kiongcu. "Siasat Cecak
Melepas Buntut " Kalau begitu Lie Kong Tie sudah
tidak berada di tempat ini ?"
"Tentu saja tidak berada disini," Berkata Lie Wie
Neng. "Mereka sudah berada dikelenteng Sin ko-sie,
mungkin sedang mengubrak-abrik sarang kalian
itu," berkata Kang Han Cing. "Inilah siasat
Memancing Macan Meninggalkan Sarangnya."
Ketua keringat kelenteng Sin-ko sie mengeluarkan
dingin, hal itu sangat berbahaya,
1152 mengingat inti kekuatan Sin-ko-sie dan Ngo hongbun sedang berada di tempat itu. Seperti apa yang
Kang Han Cing cetuskan, itulah tipu siasat
Memancing Macan Meninggalkan Sarangnya,
menggunakan 2 perahu kosong sebagai umpan,
perahu2 yang disangka Ngo hong-bun membawa
Lie Kong Tie dkk menuju kearah Lembah baru,
mereka terpancing. Bukan seperti apa yang Jie Kiongcu katakan,
siasat Cecak Melepas Buntut tidak terlalu penting,
'Buntut" yang dilepas adalah 3 jago muda gagah
perkasa yang tidak mudah dilayani.
"Kalau sampai terjadi sesuatu didalam kelenteng
Sin-ko sie, jangan harap kalian bisa tidur
nyenyak." Ancam Hui-keng.
"Ha, ha"..Sesuatupun sudah terjadi, apa yang
taysu bisa lakukan kepada kita ?" Tantang Kang
Han Cing. "Mengkeremus tubuh kalian !" Teriak Hui-keng
dengan suara jeritan. "Betul." Jie Kiongcu mempertegasnya. "Mengkeremus 3 ekor cecak yang sudah mereka
tinggalkan. Terutama kau"."
Ia menunjuk Kang Han Cing dan meneruskan
kata2nya : "Sesudah mencuri Tiga Pukulan Burung Maut
golongan kami jangan harap kau bisa hidup tancap
kaki, sebelum mengembalikan ilmu2 Ngo hong-bun
itu." 1153 Mengembalikan ilmu2 Ngo hong-bun berarti
memunahkan ilmu kepandaian Kang Han Cing.
Keadaan menjadi tegang kembali, orang2 Ngohong-bun yang sudah siap kembali ke perahu2
mereka kini mulai tegang kembali.
"Sucie..." Tiba2 terdengar suara Sam Kiongcu
Sun Hui Eng. Sedari tadi ia tidak turut bicara,
baru sekarang ia meminta hak sebagai pemimpin
gerakan. "Ada apa ?" Bertanya topeng perak Jie Kiongcu.
"Gerakan pasukan di malam ini atas perintah
Toa Sucie, siapakah yang mendapat tugas sebagai
pemimpin gerakan " Sucie atau aku ?"
"Tentu saja sumoay." Berkata Jie Kiongcu.
"Mungkinkah Jie Sucie tidak melihat, kalau aku
sudah memberi perintah untuk menangguhkan
semua gerakan pasukan ?"
"Aku tahu." Jawab si topeng perak.
Topeng perunggu Sun Hui Eng berkata : "Nah.
Tangguhkanlah gerakan malam ini. Semua
kembali." "Tapi".." (Bersambung 22) ***

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

1154 Jilid 22 "TUGAS PERTAMA, Toa sucie mengharuskan
kita menangkap Lie Kong Tie, sedangkan Lie Kong
Tie sudah tidak berada ditempat ini, mungkinkah
kita masih bercokol disini terus?"
"Tentang tugas kedua ?"
"Tugas kedua untuk menangkap Kang Han
Cing. Sayang sekali Jie sucie tidak menyaksikan
bagaimana orang2 kita terjungkel dibawah racun
Cu Liong Cu, kalau tidak ada Kang Jie kongcu
yang memberi obat penawar racun, mungkinkah
kita bisa meneruskan usaha. Untuk sementara,
urusannya harus dirembuk kembali ber-sama2 Toa
sucie, lain kali saja kita meminta ilmu kepandaian
itu." Topeng Perak Jie Kiongcu menoleh ke arah Huikeng dan bertanya : "Betulkan ada kejadian yang
seperti itu" Kalian tidak bisa mengelakkan racun2
Cu Liong Cu?" "Diluar dugaan semua orang," Hui-keng
menganggukkan kepala. "Hanya Sam Kiongcu
seorang yang kebal racun, maka tidak menderita
keracunan." "Bukan kebal racun," berkata
"Walau aku berhasil menotoknya
Bu-siang Sin-ciam, siapakah menyentuh tubuh penuh racun2 itu
Sam kiongcu. dengan jarum yang berani ?" Pantas saja Cu Liong Cu tidak takut, ternyata si
gadis berkerudung hitam memiliki banyak
permainan beracun. 1155 "Ya," jawab Jie kiongcu. "Hal ini bisa
kubayangkan. Siapakah yang berani mendekati
manusia2 beracun ?" "Nah, tunggu apa lagi" Mengapa Jie sucie tidak
turut kita kembali ?"
"Tunggu dulu," berkata si Topeng Perak. "Sam
sumoay sudah membuat pernyataan penundaan
perang. Itu urusanmu, tapi aku masih mempunyai
urusan dengan Kang Jie kongcu."
"Baiklah," berkata Sam kiongcu. "Kita berangkat
pulang terlebih dahulu."
Memandang kearah Kwee In Su, memberi
perintah agar komando penarik pulangan itu
diteruskan. Kwee In Su berteriak keras : "Atas perintah Sam
Kiongcu, semua naik keatas kapal !"
Dan puluhan orang2 berbaju seragam naik
keatas perahu Ngo-hong-bun. Hanya Hui-keng,
Hian keng dan beberapa orang saja yang ragu2
atas komando itu. Sam Kiongcu memandang A Wan dan Bu Lan, ia
memberi komando lain : "Semua pasukan harus
ditarik pulang. Siapa yang berani membangkang,
gunakanlah Hak Ketiga, bunuh orang2 kita yang
berani membangkang perintah."
Kemudian memandang Co Hui Hee, Sun Hui
Eng berkata : "Sumoay, mari pulang."
Co Hui Hee, Hui-keng, Hian-keng dan lain2nya
kembali ke perahu masing2.
1156 Hanya Tiga Lengcu Berwarna yang belakangan
datang ber-sama2 Jie Kiongcu yang masih berada
di belakang si topeng perak itu.
"Samwie Lengcu." teriak A Wan dan Bu Lan.
"Apa kalian tidak taat kepada Perintah Ketiga?"
Lengcu Panji Putih, Lengcu Panji Merah dan
Lengcu Panji Hijau memandang kearah si topeng
perak. "Pergilah." Berkata Jie Kiongcu. "Agar jangan
sampai Sam susiok kalian marah dan uring2an."
Ketiga lengcu ini memberi
meninggalkan Jie Kiongcu.
hormat dan Perahu2 besar Ngo-hong-bun mulai berangkat,
inilah cara2 Sam kiongcu yang tidak ingin
mengeroyok Kang Han Cing bertiga. Sebelum
berangkat, ia masih sempat memberi kisikan
penting : "Ber-hati2lah menghadapi jurus ketiga dari Tiga
Jurus Pukulan Burung Mautnya."
Jurus ketiga dari Tiga Pukulan Burung Maut
diberi nama 'Mengaduk dan Menghancurkan
Jagat', Kang Han Cing pernah turut mempelajari
ilmu ini, walau memang bukan ilmu yang bisa
digolongkan kelas biasa, tokh ilmu yang sudah
berada didalam kantong bajunya, mengapa harus
takut " Si topeng perak menghadapi ketiga jago tanpa
bantuan, se-olah2 mempunyai pegangan penuh
untuk mengalahkan lawan2nya.
1157 Kang Han Cing pernah bercerita, kalau ilmu
kepandaian topeng perak ini berat dihadapi, suatu
hal yang membuat Lie Wie Neng penasaran,
sebagai murid Pendekar Kipas Wasiat yang
ternama, belum pernah ia tunduk kepada orang,
dengan adanya kesempatan baik ini, segera ia
tampil kedepan, dihadapi Jie Kiongcu sambil
membentak: "Hayo, hadapi dahulu 'buntut cecak"
yang pertama !" "Oooow, mau bertanding " Jangan khawatir,
satu persatu mendapat giliran." Berkata Jie
Kiongcu. "Saudara mencegah. Lie".." Kang Han Cing hendak "Saudara Kang, serahkan pertandingan pertama
kepadaku." Berkata Lie Wie Neng.
"Ya, hendak kujajal bagaimana ilmu kepandaian
anak murid Pendekar Kipas Wasiat Sin Soan Cu
yang ternama itu." Sret".. Jie kiongcu mengeluarkan pedang,
disabetkan ke kanan dan kiri, sreet, sret".. Ia
sudah menyerang Lie Wie Neng ber-turut2 sampai
dua kali. Tersipu-sipu Lie Wie Neng mengeluarkan
kipasnya, kalau menghadapi orang biasa, mungkin
Lie Wie Neng tidak gugup seperti kali itu, yang
membuatnya agak repot adalah arah pedang Jie
Kiongcu yang terlalu cepat, untuk membuat posisi
bagus terpaksa ia mundur dua tiga langkah.
1158 Jie Kiongcu tidak meneruskan serangannya,
menahan ujung pedang ditengah jalan, ia
bercemooh : "Hanya seperti inikah ilmu kepandaianmu" Sungguh memalukan Datuk
Utara. Memalukan Pendekar Kipas Wasiat."
Lie Wie Neng sudah membuktikan ilmu pedang
si topeng perak, ia tidak banyak adu mulut lagi,
kipasnya dilipat dan menotok lima tempat jalan
darah lawan. Serangannya terbuka dan merangsek
hebat, dengan mengambil inisiatip penyerangan.
Jie Kiongcu menahan setiap datangnya serangan, setapakpun ia tidak mau mengalah,
kalau perlu, ia tidak segan mengadu tenaga dalam,
maka pertempuran itu hebat dan seru.
Satu saat Lie Wie Neng merasakan tubuhnya
tersedot, dan mencong pulalah serangan kipasnya,
traaang"..Kipas itu diterbangkan pergi.
Keringat dingin membasahi sekujur tubuh Lie
Wie Neng. Ia lompat mundur jauh ke belakang.
Lagi2 si topeng perak menghentikan pengejaran,
ia menyindir : "Seperti ini sajakah ilmu kepandaian kipas
wasiat" Huh ! kau belum cukup umur untuk
menandingi diriku. Panggil saja gurumu, mungkin
ia bisa mengadakan perlawanan yang lumayan."
"Tidak perlu dipanggil. Aku sudah berada
disini," sambung satu suara, disana bertambah
seorang kakek berbaju putih, itulah Pendekar
Kipas Wasiat Sin Soan Cu.
1159 "Suhu," Lie Wie Neng memberi hormat kepada
orang tua itu, airmatanya meleleh turun, ia
bersedih atas kekalahannya dan sesuatu yang
membuat sang guru turut malu.
"Bangunlah," berkata Pendekar Kipas Wasiat.
"Aku tidak menyalahkan dirimu yang kalah oleh
murid Nenek Goa Naga Siluman. Belum pernah
terbayang olehmu, betapa hebat kepandaian Nenek
Goa Naga Siluman, kecuali Sepasang Dewa dari
Tong hay, siapakah yang pernah ditakuti olehnya"
Jangan kata dirimu, sampai kipasku pun turut
tidak dipandang mata."
Hati Jie kiongcu sedang me-nimbang2, inikah
orangnya yang mendapat julukan Pendekar Kipas
Wasiat " "Hei, kau yang bernama Sin Soan Cu ?" ia
mengajukan pertanyaan. "Ha, ha"..nama itu belum lama kau sebut2,
bukan ?" tertawa Sin Soan Cu.
"Dan juga mau turun tangan ?" tanya lagi si
topeng perak. "Lebih baik tidak turun tangan, kalau tidak
sampai sangat terpaksa sekali."
"Syukur sajalah." Berkata Jie kiongcu. "Bawa
saja muridmu itu, dan meninggalkan tempat ini."
Si topeng perak hendak pertempuran melawan Sin Soan Cu.
mengelakkan Pendekar Kipas Wasiat tertawa berkakakan.
"Belum lama kudengar ada orang yang menantang
perang, siapakah orang itu" Kalau pendengaranku
1160 tidak salah, kau menyuruh muridku memanggilku,
bukan?" jago tua ini tidak mau mengalah begitu
saja. Jie kiongcu mempersilahkan Sin Soan Cu
mengajak Lie Wie Neng meninggalkan tempat itu,
bukannya berarti ia takut kepada si Pendekar
Kipas Wasiat, sebagai murid Nenek Goa Naga
Siluman, belum pernah ia takut kepada siapapun
juga, kecuali keturunan Liu Ang Ciauw dari Tong
hay. Maksud dari mengelakkan pertempuran adalah
mengurangi jumlah musuh, kalau Sin Soan Cu
tidak berada di tempat itu, mungkin lebih mudah
menghadapi Kang Han Cing dan Goan Tian Hoat.
Kini Sin Soan Cu menantang, si topeng perak
mengeluarkan dengusan dingin, katanya bertolak
pinggang : "Sin Soan Cu, jangan kira semua orang
takut kepadamu. Mungkin saja kalau nama
Pendekar Kipas Wasiat bisa menakutkan orang
lain. Tapi aku tidak. Baiklah, mari, mari kita
menjajal ilmu kekuatan."
Sret".Sin Soan Cu mengeluarkan kipasnya,
lebih besar sedikit dari ukuran yang digunakan
oleh Lie Wie Neng, inilah kipas yang pernah
menggemparkan rimba persilatan, kipas istimewa
tiada tandingan, kipas yang bisa mengeluarkan
suara guntur, senjata yang bisa menciutkan nyali
lawannya. "Bedebah ! Mentang2 memiliki ilmu simpanan
dari si Nenek Goa Naga Siluman, lantas menjadi
sombong dan congkak " Kalau tidak kuberi sedikit
1161 pelajaran, kau bisa memandang rendah semua jago
rimba persilatan. Hayo, ber-siap2lah untuk
menerima pelajaranku."
"Jangan banyak putar lidah, perlihatkanlah
kemampuanmu." Berkata Jie kiongcu penuh
tantangan. "Ya. Kukira tidak ada orang yang mengatakan
aku menghina

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

anak muda, mengingat kedudukanmu sebagai murid Nenek Goa Naga
Siluman yang ternama."
Membarengi dan seiring dengan kata2 Sin Soan
Cu yang terakhir, terdengar satu suara"blegur?"inilah
suatu pertanda dari mulainya gerakan tipu silat kipas wasiat. Arah
kipas ditujukan ke arah batok kepala si Topeng
Perak. Traaangg".Jie kiongcu meletakkan pedang
diatas kepala menangkis datangnya serangan itu,
terdengarlah suara berdengung dari beradunya dua
senjata. Pendekar Kipas Wasiat Sin Soan Cu menelungkupkan senjatanya, berganti dan mengikuti arah gerakannya, mengancam tenggorokan. Satu kecepatan yang tiada tara.
Traaaanngg".. Lagi2 Jie ancaman itu. kiongcu menangkis datangnya Seperti apa yang sudah dikatakan, kalau suara
guntur gemuruh yang bisa membisingkan telinga
itu sangat mengganggu konsentrasinya lawan kipas
1162 wasiat. Jie kiongcu berhasil menekan gangguan
fisik tersebut, sebagai murid Nenek Goa Naga
Siluman yang ternama, ia tidak kehilangan pamor.
Kipas dan pedang saling gempur !
Kang Han Cing turut mengikuti
pertempuran, hatinya bergumam :
jalannya "Pendekar Kipas Wasiat Sin Soan Cu memang
luar biasa, kekuatan Jie kiongcu tidak mungkin
bisa memenangkan si jago tua."
Bukan Kang Han Cing saja yang memaklumi
akan adanya perbedaan kekuatan tenaga dalam.
Sin Soan Cu juga sudah memperhitungkan untung
ruginya dari jalan pertandingan tadi, ia akan
mengalahkan si topeng perak dengan mengandalkan kekuatan tenaga dalamnya yang
ber-lebih2an. Serangannya tidak pernah mereda.
Kilatan gerak kipas dan suara gemuruh
menguasai suasana, seketika angkasa menjadi
gelap. Walau begitu, Jie kiongcu masih bisa bertahan,
ilmu pedangnya memang luar biasa, dibidang
perubahan2 silat inilah ia menanam keunggulannya, pedangnya yang lincah memberi
perlawanan yang gigih. Triiiinngg"..triiiing"..traaaang".traaanngg"..
Tiba2 suara menjadi sunyi, dua bayangan itu
terpisah. Lie Wie Neng, Kang Han Cing dkk terkejut,
mementangkan mata mereka lebar2. Tampak Jie
kiongcu mundur tiga sampai empat langkah,
1163 pedangnya dilintang menjaga dada, deburan
napasnya seperti uap lokomotif, sengal2 keras.
Di pihak lain, walau keadaan Sin Soan Cu agak
baikan, juga mengalami cedera, sebagian lengan
bajunya pecah panjang, itulah bekas goresan luka
pedang lawan. Pendekar tua ini mengatupkan
kedua matanya, juga sedang mengheningkan cipta.
Tiba2 terdengar suara dengusan dingin yang
dicetuskan oleh Jie kiongcu, kaki manusia
bertopeng perak ini melejit, maka badan pun lurus
segaris dengan pedang, meluncur ke arah Pendekar
Kipas Wasiat. Sin Soan Cu sudah selesai membenarkan
peredaran2 jalan darah yang menyimpang ke
beberapa jaluran salah, memperhitungkan dan
menerima bisingan suara ancaman bahaya itu, ia
tertawa berkoar : "Ciiiiaaattt"..!"
Dan terdengarlah suara gelugurnya
memapaki datangnya serangan Jie kiongcu.
kipas Kang Han Cing memeras keringat dingin,
bisakah Sin Soan Cu menahan datangnya
serangan "Kehadirannya Burung Tanpa Sayap" "
salah satu dari Tiga Pukulan Burung Maut, intisari
tipu silat golongan Ngo hong bun itu "
Sin Soan Cu mengipas dan mengipas lagi,
bukan kipasan biasa, itulah kipasan yang disertai
oleh tenaga dalam, dibina bersama kipas
wasiatnya. Mengingat keadaan tenaga dalam Jie
kiongcu yang jauh berada dibawah Sin Soan Cu,
seharusnya manusia berselubung topeng perak itu
1164 harus bisa kedudukannya. diterbangkan dari tempat Gambar yang sudah digambarkan itu betul2
terjadi, tapi perkembangan berikutnya memang
aneh, tubuh Jie kiongcu yang terapung itu
menukik, terjadilah posisi kedua dari jurus Tiga
Pukulan Burung Maut, gerak tipu yang diberi
nama "Gagah Perkasa Membentangkan Sayap",
bagaikan seekor kelelawar, ia balik terbang
kembali, tetap menyerang Sin Soan Cu.
Pendekar Kipas Wasiat salah membuat perhitungan, mana disangka kalau ada seseorang
yang bisa terbang seperti itu " baru saja ia siap
sedia dengan posisi baru, serangan Jie kiongcu
sudah datang, apa boleh buat, ia menggebrik kipas
cepat. Terjadilah pergumulan jarak dekat, gedubrak".gedubrak".salah
satu dari dua bayangan yang saling gumul itu mental jauh.
Perubahan2 tadi terlalu cepat, tidak bisa diikuti
oleh bayangan mata, hati Lie Wie Neng ber-debar2,
siapakah yang dikalahkan" Sang guru atau Jie
kiongcu" Disaat ini terdengar suara Sin Soan Cu yang
lantang : "Nah, lain kali jangan suka menantang
orang yang belum hadir ditempatnya."
Sudah tentu yang kalah bukan si Pendekar
Kipas Wasiat itu. Panorama ditempat itu baru terpeta, tampak
sebagian rambut Sin Soan Cu terpapas botak.
1165 Keadaan Sin Soan Cu memang agak mengenaskan,
mengingat sobek baju dan rambut yang berserakan, pindah dari tempatnya semula. Lebih
mengenaskan lagi adalah keadaan Jie Kiongcu,
topengnya meleng kesamping, hampir copot, ia
duduk numprah di tanah, darah berceceran di
beberapa tempat, tangannya masih memegang
pedang, tapi hanya pedang sepotong, bagian
tajamnya sudah hilang, ternyata pedang itu sudah
patah menjadi dua bagian, ia hanya memegang
yang bagian gagang, dan sebagian lagi tertancap
pada pundak sendiri, ia dikalahkan Sin Soan Cu.
"Sin Soan Cu," berkata Jie kiongcu dengan
suara lemah. "Catat perhitungan di hari ini,
tunggulah pembalasan Ngo-hong-bun dikemudian
hari." Sesudah itu tubuhnya melejit, meninggalkan
lapangan. Kang Han Cing, Lie Wie Nenga dan Goan Tian
Hoat menghampiri Pendekar Kipas Wasiat Sin Soan
Cu. "Suhu, bagaimana keadaanmu ?" bertanya Lie
Wie Neng. "Ilmu silat Hu hong kiam hoat dari Nenek Goa
Naga Siluman memang tiada tara." Sin Soan Cu
menghela napas. "Hampir saja aku dikalahkan
olehnya." "Yang digunakan tadi adalah ilmu Tiga Pukulan
Burung Maut," berkata Kang Han Cing. "Inti sari
dari ilmu Hui hong kiam hoat."
1166 Sin Soan Cu menoleh, memandang putra Datuk
Selatan tersebut, ia agak heran, karena jago muda
itu bisa menyebutkan nama dari ilmu golongan
sesat. "Bagaimana kau tahu ?" Ia mengajukan
pertanyaan. "Gurumu jua pandai menggunakan
ilmu Hui hong kiam hoat ?"
"Bukan." Berkata Kang Han Cing. "Hanya suatu
kebetulan boanpwe bisa turut mempelajari ilmu
Tiga Pukulan Burung Maut itu."
Diceritakan juga bagaimana cara ia mendapat
pelajaran ilmu Tiga Pukulan Burung Maut.
"Ouw".." Sin Soan Cu bisa menerima
kenyataan. "Kalau begitu, murid Nenek Goa Naga
Siluman itu hanya menggunakan dua jurus saja"
Jurus ketiga yang diberi nama "Mengamuk dan
Menghancurkan Jagat" itu belum dikeluarkan"
Tentunya lebih hebat dari 2 jurus yang terdahulu."
"boanpwe belum bisa menyelami perobahan2nya." Berkata Kang Han Cing. "Menurut catatan yang ada, tipu ke 3 adalah tipu
terhebat di ini masa."
"Oh, begitu ?" berkata Sin Soan Cu. "Tadi
seharusnya kuberi kesempatan ia menggunakan
tipu itu, hendak kusaksikan betapa hebatnya tipu
tersebut." Bicara sampai disini, teringat bagaimana ia pun
hampir mendapat cedera, kalau kurang lihay saja,
batok kepalanya tergelincir jatuh. Kalau tidak
bantuan rambut diatasnya, dan kini ia menjadi
botak, lengan bajunyapun terluka, ia tertawa
sendiri. "Mungkin," katanya secara jujur. "Kalau
1167 murid Nenek Goa Naga Siluman tadi sempat
menggunakan tipu Mengamuk dan Menghancurkan Jagat, yang menjadi pecundang
adalah diriku sendiri."
"Suhu," berkata Lie Wie Neng. "Begitu hebatkah
ilmu Nenek Goa Naga Siluman ?"
Sin Soan Cu menganggukkan kepala, menunjuk
Kang Han Cing dan berkata :


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Gurunya juga turun gunung, hanya karena
Nenek Goa Naga Siluman ini. Kalau kita tidak bisa
bekerja sama untuk menghadapinya, tidak ada
orang yang bisa mengalahkan nenek tersebut."
"Ilmu tidak ada tandingan ?" bertanya Lie Wie
Neng. "Kecuali Sepasang Dewa dari daerah Tong-hay."
Berkata Sin Soan Cu. "Hanya cucu keturunan Liu
Ang Ciauw itulah yang pernah mengalahkan Nenek
Goa Naga Siluman." Kehadiran Sin Soan Cu bukan suatu kebetulan,
ia datang dengan berita yang menyatakan
kehilangannya Cu Liong Cu. Tentunya sudah jatuh
kedalam tangan partay Ngo-hong bun. Untuk
menyelidiki dengan pasti, mereka berpencaran.
*** Bab 75 MENGIKUTI PERJALANAN Kang Han Cing,
karena jumlah mereka terbatas, seorang satu
1168 jurusan dan Kang Han Cing membuat penyelidikan
seorang diri. Ia meninggalkan perjalanan air, menyusup dan
menyamar sebagai seorang sastrawan.
Tidak ada kampung dan tidak ada perumahan,
hanya pohon2 liar yang tumbuh, itulah daerah Tay
ga-hun-san. Kini Kang Han Cing sedang
menerobosi daerah ini, daerah yang pasti diliwati
Hang-ciu dan Kim-hoa. Disini terletak sebuah kedai minuman, namanya
saja kedai minuman, dia juga merangkap sebagai
pondokan bagi mereka yang sedang melakukan
perjalanan jauh disini, kadang kala bermalam juga
di tempat itu. Kedai Tay-ga-bun-san sangat kecil dan jorok,
tokh tidak ada orang yang mengomel oleh
karenanya. Kecuali kedai itu, tidak ada tempat
istirahat kedua. Pemilik kedai bernama Thio Lo Sit, kini sedang
ada dua orang tamu ditempatnya, kedua tamu itu
adalah pedagang2 cita. Mereka sedang memandang
keluar, tampak hujan mulai turun.
"Hei, tambah arak lagi !" berkata seorang
pedagang cita yang di sebelah kiri, badannya lebih
besar dari kawannya. "Dan untukku tambah daging," berkata sang
kawan, agak kurus dan bermata sipit.
Thio Lo Sit tidak menggunakan pembantu, ia
melayani sendiri segala kebutuhan dari tamu2nya.
Membawakan barang-barang yang diminta.
1169 Kedua pedagang cita itu menenggak arak dan
memakan daging, hujan masih belum mau
berhenti, turun rintik2. "Lo Teng," berkata pedagang cita yang agak
gemukan. "Didalam keadaan yang seperti ini,
siapakah yang mau melakukan perjalanan?"
"Jalan hanya satu," berkata orang yang
dipanggil Lo Teng. "Kalau tidak menggunakan jalan
ini, kemanakah ia melangkah?"
Baru selesai ucapnya, disaat itulah Kang Han
Cing tiba. Memasuki kedai minuman Thio Lo Sit.
Kedai itu sangat strategis, tidak ada jalan kedua
untuk menyimpang dari apa yang sudah
ditentukan. "Minum the cap botol, tuan," berkata Thio Lo Sit
menjamukan jajanannya. Kang Han Cing menganggukkan kepala sambil
menyeret bangku duduk, ia mengiyakan tawaran
itu. Tidak lama Thio Lo Sit membawakan minuman
khasnya. "Tuan mau makan apa?" tanya pemilik kedai ini.
"Bawakan saja barang yang ada," berkata Kang
Han Cing. Thio Lo Sit membawakan makanan2 kecil.
Disaat ia hendak mengundurkan diri, tiba2 Kang
Han Cing memanggil : "Lo-tong-kee."
"Tuan hendak menambah sesuatu?" tanya Thio
Lo Sit. 1170 "Bukan," Kang Han Cing menatapnya dalam.
"Aku hendak menanyakan sesuatu."
"Apakah yang tuan hendak tanyakan itu ?"
"Aku hendak menanyakan seseorang."
"Bagaimanakah orang itu" Tua" Muda" Atau
mempunyai ciri2 lainnya?"
"Dia adalah adikku, seorang gadis berpakaian
warna hitam." Thio Lo Sit berpikir beberapa waktu, akhirnya ia
berkata : "Kukira tidak ada gadis yang tuan
sebutkan itu melewati kedai kami."
Dua pedagang cita Lo Teng dan Bah Cing sedang
uplek memperbincangkan urusan mereka, kini
mulai tertarik dengan pertanyaan Kang Han Cing,
mereka mengalihkan pandangan, memandang jago
muda kita. "Heran," berkata Kang Han Cing. "Jalan hanya
satu, bagaimana ia tidak melewati tempat ini?"
"Ada urusan apa yang
sibuk?" bertanya Thio Lo Sit.
menyebabkan "Adikku sedang ngambek,
Berkata Kang Han Cing. melarikan tuan diri." "Mungkin salah jalan," berkata Thio Lo Sit.
"Wah, bagaimana baiknya, ya." Kang Han Cing
melamun. "Tuan," berkata Thio Lo Sit. "Kedua tamu itu
adalah pedagang2 cita yang sering mundar-mandir
1171 disekitar daerah ini, mungkin tahu kalau2 ada
seorang gadis seperti tuan sebutkan itu."
Thio Lo Sit menghampiri Lo Teng dan Bah Cing,
kepada mereka ia mengajukan pertanyaan :
"Tuan2 mungkin bisa membantu, kalau2
bertemu dengan adik perempuannya yang sesat di
jalan, entah dimana kini berada."
"Dimanakah sesatnya gadis itu?" bertanya Bah
Cing. Thio Lo Sit menoleh dan memandang Kang Han
Cing, artinya agar orang yang bersangkutan
langsung bisa memberi penjelasan.
Kang Han Cing berkata : "Adikku itu
meninggalkan Tay-si khung, entah dimana kini ia
berada." Lo Teng memandang Bah Cing dan berkata :
"Bah Cing, kau belum lama berkeliaran disekitar
daerah itu, mungkinkah melihat adik saudara yang
digambarkan?" "berapakah umur adik saudara?" bertanya Bah
Cing. "19 tahun," jawab Kang Han Cing.
"Pakaian warna apa yang dikenakan olehnya?"
"Ia mengenakan pakaian warna hitam."
"Juga mengenakan berwarna hitam?" kerudung tipis yang "Aaaa".." berteriak Kang Han Cing. Itulah Cu
Liong Cu. Kalau tidak, bagaimana seorang
1172 pedagang cita bisa memberi gambaran yang begitu
tepat" "Betul".betul"." katanya cepat. "Dimana
saudara melihat adik kami ?"
"Disaat aku meliwati kelenteng To liong tan,
seorang gadis yang agak mirip dengan adik
saudara itu memasuki kelenteng, mungkin juga
masih disana." "Terima kasih"..terima kasih?"" berkata Kang
Han Cing memberi hormat. Sesudah mendapat
gambaran tentang letak tempat yang bernama
kelenteng To liong tian dan membereskan rekening
makanannya, jago kita segera meninggalkan kedai
Tay-go hun-san. Itu waktu, hujan sudah berhenti, tapi waktu
sudah menjelang sore hari, redup dan gelap-gelap.
Kelenteng To liong tian adalah sebuah kelenteng
bobrok yang sudah tiada penghuninya, sebentar
kemudian Kang Han Cing sudah berada di tempat
itu. Disudut ruang pendopo sedang meringkuk
seseorang, itulah Cu Liong Cu yang mengenakan
kerudung sutra tipis, walau membelakangi dirinya,
Kang Han Cing masih tidak melupakan bentuk
potongan gadis tersebut. Hadirnya Kang Han Cing tidak menarik
perhatian Cu Liong Cu. Mungkinkah masih
mengambek" Kang Han Cing tidak mengerti apa
yang dikerjakan oleh Cu Liong Cu didalam
kelenteng ini" "Nona Cu".." panggil Kang Han Cing.
1173 Cu Liong Cu menoleh di dalam keadaan gelap,
tidak tampak perubahan wajah gadis itu, juga
tidak membuka suara. Sangka Kang Han Cing, tentunya Cu Liong Cu
masih ngambek, karena ia membela Sam kiongcu.
Karena itulah ia datang menghampiri.
Disini letak kesalahan Kang Han Cing, tiba2
orang yang dianggap Cu Liong Cu itu meletik, gesit
sekali, terlalu cepat dilukiskan, maka pinggang
Kang Han Cing menjadi kesemutan.
"Kang Han Cing," teriak gadis berkerudung itu.
Kini ia sudah membuka tutup kerudungnya.
"Lihatlah biar jelas, siapa diriku."
"Kau Go kiongcu?" Kang Han Cing membekap
pinggangnya yang sakit, ia sudah dibokong orang.
"Ya," berkata Go kiongcu Co Hui Hee. "Akhirnya
kau jatuh juga ke dalam tanganku. Kau sudah
kuberi jarum Ular." "Jarum Ular?" Kang Han Cing berkerut alis, kini
mulai dirasakan bisa racun yang menyusuri
peredaran2 jalan darahnya, cepat2 ia menahan
menjalarnya racun2 tersebut dengan jalan
bersemadi. Tapi tidak tahan, racun Co Hui Hee
memang racun pilihan, butiran2 keringat berhujanan dari sendi2 pembuluhnya.
"Ya," berkata Co Hui Hee. "Jarum Ular tidak ada
obatnya. Di dalam waktu dua puluh empat jam
seluruh kulit dan isi dagingmu segera mencair."
Co Hui Hee menuntut kematian Kang Han Cing,
mengingat pemuda itu pernah melakukan 1174 perbuatan kurang ajar, menyobek bajunya bagian
depan, disaat si gadis menyamar sebagai Kong Kun
Bu didalam gedung keluarga Wie.
Bisakah Kang Han Cing mati keracunan oleh
Jarum Ular Beracun yang sudah ditancapkan pada
punggungnya" Mari kita saksikan pada bab berikutnya dari
cerita ini. *** Bab 76 KANG HAN CING sedang melawan virus2 bisa
racun yang menyusuri peredaran darahnya,
matanya berkerut terus menerus, menahan semua
penderitaan. Co Hui Hee membokong dengan jarum
beracunnya, karena sakit hati kepada Kang Han
Cing, disamping itu ia pun mulai tertarik kepada
pemuda itu, dibalik kebencian adalah benih cinta,
hanya kedua unsur inilah yang bisa menciptakan
sejarah dunia kita. Menyaksikan keadaan Kang Han Cing yang
tersiksa, hati Co Hui Hee menjadi tidak tega.
Timbul rasa penyesalannya. Dendam permusuhan
itu belum melampaui batas kematian si pemuda.
Tokh hanya menyobek bajunya saja" Apa lagi
mengingat ketidak-sengajaan Kang Han Cing. Co
Hui Hee menganggap sudah melakukan sesuatu
yang keliwatan. 1175 "Jie kongcu".." panggilnya perlahan.
Kang Han Cing membuka matanya yang
dikatupkan, sepatah katapun tidak keluar dari
mulut itu. "Jie kongcu," panggil lagi Co Hui Hee. "Hanya
karena kesembronoanmu yang menyobek bajuku,


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

apa lagi di depan beberapa orang, rasa benciku
susah dipadamkan, sesudahnya kejadian ini,
aku".aku".meminta Jarum Ular berbisa?""
"Itu waktu," berkata Kang Han Cing. "tidak
kusangka, kalau orang yang menyamar sebagai
Kong Kun Bun adalah seorang wanita. Bukan
maksudku membuat kau menjadi malu. Aku
menyesal karena tidak memperhatikan terlebih
dahulu, maka kematianku dibawah tanganmu
sudah kuanggap sebagai satu hukum karma,
timbal balik"."
Dengan sibuk Co Hui Hee berkata : "Walau
hatiku penuh kebencian, bersumpah membunuh,
tapi"..sesudah jarum ular itu tertancap di dalam
dagingmu, timbul rasa penyesalanku. Betul-betul
aku menyesal." Kang Han Cing tertawa tawar. "Yang jelas,"
katanya. "Jarum jahat itu sudah bersarang di
dalam tubuhku." "Mengapa kau tidak berusaha mengeluarkan
bisa racun itu ?" bertanya Co Hui Hee.
Kang Han Cing mendelikkan mata. "Bagaimana
aku bisa tenang kalau digeriyengi terus menerus?"
berkata si pemuda dingin.
1176 "Aku?"aku?"." Co Hui
meneruskan pembicaraannya.
Hee tidak bisa "Lekas pergi !" bentak Kang Han Cing. "Aku
tidak membutuhkan belas kasihanmu."
Wajah Co Hui Hee berubah, tiba-tiba tangannya
terayun?"plak"..ia menempiling pipi si pemuda.
Gedubrak"..tubuh Kang Han Cing segera
terbanting jatuh, didalam keadaan yang seperti itu,
semua kepandaian si pemuda sudah tidak dapat
digunakan lagi. "Ohh?"" Co Hui Hee mengeluarkan jeritan
tertahan. Cepat dipondong tubuh si pemuda. Ia
meratap. "Oh?"aku tidak sengaja?"."
Dua butir airmata yang bening menetesi wajah
Kang Han Cing. Sebagai pemimpin kelima dari
partay Ngo hong bun, Co Hui Hee belum pernah
mengucurkan airmata, kini didepannya seorang
yang belum lama mau dibunuh, ia tidak bisa
membendung bahan kesedihannya itu.
Urat2 Kang Han Cing mulai mengejang, inilah
tanda2 dari keracunan. Jatuhnya airmata Co Hui
Hee membuat si pemuda sadarkan diri lagi,
memandang si gadis sebentar, dengan suara
lemah, ia berkata : "Nona, kukira tidak guna
ditangisi, jiwaku tidak bisa ditolong. Racun jarum
itu terlalu cepat bekerja. Lebih baik nona bisa
segera meninggalkan tempat ini."
"Tidakkk?"." Co Hui Hee berteriak histeris.
"Tidak akan kubiarkan kau mati seperti ini."
1177 Tiba2 Co Hui Hee menggendong tubuh Kang
Han Cing, secepat itu meninggalkan kelenteng To
liong tian. Dengan maksud memberi pertolongan
kepada si pemuda. Kemanakah Co Hui Hee hendak membawa Kang
Han Cing" Jarum ular didapat dari Nenek Siluman Ular,
dan kini Co Hui Hee hendak membawa korban
keracunan itu kepada akhli yang bersangkutan. Ia
menuju kearah Lembah Ular.
Berapa lama Kang Han Cing berada didalam
gendongan si gadis, jago kita tidak tahu, disaat ia
sadarkan diri, segera mengajukan pertanyaan :
"Kemana nona mau membawa diriku ?"
"Lembah Ular," jawab Co Hui Hee singkat, ia
tidak menghentikan larinya. "Akan kumintakan
obat kepada Nenek Ular. Hanya dia seorang yang
bisa menyembuhkan racun ciptaannya."
"Lebih baik nona tidak terlalu menyusahkan
diri." Berkata Kang Han Cing.
"Mengapa ?" "Sebelum kita tiba disana, aku sudah
kehilangan napasku." Jawab Kang Han Cing.
"Tidak," jerit Co Hui Hee. "Latihanmu cukup
kuat. Kalau saja bisa mempertahankan agar
racun2 itu tidak menyerang jantung, didalam
waktu 24 jam pasti Nenek Ular bisa menyembuhkannya." Seorang diri Co Hui Hee membawa Kang Han
Cing, tanpa istirahat, tentu saja merupakan
1178 pekerjaan berat, keringatnya mulai bertetesan,
bersatu padu dengan keringat Kang Han Cing yang
menahan rasa penderitaan bisa racun. Ia masih
melarikan diri. Didalam gendongan Co Hui Hee, Kang Han Cing
merasakan kehangatannya seorang gadis, hanya
terpisah oleh selapis baju, wajah si pemuda tepat
berada di depan payudara tokoh Ngo hong bun
kelima itu. Inipun termasuk salah satu penderitaan.
Co Hui Hee sedang berpacu dengan waktu,
kalau nasib bagus, mungkin ia bisa membawa
Kang Han Cing ke tempat tujuan, sebelum pemuda
itu menghembuskan napasnya yang penghabisan.
Tapi kalau nasib buruk, terlambat tiba, tentu tidak
bisa menolongnya lagi. Apa mau dikata, karena
itulah, sedapat mungkin ia berlaku cepat.
Napasnya tersengal-sengal.
"Nona, istirahatlah." Berkata Kang Han Cing. Ia
dapat mengikuti irama sengalan napas gadis
tersebut. Co Hui Hee meletakkan tubuh si pemuda,
gerakannya sangat berhati2 sekali. "Dimana
dirasakan sakit ?" ia bertanya penuh perhatian.
Kang Han Cing menghendaki suatu istirahat
untuk kepentingan pribadi nona itu sendiri,
bagaimanapun Co Hui Hee bisa mati konyol kalau
dipaksakan mengerjakan sesuatu beban berat
terus menerus seperti itu.
1179 Co Hui Hee salah terima, sangkanya istirahat
untuk si pemuda. Begitu penuh pusat konsentrasinya yang dijatuhkan kepada Kang Han
Cing, sampai ia melupakan kelelahan diri sendiri.
"Maksudku, nonalah yang istirahat." Berkata
Kang Han Cing lemah. "Lembah Ular sudah tidak jauh." Berkata Co Hui
Hee. "Kita harus sudah berada di tempat itu
sebelum virus bisa racun menyerang ulu hatimu."
Tanpa memperdulikan keadaan dirinya yang
sudah hampir kehabisan tenaga, lagi2 Co Hui Hee
membopong Kang Han Cing, tetap ditujukan
kearah Lembah Ular. "Nona begitu baik kepadaku, bagaimana aku
harus membalas budi ini ?" berkata Kang Han
Cing. "Gara2 aku juga." Berkata Co Hui Hee. "Kalau
aku tidak menusuk dengan Jarum Ular, tentu
tidak sampai terjadi kejadian ini. Sudah menjadi
kewajibanku untuk menyembuhkanmu."
"Sebelumnya aku mengucapkan terimakasih."
Berkata Kang Han Cing. "Jangan berkata seperti itu," berkata Co Hui Hee
penuh perhatian, se-olah2 merawat calon suaminya sendiri. Singkatnya cerita, mereka sudah berada di
mulut Lembah Ular. Disana terpasang pengumuman yang berbunyi seperti ini :
DAERAH BERBAHAYA !!! 1180 BANYAK ULAR BERBISA !! SEMUA ORANG DILARANG MASUK !
Nama Lembah Ular selalu di-hubung2kan
dengan Nenek Siluman Ular, setiap jengkal dari
tempat itu memang tersembunyi bahaya ular,
maka diberi nama seperti diatas.
Ada yang mengatakan nama Lembah Ular
didapat karena adanya Nenek Siluman Ular. Ada
juga yang mengatakan nama Lembah Ular didapat
karena daerah itu memang banyak bersemayam
1001 macam ular. Bagaimana kebenaran dua
pendapat ini" Tidak seorangpun yang bisa memberi
keputusan. Yang jelas ialah : didalam Lembah Ular terdapat
seorang nenek yang bernama Nenek Siluman Ular,
juga didiami oleh ribuan ular berbisa atau ular
tidak berbisa. Nenek Siluman Ular bukan penghuni baru, dia
sudah menempati daerah itu puluhan tahun.
Terkenal dengan jamu2 anti bisa, hanya Nenek
Siluman Ular yang bisa menjual aneka macam ular
dan hasil2 yang didapat dari ular2.
Siapa saja yang kena keracunan, sesudah
makan obat anti bisa si nenek, pasti sembuh
segera. Begitu juga kena gigitan serangga beracun
atau gigitan ular beracun, sesudah ditaburi atau
diolesi obat si nenek, pasti sembuh segera. Karena
itulah banyak toko2 obat memesan obat anti bisa
Nenek Siluman Ular. Tentu saja dengan harga yang
luar biasa pula. Harga obat2an si nenek
1181 diperhitungkan dengan harga emas, tidak lagi
dengan jumlah uang biasa.
Setiap tahun Nenek Siluman Ular biasa
mengutus muridnya memperdagangkan obat2
istimewa itu, dan pasti laris terjual, tidak pernah
ada sisa. Ketenaran Nenek Siluman Ular tidak lepas dari
hasil2 ularnya itu. Hanya satu pantangan, yaitu ia melarang orang
memasuki Lembah Ular, baik yang dikenal atau
yang tidak dikenal. Walau orang itu berkepentingan hendak membeli sesuatu darinya,
kalau saja berani melanggar pantangan Lembah
Ular itu, kematian adalah jalan satu2nya. Karena
itu daerah Lembah Ular masih berupa daerah yang
misterius. Lain orang lain, lain lagi Co Hui Hee,
hubungannya dengan si nenek bukan hubungan
biasa, kini gadis itu langsung memasuki Lembah
Ular. Tidak lama Co Hui Hee sudah berada di depan
sebuah bangunan, ciri dari bangunan ini adalah
di"tumbuhi" oleh aneka macam ular, binatang2
tanpa kaki itu menjadi penjaga rumah majikannya.
"Bibi"..bibi ular?"." Panggil Co Hui Hee di
depan rumah ular tersebut.
"Oh, nona kelima, kau baru kembali." Terdengar
satu suara menyahuti panggilan Co Hui Hee, itulah
suara si Nenek Siluman Ular.
1182 Seiring dengan suara Nenek Siluman Ular, pintu
rumah ularpun terbuka. Disana tampak seorang
nenek dengan rambut awut2an, bukan rambut
yang awut2an itu, disana ber-iap2an binatang
kesayangannya, itulah ular2 kecil yang selalu
dibawa ke-mana2. Mungkin nama Nenek Siluman
Ular didapat dari sebab ini.
"Eh, siapa yang kau bawa itu?" tegur si nenek,
manakala ia melihat di dalam pondongan Co Hui
Hee terdapat seorang laki2 asing.
"Seorang kawan." Jawaban Co Hui Hee tidak
terlalu panjang. "Mengapa dia ?"
"Tolonglah".bibi"..tolonglah
racun dari dalam tubuhnya."
keluarkan

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bisa "Ouw, keracunan" Mudah saja, serahkan
kepadaku, pasti beres. Eh " bukankah kau juga
ada membawa obat anti racun" Mengapa tidak
diberikan kepadanya" Ular macam apakah yang
menyerang dirinya?" Co Hui Hee meletakkan Kang Han Cing pada
bale2 di pojok ruangan ular itu, sangat ber-hati2
sekali, selesai melakukan pekerjaan tadi, baru ia
menjawab pertanyaan Nenek Siluman Ular : "Bibi,
dia keracunan Jarum Ular. Tolonglah?""
Sedari tadi wajah Nenek Ular tertawa cengarcengir, segala macam racun dianggap remeh
olehnya, mendengar nama Jarum Ular, wajahnya
berubah seketika. "Terkena racun Jarum Ular?"
1183 ulang kata2 kepastian. Co Hui Hee tadi, ia meminta "Aku yang tidak ber-hati2." Berkata Co Hui Hee.
"Tidak disengaja bisa mengenai kulitnya."
Nenek Ular menghampiri bale2 reyot itu,
diperhatikan keadaan Kang Han Cing beberapa
waktu, kemudian ia terpekur.
"Bibi"..bisakah dia ditolong ?" bertanya Co Hui
Hee. "Bibi"..tolonglah."
"Nona Kelima," berkata Nenek Ular berpaling
dan menatap wajah Co Hui Hee dalam-dalam.
"Bukankah sudah kuberitahu kalau racun Jarum
Ular adalah racun luar biasa yang tiada tara" Hasil
dari ramuan racun dari ratusan ular berbisa"
Setiap macam ular memiliki bisa2 racun yang
tersendiri, sifat2nya tidak ada yang sama. Karena
itulah, campuran racun2 itu mengebalkan diri
kepada segala macam obat anti racun. Tidak ada
obat yang bisa mengeluarkan bisa racun Jarum
Ular".." Hati Co Hui Hee hampir mencelos keluar dari
tempatnya, memandang Kang Han Cing beberapa
saat, dengan penuh kekosongan jiwa, dengan
suara sayu berkata : "Betul2 dia tidak bisa ditolong
lagi ?" Si Nenek Ular bisa melihat perubahan Co Hui
Hee itu, hatinya bergumam : "Si Lima benar2
sudah terkena api asmara. Tidak pernah ia tertarik
kepada laki2, pikiran apa yang membuatnya
berubah seperti ini ?"
1184 "Nona Kelima," katanya. "Bagaimana hubunganmu dengan orang ini" Mengapa bisa
kena Jarum Ular" Raja dari segalam macam
perpaduan ular yang tidak mempan serum
ular?"" Tiba2 Co Hui Hee menangis meng-gerung2.
"Kang Han Cing," sesambatnya. "Akulah yang
menyebabkan kematianmu, biar kutebus dengan
kematian juga." Tiba2 ia mengeluarkan Jarum Ular, ditusukkannya ke arah ulu hati, maksudnya mau
bunuh diri! Nenek Ular tidak pernah lengah, melihat gelagat
yang kurang baik, secepat itu ia menjulurkan
tangan, menotok jalan darah Co Hui Hee,
kemudian direbutnya Jarum jahat itu.
"Nona Kelima," katanya. "Apa artinya perbuatanmu yang seperti ini?" ia menyimpan
Jarum Ular dan membebaskan totokan.
"Bibi?"biarkan mati?".." aku mati?"biarkan aku "Sabar"..sabar?".." berkata Nenek Ular.
"Beritahu dahulu kepadaku, siapa anak muda ini."
"Hanya seorang kawan biasa."
"Ya. Tentunya dari kawan biasa." Berkata Nenek
Ular. "Kemudian?"
"Oh".dia segera mati?"oh".." Co Hui Hee
menangis semakin sedih. 1185 "Eh, mengapa kau mengobral airmata" Tidak
bisakah bersabar lagi?"
"Kau?".kau katakan tidak bisa ditolong ?"
"Oooo?"itukah yang kau sedihkan" Bilakah
aku mengatakan tidak bisa ditolong sama sekali?"
"Maksud bibi?"." Co Hui Hee memandang
Nenek Ular dengan penuh harapan.
"Untuk pengobatan dirinya, kau boleh serahkan
kepadaku. Sebelum itu, kau harus memberitahu,
siapa anak muda ini ?"
"Dia".dia hanya kawan biasa."
"Mengapa harus takut2 " apa kau kira aku tidak
tahu ?" "Tahu apa" Secara tidak sengaja kutusukkan
Jarum Ular itu, maka?""
"Maka kau sendirilah yang menjadi panik dan
bingung." Sambung Nenek Ular. "Ya. Begitulah
kaum muda. Tidak salah lagi, tentunya kalian
bertengkar, didalam keadaan khilaf, kau tusukkan
Jarum Ular itu. Jangan coba menyangkal. Akupun
pernah mengalami jaman muda, dahulu, diwaktu
si kakek belum masuk kubur, saking sengit kepada
kebandelannya, aku juga seperti keadaanmu
sekarang, kusuruh si Putih menggigit, hampir2
saja merenggut jiwanya"."
"Mau tidak bibi menyembuhkannya?" potong Co
Hui Hee. 1186 "Tentu saja mau. Tapi harus sabar. Kau tahu,
berapa lama baru bisa mencabut virus racun
Jarum Ularnya?" "Berapa lama waktu yang diperlukan?"
"Tujuh hari tujuh malam !"
"Aaaa?"" Co Hui Hee melompongkan mulut.
"Begitu lama?" "Tidak lama, neng. Bayangkan, waktu 7 hari
baru cukup memberi kepanasan untuk memeras
keluar bisa2 racun dari dalam tubuhnya. Hanya
satu jalan ini, aku harus menyiapkan kukusan
besar, kwali besar dan".."
"Kukusan besar" Kwali besar" Apa pula guna
benda2 itu?" "Mengukus dirinya."
"Aaaa"..mungkinkah
kepanasan?" dia tidak mati "Tentu saja tidak. Dia tidak direbus langsung.
Tapi dioven diatas perlengkapan yang sudah
kusebutkan tadi. Memang tidak enak, tapi kecuali
ini, tidak ada cara pengobatan lainnya."
"Baiklah. Lekas bibi bikin persiapan." Berkata
Co Hui Hee. Disaat ini, terdengar suara mendesisnya ular,
disana muncul seekor binatang tiada kaki,
bentuknya kecil, dengan lidah yang diyulurkan, seolah2 memberi laporan sesuatu.
"Eh, si Kuning mau memberi laporan?" berkata
Nenek Ular. "Apa yang terjadi diluar lembah?"
1187 Ular kecil yang dipanggil si Kuning itu tidak
sempat meneruskan laporannya, tubuhnya menggeliat2, kemudian terbalik celentang, dengan perut
menghadap keatas, binatang itu sudah koit.
Nenek Ular masih kurang yakin, kalau si Kuning
yang diandalkan kuat dan tangkas itu bisa
dibunuh orang, ia memeriksa beberapa saat dan
memang tidak bisa ditolong lagi. Wajahnya
berubah, dengan heran berjengkit :
"Siapa yang sudah melukai si Kuningku?" suara
itu belum habis diucapkan, tiba2 pintu rumah
didobrak orang, braakk" disana sudah bertambah
seorang kakek berbaju hitam, itulah Kakek
Beracun Cu Hoay Uh ! "Kau yang membunuh si Kuning ?"
"Kau yang menangkap putriku ?"
Kedua suara itu hampir berbarengan, di atas
adalah pertanyaan Nenek Ular dan yang tercatat
dibawahnya adalah pertanyaan Cu Hoay Uh !
"Apa ?" Nenek Ular berkerut alis, "Dengan
alasan apa kau melukai si Kuning " Kau sudah
membunuh ularku !" "Betul, Ular beracun yang mengganggu disepanjang jalan sudah bersih kuhancurkan.
Semua sudah kubunuh mati."
"Sudah kau bunuh semua " Berapa banyak
ular2 yang kau bunuh ?"
"Mana kutahu. Yang jelas ular2 brengsek yang
mengganggu disepanjang jalan itu sudah bersih."
1188 Kemarahan Nenek Ular me-luap2, betapa tidak,
ia hidup bersama rombongan ular itu sampai
puluhan tahun, sudah timbul rasa persaudaraan
yang kental, teristimewa 8 ekor yang diberi nama 8
Jendral licin, khusus ditugaskan menjaga jalan
Lembah Ular, kini sudah tidak bersisa, tentunya
turut menjadi korban si kakek berbaju hitam.
Nenek Ular berusaha menahan kemarahannya,
ia berkata : "Memang hebat ! Nama Manusia
Beracun bukan nama yang kosong."
"Syukurlah, kalau kau kenal kepadaku. Apa
anak gadisku ditawan olehmu ?" Bertanya Cu Hoay
Uh. "Kau kira, aku yang menangkap anak gadismu
?" Balik tanya Nenek Ular.
"Kedatanganku untuk bertanya kepadamu,"
berkata Cu Hoay Uh. "Lebih baik kau jawab
pertanyaan itu." "Seharusnya memang demikian," berkata Nenek
Ular. "Lenyapnya anak gadismu itu tidak
mempunyai sangkut paut dengan diriku. Boleh
saja kuberitahu dimana dia berada. Kalau kau
belum menghancurkan barisan penjaga ularku.
Kini.......Hm...Hem..."
"Kini bagaimana menantang. ?" Tanya Cu Hoay Uh "Biarpun aku mengampuni dosamu. Anak-anak
buahku yang berada didalam lembah ini tidak
bisa." 1189 Yang diartikan anak buah oleh si Nenek Ular
adalah rombongan binatang tidak berkaki itu.
"Ha, ha"." Kakek Beracun tertawa. "Hendak
menggunakan ular beracun menghadapi Manusia
Beracun" Kukira kau akan kehilangan set yang
tepat." Nenek Ular berkata : "Walau kau juga bergelar
racun, tapi racun manusia tidak bisa disamakan
dengan racunnya binatang piaraanku. Mari ! Mari
kita bertanding !" Sesudah itu ia menoleh kearah Co Hui Hee dan
berkata : "Nona Kelima, coba kau bawa dirinya dan
pindah ke ruang belakang."
Co Hui Hee bisa menyelami sifat2 si Nenek Ular
yang mengulur waktu, sengaja mengobrol ke barat
dan ke timur, dengan maksud membuat persiapan.
Tentunya persiapan itu sudah selesai, kini
pertandingan segera akan dimulai, maka menyuruhnya pergi meninggalkan tempat itu.
Co Hui Hee menghampiri bale2, dipondongnya
Kang Han Cing, siap meninggalkan ruangan
tersebut.

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiba2 terdengar bentakan Cu Hoay Uh : "Tunggu
dulu ! Siapa yang hendak kau bawa itu " Kang Jie
kongcu ?" "Mau apa ?" balik tanya Co Hui Hee.
"Kularang kau membawanya." Berkata Cu Hoay
Uh. 1190 "Kalau hendak kubawa, bagaimana?" tantang
Co Hui Hee. "Mentang2 bergelar Manusia Beracun,
kau hendak berbuat galak?"
Dilain saat, terdengar lain suara turut
memasuki ruangan itu : "Go sumoay, lebih baik
kau tinggalkan orang yang dikehendaki Cu
cianpwe." Disana bertambah seorang bertopeng perak,
inilah pemimpin Ngo-hong-bun kedua, jie kiongcu
yang belum lama kalah melawan Pendekar Kipas
Wasiat. Tubuh Co Hui Hee gemetaran dan lemas,
kehadirannya sang Jie sucie di tempat itu
membawa ekor panjang baginya.
Memandang si Topeng Perak, Cu Hoay Uh
membentak : "Eh, siapa lagi ?"
Jie kiongcu memberi hormat berkata : "Cu
cianpwe tidak kenal kepadaku, karena kita baru
pertama kali bertemu."
Mendengar dirinya disebut cianpwe, Cu Hoay Uh
menyangka kepada salah satu anak murid
kenalannya, maka ia bertanya : "Siapakah yang
menjadi gurumu ?" "Ha, ha?"" Nenek Ular tertawa. "Cu Hoay Uh,
mungkinkan kau tidak mengenali ciri2 khas Jie
kiongcu dari ngo-hong-bun" Siapakah yang
menjadi guru dari kelima pemimpin partay Ngohong-bun" Tidak perlu kuterangkan lagi, bukan ?"
Cu Hoay Uh tercekat, kini ia sedang berhadapan
dengan murid kedua dari nenek Goa Naga
1191 Siluman, tokoh terkalahkan. silat yang belum pernah "Jie kiongcu ?" ia berseru.
"Ya. Boanpwe Sin Hui Siang." Jie kiongcu
memperkenalkan diri. "He"..he".." Cu Hoay Uh tertawa. "Sungguh
kebetulan, bisakah kau memberi jawaban yang
jujur ?" "Silahkan cianpwe ajukan pertanyaan
berkata Jie kiongcu Sin Hui Siang.
itu," "Kang Jie kongcu berada disini. Tidak salah lagi,
tentunya Cu Liong Cu juga berada di tangan
kalian, bukan?" bertanya Cu Hoay Uh.
"Tidak salah," Jie kiongcu menganggukkan
topeng peraknya. "Dia sedang menjadi tamu partay
kami." Menjadi tamu partay Ngo-hong-bun adalah
istilah bahasa untuk kata ganti menjadi orang
tawanan mereka. "Huh !" Cu Hoay Uh berdengus. "Dengan
maksud apa kalian menculik anak gadisku ?"
"Jangan Cu cianpwe salah terima," berkata Sin
Hui Siang. "Kami semua mengagumi nama
cianpwe, karena itu hendak mengikat tali
persahabatan. Putri cianpwe adalah tamu Ngohong-bun yang terhormat, bagaimana dikatakan
sebagai penculikan?"
1192 "Huh ! mau menjadikannya sebagai barang
sandera" Hendak memaksa aku takluk kepada
kalian ?" "Kalau cianpwe mengartikan dan menganggap
seperti itu, apa mau dikata lagi" Terserah
bagaimana penilaian cianpwe."
"Apa kalian sudah mendapat instruksi dari guru
kalian?" "Sudah lama suhu memisahkan diri dari kancah
rimba persilatan. Semua instruksi langsung berada
ditangan toa sucie."
"Apa lagi yang dimaui olehnya?"
"Toa sucie senang kalau bisa bertemu muka
bersama cianpwe." "Dimana kini Cu Liong Cu berada?"
"Putri cianpwe sudah diantarkan kepada Toa
sucie. Bersediakah cianpwe mengadakan perundingan langsung?"
"Ha, ha, ha".." Cu Hoay Uh tertawa. "Kau kira
aku takut memasuki sarang Ngo-hong-bun" Itulah
suatu penilaian yang salah. Katakan, aku
bersedia." "Lagi2 cianpwe salah paham. Walau Ngo-hongbun sudah menjadi pemimpin dunia, belum pernah
kami berlaku kurang hormat kepada Cu cianpwe."
"Dimana kini Toa suciemu itu berada?"
"Cianpwe hendak berunding sekarang?"
1193 "Ya. Hendak kulihat, apa yang kalian bisa
lakukan kepada Kakek dan Putri beracun."
"Silahkan," berkata Sin Hui Siang memberi
hormat. "Didepan sudah tersedia kereta, kereta itu
akan membawa cianpwe ke tempat Toa sucie
berada." Kemudian Sin Hui Siang menoleh ke arah Co
Hui Hee. "Sumoay," panggilnya. "Mari berangkat
pulang." Co Hui Hee semakin gemetaran, dengan
memberanikan diri, ia berkata : "Lebih baik Jie
sucie mengawani Cu cianpwe saja. Aku masih ada
urusan, segera menyusul belakangan."
"Go sumoay takut kalau jasa pribadimu direbut
orang " Kau yang berhasil menangkap Kang Han
Cing, semua orang sudah tahu. Tidak mungkin
kuambil alih orang itu !"
"Dia...Dia terkena Jarum Ular." Co Hui Hee
memberi keterangan. "Tidak apa. Pesan Toa sucie adalah Membawanya didalam keadaan mati atau hidup !"
"Tapi...Tapi Kang Han Cing jatuh kedalam
tanganku. Kukira aku berhak menentukan sesuatu
untuknya." "Go sumoay hendak menentang perintah?"
"Sudah kukatakan, sesudah mengobati dan
menghilangkan racunnya, segera kubawa ke
markas. Mungkinkah Jie sucie tidak percaya ?"
1194 "Duduk persoalannya bukan percaya atau tidak
percaya. Inilah perintah Toa sucie, mati atau
hidup, kita diharuskan membawa Kang Han Cing !"
Perdebatan masih berjalan terus. Kalau si
Topeng Perak Sin Hui Siang mempertahankan, Go
kiongcu Co Hui Hee juga tidak mau merobah
kemauan semula. Cu Hoay Uh berdiri didepan pintu, ia tidak
keberatan bersatu kereta dengan Kang Han Cing,
sebagai seorang akhli racun2an ia tidak percaya
tidak bisa membantunya. Disaat ini, tiba2 satu suara halus memasuki
telinga Co Hui Hee : "Kalau kau ada niatan
menolong Kang Han Cing, lebih baik turut dahulu
kemauan suciemu. Bawalah Kang Han Cing keluar
rumah, aku bisa memberi bantuan."
Itulah suara yang disalurkan dengan gelombang
tekanan tinggi, hanya orang tertentu yang bisa
menerimanya. Arah datangnya dari luar rumah
ular. Co Hui Hee menduga kepada si Kakek Beracun,
ia menoleh kesana, tampak kakek berbaju hitam
itu sedang berpaling ke lain arah.
"Go sumoay," tiba2 Jie Kiongcu memperkeras
suara. "Kau berani menentang perintah Ngo-hongbun ?"
"Baiklah," Co Hui Hee mengalah, ia membawa
Kang Han Cing meninggalkan ruangan rumah ular.
Didepan pintu sudah menanti sebuah kereta, Co
Hui Hee ter-mangu2 memandang ke arah kereta
1195 yang akan membawanya, juga membawa Kang Han
Cing ber-sama2 si Kakek Beracun.
Lagi2 berdengung bisikan suara halus : "Lekas
lari !" Tanpa menunggu instruksi kedua, Co Hui Hee
melarikan diri, tentu saja dengan membawa tubuh
Kang Han Cing. Dibelakangnya terdengar suara bentakan Sin
Hui Siang : "Go sumoay kembali !"
Bukannya Co Hui Hee balik kembali, tapi ia
mempercepat ayunan kakinya, meninggalkan
rumah ular, menuju ke arah rimba.
Tubuh Sin Hui Siang melejit dengan maksud
membuat pengejaran. Disaat ini bergerak satu bayangan putih,
melintang di tengah jalan menghadang Sin Hui
Siang. "Kau "!!" Sin Hui Siang tertegun, lagi2 ia
berhadapan dengan lawan lama, pemuda berbaju
putih yang pernah membantu Kang Han Cing
melarikan diri dirumah gubuk dekat gedung
keluarga Wie, itulah Tong Jie Peng !
"Ya ! Aku." berkata Tong Jie Peng. "Jie kiongcu
tidak mungkin bisa melupakanku, bukan?"
"Apa lagi maksudmu menghadang perjalanan
orang ?" Bentak Sin Hui Siang.
"Apa maksud Jie Kiongcu mengejar orang ?"
"Inilah soal pribadi. Persoalan partay Ngo-hong
bun." Berkata Sin Hui Siang.
1196 "Urusan Jie Kiongcu dan Go Kiongcu memang
soal pribadi kalian, soal partay kalian, tapi
siapakah pemuda yang berada didalam gendongan
sumoaymu itu ?" Sin Hui Siang sudah mengeluarkan pedang,
dengan geram membentak : "Jangan kira aku takut
kepadamu. Inilah kau yang memaksa."
"Mau adu silat ?" Tong Jie Peng tertawa
mengejek. "Boleh saja. Tapi bukan sekarang. Kini
aku tidak mempunyai waktu. Perhatikanlah baik2
tanda ini." Dengan berdiri tegak, Tong Jie Peng memperlihatkan suatu gerak tipu silat, tangan
kirinya diacungkan keatas, dan tangan kanan
berada dibelakang kepala. Ini ciri2 khas dari aliran
ilmu silatnya ! Menyaksikan gerakan tadi, badan Jie Kiongcu
gemetaran. "Kau"..Kau?"" Suaranya tidak
segalak tadi. "Kau datang darimana ?"
"Tolong beritahu kepada gurumu." berkata Tong
Jie Peng. "Berbuatlah kebaikan2, tapi bukan
kejahatan." Sesudah itu, tubuhnya melejit, menyusul ke
arah lenyapnya Co Hui Hee.
*** 1197 Bab 77 MENYUSUL PERJALANAN Co Hui Hee yang
melarikan Kang Han Cing, sebentar kemudian ia
sudah meninggalkan daerah Lembah Ular.
Mengetahui kalau ia sudah bebas dari pengejar2nya, mengingat keadaannya yang betul2
sudah menjadi lemah, ia meletakkan Kang Han
Cing. Ia sudah tidak kuat melangkah, terlalu berat
beban yang dibawa, terlalu letih melakukan
perjalanan yang seperti itu. Dan kini ia bersandar
pada pohon yang tidak jauh dari tempat Kang Han
Cing terbaring. Betapa letihpun keadaannya, ia masih memperbaiki kedudukan si

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pemuda, dipindahkannya ke tempat tumpukan rumput
tebal, dengan maksud meringankan rasa sakit
Kang Han Cing. Ia menyusut keringat dan memandang ke atas,
matahari pagi sudah bergeser di tengah, tidak lama
batas waktu 24 jam itu segera habis.
Terasa dirinya diombang-ambingkan nasib
buruk, ia berhasil melarikan diri dari tangan maut
Jie sucienya tapi bisakah menolong Kang Han Cing
" Jarum Ular adalah senjata kebanggaan Nenek
Ular, bekerjanya hanya 24 jam, khusus untuk
melenyapkan jiwa musuh. Mana disangka, kalau
yang menjadi korban itu adalah pemuda yang
dikasihi ! 1198 Keadaan Kang Han Cing semakin lemah, kalau
saja tidak diperhatikan dengan betul, tentu
menduga kepada orang mati.
Kesedihan Co Hui Hee memuncak, tiba2 saja ia
menjatuhkan diri dan merangkul tubuh Kang Han
Cing. "Apa yang harus kulakukan ?" Ratapnya
sangat sedih. Air matanya tidak bisa dibendung lagi, menetes
dengan deras. Dia sudah kehilangan pegangan,
karena memisahkan diri dari golongan ia putus
harapan, karena jiwa si pemuda sulit ditolong.
Memeriksa denyut nadi Kang Han Cing, terasa
badan si pemuda yang sudah mulai menjadi
dingin. Tidak terasa Co Hui Hee menempelkan
kedua pipinya ke wajah pemuda itu, dengan sedih
berkata : "Kalau kau mati, akupun bunuh diri. Biar
kita mati bersama saja."
Co Hui Hee bukan termasuk golongan wanita
lemah, karena itu ia bisa menduduki kursi kelima
dari pimpinan Ngo-hong-bun. Beberapa saat
kemudian ia bisa mengambil putusan. Dengan
tekad bulat berkata : "Tidak mungkin. Tak akan kubiarkan kau mati.
Segera kutemukan Nenek Ular untuk menyembuhkan dirimu."
Dan digendongnya lagi tubuh yang sudah
hampir dingin itu, berbalik dan hendak kembali ke
arah Lembah Ular. Seorang berbaju putih sudah menghadang jalan
balik, itulah Tong Jie Peng.
1199 "Mau kemana ?" Tanya Tong Jie Peng.
"Kau siapa ?" Co Hui Hee tidak kenal kepada
orang yang pernah memberikan bantuannya ini.
"Aku Tong Jie Peng. Engkoh angkatnya," jawab
Tong Jie Peng sambil menunjuk ke arah Kang Han
Cing yang masih berada didalam gendongan si
gadis. "Dan kau pernah apa dengannya ?" ia balik
bertanya. "Dia adalah engkoku," Berkata Co Hui Hee.
"Ouw ! Lukanya sangat parah.
turunkan, biar kuperiksa sebentar."
Coba kau "Kau bisa apa ?" Balik tanya Co Hui Hee. Ia
kurang percaya. "Nenek Ular bisa apa ?" Balik tanya Tong Jie
Peng. "Dia bisa menyembuhkan bisa racun Jarum
Ular, karena dialah yang menciptakannya !"
"Jarum Ular ?" "Ya." "Tapi kau tidak bisa menemukan nenek itu."
Berkata Tong Jie Peng. "Mengapa ?" "Karena Toa suciemu sudah mengeluarkan
perintah Ngo-hong-bun. Membawa Kang Han Cing,
tidak perduli didalam keadaan hidup atau keadaan
mati. Dengan adanya perintah tersebut, mungkinkah si Nerek Ular berani memberikan
pengobatannya ?" 1200 "Oh....." "Coba kau serahkan kepadaku."
"Kecuali Nenek Ular, tidak ada orang kedua
yang bisa menolong dirinya !"
"Belum tentu. Mari kita mencari sebuah tempat
yang agak bersih. Kita coba menolongnya."
"Sudah tidak ada waktu lagi. Hanya tinggal
beberapa jam terakhir."
"Beberapa jam terakhir ?"
"Ya. Waktu hidup seseorang yang terkena
Jarum Ular hanya 24 jam saja. Dan kini....."
Tokh diletakkan juga tubuh Kang Han Cing.
Tong Jie Peng membikin pemeriksaan, ia berkerut
alis. "Racun luar biasa," katanya. "Kalau dia tidak
memiliki latihan tenaga murni, sudah lama racun
itu menyerang jantung. Tidak dapat ditolong lagi."
"Sekarang keadaannya bagaimana?"
"Tenaga murni Kang Han Cing menjaga
keutuhan jiwanya. Walau diserang dari delapan
penjuru, racun itu masih belum sempat memasuki
jantung. Inilah suatu harapan bagi kita."
"Masih bisa ditolong ?"
"Jarak Tong-hay dari sini terlalu jauh, bisakah
memburu waktu " Eh...Apa yang dikatakan si
Nenek Ular untuk menghilangkan racunnya ?"
1201 "Dikatakan harus memakan waktu 7 hari 7
malam, dengan cara mandi uap, dikukus pada
sebuah kwali besar, racun itu bisa didesak keluar."
"Syukurlah. Mari kita gunakan cara itu."
"Itu hanya caranya." berkata Co Hui Hee. "Tentu
disertai dengan syarat2 lain. Seperti pengurutan
dan pengobatan. Obat apa pula yang harus
diberikan kepadanya?"
Tong Jie Peng juga mengalami jalan buntu.
"Baiklah," akhirnya ia mengambil putusan. "Mari
kita temukan lagi si Nenek Ular."
"Mana mungkin !" Teriak Co Hui Hee. "Berani
dia menyembuhkan orang yang dikehendaki oleh
Toa sucie ?" "Aku mempunyai cara untuk memaksanya
memberi pertolongan." Berkata Tong Jie Peng.
"Baiklah, mari kita berangkat." Berkata Co Hui
Hee. Digendongnya lagi Kang Han Cing. Siap balik
ke arah Lembah Ular. "Tunggu dulu !" Berkata Tong Jie Peng. Ia
mengecilkan mulut, dan mengeluarkan suara
pekikan panjang. Tidak lama sebuah bayangan putih meluncur
datang, itulah seekor burung bangau raksasa.
Turun dan berhenti di sebelah sisi Tong Jie Peng.
"Waktu terlalu sempit." berkata Tong Jie Peng.
"Kalian naiklah diatas punggung si Putih, dia akan
segera membawa kalian ke Lembah Ular."
1202 Nama bangau raksasa ini juga si Putih, tapi
bukan si Putih Nenek Siluman Ular yang berarti
ular berbisa. Sama si Putihnya, tidak sama
binatangnya. "Kau " Bagaimana ?" Tanya Co Hui Hee.
"Kalian berangkat lebih dahulu. Aku menyusul
kemudian." berkata Tong Jie peng.
(bersambung 23) *** Jilid 23 CO HUI HEE sedang letih2nya, karena lari terus
menerus dengan membopong tubuh Kang Han
Cing yang cukup berat, untuk melakukan hal itu
sekali lagi mungkin sudah tidak mampu. Maka ia
membawa Kang Han Cing, lompat dan menunggangi burung bangau raksasa.
Sesudah membantu mempernahkan kedua
orang itu, Tong Jie Peng mengebut bangau
saktinya. "Putih, antar mereka ke Lembah Ular." Ia
memberi perintah. Leher sang bangau yang panjang dianggukkan,
suatu tanda kalau dia sudah mengerti, kemudian
mengeluarkan satu pekikan panjang, sepasang
sayapnya d-igibrik2kan, meluncurlah binatang itu
menerjang ke awang-awang.
Co Hui Hee baru pertama kali menaiki burung,
deruan angin yang membisingkan membuat ia
1203 merasa khawatir, semakin lama semakin tinggi,
awan demi awan diterjang oleh bangau raksasa itu,
se-olah2 berada di dalam sebuah impian. Kalau
saja dia kurang hati2 dan jatuh dari punggung
sang binatang, remuk-redamlah badan yang jatuh
dari tempat ketinggian yang seperti itu.
Timbul rasa ngerinya, dengan mempererat
pegangannya, ia memeluki Kang Han Cing,
dikaitkannya ke leher binatang raksasa itu.
Sang burung sudah biasa membuat penerbangan seperti itu, cara meluncurnya sangat
cepat, mengenyampingkan angin dan awan, tanpa
goyangan. Timbul rasa ingin tahu Co Hui Hee,
dengan membuka sedikit mata ia memandang
kebawah. Tentu saja apapun tidak tampak, kecuali
kabut putih, mereka sudah berada diantara
awang2 berawan tebal. Disaat inilah terdengar lagi suara pekikan sang
bangau, arahnya berubah, dan ke 2 sayap raksasa
itu bergerak, menukik turun dengan cepat.
Co Hui Hee terkejut, cepat2 memperkeras
pegangannya, kini ia sudah berada diatas sebuah
telaga, dan tidak jauh dari telaga itu tampak tiga
bangunan batu, itulah rumah-rumah ular dari
Nenek Ular. Mereka sudah sampai di tempat
tujuan. Bangau sakti meluncur turun, dengan ber-hati2
mendekati ke 3 bangunan baru tadi.
Jarak belasan lie hanya ditempuh untuk waktu
yang begitu singkat. Hal ini membuat Co Hui Hee
girang hati, ia membawa Kang Han Cing turun dari
1204 punggung burung menuju ke salah satu bangunan
batu tadi. Bagaikan disiram oleh air dingin, rasa girang Co
Hui Hee lenyap mendadak, pintu rumah batu yang
bekas didobrak Cu Hoay Uh sudah ditutup dan
dikunci dari luar, itulah pertanda kalau Nenek Ular
pergi keluar. Co Hui Hee lebih kaget lagi manakala
didengarnya satu suara bertanya : "Si Nenek Ular
sudah tiada ?" Ia menoleh dan tampak olehnya seorang
pemuda berbaju putih berdiri tidak jauh, itulah
Tong Jie Peng ! "Kau sudah sampai ?" Co Hui Hee bertanya
heran. Tentu saja ia tidak mengerti bagaimana
Tong Jie Peng bisa tiba begitu cepat, bisa
menyamai kecepatan si burung raksasa "
Tong Jie Peng memandang gadis itu, dengan
tersenyum berkata : "Aku memegangi kaki si Putih,
maka bisa tiba didalam waktu yang bersamaan."
Inilah penjelasan bagaimana ia tiba pada saat
bersamaan dengan sampainya sibangau sakti.
Co Hui Hee bingung menghadapi kenyataan, ia
mengharapkan bantuan Nenek Ular, kini orang
yang sangat dibutuhkan itu tidak berada di
tempatnya, kemana pula harus mencari " Tidak
perduli betapa cerdiknya Go Kiongcu, didalam
persoalan ini ia sudah tidak berdaya sama sekali.
"Mari kita masuk dahulu," berkata Tong Jie
Peng. Ia mengebutkan lengan baju, maka dari situ
1205 menjulur angin pukulan yang keras, braaak".
Kunci yang menggembol pintu itu belah menjadi
dua. Co Hui Hee menggumam sendiri : "Ilmu
kepandaian pemuda ini tidak berada di bawah Toa
sucie." Mereka memasuki bangunan itu, sesudah


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memeriksa beberapa saat, Tong Jie Peng berkata :
"Nenek Ular sudah turut serta dibelakang barisan
mereka, tentunya bersama Jie suciemu membawa
Cu Hoay Uh, menuju ke markas Ngo-hong-bun."
"Bagaimana baiknya?" Bertanya Co Hui Hee
semakin bingung. Tong Jie Peng tidak menjawab pertanyaan itu,
diapun sedang memikirkan cara yang terbaik agar
bisa menolong jiwa Kang Han Cing dari tebing
jurang maut. "Saudara Tong Jie Peng," berkata Co Hui Hee
kemudian. "Ada sesuatu permintaanku."
Tong Jie Peng memandang gadis itu.
Co Hui Hee melanjutkan kata2nya : "Waktu
tidak memungkinkan lagi. Dan tidak bisa ditolong,
akupun tidak mau hidup, permintaanku ialah
bisakah kau mengebumikan kami berdua ?"
Tampak sekilas perubahan wajah Tong Jie Peng.
"Kau mencintainya ?" Ia bertanya.
Ter-isak2 Co Hui Hee berkata : "Aku harus
menebus dosa itu, aku harus mati juga. Tidak
seharusnya aku menggunakan Jarum Ular,
1206 maka"Oh". Dia tidak bisa ditolong lagi. Biarlah
aku juga tidak mau hidup."
"Kau yang meracuni dirinya ?" Bertanya Tong
Jie Peng heran. "Ya." Co Hui Hee menganggukkan kepala. "Dia
tidak menyangka sama sekali. Karena kelemahan
itulah aku berhasil menusukkan Jarum Ular."
Tampak hawa pembunuhan mengarungi wajah
Tong Jie Peng, tangannya yang lentik itu terjulur,
ditujukan kearah jalan darah kematian Co Hui
Hee. Inilah reaksi kalau Tong Jie Peng mau
membunuh orang ! Begitu tenaga dalam dikerahkan, crees".
Betapa lihay Co Hui Hee, didalam keadaan yang
seperti itu tidak mungkin ia menghindari kematian.
Se-olah2 Co Hui Hee sedang berkelakar dengan
maut, mencari kematian untuk bisa melakukan
perjalanan menuju dunia akherat bersama-sama
Kang Han Cing. Tong Jie Peng mengeluarkan suara dengusan
hidung, tangannya yang terjengkit itu turun
kembali, ia menghela napas, hawa pembunuhan
yang mengarungi wajahnyapun turut lenyap. Batal
membunuh orang. "Dia masih belum mati," katanya. "Mengapa kau
sudah terpikir begitu jauh ?"
"Siapa yang bisa menolongnya ?" Bertanya Co
Hui Hee, ia menyusut air mata.
Dari dalam saku baju, Tong Jie Peng
mengeluarkan sesuatu, dijejalkan ke mulut Kang
1207 Han Cing dan berkata : "Obat ini memperlambat
bekerja racun, dan kita usahakan sedapat
mungkin." "Jarum Ular adalah ciptaan si nenek yang paling
dibanggakan, hasil ramu2an dari 100 macam ular
berbisa, setiap macam ular itu memiliki sifat2 yang
tidak sama, bagaimana kau bisa melenyapkannya
?" Sinar mata Tong Jie Peng berkeliaran beberapa
saat, kemudian dengan tegas berkata : "Harus
dicoba !" "Apa "!" Teriak Co Hui Hee.
Tong Jie Peng memegangi urat nadi Kang Han
Cing, menganggukkan kepala berkata : "Obat tadi
mulai menambah kekuatannya, menjaga bisa
racun menyerang jantung. Dan dari pada
menyerah, akan kucoba dengan cara lain !"
"Dengan cara lain ?"
Tong Jie Peng tidak banyak bicara, dia bersuit
memanggil burung raksasanya.
Tidak lama bangau sakti memasuki rumah,
badannya terlalu besar, hampir menyesakkan
tempat itu, bergoyang dan langkah demi langkah,
menghampiri sang majikan.
Tong Jie Peng membuka mulut Kang Han Cing.
Burung bangau itu mencucupkan paruhnya, maka
dari sana mengalir air liur burung bangau yang
putih bening. 1208 Co Hui Hee melompongkan mulut. "Mungkinkah
hendak menggunakan air liur burung mengobatinya ?" ia berpikir.
Dugaan Co Hui Hee memang tepat. Mengetahui
kalau Jarum Ular memiliki sifat2 seratus macam
ular, sedangkan si burung bangau adalah raja anti
ular, maka dengan menggunakan air liurnya yang
juga mengandung racun itu, ia mencoba membuat
percobaan. Tidak lama Tong Jie Peng menghentikan
percobaannya. "Cukup." ia berkata.
Si Putih menarik meninggalkan ruangan itu.
keluar paruhnya, Co Hui Hee bisa menduga, tentunya air liur si
bangau bisa diharapkan memberi bantuan. Dan
memang dugaannya tepat, bangau itu adalah
binatang yang suka makan ular, maka memiliki
sifat2 beracun. Kini sedang dicoba kegunaannya.
Memperhatikan beberapa waktu, terdengar
perut Kang Han Cing yang berkerukukan.
Tong Jie Peng masih memegangi urat nadi si
pemuda. "Bagaimana ?" Bertanya Co Hui Hee penuh
harapan. "Khasiat liur si Putih sudah mulai bekerja, tapi
belum penuh. Yang penting harus menyebarkan
kekuatan obat ke seluruh tubuh, agar bisa
menjalankan perbaikan yang sempurna."
Sesudah itu Tong Jie Peng menyingkap lengan
bajunya, tampak sebuah tangan yang halus dan
1209 mulus, lebih putih dari tangan seorang gadis. Co
Hui Hee yang berdiri tidak jauh menjadi kesima,
kalau dibandingkan dengan dirinya, bukankah
pemuda yang bernama Tong Jie Peng ini lebih
menarik sepuluh kali " Timbul rasa kecurigaannya,
ia memperhatikan lebih seksama.
Tong Jie Peng menguruti seluruh bagian tubuh
Kang Han Cing, selesai mengerjakan tugas itu, ia
bangkit berdiri, menotoki jalan2 darah pentingnya.
Cara menotok jalan darah ini adalah cara menotok
dari jarak jauh, begitu lengan dan jari2 halus itu
terarah, daging2 yang ditunjuk bergerak menggeliat. Suatu kejadian yang sangat mengagumkan, Co
Hui Hee berpikir : "Menurut keterangan suhu, cara
ini bernama Bu-siang Sin-kang, tenaga latihan
yang tidak mudah dipelajari. Tong Jie Peng
berumur belasan, mungkinkah sudah bisa
memahiri ilmu Bu siang Sin kang ?"
Tong Jie Peng sudah selesai menotok 36 jalan
darah Kang Han Cing yang terpenting, napasnya
mulai sengal2, ternyata ia menggunakan banyak
tenaga. Selesai menolong jiwa Kang Han Cing, Tong
jie Peng duduk bersila, membenarkan peredaran
jalan darahnya. Co Hui Hee berdiri tidak jauh dari pemuda
berbaju putih itu, semacam wangi parfum keluar
dari tubuh Tong Jie Peng, hanya kaum gadis
memiliki hawa seperti ini. Sebagai seorang gadis,
Co Hui Hee segera sadar, tidak perlu diragukan lagi
kalau Tong Jie Peng ini adalah wanita asli. Hanya
kaum wanita yang bisa memiliki hawa seperti itu.
1210 Timbul rasa cemburunya ! Diperhatikan lagi kulit tangan Tong Jie Peng
yang halus, mulutnya bangir, wajah yang seperti
Macan Tutul Di Salju 3 Goosebumps - Permainan Maut Goosebumps Dua Cinta 8
^